i
MOTIVASI DAN PARTISIPASI SEKOLAH DASAR TERHADAP
PENGELOLAAN LINGKUNGAN SEKOLAH MENUJU
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
(Studi Kasus di SD Negeri Gaddong II Kota Makassar)
HASAN SUDARIS
10596 01239 12
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017
i
MOTIVASI DAN PARTISIPASI SEKOLAH DASAR TERHADAP
PENGELOLAAN LINGKUNGAN SEKOLAH MENUJU
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
(Studi Kasus di SD Negeri Gaddong II Kota Makassar)
HASAN SUDARIS
10596 01239 12
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pertanian Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017
i
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Motivasi dan Partisipasi Sekolah Dasar Terhadap
Pengelolaan Lingkungan Sekolah Menuju Pembangunan
Berkelanjutan (Studi Kasus di SD Negeri Gaddong II Kota
Makassar).
Nama : Hasan Sudaris
Stambuk : 10596 01239 12
Konsentrasi : Sosial Ekonomi
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Telah Diperiksa dan Disetujui oleh
Pembimbing I
Amruddin, S.Pt.,M.Si.
Pembimbing II
Isnam junais, S.TP.,M.Si.
Diketahui
Dekan Fakultas Pertanian
Ir. Burhanuddin, S.Pi., M.P.
Ketua Prodi Agribisnis
Amruddin, S.Pt.,M.Si.
ii
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Judul : Motivasi dan Partisipasi Sekolah Dasar Terhadap
Pengelolaan Lingkungan Sekolah Menuju Pembangunan
Berkelanjutan (Studi Kasus di SD Negeri Gaddong II Kota
Makassar).
Nama : Hasan Sudaris
Stambuk : 10596 01239 12
Konsentrasi : Sosial Ekonomi
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
KOMISI PENGUJI
Nama Tanda Tangan
1. Amruddin, S.Pt.,M.Si.
Ketua Sidang
2. Isnam Junais, S.TP.,M.Si.
Sekretaris
3. Prof. Dr. Syafiuddin, M.si.
Anggota
4. Ir. Fadiah, M.Pd.
Anggota
Tanggal Lulus : ………………………….
_________________
_________________
_________________
_________________
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Motivasi dan
Partisipasi Sekolah Dasar terhadap Pengelolaan Lingkungan Sekolah
menuju Pembangunan Berkelanjutan (Studi Kasus di SD Negeri Gaddong II
Kota Makassar) adalah benar merupakan hasil karya yang belum pernah
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber
data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan oleh penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini .
Makassar, Mei 2017
Hasan Sudaris
10596 01239 12
iv
ABSTRAK
HASAN SUDARIS, 10596 01239 12. Motivasi dan partisipasi Sekolah Dasar
terhadap pengelolaan lingkungan sekolah menuju pembangunan berkelanjutan
(Studi Kasus di SD Negeri Gaddong II Kota Makassar). Di bimbingan oleh
AMRUDDIN dan ISNAM JUNAIS.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui Motivasi dan partisipasi Sekolah
Dasar terhadap pengelolaan lingkungan sekolah menuju pembangunan
berkelanjutan (Studi Kasus di SD Negeri Gaddong II Kota Makassar).
Pengambilan populasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sengaja
atau purposive yaitu Pada SD Negeri Gaddong II Kota Makassar. Sementara
untuk penentuan sampel SD Negeri Gaddong II Kota Makassar dilakukan dengan
snowball sampling yaitu dengan menelusuri keseluruhan populasi dijadikan yaitu
kepala sekolah selaku pimpinan 1 orang, guru sebanyak 9 orang, peserta didik
sebanyak 15 orang dan 1 pendamping mitra. Jadi jumlah keseluruhan informan
sebanyak 26 orang yang terlibat dalam program Adiwiyata. Analisis data yang
digunakan dalam pengolahan data ada dua yaitu reduksi data, display
data/penyajian data dan penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2007).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk partisipasi kepala sekolah
berupa pikiran dan tenaga, partisipasi guru berupa pikiran dan tenaga, partisipasi
pendamping mitra berupa keahlian dan peserta didik berupa tenaga. Jadi bentuk
partisipasi ini merupakan partisipasi yang tinggi karena mereka antusias dalam
mengikuti program adiwiyata. Hal ini dapat dilihat dari motivasinya yaitu kepala
sekolah memiliki motivasi intrinsik (dari dalam diri) yang di pengaruhi oleh
harapan, guru memiliki motivasi intrinsik yang dipengaruhi kebutuhan dan
harapan, sedangkan peserta didik memiliki motivasi ekstrinsik (dari luar diri) yang
dipengaruhi oleh lingkungan dukungan keluarga, lingkungan (dukungan teman)
dan imbalan. Hasil (output) program adiwiyata bagi SD Negeri Gaddong II dari
nilai manfaat dalam keterkaitannya aspek pembangunan berkelanjutan yaitu aspek
sosial, aspek lingkungan dan aspek ekonomi.
Kata kunci : Motivasi, partisipasi, bentuk, manfaat
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat, hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan
salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga,
sahabat dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Motivasi dan Partisipasi Sekolah Dasar terhadap Pengelolaan
Lingkungan Sekolah menuju Pembangunan Berkelanjutan (Studi Kasus di SD
Negeri Gaddong II Kota Makassar)”.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Bapak Amruddin, S.Pt.,M.Si. selaku Pembimbing I dan Bapak Isnam Junais,
S.TP.,M.Si selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya
membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.
2. Bapak Ir. Burhanuddin,S.Pt., M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Amruddin,S.Pt.,M.Si selaku ketua Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
vi
4. Kedua orangtua ayahanda Supu dan ibunda Mai, serta segenap keluarga yang
senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun material sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
5. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada
penulis.
6. Kepada pihak-pihak di SD Negeri Gaddong II Kota Makassar khususnya
kepala sekolah beserta jajarannya yang telah mengizinkan penulis untuk
melakukan penelitian di sekolah tersebut.
7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir
yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.
Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga
Kristal-kristal Allah senantiasa tercurah kepadanya. Amin.
Makassar, Mei 2017
HASAN SUDARIS
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ........................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
1.3.Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................ 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 7
2.1. Motivasi .............................................................................................. 7
2.2. Partisipasi ........................................................................................... 9
2.3. Pentingnya Pendidikan Sekolah Dasar ............................................... 12
2.4. Pendidikan Berwawasan Lingkungan ................................................ 14
2.5. Pembangunan Berkelanjutan .............................................................. 16
2.6. Kerangka Pikir ..................................................................................... 23
viii
III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 25
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 25
3.2. Teknik Penentuan Sampel .................................................................. 25
3.3. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 25
3.4. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 26
3.5. Teknik Analisis Data .......................................................................... 27
3.6. Definisi Operasional ........................................................................... 28
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ..................................... 31
4.1. Letak Geografis .................................................................................. 31
4.2. Sejarah SD Gaddong II ...................................................................... 31
4.3. Visi, misi, dan tujuan SD Gaddong II ................................................ 33
4.4. Struktur Sekolah .................................................................................. 36
4.5. Guru dan karyawan ............................................................................ 37
4.6. Sarana dan prasarana .......................................................................... 39
4.7. Keadaan peserta didik ........................................................................ 41
V. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 42
5.1. Karasteristik informan ......................................................................... 42
5.2. Hasil penelitian dan pembahasan ....................................................... 44
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 56
6.1. Kesimpulan ........................................................................................ 57
6.2. Saran ................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 58
LAMPIRAN .................................................................................................... 60
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... 75
ix
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
1. Jenis penghargaan / prestasi sekolah ...................................................... 32
2. Keadaan guru SD Negeri Gaddong II Kota Makassar ........................... 38
3. Sarana dan Prasarana di SD Gaddong II tahun 2016 ............................. 40
4. Data Keadaan Siswa SD Negeri Gaddong II Tahun Pelajaran
2016/2017 ................................................................................................ 41
5. Identitas informan yang terlibat dalam adiwiyata di SD Negeri
Gaddong II Kota Makassar ..................................................................... 43
6. Tingkat Pendidikan informan yang terlibat dalam adiwiyata di SD
Negeri Gaddong II Kota Makassar ........................................................ 44
7. Daftar nama informan dan keterlibatannya dalam program adiwiyata .. 45
8. Matriks jenis motivasi, bentuk partisipasi dan manfaat adiwiyata bagi
SD Negeri Gaddong II Kota Makassar .................................................. 45
x
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
1. Kerangka Pikir motivasi dan pastisipasi Sekolah Dasar Terhadap
Pengelolaan Lingkungan Sekolah Menuju Pembangunan
Berkelanjutan (Studi Kasus di SD Negeri Gaddong II Kota Makassar) 23
2. Struktur Organisasi SD Negeri Gaddong II Kota Makassar ................... 36
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Teks Halaman
1. Daftar Kuesioner Informan .................................................................... 60
2. Peta Lokasi Penelitian ............................................................................ 66
3. Dokumentasi Penelitian .......................................................................... 67
4. Surat Izin Penelitian ............................................................................... 71
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional mengatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, bagi kemakmuran masyarakat, bangsa, dan
negara.
Kehidupan manusia tidak terlepas dari interaksi dengan lingkungan
sekitarnya. Menurut UU No. 23 tahun 1997 dijelaskan bahwa lingkungan hidup
adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup
termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Pembangunan pada hakikatnya bertujuan untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat. Sesuai dengan tujuan Indonesia yang tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945 alinea keempat yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa,
menciptakan kesejahteraan umum, melindungi seluruh tumpah darah Indonesia,
dan membantu melaksanakan ketertiban dunia dan perdamaian abadi.
Pemahaman akan pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan
sehingga tetap terjaga keberlangsungannya dan menjadi seimbang dalam
kehidupan di bumi ini perlu dipahami oleh manusia dan hal ini harus ditanamkan
2
pemahamannya kepada generasi ke generasi. Dasar pemahaman akan pentingnya
lingkungan hidup ini harus dipahami oleh manusia yang merupakan salah satu
makhluk hidup yang ada dalam sistem ini mempunyai kemampuan berpikir serta
mempunyai nurani untuk menangkap informasi, budaya dan teknologi
(Soerjani,2007). Kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup perlu di tanamkan
kepada manusia dan perlu dilakukan sejak dini sehingga tertanam nilai-nilai
kecintaan akan lingkungan. Diharapkan dengan tertanamnya nilai-nilai kecintaan
terhadap lingkungan ini akan terus meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
akan pentingnya lingkungan sehingga menumbuhkan kesadaran mereka untuk
ikut terlibat dalam menjaga dan melestarikan lingkungan.
Pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya lingkungan hidup selain
dapat diperoleh melalui pendidikan formal yakni lewat bangku pendidikan namun
juga dapat di peroleh lewat pendidikan nonformal. Pendidikan formal yaitu
pendidikan yang terstruktur dan terjenjang yang terdiri dari pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal yaitu jalur
pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur
dan terjenjang, sedangkan pendidikan informal berupa pendidikan yang diperoleh
melalui keluarga dan lingkungan (Mendiknas, 2003).
Upaya pelestarian lingkungan bukan hanya menjadi teori yang diperoleh di
bangku pendidikan tetapi juga harus menjadi bagian dalam perilaku setiap hari.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Balitbang Propinsi Jawa Tengah tentang
Perilaku Sosial Anak Sekolah terhadap Lingkungan Hidup dan Upaya Pelestarian
3
Lingkungan Hidup disimpulkan bahwa pentingnya peran sekolah dan lingkungan
tempat tinggal dalam pendidikan lingkungan hidup (Balitbang, 2012).
Pentingnya kelestarian lingkungan hidup untuk masa sekarang hingga
masa yang akan datang, secara eksplisit menunjukkan bahwa perjuangan manusia
untuk menyelamatkan lingkungan hidup harus dilakukan secara
berkesinambungan, dengan jaminan estafet antargenerasi yang dapat
dipertanggungjawabkan. Penanaman pondasi pendidikan lingkungan sejak dini
menjadi solusi utama yang harus dilakukan agar generasi muda memiliki bekal
pemahaman tentang lingkungan hidup yang kokoh. Pendidikan Lingkungan
diharapkan mampu menjembatani dan mendidik manusia agar berperilaku bijak.
Waryono dan Didit (2001) menyatakan masa anak-anak merupakan perjalanan
yang kritis, sebagai generasi bangsa di masa mendatang. Jika pengetahuan dan
cara yang ditanamankan pada masa kanak-kanak itu benar, dapat diharapkan
ketika berubah ke masa remaja dan dewasa, bekal pengetahuan, pembentukan
perilaku serta sikap dalam dirinya terhadap sesuatu akan positif.
Kegiatan pembangunan dan pesatnya kemajuan teknologi di berbagai
bidang telah dan akan terus menimbulkan dampak positif maupun dampak negatif
pada lingkungan yaitu berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang
pada akhirnya akan berakibat pada penurunan kualitas atau degradasi lingkungan.
Kegiatan pembangunan terjadi pada berbagai sektor industri, pertanian, perikanan,
peternakan, perkebunan, pariwisata, kesehatan, pertambangan, perumahan,
perdagangan dan transportasi. Kegiatan-kegiatan tersebut diperkirakan akan dan
telah mempengaruhi kelestarian lingkungan hidup. Kegiatan pembangunan
4
apabila tidak memperhatikan kualitas lingkungan tentunya akan mengakibatkan
terganggunya keseimbangan ekosistem dan terjadinya degradasi lingkungan
seperti tanah longsor, erosi, sedimentasi, penggundulan hutan, peningkatan lahan
kritis, pencemaran tanah, air dan udara, abrasi pantai, instrusi air asin, serta
penurunan debit air permukaan dan air tanah (Imam, 2003).
Terkait dengan masalah lingkungan yang makin hari makin bertambah
banyak dan beragam tersebut, sangat diperlukan adanya suatu pengelolaan agar
lingkungan yang ada yang sudah mengalami penurunan kualitas tersebut tidak
menjadi semakin parah namun terjadi pemulihan yang lebih baik. Untuk
mengantisipasi hal tersebut, pembangunan nasional diarahkan untuk menerapkan
konsep pembangunan berwawasan lingkungan atau pembangunan berkelanjutan
(sustainable development).
Secara formal pendidikan lingkungan hidup menjadi salah satu alternatif
yang rasional untuk memasukkan pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum.
Pendidikan lingkungan hidup merupakan salah satu faktor penting dalam
keberhasilan dalam pengelolaan lingkungan hidup dan juga menjadi sarana yang
sangat penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang dapat
melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan (Yustina, 2006).
Sekolah merupakan komunitas masyarakat yang terdiri dari peserta didik,
guru, kepala sekolah, tata usaha dan karyawan yang di dalamnya merupakan salah
satu medium efektif bagi pembelajaran dan penyadaran warga sekolah. Agar
individu-individu, mulai dari guru, murid, dan pekerja terlibat dalam upaya
menghentikan laju kerusakan lingkungan yang disebabkan tangan manusia (KLH,
5
2005). Kementerian Lingkungan Hidup bekerja sama dengan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan mendorong sekolah-sekolah untuk menciptakan
suasana sekolah yang berbudaya lingkungan dengan mengadakan kompetisi
Sekolah Berbudaya Lingkungan atau dikenal dengan program Adiwiyata.
Program ini dicanangkan pada tahun 2006 sebagai tindak lanjut MoU tanggal 3
Juni 2003 antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan
Nasional.
Sesuai dengan tujuan dari program Adiwiyata diharapkan mampu
mewujudkan warga sekolah yang bertanggungjawab dalam upaya perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk
mendukung pembangunan berkelanjutan.
Berdasarkan uraian di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
motivasi dan partisipasi Sekolah Dasar terhadap pengelolaan lingkungan sekolah
menuju pembangunan berkelanjutan (studi kasus di SD Negeri Gaddong II Kota
Makassar).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah yaitu :
a. Bagaimana motivasi sekolah dasar terhadap program adiwiyata menuju
pembangunan berkelanjutan ?
b. Bagaimana partisipasi sekolah dasar terhadap program adiwiyata menuju
pembangunan berkelanjutan ?
c. Apa manfaat program adiwiyata bagi SD Negeri Gaddong II menuju
pembangunan berkelanjutan ?
6
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian.
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui motivasi sekolah dasar terhadap program adiwiyata
menuju pembangunan berkelanjutan.
b. Untuk mengetahui partisipasi sekolah dasar terhadap program adiwiyata
menuju pembangunan berkelanjutan.
c. Untuk mengetahui manfaat program adiwiyata bagi SD Negeri Gaddong II
menuju pembangunan berkelanjutan.
1.3.2 Kegunaan Penelitian.
Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi penulis, seluruh rangkaian kegiatan dan hasil penelitian diharapkan
dapat lebih memantapkan penguasaan fungsi keilmuan yang dipelajari
selama mengikuti program perkuliahan diprogram studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
b. Bagi Sekolah Dasar, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan
yang berguna untuk meningkatkan keinginan untuk berpartisipasi dalam
melakukan pengelolaan lingkungan Sekolah menuju Adiwiyata Mandiri.
c. Bagi perguruan tinggi, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dokumen
akademik yang berguna untuk dijadikan acuan bagi sivitas akademika.
d. Bagi peneliti selanjutnya, dengan adanya hasil penelitian ini saya berharap
bisa menjadi salah satu sumber literatur atau referensi yang berkaitan
dengan penelitian yang akan dilaksanakan.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Motivasi.
2.1.1 Defenisi motivasi.
Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau daya
penggerak. Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang
anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk
keahlian atau keterampilan tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan
berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan
kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi
yang telah ditentukan sebelumnya (Siagian, 2003).
Jadi motivasi adalah berbagai usaha yang dilakukan oleh manusia tentunya
untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Namun, agar keinginan dan
kebutuhannya dapat terpenuhi tidaklah mudah didapatkan apabila tanpa usaha
yang maksimal.
2.1.2 Jenis dan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi.
Menurut Suhardi (2013) motivasi terbagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
1. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang datangnya dari dalam diri
seseorang. Motivasi ini terkadang muncul tanpa pengaruh apa pun dari luar.
Biasanya orang yang termotivasi secara intrinsik lebih mudah terdorong untuk
mengambil tindakan bahkan mereka bisa memotivasi dirinya sendiri tanpa perlu
8
dimotivasi orang lain. Semua ini terjadi karena ada prinsip tertentu yang
mempengaruhi mereka (Suhardi, 2013).
Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
intrinsik yaitu :
a. Kebutuhan (need).
Seseorang melakukan aktivitas (kegiatan) karena adanya faktor-faktor
kebutuhan baik biologis maupun psikologis.
b. Harapan (Expectancy).
Seseorang dimotivasi oleh karena keberhasilan dan adanya harapan
keberhasilan bersifat pemuasan diri seseorang, keberhasilan dan harga diri
meningkat dan menggerakkan seseorang ke arah pencapaian tujuan.
c. Minat.
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa
ada yang menyuruh.
2. Motivasi ekstrinsik.
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikannya motivasi intrinsik, yaitu motivasi
yang muncul karena pengaruh lingkungan luar. Motivasi ini menggunakan pemicu
untuk membuat seseorang termotivasi. Pemicu ini bisa berupa uang, bonus,
insentif, penghargaan, hadiah, gaji besar, jabatan, pujian dan sebagainya. Motivasi
ekstrinsik memiliki kekuatan untuk mengubah kemauan seseorang. Seseorang bisa
berubah pikiran dari yang tidak mau menjadi mau berbuat sesuatu karena motivasi
ini (Suhardi, 2013).
9
Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
ekstrinsik adalah :
a. Dorongan keluarga.
Dorongan keluarga khususnya suami merupakan salah satu faktor
pendorong (reinforcing factors) yang dapat mempengaruhi perilaku istri dalam
berperilaku. Dukungan suami dalam upaya pencegahan kanker serviks,
merupakan bentuk dukungan nyata dari kepedulian dan tanggung jawab para
anggota keluarga.
b. Lingkungan.
Lingkungan adalah tempat dimana seseorang tinggal. Lingkungan dapat
mempengaruhi seseorang sehingga dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu.
Selain keluarga, lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam memotivasi
seseorang dalam merubah tingkah lakunya. Dalam sebuah lingkungan yang
hangat dan terbuka, akan menimbulkan rasa kesetiakawanan yang tinggi.
c. Imbalan.
Seseorang dapat termotivasi karena adanya suatu imbalan sehingga orang
tersebut ingin melakukan sesuatu.
2.2 Partisipasi
2.2.1 Defenisi Partisipasi.
Partisipasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah turut berperan
serta dalam suatu kegiatan, keikutsertaan atau berperan serta (Depdiknas, 2008).
Menurut Marsh (Munardi, 2008) konsep partisipasi dapat diinterpretasikan
menjadi dua, yang pertama yaitu keterlibatan (involvement) yang berarti
10
kerjasama secara pasif, yang kedua yaitu berperan serta (participation) yang
berarti kerjasama secara aktif. Soegarda (Suryosubroto, 2001) mengartikan
partisipasi adalah gejala demokrasi tempat orang-orang diikutsertakan dalam
perencanaan dan pelaksanaan segala sesuatu yang berpusat pada berbagai
kepentingan.
Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau
pikiran dan emosi atau perasaan seseorang didalam situasi kelompok yang
mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha
mencapai tujuan. Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya berarti
keterlibatan jasmaniah semata. Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan
mental, pikiran, dan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang
mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha
mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.
2.2.2 Bentuk partisipasi.
Menurut Engkosworo dan Aan (2010) bentuk partisipasi masyarakat dalam
pendidikan dapat dikategorikan menjadi dua kategori yaitu :
a. Partisipasi dalam bentuk kontribusi pembiayaan.
b. Partisipasi dalam bentuk kontribusi pemikiran dan tenaga.
Sedangkan dalam buku Paket Pelatihan Awal untuk Sekolah dan
Masyarakat (Depdiknas 2005) disebutkan bentuk partisipasi masyarakat dalam
pendidikan yaitu :
11
a. Dana misalnya kupon pendidikan dijual melalui kepala desa jika ada
warga yang mencari surat, dijual pada waktu penerimaan raport, dan dijual
pada waktu menjual ternak.
b. Barang misalnya pengusaha memberi sarana yang dibutuhkan sekolah,
orang tua murid memberi komputer sesuai kebutuhan sekolah, komite
sekolah membuat papan nama, alumnus memberi material, dan lain-lain.
c. Keahlian misalnya membuat prakarya yang dapat dijual,
pelatihan/kegiatan pramuka.
d. Pemikiran misalnya dalam mengatasi persoalan sekolah, pengawasan jika
ada guru yang indispliner dan mensosialisasikan program sekolah melalui
kegiatan masyarakat.
e. Tenaga misalnya kerja bakti saat membangun/ memperbaiki sekolah,
lelang pisang dan penjualan kupon pendidikan, narasumber dalam bidang
tenaga tidak tetap, dan komite sebagai pembina upacara.
2.2.3 Faktor yang mempengaruhi partisipasi.
Anggel (dalam Sacarfirmansyah.wordpress.com) juga memberikan
beberapa faktor yang ikut berpengaruh pada partisipasi masyarakat. Faktor-
faktor tersebut antara lain :
a. Usia, biasanya golongan yang dianggap lebih tua lebih aktif meyampaikan
pendapat mereka karena lebih diangggap berpengalaman jika
dibandingkan dengan golongan muda.
b. Jenis kelamin, partisipasi yang diberikan oleh seorang pria dan wanita
dalam pembangunan adalah berbeda. Hal ini disebabkan oleh adanya
12
sistem pelapisan sosial yang terbentuk dalam masyarakat, yang
membedakan kedudukan dan derajat antara pria dan wanita.
c. Pendidikan, pendidikan juga mempengaruhi partisipasi seseorang. Hal ini
dikarenakan semakin tinggi latar belakang pendidikan tentunya
mempunyai pengetahuan yang luas tentangpembangunan dan bentuk
serta tata cara partisipasi.
2.3 Pentingnya Pendidikan Sekolah Dasar.
Proses pendidikan menjadi bagian yang tidak terpisahkan atau bagian
integral dari pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai subjek
sekaligus objek pembangunan. Dengan demikian, pendidikan harus mampu
melahirkan SDM yang berkualitas dan tidak menjadi beban pembangunan dan
masyarakat yaitu SDM yang menjadi sumber kekuatan atau sumber pengerak
(driving forces) bagi seluruh proses pembangunan dan kehidupan masyarakat.
Sekolah memainkan peran yang sangat penting sebagai dasar pembentukan
sumber daya manusia yang bermutu. Melalui sekolah, anak belajar untuk
mengetahui dan membangun keahlian serta membangun karakteristik mereka
sebagai bekal menuju kedewasaan.
Bagi anak, ketika masuk ke sekolah dasar menandai suatu perubahan
dimana peran-peran dan kewajiban baru akan dialami. Melalui sekolah dasar,
pertama kalinya anak belajar untuk berinteraksi dan menjalin hubungan yang
lebih luas dengan orang lain yang baru dikenalinya.
Suharjo (2006) mengemukakan tujuan pendidikan sekolah dasar sebagai
berikut :
13
a. Menuntun pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, bakat dan
minat siswa.
b. Memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar yang
bermanfaat bagi siswa.
c. Membentuk warga negara yang baik.
d. Melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan di SLTP.
e. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar bekerja di masyarakat.
f. Terampil untuk hidup di masyarakat dan dapat mengembangkan diri sesuai
dengan asas pendidikan seumur hidup.
Tujuan pendidikan sekolah dasar lainnya dikemukakan oleh Ihsanudin
(2010) yaitu: (1) memberikan bekal kemampuan membaca, menulis, dan
berhitung, (2) memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat
bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya, (3) mempersiapkan siswa
untuk mengikuti pendidikan di SLTP. Jika dicermati, tujuan pendidikan SD yang
dikemukakan oleh Suharjo dan Eka Ihsanidin memiliki kesamaan yaitu bahwa
sekolah dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan
serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar bagi anak yang diperlukan
untuk hidup dalam masyarakat. Selain itu, pendidikan sekolah dasar bertujuan
mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan tingkat menengah.
2.4 Pendidikan berwawasan lingkungan
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) merupakan upaya mengubah
perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran
14
masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang
pada akhirnya dapat menggerakan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya
pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan
yang akan datang.
Pengelolaan lingkungan dilaksanakan melalui pendidikan lingkungan yang
misinya adalah kearifan sikap, moral maupun spiritual dalam realitas perilaku
kehidupan saat ini dan masa depan bagi keselamatan dan kesejahteraan ekosistem
dimana kita berada (Soerjani, 2009).
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan lingkungan hidup adalah penanaman
budaya melestarikan lingkungan yang dapat diajarkan melalui lingkungan
pendidikan ataupun melalui melalui organisasi sosial yang memiliki misi kearifan
sikap, moral, maupun spiritual dalam realitas perilaku kehidupan untuk
kesejahteraan ekosistem tempat kita tinggal.
Pendidikan Lingkungan hidup menurut Kementerian Negara Lingkungan
Hidup (2006) mempunyai visi misi, tujuan, sasaran dan ruang lingkup yaitu :
a. Visi.
Visi pendidikan lingkungan hidup yaitu: terwujudnya manusia Indonesia
yang memiliki pengetahuan, kesadaran dan keterampilan untuk berperan aktif
dalam melestarikan dan meningkatkan kualitas hidup.
b. Misi.
Untuk dapat mewujudkan visi tersebut, maka ditetapkan misi yang harus
dilaksanakan yaitu :
15
1. Mengembangkan kebijakan pendidikan nasional yang berparadigma
lingkungan hidup.
2. Mengembangkan kapasitas kelembagaan pendidikan lingkungan hidup di
pusat dan daerah.
3. Meningkatkan akses informasi pendidikan lingkungan hidup secara
merata.
4. Meningkatkan sinergi antarpelaku pendidikan lingkungan hidup.
c. Tujuan.
Tujuan pendidikan lingkungan hidup antara lain mendorong dan
memberikan kesempatan pada masyarakat memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang pada akhirnya dapat menumbuhkan kepedulian,
komitmen untuk melindungi, memperbaiki serta memanfaatkan lingkungan hidup
secara bijaksana, turut menciptakan pola perilaku baru yang bersahabat dengan
lingkungan hidup, mengembangkan etika lingkungan hidup dan memperbaiki
kualitas hidup.
d. Sasaran.
Sasaran kebijakan pendidikan lingkungan hidup adalah :
1) Terlaksananya pendidikan lingkungan hidup di lapangan sehingga dapat
tercipta kepedulian dan komitmen masyarakat dalam turut melindungi,
melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup.
2) Diarahkan untuk seluruh kelompok masyarakat, baik di pedesaan dan
perkotaan, tua muda, laki-laki dan perempuan di seluruh wilayah
16
Indonesia sehingga tujuan pendidikan lingkungan hidup bagi seluruh
rakyat Indonesia dapat terwujud dengan baik.
e. Ruang lingkup.
Ruang lingkup dalam kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup meliputi:
1) Pendidikan lingkungan hidup yang melalui jalur formal, nonformal dan
jalur informal dilaksanakan oleh seluruh stakeholder.
2) Diarahkan kepada beberapa hal yang meliputi aspek kelembagaan, sumber
daya manusia (SDM) yang terkait dalam pelaku/pelaksana maupun objek
pendidikan lingkungan hidup, sarana dan prasarana, pendanaan, materi,
komunikasi dan informasi, peran serta masyarakat, dan metode
pelaksanaan.
2.5 Pembangunan berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan adalah suatu cara pandang mengenai kegiatan
yang dilakukan secara sistematis dan terencana dalam kerangka peningkatan
kesejahteraan, kualitas kehidupan dan lingkungan umat manusia tanpa
mengurangi akses dan kesempatan kepada generasi yang akan datang untuk
menikmati dan memanfaatkannya (Budimanta,2005).
Pembangunan berkelanjutan harus diarahkan pada pemberantasan
kemiskinan (sasaran ekonomi), perimbangan: ekuitisosial yang adil (sasaran
sosial) dan kualitas tinggi, kehidupan lingkungan hidup (sasaran lingkungan).
Untuk ini secara sadar diusahakan investasi dalam modal: ekonomi (finansial,
modal mesin, dll), modal sosial (investasi pendidikan, kesehatan dan keakraban
17
sosial) dan modal lingkungan (investasi-sumber daya alam diperbaharui dan daur-
ulang serta substitusi sumber daya alam yang tak terbaharui) (Salim, 2003).
Terdapat tiga domain dalam pembangunan yaitu: domain ekonomi,
domain sosial, dan domain ekologi (Hikmat, 2000). Himpunan bagian yang saling
beririsan antara domain tersebut menghasilkan tiga paradigma pembangunan,
yaitu :
1) Pembangunan sosial (sosial development);
2) Pembangunan berwawasan lingkungan (environmental development); dan
3) Pembangunan yang berpusatkan pada rakyat (people centered
development).
Integrasi antara ketiga bagian disebut paradigma pembangunan
berkelanjutan (sustainable development).
Konsep keberlanjutan merupakan konsep yang sederhana namun kompleks
sehingga pengertian keberlanjutanpun sangat multidimensi dan multi-interpretasi.
Haris (dalam Fauzi, 2004) melihat bahwa konsep keberlajutan dapat diperinci
menjadi tiga aspek pemahaman sebagai berikut :
1) Keberlanjutan ekonomi yang diartikan sebagai pembangunan yang mampu
menghasilkan barang dan jasa secara kontinu untuk memelihara
keberlajutan pemerintahan dan menghindari terjadinya ketidak-
seimbangan sektoral yang dapat merusak produksi pertanian dan industri.
2) Keberlanjutan lingkungan yaitu sistem keberlanjutan lingkungan yang
harus mampu memelihara sumber daya yang stabil, menghindari
eksploitasi sumber daya alam, dan fungsi penyerapan lingkungan. Konsep
18
ini juga menyangkut pemeliharaan keanekaragaman hayati, stabilitas ruang
udara, dan fungsi ekosistem lainnya yang tidak termasuk kategori sumber-
sumber ekonomi.
3) Keberlanjutan sosial, keberlanjutan secara sosial diartikan sebagai sistem
yang mampu mencapai kesetaraan, penyediaan layanan sosial termasuk
kesehatan, pendidikan, gender, dan akuntabilitas politik.
Salah satu konsep pembangunan berwawasan lingkungan atau
pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di SD Negeri Gaddong II
Kota Makassar yaitu program adiwiyata.
Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Lingkungan
Hidup yang merupakan implementasi Permen Lingkungan Hidup No. 02 tahun
2009. Program ini merupakan suatu bentuk penghargaan yang diberikan oleh
pemerintah kepada lembaga pendidikan formal yang dinilai berjasa dalam
mengembangkan pendidikan lingkungan hidup (KLH, 2012).
Kata Adiwiyata secara etimologi, berasal dari kata Sansekerta yaitu Adi
bermakna besar, agung, baik, sempurna. Sedangkan, Wiyata bermakna tempat
dimana seseorang mendapat ilmu pengetahuan dan norma. Jadi menurut istilah,
Adiwiyata adalah tempat yang baik dan ideal dimana diperoleh ilmu pengetahuan
dan norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya
kesejahteraan hidup dan cita-cita pembangunan berkelanjutan. Adapun tujuan dari
program Adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggungjawab
dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola
sekolah yang baik.
19
Pelaksanaan program adiwiyata diletakkan pada dua prinsip dasar berikut
ini :
1) Partisipatif : Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang
meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai
tanggungjawab dan peran.
2) Berkelanjutan : Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan
terus menerus secara komprehensif.
Untuk mencapai tujuan program Adiwiyata, maka ditetapkan 4 komponen
program yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai sekolah Adiwiyata,
yaitu :
1. Kebijakan Berwawasan Lingkungan.
a. Visi, misi dan tujuan sekolah yang tertuang dalam kurikulum memuat
kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
b. Struktur kurikulum memuat mata pelajaran wajib, muatan lokal,
pengembangan diri terkait kebijakan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
c. Mata pelajaran wajib dan/ atau mulok yang terkait PLH dilengkapi dengan
Ketuntasan Minimal Belajar.
d. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) memuat upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meliputi Kesiswaan,
kurikulum dan kegiatan pembelajaran, peningkatan kapasitas pendidik dan
tenaga kependidikan. Tersedianya sarana dan prasarana, budaya dan
20
lingkungan sekolah, peran serta masyarakat dan kemitraan, peningkatan
dan pengembangan mutu.
2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan.
a. Menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang
melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran.
b. Mengembangkan isu lokal dan atau isu global sebagai materi pembelajaran
LH sesuai dengan jenjang pendidikan.
c. Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian pembelajaran LH.
d. Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan
didalam kelas, laboraturium, maupun diluar kelas.
e. Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program
pembelajaran LH.
f. Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran LH.
g. Mengkaitkan pengetahuan konseptual dan prosedural dalam pemecahan
masalah LH, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
h. Menghasilkan karya nyata yang berkaitan dengan pelestarian fungsi LH,
mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan LH.
i. Menerapkan pengetahuan LH yang diperoleh untuk memecahkan masalah
LH dalam kehidupan sehari-hari.
j. Mengkomunikasikan hasil pembelajaran LH dengan berbagai cara dan
media.
21
3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif.
a. Memelihara dan merawat gedung dan lingkungan sekolah oleh warga
sekolah.
b. Memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah sesuai kaidah- kaidah
perlindungan dan pengelolaan LH (dampak yang diakibatkan oleh aktivitas
sekolah).
c. Mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
d. Adanya kreativitas dan inovasi warga sekolah dalam upaya perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup.
e. Mengikuti kegatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar.
f. Memanfaatkan nara sumber untuk meningkatkan pembelajaran lingkungan
hidup.
g. Mendapatkan dukungan dari kalangan yang terkait dengan sekolah (orang
tua, alumni, media/ pers, dunia usaha, pemerintah, LSM, Perguruan tinggi,
sekolah lain) untuk meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup di sekolah.
h. Meningkatkan peran komite sekolah dalam membangun kemitraan untuk
pembelajaran lingkungan hidup dan upaya perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
i. Menjadi nara sumber dalam rangka pembelajaran lingkungan hidup.
j. Memberi dukungan untuk meningkatkan upaya perlindungan dan
pengelolaan LH.
22
4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan.
a. Menyediakan sarana dan prasarana untuk mengatasi permasalahan
lingkungan hidup di sekolah.
b. Menyediakan sarana prasarana untuk mendukung pembelajaran
lingkungan hidup di sekolah.
c. Memelihara sarana dan prasarana sekolah yang ramah lingkungan.
d. Meningkatkan pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas sanitasi sekolah.
e. Memanfaatkan listrik, air dan ATK secara efisien.
f. Meningkatkan kualitas pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan.
23
2.6 Kerangka Pikir
Gambar 1. Kerangka Pikir Motivasi Dan Pastisipasi Sekolah Dasar Terhadap
Pengelolaan Lingkungan Sekolah Menuju Pembangunan
Berkelanjutan (Studi Kasus di SD Negeri Gaddong II Kota
Makassar).
Pengelolaan lingkungan sekolah menuju
Pembangunan berkelanjutan
Motivasi Partisipasi
Motivasi Intrinsik
(Faktor: kebutuhan,
harapan, dan
minat)
Pikiran
Tenaga
Keahlian
Pelaksanaan program Adiwiyata :
1. Bank sampah
2. Green house
3. Pertanaman
4. Pengolahan sampah
5. Membuat komposter aerob
6.
Dana
Barang
Bentuk partisipasi Jenis motivasi
Motivasi Ekstrinsik
(Faktor: dorongan
keluarga,
lingkungan, dan
imbalan)
7. Hasil (output) :
1. Manfaat
2. Laba
8.
24
Berdasarkan gambar 1, maka kerangka pikir dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Pembangunan berkelanjutan melalui penyelenggaraan program adiwiyata
sangat penting dilakukan. Keberhasilan penyelenggaraan program adiwiyata
bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi juga merupakan
tanggungjawab warga sekolah dasar khususnya di SD Negeri Gaddong II agar
penyelenggaraan program adiwiyata dapat berjalan dengan baik maka diperlukan
adanya partisipasi Sekolah Dasar. Warga Sekolah yang dimaksud yakni terdiri
dari kepala sekolah, guru dan peserta didik dibantu oleh pendamping mitra.
Bentuk partipasi warga sekolah dapat berupa pemikiran, tenaga, keahlian,
Barang dan dana. Partisipasi ini dipengaruhi oleh motivasi masing- masing
informan. Salah satu kegiatan di SD Negeri Gaddong II Kota Makassar,
pengelolaan lingkungan sekolah menuju pembangunan berkelanjutan dengan
program adiwiyata berupa bank sampah, green house, pertanaman, pengolahan
sampah dan membuat komposter aerob. Hasilnya (output) yaitu manfaat program
adiwiyata bagi SD Negeri Gaddong II menuju pembangunan berkelanjutan dan
keuntungannya berupa laba dari produk yang dihasilkan.
25
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai pada bulan November sampai Desember 2016.
Lokasi penelitian adalah di SD Negeri Gaddong II Kota Makassar. Pemilihan
lokasi dilakukan dengan metode purposive dan dengan melihat keadaan bahwa
sekolah tersebut merupakan sekolah yang mengikuti program adiwiyata seperti
bank sampah, green house, pertanaman, pengolahan sampah, dan membuat
komposer aerob.
3.2 Teknik Penentuan Sampel (Sampling Design)
Penentuan Sample dalam penelitian ini menggunakan informan dengan
metode purposive (sengaja) atas dasar tingkat pengetahuan dan peran sertanya
dalam pelaksanaan kegiatan. Olehnya dalam penelitian ini informan yang akan
dipilih mulai dari kepala sekolah selaku pimpinan 1 orang, guru sebanyak 9 orang,
peserta didik sebanyak 15 orang dan 1 pendamping mitra. Jadi jumlah
keseluruhan informan sebanyak 26 orang.
3.3 Jenis Dan Sumber Data
Penelitian ini memiliki dua sumber data yaitu :
a. Data Primer.
Sumber data primer adalah sumber data yang secara langsung memberikan
data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2012). Sumber data ini kami dapatkan
dengan beberapa cara, yaitu dengan pengamatan langsung ke lapangan untuk
26
melihat fenomena apa yang dapat peneliti dapatkan dan menjadi data penting
dalam penelitian ini. Kedua yaitu dengan wawancara yang kami lakukan secara
langsung kepada informan yang kompeten.
b. Data Sekunder.
Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak memberikan
informasi secara langsung kepada peneliti. Sumber data sekunder ini dapat berupa
hasil pengolahan dari data primer yang disajikan dalam bentuk lain atau dari
orang lain (Sugiyono, 2012). Artinya data ini merupakan data pendukung atau
penunjang penelitian, bentuk dari data sekunder yang kami gunakan ada beberapa
yaitu dapat berupa data olahan lebih lanjut dari data primer oleh orang lain,
dokumentasi atau catatan peristiwa yang lalu, dan studi pustaka dari buku, jurnal
atau skripsi yang ada hubungannya dengan penelitian ini.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a. Observasi.
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejala-gejala yang diteliti. Observasi merupakan sebuah rangkaian proses yang
kompleks. Dalam teknik ini yang terpenting adalah peneliti harus cermat dalam
mengamati dan mengingat setiap gejala-gejala yang ditemui (Husaini, 2008).
Teknik ini adalah teknik pengamatan yang secara langsung dilakukan oleh peneliti
terhadap hal-hal yang faktual. Dalam penelitian ini peneliti secara langsung
datang ke sekolah dasar untuk melihat segala bentuk aktivitas sekolah.
27
b. Wawancara
Wawancara adalah salah satu instrumen pengumpul data yang digunakan
untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya (Subana dkk, 2000).
Teknik wawancara ini menggunakan teknik wawancara bebas terpimpin, dalam
pelaksanaanya peneliti hanya membawa pedoman yang berisi garis besar tentang
topik penelitian. Dalam penelitian ini, yang diwawancarai adalah
penanggungjawab dan pengurus adiwiyata, pendamping mitra dan peserta
adiwiyata.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu peristiwa, catatan peristiwa yang sudah lalu
(Sugiyono, 2009). Bentuk data yang digunakan berupa foto, gambar, video, serta
data-data mengenai sekolah dasar. Dalam penelitian ini dokumentasi penelitian
adalah recorder hasil wawancara, foto para informan serta video hasil wawancara.
3.5 Teknik Analisis Data
Miles dan Huberman (Sugiyono, 2007) mengemukakan bahwa aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus. Komponen yang digambarkan ke dalam interaktif model adalah
sebagai berikut :
a. Reduksi Data
Reduksi data dapat dimaknai sebagai sebuah proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Fokus pada reduksi data adalah menggaris
bawahi hasil transkip wawancara yang sesuai dengan tema/topik penelitian.
28
b. Display Data (penyajian data)
Display data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi terusun yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Dalam display data ini bentuk penyajiannya bisa berbentuk matrik,
diagram, tabel dan bagan.
c. Penarikan Kesimpulan
Dalam tahapan ini yang dilakukan adalah melakukan interpretasi data
yaitu menemukan makna data yang telah disajikan. Pada tahapan ini dijelaskan
bagaimana keterkaitan fenomena-fenomena di lapangan dengan konsep yang ada
pada penelitian ini.
3.6 Definisi Operasional
1. Motivasi adalah berbagai usaha yang dilakukan oleh manusia tentunya
untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Namun, agar keinginan dan
kebutuhannya dapat terpenuhi tidaklah mudah didapatkan apabila tanpa
usaha yang maksimal.
2. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang datangnya dari dalam diri pihak
sekolah untuk berpartisipasi dalam program adiwiyata.
3. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang muncul karena pengaruh
lingkungan luar diri pihak sekolah untuk berpartisipasi dalam program
adiwiyata.
4. Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada
pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya.
29
5. Pikiran yang dimaksud dalam perspektif penelitian ini adalah sumbangan
pikiran yang diberikan oleh pihak sekolah baik kepala sekolah, guru,
pendamping mitra maupun peserta didik terhadap kegiatan adiwiyata
seperti bank sampah, green house, pertanaman, pengolahan sampah dan
pembuatan composer aerob.
6. Tenaga adalah segala bentuk tenaga yang diberikan oleh pihak sekolah
dalam melakukan program adiwiyata.
7. Keahlian adalah partisipasi yang dilakukan pihak sekolah berupa keahlian
dalam mendukung keberlanjutan kegiatan adiwiyata.
8. Barang adalah segala bentuk barang yang disumbangkan oleh pihak
sekolah yang mendukung keberlanjutan program adiwiyata.
9. Dana adalah salah satu bentuk partisipasi dengan memberikan dana berupa
uang yang dilakukan oleh pihak yang terlibat.
10. Sekolah dasar adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di
Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun.
11. Pendidikan berwawasan lingkungan hidup adalah penanaman budaya
melestarikan lingkungan yang dapat diajarkan melalui lingkungan
pendidikan ataupun melalui melalui organisasi sosial yang memiliki misi
kearifan sikap, moral, maupun spiritual dalam realitas perilaku kehidupan
untuk kesejahteraan ekosistem tempat kita tinggal.
12. Adiwiyata adalah tempat yang baik dan ideal dimana diperoleh ilmu
pengetahuan, norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju
terciptanya kesejahteraan hidup dan cita-cita pembangunan berkelanjutan.
30
13. Bank sampah adalah salah satu program adiwiyata yang berfungsi untuk
menyimpan sampah dari hasil pengumpulan dan pemilahan yang
dilakukan oleh pihak sekolah.
14. Green house adalah salah satu program adiwiyata yang dilakukan oleh
pihak sekolah dengan membuat green house di pekarangan SD Negeri
Gaddong II kota Makassar yang didalamnya terdapat beberapa jenis
tanaman seperti bibit tomat dan lain-lain.
15. Pertanaman adalah salah satu program adiwiyata yang dilakukan pihak
sekolah dengan membudidayakan beberapa jenis tanaman di pekarangan
SD Negeri Gaddong II kota Makassar.
16. Pengolahan sampah adalah salah satu program adiwiyata yang dilakukan
oleh pihak sekolah dengan pengolahan sampah untuk menambah nilai
manfaat dan nilai ekonomi.
17. Pembuatan komposter aerob adalah suatu program adiwiyata yang
dilakukan pihak sekolah dengan membuat komposter aerob.
31
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Letak Geografis
SD Negeri Gaddong II merupakan salah satu sekolah di kelurahan
Gaddong kecamatan Bontoala Kota Makassar dengan luas tanah 726 m2
yang
berstatus tanah milik. Secara administrasi SD Negeri Gaddong II memiliki batas-
batas wilayah sebagai berikut :
Disebelah Utara berbatasan dengan perkampungan dan Jalan Latimojong.
Disebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Laiya.
Disebelah Timur berbatasan dengan Jalan Paje’nekang.
Disebelah Barat berbatasan dengan Jalan Laiya.
Kelurahan Gaddong, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar berada di
ketinggian 864 m dari permukaan laut dengan terletak lintang -5.1302 dan bujur
119.4172, orbitasi jarak dari pusat (Pemerintah desa) yaitu :
Jarak dari pusat pemerintah kecamatan 3 km.
Jarak dari pusat otoda yaitu 24 km
4.2 Sejarah SD Gaddong II
SD Negeri Gaddong II merupakan sekolah formal yang diselenggarakan
oleh pemerintah dengan jumlah keanggotan rayon yaitu 5 sekolah. Sekolah ini
beralamat di Jalan Laiya No.44 Kelurahan Gaddong Kecamatan Bontoala Kota
Makassar. Berdiri pada tahun 1947 kemudian mengalami perubahan pada tahun
32
1981. Kemudian SD Negeri Gaddong II terakreditasi B dengan tanggal akreditasi
16 November 2012.
Selain sarana dan prasarana yang memadai, SD Negeri Gaddong II juga
mengalami perkembangan dari segi prestasi dapat dilihat dari jenis penghargaan
yang diperoleh.
Tabel 1. Jenis penghargaan/prestasi sekolah.
No Jenis penghargaan Juara ke- Tahun
1. Lomba menghapal pembukaan UUD 45 (jambore
ranting terpadu)
1 1999
2. Lomba bidang studi gugus V Bontoala antar kelas
V
1 2003
3. Lomba bidang studi gugus V Bontoala antar kelas
IV
3 2003
4. Lomba mata pelajaran tingkat SD/Mi Juara umum -
5. Peserta Favorit Lomba Baden Powell Day -
6. Lomba kebersihan sekolah (peringatan HUT RI ke-
69 tingkat kec. Bontoala)
2 2014
7. Lomba tingkat pramuka penggalang tingkat kec.
Bontoala Kota Makassar
2 2016
Sumber : Profil SD Negeri Gaddong II Kota Makassar, 2016.
SD Negeri Gaddong II Kota Makassar merupakan adalah salah satu
sekolah di Kecamatan Bontoala yang merupakan salah satu sekolah yang telah
memprogramkan dan dan melaksanakan kegiatan sabtu bersih, setiap hari sabtu
yang telah dimulai sejak tahun 2016 dan merupakan anjuran dari Dinas
Pendidikan Kota Makassar sebagai tuntutan dari kurikulum SD Negeri Gaddong
II Kecamatan Bontoala.
33
Atas dasar itulah kegiatan pengembang diri dilaksanakan di SD Negeri
Gaddong II Kota Makassar, dengan berbagai kegiatan yang mendukung
pendidikan baik agama maupun pendidikan umum.
Pada tahun 2016 SD Negeri Gaddong II kemudian mengikuti program
adiwiyata merupakan salah satu program dari Kementerian Lingkungan Hidup
dalam mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran sekolah dalam upaya
pelestarian lingkungan hidup. Dalam pelaksanaannya Kementerian Lingkungan
Hidup bekerja sama dengan stakeholders, menggulirkan program Adiwiyata ini
dengan harapan dapat mengajak warga sekolah melaksanakan proses belajar
mengajar materi lingkungan hidup dan turut berpartisipasi melestarikan serta
menjaga lingkungan sekolah dan sekitarnya.
4.3 Visi, misi dan tujuan SD Gaddong II
Dalam suatu lembaga tentu ada visi, misi maupun tujuan yang hendak
dicapai. Di SD Negeri Gaddong II Kota Makassar sebagai sekolah dasar dibawah
naungan pemerintah memiliki visi, misi dan tujuan sebagai berikut :
4.3.1 Visi.
Visi SD Negeri Gaddong II yaitu : “Terwujudnya warga sekolah yang
berprestasi, berbudaya, berkarakter dan berwawasan lingkungan.
4.3.2 Misi.
1. Mewujudkan Kompetensi Peserta Didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mewujudkan Prestasi siswa yang tinggi.
34
3. Mewujudkan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.
4. Mendukung pengembangan dan peningkatan proses pembelajaran melalui
kurikulum yang berintegrasi wawasan lingkungan.
5. Melaksanakan pembelajaran yang berdasarkan pemanfaatan sarana dan
prasarana ramah lingkungan sebagai sumber belajar Lingkungan.
6. Mewujudkan Lingkungan yang sehat Bersih, Rindang dan Asri sebagai
upaya dalam Pelestarian dan Pengelolaan Lingkungan.
7. Memiliki wawasan Nasional dengan tetap mempertahankan Budaya
bangsa yang dilandasi kesalehan individu dan kesalehan Sosial.
8. Menumbuh kembangkan bakat dan potensi siswa di Bidang Akademi Seni,
Olahraga, Pramuka, UKS, Dokter Kecil.
4.3.3 Tujuan.
1. Tercapainya Tingkat Kelulusan 100% dengan rata-rata Nilai 7,50.
2. Meningkatnya Persentase Lulusan yang dterima di Sekolah Negeri
(SMP/MTS) sekurang-kurangnya 75% dari lulusan.
3. Terlaksananya Program Tadarus Al Quran oleh siswa yang beragama
Islam dan Pendalaman Kitab Suci Bagi Siswa Non Muslim.
4. Mewujudkan Lingkungan Sekolah yang bebas dari Sampah melalui
keterampilan mendaur ulang sampah plastik.
5. Membiasakan warga sekolah menjaga kebersihan lingkungan sekolah
melalui program LISA dan STR.
6. Memanfaatkan Lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dan media
pembelajaran melalui lingkungan hidup.
35
7. Terlaksananya program berbagai kegiatan keagamaan seperti: Bimbingan
Baca Tulis Al-quran, Pesantren Kilat, Ramadhan dan Peringatan Hari
Besar Keagamaan.
8. Terlaksananya program 7 K (Keamanan, Ketertiban, Keindahan,
Kebersihan, Kenyamanan ,Kerindangan, Kekeluargaan) Sehingga sekolah
menjadi kondusif.
9. Terlaksananya program 5 S (Salam, Senyum, Sapa dan Santun)
10. Terlaksananya pelayanan yang optimal kepada semua pihak yang
memerlukan berdasarkan sistem administrasi.
11. Terselipnya Media Pembelajaran Standar yang diperlukan untuk semua
Mata Pelajaran.
12. Terjalinnya kerjasama antarwarga dan lingkungan sekitar.
36
4.4 Struktur Sekolah
Gambar 2. Struktur Organisasi SD Negeri Gaddong II Kota Makassar.
Berdasarkan gambar 2. Kepala sekolah yaitu Dra. Iis Yumirah, memiliki 6
orang guru kelas yaitu Rasdina, S.Pd guru kelas I, Nurjannah, S.Pd.SD guru kelas
II, Harmawati, A.Ma guru kelas III, Nasrullah, S.Pd guru kelas IV, Herawati D,
S,Pd guru kelas V, Hadija, S.Pd guru kelas VI. Sedangkan guru bidang studi ada 4
orang yaitu Nova Sumolang, S.PAK guru Agama Kristen, Astuti, A.Ma guru
olahraga, St. Ramlah, S.Pd guru mulok, A. Ratnawati, S.Pd.I guru Agama Islam.
Sebagai Satpam sekaligus bujang yaitu Mansyur Dg. Tompo dilanjutkan Siswa
ada 6 kelas.
KEPALA SEKOLAH
Dra. Iis Yumirah
Guru Kelas I
Rasdinah, S.Pd
KOMITE SEKOLAH
Guru Kelas II
Nurjannah,S.Pd.SD
Guru Kelas III
Harmawati ,A.Ma
SAT-PAM & Bujang
Mansyur Dg Tompo
SISWA
Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V Kelas VI
Guru Kelas IV
Nasrullah ,S.Pd
Guru Kelas V
Herawati D, S.Pd
Guru Kelas IV
Hadija,S.Pd
Guru Agama Kristen
Nova Sumolang, S.PAK
Guru Olahraga
Astuti, A.Ma
Guru Mulok
St. Ramlah, S.Pd
Guru Agama Islam
A Ratnawati ,S.Pd.I
Urusan Pramuka
Nurjannah,S.Pd.SD
Urusan UKS
Harmawati ,A.Ma
Pustakawati
St. Ramlah, S.Pd
Urusan Administrasi
Asriani
37
4.5 Guru dan Karyawan
Guru di SD Negeri Gaddong II berjumlah 11 orang termasuk kepala
sekolah dengan status pembagian 1 kepala sekolah, guru tetap/ PNS sebanyak 6
orang sedangkan guru tidak tetap/ honorer sebanyak 5 orang.
Kepala sekolah secara umum bertugas menjadi pengayom bagi para guru,
karyawan, dan siswa serta menjalankan tugasnya sebagai edukator, administrator,
dan supervisor.
Adapun tugas guru kelas sebagai berikut :
1. Pengolahan kelas.
2. Penyelenggaraan administrasi kelas.
3. Penyusunan atau pembuatan statistik bulanan sekolah.
4. Pengisian daftar kumpulsn nilai siswa.
5. Pembuatan catatan khusus untuk siswa.
6. Pencacatan mutasi siswa.
7. Pengisian buku laporan penilaian hasil belajar.
8. Pembagian buku laporan penilaian hasil belajar.
Tugas guru bidang studi sebagai berikut :
1. Membuat program pengajaran.
2. Melakukan kegiatan pembelajaran.
3. Melakukan kegiatan penilaian hasil belajar.
4. Melaksanakan hasil analisis belajar.
5. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan.
6. Mengisi daftar nilai siswa.
38
7. Melaksanakan bimbingan siswa dalam kegiatan PBM.
8. Membuat alat pelajaran atau peraga.
9. Menciptakan karya seni.
10. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum.
11. Melakukan tugas tertentu di sekolah.
Tabel 2. Keadaan guru SD Negeri Gaddong II Kota Makassar.
No Nama NIP Jabatan Mengajar
1. Dra. Iis Yumirah 196809121988072001 Kepala
sekolah
-
2. RASDINAH, S.Pd 196402211994032004 Guru Kelas Kelas SD
3. NURJANNAH,S.Pd.SD 198602062009032001 Guru Kelas Kelas SD
4. HARMAWATI,A.Ma 197606272005022003 Guru Kelas Kelas SD
5. HADIJA,S.Pd 198103302008012014 Guru Kelas Kelas SD
6. NOVA S,S.PAK 196102112000032002 Guru bidang
studi
Pendidikan
agama
kristen
7. NASRULLAH,S.Pd - Guru Kelas Kelas SD
8. HERAWATI D, S.Pd - Guru Kelas Kelas SD
9. SITTI.RAMLAH,S.Pd - Guru bidang
studi
Muatan
Lokal
10. A.
RATNAWATI,S.Pd.I
- Guru bidang
studi
Pendidilkan
Agama
Islam
11. ASRIANI - Administrasi -
Sumber : Profil SD Negeri Gaddong II Kota Makassar, 2016.
39
4.6 Sarana dan prasarana
Untuk kelancaran suatu proses, sudah pasti sarana dan prasarana
merupakan hal yang sangat vital dan harus ada. Demikian juga dalam upaya untuk
menciptakan kondidi proses pembelajaran yang kondusif.
Agar proses pembelajaran dapat terlaksana sebagaimana tujuan yang telah
ditetapkan, maka perlu didukung oleh sarana dan prasarana yang sesuai dengan
kebutuhan. Tanpa hal tersebut, proses yang dilakukan pasti akan mengalami
hambatan yang besar.
Berdasarkan Tabel 3 (halaman 40), menjelaskan bahwa sarana dan
prasarana yang tersedia di SD Negeri Gaddong II yaitu ruang kepala sekolah
sebanyak 1 ruangan, ruang rapat sebanyak 1 ruangan, ruang guru sebanyak 1
ruangan, ruang administrator sekolah sebanyak 1 ruangan, ruang kelas sebanyak 5
ruangan, ruang UKS sebanyak 1 ruangan, ruang tamu sebanyak 1 ruangan, kantin
sekolah sebanyak 1 ruangan, toilet sebanyak 3 ruangan, ruang komite sekolah
sebanyak 1 ruangan, gedung sarana dan prasarana terbanyak 1 ruangan, Aula
sebanyak 1 ruangan, green house sebanyak 1 buah, bank sampah sebanyak 1 unit,
komposer aerob sebanyak 1 buah, tempat cuci tangan sebanyak 1 buah, pot
tanaman ada, tanaman obat sekolah ada, pemilahan sampah kelas ada, papan
bicara ada, gerbang sekolah ada, mading sekolah ada, mading kelas ada, papan
potensi sekolah ada, pengeras suara ada, computer dan wifi ada, lapangan/halaman
sekolah ada, kemudian LCD proyektor ada.
40
Tabel 3. Sarana dan Prasarana di SD Gaddong II tahun 2016.
No Sarana dan prasarana Keterangan
1 Ruang Kepala Sekolah 1 ruangan
2 Ruang Rapat 1 ruangan
3 Ruang Guru 1 ruangan
4 Ruang Administrator Sekolah 1 ruangan
5 Ruang Kelas 5 ruangan
6 Ruang UKS 1 ruangan
7 Ruang Tamu 1 ruangan
8 Kantin Sekolah 1 ruangan
9 TOILET 3 ruangan
10 Ruang Komite Sekolah 1 ruangan
11 Gudang Sarana – Prasarana 1 ruangan
12 Aula 1 ruangan
13 Green house 1 buah
14 Bank sampah 1 buah
15 Komposter Aerob 1 buah
16 Tempat Cuci tangan 1 buah
17 Pot Tanaman Ada
18 Tanaman obat sekolah Ada
19 Pemilahan sampah kelas Ada
20 Papan bicara Ada
21 Gerbang sekolah Ada
22 Mading Sekolah Ada
23 Mading Kelas Ada
24 Papan potensi sekolah Ada
25 Pengeras suara Ada
26 Komputer dan wifi Ada
27 Lapangan/halaman sekolah Ada
28 LCD Proyektor Ada
Sumber: Profil SD Negeri Gaddong II, 2016
41
4.7 Keadaan peserta didik
Tabel 4. Data Keadaan Siswa SD Negeri Gaddong II Tahun Pelajaran 2016/2017
No. Kelas Jenis kelamin Jumlah siswa Total
1. I Laki-laki
Perempuan
17 orang
14 orang 31 orang
2. II Laki-laki
Perempuan
19 orang
15 orang 34 orang
3. III Laki-laki
Perempuan
10 orang
13 orang 23 orang
4. IV Laki-laki
Perempuan
17 orang
18 orang 35 orang
5. V Laki-laki
Perempuan
17 orang
11 orang 28 orang
6. VI Laki-laki
Perempuan
16 orang
13 orang 29 orang
Total 180 orang
Sumber: Profil SD Negeri Gaddong II Kota Makassar, 2016
Berdasarkan Tabel 4, menjelaskan jumlah siswa SD Negeri Gaddong II
Kota Makassar terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan jumlah keseluruhan
179 orang. Kelas I sebanyak 31 orang siswa, kelas II sebanyak 34 Orang siswa,
kelas III sebanyak 23 orang, kelas IV sebanyak 35 orang, kelas V sebanyak 28
orang, dan kelas VI sebanyak 28 orang.
42
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik informan
Identitas informan yang diuraikan dalam pembahasan berikut
menggambarkan berbagai aspek keadaan informan yang diduga memiliki
hubungan antara karakteristik informan dengan keragaman saluran komunikasi
yang digunakan oleh informan di SD Negeri Gaddong II Kota Makassar. Berbagai
aspek yang dimaksud adalah Umur dan Pendidikan.
5.1.1. Umur.
Pada umumnya umur informan akan mempengaruhi kemampuan fisik
bekerja dan cara berpikirnya. Informan yang berumur muda dan sehat mempunyai
kemampuan fisik yang cenderung lebih besar dari pada informan yang berumur
tua. Informan mudah yang lebih cepat menerima hal-hal baru dalam mengelolah
lingkungan sekolah. Informan mudah biasanya kurang memiliki pengalaman,
untuk mengimbangi kekurangan tersebut dia lebih dinamis sehingga cepat
mendapatkan pengalaman-pengalaman baru yang berharga bagi perkembangan
hidupnya pada masa yang akan datang.
Informan yang relatif tua mempunyai kapasitas pengolahan lingkungan
sekolah yang lebih matang dan memiliki banyak pengalaman. Umur informan
bervariasi sehingga untuk mengetahui tingkatan umur dari masing-masing
informan diklasifikasikan berdasarkan tingkat umur informan. Untuk lebih jelas
dapat dilihat pada Tabel 5.
43
Tabel 5. Identitas informan yang terlibat dalam adiwiyata di SD Negeri Gaddong II
Kota Makassar.
No Umur Informan Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
5-15
16-25
26-35
36-45
46-55
15
2
5
2
2
57,7
7,7
19,2
7,7
7,7
Jumlah 26 100
Sumber : Data primer setelah diolah, 2016
Berdasarkan Tabel 5, menunjukkan bahwa klasifikasi umur informan
terbanyak pada usia 5-15 tahun sebanyak 15 orang dengan persentase 57,7%,
umur informan pada umur 16-25 tahun sebanyak 2 orang dengan persentase 7,7%,
pada umur 26-35 tahun sebanyak 5 orang dengan persentase 19,2%, pada umur
36-45 tahun sebanyak 1 orang dengan persentase 7,7%, dan pada umur 16-25
tahun sebanyak 2 orang dengan persentase 7,7%.
5.1.2. Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor atau segi penilaian
terhadap kemajuan suatu bangsa pada umumnya dan daerah atau desa secara
khusus. Faktor pendidikan akan mempermudah suatu inovasi dan teknologi baru
sehingga dapat dikatakan bahwa secara relatif informan yang mempunyai tingkat
pendidikan akan mengelola lingkungan sekolahnya dengan baik. Untuk lebih
jelasnya, mengenai tingkat pendidikan informan yang terlibat dalam adiwiyata di
SD Negeri Gaddong II Kota Makassar sebagai berikut :
44
Tabel 6. Tingkat Pendidikan informan yang terlibat dalam adiwiyata di SD Negeri
Gaddong II Kota Makassar
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
SD
Tamat SLTP
Tamat SLTA
Perguruan tinggi
15
-
-
11
57,69
-
-
42,31
Jumlah 26 100
Sumber : Data primer telah diolah, 2016
Berdasarkan Tabel 6, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan informan
tingkat SD 15 orang dengan persentase 57,69 %dan dan tingkat perguruan tinggi
sebanyak 11 orang dengan persentase 42,31%.
5.2 Hasil penelitian dan pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi kualitatif yang bertujuan
untuk mengetahui bagaimana motivasi dan partisipasi sekolah dasar terhadap
pengelolaan lingkungan sekolah menuju pembangunan berkelanjutan (studi kasus
di SD Negeri Gaddong II kota Makassar). Untuk mengetahui bagaimana motivasi
dan partisipasi sekolah dasar terhadap pengelolaan lingkungan sekolah menuju
pembangunan berkelanjutan, peneliti melakukan penelitian sesuai dengan tahap-
tahap yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
Wawancara dilaksanakan dengan menggunakan teknik purposive terhadap
26 orang informan yang dilakukan di SD Negeri Gaddong II Kota Makassar.
Informan berhasil diwawancarai secara intensif dengan nama sebagai berikut :
45
Tabel 7. Daftar nama informan dan keterlibatannya dalam program adiwiyata.
No Nama Informan Keterlibatan di Program Adiwiyata
1 Dra. Iis Yumirah Penanggung jawab
2 Hadija,S.Pd Koordinator adiwiyata
3 Nasrullah,S.Pd Sekretaris
4 Herawati D, S.Pd Bendahara
5 Rasdinah, S.Pd Ketua Kebijakan berwawasan lingkungan
6 Nurjannah,S.Pd.SD Ketua pengelolaan sarana pendukung ramah
lingkungan
7 Harmawati,A.Ma Ketua kurikulum berbasis lingkungan
8 Asriani Ketua Kegiatan Lingkungan Berbasis Parsipatif
9 Nova S,S.PAK Sekretaris Kegiatan Lingkungan Berbasis Parsipatif
10 A. Ratnawati,S.Pd.I Sekretaris pengelolaan sarana pendukung ramah
lingkungan
11 Dadang YW Pendamping adiwiyata
12 Talita Peserta Adiwiyata
13 Ismail Peserta Adiwiyata
14 Muhammad Afdal Peserta Adiwiyata
15 Riska Peserta Adiwiyata
16 Adim Peserta Adiwiyata
17 Tasya Peserta Adiwiyata
18 Rahel Peserta Adiwiyata
19 Ulan Peserta Adiwiyata
20 Felita Peserta Adiwiyata
21 Kayla Peserta Adiwiyata
22 Darmia Peserta Adiwiyata
23 Roland Peserta Adiwiyata
24 Raka Peserta Adiwiyata
25 Ragil Peserta Adiwiyata
26 Riefky Peserta Adiwiyata
Sumber : Data primer, 2016.
46
Wawancara dengan peserta adiwiyata dilaksanakan pada hari jumat 16
Desember 2016; informan dari Guru (pengurus adiwiyata) dilaksanakan pada hari
Sabtu, 17-19 Desember 2016; sedangkan informan kepala sekolah (penanggung
jawab) dilaksanakan pada hari Rabu, 21 Desember 2016. Untuk memperkuat
substansi data hasil wawancara dan observasi, maka dilakukanlah penelusuran
terhadap dokumen dan arsip yang ada. Semua data hasil penelitian ini diuraikan
berdasarkan fokus pertanyaan penelitian sebagai berikut :
Sesuai dengan pertanyaan diajukan kepada ibu Rasdinah selaku guru dan
ketua Kebijakan berwawasan lingkungan tentang penanggung jawab kegiatan
adiwiyata yaitu ibu Dr. Iis Yumirah. Tugas dari penanggung jawab itu sendiri
adalah memberikan dukungan secara tertulis, mengeluarkan kebijakan dan
melakukan pengawasan selama kegiatan berjalan. Hal ini sejalan dengan kutipan
wawancara sebagai berikut :
“Penanggung jawab yaitu kepala sekolah bernama Dra. Iis Yumirah.
kepala sekolah dipilih yang nantinya dapat memberikan dukungan
secara tertulis, kebijakan dan pengawasan”.
Dengan pertanyaan tentang waktu pelaksanan kegiatan adiwiyata, Pak
Nasrullah selaku sekretaris adiwiyata mengatakan kegiatan adiwiyata ini dimulai
sejak bulan Maret sampai April tahun 2016. Hal ini sejalan dengan kutipan dari
wawancara sebagai berikut :
“Adiwiyata dilaksanakan sejak bulan Maret sampai April tahun ini”.
Pemilihan lokasi green house, pertanaman, komposter aerob di pekarangan
sekolah tepatnya di depan kelas IV, kelas V dan kelas VI, sedangkan bank sampah
47
terletak di depan kelas I. Hal ini sejalan dengan kutipan wawancara dengan guru
kelas sekaligus koordinator adiwiyata ibu Hadijah sebagai berikut :
“Program adiwiyata dilakukan di area sekitar SD Negeri Gaddong II
(pekarangan sekolah) didepan kelas IV, kelas V dan kelas VI”.
Pak Nasrullah menambahkan, kutipan wawancara sebagai berikut :
“Program adiwiyata dilakukan di lingkungan kelas, halaman sekolah,
got/sanitasi, WC, ruang guru, UKS dan lain-lain”
Lingkungan kelas dan halaman merupakan lokasi penilaian adiwiyata. Hal
ini sejalan pendapat ibu Hadijah mengatakan dilaksanakan di pekarangan sekolah.
Hal yang berbeda yang dikatakan pak Nasrullah mengenai got/sanitasi, WC, UKS,
kegiatan ini juga merupakan salah satu kegiatan adiwiyata namun peneliti hanya
mengambil kegiatan bank sampah, green house, pertanaman, pengolahan sampah,
dan membuat komposter aerob.
Keuntungan mengikuti program adiwiyata menjadi alasan sehingga perlu
program adiwiyata di SD Negeri Gaddong II Kota Makassar yaitu salah satunya
dapat mengenal lingkungan dengan melakukan pengolahan sampah menjadi
barang yang berguna dan bernilai ekonomi. Selain itu, dapat memacu sekolah agar
warga sekolah terbiasa menjaga dan melestarikan lingkungan sekolah serta
membentuk budaya cinta dan peduli lingkungan. Sesuai dengan tujuan adiwiyata
yaitu menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi pembelajaran
dan penyadaran warga sekolah, sehingga dikemudian hari warga sekolah tersebut
dapat bertanggungjawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan
pembangunan berkelanjutan. Sejalan dengan kutipan wawancara dengan ketua
kurikulum berbasis lingkungan bernama ibu Harmawati sebagai berikut :
48
“Karena adanya program adiwiyata siswa dapat lebih mengenal
lingkungan. Salah satu contoh mengolah sampah menjadi barang yang
berguna dan bernilai ekonomi”.
Pak Nasrullah lagi menambahkan kutipan wawancara sebagai berikut :
“Yang pertama, karena program ini dapat memacu sekolah untuk
membiasakan siswa/warga sekolah menjaga dan melestarikan lingkungan
sekolah. Kedua, Karena program ini dapat membentuk budaya cinta dan
peduli lingkungan oleh para warga sekolah".
Program dilakukan dengan tahap belajar mengajar. Belajar mengajar
merupakan tahap dimana peserta memperoleh materi-materi tentang lingkungan
dan nantinya menjadi bekal bagi peserta untuk melakukan praktik. Selain itu,
kegiatan adiwiyata dilakukan kontinyu sehingga dapat berjalan lancar. Pada
prinsip dasar adiwiyata, berkelanjutan merupakan Seluruh kegiatan harus
dilakukan secara terencana dan terus menerus (kontinyu). Selain itu, program ini
juga membantu warga sekolah untuk mencegah sampah berserakan dan membantu
menanam baik didalam maupun diluar green house.
Sejalan dengan kutipan wawancara Dadang yusup wakano selaku
pendamping sebagai berikut :
“ Proses adiwiyata itu dilakukan dengan tahap belajar mengajar terlebih
dahulu kemudian dilanjutkan dengan praktek tentang lingkungan”.
Selanjutnya, Ibu Nurjannah (Ketua pengelolaan sarana pendukung ramah
lingkungan) sesuai kutipan dari wawancara sebagai berikut :
“Kegiatan adiwiyata dilaksanakan secara kontinyu dan berjalan lancar.
Siswa menjaga kebersihan lingkungan dengan melalui program LISA dan
MTR”.
Kutipan hasil wawancara dari dua informan di atas didukung oleh pernyataan
dari informan lain yaitu ibu Rasdinah yang dikutip sebagai berikut :
“Membantu warga sekolah dalam penanggulangan sampah dan menanam
disekitar sekolah”
49
Dari hasil penelitian diatas tentang pelaksanaan program adiwiyata mulai
dari penanggungjawab, waktu pelaksanaan, tujuan pelaksanaannya dan proses
pelaksanaan. Beberapa hal ini tentunya mempengaruhi motivasi dan partisipasi
warga sekolah yang terlibat.
5.2.1 Motivasi.
Dari ibu Iis Yumirah selaku penanggungjawab memberikan pendapatnya
bahwa ingin menyadarkan warga sekolah secara perlahan. Maka motivasi ini
disebut motivasi intrinsik yaitu motivasi yang datangnya dari dalam diri seseorang
(Suhardi, 2013).
Sejalan dengan kutipan wawancara sebagai berikut :
“Saya termotivasi mengikuti adiwiyata karena secara perlahan dapat
menyadarkan peserta didik ataupun pihak lain akan pentingnya menjaga
lingkungan seperti menjaga kebersihan sekolah melalui bank sampah,
kemudian dengan melakukan pertanaman juga memperoleh pengetahuan
mengenai perawatan tanaman baik di dalam maupun di luar green
house”.
Dengan harapan agar warga sekolah sadar akan pentingnya menjaga
lingkungan sekolah dan melakukan pertanaman. Jadi faktor yang mempengaruhi
Motivasi intrinsik ini yaitu harapan/Expetancy dimana Seseorang dimotivasi oleh
karena keberhasilan dan adanya harapan keberhasilan bersifat pemuasan diri
seseorang, keberhasilan dan harga diri meningkat dan menggerakkan seseorang ke
arah pencapaian tujuan (Taufik, 2007).
Ibu Hadijah berpendapat bahwa mengikuti adiwiyata karena dapat belajar
untuk memilah sampah sesuai dengan jenisnya dan dapat belajar mengenai
penanaman berbagai jenis tanaman yang bermanfaat. Motivasi ini disebut
motivasi intrinsik yang dipengaruhi oleh kebutuhan.
50
Sejalan dengan ibu Hadijah, guru kelas VI dan koordinator adiwiyata SD
Negeri Gaddong II, kutipan dari wawancara sebagai berikut :
“Saya ikut adiwiaya karena dapat belajar untuk memilah sampah sesuai
dengan jenisnya. Dengan green house, dapat terjun langsung melakukan
pembibitan dan menyimpannya di green house dan dapat belajar
mengenai penanaman berbagai jenis tanaman yang bermanfaat”.
Pendapat Dadang Yusup Wakano (pendamping mitra) justru berbeda
karena tugas pendamping memberikan dukungan edukasi, coaching dan
mentoring. Sejalan dengan kutipan wawancara sebagai berikut :
“Merasa termotivasi dan bangga karena dengan adanya bank sampah
bisa mengajarkan siswa serta guru untuk menabung sampah agar selalu
bersih lingkungan sekolahnya. Kemudian green house sangat baik agar
bisa mengajarkan siswa tentang tumbuhan dan memperindang sekolah.
Sedangkan pertanaman di sekolah sudah baik namun masih perlu tindak
lanjuti dari pihak sekolah (control). Disisi lain, sebagian siswa sudah bisa
mengolahnya menjadi barang yg bisa di gunakan kembali”.
Motivasi ini dipengaruhi oleh kebutuhan dan harapan agar dikemudian
hari warga sekolah dapat bertanggungjawab dalam upaya penyelamatan
lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan sesuai dengan tujuan program
adiwiyata itu sendiri. Namun, memang perlu tindak lanjut dari pihak sekolah
(control).
Peserta didik merupakan salah satu informan yang diambil. Adapun
pendapat yang diberikan mengenai motivasi terhadap program adiwiyata dalam
pengelolaan lingkungan di SD Negeri Gaddong II Kota Makassar.
Melakukan penanaman dan pengolahan sampah merupakan sumbangsi
/dukungan dalam bentuk tenaga dimana sekolah menjadi lebih bagus dan nyaman.
Hal ini dipengaruhi oleh kebutuhan/need merupakan motivasi intrinsik mereka,
51
jika sekolah rindang (banyak tanaman) mereka akan nyaman di pekarangan
sekolah.
Sesuai kutipan wawancara dengan M. Rifky pratama. P sebagai berikut :
“Dengan melakukan kegiatan pertanaman maka sekolah jadi lebih bagus
dan nyaman, sedangkan bank sampah dan pengolahan sampah bisa juga
mengurangi sampah di sekolah”.
Sejalan kutipan wawancara dengan Widya Wulandari :
“Saya senang ikut adiwiyata, bisa memahami bank sampah dan mengolah
kembali sampah. Kalau green house bagus dan indah karena ada tanaman
didalamnnya”.
Roland Mafatullah Aditama berpendapat, kutipan wawancara sebagai
berikut :
“Banyak sampah berserakan di pekarangan sekolah, sepulang sekolah
dan dengan izin orangtua setiap hari rabu datang lagi ke sekolah”.
Setelah pulang sekolah, dengan dukungan orangtua dengan memberikan
izin kepada anaknya kembali ke sekolah untuk mengikuti kegiatan adiwiyata.
Motivasi Roland dipengaruhi oleh faktor dari luar yaitu dukungan keluarga berupa
izin mengikuti program adiwiyata.
Melihat teman-temannya mengikuti kegiatan maka memperoleh dukungan
dari luar dirinya. Motivasi ini disebut motivasi ekstrinsik merupakan motivasi
yang muncul karena pengaruh lingkungan luar. Seseorang bisa berubah pikiran
dari yang tidak mau menjadi mau berbuat sesuatu karena motivasi ini (Suhardi,
2013). Membawa botol gelas plastik, botol plastik, kardus dan kertas bekas,
kemudian melakukan transaksi dan menyimpannya di bank sampah. Transaksi ini
merupakan motivasi ekstrinsik berupa imbalan bagi peserta sendiri dimana
sampah yang dikumpul dari hasil pemilahan sehingga setiap kelas memperoleh
uang dari bank sampah yang nantinya digunakan untuk memenuhi kebutuhan
52
kelas masing-masing. Faktor ekstrinsik berupa imbalan merupakan seseorang
dapat termotivasi karena adanya suatu imbalan sehingga orang tersebut ingin
melakukan sesuatu (Taufik, 2007).
Sejalan pendapat M. Raka Aditya, kutipan wawancara sebagai berikut :
“ Ikut adiwiyata dengan dukungan teman”.
5.2.2 Partisipasi.
Pengawasan merupakan tugas penanggungjawab untuk mengawasi
berjalannya kegiatan. Membantu mengerjakan merupakan partisipasi dalam
bentuk tenaga dan ide mengenai pot dan jenis tanaman yang bagus (Depdiknas,
2005). Ibu Iis Yumirah telah berusia 48 tahun dan telah menperoleh gelar doktor
sehingga faktor pemikiran/idenya dipengaruhi oleh pendidikan.
Sejalan dengan kutipan wawancara sebagai berikut :
“Bentuk partisipasi yang saya memberikan pengawasan, juga membantu
mengerjakan jika diperlukan dan meberikan ide misalkan ide mengenai
jenis pot yang bagus dan jenis tanaman”.
Sedangkan pendapat ibu Hadijah, guru kelas VI dan koordinator adiwiyata
SD Negeri Gaddong II, kutipan dari wawancara sebagai berikut :
“Saya mengajak semua warga sekolah untuk memanfaatkan sarana dan
prasarana yang ada di sekolah dengan mengajarkan anak-anak untuk
mendaur ulang sampah. Terjun langsung di kegiatan pembibitan
memberikan arahan kepada peserta didik dan memindahkan bibit yang
sudah siap tanam dikebun sekolah. Membantu untuk mengumpulkan tanah
yang baik untuk tanaman”.
Ibu Hadijah berpendapat bahwa ingin mengajak warga sekolah maka
ajakan ini timbul dari dalam diri ibu Hadijah agar sarana dan prasarana dapat
dimanfaatkan. Selain itu, mengajarkan untuk mendaur ulang merupakan
partisipasi berupa pemikiran/ide sedangkan terjun langsung membantu merupakan
53
keikutsertaan berupa tenaga. Berdasarkan kutipan wawancara diatas, bentuk
partisipasi Ibu Iis Yumirah dan ibu Hadijah yaitu berupa pemikiran dan tenaga.
Dadang Yusup Wakano dari lembaga pendamping Yayasan Lestari Mulia,
Dadang merupakan pendamping mitra yang memiliki keahlian dan ditempat di
SD Negeri Gaddong II untuk memberikan pengetahuan tentang lingkungan hidup
serta mengsosialisasikannya. Salah satunya memberikan pengajaran jenis sampah,
pengolahan sampah, jenis tanaman dan cara pembuatan komposter aerob.
Berdasarkan kutipan wawancara diatas, maka bentuk parttisipasi dadang Yusup
Wakano yaitu pikiran dan keahlian.
Sejalan dengan kutipan wawancara sebagai berikut :
“Memberikan sosialisasi, pengajaran dan praktek tentang apa itu bank
sampah, green house, pertanaman, pengolahan dan komposter aerob”.
Partisipasi peserta didik merupakan keikutsertaannya dalam program
adiwiyata yang dilakukan oleh peserta didik. Pendapat peserta didik tentang
partisipasinya yaitu sebagai berikut :
Pendapat Roland mengenai sumbangan tenaganya dengan mengumpulkan
sampah yang berserakan di sekolah, kemudian dipilahkan dan dimasukkan
kedalam bank sampah serta melakukan penanaman dan perawatan tanaman.
Membawa pot, pipa besar, kain putih, tong sampah disiapkan. Selain itu, juga
membawa gelas plastik, botol plastik, kardus dan kertas bekas untuk dijual dan
disimpan di bank sampah. Partisipasi ini merupakan keikutsertaan dengan
sumbangan dalam bentuk barang dimana hal ini mendukung berjalannya kegiatan
adiwiyata.
Sejalan dengan kutipan wawancara sebagai berikut :
54
“Sampah itu dikumpul kemudian dipilahkan dan dimasukkan kedalam
bank sampah. Menanam bunga di green house dan disiram”.
Sejalan pendapat M. Rifky pratama, kutipan wawancara sebagai berikut :
“Menanam dan membawa pot, pipa besar, kain putih, tong sampah
disiapkan”.
Sejalan pendapat M. Raka Aditya, kutipan wawancara sebagai berikut :
“Sering membawa gelas plastik, botol plastik, kardus dan kertas bekas
untuk dijual dan disimpan di bank sampah”
Berdasarkan jawaban semua informan di atas, yang ditulis dalam bentuk
kutipan hasil wawancara, maka dapat diketahui bahwa terdapat dua jenis motivasi
yaitu pertama, motivasi intrinsik (dari dalam diri) yang di pengaruhi oleh
kebutuhan, harapan dan minat. Kedua, Motivasi ekstrinsik (dari luar diri) yang
dipengaruhi oleh lingkungan dukungan keluarga, lingkungan (dukungan teman)
dan imbalan berupa uang. Bentuk partisipasi informan pada penelitian ini yaitu
pemikiran, tenaga, keahlian dan barang. Kepala sekolah dan guru memberikan
dukungan pemikiran dan tenaga dimana kepala sekolah melakukan pengawasan
dan membantu bila diperlukan, guru juga ikut memberikan dukungan dengan
pengajaran dan arahan atau ikut membantu melakukan kegiatan. Pendamping
mitra memberikan dukungan berupa edukasi, coaching/pelatihan dan mentoring
maka pemdamping memberikan pemikiran dan keahliannya dalam pengelolaan
lingkungan. Sedangkan peserta didik memberikan dukungan teknis kerja berupa
tenaga dan membawa pot bunga, kertas bekas.
55
5.2.3 Hasil (output) kegiatan
Manfaat (penambahan nilai) dalam kaitannya dengan aspek pembangunan
berkelanjutan sebagai berikut :
1) Aspek sosial, manfaat yang diperoleh dalam kegiatan ini yaitu :
a) Lingkungan sekolah.
Dapat mengubah perilaku warga sekolah untuk melakukan budaya
pelestarian lingkungan. Meningkatnya kondisi belajar mengajar yang lebih
nyaman dan kondusif bagi semua warga sekolah dengan adanya tanaman di
pekarangan sekolah yang memberikan kesejukan. Dan utamanya adalah
merupakan wujud nyata dalam pembangunan manusia menuju pembangunan yang
berkelanjutan.
b) Lingkungan masyarakat.
Intervensi sekolah kepada lingkungan masyarakat dapat terlihat melalui
turut sertanya orangtua siswa dalam mewujudkan kegiatan adiwiyata yaitu dengan
memberikan dukungan moril dan materil serta turut mengaplikasikan kegiatan
ramah lingkungan dikehidupan bermasyarakat.
2) Aspek lingkungan, dalam isu pembangunan tentang dampak negatif yaitu
berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang pada akhirnya akan
berakibat pada penurunan kualitas. Dengan program adiwiyata ini, sekolah
dapat menghindari berbagai resiko dampak lingkungan di wilayah sekolah
melalui kegiatan bank sampah, pengolahan sampah sehingga dapat melakukan
pertanaman dipekarangan. Kemudian menjadikan sekolah dasar sebagai
56
tempat pembelajaran bagi warga sekolah khususnya bagi peserta didik tentang
pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar.
3) Aspek ekonomi :
a) Bank sampah, pihak sekolah mengumpulkan dan melakukan penjualan
sampah ke bank sampah. Kemudian bank sampah di sekolah menyetor ke
bank sampah pusat. Volume sampah anorganik yang dihasilkan 77
Kg/minggu. Jika dikonversi kedalam rupiah setara Rp. 99.000/minggunya.
b) Dalam rangka meningkatkan kreatifitas siswa untuk berpikir kreatif
melalui pengolahan sampah dengan mendaur ulang sehingga
menghasilkan produk yang bernilai ekonomi contohnya tempat tisu dari
kertas koran dan tempat pensil dari botol plastik.
c) Pertanaman yang menghasilkan tanaman organik dapat dikonsumsi oleh
warga sekolah utamanya guru-guru sekolah dan menjadi percontohan bagi
orangtua siswa untuk diterapkan di rumah. Untuk jangka panjang,
diharapkan kegiatan ini lebih kepada menghasilkan keuntungan/laba dari
hasil penjualannya.
d) Pembuatan komposter aerob digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan
media tanam disekolah sehingga tidak perlu lagi mengeluarkan biaya
untuk pembeliannya.
57
Tabel 8. Matriks jenis motivasi, bentuk partisipasi dan manfaat adiwiyata bagi SD Negeri Gaddong II Kota Makassar.
No Nama kegiatan Jenis motivasi Bentuk partisipasi Manfaat
1 Bank sampah Kepala sekolah ingin menyadarkan
warga sekolah secara perlahan akan
pentingnya menjaga kebersihan
melalui bank sampah. Motivasi ini
disebut motivasi intrinsik yaitu
motivasi yang datangnya dari dalam
diri ibu Iis Yumirah.
Ibu Hadijah , dapat belajar untuk
memilah sampah sesuai dengan
jenisnya
Dadang , dengan adanya bank
sampah bisa mengajarkan siswa serta
guru untuk menabung sampah agar
selalu bersih lingkungan sekolahnya
Rifky, bank sampah bisa mengurangi
sampah di sekolah
Widya, bisa memahami bank
sampah.
Kepala sekolah memberikan
pengawasan, juga membantu
mengerjakan jika diperlukan
Guru memberikan pengajaran tentang
jenis sampah.
Pendamping mitra memberikan
sosialisasi, pengajaran dan praktek
tentang apa itu bank sampah.
Peserta didik mengumpulkan dan
memilah sampah.
Dengan program adiwiyata ini,
sekolah dapat menghindari berbagai
resiko dampak lingkungan di wilayah
sekolah melalui bank sampah
Menjadikan sekolah dasar sebagai
tempat pembelajaran bagi warga
sekolah khususnya bagi peserta didik
tentang bank sampah.
Pihak sekolah mengumpulkan dan
melakukan penjualan sampah ke bank
sampah. Kemudian bank sampah di
sekolah menyetor ke bank sampah
pusat.
2 Green house Adanya kepala sekolah agar pihak
sekolah memperoleh pengetahuan
mengenai perawatan tanaman baik di
green house.
Kepala sekolah memberikan
pengawasan, juga membantu
mengerjakan jika diperlukan
merupakan partisipasi dalam bentuk
tenaga dan ide mengenai pot dan jenis
tanaman yang bagus
Ibu Hadijah, terjun langsung
melakukan pembibitan dan
menyimpannya di green house
Pendamping mitra memberikan
Menjadikan sekolah dasar sebagai
tempat pembelajaran bagi warga sekolah
khususnya bagi peserta didik tentang
green house.
58
sosialisasi, pengajaran dan praktek
tentang apa itu green house.
Peserta didik melakukan penanaman
dan penyiraman pada tanaman
didalam green house.
3 Pertanaman Kepala sekolah, warga sekolah dapat
belajar mengenai penanaman
berbagai jenis tanaman yang
bermanfaat. Motivasi ini disebut
motivasi intrinsik yang dipengaruhi
oleh kebutuhan.
Guru, dengan pertanaman
memperoleh pengetahuan mengenai
perawatan tanaman.
Pendamping mitra dapat belajar
mengenai penanaman berbagai jenis
tanaman yang bermanfaat
Bisa mengajarkan siswa tentang
tumbuhan dan memperindang
sekolah
Pertanaman di sekolah sudah baik
namun masih perlu tindak lanjuti
dari pihak sekolah (control)
Dengan melakukan kegiatan
pertanaman maka sekolah jadi lebih
bagus dan nyaman
Kepala sekolah memberikan
pengawasan, juga membantu
mengerjakan jika diperlukan
Guru memberikan arahan kepada
peserta didik dan memindahkan bibit
yang sudah siap tanam dikebun
sekolah dan Membantu untuk
mengumpulkan tanah yang baik untuk
tanaman
Pendamping mitra memberikan
sosialisasi, pengajaran dan praktek
tentang apa itu pertanaman.
Peserta didik melakukan penanaman
dan penyiraman (perawatan) dan
membawa pot, pipa besar, kain putih,
tong sampah.
Meningkatnya kondisi belajar
mengajar yang lebih nyaman dan
kondusif bagi semua warga sekolah
dengan adanya tanaman di pekarangan
sekolah yang memberikan kesejukan
Menjadikan sekolah dasar sebagai
tempat pembelajaran bagi warga
sekolah khususnya bagi peserta didik
tentang pertanaman yang baik dan
benar.
Pertanaman yang menghasilkan
tanaman organik dapat dikonsumsi
oleh warga sekolah utamanya guru-
guru sekolah dan menjadi percontohan
bagi orangtua siswa untuk diterapkan
di rumah.
4 Pengolahan
sampah
Kepala sekolah, ia ingin
menyadarkan warga sekolah untuk
menjaga lingkungan melalui
kegiatan pengolahan sampah ini.
Kepala sekolah memberikan
pengawasan, juga membantu
mengerjakan jika diperlukan
Mengajar tentang mendaur ulang
Dengan program adiwiyata ini,
sekolah dapat menghindari berbagai
resiko dampak lingkungan di wilayah
sekolah melalui kegiatan pengolahan
59
Ibu Hadijah, dapat belajar tentang
pengolahan sampah.
Pendamping mitra, siswa bisa
mengolah sampah menjadi barang yg
bisa di gunakan kembali
pengolahan sampah bisa juga
mengurangi sampah di sekolah.
Menurut Rifky, pengolahan sampah
bisa juga mengurangi sampah di
sekolah. Menurut Widya, bisa
memahami sampah dan mengolah
kembali.
sampah
Pendamping mitra memberikan
sosialisasi, pengajaran dan praktek
tentang apa itu pengolahan sampah.
Peserta didik mengumpulkan sampah
untuk didaur ulang
sampah
menjadikan sekolah dasar sebagai
tempat pembelajaran bagi warga
sekolah khususnya bagi peserta didik
tentang pengolahan sampah.
Pengolahan sampah dengan mendaur
ulang sehingga menghasilkan produk
yang bernilai ekonomi contohnya
tempat tisu dari kertas koran dan
tempat pensil dari botol plastik.
5 pembuatan
komposter aerob
Kepala sekolah, ia ingin
menyadarkan warga sekolah untuk
menjaga lingkungan melalui
kegiatan pembuatan komposter
aerob.
Ibu Hadijah, dapat belajar tentang
pembuatan komposter aerob
Kepala sekolah memberikan
pengawasan, juga membantu
mengerjakan jika diperlukan.
Membantu untuk mengumpulkan
tanah dan membuat komposter aerob.
Pendamping mitra memberikan
sosialisasi, pengajaran dan praktek
tentang apa itu pembuatan komposter
aerob.
Peserta didik memberikan sumbangsi
tenaga.
Menjadikan sekolah dasar sebagai
tempat pembelajaran bagi warga
sekolah khususnya bagi peserta didik
tentang pembuatan komposter aerob
yang baik dan benar.
Hasil dari pembuatan komposter aerob
digunakan untuk pemupukan pada
kegiatan pertanaman,
60
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan yaitu :
1. Motivasi kepala sekolah yaitu motivasi intrinsik yang di pengaruhi oleh
harapan, motivasi guru yaitu motivasi intrinsik yang di pengaruhi oleh
kebutuhan. Motivasi pendamping mitra yaitu motivasi intrinsik yang
dipengaruhi oleh kebutuhan dan harapan, Sedangkan peserta didik yaitu
pertama, motivasi intrinsik yang dipengaruhi oleh kebutuhan. Kedua, motivasi
ekstrinsik yang dipengaruhi dukungan keluarga, pengaruh lingkungan, dan
iambalan
2. Bentuk partisipasi kepala sekolah berupa pikiran dan tenaga, guru berupa
pikiran dan tenaga, pendamping mitra berupa keahlian, dan peserta didik
berupa tenagag. Bentuk partisipasi ini merupakan partisipasi yang tinggi karena
mereka antusias dalam mengikuti program adiwiyata. Antusiasnya juga dapat
dilihat dari motivasinya.
3. Hasil (output) program adiwiyata bagi SD Negeri Gaddong II dari nilai
manfaat dalam keterkaitannya dengan pembangunan berkelanjutan dari aspek
social terdiri dari lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, aspek
lingkungan sekolah dapat menghindari berbagai resiko dampak lingkungan.
Sebagai tempat pembelajaran tentang pemeliharaan dan pengelolaan
lingkungan hidup sedangkan aspek ekonomi dalam kegiatan bank sampah,
green house, pertanaman, pengolahan sampah dan komposter aerob.
61
6.2. Saran
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disarankan agar program adiwiyata
dapat lebih dimaksimalkan sehingga dapat berdampak positif dan memberikan
nilai edukasi (percontohan) kepada semua warga SD Negeri Gaddong II dan
kepada seluruh tingkat sekolah dasar baik ditingkat daerah maupun nasional.
62
DAFTAR PUSTAKA
Anoname. 2007. Perilaku Sosial Anak Sekolah Terhadap Lingkungan Hidup dan
Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup. Provinsi Jateng : Tim Peneliti
Balitbang.
Arikunto. 2013. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : RINEKA
CIPTA.
Budimanta, Arif. 2005. Menuju Sustainable Future, Sustainable Future :
Menggagas Warisan Peradaban Bagi Anak Cucu Seputar Wacana
Pemikiran Surna Tjahja Djajadiningrat. Jakarta : ICSD.
Davis, Keith. 2005. Perilaku dalam Organisasi. Jakarta : Erlangga
Engkosworo dan Aan. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Hikmat, Harry. 2000. Makalah: Analisis Dampak Lingkungan Sosial: Strategi
Menuju Pembangunan Berpusat Pada Rakyat (People Centered
Development). Pascasarjana Manajemen Pembangunan Sosial,
Universitas Indonesia Jakarta.
Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. 2012. Program Adiwiyata.
http://www.menlh.go.id/adiwiyata/ . Diakses 6 Oktober 2016.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2009. Buku Panduan 2010:
ADIWIYATA; Wujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan.
Jakarta Timur: Asdep Urusan Edukasi dan Komunikasi Lingkungan,
Deputi Bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat,
Kementerian Lingkungan Hidup.
Soerjani. 2009. Pendidikan Lingkungan. Jakarta: IPPL.
Siagian. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
. 2012. Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitataif,
dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suryosubroto. 2001. Humas dalam Dunia Pendidikan. Yogyakarta: Mitra Gama
Widya.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2003. Jakarta: Depdiknas.
Yustina. 2006. Hubungan Pengetahuan Lingkungan Hidup dengan Persepsi, Sikap
dan Minat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Guru Sekolah Dasar
di Kota Pekanbaru. Jurnal Biogenisis
63
Lampiran 1. Daftar Kuesioner Responden
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
HASAN SUDARIS (10596 01239 12)
DAFTAR KUESIONER UNTUK INFORMAN
Judul Penelitian :
“Motivasi dan Partisipasi Sekolah Dasar Terhadap Pengelolaan Lingkungan
Sekolah Menuju Pembangunan Berkelanjutan
(Studi Kasus di SD Negeri Gaddong II Kota Makassar)”
Nama Sekolah : ……………………………………………..………………..
Dusun/RT/RW : ……………………………………………..………………..
Desa/Kelurahan : ………………………………………………..……………..
Kecamatan : ……………………………………………………..………..
Kabupaten : ……………………………………………………………....
A. IDENTITAS INFORMAN
1. Nama : .......…………….…………..................................
2. Jenis Kelamin : .......…………….…………..................................
3. Alamat : .......…………….…………..................................
B, KARAKTERISTIK INFORMAN
1. Umur : ..…..…….. tahun
2. Pendidikan :
a. Pendidikan Formal :
1. Tidak sekolah
2. Tidak tamat SD
3. Tamat SD
4. SMP
5. SMU
6. Perguruan Tinggi
64
b. Pendidikan Non Formal
No Pelatihan Lama Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
65
I. Proses pelaksanaan kegiatan Adiwiyata.
1. Siapa penanggungjawab kegiatan Adiwiyata ini?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Kapan pelaksanaan kegiatan Adiwiyata ini ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
3. Dimana saja tempat atau area sekolah yang dikelola untuk penilaian
Adiwiyata ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4. Mengapa program adiwiyata perlu dilaksanakan di SD Negeri Gaddong II ini
?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
5. Bagaimana proses pelaksanaan kegiatan adiwiyata tersebut ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
66
II. Kegiatan pengelolaan Bank Sampah.
1. Bagaimana motivasi anda terhadap kegiatan Bank Sampah di Sekolah ?
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Bagaimana bentuk partisipasi anda terhadap kegiatan Bank Sampah di
Sekolah ?
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
III. Sistem Pengelolaan lingkungan.
A. Green house
1. Bagaimana motivasi anda terhadap kegiatan green house di Sekolah ?
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Bagaimana bentuk partisipasi anda terhadap kegiatan green house di Sekolah
?
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
67
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
B. Pertanaman
3. Bagaimana motivasi anda terhadap kegiatan pertanaman di Sekolah ?
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4. Bagaimana bentuk partisipasi anda terhadap kegiatan pertanaman di Sekolah
?
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………….…………………
C. Pengolahan sampah.
5. Bagaimana motivasi anda terhadap kegiatan pengolahan sampah di Sekolah ?
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
68
6. Bagaimana bentuk partisipasi anda terhadap kegiatan Pengolahan sampah di
Sekolah ?
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
D. Membuat komposter aerob
7. Bagaimana motivasi anda terhadap kegiatan membuat komposter aerob di
Sekolah ?
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
8. Bagaimana bentuk partisipasi anda terhadap kegiatan membuat komposter
aerob di Sekolah ?
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
69
Lampiran 2. Peta Lokasi Penelitian
70
Lampiran 3 . Dokumentasi penelitian
1) Program adiwiyata yang diambil peneliti di SD Negeri Gaddong II Kota
Makassar
Gambar 1. Green House
(a) (b)
Gambar 2. (a) Kegiatan pengumpulan dan pemilahan sampah (b) Bank Sampah
71
Gambar 3. Pertanaman
Gambar 4. Pengolahan sampah(tempat tissue dari kertas Koran dll)
Gambar 5. Komposter Aerob
72
2) Foto Bersama Informan
Gambar 6. Kepala sekolah SD Negeri Gaddong II
Gambar 7. Pendamping memberikan sosialisasi kepada orangtua peserta didik
73
Gambar 8. Guru (pengurus adiwiyata)
Gambar 9. Peserta didik adiwiyata
74
Lampiran 4. Surat izin penelitian
75
76
77
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Luwu Utara tanggal 06 Desember
1993 dari Ayahanda Supu dan Ibunda Mai. Penulis merupakan
anak ketiga dari empat bersaudara.
Pendidikan Formal yang dilalui penulis adalah SD
Negeri 031 Tarobok dan lulus pada tahun 2006, kemudian melanjutkan
pendidikan ke SMP Negeri 1 Baebunta dan tamat pada tahun 2009. Pada tahun
yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 1 Baebunta dengan
dan tamat pada tahun 2012. Penulis melanjutkan dengan mendaftar disalah satu
Universitas di Kota Makassar dan alhamdulillah lulus seleksi dan diterima di
Universitas Muhammadiyah Makassar pada tahun 2012 dengan mengambil
Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah magang di Rumah Pintar
atau Desa Binaan di Desa Bontoloe Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.
Selain itu penulis juga aktif menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa
Jurusan Agribisnis sebagai sekretaris umum Periode 2015/2016. tugas akhir dalam
pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis Skripsi yang berjudul “Motivasi
dan partisipasi Sekolah Dasar terhadap pengelolaan lingkungan sekolah menuju
pembangunan berkelanjutan (Studi kasus di SD Negeri Gaddong II Kota
Makassar)”.