iv
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
INSTRUCTION (PBI) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI USAHA DAN ENERGI DI SMA NEGERI 1 LHOONG ACEH
BESAR
SKRIPSI
Diajukan Oleh:
YULI RAHMI
NIM: 251222833
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Program Studi Pendidikan Fisika
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2018 M/ 1439 H
v
vi
vii
v
ABSTRAK
Nama : Yuli Rahmi
NIM : 251222833
Fakultas/Prodi : Tarbiyah dan Keguruan / Pendidikan Fisika
Judul : Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Instruction
(PBI) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Usaha
dan Energi di SMA Negeri 1 Lhoong Aceh Besar
Tebal Skripsi : 59 Halaman
Pembimbing I : Gunawati,M.Si
Pembimbing II : Arusman, M.Pd
Kata Kunci : Problem Based Instruction, Usaha dan Energi, Hasil
Belajar
Proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah saat ini kurang memberikan
hasil yang maksimal, pembelajaran hanya berpusat pada guru, guru tidak
melibatkan siswa dalam proses belajar-mengajar sehingga siswa merasa bosan dan
tidak tertarik untuk mempelajari fisika. Hal ini menyebabkan nilai ulangan siswa
pada mata pelajaran fisika tidak tuntas. Rendahnya hasil belajar fisika khususnya
pada materi usaha dan energi disebabkan karena siswa sulit untuk mengkaitkan
masalah yang ada pada materi dengan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal
tersebut dilakukan penelitian tentang pengaruh model pembelajaran problem
based instruction (PBI) terhadap hasil belajar siswa pada materi usaha dan energi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model
pembelajaran problem based instruction (PBI) terhadap hasil belajar siswa pada
materi usaha dan energi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, jenis
penelitian ini adalah penelitian eksperimen berupa quasi eksperimen dengan
desain pre-tes post-test control group design. Sampel penelitian diambil
menggunakan teknik Purposive Sampling sehingga diperoleh siswa kelas
XMIPA1 SMA Negeri 1 Lhoong sebagai kelas eksperimen dan kelas XMIPA2
sebagai kelas kontrol masing-masing kelas berjumlah 23 siswa. Analisis data
menggunakan Uji-t dua sampel independen, diperoleh hasil skor rata-rata posttest
kelas eksperimen berbeda dengan rata-rata skor posttest kelas kontrol dengan
thitung> ttabel yaitu 3,27 > 1,68 pada taraf signifikan α=0.05%. Hal ini menyatakan
bahwa model pembelajaran problem based instruction (PBI) dapat mempengaruhi
hasil belajar peserta didik pada materi usaha dan energi di SMA Negeri 1 Lhoong.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang telah
melimpahkan berkah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
setelah melalui perjuangan panjang, guna memenuhi sebagian persyaratan
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Fisika UIN Ar-
Raniry. Selanjutnya shalawat beriring salam penulis panjatkan keharibaan Nabi
Besar Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia dari alam
kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan. Adapun skripsi ini berjudul
“Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Materi Usaha dan Energi di SMA Negeri 1 Lhoong
Aceh Besar”.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Ibu Gunawati, M.Si selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih turut
pula penulis ucapkan kapada Bapak Arusman, M.Pd selaku pembimbing II yang
telah menyumbangkan pikiran serta saran-saran yang membangun sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Selanjutnya pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima
kasih kepada:
vii
1. Bapak Dr. Mujiburrahman, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, Wakil Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan beserta seluruh staf-
stafnya.
2. Ketua Prodi Pendidikan Fisika Ibu Khairiah Syahabuddin, M.H.Sc.ESL.,
M.TESOL.,Ph.D, beserta seluruh Staf Prodi Pendidikan Fisika.
3. Ibu Dra. Maimunah, M.Ag selaku Penasehat Akademik (PA).
4. Kepala sekolah SMA Negeri 1 Lhoong Aceh Besar dan dewan guru yang telah
mengizinkan dan membantu menyukseskan penelitian ini.
5. Ayahanda Alm. Ansari, Ibunda Asmah, Kakanda Risna Dewi, Kakanda
Risnaidi, dan Kakanda Mardiani, atas dorongan dan doa restu serta
pengorbanan yang tidak ternilai kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ini.
6. Keluarga kedua peulis Ayahanda Abdullah, Ibunda Rosmaidar, Kakanda
Safrial Putra dan Adinda Rila Suryani yang telah banyak memberi dukungan
dan doa restu kepada penulis.
7. Teman seperjuangan angkatan 2012, khususnya kepada Safrida Yani, Rizki
Fithria, Lisa Marya, Mundzira Velayati, Khairul Mardhiya, Desi Ratna,
Wardah Laila dan Sri Purwasih yang telah banyak memberi dukungan dan
semangat kepada penulis.
8. Saudara seatap diperantauan, Khairiyah Rahma Lubis, Aprilya Wardani Lubis,
Yusrina dan Sahabat Mirja Syahputra, Andrian Samardi, Sausan Nazhira,
Auliya Attamimi dan Rahmawati Putri
viii
Sesungguhnya penulis tidak sanggup membalas semua kebaikan dan
dorongan semangat yang telah Bapak dan Ibu serta teman-teman berikan, semoga
Allah SWT membalas semua kebaikan ini.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi
ini. Namun kesenpurnaan bukanlah milik manusia, jika terdapat kesalahan dan
kekurangan, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran sebagai perbaikan di
masayang akan darang.
Banda Aceh, 11 Juli 2018
Penulis
Yuli Rahmi
ix
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBARAN JUDUL ..................................................................................... i
PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASIAN KARYA ILMIAH ......................... iii
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG ............................................................. iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
E. Defenisi Operasional .................................................................... 5
F. Hipotesis ....................................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran ..................................................................... 8
B. Model Problem Based Intruction ................................................. 10
C. Hasil Belajar ................................................................................. 13
D. Materi ............................................................................................ 18
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian .................................................................... 22
B. Lokasi Penelitian ........................................................................... 23
C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 23
D. Instrumen Penelitian ..................................................................... 24
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 24
F. Teknik Analisis Data .................................................................... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 32
1. Uji Normalitas Data ............................................................... 33
2. Analisis Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Ranah Kognitif ... 45
3. Analisis Data Respon Siswa dalam Kegiatan Belajar
Mengajar dengan Pengaruh Model Pembelajaran
Problem Based Intruction (PBI) ........................................... 50
x
B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 56
B. Saran ............................................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 58
LAMPIRAN-LAMPIRAN.............................................................................. 60
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... 144
xi
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1 Grafik Siswa Kelas Kontrol pada Indikator Ranah Kognitif ......... 45
Grafik 4.2 Grafik Siswa Kelas Eksperimen pada Indikator Ranah Kognitif ... 48
Grafik 4.3 Rata-Rata Hasil Belajar Kelas Eksperimen dengan Kelas
Kontrol ............................................................................................ 52
Grafik 4.4 Hasil respon peserta didik terhadap model Problem Based
Instruction (PBI) ............................................................................. 54
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tahap-Tahap Pembelajaran Problem Based Instruction ................ 12
Tabel 3.1 Rancangan penelitian ...................................................................... 22
Tabel 3.2 Kriteria Validitas Intrumen Tes ...................................................... 26
Tabel 4.1 Data nilai Pre-test dan Post-test peserta didik kelas kontrol dan
eksperimen ....................................................................................... 33
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data untuk Nilai Pre-test Peserta didik
Kelas Kontrol ................................................................................... 33
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Uji Normalitas dari Nilai Pre-test Peserta
didik Kelas Kontrol ........................................................................ 34
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Uji Chi-Kuadrat pada nilai
pre-test kelas kontrol ...................................................................... 34
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Data Nilai Pre-test Peserta didik Kelas
Eksperimen ..................................................................................... 35
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Uji Normalitas dari Nilai Pre-Test
Peserta didik Kelas Eksperimen ..................................................... 36
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Uji Chi-Kuadrat Hasil
pada nilai pre-test kelas eksperimen .............................................. 36
Tabel 4.8 Hasil perhitungan Uji Homogenitas Uji Harley pada Nilai
Pre-Test ........................................................................................... 38
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Data Nilai Post-test Peserta didik
Kelas Kontrol .................................................................................. 38
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Uji Normalitas dari Nilai Post-Test
Peserta didik Kelas Kontrol ............................................................ 39
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Uji Chi-Kuadrat pada nilai
Pos-Test kelas kontrol .................................................................... 40
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Data Nilai Postest Peserta didik Kelas
Eksperimen ..................................................................................... 40
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Uji Normalitas dari Nilai Post-Test
Peserta didik Kelas Eksperimen ..................................................... 41
Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Uji Chi-Kuadrat pada nilai
Post-Test kelas Eksperimen ............................................................ 42
Tabel 4.15 Hasil perhitungan Uji Homogenitas Uji Harley pada Nilai
Post-Test ......................................................................................... 43
Tabel 4.16 Hasil Pengolahan Data Penelitian .................................................. 44
Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Respon Siswa ................................................... 50
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keputusan (SK) Pembimbing ............................................ 60
Lampiran 2 Surat izin untuk mengumpulkan data menyusun skripsi dari
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry .......... 61
Lampiran 3 Surat izin Mengumpulkan Data Skrispi dari Dinas Pendidkan
Provinsi Aceh .............................................................................. 62
Lampiran 4 Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian dari Sekolah ...... 63
Lampiran 5 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................ 64
Lampiran 6 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ......................................... 84
Lampiran 7 Kisi-Kisi Soal Test....................................................................... 94
Lampiran 8 Soal Pre-Test ............................................................................... 105
Lampiran 9 Soal Post-Tes ............................................................................... 109
Lampiran 10 Kunci Jawaban ............................................................................ 113
Lampiran 11 Angket Respon Siswa ................................................................. 114
Lampiran 12 Lembar Pengolahan Data............................................................ 116
Lampiran 13 Tabel C-Kuadrat ......................................................................... 132
Lampiran 14 Tabel Distribusi F ....................................................................... 134
Lampiran 15 Tabel Distribusi T ....................................................................... 138
Lampiran 16 Tabel Z-Skore ............................................................................. 139
Lampiran 17 Foto Penelitian ............................................................................ 140
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
SMA Negeri 1 Lhoong merupakan salah satu Lembaga Pendidikan formal
dibawah Dinas Pendidikan yang ada di Aceh besar. Berdasarkan kegiatan
observasi yang telah dilakukan oleh penulis di sekolah SMA Negeri 1 Lhoong
Aceh Besar, bahwa disekolah ini dalam proses belajar mengajar guru hanya
menggunakan model pembelajaran langsung, pembelajaran hanya berpusat pada
guru, guru tidak melibatkan siswa dalam proses belajar-mengajar sehingga siswa
merasa bosan dan tidak tertarik untuk mempelajari fisika. Hal ini yang
menyebabkan siswa menganggap mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran
yang sangat sulit dipelajari dan tidak terlepas dari persamaan atau rumus.
Berdasarkan observasi awal bahwa nilai ulangan siswa pada mata pelajaran
fisika tidak tuntas, salah satunya pada materi usaha dan energi. Materi usaha dan
energi merupakan salah satu materi yang ada pada pembelajaran fisika yang
tergolong mudah, untuk memahami materi tersebut siswa harus mampu
mengkaitkan materi yang sedang dipelajari dengan masalah yang ada pada
kehidupan sehari-hari. Kenyataannya banyak siswa yang tidak mampu memahami
materi ini sehingga menyebabkan hasil belajar siswa tidak tuntas. Hal ini
disebabkan karena siswa kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan guru
dengan menggunakan model pembelajaran yang belum membuat semua siswa
aktif. Model pembelajaran seperti ini menyebabkan keterlibatan seluruh siswa
dalam aktivitas pembelajaran sangat rendah karena kegiatan pembelajaran di
2
dominasi oleh siswa yang memiliki kemampuan tinggi sementara siswa yang
memiliki kemampuan rendah hanya jadi penonton saja (pasif).
Faktor lain yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa kerena guru
hanya berperan sebagai penyampai informasi, ide, atau gagasan, dan guru berada
didepan kelas menyampaikan materi pelajaran, sedangkan peserta didik hanya
mendengar, menyimak, dan mencatat, sehingga peserta didik tidak dapat
menyalurkan pandangan ataupun pendapat peserta didik dalam situasi
pembelajaran dan kurangnya keberanian peserta didik dalam bertanya disebabkan
karna malas bertanya dan kurangnya respon terhadap pelajaran yang disampaikan
sehingga peserta didik tidak mengetahui apa tujuan mereka belajar pada hari itu
dan suasana dalam ruangan membosankan sehingga berdampak terhadap hasil
belajar. Hingga saat ini, keterampilan berpikir dan memecahkan masalah belum
begitu membudaya. Akibatnya siswa hanya cenderung menghafalkan rumus-
rumus fisika yang dipelajarinya tanpa memahaminya dengan benar.
Salah satu cara yang dapat digunakan agar mendapatkan hasil yang optimal
seperti yang diinginkan adalah memberi tekanan dalam proses pembelajaran dan
disertai dengan pratikum di laboratorium.pemilihan model pembelajaran yang
tepat juga sangat penting dilakukan. Pemilihan model pembelajaran yang tepat
pada hakikatnya merupakan Salah satu upaya dalam mengoptimalkan hasil belajar
siswa.
Salah satu model pemebelajaran yang dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran siswa yang memungkinkan siswa untuk berinteraksi satu sama
lainnya dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa adala model pembelajaran
3
Problem Based Instruction (PBI). Model PBI adalah suatu model pembelajaran
yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan
autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari
permasalahan yang nyata.
Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran ini telah digunakan
oleh beberapa peneliti, seperti peneletian yang dilakukan oleh Ari Wicaksono
dalam penelitiannya di SMK Negeri 5 Surabaya, hasilnya menunjukkan terdapat
peningkatan hasil belajar siswa dalam PBI dengan media PhET pada Mata
Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik Berbasis Kurikulum 20131. Begitu juga
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Akhmad Margana dalam penelitian
di SMA Negeri 16 Garut, hasilnya menunjukkan menunjukan bahwa kemampuan
pemecahan masalah matematik siswa yang mendapatkan model pembelajaran
PBI lebih baik daripada siswa yang mendapatkan model pembelajaran
konvensional dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa
yang mendapatkan model pembelajaran PBI berkategori tinggi2. Renol Afrizon
dalam penelitiannya Peningkatan Perilaku Berkarakter dan Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa Kelas IX Mtsn Model Padang Pada Mata Pelajaran Ipa-Fisika
Menggunakan Model Problem Based Instruction, juga berhasil membuktikan
penerapan model PBI dalam pembelajaran IPA-Fisika di kelas telah berhasil
1 Ari Wicaksono dan Subuh Isnur Haryudo. Penerapan Problem Based Instruction
(Pbi) Dengan Media Software Phet Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Dasar Dan Pengukuran Listrik Berbasis Kurikulum 2013 Kelas X Tiptl di SMK
Negeri 5 Surabaya, Vol.5, No.1. ISSN. 302-316 Jurnal, (Pendidikan Teknik Elektro
Universitas Negeri Surabaya. 2016) 2 Ahmad Margana. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Problem
Based Instruction (PBI) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Siswa, Vol.5, No.2. Jurnal, (Pendidikan Matemamatika. 2015)
4
meningkatkan perilaku berkarakter siswa dan juga mampu meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa3.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan suatu penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran
Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Usaha dan Energi di SMA Negeri 1 Lhoong Aceh Besar”
B. Rumusan Masalah
Dari hasil uraian pada latar belakang masalah, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah, apakah terdapat pengaruh penggunaan model Problem
Based Instruction (PBI) terhadap hasil belajar siswa pada materi Usaha dan
Energi di SMA Negeri 1 Lhoong Aceh Besar?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model Problem
Based Instruction (PBI) terhadap hasil belajar siswa pada materi Usaha dan
Energi di SMA Negeri 1 Lhoong Aceh Besar.
3 Renol Afrizon, dkk. Peningkatan Perilaku Berkarakter Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa Kelas Ix Mtsn Model Padang Pada Mata Pelajaran Ipa-Fisika
Menggunakan Model Problem Based Instruction, ISSN. 2251-3014 (Universitas Negeri Padang,
Februari 2012)
5
D. Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis yang diharapakan dari penelitian ini adalah dapat dijadikan
bahan pertimbangan ilmu pengetahuan dibidang pendidikan. Sehingga penelitian
tersebut dapat digunakan dalam peningkatan pelayanan bagi siswa disekolah.
Manfaat praktis yang diharapkan dalam penelitian ini terdiri:
1. Bagi guru sebagai bahan kajian dalam memberikan atau menyampaikan materi
untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran fisika.
2. Bagi siswa memberi alternatif lain untuk mempelajari suatu pelajaran dengan
cara membuat ringkasan yang menarik dan anak terdorong untuk belajar fisika.
3. Bagi sekolah dari hasil penelitian dapat memberikan masukan kepada sekolah
atau lembaga pendidikan sebagai bahan kajian dalam usaha perbaikan proses
pembelajaran disekolah menjadi lebih baik sehingga mutu pendidikan dapat
meningkat.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah sesuatu yang memberikan penjelasan atas suatu
variabel dalam bentuk yang diukur. Oleh karena itu untuk lebih memudahkan
pemahaman terhadap istilah sesuai dengan judul skripsi ini, maka penulis akan
menjelaskan pengertian dari istilah sebagai berikut:
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang timbul dari suatu (orang atau benda) yang ikut
membentuk watak, kepercayaan akan perbuatan orang.4 Jadi dalam penelitian ini
4 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hal. 665.
6
yang dimaksudkan dengan pengaruh dalam pembahasan ini yaitu efek yang
ditimbul dari belajar menggunakan model pembelajaran problem based instruction
sehingga dapat terlihat hasil belajarnya yang diukur menggunakan pretest dan
posttest.
2. Model Problem Based Instruction (PBI)
Model Problem Based Instruction (PBI) adalah suatu model pembelajaran
yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan
autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari
permasalahan yang nyata. Model Pembelajaran PBI merupakan interaksi antara
stimulus dan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan
lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan
masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara
efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta
dicari pemecahannya dengan baik.5
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
memperoleh pengalaman belajar. Bentuk perilaku sebagai hasil belajar tergolong
kedalam tiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.6
5 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta: Kencana, 2009),
hal. 91.
6 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset,2009), hal. 22.
7
4. Usaha dan Energi
Usaha merupakan hasil perkalian antara besar gaya F dan jarak d yang
ditempuh oleh partikel dalam geraknya7. Energi merupakan kemampuan untuk
melakukan sesuatu
F. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara dalam suatu penelitian yang perlu
dibuktikan kebenarannya.8 Adapun hipotesis dari penelitian ini yaitu
H0 : Tidak adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran Problem Based
Instruction (PBI) terhadap hasil belajar siswa pada materi Usaha dan
Energi di SMA Negeri 1 Lhoong Aceh Besar .
Ha : Adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran Problem Based
Instruction (PBI) terhadap hasil belajar siswa pada materi Usaha dan
Energi di SMA Negeri 1 Lhoong Aceh Besar.
.
7 Halliday Resnick, Fisika Edisi ke Tiga Jilid I, (Jakarta: Erlangga, 1985), hal. 174
8Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal. 69.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran
1. Pengertian Model Pembelajaran
Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip
atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun model pembelajran berdasarkan
prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun model pembelajaran
berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori psikologis, sosiologis,
analisis system, atau teori-teori lain yang mendukung (Joyce & Weil:1980). Joyce
& Weil mempelajari model-model pembelajaran berdasarkan teori belajar yang
dikelompokkan menjadi empat model pembelajaran. Model tersebut merupakan
pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Joyce & Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan pembelajaran, dan membimbing
pembelajaran di kelas atau yang lain9. Model pembelajaran dapat dijadikan pola
pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan
efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.
9 Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2014),
Hal.132
9
1. Ciri-Ciri Model Pembelajaran
Model pembelajaran memiliki model pembelajaran sebagai berikut:
a. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
Sebagai contoh, model penelitian kelompok di susun oleh Herbert Thelen
dan berdasarkan teori John Dewey. Model ini dirancang untuk melatih
partisipasi dalam kelompok secara demokratis.
b. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir
induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.
c. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di
kelas, misalnya model synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas
dalam pelajaran mengarang.
Memiliki bagian-bagian model dinamakan: (1) urutan langkah-langkah
pembelajaran (syntax); (2) adanya prinsip-prinsip reaksasi; (3) system social; (4)
system pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis.
a. guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran.
b. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak
tersebut meliputi: (1) Dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat
diukur; (2) Dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.
c. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model
pembelajaran yang dipilihnya10
.
10 Rusman, Model-model Pembelajaran,… Hal.136
10
B. Model Problem Based Instruction (PBI)
1. Pengertian Problem Based Instruction
Model Problem Based Instruction atau yang kini sering dikenal dengan
istilah Pembelajaran Berdasarkan Masalah adalah interaksi antara stimulus dan
respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan
memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem
saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang
dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan
baik.11
Pembelajaran berdasarkan masalah didefinisikan sebagai suatu model
pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai titik awal mengakuisasi
pengetahuan baru.12
Siswa belajar menggunakan masalah autentik tertentu untuk
belajar isi pelajaran dan sebaliknya siswa juga belajar ketrampilan khusus untuk
memecahkan masalah dalam menggunakan sarana isi pelajaran.
Model pembelajaran berdasarkan masalah dilandasi oleh teori
konstruktivisme, dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata, guru memandu
siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan.
Meminjam pendapat Bruner bahwa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan
masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang
benar-benar bermakna karena dengan berusaha untuk mencari pemecahan
masalah secara mandiri akan memberikan suatu pengalaman konkret.
11
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta: Kencana, 2009),
Hal. 91.
12 Muslimin Ibrahim, Pembelajaran Berdasarkan Masalah, (Surabaya: Unesa University
Press, 2005), hal. 5.
11
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Model Problem
Based Instruction adalah suatu model pembelajaran yang didasarkan pada
banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni
penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang
nyata.
Model pembelajaran Problem Based Instruction memiliki ciri-ciri khusus,
yaitu:
1. Pengajuan pertanyaan atau masalah
2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
3. Penyelidikan autentik
4. Menghasilkan produk dan memamerkannya
5. Kolaborasi.13
2. Langkah-langkah Problem Based Instruction
Model PBI terdiri dari lima tahapan utama yang dimulai dari guru
memperkenalkan siswa dengan situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan
analisis hasil karya kerja siswa. Secara singkat kelima tahapan PBI adalah:
13
Muslimin Ibrahim, Pembelajaran..., hal.10.
12
Tabel 2.1. Tahap-Tahap Pembelajaran Problem Based Instruction
Tahap Kegiatan Guru
Tahap-1
Orientasi siswa kepada
masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan
fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk
memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk
terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilihnya.
Tahap-2
Mengorganisasikan siswa
untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut.
Tahap-3
Membimbing
penyelidikan individual
maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen,
untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah.
Tahap-4
Mengembangkan dan
menyajikan materi
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai dan membantu
mereka untuk berbagi tugas dengan temannya
Tahap-5
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan
proses-proses yang mereka gunakan.
Sumber: Muslimin Ibrahim
3. Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Instruction
Kelebihan:
a. Siswa dilibatkan secara aktif pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya
benar-benar diserap dengan baik.
b. Dilatih untuk dapat mandiri, mampu bekerjasama dan bisa menerima pendapat
siswa lain.
c. Dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber.
d. Siswa berperan aktif dalam memecahkan masalah dan dituntut keterampilan
berpikir yang lebih tinggi.
e. Siswa lebih memahami konsep matematika yang diajarkan sebab mereka
sendiri yang menemukan konsep tersebut.
13
f. Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran matematika sebab masalah
yang diselesaikan merupakan masalah sehari-hari.
g. Menjadikan siswa lebih mandiri dan dapat berlatih mengemukakan pendapat.
Kekurangan:
a. Bagi siswa yang malas, tujuan dari pembelajaran ini tidak dapat tercapai.
b. Membutuhkan banyak waktu.
c. Tidak semua materi matematika dapat diajarkan dengan PBI.
d. Menuntut guru membuat perencanaan pembelajaran yang lebih matang.14
C. Hasil belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu rangkain kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk
menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang menyangkut unsur
cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.15
Belajar akan
membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak
hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga menyangkut
segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang, seperti berbentuk
kecakapan, keterampilan, sikap, watak dan penyesuain diri
Slameto:“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan sebagai hasil
pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”.16
Dari kedua pernyataan di atas maka jelas bahwa belajar merupakan suatu
perubahan yang terjadi pada kehidupan seseorang melalui pengalaman dan latihan
14
Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Surabaya: Pustaka Belajar, 2009), hal. 73.
15
Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarrta: Raja Grafindo Persada,
2006), hal. 21.
16
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), hal.2
14
untuk meningkatkan daya kognitif, efektif, dan emosi yang bertujuan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Setiap manusia mendapatkan pendidikan dengan
cara belajar..17
Definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan
tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan
membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Belajar akan
lebih bermakna jika peserta didik mengalami langsung proses pembelajaran, tidak
bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan
rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan.
Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan oleh seorang
individu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu dengan lingkungan.
Suatu pembelajaran akan berhasil secara baik apabila seorang guru mampu
mengubah diri siswa dalam arti luas menumbuh kembangkan keadaan siswa untuk
belajar, sehingga dari pengalaman yang diperoleh siswa selama ia mengikuti
proses pembelajaran tersebut dirasakan manfaatnya secara langsung bagi
perkembangan pribadi siswa.
Jadi proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta
belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk
menghasilkan pemahaman yang utuh sehingga konsep yang dipelajari akan
dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan.
17
Oemar Hamalik, Media Pendidikan cet.ke-4, (Bandung : Alumni, 2009), hal. 28
15
2. Pengertian Hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar merupakan perolehan seseorang
dari suatu perbuatan belajar, atau hasil belajar merupakan kecakapan nyata yang
dicapai siswa dalam waktu tertentu yang juga disebut sebagai prestasi belajar..
Hasil belajar yang utama adalah pola tingkah laku yang bulat yang diperoleh oleh
setiap siswa setelah proses belajar. Siswa dalam proses belajar mengerjakan hal-
hal yang akan dipelajari sesuai dengan tujuan dan maksud belajar.
Hasil belajar akan dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan sikap
dan nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang
studi atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang
terorganisasi. Hasil belajar tidak pernah dihasilkan selama seseorang tidak
melakukan kegiatan belajar. Kenyataannya untuk mendapatkan hasil belajar tidak
semudah yang dibayangkan tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan
yang harus dihadapi, untuk mencapainya hanya dengan kekuatan dan sunggunh-
sungguh dalam belajar.
3. Ciri-ciri hasil belajar
Sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan
kurikuler (tujuan mata pelajaran) maupun tujuan intruksional (tujuan dari sub
pokok pembahasan), menggunakan klasifikasi hasil belajar Benyamin Bloom
yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif,
ranah afektif dan ranah psikomotorik.
16
Hasil belajar kognitif merupakan kemajuan intelektual yang diperoleh siswa
melalui kegiatan belajar dengan ciri-ciri sebagai berikut: pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Hasil belajar afektif adalah
perubahan sikap atau kecendrungan yang dialami siswa sebagai hasil belajar
sebagai penerimaan atau perhatian adanya respon atau tanggapan dan
penghargaan, yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi,
penilaian, organisasi, dan internalisasi. Hasil belajar psikomotor merupakan
perubahan tingkah laku atau keterampilan yang dialami siswa dengan ciri-ciri:
keberanian menampilkan minat dan kebutuhannya, keberanian berpartisifasi di
dalam kegiatan penampilan sebagai usaha/kreatifitas dan kebebasan melakukan
hal di atas tanpa tekanan guru atau orang lain.
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang
optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang rendah
dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya
mempertahankan apa yang telah dicapai.
b. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan
dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari
orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
c. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama
diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain,
17
kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan
kreativitasnya.
d. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni
mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap)
dan ranah psikomotorik, keterampilan atau perilaku.
e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri
terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan
mengendalikan proses dan usaha belajarnya.18
Berdasarkan ciri-ciri hasil belajar di atas maka tugas guru selain mengajar
juga mendidik dan melatih siswa agar menjadi siswa yang cerdas, bersikap baik
dan memiliki keterampilan-keterampilan yang dapat dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari.
18
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses ...”, hal. 56
18
D. Materi
1. Pengertian Usaha dan energi
A. Usaha
Pengertian usaha dalam kehidupan sehari-hari. kesamaannya adalah dalam
menyangkut tenaga atau energi. apabila manusia, mesin dan yang lainnya
melakukan suatu usaha maka harus mengeluarkan sejumlah energi. Usaha dalam
fisika tidak dapat dipisahkan dengan konsep gaya dan perpindahan. Seseorang
melakukan usaha apabila ia memberikan gaya yang menyebabkan terjadinya
perpindahan19
.
1. Usaha oleh Gaya yang Searah dengan Arah Perpindahan
Usaha yang dilakukan oleh gaya tetap F adalah hasil kali perpindahan
dengan besar gaya yang menyebabkannya. Gaya yang dimaksud adalah gaya yang
searah dan segaris dengan perpindahan.
Usaha merupakan perkalian skalar dengan perpindahan. Secara matematis
dapat dirumuskan:
W = F.s
Keterangan:
W = usaha (J)
F = gaya (N)
s = perpindahan (m)
19 Halliday Resnick, Fisika Edisi ke Tiga Jilid I, (Jakarta: Erlangga, 1985), hal. 174
19
2. Usaha oleh Gaya yang Membentuk Sudut dengan Perpindahan
Besarnya usaha secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
W = F cos . s
Keterangan:
F = gaya (N)
s = perpindahan (m)
= sudut antara gaya dengan perpindahan
3. Usaha oleh Beberapa Gaya
Usaha total yang dilakukan oleh beberapa gaya dapat dihitung dengan
menjumlahkan semua usaha yang dilakukan oleh masing-masing gaya, yaitu
sebagai berikut:
W = + + + … +
Benda yang bergerak pada permukaan yang kasar, komponen-komponen
gaya yang memengaruhi adalah gaya benda dan gaya gesek kinetic permukaan,
sehingga usaha yang dilakukan sebagai berikut:
W = F.s
W = (F - ).s
Dimana = .N dan = .m.g
Keterangan:
= gaya gesek kinetis
= koefisien gaya gesek kinetis
20
B. Energi
Energi memiliki bernagai bentuk, minsalnya energi listrik, energi kalor,
energi cahaya, energi potensial, energy nuklir, dan energi kimia. energi dapat
berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, minsalnya energi listrik dapat
berubah menjadi energi cahaya atau energi kalor. banyak contoh perubahan energi
dalam kehidupan sehari-hari. Energi terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Energi Kinetik (Ek)
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda karena geraknya
(kecepatannya). Energi kinetik dirumuskan sebagai berikut:
Ek =
Keterangan:
Ek = energi kinetik (J)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan gerak benda (m/s)
2. Energi Potensial (Ep)
Energi potensial merupakan energi yang tersimpan di dalam suatu benda
(materi) karena kedudukan atau keadaan benda tersebut. Beberapa contoh bentuk
energi potensial yaitu: energi pegas, energi pada ketapel, energi busur, energi dari
air terjun, dan energi nuklir. Secara matematis energi potensial dirumuskan:
Ep = m.g.h
Keterangan:
Ep = energi potensial (J)
m = massa (kg)
21
g = percepatan gravitasi ( )
h = ketinggian (m)
3. Energi Mekanik
Jika benda di atas tanah dan keadaan bergerak, maka di samping benda
memiliki energi kinetik (Ek) juga memiliki energi potensial (Ep). Jumlah antara
kedua energi tersebut disebut dengan energi mekanik (Em).
Em = Ek + Ep =
+ m.g.h
C. Hukum Kekekalan Energi Mekanik
Hukum kekekalan energi mekanik “jika benda dipengaruhi oleh gaya-gaya
konservatif, berlaku hukum kekekalan energi mekanik”.
=
+ = +
+
= +
Energi mekanik adalah jumlah dari energi potensial dan energi kinetik
suatu benda20
.
20
Marcelo Alonso dkk, Dasar-dasar Fisika Universitas Edisi ke Dua Jilid I, (Jakarta:
Erlangga, 1992), hal. 158
22
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Sebuah penelitian memerlukan suatu penelitian yang tepat agar data yang
dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan dan valid. Rancangan penelitian
meliputi metode penelitian dan teknik pengumpulan data, metode merupakan cara
yang digunakan untuk membahas dan meneliti masalah yang terjadi. Adapun
metode dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (Quasi
Eksperimen) dengan desain penelitian pre-test dan post-test control group design
yang dilakukan di SMA Negeri 1 Lhoong Aceh Besar dengan sampel dua kelas X
yang diambil secara tidak random kelompok. Bentuk rancangan penelitian sebagai
berikut.
Tabel 3.1 Rancangan penelitian
Subjek Pre-test Perlakuan Post-test
Kelas Eksperimen
Kelas Control -
Metode eksperimen semu ini digunakan untuk mengetahui tingkat
kenaikan prestasi siswa yang diajarkan dengan pendekatan konsep pemantulan
cahaya yang satu menggunakan percobaan yang satu lagi tidak menggunakan
percobaan. Rancangan penelitian ini ada dua kelompok objek yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diajarkan dengan menggunakan
23
pendekatan eksperimen, sedangkan untuk kelas kontrol diajarkan tanpa
menggunakan pendekatan eksperimen.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Lhoong Aceh Besar. Sekolah
tersebut beralamat di Jln. Banda-Aceh-Meulaboh KM 56 Kec. Lhoong, Aceh
Besar.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Pemecahan suatu permasalahan dalam penelitian mutlak diperlukan
adanya suatu data dan informasi dari objek yang diteliti. Objek penelitian itu
adalah populasi, dari populasi ini peneliti akan mendapatkan sebuah data dan
informasi. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya21
. Sampel adalah subjek yang
sesungguhnya atau bagian dari populasi yang menjadi bahan penelitian. Teknik
pengambilan sampel ini Purpose Sampling teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Sampel dalam penelitian ini terdapat dua kelas yaitu,
XMIPA1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XMIPA2 sebagai kelas kontrol.
21
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Cv Alfabet, 2012), hal. 117
24
D. Instrumen Penelitian
Keberhasilan banyak ditentukan oleh instrumen penelitian yang
digunakan. Adapun instrumen penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian
ini adalah:
1. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini berupa
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), LKPD, dan buku paket.
2. Instrument Pengumpulan Data
Instrument pengumpulan data berbentuk soal tes, yang berupa soal tes
pilihan ganda terdiri dari soal tes awal (pre-test), dan tes akhir (post-test).
Soal tes berupa soal-soal yang dikembangkan dari buku-buku paket Fisika
yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
E. Teknik Pengumpulan Data :
1. Tes
Tes merupakan sejumlah soal yang diberikan kepada siswa untuk
mendapatkan data yang kuantitatif guna mengetahui bagaimana hasi belajar siswa
sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBI. Tes
dalam penelitian ini digunakan dua kali tes yaitu pre-test (tes awal) dan post-test
(tes akhir). Tes dalam penelitian berupa soal dalam bentuk pilihan ganda yang
berkaitan dengan materi usaha dan energi, terdiri dari 10 butir soal dengan tingkat
kompetensi kognitif C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan) dan C4
(analisis).
25
2. Angket
Angket atau yang sering disebut kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data dengan menggunakan pertanyaan tertentu dan jawabna yang
diberikan juga dalam bentuk tertulis, yaitu dalam bentuk isian atau simbol/tanda.
Angket tersebut digunakan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan
respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
PBI. Skala yang digunakan dalam angket tersebut juga diberikan kepada siswa
setelah pelaksanaan belajar mengajar selesai seluruhnya. Pengisian dilakukan
secara jujur dan objektif tanpa tekanan dari pihak manapun.
F. Teknik Analisis Data
Uji Coba Instrumen
Tahap menganalisis data merupakan tahap yang paling penting dalam
suatu penelitian. Setelah instrumen telah tersusun rapi, langkah selanjutnya adalah
melakukan validitas kepada pakar. Setelah itu diuji cobakan kepada siswa yang
telah belajar tentang materi usaha dan energi. Analisis tes memiliki tahap-tahap
sebagai berikut:
a. Uji Validitas
Validitas adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu
mengukur apa yang ingin diukur.22
Jika data yang dihasilkan dari sebuah
instrumen valid, maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut valid, karena
dapat memberikan gambaran tentang data yang benar sesuai dengan kenyataan
22
Syofian, S., Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: prenada Media Grup, 2012), h. 46
26
dan keadaan sesungguhnya. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat
tepat mengukur apa yang hendak diukur.23
Sebutir item dapat dikatakan telah
memiliki validitas yang tinggi atau dapat dinyatakan valid, jika skor-skor pada
butir item yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan
skor total atau dengan bahasa statistik.24
Caranya adalah dengan memberikan nilai
1 jika siswa menjawab benar dan 0 jika siswa menjawab salah. Validitas item
dapat diukur dengan menggunakan rumus korelasi product moment, yaitu:
rxy = ( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
n = Jumlah responden
x = Skor variabel (jawaban responden)
y = Skor total dari variabel (jawaban responden) 25
Tabel 3.2 Kriteria Validitas Intrumen Tes
Nilai Validitas Kriteria
0,800 -1,00 Sangat tinggi
0,600 - 0,800 Tinggi
0,400 - 0,600 Cukup
0,200 - 0,400 Rendah
0,00 - 0,200 Sangat rendah
(sumber: Arikunto, 2011)
23
Suharsimi, A., Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 58
24
Anas, S., Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h. 184
25
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,... , h. 183
27
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah untuk menguji sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula.26
Langkah-langkah
yang perlu ditempuh dalam penentuan reliabilitas tes dengan pendekatan single-
test dimana digunakan formula Spearman-Brown Gasal-Genap dengan terlebih
dahulu menghitung koefisien korelasi “r” product moment (rxy = rhh = r
) dengan
menggunakan rumus:
rxy = ( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
n = Jumlah responden
x = Skor variabel (jawaban responden)
y = Skor total dari variabel (jawaban responden) 27
Kemudian dihitung koefisien reliabilitas (r11 = rtt) dengan menggunakan
rumus:
r11
Keterangan:
r11 = koefisien reliabilitas tes secara total
= koefisien korelasi product moment28
26
Syofian Siregar, Metode Penelitian,..., h. 55
27
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi, ..., h. 219
28
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi, ..., h. 219
28
Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas
Nilai Validitas Kriteria
0,800 -1,00 Sangat tinggi
0,600 - 0,800 Tinggi
0,400 - 0,600 Cukup
0,200 - 0,400 Rendah
0,00 - 0,200 Sangat rendah
(Sumber: Arikunto, 2011)
2. Analisis Tes Hasil Belajar
Tahap penganalisaan data merupakan tahap yang paling penting dalam
suatu penelitian, karena pada tahap inila peneliti dapat merumuskan hasil-hasil
penelitiannya. Setelah data diperoleh, selanjutnya data ditabulasikan kedalam data
frekuensi, kemudian diolah dengan menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut29
:
a. Menghitung normalitas, digunakan statistic Chi-Kuadrat, dengan rumus
sebagai berikut:
( )
(3.1)
Keterangan :
X2 = statistic Chi-Kuadrat
Oi = Frekuensi Pengamatan
Ei = Frekuensi yang diharapkan
K = Banyak data
29
Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Tarsito,2002), hal. 273
29
b. Menguji homogenitas, digunakan untuk mengetahui apakah sampel ini
berhasil dengan varians yang sama, sehingga hasil dari penelitian ini
berlaku bagi populasi. Hipotesis yang akan di uji pada taraf signifikan
(0,05), yaitu:
Ho : 2
2
2
1
Ha : 2
2
2
1
Pengujian ini adalah uji pihak kanan dan pihak kiri maka kriteria
pengujian adalah “Tolak Ho jika F > F 11 21 nn , dalam hal lain Ho
diterima”. Berdasarkan perhitungan di atas maka untuk mencari
homogenitas varians dapat digunakan rumus sebagai berikut:
rumus yang digunakan dalam uji ini yaitu :
F= arians terbesar
arians terkecil (3.2)
F= 1
2
22 (3.3)
Keterangan:
: varians dari nilai kelas interval
: varians dari kelas kelompok
c. Untuk menguji hipotesis yang telah di rumuskan tentang perbedaan
prestasi siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Instruction (PBI) dapat digunakan rumus:
t= 1 2
√1
n1+
1
n2
(3.4)
30
Keterangan:
= Rata-rata sampel 1
= Rata-rata sampel 2
n1 = jumlah siswa kelas eksperimen
n2 = Jumlah siswa kelas kontrol
S = simpangan baku gabungan
t = Nilai yang dihitung
Statistik yang digunakan untuk meguji hipotesis adalah uji-t, adapun
rumusan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
21: oH
21: aH
Dimana:
H0 : Model pembelajaran Problem Based Instruction tidak mempengaruhi
Hasil Belajar peserta didik pada materi usaha dan energi di SMA Negeri 1
Lhoong
Ha : Model pembelajaran Problem Based Instruction dapat mempengaruhi
Hasil Belajar peserta didik pada materi usaha dan energi di SMANegeri 1
Lhoong
.
Berdasarkan hipotesis di atas digunakan uji pihak kanan. Pengujian
dilakukan pada taraf signifikan α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = (n1 + n2 -
31
2), dimana kriteria pengujian menurut Sudjana adalah tolak Ho jika thitung > ttabel
dan terima Ho dalam hal lainnya30
.
3. Analisis Data Respon Siswa
Data respon siswa diperoleh dari angket yang diedarkan kepada seluruh
siswa setelah proses pembelajaran selesai. Tujuannya untuk mengetahui
bagaimana respon siswa terhadap pengaruh model pembelajaran PBI.
Data yang diperoleh melalaui angket dianalisis dengan menggunakan
persentase. Menururt Suharsimi Arikunto rumus yang digunakan untuk
menghitung persentase dari setiap respons siswa adalah :
P =
× 100 % (3.5)
Keterangan:
P : Angka persentase
f : Frekuensi jumlah respon siswa tiap aspek yang muncul
N : Jumlah seluruh siswa
100% : Nilai konstan.
30
Sudjana, Metode Statistik . . . , hal. 239
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 1 Lhoong pada tanggal 28
Maret sampai dengan 30 April 2018. Subjek pada penelitian ini adalah seluruh
peserta didik di SMA Negeri 1 Lhoong tahun ajaran 2017/2018 kelas X MIPA2
sebagai kelas kontrol yang berjumlah 23 orang peserta didik dan kelas X MIPA1
sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 23 orang. Pengambilan sampel
penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling. Pengukuran hasil belajar
dilakukan dengan memberikan tes soal Multiple Choice sebanyak 10 soal.
Data hasil belajar dengan model pembelajaran PBI diperoleh dari skor
rata-rata setiap pertemuan. Penelitian dilakukan dalam tiga kali pertemuan pada
kelas eksperimen dan tiga kali pertemuan pada kelas kontrol. Masing-masing
kelas diberikan Pre-Test dan Post-Test. Pertemuan pertama peserta didik
diberikan Pre-Test untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik sebelum
mengikuti pembelajaran, pada akhir pembelajaran peserta didik diberikan Post-
Test untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta didik setelah mengikuti
pembelajaran. Pengukuran dilakukan dengan tes soal sebanyak 10 soal pilihan
ganda (multiple choice) dan 10 pernyataan angket terhadap model PBI.
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data hasil belajar peserta didik pada
kelas kontrol dan eksperimen sebagai berikut:
33
Tabel 4.1 Data nilai Pre-test dan Post-test peserta didik kelas kontrol dan
eksperimen
Kelas kontrol Kelas Eksperimen
Pre-test Post-test Pre-test Post-test
N 23 23 23 23
Nilai Min 20 50 30 60
Nilai Max 60 90 70 100
42,48 72,4 52,4 83,39
S2
124,53 142,35 124,53 146,61
S 11,16 11,93 11,15 12,10
X2
7,04 8,47 7,40 5,43
1. Uji Normalitas Data
a. Uji Normalitas Pre-test Kelas Kontrol
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tes yang berbentuk soal pilihan
sebanyak 10 butir, nilai pre-test kelas kontrol memiliki rentang atau sebaran 40
dengan nilai tertinggi 60, nilai terendah 20 sehingga daftar distribusi frekuensi
nilai pre-test secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data untuk Nilai Pre-test Peserta didik Kelas
Kontrol
Nilai fi xi xi2 fi. xi fi. xi
2
20-26 2 23 529 46 1058
27-33 3 30 900 90 2700
34-40 7 37 1369 259 9583
41-47 0 44 1936 0 0
48-54 8 51 2601 408 20808
55-61 3 58 3364 174 10092
Jumlah 23
977 44241
Mean 42,48
Standar Deviasi (s) 11,16
Berdasarkan perhitungan pada daftar distribusi frekuensi, lebih lanjut
dilakukan pengujian kenormalan data tersebut. Pengujian uji normalitas ini
34
disajikan pada lampiran 12, untuk itu dilakukan dengan pendekatan rumus chi-
kuadrat, secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Uji Normalitas dari Nilai Pre-test Peserta didik
Kelas Kontrol
Nilai
Tes
Batas
Kelas
( i)
Z-
Score
Batas
Luas
Daerah
Luas
Daerah
Frekuensi
diharapkan
(E1)
Frekuensi
pengamatan
(Oi)
19,5 -2,06 0,4803
20-26
0,0567 1,3041 2
26,5 -1,43 0,4236
27-33
0,1355 3,1165 3
33,5 -0,80 0,2881
34-40
0,2167 4,9841 7
40,5 -0,18 0,0714
41-47
0,1022 2,3506 0
47,5 0,45 0,1736
48-54
0,1863 4,2849 8
54,5 1,08 0,3599
55-61
0,0952 2,1896 3
61,5 1,70 0,04551
Jumlah
23
X2 hitung 7,04
Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa hasil perhitungan uji normalitas,
perhitungan tersebut disajikan dalam lampiran 12. Berikut ini adalah hasil
perhitungan uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat secara rinci disajikan
pada Tabel 4.4
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Uji Chi-Kuadrat pada nilai pre-test
kelas kontrol
Α Banyak Kelas xhitung xtabel Kesimpulan
0,05 6 7,04 9,49 Berdistribusi
normal
35
Nilai xtabel diambil berdasarkan nilai pada tabel nilai kritis x untuk uji
normalitas pada taraf signifikan 5%. Kolom keputusan dibuat berdasarkan pada
ketentuan pengujian hipotesis normalitas, yaitu:
H0 : Oi ≤ Ei (data berdistribusi normal)
Ha : Oi ≥ Ei (data tidak berdistribusi normal)
Oleh karena itu x2hitung < x
2tabel yaitu (7,04 < 9,49) maka H0 diterima dan
dapat disimpulkan bahwa data dari siswa kelas kontrol mengikuti distribusi
normal.
b. Uji Normalitas Data Pre-test Kelas Eksperimen
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tes yang berbentuk soal pilihan
sebanyak 10 butir, nilai pre-test kelas kontrol memiliki rentang atau sebaran 40
dengan nilai tertinggi 70, nilai terendah 30 sehingga daftar distribusi frekuensi
nilai pre-test secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Data Nilai Pre-test Peserta didik Kelas Eksperimen
Nilai fi xi xi2 fi. xi fi. xi
2
30-36 2 33 1089 66 2178
37-43 3 40 1600 120 4800
44-50 7 47 2209 329 15463
41-57 0 54 2916 0 0
58-64 8 61 3721 488 29768
65-71 3 68 4624 204 13872
Jumlah 23
1207 66081
Mean
52,4
Standar Deviasi (s) 11,15
Berdasarkan perhitungan pada daftar distribusi frekuensi, lebih lanjut
dilakukan pengujian kenormalan data tersebut. Pengujian uji normalitas ini
disajikan pada lampiran12. Berikut ini adalah hasil perhitungan yang dilakukan
36
dengan pendekatan rumus chi-kuadrat, hasil perhitungan secara rinci dapat dilihat
pada tabel 4.6
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Uji Normalitas dari Nilai Pre-Test Peserta didik
Kelas Eksperimen
Nilai
Tes
Batas
Kelas
( i)
Z-
Score
Batas
Luas
Daerah
Luas
Daerah
Frekuensi
diharapkan
(E1)
Frekuensi
pengamatan
(Oi)
29,5 -2,05 0,4798
30-36 0,0576 1,3248 2
36,5 -1,42 0,4222
37-43 0,137 3,151 3
43,5 -0,79 0,2852
44-50 0,2177 5,0071 7
50,5 -0,17 0,0675
51-57 0,1061 2,4403 0
57,5 0,45 0,1736
58-64 0,1863 4,2849 8
64,5 1,08 0,3599
65-71 0,2035 4,6805 3
71,5 1,71 0,1564
Jumlah 23
X2 hitung 7,40
Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat bahwa hasil perhitungan uji normalitas,
perhitungan tersebut disajikan dalam lampiran 12. Berikut ini adalah hasil
perhitungan uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat secara rinci disajikan
pada Tabel 4.7
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Uji Chi-Kuadrat Hasil pada nilai pre-
test kelas eksperimen
Α Banyak Kelas xhitung xtabel Kesimpulan
0,05 6 7,40 9,49 Berdistribusi
normal
Nilai xtabel diambil berdasarkan nilai pada tabel nilai kritis x untuk uji
normalitas pada taraf signifikan 5%. Kolom keputusan dibuat berdasarkan pada
ketentuan pengujian hipotesis normalitas, yaitu:
H0 : Oi ≤ Ei (data berdistribusi normal)
37
Ha : Oi ≥ Ei (data tidak berdistribusi normal)
Oleh karena itu x2hitung < x
2tabel yaitu (7,40 < 9,49) maka H0 diterima dan
dapat disimpulkan bahwa data dari siswa kelas kontrol mengikuti distribusi
normal.
c. Uji homogenitas
Uji homgenitas berguna untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini
berasal dari populasi yang sama atau tidak, sehingga generalisasi dari hasil
penelitian ini nantinya berlaku pula bagi populasi. Pengujian uji homogenitas ini
menggunakan Uji Harley. Uji Harley merupakan uji homogenitas varians yang
sangat sederhana, cukup membandingkan variansi terbesar dengan variansi
terkecil.
Hipotesis yang akan diuji pada taraf signifikan α = 0,05 yaitu: Terima H0
jika Fhitung < Ftabel dan tolak H0 jika Fhitung > Ftabel. H0 menyatakan variansi
homogen dan Ha menyatakan variansi tidak homogen. Pengolahan data uji
homogenitas dapat dilihat pada lampiran 12. Berikut adalah hasil perhitungan uji
homogenitas uji harley secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.8
Tabel 4.8 Hasil perhitungan Uji Homogenitas Uji Harley pada Nilai Pre-Test
Data Nilai Varians Fhitung Ftabel Kesimpulan
Kelas
Kontrol
124,53
1
2,03
Kedua data
homogen
Kelas
Eksperimen
124,53
Berdasarkan tabel 4.5 bahwa Fhitung < Ftabel atau 1 < 2,03 dengan demikian
H0 diterima sehingga dapat dikatakan terdapat kesamaan varians terhadap
38
kemampuan awal siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tes kedua kelas adalah homogen.
a) Uji Normalitas Data Post-test Kelas Kontrol
Post-test pada kelas kontrol dilakukan setelah melakukan pembelajaran
materi usaha dan energi secara konvensional. Berdasarkan data yang diperoleh
melalui tes yang berbentuk soal piihan sebanyak 10 butir, nilai Post-tes kelas
eksperimen memiliki rentang atau sebaran 40 dengan nilai tertinggi 90, nilai
terendah 50 sehingga daftar distribusi frekuensi nilai Post-test secara rinci dapat
dilihat pada Tabel 4.9
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Data Nilai Postest Peserta didik Kelas Kontrol
Nilai fi xi xi2 fi. xi fi. xi
2
50-56 3 53 2809 159 8427
57-63 2 60 3600 120 7200
64-70 7 67 4489 469 31423
71-77 0 74 5476 0 0
78-84 7 81 6561 567 45927
85-91 4 88 7744 352 30976
Jumlah 23
1667 123953
Rata-rata
72,4
Standar Deviasi (s) 11,93
Berdasarkan perhitungan data pada daftar distribusi frekuensi, selanjutnya
dilakukan pengujian normalitas data. Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan rumus chi-kuadrat. Rumus chi-kuadrat adalahh sebagai berikut.
hitung = ( )
Pengolahan data uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 12. Hasil perhitungan
uji normalitas secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.10
39
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Uji Normalitas dari Nilai Post-Test Peserta didik
Kelas Kontrol
Nilai Batas
Kelas Z-score
Batas
Luas
Daerah
Luas
Daerah
Frekuensi
diharapkan
(E1)
Frekuensi
pengamatan
(Oi)
49,5 -1,91 0,4719
50-56
0,0637 1,4651 3
56,5 -1,33 0,4082
57-63
0,1378 3,1694 2
63,5 -0,74 0,2704
64-70
0,2108 4,8484 7
70,5 -0,15 0,0596
71-77
0,1032 2,3736 0
77,5 0,42 0,1628
78-84
0,181 4,163 7
84,5 1,01 0,3438
85-91
0,1014 2,3322 4
91,5 1,60 0,4452
Jumlah 23
X2
hitung 8,47
Berdasarkan Tabel 4.10 terlihat bahwa hasil perhitungan uji normalitas,
perhitungan tersebut disajikan dalam lampiran 12. Berikut ini adalah hasil
perhitungan uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat secara rinci disajikan
pada Tabel 4.11
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Uji Chi-Kuadrat pada nilai Pos-Test
kelas kontrol
Α Banyak Kelas xhitung xtabel Kesimpulan
0,05 6 8,47 9,49 Berdistribusi
normal
Nilai xtabel diambil berdasarkan nilai pada tabel nilai kritis x untuk uji
normalitas pada taraf signifikan 5%. Kolom keputusan dibuat berdasarkan pada
ketentuan pengujian hipotesis normalitas, yaitu:
H0 : Oi ≤ Ei (data berdistribusi normal)
Ha : Oi ≥ Ei (data tidak berdistribusi normal)
40
Oleh karena itu x2hitung < x
2tabel yaitu (8,47 < 9,49) maka H0 diterima dan
dapat disimpulkan bahwa data dari siswa kelas kontrol mengikuti distribusi
normal.
b) Uji Normalitas Data Post-test Kelas Eksperime
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tes yang berbentuk soal pilihan
sebanyak 10 butir, nilai post-test kelas eksperimen memiliki rentang atau sebaran
40 dengan nilai tertinggi 100, nilai terendah 60 sehingga daftar distribusi
frekuensi nilai post-test secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.12
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Data Nilai Postest Peserta didik Kelas
Eksperimen
Nilai Fi xi xi2 fi. xi fi. xi
2
60-66 2 63 3969 126 7938
67-73 4 70 4900 280 19600
74-80 5 77 5929 385 29645
81-87 0 84 7056 0 0
88-94 7 91 8281 637 57967
95-101 5 98 9604 490 48020
Jumlah 23
1918 163170
Rata-rata
83,39
Standar Deviasi (sd) 12,10
Berdasarkan perhitungan data pada daftar distribusi frekuensi, selanjutnya
dilakukan pengujian normalitas data. Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan rumus chi-kuadrat. Rumus chi-kuadrat adalahh sebagai berikut.
hitung = ( )
Pengolahan data uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 12. Hasil perhitungan
uji normalitas secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.13
41
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Uji Normalitas dari Nilai Post-Test Peserta didik
Kelas Eksperimen
Nilai
Tes
Batas
Kelas
( i)
Z-
Score
Batas
Luas
Daerah
Luas
Daerah
Frekuensi
diharapkan
(E1)
Frekuensi
pengamatan
(Oi)
59,5 -1,97 0,4756
60-66 0,0579 1,3317 2
66,5 -1,39 0,4177
67-73 0,1267 2,9141 4
73,5 -0,81 0,2910
74-80 0,2 4,6 5
80,5 -0,23 0,0910
81-87 0,0383 0,8809 0
87,5 0,33 0,1293
88-94 0,1893 4,3539 7
94,5 0,91 0,3186
99-101 0,1133 2,6059 5
101,5 1,49 0,4319
Jumlah 23
X2
hitung 5,43
Berdasarkan Tabel 4.13 terlihat bahwa hasil perhitungan uji normalitas,
perhitungan tersebut disajikan dalam lampiran 12. Berikut ini adalah hasil
perhitungan uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat secara rinci disajikan
pada Tabel 4.14
Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Uji Chi-Kuadrat pada nilai Post-Test
kelas Eksperimen
Α Banyak Kelas xhitung xtabel Kesimpulan
0,05 6 5,43 9,49 Berdistribusi
normal
Nilai xtabel diambil berdasarkan nilai pada tabel nilai kritis x untuk uji
normalitas pada taraf signifikan 5%. Kolom keputusan dibuat berdasarkan pada
ketentuan pengujian hipotesis normalitas, yaitu:
H0 : Oi ≤ Ei (data berdistribusi normal)
Ha : Oi ≥ Ei (data tidak berdistribusi normal)
42
Oleh karena itu x2hitung < x
2tabel yaitu (5,43 < 9,49) maka H0 diterima dan
dapat disimpulkan bahwa data dari siswa kelas kontrol mengikuti distribusi
normal.
c) Uji Homogenitas Varians
Uji homgenitas berguna untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini
berasal dari populasi yang sama atau tidak, sehingga generalisasi dari hasil
penelitian ini nantinya berlaku pula bagi populasi. Pengujian uji homogenitas ini
menggunakan Uji Harley. Uji Harley merupakan uji homogenitas varians yang
sangat sederhana, cukup membandingkan variansi terbesar dengan variansi
terkecil.
Hipotesis yang akan diuji pada taraf signifikan α = 0,05 yaitu: Terima H0
jika Fhitung < Ftabel dan tolak H0 jika Fhitung > Ftabel. H0 menyatakan variansi
homogen dan Ha menyatakan variansi tidak homogen. Pengolahan data uji
homogenitas dapat dilihat pada lampiran X. Berikut adalah hasil perhitungan uji
homogenitas uji harley secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.15
Tabel 4.15 hasil perhitungan Uji Homogenitas Uji Harley pada Nilai Post-Test
Data Nilai Varians Fhitung Ftabel Kesimpulan
Kelas
Kontrol
142,35
1,02
2,03
Kedua data
homogen
Kelas
Eksperimen
146,61
Berdasarkan tabel 4.5 bahwa Fhitung < Ftabel atau 1,02 < 2,03 dengan
demikian H0 diterima sehingga dapat dikatakan terdapat kesamaan varians
terhadap kemampuan akhir siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen,
43
sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil Post-test kedua kelas adalah
homogen.
d) Pengujian Hipotesis
Statistik yang digunakan untuk meguji hipotesis adalah uji-t, adapun
rumusan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
21: oH
21: aH
Dimana:
H0 : Model pembelajaran Problem Based Instruction tidak mempengaruhi
Hasil Belajar peserta didik pada materi usaha dan energi di SMA Negeri 1
Lhoong
Ha : Model pembelajaran Problem Based Instruction dapat mempengaruhi
Hasil Belajar peserta didik pada materi usaha dan energi di SMANegeri 1
Lhoong
Kriteria pengujian hipotesis ini adalah tolak Ha jika thitung < ttabel dalam hal
lain H0 diterima. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan data Post-
Test peserta didik dengan menggunakan perhitungan nilai rata-rata dan nilai
standar deviasi pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Secara rinci data-data
tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.16
Tabel 4.16 Hasil Pengolahan Data Penelitian
No Hasil Penelitian Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
1 Mean data tes akhir ( x ) 83,39 72,4
2 Varian tes akhir (S2) 146,61 142,35
3 Standar deviasi tes akhir (S) 12,10 11,93
4 Uji normalitas data (2) 5,43 8,47
44
Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai deviasi gabungan kedua sampel.
Perhitungan nilai deviasi gabungan dilakukan dengan menggunakan rumus:
2)(
)1()1(
21
2
22
2
112
nn
SnSnS
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan mengunakan rumus
di atas, maka di peroleh nilai deviasi gabungan dari kedua sampel tersebut adalah
12,01. Pengolahan data perhitungan nilai deviasi gabungan dapat dilihat pada
lampiran 12. Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai uji t, dengan menggunakan
rumus:
t= 1 2
√1n1
+1n2
Berdasarkan data di atas, maka diperoleh hasil thitung = 3,27. Kemudian
dicari ttabel dengan (dk) = (n1 + n2–2), dk = (23+23-2) = 44 pada taraf signifikan
5% atau 050, maka dari tabel distribusi t di peroleh nilai t(0,05)(44) = 1,68.
Karena yaitu 3,27 > 1,68 dengan demikian diterima dan
ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based
Instruction dapat mempengaruhi Hasil Belajar peserta didik kelas X MIPA1 pada
materi usaha dan energi di SMA Negeri 1 Lhoong. Berdasarkan data tersebut
dapat dikatakan bahwa model pembelajaran Problem Based Instruction dapat
mempengaruhi Hasil Belajar Peserta didik dibandingkan pembelajaran tanpa
penggunaan model Problem Based Instruction.
45
2. Analisis Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Ranah Kognitif
Penerapan model pembelajaran dengan menggunakan PBI dalam
pembelajaran materi usaha dan energi mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil
belajar siswa berdasarkan indikator hasil belajar pada ranah kognitif yaitu C1
(pengetahuan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan), C4 (analisis), C5 (sintesis), C6
(kreasi) kelas kontrol dapat dilhat pada gambar 4.1
Gambar 4.1 Grafik Siswa Kelas Kontrol pada Indikator Ranah Kognitif.
a) C1 (pengetahuan)
Ranah kognitif C1 nilai Pre-test siswa masih tergolong rendah
dibandingkan dengan nilai Post-test hal ini terjadi karena kemampuan
awal siswa yang masih sangat rendah. Setelah melakukan
pembelajaran dengan metode konvesional nilai siswa mengalami
peningkatan yang cukup bagus dikarenakan tingkat kesulitan soal ini
tergolong sangat mudah.
b) C2 ( pemahaman)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
c1 c2 c3 c4 c5 c6
39.1 30.4
80.4
43.4
26
4.3
97.8
82.6 91.3
55 56.5
8.6
per
sen
tase
nila
i ran
ah k
ogi
tif
ranah kognitif
pre
post
46
Ranah kognitf C2 nilai awal siswa juga masih tergolong rendah
dibandingkan dengan nilai tes akhir. Nilai tes akhir siswa menagalami
peningkatan yanng cukup bagus walaupun guru hanya memberikan
pembelajaran dengan model kovensional. Untuk memahami soal ini
siswa hanya perlu mengulang kembali materi dengan baik karena
tingkat kesulitan soal ini tergolong masih rendah.
c) C3 (penerapan)
Kemampuan nilai tes awal siswa pada ranah kognitif ini
berdasarkan grafik memang tergolong bagus, peningkatan nilai siswa
pada tes akhir tidak terlalu tinggi tergolong sedang, hal ini karena
tingkat kesulitan soal tidak terlalu sulit dan siswa cepat memahaminya.
d) C4 (analisis)
Kemampuan nilai tes awal siswa pada ranah kognitif ini
berdasarkan grafik tergolong sedang, begitu juga pada nilai tes akhir
setelah dilakukan pembelajaran dengan metode konvensional tidak ada
peningkatan yang signifikan hal ini dikarenakan tingkat kesulitan
siswa tergolong sulit hingga susah dipahami.
e) C5 (sintesis)
Ranah kognitf C5 nilai awal siswa tergolong sangat rendah
dibandingkan dengan nilai tes akhir. Nilai tes akhir siswa menagalami
peningkatan yang bagus karena guru memberikan pembelajaran
dengan model kovensional. Untuk memahami soal ini siswa perlu
47
pemahaman konsep yang baik dan tingkat ketelitian yang tinggi karena
jenis soal ini tergolong soal yang sulit.
f) C6 (kreasi)
Nilai ranah kognitif pada tingkatan C6 tergolong sangat rendah baik
dinilai tes awal maupun pada nilai tes akhir siswa. Siswa belum
mampu meningkatkan hasil belajarnya dengan baik pada tingkatan
ranah kognitif ini walaupun telah diberikan pembelajaran dengan
menggunakan model konvensional.
Gambar 4.2 Grafik Siswa Kelas Eksperimen pada Indikator Ranah Kognitif.
a) C1 (pengetahuan)
Ranah kognitif C1 nilai Pre-test siswa masih tergolong rendah
dibandingkan dengan nilai Post-test hal ini terjadi karena kemampuan
awal siswa yang masih sangat rendah sama halnya yang terjadi dikelas
kontrol.. Setelah melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
c1 c2 c3 c4 c5 c6
39.1
86.9
65.2
37.6
52.1
4.3
73.9
95.6 92.7
60.8
95.6
26
per
sen
tase
nila
i ran
ah k
ogn
itif
ranah kognitif
pre
post
48
PBI nilai siswa mengalami peningkatan yang bagus, namun tidak
setinggi pada kelas kontrol. Hal ini dikarenakan tingkat ketelitian
siswa tidak begitu baik padahal jelas soal ini tergolong sangat mudah.
b) C2 ( pemahaman)
Ranah kognitf C2 nilai awal siswa tergolong sangat bagus begitu
juga pada hasil nilai tes akhir siswa mengalami peningkatan. Nilai tes
akhir siswa menagalami peningkatan yanng bagus karena guru
menggunakan model pembelajaran PBI pada proses pembelajaran. Hal
lainyang menyebabkan hasil belaja siswa mengalami peningkat karena
tingkat kesulitan soal ini tergolong masih rendah.
c) C3 (penerapan)
Kemampuan nilai tes awal siswa pada ranah kognitif ini
berdasarkan grafik memang tergolong bagus, tetapi jika dibandingkan
dengan nilai tes awal pada kelas kontrol nilai ini masih rendah.
Kemampuan awal siswa pada kelas kontrol ternyata jauh lebih baik.
Namun peningkatan nilai siswa pada tes akhir lebih tinggi dan
tergolong cukup baik dan lebih tinggi dari kelas kontrol, hal ini karena
pada kelas eksperimen guru menggunakan model pembelaran PBI
pada proses pembelajaran.
d) C4 (analisis)
Kemampuan nilai tes awal siswa pada ranah kognitif ini
berdasarkan grafik tergolong sedang sama halnya dengan ranah
kognitif C3, kemampuan awal siswa jauh lebih baik pada kelas kontrol.
49
begitu juga pada nilai tes akhir setelah dilakukan pembelajaran dengan
model PBI terdapat peningkatan yang tinggi dibandingkan pada hasil
akhir dikelas kontrol.
e) C5 (sintesis)
Ranah kognitf C5 nilai tes awal siswa tergolong rendah tapi jauh
leboh baik dibandingkan dengan nilai tes awal pada kelas kontrol.
Nilai tes akhir siswa mengalami peningkatan yang sangat signifikan
dibandingkan dengan peningkatan pada tes akhir siswa dikelas kontrol.
Hal ini karena guru memberikan pembelajaran dengan model PBI.
Pada soal ini sangat terlihat pengaruh model PBI terhadap hasil belajar
siswa.
f) C6 (kreasi)
Nilai ranah kognitif pada tingkatan C6 tergolong sangat rendah baik
dinilai tes awal maupun pada nilai tes akhir siswa. Akan tetapi hasil
nilai tes akhir siswa jauh lebih baik dibandingkan denga hasil tes akhir
pada kelas kontrol. Pada kelas eksperimen siswa mampu sedikit
meningkatkan hasil belajarnya pada tingkatan ranah kognitif ini setelah
melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model PBI
walaupun tingkat kesulitan soal ini sangat sulit.
3. Analisis Data Respon siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar dengan
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
Respon siswa digunakan untuk mengetahui bagaimana respon siswa
terhadap pembelajaran dengan menggunakan PBI. Berdasarkan angket respon
50
siswa yang diisi oleh 23 peserta didik di kelas X MIPA1 yang telah diterapkan
model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) setelah mengikuti
pembelajaran pada materi Usaha dan Energi, hasil perhitungan keseluruhan secara
rinci dapat dilihat pada Tabel 4.17
Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Respon Siswa
No. Respon Siswa Jumlah
Respon
Presentase (%)
1 Sangat Setuju 534,78 53,48
2 Setuju 404,35 40,43
3 Tidak Setuju 52,17 5,22
4 Sangat Tidak Setuju 870,07 0,87
Jumlah 100 %
Berdasarkan angket respon belajar Peserta didik yang diisi 23 Peserta didik
setelah mengikuti pembelajaran dengan diterapkan model pembelajaran Problem
Based Instruction (PBI) terhadap hasil belajar peserta didik kelas X MIPA1 pada
materi Usaha dan energi di SMA Negeri 1 Lhoong. Persentase respon Peserta
didik terhadap model Problem Based Instruction (PBI) dengan kriteria Sangat
Tidak Setuju (STS) = 0,87%, Tidak Setuju (TS) = 5,22%, Setuju (S) = 40,43%
dan Sangat Setuju (SS) = 53,48%.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan, Penelitian
ini merupakan penelitian dengan metode Quasi eksperimen, dimana sampel
diambil dari dua kelas yaitu kelas X MIPA1 dengan jumlah peserta didik 23 orang
sebagai kelas Eksperimen dan kelas X MIPA2 dengan jumlah peserta didik 23
orang sebagai kelas Kontrol. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
51
Mengetahui pengaruh hasil belajar peserta didik dengan diterapkannya model
Problem Based Instruction (PBI).
1. Pengaruh model Problem Based Instruction (PBI) terhadap hasil belajar
Berdasarkan hasil analisis data di atas, maka hasilnya dapat di
interpretasikan kedalam grafik seperti Gambar 4.3
Gambar. 4.3 Rata-Rata Hasil Belajar Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol
Hasil analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
Problem Based Instruction (PBI) sangat efektif untuk meningkatkan Hasil
Belajar peserta didik pada pembelajaran fisika. Hal itu dapat dilihat dari
perbandingan rata-rata nilai pada kelas kontrol dan kelas ekpserimen yang
mengalami peningkatan. Pada kelas kontrol nilai Pre-Test yaitu 42,48 sedangkan
nilai post-test mencapai 72,4. Nilai rata-rata pada kelas kontrol tidak mengalami
peningkatan yang signifikan dari Pre-test ke Post-test, dikarenakan pada kelas
kontrol tidak diberikan perlakuan, tetapi hanya menggunakan metode
konvensional. Sedangkan pada kelas eksperimen nilai Pre-test 52,4 dan nilai
Post-test mencapai 83,39. Peningkatan yang dialami peserta didik pada kelas
42.48
52.4
72.4
83.39
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
kontrol eksperimen
pre-test post-tes
52
eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol, hal itu dapat terjadi
karena pada kelas eksperimen peserta didik diberikan LKPD yang terstruktur
sesuai model Problem Based Instruction (PBI). Berdasarkan hal itu peserta didik
dapat saling bertukar pendapat terhadap masalah yang diberikan. Masing-masing
kelompok peserta didik mendapatkan satu permasalahan untuk setiap percobaan,
dengan dibagikannya permasalahan sesuai dengan model Problem Based
Instruction (PBI) didalam kelompok masing-masing, maka peserta didik akan
lebih aktif untuk berbicara dan juga dapat membuat peserta diidk lebih tertarik
dalam mengikuti proses pembelajaran dan lebih leluasa dalam mengutarakan
pendapatnya dalam berdiskusi. Hal itu menyebabkan peserta didik lebih aktif
dalam proses pembelajaran, peserta didik lebih berani untuk bertanya dan
memberikan pendapat terhadap sebuah konsep yang belum dipahami, sehingga
dengan saling bertukar pikiran dan pendapat peserta didik dapat lebih memahami
suatu konsep fisika khususnya Usaha dan Energi. Meningkatnya Hasil Belajar
peserta didik menjadi hal positif sehingga pemahaman peserta didik terhadap
konsep yang diajarkan guru juga mampu meningkatkan hasil belajar pada
pelajaran fisika.
Hasil Penelitian ini sejalan dengan Penelitian yang telah dilakukan
oleh Ari Wicaksono menerangkan bahwa terdapat peningkatan Hasil belajar
peserta didik dalam model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
dengan terdapatnya respon sangat baik dari siswa terhadap penerapan Problem
Based Instruction (PBI) dengan media software PhET pada Mata Pelajaran
Dasar dan Pengukuran Listrik Berbasis Kurikulum 2013. Hal ini ditunjukkan
53
oleh skor rata-rata penilaian angket respons siswa sebesar 86% termasuk
dalam kategori sangat baik.31
2. Analisis Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Ranah Kognitif
Peningkatan hasil belajar siswa pada materi usaha dan energi berdasarkan
indikator hasil belajar pada ranah kognitif, kategori tinggi terjadi pada ranah
kognitif C1 (pengetahuan) 73,9%, C2 (pemahaman) 95,6%, C3 (penerapan) 92,7%,
C5 (sintesis) 95,6% dan kategori sedang terjadi pada ranah kognitif C4 (analisis)
60,4% dan kategori rendah terjadi pada ranah kognitif C6 (kreasi) 26%.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa PBI mampu meningkatkan
hasil belajar siswa mengenai materi usaha dan energi.
3. Pengaruh model Problem Based Instruction (PBI) terhadap respon peserta
didik
Pengaruh model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) juga
dapat dilihat terhadap respon yang di berikan di akhir pembelajaran dalam bentuk
gambar grafik 4.2
31 Ari Wicaksono, dan Subuh Isnur Haryudo, “Penerapan Problem Base Instruction (PBI)
dengan Media Software Phet untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Dasar
dan Pengukuran Listrik Berbasis Kurikulum 2013 Kelas X Tiptl Di MK Negeri 5 urabaya”.
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, Vol.5 No.1.2015. ISSN.302-316
54
Gambar 4.4 Hasil respon peserta didik terhadap model Problem Based Instruction
(PBI)
Berdasarkan hasil analisis respon peserta didik terhadap pembelajaran
dengan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) diperoleh bahwa
sebagian besar peserta didik setuju terhadap model tersebut. Setiap peserta didik
mempunyai kemampuan dan keinginan yang berbeda-beda, kemampuan dan
keberhasilan peserta didik dalam belajar sangat besar pengaruhnya oleh respon
peserta didik terhadap model dan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
Berdasarkan angket yang dibagikan kepada peserta didik terhadap model
pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) pada materi Usaha dan Energi
dapat diketahui persentase respon Peserta didik terhadap model pembelajaran
Problem Based Instruction (PBI) untuk pernyataan positif, berikut rata-ratanya:
dengan kriteria Setuju (S) = 40,43% dan Sangat Setuju (SS) = 53,48%. Sedangkan
untuk pernyataan negatif, berikut rata-ratanya: dengan kriteria Sangat Tidak
Setuju (STS) = 0,87%, Tidak Setuju (TS) = 5,22%. Kebanyakan peserta didik
menyukai model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dikarenakan
0
20
40
60
kategori respon
0.87 5.22
40.43
53.48
STS TS S SS
55
guru lebih menghargai pendapat peserta didik sehingga mereka lebih aktif dan
berani dalam berbicara baik terhadap teman, guru ,maupun di depan kelas.
56
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa
pengaruh model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) pada materi
Usaha dan Energi terhadap hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan.
Model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dapat
mempengaruhi hasil beajar siswa XMIPA1 di SMA Negeri 1 Lhoong. Hasil uji
statistik menunjukkan bahwa tabelhitung tt
yaitu 3,27 > 1,68 untuk taraf
signifikan 5% dan α = 0,05 sehingga diterima dan ditolak.
B. Saran
Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka peneliti
menunjukkan beberapa saran sebagai perbaikan dimasa yang akan datang:
1. Guru bidang studi Fisika diharapkan dapat menggunakan berbagai model
pembelajaran pada proses pembelajaran fisika.
2. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran terutama saat melakukan
percobaan, peserta didik sebaiknya selalu diingatkan dengan batas waktu
yang diberikan agar dapat terlaksana dengan baik.
3. Peneliti lain sebaiknya menggunakan pengalokasian waktu dengan baik
sehingga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai bisa terlaksana dengan
sempurna.
57
4. Penyediaan alat percobaan harus disiapkan jauh-jauh hari sebelum proses
pembelajaran
5. Peserta harus dapat dikondisikan agar mau berbicara dan lebih aktif selama
proses pembelajaran
58
DAFTAR PUSTAKA
Afrizon Renol, dkk. Peningkatan Perilaku Berkarakter Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas Ix Mtsn Model Padang Pada Mata
Pelajaran Ipa-Fisika Menggunakan Model Problem Based Instruction,
ISSN. 2251-3014, Universitas Negeri Padang, Februari 2012
Alonso, Marcelo. dkk, 1992. Dasar-dasar Fisika Universitas Edisi ke Dua Jilid I,
Jakarta:Erlangga.
Arikunto, Suharsimi. 2004. Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara.
Depdiknas, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Hamalik, Oemar. 2009. Media Pendidikan cet.ke-4, Bandung : Alumni.
Ibrahim, Muslimin. 2005. Pembelajaran Berdasarkan Masalah, Surabaya: Unesa
University Press.
Margana Ahmad. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based
Instruction (PBI) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Siswa, Vol.5, No.2. Jurnal, Pendidikan Matemamatika.
2015
Resnick , Halliday. 1985, Fisika Edisi ke Tiga Jilid I, Jakarta: Erlangga.
Rusman, 2014. Model-model Pembelajaran, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
Sardiman, 2006. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarrta: Raja Grafindo
Persada.
Siregar, Syofian. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Prenadamedia
Group.
Sudjana , Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset,2009)
Sudjana. Nana, 2002. Metode Statistik, Bandung: Tarsito
Sudjono, Anas. 2005. Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Cv Alfabet.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning, Surabaya: Pustaka Belajar.
Trianto, 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta:
Kencana
59
Wicaksono Ari dan Subuh Isnur Haryudo. Penerapan Problem Based
Instruction (Pbi) Dengan Media Software Phet Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Dasar dan Pengukuran
Listrik Berbasis Kurikulum 2013 Kelas X Tiptl di SMK Negeri 5
Surabaya, Vol.5, No.1. ISSN. 302-316 Jurnal, Pendidikan Teknik Elektro
Universitas Negeri Surabaya. 2016
60
61
62
63
64
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Lhoong Aceh Besar
B. Mata Pelajaran : Fisika
C. Kelas/Semester : X / I
D. Materi Pokok : Usaha dan Energi
E. Alokasi Waktu : 6 x 40 Menit ( 3 x pertemuan )
F. Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik mampu menjelaskan tentang konsep usaha, dan hukum
kekekalan energi.
G. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi :
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Menganalisis konsep energi,
usaha, hubungan usaha dan
perubahan energi, dan
hukum kekekalan energi
untuk menyelesaikan
permasalahan gerak dalam
kejadian sehari-hari
1. Memformulasikan hubungan antara gaya,
energi, usaha, dan daya ke dalam bentuk
persamaan
2. Menunjukkan kaitan usaha dengan perubahan
energi kinetik
3. Menjelaskan mengenai hukum kekekalan
energ mekanik
4.3 Memecahkan masalah dengan
Menggunakan metode ilmiah
terkait dengan konsep gaya
dan kekekalan energi
1. Melakukan percobaan usaha dan energi
H. Materi Pembelajaran :
Fakta :
- Matahari merupakan sumber energi utama
- Energi panas dari matahari menghasilkan energi-energi lain dimuka bumi
65
- Definisi usaha secara fisis berbeda dengan pengertian usaha dalam
kehidupan sehari-hari
- Sumber energi manusia untuk melakukan usaha yaitu makanan
- Energi dan usaha saling berkaitan
Konsep :
- Pengertian usaha dan energi
- Energi kinetik dan energi potensial
- Hubungan usaha dan energi kinetik
- Hubungan usaha dengan energi potensial
- Hukum kekekalan energi mekanik
Prinsip :
- Hukum Kekekalan Energi
Prosedur :
- Percobaan hukum kekekalan energi
I. Metode Pembelajaran:
1. Model : PBI (Problem Bassed Instruction)
2. Pendekatan : Saintifik
3. Metode : Tanya Jawab dan Diskusi
J. Media Pembelajaran:
1. Media : Buku Ajar
2. Alat/Bahan :Lembar Kerja Peserta Didik
K. Sumber Belajar:
1. Hari Subagya, Agus Taranggono, (2007). Buku Sains Fisika 1 SMA/MA
Kelas X. Jakarta: Penerbit Bumi aksara.
2. Fisika Untuk SMA Kelas XI karangan Supiyanto
3. Fisika Terpadu SMA karangan Sutrisno
4. Fisika Untuk SMA/MA karangan Anis Hamidah
66
2. Pertemuan kedua (2 x 40 menit), indikator 2
KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
ALOKASI
WAKTU
GURU
PESERTA DIDIK
Pendahuluan
(Tahap-1 orientasi
siswa kepada
masalah)
a. Mempersiapkan peserta didik
b. Membuka pembelajaran yang akan berlangsung, yaitu
tentang energi, “masih ingatkah kalian apa saja energi
yang terdapat di bumi ?”
c. Pemusatan perhatian siswa (motivasi) dengan
menginformasikan materi yang akan dipelajari. “apa
yang menyebabkan strika dapat menghantarkan panas
sehingga dapat merapikan kain?
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai.
Mengamati
a. Guru mengarahkan siswa untuk tertib
Peseta didik mengamati LKPD yang
10 menit
67
Inti
(Tahap 2-
Mengorganisasika
n siswa untuk
belajar.
Tahap 3-
membimbing
penyelidikan
individual mupun
kelompok)
b. Guru membagikan LKPD kepada siswa
Pengumpulan Data
Guru memberikan kesempatan kepada setiap peserta
didik untuk mengisi LKPD
diberikan guru
Menanya
Peserta didik bertanya mengenai
LKPD yang diberikan guru
Peserta didik mengisi LKPD yang
diberikan secara individu
60 menit
68
(Tahap-4
mengembangkan
dan menyajikan
materi)
Penutupan
(tahap 5-
menganalisis dan
mengevaluasi
proses pemecahan
masalah)
Guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi
a. Guru dan peserta didik melakukan refleksi.
b. Guru memberikan penghargaan kepada peserta didik
terbaik
c. Guru menginformasikan tentang pertemuan
selanjutnya.
d. Guru memberikan tugas.
Mengasosiasikan
Setiap peserta didik menyimpulkan
informasi yang didapat dari LKPD
Mengkomunikasikan
Peserta didik mendiskusikan hasil yang
didapat dari LKPD didepan kelas
Peserta didik menyimpulkan materi
yang telah dipelajari dengan bantuan
guru.
10 menit
69
3. Pertemuan ketiga (2 x 40 menit), indikator 3 & 4
KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
ALOKASI
WAKTU
GURU
PESERTA DIDIK
Pendahuluan
(Tahap-1 orientasi
siswa kepada
masalah)
a. Mempersiapkan peserta didik
b. Membuka pembelajaran yang akan berlangsung, yaitu
tentang hukum kekekalan energi mekanik dengan
memberi apersepsi tentang materi yang akan dipelajari.
c. Pemusatan perhatian siswa (motivasi) dengan
menginformasikan materi yang akan dipelajari dengan
menyampaikan pernyataan tentang hukum kekekalan
energi. “bagaimana bunyi hukum kekekalan energi?”
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
Mengamati
a. Guru mengarahkan siswa untuk duduk dalam kelompok
a. Peserta didik duduk dalam kelompok
10 menit
70
Inti
(Tahap 2-
Mengorganisasika
n siswa untuk
belajar.
Tahap 3-
membimbing
penyelidikan
individual mupun
kelompok)
seperti pertemuan sebelumnya.
b. Guru memberikan suatu permasalahan kepada setiap
kelompok mengenai hukum kekekalan energi mekanik
Pengumpulan Data
Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok
untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah
yang relevan dengan materi yang diberikan.
sesuai arahan guru.
b. Peserta didik mengamati
permasalahan yang diberikan oleh
guru
Menanya
a. Peserta didik melakukan tanya jawab
sehubungan dengan permasalahan dan
materi yang diberikan guru.
a. Peserta didik dalam setiap kelompok
mengkaji berbagai literatur lainnya
mengenai materi pembelajaran yang
diberikan.
b. Peserta didik dalam setiap kelompok
melakukan diskusi mengenai
permasalahan yang diberikan guru
mengenai hukum kekekalan energi
60 menit
71
(Tahap-4
mengembangkan
dan menyajikan
materi)
Guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi
kelompok.
mekanik.
Mengasosiasikan
Setiap kelompok menyimpulkan
informasi yang didapat dari
penyelesaian masalah tersebut.
Mengkomunikasikan
a. Setiapkelompok mempresentasikan
hasil diskusi kelompok mengenai
masalah yang diberikan guru.
b. Kelompok presentasi memberi
kesempatan bagi kelompok lain
untuk memberikan tanggapan atau
saran terhadap penyajian hasil
diskusi kelompok
72
M. Penilaian Hasil Pembelajaran :
1.Jenis /teknik penilaian: penugasan (diskusi), observasi, tes tertulis
2. Bentuk instrument: PR, sikap, uraian,
3. Instrumen
Penutupan
(tahap 5-
menganalisis dan
mengevaluasi
proses pemecahan
masalah)
a. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang
memiliki kinerja terbaik.
b. Melaksanakan evaluasi
Peserta didik menyimpulkan materi
yang telah dipelajari dengan bantuan
guru.
10 menit
78
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
L. Satuan Pendidikan : SMAN 1 LHOONG
M. Mata Pelajaran : Fisika
N. Kelas/Semester : X / I
O. Materi Pokok : Usaha dan Energi
P. Alokasi Waktu : 6 x 40 Menit ( 3 x pertemuan )
Q. Tujuan Pembelajaran :
2. Peserta didik mampu menjelaskan tentang konsep usaha, gaya dan hukum kekekalan
energi.
R. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi :
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Menganalisis konsep energi,
usaha, hubungan usaha dan
perubahan energi, dan
hukum kekekalan energi
untuk menyelesaikan
permasalahan gerak dalam
kejadian sehari-hari
4. Memformulasikan hubungan antara gaya,
energi, usaha, dan daya ke dalam bentuk
persamaan
5. Menunjukkan kaitan usaha dengan
perubahan energi kinetik
6. Menjelaskan mengenai hukum kekekalan
energ mekanik
4.3 Memecahkan masalah dengan
Menggunakan metode ilmiah
terkait dengan konsep gaya
dan kekekalan energi
2. Melakukan percobaan usaha dan energi
S. Materi Pembelajaran :
Fakta :
- Matahari merupakan sumber energi utama
- Energi panas dari matahari menghasilkan energi-energi lain dimuka bumi
- Definisi usaha secara fisis berbeda dengan pengertian usaha dalam kehidupan
sehari-hari
- Sumber energi manusia untuk melakukan usaha yaitu makanan
- Energi dan usaha saling berkaitan
Konsep :
- Pengertian usaha dan energi
- Energi kinetik dan energi potensial
- Hubungan usaha dan energi kinetik
- Hubungan usaha dengan energi potensial
- Hukum kekekalan energi mekanik
Prinsip :
- Hukum Kekekalan Energi
Prosedur :
- Percobaan hukum kekekalan energi
T. Metode Pembelajaran:
4. Model : PBI (Problem Bassed Instruction)
5. Pendekatan : Saintifik
6. Metode : Tanya Jawab dan Diskusi
U. Media Pembelajaran:
3. Media : Rujukan
4. Alat/Bahan :Lembar Kerja Peserta Didik
V. Sumber Belajar:
5. Hari Subagya, Agus Taranggono, (2007). Buku Sains Fisika 1 SMA/MA Kelas X.
Jakarta: Penerbit Bumi aksara.
6. Fisika Untuk SMA Kelas XI karangan Supiyanto
7. Fisika Terpadu SMA karangan Sutrisno
8. Fisika Untuk SMA/MA karangan Anis Hamidah
W. Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Pertemuan pertama (2 x 40 menit), indikator 1
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan
a. Guru mempersiapkan peserta didik
b. Guru membuka pembelajaran yang akan berlangsung, yaitu
tentang konsep usaha dan energi dengan memberikan
pertanyaan: (apersepsi)“ pernahkah kalian mendorong sepeda
motor ? apa yang terjadi ketika sepeda motor tersebut
didorong ?”
c. Pemusatan perhatian siswa (motivasi) dengan
menginformasikan materi yang akan dipelajari dengan
menyampaikan pernyataan tentang usaha dan energi “Apa
saja yang termasuk usaha dan energi dalam kehidupan kita
sehari-hari?”
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai.
10 menit
Inti
Mengamati
a. Guru membagi peserta didik dalam kelompok-kelompok
kecil yang beranggotakan 5 siswa.
b. Peserta didik duduk berdasarkan kelompok yang sudah
ditentukan.
c. Guru memperlihatkan pengaplikasikan usaha dan energi
baik sebuah benda ditarik atau didorong
d. Peseta didik mengamati dan membuat hipotesis tentag hasil
pengamatannya
e. Peserta didik mengumpulkan informasi dari referensi yang
ada
Menanya
a. Peserta didik bertanya mengenai simulasi yang diperagakan
guru
60 menit
b. Peserta didik melakukan tanya jawab sehubungan dengan
materi yang dipelajari.
Pengumpulan Data
a. Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok
untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang
relevan dengan materi yang diberikan dari hasil
pengaplikasian yang diperlihatkan guru
b. Peserta didik dalam setiap kelompok mengkaji berbagai
literatur lainnya mengenai materi pembelajaran yang
diberikan.
c. Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan diskusi
mengenai permasalahan yang diberikan oleh guru mengenai
aplikasian yang diperlihatkan oleh guru mengenai konsep
usaha dan energi.
Mengasosiasikan
a. Setiap kelompok menyimpulkan informasi yang didapat
dari hasil pengamatan pengaplikasian yang diperlihatkan
guru dan berbagai sumber lain mengenai usaha dan energi.
Mengkomunikasikan
a. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok
mengenai konsep asam basa dari berbagai sumber yang di
dapat.
b. Kelompok presentasi memberi kesempatan bagi kelompok
lain untuk memberikan tanggapan atau saran terhadap
penyajian hasil diskusi kelompok.
c. Guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi
kelompok
Penutupan
a. Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari
dengan bantuan guru.
b. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki
kinerja terbaik.
10 menit
2. Pertemuan kedua (2 x 40 menit), indikator 2
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan
e. Mempersiapkan peserta didik
f. Membuka pembelajaran yang akan berlangsung, yaitu
tentang energi, “masih ingatkah kalian apa saja energi yang
terdapat di bumi ?”
g. Pemusatan perhatian siswa (motivasi) dengan
menginformasikan materi yang akan dipelajari. “Bagaimana
perbedaan dari masing-masing energi tersebut?”
h. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai.
10 menit
Inti
Mengamati
a. Guru mengarahkan siswa untuk tertib
b. Guru membagikan LKPD kepada siswa
c. Peseta didik mengamati LKPD yang diberikan guru
Menanya
Peserta didik bertanya mengenai LKPD yang diberikan guru
Pengumpulan Data
a. Guru memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk
mengisi LKPD
b. Peserta didik mengisi LKPD yang diberikan secara
individu.
Mengasosiasikan
Setiap peserta didik menyimpulkan informasi yang didapat
dari LKPD
Mengkomunikasikan
a. Peserta didik mendiskusikan hasil yang didapat dari LKPD
didepan kelas
60 menit
c. Guru menginformasikan untuk pertemuan selanjutnya.
d. Melaksanakan evaluasi
b. Guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi
Penutup
e. Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari
dengan bantuan guru
f. Guru dan peserta didik melakukan refleksi.
g. Guru memberikan penghargaan kepada peserta didik terbaik
h. Guru menginformasikan tentang pertemuan selanjutnya.
i. Guru memberikan tugas.
10 menit
3. Pertemuan ketiga (2 x 40 menit), indikator 3 & 4
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan
a. Mempersiapkan peserta didik
b. Membuka pembelajaran yang akan berlangsung, yaitu
tentang hukum kekekalan energi mekanik dengan
memberi apersepsi tentang materi yang akan dipelajari.
c. Pemusatan perhatian siswa (motivasi) dengan
menginformasikan materi yang akan dipelajari dengan
menyampaikan pernyataan tentang hukum kekekalan
energi. “bagaimana bunyi hukum kekekalan energi?”
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
10 menit
Inti
Mengamati
c. Guru mengarahkan siswa untuk duduk dalam kelompok
seperti pertemuan sebelumnya.
d. Peserta didik duduk dalam kelompok sesuai arahan guru.
e. Guru memberikan suatu permasalahan kepada setiap
kelompok mengenai hukum kekekalan energi mekanik
f. Peserta didik mengamati permasalahan yang diberikan oleh
guru.
Menanya
b. Peserta didik melakukan tanya jawab sehubungan dengan
permasalahan dan materi yang diberikan guru.
60 menit
Pengumpulan Data
c. Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok
untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang
relevan dengan materi yang diberikan.
d. Peserta didik dalam setiap kelompok mengkaji berbagai
literatur lainnya mengenai materi pembelajaran yang
diberikan.
e. Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan diskusi
mengenai permasalahan yang diberikan guru mengenai
hukum kekekalan energi mekanik.
Mengasosiasikan
a. Setiap kelompok menyimpulkan informasi yang didapat
dari penyelesaian masalah tersebut.
Mengkomunikasi
f. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok
mengenai masalah yang diberikan guru.
g. Kelompok presentasi memberi kesempatan bagi kelompok
lain untuk memberikan tanggapan atau saran terhadap
penyajian hasil diskusi kelompok.
h. Guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi
kelompok.
Penutup
a. Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari
dengan bantuan guru.
b. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki
kinerja terbaik.
c. Melaksanakan evaluasi.
10 menit
X. Penilaian Hasil Pembelajaran :
1.Jenis /teknik penilaian: penugasan (diskusi), observasi, tes tertulis
2. Bentuk instrument: PR, sikap, uraian,
3. Instrumen
Lampiran 6
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK PERTEMUAN II
USAHA DAN ENERGI
A.Dasar Teori
Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha atau kerja. Sebuah benda dapat dikatakan
mempunyai energi bila benda itu menghasilkan gaya yang dapat melakukan usaha. Dalam
kegiatan sehari-hari kita sering mendengar istilah energi atau tenaga yang merupakan suatu
besaran turunan yang memiliki satuan joule. Menurut para ahli sains, energi didefinisikan
sebagai kemampuan melakukan usaha.
B. Fokus Keterampilan
1. Jujur; 3. Menganalisis; 5. Kerja sama
2. Menjawab pertanyaan; 4. Teliti.
C. Alat dan Bahan
1. Bola Kasti
2. Bola Karet tiup/Balon
3. Meteran
4. Stopwatch
5. Meja
D. Petunjuk
1. Gunakan buku pelajaran/sumber belajar lain untuk menjawab seluruh pertanyaan.
2. Isi/jawab pertanyaan dengan teliti, siswa diharapkan berdiskusi secara kelompok
Kelas :
Nama Anggota Kelompok :
1.
2..
3.
4.
5
LKPD dikumpulkan tepat waktu kepada guru agar tidak mendapat sanksi pengurangan
nilai
E. Kasus
Dalam kehidupan sehari-hari, kita pernah melihat peristiwa buah kelapa jatuh dari
pohonnya. Sering sekali kita melihat buah kelapa jatuh dengan cepat mendarat di tanah dan
menghasilkan suara yang menyebabkan orang yang ada disekitar pohon terkejut. Peristiwa
serupa juga kita jumpai ketika meilihat kapas yang terlepas dari buahnya berterbangan disekitar
pohonnya, kapas tersebut tidak langsung jatuh ke tanah dan tidak menimbulkan bunyi,
sebaliknya, kapas jatuh secara perlahan, sangat berbeda dengan kelapa. Mengapa hal itu dapat
terjadi ?
F. Pertanyaan Kasus
1. Hal apa yang mempengaruhi peristiwa di atas ?
2. Adakah energi yang terdapat dalam peristiwa tersebut ?
3. Bagaimana jika ketinggian pohon sangat rendah, apa yang akan terjadi ketika kedua
benda tersebut jatuh ?
G. Pembahasan
Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha atau kerja. Sebuah benda dapat
dikatakan mempunyai energi bila benda itu menghasilkan gaya yang dapat melakukan usaha.
Dalam kegiatan sehari-hari kita sering mendengar istilah energi atau tenaga yang merupakan
suatu besaran turunan yang memiliki satuan joule. Menurut para ahli sains, energi didefinisikan
sebagai kemampuan melakukan usaha.
4. Energi Kinetik (Ek)
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda karena geraknya (kecepatannya).
Energi kinetik dirumuskan sebagai berikut:
Ek =
Keterangan:
Ek = energi kinetik (J)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan gerak benda (m/s)
5. Energi Potensial (Ep)
Energi potensial merupakan energi yang tersimpan di dalam suatu benda (materi) karena
kedudukan atau keadaan benda tersebut. Beberapa contoh bentuk energi potensial yaitu: energi
pegas, energi pada ketapel, energi busur, energi dari air terjun, dan energi nuklir. Secara
matematis energi potensial dirumuskan:
Ep = m.g.h
Keterangan:
Ep = energi potensial (J)
m = massa (kg)
g = percepatan gravitasi ( )
h = ketinggian (m)
6. Energi Mekanik
Jika benda di atas tanah dan keadaan bergerak, maka di samping benda memiliki energi
kinetik (Ek) juga memiliki energi potensial (Ep). Jumlah antara kedua energi tersebut disebut
dengan energi mekanik (Em).
Em = Ek + Ep =
+ m.g.h
Lakukan percobaan berikut untuk menyelesaikan kasus diatas.
1. Siapkan 1 buah bola kasti
2. Siapkan 1 buah bola karet tiup atau balon tiup biasa
3. Siapkan sebuah meja
4. Ukur ketinggian meja dari permukaan meja hingga ke dasar lantai, catat hasil
pengukuran ke dalam tabel.
5. Siapkan stopwatch
6. Jatuhkan bola kasti dari permukaan meja
7. Hitung berapa lama waktu yang dibutuhkan bola kasti tersebut untuk sampai ke dasar
lantai menggunakan stopwatch
8. Catat hasil waktu yang didapat ke dalam tabel.
9. Ulangi kegiatan no 6 sampai 8 sebanyak 3 kali
10. Ulangi langkah 1 sampai 9 dengan menggunakan bola karet tiup atau balon.
11. Catat hasil pengukuran ke dalam tabel.
Tabel Pengamatan Bola Kasti
No. Percobaan ke m g h Ep t
1
2
3
Tabel Pengamatan bola karet tiup/Balon
No. Percobaan ke m g h Ep t
1
2
3
H. Kesimpulan :
I. Solusi
Berdasarkan kasus dan percobaan di atas sebuah benda yang memiliki ketinggian tertentu
memiliki energi potensial lalu apa saja yang dapat mempengaruhi besar kecilnya energi potensial
pada suatu benda?
Selamat Bekerja
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK PERTEMUAN I
USAHA DAN ENERGI
A.Dasar Teori
Suatu tarikan atau dorongan (gaya) dapat terjadi karena ada energi. Bentuk energi di alam
bermacam-macam. Perubahan energi pada kondisi awal dengan kondisi akhir menghasilkan
usaha.
B. Fokus Keterampilan
1. Jujur; 3. Menganalisis; 5. Kerja sama
2. Menjawab pertanyaan; 4. Teliti.
C. Alat dan Bahan
6. Papan luncuran
7. Stopwatch
8. Penggaris
9. Busur
10. Tali
11. Beban
Kelas :
Nama Anggota Kelompok :
1.
2..
3.
4.
5
D. Petunjuk
3. Gunakan buku pelajaran/sumber belajar lain untuk menjawab seluruh pertanyaan.
4. Isi/jawab pertanyaan dengan teliti, siswa diharapkan berdiskusi secara kelompok
5. LKPD dikumpulkan tepat waktu kepada guru agar tidak mendapat sanksi pengurangan
nilai
E. Kasus
Dua orang anak ingin memasuki ruang belajar yang berada dilantai 2 gedung sekolah
tersebut. Gedung tersebut memiliki dua buah tangga untuk menuju lantai dua. Tangga A yang
terletak di sisi depan gedung dan tangga B terletak di sisi samping gedung. Tangga A memiliki
jumlah 15 anak tangga dengan sudut kemiringan 45º. Tangga B memiliki jumlah 25 anak tangga
lebih banyak dari tangga A dan memiliki sudut kemiringan lebih kecil yaitu 35º. Dua anak
tersebut memilih untuk menaiki tangga yang berbeda, akan kah kedua anak tersebut
membutuhkan energi yang sama untuk sampai ke lantai 2 ?
F. Pertanyaan Kasus
4. Anak manakah yang terlebih dahulu sampai ke atas ?
5. Anak manakah yang menbutuhkan energi yang besar untuk menaiki tangga tersebut ?
6. Bagaimana pengaruh sudut kemiringan tangga terhadap energi yang dikeluarkan pada
saat menaiki tangga tersebut.?
G. Pembahasan
Usaha adalah besarnya energi yang diberikan oleh gaya untuk merubah posisi benda
sehingga benda mengalami perpindahan posisi. Syarat terjadinya usaha adalah benda harus
mengalami perpindahan posisi.
Usaha juga dapat dinyatakan sebagai hasil kali dari gaya yang bekerja pada benda dengan
besar perpindahan benda tersebut.
Secara matematis dituliskan :
Jika arah gaya (F) miring membentuk sudut tertentu
maka persamaannya menjadi :
Lakukan percobaan berikut untuk menyelesaikan kasus diatas.
1. Siapkan 2 buah papan
2. Siapkan 2 buah beban dengan berat yang sama
3. Letakkan salah satu papan dengan keadaan miring
4. Letakkan satu papan lagi dengan posisi condong menyerupai tegak lurus
5. Ukur ketinggian dari kedua papan tersebut
6. Ukur sudut yang terbentuk dari papan tersebut menggunakan busur
7. Catat hasil pengukuran ke dalam tabel
8. Letakkan beban yang telah dipasang tali didasar lantai papan kemudian
tariklah secara perlahan sampai beban tersebut naik ke puncak papan, hitung waktu untuk
menarik beban tersebut dengan menggunakan stopwatch lalu catat ke dalam tabel.
9. Ulangi kegiatan yang sama pada papan yang kedua.
h h
A B
10. Lengkapi isian tabel dengan menggunakan persamaan yang telah dipelajari
11. Simpulkan hasil pengamatanmu.
Tabel pengamatan
No.
m
(kg)
H
(cm)
g
(m/s2)
t
(s)
F
(N)
s
(cm)
Θ
cos
w
(joule)
Ep
(joule)
1
2
H. Kesimpulan :
I. Solusi
1. Bagaimana solusi untuk mencapai suatu tempat dengan lebih cepat seseorang tidak harus
mengeluarkann energi yang besar ?
2. Bagaimana hubungan antara waktu yang diperlukan untuk menaiki tangga dengan sudut
kemiringan tangga ?
3. Pada kasus diatas apa saja yang dapat mempengaruhi besar atau kecil energi yang
dibutuhkan untuk menaiki tangga tersebut.?
Selamat Bekerja
78
Lampiran 7
KISI-KISI SOAL FISIKA TENTANG USAHA DAN ENERGI
No Indikator Soal Kunci
Jawaban
Aspek Kognitif
Keterangan
C1 C2 C3 C4 C5 C6
1
Perhatikan gambar di bawah ini! Seorang anak yang
sedang menarik meja hingga meja berpindah. Upaya
yang dilakukan oleh kedua anak tersebut dalam fisika
disebut…
a. Energi
b. Daya
c. Usaha
d. Gaya
C
2 Perhatikan gambar di bawah ini! Terlihat bahwa
seseorang yang sedang mendorong tembok, tetapi
temboknya tidak berpindah maka…
a. Usaha bernilai nol (0)
b. Usaha bernilai positif (+)
c. Usaha bernilai negatif (-)
d. Usaha maksimum
A
3
Pernyataan yang benar mengenai hubungan antara usaha
dan energi adalah . . .
a. Usaha berbanding terbalik dengan energi mekanik yang dipindahkan
b. Usaha berbeda dengan energi kinetik yang
dipindahkan
c. Usaha sama dengan energi yang dipindahkan
d. Semua salah
C
4 Sebuah mobil yang mula-mula diam, didorong oleh
Andre dengan gaya 40 N sehingga mobil berpindah
sejauh 5 m. Maka usaha yang dilakukan Andre adalah…
a. 170 J
b. 195 J
c. 200 J
d. 210 J
C
5
Sebuah batu bergerak dari titik (1) sampai ke titik (5)
seperti gambar.
Jika titik (1) sebagai titik acuan energi potensial, maka
benda mempunyai energi potensial negatif, pada saat
benda berada pada titik …
a. 1
b. 3
c. 4
d. 5
d
6
Usaha yang dilakukan oleh gaya gravitasi bila sebuah benda bermassa 25 kg jatuh dari ketinggian 5
m adalah…..
a. 1200 J
b. 1220 J
c. 1230 J
d. 1250 J
C
7 sebuah benda bermassa 10 kg bergerak dengan
kecepatan 20 m/s. Jika pada benda dikerjakan gaya F
hingga kecepatan benda menjadi 30 m/s. Maka besar
usaha yang dikerjakan adalah…
a. 200 J
b. 250 J
c. 2500 J
d. 25000 J
C
8 Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan; energi hanya bisa diubah dari satu bentuk
ke bentuk yang lain. Pernyataan di atas dikenal sebagai .
. .
a. Hukum pascal
b. Hukum newton
C
c. Hukum kekekalan energi d. Hukum thermodinamika
9
Grafik berikut menunjukkan grafik energi terhadap
waktu dari suatu benda bermassa 1 kg yang menjalani
gerak parabola padasuatu bidang datar. Dari grafik
tersebut, waktu yang dibutuhkan oleh benda itu untuk
mencapai ketimggian maksimum adalah . . .
a. 2 detik
b. 1,5 detik c. 1.5 detik
d. 1 detik
B
10 Sebuah bola bermassa 1 kg dilepas dan meluncur dari
posisi A ke C melalui lintasan lengkung yang licin
seperti gambar dibawah.
Jika percepatan gravitasi 10 m/s2, maka energi kinetik
bola saat berada dititik C adalah . . .
a. 25,0 Joule
b. 22,5 Joule
c. 7,5 Joule
C.
d. 12,5 Joule
11
Di bawah ini yang merupakan peristiwa-peristiwa yang
menunjukkan adanya usaha, kecuali . . .
a. seorang anak berlari ditempat
b. seorang yang sedang lomba berenang dari posisi
star ke finish
c. seorang sopir sedang mengemudi pada jarak
tertentu
d. seorang yang sedang berjalan dari taman menuju
kelas
A
12
Energi 4000 J digunakan untuk mengangkat benda
bermassa 50 kg. benda itu dinaikkan setinggi g=9,8
m/s2….
a. 10 m
b. 90 m
c. 245 m
d. 960 m
A
13 Sebuah batu bermassa 2 kg di lepaskan dari ketinggian
4 m, dengan mengabaikan hambatan udara, energy
kinetik baru sesaat sebelum menumbuk tanah adalah….
a. 80 J
b. 80.000 J
c. 800 J
d. 0,8 J
A
14 Besar usaha untuk menggerakkan mobil (besar mobil dan isinya adalah 1000 kg) dari keadaaan diam hingga
mencapai kecepatan 72 km/jam adalah…..(gesekan
diabaikan)
a. 1,25 x 104 J
b. 2,50 x 104 J
c. 4,00 x106
J
d. 2,00 x 105 J
D
15 Peluru dengan massa 500 gram ditembakkan ke atas
dengan kecepatan 10 m/s, maka energi kinetik peluru
tersebut adalah…
a. 10 J
b. 12 J
c. 15 J
d. 20 J
B
16 Sebuah kotak ditarik dengan gaya F sebesar 12 Newton
jika berpindah 4 meter ke kanan maka usaha yang
dilakukan gaya pada kotak tersebut adalah…
a. 20 J
b. 35 J
c. 40 J
d. 48 J
D
17 Seorang anak menarik mobil mainan dengan seutas tali
dengan gaya tarik 30 N, mobil berpindah sejauh 5
meter, usaha yang dilakukan anak itu jika tali
membentuk sudut 370 terhadap jalan mendatar adalah…
a. 110 J
b. 120 J
c. 130 J
d. 140 J
B
18 Sebuah bola yang massanya 2 kg jatuh bebas dari posisi A seperti pada gambar.
Ketika sampai di B, energi kinetik bola tersebut 2 kali
energi potensialnya. Berapakah tinggi titik B dari
permukaan tanah . . .
a. 15 m
b. 20 m
c. 25 m
d. 30 m
B
19 Ketika buah mangga jatuh dari pohonnya terjadi
perubahan…
a. Energi potensial menjadi energi kimia
b. Energi kinetik menjadi energi kalor
c. Energi potensial menjadi energi kinetik
d. Energi kinetik menjadi energi potensial
C
20
Grafik berikut adalah gaya yang diberikan pada suatu
benda terhadap jarak yang ditempuh benda sepanjang
suatu lintasan mendatar tanpa gesekan.
Usaha yang dilakukan untuk menggerakkan benda dari
B
21
22
23.
A ke B adalah .... a. 10 joule
b. 20 joule
c. 30 joule
d. 40 joule
Diantara kasus berikut ini :
1. air yang berada di tempat yang tinggi
2. busur panah yang meregang
3. bola yang menggelinding dilantai
Benda yang memiliki energi potensial adalah benda
pada kasus nomor....
a. 1 saja
b. 1 dan 2
c. 2 dan 3
d. 3 saja
Hubungan antara usaha dan energi yang tepat dibawah
ini adalah ....
a. Usaha merupakan perubahan energi mekanik
benda
b. Usaha merupakan perubahan energi kinetik yang
dialami benda
c. Energi mekanik merupakan perubahan usaha
yang dilakukan oleh gaya resultan yang bekerja
pada benda
d. Energi kinetik merupakan perubahan usaha yang
dilakukan oleh gaya resultan yang bekerha pada
benda.
Diantara perubahan energi berikut:
1. energi gerak menjadi energi panas dan energi
B
B
A
24.
bunyi 2. energi gerak menjadi energi potensial dan energi
panas
3. energi potensial menjadi energi gerak dan energi
panas
4. energi potensial menjadi energi panas dan energi
bunyi
apabila kita menancapkan paku dengan palu ke dinding,
maka akan terjadi perubahan energi. Perubahan energi
diatas manakah yang sesuai dengan kasus tersebut ?
a. 1 saja
b. 1 dan 4
c. 2 saja
d. 3 dan 4
Perhatikan gambar berikut!
Dua benda menuruni lintasan dari titik A. Massa benda
pertama m1 = 5 kg dan benda kedua m2 = 15 kg. Jika
percepatan gravitasi g = 10 m.s−2
maka perbandingan
energi kinetik Ek1 ∶ Ek2 di titik B adalah ….
a. 1 : 2
B
25.
b. 1 : 3
c. 1 : 9
d. 2 : 1
Perhatikan gambar berikut!
Sebutir peluru ditembakkan dari senapan A ke arah
balok bermassa 2 kg, ternyata peluru bersarang di dalam
balok dan balok naik setinggi h1 = 5,0 cm. Kemudian
balok identik ditembak dengan peluru dari senapan B,
peluru juga bersarang di dalam balok dan balok naik
setinggi h2 = 10 cm. Kedua peluru identik bermassa 100
gram. Perbandingan kecepatan peluru dari senapan A
dan B adalah ….
a 5 ∶ 1
b. 2 ∶ 5
c. √2 ∶ 1
d 1 ∶ √2
D
Keterangan :
C1 = 3 Soal
C2 = 3 Soal
C3 = 8 Soal
C4 = 6 Soal
C5 = 3 Soal
C6 = 2 Soal
106
Lampiran 8
SOAL PRE-TEST
Nama :
Kelas :
Sekolah :
Jawablah pertanyaan-petanyaan dibawah ini, dengan memberi tanda silang (X)
pada jawaban yang anda anggap benar !
1. Perhatikan gambar di bawah ini! Seorang anak yang sedang menarik meja
hingga meja berpindah. Upaya yang dilakukan oleh anak tersebut dalam
fisika disebut…
e. Energi
f. Daya
g. Usaha
h. Gaya
2. Sebuah mobil yang mula-mula diam, didorong oleh Andre dengan gaya 40 N
sehingga mobil berpindah sejauh 5 m. Maka usaha yang dilakukan Andre
adalah…
a. 170 J
b. 195 J
c. 200 J
d. 210 J
3. Sebuah baru bergerak dari titik (1) sampai ke titik (5) seperti gambar.
4. Sebuah bola bermassa 1 kg dilepas dan meluncur dari posisi A ke C melalui
lintasan lengkung yang licin seperti gambar dibawah.
Jika percepatan gravitasi 10 m/s2, maka energi kinetik bola saat berada dititik
C adalah . . .
5. Sebuah batu bermassa 2 kg di lepaskan dari ketinggian 4 m, dengan
mengabaikan hambatan udara, energy kinetik baru sesaat sebelum menumbuk
tanah adalah….
e. 80 J
f.80.000 J
g. 800 J
h. 0,8 J
6. Seorang anak menarik mobil mainan dengan seutas tali dengan gaya tarik 30
N, mobil berpindah sejauh 5 meter, usaha yang dilakukan anak itu jika tali
membentuk sudut 370 terhadap jalan mendatar adalah…
a. 110 J
Jika titik (1) sebagai titik acuan energi potensial, maka benda mempunyai
energi potensial negatif, pada saat benda berada pada titik …
e. 1
f. 3
g. 4
h. 5
e. 25,0 Joule
f. 22,5 Joule
g. 7,5 Joule
h. 12,5 Joule
b. 120 J
c. 130 J
d. 140 J
7. Ketika buah mangga jatuh dari pohonnya terjadi perubahan…
e. Energi potensial menjadi energi kimia
f. Energi kinetik menjadi energi kalor
g. Energi potensial menjadi energi kinetik
h. Energi kinetik menjadi energi potensial
8. Grafik berikut adalah gaya yang diberikan pada suatu benda terhadap jarak
yang ditempuh benda sepanjang suatu lintasan mendatar tanpa gesekan.
Usaha yang dilakukan untuk menggerakkan benda dari A ke B adalah . . .
a. 10 joule
b. 20 joule
c. 30 joule
d. 40 joule
9. Diantara kasus berikut ini :
4. air yang berada di tempat yang tinggi
5. busur panah yang meregang
6. bola yang menggelinding dilantai
Benda yang memiliki energi potensial adalah benda pada kasus nomor....
e. 1 saja
f. 1 dan 2
g. 2 dan 3
h. 3 saja
10. Perhatikan gambar berikut!
Sebutir peluru ditembakkan dari senapan A ke arah balok bermassa 2 kg,
ternyata peluru bersarang di dalam balok dan balok naik setinggi h1 = 5,0
cm. Kemudian balok identik ditembak dengan peluru dari senapan B,
peluru juga bersarang di dalam balok dan balok naik setinggi h2 = 10 cm.
Kedua peluru identik bermassa 100 gram. Perbandingan kecepatan peluru
dari senapan A dan B adalah ….
a 5 ∶ 1
b. 2 ∶ 5
c. √2 ∶ 1
d 1 ∶ √2
Lampiran 9
SOAL POST-TEST
Nama :
Kelas :
Sekolah :
Jawablah pertanyaan-petanyaan dibawah ini, dengan memberi tanda silang (X)
pada jawaban yang anda anggap benar !
11. Perhatikan gambar di bawah ini! Seorang anak yang sedang menarik meja
hingga meja berpindah. Upaya yang dilakukan oleh anak tersebut dalam
fisika disebut…
i. Energi
j. Daya
k. Usaha
l. Gaya
12. Sebuah mobil yang mula-mula diam, didorong oleh Andre dengan gaya 40 N
sehingga mobil berpindah sejauh 5 m. Maka usaha yang dilakukan Andre
adalah…
e. 170 J
f. 195 J
g. 200 J
h. 210 J
13. Sebuah baru bergerak dari titik (1) sampai ke titik (5) seperti gambar.
14. Sebuah bola bermassa 1 kg dilepas dan meluncur dari posisi A ke C melalui
lintasan lengkung yang licin seperti gambar dibawah.
Jika percepatan gravitasi 10 m/s2, maka energi kinetik bola saat berada dititik
C adalah . . .
15. Sebuah batu bermassa 2 kg di lepaskan dari ketinggian 4 m, dengan
mengabaikan hambatan udara, energy kinetik baru sesaat sebelum menumbuk
tanah adalah….
i. 80 J
j. 80.000 J
k. 800 J
l. 0,8 J
16. Seorang anak menarik mobil mainan dengan seutas tali dengan gaya tarik 30
N, mobil berpindah sejauh 5 meter, usaha yang dilakukan anak itu jika tali
membentuk sudut 370 terhadap jalan mendatar adalah…
e. 110 J
Jika titik (1) sebagai titik acuan energi potensial, maka benda mempunyai
energi potensial negatif, pada saat benda berada pada titik …
i. 1
j. 3
k. 4
l. 5
i. 25,0 Joule
j. 22,5 Joule
k. 7,5 Joule
l. 12,5 Joule
f. 120 J
g. 130 J
h. 140 J
17. Ketika buah mangga jatuh dari pohonnya terjadi perubahan…
i. Energi potensial menjadi energi kimia
j. Energi kinetik menjadi energi kalor
k. Energi potensial menjadi energi kinetik
l. Energi kinetik menjadi energi potensial
18. Grafik berikut adalah gaya yang diberikan pada suatu benda terhadap jarak
yang ditempuh benda sepanjang suatu lintasan mendatar tanpa gesekan.
Usaha yang dilakukan untuk menggerakkan benda dari A ke B adalah . . .
a. 10 joule
b. 20 joule
c. 30 joule
d. 40 joule
19. Diantara kasus berikut ini :
7. air yang berada di tempat yang tinggi
8. busur panah yang meregang
9. bola yang menggelinding dilantai
Benda yang memiliki energi potensial adalah benda pada kasus nomor....
i. 1 saja
j. 1 dan 2
k. 2 dan 3
l. 3 saja
20. Perhatikan gambar berikut!
Sebutir peluru ditembakkan dari senapan A ke arah balok bermassa 2 kg,
ternyata peluru bersarang di dalam balok dan balok naik setinggi h1 = 5,0
cm. Kemudian balok identik ditembak dengan peluru dari senapan B,
peluru juga bersarang di dalam balok dan balok naik setinggi h2 = 10 cm.
Kedua peluru identik bermassa 100 gram. Perbandingan kecepatan peluru
dari senapan A dan B adalah ….
a 5 ∶ 1
b. 2 ∶ 5
c. √2 ∶ 1
d 1 ∶ √2
Lampiran 10
KUNCI JAWABAN SOAL PRETEST DAN POSTTEST
1. C. Usaha
2. C. 200 J
3. D. 5
4. C. 7,5 Joule
5. A. 80 J
6. B. 120 J
7. C. Energi potensial menjadi energi kinetik
8. B. 20 J
9. B. 1 dan 2
10. D. 1 ∶ √2
Lampiran 11
ANGKET RESPON SISWA
Nama Sekolah : SMAN 1 Lhoong Aceh Besar
Mata Pelajaran : Fisika
Nama Siswa :
Kelas :
Materi :
Petunjuk Pengisian
1. Berilah tanda ceklist (√) pada kolom yang sesuai dengan pendapat kamu
sendiri tanpa dipengaruhi siapapun.
2. Pernyataan berikut adalah pernyataan yang berhubungan dengan tanggapan
kamu sebagai Responden.
3. Apapun jawaban kamu tidak mempengaruhi nilai mata pelajaran Fisika kamu,
oleh karena itu hendaklah dijawab dengan sebenarnya.
4. Setiap pertanyaan diikuti oleh empat (4) alternative jawaban yang mempunyai
arti.
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No.
Pernyataan
Pendapat
SS S TS STS
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Saya tertarik untuk belajar lebih aktif saat proses
belajar mengajar
Saya lebih berani mengungkapkan ide atau pendapat
dan bertanya mengenai materi yang belum saya
pahami
Saya berkeyakinan bahwa hasil belajar fisika saya
dapat meningkat dengan menggunakan model
pembelajaran problem based instruction (PBI)
Diawal pembelajaran saya sulit memahami pelajaran,
tetapi lama-lama menjadi mengasyikkan
Apakah guru mampu menciptakan proses
pembelajaran fisika secara kreatif dan menyenangkan
dengan menggunakan model pembelajaran problem
based instruction (PBI)
Saya merasa lebih terbuka untuk bertukar pikiran
dengan teman
Pembelajaran fisika dengan model pembelajaran
problem based instruction (PBI) mendorong saya
untuk berusaha memahami materi yang sedang
dibahas
Saya mendapatkan pengetahuan baru seperti belajar
dengan mengaitkan dunia nyata
Saya senang belajar menggunakan model
pembelajaran problem based instruction (PBI)
Saya termotivasi untuk mencari data atau informasi
dari berbagai sumber untuk menyelesaikan soal-soal
di LKPD
Lampiran 12
A. Data Nilai Pre-test dan Post-test Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data hasil belajar peserta didik
untuk kelas kontrol sebagai berikut:
Tabel 1 Data Nilai Pre-test dan Post-test Peserta didik Kelas X IPA2 (Kelas
Kontrol)
No Nama Peserta didik Nilai Pre-test Nilai Post-test
1 AS 20 50
2 AD 40 60
3 FG 40 70
4 EJ 40 70
5 WR 20 50
6 FS 50 70
7 UR 60 90
8 YM 60 80
9 NA 40 80
10 ZR 30 80
11 KD 50 70
12 NH 50 80
13 HB 40 80
14 NL 50 80
15 FF 50 90
16 MW 50 80
17 LA 40 70
18 SR 60 90
19 AM 40 70
20 AN 50 90
21 SW 30 60
22 AB 30 50
23 LM 50 70
B. Data Nilai Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil belajar peserta didik untuk
kelas eksperimen sebagai berikut:
Tabel 2. Data Nilai Pre-test dan Post-test Peserta didik Kelas X IPA1 (Kelas
Eksperimen)
No Nama Peserta didik Nilai Pre-test Nilai Post-test
1 AR 50 70
2 UZ 60 100
3 KH 30 70
4 AF 60 90
5 TM 30 60
6 RA 40 90
7 ZP 50 80
8 YN 50 80
9 ZK 40 60
10 AK 40 70
11 DA 50 90
12 BN 50 70
13 SN 50 100
14 RJ 60 100
15 PI 50 90
16 SW 60 90
17 MA 70 100
18 MS 60 80
19 MD 60 90
20 AF 70 90
21 IA 60 80
22 IW 60 80
23 RMZ 70 100
C. Pengolahan Data Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
1. Menentukan Rentang
Rentang (R) = data terbesar – data terkecil
= 60 – 20
= 40
2. Menentukan banyak kelas interval
Banyak Kelas (BK) = 1 + (3,3) log n
= 1 + (3,3) log 23
= 5,48 (diambil k = 6)
3. Menentukan panjang kelas interval
Panjang Kelas (P) =
=
= 6.6
= 7
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data untuk Nilai Pre-test Peserta didik Kelas
Kontrol
Nilai fi xi xi2 fi. xi fi. xi
2
20-26 2 23 529 46 1058
27-33 3 30 900 90 2700
34-40 7 37 1369 259 9583
41-47 0 44 1936 0 0
48-54 8 51 2601 408 20808
55-61 3 58 3364 174 10092
Jumlah 23
977 44241
Mean 42,48
Standar Deviasi (s) 11,16
4. Menentukan rata-rata (Mean)
=
=
= 42,48
5. Menentukan Varians (S)2
S2 = – ( )
( )
S2
= 2 (44241)-(977)
2
2 (2 -1)
S2
=
(22)
S2
= 63014
506
S2
= 124,53
6. Menentukan simpangan baku (standar deviasi)
S = √
Sd = 11,16
7. Distribusi Frekuensi Uji Normalitas dari Nilai Pre-test Peserta didik Kelas
Kontrol
Nilai
Tes
Batas
Kelas
( i)
Z-
Score
Batas
Luas
Daerah
Luas
Daerah
Frekuensi
diharapkan
(E1)
Frekuensi
pengamatan
(Oi)
19,5 -2,06 0,4803
20-26
0,0567 1,3041 2
26,5 -1,43 0,4236
27-33
0,1355 3,1165 3
33,5 -0,80 0,2881
Nilai
Tes
Batas
Kelas
( i)
Z-
Score
Batas
Luas
Daerah
Luas
Daerah
Frekuensi
diharapkan
(E1)
Frekuensi
pengamatan
(Oi)
34-40
0,2167 4,9841 7
40,5 -0,18 0,0714
41-47
0,1022 2,3506 0
47,5 0,45 0,1736
48-54
0,1863 4,2849 8
54,5 1,08 0,3599
55-61
0,0952 2,1896 3
61,5 1,70 0,04551
Jumlah
23
X2 hitung 7,04
8. Menentukan chi-kuadrat
=
k
i i
ii
E
EO
1
2
2 =(2-1,3041)
2
1,3041+
(3 -3,1165)2
3, 1165+
(7 4,9841)2
4,9841+
(0-2,3506)2
2, 3506+
(8-4,2849)2
4,2849 +
(3-2,1896)
2,1896
2 = 7,04
Hasil perhitungan 2hitung adalah 7,04 Pengujian dilakukan pada taraf signifikan
5% atau (α = 0,05) dan derajat kebebasan dk = n – 1 = 5 – 1 = 4, maka dari tabel
distribusi chi-kuadrat adalah 2(0,95)(4) = 9,49 Oleh karena
2hitung<
2tabel 7,04 <
9,49 maka dapat disimpulkan bahwa sebaran data pre-test hasil belajar peserta
didik kelas kontrol berdistribusi normal
D. Pengolahan Data Uji Normalitas Pre-test Kelas Eksperimen
1. Menentukan Rentang
Rentang (R) = data terbesar – data terkecil
= 70 – 30
= 40
2. Menentukan banyak kelas interval
Banyak Kelas (BK) = 1 + (3,3) log n
= 1 + (3,3) log 23
= 5,48 (diambil k = 6)
3. Menentukan panjang kelas interval
Panjang Kelas (P) =
=
= 6,6
= 7
Distribusi Frekuensi Data Nilai Pre-test Peserta didik Kelas Eksperimen
Nilai fi xi xi2 fi. xi fi. xi
2
30-36 2 33 1089 66 2178
37-43 3 40 1600 120 4800
44-50 7 47 2209 329 15463
41-57 0 54 2916 0 0
58-64 8 61 3721 488 29768
65-71 3 68 4624 204 13872
Jumlah 23
1207 66081
Mean
52,4
Standar Deviasi (s) 11,15
4. Menentukan rata-rata Mean
= fi i
fi
= 1207
2
= 52,4
5. Menentukan Varians (S)2
S2 = –( )
( )
S2
= 23(66081)-(1207)
2
23(23-1)
S2
= 1519863 1456849
23 (22)
S2
= 63014
506
S2
= 124,53
6. Menentukan simpangan baku (standar deviasi)
S = √
Sd = 11,15
7. Distribusi Frekuensi Uji Normalitas dari Nilai Pre-Test Peserta didik
Kelas Eksperimen
Nilai
Tes
Batas
Kelas
( i)
Z-
Score
Batas
Luas
Daerah
Luas
Daerah
Frekuensi
diharapkan
(E1)
Frekuensi
pengamatan
(Oi)
29,5 -2,05 0,4798
30-36 0,0576 1,3248 2
36,5 -1,42 0,4222
37-43 0,137 3,151 3
43,5 -0,79 0,2852
44-50 0,2177 5,0071 7
Nilai
Tes
Batas
Kelas
( i)
Z-
Score
Batas
Luas
Daerah
Luas
Daerah
Frekuensi
diharapkan
(E1)
Frekuensi
pengamatan
(Oi)
50,5 -0,17 0,0675
51-57 0,1061 2,4403 0
57,5 0,45 0,1736
58-64 0,1863 4,2849 8
64,5 1,08 0,3599
65-71 0,2035 4,6805 3
71,5 1,71 0,1564
Jumlah 23
X2 hitung 7,40
8. Menentukan chi-kuadrat
=
k
i i
ii
E
EO
1
2
2 =(2-1,3248)
2
1,3248+
(3 - 3,151)2
3,151+
(7 –5,0071)2
5,0071+
(0 – 2,4403)2
2,4403+
(8-4,2849)2
4,2849 +
(3-4,6805)
4,6805
2 = 7,40
Hasil perhitungan 2hitung adalah 7,40 Pengujian dilakukan pada taraf signifikan
5% atau (α = 0,05) dan derajat kebebasan dk = n – 1 = 5– 1 = 4, maka dari tabel
distribusi chi-kuadrat adalah 2(0,95)(4) = 9,49. Oleh karena
2hitung<
2tabel 7,40 <
9,49 maka dapat disimpulkan bahwa sebaran data post-test hasil belajar peserta
didik kelas kontrol berdistribusi normal.
9. Menentukan Uji Homogenitas nilai Pre-Test
Berdasarkan hasil nilai Pre-test kelas kontrol dan kelas eksperimen, maka
diperoleh ( ) = 42,48 dan S2
= 124,53 untuk kelas kontrol dan sedangkan untuk
kelas eksperimen ( ) = 52,4 dan S2 = 124,53
kriteria pengujian adalah “Tolak Ho jika F > F 11 21 nn , dalam hal
lain Ho diterima”.
Berdasarkan perhitungan di atas maka untuk mencari homogenitas varians
dapat digunakan rumus sebagai berikut:
F =
=
= 1
Berdasarkan data distribusi F diperoleh:
F > F = F (0,05) (23 – 1, 23 – 1)
= F (0,05) (22, 22)
= 2,03
Ternyata F hitung < F tabel atau 1 < 2,03 maka dapat disimpulkan bahwa
kedua varian homogen untuk data nilai Pre-test.
E. Pengolahan Data Uji Normalitas Pos-test Kelas Kontrol
1. Menentukan Rentang
Rentang (R) = Data Terbesar – Data Terkecil
= 90 – 50
= 40
2. Menentukan banyak kelas interval
Banyak Kelas (K) = 1 + (3,3) log n
= 1 + (3,3) log 23
= 5,48 (diambil k = 6)
3. Menentukan panjang kelas interval
Panjang Kelas (PK) = entang
Banyak Kelas
=
= 6,6 (diambil p= 7)
Distribusi Frekuensi Data Nilai Postest Peserta didik Kelas Kontrol
Nilai fi xi xi2 fi. xi fi. xi
2
50-56 3 53 2809 159 8427
57-63 2 60 3600 120 7200
64-70 7 67 4489 469 31423
71-77 0 74 5476 0 0
78-84 7 81 6561 567 45927
85-91 4 88 7744 352 30976
Jumlah 23
1667 123953
Rata-rata
72,4
Standar Deviasi (s) 11,93
4. Menentukan rata-rata (mean)
=
=
= 72,4
5. Menentukan Varians (S)2
S2 = –( )
( )
S2
= 23(123953)-(1667)
2
23(23-1)
S2
=
23 (22)
S2
= 72030
506
S2
= 142,35
6. Menentukan simpangan baku (standar deviasi)
S = √
Sd = 11,93
7. Distribusi Frekuensi Uji Normalitas dari Nilai Post-Test Peserta didik
Kelas Kontrol
Nilai Batas
Kelas Z-score
Batas
Luas
Daerah
Luas
Daerah
Frekuensi
diharapkan
(E1)
Frekuensi
pengamatan
(Oi)
49,5 -1,91 0,4719
50-56
0,0637 1,4651 3
56,5 -1,33 0,4082
57-63
0,1378 3,1694 2
63,5 -0,74 0,2704
64-70
0,2108 4,8484 7
70,5 -0,15 0,0596
71-77
0,1032 2,3736 0
77,5 0,42 0,1628
78-84
0,181 4,163 7
84,5 1,01 0,3438
85-91
0,1014 2,3322 4
91,5 1,60 0,4452
Jumlah 23
X2
hitung 8,47
8. Menentukan chi-kuadrat
=
k
i i
ii
E
EO
1
2
2 =(3-1,4651)
2
1,4651+
(2-3,1694)2
3,1694+
(7-4,8484)2
4,8484+
(0-2,3736)2
2,3736+
(7-4,163)2
4,163 +
(4-2,3322)
2,3322
2 = 8,47
Hasil perhitungan 2hitung adalah 8,47 Pengujian dilakukan pada taraf
signifikan 5% atau (α = 0,05) dan derajat kebebasan dk = n– 1 = 5– 1 = 4, maka
dari tabel distribusi chi-kuadrat adalah 2(0,95)(4)= 9,49. Oleh karena
2hitung<
2tabel
8,47 < 9,49 maka dapat disimpulkan bahwa sebaran data post-test hasil belajar
peserta didik kelas kontrol berdistribusi normal.
F. Pengolahan Data Uji Normalitas Pos-test Kelas Eksperimen
1. Menentukan Rentang
Rentang (R) = data terbesar – data terkecil
= 100 – 60
= 40
2. Menentukan banyak kelas interval
Banyak Kelas (BK) = 1 + (3,3) log n
= 1 + (3,3) log 23
= 5,48 (diambil k = 6)
3. Menentukan panjang kelas interval
Panjang Kelas (P) = entang
Banyak Kelas
=
= 6,6
= 7
Distribusi Frekuensi Data Nilai Postest Peserta didik Kelas Eksperimen
Nilai Fi xi xi2 fi. xi fi. xi
2
60-66 2 63 3969 126 7938
67-73 4 70 4900 280 19600
74-80 5 77 5929 385 29645
81-87 0 84 7056 0 0
88-94 7 91 8281 637 57967
95-101 5 98 9604 490 48020
Jumlah 23
1918 163170
Rata-rata
83,39
Standar Deviasi (sd) 12,10
4. Menentukan rata-rata (Mean)
=
= 1918
23
= 83,39
5. Menentukan Varians (S)2
S2 = –( )
( )
S2
= 23(163170)-(1918)
2
23(23-1)
S2
=
2 (22)
S2
=
506
S2
= 146,61
6. Menentukan simpangan baku (standar deviasi)
S =
Sd = 12,10
7. Distribusi Frekuensi Uji Normalitas dari Nilai Post-Test Peserta didik Kelas
Eksperimen
Nilai
Tes
Batas
Kelas
( i)
Z-
Score
Batas
Luas
Daerah
Luas
Daerah
Frekuensi
diharapkan
(E1)
Frekuensi
pengamatan
(Oi)
59,5 -1,97 0,4756
60-66 0,0579 1,3317 2
66,5 -1,39 0,4177
67-73 0,1267 2,9141 4
73,5 -0,81 0,2910
74-80 0,2 4,6 5
80,5 -0,23 0,0910
81-87 0,0383 0,8809 0
87,5 0,33 0,1293
88-94 0,1893 4,3539 7
94,5 0,91 0,3186
99-101 0,1133 2,6059 5
101,5 1,49 0,4319
Jumlah 23
X2
hitung 5,43
8. Menentukan chi-kuadrat
=
k
i i
ii
E
EO
1
2
2 =(2-1,3317 )
2
1,3317+
(4 –2,9141)2
2,9141+
(5 –4,6)2
4,6+
(0– 0,8809)2
0,8809+
(7 –4,3539)2
4,3539 +
(5 – 2,6059
2,6059
2 = 5,43
Hasil perhitungan 2hitung adalah 5,43 Pengujian dilakukan pada taraf
signifikan 5% atau (α = 0,05) dan derajat kebebasan dk = n– 1 = 5– 1 = 4, maka
dari tabel distribusi chi-kuadrat adalah 2(0,95)(4)= 9,49. Oleh karena
2hitung<
2tabel
5,43 < 9,49 maka dapat disimpulkan bahwa sebaran data post-test hasil belajar
peserta didik kelas eksperimen berdistribusi normal.
9. Menentukan Uji Homogenitas nilai Post-Test
Berdasarkan hasil nilai Post-test kelas kontrol dan kelas eksperimen, maka
diperoleh = 72,4 dan S2
= 142,35 untuk kelas kontrol dan sedangkan untuk
kelas eksperimen = 83,39 dan S2
= 146,61
Pengujian ini adalah uji pihak kanan dan pihak kiri maka kriteria
pengujian adalah “ Tolak Ho jika F > F 11 21 nn , dalam hal lain Ho
diterima”,
Berdasarkan perhitungan di atas maka untuk mencari homogenitas varians
dapat digunakan rumus sebagai berikut:
F =
=
= 1,02
Berdasarkan data distribusi F diperoleh:
F > F = F (0,05) (23 – 1, 23 – 1)
= F (0,05) (22, 22)
= 2,03
Ternyata Fhitung < Ftabel atau 1,02 < 2,03 maka dapat disimpulkan bahwa
kedua varian homogen untuk data nilai Post-Test.
10. Pengujian Hipotesis menggunakan Uji-t
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel berikut:
Tabel Hasil Pengolahan Data Penelitian
No Hasil Penelitian Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
1 Mean data tes akhir ( x ) 83,39 72,4
2 Varian tes akhir (S2) 146,61 142,35
3 Standar deviasi tes akhir (S) 12,10 11,93
4 Uji normalitas data (2) 5,43 8,47
Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh data Post-Test untuk kelas
kontrol = 72,4 S = 11,93 dan S2= 142,35 Sedangkan untuk kelas eksperimen
= 84,39 , S = 12,10 , dan S2= 146,61. Untuk menghitung nilai deviasi gabungan ke
dua sampel maka diperoleh:
2)(
)1()1(
21
2
22
2
112
nn
SnSnS
2 =(23-1) + (23-1)
(23+23) 2
2=(22) + (27)
44
2= + 3131,7
44
2=
6357,12
44
2=
=√144,48
Berdasarkan perhitungan di atas, di peroleh S = maka dapat dihitung
nilai uji-t sebagai berikut:
t= 1 2
√1n1
+1n2
= – 72,4
√123
+123
= 10,99
12,01 8
= 10
(12,01) (0,28)
= 10,99
3,36
= 3,27
Berdasarkan data di atas, maka diperoleh hasil thitung = 3,27. Kemudian
dicari ttabel dengan (dk) = (n1 + n2–2), dk = (23+23-2) = 44 pada taraf signifikan
5% atau 050, maka dari tabel distribusi t di peroleh nilai t(0,05)(44) = 1,67.
Karena yaitu 3,27 > 1,67 dengan demikian diterima dan
ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based
Instruction dapat mempengaruhi Hasil Belajar peserta didik kelas X IPA1 pada
materi usaha dan energi di SMA Negeri 1 Lhoong.
Lampiran 13. Tabel Chi-Kuadrat
NILAI – NILAI CHI KUADRAT
106
Lampiran 14. Tabel Distribusi F
TABEL DISTRIBUSI F
136
Lampiran 15. Tabel-t
Lampiran 16. Tabel Z Skor
NILAI-NILAI Z SKOR
Lampiran 17
Gambar 1. Siswa kelas eksperimen mengerjakan
tes awal
Gambar 2. Siswa duduk berdasarkan kelompok
yang telas dibagi oleh guru
Gambar 3. Guru membagikan alat peraga pada
setiap kelompok
Gambar 4. Guru memberi menjelas perintah yang
ada di LKPD pada setiap kelompok
Gambar 5. Siswa melakukan prosedur sesuai
yang diperintahkan di LKPD
Gambar 6. Perwakilan kelompok mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya
Gambar 7. Siswa dalam kelompok mengerjakan
sesuai prosedur di LKPD pertemuan 2
Gambar 8. Siswa kelas kontol mengerjakan soal
pretest
Gambar 9. Guru menjelaskan materi yang sedang
dipelajari di kelas kontrol
Gambar 10. Guru membagikan soal posttest di
kelas eksperimen
Gambar 11. Guru mengumpulkan hasil posttest
kelas kontrol
Gambar 12. Siswa kelas eksperimen mengisi
angket respon siswa
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Yuli Rahmi
Tempat, Tanggal Lahir : Meureubo, 28 Juli 1994
Agama : Islam
Kebangsaan/Suku : Indonesia/Aceh
Status : Belum Kawin
Alamat Sekarang : Jl. T. Bintara Pineung No.36 Gampoeng Pineung, Banda
Aceh
Pekerjaan/Nim : Mahasiswi /251222833
B. Identitas Orang Tua
Ayah : Alm. Ansari
Ibu : Asmah
Pekerjaan Ayah : -
Pekerjaan Ibu : IRT
Alamat Orang Tua : Jl. Nasional KM 45 Meulaboh-Tapak Tuan Desa Meureubo,
Kec. Maeurebo Kab. Aceh Barat
C. Riwayat Pendidikan
SD : MIN MEUREUBO Tamat 2006
MTsN : MTSN MODEL MEULABOH-1 Tamat 2009
SMA : MAN MEULABOH-1 Tamat 2012
Perguruan Tinggi : UIN AR-RANIRY BANDA ACEH Tamat 2018
Banda Aceh, 11 Juli 2018
Penulis
Yuli Rahmi