PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA
Oleh:
EMA PRISTI YUNITA
• Masalah penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif lainnya) atau yg populer NARKOBA (Narkotika dan Bahan/Obat Berbahaya) masalah yg sangat kompleks, perlu upaya penanggulangan secara komprehensif dengan melibatkan kerjasama multidisipliner, multisektor, dan peran serta masyarakat secara aktif yg dilaksanakan secara berkesinambungan, konsekuen, dan konsisten.
• Sebagian besar NAPZA masih bermanfaat bagi pengobatan bila disalahgunakan atau digunakan tidak menurut indikasi medis atau standar pengobatan, apalagi bila disertai peredaran di jalur ilegal berakibat sangat merugikan !!! bagi individu maupun masyarakat luas, khususnya generasi muda
• Maraknya penyalahgunaan NAPZA tidak hanya di kota-kota besar saja, tapi sudah sampai ke kota-kota kecil di seluruh wilayah RI mulai dari tingkat sosial ekonomi menengah bawah sampai tingkat sosial ekonomi atas penyalahguna terbanyak 15-24 thn generasi muda sbg sasaran strategis perdagangan gelap NAPZA
Penyalahgunaan NAPZA
Penyalahgunaan NAPZA
Semua elemen masyarakat perlu waspada bahaya dan pengaruhnya thd ancaman kelangsungan pembinaan generasi muda
Sektor kesehatan berperan penting dlm upaya penanggulangan penyalahgunaan NAPZA melalui upaya:
Promotif, Preventif, Terapi, dan Rehabilitasi
Definisi
• Bahan/zat/obat yg bila masuk dlm tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama otak/SSP
• Dapat menyebabkan gangg. kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya krn timbul kebiasaan, ketagihan (adiksi), serta ketergantungan (dependensi) thd NAPZA
NAPZA (Narkotika, Psikotropika,
dan Zat Adiktif Lain)
• Sering disebut zat psikoaktif yaitu zat yg bekerja pada otak menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, dan pikiran NAPZA
• Istilah ini sangat populer di masyarakat yg sebetulnya punya makna yg sama dengan NAPZA
• Ada yg menggunakan istilah Madat utk NAPZA tdk disarankan krn istilah ini hanya berkaitan dengan satu jenis Narkotika saja (turunan opium)
NARKOBA
Jenis NAPZA yg Disalahgunakan
NARKOTIKA
Narkotika Golongan I, contoh: heroin/putauw,
kokain, ganja
Narkotika Golongan II, contoh: morfin, petidin
Narkotika Golongan III, contoh: kodein
Narkotika yg sering disalahgunakan yaitu:
Opiat: morfin, heroin/putauw, petidin, candu, dll
Ganja/kanabis, marihuana, hashis
Kokain: serbuk kokain, pasta kokain, daun koka
Jenis NAPZA yg Disalahgunakan
PSIKOTROPIKA
Psikotropika Golongan I, contoh: - (sdh masuk dlm narkotika gol. I)
Psikotropika Golongan II, contoh: metilfenidat, sekobarbital
Psikotropika Golongan III, contoh: pentazosina, pentobarbital,
siklobarbital
Psikotropika Golongan IV, contoh: alprazolam, diazepam, lorazepam
Psikotropika yg sering disalahgunakan yaitu:
Psikostimulansia: amfetamin, ekstasi, sabu-sabu
Sedatif & hipnotika (obat penenang, obat tidur): pil koplo (DMP,
Lezotan/Double L, Magadon, Nipam)
Halusinogen: LSD, mushroom
Penyalahguna DMP
menggambarkan
adanya 4 plateau yg
tergantung dosis
Jenis NAPZA yg Disalahgunakan
ZAT ADIKTIF LAIN (bahan/zat yg berpengaruh psikoaktif di luar yg disebut
Narkotika dan Psikotropika)
Minuman beralkohol
Mengandung etanol (etil alkohol) menekan SSP, jika
digunakan sebagai campuran dengan narkotika/psikotropika
memperkuat pengaruh obat/zat itu dlm tubuh manusia
Tiga golongan minuman beralkohol:
Gol. A: kadar etanol 1-5% (Bir)
Gol. B: kadar etanol 5-20% (Berbagai jenis minuman anggur)
Gol. C kadar etanol 20-45% (Whiskey, Vodca, Manson House, Johny
Walker, Kamput)
Inhalansia (gas yg dihirup) dan solven (pelarut)
Senyawa organik mudah menguap barang keperluan rumah tangga,
kantor, dan pelumas mesin
Senyawa ini yg sering disalahgunakan:
Lem, thinner, penghapus cat kuku, bensin
Jenis NAPZA yg Disalahgunakan
ZAT ADIKTIF LAIN
Tembakau pemakaian tembakau yg mengandung nikotin sangat luas
di masyarakat
Penanggulangan NAPZA di masyarakat pemakaian rokok & alkohol
(terutama pada remaja) harus menjadi bagian dari upaya pencegahan
rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan
NAPZA lain yg lebih berbahaya
Sama sekali dilarang Narkotika Gol. I dan
Psikotropika Gol. I
Penggunaan dgn
resep
Sedatif hipnotika
Diperjualbelikan dgn
bebas
Lem, thinner, aseton, dll
Ada batas usia dlm
penggunaannya
Alkohol dan rokok
Senyawa yg
disalahgunakan
dapat juga
diklasifikasikan
sbb:
Penggolongan NAPZA berdasarkan Efek terhadap Perilaku yg Ditimbulkan
Golongan
Depresan
(Downer)
Mengurangi aktivitas fungsional tubuh
Pemakai merasa “senang”, pendiam, dan bahkan
membuatnya tertidur serta tak sadarkan diri
Termasuk opioida (morfin, heroin/putauw/kodein); sedatif
(obat penenang); hipnotik (obat tidur); dan tranquilizer
(obat anti-cemas)
Golongan
Stimulan (Upper)
Merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan keagirahan
kerja
Pemakai menjadi aktif, segar, dan bersemangat
Contoh: amfetamin (shabu, ekstasi); kafein; dan kokain
Golongan
Halusinogen
Menimbulkan efek halusinasi yg bersifat mengubah
perasaan dan pikiran; seringkali menciptakan daya
pandang yg berbeda sehingga seluruh perasaan dapat
terganggu
Golongan ini tidak digunakan dlm terapi medis
Contoh: kanabis (ganja); LSD; Mescalin
Macam-macam NAPZA yg Beredar di Masyarakat dan Akibat Pemakaiannya
Opiod dibagi 3 golongan besar:
1) Opiod alami (opiat): morfin, cpium, kodein
2) Opiod semi sintetik: heroin/putauw, hidromorfin
3) Opiod sintetik: meperidin, propoksifen, metadon
Nama jalannya: putauw, ptw, black heroin, brown sugar
Heroin murni bubuk putih
Heroin tidak murni putih keabuan
Dihasilkan dari cairan getah opium poppy diolah menjadi morfin dengan proses tertentu menghasilkan putauw (kekuatan 10x > morfin)
OPIOID
Macam-macam NAPZA yg Beredar di Masyarakat dan Akibat Pemakaiannya
OPIOID
Opiat/opiod diresepkan dokter utk analgesik berat (analgesik
kuat), contoh: petidin, metadon, talwin, kodein, dll.
Reaksi dari pemakaian ini sangat cepat timbul rasa ingin
menyendiri utk menikmati efek rasanya pada taraf
kecanduan, pemakai akan kehilangan rasa percaya diri
hingga tak memiliki keinginan utk bersosialisasi.
Pemakai mulai membentuk dunia mereka sendiri mereka
merasa bahwa lingkungannya adalah musuh mulai sering
melakukan manipulasi dan akhirnya menderita kesulitan
keuangan yg mengakibatkan pemakai melakukan pencurian
atau tindak kriminal lainnya.
Macam-macam NAPZA yg Beredar di Masyarakat dan Akibat Pemakaiannya
Kokain ada 2 bentuk:
1) Kokain HCl
2) Free base
Kokain HCl organoleptis: kristal putih, rasa sedikit pahit, lebih mudah larut dari free base
Free base organoleptis: tdk berwarna (putih), tdk berbau, rasa pahit
Nama jalanan: koka, coke, happy dust, charlie, srepet, snow salju, putih peredaran dlm bentuk “bubuk putih”
KOKAIN
Macam-macam NAPZA yg Beredar di Masyarakat dan Akibat Pemakaiannya
KOKAIN
Cara pakai:
Membagi setumpuk kokain menjadi bbrp bagian berbaris lurus di
atas permukaan kaca/benda-benda yg punya permukaan datar
dihirup menggunakan penyedot seperti sedotan
Bisa juga dengan dibakar bersama tembakau cocopuff
Ada juga melalui suatu proses menjadi bentuk padat utk dihirup
asapnya freebasing
Penggunaan dengan dihirup berisiko menyebabkan kering dan
luka pada area sekitar lubang hidung bagian dalam
Efek:
Pemakai merasa segar, kehilangan nafsu makan, menambah rasa
percaya diri, serta dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah.
Macam-macam NAPZA yg Beredar di Masyarakat dan Akibat Pemakaiannya
Nama jalanan: grass, cimeng, ganja, gelek, hasish, marijuana, bhang
Ganja berasal dari tanaman kanabis sativa dan kanabis indika
Pada ganja terkandung 3 zat utama:
1) Tetrahidro kanabinol
2) Kanabinol
3) Kanabidiol
KANABIS
Macam-macam NAPZA yg Beredar di Masyarakat dan Akibat Pemakaiannya
KANABIS
Cara pakai:
Dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau menggunakan pipa rokok
Efek tergolong “cepat”:
Pemakai cenderung merasa lebih santai, rasa gembira berlebih (euforia), sering berfantasi
Efek:
Aktif berkomunikasi, selera makan tinggi, sensitif, kering pada mulut dan tenggorokan
Macam-macam NAPZA yg Beredar di Masyarakat dan Akibat Pemakaiannya
Nama generik: D-pseudo epinferin berhasil disintesis thn 1887 dan dipasarkan thn 1932 sbg “obat”
Nama jalanan: seed, meth, crystal, uppers, whizz, sulphate
Organoleptis: ada yg bentuk bubuk warna putih dan keabuan digunakan dengan cara dihirup
Ada yg bentuk tablet diminum dengan air
AMFETAMIN
Macam-macam NAPZA yg Beredar di Masyarakat dan Akibat Pemakaiannya
AMFETAMIN
MDMA (methylene dioxy methamphetamin)
Mulai dikenal sbg ekstasi atau ecstacy 1980-an
Nama lain: xtc, fantacy pils, inex, cece, cein, e
Tdd dari berbagai jenis: white doft, pink heart, snow white, petir dikemas dlm bentuk pil/kapsul
Methamfetamin ice (SHABU)
Nama lain: shabu-shabu, SS, ice, crystal, crank
Cara pakai:
Dibakar menggunakan kertas aluminium foil dan asapnya dihisap atau dibakar menggunakan botol kaca yg dirancang khusus (bong)
Macam-macam NAPZA yg Beredar di Masyarakat dan Akibat Pemakaiannya
Termasuk dalam golongan halusinogen
Nama jalanan: acids, trips, tabs, smile, kertas
Bentuk yg bisa didapatkan seperti kertas berukuran kotak kecil sebesar seperempat perangko dlm banyak warna dan gambar, ada juga bentuk pil dan kapsul
Cara Pemakaian:
Meletakkan LSD pada permukaan lidah dan bereaksi setelah 30-60 menit sejak pemakaian dan hilang setelah 8-12 jam
LSD (Lysergic acid)
Macam-macam NAPZA yg Beredar di Masyarakat dan Akibat Pemakaiannya
LSD (Lysergic acid)
Efek rasa ini bisa disebut tripping bisa digambarkan seperti halusinasi thd tempat, warna, dan waktu halusinasi ini digabung jadi satu
Hingga timbul obsesi thd halusinasi yg dirasakan dan keinginan utk hanyut di dalamnya
Obsesi hal-hal yg sangat indah atau bahkan menyeramkan dan lama-lama membuat paranoid
Macam-macam NAPZA yg Beredar di Masyarakat dan Akibat Pemakaiannya
Digolongkan zat sedatif (obat penenang) dan hipnotika (obat tidur)
Nama jalanan: BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp
Rute pemakaian: oral, intravena, rektal
Penggunaan dlm kesehatan: utk obat cemas, stres, hipnotik (obat tidur)
Sedatif-Hipnotik
(Benzodiazepin)
Macam-macam NAPZA yg Beredar di Masyarakat dan Akibat Pemakaiannya
Uap gas yg digunakan dengan cara dihirup
Contoh: aerosol, aica aibon, isi korek api gas, cairan utk dry cleaning, tiner, uap bensin
Biasanya digunakan secara coba-coba oleh anak di bawah umur golongan kurang mampu/anak jalanan
Efek yg ditimbulkan:
Pusing, kepala terasa berputar, halusinasi ringan, mual, muntah, gangguan fungsi paru, lever, dan jantung
Solvent / Inhalansia
Macam-macam NAPZA yg Beredar di Masyarakat dan Akibat Pemakaiannya
ALKOHOL
Sekali diabsorbsi etanol didistribusikan ke seluruh jaringan dan cairan tubuh
seiring peningkatan kadar alkohol dlm darah orang menjadi euforia, namun seiring
dgn penurunannya orang menjadi depresi
Salah satu zat psikoaktif yg sering digunakan manusia
Diperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari buah, dan umbi-umbian
Dari proses fermentasi diperoleh alkohol dengan kadar tdk lebih dari 15%
Dari proses penyulingan di pabrik dihasilkan kadar alkohol yg lebih tinggi bahkan mencapai 100%
Nama jalanan: booze, drink
Konsentrasi maksimum dicapai 30-90 menit setelah tegukan terakhir
Penyalahgunaan dan ketergantungan adalah istilah klinis/medik-psikiatrik yg menunjukkan ciri pemakaian yg bersifat patologik yg perlu dibedakan dengan tingkat pemakaian psikologik-sosial yg belum bersifat patologik
Penyalahgunaan NAPZA: penggunaan salah satu atau bbrp jenis NAPZA secara berkala atau teratur di luar indikasi medis menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan gangguan fungsi sosial
Ketergantungan NAPZA: keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan psikis tubuh memerlukan jumlah NAPZA yg makin bertambah (toleransi), jika pemakaiannya dikurangi atau dihentikan timbul gejala putus zat (withdrawal syndrome) pemakai berusaha mendapat NAPZA yg dibutuhkan dengan cara apapun agar dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara “normal”
PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN
TINGKAT PEMAKAIAN NAPZA
Pemakaian coba-coba (experimental use)
Pemakaian NAPZA dengan tujuan ingin mencoba, utk memenuhi rasa
ingin tahu.
Sebagian pemakai berhenti pada tahap ini dan sebagian lain berlanjut
pada tahap lebih berat.
Pemakaian sosial/rekreasi (social/recreational use)
Pemakaian NAPZA dengan tujuan bersenang-senang, pada saat
rekreasi atau santai
Sebagian pemakai tetap bertahan pada tahap ini dan sebagian lain
meningkat pada tahap lebih berat.
Pemakaian situational (situasional use)
Pemakaian NAPZA pada saat mengalami keadaan tertentu seperti
ketegangan, kesedihan, kekecewaan, dsb bertujuan
menghilangkan perasaan-perasaan tsb.
TINGKAT PEMAKAIAN NAPZA
Penyalahgunaan (abuse)
Pemakaian sebagai suatu pola penggunaan yg bersifat patologik/klinis
(menyimpang) yg ditandai oleh intoksikasi sepanjang hari, tdk mampu
mengurangi atau menghentikan, berusaha berulang kali mengendalikan,
terus menggunakan walaupun sakit fisiknya kambuh.
Keadaan ini akan menimbulkan gangguan fungsional/okupasional yg ditandai
oleh tugas dan relasi dlm keluarga tdk terpenuhi dengan baik, perilaku agresif
dan tdk wajar, hubungan dengan kawan terganggu, sering bolos sekolah atau
kerja, melanggar hukum/kriminal, dan tdk mampu berfungsi secara efektif.
Ketergantungan (dependence use) Telah terjadi toleransi dan gejala putus zat, bila pemakaian NAPZA dihentikan
atau dikurangi dosisnya.
Agar tdk berlanjut pada tingkat yg lebih berat (ketergantungan), maka
sebaiknya tingkat-tingkat pemakaian tsb memerlukan perhatian dan
kewaspadaan keluarga dan masyarakat diperlukan penyuluhan pada
keluarga dan masyarakat.
PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZA
Penyebabnya sangat kompleks akibat interaksi antara faktor yg terkait
individu, faktor lingkungan, dan faktor tersedianya NAPZA itu sendiri tidak
terdapat penyebab tunggal (single cause)
FAKTOR INDIVIDU Kebanyakan penyalahgunaan NAPZA dimulai atau terjadi pada masa remaja remaja
sedang mengalami perubahan biologis, psikologis, maupun sosial yg pesat remaja
sebagai kelompok individu yg rentan menyalahgunakan NAPZA
Ciri-ciri anak/remaja yg berisiko lebih besar utk menjadi penyalahguna NAPZA:
Cenderung memberontak & menolak otoritas
Cenderung memilki gangguan jiwa lain (komorbid) seperti depresi, cemas, psikotik,
kepribadian disosial
Perilaku menyimpang dari aturan/norma yg berlaku
Rasa kurang percaya diri, rendah diri, dan punya citra diri negatif
Sifat mudah kecewa, cenderung agresif, dan destruktif
Mudah murung, pemalu, pendiam
Mudah merasa bosan dan jenuh
Keingintahuan yg besar utk mencoba atau penasaran
PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZA
FAKTOR INDIVIDU Ciri-ciri (lanjutan …….) :
Keinginan utk bersenang-senang (just for fun)
Keinginan utk mengikuti mode karena dianggap sbg lambang keperkasaan & kehidupan
moderen
Keinginan utk diterima dlm pergaulan
Identitas diri yg kabur sehingga merasa diri kurang “jantan”
Tidak siap mental utk menghadapi tekanan pergaulan sehingga sulit mengambil
keputusan utk menolak tawaran NAPZA dengan tegas
Kemampuan komunikasi rendah
Melarikan diri dari sesuatu (kebosanan, kegagalan, kekesewaan, ketidakmampuan,
kesepian, kegetiran hidup, malu, dll)
Putus sekolah
Kurang menghayati iman/kepercayaannya
FAKTOR LINGKUNGAN KELUARGA Komunikasi orang tua-anak kurang baik/kurang efektif
Hubungan dlm keluarga kurang harmonis/disfungsi dlm keluarga
Orang tua bercerai, berselingkuh, atau kawin lagi
Orang tua terlalu sibuk atau tdk acuh
Orang tua otoriter atau seba melarang
Orang tua yg serba membolehkan (permisif)
PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZA
FAKTOR LINGKUNGAN KELUARGA (Lanjutan ……) Kurangnya orang yg dapat dijadikan model atau teladan
Orang tua kurang peduli & tidak tahu dengan masalah NAPZA
Tata tertib atau disiplin keluarga yg selalu berubah (kurang konsisten)
Kurangnya kehidupan beragama atau menjalankan ibadah dlm keluarga
Orang tua atau anggota keluarga ada yg menjadi penyalahguna NAPZA
FAKTOR LINGKUNGAN SEKOLAH Sekolah yg kurang disiplin
Sekolah yg terletak dekat tempat hiburan dan penjual NAPZA
Sekolah yg kurang memberi kesempatan pada siswa utk mengembangkan diri secara
kreatif dan positif
Adanya murid pengguna NAPZA
FAKTOR LINGKUNGAN TEMAN SEBAYA Berteman dengan penyalahguna
Tekanan atau ancaman teman kelompok atau pengedar
FAKTOR LINGKUNGAN MASYARAKAT/SOSIAL Lemahnya penegakan hukum
Situasi politik, sosial, dan ekonomi yg kurang mendukung
PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZA
FAKTOR NAPZA
Mudahnya NAPZA didapat dimana-mana dengan harga “terjangkau”
Banyaknya iklan minuman beralkohol dan rokok yg menarik utk dicoba
Khasiat farmakologi NAPZA yg menenangkan, menghilangkan nyeri,
menidurkan, membuat euforia/fly/stone/high/teler, dll
Faktor-faktor di atas memang tidak selalu membuat seseorang
kelak menjadi penyalahguna NAPZA.
Namun, makin banyak faktor-faktor di atas semakin besar
kemungkinan seseorang menjadi penyalahguna NAPZA.
Penyalahguna NAPZA harus dipelajari kasus demi kasus.
Faktor individu, faktor lingkungan dan teman sebaya tdk selalu
sama besar perannya dlm menyebabkan seseorang
menyalahgunakan NAPZA.
Akibat faktor pergaulan bisa saja seorang anak dari keluarga
yg harmonis dan cukup komunikatif menjadi penyalahguna
NAPZA.
DETEKSI DINI PENYALAHGUNAAN NAPZA
Orang yg belum menjadi pemakai atau terlibat dlm penggunaan NAPZA tapi
berisiko utk terlibat hal tsb Potential User (calon pemakai, golongan rentan)
ANAK dengan ciri-ciri sbb:
• Anak yg sulit memusatkan perhatian pada suatu kegiatan (tdk tekun)
• Anak yg sering sakit
• Anak yg mudah kecewa
• Anak yg mudah murung
• Anak yg sudah merokok sejak SD
• Anak yg agresif dan destruktif
• Anak yg sering berbohong, mencari, atau melawan tata tertib
• Anak dengan IQ taraf perbatasan (IQ 70-90)
KELOMPOK RISIKO TINGGI
REMAJA dengan ciri-ciri sbb:
• Remaja yg punya rasa rendah diri, kurang PD, dan punya citra diri negatif
• Remaja yg punya sifat sangat tidak sabar
• Remaja yg diliputi rasa sedih (depresi) atau cemas (ansietas)
• Remaja yg cenderung melakukan sesuatu yg mengandung risiko tinggi/bahaya
• Remaja yg cenderung memberontak
• Remaja yg tdk mau mengikuti peraturan/tat nilai yg berlaku
• Remaja yg kurang taat beragama
• Remaja yg berkawan dengan penyalahguna NAPZA
• Remaja dengan motivasi belajar rendah
• Remaja yg tdk suka kegiatan ekstrakurikuler
• Remaja dengan hambatan/penyimpangan dlm perkembangan psikoseksual
• (pemalu, sulit bergaul, sering masturbasi, suka menyendiri, kurang bergaul
• dengan lawan jenis)
• Remaja yg mudah menjadi bosan, jenuh, murung
• Remaja yg cenderung merusak diri sendiri
KELOMPOK RISIKO TINGGI
KELUARGA dengan ciri-ciri sbb:
• Orang tua kurang komunikatif dengan anak
• Orang tua yg terlalu mengatur anak
• Orang tua yg terlalu menuntut anaknya secara berlebihan agar berprestasi di
luar kemampuannya
• Orang tua yg kurang memberi perhatian pada anak karena terlalu sibuk
• Orang tua yg kurang harmonis, sering bertengkar, orang tua berselingkuh, atau
ayah menikah lagi
• Orang tua yg tidak memiliki standar norma baik-buruk atau benar-salah yg
jelas
• Orang tua yg tidak dapat menjadikan dirinya sebagai teladan
• Orang tua yg justru menjadi penyalahguna NAPZA
KELOMPOK RISIKO TINGGI
DETEKSI DINI PENYALAHGUNAAN NAPZA
Perubahan Fisik
Gejala fisik yg terjadi tergantung jenis zat yg digunakan, tapi secara umum
dapat digolongkan sbb:
Pada saat menggunakan NAPZA: jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel),
apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif, curiga
Apabila kelebihan dosis (overdosis): nafas sesak, denyut jantung dan nadi
lambat, kulit teraba dingin, nafas lambat/berhenti, meninggal
Apabila sedang ketagihan (putus zat/sakau): mata dan hidung berair,
menguap terus-menerus, diare, rasa sakit di seluruh tubuh, takut air sehingga
malas mandi, kejang, kesadaran menurun
Pengaruh jangka panjang: penampilan tidak sehat, tidak peduli thd
kesehatan dan kebersihan, gigi tdk terawat dan kropos, terdapat bekas
suntikan pada lengan atau bagian tubuh lain (pada pengguna dengan jarum
suntik)
GEJALA KLINIS PENYALAHGUNAAN NAPZA
DETEKSI DINI PENYALAHGUNAAN NAPZA
Perubahan Sikap dan Perilaku
Prestasi sekolah menurun, sering tdk mengerjakan tugas sekolah, sering
membolos, pemalas, kurang bertanggung jawab
Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di
kelas atau di tempat kerja
Sering bepergian sampai larut malam, kadang tdk pulang tanpa memberitahu
lebih dulu
Sering mengurung diri, berlama-lama di kamar mandi, menghindari bertemu
dengan anggota keluarga lain di rumah
Sering mendapat telepon dan didatangi orang tdk dikenal oleh keluarga
kemudian menghilang
Sering berbohong dan minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tdk
jelas penggunaannya; mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri
atau milik keluarga; mencuri; terlibat tindak kekerasan atau berurusan dengan
polisi
Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, marah, kasar, sikap
bermusuhan, pencuriga, tertutup, dan penuh rahasia
GEJALA KLINIS PENYALAHGUNAAN NAPZA
DETEKSI DINI PENYALAHGUNAAN NAPZA
Ada beberapa peralatan yg dapat menjadi petunjuk bahwa seseorang
punya kebiasaan menggunakan jenis NAPZA tertentu.
Misal pada pengguna heroin pada dirinya, dlm kamarnya, tas atau
laci mejanya terdapat antar lain:
Jarum suntik insulin ukuran 1 mL, ladang-kadang dibuang pada
saluran air di kamar mandi
Botol air mineral bekas yg berlubang di dindingnya
Sedotan minuman dari plastik
Gulungan uang kertas yg digulung utk menyedot heroin atau kokain
Kertas timah bekas bungkus rokok atau permen karet utk tempat
heroin dibakar
Kartu telepon utk memilah bubuk heroin
Botol-botol kecil sebesar jempol dengan pipa pada dindingnya
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
TERAPI DAN REHABILITASI
Gawat darurat yg berkaitan dengan penyalahgunaan
NAPZA meliputi berbagai gejala klinis sbb:
a. Intoksikasi
b. Overdosis
c. Sindrom putus NAPZA
d. Berbagai macam komplikasi medik (fisik & psikiatrik)
Terapi Medis
(Terapi Organo-Biologi) Rehabilitasi
Penyalahguna NAPZA perlu
mendapat penanganan sbb:
TERAPI MEDIS (TERAPI ORGANO-BIOLOGI)
Intoksikasi opioida:
Diberikan Nalokson HCl (0,4 mg) IV, IM, atau SC dapat diulang
setelah 2-3 menit sampai 2-3 kali
Intoksikasi kanabis (ganja)
Ajaklah bicara yg menenangkan pasien.
Diberikan diazepam jika perlu sebanyak 10-30 mg PO atau parenteral
atau clobazam 3x10 mg.
Intoksikasi kokain dan amfetamin
Diberikan diazepam 10-30 mg PO atau parenteral atau klordiazepoksid
10-25 mg PO atau clobazam 3x10 mg dapat diulang setelah 30
menit sampai 60 menit.
Utk mengatasi palpitasi diberi propranolol 3x10-40 mg PO.
TERAPI TERHADAP KEADAAN INTOKSIKASI
TERAPI MEDIS (TERAPI ORGANO-BIOLOGI)
Intoksikasi alkohol
Mandi air dingin bergantian air hangat.
Minum kopi kental
Aktivitas fisik (sit-up, push-up)
Apabila belum lama minum alkohol diminta utk memuntahkan
Intoksikasi sedatif-hipnotik (misal: valium, pil BK, MG)
Melonggarkan pakaian
Membersihkan lendir pada saluran napas
Diberikan oksigen dan infus NaCl
TERAPI TERHADAP KEADAAN INTOKSIKASI
TERAPI MEDIS (TERAPI ORGANO-BIOLOGI)
Diusahakan agar pernapasan berjalan lancar yaitu:
Lurus dan tengadahkan leher pasien (jika diperlukan dapat
memberikan bantalan di bawah bahu)
Dikendurkan pakaian yg terlalu ketat
Dihilangkan obstruksi pada saluran napas
Apabila perlu dapat diberikan oksigen
Diusahakan agar peredaran darah berjalan lancar yaitu:
Apabila jantung berhenti dilakukan masase jantung eksternal dan
diinjeksi adrenalin 0,1-0,2 cc secara IM
Apabila timbul asidosis (misalnya bibir dan ujung jari biru,
hiperventilasi) karena sirkulasi darah yg tidak memadai diberikan
infus 50 mL Na-bikarbonat
TERAPI TERHADAP KEADAAN OVER DOSIS
TERAPI MEDIS (TERAPI ORGANO-BIOLOGI)
Dipasang infus dan diberikan cairan (misal: RL atau NaCl 0,9%) dengan
kecepatan rendah (10-12 tetes/menit) terlebih dahulu sampai ada
indikasi utk memberi cairan tambahkan kecepatan sesuai kebutuhan
jika ada tanda-tanda kemungkinan dehidrasi
Dilakukan pemeriksaan lebih lanjut utk melihat kemungkinan adanya
perdarahan atau trauma yg membahayakan
Diobservasi thd kemungkinan kejang apabila timbul kejang
diberikan diazepam 10 mg IV atau infus dapat diulang setelah 20
menit jika kejang belum diatasi
Apabila ada hipoglikemi diberikan 50 mL glukosa 50% IV
TERAPI TERHADAP KEADAAN OVER DOSIS
TERAPI MEDIS (TERAPI ORGANO-BIOLOGI)
Terapi putus zat opioida
Terapi ini sering dikenal dengan istilah detoksifikasi
Terapi detoksifikasi dapat dilakukan dengan berobat jalan maupun
rawat inap
Lama program terapi detoksifikasi berbeda-beda:
Selama 1-2 minggu utk detoksifikasi konvensional
Selama 24-48 jam utk detoksifikasi opioid dlm anestesi cepat Rapid
Opiate Detoxification Treatment
Detoksifikasi hanyalah langkah awal dlm proses penyembuhan dari
penyalahgunaan/ketergantungan NAPZA
TERAPI TERHADAP SINDROM PUTUS ZAT
TERAPI MEDIS (TERAPI ORGANO-BIOLOGI)
Beberapa cara mengatasi putus opioida:
Tanpa diberi terapi apa pun putus obat seketika (abrupt withdrawal
atau cold turkey)
Terapi hanya simptomatis saja yaitu:
Utk nyeri diberi analgesik: tramadol, asam mefenamat,
parasetamol, dsb
Utk hidung meler diberi dekongestan: fenilpropanolamin
Utk mual diberi metoklopramid
Utk kolik diberi antispasmodik: loperamid, N-hyosin
Utk gelisah diberi antiansietas
Utk insomnia diberi hipnotika: Gol. Benzodiazepin
TERAPI TERHADAP SINDROM PUTUS ZAT
TERAPI MEDIS (TERAPI ORGANO-BIOLOGI)
Terapi putus opioida bertahap (gradual withdrawal)
Dapat diberi morfin, petidin, metadon, atau kodein dengan dosis yg
dikurangi sedikit demi sedikit, yaitu diberi kodein 3x60-80 mg
selanjutnya dikurangi 10 mg setiap hari, dst
Diberi terapi simptomatis utk mengatasi gejala klinis yg muncul
Terapi putus opioida dengan substitusi non-opioida:
Dipakai klonidin yg dimulai dengan 17 μg/kgBB/hari dibagi dlm 3-4 kali
pemberian dosis diturunkan bertahap dan selesai dlm 10 hari
Sebaiknya dirawat inap apabila TD < 100/70 mmHg terapi harus
dihentikan
Terapi putus opioida dengan metode detoksifikasi cepat dlm anestesi
(Rapid Opioid Detoxification)
Prinsip terapi ini hanya utk kasus single drug opiate dilakukan di RS
dengan fasilitas rawat inap intensif oleh Tim Anestesiolog dan Psikiater
dilanjutkan terapi menggunakan antagonis opiat (naltrekson) ± 1 thn
TERAPI TERHADAP SINDROM PUTUS ZAT
TERAPI MEDIS (TERAPI ORGANO-BIOLOGI)
Terapi putus zat sedatif/hipnotik dan alkohol
Harus secara bertahap dapat diberikan diazepam
Ditentukan dahulu tes toleransi dengan cara:
Diberikan benzodiazepin mulai dari 10 mg dinaikkan secara
bertahap sampai timbul efek intoksikasi diturunkan kembali secara
bertahap 10 mg/hari sampai gejala putus zat hilang
Terapi putus kokain/amfetamin
Rawat inap perlu dipertimbangkan karena kemungkinan melakukan
percobaan bunuh diri utk mengatasi gejala depresi diberikan
antidepresan
Terapi utk waham dan delirium pada putus NAPZA
Pada gangguan waham karena amfetamin/kokain diberikan injeksi
haloperidol 2,5-5 mg IM dan dilanjutkan haloperidol 3x2,5-5 mg/hari
PO
Pada gangguan waham karena ganja diberi diazepam 20-40 mg IM
TERAPI TERHADAP SINDROM PUTUS ZAT
TERAPI MEDIS (TERAPI ORGANO-BIOLOGI)
Terapi utk waham dan delirium pada putus NAPZA
Pada delirium putus sedatif/hipnotik atau alkohol diberikan
diazepam seperti pada terapi intoksikasi sedatif/hipnotik atau alkohol
Terapi putus opioida pada neonatus
Gejala putus opioida pada bayi yg dilahirkan dari seorang ibu yg
mengalami ketergantungan opioida timbul dlm waktu sebelum 48-
72 jam setelah lahir
Gejala: menangis terus (melengking), gelisah, sulit tidur, diare, tdk mau
minum, muntah, dehidrasi, hidung tersumbat, demam, berkeringat
Diberikan infus dan perawatan bayi yg memadai
Selanjutnya diberikan diazepam 1-2 mg tiap 8 jam setiap hari
diturunkan bertahap selesai dlm 10 hari
TERAPI TERHADAP SINDROM PUTUS ZAT
TERAPI MEDIS (TERAPI ORGANO-BIOLOGI)
Setelah keadaan intoksikasi dan sindroma putus NAPZA dapat teratasi,
maka perlu dilanjutkan terapi thd gangguan jiwa lain yg terdapat
bersama-sama dengan gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan zat psikoaktif (co-morbid psychopathology) sbb:
Psikofarmakologi yg sesuai dengan diagnosis
Psikoterapi individual
Konseling: apabila dijumpai masalah dalam komunikasi
interpersonal
Psikoterapi asertif: apabila pasien mudah terpengaruh & mengalami
kesulitan dlm mengambil keputusan yg bijaksana
Psikoterapi kognitif: apabila dijumpai depresi psikogen
Psikoterapi kelompok
Terapi keluarga apabila dijumpai keluarga yg patologik
Terapi marital apabila dijumpai masalah marital
Terapi relaksasi utk mengatasi ketegangan
Dirujuk atau konsultasi ke RS Umum atau RS Jiwa
TERAPI TERHADAP KOMORBIDITAS
TERAPI MEDIS (TERAPI ORGANO-BIOLOGI)
Terapi disesuaikan dengan besaran masalah dan dilaksanakan
secara terpadu melibatkan berbagai disiplin ilmu kedokteran,
misalnya:
Komplikasi paru dirujuk ke bagian penyakit paru
Komplikasi jantung dirujuk ke bagian penyakit jantung atau
penyakit dalam
Komplikasi hepatitis dirujuk ke bagian penyakit dalam
HIV/AIDS dirujuk ke bagian interna atau Pokdisus AIDS
TERAPI TERHADAP KOMPLIKASI MEDIS
TERAPI MEDIS (TERAPI ORGANO-BIOLOGI)
TERAPI MAINTENANCE (RUMATAN)
Terapi rumatan dijalankan pasca detoksifikasi utk mencegah terjadinya
komplikasi medis serta tindak kriminal.
Secara medis terapi ini dijalankan menggunakan:
Terapi psikofarmaka, menggunakan Naltrekson (antagonis opiat) atau
Metadon
Terapi perilaku diselenggarakan berdasarkan pemberian hadiah dan
hukum
Self-help group didasarkan kepada beberapa filosofi
REHABILITASI
Setelah selesai detoksifikasi penyalahguna NAPZA perlu menjalani
rehabilitasi.
Kenyataan menunjukkan “mereka” yg telah selesai menjalani
detoksifikasi sebagian besar akan mengulangi kebiasaan
menggunakan NAPZA karena rasa “rindu” thd NAPZA yg selalu
terjadi.
Dengan rehabilitasi diharapkan pengguna NAPZA dapat:
Mempunyai motivasi utk tidak menyalahgunakan NAPZA lagi
Mampu menolak tawaran penyalahgunakan NAPZA
Pulih kepercayaan dirinya dan hilang rasa rendah dirinya
Mampu mengelola waktu dan berubah perilaku sehari-hari dengan
baik
Dapat berkonsentrasi utk belajar/bekerja
Dapat diterima dan dapat membawa diri dengan baik dlm pergaulan di
lingkungannya
REHABILITASI
Program Antagonis Opiat (Naltrekson)
Setelah detoksifikasi (dilepaskan dari ketergantungan fisik) thd opioid
(heroin/putauw) pasien sering mengalami keadaan “rindu” yg sangat
kuat thd efek heroin.
Antagonis opiat (Naltrekson) dapat mengurangi kuatnya dan frekuensi
datangnya perasaan “rindu” itu apabila pasien menggunakan opiat
lagi pasien tdk merasakan efek euforianya sehingga dapat terjadi
overdosis perlu seleksi dan psikoterapi utk membangun motivasi
pasien yg kuat sebelum memutuskan pemberian antagonis.
Antagonis opiat diberikan dlm dosis tunggal 50 mg sekali sehari PO
selama 3-6 bulan karena risiko hepatotoksik perlu tes fungsi hati
secara berkala.
Program Metadon
Metadon adalah opiat sintetik yg bisa dipakai utk menggantikan heroin
yg dapat diberikan secara oral dapat mengurangi komplikasi medik.
PROGRAM/PENDEKATAN REHABILITASI YANG ADA
REHABILITASI
Program ini menitikberatkan berbagai kegiatannya pada terapi psikologi
(kognitif, perilaku, suportif, asertif, dinamika kelompok, psikoterapi
individu, desensitisasi, dll) dan keterampilan sosial utk mengembangkan
kepribadian dan sikap mental yg dewasa serta meningkatkan mutu &
kemampuan komunikasi interpersonal.
Berbagai variasi psikoterapi sering digunakan dlm program rehabilitasi
tergantung pada sasaran terapi yg digunakan
Psikoterapi yg berorientasi analitik mengambil keberhasilan
mendatangkan insight sebagai parameter keberhasilan.
Psikoterapi yg menggunakan sasaran pencegahan
relaps/kekambuhan seperti Cognitive Behaviour Therapy dan Relaps
Prevention Training
Supportive Expressive Psychotherapy
Psychodrama, art-therapy adalah psikoterapi yg dijalankan secara
individual
PROGRAM YANG BERORIENTASI PSIKOSOSIAL
REHABILITASI
Therapeutic Community: program terstruktur yg diikuti oleh mereka yg
tinggal dlm satu tempat dipimpin oleh mantan penyalahguna yg
dinyatakan memenuhi syarat sebagai konselor (setelah melalui
pendidikan & pelatihan) tenaga profesional hanya sebagai konsultan
saja.
Dlm komunitas ini pasien dilatih keterampilan mengelola waktu dan
perilakunya secara efektif serta kehidupannya sehari-hari dapat
mengatasi keinginan memakai NAPZA atau sugesti dan mencegah
kekambuhan.
Dalam komunitas ini, semua ikut aktif dlm proses terapi.
Ciri perbedaan anggota dihilangkan pasien bebas menyatakan
perasaan dan perilaku sejauh tdk membahayakan orang lain.
Tiap anggota bertanggung jawab thd perbuatannya ganjaran bagi
yg berbuat positif dan hukuman bagi yg berperilaku negatif diatur oleh
komunitas itu sendiri.
PROGRAM YANG BERORIENTASI PSIKOSOSIAL
REHABILITASI
Program yg berorientasi sosial
Program ini memusatkan kegiatan pada keterampilan sosial agar
mantan penyalahguna NAPZA dapat kembali ke dlm kehidupan
masyarakat yg normal (termasuk mampu bekerja).
Program yg berorientasi kedisiplinan
Program ini menerapkan modifikasi perilaku dengan melatih hidup
menurut aturan disiplin yg telah ditetapkan.
Program dengan pendekatan religi atau spiritual
Pesantren dan bbrp pendekatan agama lain melakukan trial and error
utk menyelenggarakan rehabilitasi ketergantungan NAPZA.
PROGRAM YANG BERORIENTASI PSIKOSOSIAL
PROGRAM PASCA RAWAT (AFTER CARE)
Setelah selesai mengikuti suatu program rehabilitasi penyalahguna
NAPZA masih harus mengikuti program pasca rawat utk
memperkecil kemungkinan relaps.
Setiap panti rehabilitasi yg baik memiliki program pasca rawat ini.
NARCOTICS ANONYMOUS (NA)
NA adalah kumpulan orang, baik laki-laki maupun perempuan yg saling
berbagi rasa ttg pengalaman, kekuatan, dan harapan utk
menyelesaikan masalah dan saling menolong utk lepas dari NAPZA
(khususnya narkotika).
Satu-satunya syarat utk menjadi anggota NA adalah keinginan utk
berhenti memakai narkotika.
NA tdk terikat pada agama tertentu, pihak politik tertentu, maupun
institusi tertentu.
Mereka mengadakan pertemuan seminggu sekali pertemuan ini
biasanya tertutup, hanya bagi anggota saja atau terbuka dengan
mengundang pembicara dari luar.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
TUGAS PRESENTASI MINGGU DEPAN
Case Report terkait penyalahgunaan
NAPZA Pembahasan dari aspek farmakologi Cara pengatasan terhadap pecandu
NAPZA tsb