1
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE THINK PAIR SHARE DAN THINK PAIR SQUARE DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA LKS TERHADAP PRESTASI
BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMFAKTORAN
BENTUK ALJABAR KELAS VIII SEMESTER I
DI SMP N 1 UNDAAN KABUPATEN KUDUS
TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
DEWI RETNO RAHAYU
06310450
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
IKIP PGRI SEMARANG
2010
2
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE THINK PAIR SHARE DAN THINK PAIR SQUARE DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA LKS TERHADAP PRESTASI
BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMFAKTORAN
BENTUK ALJABAR KELAS VIII SEMESTER I
DI SMP N 1 UNDAAN KABUPATEN KUDUS
TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
program sarjana pendidikan matematika
DEWI RETNO RAHAYU
06310450
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
IKIP PGRI SEMARANG
2010
i
3
LEMBAR PERSETUJUAN
Kami selaku pembimbing I dan pembimbing II dari mahasiswa IKIP PGRI:
Nama : Dewi Retno Rahayu
NPM : 06310450
Jurusan : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi :” Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair Share Dan Think Pair Square Dengan Menggunakan Media
Lks Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pemfaktoran
Bentuk Aljabar Kelas Viii Semester I Di SMP N 1 Undaan
Kabupaten Kudus Tahun Ajaran 2010/2011”.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang telah dibuat oleh mahasiswa tersebut
di atas telah selesai dan siap untuk diujikan.
Semarang, 2010
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. Rasiman, M.Pd Drs. Djoko Purnomo, M.MNIP. 19560218 198603 1 001 NIP. 1960727 198303 1 002
ii
4
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul :” Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Think Pair Share Dan Think Pair Square Dengan
Menggunakan Media Lks Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada
Materi Pemfaktoran Bentuk Aljabar Kelas VIII Semester I Di
SMP N 1 Undaan Kabupaten Kudus Tahun Ajaran 2010/2011”.
Ditulis oleh Dewi Retno Rahayu, NPM 06310450. Telah dipertahankan
dihadapan Dewan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang, pada:
Hari : Jum’at
Tanggal :18 Februari 2011
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Ary Susatyo N, S.Si, M.Si Drs. Rasiman, M.PdNIP. 196908261994031002 NIP. 195602181986031001
Anggota Penguji
1. Drs.Rasiman, M.Pd (..................................)NIP. 19560218 198603 1 001
2. Drs. Djoko Purnomo, M.Pd ( ................................ )NIP. 19560727 198303 1 007
3. Drs. Nizarudin, M.Si ( ................................ )NIP. 19680323 199403 1 004
iii
5
Motto Dan Persembahan
Motto
Pintu kebahagiaan adalah doa kedua orang tua. Berusahalah
mendapatkan doa itu
Jangan sebut sebuah kegagalan sebagai sebuah kesalahan.,tetapi
jadikan itu sebagai sebuah pekerjaan yang berharga.
Setiap pekerjaan yang kau lakukan, dasari pekerjaan itu bermanfaat
bagimu dan orang lain.
Pujian lebih nikmat dari kritik, tapi bisa membuat kita lengah. Jadikan
kritikan sebagai motivasi untuk membenahi diri agar meraih sukses
yang lebih tinggi
Hidup adalah pilihan dan perlu perjuangan untuk mendapatkan pilihan
yang terbaik.
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
1. Kedua orang tuaku yang tiada henti memberikan semangat, do’a dan
dukungan
2. Saudara-saudaraku yang slalu memberi support
3. Kakak-kakak dan adik-adikku tersayang
4. Sahabat-sahabatku nurul, aliya, intan, mb. Erly, chory
5. Teman-teman kos Rahayu (ida, ipit, mei, nita, dan yang lainnya)
6. Seseorang yang slalu membantu dan memberi semangat
7. Semua pihak yang telah membantu penyusun skripsi ini
iv
6
ABSTRAKSI
Dewi Retno Rahayu, 06310450. 2010. Penelitian ini berjudul pengaruhpenggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan think pairsquare dengan menggunakan media lks terhadap prestasi belajar siswa padamateri pemfaktoran bentuk aljabar kelas VIII semester I di SMPN 1 UndaanKabupaten Kudus tahun ajaran 2010/2011
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakh terdapat pengaruh modelpembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dan Think pair Square denganmodel pembelajaran konvensional (ekspositore) terhadap prestasi belajar siswapada materi pokok pemfaktoran bentuk aljabar kelas VIII semester I di SMP NUndaan kabupaten Kudus tahun ajaran 2010/2011.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknyaperbedaan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share danThink Pair Square dengan model pembelajaran konvensional (ekspositori)terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok pemfaktoran bentuk aljabarkelas VIII semester I di SMP N I Undaan kabupaten Kudus tahun ajaran2010/2011.
Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII C, kelas VIII, kelas VIII E, dankelas VIII F di SMP N I Undaan kabupaten Kudus tahun ajaran 2010/2011.
Variabel dalam penelitin ini ada tiga yaitu kelompok eksperimen I (x1),kelompok eksperimen II (x2) dan kelompok kontrol (x3).
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalahmetode tes yang berbentuk uraian. Metode analisis data menggunakan dua tahapyaitu analisis awal dan analisis akhir. Analisis awal berupa uji homogenitas dan ujinormalitas. Sedangkan analisis akhir menggunakan anova serta jalur dan uji-t (t-test).
Dari hasil uji anova klasifikasi tunggal sehingga diperoleh rata-ratakelompok eksperimen I = 76,8, kelompok eksperimen II = 79,17, dan kelompokkontrol = 70,9. dengan n1 = 30, n2 = 30 dan n3 = 30 diperoleh Fhitung = 6,25.Dengan dk pembilang 2 dan dk penyebut 87 dan peluang 0,95 ( = 0,05) didapatFtabel = 3,053. Ternyata Fhitung > Ftabel yaitu 6,25 > 3,053 maka Ho ditolak dan Haditerima.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasilbelajar antara siswa yang mendapat pembelajaran Think Pair Share, pembelajaranThink Pair Square dan pembelajaran ekspositori pda materi pokok pemfaktoranbentuk aljabar siswa kelas VIII di SMP N I Undaan kabupaten Kudus tahun ajaran2010/2011.
Saran yang perlu disampaikan adalah model pembelajaran kooperarif tipeThink Pair Square sarana untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran.
Dengan demikian penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaranmatematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think PairSquare lebih baik dibandingkan model pembelajarn tipe Think Pair Share.
KATA KUNCI:Pengaruh,Model Pembelajaran Kooperatif TipeThink Pair Share, Think Pair Square, LKS
v
7
KATA PENGANTAR
Puji syukur pulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya. Sehinga penulis adapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “ PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DAN THINK PAIR SQUARE
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LKS TERHADAP PRESTASI BELAJAR
SISWA PADA MATERI PEMFAKTORAN BENTUK ALJABAR KELAS VIII
SEMESTER 1 DI SMP N 1 UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN
AHARAN 2010/2011 “, di susun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pendidikan.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadarai tidak sedikit
bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak yang diberikan kepada
penulis. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Muhdi , S.H, M.Hum selaku Rektor IKIP PGRI Semarang.
2. Ary Susatyo Nugroho, S.Si, M.Si, selaku Dekan FPMIPA IKIP PGRI
Semarang.
3. Drs. Rasiman M.Pd, selaku ketua program studi pendidikan matematika IKIP
PGRI Semarang dan pembimbing I yang telah menuntun, membimbing dan
memberi pengarahan yang berguna dalam penyusunan skripsi ini.
4. Drs. Djoko Purnomo, M.M, selaku dosen pembimbing II yang telah banyak
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.
vi
8
5. Drs. H. Farhan, M.Pd, selaku kepala sekolah SMP N 1 Undaan yang telah
memberi izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
6. Umi Jayati, S.Pd, selaku guru matematika kelas VIII yang telah membantu
dalam proses penelitian.
7. Siswa-siswi SMP N 1 Undaan yang telah penulis gunakan sebagai objek
penelitian untuk memperoleh data.
8. Orang tua beserta suadara-saudara yang telah memberikan dukungan pada
penulis dalam penyusun skripsi.
9. Teman-teman semua yang slalu memberi semangat.
10. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Semarang,
Penulis
Dewi Retno Rahayu
vii
9
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
ABSTRAKSI .................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Penegasan Istilah ........................................................................ 5
C. Rumusan Masalah ....................................................................... 8
D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8
E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 9
F. Sistematika Skripsi ..................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 11
A. Pengertian Belajar ...................................................................... 11
B. Pengertian Pembelajaran ............................................................ 12
C. Ciri-ciri Pembelajaran ................................................................ 13
D. Tujuan Pembelajaran .................................................................. 14
E. Keuntungan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif.................... 14
viii
10
F. Prinsip-prinsip Belajar ............................................................... 15
G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar................................. 16
H. Model Pembelajaran Kooperatif ................................................ 18
I. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Square ..................... 22
J. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Square...................... 24
K. Lembar Kerja Siswa ................................................................... 25
L. Tinjauan Materi Pemfaktoran Bentuk Aljabar ........................... 26
M. Kerangka Berfikir ....................................................................... 33
N. Hipotesis ..................................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 35
A. Metode Penelitian ....................................................................... 35
1. Metode Penentuan Subyek Penelitian ....................................................... 35
2. Metode Penentuan Variable Penelitian ..................................................... 37
3. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 38
4. Uji Instrumen ............................................................................................ 39
5. Metode Analisis Data................................................................................. 43
B. Ketuntasan Belajar ...................................................................... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 54
A. Persiapan Penelitian ................................................................... 54
B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 55
C. Analsis Hasil Penelitian ............................................................. 61
D. Pembahasan ................................................................................ 75
ix
11
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 78
A. Simpulan .................................................................................... 78
B. Saran ........................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
x
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Daftar nama siswa kelas eksperimen I
2. Daftra nama siswa kelas kontrol II
3. Daftar nama siswa kelas kontrol
4. Nilai awal siswa
5. Hasil uji coba
6. Reliabilitas
7. Daya pembeda
8. Uji normalitas awal kelas eksperimen I
9. Uji normalitas awal kelas eksperimen II
10. Uji normalitas awal kelas kontrol
11. Uji homogenitas data awal
12. Uji maching kelas eksperimen I dan II
13. Uji maching kelas eksperimen I dan II kelas kontrol
14. Uji maching kelas eksperimen II dan kelas kontrol
15. Nilai hasil ulangan siswa kelas eksperimen I
16. Nilai hasil ulangan siswa kelas eksperimen II
17. Nilai hasil ulangan siswa kelas kontrol
18. Uji normalitas akhir kelas eksperimen 1
19. Uji normalitas akhir kelas eksperimen 2
20. Uji normalitas akhir kelas kontrol
21. Uji homogenitas data akhir
xi
13
22. Analisis varians (Anova)
23. Uji-t kelas eksperimen I dan II
24. Uji-t klas eksperimen I dan kelas kontrol
25. Uji-t kelas eksperimen II dan kelas kontrol
26. Ketuntasan belajar siswa kelas eksperimen I
27. Ketuntasan belajar siswa kelas eksperimen II
28. Ketuntasan belajar siswa kelas kontrol
29. Skor hasil angket tanggapan siswa model pembelajaran Think Pair Share
30. Skor hasil angket tanggapan siswa model pembelajaran Think Pair Square
31. RPP kelas eksperimen I
32. RPP kelas eksperimen II
33. RPP kelas kontrol
34. LKS 1
35. Kunci jawaban LKS 1
36. LKS 2
37. Kunci jawaban LKS 2
38. Kisi-kisi soal uji coba
39. Soal uji coba
40. Kunci jawaban soal uji coba
41. Soal ulangan
42. Kunci jawaban soal ulangan
43. Kisi-kisi angket tanggapan siswa
xii
14
44. Angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran matematika dengan
menggunakan model pembelajaran tipe Think Pair Share
45. Angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran matematika dengan
menggunakan model pembelajaran tipe Think Pair Square
46. Lembar pengamatan guru dalam model pembelajarn kooperatif tipe Think
Pair Share
47. Lembar pengamatan guru dalam model pembelajarn kooperatif tipe Think
Pair Square
48. Lembar abservasi keaktifan siswa
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembelajaran matematika dipandang oleh sebagian siswa sebagai mata
pelajaran yang sulit dan kurang diminati. Seharusnya siswa menyadari bahwa
kemampuan berfikir logis, kritis, cermat, efisien dan efektif menjadi ciri
pelajaran matematika yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi zaman yang
semakin maju. Kurangnya minat siswa terhadap pelajaran matematika antara
lain berkaitan dengan guru. Sebab seorang guru dalam menyampaikan
pelajaran matematika sangat berpengaruh terhadap keterkaitan siswa dalam
memahami pelajaran tersebut.
Akibatnya, apabila guru dakam menyampaikan materi pembelajaran
kurang menyenangkan bagi siswa hasil prestasi siswapun kurang optimal.
Dalam kenyataannya, guru kurang mengembangkan metode yang digunakan
dalam pembelajaran. Guru hanya memberikan materi dan kurang melibatkan
siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga aktifitas siswa
menjadi lambat dan kurang mandiri.
Proses pembelajaran matematika di SMP N 1 Undaan masih
menggunakan model pembelajaran konvensional. Nilai rata-rata hail belajar
siswa masih rendah dan banyak yang belum mencapai ketuntasan belajar yang
diterapkan disekolah tersebut yakni 65. Selain itu tingkat perhatian siswa
terhadap pelajaran matematika yang monoton dan kurang menarik.
1
2
Untuk memilih dan menentukan model pembelajaran yang tepat, guru
perlu memperhatikan bahwa proses belajar tidak hanya interaksi antara guru
dengan siswa, namun guru juga dituntut untuk dapat menciptakan suasana
yang nyaman bagi siswa agar dapat memotivasi siswa dalam belajr sehingga
siswa dapat memahami konsep-konsep dan materi yang diajarkan. Guru dapat
melibatkan siswa secara langsung dan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk aktif dalam pembelajaran. Salah satu alternative dalam perbaikan model
pembelajaran yaitu dengan model pembelajaran kooperatif.
Falsafah yang mendasari model pembelajaran gotong royong dalam
pendidikan adalah falsafah homo homini socius. Berlawanan dengan teori
Darwin, falsafah ini menentukan bahwa manusia adalah makluk sosial. Kerja
sama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan
hidup.
Model pembelajaran kooperatif belum banyak diterapkan dalam
pendidikan di indonesia walauoun orang indonesia sangat membanggakan
sifat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat. Kebanyakan guru
enggan menerapkan sistem kerja sama di dalam kelas karena beberapa alasan.
Alasan yang utama adalah kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di
kelas dan siswa tidak belajar jika mereka ditempatkan dalam grup.
Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar
dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang
membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan alasan-alasan.
3
Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan
memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif.
Roger dan David Johnson dalam Anita Lie (2008:31) mengatakan
bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif.
Untuk mencapai hasil yang maksimal. Lima unsur model pembelajaran gotong
royong harus diterapkan.
1. Saling ketergantungan positif
2. Tanggung jawab perorangan
3. Tatap muka
4. Komunikasi antar anggota
5. Evaluasi proses kelompok
Pada pembelajaran kooperatif, siswa belajar dan bekerjasama dalam
kelompok kecil untuk saling membantu dalam menyelesaikan tugas. Selain
dapat membantu siswa memahami konsep-konsep sulit, pembelajaran
kooperatif juga sangat membantu siswa dalam menumbuhkan kemampuan
kerjasama, berfikir kritis, dan kemampuan dalam membantu teman. (Ibrahim
dkk, 2000 : 12)
Dalam pembelajaran kooperatif ada berbagai macam tipe model
pembelajaran. Diantaranya adalah tipe Think Pair Share dan Think Pair
Square. Model pembelajarn kooperatif tipe think pair share terdiri dari tiga
tahapan, yaitu think atau berpikir secara mandiri, pair atau mendiskusikan apa
yang siswa pikirkan dengan pasangan kelompoknya dan share atau terbagi
dengan seluruh siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share
4
atau mula-mula dikembangkan oleh Frank Lyman dkk dari Universitas
Maryland pada tahun 1985. Ini merupakan cara efektif untuk mengubah pola
diskusi di dalam kelas. Strategi ini menantang asumsi bahwa seluruh resifasi
dan diskusi perlu dilakukan didalam setting seluruh kelompok. Think pair
share memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplistit untuk memberi
siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu
satu sama lain.
Dalam model pembelajaran Think Pair Square, peserta didik
berkesempatan untuk mendiskusikan ide mereka dan juga memilih metode
penyelesaian masalah yang tepat. Dengan menggunakan pendekatan
kontekstual permasalahan. Apabila salah satu peserta didik dalam pasangan
diskusi tersebut mengalami kesulitan, peserta didik lain dapat diminta untuk
menjelaskan jawaban dan metode yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah tersebut kepada peserta didik yang bersangkutan.
Disamping meningkatkan pemahaman peserta didik yang berarti, model
Think Pair Square juga melatih kemampuan bersosialisasi peserta didik yang
bersangkutan. Meskipun dalam model Think Pair Square peserta didik lebih
aktif, namun guru tetap menguasai kelas untuk memberikan semangat,
dorongan, dan motivasi belajar serta memberikan bimbingan secara individual
mupun kelompok.
Selain menggunakan model pembelajaran yang tepat, media
pembelajaran juga diperlukan dalam proses pembelajaran. Salah satu media
pembelajaran yang dapat digunakan adalah media LKS. Dengan media LKS
5
siswa akan lebih aktif dan tingkat pemahaman siswapun akan meningkat
karena seringnya mengerjakan soal-soal dalam LKS tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, penulis bermaksud mengadakan penelitian
hasil belajar siswa sebagai akibat penerapan model pembelajaran yang
berbeda pada materi yang sama melalui judul skripsi : “Pengaruh Penggunaan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Dan Think Pair
Square Dengan Menggunakan Media Lks Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Pemfaktoran Bentuk Aljabar
Kelas VIII Semester I Di SMP N 1 Undaan Kabupaten Kudus Tahun Ajaran
2010/2011.
B. PENEGASAN ISTILAH
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang timbul dri sesuatu hal (orang / benda )
yang membentuk watak atau prilaku (Anton M. Marliono : 1988 : 664)
Menurut penulis penelitian pengaruh adalah suatu hal yang dapat
memberikan perubahan. Dalam penelitian ini pengaruh yang dimaksud
adalah mempengaruhi prestasi belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan tipe think pair square.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran yang
menekankan adanya kerja sama antar siswa dalam kelompoknya untuk
tujuan belajar.
6
3. Think Pair share
Think Pair Share merupakan suatu pembelajaran yang bertujuan
untuk memberi siswa lebih banyak waktu untuk berfikir, menjawab, dan
saling membantu satu sama lain.
4. Think Pair Square
Model pembelajaran Think Pair Square merupakan salah satu
pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran ini peserta didik
diberi waktu untuk menjawab permasalahan, kemudian membentuk grup
yang terdiri dari empat peserta didik. Kemudian membentuk pasangan dua
pasangan berkumpul untuk mengungkapkan ide masing-masing pasangan
5. Media
Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengajaran atau
pembelajaran
6. Lembar kerja siswa (LKS)
Lembar siswa (LKS) adalah panduan siswa yang digunakan untuk
melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah
(Trianto,2007: 73).
7. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah penyusunan pengetahuan atau ketrampilan
yang dikembangkan oleh mata pelajaran (matematika) yang lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi belajar
matematika siswa pada materi pemfaktoran bentuk aljabar kelas VIII
7
semester I di SMP N I Undaan yang pembelajarannya menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan tipe think pair
square.
Menurut Anton M. Moeliono (1988 : 700) dalamkamus bahasa
Indonesia mengartikan prestasi adalah hasil yang dicapai. Dan belajar
menurut Slameto (2003 : 2) belajar adalah suatu prses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
8. Matematika
Matematika adalah ilmu yang berkenaan dengan ide-ide atau konsep-
konsep abstrak yang tersusun secara hierarkis dengan penalarannya
deduktif (Hudoyo, 1990 : 4).
9. Pemfaktoran Bentuk Aljabar
Pemfaktoran bentuk aljabar merupakan materi pelajaran matematika
SMP kelas VIII semester I
Dari penegasan istilah diatas secara keseluruhan judul skripsi ini
dapat diartikan sebagai suatu penelitian untuk mengetahui sejauh mana
pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share
dan think pair square pada pelajaran matematika terhadap prestasi belajar
siswa pada materi pemfaktoran bentuk aljabar kelas VIII semester I di
SMP N I Undaan tahun ajaran 2010 / 2011
8
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah.
1. Adakah pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe think pair share
menggunakan media LKS dan model pembelajaran kooperatif tipe think
pair square menggunakan media LKS dengan model pembelajaran
konvensional terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok
pemfaktoran bentuk aljabar kelas VIII mester I di SMP N 1 Undaan
Kabupaten Kudus tahun ajaran 2010 / 2011
2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan tipe
think pair square lebih efektif dibanding model pembelajaran
konvensional pada materi pokok pemfaktoran bentuk aljabar kelas VIII
mester I di SMP N 1 Undaan Kabupaten Kudus tahun ajaran 2010 / 2011
D. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui perbedaan penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe think pair share dan think pair square menggunakan media LKS
dengan model pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar siswa
pada materi pokok pemfaktoran bentuk aljabar kelas VIII semester I di
SMP N 1 Undaan Kabupaten Kudus tahun ajaran 2010 / 2011.
2. Untuk mengetahui bahwa model pembelajaran kooperatif tipe think pair
share dan tipe think pair square lebih efektif dibandingkan dengan model
pembelajaran konvensional pada materi pokok pemfaktoran bentuk aljabar
9
kelas VIII mester I di SMP N 1 Undaan Kabupaten Kudus tahun ajaran
2010 / 2011
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi guru dalam
menentukan model pembelajaran yang tepat dalam proses belajar
mengajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Bagi Peneliti
Mengetahui apakah ada perbedaan penggunaan model pembelajaran
kognitif tipe think paire share dan tipe think pair square dan menambah
pengetahuan mengenai model pembelajaran yang tepat dalam proses
belajar mengajar.
3. Bagi Siswa
Membantu siswa dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar yang
sering dihadapi dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
F. Sistematika Skripsi
Secara garis besar sistematika dapat dikelompokkan menajdi tiga
bagian yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian akhir.
Dibagian awal skripsi ini berisi halaman judul, halaman pengesahan,
motto dan persembahan, kata penganatar, daftar isi, abstraksi, dan daftar
lampiran.
10
Bagian inti terdiri dari lima bab, yaitu BAB I Pendahuluan membahas
tentang Latar Belakang, Penegasan Istilah, Perumusan Masalah, rencana
Pemecahan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan Skripsi, dan Sistematika
Penulisan Skripsi. BAB II berisi Landasan teori dan Hipotesis, yang terdiri
dari pengertian belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar cara
mengatasi masalah belajar, pengertian pembelajaran, ciri-ciri pembelajaran,
tujuan pembelajaran, keuntungan penggunaan pembelajaran kooperatif,
prinsip-prinsip belajar, model pembelajaran kooperatif, pembelajaran
kooperatif tipe think pair share, pembelajaran kooperatif tipe think pair
square, pengertian LKS, tinjauan materi pemfaktoran bentuk aljabar,
Kerangka Berfikir dan Hipotesis.
Dalam BAB III berisi tentang metode penelitian yang meliputi metode
penentuan subjek penelitian, metode penentuan variable penelitian, metode
pengumpulan data, uji instrument dan metode analisis data.
Dalam BAB IV penelitian akan menguraikan, menganalisa data yang
diperoleh dari hasil penlitian yang telah dilakukan untuk mengetahui apakah
berhasil atau tidaknya penelitian tersebut.
Kesimpulan dan saran merupakan bagian dari Bab terakhir yaitu BAB
V. Bagain Bagian skripsi ini berupa daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
Daftar pustaka berisi buku-buku referesi yang digunakan sebagai rujukan
dalam penelitian skripsi ini. Lampiran-lampiran antara lain berisi instrument
dan perhitungan-perhitungan statistic yang digunakan dalam penelitian.
Bagian akhir dalam skripsi memuat daftar pustaka sebagai sumber data
dan informasi tentang buku dan lampiran-lampiran.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Belajar
Belajar meneruskan kegiatan setiap orang. Pengetahuan, ketrampilan,
kegemaran, dan sikap seseorang dikatakan belajar bila dapat diasumsikan
dalam diri orang tersebut mengalami suatu proses kegiatan yang
mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Menurut Gage (1984), nelajar
dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisma berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Gagasan yang menyatakan bahwa
belajar menyangkut perubahan dalam suatu organism, berarti juga bahwa
belajar membutuhkan waktu. Untuk mengukur belajar, kita membandingkan
cara oranisma itu berperilaku pada waktu 1 dengan cara organism itu
berperilaku pada waktu 2 dalam suasana yang serupa. Bila perilaku dalam
suasana serupa itu berbeda untuk kedua waktu itu, maka kita dapat
berkesimpulan bahwa telah terjadi belajar.
Dalam Max Darsono (2001 : 3-4 ) beberapa ahli mendefinikasikan
belajar sebagai suatu perubahan. Diantaranya :
a. Morris L. Bigge
Belajar adalah perubahan yang menetap dalam kehidupan seseorang yang
tidak diwariskan secara genetis.
11
12
b. Morle J. Moskowitz dan Arthur R. Orgel
Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil langsung dari pengalaman
dan bukan akibat hubungan-hubungan dalam system syaraf yang dibawa
sejak lahir.
c. James O. Whittaker
Belajar dapat didefinisikan sebagai proses yang menimbulkan atau merubah
perilaku melalui latihan atau pengalaman.
d. Aaron Quim Sartain dkk
Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan perilaku sebagai hasil
pengalaman.
e. W.S. Winkel
Belajar adalah suatu aktivitas mental / psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam
pengetahuan-pengetahuan ketrerampilan, dan nilai sikap.
B. Pengertian Pembelajaran
Secara umum pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih
baik. Sedangkan secara khusus pengertian pembelajaran dapat diartikan :
1. Behavioristik
Pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan
dengan menyediakan lingkungan (stimulus).
13
2. Kognitif
Pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berpikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang
dipelajari.
3. Gestalt
Pembelajaran menurut Gestalt adalah usaha guru untuk memberikan materi
pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah
mengorganisirnya (mengaturnya) menjadi suatu Gestalt (pola bermakna).
4. Humanistik
Pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih
bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan
kemampuannya.
C. Ciri-Ciri Pembelajaran
Sesuai dengan ciri-ciri belajar, maka cirri-ciri pembelajaran dapat
dikemukakan sebagai berikut :
1. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.
2. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam
belajar.
3. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan
menantang bagi siswa
4. Pembelajaran dapat menggunakan alat Bantu belajar yang tepat dan menarik
5. Pembelajarn dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan
menyenangkan bagi siswa.
14
6. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik secara
fisik maupun psikologis.
D. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah membantu pada siswa agar memperoleh
berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa
bertambah, baik kuantitas maupun kualitas.
E. Keuntungan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif
Ada banyak nilai pembelajaran pembelajaran kooperatif diantaranya
adalah :
1. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial
2. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan,
informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan
3. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial
4. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan
komitmen
5. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois
6. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa
7. Berbagai ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan
saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktikan
8. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia
9. meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai
perspektif
15
10. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih
baik
11. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan
kemampuan, jenis kelamin, normal atau catat, etnis, kelas sosial, agama
dan orientasi tugas
F. Prinsip-prinsip belajar
Menurut Max Darsono dkk, (2000 : 26), prinsip-prinsip belajar adalah
hal-hal yang sangat penting yang harus ada dalam proses belajar dan
pembelajaran.
1) Kesiapan belajar
Faktor kesiapan baik fisik maupun psikologis merupakan awal suatu
kegiatan belajar.
2) Perhatian
Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu objek
3) Motivasi
Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif saat seseorang
melakukan suatu aktivitas. Motif adalah kekuatan yang terdapat dalam
seseorang yang mendorong orang tersebut melakukan kegiatan tertentu
untuk mencapai tujuan.
4) Keaktifan siswa
Dengan bantuan guru, siswa harus aktif mencari, menemukan, dan
menggunakan pengetahuan yang dimilikinya.
16
5) Mengalami sendiri
Prinsip pengalamaan sangat penting dalam belajar dan erat
kaitannya dengan prinsip keaktifan.
6) Pengulangan
Untuk mempelajari materi sampai pada taraf insight siswa perlu
membaca, berfikir, mengingat dan yang tidak kalah penting adalah latihan.
7) Materi pelajaran-pelajaran yang menantang
Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi pula oleh rasa ingin tahu
anak terhadap suatu persoalan.
8) Balikan dan penguatan
Balikan adalah masukan yang sangat penting baik lagi siswa
maupun bagi guru. Sedangkan penguatan adalah suatu tindakan penguatan
adalah suatu tindakan yang menyenangkan dari guru terdapat siswa yang
telah berhasil melakukan perbuatan belajar.
9) Perbedaan individual
Masing-masing siswa mempunyai karkteristik, baik dilihat dari segi
fisik maupun psikis.
G. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Slameto
(2003 : 54) dapat digolongkan menjadi dua, factor intern dan faktor ekstern.
Faktor ekstern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar,
sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu.
17
a. Faktor-faktor intern
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
belajar. Faktor intern meliputi
5. Faktor Jasmaniah
Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan besertanya / bekas dari
penyakit. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.
Sedangkan cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik
atau kurang sempurna mengenai tubuh / badan.
6. Faktor Psikologis
Terdapat sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong
kedalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar, diantaranya
intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan
7. Faktor kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan
kelelahan rohani (bersifat psikis)
b. Faktor-faktor ekstern
Faktor ekstern adlah faktor yang ada diluar individu. Faktor ekstern
yang berpengaruh terhadap belajar dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu :
1) Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima akan menerima pengaruh dari
keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota
keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
18
2) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode
mengajar, kurikulum,relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajar,
keadaan gedung metode belajar dan tugas rumah.
3) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap
belajar siswa.
H. Model pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran
yang menggunakan adanya kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk
mencapai tujuan belajar. Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil serta
diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. (Ismail,
2002 : 20)
a. Unsur-unsur dasar model pembelajarn kooperatif
Menurut Ibrahim dkk dalam Trianto (2007 : 48-49), unsur-unsur
dasar pembelajaran kooperatif adalah sebagai barikut :
1) Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka
“setidur sepeemanggunan bersama”
2) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya,
seperti milik mereka sendiri.
19
3) Siswa haruslah melihat melihat bahwa semua anggota di dalam
kelompoknya, seperti memiliki mereka sendiri.
4) Siswa haruslah membagi tgas dan tanggung jawab yang sama diantara
anggota kelompoknya
5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah / penghargaan
yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompoknya
6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan ketrampilan
utnuk belajar bersama selama proses belajarnya.
7) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Rager dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua
kerja kelompok bias dianggap cooperative learning. Untuk mencapai
hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong
harus diterapkan
1) Saling ketergantungan positif
Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha
setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang
efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga
setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri
agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka.
2) Tanggung jawab perseorangan
Jika tugas dan pola penilaian dibaut menurut prosedur
model pembelajaran cooperative learning, setiap kubci
20
keberhasilan metode kerja kelompok adalah persiapan guru dalam
penyusun tugasnya.
3) Tatap muka
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk
bertemu muka dan berdiskusi kegaitan interaksi ini akan
memberikan para pembelajar untuk membentuk senergi yang
menguntungkan semua anggota.
4) Komunikasi antar anggota
Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada
kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan
kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.
5) Evaluasi proses kelompok
Pengajar perlu menjawadwalkan waktu khusus bagi
kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil
kerja sama mereka agar selanjutnya bias bekerja sama dengan lebih
efektif.
b. Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif
Menurut Arends dalam Trianto (2007 : 47) model pembelajaran
kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Semua bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menentukan
materi belajarnya
2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan akademik
tinggi, sedang, dan rendah
21
3) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,
jenis kelamin yang berbeda-beda.
4) Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok disbanding individu
c. Fase-fase model pembelajaran kooperatif
Terdapat enam fase atau tahapan didalam pembelajaran kooperatif
(Ismail, 2002 : 123).
1) Fase 1 menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Dalam fase ini guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang
ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
2) Fase 2 menyajikan informasi
Dalam fase ini guru menyajikan informasi kepada siswa dengan
jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
3) Fase 3 mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar
Dalam fase ini guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok
agar melakukan transisi secara efisien.
4) Fase 4 membimbing kelompok belajar
Dalam fase ini guru membimbing kelompok-kelompok belajar
pada saat mereka mengerjakan tugas
5) Fase 5 evaluasi
Dalam fase ini guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil kerjanya.
22
6) Fase 6 memberikan penghargaan
Dalam fase ini guru mencari cara-cara untuk menghargai baik
upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
I. Pembelajaran kooperatif tipe think pair share
Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share adalah suatu model
pembelajaran yang memiliki prosedur yang ditetapkan secara ekskisit untuk
member siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling
membantu satu sama lain (Ibraham dkk, 2000:26).
Tahapan-tahapan yang diterapkan pada think pair share adalah sebagai
berikut :
Tahap 1 : Thinking (berfikir)
Guru mengajukan pertanyaan akan isu yang berhubungan dengan
pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan
atau isi tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.
Tahap 2 : Pairing (berpasangan)
Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain untuk
mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama.
Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika
lebih diajukan suatu pertanyaan atau berbagai ide jika suatu
persoalan khusus telah diidentifikasikan. Biasanya guru member
waktu 4-5 menit untuk berpasangan.
23
Tahap 3 : Share (berbagi)
Guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh
kelas tentang apa yang mereka bicarakan. Ini efektif dilakukan
dengan cara bergilir pasangan demi pasangan dan dilanjutkan
sampai sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan
untuk melaporkan.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe think pair share
1) Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang hendak dicapai
2) Siswa diminta untuk berfikir tentang materi / permasalahan yang
disampaikan oleh guru
3) Siswa diminta untuk berpasangan dengan teman yang ada
disebelahnya (kelompok dua orang) dan mengutarakan hasil pemikiran
masing-masing
4) Guru memimpin pleno kecil diskusi, setiap kelompok mengemukakan
hasil diskusinya
5) Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada pokok
permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para
siswa
6) Guru member kesimpulan
7) Penutup
24
J. Pembelajaran kooperatif tipe think pair square
Model pembelajaran think pair square merupakan salah satu
pembelajaran kooperatif Think pair square merupakan suatu model
pembelajaran yang efektif digunakan selama tahapan pembelajaran.
Dalam model pembelajaran think pair square, serta didik diberi waktu
untuk menjawab permasalahan, kemudian membentuk grup yang terdiri dari
empat peserta didik.
Dari empat peserta didik tersebut kemudian membentuk pasangan, dua
pasangan berkumpul untuk mengungkapkan ide masing-masing pasangan.
Model ini memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengungkapkan
ide mereka dan memilih metode yang tepat dalam menyelesaikan masalah.
Metode pembelajaran think pair square memberikan kesempatan pada peserta
didik untuk mendiskusikan ide-ide mereka dan memberikan kesempatan untuk
mengetahui metode pememecahan masalah yang lain. Jika salah satu pasangan
tidak dapat menyelesaikan permasalahan, maka pasangan yang lainnya dapat
menjelaskan jawaban dan metode yang mereka gunakan.
Dengan demikian, jika permasalahan yang diajukan tidak mempunyai
jawaban yang benar, dua pasangan peserta didik tersebut dapat
mengkembinasikan hasil diskusi mereka dan menghasilkan jawaban yang lebih
komprehensif.
Model pembelajaran think pair square terdiri dari 3 tahap pokok waktu
terbatas:
25
1) Think (berpikir) : tahap ini dilakukan secara individu, dalam waktu
terbatas. Tahap ini dimaksudkan agar peserta didik
benar-benar focus pada masalah yang diajukan
2) Pair (berpasangan) :tahap ini peserta didik berdiskusi secara berpasangan
3) Square (berempat) : tahap ini masing-masing pasangan berkumpul dan
berdiskusi dengan pasangan lain (kelompok terdiri 4
atau 6 peserta didik)
Langkah-langkah penerapan model pembelajaran think pair square
adalah sebagai berikut :
1) Guru mengajukan permasalahan atau pertanyaan
2)Materi kesempatan maing-masing peserta didik untuk berfikir
3) Menghasilkan peserta didik untuk berdiskusi secara berpasangan dengan
catatan waktu dibatasi
4) Peserta didik berdiskusi bertukar pikiran dengan paangan lain
5) Guru memeriksa dan mengamati diskusi kelompok besar tersebut
K. Lembar kerja siswa
Lembar kerja siswa (LKS) adalah panduan siswa yang digunakan untuk
melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kerja siswa
(LKS) membuat kesimpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh
siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan
kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian belajar yang harus ditempuh.
26
L.Tinjauan materi pemfaktoran bentuk aljabar
Memfaktorkan dalam bentuk aljabar artinya mengubah bentuk
penjumlahan suku-suku menjadi bentuk perkalian faktor-faktor. Faktor dari
suatu bilangan adalah bilangan asli yang dapat membagi dengan tepat bilangan
tersebut. Sedangkan faktor dari bentuk aljabar adalah bilangan atau variable
yang dapat membagi dengan tepat bentuk aljabar tersebut.
1. Memfaktorkan Suku Satu
Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan memfaktorkan?
Mari kita perhatikan uraian berikut.
6 = 1 6 = 2 3
Ternyata bilangan 1,2,3 dan 6 dapat membagi dengan tepat bilangan 6.
bilangan 1,2,3, dan 6 tersebut factor dari 6. menentukan factor dari 6 dengan
cara menyatkannya dalam bentuk perkalian (6 = 1 6 = 2 3) disebut
memfaktorkan 6.
Demikian pula jika bentuk aljabar 3a kita ubah dalam bentuk
perkalian, hailnya adalah 3a = 3 x a. ternyata 3 dan a dapat membagi dengan
tepat bentuk 3a, maka 3 dan a disebut factor dari 3a. menentukan factor-faktor
dari 3a dengan cara menyatakan ke dalam bentuk perkalian (3a = 3 a)
disebut memfaktorkan 3a.
Jadi, cara memfaktorkan suatu bilangan atau bentuk aljabar adalah
menyatakan bilangan atau bentuk aljabar tersebut ke dalam bentuk perkalian.
Selanjutnya, perhatikan contoh berikut ini!
27
Contoh :
Faktorkan!
a. 5 p2 b. 3 pq
penyelesaian :
a. 5p2 = 1 5p2 b. 3pq = 1 3 pq
= 5 p2 = 3 pq
= p 5p = p 3q
= q 3p
2. Memfaktorkan Suku Dua
Sebelum membahas bagaimana memfaktorkan suku dua, mari ingat
kembali faktor persekutuan dan faktor persekutuan terbesar (FPB)
1) 2 adalah factor persekutan dari 12 dan 18, sebab 2 dapat membagi dengan
tepat 12 dan 18.
6 adalah faktor persekutuan dari 12 dan 18. jelaskan!
6 adalah faktor persekutuan terbesar dari 12 dan 18. jelaskan!
2) 2 dan 4 adalah faktor persekutuan dari 8 dan 12, maka faktor persekutuan
terbesarnya adalah 4
3) 3, x, 3x adalah faktor persekutuan dari 3x2 dan 6x. FPBnya adalah 3x.
Selanjutnya dengan mengikuti pola hukum distributif yaitu ab + ac = a
(b + c) maka FPB dapat digunakan untuk pemfaktoran. Untuk lebih jelasnya
perhtikan beberapa contoh berikut!
28
Contoh :
Faktorkanlah!
a. 4pq + 2p c. 3x2 + 6x
b. pq – pr d. 2px4 – 8p3
Penyelesaian :
a. 4pq + 2p = 2p (2q + 1), 2p adalah FPB dari 4pq dan 2p
b. Pg – pr = p(q – r), p adalah FPB dari pq dan pr
c. 3x2 + 6x = 3x (x + 2), 3x adalah FPB dari 3x2 dan 6x
d. 2px4 – 8p3 = 2p (x4 – 4p2), 2p adalah FPB dari 2px4 dan 8p3
Sedangkan untuk memfaktorkan suku dua bentuk selisih dua kuadrat,
suku dua tersebut harus diubah dahulu ke bentuk selisih dua kuadrat, yaitu
a2 – b2 = (a – b) (a + b )
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut!
Contoh :
Faktorkanlah x4 – 4p2!
Penyelesaian :
x4 – 4p2 dapat diubah ke bentuk selisih dua kuadrat, yaitu
x4 – 4p2 = (x2)2 – (2p)2
Jadi, x4 – 4p2 = (x2)2 – (2p)2
= (x2 – 2p) (x2 + 2p)
29
3. Memfaktorkan Suku Tiga
Perhatikan beberapa contoh berikut!
Contoh :
1. Faktorkanlah bentuk aljabar berikut!
a. 3pq + 6p2m – 12pr
b. 9x3y2z – 6x2y3z2 + 3xyz3
c. 4pq – mq – 2mk + 8pk
Penyelesaian:
a. FPB dari 3pq, 6p2m, dan 12pr adalah 3p, sehingga bila tiap-tiap suku pada
bentuk aljabr tersebut merupakan perkalian dari 3p, dapat ditulis :
3pq + 6p2m – 12pr = 3p q + 3p 2pm – 3p 4r
= 3p (q + 2pm – 4r)
b. FPB dari 9x3y2z, 6x2y3z2 dan 3xyz3 adalah 3xyz, sehingga :
9x3y2z – 6x2y3z2 + 3xyz3 = 3xyz(3x2y) + 3xyz(z2)
= 3xyz(3x2y – 2xy2z + z2)
c. 4pq –mq -2mk + 8pk = q(4p – m) + 2k(-m + 4p)
= q(4p – m) + 2k (4p – m)
= (q + 2k) (4p – m)
2. Nyatakan 3a3 – a2b – 6ab + 2b2 sebagai perkalian dua faktor
Penyelesaian :
Perhatikan kedua suku pertama, yaitu 3a3 – a2b. Faktor persekutuan
terbesar dari dua suku ini adalah a2, sehingga dapat ditulis:
3a3 – a2b = a2 (3a – a2(b) = a2(3a – b)
30
Perhatikan pula kedua suku kedua, yaitu -6ab + 2b2, di mana 2b adalah
faktor sekutunya, jadi dapat ditulis:
-6ab + 2b2 = 2b(-3a) + 2b(b) = 2b(-3a + b) atau -2b(3a – b)
Sehingga kita peroleh :
3a3 – a+2b – 6ab + 2b2 = a2(3a – b) – 2b (3a – b) = (a2 – 2b) (3a – b)
4. Memfaktorkan Bentuk Aljabar Suku Tiga Istimewa (a2 + 2ab + b2) dan
(a2 – 2ab + b2)
Ingatlah kembali bentuk perkalian berikut
(a + b)2 = a2 + 2ab + b2
(a – b)2 = a2 – 2ab + b2
Sehingga berlaku a2 + 2ab + b2 = (a + b)2
a2 – 2ab + b2 = (a – b)2
Perhatikan contoh berikut !
Contoh :
Faktorkanlah bentuk aljabar berikut ini!
a. x2 + 6x + 9 b. 9x2 + 12xy + 4y2 c. 12x2 + 12xy + 3y2
penyelesaian :
a. x2 + 6x +9 = x2 + 2(x) (3) + 32
= (x + 3)2
b. Bentuk aljabar dari 9x2 + 12xy + 4y2 dapat ditulis sebagai berikut.
(3x)2 + (2)(6)xy + (2y)2 atau a2 + 2ab + b2 = (a + b)2
Misalkan : a2 = 9x2 = (3x)2
b2 = 4y2 = (2y)2
31
2ab = 12xy = (2)(3x) (2y)
Ternyata (3x)2 + (2) (3x) (2y) + (2y)2 sesuai dengan bentuk a2 +2ab +
b2 Sehingga diperoleh :
9x2 + 12xy + 4y2 = (3x)2 + 2(3x 2y) + (2y)2
= (3x + 2y)2
c. Suka-suka pada bentuk aljabar ini memuat FPB, yaitu 3. Sehingga
diperoleh:
12x2 + 12xy + 3y = 3(4x2 + 4xy + y2)
Dengan cara yang sama sperti soal b di atas diperoleh:
4x2 + 12xy + 3y = (2x)+2 (2x) (y) + y2
= (2x + y)2
Jadi, 12x2 + 12xy + 3y2 = 3(4x2 + 4xy + y)2 = 3(2x + y)2
5. Memfaktorkan Bentuk Suku Tiga yang Tidak Istimewa ( x2 + bx + c)
Sebelum membahas bagaimana memfaktorkan bentuk suku tiga yang tidak
istimewa, perhatikan bentuk aljabar berikut!
(x + p) (x + q) = x(x + q) + p(x + q)
= x(x) + x(q) + p(x) + p(q)
= x2 + qx + px + pq
= x2 + (p + q)x + pq
Sehingga : x2 + (p + q)x + pq = (x + p) (x + q)
Hal ini berarti :
x2 + bx + c = x2 + (p + pq = (x + p) (x + q)
32
ternyata, untuk memfaktorkan x2 + bx + c menjadi ( x + p) (x + q), kita harus
mencari p dan q sedemikian sehingga p + q = dan p . q = c, maka bentuk x2 +
bx + c dapat difaktorkan menjadi (x + p) (x + q).
Jadi, secara umum:
Jika x2 + bx + c = (x + p) (x + q)
Maka berlaku : c = .q dan b = p + q
Selanjutnya, perhatikan contoh berikut!
Contoh:
Faktorkan!
a. x2 + 3x + 2 b. x2 – 5x + 6
penyelesaian :
a. x2 + 3x +2 = (x + p) (x + q)
Pada bentuk ini b = 3 dan c = 2
Dari bentuk umum x2 + bx + c = (x + p) (x + q):
p + q = 3
p q = 2
Dengan memfaktor c, diperoleh : 2 = 2 2 atau 2 = -1 -2
Ternyata yang memenuhi adalah p = 1 dan q = 2 atau p = 2 dan q = 1
(Perhatikan, kita mencari dua bilangan yang jumlahnya 3 dan hasil
kalinya 2)
Bukti : 1 + 2 = 3
1 2 = 2
Jadi, x2 + 3x + 2 = (x + 2) (x + 1).
33
b. Dari bentuk x2 – 5x + 6 diperoleh konstanta 6 = 1 6 = 2 3
Ternyata, 6 = -2 -3 dan -5 = -2 + (-3)
Berarti, p = -2 dan q = -3, sehingga diperoleh:
x2 – 5x + 6 = (x – 2) (x – 3)
M. KERANGKA BERFIKIR
Hasil belajar matematika ditentukan oleh banyak faktor yang bervariatif
artinya tidak semua factor itu mendukung keberhailan tetapi ada juga yang
menghambat keberhailan seseorang. Dua faktor yang dapat mempengaruhi
keberhasilan seseorang. Dua faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan
pembelajaran diantaranya adalah peran guru dan siswa. Pelaksanaan pendidikan
bnerbasis kompetensi menuntut guru untuk berperan sebagai facilitator,
motivasi, dan sekaligus evaluator dalam kegiatan pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan think pair
square merupakan model pembelajran yang secara langsung melibatkan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini penulis bermaksud
untuk mengkaji apakah dalam proses pembelajaran dengan kedua model
pembelajaran think pair share dan think pair square dengan menggunakan
media LKS akan menghasilkan hasil belajar siswa yang berbeda atau tidak.
Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe think pair share
adalah memberi kesempatan siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama
denga orang lain menumbuhkan rasa percaya diri dan keberanian siswa dalam
menyampaikan gagasannya. Sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe
think pair square dapat menumbuhkan tanggung jawab individual maupun
kelompok meningkatkan interaksi personal, membantu siswa yang kurang
paham menjadi lebih paham.
34
MATERI PEMFAKTORAN BENTUK ALJABAR
N. HIPOTESIS
Hepotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang sebenarnya masih harus diuji empiris (Suharsimi 2006 : 71)
Ha1 : Ada perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang
mendapatkan pembelajaran dengan model think pair share
menggunakan LKS dan model think pair square menggunakan LKS
dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional di kelas
VIII SMP N 1 Undaan kabupaten Kudus Tahun ajaran 2010 / 2011.
Model Pembelajaranthink pair share
Model Pembelajaranthink pair square
Model Pembelajarankonvensional
Hasil Belajar Hasil Belajar
Terdapat perbedaan hasil belajar siswayang menggunakan model pembelajarankooperatif tipe think pair share dan thinkpair square serta yang menggunakanmodel pembelajaran konvensional
35
Ha2 : Pembelajaran dengan tipe think pair share dan think pair square
lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran
konvensional di kelas VIII SMP N 1 Undaan kabupaten Kudus
Tahun ajaran 2010 / 2011.
Ho1 : Tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang
mendapatkan pembelajaran dengan model think pair share
menggunakan LKS dan model think pair square menggunakan LKS
dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional di kelas
VIII SMP N 1 Undaan kabupaten Kudus Tahun ajaran 2010 / 2011.
Ho2 : Pembelajaran dengan tipe think pair share dan think pair square
tidak lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran
konvensional di kelas VIII SMP N 1 Undaan kabupaten Kudus
Tahun ajaran 2010 / 2011.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitian (Suharsimi Arikunto : 2002 : 136)
1. Metode penentuan subyek penelitian
2. Metode penentuan variable penelitian
3. Metode pengumpulan data
4. Uji Instrumen
5. Metode analisis data
1) Metode penentuan subyek penelitian
a. populasi
Populasi pada penelitian ini adalah siswa SMP N 1 Undaan kelas
VIII kab Kudus tahun ajaran 2010 / 2011. Ada 6 kelas masing-masing
kelas sebanyak 30 siswa
b. Sampel
Sampel adalah sebagaina atau wakil populasi yang diteliti
(Suharsimi Arikunto, 1998 : 117 ). Pengambilan sampel dari populasi
yang ada dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster random
sampling. Hal ini dilakukan setelah memperhatikan ciri-ciri antara
lain : Siswa mendapat materi berdasarkan kurikulum yang sama, siswa
diampu oleh guru yang sama, siswa yang menjadi obyek penelitian
36
37
duduk pada tingkat kelas yang sama, dan pembagian kelas tidak
berdasarkan rangking. Dengan menggunakan teknik cluster random
sampling diperoleh 3 kelas sebagai kelas sampel, yaitu : 2 kelas
sebagai kelas eksperimen dan 1 kelas sebagai kontrol. Dimana kelas
eksperimen adalah kelas yang dikenai pembelajaran dengan model
think pair share dan think pair square, sedangkan kelas kontrol
menggunakan model pembelajaran konvensional.
2) Metode penentuan variable penelitian
Variable penelitan pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono : 2008 : 38).
a. Variabel treatment (Perlakuan)
Variabel treatment merupalkan variabel stimulus/ variabel yang
mempengaruhi variabel yang lain. Variabel treatment marupakan
variabel yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh penelitian untuk
menentukan hubungannya sesuai dengan gejala yang diobservasi.
Dalam penelitian ini yang merupakan variabel treatment adalah
pemberian model pembelajaran think pair share dan model
pembelajaran think pair square dalam pelajaran matematika yang
dilambangkan dengan variabel (X1 dan X2)
38
b. Variabel respon
Variabel respon merupakan variabel yang memberi reaksi atau
merespon jika dihitungkan dengan variabel treatment. Dalam
penelitian ini yang merupakan variabel respon adalah prestasi belajar
siswa yang dilambangkan dengan variabel (Y).
Y1 : Hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran think
pair share dengan media LKS
Y2 : Hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran think
pair square dengan media LKS
Y3 : Hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran
konvensional
3) Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Interview (Wawancara)
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data yang bersifat
konsultatif. Wawancara dilakukan dengan guru bidang studi yang
bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kondisi siswa serta
materi yang diajarkan. Sehingga pada saat penelitian aka nada
kesamaan langkah penelitian.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dilaksanakan untuk mendapatkan daftar nama
dan daftar nilai siswa kelas VIII untuk dijadikan dasar pengelompokan
39
yaitu kelompok control dan kelompok eksperimen. Daftar ini juga
digunakan untuk mengetahui sumber pustaka dan landasan teori.
c. Metode tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.
(Suharsini Arikunto, 1998 : 139).
4) Uji instrumen
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat
kesahihan suatu instrument disebut valid apabila instrument tersebut
mampu mengungkapkan apa yang hendak diukur secara tepat. Rumus
yang digunakan adalah rumus korelasi product moment
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan
rxy = jumlah peserta
∑X = jumlah skor butir
∑Y = jumlah skor total
n = jumlah siswa
(Suharsimi Arikunto, 2002 : 142)
Koefisien korelasi selalu terdapat antara – 1,00 sampai 1,00.
koefisien negatif menunjukkan hubungan kebalikan sedangkan
40
koefisien positif menunjukkan adanya kesejahteraan untuk
mengadakan interpretasi mengenai koefisien korelasi sebagai
berikut :
0,800 < rry ≤ 1,00 = validitas sangat tinggi
0,600 ≤ rxy < 8,00 = validitas tinggi
0,400 ≤ rxy < 0,600 = validitas cukup
0,200 ≤ rxy < 0,400 = validitas rendah
0,000 ≤ rxy < 0,200 = validitas sangat rendah
Kriteria jika rxy > rtabel dengan taraf signifikan α dan dk = N, maka
butir soal dianggap valid (Suharsimi Arikunto; 2007 : 75). Dengan
demikian sebuah item atau butir soal dapat dikatakan valid jika rxy >
rtabel.
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada
subjek yang sama. Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian
bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik.
Seperti halnya beberapa teknik juga menggunakan rumus korelasi
product moment untuk mengetahui validitas. Kesejahteraan hasil
dalam reliabilitas tes. Untuk menguji apakah instrument tes reliable
atau tidak, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus K-
R.20. rumus K-R.20 adalah sebagai berikut :
41
2
2
111 S
pqS
n
nr
Dimana : r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
p =proposal subjek yang menjawab item dengan benar
q = proposal subjek yang menjawab item dengan
salah (q = 1 – p)
∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah
akar varians)
(Suharsimi Arikunto, 2006 : 100)
Jika r11 > rtabel maka dapat dikatakan instrument tersebut reliabel
3. Daya pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).
Rumus mencari D :
BA
B
B
A
A PPJ
B
J
BD
Dimana :
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab soal itu benar
42
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
itu benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
(ingat, P sebagai indeks kesukaran)
PB = proporsi peserta kelompok bwah yang menjawab benar
(Suharsimi Arikutno, 2006 : 213)
Selanjutnya harga indeks diskriminasi yang diperoleh
dikonsultasikan dengan klasifikasi sebagai berikut :
0,00 ≤ DP ≤ 0,20 daya beda jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 daya beda cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 daya beda baik
0,70 < DP ≤ 1,00 daya beda sangat baik
Jika DP negatif berarti soal semuanya tidak baik, maka soal
sebaiknya tidak dipakai.
4. Tingkat kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak
terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk
mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya, soal yang terlalu
sukar membuat siswa putus asa atau tidak mempunyai semangat
untuk mencobanya lagi karena di luar jangkauannya. Taraf
kesukaran ini digunakan untuk mengetahui butir soal termasuk
mudah, sedang atau sukar. Rumus yang digunakan untuk menguji
taraf kesukaran adalah :
43
JS
BP
Dimana : P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa menjawab soal itu dengan
betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering
diklasifikasikan sebagai berikut :
Soal dengan P 1,00 – 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,30 – 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,70 – 1,00 adalah soal mudah
(Suharsimi Arikunto, 2006 : 208)
5) Metode analisis data
Pada penelitian ini dilakukan analisis dua kali yaitu awal dan akhir.
a. Analisis Awal
1. Uji normalitas sampel
Untuk mengetahui apakah data skor hasil tes berdistribusi
normal atau tidak, jika berdistribusi normal, maka data siap diambil
lebih lanjut dan simpulan akhir dapat dipertanggungjawabkan.
Misalnya kita mempunyai sampel acak dengan hasil pengamanan X1,
X2, ….Xn berdasarkan sampel ini akan diuji hipotesis nol bahwa
sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan
44
hipotesis tandingan hipotesis nol tersebut kita tempuh prosedur
berikut :
a) Pengamatan X1, X2, …, Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, …, Zn
dengan menggunakan rumuss
xXZ i
i
( x dan s masing-masing
merupakan rata-rata dari simpangan baku sampel)
b) Untuk setiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar
distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P (z)
c) Selanjutnya dihitung proposal Z1, Z2, …,Zn yang lebih kecil atau
yang sama dengan Zi jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi), maka
S(Zi)=n
ZyangZZZbanyaknya ini ...,,2,
d) Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya
e) Ambil harga yang saling besar diantara harga-harga mutlak
selisih tersebut.
Sebutlah harga terbesar ini adalah Lo
Untuk menerima atau menolak hipotetsis ol, maka kita
bandingkan Lo ini dengan nilai L yang diambil dari daftar untuk taraf
nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah : tolak hipotesis no; bahwa
populasi berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari data
pengamatan melebihi L dari daftar. Dalam hal lainya hipotesis no;
diterima.
(Sudjana, 2005 : 466-468)
45
2. Uji homogenitas sampel
Untuk mengetahui seragam tidaknya variasi sampel-sampel yenga
diambil dri populasi yang sama, maka perlu melakukan pengujian terhdapa
kesamaan (homogenitas) beberapa bagian sampel. Untuk menguji
homogenitas sampel digunakan uji bartlet, yang bentuknya sebagai berikut:
Sampel
ke
Dk
dk
1 S 2i
Log
S 2i
Dk-log S 2i
1 n1-1
1
1
1 n
S 21
Log
S 21
(n1-1) log S 21
2
.
.
.
K
n2 – 1
nk – 1
1
1
2 n
1
1
kn
S 22
S 2k
Log
S 22
Log
S 2k
(n2 –1) log S 22
(nk – 1) log S 2k
Jumlah 1in
1
1
in
- - 2log1 ki Sn
Di daftar tersebut kita hitung harga-harga yang diperlukan yaitu :
a. S2 =
1
1 2
i
ii
n
Sn
46
b. Harga satuan B dengan rumus :
B = 12inSLog
Ternyata untuk uji Bartlett digunakan statistik chi kuadrat :
22 log10 ii SnBInI
Dengan In 10 = 2,3026, disebut logaritma asli dari pada
bilangan 10. dengan kriteria jika ,22
tabelhitung dengan taraf
signifikansi 5%, maka dapat dikatakan homogen.
(Sudjana, 2005 : 261).
3. Uji matching
a. Mean matching
Digunakan untuk mencari kelas yang mempunyai rata-rata yang
relative sama dari populasi yang ada. Rumus yang digunakan adalah :
n
xx
i
b. Varian matching
Varians matching digunakan untuk mengkaji apakah kelompok
eksperimen dan kelompok control yang ditetapkan berasal dari
populasi yang memiliki varians yang relatif sama.
1x = rata-rata kelompok eksperimen
2x = rata-rata kelompok kontrol
S 21 = varians kelompok eksperimen
S 22 = varians kelompok kontrol
47
Kriteria pengujian : jika –t
aatt
2
11
2
11
,
dengan dk = (n1 + n2 -2) dan taraf signifikan 5%, maka kedua
kelompok tidak berbeda rata-rata dan untuk harga lain berbeda.
(Sudjana, 2005 : 239-240)
b. Analisis akhir
1. Uji satu jalur (Oneway Anova)
Anova (Analysis of Variance) merupakan bagian dari metode
nalalisis statistika yang tergolong analisis komparatif
(perbandingan) lebih dari dua rata-rata. Tujuan dari uji anova satu
jalur ialah untuk membandingkan lebih dari dua rata-rata.
Sedangkan gunanya untuk menguji kemampuan generalisasi.
Maksudnya dari signifikansi hasil penelitian (anova satu jalur). Jika
terbukti berbeda berarti kedua sampel tersebut dapat
digeneralisasikan artinya data sampel dapat mewakili populasi.
Anova pengembangan atau penjabaran lebih lanjut dari uji-
t(thitung). Uji-t atau uji-z hanya dapat melihat perbandingan dua
kelompok data saja. Sedangkan anova satu jalur lebih dari dua
kelompok data, contohnya : 1) perbedaan prestasi belajar statistika
antara mahasiswa tugas belajar (X1), izin belajar (X2) dan umum
9X3). 2) motivasi kerja pegawai diklat dari eselon I (X1), eselon II (
X2), eselon III (X3), eselon IV (X4).
48
Anova lebih dikenal dengan uji-F (Fisher Test), sedangkan arti
variasi itu asal usulnya dari pengertian konsep “Mean square” atau
kuadrat rerata (KR), rumus sistematisnya:
db
JKKR
Dimana :
JK = jumlah kuadrat (some of square)
db = derajat bebas (degree of freedom)
menghitung nilai anova atau F (Fhitung) dengan rumus :
groupdalamian
groupantarian
dbJK
dbJK
KR
KR
V
VF
DD
AA
D
A
D
Ahitung
var
var
:
:
LANGKAH-LANGKAH ANOVA SATU JALUR
1) Uji atau asumsikan bahwa dta masing-masing dipilih secara acak
2) Uji atau asumsikan bahwa data masing-masing berdistribusi normal
3) Uji atau asumsikan bahwa data masing-masing homogen.
4) Tulis Ha dan Ho dalam bentuk kalimat
5) Tulis Ha dan Ho dalam bentuk statistik
6) Buat tabel penolong anova sebagai bnerikut :
49
Tabel penolong anova
Nama
responden
Variabel bebas
1 2 3 ……n
n1 n2 n3 …. nn N
1 2 3 n
1 2 3 ……n
21S 2
2S 23S …… 2
nS
7) Hitung jumlah kuadrat rata-rata dengan rumus :
JK R =
n
n
nnnn
...
....
321
2
321
8) Hitung jumah kuadrat antar kelompok dengan rumus
JKA=
R
n
nJK
nnnn
2
3
2
3
2
2
2
1
2
1
..........
..........
9) Hitung jumlah kuadrat dalam kelompok dengan rumus :
JKD = AR JKJK2
50
10) Hitung derajat kebebasan rata-rata dengan rumus :
dkrata-rata = 1
11) Hitung derajat kebebasan dalam kelompok dengan rumus :
dkA = k - 1
12) Hitung derajat kebebasan dalam kelompok dengan rumus :
dkD= N – k
dimana N = jumlah seluruh anggota sampel.
13) Hitung rata-rata jumlah kuadrat antar kelompok dengan rumus :
RKrarta-rata =R
R
dk
JK
14) Hitung rata-rata jumlah kuadrat antar kelompok dengan rumus
RKA =A
R
RK
JK
15) Hitung rata-rata jumlah kuadrat dalam kelompok dengan rumus :
RKD
DD
dk
JK
16) Cari Fhitung dengan rumus
Fhitung =A
A
RK
RK
17) Tetapkan taraf signifikansi ( )
18) Cari Ftabel dengan rumus :
Ftabel = F(1-a)dkA, dkB)
Dengan menggunakan tabel F didapat Ftabel
19) Masukan semua nilai yang didapat ke dalam tabel anova berikut :
51
Tabel Anova
Jumlaha
Variasi
Jumlah
kuadrat
(JK)
dk Rata-rata kuadrat
(RK)
F
Rata-rata anatar
kelompok dalam
kelompok
JKA
JKA
JKD
1
dkA
dkD
RKR
RKA
RKD
Fhitung
Jumlah 2X in
20) Tentukan kriteria pengujiannya yaitu :
Jika Fhitung Ftabel, maka Ho diterima
21) Bandingkan Fhitung dengan Ftabel
22) Buatlah kesimpulanya
23) Seandainya ternyata Ho ditolak, maka perhitungan dilanjutkan agar dapat
diketahui pasangan mana yang berbeda dengan menggunakan uji t atau
uji scheffe atau uji tukey
2. Uji t
1) Jika kedua varian S sama 1 = 2, rumus yang digunakan
adalah:
21
21
11
nnS
xxt
52
Dengan S2 2
11
21
222
211
nn
SnSn
Keterangan :
1x = Rata-rata selisih pre tes dan post tes pada kelas eksperimen
2x = Rata-rata selisih pre tes dan post tes pada kelas kontrol
S1 = Standart devisi sampel pengajaran pada kelas eksperimen
S2 = Standart deviasi sampel pengajaran kelas kontrol.
Kriteria pengujian adalah terima H0 jika t<(1-) dan tolak H0 jika t
mempunyai harga-harga lain, t(1-) didapat dari distribusi t
dengan dk = (n1 + n2 – 2) dan peluang (1-)
(Sudjana: 1996: 239)
2) Jika kedua varians tidak sama 1 2, maka digunakan rumus:
2
22
1
21
21'
n
S
n
S
xxt
Kriteria pengujian terima Ho jika :
-21
2211'
21
2211
WW
tWtWt
WW
tWtW
dan tolak Ho jika sebaliknya.
Dengan2
22
2
1
21
1 ,n
SW
n
SW
12/11212/111 21 nn ttdantt
Derajat kebebesan masing-masing adalah (n1 -1) dan (n2 – 1)
dengan peluang (1-1/2) (Sudjana: 1996 : 241)
53
B. Ketuntasan Belajar
Untuk mengetahui keefektifan pembelajaran digunakan kriteria
ketuntasan belajar sebagai berikut :
a. Ketuntasan belajar individu (Perseorangan)
Ketuntasan belajar siswa baik kelompok kontrol maupun kelompok
eksperimen dapat dirumuskan sebagai berikut:
%100max
seluruhnyanilaijumlah
siswadiperolehyangnilaiJumlah
Apabila siswa telah menguasai sekurang-kurangnya 65% terhadap
materi setiap satuan bahasan yang diajukan.
b. Ketuntasan belajar klasikal
Di dalam pengukuran tuntas secara klasikal, dikatakan belajar tuntas
dengan rumus :
%100tesmengikutiyangsiswajumlah
belajartuntasyangsiswaJumlah
Apabila sekurang-kurangnya 85% dari siswa berhasil mencapai tingkat
penguatan yang ditetapkan.
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
Sebelum mengadakan penelitian sangat perlu diadakan persiapan agar
hasil yang dicapai benar-benar maksimal. Beberapa persiapan yang dilakukan
sebelum mengadakan penelitian, antara lain:
1. Menentukan populasi dengan melakukan observasi awal untuk
mengidentifikasi masalah yang meliputi wawancara dengan guru
matematika kelas VIII SMP N 1 Undaan Kabupaten Kudus tahun
pelajaran 2010/2011 yang meliputi kegiatan pembelajaran dikelas, dan
situasi serta kondisi sekolah.
2. Menentukan kelas uji coba. Kelas yang digunakan adalah kelas VIII C
3. Menentukan sampel menggunakan “Cluster random sampling” yaitu
secara acak dipilih tiga kelas dari seluruh siswa kelas VIII SMP N 1
Undaan Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2010/2011, sehingga
terpilih kelas VIII D sebagai kelas eksperimen 1, kelas VIII E sebagai
kelas eksperimen II dan kelas VIII F sebagai kelas kontrol.
4. Mendata nama-nama siswa kelas VIII D, VIII E dan VIII F beserta
nilai ulangan akhir semester genap kelas VII pada mata pelajaran
matematika.
5. Menganalisis data awal yaitu nilai ulangan akhir semester genap mata
pelajaran matematika kelas VIII SMP N 1 Undaan Kabupaten Kudus
tahun pelajaran 2010/2011. Kemudian dianalisis sehingga diperoleh
54
55
suatu kesimpulan bahwa antara kelompok eksperimen I, II, III
memiliki rata-rata yang sama.
6. Sebelum pembelajaran dilaksanakan, perlu dipersiapkan beberapa
perangkat pengajaran yaitu rencana pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Rencana pembelajaran
dengan model kooperatif tipe Think Pair Square, uraian materi, buku-
buku, alat peraga serta alat-alat penunjang lain.
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini berlangsung mulai dari tanggal 6 Agustus 2010 sampai
dengan tanggal 24 Agustus 2010 yang bertempat di SMP N 1 Undaan
Kabupaten Kudus. Yang disesuaikan dengan jadwal pelajaran yang ada di
SMP N 1 Undaan Kabupaten Kudus. Dengan langkah-langkah pelaksanaan
penelitian sebagai berikut:
1. Sebelum soal digunakan soal di tryoutkan terlebih dahulu kepada kelas
siswa kelas VIII C SMP N 1 Undaan Kabupaten Kudus, untuk
mengetahui validitas, realibilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran
dari soal yang digunakan untuk penelitian. Dari hasil try out diperoleh:
a. Uji validitas
Untuk mengetahui validitas tes rumus yang digunakan adalah
korelasi product moment sebagai berikut :
Contoh perhitungan untuk butir No 1
X = 141 X2 = 631
56
Y = 2718 Y2 = 193264
XY = 9958 N = 39
rxy =
2222
YYNXXN
YXXYN
=
2227181932643914163139
2718141995839
= 738752475372961988124609
383238388362
= 1497724728
5124
=5621,26610
5124
= 0,193
Dari tabel product moment untuk n = 39 diperoleh rtabel sebesar
0,316. Dikarenakan rhitung<rtabel dengan demikian item No 1 adalah
tidak valid. Dari 8 soal yang di uji cobakan soal yang valid adalah
soal nomor 2,4,6,7 dan 8. Sedangkan soal yang tidak valid adalah
nomor 1,3 dan 5.
Hasil perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 5
b. Reliabilitas Soal
Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas soal adalah
r11 = 2
2
11 l
b
k
k
Dimana :
57
NN
XX
b
22
2
2
3939
141631
2
21
39
769,50963121
108,321
Hasil perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 6
922,11310,9887,9307,5268,7887,5554,8108,32 b
= 61,243
NN
YY
t
2
2
2
3939
2718193264
2
2
t
=39
6923,189423193264
= 98,469
2
2
11 11 t
b
k
kr
469,98
243,611
18
8
622,01143,1
= 0,432
58
Perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 7. Dari hasil
perhitungan dengan menggunakan rumus alpha didapat r11 = 0,432.
Karena nilai r11 terletak antara 0,400 dan 0,600 (0,400 < r < 0,600)
maka klasifikasinya cukup.
c. Daya Pembeda
111
22
21
nn
xx
MLMHt
Dimana :
t = rasio kritis (daya pembeda)
MH = rata-rata skor kelompok atas
ML = rata-rata skor kelompok bawah
21x = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas
22x = jumlah kuadrat deviasi individual kelompok bawah
n1 = 27% dari N (jml peserta tes)
contoh perhitungan daya pembeda soal nomor 1
MH = 4,091
ML = 3,364
21x = 24,91
22x = 14,55
n = 11
Maka :
59
)1(
22
21
nn
xx
MLMHt
)111(11
55,1491,24
364,3091,4
110
46,39
727,0
359,0
727,0
=599,0
727,0
= 1,214
Setelah dikonsultasikan dengan taraf kesukaran 5% dan derajat
kebebasan (dk) = n1 + n2 – 2 = 11 + 11 – 2 + 20 , harga ttabel
menunjukkan 1,725. karena thitung < ttabel yaitu 1,24 maka soal
nomor 1 mempunyai daya pembeda yang tidak signifikan. Dari 8
soal yang di uji cobakan soal yang signifikan adalah soal nomor
2,4,5,6,7 dan 8. Sedangkan soal yang tidak signifikan adalah soal
nomor 1 dan 3. Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 7
d. Tingkat kesukaran
Rumus yang digunakan untuk perhitungan tingkat kesukaran soal
adalah :
JS
BP
60
Perhatikan tingkat kesukaran untuk soal nomor 1 dan untuk butir
soal yang lain dihitung dengan cara yang sama.
Banyak siswa yang menjawab soal benar = 26
Jumlah seluruh siswa = 39
JS
BP
39
26P
= 0,667
1) Setelah dilakukan perhitungan indeks kesukaran soal, terdapat 4 soal
yang termasuk kategore mudah yaitu nomor 3,5,7 dan 8. sedangkan
untuk kategore sedang ada 3 soal yaitu nomor 1,4,6, dan yang
termasuk kategori sukar ada 1 nomor yaitu nomor 2. untuk perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7
2) Berdasarkan hasil analisis validitas, reliabilita, tingkat kesukaran dan
daya pembeda soal, maka butir soal uji coba yang digunakan untuk
mengambil data pada penelitian ini sebanyak 5 soal yaitu butir soal
nomor 2,4,6,7, dan 8
3) Pada tanggal 6 – 24 Agustus 2010 peneliti melakukan penelitian
dengan menggunakan kelas VIII D sebagai kelas eksperimen II, kelas
VIII E sebagai kelas eksperimen II dan kelas VIII F sebagai kelas
kontrol dengan masing-masing kelas memiliki jumlah siswa yang sama
yaitu 30 siswa.
61
4) Dari 8 soal yang diuji cobalah pada kelaVIII C, terdapat 5 soal yang
valid yaitu soal no 2,4,6,7 dan 8. sedangkan soal yang tidak valid yaitu
soal no 1,3,5. Dan dari 8 soal, terdapat 6 soal yang daya pembedanya
signifikan yaitu soal no 2,4,5,6,7, 8. soal-soal yang telah memenuhi
syarat validitas, reliabilitas, dan daya pembeanya yakni soal no 2,4,6,7,
dan 8 digunakan sebagai soal evaluasi pada kelas eksperimen dan hasil
dari evaluasi tersebut dianalisis dengan menggunakan anav untuk
mengethui apkah ada perbedaan prestaso belajar siswa yang
mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe think pair share dan think pair square.
Daftar soal-soal yang memenuhi dan tidak sebagai soal evaluasi :
No.soal Validitas Daya pembeda Keterangan
1 Tidak valid Tidak singnifikan Tidak memenuhi
2 Valid Signifikan Memenuhi
3 Tidak valid Tidak signifikan Tidak memenuhi
4 Valid Signifikan Memenuhi
5 Tidak valid Signifikan Tidak memenuhi
6 Valid Signifikan Memenuhi
7 Valid Signifikan Memenuhi
8 Valid Signifikan Memenuhi
C. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis Awal
Analisis data awal digunakan untuk mengetahui keadaan awal
sampel apakah berasal dari keadaan yang sepadan itu sama. Data yang
62
digunakan adalah nilai semesteran pelajaran matematika pada kelas VII.
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4, 5 dan 6
a. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas data kelompok eksperimen I diperoleh nilai Lo =
0,0804. Dengan N = 30 dan taraf nyata = 5% diperoleh Ltabel = 0,1618.
Karena Ltabel > Lhitung (0,1618 > 0,0804) maka kelompok eksperimen 1
berdistribusi normal.
1
2
12
12
nn
XXnS
13030
2278173670.302
2930
20816
926,23
S = 4,891
Zi =S
xX i
=891,4
933,7567
= -1,83
Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8.
Hasil uji normalitas data kelompok eksperimen II diperoleh nilai Lo
= 0,1043. Dengan N = 30 dan taraf nyata = 5% diperoleh Ltabel =
63
0,1618. Karena Ltabel > Lhitung (0,1618 > 0,1043) maka kelompok
eksperimen II berdistribusi normal.
1
.2
12
2
nn
XXnS
i
13030
2283174991.302
= 43,266
S = 6,578
Zi =S
xX i
578,6
1,7663
= - 1,99
Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9.
Hasil uji normalitas data kelompok kontrol diperoleh nilai Lo =
0,1586. Dengan N = 30 dan taraf nyata = 5% diperoleh Ltabel = 0,1618.
Karena Ltabel > Lhitung (0,1618 > 0,1586) maka kelompok kontrol
berdistribusi normal.
1
22
2
nn
XXnS
ii
13030
2215164497.302
= 32,971
S = 5,742
64
ZiS
xX i
=742,5
833,7367
= - 1,08
Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10.
b. Uji Homogenitas
Untuk menguji homogenitas dalam penelitian ini digunakan uji
Bartlett. Hasil uji himogenitas data awal diperoleh nilai 2hitung = 2,5111.
Dengan = 5% dan dk = k-1 = 3 -1 = 2 dari daftar chi kuadrat diperoleh
2(0,95) (2) = 5,991. Karena 2
hitung < 2tabel maka sampel homogen. Untuk
perhitungan selengkapnya dapatdilihat pada lampiran 11.
c. Uji Matching
1) Mean Maching
n = 30
Xi = 2265
Men
X
5,75
30
2283
n = 30
22832 X
65
Me =n
X
30
2283
= 76,1
n = 30
X3 = 2215
Me =30
2215
= 73,83
Hasil dari mean maching menunjukan bahwa dari ketiga kelas
eksperimen mempunyai mean yang hampir sama.
2) Varians Maching
NN
XX
S
2
121
21
3030
2278173670
2
= 23,13
NN
XX
S
2
212
22
3030
2283174991
2
66
= 41,82
NN
XX
S
2
323
23
=
3030
2215497.164
2
= 31,87
Diperoleh : V1 = 23,13
V2 = 41,82
V3 = 31,87
Dan untuk data antara V1 dan V2 tampak bahwa V2 lebih besar
dibandingkan dengan V1 sehingga F (data) : F (n2 -1) =
81,113,23
82,41
1
2 V
V
Didapat F = 1,81 dan dari daftar distribusi F didapat F0,05 (29,29) =
1,84. Karena 1,81 < 1,84 maka kedua varian sama, tidak ada
perbedaan.
Dari data diatas antara V1 dan V3 tampak bahwa V3 lebih besar
dibandingkan dengan V1 sehingga F(data) = F (n3-1) (n1-1)
= 83,113,23
87,31
1
3 V
V
67
Didapat F = 1,38, dan dari daftar distribusi F didapat F0,05 (29,29) =
1,84. Karena 1,38 < 1,84 maka kedua varian sama tidak ada
perbedaan.
Untuk data antara V2 dan V3 tampak bahwa V2 lebih besar
dibandingkan dengan V3 sehingga F(data) = F(n2-1),(n3-1) =
87,31
82,41
3
2 V
V
= 1,31
Didapat F = 1,31, dan dari daftar distribusi F didapat F0,05 (29,29) =
1,84. Karena 1,31 < 1,84 maka kedua varian sama, tidak ada
perbedaan.
Dapat dikatakan bahwa ketiga varian tidak memiliki perbedaan
karena Fdata < Ftabel
3) T-Matching
Hasil perhitungan dari t-maching akan memberikan landasan
yang kuat dalam matching. T-matching yaitu perhitungan dengan t-
test yang memperhitungkan mean dan varian secara bersama-sama
21
21
11
nnS
xxt
Dimana :
2
11
21
222
2112
nn
SnSnS
Keterangan :
68
1x = rata-rata kelompok eksperimen
2x = rata-rata kelompok kontrol
21S = varians kelompok eksperimen
22S = varians kelompok kontrol
1x = 75,93 2x = 76,1 n1 = 30
21S = 23,13 2
2S = 41,82 n1 = 30
2
11
21
222
2112
nn
SnSnS
23030
82,4113013,231302
S
58
78,121277,670
= 32,475
S = 5,7
21
21
11
nnS
xxt
30
1
30
17,5
1.7693,75
472,17,5
17,0
= + 0,12
Jadi, t (data) = + 0,12
69
Karena
2
11
2
11
ttt untuk kelas eksperimen I dan
eksperimen II yaitu -1,67 < 0,12 < 1,67 dengan dk (n1 + n2 – 2) = 58
dengan taraf signifikan 5%, maka kedua kelompok tdak berbeda
rata-rata dan untuk harga lain berbeda, perhitungan dapat dilihat
pada lampiran 12.
Untuk kelas eksperimen I dan kelas eksperimen III yaitu -1,67
<1,52 < 1,67 dengan dk (n1 + n2 -2) = 58 dengan taraf signifikan 5%,
maka perhitungan dapat dilihat pada lmpiran 13.
Untuk kelas eksperimen II dan kelas eksperimen III yaitu -1,67
< 1,45 < 1,67 dengan dk (n1 + n2 -2) = 58 dengan taraf signifikan 5%,
maka kedua kelompok tidak berbeda rata-rata dan untuk hrga lain
berbeda. Penghitungan dapat dilihat pada lampiran 14.
2. Analisis Akhir
a. Uji Normalitas Data
Hasil uji normalitas data kelompok eksperimen I diperoleh nilai
Lo = 0,1018. Dengan N = 30 dan taraf nyata = 5% diperoleh Ltabel =
0,1618. Karena Ltabel > Lhitung maka kelompok eksperimen I
berdistribusi normal. Untuk penghitungan selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran 18.
Hasil uji normalitas data kelompok eksperimen II diperoleh nilai
Lo = 0,0750. Dengan N = 30 dan taraf nyata = 5% diperoleh Ltabel =
0,1618. Karena Ltabel > Lhitung maka kelompok eksperimen II
70
berdistribusi normal. Untuk penghitungan selengkapnya adapat dilihat
pada lampiran 19.
Hasil uji normalitas data kelompok kontrol diperoleh nilai Lo =
0,1236. dengan N = 30 dan taraf nyata = 5% diperoleh Ltabel =
0,1618. karena Ltabel > Lhitung maka kelompok kontrol berdistribusi
normal. Untuk penghitungkan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 20.
b. Homogenitas Data
Untuk menguji homogenitas dalam penelitian ini digunakan uji
Bartlett Hasil uji homogenitas data akhir diperoleh nilai 2tabel =
3,90288. dengan r = 5% dan dk = k -1 = 3 -1 = 2 dari daftar chi kuadrat
diperoleh 2(0,95)(2) = 5,99. Karena 2
hitung < 2tabel maka sampel
homogen. Untuk penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 21.
c. ANAVA (Analisis Varian)
Setelah ketiga sampel berdistribusi normal dan homogen,
Selanjutnya dilakukan uji anova satu jalur.
23041 x 23752x 21273x
17943021 x 1896632
2 x 15425123 x
n1 = 30 n2 = 30 n3 = 30
n
n
Rnnnn
xxxxJK
.....
.....
321
2
321
71
303030
2127237523042
90
636.321.46
= 514.684,84
JKA
1
2
1
n
x +
2
2
2
n
x+
3
2
3
n
x+........+
n
n
n
x2
- JKR
=
30
23042
+
30
23752
+
30
21272
-514.684,84
= 1087,49
x2 = 23
22
21 xxx
= 179430 + 189663 + 154251
= 523344
JKD = x2 – SKR – JKA
= 523344 – 514684,84 – 1087,49
= 7571,67
dkA = k – 1 = 3 -1 = 2
dkD = N – k
= 90 – 3
= 87
RKrata-rata =R
R
dk
JK
=1
84,514684
= 514684,84
72
RKA =A
A
dk
JK
=2
49,1087
= 543,74
RKD =D
D
dk
JK
=87
67,7571
= 87,03
Fhitung =D
A
RK
RK
=03,87
74,543
= 6,25
Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 22.
Setelah dilakukan penghitungan dari ketiga sampel dengan uji
ANAVA maka didapat Fhitung = 6,25. Dan dengan = 5%, dk
pembilang = 2 dan dk penyebut = 87 maka didapat Ftabel = 3,053
dengan menggunakan interpolasi. Ternyata Fhitung = 6,25 > Ftabel =
3,053 Jadi Ho ditolak dalam taraf nyata 0,05. karena Ho ditolak maka
ada perbedaan pembelajaran antara think pair share, think pair square
dan ekspositori.
73
d. Uji t
Dari hasil analisis dengan menggunakan anava dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak, yang bearti ada perbedaan hasil belajar matematika
antara siswa yang mendapat pembelajarn dengan model pembelajaran
kooperatif tipe think pair share, think paire square dan menggunakan
metode ekspositori pada materi pemfaktoran bentuk aljabar. Karena Ho
ditolak, maka perhitungan dilanjutkan untuk mengetahui model
pembelajaran mana yang berbeda dengan menggunakan uji t atau uji
scheffe atau uji tukey.
1x rata-rata kelompok eksperimen 1 atau 2
2x rata-rata kelompok kontrol
Dimana
S2 =
2
41
21
222
211
nn
SnSn
1x = 76,8 2x = 79,17 n1 = 30
21S = 68,75 2
2S = 54,74 n2 = 30
2
11
21
222
2112
nn
SnSnS
=
23030
74,54)130(75,68130
= 61,745
S = 7,86
21
21
11
nnS
xxt
74
21
21
11
nnS
xxt
=
30
1
30
186,7
19,798,76
= + 1,1
Karena
2
11
2
11
ttt untuk kelas eksperimen I dan eksperimen
II yaitu -1,67 < 1,1 < 1,67 dengan dk (n1 + n2 -2) = 58 dengan taraf
signifikan 5%, maka kedua kelompok tidak berbeda rata-rata dan
untuk harga lain berbeda, penghitungan dapat dilihat pada lampiran 23
Untuk kelas eksperimen I dan kelas kontrol yaitu 2,26 > 1,67 dengan
dk (n1 + n3 -2 ) = 58 dan taraf signifikan 5%, maka kedua kelompok
memiliki rata-rata yang berbeda dan untuk harga lain berbeda,
penghitungan dapat dilihat pada lampiran 24.
Untuk kelas eksperimen II dan kelas kontrol 3 yaitu 2,275 > 1,67
memiliki rata-rata yang berbeda dan untuk harga lain berbeda,
penghitungan dapat dilihat pada lampiran 25.
e. Ketuntasan belajar
Untuk mengetahui berapa banyak siswa yang dapat menuntaskan
belajarnya dapat dilihat pada lampiran 26, 27, 28. Dari lampiran 26
dapat dilihat bahwa banyaknya siswa dari kelompok eksperimen I
(Think Pair Share) yang tuntas adalah 23 orang dengan prosentase
76,67% dan nilai rata-rata 76,8.
75
Dari lampiran 27 dapat dilihat bahwa banyaknya siswa dari kelompok
eksperimen II (Think Pair Square) yang tuntas adalah 28 orang dengan
prosentase 93,33% dan nilai rata-rata 76,8.
Dari lampiran 28 dapat dilihat bahwa banyaknya siswa dari kelompok
kontrol (ekspositori) yang tuntas adalah 18 orang dengan prosentase
60% dan nilai rata-rata 70,9 ketiganya mempunyai kriteria ketuntasan
belajar yang sama yaitu ketuntasan secara individu > 70%.
D. Pembahasan
Sebelum menentukan kelas yang akan digunakan, peneliti
mengumpulkan data awal dari nilai ujian semester genap saat kelas VII
kemudian data dianalisis awal setelah dilakukan analisis data awal, hasilnya
menunjukkan bahwa sampel berdistribusi normal, homogen dan tidak
memiliki perbedaan rata-rata yang signifikan, sehingga dapat dikatakan bahwa
sampel berasal dari kondisi yang sama dan dapat diberikan perlakuan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, kelompok
eksperimen II diberi perlakuan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Square, kelompok kontrol diberi perlakuan penerapan
pembelajaran dengan metode ekspositori. Ketiga model pembelajaran tersebut
menggunakan media LKS.
Setelah kelompok eksperimen I, II, dan kelompok kontrol mendapat
perlakuan yang berbeda, ketiga kelompok tersebut diberi tes sebagai evaluasi
hasil belajar untuk memperoleh data dalam menguji hipotesis. Hasil dari tes
76
ketiga kelompok dilakukan uji normalitas, uji homogenitas menunjukkan
bahwa ketiga kelompok berdistribusi normal karena dari ketiga kelas tersebut
memiliki Ltabel > Lhitung dan homogen karena diperoleh nilai 2hitung = 3,90288.
Dengan = 5% dan dk = k -1 = 3 – 1 = 2 dari daftar chi kuadrat diperoleh
2(0,95)(2) = 5,99 karena 2
hitung < 2tabel maka sampel homogen.
Selanjutnya ketiga sampel tersebut dianalisis menggunakan uji anova
klasifikasi tunggal sehingga diperoleh rata-rata kelompok eksperimen I = 76,8,
kelompok eksperimen II = 79,17, dan kelompok kontrol = 70,9. dengan n1 =
30, n2 = 30 dan n3 = 30 diperoleh Fhitung = 6,25. Dengan dk pembilang 2 dan
dk penyebut 87 dan peluang 0,95 ( = 0,05) didapat Ftabel = 3,053. Ternyata
Fhitung > Ftabel yaitu 6,25 > 3,053 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti ada
perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang mendapat pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, Think Pair
Square dan menggunakan metode ekspositori pada materi pemfaktoran bentuk
aljabar.
Setelah dilakukan uji anova dan Ho ditolak yang berarti ada perbedaan
hasil belajar matematika antara siswa yang mendapat pelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share, Think Pair Square dan menggunakan metode ekspositori
maka dilanjutkan dengan Uji –t. Dari hasil uji –t diketahui bahwa kelompok
eksperimen I dan II tidak memiliki perbedaan rata-rata yang signifikan karena
2
11
2
11
ttt yaitu -1,67 < 1,1 < 1,67 dengan dk (n2 + n2 – 2) = 58 dan
taraf signifikan 5%
77
Untuk kelompok eksperimen I dan kelompok kontrol memiliki rata-
rata yang berbeda karena 2,26 > 1,67 dengan dk (n1 + n3 – 2) = 58 dan taraf
signifikan 5% untuk kelompok eksperimen II dan kelompok kontrol yaitu
2,275 > 1,67 dengan dk (n2 + n3 – 2) = 58 dan taraf signifikan 5% maka
memiliki rata-rata yang berbeda. Dari hasil uji –t tersebut ada perbedaan rata-
rata antara kelas eksperimen I,II dengan kontrol. Jadi, pembelajaran dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, tipe Think Pair Square
dan ekspositori terhadap hasil belajar matematika berbeda. Model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dan tipe Think Pair Square
lebih efektif .
Berdasarkan ketuntasan belajar yang diperoleh dari ketiga kelas
eksperimen didapatkan bahwa ketuntasan siswa tertinggi yaitu pada kelas
eksperimen II (Think Pair Square) sebanyak 28 orang siswa dengan prosetase
93,33% dan nilai rata-rata 79,17. Artinya model pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Square lebih efektif dibanding dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share.
Hasil penelitian ini mendukung pendapat Spencer Kagan dalam buku
cooperatif learning karangan Anita Lie tahun 2008 yang mengatakan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe Think Pair
Square lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran lain karena
model ini dapat mengoptimalisasi partisipasi siswa dalam proses belajar
mengajar sehingga hasil belajar siswa akan lebih baik.
78
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapat
pembelajaran Think Pair Share, pembelajaran Think Pair square dan
pembelajaran ekspositori pada materi pemfaktoran bentuk aljabar siswa kelas
VIII SMP N 1 UNDAAN kabupaten Kudus tahun ajaran 2010/2011. Hal ini
dapat terbukti pada analisa hasil akhir dengan uji Anova klasifikasi tunggal
yaitu Fhitung = 6,25 dengan = 5% , dk pembilang 2 dan dk penyebut 87
diperoleh Ftabel = 3,053 (Fhitung > Ftabel).
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair Share dan Think Pair square tidak mempunyai rata-rata yang
berbeda. Hal ini terbukti pada analisa akhir dengan uji-t yaitu 1,1 < 1,67.
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think
Pair Share lebih efektif dibanding dengan ekspositori. Hal ini dapat terbukti
pada analisa hasil akhir dengan uji-t yaitu 2,26 > 1,67 dan dari uji ketuntasan
belajar siswa. Banyaknya siswa yang tuntas adalah 23 siswa dengan
prosentase 76,67% dan nilai rata-rata 76,1. Sedangkan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square juga
lebih efektif dibanding dengan ekspositori. Hal ini dapat terbukti pada analisa
78
79
hasil akhir akhir dengan uji –t yaitu 2,275 >1,67 dengan dk (n2 + n3 -2) = 58
dan dapat taraf signifikan 5%.
Dari ketiga model pembelajaran yang digunakan dalam proses
pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square lebih
efektif dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share dan ekspositori. Hal ini terbukti bahwa ketuntasan belajar siswa dan
nilai rata-rata lebih tinggi yaitu sebanyak 28 siswa dengan prosentase 93,33%
dan nilai rata-rata 76,8.
B. Saran
Dari hasil penelitian ini ada beberapa saran yang dapat ditemukan
peneliti yaitu :
1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square dapat digunakan
dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar matemtika siswa
2. Dalam pembelajaran matematika perlu menggunakan media diantaranya
media LKS sehingga pembelajaran matematika akan lebih mudah untuk
dipahami.
3. Guru hendaknya menggunakan model pembelajaran sehingga siswa dapat
aktif dan berfikir kreatif.
Lampiran 7
1 2 3 4 5 6 7 8
1 UC-20 5 5 10 10 8 15 12 25 90 8100
2 UC-30 5 8 10 10 10 10 12 22 87 7569
3 UC-35 5 5 10 10 10 12 12 22 86 7396
4 UC-21 5 8 8 10 10 12 10 22 85 7225
5 UC-29 5 5 10 10 10 12 10 22 84 7056
6 UC-6 5 10 5 10 8 10 15 18 81 6561
7 UC-19 1 5 10 10 10 10 10 22 78 6084
8 UC-39 5 5 5 10 10 10 10 22 77 5929
9 UC-9 2 7 6 10 10 10 10 22 77 5929
10 UC-13 5 5 10 10 10 10 5 22 77 5929
11 UC-37 2 3 10 10 10 10 10 22 77 5929
12 UC-1 5 5 10 10 10 10 10 15 75 5625
13 UC-31 5 10 10 10 2 10 10 16 73 5329
14 UC-12 5 10 5 10 5 10 12 16 73 5329
15 UC-23 0 0 10 10 10 10 10 22 72 5184
16 UC-26 0 0 10 10 10 10 10 22 72 5184
17 UC-38 2 3 10 10 10 5 10 22 72 5184
18 UC-15 2 10 5 5 10 10 12 16 70 4900
19 UC-10 5 5 5 10 10 3 10 22 70 4900
20 UC-27 5 5 10 5 10 10 10 15 70 4900
21 UC-4 5 5 10 5 10 10 10 15 70 4900
22 UC-7 5 0 10 10 10 3 10 22 70 4900
23 UC-5 5 3 10 5 10 10 5 22 70 4900
24 UC-32 5 5 10 10 5 5 10 18 68 4624
25 UC-3 0 0 10 10 3 10 10 22 65 4225
26 UC-11 0 0 10 10 10 3 10 22 65 4225
27 UC-16 5 2 3 2 10 10 10 22 64 4096
28 UC-22 5 3 8 3 10 10 10 14 63 3969
29 UC-34 5 5 10 10 5 3 3 22 63 3969
30 UC-2 2 0 10 10 8 10 5 22 67 4489
31 UC-24 2 3 10 5 5 5 10 22 62 3844
32 UC-25 3 2 10 5 5 10 5 22 62 3844
33 UC-8 4 2 10 5 10 5 10 14 60 3600
34 UC-17 4 0 10 5 10 5 10 15 59 3481
35 UC-14 2 3 3 10 10 10 3 14 55 3025
36 UC-18 2 3 3 10 10 10 3 14 55 3025
37 UC-36 5 5 5 5 10 3 5 14 52 2704
38 UC-33 4 2 8 10 5 3 3 16 51 2601
39 UC-28 4 3 10 2 8 5 3 16 51 2601SX 141 160 329 322 337 329 345 755 2718 193264
SX2 631 990 3005 2942 3119 3161 3415 15081
SXY 9958 11674 23141 22944 23668 23683 24832 53364
rxy 0,193 0,462 0,226 0,482 0,204 0,620 0,667 0,558
Ket Tidak valid Valid Tidak valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid
s2b 3,108 8,554 5,887 7,268 5,307 9,887 9,310 11,922
Ss2b 61,243 s2
t 98,47
r11 0,432 Ket reliabilitas cukup
G 13 32 9 12 8 12 10 5
JS 39 39 39 39 39 39 39 39
TK 33% 82% 23% 31% 21% 31% 26% 13%
Ket Sedang Sukar Mudah Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah
n1 =n2 11 ni(ni-1) 110
MH 4,090909 6 8,545455 10 9,636364 11 10,54545 21,90909
ML 3,363636 2,3 8,090909 7 7,818182 6,272727 5,454545 17,36364
Sx12
24,90909 40 46,72727 0 6,545455 26 58,72727 24,90909
Sx22
14,54545 27,39 86,90909 90 55,63636 94,18182 92,72727 140,5455
t 1,214353 4,72716 0,412393 3,316625 2,418254 4,522594 4,338609 3,706247
ket Tidak Sign Tidak Sign Sign Sign Sign Sign
HASIL UJI COBA
Nomor ItemY
Daya
Pem
bed
a
Y2
Vali
dit
as
Reli
ab
el
TK
No Kode
Lampiran 8
No. Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi) - S(Zi)| Xi2
1 67 -1,83 0,0339 0,0333 -0,0006 4489
2 67 -1,83 0,0339 0,0667 0,0328 4489
3 68 -1,62 0,0524 0,1000 0,0476 4624
4 70 -1,21 0,1126 0,1667 0,0541 4900
5 70 -1,21 0,1126 0,1667 0,0541 4900
6 71 -1,01 0,1566 0,2000 0,0434 5041
7 72 -0,80 0,2107 0,2667 0,0560 5184
8 72 -0,80 0,2107 0,2667 0,0560 5184
9 73 -0,60 0,2744 0,3000 0,0256 5329
10 74 -0,40 0,3463 0,4000 0,0537 5476
11 74 -0,40 0,3463 0,4000 0,0537 5476
12 74 -0,40 0,3463 0,4000 0,0537 5476
13 75 -0,19 0,4243 0,4667 0,0423 5625
14 75 -0,19 0,4243 0,4667 0,0423 5625
15 76 0,01 0,5054 0,5333 -0,0279 5776
16 77 0,22 0,5863 0,5333 0,0530 5929
17 77 0,22 0,5863 0,6667 0,0804 5929
18 78 0,42 0,6637 0,6667 0,0030 6084
19 78 0,42 0,6637 0,6667 0,0030 6084
20 78 0,42 0,6637 0,6667 0,0030 6084
21 79 0,63 0,7347 0,7333 -0,0013 6241
22 79 0,63 0,7347 0,7333 -0,0013 6241
23 80 0,83 0,7971 0,8333 0,0362 6400
24 80 0,83 0,7971 0,8333 0,0362 6400
25 80 0,83 0,7971 0,8333 0,0362 6400
26 82 1,24 0,8926 0,9000 0,0074 6724
27 82 1,24 0,8926 0,9000 0,0074 6724
28 82 1,24 0,8926 0,9667 0,0741 6724
29 84 1,65 0,9504 0,9667 0,0162 7056
30 84 1,65 0,9504 1,0000 0,0496 7056Jumlah 2278 Lo 0,0804 173670
Rata-rata 75,933 L(5%) 0,1618
s223,926
s 4,891 Ket normal
0,8250
0,167 0,1092,3170 1,5222
Uji Normalitas Awal Kelas Eksperimen 1
Lampiran 9
No. Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi) - S(Zi)| Xi2
1 63 -1,99 0,0232 0,1000 0,0768 3969
2 63 -1,99 0,0232 0,1000 0,0768 3969
3 63 -1,99 0,0232 0,1000 0,0768 3969
4 66 -1,54 0,0623 0,1667 0,1043 4356
5 66 -1,54 0,0623 0,1667 0,1043 4356
6 70 -0,93 0,1769 0,2000 0,0231 4900
7 72 -0,62 0,2665 0,2667 0,0001 5184
8 72 -0,62 0,2665 0,2667 0,0001 5184
9 75 -0,17 0,4336 0,4000 0,0336 5625
10 75 -0,17 0,4336 0,4000 0,0336 5625
11 75 -0,17 0,4336 0,4000 0,0336 5625
12 75 -0,17 0,4336 0,4000 0,0336 5625
13 77 0,14 0,5544 0,5000 0,0544 5929
14 77 0,14 0,5544 0,5000 0,0544 5929
15 77 0,14 0,5544 0,5000 0,0544 5929
16 78 0,29 0,6137 0,6000 0,0137 6084
17 78 0,29 0,6137 0,6000 0,0137 6084
18 78 0,29 0,6137 0,6000 0,0137 6084
19 80 0,59 0,7234 0,7667 0,0433 6400
20 80 0,59 0,7234 0,7667 0,0433 6400
21 80 0,59 0,7234 0,7667 0,0433 6400
22 80 0,59 0,7234 0,7667 0,0433 6400
23 80 0,59 0,7234 0,7667 0,0433 6400
24 82 0,90 0,8151 0,8333 0,0182 6724
25 82 0,90 0,8151 0,8333 0,0182 6724
26 83 1,05 0,8529 0,9333 0,0804 6889
27 83 1,05 0,8529 0,9333 0,0804 6889
28 83 1,05 0,8529 0,9333 0,0804 6889
29 85 1,35 0,9120 1,0000 0,0880 7225
30 85 1,35 0,9120 1,0000 0,0880 7225Jumlah 2283 Lo 0,1043 174991
Rata-rata 76,100 L(5%) 0,1618
s243,266
s 6,578 Ket normal
Uji Normalitas Awal Kelas Eksperimen 2
Lampiran 10
No. Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi) - S(Zi)| Xi2
1 67 -1,19 0,1170 0,1333 0,0837 4489
2 67 -1,19 0,1170 0,1333 0,0163 4489
3 67 -1,19 0,1170 0,1333 0,0163 4489
4 67 -1,19 0,1170 0,1333 0,0163 4489
5 68 -1,02 0,1548 0,3000 0,1452 4624
6 68 -1,02 0,1548 0,3000 0,1452 4624
7 69 -0,84 0,2000 0,3000 0,1000 4761
8 69 -0,84 0,2000 0,3000 0,1000 4761
9 70 -0,67 0,2522 0,3667 0,0478 4900
10 70 -0,67 0,2522 0,3667 0,1145 4900
11 70 -0,67 0,2522 0,3667 0,1145 4900
12 71 -0,49 0,3109 0,4667 0,1558 5041
13 71 -0,49 0,3109 0,4667 0,1558 5041
14 72 -0,32 0,3748 0,4667 0,0919 5184
15 72 -0,32 0,3748 0,5333 0,1586 5184
16 73 -0,15 0,4423 0,5333 0,0910 5329
17 74 0,03 0,5116 0,6333 0,1218 5476
18 74 0,03 0,5116 0,6333 0,1218 5476
19 74 0,03 0,5116 0,6333 0,1218 5476
20 75 0,20 0,5805 0,7000 0,1195 5625
21 75 0,20 0,5805 0,7000 0,1195 5625
22 77 0,55 0,7093 0,7333 0,0240 5929
23 77 0,55 0,7093 0,8333 0,1240 5929
24 80 1,07 0,8586 0,8333 -0,0252 6400
25 80 1,07 0,8586 0,8333 -0,0252 6400
26 82 1,42 0,9225 0,8667 -0,0559 6724
27 82 1,42 0,9225 0,9333 0,0108 6724
28 84 1,77 0,9617 0,9333 -0,0283 7056
29 84 1,77 0,9617 0,9667 -0,0050 7056
30 86 2,12 0,9829 1,0000 0,0171 7396Jumlah 2215 Lo 0,1586 164497
Rata-rata 73,833 L(5%) 0,1618
s232,971 Lo < L(5%)
s 5,742 Ket normal
Uji Normalitas Awal Kelas Kontrol
LAMPIRAN 12
Kode Siswa Nilai Kode Siswa Nilai
1 A-01 67 B-01 63
2 A-02 67 B-02 63
3 A-03 68 B-03 63
4 A-04 70 B-04 66
5 A-05 70 B-05 66
6 A-06 71 B-06 70
7 A-07 72 B-07 72
8 A-08 72 B-08 72
9 A-09 73 B-09 75
10 A-10 74 B-10 75
11 A-11 74 B-11 75
12 A-12 74 B-12 75
13 A-13 75 B-13 77
14 A-14 75 B-14 77
15 A-15 76 B-15 77
16 A-16 77 B-16 78
17 A-17 77 B-17 78
18 A-18 78 B-18 78
19 A-19 78 B-19 80
20 A-20 78 B-20 80
21 A-21 79 B-21 80
22 A-22 79 B-22 80
23 A-23 80 B-23 80
24 A-24 80 B-24 82
25 A-25 80 B-25 82
26 A-26 82 B-26 83
27 A-27 82 B-27 83
28 A-28 82 B-28 83
29 A-29 84 B-29 85
30 A-30 84 B-30 85
31
32
33
34
35
36
37
38
Σ 2278 Σ 2283
rata-rata 75,9333 rata-rata 76,1
Se2
23,12889 Sk2
41,82333
S2 32,47611
s 5,698782
t -0,11327
t(1-α) 1,67
Uji Maching
NoKelas
Eksperimen I Eksperimen II
LAMPIRAN 13
Kode Siswa Nilai Kode Siswa Nilai
1 A-01 67 C-01 67
2 A-02 67 C-02 67
3 A-03 68 C-03 67
4 A-04 70 C-04 67
5 A-05 70 C-05 68
6 A-06 71 C-06 68
7 A-07 72 C-07 69
8 A-08 72 C-08 69
9 A-09 73 C-09 70
10 A-10 74 C-10 70
11 A-11 74 C-11 70
12 A-12 74 C-12 71
13 A-13 75 C-13 71
14 A-14 75 C-14 72
15 A-15 76 C-15 72
16 A-16 77 C-16 73
17 A-17 77 C-17 74
18 A-18 78 C-18 74
19 A-19 78 C-19 74
20 A-20 78 C-20 75
21 A-21 79 C-21 75
22 A-22 79 C-22 77
23 A-23 80 C-23 77
24 A-24 80 C-24 80
25 A-25 80 C-25 80
26 A-26 82 C-26 82
27 A-27 82 C-27 82
28 A-28 82 C-28 84
29 A-29 84 C-29 84
30 A-30 84 C-30 86
31
32
33
34
35
36
37
38
Σ 2278 Σ 2215
rata-rata 75,9333 rata-rata 73,8333
Se2
23,12889 Sk2
31,87222
S2 28,44885
s 5,333746
t 1,524869
t(1-α) 1,67
Uji Maching
NoKelas
Eksperimen I eksperimen III
Kode Siswa Nilai Kode Siswa Nilai
1 B-01 63 C-01 67
2 B-02 63 C-02 67
3 B-03 63 C-03 67
4 B-04 66 C-04 67
5 B-05 66 C-05 68
6 B-06 70 C-06 68
7 B-07 72 C-07 69
8 B-08 72 C-08 69
9 B-09 75 C-09 70
10 B-10 75 C-10 70
11 B-11 75 C-11 70
12 B-12 75 C-12 71
13 B-13 77 C-13 71
14 B-14 77 C-14 72
15 B-15 77 C-15 72
16 B-16 78 C-16 73
17 B-17 78 C-17 74
18 B-18 78 C-18 74
19 B-19 80 C-19 74
20 B-20 80 C-20 75
21 B-21 80 C-21 75
22 B-22 80 C-22 77
23 B-23 80 C-23 77
24 B-24 82 C-24 80
25 B-25 82 C-25 80
26 B-26 83 C-26 82
27 B-27 83 C-27 82
28 B-28 83 C-28 84
29 B-29 85 C-29 84
30 B-30 85 C-30 86
31
32
33
34
35
36
37
38
Σ 2283 Σ 2215
rata-rata 76,1 rata-rata 73,8333
Se2
41,82333 Sk2
31,87222
S2 36,84778
s 6,070237
t 1,446198
t(1-α) 1,67
LAMPIRAN 14Uji Maching
NoKelas
Eksperimen II eksperimen III
Lampiran 18
No. Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi) - S(Zi)| Xi2
1 53 -2,57 0,0051 0,0333 0,0283 2809
2 60 -1,82 0,0347 0,0667 0,0320 3600
3 67 -1,06 0,1448 0,2333 0,0886 4489
4 67 -1,06 0,1448 0,2333 0,0886 4489
5 67 -1,06 0,1448 0,2333 0,0886 4489
6 67 -1,06 0,1448 0,2333 0,0886 4489
7 67 -1,06 0,1448 0,2333 0,0886 4489
8 73 -0,41 0,3407 0,4000 0,0593 5329
9 73 -0,41 0,3407 0,4000 0,0593 5329
10 73 -0,41 0,3407 0,4000 0,0593 5329
11 73 -0,41 0,3407 0,4000 0,0593 5329
12 73 -0,41 0,3407 0,4000 0,0593 5329
13 76 -0,09 0,4656 0,5000 0,0344 5776
14 76 -0,09 0,4656 0,5000 0,0344 5776
15 76 -0,09 0,4656 0,5000 0,0344 5776
16 77 0,02 0,5086 0,5333 0,0247 5929
17 80 0,35 0,6353 0,6667 0,0314 6400
18 80 0,35 0,6353 0,6667 0,0314 6400
19 80 0,35 0,6353 0,6667 0,0314 6400
20 80 0,35 0,6353 0,6667 0,0314 6400
21 81 0,45 0,6751 0,7000 0,0249 6561
22 85 0,89 0,8123 0,7667 0,0456 7225
23 85 0,89 0,8123 0,7667 0,0456 7225
24 87 1,10 0,8649 0,9667 0,1018 7569
25 87 1,10 0,8649 0,9667 0,1018 7569
26 87 1,10 0,8649 0,9667 0,1018 7569
27 87 1,10 0,8649 0,9667 0,1018 7569
28 87 1,10 0,8649 0,9667 0,1018 7569
29 87 1,10 0,8649 0,9667 0,1018 7569
30 93 1,75 0,9600 1,0000 0,0400 8649Jumlah 2304 Lo 0,1018 179430
Rata-rata 76,800 L(5%) 0,1618
s285,614
s 9,253 Ket normal
Uji Normalitas Akhir Kelas Eksperimen 1
Lampiran 19
No. Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi) - S(Zi)| Xi2
1 61 -2,41 0,0079 0,0333 0,0254 3721
2 64 -2,02 0,0219 0,0667 0,0447 4096
3 70 -1,22 0,1116 0,1333 0,0218 4900
4 70 -1,22 0,1116 0,1333 0,0218 4900
5 72 -0,95 0,1705 0,2333 0,0629 5184
6 72 -0,95 0,1705 0,2333 0,0629 5184
7 72 -0,95 0,1705 0,2333 0,0629 5184
8 74 -0,69 0,2462 0,2667 0,0205 5476
9 75 -0,55 0,2899 0,3333 0,0434 5625
10 75 -0,55 0,2899 0,3333 0,0434 5625
11 77 -0,29 0,3867 0,4333 0,0466 5929
12 77 -0,29 0,3867 0,4333 0,0466 5929
13 77 -0,29 0,3867 0,4333 0,0466 5929
14 79 -0,02 0,4912 0,4667 0,0245 6241
15 80 0,11 0,5441 0,5333 0,0108 6400
16 80 0,11 0,5441 0,5333 0,0108 6400
17 82 0,38 0,6467 0,6333 0,0134 6724
18 82 0,38 0,6467 0,6333 0,0134 6724
19 82 0,38 0,6467 0,6333 0,0134 6724
20 85 0,78 0,7809 0,7667 0,0142 7225
21 85 0,78 0,7809 0,7667 0,0142 7225
22 85 0,78 0,7809 0,7667 0,0142 7225
23 85 0,78 0,7809 0,7667 0,0142 7225
24 86 0,91 0,8181 0,8000 0,0181 7396
25 87 1,04 0,8511 0,9000 0,0489 7569
26 87 1,04 0,8511 0,9000 0,0489 7569
27 87 1,04 0,8511 0,9000 0,0489 7569
28 88 1,17 0,8798 0,9333 0,0536 7744
29 89 1,31 0,9044 0,9667 0,0623 7921
30 90 1,44 0,9250 1,0000 0,0750 8100Jumlah 2375 Lo 0,0750 189663
Rata-rata 79,167 L(5%) 0,1618
s256,626
s 7,525 Ket normal
Uji Normalitas Akhir Kelas Eksperimen 2
Lampiran 20
No. Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi) - S(Zi)| Xi2
1 53 -1,64 0,0503 0,1000 0,0497 2809
2 53 -1,64 0,0503 0,1000 0,0497 2809
3 53 -1,64 0,0503 0,1000 0,0497 2809
4 56 -1,37 0,0859 0,1333 0,0475 3136
5 60 -1,00 0,1587 0,2333 0,0746 3600
6 60 -1,00 0,1587 0,2333 0,0746 3600
7 60 -1,00 0,1587 0,2333 0,0746 3600
8 65 -0,54 0,2942 0,3000 0,0058 4225
9 65 -0,54 0,2942 0,3000 0,0058 4225
10 67 -0,36 0,3603 0,4000 0,0397 4489
11 67 -0,36 0,3603 0,4000 0,0397 4489
12 67 -0,36 0,3603 0,4000 0,0397 4489
13 70 -0,08 0,4671 0,4667 0,0004 4900
14 70 -0,08 0,4671 0,4667 0,0004 4900
15 73 0,19 0,5764 0,7000 0,1236 5329
16 73 0,19 0,5764 0,7000 0,1236 5329
17 73 0,19 0,5764 0,7000 0,1236 5329
18 73 0,19 0,5764 0,7000 0,1236 5329
19 73 0,19 0,5764 0,7000 0,1236 5329
20 73 0,19 0,5764 0,7000 0,1236 5329
21 73 0,19 0,5764 0,7000 0,1236 5329
22 75 0,38 0,6466 0,7333 0,0868 5625
23 80 0,83 0,7981 0,9000 0,1019 6400
24 80 0,83 0,7981 0,9000 0,1019 6400
25 80 0,83 0,7981 0,9000 0,1019 6400
26 80 0,83 0,7981 0,9000 0,1019 6400
27 80 0,83 0,7981 0,9000 0,1019 6400
28 87 1,48 0,9301 0,9333 0,0032 7569
29 93 2,03 0,9787 0,9667 0,0120 8649
30 95 2,21 0,9865 1,0000 0,0135 9025Jumlah 2127 Lo 0,1236 154251
Rata-rata 70,900 L(5%) 0,1618
s2
118,852
s 10,902 Ket normal
Uji Normalitas Akhir Kelas Kontrol
LAMPIRAN 21
Kode Siswa Nilai Kode Siswa Nilai Kode Siswa Nilai
1 A-01 53 B-01 61 C-01 53
2 A-02 60 B-02 64 C-02 53
3 A-03 67 B-03 70 C-03 53
4 A-04 67 B-04 70 C-04 56
5 A-05 67 B-05 72 C-05 60
6 A-06 67 B-06 72 C-06 60
7 A-07 67 B-07 72 C-07 60
8 A-08 73 B-08 74 C-08 65
9 A-09 73 B-09 75 C-09 65
10 A-10 73 B-10 75 C-10 67
11 A-11 73 B-11 77 C-11 67
12 A-12 73 B-12 77 C-12 67
13 A-13 76 B-13 77 C-13 70
14 A-14 76 B-14 79 C-14 70
15 A-15 76 B-15 80 C-15 73
16 A-16 77 B-16 80 C-16 73
17 A-17 80 B-17 82 C-17 73
18 A-18 80 B-18 82 C-18 73
19 A-19 80 B-19 82 C-19 73
20 A-20 80 B-20 85 C-20 73
21 A-21 81 B-21 85 C-21 73
22 A-22 85 B-22 85 C-22 75
23 A-23 85 B-23 85 C-23 80
24 A-24 87 B-24 86 C-24 80
25 A-25 87 B-25 87 C-25 80
26 A-26 87 B-26 87 C-26 80
27 A-27 87 B-27 87 C-27 80
28 A-28 87 B-28 88 C-28 87
29 A-29 87 B-29 89 C-29 93
30 A-30 93 B-30 90 C-30 95
31
32
33
34
35
36
37
38
2304 2375 2127
76,8 79,16667 70,9
sampel dk 1/(dk) si2 log si
2 (dk) log si2 dk . s i
2
1 29 0,03448 85,6137931 1,93254 56,0437684 2482,8
2 29 0,03448 56,62643678 1,75302 50,8375578 1642,17
3 29 0,03448 118,8517241 2,07501 60,1751591 3446,7
jumlah 87 0,10345 261,091954 5,76057 167,056485 7571,67
87,03065134
168,7514843
= 3,90288
Ternyata bahwa x2hitung < x2
tabel sehingga sampel mempunyai varians yang homogen.Jika α = 0,05, dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan dk = 2 didapat x2
0,95 (2) = 5.99
Uji Homogenitas Data Akhir
No
Kelas
Eksperimen I Eksperimen II eksperimen III
LAMPIRAN 22
X1 X12 X2 X2
2 X3 X32
X X2
1 53 2809 61 3721 53 2809 167 9339
2 60 3600 64 4096 53 2809 177 10505
3 67 4489 70 4900 53 2809 190 12198
4 67 4489 70 4900 56 3136 193 12525
5 67 4489 72 5184 60 3600 199 13273
6 67 4489 72 5184 60 3600 199 13273
7 67 4489 72 5184 60 3600 199 13273
8 73 5329 74 5476 65 4225 212 15030
9 73 5329 75 5625 65 4225 213 15179
10 73 5329 75 5625 67 4489 215 15443
11 73 5329 77 5929 67 4489 217 15747
12 73 5329 77 5929 67 4489 217 15747
13 76 5776 77 5929 70 4900 223 16605
14 76 5776 79 6241 70 4900 225 16917
15 76 5776 80 6400 73 5329 229 17505
16 77 5929 80 6400 73 5329 230 17658
17 80 6400 82 6724 73 5329 235 18453
18 80 6400 82 6724 73 5329 235 18453
19 80 6400 82 6724 73 5329 235 18453
20 80 6400 85 7225 73 5329 238 18954
21 81 6561 85 7225 73 5329 239 19115
22 85 7225 85 7225 75 5625 245 20075
23 85 7225 85 7225 80 6400 250 20850
24 87 7569 86 7396 80 6400 253 21365
25 87 7569 87 7569 80 6400 254 21538
26 87 7569 87 7569 80 6400 254 21538
27 87 7569 87 7569 80 6400 254 21538
28 87 7569 88 7744 87 7569 262 22882
29 87 7569 89 7921 93 8649 269 24139
30 93 8649 90 8100 95 9025 278 25774
31
32
33
34
35
36
37
38
jumlah 2304 179430 2375 189663 2127 154251
rata-rata 76,8 79,16667 70,9
n 30 30 30
Ry = 514684,844
Ay = 1087,48889
∑y2 = 523344,00
Dy = 7571,66667Daftar Analisis Varians
Sumber variasi dk JK KT F
Rata-rata 1 514684,84 1087,489 6,25
Antar Kelompok 2 1087,49 543,7444
Dalam Kelompok 87 7571,67 87,03065
90 523344,00
nyata 0.05.
ANALISIS VARIANS
NOTHINK PAIR SHARE THINK PAIR SQUARE PQ4R JUMLAH TOTAL
Dengan kata lain rata-rata dari ke tiga sampel berbeda signifikan.
Σn =90
Total
Dari daftar distribusi F dengan dk pembilang 2 dan dk penyebut 87 dan peluang 0.95 (a = 0.05)
didapat F = 6,25. Ternyata bahwa F = 6,25 lebih besar dari 3,053. jadi hipotesis ditolak dalam taraf
LAMPIRAN 23
Kode Siswa Nilai Kode Siswa Nilai
1 A-01 53 C-01 53
2 A-02 60 C-02 53
3 A-03 67 C-03 53
4 A-04 67 C-04 56
5 A-05 67 C-05 60
6 A-06 67 C-06 60
7 A-07 67 C-07 60
8 A-08 73 C-08 65
9 A-09 73 C-09 65
10 A-10 73 C-10 67
11 A-11 73 C-11 67
12 A-12 73 C-12 67
13 A-13 76 C-13 70
14 A-14 76 C-14 70
15 A-15 76 C-15 73
16 A-16 77 C-16 73
17 A-17 80 C-17 73
18 A-18 80 C-18 73
19 A-19 80 C-19 73
20 A-20 80 C-20 73
21 A-21 81 C-21 73
22 A-22 85 C-22 75
23 A-23 85 C-23 80
24 A-24 87 C-24 80
25 A-25 87 C-25 80
26 A-26 87 C-26 80
27 A-27 87 C-27 80
28 A-28 87 C-28 87
29 A-29 87 C-29 93
30 A-30 93 C-30 95
31
32
33
34
35
36
37
38
Σ 2304 Σ 2127
rata-rata 76,8 rata-rata 70,9
Se2
82,76 Sk2
114,89
S2 102,2328
s 10,11102
t 2,25997
t(1-α) 1,67
Uji Maching
NoKelas
Eksperimen I eksperimen III
Kode Siswa Nilai Kode Siswa Nilai
1 B-01 63 C-01 53
2 B-02 63 C-02 53
3 B-03 63 C-03 53
4 B-04 66 C-04 56
5 B-05 66 C-05 60
6 B-06 70 C-06 60
7 B-07 72 C-07 60
8 B-08 72 C-08 65
9 B-09 75 C-09 65
10 B-10 75 C-10 67
11 B-11 75 C-11 67
12 B-12 75 C-12 67
13 B-13 77 C-13 70
14 B-14 77 C-14 70
15 B-15 77 C-15 73
16 B-16 78 C-16 73
17 B-17 78 C-17 73
18 B-18 78 C-18 73
19 B-19 80 C-19 73
20 B-20 80 C-20 73
21 B-21 80 C-21 73
22 B-22 80 C-22 75
23 B-23 80 C-23 80
24 B-24 82 C-24 80
25 B-25 82 C-25 80
26 B-26 83 C-26 80
27 B-27 83 C-27 80
28 B-28 83 C-28 87
29 B-29 85 C-29 93
30 B-30 85 C-30 95
31
32
33
34
35
36
37
38
Σ 2283 Σ 2127
rata-rata 76,1 rata-rata 70,9
Se2
41,82333 Sk2
114,89
S2 78,35667
s 8,85193
t 2,275155
t(1-α) 1,67
LAMPIRAN 24Uji Maching
NoKelas
Eksperimen II eksperimen III
12
34
56
78
910
1112
1314
1516
1718
1920
1A
-01
43
42
33
32
33
33
43
32
33
34
61
76
%
2A
-02
44
42
33
22
22
33
34
32
33
44
60
75
%
3A
-03
44
32
43
33
23
34
33
33
44
33
64
80
%
4A
-04
33
42
43
22
22
23
44
42
34
33
59
74
%
5A
-05
44
42
33
32
33
44
23
43
33
43
64
80
%
6A
-06
43
42
33
32
23
33
44
43
34
43
64
80
%
7A
-07
34
42
43
32
23
24
33
32
33
33
59
74
%
8A
-08
44
42
43
32
22
34
33
43
34
34
64
80
%
9A
-09
44
42
44
43
23
33
33
32
33
34
64
80
%
10
A-1
04
33
24
33
32
23
43
44
23
44
46
48
0%
11
A-1
14
44
24
43
22
33
43
43
33
43
36
58
1%
12
A-1
24
44
24
33
23
33
33
44
34
43
36
68
3%
13
A-1
34
44
24
32
33
33
43
33
33
44
46
68
3%
14
A-1
44
44
24
43
32
33
33
44
33
43
36
68
3%
15
A-1
54
44
24
32
22
33
43
44
23
43
36
37
9%
16
A-1
63
44
24
33
22
24
33
33
33
34
36
17
6%
17
A-1
73
34
23
44
33
23
34
33
24
34
46
48
0%
18
A-1
83
44
23
33
32
22
43
43
23
34
25
97
4%
19
A-1
93
33
23
33
23
33
33
34
33
43
46
17
6%
20
A-2
03
44
24
43
22
23
34
34
23
43
36
27
8%
21
A-2
14
44
23
34
32
32
43
43
34
34
46
68
3%
22
A-2
24
34
24
32
22
33
34
44
33
43
36
37
9%
23
A-2
34
34
24
43
33
34
43
34
23
34
36
68
3%
24
A-2
43
44
24
32
32
23
43
43
33
33
36
17
6%
25
A-2
53
44
23
32
32
32
34
34
24
33
46
17
6%
26
A-2
64
34
23
42
33
33
43
44
23
44
36
58
1%
27
A-2
73
44
23
34
32
33
43
34
33
44
36
58
1%
28
A-2
84
43
24
43
22
24
33
33
34
33
36
27
8%
29
A-2
94
44
24
33
23
33
42
43
23
33
46
37
9%
30
A-3
03
44
24
33
32
33
33
44
33
43
26
37
9%
ma
x8
3%
min
74
%ra
ta-ra
ta7
9%
LA
MP
IRA
N2
6
SKO
RH
ASIL
AN
GK
ETT
AN
GG
AP
AN
SISWA
MO
DEL
PEM
BELA
JAN
TH
INK
PA
IRSH
AR
E
No
ko
de
sko
ritem
jum
lahprosentase
(%)
12
34
56
78
910
1112
1314
1516
1718
1920
1B
-01
43
42
33
32
43
33
43
32
33
34
62
78
%
2B
-02
44
42
33
22
42
33
34
32
33
44
62
78
%
3B
-03
44
32
43
33
43
34
33
33
44
33
66
83
%
4B
-04
33
42
43
22
43
23
44
42
34
33
62
78
%
5B
-05
44
42
33
32
33
44
23
43
33
43
64
80
%
6B
-06
43
41
33
32
43
33
44
43
34
43
65
81
%
7B
-07
34
42
43
32
33
24
33
32
33
33
60
75
%
8B
-08
43
42
43
32
32
34
33
43
34
34
64
80
%
9B
-09
44
41
44
43
43
33
33
32
33
34
65
81
%
10
B-1
04
33
24
32
33
23
43
44
23
44
46
48
0%
11
B-1
14
44
24
43
23
33
43
43
33
43
36
68
3%
12
B-1
24
34
24
33
24
33
33
34
34
43
36
58
1%
13
B-1
34
34
24
32
34
33
43
43
33
44
46
78
4%
14
B-1
44
44
14
43
34
33
33
44
33
43
36
78
4%
15
B-1
54
44
24
32
24
33
43
34
23
43
36
48
0%
16
B-1
63
44
24
33
24
24
33
33
33
34
36
37
9%
17
B-1
73
34
23
44
33
43
34
33
24
34
46
68
3%
18
B-1
83
44
23
33
34
32
43
43
43
34
26
48
0%
19
B-1
93
34
23
33
23
44
33
34
33
43
46
48
0%
20
B-2
03
44
14
43
24
23
34
34
23
43
36
37
9%
21
B-2
14
44
23
34
33
34
43
43
34
34
46
98
6%
22
B-2
24
33
24
32
24
33
34
44
33
43
36
48
0%
23
B-2
33
34
24
43
34
34
43
34
23
34
36
68
3%
24
B-2
43
44
24
42
34
33
43
33
33
33
36
48
0%
25
B-2
53
43
13
33
33
32
34
34
24
33
46
17
6%
26
B-2
64
34
23
42
34
33
43
34
43
44
36
78
4%
27
B-2
73
43
23
34
33
33
43
34
33
44
36
58
1%
28
B-2
84
43
24
43
24
24
33
33
34
33
36
48
0%
29
B-2
94
44
24
33
24
33
42
43
23
33
46
48
0%
30
B-3
03
44
24
33
33
33
33
44
33
43
26
48
0%
ma
x8
6%
min
75
%ra
ta-ra
ta8
0%
LA
MP
IRA
N2
8
SKO
RH
ASIL
AN
GK
ETT
AN
GG
AP
AN
SISWA
MO
DEL
PEM
BELA
JAN
KO
OP
ERA
TIF
TIP
EST
RA
TEG
IP
Q4
R
No
ko
de
sko
ritem
jum
lahprosentase
(%)
12
34
56
78
910
1112
1314
1516
1718
1920
1C
-01
43
42
34
32
43
33
43
32
43
34
64
80
%
2C
-02
44
42
33
22
42
33
34
32
33
44
62
78
%
3C
-03
44
32
44
33
43
34
33
33
44
33
67
84
%
4C
-04
33
42
33
22
43
23
44
42
34
33
61
76
%
5C
-05
34
42
33
33
33
44
23
43
33
43
64
80
%
6C
-06
43
41
33
32
43
33
34
43
34
43
64
80
%
7C
-07
34
42
43
32
34
24
33
32
33
33
61
76
%
8C
-08
33
32
43
32
32
34
34
43
34
34
63
79
%
9C
-09
44
41
44
43
43
33
33
32
33
34
65
81
%
10
C-1
04
33
24
32
33
23
43
44
33
44
46
58
1%
11
C-1
13
44
24
43
23
33
43
43
33
43
36
58
1%
12
C-1
24
34
23
33
24
43
33
34
34
23
36
37
9%
13
C-1
34
34
24
32
34
33
43
43
33
44
46
78
4%
14
C-1
44
44
14
43
34
33
33
44
33
43
36
78
4%
15
C-1
54
44
23
32
24
43
43
34
23
43
36
48
0%
16
C-1
63
44
24
33
24
24
43
33
33
44
36
58
1%
17
C-1
73
34
23
44
33
43
34
33
24
34
46
68
3%
18
C-1
83
44
23
33
34
32
43
43
44
34
26
58
1%
19
C-1
94
34
33
33
23
44
33
34
33
43
46
68
3%
20
C-2
03
44
14
43
24
43
34
34
23
23
36
37
9%
21
C-2
14
44
23
34
33
34
43
43
34
34
46
98
6%
22
C-2
24
33
14
32
24
33
34
44
33
43
36
37
9%
23
C-2
33
34
24
43
34
34
43
33
23
34
36
58
1%
24
C-2
43
44
14
42
34
33
43
33
33
33
36
37
9%
25
C-2
53
43
13
33
33
32
34
34
24
33
46
17
6%
26
C-2
64
34
23
42
34
33
43
33
44
44
36
78
4%
27
C-2
73
43
23
34
33
43
43
34
33
44
36
68
3%
28
C-2
84
43
24
43
24
24
33
33
34
33
36
48
0%
29
C-2
94
44
24
33
24
33
42
43
23
33
46
48
0%
30
C-3
03
44
24
33
33
33
33
43
33
43
26
37
9%
ma
x8
6%
min
76
%ra
ta-ra
ta8
1%
LA
MP
IRA
N2
7
SKO
RH
ASIL
AN
GK
ETT
AN
GG
AP
AN
SISWA
MO
DEL
PEM
BELA
JAN
KO
OP
ERA
TIF
TIP
ET
HIN
KP
AIR
SQU
AR
E
No
ko
de
sko
ritem
jum
lahprosentase
(%)