Download - Nova Anggra Maya
-
8/2/2019 Nova Anggra Maya
1/22
TUGAS
PALLIATIVE CARE
Nama : Nova Anggra Maya
NIM : G1A107048
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS JAMBI
2011
-
8/2/2019 Nova Anggra Maya
2/22
PERAWATAN PALIATIF
Perawatan paliatifadalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan
keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang dapat
mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian
yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual
(sumber referensi WHO, 2002).
Kualitas hidup pasienadalah keadaan pasien yang dipersepsikan terhadap keadaan pasien
sesuai konteks budaya dan sistem nilai yang dianutnya, termasuk tujuan hidup, harapan, dan
niatnya.
Dimensi dari kualitas hidup menurut Jennifer J. Clinch, Deborah Dudgeeon dan Harvey
Schipper (1999), adalah :
a. Gejala fisik
b. Kemampuan fungsional (aktivitas)
c. Kesejahteraan keluarga
d. Spiritual
e. Fungsi sosial
f. Kepuasan terhadap pengobatan (termasuk masalah keuangan)
g. Orientasi masa depan
h. Kehidupan seksual, termasuk gambaran terhadap diri sendiri
i. Fungsi dalam bekerja
II. TUJUAN DAN SASARAN PERAWATAN PALIATIF
A. Tujuan
Tujuan umum:
Sebagai payung hukum dan arahan bagi perawatan paliatif di Indonesia
-
8/2/2019 Nova Anggra Maya
3/22
Tujuan khusus:
1. Terlaksananya perawatan paliatif yang bermutu sesuai standar yang berlaku di seluruh
Indonesia
2. Tersusunnya pedoman-pedoman pelaksanaan/juklak perawatan paliatif.
3. Tersedianya tenaga medis dan non medis yang terlatih.
4. Tersedianya sarana dan prasarana yang diperlukan.
B. Sasaran pelayanan paliatif
1. Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga, lingkungan yang memerlukan
perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia.
2. Pelaksana perawatan paliatif : dokter, perawat, tenaga kesehatan lainnya dan tenaga terkait
lainnya.
3. Institusi-institusi terkait, misalnya:
a. Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupaten/kota
b. Rumah Sakit pemerintah dan swasta
c. Puskesmas
d. Rumah perawatan/hospis
e. Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain.
III. LINGKUP KEGIATAN PERAWATAN PALIATIF
1. Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi :
Penatalaksanaan nyeri. Penatalaksanaan keluhan fisik lain. Asuhan keperawatan Dukungan psikologis Dukungan sosial Dukungan kultural dan spiritual Dukungan persiapan dan selama masa dukacita
-
8/2/2019 Nova Anggra Maya
4/22
2. Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap, rawat jalan, dan kunjungan/rawat rumah.
Program perawatan paliatif meliputi beberapa komponen sebagai berikut :
a. Perawatan di rumah (Home Care)b. Palayanan konsultasi (di Rumah Sakit dan Masyarakat)c. Pelayanan harian (seminggu 2-3 kali para petugas mendatangi rumah penderita untuk
membantu penderita dan keluarga)
d. Rawat inap hanya untuk perawatan khusus nyaeri serat kelainan psikis dan fisik yangsangat mengganggu
e. Pelayanan paliatif seyogyanya murah, mudah dilaksanakan dan siap untuk dikerjakan dirumah.
Untuk kegiatan paliatif ini diperlukan petugas kesehatan terlatih untuk menilai kebutuhan penderita
serta hasil pengobatan, memberi saran terhadap penderita dan keluarga, mengerti tentang penggunaan
obat analgetika dan simtomatik yang lain, memperhatikan kelainan psikologik dari penderita dan
keluarganya.
Penyakit yang berkaitan dengan perawatan paliatif diantaranya :
kanker paru obstruktif kronis cystic fibrosis stroke Parkinson gagal jantung gagal ginjal penyakit genetika inveksi HIV/AIDS.
-
8/2/2019 Nova Anggra Maya
5/22
IV. ASPEK MEDIKOLEGAL DALAM PERAWATAN PALIATIF
1. Persetujuan tindakan medis/informed consentuntuk pasien paliatif.a. Pasien harus memahami pengertian, tujuan dan pelaksanaan perawatan paliatif melalui
komunikasi yang intensif dan berkesinambungan antara tim perawatan paliatif dengan
pasien dan keluarganya.
b. Pelaksanaan informed consent atau persetujuan tindakan kedokteran pada dasarnyadilakukan sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundang-undangan.
c. Meskipun pada umumnya hanya tindakan kedokteran (medis) yang membutuhkaninformed consent, tetapi pada perawatan paliatif sebaiknya setiap tindakan yang berisiko
dilakukan informed consent.
d. Baik penerima informasi maupun pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri apabilaia masih kompeten, dengan saksi anggota keluarga terdekatnya. Waktu yang cukup agar
diberikan kepada pasien untuk berkomunikasi dengan keluarga terdekatnya. Dalam hal
pasien telah tidak kompeten, maka keluarga terdekatnya melakukannya atas nama pasien.
e. Tim perawatan paliatif sebaiknya mengusahakan untuk memperoleh pesan ataupernyataan pasien pada saat ia sedang kompeten tentang apa yang harus atau boleh atau
tidak boleh dilakukan terhadapnya apabila kompetensinya kemudian menurun (advanced
directive). Pesan dapat memuat secara eksplisit tindakan apa yang boleh atau tidak boleh
dilakukan, atau dapat pula hanya menunjuk seseorang yang nantinya akan mewakilinya
dalam membuat keputusan pada saat ia tidak kompeten. Pernyataan tersebut dibuat tertulis
dan akan dijadikan panduan utama bagi tim perawatan paliatif.
f. Pada keadaan darurat, untuk kepentingan terbaik pasien, tim perawatan paliatif dapatmelakukan tindakan kedokteran yang diperlukan, dan informasi dapat diberikan pada
kesempatan pertama.
2. Resusitasi/Tidak resusitasi pada pasien paliatifa. Keputusan dilakukan atau tidak dilakukannya tindakan resusitasi dapat dibuat oleh pasien
yang kompeten atau oleh Tim Perawatan paliatif.
b. Informasi tentang hal ini sebaiknya telah diinformasikan pada saat pasien memasuki ataumemulai perawatan paliatif.
c. Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi, sepanjanginformasi adekuat yang dibutuhkannya untuk membuat keputusan telah dipahaminya.
-
8/2/2019 Nova Anggra Maya
6/22
Keputusan tersebut dapat diberikan dalam bentuk pesan (advanced directive) atau dalam
informed consentmenjelang ia kehilangan kompetensinya.
d. Keluarga terdekatnya pada dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi,kecuali telah dipesankan dalam advanced directive tertulis. Namun demikian, dalam
keadaan tertentu dan atas pertimbangan tertentu yang layak dan patut, permintaan tertulis
oleh seluruh anggota keluarga terdekat dapat dimintakan penetapan pengadilan untuk
pengesahannya.
e. Tim perawatan paliatif dapat membuat keputusan untuk tidak melakukan resusitasi sesuaidengan pedoman klinis di bidang ini, yaitu apabila pasien berada dalam tahap terminal dan
tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas
hidupnya berdasarkan bukti ilmiah pada saat tersebut.
3. Perawatan pasien paliatif di ICUa. Pada dasarnya perawatan paliatif pasien di ICU mengikuti ketentuan-ketentuan umum
yang berlaku sebagaimana diuraikan di atas.
b. Dalam menghadapi tahap terminal, Tim perawatan paliatif harus mengikuti pedomanpenentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life-supporting.
4. Masalah medikolegal lainnya pada perawatan pasien paliatifa. Tim Perawatan Paliatif bekerja berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh Pimpinan
Rumah Sakit, termasuk pada saat melakukan perawatan di rumah pasien.
Pada dasarnya tindakan yang bersifat kedokteran harus dikerjakan oleh tenaga medis, tetapi dengan
pertimbangan yang memperhatikan keselamatan pasien tindakan-tindakan tertentu dapat didelegasikan
kepada tenaga kesehatan non medis yang terlatih.
VI. TEMPAT DAN ORGANISASI PERAWATAN PALIATIF
a. Rumah sakit : Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang memerlukan pengawasanketat, tindakan khusus atau peralatan khusus.
b. Puskesmas : Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan.c. Rumah singgah/panti (hospis) : Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat, tindakan
khusus atau peralatan khusus, tetapi belum dapat dirawat di rumah karena masih memerlukan
pengawasan tenaga kesehatan.
-
8/2/2019 Nova Anggra Maya
7/22
d. Rumah pasien : Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat, tindakan khusus atauperalatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak mungkin dilakukan oleh
keluarga.(menkes)
VII. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pembinaan dan pengawasan dilakukan melalui sistem berjenjang dengan melibatkan perhimpunan
profesi/keseminatan terkait. Pembinaan dan pengawasan tertinggi dilakukan oleh Departemen
Kesehatan.
-
8/2/2019 Nova Anggra Maya
8/22
PERAWATAN PALIATIF TERMINAL
Identifikasi Pasien :
Eveluasi media Pemeriksaan rutin dan berkala Keluhan Pemeriksaan penunjang
Gejala dan masalah yang sering dijumpai pada berbagai organ
SISTEM PULMONAL :
Sesak Napas Batuk Depresi respirasi dari narkotikSISTEM GASTROINTESTINAL :
Anorexsia Mual Muntah Obstruksi intestinal Konstipasi Mulut kring Kandidiasis dan sariawan mulutSISTEM GENITOURINARIA :
Infeksi Traktus Genitourinaria Inkonrinensia UrinSISTEM INTEGUMENTUM
Kulit pecah-pecah dan dekubitus Tumor ganas Pruritus
SISTEM NEUROLOGIS :
-
8/2/2019 Nova Anggra Maya
9/22
Kejang Defisit Neurologik
PERUBAHAN STATUS MENTAL :
Kecemasan / gelisah Halusinasi Depresi
Asuhan menjelang kematian
o Mengontrol nyeri dan gejala laino Memelihara kemandiriano Mengurangi kecemasan & ketakutano Memberi kenyamanan & kehormatano Memberikan sokongan psikologis
Medikasi Pada Pasien
o Obat-obatan yang esensial harus senantiasa tersediao Nurtisi pada pasieno Merancang perawatan demi kenyamanano Pengaturan dosis regularo PENATALAKSANAAN RASA SAKIT :
a. Penggunaan Analgetikb. Analgetik non narkotikc. Analgetik narkotikd. Obat analgetik adjuvant
-
8/2/2019 Nova Anggra Maya
10/22
Penerimaan terhadap kematian :
Beberapa tahapan :
o Penolakan atau ketidakpercayaano Maraho Tawar menawaro Depresio Penerimaan
Pemberian Informasi Pasien :
o Dapat menbimbulkan macam-macam ekspresio Perlu/ tidaknya Lansia tahuo Informasi pada keluarga
Persoalan Kontroversial
o Pemberian peralatan perpanjangan hidupcontoh : ventilator, resusitasi kardiopulmoner, pemberian nutrisi enteral atau parenteral
o EutanasiaDNR (dont resusitasi)
Namun tetap ada upaya memberikan rasa nyaman, mengurangi nyeri dan rasa sesak tetap
dilakukan smpai saat terakhir hidup penderita
-
8/2/2019 Nova Anggra Maya
11/22
PERAWATAN PALIATIF PADA KANKER
Jika selama ini penanganan paliatif penderita kanker dilakukan dnegan sekedarnya oleh dokter yang
merawat, dimasa depan penanganan tersebut harus dilakukan bersama secara tim yang terdiri dari dokter
dan perawat yang memiliki kehalian dibidang paliatif
Penanganan paliatif mencakup pengelolaan seoptimal mungkin selutruh aspek pasien kanker baik fisik
maupun kejiwaannya. Aspek khusus dibidang paliatif mencangkupsegi penyakit dan segi keluhan.
a. Segi penyakit
Dari segi penanganan penyakitnya telah berkembang operasi radioterapi dan kemoterapi dnegan
tujuan paliatif.
Data dari WHO menyatakan bahwa prioritas tindakan pada delapan penyakit Kanker tersering di
Dunia ialah :
b. Segi keluhan
1. Nyeri kankerNyeri kanker merupakan gejala yang sering ditemui dan ditakuti pada penderita kanker. 75%
nyeri dirasakan pada pendrita stadium lanjut, 25% pada kanker stadium dini dan 30% pada
penderita selama pengobatan.
-
8/2/2019 Nova Anggra Maya
12/22
Penilaian nyeri kanker :
1. Hubungan antara dokter dan penderita haruslah dijalin sebaik mungkin sehinggapenderita mempunyai kepercayaan penuh terhadap sang dokter. Anamnesis dan
pemeriksaan yang teliti haruslah dilaksanakan.
2. Percayalah laporan nyeri dari penderita, walaupun nyeri adalah fenomena subjektifnamun ada cara yang objektif untuk menilai nyeri misalnya menyeringai, takikardia,
berkeringat, dan pucat.
3. Tenanglah dan dengarkan keluhan penderita dan yakinkan bahwa keluhan tersebut dapatdiobati
4. Riwayat nyeri, lokasi, lama, frekuensi, tidurnya, nafsu makan, dan dapatkahmenggerakkan anggota tubuh dengan baik.
5. Obat-obatan analgetika yang pernah didapat dan berapa lama minum serta berapadosisnya.
6. Skala nyeriMintalah penderita mengatakan derajat nyerinya.
7. Pemeriksaan fisik dan neurologic yang teliti8. Perhatikan adanya factor psikologik dan social9. Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan10. Pemeriksaan radiologi yang diperlukan11. Mengobati rasa nyeri sementara menegakkan diagnosis12. Mencari penyebab nyeri
-
8/2/2019 Nova Anggra Maya
13/22
Penerapan pengobatan paliatif
a. Penerapan pengobatan kanker
Gambar diatas menunjukkan bahwa penerapan pengobatan kanker dahulu dan saat ini ialah pada
saat diagnosis ditegakkan segera diberikan pengobatan antikanker dan pada akhir hayatnya baru
diberikan tindakan paliatif
b. Penerapan pengobatan kanker di Negara maju
Di Negara maju begitu diagnosis ditegakkan pengobatan anti kanker dalam proporsi yang besar,
yang makin mengecil makin dekat ajal sebaliknya tindakan paliatif mulai dengan proporsi yang
kecil dan makin membesar makin dekat ajal
c. Penerapan pengobatan kanker di Negara yang sedang berkembang
-
8/2/2019 Nova Anggra Maya
14/22
Di negara yang sedang berkembang sebagian besar mulai dengan tindakan paliatif yang semakin
besar makin mendekati ajal, sedangkan hanya sedikit penerapan untuk pengobatan anti kanker
kuratif yang makin kecil semakin mendekati ajal
Pedoman Pengelolaan nyeri kanker :
1. Kebijakan dasar Nyeri kanker merupakan keluhan subjektif Makin progresif kenkernya nyeri makin hebat Makin kronis penyebabnya nyeri makin kabur Penyebab nyeri multifaktorial Penyebab jenis, sifat, dan derajat nyeri dapat berubah pada seorang penderita Penderita yang tidak mengeluh bukan bearti tidak nyeri Nyeri harus dikelola dengan benar hingga bebas nyeri
2. Dokter dan petugas kesehatan perlu Memahami pengertian nyeri kanker Mendengarkan keluhan penderita dengan seksama Mempercayai semua keluhan penderita Meluankan waktu untuk menjelaskan masalah nyeri pada penderita dan keluarga Mampu dan bersedia pengelola nyeri kanker dengan pendekatan mutidisipliner Memahami alternative pengelolaan nyeri kanker Memahami dasar-dasar umum pengelolaan nyeri kanker dengan menggunakan obat-obat
analgesic dan ajuvan.
Menyadari kemungkinan kemungkinan timbulnya efek samping obat dan mampumenanggulangi bila keadaan ini benar terjadi
Memahami aternatif tambahan pengelolaan nyeri kanker dengan cara pembedahanpaliatif, radioterapi, kemoterapi, terapi hormonal, serta rehabilitasi medic.
3. Penderita dan keluarga perlu Memperoleh informasi masalah nyeri kanker yang diderita dan berperan serta aktif pada
kegiatan pengelolaan yang akan dilaksanakan
-
8/2/2019 Nova Anggra Maya
15/22
Memperoleh informasi mengenai alternatuf pengelolaan nyeri kanker serta memahamiuntung rugi yang mungkin dialami dan bersedia memberikan persetujuan tertulis
(Informed Consent)
Keluarga penderita berperan sebagai penunjang pelaksanaan terapi Keluarga memerlukan penjelasan, bimbingan, serta bantuan sehingga penderita dan
keluarga dapat bersama-sama menghadapi kenyataan dengan tenang.
4. Obat-obat analgesic Ditentukan secara individual Pada usia lanjut anak-anak perlu disesuaikan Tidak ada dosis maksimal untuk opiate dan pemberiannya dimulai dengan cara titrasi Diperlukan rawat inap untuk stabilisasi awal hingga diketahui dan di capai dosis efektif Khusus untuk golongan opiate bisa terjadi toleransi dan untuk ini perlu penyesuaian
dosis.
Cara pemberian :
Sedapat mungkin per oral, parenteral biasanya pada saat mendekat ajal. Menurut jadwal (by the clock) dan bukan bila perlu. Menggunakan analgesic leader sesuai dengan pedoman WHO sebagai berikut :
Lain- lain :
Kombinasi obat hanya untuk meningkatkan efek analgesic atau mengurangi terjadinyaefek samping obat.
Keadaan bebas nyeri hendaknya dapat dicapai tanpa mengganggu kesadaran
-
8/2/2019 Nova Anggra Maya
16/22
Tidak dibenarkan menggunakan placebo untuk menilai nyeri Perlu reevaluasi, konsultasi, atau merujuk bila nyeri kanker tidak dapat diatasi Perlu disadari bahwa dalam usaha pengelolaan kasus-kasus tertentu memiliki
keterbatasan dan perlu kebijaksanaan.
Obat golongan analgesic non opiate ialah asam asetil salisilat, choline magnesium trisilat,parasetamol, dan anti inflamasi non steroid.
Obat golongan opiate ialah codein, morphin, dan methadone Obat golongan opiate ajuvan analgesic ialah antidepressant, antihistamin, kafein, steroid,
phenotiazine dan anti konvulsan.
Obat untuk mengatasi efek samping, misalnya anti emetic, laksansia dan stimulansia.
Terapi nyeri kanker selalu mengikuti WHO stepladder approach :
1. Pasien dengan nyeri ringan harus diberi analgesik nonopioid misalnya aspirin atau parasetamol.2. Opioid untuk nyeri ringan sampai sedang, misalnya dengan kodein.3. Opioid untuk nyeri sedang sampai berat, dengan usulan morfin oral.
Beberapa hal yang sebaiknya dilakukan untuk mengatsi nyeri kanker :
1. Berikan dalam bentuk jadwal teratur 24 jam walau saat itu tak nyeri karena sekal terangsangmabang nyeri diotak akan menurun sehingga rangsangan nyeri berikutnya walaupun ringan akan
terasa nyeri.
2. Dosis sesuai dengan kebutuhan penderita, tidak kurang tidak lebih3. Bila diberikan opioid berikan laksasia secara rutin4. Rasa mual merupakan efek samping yang tidak nyaman dari opioid5. Gunakan obat lepas lambat bila mungkin6. Jangan lupa melatih eluarga pasien pada saat darurat7. Saat titrasi untuk menetukan dosis, harus dilakukan observasi secara ketat8. Gunakan table ekuianalgesia pada saat mengganti obat agar dosis obat yang diganti sama dengan
dosis yang menggantikan
9. Jangan diberikan obat secara intramuscular dann rectal secara terus menerus
-
8/2/2019 Nova Anggra Maya
17/22
Nyeri kanker dapat terjadi dan dapat diatasi dengan baik. Rasa nyeri ini dapt mempengaruhi penderita
secara emosional, spiritual dan fungsional.
Hambatan terapi nyeri kanker :
1. Hambatan dari penderita seperti takut adiksi opiate dan takut bahwa nyerimerupakanpertanda penyakitnya makin parahsrta harapan berlebihanterhadap analgetk
yang diberikan
2. Hambatan dari dokternya karenakurang informasi tentang penanganan nyeri kanker ,kurang tanggapan terhadap keluhan pasien, tidak mampu mendiagnosa penyebab nyeri
dan kekuatan terhadap resiko overdosis.
Kegagaln penanganan nyeri kanker :
1. Salah menilai rasa nyeri pasien2. Ketidakselarasan komunikasi dokter pasien3. Dosis tidak tepat sehingga mengakibatkan rasa tidak nyaman dan bila kurang akan
mengakibatkan pasien masih merasa nyeri
Dalam keadaan seperti iniharus dilakukan penilaian kembali oleh dokter.
-
8/2/2019 Nova Anggra Maya
18/22
PERAWATAN PALIATIF HIV / AIDS
Kebijakan-kebijakan Perawatan Paliatif :
World Health Organization (2006) dalam bukunya Palliative Care for People Living with
HIV/AIDS memberikan prinsip -prinsip pelak sanaan perawatan paliatif, sebagai berikut :
The guiding principles of palliative care are to :
provide relief from pain and other distressing symptoms to enhance quality of life integrate the psychological and spiritual aspects of patient care offer support to help patients live as actively as possible offer support to help families cope during illness and bereavement draw on experience and communication between the patient and health care provider
(nurse, physician, family member, etc) to provide the best combination of interventionand medications
affirm life and regard dying as a normal process strive neither to hasten nor postpone death.
Namun demikian adakah kebijakan perawatan paliatif untuk pasien HIV/AIDS yang
diterbitkan oleh Pemerintah Repub lik Indonesia? Dalam Lampiran Surat Keputusan Menteri
Kesehatan RI No.812/Menkes/SK/VII/2007, tentang Kebijakan Perawatan Paliatif, dalam latar
belakang diterbitkannya keputusan ini disebutkan:Meningkatnya jumlah pasien dengan penyakit yang belum dapat disembuhkan baik pada
dewasa dan anak seperti penyakit kanker, penyakit degeneratif, penyakit paru obstrutif kronis,
cystic fibrosis, stroke, Parkinson, gagal jantung/ heart failure, penyakit genetika dan penyakit
infeksi seperti HIV/AIDS yang memerlukan pera watan paliatif, disamping kegiatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Namun saat ini, pelayanan kesehatan di Indonesia belum
menyentuh kebutuhan pasien dengan penyakit yang sulit disembuhkan tersebut, terutama pada
stadium lanjut dimana priori tas pelayanan tidak hanya pada penyembuhan tetapi juga
perawatan agar mencapai kualitas hidup yang terbaik bagi pasien dan keluarganya.
Penerapan Perawatan Paliatif pada HIV/AIDS
Dari berbagai kebijakan tersebut di a tas, maka kita dapat mengerti bahwa penerapan perawatan
paliatif pada pasien HIV/AIDS dilaksanakan sejak diagnosa ditegakkan, dengan tujuan
-
8/2/2019 Nova Anggra Maya
19/22
meningkatkan kualitas hidup yang terbaik bagi pasien dan keluarganya, dengan ca ra: mengatasi
nyeri baik fisik, maupun masalah-masalah psikologis, sosial dan spiritual.
Dalam aspek fisik, tentunya tidak hanya berbagai nyeri fisik yang dialami oleh 90% pasien
AIDS (Oxford Handbook of Palliative Care, 2005), tetapi juga penderitaan-penderitaan fisik
lainnya, baik akibat p enyakitnya maupun akibat efek samping dari pengobatan.
Penderitaan fisik yang diakibatkan oleh penyakitnya yang perlu ditanggulangi dapat kita lihat
pada tabel di bawah ini menurut WHO.
-
8/2/2019 Nova Anggra Maya
20/22
Itulah semua penderitaan -penderitaan yang diakibatkan oleh penyakitnya yang menjadi sasaran
perawatan paliatif. Belum lagi pe nderitaan-penderitaan yang timbul akibat efek samping ARV
seperti yang tersebut di bawah ini ( Practical Pharmacy, For Developing Countries. 17 March
2007) :
Abacavir (ABC)Efek samping: Hipersensitivitas (febris, rash, sakit kepala, sakit tenggorok, diarrhea, sakit
perut, kelelahan, mutah, nyeri yang makin bertambah tiap hari.
Zidovudine (AZT)Efek samping: Anemia berat atau netropenia, intoleransi gastrointestinal, lactic acidosis
(mutah, hilangnya selera makan, kelelahan yang sangat, kelemahan otot, penurunan berat
badan
Stavudin (d4T)Efek samping: Lactic acidosis, hilangnya lemak (muka, lengan, tungkai atau pantat),
neropati perifer.
Tenofovir (TDF)Efek samping: Intoksikasi ginjal.
Efavirenz (EFV)Efek samping: Halusinasi berat dan persisten, mimpi buruk, perubahan mood atau
penyakit mental, berpotensi membahayakan janin pada trismester pertama kehamilan.
Nevirapine (NVP)Efek samping: Intoksikasi hati, reaksi hipersensitif, rash yang berat.
Penderitaan-penderitaan tersebut di atas baik yang disebabkan oleh penyakitnya maupun sebagai efek
samping obat -obat ARV adalah target dari perawatan paliatif, dengan tujuan mencapai kualitas
hidup yang terbaik bagi pasien dan keluarganya.
-
8/2/2019 Nova Anggra Maya
21/22
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Kesehatan. Keputusan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor :812/Menkes/Sk/Vii/2007 Tentang Kebijakan PerawatanPaliatif. July 2007 (diakses 15 mei 2011)
. Diunduh darihttp://spiritia.or.id/Dok/skmenkes812707.pdf
2. Perawatan terminal. Diakses tanggal 15 mei 2011. Diunduh dari :http://www.ocw.usu.ac.id/.../fmd175_slide_kelahiran_-_usia_tua_dan_kematian.pdf
3. Perawatan paliatif dan bebas nyeri pada pasien kanker. Diakses tanggal 15 mei 2011. Diunduhdari :http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/192938396.pdf
4. Perawatan paliatif. Diakses tanggal 15 mei 20011. Diunduh dari :http://www.scribd.com/doc/48222370/Isu-Tren-Keperawatan-Komunitas
5. Nyeri pada pasien kanker. Diakses tanggal 15 mei 2011. Diunduh dari :http://www.who.int/cancer/palliative/painladder/en/
6. Perawatan paliatif pada terminal iilness. Diakses tanggal 15 mei 2011. Diunduh dari :http://www.subhankadir.files.wordpress.com/2008/01/perawatan_terminal.ppt
http://spiritia.or.id/Dok/skmenkes812707.pdfhttp://spiritia.or.id/Dok/skmenkes812707.pdfhttp://spiritia.or.id/Dok/skmenkes812707.pdfhttp://www.ocw.usu.ac.id/.../fmd175_slide_kelahiran_-_usia_tua_dan_kematian.pdfhttp://www.ocw.usu.ac.id/.../fmd175_slide_kelahiran_-_usia_tua_dan_kematian.pdfhttp://www.ocw.usu.ac.id/.../fmd175_slide_kelahiran_-_usia_tua_dan_kematian.pdfhttp://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/192938396.pdfhttp://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/192938396.pdfhttp://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/192938396.pdfhttp://www.scribd.com/doc/48222370/Isu-Tren-Keperawatan-Komunitashttp://www.scribd.com/doc/48222370/Isu-Tren-Keperawatan-Komunitashttp://www.who.int/cancer/palliative/painladder/en/http://www.who.int/cancer/palliative/painladder/en/http://www.subhankadir.files.wordpress.com/2008/01/perawatan_terminal.ppthttp://www.subhankadir.files.wordpress.com/2008/01/perawatan_terminal.ppthttp://www.subhankadir.files.wordpress.com/2008/01/perawatan_terminal.ppthttp://www.subhankadir.files.wordpress.com/2008/01/perawatan_terminal.ppthttp://www.subhankadir.files.wordpress.com/2008/01/perawatan_terminal.ppthttp://www.who.int/cancer/palliative/painladder/en/http://www.scribd.com/doc/48222370/Isu-Tren-Keperawatan-Komunitashttp://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/192938396.pdfhttp://www.ocw.usu.ac.id/.../fmd175_slide_kelahiran_-_usia_tua_dan_kematian.pdfhttp://spiritia.or.id/Dok/skmenkes812707.pdf -
8/2/2019 Nova Anggra Maya
22/22