Transcript
Page 1: PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAANREPUBLIK INDONESIA

( Hasil pengumpulan dan penyusunan dari berbagai sumber informasi )

MAKALAH( Diajukan untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila )

Disusun Oleh :

MUHAMAD YOGI (41032161121007)RIDWAN SOPIANA (41032161121016)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

BANDUNG2013

Page 2: PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh ...

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat

rahmat-Nya Kami bisa menyelesaikan tugas Makalah mata kuliah Pendidikan Pancasila yang

berjudul Kedudukan Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia.Makalah

ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga

makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Makalah ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca, mahasiswa dan bermanfaat

untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh ...

Bandung, 24 Maret 2013

Penyusun

Muhamad Yogi

Ridwan Sopiana

ii

Page 3: PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1

C. Tujuan ................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................... 2

A. Kedudukan Pancasila dalam ketatanegaraan Republik Indonesia ..................... 2

B. Hubungan Pancasila dengan pembukaan dan isi UUD 1945 ............................. 6

C. Dinamika pelaksanaan Pancasila dalam Ketatanegaraan Republik Indon

Esia ..................................................................................................................... 8

BAB III PENUTUP .............................................................................................................10

A. Kesimpulan ........................................................................................................10

B. Saran ..................................................................................................................10

C. Daftar .................................................................................................................10

iii

Page 4: PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila merupakan landasan dan dasar negara Indonesia yang mengatur seluruh

struktur ketatanegaraan Republik Indonesia.Dalam pemerintahan Indonesia, masih banyak

bahkan sangat benyak anggota-anggotanya dan juga sistem pemerintahannya yang tidak

sesuai dengan nila-nilai yang ada dalam setiap sila Pancasila. Padahal jika membahas negara

dan ketatanegaraan Indonesia mengharuskan ingatan kita meninjau dan memahami kembali

sejarah perumusan dan penetapan Pancasila, Pembukaan UUD, dan UUD 1945 oleh para

pendiri dan pembetuk negara Republik Indonesia.

Dalam perumusan ketatanegaraan Indonesia tidak boleh melenceng dari nilai-nilai

Pancasila, pembentukan karakter bangsa dilihat dari sistem ketatanegaraan Indonesia harus

mencerminkan nilai-nilai dari ideologi bangsa yaitu Pancasila. Namun jika dalam suatu

pemerintahan terdapat banyak penyimpangan dan kesalahan yang merugikan bangsa

Indonesia, itu akan membuat sistem ketatanegaraan Indonesia berantakan dan begitupun

dengan bangsanya sendiri.

Untuk itulah dalam makalah ini, kami mengambil judul “Pancasila dalam Konteks

Ketatanegaraan Republik Indonesia”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Kedudukan Pancasila dalam ketatanegaraan Republik Indonesia ?

2. Apa hubungan Pancasila dengan pembukaan dan isi UUD 1945 ?

3. Bagaimana Dinamika pelaksanaan Pancasila dalam Ketatanegaraan Republik

Indonesia ?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Kedudukan Pancasila dalam ketatanegaraan Republik

Indonesia

2. Untuk Mengetahui hubungan Pancasila dengan pembukaan da nisi UUD 1945

3. Untuk Mengetahui Dinamika pelaksanaan Pancasila dalam Ketatanegaraan

RepublikIndonesia

1

Page 5: PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB IIPEMBAHASAN

1. Kedudukan Pancasila Dalam Ketatanegaraan Republik Indonesia

A. Kedudukan Pancasila Sebagai Sumber dari segala Hukum

Sebagai sumber dari segala hukum atau sebagai sumber tertib hukum Indonesia maka

Setiap produk hukum harus bersumber dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.

Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan UUD 1945, kemudian

dijelmakan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana

kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya dikongkritisasikan atau dijabarkan dari UUD

1945, serta hukum positif lainnya. Pancasila sebagai dasar filsafat negara, pandangan hidup

bangsa serta idiologi bangsa dan negara, bukanlah hanya untuk sebuah rangkaian kata- kata

yang indah namun semua itu harus kita wujudkan dan di aktualisasikan di dalam berbagai

bidang dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pancasila sebagai dasar negara menunjukkan bahwa Pancasila itu sebagai sumber dari

segala sumber hukum atau sumber dari seluruh tertib hukum yang ada di Negara RI. Berarti

semua sumber hukum atau peraturan-peraturan, mulai dari UUD`45, Tap MPR, Undang-

Undang, Perpu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang), PP (Peraturan

Pemerintah), Keppres (Keputusan Presiden), dan seluruh peraturan pelaksanaan yang lainnya,

harus berpijak pada Pancasila sebagai landasan hukumnya. Semua produk hukum harus

sesuai dengan Pancasila dan tidak boleh bertentangan dengannya. Oleh sebab itu, bila

Pancasila diubah, maka seluruh produk hukum yang ada di Negara RI sejak tahun 1945

sampai sekarang, secara otomatis produk hukum itu tidak berlaku lagi. Atau dengan kata lain,

semua produk hukum sejak awal sampai akhir, semuanya, ‘Batal Demi Hukum’. Karena

sumber dari segala sumber hukum yaitu Pancasila, telah dianulir.Oleh sebab itu Pancasila

tidak bisa diubah dan tidak boleh diubah.

Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi atau falsafah terlahir dan telah membudaya di

dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia.Nilai-nilai itu tertanam dalam hati, tercermin

dalam sikap dan perilaku serta kegiatan lembaga-lembaga masyarakat. Dengan perkataan

lain, Pancasila telah menjadi cita-cita moral bangsa Indonesia, yang mengikat seluruh warga

masyarakat baik sebagai perorangan maupun sebagai kesatuan bangsa (Poespowardojo dan

2

Page 6: PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Hardjatno, 2010).Namun demikian nilai-nilai Pancasila sebagai dasar

negara harus diimplementasikan sebagai sumber dari semua sumber hukum dalam

negara dan menjadi landasan bagi penyelenggaraan negara.

Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara ditunjukkan pada alinea

keempat Pembukaan UUD 1945, yang secara nyata merupakan lima sila

Pancasila. Hal itu merupakan dasar negara yang ditetapkan pada tanggal 18

Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang dapat

dianggap sebagai penjelmaan kehendak seluruh rakyat Indonesia yang merdeka.

Lebih spesifik lagi Pancasila sebagai sumber hukum dinyatakan dalam Ketetapan

No.XX/MPRS/1966 jo Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan Ketetapan MPR

No.IX/MPR/1978 yang menegaskan kedudukan Pancasila sebagai sumber dari

segala sumber hukum atau sumber dari tertib hukum di Indonesia.

Lebih lanjut, Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara

dinyatakan dalam pasal 2 Undang-Undang (UU) No. 10 Tahun 2004 Tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Pengertian pembentukan peraturan

perundang- undangan adalah proses pembuatan peraturan perundangundangan

yang pada dasarnya dimulai dari perencanaan, persiapan, teknik penyusunan,

perumusan, pembahasan, pengesahan, pengundangan, penyebarluasan. Rumusan

UU tersebut selain memenuhi pertimbangan dan salah satu syarat dalam rangka

pembangunan hukum nasional, juga sekaligus menunjukkan bahwa implementasi

nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara telah memiliki landasan aturan formal.

Dalam pasal 7 dinyatakan ruang lingkup hirarki Peraturan Perundang-undangan

meliputi (i) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; (ii)

Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang; (iii) Peraturan

Pemerintah; (iv) Peraturan Presiden; dan (v) Peraturan Daerah.

Upaya mengurai nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara memiliki

cakupan yang luas sekaligus dinamis.Luas dalam arti mencakup seluruh aspek

kehidupan sosial, ekonomi dan lingkungan.Dinamik mengandung arti memberi

ruang reaksi terhadap perubahan lingkungan strategis. Dengan kata lain, upaya

mengurai nilai-nilai Pancasila adalah hal yang tidak pernah selesai sejalan dengan

perjalanan bangsa Indonesia mencapai tujuan nasional. Keluasan dan

kedinamikan tersebut dapat ditarik melalui pancaran nilai dari ke lima sila

3

Page 7: PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Pancasila. Implementasi nilai-nilai tersebut ditunjukkan dengan perilaku dan

kualitas SDM di dalam menjalankan kehidupan nasional menuju tercapainya

tujuan negara.

B. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup

Nilai-nilai Pancasila, yang telah diwariskan kepada Bangsa Indonesia

merupakan nilai sari dan puncak dari sosoial budaya yang senantiasa melandasi

tata kehidupan sehari-hari.Tata nilai budaya yang telah berkembang dan dianggap

baik, serta diyakini kebenarannya ini dijadikan sebagai pandangan hidup dan

sumber nilai bagi bangsa Indonesia. Sumber nilai tersebut antara lain adalah:

1. Ketuhanan yang maha esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat indonesia

Dari nilai nilai inilah kemudian lahir adanya sikap yang mengutamakan persatuan,

kerukunan, keharmonisan, dan kesejahteraan yang sebenarnya sudah lama

dipraktekkan jauh sebelum Indonesia merdeka.

Pandangan hidup bagi swatu bangsa seperti pancasila sangat penting artinya

karena merupakan pegangan yang mantap, agar tidek terombang ambing oleh

keadaan apapun, bahkan dalam era globalisasi dewasa.

C. Pancasila Sebagai Dasar Nagara

Sebagai dasar negara, Pancasila tercantum di dalam alinea IV pembukaan

UUD 1945 yang merupakan landasan yuridis konstitusional dan dapat disebut

sebagai ideologi Negara.

Sebagai dasar negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum

sehingga semua peraturan hukum / ketatanegaraan yang bertentangan dengan

4

Page 8: PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

pancasila harus dicabut. Perwujudan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara,

dalam bentuk peraturan perundang undangan bersifat imperative (mengikat) bagi :

a) Penyelenggaraan negara

b) Lembaga kenegaraan

c) Lembaga kemasyarakatan

d) Warga negara Indonesia dimana pun berada, dan

e) Penduduk di seluruh wilayah negara kesatuan republik Indonesia

Dalam tinjauan yuridis konstituisi, Pancasila sebagai dasar negara berkedudukan

sebagai norma objektif dan norma tertinggi dalam negara, ketetapan MPRS

No.XX/MPRS/ 1966,jo. Tap. MPR No. V/MPR/ 1973,jo. Tap. MPR No.IX/ MPR

/ 1978.Penegasan kembali Pancasila sebagai dasar negara, tercantum dalam

Tap.MPR No.XVIII / MPR / 1998.

Sebagai dasar negara, Pancasila memang tidak memiliki parameter dan ukuran

yang jelas sehingga memberi peluang bagi siapa saja untuk menfsirkan sesuai

dengan latar belakang pemikiran dan kepentinganya.

Ketika presiden pertama RI Soekarno yang mempopulerkan PANCASILA

sebagai dasarNegara berkuasa,maka pancasila sejati adalah pendukung Nasokom

(nasionalis,agama, dan komunis). Zaman Soekarno pancasilais sejati mengacu

kepada doktrin eka prasetya pancakarsa (P-4 alias pedoman penghayatan dan

pengalaman pancasila) dan mendapat justifikasidengan pola penataran P-4 hingga

berpuluh puluh jam lamanya.

Padahal dasar negara adalah fondamen sebuah pemerintahan Negara. Dalam UUD

'45 dasar Negara secara formal diletakkan pada BAB agama yaitu Ps. 29 ayat

1:Negara berdasarkan atas ketuhanan Yang Maha Esa. Bagaimana penjelasan

masalah ini?

Bukan itu saja yang membuat resah, saat menghadapi situasi krisis seperti

sekarang.Undang-undang dasar 1945 yang telah di ubah (diamandemen) sebanyak

empat kali dinilai tidak sah.

Akibatnya, timbul kerancuan dalam ketatanegaraan Indonesia. Menurut

TyasonaSudarto. Mantan kepala staf TNI AD, dalam sebuah diskusi yang di

selenggarakan

5

Page 9: PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Sekolah tinggi agama islam nahdiatul ulama di Jakarta, rabu (3/1), mengatakan,

UUD 1945 yang telah diamandeman saat ini illegal. Pasalnya, UUD tersebut telah

di jalankan meskipun UUD 1945 yabg asli belum dicabut penggunaanya.Selain

itu, UUD diubah juga belum disahkan dalam lembaran Negara. "UUD 1945 yang

diamandemen tidak sah secara hukum, "ujar Tyasno, yang juga deklarator

Revolusi Nurani.Oleh karena itu Undang-Undang dan aturan hukum yang

menginduk kepada UUD 1945 juga tidak sah. Kondisi tersubut membuat landasan

ketatanegaraan di Indonesia tidak jelas.Karna itu, UUD Indonesia harus segera di

kembalikan lagi ke UUD 1945.

penamaan UUD 1945 yang telah diamandemen dengan menggunakan nama yang

sama juga membingungkan masyarakat. Karena itu, bangsa Indonesia harus

kembali kepada jati dirinya dan konsisten terhadap cita-cita proklamasi, UUD

1945, pancasila, dan Bhineka Tunggal Ika,"kata Tyasno.

2. Hubungan antara Pancasila dengan Pembukaan dan Isi UUD 1945

Pancasila mempunyai fungsi dan kedudukan yang sangat penting dalam

kehidupan bernegara dan merupakan unsur penentu berlakunya tertib hukum

Indonesia.Dengan demikian Pancasila merupakan inti dari Pembukaan UUD

1945, itu terbukti pada alinea keempat yang menunjukan bahwa pancasila

merupakan dasar negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, yang

bentuk dan wujudnya tertuang dalam UUD. Pembukaan maupun pancasila tidak

bisa dirubah maupun diganti oleh siapapun, karena merubah ataupun mengganti

berarti membubarkan negara Proklamasi 17 Agustus 1945 karena Pancasila

merupakan fundamental terbentuknya bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai substansi esensial dari pada Pembukaan UUD 1945 adalah

sumber dari segala sumber hukum republik Indonesia. Hal terpenting yang bagi

bangsa Indonesia adalah mewujudkan cita-citanya sesuai dengan Pancasila,

artinya cara dan hasilnya tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang

terkandung dalam Pancasila. Sedangkan cita-cita bangsa Indonesia tertuang di

dalam Pembukaan UUD 1945 oleh karena itu Pancasila dan Pembukaan yang

memilki hubungan erat harus dilaksanakan secara serasi, seimbang, dan selaras.

6

Page 10: PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Hubungan Pancasila Dengan Isi UUD 1945 dapat dibagi menjadi dua

bagian yang memiliki kedudukan berbeda, yaitu :

1. Pembukaan UUD yag terdiri dari empat alinea, dimana alinea terakhir memuat

Dasar nagara Pancasila.

2. Pasal-pasal UUD 1945 yang terdiri dari 20 bab, 73 pasal, 3 pasal Aturan

Peralihan dan 2 pasal Aturan Tambahan.

Hububungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan Pasal-pasal UUD

1945, dapat dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut :

A..Ditinjau dari isi pengertian yang terkadung di dalam Pembukaan UUD 1945

1. Dari alinea pertama, kedua, dan ketiga berisi rankaian peristiwa dan keadaan

yang mendahului terbentuknya negara yang merupakan rumusan dasar-dasar

pemikiran yang mendorong tersusunnya kemerdekaan. Pernyataan tersebut tidak

mempunyai hubungan organis dengan Batang Tubuh UUD 1945.

2. Dari alenia keempat merupakan pernyataan yang dilaksanakan setelah negara

Indonesia terwujud. Pernyataan tersebut mempunyai hubungan kausal dan organis

dengn Pasal-pasal UUD 1945 yang mencakup beberapa aspek :

• UUD itu ditentukan akan ada

• Apa yang diatur oleh UUD adalah tentang pembentukan pemerintahan negara

yang

memenuhi berbagai persyaratan

• Negara Indonesia berbentuk Republik yang berkedaulatan rakyat

• Ditetapkannya dasar kerokhanian (Filsafat Negara Pancasila)

B.Ditinjau dari pokok-pokok yang terkandung didalam Pembukaan UUD 1945

Pokok-pokok pikiran yang terkandung didalam Pembukaan UUD 1945 disebutkan

sebagai berikut :

1. Negara mengatasi segala paham golongan dan paham perseorangan, dalam

“Pembukaan” itu mengehendaki persatuan segenap bangsa Indonesia seluruhnya.

2. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

3. Negara berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan

perwakilan.

4. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar

kemanusiaan yang adil dan beradab.

7

Page 11: PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Pokok-pokok pikiran ini mewujudkan cita-cita hukum yang menguasai hukum

dasar negara, UUD menciptakan pokok-pokok pikiran ini dalam pasal-

pasalnya.Itulah hubungan antara Pembukaan dengan Pasal-pasal UUD 1945.

c. Ditinjau dari hakekat dan kedudukan Pembukaan UUD 1945

Pembukaan mempunyai kedudukan sebagai Pokok kaidah Fundamental negara

Republik Indonesia, dengan demikian Pembukaan memiliki kedudukan yang lebih

tinggi daripada Pasal-pasal UUD 1945.

3. Dinamika pelaksanaan Pancasila dalam Ketatanegaraan RepublikIndonesia

A. Undang-Undang Dasar 1945

Undang-Undang Dasar ini disahkan pada sidang PPKI sehari setelah

Indonesia merdeka yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945.Undag-Undang Dasar ini

terdiri atas Pembukaan UUD 1945, Batang Tubuh yang mencakup 37 Pasal 4

Aturan Peralihan atau Peraturan Tambahanserta penjelasan yang dibuat oleh Prof.

Mr.Soepomo (Sunoto, 1985: 35).

Pada awal kemerdekaan UUD 1945 tidak dilaksanakan dengan baik

karena kondisi Indonesia dalam suasana mempertahankan kemerdekaan. Sedang

mengenai keadaan pemerintahnya sebagai berikut:

• Pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945berlaku yaitu sebelum MPR, DPR dan DPA

dibantu oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

• Sistem kabinetnya, Kabinet Presidensil dimana para menteri bertanggung jawab

pada presiden bukan pada DPR.

• Dikeluarkannya Maklumat No. X pada tanggal 16 Oktober 1945, yang merubah

kedudukan KNIP yang tadinya sebagai pembantu Presiden menjadi badan

legislatif(DPR)

• Dikeluarkannya Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945 yang

merubah kabinet presidensil menjadi parlementer, ini berarti menyimpang dari

UUD 1945.sistem kabinet ini diikuti dengan Demokrasi Liberal

Akibat dari kondisi diatas menimbulkan, pemerintah tidak stabil seiring

pergantian kabinet, Terjadinya pemberontakaan PKI Madiun, karena keadaan

genting maka kabinet kembali ke presidensil lagi, diadakannya Konferensi Meja

8

Page 12: PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Bundar (KMB) sehingga Indonesia harus menerima berdirinya Republik

Indonesia Serikat (RIS).

B. Konstitusi RIS

Hasil dari KMB pada 27 Desember 1945 mengharuskan pada Indonesia

untuk menerima berdirinya negara RIS. Secara otomatis UUD yang digunakan

pun berganti, dan yang digunakan adalah Konstitusi RIS.

Pada masa ini seluruh wilayah Indonesia tunduk pada Konstitusi RIS.

Sedangkan UUD 1945 hanya berlaku un tuk negara bagian Indonesia yang

meliputi sebagian jawa dan sumatra dengan ibukota Yogyakarta. Sistem

pemerintahannya adalah Parlementer yang berdasarkan Demokrasi Liberal.

Negara Federasi RIS tidak berlangsung lama.berkat kesadaran para

pemimpin kita maka pada tanggal 17 Agustus 1950 RIS kembali lagi menjadi

NKRI dengan Undang-Undang yang lain yang disebut Undang-Undang Dasar

Sementara 1950.

C. Undang-Undang Dasar Sementara

Mulai tanggal 17 Agustus 1950 Indonesia kembali lagi menjadi NKRI

dengan Undang-Undang Dasar Sementara atau disebut juga UUD 1950.Sistem

pemerintahan yang digunakan adalah parlementer dan presiden tidak bisa

diganggu gugat dan menteri bertanggung jawab.Berlaku demokrasi liberal dan

telah berhasil melaksanakan pemilu dan membentuk badan konstituante.

Karena kabinet yang dgunakan adalah parlementer maka presiden dan

wakil presiden adalah presiden konstitusional yang tidak bisa diganggu

gugat.Yang bertanggung jawab adalah menteri kepada parlemen.Akibat dari

sistem pemeritah ini maka pemerintahan tidak stabil, sebab sering terjadi

pergantian kabinet, ekonomi dan keamanan sangat kacau, badan konstitusituante

macet tidak dapat melaksanakan tugasnya untuk membuat Undang-Undang Dasar

yang tetap sebagai ganti UUDS 1950. Pada waktu itu beruntung rakyat indonesia

mempunyai rasa persatuan dan kesatuan yang tinggi, terbukti dengan banyaknya

negara bagian RIS yang melebur kembali pada negara Republik Indonesia.

Kenyataan ini yang membuat RIS dan Republik Indonesia untuk

mengadakan perundingan dan menghasilkan kesepakatan untuk membuat negara

kesatuan.

9

Page 13: PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, adalah

konstitusi negara Republik Indonesia yang disahkan sebagai undang-undang dasar

negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, yang pada kurun waktu tahun

1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen), yang merubah

susunan lembaga-lembaga dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia.

Indonesia adalah Negara demokrasi yang berdasarkan atas hukum.Oleh

karena itu, dalam segala aspek pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara diatur

dalam sistem peraturan perundang-undangan.Hal inilah yang dimaksud dengan

pengertian Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Republik Indonesia.

B. Saran

Kita sebagai bangsa Indonesia, supaya mampu mencermati nilai-nilai yang

terkandung dalam Pancasila. Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara,

sebagai masyarakat madani, yaitu masyarakat yang tidak buta akan posisi dasar

negara, hendaknya kita bisa mengaplikasikan semua aspek-aspek yang terkandung

dalam Pancasila kedalam kehidupan sehari-hari.

Penyimpangan-penyimpangan terhadap nilai-nilai hukum, baik itu yang

sudah tertulis dan tertuang dalam kitab perundang-undangan maupun yang sudah

mengalir dalam konvensi, perlu adanya suatu evaluasi untuk menciptakan suasana

masyaakat yang kondusif.

10

Page 14: PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto.2007.Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XII SMA.Jakarta :ErlanggaKaelan.2010 .Pendidikan Pancasila.Yogyakarta : PARADIGMASoegito, dkk. 2005. Pendidikan Pancasila. Semarang: Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang.

11


Top Related