Pelatihan Pembuatan Handy Cmft untuk Guru-guru SLTP di DIY
PELATIHAN PEMBUATAN HANDY CRAFT UNTUK GURU-GURU SLTPDI DAERAH ISTIMEW A YOGYAKART A
Oleh : Enny Zuni K, dkk *)
ABSTRACT
This Community Service Program is intended to (1) provide knowledge andskills on local content subject-matter PKK for Junior High School teachers, such ashandycraft which is made from natural materials, textile, and recycled materials, (2)develop the PKK teachers' creativity in handycraft making for Junior High Schoolstudents.
This training uses classical approach for teoritical material and individualapproach for practical material. In,oeder to get optimal results, an intimate individualguidance is provided during the practical process. Evaluation is performed during thepractical process, practical outcomes, and post-training periods.
Outcomes of this training are handicraft products such as: (1) picture framefrom cardboard covered with dried leaves, (2) mascot from batik's scraps, (3) buffetdecoration from bathing soap and water lace, (4) pencil cap from flannel, and (5) free-style works, such as accessories from banana stem and tissue box from used ice creamspoon. Results of the evaluation on the participants' works show that 42 % of theparticipants' reach the excelent category. The observatior performed after the trainingshow that 90% of the participans have implemented the training outcomes.thematerial most frequently implemented for the junior high school sudents in themaking of picture frame from cardboard and dried leaves, where as the least frequentmaterials implemented is book self decoration form bathing soap and water lace. Thisis due to the relatively high price' of the material and need more difficult materialpreparation than the others. The participants' responses during the training are verygood, these are proved by their enthusiasm and determination in performing tasksgiven by their respective instructor as well as the participants' comments about theirimpression and messages indicating that this training can open the insight and blowfresh win::!for the local content subject-matter PKK.
Key words: handicraft.
PENDAHULUANt. Analisis Situasi
Pada era globalisasi saat inipendidikan harus melakukan refor-masi dan inovasi dalam proses belajarmengajar, termasuk proses belajarme'ngajar mata pelajaran muatan lokalPendidikan Kesejahteraan Keluarga(PKK) di SLTP. Hal ini dikarenakanpada kenyataan saat ti6i'menunjukkanbanyak guru mulok' PKK SLTP initerje'bak pada mengajar praktek denganmeted' )'It'1g monoton dati tahun ke
*j Tim terdiri dari 3 omng dosen dari jurusan PKK FT UNY, sebagai ketua Ennny Zuhni Khayati, M.Kes, sebagai anggota SriEmy Yuli Suprihatin, M.Si, Ora, Endang Bariqina
tahun karena guru tersebut semakinlama semakin terisolasi dari informasiyang mutahir. Akibatnya pengetahuandan ketrampilan PKK yang diajarkanpada siswanya ajeg dari tahun ketahun, kurang diminati siswa dankurang dapat mengikuti tuntutanketrampilan siswa saat ini. Materipelajaran mulok PKK harusnya sangatbervariasi dan terus berkembangseiring dengan kemajuan ihnupengetahuan dan teknologi dan tun-tutan dunia pariwisata saat ini.
61
Jumal Inoteks. Vol .5. No I. Juni 2003
Pembuatan handy craft untukdunia pariwisata sangat penting karenamerupakan salah satu sapta pesonawisata. Oleh karena itu pembuatanhandy . craft dapat dijadikan bekalhidup bagi siswa SLTP lebih-IebihDIY merupakan daerah tujuan wisatayang handal di Indonesia. Kendalayang dirasakan oleh para guru menurutsurvei awal yang dilakukan antara lainpertama, terbatasnya pengetahuan danketrampilan tentang pembuatankerajinan tangan yang menarik dandapat mendorong kreatifitas siswa baikyang wan ita maupun yang pria. Kedua,para guru merasa jenuh dengan materi-materi yang sarna dari tahun ke tahunsehingga sangat membutuhkan pe-nyegaran dan tambahan pengetabuanserta ketrampilan baru yang menarikdengan pendekatan yang mendorongsiswa untuk lebih kreatif.
Dengan demikian pelatibanpembuatan bandy craft untuk guru-guru SLTP yang mengampu matapelajaran muatan lokal PKK sangatpenting.
2. Identifikasi dan PerumusanMasalah
Dari analisis situasi yangmelatar belakangi perlunya pelatibanpembuatan bandy craft di atas, makadapat diidentifikasi permasalab-permasalaban sebagai berikut:a. Mengapa materi mulok PKK yang
diberikan di SLTP dari tahun ketabun berkesan monoton ?
b. Bagaimana memilih materi mulokPKK yang sesuai dengan tuntutansiswa SLTP Saat ini.
c. Bagaimana materi mulok PKK yangdapat memberikan bekal. kecakapanhidup.
d. Bagaimana cara memberikan
pengetabuan dan ketrampilan mulokPKK yaflg dapat mendo-rongkreartifitas siswa.
62
e. Bagaimana guru, mulok PKKdapat memupuk iklim belajar yangkreatif.
Dari indentifikasi perma-salaban tersebut dapat dikemukanrumusan masalahnya sebagai berikut:bagaimana memberikan pelatibantentang pembuatan handy craft untukguru-guru mulok PKK SLTP di DIYyang menarik dan dapat mendorongkreatifitas siswa.
3. Tujuan danManfaat KegiatanPelatiban ini mempunyai
tujuan: .
a. Memb~rikan pengetabuan danketrampilan tentang ; pembuatanpigura dari kertas karton dengandibalut. daun-daun kering alami,pembuatan maskot dari kain pereabatik, pembuatan biasan buffet darisabun mandi dan renda air sertapembuatan kerajinan dari kainflanel untuk tutup alat tulis.
b. Mengembangkan kreatifitas guru-guru PKK dalam pembuatan handycraft yang mempunyai nilai jual dannilai kompetisi yang tinggi, indahdan menarik.
Kegiatan pelatiban ini sangatbermanfaat karena dapat mening-katkan sumber daya guru-gurupengampu mata pelajaran mulok PKK.Selain itu dibarapkan dapat mem-berikan penyegaran materi mulpk PKKsebingga para siswa dapat lebihtertarik, dan dapat mengembangkankreatifitasnya secara optimal sehinggasecara tidak langsung dapatmemberikan bekal kecakapan hidupyang sangat membantu memecahkanmasalah dalam kebidupannya sehari-hari.
KAJIAN PUSTAKAHandy craft dapat dibuat dari
bahan baru, bekas atau bahan daurulang. Dengan demikian baban pokokuntuk membuat handy craft yangmempunyai daya fungsi tinggi, indab,
Pelatihan Pembuatan Handy Craft untuk Guru-guru SLTP di DIY
unik, dan menarik dapat dibuat daribahan-bahan yang murah, mudah dapatdan bervariasi. Misalnya daun-daunyang dikeringkan secara alami, pelepahbatang pisang, kain perea batik, kertasdaur ulang dan serat atau rumput alami(Yuti Regawati, 2002).
Pembuatan handy craft dapatmelatih kreativitas seseorang melaluipermainan bahan, warna, bentuk,motif, situet dan tekstur (Van Streenis,1978: 3). Pembuatan handy. craft yangberkualitas menuntut kreativitas dankeuletan serta kerajinan seseorangdalam proses pembuatannya. Dengandemikian perlu terus menerus ditum-buhkan atmosfir kreatif bagi siswayang mengambit mata pelajaran mulokPKK. Siswa SLTP merupakan anak-anakyang sangat perlu didorongperkembangan kreativitasnya salahsatu cara dengan memberikankecakapan hidup berupa pembuatanhandy craft melalui mata pelajaranmulok PKK dengan harapan kualitashidupnya kelak akan lebih terjamin,kreatif, inovatif, dan produktif.Menurut pendapat Cony Semiawan(1984) bahwa individu yang kreatifmempunyai ciri-ciri sebagai berikut: .
(1) daya imajinasinya kuat, (2)mempunyai inisiatif, (3) mempunyaiminat yang tinggi, (4) bebas dalamberfikir, (5) bersifat ingin tahu, (6)ingin mendapat pengalaman baru, (7)percaya diri, (8) penuh semangat, (9)berani mengambil resiko, (10) tidakragu-ragu dalam mengemukakanpendapat.
Dengan demikian kreatifitasmerupakan proses mental yangkompleks dalam menciptaan suatuproduk baru atau mengombinasikanunsur-unsur yang telah ada denganyang baru tersebut. ~ehubungandengan ini maka siswa SLTP sebagaigenerasi muda harapan bangsa perludiberi kondisi yang dapat mencip-takan atmosfir kreatif. Salah satu caradengan memberi suasana yang
menyenangkan, akrab, tidak mena-kutkan dan diberi kesempatanberkreasi yang optimal. Hal ini sejalandengan pendapat Cony Semiawan(1984) yang menggunakan beberapasaran untuk menciptakan atmosfir dansuasana yang mendorong danmenunjang pemikiran kreatif. Sarantersebut antara lain: (1) bersikapterbuka terhadap minat dan gagasansiswa, (2) memberikan waktu untukmemikirkan dan mengembangkangagasan kreatif, (3) menciptakansuasana saling menghargai dan sal ingmenerima baik antara siswa dengansiswa maupun siswa dengan guru,sehingga siswa dapat bekerja sarnadengan mengembangkan belajar secarabersama maupun secara mandiri, (4)guru sebagai nara sumber danpengarah yang baik dan akrab/hangatsehingga memberikan dukungankeamanan dan kebebasan untukberekspresi, (5) memberi kesempatankepada siswa untuk berperan sertadalam pengambilan keputusan danpemecahan masalah, (6) bersikappositif terhadap kegagalan danmemberi bantuan kepada siswa untukmenyadari kekurangan serta meng-usahakan agar usahanya lebihmemenuhi syarat atau lebih baik lagi.Dengan demikian pelatihan pengem-bangan kryativitas peningkatan kualitasguru pengampu mata pelajaran mulokPKK dengan pendekatan klasikal danindividual yang akrab dengan berbasiskreativitas akan sangat membantuterciptanya atmosfir kreatif, produktif,dan inovatifbagi siswa SLTP di DIY.
MET ODE DAN BAHANPelatihan ini diberikan secara
klasikal dan individual. Untuk materiyang bersifat teoritik diberikan denganmetode ceramah dan tanya jawab.Sedangkan materi yang sifatnyapraktek menggunakan metodedemonstrasi aktif dan bimbinganindividual. Untuk memantau kegiatan
63
Jumal Inoteks. Vol .5, No 1. Juni 2003
peserta dalam menerapkan hasilpelatihan digunakan metode wawan-eara mendalam kepada peserta bebe-rapa kepala sekolah.
Bahan pelatihan ini adalahtekstil batik, renda air, tali emas, kain,sabun mandi, kawat, jarum pentul, kainflanel, karton. Bahan-bahan alamiseperti pelepah pisang, daun-daunkering, serat agel, rempah dan anekabijian kering. Selain itu juga bahan-bahan bekas misalnya sendok es krimdan kardus.
HASIL DAN PEMBAHASANHasil pelatihan ini adalah
handy craft yang dibua~ oleh parapeserta pelatihan yang berupa (I)pigura dari kertas karton yang dibalutdengan daun-daun kering, (2) maskotatau hiasan gantung dari perea kainbatik, (3) hiasan buffet dari sabunmandi dan renda air, (4) tutup alat tulisdari flanel dan (5) karya bebas yangsangat bervariasi seperti: tempat tisudari sendok es krim, asesoris daripelepah pisang kering dan kertasbekas, penyangga pensil dari tangkaies dan hiasan untuk sovenir dari tekstil.
Pemilihan bahan pokok handycraft diutamakan bahan-bahan yangmurah, mudah didapat, dan berva~iasi,bahan tersebut dikombinasi bahan baruseperti; renda, tali emas, sabun mandi,pita-pita dan kain flanel. Selain itu jugamemanfaatkan bahan-bahan bekasmisalnya; sendok es krim, perea batik,kertas kardus, karton bekas, kertas daurulang. Untuk memperkaya variasibahan handy craft dalam pemilihan inijuga digunakan bahan-bahan alamiyang sangat banyak dan mudah didapatdi lingkungan tempat tinggal parasiswa contohnya : daun-daun kering,kulit batang pisang, serat agel, biji-bijian kering, bunga-bunga kering,ranting pohon yang dikeringkan, sertaakar-akar kering yang unik menarikdan memberikan kesan etnik.
64
Pada pelaksanaan pelatihan inisangat diperhatikan dan diupayakansecara maksimal agar prosespelaksanaannya dapat selalu mendo-rong dan menciptakan atmosfir yangkreatif dengan harapan agar para gurumata pelajaran mulok PKKmendapatkan pengalaman yangmendalam tentang bagaimana menjadimotivator, fasilitator, dan komunikatordalam mengajarkan bahan-bahan ilmupengetahuan sikap dan keterampilankepada para siswa, dan membuatmereka mampu menyerap, menilai,dan mengembangkan secara mandiriilmu dan ketrampilan yang dipelajari,sebagai motivator para tutor se,Ialuberusaha agar para pesertabersemangat dan berminat untuksecara terus menerus mempelajari danberani membuat disain-disain yanginovatif, lain daripada yang sudahdicontohkan. Sebagai fasilitator paratutor beropaya untuk mempermudahdan memperlancar proses pelatihandengan membantu menyediakankebutuhan para peserta pelatihansesuai dengan tujuan yang sudahdirencanakan. Untuk meneapai hasilyang optimal maka teknik pendekatanyang berorientasi pada pesertapelatihan dengan kondisi yang akrabdan hangat sangat perlu terusdiciptakan.
Selama proses praktek dilaku-kan bimbingan individual oleh paratutor, kemudian setelah praktekdiadakan evaluasi. Hasil evaluasimenunjukkan bahwa untuk materipembuatan pigura dari karton dan daunkering, 42 % tergolong dalam kategorisangat baik, 58 % tergolong dalamkategori baik, begitu juga materipembuatan maskot dan hiasan buffet.Sedangkan pembuatan tutup pensil darikain flanel 75 % peserta meneapaikategori sangat baik dan 25 %meneapai kategori nilai baik. Setelahkurang lebih tiga minggu paskapelatihan dalam wawancara mendalam
terhadap mantan peserta pelatihanhasilnya menunjukkan bahwa 90 %telah mempraktekkan salah satu materihasil pelatihan terhadap siswa-siswanya.
Materi yang banyak diprak-tekkan adalah yang bahan pokoknyamudah didapat, murah dart disenangiremaja seperti pembuatan pigura darikarton berbalut daun kering. Hal inidikarenakan di sekitar tempat tinggalsiswa banyak terdapat daun-daun yangsangat bervariasi dan bahan-bahanpenunjang lain yang harganya bisaterjangkau.
Untuk pengembangan kre-ativitas, para peserta pelatihan diberikesempatan untuk menciptakan disainproduk handy craft, lalu diwujutkandalam pembuatan produk karya bebas,hasilnya dievaluasi bersama antarapara tutor dan peserta agar pesertamendapat masukan yang sangatberharga untuk meng~mbangkankreatifitasnya. HasH evaluasi karyabebas dari peserta ini dilihat daribeberapa aspek kreatifitas antara lain:orisinalitas disain, kreasi bentuk,kerapihan dan daya guna produk.
Dalam pelatihan kali ini belumsampai mengevaluasi daya jual produkhandy craft sebagai pendukungpariwisata hal ini menjadi tantanganuntuk dikaji lebih dalam. Evaluasihasil karya bebas para pesertamenunjukkan bahwa dari aspekorisinalitas disain 75 % pesertatermasuk dalam kategori tinggi, dariaspek kreatifitas bentuk 70 %mencapai kategori sangat tinggi, dandari segi kerapihan 60 % tergolongtinggi. Serta daya guna produk 50 %mencapai kategori sangat tinggi.
Dari hasil tersebut menun-jukkan tujuan pengembangan kreati-fitas peserta pelatihan berhasil baik.Hal ini perlu digarisbawahi bahwaguru-guru mata pelajaran mulok PKKperlu terus menerus berusahamengembangkan kreativitasnya, dan
Pelatihan Pembuatan Handy Crall untuk Guru-guru SL TP di DIY
dalam kegiatan proses belajarmengajar perIu juga mengembangkanperannya sebagai komuni-kator,motivator, dan fasilitator, serta terusberusaha menciptakan atmosfirkreatifitas yang berorientasi padasiswa. Dengan demikian mulok PKKakan dapat membekali kecakapanhidup perilaku kreatif, inovatif, danproduktif bagi siswa-siswi SLTP.
PENUTUPBe,rdasarkan permasalahan dan
pembahasan di depan, maka dapatdisimpulkan bahwa untuk melatihpembuatan handy craft bagi guru-gurupengampu mata pelajaran mulok PKKSLTP di DIY digunakan pendekatanklasikal dan individual yangberdasarkan pada kreativitas dankeakraban untuk mencapai hasil yangoptimal sesuai dengan tujuan yangtelah ditetapkan. Sehubungan denganini maka materi-materi yang bersifatteoritis diberikan secara klasikal
dengan metode ceramah dan tanyajawab. Sedangkan materi yang bersifatpraktek diberikan secara individualdengan metode bimbingan,demonstrasi aktif dan pemberian tugas.Untuk memperlancar kegiatan praktek,masing-masing peserta diberijob sheetagar bisa bekerja secara efektif danefisien. HasH praktek dalam pelatihanini adalah handy craft yang berupapigura dari karton dan daun kering,hiasan gantung dari perea batik, hiasanbuffet dari sabun renda air, tutup alattulis dari kain flanel serta variasi karyabebas dari para peserta. Hasil penilaianpraktek para peserta menunjukkan 42% termasuk dalam kategori sangatbaik, 58 % termasuk dalam kategoribaik. Artinya pelatihan ini dinilaiberhasil dengan baik. Hal ini jugadikuatkan oleh hasil wawancaramendalam kepada mantan pesertapaska pelatihan yang menyatakan 90 %telah mempraktekkan salah satu materipelatihan kepada para siswanya. Materi
65
--
Jumal Inoteks, Vol .5, No I. Juni 2003
pelatihan yang paling banya:kdipraktekkan kepada siswanya adalahpembuatan pigura dari karton berbalutdaun kering. Agar kreativitas siswadalam pelajaran mulok PKKberkembang dengan positif makaseluruh sivitas sekolah perlu mening-katkan semangat untuk menciptakandan memupuk atmosfir yang kreatif.Kondisi dan situasi belajar siswa perludiciptakan dalam suasana yang a~rab,hangat, saling menghargai danmenerima kenyataan, untuk mem-bangun generasi anak bangsa yanglebih kreatif, dan mandiri.
66
DAFTAR PUSTAKACony Semiawan, A.S. Munandar,
S.€.U. Munandar, 1984,Memupuk Bakat dan KreatifitasSiswa Sekolah Menengah.Gramedia, Jakarta.
Van Steenis. 1978. Pembuatan Florauntuk Sekolah di Indonesia. PTPradnya Paramita.
Yuti Regawati R. 2002. Aneka KreasiPaduan Rempah-Rempah danBiji-Bijian. Rineka Cipta,Bandung.
Pelatihan Cara Penyiapan Makanan yang Sehat
PELATIHAN CARA PENYIAPAN MAKANAN YANG ~EHATDAN AMAN: TEKNIK KOMPLEMENTER MEMANFAATKAN
BAHAN MAKANAN LOKAL BAGI PENGELOLA TPA
Oleh : Yuliati dan Tutiek Rahayu *)
ABSTRACT
This public service program aims to provide some knowledge and skillimprovement on selecting and preparing children foods using complementary technique,and some knowledge improvement on composing children food menu. It is expected thatafter this .program the participants will be able to design models and menu lists ofchildren food menu using complementary technigue for nutritious substance especiallyprotein. Although the food price is reduced,the nutritious content is better. Moreover, thechildren cared are protected from food poisoning, malnutrition and improve theawareness of ~electinghealthy foods in children as early as possible.
The method applied in this program was lecture, discussion and practical worksimulation.The presentation of the group practical work was in the form of acompetition.The duration of this program was 33 hours. Participants were delegated from10 children involving 19 representatives.The program was conducted from 20 June to 12November2002.
The results show that most of the participants comment that this training is veryuseful in improving cooking activity in childeares.It. is found that the competitionmodel motivates the participants to actively attend the program. The evaluation thusshows that 84,3% of the participants achieve good result while the rest ( 15,7%) are inthe average. Generally, the participants ( 77,7% ), before the training did not know theconcepts of preparing healthy and safe foods.In order to improve protein nutritiousvalue of food, participantas, presented 24 main dishes ( 8 lauk and 16 sayur )composed in menu lists for 30 days using complementary technique.
Key words: Lomplementary technique.
A. PENDAHULUAN
1. Analisis Situasi
a. Kebutuhan dan kepercayaan ma-syarakat untuk menitipkan putra putrinyadi Tempat Penitipan Anak (TPA)semakin meningkat. Oleh sebab itujumlah TPA di DIY, terutama
Kotamadya,dan Sleman semakin banyak
(Depsos DIY,1998 ). Keadaan tersebut
berhubungan erat dengan faktor
kesulitan. mencari pembantu rumah
tangga atau pengasuh anak. Jasa TPA
lebih menghemat dana, namun dapat
memberi manfaat lebih banyak bagi
perkembangan anak. Jasa pelayanan
*) Tim terdiri dari 2 orang dosenjurusan Biologi FMIPA UNY
.'
67
Jurnal Inoteks, Vol. 5, No. I, Juni 2003
TPA di DIY berkisar 7-9 per hari,
jumlah anakyangdiasuh4 - 48 oran.g.
b. Anak-anak di TPA berumur 1 - 7
tahun, sehingga sangat rentan terhadap
penyakit infeksi yang ditimbulkan oleh
makanan, seperti diare, muntah, thypus,
kolera, dan lain-lain. Anak kelompokumur tersebut dalam hal makan masih
sangat tergantung pada penentu menu.
Padahal konstribusi aspek gizi sangat
signifikan terhadap pertumbuhan, per-
kembangan otak dan daya tahan tubuh
anak terhadap penyakit. Masalah gizi
pada balita khususnya, mempunyai efek
jangka panjang terhadap kualitas suni.ber
daya manusia (Suyudi,1998 : ~5).
c. Hasil penelitian tentang sistem
manajemen di TPA Dharma Yoga Shanti
Universitas Negeri Yogyakarta menun-
jukkan masih rendahnya perencanaan
pengawasan dan pengendalian kegiat-
an.Latar belakang pendidikan para
pengasuh anak yang belum memadai dan
diperburuk dengan langkanya kesem-
patan memperoleh pelatihan merupakan
salah satu f.*tor penghambat penge-
lolaan TPA secara profesional (Nahiyah
Jaidi Faraz,1994 : 104 - 105). Meskipun
pengelolaan TPA belum optimal, tetapi
motivasi kerja para pengasuh cukup
baik. Keterbatasan dana juga merupakankendala utama, karena stimulan dana
dari Depsos terputus sejak ada
68
restrukturisasi organisasi di lembaga
tersebut.
d. Penyiapan makanan di TPA dilaku-
kan oleh penentu menu sekaligus juru
masak. Pada umumnya pemilihan bahan
makanan dalam menyusun variasi menu
belum. didasari oleh pengetahuan gizi
yang cukup. Demikian pula pengetahuan
tentang bahaya tambahan makanan dan
diversifikasi pengolahan masih terbatas
pada pengalaman saja. Berdasarkan
analisis situasidi atas perlu sekali
diselenggarakan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat untuk penerapan
Ipteks. Adapun penerapan Ipteks
tersebut lebih memfokuskan pada
perencanaan penyiapan makanan sehat
dan aman teknik komplementer. Bahan
makanan yang digunakan lebih
diutamakan dari bahan lokal yang
melimpah di DIY.
2. Identifikasi dan Perumusan
Masalah
Masalah dalam kegiatan pene-
rapan Ipteks ini adalah :
a, Bagaimana ibu-ibu pengelola TPA
memilih dan menyiapkan makanan
bergizi tetapi murah, menggunakan
teknik komplementer zat gizi dengan
memanfaatkan bahan makanan
lokal?
b. Bagaimana ibu-ibu pengelola TPA
dapat melakukan hygiene dan
sanitasi serta mengetahui pengarnh-
nya bagi kesehatan ?
c. Bagainiana ibu-ibu pengelola TPA
dapat menyadari bahaya penggunaan,
bahan tambahan makanan yang tidak
diijinkan oleh Depkes ?
3. Tujuan dan Manfaat Kegiatan
a. Tujuan
1). Memberi tambahan pengetahuan dan
melatih ketrampilan pemilihan dan
penyiapan makanan anak-anak
teknik komplementer.
2). Menambah wawasan dalam menyu-
sun menu makan anak dengan
pertimbangan hygiene dan sanitasi.
3). Memotivasi ibu-ibu pengelola TPA,
agar menyadari bahaya bahan
tambahan makanan bagi kesehatananak.
b. Manfaat
1). Menemukan model-model makanan
anak teknik komplementer dengan
memanfaatkan bahan makanan lokal
yang ada di DIY.
2). Dapat menekan harga makanan untukanak di TPA.
3). Menjaga kesehatan anak-anak yang
rentan terhadap keracunan.makanan
karena di TPA pemasakan dilakukan
dalam jumlah besar.
n~.__ --- --
Pelatihan Cara Penyiapan Makanan yang Sehat
4). Men}ll11buhkan kebiasaan memilih
dan menyukai makanan sehat dan
aman bagi anak-anak di TPA.
KAJIAN PUSTAKA
Masalah kurang protein, kurangvitamin A dan zat besi serta Yodium
merupakan masalah gizi serius. Di DIY
ada 18,7% balita dengan kategori
prevalensi gizi buruk (Fasli lalal dan
Sumali M. Atmojo, 1998:221). Angka
statistik kesehatan secara nasional,,
dewasa ini ditemukan 36,1% balita
menderita Kurang Energi Protein DAN
14,6% berada pada tingkat berat (
Suyudi, 1998:37 ). Krisis ekonomi
moneter barn-barn ini memberi dampak
negatif pada daya beli pangan
masyarakat.Untuk itu periu pening-katan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat
ke arah komsumsi pangan sehat dan
bergizi melalui model-model penyuluh-
an sebagai wahana pendidikan gizi
(Sofyan lsauri, 1998:44 ).
Basil penelitian tentang pengaruh
pendidikan "Gizi Plus" terhadap per-
ubahan perilaku memilih makanan sehat
pada anak-anak TK menyatakan bahwa
anak-anak dapat dibimbing sejak dini
untuk memilih dan menyukai makanan
sehat dan aman (Yuliati,1998:12).
Soemiati Sarjono mengemukakan
bahwa makanan yang dikonsumsi anak-
69
--
Pelatihan Cara Penyiapan Makanan yang Sehat
MET ODE DAN BAHAN
1. Kerangka Pemecahan Masalah
Perlu Pengelolaan profesional TPA .IiZIProgram Komunikasi, Informasi dan Edukasi
IiZIPelatihan gizi
IiZITukar pengalaman antar pengelola TPA
2. Realisasi Pemecahan Masalah
Kegiatan ini dilaksanakan mulai 20
Juni 2002 sampai dengan 5 Oktober
2002 bertempat di Ruang JICA FMlPA
dan LPM UNY.
Adapun rincian kegiatan adalah sebagai
berikut :
71
Anakdi TPA TPA PenentuMenuTPA. Rentan penyakit . Keterbatasandana . Keterbatasan pengeta-. Masatumbuh
danfasilitasdapur. huan : gizi,hygiene,kembang bahanmakanandan.. Ketergantungan . Manajemenbelum dampakterhadapterhadappenentu optimal
kesehatananak.menu . Bertugas berdasar
. Potensial sebagai . Prospek jasa TPA pengalaman tetapisasaran makin baik. motivasi kerja tinggi
. Pendidikangizi . Minimnya kegiatansedini mungkin pelatihan gizi.
I I
u
----
Jumal Inoteks, Vol. 5, No. I, Juni 2003
Tabell. Jadwal Kegiatan Pelatihan
Seeara substansial, semuanya bisaterlaksana sesuai reneana. Adapoopemeeahan masalah lebih difokuskanpada pembenahan salah konsep tentanggizi dan pengembangan konsep tentanggizi yang aktual ditawarkan, yaitumenemukan model menu, makananteknik komplementer zat gizi khususnyaootuk zat gizi protein sebagai upayameningkatkan skor asam animo.
3. Khalayak SasaranKhalayak sasaran kegiatan
penerapan Ipteks ini adalah parapengelola TPA terdiri dari Ibu-'ibu
Penentu . Menu/Petugas PenyiapanMakanan. Pe'':erta tersebut berasal dari
10 TPA dengan jumlah 19 orang.Adapoo latar belakang pendidikansangat bervariasi yaitu mulai ,dari lulusSLTP, SLTA dan sebagian keeil DllIdan SI, tidak ada satupoo lulusan SMKBoga atau PAM Gizi. Pengalamanbekerja mengelola dapur TPA berkisar 2- 17 tahoo.
72
4. Metode yang Digunakana. Ceramah dan diskusi
b. Simulasi penyusunan menu makananootuk anak-anak
c. Praktek pereneanaan menu 10 haridan memasak makanan
d. Penyajian hasil praktek yangdilombakan. Masing-masing Penge-lola TPA menampilkan kreasinyauntuk teknik komplementer khusus-nya protein.
e. Evahiasi: 1). Proses meliputi sikapdan ketrampilan selama pelatihan,2). Produk, berupa pre-test dan posttest ootuk mengukur peningkatanpengetahuan setelah.diberi pelatihan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Materi Sajian dan Waktu kegiatan33 jam terdiri dari :
a. Kiat Memilih Bahan Makanan Sehat
= 1jamb. Teknik Komplementer Zat Gizi
Memanfaatkan Bahan Makanan
Lokal' = 2 jam
No Waktu Kegiatan1 20 Juni 2002 Seminar Awal
Observasi Bahan Makanan Lokal2 Juli - Agustus2002 Penyiapan materi pelatihan
Penyusooan alat evaluasi pelatihan3 September 2002 Persiapan Laboraturium4 26 - 27 September2002 Pelatihan Singkat
Praktek mereneanakan menu 10 hari teknik5 28 Sept -3 Okt 2002 komplementer zat gizi dan memasak 1 menu
makan siang anak6 5 Oktober 2002 Penyajian hasil praktek ( dilombakan )7 10- 30 Oktober 2002 Penyusooan draft laporan8 12November 2002 Seminar akhir dan pembenahan draft laporan
c. Gizi seimbang untuk PertumbuhanAnak dan Penyakit Khas = 1 jam
yang ditim)mlkat;lpleh makanand. Hygi~)1e Makanan (Aspek Khemis,
Biologis) = 1jam
e: , T~kJ;1;k.Pengolahan Bahan Makanandan,penyajian =. 1jam. '
f. Simulasi = 2 jamg. Praktek Penyusunan Menu 10 hari
~ 4~j~h. LomqaI :. untuk penyajian hasil
= 4 jam
2. Materi Sajian dan Waktu kegiatan33 jam terdiri dari :
Pelaksanaan kegiatan diawalidengan pengiriman undangan besertaleaflet program pelatihan kepada 12TPA yang tersebar di DIY. Pada
kenYa.t~ya hanya 10 TPA yang dapathadir. "mengikuti seluruh kegiatanpel~t~4anmuIai dari awal hingga akhir.
. '~.,.j
Sedangkan 2 TPA yang lain tidak bisa
hadir karena tidak ada petugas penggantisebi:lgaipeserta.
Pada awal (pembukaan) dan
akhir . (penutupan) pelatihan meng-hadirkan pula 12 tamu undanganpengelola Fakultas MIPA UNY dan Staf
LPM UNY. Upaya ini ditujukan agarkesinamb~gan program dapat terjagadengan upaya mengitegrasikan denganprogram pembinaan pendidikan anakusia dini tahun-tahun mendatang.Respon dari para pengelola Fakultasmaupun LPM cukup menggembirakan,nampak dari adanya pemikiran untukpfmgembangan program tersebut. Selainpeserta dan tamu undangan, pada acara
Pelatihan Cara Penyiapan Makanan yang Sehat
lornba,penyajian makanan teknikkomplementer yang melibatkan 3 orang
juri lomba, yang ber~atar belakang ahligizi, ahli ,tata boga dan dokter, sertamenghadirkan 22 mahasiswa. Maha-siswa tersebut pada semester ini sedangmengikuti kuliah Ilmu Gizi danKesehatan di Jurdik Biologi FMIPAUNY. Sebagai wahana sumber belajarmaka mahasiswa ditugaskan untukmenganalisis teknik komplementer,menghitung protein senilai telur ( PST )dan komposisi bahan yang bisa disajikanoleh peseTtalomba.
3. Hasil Pelatihan Gizi
Pelatihan gizi yang melibatkan19 orang ibu pengelola TPA tersebutbaru 30% peserta pelatihan pemahmengikuti pelatihan gizi. Pelatihan giziyang diikuti adalah gizi anak secaraumum, dengan demikian upaya pening-katan nilai gizi menggunakan teknikkomplementer pada kegiatan IPTEKS inimerupakan informasi yang baru bagipeserta.
Adapun ,hasil pelatihan gizi lainnyaberupa :1. Daftar menu 10 hari, yang disusun
oleh pesert~. Setelah dikumpulkandan diseleksi oleh Tim Pengabdi dari100 menu ada 30 menu makan siangdan selingan yang direkomendasi.
Hasil ini diberikan kepada parapeserta, sehingga mereka memilikidaftar menu teknik komplementerselama 30 hari ( lihat lampiran 1 ).
2. Penyajian hasil praktek yaitumengikutkan lomba hasil masak-
73
Jurnal Inoteks, Vol. 5, No. I, Juni 2003
annya. Hf.lsil yang diperoleh untuk
teknik komplementer gizi 100 %
peserta telah memahami konsepterse but. Namun demikian untuk
variasi bahan, tekstur, kuantitas dan
penampilan makanan masih ada
15,7% peserta yang perlu ditingkat-kan dan dibina.
3. Tips cara penyaj ian makanan anak
disusun oleh Tim Dosen Pengabdi
(lihat lampiran 2).
Untuk pengukuran secara kuan-
titatif hasil evaluasi pelatihan
menunjukkan hal yang menggembirakan
yaitu 100% peserta merespon positif
dalam hal kemanfaatan - yang sangattinggi untuk eksistensi dapur agar dapat
memenuhi kriteria gizi seimbang, sehat
dan aman karena sebagian besar peserta
belum pernah mengetahuinya.
Hasil evaluasi pengetahuan
tentang gizi awal (pre-test), nilai
tertinggi dengan total skor 5
(pengetahuan gizi memadai) sebanyak 5
orang. Jadi hanya 22,2% peserta yangpengetahuan gizinya memadai. Satu
orang peserta terlambat datang, sehingga
pre-test tidak dapat dilakukan.
Adapun jenis bahan makanan yang
digunakan oleh para pengelola TPA
untuk menu makan siang anak TPAadalah :
1. Lauk hewani: ikan nila, ikan kakap,
ayam, daging sapi, telur ayam, telur
puyuh, sosis sapi, cakar ayam,bandeng presto.
2. Lauk nabati: tempe dan tahu
3. Sayur: kubis, wortel, kecambah,
bayam, gambas, buncis, tomat,
74
kacang merah,labu siam, daun katu,daun kelor muda, jagung muda, buahkelor, bunga kol, kangkung.
4'. Buah : nanas, semangka,pepaya, pisang, jeruk
5. Resep masakan : sop, sayur bening,soto, kare, perkedel (tahu,kentang,jagung), krupuk, tempe gorenggarit,telur dadar..
Respon 19 peserta terhadappelatihan ini ternyata faktor waktulahyang menjadi kendala. Para peserta sulitmeninggalkan tempat tugas berlama-lama karena petugas memasak rata-rata1-2 orang saja tiap TPA. Materipelatihan yang dianggap kurang mema-dai karena terlalu banyak menggunakanbahasa ilmiah,hal ini dikemukakan oleh
10,5% peserta. Demikian pula adabeberapa metode kurang efektif adalahdirasakan 10,5% peserta. Hal inimungkin model ceramah kadang-kadang,
" one way communication". Jadi pesertayang sudah memahami materi tertentu,
akan merasa bosan, hal ini terjadi karena
pengetahuan gizi tentang bahan
tambahan makanan sangat heterogen,
demikian pula pertanyaan yang
berkembang dari peserta sangat
beragam. Dalam proses pelatihan kegiat-an diskusi berjalan lancar, karena faktor
pendukung tingginya minatlrasa ingin
tahu peserta.
Adapun perubahan pengetahuan
dan sikap tentang " komplementer zat
gizi" peserta sangat menggembirakan
karena hasil post-test menunjukkan
hanya 15,7% yang belum memadai (skor
hasil kurang dari ideal yaitu 5). Hasil
pre-test, ada 77,7% peserta yangpengetahuan gizinya belum mencapaiskor ideal (skor 5). Dampak positifsetelah diberi pelatihan nampak sekalidengan bertambahnya perolehan skortersebut.
Pada usia 1-7 tahun, protein,
vitamin, dan mineral sangat dibutuhkanoleh anak-anak karena usia ini dalam
tahap tumbuh kembang. Dalffin prosespencernaan makanan, protein diabsorbsioleh tubuh dalam bentuk asam-asam
amino. Sebagian asam amino dipecahdalam sel untuk disintesa kembali
menjadi zat lain yang mengandungenergi. Sumber protein cukup banyaktersebar pada bahan makanan, baik
hewani maupun nabati.Pada umumnya, bahan makanan
mempunyai kandungan asam aminoesensial yang tidak lengkap danmempunyai kekurangan asam amino
Pelatihan Cara Penyiapan Makanan yang Sehat
esensial ,yang disebut asam aminopembatas. Kombinasi berbagai jenisbahan makanan akan menghasilkanhidangan dengan kualitas I proteinsempurna. Dibandingkan dengan bahanmakanan lainnya, telur memiliki polakomposisi asam amino esensial yangsesuai dengan kebutuhan sintesa proteindalam tubuh.Pola komposisi asam aminoesensial telur digunakan sebagai patokanstandar dalam menentukan kualitas
protein, yaitu dikenal dengan ProteinSenilai Telur ( PST).
Berdasarkan komposisi asamamino, berikut ini disajikan daftar asamamino pembatas dalam berbagai bahanmakanan. Asam amino pembatas ini
perlu diketahui sebagai dasar peren-canaan menu "Teknik Kom-plementer".
Tabel 5. Asam Amino Pembatas dalam Berbagai Bahan Makanan
Sumber : Mary Astuti,1995
75
No Nama Bahan Makanan Asam Amino Pembatas
1 Telur -, ..-
2 Susu Sapi Sistin
3 ng Sapi Sistin
4 Ikan Tryptophan
5 Bayam Sistin
6 Kedelai Sistin, Metionin
7 Kacang Tanah Sistin, Metionin
8 Jagung Lisin, Trypphan9 Beras Isoleusin
10 Gandum Lisin
Jurnal Inoteks, Vol. 5, No.1, Juni 2003
Bahan makanan lokal kelompok
lauk yang banyak dijumpai di DIY
seperti ikan air tawar, belut, tempe,
tahu, telur. Sedangkan kelompok
sayuran sangat melimpah dan murah
seperti daun katu, daun kelor, bayam,
wortel, kubis, kacang panjang, buncis,
sawi, daun ketela pohon, daun ketelarambat, labu dU.
Para peserta pelatihan telah
banyak mengenal berbagai bahan
makanan, namun pola kombinasinya
agar disukai anak-anak m<l:Sih perlupembinaan lanjut. Kendala di lapangan,
ternyata kebiasaan makan anak-anakTP A terbawa dari kebiasaan di rumah.
Sebagian besar anak-anak tidak suka
sayur. Pada saat di TPA karena selalu
makan bersama dengan ternan usia
sebaya, maka dengan metode " Gizi
Plus" yaitu dikenalkan melalui gambar,
pendidikan" gizi, dengan bermain dan
bernyanyi bersama, upaya mengajak
suka makan sayur bisa mulai ditumbuh-
kan. Namun upaya ini juga sangat
tergantung pada pengasuh ~alam halkesabaran membimbing anak-anak.
Dalam hal hygiene dan
sanitasi pada pelatihan ini lebih bersifat
pengembangan konsep karena sebagian
dari peserta telah banyak mengetahui.
Beberapa penyakit yang ditimbulkanoleh makanan belum diketahui oleh
peserta, daftar terlampir (lampiran 3).
Pada pelatihan ini dikenalkan faktor
76
penyebab kerusakan bahan makanan
atau golongan pencemar meliputi :
1. Golongan parasit, seperti amuba,
cacing hati, cacing dalam sayuran.
2. Golongan mikroorganisme, seperti
Shigella, Salmonella, virus yang
dapat menyebabkan penyakit perut,
hepatitis.
3. Golongan kimia, seperti insektisida,
kemasan berlogam berat seperti
koran pembungkus makanan, bahan
tambahan makanan seperti pewarna,
pengawet, penstabil,dsb.
4. Golongan Fisik seperti bahan
radioaktif untuk pengawet.
5. Golongan Racun (toksin) seperti
toksin yang dihasilkan oleh
Clostridium botulinum pada
makanan kaleng, racun alami dalam
bahan seperti racun bim.
Pelatihan Cara Penyiapan Makanan yang Sehat
Shigella
Listeria
Stafilokokus
Klostridiumperiringeus
Klostridiumbotulinum
VirusHepatitis A
Trichinellaspiralis ..
Sumberakit akibat Mal{aoao
Salad, seafood ,daging ayam, susu,dan produknya, sayuran mentah,airyang tercemar tinja,tangan yangkotor/luka/infeksl. .
Daging, daging ~nggas, sea foodmentah atau setengah matang, susudan keju, sayur mentah, sosis daging,ikan asap, makanan kaleng.
Daging, susu, dan produknya, saladkentan~, tangan kotor, luka, infeksipada ludung, tenggorokan, rambut,kulit.
Daging dan produknya, dagingunggas, dan kuah daging yangdibiarkan dalam suhu kamar atausuhu hangat.
Daging dan sayur dalam kaleng, sosisatau produk-produk yang berasal daridaging, sea food,ikan asap, ikan asin,hindari memberikan madu pada anakdibawah satu tahun.
Air, susu dan makanan yang tercemaroleh tinja.
Daging setengah matang, sea foodmentah atau setengah matang.
--
Sakit perut, diare ringan sampaiberat, tinja disertai darah, lendir,ataunanah, demam, muntah, biasanyaterjadi dalam 12-50jam setelanmakan.
Demam, sakit kepala, mual, muntah,diare, keracunan pada darah,meningitis (radang selaput otak),ensefalitis (radang otak), biasanyaterjadidalam3-21hari setelahmakan.
Saki! perut, sakit kepala, mual,muntah, kram otot, biasanya terjadidalam 1-6jam setelah maka, padaumumnya berakhir setelah 1-2 hari.
Kram perut, diare, biasanya terjadidalam 8-22jam setelah makan,berakhir setelah 1 hari.
Mual, muntah, kram, penglihatanganda, mulut kering, sulit bicara,sulit menelan & bemapas, biasanyaterjadi dalam 18-36jam setelahmakan, dan dapat berakibat fatal.
Nafsu makan turun, sakit perut,diare, rasa lelah, demam, air seniberwama ~elap, ikterus (kulit, matawama kunmg), terjadi dalam 28 harisetelah makan, biasanya berakhirdalam waktu kurang dari dua bulan.
Diare, demam, nyeri otot, sakit danbengkak pada mata, rasa haus, lelah,lemas, biasanya diare terjadi 2-3 harisetelah makan, gejala lain terjadidalam 8-15 hari setelah makan.
77
---
Jumallnoteks. Vol. 5, No. I. Juni 2003
E.PENUTUP
1. Kesimpulana. Pengetahuan dan ketrampihm ibu-ibu
pengelola TPA dalam pemilihan danpenyiapan makanan anak-anakdengan teknik komplementer ber-tambah. Terbukti terjadi penurunanjumlah peserta yang mengetahuikonsep-konsep penyiapan makanansehat dan aman dari 77,7% sebelum
pelatihan menjadi 15,7% setelahpelatihan.
b. Wawasan dalam menyusun menumakan anak bertambah, terbukti paraibu pengelola TPA sanggup menyu-sun tugas membuat menu denganpertimbangan hygiene dan sanitasiberupa menu 10 hari makan sianguntuk anak.
c. Ibu-ibu pengelola TPA termotivasiuntuk menyadari bahaya bahantambahan makanan bagi kesehatananak, terbukti pada diskusi banyaksekali keingintahuan mereka tentangbahaya makanan tambahan dan jenis-jenis yang masih dapat digunakankarena dapat ditoleransi tubuh.
2. Saran
a. Perlu dikembangkan pelatihan giziterpadu dengan psikologi anak agar
anak usia dini di TPA dapatberkembang lebih utuh.
b. Penataan lingkungan TPA yangkondusif untuk makan bersama,
gerak atau bermain anak-anak danbelajar perlu diprogramkan dandikelola secara profesional.
DAFTARPUSTAKAAnonim ,1996.Panduan 13 Pesan Dasar
Gizi Seimbang, Jakarta: Depkes RIBogert's, 1979. Nutrition and Physical
Fitness,London: WB Saunders CoDepkes RI,1999. Laporan Tahunan Sub
Dinas KIA.Yogyakarta: Dinkes DIYGuthrie,1983. Introductory Nutrition.
London: The CV Mosby CompanyMary Astuti,1995. .Makanan Jajanan
Anak. Yogyakarta : KedaulatanRakyat
Nahiyah Jaidi Faraz, 1994.Pengembangan Sistem ManajemenDi TPA Dharma Yoga Santi IKIPYogyakarta. Yogyakarta : Lemlit(Laporan Penelitian)
Poerwosudarmo, 1998. Ilmu Gizi.Jakarta: Dian Rakyat
Rusepno Hassan,1985. Ilmu KesehatanAnak. Jakarta : Fakultas KedokteranUI
Sayogyo, 1981. Menuju Gizi Baik yangMerata Di Pedesaan danKota.Yogyakarta : Gadjah MadaUniversity Press
Soefyan Tsauri, 1998. LaporanRingkasan Eksekutif WidyakaryaNasional Pangan dan Gizi VI.Jakarta: LIPI
Surachman , 1991. KondisiMikrobiologis Jajanan Anak SD.
. Yogyakarta : FMIPA IKIPYogyakarta ( Laporan Penelitian)
Suyudi, 1998. Sambutan PengarahanMenteri Kesehatan dalamWidyakarya Nasiona/ Pangan danGizi VI. Jakarta: LIPI
Yuliati, 1998. Pengaruh Pendidikan "
Gizi >Plus" terhadap PerubahanPerilaku Memilih Makanan Sehat
pada Anak TK. Yogyakarta : FMIP AUNY ( Laporan 'Penelitian ).