Download - PEMIKIRAN EKONOMI IMAM AL-GHOZALI TENTANG …
PEMIKIRAN EKONOMI IMAM AL-GHOZALI TENTANG
MEKANISME PASAR ISLAMI
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy)
Program Studi Muamalat (Syari’ah)
oleh:
RAHMAD SURYAWAN
NIM I 000 090 023
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
1
PEMIKIRAN EKONOMI IMAM AL-GHOZALI TENTANG MEKANISME PASAR ISLAMI
Oleh: Rahmad Suryawan (NIM: I 000 090 023)
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK
Kegagalan sistem-sistem ekonomi modern (kapitalis dan sosialis) untuk
merealiasasikan sasaran-sasaran yang diinginkan seperti pemenuhan kebutuhan dasar,
kesempatan kerja penuh, dan distribusi pendapatan dan kekayaan yang merata telah
mendorong para pakar ekonomi untuk mencari sistem ekonomi alternatif yang bisa
mengatasi masalah-masalah tersebut. Salah satunya adalah dengan cara melirik kembali
sistem ekonomi Islam yang selama ini dipandang sebelah mata oleh kebanyakan orang.
Salah satu tokoh yang pemikirannya dijadikan rujukan dalam ekonomi Islam adalah Imam
al-Ghozali.
Imam al-Ghozali adalah seorang ulama dan sarjana muslim yang hidup jauh
sebelum founding fathernya ilmu ekonomi modern Adam Smith lahir dan menulis The
Wealth of Nation. Namun demikian, pada saat itu beliau sudah menulis konsep-konsep
ekonomi yang sangat futuristik dan masih relevan hingga saat ini. Bahkan konsep-konsep
ekonominya bukan hanya dijadikan rujukan oleh ekonom muslim saja, tetapi juga oleh
ekonom-ekonom barat.
Skripsi ini membahas pemikiran Imam al-Ghozali tentang pasar dalam sistem
ekonomi Islam. Beliau menjelaskan tentang sejarah mekanisme pasar, etika perilaku pasar,
mekanisme harga, aktivitas produksi , teori konsumsi, dan teori distribusi. Pemikirannya ini
berbeda dengan pasar yang diidealkan oleh sistem ekonomi kapitalis dan sosialis. Pasar
yang ideal menurut sistem ekonomi kapitalis adalah pasar yang bebas (perfect competition
market), karena jika individu dibebaskan untuk memenuhi kepentingannya sendiri dengan
caranya sendiri maka secara otomatis kepentingan masyarakat secara keseluruhan akan
tercapai, dan pemerintah sama sekali tidak boleh melakaukan intervensi atau campur tangan
di dalamnya karena akan mengganggu keseimbangan dalam pasar tersebut. Sedangkan
sistem ekonomi sosialis memiliki pandangan sebaliknya, yaitu meniadakan peranan pasar
dan pemerintahlah yang berperan aktif dalam menyelesaikan dan mengatur seluruh
persoalan-persoalan perekonomian. Pemerintah merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi sendiri kebijakan ekonomi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasar yang diidealkan atau dinginkan
oleh Imam al-Ghozali adalah pasar yang bebas dalam bingkai nilai dan moralitas Islam,
yaitu pasar yang bersaing bebas dan secara sehat –kompetitif dan tidak terdistorsi- antara
permintaan dan penawaran dan harus dilakukan rela sama rela. Al-Ghozali juga
memaparkan tentang proses terbentuknya pasar yaitu pasar berevolusi sebagai bagian yang
alami atau hukum alam, sebuah ekspresi berbagai hasrat yang timbul dari diri sendiri untuk
saling memuaskan kebutuhan ekonomi dan juga proses timbulnya pasar ini dipengaruhi
oleh kekuatan permintaan dan penawaran untuk menentukan harga dan laba.
Kata kunci: Imam al-Ghozali, Pasar, Ekonomi Islam
2
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebahagian sejati telah
menjadi tujuan utama dari seluruh
masyarakat. Namun, ada perbedaan
pandangan mengenai apa yang
membentuk kebahagian itu dan
bagaimana hal itu dapat
direalisasikan. Meskipun kondisi
materiil bukanlah satu-satunya isi
dari kebahagiaan itu, pandangan
skuler modern yang sangat
menekankan pada kondisi-kondisi
demikian, tampaknya percaya bahwa
kebahagiaan dapat dijamin bila
tujuan-tujuan materi tertentu dapat
direalisasikan. Tujuan-tujuan itu
antara lain pengentasan kemiskinan,
pemenuhan kebutuhan materi bagi
semua individu, ketersedian peluang
bagi setiap orang untuk dapat hidup
secara terhormat, dan distribusi
pendapatan serta kekayaan secara
merata.
Tiga sistem ekonomi yang
dominan pada saat ini adalah
kapitalisme, sosialisme, dan
gabungan dari kedua muara itu yakni
negara kesejahteraan. Masing-masing
telah mengalami revisi yang
signifikan dari versi aslinya karena
berbagai problem yang di hadapinya
dalam kurun waktu yang lama dan
juga karena perubahan-perubahan
yang di lakukan untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan tersebut (Chapra,
2000: 2).
Kapitalisme dan sosialisme
dibentuk di atas landasan nilai
(Value) yang sama yaitu
Materialisme-Hedonisme yaitu
segala kegiatan manusia di
latarbelakangi dan diorientasikan
kepada segala sesuatu yang bersifat
duniawi, dan dibangun diatas
pandangan dunia yang sekuler yaitu
memisahkan hal-hal yang bersifat
spiritual dan material (agama dan
dunia). Tujuan kegiatan ekonomi
dalam kapitalisme ialah perolehan
menurut ukuran uang. Sekalipun
perolehan merupakan tujuan dari
kegiatan ekonomi, namun sikap yang
ditunjukan dalam proses perolehan
membentuk isi gagasan persaingan.
Sikap yang secara logik terkandung
dalam perolehan ini dapat dilukiskan
sebagai kebebasan perolehan dari
luar. Karena kebebasannya dari
3
peraturan, kapitalisme pada
hakikatnya bersandar pada
kesadaran individu akan kekuasaan
alaminya. karna itu kegiatan ekonomi
ini berhubungan erat dengan risiko
pribadi, tapi si pelaku ekonomi bebas
untuk mengusahakan keberhasilan
ekonomi dengan cara apa saja yang
dipilihnya, asalkan tidak melanggar
hukum pidana (Mannan, 1997: 311).
Sementara itu disisi lain
yaitu sistem sosialisme, yang
dirumuskan dalam Encyclopedia
Britannica, adalah kebijakan atau
teori yang bertujuan untuk
memperoleh suatu distribusi yang
lebih baik dengan tindakan otoritas
demokratis pusat. menurut Joad,
berbagai tindakan yang dianjurkan
sosialisme untuk sosialisasi
kehidupan masyarakat adalah
penghapusan milik pribadi atas alat
produksi (hal ini akan digantikan
oleh milik pemerintah serta
pengawasan dan pelayanan utama),
sifat dan luasnya industri dan
produksi mengabdi kepada
kebutuhan sosial dan bukan kepada
motif laba (Mannan, 1997 :316).
Islam sebagai agama
universal yang mengatur seluruh
dimensi kehidupan umatnya baik di
dunia maupun di akherat. Islam
sudah mengatur masalah ekonomi
semenjak Islam itu diturunkan
melalui nabi Muhammad SAW.
Karena rujukan utama pemikiran
ekonomi Islam adalah al Qur’an dan
al Hadits. Termasuk di dalamnya
masalah pasar. Pasar mendapat
kedudukan yang penting dalam
ekonomi Islam.
Para ulama terdahulu sudah
banyak yang menulis buku tentang
masalah ekonomi yang bisa kita
jadikan sebagai acuan terlepas dari
segala kekurangannya karna jauhnya
jarak antar kita dengan mereka dan
semakin kompleksnya masalah
ekonomi yang di hadapi umat
manusia. Namun banyak dari
pemikiran-pemikiran mereka yang
layak untuk kita kaji ulang. Salah
satunya adalah pemikiran Al-
Ghozali. Penulis tertarik untuk
membahas pemikiran tokoh ini
karena jika di bandingkan dengan
tokoh Muslim lainnya seperti Ibnu
Taimiyah, Abu Yusuf, dan Ibnu
4
Khaldun beliau merupakan tokoh
yang membahas masalah pertukaran
sukarela (Barter), dan membahas
bagaimana suatu pasar itu terbentuk,
teori Permintaan, Penawaran, dan
Etika Prilaku Pasar.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimanakah pemikiran
imam al-Ghozali tentang mekanisme
pasar yang Islami.
LANDASAN TEORI
Pasar adalah orang-orang yang
mempunyai keinginan untuk puas, uang
untuk berbelanja dan kemauan untuk
membelanjakannya. Dari definisi tersebut
terdapat 3 unsur penting di dalam pasar
yaitu: pertama adalah orang dengan
segala keinginannya, kedua adalah daya
beli mereka, dan ketiga adalah kemauan
untuk membelanjakannya (Stanton, 1993:
92).
Secara pengertian sederhana,
pasar adalah sebagai tempat bertemunya
penjual dan pembeli untuk melakukan
transaksi jual-beli barang dan jasa.
Sedangkan dalam pengertian yang lebih
umum, pasar merupakan suatu wujud
abstrak dari suatu mekanisme ketika
pihak pembeli dan penjual bertemu untuk
mengadakan tukar menukar (Nordhaus,
1999: 44).
1. Pasar dalam Sistem Ekonomi
Kapitalis
Kapitalisme adalah
sistem ekonomi yang
berasakan kepentingan
pribadi, dimana nilai
produksi dan konsumsi
semata-mata untuk menggaet
profit atau keuntungan.
Sistem kapitalisme sama
sekali tidak mengindahkan
kesejahteraan sosial,
kepentingan bersama,
kepemilikan bersama ataupun
yang semacamnya. Asas
kapitalisme adalah kepuasan
sepihak alias keuntungan
adalah milik pribadi
(http://id.wikipedia.org/wiki/Ka
pitalisme ).
2. Pasar dalam Sistem Ekonomi
Sosialis
Sistem ekonomi
sosialis adalah suatu sistem
ekonomi dengan kebijakan
atau teori yang bertujuan
untuk memperoleh suatu
5
distribusi yang lebih baik
dengan tindakan otoritas
demokratisasi terpusat, dan
kepadanya perolehan
produksi kekayaan yang lebih
baik dari pada yang kini
berlaku sebagaimana
mestinya diarahkan.
Sistem ekonomi
sosialis berpandangan bahwa
kemakmuran individu hanya
mungkin tercapai bila
berpondasikan kemakmuran
bersama. Sebagai
konsekuensinya, penguasaan
individu atas aset-aset
ekonomi atau faktor-faktor
produksi sebagian besar
merupakan pemilikan
sosial(http://sistemekonomiin
donesia_19.html.ayucintyavir
ayasti.blogspot.com/2011/02).
3. Pasar dalam Sistem Ekonomi
Islam
Ajaran Islam berusaha
untuk menciptakan suatu
keadaan pasar yang di bingkai
oleh nilai-nilai syariah,
meskipun tetap dalam
keadaan yang bersaing.
Dalam kata lain konsep Islam
yang ideal tentang pasar
adalah perfect competition
market plus, yaitu plus nilai-
nilai syariah Islam (Anto,
2003: 313).
Kajian Pustaka
1. Muhammad Aidi Matriani (UMS,
2008), Dengan judul skripsi
“Pemikiran Ibnu Taimiyah
Tentang Mekanisme Pasar Dalam
Ekonomi Islam”, di dalamnya
membahas tentang mekanisme
pasar menurut Ibnu Taimiyah. Dia
menyimpulkan bahwa menurut
Ibnu Taimiyah naik turunnya
harga tidak selalu disebabkan oleh
ketidak adilan, tapi bisa jadi
karena inefisiensi dalam produksi.
Ibnu Taimiyah juga menolak
interfensi pemerintah tentang
penetapan harga kecuali jika
memang ada distorsi pasar.
2. Istiqomah (UMS, 2005), dengan
judul skripsi “Pemikiran Umer
Chapra Tentang Keadilan Dalam
Sistem Ekonomi Islam”, yang di
dalamnya membahas konsep
keadilan dalam Islam, konsep
6
keadilan dalam al Qur’an, dan
konsep keadilan dalam sistem
ekonomi Islam. Dia
menyimpulkan bahwa pemikiran
Umer Chapra tentang keadilan
sitem ekonomi Islam ialah jika
telah memenuhi empat hal yaitu
pemenuhan kebutuhan pokok,
sumber sumber pendapatan yang
terhormat, distribusi pendapan dan
kekayan yang merata serta
pertumbuhan yang stabil dalam
ekonomi.
3. Siti Muflikhatul Hidayah (UMS,
2007), dengan judul skripsi
“Tinjauan Harga Dalam Ekonomi
Islam” di dalamnya membahas
tentang teori harga, hal hal yang
mempengaruhinya, dan beberapa
jenis kegiatan di pasar sempurna,
monopoli, oligopoli dan
monopsomi. Kemudian tulisannya
di akhiri dengan analisis tentang
tata cara dalam penetapan harga
dalam jual beli.
Berdasarkan beberapa judul
skripsi yang ada diatas, maka penulis
belum menemukan satu skripsi yang
meneliti satu pemikiran tentang
mekanisme pasar berdasarkan
perspektif satu tokoh yaitu imam Al-
Ghozali, maka dari itu penulis
berusaha mengungkap lebih jauh
pemikiran imam Al-Ghozali tentang
mekanisme pasar Islami.
Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini termasuk
kedalam Penelitian Bibliografi,
karena penelitian ini dilakukan
untuk mencari, menganalisis,
membuat interpretasi, serta
generalisasi dari fakta fakta,
hasil pemikiran, dan ide ide yang
telah ditulis oleh para pemikir
dan ahli (Nazir, 1988: 62) yang
dalam hal ini adalah Al-Ghozali
tentang pasar.
Melihat dari segi
tempatnya penelitian ini
termasuk penelitian kepustakaan
(Library Research) (Nazir, 1988:
54).
2. Pendekatan
Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah Historis Normatif
Folosofis. Pendekatan Historis
7
adalah pendekatan yang di
gunakan untuk memperoleh data
biografi pemikiran Al-Ghozali
(Arikunto, 1991: 25). Sedangkan
Pendekatan Filosofis adalah
menganalisis sejauh mana
pemikiran yang di ungkap
sampai kepada landasan yang
mendasari pemikiran tersebut
(Bekker, 1994: 15).
3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data
yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah metode
dokumentasi, yaitu cara
pengumpulan data mengenai hal-
hal atau variabel yang berupa
catatan-cacatan, transkip buku,
surat kabar, majalah, agenda dan
lain sebagainya (Arikunto, 1996:
234).
Adapun sumber data
adalah subyek dari mana data
diperoleh. Data dalam penelitian
ini di peroleh dari data primer
dan data skunder (Arikunto,
1996: 144).
a. Sumber Data Primer
Sumber Data Primer
adalah sumber data yang
langsung dan diperoleh dari
sumber data dan penyelidik
untuk tujuan penelitian
(Surachmad, 1990: 163).
Adapun Sumber Data
Primer yang dijadikan
rujukan dalam penelitian ini
adalah buku karya Imam Al-
Ghozali (Ihya Ulumuddin)
dan Sejarah Pemikiran
Ekonomi Islam karya Ir. H.
Adiwarman Azwar Karim.
b. Sumber Data Skunder
Sumber data skunder
adalah sumber data yang
lebih dahulu di kumpulkan
yang sebenarnya adalah data
asli (Surachmad, 1990: 163).
Adapun sumber data
skunder yang berkaitan
dengan obyek penelitian,
seperti Teori Dan Praktek
Ekonomi Islam karya Prof.
Abdul Mannan, Hukum
Ekonomi Islam karya
Suhrowardi K. Lubis, Islam
Dan Tantangan Ekonomi
karya Umer Chapra,
Ekonomi Dalam Perspektif
Islam karya Abdullah Zaky
8
Al-Kaaf, Ekonomi Islam
Karya Monzer Kahf, dan
buku-buku lain yang
membahas tentang pasar
dalam ekonomi Islam.
4. Teknik Analisis Data
Data akan di olah secara
diskriftif kemudian mengambil
kesimpulan dengan cara induksi,
yaitu metode berfikir yang
menarik suatu kesimpilan umum
dari berbagai kasus yang bersifat
individual dan setempat.
HASIL PENELITIAN
1. Pemikiran Al-Ghozali tentang
Mekanisme Pasar Islami
a. Sejrah mekanisme pasar menurut
al-Ghozali
Bagi al-Ghozali pasar
merupakan bagian dari keteraturan
alami (natural order) secara rinci
beliau menjelaskan dalam kitab
Ihya Ulum al-Din bagaimana
evolusi pasar tercipta, beliau
mengatakan:
“Dapat saja petani hidup di
tempat alat-alat pertanian tidak
tersedia. Sebaliknya, pandai besi
dan tukang kayu hidup di mana
lahan pertanian tidak ada. Jadi,
petani membutuhkan pandai besi
dan tukang kayu, dan mereka
pada gilirannya membutuhkan
petani. Secara alami, masing-
masing akan ingin untuk
memenuhi kebutuhannya dengan
memberikan sebagian miliknya
untuk dipertukarkan. Dapat pula
terjadi tukang kayu membutuhkan
makanan dengan alat-alatnya,
tetapi petani tidak membutuhkan
alat-alat tersebut. Atau, jika
petani membutuhkan alat-alat
tukang kayu tidak membutuhkan
makanan. Keadaan ini
menimbulkan masalah.oleh
karena itu, secara alami pula
orang-orang akan terdorong
untuk menyediakan tempat
penyimpanan alat-alat di satu
pihak dan tempat penyimpanan
hasil pertanian di lain pihak.
Tempat inilah yang kemudian
didatangi pembeli sesuai
kebutuhannya masing-masing
sehingga terbentuklah pasar.
Petani, tukang kayu dan pandai
besi yang tidak bisa langsung
melakukan barter, juga terdorong
juga pergi ke pasar ini. Bila di
pasar juga tidak ditemukan orang
yang mau melakukan barter, ia
akan menjual pada pedagang
dengan harga yang relatif murah
untuk kemudian disimpan sebagai
persedian. Pedagang kemudian
menjualnya dengan satu tingkat
keuntungan. Hal ini berlaku untuk
setiap jenis barang” (Ihya, III:
227).
b. Etika perilaku pasar
Dalam pandangan al-Ghozali
pasar harus berfungsi berdasarkan
9
etika dan moral para pelakunya.
Secara khusus ia memperingatkan
larangan mengambil keuntungan
dengan cara menimbun makanan
dan barang-barang dasar
kebutuhan lainnya. Penimbunan
barang merupakan kezaliman
yang besar, terutama di saat-saat
terjadi kelangkaan, dan para
pelakunya harus dikutuk.
Ia menganggap iklan palsu sebagai
salah satu kejahatan pasar dan
harus dilarang. Lebih jauh, ia
memperingatkan para pedagang
agar tidak memberikan informasi
yang salah mengenai berat, jumlah
atau harga barang penjualannya.
Iklan-iklan yang bersifat informatif
dan tidak berlebihan dapat
diterima. Namun demikian
menurut al-Ghozali, menunjukkan
kwalitas yang sudah nyata dari
suatu barang merupakan
kemubaziran. Ia sangat
menekankan kebenaran dan
kejujuran dalam bisnis. oleh karena
itu, ia mengutuk praktek-praktek
pemalsuan, penipuan dalam mutu
barang dan pemasaran, serta
pengendalian pasar melalui
perjanjian rahasia dan manipulasi
harga (Ihya, II: 78).
c. Mekanisme harga
Walaupun al-Ghozali tidak
menjelaskan konsep permintan
dan penawaran dalam istiah-istilah
modern, namun beberapa paragraf
tulisannya menunjukkan konsep
permintaan dan penawaran.
Menurut pandangan al-Ghozali
untuk kurva penawaran “naik dari
kiri bawah ke kanan atas”
dinyatakan sebagai “jika petani
tidak mendapatkan pembeli
barangnya, maka ia akan
menjualnya dengan harga murah”
sementara untuk kurva permintaan
“turun dari kiri atas ke kanan
bawah” dijelaskan pula oleh
beliau sebagai “ harga dapat
diturunkan dengan mengurangi
permintaan” (Ihya, II: 227).
d. Urgensi konsumsi
Al-Ghozali sangat memahami
urgensi konsumsi dan
keniscayaannya dalam kehidupan,
sehingga pemikiran ekonomi al-
Ghozali tentang urgensi konsumsi
dapat dilihat sebagai berikut:
10
1) Konsep al-Ghozali tentang
pemenuhan kebutuhan seperti
yang telah dijalaskan
sebelumnya tentang kebutuhan
dan keinginan. Di antara bukti
yang lain adalah bahwa al-
Ghozali dalam teori produksi
banyak memfokuskan untuk
kebutuhan manusia (Ihya, III:
221).
2) Al-Ghozali berpendapat bahwa
setiap orang bertanggung jawab
atas pemenuhan kebutuhannya
masing-masing dan harus
mengusahakannya semaksimal
mungkin.
3) Bahwa al-Ghozali selalu
menekankan untuk
mengkonsumsi yang halal dan
tayyib dan menjauhi yang
haram.
e. Teori distribusi
Al-Ghozali sangat
menghormati keadilan sebagai
sesuatu yang krusial dan
fundamental.tanpa kondisi
keadilan dan kebaikan niscaya
manusia tidak bisa mencapai
kehidupan yang layak baik di
dunia maupun di akherat
(Rohman, 2010: 127).
Walaupun al-Ghozali tidak
menggunakan terminologi modern,
al-Ghozali telah mengidentifikasi
dengan jelas berbagai jenis dan
fungsi ekonomi yang dijalankan
oleh negara. Ia menitik beratkan
bahwa untuk meningkatkan
kemakmuran ekonomi, negara
harus menegakkan keadilan,
kedamaian, dan keamanan, serta
stabilitas. Ia menekankan perlunya
keadilan serta peraturan yang adil
dan seimbang. Berikut adalah
ungkapan al-Ghozali tentang
pentingnya sebuah negara untuk
menciptakan suasana tersebut:
“Tentara diperlukan untuk
mempertahankan dan melindungi
orang dari rampok. Harus ada
pengadilan untuk menyelesaikan
sengketa. Hukum dan peraturan
diperlukan untuk mengawasi
perilaku orang-orang dan
stabilitas sosial. Hal itu
merupakan fungsi penting
pemerintah yang hanya dapat
dijalankan oleh ahlinya, mdan
apabila mereka terlibat dalam
mengerjakan aktivitas-aktivitas ini,
mereka tidak dapat meluangkan
waktu untuk terlibat dalam
kegiatan industri dan mereka
butuh pendukung bagi
11
penghidupannya. Di lain pihak,
orang membutuhkan mereka,
karena jika semua bekerja
dibidang pertahanan, industri
lainnya akan terbengkalai dan jika
tentara terlibat dalam industri-
industri untuk mencari
penghidupan mereka, maka negara
tersebut akan kekurangan
pembela-pembela dan orang
banyak akan menjadi korban”
(Ihya, III: 221).
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan mengenai
pemikiran ekonomi Imam al-
Ghozali tentang mekanisme pasar
Islami, maka dapat disimpulkan
bahwa:
Setelah melakukan
pengkajian terhadap gagasa Imam
al-Ghozali tentang mekanisme
pasar Islami, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa: Mekanisme
pasar menurut al-Ghozali adalah
pasar berevolusi sebagai bagian
yang alami atau hukum alam, yakni
sebuah ekspresi berbagai hasrat
yang timbul dari diri sendiri untuk
saling memuaskan kebutuhan
ekonomi dan juga proses timbulnya
pasar ini dipengaruhi oleh kekuatan
permintaan dan penawaran untuk
menentukan harga dan laba.
Kemudian, pertemuan antara
permintaan dan penawaran tersebut
harus terjadi rela sama rela, tidak
ada pihak yang merasa tertipu atau
merasa dirugikan.
Penulis memberikan saran bahwa:
1. Kajian imam al-Ghozali ini
relevan dan dapat dijadikan
sebagai acuan untuk
memperbaiki sistem ekonomi
yang ada pada zaman
sekarang.
2. Dalam melakukan transaksi di
pasar hendaklah
memperhatikan dan
mengedepankan unsur
moralitas dan tolong-
menolong.
3. Kajian tentang ekonomi al-
Ghozali ini penulis sadari
masih jauh dari kata
sempurna. Namun dengan
adanya penelitian ini, agar
kedepannya dapat
disempurnakan dengan
penelitian-penelitian
selanjutnya sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
An-Nabhani, Taqyuddin. 1999.
Membangun Ekonomi Alternatif
Perspektif Islam, Surabaya: Risalah
Gusti
Anto, M.B. Hendrie. 2003. Pengantar
Ekonomika Mikra Islami.
Yogyakarta: Ekonosia
Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur
Penelitian Suatu Praktek. Jakarta:
Melthon Putra
Bakker dkk. 1994. Metodologi Penelitian
Filsafat. Yogyakarta: Kanisius
Chapra, Umer. 2000. Islam dan
Tantangan Ekonomi. Jakarta: Gema
Insani Press
Departemen Pendidikan Nasional. 2000.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka
Deliarnov. 2003. Perkembangan
Pemikiran Ekonomi, Jakarta:
Rajawali Press
Ensiklopedia Islam. 1992. Jakarta: Anda
Utama
Karim, Adiwarman. 2007. Sejarah
Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta:
PT. Rajagrafindo
Khaf, Monzer.1995. Ekonomi Islam.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Lubis, Suhrowardi K. 2000. Hukum
Ekonomi Islam. Jakarta: Sinar
Grafika
Mannan, M. Abdul. 1997. Teori dan
Praktek Ekonomi Islam.
Yogyakarta: PT. Dhana Bakti Prima
Yasa
Marzuky. 2002. Metodologi Riset.
Yogyakarta: BPFE-UII
Muhammad. 2003. Metodologi Penelitian
Pemikiran Ekonomi Islam.
Yogyakarta: Ekonisia
. 2004. Ekonomi Mikro dalam
Perspektif Islam. Yogyakarta:
BPFE UGM
Nasution, Harun. 1985. Islam Ditinjau
dari Berbagai Aspeknya. Jakarta:
UII Press
Nazir, M. 1988. Metodologi Penelitian.
Jakarta: Ghalia Indonesia
Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Ekonomi Islam (P3EI). 2009.
Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali
Pers
Qardhawi, Yusuf. 1997. Norma dan Etika
Ekonomi Islam. Jakarta: Gema
Insani Press
13
Rahman, Afzalur. 1995. Doktrin Ekonomi
Islam Jilid 1. Yogyakarta: PT.
Dhana Bakti Prima Yasa
Rohman, Abdur. 2010. Ekonomi Al-
Ghozali. Surabaya: Bina Ilmu
Sukirno, Sadono. 2003. Pengantar Teori
Mikro Ekonomi. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada
Sudarsono, Heri. 2003. Konsep Ekonomi
Islam Suatu Pengantar.
Yogyakarta: Penerbit Ekonisia
Yuliadi, Imamuddin. 2001. Ekonomi
Islam Sebuah Pengantar.
Yogyakarta: LPPI UMY