Transcript
Page 1: PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST …eprints.ums.ac.id/25493/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdfmasalah-masalah yang muncul seperti (1) nyeri akibat incisi otot perut, (2) potensial

i

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST

SECTIO CAESARIA DI PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Sebagian Persyaratan

Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

Disusun Oleh :

Erlin Dwi Hartanti

NIM. J100100054

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

Page 2: PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST …eprints.ums.ac.id/25493/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdfmasalah-masalah yang muncul seperti (1) nyeri akibat incisi otot perut, (2) potensial

ii

PENGESAHAN

NASKAH PUBLIKASI

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST

SECTIO CAESARIA DI PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Disusun oleh :

Erlin Dwi Hartanti

J 100 100 054

Pembimbing

Wahyuni, SKM, SST. FT, M. Kes

Page 3: PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST …eprints.ums.ac.id/25493/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdfmasalah-masalah yang muncul seperti (1) nyeri akibat incisi otot perut, (2) potensial

iii

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST

SECTIO CAESARIA DI PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

( Erlin Dwi Hartanti, 2013, 70 halaman )

Abstrak

Latar Belakang : Pada kondisi pasca Sectio Caesaria, terdapat permasalahan

yang erat kaitannya dengan fisioterapi. Masalah yang dapat terjadi antaranya

nyeri, DVT, penurunan kekuatan otot perut dan dasar panggul dan penurunan

kemampuan aktivitas fungsional.

Tujuan : Untuk mengetahui pelaksanaan fisioterapi dalam mencegah DVT,

mengurangu nyeri, meningkatkan kekuatan otot-otot perut dan dasar panggul dan

meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional pada kasus Sectio Caesaria

dengan menggunakan Terapi Latihan ( TL ).

Hasil : Setelah dilakukan terapi selama 6 kali didapat hasil penilaian awal DVT

negatif ( - ), nyeri diam T1 : 3 menjadi T6 : 1, nyeri tekan T1 : 5 menjadi T6 : 2,

nyeri gerak T1 : 6 menjadi T6 : 2, peningkatan otot fleksor trunk T1 : 2 menjadi

T6 : 3, rotasi trunk T1 : 2 menjadi T6 : 3, peningkatan aktivitas fungsional dari T1

: C menjadi T6 : A.

Kesimpulan : Terapi Latihan ( TL ) pada Sectio Caesaria dapat mencegah

terjadinya DVT, mengurangi nyeri, meningkatkan kekuatan otot perut dan dasar

panggul serta meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional.

Kata kunci : Sectio Caesaria, terapi Latihan ( TL ).

Page 4: PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST …eprints.ums.ac.id/25493/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdfmasalah-masalah yang muncul seperti (1) nyeri akibat incisi otot perut, (2) potensial

iv

MANAGEMENT THERAPEUTIC EXERCISE IN THE CASE OF SECTIO

CAESARIA IN PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

( Erlin Dwi Hartanti, 2013, 70 pages)

Abstract

Background : In the aftermath Sectio Caesaria, there is a problem that is closely

related to physiotherapy. Problems that can occur include pain, DVT, decreased

muscle strength and abdominal and pelvic floor and decrease the ability of

functional activity.

Aims of research : To determine of physiotherapy in preventing DVT, reduce

pain, increase abdominal strength and pelvic muscles, improve the ability of

functional activity in the Sectio Caesaria using Exercise Therapy.

Result : After therapy for about six times the obtain result of the assesment of

pain in silence pain T1 : 3 to T6 : 1, tenderness T1 : 5 to T6 : 2, motion pain T1 : 6

to T6 : 2. An increase in fleksor trunk muscle strenght T1 : 2 to T6 : 3, an increase

in rotasi trunk muscle strenght T1 : 2 to T6 : 3. Improve the ability of functional

activity T1 : C to T6 : A.

Conclusion : Exercise Therapy in preventing DVT, reduce pain, increase

abdominal strength and pelvic muscles, improve the ability of functional activity

in the Sectio Caesaria.

Key words : Sectio Caesaria, Exercise Therapy ( TL ).

Page 5: PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST …eprints.ums.ac.id/25493/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdfmasalah-masalah yang muncul seperti (1) nyeri akibat incisi otot perut, (2) potensial

5

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses persalinan adalah proses fisiologis dari uterus untuk mengeluarkan hasil

konepsi melalui vagina. Dalam proses persalinan terkadang janin tidak bisa lahir secara

spontan dikarenakan oleh beberapa faktor, misalnya adanya disproporsi sefalo-pelvik, partus

lama (prolonged labour), ruptura uteri mengancam dan lain-lain (Mochtar, 1998). Dalam

keadaan demikian tindakan medis berupa sectio caesaria merupakan indikasi dari

permasalahan-permasalahan tersebut diatas. Dewasa ini, cara sectio caesaria jauh lebih aman

daripada dahulu, berhubung dengan adanya transfusi darah, antibiotika, teknik operasi yang

lebih sempurna, dan teknik anestesi yang lebih baik (Mochtar, 1998).

B. Rumusan Masalah

(1) apakah terapi latihan dapat mengurangi nyeri sekitar incisi, (2) apakah terapi

latihan dapat mencegah terjadinya DVT, (3) apakah terapi latihan dapat meningkatkan

kekuatan otot perut, (4) apakah terapi latihan dapat meningkatkan kekuatan otot dasar

panggul, (5) apakah terapi latihan dapat meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional

harian (ADL).

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui manfaat terapi latihan terhadap

masalah-masalah yang muncul seperti (1) nyeri akibat incisi otot perut, (2) potensial

terjadinya DVT, (3) penurunan kekuatan otot perut, (4) penurunan kekuatan otot dasar

panggul, (5) penurunan kemampuan aktivitas fungsional harian (ADL).

Page 6: PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST …eprints.ums.ac.id/25493/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdfmasalah-masalah yang muncul seperti (1) nyeri akibat incisi otot perut, (2) potensial

6

BAB II

A. Deskripsi Kasus

1. Definisi Sectio Caesaria

Sectio Caesaria (caesarian section) disebut juga C-section (disingkat dengan

Cs) adalah proses persalinan dengan melalui pembedahan dimana irisan dilakukan

diperut ibu (laparatomi) dan rahim (histerotomi) untuk mengeluarkan bayi ( Delima,

2007 ).

2. Etilogi

Operasi sectio caesaria seharusnya dilakukan jika keadaan medis

memerlukannya ( Kasdu Dini, 2003). Artinya, janin atau ibu dalam keadaan gawat

darurat dan hanya dapat diselamatkan jika persalinan dilakukan dengan jalan operasi.

a) Faktor janin

Dari factor janin ada beberapa sebab yang sering menjadi indikasi dilakukan

sectio caesaria yaitu bayi terlalu besar, letak bayi sungsang/lintang, ancaman gawat

janin (fetal distress), janin abnormal, faktor plasenta, kelainan tali pusat, bayi kembar.

b) Faktor ibu

Pada faktor ibu ada beberapa sebab diantaranya Usia, CPD (Chepalo Pelvic

Disproportion), kelainan kotraksi rahim, ketuban pecah dini, hambatan lahir (tumor).

3. Jenis Sayatan

a) Sayatan melintang

Sayatan pembedahan dilakukan di bagian bawah rahim (SBR), dimulai dari

ujung atau pinggir selangkangan diatas batas rambut kemaluan sepanjang sekitar 10-

14 cm. Keuntungan dari sayatan melintang adalah perut pada rahim kuat sehingga

cukup kecil resiko menderita rupture uteri (robek rahim) di kemudian hari. Hal ini

karena pada masa nifas, segmen bawah rahim tidak banyak mengalami kontraksi

sehingga luka operasi dapat sembuh lebih sempurna ( Kasdu Dini, 2003).

b) Sayatan vertikal

Sayatan dibuat secara vertikal atau mediana, tegak lurus mulai dari tepat di

bawah perut pusar sampai tulang kemaluan.

Page 7: PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST …eprints.ums.ac.id/25493/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdfmasalah-masalah yang muncul seperti (1) nyeri akibat incisi otot perut, (2) potensial

7

BAB III

A. PROSES FISIOTERAPI

Pasien merupakan seorang perempuan bernama S, berumur 41 bulan,

beralamat di Jalan Josoyudan III No 7 Yogyakarta, beragama islam, dengan diagnosa

Post Sectio Caesaria. Telah dilakukan pemeriksaan DVT, nyeri, kekuatan otot, dan

kemampuan fungsional.

1. Impairment adalah (1) adanya rasa nyeri pada daerah bekas incisi, oleh karena

adanya robekan jaringan dinding perut dan uterus, (2) potensial terjadinya DVT, (3)

adanya penurunan kekuatan otot perut karena nyeri, (4) adanya penurunan kekuatan

otot dasar panggul, (5) adanya penurunan kemampuan aktivitas fungsional.

2. Functional Limitation

functional limitation adalah : adanya gangguan dalam ambulasi dan adanya

penurunan aktifitas sehari-hari (ADL).

3. Retriction of Participation

Retriction of participation adalah adanya hambatan dalam melakukan aktivitas

sosial antara pasien dengan keluarga dan masyarakat.

B. Teknologi Intervensi Fisioterapi

. Banyak teknik yang bisa digunakan pada terapi latihan, namun disini teknik

yang digunakan adalah:

a. Free active movement

Merupakan gerakan aktif di mana pasien melakukan sendiri gerakan tersebut

dengan mengkotraksikan otot pada bagian tubuh tanpa adanya bantuan dari luar.

b. Breathing exercise

Pada breathing exercise ada dua teknik yang terpilih pada pasien post op

sectio caesaria. Teknik-teknik tersebut adalah :

(1) Deep breathing exercise, merupakan bagian dari teknik latihan pernafasan

yang menekankan pada inspirasi maximum yang panjang yang dimulai dari akhir

ekspirasi (posisi FRC) dengan tujuan untuk meningkatkan volume paru,

meningkatkan redistribusi ventilasi

(2). Abdominal breathing exercise, merupakan teknik pernapasan yang pada

saat inspirasi diikuti dengan mengembangnya rongga perut.

Page 8: PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST …eprints.ums.ac.id/25493/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdfmasalah-masalah yang muncul seperti (1) nyeri akibat incisi otot perut, (2) potensial

8

c. Statik kontraksi

Suatu metode terapi latihan yang bertujuan untuk mengurangi nyeri dan

spasme otot (Ebner, 1959).

d. Latihan otot-otot perut dan otot dasar panggul

Latihan pada otot-otot perut dan otot dasar panggul bertujuan untuk

meningkatkan kekuatan dan elastisitas otot-otot perut dan otot-otot dasar panggul.

2. Edukasi

Beberapa bentuk edukasi diberikan pada pasien pasca sectio caesaria

meliputi (1) anjuran-anjuran untuk melakukan secara rutin gerakan-gerakan yang

telah diajarkan di rumah sakit, (2) berbagai anjuran dalam melakukan aktifitas yang

benar dalam kegiatan sehari-hari (Dini Kasdu, 2003), (3) mengatur jarak kehamilan

berikutnya,yaitu minimal lebih dari satu tahun dengan persalinan sekarang (Mochtar,

1998).

Hasil Evaluasi

Tabel Hasil Evaluasi DVT

Evaluasi T1 T2 T3 T4 T5 T₆

Deep Vein Trombosis dengan Homan’s Sign (-) (-) (-) (-) (-) (-)

Tabel Hasil Evaluasi Nyeri

Nyeri dengan VDS T1 T2 T3 T4 T5 T₆

a. Nyeri Diam

b. Nyeri tekan

c. Nyeri Gerak

3

5

6

3

5

5

2

3

4

2

3

4

1

3

3

1

2

2

Tabel Hasil Evaluasi Kekuatan Otot

Kekuatan otot perut dengan MMT T1 T2 T3 T4 T5 T₆

a. Fleksor trunk

b. Rotasi trunk

2

2

3

2

3

3

3

3

3

3

3

3

Page 9: PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST …eprints.ums.ac.id/25493/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdfmasalah-masalah yang muncul seperti (1) nyeri akibat incisi otot perut, (2) potensial

9

Hasil Evaluasi Kemampuan Fungsional

Kemampuan Fungsional T1 T2 T3 T4 T5 T₆

a. Mandi

- Dapat mengerjakan sendiri

- Sebagian / pada bagian tertentu dibantu

- Sebagian besar / seluruhnya dibantu

C

B

B

A

A

A

b. Berpakaian

- Seluruhnya tanpa bantuan

- Sebagian dibantu

- Seluruhnya dengan bantuan

C

B

A

A

A

A

c. Pergi ke Toilet

- Dapat mengerjakan sendiri

- Sebagian dibantu

- Tidak dapat pergi ke WC

C

B

B

A

A

A

d. Berpindah

- Tanpa bantuan

- Dapat melakukan dengan bantuan

- Tidak dapat melakukan

C

B

A

A

A

A

e. Defekasi & Berkemih

- Dapat mengontrol

- Kadang ngompol/defekasi di tempat tidur

- Dibantu seluruhnya (dengan cateter/manual)

C

C

A

A

A

A

f. Makan

- Dapat melakukan tanpa bantuan

- Dapat makan sendiri kecuali hal-hal tertentu

- Seluruhnya dibantu

C

A

A

A

A

A

Page 10: PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST …eprints.ums.ac.id/25493/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdfmasalah-masalah yang muncul seperti (1) nyeri akibat incisi otot perut, (2) potensial

10

BAB IV

A. Pembahasan

Setelah dilakukan terapi dan evaluasi dari kasus sectio caesaria diperoleh hasil

bahwa sejak awal tidak mempunyai potensi adanya DVT, terdapat pengurangan nyeri,

peningkatan kekuatan perut dan otot dasar panggul dan peningkatan aktivitas

fungsional.

1. Potensi DVT

Trombosis adalah proses pembentukan trombus. Trombus adalah suatu

gumpalan darah yang dibentuk oleh komponen darah jantung. Tromnosis dapat

terjadi pada waktu hamil, terapi lebih sering pada masa nifas. Tiga faktor yang

meenjadi penyebab timbulnya trombosis: a) perubahan susunan darah, terjadi

pembekuan dalam darah, b) perubahan laju aliran darah, saat hamil tua, uterus

yang berisi janin menekan pembuluh darah dipelvis, juga berkurangnya aktivitas

wanita hamil, akan membuat aliran darah wanita hamil menjadi lambat, c)

perlukaan tunika intima pembuluh darah, pada persalinan yang melakukan

pembedahan terdapat gangguan pada pembuluh darah terutama di daerah pelvis,

trombosis bisa terdapat pada vena-vena ditungkai, tetapi juga mungkin terdapat

vena-vena dipanggul (Hudaya, 2002). Diagnosis trombosis vena provunda dapat

dilakukan dengan phebography dengan menggunakan radiosotop atau dengan

USG ( Ultrasono Graphy) (Hudaya, 2002). Pada evaluasi DVT menggunakan

Homan’s Sign dari awal pemeriksaan tidak terdapat potensial adanya DVT. Hal

ini karena sejak awal pasien sudah diberikan terapi latihan active movement

untuk anggota gerak bawah. Terapi latihan ( active movement ) bertujuan untuk

perawatan dan pemeliharaan keindahan tubuh (Rustam M, 1998).

Page 11: PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST …eprints.ums.ac.id/25493/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdfmasalah-masalah yang muncul seperti (1) nyeri akibat incisi otot perut, (2) potensial

11

2. Pengurangan nyeri

Nyeri diartikan sebagai proses abnormal pertahanan tubuh yang diperlukan

untuk memberikan tanda bahwa telah terjadi kerusakan jaringan. Terapi latihan

dapat bermanfaat untuk mengurangi nyeri. Dimana dengan adanya gerakan akan

memberikan efek sedative (nyaman), dimana sirkulasi darah meningkat dan otot-

otot menjadi rileks karena terjadipembuangan zat “P” (histamine, prostaglandin

dan pirimidin) sebagai penyebab nyeri yang merupakan akumulasi sisa hasil

metabolisme yang menumpuk (wahyono, 2001). Pada hasil evaluasi nilai nyeri

pada bekas sayatan menggunakan VDS terdapat pengurangan nilai nyeri setelah

dilakukan program fisioterapi. Terapi Latihan yang diberikan dapat

merileksasikan otot dan terpeliharanya fungsi otot (Kisner, 1996). Karena

sarcomer yang teregang, maka otot akan lebih rileks dan ketegangan menurun

sehingga nyeri dapat berkurang. Menurut Kisner dengan kontraksi yang kuat pada

otot maka golgi tendon akan terstimulasi dan ketegangan otot dapat menurun

sehingga nyeri dapat berkurang. Nyeri berkurang karena pengaruh dari Terapi

Latihan berupa statik kontraksi sehingga mengurangi nyeri dan spasme otot

(Kasdu, 2003) .

3. Meningkatkan kekuatan otot

Nilai kekuatan otot-otot perut dan otot-otot dasar panggul juga terdapat

peningkatan setelah dilakukan program fisioterapi. Pada kasus sectio caesaria

penurunan kekuatan otot disebabkan karena pada masa kehamilan terjadi

penguluran pada otot-otot tersebut. Dengan memberikan modalitas terapi latihan

dengan menggunakan latihan penguatan otot perut dan Kegel Exercise otot-otot

sering dikontraksikan sehingga kekuatan otot dapat meningkat. Peningkatan

Page 12: PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST …eprints.ums.ac.id/25493/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdfmasalah-masalah yang muncul seperti (1) nyeri akibat incisi otot perut, (2) potensial

12

kekuatan otot juga merupakan efek dari adanya pengurangan nyeri, karena nyeri

sudah berkurang maka pasien lebih sering mengontrasikan otot-otot perut dan

dasar panggul sehingga dapat mempengaruhi kekuatan otot. Terapi latihan

bertujuan untuk mempertahankan dan memperkuat elastisitas otot-otot dinding

perut. Otot-otot dasar panggul, ligamen dan jaringan serta fasia (Rustam M,

1998).

4. Peningkatan kemampuan aktifitas fungsional

Dalam kasus section caesaria terapi latihan merupakan salah satu modalitas

fisioterapi dimana dalam pelaksanaannya menggunakan latihan-latihan gerak

tubuh, baik secara pasif maupun aktif (Kisner, 1996). Terapi latihan bertujuan

untuk pengurangan nyeri, peningkatan kekuatan otot-otot perut dan dasar

panggul mengakibatkan peningkatan kemampuan aktivitas fungsional. Pasien

sudah mampu makan, mandi, berpakaian, pergi ke toilet,ambulasi secara mandiri

serta sudah dapat mengontrol BAK dan BAB.

Page 13: PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST …eprints.ums.ac.id/25493/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdfmasalah-masalah yang muncul seperti (1) nyeri akibat incisi otot perut, (2) potensial

13

BAB V

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan pembahasan pada halaman depan, di simpulkan bahwa pasien pasca

operasi sectio caesaria trans peritonialis terdapat permasalahan antara lain : adanya nyeri

karena incise, berpotensial terjadi Deep Vein Trombosis, penurunan kekuatan otot perut dan

otot dasar panggul serta penurunan kemampuan aktivitas fungsional harian (ADL).

Dengan diberikan Terapi Latihan: adanya pengurangan nyeri dikarenakan pasien

diberikan latihan statik kontraksi, tidak ditemukan adanya trombosis dikarenakan pasien

sejak awal diberikan terapi latihan gerak aktif, peningkatan kekuatan otot perut dan otot dasar

panggul dikarenakan nyeri daerah incisi sudah berkurang dan aktifitas fungsional pasien

sudah mandiri dikarenakan nyeri sudah berkurang dan kondisi pasien yang semakin baik.

Jadi dengan Terapi Latihan yang dilakukan pada pasien pasca operasi sectio caesaria

baik, dengan kondisi pasien yang semakin membaik dan penurunan permasalahan yang

timbul.

B. Saran

Penulis menyarankan kepada pasien pasca operasi sectio caesaria untuk melakukan

latihan penguatan otot perut waktu di rumah dengan cara pasien tidur terlentang kemudian

pasien disuruh melihat jari – jari kakinya. Hal-hal yang tidak boleh dilakukan antara lain

melakukan gerakan sit up, mengangkat benda berat dengan membungkuk. Selain itu, ibu di

harapkan menyusui bayi dengan ASI, menunda kehamilan selama 2 tahun, dan rutin kontrol

dokter pada kehamilan berikutnya.

Penulis menyarakan kepada teman sejawat (fisioterapis) baik yang berkerja di instansi

rumah sakit maupun praktek klinik agar tidak ragu-ragu dalam memberikan pelayanan

fisioterapis kepada pasien pasca sectio caesaria, dikarenakan semua pasien pasca sectio

Page 14: PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST …eprints.ums.ac.id/25493/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdfmasalah-masalah yang muncul seperti (1) nyeri akibat incisi otot perut, (2) potensial

14

caesaria pasti mengalami permasalahan seperti yang disebutkan di atas yang kesemuanya itu

merupakan bidang kerja fisioterapis.

Saran untuk instansi rumah sakit swasta maupun negeri atau praktek klinik bahwa

agar setiap pasien pasca sectio caesaria segera dirujuk ke fisioterapi dikarenakan untuk

menghindari atau mencegah permasalahan yang ditimbulkan pasca sectio caesaria.

Page 15: PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST …eprints.ums.ac.id/25493/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdfmasalah-masalah yang muncul seperti (1) nyeri akibat incisi otot perut, (2) potensial

15

DAFTAR PUSTAKA

Delima, 2007.; Sectio Caesaria; diakses tanggal 12/04/2013, dari

http://me2tcemmeth.blogspot.com/2007/07/sectiocaesaria.html.

Hudaya, P, 2002 ; Dokumentasi Persiapan Praktek Profesional Fisioterapi, Akademi

Fisioterapi Surakarta, hal 10.

Hudaya, P,2002 ; Obstetri dan Ginekologi,Akademi Fisioterapi Surakarta

Kasdu, D, 2003; Operasi Caesar Masalah dan Solusinya, Puspa Swara, Jakarta

Kenyon, J, 2004 ; The Physiotherapist’s Pocket Book, Churchiil Livingstone

Mochtar, R, 1998 ; Sinopsis Obstetri, Jilid 1, Edisi ke I, EGC, Jakarta

Mochtar, R, 1998 ; Sinopsis Obstetri, Jilid 2, Edisi ke I, EGC, Jakarta

Wahyono, Y, 2001; Metode Terapi Latihan untuk Mengurangi Nyeri ; Pelatihan management

nyeri di RSOP. Surakarta.


Top Related