Download - Penelitian Revisi
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
1/63
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut akibat masuknya kuman/mikroorganisme
kedalam tubuh yang berlangsung sampai 14 hari dengan keluhan batuk disertai pilek, sesak nafas
dengan atau tanpa demam.
Di Indonesia, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA selalu menempati urutan pertama
penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita. Selain itu ISPA !uga sering berada pada
daftar 1" penyakit terbanyak di rumah sakit. Sur#ei mortalitas yang dilakukan oleh Subdit ISPA
tahun $""% menempatkan ISPA/Pneumonia sebagai penyebab kematian bayi terbesar di
Indonesia dengan persentase $$,&"' dari seluruh kematian balita.1
Pada iskesdas $"1& Period prevalence ISPA D)I *akarta terlihat meningkat dari tahun
$""+ $$,' men!adi $%,$' dan karakteristik penduduk dengan ISPA yang tertinggi ter!adi pada
kelompok umur 1-4 tahun (4%,'.
erdasarkan penelitian (inda0aty $"1", itra $"1$, 2itri $""4 yang ada $,&,4, salah satu
penyebab penyakit ISPA selain disebabkan oleh #irus, bakteri dan riketsia, adalah pen3emaran
kualitas udara di dalam ruangan dan luar ruangan. amun, bila dilihat dari akti#itas balita yang
lebih sering melakukan kegiatan didalam rumah bersama orang tua/anggota keluarga, ISPA yang
ter!adi pada balita bisa disebabkan oleh lingkungan dalam rumah balita yang tidak memenuhi
syarat.$ 2aktor-faktor lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi ISPA yaitu faktor lingkungan
fisik rumah, faktor perilaku, faktor indi#idu, faktor sosial ekonomi.% 2aktor lingkungan fisik
rumah salah satunya yaitu #entilasi rumah. erdasarkan peraturan o.
1"++/56)6S/P6/7/$"11, setiap rumah 0a!ib memiliki #entilasi minimum 1"' dari luas
rumah untuk memenuhi persyaratan rumah sehat. 5enurut Depkes I $""4% #entilasi rumah
yang tidak memenuhi syarat akan menyebabkan ISPA pada balita dengan resiko &,"+ kali lebih
besar dibanding dengan #entilasi rumah yang memenuhi syarat.Selain itu, #ariabel dari faktor
perilaku seperti yaitu kebiasaan merokok. )ebiasaan merokok anggota keluarga men!adikan
balita sebagai perokok pasif yang selalu terpapar asap rokok. 5enurut penelitian (Safitri $""+,
Aprinda $""+, itra $"1$&,+,8 mengemukakan bah0a perokok pasiflah yang mengalami resiko
1
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
2/63
kesakitan lebih besar dari perokok aktif. umah yang penghuni/anggota keluarga mempunyai
kebiasaan merokok berpeluang meningkatkan ke!adian ISPA sebesar +,8& kali dibandingkan
dengan rumah balita yang penghuninya tidak merokok didalam rumah.
5enurut kepustakaan&,+,9 masih banyak faktor yang berperan pada ter!adinya ISPA, antara
lain !enis kelamin, usia balita, status gi:i, imunisasi, berat lahir balita, suplementasi #itamin A,
pemberian ASI eksklusif, pendidikan ibu, serta pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu terhadap
ISPA
erdasarkan data hasil rekapitulasi Puskesmas )elurahan *elambar 1 bulan *anuari-
desember $"1%, didapatkan data balita yang didiagnosis/ge!ala ISPA berdasarkan penilaian,
klasifikasi 5;S, sebanyak $4 balita, dengan !umlah terbanyak pada kasus ispa non
pneumonia sebanyak $44 dan pneumonia sebanyak $" orang.
erdasarkan tingginya angka ke!adian ISPA pada balita di Indonesia dan banyaknya
angka ke!adian ISPA non pneumonia pada balita di puskesmas )elurahan *elambar 1, maka
penelitian ini bertu!uan untuk mengetahui hubungan lingkungan rumah dan faktor-faktor apa sa!a
yang berhubungan dengan ke!adian ISPA pada balita di < "4
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
3/63
rumah dan faktor-faktor apa sa!a yang berhubungan dengan ke!adian ISPA pada
balita di < "4 Puskesmas )elurahan !elambar I, *akarta arat.
1.3 Hipotesis
Adanya hubungan antara umur balita,pemberian ASI eksklusif, status gi:i balita, status
imunisasi, pendidikan ibu, kebiasaan merokok, #entilasi rumah, dan kepadatan hunian
dengan ke!adian ISPA pada balita di < "4
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
4/63
1.%.1.$ Diharapkan penelitian ini akan memberikan 0a0asan dan pengetahuan baru
tentang hubungan kebersihan lingkungan rumah dan faktor-faktor apa sa!a
yang dapat meningkatkan angka ke!adian ISPA pada balita.
1.%.1.& =asil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan
pengetahuan bagi peneliti selan!utnya.1.%.1.4 5engembangkan daya nalar, minat, dan kemampuan dalam bidang penelitian.
1.%.1.% 5eningkatkan kemampuan berpikir analitis dan sistematis dalam
mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan.
1.%.1. 5eningkatkan kemampuan berkomunikasi langsung dengan masyarakat.
1.#.2 Bagi Perguruan Tinggi
1.%.1.1 5e0u!udkan >ni#ersitas )risten )rida
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
5/63
B&B II
TI'(&!&' P!)T&"&
2.1 In$eksi )aluran Perna$asan &kut *I)P&+
2.1.1 Pengertian I)P&
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut akibat masuknya
kuman/mikroorganisme kedalam tubuh yang berlangsung sampai 14 hari dengan keluhan
batuk disertai pilek, sesak nafas dengan atau tanpa demam.1" ISPA dapat dibedakan
5
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
6/63
men!adi dua yaitu saluran pernafasan bagian atas seperti rhinitis,fharingitis, dan otitis
serta saluran pernafasan bagian ba0ah seperti laryngitis, bronchitis, bronchiolitis dan
pneumonia.11
Infeksi saluran pernapasan akut mempunyai pengertian sebagai berikut?9
1. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme kedalam tubuh manusia dan
berkembang biak sehingga menimbulkan ge!ala penyakit.
$. Saluran Pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga al#eoli beserta
adneksnya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah danpleura.
&. Infeksi Akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. atas 14 hari
diambil untuk menun!ukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang
dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14hari.
Perbedaan ISPA dengan Pneumonia yaitu ditandai apabila balita penderita ISPA
menderita batuk-pilek yang tidak menun!ukan ge!ala frekuensi sesak nafas dan tidak
menun!ukkan adanya penarikan dinding dada bagian ba0ah ke dalam. 9 Penyakit ISPA
merupakan penyakit yang sering ter!adi pada anak, karena sistem pertahan tubuh anak
masih rendah. )e!adian penyakit batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan &
sampai kali pertahun, yang berarti seorang balita rata- rata mendapat serangan batuk
pilek sebanyak & sampai kali setahun. 1$ Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan
hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan
antibioti3, namun demikian anak akan menderita pneumonia bila infeksi paru ini tidak
diobati dengan antibioti3 dan dapat mengakibatkan kematian.1&
2.1.2 ,tiologi I)P&
6tiologi ISPA terdiri atas bakteri, #irus dan ri3ketsia. Penyebab ISPA dapat berupa
bakteri maupun #irus. akteri penyebabnya antara lain dari genus Streptokokus,
Stafilokokus, Pneumokokus, Hemofilus, Bordotella dan Korinebakterium. 7irus
penyebabnya antara lain golongan Miksovirus, Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus,
Mikoplasma, dan Herpesvirus. Sekitar 9"-9%' penyakit ISPA disebabkan oleh #irus.1&
Penyakit ISPA khususnya penumonia masih merupakan penyakit utama penyebab
kesakitan dan kematian bayi dan balita. )eadaan ini berkaitan erat dengan berbagai kondisi
yang melatar belakanginya seperti malnutrisi !uga kondisi lingkungan baik polusi di dalam
rumah berupa asap maupun debu dan sebagainya.14
6
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
7/63
2.1.3 "lasi$ikasi I)P&
A. )lasifikasi Penyakit ISPA dibedakan men!adi $ kelompok umur $ bulan dan
kelompok umur $ hingga % tahun yakni?9
1. )elompok umur $ bulan terdiri atas $ !enis yaitu?
a. Pneumonia erat, bila batuk disertai nafas 3epat (@"kali/menit dengan atau
tanpa tarikan dada bagian ba0ah ke dalam yang kuat. Disamping itu ada
beberapa tanda klinis yang dapat dikelompokan sebagai tanda bahaya seperti
kurang mampu minum, ke!ang, kesadaran menurun, stridor, 0hee:ing
dandemam.
b. ukan pneumonia, bila batuk pilek tanpa disertai nafas 3epat ("kali/menit dan
tanpa tarikan dinding dada bagian ba0ah kedalam.
$. )elompok umur $ bulan-%tahun, terdiri dari & !enis yaitu?
a. Pneumonia berat, !ika batuk disertai nafas sesak yaitu adanya tarikan dinding
dada bagian ba0ah ke dalam pada 0aktu anak menarik nafas.
b. Pneumonia biasa, batuk dengan tanda-tanda tidak ada tarikan dinding dada
bagian ke dalam, namun disertai nafas 3epat (@%"kali/menit untuk umur $- 1$
bulan, dan @4"kali/menit untuk umur 1$ bulan sampai %tahun.
3. ukan Pneumonia, batuk pilek biasa dan tidak ditemukan tarikan dinding dada
bagian ba0ah ke dalam dan tidak ada nafas 3epat.
2.1.4 -ara Penularan I)P&
ISPA dapat ter!adi karena transmisi organisme melalui A, droplet dan melalui tangan
yang dapat men!adi !alan masuk bagi #irus. Penularan faringitis ter!adi melalui droplet,
kuman menginfiltrasi lapisan epitel, !ika epitel terkikis maka !aringan limfoid superfi3ial
bereaksi sehingga ter!adi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear.
Pada sinusitis, saat ter!adi ISPA melalui #irus, hidung akan mengeluarkan ingus yang dapat
menghasilkan superfinfeksi bakteri, sehingga dapat menyebabkan bakteri patogen masuk
kedalam rongga-rongga sinus.14
2.1.# eala I)P&
Penyakit ISPA adalah penyakit yang timbul karena menurunnya sistem kekebalan atau
daya tahan tubuh,misalnya karena kelelahan atau stres. akteri dan #irus penyebab ISPA di
7
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
8/63
udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas, yaitu
tenggorokan dan hidung. Pada stadium a0al, ge!alanya berupa rasa panas, kering dan gatal
dalam hidung, yang kemudian diikuti bersin terus menerus, hidung tersumbat dengan ingus
en3er serta demam dan nyeri kepala. Permukaan mukosa hidung tampak merah dan
membengkak. Akhirnya ter!adi peradangan yang disertai demam, pembengkakan pada
!aringan tertentu hingga ber0arna kemerahan, rasa nyeri dan gangguan fungsi karena bakteri
dan #irus di daerah tersebut maka kemungkinan peradangan men!adi parah semakin besar
dan 3epat. Infeksi dapat men!alar ke paru-paru, dan menyebabkan sesak atau pernafasan
terhambat, oksigen yang dihirup berkurang. Infeksi lebih lan!ut membuat sekret men!adi
kental dan sumbatan di hidung bertambah. ila tidak terdapat komplikasi, ge!alanya akan
berkurang sesudah &-% hari.
Penyakit pada saluran pernafasan mempunyai ge!ala yang berbeda yang pada dasarnya
ditimbulkan oleh iritasi, kegagalan mucociliary transport, sekresi lendir yang berlebihan dan
penyempitan saluran pernafasan. ;idak semua penelitian dan kegiatan program memakai
ge!ala gangguan pernafasan yang sama. 5isalnya untuk menentukan infeksi saluran
pernafasan, dilkukan pengamatan terhadap ge!ala-ge!ala, kesulitan bernafas, radang
tenggorok, pilek dan penyakit pada telinga dengan atau tanpa disertai demam.1% 6fek
pen3emaran terhadap saluran pernafasan memakai ge!ala-ge!ala penyakit pernafasan yang
meliputi radang tenggorokan, rinitis, bunyi mengi dan sesak nafas.
Dalam hal efek debu terhadap saluran pernafasan telah terbukti bah0a kadar debu
berasosiasi dengan insidens ge!ala penyakit pernafasan terutama ge!ala batuk. Di dalam
saluran pernafasan, debu yang mengendap menyebabkan oedema mukosa dinding saluran
pernafasan sehingga ter!adi penyempitan saluran.
2aktor yang mendasari timbulnya ge!ala penyakit pernafasan?9
1. atuk
;imbulnya ge!ala batuk karena iritasi partikulat adalah !ika ter!adi rangsangan pada
bagian-bagian peka saluran pernafasan, misalnya trakeobronkial , sehingga timbul
sekresi berlebih dalam saluran pernafasan. atuk timbul sebagai reaksi refleks saluran
pernafasan terhadap iritasi pada mukosa saluran pernafasan dalam bentuk pengeluaran
udara (dan lendir se3ara mendadak disertai bunyi khas.
$. Dahak
8
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
9/63
Dahak terbentuk se3ara berlebihan dari kelen!ar lendir (mucus glands dan sel goblet
oleh adanya stimuli, misalnya yang berasal dari gas, partikulat, alergen dan
mikroorganisme infeksius. )arena proses inflamasi, di samping dahak dalam saluran
pernafasan !uga terbentuk 3airan eksudat berasal dari bagian !aringan yang
berdegenerasi.
&. Sesak nafas
Sesak nafas atau kesulitan bernafas disebabkan oleh aliran udara dalam saluran
pernafasan karena penyempitan. Penyempitan dapat ter!adi karena
saluranpernafasanmengun3up, oedema atau karena sekret yang menghalangi arus
udara. Sesak nafas dapat ditentukan dengan menghitung pernafasan dalam satumenit.
4. unyi mengi
unyi mengi merupakan salah satu tanda penyakit pernafasan yang turut
diobser#asikan dalam penanganan infeksi akut saluran pernafasan.
2.1./ -ara Pen0egahan I)P&
anyak hal yang dapat dilakukan untuk men3egah ter!adinya penyakit ISPA
diantaranya? 1&
1. 5enghindarkan diri dari penderita ISPA
$. =indari asap, debu dan bahan lain yang menganggu pernafasan
&. Imunisasi lengkap pada balita di Posyandu.
4. 5embersihkan rumah dan lingkungan tempat tinggal.
%. umah harus mendapatkan udara bersih dan sinar matahari yang 3ukup serta
memiliki lubang angin dan!endela.
. 5enutup mulut dan hidung saatbatuk.
+. ;idak meludah sembarangan.
2.2 Paradigma "eadian I)P& pada Balita
2.2.1 Pengertian Balita
alita adalah anak berusia diba0ah umur lima tahun yang sedang mengalami masa
pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Pertumbuhan perkembanganbalitadipengaruhi
oleh kesehatan yang baik, status gi:i yang baik, lingkungan yang sehat, serta keluarga
9
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
10/63
(termasuk pengasuh yang baik dalam mera0at balita.1%
2.2.2 I)P& pada Balita
alita sering terpa!an oleh beberapa !enis polutan dan #irus dengan mudah terutama
polutan yang berasal dari dalam rumah karena sekitar 8"' balita menghabiskan 0aktu
didalam rumah. Selain itu, ditambah lagi dengan daya tahan tubuh yang berbeda setiap balita
menyebabkan balita lebih rentan terhadap penyakit terutama ISPA. )eterpa!anan balita
terhadap bahaya kesehatan lingkungan ter!adi di beberapa area yang berbeda yakni didalam
rumah, lingkungan tetangga, dan komunitas dilingkungan yang lebih luas . ;erdapat dua
faktor kesehatan pada balita yaitu perumahan dan tempat tinggal (seluruh aspek ketersediaan
dan kualitas perumahan, kepadatan hunian, kondisi rumah yang berbahaya dan tidak aman,
kelembapan dan #entilasi yang buruk, dan polusi udara dalam ruangan ( misalnya asap dari
pemanasan dan proses memasak, perabotan yang mengeluarkan asap, asap rokok di
lingkungan sekitar dan :at polutan dari luar ruangan yang masuk ke dalam ruangan.1
)e!adian ISPA dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko antara lain pendidikan
dan pengetahuan ibu, sosial ekonomi, pelayan kesehatan , status gi:i buruk, status ASI
eksklusif, #itamin A, pemberian makan dini, mikroorganisme (agent, daya tahan tubuh,
kepadatan tempat tinggal dan kondisi fisik rumah. )ondisi fisik rumah yang dapat
menyebabkan ISPA antara lain !enis atap, !enis lantai, !enis dinding, kepadatan hunian,
penggunaan anti nyamuk bakar, !enis bahan bakar memasak yang digunakan dan perokok di
dalam rumah.% 2aktor lainya yang dapat mempengaruhi ke!adian ISPA adalah suhu,
kelembapan.1+
2.3 aktoraktor Lingkungan %ang Mempengaruhi I)P&
2aktor-faktor ter!adinya ISPA se3ara umum dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu?%
2.3.1 aktor Lingkungan isik Rumah
umah merupakan kebutuhan primer manusia yang berfungsi sebagai tempat
tinggal untuk berlindung dari bahaya lingkungan luar seperti perubahan iklim dan
makhluk hidup lainnya.9 umah yang baik bagi penghuni atau sebuah keluarga dapat
dilihat dengan beberapa kriteria seperti? +
1. )epadatan =unian
Penduduk di kota meningkat memi3u ter!adinya peningkatan pembangunan sebagai
10
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
11/63
tempat tinggal. amun terkadang dalam satu rumah yang seharusnya hanya bisa
menampung beberapa orang sa!a, dipaksakan untuk menampung melebihi kapasitas
rumah. =al ini mengakibatkan ter!adinya kepadatan dalam rumah yang menurut
penelitian Safitri $""++ dapat mempengaruhi ke!adian ISPA pada balita. Syarat rumah
dikatakan padat penghuni apabila perbandingan luas lantai seluruh ruangan dengan
!umlah penghuni lebih ke3il dari 1"m$/org, sedangkan ukuran untuk kamartidur
diperlukan luas lantai minimum &m$/org. Pen3egahan ter!adinya penularan penyakit
(misalnya penyakit pernafasan !arak antara tepi tempat tidur yang satu dengan yang
lain minimum 9"3m dan sebaiknya kamar tidur tidak dihuni lebih dari $ orang.
erbagai penelitian menun!ukkan bah0a ada hubungan se3ara bermakna antara
kepadatan hunian dengan ter!adinya ISPA yaitu besarnya anak terkena ISPA adalah
$,$+ kali lipat dari rumah yang padat penghuninya dibandingkan dengan rumah
tidak padat penghuninya.18
$. 7entilasi
7entilasi dalam rumah berfungsi sebagai sirkulasi udara atau pertukaran udara dalam
rumah karena udara yang segar dalam ruangan sangat dibutuhkan manusia. 7entilasi
yang buruk akan menimbulkan gangguan kesehatan pernapasan pada penghuninya.
Penularan penyakit saluran pernapasan disebabkan karena kuman didalam rumah
tidak bisa tertukar dan mengendap sehingga #entilasi diharuskan memenuhi syarat
yakni luas #entilasi minimal 1"' dari luas lantai. umah yang mempunyai #entilasi
yang tidak berfungsi dengan baik akan menghasilkan & akibat yaitu kekurangan
oksigen, bertambahnya konsentrasi B$ dan adanya bahan organik bera3un yang
mengendap dalam rumah.
5enurut penelitian inda0aty $"1"$ terdapat hubungan antara #entilasi terhadap
ke!adian ISPA pada balita dan resiko balita mengalami ISPA &,"+ kali lebih besar pada
#entilasi rumah yang tidak memenuhi syarat dibandingkan dengan #entilasi yang
memenuhi syarat.$ Bleh karena itu, memperoleh udara yang segar dapat dilakukan
dengan $ 3ara yaitu1+?
- 7entilasi Alamiah
7entilasi alamiah adalah masuknya udara kedalam ruangan melalui !endela, pintu
11
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
12/63
ataupun lubang angin yang senga!a dibuat untuk masuknya udara kedalam rumah.
7entilasi yang baik dalam suatu ruangan mempunyai persyaratan yaitu?
a. >dara yang masuk mele0ati #entilasi adalah udara yang bersih/tidak
ter3emar oleh asap dapur, pembakaran sampah, kendaraan bermotor, atau
sumber lain disekitar pemukiman.
b. umah yang menggunakan lilin, lampu minyak sebagai penerangan
didalam harus memerlukan #entilasi untuk menukar B$ men!adiB$.
- 7entilasi uatan
7entilasi buatan yaitu sebuah alat yang digunakan didalam rumah untuk
membersihkan udara yang bersifat portable seperti A, eChauster, kipas angin, air
purifing.
&. Pen3ahayaan
Pen3ahayaan matahari sangat penting, karena dapat membunuh bakteri patogen dalam
rumah misalnya bakteri penyebab penyakit ISPA dan ;. Bleh karena itu, rumah
yang sehat harus mempunyai !alan masuk 3ahaya yang 3ukup. *alan masuk 3ahaya
(!endela luasnya sekurang-kurangnya 1%' sampai $"' dari luas lantai yang terdapat
di dalam ruangan rumah. 5enurut
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
13/63
terkena ISPA dibanding dengan rumah balita yang memenuhi syarat.$ )elembaban
dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti lingkungan rumah yang tidak memenuhi
syarat atau oleh 3ua3a. Pada musim hu!an kelembaban akan meningkat namun bila
kondisi rumah baik seperti 3ahaya matahari dapat masuk, tidak terdapat genangan air,
#entilasi udara yang 3ukup dapat mempertahankan kelembaban dalam rumah.$
%. Suhu
Suhu sangat berhubungan dengan kenyamanan dalam ruangan. Suhu rumah yang
tinggi menyebabkan tubuh akan kehilangan garam sehingga akan ter!adi ke!ang atau
kram dan ter!adinya perubahan metabolisme dan sirkulasi darah. Suhu dapat
mempengaruhi konsentrasi pen3emar udara tergantung pada keadaan 3ua3a tertentu.
Suhu udara dalam rumah dapat berubah !ika ter!adi beberapa faktor seperti
penggunaan bahan bakar, #entilasi tidak bagus, kepadatan hunian, kondisi
topografi/geografis.umah dengan suhu tidak memenuhi syarat beresiko &,49 kali
menderita ISPA dibanding dengan rumah yang suhu udaranya memenuhi syarat.8
2.3.2 aktor )osial,konomi
a. Pendidikan orangtua
Pendidikan ibu berpengaruh terhadap informasi yang diterima mengenai kesehatan
anak. Ibu dengan pendidikan tinggi akan menerima segala informasi dengan
mudah mengenai 3ara memelihara dan men!aga kesehatan anak serta gi:i yang baik
untuk anak. erdasarkan pengaruh terhadap kesehatan dan prilaku seseorang peran
pendidikan !uga berpengaruh terhadap lingkungan, pelayanan kesehatan dan !uga
heridita.19
5enurut penelitian itra $"1$& terdapat hubungan antara pendidikan yang berkaitan
dengan pengetahuan ibu terhadap ISPA pada balita. Ibu yang berpendidikan rendah
(S5A 3enderung tidak mengetahui ge!ala-ge!ala ISPA yang dialami oleh balita dan
menganggap hal tersebut tidak terlalu berbahaya.& amun, menurut penelitin 2itri $""44
tidak ada hubungan antara pendidikan orang tua dengan ke!adian ISPA pada balita. aik
pendidikan tinggi maupun rendah hampir sama dalam menanggapi dan merespons serta
mengambil tindakan ketika salah satu keluarga mengalami ISPA atau penyakit lain.4
b. Penghasilan orangtua
13
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
14/63
Penghasilan orang tua mempengaruhi asupan makanan yang diterima dan pemerikasaan
balita ke rumah sakit atau pelayanan kesehatan. Brang tua yang berpenghasilan rendah
3enderung !arang memikirkan mengenai kesehatan karena biaya yang mahal. Selain itu
asupan gi:i yang diberikan pada balita tidak sesuai dengan kebutuhan gi:i yang
seharusnya didapatkan oleh balita. =al ini akan berpengaruh terhadap gi:i balita yang
3enderung menurun dan imnitas yang tidak terbentuk menyebabkan balita mudah
terkena penyakit salah satunya penyakit saluran pernafasan atau ISPA.
2.3.3 aktor IndiiduBalita
a. >mur alita
5enurut peelitian 2itri $""44 umur yang paling ra0an adalah masa balita, oleh karena
pada masa itu anak mudah sakit. >mur bayi kurang dari 1 tahun lebih 3enderung mudah
terkena ISPA dibanding dengan balita umur lebih dari 1 tahun.4,9.
b. Status i:i alita
i:i adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi se3ara
normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran :at-:at yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. Seorang
anak yang kekurangan gi:i akan mengakibatkan ter!adinya defisiensi gi:i yang
merupakan a0alan dari gangguan sistem kekebalantubuh.Penilaian status gi:i dilakukan
menggunakan antropometri yakni ? berat badan menurut umur (eight!for!age, pan!ang
badan menurut umur (height!for!age, berat badan menurut tinggi badan (eight!for!
height , lingkar lengan atas kiri (left mid! upper arm circumference. 5asing-masing
indikator itu memberikan pen!elasan tentang status gi:i bayi dan anak-anak. Indikator
protein-6nergy 5alnutrition (P65 yang paling sering dipakai adalah berat badan
menurut umur. ilai rendah angka indikator berat badan menurut umur men3erminkan
ter!adinya adaptasi anak terhadap gangguan gi:i !angka pan!ang dan !angka pendek.
Defisit pertumbuhan linier yang diindikasikan ukuran antropometri tinggi badan
menurut umur baru akan ter!elma manakala defisiensi telah berlangsung lama sehingga
tidak termanifestasi semasa bayi.14 alita yang mengalami kekurangan gi:i akan
berpengaruh terhadap kekuatan daya tahan tubuh dan respons imunologis terhadap
14
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
15/63
penyakit dan kera3unan.
5enurut hasil penelitian ertrudis $"1"1$ diperoleh bah0a balita beresiko $,% kali lebih
besar mengalami ISPA dengan status gi:i kurang karena daya tahan tubuh akan berbagai
#irus lemah.1$ Pada keadaan balita mengalami gi:i kurang, balita 3enderung mengalami
ISPA berat dan seranganya lebih lama.14 Anak yang mendapatkan 3ukup makanan tetapi
sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gi:i kurang. Demikian pula pada
anak yang tidak memperoleh 3ukup makanan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah
sehingga mudah terserang penyakit.
3. Imunisasi alita
Imunisasi pada balita diberikan untuk men!aga kesehatan balita dimana 3enderung
mudah terkena berbagai ma3am penyakit. Pemberian imunisasi dimulai se!ak lahir
hingga umur % tahun.$" ;erdapat $ imunisasi, yaitu imunisasi aktif adalah dimana tubuh
anak sendiri yang membuat :at anti yanhg akan bertahan selama bertahun-tahun. Dan
imunisasi pasif adalah tubuh anak tidak membuat sendiri :at anti, tetapi didapatkan dari
luar tubuh dengan 3ara penyuntikan :at anti dari ibunya semasa dalam kandungan.
Pemberian imunisasi bertu!uan untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat
beberapa penyakit yakni ;, Difteri tetanus, atuk re!an, Poliomelitis, ;ifus, ampak,
=epatitis dan demam kuning.$" Anak yang imunisasi belum lengkap mempunyai
resiko 1,18 kali lebih besar untuk terkena ISPA dibandingkan dengan anak yang telah di
imunisasi 3ampak atau pernah menderita 3ampak.$1 Dengan imunisasi 3ampak dan
imunisasi pertusis (DP; yang efektif sekitar 11' dan ' kematian penumonia balita
dapat di3egah. Infeksi #irus 3ampak pada saluran pernafasan dapat menyebabkan
ter!adinya kerusakan pada mukosa. Pada umumnya komplikasi penyakit 3ampak dapat
menyebabkan ter!adinya diare kronis dan pneumonia. Bleh karena itu, berikut beberapa
#aksin yang harus dilengkapi bagi anak untuk menghindari berbagai penyakit yakni?
- 7aksinasi
7aksinasi diberikan pada bayi umur "-1$ bulan se3ara suntikan intrakutan
dengan dosis ","% ml. 7aksinasi dinyatakan berhasil apabila ter!adi tuberkulin
konversi pada tempat suntikan. Ada tidaknya tuberkulin konversi tergantung pada
potensi #aksin dan dosis yang tepat serta 3ara penyuntikan yang benar. )elebihan
dosis dan suntikanyang terlalu dalam akan menyebabkan ter!adinya abses ditempat
15
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
16/63
suntikan.>ntuk men!aga potensinya,#aksin harus disimpan pada suhu $o.$"
- 7aksinasi DP;
)ekebalan terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus adalah dengan pemberian
#aksin yang terdiri dari toksoid difteri dan toksoid tetanus yang telah dimurnikan
ditambah dengan bakteri bortella pertusis yang telah dimatikan. Dosis penyuntikan
",% ml diberikan se3ara subkutan atau intramus3ular pada bayi yang berumur $-1$
bulan sebanyak & kali dengan inter#al 4 minggu. eaksi spesifik yang timbul
setelah penyuntikan tidak ada. e!ala biasanya demam ringan dan reaksi lokal
tempat penyuntikan. ila ada reaksi yang berlebihan seperti suhu yang terlalu
tinggi, ke!ang, kesadaran menurun, menangis yang berkepan!angan lebih dari &
!am, hendaknya pemberian #aksin DP; diganti dengan D;.$"
- 7aksinasi Polio
>ntuk kekebalan terhadap poliomyelitis diberikan $ tetes #aksin polio oral yang
mengandung #irus polio tipe 1, $ dan & dari suku Sabin. 7aksin yang diberikan
melalui mulut pada bayi umur $-1$ bulan sebanyak 4 kali dengan !arak 0aktu
pemberian 4 minggu.$"
- 7aksinasi ampak
7aksin yang diberikan berisi #irus 3ampak yang sudah dilemahkan dan dalam
bentuk bubuk kering atau freeseried yang harus dilarutkan dengan bahan pelarut
yang telah tersedia sebelum digunakan. Suntikan ini diberikan se3ara subkutan
dengan dosis ",% ml pada anak umur 9-1$ bulan. Dinegara berkembang imunisasi
3ampak dian!urkan diberikan lebih a0al dengan maksud memberikan kekebalan
sedini mungkin, sebelum terkena infeksi #irus 3ampak se3ara alami. Pemberian
imunisasi lebih a0al rupanya terbentur oleh adanya :at anti kebal ba0aan yang
berasal dari ibu (maternal antibodi, ternyata dapat menghambat terbentuknya :at
kebal 3ampak dalam tubuh anak, sehingga imunisasi ulangan masih diberikan 4- bulan kemudian. 5aka untuk Indonesia #aksin 3ampak diberikan mulai anak
berumur 9 bulan.erdasarkan penelitian dalam melihat hubungan faktor indi#idu
(status gi:i dan status imunisasimenun!ukkan adanya hubungan bermakna antara
status gi:i dengan ke!adian ISPA pada alita dimana balita dengan status gi:i
kurang mempunyai resiko $,% kali untuk mengalami ke!adian ISPA dibanding
16
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
17/63
dengan status gi:i baik.$ alita yang mempunyai status gi:i yang kurang mudah
terserang oleh bakteri, #irus yang masuk melalui saluran pernafasan dan
menyebabkan gangguan pernafasan pada balita salah satunya ISPA.
d. Pemberian ASI
ASI merupakan makanan utama bagi bayi yang bersifat alamiah. ASI mengandung
bebagai :at gi:i yang dibutuhkan dalam proses perkembangan dan pertumbuhan bayi
serta mengandung antibodi yang dapat membantu bayi membangun sistem kekebalan
tubuh terhadap berbagai ma3am sumber penyakit. 5anfaat yang dapat diberikan dari
pemberian ASI eksklusif pada bayi yaitu dapat melindungi bayi dari penyakit diare,
infeksi pernafasan, kegemukan, infeksi kandung kemih, infeksi telinga dan lainnya.$$
ASI mengandung Immunoglobulin yang dapat men3egah bayi dari penyakit infeksi dan
mengandung rangkaian asam lemak tak !enuh yang sangat penting bagi pertumbuhan
dan perkembangan anak. Selain praktis, ASI !uga mudah di3erna, bersih dan aman bagi
bayi.
Pada penelitian$$ terdapat hubungan antara bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif
dengan ke!adian ISPA pada balita. =asil studi yang menun!ukkan bah0a ASI
merupakan faktor protektif terhadap ke!adian ISPA yaitu pada penelitian yang
mengatakan bah0a ASI memiliki daya protektif terhadap ke!adian ISPA pada bayi umur
"-4bulan.$$
$.&.4 2aktor Perilaku
Pen3emaran udara dalam rumah ter!adi akibat adanya polutan dalam rumah yang
konsentrasinya dapat beresiko menimbulkan gangguan kesehatan penghuni rumah.$&
Pen3emaran udara dalam rumah ter!adi akibat prilaku penghuni rumah yang tidak sehat.
2aktor perilaku dalam pen3egahan dan penanggulangan penyakit ISPA pada bayi dan balita
lebih efektif dilakukan oleh keluarga baik yang dilakukan oleh ibu atau keluarga yang tinggal
dalam satu rumah. )eluarga sangat mempengaruhi mun3ulnya penyakit didalam rumah. ila
salah satu keluarga mengalami gangguan kesehatan yang bersifat menular maka akan
mempengaruhi anggota keluarga lainya.
Peran keluarga sangat penting dalam menangani ISPA karena penyakit ISPA termasuk
dalam penyakit yang sering diderita sehari-hari didalam keluarga/ masyarakat. =al ini men!adi
fokus perhatian keluarga karena penyakit ISPA sangat sering diderita oleh balita, sehingga ibu
17
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
18/63
balita dan anggota keluarga uang sebagian besar dekat dengan balita harus mengetahui ge!ala-
ge!ala balita terkena ISPA. Dalam penanganan ISPA tingkat keluarga keseluruhanya dapat
digolongkan men!adi &(tiga kategori yaitu pera0atan oleh ibu balita, tindakan yang segera
dan pengamatan tentang perkembangan penyakit balita, pen3arian pertolongan pada
pelayanan kesehatan. Sebagian besar keluarga tidak mengetahui dari kebiasaan
yangseringdilakukan dapat menimbulkan pen3emaran udara dalam rumah dan berpengaruh
terhadao kesehatan balita seperti?
a. )ebiasaan merokok
5erokok merupakan kebiasaan yang sering dilakukan oleh penghuni rumah terutama
oleh bapak-bapak. enderung bapak-bapak merokok didalam rumah sambil istirahat
seperti menonton t#, memba3a koran dan sebagainya. Asap rokok yang dikeluarkan
adalah gas bera3un dari hasil pembakaran produk tembakau yang biasa mengandung
Poliyclinic Aromatic Hydrocarbons (PA=s yang berbahaya bagi kesehatan.$& Asap rokok
yang di keluarkan oleh seorang perokok mengandung bahan toksik yang berbahaya dan
akan menimbulkan penyakit serta menambah resiko kesakitan dari bahan toksik
tersebut.$& Dari hasil penelitianmengemukakan bah0a perokok pasiflah yang mengalami
resiko lebih besar daripada perokok aktif.& Anak-anak yang keluarganya terdapat perokok
lebih rentan terkena penyakit gangguan pernafasan dibanding dengan anak-anak yang
bukan keluarga perokok. Pada hasil u!i statistik penelitian linda0aty $"1"$ menyatakan
bah0a balita yang tinggal bersama penguni yang merokok beresiko $,"4 kali lebih besar
terkena ISPA dibanding dengan balita yang tidak terdapat penghuni rumah yang
merokok.$ Bleh karena itu untuk melindungi bayi/anak-anak dari asap rokok perlu
diusahakan untuk tidak merokok didalam rumah, atau menyediakan tempat khusus bagi
keluarga yang merokok supaya asap tidak tersebar ke ruangan lain didalamrumah.Asap
rokok dari seseorang yang merokok dalam rumah, tidak sa!a merupakan bahan
pen3emaran dalam ruang yang serius melainkan !uga akan menyebabkan kesakitan dari
toksik yang lain dan anak-anak yang terpapar asap rokok dapat menimbulkan gangguan
pernapasan terutama memperberat timbulnya Infeksi Saluran Pernapaasan Akut dan
gangguan paru-paru pada 0aktu de0asa nanti. Dari penelitian ditemukan bah0a rumah
yang penghuninya mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah berpeluang
meningkatkan ke!adian ISPA pada balita +,8& kali dibandingkan dengan rumah balita
18
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
19/63
yang penghuninya tidak merokok.$1
b. Penggunaan obat nyamuk.
Pengendalian dan pemberantasan nyamuk dalam rumah sebagaian masyarakat 3enderung
menggunakan obat nyamuk yang terbuat dari bahan insektisida yang disemprot dan obat
nyamuk bakar. Semakin maraknya merk-merk obat penghilang nyamuk didalam rumah
untuk mengusir #ektor nyamuk. ;erpengaruhnya masyarakat dengan berbagai merk obat
nyamuk membuat konsumsi akan obat nyamuk hampir disetiap rumah 0arga.
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
20/63
2.# "erangka "onsep
5ariabel Independent 5ariabel 6ependen
20
Kejadian !"# pada$alita
Kelem$apan"en%aha&aan
Keadaan sosialekonomi
"endidikan i$u
'ost
(mur $alita
!tatus )i*i
munisasi
"em$erian #!
"erilaku
Ke$iasaan merokok
"enggunaan o$atn&amuk
>mur
)e!adian ISPA Pada
alita
ingkungan
umah
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
21/63
Bab III
Metodologi Penelitian
3.1.6esain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional terhadap hubungan lingkungan
rumah dan faktor-faktor lain nya yang berhubungan dengan ke!adian ISPA pada anak balita di
< "4 )elurahan *elambar 1 periode *anuari $"1.
21
Status i:i
Status Imunisasi
Pendidikan Ibu
)ebiasaan
merokok
Pemberian ASI
6ksklusif
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
22/63
3.2.Lokasi dan 7aktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di < "4 )elurahan *elambar 1 pada bulan *anuary $"1
3.3.)umber 6ata dan Instrumen Penelitian
Sumber data terdiri dari data primer yang diambil dari sub!ek penelitian dengan
menggunakan kuesioner (0a0an3ara yang diberikan kepada ibu yang memiliki anak balita di
< "4 )elurahan *elambar 1 dan data sekunder terdiri dari buku )IA dan rekam medis 5;S
Puskesmas )elurahan *elambar 1 *akarta arat, bulan *anuary $"1
3.4.Populasi
3.4.1. Populasi Target
Semua anak balita di < "4 )elurahan *elambar 1, *akarta arat, Pro#insi D)I
*akarta.
3.4.2. Populasi Terangkau
Semua keluarga yang memiliki anak balita di < "4 )elurahan *elambar pada bulan
*anuary $"1
3.#. "riteria Inklusi dan "riteria ,ksklusi
3.#.1. "riteria Inklusi8
• Semua anak balita dengan usia $ bulan sampai dengan %9 bulan yang bertempat
tinggal di < "4 )elurahan *elambar pada bulan *anuary $"1
• Brang tua anak balita yang memiliki buku )esehatan Ibu dan Anak ()IA
3.#.2."riteria ,ksklusi8
• Brang tua anak balita menolak mengikuti penelitian.
• Brang tua balita saat pengambilan data tidak ada di tempat pada bulan !anuary
$"1
3./.)ampel
22
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
23/63
3./.1.Perhitungan Besar )ampel
Pengambilan data berasal dari kuesioner. esar sampel diambil dengan menggunakan
rumus sebagai berikut?
n1 E (FG$ C p C H
$
)eterangan ?
n1 E esar sampel minimal
FG E Standar #ariasi, ditentukan oleh tingkat keper3ayaan pada G E ","% FGE1,9
p E Proporsi #ariabel yang diteliti 4%,+ (Diambil dari riskesdas tahun $"1&
H E 1 J p
E Dera!at ketepatan yang diinginkan, dalam hal ini diambil 1" '.
erdasarkan rumus di dapatkan angka ?
n1 = Zα2 . p. q = (1,96)2 . 0.456. (1-0,456)
L2 (10%)2
n1 = 3,8416 . 0,456. 0,544
0,01
n1 = 95,2962662
Untuk menjaa kemunk!nan a"an#a $u#ek pene&!t!an #an "'p ut maka
"!!tun
n2 = n1 * (10% . n1)
n2 = 95,2962662 * (10% . 95,2962662)
n$ E 1"%
3./.2.Teknik Pengambilan )ampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik cluster
sampling .
3.9. -ara "era
a. Peneliti mengumpulkan bahan ilmiah dan meren3anakan desain penelitian.
23
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
24/63
b. Peneliti membuat kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data.
3. Peneliti melakukan u!i 3oba kuesioner pada ibu yang datang ke poli 5;S Puskesmas
kelurahan ;an!ung Duren >tara *akarta arat.
d. Peneliti melakukan koreksi kuesioner.
e. Peneliti menentukan !umlah sampel minimal 1"%.
f. Peneliti memilih sampel menggunakan metode cluster random sampling. Peneliti
mengambil )elurahan *elambar 1 sebagai populasi. )emudian dilakukan 3luster random
sampling pada tingkat < di 0ilayah ker!a Puskesmas )elurahan *elambar I dan di
dapatkan hasil < "4 sebagai sampel
g. Peneliti melapor, meminta i!in dan persetu!uan dari kepala Puskesmas )elurahan
*elambar I, *akarta arat untuk melakukan penelitian terhadap anak balita di
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
25/63
3.:.Identi$ikasi 5ariabel
Dalam penelitian ini digunakan #ariable tergantung (dependen dan #ariable bebas
(independen.7ariabel tergantung berupa ke!adian ISPA pada anak balita.7ariabel bebas berupa
umur, pemberian ASI eksklusif, status gi:i, status imunisasi, kebiasaan merokok, pendidikan ibu,
#entilasi rumah, kepadatan hunian.
3.;. 6e$inisi
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
26/63
)oding ? " E 1& bulan - K %9 bulan
1 E $ bulan - K 1$ bulan
3.;.3. &)I ,ksklusi$
Pemberian Asi yang dilakukan oleh ibu se!ak lahir hingga usia bulan tanpa disertai makanan
tambahan.$"
Alat ukur ? )uesioner
ara ukur ? - $ SD s/d M $ SD
$ E )urus (/> - $ SD s/d @ - & SD
& E Sangat )urus (/> -&
3.;.#. )tatus Imunisasi 6asar
Proses pembentukan sistem kekebalan tubuh. Sesuai dengan umur, dikatakan lengkap apabila
26
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
27/63
sudah diimunisasi sesuai dengan umurnya. Imunisasi dasar lengkap terdiri dari? =epatitis " 1
$ &, , DP; &C, Polio 4C, dan ampak. Imunisasi dasar dikatakan lengkap bila, imunisasi
sudah sesuai dengan usia anak balita saat dilakukan pengumpulan data(bulan !anuary $"1.$"
Alat ukur ? uku )IA dan )uisioner
ara ukur ?
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
28/63
menghuni rumah, !ika lebih besar dari hasil maka dikatakan padat,
!ika lebih ke3il maka dikatakan tidak padat.
Skala ukur ? ominal
=asil ukur ? 5emenuhi syarat
;idak memenuhi syarat
)oding ? " E 5emenuhi syarat
1 E ;idak memenuhi syarat
3.;.:. "ebiasaan Merokok
Ada atau tidaknya anggota keluarga yang merokok didalam rumah.4,8
Alat ukur ? )uisioner
ara ukur ?
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
29/63
6diting adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data. yang diperoleh
atau editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data
terkumpul.
$. oding
oding merupakan 3atatan untuk memberikan kode numeri3 (angka terhadap
data yang terdiri atas beberapa kategori.
&. 6ntri Data
6ntri data merupakan kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan ke dalam
master tabelatau data base komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi
sederhana.
3.1>.2. &nalisis 6ata
;erhadap data yang telah diolah dilakukan analisis data sesuai dengan 3ara u!i statistik
menggunakan u!i hi-sHuare
1 Analisis >ni#ariat
Analisis uni#ariat dilakukan se3ara deskriptif dari masing-masing #ariabel dengan tabel
distribusi frekuensi disertai pen!elasan.
$ Analisis i#ariat
Analisis bi#ariat dilakukan untuk melihat hubungan antara #ariabel dependent dan
independent. )arena ran3angan penelitian ini adalah ross Se3tional Study, hubungan
antara #ariabel independent dengan #ariabel dependen. ;eknis analisis data yang
menggunakan u!i hi SHuare dengan tingkat kemaknaan (G E ","% yang digunakan untuk
mengu!i $ #ariabel yang disusun dalam table b C k (b E baris, k E kolom. umus? table
$C$.Sedangkan yang menggunakan u!i likelihood dengan tingkat kemaknaan (G E ","%
yang digunakan untuk mengu!i lebih dari $ #ariabel yang disusun dalam tabel b C k (b E
baris, k E kolom apabila tidak memenuhi syarat untuk u!i 3hi sHuare.
>ntuk membuktikan bah0a #ariabel-#ariabel bebas memiliki hubungan maka akan di
lakukan u!i dengan u!i hi sHuare. =asil u!i hi sHuare dapat mengetahui ada tidaknya
hubungan antara dua #ariabel L dan O yang bermakna se3ara statistik atau !ika $ hitung
29
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
30/63
@$ tabel, maka =" ditolak, yang berarti ada hubungan dan !ika $ hitung $ tabel, maka
=" gagal ditolak, yang berarti tidak ada hubungan.
3.1>.3. Pen%aian 6ata
Data yang didapat disa!ikan se3ara tekstular dan tabular.
3.1>.4. Interpretasi 6ata
Data diinterpretasi se3ara deskriptif korelatif antara #ariabel-#ariabel yang telah ditentukan.
3.1>.#. Pelaporan 6ata
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selan!utnya akan dipresentasikan di
hadapan stafpenga!ar Program Pendidikan Ilmu )edokteran )omunitas 2akultas
)edokteran >ni#ersitas )risten )rida
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
31/63
Bab I5
Hasil Penelitian
Proses pengumpulan data yang dilakukan pada tanggal $1 *anuary sampai dengan $8
*anuary $"1 didapatkan sampel sebanyak 1$" anak balita dengan eksklusi 9 anak balita di <
"4 0ilayah ker!a Puskesmas *elambar I )e3amatan rogol Petamburan *akarta arat, bulan
31
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
32/63
*anuary $"1. erikut adalah hasil penelitian yang disa!ik an dalam tabel.
Tabel 4.1. 6istribusi "eadian I)P& pada &nak Balita di R7 >4 7ila%ah "era Puskesmas
"elurahan (elambar I "e0amatan rogol Petamburan Periode (anuar% 2>1/
5ariabel rekuensi Persentase *@+
"eadian I)P&
ISPA & 4&,$ '
;idak ISPA
*umlah
48
111
%,8 '
1"" '
Tabel 4.2.6istribusi !mur &nak Balita? Pemberian &)I ,ksklusi$? )tatus i=i? )tatus
Imunisasi? Pendidikan Ibu? 5entilasi Rumah? "epadatan Hunian? Paanan &sap Rokok di
R7 >4 "elurahan (elambar 7ila%ah "era Puskesmas (elambar 1 periode (anuar% 2>1/
5ariabel rekuensi Persentase
!mur &nak Balita
$ bulan - 11 bulan 19 1+,1'
1$ bulan - %9 bulan 9$ 8$,9'
Pemberian &)I ,ksklusi$
ASI 6ksklusif 94 84,+'
;idak ASI 6ksklusif 1+ 1%,&'
32
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
33/63
)tatus i=i
ebih 4 &,'
ormal 8& +4,8'
)urus 19 1+,1'
Sangat )urus % 4,%'
)tatus Imunisasi
engkap +& %,8';idak engkap &8 &4,$'
Pendidikan Ibu
Pendidikan ;inggi 4 &,'
Pendidikan Sedang 81 +&'
Pendidikan endah $ $&,4'
Lingkungan Rumah
Sehat
;idak sehat
Paanan &sap Rokok
;erpa!an;idak ;erpa!an
9
4$
1%"
$,$'
&+,8'
%%'4%'
Tabel 4.3. Hubungan !mur &nak Balita? Pemberian &)I ,ksklusi$? )tatus i=i? )tatus
Imunisasi? Pendidikan Ibu? Lingkungan Rumah? &sap Rokok dengan "eadian I)P& pada
Balita di R7 >4 "elurahan (elambar 7ila%ah "era Puskesmas (elambar 1 periode
(anuar% 2>1/
5ariabel 6iagnosis Total !i 'ilai P Ho
Tidak I)P& I)P&
!mur Balita hi SHuare ",88% agal
Ditolak
$ bulan - 1$ bulan 9 1" 19
1& bulan - %9 bulan &9 %& 9$Pemberian &)I ,ksklusi$ hi SHuare ","1" Ditolak
ASI 6ksklusif 4 48 94;idak ASI 6ksklusif $ 1% 1+)tatus i=i hi SHuare ",$"1 agal
Ditolak
ebih & 1 4 ormal &+ 4 8&
)urus % 14 19
Sangat )urus & $ %)tatus Imunisasi hi SHuare ",+"+ agal
Ditolak
engkap && 4" +&
;idak engkap 1% $& &8Pendidikan Ibu hi SHuare ","9$ agal
Ditolak
33
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
34/63
Pendidikan ;inggi 1 & 4Pendidikan 5enengah 4" 41 81
Pendidikan Dasar + 19 $Lingkungan Rumah hi SHuare ","&% Ditolak Sehat &4 $4 %8
;idak sehat
Paanan Rokok
;erpa!an
;idak ;erpa!an
19
$9
4$
$1
1
%"
hi SHuare ",""8 Ditolak
Bab 5
Pembahasan
#.1. 6istribusi "eadian I)P& pada &nak Balita di R7 >4 "elurahan (elambar Aila%ah
kera Puskesmas "elurahan (elambar 1? (akarta Barat? Proinsi 6"I (akarta
Periode (anuari 2>1/.
erdasarkan tabel penelitian 4.1, didapatkan bah0a !umlah ke!adian ISPA
berdasarkan diagnosis/ge!ala ISPA oleh petugas kesehatan di poli 5;S Puskesmas
)elurahan *elambar 1 pada balita di < "4 sebanyak & anak balita dengan persentase
%,8' Diikuti dengan bukan diagnosis/ge!ala ISPA sebanyak 48 anak balita dengan
persentase 4&,$'. Di 0ilayah ker!a Puskesmas )elurahan *elambar I *umlah ke!adian
ISPA lebih banyak daripada tidak ISPA. erdasarkan dengan tin!auan pustaka hal ini
berhubungan dengan beberapa faktor antara lain umur balita, ASI eksklusif, status
imunisasi, status gi:i, lingkungan rumah dan pa!anan asap rokok.
=asil dari penelitian ini didapatkan angka persentase ke!adian ISPA adalah sebesar
%,8', dimana angka tersebut lebih besar dibandingkan dengan kepustakaan yang didapat
dari ikesdas tahun $"1& persentase ke!adian ISPA pada balita sebesar 4%, '.
#.2. &nalisis Biariat !mur &nak Balita? Pemberian &)I ,ksklusi$? )tatus i=i? )tatus
Imunisasi? Pendidikan Ibu? Pekeraan Ibu? Lingkungan Rumah? Paanan Rokok di
34
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
35/63
R7 >4 "elurahan (elambar 7ila%ah "era Puskesmas "elurahan (elambar 1?
(akarta Barat? Proinsi 6"I (akarta Periode (anuari 2>1/.
Pada tabel 4.$, didapatkan bah0a umur anak balita yang terdiagnosis/ge!ala ISPA
terdiri dari kelompok usia 1&-%9 bulan sebanyak 9$ anak balita dengan persentase 8$,9'
Diikuti dengan umur anak balita $-1$ bulan sebanyak 19 anak balita dengan persentase
1+,1' Anak balita yang diberikan ASI eksklusif sebanyak 94 anak balita dengan persentase
84,+' dan yang tidak diberikan ASI eksklusif sebanyak 1+ anak balita dengan persentase
1%,&' )tatus gi:i anak balita normal sebanyak 8& anak balita dengan persentase +4,8' dan
status gi:i kurus sebanyak 19 anak balita dengan persentase 1+,1' , status gi:i sangat
kurus anak balita sebanyak % dengan presentasi 4,%' dan status gi:i lebih sebanyak 4 anak
balita dengan persentase &,' )tatus imunisasi lengkap sebanyak +& anak balita dengan
persentase %.8' dan status imunisasi tidak lengkap sebanyak &8 anak balita dengan
persentase &4,$' ;ingkat pendidikan ibu, distribusi terbanyak pada tingkat pendidikan
sedang sebanyak 81 responden dengan persentase +&' Diikuti dengan pendidikan rendah
sebanyak $ responden dengan persentase $&,4' Pendidikan tinggi sebanyak 4 responden
dengan persentase &,' . ingkungan rumah yang tidak memenuhi syarat rumah sehat
sebanyak 4$ rumah dengan persentase &+,8' Diikuti dengan ingkungan rumah yang
memenuhi syarat rumah sehat sebanyak 9 rumah dengan persentase %,8'. Dalam rumah
yang terpa!an asap rokok sebanyak 1 rumah dengan presentasi %%' dan yang tidak
terpa!an asap rokok sebanyak %" rumah dengan presentasi 4%'.
#.3. Hubungan &ntara !mur &nak Balita dengan "eadian I)P& pada &nak Balita di R7
>4 "elurahan (elambar? 7ila%ah "era Puskesmas "elurahan (elambar 1 Periode
(anuari 2>1/
=ubungan antara umur anak balita terhadap ke!adian ISPA melalui u!i hi SHuare
dengan ontinuity orre3tion didapatkan p E ",88% karena p @ ","% maka =onya gagal
ditolak yang artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur anak balita
dengan ke!adian ISPA pada anak balita. =al ini tidak sesuai dengan hasil penelitian 2itri
pada anak balita di iau pada tahun $""4 yang menyatakan terdapat hubungan bermakna
antara umur anak balita dengan ke!adian ISPA. =al ini dimungkinkan karena sebaran usia
balita di Puskesmas )elurahan *elambar I berbeda dengan sebaran usia balita yang diteliti
35
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
36/63
oleh 2itri pada tahun $""4.
#.4. Hubungan &ntara &)I ,ksklusi$ dengan "eadian I)P& pada &nak Balita di R7 >4
"elurahan (elambar? 7ila%ah "era Puskesmas "elurahan (elambar 1 Periode
(anuari 2>1/
=ubungan antara ASI eksklusif terhadap ke!adian ISPA melalui u!i hi SHuare
dengan ontinuity orre3tion didapatkan p E ","1" karena p ","% maka =o ditolak.
Artinya terdapat hubungan yang bermakna antara ASI eksklusif anak balita dengan ke!adian
ISPA pada anak balita. =asil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sinaga pada tahun $"1$ di 0arakas bah0a ada hubungan antara pemberian ASI 6ksklusif
terhadap ke!adian ISPA pada balita, dimana ASI mengandung antibodi yang dapat membantu
bayi membangun sistem kekebalan tubuh terhadap berbagai ma3am sumber penyakit seperti
infeksi saluran pernafasan
#.#. Hubungan &ntara )tatus i=i dengan "eadian I)P& pada &nak Balita di R7 >4
"elurahan (elambar? 7ila%ah "era Puskesmas (elambar 1 Periode (anuari 2>1/
=ubungan antara status gi:i terhadap ke!adian ISPA melalui u!i 3hi sHuare dengan
likely hood didapatkan p E ",$"1 karena p @ ","% maka =o gagal ditolak. Artinya tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara status gi:i dengan ke!adian ispa pada anak balita.
=asil penelitian ini tidak se!alan dengan penelitian yang dilakukan penelitian menurut
5uhedir ($""$, yang mengatakan bah0a ada hubungan antara status gi:i balita dengan
ke!adian ISPA. =al ini mungkn disebabkan karena perbedaan populasi respoden antara
penelitian muhedir dan penelitian ini dimana terdapat faktor lain yang lebih berperan pada
ke!adian ISPA selain status gi:i
#./. Hubungan &ntara )tatus Imunisasi dengan "eadian I)P& pada &nak Balita di R7 >4
"elurahan (elambar? 7ila%ah "era Puskesmas (elambar 1 periode (anuari 2>1/
=ubungan antara status imunisasi terhadap ke!adian ISPA melalui u!i hi SHuare
dengan ontinuity orre3tion didapatkan p E ",+"+ karena p @ ","% maka =o gagal ditolak.
Artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara imunisasi lengkap dengan ke!adian
ispa pada anak balita =al ini mungkin ter!adi karena kelengkapan status imunisasi saat
36
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
37/63
dilakukan penelitian diambil disesuaikan dengan umur anak balita saat dilakukan pendataan,
sehingga angka kelengkapan posyandu 3ukup tinggi di 0ilayah < "4, kelurahan *elambar.
#.9. Hubungan &ntara Pendidikan Ibu dengan "eadian I)P& pada &nak Balita di R7 >4
"elurahan (elambar? 7ila%ah "era Puskesmas "elurahan (elambar 1 periode
(anuari 2>1/
=ubungan antara pendidikan ibu terhadap ke!adian ISPA melalui u!i 3hi sHuare
dengan likelyhood didapatkan p E ","9$ karena p @ ","% maka =o gagal ditolak. Artinya
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan ke!adian ISPA pada
anak balita. =al ini tidak sesuai dengan penelitian dengan penelitian yang dilakukan itra
($"1$ , yang menun!ukkan adanya hubungan antara pendidikan ibu dengan ke!adian
ISPA pada balita. =al ini mungkin disebabkan karena 0alaupun rata-rata tingkat
pendidikan ibu di daerah 4 "elurahan (elambar? 7ila%ah "era Puskesmas "elurahan (elambar Periode
(anuari 2>1/
=ubungan antara ingkungan rumah terhadap ke!adian ISPA melalui u!i hi SHuare
dengan ontinuity orre3tion didapatkan p E ","&% karena p ","% maka =o ditolak.
Artinya terdapat hubungan yang bermakna antara ingkungan rumah dengan ke!adian ispa
pada anak balita Penelitian ini se!alan dengan penelitian inda0aty ($"1" yang menyatakan
ada hubungan antara ingkungan rumah dengan ke!adian ISPA pada balita. alita yang
tinggal di rumah dengan ingkungan rumah yang tidak memenuhi syarat rumah sehat
beresiko lebih besar mengalami ISPA dibanding balita yang tinggal dirumah yang memenuhi
syarat rumah sehat (inda0aty, $"1" )urangnya atau tidak 3ukup #entilasi (1"' luas
lantai ruangan tidak mempunyai atau tidak biasa membuka !endela akan membuat bahan
pen3emar berada dalam ruangan lebih lama sehingga akan menambah risiko pa!anan
terhadap bahan pen3emar didalam ruangan, serta padat nya penghuni di rumah dapat
37
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
38/63
berpengaruh terhadap kondisi udara di dalam rumah dan memper3epat penularan ISPA pada
balita
#.1>. Hubungan &ntara Paanan Rokok dengan "eadian I)P& pada &nak Balita di R7
>4 "elurahan (elambar? 7ila%ah "era Puskesmas "elurahan (elambar Periode
(anuari 2>1/
=ubungan antara pa!anan asap rokok terhadap ke!adian ISPA melalui u!i hi
SHuare dengan ontinuity orre3tion didapatkan p E ",""8 karena p ","% maka =o ditolak.
Artinya terdapat hubungan yang bermakna antara pa!anan rokok dengan ke!adian ispa pada
anak balita =asil penelitian ini sesuai dengan Penelitian inda0aty ($"1" yang menyatakan
bah0a balita yang tinggal bersama penguni yang merokok beresiko $,"4 kali lebih besar
terkena ISPA dibanding dengan balita yang tidak terdapat penghuni rumah yang merokok.
38
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
39/63
Bab 5I
"esimpulan dan )aran
/.1. "esimpulan
Dari hasil penelitian mengenai hubungan lingkungan rumah dan faktor-faktor lain nya yang
berhubungan dengan ke!adian ISPA pada anak balita di < "4 )elurahan *elambar, 0ilayah ker!a
Puskesmas )elurahan *elambar 1 *akarta arat bulan *anuari $"1 didapatkan diagnosis/ge!ala ISPA
sebanyak &. anak balita dengan persentase %,8'
Dari total 111 anak balita yang men!adi sub!ek penelitian didapatkan bah0a persentase terbanyak
yang men!adi sub!ek penelitian tersebut adalah yang paling banyak adalah umur anak balita 1& - %9 bulan
sebanyak 9$ anak balita dengan persentase 8$,9' status gi:i normal dengan !umlah 8& anak balita dengan
persentase +4,8' pemberian ASI eksklusif dengan !umlah 94 anak balita dengan persentase 84,+' status
imunisasi lengkap dengan !umlah +& anak balita dengan persentase %,8' pendidikan ibu menengah
dengan !umlah 81 responden dengan persentase +&', lingkungan rumah sehat dengan !umlah 9 rumah
dengan presentase $,$', pa!anan asap rokok dalam rumah dengan !umlah 1 dengan !umlah presentase
%%'
;idak terdapat hubungan bermakna antara umur anak balita, imunisasi, kepadatan hunian,
pendidikan ibu dan status gi:i. ;erdapat hubungan yang bermakna antara lingkungan rumah, asi eksklusif,
dan pa!anan rokok
/.2. )aran
1. 5asyarakat dapat mengetahui bahaya merokok terhadap ke!adian ISPA pada balita
sehingga dapat mengurangi atau berhenti untuk merokok.
39
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
40/63
$. 5asyarakat mengetahui pentingnya lingkungan rumah yang sehat yaitu memiliki #entilasi 1"' dari
luar rumah dan tetap selalu membuka #entilasi sebagai tempat pertukaran sirkulasi udara serta tidak
memenuhi 1 rumah dengan banyak orang yang menyebabkan kepadatan huni di dalam rumah yang dapat
memudahkan penularan ISPA pada balita
&. 5asyarakat mengetahui penting nya pemberian ASI eksklusif pada balita sehinga dapat memberikan
setiap balita ASI eksklusif pada umur "- bulan
4. 5asyarakat dapat lebih memperhatikan tanda-tanda atau ge!ala ISPA pada balita
dan segera memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia.
4. Puskesmas beker!a sama dengan kader di harapkan dapat memberikan penyuluhan
rutin mengenai penyakit dan men!elaskan bagaimana kegiatan penanggulanganya.
6a$tar Pustaka
1. dara umah ;inggal yang 5empengaruhi )e!adian
ISPA pada alita, Penelitian di )e3amatan 5ampang Prapatan,*akarta Selatan
tahun$""9-$"1".;esis.Depok? 2akultas )esehatan 5asyarakat >ni#ersitasIndonesia
$"1".&. itra Putri. =ubungan ingkungan Dalam umah Dengan )e!adian ISPAPada alita Di
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
41/63
1". Depkes I. $""+.Pengertian ISPA.Di akses dari 000.oogle.3om. 1 *anuari $"1.
11. I $"1$.
$&. Depkes I.)ualitas >dara dalam umah terhadap ISPA pada alita.*akarta? Direktorat
*enderal Pengendalian Penyakit dan Penyehataningkungan $"1$.
$4. Saf0an. ingkungan 2isik umah dan Sumber Pen3emar dalam umah sebagai faktor
resiko ke!adian ISPA pada anak alita. ;esis. Depok? 2)5 >I $""&
41
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
42/63
ampiranampiran 1
Lembar Persetuuan Menadi Responden Penelitian
Hubungan Lingkungan Rumah dan aktor$akor Lain n%a %ang Berhubungan dengan
"eadian I)P& pada Balita di "elurahan (elambar 1? (akarta Barat? Periode (anuari 2>1/
)ami adalah mahasis0a 2akultas )edokteran >ni#ersitas )risten )rida )IDA yang sedang melakukan penelitian dengan tu!uan untuk mengetahui hubungan
lingkungan rumah dan faktor-faktor lain nya yang berhubungan dengan ke!adian ISPA pada
balita di )elurahan *elambar 1, *akarta arat.
Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam )epaniteraan )linik Ilmu
)esehatan 5asyarakat (I)5.
>ntuk keperluan tersebut, kami mohon kesediaan saudara untuk men!adi responden
dalam penelitian ini. Selan!utnya kami mohon kesediaan saudara untuk mengisi kuesioner
dengan !u!ur dengan pendapat saudara sendiri. Informasi yang saudara berikan akan dirahasiakan
dan nantinya akan digunakan untuk membantu meningkatkan pengetahuan mengenai faktor-
faktor ISPA pada balita dan tidak digunakan untuk tu!uan yang lain.
Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, saudara bebas untuk ikut ataumenolak untuk men!adi peserta dalam penelitian ini tanpa ada sanksi apapun. *ika saudara
bersedia men!adi sub!ek penelitian, silahkan menandatangani surat persetu!uan ini pada tempat
yang telah disediakan di ba0ah ini sebagai bukti kesukarelaan saudara. Atas partisipasi saudara,
kami u3apkan terima kasih.
*akarta, *anuary $"1
;anda ;angan
42
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
43/63
"uesioner Penelitian
Hubungan Lingkungan Rumah dan aktor$aktor Lain n%a dengan "eadian I)P& pada
Balita di Puskesmas "elurahan (elambar 1 (akarta Barat Periode (anuari 2>1/
omor )uesioner ?
Pe0a0an3ara ?
Diisi oleh pe0a0an3ara
(aAaban pada kuesioner ini akan dirahasiakan? mohon andamenaAab dengan seuurn%a
I. 6ata umum responden
1. ama ?
$. >mur ?
&. Alamat ?
4. Pendidikan ?
a. ;idak Sekolah
b. SD ? ;amat / ;idak tamat
3. S5P ? ;amat / ;idak tamatd. S5A ? ;amat / ;idak tamat
e. )uliah ? ;amat / ;idak tamat
II. 6&T& !M!M B&LIT&
. ama ?
+. *enis)elamin ? / P
8. >mur ?
9. ?
1". Status gi:i ?
a. ebih
b. ormal
3. )urus
d. Sangat )urus
43
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
44/63
11. Apakah anak ibu mendapatkan imunisasi dasar diba0ah iniR
a. =epatitis " 1. Oa $. ;idak
b. =epatitis 1 1. Oa $. ;idak
3. 1. Oa $. ;idak
d. Polio 1 1. Oa $. ;idak
e. Polio $ 1. Oa $. ;idak
f. Polio & 1. Oa $. ;idak
g. Polio 4 1. Oa $. ;idak
h. DP; 1 1. Oa $. ;idak
i. DP; $ 1. Oa $. ;idak
!. DP; & 1. Oa $. ;idak
k. ampak 1. Oa $. ;idak
III. )tatus &)I eksklusi$
1$. Apakah ibu memberikan ASIR
a. Oa
b. ;idak
1&. *ika ya, sampai usia berapa ibu memberikan ASI bulan.
14. Apakah ibu hanya memberikan ASI sa!a saat anak ibu lahir hingga usia bulanR
a. Oa b. ;idak
I5. )tatus entilasi rumah pasien
1%.uas rumah responden m$
1. Apakah rumah ibu memiliki #entilasi (*endelaR
a. Oa
b. ;idak
1+. Apakah #entilasi (*endela bisa dibuka tutupR
a. Oa b. ;idak
5. )tatus kepadatan dalam rumah pasien
44
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
45/63
18. Ada beberapa orang yang tinggal dalam satu rumah dengan penderitaR
a. $ orang
b. & orang
3. 4 orang
d. N % orang
19. Apakah luas #entilasi telah memenuhi syarat kesehatanR
a. Oa, memenuhi (N1"' dari luaslantai
b. ;idak memenuhi
$". )epadatan hunian dalam rumah respondenR
a. Oa, memenuhi standar luas rumah( N 8m$/orang
b. ;idak memenuhi standar luas rumah (8m$/orang
5I. Paanan asap rokok dalam rumah pasien
$1. Apakah di dalam rumah ada anggota keluarga yang merokokR
a. Ada
b. tidak ada
$$. *ika ada anggota keluarga yg merokok, dimanaR
a. Di dalam rumah
b. Di luar rumah
5II. eala I)P&
$&. Apakah anak ibu sedang mengalami batuk dalamR
a. ya
b. tidak
$4. Apakah anak ibu sedang mengalami pilekR
a. ya
b. tidak
T,RIM&"&)IH
Hasil )P)) &nalisis !niariat
45
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
46/63
Statistics
pen"!"!kan
!u umu' a&!ta $tatu$ !+! !mun!$a$! ek$k&u$!/ pajanan 'kk pen#ak!t !$pa
L!nkunan
'uma
a&!" 111 111 111 111 111 111 111 11
!$$!n 0 0 0 0 0 0 0 0
Pendidikan Ibu
'equen# e'ent a&!" e'ent umu&at!7e e'ent
a&!" pen"!"!kan t!n! 4 3.6 3.6 3.6
pen"!"!kan menena 81 3.0 3.0 6.6
en"!"!kan "a$a' 26 23.4 23.4 100.0
ta& 111 100.0 100.0
Umur Balita
'equen# e'ent a&!" e'ent umu&at!7e e'ent
a&!" 13-59 u&an 19 1.1 1.1 1.1
2-12 u&an 92 82.9 82.9 100.0
ta& 111 100.0 100.0
Status Gizi
'equen# e'ent a&!" e'ent umu&at!7e e'ent
a&!" &e! 4 3.6 3.6 3.6
n'ma& 83 4.8 4.8 8.4
ku'u$ 19 1.1 1.1 95.5
$anat ku'u$ 5 4.5 4.5 100.0
ta& 111 100.0 100.0
46
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
47/63
Imunisasi
'equen# e'ent a&!" e'ent umu&at!7e e'ent
a&!" !mun!$a$! &enkap 3 65.8 65.8 65.8
!mun!$a$! t!"ak &enkap 38 34.2 34.2 100.0
ta& 111 100.0 100.0
ASI Eksklusif
'equen# e'ent a&!" e'ent umu&at!7e e'ent
a&!" 94 84. 84. 84.
t!"ak 1 15.3 15.3 100.0
ta& 111 100.0 100.0
Pajanan Rokok
'equen# e'ent a&!" e'ent umu&at!7e e'ent
a&!" t!"ak te'pajan 50 45.0 45.0 45.0
te'pajan 61 55.0 55.0 100.0
ta& 111 100.0 100.0
Penyakit Ispa
'equen# e'ent a&!" e'ent umu&at!7e e'ent
a&!" t!"ak 48 43.2 43.2 43.2
63 56.8 56.8 100.0
ta& 111 100.0 100.0
47
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
48/63
Linkunan Ruma!
'equen# e'ent a&!" e'ent umu&at!7e e'ent
a&!" t!"ak $eat 42 3.8 3.8 3.8
$eat 69 62.2 62.2 100.0
ta& 111 100.0 100.0
Pie 6iagram
48
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
49/63
49
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
50/63
50
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
51/63
51
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
52/63
52
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
53/63
53
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
54/63
Hubungan !mur Balita dengan "eadian I)P& pada Balita
"ase Processin Summary
a$e$
a&!" !$$!n ta&
e'ent e'ent e'ent
umu' a&!ta : pen#ak!t !$pa 111 100.0% 0 .0% 111 100.0%
umur balita # penyakit ispa "rosstabulation
pen#ak!t !$pa
ta&t!"ak
umu' a&!ta 13-59 u&an unt 9 10 19
;
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
55/63
Hubungan &)I ,ksklusi$ dengan "eadian I)P& pada Balita
"ase Processin Summary
a$e$
a&!" !$$!n ta&
e'ent e'ent e'ent
ek$k&u$!/ : pen#ak!t !$pa 111 100.0% 0 .0% 111 100.0%
ASI eksklusif # penyakit ispa "rosstabulation
pen#ak!t !$pa
ta&t!"ak
ek$k&u$!/ unt 46 48 94
;
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
56/63
Hubungan )tatus i=i dengan "eadian I)P& pada Balita
"ase Processin Summary
a$e$
a&!" !$$!n ta&
e'ent e'ent e'ent
$tatu$ !+! : pen#ak!t !$pa 111 100.0% 0 .0% 111 100.0%
status izi # penyakit ispa "rosstabulation
pen#ak!t !$pa
ta&t!"ak
$tatu$ !+! &e! unt 3 1 4
;
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
57/63
Hubungan Imunisasi dengan "eadian I)P& pada Balita
"ase Processin Summary
a$e$
a&!" !$$!n ta&
e'ent e'ent e'ent
ek$k&u$!/ : pen#ak!t !$pa 111 100.0% 0 .0% 111 100.0%
ASI eksklusif # penyakit ispa "rosstabulation
pen#ak!t !$pa
ta&t!"ak
ek$k&u$!/ unt 46 48 94
;
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
58/63
Hubungan Pendidikan Ibu dengan "eadian I)P& pada Balita
"ase Processin Summary
a$e$
a&!" !$$!n ta&
e'ent e'ent e'ent
pen"!"!kan !u : pen#ak!t !$pa 111 100.0% 0 .0% 111 100.0%
pendidikan ibu # penyakit ispa "rosstabulation
pen#ak!t !$pa
ta&t!"ak
pen"!"!kan !u pen"!"!kan t!n! unt 1 3 4
;
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
59/63
Hubungan Lingkungan Rumah dengan "eadian I)P& pada Balita
"ase Processin Summary
a$e$
a&!" !$$!n ta&
e'ent e'ent e'ent
L!nkunan 'uma : pen#ak!t
!$pa111 100.0% 0 .0% 111 100.0%
Linkunan ruma! # penyakit ispa "rosstabulation
pen#ak!t !$pa
ta&t!"ak
L!nkunan 'uma t!"ak $eat unt 24 18 42
;
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
60/63
Hubungan Paanan Rokok dengan "eadian I)P& pada Balita
"ase Processin Summary
a$e$
a&!" !$$!n ta&
e'ent e'ent e'ent
pajanan 'kk : pen#ak!t !$pa 111 100.0% 0 .0% 111 100.0%
pajanan rokok # penyakit ispa "rosstabulation
pen#ak!t !$pa
ta&t!"ak
pajanan 'kk t!"ak te'pajan unt 29 21 50
;
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
61/63
Tabel Pengukuran Luas Rumah dan Luas 5entilasi 7arga kelurahan (elambar I? R7.>4
o uas umah(m$ uas 7entilasi(m$ uas *endela(m$ *umlah Penghuni
1 &$,% 1,9% 1,$% %
$ &4,$ $,"%$ 1,+1 %& &",$ 1,81$ 1,%1 4
4 41,% 1, $,"+% +
% &8,$ 1,91 $,+4 %
&1,4 1,$% 1,%+ %
+ &",9 1,%4% 1,%4% 4
8 &+,% 1,8+% $,$%
9 4",$ 1,"8 $,"1
1" 48,1 1,9$4 $,4"% 8
11 &",1 1,$"4 1,%"% %
1$ &$,$ 1,1 1,1 1& &1,$ 1,% 1,% 4
14 41,8 $,"9 $,9$ +
1% &",+ 1,$$8 1,%&% 4
1 &9,1 1,9%% $,+&+ %
1+ &,$ 1,81 1,81
18 &+,8 1,89 1,89
19 &$,+ 1,&% 1,&% %
$" &,& 1,81% $,%41 %
$1 &&,1 1,%% 1,%% +
$$ &$ 1,$8 1,
$& &%,% 1,4$ 1,++%
$4 & 1,8 1,8 %
$% 41,1 1,44 $,"%%
$ &" 1,% $,1 4
$+ &",+ 1,%&% $,149 4
$8 &&,+ 1,8% $,&%9 4
$9 &8,% 1,9$% $,9% %
&" 4" $,4 $,8 %
&1 &$,9 1,4% $,&"& 4
&$ &+,% 1,8+% $,$% 4
&& &4,% 1,+$% $,41% 4
&4 &1, 1,%8 $,$1$ &
&% &9 $,&4 $,+&
& &%,8 $,148 1,+9 %
&+ $8,4 1,+"4 1,4$ &
&8 &",& 1,818 1,%1% 4
&9 &4,$ $,"%$ 1,+1 4
61
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
62/63
-
8/20/2019 Penelitian Revisi
63/63
8& $9,+ ",9 ",% &
84 4&,8 1,8+ 1,$ 4
8% &8,1 1,1& $,$1
8 4%,1 1,4 1,$$ +
8+ 41,8 1,4% $,11 %
88 %,1 $,11 $,% &89 4" $,% 1,% &
9" 41 $,$ $ 4
91 &8,4 1,8 &,% %
9$ $8, $,& & &
9& &",4 $,+ $,4 4
94 $8,8 1,8 $,$ &
9% 4",% $,& 4,1 %
9 &8,4 &,4 $,& 4
9+ $8,+ $,8 1,9 &
98 &%,4 $,+ &,1 499 &,1 $,1 $,4 &
1"" 4",8 4,1 4,+ %
1"1 &8,9 $,& &,$ &
1"$ 41,% &,1 &,% 4
1"& 4$,4 & &,$ %
1"4 &+,$ $,& $,8 &
1"% &$,+ $,+ &,1 4
1" &8,1 $,8 &, 4
1"+ &4,& $,% &, &
1"8 $",1 &,4 $,8 &1"9 48,$ $, $," %
11" 4,& $,& 1,8 4
111 49,1 &,+ &,% 4