Transcript

B. Pemeriksaan IntraoralB. 1. Kelainan pada Mukosa Bibir dan Bukal Pipi :1. Perubahan warna pada mukosa Anemia : jika seseorang menderita anemia, lapisan mulut akan tampak lebih pucat dibandingkan dengan orang yang normal (berwarna pink kemerahan). Bila anemia teratasi, warna akan kembali normal. Leukoplakia : gangguan keratinisasi mukosa mulut yang nonspesifik dan sering dijumpai. Factor yang berhubungan antara lain adalah merokok dan hygiene gigi yang buruk.

Eritroplakia : menggambarkan adanya bercak-bercak merah di mulut. Kelainan ini memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk menjadi maligna disbandingkan leukoplakia. Bintik koplik : tanda awal penyakit campak. Dapat ditunjukkan dengan munculnya area keabu-abuan kecil yang dilingkari dengan garis merah dan ditemukan di pipi bagian dalam berhadapan dengan molar kedua.

2. Liken planus : ditandai dengan bercak eritematosa berbentuk bunga dengan striae putih diatasnya yang memiliki gambaran renda (striae Wickham). Lesi ini lebih sering dijumpai pada mukosa bukal disbanding lidah, walaupun mungkin ditemui pada daerah intraoral manapun.

3. Mukokel : penampakan klinisnya yaitu kenyal, mudah digerakkan, jika membesar membentuk kubah, dengan epitel yang melekat di permukaan, lesi superficial berwarna biru keabu-abuan, jika lesi lebih dalam berwarna sama seperti mukosa. Perdarahan yang terjadi ke dalam membuat warnanya menjadi merah terang dan terlihat adanya vaskularisasi. Batas mukosanya intak, namun jika sering dihisap-hisap warnanya berubah menjadi putih dengan permukaan yang kasar dan keratotik. Palpasi terasa fluktuasi massa yang tidak pucat ketika ditekan. Tidak ada reaksi radang kecuali mengalami iritasi di sekitarnya. Mukokel disebabkan seringkali terjadi pada kelenjar liur minor bibir bawah. Mekanisme : tergigit, kebiasaan menggigit-gigit bibir, fibrosis sel ekskretoris, operasi, trauma akibat intubasi oral, siololithiasis kelenjar liur minor (jarang).

4. Stomatitis aphtosa : ulkus yang bertahan selama 10-14 hari di mukosa mulut dan ditandai dengan luka berwarna putih dan merah disekelilingnya. Sering disebut sariawan. Disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, trauma, gangguan imunologi, defisiensi nutrisi, hormone, alergi, obat-obatan, penyakit sistemik, dan lain sebagainya.

B. 2. Kelainan pada Palatum Durum1. Torus palatinusTorus merupakan pembengkakan pada rahang yang menonjol dari mukosa mulut yang tidak berbahaya yang disebabkan oleh pembentukan tulang normal yang berlebihan, tampak radiopak, dan dapat terjadi di beberapa tempat dari tulang rahang.Pada garis tengah palatum durum, tampak sebagai massa tonjolan tunggal atau multipel di daerah sutura palatal bagian tengah, berbentuk konveks, dapat pula berbentuk gepeng, nodular, atau lobular dan dinamakan torus palatinus.Umumnya torus menjadi jelas sesudah dewasa meskipun kadang pada anak-anak sudah jelas. Pasien umumnya tidak menyadari, hanya diketahui oleh dokter atau dokter gigi, terutama dalam hubungannya dengan pembuatan desain gigi tiruan. Frekuensi bervariasi dengan usia. Rasio wanita:pria adalah 2:1. Torus dapat disebabkan oleh faktor genetik atau fungsi. (Sudiono, 2009)

2. Palatoschisis (cleft palate)Defek palatoschisis terjadi akibat penyatuan tidak sempurna jaringan palatum selama perkembangan masa kehamilan sehingga terbentuk fisura melalui atap mulut. Sumbing mungkin hanya mengenai palatum lunak atau dapat meluas melalui palatum lunak dan keras ke dalam hidnung dan mencakup daerah alveolar maksila.umumnya terjadi bersama dngan bibir sumbing, tetapi kadang-kadang timbul sebagai kelainan sendiri. Palatum durum membentuk scelah antara rongga mulut dan hidung. (Gruendemann & Fernsebner, 2006)Menurut sistem Veau, sumbing palatum dapat dibagi menjadi 4 tipe klinis, yaitu :1. Kelas I: Sumbing yang terbatas pada palatum lunak2. Kelas II: Cacat pada palatum lunak maupun keras, meluas tidak melampaui foramen incisivum dan terbatas hanya pada palatum sekunder.3. Kelas III: Sumbing pada palatum sekunder dapat komplit atau tidak komplit. Sumbing palatum komplit meliputi palatum keras dan lunak sampai foramen incisivum. Sumbing tidak komplit meliputi palatum lunak dan bagian palatum keras, tetapi tidak meluas sampai foramen incisivus. Sumbing unilateral yang komplit dan meluas dari uvula sampai foramen incisivus di garis tengah dan procesus alveolaris unilateral juga termasuk kelas III.4. Kelas IV: Sumbing bilateral komplit meliputi palatum lunak dan keras serta prosesus alveolaris pada kedua sisi premaksila, meninggalkan daerah itu bebas dan sering kali bergerak.(Sudiono, 2009)

B. 3. Kelainan pada Tuberositas Maksila Bulbous tuberositasPembesaran fibromatosus pada tulang tuberositas pada edentulous maksila atau mandibula area molar ketiga dapat mengurangi ruang intermaksila, yang dapat mempengaruhi pembuatan denture (gigi tiruan). Pembesaran fibromatosus dapat menyebabkan undercut pada bukal dan palatal, seperti prevent of extention dari buccal denture flange sampai vestibulum atau untuk adekuat palatal seating dan sealing border posterior. Ini berarti menyebabkan retensi yang jelek pada gigi tiruan. (Archer, 1966)

B. 4. Pemeriksaan pada Lidah1. Warna LidahWarna lidah yang normal adalah merah muda,namun sering kali warna lidah seseorang tidak merah muda, warna patologis yang sering diobsevasi adalah pucat,merah,merah tua,merah keunguan,dan biru. Pucat : Jika warna lidah anda pucat itu menunjukkan adanya sirkulasi atau produksi darah yang tidak baik. Karena terkait dengan sirkulasi udara, kemungkinan terjadi masalah dengan hati. Tanda adanya penumpukan toksin dalam tubuh. Kekuningan : Jika warna lidah kekuningan,berarti ada infeksi bekteri baik dari dalam tubuh maupun luar tubuh,jika warna kekuningan menuju kehijauan berarti infeksi bakterinya semakin parah. Merah : Jika lidah berwarna merah, itu menandakan adanya panas dalam atau ketidak seimbangan asam,jika warna merah hanya ada pada ujung lidah,itu menandakan adanya panas pada jantung. Jika warna merah hanya ada pada sisi lidah,baik sisi kanan maupun kiri, menunjukkan adanya panas dalam hati atau kandung empedu. Jika warna merahnya lebih tua maka penyakitnya sudah parah. Ungu : Jika warna lidah ungu,itu menunjukkan adanya statis darah atau darah tidak lancar. Warna ungu disini ada 2 yaitu merah ungu dan biru ungu. Merah ungu adalah kelanjutan lidah merah dan berati adanya panas dan statis pada darah. Biru ungu adalah kelanjutan lidah pucat, berati adanya dingin dan statis pada darah penderita. Biru : Jika lidah berwarna biru,terjadi hambatan pada pembuluh darah, sama dengan jika lidah berwarna biru keunguan,yakni adanya dingin dan statis pada darah namun kondisinya lebih parah. Hitam : Jika lidah berwarna hitam, menunjukkan adanya reaksi dengan antibiotic.2.Bentuk LidahBentuk lidah memberi indikasi keadaan darah dalam tubuh.bentuk lidah yang ideal adalah yang sesuai dengan bentuk rahang, berada dalam lengkung rahang yang sempurna dan memiliki bentuk yang tidak terlalu tebal namun juga tidak terlalu tipis. Dibawah ini beberapa bentuk lidah yang tidak normal: Tipis : Jika lidah berbentuk tipis, apalagi disertai warna pucat, menunjukkan adanya defiensi (kekurangan) darah. Hal itu berhubungan dengan hati, semakin tipis bentuk lidah, berarti semakin menahun penyakit yang diderita. Tebal : Jika bentuk lidah tebal, menunjukkan sirkulasi dalam tubuh tidak normal, sirkulasi ini meliputi, sirkulasi air, nutrisi dan darah. Jadi jika ketika lidah berbentuk tebal,kemungkinan ada masalah pada ginjal,limpa dan hati. Kaku : Jika lidah kaku,itu menunjukkan adanya angin dalam tubuh. Karena bagian dalam tubuh kemasukan angin,maka itu menyebabkan lidah menjdi kaku. Panjang : Jika lidah panjang,berarti ada kecenderungan panas dalam tubuh,terutama didalam jantung,sebaliknya jika lidah berbentuk pendek dan disertai warna pucat itu menendakan adanya dingin dalam. Retak : Jika retak-retak transversal menunjukkan defiensi lambung,bila retak2 terdapat pada sisi lidah didekat pertengahan,berarti adanya defiensi menahun pada limpa. Retak memanjang pada garis tengah yang mendekati ujung lidah,berati adanya gangguan pada jantung.Atropi permukaan dorsal lidah dapat disebabkan oleh defisiensi nutrisi. Selain ketidaknyamanan, pasien kadang melaporkan adanya perubahan sensasi rasa atau kehilangan persepsi rasa sama sekali.Dasar mulut normal mirip dengan mukosa bukal, berwarna pink-salmon. Muara glandula submandibular (ductus Wharton) tampak sebagai sepasang papila pada midline pada sisi lateral frenulum lingualis

Kelainan dan penyakit pada LidahKelainan yang terjadi pada lidah manusia adalah sebagai berikut. Diantaranya adalah :1. Hemangioma merupakan tumor lidah jinak vaskuler yang sering dijumpai pada masa kanak-kanak dan sekitar 30% timbul didaerah kepala dan leher. 2. Glositis, atau peradangan lidah. Bisa akut ataupun kronis. Dengan gejala berupa adanya ulkus dan lender yang menutupi lidah. Peradangan ini biasa timbul pada pasien yang mengalami gangguan pencernaan ataupun infeksi pada gigi. Lidah lembek dan pucat, dengan bekas bekas gigitan pada pinggirnya. Biasanya, glositis kronis menghilang, apabila kesehatan badan membaik dan memelihara higien mulut yang baik.3. Lekoplakia, ditandai oleh adanya bercak bercak putih yang tebal pada permukaan lidah (juga pada selaput lender pipi dan gusi). Hal ini biasanya terlihat pada perokok.4. Sariawan atau stomatitis aphtosa adalah suatu kelainan pada selaput lendir mulut berupa luka pada mulut yang berbentuk bercak berwarna putih kekuningan dengan permukaan agak cekung.5. Oral Candidiasis. Penyebabnya adalah jamur yang disebut Candida albicans. Gejalanya lidah akan tampak tertutup lapisan putih yang dapat dikerok.

B. 5. Pemeriksaan Palatum lunak dan uvulaPada pemeriksaan normal palatum lunak berwarna merah muda, terang, dan lunak. Bila deviasi dari normal terlihat pucat dan keras. Uvula normal terletak pada garis tengah palatum lunak. Bila deviasi dari normal uvula terjadi penyimpangan ke salah satu sisi terjadi karena tumor atau trauma, tidak bergerak dapat mengindikasikan kerusakan saraf trigeminal atau vagus.Tonsila palatinaTonsil palatina berbentuk lonjong dan menggantung di tengah atas pada bagian belakang mulut kita. tonsila palatina adalah bagian dari sistem kelenjar getah beningyang berada pada sisi kiri dan kanan bagian belakang rongga mulut.Patologi amandel: Meradang dan membengkak, terdapat bercak abu-abu atau kekuningan pada permukaannya, dan jika berkumpul maka terbentuklah membran.

B. 6. Penyakit-Penyakit di Dasar Mulut dan Glandula Submandibularis 1. Sialolithiasis Kira-kira 80-90% dari batu kelenjar saliva terjadi di kelenjar submandibular dan hanya 10-20% terdapat di kelenjar parotid, dan hanya persentase yang sangat kecil terdapat pada kelenjar sublingual dan kelenjar liur minor. Sialolitiasis adalah penyebab yang paling sering pada penyakit kelenjar liur dan dapat terjadi pada semua usia dengan predileksi tinggi pada laki-laki.Pemeriksaan fisik sangat penting karena batu sering dapat dipalpasi pada dua pertiga anterior kelenjar submandibular. Selain itu, indurasi pada dasar mulut biasanya dapat terlihat. Batu yang lokasinya di dalam badan kelenjar lebih sukar untuk di palpasi. Foto Rontgen dengan posisi lateral dan oklusal dapat menunjukkan batu radiopak tetapi posisi ini tidak selalu dapat diandalkan.

2. MucocelesMucocele adalah Lesi pada mukosa (jaringan lunak) mulut yang diakibatkan oleh pecahnya saluran kelenjar liur dan keluarnya mucin ke jaringan lunak di sekitarnya.Mucocele dapat terjadi pada bagian mukosa bukal, anterior lidah, dan dasar mulut. Pada umumnya mucocele didapati di bagian dalam bibir bawah. Namun dapat juga ditemukan di bagian lain dalam mulut, termasuk langit-langit dan dasar mulut. Akan tetapi jarang didapati di atas lidah. Gambaran Klinis a. Batas tegasb. Konsistensi lunakc. Warna transluscentd. Ukuran biasanya kecile. Tidak ada keluhan sakitf. Kadang-kadang pecah, hilang tapi tidak lama kemudian akan timbul lagi

Gambar 3. Mucocele pada bibir bawah sebelah kanan

3. RanulaRanula mirip dengan mukokel tetapi ukurannya lebih besar.Gambaran Klinis Bentuk dan rupa kista ini seperti perut kodok yang menggelembung keluar (Rana=Kodok)a. Dinding sangat tipis dan mengkilapb. Warna translucentc. Kebiru-biruand. Palpasi ada fluktuasie. Tumbuh lambat dan expansif

Gambar 4. Ranula pada dasar mulut

4. SialadenitisSialadenitis adalah infeksi bakteri dari glandula salivatorius, biasanya disebabkan oleh batu yang menghalangi atau hyposecretion kelenjar. Proses inflamasi yang melibatkan kelenjar ludah disebabkan oleh banyak faktor etiologi. Proses ini dapat bersifat akut dan dapat menyebabkan pembentukan abses terutama sebagai akibat infeksi bakteri. Gejala umum meliputi gumpalan lembut yang nyeri di pipi atau di bawah dagu, terdapat pembuangan pus dari glandula ke bawah mulut dan dalam kasus yang parah, demam, menggigil dan malaise (bentuk umum rasa sakit).

5. SialosisSialosis didefinisikan sebagai pembengkakan non-inflamasi dan non-neoplastik dari kelenjar saliva. Paling sering mengenai kelenjar parotis biasanya bilateral, tapi kadang-kadang juga mengenai kelenjar submandibularis dan sublingualis.

6. Sjorgen Syndrome Sjorgen Syndrome merupakan penyakit kronis autoimun yang dikarakteristikkan dengan kekeringan mukosa oral dan okular, infiltrat limfosit, dan dekstrusi eksokrin. Manifestasi oral pasien ini sangat luas sebagai hasil dari penurunan fungsi kelenjar ludah.

Jenis-Jenis Pemeriksaan 1. Pemeriksaan Radiologis, teknik radiografi yang banyak digunakan adalah teknik radiograf oklusal dan panoramik (OPG)2. Sialografi, Sialografi merupakan pemeriksaan untuk melihat kondisi duktus dengan menggunakan kontras. Dengan pemeriksaan ini kita dapat mengidentifikasi adanya iregularitas pada dinding duktus, identifikasi adanya polip, mucous plug atau fibrin, serta area granulomatosa. 3. Tomografi computer, Pemeriksaan ini merupakan salah satu pilihan untuk mengevaluasi sistem duktus dan parenkim pada kelenjar saliva. Identifikasi dapat dilakukan pada potongan aksial, koronal maupun sagital.4. Sialografi tomografi computer, Pemeriksaan ini merupakan kombinasi antara pemeriksaan sialografi dengan menggunakan kontras dan pemeriksaan tomografi komputer. Pemeriksaan dilakukan dengan memasukkan kateter pada duktus, kemudian mengisinya dengan kontras, lalu dilakukan pemeriksaan tomografi komputer. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengevaluasi parenkim secara detail. 5. Magnetic resonance imaging dan magnetic resonance sialography, Pemeriksaan dengan MRI juga dapat mengidentifikasi adanya kelainan pada kelenjar saliva. Dengan pemeriksaan ini akan tampak perbedaan antara struktur duktus dan parenkim.6. Ultrasonografi, dalam mendiagnosis kelainan pada kelenjar saliva terkadang diperlukan pemeriksaan ultrasonografi dengan resolusi tinggi. Pemeriksaan dengan ultrasonografi bermanfaat dalam mengidentifikasi massa dan membedakan konsistensi massa tersebut, apakah padat atau kistik

Daftar Pustaka Archer, WH. 1966. Oral Surgery : A Step by Step Atlas of Operative Techniques. 4th edition. Philadelphia: WB Saunders Company. Audrey B, Shirlee S, Barbara K, Buku ajar praktik keperawatan klinis. EGC Jakarta Davey, Patrick. 2002. Medicine at a Glance. English : Blackwell Science Engel, Joyce. 2008. Pengkajian Pediatrik. Edisi 4. Jakarta : EGC Greenberg MS, Glick M, Ship JA. 2008. Burkets Oral Medicine 11th Ed. BC Decker Inc. Hamilton. Gruendemann, B. J., & Fernsebner, B. (2006). Keperawatan Perioperatif. Jakarta: EGC. Hidayat, A. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Salemba Medika. Jakarta Otolaryngology-Head and Neck Surgery (Ardyanto, 2006; ENTUSA, 2000) American Academy Pindborg, J.J.. 2009. Altas Penyakit Mukosa Mulut. Tangerang: Binarupa Aksara. Subandi, A. 2007. Inner Healing In the Office. Gramedia. Jakarta Sudiono, J. (2009). Gangguan Tumbuh Kembang Dentokraniofasial. Jakarta: EGC. Suwelo, I. S. 2000. Petunjuk Praktis Sistem Merawat Gigi Anak di Klinik. EGC. Jakarta Syafriadi,Mei. 2008. Patologic Mulut Tumor Neoplastik dan NonNeoplastik Rongga Mulut. Yogyakarta: ANDI.


Top Related