PEMBUATAN VIDEO DOKUMENTER KEBUDAYAAN DESA WISATA WUKIRSARI DI IMOGORI YOGYAKARTA
Naskah Publikasi
Diajukan oleh :
Totok Suharyadi
06.12.1840
Kepada
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM
YOGYAKARTA 2010
Making a Documentary Video of Wukirsari Village Culture at Imogiri Yogyakarta
PEMBUATAN VIDEO DOKUMENTER KEBUDAYAAN DESA WISATA WUKIRSARI DI
IMOGORI YOGYAKARTA
Totok Suharyadi
Jurusan sistem Informasi
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
Wukirsari village is one of villages in sub district Imogiri, district Bantul, Yogyakarta Special Province, placed in the south of Yogyakarta City with approximately 15 square kilometers area, and divided into 16 orchards and 91 RT. In addition to having those art and culture treasures, Wukirsari is also proper to be developed to become a tour village because it has archaeological sites such as The Grave of Mataram’s King, The Grave of Cirebon’s Noble, and The Hero of Singosaren. Besides, Wukirsari also has marvelous nature scenery. This thesis discuss about how to do analysis and to design as well as to build a documenter video multimedia system in the tour village, Wukirsari, as one way to increase the number of tourists visiting Wukirsari. It is also explained about the making process of documenter video as well as the editing process. As the result, this thesis results a promotion video in a documenter video with +/- 20 minutes of duration which, later, is expected to promote the popularity of Wukirsari and increase the number of tourists visiting Wukirsari. Keywords : Promotion media Wukirsari Tourism.
1.
Bagi Indonesia, industri pariwisata merupakan peluang yang tidak dapat
dilepaskan begitu saja. Pariwisata telah tumbuh menjadi sebuah industri yang sangat
menguntungkan dan memiliki prospek yang cerah dikemudian hari. Strategi promosi
pariwisata pun menjadi hal yang penting disini. Promosi merupakan salah satu elemen
penting dalam bauran pemasaran (marketing mix).
Pendahuluan
Desa Wukirsari juga layak dikembangkan menjadi desa wisata karena memiliki
kekayaan seni dan budaya serta situs purbakala seperti sekitar Makam Raja Mataram,
Makam bangsawan Cirebon, dan Pahlawan Singosaren. Tidak ketinggalan terdapat situs
makam kuno yang memiliki nilai penting dalam sejarah peradaban kuno di pedesaan.
Selain objek situs purbakala, Wukirsari juga memiliki pemandangan alam yang sangat
menawan. “Pembuatan Video dokumenter Desa Wisata Wukirsari” merupakan salah
satu pendukung promosi yang dapat diperhitungkan, karena wujudnya berupa audio
dan visual. Penelitian ini menggunakan model prosedural yang bersifat deskriptif. Data
yang dianalisis berupa data primer dan data sekunder mengenai Desa Wisata
Wukirsari. Analisis data ini selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk membuat video
dan media promosi pendukungnya.
Penelitian ini menghasilkan video dokumenter berdurasi ±30 menit sebagai
media pendukung dan media promosi Desa Wisata Wukirsari. Diharapkan dengan
adanya media promosi berupa video dokumenter yang memiliki karakteristik audio
dan visual, dapat menunjang dicapainya informasi yang tepat kepada masyarakat.
Dengan demikian citra atau image yang diharapkan dapat terbentuk dengan maksimal
di masyarakat, khususnya dipulau Jawa. promosi yang baik dan efektif dapat menambah
jumlah wisatawan yang datang ke Desa Wisata Wukirsari.
2. Landasan Teori
2.1 Pengertian Multimedia
Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan
menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan
koneksi (link) sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi, berkarya dan
berkomunikasi. Multimedia sering digunakan dalam dunia hiburan. Selain dari dunia
hiburan, Multimedia juga diadopsi oleh dunia Game.
2.2 KRU (Pelaksana Produksi video)
Pelaksana produksi dari perancangan pembuatan video dokumenter adalah
sebagai berikut:
2.2.1. Produser
Seorang yang bertanggungjawab secara umum terhadap seluruh plaksanaan
produksi. Produksi yang dimaksud biasanya berkaitan dengan produk audio visual antara
lain produksi siaran radio, rekaman musik atau lagu, film, iklan, dan program TV.
2.2.2. Sutradara
Orang yang bertugas mengatur bagaimana aktor harus tampil dalam sebuah film
atau teater sesuai dengan naskah. Seorang sutradara juga berperan dalam membimbing
kru teknisi dan para pemeran film dalam merealisasikan kreativitas yang dimilikinya.
2.2.3. Scriptwriter
Proses produksi sampai pasca produksi sangat tergantung pada scriptwriter.
Betapa tidak semua shoolist dan breakdown script dimanage olehnya.
2.2.4. Kameramen / Juru Kamera
Seorang yang mengoperasikan kamera film atau video untuk merekam gambar
di film, video, atau media penyimpanan komputer. JurKam yang bertugas dalam
kapasitas di proses pembuatan film bisa disebut sebagai operator kamera, kameramen,
juru kamera televisi, juru kamera video, atau videografer, bergantung pada konteks dan
teknologi yang digunakan.
2.2.5. Editor
Bertugas mengcapture file mentah dari mini dv mejadi sebuah data berformat
AVI yang kemudian memilih dan menyunting gambar dari hasil shootingdengan cara
memotong cut to cut, member efek serta menyisihkan transisi pada video.
3. Analisis
3.1. Analisis Masalah
Tahap mendefinisikan masalah ini, maksud dan tujuannya adalah agar bisa
menggali dan mengembangkan ilmu yang telah ditempuh selama perkuliahan dibidang
Broadcasting.
3.1.1. Masalah yang Dihadapi
Tabel 3.1 Analisis kondisi desa wukirsari
NO. FAKTOR MASALAH YANG
DIHADAPI PEMECAHAN MASALAH
1. Geografis Daerah terpencil / jauh
dari kota
Dibuat jalan tembus dari
kota terdekat dan angkutan
yang memadai
2. Sumberdaya Alam Kurangnya pemanfaatan
alam
Sosialisasi alam sebagai
wisata desa Wukirsari
3. Keamanan Lingkungan Tidak ada Tidak ada
4. Penduduk Meminta bayaran dalam
pengambilan gambar
(hanya segelintir orang)
Melakukan musyawarah
dan diberikan penjelasan
oleh pak lurah setempat
5. Media Informasi desa
wisata
Belum adanya media
informasi penunjang
untuk memperkenalkan
desa Wukirsari sebagai
desa wisata kepada
masyarakat
Pembuatan video
dokumenter desa wisata
Wukirsari sebagai
penunjang dikenalnya desa
Wukirsari kepada
masyarakat
Aspek SDM disini cukup menggunakan kru inti saja seperti Sutradara,
Kameramen, guna menekan biaya produksi. dalam melakukan pengambilan gambar,
produser memutuskan untuk shooting pada pagi hingga sore hari, dikarenakan pada
pagi hingga sore hari intensitas cahaya masih tinggi, sehingga hasil menjadi lebih
maksimal. untuk pencarian lokasi atau obyek shooting, produser hanya mencari lokasi
yang mudah dijangkau saja demi keamanan kru dan perlengkapan shooting, dan yang
terakhir, untuk pengambilan gambar cukup menggunakan 1 kamera saja (Tekhnik
Single Camera) dalam proses produksinya.
3.2. Pra produksi
Gambar 3.2 Langkah kegiatan pra produksi
Pengumpulan ide dan tentukan tema
Pengumpulan data
Survey dan hunting lokasi
Pembuatan jadwal kegiatan
Pembuatan naskah Persiapan alat dan kru
Pembuatan storyboard
3.3. Produksi
Produksi adalah merupakan tahap lanjutan dari pra produksi, dimana rancangan-
rancangan yang sudah dibuat pada saat pra produksi akan dilaksanakan pada tahap ini.
Langkah – langkah produksi sesuai gambar berikut :
Gambar 3.3 Langkah kegiatan produksi
3.3.1. Syuting di lokasi
Variasi shot yang di dapat dalam proses produksi.
Table 3.2 Variasi shot
NO. VARIASI SHOT TAMPILAN
1. CU ( Close Up)
2. BCU (Big Close Up)
Dubbing
Shooting di lokasi Persiapan alat shooting dan
Briefing
Pembuatan backsound Capturing
Finishing (rendering)
3. MCU (Medium Close Up)
4. Zoom – In
5. Pan Right
6. Pan Left
3.3.2. Dubbing
Proses perekaman suara melalui micropon lalu direkam menggunakan software
audio seperti nuendo atau adobe audition.
Proses dubbing menggunakan adobe audition 2.0 sebagai berikut :
1. Klik File > New Session, lalu akan keluar dialog box seperti berikut. Lalu pilih
sample rate 44100 Hz ( kualitas CD ). Dan klik OK.
Gambar 3.8 Dialog box
2.
3. Klik tombol Merah pada navigasi dan gunakan microphone sebagai media
Setelah itu masuk ke tampilan Edit view untuk melakukan recording suara.
penghubung terhadap computer.
Gambar 3.9 Navigasi adobe audition
4. Setelah itu akan tampil menu New Waveform > 44100 ( Standar audio ), Pilih OK.
Dan mulai merekam suara yang di perlukan.
Gambar 3.10 Menu recording
Tombol
5. Setelah proses recording selesai lalu file di export.
6. Pilih File > Export > Audio Mix Down.
7. Lalu akan tampil form Export. Pilih tempat penyimpanan file, Pilih OK.
Gambar 3.11 Export Audio Mix Down
Gambar 3.12 Proses Export file
8. Audio telah menjadi satu dan siap dipakai untuk backsound di adobe premiere.
3.4. Pasca Produksi
Proses ini lebih dikenal dengan proses Editing. Setelah ditentukan harinya,
maka editor mulai dengan proses editing. Tentu dengan bekal treatment, stoyboard dan
catatan dari sutradara.
4. Implementasi dan Pembahasan
4.1. Uji Kelayakan
Uji kelayakan di video dokumenter ini dilakukan kepada para peminat video dan
para pengguna video ini berikutnya.
Uji kelayakannya yang dilakukan sebagai berikut :
4.1.1. Pencahayaan
Pendapat para responden ada beberapa pencahayaan yang terdapat di video
documenter ini kurang terang atau gelap. Maka dari komentar tersebut dilakukanlah
editing pada video di bidang pencahayaan.
4.1.2. Suara
Pendapat para responden adanya suara bising pada saat wawancara testimoni
terhadap pengunjung, dan pemilik kerajinan.
4.2. Implementasi
Bagian implementasi menjelaskan bahwa telah dilakukan tes uji coba video
dokumenter desa wisata Wukirsari kepada para penikmat video atau kepada para
spesialis di bidang pembuatan video dokumenter dengan tes pemakaian dan kelayakan
broadcast yang di tes secara langsung. Walaupun masih terdapat beberapa kekurangan
yang perlu di perbaiki dan ditingkatkan kembali.
4.3. Pembahasan
4.3.1. Teknik Pencahayaan
4.3.1.1. Uji Kelayakan
Pembahasan editing dalam bidang pencahayaan yang kurang dalam proses uji
kelayakan.
Berikut langkah – langkah editing :
1. Seleksi video yang akan di edit.
2. Dalam panel effect pilih Video effects > adjust > brightnees & contrast. Lalu
drag ke video yang di seleksi, lalu atur setingan yang sesuai.
Gambar 4.8. Editing pencahayaan video
3. Selesai dan hasilnya pun akan lebih terang. Seperti gambar dibawah ini.
Gambar4.9. Hasil editing
Pembahasan dalam adanya suara bising pada saat wawancara testimoni
terhadap pengunjung, dan pemilik kerajinan. Disebabkan karena tidak menggunakan
microphone wireless, oleh karena itu suara bising narasumber tidak dapat di edit karena
sudah menjadi satu dalam video
4.3.1.2. Fungsi Pencahayaan
Dalam kehidupan sehari-hari cahaya berfungsi membantu identifikasi objek oleh
indra penglihatan/mata. Di bidang sinematografi pencahayaan memiliki fungsi fungsi
berikut:
• Menyinari obyek yang akan berhadapan dengan camera,
• Menciptakan gambar yang artistik,
• Membuat efek khusus,
• Menghilangkan bayangan yang tidak perlu / mengganggu.
4.4. Mastering
Mastering merupakan proses dimana file yang telah di render dipindahkan ke
dalam media kaset, VCD, DVD atau media lainnya Film dokumenter ini menggunakan
File DVD.
Berikut langkah – langkah mastering :
1. Buka Nero 7 Essentials.
2. Pilih menu Nero Express.
Gambar 4.10 Tampilan Nero 7
3. pilih icon Favorites > make your own DVD-Video
4. Masukan file video klip ke Nero Exspress pilih Add video files
Gambar 4.11 Insert File Video
Gambar 4.12 Video yang akan di olah
5. data video siap di burning
6. burning file ke DVD, klik burn.
Gambar 4.13 Proses burning DVD
4.5. Menggunakan Video Dokumenter
Berikut ini adalah cara mengcopykan file.mpeg:
• Hidupkan komputer terlebih dahulu.
• Masukkan DVD ke DVD Room dan tunggu beberapa saat sampai muncul
tampilan aplikasi.
• Copy-kan data di dalam DVD Driver ke harddisk kemudian jalankan
aplikasi file .mpegnya dengan judul Wukirsari Tourism.
4.6. Quesioner dan testing
Pengujian Demo video dilakukan dengan penyebaran quesioner ke masyarakat
suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui seberapa bagus video yang telah di
produksi, dan sesuai dengan keinginan. Pendekatan quesioner yang bersifat uji coba
responden terhadap video yang telah dibuat.
Dalam pengujian tersebut jumlah responden yang dijadikan sample adalah 18
responden. Diantaranya dari pihak umum yang paham multimedia tentang video
dokumenter, pihak yang mengerti teknik kamera dan video, serta pemerintahan desa
Wukirsari. Berikut adalah hasil kuesioner dari 18 responden tersebut.
Tabel 4.1 Daftar pertanyaan kuisioner
NO.
PERTANYAAN
JAWABAN
RESPONSE
YA TIDAK YA TIDAK 1. Apakah tayangan video documenter ini cukup
menarik?
17 1
94%
6%
2. Apakah informasi yang disajikan pada video documenter ini sudah cukup jelas?
16
2
89%
11%
3. Apakah objek wisata yang terdapat pada video documenter ini sudah mewakili objek wisata yang terdapat di desa wisata wukirsari?
15
3
83%
17%
4. Apakah wisatawan local ( Indonesia ) jadi tertarik mengunjungi desa wisata wukirsari setelah melihat tayangan video documenter ini?
18
0
100%
0%
5. Apakah wisatawan asing ( luar negeri ) jadi tertarik mengunjungi desa wisata wukirsari setelah melihat tayangan video documenter ini?
10
8
56%
44%
6. Apakah menurut anda musik atau backsound dari video ini sudah terdengar jelas?
18
0
100%
0%
7. Apakah ada kesesuaian antara video, dengan backsoud?
13
5
72%
28%
8. Apakah menurut anda kualitas warna atau pencahayaan dari video ini sudah pas?
5
13
28%
72%
9. Sudah layakkah menurut anda video ini disiarkan pada stasiun TV local ?
11
7
61%
39%
10. Apakah video documenter ini layak digunakan sebagai media promosi parawisata pada agen – agen wisata ?
17
1
94%
6%
Berdasarkan jumlah 18 responden yang digunakan sebagai sampel untuk
menonton demo Video dokumenter desa wisata Wukirsari ini dan dengan 10 pertanyaan
yang diberikan maka didapat, secara keseluruhan, pengujian ini dapat dikatakan berhasil
dan berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.
5. Kesimpulan
5.1. Kesimpulan
Setelah diuraikan dan dibahas pada bab – bab sebelumnya, maka rumusan
masalah sudah dapat dijawab. Langkah yang dilakukan dalam pembuatan video
dokumenter desa wisata Wukirsari sebagai sarana penyampaian informasi, media
publikasi kepada masyarakat, dan sarana untuk promosi desa wisata Wukirsari di pasar
dunia pariwisata Indonesia.
1. Memanfaatkan video dokumenter desa wisata Wukirsari sebagai media
informasi yang efektif dan dapat meningkatkan proses publikasi sehingga
nantinya dapat menaikkan tingkat pengunjung wisatawan domestik
ataupun asing. Sehingga dapat meningkatkan kemakmuran penduduk
Wukirsari dari segi ekonomi. Melalui beberapa cara yaitu dengan
mendefinisikan masalah, membuat studi kelayakan, mengidentifikasikan analisis
kebutuhan sistem, merancang ide/konsep, merancang isi, merancang naskah,
merancang storyboard, memproduksi video dokumenter, melakukan testing
terhadap video documenter yang sudah jadi.
2. Bagaimana cara menganalisis video dokumenter yang baik. Melalui testing
yang telah dilakukan seperti uji kelayakan, uji pencahayaan dan uji suara, serta
uji pemakaian sehingga nantinya video dokumenter yang dibuat benar – benar
mampu dan layak menyajikan informasi tentang objek wisata dan keindahan
lainnya yang ada di desa Wukirsari.
Meskipun demikian, video dokumenter ini masih memiliki beberapa kelebihan
dan kekurangan, yaitu :
Kelebihan
1. Informasi dalam bentuk Video dokumenter atau dalam bentuk multimedia
membuat informasi yang disajikan lebih menarik karena dilengkapi dengan
gambar gerak, teks, suara, dan animasi.
2. Proses penyampaian informasi tentang pesan positif yang terdapat di video
dokumenter melalui gambar gerak dan suara narasi cukup jelas dan enak
untuk dinikmati.
Kekurangan
1. Tampilan visual beberapa yang sedikit kurang pencahayaannya serta
kurangnya tampilan animasi yang masih kurang karena faktor penggunaan
alat produksi seefisien mungkin walaupun sudah berstandar broadcast dan
masih dalam tahap pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Pandan P. Purwacandra,2007, Home Recording Dengan Adobe Audition 1.5 Andi Offset, Yogyakarta.
Hendi Hendratman, ST, 2007, The Magic Of Adobe After Effects, Informatika, Bandung.
Wahyu Efendi.2007. Seri Panduan Lengkap Adobe Premiere 2.0. ANDI dengan MADCOMS. Yogyakarta.
Suyanto,M. 2004. Analisis dan Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran. Yogyakarta.
Yuliandi Kusuma, 2007, Trik Photoshop CS3 Agar Foto Kian Memesona, PCplus, Jakarta.
Internet.