KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan
karuniaNya lah, Makalah ini dapat tersusun dan terselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini di tulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi
Pembelajaran.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Desen Pengampu Mata
Kuliah Metodologi Pembelajaran atas bimbingannya sehinga makalah ini dapat
terselesaikan meskipun jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran sangat penyusun
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Bandar Lampung, 24 Oktober 2014
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................. i
Kata pengantar............................................................................................. ii
Daftar Isi...................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................. 2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Problem Based Introduction............................... 3
2.2 Tahapan Langkah-Langkah dalam Pembelajaran Problem Based
Introduction.......................................................................... 7
2.3 Pengertian Tari Bedana........................................................ 10
2.4 Penerapan Pembelajaran Tari Bedana Menggunakan Metode
Pembelajaran Problem Based Introduction.......................... 11
2.5 Sistem Penilaian Pada Pembelajaran Tari Bedana Pada Metode
Problem Based Introduction........................................................... 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................... 18
B. Saran..................................................................................... 18
Daftar Pustaka.............................................................................................. 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat
mendasar bagi pembangunan bangsa suatu Negara. Dalam
penyelenggaraannya, pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai
pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya
interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks ini,
guru dituntut untuk membentuk suatu perencanaan kegiatan pembelajaran
sistematis yang berpedoman pada kurikulum yang saat itu digunakan.
Pada pelaksanaannya dilapangan, proses pembelajaran yang ada
masih banyak menerapkan metode konvensional dengan menggunakan
ceramah dalam menyampaikan materi. Sehingga dengan metode ini siswa
hanya akan mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru. Dapat
dikatakan siswa menjadi individu yang pasif. Sementara itu, kurikulum
yang ada saat ini (Kurikulum 2013) menuntut siswa yang berperan aktif
dalam proses pembelajaran. Kurikulum 2013 merupakan kegiatan belajar
berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator dalam proses
pembelajaran.
Oleh karena itu, guru perlu mengetahui serta memahami suatu
model pembelajaran lain yang sesuai dan dapat digunakan pada kurikulum
yang diterapkan saat ini (Kurikulum 2013). Salah satu model pembelajaran
tersebut adalah model pembelajaran Problem Based Introduction. Pada
model pembelajaran Problem Based Introduction guru berperan sebagai
penyaji materi, mengadakan proses interaksi aktif antar siswa, membantu
dan memberikan fasilitas dalam pembelajaran agar siswa mampu
mengembangkan kemampuannya untuk berpikir kritis sehingga nantinya
siswa mampu menyesuaikan diri dengan pengetahuan dan pengalaman
1
baru. Selain itu, guru juga memberikan dorongan dan dukungan yang
dapat meningkatkan pertumbuhan intelektual siswa. Model pembelajaran
tersebut tepat diterapkan dalam proses pembelajaran tari bedana karena
akan menciptakan suasana belajar yang mengutamakan pembelajaran
berbasis pengetahuan dan pengalaman siswa.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari model pembelajaran Problem Based Introduction?
2. Bagaimana tahapan langkah-langkah dalam pembelajaran problem
based introduction?
3. Apakah pengertian dari Tari Bedana ?
4. Bagaimana penerapan pembelajaran tari bedana menggunakan metode
pembelajaran problem based introduction ?
5. Bagaimana sistem penilaian pembelajaran tari bedana menggunakan
metode pembelajaran problem based introduction ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari model pembelajaran problem based
introduction.
2. Mengetahui tahapan-tahapan dalam pembelajaran problem based
introduction.
3. Mengetahui cara dalam menerapkan pembelajaran tari bedana
menggunakan metode pembelajaran problem based introduction.
4. Mengetahui Sistem penilaian pada pembelajaran tari bedana
menggunakan metode pembelajaran problem based introduction.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Problem Based Introduction
Problem Based Instruction (PBI) adalah suatu model pengajaran
dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik. Masalah
autentik dapat diartikan sebagai suatu masalah yang sering ditemukan
siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dengan metode Problem Based
Instruction (PBI) siswa dapat dilatih menyusun sendiri pengetahuannya,
mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, mandiri serta
meningkatkan kepercyaan diri. Selain itu dengan pemberian masalah
autentik, siswa dapat membentuk makna dari bahan pembelajaran melalui
proses belajar dan menyimpannya dalam ingatan sehingga sewaktu-waktu
dapat digunakan lagi (Nurhadi , 2004).
Problem Based Instruction (PBI) dikenal dengan nama lain seperti
pembelajaran proyek (Project-based teaching), pendidikan berdasarkan
pengalaman (Experience-based education), pembelajaran autentik
(Authentic Learning), dan pembelajaran berakar pada kehidupan nyata
(Anchored Instruction).
Dalam Problem Based Instruction (PBI) guru berperan sebagai
penyaji, mengadakan dialog, membantu dan memberikan fasilitas
penyelidikan. Selain itu, guru juga memberikan dorongan dan dukungan
yang dapat meningkatkan pertumbuhan intelektual siswa (Ibrahim, 2001).
Hal yang perlu mendapat perhatian dalam Problem Based Instruction
(PBI) adalah pemberian masalah kepada siswa yang berfungsi sebagai
motivasi untuk melakukan proses penyelidikan. Disini guru mengajukan
masalah, membimbing dan memberikan petunjuk dalam pemecahan
masalah.
Problem Based Instruction (PBI) pertama kali diperkenalkan pada
tahun 1966, oleh Faculty of Health of Mc Master University di Kanada
3
(Trianto,2007), perkembangan Problem Based Instruction (PBI) di
pengaruhi oleh tiga fikiran utama yaitu:
1. John Dewey dan kelas Demokrasi
John Dewey dalam Ibrahim & Nur (2000 : 15) mengemukakan
pandangan pentingnya demokrasi dan pendidikan, siswa dalam
pandngan Dewey hendaknya diberi kebebasan untuk menganalisis
masalah intelektual dan sosial yang ada dalam masyarakat, kemudian
memecahkan permaslahan di sekolah. Pandangan Dewey merupakan
pandangan filosofis perkembangan Problem Based Instruction (PBI).
2. Piaget, Vygotsky, dan kontruktivisme
Jean Piaget dalam Ibrahim & Nur (2000 : 17) mengemukakan
pandangan mengenai kontruktivis-kognitif, menurut Piaget siswa
dalam segala usia aktif dalam memperoleh informasi dan
pembangunan pengetahuan sendiri. Pengetahuan akan bertambah dan
berubah (termodifikasi) jika melalui pengalaman baru.
Menurut Piaget dalam Ibrahim & Nur (2000 : 17) pedagogi yang baik
harus melibatkan pemberian anak dengan situasi-situasi dimana anak
itu mandiri melakukan eksperimen, dalam arti yang paling luas dari
itu, dan mencoba sesuatu untuk melihat apa yang terjadi,
memanipulasi tanda-tanda, memanipulasi simbol, mengajukan
pertanyaan dan menemukan sendiri jawabannya, mencocokkan apa
yang ditemukan dengan tean yang lain, dan membandingkan temuan
dengan teman yang lain.Vygotsty dalam pembelajaran mempunyai
pemikiran yang sama dengan Piaget tetapi lebih menekankan pada
interaksi sosial, menurut Vygotsty interaki sosial dengan guru maupun
teman sejawat penting dalam memacu terbentuknya ide baru maupun
memperkaya perkembangan intelektual siswa.
3. Bruner dalam Penemuanya mengemukakan Teori pembelajaran, teori
ini menyatakan bahwa pembelajaran yang sebenarnya terjadi melalui
4
penemuan pribadi. Teori pembelajaran Bruner menemukan pada penalaran
induktif dan inkuiri yang merupakan ciri pendekatan ilmiah. Tidak seperti
pada pembelajaran langsung dimana siswa diberikan ide-ide tetapi dengan
memberikan pembelajaran berdasarkan masalah atau penemuan dengan
guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk menemukan teori
mereka sendiri.
Tiga Prinsip Dalam Problem Based Instruction (Pbi).
1. Dalam ruangan guru merumuskan tujuan pembelajaran
berdasarkan masalah, dimana pembelajaran dapat dilakukan di luar
atau di dalam kelas, hal ini dilakukan untuk meningkatkan interaksi
dengan teman lainnya dan mengacu terbentuknya ide baru dalam
perkembangan intelektual siswa.
2. Menyajikan pemecahan masalah dengan menggunakan latihan
3. Peraga (model) pembelajaran berdasarkan masalah yang
mendukung dalam proses pembelajaran diantaranya tabel, laporan,
poster, yang membantu mereka untuk belajar memecahkan
masalah.
Teori Belajar Yang Melandasi Model Pembelajaran Problem Based
Introduction
Dalam perkembangannya, pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dilandasi oleh teori belajar konstruktivisme, teori perkembangan
kogni tif, dan teori belajar penemuan Jerome Burner.
a. Teori Belajar Konstruktivisme
Teori konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan
sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek
informasi baru dengan aturan-aturan lama, dan merevisinya apabila
aturan-aturan itu tidak sesuai. Agar siswa benar-benar memahami dan
5
dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus memecahkan masalah,
menemukan ide-idenya sendiri. Menurut teori konstruktivisme ini, satu
prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa
guru tidak hanya sekadar memberikan pengetahuan kepada siswa.
Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya.
Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini dengan memberi
kesempatan siswa menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri
dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan
strategi mereka sendiri untuk belajar.
b. Teori Perkembangan Kognitif
Teori belajar kognitif pertama kali dikenalkan oleh Piaget.
Menurutnya, perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh
manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Piaget yakin
bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan
penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu, Nur
(Trianto, 2007) berpendapat bahwa interaksi sosial dengan teman
sebaya, khususnya beragumentasi dan berdiskusi membantu
memperjelas pemikiran yang akhirnya memuat pemikiran itu menjadi
lebih logis. Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat mulai dari
bayi yang baru lahir sampai menginjak usia dewasa mengalami empat
tingkat perkembangan kognitif.
Empat tingkat perkembangan kognitif tersebut diantaranya (Dahar,
1989) :
1) Sensori-motor (mulai lahir-2 tahun)
2) Pra-operasional (2-7 tahun)
3) Operasional konkret (7-11 tahun)
4) Operasional formal (11 tahun- dewasa)
Teori Perkembangan Piaget, memandang perkembangan
kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif membangun
6
sistem makna dan memahami realitas melalui pengalaman-pengalaman
dan interaksi-interaksi mereka.
c. Teori Penemuan Jerome Bruner
Teori belajar yang paling melandasi pembelajaran PBL adalah teori
belajar penemuan (discovery learning) yang dikembangkan oleh
Jerome Bruner pada tahun 1966. Bruner menganggap, bahwa belajar
penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh
manusia, dan dengan sendirinya memberi hasil yang paling baik.
Berusaha sendiri mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang
menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.
Bruner menyarankan agar siswa-siswa hendaknya belajar melaui
partisipasi secara aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, agar
mereka dianjurkan untuk memperoleh pengalaman, dan melakukan
eksperimeneksperimen yang mengizinkan mereka untuk menemukan
prisip-prinsip itu sendiri.
2.2 Tahapan Langkah-Langkah dalam Pembelajaran Problem
Based Introduction
Pelaksanaan model Problem Based Learning (PBL) terdiri dari 5 tahap proses,
yaitu :
1. Tahap pertama, adalah proses orientasi peserta didik pada masalah. Pada tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah, dan mengajukan masalah.
2. Tahap kedua, mengorganisasi peserta didik. Pada tahap ini guru membagi peserta didik kedalam kelompok, membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah.
7
3. Tahap ketiga, membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Pada tahap ini guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
4. Tahap keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil. Pada tahap ini guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan laporan, dokumentasi, atau model, dan membantu mereka berbagi tugas dengan sesama temannya.
5. Tahap kelima, menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah. Pada tahap ini guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses dan hasil penyelidikan yang mereka lakukan.
Kelima tahap yang dilakukan dalam pelaksanaan model PBL ini
selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini!
Tahapan
Pembelajaran
Kegiatan Guru
Tahap 1
Orientasi peserta didik
pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang diperlukan,
mengajukan fenomena atau demonstrasi atau
cerita untuk memunculkan masalah,
memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas
pemecahan masalah.
Tahap 2
Mengorganisasi
peserta didik
Guru membagi siswa ke dalam kelompok,
membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah.
Tahap 3 Guru mendorong peserta didik untuk
8
Membimbing
penyelidikan individu
maupun kelompok
mengumpulkan informasi yang dibutuhkan,
melaksanakan eksperimen dan penyelidikan
untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah.
Tahap 4
Mengembangkan dan
menyajikan hasil
Guru membantu siswa dalam merencanakan
dan menyiapkan laporan, dokumentasi, atau
model, dan membantu mereka berbagi tugas
dengan sesama temannya.
Tahap 5
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
dan hasil pemecahan
masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap proses dan hasil
penyelidikan yang mereka lakukan.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Based
Introduction :
a. Kelebihan
Sebagai suatu model pembelajaran, Problem Based Learning (PBL)
memiliki beberapa kelebihan, diantaranya :
1. Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
2. Meningkatakan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.
3. Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk
memahami masalah dunia nyata.
4. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
Disamping itu, PBM dapat mendorong siswa untuk melakukan
evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.
9
5. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru.
6. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
7. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar
sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
8. Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang
dipelajari guna memecahkan masalah dunia nyata.
b. Kelemahan
Disamping kebihan di atas, PBL juga memiliki kelemahan, diantaranya:
1. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,
maka mereka akan merasa enggan untuk mencobanya.
2. Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman
mengenai materi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah
mengapa mereka harus berusaha untuk memecahkan masalah yang
sedang dipelajari, maka mereka akan belajar apa yang mereka ingin
pelajari.
2.3 Pengertian Tari Bedana
Tari Bedana adalah salah satu kesenian tradisional masysrakat
Lampung. Tari ini dibawa oleh orang Arab pada sekitar tahun 1930 yang
kemudian diajarkan kepada tiga orang anaknya bernama Ma’ruf, Amang,
dan Abdullah. Mereka lalu menyebarkan tarian ini ke seluruh pelosok
daerah Lampung. Tari Bedana adalah tari tradisional yang telah berakar
serta dirasakan sebagai suatu symbol tradisi yang sangat luas tentang
pandangan hidup serta alam lingkungan yang ramah dan terbuka.
10
Tari Bedana adalah sebuah kesenian rakyat yang akrab dan
merupakan salah satu nilai budaya untuk mengintrospeksikan suatu
pergaulan, kasih sayang, dan persaudaraan,yang tulus dan ikhlas sebagai
ciri dari sebuah ketradisionalan yang tak akan lepas. Tari ini ditampilkan
secara berpasangan, sebaiknya putra dan putri. Satu keunikan bernilai plus
dari tari berpasangan ini adalah bahwa ragam gerak tari bedana tidak
memperkenankan penari bersentuhan dengan pasangannya. Hal itu
merupakan refleksi sebuah pergaulan masyarakat dan muda-mudi yang
harus penuh kehati-hatian dan saling menjaga kehormatan diri untuk tidak
bersentuhan dengan orang yang bukan mahramnya. Filosofi tersebut
tidaklah mustahil ada, sebab tari Bedana ini memang dibawa oleh orang
Arab yang memiliki budaya demikian.
Tari Bedana ini adalah tari yang relative mudah ragam geraknya
untuk dikuasai sehingga jenis tari tradisional ini sangat familiar di
kalangan masyarakat Lampung. Dewasa ini, Tari Bedana sudah
dikreasikan seperti Tari Bedana Ganta, Tari Bedana Marawis, dan Tari
Bedana Lunik.
2.4 Penerapan Pembelajaran Tari Bedana Menggunakan Metode
Pembelajaran Problem Based Introduction
Sesuai dengan pengertiannya, model pembelajaran problem based
instroduction (Model Pembelajaran Berbasis Masalah) yaitu pembelajaran
yang menggunakan pendekatan pembelajaran pada masalah kehidupan
siswa dikehidupan nyata. Pada pembelajaran tari bedana menggunakan
metode ini menuntut siswa untuk dapat berlatih menyusun sendiri
pengetahuannya mengenai tari bedana, mengembangkan keterampilannya
dalam menarikan tari bedana, memberikan kepekaan kepada siswa
mengenai musik iringan tari Bedana sehingga siswa menjadi peka terhadap
musik pengiring tari bedana, dapat memecahkan masalah yang berkaitan
dengan tari bedana, Sehingga diharapkan siswa mampu melakukan gerak
11
Tari Bedana dengan benar dan sesuai dengan intonasi Musik dimuka
umum .
Problem based instroduction dikembangkan untuk membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan mengasah
keterampilan intelektual dalam menari, belajar berbagai peran dalam tari
bedana melalui pengalaman belajar dalam kehidupan nyata seperti
mendengar dan melihat langsung pementasan tari bedana sehingga siswa
dapat terangsang dan menjadi terbiasa dalam melakukan gerak tari bedana.
Tahapan pertama dalam pembelajaran tari bedana menggunakan
metode problem based instroduction guru memperkenalkan Tari Bedana
kepada siswa melalui Vidio Tari Bedana Kreasi kemudian guru
memberikan penjelasan mengenai tari bedana, gerakan serta musik iringan
dalam tari bedana, menjelaskan langkah-langkah dalam menarikan gerak
tari bedana. Guru memberikan rangsangan dan motivasi kepada siswa
untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa aktif
bertanya materi yang kurang jelas. Guru harus menciptakan suasana
diskusi antar siswa sebelum merujuk kepada pelatihan materi secara
praktik.
Tahapan pembelajaran selanjutnya guru memberikan materi
pembelajaran secara praktik yang mengacu pada gerak-gerak dasar tari
bedana. Pada tahap ini guru membagi peserta didik kedalam kelompok-
kelompok sehingga proses pembelajaran lebih kondusif dan terorganisir.
Hal demikian dapat membantu peserta didik belajar dengan cara bertukar
pengalaman antara satu siswa dengan siswa lainnya. Guru menggunakan
alat peraga dalam proses pembelajaran yaitu melalui vidio & musik tari
bedana yang dipertontonkan kepada siswa. Siswa diberikan stimulus agar
dapat mengikuti gerakan kemudian mengkreasikannya sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya.
Selanjutnya guru memberikan tugas kepada siswa untuk
mengembangkan tarian yang sudah diajarkan, mengkreasikannya
12
kemudian menyajikan hasilnya. Guru memberikan bimbingan kepada
siswa pada proses ini dengan memberi kesempatan siswa menemukan atau
menerapkan ide-ide mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan
secara tidak sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar tari
bedana.
Tahapan yang terakhir guru menganalisis dan mengevaluasi hasil
proses pembelajaran tari bedana yang dipentaskan oleh siswa. Guru
membantu peserta didik untuk melakukan refleksi per-gerakan dalam tari
bedana serta mengevaluasi proses pembelajaran tari bedana antara satu
kelompok dengan kelompok lainnya.
2.5 Sistem Penilaian Pada Pembelajaran Tari Bedana Pada Metode Problem Based Introduction
1. Sistem Penilaian
Penilaian terhadap kecakapan siswa dapat diukur dari
penguasaan materi pembelajaran yang diberikan oleh guru melalui
tayangan vidio, pencontohan ragam gerak tari bedana, serta
kemampuan siswa ketika proses pengujian yang diberikan oleh
guru.
Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada
penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam praktik
gerak tari bedana, kemampuan bekerjasama dalam kelompok
(kekompakan kelompok), serta kehadiran dalam proses
pembelajaran. Bobot penilaian untuk aspek-aspek tersebut
ditentukan oleh guru. Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga
aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap
(attitude). Penilaian terhadap penguasaan materi tari bedana
mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan
melihat dari ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester
13
(UTS), kuis, PR, dokumen (pengetahuan autentik mengenai tari
bedana), dan laporan.
Penilaian Peer-assessment; Merupakan penilaian yang
mana siswa perkelompok diberikan waktu untuk berdiskusi
memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian
tugas-tugas yang diberikan mengenai tari bedana, baik penilaian
terhadap individunya maupun oleh teman dalam kelompoknya.
Self-assessment adalah Penilaian yang dilakukan oleh pembelajar
itu sendiri terhadap usahanya dan hasil pekerjaannya dengan
merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) dalam belajar.
Sistem penilaian yang kedua dilakukan dengan authentic
assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio gerak yang
merupakan kumpulan sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik
yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu
tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian
dalam pendekatan PBI dilakukan dengan cara evaluasi diri
(selfassessment) dan peer-assessment.
2. Lembar Observasi Berdasarkan Metode PBI
Petunjuk:
a. Pengamat mengambil tempat strategis di dalam kelas
sehingga dapat mengamati pengelolaan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dengan baik tanpa mengganggu proses
belajar-mengajar yang sedang berlangsung.
b. Pengamat memberikan skor pada setiap item pengelolaan
yang tersedia pada tabel pengamatan.
c. Bila pengamat menemukan hal-hal penting lain terkait
pengelolaan pembelajaran dengan model pembelajaran
berdasarkan masalah ini, tetapi tidak terakomodasi pada
14
tabel, dapat menuliskannya pada tempat yang tersedia di
bawah tabel.
Contoh tabel observasi berdasarkan metode pbi :
No Fase Tingkah Laku
Guru
Tidak
Dilaksan
a
kan
Dilaksana
kan
Skor
1. Orientasi
siswa
kepada
masalah
Guru menjelaskan
tujuan
pembelajaran
Guru menjelaskan
logistik/alat/bahan
yang dibutuhkan.
Guru memotivasi
siswa agar terlibat
nanti dalam
kegiatan
pemecahan
masalah yang
dipilih.
2. Mengorgan
isasikan
siswa
untuk
belajar
Guru membantu
siswa
mendefinisikan
tugas belajar yang
berhubungan
dengan masalah.
. . Guru membantu
siswa
mengorganisasikan
tugas belajar
15
yang berhubungan
dengan masalah
3. Membimbi
ng
penyelidik
an individu
maupun
kelompok
Guru mendorong
siswa untuk
mengumpulkan
informasi
yang relevan
Guru membimbing
siswa
melaksanakan
eksperimen untuk
mendapatkan
pemecahan/
penjelasan atas
masalah
4. Mengemba
ngkan dan
menyajika
n hasil
karya
Guru membantu
siswa dalam
merencanakan dan
menyiapkan
hasil karya seperti
laporan,
poster, video, atau
model
Guru membantu
siswa
berbagi tugas
.
5. Menganali
sis dan
mengevalu
asi proses
pemecahan
Guru membantu
siswa untuk
melakukan refleksi
terhadap
penyelidikan
. . .
16
masalah mereka
. . Guru membantu
siswa
melakukan refleksi
proses-
proses yang telah
mereka lakukan
dalam
memecahkan
masalah.
Catatan Lain tentang pengelolaan pembelajaran:
........................................................................................................................
........................................................................................................................
.......................................................................................................................
Skor 1 = sangat kurang
Skor 2 = kurang
Skor 3 = cukup
Skor 4 = baik
Skor 5 = sangat baik
17
BAB IIIPENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem
Based Instruction) adalah model pembelajaran yang berlandaskan paham
konstruktivistik yang mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar
dan pemecahan masalah otentik. Model pembelajaran ini mengangkat satu
masalah aktual sebagai satu pembelajaran yang menantang dan menarik,
maka dengan ini dalam proses belajar mengajar, siswa dapat dipastikan
terlihat sangat antusias, dengan demikian materi yang disampaikan dapat
diserap dengan baik. Pemberian pengalaman belajar dapat dirasakan
melalui “mengalami” bukan sekedar “menghafal” sehingga dapat
meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep – konsep serta hubungan
antar konsep dalam pembelajaran tari bedana. Siswa mampu
menggunakan bermacam-macam keterampilan dan prosedur pemecahan
masalah dan berpikir kritis. Dengan demikian tujuan penerapan pada
pembelajaran tari bedana bisa dicapai dengan baik.
3.2 Saran
Metode pembelajaran problem based introduction sangat baik jika
diterapkan kepada siswa dalam proses pembelajaran karena, materi yang
disampaikan dapat diserap dengan baik sehingga dapat meningkatkan
pemahaman siswa tentang konsep – konsep serta hubungan antar konsep
dalam pembelajaran tari bedana.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://buanatiwi.wordpress.com/2013/04/09/model-pembelajaran-problem-based-learning/ [Diakses pada 20-10-2014]
http://www.dragung.com/2013/02/metode-pembelajaran-modern-problem.html [Diakses pada 20-10-2014]
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2012/12/contoh-lembar-observasi-pengelolaan.html [Diakses pada 20-10-2014]
http://www.ras-eko.com/2011/05/model-pembelajaran-problem-based.html [Diakses pada 20-10-2014]
http://www.academia.edu/1208235/PENERAPAN_MODEL_PEMBELAJARAN_BERBASIS_MASALAH_PROBLEM_BASED_LEARNING_DALAM_MENINGKATKAN_KEMAMPUAN_BERPIKIR_KRITIS_ [Diakses pada 20-10-2014]
http://www.slideshare.net/DIKPORABANJARMANGU/pembelajaran-problem-based-learning [Diakses pada 20-10-2014]
19