opk
BELAJARALKITAB ITU
TIDAK PERNAHTAMAT
Buku Penghormatan 80 Tahun
Barend F Drewesdan Kenangan bagi
Renate G Drewes-Siebel
BELAJAR ALKITAB ITU TIDAK PERNAH TAMAT
Buku Penghormatan 80 Tahun Barend F Drewes dan Kenangan bagi Renate G Drewes-Siebel
Copyright copy 2017 oleh Salmon Pamantung
All rights reserved
OitertJitkan oleh
PT BPK Gunung Mulia JI Kwitang 22-23 Jakarta 10420
E-mail publishingbpkgmcom-httpwwwbpkgunungmuliacom
Anggota IKAPI
beke~a sama dengan
Sekolah TInggi Agama Kristen (STAKN) Toraja
JL Poros Makale-Makassar KM 115
Mengkendek Tana Toraja Sulawesi Selatan
dan
Sekolah TInggi Agama Kristen (ST AK) Maluku Utara
Oesa Pediwang Kecamatan Kao Utara
Halmahera Utara Maluku Utara
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang
Cetakan ka-t 2017
Penyunting Julianus Mojau Salmon Pamantung
Penyelaras Bahasa Samuel Septino Saragih Windiasih Sairoen
Penata Letak lsi Varian
Desainer Sampul Hendry KusumawijayatnmligedcaTKJD
KatacJg daam Tellitan (KDT)
Mojau Julianus dan Salmon Pamantung (penyunting)
Belajar Alkitab itu tidak pemah tamat buku penghormatan 80 tahun Barend F Drewes
dan kenangan bagi Renate G Drewes-Siebel disunting oleh Julianus Mojau dan Salmon Pamantung
- Cet ke-1 - Jakarta BPK Gunung Mulia 2017
xviii 418 him 23 em
1 Alkitab
3 Alkitab - Agama-agama Lain
I Mojau JUlianus
261
2 Alkitab - Zending
4 Pendidikan teologi - Indonesia
II Pamantung Salmon III Judul
ISBN 978-602-231-46G-8
--~~ -itzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA-~oj~ bull - urnkihgedaUPNID
~PmiddotNUngkirikah DuaywtsrponmlkjigedcbaRPKHEDAAgama
Sarnawi lni Bertemu dalarnlt Ji - ~- ~-- -
Pribadi Yesusi
Prawacana
Tulisan kecil ini dipersembahkan sebagai bagian dari buku perayaan ulang tahun
Pendeta (Em) BP Drewes yang ke-80 (untuk selanjutnya Yubilaris akan saya
sapa dengan Pak Drewes saja) Di usia emas Pak Drewes selayaknya kita
bersukacita mengenang pelayanan serta sumbangsih beliau bagi perkembangan
pendidikan teologi di Indonesia Pak Drewes pernah melayani sebagai pendeta
jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Gondokusuman Yogyakarta yang kemudian
sejak November 1968 hingga Maret 1981 diutus sebagai dosen bidang studi
biblika Perjanjian Baru di Sekolah Tinggi Teologi Dura Wacana Yogyakarta (kini
menjadi Fakulras Teologi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta)
Pada tahun 1982 Pak Drewes kernbali ke Belanda unruk melayani jemaat
Evangelische Broedergemeente di Rotterdam selama beberapa tahun (hingga
Maret 1987) dan kemudian menjadi Rekror di Hendrik Kraemer Instituut di
Oegstgeest (1987-1993) Meskipun lebih dari 11 rahun meninggalkan Indonesia
hubungan emosional Yubilaris dengan Indonesia sebagai rumah kedua -nya
tidak pernah terputus Itulah sebabnya pada tahun 1993 ia kembali ke Indonesia
untuk mengajar di Sekolah Tinggi Teologi INTIM Ujungpandang (Makassar)
sebagai dosen biblika hingga tahun 1999
Tidak dapat disangkal perkembangan gagasan telogis Pak Drewes tidak dapat
dilepaskan dari konteks gereja-gereja di Indonesia yang hidup dan berkembang
di tengah heterogenitas multiaspek masyarakat Indonesia Salah satu realitas yang
tak mungkin dinafikan oleh umat Kristen di Indonesia dalam heterogenitas itu
adalah perjumpaannya dengan saudara-saudara yang beragama Islam Dinamika
relasi kedua komunitas iman di sepanjang sejarah bangsa Indonesia mengalami
pasang surut Dalam situasi seperti ini dialog antara kedua umat untuk
meningkatkan pemahaman satu terhadap yang lain merupakan suatu keniscayaan
217
Realitas yang Kita HadapizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Dalam kerangka itulah pada kesernparan punjung rulis untuk mengenang dan
merayakan ulang tahun Yubilaris ke-80 ini saya mencoba mempersembahkan
sebuah tulisan yang berupa tawaran dialog doktriner di anrara urnar Islam dan
Kristen di Indonesia khususnya pemahaman mereka rerhadap diri Yesus
Tak dapat dihindari kira bangsa Indonesia hidup dalam realiras masyarakat
majernuk baik secara ern is kulrural maupun religius Pada saru pihak keaneka-
ragaman tersebur merupakan karunia dan rahmar Allah bagi bangsa Indonesia
Namun pada pihak lain perbedaan-perbedaan yang ada termasuk perbedaan
kepercayaan sering menyebabkan ketegangan hubungan anrarkomunitas agamawl
di negeri ini Realiras ini rampak paling nyata dalam hubungan anrara umar Islam
dan Kristen
Memang keregangan hubungan anrara umar Islam dan umat Krisren tidak
hanya discbabkan oleh saru fakror tertentu tetapi juga olch berbagai fakror seperti
jalinan hisroris sejak awal sifat misioner keduanya eksklusivisme reologis masing-
masing dan berbagai kepenringan politis pribadi-pribadi arau kelompok-kelompok
tertentu yang kadang-kadang memperalat agama untuk mencapai tujuannya
sendiri Oi sam ping hal-hal rersebut perbedaan dokrrin arau ajaran juga rnernberi
andil dalam mcmperburuk hubungan kedua komuniras iman yang sering kali
kurang harmon is Salah saw pokok doktriner yang sering menimbulkan perdebatan
di anrara umar Islam dan Kristen adalah doktrin tentang Allah dan Krisrologi
Lazimnya dialog dokrriner dianggap rabu dan karena itu biasanya dihindari
Secara fakrual kita menyadari bahwa pada saru pihak urnat Kristen dan
gereja-gereja di Indonesia pada umumnya sangat kerar berpegang pada warisan
dokrriner gereja ibu mereka yairu gereja-gereja Proresran di Eropa yang sangat
erat terkait dengan pengakuan iman (simbol-sirnbol) reformasi serta tidak beranjak
jauh dari doktrin-dokrrin ekumenis gereja-gereja Umar Kristen dan gereja-gereja
di Indonesia berpegang reguh pada dokrrin Trinitas yang mengajarkan bahwa
Allah yang Esa iru terdiri dari riga pribadizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBA(persons personae) Bapa Putra dan
Roh Kudus Keriganya esa dan saru hakikat Krisrologi gereja-gereja di Indonesia
yang merupakan derivasi ajaran Trinitas menyatakan bahwa Yesus adalah salah
saw dari pribadi-pribadi Triniras yang merniliki dua hakikar dalam dirinya
ilahi dan manusiawi Ia adalah Manusia-Allah atau Allah yang mengenakan rupa
(mengambil benruk) manusiaurnkihgedaUPNID
I Bagian ini saya ambil dari Sekapur Sirih buku saya Yesus Sang Titik Temu dan Titik
Tengkar (Subandrijo 2016 ix-x)
Pada pihak lain meskipun di Indonesia terdapat beberapa tradisi danzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAmazhab
Islam pada dasarnya umat Islam memiliki kesarnaan doktrin tenrang tauhid
(keesaan Allah) Hal ini jelas dari berbagai rulisan islami karya para penulis Muslim
yang masih dapat kira ternukan baik penulis nasional maupun inrernasional
periulis cradisional maupun modern Bagi urnat Islam Allah adalah saw seeara
mudak tidak ada sesuatu pun atau seorang pun dapat disetarakan dengan-Nya
Ia sarna sekali berbeda dengan keberadaan lainnya dan tidak dapat disejajarkan
enrah dengan manusia ataupun dengan eiptaan lainnya Allah tidak beranak dan
tidak diperanakkan Berdasar ajarannya yang kerat tenrang keesaan Allah urn at
Islam sulit memahami dokcrin Kristen yang mengajarkan bahwa Yesus adalah
Anak Allah yang ilahi Bagi mereka Yesus adalah seorang nabi seorang rnanusia
seperti nabi-nabi lainnya Bahkan Alquran dengan tegas menyatakan bahwa Ia
adalah seorang nabi yang diutus (hanya) untuk umar Israel Memang Alquran
juga mengakui keistimewaan Yesus di anrara nabi-nabi yang lain Hal ini jelas dari
gelar-gelar yang dikenakan kepadanya retapi tidak dikenakan kepada nabi-nabi
yang lain Sekalipun demikian Ia hanyalah seorang manusia bukan sosok ilahiywtsrponmlkjigedcbaRPKHEDA
Eksperimen Dialog Doktriner Kajian Analitis-Eksegetis
Kajian ini merupakan suatu eksperimen dialog dokcriner dalam rangka meneari
pemaharnan baru terhadap diri Yesus (dan implisit juga tenrangAllah) didasarkan
pada analisis eksegetis atas dua perikop Kitab Suei yaitu himne Kristus dalam
Surat Kolose 1 15-20 dan himne Yesus dalam Surah Maryam 19 16-40 Dari
himne Krisrus dalarn surat Kolose kita meneoba menemukan garnbaran yang
jelas mengenai persepsi alkitabiah tenrang diri Yesus (yang seeara implisit mencer-
minkan pemahaman kornunitas Kristen Perdana) dan dari himne Yesus dalam
Surah Maryam kita berusaha memahami persepsi Alquran tenrang diri-Nya
Dengan menggali berita tentang Yesus dalam kedua Kitab Suei itu kira
berharap dapat memahami persepsi fundamenral alkitabiah Kristen dan Islam
tenrang diri-Nya dan mungkin mengoreksi kesalahpahaman kedua komunitas
iman itu terhadap-Nya yang barangkali menyirnpang dari persepsi Kitab Suei
mereka Bertolak dari analisis eksegeris alkitabiah atas kedua bagian Kitab Suei itu
kira berharap dapat menggali kemungkinan untuk mengembangkan pemahaman
bersarna mengenai diri Yesus atau paling tidak mernperrumpul perbedaan-per-
bedaan pemahaman dan cara pandang keduanya rerhadap Dia
Bagaimanakah kesaksian Kirab Suei kedua agama itu ten tang Yesus Bertolak
dari anal isis eksegetis atas himne Kristus dalam Surar Kolose kita lihat dan kita
rernukan bahwa konsepsi Krisrologis komuni ras Kristen Perdana tidak dapat
dipisahkan dari gagasan monoteistik Yahudi (dan Perjanjian Lama) Pemahaman
umat Kristen Perdana terhadap diri Yesus dikembangkan berdasar pemahaman
Yudais tentang Allah yang selalu campur tangan dan bertindak dalam sejatah
melalui Hikrnat-Nya Mereka menemukan bahwa Allah yang selama ini bertindak
melalui Hikrnat-Nya kini bertindak melalui diri Yesus karena itu segala atribut
Hikmat dengan serta-rnerta mereka kenakan kepada Yesus
Dalarn hal ini perlu dicarat bahwa pengenalan umat Kristen Perdana
rerhadap Allah bukanlah hasil usaha intelekrual untuk mengonseptualisasikan
hakikar arau keberadaan Allah melainkan lebih merupakan buah pengalaman
dan penghayatan iman mereka terhadap tindakan Allah yang selalu berkarya
secara aktif di sepanjang sejarah Mereka mengenal Allah tidak hanya melalui
para nabi para utusan dan harnba-harnba-Nya melainkan juga melalui berbagai
benruk penyaraan-Nya Pengalaman mereka akan kehadiran (hadirat) Allah
mereka personihkasi kadang-kadang sebagai kehadiran rnalaikar kehadiran Roh
Allah kuasa Allah atau Hikrnar Allah Semua personifikasi ini digunakan unruk
mengungkapkan pemahaman mereka terhadap rnanifestasi atau penyataan diri
Allah kepada urnat man usia Oleh karen a itu ungkapan-ungkapan personifikatif
yang mereka gunakan harus kira pahami dalam kerangka gagasan monoteistik-
Yudais tentang Allah Atribut-atribut yang dikenakan kepada Yesus seharusnya
tidak diartikan secara lugas atau harfiah tetapi secara metaforis dalam kerangka
pikir Yudais-monoteistik
Kornunitas Kristen Perdana memahami Allah yang Esa yang bertindak
sepanjang sejarah iru kini bertindak dan menyatakan diri melal ui pribadi Yesus
Dalam hal ini yang hendak ditekankan adalah pengalaman mereka atas penyataan
kehendak Allah dan manifestasi atau pewujudnyataan pekerjaan-Nya melalui
Yesus bukan konseptualisasi doktriner mercka ten tang hakikat diri Yesus secara
onrologis Melalui Dia urnat manusia diberi kemungkinan untuk mengenal
Allah yang tidak kasat mara dan untuk mengetahui kehendak-Nya Oleh karena
itu dalam peran dan kedudukan-Nya ini Ycsus disebut sebagai gambaruqonlkiedaK(eikon)
Allah yang tidak kel ihatan (Kol 1 15) (Subandrijo 2016 160-176)
Sesungguhnya pewartaan Alquran ten tang Yesus memiliki nada yang sarna
dengan pemahaman seperti itu Dalam QS Maryam 1921 Yesus disebut seba-gaizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBA
dyat Allah dan rahmat bagi manusia Namun pada sisi lain himne Yesus dalam
QS Maryarn 19 16-40 menandaskan bahwa meskipun Yesus dihorrnati dan
dipuji Ia hanyalah seorang manusia Dalam ayat 16-33 kita rnelihar bahwa keis-
timewaan Yesus diceritakan secara runrut dengan nada positif Namun serelah
itu dalam rangka menjaga kemurlakan keesaan Allah cerita terscbut kemudian
diikuti dengan perikop polemis (ayat 34-40) yang dengan tandas menekankan
kemanusiaan Yesus Besar kemungkinan perikop ini pada mulanya ditujukan
untuk melawan politeisme Arab pada waktu itu namun pada kemudian hari
fuga dialamatkan untuk iman Kristen yang memercayai Yesus sebagai salah satu
dari ketiga pribadi Trinitas Menurut Surah ini Yesus sendiri menegaskan bahwa
diri-Nya adalah utusan Allah Allah telah menjadikan-Nya seorang nabi untuk
menyampaikan firman-Nya dan untuk menyatakan kehendak-Nya kepada umat
manusia
Memang keunggulan Yesus di antara para nabi juga dikemukakan dalam
Surah ini Dikisahkan bahwa Yesus dilahirkan oleh perawan Maria (Maryam)
karena kuasa Allah tanpa campur tangan seorang ayah Sebagaimana terjadi pada
diri Adam Yesus ada karena Firman Allah Ada dan Ia menjadi ada Lebih dari
itu atas izin Allah Yesus mampu melakukan rnukjizar bahkan ketika Ia masih
bayi Ia sudah dapat berbicara ketika masih berada dalam gendongan Di sam-
ping itu seperti telah dikatakan di depan meskipun tanpa penjelasan dalam
Surah Maryam Ia disebut sebagaizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAdyat dan rahmat Allah bagi umat manusia
(QS Maryam 1921) Dengan gelar tanda (ayat) dapar diinterpretasi bahwa
yang hendak dikedepankan adalah peran Yesus sebagai pembawapenyampai tun-
tunan Allah kepada umat manusia Bahkan Ia bukan hanya randa dari Allah
melainkan juga rahmat Allah bagi umar manusia Sayangnya dalam arti apakah
Yesus disebut sebagai rahrnat Allah Alquran tidak memberi penjelasan lebih
lanjut Sacu-satunya ungkapan yang mungkin memiliki makna sejajar dengan
gelar itu adalah perkataan Yesus bahwa Allah telah menjadikan-Nya berkat di
mana pun Ia berada (QS Maryam 1931) dan bahwa keselamatan (salam) ada
pada diri-Nya di mana pun dan kapan pun Ia berada Dan keselamatan atasku
pada hari aku dilahirkan pada hari aku wafat dan pada hari aku dibangkitkan
hidup kembali (QS Maryam 1933)
Keistimewaan Yesus yang lain yang disebutkan dalam Surah Maryam adalah
kebaikan hati dan kesalehan-Nya Dalam ayat 32 dikarakan bahwa Allah telah
menjadikan-Nya berbuat baik kepada ibu-Nya serra tidak menjadikan-Nya
seorang yang sombong lagi celaka Dalam hal ini kesalehan-Nya juga menjadi
tanda dari Allah bagi umat manusia dalam ani bahwa semua manusia dipanggil
untuk meneladan kesalehan-Nya itu Semua manusia dipanggil untuk mengikuti
tuntunan ajaran dan teladan-teladan-Nya (Subandrijo 2016 205-231)
Mencerrnati dengan saksama gelar-gelar yang dikenakan kepada Yesus
oleh Perjanjian Baru (dalam terang himne Kristus dalam surat Kolose) dan oleh
Alquran (dalam terang himne Yesus dalam Surah Maryam) kita memiliki tiga
simpul caratan reflekriftrmeaP
Pertama baik Perjanjian Baru maupun Alquran menghormati Yesus
Keduanya mengakui keutamaan Yesus di antara para nabi dan urusan Allah Hal
ini jelas dari kenyataan bahwa terdapat gelar-gelar yang hanya dikenakan kepada
Yesus dan tidak dikenakan kepada nabi-nabi yang lain sepertizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon (gam bar
tanda) arau dyat (tanda) dari Allah firman atau kalam (dari) Allah Roh
(yang berasal dari) Allah dan MesiasuqonlkiedaK
Kedua kita temukan bahwa semua gelar Yesus rersebut terkait erat dengan
peran dan fungsinya di hadapan Allah dan man usia Dapat dikatakan bahwa
yang hendak diungkapkan baik oleh Perjanjian Baru maupun Alquran dengan
gelar-gelar tersebur adalah peran fungsional Yesus di hadapan Allah dan man usia
Meskipun semua gelar Yesus itu berkenaan dengan peran-Nya dan saling berkaitan
saru dengan yang lain secara fungsional kita dapat mengelompokkannya ke
dalam dua karegori yaitu gelar-gelar kehorrnatan (seperti Firman Allah
Roh Allah dan Anak Allah) dan gelar-gclar pelayanan (seperri Mesias
Harnba Nabi dan TandaIGambarIAyat Allah) Gelar-gelar kehormatan
Yesus adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada- ya terutarna berkenaan
dengan kedudukan-Nya yang istirnewa dan mulia di hadapan Allah dan manusia
sedangkan gelar-gelar pelayanan-Nya adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada-
Nya terutarna berkenaan dengan pelayanan yang dilakukan-Nya di hadapan Allah
dan man usia
Ketiga membicarakan peran Yesus yang tercermin dalam gelar-gelar-Nya
berarti membicarakan pengejawanrahan komunikasi Allah kepada umat man usia
Melalui diri Yesus Allah mengomunikasikan diri dan kehendak-Nya kepada umat
man usia Oleh karena iru berbicara mengenai peran Yesus juga berarti berbi-
cara ten tang tunturian Allah yang dinyatakan Yesus rnelalui kehidupan pelayanan
ajaran-ajaran dan teladan-teladan-Nya Jadi ketimbang memperdebatkan hakikat
ontologis pribadi-Nya lebih baik kita menaati tuntunan-Nya mencontoh teladan-
Nya dan mengikuti jalan- ya
Di samping pcngertian bersarna renrang diri Yesus yang dapar dikembangkan
oleh urnat Islam dan Kristen harus pula diakui bahwa di antara keduanya masih
terdapar perbedaan pandang secara doktriner mengenai Allah dan Krisrologi
Oleh karena itu untuk menjembacani jurang pemisah tersebut keduanya
perlu mengembangkan perjumpaan dialogis yang di dalamnya mereka dapat
duduk bersarna dalam kesetaraan dengan kesediaan dan keterbukaan unruk
saling memahami bahkan saling memberi dan rnenerirna kebenaran pihak
lain Keduanya harus be rani bersikap realistis dan menerima kenyacaan bahwa
realitas Yesus yang satu itu dapat dilihar dari sudur pandang yang berbeda
Konsekuensinya mereka harus memiliki keberanian untuk mengadakan dialog
doktriner kecimbang malah menghindarinya Tanpa keberanian sepeni ini kedua
kornunitas irnan itu ridak akan pernah mencapai dialog aurentik Lagi pula
lebih baik berupaya mencari kesamaan-kesamaan pemahaman yang barangkali
dapar ditemukan ketimbang memperuncing perbedaan-perbedaan yang timbul
karena kesalahmengertian Berkenaan dengan diri Yesus di samping perbedaan
pemahaman terhadap diri-Nya kedua kornuniras iman ini juga mengakui bahwa
semua gelar yang dikenakan oleh Kitab Suci mereka kepada-Nya mencerminkan
relasi Yesus yang unik dengan Allah Dalam relasi-Nya yang unik dengan Allah
itu Yesus memberi kesaksian tentang kebenaran Allah Oleh karena itu tidaklah
salah menyebut diri-Nya sebagai saksi Allah yang unik Karena Yesus adalah
saksi kebenaran Allah maka tepatlah jika Ia disebutzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon atau ayat Allah Dialah
icon (dalam bahasa Inggris) atau model kebenaran yang sesungguhnya dan
karenanya kedua komunitas iman itu dapat bersama memuliakan-NyautsrponkifdcaODA
Dari OrtodoksiurnkihgedaUPNIDke Ortopraksis
Saya setuju sepenuhnya dengan pendapat Goring bahwa hampir semua agama
merasa perlu memiliki tolok ukur kepercayaan fundamental bagi iman para
pengikurnya dan sarana untuk menyelesaikan pertentangan yang diakibatkan
oleh perbedaan penafsiran atas Kitab Sucinya (Goring 1995 385) Agama Kristen
berpegang pada keputusan-keputusan konsili-konsili gerejawi Alkitab dan
Pengakuan Iman yang digunakan sebagai sarana melegitimasi kedudukannya
Dalam hal ini rumusan pengakuan iman berfungsi sebagai standar ortodoksi
ajaran atau doktrin komunitas iman Lebih lanjut Goring mengatakan bahwa
kadang-kadang wacana keagamaan Barat memberi tekanan pada kebenaran
doktriner Rumusan doktrin arau sistern kepercayaan lebih ditekankan ketimbang
prakrik keagamaan sebagai manifestasi iman Hal ini berbeda dengan agama-
agama Timur seperti Yudaime Hinduisme Buddhisme dan Islam Bagi
agama-agama ini kebenaran iman diukur dari kebenaran praktik keagamaan
dalam benruk perbuatan baik seperti memenuhi kewajiban ritual dan menaati
perintah-perintah ilahi Di sini iman religus lebih merupakan cara hidup
ketimbang sekadar suaru sistern kepercayaan atau serangkaian gagasan keagamaan
Tekanannya diletakkan pada praksis atau pelaksanaan kehendak Allah Seperti
dikatakan Goring bagi umat Kristen kebenaran religius dan pengenalan akan
Allah diperoleh dengan rnengikuri praksis Yesus dan bukan karena merenungkan
kebenaran religius secara terpisah Dalam semua tradisi orrodoksi akan terus-
menerus diperhadapkan dengan tantangan komunikasi-kornunikasi lintas-
kulrural dan dialog-dialog anrarirnan Hal tersebut mungkin akan menyebabkan
pudarnya iman atau sebaliknya jusuu menghidupkan kembali benruk-benruk
keimanan yang eksrrern (Goring 1995 384-385)
Menurut hernar saya kira tidak akan menemukan kebenaran yangurnkihgedaUPNIDdi-
bawa Yesus melalui perdebatan dokrriner ten tang diri-Nya tetapi dengan jalan
menapakkan kaki di jalan- ya Tidaklah berlebihan jika Amon Wessels mengata-
kan bahwa satu-sarunya cara mengenal Yesus sebagai kebenaran adalah dengan
mengikuti jejak-Nya Oengan menapakkan kaki di jalan-Nya maka kebenaran itu
akan dijurnpai dirernukan dan dinyatakan (Wessels 1991 189) Konsekuensinya
tidak mungkin orang mengenal Yesus tanpa menapakkan kaki di jalan-Nya Ketika
salah seorang rnurid Yesus berkata kepada-Nya bahwa ada seorang yang bukan
pengikut-Nya telah mengusir setan demi nama-I ya maka Yesus menjawab
Barangsiapa ridak melawan kita ia ada di pihak kira (Mrk 940) Temang
Musa dikatakan Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan
yang lebih besar dari semua harta kekayaan di Mesir sebab pandangannya ia
arahkan kepada upah (Ibr 11 26) Bagaimana ayat ini harus dipahami Berdasar
iman Musa kepada Allah-yang relah memilih dia unruk diperlakukan dengan
sewenang-wenang bersama umar Allah ketimbang menikmati kesenangan dosa
unruk semenrara wakru di Mesir-jelas bahwa penulis surat Ibrani berpikir bahwa
Musa dapar secara langsung dihubungkan dengan Kristus meskipun Musa belum
dan tidak dapar mengenal dia dalam ani kara harfiah dan historis
Sayangnya perjurnpaan anrariman khususnya di antara urnat Islam dan
Kristen di Indonesia dewasa ini tarnpaknya cenderung mengulang cara beragama
di Barar masa lalu yang keliru terperangkap dalam kubangan rurnusan-rurnusan
doktriner Akibarnya esensi keagamaan mereka cenderung pudar meskipun
simbol-sirnbol agamawi formalistis begiru semarak Terminologi-rerminologi ke-
agamaan praktis tergeser menjadi sekadar wacana keagamaan yang lebih rnenekan-
kan rurnusan-rumusan doktriner ketimbang praktik keagamaan dalam bentuk
perbuatan baik dan ketaatan terhadap perintah ilahi Kecenderungan seperti ini
terjadi baik di kalangan umat Krisren maupun Islam
Oi an tara umar Kristen terdapat gerakan-gerakan sempalan yang lebih
menekankan rumusan dokrriner kerimbang praktik irnan secara benar dan
bersamaan dengan itu sekaligus menekankan eksklusiviras mereka dengan me-
ngatakan bahwa hanya ajaran merekalah yang benar Lebih dari iru mereka meng-
klaim sebagai satu-satunya jalan keselamatan (bnd Lumintang 2002 bab 6)
Oewasa ini di kalangan urnat Islam juga menjamur beberapa kelompok
fundamemalis radikal Mereka tidak memberi ruang sedikir pun bagi kebenaran
imankepercayaan yang lain Abd Moqsith Ghazali salah seorang intelekrual
muda Jaringan Islam Liberal OIL) menyajikan analisisnya aras gerakan-gerakan
Islam radikal di Indonesia dewasa ini Ia mengemukakan bahwa sekarang ini
Wahabisme sangat deras memengaruhi sernentara urnat Islam di Indonesia
(Kerckhove 2002zywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAMuslim Cultures Vol I 95-96)2 Gagasan doktriner gerakan-
gerakan ini berakar pada pemikiran para pemimpinnya seperri Muhammad Ibn
Abdul Wahhab al-Tamimi al-Najdi (1715-1806) Ibnu Taymiyah (1201-1328)
Ibnul Qayim al-Jauziyah (1291-1351) dan Ahmad Ibn Hanbal (762-839)
Pada mulanya Wahabisme didirikan untuk memodernisasi Islam yang di kala
itu termuati oleh berarnya beban historis dengan jalan membawa Islam kembali
kepada sumber pengajarannya yang paling tinggi yaitu Alquran dan al-Sunnah
Namun dalam perkembangannya kemudian implernentasi ajaran Wahabisme
berul-berul kontra produktif Menurut Ghazali seorang peneliri pada WAHID
Institute aliran ini telah menetapkan ajarannya sebagai standar orrodoksi dan
menuduh aliran-aliran Islam yang lain yang tidak sejalan dengan ideologinya
sebagai bidah (ajaran yang menyimpang dari Islam yang benar) dan menganggap
agama-agama lain sebagai mushrik (politeis) dan kafir Aliran ini menolak demokrasi
yang dianggap sebagai sistern kafir dan juga menolak prinsip-prinsip dasar hak-hak
asasi manusia kebebasan beragama (hifdz ai-din) dan kebebasan berpikir (hifdz
al-uqonlkiedaKaql) Bagi aliran ini hak asasi manusia tidak ada yang ada adalah hak Allah
Wahabisme berusaha hanya menegakkan hukum (syariah) Islam dan mengabaikan
hukum universal Rupanya para pengikurnya sangat puas dengan formalisasi
hidup keagamaan dengan simbol-sirnbol islami tanpa mernperharikan kebenaran
iman atau prakrik-praktik keagamaan yang benar Mereka menyangkal tradisi-
tradisi lokal dan menganggap kreasi-kreasi kulrural sebagai bidah (penyimpangan
dari Islam yang benar) takhayul dan khurafot (dongeng fiksi) (Ghazali 2006)
Kembali pada pokok persoalan menurut hemat saya daripada memper-
tentangkan rumusan doktriner tentang Allah dan Kristus akan lebih baik jika
kita menggeser tekanan perharian bukan lagi pada masalah ortodoksi melainkan
pada ortopraksis yakni praksis kehidupan yang benar yang lebih bermanfaat
bagi kehidupan umat manusia dan yang lebih menghargai martabat man usia
Ketimbang mernperdebarkan doktrin tenrang Allah dan Kristologi akan lebih
baik jika kita melakukan perintah-perintah-Nya dan mengikuti teladan yang telah
diberikan oleh Yesus Himne Kristus dalam Kolose 115-20 mengungkap secara
gamblang bahwa Allah yang kekal itu adalah Pencipta Tuhan sernesta alarn
dan Penopang seluruh cipraan bahkan seluruh alam sernesta Ia adalah Pemberi
dan Pemelihara kehidupan Ia telah mendamaikan segala sesuaru dengan diri-
Nya dalam arti bahwa segala sesuaru telah dikembalikan ke dalam hubungan
yang benar dengan-Nya Berarti bahwa kehidupan manusia hams dipulihkan
dan bahwa manusia hams kembali ke dalam hubungan kasih perdamaian dan
2 Artikel Kerckhove ini merupakan sedikit revisi dari papernya yang disampaikan di lAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Maret 2002
menyembah hanya Dia dan menaati kehendak-Nya sehingga kasih perdamaian
dan keadilan akan terwujud di dunia ini Manusia tidak diperinrahkan untuk
bermusuhan karena perbedaan definisi-definisi ajaran mereka atau perbedaan
rumusan-rumusan dokrrin mereka melainkan untuk bertindak konkret dalam
rangka merealisasikanzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAshalom di dunia ini Inilah panggilan bersama bagi para
pengikur kedua agamautsrponkifdcaODA
Daftar Acuan
Ghazali Abd Moqsith Wahabisasi Islam Indonesia httpwwwgusdurnetlid
mengagas-gus-durlwahabisasi-islam-indonesia diakses 8 Mei 2017 2006
Goring Rosemary (ed) Dictionary of Beliefs and Religions Edinburgh
Wordsworth Edition Ltd 1995
de Kerckhove Ferry The Source of Fundamentalism Is There an Indonesian
Version dalam Kultur The Indonesian Journal for Muslim Cultures Vol
2 Number 1 2002
Luminrang Stevri Indra TeologiAbu-Abu Malang Departernen Literatur YPPI
2002
Munim DZ Abdul Mengukuhkan Kembali Dimensi Kemanusiaan Agama
Ideologi dan Ilrnu dalam Agama-Agama di Indonesia Buletin Akademi
Leimena Vol 31ThurnkihgedaUPNIDI 1997
Subandrijo Bambang Yesus Sang Titik Temu dan Titik Tengkar Sebuah Studi
tentang Pandangan Kristen dan Muslim di Indonesia mengenai YesusJakarta
UPI STT Jakarta bersama BPK Gunung Mulia 2006
Wessels Anton Images of Jesus How Jesus is perceived and portrayed in non-
European cultures Grand Rapids Michigan William B Eerdmans Publishing
Company 1991
Willimon William Arguing with Muslims dalam The Christian Century 16
November 2004
- Ntr3420PDF
- NtrB1F1PDF
-
BELAJAR ALKITAB ITU TIDAK PERNAH TAMAT
Buku Penghormatan 80 Tahun Barend F Drewes dan Kenangan bagi Renate G Drewes-Siebel
Copyright copy 2017 oleh Salmon Pamantung
All rights reserved
OitertJitkan oleh
PT BPK Gunung Mulia JI Kwitang 22-23 Jakarta 10420
E-mail publishingbpkgmcom-httpwwwbpkgunungmuliacom
Anggota IKAPI
beke~a sama dengan
Sekolah TInggi Agama Kristen (STAKN) Toraja
JL Poros Makale-Makassar KM 115
Mengkendek Tana Toraja Sulawesi Selatan
dan
Sekolah TInggi Agama Kristen (ST AK) Maluku Utara
Oesa Pediwang Kecamatan Kao Utara
Halmahera Utara Maluku Utara
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang
Cetakan ka-t 2017
Penyunting Julianus Mojau Salmon Pamantung
Penyelaras Bahasa Samuel Septino Saragih Windiasih Sairoen
Penata Letak lsi Varian
Desainer Sampul Hendry KusumawijayatnmligedcaTKJD
KatacJg daam Tellitan (KDT)
Mojau Julianus dan Salmon Pamantung (penyunting)
Belajar Alkitab itu tidak pemah tamat buku penghormatan 80 tahun Barend F Drewes
dan kenangan bagi Renate G Drewes-Siebel disunting oleh Julianus Mojau dan Salmon Pamantung
- Cet ke-1 - Jakarta BPK Gunung Mulia 2017
xviii 418 him 23 em
1 Alkitab
3 Alkitab - Agama-agama Lain
I Mojau JUlianus
261
2 Alkitab - Zending
4 Pendidikan teologi - Indonesia
II Pamantung Salmon III Judul
ISBN 978-602-231-46G-8
--~~ -itzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA-~oj~ bull - urnkihgedaUPNID
~PmiddotNUngkirikah DuaywtsrponmlkjigedcbaRPKHEDAAgama
Sarnawi lni Bertemu dalarnlt Ji - ~- ~-- -
Pribadi Yesusi
Prawacana
Tulisan kecil ini dipersembahkan sebagai bagian dari buku perayaan ulang tahun
Pendeta (Em) BP Drewes yang ke-80 (untuk selanjutnya Yubilaris akan saya
sapa dengan Pak Drewes saja) Di usia emas Pak Drewes selayaknya kita
bersukacita mengenang pelayanan serta sumbangsih beliau bagi perkembangan
pendidikan teologi di Indonesia Pak Drewes pernah melayani sebagai pendeta
jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Gondokusuman Yogyakarta yang kemudian
sejak November 1968 hingga Maret 1981 diutus sebagai dosen bidang studi
biblika Perjanjian Baru di Sekolah Tinggi Teologi Dura Wacana Yogyakarta (kini
menjadi Fakulras Teologi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta)
Pada tahun 1982 Pak Drewes kernbali ke Belanda unruk melayani jemaat
Evangelische Broedergemeente di Rotterdam selama beberapa tahun (hingga
Maret 1987) dan kemudian menjadi Rekror di Hendrik Kraemer Instituut di
Oegstgeest (1987-1993) Meskipun lebih dari 11 rahun meninggalkan Indonesia
hubungan emosional Yubilaris dengan Indonesia sebagai rumah kedua -nya
tidak pernah terputus Itulah sebabnya pada tahun 1993 ia kembali ke Indonesia
untuk mengajar di Sekolah Tinggi Teologi INTIM Ujungpandang (Makassar)
sebagai dosen biblika hingga tahun 1999
Tidak dapat disangkal perkembangan gagasan telogis Pak Drewes tidak dapat
dilepaskan dari konteks gereja-gereja di Indonesia yang hidup dan berkembang
di tengah heterogenitas multiaspek masyarakat Indonesia Salah satu realitas yang
tak mungkin dinafikan oleh umat Kristen di Indonesia dalam heterogenitas itu
adalah perjumpaannya dengan saudara-saudara yang beragama Islam Dinamika
relasi kedua komunitas iman di sepanjang sejarah bangsa Indonesia mengalami
pasang surut Dalam situasi seperti ini dialog antara kedua umat untuk
meningkatkan pemahaman satu terhadap yang lain merupakan suatu keniscayaan
217
Realitas yang Kita HadapizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Dalam kerangka itulah pada kesernparan punjung rulis untuk mengenang dan
merayakan ulang tahun Yubilaris ke-80 ini saya mencoba mempersembahkan
sebuah tulisan yang berupa tawaran dialog doktriner di anrara urnar Islam dan
Kristen di Indonesia khususnya pemahaman mereka rerhadap diri Yesus
Tak dapat dihindari kira bangsa Indonesia hidup dalam realiras masyarakat
majernuk baik secara ern is kulrural maupun religius Pada saru pihak keaneka-
ragaman tersebur merupakan karunia dan rahmar Allah bagi bangsa Indonesia
Namun pada pihak lain perbedaan-perbedaan yang ada termasuk perbedaan
kepercayaan sering menyebabkan ketegangan hubungan anrarkomunitas agamawl
di negeri ini Realiras ini rampak paling nyata dalam hubungan anrara umar Islam
dan Kristen
Memang keregangan hubungan anrara umar Islam dan umat Krisren tidak
hanya discbabkan oleh saru fakror tertentu tetapi juga olch berbagai fakror seperti
jalinan hisroris sejak awal sifat misioner keduanya eksklusivisme reologis masing-
masing dan berbagai kepenringan politis pribadi-pribadi arau kelompok-kelompok
tertentu yang kadang-kadang memperalat agama untuk mencapai tujuannya
sendiri Oi sam ping hal-hal rersebut perbedaan dokrrin arau ajaran juga rnernberi
andil dalam mcmperburuk hubungan kedua komuniras iman yang sering kali
kurang harmon is Salah saw pokok doktriner yang sering menimbulkan perdebatan
di anrara umar Islam dan Kristen adalah doktrin tentang Allah dan Krisrologi
Lazimnya dialog dokrriner dianggap rabu dan karena itu biasanya dihindari
Secara fakrual kita menyadari bahwa pada saru pihak urnat Kristen dan
gereja-gereja di Indonesia pada umumnya sangat kerar berpegang pada warisan
dokrriner gereja ibu mereka yairu gereja-gereja Proresran di Eropa yang sangat
erat terkait dengan pengakuan iman (simbol-sirnbol) reformasi serta tidak beranjak
jauh dari doktrin-dokrrin ekumenis gereja-gereja Umar Kristen dan gereja-gereja
di Indonesia berpegang reguh pada dokrrin Trinitas yang mengajarkan bahwa
Allah yang Esa iru terdiri dari riga pribadizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBA(persons personae) Bapa Putra dan
Roh Kudus Keriganya esa dan saru hakikat Krisrologi gereja-gereja di Indonesia
yang merupakan derivasi ajaran Trinitas menyatakan bahwa Yesus adalah salah
saw dari pribadi-pribadi Triniras yang merniliki dua hakikar dalam dirinya
ilahi dan manusiawi Ia adalah Manusia-Allah atau Allah yang mengenakan rupa
(mengambil benruk) manusiaurnkihgedaUPNID
I Bagian ini saya ambil dari Sekapur Sirih buku saya Yesus Sang Titik Temu dan Titik
Tengkar (Subandrijo 2016 ix-x)
Pada pihak lain meskipun di Indonesia terdapat beberapa tradisi danzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAmazhab
Islam pada dasarnya umat Islam memiliki kesarnaan doktrin tenrang tauhid
(keesaan Allah) Hal ini jelas dari berbagai rulisan islami karya para penulis Muslim
yang masih dapat kira ternukan baik penulis nasional maupun inrernasional
periulis cradisional maupun modern Bagi urnat Islam Allah adalah saw seeara
mudak tidak ada sesuatu pun atau seorang pun dapat disetarakan dengan-Nya
Ia sarna sekali berbeda dengan keberadaan lainnya dan tidak dapat disejajarkan
enrah dengan manusia ataupun dengan eiptaan lainnya Allah tidak beranak dan
tidak diperanakkan Berdasar ajarannya yang kerat tenrang keesaan Allah urn at
Islam sulit memahami dokcrin Kristen yang mengajarkan bahwa Yesus adalah
Anak Allah yang ilahi Bagi mereka Yesus adalah seorang nabi seorang rnanusia
seperti nabi-nabi lainnya Bahkan Alquran dengan tegas menyatakan bahwa Ia
adalah seorang nabi yang diutus (hanya) untuk umar Israel Memang Alquran
juga mengakui keistimewaan Yesus di anrara nabi-nabi yang lain Hal ini jelas dari
gelar-gelar yang dikenakan kepadanya retapi tidak dikenakan kepada nabi-nabi
yang lain Sekalipun demikian Ia hanyalah seorang manusia bukan sosok ilahiywtsrponmlkjigedcbaRPKHEDA
Eksperimen Dialog Doktriner Kajian Analitis-Eksegetis
Kajian ini merupakan suatu eksperimen dialog dokcriner dalam rangka meneari
pemaharnan baru terhadap diri Yesus (dan implisit juga tenrangAllah) didasarkan
pada analisis eksegetis atas dua perikop Kitab Suei yaitu himne Kristus dalam
Surat Kolose 1 15-20 dan himne Yesus dalam Surah Maryam 19 16-40 Dari
himne Krisrus dalarn surat Kolose kita meneoba menemukan garnbaran yang
jelas mengenai persepsi alkitabiah tenrang diri Yesus (yang seeara implisit mencer-
minkan pemahaman kornunitas Kristen Perdana) dan dari himne Yesus dalam
Surah Maryam kita berusaha memahami persepsi Alquran tenrang diri-Nya
Dengan menggali berita tentang Yesus dalam kedua Kitab Suei itu kira
berharap dapat memahami persepsi fundamenral alkitabiah Kristen dan Islam
tenrang diri-Nya dan mungkin mengoreksi kesalahpahaman kedua komunitas
iman itu terhadap-Nya yang barangkali menyirnpang dari persepsi Kitab Suei
mereka Bertolak dari analisis eksegeris alkitabiah atas kedua bagian Kitab Suei itu
kira berharap dapat menggali kemungkinan untuk mengembangkan pemahaman
bersarna mengenai diri Yesus atau paling tidak mernperrumpul perbedaan-per-
bedaan pemahaman dan cara pandang keduanya rerhadap Dia
Bagaimanakah kesaksian Kirab Suei kedua agama itu ten tang Yesus Bertolak
dari anal isis eksegetis atas himne Kristus dalam Surar Kolose kita lihat dan kita
rernukan bahwa konsepsi Krisrologis komuni ras Kristen Perdana tidak dapat
dipisahkan dari gagasan monoteistik Yahudi (dan Perjanjian Lama) Pemahaman
umat Kristen Perdana terhadap diri Yesus dikembangkan berdasar pemahaman
Yudais tentang Allah yang selalu campur tangan dan bertindak dalam sejatah
melalui Hikrnat-Nya Mereka menemukan bahwa Allah yang selama ini bertindak
melalui Hikrnat-Nya kini bertindak melalui diri Yesus karena itu segala atribut
Hikmat dengan serta-rnerta mereka kenakan kepada Yesus
Dalarn hal ini perlu dicarat bahwa pengenalan umat Kristen Perdana
rerhadap Allah bukanlah hasil usaha intelekrual untuk mengonseptualisasikan
hakikar arau keberadaan Allah melainkan lebih merupakan buah pengalaman
dan penghayatan iman mereka terhadap tindakan Allah yang selalu berkarya
secara aktif di sepanjang sejarah Mereka mengenal Allah tidak hanya melalui
para nabi para utusan dan harnba-harnba-Nya melainkan juga melalui berbagai
benruk penyaraan-Nya Pengalaman mereka akan kehadiran (hadirat) Allah
mereka personihkasi kadang-kadang sebagai kehadiran rnalaikar kehadiran Roh
Allah kuasa Allah atau Hikrnar Allah Semua personifikasi ini digunakan unruk
mengungkapkan pemahaman mereka terhadap rnanifestasi atau penyataan diri
Allah kepada urnat man usia Oleh karen a itu ungkapan-ungkapan personifikatif
yang mereka gunakan harus kira pahami dalam kerangka gagasan monoteistik-
Yudais tentang Allah Atribut-atribut yang dikenakan kepada Yesus seharusnya
tidak diartikan secara lugas atau harfiah tetapi secara metaforis dalam kerangka
pikir Yudais-monoteistik
Kornunitas Kristen Perdana memahami Allah yang Esa yang bertindak
sepanjang sejarah iru kini bertindak dan menyatakan diri melal ui pribadi Yesus
Dalam hal ini yang hendak ditekankan adalah pengalaman mereka atas penyataan
kehendak Allah dan manifestasi atau pewujudnyataan pekerjaan-Nya melalui
Yesus bukan konseptualisasi doktriner mercka ten tang hakikat diri Yesus secara
onrologis Melalui Dia urnat manusia diberi kemungkinan untuk mengenal
Allah yang tidak kasat mara dan untuk mengetahui kehendak-Nya Oleh karena
itu dalam peran dan kedudukan-Nya ini Ycsus disebut sebagai gambaruqonlkiedaK(eikon)
Allah yang tidak kel ihatan (Kol 1 15) (Subandrijo 2016 160-176)
Sesungguhnya pewartaan Alquran ten tang Yesus memiliki nada yang sarna
dengan pemahaman seperti itu Dalam QS Maryam 1921 Yesus disebut seba-gaizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBA
dyat Allah dan rahmat bagi manusia Namun pada sisi lain himne Yesus dalam
QS Maryarn 19 16-40 menandaskan bahwa meskipun Yesus dihorrnati dan
dipuji Ia hanyalah seorang manusia Dalam ayat 16-33 kita rnelihar bahwa keis-
timewaan Yesus diceritakan secara runrut dengan nada positif Namun serelah
itu dalam rangka menjaga kemurlakan keesaan Allah cerita terscbut kemudian
diikuti dengan perikop polemis (ayat 34-40) yang dengan tandas menekankan
kemanusiaan Yesus Besar kemungkinan perikop ini pada mulanya ditujukan
untuk melawan politeisme Arab pada waktu itu namun pada kemudian hari
fuga dialamatkan untuk iman Kristen yang memercayai Yesus sebagai salah satu
dari ketiga pribadi Trinitas Menurut Surah ini Yesus sendiri menegaskan bahwa
diri-Nya adalah utusan Allah Allah telah menjadikan-Nya seorang nabi untuk
menyampaikan firman-Nya dan untuk menyatakan kehendak-Nya kepada umat
manusia
Memang keunggulan Yesus di antara para nabi juga dikemukakan dalam
Surah ini Dikisahkan bahwa Yesus dilahirkan oleh perawan Maria (Maryam)
karena kuasa Allah tanpa campur tangan seorang ayah Sebagaimana terjadi pada
diri Adam Yesus ada karena Firman Allah Ada dan Ia menjadi ada Lebih dari
itu atas izin Allah Yesus mampu melakukan rnukjizar bahkan ketika Ia masih
bayi Ia sudah dapat berbicara ketika masih berada dalam gendongan Di sam-
ping itu seperti telah dikatakan di depan meskipun tanpa penjelasan dalam
Surah Maryam Ia disebut sebagaizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAdyat dan rahmat Allah bagi umat manusia
(QS Maryam 1921) Dengan gelar tanda (ayat) dapar diinterpretasi bahwa
yang hendak dikedepankan adalah peran Yesus sebagai pembawapenyampai tun-
tunan Allah kepada umat manusia Bahkan Ia bukan hanya randa dari Allah
melainkan juga rahmat Allah bagi umar manusia Sayangnya dalam arti apakah
Yesus disebut sebagai rahrnat Allah Alquran tidak memberi penjelasan lebih
lanjut Sacu-satunya ungkapan yang mungkin memiliki makna sejajar dengan
gelar itu adalah perkataan Yesus bahwa Allah telah menjadikan-Nya berkat di
mana pun Ia berada (QS Maryam 1931) dan bahwa keselamatan (salam) ada
pada diri-Nya di mana pun dan kapan pun Ia berada Dan keselamatan atasku
pada hari aku dilahirkan pada hari aku wafat dan pada hari aku dibangkitkan
hidup kembali (QS Maryam 1933)
Keistimewaan Yesus yang lain yang disebutkan dalam Surah Maryam adalah
kebaikan hati dan kesalehan-Nya Dalam ayat 32 dikarakan bahwa Allah telah
menjadikan-Nya berbuat baik kepada ibu-Nya serra tidak menjadikan-Nya
seorang yang sombong lagi celaka Dalam hal ini kesalehan-Nya juga menjadi
tanda dari Allah bagi umat manusia dalam ani bahwa semua manusia dipanggil
untuk meneladan kesalehan-Nya itu Semua manusia dipanggil untuk mengikuti
tuntunan ajaran dan teladan-teladan-Nya (Subandrijo 2016 205-231)
Mencerrnati dengan saksama gelar-gelar yang dikenakan kepada Yesus
oleh Perjanjian Baru (dalam terang himne Kristus dalam surat Kolose) dan oleh
Alquran (dalam terang himne Yesus dalam Surah Maryam) kita memiliki tiga
simpul caratan reflekriftrmeaP
Pertama baik Perjanjian Baru maupun Alquran menghormati Yesus
Keduanya mengakui keutamaan Yesus di antara para nabi dan urusan Allah Hal
ini jelas dari kenyataan bahwa terdapat gelar-gelar yang hanya dikenakan kepada
Yesus dan tidak dikenakan kepada nabi-nabi yang lain sepertizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon (gam bar
tanda) arau dyat (tanda) dari Allah firman atau kalam (dari) Allah Roh
(yang berasal dari) Allah dan MesiasuqonlkiedaK
Kedua kita temukan bahwa semua gelar Yesus rersebut terkait erat dengan
peran dan fungsinya di hadapan Allah dan man usia Dapat dikatakan bahwa
yang hendak diungkapkan baik oleh Perjanjian Baru maupun Alquran dengan
gelar-gelar tersebur adalah peran fungsional Yesus di hadapan Allah dan man usia
Meskipun semua gelar Yesus itu berkenaan dengan peran-Nya dan saling berkaitan
saru dengan yang lain secara fungsional kita dapat mengelompokkannya ke
dalam dua karegori yaitu gelar-gelar kehorrnatan (seperti Firman Allah
Roh Allah dan Anak Allah) dan gelar-gclar pelayanan (seperri Mesias
Harnba Nabi dan TandaIGambarIAyat Allah) Gelar-gelar kehormatan
Yesus adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada- ya terutarna berkenaan
dengan kedudukan-Nya yang istirnewa dan mulia di hadapan Allah dan manusia
sedangkan gelar-gelar pelayanan-Nya adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada-
Nya terutarna berkenaan dengan pelayanan yang dilakukan-Nya di hadapan Allah
dan man usia
Ketiga membicarakan peran Yesus yang tercermin dalam gelar-gelar-Nya
berarti membicarakan pengejawanrahan komunikasi Allah kepada umat man usia
Melalui diri Yesus Allah mengomunikasikan diri dan kehendak-Nya kepada umat
man usia Oleh karena iru berbicara mengenai peran Yesus juga berarti berbi-
cara ten tang tunturian Allah yang dinyatakan Yesus rnelalui kehidupan pelayanan
ajaran-ajaran dan teladan-teladan-Nya Jadi ketimbang memperdebatkan hakikat
ontologis pribadi-Nya lebih baik kita menaati tuntunan-Nya mencontoh teladan-
Nya dan mengikuti jalan- ya
Di samping pcngertian bersarna renrang diri Yesus yang dapar dikembangkan
oleh urnat Islam dan Kristen harus pula diakui bahwa di antara keduanya masih
terdapar perbedaan pandang secara doktriner mengenai Allah dan Krisrologi
Oleh karena itu untuk menjembacani jurang pemisah tersebut keduanya
perlu mengembangkan perjumpaan dialogis yang di dalamnya mereka dapat
duduk bersarna dalam kesetaraan dengan kesediaan dan keterbukaan unruk
saling memahami bahkan saling memberi dan rnenerirna kebenaran pihak
lain Keduanya harus be rani bersikap realistis dan menerima kenyacaan bahwa
realitas Yesus yang satu itu dapat dilihar dari sudur pandang yang berbeda
Konsekuensinya mereka harus memiliki keberanian untuk mengadakan dialog
doktriner kecimbang malah menghindarinya Tanpa keberanian sepeni ini kedua
kornunitas irnan itu ridak akan pernah mencapai dialog aurentik Lagi pula
lebih baik berupaya mencari kesamaan-kesamaan pemahaman yang barangkali
dapar ditemukan ketimbang memperuncing perbedaan-perbedaan yang timbul
karena kesalahmengertian Berkenaan dengan diri Yesus di samping perbedaan
pemahaman terhadap diri-Nya kedua kornuniras iman ini juga mengakui bahwa
semua gelar yang dikenakan oleh Kitab Suci mereka kepada-Nya mencerminkan
relasi Yesus yang unik dengan Allah Dalam relasi-Nya yang unik dengan Allah
itu Yesus memberi kesaksian tentang kebenaran Allah Oleh karena itu tidaklah
salah menyebut diri-Nya sebagai saksi Allah yang unik Karena Yesus adalah
saksi kebenaran Allah maka tepatlah jika Ia disebutzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon atau ayat Allah Dialah
icon (dalam bahasa Inggris) atau model kebenaran yang sesungguhnya dan
karenanya kedua komunitas iman itu dapat bersama memuliakan-NyautsrponkifdcaODA
Dari OrtodoksiurnkihgedaUPNIDke Ortopraksis
Saya setuju sepenuhnya dengan pendapat Goring bahwa hampir semua agama
merasa perlu memiliki tolok ukur kepercayaan fundamental bagi iman para
pengikurnya dan sarana untuk menyelesaikan pertentangan yang diakibatkan
oleh perbedaan penafsiran atas Kitab Sucinya (Goring 1995 385) Agama Kristen
berpegang pada keputusan-keputusan konsili-konsili gerejawi Alkitab dan
Pengakuan Iman yang digunakan sebagai sarana melegitimasi kedudukannya
Dalam hal ini rumusan pengakuan iman berfungsi sebagai standar ortodoksi
ajaran atau doktrin komunitas iman Lebih lanjut Goring mengatakan bahwa
kadang-kadang wacana keagamaan Barat memberi tekanan pada kebenaran
doktriner Rumusan doktrin arau sistern kepercayaan lebih ditekankan ketimbang
prakrik keagamaan sebagai manifestasi iman Hal ini berbeda dengan agama-
agama Timur seperti Yudaime Hinduisme Buddhisme dan Islam Bagi
agama-agama ini kebenaran iman diukur dari kebenaran praktik keagamaan
dalam benruk perbuatan baik seperti memenuhi kewajiban ritual dan menaati
perintah-perintah ilahi Di sini iman religus lebih merupakan cara hidup
ketimbang sekadar suaru sistern kepercayaan atau serangkaian gagasan keagamaan
Tekanannya diletakkan pada praksis atau pelaksanaan kehendak Allah Seperti
dikatakan Goring bagi umat Kristen kebenaran religius dan pengenalan akan
Allah diperoleh dengan rnengikuri praksis Yesus dan bukan karena merenungkan
kebenaran religius secara terpisah Dalam semua tradisi orrodoksi akan terus-
menerus diperhadapkan dengan tantangan komunikasi-kornunikasi lintas-
kulrural dan dialog-dialog anrarirnan Hal tersebut mungkin akan menyebabkan
pudarnya iman atau sebaliknya jusuu menghidupkan kembali benruk-benruk
keimanan yang eksrrern (Goring 1995 384-385)
Menurut hernar saya kira tidak akan menemukan kebenaran yangurnkihgedaUPNIDdi-
bawa Yesus melalui perdebatan dokrriner ten tang diri-Nya tetapi dengan jalan
menapakkan kaki di jalan- ya Tidaklah berlebihan jika Amon Wessels mengata-
kan bahwa satu-sarunya cara mengenal Yesus sebagai kebenaran adalah dengan
mengikuti jejak-Nya Oengan menapakkan kaki di jalan-Nya maka kebenaran itu
akan dijurnpai dirernukan dan dinyatakan (Wessels 1991 189) Konsekuensinya
tidak mungkin orang mengenal Yesus tanpa menapakkan kaki di jalan-Nya Ketika
salah seorang rnurid Yesus berkata kepada-Nya bahwa ada seorang yang bukan
pengikut-Nya telah mengusir setan demi nama-I ya maka Yesus menjawab
Barangsiapa ridak melawan kita ia ada di pihak kira (Mrk 940) Temang
Musa dikatakan Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan
yang lebih besar dari semua harta kekayaan di Mesir sebab pandangannya ia
arahkan kepada upah (Ibr 11 26) Bagaimana ayat ini harus dipahami Berdasar
iman Musa kepada Allah-yang relah memilih dia unruk diperlakukan dengan
sewenang-wenang bersama umar Allah ketimbang menikmati kesenangan dosa
unruk semenrara wakru di Mesir-jelas bahwa penulis surat Ibrani berpikir bahwa
Musa dapar secara langsung dihubungkan dengan Kristus meskipun Musa belum
dan tidak dapar mengenal dia dalam ani kara harfiah dan historis
Sayangnya perjurnpaan anrariman khususnya di antara urnat Islam dan
Kristen di Indonesia dewasa ini tarnpaknya cenderung mengulang cara beragama
di Barar masa lalu yang keliru terperangkap dalam kubangan rurnusan-rurnusan
doktriner Akibarnya esensi keagamaan mereka cenderung pudar meskipun
simbol-sirnbol agamawi formalistis begiru semarak Terminologi-rerminologi ke-
agamaan praktis tergeser menjadi sekadar wacana keagamaan yang lebih rnenekan-
kan rurnusan-rumusan doktriner ketimbang praktik keagamaan dalam bentuk
perbuatan baik dan ketaatan terhadap perintah ilahi Kecenderungan seperti ini
terjadi baik di kalangan umat Krisren maupun Islam
Oi an tara umar Kristen terdapat gerakan-gerakan sempalan yang lebih
menekankan rumusan dokrriner kerimbang praktik irnan secara benar dan
bersamaan dengan itu sekaligus menekankan eksklusiviras mereka dengan me-
ngatakan bahwa hanya ajaran merekalah yang benar Lebih dari iru mereka meng-
klaim sebagai satu-satunya jalan keselamatan (bnd Lumintang 2002 bab 6)
Oewasa ini di kalangan urnat Islam juga menjamur beberapa kelompok
fundamemalis radikal Mereka tidak memberi ruang sedikir pun bagi kebenaran
imankepercayaan yang lain Abd Moqsith Ghazali salah seorang intelekrual
muda Jaringan Islam Liberal OIL) menyajikan analisisnya aras gerakan-gerakan
Islam radikal di Indonesia dewasa ini Ia mengemukakan bahwa sekarang ini
Wahabisme sangat deras memengaruhi sernentara urnat Islam di Indonesia
(Kerckhove 2002zywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAMuslim Cultures Vol I 95-96)2 Gagasan doktriner gerakan-
gerakan ini berakar pada pemikiran para pemimpinnya seperri Muhammad Ibn
Abdul Wahhab al-Tamimi al-Najdi (1715-1806) Ibnu Taymiyah (1201-1328)
Ibnul Qayim al-Jauziyah (1291-1351) dan Ahmad Ibn Hanbal (762-839)
Pada mulanya Wahabisme didirikan untuk memodernisasi Islam yang di kala
itu termuati oleh berarnya beban historis dengan jalan membawa Islam kembali
kepada sumber pengajarannya yang paling tinggi yaitu Alquran dan al-Sunnah
Namun dalam perkembangannya kemudian implernentasi ajaran Wahabisme
berul-berul kontra produktif Menurut Ghazali seorang peneliri pada WAHID
Institute aliran ini telah menetapkan ajarannya sebagai standar orrodoksi dan
menuduh aliran-aliran Islam yang lain yang tidak sejalan dengan ideologinya
sebagai bidah (ajaran yang menyimpang dari Islam yang benar) dan menganggap
agama-agama lain sebagai mushrik (politeis) dan kafir Aliran ini menolak demokrasi
yang dianggap sebagai sistern kafir dan juga menolak prinsip-prinsip dasar hak-hak
asasi manusia kebebasan beragama (hifdz ai-din) dan kebebasan berpikir (hifdz
al-uqonlkiedaKaql) Bagi aliran ini hak asasi manusia tidak ada yang ada adalah hak Allah
Wahabisme berusaha hanya menegakkan hukum (syariah) Islam dan mengabaikan
hukum universal Rupanya para pengikurnya sangat puas dengan formalisasi
hidup keagamaan dengan simbol-sirnbol islami tanpa mernperharikan kebenaran
iman atau prakrik-praktik keagamaan yang benar Mereka menyangkal tradisi-
tradisi lokal dan menganggap kreasi-kreasi kulrural sebagai bidah (penyimpangan
dari Islam yang benar) takhayul dan khurafot (dongeng fiksi) (Ghazali 2006)
Kembali pada pokok persoalan menurut hemat saya daripada memper-
tentangkan rumusan doktriner tentang Allah dan Kristus akan lebih baik jika
kita menggeser tekanan perharian bukan lagi pada masalah ortodoksi melainkan
pada ortopraksis yakni praksis kehidupan yang benar yang lebih bermanfaat
bagi kehidupan umat manusia dan yang lebih menghargai martabat man usia
Ketimbang mernperdebarkan doktrin tenrang Allah dan Kristologi akan lebih
baik jika kita melakukan perintah-perintah-Nya dan mengikuti teladan yang telah
diberikan oleh Yesus Himne Kristus dalam Kolose 115-20 mengungkap secara
gamblang bahwa Allah yang kekal itu adalah Pencipta Tuhan sernesta alarn
dan Penopang seluruh cipraan bahkan seluruh alam sernesta Ia adalah Pemberi
dan Pemelihara kehidupan Ia telah mendamaikan segala sesuaru dengan diri-
Nya dalam arti bahwa segala sesuaru telah dikembalikan ke dalam hubungan
yang benar dengan-Nya Berarti bahwa kehidupan manusia hams dipulihkan
dan bahwa manusia hams kembali ke dalam hubungan kasih perdamaian dan
2 Artikel Kerckhove ini merupakan sedikit revisi dari papernya yang disampaikan di lAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Maret 2002
menyembah hanya Dia dan menaati kehendak-Nya sehingga kasih perdamaian
dan keadilan akan terwujud di dunia ini Manusia tidak diperinrahkan untuk
bermusuhan karena perbedaan definisi-definisi ajaran mereka atau perbedaan
rumusan-rumusan dokrrin mereka melainkan untuk bertindak konkret dalam
rangka merealisasikanzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAshalom di dunia ini Inilah panggilan bersama bagi para
pengikur kedua agamautsrponkifdcaODA
Daftar Acuan
Ghazali Abd Moqsith Wahabisasi Islam Indonesia httpwwwgusdurnetlid
mengagas-gus-durlwahabisasi-islam-indonesia diakses 8 Mei 2017 2006
Goring Rosemary (ed) Dictionary of Beliefs and Religions Edinburgh
Wordsworth Edition Ltd 1995
de Kerckhove Ferry The Source of Fundamentalism Is There an Indonesian
Version dalam Kultur The Indonesian Journal for Muslim Cultures Vol
2 Number 1 2002
Luminrang Stevri Indra TeologiAbu-Abu Malang Departernen Literatur YPPI
2002
Munim DZ Abdul Mengukuhkan Kembali Dimensi Kemanusiaan Agama
Ideologi dan Ilrnu dalam Agama-Agama di Indonesia Buletin Akademi
Leimena Vol 31ThurnkihgedaUPNIDI 1997
Subandrijo Bambang Yesus Sang Titik Temu dan Titik Tengkar Sebuah Studi
tentang Pandangan Kristen dan Muslim di Indonesia mengenai YesusJakarta
UPI STT Jakarta bersama BPK Gunung Mulia 2006
Wessels Anton Images of Jesus How Jesus is perceived and portrayed in non-
European cultures Grand Rapids Michigan William B Eerdmans Publishing
Company 1991
Willimon William Arguing with Muslims dalam The Christian Century 16
November 2004
- Ntr3420PDF
- NtrB1F1PDF
-
--~~ -itzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA-~oj~ bull - urnkihgedaUPNID
~PmiddotNUngkirikah DuaywtsrponmlkjigedcbaRPKHEDAAgama
Sarnawi lni Bertemu dalarnlt Ji - ~- ~-- -
Pribadi Yesusi
Prawacana
Tulisan kecil ini dipersembahkan sebagai bagian dari buku perayaan ulang tahun
Pendeta (Em) BP Drewes yang ke-80 (untuk selanjutnya Yubilaris akan saya
sapa dengan Pak Drewes saja) Di usia emas Pak Drewes selayaknya kita
bersukacita mengenang pelayanan serta sumbangsih beliau bagi perkembangan
pendidikan teologi di Indonesia Pak Drewes pernah melayani sebagai pendeta
jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Gondokusuman Yogyakarta yang kemudian
sejak November 1968 hingga Maret 1981 diutus sebagai dosen bidang studi
biblika Perjanjian Baru di Sekolah Tinggi Teologi Dura Wacana Yogyakarta (kini
menjadi Fakulras Teologi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta)
Pada tahun 1982 Pak Drewes kernbali ke Belanda unruk melayani jemaat
Evangelische Broedergemeente di Rotterdam selama beberapa tahun (hingga
Maret 1987) dan kemudian menjadi Rekror di Hendrik Kraemer Instituut di
Oegstgeest (1987-1993) Meskipun lebih dari 11 rahun meninggalkan Indonesia
hubungan emosional Yubilaris dengan Indonesia sebagai rumah kedua -nya
tidak pernah terputus Itulah sebabnya pada tahun 1993 ia kembali ke Indonesia
untuk mengajar di Sekolah Tinggi Teologi INTIM Ujungpandang (Makassar)
sebagai dosen biblika hingga tahun 1999
Tidak dapat disangkal perkembangan gagasan telogis Pak Drewes tidak dapat
dilepaskan dari konteks gereja-gereja di Indonesia yang hidup dan berkembang
di tengah heterogenitas multiaspek masyarakat Indonesia Salah satu realitas yang
tak mungkin dinafikan oleh umat Kristen di Indonesia dalam heterogenitas itu
adalah perjumpaannya dengan saudara-saudara yang beragama Islam Dinamika
relasi kedua komunitas iman di sepanjang sejarah bangsa Indonesia mengalami
pasang surut Dalam situasi seperti ini dialog antara kedua umat untuk
meningkatkan pemahaman satu terhadap yang lain merupakan suatu keniscayaan
217
Realitas yang Kita HadapizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Dalam kerangka itulah pada kesernparan punjung rulis untuk mengenang dan
merayakan ulang tahun Yubilaris ke-80 ini saya mencoba mempersembahkan
sebuah tulisan yang berupa tawaran dialog doktriner di anrara urnar Islam dan
Kristen di Indonesia khususnya pemahaman mereka rerhadap diri Yesus
Tak dapat dihindari kira bangsa Indonesia hidup dalam realiras masyarakat
majernuk baik secara ern is kulrural maupun religius Pada saru pihak keaneka-
ragaman tersebur merupakan karunia dan rahmar Allah bagi bangsa Indonesia
Namun pada pihak lain perbedaan-perbedaan yang ada termasuk perbedaan
kepercayaan sering menyebabkan ketegangan hubungan anrarkomunitas agamawl
di negeri ini Realiras ini rampak paling nyata dalam hubungan anrara umar Islam
dan Kristen
Memang keregangan hubungan anrara umar Islam dan umat Krisren tidak
hanya discbabkan oleh saru fakror tertentu tetapi juga olch berbagai fakror seperti
jalinan hisroris sejak awal sifat misioner keduanya eksklusivisme reologis masing-
masing dan berbagai kepenringan politis pribadi-pribadi arau kelompok-kelompok
tertentu yang kadang-kadang memperalat agama untuk mencapai tujuannya
sendiri Oi sam ping hal-hal rersebut perbedaan dokrrin arau ajaran juga rnernberi
andil dalam mcmperburuk hubungan kedua komuniras iman yang sering kali
kurang harmon is Salah saw pokok doktriner yang sering menimbulkan perdebatan
di anrara umar Islam dan Kristen adalah doktrin tentang Allah dan Krisrologi
Lazimnya dialog dokrriner dianggap rabu dan karena itu biasanya dihindari
Secara fakrual kita menyadari bahwa pada saru pihak urnat Kristen dan
gereja-gereja di Indonesia pada umumnya sangat kerar berpegang pada warisan
dokrriner gereja ibu mereka yairu gereja-gereja Proresran di Eropa yang sangat
erat terkait dengan pengakuan iman (simbol-sirnbol) reformasi serta tidak beranjak
jauh dari doktrin-dokrrin ekumenis gereja-gereja Umar Kristen dan gereja-gereja
di Indonesia berpegang reguh pada dokrrin Trinitas yang mengajarkan bahwa
Allah yang Esa iru terdiri dari riga pribadizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBA(persons personae) Bapa Putra dan
Roh Kudus Keriganya esa dan saru hakikat Krisrologi gereja-gereja di Indonesia
yang merupakan derivasi ajaran Trinitas menyatakan bahwa Yesus adalah salah
saw dari pribadi-pribadi Triniras yang merniliki dua hakikar dalam dirinya
ilahi dan manusiawi Ia adalah Manusia-Allah atau Allah yang mengenakan rupa
(mengambil benruk) manusiaurnkihgedaUPNID
I Bagian ini saya ambil dari Sekapur Sirih buku saya Yesus Sang Titik Temu dan Titik
Tengkar (Subandrijo 2016 ix-x)
Pada pihak lain meskipun di Indonesia terdapat beberapa tradisi danzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAmazhab
Islam pada dasarnya umat Islam memiliki kesarnaan doktrin tenrang tauhid
(keesaan Allah) Hal ini jelas dari berbagai rulisan islami karya para penulis Muslim
yang masih dapat kira ternukan baik penulis nasional maupun inrernasional
periulis cradisional maupun modern Bagi urnat Islam Allah adalah saw seeara
mudak tidak ada sesuatu pun atau seorang pun dapat disetarakan dengan-Nya
Ia sarna sekali berbeda dengan keberadaan lainnya dan tidak dapat disejajarkan
enrah dengan manusia ataupun dengan eiptaan lainnya Allah tidak beranak dan
tidak diperanakkan Berdasar ajarannya yang kerat tenrang keesaan Allah urn at
Islam sulit memahami dokcrin Kristen yang mengajarkan bahwa Yesus adalah
Anak Allah yang ilahi Bagi mereka Yesus adalah seorang nabi seorang rnanusia
seperti nabi-nabi lainnya Bahkan Alquran dengan tegas menyatakan bahwa Ia
adalah seorang nabi yang diutus (hanya) untuk umar Israel Memang Alquran
juga mengakui keistimewaan Yesus di anrara nabi-nabi yang lain Hal ini jelas dari
gelar-gelar yang dikenakan kepadanya retapi tidak dikenakan kepada nabi-nabi
yang lain Sekalipun demikian Ia hanyalah seorang manusia bukan sosok ilahiywtsrponmlkjigedcbaRPKHEDA
Eksperimen Dialog Doktriner Kajian Analitis-Eksegetis
Kajian ini merupakan suatu eksperimen dialog dokcriner dalam rangka meneari
pemaharnan baru terhadap diri Yesus (dan implisit juga tenrangAllah) didasarkan
pada analisis eksegetis atas dua perikop Kitab Suei yaitu himne Kristus dalam
Surat Kolose 1 15-20 dan himne Yesus dalam Surah Maryam 19 16-40 Dari
himne Krisrus dalarn surat Kolose kita meneoba menemukan garnbaran yang
jelas mengenai persepsi alkitabiah tenrang diri Yesus (yang seeara implisit mencer-
minkan pemahaman kornunitas Kristen Perdana) dan dari himne Yesus dalam
Surah Maryam kita berusaha memahami persepsi Alquran tenrang diri-Nya
Dengan menggali berita tentang Yesus dalam kedua Kitab Suei itu kira
berharap dapat memahami persepsi fundamenral alkitabiah Kristen dan Islam
tenrang diri-Nya dan mungkin mengoreksi kesalahpahaman kedua komunitas
iman itu terhadap-Nya yang barangkali menyirnpang dari persepsi Kitab Suei
mereka Bertolak dari analisis eksegeris alkitabiah atas kedua bagian Kitab Suei itu
kira berharap dapat menggali kemungkinan untuk mengembangkan pemahaman
bersarna mengenai diri Yesus atau paling tidak mernperrumpul perbedaan-per-
bedaan pemahaman dan cara pandang keduanya rerhadap Dia
Bagaimanakah kesaksian Kirab Suei kedua agama itu ten tang Yesus Bertolak
dari anal isis eksegetis atas himne Kristus dalam Surar Kolose kita lihat dan kita
rernukan bahwa konsepsi Krisrologis komuni ras Kristen Perdana tidak dapat
dipisahkan dari gagasan monoteistik Yahudi (dan Perjanjian Lama) Pemahaman
umat Kristen Perdana terhadap diri Yesus dikembangkan berdasar pemahaman
Yudais tentang Allah yang selalu campur tangan dan bertindak dalam sejatah
melalui Hikrnat-Nya Mereka menemukan bahwa Allah yang selama ini bertindak
melalui Hikrnat-Nya kini bertindak melalui diri Yesus karena itu segala atribut
Hikmat dengan serta-rnerta mereka kenakan kepada Yesus
Dalarn hal ini perlu dicarat bahwa pengenalan umat Kristen Perdana
rerhadap Allah bukanlah hasil usaha intelekrual untuk mengonseptualisasikan
hakikar arau keberadaan Allah melainkan lebih merupakan buah pengalaman
dan penghayatan iman mereka terhadap tindakan Allah yang selalu berkarya
secara aktif di sepanjang sejarah Mereka mengenal Allah tidak hanya melalui
para nabi para utusan dan harnba-harnba-Nya melainkan juga melalui berbagai
benruk penyaraan-Nya Pengalaman mereka akan kehadiran (hadirat) Allah
mereka personihkasi kadang-kadang sebagai kehadiran rnalaikar kehadiran Roh
Allah kuasa Allah atau Hikrnar Allah Semua personifikasi ini digunakan unruk
mengungkapkan pemahaman mereka terhadap rnanifestasi atau penyataan diri
Allah kepada urnat man usia Oleh karen a itu ungkapan-ungkapan personifikatif
yang mereka gunakan harus kira pahami dalam kerangka gagasan monoteistik-
Yudais tentang Allah Atribut-atribut yang dikenakan kepada Yesus seharusnya
tidak diartikan secara lugas atau harfiah tetapi secara metaforis dalam kerangka
pikir Yudais-monoteistik
Kornunitas Kristen Perdana memahami Allah yang Esa yang bertindak
sepanjang sejarah iru kini bertindak dan menyatakan diri melal ui pribadi Yesus
Dalam hal ini yang hendak ditekankan adalah pengalaman mereka atas penyataan
kehendak Allah dan manifestasi atau pewujudnyataan pekerjaan-Nya melalui
Yesus bukan konseptualisasi doktriner mercka ten tang hakikat diri Yesus secara
onrologis Melalui Dia urnat manusia diberi kemungkinan untuk mengenal
Allah yang tidak kasat mara dan untuk mengetahui kehendak-Nya Oleh karena
itu dalam peran dan kedudukan-Nya ini Ycsus disebut sebagai gambaruqonlkiedaK(eikon)
Allah yang tidak kel ihatan (Kol 1 15) (Subandrijo 2016 160-176)
Sesungguhnya pewartaan Alquran ten tang Yesus memiliki nada yang sarna
dengan pemahaman seperti itu Dalam QS Maryam 1921 Yesus disebut seba-gaizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBA
dyat Allah dan rahmat bagi manusia Namun pada sisi lain himne Yesus dalam
QS Maryarn 19 16-40 menandaskan bahwa meskipun Yesus dihorrnati dan
dipuji Ia hanyalah seorang manusia Dalam ayat 16-33 kita rnelihar bahwa keis-
timewaan Yesus diceritakan secara runrut dengan nada positif Namun serelah
itu dalam rangka menjaga kemurlakan keesaan Allah cerita terscbut kemudian
diikuti dengan perikop polemis (ayat 34-40) yang dengan tandas menekankan
kemanusiaan Yesus Besar kemungkinan perikop ini pada mulanya ditujukan
untuk melawan politeisme Arab pada waktu itu namun pada kemudian hari
fuga dialamatkan untuk iman Kristen yang memercayai Yesus sebagai salah satu
dari ketiga pribadi Trinitas Menurut Surah ini Yesus sendiri menegaskan bahwa
diri-Nya adalah utusan Allah Allah telah menjadikan-Nya seorang nabi untuk
menyampaikan firman-Nya dan untuk menyatakan kehendak-Nya kepada umat
manusia
Memang keunggulan Yesus di antara para nabi juga dikemukakan dalam
Surah ini Dikisahkan bahwa Yesus dilahirkan oleh perawan Maria (Maryam)
karena kuasa Allah tanpa campur tangan seorang ayah Sebagaimana terjadi pada
diri Adam Yesus ada karena Firman Allah Ada dan Ia menjadi ada Lebih dari
itu atas izin Allah Yesus mampu melakukan rnukjizar bahkan ketika Ia masih
bayi Ia sudah dapat berbicara ketika masih berada dalam gendongan Di sam-
ping itu seperti telah dikatakan di depan meskipun tanpa penjelasan dalam
Surah Maryam Ia disebut sebagaizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAdyat dan rahmat Allah bagi umat manusia
(QS Maryam 1921) Dengan gelar tanda (ayat) dapar diinterpretasi bahwa
yang hendak dikedepankan adalah peran Yesus sebagai pembawapenyampai tun-
tunan Allah kepada umat manusia Bahkan Ia bukan hanya randa dari Allah
melainkan juga rahmat Allah bagi umar manusia Sayangnya dalam arti apakah
Yesus disebut sebagai rahrnat Allah Alquran tidak memberi penjelasan lebih
lanjut Sacu-satunya ungkapan yang mungkin memiliki makna sejajar dengan
gelar itu adalah perkataan Yesus bahwa Allah telah menjadikan-Nya berkat di
mana pun Ia berada (QS Maryam 1931) dan bahwa keselamatan (salam) ada
pada diri-Nya di mana pun dan kapan pun Ia berada Dan keselamatan atasku
pada hari aku dilahirkan pada hari aku wafat dan pada hari aku dibangkitkan
hidup kembali (QS Maryam 1933)
Keistimewaan Yesus yang lain yang disebutkan dalam Surah Maryam adalah
kebaikan hati dan kesalehan-Nya Dalam ayat 32 dikarakan bahwa Allah telah
menjadikan-Nya berbuat baik kepada ibu-Nya serra tidak menjadikan-Nya
seorang yang sombong lagi celaka Dalam hal ini kesalehan-Nya juga menjadi
tanda dari Allah bagi umat manusia dalam ani bahwa semua manusia dipanggil
untuk meneladan kesalehan-Nya itu Semua manusia dipanggil untuk mengikuti
tuntunan ajaran dan teladan-teladan-Nya (Subandrijo 2016 205-231)
Mencerrnati dengan saksama gelar-gelar yang dikenakan kepada Yesus
oleh Perjanjian Baru (dalam terang himne Kristus dalam surat Kolose) dan oleh
Alquran (dalam terang himne Yesus dalam Surah Maryam) kita memiliki tiga
simpul caratan reflekriftrmeaP
Pertama baik Perjanjian Baru maupun Alquran menghormati Yesus
Keduanya mengakui keutamaan Yesus di antara para nabi dan urusan Allah Hal
ini jelas dari kenyataan bahwa terdapat gelar-gelar yang hanya dikenakan kepada
Yesus dan tidak dikenakan kepada nabi-nabi yang lain sepertizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon (gam bar
tanda) arau dyat (tanda) dari Allah firman atau kalam (dari) Allah Roh
(yang berasal dari) Allah dan MesiasuqonlkiedaK
Kedua kita temukan bahwa semua gelar Yesus rersebut terkait erat dengan
peran dan fungsinya di hadapan Allah dan man usia Dapat dikatakan bahwa
yang hendak diungkapkan baik oleh Perjanjian Baru maupun Alquran dengan
gelar-gelar tersebur adalah peran fungsional Yesus di hadapan Allah dan man usia
Meskipun semua gelar Yesus itu berkenaan dengan peran-Nya dan saling berkaitan
saru dengan yang lain secara fungsional kita dapat mengelompokkannya ke
dalam dua karegori yaitu gelar-gelar kehorrnatan (seperti Firman Allah
Roh Allah dan Anak Allah) dan gelar-gclar pelayanan (seperri Mesias
Harnba Nabi dan TandaIGambarIAyat Allah) Gelar-gelar kehormatan
Yesus adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada- ya terutarna berkenaan
dengan kedudukan-Nya yang istirnewa dan mulia di hadapan Allah dan manusia
sedangkan gelar-gelar pelayanan-Nya adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada-
Nya terutarna berkenaan dengan pelayanan yang dilakukan-Nya di hadapan Allah
dan man usia
Ketiga membicarakan peran Yesus yang tercermin dalam gelar-gelar-Nya
berarti membicarakan pengejawanrahan komunikasi Allah kepada umat man usia
Melalui diri Yesus Allah mengomunikasikan diri dan kehendak-Nya kepada umat
man usia Oleh karena iru berbicara mengenai peran Yesus juga berarti berbi-
cara ten tang tunturian Allah yang dinyatakan Yesus rnelalui kehidupan pelayanan
ajaran-ajaran dan teladan-teladan-Nya Jadi ketimbang memperdebatkan hakikat
ontologis pribadi-Nya lebih baik kita menaati tuntunan-Nya mencontoh teladan-
Nya dan mengikuti jalan- ya
Di samping pcngertian bersarna renrang diri Yesus yang dapar dikembangkan
oleh urnat Islam dan Kristen harus pula diakui bahwa di antara keduanya masih
terdapar perbedaan pandang secara doktriner mengenai Allah dan Krisrologi
Oleh karena itu untuk menjembacani jurang pemisah tersebut keduanya
perlu mengembangkan perjumpaan dialogis yang di dalamnya mereka dapat
duduk bersarna dalam kesetaraan dengan kesediaan dan keterbukaan unruk
saling memahami bahkan saling memberi dan rnenerirna kebenaran pihak
lain Keduanya harus be rani bersikap realistis dan menerima kenyacaan bahwa
realitas Yesus yang satu itu dapat dilihar dari sudur pandang yang berbeda
Konsekuensinya mereka harus memiliki keberanian untuk mengadakan dialog
doktriner kecimbang malah menghindarinya Tanpa keberanian sepeni ini kedua
kornunitas irnan itu ridak akan pernah mencapai dialog aurentik Lagi pula
lebih baik berupaya mencari kesamaan-kesamaan pemahaman yang barangkali
dapar ditemukan ketimbang memperuncing perbedaan-perbedaan yang timbul
karena kesalahmengertian Berkenaan dengan diri Yesus di samping perbedaan
pemahaman terhadap diri-Nya kedua kornuniras iman ini juga mengakui bahwa
semua gelar yang dikenakan oleh Kitab Suci mereka kepada-Nya mencerminkan
relasi Yesus yang unik dengan Allah Dalam relasi-Nya yang unik dengan Allah
itu Yesus memberi kesaksian tentang kebenaran Allah Oleh karena itu tidaklah
salah menyebut diri-Nya sebagai saksi Allah yang unik Karena Yesus adalah
saksi kebenaran Allah maka tepatlah jika Ia disebutzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon atau ayat Allah Dialah
icon (dalam bahasa Inggris) atau model kebenaran yang sesungguhnya dan
karenanya kedua komunitas iman itu dapat bersama memuliakan-NyautsrponkifdcaODA
Dari OrtodoksiurnkihgedaUPNIDke Ortopraksis
Saya setuju sepenuhnya dengan pendapat Goring bahwa hampir semua agama
merasa perlu memiliki tolok ukur kepercayaan fundamental bagi iman para
pengikurnya dan sarana untuk menyelesaikan pertentangan yang diakibatkan
oleh perbedaan penafsiran atas Kitab Sucinya (Goring 1995 385) Agama Kristen
berpegang pada keputusan-keputusan konsili-konsili gerejawi Alkitab dan
Pengakuan Iman yang digunakan sebagai sarana melegitimasi kedudukannya
Dalam hal ini rumusan pengakuan iman berfungsi sebagai standar ortodoksi
ajaran atau doktrin komunitas iman Lebih lanjut Goring mengatakan bahwa
kadang-kadang wacana keagamaan Barat memberi tekanan pada kebenaran
doktriner Rumusan doktrin arau sistern kepercayaan lebih ditekankan ketimbang
prakrik keagamaan sebagai manifestasi iman Hal ini berbeda dengan agama-
agama Timur seperti Yudaime Hinduisme Buddhisme dan Islam Bagi
agama-agama ini kebenaran iman diukur dari kebenaran praktik keagamaan
dalam benruk perbuatan baik seperti memenuhi kewajiban ritual dan menaati
perintah-perintah ilahi Di sini iman religus lebih merupakan cara hidup
ketimbang sekadar suaru sistern kepercayaan atau serangkaian gagasan keagamaan
Tekanannya diletakkan pada praksis atau pelaksanaan kehendak Allah Seperti
dikatakan Goring bagi umat Kristen kebenaran religius dan pengenalan akan
Allah diperoleh dengan rnengikuri praksis Yesus dan bukan karena merenungkan
kebenaran religius secara terpisah Dalam semua tradisi orrodoksi akan terus-
menerus diperhadapkan dengan tantangan komunikasi-kornunikasi lintas-
kulrural dan dialog-dialog anrarirnan Hal tersebut mungkin akan menyebabkan
pudarnya iman atau sebaliknya jusuu menghidupkan kembali benruk-benruk
keimanan yang eksrrern (Goring 1995 384-385)
Menurut hernar saya kira tidak akan menemukan kebenaran yangurnkihgedaUPNIDdi-
bawa Yesus melalui perdebatan dokrriner ten tang diri-Nya tetapi dengan jalan
menapakkan kaki di jalan- ya Tidaklah berlebihan jika Amon Wessels mengata-
kan bahwa satu-sarunya cara mengenal Yesus sebagai kebenaran adalah dengan
mengikuti jejak-Nya Oengan menapakkan kaki di jalan-Nya maka kebenaran itu
akan dijurnpai dirernukan dan dinyatakan (Wessels 1991 189) Konsekuensinya
tidak mungkin orang mengenal Yesus tanpa menapakkan kaki di jalan-Nya Ketika
salah seorang rnurid Yesus berkata kepada-Nya bahwa ada seorang yang bukan
pengikut-Nya telah mengusir setan demi nama-I ya maka Yesus menjawab
Barangsiapa ridak melawan kita ia ada di pihak kira (Mrk 940) Temang
Musa dikatakan Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan
yang lebih besar dari semua harta kekayaan di Mesir sebab pandangannya ia
arahkan kepada upah (Ibr 11 26) Bagaimana ayat ini harus dipahami Berdasar
iman Musa kepada Allah-yang relah memilih dia unruk diperlakukan dengan
sewenang-wenang bersama umar Allah ketimbang menikmati kesenangan dosa
unruk semenrara wakru di Mesir-jelas bahwa penulis surat Ibrani berpikir bahwa
Musa dapar secara langsung dihubungkan dengan Kristus meskipun Musa belum
dan tidak dapar mengenal dia dalam ani kara harfiah dan historis
Sayangnya perjurnpaan anrariman khususnya di antara urnat Islam dan
Kristen di Indonesia dewasa ini tarnpaknya cenderung mengulang cara beragama
di Barar masa lalu yang keliru terperangkap dalam kubangan rurnusan-rurnusan
doktriner Akibarnya esensi keagamaan mereka cenderung pudar meskipun
simbol-sirnbol agamawi formalistis begiru semarak Terminologi-rerminologi ke-
agamaan praktis tergeser menjadi sekadar wacana keagamaan yang lebih rnenekan-
kan rurnusan-rumusan doktriner ketimbang praktik keagamaan dalam bentuk
perbuatan baik dan ketaatan terhadap perintah ilahi Kecenderungan seperti ini
terjadi baik di kalangan umat Krisren maupun Islam
Oi an tara umar Kristen terdapat gerakan-gerakan sempalan yang lebih
menekankan rumusan dokrriner kerimbang praktik irnan secara benar dan
bersamaan dengan itu sekaligus menekankan eksklusiviras mereka dengan me-
ngatakan bahwa hanya ajaran merekalah yang benar Lebih dari iru mereka meng-
klaim sebagai satu-satunya jalan keselamatan (bnd Lumintang 2002 bab 6)
Oewasa ini di kalangan urnat Islam juga menjamur beberapa kelompok
fundamemalis radikal Mereka tidak memberi ruang sedikir pun bagi kebenaran
imankepercayaan yang lain Abd Moqsith Ghazali salah seorang intelekrual
muda Jaringan Islam Liberal OIL) menyajikan analisisnya aras gerakan-gerakan
Islam radikal di Indonesia dewasa ini Ia mengemukakan bahwa sekarang ini
Wahabisme sangat deras memengaruhi sernentara urnat Islam di Indonesia
(Kerckhove 2002zywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAMuslim Cultures Vol I 95-96)2 Gagasan doktriner gerakan-
gerakan ini berakar pada pemikiran para pemimpinnya seperri Muhammad Ibn
Abdul Wahhab al-Tamimi al-Najdi (1715-1806) Ibnu Taymiyah (1201-1328)
Ibnul Qayim al-Jauziyah (1291-1351) dan Ahmad Ibn Hanbal (762-839)
Pada mulanya Wahabisme didirikan untuk memodernisasi Islam yang di kala
itu termuati oleh berarnya beban historis dengan jalan membawa Islam kembali
kepada sumber pengajarannya yang paling tinggi yaitu Alquran dan al-Sunnah
Namun dalam perkembangannya kemudian implernentasi ajaran Wahabisme
berul-berul kontra produktif Menurut Ghazali seorang peneliri pada WAHID
Institute aliran ini telah menetapkan ajarannya sebagai standar orrodoksi dan
menuduh aliran-aliran Islam yang lain yang tidak sejalan dengan ideologinya
sebagai bidah (ajaran yang menyimpang dari Islam yang benar) dan menganggap
agama-agama lain sebagai mushrik (politeis) dan kafir Aliran ini menolak demokrasi
yang dianggap sebagai sistern kafir dan juga menolak prinsip-prinsip dasar hak-hak
asasi manusia kebebasan beragama (hifdz ai-din) dan kebebasan berpikir (hifdz
al-uqonlkiedaKaql) Bagi aliran ini hak asasi manusia tidak ada yang ada adalah hak Allah
Wahabisme berusaha hanya menegakkan hukum (syariah) Islam dan mengabaikan
hukum universal Rupanya para pengikurnya sangat puas dengan formalisasi
hidup keagamaan dengan simbol-sirnbol islami tanpa mernperharikan kebenaran
iman atau prakrik-praktik keagamaan yang benar Mereka menyangkal tradisi-
tradisi lokal dan menganggap kreasi-kreasi kulrural sebagai bidah (penyimpangan
dari Islam yang benar) takhayul dan khurafot (dongeng fiksi) (Ghazali 2006)
Kembali pada pokok persoalan menurut hemat saya daripada memper-
tentangkan rumusan doktriner tentang Allah dan Kristus akan lebih baik jika
kita menggeser tekanan perharian bukan lagi pada masalah ortodoksi melainkan
pada ortopraksis yakni praksis kehidupan yang benar yang lebih bermanfaat
bagi kehidupan umat manusia dan yang lebih menghargai martabat man usia
Ketimbang mernperdebarkan doktrin tenrang Allah dan Kristologi akan lebih
baik jika kita melakukan perintah-perintah-Nya dan mengikuti teladan yang telah
diberikan oleh Yesus Himne Kristus dalam Kolose 115-20 mengungkap secara
gamblang bahwa Allah yang kekal itu adalah Pencipta Tuhan sernesta alarn
dan Penopang seluruh cipraan bahkan seluruh alam sernesta Ia adalah Pemberi
dan Pemelihara kehidupan Ia telah mendamaikan segala sesuaru dengan diri-
Nya dalam arti bahwa segala sesuaru telah dikembalikan ke dalam hubungan
yang benar dengan-Nya Berarti bahwa kehidupan manusia hams dipulihkan
dan bahwa manusia hams kembali ke dalam hubungan kasih perdamaian dan
2 Artikel Kerckhove ini merupakan sedikit revisi dari papernya yang disampaikan di lAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Maret 2002
menyembah hanya Dia dan menaati kehendak-Nya sehingga kasih perdamaian
dan keadilan akan terwujud di dunia ini Manusia tidak diperinrahkan untuk
bermusuhan karena perbedaan definisi-definisi ajaran mereka atau perbedaan
rumusan-rumusan dokrrin mereka melainkan untuk bertindak konkret dalam
rangka merealisasikanzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAshalom di dunia ini Inilah panggilan bersama bagi para
pengikur kedua agamautsrponkifdcaODA
Daftar Acuan
Ghazali Abd Moqsith Wahabisasi Islam Indonesia httpwwwgusdurnetlid
mengagas-gus-durlwahabisasi-islam-indonesia diakses 8 Mei 2017 2006
Goring Rosemary (ed) Dictionary of Beliefs and Religions Edinburgh
Wordsworth Edition Ltd 1995
de Kerckhove Ferry The Source of Fundamentalism Is There an Indonesian
Version dalam Kultur The Indonesian Journal for Muslim Cultures Vol
2 Number 1 2002
Luminrang Stevri Indra TeologiAbu-Abu Malang Departernen Literatur YPPI
2002
Munim DZ Abdul Mengukuhkan Kembali Dimensi Kemanusiaan Agama
Ideologi dan Ilrnu dalam Agama-Agama di Indonesia Buletin Akademi
Leimena Vol 31ThurnkihgedaUPNIDI 1997
Subandrijo Bambang Yesus Sang Titik Temu dan Titik Tengkar Sebuah Studi
tentang Pandangan Kristen dan Muslim di Indonesia mengenai YesusJakarta
UPI STT Jakarta bersama BPK Gunung Mulia 2006
Wessels Anton Images of Jesus How Jesus is perceived and portrayed in non-
European cultures Grand Rapids Michigan William B Eerdmans Publishing
Company 1991
Willimon William Arguing with Muslims dalam The Christian Century 16
November 2004
- Ntr3420PDF
- NtrB1F1PDF
-
Realitas yang Kita HadapizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Dalam kerangka itulah pada kesernparan punjung rulis untuk mengenang dan
merayakan ulang tahun Yubilaris ke-80 ini saya mencoba mempersembahkan
sebuah tulisan yang berupa tawaran dialog doktriner di anrara urnar Islam dan
Kristen di Indonesia khususnya pemahaman mereka rerhadap diri Yesus
Tak dapat dihindari kira bangsa Indonesia hidup dalam realiras masyarakat
majernuk baik secara ern is kulrural maupun religius Pada saru pihak keaneka-
ragaman tersebur merupakan karunia dan rahmar Allah bagi bangsa Indonesia
Namun pada pihak lain perbedaan-perbedaan yang ada termasuk perbedaan
kepercayaan sering menyebabkan ketegangan hubungan anrarkomunitas agamawl
di negeri ini Realiras ini rampak paling nyata dalam hubungan anrara umar Islam
dan Kristen
Memang keregangan hubungan anrara umar Islam dan umat Krisren tidak
hanya discbabkan oleh saru fakror tertentu tetapi juga olch berbagai fakror seperti
jalinan hisroris sejak awal sifat misioner keduanya eksklusivisme reologis masing-
masing dan berbagai kepenringan politis pribadi-pribadi arau kelompok-kelompok
tertentu yang kadang-kadang memperalat agama untuk mencapai tujuannya
sendiri Oi sam ping hal-hal rersebut perbedaan dokrrin arau ajaran juga rnernberi
andil dalam mcmperburuk hubungan kedua komuniras iman yang sering kali
kurang harmon is Salah saw pokok doktriner yang sering menimbulkan perdebatan
di anrara umar Islam dan Kristen adalah doktrin tentang Allah dan Krisrologi
Lazimnya dialog dokrriner dianggap rabu dan karena itu biasanya dihindari
Secara fakrual kita menyadari bahwa pada saru pihak urnat Kristen dan
gereja-gereja di Indonesia pada umumnya sangat kerar berpegang pada warisan
dokrriner gereja ibu mereka yairu gereja-gereja Proresran di Eropa yang sangat
erat terkait dengan pengakuan iman (simbol-sirnbol) reformasi serta tidak beranjak
jauh dari doktrin-dokrrin ekumenis gereja-gereja Umar Kristen dan gereja-gereja
di Indonesia berpegang reguh pada dokrrin Trinitas yang mengajarkan bahwa
Allah yang Esa iru terdiri dari riga pribadizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBA(persons personae) Bapa Putra dan
Roh Kudus Keriganya esa dan saru hakikat Krisrologi gereja-gereja di Indonesia
yang merupakan derivasi ajaran Trinitas menyatakan bahwa Yesus adalah salah
saw dari pribadi-pribadi Triniras yang merniliki dua hakikar dalam dirinya
ilahi dan manusiawi Ia adalah Manusia-Allah atau Allah yang mengenakan rupa
(mengambil benruk) manusiaurnkihgedaUPNID
I Bagian ini saya ambil dari Sekapur Sirih buku saya Yesus Sang Titik Temu dan Titik
Tengkar (Subandrijo 2016 ix-x)
Pada pihak lain meskipun di Indonesia terdapat beberapa tradisi danzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAmazhab
Islam pada dasarnya umat Islam memiliki kesarnaan doktrin tenrang tauhid
(keesaan Allah) Hal ini jelas dari berbagai rulisan islami karya para penulis Muslim
yang masih dapat kira ternukan baik penulis nasional maupun inrernasional
periulis cradisional maupun modern Bagi urnat Islam Allah adalah saw seeara
mudak tidak ada sesuatu pun atau seorang pun dapat disetarakan dengan-Nya
Ia sarna sekali berbeda dengan keberadaan lainnya dan tidak dapat disejajarkan
enrah dengan manusia ataupun dengan eiptaan lainnya Allah tidak beranak dan
tidak diperanakkan Berdasar ajarannya yang kerat tenrang keesaan Allah urn at
Islam sulit memahami dokcrin Kristen yang mengajarkan bahwa Yesus adalah
Anak Allah yang ilahi Bagi mereka Yesus adalah seorang nabi seorang rnanusia
seperti nabi-nabi lainnya Bahkan Alquran dengan tegas menyatakan bahwa Ia
adalah seorang nabi yang diutus (hanya) untuk umar Israel Memang Alquran
juga mengakui keistimewaan Yesus di anrara nabi-nabi yang lain Hal ini jelas dari
gelar-gelar yang dikenakan kepadanya retapi tidak dikenakan kepada nabi-nabi
yang lain Sekalipun demikian Ia hanyalah seorang manusia bukan sosok ilahiywtsrponmlkjigedcbaRPKHEDA
Eksperimen Dialog Doktriner Kajian Analitis-Eksegetis
Kajian ini merupakan suatu eksperimen dialog dokcriner dalam rangka meneari
pemaharnan baru terhadap diri Yesus (dan implisit juga tenrangAllah) didasarkan
pada analisis eksegetis atas dua perikop Kitab Suei yaitu himne Kristus dalam
Surat Kolose 1 15-20 dan himne Yesus dalam Surah Maryam 19 16-40 Dari
himne Krisrus dalarn surat Kolose kita meneoba menemukan garnbaran yang
jelas mengenai persepsi alkitabiah tenrang diri Yesus (yang seeara implisit mencer-
minkan pemahaman kornunitas Kristen Perdana) dan dari himne Yesus dalam
Surah Maryam kita berusaha memahami persepsi Alquran tenrang diri-Nya
Dengan menggali berita tentang Yesus dalam kedua Kitab Suei itu kira
berharap dapat memahami persepsi fundamenral alkitabiah Kristen dan Islam
tenrang diri-Nya dan mungkin mengoreksi kesalahpahaman kedua komunitas
iman itu terhadap-Nya yang barangkali menyirnpang dari persepsi Kitab Suei
mereka Bertolak dari analisis eksegeris alkitabiah atas kedua bagian Kitab Suei itu
kira berharap dapat menggali kemungkinan untuk mengembangkan pemahaman
bersarna mengenai diri Yesus atau paling tidak mernperrumpul perbedaan-per-
bedaan pemahaman dan cara pandang keduanya rerhadap Dia
Bagaimanakah kesaksian Kirab Suei kedua agama itu ten tang Yesus Bertolak
dari anal isis eksegetis atas himne Kristus dalam Surar Kolose kita lihat dan kita
rernukan bahwa konsepsi Krisrologis komuni ras Kristen Perdana tidak dapat
dipisahkan dari gagasan monoteistik Yahudi (dan Perjanjian Lama) Pemahaman
umat Kristen Perdana terhadap diri Yesus dikembangkan berdasar pemahaman
Yudais tentang Allah yang selalu campur tangan dan bertindak dalam sejatah
melalui Hikrnat-Nya Mereka menemukan bahwa Allah yang selama ini bertindak
melalui Hikrnat-Nya kini bertindak melalui diri Yesus karena itu segala atribut
Hikmat dengan serta-rnerta mereka kenakan kepada Yesus
Dalarn hal ini perlu dicarat bahwa pengenalan umat Kristen Perdana
rerhadap Allah bukanlah hasil usaha intelekrual untuk mengonseptualisasikan
hakikar arau keberadaan Allah melainkan lebih merupakan buah pengalaman
dan penghayatan iman mereka terhadap tindakan Allah yang selalu berkarya
secara aktif di sepanjang sejarah Mereka mengenal Allah tidak hanya melalui
para nabi para utusan dan harnba-harnba-Nya melainkan juga melalui berbagai
benruk penyaraan-Nya Pengalaman mereka akan kehadiran (hadirat) Allah
mereka personihkasi kadang-kadang sebagai kehadiran rnalaikar kehadiran Roh
Allah kuasa Allah atau Hikrnar Allah Semua personifikasi ini digunakan unruk
mengungkapkan pemahaman mereka terhadap rnanifestasi atau penyataan diri
Allah kepada urnat man usia Oleh karen a itu ungkapan-ungkapan personifikatif
yang mereka gunakan harus kira pahami dalam kerangka gagasan monoteistik-
Yudais tentang Allah Atribut-atribut yang dikenakan kepada Yesus seharusnya
tidak diartikan secara lugas atau harfiah tetapi secara metaforis dalam kerangka
pikir Yudais-monoteistik
Kornunitas Kristen Perdana memahami Allah yang Esa yang bertindak
sepanjang sejarah iru kini bertindak dan menyatakan diri melal ui pribadi Yesus
Dalam hal ini yang hendak ditekankan adalah pengalaman mereka atas penyataan
kehendak Allah dan manifestasi atau pewujudnyataan pekerjaan-Nya melalui
Yesus bukan konseptualisasi doktriner mercka ten tang hakikat diri Yesus secara
onrologis Melalui Dia urnat manusia diberi kemungkinan untuk mengenal
Allah yang tidak kasat mara dan untuk mengetahui kehendak-Nya Oleh karena
itu dalam peran dan kedudukan-Nya ini Ycsus disebut sebagai gambaruqonlkiedaK(eikon)
Allah yang tidak kel ihatan (Kol 1 15) (Subandrijo 2016 160-176)
Sesungguhnya pewartaan Alquran ten tang Yesus memiliki nada yang sarna
dengan pemahaman seperti itu Dalam QS Maryam 1921 Yesus disebut seba-gaizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBA
dyat Allah dan rahmat bagi manusia Namun pada sisi lain himne Yesus dalam
QS Maryarn 19 16-40 menandaskan bahwa meskipun Yesus dihorrnati dan
dipuji Ia hanyalah seorang manusia Dalam ayat 16-33 kita rnelihar bahwa keis-
timewaan Yesus diceritakan secara runrut dengan nada positif Namun serelah
itu dalam rangka menjaga kemurlakan keesaan Allah cerita terscbut kemudian
diikuti dengan perikop polemis (ayat 34-40) yang dengan tandas menekankan
kemanusiaan Yesus Besar kemungkinan perikop ini pada mulanya ditujukan
untuk melawan politeisme Arab pada waktu itu namun pada kemudian hari
fuga dialamatkan untuk iman Kristen yang memercayai Yesus sebagai salah satu
dari ketiga pribadi Trinitas Menurut Surah ini Yesus sendiri menegaskan bahwa
diri-Nya adalah utusan Allah Allah telah menjadikan-Nya seorang nabi untuk
menyampaikan firman-Nya dan untuk menyatakan kehendak-Nya kepada umat
manusia
Memang keunggulan Yesus di antara para nabi juga dikemukakan dalam
Surah ini Dikisahkan bahwa Yesus dilahirkan oleh perawan Maria (Maryam)
karena kuasa Allah tanpa campur tangan seorang ayah Sebagaimana terjadi pada
diri Adam Yesus ada karena Firman Allah Ada dan Ia menjadi ada Lebih dari
itu atas izin Allah Yesus mampu melakukan rnukjizar bahkan ketika Ia masih
bayi Ia sudah dapat berbicara ketika masih berada dalam gendongan Di sam-
ping itu seperti telah dikatakan di depan meskipun tanpa penjelasan dalam
Surah Maryam Ia disebut sebagaizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAdyat dan rahmat Allah bagi umat manusia
(QS Maryam 1921) Dengan gelar tanda (ayat) dapar diinterpretasi bahwa
yang hendak dikedepankan adalah peran Yesus sebagai pembawapenyampai tun-
tunan Allah kepada umat manusia Bahkan Ia bukan hanya randa dari Allah
melainkan juga rahmat Allah bagi umar manusia Sayangnya dalam arti apakah
Yesus disebut sebagai rahrnat Allah Alquran tidak memberi penjelasan lebih
lanjut Sacu-satunya ungkapan yang mungkin memiliki makna sejajar dengan
gelar itu adalah perkataan Yesus bahwa Allah telah menjadikan-Nya berkat di
mana pun Ia berada (QS Maryam 1931) dan bahwa keselamatan (salam) ada
pada diri-Nya di mana pun dan kapan pun Ia berada Dan keselamatan atasku
pada hari aku dilahirkan pada hari aku wafat dan pada hari aku dibangkitkan
hidup kembali (QS Maryam 1933)
Keistimewaan Yesus yang lain yang disebutkan dalam Surah Maryam adalah
kebaikan hati dan kesalehan-Nya Dalam ayat 32 dikarakan bahwa Allah telah
menjadikan-Nya berbuat baik kepada ibu-Nya serra tidak menjadikan-Nya
seorang yang sombong lagi celaka Dalam hal ini kesalehan-Nya juga menjadi
tanda dari Allah bagi umat manusia dalam ani bahwa semua manusia dipanggil
untuk meneladan kesalehan-Nya itu Semua manusia dipanggil untuk mengikuti
tuntunan ajaran dan teladan-teladan-Nya (Subandrijo 2016 205-231)
Mencerrnati dengan saksama gelar-gelar yang dikenakan kepada Yesus
oleh Perjanjian Baru (dalam terang himne Kristus dalam surat Kolose) dan oleh
Alquran (dalam terang himne Yesus dalam Surah Maryam) kita memiliki tiga
simpul caratan reflekriftrmeaP
Pertama baik Perjanjian Baru maupun Alquran menghormati Yesus
Keduanya mengakui keutamaan Yesus di antara para nabi dan urusan Allah Hal
ini jelas dari kenyataan bahwa terdapat gelar-gelar yang hanya dikenakan kepada
Yesus dan tidak dikenakan kepada nabi-nabi yang lain sepertizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon (gam bar
tanda) arau dyat (tanda) dari Allah firman atau kalam (dari) Allah Roh
(yang berasal dari) Allah dan MesiasuqonlkiedaK
Kedua kita temukan bahwa semua gelar Yesus rersebut terkait erat dengan
peran dan fungsinya di hadapan Allah dan man usia Dapat dikatakan bahwa
yang hendak diungkapkan baik oleh Perjanjian Baru maupun Alquran dengan
gelar-gelar tersebur adalah peran fungsional Yesus di hadapan Allah dan man usia
Meskipun semua gelar Yesus itu berkenaan dengan peran-Nya dan saling berkaitan
saru dengan yang lain secara fungsional kita dapat mengelompokkannya ke
dalam dua karegori yaitu gelar-gelar kehorrnatan (seperti Firman Allah
Roh Allah dan Anak Allah) dan gelar-gclar pelayanan (seperri Mesias
Harnba Nabi dan TandaIGambarIAyat Allah) Gelar-gelar kehormatan
Yesus adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada- ya terutarna berkenaan
dengan kedudukan-Nya yang istirnewa dan mulia di hadapan Allah dan manusia
sedangkan gelar-gelar pelayanan-Nya adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada-
Nya terutarna berkenaan dengan pelayanan yang dilakukan-Nya di hadapan Allah
dan man usia
Ketiga membicarakan peran Yesus yang tercermin dalam gelar-gelar-Nya
berarti membicarakan pengejawanrahan komunikasi Allah kepada umat man usia
Melalui diri Yesus Allah mengomunikasikan diri dan kehendak-Nya kepada umat
man usia Oleh karena iru berbicara mengenai peran Yesus juga berarti berbi-
cara ten tang tunturian Allah yang dinyatakan Yesus rnelalui kehidupan pelayanan
ajaran-ajaran dan teladan-teladan-Nya Jadi ketimbang memperdebatkan hakikat
ontologis pribadi-Nya lebih baik kita menaati tuntunan-Nya mencontoh teladan-
Nya dan mengikuti jalan- ya
Di samping pcngertian bersarna renrang diri Yesus yang dapar dikembangkan
oleh urnat Islam dan Kristen harus pula diakui bahwa di antara keduanya masih
terdapar perbedaan pandang secara doktriner mengenai Allah dan Krisrologi
Oleh karena itu untuk menjembacani jurang pemisah tersebut keduanya
perlu mengembangkan perjumpaan dialogis yang di dalamnya mereka dapat
duduk bersarna dalam kesetaraan dengan kesediaan dan keterbukaan unruk
saling memahami bahkan saling memberi dan rnenerirna kebenaran pihak
lain Keduanya harus be rani bersikap realistis dan menerima kenyacaan bahwa
realitas Yesus yang satu itu dapat dilihar dari sudur pandang yang berbeda
Konsekuensinya mereka harus memiliki keberanian untuk mengadakan dialog
doktriner kecimbang malah menghindarinya Tanpa keberanian sepeni ini kedua
kornunitas irnan itu ridak akan pernah mencapai dialog aurentik Lagi pula
lebih baik berupaya mencari kesamaan-kesamaan pemahaman yang barangkali
dapar ditemukan ketimbang memperuncing perbedaan-perbedaan yang timbul
karena kesalahmengertian Berkenaan dengan diri Yesus di samping perbedaan
pemahaman terhadap diri-Nya kedua kornuniras iman ini juga mengakui bahwa
semua gelar yang dikenakan oleh Kitab Suci mereka kepada-Nya mencerminkan
relasi Yesus yang unik dengan Allah Dalam relasi-Nya yang unik dengan Allah
itu Yesus memberi kesaksian tentang kebenaran Allah Oleh karena itu tidaklah
salah menyebut diri-Nya sebagai saksi Allah yang unik Karena Yesus adalah
saksi kebenaran Allah maka tepatlah jika Ia disebutzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon atau ayat Allah Dialah
icon (dalam bahasa Inggris) atau model kebenaran yang sesungguhnya dan
karenanya kedua komunitas iman itu dapat bersama memuliakan-NyautsrponkifdcaODA
Dari OrtodoksiurnkihgedaUPNIDke Ortopraksis
Saya setuju sepenuhnya dengan pendapat Goring bahwa hampir semua agama
merasa perlu memiliki tolok ukur kepercayaan fundamental bagi iman para
pengikurnya dan sarana untuk menyelesaikan pertentangan yang diakibatkan
oleh perbedaan penafsiran atas Kitab Sucinya (Goring 1995 385) Agama Kristen
berpegang pada keputusan-keputusan konsili-konsili gerejawi Alkitab dan
Pengakuan Iman yang digunakan sebagai sarana melegitimasi kedudukannya
Dalam hal ini rumusan pengakuan iman berfungsi sebagai standar ortodoksi
ajaran atau doktrin komunitas iman Lebih lanjut Goring mengatakan bahwa
kadang-kadang wacana keagamaan Barat memberi tekanan pada kebenaran
doktriner Rumusan doktrin arau sistern kepercayaan lebih ditekankan ketimbang
prakrik keagamaan sebagai manifestasi iman Hal ini berbeda dengan agama-
agama Timur seperti Yudaime Hinduisme Buddhisme dan Islam Bagi
agama-agama ini kebenaran iman diukur dari kebenaran praktik keagamaan
dalam benruk perbuatan baik seperti memenuhi kewajiban ritual dan menaati
perintah-perintah ilahi Di sini iman religus lebih merupakan cara hidup
ketimbang sekadar suaru sistern kepercayaan atau serangkaian gagasan keagamaan
Tekanannya diletakkan pada praksis atau pelaksanaan kehendak Allah Seperti
dikatakan Goring bagi umat Kristen kebenaran religius dan pengenalan akan
Allah diperoleh dengan rnengikuri praksis Yesus dan bukan karena merenungkan
kebenaran religius secara terpisah Dalam semua tradisi orrodoksi akan terus-
menerus diperhadapkan dengan tantangan komunikasi-kornunikasi lintas-
kulrural dan dialog-dialog anrarirnan Hal tersebut mungkin akan menyebabkan
pudarnya iman atau sebaliknya jusuu menghidupkan kembali benruk-benruk
keimanan yang eksrrern (Goring 1995 384-385)
Menurut hernar saya kira tidak akan menemukan kebenaran yangurnkihgedaUPNIDdi-
bawa Yesus melalui perdebatan dokrriner ten tang diri-Nya tetapi dengan jalan
menapakkan kaki di jalan- ya Tidaklah berlebihan jika Amon Wessels mengata-
kan bahwa satu-sarunya cara mengenal Yesus sebagai kebenaran adalah dengan
mengikuti jejak-Nya Oengan menapakkan kaki di jalan-Nya maka kebenaran itu
akan dijurnpai dirernukan dan dinyatakan (Wessels 1991 189) Konsekuensinya
tidak mungkin orang mengenal Yesus tanpa menapakkan kaki di jalan-Nya Ketika
salah seorang rnurid Yesus berkata kepada-Nya bahwa ada seorang yang bukan
pengikut-Nya telah mengusir setan demi nama-I ya maka Yesus menjawab
Barangsiapa ridak melawan kita ia ada di pihak kira (Mrk 940) Temang
Musa dikatakan Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan
yang lebih besar dari semua harta kekayaan di Mesir sebab pandangannya ia
arahkan kepada upah (Ibr 11 26) Bagaimana ayat ini harus dipahami Berdasar
iman Musa kepada Allah-yang relah memilih dia unruk diperlakukan dengan
sewenang-wenang bersama umar Allah ketimbang menikmati kesenangan dosa
unruk semenrara wakru di Mesir-jelas bahwa penulis surat Ibrani berpikir bahwa
Musa dapar secara langsung dihubungkan dengan Kristus meskipun Musa belum
dan tidak dapar mengenal dia dalam ani kara harfiah dan historis
Sayangnya perjurnpaan anrariman khususnya di antara urnat Islam dan
Kristen di Indonesia dewasa ini tarnpaknya cenderung mengulang cara beragama
di Barar masa lalu yang keliru terperangkap dalam kubangan rurnusan-rurnusan
doktriner Akibarnya esensi keagamaan mereka cenderung pudar meskipun
simbol-sirnbol agamawi formalistis begiru semarak Terminologi-rerminologi ke-
agamaan praktis tergeser menjadi sekadar wacana keagamaan yang lebih rnenekan-
kan rurnusan-rumusan doktriner ketimbang praktik keagamaan dalam bentuk
perbuatan baik dan ketaatan terhadap perintah ilahi Kecenderungan seperti ini
terjadi baik di kalangan umat Krisren maupun Islam
Oi an tara umar Kristen terdapat gerakan-gerakan sempalan yang lebih
menekankan rumusan dokrriner kerimbang praktik irnan secara benar dan
bersamaan dengan itu sekaligus menekankan eksklusiviras mereka dengan me-
ngatakan bahwa hanya ajaran merekalah yang benar Lebih dari iru mereka meng-
klaim sebagai satu-satunya jalan keselamatan (bnd Lumintang 2002 bab 6)
Oewasa ini di kalangan urnat Islam juga menjamur beberapa kelompok
fundamemalis radikal Mereka tidak memberi ruang sedikir pun bagi kebenaran
imankepercayaan yang lain Abd Moqsith Ghazali salah seorang intelekrual
muda Jaringan Islam Liberal OIL) menyajikan analisisnya aras gerakan-gerakan
Islam radikal di Indonesia dewasa ini Ia mengemukakan bahwa sekarang ini
Wahabisme sangat deras memengaruhi sernentara urnat Islam di Indonesia
(Kerckhove 2002zywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAMuslim Cultures Vol I 95-96)2 Gagasan doktriner gerakan-
gerakan ini berakar pada pemikiran para pemimpinnya seperri Muhammad Ibn
Abdul Wahhab al-Tamimi al-Najdi (1715-1806) Ibnu Taymiyah (1201-1328)
Ibnul Qayim al-Jauziyah (1291-1351) dan Ahmad Ibn Hanbal (762-839)
Pada mulanya Wahabisme didirikan untuk memodernisasi Islam yang di kala
itu termuati oleh berarnya beban historis dengan jalan membawa Islam kembali
kepada sumber pengajarannya yang paling tinggi yaitu Alquran dan al-Sunnah
Namun dalam perkembangannya kemudian implernentasi ajaran Wahabisme
berul-berul kontra produktif Menurut Ghazali seorang peneliri pada WAHID
Institute aliran ini telah menetapkan ajarannya sebagai standar orrodoksi dan
menuduh aliran-aliran Islam yang lain yang tidak sejalan dengan ideologinya
sebagai bidah (ajaran yang menyimpang dari Islam yang benar) dan menganggap
agama-agama lain sebagai mushrik (politeis) dan kafir Aliran ini menolak demokrasi
yang dianggap sebagai sistern kafir dan juga menolak prinsip-prinsip dasar hak-hak
asasi manusia kebebasan beragama (hifdz ai-din) dan kebebasan berpikir (hifdz
al-uqonlkiedaKaql) Bagi aliran ini hak asasi manusia tidak ada yang ada adalah hak Allah
Wahabisme berusaha hanya menegakkan hukum (syariah) Islam dan mengabaikan
hukum universal Rupanya para pengikurnya sangat puas dengan formalisasi
hidup keagamaan dengan simbol-sirnbol islami tanpa mernperharikan kebenaran
iman atau prakrik-praktik keagamaan yang benar Mereka menyangkal tradisi-
tradisi lokal dan menganggap kreasi-kreasi kulrural sebagai bidah (penyimpangan
dari Islam yang benar) takhayul dan khurafot (dongeng fiksi) (Ghazali 2006)
Kembali pada pokok persoalan menurut hemat saya daripada memper-
tentangkan rumusan doktriner tentang Allah dan Kristus akan lebih baik jika
kita menggeser tekanan perharian bukan lagi pada masalah ortodoksi melainkan
pada ortopraksis yakni praksis kehidupan yang benar yang lebih bermanfaat
bagi kehidupan umat manusia dan yang lebih menghargai martabat man usia
Ketimbang mernperdebarkan doktrin tenrang Allah dan Kristologi akan lebih
baik jika kita melakukan perintah-perintah-Nya dan mengikuti teladan yang telah
diberikan oleh Yesus Himne Kristus dalam Kolose 115-20 mengungkap secara
gamblang bahwa Allah yang kekal itu adalah Pencipta Tuhan sernesta alarn
dan Penopang seluruh cipraan bahkan seluruh alam sernesta Ia adalah Pemberi
dan Pemelihara kehidupan Ia telah mendamaikan segala sesuaru dengan diri-
Nya dalam arti bahwa segala sesuaru telah dikembalikan ke dalam hubungan
yang benar dengan-Nya Berarti bahwa kehidupan manusia hams dipulihkan
dan bahwa manusia hams kembali ke dalam hubungan kasih perdamaian dan
2 Artikel Kerckhove ini merupakan sedikit revisi dari papernya yang disampaikan di lAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Maret 2002
menyembah hanya Dia dan menaati kehendak-Nya sehingga kasih perdamaian
dan keadilan akan terwujud di dunia ini Manusia tidak diperinrahkan untuk
bermusuhan karena perbedaan definisi-definisi ajaran mereka atau perbedaan
rumusan-rumusan dokrrin mereka melainkan untuk bertindak konkret dalam
rangka merealisasikanzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAshalom di dunia ini Inilah panggilan bersama bagi para
pengikur kedua agamautsrponkifdcaODA
Daftar Acuan
Ghazali Abd Moqsith Wahabisasi Islam Indonesia httpwwwgusdurnetlid
mengagas-gus-durlwahabisasi-islam-indonesia diakses 8 Mei 2017 2006
Goring Rosemary (ed) Dictionary of Beliefs and Religions Edinburgh
Wordsworth Edition Ltd 1995
de Kerckhove Ferry The Source of Fundamentalism Is There an Indonesian
Version dalam Kultur The Indonesian Journal for Muslim Cultures Vol
2 Number 1 2002
Luminrang Stevri Indra TeologiAbu-Abu Malang Departernen Literatur YPPI
2002
Munim DZ Abdul Mengukuhkan Kembali Dimensi Kemanusiaan Agama
Ideologi dan Ilrnu dalam Agama-Agama di Indonesia Buletin Akademi
Leimena Vol 31ThurnkihgedaUPNIDI 1997
Subandrijo Bambang Yesus Sang Titik Temu dan Titik Tengkar Sebuah Studi
tentang Pandangan Kristen dan Muslim di Indonesia mengenai YesusJakarta
UPI STT Jakarta bersama BPK Gunung Mulia 2006
Wessels Anton Images of Jesus How Jesus is perceived and portrayed in non-
European cultures Grand Rapids Michigan William B Eerdmans Publishing
Company 1991
Willimon William Arguing with Muslims dalam The Christian Century 16
November 2004
- Ntr3420PDF
- NtrB1F1PDF
-
Pada pihak lain meskipun di Indonesia terdapat beberapa tradisi danzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAmazhab
Islam pada dasarnya umat Islam memiliki kesarnaan doktrin tenrang tauhid
(keesaan Allah) Hal ini jelas dari berbagai rulisan islami karya para penulis Muslim
yang masih dapat kira ternukan baik penulis nasional maupun inrernasional
periulis cradisional maupun modern Bagi urnat Islam Allah adalah saw seeara
mudak tidak ada sesuatu pun atau seorang pun dapat disetarakan dengan-Nya
Ia sarna sekali berbeda dengan keberadaan lainnya dan tidak dapat disejajarkan
enrah dengan manusia ataupun dengan eiptaan lainnya Allah tidak beranak dan
tidak diperanakkan Berdasar ajarannya yang kerat tenrang keesaan Allah urn at
Islam sulit memahami dokcrin Kristen yang mengajarkan bahwa Yesus adalah
Anak Allah yang ilahi Bagi mereka Yesus adalah seorang nabi seorang rnanusia
seperti nabi-nabi lainnya Bahkan Alquran dengan tegas menyatakan bahwa Ia
adalah seorang nabi yang diutus (hanya) untuk umar Israel Memang Alquran
juga mengakui keistimewaan Yesus di anrara nabi-nabi yang lain Hal ini jelas dari
gelar-gelar yang dikenakan kepadanya retapi tidak dikenakan kepada nabi-nabi
yang lain Sekalipun demikian Ia hanyalah seorang manusia bukan sosok ilahiywtsrponmlkjigedcbaRPKHEDA
Eksperimen Dialog Doktriner Kajian Analitis-Eksegetis
Kajian ini merupakan suatu eksperimen dialog dokcriner dalam rangka meneari
pemaharnan baru terhadap diri Yesus (dan implisit juga tenrangAllah) didasarkan
pada analisis eksegetis atas dua perikop Kitab Suei yaitu himne Kristus dalam
Surat Kolose 1 15-20 dan himne Yesus dalam Surah Maryam 19 16-40 Dari
himne Krisrus dalarn surat Kolose kita meneoba menemukan garnbaran yang
jelas mengenai persepsi alkitabiah tenrang diri Yesus (yang seeara implisit mencer-
minkan pemahaman kornunitas Kristen Perdana) dan dari himne Yesus dalam
Surah Maryam kita berusaha memahami persepsi Alquran tenrang diri-Nya
Dengan menggali berita tentang Yesus dalam kedua Kitab Suei itu kira
berharap dapat memahami persepsi fundamenral alkitabiah Kristen dan Islam
tenrang diri-Nya dan mungkin mengoreksi kesalahpahaman kedua komunitas
iman itu terhadap-Nya yang barangkali menyirnpang dari persepsi Kitab Suei
mereka Bertolak dari analisis eksegeris alkitabiah atas kedua bagian Kitab Suei itu
kira berharap dapat menggali kemungkinan untuk mengembangkan pemahaman
bersarna mengenai diri Yesus atau paling tidak mernperrumpul perbedaan-per-
bedaan pemahaman dan cara pandang keduanya rerhadap Dia
Bagaimanakah kesaksian Kirab Suei kedua agama itu ten tang Yesus Bertolak
dari anal isis eksegetis atas himne Kristus dalam Surar Kolose kita lihat dan kita
rernukan bahwa konsepsi Krisrologis komuni ras Kristen Perdana tidak dapat
dipisahkan dari gagasan monoteistik Yahudi (dan Perjanjian Lama) Pemahaman
umat Kristen Perdana terhadap diri Yesus dikembangkan berdasar pemahaman
Yudais tentang Allah yang selalu campur tangan dan bertindak dalam sejatah
melalui Hikrnat-Nya Mereka menemukan bahwa Allah yang selama ini bertindak
melalui Hikrnat-Nya kini bertindak melalui diri Yesus karena itu segala atribut
Hikmat dengan serta-rnerta mereka kenakan kepada Yesus
Dalarn hal ini perlu dicarat bahwa pengenalan umat Kristen Perdana
rerhadap Allah bukanlah hasil usaha intelekrual untuk mengonseptualisasikan
hakikar arau keberadaan Allah melainkan lebih merupakan buah pengalaman
dan penghayatan iman mereka terhadap tindakan Allah yang selalu berkarya
secara aktif di sepanjang sejarah Mereka mengenal Allah tidak hanya melalui
para nabi para utusan dan harnba-harnba-Nya melainkan juga melalui berbagai
benruk penyaraan-Nya Pengalaman mereka akan kehadiran (hadirat) Allah
mereka personihkasi kadang-kadang sebagai kehadiran rnalaikar kehadiran Roh
Allah kuasa Allah atau Hikrnar Allah Semua personifikasi ini digunakan unruk
mengungkapkan pemahaman mereka terhadap rnanifestasi atau penyataan diri
Allah kepada urnat man usia Oleh karen a itu ungkapan-ungkapan personifikatif
yang mereka gunakan harus kira pahami dalam kerangka gagasan monoteistik-
Yudais tentang Allah Atribut-atribut yang dikenakan kepada Yesus seharusnya
tidak diartikan secara lugas atau harfiah tetapi secara metaforis dalam kerangka
pikir Yudais-monoteistik
Kornunitas Kristen Perdana memahami Allah yang Esa yang bertindak
sepanjang sejarah iru kini bertindak dan menyatakan diri melal ui pribadi Yesus
Dalam hal ini yang hendak ditekankan adalah pengalaman mereka atas penyataan
kehendak Allah dan manifestasi atau pewujudnyataan pekerjaan-Nya melalui
Yesus bukan konseptualisasi doktriner mercka ten tang hakikat diri Yesus secara
onrologis Melalui Dia urnat manusia diberi kemungkinan untuk mengenal
Allah yang tidak kasat mara dan untuk mengetahui kehendak-Nya Oleh karena
itu dalam peran dan kedudukan-Nya ini Ycsus disebut sebagai gambaruqonlkiedaK(eikon)
Allah yang tidak kel ihatan (Kol 1 15) (Subandrijo 2016 160-176)
Sesungguhnya pewartaan Alquran ten tang Yesus memiliki nada yang sarna
dengan pemahaman seperti itu Dalam QS Maryam 1921 Yesus disebut seba-gaizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBA
dyat Allah dan rahmat bagi manusia Namun pada sisi lain himne Yesus dalam
QS Maryarn 19 16-40 menandaskan bahwa meskipun Yesus dihorrnati dan
dipuji Ia hanyalah seorang manusia Dalam ayat 16-33 kita rnelihar bahwa keis-
timewaan Yesus diceritakan secara runrut dengan nada positif Namun serelah
itu dalam rangka menjaga kemurlakan keesaan Allah cerita terscbut kemudian
diikuti dengan perikop polemis (ayat 34-40) yang dengan tandas menekankan
kemanusiaan Yesus Besar kemungkinan perikop ini pada mulanya ditujukan
untuk melawan politeisme Arab pada waktu itu namun pada kemudian hari
fuga dialamatkan untuk iman Kristen yang memercayai Yesus sebagai salah satu
dari ketiga pribadi Trinitas Menurut Surah ini Yesus sendiri menegaskan bahwa
diri-Nya adalah utusan Allah Allah telah menjadikan-Nya seorang nabi untuk
menyampaikan firman-Nya dan untuk menyatakan kehendak-Nya kepada umat
manusia
Memang keunggulan Yesus di antara para nabi juga dikemukakan dalam
Surah ini Dikisahkan bahwa Yesus dilahirkan oleh perawan Maria (Maryam)
karena kuasa Allah tanpa campur tangan seorang ayah Sebagaimana terjadi pada
diri Adam Yesus ada karena Firman Allah Ada dan Ia menjadi ada Lebih dari
itu atas izin Allah Yesus mampu melakukan rnukjizar bahkan ketika Ia masih
bayi Ia sudah dapat berbicara ketika masih berada dalam gendongan Di sam-
ping itu seperti telah dikatakan di depan meskipun tanpa penjelasan dalam
Surah Maryam Ia disebut sebagaizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAdyat dan rahmat Allah bagi umat manusia
(QS Maryam 1921) Dengan gelar tanda (ayat) dapar diinterpretasi bahwa
yang hendak dikedepankan adalah peran Yesus sebagai pembawapenyampai tun-
tunan Allah kepada umat manusia Bahkan Ia bukan hanya randa dari Allah
melainkan juga rahmat Allah bagi umar manusia Sayangnya dalam arti apakah
Yesus disebut sebagai rahrnat Allah Alquran tidak memberi penjelasan lebih
lanjut Sacu-satunya ungkapan yang mungkin memiliki makna sejajar dengan
gelar itu adalah perkataan Yesus bahwa Allah telah menjadikan-Nya berkat di
mana pun Ia berada (QS Maryam 1931) dan bahwa keselamatan (salam) ada
pada diri-Nya di mana pun dan kapan pun Ia berada Dan keselamatan atasku
pada hari aku dilahirkan pada hari aku wafat dan pada hari aku dibangkitkan
hidup kembali (QS Maryam 1933)
Keistimewaan Yesus yang lain yang disebutkan dalam Surah Maryam adalah
kebaikan hati dan kesalehan-Nya Dalam ayat 32 dikarakan bahwa Allah telah
menjadikan-Nya berbuat baik kepada ibu-Nya serra tidak menjadikan-Nya
seorang yang sombong lagi celaka Dalam hal ini kesalehan-Nya juga menjadi
tanda dari Allah bagi umat manusia dalam ani bahwa semua manusia dipanggil
untuk meneladan kesalehan-Nya itu Semua manusia dipanggil untuk mengikuti
tuntunan ajaran dan teladan-teladan-Nya (Subandrijo 2016 205-231)
Mencerrnati dengan saksama gelar-gelar yang dikenakan kepada Yesus
oleh Perjanjian Baru (dalam terang himne Kristus dalam surat Kolose) dan oleh
Alquran (dalam terang himne Yesus dalam Surah Maryam) kita memiliki tiga
simpul caratan reflekriftrmeaP
Pertama baik Perjanjian Baru maupun Alquran menghormati Yesus
Keduanya mengakui keutamaan Yesus di antara para nabi dan urusan Allah Hal
ini jelas dari kenyataan bahwa terdapat gelar-gelar yang hanya dikenakan kepada
Yesus dan tidak dikenakan kepada nabi-nabi yang lain sepertizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon (gam bar
tanda) arau dyat (tanda) dari Allah firman atau kalam (dari) Allah Roh
(yang berasal dari) Allah dan MesiasuqonlkiedaK
Kedua kita temukan bahwa semua gelar Yesus rersebut terkait erat dengan
peran dan fungsinya di hadapan Allah dan man usia Dapat dikatakan bahwa
yang hendak diungkapkan baik oleh Perjanjian Baru maupun Alquran dengan
gelar-gelar tersebur adalah peran fungsional Yesus di hadapan Allah dan man usia
Meskipun semua gelar Yesus itu berkenaan dengan peran-Nya dan saling berkaitan
saru dengan yang lain secara fungsional kita dapat mengelompokkannya ke
dalam dua karegori yaitu gelar-gelar kehorrnatan (seperti Firman Allah
Roh Allah dan Anak Allah) dan gelar-gclar pelayanan (seperri Mesias
Harnba Nabi dan TandaIGambarIAyat Allah) Gelar-gelar kehormatan
Yesus adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada- ya terutarna berkenaan
dengan kedudukan-Nya yang istirnewa dan mulia di hadapan Allah dan manusia
sedangkan gelar-gelar pelayanan-Nya adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada-
Nya terutarna berkenaan dengan pelayanan yang dilakukan-Nya di hadapan Allah
dan man usia
Ketiga membicarakan peran Yesus yang tercermin dalam gelar-gelar-Nya
berarti membicarakan pengejawanrahan komunikasi Allah kepada umat man usia
Melalui diri Yesus Allah mengomunikasikan diri dan kehendak-Nya kepada umat
man usia Oleh karena iru berbicara mengenai peran Yesus juga berarti berbi-
cara ten tang tunturian Allah yang dinyatakan Yesus rnelalui kehidupan pelayanan
ajaran-ajaran dan teladan-teladan-Nya Jadi ketimbang memperdebatkan hakikat
ontologis pribadi-Nya lebih baik kita menaati tuntunan-Nya mencontoh teladan-
Nya dan mengikuti jalan- ya
Di samping pcngertian bersarna renrang diri Yesus yang dapar dikembangkan
oleh urnat Islam dan Kristen harus pula diakui bahwa di antara keduanya masih
terdapar perbedaan pandang secara doktriner mengenai Allah dan Krisrologi
Oleh karena itu untuk menjembacani jurang pemisah tersebut keduanya
perlu mengembangkan perjumpaan dialogis yang di dalamnya mereka dapat
duduk bersarna dalam kesetaraan dengan kesediaan dan keterbukaan unruk
saling memahami bahkan saling memberi dan rnenerirna kebenaran pihak
lain Keduanya harus be rani bersikap realistis dan menerima kenyacaan bahwa
realitas Yesus yang satu itu dapat dilihar dari sudur pandang yang berbeda
Konsekuensinya mereka harus memiliki keberanian untuk mengadakan dialog
doktriner kecimbang malah menghindarinya Tanpa keberanian sepeni ini kedua
kornunitas irnan itu ridak akan pernah mencapai dialog aurentik Lagi pula
lebih baik berupaya mencari kesamaan-kesamaan pemahaman yang barangkali
dapar ditemukan ketimbang memperuncing perbedaan-perbedaan yang timbul
karena kesalahmengertian Berkenaan dengan diri Yesus di samping perbedaan
pemahaman terhadap diri-Nya kedua kornuniras iman ini juga mengakui bahwa
semua gelar yang dikenakan oleh Kitab Suci mereka kepada-Nya mencerminkan
relasi Yesus yang unik dengan Allah Dalam relasi-Nya yang unik dengan Allah
itu Yesus memberi kesaksian tentang kebenaran Allah Oleh karena itu tidaklah
salah menyebut diri-Nya sebagai saksi Allah yang unik Karena Yesus adalah
saksi kebenaran Allah maka tepatlah jika Ia disebutzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon atau ayat Allah Dialah
icon (dalam bahasa Inggris) atau model kebenaran yang sesungguhnya dan
karenanya kedua komunitas iman itu dapat bersama memuliakan-NyautsrponkifdcaODA
Dari OrtodoksiurnkihgedaUPNIDke Ortopraksis
Saya setuju sepenuhnya dengan pendapat Goring bahwa hampir semua agama
merasa perlu memiliki tolok ukur kepercayaan fundamental bagi iman para
pengikurnya dan sarana untuk menyelesaikan pertentangan yang diakibatkan
oleh perbedaan penafsiran atas Kitab Sucinya (Goring 1995 385) Agama Kristen
berpegang pada keputusan-keputusan konsili-konsili gerejawi Alkitab dan
Pengakuan Iman yang digunakan sebagai sarana melegitimasi kedudukannya
Dalam hal ini rumusan pengakuan iman berfungsi sebagai standar ortodoksi
ajaran atau doktrin komunitas iman Lebih lanjut Goring mengatakan bahwa
kadang-kadang wacana keagamaan Barat memberi tekanan pada kebenaran
doktriner Rumusan doktrin arau sistern kepercayaan lebih ditekankan ketimbang
prakrik keagamaan sebagai manifestasi iman Hal ini berbeda dengan agama-
agama Timur seperti Yudaime Hinduisme Buddhisme dan Islam Bagi
agama-agama ini kebenaran iman diukur dari kebenaran praktik keagamaan
dalam benruk perbuatan baik seperti memenuhi kewajiban ritual dan menaati
perintah-perintah ilahi Di sini iman religus lebih merupakan cara hidup
ketimbang sekadar suaru sistern kepercayaan atau serangkaian gagasan keagamaan
Tekanannya diletakkan pada praksis atau pelaksanaan kehendak Allah Seperti
dikatakan Goring bagi umat Kristen kebenaran religius dan pengenalan akan
Allah diperoleh dengan rnengikuri praksis Yesus dan bukan karena merenungkan
kebenaran religius secara terpisah Dalam semua tradisi orrodoksi akan terus-
menerus diperhadapkan dengan tantangan komunikasi-kornunikasi lintas-
kulrural dan dialog-dialog anrarirnan Hal tersebut mungkin akan menyebabkan
pudarnya iman atau sebaliknya jusuu menghidupkan kembali benruk-benruk
keimanan yang eksrrern (Goring 1995 384-385)
Menurut hernar saya kira tidak akan menemukan kebenaran yangurnkihgedaUPNIDdi-
bawa Yesus melalui perdebatan dokrriner ten tang diri-Nya tetapi dengan jalan
menapakkan kaki di jalan- ya Tidaklah berlebihan jika Amon Wessels mengata-
kan bahwa satu-sarunya cara mengenal Yesus sebagai kebenaran adalah dengan
mengikuti jejak-Nya Oengan menapakkan kaki di jalan-Nya maka kebenaran itu
akan dijurnpai dirernukan dan dinyatakan (Wessels 1991 189) Konsekuensinya
tidak mungkin orang mengenal Yesus tanpa menapakkan kaki di jalan-Nya Ketika
salah seorang rnurid Yesus berkata kepada-Nya bahwa ada seorang yang bukan
pengikut-Nya telah mengusir setan demi nama-I ya maka Yesus menjawab
Barangsiapa ridak melawan kita ia ada di pihak kira (Mrk 940) Temang
Musa dikatakan Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan
yang lebih besar dari semua harta kekayaan di Mesir sebab pandangannya ia
arahkan kepada upah (Ibr 11 26) Bagaimana ayat ini harus dipahami Berdasar
iman Musa kepada Allah-yang relah memilih dia unruk diperlakukan dengan
sewenang-wenang bersama umar Allah ketimbang menikmati kesenangan dosa
unruk semenrara wakru di Mesir-jelas bahwa penulis surat Ibrani berpikir bahwa
Musa dapar secara langsung dihubungkan dengan Kristus meskipun Musa belum
dan tidak dapar mengenal dia dalam ani kara harfiah dan historis
Sayangnya perjurnpaan anrariman khususnya di antara urnat Islam dan
Kristen di Indonesia dewasa ini tarnpaknya cenderung mengulang cara beragama
di Barar masa lalu yang keliru terperangkap dalam kubangan rurnusan-rurnusan
doktriner Akibarnya esensi keagamaan mereka cenderung pudar meskipun
simbol-sirnbol agamawi formalistis begiru semarak Terminologi-rerminologi ke-
agamaan praktis tergeser menjadi sekadar wacana keagamaan yang lebih rnenekan-
kan rurnusan-rumusan doktriner ketimbang praktik keagamaan dalam bentuk
perbuatan baik dan ketaatan terhadap perintah ilahi Kecenderungan seperti ini
terjadi baik di kalangan umat Krisren maupun Islam
Oi an tara umar Kristen terdapat gerakan-gerakan sempalan yang lebih
menekankan rumusan dokrriner kerimbang praktik irnan secara benar dan
bersamaan dengan itu sekaligus menekankan eksklusiviras mereka dengan me-
ngatakan bahwa hanya ajaran merekalah yang benar Lebih dari iru mereka meng-
klaim sebagai satu-satunya jalan keselamatan (bnd Lumintang 2002 bab 6)
Oewasa ini di kalangan urnat Islam juga menjamur beberapa kelompok
fundamemalis radikal Mereka tidak memberi ruang sedikir pun bagi kebenaran
imankepercayaan yang lain Abd Moqsith Ghazali salah seorang intelekrual
muda Jaringan Islam Liberal OIL) menyajikan analisisnya aras gerakan-gerakan
Islam radikal di Indonesia dewasa ini Ia mengemukakan bahwa sekarang ini
Wahabisme sangat deras memengaruhi sernentara urnat Islam di Indonesia
(Kerckhove 2002zywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAMuslim Cultures Vol I 95-96)2 Gagasan doktriner gerakan-
gerakan ini berakar pada pemikiran para pemimpinnya seperri Muhammad Ibn
Abdul Wahhab al-Tamimi al-Najdi (1715-1806) Ibnu Taymiyah (1201-1328)
Ibnul Qayim al-Jauziyah (1291-1351) dan Ahmad Ibn Hanbal (762-839)
Pada mulanya Wahabisme didirikan untuk memodernisasi Islam yang di kala
itu termuati oleh berarnya beban historis dengan jalan membawa Islam kembali
kepada sumber pengajarannya yang paling tinggi yaitu Alquran dan al-Sunnah
Namun dalam perkembangannya kemudian implernentasi ajaran Wahabisme
berul-berul kontra produktif Menurut Ghazali seorang peneliri pada WAHID
Institute aliran ini telah menetapkan ajarannya sebagai standar orrodoksi dan
menuduh aliran-aliran Islam yang lain yang tidak sejalan dengan ideologinya
sebagai bidah (ajaran yang menyimpang dari Islam yang benar) dan menganggap
agama-agama lain sebagai mushrik (politeis) dan kafir Aliran ini menolak demokrasi
yang dianggap sebagai sistern kafir dan juga menolak prinsip-prinsip dasar hak-hak
asasi manusia kebebasan beragama (hifdz ai-din) dan kebebasan berpikir (hifdz
al-uqonlkiedaKaql) Bagi aliran ini hak asasi manusia tidak ada yang ada adalah hak Allah
Wahabisme berusaha hanya menegakkan hukum (syariah) Islam dan mengabaikan
hukum universal Rupanya para pengikurnya sangat puas dengan formalisasi
hidup keagamaan dengan simbol-sirnbol islami tanpa mernperharikan kebenaran
iman atau prakrik-praktik keagamaan yang benar Mereka menyangkal tradisi-
tradisi lokal dan menganggap kreasi-kreasi kulrural sebagai bidah (penyimpangan
dari Islam yang benar) takhayul dan khurafot (dongeng fiksi) (Ghazali 2006)
Kembali pada pokok persoalan menurut hemat saya daripada memper-
tentangkan rumusan doktriner tentang Allah dan Kristus akan lebih baik jika
kita menggeser tekanan perharian bukan lagi pada masalah ortodoksi melainkan
pada ortopraksis yakni praksis kehidupan yang benar yang lebih bermanfaat
bagi kehidupan umat manusia dan yang lebih menghargai martabat man usia
Ketimbang mernperdebarkan doktrin tenrang Allah dan Kristologi akan lebih
baik jika kita melakukan perintah-perintah-Nya dan mengikuti teladan yang telah
diberikan oleh Yesus Himne Kristus dalam Kolose 115-20 mengungkap secara
gamblang bahwa Allah yang kekal itu adalah Pencipta Tuhan sernesta alarn
dan Penopang seluruh cipraan bahkan seluruh alam sernesta Ia adalah Pemberi
dan Pemelihara kehidupan Ia telah mendamaikan segala sesuaru dengan diri-
Nya dalam arti bahwa segala sesuaru telah dikembalikan ke dalam hubungan
yang benar dengan-Nya Berarti bahwa kehidupan manusia hams dipulihkan
dan bahwa manusia hams kembali ke dalam hubungan kasih perdamaian dan
2 Artikel Kerckhove ini merupakan sedikit revisi dari papernya yang disampaikan di lAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Maret 2002
menyembah hanya Dia dan menaati kehendak-Nya sehingga kasih perdamaian
dan keadilan akan terwujud di dunia ini Manusia tidak diperinrahkan untuk
bermusuhan karena perbedaan definisi-definisi ajaran mereka atau perbedaan
rumusan-rumusan dokrrin mereka melainkan untuk bertindak konkret dalam
rangka merealisasikanzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAshalom di dunia ini Inilah panggilan bersama bagi para
pengikur kedua agamautsrponkifdcaODA
Daftar Acuan
Ghazali Abd Moqsith Wahabisasi Islam Indonesia httpwwwgusdurnetlid
mengagas-gus-durlwahabisasi-islam-indonesia diakses 8 Mei 2017 2006
Goring Rosemary (ed) Dictionary of Beliefs and Religions Edinburgh
Wordsworth Edition Ltd 1995
de Kerckhove Ferry The Source of Fundamentalism Is There an Indonesian
Version dalam Kultur The Indonesian Journal for Muslim Cultures Vol
2 Number 1 2002
Luminrang Stevri Indra TeologiAbu-Abu Malang Departernen Literatur YPPI
2002
Munim DZ Abdul Mengukuhkan Kembali Dimensi Kemanusiaan Agama
Ideologi dan Ilrnu dalam Agama-Agama di Indonesia Buletin Akademi
Leimena Vol 31ThurnkihgedaUPNIDI 1997
Subandrijo Bambang Yesus Sang Titik Temu dan Titik Tengkar Sebuah Studi
tentang Pandangan Kristen dan Muslim di Indonesia mengenai YesusJakarta
UPI STT Jakarta bersama BPK Gunung Mulia 2006
Wessels Anton Images of Jesus How Jesus is perceived and portrayed in non-
European cultures Grand Rapids Michigan William B Eerdmans Publishing
Company 1991
Willimon William Arguing with Muslims dalam The Christian Century 16
November 2004
- Ntr3420PDF
- NtrB1F1PDF
-
dipisahkan dari gagasan monoteistik Yahudi (dan Perjanjian Lama) Pemahaman
umat Kristen Perdana terhadap diri Yesus dikembangkan berdasar pemahaman
Yudais tentang Allah yang selalu campur tangan dan bertindak dalam sejatah
melalui Hikrnat-Nya Mereka menemukan bahwa Allah yang selama ini bertindak
melalui Hikrnat-Nya kini bertindak melalui diri Yesus karena itu segala atribut
Hikmat dengan serta-rnerta mereka kenakan kepada Yesus
Dalarn hal ini perlu dicarat bahwa pengenalan umat Kristen Perdana
rerhadap Allah bukanlah hasil usaha intelekrual untuk mengonseptualisasikan
hakikar arau keberadaan Allah melainkan lebih merupakan buah pengalaman
dan penghayatan iman mereka terhadap tindakan Allah yang selalu berkarya
secara aktif di sepanjang sejarah Mereka mengenal Allah tidak hanya melalui
para nabi para utusan dan harnba-harnba-Nya melainkan juga melalui berbagai
benruk penyaraan-Nya Pengalaman mereka akan kehadiran (hadirat) Allah
mereka personihkasi kadang-kadang sebagai kehadiran rnalaikar kehadiran Roh
Allah kuasa Allah atau Hikrnar Allah Semua personifikasi ini digunakan unruk
mengungkapkan pemahaman mereka terhadap rnanifestasi atau penyataan diri
Allah kepada urnat man usia Oleh karen a itu ungkapan-ungkapan personifikatif
yang mereka gunakan harus kira pahami dalam kerangka gagasan monoteistik-
Yudais tentang Allah Atribut-atribut yang dikenakan kepada Yesus seharusnya
tidak diartikan secara lugas atau harfiah tetapi secara metaforis dalam kerangka
pikir Yudais-monoteistik
Kornunitas Kristen Perdana memahami Allah yang Esa yang bertindak
sepanjang sejarah iru kini bertindak dan menyatakan diri melal ui pribadi Yesus
Dalam hal ini yang hendak ditekankan adalah pengalaman mereka atas penyataan
kehendak Allah dan manifestasi atau pewujudnyataan pekerjaan-Nya melalui
Yesus bukan konseptualisasi doktriner mercka ten tang hakikat diri Yesus secara
onrologis Melalui Dia urnat manusia diberi kemungkinan untuk mengenal
Allah yang tidak kasat mara dan untuk mengetahui kehendak-Nya Oleh karena
itu dalam peran dan kedudukan-Nya ini Ycsus disebut sebagai gambaruqonlkiedaK(eikon)
Allah yang tidak kel ihatan (Kol 1 15) (Subandrijo 2016 160-176)
Sesungguhnya pewartaan Alquran ten tang Yesus memiliki nada yang sarna
dengan pemahaman seperti itu Dalam QS Maryam 1921 Yesus disebut seba-gaizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBA
dyat Allah dan rahmat bagi manusia Namun pada sisi lain himne Yesus dalam
QS Maryarn 19 16-40 menandaskan bahwa meskipun Yesus dihorrnati dan
dipuji Ia hanyalah seorang manusia Dalam ayat 16-33 kita rnelihar bahwa keis-
timewaan Yesus diceritakan secara runrut dengan nada positif Namun serelah
itu dalam rangka menjaga kemurlakan keesaan Allah cerita terscbut kemudian
diikuti dengan perikop polemis (ayat 34-40) yang dengan tandas menekankan
kemanusiaan Yesus Besar kemungkinan perikop ini pada mulanya ditujukan
untuk melawan politeisme Arab pada waktu itu namun pada kemudian hari
fuga dialamatkan untuk iman Kristen yang memercayai Yesus sebagai salah satu
dari ketiga pribadi Trinitas Menurut Surah ini Yesus sendiri menegaskan bahwa
diri-Nya adalah utusan Allah Allah telah menjadikan-Nya seorang nabi untuk
menyampaikan firman-Nya dan untuk menyatakan kehendak-Nya kepada umat
manusia
Memang keunggulan Yesus di antara para nabi juga dikemukakan dalam
Surah ini Dikisahkan bahwa Yesus dilahirkan oleh perawan Maria (Maryam)
karena kuasa Allah tanpa campur tangan seorang ayah Sebagaimana terjadi pada
diri Adam Yesus ada karena Firman Allah Ada dan Ia menjadi ada Lebih dari
itu atas izin Allah Yesus mampu melakukan rnukjizar bahkan ketika Ia masih
bayi Ia sudah dapat berbicara ketika masih berada dalam gendongan Di sam-
ping itu seperti telah dikatakan di depan meskipun tanpa penjelasan dalam
Surah Maryam Ia disebut sebagaizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAdyat dan rahmat Allah bagi umat manusia
(QS Maryam 1921) Dengan gelar tanda (ayat) dapar diinterpretasi bahwa
yang hendak dikedepankan adalah peran Yesus sebagai pembawapenyampai tun-
tunan Allah kepada umat manusia Bahkan Ia bukan hanya randa dari Allah
melainkan juga rahmat Allah bagi umar manusia Sayangnya dalam arti apakah
Yesus disebut sebagai rahrnat Allah Alquran tidak memberi penjelasan lebih
lanjut Sacu-satunya ungkapan yang mungkin memiliki makna sejajar dengan
gelar itu adalah perkataan Yesus bahwa Allah telah menjadikan-Nya berkat di
mana pun Ia berada (QS Maryam 1931) dan bahwa keselamatan (salam) ada
pada diri-Nya di mana pun dan kapan pun Ia berada Dan keselamatan atasku
pada hari aku dilahirkan pada hari aku wafat dan pada hari aku dibangkitkan
hidup kembali (QS Maryam 1933)
Keistimewaan Yesus yang lain yang disebutkan dalam Surah Maryam adalah
kebaikan hati dan kesalehan-Nya Dalam ayat 32 dikarakan bahwa Allah telah
menjadikan-Nya berbuat baik kepada ibu-Nya serra tidak menjadikan-Nya
seorang yang sombong lagi celaka Dalam hal ini kesalehan-Nya juga menjadi
tanda dari Allah bagi umat manusia dalam ani bahwa semua manusia dipanggil
untuk meneladan kesalehan-Nya itu Semua manusia dipanggil untuk mengikuti
tuntunan ajaran dan teladan-teladan-Nya (Subandrijo 2016 205-231)
Mencerrnati dengan saksama gelar-gelar yang dikenakan kepada Yesus
oleh Perjanjian Baru (dalam terang himne Kristus dalam surat Kolose) dan oleh
Alquran (dalam terang himne Yesus dalam Surah Maryam) kita memiliki tiga
simpul caratan reflekriftrmeaP
Pertama baik Perjanjian Baru maupun Alquran menghormati Yesus
Keduanya mengakui keutamaan Yesus di antara para nabi dan urusan Allah Hal
ini jelas dari kenyataan bahwa terdapat gelar-gelar yang hanya dikenakan kepada
Yesus dan tidak dikenakan kepada nabi-nabi yang lain sepertizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon (gam bar
tanda) arau dyat (tanda) dari Allah firman atau kalam (dari) Allah Roh
(yang berasal dari) Allah dan MesiasuqonlkiedaK
Kedua kita temukan bahwa semua gelar Yesus rersebut terkait erat dengan
peran dan fungsinya di hadapan Allah dan man usia Dapat dikatakan bahwa
yang hendak diungkapkan baik oleh Perjanjian Baru maupun Alquran dengan
gelar-gelar tersebur adalah peran fungsional Yesus di hadapan Allah dan man usia
Meskipun semua gelar Yesus itu berkenaan dengan peran-Nya dan saling berkaitan
saru dengan yang lain secara fungsional kita dapat mengelompokkannya ke
dalam dua karegori yaitu gelar-gelar kehorrnatan (seperti Firman Allah
Roh Allah dan Anak Allah) dan gelar-gclar pelayanan (seperri Mesias
Harnba Nabi dan TandaIGambarIAyat Allah) Gelar-gelar kehormatan
Yesus adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada- ya terutarna berkenaan
dengan kedudukan-Nya yang istirnewa dan mulia di hadapan Allah dan manusia
sedangkan gelar-gelar pelayanan-Nya adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada-
Nya terutarna berkenaan dengan pelayanan yang dilakukan-Nya di hadapan Allah
dan man usia
Ketiga membicarakan peran Yesus yang tercermin dalam gelar-gelar-Nya
berarti membicarakan pengejawanrahan komunikasi Allah kepada umat man usia
Melalui diri Yesus Allah mengomunikasikan diri dan kehendak-Nya kepada umat
man usia Oleh karena iru berbicara mengenai peran Yesus juga berarti berbi-
cara ten tang tunturian Allah yang dinyatakan Yesus rnelalui kehidupan pelayanan
ajaran-ajaran dan teladan-teladan-Nya Jadi ketimbang memperdebatkan hakikat
ontologis pribadi-Nya lebih baik kita menaati tuntunan-Nya mencontoh teladan-
Nya dan mengikuti jalan- ya
Di samping pcngertian bersarna renrang diri Yesus yang dapar dikembangkan
oleh urnat Islam dan Kristen harus pula diakui bahwa di antara keduanya masih
terdapar perbedaan pandang secara doktriner mengenai Allah dan Krisrologi
Oleh karena itu untuk menjembacani jurang pemisah tersebut keduanya
perlu mengembangkan perjumpaan dialogis yang di dalamnya mereka dapat
duduk bersarna dalam kesetaraan dengan kesediaan dan keterbukaan unruk
saling memahami bahkan saling memberi dan rnenerirna kebenaran pihak
lain Keduanya harus be rani bersikap realistis dan menerima kenyacaan bahwa
realitas Yesus yang satu itu dapat dilihar dari sudur pandang yang berbeda
Konsekuensinya mereka harus memiliki keberanian untuk mengadakan dialog
doktriner kecimbang malah menghindarinya Tanpa keberanian sepeni ini kedua
kornunitas irnan itu ridak akan pernah mencapai dialog aurentik Lagi pula
lebih baik berupaya mencari kesamaan-kesamaan pemahaman yang barangkali
dapar ditemukan ketimbang memperuncing perbedaan-perbedaan yang timbul
karena kesalahmengertian Berkenaan dengan diri Yesus di samping perbedaan
pemahaman terhadap diri-Nya kedua kornuniras iman ini juga mengakui bahwa
semua gelar yang dikenakan oleh Kitab Suci mereka kepada-Nya mencerminkan
relasi Yesus yang unik dengan Allah Dalam relasi-Nya yang unik dengan Allah
itu Yesus memberi kesaksian tentang kebenaran Allah Oleh karena itu tidaklah
salah menyebut diri-Nya sebagai saksi Allah yang unik Karena Yesus adalah
saksi kebenaran Allah maka tepatlah jika Ia disebutzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon atau ayat Allah Dialah
icon (dalam bahasa Inggris) atau model kebenaran yang sesungguhnya dan
karenanya kedua komunitas iman itu dapat bersama memuliakan-NyautsrponkifdcaODA
Dari OrtodoksiurnkihgedaUPNIDke Ortopraksis
Saya setuju sepenuhnya dengan pendapat Goring bahwa hampir semua agama
merasa perlu memiliki tolok ukur kepercayaan fundamental bagi iman para
pengikurnya dan sarana untuk menyelesaikan pertentangan yang diakibatkan
oleh perbedaan penafsiran atas Kitab Sucinya (Goring 1995 385) Agama Kristen
berpegang pada keputusan-keputusan konsili-konsili gerejawi Alkitab dan
Pengakuan Iman yang digunakan sebagai sarana melegitimasi kedudukannya
Dalam hal ini rumusan pengakuan iman berfungsi sebagai standar ortodoksi
ajaran atau doktrin komunitas iman Lebih lanjut Goring mengatakan bahwa
kadang-kadang wacana keagamaan Barat memberi tekanan pada kebenaran
doktriner Rumusan doktrin arau sistern kepercayaan lebih ditekankan ketimbang
prakrik keagamaan sebagai manifestasi iman Hal ini berbeda dengan agama-
agama Timur seperti Yudaime Hinduisme Buddhisme dan Islam Bagi
agama-agama ini kebenaran iman diukur dari kebenaran praktik keagamaan
dalam benruk perbuatan baik seperti memenuhi kewajiban ritual dan menaati
perintah-perintah ilahi Di sini iman religus lebih merupakan cara hidup
ketimbang sekadar suaru sistern kepercayaan atau serangkaian gagasan keagamaan
Tekanannya diletakkan pada praksis atau pelaksanaan kehendak Allah Seperti
dikatakan Goring bagi umat Kristen kebenaran religius dan pengenalan akan
Allah diperoleh dengan rnengikuri praksis Yesus dan bukan karena merenungkan
kebenaran religius secara terpisah Dalam semua tradisi orrodoksi akan terus-
menerus diperhadapkan dengan tantangan komunikasi-kornunikasi lintas-
kulrural dan dialog-dialog anrarirnan Hal tersebut mungkin akan menyebabkan
pudarnya iman atau sebaliknya jusuu menghidupkan kembali benruk-benruk
keimanan yang eksrrern (Goring 1995 384-385)
Menurut hernar saya kira tidak akan menemukan kebenaran yangurnkihgedaUPNIDdi-
bawa Yesus melalui perdebatan dokrriner ten tang diri-Nya tetapi dengan jalan
menapakkan kaki di jalan- ya Tidaklah berlebihan jika Amon Wessels mengata-
kan bahwa satu-sarunya cara mengenal Yesus sebagai kebenaran adalah dengan
mengikuti jejak-Nya Oengan menapakkan kaki di jalan-Nya maka kebenaran itu
akan dijurnpai dirernukan dan dinyatakan (Wessels 1991 189) Konsekuensinya
tidak mungkin orang mengenal Yesus tanpa menapakkan kaki di jalan-Nya Ketika
salah seorang rnurid Yesus berkata kepada-Nya bahwa ada seorang yang bukan
pengikut-Nya telah mengusir setan demi nama-I ya maka Yesus menjawab
Barangsiapa ridak melawan kita ia ada di pihak kira (Mrk 940) Temang
Musa dikatakan Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan
yang lebih besar dari semua harta kekayaan di Mesir sebab pandangannya ia
arahkan kepada upah (Ibr 11 26) Bagaimana ayat ini harus dipahami Berdasar
iman Musa kepada Allah-yang relah memilih dia unruk diperlakukan dengan
sewenang-wenang bersama umar Allah ketimbang menikmati kesenangan dosa
unruk semenrara wakru di Mesir-jelas bahwa penulis surat Ibrani berpikir bahwa
Musa dapar secara langsung dihubungkan dengan Kristus meskipun Musa belum
dan tidak dapar mengenal dia dalam ani kara harfiah dan historis
Sayangnya perjurnpaan anrariman khususnya di antara urnat Islam dan
Kristen di Indonesia dewasa ini tarnpaknya cenderung mengulang cara beragama
di Barar masa lalu yang keliru terperangkap dalam kubangan rurnusan-rurnusan
doktriner Akibarnya esensi keagamaan mereka cenderung pudar meskipun
simbol-sirnbol agamawi formalistis begiru semarak Terminologi-rerminologi ke-
agamaan praktis tergeser menjadi sekadar wacana keagamaan yang lebih rnenekan-
kan rurnusan-rumusan doktriner ketimbang praktik keagamaan dalam bentuk
perbuatan baik dan ketaatan terhadap perintah ilahi Kecenderungan seperti ini
terjadi baik di kalangan umat Krisren maupun Islam
Oi an tara umar Kristen terdapat gerakan-gerakan sempalan yang lebih
menekankan rumusan dokrriner kerimbang praktik irnan secara benar dan
bersamaan dengan itu sekaligus menekankan eksklusiviras mereka dengan me-
ngatakan bahwa hanya ajaran merekalah yang benar Lebih dari iru mereka meng-
klaim sebagai satu-satunya jalan keselamatan (bnd Lumintang 2002 bab 6)
Oewasa ini di kalangan urnat Islam juga menjamur beberapa kelompok
fundamemalis radikal Mereka tidak memberi ruang sedikir pun bagi kebenaran
imankepercayaan yang lain Abd Moqsith Ghazali salah seorang intelekrual
muda Jaringan Islam Liberal OIL) menyajikan analisisnya aras gerakan-gerakan
Islam radikal di Indonesia dewasa ini Ia mengemukakan bahwa sekarang ini
Wahabisme sangat deras memengaruhi sernentara urnat Islam di Indonesia
(Kerckhove 2002zywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAMuslim Cultures Vol I 95-96)2 Gagasan doktriner gerakan-
gerakan ini berakar pada pemikiran para pemimpinnya seperri Muhammad Ibn
Abdul Wahhab al-Tamimi al-Najdi (1715-1806) Ibnu Taymiyah (1201-1328)
Ibnul Qayim al-Jauziyah (1291-1351) dan Ahmad Ibn Hanbal (762-839)
Pada mulanya Wahabisme didirikan untuk memodernisasi Islam yang di kala
itu termuati oleh berarnya beban historis dengan jalan membawa Islam kembali
kepada sumber pengajarannya yang paling tinggi yaitu Alquran dan al-Sunnah
Namun dalam perkembangannya kemudian implernentasi ajaran Wahabisme
berul-berul kontra produktif Menurut Ghazali seorang peneliri pada WAHID
Institute aliran ini telah menetapkan ajarannya sebagai standar orrodoksi dan
menuduh aliran-aliran Islam yang lain yang tidak sejalan dengan ideologinya
sebagai bidah (ajaran yang menyimpang dari Islam yang benar) dan menganggap
agama-agama lain sebagai mushrik (politeis) dan kafir Aliran ini menolak demokrasi
yang dianggap sebagai sistern kafir dan juga menolak prinsip-prinsip dasar hak-hak
asasi manusia kebebasan beragama (hifdz ai-din) dan kebebasan berpikir (hifdz
al-uqonlkiedaKaql) Bagi aliran ini hak asasi manusia tidak ada yang ada adalah hak Allah
Wahabisme berusaha hanya menegakkan hukum (syariah) Islam dan mengabaikan
hukum universal Rupanya para pengikurnya sangat puas dengan formalisasi
hidup keagamaan dengan simbol-sirnbol islami tanpa mernperharikan kebenaran
iman atau prakrik-praktik keagamaan yang benar Mereka menyangkal tradisi-
tradisi lokal dan menganggap kreasi-kreasi kulrural sebagai bidah (penyimpangan
dari Islam yang benar) takhayul dan khurafot (dongeng fiksi) (Ghazali 2006)
Kembali pada pokok persoalan menurut hemat saya daripada memper-
tentangkan rumusan doktriner tentang Allah dan Kristus akan lebih baik jika
kita menggeser tekanan perharian bukan lagi pada masalah ortodoksi melainkan
pada ortopraksis yakni praksis kehidupan yang benar yang lebih bermanfaat
bagi kehidupan umat manusia dan yang lebih menghargai martabat man usia
Ketimbang mernperdebarkan doktrin tenrang Allah dan Kristologi akan lebih
baik jika kita melakukan perintah-perintah-Nya dan mengikuti teladan yang telah
diberikan oleh Yesus Himne Kristus dalam Kolose 115-20 mengungkap secara
gamblang bahwa Allah yang kekal itu adalah Pencipta Tuhan sernesta alarn
dan Penopang seluruh cipraan bahkan seluruh alam sernesta Ia adalah Pemberi
dan Pemelihara kehidupan Ia telah mendamaikan segala sesuaru dengan diri-
Nya dalam arti bahwa segala sesuaru telah dikembalikan ke dalam hubungan
yang benar dengan-Nya Berarti bahwa kehidupan manusia hams dipulihkan
dan bahwa manusia hams kembali ke dalam hubungan kasih perdamaian dan
2 Artikel Kerckhove ini merupakan sedikit revisi dari papernya yang disampaikan di lAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Maret 2002
menyembah hanya Dia dan menaati kehendak-Nya sehingga kasih perdamaian
dan keadilan akan terwujud di dunia ini Manusia tidak diperinrahkan untuk
bermusuhan karena perbedaan definisi-definisi ajaran mereka atau perbedaan
rumusan-rumusan dokrrin mereka melainkan untuk bertindak konkret dalam
rangka merealisasikanzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAshalom di dunia ini Inilah panggilan bersama bagi para
pengikur kedua agamautsrponkifdcaODA
Daftar Acuan
Ghazali Abd Moqsith Wahabisasi Islam Indonesia httpwwwgusdurnetlid
mengagas-gus-durlwahabisasi-islam-indonesia diakses 8 Mei 2017 2006
Goring Rosemary (ed) Dictionary of Beliefs and Religions Edinburgh
Wordsworth Edition Ltd 1995
de Kerckhove Ferry The Source of Fundamentalism Is There an Indonesian
Version dalam Kultur The Indonesian Journal for Muslim Cultures Vol
2 Number 1 2002
Luminrang Stevri Indra TeologiAbu-Abu Malang Departernen Literatur YPPI
2002
Munim DZ Abdul Mengukuhkan Kembali Dimensi Kemanusiaan Agama
Ideologi dan Ilrnu dalam Agama-Agama di Indonesia Buletin Akademi
Leimena Vol 31ThurnkihgedaUPNIDI 1997
Subandrijo Bambang Yesus Sang Titik Temu dan Titik Tengkar Sebuah Studi
tentang Pandangan Kristen dan Muslim di Indonesia mengenai YesusJakarta
UPI STT Jakarta bersama BPK Gunung Mulia 2006
Wessels Anton Images of Jesus How Jesus is perceived and portrayed in non-
European cultures Grand Rapids Michigan William B Eerdmans Publishing
Company 1991
Willimon William Arguing with Muslims dalam The Christian Century 16
November 2004
- Ntr3420PDF
- NtrB1F1PDF
-
kemanusiaan Yesus Besar kemungkinan perikop ini pada mulanya ditujukan
untuk melawan politeisme Arab pada waktu itu namun pada kemudian hari
fuga dialamatkan untuk iman Kristen yang memercayai Yesus sebagai salah satu
dari ketiga pribadi Trinitas Menurut Surah ini Yesus sendiri menegaskan bahwa
diri-Nya adalah utusan Allah Allah telah menjadikan-Nya seorang nabi untuk
menyampaikan firman-Nya dan untuk menyatakan kehendak-Nya kepada umat
manusia
Memang keunggulan Yesus di antara para nabi juga dikemukakan dalam
Surah ini Dikisahkan bahwa Yesus dilahirkan oleh perawan Maria (Maryam)
karena kuasa Allah tanpa campur tangan seorang ayah Sebagaimana terjadi pada
diri Adam Yesus ada karena Firman Allah Ada dan Ia menjadi ada Lebih dari
itu atas izin Allah Yesus mampu melakukan rnukjizar bahkan ketika Ia masih
bayi Ia sudah dapat berbicara ketika masih berada dalam gendongan Di sam-
ping itu seperti telah dikatakan di depan meskipun tanpa penjelasan dalam
Surah Maryam Ia disebut sebagaizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAdyat dan rahmat Allah bagi umat manusia
(QS Maryam 1921) Dengan gelar tanda (ayat) dapar diinterpretasi bahwa
yang hendak dikedepankan adalah peran Yesus sebagai pembawapenyampai tun-
tunan Allah kepada umat manusia Bahkan Ia bukan hanya randa dari Allah
melainkan juga rahmat Allah bagi umar manusia Sayangnya dalam arti apakah
Yesus disebut sebagai rahrnat Allah Alquran tidak memberi penjelasan lebih
lanjut Sacu-satunya ungkapan yang mungkin memiliki makna sejajar dengan
gelar itu adalah perkataan Yesus bahwa Allah telah menjadikan-Nya berkat di
mana pun Ia berada (QS Maryam 1931) dan bahwa keselamatan (salam) ada
pada diri-Nya di mana pun dan kapan pun Ia berada Dan keselamatan atasku
pada hari aku dilahirkan pada hari aku wafat dan pada hari aku dibangkitkan
hidup kembali (QS Maryam 1933)
Keistimewaan Yesus yang lain yang disebutkan dalam Surah Maryam adalah
kebaikan hati dan kesalehan-Nya Dalam ayat 32 dikarakan bahwa Allah telah
menjadikan-Nya berbuat baik kepada ibu-Nya serra tidak menjadikan-Nya
seorang yang sombong lagi celaka Dalam hal ini kesalehan-Nya juga menjadi
tanda dari Allah bagi umat manusia dalam ani bahwa semua manusia dipanggil
untuk meneladan kesalehan-Nya itu Semua manusia dipanggil untuk mengikuti
tuntunan ajaran dan teladan-teladan-Nya (Subandrijo 2016 205-231)
Mencerrnati dengan saksama gelar-gelar yang dikenakan kepada Yesus
oleh Perjanjian Baru (dalam terang himne Kristus dalam surat Kolose) dan oleh
Alquran (dalam terang himne Yesus dalam Surah Maryam) kita memiliki tiga
simpul caratan reflekriftrmeaP
Pertama baik Perjanjian Baru maupun Alquran menghormati Yesus
Keduanya mengakui keutamaan Yesus di antara para nabi dan urusan Allah Hal
ini jelas dari kenyataan bahwa terdapat gelar-gelar yang hanya dikenakan kepada
Yesus dan tidak dikenakan kepada nabi-nabi yang lain sepertizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon (gam bar
tanda) arau dyat (tanda) dari Allah firman atau kalam (dari) Allah Roh
(yang berasal dari) Allah dan MesiasuqonlkiedaK
Kedua kita temukan bahwa semua gelar Yesus rersebut terkait erat dengan
peran dan fungsinya di hadapan Allah dan man usia Dapat dikatakan bahwa
yang hendak diungkapkan baik oleh Perjanjian Baru maupun Alquran dengan
gelar-gelar tersebur adalah peran fungsional Yesus di hadapan Allah dan man usia
Meskipun semua gelar Yesus itu berkenaan dengan peran-Nya dan saling berkaitan
saru dengan yang lain secara fungsional kita dapat mengelompokkannya ke
dalam dua karegori yaitu gelar-gelar kehorrnatan (seperti Firman Allah
Roh Allah dan Anak Allah) dan gelar-gclar pelayanan (seperri Mesias
Harnba Nabi dan TandaIGambarIAyat Allah) Gelar-gelar kehormatan
Yesus adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada- ya terutarna berkenaan
dengan kedudukan-Nya yang istirnewa dan mulia di hadapan Allah dan manusia
sedangkan gelar-gelar pelayanan-Nya adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada-
Nya terutarna berkenaan dengan pelayanan yang dilakukan-Nya di hadapan Allah
dan man usia
Ketiga membicarakan peran Yesus yang tercermin dalam gelar-gelar-Nya
berarti membicarakan pengejawanrahan komunikasi Allah kepada umat man usia
Melalui diri Yesus Allah mengomunikasikan diri dan kehendak-Nya kepada umat
man usia Oleh karena iru berbicara mengenai peran Yesus juga berarti berbi-
cara ten tang tunturian Allah yang dinyatakan Yesus rnelalui kehidupan pelayanan
ajaran-ajaran dan teladan-teladan-Nya Jadi ketimbang memperdebatkan hakikat
ontologis pribadi-Nya lebih baik kita menaati tuntunan-Nya mencontoh teladan-
Nya dan mengikuti jalan- ya
Di samping pcngertian bersarna renrang diri Yesus yang dapar dikembangkan
oleh urnat Islam dan Kristen harus pula diakui bahwa di antara keduanya masih
terdapar perbedaan pandang secara doktriner mengenai Allah dan Krisrologi
Oleh karena itu untuk menjembacani jurang pemisah tersebut keduanya
perlu mengembangkan perjumpaan dialogis yang di dalamnya mereka dapat
duduk bersarna dalam kesetaraan dengan kesediaan dan keterbukaan unruk
saling memahami bahkan saling memberi dan rnenerirna kebenaran pihak
lain Keduanya harus be rani bersikap realistis dan menerima kenyacaan bahwa
realitas Yesus yang satu itu dapat dilihar dari sudur pandang yang berbeda
Konsekuensinya mereka harus memiliki keberanian untuk mengadakan dialog
doktriner kecimbang malah menghindarinya Tanpa keberanian sepeni ini kedua
kornunitas irnan itu ridak akan pernah mencapai dialog aurentik Lagi pula
lebih baik berupaya mencari kesamaan-kesamaan pemahaman yang barangkali
dapar ditemukan ketimbang memperuncing perbedaan-perbedaan yang timbul
karena kesalahmengertian Berkenaan dengan diri Yesus di samping perbedaan
pemahaman terhadap diri-Nya kedua kornuniras iman ini juga mengakui bahwa
semua gelar yang dikenakan oleh Kitab Suci mereka kepada-Nya mencerminkan
relasi Yesus yang unik dengan Allah Dalam relasi-Nya yang unik dengan Allah
itu Yesus memberi kesaksian tentang kebenaran Allah Oleh karena itu tidaklah
salah menyebut diri-Nya sebagai saksi Allah yang unik Karena Yesus adalah
saksi kebenaran Allah maka tepatlah jika Ia disebutzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon atau ayat Allah Dialah
icon (dalam bahasa Inggris) atau model kebenaran yang sesungguhnya dan
karenanya kedua komunitas iman itu dapat bersama memuliakan-NyautsrponkifdcaODA
Dari OrtodoksiurnkihgedaUPNIDke Ortopraksis
Saya setuju sepenuhnya dengan pendapat Goring bahwa hampir semua agama
merasa perlu memiliki tolok ukur kepercayaan fundamental bagi iman para
pengikurnya dan sarana untuk menyelesaikan pertentangan yang diakibatkan
oleh perbedaan penafsiran atas Kitab Sucinya (Goring 1995 385) Agama Kristen
berpegang pada keputusan-keputusan konsili-konsili gerejawi Alkitab dan
Pengakuan Iman yang digunakan sebagai sarana melegitimasi kedudukannya
Dalam hal ini rumusan pengakuan iman berfungsi sebagai standar ortodoksi
ajaran atau doktrin komunitas iman Lebih lanjut Goring mengatakan bahwa
kadang-kadang wacana keagamaan Barat memberi tekanan pada kebenaran
doktriner Rumusan doktrin arau sistern kepercayaan lebih ditekankan ketimbang
prakrik keagamaan sebagai manifestasi iman Hal ini berbeda dengan agama-
agama Timur seperti Yudaime Hinduisme Buddhisme dan Islam Bagi
agama-agama ini kebenaran iman diukur dari kebenaran praktik keagamaan
dalam benruk perbuatan baik seperti memenuhi kewajiban ritual dan menaati
perintah-perintah ilahi Di sini iman religus lebih merupakan cara hidup
ketimbang sekadar suaru sistern kepercayaan atau serangkaian gagasan keagamaan
Tekanannya diletakkan pada praksis atau pelaksanaan kehendak Allah Seperti
dikatakan Goring bagi umat Kristen kebenaran religius dan pengenalan akan
Allah diperoleh dengan rnengikuri praksis Yesus dan bukan karena merenungkan
kebenaran religius secara terpisah Dalam semua tradisi orrodoksi akan terus-
menerus diperhadapkan dengan tantangan komunikasi-kornunikasi lintas-
kulrural dan dialog-dialog anrarirnan Hal tersebut mungkin akan menyebabkan
pudarnya iman atau sebaliknya jusuu menghidupkan kembali benruk-benruk
keimanan yang eksrrern (Goring 1995 384-385)
Menurut hernar saya kira tidak akan menemukan kebenaran yangurnkihgedaUPNIDdi-
bawa Yesus melalui perdebatan dokrriner ten tang diri-Nya tetapi dengan jalan
menapakkan kaki di jalan- ya Tidaklah berlebihan jika Amon Wessels mengata-
kan bahwa satu-sarunya cara mengenal Yesus sebagai kebenaran adalah dengan
mengikuti jejak-Nya Oengan menapakkan kaki di jalan-Nya maka kebenaran itu
akan dijurnpai dirernukan dan dinyatakan (Wessels 1991 189) Konsekuensinya
tidak mungkin orang mengenal Yesus tanpa menapakkan kaki di jalan-Nya Ketika
salah seorang rnurid Yesus berkata kepada-Nya bahwa ada seorang yang bukan
pengikut-Nya telah mengusir setan demi nama-I ya maka Yesus menjawab
Barangsiapa ridak melawan kita ia ada di pihak kira (Mrk 940) Temang
Musa dikatakan Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan
yang lebih besar dari semua harta kekayaan di Mesir sebab pandangannya ia
arahkan kepada upah (Ibr 11 26) Bagaimana ayat ini harus dipahami Berdasar
iman Musa kepada Allah-yang relah memilih dia unruk diperlakukan dengan
sewenang-wenang bersama umar Allah ketimbang menikmati kesenangan dosa
unruk semenrara wakru di Mesir-jelas bahwa penulis surat Ibrani berpikir bahwa
Musa dapar secara langsung dihubungkan dengan Kristus meskipun Musa belum
dan tidak dapar mengenal dia dalam ani kara harfiah dan historis
Sayangnya perjurnpaan anrariman khususnya di antara urnat Islam dan
Kristen di Indonesia dewasa ini tarnpaknya cenderung mengulang cara beragama
di Barar masa lalu yang keliru terperangkap dalam kubangan rurnusan-rurnusan
doktriner Akibarnya esensi keagamaan mereka cenderung pudar meskipun
simbol-sirnbol agamawi formalistis begiru semarak Terminologi-rerminologi ke-
agamaan praktis tergeser menjadi sekadar wacana keagamaan yang lebih rnenekan-
kan rurnusan-rumusan doktriner ketimbang praktik keagamaan dalam bentuk
perbuatan baik dan ketaatan terhadap perintah ilahi Kecenderungan seperti ini
terjadi baik di kalangan umat Krisren maupun Islam
Oi an tara umar Kristen terdapat gerakan-gerakan sempalan yang lebih
menekankan rumusan dokrriner kerimbang praktik irnan secara benar dan
bersamaan dengan itu sekaligus menekankan eksklusiviras mereka dengan me-
ngatakan bahwa hanya ajaran merekalah yang benar Lebih dari iru mereka meng-
klaim sebagai satu-satunya jalan keselamatan (bnd Lumintang 2002 bab 6)
Oewasa ini di kalangan urnat Islam juga menjamur beberapa kelompok
fundamemalis radikal Mereka tidak memberi ruang sedikir pun bagi kebenaran
imankepercayaan yang lain Abd Moqsith Ghazali salah seorang intelekrual
muda Jaringan Islam Liberal OIL) menyajikan analisisnya aras gerakan-gerakan
Islam radikal di Indonesia dewasa ini Ia mengemukakan bahwa sekarang ini
Wahabisme sangat deras memengaruhi sernentara urnat Islam di Indonesia
(Kerckhove 2002zywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAMuslim Cultures Vol I 95-96)2 Gagasan doktriner gerakan-
gerakan ini berakar pada pemikiran para pemimpinnya seperri Muhammad Ibn
Abdul Wahhab al-Tamimi al-Najdi (1715-1806) Ibnu Taymiyah (1201-1328)
Ibnul Qayim al-Jauziyah (1291-1351) dan Ahmad Ibn Hanbal (762-839)
Pada mulanya Wahabisme didirikan untuk memodernisasi Islam yang di kala
itu termuati oleh berarnya beban historis dengan jalan membawa Islam kembali
kepada sumber pengajarannya yang paling tinggi yaitu Alquran dan al-Sunnah
Namun dalam perkembangannya kemudian implernentasi ajaran Wahabisme
berul-berul kontra produktif Menurut Ghazali seorang peneliri pada WAHID
Institute aliran ini telah menetapkan ajarannya sebagai standar orrodoksi dan
menuduh aliran-aliran Islam yang lain yang tidak sejalan dengan ideologinya
sebagai bidah (ajaran yang menyimpang dari Islam yang benar) dan menganggap
agama-agama lain sebagai mushrik (politeis) dan kafir Aliran ini menolak demokrasi
yang dianggap sebagai sistern kafir dan juga menolak prinsip-prinsip dasar hak-hak
asasi manusia kebebasan beragama (hifdz ai-din) dan kebebasan berpikir (hifdz
al-uqonlkiedaKaql) Bagi aliran ini hak asasi manusia tidak ada yang ada adalah hak Allah
Wahabisme berusaha hanya menegakkan hukum (syariah) Islam dan mengabaikan
hukum universal Rupanya para pengikurnya sangat puas dengan formalisasi
hidup keagamaan dengan simbol-sirnbol islami tanpa mernperharikan kebenaran
iman atau prakrik-praktik keagamaan yang benar Mereka menyangkal tradisi-
tradisi lokal dan menganggap kreasi-kreasi kulrural sebagai bidah (penyimpangan
dari Islam yang benar) takhayul dan khurafot (dongeng fiksi) (Ghazali 2006)
Kembali pada pokok persoalan menurut hemat saya daripada memper-
tentangkan rumusan doktriner tentang Allah dan Kristus akan lebih baik jika
kita menggeser tekanan perharian bukan lagi pada masalah ortodoksi melainkan
pada ortopraksis yakni praksis kehidupan yang benar yang lebih bermanfaat
bagi kehidupan umat manusia dan yang lebih menghargai martabat man usia
Ketimbang mernperdebarkan doktrin tenrang Allah dan Kristologi akan lebih
baik jika kita melakukan perintah-perintah-Nya dan mengikuti teladan yang telah
diberikan oleh Yesus Himne Kristus dalam Kolose 115-20 mengungkap secara
gamblang bahwa Allah yang kekal itu adalah Pencipta Tuhan sernesta alarn
dan Penopang seluruh cipraan bahkan seluruh alam sernesta Ia adalah Pemberi
dan Pemelihara kehidupan Ia telah mendamaikan segala sesuaru dengan diri-
Nya dalam arti bahwa segala sesuaru telah dikembalikan ke dalam hubungan
yang benar dengan-Nya Berarti bahwa kehidupan manusia hams dipulihkan
dan bahwa manusia hams kembali ke dalam hubungan kasih perdamaian dan
2 Artikel Kerckhove ini merupakan sedikit revisi dari papernya yang disampaikan di lAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Maret 2002
menyembah hanya Dia dan menaati kehendak-Nya sehingga kasih perdamaian
dan keadilan akan terwujud di dunia ini Manusia tidak diperinrahkan untuk
bermusuhan karena perbedaan definisi-definisi ajaran mereka atau perbedaan
rumusan-rumusan dokrrin mereka melainkan untuk bertindak konkret dalam
rangka merealisasikanzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAshalom di dunia ini Inilah panggilan bersama bagi para
pengikur kedua agamautsrponkifdcaODA
Daftar Acuan
Ghazali Abd Moqsith Wahabisasi Islam Indonesia httpwwwgusdurnetlid
mengagas-gus-durlwahabisasi-islam-indonesia diakses 8 Mei 2017 2006
Goring Rosemary (ed) Dictionary of Beliefs and Religions Edinburgh
Wordsworth Edition Ltd 1995
de Kerckhove Ferry The Source of Fundamentalism Is There an Indonesian
Version dalam Kultur The Indonesian Journal for Muslim Cultures Vol
2 Number 1 2002
Luminrang Stevri Indra TeologiAbu-Abu Malang Departernen Literatur YPPI
2002
Munim DZ Abdul Mengukuhkan Kembali Dimensi Kemanusiaan Agama
Ideologi dan Ilrnu dalam Agama-Agama di Indonesia Buletin Akademi
Leimena Vol 31ThurnkihgedaUPNIDI 1997
Subandrijo Bambang Yesus Sang Titik Temu dan Titik Tengkar Sebuah Studi
tentang Pandangan Kristen dan Muslim di Indonesia mengenai YesusJakarta
UPI STT Jakarta bersama BPK Gunung Mulia 2006
Wessels Anton Images of Jesus How Jesus is perceived and portrayed in non-
European cultures Grand Rapids Michigan William B Eerdmans Publishing
Company 1991
Willimon William Arguing with Muslims dalam The Christian Century 16
November 2004
- Ntr3420PDF
- NtrB1F1PDF
-
ini jelas dari kenyataan bahwa terdapat gelar-gelar yang hanya dikenakan kepada
Yesus dan tidak dikenakan kepada nabi-nabi yang lain sepertizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon (gam bar
tanda) arau dyat (tanda) dari Allah firman atau kalam (dari) Allah Roh
(yang berasal dari) Allah dan MesiasuqonlkiedaK
Kedua kita temukan bahwa semua gelar Yesus rersebut terkait erat dengan
peran dan fungsinya di hadapan Allah dan man usia Dapat dikatakan bahwa
yang hendak diungkapkan baik oleh Perjanjian Baru maupun Alquran dengan
gelar-gelar tersebur adalah peran fungsional Yesus di hadapan Allah dan man usia
Meskipun semua gelar Yesus itu berkenaan dengan peran-Nya dan saling berkaitan
saru dengan yang lain secara fungsional kita dapat mengelompokkannya ke
dalam dua karegori yaitu gelar-gelar kehorrnatan (seperti Firman Allah
Roh Allah dan Anak Allah) dan gelar-gclar pelayanan (seperri Mesias
Harnba Nabi dan TandaIGambarIAyat Allah) Gelar-gelar kehormatan
Yesus adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada- ya terutarna berkenaan
dengan kedudukan-Nya yang istirnewa dan mulia di hadapan Allah dan manusia
sedangkan gelar-gelar pelayanan-Nya adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada-
Nya terutarna berkenaan dengan pelayanan yang dilakukan-Nya di hadapan Allah
dan man usia
Ketiga membicarakan peran Yesus yang tercermin dalam gelar-gelar-Nya
berarti membicarakan pengejawanrahan komunikasi Allah kepada umat man usia
Melalui diri Yesus Allah mengomunikasikan diri dan kehendak-Nya kepada umat
man usia Oleh karena iru berbicara mengenai peran Yesus juga berarti berbi-
cara ten tang tunturian Allah yang dinyatakan Yesus rnelalui kehidupan pelayanan
ajaran-ajaran dan teladan-teladan-Nya Jadi ketimbang memperdebatkan hakikat
ontologis pribadi-Nya lebih baik kita menaati tuntunan-Nya mencontoh teladan-
Nya dan mengikuti jalan- ya
Di samping pcngertian bersarna renrang diri Yesus yang dapar dikembangkan
oleh urnat Islam dan Kristen harus pula diakui bahwa di antara keduanya masih
terdapar perbedaan pandang secara doktriner mengenai Allah dan Krisrologi
Oleh karena itu untuk menjembacani jurang pemisah tersebut keduanya
perlu mengembangkan perjumpaan dialogis yang di dalamnya mereka dapat
duduk bersarna dalam kesetaraan dengan kesediaan dan keterbukaan unruk
saling memahami bahkan saling memberi dan rnenerirna kebenaran pihak
lain Keduanya harus be rani bersikap realistis dan menerima kenyacaan bahwa
realitas Yesus yang satu itu dapat dilihar dari sudur pandang yang berbeda
Konsekuensinya mereka harus memiliki keberanian untuk mengadakan dialog
doktriner kecimbang malah menghindarinya Tanpa keberanian sepeni ini kedua
kornunitas irnan itu ridak akan pernah mencapai dialog aurentik Lagi pula
lebih baik berupaya mencari kesamaan-kesamaan pemahaman yang barangkali
dapar ditemukan ketimbang memperuncing perbedaan-perbedaan yang timbul
karena kesalahmengertian Berkenaan dengan diri Yesus di samping perbedaan
pemahaman terhadap diri-Nya kedua kornuniras iman ini juga mengakui bahwa
semua gelar yang dikenakan oleh Kitab Suci mereka kepada-Nya mencerminkan
relasi Yesus yang unik dengan Allah Dalam relasi-Nya yang unik dengan Allah
itu Yesus memberi kesaksian tentang kebenaran Allah Oleh karena itu tidaklah
salah menyebut diri-Nya sebagai saksi Allah yang unik Karena Yesus adalah
saksi kebenaran Allah maka tepatlah jika Ia disebutzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon atau ayat Allah Dialah
icon (dalam bahasa Inggris) atau model kebenaran yang sesungguhnya dan
karenanya kedua komunitas iman itu dapat bersama memuliakan-NyautsrponkifdcaODA
Dari OrtodoksiurnkihgedaUPNIDke Ortopraksis
Saya setuju sepenuhnya dengan pendapat Goring bahwa hampir semua agama
merasa perlu memiliki tolok ukur kepercayaan fundamental bagi iman para
pengikurnya dan sarana untuk menyelesaikan pertentangan yang diakibatkan
oleh perbedaan penafsiran atas Kitab Sucinya (Goring 1995 385) Agama Kristen
berpegang pada keputusan-keputusan konsili-konsili gerejawi Alkitab dan
Pengakuan Iman yang digunakan sebagai sarana melegitimasi kedudukannya
Dalam hal ini rumusan pengakuan iman berfungsi sebagai standar ortodoksi
ajaran atau doktrin komunitas iman Lebih lanjut Goring mengatakan bahwa
kadang-kadang wacana keagamaan Barat memberi tekanan pada kebenaran
doktriner Rumusan doktrin arau sistern kepercayaan lebih ditekankan ketimbang
prakrik keagamaan sebagai manifestasi iman Hal ini berbeda dengan agama-
agama Timur seperti Yudaime Hinduisme Buddhisme dan Islam Bagi
agama-agama ini kebenaran iman diukur dari kebenaran praktik keagamaan
dalam benruk perbuatan baik seperti memenuhi kewajiban ritual dan menaati
perintah-perintah ilahi Di sini iman religus lebih merupakan cara hidup
ketimbang sekadar suaru sistern kepercayaan atau serangkaian gagasan keagamaan
Tekanannya diletakkan pada praksis atau pelaksanaan kehendak Allah Seperti
dikatakan Goring bagi umat Kristen kebenaran religius dan pengenalan akan
Allah diperoleh dengan rnengikuri praksis Yesus dan bukan karena merenungkan
kebenaran religius secara terpisah Dalam semua tradisi orrodoksi akan terus-
menerus diperhadapkan dengan tantangan komunikasi-kornunikasi lintas-
kulrural dan dialog-dialog anrarirnan Hal tersebut mungkin akan menyebabkan
pudarnya iman atau sebaliknya jusuu menghidupkan kembali benruk-benruk
keimanan yang eksrrern (Goring 1995 384-385)
Menurut hernar saya kira tidak akan menemukan kebenaran yangurnkihgedaUPNIDdi-
bawa Yesus melalui perdebatan dokrriner ten tang diri-Nya tetapi dengan jalan
menapakkan kaki di jalan- ya Tidaklah berlebihan jika Amon Wessels mengata-
kan bahwa satu-sarunya cara mengenal Yesus sebagai kebenaran adalah dengan
mengikuti jejak-Nya Oengan menapakkan kaki di jalan-Nya maka kebenaran itu
akan dijurnpai dirernukan dan dinyatakan (Wessels 1991 189) Konsekuensinya
tidak mungkin orang mengenal Yesus tanpa menapakkan kaki di jalan-Nya Ketika
salah seorang rnurid Yesus berkata kepada-Nya bahwa ada seorang yang bukan
pengikut-Nya telah mengusir setan demi nama-I ya maka Yesus menjawab
Barangsiapa ridak melawan kita ia ada di pihak kira (Mrk 940) Temang
Musa dikatakan Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan
yang lebih besar dari semua harta kekayaan di Mesir sebab pandangannya ia
arahkan kepada upah (Ibr 11 26) Bagaimana ayat ini harus dipahami Berdasar
iman Musa kepada Allah-yang relah memilih dia unruk diperlakukan dengan
sewenang-wenang bersama umar Allah ketimbang menikmati kesenangan dosa
unruk semenrara wakru di Mesir-jelas bahwa penulis surat Ibrani berpikir bahwa
Musa dapar secara langsung dihubungkan dengan Kristus meskipun Musa belum
dan tidak dapar mengenal dia dalam ani kara harfiah dan historis
Sayangnya perjurnpaan anrariman khususnya di antara urnat Islam dan
Kristen di Indonesia dewasa ini tarnpaknya cenderung mengulang cara beragama
di Barar masa lalu yang keliru terperangkap dalam kubangan rurnusan-rurnusan
doktriner Akibarnya esensi keagamaan mereka cenderung pudar meskipun
simbol-sirnbol agamawi formalistis begiru semarak Terminologi-rerminologi ke-
agamaan praktis tergeser menjadi sekadar wacana keagamaan yang lebih rnenekan-
kan rurnusan-rumusan doktriner ketimbang praktik keagamaan dalam bentuk
perbuatan baik dan ketaatan terhadap perintah ilahi Kecenderungan seperti ini
terjadi baik di kalangan umat Krisren maupun Islam
Oi an tara umar Kristen terdapat gerakan-gerakan sempalan yang lebih
menekankan rumusan dokrriner kerimbang praktik irnan secara benar dan
bersamaan dengan itu sekaligus menekankan eksklusiviras mereka dengan me-
ngatakan bahwa hanya ajaran merekalah yang benar Lebih dari iru mereka meng-
klaim sebagai satu-satunya jalan keselamatan (bnd Lumintang 2002 bab 6)
Oewasa ini di kalangan urnat Islam juga menjamur beberapa kelompok
fundamemalis radikal Mereka tidak memberi ruang sedikir pun bagi kebenaran
imankepercayaan yang lain Abd Moqsith Ghazali salah seorang intelekrual
muda Jaringan Islam Liberal OIL) menyajikan analisisnya aras gerakan-gerakan
Islam radikal di Indonesia dewasa ini Ia mengemukakan bahwa sekarang ini
Wahabisme sangat deras memengaruhi sernentara urnat Islam di Indonesia
(Kerckhove 2002zywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAMuslim Cultures Vol I 95-96)2 Gagasan doktriner gerakan-
gerakan ini berakar pada pemikiran para pemimpinnya seperri Muhammad Ibn
Abdul Wahhab al-Tamimi al-Najdi (1715-1806) Ibnu Taymiyah (1201-1328)
Ibnul Qayim al-Jauziyah (1291-1351) dan Ahmad Ibn Hanbal (762-839)
Pada mulanya Wahabisme didirikan untuk memodernisasi Islam yang di kala
itu termuati oleh berarnya beban historis dengan jalan membawa Islam kembali
kepada sumber pengajarannya yang paling tinggi yaitu Alquran dan al-Sunnah
Namun dalam perkembangannya kemudian implernentasi ajaran Wahabisme
berul-berul kontra produktif Menurut Ghazali seorang peneliri pada WAHID
Institute aliran ini telah menetapkan ajarannya sebagai standar orrodoksi dan
menuduh aliran-aliran Islam yang lain yang tidak sejalan dengan ideologinya
sebagai bidah (ajaran yang menyimpang dari Islam yang benar) dan menganggap
agama-agama lain sebagai mushrik (politeis) dan kafir Aliran ini menolak demokrasi
yang dianggap sebagai sistern kafir dan juga menolak prinsip-prinsip dasar hak-hak
asasi manusia kebebasan beragama (hifdz ai-din) dan kebebasan berpikir (hifdz
al-uqonlkiedaKaql) Bagi aliran ini hak asasi manusia tidak ada yang ada adalah hak Allah
Wahabisme berusaha hanya menegakkan hukum (syariah) Islam dan mengabaikan
hukum universal Rupanya para pengikurnya sangat puas dengan formalisasi
hidup keagamaan dengan simbol-sirnbol islami tanpa mernperharikan kebenaran
iman atau prakrik-praktik keagamaan yang benar Mereka menyangkal tradisi-
tradisi lokal dan menganggap kreasi-kreasi kulrural sebagai bidah (penyimpangan
dari Islam yang benar) takhayul dan khurafot (dongeng fiksi) (Ghazali 2006)
Kembali pada pokok persoalan menurut hemat saya daripada memper-
tentangkan rumusan doktriner tentang Allah dan Kristus akan lebih baik jika
kita menggeser tekanan perharian bukan lagi pada masalah ortodoksi melainkan
pada ortopraksis yakni praksis kehidupan yang benar yang lebih bermanfaat
bagi kehidupan umat manusia dan yang lebih menghargai martabat man usia
Ketimbang mernperdebarkan doktrin tenrang Allah dan Kristologi akan lebih
baik jika kita melakukan perintah-perintah-Nya dan mengikuti teladan yang telah
diberikan oleh Yesus Himne Kristus dalam Kolose 115-20 mengungkap secara
gamblang bahwa Allah yang kekal itu adalah Pencipta Tuhan sernesta alarn
dan Penopang seluruh cipraan bahkan seluruh alam sernesta Ia adalah Pemberi
dan Pemelihara kehidupan Ia telah mendamaikan segala sesuaru dengan diri-
Nya dalam arti bahwa segala sesuaru telah dikembalikan ke dalam hubungan
yang benar dengan-Nya Berarti bahwa kehidupan manusia hams dipulihkan
dan bahwa manusia hams kembali ke dalam hubungan kasih perdamaian dan
2 Artikel Kerckhove ini merupakan sedikit revisi dari papernya yang disampaikan di lAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Maret 2002
menyembah hanya Dia dan menaati kehendak-Nya sehingga kasih perdamaian
dan keadilan akan terwujud di dunia ini Manusia tidak diperinrahkan untuk
bermusuhan karena perbedaan definisi-definisi ajaran mereka atau perbedaan
rumusan-rumusan dokrrin mereka melainkan untuk bertindak konkret dalam
rangka merealisasikanzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAshalom di dunia ini Inilah panggilan bersama bagi para
pengikur kedua agamautsrponkifdcaODA
Daftar Acuan
Ghazali Abd Moqsith Wahabisasi Islam Indonesia httpwwwgusdurnetlid
mengagas-gus-durlwahabisasi-islam-indonesia diakses 8 Mei 2017 2006
Goring Rosemary (ed) Dictionary of Beliefs and Religions Edinburgh
Wordsworth Edition Ltd 1995
de Kerckhove Ferry The Source of Fundamentalism Is There an Indonesian
Version dalam Kultur The Indonesian Journal for Muslim Cultures Vol
2 Number 1 2002
Luminrang Stevri Indra TeologiAbu-Abu Malang Departernen Literatur YPPI
2002
Munim DZ Abdul Mengukuhkan Kembali Dimensi Kemanusiaan Agama
Ideologi dan Ilrnu dalam Agama-Agama di Indonesia Buletin Akademi
Leimena Vol 31ThurnkihgedaUPNIDI 1997
Subandrijo Bambang Yesus Sang Titik Temu dan Titik Tengkar Sebuah Studi
tentang Pandangan Kristen dan Muslim di Indonesia mengenai YesusJakarta
UPI STT Jakarta bersama BPK Gunung Mulia 2006
Wessels Anton Images of Jesus How Jesus is perceived and portrayed in non-
European cultures Grand Rapids Michigan William B Eerdmans Publishing
Company 1991
Willimon William Arguing with Muslims dalam The Christian Century 16
November 2004
- Ntr3420PDF
- NtrB1F1PDF
-
lebih baik berupaya mencari kesamaan-kesamaan pemahaman yang barangkali
dapar ditemukan ketimbang memperuncing perbedaan-perbedaan yang timbul
karena kesalahmengertian Berkenaan dengan diri Yesus di samping perbedaan
pemahaman terhadap diri-Nya kedua kornuniras iman ini juga mengakui bahwa
semua gelar yang dikenakan oleh Kitab Suci mereka kepada-Nya mencerminkan
relasi Yesus yang unik dengan Allah Dalam relasi-Nya yang unik dengan Allah
itu Yesus memberi kesaksian tentang kebenaran Allah Oleh karena itu tidaklah
salah menyebut diri-Nya sebagai saksi Allah yang unik Karena Yesus adalah
saksi kebenaran Allah maka tepatlah jika Ia disebutzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon atau ayat Allah Dialah
icon (dalam bahasa Inggris) atau model kebenaran yang sesungguhnya dan
karenanya kedua komunitas iman itu dapat bersama memuliakan-NyautsrponkifdcaODA
Dari OrtodoksiurnkihgedaUPNIDke Ortopraksis
Saya setuju sepenuhnya dengan pendapat Goring bahwa hampir semua agama
merasa perlu memiliki tolok ukur kepercayaan fundamental bagi iman para
pengikurnya dan sarana untuk menyelesaikan pertentangan yang diakibatkan
oleh perbedaan penafsiran atas Kitab Sucinya (Goring 1995 385) Agama Kristen
berpegang pada keputusan-keputusan konsili-konsili gerejawi Alkitab dan
Pengakuan Iman yang digunakan sebagai sarana melegitimasi kedudukannya
Dalam hal ini rumusan pengakuan iman berfungsi sebagai standar ortodoksi
ajaran atau doktrin komunitas iman Lebih lanjut Goring mengatakan bahwa
kadang-kadang wacana keagamaan Barat memberi tekanan pada kebenaran
doktriner Rumusan doktrin arau sistern kepercayaan lebih ditekankan ketimbang
prakrik keagamaan sebagai manifestasi iman Hal ini berbeda dengan agama-
agama Timur seperti Yudaime Hinduisme Buddhisme dan Islam Bagi
agama-agama ini kebenaran iman diukur dari kebenaran praktik keagamaan
dalam benruk perbuatan baik seperti memenuhi kewajiban ritual dan menaati
perintah-perintah ilahi Di sini iman religus lebih merupakan cara hidup
ketimbang sekadar suaru sistern kepercayaan atau serangkaian gagasan keagamaan
Tekanannya diletakkan pada praksis atau pelaksanaan kehendak Allah Seperti
dikatakan Goring bagi umat Kristen kebenaran religius dan pengenalan akan
Allah diperoleh dengan rnengikuri praksis Yesus dan bukan karena merenungkan
kebenaran religius secara terpisah Dalam semua tradisi orrodoksi akan terus-
menerus diperhadapkan dengan tantangan komunikasi-kornunikasi lintas-
kulrural dan dialog-dialog anrarirnan Hal tersebut mungkin akan menyebabkan
pudarnya iman atau sebaliknya jusuu menghidupkan kembali benruk-benruk
keimanan yang eksrrern (Goring 1995 384-385)
Menurut hernar saya kira tidak akan menemukan kebenaran yangurnkihgedaUPNIDdi-
bawa Yesus melalui perdebatan dokrriner ten tang diri-Nya tetapi dengan jalan
menapakkan kaki di jalan- ya Tidaklah berlebihan jika Amon Wessels mengata-
kan bahwa satu-sarunya cara mengenal Yesus sebagai kebenaran adalah dengan
mengikuti jejak-Nya Oengan menapakkan kaki di jalan-Nya maka kebenaran itu
akan dijurnpai dirernukan dan dinyatakan (Wessels 1991 189) Konsekuensinya
tidak mungkin orang mengenal Yesus tanpa menapakkan kaki di jalan-Nya Ketika
salah seorang rnurid Yesus berkata kepada-Nya bahwa ada seorang yang bukan
pengikut-Nya telah mengusir setan demi nama-I ya maka Yesus menjawab
Barangsiapa ridak melawan kita ia ada di pihak kira (Mrk 940) Temang
Musa dikatakan Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan
yang lebih besar dari semua harta kekayaan di Mesir sebab pandangannya ia
arahkan kepada upah (Ibr 11 26) Bagaimana ayat ini harus dipahami Berdasar
iman Musa kepada Allah-yang relah memilih dia unruk diperlakukan dengan
sewenang-wenang bersama umar Allah ketimbang menikmati kesenangan dosa
unruk semenrara wakru di Mesir-jelas bahwa penulis surat Ibrani berpikir bahwa
Musa dapar secara langsung dihubungkan dengan Kristus meskipun Musa belum
dan tidak dapar mengenal dia dalam ani kara harfiah dan historis
Sayangnya perjurnpaan anrariman khususnya di antara urnat Islam dan
Kristen di Indonesia dewasa ini tarnpaknya cenderung mengulang cara beragama
di Barar masa lalu yang keliru terperangkap dalam kubangan rurnusan-rurnusan
doktriner Akibarnya esensi keagamaan mereka cenderung pudar meskipun
simbol-sirnbol agamawi formalistis begiru semarak Terminologi-rerminologi ke-
agamaan praktis tergeser menjadi sekadar wacana keagamaan yang lebih rnenekan-
kan rurnusan-rumusan doktriner ketimbang praktik keagamaan dalam bentuk
perbuatan baik dan ketaatan terhadap perintah ilahi Kecenderungan seperti ini
terjadi baik di kalangan umat Krisren maupun Islam
Oi an tara umar Kristen terdapat gerakan-gerakan sempalan yang lebih
menekankan rumusan dokrriner kerimbang praktik irnan secara benar dan
bersamaan dengan itu sekaligus menekankan eksklusiviras mereka dengan me-
ngatakan bahwa hanya ajaran merekalah yang benar Lebih dari iru mereka meng-
klaim sebagai satu-satunya jalan keselamatan (bnd Lumintang 2002 bab 6)
Oewasa ini di kalangan urnat Islam juga menjamur beberapa kelompok
fundamemalis radikal Mereka tidak memberi ruang sedikir pun bagi kebenaran
imankepercayaan yang lain Abd Moqsith Ghazali salah seorang intelekrual
muda Jaringan Islam Liberal OIL) menyajikan analisisnya aras gerakan-gerakan
Islam radikal di Indonesia dewasa ini Ia mengemukakan bahwa sekarang ini
Wahabisme sangat deras memengaruhi sernentara urnat Islam di Indonesia
(Kerckhove 2002zywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAMuslim Cultures Vol I 95-96)2 Gagasan doktriner gerakan-
gerakan ini berakar pada pemikiran para pemimpinnya seperri Muhammad Ibn
Abdul Wahhab al-Tamimi al-Najdi (1715-1806) Ibnu Taymiyah (1201-1328)
Ibnul Qayim al-Jauziyah (1291-1351) dan Ahmad Ibn Hanbal (762-839)
Pada mulanya Wahabisme didirikan untuk memodernisasi Islam yang di kala
itu termuati oleh berarnya beban historis dengan jalan membawa Islam kembali
kepada sumber pengajarannya yang paling tinggi yaitu Alquran dan al-Sunnah
Namun dalam perkembangannya kemudian implernentasi ajaran Wahabisme
berul-berul kontra produktif Menurut Ghazali seorang peneliri pada WAHID
Institute aliran ini telah menetapkan ajarannya sebagai standar orrodoksi dan
menuduh aliran-aliran Islam yang lain yang tidak sejalan dengan ideologinya
sebagai bidah (ajaran yang menyimpang dari Islam yang benar) dan menganggap
agama-agama lain sebagai mushrik (politeis) dan kafir Aliran ini menolak demokrasi
yang dianggap sebagai sistern kafir dan juga menolak prinsip-prinsip dasar hak-hak
asasi manusia kebebasan beragama (hifdz ai-din) dan kebebasan berpikir (hifdz
al-uqonlkiedaKaql) Bagi aliran ini hak asasi manusia tidak ada yang ada adalah hak Allah
Wahabisme berusaha hanya menegakkan hukum (syariah) Islam dan mengabaikan
hukum universal Rupanya para pengikurnya sangat puas dengan formalisasi
hidup keagamaan dengan simbol-sirnbol islami tanpa mernperharikan kebenaran
iman atau prakrik-praktik keagamaan yang benar Mereka menyangkal tradisi-
tradisi lokal dan menganggap kreasi-kreasi kulrural sebagai bidah (penyimpangan
dari Islam yang benar) takhayul dan khurafot (dongeng fiksi) (Ghazali 2006)
Kembali pada pokok persoalan menurut hemat saya daripada memper-
tentangkan rumusan doktriner tentang Allah dan Kristus akan lebih baik jika
kita menggeser tekanan perharian bukan lagi pada masalah ortodoksi melainkan
pada ortopraksis yakni praksis kehidupan yang benar yang lebih bermanfaat
bagi kehidupan umat manusia dan yang lebih menghargai martabat man usia
Ketimbang mernperdebarkan doktrin tenrang Allah dan Kristologi akan lebih
baik jika kita melakukan perintah-perintah-Nya dan mengikuti teladan yang telah
diberikan oleh Yesus Himne Kristus dalam Kolose 115-20 mengungkap secara
gamblang bahwa Allah yang kekal itu adalah Pencipta Tuhan sernesta alarn
dan Penopang seluruh cipraan bahkan seluruh alam sernesta Ia adalah Pemberi
dan Pemelihara kehidupan Ia telah mendamaikan segala sesuaru dengan diri-
Nya dalam arti bahwa segala sesuaru telah dikembalikan ke dalam hubungan
yang benar dengan-Nya Berarti bahwa kehidupan manusia hams dipulihkan
dan bahwa manusia hams kembali ke dalam hubungan kasih perdamaian dan
2 Artikel Kerckhove ini merupakan sedikit revisi dari papernya yang disampaikan di lAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Maret 2002
menyembah hanya Dia dan menaati kehendak-Nya sehingga kasih perdamaian
dan keadilan akan terwujud di dunia ini Manusia tidak diperinrahkan untuk
bermusuhan karena perbedaan definisi-definisi ajaran mereka atau perbedaan
rumusan-rumusan dokrrin mereka melainkan untuk bertindak konkret dalam
rangka merealisasikanzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAshalom di dunia ini Inilah panggilan bersama bagi para
pengikur kedua agamautsrponkifdcaODA
Daftar Acuan
Ghazali Abd Moqsith Wahabisasi Islam Indonesia httpwwwgusdurnetlid
mengagas-gus-durlwahabisasi-islam-indonesia diakses 8 Mei 2017 2006
Goring Rosemary (ed) Dictionary of Beliefs and Religions Edinburgh
Wordsworth Edition Ltd 1995
de Kerckhove Ferry The Source of Fundamentalism Is There an Indonesian
Version dalam Kultur The Indonesian Journal for Muslim Cultures Vol
2 Number 1 2002
Luminrang Stevri Indra TeologiAbu-Abu Malang Departernen Literatur YPPI
2002
Munim DZ Abdul Mengukuhkan Kembali Dimensi Kemanusiaan Agama
Ideologi dan Ilrnu dalam Agama-Agama di Indonesia Buletin Akademi
Leimena Vol 31ThurnkihgedaUPNIDI 1997
Subandrijo Bambang Yesus Sang Titik Temu dan Titik Tengkar Sebuah Studi
tentang Pandangan Kristen dan Muslim di Indonesia mengenai YesusJakarta
UPI STT Jakarta bersama BPK Gunung Mulia 2006
Wessels Anton Images of Jesus How Jesus is perceived and portrayed in non-
European cultures Grand Rapids Michigan William B Eerdmans Publishing
Company 1991
Willimon William Arguing with Muslims dalam The Christian Century 16
November 2004
- Ntr3420PDF
- NtrB1F1PDF
-
Menurut hernar saya kira tidak akan menemukan kebenaran yangurnkihgedaUPNIDdi-
bawa Yesus melalui perdebatan dokrriner ten tang diri-Nya tetapi dengan jalan
menapakkan kaki di jalan- ya Tidaklah berlebihan jika Amon Wessels mengata-
kan bahwa satu-sarunya cara mengenal Yesus sebagai kebenaran adalah dengan
mengikuti jejak-Nya Oengan menapakkan kaki di jalan-Nya maka kebenaran itu
akan dijurnpai dirernukan dan dinyatakan (Wessels 1991 189) Konsekuensinya
tidak mungkin orang mengenal Yesus tanpa menapakkan kaki di jalan-Nya Ketika
salah seorang rnurid Yesus berkata kepada-Nya bahwa ada seorang yang bukan
pengikut-Nya telah mengusir setan demi nama-I ya maka Yesus menjawab
Barangsiapa ridak melawan kita ia ada di pihak kira (Mrk 940) Temang
Musa dikatakan Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan
yang lebih besar dari semua harta kekayaan di Mesir sebab pandangannya ia
arahkan kepada upah (Ibr 11 26) Bagaimana ayat ini harus dipahami Berdasar
iman Musa kepada Allah-yang relah memilih dia unruk diperlakukan dengan
sewenang-wenang bersama umar Allah ketimbang menikmati kesenangan dosa
unruk semenrara wakru di Mesir-jelas bahwa penulis surat Ibrani berpikir bahwa
Musa dapar secara langsung dihubungkan dengan Kristus meskipun Musa belum
dan tidak dapar mengenal dia dalam ani kara harfiah dan historis
Sayangnya perjurnpaan anrariman khususnya di antara urnat Islam dan
Kristen di Indonesia dewasa ini tarnpaknya cenderung mengulang cara beragama
di Barar masa lalu yang keliru terperangkap dalam kubangan rurnusan-rurnusan
doktriner Akibarnya esensi keagamaan mereka cenderung pudar meskipun
simbol-sirnbol agamawi formalistis begiru semarak Terminologi-rerminologi ke-
agamaan praktis tergeser menjadi sekadar wacana keagamaan yang lebih rnenekan-
kan rurnusan-rumusan doktriner ketimbang praktik keagamaan dalam bentuk
perbuatan baik dan ketaatan terhadap perintah ilahi Kecenderungan seperti ini
terjadi baik di kalangan umat Krisren maupun Islam
Oi an tara umar Kristen terdapat gerakan-gerakan sempalan yang lebih
menekankan rumusan dokrriner kerimbang praktik irnan secara benar dan
bersamaan dengan itu sekaligus menekankan eksklusiviras mereka dengan me-
ngatakan bahwa hanya ajaran merekalah yang benar Lebih dari iru mereka meng-
klaim sebagai satu-satunya jalan keselamatan (bnd Lumintang 2002 bab 6)
Oewasa ini di kalangan urnat Islam juga menjamur beberapa kelompok
fundamemalis radikal Mereka tidak memberi ruang sedikir pun bagi kebenaran
imankepercayaan yang lain Abd Moqsith Ghazali salah seorang intelekrual
muda Jaringan Islam Liberal OIL) menyajikan analisisnya aras gerakan-gerakan
Islam radikal di Indonesia dewasa ini Ia mengemukakan bahwa sekarang ini
Wahabisme sangat deras memengaruhi sernentara urnat Islam di Indonesia
(Kerckhove 2002zywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAMuslim Cultures Vol I 95-96)2 Gagasan doktriner gerakan-
gerakan ini berakar pada pemikiran para pemimpinnya seperri Muhammad Ibn
Abdul Wahhab al-Tamimi al-Najdi (1715-1806) Ibnu Taymiyah (1201-1328)
Ibnul Qayim al-Jauziyah (1291-1351) dan Ahmad Ibn Hanbal (762-839)
Pada mulanya Wahabisme didirikan untuk memodernisasi Islam yang di kala
itu termuati oleh berarnya beban historis dengan jalan membawa Islam kembali
kepada sumber pengajarannya yang paling tinggi yaitu Alquran dan al-Sunnah
Namun dalam perkembangannya kemudian implernentasi ajaran Wahabisme
berul-berul kontra produktif Menurut Ghazali seorang peneliri pada WAHID
Institute aliran ini telah menetapkan ajarannya sebagai standar orrodoksi dan
menuduh aliran-aliran Islam yang lain yang tidak sejalan dengan ideologinya
sebagai bidah (ajaran yang menyimpang dari Islam yang benar) dan menganggap
agama-agama lain sebagai mushrik (politeis) dan kafir Aliran ini menolak demokrasi
yang dianggap sebagai sistern kafir dan juga menolak prinsip-prinsip dasar hak-hak
asasi manusia kebebasan beragama (hifdz ai-din) dan kebebasan berpikir (hifdz
al-uqonlkiedaKaql) Bagi aliran ini hak asasi manusia tidak ada yang ada adalah hak Allah
Wahabisme berusaha hanya menegakkan hukum (syariah) Islam dan mengabaikan
hukum universal Rupanya para pengikurnya sangat puas dengan formalisasi
hidup keagamaan dengan simbol-sirnbol islami tanpa mernperharikan kebenaran
iman atau prakrik-praktik keagamaan yang benar Mereka menyangkal tradisi-
tradisi lokal dan menganggap kreasi-kreasi kulrural sebagai bidah (penyimpangan
dari Islam yang benar) takhayul dan khurafot (dongeng fiksi) (Ghazali 2006)
Kembali pada pokok persoalan menurut hemat saya daripada memper-
tentangkan rumusan doktriner tentang Allah dan Kristus akan lebih baik jika
kita menggeser tekanan perharian bukan lagi pada masalah ortodoksi melainkan
pada ortopraksis yakni praksis kehidupan yang benar yang lebih bermanfaat
bagi kehidupan umat manusia dan yang lebih menghargai martabat man usia
Ketimbang mernperdebarkan doktrin tenrang Allah dan Kristologi akan lebih
baik jika kita melakukan perintah-perintah-Nya dan mengikuti teladan yang telah
diberikan oleh Yesus Himne Kristus dalam Kolose 115-20 mengungkap secara
gamblang bahwa Allah yang kekal itu adalah Pencipta Tuhan sernesta alarn
dan Penopang seluruh cipraan bahkan seluruh alam sernesta Ia adalah Pemberi
dan Pemelihara kehidupan Ia telah mendamaikan segala sesuaru dengan diri-
Nya dalam arti bahwa segala sesuaru telah dikembalikan ke dalam hubungan
yang benar dengan-Nya Berarti bahwa kehidupan manusia hams dipulihkan
dan bahwa manusia hams kembali ke dalam hubungan kasih perdamaian dan
2 Artikel Kerckhove ini merupakan sedikit revisi dari papernya yang disampaikan di lAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Maret 2002
menyembah hanya Dia dan menaati kehendak-Nya sehingga kasih perdamaian
dan keadilan akan terwujud di dunia ini Manusia tidak diperinrahkan untuk
bermusuhan karena perbedaan definisi-definisi ajaran mereka atau perbedaan
rumusan-rumusan dokrrin mereka melainkan untuk bertindak konkret dalam
rangka merealisasikanzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAshalom di dunia ini Inilah panggilan bersama bagi para
pengikur kedua agamautsrponkifdcaODA
Daftar Acuan
Ghazali Abd Moqsith Wahabisasi Islam Indonesia httpwwwgusdurnetlid
mengagas-gus-durlwahabisasi-islam-indonesia diakses 8 Mei 2017 2006
Goring Rosemary (ed) Dictionary of Beliefs and Religions Edinburgh
Wordsworth Edition Ltd 1995
de Kerckhove Ferry The Source of Fundamentalism Is There an Indonesian
Version dalam Kultur The Indonesian Journal for Muslim Cultures Vol
2 Number 1 2002
Luminrang Stevri Indra TeologiAbu-Abu Malang Departernen Literatur YPPI
2002
Munim DZ Abdul Mengukuhkan Kembali Dimensi Kemanusiaan Agama
Ideologi dan Ilrnu dalam Agama-Agama di Indonesia Buletin Akademi
Leimena Vol 31ThurnkihgedaUPNIDI 1997
Subandrijo Bambang Yesus Sang Titik Temu dan Titik Tengkar Sebuah Studi
tentang Pandangan Kristen dan Muslim di Indonesia mengenai YesusJakarta
UPI STT Jakarta bersama BPK Gunung Mulia 2006
Wessels Anton Images of Jesus How Jesus is perceived and portrayed in non-
European cultures Grand Rapids Michigan William B Eerdmans Publishing
Company 1991
Willimon William Arguing with Muslims dalam The Christian Century 16
November 2004
- Ntr3420PDF
- NtrB1F1PDF
-
(Kerckhove 2002zywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAMuslim Cultures Vol I 95-96)2 Gagasan doktriner gerakan-
gerakan ini berakar pada pemikiran para pemimpinnya seperri Muhammad Ibn
Abdul Wahhab al-Tamimi al-Najdi (1715-1806) Ibnu Taymiyah (1201-1328)
Ibnul Qayim al-Jauziyah (1291-1351) dan Ahmad Ibn Hanbal (762-839)
Pada mulanya Wahabisme didirikan untuk memodernisasi Islam yang di kala
itu termuati oleh berarnya beban historis dengan jalan membawa Islam kembali
kepada sumber pengajarannya yang paling tinggi yaitu Alquran dan al-Sunnah
Namun dalam perkembangannya kemudian implernentasi ajaran Wahabisme
berul-berul kontra produktif Menurut Ghazali seorang peneliri pada WAHID
Institute aliran ini telah menetapkan ajarannya sebagai standar orrodoksi dan
menuduh aliran-aliran Islam yang lain yang tidak sejalan dengan ideologinya
sebagai bidah (ajaran yang menyimpang dari Islam yang benar) dan menganggap
agama-agama lain sebagai mushrik (politeis) dan kafir Aliran ini menolak demokrasi
yang dianggap sebagai sistern kafir dan juga menolak prinsip-prinsip dasar hak-hak
asasi manusia kebebasan beragama (hifdz ai-din) dan kebebasan berpikir (hifdz
al-uqonlkiedaKaql) Bagi aliran ini hak asasi manusia tidak ada yang ada adalah hak Allah
Wahabisme berusaha hanya menegakkan hukum (syariah) Islam dan mengabaikan
hukum universal Rupanya para pengikurnya sangat puas dengan formalisasi
hidup keagamaan dengan simbol-sirnbol islami tanpa mernperharikan kebenaran
iman atau prakrik-praktik keagamaan yang benar Mereka menyangkal tradisi-
tradisi lokal dan menganggap kreasi-kreasi kulrural sebagai bidah (penyimpangan
dari Islam yang benar) takhayul dan khurafot (dongeng fiksi) (Ghazali 2006)
Kembali pada pokok persoalan menurut hemat saya daripada memper-
tentangkan rumusan doktriner tentang Allah dan Kristus akan lebih baik jika
kita menggeser tekanan perharian bukan lagi pada masalah ortodoksi melainkan
pada ortopraksis yakni praksis kehidupan yang benar yang lebih bermanfaat
bagi kehidupan umat manusia dan yang lebih menghargai martabat man usia
Ketimbang mernperdebarkan doktrin tenrang Allah dan Kristologi akan lebih
baik jika kita melakukan perintah-perintah-Nya dan mengikuti teladan yang telah
diberikan oleh Yesus Himne Kristus dalam Kolose 115-20 mengungkap secara
gamblang bahwa Allah yang kekal itu adalah Pencipta Tuhan sernesta alarn
dan Penopang seluruh cipraan bahkan seluruh alam sernesta Ia adalah Pemberi
dan Pemelihara kehidupan Ia telah mendamaikan segala sesuaru dengan diri-
Nya dalam arti bahwa segala sesuaru telah dikembalikan ke dalam hubungan
yang benar dengan-Nya Berarti bahwa kehidupan manusia hams dipulihkan
dan bahwa manusia hams kembali ke dalam hubungan kasih perdamaian dan
2 Artikel Kerckhove ini merupakan sedikit revisi dari papernya yang disampaikan di lAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Maret 2002
menyembah hanya Dia dan menaati kehendak-Nya sehingga kasih perdamaian
dan keadilan akan terwujud di dunia ini Manusia tidak diperinrahkan untuk
bermusuhan karena perbedaan definisi-definisi ajaran mereka atau perbedaan
rumusan-rumusan dokrrin mereka melainkan untuk bertindak konkret dalam
rangka merealisasikanzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAshalom di dunia ini Inilah panggilan bersama bagi para
pengikur kedua agamautsrponkifdcaODA
Daftar Acuan
Ghazali Abd Moqsith Wahabisasi Islam Indonesia httpwwwgusdurnetlid
mengagas-gus-durlwahabisasi-islam-indonesia diakses 8 Mei 2017 2006
Goring Rosemary (ed) Dictionary of Beliefs and Religions Edinburgh
Wordsworth Edition Ltd 1995
de Kerckhove Ferry The Source of Fundamentalism Is There an Indonesian
Version dalam Kultur The Indonesian Journal for Muslim Cultures Vol
2 Number 1 2002
Luminrang Stevri Indra TeologiAbu-Abu Malang Departernen Literatur YPPI
2002
Munim DZ Abdul Mengukuhkan Kembali Dimensi Kemanusiaan Agama
Ideologi dan Ilrnu dalam Agama-Agama di Indonesia Buletin Akademi
Leimena Vol 31ThurnkihgedaUPNIDI 1997
Subandrijo Bambang Yesus Sang Titik Temu dan Titik Tengkar Sebuah Studi
tentang Pandangan Kristen dan Muslim di Indonesia mengenai YesusJakarta
UPI STT Jakarta bersama BPK Gunung Mulia 2006
Wessels Anton Images of Jesus How Jesus is perceived and portrayed in non-
European cultures Grand Rapids Michigan William B Eerdmans Publishing
Company 1991
Willimon William Arguing with Muslims dalam The Christian Century 16
November 2004
- Ntr3420PDF
- NtrB1F1PDF
-
menyembah hanya Dia dan menaati kehendak-Nya sehingga kasih perdamaian
dan keadilan akan terwujud di dunia ini Manusia tidak diperinrahkan untuk
bermusuhan karena perbedaan definisi-definisi ajaran mereka atau perbedaan
rumusan-rumusan dokrrin mereka melainkan untuk bertindak konkret dalam
rangka merealisasikanzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAshalom di dunia ini Inilah panggilan bersama bagi para
pengikur kedua agamautsrponkifdcaODA
Daftar Acuan
Ghazali Abd Moqsith Wahabisasi Islam Indonesia httpwwwgusdurnetlid
mengagas-gus-durlwahabisasi-islam-indonesia diakses 8 Mei 2017 2006
Goring Rosemary (ed) Dictionary of Beliefs and Religions Edinburgh
Wordsworth Edition Ltd 1995
de Kerckhove Ferry The Source of Fundamentalism Is There an Indonesian
Version dalam Kultur The Indonesian Journal for Muslim Cultures Vol
2 Number 1 2002
Luminrang Stevri Indra TeologiAbu-Abu Malang Departernen Literatur YPPI
2002
Munim DZ Abdul Mengukuhkan Kembali Dimensi Kemanusiaan Agama
Ideologi dan Ilrnu dalam Agama-Agama di Indonesia Buletin Akademi
Leimena Vol 31ThurnkihgedaUPNIDI 1997
Subandrijo Bambang Yesus Sang Titik Temu dan Titik Tengkar Sebuah Studi
tentang Pandangan Kristen dan Muslim di Indonesia mengenai YesusJakarta
UPI STT Jakarta bersama BPK Gunung Mulia 2006
Wessels Anton Images of Jesus How Jesus is perceived and portrayed in non-
European cultures Grand Rapids Michigan William B Eerdmans Publishing
Company 1991
Willimon William Arguing with Muslims dalam The Christian Century 16
November 2004
- Ntr3420PDF
- NtrB1F1PDF
-