-
PENGARUH FINANCING TO DEPOSITE RATIO (FDR), BIAYA OPERASIONAL DENGAN
PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO) TERHADAP TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH
DENGAN RETURN ON ASSET (ROA) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(STUDI KASUS BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2010-2019)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh:
VIVIANI AMALIA
63010160177
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
i
-
PERSETUJUAN PEMBIMBING
i
-
ii
-
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
iii
-
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
iv
-
MOTO DAN PERSEMBAHAN
-MOTTO-
“Ubah fikiranmu dank au dapat mengubah duniamu”
-PERSEMBAHAN-
Terimakasih juga ku persembahkan kepada Orang Tua, saudaraku, teman
spesialku yang menemaani dari masuk kuliah, Dosen-dosen ku, terutama
Pembimbingku, para sahabatku yang senantiasa menjadi penyemangat dan
menemani disetiap hariku dan Almamater IAIN Salatiga terima kasih atas
pengetahuan ini yang Allah berikan kepadaku lantaran IAIN Salatiga. Semoga apa
yang aku dapat, dapat bermanfaat dan barokah.
Amiinn
v
-
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil’alamin, segala puji penulis panjatkan kepada Allah
SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang seta junjungan nabi agung
Muhammad SAW, yang senantiasa kita nantikan syafaatnya di yaumul kiyamah.
Rasa syukur tidak lupa penulis panjatkan atas selesainya laporan penelitian ilmiah
berupa skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Financing To Deposite Ratio (FDR),
Biaya Operasional Dengan Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Tingkat
Bagi Hasil Deposito Mudharabah dengan Return On Asset (ROA) sebagai
Variabel Intervening”. Penulis berharap dengan selesainya skripsi ini dapat
bermanfaat bagi seluruh kalangan masyarakat yang membutuhkan.
Dalam penelitian ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan
serta kekurangan yang penulis lakukan, mulai dari penulisan referensi sampai
dengan lamanya waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak
yang membantu dalam proses penyelesaian penelitian ini. Ucapan terimakasih
penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof.Dr. Zakiyyudin Baidhawy, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama
Islam Negeri Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, SE,. M.SI selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis
Islam IAIN Salatiga
vi
-
3. Bapak Ari Setiawan, M.M, selaku Ketua Progdi S1 Perbankan Syariah
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
4. Bapak Dr. Faqih Nabhan , M.M selaku pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu, memberikan dorongan, bimbingan dan mengarahkan
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen Program Studi S1-Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan wawasan kepada
penulis selama perkuliahan.
6. Seluruh karyawan dan staff akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Salatiga atas pelayanannya.
7. Kedua orang tuaku Bapak Yunus Subandono dan Ibu Puji Rahayu yang telah
memberikan do’a kasih saying dan dukungannya, Serta teman special saya
Akhir Riyanto yang setia menemani saya dari masuk kuliah sampai detik ini.
8. Sahabat-sahabat terkasih disaat suka maupun duka, Febri, Ulfah, Cica. Fitri,
Maryani. Terima kasih selalu menyemangati, memberikan motivasi, dan atas
segala tawa, duka, keluh dan kesah yang telah kita lalui bersama. Semoga
kebahagiaan memihak kepada kita semua.
9. Sahabat-sahabatku teman kerja, Tiwik, Findi, Dyah terima kasih telah menjadi
teman, saudara, keluarga yang telah memberikan semangat dan dukungan
selama ini.
10. Keluarga besar PS-S1 angkatan 2016 yang telah member warna tersendiri
dalam hidupku. Terima kasih.. Teruskan perjuangan kita.
vii
-
11. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah membalas semua amal baik mereka dengan imbalan yang
lebih baik dari yang mereka berikan kepada penulis, dan senantiasa diberikan
kesehatan, keselamatan, dan dilindungi Allah dengan cipta-Nya. Penulis
menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna tapi penulis akan
berusaha untuk membuatnya menjadi mendekati sempurna. Saran dan kritik yang
diberikan sangat berharga dalam penelitian ini. Oleh karena itu, dengan senggang
hati penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi
ini bermanfaat bagi peneliti dan bagi pembaca pada umumnya.
Salatiga, 7 September 2020
Penulis
Viviani Amalia
NIM. 63010160177
viii
-
ABSTRAK
Amalia, Viviani 2020. Pengaruh Financing To Deposite Ratio (FDR), Biaya Operasinal Dengan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah dengan Return On Asset (ROA) sebagai Variabel Intervening.Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Strata Satu Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Dosen Pembimbing: Dr. Faqih Nabhan, M.M
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Financing To Deposite Ratio (FDR), Biaya Operasional Dengan Pendapatan Operasional (BOPO), terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah dengan Return On Asset (ROA) sebagai Variabel Independen. Periode 2010-2019. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif data sekunder berbentuk data panel dengan teknik purposive sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 10 Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada periode 2010-2019. Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengakses laporan tahunan yang dipublikasikan oleh masing-masing BUS pada websitenya. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan alat analisis Eviews9. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji deskriptif, uji stasioner, uji regresi, uji asumsi klasik, uji analisis path. Hasil penelitian ini menunjukkkan variabel Financing To Deposite Ratio (FDR) tidak berpengaruh terhadap Tingkat Bagi hasil Deposito Mudharabah. Variabel Biaya Operasional Dengan Pendapatan Operasional (BOPO) tidak berpengaruh terhadap Tingkat Bagi hasil Deposito Mudharabah. Setelah melakukan analisis jalur, variabel ROA memediasi pengaruh Financing To Deposite Ratio (FDR) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah. Dan Variabel ROA tidak dapat memediasi pengaruh Biaya Operasional Dengan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah.
Kata Kunci : Financing To Deposite Ratio (FDR), Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO), Return On Asset (ROA)
ix
-
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................ i PENGESAHAN KELULUSAN ............................ Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. iii PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ..................................................................... iv MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................ v KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi ABSTRAK ............................................................................................................. ix DAFTAR ISI ........................................................................................................... x DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 9 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10 D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 11 E. Sistematika Penulisan ................................................................................ 12
BAB II ................................................................................................................... 13 LANDASAN TEORI ............................................................................................ 14
A. Telaah Pustaka ........................................................................................... 14 B. Kerangka Teori........................................................................................... 21
1. Financing to Deposite Ratio (FDR) ....................................................... 21 2. Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) ................ 23 3. Return On Asset (ROA) .......................................................................... 24 4. Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah ............................................. 26
C. Kerangka Penelitian ................................................................................... 26 D. Hipotesis ..................................................................................................... 27
BAB III ................................................................................................................. 39 METODE PENELITIAN ...................................................................................... 39
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 39 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 39
x
-
C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 39 D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 41 E. Definisi Konsep dan Operasinal ................................................................ 42 F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 44
1. Uji Stasioneritas ..................................................................................... 44 2. Analisis Regresi Data Panel ................................................................... 45 3. Uji Regresi Berganda ............................................................................. 47 4. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 49 5. Uji Path Analysis .................................................................................... 52
G. Alat Analisis ............................................................................................... 52 BAB IV ................................................................................................................. 54 ANALISIS DATA ................................................................................................ 54
A. Deskriptif Objek Penelitian ........................................................................ 54 B. Analisis Data .............................................................................................. 55
1. Uji Stasioneritas ..................................................................................... 55 2. Uji Regresi .............................................................................................. 56 3. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 61 4. Uji Path Analysis .................................................................................... 70
C. Pembahasan Hipotesis ................................................................................ 74 BAB V ................................................................................................................... 80 PENUTUP ............................................................................................................. 80
A. Kesimpulan ................................................................................................ 80 B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 81 C. Saran ........................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 82 LAMPIRAN .......................................................................................................... 86
xi
-
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Temuan Research Gap ........................................................................ 7 Tabel 2. 1 Penelitian Sebelumnya ...................................................................... 18 Tabel 2. 2 Bank Umum Syariah yang terdaftar di OJK ................................. 41 Tabel 4. 2 Deskriptif Variabel Penelitian .......................................................... 54 Tabel 4. 3 Hasil Uji Stasioneritas Level ............................................................ 55 Tabel 4. 4 Regresi Utama.................................................................................... 56 Tabel 4. 5 Regresi Variabel Intervening ........................................................... 59 Tabel 4. 6 Hasil Uji Multikolonieritas Regresi Utama .................................... 64 Tabel 4. 7 Hasil Uji Multikolonieritas Regresi Intervening ............................ 64 Tabel 4. 8 Hasil Uji Autokorelasi Regresi Utama ............................................ 65 Tabel 4. 9 Penyembuhan Autokorelasi Regresi Utama ................................... 66 Tabel 4. 10 Hasil Uji Autokorelasi Regresi Intervening .................................... 67 Tabel 4. 11 Hasil Uji Heteroskedastisitas Regresi Utama ............................... 69 Tabel 4. 12 Hasil Uji Heteroskedastisitas Regresi Intervening ....................... 70 Tabel 4. 13 Analisis Jalur ................................................................................... 71 Tabel 4. 14 Hasil Penelitian ................................................................................ 79
xii
-
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Penelitian ................................................................................. 27 Gambar 4. 1 Uji Normalitas Regresi Utama ................................................................ 61 Gambar 4. 2 Penyembuhan Uji Normalitas Regresi Utama ....................................... 62 Gambar 4. 3 Uji Normalitas Regresi Intervening ........................................................ 62 Gambar 4. 4 Penyembuhan Uji Normalitas Regresi Intervening ............................... 63 Gambar 4. 5 Area ada tidaknya autokorelasi regresi utama ...................................... 67 Gambar 4. 6 Area ada atau tidaknya autokorelasi regresi intervening ..................... 68 Gambar 4. 7 Model Analisis Jalur Path ........................................................................ 71
xiii
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ekonomi saat ini dengan berjalannya waktu berkembang sangat pesat
dalam lembaga keuangan islam, peran perbankan sangat penting dalam
kemajuan tersebut. Bank sebagai lembaga perantara bagi masyarakat yang
mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan ke lembaga tersebut, dan bank
juga lembaga perantara kepada masyarakat yang membutuhkan dana untuk
menjalankan usahanya. Atas dasar kebutuhan bagi kesejahteraan masyarakat
terkhususkan umat islam di Indonesia, mulailah dibentuknya bank syariah.
Kemudian pada tahun 2004, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan
Fatwa No. 1 tahun 2004 tentang hukum bunga bank, praktek penggunaan
bunga tersebut hukumnya haram. Persaingan antar bank dalam meningkatkan
kualitas layanannya juga menjadi salah satu faktor untuk menarik nasabah.
Berbagai peniliti menemukan bahwa nasabah memilih bank syariah dilihat
dari keuntungan bank tersebut untuk mengetahui kesehatan bank.
Tidak seperti bank konvensional yang menawarkan deposito dengan
konsep bunga, Bank Syariah hadir dengan menawarkan deposito mudharabah
konsep bagi hasil. Bagi Hasil (profit sharing) antara bank dengan nasabah
dalam pengelolaan dananya digunakan sebagai prinsip dalam perbankan
syariah. Profit sharing menekankan bahwa simpanan yang ditabung pada
Bank Syariah nantinya akan digunakan untuk pembiayaan oleh Bank Syariah,
kemudian hasil atau keuntungan yang didapat akan dibagi menurut nisbah
1
-
2
yang disepakati bersama. Tingkat bagi hasil yang tinggi akan menarik nasabah
dalam memilih perbankan (Nelwani, 2013)
Fatwa DSN-MUI dalam Ashori (2007:100) menerangkan bahwa
deposito yang dibenarkan secara syariah adalah yang berdasarkan prinsip
mudharabah. Adapun prinsip tersebut memiliki ketetntuan sebagai berikut: (a)
nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana dan bank
bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana, (b) memiliki kapasitas
sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di
dalamnya mudharabah dengan pihak lain, (c) modal harus dinyatakan dengan
jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang, (d) pembagian keuntungan
harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan
rekening, (e) bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito
dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya, (f) bank tidak
diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan.
Financing to Deposits Ratio (FDR) merupakan rasio pembiayaan
terhadap dana pihak ketiga yang menggambarkan sejauh mana simpanan
digunakan untuk pemberian pembiayaan yang biasa digunakan untuk
mengukur tingkat likuiditas perbankan syariah dengan membandingkan
jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki. Semakin
tinggi rasio ini, maka tingkat likuiditas Bank semakin rendah, karena jumlah
dana yang digunakan untuk membiayai kredit semakin kecil, demikian pula
sebaliknya (Amelia & Murtiasih, 2017)
-
3
Financing Deposit Ratio (FDR) merupakan perbandingan antara
jumlah pembiayaan yang diberikan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang
dihimpun dari masyarakat. FDR mencerminkan likuiditas suatu bank.
Semakin tinggi FDR mengindikasikan bahwa sebuah bank lebih menekankan
keuangannya pada penyaluran hutang/pembiayaan yang lebih banyak
(Pramuka, 2010).
Menurut Mawardi (2004) faktor yang menjadi sumber pendapatan
adalah aset produktif dalam bentuk pembiayaan (earning assets). Semakin
banyak dana yang bisa disalurkan dalam pembiayaan berarti semakin tinggi
earning asset, artinya dana-dana yang dihimpun dari masyarakat dapat
disalurkan kepada pembiayaan yang produktif, hal ini tercermin dari tingkat
FDR (Financing to Deposit Ratio) bank. Disamping itu, bila rasio FDR
semakin tinggi dan melebihi ketentuan, maka bank akan berusaha
meningkatkan perolehan dananya dengan memberikan return bagi hasil yang
menarik investor.
Menurut (Kasmir, 2008) Kenaikan laba akan mempengaruhi tingkat
bagi hasil yang akan diberikan ke pihak deposan, karena apabila kredit
semakin besar dan pembayaran lancar dapat di simpulkan bahwa perputaran
dan yang dimiliki oleh pihak deposan dapat dikelola dengan baik oleh bank
dan itu menguntungkan pihak deposan dan pihak bank.
Penelitian yang dilakukan oleh Novianti et al. (2015) mengemukakan
bahwa FDR yang tinggi maka semakin baik intermediasi bank dalam
mengidentifikasi tingkat pembiayaan maka mempengaruhi meningkatnya
-
4
tingkat return yang dihasilkan oleh pembiayaan maka mempengaruhi
meningkatnya bagi hasil. Dalam penelitian ini disebutkan bahwa nilai regresi
sebesar 0,226 dan melebihi tingkat standar maka FDR disini mempengaruhi
tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Dari hasil pengujian parsial variabel
financing to deposits ratio terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah,
dapat diketahui bahwa nilai β4 sebesar 0,226 dengan tingkat signifikan
sebesar 0,027 berada lebih kecil pada α = 0,05, Hasil tersebut menunjukkan
bahwa FDR berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat bagi hasil
deposito mudharabah atau dengan kata lain hipotesis 4 (H4) diterima. Dengan
begitu FDR mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
Suatu bank dengan rasio FDR yang tinggi berarti bahwa dana yang
terkumpul dari pihak ketiga dapat disalurkan untuk pembiayaan sehingga akan
meningkatkan pendapatan bank. Ketika pendapatan naik laba juga akan
mengalami kenaikan. Laba yang tinggi akan meningkatkan jumlah bagi hasil
yang akan dibagikan kepada nasabah. Hal tersebut diperkuat dengan adanya
variabel FDR memiliki nilai t hitung sebesar 2,043 > t tabel 1,68488 dan nilai
signifikansi 0,048 < 0,05 yang berarti bahwa variabel FDR berpengaruh
signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah, sehingga dapat
disimpulkan bahwa hipotesis keempat (H4) yang menyatakan bahwa FDR
berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah diterima
(Fadilawati & Fitri, 2019).
Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Widarto (2019)
Menurut hasil penelitian diperoleh hasil uji t untuk variabel FDR sebesar -
-
5
2,070 dengan signifikansi 0,043 > 0,05. Angka tersebut menunjukkan bahwa
hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima artinya FDR memiliki pengaruh
signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Semakin tinggi
tingkat FDR suatu bank, maka bank tersebut akan berusaha untuk
meningkatkan perolehan dananya, salah satunya dari sisi deposito, untuk
menarik investor menginvestasikan dananya di bank syariah, maka
diberikanlah tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Kondisi perbankan
syariah sudah efisien, sehingga mampu memaksimalkan nilai pendapatan dari
dana yang dipinjamkan. Dari penelitian ini diuraikan bahwa uji t untuk
variabel FDR lebih besar dari 0.005 maka FDR mempengaruhi tingkat bagi
hasil deposito mudharabah.
Fasa & Laily (2018) dari hasil penelitiannya bahwa FDR berpengaruh
positif secara signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada
Bank Umum Syariah. Dikarenakan 0.005 < 0.10. nilai konstanta yang positif
menunjukkan pengaruh positif terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah. Jadi setiap kenaikan sebesar 1 persen FDR yang dialami Bank
Umum Syariah, maka akan berdampak pada peningkatan tingkat bagi hasil
deposito mudharabah sebesar 0.107 demikian pula sebaliknya. Setiap
kenaikan 1 persen FDR yang dialami oleh Bank Umum Syariah maka akan
mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Sedangkan nilai
signifikan FDR pada hasil regresi 0.005 dan dalam penelitian ini melebihi
angka tersebut maka FDR mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito
mudharabah.
-
6
Berbeda dengan penelitiannya Sabtantianto & Yusuf (2018) pengaruh
financing to deposits ratio (FDR) terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah menunjukan hasil berpengaruh positif dan tidak signifikan. Hal
tersebut sesuai dengan hasil koefisien regresi sebesar 0.130231 dan
probabilitas sebesar 0.5775 yang lebih besar dari tingkat signifikansi sebesar
0.05. Pada penelitian ini disebutkan bahwa nilai regresi menunjukkan kurang
dari 0.005, seharusnya nilai regresi diatas tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa FDR tidak mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
Sumber dana pembiayaan tidak hanya berasal dari deposito (yang
termasuk dalam DPK), sehingga bagi hasil yang diterima dari seluruh
pembiayaan tidak hanya disalurkan ke investor deposito, tetapi juga ke
nasabah tabungan, giro dan pemegang saham. Sehingga, walaupun jumlah
pembiayaan dan DPK tinggi, tidak berpengaruh ke tingkat bagi hasil yang
diterima depositor mudharabah (Rahmawaty & Yudina, 2015).
Dalam penelitian Indrajati & Prasetyaningrum (2015), variabel FDR
diperoleh sebesar -0,195 dengan tingkat signifikan 0,846 yang lebih besar dari
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa FDR berpengaruh negatif dan tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat deposito mudharabah.
FDR yang negatif dan tidak signifikan terhadap tingkat deposito mudharabah
adalah FDR menghitung keseluruhan dari total pembiayaan dan DPKnya
sedangkan tingkat deposito mudharabah disini adalah bagi hasil yang sudah
diberikan kepada nasabah yang dibagi dengan jumlah volume deposito
mudharabah, dimana yang hanya terkait dalam DPK yaitu jumlah deposito
-
7
mudharabah, tanpa giro dan tabungan. Bank yang masih terkendala oleh
market share mempengaruhi kurang optimalnya pengelolaan portofolio
pembiayaan yang disalurkan. Sehingga berdampak pada kurang
pencapaiannya kinerja keuangan seperti FDR, maka FDR tidak
memepengaruhi tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
Tabel 1. 1 Temuan Research Gap
GAP PENULIS TEMUAN
Research Gap:
Terdapat perbedaan hasil penelitian pengaruh FDR terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah
FDR
mempengaruhi
tingkat bagi hasil
deposito
mudharabah
Nofianti, dkk ( 2015) FDR yang tinggi maka semakin baik
intermediasi bank dalam mengidentifikasi
tingkat pembiayaan maka mempengaruhi
meningkatnya tingkat return yang dihasilkan
oleh pembiayaan maka mempengaruhi
meningkatnya bagi hasil. Dalam penelitian
ini disebutkan bahwa nilai regresi sebesar
0,226 dan melebihi tingkat standar maka
FDR disini mempengaruhi tingkat bagi hasil
deposito mudharabah.
Fadilawati dan Fitri
(2019)
Semakin tinggi rasio FDR maka semakin tinggi
pula dana yang disalurkan untuk pembiayaan
semakin besar maka oendapatan juga semakin
meningkat. Apabila pendapatan semakin
meningkat maka tingkat bagi hasil deposito
mudharabah juga meningkat. Hal ini diperkuat
dengan adanya hasil nilai koefisien sebesar 0.014
dan diatas nilai yang sudah ditentukan.
Widarto ( 2019) Kondisi perbankan syariah sudah efisien, sehingga mampu memaksimalkan nilai
pendapatan dari dana yang dipinjamkan. Dari
penelitian ini diuraikan bahwa uji t untuk variabel
FDR lebih besar dari 0.005 maka FDR
mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito
mudharabah.
-
8
Fasa & Laily (2018) Setiap kenaikan 1 persen FDR yang dialami oleh Bank Umum Syariah maka akan mempengaruhi
tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
Sedangkan nilai signifikan FDR pada hasil
regresi 0.005 dan dalam penelitian ini melebihi
angka tersebut maka FDR mempengaruhi tingkat
bagi hasil deposito mudharabah.
ROA tidak
mempengaruhi
tingkat bagi hasil
deposito
mudharabah
Sabtantianto & Yusuf
(2018)
Pada penelitian ini disebutkan bahwa nilai regresi
menunjukkan kurang dari 0.005, seharusnya nilai
regresi diatas tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa FDR tidak mempengaruhi tingkat bagi
hasil deposito mudharabah.
Rahmawaty &
Yudina (2015)
Dalam praktek diperbankan bahwa sumber dana
tidak berasal dari deposito saja sehingga bagi
hasil yang disalurkan tidak hanya pada investor
deposito saja melainkan ke nasabah tabungan,
pemegang saham dan giro untuk itu FDR tidak
mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito
mudharabah.
Indrajati &
Prasetyaningrum
(2015)
Bank yang masih terkendala oleh market share
mempengaruhi kurang optimalnya pengelolaan
portofolio pembiayaan yang disalurkan. Sehingga
berdampak pada kurang pencapaiannya kinerja
keuangan seperti FDR, maka FDR tidak
memepengaruhi tingkat bagi hasil deposito
mudharabah.
Dari beberapa penelitian terdahulu yang diuraikan diatas menunjukkan
adanya inkonsistensi hasil, dan adanya perbedaan dari penelitian diatas maka
perlu dilakukan penelitian tentang FDR terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah. Didalam penelitian ini dihararapkan dapat mempertegas dan
memperkuat teori yang ada. Pada penelitian ini ada perbedaan dengan
penelitian terdahulu, perbedaan yang pertama yaitu dengan ditambahkannya
variabel biaya operasianal dengan pendapatan operasional (bopo). Biaya
operasional dengan pendapatan operasional adalah perbandingan antara biaya
-
9
operasional dan pendapatan operasional. Kemudian perbedaan yang kedua
adalah dilihat dari periode penelitian sebelumnya, pada penelitian ini
menggunakan pelaporan keuangan tahunan tahun 2010-2019. Perbedaan yang
ketiga yaitu menggunakan variabel ROA sebagai variabel intervening.
Berdasarkan latar belakang tersebut peniliti terdorong untuk melakukan
penelitian mengenai “Analisis Pengaruh FDR, BOPO terhadap Tingkat
Bagi Hasil Deposito Mudharabah dengan ROA sebagai Variabel
Intervening pada Bank Umum Syariah (periode 2010-2019)”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap tingkat
bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah pada periode
2010-2019?
2. Bagaimana pengaruh Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional
(BOPO) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada Bank
Umum Syariah pada periode 2010-2019?
3. Bagaimana pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return
On Asset (ROA) pada periode 2010-2019?
4. Bagaimana pengaruh Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional
(BOPO) terhadap Return On Asset (ROA) pada periode 2010-2019?
5. Bagaimana pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap tingkat bagi hasil
deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah pada periode 2010-2019?
-
10
6. Bagaimana pengaruh Financing To Deposite Ratio (FDR) terhadap tingkat
bagi hasil deposito mudharabah yang dimediasi oleh Return On Asset
(ROA) pada Bank Umum Syariah pada periode 2010-2019?
7. Bagaimana pengaruh Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional
(BOPO) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah yang dimediasi
oleh Return On Asset (ROA) pada Bank Umum Syariah pada periode
2010-2019?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR)
terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Umum
Syariah pada periode 2010-2019.
2. Untuk menganalisis pengaruh pengaruh Biaya Operasional dengan
Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah pada Bank Umum Syariah pada periode 2010-2019.
3. Untuk menganalisis pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap
Return On Asset (ROA) pada periode 2010-2019.
4. Untuk menganalisis pengaruh Biaya Operasional dengan Pendapatan
Operasional (BOPO) terhadap Return On Asset (ROA) pada periode 2010-
2019.
5. Untuk menganalisis pengaruh pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap
tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah pada
periode 2010-2019.
-
11
6. Untuk menganalisis pengaruh pengaruh Financing To Deposite Ratio
(FDR) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah yang dimediasi
oleh Return On Asset (ROA) pada Bank Umum Syariah pada periode
2010-2019.
7. Untuk menganalisis pengaruh Biaya Operasional dengan Pendapatan
Operasional (BOPO) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah
yang dimediasi oleh Return On Asset (ROA) pada Bank Umum Syariah
pada periode 2010-2019.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitiann ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Umum
Syariah di Indonesia. Serta suatu proses pembelajaran dalam penerapan
teori yang didapat saat perkuliahan dengan praktik di lapangan.
2. Bagi Pembaca
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan suatu
bahan informasi mengenai pengaruh FDR, BOPO terhadap tingkat bagi
hasil deposito mudharabah dengan ROA sebagai variabel intervening pada
Bank Umum Syariah pada periode 2010-2019 yang diharapkan dapat
dijadikan sebagai bahan rujukan apabila topik penelitian sama.
-
12
3. Bagi Perusahaan Perbankan
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan koreksi
untuk terus meningkatkan kinerja keuangan perbankan syariah.
E. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini, sistematika penulisan terdiri atas lima bab yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
Di dalam bab ini berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Tujuan, Manfaat Penelitian Serta Sistematika Penulisan
Penelitian.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini mengkaji Telaah Pustaka, Kerangka
Teori,Kerangka Penelitian serta Hipotesis.
BAB II : METODE PENELITIAN
Dalam bab ini membahas Populasi san Sampel, Teknik
Pengumpulan Data, Skala Pengukuran, Definisi Konsep
dan Operasional, Instrumen Penelitian, Uji Instrumen
Penelitian serta Alat Analisis.
BAB IV : ANALISIS DATA
Pada bab ini berisi Deskripis Obyek Penelitian, Analisis
Deskriptif, Analisis Data dan Pembahasan Hasil Penelitian.
-
13
BAB V : SIMPULAN
Pada bab ini membahas kesimpulan dan saran. Penelitian
ini dilampiri dengan daftar pustaka dan daftar lampiran
yang meliputi deskripsi sampel penelitian dan hasil outout
Eviews.
-
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Pada telaah pustaka terdiri dari ringkasan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh peneliti-peneliti yang lebih dulu melakukan penelitian yang
berkaitan dengan penelitian ini. Telaah pustaka ini menggambarkan penelitian
yang akan dilakukan dengan membandingkan penelitian-penelitian
sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Fasa & Laily (2018)
menunjukkan bahwa financing to deposit ratio (FDR) berpengaruh positif
secara signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Sama
dengan penelitian yang dilakukan oleh Novianti et al. (2015) menunjukkan
bahwa financing to deposit ratio berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi
hasil.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sabtantianto & Yusuf
(2018) menunjukkan bahwa financing to deposit ratio tidak berdampak
signifikan pada besarnya tingkat bagi hasil deposito mudharabah pad Bank
Umum Syariah. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Rahmawaty &
Yudina (2015) bahwa financing to deposit ratio tidak berpengaruh signifikan
terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Kemudian penelitian yang
dilakukan oleh Indrajati & Prasetyaningrum (2015) hasil menunjukkan bahwa
financing to deposit ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan pada
tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
14
-
15
Selanjutnya penelitian yang lain yang menunjukkan adanya perbedaan
biaya operasional dengan pendapatan operasional (BOPO) terhadap tingkat
bagi hasil deposito mudharabah. Penelitian yang dilakukan oleh Widarto
(2019) menunjukkan bahwa biaya operasional dengan pendapatan operasional
(BOPO) berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
Sedangkan penelitian lain oleh Rahayu & Bustamam (2016) yang
membuktikan bahwa BOPO berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat
bagi hasil deposito mudharabah.
Sedangkan hasil penelitian Rahayu (2015) dan Sunaryo & Isna K
(2012) menunjukkan bahwa BOPO tidak berpengaruh terhadap tingkat bagi
hasil deposito mudharabah. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan
oleh S. Rahayu (2013) bahwa BOPO tidak terdapat pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Begitu juga penelitian
Novianti et al. (2015) menunjukkan bahwa BOPO tidak berpengaruh terhadap
tingkat bagi hasil. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Sunaryo &
Isna K (2012), yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara biaya
operasional terhadap pendapatan operasional dengan tingkat bagi hasil
deposito mudharabah.
Selanjutnya penelitian yang lain yang menunjukkan perbedaan
financing to deposit ratio (FDR) dengan ROA. Penelitian yang dilakukan oleh
Santosa (2012) menunjukkan bahwa FDR tidak berpengaruh signifikan
terhadap ROA. Penelitian yang sama dilakukan oleh Nur Jamaludin dan Siti
Kuriyah (2017) bahwa secara bersama FDR berpengaruh negatif terhadap
-
16
ROA. Penelitian Santosa (2012) bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Widati (2012) yang menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan antara FDR dengan ROA. Kemudian penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Mahmudan dan Ririh Sri
Harjanti (2016) menunjukkan bahwa FDR tidak berpengaruh terhadap ROA.
Penelitian ini konsisten dengan penelitian Suryani (2011) yang menemukan
bukti bahwa FDR tidak mempunyai pengaruh terhadap probitabilitas (ROA).
Namun tidak konsisten dengan penelitian Riyadi & Yulianto (2014) bahwa
FDR berpengaruh positif terhadap ROA.
Selanjutnya penelitian yang lain yang menunjukkan perbedaan biaya
operasiaonal dengan pendapatan operasional (BOPO) dengan ROA. Penelitian
yang dilakukan oleh Widati (2012) menunjukkan tidak adanya pengaruh
antara BOPO terhadap ROA. Hasil penelitian Widati (2012) berbeda dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Rasyid (2012) yang menunjukkan adanya
pengaruh yang signifikan BOPO terhadap ROA. Sama halnya dengan
penelitian Sudarmawanti & Pramono (2017) bahwa BOPO terdapat pengaruh
yang signifikan terhadap ROA. Begitupun penelitian Simatupang & Franzlay
(2016) bahwa BOPO berpengaruh signifikan secara parsial terhadap ROA.
Penelitian yang dilakukan Hakiim & Rafsanjani (2016) bahwa BOPO
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Dari hasil penelitian
Nu’man Hamzah Pahlevie (2009) BOPO tidak berpengaruh terhadap return on
asset (ROA). Penelitian Sri Muliawati (2015) biaya operasional terhadap
pendapatan operasional berpengaruh positif terhadap return on asset (ROA).
-
17
Sedangkan Muh. Sukron Makmun (2008) menyatakan berpengaruh negatif
antara variabel biaya operasional terhadap pendapatan operasional terhadap
return on asset (ROA). Teori ini didukung oleh Yuliani (2007), Mawardi
(2004) dan Yacub, (2006) yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh
signifikan negatif terhadap ROA.
Yang terakhir penelitian yang menunjukkan adanya perbedaan ROA
terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Penelitian yang dilakukan
oleh Ali (2018) bahwa ROA tidak memiliki korelasi dengan tingkat bagi hasil
deposito mudharabah. Penelitian mengenai return on asset (ROA)
menunjukan hasil yang berbeda, Pramilu (2012) menunjukan hasil bahwa
return on asset (ROA) berpengaruh negatif terhadap tingkat bagi hasil
deposito mudharabah, sedangkan penelitian Juwariyah (2008) dan Anggrainy
(2010) menunjukan bahwa return on asset (ROA) berpengaruh positif
signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
Penelitian yang dilakukan oleh Indrajati & Prasetyaningrum (2015)
menunjukkan hasil bahwa ROA berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Berbeda dengan penelitian Gundari
(2015) yang menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif signifikan
terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Bertolak belakang dengan
penelitian Widarto (2019) bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap tingkat
bagi hasil deposito mudharabah.
-
18
Tabel 2. 1 Penelitian Sebelumnya
Pengaruh FDR terhadap Tingkat Bagi Hasil deposito Mudharabah
No. Peneliti Variabel Hasil
1. Fasa & Laily
(2018)
Dependen: Tingkat bagi
hasil deposito
mudharabah
Independen: FDR
FDR berpengaruh positif
secara signifikan terhadap
Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah.
2. Nofianti et al.,
(2015)
Dependen: Tingkat bagi
hasil deposito
mudharabah
Independen: FDR
FDR berpengaruh signifikan
terhadap Tingkat Bagi Hasil.
3. Sabtantianto &
Yusuf (2018)
Dependen: Tingkat bagi
hasil deposito
mudharabah
Independen: FDR
FDR tidak berdampak
signifikan pada besarnya
Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah.
4. Rahmawaty &
Yudina (2015)
Dependen: Tingkat bagi
hasil deposito
mudharabah
Independen: FDR
FDR tidak berpengaruh
signifikan terhadap Tingkat
Bgai Hasil Deposito
Mudharabah.
5. Indrajati &
Prasetyaningrum
(2015)
Dependen: Tingkat bagi
hasil deposito
mudharabah
Independen: FDR
FDR berpengaruh negatif dan
tidak signifikan pada Tingkat
Bagi Hasil Deposito
Mudharabah.
Pengaruh BOPO terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah.
No. Peneliti Variabel Hasil
1. Widiarto (2019) Dependen: Tingkat bagi
hasil deposito
mudharabah
Independen: BOPO
BOPO berpengaruh terhadap
Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah.
2. P. A. Rahayu &
Bustamam, (2016)
Dependen: Tingkat bagi
hasil deposito
mudharabah
Independen: BOPO
BOPO berpengaruh signifikan
positif terhadap tingkat bagi
hasil deposito mudharabah.
3. S. Rahayu, (2015) Dependen: Tingkat bagi
hasil deposito
mudharabah
BOPO tidak berpengaruh
terhadap tingkat bagi hasil
deposito mudharabah.
-
19
Independen: BOPO
4. Sunaryo & Isna K
(2012)
Dependen: Tingkat bagi
hasil deposito
mudharabah
Independen: BOPO
BOPO tidak berpengaruh
terhadap tingkat bagi hasil
deposito mudharabah.
5. S. Rahayu, (2015) Dependen: Tingkat bagi
hasil deposito
mudharabah
Independen: BOPO
BOPO tidak terdapat pengaruh
yang signifikan terhadap
tingkat bagi hasil deposito
mudharabah.
6. Nofianti, dkk
(2015)
Dependen: Tingkat bagi
hasil deposito
mudharabah
Independen: BOPO
BOPO tidak berpengaruh
terhadap tingkat bagi hasil.
7. Sunaryo & Isna K
(2012)
Dependen: Tingkat bagi
hasil deposito
mudharabah
Independen: BOPO
BOPO tidak berpengaruh
terhadap tingkat bagi hasil
deposito mudharabah.
Pengaruh FDR terhadap ROA
No. Peneliti Variabel Hasil
1. Santosa (2012) Dependen: ROA
Independen: FDR
FDR tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA.
2. Jamaludin &
Kuriyah (2016)
Dependen: ROA
Independen: FDR
FDR berpengaruh negatif
terhadap ROA.
3. Widati (2012) Dependen: ROA
Independen: FDR
FDR berpengaruh signifikan
terhadap ROA.
4. Mahmudah &
Harjanti (2016)
Dependen: ROA
Independen: FDR
FDR tidak berpengaruh
terhadap ROA.
5. Suryani (2010) Dependen: ROA
Independen: FDR
FDR tidak mempunyai
pengaruh terhadap
probitabilitas (ROA).
6. Riyadi & Yulianto,
(2014)
Dependen: ROA
Independen: FDR
FDR berpengaruh positif
terhadap ROA.
Pengaruh BOPO terhadap ROA
No. Peneliti Variabel Hasil
-
20
1. Widati (2012) Dependen: ROA
Independen: BOPO
BOPO tidak berpengaruh
terhadap ROA.
2. Rasyid (2012) Dependen: ROA
Independen: BOPO
BOPO berpengaruh dan
signifikan terhadap ROA.
3. Sudarmawanti &
Pramono, (2017)
Dependen: ROA
Independen: BOPO
BOPO terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap ROA.
4. Simatupang &
Franzlay (2016)
Dependen: ROA
Independen: BOPO
BOPO berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap ROA.
5. Hakiim &
Rafsanjani (2016)
Dependen: ROA
Independen: BOPO
BOPO berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap ROA.
6. Pahlevie (2009) Dependen: ROA
Independen: BOPO
BOPO tidak berpengaruh
terhadap Return On Asset
(ROA).
7. Muliawati (2015) Dependen: ROA
Independen: BOPO
BOPO berpengaruh positif
terhadap Return On Asset
(ROA).
8. Makmun (2008) Dependen: ROA
Independen: BOPO
BOPO berpengaruh negatif
terhadap ROA.
9. Yuliani (2007) Dependen: ROA
Independen: BOPO
BOPO berpengaruh signifikan
negatif terhadap ROA.
10. Mawardi (2004) Dependen: ROA
Independen: BOPO
BOPO berpengaruh signifikan
negatif terhadap ROA.
11. Yacub (2006) Dependen: ROA
Independen: BOPO
BOPO berpengaruh signifikan
negatif terhadap ROA.
Pengaruh ROA terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
No. Peneliti Variabel Hasil
1. Ali, (2018) Dependen: Tingkat bagi
hasil deposito
mudharabah
Independen: ROA
ROA tidak memiliki korelasi
dengan tingkat bagi hasil
deposito mudharabah.
2. Pramilu (2012) Dependen: Tingkat bagi
hasil deposito
mudharabah
Independen: ROA
ROA berpengaruh negatif
terhadap tingkat bagi hasil
deposito mudharabah.
3. Juwariyah (2008) Dependen: Tingkat bagi
hasil deposito
ROA berpengaruh positif
signifikan terhadap tingkat
-
21
mudharabah
Independen: ROA
bagi hasil deposito
mudharabah.
4. Anggrainy (2010) Dependen: Tingkat bagi
hasil deposito
mudharabah
Independen: ROA
ROA berpengaruh positif
signifikan terhadap tingkat
bagi hasil deposito
mudharabah.
5. Redhatullah dan
Septyana (2015)
Dependen: Tingkat bagi
hasil deposito
mudharabah
Independen: ROA
ROA berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap tingkat
bagi hasil deposito
mudharabah.
6. Gundari (2015) Dependen: Tingkat bagi
hasil deposito
mudharabah
Independen: ROA
ROA berpengaruh positif
signifikan terhadap tingkat
bagi hasil deposito
mudharabah.
7. Widarto (2019) Dependen: Tingkat bagi
hasil deposito
mudharabah
Independen: ROA
ROA tidak berpengaruh
terhadap tingkat bagi hasil
deposito mudharabah.
B. Kerangka Teori
1. Financing to Deposite Ratio (FDR)
Menurut Mawardi (2004), faktor yang menjadi sumber pendapatan
adalah aset produktif dalam bentuk pembiayaan (earning assets).
Semakin banyak dana yang bisa disalurkan dalam pembiayaan berarti
semakin tinggi earning asset, artinya dana-dana yang dihimpun dari
masyarakat dapat disalurkan kepada pembiayaan yang produktif, hal ini
tercermin dari tingkat FDR (Financing to Deposit Ratio) bank.
Disamping itu, bila rasio FDR semakin tinggi dan melebihi ketentuan,
maka bank akan berusaha meningkatkan perolehan dananya dengan
memberikan return bagi hasil yang menarik investor. Financing to
-
22
deposit ratio (FDR), rasio yang menggambarkan tingkat kemampuan
bank syariah dalam mengembalikan dana kepada pihak ketiga melalui
keuntungan yang diperoleh dari pembiayaan mudharabah (Stiawan :
2012). Financing to deposits ratio (FDR) merupakan rasio pembiayaan
terhadap dana pihak ketiga yang menggambarkan sejauh mana simpanan
digunakan untuk pemberian pembiayaan yang biasa digunakan untuk
mengukur tingkat likuiditas perbankan syariah dengan membandingkan
jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki.
Semakin tinggi rasio ini, maka tingkat likuiditas bank semakin rendah,
karena jumlah dana yang digunakan untuk membiayai kredit semakin
kecil, demikian pula sebaliknya (Amelia & Murtiasih, 2017).
FDR adalah perbandingan antara total pembiayaan yang diberikan
dengan total dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank. FDR
akan menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dana
pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan. Maksimal FDR
yang diperkenankan oleh Bank Indonesia adalah sebesar 110%. FDR dapat
dijadikan tolak ukur kinerja perbankan sebagai lembaga mediasi, yaitu
lembaga yang menghubungkan antara pihak yang kelebihan dana (Unit
Surplus of Funds) dengan pihak yang membutuhkan dana (unit Defisit of
Funds) (Riyadi & Yulianto, 2014). Financing deposit ratio (FDR)
merupakan perbandingan antara jumlah pembiayaan yang diberikan
terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun dari masyarakat.FDR
mencerminkan likuiditas suatu bank. Semakin tinggi FDR
-
23
mengindikasikan bahwa sebuah bank lebih menekankan keuangannya
pada penyaluran hutang/pembiayaan yang lebih banyak (Bambang Agus
Pramuka (2010:69).
Menurut Duwiknyo yang dikutip oleh Muhammad Syukur rumus
financing to deposito ratio dinyatakan sebagai berikut :
Financing to Deposite Ratio (FDR) = Total Pembiayaan X 100%
Dana Pihak Ketiga
2. Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO)
Rasio efisiensi diwakili dengan biaya operasional per pendapatan
operasional (BOPO) yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur
perbandingan biaya operasi atau biaya intermediasi terhadap pendapatan
operasi yang diperoleh bank. Semakin kecil angka rasionya, maka semakin
baik kondisi bank tersebut (Anggrainy, 2010). BOPO merupakan ratio
perbandingan biaya operasional terhadap pendapatan opersional. Ratio ini
digunkan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasinya, terutama kredit. Mengingat kegiatan
utama bank adalah sebagai perantara yaitu menghimpun dan menyalurkan
dana (misalnya dana masyarakat), maka biaya pendapatan opersional bank
didominasi oleh biaya bunga dan pendapatan bunga (Dendawijaya,
2009:120).
Menurut Veithzal et.al (2007:722), semakin kecil rasio beban
operasionalnya akan lebih baik, karena bank yang bersangkutan dapat
menutup biaya (beban) operasional dengan pendapatan operasionalnya.
-
24
Kemudian Taswan (2010:167) beban operasional terhadap pendapatan
operasional (BOPO) rasio ini mengindikasikan efisiensi operasional suatu
bank. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin tidak efisien
operasional bank Efisiensi operasional merupakan kemampuan
manajemen perbankan dalam mengendalikan biaya operasional terhadap
pendapatan operasional. BOPO merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan
kegiatan operasinya. Semakin besar rasio BOPO, maka semakin tidak
efisien suatu bank. Nilai rasio BOPO yang ideal menurut Bank Indonesia
berada antara 50-75% atau di bawah 94%.
Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP,
tanggal 25 oktober 2011, untuk menghitung rasio BOPO menggunakan
rumus sebagai berikut:
BOPO = Biaya Operasional X 100%
Pendapatan Operasional
3. Return On Asset (ROA)
Salah satu rasio yang dapat digunakan untuk mengukur
profitabilitas adalah ROA (Return on Asset). ROA merupakan
perbandingan antara laba dengan jumlah aset. ROA digunakan untuk
mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba atas
aset yang dimiliknya (Darmadji dan Fakhruddin, 2008:200). Artinya, ROA
mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.
-
25
Menurut Sunaryo & Isna K (2012) ROA merupakan salah satu rasio
profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aset yang dimilikinya.
Iskandar Nur dan Nasir (2014) mengungkapkan bahwa return on asset
merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aktiva yang
dimiliki perusahaan. ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva
yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba
bagi perusahaan.
Return on asset (ROA) adalah rasio yang menunjukkan
perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total aset bank, rasio ini
menunjukan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank
bersangkutan (Frianto, 2012:71). Return on asset menurut Kasmir
(2012:201) adalah rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva
yang digunakan dalam perusahaan. Selain itu,ROA memberikan ukuran
yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukan
efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh
pendapatan. Dendawijaya (2009:118) mengungkapkan, rasio ini digunakan
untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari rata-rata total asset
bank yang bersangkutan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank. Standar terbaik ROA menurut Peraturan
Bank Indonesia Nomor 6/9/PBI/2004 adalah 1,5%.
Perhitungan ROA dapat dinyatakan dalam rumus (SE No.
9/24/DPbS/2007):
-
26
ROA = Laba Sebelum Pajak X 100%
Rata – rata Total Asset
4. Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
Secara definitif menurut Muhammad (2011:107) profit sharing
adalah distribusi beberapa bagian dari laba pada para pegawai dari suatu
perusahaan. Bagi hasil adalah suatu akad yang meliputi pembagian hasil
usaha antara pemodal dan pengelola dana (Antonio, 1999: 191).
Besaran (tingkat) bagi hasil yang diterima oleh pihak yang
bekerjasama biasa disebut dengan nisbah. Dalam perspektif perbankan
syariah nisbah bagi hasil didefinisikan sebagai sebuah porsi bagi nasabah
untuk mendapatkan hak atas laba yang disisihkan kepada simpanan
mereka. Hal ini dikarenakan simpanan masing-masing nasabah
dipergunakan oleh bank untuk kegiatan usaha sehingga mendapatkan
keuntungan. Salah satu produk bank syariah yang menerapkan sistem bagi
hasil adalah deposito mudharabah. Secara umum, deposito diartikan
sebagai simpanan berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan
pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan
bank (Firdaus, 2005: 44).
C. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian berisi telaah kritis untuk menghasilkan hipotesis
dan model penelitian yang akan diuji, disajikan dalam bentuk gambar atau
persamaan. Berdasarkan uraian latar belakang masalah, landasan teori dan
-
27
tinjauan pustaka, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat
disajikan sebagai berikut:
FDR(X1)
BOPO(X2)
Tingkat BagiHasil DepositoMudharabah
(Y)
ROA(Z)
H1
H2
H3
H4
H5
Gambar 2. 1 Kerangka Penelitian
D. Hipotesis
1. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Tingkat Bagi Hasil
Deposito Mudharabah
Financing to Deposits Ratio (FDR) merupakan rasio pembiayaan
terhadap dana pihak ketiga yang menggambarkan sejauh mana simpanan
digunakan untuk pemberian pembiayaan yang biasa digunakan untuk
mengukur tingkat likuiditas perbankan syariah dengan membandingkan
jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki.
Semakin tinggi rasio ini, maka tingkat likuiditas bank semakin rendah,
-
28
karena jumlah dana yang digunakan untuk membiayai kredit semakin
kecil, demikian pula sebaliknya (Amelia, 2011).
Penelitian yang dilakukan oleh (Novianti et al., (2015)
menunjukkan hasil bahwa variabel fdr berpengaruh terhadap tingkat bagi
hasil deposito mudharabah. Fadilawati & Fitri (2019) bahwa FDR
memiliki hubungan positif terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah. Artinya, apabila variabel independen lainnya tetap, maka
setiap kenaikan per satuan variabel FDR akan menaikkan tingkat bagi
hasil deposito mudharabah. Widarto (2019) mengatakan bahwa fdr
berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito. Nuryanto & Pambuko
(2018) menunjukkan bahwa variabel financing to deposit ratio (FDR)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah. Menurut Mawardi (2008) dalam Aisiyah (2010) semakin
tinggi rasio financing to deposits ratio (FDR) mengindikasikan tingkat
pembiayaan yang tinggi dan ini berdampak pada meningkatnya return
yang akan dihasilkan dari pembiayaan. Hal tersebut secara otomatis akan
meningkatkan tingkat bagi hasil.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sabtantianto &
Yusuf (2018) mengatakan bahwa FDR secara parsial tidak berpengaruh
terdapat tingkat bagi hasil deposito, secara signifikan besar kecilnya bagi
hasil tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya FDR. Rahmawaty & Yudina,
(2015) menunjukkan bahwa FDR tidak berpengaruh terhadap tingkat bagi
hasil deposito mudharabah, berarti dalam penentuan return FDR bukan
-
29
menjadi acuan utama. Indrajati & Prasetyaningrum (2015) menunjukkan
bahwa adanya pengaruh negatif dan signifikan financing to deposit ratio
(FDR) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Manajemen bank
masih terkendala oleh minimnya market share yaitu presentase penjualan
suatu produk atau jasa tertentu yang dikuasai suatu perusahaan, disini
perusahaan terlihat terlalu berhati – hati sehingga kurang optimal dalam
mengelola portofolio pembiayaan yang disalurkan. Keadaan ini akhirnya
berdampak pada ketidakefektifan capaian kinerja keuangan seperti FDR
yang cukup bagus ternyata belum mampu berpengaruh terhadap tingkat
bagi hasil yang diatribusikannya. Dengan demikian apabila kehati – hatian
dari manajemen yang dicerminkan oleh tingginya FDR bank ternyata
negatif. Dapat dikatakan setiap kenaikan FDR mempengaruhi penurunan
bagi hasil deposito mudharabah.
Berdasarkan uraian tersebut diatas hipotesis penelitian ini adalah:
H1 = Financing to Deposite Ratio (FDR) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah.
2. Pengaruh Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO)
terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
Biaya operasional per pendapatan operasional (BOPO) yaitu rasio
yang digunakan untuk mengukur perbandingan biaya operasi atau biaya
intermediasi terhadap pendapatan operasi yang diperoleh Bank. Semakin
kecil angka rasionya, maka semakin baik kondisi Bank tersebut
(Anggrainy, 2010). Menurut Putri, et al., (2015), biaya operasional
-
30
pendapatan operasional (BOPO) yaitu perbandingan antara biaya
operasional dengan pendapatan operasional dalam mengukur tingkat
efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.
Penelitian yang dilakukan oleh (Widarto, 2019) menunjukkan
bahwa BOPO berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah. Fadilawati & Fitri (2019) menyatakan bahwa variabel BOPO
berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. (Sunaryo &
Isna K, 2012) menunjukkan bahwa variabel biaya operasional dengan
pendapatan opersiaonal (BOPO) berpegaruh signifikan terhadap tingkat
bagi hasil deposito mudharabah. Ketika rasio BOPO suatu bank
meningkat, maka pendapatan bank semakin menurun. Sebaliknya, apabila
rasio BOPO menurun maka pendapatan bank semakin meningkat. Dengan
adanya peningkatan pendapatan bank maka tingkat bagi hasil yang
diterima oleh nasabah juga meningkat. Jadi, bagi hasil yang diterima
nasabah akan meningkat ketika rasio BOPO mengalami penurunan.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh S. Rahayu (2015)
tidak ada pengaruh yang signifikan antara BOPO dengan tingkat bagi hasil
deposito mudharabah, semakin rendah BOPO maka semakin tinggi tingkat
bagi hasil deposito mudharabah dan tingkat pengembalian ekuitas yang
diterima oleh para nasabah dan investor. Novianti et al., (2015)
menyatakan bahwa BOPO berpengaruh positif terhadap bagi hasil ditolak.
Wirawan (2016) bahwa variabel BOPO memiliki pengaruh negatif
signifikan terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah, artinya
-
31
setiap kenaikan per satuan variabel BOPO akan menyebabkan penurunan
tingkat bagi hasil. Indrajati & Prasetyaningrum (2015) menunjukkan
bahwa tidak adanya pengaruh yang signifikan terhadap tingkat bagi hasil
deposito mudharabah.
Berdasarkan uraian tersebut diatas hipotesis penelitian ini adalah:
H2 = Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO)
berpengaruh dan signifikan terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah.
3. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA)
Loan to deposit Ratio (LDR) adalah perbandingan antara total
kredit yang diberikan dengan total dana pihak ke tiga (DPK) yang dapat
dihimpun oleh bank. LDR akan menunjukan tingkat kemampuan bank
dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank. Dalam
perbankan syariah tidak ada istiah kredit (Loan), yang ada dalam
perbankan syariah adalah pembiayaan (financing). Sehingga LDR dalam
bank syariah disebut sebagai finacing to deposit ratio (FDR)
(Dendawijaya : 2009). FDR merupakan rasio jumlah modal yang
disalurkan oleh perbankan terhadap modal yang dimiliki oleh perbankan
(Sumarlin, 2016). Dengan kata lain, FDR menunjukkan kemampuan
perbankan dalam menyalurkan dana kepada debitur sekaligus
membayarkan kembali kepada deposan dengan mengandalkan kredit yang
disalurkan sebagai sumber likuiditas (Sumarlin, 2016).
-
32
Penelitian yang dilakukan oleh Erna S., dan Joko P., (2017)
menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Apriani
S., dan Denis F., (2016) menunjukkan berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap profitabilitas. Mishabul M., (2018) menunjukkan bahwa
variabel FDR berpengaruh terhadap variabel ROA. Slamet R., dan Agung
Y., (2014) menunjukkan bahwa FDR secara parsial berpengaruh terhadap
ROA. Hal ini dapat diartikan apabila FDR mengalami kenaikan maka
profitabilitas juga mengalami kenaikan. Risky D, A., dan Irene R, D, P.,
(2016) menunjukkan bahwa variabel financing to deposite ratio (FDR)
berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (ROA). Semakin tinggi
LDR menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya
semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam
menyalurkan kredit. Semakin tinggi LDR maka semakin tinggi dana yang
disalurkan ke dana pihak ketiga. Dengan penyaluran dana pihak ketiga
yang besar maka bank akan pendapatan bank (ROA) akan semakin
meningkat. Perhitungan untuk mencari LDR atau FDR adalah sebagai
berikut (Defri, 2012) .
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Kadek A, K, D., Ni K,
S., dan Nyoman A, S, D., (2014) menunjukkan bahwa FDR tidak
mempunyai pengaruh terhadap ROA. Nur, J., dan Siti K., (2017)
menyatkan bahwa FDR berpengaruh negatif terhadap ROA, hal ini
menunjukkan bahwa kenaikan FDR tidak diikuti dengan naiknnya ROA.
Nurul M., dan Ririh S, H., (2016) bahwa variabel FDR tidak berpengaruh
-
33
terhadap ROA. Ningsukma H., dan Haqiqi R., (2016) menunjukkan bahwa
FDR secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
ROA. Lemiyana dan Erdah L., (2016) menunjukkan bahwa tidak terdapat
pengaruh positif signifikan terhadap ROA. Hasil penelitian sebelumnya
oleh Santosa (2012) yang menyatakan bahwa secara parsial LDR tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap ROA. Pengaruh yang tidak
siginifikan antara LDR terdahap ROA dalam penelitian ini disebabkan
oleh tingginya biaya operasional yang ditanggung oleh bank, sehingga
walaupun dana yang diterima oleh bank cukup tinggi, namun bank juga
harus mempergunakan dana tersebut untuk membiaya kegiatan
operasionalnya, yang menyebabkan turunnya kemampuan bank dalam
mengahsilkan laba.
Berdasarkan uraian tersebut diatas hipotesis penelitian ini adalah:
H3 = Financing to Deposite Ratio (FDR) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Profiabilitas (ROA).
4. Pengaruh Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO)
terhadap Profitabilitas (ROA)
BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dengan
pendapatan operasional (Dendawijaya, 2005:119). Semakin kecil BOPO
maka semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang
besangkutan (Almilia dan Herdiningtyas, 2005). Semakin efisien bank
dalam menjalankan aktivitas usahanya maka laba yang dapat dicapai bank
semakin meningkat. Menurut Sri S, dkk (2000) bank sebagai agent of
-
34
trust, agent of development, serta agent of services, maka salah satu
kegiatan bank adalah memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat dan
menghimpun dan menyalurkan dana. Biaya operasional digunakan untuk
mengukur tingkat efisien dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan
operasionalnya.
Efisiensi operasional (BOPO) adalah rasio perbandingan antara
biaya operasional dengan pendapatan operasional, semakin rendah rasio
ini akan semakin bagus, karena semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti
semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam
menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan (Dendawijaya : 2009)
Penelitian yang dilakukan oleh Kadek A, K, D., Ni K, S., Nyoman
A, S, D., (2014) menyatakan bahwa BOPO mempunyai pengaruh
signifikan terhadap ROA. Erna S., dan Joko P., (2017) menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara BOPO terhadap ROA.
Apriani S., dan Denis F., (2016) menunjukkan bahwa variabel biaya
operasional dengan pendapatan oprasional (BOPO) berpengaruh signifikan
terhadap Profitabilitas (ROA). Semakin rendah BOPO maka profitabilitas
yang didapat semkain meningkat.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ningsukma H., dan
Haqiqi R., (2016) menunjukkan bahwa BOPO berpngaruh negatif dan
signifikan terhadap ROA, semakin kecil BOPO menunjukkan semakin
efisien bank dalam menjalankan aktifitas usahanya, BOPO yang kecil
menunjukkan bahwa biaya operasional bank lebih kecil dari pendapatan
-
35
operasionalnya sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa manajemen
bank sangat efisien dalam menjalankan aktivitas operasionalnya. Edhi S,
W., dan Muhammad S., (2013) menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh
negatif signifikan terhadap ROA. Fitri Z., dan Joni S., (2014) menyatakan
bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA. Semakin kecil rasio
BOPO berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan oleh
bank yang bersangkutan, dan setiap peningkatan pendapatan operasi akan
berakibat pada berkurangnya laba sebelum pajak yang pada akhirnya akan
menurunkan laba atau profitabilitas (ROA) bank yang bersangkutan
(Lukman, 2005).
Berdasarkan uraian tersebut diatas hipotesis penelitian ini adalah:
H4 = Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO)
berpengaruh dan signifikan terhadap Profiabilitas (ROA).
5. Pengaruh Profitabilitas (ROA) dengan Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah
ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total
asset. Besarnya bagi hasil yang diperoleh, ditentukan berdasarkan
keberhasilan pengelola dana untuk menghasilkan pendapatan. Rasio yang
menggambarkan kemampuan bank dalam mengelola dana yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang menghasilkan pendapatan
adalah ROA (Juwariyah, 2008). Apabila ROA meningkat, maka
pendapatan bank juga meningkat, dengan adanya peningkatan pendapatan
bank maka tingkat bagi hasil yang diterima oleh nasabah juga meningkat.
-
36
Penelitian yang dilakukan oleh Zulfikar F., dan Ummiy F, L.,
(2018) bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil
deposito mudharabah. Siti R., (2013) menunjukkan pengaruh positif
terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah diterima. Hal ini sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa apabila ROA meningkat maka
pendapatan bank juga meningkat. Dengan adanya peningkatan pendapatan
bank maka tingkat bagi hasil yang dierima oleh nasabah juga meningkat.
Reandy S., dan Muhamad Y., (2018) bahwa ROA secara parsial
berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Nana N.
Tenny B., dan Aditya E., (2015) menunjukan bahwa ROA berpengaruh
positif dan signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
Semakin tinggi nilai ROA yang diperoleh Bank, maka semakin besar pula
pendapatan bank dan semakin besar pula tingkat bagi hasil yang diberikan
oleh bank syariah kepada nasabah. Andryani I, K., dan Kunti S., (2012)
menunjukkan bahwa ROA berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil
deposito mudharabah. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
(Rahmawaty & Yudina, 2015) yang menunjukkan bahwa ROA
berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada BUS
yang terdaftar di Bank Indonesia.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Haedar A., (2018)
bahwa ROA tidak memiliki korelasi dengan tingkat bagi hasil deposito
mudharabah. Rahmawaty dan Tiffany A. Y., (2015) bahwa ROA tidak
berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Ridhatullah
-
37
I.,dan Septyana P., (2015) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Nuri F.,
dan Meutia F., (2019) menunjukkan bahwa ROA tidak berpengaruh dan
tidak signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Nissa P.
W., (2019) mengemukakan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap
tingkat bagi hasil deposito mudharabah. ROA yang positif mampu
memberikan laba atau keuntungan pada bank tersebut, sebaliknya jika
ROA negatif total aktiva yang digunakan tidak memberikan keuntungan.
Berdasarkan uraian tersebut diatas hipotesis penelitian ini adalah:
H5 = Profiabilitas (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah.
6. Pengaruh FDR terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah yang
dimediasi oleh ROA.
FDR dapat mengukur kemampuan bank dalam menyelesaikan
kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini merupakan perbandingan antara
pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang
berhasil dikerahkan oleh bank Zulfikar Faza dan Ummiy Fauziah Laily
(2018). Hubungan FDR dan profitabilitas pernah diteliti oleh Apriani dan
Denis (2016) menyatakan bahwa FDR berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ROA. Sehingga hasil pengujian tersebut secara tidak langsung
menunjukkan profitabilitas mampu memediasi pengaruh FDR terhadap
tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
Berdasarkan uraian diatas hipotesis penelitian ini adalah:
-
38
H6 = ROA mampu memediasi FDR terhadap Tingkat Bagi Hasil
Deposito Mudharabah.
7. Pengaruh BOPO terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah yang
dimediasi oleh ROA.
BOPO merupakan rasio antara biaya operasi terhadap pendapatan
operasi. Biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisien dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Biaya
operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka
menjalankan aktivitas usaha pokoknya, pendapatan operasional merupakan
pendapatan utama bank yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari
penempatan dana dalam bentuk kredit dan pendapatan operasi lainnya
Erna dan Joko (2017). Hubungan antara biaya operasional dan
profitabilitas pernah diteliti oleh Apriani dan Denis (2016) menyatakan
bahwa BOPO berpengaruh signifikan secara parsial terhadap profitabilitas.
Sehingga hasil pengujian tersebut secara tidak langsung menunjukkan
profitabilitas mampu memediasi pengaruh biaya operasional terhadap
tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
Berdasarkan uraian diatas, hipotesis penelitian ini adalah:
H7 = ROA mampu memediasi BOPO terhadap Tingkat Bagi Hasil
Deposito Mudharabah.
-
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif yang
dinyatakan dengan angka-angka. Data kuantitatif itu sendiri merupakan jenis
data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung, yang berbentuk
informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau numerical.
Melakukan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data
yang dilakukan secara sistematis dan objectif untuk memecahkan suatu
persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip
umum (Nikolaus, 2019)
Data dalam penelitian ini menggunakan data Financing To Deposit
Ratio (FDR), Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO),
Profitabilitas (ROA) dan Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah yang
bersumber dari laporan publikasi Otoritas Jasa Keuangan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada Bank Umum Syariah di Indonesia
yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sementara itu, waktu
penelitian dilaksanakan bulan Juli sampai Agustus 2020 dengan meneliti
laporan keuangan Bank Umum Syariah tahun 2010 sampai 2019.
C. Populasi dan Sampel
Menurut Hermawan (2015) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
39
-
40
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulan.
Populasi bukan hanya orang, akan tetapi objek dan benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subjek
atau objek itu (Iwan Hermawan, 2019).
Sampel adalah bagian suatu subjek atau objek yang mewakili populasi.
Pengambilan sampel harus sesuai dengan kualitas dan karakteristik suatu
populasi akan menyebabkan suatu penelitian menjadi bias, tidak dapat
dipercaya, dan kesimpulannyapun bisa keliru. Hal ini karena tidak dapat
mewakili populasi (Iwan Hermawan, 2019). Sampel penelitian ini adalah
Bank Umum Syariah di Indonesia yang memenuhi syarat sebagai BUS yang
terdaftar di OJK dan telah mempublikasikan laporan keuangan. Berdasarkan
syarat tersebut, maka terdapat 12 BUS yang terdaftar di OJK.
Sampel dipilih adalah Bank yang terdaftar di OJK dengan kriteria sebagai
berikut:
1. Bank terkait menerbitkan laporan keuangan tahunan selama periode
pengamatan yaitu tahun 2010 sampai dengan 2019 dan melakukan
pembagian tingkat bagi hasil deposito setiap tahunnya.
2. Bank secara berturut-turut masuk dalam OJK selama periode penelitian
yaitu tahun 2010 hingga 2019.
Berdasarkan syarat tersebut, maka hasil diperoleh:
1. Berdasarkan kriteria pertama, ada 14 bank yang masuk dalam OJK.
-
41
2. Berdasarkan kriteria kedua, hanya ada 10 bank yang tercatat di OJK
periode 2010-2019 secara berturut-turut, yaitu BJB. BRIS, Bank
Muamalat, BNI Syariah, BSM, BTPN Syariah, Bank Mega Syariah, BCA
Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank Panin Syariah.
3. Berdasarkan kriteria ketiga, dari 12 perusahaan semua menerbitkan
laporan tahunan tingkat bagi hasil deposito mudharabah dengan lengkap
per tahunnya. Tetapi ada 4 bank umum syariah yang tidak melakukan
pembagian tingkat deposito mudharabah pada tahun tertentu untuk itu 4
bank umum syariah ini tidak masuk dalam sampel pada penelitian ini,
sehingga terdapat 10 bank yang memenuhi syarat.
Tabel 2. 2 Bank Umum Syariah yang terdaftar di OJK
No Nama Bank 1. PT. Bank Muamalat Indonesia 2. PT. Bank Syariah Mandiri 3. PT. Bank Mega Syariah 4. PT. Bank BRI Syariah 5. PT. Bank Syariah Bukopin 6. PT. Bank BNI Syariah 7. PT. Bank Jabar Banten Syariah 8. PT. BCA Syariah 9. PT. Bank Victoria Syariah 10. PT. Maybank Syariah Indonesia 11. PT. Bank Panin Syariah 12. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 13. PT. Bank Aceh Syariah 14. PT BPD Nusa Tenggara Barat Syariah
Sumber: www.akuntansikeuangan.com
D. Teknik Pengumpulan Data
Data adalah adalah fakta mentah, observasi, atau kejadia dalam bentuk
angka atau sImbol khusus. Data merupakan butir kuantitatif yang dapat
disisihkan dari suatu fakta atau kejadian (Nuraida, 2008). Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah
http://www.akuntansikeuangan.com/
-
42
data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan
dipublikasikan kepada masyarakat pengguna jasa. Data sekunder data yang
dikumpulkan tidak hanya untuk keperluan suatu riset tertentu saja (Yulianto et
al., 2018).
Data sekunder dalam penelitian ini menggunakan data runtut waktu
(time series) dalam bentuk laporan keuangan tahunan. Data yang akan diteliti
adalah laporan keuangan Bank Umum Syariah dari tahun 2010 – 2019 yang
didalamnya terdapat rasio keuangan (FDR, BOPO, Profitabilitas (ROA). Data
tersebut dapat dikategorikan sebagai dokumentasi.
E. Definisi Konsep dan Operasinal
1. Financing To Deposie Ratio (FDR)
Financing to deposit ratio merupakan merupakan rasio pembiayaan
terhadap dana pihak ketiga yang menggambarkan sejauh mana simpanan
digunakan untuk pemberian pembiayaan yang biasa digunakan untuk
mengukur tingkat likuiditas perbankan syariah dengan membandingkan
jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki.
Semakin tinggi rasio ini, maka tingkat likuiditas Bank semakin rendah,
karena jumlah dana yang digunakan untuk membiayai kredit semakin
kecil, demikian pula sebaliknya (Amelia, 2011). Pengukuran FDR dalam
penelitian ini menggunakan rumus:
Financing to Deposite Ratio (FDR) = Total Pembiayaan X 100%
Dana Pihak Ketiga
-
43
(Muhammad Syukur)
2. Biaya Operasional Dengan Pendapatan Operasional (BOPO)
Biaya operasional dengan pendapatan operasional merupakan ratio
perbandingan biaya operasional terhadap pendapatan opersional. Ratio ini
digunkan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasinya, terutama kredit. Mengingat kegiatan
utama bank adalah sebagai perantara yaitu menghimpun dan menyalurkan
dana (misalnya dana masyarakat), maka biaya pendapatan opersional bank
didominasi oleh biaya bunga dan pendapatan bunga (Dendawijaya,
2009:120). Pengukuran BOPO dalam penelitian ini menggunakan rumus:
BOPO = Biaya Operasional X 100%
Pendapatan Operasional
(Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP, tanggal
25 oktober 2011)
3. Return On Asset (ROA)
Profitabilitas (ROA) merupakan perbandingan antara laba dengan
jumlah aset. ROA digunakan untuk mengukur kemampuan suatu
perusahaan untuk menghasilkan laba atas aset yang dimiliknya (Darmadji
dan Fakhruddin, 2008:200). Pengukuran ROA dalam penelitian ini
menggunakan rumus:
ROA = Laba Sebelum Pajak X 100%
Rata – rata Total Asset
-
44
4. Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
Tingkat bagi hasil deposito mudharabah adalah jenis investasi pada
bank dalam mata uang rupiah dan valuta asing yang penarikannya hanya
dapat dilakukan pada saat jatuh tempo deposito (sesuai jangka waktunya).
Deposito tersebut dapat diperpanjang secara otomatis. Deposito ini
menggunakan prinsip mudharabah yakni suatu perkongsian antara dua
pihak dengan dengan pihak pertama selaku pemilik dana (shahibul maal)
menyediakan dana, dan pihak kedua selaku pengelola dana (mudharib)
bertanggung jawab atas pengelolaan dana. Untuk itu pihak bank
(mudharib) akan memberitahukan kepada pihak investor/ shahibul maal
mengenai nisbah/ratio dan tata cara pemberian keuntungan dan atau
perhitungan pembagian keuntungan serta resiko yang dapat timbul dari
investasi yang dimaksud. Apabila telah tercapai kesepakataan, hal tersebut
dicantumkan dalam akad (Ahmad. 2010 : 229).
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Stasioneritas
Stasioneritas adalah konsistensi pola pergerakan data runtun waktu
dimana nilai rata-rata dan varian konstan sepanjang waktu. Jika suatu
variabel terdiri dari akar unit, tidak stationer dan berkombinasi dengan
variabel lain yang tidak stationer pula, kesua series tersebut membentuk
stasioneritas dalam hubungan kointegrasi. Data yang stationer akan
bergerak stabil dan konvergen di sekitar nilai rata-rata dengan deviasi yang
kecil tanpa pergerakan tren positif atau negatif (Wardhono. 2019 :96). Uji
-
45
stasioneritas dengan uji akar unit augmented dickey fuller apabila nilai
prfitabilitas melibihi 0.05 maka data tersebut bersifat stationer (Nuryanto.
2018: 35).
2. Analisis Regresi Data Panel
Regresi data panel adalah regresi gabungan antara regresi time series
dan regresi cross section, sebuah variabel independen berpengaruh
terhadap variabel dependen adalah terjadi pada periode berbeda dan
terdapat pada sampel yang berbeda, jika terjadi hal ini maka solusinya
adalah regresi data panel (Kurniawan. 2019: 209).
Dalam metode estimasi model regresi data panel dapat dilakukan
melalui tiga pendekatan, antara lain:
a. Common Effect Model
Merupakan pendekatan model data panel yang paling sederhana
karena hanya mengkombinasikan data time series dan cross section.
Pada model ini tidak diperhatikan dimensi waktu maupun individu,
sehingga diasumsikan bahwa perilaku data perusahaan sama dalam
berbagai kurun waktu. Metode ini menggunakan pendekatan ordinary
least square (OLS) atau teknik kuadrat terkecil untuk mengestimasi
model data panel.
b. Fixed Effect Model
Model ini mengasumsikan bahwa perbedaan antar individu
dapat diakomodasi dari perbedaan intersepnya. Untuk mengestimasi
data panel model fixed effect menggunakan teknik variabel untuk
-
46
menangkap perbedaan intersep antar perusahaan, perbedaan
intersepbisa terjadi karena perbadaan budaya kerja, manajerial, dan
insentif. Namun demikian slopnya sama antar perusahaan. Model
estimasi ini sering juga disebut dengan teknik least squares dummy
variable (LSDV).
c. Random Effect Model (RE)
Model ini akan mengestimasi data penel dimana variabel
gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu.
Pada model random effect perbedaan intersep diakomodasi oleh error
terms masing-masing perusahaan. Keuntungan menggunkan model
random effect yakni menghilangkan heteroskedastisitas. Model ini juga
disebut error component model (ECM) atau teknik generalized least
square (GLS).
Penentuan metode estimasi regresi data panel :
a. Uji Chow
Chow test adalah pengujian untuk menentukan model apakah
commend effect (CE) ataukah fixed effect (FE) yang paling tepat
digunakan dalam mengestimasi data penel. Jika nilai prob < α
maka model yang cocok adalah fixed effect, sedangkan nilai prob >
α maka model yang cocok adalah commond effect.
b. Uji Hausman
Hausman test adalah pengujian statistic untuk memilih
apakah model fixed effect atau random effect yang paling tepat
-
47
digunakan. Jika nilai prob < α maka model yang cocol adalah fixed
effect, sedangkan nilai prob > α maka model yang cocok adalah
random effect.
3. Uji Regresi Berganda
Analisis regresi adalah suatu metode sederhana untuk melakukan
investigasi tentang hubungan fungsional diantara beberapa variabel.
Hubungan antara beberapa variabel tersebut diwujudkan dalam suatu
model matematis (Nawari. 2010: 1). Analisis regresi berganda adalah
hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1,
X2…..) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah
masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan
untuk memprediksi nilai dari