35
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian sangat diperlukan dalam suatu penelitian. Dalam
metodologi penelitian ditemukan cara-cara bagaimana objek penelitian hendak
diketahui dan diamati sehingga menghasilkan data yang tepat sesuai dengan
tujuan penelitian.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi
eksperimen atau disebut juga eksperimen semu.
Desain penelitian kuasi eksperimen yang digunakan adalah The one group
pretest postest (tes awal - tes akhir kelompok tunggal ) dalam desain ini tidak
menggunakan kelas kontrol. Penelitian ini mengadakan tes awal sebelum
diberikan perlakuan dan tes akhir sesudah diberikan perlakuan. (Sugiono, 110 :
2009 ).
Desain penelitian
Keterangan:
O1 : Prates (sebelum diberi perlakuan)
X : Menerima perlakuan
O2 : Postes (sesudah diberi perlakuan)
O1 X O2
36
3.2 Teknik Penelitian
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap penelitian, disamping penggunaan metode yang tepat,
diperlukan juga kemampuan memilih dan menyusun teknik dan alat pengumpulan
data yang relevan. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap objektivitas hasil
penelitian sehingga memungkinkan dicapainya pemecahan masalah secara tepat
dan akurat.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1) Prates
Prates ialah teknik pengumpulan data sebelum proses belajar-mengajar
berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa
memahami mengenai menulis karangan narasi,.
2) Postes
Postes ialah teknik pengumpulan data setelah proses belajar-mengajar
berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui adakah peningkatan keterampilan
menulis karangan narasi sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.
3.2.2 Teknik Pengolahan Data
Setelah tahap-tahap pengumpulan data dilakukan, selanjutnya penulis
menentukan dan melaksanakan tahap-tahap pengelohan data. Tahap-tahap
pengolahan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini terdiri atas:
1) menghitung skor karangan siswa dengan rumus:
����� = ∑ �� �����∑�� �� � 100% = ⋯
37
2) melakukan uji reabilitas antar penimbang untuk skor prates dan postes. Hal ini
dilakukan untuk menghindari subjektifitas dalam melakukan penilaian.
Rumus yang digunakan untuk mencari uji realibilitas antarpenimbang adalah
sebagai berikut.
(∑�)�
��=
���∑dt� =∑(∑�)�
�−
(∑�)�
��
���∑dt�� =(∑ �!)
�−
(∑�)�
��
���"�∑x� = ∑x� −(∑�)�
��
����∑x��� = ���"�∑x� − ���∑dt� − ���∑dt��
Ptt = ($ −$��)
$ Setelah itu, hasil data-data tersebut dimasukan ke dalam format
ANAVA Realibilitas antarpenimbang dilakukan dengan menggunakan rumus
Setelah itu , nilai tersebut dilihat dalam tabel Gilford sebagai berikut.
< dari 0,20 = tidak ada korelasi
0.20 – 0,40 = korelasi rendah
0,40 – 0,60 = korelasi sedang
0,60 – 0,80 = korelasi tinggi
0,80 – 0,99 = korelasi tinggi sekali
1,00 = korelasi sempurna
(Kurniasih, dalam Nuril Nur alif 2009: 36)
38
3) untuk menentukan teknik statistik yang akan dipakai penulis terlebih dahulu
menguji normalitas prates dan postes.
Adapun prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a. membuat daftar distribusi mean
b. membuat daftar frekuensi observasi dan ekspektasi skor tes awal dan tes
akhir untuk menentukan nilai X2. Adapun rumus yang digunakan adalah:
%2= ∑('�−(�)2
(� ( subana, 2005 :124)
c. menentukan derajat kebebasan (dk)
d. menentukan nilai X dari tabel
e. menentukan normalisasi distribusi data
4) melakukan uji signifikansi, dengan langkah-langkah sebagai berikut;
a. membuat tabel persiapan uji perbedaan rata-rata pertambahan
b. mencari mean deviasi dengan rumus: Md = ∑ )� (subana, 2005:131)
c. mencari nilai t dengan rumus, t = *+
,∑-�. (∑-)�// (/.0) (subana, 2005:132)
d. menentukan derajat kebebasan (dk)
e. menentukan nilai t dari tabel dengan taraf signifikan 5% atau taraf
kepercayaan 95%
f. melakukan uji signifikan dengan ketentuan sebagai berikut.
� jika thitung
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor
dan skor postes.
� jika thitung
diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor
skor postes
3.3 Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerja
dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah
(Arikunto,1998 :151)
Penggunaan instrumen penelitian yang baik akan menentukan keberhasilan
penelitian yang dilakukan. Macam Penelitian
instrumen yaitu instrumen perlakuan dan instrumen tes.
3.3.1 Instrumen perlakuan
Instrumen perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen
pembelajaran, yaitu berupa rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana
pelaksanaan pembelajaran ini disusun berdasarkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum sekolah serta indikator dari
capaian pembelajaran yang ingin dicapai. Untuk lebih jelasnya penulis akan
hitung ttabel, maka hipotesis nol terima atau hipotesis kerja
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor
postes.
hitung ttabel, maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis kerja
diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor
postes.
trumen Penelitian
adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah
(Arikunto,1998 :151).
Penggunaan instrumen penelitian yang baik akan menentukan keberhasilan
penelitian yang dilakukan. Macam Penelitian ini menggunakan dua macam
instrumen yaitu instrumen perlakuan dan instrumen tes.
3.3.1 Instrumen perlakuan
Instrumen perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen
pembelajaran, yaitu berupa rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana
pelaksanaan pembelajaran ini disusun berdasarkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum sekolah serta indikator dari
capaian pembelajaran yang ingin dicapai. Untuk lebih jelasnya penulis akan
39
, maka hipotesis nol terima atau hipotesis kerja
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor prates
, maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis kerja
diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor prates dan
adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam
annya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah
Penggunaan instrumen penelitian yang baik akan menentukan keberhasilan
ini menggunakan dua macam
Instrumen perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen
pembelajaran, yaitu berupa rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana
pelaksanaan pembelajaran ini disusun berdasarkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum sekolah serta indikator dari
capaian pembelajaran yang ingin dicapai. Untuk lebih jelasnya penulis akan
40
membaginya dalam dua tahap pembelajaran yaitu; persiapan pembelajaran dan
pelaksanaan pembelajaran.
a. Persiapan Pembelajaran
Pada tahap persiapan pembelajaran ini, penulis merancang tujuan
pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik cerita
permulaan diskusi (discussion starter story). Persiapan pembelajaran yang penulis
lakukan meliputi : 1) perumusan kompetensi dasar, 2) perumusan indikator, 3)
pemilihan bahan, 4) penentuan urutan bahan, 5) penentuan alokasi waktu, dan 6)
penyusunan rencana pembelajaran. Uraian keenam persiapan pembelajaran
tersebut dapat dilihat berikut ini.
1) Perumusan Kompetensi Dasar
Kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan oleh siswa yang
mencakup pengetahuan, keterampilan, dan perilaku. Sedangkan kompetensi dasar
merupakan kompetensi minimal dalam mata pelajaran yang harus dimiliki oleh
lulusan atau kompetensi minimal yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan
oleh siswa dari standar kompetensi untuk suatu mata pelajaran.
Berdasarkan dengan kurikulum yang digunakan oleh sekolah yang penulis
jadikan objek penelitian ini, salah satu kompetensi dasar yang tercantum dalam
kurikulum tersebut adalah Menulis karangan narasi.
41
2) Perumusan Indikator
Indikator pembelajaran merupakan sesuatu yang ingin dicapai dalam suatu
kegiatan. Setiap rencana pembelajaran terlebih dahulu harus menetapkan arah
pembelajaran. Dalam pembelajaran kali ini indikatornya meliputi:
a. Siswa mampu memahami pengertian dari karangan narasi.
b. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri dari karangan narasi.
c. Siswa dapat menunjukkan unsur-unsur pembangun karangan narasi.
d. Siswa dapat menulis lanjutan karangan narasi yang belum diselesaikan
uraiannya
e. Siswa dapat menyunting karangan narasi yang ditulis teman.
3) Pemilihan Bahan
Bahan yang dipilih penulis disesuaikan dengan indikator yang dibuat.
Bahan tersebut diambil dari buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP.
Selain itu, penulis juga menggunakan buku yang mendukung pada teori-teori yang
dipakai.
4) Penentuan Urutan Bahan
Semua bahan yang dipilih tidak mungkin diajarkan semuanya secara
sekaligus. Oleh karena itu, untuk itu penulis harus menentukan bahan
pembelajaran. Penentuan urutan bahan ini, sebenarnya jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan berikut.
a. Apa yang harus diajarkan terlebih dahulu?
42
b. Apa yang harus diajarkan selanjutnya?
c. Berapa banyak yang harus diajarkan dalam satu waktu tertentu?
Berdasarkan ketentuan di atas, penulis mengurutkan bahan pembelajaran
yang akan diajarkan dengan rincian sebagai berikut.
a. Pengertian karangan narasi
b. Ciri-ciri karangan narasi
c. Unsur-unsur karangan narasi
d. Jenis-jenis karangan narasi
e. Pengertian teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story).
f. Langkah-langkah teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter
story).
5) Penentuan Alokasi Waktu
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah masing-masing empat
kali pertemuan, delapan jam pelajaran dengan rincian sebagai berikut.
a. Pertemuan pertama : memerlukan waktu selama 2 x 45 menit yang
digunakan untuk prates,
b. Pertemuan kedua : memerlukan waktu selama 2 x 45 menit yang
digunakan untuk memberikan bahan pembelajaran berkaitan dengan
menulis karangan narasi,
c. Pertemuan ketiga : memerlukan waktu selama 2 x 45 menit yang
digunakan untuk berlatih menulis karangaan narasi dengan menggunakan
teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story),
43
d. Pertemuan keempat : memerlukan waktu selama 2 x 45 menit yang
digunakan untuk postes.
6) Penyusunan Rencana Pembelajaran
Persiapan lain yang penulis lakukan sebelum melaksanakan kegiatan
pembelajaran di kelas adalah menyusun rencana pembelajaran. Rencana
pembelajaran telah disusun oleh penulis dapat dilihat pada lampiran.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pada tahap persiapan pembelajaran ini, penulis merancang tujuan
pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik cerita
permulaan diskusi (discussion starter story). Persiapan pembelajaran yang
penulis lakukan meliputi:
1) Kegiatan Awal
Perkenalan pada awal kegiatan, penulis lakukan seperlunya karena siswa
sudah mengenal penulis sebagai guru praktikan ketika melaksanakan program
latihan profesi. Termasuk dalam kegiatan perkenalan ini penulis menanyakan
kehadiran siswa (presensi). secara sekilas penulis menjelaskan maksud dan tujuan
diadakannya penelitian. Tak lupa juga penulis meminta bantuan, pengertian, dan
kerja samanya agar siswa mengikuti proses belajar mengajar dengan sungguh-
sungguh sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.
Kegiatan penulis setelah perkenalan yaitu mengadakan prates. Penulis
membagikan soal beserta lembaran kertas untuk mengarang. Sebelum memulai
44
mengarang, penulis terlebih dahulu memberikan beberapa petunjuk yang
berkaitan dengan penulisan identitas diri pada lembar jawaban (nama, nomor
absen), dan batas waktu kegiatan.
2) Kegiatan inti
Penulis terlebih dahulu mengkondisikan serta mengkoordinasikan kelas agar
siswa memperhatikan dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti proses belajar
mengajar, kemudian guru memberikan informasi singkat kepada siswa apa saja
yang harus dilakukan selama pembelajaran berlangsung.
Mengawali kegiatan pembelajaran, penulis lebih mengaktifkan siswa untuk
merumuskan sendiri pengertian, ciri-ciri, dan unsur-unsur karangan narasi.
Selama penulis menerangkan siswa hanya menyimak dan memperhatikan. Penulis
memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak
dipahami.
Kegiatan selanjutnya, siswa menyimak uraian guru tentang teknik cerita
permulaan diskusi (discussion starter story). Kemudian siswa berkelompok
mendiskusikan teks karangan narasi yang belum diselesaikan uraiannya yang
telah dipersiapkan penulis. pembelajaran dilakukan sesuai dengan langkah-
langkah dalam teknik cerita pemula diskusi seperti yang telah penulis sampaikan
pada bab sebelumnya. Kegiatan inti ini berlangsung selama dua kali pertemuan
dengan alokasi waktu 4 x 40 menit. Satu pertemuan untuk memberikan bahan
pembelajaran dengan alokasi waktu 2 x 45 menit dan pertemuan berikutnya
dengan alokasi waktu 2 x 45 menit untuk menuliskan karangan narasi yang
45
belum diselesaikan uraian ceritanya dengan menggunakan teknik cerita permulaan
diskusi.
3) Kegiatan penutup
Dalam kegiatan penutup ini, siswa di bawah bimbingan penulis meninjau
kembali apa yang telah mereka pelajari. Kemudian penulis memberikan
kesempatan bertanya kepada siswa yang belum memahami materi pembelajaran.
Setelah itu penulis mengadakan postes dengan menggunakan soal yang sama
dengan soal prates.
3.3.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang penulis gunakan terdiri atas:
1) Lembar Tes
Tes digunakan untuk mengumpulkan lembar karangan narasi siswa dari
kelas yang dijadikan penelitian oleh penulis. Dalam hal ini tes diberikan kepada
siswa untuk mengetahui perkembangan siswa dalam menulis karangan narasi
dengan menggunakan teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story).
Kisi-kisi tes menulis karangan narasi tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini.
Kisi-kisi Tes Menulis Karangan Narasi No Masalah Tujuan Indikator Aspek yang
diukur 1 Apakah siswa kelas
VII 7 SMP Negeri 2 Cimahi mampu menulis Karangan
Mendeskripsikan kemampuan siswa kelas VII- 7 yang diberikan
46
narasi sebelum menggunakan teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story)
pembelajaran sebelum menggunakan teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story)
teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story)
Tes menulis karangan narasi sebelum dan sesudah menggunakan teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story)
2 Apakah siswa kelas VII 7 SMP Negeri 2 Cimahi mampu menulis karangan narasi sesudah menggunakan teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story)
Mendeskripsikan kemampuan siswa kelas VII- 7 yang diberikan pembelajaran sesudah menggunakan teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story)
3 Apakah ada perbedaan yang berarti antara kemampuan menulis karangan narasi sebelum dan sesudah menggunakan teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story)
Mendeskripsikan tingkat perbedaan kompetensi menulis karangan narasi sebelum dan sesudah menggunakan teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story)
Adapun lembar tes yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
Skor
Nama : ________________
Kelas : ________________
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Selesaikanlah uraian karangan narasi yang belum selesai berdasarkan hasil
diskusi yang kalian lakukan !.
skor
47
Rejeki Nomplok
Pada hari senin, jam pelajaran berakhir pukul 12.50. langit nampak
mendung, angin mulai bertiup kencang. Bergegas aku ke luar kelas diikuti
Resky, Demmi, dan Nesta. Kami berlari-larian menuju gerbang sekolah.
“Lewat jalan biasa saja?” tanya Resky begitu kami keluar gerbang
“ Lewat SMP Yadika saja, ya? Jawabku
Akhirnya kami sepakat menempuh perjalanan pulang lewat SMP Yadika
dengan berjalan kaki. Baru beberapa langkah, hujan mulai turun semakin lama
semakin deras, akhirnya kami memutuskan untuk berteduh begitu berada di
depan warung Bu Oneh yang letaknya persis di samping SMP Yadika.
Baju kami basah kuyup, begitu juga tas dan sepatu. Kami meminta izin
kepada pemilik warung untuk ikut berteduh. Di bawah tenda plastik kami berdiri
berjejer, ada 4 orang siswa SMP Yadika yang sudah lebih dulu berteduh di sana.
Di antara kami, berteduh pula seorang ibu muda, dia tampak kedinginan sama
seperti kami, tas plastik yang dijinjingnya didekapnya erat.
Tak lama kemudian, muncul seorang lelaki mengendarai sepeda motor,
hujan masih turun deras sekali. Rupanya lelaki itu yang menjemput ibu muda
yang sama berteduh dengan kami. Berlindung di bawah jas hujan yang dibawa
pengendara motor itu, ibu muda itu pun meninggalkan warung Bu Oneh.
Sesaat setelah motor berlalu, kulihat sebuah dompet berwarna coklat
tergeletak tepat di samping motor terparkir tadi. Aku melirik Demmi yang berdiri
disampingku. Rupanya Demmi melihat pula dompet itu. Ku lirik Resky, rupanya
Sesaat setelah motor berlalu, kulihat sebuah dompet berwarna coklat
tergeletak tepat di samping motor terparkir tadi. Aku melirik Demmi yang berdiri
disampingku. Rupanya Demmi melihat pula dompet itu. Ku lirik Resky, rupanya
dia juga tahu. Dengan isyarat mata, kami memutuskan untuk segera pergi dari
situ. Demmi melompat ke luar, Resky menarik tangan Nesta, aku mengikuti
sambil berjongkok memungut dompet itu dan lari sekencang-kencangnya. Lewat
sudut mata ku lihat anak-anak SMP Yadika menatap kami.
48
2) Pedoman Penilaian
Penilian hasil tes menulis dilakukan dengan sistem pemberian nilai pada
setiap aspek dalam karangan selain itu juga digunakan skala 1-5 untuk setiap
bagian aspek. Supaya lebih jelas dapat dilihat pada berikut.
Format Penilaian
Aspek Penilaian Rentang Skor Perolehan Skor
1. Pengakhiran Karangan
a. Kesesuaian
pengakhiran karangan
dengan tema
b. Kualitas pengakhiran
karangan
2. Teknik karangan
a. Pengembangan
paragraf
b. Hubungan antar
paragraf
1-5
1-5
1-5
1-5
Sesampainya di rumahku,. Kami langsung masuk ke dalam kamar dan tak
lupa menguncinya, sambil berbisik-bisik membicarakan pengalaman tadi dan
sepakat untuk membuka isi dompet itu. Ternyata isi dompet ada sebuah HP Nokia
berwarna Silver, uang lima juta rupiah dan KTP........................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
...............................................................................
49
3. Bahasa karangan
a. Ejaan
b. Diksi
1-5
1-5
Jumlah Skor 30
Deskripsi skala penilaian karangan narasi adalah sebagai berikut.
1. Pengakhiran Karangan
a. Kesesuaian pengakhiran karangan dengan tema
5 = seluruh pengakhiran karangan sesuai dengan tema
4 = pengakhiran karangan sesuai dengan tema walaupun ada hal-hal yang
tidak perlu dimasukkan ke dalam karangan
3 = sebagian pengakhiran karangan tidak ada hubungannya dengan tema
2 = banyak sekali pengakhiran karangan yang tidak ada hubungannya dengan
tema
1 = hampir semua pengakhiran karangan menyimpang dari tema
b. Kualitas pengakhiran karangan
5 = pengakhiran karangan betul-betul berbobot
4 = pengakhiran karangan bagus meskipun kurang berbobot
3 = pengakhiran karangan cukup bagus meskipun ada hal-hal yang kurang
tepat
2 = pengakhiran karangan dangkal dan tidak berbobot
1 = pengakhiran karangan sangat dangkal
50
2. Teknik karangan
a. Pengembangan paragraf
5 = semua paragraf memenuhi kriteria dan lengkap
4 = ada beberapa paragraf kurang dikembangkan
3 = jumlah paragraf yang dikembangkan hampir sama dengan jumlah paragraf
yang tidak dikembangkan
2 = hamir semua paragraf kurang dikembaangkan
1 = selain tidak dikembangkan, paragraph tidak memenuhi syarat
b. Hubungan antar paragraf
5 = paragraf berikutnya merupakan kelanjutan dari paragraf sebelumnya
dengan kata penghubung yang tepat sehingga karangan berkembang
dengan harmonis dan enak dibaca.
4 = hubungan antarparagraf sudah baik, hanya terganggu oleh kata
penghubung yang tidak diperlukan
3 = ada beberapa paragraf yang tidak ada hubungannya dengan paragraf
berikutnya
2 = banyak paragraf yang tidak saling berhubungan
1 = semua paragraf dalam karangan tidak saling berhubungan
3. Bahasa karangan
a. Ejaan
51
5 = tidak terdapat kesalahan ejaan (sempurna)
4 = terdapat sedikit kesalahan ejaan
3 = terdapat kesalahan ejaan yang tidak bersifat konstan
2 = banyak terdapat kesalahan ejaan dan bersifat konstan
1 = banyak sekali kesalahan ejaan yang mencerminkan ketidaktahuan dan
ketidakpedulian.
b. Diksi
5 = penggunaan kata/istilah sesuai dengan konteks dan bervariasi
4 = penggunaan kata/istilah sesuai dengan konteks, namun tidak bervariasi
3 = penggunaan kata/istilah kurang tepat tetapi tidak mengganggu pemahaman
2 = penggunaan kata/istilah tidak tepat dan mengganggu pemahaman
1 = banyak kata/istilah yang tidak tepat dan penggunaannya tidak sesuai
dengan dengan konteks.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Dalam penelitian, populasi dibedakan ke dalam dua jenis yaitu populasi
umum dan populasi target. Populasi umum adalah orang-orang, lembaga,
organisasi, atau benda-benda yang menjadi sasaran penelitian secara umum.
Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran keberlakuan penelitian.
Populasi umum dari penelitian ini adalah siswa SMP di Cimahi. Populasi target
yang penulis ambil adalah siswa kelas VII SMPN 2 Cimahi. Jumlah populasi
target yang akan penulis teliti sekitar 430 orang. Dengan rincian jumlah kelas VII
52
di SMPN 2 Cimahi sebanyak 10 kelas, jumlah siswa setiap kelas berkisar antara
40-43 orang.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah variabel yang akan diteliti atau diamati oleh peneliti yang
merupakan bagian dari populasi (Arikunto, 1993:119). Sampel yang secara nyata
akan diteliti harus representatif dalam arti mewakili populasi baik dalam
karekteristik maupun jumlahnya.
Pengambilan sampel dilakukan secara acak atau random. Penulis
menggunakan cara pengambilan sampel secara acak karena siswa memiliki
kemampuan yang homogenitas dalam menulis karangan narasi. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VII 7 di SMPN 2 Cimahi sebanyak
35 orang.