i
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST
SECTIO CAESARIA DI PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Sebagian Persyaratan
Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi
Disusun Oleh :
Erlin Dwi Hartanti
NIM. J100100054
PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ii
PENGESAHAN
NASKAH PUBLIKASI
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST
SECTIO CAESARIA DI PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Disusun oleh :
Erlin Dwi Hartanti
J 100 100 054
Pembimbing
Wahyuni, SKM, SST. FT, M. Kes
iii
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST
SECTIO CAESARIA DI PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
( Erlin Dwi Hartanti, 2013, 70 halaman )
Abstrak
Latar Belakang : Pada kondisi pasca Sectio Caesaria, terdapat permasalahan
yang erat kaitannya dengan fisioterapi. Masalah yang dapat terjadi antaranya
nyeri, DVT, penurunan kekuatan otot perut dan dasar panggul dan penurunan
kemampuan aktivitas fungsional.
Tujuan : Untuk mengetahui pelaksanaan fisioterapi dalam mencegah DVT,
mengurangu nyeri, meningkatkan kekuatan otot-otot perut dan dasar panggul dan
meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional pada kasus Sectio Caesaria
dengan menggunakan Terapi Latihan ( TL ).
Hasil : Setelah dilakukan terapi selama 6 kali didapat hasil penilaian awal DVT
negatif ( - ), nyeri diam T1 : 3 menjadi T6 : 1, nyeri tekan T1 : 5 menjadi T6 : 2,
nyeri gerak T1 : 6 menjadi T6 : 2, peningkatan otot fleksor trunk T1 : 2 menjadi
T6 : 3, rotasi trunk T1 : 2 menjadi T6 : 3, peningkatan aktivitas fungsional dari T1
: C menjadi T6 : A.
Kesimpulan : Terapi Latihan ( TL ) pada Sectio Caesaria dapat mencegah
terjadinya DVT, mengurangi nyeri, meningkatkan kekuatan otot perut dan dasar
panggul serta meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional.
Kata kunci : Sectio Caesaria, terapi Latihan ( TL ).
iv
MANAGEMENT THERAPEUTIC EXERCISE IN THE CASE OF SECTIO
CAESARIA IN PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
( Erlin Dwi Hartanti, 2013, 70 pages)
Abstract
Background : In the aftermath Sectio Caesaria, there is a problem that is closely
related to physiotherapy. Problems that can occur include pain, DVT, decreased
muscle strength and abdominal and pelvic floor and decrease the ability of
functional activity.
Aims of research : To determine of physiotherapy in preventing DVT, reduce
pain, increase abdominal strength and pelvic muscles, improve the ability of
functional activity in the Sectio Caesaria using Exercise Therapy.
Result : After therapy for about six times the obtain result of the assesment of
pain in silence pain T1 : 3 to T6 : 1, tenderness T1 : 5 to T6 : 2, motion pain T1 : 6
to T6 : 2. An increase in fleksor trunk muscle strenght T1 : 2 to T6 : 3, an increase
in rotasi trunk muscle strenght T1 : 2 to T6 : 3. Improve the ability of functional
activity T1 : C to T6 : A.
Conclusion : Exercise Therapy in preventing DVT, reduce pain, increase
abdominal strength and pelvic muscles, improve the ability of functional activity
in the Sectio Caesaria.
Key words : Sectio Caesaria, Exercise Therapy ( TL ).
5
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses persalinan adalah proses fisiologis dari uterus untuk mengeluarkan hasil
konepsi melalui vagina. Dalam proses persalinan terkadang janin tidak bisa lahir secara
spontan dikarenakan oleh beberapa faktor, misalnya adanya disproporsi sefalo-pelvik, partus
lama (prolonged labour), ruptura uteri mengancam dan lain-lain (Mochtar, 1998). Dalam
keadaan demikian tindakan medis berupa sectio caesaria merupakan indikasi dari
permasalahan-permasalahan tersebut diatas. Dewasa ini, cara sectio caesaria jauh lebih aman
daripada dahulu, berhubung dengan adanya transfusi darah, antibiotika, teknik operasi yang
lebih sempurna, dan teknik anestesi yang lebih baik (Mochtar, 1998).
B. Rumusan Masalah
(1) apakah terapi latihan dapat mengurangi nyeri sekitar incisi, (2) apakah terapi
latihan dapat mencegah terjadinya DVT, (3) apakah terapi latihan dapat meningkatkan
kekuatan otot perut, (4) apakah terapi latihan dapat meningkatkan kekuatan otot dasar
panggul, (5) apakah terapi latihan dapat meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional
harian (ADL).
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui manfaat terapi latihan terhadap
masalah-masalah yang muncul seperti (1) nyeri akibat incisi otot perut, (2) potensial
terjadinya DVT, (3) penurunan kekuatan otot perut, (4) penurunan kekuatan otot dasar
panggul, (5) penurunan kemampuan aktivitas fungsional harian (ADL).
6
BAB II
A. Deskripsi Kasus
1. Definisi Sectio Caesaria
Sectio Caesaria (caesarian section) disebut juga C-section (disingkat dengan
Cs) adalah proses persalinan dengan melalui pembedahan dimana irisan dilakukan
diperut ibu (laparatomi) dan rahim (histerotomi) untuk mengeluarkan bayi ( Delima,
2007 ).
2. Etilogi
Operasi sectio caesaria seharusnya dilakukan jika keadaan medis
memerlukannya ( Kasdu Dini, 2003). Artinya, janin atau ibu dalam keadaan gawat
darurat dan hanya dapat diselamatkan jika persalinan dilakukan dengan jalan operasi.
a) Faktor janin
Dari factor janin ada beberapa sebab yang sering menjadi indikasi dilakukan
sectio caesaria yaitu bayi terlalu besar, letak bayi sungsang/lintang, ancaman gawat
janin (fetal distress), janin abnormal, faktor plasenta, kelainan tali pusat, bayi kembar.
b) Faktor ibu
Pada faktor ibu ada beberapa sebab diantaranya Usia, CPD (Chepalo Pelvic
Disproportion), kelainan kotraksi rahim, ketuban pecah dini, hambatan lahir (tumor).
3. Jenis Sayatan
a) Sayatan melintang
Sayatan pembedahan dilakukan di bagian bawah rahim (SBR), dimulai dari
ujung atau pinggir selangkangan diatas batas rambut kemaluan sepanjang sekitar 10-
14 cm. Keuntungan dari sayatan melintang adalah perut pada rahim kuat sehingga
cukup kecil resiko menderita rupture uteri (robek rahim) di kemudian hari. Hal ini
karena pada masa nifas, segmen bawah rahim tidak banyak mengalami kontraksi
sehingga luka operasi dapat sembuh lebih sempurna ( Kasdu Dini, 2003).
b) Sayatan vertikal
Sayatan dibuat secara vertikal atau mediana, tegak lurus mulai dari tepat di
bawah perut pusar sampai tulang kemaluan.
7
BAB III
A. PROSES FISIOTERAPI
Pasien merupakan seorang perempuan bernama S, berumur 41 bulan,
beralamat di Jalan Josoyudan III No 7 Yogyakarta, beragama islam, dengan diagnosa
Post Sectio Caesaria. Telah dilakukan pemeriksaan DVT, nyeri, kekuatan otot, dan
kemampuan fungsional.
1. Impairment adalah (1) adanya rasa nyeri pada daerah bekas incisi, oleh karena
adanya robekan jaringan dinding perut dan uterus, (2) potensial terjadinya DVT, (3)
adanya penurunan kekuatan otot perut karena nyeri, (4) adanya penurunan kekuatan
otot dasar panggul, (5) adanya penurunan kemampuan aktivitas fungsional.
2. Functional Limitation
functional limitation adalah : adanya gangguan dalam ambulasi dan adanya
penurunan aktifitas sehari-hari (ADL).
3. Retriction of Participation
Retriction of participation adalah adanya hambatan dalam melakukan aktivitas
sosial antara pasien dengan keluarga dan masyarakat.
B. Teknologi Intervensi Fisioterapi
. Banyak teknik yang bisa digunakan pada terapi latihan, namun disini teknik
yang digunakan adalah:
a. Free active movement
Merupakan gerakan aktif di mana pasien melakukan sendiri gerakan tersebut
dengan mengkotraksikan otot pada bagian tubuh tanpa adanya bantuan dari luar.
b. Breathing exercise
Pada breathing exercise ada dua teknik yang terpilih pada pasien post op
sectio caesaria. Teknik-teknik tersebut adalah :
(1) Deep breathing exercise, merupakan bagian dari teknik latihan pernafasan
yang menekankan pada inspirasi maximum yang panjang yang dimulai dari akhir
ekspirasi (posisi FRC) dengan tujuan untuk meningkatkan volume paru,
meningkatkan redistribusi ventilasi
(2). Abdominal breathing exercise, merupakan teknik pernapasan yang pada
saat inspirasi diikuti dengan mengembangnya rongga perut.
8
c. Statik kontraksi
Suatu metode terapi latihan yang bertujuan untuk mengurangi nyeri dan
spasme otot (Ebner, 1959).
d. Latihan otot-otot perut dan otot dasar panggul
Latihan pada otot-otot perut dan otot dasar panggul bertujuan untuk
meningkatkan kekuatan dan elastisitas otot-otot perut dan otot-otot dasar panggul.
2. Edukasi
Beberapa bentuk edukasi diberikan pada pasien pasca sectio caesaria
meliputi (1) anjuran-anjuran untuk melakukan secara rutin gerakan-gerakan yang
telah diajarkan di rumah sakit, (2) berbagai anjuran dalam melakukan aktifitas yang
benar dalam kegiatan sehari-hari (Dini Kasdu, 2003), (3) mengatur jarak kehamilan
berikutnya,yaitu minimal lebih dari satu tahun dengan persalinan sekarang (Mochtar,
1998).
Hasil Evaluasi
Tabel Hasil Evaluasi DVT
Evaluasi T1 T2 T3 T4 T5 T₆
Deep Vein Trombosis dengan Homan’s Sign (-) (-) (-) (-) (-) (-)
Tabel Hasil Evaluasi Nyeri
Nyeri dengan VDS T1 T2 T3 T4 T5 T₆
a. Nyeri Diam
b. Nyeri tekan
c. Nyeri Gerak
3
5
6
3
5
5
2
3
4
2
3
4
1
3
3
1
2
2
Tabel Hasil Evaluasi Kekuatan Otot
Kekuatan otot perut dengan MMT T1 T2 T3 T4 T5 T₆
a. Fleksor trunk
b. Rotasi trunk
2
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
9
Hasil Evaluasi Kemampuan Fungsional
Kemampuan Fungsional T1 T2 T3 T4 T5 T₆
a. Mandi
- Dapat mengerjakan sendiri
- Sebagian / pada bagian tertentu dibantu
- Sebagian besar / seluruhnya dibantu
C
B
B
A
A
A
b. Berpakaian
- Seluruhnya tanpa bantuan
- Sebagian dibantu
- Seluruhnya dengan bantuan
C
B
A
A
A
A
c. Pergi ke Toilet
- Dapat mengerjakan sendiri
- Sebagian dibantu
- Tidak dapat pergi ke WC
C
B
B
A
A
A
d. Berpindah
- Tanpa bantuan
- Dapat melakukan dengan bantuan
- Tidak dapat melakukan
C
B
A
A
A
A
e. Defekasi & Berkemih
- Dapat mengontrol
- Kadang ngompol/defekasi di tempat tidur
- Dibantu seluruhnya (dengan cateter/manual)
C
C
A
A
A
A
f. Makan
- Dapat melakukan tanpa bantuan
- Dapat makan sendiri kecuali hal-hal tertentu
- Seluruhnya dibantu
C
A
A
A
A
A
10
BAB IV
A. Pembahasan
Setelah dilakukan terapi dan evaluasi dari kasus sectio caesaria diperoleh hasil
bahwa sejak awal tidak mempunyai potensi adanya DVT, terdapat pengurangan nyeri,
peningkatan kekuatan perut dan otot dasar panggul dan peningkatan aktivitas
fungsional.
1. Potensi DVT
Trombosis adalah proses pembentukan trombus. Trombus adalah suatu
gumpalan darah yang dibentuk oleh komponen darah jantung. Tromnosis dapat
terjadi pada waktu hamil, terapi lebih sering pada masa nifas. Tiga faktor yang
meenjadi penyebab timbulnya trombosis: a) perubahan susunan darah, terjadi
pembekuan dalam darah, b) perubahan laju aliran darah, saat hamil tua, uterus
yang berisi janin menekan pembuluh darah dipelvis, juga berkurangnya aktivitas
wanita hamil, akan membuat aliran darah wanita hamil menjadi lambat, c)
perlukaan tunika intima pembuluh darah, pada persalinan yang melakukan
pembedahan terdapat gangguan pada pembuluh darah terutama di daerah pelvis,
trombosis bisa terdapat pada vena-vena ditungkai, tetapi juga mungkin terdapat
vena-vena dipanggul (Hudaya, 2002). Diagnosis trombosis vena provunda dapat
dilakukan dengan phebography dengan menggunakan radiosotop atau dengan
USG ( Ultrasono Graphy) (Hudaya, 2002). Pada evaluasi DVT menggunakan
Homan’s Sign dari awal pemeriksaan tidak terdapat potensial adanya DVT. Hal
ini karena sejak awal pasien sudah diberikan terapi latihan active movement
untuk anggota gerak bawah. Terapi latihan ( active movement ) bertujuan untuk
perawatan dan pemeliharaan keindahan tubuh (Rustam M, 1998).
11
2. Pengurangan nyeri
Nyeri diartikan sebagai proses abnormal pertahanan tubuh yang diperlukan
untuk memberikan tanda bahwa telah terjadi kerusakan jaringan. Terapi latihan
dapat bermanfaat untuk mengurangi nyeri. Dimana dengan adanya gerakan akan
memberikan efek sedative (nyaman), dimana sirkulasi darah meningkat dan otot-
otot menjadi rileks karena terjadipembuangan zat “P” (histamine, prostaglandin
dan pirimidin) sebagai penyebab nyeri yang merupakan akumulasi sisa hasil
metabolisme yang menumpuk (wahyono, 2001). Pada hasil evaluasi nilai nyeri
pada bekas sayatan menggunakan VDS terdapat pengurangan nilai nyeri setelah
dilakukan program fisioterapi. Terapi Latihan yang diberikan dapat
merileksasikan otot dan terpeliharanya fungsi otot (Kisner, 1996). Karena
sarcomer yang teregang, maka otot akan lebih rileks dan ketegangan menurun
sehingga nyeri dapat berkurang. Menurut Kisner dengan kontraksi yang kuat pada
otot maka golgi tendon akan terstimulasi dan ketegangan otot dapat menurun
sehingga nyeri dapat berkurang. Nyeri berkurang karena pengaruh dari Terapi
Latihan berupa statik kontraksi sehingga mengurangi nyeri dan spasme otot
(Kasdu, 2003) .
3. Meningkatkan kekuatan otot
Nilai kekuatan otot-otot perut dan otot-otot dasar panggul juga terdapat
peningkatan setelah dilakukan program fisioterapi. Pada kasus sectio caesaria
penurunan kekuatan otot disebabkan karena pada masa kehamilan terjadi
penguluran pada otot-otot tersebut. Dengan memberikan modalitas terapi latihan
dengan menggunakan latihan penguatan otot perut dan Kegel Exercise otot-otot
sering dikontraksikan sehingga kekuatan otot dapat meningkat. Peningkatan
12
kekuatan otot juga merupakan efek dari adanya pengurangan nyeri, karena nyeri
sudah berkurang maka pasien lebih sering mengontrasikan otot-otot perut dan
dasar panggul sehingga dapat mempengaruhi kekuatan otot. Terapi latihan
bertujuan untuk mempertahankan dan memperkuat elastisitas otot-otot dinding
perut. Otot-otot dasar panggul, ligamen dan jaringan serta fasia (Rustam M,
1998).
4. Peningkatan kemampuan aktifitas fungsional
Dalam kasus section caesaria terapi latihan merupakan salah satu modalitas
fisioterapi dimana dalam pelaksanaannya menggunakan latihan-latihan gerak
tubuh, baik secara pasif maupun aktif (Kisner, 1996). Terapi latihan bertujuan
untuk pengurangan nyeri, peningkatan kekuatan otot-otot perut dan dasar
panggul mengakibatkan peningkatan kemampuan aktivitas fungsional. Pasien
sudah mampu makan, mandi, berpakaian, pergi ke toilet,ambulasi secara mandiri
serta sudah dapat mengontrol BAK dan BAB.
13
BAB V
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan pembahasan pada halaman depan, di simpulkan bahwa pasien pasca
operasi sectio caesaria trans peritonialis terdapat permasalahan antara lain : adanya nyeri
karena incise, berpotensial terjadi Deep Vein Trombosis, penurunan kekuatan otot perut dan
otot dasar panggul serta penurunan kemampuan aktivitas fungsional harian (ADL).
Dengan diberikan Terapi Latihan: adanya pengurangan nyeri dikarenakan pasien
diberikan latihan statik kontraksi, tidak ditemukan adanya trombosis dikarenakan pasien
sejak awal diberikan terapi latihan gerak aktif, peningkatan kekuatan otot perut dan otot dasar
panggul dikarenakan nyeri daerah incisi sudah berkurang dan aktifitas fungsional pasien
sudah mandiri dikarenakan nyeri sudah berkurang dan kondisi pasien yang semakin baik.
Jadi dengan Terapi Latihan yang dilakukan pada pasien pasca operasi sectio caesaria
baik, dengan kondisi pasien yang semakin membaik dan penurunan permasalahan yang
timbul.
B. Saran
Penulis menyarankan kepada pasien pasca operasi sectio caesaria untuk melakukan
latihan penguatan otot perut waktu di rumah dengan cara pasien tidur terlentang kemudian
pasien disuruh melihat jari – jari kakinya. Hal-hal yang tidak boleh dilakukan antara lain
melakukan gerakan sit up, mengangkat benda berat dengan membungkuk. Selain itu, ibu di
harapkan menyusui bayi dengan ASI, menunda kehamilan selama 2 tahun, dan rutin kontrol
dokter pada kehamilan berikutnya.
Penulis menyarakan kepada teman sejawat (fisioterapis) baik yang berkerja di instansi
rumah sakit maupun praktek klinik agar tidak ragu-ragu dalam memberikan pelayanan
fisioterapis kepada pasien pasca sectio caesaria, dikarenakan semua pasien pasca sectio
14
caesaria pasti mengalami permasalahan seperti yang disebutkan di atas yang kesemuanya itu
merupakan bidang kerja fisioterapis.
Saran untuk instansi rumah sakit swasta maupun negeri atau praktek klinik bahwa
agar setiap pasien pasca sectio caesaria segera dirujuk ke fisioterapi dikarenakan untuk
menghindari atau mencegah permasalahan yang ditimbulkan pasca sectio caesaria.
15
DAFTAR PUSTAKA
Delima, 2007.; Sectio Caesaria; diakses tanggal 12/04/2013, dari
http://me2tcemmeth.blogspot.com/2007/07/sectiocaesaria.html.
Hudaya, P, 2002 ; Dokumentasi Persiapan Praktek Profesional Fisioterapi, Akademi
Fisioterapi Surakarta, hal 10.
Hudaya, P,2002 ; Obstetri dan Ginekologi,Akademi Fisioterapi Surakarta
Kasdu, D, 2003; Operasi Caesar Masalah dan Solusinya, Puspa Swara, Jakarta
Kenyon, J, 2004 ; The Physiotherapist’s Pocket Book, Churchiil Livingstone
Mochtar, R, 1998 ; Sinopsis Obstetri, Jilid 1, Edisi ke I, EGC, Jakarta
Mochtar, R, 1998 ; Sinopsis Obstetri, Jilid 2, Edisi ke I, EGC, Jakarta
Wahyono, Y, 2001; Metode Terapi Latihan untuk Mengurangi Nyeri ; Pelatihan management
nyeri di RSOP. Surakarta.