Transcript
Page 1: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA KELOMPOK

DENGAN MASALAH UTAMA OSTEOPOROSIS

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

UNIVERSITAS

SEMARANG

2006

Page 2: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah, dan karunia-Nya kepada kita, sehingga kita mampu menyelesaikan

laporan “Asuhan Keperawatan Kelompok Usia Lanjut dengan Masalah

osteoporosis di Wisma Surti Kanti Panti Wredha Wening Wardhoyo Ungaran”.

Dalam melaksanakan asuhan kelompok usia lanjut sampai dengan penulisan

laporan, kelompok mengalami sejumlah kesulitan karena keterbatasan

pengetahuan dan pengalaman yang kelompok miliki. Namun, atas bimbingan dan

pengarahan dari berbagai pihak, akhirnya asuhan keperawatan kelompok usia

lanjut dengan masalah hipertensi dapat terselesaikan, mulai dari pengkajian,

penyusunan diagnosa keperawatan dan prioritas masalah, rencana intervensi,

implementasi, dan evaluasi, sampai dengan tahap pendokumentasian dari

keseluruhan proses tersebut. oleh karena itu, dalam kesempatan ini, kelompok

ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dra. Sri Rukmi Handayani selaku Kepala Panti Wredha Wening Wardhoyo

Ungaran.

2. Bpk selaku pengasuh Wisma Arjuna Panti Wredha Wening Wardhoyo

Ungaran.

3. Ns. Tri Nurhidayati, S.Kep selaku koordinator praktek keperawatan gerontik.

4. Ns. Siti Aisyah, S.Kep, Edy Soesanto, S.Kp, Ns. Dera Alfiyanti, S.Kp selaku

pembimbing akademik Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Semarang.

5. Rekan-rekan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Semarang atas kerjasamanya.

6. Semua pihak yang tidak dapat kelompok sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dan penyusunan laporan

ini.

Page 3: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

Ibarat kata pepatah “tidak ada gading yang tak retak”, tentunya laporan ini

masih terdapat kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, kami mengharapkan

kritik yang konstruktif dari pembaca guna menyempurnakan laporan ini.

Harapan kami, laporan ini bermanfaat bagi dunia keperawatan khususnya, dan

bagi para pembaca pada umumnya.

Ungaran, September 2006

Kelompok III

Page 4: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Penyakit tulang dan patah tulang merupakan salah satu dari sindrom

geriatric, dalam arti insidens dan akibatnya pada usia lanjut yang cukup

significant.

Dengan bertambahnya usia terdapat peningkatan hilang tulang secara

linear. Hilang tulang ini lebih nyata pada wanita disbanding pria. Tingkat

hilang tulang ini sekitar 0,5 – 1% per tahun dari berat tulang pada wanita

pasca menopause dan pada pria > 80 tahun. Hilang tulang ini lebih mengenai

bagian trabekula disbanding bagian korteks, dan pada pemeriksaan histologik

wanita dengan osteoporosis spinal pasca menopause tinggal mempunyai

tulang trabekula < 14% (nilai normal pada lansia 14 – 24% ) (Peck, 1989).

Sepanjang hidup tulang mengalami perusakan (dilaksanakan oleh sel

osteoklas) dan pembentukan (dilakukan oleh sel osteoblas) yang berjalan

bersama-sama, sehingga tulang dapat membentuk modelnya seseuai dengan

pertumbuhan badan (proses remodelling)> Oleh karena itu dapat dimengerti

bahwa proses remodelling ini akan sangat cepat pada usia remaja (growth

spurt). Terdapat berbagai factor yang mempengaruhi pembentukan dan

pengrusakan oleh kedua jenis sel tersebut. Apabila hasil akhir perusakan

(resorbsi/destruksi) lebih besar dari pembentukan (formasi) maka akan timbul

osteoporosis.

Kondisi ini tentu saja sangat mencemaskan siapapun yang peduli, hal ini

terjadi karena ketidaktahuan pasien terhadap osteoporosis dan akibatnya.

Beberapa hambatan dalam penanggulangan dan pencegahan osteoporosis

antara lain karena kurang pengetahuan, kurangnya fasilitas pengobatan, factor

nutrisi yang disediakan, serta hambatan-hambatan keuangan. Sehingga

diperluan kerja sama yang baik antara lembaga-lembaga kesehatan, dokter dan

Page 5: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

pasien. Pengertian yang salah tentang perawatan osteoporosis sering terjadi

karena kurangnya pengetahuan.

Peran dari petugas kesehatan dalam hal ini adalah dokter dan perawat

sangatlah mutlak untuk dilaksanakan. Karena dengan perannya akan

membantu dalam mengatasi peningkatan angka prevalensi dari osteoporosis.

Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan berperan dalam upaya

pendidikan dengan memberikan penyuluhan tentang pengertian osteoporosis,

penyebab dan gejala osteoporosis serta pengelolaan osteoporosis. Berperan

juga dalam meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan serta

peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik pasien serta keluarganya dalam

melaksanakan pengobatan osteoporosis. Peran yang terakhir adalah

peningkatan kerja sama dan system rujukan antar berbagai tingkat fasilitas

pelayanan kesehatan, hal ini akan memberi nilai posistif dalam upaya

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

II. Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini adalah :

1. Tujuan Umum :

Untuk megetahui gambaran secara nyata dan lebih mendalam tentang

pemberian asuhan keperawatan pada kelayan dengan osteoporosis di panti

werha

2. Tujuan Khusus :

a. Untuk mengaplikasi teori dan konsep asuhan keperawatan khususnya

pada lansia denan osteoporosis

b. Untuk mengetahui hambatan dan perMassalahan yang timbul dalam

pelaksanaan asuhan keperawatan pada lansia dengan osteoporosis.

c. Mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, kreatifitas penulis

berdasarkan teori dan praktik klinik keperawatan di panti werdha

Weing Wardoyo Ungaran

Page 6: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

III. Proses Pembuatan Makalah

Penulisan makalah pada studi kasus menggunakan metode deskriptif

yaitu menggambarakan Massalah-Massalah yang terjadi dan didapat pada

saat melaksanakan asuhan keperawatan. Adapun teknik pengumpulan data

yang digunakan adalah :

a. Wawancara

Yaitu melakukan Tanya jawab langsung kepada klien dan keluarga,

perawat, dokter serta tim kesehatan lainnya

b. Observasi partisipatif aktif

Yaitu mengadakan pengawasan langsung terhadap kelayan serta

melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan perMassalahan yang

dihadapi

c. Studi Kepustakaan

Yaitu mempelajari literature-literatur yang berhubungan dengan

ekspresi menarik diri

d. Studi Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data dengan mempelajari catatan medik dan hasil

pemeriksaan yang ada

Page 7: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

BAB II

LANDASAN TEORI

A. DEFINISI

Adalah suatu keadaan pengurangan jaringan tulang per unit volume,

sehingga tidak mampu melindungi atau mencegah terjadinya fraktur terhadap

trauma minimal. Secara histopatologis osteoporosis ditandai oleh

berkurangnya ketebalan korteks disertai dengan berkurangnya jumlah maupun

ukuran trabekula tulang.

Penurunan Massa tulang ini sebagai akibat dari berkurangnya

pembentukan, meningkatnya perusakan (destruksi) atau kombinasi dari

keduanya (Hadi-Martono, 1996).

Menurut pembagiannya dapat dibedakan atas : (Peck, 1989 ; Chestnut,

1989) :

*) Osteoporosis Primer yang terjadi bukan sebagai akibat penyakit yang

lain, yang dibedakan lagi atas :

- Osteoporosis tipe I (pasca menopause), yang kehilangan tulang

terutama dibagian trabekula

- Osteoporosis tipe II (senilis), terutama kehilangan Massa tulang daerah

korteks

- Osteoporosis idiopatik yang terjadi pada usia muda denganpenyebab

yang tidak diketahui

*) Osteoporosis sekunder, yang terjadi pada /akibat penyakit lain, antara lain

hiperparatiroid, gagal ginjal kronis, arthritis rematoid dan lain-lain.

B. ETIOLOGI

1. Determinan Massa Tulang

Massa tulang maksimal pada usia dewasa ditentukan oleh berbagai factor

antara lain :

Faktor genetic

Page 8: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

Perbedaan genetic mempunyai pengaruh terhadap kepadatan tulang

Faktor mekanik

Beban mekanik berpengaruh terhadap massa tulang, bertambahnya

beban akan menambah massa tulang dan berkurangnya massa tulang.

Ada hubungan langsung dan nyata antara massa otot dan massa tulang.

Kedua hal tersebut menunjukkan respon terhadap kerja mekanik.

Beban mekanik yang berat akan mengakibatkan massa otot besar dan

juga massa tulang yang besar

Faktor makanan dan hormon

Pada seseorang dengan pertumbuhan hormon dengan nutrisi yang

cukup (protein dan mineral), pertumbuhan tulang akan mencapai

maksimal sesuai dengan pengaruh genetic yang bersangkutan

2. Determinan pengurangan Massa Tulang

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penurunan massa tulang pada

usia lanjut yang dapat mengakibatkan fraktur osteoporosis pada dasarnya

sama seperti pada factor-faktor yang mempengaruhi massa tulang.

Faktor genetic

Factor genetic berpengaruh terhadap resiko terjadinya fraktur. Pada

seseorang dengan tulang yang kecil akan lebih mudah mendapat resiko

fraktur dari seseorang denfan tulang yang besar.

Factor mekanis

Pada umumnya aktifitas fisik akan menurun dengan bertambahnya usia

dan karena massa tulang merupakan fungsi beban mekanik, massa

tulang tersebut pasti akan menurun dengan bertambahnya usia.

Faktor lain

- Kalsium

Page 9: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

Kalsium merupakan nutrisi yang penting, dengan masukan kalsium

yang rendah dan absorbsinya tidak baik akan mengakibatkan

keseimbangan kalsium yang negatif begitu sebaliknya.

- Protein

Parotein yang berlebihan akan mengakibatkan kecenderungan

keseimbangan kalsium yang negatif

- Estrogen

Berkurangnya/hilangnya estrogen dari dalam tubuh akan

mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan kalsium, karena

menurunnya efisiensi absorbsi kalsium dari makanan dan juga

menurunnya konservasi kalsium diginjal.

- Rokok dan kopi

Merokok dan minum kopi dalam jumlah banyak cenderung akan

mengakibatkan penurunan massa tulang, lebih-lebih bila disertai

masukan kalsium yang rendah. Mekanisme pengaruh rokok

terhadap penurunan massa tulang tidak diketahui, akan tetapi

kafein dapat memperbanyak ekskresi kalsium melalui urin maupun

tinja.

- Alkohol

Individu dengan alkoholisme mempunyai kecenderungan masukan

kalsium yang rendah, disertai dengan ekskresi lewat urin yang

meningkat. Mekanisme yang pasti belum diketahui.

C. PATOFISIOLOGI

Remodeling tulang normal pada orang dewasa akan meningkatkan

massa tulang sampai sekitar usia 35 tahun. Genetik, nutrisi, gaya hidpu

(merokok, minum kopi), dan aktifitas fisik mempengaruhi puncak massa

tulang. Kehilangan karena usia mulai segera setelah tercapai puncaknya massa

Page 10: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

tulang. Menghilangnya estrogen pada saat menopause mengakibatkan

percepatan resorbsi tulang dan berlangsung terus selama tahun-tahun pasca

menopause.

Faktor nutrisi mempengaruhi pertumbuhan osteoporosis. Vitamin D

penting untuk absorbsi kalsium dan untuk mineralisasi tulang normal. Diet

mengandung kalsium dan vitamin D harus mencukupi untuk mempertahankan

remodelling tulang dan fungsi tubuh. Asupan kalsium dan vitamin D yang

tidak mencukupi selama bertahun-tahun mengakibatkan pengurangan massa

tulang dan pertumbuhan osteoporosis.

D. TANDA DAN GEJALA

Nyeri dengan atau tanpa adanya fraktur yang nyata

Nyeri timbul secara mendadadak

Nyeri dirasakan ringan pada pagi hari (bangun tidur)

Nyeri akan bertambah karena melakukan aktifitas atau pekerjaan sehari-

hari atau karena pergerakan yang salah

Rasa sakit karena oleh adanya fraktur pada anggota gerak

Rasa sakit karena adanya kompresi fraktur paa vertebra

Rasa sakit hebat yang terlokalisasi pada daerah vertebra

Rasa sakit akan berkurang apabila pasien istirahat di tempat tidur

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Osteoporosis teridentifikasi pada pemeriksaan sinar-x rutin bila sudah

terjadi demineralisasi 25% sampai 40%. Tampak radiolusesnsi tulang. Ketika

vertebra kolaps, vertebra torakalis menjadi berbentuk baji dan vertebra

lumbalis menjadi bikonkaf.

Pemeriksaan laboratorium (missal kalsium serum, fosfat, serum,

fosfatase alkalu, ekskresi kalsium urine, ekskresi hidroksi prolin urine,

hematokrit, laju endap darah), dan sinar-x dilakukan untuk menyingkirkan

Page 11: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

kemungkinan diagnosis medis lain (missal ; osteomalasia, hiperparatiroidisme,

dlll) yang juga menyumbang terjadinya kehilangan tulang.

Absorbsiometri foton-tunggal dapat digunakan untuk memantau massa

tulang pada tulang kortikal pada sendi pergelangan tangan. Absorpsiometri

dual-foton, dual energy x-ray absorpsiometry (DEXA) , dan CT mampu

memberikan informasi menganai massa tulang pada tulang belakang dan

panggul. Sangat berguna untuk mengidentifikasi tulang osteoporosis dan

mengkaji respon terhadap terapi.

F. PENATALAKSANAAN

Diet kaya kalsium dan vitamin D yang mencukupi dan seimbang

sepanjang hidup, dengan peningkatan asupan kalsium paa permulaan umur

pertengahan, dapat melindungi terhadap demineralisasi skeletal.

Pada menopause, terapi penggantian hormon dengan estrogen dan

progesterone dapat diresepkan untuk memperlambat kehilangan tulang dan

mencegah terjadinya patah tulang yang diakibatkannya.

Obat-obat yang lain yang dapat diresepkan untuk menanngani

osteoporosis termasuk kalsitonin, natrium florida, dan natrium etidronat.

Kalsitonin secara primer menekan kehilangan tulang dan diberikan secara

injeksi subkutan atau intramuskular. Efek samping (missal : gangguan

gastrointestinal, aliran panas, frekuensi urin), biasanya ringan dan hanya

kadang-kadang dialami. Natrium florida memperbaiki aktifitas osteoblastik

dan pembentukan tulang.

G. PENGKAJIAN

Promosi kesehatan, identifikasi individu dengan resiko mengalami

osteoporosis, dan penemuan masalah yang berhubungan dengan osteoporosis

membentuk dasar bagi pengkajian keperawatan. Wawancara meliputu

pertanyaan mengenai terjadinya osteoporosis dalam keluarga, fraktur

sebelumnya, konsumsi kalsium diet harian, pola latihan, awitan menopause,

dan penggunaan kortikosteroid selain asupan alcohol, rokok dan kafein. Setiap

Page 12: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

gejala yang dialami pasien, seperti nyeri pingggang, konstipasi atau gangguan

citra diri, harus digali.

Pemeriksaan fisik kadang menemukan adanya patah tulang, kifosis

vertebra torakalis atau pemendekan tinggi badan. Masalah mobilitas dan

pernafasan dapat terjadi akibat perubahan postur dan kelemahan otot.

Konstipasi dapat terjadi akibat inaktifitas.

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG DAPAT MUNCUL

Kurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dan program terapi

Nyeri b.d spasme otot, fraktur

Konstipasi b.d imobilitas atau terjadi ileus

Resiko terhadap cidera : farktur b.d osteoporosis

I. INTERVENSI KEPERAWATAN

Memahami Osteoporosis dan Program Tindakan. Pengajaran kepada

kelayan dipusatkan pada factor yang mempengaruhi terjadinya osteoporosis,

intervensi untuk menghentikan atau memperlambat proses, dan upaya

mengurangi gejala. Diet atau suplemen kalsium yang memadai, latihan

pembebaban berat badan teratur, dan memodifikasi gaya hidup, bila perlu.

Latihan dan aktifitas fisik merupakan kunci utama untuk menumbuhkan

tulang dengan kepadatan tinggi yang tahan terhadap terjadinya osteoporosis.

Ditekankan pada lansia harus tetap membutuhkan kalsium, vitamin D, sinar

matahari, dan latihan yang memadai untuk meminimalkan efek osteoporosis

Meredakan Nyeri. Peradaan nyeri pinggang dapat dilakukan dengan

istirahat di tempat tidur dengan posisi telentang atau miring kesamping selama

beberapa hari. Fleksi lutut dapat meningkatkan rasa nyaman dengan

merelaksasi otot. Kompres panas intermiten dan pijatan punggung

memperbaiki relaksasi otot.

Memperbaiki pengosongan usus. Konstipasi merupakan masalah yang

berkaitan dengan imobilitas, pengobatan dan lansia. Pemberian awal diit

Page 13: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

tinggi serat, tambahan cairan, dan penggunaan pelunak tinja sesuai ketentuan

dapat membantu meminimalkan konstipasi.

Mencegah cidera. Aktifitas fisik sangat penting untuk memperkuat otot,

mencegah atrofi dan memperlambat demineralisasi tulang progresif. Latihan

isometric dapat digunakan untuk memperkuat otot batang tubuh.

J. EVALUASI

1. Mendapatkan pengetahuan mengenai osteoporosis dan program

penanganannya.

a. Menyebutkan hubungan asupan kalsium dan latihan terhadap massa

tulang

b. Mengkonsumsi kalsium diet dengan jumlah yang mencukupi

c. Meningkatkan tingkat latihan

d. Menggunakan terapi hormon yang direspkan

2. Mendapatkan peredaan nyeri

a. Mengalami redanya nyeri saat beristirahat

b. Mengalami ketidaknyamanan minimal selama aktifitas kehidupan

sehari-hari

c. Menunjukkan berkurangnya nyeri tekan pada tempat fraktur

3. Menunjukkan pengosongan usus yang normal

a. Bising usus aktif

b. Gerakan usus teratur

4. Tidak mengalami fraktur baru

a. Mempertahankan postur yang bagus

b. Mempergunakan mekanika tubuh yang baik

c. Mengkonsumsi diet seimbang tinggi kalsium dan vitamin D

Page 14: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

d. Rajin menjalankan latihan pembebanan berat badan (jalan-jalan setiap

hari)

e. Istirahat dengan berbaring

Page 15: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit

Buku Kedokteran, EGC, 2000

Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 3, Jakarta,

EGC, 2002

R. Boedhi Darmojo, Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Jakarta, Balai

Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999

Page 16: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

BAB III

PEMBAHASAN ASUHAN KEPERAWATAN

KELOMPOK LANSIA

ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK LANSIA DI WISMA SURTI

KANTI PANTI WREDHA WENING WARDHOYO UNGARAN

Data Umum

Nama Panti : Panti Wredha Wening Wardoyo

Alamat Panti : Jl.Kutilang No.24 Ungaran

Nama pimpinan panti : Dra. Sri Rukmi Handayani

Karakteristik Penghuni :

No Nama Umur Pendidikan Agama

1.

2.

3.

4.

5.

6

7.

8.

9.

10

Ny. S

Ny. J

Ny.S

Ny B

Ny. R

Tn. A

Ny. ST

Ny. T

Ny. P

Ny. S

73 tahun

76 tahun

81 tahun

70 tahun

63 tahun

80 tahun

70 tahun

80 tahun

87 tahun

70 tahun

Tidak sekolah

Tidak sekolah

Tidak sekolah

Tidak sekolah

Tidak sekolah

SR

Tidak sekolah

Tidak sekolah

SR

Tidak sekolah

Islam

Islam

Islam

Islam

Kristen

Islam

Islam

Kristen

Islam

Islam

Page 17: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

Umur penghuni di Wisma Surti Kanti Panti Wredha Wening Wardoyo Ungaran

bervariasi antara 60 – 87, pendidikan paling tinggi SR sedang yang lainnya buta

huruf atau tidak sekolah. Dan untuk agama sebagian penghuni di Wisma Arjuna

Panti Wredha Wening Wardoyo Ungaran menganut agama Islam.

Data Khusus

Biologis

Keadaan Kesehatan

Dari pengkajian pada tanggal 20 Agustus 2005, selama 6 (enam) bulan terakhir

yang dirasakan oleh kelayan di Wisma surti kanti adalah nyeri pada kaki dan lutut,

sebagian besar kelayantidak dapat berjalan, pengelihatan berkurang, pendengaran

berkurang, badan terasa pegal-pegal, bila berjalan terasa gemetar, mata berair, bila

berjalan terasa sakit, aktivitas berkurang, dan merasa mudah lelah. Sedangkan

untuk tekanan darah kelayan antara 130/90 mmHg sampai dengan 170/90 mmHg.

Pola makan dan minum

Pola makan kelayan di Wisma Surti Kanti Panti Wredha Wening Wardoyo

Ungaran teratur sesuai dengan pembagian atau jadwal makan yang ditentukan

oleh pengurus panti yaitu pk. 08.00, pk. 13.00 dan pukul 18.00. Kelayakan makan

dengan porsi sedang dan selalu habis setiap kali makan. Mereka merasa nyaman

dan suka dengan menu apapun yang telah disediakan oleh pengasuh panti. Semua

kelayan yang ada di Wisma Surti Kanti tidak mempunyai riwayat alergi terhadap

makanan. Dalam penyediaan makanan kelayan diambilkan oleh pengasuh. Untuk

kebiasaan minum rata-rata kelayan minum air putih 5-7 gelas per hati. Diantara

mereka tidak ada yang mempunyai kebiasaan minum kopi atau teh.

Pola Tidur

Pola tidur kelayan di wisma Surti Kanti bervariasi untuk tidur malam antara jam

20.00 WIB – jam 22.00 WIB. Tidak ada keluhan saat tidur malam. Sedangkan

untuk Bangun bagi dari jam 01.00 WIB – 05.00 WIB kemudian mereka mulai

membersihkan wisma. Untuk tidur siang semua kelayan selalu tidur siang

walaupun jamnya tidak pasti.

Page 18: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

Pola kebersihan diri

Semua kelayan yang ada di wisma Surti Kanti Panti Wredha Wening Wardoyo

Ungaran mandi setiap 2 kali sehari dibantu oleh pengasuh panti. Mandi

menggunakan sabun mandi sendiri-sendiri, sedangkan untuk gosok gigi dari 6

kelayan, 2 kelayan gosok1 kali sehari dan 4 kelayan 2 kali sehari. Kebersihan

secara umum semua kelayan cukup.

Psikologis dan Sosial

Kebiasaan buruk kelompok

Kebiasaan buruk kelayan di Wisma Surti Kanti adalah kurang sosialisasi atau

interaksi antar kelayan di Wisma Arjuna maupun dengan semua kelayan di wisma

yang lain. Dan ada satu kelayan yang mempunyai sifat pelupa.

Keadaan Emosi

Kondisi emosi kelayan di Wisma Surti Kanti rata-rata stabil. Beberapa gambaran

keadaan emosi kelayan adalah sebagai berikut :

Ada kelayan Tn.A yang merasa kurang diperhatikan, terutama dari pihak

keluarga.

Ada kelayan Ny p yang sukanya marah- marah sendiri

Ada kelayan Ny.H sukanya menyendiri karena kurang pendengaran sehingga dia

malu untuk berinteraksi dengan kelayan yang lainnya.

Ada 3 kelayan (ny S, Ny.R, ny s) emosinya stabil, persepsinya masih cukup baik

sehingga masih dapat diajak berkomunikasi atau berinteraksi dengan baik.

Pengambilan Keputusan

Keputusan yang berkaitan dengan masalah kelayan di wisma diputuskan oleh

pengasuh wisma berdasarkan kebijakan yang ada di panti. Sedangkan untuk

urusan pribadi kelayan, masing-masing kelayan memiliki kebebasan untuk

melakukan apa saja yang diinginkannya. Mereka jarang saling berbagi pendapat

dengan anggota kelompok (kelayan dengan satu wisma) dalam mengambil

Page 19: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

keputusan. Dengan kata lain, musyawarah tidak pernah dilakukan oleh kelayan di

Wisma Surti Kanti.

Rekreasi

Aktivitas Rekreasi dilakukan untuk menghabiskan waktu, diantaranya adalah :

duduk-duduk di depan atau di serambi sambil melihat pemandangan, mengikuti

pengajian di aula pada hari Rabu dan Sabtu, rebahan di kamar tidur, seminggu

sekali menyanyi bersama dengan kelayan wisma lainnya di aula yang dilakukan

oleh pihak panti, dan jalan-jalan keluar kota kurang lebih satu kali dalam setahun

dengan para pengasuh panti dan kelayan wisma lainnya.

Perilaku mencari pelayanan kesehatan

Semua kelayan di Wisma Arjuna memanfaatkan klinik yang ada di panti ketika

mereka memiliki keluhan tentang kesehatannya.

Ketergantungan obat

Dari Keenam kelayan yang ada di wisma Surti Kanti Panti Wredha Wening

Wardoyo Ungaran tidak ada yang mempunyai ketergantungan obat atau

mengkonsumsi obat secara terus menerus kecuali bila ada keluhan pusing dan

tekanan darah meningkat biasanya mereka diberi obat anti hipertensi dan vitamin

dari poliklinik.

Kecacatan

Dari pengkajian secara observasi dan wawancara rata-rata penghuni wisma Surti

Kanti mempunyai kerterbatasan gerak karna adanya kelemahan fisik lumpuh kaki,

Ada kelayan yang mengalami penurunan pendengaran, kurangnya pengelihatan,

dan mengalami koposisi karena proses penuaan.

Untuk kecacatan mental dari enam kelayan di Wisma Surti Kanti tidak ada yang

mengalami atau menderita cacat mental.

Keadaan Ekonomi

Kebutuhan dari masing-masing kelayan sepenuhnya ditanggung oleh pihak panti

dan donatur dari pihak luar. Mereka tidak mempunyai tabungan atau simpanan

Page 20: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

uang sendiri. Mereka tidak punya pendapat sendiri, baik dari hasil pekerjaan atau

dari dana pensiunan.

Kegiatan Organisasi Sosial

Kegiatan organisasi sosial yang biasa di ikuti oleh kelayan wisma Surti Kanti

mengikuti kegiatan panti yaitu: untuk yang beragama Islam pengajian yang

dilaksanakan 2 kali seminggu pada hari Jum’at dan Sabtu bertempat di aula,

sedangkan untuk yang beragama Kristen mengikuti kegiatan kebaktian 2 kali

seminggu juga pada hari Jum’at dan Sabtu yang bertempat tinggal di Wisma

Noroyono. Kegiatan non keagamaan yang dikerjakan secara bersama-sama adalah

mengikuti senam pagi yang dilakukan setiap hari Jum’at pukul 05.00 WIB.

Hubungan antar anggota kelompok

Hubungan antar anggota kelompok tidak ada masalah tetapi komunikasi antar

kelayan di Wisma Surti Kanti kurang baik, baik dilihat dari segi kuantitas maupun

kualitas. Mereka jarang berinteraksi dan cenderung individual. Sebagian besar

waktu mereka dihabiskan untuk berdiam diri di dalam kamar mereka masing-

masing dan duduk di depan teras Wisma. Hanya ada 4 kelayan yang dapat

berkomunikasi dengan baik yaitu antara Tn A, Ny B,Ny S Sedangkan yang

lainnya mengalami masalah kurang pendengaran, mudah tersinggung, dan suka

menyendiri.

Hubungan di luar kelompok

Ada 2 kelayan yang biasanya dengan kelayan wisma lain yaitu Tn. A dan Ny. S

Kelayan di Wisma Surti Kanti kurang berinteraksi dan berkomunikasi dengan

kelayan di wisma lain. Mereka tidak punya kebiasaan untuk saling berkunjung

kecuali pada acara tertentu yang dilakukan oleh panti misalnya rekreasi bersama

di aula.

Hubungan dengan anggota keluarga

Dari 10 kelayan di Wisma Surti Kanti alasan masuk ke panti adalah 8 kelayan

dibawah oleh Dinas Sosial, dan 2 kelayan di bawa oleh keluarganya. Sebagian

besar kelayan tidak mempunyai keluarga yang bertanggung jawab atas

Page 21: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

keberadaannya di panti. Sehingga jarang ada anggota keluarga kelayan yang

datang menjenguk kelayan ke panti.

Spiritual

Ketaatan Beribadah

2 kelayan yang beragama Islam di Wisma Arjuna taat beribadah, mengerjakan

shalat lima waktu dan taat mengikuti pengajian setiap hari Jum’at dan Sabtu

kecuali bila merasakan keluhan sakit mereka tidak mengikuti pengajian yang

diadakan di Panti.

Dua kelayan yang beragama Kristen di Wisma Surti Kanti juga taat beribadah

dengan dikunjungi gereja pada setiap hari ada juga yang hanya pada hari Minggu,

Rabu dan Jum’at secara rutin serta mengikuti kegiatan kebaktian yang di pimpin

oleh Pastur / Pendeta yang mendatangi panti setiap hari Jum’at dan Sabtu.

Keyakinan tentang kesehatan

Bagi kelayan sebenarnya kesehatan sangat penting. Hal itu bisa dilihat dari

perilaku kelayan yang tidak nyaman setiap kali sakit. Keyakinan terhadap

kesehatan kelayan di Wisma Surti Kanti bila mereka masa ada keluhan sakit akan

datang ke Poliklinik panti yang di buka setiap hari Jum’at. Biasanya setleah

memeriksakan sakitnya akan berkurang. tetapi mereka menganggap bahwa

penyakit mereka adalah hal yang wajar terhadap pada usia lanjut. Semua kelayan

yakin dengan penyembuhan atau pengobatan secara alternative misalnya dengan

pijat.

Kultural

Adat yang mempengaruhi kesehatan

Adat dan kebiasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan kelayan Wisma Surti

Kanti sebagian besar kelayan menderita kelumpuhan tetapi untuk melakukan

latihan fisik bertahp mereka tidak mau. Tidak ada adat yang bertentangan dengan

Page 22: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

kesehatan. Kelayan Ny. r tidak mau melakukan aktivitas sehari-hari misalnya

membersihkan wisma dan sukanya menyendiri dan tidur.

Tabu-tabu

Mereka menghindari makan makanan yang mengandung banyak garam dan

minum kopi tetapi oleh kelayan peraturan tersebut dilanggar. Di Wisma Surti

Kanti untuk beragama Islam biasanya sehabis mengharib mereka akan masuk ke

kemarnya masing-masing.

Keadaan Lingkungan Dalam

Penerangan

Perangan di Wisma Surti Kanti cukup baik dengan adanya lampu neon yang

mendukung pencahayaan di malam hari. Untuk kamar tidur lampu 10 watt, ruang

santai 15-20 watt, dan untuk kamar mandi 10 watt. Sedangkan penchayaan di

siang hari didukung dengan adanya jendela kaca sehingga sinar matahari dapat

masuk ke dalam ruangan.

Kebersihan dan Kerapian

Secara umum kebersihan dan kerapian di lingkungan wisma baik. Kebersihan

lantai cukup bersih dipel 1 kali sehari oleh kelayan setelah bangun tidur.

Kebersihan dan kerapian kamar tidur kelayan baik. Penataan ruangan rapi, ruang

tamu rapi dan bersih dan kebersihan kamar mandi kelayan juga bersih dan lantai

tidak licin.

Sirkulasi Udara

Kondisi sirkulasi udara baik, difasilitasi dengan adanya beberapa jendela yang

dibuka setiap hari dan bangun tidur sampai sore hari dan ventilasi udara.

Page 23: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

Sumber air minum

Air minum berasal dari air PAM. Kondisi air minum memenuhi standar kesehatan

(tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna dan tidak mengandung endapan

kotoran). Untuk minum dimasak terlebih dahulu oleh bagian dapur.

Keadaan Lingkungan dan Halaman

Penerangan Halaman

Halaman di sekitar wisma dimanfaatkan untuk menanam tanaman hias dan bagian

samping ditanam pohon.

Pembuangan air limbah

Sarana pembuangan air limbah adalah melalui saluran got yang tidak tertutup dan

aliran saluran limbah lancar.

Pembuangan sampah

Pembuangan sampah awal ditempatkan pada tempat sampah yang ada di wisma

dan di halaman belakang wisma. Setelah terkumpul, sampah di buang di tempat

pembuangan sampah akhir yang sudah disediakan oleh panti kemudian dibakar.

Sanitasi

Secara umum keadaan sanitasi di wisma baik. Jamban terjadi kebersihannya dan

jaraknya terlalu dekat dengan penempatan sumber air minum.

Sumber pencemaran

Sumber pencemaran di sekitar Wisma Surti Kanti tidak ada.

Page 24: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik
Page 25: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan

Fisik

Ny. S Tn. A Ny. J Ny. S Ny.B NY.R

Tingkat

kesadaran

Compos mentis Compos mentis Compos mentis Compos mentis Compos mentis Compos mentis

TD (mmHg) 120\30 150/100 14090 120/90 170/100 160/90

Nadi (x/menit) 80 64 88 88 84 84

Suhu (oC) 36.5 36.5 36.5 37 37.5 37.5

RR (x/menit) 20 22 20 20 20 20

BB (kg) 39 39 40 46 36.5 35

TB (cm) 152 152 140 154

Penampilan

umum

Rapi dan bersih Rapi dan bersih Rapi dan bersih Rapi dan bersih Rapi dan bersih Rapi dan bersih

Periksa pandang Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih

Kepala Kulit kepala

bersih, tidak ada

luka di kepala

Bersih, tidak ada

lesi

Kulit kepala

lembab

Bersih, tidak ada lesi Bersih, tidak ada

lesi

Lembab, tidak

ada lesi

Page 26: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

Rambut Bersih, sedikit

rontok, beruban

Bersih rontok,

beruban

Bersih, tidak

mudah dicabut

Rontok beruban,

bersih

Bersih, beruban

tidak mudah

dicabut

Rontok, beruban,

bersih

Mata Tidak anemis,

bersih,

penglihatan agak

kabur.

Berair, tidak bisa

melihat

Bersih, tidak

anemis,

pandangan

sedikit kabur

Berair, tidak anemis,

mata sebelah kiri

post op katarak,

mata sebalah kanan

kabur, mata kiri

goyang tangan 5

meter. Mata sebelah

kanan goyang

tangan sampai tak

terhingga

Tidak anemis,

bersih,

pandangan baik.

Bersih, tidak

anemis,

pandangan baik.

Hidung Bersih, tidak ada

pembesaran

pholip.

Bersih,tidak ada

septum deviasi

Bersih, tidak ada

pholip

Bersih, tidak ada

pholip

Bersih, tidak ada

pholip

Bersih, tidak ada

pholip

Page 27: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

Telinga Bersih, tidak ada

serumen,

pendengaran

kurang

Bersih, tidak ada

serumen,

pendengaran

kurang

Bersih,

pendengaranbaik

Tidak ada serumen,

pendengaran

menurun

Bersih,

pendengaran

kurang

Tidak asa

serumen,

pendengaran

kurang

Mulut Bersih, gigi

tanggal, mukosa

merah muda,

bibir agak kering

Bersih, gigi

tanggal

Bersih, gigi

tanggal semua,

mukosa lembab

Bersih, gigi tangga,

mukosa merah

jambu, ada karies

gigi, stomatitis tidak

ada

Bersih, gigi

tersisa geraham

bawah kanan 2

Bersih, gigi

tanggal semua

musoca lembab

Leher Tidak ada

pembesaran

kelenjar tiroid,

dan tidak ada

pembesaran vena

jagularis

Tidak ada

pembesaran

kelenjar tiroid,

dan tidak ada

pembesaran vena

jagularis

Tidak ada

pembesaran

kelenjar tiroid,

dan tidak ada

pembesaran vena

jagularis

Tidak ada

pembesaran kelenjar

tiroid, dan tidak ada

pembesaran vena

jagularis

Tidak ada

pembesaran

kelenjar tiroid,

dan tidak ada

pembesaran vena

jagularis

Tidak ada

pembesaran

kelenjar tiroid,

dan tidak ada

pembesaran vena

jagularis

Dada Simetris, tidak

ada ictus cordis,

tidak ada nyeri

tekan

Simetris, tidak

ada ictus cordis,

tidak ada nyeri

tekan

Simetris, tidak

ada ictus cordis,

tidak ada nyeri

tekan

Simetris, tidak ada

ictus cordis, tidak

ada nyeri tekan

Simetris, tidak

ada ictus cordis,

tidak ada nyeri

tekan

Simetris, tidak

ada ictus cordis,

tidak ada nyeri

tekan

Page 28: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

Paru Bunyi nafas

vesikuler, irama

pernafasan teratur

Bunyi nafas

vesikuler, irama

pernafasan teratur

Bunyi nafas

vesikuler, irama

pernafasan teratur

Bunyi nafas

vesikuler, irama

pernafasan teratur

Bunyi nafas

vesikuler, irama

pernafasan teratur

Bunyi nafas

vesikuler, irama

pernafasan teratur

Jantung Tidak ada suara

jantung abnormal

Tidak ada suara

jantung abnormal

Tidak ada suara

jantung abnormal

Tidak ada suara

jantung abnormal

Tidak ada suara

jantung abnormal

Tidak ada suara

jantung abnormal

Abdomen Nyeri tekan (-),

asietas (-), luka

bekas operasi (-)

Nyeri tekan (-),

asietas (-),

massa(-), luka

bekas operasi (-)

Nyeri tekan (-),

asietas (-), massa

(-), luka bekas

operasi (-)

Nyeri tekan (-),

asietas (-), massa

(-) luka bekas

operasi (-)

Nyeri tekan (-),

asietas (-), massa

(-), luka bekas

operasi (-)

Nyeri tekan (-),

asietas (-), massa

(-), luka bekas

operasi (-)

Genetalia Tidak dilakukan

pemeriksaan

Tidak dilakukan

pemeriksaan

Tidak dilakukan

pemeriksaan

Tidak dilakukan

pemeriksaan

Tidak dilakukan

pemeriksaan

Tidak dilakukan

pemeriksaan

Esktremitas Ekstremitas

mengalami

kelemahan,

lumpuh

Untuk

ekstremitas

bawah bagian

paha kiri terasa

sakit, kekuatan

otot 5

Ekstremitas

mengalami

kelemahan,tidak

mampu brjalan

Ekstremitas bawah

bila berjalan terasa

sakit, kekuatan otot

2

Ekstremitas

mengalami

gangguan,

kekuatan otot 2

Ekstremitas

bawah

mengalami

kelemahan,

berjalan dengan

walker, kekuatan

otot 3

Page 29: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

LAB - - - - - -

Informasi

penunjang

- - - - - -

Terapi medis - - - - - -

A. ANALISA DATA

NO DATA MSL KEPERAWATAN

1 DS : Kelayan mengatakan malas untuk berjalan jauh dan lutut terasa sakit kaku untuk

berjalan

DO : Kelayan tampak tiduran di atas tempat tidur, makan siang diambilkan oleh teman

sekamarnya, kelayan tidak bisa maksimal mengangkat kaki, jalan kelayan sangat pelan

dan menggunakan tongkat.

Nyeri berhubungan dengan spasme

otot

2 DS : Kelayan mengeluh otot-otot kaki (lutut) kaku terutama pada pagi hari. Jika

penyakit kambuh kelayan mengatakan pernah jatuh dan berjalan sempoyongan

DO : Jika kelayan duduk dan mau berdiri, lutut kaki kanan kelayan tampak bengkak,

kelayan tampak pelan-pelan dan hati-hati. Kelayan berjalan dengan bantuan tongkat.

Resiko terjadi fraktur berhubungan

dengan osteoporosis

Page 30: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

3 DS: kalayan mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang dialami

Do : kalayan jarang menggunakan fasilitas kesehatan di klinik

Kurangnya pengetahuan

berhubungan dengan kurangnya

informasi tentang proses penyakit

dan perawatan diri

B. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEP-AN TUJUAN RENCANA TINDAKAN

1 Nyeri berhubungan

dengan spasme otot

Setelah Dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

diharapkan nyeri berkurang dengan

criteria hasil :

Pasien mengungkapkan merasa

nyaman pada pinggang dan

lutut

Pertahankan tirah baring

Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan

Batasi aktivitas

Berikan alternatif posisi yang nyaman saat duduk, tidur,

berdiri

Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti

posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi

Page 31: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

Klien dapat beraktifitas tanpa

terasa nyeri

Hindari konstipasi

2 Resiko terjadi fraktur

berhubungan dengan

osteoporosis

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

diharapkan tidak terjadi fraktur

dengan criteria hasil :

Mengenal kemampuan gerak

dalam memenuhi kebutuhan

sehari-hari

Mengidentifikasi / memperbaiki

potensial bahaya dalam

lingkungan

Orientasikan kelayan terhadap lingkungan

Observasi tanda-tanda dan gejala disorientasi

Bantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan bantuan

partial

Pastikan ada alat Bantu untuk mencegah injuri seperti keset

kamar mandi, pegangan tangan didinding

3 Kurangnya

pengetahuan

berhubungan dengan

kurangnya informasi

tentang proses penyakit

dan perawatan diri

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

diharapkan pengetahuan kelayan

meningkat dengan criteria hasil :

Pasien mengungkapkan

pengetahuan dan ketrampilan

penatalaksanaan perawatan dini

Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan

prosedur

Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh

dengan stress

Diskusikan pentingnya menghindari kelelahan dan

mengangkat berat

Diskusikan perlunya diet tinggi kalsium sesuai pesanan

Page 32: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

Jelaskan perlunya menghindari konstipasi dan penahanan

CATATAN PERKEMBANGAN

TGL/WAKTU DIAGNOSA

KEPERAWATAN

IMPLEMENTASI EVALUASI Ttd

rabu

13/09/06

jam :

08.30

Nyeri berubungan

dengan spasme otot

Menganjurkan kelayan untuk banyak

istirahat

Menganjurkan pada kelayan untuk

melakukan pekerjaan/aktivitas sesuai

dengan kemampuan

Memotivasi teman sekamarnya untuk

membantu kelayan dalam memenuhi

kebutuhan

Memberikan alternatif posisi yang nyaman

saat duduk, tidur, berdiri

Mengajarkan tehnik napas dalam

Menganjurkan untuk membayangkan yang

menyenangkan , missal : sewaktu merawat

anak bu Tiwi (pengasuh)

S :

Kelayan mengatakan tidak bisa

istirahat- tidur jika belum ngantuk

Kelayan mengatakan tidak banyak

pekerjaan yang dapat dilakukan

semenjak sakit

Teman sekamar kelayan

mengatakan memang biasanya dia

yang membantu kebutuhannya

Kelayan mengatakan saat sewaktu

merawat anak bu Tiwi (pengasuh)

memang saat yang menyenangkan

O :

Kelayan biasa duduk dengan

bersandar

Page 33: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

Kelayan tidak biasa tidur siang,

tidur malam tidak tahu jamnya asal

sudah ngantuk ya tidur

Kelayan mempraktekkan napas

dalam yang diajarkan

A :

Kelayan berusaha untuk mengurangi

rasa nyeri kepala dengan anjuran

perawat

P :

Pertahankan dan lanjutkan tindakan

yang sudah direncanakan

Jam :

09.00 WIB

Resiko terjadi

fraktur

berhubungan

dengan

osteoporosis

Mengorientasikan kelayan dengan

lingkungan dengan cara menanyakan

tentang kondisi lingkungan

Memastikan barang-barang kelayan berada

dekat dan dimengerti letaknya dengan

menanyakan pada kelayan sambil diminta

untuk menunjukkan

S :

Kelayan mengatakan sudah hafal

dengan lingkungan karena sudah

lama (lebih dari 10 tahun)

menghuni

Kelayan mengatakan bahwa

sekarang jalannya sudah agak

Page 34: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

Memastikan di wisma ada alat Bantu untuk

mencegah injuri

Menganjurkan kelayan jika berjalan

menggunakan alat Bantu seperti tongkat

untuk membantu menyangga beban badan

mendingan dan belum perlu

menggunakan tongkat

O :

Kelayan jika melihat sesuatu harus

mendekat

Kelayan mampu menunjukkan

tempat barangnya berada

Kelayan jika berjalan pelan dan

badan sedikit membungkuk

Kelayan tidak menggunakan alat

Bantu tongkat untuk berjalan

Di wisma terdapat fasilitas alat

Bantu seperti pegangan pada

tembok

A :

Kelayan mampu mencegah terjadinya

frakturi dengan kemampuannya dan

fasilitas yang tersedia

P :

Pertahankan dan lanjutkan tindakan

yang sudah direncanakan

Page 35: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

Jam :

09.30 WIB

Kurangnya

pengetahuan

berhubungan

dengan kurangnya

informasi tentang

proses penyakit dan

perawatan diri

Mengkaji kemampuan kelayan tentang

penyakit yang diderita

Menjelaskan tentang penyakit yang diderita

kelayan : pengertian, penyebab, tanda dan

gejala, pengobatannya

Menjelaskan pentingnya menghindari

kelelahan dengan cara banyak istirahat dan

bekerja sesuai kemampuan

Menjelaskan pentingnya menjaga makanan

seperti menghindari bayam, jerohan,

emping

S :

Kelayan mengatakan tidak tahu

tentang osteoporosis

Kelayan mengatakan tidak merasa

mempunyai penyakit osteoporosis

Kelayan mengatakan tidak bisa

istirahat/tidur jika tidak mengantuk

Kelayan mengatakan makan

seadanya di wisma sesuai yang

dihidangkan oleh dapur

O :

Kelayan tampak bingung

Kelayan makan sesuai yang telah

dihidangkan dari dapur

A :

Kelayan belum mengetahui tentang

penyakit yang diderita

P :

Ulangi dan lanjutkan tindakan

keperawatan yang sudah direncanakan

Page 36: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

dan dimodifikasi

Kamis

14-9-2006

Jam :

07.45 WIB

Nyeri berubungan

dengan peningkatan

spasme otot

Mengkaji kondisi kelayan hari ini

mengenai istirahat tidur, makan, tehnik

relaksasi yang sudah diajarkan

Menanyakan pada kelayan apakah sudah

minum obat untuk menghilangkan pegel-

pegel

S :

Kelayan mengatakan hari ini lutut

dan pinggangnya masih terasa nyeri

Kelayan mengatakan semalam

kurang bisa tidur karena lututnya

pegel

Kelayan mengatakan sarapan pagi

sudah dimakan

Kelayan mengatakan lupa untuk

melakukan tehnik napas dalam

Kelayan mengatakan tidak minum

obat apa-apa

O :

Kelayan sering memegang lututnya

Kelayan tampak capek/lelah

A :

Kelayan mengalami penurunan status

kesehatan.

P :

Berikan tindakan untuk mengatasi

Page 37: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

keluhan dan lanjutkan dengan tindakan

keperawatan yang telah direncanakan

Jam :

08.15 WIB

Resiko terjadi

fraktur

berhubungan

dengan

osteoporosis

Mengkaji kondisi nyeri kelayan

Mengkaji kemampuan berjalan kelayan

dengan cara diminta berjalan pada jalan

datar, jalan naik tangga dan jalan yang

tidak rata

S :

Kelayan mengatakan kalau dipaksa

jalan cepat kakinya masih sedikit

terasa sakit

O :

Kelayan berjalan dengan pelan dan

mampu melakukan perintah perawat

seperti berjalan dijalan datar

kelayan tanpa kesulitan, naik tangga

dengan berpegangan

A :

Kelayan mengalami peningkatan dalam

kewaspadaan pada saat berjalan

sehingga resiko injuri dapat dihindari

P :

Pertahankan dan lanjutkan rencana

tindakan

Jam : Kurangnya Mengkaji pengetahuan kelayan tentang S :

Page 38: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

08.30 WIB

Jam :

pengetahuan

berhubungan

dengan kurangnya

informasi tentang

proses penyakit dan

perawatan diri

osteoporosis

Menganjurkan kelayan untuk mengikuti

penyuluhan tentang osteoporosis

Mengeksplorasi perasaan kelayan setelah

Kelayan mengatakan tidak tahu

tentang osteoporosis

Kelayan mengatakan kalau dirinya

tidak osteoporosis

Kelayan mengatakan mau

mengikuti kegiatan penyuluhan

tentang osteoporosis

O :

Kelayan mengikuti kegiatan

penyuluhan sampai selesai

A :

Kelayan masih belum mengetahui

tentang penyakit osteoporosis yang

diderita

P :

Berikan pendidikan kesehatan tentang

osteoporosis dengan bahasa sederhana

dan lanjutkan tindakan yang sudah

direncanakan

Page 39: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

12.00 WIB mengikuti penyuluhan osteoporosis

Mengkaji pengetahuan kelayan tentang

osteoporosis

S :

Kelayan mengatakan senang

mengikuti kegiatan karena banyak

temannya

Kelayan mengatakan sudah lupa

tentang apa yang dijelaskan tadi

O :

Kelayan tidak bisa menjawab

pertanyaan tentang osteoporosis

Kelayan hanya tersenyum saja

A :

Kelayan belum bisa mengerti tentang

osteoporosis meski sudah diberi

penyuluhan

P :

Jelaskan kembali dengan modifikasi

tindakan

Jumat

15-9-2006

Jam

Nyeri berubungan

dengan spasme otot

serebral

Mengkaji kondisi kelayan hari ini

mengenai istirahat tidur, makan, tehnik

relaksasi yang sudah diajarkan

S :

Kelayan mengatakan hari ini lutut

dan pinggangnya masih terasa

Page 40: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

07.45 WIB Mengkaji kondisi kelayan berkaitan dengan

kondisi nyeri yang diderita

sedikit nyeri

Kelayan mengatakan semalam

kurang bisa tidur karena lututnya

masih terasa nyeri

Kelayan mengatakan kurang bisa

menikmati sarapan pagi

Kelayan mengatakan lupa apa itu

tehnik napas dalam

O :

Kelayan sering terlihat memegangi

lututnya

Kelayan tampak capek/lelah

TD : 150/90 mmHg

A :

Kelayan mengalami penurunan status

kesehatan

P :

Berikan tindakan untuk mengatasi

keluhan dan lanjutkan dengan tindakan

keperawatan yang telah direncanakan

Page 41: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

Jam :

08.00

Resiko terjadi

fraktur

berhubungan

dengan

osteoporosis

Mengkaji kondisi lutut kelayan apakah

masih sakit jika untuk berjalan

Mengajak kelayan untuk mengikuti

penyuluhan tentang kebersihan kamar tidur

S :

Kelayan mengatakan lututnya masih

sedikit sakit jika untuk berjalan

Kelayan mengatakan senang dengan

kegiatan penyuluhan

O :

Kelayan mengikuti kegiatan

penyuluhan dengan berjalan pelan

menahan nyeri namun menolak

untuk menggunakan tongkat

A :

Kelayan mengalami peningkatan dalam

kewaspadaan pada saat berjalan

sehingga resiko fraktur dapat dihindari

P :

Pertahankan tindakan keperawatan

Page 42: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

Jam :

11.30

Kurangnya

pengetahuan

berhubungan

dengan kurangnya

informasi tentang

proses penyakit dan

perawatan diri

Menanyakan kembali pada kelayan tentang

osteoporosis

Menyampaikan kontrak waktu untuk

pertemuan hari jum’at yang akan

membicarakan tentang osteoporosis

kembali

S :

Kelayan mengatakan tidak tahu

tentang osteoporosis

Kelayan menyepakati pertemuan

besok jam 11.00 dengan perawat

dan pengasuh

O :

Kelayan terlihat bingung

Kelayan mengangguk tanda setuju

A :

Kelayan mau untuk diberi penjelasan

tentang osteoporosis

P :

Persiapkan dengan baik untuk media

dan alat sesuai kondisi kelayan

Sabtu Nyeri berubungan Mengkaji kondisi kelayan hari ini S :

Page 43: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

16-9- 2006

Jam 07.30

dengan spasme otot mengenai istirahat tidur, makan, tehnik

relaksasi yang sudah diajarkan

Mengkaji kondisi kelayan berkaitan dengan

nyeri yang diderita

Mengajarkan tehnik relaksasi dalam

mengurangi rasa pusing dengan napas

dalam, posisi tidur yang rata, massage

perlahan

Kelayan mengatakan hari ini sudah

mendingan

Kelayan mengatakan semalam bisa

tidur meski tidak nyenyak

Kelayan mengatakan sarapan pagi

sudah dimakan

Kelayan mengatakan nanti akan

dicoba

O :

Kelayan masih sering terlihat

memegangi lututnya

Kelayan tampak lebih segar

Kelayan mengikuti gerakan tehnik

relaksasi

A :

Kelayan mengalami perbaikan status

kesehatan

P :

Pertahankan dan lanjutkan rencana

tindakan

Page 44: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

Jam :

12.00 WIB

Kurangnya

pengetahuan

berhubungan

dengan kurangnya

informasi tentang

proses penyakit dan

perawatan diri

Mengingatkan kontrak yang telah

disepakati dengan kelayan

Mempersiapkan setting tempatnya

Menjelaskan pada kelayan tentang

osteoporosis dengan menggunakan bahasa

jawa dan didampingi dengan pengasuh

Menanyakan pada kelayan apakah ada

yang belum dimengerti

Mengeksplorasi perasaan kelayan saat

diberi penjelasan

Memberikan pujian atas apa yang telah

disampaikan oleh kelayan

S :

Kelayan mengatakan masih ingat

dengan kontrak yang disepakati

Kelayan mengatakan senang diberi

penjelasan tentang osteoporosis

Kelayan mengatakan kalau dirinya

tidak osteoporosis

O :

Kelayan diam saja saat diberi

penjelasan

Kelayan tidak bisa menjawab

pertanyaan perawat

Kelayan lupa tentang apa yang

sudah dijelaskan

Kelayan sedikit tersenyum saat

diberi pujian

A :

Kelayan mengalami penurunan daya

ingat sehingga informasi yang diberikan

tidak bisa langsung diterima

Page 45: Osteoporosis Lansia Atau Gerontik

P :

Ulangi tindakan dengan modifikasi

sampai berhasil dengan mendelegasikan

kepada pengasuh


Top Related