Download - PENANGANAN PASIEN SYOK
PLENOSISTEM TRAUMATOLOGI
MODUL SESAK NAPAS
Skenario
Seorang laki-laki usia 25 tahun dibawa ke Puskesmas dengan keluhan sesak napas. Penderita terlihat pucat dan kebiruan. Nadi teraba cepat dan lemah.
Bahasan
Penyebab & Mekanisme Sesak Napas yang mengancam jiwa
Gejala & Tanda Sesak Napas yang mengancam jiwa
Tindakan Awal Penanganan Sesak Napas
Penyebab Sesak Napas
Flail Chest
Tanda:Sucking Chest/ Paradoksal inspiration (dada tertarik ke dalam saat inspirasi dan keluar saat ekspirasi)
Open Pneumotoraks
Trauma benda tajam (+)Bising nafas melemahHipersonorFoto Toraks:
Udara dalam rongga pleura
Asma Bronkhial Pencetus serangan
(alergen, emosi/stress, obat-obatan, infeksi)
Reaksi Antigen dan Antibodi
Release Vasoactive Substance
(histamin, bradikinin, anafilatoxin)
Konstriksi Otot Polos Permeabilitas Kapiler ↑ Sekresi Mukus
Bronchospasme · Kontraksi Otot Polos Produksi Mukus
· Edema mukosa
Bersihan jalan nafas · Hipersekresi
tak efektif
Obstruksi Saluran Nafas
Hipoventilasi
Distribusi ventilasi tak merata dengan sirkulasi darah paru
Gangguan difusi gas di alveoli
Asma Bronkial
Gejala: Sesak nafas yang berat dengan ekspirasi
memanjang disertai
wheezing. Dapat disertai batuk dengan sputum kental, sulit
dikeluarkan. Bernafas dengan menggunakan otot-otot nafas
tambahan Cyanosis, tachicardia, gelisah, pulsus paradoksus. Fase ekspirasi memanjang disertai wheezing (di
apex dan hilus)
Heart Failure
Tekanan Darah Perfusi Organ
GFR
Tekanan Vena
Retensi Garam dan Air
Tekanan Kapiler Paru
Edema Paru
interstisial
Sesak napas
Tindakan Awal Penanganan Jalan NapasAIRWAY (Bebaskan Jalan Napas)
Tanpa Alat- Chin lift : metode ekstensi kepala angkat dagu - Head tilt : metode ekstensi kepala dorong leher- Jaw thurst : metode angkat dagu dorong mandibula
- Atasi sumbatan dengan finger sweep. Jika pasien sadar dan tersedak lakukan back blow / heimlich’s manuver / abdominal thurst.
- Untuk sumbatan karena cairan lakukan suction
Dengan Alat
- Oropharyngeal tube
- Nasopharyngeal tube
Head tilt & chin lift Jaw thurst
Nasopharyngeal tube
Oropharyngeal tube
BREATHING Penilaian pasien dapat bernafas spontan atau tidak Penolong mendekatkan pipi dan telinga ke muka korban
dan melihat ke arah dada korban- Look : lihat gerak dada/napas korban- Listen : dengar suara napas korban- Feel : rasakan hembusan napas korban
Tanpa alat- Beri napas bantuan
Dengan alat:- Intubasi trachea- Cricothyroidetomy- Tracheostomy- Laryngeal mask
Tindakan Awal Penanganan Jalan Napas
Endotracheal tube
Simple mask
Bag Valve MaskSuction
CIRCULATION
untuk meyakinkan bahwa jantung korban masih berfungsi dengan baik atau tidak dengan menyentuh arteri carotis selama 3-5 detik
Lakukan RJP
Tindakan Awal Penanganan Jalan Napas
Cara RJP : Meletakan kedua telapak tangan saling mengunci dua jari diatas proc.
Xyphoideus atau sejajar puting payudara, dengan kedua bahu sejajar tegak lurus sehingga waktu melakukan kompresi dibantu berat badan penolong. Kemudian lakukan penekanan sternum 4-5 cm kebawah sebanyak 30 kali kompresi 2 kali nafas buatan, tiap siklus cek nadi dan napas.
JIKA A B C SUDAH CLEARLAKUKAN PENANGANAN
LANJUTAN, TETAPI JIKA A B C RJP BELUM MENIMBULKAN DENYUT
JANTUNG SPONTAN MAKA HARUS DILAKUKAN D E F HANYA OLEH
TENAGA MEDIS!!!
DRUG & FLUID• Adrenalin : 0,5 – 1,0 mg dosis untuk orang dewasa, 10 mcg/ kg pada
anak- anak. Cara pemberian : iv, intratrakeal lewat pipa trakeal. Di ulang tiap 5 menit dengan dosis sama sampai timbul denyut spontan atau mati jantung.
• Natrium Bikarbonat : dosis mula 1 mEq/ kg (bila henti jantung lebih dari 2 menit) kemudian dapat diulang tiap 10 menit dengan dosis 0,5 mEq/ kg sampai timbul denyut jantung spontan atau mati jantung, iv, tapi sudah jarang digunakan lagi karena dapat menimbulkan asidosis respiratorik.
EKG Meliputi fibrilasi ventrikuler, asistol ventrikuler dan disosiasi elektro
mekanis.
Fibrilation Treatment
•Elektroda dipasang disebelah kiri puting susu kiri disebelah kanan sternum atas, defibrilasi luar arus searah 5 : 200 – 300 joule pada dewasa. 100 – 200 joule pada anak. 50 – 100 joule pada bayi.
Cara Pemberian OksigenPemberian oksigen pada klien dapat melalui tiga cara, yaitu melalui :
1. Kateter nasal
2. Kanula nasal
3. Masker oksigen
TATA KERJA1. Tabung oksigen dibuka dan diperiksa isinya2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan3. Hubungkan nasal prong atau masker dengan slang oksigen ke botol pelembab4. Pasang ke penderita 5. Atur aliran oksigen sesuai dengan kebutuhan6. Setelah pemberian tidak dibutuhkan lagi lepas nasal prong atau masker dari penderita7. Tabung oksigen ditutup8. Penderita dirapikan kembali9. Peralatan dibereskan
Terapi O₂
Tanpa retensi CO₂…
PO₂ dipertahankan 60-70 mmHg
Selang hidung atau masker wajah
Kecepatan 2-6 L/menit
Retensi CO₂…
Masker Venturi 24% atau selang hidung dengan kecepatan aliran 0,5-2,0 L/menit
PO₂ dipertahankan 50-60 mmHg
Bila ventilasi harus dibantu dengan aktif kantong-masker berkatup dan persiapan intubasi endotrakeal (bila hipoventilasi tidak dapat dipulihkan dengan cepat)
Obat Paralisis Otot Suksinilkolin
Bolus IV
Dosis : dewasa dan anak-anak 1-1,5mg/kg, bayi < 10 kg 1,5-2mg/kg
Onset kerja 1 menit
Lama kerja 5-15 menit
Infus IV kontinu campur larutan yang mengandung 1-2mg suksinilkolin/ml larutan IV
Tubokurarin
IV
Dosis : dewasa 15-30mg, anak-anak 0,2mg
Onset kerja 3 menit
Lama kerja 30-40 menit Agen-agen non-depolarisasi
Pankuronium, dosis 0,04-0,1mg/kg IV
Vekuronium, dosis 0,08-0,1mh/kg
Atrakurium, dosis 0,4-0,5mg/kg
TREATMENT1. Oksigenasi (berikan O2 2-4 l/menit)2. Penggantian volume plasma (cairan kristaloid isotonis) Ringer laktat/NaCl 0,9 % / Asering Bolus 100 -200 ml (10-30 menit)
20 ml/kgBB/jam ( 1 jam)
Evaluasi 30 menit, apakah syok teratasi ?
Syok teratasiSyok tidak teratasiKesadaran membaik
Nadi teraba kuatTekanan nadi > 20 mmHgTidak sesak nafas sianosisEkstremitas hangatDiuresis cukup 1 ml/kgBB/jam
Kesadaran menurunNadi lembut / tidak terabaTekanan nadi < 20 mmHgDistres pernafasan / sianosisKulit dingin dan lembabEkstremitas dinginPeriksa kadar gula darahCairan dan tetesan disesuaikan
10 ml/kgBB/jam (4-6 jam)
Pantau tanda vital tiap 15 menitCatat balans cairan selama pemberian intravena
Lanjutkan cairan 20 ml/kgBB/jam
Evaluasi ketatTanda vitalTanda perdarahanDiuresisHb, Ht, trombosit
Tambahkan koloid/plasma Dekstran/FPP10-20 (max 30) ml/kgBB/jam
Stabil dalam 24 jam/Ht < 40Tetesan 5 ml/kgBB/jam
Syok teratasiSyok belum teratasi
Koreksi asidosis Evaluasi 1 jam
Ht turun Ht tetap tinggi/ naikTetesan 3 ml/kgBB/jam
Infus stop tidak melebihi 48 jamsetelah syok teratasi
Tranfusi darahSegar 10 ml/kgBBdiulang sesuai kebutuhan
Koloid 20 ml/kgBB
Stabilisasi…
Proses untuk menjaga kondisi dan posisi penderita/pasien agar tetap stabil selama pertolongan pertama.
Prinsip stabilisasi
• Menjaga korban supaya tidak banyak bergerak sehubungan dengan keadaan yang dialami
• Menjaga korban agar pernafasannya tetap stabil
• Menjaga agar posisi patah tulang yang telah dipasang bidai tidak berubah
• Menjaga agar perdarahan tidak bertambah.
• Menjaga agar tingkat kesadaran korban tidak jatuh pada keadaan yang lebih buruk lagi
Dan selama transportasi (perjalanan) harus di monitor
• Kesadaran• Pernafasan• Tekanan darah dan denyut nadi• Daerah perlukaan
Syarat seorang penderita gawat darurat untuk ditransportasikan, adalah:• Gangguan pernafasan dan kardiovaskuler telah
ditanggulangi (ABC stabil)• Perdarahan dihentikan• Luka ditutup• Patah tulang di fiksasi
Surat Rujukan, berisi:
Keluhan utama, riwayat perjalanan penyakit dan masalah yang dihadapi
Penilaian kondisi pasien saat ditemukan dan dirujuk
Penatalaksanaan yang telah dilakukan
Informasi penting lainnya (demam, kejang, pingsan, dsbg)
DRAG CRADLE
THE TWO-HANDED SEAT
Long Spine Board
WHEELED STRETCHER
SCOOP STRETCHER
DWI ANDRIO SEPTADI