PENERAPAN KURIKULUM 2013
DI SDN CILANGKAP 2 TAPOS DEPOK
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Hikmah Hayati
NIM 108011000178
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
PENERAPAN KURIKULUM 2013
DI SDN CILANGKAP 2 TAPOS DEPOK
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
Hikmah Hayati
NIM 108011000178
Di Bawah Bimbingan
H. Abdul Ghofur M.A
NIP: 19681208 199703 1 003
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi yang berjudul “PENERAPAN KURIKULUM 2013 DI SDN
CILANGKAP 2 TAPOS DEPOK” disusun oleh Hikmah Hayati NIM
108011000178 Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta. Telah melalui bimbingan dan
dinyatakan sah sebagai karya ilmiyah yang sah sebagai karya ilmiyah yang berhak
untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
oleh fakultas.
Jakarta 24 Juni 2015
Yang mengesahkan,
Dosen pembimbing
H. Abdul Ghofur M.A
NIP: 19681208 199703 1 003
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Hikmah Hayati
NIM : 108011000178
Jurusan : PAI
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Menyatakan dengan sesungguhnya
Bahwa skripsi yang berjudul Penerapan Kurikulum 2013 di SDN Cilangkap 2
Tapos Depok adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama : Abdul Ghofur, MA
NIP : 19681208 199703 1 003
Dosen Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Dengan ini juga saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana (S.Pd.I) di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya asli saya merupakan jiplakan
dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan
undang-undang yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 24 Juni 2015
Hikmah Hayati
NIM. 108011000178
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul PENERAPAN KURIKULUM 2013 DI SDN
CILANGKAP 2 TAPOS DEPOK disusun oleh Hikmah Hayati, NIM.
108011000178, Jurusan Pendidikan Agama Islam, diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan
lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal di hadapan dewan penguji. Karena
itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan
Matematika.
Jakarta, 30 Juli 2015
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda Tangan
Dr. Abdul Majid Khon, MA ________ ____________
NIP. :195807071987031005
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)
Marhamah Saleh, Lc. MA. ________ ____________
NIP. : 197203132008012010
Penguji I
Drs. Masan AF, M.Pd ________ ____________
NIP. : 195107161981031005
Penguji II
M. Sholeh Hasan, Lc., MA ________ ____________
NIP. : 197102142006041018
Mengetahui:
Dekan,
Prof. Dr. A. Thib Raya, MA.
NIP.:19550421 198203 1 007
ABSTRAK
Penerapan Kurikulum 2013 di SDN Cilangkap 2 Tapos,
Depok (Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas IV).
Dalam penelitian ini penulis memilih judul Penerapan Kurikulum 2013 di
SDN Cilangkap 2 Tapos, Depok (Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Kelas IV) dikarenakan kurikulum memainkan peranan yang penting untuk
mewujudkan tujuan pendidikan yang diharapkan oleh UU No. 20 Tahun 2003.
Mengingat begitu pentingnya peranan kurikulum dalam pendidikan, maka
pemerintah mengeluarkan kurikulum terbaru yakni kurikulum 2013.
Secara konseptual dapat dikatakan bahwa kurikulum 2013 adalah salah satu
solusi ideal dalam membentuk manusia – manusia usia produktif di Indonesia
agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Namun, dalam
kenyataannya penerapan kurikulum 2013 ini menghadapi berbagai masalah dan
tantangan. Sehingga yang terjadi belum sesuai dengan harapan.
Maka berdasarkan ketidaksesuaian teori dengan kenyataan di lapangan
mengenai penerapan kurikulum 2013 ini, peneliti tertarik untuk menjadikan
permasalahan pada penerapan kurikulum 2013 ini sebagai obyek penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan kurikulum 2013 SDN
Cilangkap 2 pada pelajaran Pendidikan Agama Islam. Selain itu juga untuk
mengungkap peran guru Pendidikan Agama Islam kelas IV dalam penerapan
kurikulum 2013 di SDN Cilangkap 2. Dan yang terakhir untuk mengetahui faktor
pendukung dan penghambat dalam penerapan kurikulum 2013 pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cilangkap 2.
Yang menjadi instrumen utama dalam penelitian ini adalah penulis sendiri.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan dengan metode deskriptif
analisis dengan pendekatan kualitatif melalui penelitian kepustakaan. Penelitian
kepustakaan digunakan untuk mengkaji buku-buku yang berkaitan dengan judul
dalam rangka menyusun landasan teori. Sedangkan penelitian lapangan dilakukan
dengan terjun langsung pada objek penelitian untuk memperoleh data-data dan
fakta. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik observasi,
wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan Penerapan kurikulum 2013 pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas IV SDN Cilangkap 2 dari segi
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran sudah cukup baik. Namun masih
kurang maksimal dari segi penerapan penilaian autentik.
Ibu Saolih selaku guru mata pelajaran PAI memiliki peranan yang sangat
penting dalam penerapan kurikulum 2013 di SDN Cilangkap 2 ini. Meskipun
dalam menerapkan kurikulum 2013 ini beliau menghadapi beberapa faktor
penghambat namun beliau memanfaatkan dengan baik faktor pendukung yang
disediakan oleh sekolah untuk menerapkan kurikulum 2013 ini dengan maksimal.
Hikmah Hayati (PAI)
ABSTRACT
Implementation of curriculum 2013 at SDN Cilangkap 2, Tapos,
Depok.s
In this study the authors chose the title Application of Curriculum 2013 in
SDN Cilangkap 2 Tapos, Depok (In the Islamic Education Subject at 4th grade)
because the curriculum plays an important role for realizing educational goals
expected by law No. 20 of 2003. Given the importance of the role of curriculum
in education, the government issued the latest curriculum that is curriculum 2013.
Conceptually it can be said that the curriculum 2013 is the most ideal
solutions for Indonesian people in order to become qualified human resources.
However, in reality the implementation of the curriculum 2013 is facing a variety
of problems and challenges. So that there has not been in line with expectations.
So based on discrepancy theory and reality regarding the application of
curriculum 2013, researchers are keen to make the problems in the
implementation of the curriculum in 2013 as a research object.
This study aims to determine the application of curriculum 2013 in SDN
Cilangkap 2 in the subject of Islamic Education. In addition, this study aims to
uncover the role of Islamic Education teacher in the fourth grade over
implementation of curriculum 2013 at SDN Cilangkap 2. And the last one is to
know the supporting factors and obstacles in the implementation of the curriculum
2013 on the subject of Islamic Education in SDN Cilangkap 2.
The author‟s is the main instrument in this study. This research is a field
research with the descriptive method of analysis with a qualitative approach
through literature research. The research literature is used to examine the books
relating to the title in order to construct a theoretical basis. While the field
research conducted by the research work directly on the object to obtain data and
facts. In the author's data collection using observation, interviews and
documentation.
The results of this study indicate the curriculum in 2013 on the subjects of
Islamic Education in 4th grade SDN Cilangkap 2 in terms of the planning and
implementation of learning with curriculum 2013 was good enough. But the
application of the authentic assessment is still not enough. Mrs Saolih as a teacher
of Islamic Education have a very important role in the implementation of the
curriculum 2013 at SDN 2 Cilangkap. Although she faced several obstacle but by
the support form the school she can implement this curriculum well.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat menuju jalan
yang benar.
Sebagai manusia penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan
skripsi ini masih banyak kekurangan. Tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai
pihak dimungkinkan skripsi ini tidak akan selesai. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. A. Thib Raya, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Abdul Madjid Khon, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Marhamah Saleh, MA. Selaku sekertaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Bapak Tanenji, MA. sebagai dosen pembimbing akademik.
5. Bapak H. Abdul Ghofur, MA. sebagai dosen pembimbing skripsi yang
dengan tulus ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk
memberikan bimbingan, arahan, nasihat dan ilmu kepada penulis hingga
pada tahap penyelesaian skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu
pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti
perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan
keberkahan dari Allah SWT.
7. Keluarga besar SDN Cilangkap 2 Tapos Depok khususnya Ibu Saolih,
S.Ag, Bapak Tamtono S.Pd.
8. Keluarga besar SD Plus Daarul Fudlola khususnya Kepala Sekolah Ibunda
Hj. Eko Yulianti S.Pd yang selalu memberikan dukungan dan motivasi
kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
9. Bapak Abdul Somad dan Mama Amah, orang tua ku tercinta yang selalu
melimpahkan doa, dukungan moril dan materil, pengertian, nasehat,
kesabaran, dan cintanya sehingga penulis dapat selalu bersyukur kepada
Allah SWT dapat menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi ini.
10. Untuk suamiku tercinta Rohmani yang selalu setia mengantar dan
menjemput penulis dalam bimbingan skripsi, selalu memberikan dukungan
dan semangat sampai akhirnya skripsi ini bisa selesai.
Ucapan terimakasih juga penulis tujukan untuk semua pihak yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiyah masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu penulis dengan senang hati membuka diri untuk menerima
kritikan dan saran yang membangun sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan
penulis dalam melanjutkan penulisan karya ilmiyah dikemudian hari.
Jakarta, 24 Juni 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Cover ............................................................................................................... i
Daftar Pustaka ............................................................................................... ii
Cover ................................................................................................................
Lembar Pengesahan Pembimbing Skipsi .........................................................
Lembar Pengesahan ........................................................................................
Surat Pernyataan...............................................................................................
Surat Pengesahan Skripsi .................................................................................
Abstrak ............................................................................................................ i
Kata Pengantar .............................................................................................. iv
Daftar Isi........................................................................................................ vi
Daftar Tabel .................................................................................................. ix
Daftar Lampiran ............................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 5
C. Batasan Masalah ................................................................................ 5
D. Rumusan Masalah ............................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian. ............................................................................ 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 8
A. Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar ................................. 8
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ......................................... 8
2. Dasar Hukum Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar ...... 10
3. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ...................... 11
B. Peran Guru Pendidikan Agama Islam ......................................... 12
C. Konsep Kurikulum 2013 ............................................................... 14
1. Latar belakang perlunya pengembangan kurikulum 2013 ......... 14
2. Pengertian kurikulum ................................................................ 16
3. Rasional pengembangan kurikulum 2013 .................................. 17
4. Karakteristik kurikulum 2013 ................................................... 19
5. Prinsip pengembangan kurikulum 2013 .................................... 20
6. Tujuan kurikulum ...................................................................... 21
7. Elemen perubahan kurikulum .................................................... 21
8. Struktur kurikulum 2013 ........................................................... 23
9. SKL, KI, KD pada kurikulum 2013 ........................................... 25
10. Strategi implementasi kurikulum 2013 ..................................... 34
D. Konsep pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 ................... 35
1. Pengertian pendekatan saintifik/ pendekatan ilmiah .................. 35
2. Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan ilmiah ...... 37
E. Model-model pembelajaran pada Kurikulum 2013 ................... 43
1. Pembelajaran berbasis proyek (Project based learning) ........... 43
2. Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) ...... 47
3. Pembelajaran berbasis penemuan (Discovery Learning) ........... 50
F. Penilaian otentik dalam kurikulum 2013 ..................................... 51
1. Landasan penilaian dalam kurikulum 2013 ............................... 51
2. Sistem penilaian pada kurikulum 2013 ..................................... 52
3. Karakteristik penilaian dalam kurikulum 2013 .......................... 53
4. Pengertian penilaian otentik ....................................................... 54
5. Jenis-jenis penilaian otentik ...................................................... 56
6. Bagan bentuk-bentuk penilaian otentik ..................................... 68
7. Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik ............................. 69
G. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dalam
kurikulum 2013 .............................................................................. 70
1. Hakikat RPP ............................................................................... 70
2. Prinsip-prinsip pengembangan RPP ........................................... 71
3. Komponen dan sistematika RPP ................................................ 72
4. Contoh Rencana pelaksanaan pembelajaran PAI ....................... 72
BAB III PROSEDUR PENELITIAN ....................................................... 84
A. Metode penelitian ............................................................................. 84
B. Tempat penelitian ............................................................................. 84
C. Instrumen penelitian ......................................................................... 85
D. Sampel sumber data ......................................................................... 85
E. Teknik pengumpulan data ................................................................ 86
F. Teknik analisis data ........................................................................ 105
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................... 107
A. Sejarah singkat sekolah .................................................................. 108
B. Visi,misi dan tujuan sekolah .......................................................... 109
C. Identitas sekolah ............................................................................. 109
D. Deskripsi data ................................................................................. 110
E. Analisis data dan penyampaian hasil penelitian ............................ 111
1. Perencanaan Pembelajaran PAI pada Kurikulum 2013 ........... 111
2. Pelaksanaan Pembelajaran PAI pada Kurikulum 2013 ............ 115
3. Perencanaan dan Pelaksanaan Penilaian Otentik dalam Pembelajaran
PAI pada Kurikulum 2013 ....................................................... 120
4. Peran Guru PAI pada Penerapan Kurikulum 2013 .................. 123
5. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Kurikulum
2013 .......................................................................................... 124
BAB V SARAN DAN KESIMPULAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 127
B. Saran ............................................................................................... 130
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Struktur Kurikulum
Tabel 2.2 Kompetensi Lulusan Berdasarkan Elemen-Elemen yang Harus Dicapai
Tabel 2.3 Kompetensi Lulusan Secara Holistik
Tabel 2.4 Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A
Tabel 2.5 Kompetensi Dasar PAI Kelas IV
Tabel 2.6 Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Tabel 2.7 Sistem Penilaian pada Kurikulum 2013
Tabel 2.8 Contoh Instrumen Observasi Sikap Spiritual
Tabel 2.9 Contoh Instrumen Penilaian Diri
Tabel 2.10 Contoh Instrumen Penilaian Antar Teman
Tabel 2.11 Contoh Format Jurnal
Tabel 2.12 Contoh Penilaian Aspek Pengetahuan
Tabel 2.13 Contoh Penilaian Portofolio
Tabel 2.14 Bagan Penilaian Otentik Aspek Sikap
Tabel 2.15 Bagan Penilaian Otentik Aspek Pengetahuan
Tabel 2.16 Bagan Penilaian Otentik Aspek Keterampilan
Tabel 2.17 Tabel Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan Dan Sikap
Tabel 2.18 Rentang Nilai Rapor untuk Kompetensi Pengetahuan
Tabel 2.19 Format RPP Kurikulum 2013 Berdasarkan Permendikbud No.81 A
Tahun 2013
Tabel 3.1 Format Telaah RPP
Tabel 3.2 Format Observasi/Pengamatan Pembelajaran PAI
Tabel 3.3 Berita Acara Observasi
Tabel 3.4 Kisi – Kisi Wawancara
Tabel 3.5 Pedoman Wawancara Bapak/ Ibu Kepala SDN Cilangkap 2
Tabel 3.6 Pedoman Wawancara Bapak/ Ibu Wakil Ka. Bidang Kurikulum SDN
Cilangkap 2
Tabel 3.7 Pedoman Wawancara Bapak/ Ibu Guru Mata Pelajaran PAI Kelas IV
SDN Cilangkap 2
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 3 Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian di SDN Cilangkap 2
Lampiran 4 Berita Acara Penelitian Skripsi di SDN Cilangkap 2
Lampiran 5 Hasil Wawancara Kepala Sekolah
Lampiran 6 Hasil Wawancara Wakasek Kurikulum
Lampiran 7 Hasil Wawancara Guru Mata Pelajaran PAI
Lampiran 8 Format Pengamatan Pembelajaran PAI dengan Pendekatan
Saintifik
Lampiran 9 Format Telaah RPP
Lampiran 10 RPP Guru Mata Pelajaran PAI (Ibu Saolih, S.Pd.I)
Lampiran 11 Perangkat Pembelajaran PAI (Ibu Saolih, S.Pd.I)
Lampiran 12 Uji Referensi
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya
manusia. Sebab pendidikan merupakan instrumen yang digunakan untuk
membebaskan manusia dari kebodohan, keterbelakangan dan kemiskinan.
Pendidikan juga merupakan penentu kemajuan sebuah bangsa. Bangsa akan
maju apabila memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Kualitas sumber
daya manusia yang tinggi ini ditentukan oleh pendidikan yang mereka terima
sekarang. Terutama melalui pendidikan formal yang diterima di sekolah.
Pendidikan diyakini mampu menanamkan kemampuan bagi semua orang
untuk mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh
manusia yang berkualitas.
Dalam menyukseskan pendidikan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan. Yaitu, kebijakan pemerintah yang memihak pada kemajuan
pendidikan, anggaran dana yang benar-benar direalisasikan, visi, misi dan
tujuan pendidikan yang jelas, peningkatan profesionalisme guru, sarana dan
prasarana yang memadai, serta kurikulum yang matang. Dan menurut
Muzamiroh, kurikulum yang matanglah yang memiliki andil besar dalam
menentukan keberhasilan sebuah proses pendidikan. 1
Kurikulum memainkan peranan yang penting untuk mewujudkan tujuan
pendidikan yang diharapkan oleh UU No. 20 Tahun 2003. Yaitu mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Menurut Mulyasa dalam bukunya Pengembangan dan Implementasi
Kurikulum 2013, di era globalisasi ini kita dihadapkan pada berbagai tantangan.
Yaitu globalisasi pasar bebas di lingkungan negara-negara ASEAN, seperti AFTA
(Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour Area), maupun di
1 Mida Latifatul Muzamiroh, Kupas Tuntas Kurikulum 2013, (Jakarta: Mata Pena, 2013) h.
110.
17
kawasan negara-negara Asia Pasifik (APEC). Era ini menimbulkan kesemrawutan
sehingga manusia dihadapkan pada perubahan-perubahan yang sangat kompleks.
Dan era globalisasi ini menuntut berbagai perubahan pendidikan yang mendasar.2
Oleh karena itu, kurikulum juga harus selalu disusun dan disempurnakan
sesuai dengan perkembangan zaman agar terjadi kelinearan antara pendidikan
dengan dunia kerja.
Hal ini sejalan juga dengan undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas pasal 35 dan 36 yang menekankan perlunya peningkatan standar
nasional pendidikan sebagai acuan kurikulum secara berencana dan berkala dalam
rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.3
Komitmen pemerintah untuk memperbaiki sistem dan kurikulum pendidikan
di Indonesia mulai mununjukkan titik terang. Melalui Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud), pemerintah melakukan perombakan kurikulum di
tiga jenjang sekolah sekaligus, mulai dari tingkat dasar, menengah hingga tingkat
atas. Uji publik kurikulum ini pun sudah dilakukan.4
Di Indonesia memang sudah beberapa kali mengalami perbaikan
kurikulum di antaranya kurikulum 1994 yang pada gilirannya diganti dengan
Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004. Penerapak KBK pun di sekolah
tidak bertahan lama karena dua tahun kemudian tepatnya 2006, pemerintah
Indonesia meluncurkan kurikulum baru yaitu Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) sebagai penyempurna dari kurikulum selanjutnya. Dan kini
kita juga akan dikenalkan dengan kurikulum baru yang akan diluncurkan oleh
pemerintah, yaitu kurikulum 2013.5
Perubahan kurikulum memiliki tujuan untuk meningkatkan rasa ingin tahu
siswa dan mendorong siswa untuk aktif. Pada kurikulum baru, siswa bukan
lagi menjadi obyek tapi justru menjadi subyek dengan ikut mengembangkan
tema yang ada. Sementara, menurut Rosyid, upaya ini dilakukan sebagai
respon atas tawuran pelajar dan mahasiswa yang marak dan sinyalemen keras
2 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2013) h. 2.
3 Muzamiroh, Op. Cit., h. 111.
4 Husamah dan Yanur. S., Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi, (Jakarta:
Prestasi Pustakaraya, 2013), h.2.
5 Muzamiroh, Loc. Cit.
18
bahwa kurikulum kita saat ini overloaded, terlalu banyak mata pelajaran yang
disajikan di sekolah.6
Lebih lanjut, Kemendikubud menegaskan bahwa generasi yang kreatif dan
berkarakter kuat adalah generasi yang akan mampu bersaing di era persaingan
global di masa depan. Kreativitas seseorang dapat dilatih melalui pendidikan.
Oleh karena itu, proses pendidikan harus dirancang untuk mengasah rasa
keingintahuan intelektual yanng akan melahirkan kreativitas. Di sinilah
pentingnya penyempurnaan kurikulum di Indonesia.7
Tujuan pendidikan menurut Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan
manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga
negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia.8
Secara konseptual dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 adalah salah
satu solusi ideal dalam membentuk manusia – manusia usia produktif di Indonesia
agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
Namun, dalam kenyataannya penerapan kurikulum 2013 ini menghadapi
berbagai masalah dan tantangan. Sehingga yang terjadi belum sesuai dengan
harapan.
Seperti yang tertulis pada http://lampost.co (Lampost.co): Sulitnya mengubah
mindset dan kebiasaan guru mengajar di depan kelas menjadi kendala penerapan
kurikulum baru 2013.
Pasalnya, para guru selama ini telah memiliki gaya mengajar dan pola pikir
dalam mendidik yang cenderung tidak berubah, yakni berorientasi konten dan
penyelesaian materi.
Hal ini diakui Kepala Sekolah SMPN 1 Kota Bandar Lampung Haryanto
kepada Lampung Post, Rabu (18-9), usai menerima tim monitoring dari Lembaga
Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Lampung terkait pelaksanaan kurikulum
2013 di sekolahnya.
6 Husamah dan Yanur. S., Op. Cit., h. 4.
7 Ibid.
8 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, h. 4.
19
"Guru sudah terbiasa pada gaya lama, yaitu berorientasi pada konten untuk
menyelesaikan materi. Sementara pada kurikulum 2013, orientasi guru adalah
mengarahkan siswa berpikir kritis dan analitis," ujar dia.9
Selain itu Metrotvnews.com, Jakarta menulis bahwa: Federasi Serikat Guru
Indonesia (FSGI) memantau pelatihan guru dan persiapan penerapan Kurikulum
2013 di 17 kabupaten/kota dari 10 provinsi di Tanah Air.
Hasilnya, kegagalan sistemik pelatihan guru dan sejumlah masalah krusial
penerapan Kurikulum 2013 ditemukan.
Pelatihan hanya berlangsung searah dan mengedepankan ceramah. FSGI
menilai ini akan berdampak pada kegagalan mengubah paradigma guru dalam
pembelajaran. Ini akan menjadi sumber kegagalan penerapan Kurikulum 2013.
Dalam pelatihan guru, sekolah kesulitan menentukan guru yang akan
pelatihan. Lantaran hanya satu hingga dua guru yang diminta.
Ketika guru bahasa Indonesia dan bahasa Inggris digabung, ternyata terjadi
diskriminasi. Mulai dari tempat menginap sampai keterlambatan menerima soal
pretest.10
Senada dengan yang ditulis http://www.suarapembaruan.com, Meski telah
berjalan dua bulan, penerapan kurikulum 2013 di beberapa sekolah percontohan
di Palu, Sulawesi Tengah (Suleteng), masih mengalami kendala.
Selain karena buku pelajaran yang terbatas, kendala lainnya adalah belum
siapnya seluruh guru dalam menerapkan kurikulum baru.
Kepala SMA Negeri 2 Palu, Syarifudin mengatakan sebagian guru masih
kesulitan mencari buku untuk digunakan pada kurikulum 2013. Itu karena mereka
9 Lampung Post, Mindset dan Kebiasaan Guru Mengajar Kendala Penerapan Kurikulum
2013, (diakses pada 18 Januari 2014, http://lampost.co).
10
Timi Trieska Dara, Ada Sejumlah Masalah Krusial dalam Implementasi Kurikulum 2013,
diterbitkan pada hari Kamis, 11 Juli 2013 | 15:13 WIB di http://www.metrotvnews.com . diakses
pada 18 Januari 2014.
20
hanya mengandalkan silabus yang diberikan pemerintah. Sedangkan belum semua
buku pelajaran mereka terima.11
Sesuai dengan data-data diatas yang didapat melalui penelusuran internet,
dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 masih menemui banyak kendala dan
tantangan dalam penerapan uji cobanya ini.
Maka berdasarkan ketidaksesuaian teori dengan kenyataan di lapangan
mengenai penerapan kurikulum 2013 ini, peneliti tertarik untuk menjadikan
permasalahan pada penerapan kurikulum 2013 ini sebagai obyek penelitian.
Penelitian ini diberi judul “Penerapan Kurikulum 2013 di SDN Cilangkap 2”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas banyak sekali permasalahan yang ada pada
penerapan kurikulum 2013. Diantaranya yaitu:
a. Sulitnya mengubah mindset dan kebiasaan guru mengajar di depan kelas.
b. Kegagalan sistemik pelatihan guru dan sejumlah masalah krusial
penerapan Kurikulum 2013 ditemukan. Salah satunya adalah pelatihan
hanya berlangsung searah dan mengedepankan ceramah. Ini akan
berdampak pada kegagalan mengubah paradigma guru dalam
pembelajaran. Ini akan menjadi sumber kegagalan penerapan Kurikulum
2013.
c. Buku pelajaran yang terbatas.
d. Sebagian guru masih kesulitan mencari buku untuk digunakan pada
kurikulum 2013 dan mereka hanya mengandalkan silabus yang diberikan
pemerintah. Sedangkan belum semua buku pelajaran mereka terima.
11 Suara Pembaruan, Penerapan Kurikulum 2013 Masih Alami Kendala, diterbitkan pada hari
Selasa, 24 September 2013 | 13:31 WIB di http://suarapembaruan.com. Diakses pada tanggal 18
Januari 2014.
21
C. Batasan Masalah
Guna mencapai pembahasan yang maksimal, maka penulis membatasi
penggarapan skripsi penerapan kurikulum 2013 di SDN Cilangkap 2 ini hanya
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas IV saja. Adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut.
1. Penerapan kurikulum 2013 yang dimaksud adalah proses perencanaan
pembelajaraan, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang sesuai
dengan standar proses dan standar penilaian yang terdapat pada Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 65 dan 66 Tahun 2013.
2. SDN Cilangkap 2 yang dimaksud adalah Sekolah Dasar Negeri yang
beralamat di Komp. TNI AU Dwikora, Cilangkap, Depok, Jawa barat.
SDN Cilangkap 2 adalah salah satu sekolah di Kota Depok yang sudah
menggunakan kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013-2014. Dan hingga
tahun ajaran 2014-2015 masih menerapkan Kurikulum 2013 ini.
3. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang dimaksud adalah salah satu
mata pelajaran yang dipelajari di kelas IV SDN Cilangkap 2 yang
didalamnya terdapat materi tentang aqidah (keimanan), keislaman
(syari‟ah), dan ihsan (akhlak).
D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka masalah yang menjadi fokus
penelitiaan ini yaitu:
a. Bagaimana penerapan kurikulum 2013 SDN Cilangkap 2 pada pelajaran
Pendidikan Agama Islam kelas IV?
b. Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam kelas IV dalam
penerapan kurikulum 2013 di SDN Cilangkap 2?
c. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan kurikulum
2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cilangkap 2?
E. Tujuan Penelitian
Ada beberapa tujuan dan manfaat dari penelitian ini, diantaranya adalah:
22
a. Untuk mengetahui penerapan kurikulum 2013 SDN Cilangkap 2 pada
pelajaran Pendidikan Agama Islam.
b. Untuk mengungkap peran guru Pendidikan Agama Islam kelas IV dalam
penerapan kurikulum 2013 di SDN Cilangkap 2.
c. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan
kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN
Cilangkap 2.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini, adalah:
a. Dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi kepala sekolah untuk
mempersiapkan tenaga pendidik yang mampu merancang dan
mengembangkan rencana pembelajaran yang efektif sebagai sarana
penunjang untuk menerapkan sistem pembelajaran berbasis kompetensi di
kurikulum 2013.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa saran dan
masukan untuk menyempurnakan dan meningkatkan peran guru dalam
menerapankan kurikulum 2013.
c. Dapat memberikan kontribusi dan bantuan berupa bahan refleksi untuk
mengevaluasi kinerja guru dalam mencapai tujuan kurikulum 2013.
d. Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat didalam pelaksanaan
kurikulum 2013.
e. Sebagai stimulus bagi studi berikutnya mengenai persoalan kurikulum.
f. Dapat menambah informasi, wawasan dan memperkaya pengetahuan
tentang perkembangan kurikulum. Dengan demikian, bagi calon guru siap
melaksanakan tugas sesuai kebutuhan.
23
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar
4. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya
manusia. Sebab pendidikan merupakan instrumen yang digunakan untuk
membebaskan manusia dari kebodohan, keterbelakangan dan kemiskinan.
Sebelum kita tinjau lebih jauh mengenai apa yang dimaksud dengan
pendidikan, terlebih dahulu perlu kiranya diterangkan dua istilah yang hampir
sama bentuknya, yaitu paedagogie dan paedagodiek. Paedagogie artinya
pendidikan sedangkan paedagodiek artinya ilmu pendidikan. 12
Adapun definisi pendidikan dikemukakan para ahli dalam rumusan
beraneka ragam, antara lain sebagai berikut:
a. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pendidikan
ialah: proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan.
b. Ahmad D. Marimba mengajukan definisi sebagai berikut: pendidikan
adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama.
c. Jamil Shaliba dari Lembaga Bahasa Arab Damaskus mengemukakan
bahwa pendidikan ialah pengembangan fungsi-fungsi psikis melalui
latihan sehingga mencapai kesempurnaannya sedikit demi sedikit. d. Pada pendapat M. J. Langeveld, pendidikan adalah kegiatan
membimbing anak manusia menuju pada kedewasaan dan
kemandirian. 13
e. Adapun menurut Ahmad Tafsir dalam bukunya Ilmu Pendidikan
dalam Perspektif Islam, pendidikan adalah berbagai usaha yang
dilakukan oleh seseorang (pendidik) terhadap seseorang (anak didik)
agar tercapai perkembangan maksimal yang positif. Usaha itu banyak
macamnya. Diantaranya adalah mengajarnya, memberikan teladan, dan
melakukan pembiasaan.14
12 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007), cet. Ke 18. h. 3.
13
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 2.
24
f. Sedangkan menurut M. Ngalim Purwanto “pendidikan adalah segala
usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk
memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah
kedewasaan”.15
g. Dan definisi pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia
No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.16
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses usaha
pengubahan sikap dan bimbingan yang diberikan secara sadar dan sengaja oleh
pendidik dalam pergaulannya dengan anak-anak melalui upaya pengajaran dan
pelatihan terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik agar ia mampu
menuju kedewasaan sehingga terbentuklah kepribadian utama yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sedangkan pengertian pendidikan agama Islam didalam GBPP PAI
disekolah umum adalah usaha sadar untuk menyiapkan peseta didik dalam
meyakini, memahami dan menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan dengan memperhatikan
tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar
umat bergama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.17
Menurut Zakiyah Daradjat “pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk
membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran
agama Islam secara menyeuruh. Lalu menghayati tujuan yang ada hingga
akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup”.18
Tayar Yusuf mengartikan pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar
generasi tua untuk mengalihkan pengalaman pengetahuan kecakapan dan
14 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), h. 28.
15
M. Ngalim Purwanto, Op. Cit., h. 10.
16
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, h. 2.
17
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), Cet. Ke
3 h. 75.
18
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: PT Remaja Roosdakarya, 2006), h. 130.
25
keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertakwa
kepada Allah. Sedangkan menurut Ahmad Tafsir, pendidikan agama Islam
adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia
berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.19
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama
Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka
mempersiapkan peseta didik untuk meyakini memahami dan mengamalkan ajaran
Islam melalui kegiatan bimbingan pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan
agar peserta didik mampu menuju kedewasaan sehingga terbentuklah kepribadian
utama yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
2. Dasar Hukum Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar
Pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah dasar mempunyai dasar
yang sangat kuat. Dasar tersebut yaitu:
a. Dasar ideal yaitu dasar falsafah negara pancasila sila pertama yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Dasar struktural atau konstitusional yaitu UUD 45 dalam bab XI pasal
29 ayat 1 yang berbunyi : 1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang
Maha Esa; 2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama
dan kepercayaannya itu.
c. Dasar operasional yaitu terdapat dalam Tap. MPR No. IV/ MPR/ 1973
yang kemudian dikokohkan dalam Tap. MPR No. IV/ MPR/ 1978 jo.
Ketetapa MPR No. II/ MPR/1983, diperkuat oleh Tap. MPR No. II/
MPR/ 1988 dan Tap. MPR No. II/ MPR/ 1993 tentang GBHN yang
pada pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama
Islam secara langsung dimaksudkan dalam kurikulum sekolah sekolah
formal mulai dari tingkat dasar hingga peruguruan tinggi.20
Dasar yuridis tersebut diperkuat dengan UUSPN No. 2/ 1989 pasal 39 ayat 2
ditegaskan bahwa “isi kurikulum di setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan
wajib memuat, antara lain pendidikan agama. Dan dalam penjelasannya
dinyatakan bahwa pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iman
dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa”.21
3. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
19 Ibid.
20
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011) h. 4-5.
21
Muhammad Alim, op. cit., h. 75.
26
Tujuan pendidikan ialah sesuatu yang hendak dicapai dengan kegiatan atau
usaha pendidikan. Pendidikan berusaha mengubah keadaan seorang dari tidak
tahu menjadi tahu, dari tidak dapat berbuat menjadi dapat berbuat, dari tidak
bersikap seperti yang diharapkan menjadi bersikap seperti yang diharapkan.
Adapun tujuan pengajaran pendidikan menurut Zakiyah Daradjat adalah
“terbentuknya kepribadian muslim yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran
Islam”.22
Selain itu Abdul Majid dan Dian Andayani juga menyebutkan bahwa
pendidikan agama Islam di sekolah juga bertujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal
keimanan ketakwaannya berbangsa dan bernegara serta untuk dapat
melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.23
Secara umum Muhaimin menuliskan dalam bukunya bahwa “pendidikan
agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan
dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah serta berakhlak mulia dalam
kehidupan pribadi”.24
Dari beberapa tujuan pendidikan agama Islam yang disebutkan di atas dapat
disimpulkan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga terbentuklah kepribadian muslim yang terus berkembang dalam hal
keimanan ketakwaannya dan seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam serta
untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
22 Zakiyah Daradjad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996) h.
72.
23
Abdul Majid dan Dian Andayani, op. cit., h. 135.
24
Muhaimin, op. cit., h. 78.
27
B. Peran Guru Pendidikan Agama Islam
Semua orang pasti setuju bahwa guru memiliki peranan yang sangat
penting dalam pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari posisi guru sebagai pelaku
utama dalam penerapan program pendidikan di sekolah. Guru juga memiliki andil
yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di dalam kelas. Selain itu
guru juga merupakan salah satu orang yang akan membantu peseta didik peserta
didik dalam mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal.
Peran guru pendidikan agama Islam tidak kalah pentingnya jika dibandingkan
dengan peran guru pada umumnya. Peran guru adalah menyampaikan ilmu
pengetahuan yang ia miliki kepada anak didiknya (transfer of knowledge). Namun
guru pendidikan agama Islam memiliki tugas tambahan yaitu untuk menanamkan
nilai-nilai agama Islam kepada anak didiknya agar mereka bisa menyelaraskan
antara ajaran agama dan ilmu pengetahuan.
Keyakinan akan sangat pentingnya peran guru dalam pendidikan ini berangkat
dari pemahaman bahwa manusia adalah makhluk sosial yang sangat
membutuhkan bantuan dari orang lain. Demikian halnya peserta didik. Bakat,
minat, kemampuan dan potensi-potensi yang mereka miliki tidak akan
berkembang secara optimal tanpa bantuan guru.
Memahami betapa pentingnya peran seorang guru, maka guru juga harus
memberikan kemudahan belajar bagi para peseta didiknya melalui proses
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan.
Menurut E. Mulyasa guru memiliki sedikitnya 19 peran. Yakni guru sebagai
pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaharu, model dan
teladan, pribadi, peneliti, pendorong kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja
rutin, pemindah kemah, pembawa ceritera, aktor, emansipator, evaluator,
pengawet, dan sebagai kulminator.25
Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP) Pasal 28, dikemukakan bahwa:
“Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
25 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: Pt. Remaja Rosda Karya, 2009) h.37.
28
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Selanjutnya dalam penjelasannya
disebutkan bahwa: “yang dimaksud dengan pendidik sebagai agen
pembelajaran (learning agent) adalah peran pendidik antara lain sebagai
fasilitator, motivator, pemacu maupun pemberi inspirasi.26
Pada kurikulum 2013 peran guru sangat penting yaitu untuk meningkatkan
dan menyesuaikan daya serap peserta didik dengan ketersediaan kegiatan yang
terdapat pada buku pegangan guru mata pelajaran pendidikan agama Islam.
Gurulah yang akan memperkaya kreasi dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat
bersumber dari lingkungan sosial dan alam sekitar.27
Selain itu guru pendidikan agama Islam juga harus berperan sebagai
pengimplementasi kurikulum 2013. Guru sebagai penerap kurikulum di lapangan
diharapkan mampu mengadakan proses pembelajaran kreatif dan inofatif agar
kurikulum 2013 ini mampu diterapkan secara maksimal.
Salah satu hal pokok dalam kurikulum 2013 adalah menekankan pada
pembelajaran siswa aktif. Dalam hal ini peran guru sangat signifikan dalam upaya
menyukseskan tujuan kurikulum 2013 tersebut. Selain itu dalam kurikulum 2013
juga terdapat beberapa perubahan yang menuntut profesionalisme guru.
Kurikulum ini juga menerapkan sistem evaluasi baru untuk melihat keberhasilan
pencapaian proses belajar mengajar. Jika selama ini tes sangat dominan dalam
evaluasi maka dalam kurikulum baru tes akan di kombinasikan dengan penilaian
portofolio.
Bagaimanapun semua ini membutuhkan kesiapan guru. Kesiapan dan
kompetensi guru akan menjadi faktor penentu implementasi kurikulum 2013.
Betapapun komprehensifnya perencanaan pemerintah pada akhirnya semua akan
bergantung pada mutu dan kualitas guru di lapangan. Oleh karena itu agar
penerapan kurikulum 2013 ini dapat berhasil secara maksimal, maka guru ditunut
untuk memahami kurikulum secara baik.
26 E. Mulayasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT.Remaja Rosda
Karya, 2008) h. 53.
27
Kementrian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Buku Guru Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti Kelas IV SD/MI, (Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif, 2013) h. iii.
29
C. Konsep Kurikulum 2013
1. Latar Belakang Perlunya Pengembangan Kurikulum 2013
Laporan Trens in International Mathematics and Science Study (TIMSS)
tahun 2011, menyebutkan bahwa nilai rata-rata matematika peseta didik
Indonesia menempati urutan ke-38 dari 42 negara. Sedangkan untuk sains
justru lebih mengecewakan lagi, yaitu menempati urutan ke 40 dari 42 negara.
Sebagian besar peseta didik hanya mampu mengerjakan soal sampai level
menengah saja sehingga disinyalir ada perbedaan bahan ajar di Indonesia
dengan yang diujikan di tingkat Internasional. Hasil studi TIMSS
menunjukkan peseta didik Indonesia berada pada rangking amat rendah dalam
kemampuan,
a. memahami informasi yang kompleks,
b. teori, analisis dan pemecahan masalah,
c. pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah dan
d. melakukan investigasi. 28
Hasil studi ini menunjukkan perlu ada perubahan orientasi kurikulum dengan
tidak membebani peserta didik dengan konten namun pada aspek kemampuan
esensial yang diperlukan semua warga negara untuk berperan serta dalam
membangun negara pada masa mendatang.29
Seperti yang ditulis Husamah dan Yanur bahwa menurut Kemdikbud
setidaknya ada delapan permasalahan pada kurikulum 2006 yang menjadikan
kurikulum tersebut patut untuk diganti. Yaitu:
a. Konten kurikulum masih terlalu padat.
b. Belum sepenuhnya berbasis kompetensi.
c. Belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
d. Beberapa kompetensi belum terakomodasi dalam kurikulum.
e. Belum peka terhadap perubahan sosial.
f. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran
yang rinci.
28 Husamah dan Yanur S., Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi, (Jakarta:
Prestasi Pustakaraya, 2013) h. 2.
29
Ibid., h. 3.
30
g. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilalian berbasis
kompetensi.
h. KTSP membutuhkan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak
menimbulkan multi tafsir.30
Selain itu, menurut Mulyasa dalam bukunya Pengembangan dan Implementasi
Kurikulum 2013, di era globalisasi ini kita memang dihadapkan pada berbagai
tantangan. Yaitu globalisasi pasar bebas di lingkungan negara-negara ASEAN,
seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour Area),
maupun di kawasan negara-negara Asia Pasifik (APEC). Era ini menghadapkan
manusia pada perubahan-perubahan yang sangat kompleks. Dan era global ini
menuntut berbagai perubahan pendidikan yang mendasar. Oleh karena itu,
kurikulum juga harus selalu disusun dan disempurnakan sesuai dengan
perkembangan zaman agar terjadi kelinearan antara pendidikan dengan dunia
kerja.31
Hal ini sejalan juga dengan undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas pasal 35 dan 36 yang menekankan perlunya peningkatan standar
nasional pendidikan sebagai acuan kurikulum secara berencana dan berkala dalam
rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.32
Di Indonesia memang sudah beberapa kali mengalami perbaikan dan
penyempurnaan kurikulum. Di antaranya kurikulum 1994 lalu diganti dengan
Kurikulum Berbasis Kompetensi pada tahun 2004. Dua tahun kemudian tepatnya
pada tahun 2006 KBK diganti dengan kurikulum baru yaitu KurikulumTingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai penyempurna dari kurikulum sebelumnya.
Dan kini kita juga akan dikenalkan dengan kurikulum baru yang telah diterapkan
pemerintah sejak tahun ajaran 2013-2014, yaitu kurikulum 2013.33
30 Husamah dan Yanur S., op. cit., h. 16.
31
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2013) h. 2.
32
Mida Latifatul Muzamiroh, Kupas Tuntas Kurikulum 2013, (Jakarta: Mata Pena, 2013)
h.111.
33
Ibid.
31
Melalui latar belakang tersebutlah akhirnya pemerintah berkomitmen untuk
memperbaiki sistem dan kurikulum pendidikan di Indonesia. Melalui Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), pemerintah melakukan perombakan
kurikulum di tiga jenjang sekolah sekaligus, mulai dari tingkat dasar, menengah
hingga tingkat atas. Uji publik kurikulum ini pun sudah dilakukan pada sekolah-
sekolah yang ditunjuk sejak tahun ajaran 2013-2014.
2. Pengertian Kurikulum
Para ahli kurikulum terdapat perbedaan pendapat dalam memberikan definisi
mengenai kurikulum. Perbedaan kurikulum tersebut disebabkan adanya sudut
pandang yang berlainan yang mendasari perbedaan mereka.
Sholeh Hidayat mengatakan bahwa “secara etimologis, curriculum berasal
dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti
“tempat berpacu”. Jadi istilah kurikulum pada zaman romawi kuno mengandung
pengertian sebagai suatu jarak yang ditempuh oleh seorang pelari dari garis start
sampai garis finish”.34
Lantas kemudian pengertian tersebut mengalami perluasan dan juga
digunakan dalam dunia pendidikan yang kemudian menjadi sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh oleh seseorang dari awal saat ia masuk ke sekolah
hingga akhir program pelajaran itu selesai guna memperoleh penghargaan berupa
ijazah.35
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “kurikulum adalah perangkat mata
pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan”.36
Pandangan lama atau yang sering disebut pandangan tradisional merumuskan
bahwa “kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh murid
34 Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2013) h. 19.
35
Muzamiroh, op. cit., h. 14.
36
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995) h. 546.
32
untuk memperoleh ijazah”.37
Namun pengertian ini memiliki implikasi
pemahaman bahwa kurikulum hanya terdiri dari mata pelajaran saja.38
Sebagai perbandingan, ada baiknya kita kutip pendapat lain seperti yang
dikemukakan Romine dalam buku Oemar Hamalik, bahwa “kurikulum adalah
penafsiran yang bersifat luas, karena kurikulum bukan hanya terdiri atas mata
pelajaran tetapi meliputi semua kegiatan dan pengalaman yang menjadi tanggung
jawab sekolah”.39
Sedangkan pandangan atau anggapan yang masih lazim digunakan dalam
dunia pendidikan di negara kita hingga kini yaitu kurikulum merupakan suatu
rencana tertulis yang disusun guna memperlancar proses pembelajaran. Hal ini
sesuai dengan rumusan pengertian kurikulum seperti yang tertera pada
undang-undang no.20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional bahwa
“kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencpai pendidikan tertentu”.40
Jadi dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah suatu seperangkat rencana
tertulis mengenai tujuan, isi dan bahan pelaaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran guna memperlancar proses
pembelajaran pada tingkat pendidikan tertentu.
3. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP
2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
terpadu.
Kurikulum perlu dikembangkan karena adanya berbagai tantangan baik dari
dalam maupun dari luar ranah pendidikan. Tantangan internal antara lain karena
adanya tuntutan pendidikan berupa 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang
meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
37 Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2007) h. 3
38
Ibid.
39
Ibid., h. 4.
40
Muzamiroh, op. cit., h. 19.
33
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Selain itu, tantangan besar lainnya yang dihadapi adalah terkait dengan
pertumbuhan penduduk usia produktif yang akan mencapai puncaknya pada tahun
2020-2035. Tantangan tersebut berupa bagaimana caranya mengupayakan agar
sumber daya manusia di usia produktif ini dapat dibentuk menjadi sumberdaya
yang berkualitas. Salah satunya melalui pendidikan.
Sedangkan tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi, isu
yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan
informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan
di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat
dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan
perdagangan modern.Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran
kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi,
dan transformasi bidang pendidikan.
a. Pola Pikir Pengembangan Kurikulum Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai
berikut:
1) Pola pembelajaran teacher centered atau berpusat pada guru menjadi
pembelajaran yang berpola student centered atau berpusat pada peseta
didik dimana peseta didik mempunyai pilihan mengenai materi mana yang
akan ia pelajari.
2) Pola pembelajaran yang hanya mangandalkan interaksi peseta didik
dengan guru saja menjadi pola pembelajaran interaktif antara siswa
dengan guru, masyarakat, lingkungan dan alam sekitar.
3) Pola pembelajaran yang hanya mengandalkan satu sumber pembelajaran
menjadi pola pembelajaran jejaring. Dengan pola pembelajaran tersebut
peseta didik dapat menjadikan internet sebagai sumber pembelaran.
34
4) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif berupa model
pembelajaran saintifik.
5) Pola belajar individual menjadi belajar kelompok (berbasis tim).
6) Pola pembelajaran berbasis satu alat menjadi pembelajaran berbasis alat
multimedia.
7) Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users)
dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap
peserta didik.
8) Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal menjadi pembelajaran ilmu
pengetahuan jamak.
9) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis dan aktif.41
b. Penguatan Tata Kelola Kurikulum 2013
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai
daftar matapelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan
pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata
kelola sebagai berikut:
1) Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang
bersifat kolaboratif.
2) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan
manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan
(educational leader).
3) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan
proses pembelajaran. 42
4. Karakteristik Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Konten kurikulum yaitu Kompetensi Inti (KI) dan dirinci lebih lanjut dalam
Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.
2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
41 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013
Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, h. 2.
42
Ibid., h. 3.
35
3. Kompetensi Inti adalah kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik
untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam
proses pembelajaran siswa aktif.
4. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik
untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu
untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
5. Proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam
Kompetensi Inti.
6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat dan memperkaya antarmata pelajaran dan jenjang
pendidikan.
7. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI) atau
satu kelas dan satu mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK). Dalam
silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk
mata pelajaran dan kelas tersebut.43
5. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini.
a. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran.
b. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan
untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program
pendidikan.
c. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi.
d. Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kompetensi
Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning)
sesuai dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi.
43 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum
2013 Tahun 2014 SD Kelas IV, (Jakarta: BADAN PSDMPK-PMP, 2014) h. 3.
36
e. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.
f. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
g. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
budaya, teknologi, dan seni.
h. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.
i. Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
j. Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan
daerah.
k. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki
pencapaian kompetensi.44
6. Tujuan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 bertujuan untuk “mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia”.45
7. Elemen Perubahan Kurikulum 2013
“Merupakan suatu yang lazim manakala reformasi kurikulum dilakukan akan
membawa perubahan yang cukup signifikan, termasuk perubahan dalam hal
karakteristik kurikulum itu sendiri”.46
Hal-hal baru yang menjadi ciri pada kurikulum 2013 adalah menyangkut
empat standar pendidikan, yakni Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses,
Standar Isi, dan Standar Penilaian. Keempat standar ini dirumuskan dalam
tujuh elemen sebagai berikut:
a. Kompetensi lulusan
44 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum
2013 Tahun 2014 SD Kelas IV, op. cit., h.5.
45
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013,
Op. cit. h. 4.
46
Muzamiroh, op. cit., h. 142.
37
b. Kedudukan mata pelajaran (isi)
c. Pendekatan (isi)
d. Struktur kurikulum (mata pelajaran dan alokasi waktu serta isi)
e. Proses pembelajaran
f. Penilaian
g. Ekstrakurikuler.47
Berikut uraian keempat elemen perubahan yang dimaksud diatas. Perubahan
ini masuk kedalam bahan Uji Publik Kurikulum 2013.
a. Kompetensi lulusan, adanya peningkatan keseimbangan aspek kompetensi
sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
b. Kedudukan mata pelajaran (isi), kompetensi yang semula diturunkan dari
mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran yang dikembangkan dari
kompetensi.
c. Pendekatan (isi) untuk SD yaitu, kompetensi dikembangkan melalui
pembelajaran tematik integratif dalam semua mata pelajaran.
d. Struktur kurikulum Sekolah Dasar (SD) adalah:
1) Menyeluruh berbasis sains (alam, sosial, budaya).
2) Jumlah mata pelajaran dari sepuluh menjadi enam. Jumlah jam
bertambah empat jam pelajaran per minggu akibat perubahan
pendekatan pembelajaran.48
3) Alokasi waktu per jam pelajaran SD adalah 35 menit. Banyak jam
pelajaran perminggu untuk kelas 1 adalah 30 jam, kelas 2 32 jam, kelas
3 34 jam dan kelas 4,5,6 adalah 36 jam.49
e. Proses pembalajaran
1) Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi dilengkapi atau ditambah dengan model pembelajaran
47 Hidayat, op. cit., h.126.
48
Ibid. 128.
49
Muzamiroh, op. cit., h. 143.
38
saintifik yaitu mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan,
menyimpulkan, dan mencipta.
2) Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan
sekolah dan masyarakat. Belajar bukan hanya interaksi antara peseta
didik dengan guru namun juga interaksi antara peseta didik dengan
guru, orang tua, masyarakat, dan lingkungan sekitar.
3) Sikap tidak diajarkan secara verbal, namun melalui contoh dan teladan.
f. Penilaian
1) Pergeseran dari penilaian tes (mengukur kompetensi pengetahuan
berdasarkan hasil saja) menuju peniaian otentik (mengukur kompetensi
sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil).
2) Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil
belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor
ideal (maksimal).
3) Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan
SKL.
4) Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat peseta didik sebagai
instrumen utama penilaian.50
8. Struktur Kurikulum 2013
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam
bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi
konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata
pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap peseta didik.51
Struktur kurikulum adalah merupakan aplikasi konsep pengorganisasian
konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem
pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan
50 Hidayat, op. cit., h. 129.
51
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, loc. cit.
39
untuk kurikulum 2013 adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban
belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.52
Pada kurikulum 2013 ada perubahan mendasar dibanding kurikulum
sebelumnya pada tingkat SD. Yang pertama adalah meminimumkan jumlah mata
pelajaran dari 10 (sepuluh) menjadi 6 (enam) mata pelajaran melalui
pengintegrasian beberapa mata pelajaran. Sedangkan yang kedua adalah
menambah 4 jam pelajaran per minggu akibat proses pembelajaran dan penilaian.
MATA PELAJARAN
ALOKASI WAKTU
BELAJAR
PER MINGGU
I II III IV V VI
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 5 5 6 5 5 5
3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B
1. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4 4 4
2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan 4 4 4 4 4 4
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 30 32 34 36 36 36
tabel 2.1
52 Ibid., h. 6.
= Pembelajaran Tematik Terpadu
40
Integrasi Kompetensi Dasar IPA dan IPS didasarkan pada
keterdekatan makna dari konten Kompetensi Dasar IPA dan IPS dengan
konten Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, serta Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang berlaku untuk kelas I, II, dan III,
sedangkan untuk kelas IV, V dan VI, Kompetensi Dasar IPA dan IPS
berdiri sendiri dan kemudian diintegrasikan ke dalam tema-tema yang ada
untuk kelas IV, V dan VI.53
Dengan ditambahnya jam belajar ini dan pengurangan jumlah kompetensi
dasar, guru diberikan keleluasaan waktu untuk merencanakan pembelajaran,
mengembangkan proses pembelajaran aktif yang berbasis saintifik. Proses
pembelajaran peserta didik aktif memerlukan waktu yang lebih lama dari proses
pembelajaran biasanya karena peserta didik perlu latihan untuk menerapkan
aspek-aspek model pembelajaran berbasis saintifik yaitu mengamati, menanya,
mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
9. SKL, KI, KD pada Kurikulum 2013
a. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.54
Standar
Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari 8 (delapan) Standar Nasional
Pendidikan.
Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang akan menjadi acuan bagi
pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.55
53 Ibid.
54
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013
Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 1.
55
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h. 11.
41
Kompetensi Lulusan Berdasarkan Elemen-Elemen yang Harus Dicapai
Tabel 2.2
DOMAIN Elemen SD SMP SMA-SMK
SIKAP
Proses Menerima + Menjalankan + Menghargai +
Menghayati + Mengamalkan
Individu
beriman, berakhlak mulia (jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli, santun), rasa ingin tahu,
estetika, percaya diri, motivasi internal
Sosial toleransi, gotong royong, kerjasama, dan
musyawarah
Alam pola hidup sehat, ramah lingkungan, patriotik,
dan cinta perdamaian
PENGETAHUAN
Proses Mengetahui + Memahami + Menerapkan +
Menganalisis + Mengevaluasi
Objek ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
Subyek manusia, bangsa, negara, tanah air, dan dunia
KETERAMPILAN
Proses Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah
+ Menyaji + Menalar + Mencipta
Abstrak membaca, menulis, menghitung,
menggambar,mengarang
42
DOMAIN Elemen SD SMP SMA-SMK
Konkret menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, membuat, mencipta56
Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan secara holistik dapat dilihat dalam
tabel di bawah ini.
Kompetensi Lulusan Secara Holistik
Tabel 2.3
DOMAIN SD SMP SMA-SMK
SIKAP
Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati +
Mengamalkan
pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan
peradabannya
PENGETAHUAN
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisis
+ Mengevaluasi
pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban
KETERAMPILAN
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah +
Menyaji + Menalar + Mencipta
pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif
dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret57
56 Ibid.
43
b. Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan
Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A adalah manusia yang memiliki sikap,
pengetahuan, danketerampilan, sebagai berikut:
Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/PAKET A
Tabel 2.4
DIMENSI KOMPETENSI LULUSAN
SIKAP
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam di sekitar rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
PENGETAHUAN
Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan
rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KETERAMPILAN
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan
yang ditugaskan kepadanya.58
c. Kompetensi Inti
Rancangan kompetensi inti dirancang disesuaikan dengan tingkat usia peserta
didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai
kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
57 Ibid, h. 12.
58
Ibid, h. 13.
44
Rumusan Kompetensi inti menggunakan notasi berikut ini.
1) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual.
2) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.
3) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan.
4) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.59
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah Kelas IV adalah sebagai berikut.
1) Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2) Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3) Memahami pengetahuan faktual denagn cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan
tempat bermain.
4) Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.60
Kompetensi inti bukan untuk dajarkan, tetapi untuk dibentuk melalui berbagai
tahapan proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran yang relevan. Setiap mata
pelajaran harus mengacu pada pencapaian dan perwujudan kompetensi inti yang
telah dirumuskan.61
d. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan
Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Adapun kompetensi
59 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013,
Op. cit. h. 6.
60
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h.13.
61
E. Mulyasa, op. cit., h.174.
45
dasar dari mata pelajaran pendidikan agama Islam kelas IV adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.5
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menerima, menjalankan, dan
menghargai ajaran agama
yang dianutnya
1.1Menerapkan ketentuan syariat Islam dalam
bersuci dari hadats kecil dan hadats besar
1.2 Menunaikan shalat secara tertib sebagai
wujud dari penghambaan diri kepada Allah
SWT.
1.3 Menerapkan kebajikan sebagai
implementasi dari pemahaman ibadah shalat
1.4 Menghindari perilaku tercela sebagai
implementasi dari pemahaman ibadah shalat
1.5 Meyakini keberadaan malaikat-malaikat
Allah SWT
1.6 Meyakini adanya Rasul-Rasul Allah SWT
2. Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman,
guru, dan tetangganya
2.1 Memiliki sikap jujur sebagai implementasi
dari pemahaman Q.S At-Taubah (9): 119
2.2 Memiliki perilaku hormat dan patuh
kepada orangtua, dan guru dan sesama
anggota keluarga sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. Lukman (31): 14
2.3 Memiliki sikap santun dan menghargai
teman, baik di rumah, sekolah, dan di
masyarakat sekitar sebagai implementasi
dari pemahaman Q.S. Al-Hadiid (57): 9
46
2.4 Memiliki sikap yang dipengaruhi oleh
keimanan kepada para malaikat Allah SWT
yang tercermin dari perilaku kehidupan
sehari-hari.
2.5 Memiliki sikap gemar membaca sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Al-
„Alaq (96): 1-5
2.6 Memiliki sikap amanah sebagai
implementasi dari pemahaman kisah
keteladan Nabi Muhammad SAW
2.7 Memiliki sikap pantang menyerah sebagai
implementasi dari kisah keteladanan Nabi
Musa a.s.
2.8 Memiliki sikap rendah hati sebagai
implementasidari pemahaman Q.S. Al-Isra
(17): 37
2.9 Memiliki perilaku hemat sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Isra
(17): 27
3. Memahami pengetahuan
faktual dengan cara
mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-
benda yang dijumpainya di
3.1 Mengetahui Allah itu ada melalui
pengamatan terhadapmakhluk ciptaan-Nya
di sekitar rumah dan sekolah.
3.2 Mengertimakna iman kepada malaikat-
malaikat Allah berdasarkan pengamatan
terhadap dirinya dan alam sekitar.
3.3 Mengerti makna Asmaul Husna: Al-Bashir,
Al-„Adil, Al-„Azhim
47
rumah, di sekolah dan tempat
bermain
3.4 Memahami tata cara bersuci dari hadats
kecil dan hadats besar sesuai ketentuan
syariat Islam
3.5 Memahami makna ibadah shalat
3.6 MengetahuiQ.S. Al Falaq, Al-Ma„un dan
Al-Fil dengan baik dan benar
3.7 Memahamisikap santun dan menghargai
teman, baik di rumah, sekolah, dan di
masyarakat sekitar
3.8 Memahami sikap rendah hati sebagai
implementasidari pemahaman Q.S. Al-Isra
ayat 37
3.9 Memahamiperilaku hemat sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Isra
3.10 Mengetahuikisah keteladan Nabi Ayyub
a.s.
3.11 Mengetahuikisah keteladan Nabi Dzulkifi
a.s.
3.12 Mengetahuikisah keteladan Nabi Harun
a.s.
3.13 Mengetahuikisah keteladan Nabi Musa
a.s.
3.14 Mengetahuikisah keteladanan wali Songo
3.15 Mengetahuisikap santun dan menghargai
sesama dari Nabi Muhammad SAW
48
4. Menyajikan pengetahuan
faktual dalam bahasa yang
jelas, sistematis dan logis,
dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat,
dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia
4.1 Melakukan pengamatan terhadap makhluk
ciptaan Allah di sekitar rumah dan sekolah
sebagai upaya mengenal Allah itu ada.
4.2 Melakukan pengamatan diri dan alam
sekitar sebagai implementasi makna iman
kepada malaikat-malaikat Allah
4.3 Membaca Asmaul Husna: Al-Bashir, Al-
„Adil, Al-„Azhim dan maknanya
4.4 Memperaktikkan tata cara bersuci dari
hadats kecil dan hadats besar sesuai
ketentuan syariat Islam
4.5.1 Memberikan contoh-contoh makna
ibadah shalat
4.5.2 Menceritakan pengalaman melaksanakan
shalat di rumah dan masjid lingkungan
sekitar rumah.
4.6.1 Membaca Q.S. Al Falaq, Al-Ma„un dan
Al-Fil dengan tartil
4.6.2 Menulis kalimat-kalimat dalam Al Falaq,
Al-Ma„un dan Al-Fil dengan benar
4.6.3 Menunjukkan hafalan Q.S. Al Falaq, Al
Ma„un dan Al-Fil dengan lancar.
4.7 Mencontohkan sikap santun dan
menghargai teman, baik di rumah, sekolah,
dan di masyarakat sekitar
4.8 Mencontohkan sikap rendah hati sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Isra
49
ayat 37
4.9 Mencontohkan perilaku hemat sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Isra
ayat 27
4.10 Menceritakan kisah keteladan Nabi
Ayyub a.s.
4.11 Menceritakan kisah keteladan Nabi
Dzulkifli a.s.
4.12 Menceritakan kisah keteladan Nabi Harun
a.s.
4.13 Menceritakan kisah keteladanan Nabi
Musa a.s.
4.14 Menceritakan kisah keteladanan wali
Songo
4.15 Mencontohkan sikap santun dan
menghargai sesama dari Nabi Muhammad
SAW 62
10. Strategi Implementasi Kurikulum 2013
Keberhasilan suatu kurikulum merupakan proses panjang mulai dari
kristalisasi gagasan dan konsep ideal tentang pendidikan, perumusan desain
kurikulum, persiapan pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
tatakelola pelaksanaan kurikulum, dan penilaian pembelajaran dan kurikulum.63
Sedikitnya ada tiga strategi pemerintah untuk mengimplemenasikan
kurikulum 2013 ini. Yakni:
62 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013,
op. cit. h. 18-21.
63
Husamah dan Yanur S., op. cit., h. 11.
50
a. Pengembangan Kurikulum 2013 pada Satuan Pendidikan.
b. Manajemen Implementasi
1) Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan
pemerintah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota.
2) Pemerintah bertanggungjawab dalam mempersiapkan guru dan kepala
sekolah untuk melaksanakan kurikulum.
3) Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan
kurikulum secara nasional.
4) Pemerintah provinsi bertanggungjawab dalam melakukan supervisi dan
evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait.
5) Pemerintah kabupaten/kota bertanggungjawab dalam memberikan bantuan
profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan
kurikulum di kabupaten/kota terkait.64
c. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi Kurikulum dilaksanakan selama masa pengembangan ide
(deliberation process), pengembangan desain dan dokumen kurikulum, dan
selama masa implementasi kurikulum. Evaluasi terhadap pelaksanaan
kurikulum (implementasi kurikulum) dise lenggarakan dengan tujuan untuk
mengidentifikasi masalah pelaksanaan kurikulum dan membantu kepala
sekolah dan guru menyelesaikan masalah tersebut. Evaluasi dilakukan pada
setiap satuan pendidikan dan dilaksanakan pada satuan pendidikan di wilayah
kota/kabupaten secara rutin.65
D. Konsep Pendekatan Saintifik pada Kurikulum 2013
1. Pengertian Pendekatan Saintifik/ Pendekatan Ilmiah
Pembelajaran merupakan proses ilmiah. Karena itu kurikulum 2013
mengutamakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik ini
diyakini mampu mengoptimalkan pengembangan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi
64 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h.14.
65
Ibid.
51
kriteria ilmiah ini, penalaran induktif (inductive reasoning) lebih diutamakan
dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductivereasoning).
Dengan proses ilmiah ini pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis
pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi
ajar agar peserta didik tahu tentang „mengapa‟. Ranah keterampilan
menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu
tentang „bagaimana‟. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi
atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang „apa‟. Hasil akhirnya adalah
peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia
yang baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan
untuk hidup secara layak (hard skills)dari peserta didik yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.66
Permendikbud Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang
dipadu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik atau ilmiah. Pendekatan
saintifik atau ilmiah dalam pembelajaran ini sering disebut-sebut sebagai ciri khas
dan menjadi kekuatan tersendiri pada kurikulum 2013 ini.67
Pendekatan saintifik ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada
peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan
pendekatan ilmiah. Adapun dengan pendekatan ilmiah ini informasi bisa
didapatkan peserta didik dari mana saja dan kapan saja tidak bergantung pada
informasi tunggal yang diberikan guru.
Oleh karena itu melalui pendekatan saintifik ini diharapkan tercipta kondisi
pembelajaran yang mendorong peseta didik untuk mencari informasi dari berbagai
sumber bukan sekedar diberitahu oleh guru. Adapun cara mencari informasi bisa
dengan cara membaca, mendengar, menyimak dan melihat. Setelah melakukan
aktifitas mengamati peserta didik juga diharapkan mampu merumuskan masalah
dengan banyak menanya.
66 Direktorat Pendidikan Agama Islam, Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Guru
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP, (Jakarta: BADAN PSDMPK-PMP, 2014) h. 87.
67
Imas Kurniasih dan Berlin Sani., Sukses Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta: Kata
Pena, 2014) h. 29.
52
Proses pembelajaran diharapkan diarahkan untuk melatih berpikir analitis
(peserta didik diajarkan bagaimana mengambil keputusan) bukan berpikir
mekanis (rutin dengan hanya mendengarkan dan menghapal semata).68
2. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah
Seperti yang telah dituliskan diatas bahwa kegiatan pembelajaran pada
kurikulum 2013 dilaksanakan dengan pendekatan ilmiah yang menyentuh pada
tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Dalam proses
pembelajaran dengan pendekatan ilmiah ini, ranah sikap bertujuan agar peseta
didik mampu mengetahui tentang “mengapa”. Ranah keterampilan bertujuan agar
peseta didik tahu tentang “bagaimana”. Ranah pengetahuan bertujuan agar peseta
didik tahu tentang “apa”.
Hasil akhirnya adalah peserta didik yang memiliki kemampuan untuk menjadi
manusia berkarakter mulia yang memiliki pengetahuan dan kecakapan hidup yang
baik sebagai bekal untuk menjalani kehidupan yang layak.
Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses
pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu, mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen, mengasosiasikan/mengolah
informasi, mengkomunikasikan.69
Penjelasan lebih lanjut mengenai pendekatan saintifik dalam pembelajaran
adalah sebagai berikut:
a. Mengamati.
Kegiatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran .
Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik
sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan tinggi.70
Kegiatan mengamati berisi aktivitas membaca, mendengar, menyimak,
melihat (tanpa atau dengan alat). Langkah ini mengembangkan
68 Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2014)
h.194.
69
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h.19.
70
Abdul Majid, op. cit., h.212.
53
kompetensi sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan
informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.71
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh guru dan peserta didik
selama observasi adalah sebagai berikut.
1) Cermat, objektif, jujur dan fokus
2) Sebelum mengamati sebaiknya guru dan peserta didik menantukan dan
menyepakati cara dan prosedur pengamatan.
3) Guru dan peserta didik perlu memahami apa yang hendak dicatat
dalam kegiatan observasi.72
b. Menanya
Seorang guru yang baik akan membuat peserta didiknya terpacu untuk
mengembangkan sikap, keterapilan dan pengetahuan yang dimilikinya. Pada
saat guru mengajukan sebuah pertanyaan, pada saat itu pula dia memulai
untuk membimbing peserta didiknya untuk belajar dengan baik. Ketika guru
menjawab pertanyaan dari peserta didiknya, ketika itu pula ia membimbing
siswanya untuk menjadi penyimak yang baik. Selain itu, kegiatan bertanya
akan mengembangkan kreativitas, mengasah rasa ingin tahu, dan melatih
sikap kritis peserta didik.
Langkah kedua dalam pendekatan saintifik adalah menanya. Langkah
menanya ini berisi kegiatan mengajukan pertanyaan tentang informasi yang
tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).73
Sangat banyak kelebihan dari keigiatan bertanya ini. Diantaranya adalah
sebagai berikut:
1) membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik,
71 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h.20.
72
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013, op. cit., h.
42.
73
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, loc. cit.
54
2) mendorong peserta didik untuk aktif belajar mengembangkan pertanyaan,
3) membantu guru untuk mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik
4) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap,
keterampilan dan pengetahuannya,
5) membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,
6) membangun sikap keterbukaan,
7) membiasakan peserta didik berpikir sppontan dan cepat,
8) melatih kesantunan dalam berbicara.74
Kriteria pertanyaan yang baik:
1) singkat dan jelas
2) menginspirasi jawaban
3) memiliki fokus
4) bersivat divergen
5) bersifat menguatkan
6) menuntut peserta didik untuk berpikir
7) meangsang kemampuan kognitif
8) merangsang proses interaksi.75
c. Mengumpulkan informasi/ eksperimen
Langkah mengumpulkan informasi atau eksperiman ini merupakan tindak
lanjut dari kegiatan bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan mengali dan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara.
Kegiatan ini dapat berisikan kegiatan eksperimen, membaca sumber lain
selain buku teks (seperti majalah, koran, artikel di internet), mengamati objek
atau kejadian atau aktivitas (observasi) dan wawancara dengan narasumber.
Kegiatan eksperimen ini mengembangkan banyak kompetensi peserta
didik diantaranya sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain,
74 Abdul Majid, op. cit., h.216.
75
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013, op. cit., h.
44.
55
kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan
informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan
belajar dan belajar sepanjang hayat.76
d. Mengasosiasikan
Aosiasi dalam konteks pembelajaran pada kurikulum 2013 memiliki
padanan kata yaitu menalar. Adapun penalaran adalah proses berpikir logis
dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Sedangkan istilah asosiasi dalam
pembelajaran merujuk pada kemampuan pengelompokan beragam ide.77
Langkah mengasosiasikan ini berisi kegaitan mengolah informasi yang
sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi. Baik pengolahan informasi yang bersifat
menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi
yang bersifat mencari solusi. Kagiatan ini diharapkan mampu
mengembangkan kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
e. Mengkomunikasikan
Pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari.
Langkah terakhir dalam pendekatan saintifik ini berupa menyajikan atau
menyampaikan hasil pengamatan dan kesimpulan berdasarkan hasil analisis.
Kegiatan ini dapat dilakukan secara lisan, tertulis, atau melalui media lainya.
Kegiatan ini memiliki kelebihan berupa mengembangkan sikap jujur, teliti
dan toleransi pada diri siswa, mengembangkan kemampuan berpikir
sistematis, melatih siswa mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas,
dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
76 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, loc. cit.
77
Abdul Majid, op. cit., h.224.
56
Berikut tabel tentang langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan
saintifik beserta kompetensi yang ingin dikembangkan.
Tabel 2.6
Langkah
Pembelajaran Kegiatan Belajar
Kompetensi yang
Dikembangkan
Mengamati
Membaca, mendengar,
menyimak, melihat (tanpa
atau dengan alat)
Melatih kesungguhan,
ketelitian, mencari
informasi
Menanya
Mengajukan pertanyaan
tentang informasi yang tidak
dipahami dari apa yang
diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang
diamati
(dimulai dari pertanyaan
faktual sampai ke pertanyaan
yang bersifat hipotetik)
Mengembangkan
kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran
kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan
belajar sepanjang hayat
Mengumpulkan
informasi/
eksperimen
- melakukan eksperimen
- membaca sumber lain
selain buku teks
- mengamati objek/ kejadian/
- aktivitas
- wawancara dengan
narasumber
Mengembangkan sikap
teliti, jujur,sopan,
menghargai pendapat
orang lain, kemampuan
berkomunikasi,
menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara
yang dipelajari,
mengembangkan
57
Langkah
Pembelajaran Kegiatan Belajar
Kompetensi yang
Dikembangkan
kebiasaan belajar dan
belajar sepanjang hayat.
Mengasosiasikan/
mengolah informasi
- mengolah informasi yang
sudah dikumpulkan baik
terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen
mau pun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi.
- Pengolahan informasi yang
dikumpulkan dari yang
bersifat menambah
keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat
mencari solusi dari
berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang
berbeda sampai kepada
yang bertentangan.
Mengembangkan sikap
jujur, teliti, disiplin, taat
aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan
prosedur dan kemampuan
berpikir induktif serta
deduktif dalam
menyimpulkan .
Mengkomunikasikan
Menyampaikan hasil
pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis
secara lisan, tertulis, atau
media lainnya
Mengembangkan sikap
jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir
sistematis,
mengungkapkan pendapat
dengan
singkat dan jelas, dan
mengembangkan
58
Langkah
Pembelajaran Kegiatan Belajar
Kompetensi yang
Dikembangkan
kemampuan berbahasa
yang baik dan benar.78
E. Model-model Pembelajaran pada Kurikulum 2013
1. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
a. Konsep/Definisi Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Based Learning)
Pembelajaran Berbasis Proyek adalah model pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan
berbagai bentuk hasil belajar.79
Pembelajaran Berbasis Proyek juga disebut sebagai model pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai inti pembelajaran. Model pembelajaran
ini dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan
peserta didik dalam melakukan investigasi dan memahaminya.80
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model belajar yang menggunakan
masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.
Pembelajaran ini dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang
diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya.81
78 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h.19.
79
Direktorat Pendidikan Agama Islam, Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Guru
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA/SMK, op. cit., h. 177.
80
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Perancangan Pembelajaran Prosedur Pembuatan RPP
yang sesuai dengan Kurikulum 2013, op. cit., h. 36.
81
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013, op. cit., h.
82.
59
Melalui model pembelajaran ini, proses inquiry dimulai dengan
memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing
peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan
berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab,
secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus
berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya.
PjBLmerupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal
ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.82
Adapun sarana untuk mencapai kompetensi dalam model pembelajaran
berbasis proyek ini adalah menggunakan tugas proyek sebagai strategi
pembelajaran. Para pserta didik bekerja secara nyata memecahkan persoalan di
dunia nyata yang dapat menghasilkan solusi berupa sebuah produk yang realistis.
Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyek hanya sebagai fasilitator,
pelatih, penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai
dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari peseta didik.
Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki karakteristik berikut ini.
1) peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja;
2) adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta
didik;
3) peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas
permasalahan atau tantangan yang diajukan;
4) peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses
dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan;
5) proses evaluasi dijalankan secara kontinyu;
6) peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang
sudah dijalankan;
7) produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif; dan
8) situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan
82 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h.22.
60
perubahan.83
Beberapa hambatan dalam implementasi metode Pembelajaran
Berbasis Proyek antara lain berikut ini.
1) Pembelajaran Berbasis Proyek memerlukan banyak waktu.
2) Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karena
menambah biaya untuk memasuki sistem baru.
3) Banyak guru merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana guru
memegang peran utama di kelas.
4) Banyaknya peralatan yang harus disediakan.84
Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
1) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar
2) Mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
3) Mengembangkan keterampilan komunikasi, kolaborasi dan pengelolaan
sumber daya
4) Memberikan pengalaman kepada siswa dalam pembelajaran, praktik,
dalam mengorganisasi proyrk, dan membuat alokasi waktu dan sumber-
sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
5) Melibatkan siswa untukbelajar mengambil informasi dan menunjukkan
pengetahuan yang dimilikinya kemudian mengimplementasikannya ke
dunia nyata.
6) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan. 85
b. Langkah-langkah Operasional Pembelajaran Berbasis
Proyek (Project Based Learning)
Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek adalah
1)menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek, 2)mendesain perencanaan
83 Direktorat Pendidikan Agama Islam, loc. cit.
84
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, loc. cit.
85
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Perancangan Pembelajaran Prosedur Pembuatan RPP
yang sesuai dengan Kurikulum 2013, op. cit., h. 39.
61
proyek, 3)menyusun jadwal, 4)memonitor kegiatan dan perkembangan
proyek, 4)menguji hasildan 5)mengevaluasi kegiatan/pengalaman.86
c. Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning)
Penilaian pembelajaran dengan model Pembelajaran Berbasis Proyek
harus dilakukan secara menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh peseta didik dalam melaksanakan pembelajaran
berbasis proyek. Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek dapat menggunakan
teknik penilaian yang dikembangkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu penilaian proyek atau
penilaian produk. Penilaian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.87
1) Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang
harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu
investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk
mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan
penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata
pelajaran tertentu secara jelas.88
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan
yaitu kemampuan peserta didik dalam mengelola waktu, informasi yang
didapat dan laporan. Yang kedua yaitu relevansi atau kesesuaian dengan
pelajaran. Dan yang terakhir yaitu keaslian.
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan,
sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu tahapan yang perlu dinilai,
seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan
laporan tertulis. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen
penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.89
86 Muhamad Zaki, Konsep Model Pembelajaran Project Based Learning, disampaikan dalam
rangka Pendidikan dan Pelatihan Kurikulum 2013 yang dilaksanakan di SDN Cantang Jaya, Bogor
Tanggal 26 November 2014.
87
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h.25.
88
Muhamad Zaki, Konsep Model Pembelajaran Project Based Learning, disampaikan dalam
rangka Pendidikan dan Pelatihan Kurikulum 2013 yang dilaksanakan di SDN Cantang Jaya, Bogor
Tanggal 26 November 2014.
89
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h.26.
62
2) Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas
suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik
membuat produk-produk teknologi dan seni. Pengembangan produk meliputi 3
(tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu: tahap persiapan,
tahap pembuatan produk (proses), tahap penilaian produk (appraisal).90
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
(1) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk,
biasanya dilakukan pada tahap appraisal.
(2) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya
dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap
proses pengembangan.91
2. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
a. Konsep/Definisi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning)
Banyak yang tidak menyetujui cara mengajar guru yang terlalu menekannkan
pada penguasaan sejumlah konsep belaka. Meskipun tak dapat disangkal bahwa
konsep merupakan hal yang sangat penting, namun terletak pada bagaimanakah
konsep itu dipahami oleh peseta didik itu lah hal yang lebih penting.
Kenyataan dilapangan banyak siswa yang sudah memahami konsep, namun
jika menemukan masalah yang berkaitan siswa kurang bisa mengaplikasikan
konsep tersaebut.
Persoalannya adalah bagaimana menemukan cara yang terbaik untuk
menyampaikan berbagai konsep agar siswa mampu mengingat dan
mengaplikasikan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
90 Direktorat Pendidikan Agama Islam, op. cit., 184.
91
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h.26.
63
Model pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu model
pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang
membutuhkan penyelidikan otentik. Adapun menurut Dewey yang dikutip
oleh Trianto dalam bukunya mendesain moel pembelajaran inovatif-progresif
pembelajaran berbasis masalah adalah interaksi antara stimulus dengan
respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan.
Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah,
sedangkan otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga
masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari
pemecahannya dengan baik.92
Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat para peserta didik pada
rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada
peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang
berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.93
Menurut Agus Suprijono, hasil belajar dari pembelajaran berbasis masalah
adalah peserta didik memiliki keterampilan penyelidikan, keterampilan
menyelesaikan masalah, peserta didik menjadi pembelajar yang mandiri dan
independen. Hal yang tidak kalah esensiil sebagai hasil dari pembelajaran berbasis
masalah adalah keterampilan berfikir tingkat tinggi.94
b. Tahap-Tahap Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning)
Menurut Imas Kurniasih dan Berlin Sani tahap-tahap pembelajaran dalam
model pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:
1) Mengenalkan peserta didik terhadap masalah.
2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar.
3) Membimbing peserta didik untuk melakukan penyelidikan individual atau
kelompok.
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
92 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2010) h.
90.
93
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Perancangan Pembelajaran Prosedur Pembuatan RPP
yang sesuai dengan Kurikulum 2013, op. cit., h. 40.
94
Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009) h. 72.
64
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.95
c. Penilaian Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning)
Dalam model pembelajaran berbasis masalah tugas penilaian tidak akan
cukup bila hanya menggunakan tes tertulis. Teknik penilaian yang sesuai dengan
model pengajaran berdasarkan masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan
siswa yanng merupakan hasil penyelidikan mereka.
Adapun penilaian yang relevan dalam PBL antara lain berikut ini.
1) Penilaian kinerja peserta didik.
Pada penilaian kinerja ini, peserta didik diminta untuk unjuk kerja atau
mendemonstrasikan kemampuan melakukan tugas-tugas tertentu, seperti
menulis karangan.
2) Penilaian portofolio peserta didik.
Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan
peserta didik dalam suatu periode tertentu. Informasi perkembangan
peserta didik dapat berupa hasil karya terbaik peserta didik selama proses
belajar.
3) Penilaian potensi belajar
Penilaian yang diarahkan untuk mengukur potensi belajar peserta didik
yaitu mengukur kemampuan yang dapat ditingkatkan dengan bantuan guru
atau teman-temannya yang lebih maju.
4) Penilaian usaha kelompok
Menilai usaha kelompok seperti yang dlakukan pada pembelajaran
kooperatif dapat dilakukan pada PBL.96
95 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013, op. cit., h.
77.
96
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h.30.
65
3. Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery Learning)
a. Definisi/Konsep Pembelajaran Berbasis Penemuan
(Discovery Learning)
Salah satu model instruksional kognitif yang sangat berpengaruh ialah
model dari Jerome Burner yang dikenal dengan belajar penemuan (Discovery
Learning). Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan
pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya
memberi hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan
masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan
yang benar-benar bermakna.97
Dalam discovery learning hendaknya guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mampu memecahkan masalah secara mandiri. Bahan ajar
tidak disajikan dalam bentuk akhir melainkan harus mendorong siswa untuk
menghimpun informasi dari berbagai sumber, membandingkan, mengkategorikan,
menganalisis, sampai pada fase membuat kesimpulan-kesimpulan.
b. Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Discovery
Learning
Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model discovery
learning, sebagiknya guru melakukan beberapa langkah persiapan sebagai
berikut:
1) Menentukan tujuan pembelajaran
2) Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik
3) Memilih materi pelajaran
4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif
5) Mengembangkan bahan-bahan belajar
6) Mengatur topik pembelajaran dari yang sederhana ke yang konkret
7) Melakukan penilaian proses dan penilaian hasil belajar peserta didik.98
97 Trianto, op. cit., h. 38.
98
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013, op. cit., h.
68.
66
Setelah melakukan beberapa persiapan diatas, guru dapat mengaplikasikan
model pembelajaran discovery learning dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) menciptakan rangsangan atau stimulus dengan melakukan aktivitas
mengamati gambar, membaca, melihat dan lain-lain.
2) Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang
relevan dengan materi. Lalu minta siswa untuk mebuat hipotesis dari
masalah yang sudah dipilih.
3) Guru meminta siswa untuk mencari data dari berbagai sumber untuk
membuktikan hipotesisnya.
4) Setelah mencari dan mengumpulkan banyak data, selanjutnya siswa harus
mengolah data yang mereka miliki agar data yang mereka dapatkan bisa
digeneralisasi dan membentuk sebuah konsep dan pengetahuan yang
sesuai dengan materi.
5) Guru meminta siswa untuk melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis.
6) Guru meminta siswa untuk menarik kesimpulan.
F. Penilaian Otentik dalam Kurikulum 2013
1. Landasan Penilaian dalam Kurikulum 2013
Dalam pelatihan Kurikulum 2013 yang disampaikan oleh Yudha
Kurniawan disebutkan bahwa landasan penilaian dalam kurikulum 2013
adalah sebagai berikut:
a. UU No 20 Tahun 2003
b. PP No 32 Tahun 2013
c. Permendikbud No 54 Tahun 2013
d. Permendikbud No 64 Tahun 2013
e. Permendikbud No 65 Tahun 2013
f. Permendikbud No 66 Tahun 2013
67
g. Permendikbud No 81 A Tahun 2013 , Lampiran V. 99
2. Sistem Penilaian pada Kurikulum 2013
Tabel 2.7
No Jenis Penilaian Pelaksana Waktu
1 Penilaian otentik Guru Berkelanjutan
2 Penilaian diri Siswa Sebelum ulangan harian.
3 Penilaian projek Guru Setiap akhir bab atau
tema pelajaran
4 Ulangan harian (dapat
berbentuk penugasan) Guru
Terintegrasi dengan
proses pembelajaran
5
Ulangan Tengah
Semester dan Ulangan
Akhir Semester
Guru (di bawah
koord. satuan
pendidikan)
Setiap Semester
6 Ujian Tingkat
Kompetensi
Sekolah (kisi-kisi
dari Pemerintah)
Setiap tingkat
kompetensi (tidak
bersamaan dengan UN)
7 Ujian Mutu Tingkat
Kompetensi Pemerintah
Setiap akhir tingkat
kompetensi (bukan akhir
jenjang sekolah)
99 Yudha Kurniawan, Pelatihan Penilaian Sekolah Dasar K3SS Kecamatan Cimanggis, di
SDIT AT-Taufik pada 17 Juni 2014.
68
8 Ujian Sekolah Sekolah Akhir jenjang sekolah
9
Ujian Nasional sebagai
Ujian Tingkat
Kompetensi pada akhir
jenjang satuan
pendidikan.
Pemerintah Akhir jenjang sekolah.100
3. Karakteristik Penilaian dalam Kurikulum 2013
Penilaian dalam kurikulum 2013 memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Belajar tuntas
Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik
dapat mencapai kompetensi yang ditentukan, asalkan peserta didik
mendapat bantuan yang tepat dan diberi waktu yang sesuai dengan yang
dibutuhkan. Untuk KI 1 dan KI 2 peserta didik tidak diperkenankan
mengerjakan pekerjaan atau kompetensi berikutnya sebelum mampu
menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang
baik.101
b. Otentik
Penilaian otentik memandang penilaian dan pembelajaran sebagai
dua hal yang saling berkaitan. Penilaian otentik harus mencerminkan
masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Penilaian otentik mengukur
100 Yudha Kurniawan, Pelatihan Penilaian Sekolah Dasar K3SS Kecamatan Cimanggis, di
SDIT AT-Taufik pada 17 Juni 2014.
101
Rosanti Hasanah, Pedoman Panduan Teknis Penilaian dan Pengisian Raport di SD,
disampaikan dalam rangka Pendidikan dan Pelatihan Kurikulum 2013 yang dilaksanakan di SDN
Cantang Jaya, Bogor Tanggal 26 November 2014.
69
apa yang dapat dilakukan peserta didik bukan hanya mengukur apa yang
dikeyahui oleh siswa.102
c. Berkesinambungan
Tujuan penilaian yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan
ini adalah untuk mendapatkan gambaran utuh mengenai perkembangan
hasil belajar peserta didik.103
d. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi
Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk,
portofolio, unjuk kerja, proyek, pengamatan dan penilaian diri.104
e. Berdasarkan acuan kriteria
Kemampuan peserta didik dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan
oleh satuan pendidikan masing-masing dengan mempertimbangkan
karakteristik KD, daya dukung dan karakteristik peserta didik dengan tetap
mempertimbangkan standar KKM yang dituangkan dalam Permendikbud
No. 81A.105
4. Pengertian Penilaian Otentik
“Istilah otentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid dan
reliabel”.106
Berdasarkan Permendikbud no.66 Tahun 2013 tentang standar
penilaian, panialaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai, mulai dari proses hingga keluaran (output)
pembelajaran.
Sedangkan Abdul Majid menyebutkan dalam bukunya bahwa penilaian
otentik adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi
tentang proses dan hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip
102 Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Pedoman Panduan Teknis Penilaian dan Pengisian
Raport di SD, (Bogor: ttp, 2014) h. 7.
103
Rosanti Hasanah, Pedoman Panduan Teknis Penilaian dan Pengisian Raport di SD,
disampaikan dalam rangka Pendidikan dan Pelatihan Kurikulum 2013 yang dilaksanakan di SDN
Cantang Jaya, Bogor Tanggal 26 November 2014.
104
Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, loc. cit.
105
Ibid.
106
Sunarti dan Selly Rahmawati, Penilaian dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: ANDI,
2014) h. 27.
70
penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat, dan konsisten
sebaai akuntabilitas publik.107
Dalam buku materi pelatihan kurikulum 2013 disebutkan bahwa assesmen
otentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar
peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.108
Pada pelatihan kurikulum 2013 di SDN Cantang Jaya disampaikan bahwa
penilaian otentik adalah penilaian yang bersifat alami, apa adanya, tidak dalam
suasana tekanan.109
Untuk mendapatkan pengetahuan yang cukup komprehensif mengenai
penilaian otentik, Abdul Majid menjelaskan secara terperinci mengenai pengerti
penilaian otentik tersebut.
a. American Library Association; mendefinisikan bahwa penilaian otentik
adalah proses evaluasi untuk menilai kinerja, prestasi, motivasi dan sikap-
sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran.
b. Newton Public School; penilaian otentik diartikan sebagai penilaian atas
produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan
nyata peserta didik.
c. Jon Muller; penilaian otentik merupakan suatu bentuk penilaian yang para
siswanya diminta untuk menampilkan tugas pada situasi yang
sesunngguhnya yang mendemontrasikan penerapan keterampilan dan
pengetahuan esesial yang bermakna.
d. Richard J. Stinggins; penilaian otentik menekankan keterampilan dan
kompetensi spesifik untuk menerapkan keterampilan dan pengetahuan
yang sudah dikuasai.110
Jadi dapat disimpulkan bahwa penilaian otentik adalah proses pengumpulan
informasi atau data tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang
dilakukan oleh peserta didik melalaui berbagai teknik yang mampu
107 Abdul Majid, op. cit., h.236.
108
Direktorat Pendidikan Agama Islam, op. cit., h. 217.
109
Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, op. cit., h. 5.
110
Abdul Majid, op. cit., h.237.
71
mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan
pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai serta mampu memberikan
gambaran perkembangan belajar siswa agar dapat benar-benar dipastikan bahwa
siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar.
5. Jenis-jenis Penilaian Otentik
Berdasarkan permendikbud no.65 tahun 2013 tentang standar proses dan
Permendikbud no.66 tahun 2013 tentang standar penilaian maka pada penilaian
kurikulum 2013 menggunakan penilaian otentik pada ranah sikap spiritual (KI-1),
sikap sosial (KI-2), pengetahuan (KI-3), keterampilan (KI-4).
a. Penilaian Sikap
“Sikap adalah kecenderungan untuk merespons suatu objek, situasi, konsep,
atau orang baik menyukai atau tidak menyukai”.111
Kurikulum 2013 membagi
kompetensi sikap menjadi dua, yaitu sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2).
Pada jenjang SD kompetensi sikap spiritual mengacu pada KI-1 yaitu
menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. Contoh muatan KI-1
(sikap spiritual) antara lain: ketaatan beribadah, berperilaku syukur, berdoa
sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, toleransi dalam beribadah.
Sedangkan kompetensi sikap sosial mengacu pada KI-2 yaitu menghargai dan
menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong-
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Contoh muatan
KI-2 (sikap sosial) antara lain: jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
percaya diri, bisa ditambahkan lagi sikap-sikap yang lain sesuai kompetensi dalam
pembelajaran, misal : kerja sama, ketelitian, ketekunan, dll.
Penilaian sikap dilakukan secara tidak langsung melalui berbagai kegiatan
pembelajaran yang dilakukan. Sikap yang akan dinilai terdapat pada KD dari
KI 1 dan KI 2. Sikap tersebut tampak dari kegiatan pembelajaran yang
dirancang dari KD yang berasal dari KI 3 dan KI 4 yang berpasangan.
Misalnya, penilaian kegiatan pembelajaran Mengamati Gambar. Pada kegiatan
111 Sunarti dan Selly Rahmawati, op. cit., h. 46.
72
tersebut, guru dapat melakukan penilaian sikap ketika siswa mengamati
gambar. Sikap yang dinilai misalnya cermat dan mandiri.112
Penilaian apek sikap siswa dapat dilakukan melalui observasi, penilaian diri,
penilaian antarteman, dan jurnal.
1) Observasi
Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan
dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator
perilaku yang diamati, terkait dengan kegiatan pembelajaran yang sedang
berlangsung. Hal ini dilakukan saat pembelajaran di kelas maupun di luar
kelas.113
Contoh instrumen observasi sikap spiritual114
Tabel 2.8
PENILAIAN OBSERVASI SIKAP SPRITUAL ( KI-1 )
KELAS : …….. TEMA / SUB TEMA : ………. / ………
SEMESTER : ………
TANGGAL
PENGAMATAN : ………………….
NOMOR ASPEK PENGAMATAN JUMLAH
SKOR NILAI
URT INDUK NAMA
SISWA 1 2 3 4 5
1
0
-
2
0 -
112 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h.75.
113
Yudha Kurniawan,
Pelatihan Penilaian Sekolah Dasar K3SS Kecamatan Cimanggis, di SDIT AT-Taufik pada 17 Juni
2014.
114
Muhamad Zaki, Penilaian Otentik, disampaikan dalam rangka Pendidikan dan Pelatihan
Kurikulum 2013 yang dilaksanakan di SDN Cantang Jaya, Bogor Tanggal 26 November 2014.
73
*Aspek Pengamatan * Pedoman Penilian
1. Berdoa sebelum dan sesudah
melakukan sesuatu
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai
pernyataan
2. Mengucapkan rasa syukur atas karunia
Tuhan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai
pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
3. Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang
melakukan dan sering tidak melakukan
4. Mengungkapakan kekaguman secara
lisan maupun tulisan terhadap Tuhan
saat melihat kebesaran Tuhan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
5. Mengungkapakan kekaguman secara
lisan maupun tulisan terhadap Tuhan
saat melihat kebesaran Tuhan
2) Penilaian Diri
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
melakukan refleksi diri/perenungan dan mengemukakan kelebihan dan
kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen
yang digunakan berupa lembar penilaian diri.115
Penilaian diri juga dapat diartikan sebagai teknik penilaian sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan sendiri sebelum ulangan
oleh peserta didik secara reflektif. Penilaian diri oleh peserta didik ini
dianalisis oleh peserta didik untuk melihat kesesuaiannya dengan hasil
ulangan. Instrumen yang digunakan adalah berupa lembar penilaian diri.116
Contoh instrumen penilaian diri117
Tabel 2.9
LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP SPIRITUAL ( KI – 1 )
PETUNJUK
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan
kalian
sehari-hari
Nama Peserta Didik : …………………………………………………
115 Direktorat Pendidikan Agama Islam, loc. cit.
116
Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, loc. cit.
117
Muhamad Zaki, Penilaian Otentik, disampaikan dalam rangka Pendidikan dan Pelatihan
Kurikulum 2013 yang dilaksanakan di SDN Cantang Jaya, Bogor Tanggal 26 November 2014.
74
Kelas : …………………………………………………
Tema / Sub Tema : …………………………………………………
Tanggal : …………………………………………………
No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya semakin yakin dengan keberadaan Tuhan
setelah mempelajari ilmu pengetahuan
2 Saya berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu kegiatan
3 Saya mengucapkan rasa syukur atas segala
karunia Tuhan
4 Saya memberi salam sebelum dan sesudah
mengungkapkan pendapat di depan umum
5 Saya mengungkapkan keagungan Tuhan apabila
melihat kebesaranNya
Jumlah
Keterangan :
SL = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-
kadang tidak melakukan
KD = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering
tidak melakukan
TP = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
3) Penilaian Antar teman
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta
didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Instrumen yang
digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik. 118
Penilaian ini dapat dilakukan ketika peserta didik melakukan kegiatan
kelompok (penilaian dilakukan antar anggota kelompok), bisa juga
dilakukan secara berkala setelah proses pembelajaran berlangsung.
118 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h.37.
75
Contoh instrumen penilaian antar teman.119
Tabel 5.10
LEMBAR PENILAIAN ANTAR TEMAN
SIKAP DISIPLIN ( KI-2 )
Petunjuk :
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh peserta didik untuk menilai sikap disiplin diri peserta
didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap disiplin yang kamu
miliki sebagai berikut :
Ya = apabila kamu menunjukkan perbuatan sesuai pernyataan
Tidak = apabila kamu tidak menunjukkan perbuatan sesuai pernyataan.
Nama Peserta Didik Yang Dinilai :
Kelas :
Tema / Sub Tema :
Tanggal :
No Sikap yang diamati Melakukan
Ya Tidak
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang
ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
119 Muhamad Zaki, Penilaian Otentik, disampaikan dalam rangka Pendidikan dan Pelatihan
Kurikulum 2013 yang dilaksanakan di SDN Cantang Jaya, Bogor Tanggal 26 November 2014.
76
4) Jurnal Catatan Guru
Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik
yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai
catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi.120
Contoh Format Jurnal121
Tabel 2.11
Jurnal
Nama Peserta Didik : ………………..
Aspek yang diamati : ………………..
NO HARI/TANGGAL KEJADIAN KETERANGAN/
TINDAK LANJUT
b. Penilaian Pengetahuan
Aspek pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut ini.
1) Tes tulis
Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian.
Memilih jawaban dan mensuplai jawaban. Memilih jawaban terdiri dari
pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-
120 Yudha Kurniawan, Pelatihan Penilaian Sekolah Dasar K3SS Kecamatan Cimanggis, di
SDIT AT-Taufik pada 17 Juni 2014.
121
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h. 82
77
akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban
singkat atau pendek, dan uraian.
2) Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara
ucap (oral) sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara
ucap juga, sehingga menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata,
frase, kalimat maupun paragraf yang diucapkan.
3) Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat
berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai
dengan karakteristik tugasnya.122
Tabel 2.12 Contoh Penilaian Aspek Pengetahuan
No. Mata
Pelajaran
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
1 PAI 3.6. 1 Mengetahui
kisah keteladanan
Nabi Ayyub a.s.,
Nabi Zulkifli a.s.,
Nabi Harun a.s,
dan Nabi Musa
a.s.
Tertulis Uraian Apa yang dapat
kamu petik dari
kisah Nabi
Ayyub a.s.?
Jelaskan!
Jawaban :
Kesabarannya
atau
ketaatannya.
c. Penilaian Keterampilan
122 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h. 37.
78
Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:
1) Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta peseta didik untuk
melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya tugas memainkan
alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari.123
Selain itu pengertian penilaian kinerja atau unjuk kerja merupakan
penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam
melakukan sesuatu.124
Pada penilaian kinerja ini, peserta didik diminta untuk unjuk kerja atau
mendemonstrasikan kemampuan melakukan tugas-tugas tertentu, seperti
menulis karangan, melakukan suatu eksperimen, menginterpretasikan jawaban
pada suatu masalah, memainkan suatu lagu, atau melukis suatu gambar.125
Dalam hubungannya dengan penilaian unjuk kerja, Leighbody seperti yang
dikutip oleh Mulyasa mengemukakan bahwa elemen-elemen kerja yang dapat
diukur adalah, kualitas penyelesaian pekerjaan, keterampilan menggunakan
alat, kemampuan menganalisis dan merencanakan prosedur kerja,kemampuan
mengambil keputusan dan kemampuan untuk menggunakan diagram, gambar,
dan simbol.126
Aspek penilaian kinerja terdiri dari meniru, menyusun, melakukan dengan
prosedur, melakukan dengan baik dan tepat, melakukan tindakan secara
alami.127
Penilaian kinerja perlu mempertimbangkan unsur-unsur berikut ini
a) Langkah-langkah kinerja yang akan dilakukan peserta didik
123 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h. 89
124
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Perancangan Pembelajaran Prosedur Pembuatan RPP
yang sesuai dengan Kurikulum 2013, op. cit., h. 74.
125
Direktorat Pendidikan Agama Islam, Op. Cit., h. 170.
126
E. Mulyasa, op. cit., h. 144.
127
Sunarti dan Selly Rahmawati, op. cit., h. 59.
79
b) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang dinilai
c) Kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas
d) Kemampuan yang dinilai jangan terlalu banyak
e) Kemampuan yang dinilai diurutkan berdasarkan urutan pengamatan.128
Ada beberapa cara berbeda untuk merekam hasil penilaian berbasis
kinerja, antara lain sebagai berikut.
a) Daftar cek (checklist). Digunakan untuk mengetahui muncul atau
tidaknya unsur-unsur tertentu dari indikator atau subindikator yang
harus muncul dalam sebuah peristiwa atau tindakan.
b) Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records). Digunakan dengan
cara guru menulis laporan narasi tentang apa yang dilakukan oleh
masing-masing peserta didik selama melakukan tindakan. Dari laporan
tersebut, guru dapat menentukan seberapa baik peserta didik memenuhi
standar yang ditetapkan.
c) Skala penilaian (rating scale). Biasanya digunakan dengan
menggunakan skala numerik berikut predikatnya. Misalnya: 4 =
baiksekali, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang.
d) Memori atau ingatan (memory approach). Digunakan oleh guru dengan
cara mengamati peserta didik ketika melakukan sesuatu, dengan tanpa
membuat catatan. Guru menggunakan informasi dari memorinya untuk
menentukan apakah peserta didik sudah berhasil atau belum. Cara
seperti ini tetap ada manfaatnya, namun tidak cukup dianjurkan.
e) Rubrik: alat pengukuran yang mempunyai skala atau point yang tetap dan
jelas untuk setiap criteria penilaian. Sangat disarankan untuk menggunakan
rubrik yang mempunyai 4 poin skala (1-4) sehingga pemberian skor nilai
128 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Perancangan Pembelajaran Prosedur Pembuatan RPP
yang sesuai dengan Kurikulum 2013, loc. cit.
80
tengah dapat dihindarkan (misalnya skala 1-3 akan terjadi sebuah
kecenderungan untuk memberikan skor 3 pada sebagian besar hasil).129
2) Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assesment) adalah tugas yang diberikan kepada
peserta didik dalam kurun waktu tertentu. 130
Dengan kata lain, penilaian
proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan
oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu.131
Peserta didik dapat
melakukan penelitian, mulai dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian,
penilaian proyek dilaksanakan terhadap persiapan pelaksanaan, dan hasil.
Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik
memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan
pengetahuannya. Dengan demikian, pada setiap penilaian proyek, setidaknya
ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru.
a) Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas
informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
b) Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta
didik.
c) Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan
oleh peserta didik.132
Penilaian proyek dapat dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian
proyek berupa checklist atau rating scale.133
3) Penilaian Portofolio
129 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h. 38.
130
Sunarti dan Selly Rahmawati, op. cit., h. 63.
131
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h.89.
132
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Materi op. cit., h.39.
133
Sunarti dan Selly Rahmawati, loc. cit.
81
Portofolio merupakan kumppulan pekerjaan siswa (tugas-tugas) dalam
periode waktu tertentu yang dapat memberikan informasi penilaian. Fokus
tugas-tugas kegiatan pembelajaran dalam portofolio adalah pemecahan
masalah, berpikir dan pemahaman, menulis, komunikasi, dan pandangan sswa
sendiri terhadap dirinya sebagai pebelajar.134
Penilaian portofolio dapat juga
diartikan sebagai penilaian terhadap seluruh tugas yang dikerjakan peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu.135
Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara
terus menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik
dalam bidang tertentu. Dengan demikian penilaian portofolio memberikan
gambaran secara menyeluruh tentang proses dan pencapaian hasil belajar
peserta didik.Portofolio merupakan bagian terpadu dari pembelajaran sehingga
guru mengetahui sedini mungkin kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam
menguasai suatu kompetensi.136
Dalam kurikkulum 2013 dokumen portofolio dapat dipergunakan sebagai
salah satu bahan penilaian untuk aspek keterampilan. Hasil penilaian
portofolio bersama dengan penilaian yang lain dipertimbangkan untuk
pengisian rapor/ laporan penilaian kompetensi peserta didik.137
Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan dalam menggunakan portofolio.
a) Guru menjelaskan secara singkat esensi penilaian portofolio.
b) Guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan
di buat.
c) Peserta didik, baik sendiri maupun berkelompok, mandiri atau d
bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
d) Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada
tempat yang sesuai disertai catatan tanggal pengumpulannya.
134 Abdul Majid dan Dian Andayani, op. cit., h. 257.
135
E. Mulyasa, op. cit., h.148.
136
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h. 40.
137
Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, op. cit., h. 11.
82
e) Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
f) Guru bersama peserta didik membahas portofolio yang dihasilkan.
g) Guru memberikan umpan balik atas portofolio yang telah dihasilkan
siswa.138
Penilaian portofolio dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen
berupa tabel yang memaparkan hasil karya peserta didik dan tanggal
pembuatannya, serta komentar dari guru sebagai berikut.139
Tabel 2.13 Contoh Penilaian Portofolio
No Hari/Tanggal Jenis
Tugas KI/KD Nilai
Tandatangan Keterangan
Guru Siswa
1.
2.
3.
Portofolio merupakan bagian dari penilaiana otentik yang langsung dapat
menyentuh sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Hal ini berkaitan
pula dengan rasa bangga yang mendorong peserta didik mencapai hasil yeng lebih
baik. Selain itu guru juga akan merasa lebih puas dalam mengambil keputusan
penilaian karena didukung oleh bukti-bukti otentik yang telah dikumpulkan
peserta didik.140
Agar portofolio berjalan efektif maka haru dilakukan hal-hal berikut ini:
a) Masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri
b) Menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulkan dan disimpan
c) Sewaktu-waktu guru harus meminta siswanya untuk membaca catatan
guru yang berisi saran, komentar dan tindak lanjut yang harus dilakukan
peserta didik.
138 Abdul Majid dan Dian Andayani, op.Cit., h. 258.
139
Sunarti dan Selly Rahmawati, op. cit., h. 66.
140
Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, op. cit., h. 12.
83
aspek sikap
observasi
pada saat pembelajaran
di luar pembelajaran
penilaian diri dilaksanakan sesuai kebutuhan
penilaian antar teman
dilaksanakan berkala
jurnal/catatan guru
dilaksanakan sesuai kebutuhan
aspek pengetahuan
tes lisan kuis, tanya jawab dsb.
tes tertulispilihan ganda, B-S,
menjodohkan, isian/melengkapi, uraian
penugasandaftar tugas yang diilakukan
secara individu di sekolah dan di rumah
d) Peserta didik dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti catatan guru.
e) Setiap catatan dan perbaikan harus diberi tanggal agar perkembangan
siswa dapat terlihat.141
6. Bagan Bentuk-Bentuk Penilaian Otentik di SD di dalam
kurikulum 2013
gambar 2.14
gambar 2.15
Gambar 2.16
141 Ibid.
84
aspek keterampilan
kinerja
aplikasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan saling
mendukung proses pembelajaran.
proyek
keutuhan kegiatan pembelajaran dengan mulai dari perencanaan, proses,
presentasi produk dan manfaat.
portofoliorekaman penilaian otentik yang
memperkuat kemajuan dan kualitas pekerjaan siswa.
7. Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik
Penilaian setiap muatan pelajaran meliputi kompetensi pengetahuan,
kompetensi keterampilan, dan kompetensi sikap. Kompetensi pengetahuan dan
kompetensi keterampilan menggunakan skala 1-4 (kelipatan 0.33), sedangkan
kompetensi sikap menggunakan skala sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), dan
kurang (K), yang dapat dikonversi ke dalam predikat A-D seperti pada tabel.
Tabel 2.17 Tabel konversi kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap.
PREDIKAT NILAI KOMPTENSI
PENGETAHUAN KETERAMPILAN SIKAP
A 4 4 SB
A- 3.66 3.66
B+ 3.33 3.33
B B 3.00 3.00
B- 2.66 2.66
C+ 2.33 2.33
C C 2 2
C- 1.66 1.66
D+ 1.33 1.33 K
D 1 1
Tabel 2.18 Rentang Nilai Rapor Untuk Kompetensi Pengetahuan
No Rentang Nilai Keterangan Predikat
85
1 0 ≤ 𝐷 < 1,33 Nilai D = lebih dari 0 dan kurang
dari 1,33 D
2 1,33 ≤ 𝐷+ < 1,66 Nilai D
+ = lebih dari atau sama
dengan 1,33 dan kurang dari 1,66 D
+
3 1,33 ≤ 𝐶− < 2,00 Nilai C
- = lebih dari atau sama
dengan 1,66 dan kurang dari 2,00 C
-
4 2,00 ≤ 𝐶 < 2,33 Nilai C = lebih dari atau sama
dengan 2,00 dan kurang dari 2,33 C
5 2,33 ≤ 𝐶+ < 2,66 Nilai C
+ = lebih dari atau sama
dengan 2,33 dan kurang dari 2,66 C
+
6 2,66 ≤ 𝐵− < 3,00 Nilai B
- = lebih dari atau sama
dengan 2,66 dan kurang dari 3,00 B
-
7 3,00 ≤ 𝐵 < 3,33 Nilai B = lebih dari atau sama
dengan 3,00 dan kurang dari 3,33 B
8 3,33 ≤ 𝐵+ < 3,66 Nilai B
+ = lebih dari atau sama
dengan 3,33 dan kurang dari 3,66 B
+
9 3,36 ≤ 𝐴− < 4,00 Nilai A
- = lebih dari atau sama
dengan 3,66 dan kurang dari 4,00 A
-
10 4,00 = A Nilai A = 4,00 A
G. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam
Kurikulum 2013
1. Hakikat RPP dalam Kurikulum 2013
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menurut Permendikbud No.65
Tahun 2013 tentang Standar Proses adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap
muuka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk
86
mengarahkan kegiatan peserta didik dalam upaya untuk mencapai kompetensi
dasar.142
Selanjutnya menurut Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 Lampiran IV
tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajara tahapan pertama
dalam pembelajaran menurut Standar Proses adalah perencanaan pembelajaran
yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). 143
Abdul Majid menyebutkan bahwa RPP adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi
dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan dalam silabus.
Lingkup RPP paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu
atau beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih.144
Dalam kurikulum 2013, silabus sudah disiapkan oleh pemerintah, baik untuk
kurikulum nasional maupun untuk kurikulum wilayah sehingga guru tinggal
mengembangkan rencana pembelajaran saja. Di samping silabus, pemerintah juga
sudah membuat buku panduan, baik buku panduan guru maupun panduan peserta
didik, yang pelaksanaannya juga nanti akan dilakukan berdampingan.145
RPP adalah salah satu tugas profesional guru, dan semua guru di setiap
sekolah harus menyusun RPP untuk mata pelajaran kelas di mana guru tersebut
mengajar. Pengembangan RPP dianjurkan disusun di setiap awal semester atau
awal tahun pelajaran. Hal ini bertujuan agar RPP telah tersedia terlebih dahulu
dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran.146
2. Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP dalam Kurikulum 2013
Dalam menyusun RPP ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan, yaitu:
142 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013
Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, h. 5.
143
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h. 112.
144
Abdul Majid dan Dian Andayani, op.Cit., h. 125.
145
E. Mulyasa, op. cit., h. 181.
146
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Perancangan Pembelajaran Prosedur Pembuatan RPP
yang sesuai dengan Kurikulum 2013, op. cit., h. 3.
87
a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
b. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
c. Mengembangkan budaya membaca dan menulis
d. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
e. Keterkaitan dan keterpaduan
f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.147
3. Komponen dan Sistematika RPP dalam Kurikulum 2013
Komponen-komponen yang harus dicantumkan dalam sebuah RPP adalah
a. Identitas sekolah yaitu nama stuan pendidikan
b. Identitas mata pelajaran
c. Kelas/semester
d. Materi pokok
e. Alokasi waktu
f. Kompetensi inti (KI)
g. Kompetensi dasar (KD) dan indikator pencapaian
h. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD
i. Materi pembelajaran
j. Metode pembelajaran
k. Media, alat dan sumber pembelajaran
l. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran, mencakup pertemuan pertama
berisi pendahuluan; kegiatan inti; dan penutup.
m. Penilaian, berisi jenis/teknik penilaian, bentuk instrumen, dan pedoman
penskoran.148
4. Contoh Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kurikulum 2013 Mata Pelajaran PAI
Tabel 2.19 Contoh Format RPP Kurikulum 2013 Berdasarkan
Permendikbud No.81 A Tahun 2013
147 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Perancangan Pembelajaran Prosedur Pembuatan RPP
yang sesuai dengan Kurikulum 2013, op. cit., h. 5.
148
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h.114-115.
88
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : _____________________________
Kelas / Semester : IV (Empat) / 1
Pembelajaran (1) : Mari Belajar Surah al-Falaq
Alokasi Waktu : ........... x 35 menit
A. KOMPETENSI INTI
KI-4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR
4.1 Membaca surah al-Falaq, al-Maa’un dan al-Fiil dengan tartil.
4.2 Menulis kalimat-kalimat dalam al-Falaq, al-Maa’un dan al-Fiil
dengan benar.
4.3 Menunjukkan hafalan surah al-Falaq, al-Maa’un dan al-Fiil dengan
lancar.
C. INDIKATOR
4.1.1 Melafalkan Surat al-Falaq dengan tartil
4.1.2 Melafalkan Surat al-Maa’un dengan tartil
4.1.3 Melafalkan Surat al-Fiil dengan tartil
4.1.4 Mendemontrasikan bacaan al-Falaq dengan tartil.
4.1.5 Mendemontrasikan bacaan Surat al-Maa’un dengan tartil.
4.1.6 Mendemontrasikan bacaan Surat al-Fiil dengan tartil
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu:
89
1. Membaca surah al-Falaq dengan tartil.
2. Menulis kalimat-kalimat dalam al-Falaq.
3. Menunjukkan hafalan surah al-Falaq.
H. MATERI PEMBELAJARAN
Surah al-Falaq, al-Maa’un dan al-Fiil
F. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Teknik : Example Non Example
Metode : Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi Dan Ceramah
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik harus dalam kondisi siap
menerima pelajaran. Guru mengucapkan
salam dan dilanjutkan berdo‟a bersama. Guru
disarankan selalu menyapa peserta didik,
misalnya “Apa kabar anak-anak?”.
2. Memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian,
posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
10 menit
Inti Peserta didik diajak mengamati dan menceritakan
isi gambar.
150
menit
90
Sub bab A. Membaca Surah al-Falaq
4. Guru memberi motivasi bagaimana kelebihan
orang yang membaca al-Quran. Di dalam
buku teks selalu diawali dengan kalimat “
Amati dan ceritakan gambar berikut”. Di
setiap akhir bab ada hikmah, rangkuman, dan
ayo berlatih (Lihat buku teks).
5. Guru menanyakan arti al-Falaq. Lihat buku
teks
6. Guru menanyakan manfaat Surah al-Falaq.
Lihat buku teks
7. Guru menanyakan cerita yang terkandung di
dalam Surah al-Falaq.
Membaca Surah al-Falaq
8. Peserta didik diminta membaca surah al-Falaq
bersama-sama dengan guru.
9. Peserta didik mengamati penggalan surah al-
Falaq dan membacanya hingga mahir.
10. Peserta didik membaca surah al-Falaq ayat
per ayat hingga mahir, dan mencermati
huruf/tanda baca, seperti membedakan sin
dengan syin, sa dengan sin, tasydid, dan
seterusnya.
Pada kolom kegiatan “Insya Allah, kamu bisa,”
guru membimbing peserta didik untuk
91
mendengarkan bacaan surah al-Falaq yang benar
dari guru, audio atau radio. Kemudian peserta didik
diminta menirukannya secara berulang.
Sub bab B. Menghafal al-Falaq
11. Guru memberi motivasi berkaitan dengan
hikmat atau sya'faat bagi orang yang membaca
al-Quran. Di dalam buku teks selalu diawali
dengan kalimat “ Amati dan ceritakan gambar
berikut”. Di setiap akhir bab ada hikmah.
12. Peserta didik menjawab pertanyaan “Mengapa
kita perlu menghafal surah al-Falaq? Lihat
buku teks.
13. Siapa di antara kalian yang sudah hafal surah
al-Falaq? Jika ada, mintalah untuk
memperdengarkan hafalan itu kepada teman-
temannya. Jika tidak, ajaklah peserta didik
menghafalkannya.
14. Guru meminta peserta didik membaca ayat per
ayat surah al-Falaq hingga hafal.
15. Peserta didik dapat melakukannya secara
berpasangan untuk saling mencermati hafalan
di antara mereka.
16. Guru terus memberikan motivasi, agar peserta
didik bersemangat untuk menghafal surah al-
Falaq.
17. Pada kolom kegiatan “Insya Allah, kamu
bisa,” peserta didik diminta untuk menyalin
surah al-Falaq pada buku tulis masing-
92
masing.
Catatan.
Pada kolom kegiatan “Insya Allah, kamu bisa,”
guru membimbing peserta didik untuk menghafal
surah al-Falaq yang benar. Secara individu peserta
didik menirukannya berulang sampai hafal.
Kemudian peserta didik diminta untuk
mendemonstrasikan hafalannya baik secara
individu, kelompok maupun klasikal.
Sub Bab C. Menulis Surah al-Falaq
18. Guru meminta peserta didik mencermati
gambar dan mengajukan pertanyaan “Siapa di
antara kalian yang bisa menulis satu ayat
surah al-Falaq? Jika ada, mintalah ia
menuliskan di papan tulis sebagai motivasi
bagi teman-temannya.
19. Selanjutnya guru meminta peserta didik untuk
mencermati bentuk huruf dan cara
menyambung huruf yang ada pada surah al-
Falaq.
20. Guru mencontohkan cara menulis huruf arab
dengan benar. Terlebih dahulu membuat garis
buku. Jelaskan letak huruf pada garis,
misalnya antara huruf ra/wau dengan ba/dal,
dan seterusnya.
21. Peserta didik menyempurnakan tulisannya
dengan bimbingan guru.
Pada kolom kegiatan “Insya Allah, kamu bisa,”
93
peserta didik diminta untuk menyalin surah al-
Falaq dalam huruf Arab pada buku tulis masing-
masing.
Catatan umum.
Setiap akhir pembelajaran, setiap kompetensi
(membaca, menghafal, menulis) Guru selalu
memberikan penguatan, terutama bagi peserta didik
yang tergolong lambat. Jangan lupa, senantiasa
memberikan motivasi belajar.
Pada kolom “Hikmah,” sebagai motivasi, guru
memberikan penjelasan singkat bahwa hadis nabi
tersebut menceritakan sya'faat keuntungan bagi
orang yang membaca al-Qur‟an, yaitu mendapat
kebaikan yang berlipat ganda.
Rangkuman
Pada kolom “Rangkuman,” guru menyampaikan
poin-poin penting dalam pembelajaran surah al-
Falaq. Sub Bab C. Menulis surah al-Falaq.
Penutup 22. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan /
rangkuman hasil belajar selama sehari
23. Bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)
24. Melakukan penilaian hasil belajar
25. Membaca do‟a sesudah belajar dengan benar
(disiplin)
15 menit
94
H. SUMBER DAN MEDIA
Buku PAI dan Budi Pekerti PAI Kls IV SD
Kitab Suci Al-Qur‟an
Buku Juz ’Amma
CD MP3 Juz ’Amma
Media tulisan ayat Al-Qur‟an
Multimedia Interaktif/CD Interaktif /Video
I. PENILAIAN
Perhatikan kolom Ayo Berlatih, guru dapat memberikan penilaian sbb.
Tugas A, Membaca.
Pada penilaian kompetensi membaca Guru terlebih dahulu menentukan
rentang nilainya.
Semua soal (ayat) no.1 s.d 5 yang tingkat kerumitannya relatif sama. Oleh
karena itu bobot dan skornya pun harus sama.
Pada penilaian kompetensi membaca surah al-Falaq setiap ayat
menggunakan rentang nilai, yaitu sangat baik, baik, sedang, kurang.
Ketentuan nilai masing-masing rentang sebagai berikut:
Sangat baik, jika membaca tartil sesuai dengan kaidah (makhraj,
panjang-pendek). Rentang nilainya 90 - 100
Baik, jika membaca kurang tartil sesuai dengan kaidah (makhraj,
panjang-pendek). Rentang nilainya 80 - 89
Sedang, jika membaca kurang tartil dan kurang sesuai dengan kaidah
(makhraj, panjang-pendek). Rentang nilainya 70 - 78
Kurang, jika membaca tidak tartil. Rentang nilainya < 70
Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik guru dapat menggunakan alat
atau instrumen, misalnya daftar cek (checklists).
FORMAT PENILAIAN MEMBACA AL-QURAN
95
Nama peserta didik: _____________________________
Kelas : _____________________________
Aspek
Rentang Nilai
1 2 3 4
Makhraj huruf
Panjang Pendek bacaan
Kelancaran membaca
Skor
Catatan :
4 = Sangat Baik 3 = Baik 2 = Sedang 1 = Kurang baik
PENILAIAN SIKAP
Nama peserta didik: _____________________________
Kelas: _____
Aspek
Kriteria Penilaian
1 2 3 4
Keterlibatan
Inisiatif
Perhatian
Tanggung jawab
Skor
Skor maksimal
Catatan :
4 = Sangat Baik 3 = Baik 2 = Sedang 1 = Kurang baik
Tugas B. Menghafal Surah al-Falaq.
96
Guru melakukan penilaian terhadap peserta didik dalam kegiatan individu
menghafal surah al-Falaq
RUBRIK PENILAIAN
No. Nama Peserta Didik
Kategori
1 2 3 4
1 Masdar
2 Sultan Haykal
3 Aisy Anindya
dan seterusnya
Catatan :
4 = Sangat Baik 3 = Baik 2 = Sedang 1 = Kurang
baik
Keterangan
Sangat baik : Hafalan lancar, tartil, lagu/berirama
Baik : Hafalan lancar sesuai kaidah bacaan
Sedang : Hafalan kurang lancar sesuai kaidah bacaan.
Kurang : Hafalan tidak lancar
Catatan:
Guru dapat mengembangkan soal berikut rubrik dan penskorannya
sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Guru diharapkan memiliki catatan sikap atau nilai-nilai karakter yang
dimiliki peserta didik selama dalam proses pembelajaran. Terkait dengan
sikap atau nilai-nilai karakter yang dimiliki oleh peserta didik, penilaian
dapat dilakukan melalui tabel berikut.
97
RUBRIK PENILAIAN SIKAP
No Nama Peserta
Didik
Kriteria
Kerjasama Keaktifan Partisipasi Inisiatif
MK MB MT BT MK MB MT BT MK MB MT BT MK MB MT BT
1
2
3
dan seterusnya
Catatan :
MK = membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
MB = mulai berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai
konsisten).
MT = mulai terlihat (apabila peserta didik sudah memperlihatkan tanda-
tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator namun belum
konsisten).
BT = belum terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-
tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
Aktivitas dapat disesuaikan dengan kebutuhan, seperti sikap: tolong-
menolong, disiplin, jujur, sopan santun, dan lain-lain
J. PENGAYAAN
Dalam kegiatan pembelajaran, bagi peserta didik yang sudah mencapai
kompetensi yang ditentukan (membaca, menghafal, dan menulis surah al-Falaq
dengan tartil, lancar, dan baik-benar) diminta untuk mengerjakan materi
pengayaan yang sudah disiapkan oleh guru.
98
Untuk kompetensi membaca/menghafal/menulis, guru boleh menjadikan
peserta didik sebagai tutor sebaya, untuk memantapkan kemampuannya.
Alternatif lain, peserta didik dapat membaca/menghafal/menulis ayat/surat pendek
yang lain.
K. REMEDIAL
Bagi peserta didik yang belum menguasai materi, guru terlebih dahulu
mengidentifikasi hal-hal yang belum dikuasai. Berdasarkan itu, peserta didik
kembali mempelajarinya dengan bimbingan guru, dan melakukan penilaian
kembali.
Pelaksanaan remedi dilakukan pada hari dan waktu tertentu yang sesuai
dengan keadaan, misal 30 menit setelah jam belajar selesai.
Mengetahui
Kepala Sekolah,
( ___________________ )
NIP ..................................
........, ...................... 20....
Guru Mapel PAI
( ___________________ )
NIP ..................................
99
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode kualitatif. Menurut
Prof. Dr. Sugiyono, metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi
obyek ilmiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana penulis adalah
sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara
purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dengan triangulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi.149
Sedangkan menurut Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata metodologi
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertolak dari filsafat konstruktivisme
yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu
pertukaran pengalaman social yang diinterpretasikan oleh individu-individu.150
Adapun alasan penulis memilih metode kualitatif adalah karena permasalah
yang dikaji bersifat dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada
situasi sosial tersebut dijaring dengan metode penelitian kuantitatif dengan
instrumen seperti test, kuesioner, pedoman wawancara. Dengan menggunakan
metode kualitatif, penulis juga bermaksud memahami situasi sosial secara lebih
mendalam.
B. Tempat penelitian
Penelitian ini bertempat Sekolah Dasar Negeri Cilangkap 2 yang beralamat di
Komp. TNI AU Dwikora, Cilangkap, Depok, Jawa Barat.
149
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Penerbit Alfabeta, 2011) h. 15. 150
Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2006) h. 94.
100
C. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif yang akan menjadi instrumen utama adalah penulis
sendiri yaitu:
Nama : Hikmah Hayati
NIM : 108011000178
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Penulis sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian,
memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai
kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas
temuannya.151
D. Sampel Sumber Data
Dalam penelitian ini sampel sumber data dipilih secara purposive sampling
yaitu teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu
tentang apa yang kita harapkan.152
Dengan perkatan lain sampel tersebut dipilih
karena memang menjadi sumber dan kaya dengan informasi tentang fenomena
yang ingin diteliti.153
Sampel dalam penelitian ini adalah Ibu Kepala Sekolah Dasar Negeri
Cilangkap 2 (Ibu Catharina Suparminem S.Pd), Bapak Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kurikulum SDN Cilangkap 2 (Bapak Tamtono S.Pd), dan Ibu Guru mata
pelajaran PAI Kelas IV di SDN Cilangkap 2 Depok (Ibu Saoilih S.Pd.I).
Sampel sumber data tersebut dipilih karena penulis menganggap beliau semua
adalah orang – orang yang paling tahu tentang penerapan kurikulum 2013 pada
mata pelajaran PAI di SDN Cilangkap 2 ini.
151 Sugiyono, Op. Cit., h. 306.
152
Ibid, h 300.
153
Sukmadinata,Op. Cit., h. 102.
101
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling uatama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka penulis tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan.154
Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain. Kalau wawancara dan kuesioner selalu
berkomunikasi dengan orang, maka obseravasi tidak terbatas pada orang, tetapi
juga obyek-obyek alam yang lain.155
Dalam hal ini, penulis akan mengumpulkan data dengan observasi terus terang
atau tersamar, dimana penulis menyatakan terus terang kepada sumber data,
bahwa penulis sedang melakukan penelitian. Jadi sumber data mengetahui dengan
pasti dari awal sampai akhir aktivitas penelitian yang dilakukan peneliti.
Adapun yang akan di obeservasi pada penelitian ini adalah perencanaan,
pelaksanaan dan peniliaian pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama islam
(PAI) di kelas IV.
Aspek yang akan penulis observasi adalah persiapan dan proses pembelajaran
PAI siswa kelas IV di SDN Cilangkap 2. Persiapan dan proses pembelajaran
tersebut mencakup hal – hal di bawah ini:
a. Perencanaan pembelajaran dalam bentuk silabus dan rpp.
b. Komponen/isi dari silabus dan rpp yang digunakan dalam proses
pembelajaran PAI.
c. Buku teks yang digunakan.
d. Pengelolaan kelas.
154 Sugiyono, Op. Cit., h. 308.
155
Sugiyono, Op. Cit., h. 203.
102
e. Pelaksanaan pembelajaran mencakup kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup.
f. Ruang lingkup penilaian mencakup kompetensi sikap (KI 1) dan (KI 2),
pengetahuan (KI 3), dan keterampilan (KI 4).
g. Teknik dan instrumen penilaian yang digunakan untuk menilai kompetensi
sikap, pengatahuan dan keterampilan siswa.
h. Mekanisme dan prosedur penilaian.
Adapun format telaah RPP adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Format Telaah RPP
FORMAT TELAAH RPP
1. Berilah tanda cek ( V) pada kolom skor (1, 2, 3 ) sesuai dengan kriteria yang
tertera pada kolom tersebut. Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP
sesuai penilaian Anda!
2. Identitas RPP yang ditelaah.
Nama Guru : Saolih, S.Pd
Kelas : IV D
Materi Pokok : Iman Kepada Malaikat Allah
Jam Pelajaran : ke 1 dan II
Hari/ Tanggal : Senin, 25 Agustus 2014
No
Komponen Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
Hasil Penelaahan dan Skor
Catatan 1 2 3
A Identitas Mata Pelajaran Tidak
ada
Kurang
Lengkap
Sudah
Lengkap
1. Terdapat : satuan
pendidikan,kelas, semester,
103
program/program keahlian,
mata pelajaran atau tema
pelajaran/subtema, jumlah
pertemuan
B. Perumusan Indikator Tidak
Sesuai
Sesuai
Sebagian
Sesuai
Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan
Kompetensi Dasar
2. Kesesuaian penggunaan
kata kerja operasional
dengan kompetensi yang
diukur
3. Kesesuaian rumusan
dengan aspek pengetahuan.
4 Kesesuaian rumusan
dengan aspek keterampilan
C. Perumusan Tujuan
Pembelajaran
Tidak
Sesuai
Sesuai
Sebagian
Sesuai
Seluruhnya
1 Kesesuaian dengan
Indikator
2 Kesesuaian perumusan
dengan aspek Audience,
Behaviour, Condition, dan
Degree
D. Pemilihan Materi Ajar Tidak
Sesuai
Sesuai
Sebagian
Sesuai
Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
2. Kesesuaian dengan
karakteristik peserta didik
104
3 Keruntutan uraian materi
ajar
E. Pemilihan Sumber Belajar Tidak
Sesuai
Sesuai
Sebagian
Sesuai
Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
2. Kesesuaian dengan materi
pembelajaran
3 Kesesuaian dengan
pendekatan saintifik
4. Kesesuaian dengan
karakteristik peserta didik
F. Pemilihan Media Belajar Tidak
Sesuai
Sesuai
Sebagian
Sesuai
Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
2. Kesesuaian dengan materi
pembelajaran
3. Kesesuaian dengan
pendekatan saintifik
4. Kesesuaian dengan
karakteristik peserta didik
G. Metode Pembelajaran Tidak
Sesuai
Sesuai
Sebagian
Sesuai
Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
2. Kesesuaian dengan
pendekatan saintifik
3. Kesesuaian dengan
karakteristik peserta didik
105
H. Skenario Pembelajaran Tidak
Sesuai
Sesuai
Sebagian
Sesuai
Seluruhnya
1. Menampilkan kegiatan
pendahuluan, inti, dan
penutup dengan jelas
2. Kesesuaian kegiatan
dengan pendekatan
saintifik(mengamati,
menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasikan
informasi,
mengkomunikasikan)
3 Kesesuaian dengan metode
pembelajaran
4. Kesesuaian kegiatan dengan
sistematika/keruntutan
materi
5. Kesesuaian alokasi waktu
kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan
penutup dengan cakupan
materi
I. Rancangan Penilaian
Autentik
Tidak
Sesuai
Sesuai
Sebagian
Sesuai
Seluruhnya
1 Kesesuaian bentuk, teknik
dan instrumen dengan
indikator pencapaian
kompetensi
2. Kesesuaian antara bentuk,
teknik dan instrumen
106
penilaian sikap
3. Kesesuaian antara bentuk,
teknik dan instrumen
penilaian pengetahuan
4. Kesesuaian antara bentuk,
teknik dan instrumen
penilaian keterampilan
Jumlah skor
RUBRIK PENILAIAN TELAAH RPP
Langkah-langkah penilaian RPP sebagai berikut:
1. Cermati format penilaian RPP dan RPP yang akan dinilai.
2. Berikan nilai pada stiap komponen RPP dengan cara membubuhkan tanda
cek (√) pada kolom pilihan (skor = 1), (skor = 2), atau (skor = 3) sesuai
dengan penilaian Anda terhadap RPP yang ditelaah atau dinilai
3. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan perencanaan pembelajaran
4. Setelah selesai penilaian, hitung jumlah skor yang diperoleh
5. Tentukan Nilai menggunakan rumus sbb:
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 =𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐤𝐨𝐫
𝟗𝟎𝐱𝟏𝟎𝟎%
PERINGKAT NILAI
Amat Baik ( AB) 90 < AB ≤ 100
Baik (B) 80 < B ≤ 90
Cukup (C) 70 < C ≤ 80
Kurang (K) ≤ 70
107
Sedangkan format observasi/pengamatan pembelajaran PAI adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.2 Format Observasi/Pengamatan Pembelajaran PAI
FORMAT PENGAMATAN PEMBELAJARAN PAI
DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK
1. Nama Guru : Saolih, S.Pd
2. Kelas : IV D
3. Materi Pokok : Iman Kepada Malaikat Allah
4. Jam Pelajaran : ke 1 dan II
5. Hari/ Tanggal : Senin, 25 Agustus 2014
Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan
Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi
1 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik
dengan menyapa dan memberi salam
2 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang
dengan pengalaman peserta didik atau
pembelajaran sebelumnya
3 Mengajukan pertanyaan menantang untuk
memotivasi
4 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran
5 Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait
dengan materi pembelajaran
Penyampaian kompetensi dan rencana
kegiatan
1 Menyampaikan kemampuan yang akan
dicapai peserta didik
108
2 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya,
individual, kerja kelompok, dan melakukan
observasi.
Kegiatan Inti
Penguasaan materi pembelajaran
1 Kemampuan menyesuaikan materi dengan
tujuan pembelajaran.
2 Kemampuan mengkaitkan materi dengan
pengetahuan lain yang relevan,
perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata.
3 Menyajikan pembahasan materi
pembelajaran dengan tepat.
4 Menyajikan materi secara sistematis (mudah
ke sulit, dari konkrit ke abstrak)
Penerapan strategi pembelajaran yang
mendidik
1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai
2 Melaksanakan pembelajaran secara runtut
3 Menguasai kelas
4 Melaksanakan pembelajaran yang
menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik
dalam mengajukan pertanyaan
5 Melaksanakan pembelajaran yang
menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik
dalam mengemukakan pendapat
6 Melaksanakan pembelajaran yang
mengembangkan keterampilan peserta didik
sesuai dengan materi ajar
7 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat
109
kontekstual
8 Melaksanakan pembelajaran yang
memungkinkan tumbuhnya kebiasaan dan
sikap positif (nurturant effect)
9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan
Penerapan Pendekatan Saintifik
1 Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi
peserta didik untuk mengamati
2 Memancing peserta didik untuk bertanyaapa,
mengapa dan bagaimana
3 menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi
peserta didik untuk mengumpulkan informasi
4 Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi
peserta didik untuk mengasosiasikan data dan
informasi yang dikumpulkan
5 Menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi
peserta didik untuk mengkomunikasikan
pengetahuan dan ketrampilan yang
diperolehnya
Pelaksanaan Penilaian Autentik
1 Melaksanakan penilaian sikap
2 Melaksanakan penilaian pengetahuan
3 Melaksanakan penilaian keterampilan
4 Kesesuaian teknik dan instrumen dengan
indikator pencapaian kompetensi
5 Kesesuaian antara bentuk, teknik dan
instrumen penilaian autentik.
110
6 Ketersediaan pedoman penskoran
Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran
1 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik
melalui interaksi guru, peserta didik, sumber
belajar
2 Merespon positif partisipasi peserta didik
3 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons
peserta didik
4 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang
kondusif
5 Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme
peserta didik dalam belajar
Pemanfaatan sumber belajar/media dalam
pembelajaran
1 Menunjukkan keterampilan dalam
penggunaan sumber belajar yang bervariasi
2 Menunjukkan keterampilan dalam
penggunaan media pembelajaran
3 Melibatkan peserta didik dalam
pemanfaatan sumber belajar pembelajaran
4 Melibatkan peserta didik dalam
pemanfaatan media pembelajaran
5 Menghasilkan pesan yang menarik
Penggunaan bahasa yang benar dan tepat
dalam pembelajaran
1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan
lancar
2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan
benar
Kegiatan Penutup
111
Penutup pembelajaran
1 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik
untuk merangkum materi pelajaran
2 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik
untuk merefleksi proses dan materi pelajaran
3 Memberikan tes lisan atau tulisan
4 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan
portofolio
5 Melaksanakan tindak lanjut dengan
memberikan arahan kegiatan berikutnya dan
tugas pengayaan
Jumlah
RUBRIK PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Langkah-langkah Kegiatan:
1. Berikan tanda cek (√) pada kolom pilihan YA atau TIDAK sesuai dengan
penilaian Anda terhadap penyajian guru pada saat pelaksanaan
pembelajaran
2. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran
3. Setelah selesai penilaian, hitung jumlah nilai YA dan TIDAK
4. Tentukan Nilai menggunakan rumus sbb:
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 =𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐘𝐀
𝟒𝟔𝐱𝟏𝟎𝟎%
PERINGKAT NILAI
Amat Baik ( AB) 90 < AB ≤ 100
Baik (B) 80 < B ≤ 90
112
Cukup (C) 70 < C ≤ 80
Kurang (K) ≤ 70
Agar kegiatan observasi berjalan secara efektif dan efisien, maka penulis akan
menggunakan berita acara observasi setiap kali penulis datang ke sekolah yang
diteliti.
Berita acara observasi yang akan digunakan adalah sebagai berikut.
Tabel 3.3 Berita Acara Observasi
BERITA ACARA OBSERVASI
Nama Penulis :
Nama Sekolah :
Alamat Sekolah :
Judul skripsi :
No Yang
Ditemui
Agenda
Kunjungan Tanggal
Tanda Tangan
Pemimpin Sekolah
Stempel
Sekolah
1.
2.
3.
4.
2. Wawancara
Menurut Sugiyono, wawancara digunakan apabila penulis ingin hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil. Teknik
pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau
113
setidak-tidaknnya pada pengetahuan dan atau kayakinan pribadi. Wawancara
dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan telepon.
Untuk mendapatkan data, penulis menggunakan wawancara semiterstruktur /
in depth interview sebagai teknik pengumpulan data. Dimana pelaksanaan
wawancara semi terstruktur ini lebih bebas bila dibandingkan wawancara
terstruktur.
Dalam wawancara terstruktur penulis atau pengumpul data telah mengetahui
dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam
melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan istrumen penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis dan alternatif jawabannya. Namun dalam
wawancara semi terstruktur digunakan lebih bebas untuk menemukan
permasalahan secara lebih terbuka dimana pihak yang diajak wawancara bisa
dimintai pendapat dan ide – idenya.
Kisi – kisi wawancara yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
Tabel 3.4 Kisi – Kisi Wawancara
SATUAN
ANALISIS
ASPEK INDIKATOR BUTIR
SOAL
Perancangan
Pembelajaran PAI
RPP Pada RPP terdapat
komponen-komponen
dibawah ini.
a. Identitas sekolah
b. Identitas pelajaran/bab
c. Materi pokok
d. Alokasi waktu
e. Kompetensi inti (ki 1, ki
2, ki 3 dan ki 4)
f. Kompetensi dasar
g. Indikator
h. Tujuan pembelajaran
1
114
i. Materi pembelajaran
j. Metode pembelajaran
k. Media, alat dan sumber
pemmbelajaran
l. Langkah-langkah kegiatan
pembelajaran
m. Rancangan penilaian
otentik yang berisi
jenis/teknik penilaian,
bentuk instrumen,
pedoman penskoran, dan
rubrik.
Penerapan
Pendekatan
Saintifik dalam
Pembelajaran PAI
Mengamati Siswa melakukan salah satu
kegiatan belajar berikut.
Yaitu membaca, mendengar,
menyimak, melihat (dengan
atau tanpa alat).
2
Menanya Siswa mengajukan
pertanyaan tentang informasi
yang tidak dipahami.
3
Mengumpulkan
informasi/ Eksperiman
(mencoba)
Siswa melakukan salah satu
kegiatan berikut ini yaitu
membaca sumber lain selain
buku teks, mengamati
objek/kejadian/aktivitas,
mewawancara narasumber,
bereksperimen.
4
Mengasosiasi/ Mengolah
informasi
Siswa melakukan kegiatan
menalar dengan bimbingan
guru.
5
115
Mengkomunikasikan Siswa menyampaikan hasil
pengamatan atau kesimpulan
secara lisa, tertulis, atau
media lainnya.
6
Perancangan
Penilaian Otentik
dalam
Pembelejaran PAI
Penilaian Sikap
Spiritual/ KI 1 dan Sikap
Sosial / KI 2
a. Guru menyediakan
instrumen observasi sikap
spiritual (KI 1) dan sikap
sosial (KI 2) dan
melakukan observasi pada
saat pembelajaran atau di
luar pembelajaran.
b. Guru menyediakan
instrumen penialaian diri
dan melaksanakan
penilaian diri tersebut
sesuai kebutuhan.
c. Guru menyediakan
intrumen penilaian antar
teman dan
melaksanakannya secara
berkala.
d. Guru menyediakan
instrumen penilaian jurnal
guru dan mengisinya
sesuai kebutuhan.
7
8
9
10
Penilaian Pengetahuan/
KI 3
a. Guru membuat kisi-kisi
penilaian pengetahuan
dan melakukan tes lisan
b. Guru membuat kisi-kisi
penilaian pengetahuan
11
12
116
dan melakukan tes tertulis
c. Guru memberikan
penugasan
13
Penilaian Keterampilan/
KI 4
a. Guru menyediakan rubrik
penilaian unjuk kerja dan
melaksanakannya sesuai
kebutuhan.
b. Guru menyediakan rubrik
penilaian proyek dan
melaksanakannya sesuai
kebutuhan.
c. Guru menyediakan rubrik
penilaian portofolio dan
melaksanakannya sesuai
kebutuhan.
14
15
16
Adapun pedoman wawancara yang akan digunakan adalah sebagai berikut.
a. Pedoman Wawancara Bapak/ Ibu Kepala SDN Cilangkap 2
Tabel 3.5
PEDOMAN WAWANCARA KEPALA SEKOLAH
Nama
Jabatan
Hari / Tanggal
Tempat
Pendidikan terakhir
Waktu
117
Daftar Pertanyaan
1. Menurut Bapak/ Ibu apakah SDN Cilangkap 2 sudah maksimal dalam menerapkan
kurikulum 2013?
2. Apakah sekolah ini mengalami kendala dalam penerapan kurikulum 2013? Jika
mengalami, apa saja kendala tersebut?
3. Apa yang dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi kendala tersebut?
4. Jika menurut Bapak/ Ibu penerapan kurikulum 2013 disekolah ini sudah maksimal
dan berhasil, faktor – faktor apasajakah yang mendukung keberhasilan tersebut?
5. Apakah Bapak/Ibu secara rutin melakukan evaluasi kurikulum untuk mengetahui
sejauh mana kurikulum 2013 telah dilaksanakan di sekolah ini?
6. Jika evaluasi kurikulum telah dilaksanakan, dapatkan Bapak/ Ibu menjelaskan
bagaimana cara Bapak/ Ibu dalam mengevaluasi kurikulum 2013 disekolah ini?
b. Pedoman Wawancara Bapak/ Ibu Wakil Kepala SDN Cilangkap 2 Bidang
Kurikulum
Tabel 3.6
PEDOMAN WAWANCARA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM
Nama
Jabatan
Hari / Tanggal
Tempat
Pendidikan terakhir
Waktu
Daftar Pertanyaan
118
1. Menurut Bapak/ Ibu apakah SDN Cilangkap 2 sudah maksimal dalam menerapkan
kurikulum 2013?
2. Apakah sekolah ini mengalami kendala dalam penerapan kurikulum 2013? Jika
mengalami, apa saja kendala tersebut?
3. Apa yang dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi kendala tersebut?
4. Jika menurut Bapak/ Ibu penerapan kurikulum 2013 disekolah ini sudah maksimal
dan berhasil, faktor – faktor apasajakah yang mendukung keberhasilan tersebut?
5. Apakah Bapak/Ibu secara rutin melakukan evaluasi kurikulum untuk mengetahui
sejauh mana kurikulum 2013 telah dilaksanakan di sekolah ini?
6. Jika evaluasi kurikulum telah dilaksanakan, dapatkan Bapak/ Ibu menjelaskan
bagaimana cara Bapak/ Ibu dalam mengevaluasi kurikulum 2013 disekolah ini?
c. Pedoman Wawancara Bapak/ Ibu Guru Mata Pelajaran PAI Kelas IV SDN
Cilangkap 2
Tabel 3.6
PEDOMAN WAWANCARA GURU MATA PELAJARAN PAI
Nama
Jabatan
Hari / Tanggal
Tempat
Pendidikan terakhir
Waktu
Daftar Pertanyaan
1. Apakah RPP yang Bapak/Ibu buat sudah sesuai dengan Permendikbud No. 81 A
119
Tahun 2013?
2. Apakah siswa melakukan salah satu kegiatan belajar berikut yaitu membaca,
mendengar, menyimak, melihat (dengan atau tanpa alat)? Jika iya, dapatkah
Bapak/Ibu ceritakan contoh kegiatannya?
3. Apakah dalam kegiatan belajar mengajar siswa mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami? Jika iya, dapatkah Bapak/Ibu ceritakan contoh
kegiatannya?
4. Apakah siswa melakukan salah satu kegiatan berikut ini yaitu membaca sumber lain
selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, mewawancara narasumber,
bereksperimen? Jika iya, dapatkah Bapak/Ibu ceritakan contoh kegiatannya?
5. Apakah siswa melakukan kegiatan menalar dengan bimbingan guru? Jika iya,
dapatkah Bapak/Ibu ceritakan contoh kegiatannya?
6. Apakah siswa menyampaikan hasil pengamatan atau kesimpulan secara lisa, tertulis,
atau media lainnya? Jika iya, dapatkah Bapak/Ibu ceritakan contoh kegiatannya?
7. Apakah Bapak/Ibu menyediakan instrumen observasi sikap spiritual (KI 1) dan
sikap sosial (KI 2) dan melakukan observasi pada saat pembelajaran atau di luar
pembelajaran?
8. Apakah Bapak/Ibu menyediakan instrumen penialaian diri dan melaksanakan
penilaian diri tersebut sesuai kebutuhan?
9. Apakah Bapak/Ibu menyediakan intrumen penilaian antar teman dan
melaksanakannya secara berkala?
10. Apakah Bapak/Ibu menyediakan instrumen penilaian jurnal guru dan mengisinya
sesuai kebutuhan?
11. Apakah Bapak/Ibu membuat kisi-kisi penilaian pengetahuan dan melakukan tes
lisan?
12. Apakah Bapak/Ibu membuat kisi-kisi penilaian pengetahuan dan melakukan tes
tertulis?
13. Apakah Bapak/Ibu memberikan penugasan?
14. Apakah Bapak/Ibu menyediakan rubrik penilaian unjuk kerja dan melaksanakannya
sesuai kebutuhan? Jika iya, dapatkah Bapak/Ibu ceritakan contoh kegiatannya?
15. Apakah Bapak/Ibu menyediakan rubrik penilaian proyek dan melaksanakannya
120
sesuai kebutuhan? Jika iya, dapatkah Bapak/Ibu ceritakan contoh kegiatannya?
16. Apakah Bapak/Ibu menyediakan rubrik penilaian portofolio dan melaksanakannya
sesuai kebutuhan? Jika iya, dapatkah Bapak/Ibu ceritakan contoh kegiatannya?
3. Studi Dokumen
Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode sebelumnya
yaitu observasi dan wawancara. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara
akan lebih kredibel apabila didukung oleh dokumen-dokumen, foto-foto, atau
karya tulis akademik yang telah ada.
Untuk mendukung hasil dari pengumpulan data melalui observasi dan
wawancara, maka penulis membutuhkan dokumen sebagai berikut. Yaitu:
a. Silabus PAI tahun ajaran 2013 – 2014,
b. RPP PAI Kelas IV Tahun Ajaran 2013 – 2014,
c. Contoh instrumen penilaian KI 1, KI 2, KI 3 dan KI 4 siswa kelas IV pada
mata pelajaan PAI,
d. Form hasil penilaian KI 1, KI 2, KI 3 dan KI 4 siswa kelas IV pada mata
pelajaran PAI,
e. Artikel tentang sejarah berdirinya SDN Cilangkap 2 (jika ada),
f. Foto-foto saat observasi.
F. Tekhnik Analisis Data
Teknik analisis data akan lebih banyak dilakukan bersamaan dengan
pengumpulan data.
1. Tahap satu, tahap memasuki lapangan dengan grand tour dan mini tour
question, analisis datanya dengan analisis domain.
2. Tahap dua, menentukan fokus, pengumpulan data dengan menggunakan
mini tour question, analisis data dilakuakn dengan analisis taksonomi.
121
3. Tahap tiga, tahap selection. Pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan
structural, analisis data dengan dengan analisis komponensial dilanjutkan
dengan analisis tema.156
156 Sukmadinata, Op. Cit., h. 400.
122
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Sekolah
SDN Cilangkap 2 adalah salah satu Sekolah Dasar yang berada di wilayah
Kecamatan Tapos, Kota Depok, Jawa Barat. Sekolah ini berdiri sejak tahun 1971.
Sekolah ini bernama SDN Cilangkap 2 karena letaknya yang berada di Kelurahan
Cilangkap. Kelurahan Cilangkap adalah salah satu kelurahan yang berada di
Kecamatan Tapos, Kota Depok.
Sekolah yang berdiri di atas tanah hibah dari TNI AU DWIKORA ini berdiri
di atas tanah seluas 3000 m2. Meskipun tanahnya merupakan hibah, tetapi status
bangunan dari sekolah ini adalah milik sendiri dalam arti milik pemerintah daerah
kota Depok.
Secara geografis, sekolah yang beralamat di Komplek TNI AU DWIKORA,
Cilangkap-Tapos, Kota Depok ini, disebelah utaranya berbatasan dengan
Kelurahan Jatijajar, Kelurahan Sukamaju Baru dan Kecamatan Cimanggis.
Adapun di Sebelah Timur ia berbatasan dengan Kelurahan Cimpaeun dan
Kelurahan Tapos. Sedangkan di Sebelah Selatan terdapat Kelurahan Ciriung
Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor. Dan Sebelah Barat, berbatasan dengan
Kelurahan Pabuaran Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor.
SDN Cilangkap 2 adalah sekolah negeri yang berstatus akreditasi A (Amat
Baik) Tahun 2010 dengan SK Akreditasi 02.00/0533/BAB-SM/XI/2010. Di
sekolah ini, aktivitas belajar mengajar dilaksanakan pada pagi dan siang hari.
Pada saat ini, Ibu Chatarina Suparminem, S.Pd selaku kepala SDN Cilangkap
2 berusaha menjadikan SDN Cilangkap 2 ini sebagai lembaga
pendidikan terdepan dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
123
Meskipun pada kenyataannya banyak sekali rintangan-rintangan untuk
merealisasikan tujuan baik tersebut. Namun berbekal semangat dan rasa ikhlas
dalam membaktikan diri pada Ibu Pertiwi usaha itu tetap dilakukan secara terus
menerus. Untuk mewujudkan tujuannya tersebut SDN Cilangkap 2 mengusung
visi dan misi yang akan dijabarkan pada sub bab selanjutnya.
B. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
1. Visi
Visi SD Negeri Cilangkap 2 KecamatanTapos, Kota Depok adalah“
SUKSES ”.
“SUKSES” berarti berhasil. Keberhasilan pendidikan dari output SD Negeri
Cilangkap 2 KecamatanTapos Kota Depok merupakan suatu harapan yang harus
diupayakan dan diperjuangkan secara maksimal. Pada kalimat visi ini terdapat
beberapa kata esensial yang perlu mendapat penjelasan, yaitu: “SUKSES
”memiliki makna Sehat, Unggul, Kreatif, Santun, Energik, dan Shaleh/Shalehah.
2. Misi
a. Meningkatkan ketaqwaan dan tata krama anak dalam menghormati orang
lain melalui kegiatan keagamaan, pengembangan diri dan pembiasaan.
b. Menjuarai lomba-lomba akademik di tingkat gugus, kecamatan, kota dan
propinsi.
c. Meningkatkan kemampuan anak di bidang seni budaya agar siap dan
tanggap terhadap berbagai kegiatan ekstra kurikuler melalui latihan secara
reguler.
d. Meningkatkan rasa kepedulian terhadap lingkungan dan cinta tanah air
dengan pembiasaan dan pengembangan diri.
e. Membiasakan pendidik dan peserta didik berperilaku yang baik sesuai
dengan norma-norma agama, seperti sikap saling menolong, saling
membantu, saling monghormati, dan memiliki rasa nasionalisme yang
tinggi.
124
f. Meningkatkan mutu lulusan yang siap bersaing di jenjang pendidikan
berikutnya.
3. Tujuan
a. Agar tercapainya standar sarana dan prasarana sekolah.
b. Meningkatkan kualitas gedung sekolah agar layak, aman dan nyaman
untuk digunakan dalam proses belajar mengajar.
c. Meningkatkan prestasi peserta didik di sekolah.
d. Meningkatkan citra sekolah.
e. Meningkatkan keunggulan kompetitif sekolah.
f. Meningkatkan semangat belajar bagi pengajar dan peserta didik.
g. Meningkatkan partisipasi masyarakat.
C. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SD Negeri Cilangkap 2
Status Sekolah : Negeri
Status Akreditasi : A ( Amat Baik ) Tahun 2010
SK Akreditasi : 02.00/0533/BAB-SM/XI/2010
Alamat Sekolah : Komp. TNI-AU DWIKORA
Kel. Cilangkap, Kec. Tapos
Kota Depok Prop. Jawa Barat
KodePos : 16458
NSS/NIS/NPSN : 101020521010/100410/20228657
Tahun Pendirian : 1973
Status Tanah : Hibah dari TNI AU Dwikora
125
Luas Tanah : 3000 m²
Status Bangunan : Milik Sendiri (Pemda Kota Depok)
Nama Kepala Sekolah : CHATARINA SUPARMINEM, S.Pd.
NIP. 19600818.197912.2.003
No. HP. 081317511427
No. Telepon Sekolah : 021- 8764793 E-mail : [email protected]
Kegiatan Belajar Mengajar: Pagi dan Siang
D. Deskripsi Data
Dalam proses pengumpulan data, penulis menggunakan 3 (tiga) metode
yaitu wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Ketiga metode tersebut
diharapkan mampu membantu mengetahui kondisi umum SDN Cilangkap 2
khususnya tentang penerapan kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam yang dilaksanakan disana. Melalui observasi, dilakukan pengamatan
yang bertujuan untuk mengetahui perencanaan pembelajaran, proses
pembelajaran, keadaan sekolah, pendidik, peserta didik dan juga sarana dan
prasarana yang menunjang jalannya proses belajar mengajar. Hal ini penulis
lakukan karena semua itu merupakan komponen penting dalam proses penerapan
kurikulum 2013.
Wawancara yang penulis lakukan adalah sebagai upaya untuk mengetahui
pelaksanaan kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di
SDN Cilangkap 2, mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Wawancara tersebut ditujukan kepada
kepala sekolah yaitu Ibu Catharina Suparminem, S.Pd, wakil kepala sekolah
bidang kurikulum yaitu Bapak Tamtono, S.Pd, dan guru mata pelajaran PAI yaitu
Ibu Saolih, S.Pd.I.
126
Adapun studi dokumentasi yang dilakukan penulis adalah untuk
memperkuat data agar lebih valid. Studi dokumentasi dilakukan di ruang kelas IV
D SDN Cilangkap 2 dan juga di ruang guru. Dan dokumen-dokumen yang
diberikan oleh Guru PAI SDN Cilangkap 2 adalah silabus PAI tahun ajaran 2013
– 2014, RPP PAI Kelas IV Tahun Ajaran 2013 – 2014, contoh instrumen
penilaian kompetensi sikap (KI 1 dan KI 2), kompetensi pengatahuan (KI 3) dan
kompetensi keterampilan (KI 4) peserta didik kelas IV pada mata pelajaan PAI,
format hasil penilaian kompetensi sikap (KI 1 dan KI 2), kompetensi pengetahuan
(KI 3) dan kompetensi keterampilan (KI 4) peserta didik kelas IV pada mata
pelajaran PAI, dan artikel tentang sejarah berdirinya SDN Cilangkap 2.
E. Analisis Data dan Penyampaian Hasil Penelitian
Sesuai dengan ruang lingkup permasalahan yang ada pada BAB I bahwa
sebeneranya penelitian ini mempunyai maksud untuk mengungkapkan bagaimana
penerapan kurikulum 2013 di SDN Cilangkap 2, maka berdasarkan informasi
yang didapatkan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi, maka rumusan
masalah akan disajikan menurut indikator:
1. Perencanaan pembelajaran PAI pada kurikulum 2013
2. Pelaksanaan pembelajaran PAI pada kurikulum 2013
3. Penilaian pembelajaran PAI pada kurikulum 2013
4. Peran guru PAI dalam penerapan kurikulum 2013
5. Faktor pendukung dan penghambat penerapan kurikulum 2013.
1. Perencanaan Pembelajaran PAI Pada Kurikulum 2013
Melalui metode pengumpulan data berupa wawancara didapatkan hasil
sebagai berikut. Ibu Saolih sudah membuat RPP yang sesuai dengan format RPP
Kurikulum 2013 yang dijelaskan pada Permendikbud No. 81 A Tahun 2013.
Beliau mengatakan bahwa RPP yang beliau buat sudah mengikuti kaidah-kaidah
yang diajarkan melalui pelatihan kurikulum 2013 yang pernah beliau ikuti. Hal ini
didukung oleh Ibu Catharina Suparminem selaku kepala sekolah yang sudah
127
mengevaluasi RPP tersebut dan mengatakan tidak ada kekurangan yang berarti
pada RPP PAI milik Ibu Saolih.
Keyakinan Ibu Saolih mengenai RPP PAI miliknya yang sudah sesuai
dengan ketentuan ini, didukung dengan hasil penelaahan RPP yang peneliti
lakukan. Hasil penilaian dari telaah RPP PAI milik Ibu Saolih adalah 90,00
dengan predikat amat baik. RPP yang dibuat oleh Ibu Saolih selaku guru Mata
Pelajaran PAI bisa mendapatkan predikat amat baik karena memang seluruh
komponen RPP yang ditampilkan sudah sesuai dengan format RPP Kurikulum
2013. Penjabaran mengenai telaah RPP PAI tersebut adalah sebagai berikut.
a. Identitas RPP
Komponen pertama yaitu identitas mata pelajaran. Meskipun Ibu Saolih
tidak mencantumkan berapa lama satu jam pelajaran pada RPP PAI miliknya,
namun identitas lain sudah cukup lengkap tertera dalam komponen pertama ini.
b. Kompetensi Inti (KI)
Kompetensi inti yang terdiri dari KI 1, KI 2, KI 3 dan KI 4 untuk peserta didik
kelas IV SD Mata Pelajaran PAI seluruhnya atau salah satunya tidak ditampilkan
dalam RPP ini.
c. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian
Komponen selanjutnya yaitu perumusan indikator. Dalam kurikulum 2013
indikator merupakan salah satu komponen yang harus dicantumkan dalam RPP.
Dari telaah yang sudah dilakukan pada RPP PAI milik Ibu Saolih seluruhnya
sudah sesuai dengan ketentuan. Yaitu indikator sudah sesuai dengan kompetensi
dasar. Kata kerja operasional yang digunakan seperti mendefinisikan,
menyebutkan, menunjukkan, dan menjelaskan sudah sesuai dengan kompetensi
yang akan diukur. Rumusan indikator juga sudah sesuai dengan aspek
pengetahuan dan juga aspek keterampilan.
d. Tujuan Pembelajaran yang Dirumuskan Berdasarkan KD
128
Komponen keempat yaitu perumusan tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran yang terdapat pada RPP PAI milik Ibu Saolih sudah sesuai dengan
indikator. Hal ini dapat dilihat dari tujuan nomor satu yang berbunyi “peserta
didik dapat mendefinisikan pengertian iman kepada malaikat Allah dengan benar”
merupakan perumusan tujuan dari indikator nomor 3.1.1 yaitu “mendefinisikan
pengertian iman kepada malaikat Allah”.
e. Materi Ajar
Komponen kelima yang harus ada dalam sebuah RPP yaitu materi ajar
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, sesuai dengan karakterisitik peserta
didik dan bersifat runtut atau sistematis. Dari telaah yang sudah dilakukan, materi
yang terdapat pada RPP PAI milik Ibu Saolih sudah sesuai seluruhnya dengan
tujuan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari materi “Pengertian iman kepada
malaikat Allah” sudah sesuai dengan tujuannya yaitu “Peserta didik mampu
mendefinisikan pengertian iman kepada malaikat Allah dengan benar”.
f. Sumber Belajar
Komponen selanjutnya adalah pemilihan sumber belajar yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran, sesuai dengan materi pembelajaran, sesuai dengan
pendekatan saintifik, dan sesuai dengan karakteristik peserta didik. Sumber
belajar yang tertulis pada RPP PAI adalah Buku PAI dan Budi Pekerti Kelas IV
SD, al-Qur‟an dan terjemahannya. Buku PAI dan Budi Pekerti yang digunakan
Ibu Saolih sebagai sumber belajar adalah buku yang disediakan pemerintah pada
kurikulum 2013 ini. Jadi sudah dapat dikatakan bahwa buku tersebut sudah sesuai
dengan tujuan, materi, pendekatan saintifik dan karakteristik peserta didik.
g. Media Pembelajaran
Komponen ketujuh yang harus ada dalam sebuah RPP adalah media
belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, sesuai dengan materi
pembelajaran, sesuai dengan pendekatan saintifik, dan sesuai dengan karakteristik
peserta didik. Media yang digunakan pada RPP PAI Ibu Saolih adalah multimedia
interaktif berupa CD/DVD berisi video pembelajaran dan gambar yang sesuai
129
dengan tujuan pembelajaran. Seperti yang sudah diketahui bahwa gambar dapat
menstimulus peserta didik untuk bertanya, dimana bertanya adalah salah satu
langkah dalam pendekatan saintifik. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemilihan
media belajar yang terdapat pada RPP PAI yang dibuat Ibu Saolih sudah sesuai
seluruhnya dengan ketentuan.
h. Metode Pembelajaran
Komponen RPP yang kedelapan adalah adanya metode pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan, materi ajar, pendekatan saintifik dan karakteristik peserta
didik. Adapun metode yang digunakan Ibu Saolih adalah Small Grup Discussion
dan The Power Of Two. Metode Small Grup Discussion sangat sesuai dengan
pendekatan saintifik karena metode ini mengakomodasi salah satu langkah pada
pendekatan saintifik yaitu explorasi. Untuk komponen ini RPP PAI Ibu Saolih
sudah sesuai seluruhnya dengan ketentuan yang berlaku.
i. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran/Skenario Pembelajaran
Komponan RPP selanjutnya yaitu skenario pembelajaran. Skenario
pembelajaran yang terdapat pada RPP PAI yang dibuat oleh Ibu Saolih sudah
menampilkan kegiatan pendahuluan, inti dan penutup dengan sangat jelas. Lalu
didalamnya juga terdapat langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan
saintifik yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan
informasi, mengkomunikasikan. Skenario pembelajaran yang dibuat juga sudah
sesuai dengan metode pembelajaran. Metode pembejaran Small Grup Discussion
dan the power of two benar-benar ditampilkan dalam skenario pembelajaran.
Alokasi yang disediakan pada RPP ini pun sudah sesuai dengan cakupan materi.
Namun, kegiatan peserta didik yang ditampilkan pada RPP ini tidak menampilkan
kerunutan materi. Contohnya seperti menyebutkan nama-nama malaikat Allah
didalam skenario pembelajaran tidak ditampilkan. Yang ditampilkan hanya
menyebutkan tugas-tugas dan sifat-sifat malaikat saja. Oleh karena itu, pada
komponan ini RPP PAI buatan Ibu Saolih hanya sesuai sebagiannya saja dengan
ketentuan yang berlaku.
130
j. Rancangan Penilaian Otentik
Komponen terakhir yang harus ditampilkan pada RPP PAI pada kurikulum
2013 adalah rancangan penilaian otentik. Yang harus ditampilkan adalah
kesesuian bentuk, teknik dan instrumen dengan indikator, dengan penilaian sikap
(KI 1 dan KI 2), penilaian pengetahuan (KI 3) dan penilaian keterampilan (KI 4).
Pada RPP PAI milik Ibu Saolih ini bentuk, teknik dan instrumen penilaian sikap
(KI 1 dan KI 2) sudah ditampilkan melalui tabel observasi pelaksanaan diskusi.
Sedangkan bentuk, teknik dan instrumen penilaian pengetahuan (KI 3) sudah
ditampilkan dengan adanya tes tulis tentang nama, sifat dan tugas malaikat Allah.
Dan yang terakhir, bentuk, teknik dan instrumen penilaian keterampilan (KI 4)
sudah ditampilkan dengan adanya tugas mengisi rubrik tentang iman kepada
malaikat Allah dan menemukan bukti-bukti adanya malaikat Allah melalui kisah
orang selamat dari musibah yang ditampilkan dalam video. Selain itu guru juga
mememinta peserta didik untuk membuat portofolio mengenai paparan tentang
bukti-bukti adanya malaikat Allah. Sehingga dengan kelengkapan bentuk, teknik
dan instrumen penilaian yang bersifat otentik pada RPP PAI ini maka dapat
disimpulkan bahwa RPP ini sudah sesuai seluruhnya dengan ketentuan yang
berlaku yaitu Permendikbud No. 81 A tahun 2013.
2. Pelaksanaan Pembelajaran PAI Pada Kurikulum 2013
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Saolih, S.Pd.I dan
observasi/pengamatan pembelajaran PAI yang berlangsung pada jam pelajaran ke
I dan II pada tanggal 25 Agustus 2014 di kelas IV D SDN Cilangkap 2,
pelaksanaan pembelajaran PAI sudah cukup sesuai dengan pendekatan saintifik
pada kurikulum 2013. Hal ini dapat dilihat dari penjabaran sebagai berikut.
a. Kegiatan Pendahuluan (Apersepsi dan Motivasi)
Pada kegaiatan pendahuluan guru sudah mampu melakukan apersepsi dan
meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Hal ini dibuktikan dengan sapaan
dan salam yang diberikan guru ketika memasuki kelas sehingga peserta didik
merasa lebih siap secara fisik dan psikis untuk mengikuti kegiatan belajar
131
mengajar. Setelah itu Ibu Saolih mengulang materi pada pertemuan sebelumnya
dan dikaitkan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Hal ini membuat
peserta didik memahami hubungan antara materi sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari. Ibu saolih juga mengajukan beberapa pertanyaan yang
menstimulus rasa ingin tahu peserta didik sehingga peserta didik merasa
tertantang untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Setelah membangkitkan
rasa ingin tahu peserta didik, Ibu Saolih menyampaikan beberapa manfaat dari
materi yang akan dipelajari sehingga meningkatlah motivasi peserta didik untuk
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Namun Ibu Saolih tidak mendemonstrasikan
sesuatu yang terkait dengan materi yang akan dipelajari sehingga peserta didik
kurang mendapatkan gambaran real mengenai materi, namun hal ini tidak
mengurangi semangat dan motivasi peserta didik yang sudah terbangun sejak Ibu
Saolih memasuki kelas.
b. Kegiatan Pendahuluan (Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan)
Dalam melakukan kegiatan pendahuluan Ibu Saolih tidak menyampaikan
kemampuan yang akan dicapai oleh peserta didik. Ibu Saolih hanya
menyampaikan rencana kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan yaitu
diskusi kelompok. Hal ini cukup memberikan gambaran kepada peserta didik
mengenai kagiatan yang akan mereka lakukan namun kurang memberikan
pengetahuan kepada peserta didik mengenai kompetensi apa saja yang harus
dikuasai peserta didik setelah melakukan kegaiatan belajar mengajar ini. Sehingga
hal ini berdampak siswa kurang fokus terhadap kegiatan belajar mengajar karena
mereka tidak mengetahui tujuan dari kegaitan pembelajaran yang mereka lakukan.
c. Kegiatan Inti (Penguasaan Materi Pelajaran)
Dari hasil pengamatan dan wawancara didapatkan hasil bahwa guru sudah
sangat menguasai materi pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan guru
dalam menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran yang ditampilkan dalam
RPP. Guru juga sudah mampu mengaitkan materi dengan kehidupan nyata hal ini
dibuktikan dengan ditampilkannya video mengenai fenomena orang-orang yang
selamat dari musibah. Melalui media video dan metode diskusi antara guru dan
132
siswa, guru sudah menyajikan pembahasan materi dengan tepat. Selain itu juga
guru sudah menyajikan materi secara runtut dari materi yang mudah yaitu
pengertian iman kepada malaikat Allah lalu dilanjutkan dengan materi yang sulit
seperti tugas dan sifat-sifat malaikat Allah.
d. Kegiatan Inti (Penerapan Strategi Pembelajaran yang Mendidik)
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara guru sudah sangat baik
dalam menerapkan strategi pembelajaran yang mendidik. Guru melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Untuk mencapai KI 1 (sikap spiritual) guru mengkaitkan materi
pembelajaran dengan sang pencipta yaitu Allah SWT, lalu untuk mencapai KI 2
(sikap sosial) guru memberikan pengarahan kepada peserta didik untuk
menampilkan sikap saling menghargai antar teman ketika sedang berdiskusi dan
ketika salah satu dari mereka sedang mengkomunikasikan hasil diskusi di depan
siswa/i yang lain. Untuk mencapai KI 3 (pengetahuan) guru memberikan siswa
materi dengan bantuan media video yang sangat membantu siswa dalam
memahami materi yang dipelajari. Dan untuk mencapai KI 4 (keterampilan) guru
memberikan siswa waktu untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam
berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi. Pembelajaran seperti ini sudah
sangat sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.
Selain itu guru juga sudah melaksanakan pembelajaran secara urut sesuai
dengan skenario pembelajaran yang ditampilkan dalam RPP. Guru tidak
melompat-lompat dalam melakukan kegiatan belajar yang menggunakan
pendekatan saintifik. Hal ini sangat bagus karena jika guru tidak runtut maka
pendekatan saintifik yang dilakukan tidak akan berjalan dengan sempurna.
Guru sangat menguasai kelas, hal ini terlihat dengan suara guru ketika
mengajar cukup terdengar oleh siswa. Kemudian siswa cukup tertib dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa juga sangat bertanggung jawab ketika
guru memberikan tugas.
133
Guru sudah melakasanakan kegiatan belajar yang bersifat kontekstual
dengan kehidupan nyata seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya. Guru
menampilkan sebuah video yang menggambarkan kejadian dalam kehidupan
nyata.
Guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif. Yaitu percaya diri, mampu bekerja kelompok dan
menghargai sesama.
Meskipun dalam RPP tidak ditampilkan berapa jam pelajaran yang
disediakan untuk pembelajaran PAI ini. Namun dalam kolom kegiatan
pembelajaran ditampilkan berapa alokasi waktu yang disediakan untuk kegiatan
pembelajaran yaitu 110 menit. Pada praktiknya kegiatan pembelajaran
dilaksanakan sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.
e. Kegiatan Inti (Penerapan Pendekatan Saintifik)
Dalam RPP sudah sangat jelas bahwa kegiatan pembelajaran dilaksanakan
menggunakan pendekatan saintifik. Disana ditampilkan secara runtut langkah-
langkah pembelajaran saintifik yaitu mengamati, menanya, eksplorasi, asosiasi
dan mengkomunikasikan. Dan pada praktiknya pendekatan saintifik sudah
dilaksanakan dengan sangat baik oleh Ibu Saolih selaku guru mata pelajaran PAI.
Hal ini dibuktikan dengan hasil pengamatan berikut ini.
Pada kegiatan awal, guru menampilkan video untuk diamati para siswa.
Lalu guru memberikan siswa pertanyaan tentang iman kepada malaikat Allah
yang disusul dengan kegaiatan peserta didik mengajukan beberapa pertanyaan
terkait dengan iman kepada malaikat. Setelah itu peserta didik melakukan
kegiatan eksplorasi dengan diberikannya kesempatan untuk mengemukakan
tayangan video secara individu lalu mendiskusikan bukti adanya malaikat secara
berpasang-pasangan. Selanjutnya pada kegiatan menalar atau aosisasi guru dan
siswa bertanya jawab mengenai hasil diskusi dan mengkaitkan hasil diskusi
dengan video yang sebelumnya dilihat siswa. Kegiatan terakhir pada pendekatan
saintifik ini adalah siswa mengkomunikasikan hasil diskusi secara berkelompok
134
kepada teman-temannya. Lalu kelompok lain diberikan kesempatan untuk
menanggapi, mengkonfirmasi dan menyanggah hasil diksusi yang
dipresentasikan. Selanjutnya siswa bersama peserta didik menyimpulkan hasil
diskusi dan tanya jawab.
f. Kegiatan Inti (Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam Pembelajaran)
Guru kurang mampu dalam memanfaatkan sumber belajar dan media
dalam pembelajaran. Meskipun guru sudah menunjukkan keterampilan dalam
menggunakan sumber belajar yaitu buku PAI dan Budi Pekerti kelas IV SD dan
guru juga sudah menunjukkan keterampilan dalam menggunakan media
pembelajaran yaitu laptop dan infokus yang digunakan untuk menampilkan video.
Namun guru belum melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber dan
media pembelajaran.
g. Kegiatan Inti (Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran)
Guru sudah sangat mampu dalam menumbuhkan partisipasi aktif peserta
didik melalui interaksi anatara guru dan siswa dalam kegiatan diskusi dan tanya
jawab. Guru juga merespon positif partisipasi peserta didik dengan mengucapkan
kata-kata “pendapat yang sangat bagus” atau “pertanyaan yang sangat bagus”
ketika peserta didik memberikan pendapat atau pertanyaan. Meskipun jawaban
yang diberikan peserta didik kurang tepat, guru tetap terbuka dalam menerima
respon peserta didik dengan tidak mengatakan “jawabannya salah” namun
mengatakan “jawaban yang bagus, namun kurang tepat coba difikirkan lagi
jawabannya ya nak”. Hal ini membuat siswa tetap percaya diri dalam
berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Guru juga sudah mampu menampilkan hubungan kondusif antar guru
dengan siswa yang dibuktikan dengan tumbuhnya keceriaan dan antusiasme
peserta didik ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.
h. Kegiatan Inti (Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam
Pembelajaran)
135
Ibu Saolih selaku guru mata pelajaran PAI sudah barang tentu sangat
menampilkan penggunaan bahasa lisan dan tulisan yang santun, benar dan tepat.
Hal ini sudah sangat jelas terlihat ketika peneliti mengamati kegiatan
pembelajaran dari awal sampai akhir.
i. Kegiatan Penutup (Penutup Pembelajaran)
Dari hasil wawancara dan pengamatan dapat disimpulkan bahwa guru
kurang terampil dalam melaksanakan kegiatan penutup. Hal ini dapat dilihat dari
beberapa uraian berikut.
Guru sudah melakukan refleksi dengan membuat rangkuman bersama
peserta didik dan memberikan tes tulis sebagai evaluasi tetapi guru tidak
mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio, guru tidak melaksanakan
tindak lanjut berupa arahan kegiatan berikutnya, dan guru tidak memberikan tugas
pengayaan meskipun dalam RPP kegiatan-kegiatan tersebut sudah ditampilkan.
j. Penilaian Otentik
Guru sudah baik dalam melaksanakan penilaian otentik dalam kegiatan
pembelajaran. Guru sudah melaksanakan penilaian sikap (KI 1 dan KI 2) sesuai
dengan kegiatan yang dilaksanakan. Guru juga sudah melaksanakan kegiatan
penilaian pada kompetensi pengetahuan (KI 3) yaitu dengan memberikan siswa
tes tulis. Guru juga sudah melaksanakan penilaian pada kompetensi keterampilan
(KI 4) yaitu dengan menilai keterampilan siswa dalam berdiskusi dan
mengkomunikasikan hasil diskusi. Adapun bentuk, teknik dan instrumen penilaian
sudah sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Pedoman penskoran juga
disediakan pada RPP.
3. Perancangan dan Pelaksanaan Penilaian Otentik dalam
Pembelajaran PAI pada Kurikulum 2013
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Saolih, S.Pd.I dan
observasi/pengamatan pembelajaran PAI yang berlangsung pada jam pelajaran ke
I dan II pada tanggal 25 Agustus 2014 di kelas IV D SDN Cilangkap 2, penilaian
136
otentik sudah dirancang dengansangat baik oleh Ibu Saolih. Hal ini tergambar dari
hasil wawancara yang diuraikan sebagai berikut.
Guru sudah menyediakan instrumen observasi sikap spiritual (KI 1) dan
sikap sosial (KI2 2) dan melakukan pengamatan saat pembelajaran berlagsung
ataupun diluar pembelajaran. Ibu Saolih mengatakan bahwa sekolah sudah
menyediakan lembar observasi KI 1 dan KI 2 sehingga guru tinggal melakukan
pengamatan di setiap pembelajaran PAI berlangsung. Namun dikarenakan waktu
pertemuan yang singkat dan jumlah siswa yang cukup banyak terkadang guru
merasa kerepotan dalam melaksanakan observasi KI 1 dan KI 2 ini. Jadi memang
diakui sendiri oleh Ibu Saolih bahwa observasi KI 1 dan KI 2 kurang maksimal
dalam pelaksanaannya.
Selain instrumen observasi, kompetensi sikap spiritual (KI 1) dan
kompetensi sikap sosial (KI 2) juga harus dinilai dengan teknik penilaian diri dan
penilaian antar teman. Guru seharusnya sudah menyediakan instrumen penilaian
diri dan penilaian antar teman agar penilaian kompetensi tersebut benar-benar
otentik. Namun dari hasil wawancara dan pengamatan didapatkan hasil bahwa
guru belum menyediakan instrumen penilaian sikap dan penilaian antar teman dan
belum pernah sekalipun melaksanakan kegiatan penilaian tersebut. Sehingga hasil
penilaian untuk KI 1 dan KI 2 hanya mengandalkan hasil observasi guru saja.
Tentu saja hal ini membuat hasil penilaian KI 1 dan KI 2 sangat kurang maksimal
dan kurang otentik. Karena hanya menggambarkan sikap spiritual dan sikap sosial
siswa dari satu sudut pandang saja. Yaitu sudut pandang guru.
Dalam penilaian otentik guru disarankan memiliki jurnal catatan guru yang
berisi ulasan kegiatan siswa selama pembelajaran. Hal ini memudahkan guru
dalam melakukan penilaian KI 1 dan KI 2. Namun lagi-lagi Ibu Saolih belum
mampu memaksimalkan jurnal catatan guru ini. Beliau belum melaksanakan
penilaian berupa jurnal catatan guru. Hal ini dikarenakan belum disediakannya
format jurnal catatan guru oleh pihak sekolah dan Ibu Saolih juga mengakui
bahwa beliau lupa untuk membuatnya sendiri karena terlalu banyaknya instrumen
137
yang harus disediakan untuk penilaian otentik ini. Sehingga beliau merasa
kerepotan dalam mempersiapkannya.
Pada kurikulum 2013 penilaian aspek pengetahuan (KI 3) dapat dinilai
dengan tes tulis, tes lisan dan penugasan. Sebelum melaksanakan penilaian
terhadap aspek pengetahuan (KI 3) berupa tes tulis diperlukan langkah-langkah
sebagai berikut. Yaitu analisis KD, menyusun kisi-kisi dan menyusun soal sesuai
kisi-kisi.
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa Ibu Saolih hanya
melaksanakan analisis KD, menyusun kisi-kisi dan menyusun soal berdasarkan
kisi-kisi hanya pada ulangah harian saja. Pada UTS dan UAS beliau tidak
melaksanakan kegiatan tersebut karena soal UTS dan UAS sudah disediakan oleh
Kelompok Kerja Guru (KKG) pada gugus masing-masing.
Sedangkan dari hasil pengamatan pada dokumen analisis KD dan kisi-kisi
soal ulangan harian didapatkan kesimpulan bahwa Ibu Saolih sudah melakukan
analisis dan membuat kisi-kisi dengan sangat baik karena sudah sesuai dengan
buku panduan yang disediakan pemerintah saat pelatihan kurikulum 2013.
Meskipun tes lisan sangat jarang dilakukan guru untuk menilai KI 3
namun penugasan selalu dilakukan guru pada setiap pertemuan. Penugasan ini
cukup baik untuk menggambarkan kemampuan siswa dalam aspek pengetahuan.
Penilaian aspek keterampilan (KI 4) dapat dilakukan dengan penilaian
kinerja/unjuk kerja, proyek, dan portofolio. Dalam melakukan penilaian tersebut
dibutuhkan rubrik untuk mempermudah guru melakukan penilaian aspek
keterampilan (KI 4) ini.
Dari hasil pengamatan dan wawancara didapatkan kesimpulan bahwa Ibu
saolih belum maksimal dalam melaksanakan penilaian KI 4 karena beliau hanya
menyediakan rubrik untuk penilaian unjuk kerja saja. Karena penilaian unjuk
kerja saja yang dilakukan Ibu Saolih. Sedangkan untuk penilaian proyek dan
portofolio beliau tidak melaksanakannya. Hal ini membuat penilaian pada aspek
138
keterampilan/KI 4 kurang bersifat otentik karena penilaian ini hanya dilakukan
dengan satu teknik penilaian saja yaitu unjuk kerja.
4. Peran Guru PAI dalam Penerapan Kurikulum 2013
Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaan yang dilaksanakan
Ibu Saolih selaku guru mata pelajaran PAI dan hasil wawancara terhadap Ibu
Catharina Suparminem selaku Kepala Sekolah dan Bapak Tamtono selaku Wakil
Kepala Sekolah Bidang Kurikulum didapatkan uraian sebagai berikut.
Ibu Saolih selaku guru mata pelajaran PAI sudah berusaha menerapkan
kurikulum 2013 pada pembelajaran PAI dengan maksimal meskipun ada beberapa
kekurangan. Bagaimanapun penerapan kurikulum 2013 ini membutuhkan
kesiapan guru. Kesiapan dan kompetensi yang dimiliki Ibu Saolih menjadi salah
satu faktor penentu implementasi kurikulum 2013 di SDN Cilangkap 2 pada mata
pelajaran PAI. Karena betapapun komprehensifnya perencanaan pemerintah pada
akhirnya semua akan bergantung pada mutu dan kualitas guru di lapangan. Oleh
karena itu penerapan kurikulum 2013 ini dapat berhasil secara maksimal, karena
adanya peran Ibu Saolih yang konsisten menerapkan kurikulum 2013 pada
pembelajaran PAI.
Ibu saolih sudah berusaha untuk menanamkan nilai-nilai agama Islam kepada
peserta didiknya agar mereka bisa menyelaraskan antara ajaran agama dan ilmu
pengetahuan melalui materi pelajaran yang selalu dikaitkan dengan Keesaan
Tuhan.
Ibu Saolih juga sudah melaksanakan pembelajaran yang menstimulus peran
aktif siswa, menggunakan metode pembelajaran yang inovatif, kreatif dan
menyenangkan. Hal ini membuat siswa antusias dan semangat dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP) Pasal 28, dikemukakan bahwa:
“Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Selanjutnya dalam penjelasannya
disebutkan bahwa: “yang dimaksud dengan pendidik sebagai agen
139
pembelajaran (learning agent) adalah peran pendidik antara lain sebagai
fasilitator, motivator, pemacu maupun pemberi inspirasi.157
Dari hasil observasi, kualifikasi akademik dan kompetensi Ibu Saolih
sebagai pendidik sudah cukup baik. Beliau sehat dari segi jasmani dan rohani,
beliau memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang
diperlihatkan melalui kemampuannya yang sangat baik dalam merencanakan,
melaksanakan dan melakukan penilaian pembelajaran. Beliau juga mampu
menjadi agen pembelajaran, fasilitator dan motivator bagi peserta didiknya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ibu Saolih selaku guru mata pelajaran
PAI memiliki peranan yang sangat pentig dalam penerapan kurikulum 2013 di
SDN Cilangkap 2.
5. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Kurikulum
2013.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SDN Cilangkap 2, dapat
disampaikan bahwa faktor yang menghambat penerapan kurikulum 2013 di
sekolah ini adalah
a. Rendahnya tingkat pemahaman guru-guru SDN Cilangkap 2 tentang
penerapan kurikulum 2013. Hal ini diakui sendiri oleh kepala sekolah pada
saat diwawancarai oleh penulis. Beliau mengatakan bahwa salah satu
penghambat maksimalnya penerapan kurikulum 2013 adalah kurangnya
pemahaman para guru terhadap kurikulum 2013 itu sendiri. Meskipun
mayoritas guru sudah mengikuti pelatihan kurikulum 2013 namun pada
praktiknya beberapa guru masih sulit menerapkan kurikulum 2013 ini
terutama pada bagian penilaian otentik.
Kepala sekolah mengatasi hambatan ini dengan terus mendukung guru-
guru untuk mengikuti berbagai pelatihan kurikulum 2013 yang
diselenggarakan oleh pemerintah. Selain itu beliau juga membuka forum
157 E. Mulayasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT.Remaja Rosda
Karya, 2008) h. 53.
140
diskusi sesama guru sebagai wadah untuk berbagi pengalaman dalam
penerapan kurikulum 2013 di kelas masing-masing.
b. Buku teks berbasis kurikulum 2013 yang belum juga sampai ke sekolah
hingga saat penulis melakukan penelitian. Hambatan ini membuat guru
bingung dalam melaksanakan proses pembelajaran. Salah satu solusi untuk
mengatasi habatan ini adalah dengan memperbanyak buku teks yang
digunakan peserta didik pada tahun ajaran sebelumnya dengan cara di
fotocopy. Namun solusi ini hanya bisa dijalankan untuk kelas I dan IV saja.
Sedangkan untuk kelas I dan V masalah ini belum dapat diselesaikan karena
memang guru belum mempunyai buku pegangan sama sekali.
c. Dalam kurikulum 2013, guru disyaratkan menggunakan pendekatan saintifik.
Dalam menerapkan pendekatan ini, guru mengalami kesulitan karena belum
biasa dilakukan sebelumnya.
Untuk mengatasi kendala ini, kepala sekolah memberikan saran untuk
tetap melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik sesuai
pengetahuan yang guru-guru dapatkan dari pelatihan. Beliau juga memotivasi
para guru untuk memperbanyak pengetahuan mengenai kurikulum 2013
melalui membaca buku dan juga sharing/berbagi pengalaman dengan sesama
dewan guru.
d. Guru masih bingung dalam melakukan penilaian otentik yang meliputi KI 1,
KI 2, KI 3 dan KI 4. Karena dalam kurikulum 2013 ini guru dituntut untuk
melakukan penilaian dalam seluruh komponen tersebut. Butuh waktu bagi
guru untuk mengisi format-format penilaian tersebut. Sehingga guru merasa
sedikit kesulitan.
Bapak Tamtono menyarankan kepada guru-guru yang terlibat dalam
penerapan kurikulum 2013 ini untuk tetap menerapkannya sesuai dengan alur-
alur yang telah diberikan pemerintah. Sesulit apapun penerapan kurikulum
2013 ini, guru tetap harus berpedoman pada petunjuk yang diberikan
pemerintah.
e. Buku laporan/rapor peserta didik yang belum disediakan pemerintah membuat
guru menyusun sendiri laporan/raport peserta didik tersebut dengan mengikuti
141
petunjuk pelaksanaan yang diberikan pemerintah saat mereka mengikuti
pelatihan. Laporan/rapor peserta didik pada kurikulum 2013 ini berisikan
berbagai deskripsi mengenai perkembangan peserta didik. Untuk
memeberikan deskripsi tersebut, guru pun harus mengkonversi nilai peserta
didik yang berupa angka, kedalam nilai berupa abjad (a,b,c,d). Hal yang
belum terbiasa dilakukan guru ini membuat guru sedikit bingung dan
kesulitan.
Adapun faktor pendukung berhasilnya penerapan kurikulum 2013 ini
adalah
a. Adanya pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh pemerintah yang masih terus
dilaksanakan hingga saat ini.
b. Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah yang terus memotivasi guru-guru
yang mengalami kesulitan dalam penerapan kurikulum 2013 ini.
c. Forum-forum diskusi yang terus diadakan oleh kepala sekolah dan dewan
guru.
d. Sarana dan prasarana yang disiapkan pemerintah.
e. Dukungan dari orang tua/ wali peserta didik/i SDN Cilangkap 2.
142
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan Kurikulum 2013 pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cilangkap 2, diperoleh
beberapa kesimpulan. Yaitu:
1. Penerapan kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
di Kelas IV SDN Cilangkap 2 dari segi perencanaan dan segi pelaksanaan
pembelajaran sudah cukup baik. Namun masih kurang maksimal yaitu dari
segi penerapan penilaian autentik. Adapun penjabarannya adalah sebagai
berikut.
a. Perencanaan
Perencanaan pembelajaran yang tertuang pada RPP sudah cukup sesuai
dengan format RPP kurikulum 2013 yang tertuang pada Permendikbud
No. 81 A Tahun 2013. Dari sepuluh komponen yang wajib ada dalam
sebuah RPP kurikulum 2013, Ibu Saolih mampu menampilkan sembilan
komponen. Adapun komponen yang tidak tampak dalam RPP tersebut
adalah komponen kompetensi inti (KI 1, KI2, KI3, dan KI4).
Dari sembilan komponen yang ditampilkan Ibu Saolih dalam RPP, ada
dua komponen yang kurang sesuai dengan format RPP kurikulum 2013.
Yaitu pada komponen pertama mengenai identitas RPP. Ibu Saolih tidak
mencantumkan jumlah menit dari satu jam pelajaran pada RPP tersebut.
Selain itu pada komponen ketujuh mengenai proses pembelajaran,
kegiatan peserta didik yang ditampilkan pada RPP ini tidak runut dengan
materi ajar yang terdapat pada poin F.
143
Meskipun ada beberapa kekurangan pada RPP Ibu Saolih, namun
secara keseluruhan RPP tersbut sudah cukup baik dan sesuai dengan
format RPP kurikulum 2013 yang tertuang pada Permendikbud No. 81 A
Tahun 2013.
b. Pelaksanaan
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, pelaksanaan
pembelajaran PAI sudah cukup baik dan sesuai dengan pendekatan
saintifik pada kurikulum 2013. Pengamatan pembelajaran PAI dengan
pendekatan saintifik yang dilakukan peneliti di kelas IV SDN Cilangkap 2
ketika Ibu Saolih melaksanakan proses pembelajaran mendapatkan nilai
sebesar 86,9 dengan predikat baik (B). Hal ini didukung dengan hasil
wawancara yang dilakukan peneliti terhadap Ibu Saolih yang mengatakan
bahwa seluruh aspek pada pendekatan saintifik sudah dilaksanakan dengan
baik.
c. Penilaian
Berbanding terbalik dengan hasil penelitian pada aspek perencanaan
dan aspek pelaksanaan pembelajaran yang memperoleh hasil cukup baik.
Penelitian yang dilakukan pada aspek penilaian autentik mendapatkan
hasil kurang maksimal.
Penilaian pada KI 1 dan KI 2 baru dilaksanakan dengan cara
observasi/pengamatan guru. Penilaian dengan teknik penilaian diri dan
penilaian antar teman belum dilaksanakan.
Penilaian pada KI 3 sudah dilaksanakan yaitu dengan diadakannya tes
tertulis berupa ulangan harian yang disertakan dengan analisis KD dan
kisi-kisi soal, UTS dan UAS. Begitu pula dengan penugasan yang selalu
dilaksanakan pada setiap pertemuan. Namun tes lisan jarang sekali
dilaksanakan.
144
Selanjutnya hasil penelitian pada penilaian aspek keterampilan (KI 4)
juga kurang maksimal. Karena Ibu Saolih hanya melakukan penilaian
unjuk kerja saja. Rubrik yang dibuat pun hanya sebatas penilaian unjuk
kerja. Sedangkan penilaian proyek dan portofolio tidak pernah
dilaksanakan.
2. Ibu Saolih selaku guru mata pelajaran PAI memiliki peranan yang sangat
penting dalam penerapan kurikulum 2013 di SDN Cilangkap 2 ini. Karena
beliau tetap berusaha konsisten menerapkan kurikulum 2013 dalam mata
pelajaran PAI sesuai ketentuan yang ditetapkan pemerintah meskipun
beliau kurang maksimal dalam menerapkannya.
3. Berdasarkan pengamatan/observasi, wawancara dan pemeriksaan
dokumen dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor penghambat penerapan
kurikulum 2013 di SDN Cilangkap 2 adalah:
a. Rendahnya tingkat pemahaman guru-guru SDN Cilangkap 2 tentang
penerapan kurikulum 2013.
b. Buku teks berbasis kurikulum 2013 yang belum juga sampai ke
sekolah hingga saat penulis melakukan penelitian.
c. Guru masih kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik.
d. Guru masih bingung dalam melakukan penilaian autentik yang
meliputi penilaian pada aspek sikap (KI 1 dan KI 2), aspek
pengetahuan (KI 3) dan aspek keterampilan (KI 4).
e. Buku laporan/rapor peserta didik yang belum disediakan pemerintah
membuat guru menyusun sendiri laporan/raport peserta didik tersebut
dengan mengikuti petunjuk pelaksanaan yang diberikan pemerintah
saat mereka mengikuti pelatihan.
145
4. Adapun faktor pendukung dalam penerapan kurikulum 2013 di SDN
Cilangkap 2 ini adalah :
a. Adanya pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh pemerintah yang
masih terus diikuti oleh guru-guru di SDN Cilangkap 2.
b. Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah yang terus memotivasi guru-
guru yang mengalami kesulitan dalam penerapan kurikulum 2013 ini.
c. Forum-forum diskusi mengenai penerapan kurikulum 2013 di kelas
masing-masing yang terus diadakan oleh kepala sekolah dan dewan
guru baik secara formal (rapat) atau secara non formal (diskusi saat
jam istirahat).
d. Sarana dan prasarana yang disiapkan pemerintah yang disalurkan
dengan cukup baik ke SDN Cilangkap 2 meskipun masih ada sedikit
hambatan.
e. Dukungan dari orang tua/ wali peserta didik/i SDN Cilangkap 2.
B. Saran
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan prinsip
Kurikulum 2013, khususnya pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
SDN Cilangkap 2, maka peneliti menyarankan sebagai berikut :
1. Guru hendaknya selalu meningkatkan pemahaman mengenai Kurikulum
2013 dengan mengikuti seminar, workshop, atau mempelajari buku-buku
tentang Kurikulum 2013. Selain itu guru hendaknya menerapkan
Kurikulum 2013 secara profesional sehingga proses pembelajaran akan
semakin berkualitas.
2. Pertemuan rutin yang dilakukan kelompok kerja guru (KKG) pada gugus
masing-masing sekolah sebaiknya digunakan sebagai wadah untuk berbagi
pengalaman dalam penerapan kurikulum 2013 di sekolah masing-masing
146
khususnya dalam masalah penilaian autentik yang masih banyak terdapat
kekurangan.
3. Guru harus memiliki sifat kreatif. Jika format penilaian KI 1 dan KI 2
tidak disediakan oleh sekolah, guru bisa membuat sendiri format tersebut
dengan mengacu pada format yang telah diberikan pada saat pelatihan
kurikulum 2013 atau melihat kepada format yang digunakan di sekolah
lain yang diberikan ketika rapat KKG.
147
DAFTAR PUSTAKA
Alim, Muhammad. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011.
Aly, Hery Noer. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.
Daradjad, Zakiyah. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara,
1996.
Hamalik, Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2007.
Hidayat, Sholeh. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2013.
Husamah dkk. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi. Jakarta:
Prestasi Pustakaraya, 2013.
Lampung Post, Mindset dan Kebiasaan Guru Mengajar Kendala Penerapan
Kurikulum 2013, (diakses pada 18 Januari 2014, http://lampost.co).
Majid, Abdul dkk. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: PT
Remaja Roosdakarya, 2006.
Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001.
Mulyasa, E. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.
Muzamiroh, Mida Latifatul. Kupas Tuntas Kurikulum 2013. Jakarta: Mata Pena,
2013.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 Tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 1994.
148
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54
Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 64
Tahun 2013 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah.
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
Dan Menengah.
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Sanjaya, Wina. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Kencana, 2006.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana,
2009.
Suara Pembaruan, Penerapan Kurikulum 2013 Masih Alami Kendala, diterbitkan
pada hari Selasa, 24 September 2013 | 13:31 WIB di
http://suarapembaruan.com. Diakses pada tanggal 18 Januari 2014.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta, 2011.
Sukmadinata. Nana Syaodih. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2006.
Suprijono, Agus. Cooperative Learning. Yogyakarta, Pustaka Belajar, 2009.
Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar
Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka, 1995.
149
Timi Trieska Dara, Ada Sejumlah Masalah Krusial dalam Implementasi
Kurikulum 2013, diterbitkan pada hari Kamis, 11 Juli 2013 | 15:13 WIB di
http://www.metrotvnews.com . diakses pada 18 Januari 2014.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana,
2010.
UUD 1945. Undang-Undang Republik Indonesia dan Perubahannya. Penabur
Ilmu, 2004.