PENGARUH LABA BERSIH TERHADAP MODAL
PT.TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM (PERSERO), Tbk dan ANAK PERUSAHAAN
DISUSUN OLEH :
NAMA NIM No. HP
1. Husnul Khotimah 1111082000025 08990626984
2. Novianti Wulansari 1111082000102 085642318314
Mata Kuliah : Teori Ekonomi Mikro Kode : MKD 1213 (1507)
Dosen Pembimbing : Tony.S.Chendrawan S.T,S.E,M.Si
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRACT
This research is done to analyze the effect of net income towards equity in PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk and subsidiaries. The net income will increase equity, which means, the more equity they have the more they can produce the output.
This research used descriptive correlational reseach method, with data collecting method. Simple purposive sampling was used as a way to determine the sample. Using financial statement of PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk for 5 years as the samples. This was done in order to compare the effect of net income towards equity for each year. The object of this research is annual financial statement of PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk from the year 2007 until 2011.
Inside this reseach also discussed about the theory of net income, theory of equity, and theory of hypothesis as the determination of data significance.
The conclution of this research, partially, is net income take effect towards the equity.
Keyword : Net Income, Equity
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, kegiatan perekonomian di Indonesia
didominasi oleh pengusaha-pengusaha yang
menjalankan kegiatannya di berbagai bidang. Salah
satunya adalah bidang pertambangan. Bidang
pertambangan merupakan sumber pendapatan yang
paling besar di Indonesia. Kondisi ekonomi
pertambangan berdampak positif maupun negatif bagi
stabilitas ekonomi Indonesia. Kegiatan bisnis industri
dan pertambangan di Indonesia telah berkembang
pesat. Makin canggihnya teknologi di bidang
pertambangan, maka sumber daya alam seperti emas,
perak, batu bara, dan lain-lain menjadi industri
pertambangan yang banyak dieksplorasi. Pemanfaatan
sumber daya alam tersebut dapat dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan yang berjalan di bidang
pertambangan.
Salah satu hal yang sangat diperlukan untuk mendirikan
sebuah usaha adalah modal. Besar kecilnya modal yang
dibutuhkan tergantung dari besar kecilnya usaha yang
akan didirikan. Banyak orang bilang bahwa modal tidak
hanya berupa uang. Modal bisa berupa keahlian,
kemauan dan niat yang kuat, dan lain-lain. Menurut IAI
(Ikatan Akuntan Indonesia) Modal merupakan bagian
hak pemilik dalam perusahaan yang merupakan selisih
antara aset dan utang, sehingga bukan merupakan nilai
jual perusahaan.
Menurut Soewartoyo (1992), dalam Ensiklopedi
Ekonomi, Bisnis dan Manajemen, modal adalah
sejumlah uang atau barang yang digunakan untuk
kegiatan perusahaan yang terdiri atas modal tetap
seperti gedung pabrik, mesin-mesin dan modal kerja
seperti piutang, persediaan barang, persediaan bahan,
barang setengah jadi, barang jadi. Gilarso (1993),
menyatakan, bahwa dalam ilmu ekonomi istilah modal
(capital, capital goods) sebagai faktor produksi
menunjuk pada segala sarana dan prasarana (selain
manusia dan pemberian alam) yang dihasilkan untuk
digunakan sebagai masukan (input) dalam proses
produksi : bangunan dan konstruksi, alat dan mesin,
serta tambahan pada persediaan.
Banyak hal yang dapat berpengaruh terhadap
modal suatu perusahaan, diantaranya ; laba atau rugi,
prive (pengambilan pribadi) pemilik, pembagian dividen
dan lain sebagainya.
Tabel 1 (Dalam jutaan rupiah)
Tahun Laba Bersih Modal %
2007 Rp 760.207 Rp 2.799.118 -
2008 Rp 1.707.771 Rp 3.998.132 42,8
2009 Rp 2.727.734 Rp 5.701.372 42,6
2010 Rp 1.998.937 Rp 6.441.248 - 12,9
2011 Rp 3.088.067 Rp 8.165.002 26,7
Sumber : Laporan Keuangan PT. Tambang Batu Bara
Bukit Asam, Tbk
Catatan : Persentase dari tabel diatas merupakan
persentase pertumbuhan modal dari tahun ke tahun.
Dari data tabel diatas terlihat jelas kondisi
perubahan modal PT.Tambang Batubara Bukit
Asam,Tbk dari tahun ke tahun yaitu dari tahun 2007
hingga tahun 2011, kondisi modal tersebut mengalami
peningkatan secara terus menerus. Peningkatan
perubahan modal yang cukup signifikan terjadi pada
tahun 2007 ke tahun 2008 yaitu sebesar 42,8 %.
Peningkatan ini sangat berdampak baik terhadap
kegiatan produksi dan likuiditas perusahaan. Akan tetapi
dari tahun 2009 ke 2010 terjadi penurunan perubahan
modal sebesar 12,9%.
Oleh karena itu, dari data di atas penulis tertarik
untuk meneliti tentang Laba bersih. Yaitu, Salah satu hal
yang dapat mempengaruhi perubahan modal dalam
suatu perusahaan dari tahun ke tahun. Dengan adanya
laba bersih suatu perusahaan maka akan menambah
modal perusahaan tersebut. Laba dalam akuntansi
didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan
dengan biaya produksi.
Penjelasan diatas menunjukkan bahwa laba
bersih merupakan hal yang sangat menunjang
terjadinya kenaikan modal dalam suatu perusahaan.
Untuk itu perusahaan harus selalu berupaya untuk
meningkatkan produksi agar pendapatan perusahaan
meningkat, sehingga akan meningkatkan laba bersih
perusahaan. Dan perusahaan harus menghindari
kerugian karena sebaliknya kerugian yang ditimbulkan
akan berakibat pada penurunan terhadap modal
perusahaan, sehingga mempengaruhi perkembangan
perusahaan tersebut.
1.2 Identifikasi Masalah
Bagaimana gambaran laba bersih yang terjadi di
PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero),
Tbk?
Bagaimana gambaran modal yang terjadi di PT.
Tambang Batubara Bukit Asam (Persero), Tbk?
Bagaimana pengaruh laba bersih terhadap
modal pada PT. Tambang Batubara Bukit Asam
(Persero), Tbk?
1.3 Tujuan
Untuk menggambarkan laba bersih yang terjadi
di PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero),
Tbk.
Untuk menggambarkan modal yang terjadi di
PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero),
Tbk.
Untuk menggambarkan pengaruh laba bersih
terhadap modal PT. Tambang Batubara Bukit
Asam (Persero), Tbk.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengaruh Laba bersih Terhadap Modal Jika dari kegiatan produksi suatu perusahaan
menghasilkan produksi yang besar dan menghasilkan
laba yang besar pula maka laba ini akan berpengaruh
terhadap modal suatu perusahaan .
Dengan adanya laba bersih yang besar tersebut
dapat meningkatkan modal yang dimiliki suatu
perusahaan. Sehingga modal untuk kegiatan produksi
suatu perusahaan dapat meningkat seiring dengan
meningkatnya laba bersih yang dimiliki suatu
perusahaan.
Menurut Soemarso SR (2004 : 227) angka
terakhir dalam laporan laba rugi adalah Laba Bersih (net
income). Jumlah ini merupakan kenaikan bersih
terhadap modal. Sebaliknya, apabila perusahaan
menderita rugi, angka terakhir dalam laporan laba rugi
adalah rugi bersih (net loss).
2.2 Teori Laba Laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai
selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi.
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba.
Pengertian laba secara operasional merupakan
perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang
timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya
yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Pengertian
laba menurut Harahap (2008:113) “kelebihan
penghasilan diatas biaya selama satu periode
akuntansi”.
Chariri dan Ghozali (2003:214) menyebutkan
bahwa laba memiliki beberapa karakteistik antara lain
sebagai berikut:
a. laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar
terjadi,
b. laba merupakan prestasi perusahaan pada periode
tertentu,
c. laba didasarkan pada prinsip pendapatan,
d. laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam
bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan
untuk mendapatkan pendapatan tertentu,
e. laba didasarkan pada prinsip penandingan antara
pendapatan dengan biaya yang relevan dan berkaitan
dengan pendapatan tersebut.
Menurut Angkoso (2006), faktor yang
mempengaruhi laba adalah:
1. Besarnya Perusahaan
Semakin besar perusahaan maka laba yang diharapkan
juga semakin besar.
2. Umur Perusahaan
Perusahaan yang baru berdiri mempunyai pengalaman
yang sedikit untuk meningkatkan laba, sehingga
ketepatannya masih rendah.
3. Tingkat Penjualan
Tingkat penjualan yang tinggi di masa lalu, semakin
tinggi tingkat penjualan di masa yang akan datang maka
laba perusahaan juga akan meningkat.
4. Perubahan Laba Masa Lalu
Semakin tinggi perubahan laba di masa lalu, maka tidak
pasti laba yang diperoleh di masa mendatang.
Cara menghitung pertumbuhan laba suatu
perusahaan adalah dengan perbandingan laba tahun
sekarang dikurang laba tahun sebelumnya, dan dibagi
laba tahun sebelumnya pada periode yang sama.
2.3 Teori Modal Menurut Soewartoyo (1992), dalam Ensiklopedi
Ekonomi, Bisnis dan Manajemen, modal adalah
sejumlah uang atau barang yang digunakan untuk
kegiatan perusahaan yang terdiri atas modal tetap
seperti gedung pabrik, mesin-mesin dan modal kerja
seperti piutang, persediaan barang, persediaan bahan,
barang setengah jadi, barang jadi. Gilarso (1993),
menyatakan, bahwa dalam ilmu ekonomi istilah modal
(capital, capital goods) sebagai faktor produksi
menunjuk pada segala sarana dan prasarana (selain
manusia dan pemberian alam) yang dihasilkan untuk
digunakan sebagai masukan (input) dalam proses
produksi : bangunan dan konstruksi, alat dan mesin,
serta tambahan pada persediaan.
Menurut Bambang Riyanto (2001 : 19) membagi
modal menjadi dua kelompok yaitu:
1. Modal Aktif
Modal yang tertera disebelah debit dari neraca
yang menggambarkan bentuk-bentuk dimana seluruh
dana yang diperoleh perusahaan ditanamkan. Modal
aktif dibedakan antar “aktiva lancar” dan “aktiva tetap”.
2. Modal Pasif
Modal yang tertera di sebelah kredit dari neraca
yang menggambarkan sumber-sumber dari mana dana
diperoleh. Modal pasif dapat dibedakan menjadi “modal
sendiri” dan “modal asing.”
Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari
pemilik perusahaan dan yang tertanam dalam
perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya
(Riyanto : 2001). Modal sendiri berasal dari sumber
intern maupun sumber extern. Sumber intern di dapat
dari keuntungan yang dihasilkan peerusahaan,
sedangkan sumber extern berasal dari modal yang
berasal dari pemilik perusahaan. Yang termasuk modal
sendiri : modal saham (saham biasa, saham preferen,
saham preferen kumulatif), cadangan, laba ditahan.
Modal Asing
Modal asing/hutang jangka panjang adalah
hutang yang jangka waktunya adalah panjang,
umumnya lebih dari sepuluh tahun.
Utang jangka panjang ini pada umumnya
digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan
(ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan, karena
kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi
jumlah yang besar. Jenis-jenis modal asing adalah :
hutang hipotik, obligasi (obligasi biasa, obligasi
pendapatan, obligasi yang dapat ditukarkan).
Cara menghitung pertumbuhan modal suatu
perusahaan adalah dengan perbandingan modal tahun
sekarang dikurang modal tahun sebelumnya, dan dibagi
laba tahun sebelumnya pada periode yang sama.
2.4 Hipotesis
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban
sementara terhadap masalah yang masih bersifat
praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Sudjana (1992:219) mengartikan hipotesis adalah
asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat
untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk
melakukan pengecekannya.
Dalam ilmu statistik, hipotesis dapat diartikan
sebagai pernyataan matematis tentang parameter
populasi yang akan diuji sejauh mana suatu data sampel
mendukung kebenaran hipotesis tersebut. Hipotesis
merupakan kesimpulan sementara yang masih harus
diuji kebenarannya. Ada dua rumusan hipotesis, yaitu:
hipotesis null (H0) dan hipotesis alternatif (H1). Tujuan
pengujian hipotesis adalah “menolak H0”.
Hipotesis 0 (nol) adalah suatu pernyataan
tentang nilai sebuah parameter populasi yang dibuat
dengan tujuan untuk menguji bukti numerik.
Hipotesis alternatif (alternate hypothesis)
menjelaskan apa yang akan anda simpulkan jika Anda
menolak hipotesis 0. Ditulis sebagai H1, dan dibaca “H
sub satu”. Hipotesis ini juga disebut sebagai hipotesis
penelitian. Hipotesis alternatif diterima jika data sampel
memberi kita bukti statistik yang cukup bahwa hipotesis
0 nya salah.
Hipotesis alternatif : suatu pernyataan yang
diterima jika data sampel memberikan bukti yang
memadai bahwa hipotesis tersebut salah.
Menurut Dahlan (2004) ada 6 tahapan yang
harus diperhatikan dalam menentukan uji hipotesis yang
tepat dalam melakukan pengolahan data penelitian:
1. Skala pengukuran
ada 4 jenis skala pengukuran yaitu nominal,
ordinal (bertingkat), interval, rasio. Nominal dan ordinal
masuk ke dalam katagorikal atau non parametrik,
sedangkan interval dan rasio masuk ke dalam non
katagorikal atau parametrik atau numerik.
2. Jenis hipotesis
Ada 2 jenis hipotesis yaitu :
a. komparatif (perbedaaan) / asosiatif (hubungan),
asosiatif dibagi menjadi 2 yaitu asosiatif simetris dan
asosiatif kausal. Contoh asosiatif simetris : “Adakah
perbedaan antara pengetahuan dan sikap perawat
dalam komunikasi terapeutik?”
Contoh asosiatif kausal : “Adakah pengaruh
mobilisasi terhadap proses penyembuhan luka?”
b. korelatif, contoh “Berapa korelasi atau hubungan
antara tingkat kepercayaan terhadap perubahan perilaku
?”
3. Jumlah kelompok (satu kelompok atau lebih).
4. Berpasangan atau tidaknya responden.
5. Tabel silang (baris X kolom) biasanya disingkat B X K.
6. Uji parametrik atau non parametrik
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sample dan Procedure Populasi dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam,
(PERSERO),Tbk dan Anak Perusahaan, sedangkan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
laporan keuangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam
selama 5 tahun, yaitu mulai dari tahun 2007-2011.
3.2 Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini,
pertama-tama dilakukan dengan uji regresi sederhana
untuk memperlihatkan hubungan antar variabel
independen dengan variabel dependen. Uji regresi
sederhana untuk memperlihatkan hubungan antar
variabel dalam penelitian adalah bersifat korelatif dan
kausalitas.
Untuk mengetahui pengaruh antara variabel
laba bersih terhadap perubahan modal. Adapun uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi sederhana (Simple Regression).
3.3 Model Penelitian Hubungan struktur jalur antar variabel dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1 Model Hubungan Antar Variabel Keterangan : Dimana Variabel X merupakan Laba bersih perusahaan
dan Variabel Y adalah Modal Perusahaan tersebut. Jadi,
Variabel X (Laba Bersih) akan Mempengaruhi Variabel
Y (Modal).
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Pengaruh Laba Bersih Perusahaan Terhadap Modal Perusahaan
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
metode regresi sederhana (Simple Regression). Adapun
persamaan yang diperoleh dari proses analisis adalah
sebagai berikut :
Y = 1174684,036 + 2,065 X Errorvar = 0,193 , R2 = 0,807
Nilai R2 atau koefisien determinasi linear
sebesar 0,807 memperlihatkan besarnya pengaruh laba
bersih (X) secara keseluruhan terhadap modal (Y) yaitu
sebesar 80,7 %. Artinya laba bersih mempunyai
pengaruh positif kuat terhadap modal perusahaan
PT.Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk dan Anak
perusahaan. Sementara itu nilai errorvar yaitu sebesar
0,193 memperlihatkan besarnya pengaruh faktor lain di
luar laba bersih secara keseluruhan terhadap modal
perusahaan yaitu sebesar 0,193 atau 19,3 %.
Karena penelitian ini hanya menggunakan satu
variabel, maka penelitian ini merupakan simple regresi
dan hanya membutuhkan pengujian secara parsial (uji t)
Pengaruh Laba bersih terhadap Modal secara Parsial Koefisien regresi laba bersih (X) adalah 2,065
hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan variabel
laba bersih sebesar satu satuan nilai akan
meningkatkan modal perusahaan (Y) sebesar 2,065.
Dari persamaan yang didapat melalui
perhitungan SPSS 17, dapat kita ketahui hasil dari
pengujian secara parsial antara laba bersih (X) terhadap
modal perusahaan (Y) yaitu dengan cara
membandingkan thitung dengan ttabel. Jika nilai thitung lebih
besar daripada nilai ttabel maka hipotesis signifikan,
artinya bahwa laba berpengaruh positif terhadap modal
perusahaan.
Dari persamaan diatas dapat kita lihat nilai thitung
sebesar 3,537. Bila kita bandingkan dengan nilai ttabel
yaitu 2,776 dapat kita simpulkan bahwa secara parsial
laba bersih (X) berpengaruh positif terhadap modal
perusahaan (Y).
4.2 Uji Hipotesis
Berikut ini adalah tabel yang memperlihatkan
besarnya nilai thitung yang dihasilkan melalui perhitungan
dengan bantuan SPSS 17.
Secara keseluruhan dari tabel tersebut dapat
kita lihat nilai thitung. Nilai thitung tersebut kemudian
dibandingkan dengan nilai ttabel . Apabila Nilai thitung lebih
besar dari nilai ttabel maka dapat disimpulkan pengujian
signifikan dan laba bersih dapat mempengaruhi modal.
Sebaliknya apabila nilai thitung lebih kecil dari nilai
ttabel, maka pengujian tidak signifikan atau tidak ada
pengaruh laba bersih terhadap modal.
Tabel 2 : Kesimpulan Pengujian Secara Individual
Nilai thitung Nilai ttabel Kesimpulan
3,537 2,776 Signifikan
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai thitung
sebesar (3,537) lebih besar dari nilai ttabel yaitu (2,776) ,
jadi X memiliki pengaruh yang signifikan. Artinya,
apabila terjadi perubahan sedikit saja pada variabel X
(Laba Bersih) maka akan langsung terjadi perubahan
X Y
Ԑ
yang berarti pada variabel Y (Modal). Dan laba bersih
mempunyai pengaruh positif kuat bagi modal
perusahaan PT. Tambang Batubara Bukit Asam,Tbk
dan Anak Perusahaan.
BAB V KESIMPULAN
Pada penelitian ini dibahas mengenai pengaruh
laba bersih yang didapat terhadap modal yang dimiliki
perusahaan. Dalam hal ini artinya, setiap perusahaan
pasti mendapat laba, dan laba yang diterima akan
dicatat sebagai penambahan modal perusahaan. Yang
nantinya akan diputar kembali menjadi modal untuk
kegiatan produksi selanjutnya. Adapun kesimpulan yang
ada adalah 1. Pada PT Tambang Batubara Tbk
sebagian besar laporan keuangan menunjukkan bahwa
laba mengalami kenaikan, kecuali pada tahun 2009 ke
2010 terjadi penurunan laba bersih, 2. Setelah
melakukan pengujian didapatkan hasil R sebesar 0,898
artinya hubungan antara laba bersih dan perubahan
modal adalah positif kuat, 3. Dari pengujian didapatkan
hasil R2 sebesar 0,807 yang artinya sebesar 80,7%
modal dipengaruhi oleh laba bersih, sedangkan sebesar
selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain, 4. Dari penelitian
ini, didapatkan bahwa laba bersih berpengaruh positif
yang signifikan terhadap perubahan modal dalam setiap
tahunnya. Artinya dalam PT. Tambang Batubara Bukit
Asam Tbk ini laba yang didapat dari kegiatan
produksinya akan menambah modal yang ada dalam
perusahaan.
BAB VI DAFTAR PUSTAKA repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21684/4/Chap
ter%20II.pdf
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18037/4/Chap
ter%20II.pdf
http://blogdeta.blogspot.com/2010/07/pengertian-laba-
bersih-dan-konsep-laba.html
http://harahapinhere.blogspot.com/2010/06/jenis-jenis-
modal.html
repository.upi.edu/operator/upload/s_pea_0601894_cha
pter2.pdf
http://ptba.co.id/id/investor/annual
Hasan, Iqbal. 2010. Analisis Data Penelitian dengan
Statistik. Jakarta : Bumi Aksara.
Lind. Marchal, dkk. 2007.Teknik-teknik Statistika dalam
Bisnis dan Ekonomi Menggunakan Kelompok
Data Global. Jakarta : Salemba Empat.