PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, MANAJEMEN LABA, TIPE AUDITOR DAN INTERNAL AUDIT
TERHADAP AUDIT FEES
(Studi Empiris pada Sektor Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
HUSNUL KHOTIMAH
NIM: 1110082000106
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1436 H/2014 M
LEMBAR PERNYATAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Husnul Khotimah
NIM : 1110082000106
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain.
3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menggunakan
sumber asli atau tanpa menyebut pemilik karya.
4. Mengerjakan sendiri karya ilmiah ini dan mampu bertanggung jawab
atas karya ini.
Kalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap
untuk dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di FEB Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 10 November 2014
(Husnul Khotimah)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
1. Nama Lengkap : Husnul Khotimah
2. Tempat Tanggal Lahir : Brebes, 29 Maret 1992
3. Alamat : Desa Parerja, RT 02/RW 02 Kecamatan
Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jawa
Tengah 52265
4. Telepon : 085697856118
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD Negeri Parereja 1 Tahun 1998-2004
2. SMP Negeri 1 Banjarharjo Tahun 2004-2007
3. SMA Negeri 1 Banjarharjo Tahun 2007-2010
4. S1 Ekonomi Akuntani UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2010-2014
vi
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota KPMDB (Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Daerah Brebes) Jakarta,
2010-2011
2. Anggota PMII (Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2010
IV. DATA KELUARGA
1. Ayah : Sunaedi
Tempat, Tanggal Lahir : Brebes, 10 Januari 1966
2. Ibu : Keni
Tempat, Tanggal Lahir : Brebes, 7 Juni 1974
3. Adik : Rizqi Ahmad Fauzi
Tempat, Tanggal Lahir : Brebes, 10 November 2001
vii
THE INFLUENCE OF COMPANY SIZE, INSTITUTIONAL OWNERSHIP, EARNING MANAGEMENT, TYPE OF AUDITOR AND INTERNAL AUDIT ON
THE AUDIT FEES
ABSTRACT
This research aims to examine the influence of company size, institutional ownership, earning mangement, type of auditor and internal audit on the audit fees. This research used sample of manufacturing industries which are listed in Indonesian Stock Exchanges during 2010-2013. The number of manufacturing industries in this study were 38 companies with 4 years observation that acquired by using purposive sampling method. Hypothesis in this research are tested by multiple regression model. The result of this research showed that company size,institutional ownership, earning management and type of auditor influence the audit fees. In the other hand, the internal audit didn’t influence the audit fees. Keywords :Audit fees, company size, institutional ownership, earning management,
type of auditor and internal audit.
viii
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, MANAJEMEN LABA, TIPE AUDITOR DAN INTERNAL AUDIT
TERHADAP AUDIT FEES
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, manajemen laba, tipe auditor serta internal audit terhadap audit fees. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2013. Jumlah perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 38 perusahaan dengan pengamatan selama 4 tahun dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, manajemen laba dan tipe auditor berpengaruh terhadap audit fees. Variabel internal audit tidak berpengaruh terhadap audit fees. Kata kunci : Audit fee, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, manajemen
laba, tipe auditor, internal audit.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Kepemilikan Institusional, Manajemen Laba, Tipe Auditor dan Internal Audit
Terhadap Audit Fees (Studi Empiris pada Sektor Manufaktur yang Terdaftar di
BEI Periode 2010-2013)”. Shalawat serta salam senantiasa penulis haturkan kepada
Nabi Muhammad SAW, yang telah membiming umatnya menuju jalan kebenaran.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna
meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu
dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis
haturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah menganugerahkannya dalam penulisan
skripsi ini. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Sunaedi dan Ibu Keni yang telah memberikan
bimbingan, dukungan, serta doa yang tiada hentinya buat penulis.
2. Adikku tercinta Rizqi Ahmad Fauzi yang selalu memberikan doanya semoga kaka
cepet lulus.
3. Mbah, Om dan Tante serta sepupu-sepupuku yang cantik-cantik dan ganteng-
ganteng yang telah memberikan semangat dan doanya dalam proses penyusunan
skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing
penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih atas segala masukan, motivasi dan
nasihat yang telah diberikan selama ini.
7. Ibu Ismawati Haribowo, SE., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang
telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, berdiskusi, dan
memberikan pengaruhan kepada penulis. Terimakasih atas semua saran yang ibu
berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat
luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat
dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
9. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam
mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
10. Sahabat 4L4Y, Amelia Suandi Love Najibatul Labibah, You Rock Guys !
11. Sahabat-sahabat kampus terdekatku, BER14: Leo, Indah, Mala, Isna, , Awa,
Fadil, Desan, Ridho, Sae, Dimas, Dahus thank you yah Us, terimakasih atas doa,
dukungan, nasihat, motivasi, serta canda tawanya selama ini. Semoga ikatan
silaturahmi kita akan terus terjalin.
12. Keluarga besar Akuntansi C 2010, terimakasih atas kenangan, doa dan
semangatnya selama ini.
13. Temen kosan dari awal masuk kuliah sampe kelar ini skripsi.
14. Teman-teman seperjuangan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan
2010, terimakasih atas doa dan semangatnya selama ini.
15. Seluruh pihak yang turut berperan dalam penelitian ini namun tidak dapat
disebutkan satu per satu.
xi
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarnakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 10 November 2014
(Husnul Khotimah)
xii
DAFTAR ISI
Judul ............................................................................................................. i
Lembar Pengesahan Skripsi....................................................................... ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ................................................ iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ............................................................ iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ............................................ v
Daftar Riwayat Hidup ................................................................................ vi
Abstract ......................................................................................................... viii
Abstrak ......................................................................................................... ix
Kata Pengantar ........................................................................................... x
Daftar Isi ...................................................................................................... xiii
Daftar Tabel ................................................................................................. xvi
Daftar Gambar ............................................................................................ xvi
Daftar Lampiran ......................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ..................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................. 16
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ............................ 17
1. Tujuan Penelitian ............................................................ 17
2. Manfaat Penelitian .......................................................... 18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 20
xiii
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel ................................ 20
1. Teori Keagenan (Agency Theory) ................................... 20
2. Ukuran Perusahaan.......................................................... 23
3. Kepemilikan Institusional ............................................... 24
4. Manajemen Laba ............................................................. 25
5. Tipe Auditor .................................................................... 30
6. Internal Audit .................................................................. 34
7. Audit Fees........................................................................ 37
B. Penelitian Sebelumnya .......................................................... 39
C. Kerangka Berpikir ................................................................. 43
D. Hipotesis ................................................................................ 44
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 48
A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 48
B. Metode Penentuan Sampel .................................................... 48
C. Metode Pengumpulan Data ................................................... 49
D. Metode Analisis Data ............................................................ 49
1. Statistik Deskriptif .......................................................... 49
2. Uji Asumsi Klasik ........................................................... 50
3. Uji Hipotesis ................................................................... 53
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................ 55
1. Ukuran Perusahaan.......................................................... 55
2. Kepemilikan Institusional ............................................... 56
xiv
3. Manajemen Laba ............................................................. 56
4. Tipe Auditor .................................................................... 58
5. Internal Audit .................................................................. 58
6. Audit Fees........................................................................ 59
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 61
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .......................... 61
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian......................................... 64
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................... 64
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................. 67
a. Hasil Uji Normalitas ................................................. 67
b. Hasil Uji Multikolonieritas ....................................... 68
c. Hasil Uji Autokorelasi............................................... 69
d. Hasil Uji Heterokedastisitas ...................................... 70
3. Hasil Pengujian Hipotesis ............................................... 72
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................... 72
b. Hasil Uji Statistik F ................................................... 74
c. Hasil Uji Statistik t .................................................... 75
d. Hasil Regresi ............................................................. 76
C. Pembahasan ........................................................................... 77
BAB V PENUTUP .................................................................................. 84
A. Kesimpulan ........................................................................... 84
B. Saran ...................................................................................... 85
xv
Daftar Pustaka ............................................................................................. 87
Lampiran-lampiran .................................................................................... 91
xvi
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu .......................................... 41
3.1 Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran ........................... 59
4.1 Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria ............................. 62
4.2 Daftar Nama Sampel Penelitian ............................................ 63
4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................. 65
4.4 Hasil Uji Kolmogrov Smirnov .............................................. 68
4.5 Hasil Uji Multokilonieritas ................................................... 69
4.6 Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson ................................. 70
4.7 Hasil Uji Heterokedastisitas Glejser ..................................... 71
4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................... 72
4.9 Hasil Uji Statistik F ............................................................... 74
4.10 Hasil Uji Statistik t ................................................................ 75
4.11 Hasil Regresi Berganda ......................................................... 76
xvii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran .................................................. 43
4.1 Hasil Uji Durbin Watson ....................................................... 70
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1 Data Sampel .......................................................................... 92
2 Hasil Output SPSS ................................................................ 122
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini, perusahaan menggunakan laporan keuangan untuk
mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar
korporasi. Laporan keuangan merupakan instrumen penting yang dibuat untuk
memberikan informasi keuangan yang terjadi pada suatu entitas dalam satu
periode (Pambudi dan Ghozali, 2013). Perusahaan yang sudah go public wajib
hukumnya untuk menerbitkan laporan keuangan setiap tahun di BEI (Bursa
Efek Indonesia).
Sebagaimana, laporan keuangan diharapkan dapat memberikan informasi
kepada para investor dan kreditor dalam mengambil keputusan yang berkaitan
dengan investasi dana mereka, tentu saja pihak-piha k di luar korporasi
tersebut mempunyai kepentingan untuk memperoleh informasi mengenai
kinerja perusahaan. Untuk itu perusahaan berusaha untuk menyajikan suatu
laporan keuangan dengan baik yang memenuhi 4 karakteristik yang membuat
laporan keuangan tersebut berguna pagi para pemakainya yaitu, relevan,
andal, dapat dipahami, dan dapat dibandingkan. Karena laporan keuangan
merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang berguna untuk pengambilan
keputusan oleh berbagai pihak termasuk para investor, kreditor dan pembuat
1
keputusan ekonomi lainnya, mereka sangat mengandalkan laporan keuangan
yang dipublikasikan. Laporan keuangan harus berkualitas dan telah diaudit
oleh auditor independen. Pemakai laporan keuangan mengandalkan auidtor
independen untuk memastikan bahwa laporan keuangan disusun sesuai prinsip
akuntansi yang berterima umum dan berisi pengungkapan yang diperlukan
bagi para pemakai laporan keuangan.
Masyarakat yang sudah maju perekonomiannya, komunikasi data
keuangan dan data ekonomi lainnya sangat diperlukan. Perekonomian
masyarakat tersebut dicerminkan dalam bentuk organisasi badan usaha yang
besar dimana para pemilik atau penanam modalnya sudah menyebar ke segala
pelosok daerah dan operasinya yang sudah mejangkau secara luas bahkan
sampai ke luar negeri. Para stakeholder atau pemangku kepentingan
menghendaki diadakan pengawasan atau pengendalian terhadap perusahaan
agar mereka dapat menggunakan laporan keuangan yang dapat dipercaya.
Penilaian audit terhadap informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan oleh manajemen harus dilakukan secara bebas dan tidak memihak,
maka perusahaan menggunakan jasa akuntan publik. Profesi akuntan publik
bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan
perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang andal
sebagai dasar pengambilan keputusan. Dengan memeriksa dan mengetahui
opini yang dikeluarkan oleh akuntan publik, masyarakat dapat mengetahui
2
perusahaan mana yang memiliki keadaan keuangan yang wajar dan tidak
terdapat kecurangan dalam proses bisnisnya.
Menurut UU No. 5 Tahun 2011, akuntan publik merupakan suatu profesi
yang jasa utamanya adalah jasa asurans (jasa audit atas informasi keuangan
historis, jasa reviu atas informasi keuangan historis) dan hasil pekerjannya
digunakan secara luas oleh publik sebagai salah satu pertimbangan penting
dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian, profesi Akuntan Publik
memilki peranan yang besar dalam mendukung perekonomian nasional yang
sehat dan efisien serta meningkatkan transparansi dan mutu informasi dalam
bidang keuangan. Akuntan publik biasanya disebut juga sebagai auditor
independen yang merupakan perantara manajemen untuk mengkomunikasikan
laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen kepada para pemakai laporan
keuangan. Oleh karena itu, auditor harus menjaga hubungan profesional yang
baik dan independen dengan manajemen, dewan komisaris (board of
directors), auditor internal serta pemegang saham.
Arens, Elder dan Beasley (2011) menyatakan profesi akuntan publik
memiliki tanggung jawab yang sangat besar dalam mengemban kepercayaan
yang diberikan masyarakat, Setidaknya: (1) kewajiban kepada klien,
kewajiban kepada hukum biasanya muncul karena adanya kegagalan dalam
melaksanakan penugasan audit sesuai dengan waktu yang disepakati,
pelaksanaan audit yang tidak memadai, gagal dalam menemukan kesalahan
dan pelanggaran kerahasiaan oleh akuntan publik; (2) Kewajiban perdata bagi
3
pihak ketiga (pemegang saham & calon investor, pemasok, kreditur, karyawan
dan pelanggan), kewajiban ini biasanya timbul karena pihak ketiga yang
merasa dirugikan atas pengambilan keputusan yang salah, karena
mengandalkan laporan keuangan hasil audit yang menyesatkan; (3) Kewajiban
pidana bagi pihak ketiga, kewajiban ini biasanya muncul karena akuntan
publik ikut terlibat secara langsung bersama-sama dengan klien dalam
melakukan tindakan kriminal.
Jasa akuntan publik merupakan jasa professional, maka perusahaan harus
memberikan fee kepada akuntan publik yang melakukan jasa audit terhadap
laporan keuangannya. Menurut Gatot (2010) dalam Aryani (2011), pasar audit
di Indonesia sangat ketat dan tidak hanya didominasi Kantor Akuntan Publik
(KAP) big four saja. Selain itu, pasar audit di Indonesia juga masih bersifat
cost focus dibandingkan brand/quality focus. Maksudnya perusahaan-
perusahaan di Indonesia yang menggunakan jasa audit kebanyakan masih
menggunakan pertimbangan pemilihan KAP melalui audit fee-nya daripada
nama besar atau kualitas dari KAP (Kusharyanti, 2013).
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) menerbitkan Surat Keputusan
No. KEP.024/IAPI/VII/2008 pada tanggal 2 Juli 2008 tentang Kebijakan
Penentuan Fee Audit. Dalam bagian lampiran 1 dijelaskan bahwa panduan ini
dikeluarkan sebagai panduan bagi seluruh Anggota Institut Akuntan Publik
Indonesia yang menjalankan praktik sebagai akuntan publik dalam
4
menetapkan besaran imbalan yang wajar atas jasa profesional yang
diberikannya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam menetapkan imbalan jasa
yang wajar sesuai dengan martabat profesi akuntan publik dan dalam jumlah
yang pantas untuk dapat memberikan jasa sesuai dengan tuntutan standar
profesional akuntan publik yang berlaku. Oleh karena itu perusahaan harus
mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan fee
audit eksternal. Menurut Jemada dan Yaniartha (2013), fee audit merupakan
besarnya imbal jasa yang diterima oleh auditor akan pelaksanaan pekerjaan
audit. Besarnya fee audit yang ditetapkan oleh kantor akuntan publik
merupakan salah satu obyek yang menarik untuk diteliti. Besar kecilnya fee
audit dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tekanan anggaran waktu,
kompleksitas tugas, dan reputasi auditor.
Faktor yang mempengaruhi audit fees menurut penelitian awal Simunic
(1980) yang dikembangkan oleh penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh
Caneghem (2010) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi audit fees
adalah ukuran perusahaan, risiko audit, dan kompleksitas audit. Ukuran
perusahaan merupakan besar kecilnya perusahaan klien yang sedang diaudit
oleh auditor atau KAP (kantor akuntan publik). Ukuran perusahaan sangat
menentukan lamanya proses audit yang pada akhirnya berdampak pada
besarnya biaya audit. Menurut Fachriyah (2011), ukuran perusahaan
merupakan faktor yang paling besar mempengaruhi audit fees dibandingkan
5
kompleksitas, profitabilitas dan reputasi auditor. Semakin besar ukuran
perusahaan yang diaudit, maka semakin besar pula fee yang harus dibayarkan.
Menurut Kusharyanti (2013) proses audit dilakukan oleh staf dan auditor
senior, audit planning dilakukan oleh manajer, ulasan dan komunikasi dengan
klien dilakukan oleh manajer dan partner. Secara umum, proses audit yag
besar menunjukkan bahwa jumlah jam kerja dan jumlah auditor akan
tergantung pada ukuran klien dalam hal ini ukuran perusahaan yang diukur
dengan total aset perusahaan. Oleh karena itu, ukuran perusahaan
mempengaruhi jumlah biaya audit yang dibayarkan.
Biaya audit merupakan masalah penting bagi manajemen dan entitas, hal
ini tak terlepas dari kewajiban untuk menghasilkan laporan keuangan yang
tentunya harus baik dan independen. Menurut Azadi dan Mohammadi (2014),
adaya pemisahan kepemilikan dari manajemen dalam perusahaan, hal inilah
yang merupakan peran penting dari lembaga atau perusahaan dalam
mengendalikan dan memantau pengelolaan perusahaan menjadi lebih
menonjol yaitu menghasilkan laporan keuangan yang independen, oleh karena
itu fee audit yang dibayarkan menjadi penting sebagai timbal balik atas jasa
audit. Penelitian awal yang dilakukan oleh Beiner (2004) mengatakan bahwa
selama tiga dekade sebelumnya ada beberapa contoh yang disebutkan
mengenai kontroversi antara penerima manfaat yang berbeda dari suatu
perusahaan dan bagaimana perusahaan menangani kontroversi tersebut.
Struktur kepemilikan pada perusahaan mempunyai peran penting berkaitan
6
dengan perbedaan kepentingan, hal ini ditentukan berdasarkan konvergensi
antara manfaat dari manajemen dan pemilik entitas ekonomi. Jika manfaat
yang diterima manajer dan pemilik adalah sama akan terjadi kontroversi
dalam institusi atau perusahaan yang berpotensi akan mempengaruhi
kepentingan yang berbeda dalam perusahaan dan pasar modal. Menurut
Esmaeili, Mirgoushe, Najmeddin dan Mortazavi (2014), hasil dari
peningkatan tanggung jawab manajemen dalam menangani tata kelola
perusahaan dalam proses audit secara umum yaitu, audit bekerja dengan
manajer, dewan direksi dan komite audit, untuk memastikan para pemangku
kepentingan mendapatkan laporan keuangan yang berkualitas tinggi dan
perlindungan keuntungan mereka. Studi ini untuk menyelidiki hubungan
antara kepemilikan institusional dan biaya audit dalam perusahaan.
Faktor dalam mengaudit tidak hanya fee saja, melainkan auditor juga
sebelumnya memerlukan kerjasama yang baik dengan manajemen perihal data
laporan keuangan maupun data lainnya yang diperlukan untuk mengaudit
harus handal dari manajemen dan auditor harus tetap menjaga independensi
serta obyektivitasnya. Ada empat alasan mengapa audit atas laporan keuangan
diperlukan yaitu (1) adanya perbedaan kepentingan, (2) konsekuensi, (3)
kompleksitas, (4) keterbatasan akses (remoteness). Salah satu alasan adanya
perbedaan kepentingan yaitu antara manajemen dengan para pemakai laporan
keuangan, manajemen sebagai pembuat laporan keuangan mempunyai
kepentingan agar laporan keuangan perusahaan yang dipimpinnya
7
memperlihatkan kinerja yang baik. Kinerja yang baik salah satunya dinilai
dari informasi laba yang dihasilkan.
Menurut PSAK Nomor 1 informasi laba diperlukan untuk menilai
perubahan potensi sumberdaya ekonomis yang mungkin dapat dikendalikan di
masa depan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada, dan untuk
perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan
tambahan sumber daya (IAI 2007). Menurut Gultom dan Diyanty (2013),
salah satu informasi penting yang terdapat dalam laporan keuangan adalah
informasi mengenai laba perusahaan. Bagi pemilik saham dan investor, laba
berarti peningkatan nilai ekonomis (wealth) yang akan diterima melalui
pembagian dividen. Laba juga digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja
manajemen perusahaan selama periode tertentu dan dapat digunakan untuk
memperkirakan prospeknya di masa mendatang.
Menurut Pambudi dan Ghozali (2013), seringkali terdapat tindakan yang
mementingkan kepentingan sendiri dalam hal pelaporan keuangan
(opportunistic) yang dilakukan dengan cara memilih kebijakan akuntansi
tertentu, sehingga laba dapat diatur, dinaikkan maupun diturunkan sesuai
dengan keinginan manajemen, salah satunya dengan manajemen laba
sehingga laba menjadi besar dan diharapkan pemakai laporan keuangan yakin
bahwa posisi keuangan perusahaan tersebut baik. Sementara menurut
Immanuel dan Yuyetta (2014), salah satu langkah yang diambil stakeholders
untuk meminimalisasikan kemungkinan munculnya praktik manajemen laba
8
yaitu dengan mempekerjakan auditor eksternal, sehingga manajemen laba
mempunyai efek terhadap audit fees yang dibayarkan.
Pada dasarnya penggunaan jasa auditor eksternal untuk pengendalian
konflik antara manajer perusahaan, pemegang saham dan pemegang obligasi.
Menurut Fachriyyah (2011), hasil audit atas laporan keuangan perusahaan
tersebut mempunyai konsekuensi dan tanggung jawab yang besar bagi auditor.
Adanya tanggung jawab yang besar ini memacu auditor untuk bekerja secara
profesional, salah satu bentuk profesionalisme auditor adalah menjalankan
pekerjaan auditnya sesuai dengan standar auditing. Atas profesionalisme
auditor eksternal berhak menerima imbalannya berupa audit fees. Penelitian
tentang audit fees dipengaruhi oleh tipe auditor eksternal yang dipilih.
Menurut Nugrahani dan Sabeni (2013), kantor akuntan publik besar dan
termasuk dalam jajaran Big 4 yang berkualitas tinggi membuat sedikit
kesalahan daripada auditor yang berkualitas rendah sehingga memiliki fee
audit yang lebih tinggi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lai dan
Chang (2013) reputasi auditor juga berpengaruh terhadap audit fee dimana fee
audit yang lebih tinggi akan dibayarkan kepada auditor Big 4.
Menurut Nindita dan Veronica (2012), di Indonesia terdapat lebih dari 400
KAP. Suatu jumlah yang sangat sedikit bila dibandingkan dengan di Amerika
Serikat yang memiliki lebih dari 45.000 KAP. Sejak kasus Enron, KAP
internasional kini tinggal empat besar yang disebut “Big four”. KAP
internasional tersebut mempunyai kantor di setiap kota di Amerika Serikat dan
9
banyak kota di seluruh dunia. Setiap KAP Big Four ini mempunyai
kemampuan melayani pasar internasional. Sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di Indonesia “Big Four” diwakili kepentingannya oleh KAP
Indonesia sendiri.
Menurut Nindita dan Veronica (2012), The Big Four dan mitranya di
Indonesia saat ini sebagai berikut :
1. Delloite Touche Thomatsu Tanudiredja berafiliasi dengan Osman
Satrio & Rekan.
2. Ernst & Young berafiliasi dengan Purwantono, Suherman, & Surja.
3. Klynveld Peat Marwick Goerdeler berafiliasi dengan Siddharta &
Widjaja.
4. Pricewaterhouse Coopers berafiliasi dengan Wibisana, & Rekan.
Masalah agensi yang disebabkan konfik kepentingan dan asimetri
informasi membuat perusahaan menanggung biaya keagenan (agency cost),
teori agensi menyatakan bahwa konflik kepentingan dan asimetri informasi
yang muncul dapat dikurangi dengan mekanisme pengawasan yang tepat
untuk menyelaraskan kepentingan berbagai pihak di perusahaan oleh karena
itu harus fokus pada audit internal dengan peduli bagaimana internal audit dan
audit eksternal meningkatkan integritas pelaporan keuangan. Menurut Aryani
(2011) dalam Putri dan Utama (2014) fungsi internal audit dirancang untuk
melindungi aset perusahaan dan membantu menghasilkan informasi akuntansi
yang handal untuk pembuatan keputusan. Beberapa faktor yang
10
mempengaruhi audit fees diatas, tak terlepas juga menjaga bagaimana peran
internal audit perusahaan dalam hal memonitoring manajemen perusahaan.
Tentunya diharapkan auditor eksternal dalam proses auditnya bisa independen
terhadap manajemen, agar manajemen bisa bekerja sesuai dengan prosedur
guna menyajikan data laporan keuangan yang valid dan handal untuk diaudit
oleh auditor eksternal (Hazmi dan Sudarno, 2012). Disisi lain, peran internal
audit dan corporate governace (kepemilikan perusahaan) sangatlah penting
sebagai salah satu bentuk keandalan pelaporan keuangan perusahaan tentunya
juga akan mempengaruhi besar kecilnya fee audit yang akan dibayarkan sesuai
dengan jasa audit independen yang sudah dikerjakan, fungsi internal audit
berpengaruh positif terhadap fee audit (Putri dan Utama, 2014).
Berdasarkan kebijakan dari ICPA (Institute of Certified Public
Accountants) dengan Kep.024/IAPI/VII/2008 menyediakan regulasi pada
biaya audit (audit fee) yang sudah dijelaskan sebelumnya, menyatakan bahwa
tingkat fee audit harus diperhatikan terutama mengenai kebutuhan klien,
tugas, dan tanggung jawab dibawah hukum, kemandirian, tingkat
keterampilan (tingkat keahlian), dan tanggung jawab yang diberikan untuk
pekerjaan yang dilakukan. Selain itu, perhatian juga harus diberikan kepada
tingkat kompleksitas pekerjaan, jumlah waktu yang diperlukan dan efektivitas
dihabiskan oleh akuntan publik dan stafnya ketika melakukan pekerjaan serta
disepakati biaya dasar kesepakatan. Berdasarkan survei PAO (Public
Accountant Office) di Jawa Timur, Nurhayati (2007) dalam Kusharyanti
11
(2013) menemukan bahwa faktor yang paling signifikan mempengaruhi biaya
audit adalah jam kerja audit (proses belajar) dan upaya untuk
mempertahankan klien. Contoh lain dari studi mengenai hal ini adalah dengan
Fachriyah (2011) yang juga menemukan ukuran perusahaan sebagai faktor
utama yang mempengaruhi biaya audit, selain kompleksitas, profitabilitas,
dan reputasi auditor. Selain itu, Esti Widiasari dan Prabowo (2009) meneliti
efek internal kontrol dan struktur tata kelola perusahaan terhadap biaya audit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua variabel ini mempengaruhi biaya
audit. Faktor seperti karakteristik perusahaan, jenis kepemilikan (swasta dan
pemerintah) sebenarnya tidak mempengaruhi probabilitas fee audit sementara
ukuran manajemen laba mempengaruhi jumlah probabilitas fee audit
(Pambudi dan Ghozali, 2013).
Hal yang memepengaruhi audit fees adalah ukuran perusahaan, ketika
perusahaan tersebut mempunyai harta yang besar, maka akan semakin rumit
pula proses audit yang dilakukan dan memakan waktu yang lama sehingga
imbalan untuk jasa audit juga dibayarkan lebih tinggi, ukuran perusahaan
(size) merupakan besar kecilnya ukuran perusahaan yang sedang diaudit oleh
auditor atau KAP, sehingga ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit
fees (Nugrahani dan Sabeni, 2013). Penelitian tentang fee audit ini mencoba
untuk menarik penelitian yang dilakukan oleh Simunic (1980) merupakan
penelitian awal di bidang fee audit sementara itu, Hay (2008)
12
mengembangkan penelitian fee audit dengan menambahkan faktor internal
auditor dan tata kelola perusahaan.
Pengendalian konflik kepentingan antara manajer perusahaan, pemegang
saham dan pemegang obligasi pada dasarnya sebagai alasan utama untuk
melibatkan auditor. Dimana, audit merupakan fungsi independen dengan cara
yang teratur dan serangkaian langkah terstruktur, memeriksa secara kritis
pernyataan yang dibuat oleh perorangan atau organisasi tentang kegiatan
ekonomi dimana mereka telah bergerak dan mengkomunikasikan hasil dalam
bentuk laporan keuangan kepada pengguna.
Konsentrasi kepemilikan mengakibatkan perubahan konflik
kepentingan dari konflik antara manajer dan pemegang saham menjadi konflik
kepentingan antara pemegang saham mayoritas dan minoritas (Ding, Yuan
dan Zhang, Hua 2007). Sementara struktur kepemilikan perusahaan menurut
Esmaeili, et al (2014) dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu struktur
kepemilikan manajerial dan institusional, Pemilik institusional memiliki
sebagian besar saham perusahaan. Mengenai pemisahan kepemilikan dari
manajemen dalam perusahaan, peran penting dari pemilik ini dalam
mengendalikan dan memantau pengelolaan perusahaan menjadi lebih
menonjol. Karena biaya audit merupakan masalah penting baik bagi manajer
dan auditor independen, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mempelajari
hubungan antara kepemilikan institusional dan audit, dan ditemukan bahwa
13
kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap audit fees (Azadi dan
Mohammadi, 2014).
Sebagaimana landasan dari teori yang digunakan yaitu teori agensi yang
menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang
(principal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agency)
yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerjasama yang disebut “nexus of
contract”. Pemegang saham sebagai principal dan manajer sebagai agensi.
Principal sebagai wewenang berusaha untuk meningkatkan keuntungan
sebanyak-banyaknya, agar dengan begitu pembagian dividen akan semakin
besar. Sedangkan agen sebagai pihak yang diberi wewenang, dalam hal ini
manajer akan berusaha meningkatkan laba agar dividen yang dibagikan
kepada principal akan semakin besar dan kompensasi dari principal kepada
agen juga akan semakin besar. Perbedaan kepentingan antara principal
(pemegang saham) dan agency (manajer) dapat menimbulkan suatu informasi
asymetri (kesenjangan informasi). Masing-masing pihak berusaha
memperbesar keuntungan bagi diri sendiri. Manajer dalam hal ini dapat
melakukan tindakan kecurangan (fraud) untuk memanipulasi laba, agar
kompensasi ekonomi yang diberikan oleh principal semakin besar. Tindakan
seperti memanipulasi laba ini menjadi penting adanya fungsi internal control
dalam suatu perusahaan agar kecurangan seperti ini bisa diminimalisir. Bentuk
manipulasi dari perilaku menyimpang pada manajemen adalah seperti
manajemen laba yaitu tindakan manajemen untuk memilih kebijakan
14
akuntansi dari suatu standar tertentu dengan tujuan untuk memaksimalkan
kesejahteraan atau nilai perusahaan.
Menurut Hazmi dan Sudarno (2013) faktor lain yang berpengaruh
terhadap audit fee adalah internal audit ini, dikarenakan internal audit
diperlukan bagi organisasi yang membutuhkan informasi dari pihak yang
independen mengenai berbagai aktivitas organisasi guna pengambilan
keputusan yang lebih obyektif dan accountable. Dengan semakin baiknya
kondisi internal maka akan memiliki kualitas auditor eksternal yang lebih baik
sehingga fee audit yang dibayar lebih tinggi. Penelitian sebelumnya juga hal
lain menurut Lai dan Chang (2013) reputasi auditor juga berpengaruh
terhadap audit fee dimana fee audit yang lebih tinggi akan dibayarkan kepada
auditor Big 4.
Tindakan manajemen laba telah menimbulkan beberapa kasus skandal
pelaporan akuntansi dalam dunia bisnis yang menyebabkan auditor Arthur
Anderson dihapus dari Big 5, antara lain Enron, Merck, World Com dan
mayoritas perusahaan lain di Amerika Serikat. Selain itu di Indonesia juga
terjadi hal serupa, seperti PT. Lippo Tbk dan PT Kimia Farma Tbk juga
melibatkan pelaporan keuangan (financial reporting) yang berawal dari
terdeteksi adanya manipulasi (Gideon, 2005). Sebagaimana yang kita ketahui
laporan keuangan dibuat untuk meningkatkan kepercayaan bagi lingkungan
perusahaan dan masyarakat, dalam hal ini perusahaan tentunya mengeluarkan
15
biaya audit yang disebut fee audit sebagai timbal balik dari hasil mengaudit.
Moradi dan Vallpour (2012) mengatakan bahwa perusahaan dengan
manajemen laba tinggi cenderung akan membayar audit fee lebih tinggi.
Dengan adanya kasus dari skandal korupsi dan penipuan akuntansi dalam
laporan keuangan yang dilakukan oleh beberapa perusahaan terkemuka di
dunia menyebabkan turunnya tingkat kepercayaan stakeholders dan
menimbulkan pertanyaan seberapa tinggikah tingkat kompetensi dari
independensi auditor eksternal yang dulu pernah muncul dan berdasarkan
uraian latar belakang serta penelitian sebelumnya, dapat dijelaskan bahwa
penelitian ini membuat timbulnya pandangan skeptis terhadap apakah itu efek
dari fee yang didapat oleh auditor eksternal cukup beralasan, oleh karena itu
penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan,
kepemilikan institusional, manajemen laba, tipe auditor serta internal audit
terhadap audit fees.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian berupa pengaruh antara kepemilikan
perusahaan, manajemen laba dan fungsi internal audit dalam perusahaan serta
bagaimana kontribusinya terhadap proses auditing dan fee audit, maka secara
spesifik rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
16
1. Apakah ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, manajemen laba,
tipe auditor dan internal audit berpengaruh secara simultan terhadap audit
fees?
2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap audit fees?
3. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh secara parsial terhadap audit
fees?
4. Apakah manajemen laba berpengaruh secara parsial terhadap audit fees?
5. Apakah tipe auditor berpengaruh secara parsial terhadap audit fees?
6. Apakah internal audit berpengaruh secara parsial terhadap audit fees?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui :
1. Pengaruh ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, manajemen
laba, tipe auditor dan internal audit terhadap audit fees.
2. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit fees.
3. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap audit fees.
4. Pengaruh manajemen laba terhadap audit fees.
5. Pengaruh tipe auditor terhadap audit fees.
6. Pengaruh internal audit terhadap audit fees.
17
7. Manfaat Penelitian
a. Konstribusi Teoritis
1) Mahasiswa jurusan akuntansi, penelitian ini bermaanfaat sebagai
bahan untuk menambah pengetahuan dalam bidang akuntansi
terutama berkaitan dengan audit fees.
2) Masyarakat, sebagai sarana informasi bahwa perusahaan bisa
membuat laporan keuangan dan bisa berkoordinasi dengan auditor
independen, audit internal dan komite audit agar laporan keuangan
yang dihasilkan valid.
3) Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang
akan melaksanakan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan
audit fees.
4) Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta
menambah referensi dalam pengetahuan terkait ukuran perusahaan,
kepemilikan perusahaan, manajemen laba, tipe auditor dan internal
audit terhadap audit fees. Sehingga diharapkan dapat bermanfaat
bagi penulis di masa yang akan datang.
b. Konstribusi Praktis
1) Diharapkan bagi BAPEPAM segera mengeluarkan peraturan
tentang peraturan mengenai pengungkapan audit fees dalam lapoan
keuangan perusahaan.
18
2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
perusahaan mengenai ukuran perusahaan, kepemilikan
institusional, manajemen laba, tipe auditor dan internal audit
terhadap audit fees dimasa yang akan datang..
3) Diharapkan penelitian ini juga berguna bagi auditor untuk lebih
meningkatkan kinerjanya lagi agar lebih meningkat
kemampuannya sehingga perusahaan percaya dengan kemampuan
auditor.
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah agency theory
yang menyatakan bahwa adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi
wewenang (principal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang
(agency) yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerjasama yang disebut “nexus
of contract”. Principal adalah para pemegang saham dan agensi adalah
manajer. Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di
dalam teori agensi (agency theory), diasumsikan bahwa masing-masing pihak
bertindak atas kepentingannya sendiri. Principal sebagai pemberi wewenang
berusaha untuk meningkatkan keuntungan sebanyak-banyaknya, agar dengan
begitu pembagian dividen akan semakin besar. Sedangkan agen sebagai pihak
yang diberi wewenang, dalam hal ini adalah manajer akan berusaha untuk
meningkatkan laba agar dividen yang dibagikan kepada principal akan
semakin besar dan kompensasi dari principal kepada agen juga akan semakin
besar. Perbedaan kepentingan antara principal (pemegang saham) dan agency
(manajer) dapat menimbulkan suatu informasi asymetri (kesenjangan
informasi). Masing-masing pihak berusaha memperbesar keuntungan bagi diri
sendiri. Hubungan ini memunculkan kecenderungan perbedaan kepentingan
20
karena pada prinsipnya manusia akan berusaha memaksimalkan utilitas bagi
kepentingannya sendiri. Perbedaan ini membawa potensi terjadinya konflik
(masalah keagenan) antara prinsipal dengan agen, yang dapat menimbulkan
atau memicu terjadinya biaya-biaya yang seharusnya tidak perlu terjadi dalam
operasi perusahaan bila dikelola oleh pemiliknya sendiri, disebut sebagai
biaya keagenan (agency cost).
Menurut Purwandari dan Purwanto (2012), dalam kerangka teori
keagenan, terdapat tiga macam hubungan keagenan, yaitu: 1) hubungan
keagenan antara manajer dengan pemilik, 2) hubungan keagenan antara
manajer dengan kreditur dan 3) hubungan keagenan antara manajer dengan
pemerintah. Hal ini berarti ada kecenderungan bagi manajer untuk melaporkan
sesuatu dengan cara-cara tertentu dalam rangka memaksimalkan utilitas
mereka dalam hal hubungannya dengan pemilik, kreditur maupun pemerintah.
Kelengkapan pengungkapan informasi harus se-transparan mungkin
sebagaimana yang dikehendaki dalam kontrak keagenan.
Menurut Eisenhardt (1989) dalam Susanti (2011), teori keagenan
berusaha untuk menjawab masalah keagenan yang terjadi jika pihak-pihak
yang saling bekerja sama memiliki tujuan dan pembagian kerja yang berbeda.
Teori keagenan ditekankan untuk mengatasi dua permasalahan yang dapat
terjadi dalam hubungan keagenan, yaitu masalah keagenan yang timbul pada
saat keinginan-keinginan principal dan agent berlawanan dan merupakan
21
suatu hal yang sulit atau mahal bagi principal untuk melakukan verifikasi
apakah agent telah melakukan sesuatu secara tepat.
Teori keagenan ini didasari oleh beberapa asumsi. Menurut Eisenhardt
(1989), teori keagenan dilandasi oleh 3 (tiga) asumsi, yaitu:
a) Asumsi tentang sifat manusia
Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa manusia memiliki
sifat untuk mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan
rasionalitas (bounded rationality) dan tidak menyukai resiko (risk
aversion).
b) Asumsi tentang keorganisasian
Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antar anggota organisasi,
efisiensi sebagai kriteria produktivitas, dan adanya asymmetric information
antara principal dan agent.
c) Asumsi tentang informasi
Asumsi tentang informasi adalah bahwa informasi dipandang sebagai
barang komoditi yang bisa diperjualbelikan.
Dengan adanya tiga asumsi tersebut semakin menjelaskan bahwa
permasalahan yang timbul dalam teori keagenan disebabkan karena sifat dasar
manusia masing-masing yang mementingan kepentingan dirinya sendiri yaitu
antara principal dan agent. Dimana principal menginginkan perusahaannya
terus mendapatkan laba sehingga membuat nilai sahamnya terus meningkat
dan mencapai kemakmuran pada dirinya sendiri, sedangkan agent
22
menginginkan kompensasi yang lebih dari principal sebagai akibat dari
kontrak kerja yang telah dibuat dengan principal. Sehingga agent terus
berupaya untuk membuat keuangan perusahaan terlihat baik agar tercapainya
profitabilitas yang diinginkan oleh principal. Dengan begitu agent akan
memperoleh kompensasi dari principal yang dapat memberikan kesejahteraan
bagi dirinya. Maka dari itu akan menimbulkan konflik kepentingan antara
agent dan principal, karena masing-masing pihak ingin mencapai
kesejahteraan dirinya sendiri.
2. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan (Company Size) merupakan besar kecilnya perusahaan
klien yang sedang diaudit oleh auditor atau KAP. Ukuran perusahaan sangat
menentukan lamanya proses audit yang pada akhirnya berdampak pada
besarnya biaya audit (Facriyah, 2011). Besar kecilnya suatu perusahaan juga
berdampak terhadap struktur pendanaan perusahaan. Perusahaan besar
cenderung memerlukan dana yang lebih besar dibandingkan dengan
perusahaan yang lebih kecil. Hal ini bisa terjadi karena adanya dorongan
untuk menghasilkan kenaikan laba disetiap periodenya. Penentuan ukuran
perusahaan diukur berdasarkan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
Ukuran perusahaan yang besar dengan jumlah asset (kekayaan) yang tinggi
membuat proses audit yang dilakukan oleh auditor eksternal akan semakin
23
rumit sehingga fee audit yang dibayarkan jadi lebih tinggi (Nugrahani dan
Sabeni, 2013).
Menurut Rodoni dan Ali (2010), proksi ukuran perusahaan biasanya
adalah total aset perusahaann. Karena aset biasanya sangat besar nilainya dan
untuk menghindari bias skala maka besaran aset perlu dikompres. Secara
umum, proksi ukuran perusahaan yang dipakai adalah logaritma natural (ln)
dari total aset.
3. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang
dimiliki oleh institusi atau lembaga (Susanti dan Riharjo, 2013). Dalam
penelitian Shleifer dan Vishney (1986) dalam Annisa dan Lulus (2012)
menyatakan bahwa kepemilikan institusional memainkan peran yang penting
dalam memantau, mendisiplinkan, dan mempengaruhi manajer. Mereka
berpendapat bahwa seharusnya pemilik institusional berdasarkan besar dan
hak suara yang dimiliki dapat memaksa manajer untuk berfokus pada kinerja
ekonomi dan menghindari peluang untuk berperilaku mementingkan diiri
sendiri. Adanya tanggung jawab perusahaan kepada pemilik, maka pemilik
institusional memiliki insentif untuk memastikan bahwa manajemen
perusahaanmembuat keputusan yang akan memaksimalkan kesejahteraan
yang akan memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham.
24
Menurut Adriani (2011) dalam Sukirni (2012), kepemilikan institusional
adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau
lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan
kepemilikan institusi lain. Kepemilikan institusional memiliki arti penting
dalam memonitor manajemen karena dengan adanya kepemilikan institusional
akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Monitoring
tersebut tentunya akan menjamin kemakmuran untuk pemegang saham,
pengaruh kepemilikan institusional sebagai agen pengawas ditekan melalui
investasi mereka yang cukup besar dalam pasar modal.
Menurut Azadi dan Mohammadi (2014), pemilik institusional memiliki
sebagian besar saham perusahaan. Mengenai pemisahan kepemilikan dari
manajemen dalam perusahaan, peran penting dari pemilik ini dalam
mengendalikan dan memantau pengelolaan perusahaan menjadi lebih
menonjol. Oleh karena itu, biaya audit merupakan masalah penting baik bagi
manajer dan auditor independen, sehingga penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari hubungan antara kepemilikan institusional dan fee audit.
4. Manajemen Laba
Manajemen laba adalah suatu kondisi dimana manajemen melakukan
intervensi dalam proses penyusunan laporan keuangan bagi pihak eksternal
sehingga meratakan, menaikkan, dan menurunkan laba (Antonia, 2008 dalam
Pambudi 2013).
25
Menurut Vojtech (2012:6)
“Earning management (EM) involves any combination of these tatics with the purpose of achieving an earning target. Given managerial incentives, the earning target is the one that maximizes the combined value of such things as bonuses, stock options, and share holdings” Dari kalimat tersebut manejemen laba mengggabungkan beberapa
kombinasi titik dengan tujuan mencapai target laba. Memberikan insentif
kepada pihak manajemen, target laba merupakan salah satu yang
memaksimalkan kombinasi nilai dari beberapa hal seperti bonus, pemilihan
saham dan pemegang saham.
Scott (2006) dalam Kustinah (2011) mendefinisi manajemen laba sebagai
berikut:
“Given that managers can choose accounting policies from a set (for example, GAAP),it is natural to expect that they will choose policies so as to maximize their own utility and/or the market value of the firm.”
Dari definisi di atas, maka manajemen laba merupakan pemilihan
kebijakan akuntansi oleh manajer dari standar akuntansi yang ada dan secara
alamiah dapat memaksimumkan utilitas mereka dan atau nilai pasar
perusahaan. Manajemen laba terjadi karena terdapat sejumlah motivasi yang
mendorong para manajer untuk memanipulasi laba yang dilaporkan. Empat
alasan yang mendasari manajemen laba menurut Stice dan Skousen (2009)
dalam Kustinah (2011), adalah: 1) memenuhi target internal; 2) memenuhi
harapan eksternal; 3) meratakan atau memuluskan laba (income smoothing);
4) mempercantik laporan keuangan (window dressing) untuk keperluan
26
Penjualan Saham Perdana (initial public offering - IPO) atau untuk
memperoleh pinjaman dari bank.
Menurut Scott (2000) dalam Meta (2010) Beberapa hal yang
memotivasi seorang manajer untuk melakukan manajemen laba antara lain (1)
bonus scheme, (2) debt covenant, (3) political motivation, (4) taxation
motivation, (5) pergantian CEO, dan (6) initial public offering.
1. Alasan bonus (bonus scheme)
Adanya asimetri informasi mengenai keuangan perusahaan
menyebabkan pihak manajemen dapat mengatur laba bersih untuk
memaksimalkan bonus mereka.
2. Kontrak utang jangka panjang (debt covenant)
Semakin dekat perusahaan kepada kreditur, maka manajemen akan
cenderung memilih prosedur yang dapat “memindahkan” laba periode
mendatang ke periode berjalan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi
kemungkinan perusahaan mengalami kegagalan dalam pelunasan utang.
3. Motivasi politik (political motivation)
Perusahaan besar yang menguasai hajat hidup orang banyak akan
cenderung menurunkan laba untuk mengurangi visibilitasnya, misalnya
dengan menggunakan praktik atau prosedur akuntansi, khususnya selama
periode dengan tingkat kemakmuran yang tinggi.
27
4. Motivasi pajak (taxation motivation)
Salah satu insentif yang dapat memicu manajer untuk melakukan
rekayasa laba adalah untuk meminimalkan pajak atau total pajak yang harus
dibayarkan perusahaan. manajer akan membayar pajak serendah
mungkindengan cara meminimalkan laba. Dengan begitu, perusahaan dapat
mengurangi beban pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah.
5. Pergantian CEO (change of chief executive officer)
Banyak motivasi yang muncul saat terjadi pergantian CEO. Salah
satunya adalah pemaksimalan laba untuk meningkatkan bonus pada saat
CEO mendekati masa pensiun. Pada sisi yang berbeda, CEO juga berusaha
meningkatkan kinerjanya untuk menghindari pergantian CEO oleh pemilik
perusahaan dengan cara meningkatkan laba jika penilaian kinerja
berdasarkan laba. CEO yang dinilai baik oleh pemilik perusahaan akan
diberikan bonus (reward) , sedangkan manajer yang kinerjanya kurang baik
akan diganti oleh pemilik perusahaan (punishment).
6. IPO (initial public offering)
Perusahaan yang baru pertama kali menawarkan harga pasar, sehingga
terdapat masalah bagaimana menetapkan nilai saham yang ditawarkan. Oleh
karena itu, informasi laba bersih dapat digunakan sebagai sinyal kepada
calon investor tentang nilai perusahaan, sehingga manajemen perusahaan
yang akan go public cenderung melakukan manajemen laba untuk
memperoleh harga lebih tinggi atas saham yang akan dijualnya.
28
Penjelasan berikutnya, Beneish (2001) dalam Pambudi (2013)
menyatakan bahwa manajemen laba terjadi ketika manajemen menggunakan
keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi-
transaksi yang mengubah laporan keuangan, hal ini bertujuan untuk
menyesatkan para stakeholders tentang kondisi kinerja ekonomi perusahaan,
serta mempengaruhi penghasilan kontraktual yang mengendalikan angka
akuntansi yang dilaporkan.
Manajemen dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui pengungkapan
informasi tambahan dalam laporan keuangan. Akan tetapi, peningkatan
pengungkapan laporan keuangan akan mengurangi asimetri informasi
sehingga peluang bagi manajemen untuk melakukan manajemen laba menjadi
semakin kecil. Perusahaan yang melakukan manajemen laba akan
mengungkapkan lebih sedikit informasi dalam laporan keuangan agar
tindakannya tidak dapat terdeteksi. Manajemen laba muncul sebagai dampak
masalah keagenan yang terjadi karena adanya ketidakselarasan kepentingan
antara pemegang saham (principal) dan manajemen perusahaan (agent).
Menurut Salno dan Baridwan (2008) dalam Ningsaptiti (2010) pihak prinsipal
termotivasi mengadakan kontrak untuk menyejahterakan dirinya dengan
profitabilitas yang selalu meningkat sedangkan agen termotivasi untuk
memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologinya, antara lain
dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi.
29
Menurut Cameghem (2009) dalam Pambudi (2013) perusahaan dengan
tingkat manajemen laba yang tinggi lebih cenderung untuk membayar audit
fees yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki tingkat
manajemen laba yang rendah.
4. Tipe Auditor
Menurut Halim (2008) tipe auditor yang ditugaskan untuk mengaudit
tindakan ekonomi atau kejadian untuk entitas individual atau entitas hukum
pada umumnya diklasifikasikan kedalam tiga kelompok yaitu:
1. Auditor Internal
Auditor internal merupakan karyawan suatu perusahaan tempat mereka
melakukan audit. Tujuan audit internal adalah untuk membantu manajemen
dalam melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Auditor internal
terutama berhubungan dengan audit operasional dan audit kepatuhan.
Meskipun demikian pekerjaan audit internal dapat mendukung audit
laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor independen. Para auditor
internal kebanyakan adalah pemegang sertifikat Certified Internal Audit
(CIA), yang beberapa diantaranya juga bersertifikat Certified Public
Accountant (CPA).
2. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja di instansi pemerintah
yang tugas utamanya adalah melakukan audit atas pertanggungjawaban
30
keuangan dari berbagai unit organisasi dalam pemerintahan. Auditing ini
dilaksanakan oleh auditor pemerintah yang bekerja di BPKP (badan
pengawas keuangan dan pembangunan) dan BPK (badan pemeriksa
keuangan). Auditor pemerintah juga bekerja di Direktorat Jendral Pajak,
tugasnya adalah memmeriksa pertanggungjawaban keuangan para wajib
pajak baik perseorangan maupun yang berbentuk organisasi kepada
pemerintah.
3. Auditor Independen (Akuntan Publik)
Auditor independen adalah para praktisi individual atau anggota kantor
akuntan publik yang memberikan jasa auditing profesional kepada klien.
Klien dapat berupa perusahaan bisnis yang berorientasi laba, organisasi
nirlaba, badan pemerintah maupun individu perseorangan. Auditor
independen juga menjual jasa lain berupa konsultasi pajak, konsultasi
manajemen, penyusunan sistem akuntansi, penyusunan laporan keuangan,
serta jasa-jasa lainnya. Auditor independen bekerja dan memperoleh
penghasilan yang berupa fee per jam kerja dan auditor independen harus
independen terhadap klien pada saat melakukan audit maupun saat
pelaporan hasil audit. Auditor independen menjalankan tugas dibawah suatu
kantor akuntan publik. Disamping ketiga jenis auditor tersebut, sering juga
dikenal istilah akuntan pendidik yang merupakan ahli-ahli akuntansi yang
menjadi pengajar akuntansi terutama di suatu fakultas ekonomi jurusan
akuntansi.
31
Definisi audit menurut ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concepts)
yaitu:
“Suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-aseri tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.”
Menurut Kell dan Boynton (2008), salah satu tipe audit adalah audit
laporan keuangan yang mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti
mengenai laporan keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk memberikan
pendapat apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai kriteria
yang ditentukan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum (PABU). Audit
laporan keuangan ini biasanya dilakukan oleh seorang eksternal auditor.
Arens et.al (2003) dalam Suharli dan Nurlaelah (2008) mengemukakan ada
empat jenis auditor yang umum dikenal masyarakat yaitu (1) certified public
accounting firms (akuntan publik), (2) general accounting office auditors
(akuntan pemerintah), (3) internal revenue agent (akuntan pajak), dan (4)
internal uditors (auditor internal).
Certified accounting public firms (akuntan publik) disebut juga auditor
eksternal atau auditor independen. Akuntan ini bertanggung jawab atas
pemeriksaan atau pengauditan laporan keuangan organisasi yang dipublikasikan
dan memberikan opini atas informasi yang diauditnya. General accounting
office auditors (akuntan pemerintah) yang dilaksanakan oleh auditor
32
pemerintah sebagai karyawan pemerintah. Audit ini mencakup audit laporan
keuangan, audit kepatuhan dan audit operasional. Sedangkan internal revenue
agent (akuntan pajak) mempunyai tanggung jawab terhadap pelaksanan pada
pembayaran pajak oleh wajib pajak lingkup pekerjaannya adalah memeriksa
apakah wajib pajak telah benar memberikan pajaknya sesuai dengan prosedur
dan hukum yang berlaku, dan internal auditors (auditor internal) bertanggung
jawab pada manajemen perusahaan. Tujuannya adalah audit terhadap setiap
perusahaan berbagai dari prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk
menilai efisiensi dan efektifitas kegiatan. Pada akhir kegiatan biasanya diajukan
saran rekomendasi untuk meningkatkan kualitas operasional perusahaan. Pada
dasarnya layanan yang diberikan oleh para auditor cabang adalah sama, yang
membedakan adalah tanggung jawab dan tingkat kebebasan.
Semua yang berkaitan dengan auditor eksternal diatur dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan
Publik. Apabila Kantor Akuntan Publik Asing (KAPA) atau Organisasi Audit
Asing (OAA) ingin mendirikan usaha di Indonesia, KAPA atau OAA
diwajibkan bekerjasama atau berafiliasi dengan Kantor Akuntan Publik (KAP)
Indonesia.
Di Indonesia, terdapat pula auditor eksternal Big Four dan Non Big
Four. Menurut Nindita dan Veronica (2012), KAP di Indonesia yang berafiliasi
dengan KAPA Big Four, antara lain:
33
1. Tanudiredja, Wibisana, & Rekan berafiliasi dengan Pricewaterhouse
Coopers.
2. Purwantono, Suherman, & Surja berafiliasi dengan Ernst & Young.
3. Osman Satrio & Rekan berafiliasi dengan Delloite Touche Thomatsu.
4. Siddharta & Widjaja berafiliasi dengan Klynveld Peat Marwick
Goerdeler.
Nugrahani dan Sabeni (2013) menyatakan bahwa karakteristik auditor
dengan pengukuran Big 4 dan Non Big 4 berpengaruh terhadap fee audit
eksternal. Sementara, van Caneghem (2010) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa fee audit yang tinggi cenderung akan dibayarkan kepada auditor Big 4
daripada auditor Non Big 4. Jadi, perusahaan cenderung akan membayar audit
fees yang lebih tinggi kepada auditor independen yang berkualitas dengan
pengukuran Big 4 dan Non Big 4 yang bertugas untuk mengaudit laporan
keuangan perusahaan.
5. Internal Audit
Definisi audit internal menurut IIA (Institute of Internal auditor) yang
dikutip oleh Boynton (2001:980) yakni:
”Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization’s operations. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance processes”.
34
“Internal audit adalah akitivitas independen, keyainan objektif, dan konsultasi yang dirancang untuk menmbah nilai dan eningkatkan operasi organisasi. Internal Auidt ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan melakukan pendekatan sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas manajemn resiko, pengendalian dan proses tata kelola.” Menurut Aryani dan Sudarno (2011) dalam melaksanakan tugas, auditor
internal memiliki kegiatan sebagai berikut :
1. Pemeriksaan dan penilaian terhadap efektifitas pengendalian intern
yang efektif dengan biaya yang minimum.
2. Menentukan sampai berapa jauh pelaksanaan kebijakan manajemen
puncak dipatuhi.
3. Menentukan sampai seberapa jauh kekayaan perusahaan
dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari segala macam kerugian.
4. Menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai
bagian dalam perusahaan.
5. Memberikan rekomendasi perbaikan kegiatan – kegiatan perusahaan
Standar IIA menyatakan, fungsi audit internal harus memiliki piagam
formal, disetujui oleh dewan atau komite audit, yang menjelaskan tujuan,
kewenangan, tanggung jawab, dan ruang lingkup kegiatan audit internal
(2009). Selanjutnya ketentuan mengenai pembentukan dan pedoman
penyusunan piagam unit audit internal diatur dalam peraturan Bapepam No
IX.I.7 tahun 2008 yang isinya mewajibkan setiap emiten atau perusahaan
publik untuk membentuk unit audit internal, tanggung jawab keefektifan audit
35
internal dipegang oleh komite audit. Setiap internal audit melakukan
perencanaan atau pelaporan, maka hasilnya akan dievaluasi oleh komite audit.
Selanjutnya akan dilaporkan ke dewan komisaris agar komisaris memberi
petunjuk dewan direksi untuk melakukan tindakan yang diperlukan (Aryani,
2013). Internal audit diukur berdasarkan jumlah laporan yang diserahkan
kepada komite audit, yaitu jumlah rapat komite audit dalam setahun (Hazmi
dan Sudarno, 2013).
Menurut Bapepam No. Kep-29/M/2004 pengertian komite audit sebagai
berikut: “Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris
dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya”. Ikatan Komite
Audit Indonesia (IKAI, 2013) mendefinisikan komite audit sebagai: “Suatu
komite yang bekerja dengan cara profesional dan independen yang dibentuk
oleh dewan komisaris dan dengan demikian tugasnya adalah membantu dan
memperkuat fungsi dewan komisaris (dewan pengawas) dalam menjalankan
fungsi pengawasan (oversight) atas proses laporan keuangan, manajemen
resiko, pelaksanaan audit, dan implementasi dari good corporate governance
di perusahaan.”
Komite audit pada prinsipnya memiliki tugas pokok dalam membantu
dewan komisaris melakukan fungsi pengawasan atas kinerja perusahaan.
Sesuai dengan Keputusan Bursa Efek Indonesia melalui Kep. Direksi BEJ
No.Kep-315/BEJ/06/2000 menyatakan bahwa: “Komite audit adalah komite
36
yang dibentuk oleh dewan komisaris perusahaan, yang anggotanya diangkat
dan diberhentikan oleh dewan komisaris, yang bertugas untuk membantu
melakukan pemeriksaan atau penelitian yang dianggap perlu terhadap
pelaksanaan fungsi direksi dalam pengelolaan perusahaan.
6. Biaya Audit (Audit Fees)
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) mengeluarkan peraturan tentang
bagaimana penetapan audit fee nomor KEP.024/IAPI/VII/2008. Peraturan ini
mengatur tentang penetapan imbal jasa (fee) audit yang dibayarkan kepada
Kantor Akuntan Publik dengan membuat jumlah jam kerja setiap anggota tim
audit dan tarifnya (Herawaty, 2011).
Biaya audit umumnya disebut sebagai jasa audit, remunerasi pemeriksaan
atau biaya audit. Bahkan, biaya audit adalah jumlah kompensasi atas jasa yang
diberikan oleh klien untuk auditor independen. Jumlahnya adalah karena
beberapa faktor seperti ukuran perusahaan klien, kompleksitas jasa audit yang
dikenakan pada auditor. Selain itu, risiko audit juga termasuk yang dihadapi
oleh auditor, popularitas kantor akuntan publik (PAO) yang melakukan jasa
audit Dye (1991) dalam Kusharyanti (2013) .
Biaya audit adalah pendapatan atau fee yang diterima oleh auditor karena
melakukan pekerjaan mereka yang berkaitan dengan profesi mereka.
Penelitian fee pertama kali dipelajari oleh Simunic (1980), dia membuat
37
sebuah penelitian yang menyatakan bahwa audit fee ditentukan oleh beberapa
faktor seperti ukuran perusahaan yang akan diaudit, risiko audit, dan
kompleksitas audit. Penelitian ini kemudian digunakan sebagai acuan untuk
melihat fenomena seputar jasa audit.
Audit fee merupakan hal yang tidak kalah pentingnya didalam penerimaan
penugasan. Auditor tentu bekerja untuk memperoleh penghasilan yang
memadai. Oleh sebab itu penentuan audit fee perlu disepakati antara klien
dengan dengan auditor. Ada beberapa cara dalam penentuan atau penetapan
audi feet. Cara tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Per diem basis
Pada cara ini fee audit ditentukan dengan dasar waktu yang digunakan
oleh tim auditor. Hal pertama yaitu menentukan fee per jam, kemudian
dikalikan dengan jumlah waktu/jam yang dihabiskan oleh tim auditor.
Tarif fee per jam untuk tiap tingkatan staf tentu dapat berbeda-beda.
b. Flat atau Kontrak Basis
Pada cara ini fee audit didhitung sekaligus secara borongan tanpa
memperhatikan waktu audit yang dihabiskan. Yang penting pekerjaan
terselesaikan sesuai dengan aturan atau perjanjian.
c. Maksimum Fee Basis
Cara ini merupakan gabungan dari kedua cara diatas. Pertama kali
tentukan tarif per jam kemudian dikalikan dengan jumlah waktu tertentu
38
tetapi dengan batasan maksimum. Hal ini dilakukan agar auditor tidak
mengulur-ulur waktu sehingga menambah jam/waktu kerja.
Selanjutnya banyak faktor yang menentukan besarnya fee audit. Namun
demikian pada dasarnya ada 4 faktor dominan yang menentukan besarnya fee
audit yaitu:
1. Karakteristik keuangan (tingkat penghasilan, laba, aktiva, modal).
2. Lingkungan (persaingan, pasar tenaga profesional, dan lain-lain).
3. Operasi (jenis industri, jumlah lokasi perusahan dan lini produk).
4. Kegiatan eksternal auditor (pengalaman, koordinasi dengan internal auditor)
Besarnya fee audit dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Hay et al.
(2010) jumlah biaya audit dipengaruhi oleh tipe klien dan penugasan auditor.
Tipe klien dalam hal ini adalah ukuran perusahaan (total aset) klien yang
memiliki dampak paling besar pada biaya audit. Kompleksitas (dalam hal
jumlah anak perusahaan dan kegiatan ekspor impor) dan risiko default (yaitu
item yang memerlukan prosedur audit khusus seperti saham dan piutang)
berhubungan positif dengan fee audit, sedangkan profitabilitas audit
berhubungan negatif dengan biaya audit.
B. Penelitian Sebelumnya
Penelitian terdahulu berisi tentang penelitian-penelitian yang sudah dilakukan
oleh para peneliti terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan
39
oleh peneliti kali ini. Adapun hasil penelitian terdahulu mengenai topik yang
berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
40
Tabel 2.1 Hasil - Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Mahmoud Reza Esmaeili, Najmeddin Mirgoushe, Nahid Mortazavi (2014)
The Relationship between ownership sructure and audit fee in companies listed in Tehran Stock Exchange
Variabel ownership struktur dan audit fee.
Tahun penelitian dan objek penelitian.
Kepemilikan manajerial berpengatuh signifikan terhadap audit fee. Sedangkan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap audit fee.
2. Chintya Paramitha Septyarini Putri dan Imade Karya Putra (2014)
Pengaruh Independensi Dewan Komisaris, Fungsi Internal Audit, dan Praktik Manajemen Laba terhadap Fee Audit
Variabel Fungsi Internal Audit, Praktik Manajemen Laba dan Fee Audit
Tahun penelitian dan proksi fungsi internal audit.
Independensi komisaris dan ptaktik manajemen laba tidak berpengaruh terhadap fee audit. Sedangkan Fungsi internal audit berpengaruh terhadap fee audit.
3. Kusharyanti (2013)
Analysis Of The Factors Determining The Audit Fee
Variabel audit fee didapat dari professional fee yang tercantum pada laporan keuangan perusahaan.
Hal yang berpengaruh terhadap fee audit lainnya yaitu atribut klien dan tenur audit.
Klien Atribut berpengaruh positif terhadap Audit Fee. Auditor atribut berpengaruh terhadap fee auditor yaitu ukuran KAP, sedangkan tenur auditor dan audit khusus tidak berpengaruh terhadap audit fee.
Lanjutan
41
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
4. Azrul Ihsan Husnin et al. (2013)
Corporate Governance Structure and Its Relationship with Audit Fee- Evidence from Malaysian Listed Companies
Variabel fee audit dan konsentrasi kepemilikan perusahaan
Tahun penelitian, objek penelitian dari MCCG (Malaysia Code of Corporate Governance)
Konsentrasi kepemilikan dan koneksi politik berpengaruh signifikan terhadap audit fee.
5. Javad Moradi, Hashem Valipour dan Zahra Pahlavan (2012)
Earnings Management, Board Independence And Audit Fees Considering The Firm's Profitability.
Variabel earning management dan audit fees
Tahun penelitian dan proksi dari manajemen laba menggunakan model Jones yang dimodifikasi oleh Francis et al. (2002)
Ada pengaruh yang positif antara manajemen laba dan audit fee. Sedangkan, board of independence tidak memiliki pengaruh dan berhubungan negatif terhadap audit fee. Profitabilitas yang lebih tinggi juga akan semakin tinggi audit fee juga.
6. Netty Herawaty (2011)
Pengaruh Pengendalian Intern dan Lamanya Waktu Audit Terhadap Audit Fee
Variabel fee audit dan pengendalian intern
Tahun penelitian, penelitian untuk mengetahui fee audit dilakukan dengan survey (primer)
Secara simultan Pengendalian Intern dan Lamanya Waktu Audit memiliki pengaruh positif terhadap fee audit.
7. Michell Suharli dan Nurlaelah (2008)
Konsentari Auditor dan Penetapan Fee Audit : Investigasi Pada BUMN
Variabel konsentrasi auditor dan Penetapan Fee Audit
Tahun penelitian dan objek menggunakan perusahaan BUMN
Rasio konsentrasi, ukuran perusahaan auditee mempunyai hubungan yang signifikan sedangkan ukuran KAP dan jumlah anak perusahaan tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap audit fee.
42
C. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran penelitian ini digambarkan dalam gambar berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Bersambung ke halaman selanjutnya
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Institusional, Manajemen Laba, Tipe Auditor dan Internal Audit Terhadap
Audit Fees
Adanya Kasus Penipuan Akuntansi (Manajemen Laba)
Dikeluarkannya Peraturan dari IAPI KEP.024/IAPI/VII/2008 Tentang Penentuan Fee Audit
Variabel Independen Variabel Dependen
Basis Teori : Agency Theory
Ukuran Perusahaan (X1)
Manajemen Laba (X3)
Internal Auditor (X5)
Kepemilikan Institusional (X2)
Tipe Auditor (X4)
Audit Fees (Y)
43
Gambar 2.2 (Lanjutan)
D. Hipotesis
Hubungan atau keterkaitan antara variabel independen dan variabel dependen
dalam penelitian ini, dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Fees
Menurut Nugrahani dan Sabeni (2013), ukuran perusahaan yang besar
dengan jumlah asset (kekayaan) yang tinggi membuat proses audit yang
dilakukan oleh auditor eksternal akan semakin rumit. Hal tersebut akan
mengakibatkan peningkatan besar fee audit yang dibebankan pada perusahaan.
Model inilah kemudian yang dijadikan acuan untuk melihat fenomena diseputar
penawaran jasa audit. Penentuan ukuran perusahaan diukur berdasarkan total
aset yang dimiliki oleh perusahaan, Kusharyanti (2013) menyatakan ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap fee audit. Maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah :
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Metode Analisis: Regresi Berganda
44
Ha1 = Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit fees.
2. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Audit Fees
Ghosh (2011) dalam penelitiannya menemukan bahwa biaya audit yang
dibayarkan oleh perusahaan BUMN lebih rendah jika dibandingkan dengan
biaya audit yang dibayarkan oleh perusahaan swasta. Esmaeili et. al (2014),
menyatakan tidak ada hubungan antara kepemilikan institusional dengan biaya
audit yang dibayarkan. Kepemilikan institusional didapat dari jumlah total
saham milik institusional dibagi dengan total jumlah saham perusahaan yang
beredar. Pemilik institusional memiliki sebagian besar saham perusahaan.
Mengenai pemisahan kepemilikan dari manajemen dalam perusahaan, peran
penting dari pemilik ini dalam mengendalikan dan memantau pengelolaan
perusahaan menjadi lebih menonjol. Oleh karena itu, biaya audit merupakan
masalah penting baik bagi manajer dan auditor independen, sehingga penelitian
ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara kepemilikan institusional dan
audit fees. Jadi, kepemilikan institusional berpengaruh terhadap audit fees yang
dibayarkan.
Ha2 = Kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap audit fees.
3. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Audit Fees
Manajemen laba cenderung digunakan oleh perusahaan salah satunya guna
menghindari pajak yang besar. Perusahaan dengan tingkat manajemen laba
yang tinggi lebih cenderung untuk membayar audit fees yang lebih besar
45
dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki tingkat manajemen laba yang
rendah (van Cameghem, 2009). Perusahaan membayar audit fees lebih tinggi
karena jasa auditor dalam mengaudit laporan keuangan yang digunakan sebagai
alat monitor bagi stakeholders. Moradi et al (2012) dalam penelitiannya
mengemukakan bahwa manajemen laba berpengaruh terhadap audit fees. Jadi
audit fees cenderung akan dibayar lebih tinggi ketika terjadi manajemen laba
dalam suatu perusahaan.
Ha3 = Manajemen laba berpengaruh signifikan terhadap audit fees.
4. Pengaruh Tipe Auditor terhadap Audit Fees.
Suharli dan Nurlaelah (2008) menyimpulkan bahwa kantor akuntan publik
yang lebih besar dapat diartikan bahwa kualitas audit yang dihasilkanpun lebih
baik dibandingkan dengan kantor akuntan kecil, dengan kata lain perusahaan
akan membayar audit fee lebih tinggi kepada kantor akuntan publik yang lebih
besar karena kantor akuntan publik yang lebih besar lebih memiliki reputasi
yang baik dalam opini publik.
Tipe auditor dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu KAP yang
berafiliasi dengan KAP Big Four dan KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP
Big Four. Kusharyanti (2013) menyimpulkan bahwa audit fees cenderung akan
dibayarkan lebih tinggi ketika perusahaan menggunakan auditor yang
berkualitas seperti auditor yang berasal dari KAP Big four. Jadi, Tipe auditor
berpengaruh signifikan terhadap audit fees.
Ha4 = Tipe auditor berpengaruh signifikan terhadap audit fees
46
5. Pengaruh Internal Audit terhadap Audit Fees.
Profesi auditor internal mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Auditor
internal bertugas meneliti dan mengevaluasi suatu sistem akuntansi serta
menilai kebijakan dan program kebijakan manajamen yang dilaksanakan.
Berdasarkan peraturan Bapepam No IX.I.7 tahun 2008 yang isinya mewajibkan
setiap emiten atau perusahaan publik untuk membentuk unit audit internal,
tanggung jawab keefektifan audit internal dipegang oleh komite audit. Komite
audit berwenang untuk mengakses informasi atas catatan tentang karyawan,
dana, aset, serta sumber daya lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan
tugasnya termasuk kerjasama dengan audit internal. Pelaksanaan tugas komite
audit tercermin dari koordinasi dengan dewan komisaris yang didalamnya juga
mengevaluasi tugas internal audit (Nugrahani dan Sabeni, 2013). Ketika kinerja
internal audit cukup baik dalam membantu mengevaluasi laporan keuangan,
maka dapat mengurangi kinerja auditor eksternal sehingga fee yang diterima
auditor eksternal rendah. Yasin dan Nelson (2012) menyatakan bahwa komite
audit berpengaruh signifikan terhadap fee audit. Menurut Aryani (2011) internal
audit diukur dengan menggunakan jumlah rapat komite audit dan berpengaruh
terhadap fee audit. Jadi, internal audit berpengaruh signifikan terhadap audit
fees.
Ha5 = Internal audit berpengaruh signifikan terhadap audit fees.
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu
ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, manajemen laba, tipe auditor dan
internal audit terhadap audit fees yang didapat dari laporan keuangan auditan
dan annual report perusahaan dengan menggunakan akun professional fees,
total aset perusahaan, prosentase kepemilikan saham institusional perusahaan,
mmanajemen laba yang didapat dari modified jones model, auditor eksternal
yang digunakan serta jumlah rapat komite audit. Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2010-2013.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2010 sampai dengan 2013.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode purposive sampling, dimana peneliti menentukan sampel sebagai objek
penelitian dengan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan listed (terdaftar) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 1 Januari
2010 sampai 31 Desember 2013 dan tidak delisting selama periode penelitian.
2. Menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit beserta annual report.
48
3. Mencantumkan akun professional fee dan jumlah rapat komite audit dalam
laporan keuangannya.
4. Laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan data
sekunder. Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara. Data diperoleh dengan
menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi ini dilakukan dengan
cara mengumpulkan laporan tahunan (annual report) beserta laporan keuangan
auditan dari www.idx.co.id. Data pendukung lainnya diperoleh dengan metode
studi pustaka dari jurnal-jurnal ilmiah serta literatur yang memuat pembahasan
berkaitan dengan penelitian ini.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik analisis kuantitatif. Analisis kunatitatif dilakukan dengan
cara menganalisis suatu permasalahan yang diwujudkan dengan kuantitatif. Alat
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda
dengan bantuan Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 20.
1. Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif merupakan teknik deskriptif yang memberikan
informasi mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud menguji
49
hipotesis. Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan menganalisis
data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau
karakteristik data yang bersangkutan. Pengukuran yang digunakan statistik
deskriptif ini meliputi jumlah sample, nilai minimum, nilai maksimum, nilai
rata-rata (mean), dan standar deviasi (Ghozali, 2011).
Minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil data yang
bersangkutan bervariasi dari rata-rata. Maksimum digunakan untuk
mengetahui jumlah terbesar data yang bersangkutan. Mean digunakan untuk
mengetahui rata-rata data yang bersangkutan. Standar deviasi digunakan
untuk mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi dari rata-
rata.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji apakah
data memenuhi asumsi klasik. Hal ini untuk menghindari terjadinya estimasi
yang bias mengingat tidak pada semua data dapat diterapkan regresi.
Pengujian yang dilakukan adalah uji normalitas, uji multikolenieritas,uji
autookorelasi, dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model
regresi yang baik memiliki distribusi data yang normal atau mendekati
normal (Ghozali, 2006). Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan
50
alat uji Kolmogrov Smirnov. Uji Kolmogrov Smirnov merupakan uji
statistik untuk mendeteksi normalitas data dengan cara menentuka terlebih
dahulu hipotesis pengujian yaitu: hipotesis nol (Ho) untuk data
terdistribusi secara normal, dan hipotesis alternatif (Ha) untuk data yang
tidak terdistribusi secara normal (Ghozali, 2011). Jika nilai Asymp-Sign
(2-tailed) ≥ 5% maka data berdistribusi normal.
b. Uji Multikolonearitas
Menurut Ghozali (2011) uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel
independen tidak terjadi korelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari Tolerance Value
atau Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan
variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang
terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai
Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai cut-off
yang umum adalah:
1) Jika nilai Tolerance >10 persen dan nilai VIF < 10, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel
independen dalam model regresi.
51
2) Jika nilai Tolerance < 10 persen dan nilai VIF > 10, maka dapat
disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen
dalam model regresi
c. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Gejala ini menimbulkan
konsekuensi yaitu interval keyakinan menjadi lebih besar serta varians dan
kesalahan standar akan ditafsir terlalu rendah. Uji autokorelasi dilakukan
dengan Run test untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi
yang tinggi.
d. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
2011).
Dalam penelitian ini deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas
dapat dilihat dengan menggunakan uji glejser. Uji glejser dilakukan
dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika
52
nilai signifikansi variabel independen diatas tingkat kepercayaan 5%
maka model regresi dapat dikatakan tidak mengandung adanya
heterokedastisitas. Sebaliknya, jika nilai signifikansi variabel independen
berada dibawah tingkat kepercayaan 5% maka, model regresi
mengandung heterokedastisitas.
3. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi
berganda (Multiple Regression Analysis). Regresi adalah alat analisis yang
digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Model regresi dirumuskan dengan persamaan
berikut :
LNFEE = ß0 + β1SIZE + β2IO + β2ML + β3Dummy TA + βIA + e
Keterangan :
LNFEE : Audit Fees
SIZE : Ukuran Perusahaan
IO : Kepemilikan Institusional
ML : Manajemen Laba
TA : Tipe Auditor
IA : Internal Audit
β1, β2, β3, β4, β5 : Koefisien masing-masing variabel
ß0 : Konstanta
e : Error
53
a. Uji Parsial (Uji statistik t)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap
variabel dependen. (Ghozali, 2011).
Variabel independen secara individu dikatakan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap variabel depennden apabila nilai p value (sig)
lebih kecil dari tingkat signifikansi (α). Tingkat signifikansi yang
diterapkan dalam penelitian ini adalah α = 5%. Hal ini berarti apabila nilai
p value (sig) lebih kecil dari 5% maka variabel independen secara
individu dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen.
b. Uji Pengaruh Simultan (Uji statistik F)
Uji statistik F digunakan untuk menguji apakah model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Hipotesis akan diuji
dengan menggunakan tingkat signifikansi (a) sebesar 5 persen atau 0.05.
Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis akan didasarkan pada nilai
probabilitas signifikansi. Jika nilai probabilitas signifikansi < 0.05, maka
hipotesis diterima. Hal ini berarti model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi variabel independen. Jika nilai probabilitas signifikansi >
54
0.05, maka hipotesis ditolak. Hal ini berarti model regresi tidak dapat
digunakan untuk memprediksi variabel dependen.
c. Koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Penelitian ini
menggunakan nilai adj R2 karena mampu mengatasi bias terhadap jumlah
variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi. Nilai Adj R2 yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan
variabel-variabel terikat sangat terbatas (Ghozali, 2011).
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat-sifat atau nilai-nilai dari
seseorang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini,
variabel independen yang digunakan adalah ukuran perusahaan, kepemilikan
institusional, manajemen laba, tipe auditor serta internal audit, sedangkan audit
fees merupakan variabel dependen. Variabel-variabel tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan sebagai variabel independen didapat total aset yang
dimiliki perusahaan (Kusharyanti, 2013), ukuran perusahaan tercermin dari
55
total aset yang dimiliki perusahaan, semakin besar ukuran perusahaan maka
semakin rumit pula proses audit yang dilakukan sehingga perusahaan berani
membayar audit fees tinggi karena ukuran perusahaannya besar. Pengukuran
dari ukuran perusahaan ini adalah dengan menggunakan logaritma natural dari
total aset (Nugrahani dan Sabeni, 2012).
2. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan total kepemilikan saham yang
dimilki oleh perusahaan. pengukurannya dengan menggunakan rumus
Kepemilikan Institusional = 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝑇𝑇𝐾𝐾𝐾𝐾𝑇𝑇𝐾𝐾 𝑆𝑆𝑇𝑇ℎ𝑇𝑇𝐾𝐾 𝐼𝐼𝐾𝐾𝐼𝐼𝑇𝑇𝐾𝐾𝑇𝑇𝐼𝐼𝐼𝐼𝐾𝐾𝑇𝑇𝐾𝐾𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝐼𝐼𝐾𝐾𝑇𝑇𝐼𝐼𝑠𝑠𝐼𝐼ℎ 𝐼𝐼𝑇𝑇ℎ𝑇𝑇𝐾𝐾 𝐾𝐾𝐾𝐾𝑠𝑠𝐼𝐼𝐼𝐼𝑇𝑇ℎ𝑇𝑇𝑇𝑇𝐾𝐾 𝑦𝑦𝑇𝑇𝐾𝐾𝑦𝑦 𝑏𝑏𝐾𝐾𝑠𝑠𝐾𝐾𝑏𝑏𝑇𝑇𝑠𝑠
Menurut Adriani (2011) dalam Sukirni (2012), kepemilikan
institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi
atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan
kepemilikan institusi lain. Kepemilikan institusional memiliki arti penting
dalam memonitor manajemen karena dengan adanya kepemilikan institusional
akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Monitoring
tersebut tentunya akan menjamin kemakmuran untuk pemegang saham,
pengaruh kepemilikan institusional sebagai agen pengawas ditekan melalui
investasi mereka yang cukup besar dalam pasar modal.
56
3. Manajemen Laba
Menurut Sulistyanto (2008), hanya model berbasis agregate accrual yang
diterima secara umum sebagai model yang memberikan hasil opaling kuat
dalam mendeteksi manajemen laba. Model empiris ini sejalan dengan
akuntansi berbasis akrual yang selama ini digunakan dalam pencatatan
transaksi. Model akuntansi akrual dapat memunculkan komponen akun akrual
yang mudah dipermainkan nominalnya karena akun ini berasal dari transaksi-
transaksi yang tidak disertai peneriamaan dan pengeluaran kas.
Model agregat accrual menggunakan semua komponen laporan keuangan
untuk mendeteksi rekayasa keuangan.Model berbasis agregat accrual yang
digunakan adalah Modified Jones Models. Dechow et al. (1995) menemukan
bahwa model ini merupakan alat paling kuat untuk mendeteksi manajemen
laba. Sehingga manajemen laba sebagai variabel independen dalam penelitian
ini diproksikan dengan discretionary accruals (DA) model jones dimodifikasi
(modified jones model). Pengukuran variabel manajemen laba menurut
modified jones models dapat dilakukan dengan urutan sebagai berikut
(Sulistyanto, 2008):
1. TACit = EATit − OCFit
Keterangan:
TACit = Total accrual perusahaan i pada periode t
57
EATit = Earning after tax perusahaan i pada periode tertentu
OCFit = Operating cash flow perusahaan i pada periode t
2. Menghitung nilai accrual yang diestimasi dengan persamaan ordinary
least regression.
TACitTAit−1
= 𝛼𝛼1 � 1TAit−1
�+ 𝛼𝛼2 � ∆𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝐾𝐾𝑇𝑇∆𝑇𝑇𝑇𝑇𝐾𝐾𝑇𝑇−1
� + 𝛼𝛼3 � ∆𝑃𝑃𝑃𝑃𝑅𝑅𝐾𝐾𝑇𝑇∆𝑇𝑇𝑇𝑇𝐾𝐾𝑇𝑇−1
�+ ε1
3. Nilai NDAC (nondiscretionary accrual) dari persamaan regresi diatas
dengan memasukkan nilai α
𝑁𝑁𝐷𝐷𝐴𝐴𝐶𝐶𝑖𝑖𝑡𝑡 = 𝛼𝛼1 � 1TAit−1
�+ 𝛼𝛼2 �∆𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝐾𝐾𝑇𝑇−∆𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝐾𝐾𝑇𝑇∆𝑇𝑇𝑇𝑇𝐾𝐾𝑇𝑇−1
� + 𝛼𝛼3 � ∆𝑃𝑃𝑃𝑃𝑅𝑅𝐾𝐾𝑇𝑇∆𝑇𝑇𝑇𝑇𝐾𝐾𝑇𝑇−1
� + ε1
4. Menghitung discretionary accrual
DACit = � TACitTAit−1)
� – NDACit
4. Tipe Auditor
Menurut Lai dan Chang (2013), reputasi dari auditor yang berasal dari
Big 4 mempengaruhi biaya audit yang akan dibayarkan. Tipe auditor
dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu KAP yang berafiliasi dengan
KAP Big Four dan KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP Big Four.
Kusharyanti (2013) menyimpulkan bahwa audit fees cenderung akan
dibayarkan lebih tinggi ketika perusahaan menggunakan auditor yang
berkualitas seperti auditor yang berasal dari KAP Big Four.
58
5. Internal Audit
Berdasarkan peraturan Bapepam No IX.I.7 tahun 2008 yang isinya
mewajibkan setiap emiten atau perusahaan publik untuk membentuk unit
audit internal, tanggung jawab keefektifan audit internal dipegang oleh
komite audit internal audit oleh karena itu, dalam penelitian ini jumlah
laporan aktivitas yang diserahkan kepada komite audit dijadikan acuan
untuk dijadikan rapat komite audit sehingga variabel internal audit diukur
dengan jumlah rapat komite audit yang dilakukan dalam setahun (Al
Hazmi dan Sudarno, 2013). Yasin dan Nelson (2012) menyatakan bahwa
komite audit berpengaruh signifikan terhadap fee audit.
6. Audit Fees
Data tentang audit fees diambil dari akun professional fees yang
terdapat dalam laporan keuangan dari perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) yang selanjutnya variabel akan diukur dengan
menggunakan logaritma natural dari professional fees (Pambudi dan
Ghozali, 2013), dikarenakan data tentang pengungkapan audit fees dalam
laporan keuangan masih bersifat sukarela.
Variabel dan skala pengukuran yang terdapat dalam penelitian
disajikan secara ringkas dalam Tabel 3.1 di bawah ini.
59
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran
No Variabel Jenis Variabel Indikator Skala
Pengukuran 1. Audit Fees
Sumber : Pambudi dan Ghozali (2013), Kusharyanti (2013)
Dependen Diukur dengan menggunakan logaritma natural dari akun professional fees
Rasio
2. Ukuran Perusahaan Sumber : Nugrahani dan Sabeni (2012), Kusharuanti (2013)
Independen Diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan
Rasio
3. Kepemilikan Institusional, Sumber : Esmaeili et al (2014) dan Azadi dan Mohammadi (2014)
Independen Diukur dengan cara membagi total kepemilikan saham institusional dibagi dengan total kepemilikan saham yang dimiliki perusahaan
Rasio
4. Manajemen Laba Sumber : Pambudi dan Ghozali (2013) dan Siti Kustinah (2011)
Independen Diukur dengan menggunakan nilai discretionary accrual (DA) model Jones modified.
Rasio
5. Tipe Auditor Sumber : Yung Yu Lai dan Fu Hsing Chang (2013), Suharli dan Nurlaeah (2008),
Independen Diukur dengan menggunakan variabel dummy dengan angka 1 untuk KAP Big Four dan 0 untuk KAP Non Big Four
Nominal
6. Internal Audit Sumber : Al Hazmi dan Sudarno (2012), Harjinder Singh dan Rick Newby (2010)
Independen Diukur dengan menggunakan jumlah rapat komite audit
Rasio
60
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Populasi penelitian ini adalah perusahaan sektor manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010 sampai 2013.
Perusahaan manufaktur tersebut tidak keluar dari BEI (delisting).
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya, maka
didapatkan sampel sebanyak 38 perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013 dengan data observasi sebanyak
152 perusahaan.
Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan
kriteria Perusahaan listed (terdaftar) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 1
Januari 2010 sampai 31 Desember 2013 dan tidak delisting selama periode
penelitian, menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit beserta annual
report, mencantumkan akun professional fee dan jumlah rapat komite audit
dalam laporan keuangannya serta laporan keuangan menggunakan mata uang
rupiah.
Adapun proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
tampak pada tabel 4.1 sebagai berikut:
61
Tabel 4.1 Tahapan Seleksi Sampel Penelitian dengan Kriteria
Keterangan Jumlah Jumlah perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013
135
Perusahaan sektor manufaktur yang tidak menerbitkan annual report beserta laporan keuangan auditan tahun 2010-2013
16
Perusahaan sektor manufaktur yang menggunakan satuan mata uang selain rupiah
21
Perusahaan manufaktur yang data-datanya tidak lengkap (tidak mencantumkan professional fee dan jumlah rapat komite audit)
60
Jumlah sampel penelitian terpilih 38
Jumlah pengamatan (tahun) 4 Jumlah sampel total selama periode penelitian 152
Sumber: Data sekunder diolah 2014
Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama periode 2010-2013 berjumlah 135 perusahaan. Dari 135
perusahaan manufaktur tersebut terdapat 16 perusahaan yang tidak
menerbitkan annual report beserta laporan keuangan auditan, 21 perusahaan
yang menggunakan satuan mata uang selain rupiah dalam laporan
keuangannya, 60 perusahaan yang datanya tidak mencantumkan professional
fee dan jumlah rapat komite audit dalam laporan keuangan auditan dan
annual report. Sehingga jumlah perusahaan manufaktur yang dijadikan
sampel adalah sebanyak 38 perusahaan. Sedangkan total pengamatan yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 152 perusahaan.
62
Berikut ini adalah nama-nama perusahaan sektor manufaktur yang menjadi
sampel penelitian tersebut:
Tabel 4.2 Daftar Nama Perusahaan
No. Kode Nama Emiten 1 ALKA Alakasa Industrindo Tbk 2 AUTO Astra Otoparts Tbk 3 BRNA Berlina Tbk 4 BTON Betonjaya Manunggal Tbk 5 CPIN Charoen Pokhpand Indoesia Tbk 6 DLTA Delta Djakarta Tbk 7 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk 8 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk 9 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk 10 HMSP HM Sampoerna Tbk 11 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 12 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk 13 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk 14 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 15 JECC Jembo Cable Company Tbk 16 JPRS Jaya Pari Steel Tbk 17 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk 18 KBLI KMI Wire and Cable Tbk 19 KBRI Kertas Basuki Rahmat Indonesia Tbk 20 KLBF Kalbe Farma Tbk 21 LION Lion Metal Works Tbk 22 LMSH Lionmesh Prima Tbk 23 MERK Merck Tbk 24 MLIA Mulia Industrindo Tbk 25 PRAS Prima Alloy Steel Tbk 26 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk 27 PYFA Pyridam Farma Tbk 28 RMBA Bentoel Internasional Investama Tbk 29 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 30 SIAP Sekawan Intipratama Tbk 31 SIPD Sierad Produce Tbk 32 SMCB Holcim Indonesia Tbk
Berlanjut ke halaman berikutnya
63
Tabel 4.2 Daftar Nama Perusahaan
No. Kode Nama Emiten 33 SMSM Selamat Sempurna Tbk 34 SRSN Indo Acidatama Tbk 35 SSTM Sunsen Textile Manufacturer Tbk 36 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 37 TRST Trias Sentosa Tbk 38 VOLKS Voksel Electric Tbk
Sumber: Data sekunder diolah 2014
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi
berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh
mengenai pengaruh variabel independen (ukuran perusahaan, kepemilikan
institusional, manajemen laba, tipe auditor dan internal audit) terhadap variabel
dependen yaitu audit fees.
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel dependen
(Y) yaitu audit fees serta variabel independen (X) yaitu ukuran perusahaan,
kepemilikan institusional, manajemen laba, tipe auditor dan internal audit.
Hasil pengujian variabel-variabel tersebut secara deskriptif dan frekuentif
seperti yang terlihat dalam tabel 4.3.
64
Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Audit Fees 152 18,252 25,553 21,673 1,696 Ukuran Perusahaan 152 25,083 30,942 28,001 1,545 Kepemilikan Institusional 152 0,085 0,991 0,719 0,189
Manajemen Laba 152 -0,426 0,353 0,021 0,118 Internal Audit 152 1 14 5,506 3,474
Sumber: Data sekunder diolah
Tujuan dari hasil uji statistik deskriptif ini adalah untuk melihat kualitas
data penelitian yang ditunjukkan dengan angka atau nilai yang terdapat pada
mean dan standar deviasi. Apabila nilai mean lebih besar daripada standar
deviasi atau penyimpangannya maka kualitas data adalah lebih baik.
Berdasarkan tabel 4.3, hasil analisis dengan menggunakan statistik
deskriptif terhadap variabel audit fees menunjukkan nilai minimum sebesar
18,252 nilai maksimum sebesar 25,553 dengan rata-rata sebesar 21,673 dan
standar deviasi sebesar 1,696. Hal ini membuktikan bahwa audit fees memiliki
skor rata-rata 21,673 sehingga mencerminkan audit fees dibayarkan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2013 sudah cukup baik.
Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap variabel
ukuran perusahaan menunjukkan nilai minimum sebesar 25,083 dan nilai
maksimum sebesar 30,942 dengan rata-rata sebesar 28,001 dan standar deviasi
sebesar 1,5455. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata ukuran
perusahaan lebih besar daripada standar deviasinya. Hal ini menunjukkan
65
bahwa kualitas dari data tersebut cukup baik, mengidentifikasikan bahwa
standar error dari variabel tersebut kecil.
Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap variabel
kepemilikan institusional menunjukkan nilai minimum sebesar 0,085 dan nilai
maksimum sebesar 0,991 dengan rata-rata sebesar 0,719 dan standar deviasi
sebesar 0,189. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata kepemilikan
institusional perusahaan lebih besar daripada standar deviasinya. Hal ini
menunjukkan bahwa kualitas dari data tersebut cukup baik,
mengidentifikasikan bahwa standar error dari variabel tersebut kecil.
Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap variabel
manajemen laba menunjukkan nilai minimum sebesar -0,426 dan nilai
maksimum sebesar 0,353, dengan rata-rata sebesar 0,021 dan standar deviasi
sebesar 0,118. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata manajemen
laba kecil daripada standar deviasinya. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas
dari data tersebut tidak baik, mengidentifikasikan bahwa standar error dari
variabel tersebut besar.
Variabel tipe auditor diukur dengan menggunakan skala pengukuran
nominal jika auditor yang digunakan adalah Non Big 4 diukur dengan 0 dan jika
menggunakan KAP Big Four diukur dengan 1, sebanyak 71 perusahaan
menggunakan KAP Non Big Four dan 81 perusahaan menggunakan KAP Big
Four, hasil ini menunjukkan bahwa pada tahun penelitian 2010-2013,
perusahaan manufaktur yang diteliti menggunakan lebih banyak KAP Big Four
66
dari pada KAP Non Big Four. Sedangkan untuk skala pengukuran nominal,
nilai rata-rata dan standar deviasi yang terdapat pada statistik deskriptif tidak
tepat digunakan sebagai alat analisis kualitas data, karena kode angka yang
digunakan dalam pengukuran nominal hanya berfungsi sebagai label kategori
semata tanpa nilai intrinsik dan tidak memiliki arti apa-apa (Ghozali, 2011).
Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap variabel
internal audit menunjukkan nilai minimum sebesar 1 dan nlai maksimum
sebesar 14, dengan rata-rata sebesar 5,506 dan standar deviasi sebesar 3,474.
Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata internal audit perusahaan lebih besar
daripada standar deviasinya. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas dari data
tersebut cukup baik, mengidentifikasikan bahwa standar error dari variabel
tersebut kecil.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji apakah
data memenuhi asumsi klasik. Hal ini untuk menghindari terjadinya estimasi
yang bias mengingat tidak semua data dapat diterapkan regresi. Uji asumsi
klasik yang telah dilakukan dan hasilnya adalah sebagai berikut:
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal (Ghozali, 2011). Jika terdapat normalitas, maka residual akan
terdistribusi secara normal dan independen. Model regresi yang baik
67
adalah yang memiliki ditribusi data normal atau mendekati normal.
Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
metode uji non-parametric Kolmogrov- Smirnov (K-S). Dasar
pengambilan keputusan pada uji K-S ini adalah dengan melihat nilai
probabilitas signifikansi data residual. Jika angka probabilitas kurang dari
0.05 maka variabel ini tidak berdistribusi secara normal. Sebaliknya, bila
angka probabilitas di atas 0.05 maka Ha ditolak yang berarti variabel
terdistribusi secara normal (Ghozali, 2011). Ada`pun hasil uji normalitas
dengan menggunakan Kolmogrov-Smirnov dapat dilihat dalam tabel 4.5.
Tabel 4.4 Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov (K-S)
Asymp. Sig (2-tailed) Keterangan 0,131 Data terdistribusi normal
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan tabel 4.4, hasil uji Kolmogrov-Smirnov (K-S)
menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Hal ini dapat
terlihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,131 dan nilainya jauh di atas α
= 0,05. Hal ini berarti Ha ditolak dan data terdistribusi secara normal,
sehingga model penelitian ini telah memenuhi uji asumsi klasik
normalitas.
b. Hasil Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah adanya
korelasi antar variabel bebas (independen) dalam model regresi. Untuk
68
mendeteksi adanya masalah multikolonieritas dalam penelitian ini dengan
menggunakan Nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor).
Regresi yang terbebas dari problem multikolonieritas apabila nilai VIF
<10 dan nilai tolerance >0.10, maka data tersebut tidak ada
multikolonieritas. Berikut ini disajikan hasil uji multikolonieritas pada
tabel 4.5
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolonieritas
Model Colonierity statistic Kesimpulan Tolerance VIF
SIZE 0,498 2,009 Tidak terjadi multikolonieritas IO 0,893 1,120 Tidak terjadi multikolonieritas ML 0,969 1,032 Tidak terjadi multikolonieritas TA 0,508 1,967 Tidak terjadi multikolonieritas IA 0,866 1,155 Tidak terjadi multikolonieritas
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan tabel 4.5, hasil uji multikolonieritas dengan nilai VIF
berkisar antara 1,032 sampai dengan 2,009. Sedangkan nilai tolerance
berkisar antara 0,498 sampai dengan 0,969. Maka dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa model penelitian ini tidak terjadi
multikolonieritas.
c. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi menunjukkan hasil yang dapat mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi dalam analisis regresi. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Durbin-
69
Watson. Dari hasil pengujian autokolerasi menggunakan Durbin Watson
statistik, maka didapatkan hasil seperti yang tertera dalam tabel 4.6
berikut ini
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson
Durbin-Watson Keterangan 2,138 Tidak terjadi autokorelasi
Sumber: Data sekunder diolah
Pada gambar 4.1 dibawah ini merupakan hasil uji autokorelasi
Durbin-Watson dengan menggunakan jumlah sampel 152 dan jumlah
variabel independen sebaanyak 5.
Gambar 4.1 Hasil Uji Durbin-Watson
Ada Daerah Tidak ada Daerah Ada Autokorelasi Ketidakpastian Autokorelasi Ketidakpastian Autokorelasi dL dU 2,138 (4-dU) (4-dL) 1,718 1,820 2,180 2,280 Sumber: Data sekunder diolah
Setelah dilakukan analisis data, diperoleh nilai durbin-watson
sebesar 2,138. Gambar 4.1 menunjukan bahwa nilai DW berada diantara
dU dan 4-dU yaitu diantara 1,820 dan 2,180. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa semua model regresi terlepas dari masalah autokorelasi, yang
menunjukkan dalam model regresi tidak ada korelasi antara kesalahan
70
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (Ghozali,
2011).
d. Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas ini dilakukan bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Pada tabel 4.7 di bawah ini merupakan
uji heterokedastisitas dengan menggunakan uji Glejsers. Jika probabilitas
signifikansi variabel diatas tingkat kepercayaan 5% maka, dapat
dikatakan bahwa model regresi tidak terjadi heterokedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas.
Tabel 4.7 Hasil Uji Heterokedastisitas Glejser
Sig Keterangan SIZE 0,353 Tidak terjadi heterokedastisitas
IO 0,878 Tidak terjadi heterokedastisitas ML 0,533 Tidak terjadi heterokedastisitas TA 0,804 Tidak terjadi heterokedastisitas IA 0,842 Tidak terjadi heterokedastisitas
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel
independen ukuran perusahaan (SIZE) sebesar 0,353 Variabel
kepemilikan institusional (IO) mempunyai nilai signifikansi sebesar
0,878 , variabel manajemen laba (ML) mempunyai nilai signifikansi
sebesar 0,533. Variabel tipe auditor nilai signifikansinya sebesar 0,804
sedangkan variabel internal audit mempunyai nilai signifikansinya
71
sebesar 0,842. Karena nilai signifikansi tersebut diatas tingkat
kepercayaan 5%, maka model regresi tidak mengandung
heterokedastisitas. Sehingga model regresi layak digunakan untuk
memprediksi audit fees berdasarkan variabel yang mempengaruhinya
yaitu, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, manajemen laba,
tipe auditor dan internal audit.
3. Hasil Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
model analisis regresi berganda (multiple regression analysis), yaitu
dilakukan melalui uji koefisien determinasi, uji statatistik t, dan uji statistik
F.
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerapkan model regresi dalam menerangkan pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini
menggunakan variabel independen yaitu, ukuran perusahaan,
kepemilikan institusional, manajemen laba, tipe auditor dan internal
audit, dengan variabel dependen yaitu, audit fees. Adapun hasil uji
koefisien Adjusted R Square disajikan dalam tabel 4.8 dibawah ini:
72
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi
Model Adjusted R Square 1 0,683
Sumber: Data sekunder diolah
Pada tabel 4.8, memperlihatkan Adjusted R Square sebesar 0,683.
Hal ini berarti sebesar 68,3% variabel audit fees dapat dijelaskan oleh
variabel ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, manajemen laba,
tipe auditor dan internal audit. Sedangkan sisanya yaitu sebesar (100% -
68,3% = 31,7%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain seperti anak
perusahaan dan proporsi dewan komisaris yang tidak termasuk dalam
analisa regresi pada penelitian ini.
Variabel lain yang mempengaruhi audit fees menurut Kusharyanti
(2013) yaitu kondisi keuangan perusahaan, semakin baik kondisi
keuangan perusahaan maka perusahaan akan membayar audit fees lebih
tinggi karena perusahaan puas dengan hasil audit yang berkualitas
dikombinasikan dengan laporan keuangan yang baik. Sedangkan menurut
Nugrahani dan Sabeni (2013), anak perusahaan yang dimiliki perusahaan
akan meningkatkan fee audit yang harus dikeluarkan perusahaan untuk
mengaudit satu persatu anak perusahaan tersebut. Adanya anak
perusahaan membuat semakin kompleks proses audit yang dilakukan, hal
ini akan menyebabkan semakin banyak pula biaya audit yang dikeluarkan
73
oleh perusahaan. Hasil ini juga sejalan dengan Beams (2000) dalam
Sabeni (2013) yang menyatakan bahwa apabila perusahaan memiliki
anak perusahaan di dalam negeri, maka transaksi yang dimiliki klien
semakin rumit karena perlu membuat laporan konsolidasi, sehingga
membutuhkan biaya audit yang lebih besar.
b. Hasil Uji Statistik F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama
terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Jika
nilai probability F lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak
H0. Sedangkan jika nilai probability F lebih besar dari 0,05 maka H0
diterima dan menolak Ha. Berikut ini adalah tabel 4.9 yang menunjukkan
hasil uji statistik F.
Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik F
Model Sum of Squares Df Mean
Square F Sig.
Regression 301,362 5 60,272 65,994 ,000b Residual 133,342 146 ,913
Total 434,704 151 Sumber: Data sekunder diolah Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa hasil uji statistik F
memiliki nilai probability sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa secara simultan seluruh variabel independen yaitu
74
ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, manajemen laba, tipe
auditor dan internal audit secara bersama-sama mempengaruhi variabel
dependennya yaitu audit fees.
c. Hasil Uji Statistik t (signifikansi parameter individual)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen. Tabel 4.10 berikut ini menyajikan hasil uji statistik t dalam
penelitian ini, yaitu:
Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik t
B Sig Kesimpulan (Constant) 0,846 0,660 - SIZE 0,698 0,000* Berpengaruh IO 1,332 0,003* Berpengaruh ML 1,586 0,018* Berpengaruh TA 0,687 0,002* Berpengaruh IA -0,012 0,631 Tidak Berpengaruh
* Signifikansi pada α 5 % Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa variabel independen
yaitu ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen audit fees (LNFEE) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000,
variabel kepemilikan institusional (IO) berpengaruh signifikan terhadap
audit fees dengan tingkat signifikansi sebesar 0,003, variabel manajemen
laba (ML) berpengaruh signifikan terhadap audit fees dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,018 dan variabel tipe auditor (TA) berpengaruh
75
signifikan terhadap audit fees tingkat signifikansi sebesar 0,002 lebih
kecil dari α = 5% sedangkan, variabel internat audit tidak berpengaruh
terhadap variabel audit fees dengan tingkat signifikansi sebesar 0,631
lebih besar dari α = 5%.
Setelah melakukan uji t seperti yang tertera pada tabel 4.11, maka
persamaan regresi yang terbentuk dalam penelitian ini yaitu:
Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Berganda
Model Unstandardized Coefficients B Std. Error
(Constant) 0,846 1,918 SIZE 0,698 0,071 IO 1,332 0,435 ML 1,586 0,664 TA 0,687 0,218 IA -0,012 0,024
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan hasil uji regresi di atas maka dapat diartikan bahwa
nilai konstanta sebesar 0,846 menunjukkan jika variabel independen
dianggap tidak ada maka akan terjadi peningkatan audit fees sebesar
0,846. Koefisien regresi untuk variabel ukuran perusahan sebesar 0.698
menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan 1 satuan ukuran
perusahaan maka dapat meningkatkan variabel audit fees sebesar 0,698.
Koefisien regresi untuk variabel kepemilikan institusional sebesar 1,332
menunjukkan bahwa jika variabel kepemilikan institusional bertambah 1
76
satuan maka akan meningkatkan variabel audit fees sebesar 1,332.
Koefisien regresi untuk variabel manajemen laba sebesar 1,586
menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan 1 satuan tingkat
manajemen laba maka dapat meningkatkan variabel audit fees sebesar
1,586. Koefisien regresi untuk variabel tipe auditor sebesar 0,687
menunjukkan bahwa setiap perusahaan menggunakan auditor Big 4 maka
akan meningkatkan audit fees sebesar 0,687 sedangkan koefisien regresi
untuk variabel internal audit dengan proksi jumlah rapat komite audit
sebesar -0,012 menunjukkan bahwa perubahan jumlah rapat komite audit
menurunkan audit fees sebesar 0,012 jadi internal audit tidak
berpengaruh terhadap peningkatan audit fees.
C. Pembahasan
1) Pengaruh Ukuran Perusahaaan terhadap Audit Fees
Berdasarkan tabel 4.11, hasil uji hipotesis Ha1 menunjukkan bahwa
variabel ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit fees. Tabel 4.11,
menunjukkan nilai koefisien beta yang dihasilkan adalah 0,698, dengan
tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari α = 0,05. Dengan demikian
hipotesis Ha1 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap audit fees.
Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan sebesar 0,000 terhadap
audit fees, ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Fachriyah (2011) yang menyatakan bahwa, auditor yang melakukan
77
audit di perusahaan besar akan menghabiskan lebih banyak waktu dan
sumber daya untuk meninjau operasi klien karena perusahaan besar
terlibat dalam sejumlah besar transaksi yang tentu saja membutuhkan
waktu berjam-jam bagi auditor untuk memeriksa. Hal inilah yang
menyebabkan dan sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa pengaruh
dari ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit fees,
karena semakin besar ukuran perusahaan yang akan diaudit, maka
semakin besar juga audit fees yang dibayarkan. Penelitian yang dilakukan
oleh Kusharyanti (2013) menyatakan bahwa ukuran perusahaan semakin
besar atau semakin kecil akan mempengaruhi audit fees yang dibayarkan.
Penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan yang lainnya menurut
Hazmi dan Sudarno (2013) juga menunjukkan adanya ukuran perusahaan
terhadap audit fees yang dibayarkan, karena semakin besar ukuran
perusahaan, semakin besar pula ruang lingkup audit sehingga fee audit
yang dibayarkan semakin tinggi.
2). Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Audit Fees
Berdasarkan tabel 4.11, hasil uji hipotesis Ha2 menunjukkan bahwa
variabel kepemilikan institusional berpengaruh terhadap audit fees. Tabel
4.11, menunjukkan nilai koefisien beta yang dihasilkan adalah 1,332
dengan tingkat signifikansi 0,003 lebih kecil dari α = 0,05. Dengan
demikian hipotesis Ha2 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa
kepemilikan institusional berpengaruh terhadap audit fees.
78
Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap audit fees, hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mitra dan Husain (2007),
menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap audit
fees, hubungan tersebut disebabkan kepemilikan saham institusional
saham dan biaya pemeriksaan dikaitkan dengan peningkatan biaya audit
yang sesuai dengan peningkatan kualitas audit, pengaruh signifikan
merupakan hasil dari kecenderungan investor institusional untuk
berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang menggunakan jasa audit
berkualitas tinggi. Kepemilikan institusional didapatkan dari total saham
yang dimiliki oleh institusi (perusahaan, asuransi, lembaga keuangan,
bank dan pemerintah) dibagi dengan total saham perusahaan yang
beredar, presentase kepemilikan institusional berkaitan dengan audit fees,
semakin tinggi tingkat kepemilikan institusional membuat perusahaan
akan membayar audit fees lebih tinggi. Chiao (2012) menyatakan
kepemilikan institusional merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi audit fees yang dibayarkan. Penelitian yang berlawanan
dengan hasil penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Azadi
dan Mohammadi (2014) menyatakan bahwa kepemilikan institusional
tidak berpengaruh terhadap audit fees yang dibayarkan. Sejalan juga
dengan penelitian sebelumnya Esmaeili et.al, (2014) yang mendukung
tentang kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap audit fees.
79
3). Pengaruh Manajemen Laba terhadap Audit Fees
Berdasarkan tabel 4.11, hasil uji hipotesis Ha3 menunjukkan bahwa
variabel manajemen laba berpengaruh terhadap audit fees. Tabel 4.11,
menunjukkan nilai koefisien beta yang dihasilkan adalah 1,586, dengan
tingkat signifikansi 0,018 lebih kecil dari α = 0,05. Dengan demikian
hipotesis Ha3 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa manajemen laba
berpengaruh terhadap audit fees. Manajemen laba berpengaruh terhadap
audit fees, sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Pambudi dan Ghozali (2013) menemukan bahwa perusahaan dengan
tingkat manajemen laba yang tinggi lebih cenderung untuk membayar
audit fees yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang
memiliki tingkat manajemen laba yang rendah, perusahaan membayar
audit fees lebih tinggi karena jasa auditor dalam mengaudit laporan
keuangan yang digunakan sebagai alat monitor bagi stakeholders. Moradi
et. al (2012) menyatakan manajemen laba berpengaruh terhadap audit
fees dikarenakan akrual diskresioner berhubungan dengan estimasi
akuntansi yang memiliki risiko yang melekat yang tinggi, dengan
demikian, biaya audit meningkat oleh karena itu, manajemen laba yang
tinggi akan meningkatkan biaya audit. Hasil penelitian yang sesuai
lainnya dilakukan oleh Ghosh (2011) bahwa perusahaan dengan tingkat
manajemen laba yang tinggi cenderung untuk membayar audit fees yang
lebih tinggi pula. Penelitian yang berlawanan dengan hasil penelitian ini
80
yaitu Immanuel dan Yuyetta (2014) menyatakan bahwa manajemen laba
tidak berpengaruh terhadap audit fees, dengan semakin tingginya
manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen perusahaan tidak
berpengaruh terhadap audit fees yang dibayarkan, manajemen melakukan
manajemen laba hanya untuk kepentingan sebagai agency saja, agar
komposisi laba dalam laporan keuangan baik. Penelitian yang berlawanan
dengan hasil penelitian ini yaitu Putri dan Utama (2014) manajemen laba
tidak berpengaruh terhadap fee audit, hasil ini menunjukkan bahwa
praktik manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan masih tetap
berada pada jalur yang sesuai atau dengan kata lain tidak melanggar
PSAK, sehingga ada atau tidaknya praktik manajemen laba di dalam
suatu perusahaan tidak memiliki hubungan besar kecilnya fee audit yang
diberikan kepada auditor eksternal.
4). Pengaruh Tipe Auditor terhadap Audit Fees
Berdasarkan tabel 4.11, hasil uji hipotesis Ha4 menunjukkan bahwa
variabel manajemen laba berpengaruh terhadap audit fees. Tabel 4.11,
menunjukkan nilai koefisien beta yang dihasilkan adalah 0,687, dengan
tingkat signifikansi 0,002 lebih kecil dari α = 0,05. Dengan demikian
hipotesis Ha4 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa tipe auditor
berpengaruh terhadap audit fees.
Tipe auditor berpengaruh terhadap audit fees, sesuai dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kusharyanti (2013) ukuran
81
dari KAP dengan proksi Big4 dan Non Big4 berpengaruh terhadap audit
fees. Ketika perusahaan menggunakan tipe auditor Big4 maupun Non
Big4, maka audit fees yang dibayarkan juga berbeda. Semakin tinggi
kulitas dari tipe auditor yang dipilih untuk mengaudit, maka semakin
tinggi pula audit fees yang dibayarkan. Menurut Hazmi dan Sudarno
(2013), salah satu faktor yang mempengaruhi fee audit yaitu auditor yang
digunakan, perusahaan yang menggunakan auditor Big 4 cenderung akan
membayar fee audit yang lebih tinggi.
5). Pengaruh Internal Audit terhadap Audit Fees
Berdasarkan tabel 4.11, hasil uji hipotesis Ha5 menunjukkan bahwa
variabel internal audit tidak berpengaruh terhadap audit fees. Tabel 4.11,
menunjukkan nilai koefisien beta yang dihasilkan adalah -0,012 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,631 lebih besar dari α = 0,05. Dengan
demikian hipotesis Ha5 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa internal
audit tidak berpengaruh terhadap audit fees. Internal audit tidak
berpengaruh terhadap audit fees, hal ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Nugrahani dan Sabeni (2013) bahwa
semakin sering komite audit melakukan pertemuan akan membuat fee
audit yang dibebankan semakin rendah. Intensitas pertemuan komite
audit yang tinggi diharapkan dapat membuat pelaporan keuangan
perusahaan semakin baik sehingga mengurangi kerja auditor eksternal
dan berakibat pada fee audit yang rendah. Wibowo dan Rohman (2013)
82
juga menyatakan internal audit tidak berpengaruh terhadap audit fees, ini
dikarenakan keberadaan fungsi audit internal tidak berpengaruh terhadap
fee audit eksternal. Hal tersebut disebabkan perusahaan-perusahaan go
public telah memiliki fungsi internal audit sebagai persyaratan bagi
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga
tidak terdapat variasi dan menyebabkan fungsi internal audit berpengaruh
terhadap fee audit eksternal. Penelitian yang berlawanan dengan hasil
penelitian ini adalah Hazmi dan Sudarno (2013) yaitu jumlah rapat
komite audit berpengaruh terhadap audit fees yang membuktikan bahwa
semakin sering komite audit melakukan pertemuan sebagai wujud dari
komitmen terhadap perusahaan yang tinggi akan membuat kondisi
internal yang baik dan akan memiliki tuntutan terhadap kualitas audit
eksternal yang lebih baik pula, sehingga berani membayar fee audit yang
lebih tinggi.
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh ukuran perusahaan, kepemilikan
institusional, manajemen laba, tipe auditor dan internal audit terhadap audit fees
pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode 2010-2013. Data sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 152 pengamatan. Analisis yang dilakukan menggunakan uji regresi
berganda dengan program IBM Statistical Package for Social Sciences (SPSS)
versi 20. Berdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah
dilakukan dengan menggunakan uji regresi berganda, dan pembahasan pada
bagian sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit fees. Hasil yang sama juga
ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Nugrahani dan Sabeni
(2013) serta penelitian dari Kusharyanti (2013).
2. Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap audit fees. Hasil penelitian
yang sama juga dilakukan oleh Mitra dan Sanu (2007) dan Kasgari et.al
(2014) yang menyatakan bahwa presentasi kepemilikan institusional
mempunyai pengaruh terhadap audit fees.
3. Manajemen laba berpengaruh terhadap audit fees. Hasil peneilitian tentang
pengaruh manajemen laba terhadap audit fees dilakukan oleh Pambudi dan
84
Ghozali (2013) serta Moradi et. al (2012) yang menyatakan bahwa
manajemen laba berpengaruh terhadap audit fees.
4. Tipe auditor berpengaruh terhadap audit fees. Hasil ini sama seperti
penelitian yang dilakukan oleh Nugrahani dan Sabeni (2013) serta penelitian
oleh Kusharyanti (2013) yang menyatakan bahwa tipe atau karakteristik
auditor yang digunakan mempengaruhi audit fees.
5. Internal audit tidak berpengaruh berpengaruh terhadap audit fees. Hasil
penelitian yang sama dari Wibowo dan Rohman (2013) serta Nugrahani dan
Sabeni (2013) yang menyatakan bahwa internal audit tidak berpengaruh
terhadap audit fees yang dibayarkan. Hasil penelitian ini berlawanan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Hazmi dan Sudarno (2013) yang menyatakan
bahwa internal audit berpengaruh terhadap audit fees yang dibayarkan.
B. Saran
Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian
yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa
hal diantaranya:
1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperoleh data perusahaan
yang mencantumkan akun biaya audit (audit fees) dalam laporan keuangannya
selama periode penelitian, sehingga akan mendapatkan hasil dan kesimpulan
yang lebih akurat.
2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperpanjang atau memperluas
periode penelitian sehingga dapat menghasilkan hasil penelitian dan
85
kesimpulan yang lebih akurat yang menggambarkan pengaruh ukuran
perusahaan, kepemilikan manajerial, manajemen laba, tipe auditor dan
internal audit tehadap audit fees..
3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti perusahaan sektor lain selain
sektor manufaktur atau seluruh perusahaan sebagai objek penelitian. Dengan
demikian dapat diketahui pengaruh ukuran perusahaan, kepemilikan
manajerial, manajemen laba, tipe auditor dan internal audit tehadap audit fees
dari masing-masing sektor yang ada serta dari semua industri secara
keseluruhan.
4. Penelitian selanjutnya bisa menambahkan variabel lain seperti anak
perusahaan, proporsi dewan komisaris perusahaan.
86
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, Nuralifmida Ayu dan Kurniasih, Lulus. “Pengaruh Corporate Governance terhadap Tax Avoidance.” Jurnal Akuntansi dan Auditing, Vol. 8, No. 2, Mei 2012, hal 95-189. 2012.
Arens, Alvin. A., Randal J Elder dan Mark S. Beasley. Jasa Audit dan Assurance
Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia), Salemba Empat, Jakarta, 2011. Aryani, Ika Kurnia dan Sudarno. “Pengaruh Internal Audit Terhadap Audit Fee
Dengan Penerapan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Intervening”, Universitas Diponegoro, 2011.
Azadi, Zara Mohammad and Mohammadi, Esfandyar. “Investigating The
Relationship Between Institutional Ownership and Audit Fees”, International Journal Of Empirical Finance, 2013.
Beiner et al. “Is Board Size an Independent Corporate Governance Mechanism?”,
International Review for Social Science, vol. 57, issue 3, pages 327-356, 2004. Caneghem, Tom Van, “Audit pricing and the Big4 fee premium: evidence from
Belgium”, Managerial Auditing Journal, vol. 25, issue 2, pages 122-139, 2010. Chiao, Chi Ying, ”Board of Director Characteristics and Audit Fees: Does
Concentrated Board Ownership Matter?”, The Journal of American Academy of Business, Vol. 17, Num. 2 , March 2012.
Ding et al, “Private vs State Ownership and Earnings Management: evidence from
Chinese listed companies” Corporate Governance: An International Review,Volume 15, Issue 2, pages 223–238, 2007.
Esmaeili, Reza et al. “The Relationship Between Ownership Structure and Audit Fee
in Companies Listed in Tehran Stock Exchange”, Journal Of ISSN, 2014. Fachriyah, Nurul. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penentuan Fee Audit oleh
KAP di Malang”, Tesis Universitas Brawijaya, Malang, 2011. Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Edisi 5,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2011.
87
Gideon SB Boediono. (2005). Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governace dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII, IAI, 2005.
Ghosh, Saibal "Firm Ownership Type, Earnings Management And Auditor
Relationship Evidence From India", Managerial Auditing Journal, 2011. Gultom, Endang Triyani dan Diyanty, Vera. “Manajemen Laba Melalui Aktivitas
Real dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Relevansi Laba”, SNA 16, 2013. Hamid, Abdul, “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2012. Halim, Abdul.”Auditing : Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan Jilid 1”, Edisi 4,
UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2008. Hay, David et al, “Evidence on the Impact of Internal Control and Corporate
Governance on Audit Fees”, International Journal of Auditing, 2008. Hazmi, Mohammad Al dan Sudarno. “Pengaruh Struktur Governance dan Internal
Audit Terhadap Fee Audit Eksternal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing di BEI”, Diponegoro Journal of Accounting, Universitas Diponegoro, 2013.
Husnin, Azrul Ihsan et al. “Corporate Governance Structure and Its Relationship
with Audit Fee-Evidence from Malaysian Public Listed Companies”, Asian Social Science, 2013.
Immanuel, Raymond and Yuyetta, Etna Nur Afri. “ Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Penetapan Audit Fees”, Journal of Accounting, Undip, 2014. Jensen, Michael C. dan W.H. Meckling. “Theory of The Firm: Managerial Behavior,
Agency Cost and Ownership Structure”, Journal of Financial Economics 3. hal. 305-360, 1976.
Jemada1, Maria V dan Yaniartha, P. D’yan S. “Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu,
Kompleksitas Tugas dan Reputasi Auditor Terhadap Fee Audit Pada Kantor Akuntansi Publik (KAP) Di Bali”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Hal.132-146, 2013.
Kasgari, Ahmad Ahmadpour et. al. “Investigating the Relationship between Audit
Fees and the Nature of Controlling the Shareholders (Ownership Structure) of Listed Companies in Tehran Stock Exchange”, International Research Journal of Management Sciences, Vol. 2 (5), page 151-155, 2014.
88
Kusharyanti. “Analysis Of The Factor Determining The Audit Fees”, Journal of Economics, Business, and Accountancy Ventura Accreditation, 2013.
Kustinah, Siti. “Model Pendeteksian Manajemen Laba dan Pengaruhnya terhadap
Kapital Aset: Survei pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di BEI”, The Journal of Accounting and Finance, Volume 16 Nomor 2, Juli-Desember 2011.
Lai, Yung-Yu and Chang, Fu-Hsing. “Audit Premium, Brand Name Reputation, and
Industrial Specialist : An Empirical Study of Private Universities and Colleges in Taiwan”, Asian Journal of Finance & Accounting, 2013.
Mitra, Santanu et al. “The Empirical Relationship Between Ownership Characteristic
And Audit Fees”, Rev Quant Finance Acc, 2007. Moradi, Javad et al. “Earnings Management, Board Independence And Audit Fees
Considering The Firm’s Profitability Level”, Asian Economic and Financial Review Vol. 2 No. 2, 2012.
Nindita, Chairunissa dan Siregar, Sylvia Veronica. ”Analisis Pengaruh Ukuran
Kantor Akuntan Publik TerhadapKualitas Audit di Indonesia”, Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol. 14, No. 2, Hal. 91-104, November 2012.
Nugrahani, Nadia Rizki dan Sabeni, Arifin. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penetapan Fee Audit Eksternal Pada Perusahaan yang Terdapaftar di BEI”, Journal Of Accounting Diponegoro, Volume 2, Nomor 2, Halaman 1-11, 2013.
Peraturan Bapepam No. Kep-29/M/2004 Tentang Komite Audit. Peraturan Bapepam No IX.I.7 tahun 2008 Tentang Unit Audit Internal. Pambudi, Tirta Luhur dan Ghozali, Imam. “Pengaruh Kepemilikan Perusahaan dan
Manajemen Laba Terhadap Tipe Auditor dan Audit Fees Pada Perusahaan Manufaktur di BEI”, Universitas Diponegoro, 2013.
Purwandari, Arum dan Purwanto, Agus. ”Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Struktur
Kepemilikan dan Status Perusahaan Terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia”, Diponegoro Journal of Accounting, Volume 1, Nomor 2 Halaman 1-10, Universitas Diponegoro, 2012.
Putri, C.P.S. dan Putra, Imade Karya. “Pengaruh Independensi Dewan Komisaris,
Fungsi Internal Audit, dan Praktik Manajemen Laba terhadap Fee Audit” Universitas Udayana, 2014.
89
Rohman, Abdul dan Wibowo dan Reza. “Pengaruh Governance Structure dan Fungsi Internal Control Terhadap Fee Audit Eksternal Pada Perusahaan Publik Di Indonesia”, Diponegoro Journal Of Accounting Vol 2, No 1, 2013.
Simunic, Dan A. “The Pricing of Audit Services: Theory and Evidence” Journal of
Accounting Research, Vol. 18, No. 1, pp. 161-190, 1980. Singh, Harjinder, Rick Newby. ”Internal audit and audit fees: further evidence”,
Managerial Auditing Journal, Vol. 25, No. 4, pp. 309-327, 2010. Suharli, Michelle dan Nurlaelah. “Konsentrasi Auditor Dan Penetapan Fee Audit :
Investigasi Pada BUMN”, JAAI Vol. 12 No. 2, 2008. Sukirni, Dwi. “Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan
Deviden dan Kebijakan Hutang Analisis Terhadap Nilai Perusahaan”, Accounting Analysis Journal, 2012.
Sulistiyanto, “Manajemen Laba: Teori dan Model Empiris”, Grasindo, Jakarta, 2008. Surat Keputusan Ketua Umum IAPI No. Kep. 024/IAPI/VII/2008 Tentang Kebijakan
Penentuan Fee Audit. Suyanti, Anggraheni Niken, Rahmawaty dan Y. Anni Aryani. “Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kualitas Laba sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 2010.
Undang-Undang No. 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik. Vojtech, Cindy. M, “The Relationship Between Information Asymmetry and Dividend
Policy”, Finance and Economic Discussion Series Divisions of Research & Statistic and Monetary Affairs Federal Reserve Board, Washington, 2012.
Widiasari, Esti dan Prabowo. ” Pengaruh Pengendalian Internal Perusahaan dan
Struktur Corporate Governance Terhadap Fee Audit”, Ejournal Undip, 2009. Yassin, Fatimah Mat dan Nelson,Sherliza Puat.“Audit Committee and Internal Audit
: Implications On Audit Quality”, IJEMA, 2012. www.idx.co.id
www.sahamok.com
90
LAMPIRAN-LAMPIRAN
91
LAMPIRAN 1
DATA SAMPEL
92
1. Daftar Nama Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Tahun 2010-2013
No. Kode Nama Perusahaan Tahun
2010 2011 2012 2013 1 ADES Akasha Wira International Tbk √ √ √ √ 2 ADMG Polychem Indonesia Tbk √ √ √ √ 3 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk √ √ √ √ 4 AKKU Aneka Kemasindo Utama Tbk √ √ √ √ 5 AKPI Argha Karya Prima Ind Tbk √ √ √ √ 6 ALDO Alkindo Naratama Tbk - √ √ √ 7 ALKA Alakasa Industrindo Tbk √ √ √ √ 8 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk √ √ √ √ 9 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk - - √ √ 10 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk √ √ √ √ 11 APLI Asiaplast Industries Tbk √ √ √ √ 12 ARGO Argo Pantes Tbk √ √ √ √ 13 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk √ √ √ √ 14 ASII Astra International Tbk √ √ √ √ 15 AUTO Astra Otoparts Tbk √ √ √ √ 16 BIMA Primarindo Asia Infrastructur Tbk √ √ √ √ 17 BRAM Indo Korsda Tbk √ √ √ √ 18 BRNA Berlina Tbk √ √ √ √ 19 BRPT Barito Pacific Tbk √ √ √ √ 20 BTON Betonjaya Manunggal Tbk √ √ √ √ 21 BUDI Budi Acid Jaya Tbk √ √ √ √ 22 CEKA Cahaya Kalbar Tbk √ √ √ √ 23 CNTX Centex (Preferred Stock) Tbk √ √ √ √ 24 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk √ √ √ √ 25 CTBN Citra Tubindo Tbk √ √ √ √ 26 DAVO Davomas Abadi Tbk √ √ √ √ 27 DLTA Delta Djakarta Tbk √ √ √ √ 28 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk √ √ √ √ 29 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk √ √ √ √ 30 EKAD Ekadharma International Tbk √ √ √ √ 31 ERTX Eratex Djaya Tbk √ √ √ √
93
Lanjutan 1.2
Daftar Nama Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Tahun 2010-2013
No. Kode Nama Perusahaan Tahun
2010 2011 2012 2013 33 ESTI Ever Shine Textile Industries Tbk √ √ √ √ 34 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk √ √ √ √ 35 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk √ √ √ √ 36 FPNI Titan Kimia Nusantara Tbk √ √ √ √ 37 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk √ √ √ √ 38 GDYR Goodyear Indonesia Tbk √ √ √ √ 39 GGRM Gudang Garam Tbk √ √ √ √ 40 GJTL Gajah Tunggal Tbk √ √ √ √ 41 HMSP HM Sampoerna Tbk √ √ √ √ 42 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk √ √ √ √ 43 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk √ √ √ √ 44 IKAI Intikeramik Alamasri Industri Tbk √ √ √ √ 45 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk √ √ √ √ 46 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk √ √ √ √ 47 INAF Indofarma Tbk √ √ √ √ 48 INAI Indal Aluminium Industry Tbk √ √ √ √ 49 INCI Intan Wijaya Internasional Tbk √ √ √ √ 50 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ √ √ 51 INDR Indorama Synthetics Tbk √ √ √ √ 52 INDS Indospring Tbk √ √ √ √ 53 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk √ √ √ √ 54 INRU Toba Pulp Lestari Tbk √ √ √ √ 55 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk √ √ √ √ 56 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk √ √ √ √ 57 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk - - - √ 58 ITMA Itamaraya Tbk √ √ √ √ 59 JECC Jembo Cable Company Tbk √ √ √ √ 60 JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk √ √ √ √ 61 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk √ √ √ √ 62 JPRS Jaya Pari Steel Tbk √ √ √ √ 63 KAEF Kimia Farma Tbk √ √ √ √
94
Lanjutan 1.3
Daftar Nama Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Tahun 2010-2013
No. Kode Nama Perusahaan Tahun
2010 2011 2012 2013 64 KARW Karwell Indonesia Tbk √ √ √ √ 65 KBLI KMI Wire and Cable Tbk √ √ √ √ 66 KBLM Kabelindo Murni Tbk √ √ √ √ 67 KBRI Kertas Basuki Rahmat Indonesia Tbk √ √ √ √ 68 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk √ √ √ √ 69 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk √ √ √ √ 70 KICI Kedawung Indah Can Tbk √ √ √ √ 71 KLBF Kalbe Farma Tbk √ √ √ √ 72 KRAH Grand Kartech Tbk √ √ √ √ 73 KRAS Krakatau Steel Tbk √ √ √ √ 74 LION Lion Metal Works Tbk √ √ √ √ 75 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk √ √ √ √ 76 LMSH Lionmesh Prima Tbk √ √ √ √ 77 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk √ √ √ √ 78 MAIN Malindo Feedmill Tbk √ √ √ √ 79 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk √ √ √ √ 80 MBTO Martina Berto Tbk - √ √ √ 81 MERK Merck Tbk √ √ √ √ 82 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ √ 83 MLIA Mulia Industrindo Tbk √ √ √ √ 84 MRAT Mustika Ratu Tbk √ √ √ √ 85 MYOR Mayora Indah Tbk √ √ √ √ 86 MYRX Hanson International Tbk √ √ √ √ 87 MYTX Apac Citra Centertex Tbk √ √ √ √ 88 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk √ √ √ √ 89 NIPS Nipress Tbk √ √ √ √ 90 PBRX Pan Brothers Tex Tbk √ √ √ √ 91 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk √ √ √ √ 92 POLY Asia Pacific Fibers Tbk √ √ √ √ 93 PRAS Prima Alloy Steel Tbk √ √ √ √ 94 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk √ √ √ √
95
Lanjutan 1.4
Daftar Nama Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Tahun 2010-2013
No. Kode Nama Perusahaan Tahun
2010 2011 2012 2013 95 PTSN Sat Nusa Persada Tbk √ √ √ √ 96 PYFA Pyridam Farma Tbk √ √ √ √ 97 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk √ √ √ √ 98 RMBA Bentoel International Investama Tbk √ √ √ √ 99 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk √ √ √ √
100 SCCO Sucaco Tbk √ √ √ √ 101 SCPI Schering Plough Indonesia Tbk √ √ √ √ 102 SIAP Sekawan Intipratama Tbk √ √ √ √ 103 SIDO Sido Muncul Tbk - - - √ 104 SIMA Siwani Makmur Tbk √ √ √ √ 105 SIPD Sierad Produce Tbk √ √ √ √ 106 SKLT Sekar Laut Tbk √ √ √ √ 107 SMBR Semen Baturaja Persero Tbk - - - √ 108 SMCB Holcim Indonesia Tbk √ √ √ √ 109 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk √ √ √ √ 110 SMSM Selamat Sempurna Tbk √ √ √ √ 111 SOBI Sorini Agro Asia Corporinndo Tbk √ √ √ √ 112 SPMA Suparma Tbk √ √ √ √ 113 SQBI Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk √ √ √ √ 114 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk - - - √ 115 SRSN Indo Acidatama Tbk √ √ √ √ 116 SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk √ √ √ √ 117 STTP Siantar Top Tbk √ √ √ √ 118 SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk √ √ √ √ 119 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk √ √ √ √ 120 TCID Mandom Indonesia Tbk √ √ √ √ 121 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk √ √ √ √ 122 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk √ √ √ √ 123 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk √ √ √ √ 124 TPIA Chandra Asri Petrochemical √ √ √ √ 125 TRIS Trisula International Tbk - - √ √
96
Lanjutan 1.5
Daftar Nama Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Tahun 2010-2013
No. Kode Nama Perusahaan Tahun
2010 2011 2012 2013 126 TRST Trias Sentosa Tbk √ √ √ √ 127 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk √ √ √ √ 128 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk √ √ √ √ 129 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk √ √ √ √ 130 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk √ √ √ √ 131 UNTX Unitex Tbk √ √ √ √ 132 UNVR Unilever Indonesia Tbk √ √ √ √ 133 VOKS Voksel Electric Tbk √ √ √ √ 134 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk - - √ √ 135 YPAS Yana Prima Hasta Persada Tbk √ √ √ √
97
2.1 Daftar Perusahaan Manufaktur yang Tidak Memenuhi Kriteria
No. Kode Nama Perusahaan 1 ADES Akasha Wira International Tbk 2 ADMG Polychem Indonesia Tbk 3 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 4 AKKU Aneka Kemasindo Utama Tbk 5 AKPI Argha Karya Prima Ind Tbk 6 ALDO Alkindo Naratama Tbk 7 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk 8 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk 9 AMFG Asahimas Flat Gass Tbk 10 APLI Asiaplast Industries Tbk 11 ARGO Argo Pantes Tbk 12 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk 13 ASII Astra International Tbk 14 BIMA Primarindo Asia Infrastructur Tbk 15 BRAM Indo Kordsa Tbk 16 BRPT Barito Pacific Tbk 17 BUDI Budi Acid Jaya Tbk 18 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 19 CNTX Centex (Preferred Stock) Tbk 20 CTBN Citra Tubindo Tbk 21 DAVO Davomas Abadi Tbk 22 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk 23 EKAD Ekadharma International Tbk 24 ERTX Eratex Djaja Tbk 25 ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk 26 FPNI Titan Kimia Nusantara Tbk 27 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk 28 GDYR Goodyear Indonesia Tbk 29 GGRM Gudang Garam Tbk 30 GJTL Gajah Tunggal Tbk 31 HDTX Pan Asia Indosyntex Tbk 32 IKAI Intikeramik Alamasri Industri Tbk 33 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk
98
Lanjutan 2.2
Daftar Perusahaan Manufaktur yang Tidak Memenuhi Kriteria
No. Kode Nama Perusahaan 34 INAF Indofarma Tbk 35 INAI Indal Aluminium Industry Tbk 36 INCI Intanwijaya Internasional Tbk 37 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 38 INDR Indorama Synthetics Tbk 39 INDS Indospring Tbk 40 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 41 INRU Toba Pulp Lestari Tbk 42 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk 43 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk 44 ITMA Itamaraya Tbk 45 JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk 46 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk 47 KARW Karwell Indonesia Tbk 48 KBLM Kabelindo Murni Tbk 49 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk 50 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk 51 KICI Kedaung Indah Can Tbk 52 KRAH Grand Kartech Tbk 53 KRAS Krakatau Steel Tbk 54 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk 55 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk 56 MAIN Malindo Feedmill Tbk 57 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk 58 MBTO Martina Berto Tbk 59 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 60 MRAT Mustika Ratu Tbk 61 MYOR Mayora Indah Tbk 62 MYRX Hanson International Tbk 63 MYTX Apac Citra Centertex Tbk 64 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk 65 NIPS Nipress Tbk
99
Lanjutan 2.3
Daftar Perusahaan Manufaktur yang Tidak Memenuhi Kriteria
No. Kode Nama Perusahaan 66 PBRX Pan Brothers Tex Tbk 67 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk 68 POLY Asia Pacific Fibers Tbk 69 PTSN Sat Nusa Persada Tbk 70 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk 71 SCCO Sucaco Tbk 72 SCPI Schering Plough Indonesia Tbk 73 SIDO Sido Muncul Tbk 74 SIMA Siwani Makmur Tbk 75 SKLT Sekar Laut Tbk 76 SMBR Semen Baturaja Persero Tbk 77 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk 78 SOBI Sorini Agro Asia Corporinndo Tbk 79 SPMA Suparma Tbk 80 SQBI Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 81 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk 82 STTP Siantar Top Tbk 83 SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk 84 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk 85 TCID Mandom Indonesia Tbk 86 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk 87 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 88 TPIA Chandra Asri Petrochemical 89 TRIS Trisula International Tbk 90 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 91 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk 92 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk 93 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk 94 UNTX Unitex Tbk 95 UNVR Unilever Indonesia Tbk 96 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk 97 YPAS Yana Prima Hasta Persada Tbk
100
3. Daftar Nama Sampel Penelitian
No. Kode Nama Emiten 1 ALKA Alakasa Industrindo Tbk 2 AUTO Astra Otoparts Tbk 3 BRNA Berlina Tbk 4 BTON Betonjaya Manunggal Tbk 5 CPIN Charoen Pokhpand Indoesia Tbk 6 DLTA Delta Djakarta Tbk 7 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk 8 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk 9 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk 10 HMSP HM Sampoerna Tbk 11 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 12 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk 13 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk 14 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 15 JECC Jembo Cable Company Tbk 16 JPRS Jaya Pari Steel Tbk 17 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk 18 KBLI KMI Wire and Cable Tbk 19 KBRI Kertas Basuki Rahmat Indonesia Tbk 20 KLBF Kalbe Farma Tbk 21 LION Lion Metal Works Tbk 22 LMSH Lionmmesh Prima Tbk 23 MERK Merck Tbk 24 MLIA Mulia Industrindo Tbk 25 PRAS Prima Alloy Steel Tbk 26 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk 27 PYFA Pyridam Farma Tbk 28 RMBA Bentoel Internasional Investama Tbk 29 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 30 SIAP Sekawan Intipratama Tbk 31 SIPD Sierad Produce Tbk 32 SMCB Holcim Indonesia Tbk 33 SMSM Selamat Sempurna Tbk 34 SRSN Indo Acidatama Tbk 35 SSTM Sunsen Textile Manufacturer Tbk 36 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 37 TRST Trias Sentosa Tbk 38 VOKS Voksel Electric Tbk
101
4. Data Variabel Penelitian
No Th Kode FEE SIZE IO ML TA IA
1 2010 ALKA 19.92 25.79 0.949134 -0.004521 0 4 2 2010 AUTO 24.72 29.57 0.956537 0.089479 1 4 3 2010 BRNA 22.01 27.03 0.514239 -0.045204 1 3 4 2010 BTON 18.94 25.22 0.798611 -0.168818 0 11 5 2010 CPIN 23.34 29.81 0.555335 -0.047437 1 10 6 2010 DLTA 22.00 27.29 0.084588 0.176788 1 1 7 2010 DVLA 21.34 27.47 0.926607 -0.017810 1 3 8 2010 ETWA 20.70 27.00 0.556305 0.321263 0 4 9 2010 FASW 21.60 29.13 0.757424 -0.249106 1 13 10 2010 HMSP 25.21 30.65 0.981786 -0.051839 1 8 11 2010 ICBP 23.37 30.22 0.805210 -0.134315 1 3 12 2010 IGAR 20.45 26.65 0.848188 -0.108689 0 4 13 2010 IMAS 23.42 29,71 0,934066 0,304909 1 5 14 2010 INTP 23.14 30.36 0.640333 -0.013547 1 4 15 2010 JECC 21.39 27.05 0.901476 -0.025222 0 10 16 2010 JPRS 20.35 26.74 0.684210 -0.087049 0 12 17 2010 KAEF 22.09 28.14 0.900252 -0.011795 0 12 18 2010 KBLI 20.79 27.11 0.717354 -0.110815 1 2 19 2010 KBRI 20.95 27.39 0.591216 -0.426427 0 10 20 2010 KLBF 23.82 29.58 0.566469 0.002700 1 4 21 2010 LION 19.56 26.44 0.576976 0.022446 0 2 22 2010 LMSH 19.79 25.08 0.322156 -0.052859 0 2 23 2010 MERK 23.62 26.80 0.739917 -0.113223 1 2 24 2010 MLIA 21.70 29.14 0.672475 0.323944 1 12 25 2010 PRAS 18.68 26.86 0.452380 -0.245325 0 4 26 2010 PSDN 21.97 26.75 0.910069 0.025132 1 4 27 2010 PYFA 18.77 25.33 0.538461 0.330962 0 3 28 2010 RMBA 23.00 29.22 0.991403 -0.093431 1 4 29 2010 ROTI 21.17 27.07 0.85 0.011487 1 1 30 2010 SIAP 19.80 25.74 0.728333 -0.012397 0 1 31 2010 SIPD 22.26 28.34 0.414450 0.018440 0 6 32 2010 SMCB 23.81 29.98 0.925754 -0.028770 1 5 33 2010 SMSM 20.61 27.70 0.581255 0.011588 0 4 34 2010 SRSN 19.98 26.62 0.853138 -0.051090 0 7 35 2010 SSTM 18.47 27.49 0.894625 -0.007333 0 4
102
Lanjutan 4.2
Data Variabel Penelitian
No Th Kode FEE SIZE IO ML TA IA 36 2010 TOTO 21.32 27.72 0.481783 0.033038 1 13 37 2010 TRST 20.78 28.34 0.594544 0.000851 1 6 38 2010 VOKS 21.21 27.75 0.429093 -0.063032 0 4 39 2011 ALKA 19.39 26.28 0.949134 -0.070735 0 4 40 2011 AUTO 24.61 29.35 0.956537 0.147790 1 4 41 2011 BRNA 21.42 27.19 0.607373 -0.014465 1 4 42 2011 BTON 19.19 25.50 0.815308 -0.111477 0 5 43 2011 CPIN 23.46 29.51 0.555335 0.183127 1 10 44 2011 DLTA 22.03 27.27 0.845880 -0.012244 1 1 45 2011 DVLA 21.85 27.56 0.926607 0.092221 1 1 46 2011 ETWA 21.19 27.15 0.556305 0.353031 0 4 47 2011 FASW 22.48 29.23 0.757424 -0.289901 1 14 48 2011 HMSP 25.03 30.60 0.981786 -0.140708 1 10 49 2011 ICBP 23.58 30.35 0.805758 0.015314 1 6 50 2011 IGAR 20.10 26.60 0.848188 0.101439 0 4 51 2011 IMAS 23.48 30.19 0.704000 0.286303 1 4 52 2011 INTP 23.57 30.53 0.640333 0.043930 1 4 53 2011 JECC 22.24 27.16 0.901476 0.022976 0 10 54 2011 JPRS 20.44 26.81 0.68421 0.183413 0 12 55 2011 KAEF 22.94 28.22 0.900252 0.085076 0 12 56 2011 KBLI 21.29 27.71 0.717354 0.028415 1 2 57 2011 KBRI 21.21 27.34 0.561041 0.142357 0 2 58 2011 KLBF 23.47 29.74 0.566380 0.041324 1 3 59 2011 LION 19.77 26.63 0.576976 0.053541 0 2 60 2011 LMSH 20.03 25.31 0.322156 0.140008 0 4 61 2011 MERK 22.51 27.09 0.739917 0.190161 1 2 62 2011 MLIA 21.58 29.44 0.672475 0.089900 1 12 63 2011 PRAS 20.19 26.90 0.457551 0.065737 0 4 64 2011 PSDN 22.32 26.77 0.910069 0.022735 1 4 65 2011 PYFA 20.28 25.49 0.538461 0.146442 0 4 66 2011 RMBA 24.11 29.48 0.991403 0.078039 1 4 67 2011 ROTI 22.29 27.36 0.8075 0.069769 1 2 68 2011 SIAP 19.78 25.82 0.728333 0.112717 0 3
103
Lanjutan 4.3
Data Variabel Penelitian
No Th Kode FEE SIZE IO ML TA IA 69 2011 SIPD 22.38 28.60 0.414450 0.079005 0 6 70 2011 SMCB 24.43 30.02 0.914548 0.004455 1 5 71 2011 SMSM 20.69 27.76 0.581255 0.036615 0 4 72 2011 SRSN 20.60 26.61 0.853138 0.025971 0 3 73 2011 SSTM 18.25 27.46 0.889075 0.036693 0 4 74 2011 TOTO 21.59 27.92 0.949730 0.042613 1 13 75 2011 TRST 20.88 28.39 0.594544 0.041654 1 6 76 2011 VOKS 21.26 28.08 0.486544 -0.021908 0 4 77 2012 ALKA 19.46 25.72 0.949134 -0.026140 0 5 78 2012 AUTO 24.91 29.81 0.956537 0.122578 1 6 79 2012 BRNA 18.78 29.82 0.514239 -0.054975 1 4 80 2012 BTON 18.83 25.70 0.818247 -0.060810 0 5 81 2012 CPIN 23.60 30.14 0.555335 0.170890 1 10 82 2012 DLTA 22.26 27.34 0.816711 -0.105472 1 1 83 2012 DVLA 21.56 27.70 0.926607 0.043658 1 1 84 2012 ETWA 21.75 27.59 0.556305 0.054163 0 4 85 2012 FASW 21.85 29.35 0.757424 0.090293 1 14 86 2012 HMSP 25.07 30.90 0.981786 0.189611 1 9 87 2012 ICBP 23.62 30.51 0.805329 -0.052751 1 7 88 2012 IGAR 20.28 26.47 0.848188 0.014669 0 4 89 2012 IMAS 23.53 30.50 0.704000 0.276270 1 5 90 2012 INTP 23.43 30.76 0.640333 -0.032658 1 4 91 2012 JECC 21.94 27.29 0.901476 0.081220 0 10 92 2012 JPRS 20.57 26.71 0.68421 0.110586 0 12 93 2012 KAEF 22.83 28.36 0.900252 -0.009070 0 12 94 2012 KBLI 20.64 27.78 0.737354 0.075838 1 4 95 2012 KBRI 20.49 27.33 0.503741 0.188035 0 8 96 2012 KLBF 23.82 29.87 0.566380 0.020285 1 4 97 2012 LION 19.23 26.80 0.576976 0.021464 0 2 98 2012 LMSH 19.90 25.58 0.322156 0.243243 0 4 99 2012 MERK 22.39 27.07 0.866506 0.016935 1 2 100 2012 MLIA 22.02 29.51 0.672475 -0.018355 1 12 101 2012 PRAS 20.01 27.08 0.452380 -0.005759 0 4
104
Lanjutan 4.4
Data Variabel Penelitian
No Th Kode FEE SIZE IO ML TA IA 102 2012 PSDN 22.10 27.25 0.910069 0.069385 1 4 103 2012 PYFA 20.10 25.63 0.538461 0.024397 0 4 104 2012 RMBA 23.14 29.57 0.989583 0.046047 1 4 105 2012 ROTI 22.21 27.82 0.7575 -0.018095 1 2 106 2012 SIAP 20.37 25.94 0.728333 -0.103597 0 1 107 2012 SIPD 22.29 28.82 0.414450 0.118313 0 6 108 2012 SMCB 24.87 30.13 0.948293 0.043415 1 5 109 2012 SMSM 21.31 28.07 0.581255 -0.124688 0 4 110 2012 SRSN 20.34 26.72 0.779804 0.055856 0 4 111 2012 SSTM 18.52 27.42 0.912432 -0.082370 0 4 112 2012 TOTO 21.23 28.05 0.962096 0.048682 1 13 113 2012 TRST 21.64 28.41 0.603464 0.084174 1 6 114 2012 VOKS 21.15 28.16 0.486544 0.007723 0 5 115 2013 ALKA 19.73 26.21 0.949134 -0.118660 0 4 116 2013 AUTO 24.65 30.17 0.799999 0.059150 1 6 117 2013 BRNA 21.62 30.17 0.513456 -0.011872 1 4 118 2013 BTON 21.46 25.89 0.798611 0.062978 0 5 119 2013 CPIN 23.91 30.39 0,555335 0.042457 1 10 120 2013 DLTA 21.92 27.49 0.816711 -0.121979 1 3 121 2013 DVLA 22.10 27.81 0.926607 0.017092 1 2 122 2013 ETWA 22.64 27.89 0.558164 0.250622 0 4 123 2013 FASW 21.20 29.37 0.757424 -0.065886 1 14 124 2013 HMSP 25.55 30.94 0.981786 -0.007065 1 9 125 2013 ICBP 24.96 30.69 0.805329 0.014597 1 4 126 2013 IGAR 20.32 26.48 0.848188 -0.019444 0 4 127 2013 IMAS 23.92 30.74 0.895375 0.178341 1 5 128 2013 INTP 23.54 30.91 0.640333 -0.006320 1 4 129 2013 JECC 21.91 27.85 0.901476 0.197954 0 10 130 2013 JPRS 20.82 26.65 0.684210 -0.158434 0 12 131 2013 KAEF 22.77 28.54 0.900252 -0.025112 0 12 132 2013 KBLI 20.96 27.92 0.737354 0.086036 1 4 133 2013 KBRI 20.25 27.39 0.277453 0.038162 0 5 134 2013 KLBF 24.01 30.06 0.567073 0.111197 1 4
105
Lanjutan 4.5
Data Variabel Penelitian
No. Th Kode FEE SIZE IO ML TA IA 135 2013 LION 19.80 26.94 0.576976 0.014825 0 3 136 2013 LMSH 19.85 25.68 0.322156 -0.063851 0 3 137 2013 MERK 23.03 27.27 0.866506 0.048730 1 2 138 2013 MLIA 22.26 29.60 0.680381 -0.144354 1 12 139 2013 PRAS 18.49 27.40 0.540684 0.019448 0 4 140 2013 PSDN 21.84 27.25 0.910069 -0.083344 1 4 141 2013 PYFA 19.65 25.89 0.538461 0.050587 0 4 142 2013 RMBA 22.93 29.85 0.989583 0.010013 1 4 143 2013 ROTI 22.52 28.23 0.757500 -0.111871 1 4 144 2013 SIAP 19.81 26.33 0.728333 0.143354 0 1 145 2013 SIPD 22.44 28.78 0.414450 0.005586 0 4 146 2013 SMCB 24.27 30.33 0.959556 -0.073941 1 4 147 2013 SMSM 21.23 28.16 0.581255 -0.057664 1 4 148 2013 SRSN 20.67 26.77 0.779804 -0.062585 0 4 149 2013 SSTM 18.52 27.41 0.695358 -0.111572 0 4 150 2013 TOTO 22.12 28.19 0.962096 -0.050052 1 12 151 2013 TRST 21.00 28.81 0.597165 -0.016515 1 6 152 2013 VOKS 21.22 28.30 0.534672 -0.154520 0 6
106
5. Variabel Audit Fees dan Ukuran Perusahaan(Logaritma Natural)
No. Th Kode FEE LN SIZE LN 1 2010 ALKA 447201000 19.92 159196107000 25.79 2 2010 AUTO 54186000000 24.72 6964227000000 29.57 3 2010 BRNA 3634199000 22.01 550907476933 27.03 4 2010 BTON 168197176 18.94 89780541701 25.22 5 2010 CPIN 13627000000 23.34 8848204000000 29.81 6 2010 DLTA 3601357000 22.00 708583733000 27.29 7 2010 DVLA 1853152000 21.34 854109991000 27.47 8 2010 ETWA 975901630 20.70 533380349067 27.00 9 2010 FASW 2404193879 21.60 4495022404702 29.13 10 2010 HMSP 89160000000 25.21 20525123000000 30.65 11 2010 ICBP 14099000000 23.37 13361313000000 30.22 12 2010 IGAR 760696712 20.45 374473064455 26.65 13 2010 IMAS 14771681320 23.42 7985019561240 29.71 14 2010 INTP 11182134042 23.14 15346146000000 30.36 15 2010 JECC 1949056000 21.39 561998694000 27.05 16 2010 JPRS 691389523 20.35 411281598196 26.74 17 2010 KAEF 3938982262 22.09 1657291834312 28.14 18 2010 KBLI 1073870433 20.79 594563516542 27.11 19 2010 KBRI 1250768920 20.95 786163546488 27.39 20 2010 KLBF 22073809956 23.82 7032496663288 29.58 21 2010 LION 312499000 19.56 303899974798 26.44 22 2010 LMSH 394369176 19.79 78200046845 25.08 23 2010 MERK 18196291000 23.62 434768493000 26.80 24 2010 MLIA 2667827000 21.70 4532299525000 29.14 25 2010 PRAS 129400000 18.68 461968722867 26.86 26 2010 PSDN 3468331586 21.97 414611350180 26.75 27 2010 PYFA 142002800 18.77 100586999230 25.33 28 2010 RMBA 9744000000 23.00 4902597000000 29.22 29 2010 ROTI 1565996238 21.17 568265341826 27.07 30 2010 SIAP 399142000 19.80 150912563271 25.74 31 2010 SIPD 4656328259 22.26 2037458582968 28.34 32 2010 SMCB 21917000000 23.81 10437249000000 29.98 33 2010 SMSM 890058545 20.61 1067103249531 27.70 34 2010 SRSN 475910000 19.98 364004769000 26.62 35 2010 SSTM 104550000 18.47 872458721356 27.49
107
Lanjutan 5.2
Variabel Audit Fees dan Ukuran Perusahaan(Logaritma Natural)
No. Th Kode FEE LN SIZE LN 36 2010 TOTO 1822099932 21.32 1091583115098 27.72 37 2010 TRST 1055449517 20.78 2029558232720 28.34 38 2010 VOKS 1618954757 21.21 1126480755028 27.75 39 2011 ALKA 264418000 19.39 258438778000 26.28 40 2011 AUTO 48516000000 24.61 5585852000000 29.35 41 2011 BRNA 1997554000 21.42 643963801000 27.19 42 2011 BTON 216632654 19.19 118715558433 25.50 43 2011 CPIN 15496000000 23.46 6518276000000 29.51 44 2011 DLTA 3680367000 22.03 696166676000 27.27 45 2011 DVLA 3088770000 21.85 928290993000 27.56 46 2011 ETWA 1598651883 21.19 620709452075 27.15 47 2011 FASW 5771678405 22.48 4936093736569 29.23 48 2011 HMSP 73918000000 25.03 19376343000000 30.60 49 2011 ICBP 17390000000 23.58 15222857000000 30.35 50 2011 IGAR 536441467 20.10 355579996994 26.60 51 2011 IMAS 15727952849 23.48 12913941646042 30.19 52 2011 INTP 17201000000 23.57 18151331000000 30.53 53 2011 JECC 4535277000 22.24 627037935000 27.16 54 2011 JPRS 754710222 20.44 437848660950 26.81 55 2011 KAEF 9142477128 22.94 1794242423105 28.22 56 2011 KBLI 1767530508 21.29 1083523642816 27.71 57 2011 KBRI 1629618525 21.21 744581030849 27.34 58 2011 KLBF 15625973295 23.47 8274554112840 29.74 59 2011 LION 385262600 19.77 365815749593 26.63 60 2011 LMSH 500346026 20.03 98019132648 25.31 61 2011 MERK 5995174000 22.51 584388578000 27.09 62 2011 MLIA 2346994000 21.58 6119185665000 29.44 63 2011 PRAS 584660661 20.19 481911700412 26.90 64 2011 PSDN 4921347327 22.32 421366403319 26.77 65 2011 PYFA 639284500 20.28 118033602852 25.49 66 2011 RMBA 29662000000 24.11 6333957000000 29.48 67 2011 ROTI 4801088252 22.29 759136918500 27.36 68 2011 SIAP 389989128 19.78 163233383441 25.82
108
Lanjutan 5.3
Variabel Audit Fees dan Ukuran Perusahaan(Logaritma Natural)
No. Th Kode FEE LN SIZE LN 69 2011 SIPD 4656328259 22.26 2037458582968 28.34 70 2011 SMCB 21917000000 23.81 10437249000000 29.98 71 2011 SMSM 890058545 20.61 1067103249531 27.70 72 2011 SRSN 475910000 19.98 364004769000 26.62 73 2011 SSTM 104550000 18.47 872458721356 27.49 74 2011 TOTO 1822099932 21.32 1091583115098 27.72 75 2011 TRST 1055449517 20.78 2029558232720 28.34 76 2011 VOKS 1618954757 21.21 1126480755028 27.75 77 2012 ALKA 282743000 19.46 147882362000 25.72 78 2012 AUTO 65925000000 24.91 8861442000000 29.81 79 2012 BRNA 142785000 18.78 8881642000000 29.82 80 2012 BTON 150172037 18.83 145100528067 25.70 81 2012 CPIN 17741000000 23.60 12348627000000 30.14 82 2012 DLTA 4638191000 22.26 745306835000 27.34 83 2012 DVLA 2316654000 21.56 1074691476000 27.70 84 2012 ETWA 2778872385 21.75 960956808384 27.59 85 2012 FASW 3091813259 21.85 5578334207456 29.35 86 2012 HMSP 77538000000 25.07 26247527000000 30.90 87 2012 ICBP 18147000000 23.62 17819884000000 30.51 88 2012 IGAR 641437235 20.28 312342760278 26.47 89 2012 IMAS 16621023047 23.53 17577664024361 30.50 90 2012 INTP 14915000000 23.43 22755160000000 30.76 91 2012 JECC 3360662000 21.94 708955186000 27.29 92 2012 JPRS 853638768 20.57 398606524648 26.71 93 2012 KAEF 8211006658 22.83 2076347580785 28.36 94 2012 KBLI 921510892 20.64 1161698219225 27.78 95 2012 KBRI 794264364 20.49 740753171392 27.33 96 2012 KLBF 22034130574 23.82 9417957180958 29.87 97 2012 LION 224899506 19.23 433497042140 26.80 98 2012 LMSH 436875752 19.90 128547715366 25.58 99 2012 MERK 5316660000 22.39 569430951000 27.07 100 2012 MLIA 3662984000 22.02 6558955234000 29.51 101 2012 PRAS 490100000 20.01 577349886068 27.08
109
Lanjutan 5.4
Variabel Audit Fees dan Ukuran Perusahaan (Logaritma Natural)
No. Th Kode FEE LN SIZE LN 102 2012 PSDN 3973207803 22.10 682611125989 27.25 103 2012 PYFA 534540000 20.10 135849510601 25.63 104 2012 RMBA 11199000000 23.14 6935601000000 29.57 105 2012 ROTI 4417498963 22.21 1204944681223 27.82 106 2012 SIAP 703636364 20.37 184367259026 25.94 107 2012 SIPD 4814065438 22.29 3298123574771 28.82 108 2012 SMCB 63018000000 24.87 12168517000000 30.13 109 2012 SMSM 1801461297 21.31 1556214342213 28.07 110 2012 SRSN 685025000 20.34 402108960000 26.72 111 2012 SSTM 110000000 18.52 810275583968 27.42 112 2012 TOTO 1656608903 21.23 1522663914388 28.05 113 2012 TRST 2498660926 21.64 2188129039119 28.41 114 2012 VOKS 1538950470 21.15 1698078355471 28.16 115 2013 ALKA 369832000 19.73 241912806000 26.21 116 2013 AUTO 50684000000 24.65 12617678000000 30.17 117 2013 BRNA 2448807000 21.62 12617678000000 30.17 118 2013 BTON 2095050000 21.46 176136296407 25.89 119 2013 CPIN 24168000000 23.91 15772197000000 30.39 120 2013 DLTA 3306469000 21.92 867040802000 27.49 121 2013 DVLA 3967857000 22.10 1190054288000 27.81 122 2013 ETWA 6805344843 22.64 1291711270379 27.89 123 2013 FASW 1611144109 21.20 5692060407681 29.37 124 2013 HMSP 125224000000 25.55 27404594000000 30.94 125 2013 ICBP 68905000000 24.96 21267470000000 30.69 126 2013 IGAR 669602279 20.32 314746644499 26.48 127 2013 IMAS 24382696495 23.92 22315022507630 30.74 128 2013 INTP 16788000000 23.54 26607241000000 30.91 129 2013 JECC 3269548000 21.91 1239821716000 27.85 130 2013 JPRS 1099662888 20.82 376540741943 26.65 131 2013 KAEF 7732181744 22.77 2471939548890 28.54 132 2013 KBLI 1268652487 20.96 1337022291951 27.92 133 2013 KBRI 624321000 20.25 788749190752 27.39 134 2013 KLBF 26792291663 24.01 11315061275026 30.06
110
Lanjutan 5.5
Variabel Audit Fees dan Ukuran Perusahaan (Logaritma Natural)
No. Th Kode FEE LN SIZE LN 135 2013 LION 395958620 19.80 498567897161 26.94 136 2013 LMSH 419511250 19.85 141697598705 25.68 137 2013 MERK 10027625000 23.03 696946318000 27.27 138 2013 MLIA 6937444000 22.66 7189899445000 29.60 139 2013 PRAS 106650128 18.49 795630254208 27.40 140 2013 PSDN 3065189388 21.84 681832333141 27.25 141 2013 PYFA 342540000 19.65 175118921406 25.89 142 2013 RMBA 9085000000 22.93 9232016000000 29.85 143 2013 ROTI 6000825278 22.52 1822689047108 28.23 144 2013 SIAP 402332254 19.81 272597818158 26.33 145 2013 SIPD 5592643484 22.44 3155680394480 28.78 146 2013 SMCB 34770000000 24.27 14894990000000 30.33 147 2013 SMSM 1658770348 21.23 1701103245176 28.16 148 2013 SRSN 952564000 20.67 420782548000 26.77 149 2013 SSTM 110000000 18.52 801866397035 27.41 150 2013 TOTO 4051019234 22.12 1746177682568 28.19 151 2013 TRST 1313183898 21.00 3260919505192 28.81 152 2013 VOKS 1650907103 21.22 1955830321070 28.30
111
6. Variabel Kepemilikan Institusional (IO)
No Tahun Kode SI Total Saham IO 1 2010 ALKA 96367511 101532011 0.949134 2 2010 AUTO 737640614 771157280 0.956537 3 2010 BRNA 70965000 138000000 0.514239 4 2010 BTON 143750000 180000000 0.798611 5 2010 CPIN 9106385410 16398000000 0.555335 6 2010 DLTA 157663867000 160131811000 0.984588 7 2010 DVLA 1037800912 1120000000 0.926607 8 2010 ETWA 538669300 968297000 0.556305 9 2010 FASW 1876812500 2477888787 0.757424 10 2010 HMSP 4303168205 4383000000 0.981786 11 2010 ICBP 4695143500 5830954000 0.805210 12 2010 IGAR 824612420 972204500 0.848188 13 2010 IMAS 968607579 1036979405 0.934066 14 2010 INTP 2357216097 3681231699 0.640333 15 2010 JECC 136303300 151200000 0.901476 16 2010 JPRS 513157500 750000000 0.68421 17 2010 KAEF 5000000000 5554000000 0.900252 18 2010 KBLI 2874607814 4007235107 0.717354 19 2010 KBRI 4678367441 7913117116 0,591216 20 2010 KLBF 5310667517 9375024422 0.566469 21 2010 LION 30012000 52016000 0.576976 22 2010 LMSH 3092700 9600000 0.322156 23 2010 MERK 16574150 22400000 0.739917 24 2010 MLIA 889685722 1323000000 0.672475 25 2010 PRAS 266000000 588000000 0.452380 26 2010 PSDN 1310500000 1440000000 0.910069 27 2010 PYFA 288119974 535080000 0.538461 28 2010 RMBA 7177763978 7240005000 0.991403 29 2010 ROTI 860506000 1012360000 0.85 30 2010 SIAP 437000000 600000000 0.728333 31 2010 SIPD 3892148355 9391108493 0.414450 32 2010 SMCB 7093962316 7662900000 0.925754 33 2010 SMSM 836815927 1439668860 0.581255 34 2010 SRSN 5135893652 6020000000 0.853138 35 2010 SSTM 1047525097 1170909181 0.894625
112
Lanjutan 6.2
Variabel Kepemilikan Institusional (IO)
No Tahun Kode SI Total Saham IO 36 2010 TOTO 23865632 49536000 0.481783 37 2010 TRST 1669482325 2808000000 0.594544 38 2010 VOKS 356628386 831120519 0.429093 39 2011 ALKA 96368511 101533011 0.949134 40 2011 AUTO 3688203070 3855786400 0.956537 41 2011 BRNA 83817500 138000000 0.607373 42 2011 BTON 146755500 180000000 0.815308 43 2011 CPIN 9106385410 16398000000 0.555335 44 2011 DLTA 13545237 16013181 0.845880 45 2011 DVLA 1037800912 1120000000 0.926607 46 2011 ETWA 538669300 968297000 0.556305 47 2011 FASW 1876812500 2477888787 0.757424 48 2011 HMSP 4303168205 4383000000 0.981786 49 2011 ICBP 4698339000 5830954000 0.805758 50 2011 IGAR 824612420 972204500 0.848188 51 2011 IMAS 973378579 1382639206 0.704000 52 2011 INTP 2357216097 3681231699 0.640333 53 2011 JECC 136303300 151200000 0.901417 54 2011 JPRS 513157500 750000000 0.68421 55 2011 KAEF 5000000000 5554000000 0.900252 56 2011 KBLI 2874607814 4007235107 0.717354 57 2011 KBRI 4874322221 8687994942 0.561041 58 2011 KLBF 5309831017 9375024422 0.566380 59 2011 LION 30012000 52016000 0.576976 60 2011 LMSH 3092700 9600000 0.322156 61 2011 MERK 16574150 22400000 0.739917 62 2011 MLIA 889685722 1323000000 0.672475 63 2011 PRAS 269040000 588000000 0.457551 64 2011 PSDN 1310500000 1440000000 0.910069 65 2011 PYFA 288119974 535080000 0.538461 66 2011 RMBA 7177763978 7240005000 0.991403 67 2011 ROTI 817480700 1012360000 0.8075 68 2011 SIAP 437000000 600000000 0.728333
113
Lanjutan 6.3
Variabel Kepemilikan Institusional (IO)
No Tahun Kode SI Total Saham IO 69 2011 SIPD 3892148355 9391108493 0.414450 70 2011 SMCB 7008092928 7662900000 0.914548 71 2011 SMSM 836815927 1439668860 0.581255 72 2011 SRSN 5135893652 6020000000 0.853138 73 2011 SSTM 1041026597 1170909181 0.889075 74 2011 TOTO 47045842 49536000 0.949730 75 2011 TRST 1669482325 2808000000 0.594544 76 2011 VOKS 404377042 831120519 0.486544 77 2012 ALKA 96368511 101533011 0.949134 78 2012 AUTO 3688203070 3855786400 0.956537 79 2012 BRNA 354825000 690000000 0.514239 80 2012 BTON 147284500 180000000 0.818247 81 2012 CPIN 9106385410 16398000000 0.555335 82 2012 DLTA 13078143 16013181 0.816711 83 2012 DVLA 1037800912 1120000000 0.926607 84 2012 ETWA 538669300 968297000 0.556305 85 2012 FASW 1876812500 2477888787 0.757424 86 2012 HMSP 4303168205 4383000000 0.981786 87 2012 ICBP 4695839000 5830954000 0.805329 88 2012 IGAR 824612420 972204500 0.848188 89 2012 IMAS 1946757158 2765278412 0.704000 90 2012 INTP 2357216097 3681231699 0.640333 91 2012 JECC 136303300 151200000 0.901 92 2012 JPRS 513157500 750000000 0.6842 93 2012 KAEF 5000000000 5554000000 0.900252 94 2012 KBLI 2954752814 4007235107 0.737354 95 2012 KBRI 4376502780 8687995242 0.503741 96 2012 KLBF 26549155085 46875122110 0.566380 97 2012 LION 30012000 52016000 0.576976 98 2012 LMSH 3092700 9600000 0.322156 99 2012 MERK 19409746 22400000 0.866506 100 2012 MLIA 889685722 1323000000 0.672475 101 2012 PRAS 266000000 588000000 0.452380
114
Lanjutan 6.4
Variabel Kepemilikan Institusional (IO)
No Tahun Kode SI Total Saham IO 102 2012 PSDN 1310500000 1440000000 0.910069 103 2012 PYFA 288119974 535080000 0.538461 104 2012 RMBA 7164585978 7240005000 0.989583 105 2012 ROTI 766862700 1012360000 0.757 106 2012 SIAP 437000000 600000000 0.728333 107 2012 SIPD 3892148355 9391108493 0.414450 108 2012 SMCB 7266677698 7662900000 0.948293 109 2012 SMSM 836815927 1439668860 0.581255 110 2012 SRSN 4694421652 6020000000 0.779804 111 2012 SSTM 1068375097 1170909181 0.912432 112 2012 TOTO 476584320 495360000 0.962096 113 2012 TRST 1694528325 2808000000 0.603464 114 2012 VOKS 404377042 831120519 0.486544 115 2013 ALKA 96368511 101533011 0.949134 116 2013 AUTO 3855786337 4819733000 0.799999 117 2013 BRNA 354285000 690000000 0.513456 118 2013 BTON 143750000 180000000 0.798611 119 2013 CPIN 9106385410 16398000000 0.555335 120 2013 DLTA 13078143 16013181 0.816711 121 2013 DVLA 1037800912 1120000000 0.926607 122 2013 ETWA 540469300 968297000 0.558164 123 2013 FASW 1876812500 2477888787 0.757424 124 2013 HMSP 4303168205 4383000000 0.981786 125 2013 ICBP 4695839000 5830954000 0.805329 126 2013 IGAR 824612420 972204500 0.848188 127 2013 IMAS 2475963224 2765278412 0.895375 128 2013 INTP 2357216097 3681231699 0.640333 129 2013 JECC 136303300 151200000 0.901476 130 2013 JPRS 513157500 750000000 0.684210 131 2013 KAEF 5000000000 5554000000 0.900252 132 2013 KBLI 2954752814 4007235107 0.737354 133 2013 KBRI 2410515244 8687995734 0.277453 134 2013 KLBF 26581655085 46875122110 0.567073
115
Lanjutan 6.5
Variabel Kepemilikan Institusional (IO)
No Tahun Kode SI Total Saham IO 135 2013 LION 30012000 52016000 0.576976 136 2013 LMSH 3092700 9600000 0.322156 137 2013 MERK 19409746 22400000 0.866506 138 2013 MLIA 889685722 1307628000 0.680381 139 2013 PRAS 379043478 701043478 0.540684 140 2013 PSDN 1310500000 1440000000 0.910069 141 2013 PYFA 288119974 535080000 0.538461 142 2013 RMBA 7164585978 7240005000 0.989583 143 2013 ROTI 766862700 1012360000 0.757500 144 2013 SIAP 437000000 600000000 0.728333 145 2013 SIPD 3892148355 9391108493 0.414450 146 2013 SMCB 7352983319 7662900000 0.959556 147 2013 SMSM 836815927 1439668860 0.581255 148 2013 SRSN 4694421652 6020000000 0.779804 149 2013 SSTM 814202181 1170909181 0.695358 150 2013 TOTO 476584320 495360000 0.962096 151 2013 TRST 1676839325 2808000000 0.597165 152 2013 VOKS 444377042 831120519 0.534672
116
7. Variabel Manajemen Laba
No Th Kode TACit NDAC DAC 1 2010 ALKA 2769148000 0.0250811679 -0.004521120 2 2010 AUTO 850557000000 0.0936351131 0.089479670 3 2010 BRNA -22433106000 0.0009777653 -0.045204773 4 2010 BTON -13008788582 -0.0175970319 -0.168818356 5 2010 CPIN -188545000000 0.0121913162 -0.047437489 6 2010 DLTA 114323748000 -0.0264464064 0.176788193 7 2010 DVLA -11974696000 0.0025295416 -0.017810930 8 2010 ETWA 188927858892 0.0313477642 0.321263411 9 2010 FASW -881932712368 0.0088782321 -0.249106039 10 2010 HMSP -637227000000 0.0158714881 -0.051839591 11 2010 ICBP -424133000000 0.0928308291 -0.134315320 12 2010 IGAR -31656181343 0.0090820698 -0.108689730 13 2010 IMAS 1700575829655 0.0289955071 0.304909034 14 2010 INTP -165367000000 0.0010923826 -0.013547985 15 2010 JECC -8781452000 0.0102722308 -0.025222416 16 2010 JPRS -20380666795 0.0294686432 -0.087049116 17 2010 KAEF -403415141 0.0115375682 -0.011795204 18 2010 KBLI -28939736977 0.0518420309 -0.110815869 19 2010 KBRI -474371704946 -0.0054083780 -0.426427493 20 2010 KLBF 89891136304 0.0111667175 0.002700135 21 2010 LION 6105456915 0.0000524984 0.022446446 22 2010 LMSH -2297182432 0.0213186606 -0.052859969 23 2010 MERK -40788890000 0.0192331306 -0.113223107 24 2010 MLIA 1054977796000 0.0018070189 0.323944919 25 2010 PRAS -92940656056 0.0244135447 -0.245325093 26 2010 PSDN 29162948013 0.0573353515 0.025132399 27 2010 PYFA 32461116712 -0.0061477507 0.330962306 28 2010 RMBA -345182000000 0.0229062392 -0.093431656 29 2010 ROTI 9469145805 0.0158024997 0.011487860 30 2010 SIAP -2299788916 -0.0032015049 -0.012397199 31 2010 SIPD 53677989756 0.0142645342 0.018440119 32 2010 SMCB -230852000000 -0.0030033388 -0.028770972 33 2010 SMSM 19754959542 0.0093902405 0.011588820 34 2010 SRSN 2040205000 0.0560211313 -0.051090440 35 2010 SSTM -6808260519 -0.0004274720 -0.007333605
117
Lanjutan 7.2
Variabel Manajemen Laba
No Th Kode TACit NDAC DAC 36 2010 TOTO 37739733093 0.0042947475 0.033038338 37 2010 TRST 1561012700 -0.0000388375 0.000851162 38 2010 VOKS -104659930936 -0.0215097681 -0.063032645 39 2011 ALKA -17952913000 -0.0420370664 -0.070735245 40 2011 AUTO 847073000000 -0.0261586076 0.147790627 41 2011 BRNA -52974168000 -0.0816922331 -0.014465779 42 2011 BTON -14418493560 -0.0491199222 -0.111477165 43 2011 CPIN 1286445000000 -0.0377373377 0.183127859 44 2011 DLTA -25612523000 -0.0239012297 -0.012244848 45 2011 DVLA 48397325000 -0.0355579555 0.092221998 46 2011 ETWA 145556368894 -0.0801375126 0,353031647 47 2011 FASW -1778848388087 -0.1058359064 -0.289901473 48 2011 HMSP -302384400000 -0.0066156519 -0.140708385 49 2011 ICBP -108062000000 -0.0234021642 0.015314485 50 2011 IGAR 28483306037 -0.0253767733 0.101439136 51 2011 IMAS 2186098612205 -0.0125282731 0.286303258 52 2011 INTP -282195000000 -0.0623192905 0.043930634 53 2011 JECC 19148719000 0,0110960137 0.022976519 54 2011 JPRS 74481538368 -0.0023174470 0.183413656 55 2011 KAEF 90210422650 -0.0306441323 0.085076562 56 2011 KBLI -15371265111 -0.0542682843 0.028415259 57 2011 KBRI 10299471461 -0.1292561569 0.142357084 58 2011 KLBF 49461776694 -0.0342913753 0.041324692 59 2011 LION 12327862277 -0.0129757207 0.053541246 60 2011 LMSH 5797255613 -0.0658744642 0.140008123 61 2011 MERK 74928022000 -0.0178215171 0.190161562 62 2011 MLIA -218191500000 -0.1380424369 0.089900980 63 2011 PRAS -3292716137 -0.0728654901 0.065737916 64 2011 PSDN 3057691849 -0.0153603609 0.022735199 65 2011 PYFA 3483985633 -0.1118060484 0.146442588 66 2011 RMBA 162779000000 -0.0448370819 0.078039688 67 2011 ROTI -31629314723 -0.1254284256 0.069769013 68 2011 SIAP 7179193373 -0.0651456950 0.112717568
118
Lanjutan 7.3
Variabel Manajemen Laba
No Th Kode TACit NDAC DAC 69 2011 SIPD 987598157 -0.078520311 0.079005032 70 2011 SMCB -1022676000000 -0.102438465 0.004455174 71 2011 SMSM -10505861432 -0.046461168 0.036615953 72 2011 SRSN -5725806000 -0.041701423 0.025971393 73 2011 SSTM -18841510889 -0.058289285 0.036693408 74 2011 TOTO -15123004885 -0.056467201 0.042613006 75 2011 TRST -75765175041 -0.078985475 0.041654605 76 2011 VOKS -27393318424 -0.002409412 -0.021908196 77 2012 ALKA 9880106000 0.064370791 -0.026140824 78 2012 AUTO 598129000000 -0.015498839 0.122578118 79 2012 BRNA -46599617000 -0.017388591 -0.05497513 80 2012 BTON -1093899125 0.051595897 -0.060810352 81 2012 CPIN 1171496000000 0.008834234 0.170890589 82 2012 DLTA -35020175000 0.055167925 -0.105472222 83 2012 DVLA 29701650000 -0.011662876 0.043658932 84 2012 ETWA -11475914128 -0.072651938 0.054163556 85 2012 FASW -121413995522 -0.114890555 0.090293374 86 2012 HMSP 5857801000000 0.112705762 0.189611398 87 2012 ICBP -771155000000 0.002094284 -0.05275199 88 2012 IGAR 12315976182 0.019967244 0.014669057 89 2012 IMAS 3775178727643 0.016062828 0,276270746 90 2012 INTP -908484000000 -0.017391749 -0.032658795 91 2012 JECC 32573975000 -0.029271399 0.08122037 92 2012 JPRS 19881535315 -0.065178922 0.110586245 93 2012 KAEF -24848657113 -0.004779025 -0.009070082 94 2012 KBLI 115676961033 0.030921622 0.075838357 95 2012 KBRI 68032839232 -0.096664741 0.188035373 96 2012 KLBF 398755009975 0.027904592 0.020285921 97 2012 LION 18767502541 0.029838249 0.021464907 98 2012 LMSH 30693786003 0.069897575 0.243243188 99 2012 MERK 19403593000 0.016268148 0.016935089 100 2012 MLIA -548666940000 -0.071307992 -0.018355399 101 2012 PRAS -32403018182 -0.061478748 -0.005759748
119
Lanjutan 7.4
Variabel Manajemen Laba
No Th Kode TACit NDAC DAC 102 2012 PSDN 14877107795 -0.034079021 0.069385842 103 2012 PYFA 5756936452 0.024375935 0.024397772 104 2012 RMBA 20757000000 -0.042770109 0.046047208 105 2012 ROTI -40398994788 -0.035121236 -0.018095771 106 2012 SIAP -16920271499 -0.000059865 -0.103597065 107 2012 SIPD 157782118323 -0.058583545 0.118313234 108 2012 SMCB -341321000000 -0.074584667 0.043415226 109 2012 SMSM -124115396743 0.015514876 -0.124688937 110 2012 SRSN 24410188000 0.011727310 0.055856832 111 2012 SSTM -68430728951 0.001238894 -0.082370812 112 2012 TOTO 47808162563 -0.012993454 0.048682639 113 2012 TRST -15050909308 -0.0912329409 0.084174904 114 2012 VOKS 42237488702 0.0191277463 0.007723136 115 2013 ALKA 192543000 0.11996212 -0.118660119 116 2013 AUTO 506259000000 -0.002020261 0.059150804 117 2013 BRNA -115305925000 -0.001110396 -0.011872105 118 2013 BTON 14804946679 0.039053547 0.062978795 119 2013 CPIN 467417000000 -0.004605958 0.042457697 120 2013 DLTA -78213979000 0.017037988 -0.121979973 121 2013 DVLA 18865293000 0.00046194 0.017092208 122 2013 ETWA 233980789987 -0.007135668 0.25062298 123 2013 FASW -458968640598 -0.016390817 -0.065886189 124 2013 HMSP 16307000000 0.007687078 -0.007065801 125 2013 ICBP 241544000000 -0.001042823 0.014597569 126 2013 IGAR 3458650567 0.030517919 -0.019444665 127 2013 IMAS 2975684514040 -0.009053304 0.178341129 128 2013 INTP -406974000000 -0.011564131 -0.00632078 129 2013 JECC 141637334000 0.00182843 0.197954768 130 2013 JPRS -63577024222 -0.001063391 -0.158434811 131 2013 KAEF -38141334756 0.006742951 -0.025112388 132 2013 KBLI 100653521834 0.000606585 0.086036848 133 2013 KBRI 8153711341 -0.027155627 0.038162953 134 2013 KLBF 1043288345788 -0.00042114 0.111197641
120
Lanjutan 7.5
Variabel Manajemen Laba
No Th Kode TACit NDAC DAC 135 2013 LION 12204646197 0.013328415 0.014825517 136 2013 LMSH 568108938 0.068271057 -0.063851616 137 2013 MERK 42345695000 0.025634217 0.048730717 138 2013 MLIA -1112492183000 -0.025259394 -0.144354842 139 2013 PRAS 2467685031 -0.015173848 0.019448007 140 2013 PSDN -60227560816 -0.004886444 -0.0833447 141 2013 PYFA 12052572115 0.038133004 0.050587022 142 2013 RMBA 77180000000 0.001114702 0.010013389 143 2013 ROTI -156572353975 -0.018069629 -0.1118719 144 2013 SIAP 31277605119 0.026294303 0.143354068 145 2013 SIPD -80604532013 -0.0188534 -0.005586112 146 2013 SMCB -1309942000000 -0.033708925 -0.073941169 147 2013 SMSM -98804729159 -0.005825967 -0.057664471 148 2013 SRSN -21894934000 0.008135343 -0.062585594 149 2013 SSTM -96726402705 -0.007801824 -0.111572873 150 2013 TOTO -84069559668 -0.005160084 -0.050052074 151 2013 TRST -102501386856 -0.030328497 -0.016515809 152 2013 VOKS -269632401687 -0.004266311 -0.154520474
121
LAMPIRAN 2
HASIL OUTPUT SPSS
122
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
FEE 152 18.3 25.6 21.673 1.6967 SIZE 152 25.1 30.9 28.001 1.5455
IO 152 .085 .991 .71915 .189191 ML 152 -.426 .353 .02107 .118935 TA 152 0 1 .53 .501 IA 152 1 14 5.51 3.474
Valid N (listwise)
152
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) .846 1.918 .441 .660
SIZE .698 .071 .635 9.780 .000 .498 2.009 IO 1.332 .435 .149 3.062 .003 .893 1.120 ML 1.586 .664 .111 2.389 .018 .969 1.032 TA .687 .218 .203 3.153 .002 .508 1.967 IA -.012 .024 -.024 -.481 .631 .866 1.155
a. Dependent Variable: FEE AUDIT
123
Coefficient Correlationsa Model IA TA ML IO SIZE
1
Correlations
IA 1.000 .221 .105 -.126 -.337 TA .221 1.000 .021 -.244 -.669 ML .105 .021 1.000 .114 -.085 IO -.126 -.244 .114 1.000 .055 SIZE -.337 -.669 -.085 .055 1.000
Covariances
IA .001 .001 .002 -.001 -.001 TA .001 .047 .003 -.023 -.010 ML .002 .003 .441 .033 -.004 IO -.001 -.023 .033 .189 .002 SIZE -.001 -.010 -.004 .002 .005
a. Dependent Variable: LN FEE AUDIT
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .833a .693 .683 .9557 2.138 a. Predictors: (Constant), IA, TA, ML, IO, SIZE b. Dependent Variable: FEE AUDIT
124
Hasil Uji Heterokedastisitas Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -.426 1.245 -.342 .733 SIZE .043 .046 .109 .932 .353 IOL -.043 .282 -.013 -.154 .878 ML -.269 .431 -.052 -.625 .533 TA -.035 .141 -.029 -.249 .804 IA -.003 .016 -.018 -.199 .842
a. Dependent Variable: ABSRES_1
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized
Residual N 152
Normal Parametersa,b Mean 0.000000 Std. Deviation
.93971153
Most Extreme Differences
Absolute .095 Positive .070 Negative -.095
Kolmogorov-Smirnov Z 1.168 Asymp. Sig. (2-tailed) .131 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
125
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .833a .693 .683 .9557 a. Predictors: (Constant), IA, TA, ML, IO, SIZE b. Dependent Variable: FEE AUDIT
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .846 1.918 .441 .660 SIZE .698 .071 .635 9.780 .000 IO 1.332 .435 .149 3.062 .003 ML 1.586 .664 .111 2.389 .018 TA .687 .218 .203 3.153 .002 IA -.012 .024 -.024 -.481 .631
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa Model Sum of
Squares Df Mean
Square F Sig.
1 Regression 301.362 5 60.272 65.994 .000b Residual 133.342 146 .913
Total 434.704 151
a. Dependent Variable: FEE AUDIT b. Predictors: (Constant), IA, TA, ML, IO, SIZE
126