i
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA SANDPAPER LETTERS
MATERI MENULIS KALIMAT TEGAK BERSAMBUNG
BERBASIS METODE MONTESSORI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Sabrina Winda Agustin
NIM: 111134275
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Panitian Penguji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur skripsi ini saya persembahkan kepada:
Kedua orang tua Ibu Fransiska Wiwi Sarwati dan Bapak Yusuf Sumarja yang
telah membimbing dan memberikan kasih sayang yang tulus.
Kakek dan nenek/orang tua dari Ibuku, Alm. Mbah Wiryo dan Mbah Ali yang
tulus memberikan bimbingan serta nasehat.
Kakakku Yohana Astri Wardani dan kakak iparku Sasongko Dwi Hartaji yang
selalu memberikan semangat, motivasi dan bimbingan.
Yang tercinta Nathania Grace Ariane dan ade Naila Aisyah Putri.
Tante Marwati dan Om Budi Suprayogi yang selalu membantu dan
memberikan nasehat yang berguna.
Bude Endang dan Pakde Pujo Waluyo yang selalu memberikan motivasi.
Suster Rena, Suster Tres, Suster Yohana yang selalu mendoakanku.
Keluarga besarku yang selalu mendukung dan mendoakanku.
Mas Abdiel Yosi, Ibu Lidya, Tante Martini dan Om Agus yang slalu
memotivasi dan memberikan semangat.
Sahabat-sahabatku kelas D angkatan 2011 terimakasih atas kebersamaan dan
keceriaannya.
Almamaterku Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Hidup adalah sebuah perjuangan, maka dari itu berjuanglah untuk hidupmu”.
(Sabrina Winda)
Life is like riding a bicycle, To keep your balance, you must keep moving.
(Albert Einstein)
Live as if your were to die tomorrow. Learn as if you were to live forever
(Gandhi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Sabrina Winda Agustin
Nomor Mahasiswa : 111134275
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Pengembangan Alat Peraga Sandpaper Letters Materi Menulis Kalimat
Tegak Bersambung Berbasis Metode Montessori
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-
ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 22 Juni 2016
Yang menyatakan,
Sabrina Winda Agustin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA SANDPAPER LETTERS
MATERI MENULIS KALMAT TEGAK BERSAMBUNG
BERBASIS METODE MONTESSORI
Sabrina Winda Agustin
NIM: 111134275
Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan menulis kalimat
tegak bersambung siswa kelas I SDN Percobaan 2 Yogyakarta. Jenis Penelitian ini
adalah penelitian dan pengembangan ( Research and Development). Penelitian ini
menggunakan tujuh tahap yaitu: 1) penelitian dan pengumpulan data, (2)
perencanaan, (3) pengembangan format produk awal, (4) uji coba awal, (5) revisi
produk, (6) uji coba lapangan, (7) revisi produk akhir. Validasi dilakukan oleh
dosen bahasa Indonesia dan dosen ahli Montessori. Subjek uji coba penelitian
terdiri atas siswi kelas I SDN Percobaan 2 Yogyakarta. Data yang dikumpulkan
melalui kegiatan wawancara, observasi, dan hasil pengisian kuesioner analisis
kebutuhan guru dan siswa. Data yang dihasilkan berupa hasil tulisan siswa
sebelum menggunakan alat peraga Sandpaper Letters dan setelah menggunakan
alat peraga Sandpaper Letters.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga Sandpaper Letters berbasis
metode Montessori memiliki lima ciri yaitu (1) menarik, (2) bergradasi, (3) dapat
digunakan secara mandiri, (4) memiliki pengendali kesalahan, (5) kontekstual.
Kualitas alat peraga ditunjukkan dari hasil validasi oleh ahli bahasa Indonesia dan
ahli Montessori dan memperoleh skor 3,20 termasuk dalam kategori “sangat
baik”. Hal ini menunjukkan bahwa alat peraga Sandpaper Letters layak digunakan
dan dapat diuji coba pada ruang lingkup yang lebih luas.
Kata Kunci : jenis penelitian, Sandpaper Letters, metode Montessori, menulis
kalimat tegak bersambung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENTOF SANDPAPER LETTERS PROPERTY
UPRIGHT SENTENCES CONCATENATED WRITTING BASED
MONTESSORI METHODS
Sabrina Winda Agustin
NIM : 111134275
Sanata Dharma University
This researched aims to develop the ability to write sentences upright continued
first-class students of SDN Experiment 2 Yogyakarta. This research type is
research and development (Research and Development). This research uses seven
steps: 1) research and data collection, (2) planning, (3) the development of the
format of the initial product, (4) the initial trials, (5) product revision, (6) the field
trials, (7) revision of the final product. Validation is done by the Indonesian
lecturers and expert lecturers Montessori. Subject research trial consisted of first
grade students of SDN Experiment 2 Yogyakarta. Data were collected through
interviews, observations, and results of questionnaire analysis of the needs of
teachers and students. Data generated in the form of students' writing before
using property Sandpaper Letters and after using props Sandpaper Letters.
The results showed that props Sandpaper Letters based on the Montessori
method has five characteristics: (1) interesting, (2) graded, (3) can be used
independently, (4) have the error handler, (5) contextual. Quality props shown
from the results of validation by Indonesian experts and experts Montessori and
obtain a score of 3.20 is included in the category of "very good". This indicates
that the Sandpaper Letters property fit for use and can be tested on a wider scope.
Keywords: types of research, Sandpaper Letters, Montessori method, write a
sentence erect continued.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan, atas segala rahmat, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi yang berjudul
“Pengembangan Alat Peraga Sandpaper Letters Materi Menulis Kalimat Tegak
Bersambung Berbasis Metode Montessori” sebagai Tugas akhir ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dalam
program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa
bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan
ini peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD Universitas
Sanata Dharma dan dosen pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan
kepada penulis.
3. Apri Damai Sagita Krissandi,S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD,
Universitas Sanata Dharma
4. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan arahan, meluangkan waktu, dan membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Kepala SD Negeri Percobaan II, Jumari S. Pd. yang telah memberikan
ijin penelitian, dan Ibu Ketti W, S.Pd. selaku wali kelas I yang bersedia
meluangkan waktu dan memberikan masukanselama penelitian serta seluruh
guru, karyawan dan murid-murid tercinta SD Negeri Percobaan II.
6. Seluruh dosen dan staf karyawan Prodi PGSD Universitas Sanata Dharma,
yang telah mendidik dan membimbing selama penulis belajar di kampus
PGSD, USD.
7. Ibu Fransiska Wiwi Sarwati dan Bapak Yusuf Sumarja, kakakku Yohana
Astri Wardani,Sasongko Dwi Hartaji dan mas Abdiel Yosi Dwi Prasetya.
8. Tante Marwati, Om Budi, Tante Victoria, Om Sigit, Mas Petrus, Suster Rena
terimakasih untuk dukungan dan doanya selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
9. Keluarga besarku yang selalu mendukung dan mendoakan saya dalam
melaksanakan penulisan skripsi.
10. Teman-teman kelompok payung montessori (Elena Mahanani Wicaksono,
Stefi Peni Leton, Bona) terima kasih atas kerjasama, kebersamaan, dan
bantuan selama kita mengerjakan skripsi ini.
11. Teman-teman angkatan 2011 PGSD terlebih kelas D terima kasih atas kerja
sama, kekeluargaan, dan keceriaan yang selalu tercipta setiap hari selama
perkuliahan.
12. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada saya
dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari masih banyak keterbatasan dan kekurangan dalam
penulisan tugas akhir ini.Oleh karena itu, penulis membutuhkan saran dan
kritik yang membangun. Akhirnya, semoga penulisan tugas akhir ini
bermanfaat untuk memajukan pendidikan di masa yang akan datang.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................ vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xxii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 10
D. Manfaat Penelitan ....................................................................................... 11
E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan ......................................................... 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
F. Definisi Operasional ................................................................................... 18
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 19
A. Kajian Pustaka ............................................................................................ 19
1. Pengertian Menulis ............................................................................ 19
2. Pengertian Kemampuan Menulis ....................................................... 20
3. Menulis Tegak Bersambung ........................................................ 22
4. Manfaat Menulis Huruf Tegak Bersambung ................................... 24
5. Tahap-tahap Menulis Huruf Tegak Bersambung ................................ 25
6. Langkah-langkah Menulis Huruf Tegak Bersambung ........................ 27
7. Penilaian Menulis Huruf Tegak Bersambung ..................................... 31
8. Prinsip Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar ............................... 32
9. Menulis Kalimat Sederhana ............................................................... 33
10. Metode Montessori ........................................................................... 35
11. Kemampuan Motorik Halus .............................................................. 36
12. Perkembangan Anak ......................................................................... 37
13. Alat Peraga Montessori ..................................................................... 42
a. Pengertian Alat Peraga ...................................................................... 42
b. Fungsi Alat Peraga ............................................................................. 52
c. Kriteria Alat Peraga.................................................................... 55
d. Alat Peraga Berbasis Metode Montessori....................................... 56
14. Prinsip Pendidikan dengan Metode Montessori ............................. 60
15. Deskripsi Kemampuan Siswa……………………………………… 62
B. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 63
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 69
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 69
B. Setting Penelitian ......................................................................................... 71
1. Objek Penelitian ..................................................................................... 71
2. Subyek Penelitian .................................................................................. 71
3. Tempat Penelitian .................................................................................. 71
4. Waktu Penelitian .................................................................................... 72
C. Rancangan Penelitian ................................................................................. 72
D. Prosedur Pengembangan ............................................................................ 76
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 81
F. Instrumen Pengumpulan Data .................................................................... 89
G. Teknik Analisis Data......................................................................... 100
H. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ..................... 107
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 107
1. Pengumpulan Data .................................................................................. 107
B. Pembahasan ................................................................................................ 166
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN
SARAN ........................................................................................................... 122
A. Kesimpulan ................................................................................................. 122
B. Keterbatasan Penelitan ............................................................................... 123
C. Saran ........................................................................................................... 123
DAFTAR REFERENSI ................................................................................... 125
LAMPIRAN ..................................................................................................... 127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.1Hasil Validasi Instrumen Wawancara Kepala Sekolah .............. 183
Lampiran 1.2 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Guru Kelas I ................ 186
Lampiran 1.3 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Siswa Kelas I ............... 189
Lampiran 2.1 Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Analisis ........................... 190
Lampiran 2.2 Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Siswa ............................... 194
Lampiran 2.3 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ………….. . ……..201
Lampiran 2.4 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ……..………….. 205
Lampiran 3.1 Hasil Validasi Kelayakan Produk oleh Ahli ……………… 211
Lampiran 4.1 Hasil Produk Siswa …………………………………. ……….229
Lampiran 5. Dokumentasi ………………………………………………… 241
Lampiran 6. Album Alat Peraga …………………………………….. …….. 242
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Tulisan Salah Satu Siswa Kelas I ................................................ 8
Gambar 1.2 Alat Peraga Sandpaper Letters huruf c,m,n dan r ........................ 15
Gambar 1.3 Alat Peraga Sandpaper Letters huruf b,c, f dan g ........................ 15
Gambar 1.4 Alat Peraga Sanpaper Letters huruf a,i,u,e dan o........................ 16
Gambar 1.5 Alat Peraga Sandpaper Letters huruf s,v,w,x dan z ................... 17
Gambar 1.6 Alat Peraga Sandpaper Letters huruf h,j,k dan l.......................... 18
Gambar 1.7 Alat Peraga Sandpaper Letters huruf p, q, t dan y...................... 19
Gambar 2.1 Baris Buku pada buku tulis halus siswa...................................... 32
Gambar 2.2 Aturan Menulis Huruf Tegak Bersambung................................. 33
Gambar 4.1 Sandpaper yang sudah direvisi huruf vokal ................................. 71
Gambar 4.2 Sandpaper Letters huruf h,j,k,l ..................................................... 72
Gambar 4.3 Sandpaper Letters huruf b,d,f dan g ............................................. 72
Gambar 4.4 Sandpaper Letters huruf p,q,t dan y ............................................. 73
Gambar 4.5 Sandpaper Letters huruf s,v,w,x dan z ......................................... 73
Gambar 4.6 Sandpaper Letters huruf c,m,n,r .................................................. 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan (A) Latar Belakang Penelitian, (B) Rumusan Masalah,
(C) Tujuan penelitian, (D) Manfaat penelitian, (E) Spesifikasi produk yang
dikembangkan, dan (F) Definisi operasional.
A. Latar Belakang Penelitian
Pembelajaran bahasa Indonesia di SD pada hakikatnya diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa
Indonesia dengan baik dan benar. Adapun beberapa tujuan dari pembelajaran
bahasa Indonesia memiliki tujuan yang ditujukan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Tujuan
pembelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi adalah sebagai
berikut: a) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku,baik secara lisan maupun tertulis, b) memahami bahasa Indonesia dan
menggunakannya dengan tepat dan kreatif, c) menggunakan bahasa Indonesia
untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan
sosial. Bahasa Indonesia memiliki peran sentral dan penting dalam perkembangan
intelektual,sosial, dan emosional peserta didik dan menjadi salah satu penunjang
keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Senada dengan pendapat di atas, menurut Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) juga menjelaskan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia pada
jenjang SD/MI harus mencakup komponen kemampuan berbahasa yang meliputi
4 aspek. Keempat aspek tersebut adalah: (1) mendengarkan, (2) berbicara, (3)
membaca, dan (4) menulis.
Mata pelajaran bahasa Indonesia di ruang lingkup SD diharapkan dapat
membantu siswa untuk menguasai, memahami, dan dapat mengimplementasikan
keterampilan berbahasa, seperti halnya kemampuan membaca, menyimak,
menulis dan berbicara. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dengan baik dan
benar. Hal tersebut dilakukan baik secara lisan maupun tertulis serta
menumbuhkan apreasi terhadap hasil karya kesastraan. Pembelajaran bahasa
Indonesia di SD dilaksanakan secara terpadu. Isi dan tujuan dari standar
kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia bersumber pada hakikat
pembelajaran bahasa yaitu belajar berkomunikasi dan belajar sastra. Oleh karena
itu, pembelajaran bahasa Indonesia yang tepat dan benar seharusnya
mengupayakan peningkatan kemampuan siswa untuk berkomunikasi secara lisan
dan tertulis serta menghargai karya cipta bangsa Indonesia (Hartati, 2003:12).
Pentingya menulis huruf tegak bersambung di kelas I SD perlu ditekankan
kepada siswa, supaya siswa dapat menulis permulaan dengan tulisan yang benar,
sehingga tulisan huruf tegak bersambung dapat dibaca dengan mudah. Pelajaran
menulis di kelas rendah khususnya di kelas I SD diorientasikan pada kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
menulis mekanik. Siswa dilatih untuk menuliskan lambang-lambang tulis jika
dirangkaikan ke dalam sebuah kata, maka lambang-lambang tersebut menjadi
kalimat yang bermakna.Keterampilan menulis huruf tegak bersambung dipelajari
dikelas I dan II kemudian dilanjutkan dikelas III. Kegiatan menulis huruf tegak
bersambung diharapkan dapat melatih kemampuan berpikir dan mengasah
motorik halus siswa. Hal ini sependapat dengan Sella (2010:13) bahwa
kemampuan motorik halus siswa akan semakin terasah ketika siswa berlatih
menulis huruf tegak bersambung dengan menggunakan pensil. Kegiatan menulis
huruf tegak bersambung akan merangsang kerja otak,terutama otak kanan siswa
yang merupakan tempat mengatur berbagai macam seni dan estetika.
Kemampuan otak manusia khususnya siswa usia 6-7 tahun (kelas 1 SD)
sedang mengalami perkembangan kognitif yang pesat. Pembelajaran menulis
huruf tegak bersambung secara tidak langsung juga mengajarkan ketelitian,
kerapian dan kreatif kepada siswa. Fungsi lain dari menulis huruf tegak
bersambung adalah siswa dapat menulis lebih rapi sehingga mudah dibaca oleh
orang lain. (Sella,2012:33). Hal ini disebabkan dengan adanya kegiatan menulis
huruf tegak bersambung, siswa berusaha menulis pada posisi baris yang terdapat
di buku halus menulis huruf tegak bersambung. Di dalam buku halus terdapat
enam baris yang digunakan sebagai tempat merangkai huruf. Dengan adanya baris
tersebut dapat membantu siswa untuk menulis huruf tegak bersambung sesuai
dengan benar.
Senada dengan Sella, menurut pendapat Pratanti (2012:54)
mengungkapkan menulis huruf tegak bersambung dengan menggunakan pensil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
atau pulpen adalah salah satu kegiatan kompleks yang melibatkan integrasi
sensori (visual, sentuhan, dan motorik halus). Siswa kelas I SD pada umumnya
diberikan latihan menulis dengan menggunakan pensil. Jika terjadi kesalahan
dalam menulis huruf tegak bersambung, maka siswa dapat menghapusnya. Oleh
karena itu, dalam penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh peneliti
menyarankan supaya siswa menggunakan pensil. Menurut pendapat Pratanti
(2012: 22) menjelaskan bahwa dengan menulis huruf tegak bersambung dengan
menggunakan pensil akan membantu siswa dalam mengkoordinasikan seluruh
sensori motorik antara tangan, alat tulis dan tulisan yang akan ditulis sehingga
merangsang kerja otak kanan mereka.
Kesulitan siswa dalam melakukan integrasi sensori pada siswa akan
berpengaruh terhadap kemampuan berkonsentrasi, kendali emosi. Berdasarkan
hasil observasi terhadap siswa kelas IA di SDN Percobaan 2 Yogyakarta pada
tanggal 10 Oktober -15 Oktober 2015 diperoleh data diantaranya sebagian besar
siswa masih merasa kesulitan menulis huruf konsonan seperti huruf p,q,z,t,w,z
dan siswa masih mengalami kesulitan dalam merangkaikan huruf menjadi sebuah
kata dan kalimat.
Disamping itu, guru masih belum dapat menciptakan media yang mampu
melatih siswa supaya dapat menulis huruf tegak bersambung dengan benar. Media
yang tersedia di ruang kelas I pada umumnya hanya poster contoh huruf tegak
bersambung. Proses pembelajaran menulis huruf tegak bersambung selama
pelajaran bahasa Indonesia belum melibatkan keaktifan siswa untuk latihan
menulis dengan intensif, akibatnya masih banyak tulisan siswa yang belum jelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dibaca. Oleh karena itu, guru harus mencari alternatif alat peraga pembelajaran
yang dapat membantu siswa dalam latihan menulis huruf tegak bersambung.
Ketidakmampuan siswa dalam menulis huruf tegak bersambung khususnya
siswa laki-laki akan berakibat pada rendahnya prestasi belajar siswa, sebab siswa
tidak jelas membaca tulisan yang ditulisnya. Dari hasil pengamatan, peneliti juga
melihat hasil belajar siswa yang belum maksimal dan masih banyak huruf yang
belum jelas. Penggunaan buku tulis halus dan alat peraga Sandpaper letters yang
dapat dimanfaatkan oleh peneliti untuk latihan menulis huruf tegak bersambung.
Adapun alasan tertentu siswa diberi pelajaran menulis huruf tegak
bersambung adalah (1) tulisan sambung memudahkan siswa untuk mengenal kata-
kata sebagai satu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan, (2) menulis huruf tegak
bersambung tidak memungkinkan menulis dengan posisi huruf terbalik, (3)
menulis huruf tegak bersambung lebih cepat karena tidak ada gerakan berhenti
disetiap huruf (Abdurrahman, 1999:21). Adapun kelebihan buku tulis halus
dibandingkan dengan buku tulis biasa yaitu untuk melatih siswa menulis huruf
tegak bersambung adalah sebagai berikut: (1) mempermudah siswa dalam
menyamakan besarnya huruf. Hal ini disebabkan besarnya huruf yang ditulis oleh
siswa dipandu oleh dua garis atas dan dua garis bawah serta satu garis tengah
yang memiliki spasi pendek, sehingga tulisan siswa akan tepat pada garis tidak
lebih dan tidak kurang dari jangkauan garis.
Pemanfaatan alat peraga atau benda-benda konkret, salah satunya dapat
membantu siswa memahami materi pembelajaran khususnya dalam hal menulis
huruf tegak bersambung. Hal ini sesuai dengan teori perkembangan kognitif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Piaget (2011:36) menyatakan siswa kelas I SD masih berada pada tahap
operasional konkret (7-11 tahun). Pada tahap ini, siswa mampu berpikir secara
logis dan dapat membangun konsep pengetahuan dengan cara memanfaatkan
benda-benda konkret disekitar lingkungan. Hal tersebut sesuai dengan hasil
penelitian tentang penggunaan alat peraga Sandpaper letters untuk mengatasi
permasalahan terkait dengan melatih dan merangsang motorik halus anak pada
saat menulis huruf tegak bersambung. Penggunaan alat peraga dapat membantu
melatih motorik halus anak sehingga anak mampu memahami cara menulis huruf
tegak bersambung dengan benar.
Kesulitan masing-masing siswa dalam menulis dapat menimbulkan berbagai
akibat tidak terbacanya tulisan siswa dengan jelas. Hal ini yang dirasakan oleh
guru kelas I SDN Percobaan mengatakan masih ada beberapa siswa yang belum
lancar dalam menulis huruf tegak bersambung, sehingga saat ada tugas untuk
menulis, siswa tersebut lambat dalam menyelesaikan tugasnya. Tulisan antara
satu siswa dengan siswa lainnya pasti berbeda bentuknya. Peneliti mengambil
salah satu gambar tulisan siswa pada saat kegiatan observasi di kelas IA dan
peneliti menemukan adanya permasalahan dikelas IA untuk materi menulis
kalimat menggunakan huruf tegak bersambung.
Sebagai contoh tulisan siswa adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Gambar 1.1 Tulisan salah satu siswa kelas I
Berdasarkan dokumentasi gambar tulisan salah satu siswa diatas, peneliti
menemukan permasalahan yaitu kesulitan menulis huruf tegak bersambung. Salah
satu metode yang dapat digunakan untuk melatih sensori motorik halus anak
adalah dengan menggunakan metode Montessori karena metode ini menekankan
fungsi dari penggunaan alat peraga. Melalui metodenya, Montessori mampu
mengasah motorik halus anak dengan cara meraba huruf yang terdapat pada alat
sandpaper letters.setelah anak meraba huruf kemudian anak diberi penjelasan
tentang cara menulis huruf dan diberikan latihan secara terus-menerus sehingga
pada usia SD, anak sudah lancar menulis huruf.
Selain penelitian yang dilakukan oleh Montessori, penelitian serupa
dilakukan oleh Liliard dan El-Quest (2006:12) yang menunjukkan bahwa anak
yang diberi kebebasan dan kemandirian dalam belajar menggunakan alat peraga
khususnya dari sekolah montessori memiliki kecepatan belajar yang lebih fokus
dalam memahami konsep abstrak dibandingkan dengan anak dari sekolah
tradisional. Penelitian lain terkait dengan adanya pengaruh penggunaan media
pembelajaran sandpaper letters terhadap kemampuan meniru huruf kelas 1 SD
Ar-Rahman, Jombang. Kedua penelitian tersebut menunjukkan bahwa
penggunaan metode Montessori dalam pembelajaran dapat berpengaruh terhadap
hasil prestasi siswa khususnya dalam menulis huruf.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan guru kelas I dan siswa kelas I terdapat
beberapa informasi bahwa guru belum menggunakan alat peraga bahasa Indonesia
secara maksimal dan hanya terbatas pada papan tulis saja. Selain itu, peneliti juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
melihat dari hasil analisis kebutuhan siswa dan hasil kuesioner menyebutkan
bahwa sekitar 70% siswa kelas 1Amembutuhkan alat peraga yang menarik dan
mampu membantu siswa dalam memahami cara menulis huruf tegak bersambung.
Guru kelas 1A juga membutuhkan alat peraga yang mampu membantu siswa
dalam latihan menulis huruf tegak bersambung.
Berdasarkan informasi dari hasil analisis tersebut, maka peneliti terdorong
untuk melakukan penelitian dan pengembangan (research and development)
tentang alat peraga pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis huruf tegak
bersambung. Alat peraga yang dikembangkan adalah alat peraga berbasis
Montessori “Sandpaper Letters”. Alat peraga ini merupakan salah satu alat peraga
Montessori yang digunakan untuk melatih anak supaya mengetahui cara menulis
huruf tegak bersambung dan mengasah motorik halus anak dengan meraba
(tracing) huruf yang ada pada papan Sandpaper letters.
Dalam penggandaan alat peraga berbasis Montessori ada beberapa hal yang
harus diperhatikan, diantaranya tentang fungsi dan tingkat keamanan pada saat
siswa menggunakan alat peraga tersebut secara mandiri. Maria Montessori telah
menjelaskan tentang tata cara dalam menggandakan alat peraganya yang disajikan
dalam Metode Montessori. Montessori (dalam Gutek, 2013:240) menyataka
bahwa pembelajaran bahasa Indonesia degan alat peraga sebaiknya mengandung
unsur dan nilai keindahan serta estetik (seni) termasuk dalam kategori menarik,
unsur gradasi (dilihat dari tekstur,warna,bentuk,ukuran,fungsi), nilai pengendali
kesalahan (auto-correction), dan nilai kontekstual. Alat peraga yang dirancang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
sebaiknya memenuhi kelima nilai dan karakter tersebut, sehingga alat peraga yang
dihasilkan dapat memberikan manfaat dan hasil yang maksimal oleh siswa.
Peneliti mengembangkan alat peraga bahasa Indonesia “Sandpaper letters”
untuk alat peraga menulis huruf tegak bersambung. Tujuan dalam
mengembangkan alat peraga bahasa Indonesia berbasis Montessori ini adalah
untuk melatih siswa dalam menulis kalimat dengan menggunakan huruf tegak
bersambung.
Peneliti mengembangkan alat peraga Montessori selama proses penelitian
berlangsung. Penelitian dilakukan di SDN Percobaan II Yogyakarta dengan
jumlah 10 siswa yang terdiri dari 5 anak perempuan dan 5 anak laki-laki. Peneliti
melakukan penelitian di SD tersebut karena kebutuhan alat peraga masih terbatas
untuk kelas I. Penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran
2015/2016 pada mata pelajaran bahasa Indonesia.Salah satu kemampuan yang
akan dikembangkan peneliti adalah kemampuan menulis, khususnya menulis
kalimat menggunakan huruf tegak bersambung. Dalam menulis yang dibutuhkan
bukan hanya kemampuan siswa dalam menyusun dan menuliskan simbol-simbol
tertulis saja melainkan juga kemampuan siswa dalam mengungkapkan pikiran,
perasaan serta pendapat ke dalam bentuk tulisan. Menurut Solchan (2008:117)
berpendapat bahwa dalam pembelajaran menulis di kelas rendah (menulis
permulaan) yang perlu di ajarkan kepada siswa adalah: (1) penguasaan tulisan
(huruf), (2) penulisan kata, (3) penulisan kalimat sederhana, (4) kaidah tata tulis.
Produk yang dihasilkan berupa prototipe alat peraga Sandpaper Letters yang
diujicobakan secara terbatas kepada subjek siswa kelas I SDN Percobaan II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana alat peraga Sandpaper Letters berbasis Montessori yang
dikembangkan untuk materi menulis kalimat dengan menggunakan huruf tegak
bersambung pada siswa kelas I di SDN Percobaan 2 Yogyakarta?
2. Bagaimana cara penggunaan alat peraga Sandpaper Letters berbasis
Montessori yang dikembangkan tentang materi menulis kalimat menggunakan
huruf tegak bersambung pada siswa kelas I di SDN Percobaan 2 Yogyakarta?
3. Bagaimana kualitas alat peraga Sandpaper Letters berbasis Montessori yang
dikembangkan tentang materi menulis kalimat dengan menggunakan huruf
tegak bersambung pada siswa kelas I di SDN Percobaan 2 Yogyakarta?
4. Bagaimana deskripsi kemampuan siswadalam menulis kalimat dengan
menggunakan huruf tegak bersambung pada siswa kelas I di SDN Percobaan 2
Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengembangkan alat peraga Sandpaper Letters berbasis Montessori yang
sesuai digunakan untuk melatih anak menulis kalimat dengan menggunakan
huruf tegak bersambung pada siswa kelas I di SDN Percobaan 2 Yogyakarta.
2. Mengetahui penggunaan alat peraga Sandpaper Letters berbasis Montessori
yang dikembangkan tentang materi menulis kalimat dengan menggunakan
huruf tegak bersambung pada siswa kelas I di SDN Percobaan 2 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
3. Mengetahui kualitas alat peraga Sandpaper Letters berbasis Montessori yang
dikembangkan tentang materi menulis kalimat dengan menggunakan huruf
tegak bersambung pada siswa kelas I di SDN Percobaan 2 Yogyakarta.
4. Mengetahui deskripsi kemampuan siswa dalam menulis kalimat dengan
menggunakan huruf tegak bersambung pada siswa kelas I di SDN Percobaan 2
Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Alat peraga yang dikembangkan akan memberikan ilmu baru bagi siswa
kelas I tentang bentuk huruf tegak bersambung dan wawasan tentang alat
peraga montessori yaitu Sandpaper letters. Melalui alat peraga Sandpaper
letters, siswa dapat belajar sambil bermain dengan alat peraga. Siswa juga
merasakan adanya tekstur kasar dari permukaan huruf, sehingga ada nilai
keindahan dan gradasi dari alat peraga Sandpaper letters.
2. Manfaat Praktis
a.) Bagi Peneliti
Penelitian ini membuka pengetahuan dan wawasan baru bagi peneliti dalam
merancang, membuat, serta mengembangkan penggunaan alat peraga bahasa
Indonesia berbasis Montessori tentang menulis kalimat huruf tegak
bersambung untuk siswa dikelas IA serta melibatkan keaktifan siswa selama
proses penelitian berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
b.) Bagi Guru
Guru dapat mengembangkan alat peraga yang sudah dimiliki sesuai dengan
prinsip-prinsip alat peraga berbasis Montessori. Setelah itu guru dapat
mengaplikasikan alat peraga Sandpaper Letters untuk siswa kelas I pada
materi menulis huruf tegak bersambung.
c.) Bagi Siswa
Penelitian ini dapat membantu siswa dalam memahami konsep dasar menulis
huruf tegak bersambung dan menambah ketertarikan siswa dalam belajar
menulis huruf tegak bersambung dan memberikan pengetahuan tentang alat
peraga Sandpaper Letters.
d.) Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan baru bagi sekolah tentang
penggunaan alat peraga untuk mengatasi permasalahan siswa khususnya kelas
I dalam hal menulis huruf tegak bersambung, sehingga pihak sekolah dapat
memiliki inovasi untuk memperbaiki dan menata kembali proses pendidikan
melalui pemanfaatan dan penggandaan alat peraga yang digunakan.
E. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Produk yang dikembangkan dan dihasilkan dalam penelitian ini adalah alat
peraga yang berupa Sandpaper Letters berbasis pada Metode Montessori,
beserta album cara penggunaannya. Adapun beberapa list produk yang akan
dikembangkan yaitu papan huruf vokal dan papan huruf konsonan yang sudah
didesain oleh peneliti dan sudah divalidasi oleh ahli bahasa Indonesia dan ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Montessori serta album penggunaan. Adapun fungsi dari alat peraga Sandpaper
letters yaitu membantu siswa dalam memahami cara menulis huruf tegak
bersambung dan mengetahui bentuk huruf tegak bersambung. Produk alat
peraga yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah papan yang terdiri dari
huruf vokal dan huruf konsonan dengan desain huruf tegak bersambung.
Berikut ini adalah desain alat peraga Sandpaper Letter yang telah dirancang
oleh peneliti.
Gambar 1.2 Alat peraga Sandpaper Letters
Pada papan huruf c,m,n, dan r memiliki panjang papan 50 cm dan lebar papan
9,6 cm. Papan sandpaper letters ini didesain dengan menggunakan bahan kayu
pinus dan untuk huruf nya, peneliti menggunakan pasir pantai yang teksturnya
tidak terlalu kasar, sehingga aman digunakan untuk tracing bagi anak kelas I
SD. Panjang tangkai c adalah 5 cm, panjang tangkai m,n dan r sama yaitu 5
cm. Hal ini disesuaikan dengan lebar papan huruf bagian tengah adalah 5 cm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Gambar 1.3 Alat peraga Sandpaper Letter untuk huruf b,c,f dan g.
Pada papan huruf b,d,f,g memiliki panjang papan 50 cm dan lebar papan
20,6 cm. Papan sandpaper letters ini didesain dengan menggunakan bahan
kayu pinus dan untuk hurufnya, peneliti menggunakan pasir pantai yang
teksturnya tidak terlalu kasar, sehingga aman digunakan untuk tracing bagi
anak kelas I SD. Panjang tangkai b adalah 6cm dan tinggi tangkai adalah 6
cm.sedangkan untuk huruf d memiliki tinggi tangkai 4,4 cm,ekor tangkai
kurang lebih 6 cm dan bagian depan memiliki panjang 3,6 cm serta diameter
tengah adalah 2,4 cm. Pada huruf f, memiliki tinggi tangkai 6,6cm dan panjang
tangkai 4,7cm. Pada huruf g memiliki panjang tangkai 6 cm kearah bawah dan
bagian depan 3,7 cm serta diameter begian tengah didalam huruf g adalah 1,5
cm.
Pengelompokan huruf b,d,f dan g karena dilihat dari panjang tangkai dan
besarnya huruf yang dibuat, sehingga peneliti mengelompokkan huruf b,d,f dan
g dalam satu papan. Untuk huruf konsonan, peneliti memberikan gradasi warna
biru tua dan biru muda, supaya anak kelas I merasa tertarik dengan adanya
gradasi warna serta gradasi tekstur.
Gambar 1.4 Alat peraga Sandpaper Letter untuk huruf a,i,u,e,o
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Pada papan huruf a,i,u,e dan o memiliki panjang 50 cm dan lebar papan 9,6
cm. Papan sandpaper letters ini didesain dengan menggunakan bahan dari kayu
pinus,sama dengan papan huruf lainnya. Hanya saja pada huruf vokal, peneliti
memberikan gradasi warna merah tua dan warna biru. Hal ini disesuaikan dengan
kriteria alat peraga berbasis Montessori yaitu menarik dan bergradasi. Yang
dimaksud menarik, dapat dilihat dari komposisi dan pemilihan warna, sedangkan
untuk bergradasi dapat dilihar dari tekstur permukaan huruf vokal.
Peneliti mengelompokkan huruf a,i,u,e dan o menjadi satu papan karena
memudahkan peneliti untuk mengajarkan kepada siswa tentang macam-macam
huruf vokal dan berbagai bentuk huruf vokal apabila didesain dengan tegak
bersambung. Selain itu, peneliti juga mendesain huruf a,i,u,e dan o menjadi satu
papan karena tinggi masing-masing tangkai dan panjang tangkai sama besarnya,
sehingga sekaligus mengajarkan kepada siswa tentang kesesuaian tinggi dan
besarnya huruf vokal a,i,u,e dan o.
Gambar 1.5 Alat Sandpaper Letter untuk huruf konsonan s,v,w,x dan z
Pada papan huruf s,v,w,x dan z memiliki panjang papan 50 cm dan lebar papan
9,6 cm.Papan sandpaper letters ini didesain dengan menggunakan bahan kayu
pinus dan untuk hurufnya, peneliti menggunakan pasir pantai yang teksturnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
tidak terlalu kasar, sehingga aman digunakan untuk tracing bagi anak kelas I SD.
Panjang tangkai s adalah 5 cm dan tinggi tangkai adalah 5 cm. sedangkan untuk
huruf v memiliki tinggi tangkai 5 cm,ekor tangkai kurang lebih 5 cm dan bagian
depan memiliki panjang 5 cm serta diameter tengah Pada huruf w memiliki tinggi
tangkai 5 cm dan panjang tangkai 5 cm. Pada huruf x memiliki panjang tangkai 5
cm kearah bawah dan bagian depan 5 cm.
Pengelompokan huruf s,v,w,x dan z karena dilihat dari panjang tangkai dan
besarnya huruf yang dibuat, sehingga peneliti mengelompokkan huruf s,v,w,x dan
z dalam satu papan. Untuk huruf konsonan, peneliti memberikan gradasi warna
biru tua dan biru muda, supaya anak kelas I merasa tertarik dengan adanya gradasi
warna serta gradasi tekstur.
Gambar 1.6 Alat Sandpaper Letter untuk huruf konsonan h,j,k dan l.
Pada papan huruf h,j,k dan l memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Tinggi tangkai h
adalah 13.4 cm dan ekortangkai adalah 6 cm, sedangkan untuk huruf j mmiliki
tinggi tangkai 6,9 cm,ekor tangkai kurang lebih 6 cm dan bagian depan memiliki
panjang 4 cm.Ciri pada hurufk yaitu memiliki tinggi tangkai 6cm dan panjang
tangkai dari depan adalah 8,3 cm. Pada huruf l memiliki panjang tangkai 6 cm
kearah atas dan bagian dari depan adalah 6 cm.Pengelompokan huruf h,j,k dan l
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dalam satu papan karena peneliti melihat dari kesesuaian besar dan tingginya
tangkai huruf h,j,k dan l. dalam pengelompokkan ini, peneliti juga mengajarkan
kepada siswa tentang bentuk huruf h,j,k dan l yang ada di papan sandpaper letters
Untuk huruf konsonan, peneliti memberikan gradasi warna biru tua dan biru
muda, supaya anak kelas I merasa tertarik dengan adanya gradasi warna serta
gradasi tekstur.
Gambar 1.7 Alat peraga Sandpaper Letters untuk huruf p,q,t dan y.
Pada papan huruf p,q,t dan y memiliki panjang papan 50 cm dan lebar papan
20,6 cm. Papan sandpaper letters ini didesain dengan menggunakan bahan kayu
pinus dan untuk huruf nya, peneliti menggunakan pasir pantai yang teksturnya
tidak terlalu kasar, sehingga aman digunakan untuk tracing bagi anak kelas I SD.
Panjang tangkai p adalah 7 cm cm dan tinggi tangkai adalah 6 cm.sedangkan
untuk huruf q memiliki tinggi tangkai 13 cm,ekor tangkai yang menjulur ke
samping bawah adalah 5 cm dan bagian depan memiliki panjang 4 cm serta
diameter tengah adalah 2,2 cm.
Pada huruf t, memiliki tinggi tangkai 8,6 cm dan panjang tangkai 4,5 cm.
Pada huruf y memiliki panjang tangkai 8 cm kearah bawah dan bagian depan 3,7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
cm serta diameter begian tengah didalam huruf g adalah 3 cm. Pengelompokan
huruf p,q,t dan y karena dilihat dari panjang tangkai dan besarnya huruf yang
dibuat, sehingga peneliti mengelompokkan huruf p,q,t dan y dalam satu papan.
Untuk huruf konsonan, peneliti memberikan gradasi warna biru tua dan biru
muda, supaya anak kelas I merasa tertarik dengan adanya gradasi warna serta
gradasi tekstur.
F. Definisi Operasional
1. Kemampuan menulis huruf tegak bersambung/ menulis halus adalah
kemampuan yang harus dikuasai siswa sekolah dasar kelas I. Menulis huruf
tegak bersambung merupakan keterampilan yang diajarkan disekolah dasar
kelas rendah sebagai pembelajaran menulis permulaan pada tingkat dasar.
2. Alat Peraga Sandpaper Letters adalah salah satu alat peraga berbasis metode
Montessori yang digunakan untuk membantu siswa dalam memahami materi
mengenai cara menulis huruf tegak bersambung.
3. Perkembangan anak adalah proses pematangan dan perubahan hasil belajar
sebagai hasil dari pertumbuhan yang dialami anak.
4. Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan
keterampilan fisik yang melibatkan otot-otot kecil dan koordinasi mata dan
tangan.
5. Metode montessori adalah suatu metode pendidikan untuk anak-anak yang
dicetuskan oleh Maria Montessori berdasarkan pengalamannya menangani
secara langsung anak-anak berkebutuhan khusus di Casa dei Bambini,Itali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
6. Deskripsi kemampuan siswa adalah deskripsi/gambaran mengenai kemampuan
siswa dalam hal menulis huruf tegak bersambung yang dinyatakan dengan
angka sebelum menggunakan alat peraga Sandpaper letters dan setelah
menggunakan alat peraga Sandpaper letters.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
BAB II
LANDASAN TEORI
Uraian dalam bab ini terdiri dari (A) Kajian Pustaka, (B) Penelitian yang
relevan dan (C) Kerangka berpikir.
A. Kajian Pustaka
Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian.
Adapun beberapa hal yang menjadi pembahasan peneliti adalah kemampuan
menulis huruf tegak bersambung, metode Montessori, kemampuan motorik
halus dan perkembangan anak, serta alat peraga sandpaper letter Montessori
dan pembelajaran menulis huruf tegak bersambung di kelas satu sekolah dasar.
1. Pengertian Menulis
Menulis merupakan kegiatan komunikasi verbal yang berisi penyampaian
pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Pesan yang
dimaksud dapat berupa rangkaian sebuah huruf yang bermakna dengan segala
kelengkapan lambang tulisan seperti ejaan dan pungtuasi. Dengan demikian,
menulis merupakan salah satu bentuk pengunaan bahasa yang melibatkan
empat unsur, yakni penulis sebagai penyampai pesan, pesan yang ditulis,
media tulisan seperti buku, dan pembaca sebagai penerima pesan ( Yunus,
2002:13).
Menulis permulaan (beginning writing) adalah cara merealisasikan simbol-
simbol bunyi menjadi huruf-huruf yang dapat dikenali secara konkret sesuai
dengan tata cara menulis yang benar. Menulis permulaan merupakan salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
satu tahapan proses belajar menulis, khususnya menulis huruf tegak
bersambung bagi siswa sekolah dasar kelas I.
2. Pengertian Kemampuan Menulis
Kemampuan menulis terdiri dari dua kata yaitu kemampuan dan menulis.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI (2003:742) menjelaskan
arti dari kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan,
sedangkan menurut pendapat Enny (2013:37) menyatakan bahwa
kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam menguasai
suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir dan dari hasil
latihan/praktek untuk mengerjakan sesuatu yang ditunjukkan melalui
tindakan.
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan kemampuan menulis adalah
kemampuan menulis permulaan untuk siswa kelas I SD. Pada kelas rendah,
khususnya kelas 1 SD, pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada
kemampuan yang bersifat mekanik. Anak-anak dilatih untuk dapat menulis
lambang-lambang tulis seperti huruf yang akan dirangkaikan ke dalam
sebuah kata dan akan menjadi kalimat yang bermakna, apabila susunan kata
tersebut sudah benar dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Persiapan
menulis menyangkut kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk mempersiapkan
motorik halus anak, terutama pada bagian 3 jari yaitu, ibu jari, jari telunjuk
dan jari tengah.
Dalam kegiatan menulis huruf tegak bersambung, diperlukan sebuah
contoh huruf yang konkret supaya anak dapat mengetahui bentuk huruf tegak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
bersambung dan cara menulis yang benar, sehingga dapat dibaca dengan
baik. Selain contoh media yang konkret dan menarik, dalam latihan menulis
huruf tegak bersambung, siswa harus memiliki keterampilan motorik halus.
Persiapan menulis yang benar perlu dilakukan agar anak-anak supaya
lebih terlatih dalam kegiatan menulis permulaan. Persiapan menulis sendiri
dapat dilakukan dengan melatih anak melakukan hands-on learning, yaitu
kegiatan menggunakan syaraf taktil dan berolahraga.Kegiatan hands-on
learning adalah sebuah kegiatan anak menyentuh benda-benda konkret dan
media nyata. Misalnya menyentuh pasir,menyentuh media yang mampu
merangsang motorik halus dan kasar seperti media Sandpaper letter
Montessori.
Adapun manfaat dari bermain pasir dalam pengembangan keterampilan
menulis di usia SD kelas 1 yaitu dari segi psikomotorik dimana anak-anak
bermain pasir menggunakan jari tangan berguna melatih koordinasi mata dan
mengasah motorik halus anak.
Dilihat dari segi kognitif dengan bermain pasir menambah pengetahuan
anak mengenai berbagai bentuk,ukuran, perubahan wujud sehingga mampu
meningkatkan kecerdasan anak. Kemudian apabila dilihat dari segi sensoris,
bermain pasir dapat merangsang anak supaya mengasah kemampuan sensoris
melalui sentuhan kulitnya.Meskipun terlihat sederhana, bermain pasir
terbukti bermanfaat untuk melatih syaraf taktil anak. Selain itu, pasir halus
juga dapat dimanfaatkan oleh anak untuk mengenalkan hururf dengan cara
menggambarkan huruf diatas pasir tanpa takut ada salah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Menulis dipasir dengan jari telunjuk dan jari tengah dapat menjadi alat
bantu belajar menulis anak. Kegiatan menulis dengan diatas pasir dapat
memberikan sensasi motorik kepada siswa. Sebelum siswa menulis, guru
dapat memberi contoh cara menulis huruf diatas pasir terlebih dahulu
dengan menggunakan jari telunjuk. Alasan peneliti memilih kemampuan
menulis diharapkan melalui latihan menulis huruf tegak bersambung dibantu
dengan menggunakan media sandpaper letters Montessori secara terus
menerus dan rutin, diharapkan membuat siswa sanggup menulis dengan baik
dan benar.
3. Menulis Tegak Bersambung
Menulis tegak bersambung merupakan bagian dari handwritting atau
kemampuan menulis tangan. Sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
No. 094/C/Kep/I.83 tanggal 7 Juni 1983 tentang bentuk tulisan yang baku
yang telah dikemukakan oleh Murniati (2012:2). Senada dengan pendapat
menurut Muba dalam Rufaida (2010), menulis huruf tegak bersambung
merupakan suatu kegiatan yang menghasilkan tulisan dengan huruf yang
saling bersambung satu sama lain yang dilakukan tanpa mengangkat alat
tulis.
Dengan adanya kegiatan menulis huruf tegak bersambung memiliki
manfaat yang besar bagi perkembangan otak siswa usia 6-7 tahun ( SD kelas
rendah),sedangkan menurut Ellis,dkk (1989:243) menyatakan bahwa
menulis huruf tegak bersambung adalah suatu bentuk tulisan dengan huruf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
yang saling bersambung dan sudut yang membulat. Sependapat dengan
Ellis, dkk (Tompkins, 1995:480) menyatakan bahwa “Cursive handwrittig
are joined together the letters to form a word with continous movement”,
artinya bahwa menulis tegak bersambung berarti kegiatan untuk
menggabungkan huruf secara bersamaan untuk membentuk kata dengan
gerakan tangan yang terus-menerus dan saling memiliki kesinambungan.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa menulis
tegak bersambung merupakan kegiatan merangkaikan huruf demi huruf
dengan memperhatikan bentuk huruf tegak bersambung. Kegiatan tersebut
dilakukan tanpa mengangkat alat tulis agar hasil tulisannya tidak terputus-
putus.
Menulis tegak berrsambung memiliki berbagai macam tujuan. Tujuan
menulis tegak bersambung, salah satunya adalah membantu siswa dalam
mengembangkan bentuk komunikasi tertulis yang dilakukan melalui
kegiatan menulis permulaan . Dua hal penting dalam kegiatan menulis tegak
bersambung yaitu keterbacaan dan kelancaran. Keterbacaan berkaitan
dengan tulisan tersebut dapat dengan mudah ditulis dan mudah
dibaca,sedangkan kelancaran berkaitan dengan kecepatan dan ketepatan
dalam menulis huruf tegak bersambung (Tompkins,1991:477). Senada
dengan pendapat Tompkins, menurut Zuhdi (1999:87) menyatakan bahwa
tujuan menulis huruf tegak bersambung adalah agar siswa dapat menulis
dengan rapi, tepat sehingga mudah dibaca oleh orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Berdasarkan pendapat di atas, menulis kalimat dengan huruf tegak
bersambung bertujuan agar siswa dapat mengembangkan kemampuan
menulis kalimat menggunakan huruf tegak bersambung dengan rapi sehingga
mudah dibaca oleh orang lain. Penulisan dan cara merangkai yang tepat akan
menghasilkan tulisan yang rapi dan indah.
4. Manfaat Menulis Huruf Tegak Bersambung
Kegiatan menulis tegak bersambung merupakan suatu kegiatan yang
membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Hal ini bermanfaat terhadap
perkembangan otak siswa, khususnya siswa kelas rendah (kelas 1 SD).
Menulis tegak bersambung memiliki beberapa manfaat bagi perkembangan
siswa. Berikut beberapa manfaat dari kegiatan menulis tegak bersambung.
Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan menulis tegak bersambung
menurut Muba (dalam Rufaida, 2010) adalah: (1) merangsang kerja otak
untuk menjadi lebih kreatif, (2) menulis lebih cepat, (3) menghasilkan tulisan
yang lebih indah dan rapi, dan (4) mengasah daya seni yang dimiliki siswa.
Sependapat dengan Muba, menurut Dwi (2010: 17) menyebutkan tiga
manfaat dari menulis tegak bersambung diantaranya: (1) merangsang
perkembangan motorik siswa, (2) menulis lebih cepat dan (3) menghasilkan
tulisan yang lebih indah dan rapi.
Pernyataan tersebut diperjelas dengan pendapat Usmiwati (2011:13) yang
menyebutkan empat manfaat menulis tegak bersambung, yaitu: (1)
merangsang kerja otak agar berkembang dengan baik, (2) merangsang kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
otak dalam berkreativitas, (3) menghasilkan tulisan yang lebih indah dan rapi,
dan (4) mengasah daya seni siswa.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa menulis tegak
bersambung memiliki manfaat yang penting bagi siswa. Manfaat menulis
tegak bersambung tersebut, diantaranya adalah: (1) mengasah kemampuan
otak, khususnya dalam hal seni dan kreativitas siswa, (2) merangsang
perkembangan motorik siswa dan (3) tulisan menjadi lebih rapi sehingga
mudah dibaca oleh orang lain.
5. Tahap-tahap Menulis Tegak Bersambung
Mengajarkan menulis tegak bersambung memang tidak mudah,
dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan dalam mengajari siswa. Menurut
Tompkins (1995: 480-487) menulis tegak bersambung dapat diajarkan
melalui tiga tahap, diantaranya adalah: (a) menulis tangan sebelum kelas awal
(handwriting before first grade), (b) menulis tangan di kelas awal
(handwriting in the primary grade), dan (c)menulis tangan di kelas lanjut
(handwriting in the middle and upper grades). Ketiga tahap dalam menulis
tegak bersambung tersebut dapat diuraikan di bawah ini.
a. Menulis tangan sebelum kelas awal (handwriting before first grade)
Tulisan siswa berkembang dari kegiatan menggambar yang dilakukan
mereka. Kemampuan motorik halus siswa dilatih melalui kegiatan
menggambar di atas pasir, finger painting atau melukis dengan jari, dan
juga membentuk pola huruf dengan menggunakan plastisin.
b. Menulis tangan di kelas awal (handwriting in the primary grade)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Pembelajaran menulis di kelas awal dimulai dari siswa mempelajari bagaimana
cara menulis huruf lepas atau balok. Kemudian siswa belajar menulis kata
dengan menggunakan huruf lepas atau balok. Kemudian siswa belajar menulis
kata engan menggunakan huruf tegak bersambung.
c. Menulis tangan di kelas lanjut (handwriting in the middle and upper grades)
Siswa sudah mulai dikenalkan dengan bentuk huruf tegak bersambung. Siswa
belajar untuk merangkaikan huruf tegak bersambung menjadi kata maupun
kalimat. Sependapat dengan pernyataan dari Tompkins, menurut Ratih
(2010:17) juga menjelaskan pada prinsipnya tahapan menulis tegak
bersambung diajarkan dari tingkat yang paling sederhana sampai ke tingkat
yang lebih kompleks. Tahap menulis tegak bersambung tersebut, antara lain:
(a) siswa diajarkan bagaimana cara menulis bentuk huruf tegak bersambung,
(b) siswa diajarkan cara menulis kata dengan menggunakan huruf tegak
bersambung, dan (c) siswa dilatih untuk menulis kalimat dengan menggunakan
huruf tegak bersambung.
Berdasarkan pernyataan diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa tahapan
menulis tegak bersambung dimulai dari sebelum kelas awal yang berlanjut
sampai kelas I, II, dan III sekolah dasar. Sebelum siswa dilatih menulis huruf
lepas, siswa terlebih dahulu diasah kemampuan motorik halusnya melalui
kegiatan menggambar atau membentuk huruf dengan menggunakan plastisin.
Selanjutnya di kelas awal siswa belajar menulis huruf lepas terlebih dahulu
kemudian dilanjutkan dengan bagaimana menulis huruf tegak bersambung dan
cara merangkaikannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
6. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Tegak Bersambung
Pembelajaran menulis permulaan, khususnya pembelajaran menulis tegak
bersambung dimulai pada kelas awal (kelas I, II, dan dilanjutkan di kelas III).
Depdiknas (2009: 37-40) menyebutkan langkah-langkah dalam pembelajaran
menulis tegak bersambung, antara lain di bawah ini.
a.) Siswa memegang pensil dengan benar. Pensil dipegang dengan tegak dan tidak
miring ke kanan atau ke kiri.
b.) Siswa menuliskan huruf dengan benar. Huruf yang dituliskan sesuai dengan
bentuk huruf tegak bersambung
c.) Ukuran setiap hurufnya (ke atas dan ke bawah garis) ditulis dengan tepat.
Misalnya huruf yang mempunyai kaki seperti huruf f, g, j, dan y ditulis sampai
menyentuh garis bawah. Huruf yang mempunyai leher seperti huruf b, h, k, l
ditulis sampai menyentuh garis atas dan siswa menuliskan huruf dengan tegak
lurus (tidak miring ke kanan atau ke kiri). Penulisan huruf tegak bersambung
yang benar adalah tidak miring ke kanan atau ke kiri. Senada dengan
Depdiknas (2013: 10) juga menjelaskan cara dan langkah-langkah dalam
pembelajaran menulis tegak bersambung seperti berikut:
a.) Siswa belajar merangkai bentuk huruf tegak bersambung
b.) Siswa belajar menulis huruf tegak bersambung dengan cara menjiplak huruf
demi huruf
c.) Siswa belajar menulis huruf tegak bersambung dengan menggunakan buku
halus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Di bawah ini merupakan langkah-langkah menulis tegak bersambung dengan
menggunakan buku halus (Kurniawan, 2013:90) yaitu:
1.) Siswa diperkenalkan bentuk baris-baris serta cara menulis yang dimulai dari
tepi bawah baris ketiga.
Gambar 2.1 Baris pada buku tulis halus siswa
2.) Sebelum menulis siswa harus bisa membedakan huruf mana yang memiliki
jambul atau ekor atau tidak memiliki keduanya atau memiliki kedua-
duanya.
a.) Huruf berjambul ada dua yaitu jambul yang penuh dan setengah jambul.
Contoh huruf yang menggunakan jambul penuh seperti b, h, k, dan l,
sedangkan untuk jambul setengah adalah d dan t.
b.) Huruf berekor ada 2 yaitu ekor yang penuh dan setengah ekor penuh seperti
huruf g, j, y dan ekor setengah seperti p dan q.
c.) Huruf yang tidak memiliki jambul dan ekor seperti huruf
a,c,e,i,m,n,o,r,s,u,v,w,x,dan z.
d.) Huruf yang memiliki ekor dan jambul seperti huruf f.
3.) Siswa dilatih bagaimana menulis huruf tegak bersambung
a.) Siswa dilatih menulis kata dan kalimat dengan menggunakan huruf tegak
bersambung hingga hafal dan memahami bentuk huruf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Gambar 2.2 Aturan menulis huruf tegak bersambung
Adapun menurut ahli bahasa Indonesia yaitu Sampurno (2008:29) menyatakan
dalam menulis tegak bersambung perlu memperhatikan beberapa hal yaitu sebagai
berikut:
a. Memposisikan diri dalam menulis seperti cara memegang pensil yang benar
dan posisi kertas.
b. Membuat pola huruf seperti pola melingkar, lurus, dan berputar dengan
pensil pada kertas.
c. Memperhatikan huruf b, d, h, k, l dan t sementara saat menyambung huruf
yang harus diperhitungkan adalah huruf g, j, y dan f.
d. Memonitor dan mengobservasi serta menganalisis contoh tulisan tegak
bersambung yang di buat siswa.
Menurut pendapat Tompkins (1995:488-489) juga menyatakan bahwa
penggunaan strategi pembelajaran menulis tegak bersambung dimulai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
ketika guru memperkenalkan kemampuan menulis tegak bersambung dan
siswa mempraktikan cara menulis tegak bersambung. Tompkins
menyebutkan lima strategi dalam pembelajaran menulis tegak bersambung,
yaitu:
a. Memulai (initiating)
Guru memberikan contoh menulis huruf tegak bersambung di papan tulis.
b. Menstruktur dan mengonsep (structuring and conceptualizing)
Siswa menggambarkan bagaimana menulis huruf-huruf tersebut di papan
tulis. Guru membantu siswa dengan memberikan beberapa pertanyaan yang
berkaitan dengan menulis tegak bersambung. Siswa akan cepat belajar
istilah ketepatan, seperti garis dasar, kanan-kiri, kemiringan untuk
menggambarkan bagaimana huruf tersebut terbentuk.
c. Meringkas (summarizing)
Siswa menulis huruf tegak bersambung di papan tulis.
d. Menggeneralisasi (generalizing)
Guru mengajak siswa menulis tegak bersambung di papan tulis dan di
kertas Melalui kegiatan tersebut siswa dapat menggambarkan proses
penulisan bentuk huruf .
e Mengaplikasikan (applying)
Siswa diajarkan cara merangkaikan huruf tegak bersambung ke dalam kata
maupun kalimat setelah mereka mempraktikkan bagaimana menulis huruf
tegak bersambung. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, pembelajaran
menulis tegak bersambung diawali dengan kegiatan yang paling sederhana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
sampai pada kegiatan yang lebih kompleks. Siswa dilatih bagaimana cara
menulis huruf tegak bersambung dengan bimbingan guru. Selanjutnya
siswa dilatih bagaimana cara merangkai huruf tegak bersambung.
Kemudian dilanjutkan dengan siswa dilatih menulis kata dan kalimat
menggunakan huruf tegak bersambung.
7. Penilaian Pembelajaran Menulis Tegak Bersambung
Pembelajaran menulis tegak bersambung dinilai dengan menggunakan
pedoman penilaian menulis permulaan. Penilaian tersebut didasarkan pada
aspek-aspek kemampuan menulis yang harus dikuasai siswa. Aspek
kemampuan menulis permulaan siswa menurut Subarjo (2007: 90), yaitu: (1)
kerapihan, (2) ketepatan menulis, (3) penguasaan teknik, dan (4) kreativitas.
Sependapat dengan Depdiknas (2009: 127) menyebutkan bahwa penilaian
menulis tegak bersambung meliputi: (1) kerapian, (2) kesesuaian ukuran
tulisan, (3) penggunaan huruf kapital, (4) penggunaan tanda baca, dan (5)
kelengkapan huruf.
Menurut pendapat Zuchdi (1999: 81) menyatakan penilaian menulis tegak
bersambung dapat dilakukan secara holistik dan per aspek. Penilaian holistik
tersebut berarti penilaian dilakukan secara utuh berdasarkan kesan penilai.
Sedangkan penilaian per aspek dilakukan dengan cara menilai aspek penulisan,
seperti bentuk huruf, ukuran huruf, tebal tipisnya penulisan huruf, dan
kerapihan tulisan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penilaian menulis tegakbersambung
dapat disimpulkan bahwa aspek penilaian menulis huruf tegak bersambung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
meliputi: kualitas tulisan dilihat dari kejelasan huruf, teknik memegang pensil,
bentuk huruf, cara merangkai huruf, dan ketepatan tulisan dengan jumlah baris.
8. Prinsip Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar
Pembelajaran menulis di sekolah dasar menurut dibedakan atas dua
tingkatan yaitu, menulis permulaan dan menulis lanjut. Pada tingkat menulis
permulaan, kegiatan dan latihan menulis ditekankan pada cara memegang
pensil, menulis huruf tegak bersambung, cara menulis huruf biasa atau balok,
menyalin huruf atau kata, menjiplak, serta menyalin kalimat. Sasaran
pembelajaran menulis permulaan merupakan siswa kelas awal yakni, kelas I
sampai kelas II.
Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Suparno (2009: 12)menyatakan
bahwa pembelajaran bahasa Indonesia terpadu (termasuk menulis) dilandasi
oleh beberapa prinsipyaitu ,anak-anak adalah pembelajar yang konstruktif.
Mereka terus menerus akan berpikir tentang dunia mereka sebagai dasar apa
yang mereka pelajari dan mereka susun. Bahasa adalah sistem makna yang
dikomunikasikan dalam kehidupan sosial. Bahasa digunakan untuk berbagai
macam tujuan maka makna tersebut diekspresikan dengan cara yang
bermacam-macam.
9. Menulis Kalimat Sederhana dengan menggunakan huruf tegak
bersambung
Pembelajaran menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan
menggunakan huruf tegak bersambung juga diawali dengan kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
pramenulis,yaitu: Melemaskan lengan dengan gerakan menulis di
udara,memegang pensil dengan benar dan melemaskan jari dengan mewarnai,
menjiplak, menggambar, dan melatih dasar menulis yaitu garis tegak, garis
miring, garis lurus, dan garis lengkung.
Pembelajaran menulis permulaan, khususnya pembelajaran menulis huruf
tegak bersambung dimulai pada kelas awal (kelas I, II, dan dilanjutkan di kelas
III). Adapun langkah-langkah pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru
adalah:
a. Peneliti harus mempelajari terlebih dahulu materi yang akan diajarkan
kepada siswa dan harus mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar pada buku ajar. Dalam hal ini, guru harus memahami konsep
kalimat sederhana.
b. Peneliti membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi
dasar materi yang akan diajarkan.
c. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat untuk
digunakan dalam menyajikan materi yang akan diajarkan. Guru harus
dapat memotivasi siswa supaya siswa mampu mengikuti pembelajaran
dengan penuh perhatian.
d. Peneliti mempersiapkan papan tulis yang telah digarisi menjadi lima
baris.Peneliti juga meminta siswa untuk menuiapkan buku tulis bergaris
lima, kemudian peneliti memeriksa siswa satu per satu untuk memastikan
bahwa semua siswa dapat memegang pensil dengan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
e. Guru mengkondisikan siswa untuk siap menerima materi yang akan
diajarkan.
Pada saat Proses Pembelajaran, peneliti juga harus memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
f. Peneliti memberitahukan materi yang akan diajarkan
Peneliti memberitahukan materi yang akan diajarkan kepada siswa yaitu
menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan
huruf tegak bersambung. Peneliti memberikan contoh menulis dengan
menggunakan huruf tegak bersambung dipapan tulis. Contoh yang
diberikan guru harus bertahap, dimulai dari contoh yang berupa huruf,kata
dasar, kata berimbuhan, lalu kalimat. Siswa menuliskannya pada buku
masing-masing.Apabila masih ada siswa yang salah dalam menulis bentuk
huruf, peneliti harus membimbingnya sampai siswa tersebut dapat menulis
huruf tegak bersambung dengan benar.
g. Peneliti membimbing siswa mendalami materi
Pada tahap ini, contoh yang diberikan guru difokuskan pada kalimat
sederhana.Jadi guru memberikan beberapa contoh kalimat sederhana
dengan menggunakan huruf tegak bersambung di papan tulis.Siswa
menuliskannya pada bukunya masing-masing. Namun sebelum guru mulai
mendiktekan siswa, guru harus memperingatkan siswa supaya siswa
benar-benar memperhatikan kalimat yang akan didiktekan peneliti.
Suasana kelas juga harus dikondisikan supaya tidak ramai. Apabila masih
ada beberapa siswa yang masih merasa kesulitan dalam menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
menggunakan huruf tegak bersambung, maka peneliti akan membantu
siswa tersebut menggunakan media sandpaper letter Montessori.
h. Peneliti memberikan pelatihan kepada siswa.
10. Metode Montessori
Metode Montessori adalah suatu pendekatan yang dicetuskan oleh Maria
Montessori berdasarkan pengalamannya menangani secara langsung anak-
anak berkebutuhan khusus di Casa dei Bambini, Itali. Metode ini diterapkan
terutama di pra-sekolah, walaupun ada juga penerapannya sampai jenjang
pendidikan menengah. Ciri dari metode ini adalah penekanan pada aktivitas
pengarahan diri pada anak dan pengamatan klinis dari guru (sering disebut
dengan istilah direktris atau pembimbing). Metode Montesori menekankan
pentingnya penyesuaian dari lingkungan belajar anak dengan tingkat
perkembangannya, dan peran aktivitas fisik dalam menyerap konsep
akademis dan keterampilan praktifk. Ciri lainnya adalah adanya penggunaan
peralatan otodidak (koreksi diri) untuk mengendalikan kesalahan.
11. Kemampuan Motorik Halus
Motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot
kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan
dan koordinasi dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan
menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek. Hal yang sama juga
dikemukakan oleh Yudha dalam Rudyanto (2005:18) yang menyatakan
bahwa kemampuan motorik halus anak adalah kemampuan seorang anak
dalam beraktivitas menggunakan otot halus seperti kegiatan menulis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
menggambar, menyusun balok. Perkembangan motorik halus merupakan
salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara
keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi
perkembangan individu menurut Hurlock (1996:21) adalah sebagai berikut:
a. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan
memperoleh perasaan senang.
b. Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan sekolah. Pada usia pra-sekolah dan usia kelas 1
sekolah dasar, anak sudah dapat dilatih untuk menulis,menggambar
dan melukis.
Menurut definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan
motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan
fisik yang melibatkan otot-otot kecil dan koordinasi mata dan tangan.
Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus yang
optimal asalkan mendapatkan stimulasi/rangsangan yang tepat.
12. Perkembangan Anak
Pada umumnya, perkembangan ini meliputi proses perubahan secara
sistematis tentang fungsi fisik dan psikis. Menurut Yusuf (2011:1-2)
mendefinisikan arti perkembangan sebagai proses perubahan dalam diri
manusia baik secara fisik maupun psikis menuju tingkat kedewasaan atau
kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Senada dengan pendapat Yusuf, menurut Meggit (2013:11)
menjelaskan arti perkembangan anak sebagai salah satu proses
pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh seorang anak
sepanjang hidupnya. Sependapat dengan Meggit, Somantri (2007:3),
perkembangan anak merupakan proses pematangan dan perubahan hasil
belajar sebagai hasil dari pertumbuhan yang dialami anak. Berdasarkan
pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak adalah
proses perubahan dalam diri anak baik fisik maupun psikis yang terjadi
secara sistematis,progresif dan berkesinambungan.
Dari definisi diatas dapat dipahami bahwa perkembangan anak
meliputi sebuah proses yang bersifat progresif dan berkelanjutan.
Beberapa ahli juga memaparkan tentang tahap perkembangan anak, salah
satunya adalah Maria Montessori. Menurut Montessori, fase
perkembangan anak dibagi menjadi 3 tahapan yaitu (1) fase pertama
berusia 0-6 tahun, (2) fase kedua berusia 6-12 tahun, dan fase ketiga (12-
18 tahun).
Fase pertama terjadi pada usia nol hingga enam tahun. Tahap ini anak
mengalami pembentukan inteligensi yang saga penting dan merupakan
penentu bagi tahap perkembangan selanjutnya. Selain itu, pada tahap ini
mengalami periode sensitif, masa peka, atau sering disebut golden age (usia
emas). Pada usia ini, anak berada pada periode absorbent mind (pikiran
yang terserap).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Dalam hal ini, anak mengalami periode perkembangan sensitif ( periode
peka), periode perkembangan inteligensi, periode pembelajaran tentang
keteraturan, periode pembelajaran bahasa ( menulis dan membaca) yang
terjadi pada usia tiga hingga lima tahun, periode perkembangan untuk
berjalan, bersikap dan bertindak untuk kepentingan sendiri (egosentrik),
memiliki energi diri untuk fokus terhadap pengembangan diri. Oleh karena
itu, fase pertama ini merupakan fase yang tepat untuk membangun
perkembangan anak secara optimal.
Fase kedua terjadi rentang usia enam hingga dua belas tahun. Tahap ini
memungkinkan anak untuk bermain logika dan pembenaran, pembentukan
imaginasi, perkembangan moral dan mental, pengenalan budaya serta
perkembangan kekuatan fisik. Selain itu, pada anak usia enam hingga dua
belas tahun sudah memiliki ketertarikan dalam bersosialisasi dengan teman
sebaya, memiliki energi ekstra secara fisik, kondisi fisik yang lebih sehat,
dan periode belajar (intellectual period).
Fase selanjutnya adalah fase ketiga yang terjadi pada usia dua belas
hingga delapan belas tahun. Tahap ini, remaja sudah mulai mengarahkan
kematangan fisik, pencarian identitas seksual, pemodelan ideal yang diikuti
perasaan bebas, dan pencarian nilai-nilai spiritual.Teori perkembangan pun
juga dipaparkan oleh beberapa ahli di bidang perkembangan anak.Salah
satunya adalah Jean Piaget.Dalam hal ini, Piaget memaparkan pendapatnya
tentang teori perkembangan kognitif.Jean Piaget membagi perkembangan
kognitif.Jean Piaget membagi perkembangan kognitif anak dalam 4 tahap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
yaitu sensorimotorik, pra-operasional, operasional konkret, dan operasional
formal.
Tahap paling awal perkembangan kognitif terjadi pada saat bayi
berusia dua belas tahun.Selama tahap ini, inteligensi anak lebih didasarkan
pada tindakan inderawi anak terhadap lingkungan, seperti melihat, meraba,
mendengar, dan sebagainya.Selain itu, konsep anak mengenal kausalitas
(sebab-akibat) juga mulai berkembang terlebih berkaitan dengan konsep
ruang dan waktu. Beberapa perkembangan mengenai benda, ruang, waktu
dan kausalitas membantu anak membangun pengetahuan tentang
lingkungannya (Suparno,2010-26-27). Oleh karena itu, tahap ini menjadi
dasar bagi perkembangan tahapan selanjutnya.
Tahapan perkembangan kognitif selanjutnya adalah pra-operasional.
Tahapan ini terjadi pada umur dua sampai tujuh tahun.Periode ini
merupakan salah satu periode peralihan dari periode sensorimotorik.Pada
akhir periode sensorimotorik, anak mampu mengembangkan tindakan yang
efisien dan terorganisasi dalam menghadapi lingkungan. Selain itu, anak
pun menggunakan kemampuan yang sudah diterima pada periode
sebelumnya walaupun sekarang berada pada periode pra-operasional
(Crain, 2007:182). Anak juga menggunakan simbol maupun tanda untuk
menyatakan atau menjelaskan suatu objek. Berdasarkan cara berpikir
tersebut, anak mampu mengungkap dan membicarakan hal yang sudah
terjadi (Suparno,201:49). Oleh karena itu, perkembangan kognitif anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
semakin berkembang yang terorganisir dengan penggunaan simbol dan
bahasa dalam mengungkapkan objek maupun hal yang terjadi
Tahap kognitif selanjutnya adalah tahap operasional formal.Tahap
operasi formal ini merupakan tahap terakhir dalam tahap perkembangan
kognitif menurut Piaget.Tahap ini terjadi pada umur sekitar sebelas atau
dua belas tahun ke atas. Dalam tahap ini, anak dapat berpikir logis, berpikir
dengan pemikiran teoritis, formal berdasarkan proposi dan hipotesis, dan
dapat mengambil kesimpulan tanpa mengamati terlebih dahulu (Piaget
dalam Suparno,2001:88). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa cara
berpikir abstrak mulai berkembang dan digunakan.
Menurut Ginsburg dan Opper (Magini, 2013:77) juga mengatakan
bahwa anak dalam tahap ini sudah mempunyai tingkat ekuilibrium yang
tinggi, dapat berpikir fleksibel, dan efektif serta mampu memecahkan
masalah yang kompleks. Selain itu, anak juga dapat berpikir secara efektif
tentang permasalahan dan penyelsaian yang tepat akan hal tersebut. Anak
pun dapat memikirkan banyak kemungkinan tentang penyelesaian dari suatu
permasalahan yang di hadapi. Berdasarkan berbagai uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa ciri dalam tahap pra operasi formal adalah pemikiran
deduktif, hipotesis, induktif saintifik dan abstraksi refleksi
(Suparno,2001:88-89).
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa perkembangan anak
usia SD umumnya terjadi pada fase kedua yang umumnya berusia 6-12
tahun. Selain itu, anak berada pada intellectual period atau terjadi periode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
belajar secara mendalam pada rentang usia ini. Periode ini menuntut anak
untuk belajar secara lebih dari pengetahuan yang telah diperoleh
sebelumnya.Selain itu, siswa SD pun juga termasuk pada tahap
operasional konkret.Salah satu ciri pada tahap ini adalah anak mampu
menggunakan logika berpikir dengan menggunakan benda konkret dan
belum dapat menggunakan logika berpikir abstrak.
Hal ini berarti siswa SD memerlukan bantuan berupa benda konkret
atau alat peraga dalam memahami materi yang abstrak.Oleh karena itu,
peneliti terdorong untuk melakukan pengembangan tentang alat peraga
yang disesuaikan dengan perkembangan siswa SD karena alat peraga
mampu membantu siswa memahami materi yang abstrak.
13. Alat Peraga Montessori
Uraian dalam subbab ini memaparkan beberapa hal tentang alat peraga
yaitu pengertian alat peraga, fungsi alat peraga, kriteria alat peraga, alat
peraga berbasis metode Montessori, dan alat peraga sandpaper letters
menulis berbasis metode Montessori.
a. Pengertian Alat Peraga
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:27), alat dapat
didefinisikan sebagai benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu,
sedangkan menurut Sunardi,dkk (2005:20) menjelaskan alat peraga adalah
alat media pengajaran untuk memperagakan sajian pelajaran. Dari dua
pengertian tersebut, alat peraga dapat diartikan sebagai alat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
digunakan untuk memperagakan materi pembelajaran agar dapat
menyampaikan materi dengan baik kepada siswa.
Senada dengan pengertian diatas, Ali (dalam Sundayana,2014:7)
berpendapat bahwa alat peraga adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyatakan pesan sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan serta perhatian dan kemauan siswa agar dapat membantu proses
pembelajaran. Seperti halnya dengan pendapat Rusefendi (dalam
Sundayana, 2014:7), alat peraga adalah alat yang menerangkan atau
menyampaikan konsep pelajaran kepada siswa. Sama dengan paparan
pendapat diatas, Simak Yaumi dan Syafei ( dalam Arsyad,2014:10) pun
merumuskan pengertian alat peraga. Alat peraga merupakan alat yang
digunakan guru untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran. Oleh
karena itu,alat peraga adalah alat yang dapat digunakan untuk membantu
menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa.
Berbagai pendapat diatas menyatakan bahwa alat peraga memiliki
fungsi untuk membantu dan mempermudah siswa dalam memahami materi
pembelajaran. Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Maria
Montessori, Montessori juga beranggapan bahwa siswa membutuhkan
seperangkat peralatan pendidikan (didactic apparatus) yang berguna untuk
perkembangannya. Alat peraga menurut Montessori merupakan kesatuan
bahan-bahan yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan anak secara
individu dan mendukung pengembangan kemampuannya
(Hainstock,1997:80).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Selain itu, alat peraga yang dibuat oleh Montessori ditujukan untuk
membantu siswa dalam mencapai pengetahuan yang abstrak dan
mengembangkan cara berpikir yang kreatid dengan memvisualisasikan
simbol-simbol nyata (Liliard,1996:80-81). Oleh sebab itu alat peraga
selalu tersedia di kelas-kelas Montessori sebagai lingkungan yang
terstruktur dan mendukung perkembangan siswa dalam aktivitas sehari-
hari.
Dalam kerjanya di Casa dei Bambini, Montessori menghadapi masalah
yang umum dihadapi oleh semua pengajar di sekolah tingkat dasar tentang
mengajari cara membaca dan menulis. Montessori menentang anggapan
yang berlaku saat itu bahwa membaca dan menulis harus dipaksakan
kepada anak-anak. Untuk mendorong kesiapan siswa dalam hal membaca
dan menulis, Maria montessori merancang huruf-huruf dari kertas karton
yang dilapisi dengan ampelas. Keika anak-anak meraba huruf-huruf ini,
sang direktris akan membunyikan nama huruf tersebut. Sementara anak-
anak disiapkan untuk menulis huruf dengan gerakan-gerakan meraba
bentuk huruf, siswa akan menyimpan bentuk huruf dalam otak mereka
kemudian mengenali bunyi dari huruf tersebut. Anak-anak siap untuk
belajar membaca ketika mereka telah mengerti bahwa bunyi dari huruf-
huruf yang mereka raba, dan kemudian mereka tulis serta membentuk
kata-kata.
Ketika anak-anak telah mengenal semua huruf vokal dan sebagian
huruf konsonan, anak-anak telah siap untuk membentuk kata-kata yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
sederhana. Dengan menggunakan huruf-huruf vokal, sang direktris akan
memperlihatkan kepada anak-anak bagaimana cara menyusun dengan tiga
huruf dan melafalkan nama mereka dengan jelas. Pada tahap selanjutnya,
anak-anak akan menulis kata-kata yang didiktekan oleh sang direktris.
Setelah cukup berlatih,anak-anak akan mampu menyusun kata-kata tanpa
bantuan. (Magini, 2013:31)
Dalam sebuah metode pendidikan yang bersifat eksperimental,
pendidikan atau pelatihan indra-indra tidak diragukan lagi oleh
Montessori.Pelatihan indra-indra sentuhan dan suhu dapat berjalan secara
bersama. Menurut Montessori (dalam Magini, 2013:233) menjelaskan
bahwa pembatasan latihan-latihan indra sentuhan pada ujung-ujung jari
sangat bermanfaat bagi kehidupan siswa. hal ini dapat dijadikan sebagai
sebuah fase penting dalam pendidikan sebagai awal persiapan siswa alam
menulis.
Salah satu teknik yang diajarkan oleh Montessori kepada muridnya
adalah dengan memejamkan matanya supaya siswa mampu merasakan
perbedaan yang terjadi pada ujung jarinya ketika meraba suatu permukaan
yang kasar. Bahan pembelajaran yang diajarkan adalah huruf alfabetis
yang terdiri dari sebuah papan kayu segi empat yang dibagi menjadi dua
segiempat yang sama,yang satu ditutup dengan kertas yang sangat
halus,atau permukaan yang kayunya dihaluskan hingga sangat halus;yang
lain ditutup dengan kertas ampelas dan sebua papan yang sebelumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dilapisi dengan strip-strip dari kertas halus dan kertas ampelas secara
berselingan.
Montessori juga membuat sebuah alfabet yang indah, huruf-hurufnya
dalam bentuk tulisan yang bagus, tersusun dari huruf-huruf yang rendah
dengan tinggi 8 sentimeter (Magini,2013:306), dan huruf-huruf yang lebih
tinggi secara proporsional. Huruf-huruf ini terbuat dari kayu, dengan
ketebalan sekitar 0,5 sentimeter, kemudian diberi cat, yang termasuk
dalam huruf konsonan diberi cat warna biru,sedangkan huruf vokal diberi
cat warna merah. Bagian bawah dari huruf- huruf ini,tidak dicat tetapi
dilapisi dengan perunggu sehingga dapat bertahan lebih lama. Huruf-huruf
yang dibuat pada kartu-kartu ini ditata dalam kelompok-kelompok.
disetiap huruf alfabet tersebut, Maria Montessori juga menyiapkan sebuah
gambar dari sebuah benda yang namanya dimulai dengan huruf tersebut.
Di atas gambar,hurufnya dilukis dalam ukuran yang besar,dan
didekatnya, huruf yang sama namun ukurannya jauh lebih kecil daripada
huruf cetak. Gambar-gambar ini berfungsi untuk memapankan memori
tentang bunyi dari huruf tersebut, dan huruf cetak kecil yang telah
terpasang dengan huruf yang besar menjadi pengantar menuju pembacaan
buku-buku.bagian yang menarik dari eksperimen maria montessori adalah
bahwa setelah maria memperlihatkan pada anak-anak bagaimana
meletakkan huruf-huruf kayu pada huruf-huruf secara berkelompok-
kelompok pada kartu-kartu, Montessori meminta muridnya untuk meraba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
rangkaian huruf huruf tersebut dengan gerakan tangan seperti layaknya
orang menulis.
Montessori juga mengembangkan latihan-latihan ini dalam beragam
cara dan anak-anak belajar untuk membuat gerakan tangan yang
diperlukan unuk memproduksi bentuk tanda-tanda grafis tanpa
menulis.“Saya dikagetkan oleh sebuah ide yang tidak pernah masuk dalam
benak saya sebelumnya, yaitu dalam menulis, kami membuat dua bentuk
gerakan yang berbeda, karena disamping gerakan yang mereproduksi
bentuk,terdapat juga gerakan untuk memainkan alat-alat tulis.Untuk
memegang dan memainkan sebuah pensil dengan akurat, anak akan
memperoleh sebuah mekanisme otot-otot khusus yang terpisah dari geraan
menulis, hal ini harus berjalan beriringan dengan gerakan yang diperlukan
untuk menghasilkan bentuk-bentuk huruf. Dalam menulis, memang harus
ada sebuah mekanisme otot-otot yang berbeda dengan memori motorik
tentang tanda-tanda grafis.Pada periode pertama, anak meraba huruf tidak
hanya dengan jari telunjuk tangan, tetapi dengan dua jari yakni jari
telunjuk dan jari tengah, kemudian pada periode kedua, anak meraba
huruf- huruf dengan sebuah tongkat kayu kecil, yang dipegang seperti
memegang pensil.
Montessori mengatakan bahwa sang anak harus mengikuti gambaran
visual dari bentuk huruf. Sudah benar apabila jarinya telah terlatih melalui
kegiatan meraba kontur-kontur dari bentuk-bentuk geometris. Meraba
huruf-huruf dan melihatnya pada waktu yang bersamaan, menyimpan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
gambaran tersebut lebih cepat melalui kerjasama indra-indra
(Magini,2013:310). Dalam latihan-latihan untuk membentuk gambaran
visual dan otot tentang tanda-tanda alfabet, dan untuk membangun memori
otot mengenai gerakan- gerakan yang diperlukan dalam menulis.
Bahan pembelajaran yang digunakan adalah kartu- kartu huruf yang
terdiri dari kartu- kartu dimana huruf-huruf tunggal dari alfabet
ditempelkan pada kertas ampelas; kartu-kartu besar memuat kelompok-
kelompok dari huruf-huruf yang sama. Kartu-kartu dimana huruf-huruf
yang telah diampelas disesuaikan dengan ukuran dan bentuknya dengan
masing- masing huruf.Huruf vokal di kertas ampelas dominan berwarna
cerah dan ditempelkan pada kartu berwarna gelap sedangkan huruf- huruf
konsonan dan kelompok-kelompok hurufnya dikertas ampelas hitam
kemudian ditempelkam pada kartu-kartu berwarna putih. Pengelompokan
tersebut diatur sedemikian rupa sehingga menarik perhatian siswa pada
bentuk-bentuk yang kontras atau bentuk-bentuk analog ( Magini,
2013:321).
Dalam mengajarkan huruf-huruf alfabet, Montessori memulai
dengan huruf-huruf vokal dan berproses menuju huruf-huruf konsonan,
kemudian melafalkan bunyi dari huruf tersebut. Untuk huruf-huruf
konsonan, maria mulai menyatukan suaranya dengan salah satu suara
vokal, mengulang suku kata menurut metode fonetis seperti biasa.
Proses pengajaran dilakukan dengan mengunakan tiga periode, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
a) Periode pertama mengenai penghubungan sensasi visual dan otot
sentuhan dengan bunyi huruf. Dalam hal ini sang direktris menyajikan
kepada siswa dua kartu yang memuat huruf-huruf vokal (atau dua huruf
konsonan), andaikan kita menyajikan huruf i dan o,kemudian berkata,
“Ini adalah i! Ini adalah o”segera setelah kita memberikan bunyi dari
sebuah huruf, kemudian sang direktris menyuruh siswa meraba huruf
kemudian mengajari bagaimana cara meraba dan jika perlu memandu jari
telunjuk tangan kanan untuk meraba atau menyusuri huruf tersebut
seperti gaya siswa sedang menulis,
b.) Periode kedua mengenai persepsi, siswa harus mengetahui bagaimana
membandingkan dan mengenali bentuk-bentuk ketika mendengar bunyi-
bunyi yang bersesuaian dengan mereka. Apabila sang direktris bertanya
kepada siswa, misalnya” Beri saya o!lalu beri saya huruf I!” apabila
siswa tidak dapat mengenali huruf-huruf tersebut dengan melihatnya,
maka sang direktris akan mengajak siswa untuk meraba hurufnya secara
berulang-ulang.
c.) Periode ketiga mengenai bahasa, dengan membiarkan huruf-huruf
tergeletak beberapa saat diatas meja, kemudian sang direktris bertanya
kepada siswa,” Apakah ini?” dan siswa harus menjawab ini o,i,apabila
yang dimaksud adalah huruf i dan o.
Dalam mengajar huruf-huruf konsonan, direktris hanya melafalkan
bunyinya saja dan segera setelah melakukan dan menggabungkan dengan
huruf vokal kemudian membentuk kata dan menyelang latihan kecil ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
dengan menggunakan huruf vokal yang berbeda-beda. Direktris harus
selalu seksama untuk menekankan bunyi dari huruf konsonan kemudian
mengulanginya, misalnya, m,m,m, ma,mi,mu,me,mo.
Ketika siswa mengulang-ulang bunyi tersebut maka siswa dapat
memisahkan antara huruf vokal dengan huruf konsonan.(Magini,
2013:324).berdasarkan pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
Maria montessori, sang direktris mencoba mengajarkan cara membaca
melakukan tiga periode secara berturut-turut dengan menggunakan kartu
huruf yang diberi warna cerah untuk huruf vokal dan warna putih untuk
huruf konsonan.Maria montessori menyebutkan bahwa saat anak
melafalkan bunyi dari huruf-huruf konsonan, siswa mendapatkan sebuah
kesenangan yang nyata.
Bagi Montessori, tidak penting untuk memperlihatkan bagaimana
pelafalan bunyi-bunyi alfabet agar dapat mengungkapkan suatu kondisi
dari kemampuan ucap seorang siswa. adapun kekurangan-kekurangan
yang hampir terkait dengan cara membaca disebabkan kurangnya
perkembangan bahasa itu sendiri. Dalam hal memperbaiki kekurangan-
kekurangan bahasa, Montessori mencoba mengikuti kaidah-kaidah
fisiologis terkait dengan perkembangan bahasa siswa. akan tetapi, saat
kemampuan bicara siswa telah berkembang secara sempurna, dan ketika
siswa telah mampu melafalkan semua bunyi-bunyi huruf.
Disamping kegiatan membaca, maria montessori juga mulai melakukan
kegiatan menulis. Ketika maria montessori menyajikan sebuah huruf pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
siswa dan mengucapkan bunyi tersebut, siswa juga akan menyimpan
gambaran huruf-huruf ini melalui indra visual yakni mata, dan juga
melalui indra-indra otot dan sentuhan yaitu kepekaan tangan.Bahan
pembelajaran dari periode ketiga terdiri dari huruf-huruf alfabet.Huruf-
huruf alfabet yang digunakan identik dalam bentuk dan dimensinya
dengan huruf-huruf dari kertas amplas.
Dalam cara ini, tiap-tiap huruf yang merepresentasikan sebuah benda
yang mudah dipegang oleh siswa. latihan-latihan yang digunakan oleh
Maria montessori yaitu setiap siswa mengenal sebagian huruf vokal dan
konsonan yang terdapat di kotak besar. Sang direktris melafalkan dengan
sangat jelas sebuah kata, misalnya,”mama”, kemudian menyuarakan bunyi
dari huruf m secara berulang-ulang,dan siswa diminta mengambil sebuah
huruf m dan meletakkannya diatas meja. Kemudian sang direktris
mengulangi “ma-ma”. Siswa memilih huruf a dan meletakkannya di
samping kanan huruf m. (Magini, 2013:328). Menurut maria Montessori,
suatu hal yang menarik ketika menyaksikan siswa dalam kegiatan
membaca. Gerakan-gerakan bibir yang menunjukkan bahwa siswa sedang
membaca ulang kata-kata yang ditemukan.Nilai penting dapat dipetik yaitu
siswa mampu menganalisis, menyempurnakan, menyimpan bahasa
ucapannya sendiri kemudian menghubungkan setiap objek dengan setiap
bunyi yang diucapkan.Penyusunan kata-kata dapat memberikan sebuah
bekal yang diperlukan siswa untuk pengucapan yang jelas dan kuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Latihan-latihan ini mampu menghubungkan bunyi yang didengar dengan
adanya tanda grafis yang menampilkannya, dan membentuk dasar yang
kuat untuk pengejaan yang akurat dan sempurna.Disamping ini,
penyusunan kata-kata itu sendiri juga merupakan salah satu latihan untuk
melatih kecerdasan. Kata yang dilafalkan kepada siswa menjadi suatu
pelajaran menulis yang harus ditemukan dan siswa akan melakukannya
dengan mengingat huruf-hurufnya dan memilih diantara huruf yang lain
kemudian menyusun dalam susunan yang tepat.
Ketika siswa telah selesai menyusun dan membaca kata yang telah
diperintahkan. Dalam kegiatan penyusunan kata, yang murni dan
sederhana, anak-anak menggabungkan dua latihan sekaligus yaitu
pemilihan tanda-tanda grafis. Dimulai pertama dari kotak-kotak huruf
yang ada dihadapan siswa,kemudian siswa mengambil huruf-huruf yang
diperlukan, kedua ketika siswa mencari ruang bagian dimana masing-
masing huruf harus dikembalikan. Dengan demikian ada tiga latihan yang
menyatu untuk membentuk gambaran dari tanda grafis yang bersesuaian
dengan bunyi-bunyi dari kata.Ketiga periode ini secara keseluruhan
memuat metode untuk penguasaan bahasa tulis.
Kegiatan psiko-fisiologis yang bersatu tersebut dapat digunakan untuk
membangun kemampuan membaca dan menulis.gerakan-gerakan otot
yang khas digunakan untuk membuat tanda-tanda huruf atau huruf-huruf
yang disiapkan secara terpisah. Penyusunan kata-kata juga direduksi pada
sebuah mekanisme penghubungan antara gambaran-gambaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
didengar dandilihat.Menurut pendapat Maria montessori, peneliti menarik
kesimpulan secara umum tentang pengertian alat peraga, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa alatperaga merupakan alat bantu untuk
memperagakan suatu materi dalam pembelajaran dengan mengaktifkan
panca-indera siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
maksimal.
b. Fungsi Alat Peraga
Siswa memperoleh pengalaman belajarnya dengan menggunakan
benda konkret seperti alat peraga.Montessori juga menegaskan bahwa
semua material atau alat peraga tersebut berguna untuk mendorog
perkembangan anak secara intelektual dan melatih keterampilan anak
(Hainstock, 1997:82). Melalui alat peraga, siswa dapat melihat secara
langsung memperagakan atau menggunakannya, dan membentuk konsep
yang abstrak serta pemikiran yang kreatif. Fungsi lain yang dapat
diperoleh dari alat peraga yang dibuat oleh Maria Montessori antara lain
adalah memberikan kontrol pada pergerakan siswa sehingga siswa mampu
berkembang dan belajar secara mandiri, serta mengembangkan
kebahasaannya.(Liliard,1996:80-85).
Selain itu, alat peraga juga memiliki fungsi untuk mempermudah
pemahaman siswa tentang materi pembelajaran.Materi yang sifatnya
abstrak pada umumnya sukar dipahami oleh siswa tanpa bantuan alat
peraga. Melalui alat peraga, siswa dapat memahami materi yang abstrak
dengan melihat,meraba, dan menggunakan alat peraga tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
(Asyhar,2012:13).Sama halnya dengan paparan pendapat tersebut,
Pramudjono (dalam Sundayana,2014:7) juga memaparkan fungsi alat
peraga yaitu untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep
pembelajaran.
Fungsi mengenai alat peraga juga dipaparkan oleh Asyhar. Menurut
Asyhar (2012:11), alat peraga pembelajaran berfungsi untuk membantu
siswa dalam meningkatkan keterampilan dan pengetahuan,
mengilustrasikan dan memantapkaninformasi yang akan diterima oleh
siswa, serta menghilangkan ketegangan serta rasa malas yang dialami oleh
siswa.
Bermacam alat peraga dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan
materi pembelajaran kepada siswa. Alat peraga yang digunakan
seharusnya sesuai dengan kriteria anak dilihat dari usia dan tahapan
berpikirnya. Dalam usaha memanfaatkan alat peraga sebagai alat bantu
agar siswa dapat mendapatkan pengalaman yang langsung. Menurut Edgar
Dale ( Sadiman, 2009:8) mngklasifikasikan pengalaman dari yang paling
konkret sampai abstrak.Klasifikasi tersebut dikenal sebagai kerucut
pengalaman (cone of experience).berikut merupakan kerucut pengalaman
menurut Edgar Dale.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Bagan 2.3 Kerucut Pengalaman Menurut E. Dale ( Sadiman,2009:8)
Berdasarkan kerucut tersebut dapat terlihat bahwa pengalaman
belajarkonkret yang secara langsung dialami siswa terletak pada bagian
bawah. Menurut Edgar Dale, bahwa pengalaman langsung mendapatkan
tempat yang tertinggi dan utama, sedangkan belajar melalui abstrak berada
di puncak kerucut. Hal ini menandakan bahwa setiap pengalaman belajar
siswa yang dialami secara langsung merupakan cara belajar yang berkualitas
dan dapat memahami simbol-simbol yang abstrak (Munadi, 2009:19-20).
Oleh karena itu, pengalaman langsung menggunakan alat peraga dapat
membantu siswa dalam memahami materi yang sifatnya abstrak.
Berdasarkan uraian tersebut, penggunaan alat peraga memang
diperlukan dalam pembelajaran. Keberadaan alat peraga dapat membantu
siswa dan guru terutama pada saat proses pembelajaran terutama pada
pembentukan pengetahuan siswa. Uraian tersebut menegaskan bahwa
pengembangan alat peraga dalam penelitian memang diperlukan dalam
upaya meningkatkan pemahaman siswa melalui benda-benda konkret.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
c. Kriteria Alat Peraga
Tidak semua benda dapat dikatakan sebagai alat peraga. Menurut
Russefendi (dalam Sundayana,2014:18-19) berpendapat bahwa benda
harus memenuhi beberapa syarat tertentu untuk disebut sebagai alat peraga
terutama alat peraga bahasa Indonesia. Berikut merupakan berbagai
kriteria dari alat peraga bahasa Indonesia, yaitu:
1. Tahan lama dan tidak melukai siswa ketika digunakan
2. Bentuk dan warnanya menarik
3.Sederhana dan mudah dikelola
4.Dapat menyajikan konsep menulis dan membaca dalam bentuk tulisan
huruf yang nyata.
5. Sesuai dengan konsep menulis dan membaca
6. Peragaan dapat digunakan sebagai dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir
abstrak bagi siswa.
7. Menjadikan siswa dapat belajar aktif dan mandiri dengan menggunakan
alat peraga.
d. Alat Peraga Berbasis Metode Montessori
Alat peraga Montessori mempunyai empat ciri khusus (Montessori,
2002:171-175). Hal ini akan dijelaskan sebagai berikut. Ciri alat peraga
Montessori yang pertama adalah menarik.Alat peraga Montessori dirancang
sedemikian rupa supaya menarik bagi siswa supaya dapat meningkatkan
minat siswa dalam belajar khususnya dalam penelitian ini untuk membaca
dan menulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Alat peraga dibuat menarik dari segi,warna, bentuk dan sebagainya.
Jikadilihat warnanya, alat peraga yang menarik dapat mengaktifkan
sensorial anak pada saat anak menyentuh, meraba alat peraga menggunakan
indera perabanya, serta mendengarkan bunyi yang ditimbulkan oleh alat
peraga menggunakan indera pendengar dan indera peraba (kulit). Melalui
alat peraga tersebut, anak pun dapat menemukan hubungan satu hal dengan
yang lain yang ada di dalam alat peraga ( Montessori,2014:174).
Ciri alat peraga Montessori yang kedua adalah bergradasi. Alat peraga
Montessori mempunyai gradasi rangsangan warna, bentuk,dan tekstur dari
alat peraga tersebut. Peneliti melihat adanya gradasi tekstur pada alat
Sandpaper Letters yang telah dirancang, karena teksturnya tidak terlalu
halus, sehingga mampu merangsang motorik halus anak ketika diraba secara
berulang. Alat peraga Montessori tidak hanya bergradasi dalam arti dapat
merangsang panca indera tetapi tetap menarik perhatian siswa, karena
adanya perpaduan warna. Warna gradasi juga disesuaikan dengan
penggunaan alat Montessori dan disesuaikan dengan perkembangan usia
anak maupun materi yang dapat diperoleh dari alat peraga yang sama
(Montessori,2002:174).
Gradasi warna dapat diperkenalkan dengan menggunakan kotak warna
yang memiliki beberapa warna. Misalnya pada alat montessori terdapat
warna merah untuk huruf vokal dan warna biru untuk huruf konsonan.
Gradasi warna juga terdapat pada alat peraga bahasa Indonesia yaitu untuk
menulis.Ciri alat peraga Montessori yang ketiga adalah auto-correction.Alat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
peraga Montessori mempunyai pengendali kesalahan pada papan huruf
sandpaper letters Montessori.
Ciri alat peraga Montessori yang keempat adalah auto-education.Alat
peraga Montessori ini dirancang untuk menumbuhkan kemandirian anak
serta pengembangan kemampuan secara mandiri tanpa adanya campur
tangan dari orang dewasa.Lingkungan belajar dirancang sedemikian rupa
supaya tidak ada orang dewasa yang mengintervensi hal-hal yang dilakukan
anak.Hal tersebut dikarenakan setiap alat peraga sudah memiliki pengendali
kesalahan apabila siswa tidak menjawab dengan tepat dan benar.
(Montessori,2002:172-173).
Penggunaan alat peraga yang sesuai dengan konteks dapat membantu
siswa selama proses belajar. Selama kegiatan belajar, siswa dapat berperan
aktif untuk mencapai tujuan pembelajaran.ciri-ciri alat peraga dapat menjadi
pertimbangan bagi peneliti dalam mengembangkan alat peraga. Berdasarkan
paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa alat peraga Montessori adalah alat
peraga yang memiliki ciri-ciri yaitu bergradasi,menarik,auto-correction,auto-
education dan kontekstual (bahan-bahan yang digunakan untuk membuat alat
peraga Sandpaper letters mudah diperoleh di lingkungan sekitar).Oleh sebab
itu, alat peraga yang dikembangkan dalam penelitian ini menggunakan bahan-
bahan yang relevan dengan kegiatan menulis, yaitu Sandpaper letter.
Untuk semakin memperlancar keterampilan siswa dalam menulis kalimat
sederhana yang didiktekan guru, siswa perlu diberi latihan secara terus-
menerus. Bentuk pelatihan siswa dapat divariasikan antara pelatihan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
bersifat: (1) mandiri, (2) berpasangan, (3) berkelompok. Pada pelatihan
mandiri, setiap siswa memeriksa hasil tulisannya sendiri.Jika masih ada
tulisan yang salah, siswa harus segera memperbaikinya, sedangkan pada
pelatihan berpasangan, siswa saling memeriksa hasil tulisan dengan teman
sebangkunya.Adapun pada pelatihan kelompok, guru dapat membagi siswa
menjadi beberapa kelompok.pada pelatihan berkelompok ini, setiap siswa
saling bertukar hasil tulisannya untuk diperiksa dengan teman dalam satu
kelompoknya.
Menurut pandangan salah satu tokoh pendidikan yang terkenal yaitu
Maria Montessori mengkalim bahwa anak-anak usia empat hingga lima tahun
mengalami “ledakan spontan dalam kemampuan menulis” menarik perhatian
para penentangnya dan sikap skeptik dari para pengkritik. Maria Montessori
melihat menulis dan membaca berkembang dalam hubungan yang erat.Untuk
mendorong kesiapan membaca dan menulis, Maria Montessori merancang
huruf-huruf dari kertas karton yang dilapisi dengan amplas. Ketika siswa
mulai meraba huruf- huruf ini, sang direktris akan membunyikan nama
huruf tersebut.
Sementara untuk kesiapan menulis,siswa disiapkan untuk menulis
huruf dengan gerakan- gerakan meraba bentuk huruf, siswa menyimpan
bentuk huruf ke dalam otak mereka dan kemudia mengenali bunyi dari huruf
tersebut. Siswa mulai siap untuk belajar membaca ketika siswa telah
mengerti bahwa bunyi dari huruf-huruf yang mereka raba, dan kemudian
mereka tulis membentuk kata-kata. Ketika anak-anak telah mengenal huruf-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
huruf yang disampaikan oleh sang direktris, maka siswa bisa diajarkan lebih
lanjut untuk menulis dan membaca.
Maria Montessori terus menerus mengembangkan beberapa sekolah
berdasarkan metode penelitiannya. Montessori mulai menjalankan perannya
sebagai pendidik. Lingkungan sekolah diciptakan selayaknya lingkungan
rumah anak. Montessori juga menyiapkan beberapa perabotan yang
ukurannya disesuaikan dengan usia anak-anak. Selain itu, Montessori juga
menyiapkan beberapa alat peraga yang bisa digunakan oleh anak-anak
seperti balok silinder, tulisan dan kartu huruf.. Maria mengamati setiap
aktivitas anak-anak dengan adanya alat peraga yang ada di sekolah.Salah
satunya, Montessori mengamati anak yang sedang mencoba memasangkan
balok silinder ke tempatnya. Walaupun anak tersebut berulang kali tidak
berhasil untuk memasangkannya, tetapi anak tersebut tetap mencoba hingga
berhasil. Hal lain yang dilakukan oleh Maria Montessori adalah mencoba
menganggu dengan beberapa keramaian disekitarnya, namun anak tersebut
tetap berkonsentrasi memasangkan balok silinder ke tempatnya.
Pengalaman tersebut menarik minat Montessori bahwa konsentrasi akan
membuahkan kepuasaan batin yang tidak ternilai ketika ia berhasil (Magini,
2013:48-49). Keberhasilannya dalam mendidik anak-anak menggunakan
alat peraga dan observasinya mengembangkan ide-ide mengenai pendidikan
membawa Montessori menjadi tokoh terkenal di kala itu. Selain itu,
penelitian dan pengembangannya dalam dunia pendidikan membawanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
pada sebuah penghargaan.Montessori juga menjadi seorang dokter muda
yang mendapatkan Nobel Perdamaian sebanyak tiga kali.
Montessori terus mengembangkan metode pendidikannya ini dengan
mengadakan beberapa seminar di kota-kota daerah Italia. Montessori pun
melakukan pelatihan dan kursus yang mendemonstrasikan penggunaan alat
peraga sehingga anak mengalami perubahan dalam sikap terhadap
lingkungan masyarakat sekitar melalui pendekatannya (Magini,2013:63).
Beberapa hal terus Montessori kembangkan hingga pada bulan Mei 1952, ia
mengadakan Kongres kesembilan di London yang merupakan kongres
terakhir Montessori laksanakan. Maria Montessori meninggal di usia ke-82
pada tanggal 6 Mei 1952 di Noordwjik, Belanda (Magini,2013:97).
14. Prinsip Pendidikan dengan Metode Montessori
Metode Montessori menekankan bahwa proses belajar yang
diselenggarakan kepada anak paling baik terjadi di lingkungan yang tertata
dan terstruktur (Gutek;2013:25). Selain itu, persiapan lingkungan menjadi
hal yang penting karena dapat mendorong anak melakukan hal-hal spontan
untuk belajar.Menurut Montessori(dalam Magini, 2013:33)
mengatakan,”Suatu kelas yang anak-anaknya bisa bergerak bebas secara
cerdas dan sukarela tanpa adanya perilaku kasar dan tidak sopan, menurutku
merupakan kelas yang sangat disiplin”.
Senada dengan hal tersebut, Montesori (dalam Gutek,2013:77)
berpendapat bahwa mengkreasikan kembali lingkungan pembelajaran
merupakan salah satu upaya agar siswa dapat mendapatkan lingkungan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
tepat untuk belajar. Montessori juga memastikan bahwa lingkungan belajar
yang dapat dipersiapkan dapat menuntut anak untuk belajar untuk
mandiri.Oleh karena itu, persiapan lingkungan merupakan hal penting yang
perlu dilakukan karena setiap anak diberikan kebebasan untuk mencapai
kemandiriannya dalam belajar.
Aktivitas anak dipandu oleh seorang direktris yang bertugas untuk
memandu proses pembelajaran tanpa campur tangan lebih jauh tentang
aktivitas yang dilakukan oleh anak. Peran direktris dalam kelas adalah
menyiapkan lingkungan belajar untuk anak dengan beberapa alat peraga
serta mengobservasi aktivitas dan perkembangan yang telah dicapai oleh
masing-masing anak (Liliard, 1997:18).Oleh karena itu, fokus dari metode
Montessori adalah anak sebagai inividu yang melakukan setiap aktivitas
belajarnya secara mandiri. Senada dengan pernyataan diatas, hal ini juga
sesuai dengan penyataan yang diungkapkan oleh Paula Liliard dan Lynn
Jessen.
“ Kini, kami memberikan sebuah misi dalam kehidupan: yaitu untuk
memahami masa kecil dan tujuannya, dan untuk berbagi pemahaman
ini dengan orang tua sehinga mereka dapat membantu anak mereka
melewati dengan baik masa kecilnya dan mencapai tujuan dari masa
kanak-kanak...” (Liliard dan Jessen,2003:23).
Pernyataan diatas dapat menggambarkan bahwa tujuan dari metode
Montessori adalah memahami anak sebagai individu dan membantunya
dalam mencapai masa kanak-kanak dengan baik melalui lingkungan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
telah dipersiapkan Menurut Liliard (2005:29-33), metode Montessori
memiliki delapan prinsip dalam pendidikannya, yaitu 1) keleluasaan dalam
bergerak, 2) kebebasan dalam memilih material apa yang digunakan, 3)
adanya ketertarikan minat, 4)pentingnya minat instrinsik dengan
menghapuskan motivasi eksternal berupa hadiah (reward) dan hukuman
(punishment), 5) belajar bersama dengan teman sebaya, 6) belajar sesuai
konteks, 7) pentingnya gaya interaksi guru terhadap anak, dan 8)
pentingnya keteraturan lingkungan dan pikiran. Hal ini pun juga
menegaskan bahwa aktivitas belajar anak merupakan aktivitas belajar
sambil bermain yang dapat mengoptimalkan perkembangannya.
Berdasarkan paparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa metode
Montessori adalah metode yang menekankan prinsip dasar pembelajaran
pada kebebasan dan kemandirian dengan persiapan lingkungan sebagai
faktor pendukungnya.
B. Penelitian Yang Relevan
Bagian ini memaparkan beberapa penelitian yang relevan, yaitu:
Astutik,(2009). “Penggunaan buku tulis halus sebagai suplemen untuk
meningkatkan kemampuan menulis huruf tegak bersambung pada
pembelajaran bahasa Indonesia kelas 1 SDN Gadingkulon 03 Dau
Malang.” Subyek penelitian adalah siswa kelas 1 SDN Gadingkulon 03
Kabupaten Dau Malang yang berjumlah 8 siswa.analisis data dilakukan
dengan menggunakan indikator keberhasilan kelas sebesar 85% dan
indikator keberhasilan setiap siswa memiliki nilai diatas 70. Penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
memberikan hasil bahwa penggunaan buku halus dapat meningkatkan
kemampuan menulis huruf tegak bersambung. Hal ini dapat dilihat dari
perolehan skor tes formatif yang meningkat, dari nilai klasikal sebelumnya
(pre test) sebesar 12,5% menjadi 50% pada posttest. Pada siklus 1 masih
tercapai ketuntasan sebesar 65 % dan mengalami peningkatan pada siklus
2 sebesar 87,5% dan nilai siswa sudah diatas Standar Ketuntasan Minimal
(SKM) yaitu diatas 75.
Ma’sumah. (2014). Peningkatan Keterampilan Menulis Tegak
Bersambung melalui penggunaan buku tulis halus paa siswa kelas 1 MI
KHOLID BIN WALID RENO KENONGO PORONG,SIDOARJO.Skripsi.
UIN Sunan Ampel. Surabaya. Penelitian ini memberikan hasil dengan
diterapkannya penggunaan contoh dan media buku tulis halus serta
pemberian motivasi per siklusnya, menunjukkan bahwa aktivitas belajar
siswa yang semula 47,4% pada siklus 1 meningkat menjadi 94,7% pada
siklus 2 dan hasil belajar siswa meningkat yaitu pada siklus I mencapai
68,4% meningkat menjadi 94,7% pada siklus 2. Artinya melalui
penggunaan contoh dan media buku tulis halus ketrampilan menulis tegak
bersambung siswa MI Kholid Bin Walid Reno Kenongo Porong
Kabupaten Sidoarjo mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun
pelajaran 2014/ 2015.
Ciarafikasari (2009). “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran
Sandpaper letters terhadap kemampuan meniru huruf di TK AR-
RAHMAN,Jombang”. Universitas Negeri Surabaya Teknik pengumpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
datanya berupa penyebaran kuesioner kepada guru kelas kelompok A.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat
peraga Sandpaper Letters dapat melatih kemampuan meniru huruf di kelas
I SD Ar-Rahman, Jombang.
Alce mada (2009).“ Meningkatkan Keterampilan Menulis Tegak
Bersambung melalui Metode Drill Kelas 1 SD Inpres Tunas Jaya
Kecamatan Popayato Barat, Kabupaten Pohuwanto”. Penelitian ini
memberikan hasil selama 2 siklus penelitian tindakan kelas (Clasrrom
Action Class). Siklus I yang dilakukan oleh peneliti memberikan hasil
mencapai hasil 55% siswa sudah mampu menulis huruf tegak
bersambung.. Dalam siklus ke 2, peneliti mengupayakan tercapainya
indikator keberhasilan. Pada siklus ke 2, indikator keberhasilan mencapai
89%. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode drill
terbukti dapat meningkatkan keterampilan menulis huruf tegak
bersambung di kelas I SDN Tunas Jaya tahun pelajaran 2009/2010.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Secara ringkas kerangka penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat literature
map dalam bagan dibawah ini.
Bagan 2.1 Literature map dari penelitian yang relevan.
Astutik (2009) “Penggunaan
buku tulis halus sebagai
suplemen untuk meningkatkan
kemampuan menulis huruf
tegak bersambung tahun
pelajaran 2009/2010”.
Ma’sumah (2014)
dengan judul
“Peningkatan
Keterampilan Menulis
Tegak Bersambung
Melalui Penggunaan
Buku Tulis Halus Pada
Siswa Kelas I SD MI
Kholid Bin Walid Tahun
ajaran 2009/2010”.
Ciaraifikasari (2009) tentang
“Pengaruh Penggunaan Media
Sandpaper Letter terhadap
kemampuan meniru huruf kelas I
tahun pelajaran 2009/2010.
Mada,Alce (2009)
“Meningkatkan
Keterampilan Menulis
Tegak Bersambung Melalui
Metode Drill Kelas I SD
Inpres Tunas Jaya tahun
pelajaran 2009/2010”.
Yang diteliti dan dikembangkan
Agustin, Sabrina Winda. (2016).
Pengembangan Alat Peraga
Sandpaper Letters Pada Materi
Menulis Kalimat Tegak
Bersambung Berbasis Metode
Montessori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Skema/bagan 2.1 berisikan penelitian relevan yang diambil oleh
peneliti untuk mendukung penelitian sedang yang dilakukan. Skripsi dan
jurnal tersebut dianggap relevan oleh peneliti karena topik yang di bahas
hampir sama dengan penelitian yang akan dilakukan. Kebaharuan dari
penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan di kelas I dan
pengembangan alat peraga yang dikembangkan adalah alat peraga
Sandpaper Letters berbasis metode Montessori. Melalui referensi dan
jurnal tersebut dapat dijadikan bahan pustaka sehingga mampu mendukung
proses penelitian yang akan dilakukan dengan judul skripsi “
Pengembangan Alat Peraga Sandpaper Letter Pada Materi Menulis
Kalimat Menggunakan Huruf Tegak Bersambung Untuk Kelas I SDN
Percobaan 2 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2015/2016”.
C. Kerangka Berpikir
Kurang konsentrasi dan kurang memiliki daya juang tinggi dalam
proses pembelajaran menjadi salah satu faktor penghambat siswa untuk
menerima ilmu/materi ajar yang baru.Siswa belum bisa menulis huruf
tegak bersambung dengan lancar karena kurang aktif dalam latihan
menulis di kelas. Guru kelas I hanya memberikan latihan menulis tegak
bersambung di buku tulis halus setiap harinya secara serentak diikuti oleh
seluruh siswa kelas I tetapi tidak memperhatikan bahwa ada anak yang
belum bisa menulis dengan lancar.
Oleh karena itu, sebaiknya guru memiliki pemikiran yang kreatif
untuk membantu siswa yang masih mengalami kesulitan dalam menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
huruf tegak bersambung. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan
alat peraga yang mampu membantu anak mengetahui cara menulis huruf
tegak bersambung dengan benar sehingga tulisannya dapat dibaca dengan
jelas oleh orang lain.
Alat peraga pembelajaran yang menarik adalah alat peraga
pembelajaran yang digunakan untuk membangkitkan semangat dan
antusias yang tinggi pada siswa dalam mengikuti proses kegiatan
pembelajaran. Salah satu alat peraga pembelajaran yang menarik adalah
dengan menggunakan alat peraga berbasis metode Montessori. Alat peraga
Sandpaper letters berbasis metode Montessori dapat membantu guru
dalam mengatasi kesulitan pada saat mengajarkan kepada siswa cara
menulis huruf tegak bersambung. Alat peraga Montessori memiliki lima
unsur utama yaitu menarik, bergradasi, auto-correction,auto-education
dan kontekstual. Kelima ciri utama ini yang menjadi kriteria pokok
peneliti dalam merancang dan menggunakan alat peraga Sandpaper Letters
Montessori. Unsur menarik dapat dilihat dari aspek warna, bentuk, tekstur
dan ukuran alat peraga. Unsur bergradasi dapat dilihat dari
panjang,berat,ringan, tekstur dan melibatkan berbagai indera manusia,
seperti indera peraba dan indera penglihatan.Unsur auto-correction dapat
dilihat bahwa alat peraga yang dihasilkan mampu memiliki pengendali
kesalahan, sehingga apabila siswa tahu ketika melakukan kesalahan tanpa
ada koreksi dari guru. Unsur auto-education dapat dilihat bahwa alat
peraga yang dihasilkan mampu melatih kemandirian anak dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
menggunakan alat peraga dan memiliki unsur kontekstual dapat dilihat
bahwa bahan-bahan yang digunakan untuk membuat alat peraga dapat
dijangkau di lingkungan sekitar, seperti kayu, kertas, plastik dan
sebagainya.
Metode pembelajaran Montessori sangat menekankan pada
kemandirian anak dalam lingkungan belajar yang sudah dikondisikan
sedemikian rupa dengan memberi ruang pada anak untuk mengembangkan
berbagai kemampuannya. Prinsip-prinsip pembelajaran Montessori
menekankan pada kebebasan anak untuk memilih aktivitas yang akan
dikerjakan, kemerdekaan anak dalam memilih sendiri apa yang mau
dipelajari, memperhatikan minat masing-masing siswa tanpa ada
penyamaan, memperhatikan motivasi siswa.
Alat peraga Montessori khususnya sandpaper letters Montessori dapat
membantu siswa untuk latihan menjiplak huruf (tracing) sehingga
mengasah kemampuan motorik anak pada saat meraba huruf satu per satu.
Selain itu, siswa dapat latihan menulis huruf tegak bersambung secara
terus menerus dengan menulis di buku halus yang telah didesain
sedemikian rupa untuk melatih kemampuan menulis huruf tegak
bersambung. Harapan peneliti dengan adanya pengembangan dan
pemanfaatan alat peraga Sandpaper Letter mampu melatih anak dalam
menulis huruf tegak bersambung, sehingga tulisan siswa lebih mudah
dibaca dengan jelas oleh orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
BAB III
METODE PENELITIAN
Uraian dalam bab ini berisi (A) Jenis Penelitian, (B) Setting Penelitian, (C)
Rancangan Penelitian, (D) Prosedur Pengembangan, (E) Teknik Analisis Data ,(F)
Teknik Pengumpulan Data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan
pengembangan atau sering disebut dengan istilah research and development.
Menurut Sukmadinata (2007:164), penelitian dan pengembangan adalah suatu
proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan produk baru atau
menyempurnakan produk lama. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian
yang praktis dalam mengembangkan atau menghasilkan suatu produk.
Berdasarkan pengertian tersebut, penelitian ini dilakukan untuk
mengembangkan alat peraga Bahasa Indonesia berbasis metode Montessori materi
menulis kalimat menggunakan huruf tegak bersambung. Penelitian ini dibatassi
sampai pada uji coba lapangan terbatas yang dilakukan untuk mengetahui
penggunaan alat peraga oleh siswa untuk membantu memahami cara menulis
huruf tegak bersambung dengan benar di kelas I. Selain itu, hasil dari penelitian
ini berupa sebuah prototipe alat peraga sandpaper letters dan buku halus berisi
tulisan tegak bersambung berbasis metode Montessori.
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
B. Setting Penelitian
1. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah alat peraga matematika berbasis metode
Montessori berupa alat peraga sandpaper letters. alat ini dirancang untuk
membantu siswa kelas I belajar mengenai cara menulis huruf tegak bersambung.
Penelitian ini mengembangkan kemampua motorik halus siswa dalam meraba
(tracing) huruf yang terdapat pada sandpaper letters. alat peraga sandpaper
letters montessori terbuat dari bahan berupa kayu pinus.Ketentuan untuk huruf
vokal diberi gradasi warna biru dan merah, sedangkan untuk huruf konsonan
diberi gradasi warna biru tua dan biru muda.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah sekelompok siswa kelas I semester genap
tahun ajaran 2015/2016 di SDN Percobaan 2. Sekelompok siswa tersebut
berjumlah lima anak yang terdiri dari dua siswa putri dan tiga siswa putra.
Pemilihan sekelompok siswa tersebut berdasarkan hasil diskusi dan rekomendasi
dari wali kelas 1A.Selain itu, peneliti juga memberikan pertimbangan terkait
dalam pemilihan subjek berdasarkan hasil observasi dan masih belum dapat
menulis huruf tegak bersambung dengan jelas.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian dan pengembangan ini dilakukan di SDN Percobaan 2. Sekolah ini
terletak di Jalan Sekip Utara,Yogyakarta. Pemilihan SD tersebut sebagai tempat
uji coba lapangan terbatas berdasarkan rekomendasi dari dosen pembimbing dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
setelah melihat keadaan sekolah yang belum memiliki alat peraga Bahasa
Indonesia
4. Waktu Penelitian
Pembuatan alat peraga dilakukan dan selesai pada bulan November 2015,
dilanjutkan pengambilan data sementara bulan Desember 2015 dan penelitian
diawal semester genap tahun ajaran 2015/2016.
C. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian dibawah ini memaparkan tentang tahap-tahap penelitian.
Rancangan penelitian berisi tentang langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
peneliti selama masa penelitian dan pengembangan alat peraga. Rancangan
penelitian yang digunakan untuk melakukan prosedur pengembangan yang telah
dimodifikasi dari model pengembangan Borg & Gall (dalam Setyosari,2013:222-
239) terdiri dari sepuluh tahap,yaitu tahap penelitian dan pengumpulan data,tahap
perencanaan, tahap format produk awal, tahap uji coba awal, tahap revisi produk,
tahap uji coba lapangan, tahap revisi produk,tahap uji lapangan,tahap revisi
produk akhir dan tahap terakhir adalah tahap diseminasi dan implementasi alat
peraga yang sudah layak untuk dikembangkan.Berikut merupakan paparan dari
model pengembangan menurut Borg & Gall (203:222-239) yang disajikan dalam
bentuk bagan dibawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Bagan 3.1 Langkah-langkah penelitian R & D (Borg & Gall)
Langkah penelitian dan pengembangan diawali dengan penelitian dan
pengumpulan data yang meliputi potensi atau masalah tersebut diperoleh melalui
kegiatan pengamatan atau observasi kelas, kuesioner dan wawancara. Data
tersebut dijadikan perencanaan dan pembuatan produk. kemudian hasil dari
produk tersebut dijadikan alat yang berguna untuk mengatasi masalah. Data-data
yang sudah didapatkan selanjutnya sebagai bahan perencanaan dan
pengembangan produk yang akan dibuat. Produk yang akan dihasilkan tentunya
bertujuan untuk mengatasi dan membantu permasalahan yang dialami sebagian
besar siswa kelas 1A yaitu kesulitan menulis huruf tegak bersambung.
Desain produk tersebut dirancang dalam bentuk gambar atau bagan yang
digunakan sebagai pedoman dalam menilai dan membuat produk tersebut. Setelah
proses pembuatan produk, validasi produk dapat dilakukan dengan melibatkan
beberapa ahli bahasa, ahli montessori untuk bahasa,guru kelas untuk menilai
produk yang telah dihasilkan. Selanjutnya, hasil dari validasi produk dapat
(1)Penelitian dan
pengumpulan data
(2)
Perencanaan
(3) Pengembangan
format produk awal
(4)
Uji
Coba
awal
(5) Revisi
produk
(6) Uji coba
lapangan
(7) Revisi
produk
(8) Uji lapangan
(9) Revisi produk
akhir
(10) Diseminasi dan
implementasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
menjadi bahan pertimbangan untuk memperbaiki desain. Hasil dari perbaikan
tersebut selanjutnya dujicobakan pada kelompok terbatas.
Pengujian tersebut bertujuan mengetahui seberapa besar keefektifan dan
manfaat dari produk yang akan dikembangkan dengan melihat permasalahan
yang ada di kelas. Hasil uji coba terbatas juga menjadi bahan untuk melakukan
revisi produk jika masih terdapat beberapa kelemahan sebagai bahan uji coba
kembali. Hasil uji coba tersebut selanjutnya digunakan dan dievaluasi maupun
diperbaiki kembali sebelum produk akan diperbanyak/diproduksi secara massal.
Jika produk yang dikembangkan telah memenuhi kriteria dan mampu membantu
mengatasi permasalahan yang dialami responden, maka produk dapat diproduksi
secara massal.
Berdasarkan penjelasan tahapan pengembangan diatas, peneliti selanjutnya
membandingkan dengan tahapan yang dipaparkan oleh Borg dan Gall. Borg dan
Gall (1983:775-787) menguraikan sepuluh langkah dalam penelitian dan
pengembangan. Sepuluh langkah tersebut yaitu:
1. Langkah pertama adalah kegiatan penelitian dan pengumpulan data
merupakan teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan melalui studi
literatur, observasi dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
informasi terkait dengan kondisi nyata di lapangan dan produk yang akan
dikembangkan.
2. Langkah kedua adalah kegiatan perencanaan meliputi sejumlah kegiatan yang
membutuhkan keterampilan yang harus dikembangkan oleh siswa. dalam
perencanaan, peneliti juga perlu memperhatikan perkiraan jumlah biaya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
akan di keluarkan terkait dengan pembuatan alat peraga, tenaga kerja, dan
waktu untuk bisa menyelesaikan penelitian dan pengembangan yang akan
dilakukan.
3. Langkah ketiga adalah kegiatan pengembangan format produk awal atau draf
awal, yang mencakup penyiapan bahan-bahan pembelajaran,handbooks,dan
alat evaluasi.
4. Langkah keempat adalah kegiatan uji coba lapangan awal yang dilakukan
untuk mengumpulkan data terhadap hasil pengembangan produk. Hal ini
dapat membantu peneliti melakukan analisis dan perbaikan berdasarkan
komentar,saran serta kritik mengenai kelemahan dari produk yang akan
dikembangkan oleh peneliti.
5. Langkah kelima adalah kegiatan revisi produk yang dilakukan berdasarkan
hasil uji coba awal. Hasil uji coba lapangan tersebut diperoleh informasi
kualitatif tentang program atau produk yang akan dikembangkan.
6. Langkah yang keenam adalah uji coba lapangan, produk yang telah direvisi
berdasarkan hasil uji coba skala kecil, kemudian diujicobakan lagi kepada unit
atau subjek pada skala yang lebih besar.
7. Langkah ketujuh adalah revisi produk, yang dilakukan untuk memperoleh
perbaikan pada tahap berikutnya.
8. Langkah kedelapan adalah uji lapangan, setelah produk selesai direvisi.
Apabila hasil revisi sudah layak untuk digunakan maka peneliti melakukan uji
lapangan dengan produk yang sudah direvisi oleh ahli. Hasil analisis ini
kemudian dijadikan revisi produk akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
9. Langkah kesembilan adalah revisi produk akhir, yaitu revisi yang dikerjakan
berdasarkan uji lapangan yang lebih luas (field testing).Revisi produk akhir
inilah yang menjadi ukuran bahwa produk tersebut benar-benar dikatakan
valid karena telah melalui serangkaian uji coba secara bertahap.
10. Langkah kesepuluh adalah kegiatan diseminasi dan implementasi dilakukan
dengan tujuan untuk membuat laporan hasil penelitian dari produk yang akan
dikembangkan berdasarkan tahapan pengembangan.
D. Prosedur Pengembangan
Prosedur penelitian dan pengembangan ini memodifikasi model Borg & Gall
(dalam Setyosari,2013:223). Peneliti melakukan modifikasi, karena keterbatasan
waktu dalam melakukan penelitian. Penelitian ini akan dilakukan di SDN
Percobaan pada kelas I. Peneliti menggunakan tujuh tahap penelitian dan
pengembangan diantaranya penelitian dan pengumpulan data, perencanaan,
pengembangan format produk, uji coba awal, revisi produk, uji coba lapangan,
dan revisi produk.Berikut ini paparan dari tujuh tahapan penelitian yang disajikan
dalam bagan 3.2.
Bagan 3.2 Tahap-tahap penelitian
(1)Penelitian dan
pengumpulan data
(2) Perencanaan (3) Pengembangan
format produk
awal
(4) Uji coba awal (5) Revisi
Produk (6) Uji coba lapangan
(7) Revisi produk akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Berdasarkan bagan 3.2 dapat diketahui bahwa peneliti melakukan tujuh tahap
dalam pengembangan alat peraga sandpaper letter. Tujuh tahap tersebut sudah
melalui modifikasi dari pengembangan sepuluh tahap. Berikut akan dipaparkan
mengenai pengembangan alat peraga sandpaper letter.
1. Penelitian dan Pengumpulan Data
Tahap pertama yang dilakukan peneliti adalah pengumpulan data
dengan megidentifikasi masalah yang dialami siswa SD kelas I khususnya
pada materi menulis huruf tegak bersambung. Peneliti mengidentifikasi
masalah dengan kegiatan wawancara dan observasi. Peneliti mempersiapkan
instrumen wawancara yang selanjutnya divalidasi kepada beberapa ahli.
Instrumen wawancara divalidasi oleh ahli Pembelajaran Bahasa Indonesia
dan dosen Bahasa Indonesia. Setelah instrument wawancara divalidasi,
peneliti melakukan revisi terhadap instrumen wawancara. Instrumen
wawancara yang sudah direvisi kemudian digunakan untuk melakukan
kegiatan wawancara. Kegiatan wawancara dilakukan kepada Kepala
Sekolah SDN Percobaan,Guru Kelas I SDN Percobaan, dan 5 anak kelas I
SDN Percobaan. Hasil kegiatan observasi dan wawancara dianalisis
berkaitan dengan permasalahan yang terjadi pada siswa kelas I SD pada saat
pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung,karakteristik siswa kelas I,
penggunaan dan ketersediaan alat peraga dikelas maupun yang sudah
dimiliki sekolah.
Analisis kebutuhan dari ketiga observasi dan wawancara dijadikan
bahan untuk membuat analisis kebutuhan kuesioner guru dan siswa kelas I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
SD dan untuk mengkaji karakteristik alat peraga berbasis Montessori.
Selanjutnya, kuesioner yang sudah dipersiapkan, divalidasi terlebih dahulu
kepada beberapa ahli. Peneliti melakukan validasi kuesioner analisis
kebutuhan untuk guru dan siswa kelas I kepada ahli Pembelajaran Bahasa
Indonesia dan dosen Montessori bahasa Indonesia. Berdasarkan dari hasil
validasi yang dilakukan oleh ahli, peneliti akan merevisi instrumen sebelum
digunakan. Revisi tersebut dilakukan guna memperbaiki instrumen
kuesioner agar instrumen tersebut layak untuk digunakan dalam
menganalisis kebutuhan guru dan siswa kelas I. Selanjutnya, instrumen yang
sudah siap direvisi akan disebarkan kepada guru dan siswa SD tempat
penelitian.
2.Perencanaan
Perencanaan dilakukan dengan membuat instrumen non-tes berupa buku
latihan untuk menulis huruf tegak bersambung dan kuesioner. Langkah yang
pertama, peneliti telah mempersiapkan instrumen non-tes untuk divalidasikan
kepada beberapa ahli. Validasi dilakukan kepada ahli pembelajaran bahasa
Indonesia,ahli Montessori, guru kelas I. Setelah mendapatkan hasil dari
validasi, peneliti merevisi instrumen sebelum diuji cobakan.
Pada instrumen kuesioner, langkah yang dilakukan sama seperti instrumen
tes. Peneliti terlebih dahulu mempersiapkan instrumen kuesioner yang
digunakan untuk penelitian. Kemudian, instrument kuesioner divalidasi
kepada beberapa ahli, yaitu ahli Pembelajaran Bahasa Indonesia dan dosen
Montessori khusus bahasa Indonesia. Sesudah divalidasi, instrumen tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
direvisi dan diperbaiki sebelum digunakan. Instrumen yang sudah direvisi
dari hasil validasi siap untuk digunakan dalam proses penelitian.
3. Pengembangan format produk awal
Pengembangan produk dilakukan melalui beberapa langkah, yang pertama
adalah pembuatan desain alat peraga dan desain album alat peraga. Isi dari
album alat peraga memaparkan tentang langkah-langkah atau cara
menggunakan alat peraga sandpaper letters Montessori. Kegiatan
selanjutnya, peneliti mengumpulkan dan mencari bahan-bahan yang dijadikan
alat peraga dan album alat peraga. Pengembangan produk alat peraga berupa
sandpaper letters Montessori sesuai dengan lima karakteristik berbasis
Montessori yang memiliki lima ciri-ciri yaitu menarik (dilihat dari
warna,tekstur,dan bentuk yang digunakan sebagai alat peraga),bergradasi
(dilihat dari warna,tekstur),auto-correction (dapat digunakan sebagai
pengendali kesalahan),auto-education (dapat digunakan untuk belajar secara
mandiri), kontekstual (bahan yang digunakan dapat ditemukan atau mudah
dicari dilingkungan sekitar).
4. Uji coba awal
Tahap uji coba awal dilakukan kepada 3 siswa untuk mengetahui produk
yang digunakan uji coba lapangan sudah layak atau masih perlu untuk
diperbaiki.
5. Revisi produk
Produk yang sudah digunakan pada uji coba awal belum mengalami tahap
revisi. Pada saat produk diujikan kepada tiga siswa,produk sudah dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dikatakan layak maka peneliti melanjutkan proses selanjutnya.akan
tetapi,berdasarkan saran dari dosen ahli bahasa Indonesia menyarankan agar
ada beberapa huruf pada sandpaper letters yang harus direvisi sehingga
peneliti merevisi kembali.
6. Uji Coba Lapangan
Tahap keenam adalah uji coba lapangan dengan menggunakan alat peraga
sandpaper lettersMontessori. Uji coba dilakukan kepada siswa kelas I SDN
Percobaan dengan jumlah 10 anak yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 5
siswa perempuan. Pada uji coba terbatas peneliti melakukan pretest berupa
tulisan anak di buku tulis halus lima garis sebelum menggunakan alat peraga
sandpaper letters. Melalui kegiatan tersebut, peneliti mengetahui kesulitan
yang dialami masing-masing siswa pada saat menulis huruf tegak
bersambung. Kemudian, peneliti mulai memperkenalkan cara menulis huruf
tegak bersambung dengan menggunakan alat peraga sandpaper letters dan
buku latihan menulis huruf tegak bersambung yang telah didesain oleh
peneliti. Produk yang sudah digunakan oleh peneliti kemudian direvisi
kembali oleh dosen ahli Montessori dan dosen ahli bahasa Indonesia untuk
dikoreksi apakah sudah sesuai atau masih ada kekurangan yang harus
diperbaiki oleh peneliti. Revisi dilakukan sebagai upaya perbakan produk
supaya produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Langkah yang
terakhir adalah hasil produk yang sudah melalui tahap revisi,yaitu produk alat
peraga papan sandpaper letters berbasis Montessori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
7. Revisi produk
Tahap terakhir adalah revisi produk setelah melakukan uji coba lapangan.
Revisi dilakukan untuk perbaikan supaya produk yang dihasilkan dapat
memiliki standar kualitas yang baik dan layak digunakan sebagai alat peraga
untuk siswa kelas I SD. Revisi dilakukan pada beberapa huruf di alat peraga
sandpaper letters terutama huruf t,y,f,p dan q. sebelum direvisi, posisi huruf
masih salah dan tidak proporsional. Sesudah produk mengalami revisi, posisi
huruf sudah tegak bersambung dan beberapa gradasi warna sudah sesuai.
Hasil produk sudah melalui tahap revisi yaitu produk alat peraga sandpaper
letters berbasis Montessori.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Analisis data Kualitatif
Analisis data kualitatif dilakukan untuk mengolah hasil dari pengumpulan
data melalui wawancara, observasi dan penyebaran kuesioner analisis
kebutuhan. Berikut dipaparkan teknik analisis data dari masing-masing teknik
pengumpulan data.
Analisis data yang pertama adalah wawancara dan observasi.
Wawancara dan observasi merupakan salah satu teknik yang digunakan
peneliti untuk mengumpulkan data tentang ketersediaan dan penggunaan alat
peraga. Selain itu, wawancara dan observasi digunakan untuk
mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa kelas I di SDN
Percobaan 2 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Adapun pendapat dari Sugiyono (2012:137) mengemukakan teknik pengumpulan
data untuk penelitian dan pengembangan dapat dilakukan dengan beberapa teknik
diantaranya:
1. Wawancara/Interview
Dalam hal wawancara atau interview menurut Cresswell (dalam Sugiyono,224:
2014) menyatakan bahawa “ Interview survey are form on which the researcher
records answers supplied by the participant in the study. The researcher asks a
question from an interview guide, listens for answers or observes behavior, and
records responses on the survey”. Wawancara dalam penelitian yang dilakukan
oleh peneliti dengan cara merekam jawaban atas pertanyaan yang diberikan
kepada responden. Senada dengan pendapat Creswell, menurut larry Cristensen (
2004:221) menyatakan bahwa “interview is a data collection methods in which an
interviewer the researcher or someone working for the researcher asks question
of an interviewer the research participant). wawancara merupakan teknik
pengumpulan data, dimana pewawancara/peneliti mengumpulkan data dengan
mengajukan suatu pertanyaan kepada yang diwawancarai. Wawancara dapat
digunakan sebagai salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian seperti kualitatif,kuantitatif,research and development
(Sukmadinata,2007:216). Senada dengan pendapat Sugiyono (2012:138)
menjelaskan bahwa wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-
hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Adapun jenis wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah jenis wawancara
yang tidak terstruktur/wawancara terbuka.
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis
dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan
hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan
(Sugiyono,2014:228). Narasumber wawancara pada penelitian ini adalah salah
seorang kepala sekolah SDN Percobaan,guru kelas IA SDN Percobaan dan 5
orang siswa kelas I SDN Percobaan. Hasil wawancara digunakan untuk
mengetahui ketersediaan alat peraga pembelajaran dan kemampuan belajar siswa
dalam menulis huruf tegak bersambung.
1. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik
apabila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner.
Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka
observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga dengan obyek-obyek alam yang
lain. Menurut Larry Cristensen (dalam Sugiyono, 2014:235) menyatakan bahwa
“In research, observation is define as watching of behavioral patterns of people in
certain situations to obtain information about phenomenon of interest.
Observation is an important way of collecting information about people because
people don’t always do what they say do”. Dalam penelitian ini, observasi dapat
diartikan sebagai pengamatan terhadap pola perilaku manusia dalam situasi
tertentu, untuk mendapatkan informasi tentang fenomena yang diinginakn. Senada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
dengan pendapat Creswell (2012:234) menjelaskan bahwa “Observation is the
process of gathering firsthand information by observing people and places at
research site”. dalam hal ini, observasi merupakan proses untuk memperoleh data
dari tangan pertama dengan mengamati orang dan tempat saat melakukan
penelitian. Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data mempunyai
ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawacncara
dan kuesioner. Jika wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan
orang,maka observasi tidak terbatas pada orang,tetapi juga obyek-obyek alam
yang lain (Sugiyono,2014:145) sedangkan menurut Sukmadinata (2011:20)
menjelaskan bahwa observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data
dengan melakukan pengamatan dalam kegiatan yang sedang
berlangsung,sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa observasi dapat menjadi
kegiatan pengamatan bagi peneliti ketika proses pembelajaran sedang berlangsung
didalam kelas.
Observasi yang dilakukan oleh peneliti merupakan observasi non-partisipan
dimana peneliti mencatat,menganalisis dan membuat kesimpulan berdasarkan
pengamatan peneliti ketika proses pembelajaran berlangsung menggunakan
lembar pengamatan
2. Kuesioner
Menurut Creswell (2012 :230) menyatakan bahwa “Questionnaires are form
used in a survey design that participant in a study complete and return to the
researcher” artinya, kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dimana
partisipan/responden mengisi pertanyaan/pernyataan kemudian setelah diisi secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
lengkap dikembalikan kepada peneliti. Hal ini senada dengan pendapat Larry
Cristensen (dalam Sugiyono, 2014:230) menyatakan bahwa “a questionnaire is a
self-report data collection instrument that each research participant fill out as
part of a research study. Researcher use questionnaires so that they can obtain
information about thoughts, feeling, attitudes, beliefs, values, perceptions,
personality, and behavioral intentions of research participant. In other words,
reseachers attempt to measure many different kinds of characteristic using
questionnaires.” Artinya kuesioner merupakan instrumen untuk pengumpulan
data, dimana partisipan atau responden mengisi pertanyaan atau pernyataan yang
diberikan oleh peneliti. Peneliti dapat menggunakan kuesioner untuk memperoleh
data yang terkait dengan pemikiran,sikap, kepercayaan,nilai, persepsi,
kepribadian, dan perilaku dari responden. Dalam kata lain, para peneliti dapat
melakukan pengukuran bermacam-macam karakteristik dengan menggunakan
kuesioner.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono,2014:142).
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kuesioner analisis kebutuhan.
Kuesioner analisis kebutuhan digunakan untuk mengetahui kebutuhan alat
peraga pembelajaran. Bentuk kuesioner yang digunakan adalah kuesioner
terbuka (Sukmadinata,2011:219). Kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan
membahas tentang kebutuhan siswa dan guru akan alat peraga bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Indonesia, khususnya untuk menulis huruf tegak bersambung. Kuesioner ini
bertujuan untuk mengetahui ketersediaan alat peraga pada proses kegiatan
belajar mengajar. Kuesioner analisis kebutuhan diberikan kepada guru kelas I
SDN Percobaan dan siswa kelas I SDN Percobaan 2 Yogyakarta. Hasil dari
kuesioner ini diolah untuk dijadikan data sebagai bahan pertimbangan dalam
merancang dan mengembangkan produk alat peraga papan sandpaper berbasis
metodeMontessori.
b. Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli
Kuesioner validasi produk dilakukan untuk mengetahui kualitas alat
peraga yang dikembangkan untuk digunakan dalam penelitian. Kisi-kisi yang
terdapat pada kuesioner validasi produk oleh ahli yaitu membahas tentang
kualitas/ kelayakan produk Sandpaper letters yang dihasilkan sebelum
digunakan kepada siswa. selain melihat kualitas, validasi produk dilakukan
supaya peneliti mengetahui kekurangan yang ada pada produk agar dapat
direvisi/diperbaiki sebelum produk digunakan. Validasi produk dilakukan
kepada ahli Pembelajaran Montessori dan Ahli Pembelajaran Bahasa
Indonesia. Setelah produk divalidasi, kemudian diujicobakan awal terlebih
dahulu kepada dua orang siswa untuk mengetahui kekurangan produk yang
harus diperbaiki. Setelah mengalami perbaikan, produk diujicobakan secara
terbatas kepada 10 siswa kelas I SDN Percobaan 2 Yogyakarta.
3. Instrumen Non-Tes
Instrumen non- tes yang dilakukan pada penelitian ini adalah mengukur
kemampuan menulis siswa khususnya untuk kalimat tegak bersambung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
dengan menggunakan buku tulis halus. Penilaian hasil belajar tidak hanya
dilakukan dengan tes, tetapi dapat juga dilakukan melalui alat bantu atau
instrument pengukuran non tes, seperti pedoman observasi baik berupa
checklist maupun rating scale,angket,skala sikap,dan rubrik penilaian.
Instrumen untuk memperoleh informasi hasil belajar non-tes terutama
digunakan untuk mengukur hasil belajar yang berkenaan kepada keterampilan
dan sikap,yaitu aspek yang berhubungan dengan apa yang dibuat atau
dikerjakan oleh siswa daripada a[a yang diketahui/dipahaminya
(Widoyoko,2014:143).
Instrumen non-tes merupakan satu kesatuan dengan instrumen tes, karena
tes hanya mengukur aspek pengetahuan. Apa yang diketahui,dipahami atau
yang dapat dikuasai oleh siswa dalam tingkatan proses mental yang lebih
tinggi belum ada jaminan dapat didemonstrasikan dalam tingkah lakunya.
Salah satu instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penilaian Produk (product assessment) yang merupakan penilaian terhadap
proses pembuatan dan kualitas suatu produk tertentu. Penilaian produk
meliputi penilaian kemampuan siswa membuat produk-produk teknologi dan
seni seperti tulisan. Jadi dalam penilaian hasil kerja siswa meliputi dua aspek
penilaian tentang kualitas teknis (cara menulis huruf tegak bersambung)
maupun estetik hasil kerja siswa (hasil karya tulisan huruf tegak
bersambung).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
4. Triangulasi data kualitatif
Dalam teknik pengumpulan data kualitatif, triangulasi dapat diartikan sebagai
teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono,2011:327).
Dalam hal triangulasi, Susan Stainback (1988:11) menyatakan bahwa “the
aim is not to determine the truth about some social phenomenon, rather the
purpose of triangulation is to increase one’s understanding of whatever is
being investigated”. Tujuan dari triangulasi adalah meningkatkan
pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan
(Sugiyono,2011:328). Data yang diperoleh dengan menggunakan teknik
triangulasi adalah data yang dikumpulkan melalui kegiatan
observasi,wawancara,dan kuesioner. Berikut dipaparkan triangulasi data yang
disajikan dalam bagan 3.3.
Bagan 3.3 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan
Bagan diatas menggambarkan ada 3 teknik yang digunakan oleh peneliti
dalam menganalisis kebutuhan alat peraga bahasa Indonesia kelas I SD untuk
guru dan siswa yaitu kuesioner, observasi dan wawancara. Hasil analisis
tersebut selanjutnya dianalisis oleh peneliti sebagai data sementara dan bahan
pertimbangan peneliti dalam membuat alat peraga yang disesuaikan dengan
Kuesioner
Wawancara Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
kebutuhan guru dan siswa. Selain itu, peneliti juga menggunakan teknik
triangulasi untuk menganalisis data wawancara berdasarkan 3 sumber data.
Berikut merupakan bagan yang berisi triangulasi sumber data analisis
kebutuhan yang peneliti peroleh selama proses penelitian dan penyusunan
skripsi berlangsung.
Bagan 3.4 Triangulasi Sumber Data Analisis Kebutuhan
Ketiga sumber data yaitu kepala sekolah, guru dan siswa sebagai
narasumber wawancara memiliki pendapat mengenai ketersediaan dan
penggunaan alat peraga dan juga kesulitan yang dialami siswa pada saat belajar
bahasa Indonesia materi menulis huruf tegak bersambung. Hasil data tersebut
kemudian diolah untuk mendapatkan informasi dari ketiga pendapat sumber
data diatas.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran.
Menurut Gulo (2005:123) menjelaskan bahwa instrumen penelitian merupakan
pedoman tertulis tentang wawancara,atau pengamatan,atau daftar pertanyaan
yang dipersiapkan untuk mendapatkan informasi.senada dengan pendapat
Kepala Sekolah
Siswa Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Sugiyono (2010:102) menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah suatu
alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati. Dengan melakukan pengukuran,akan diperoleh data yang objektif
untuk menghasilkan kesimpulan penelitian yang objektif pula.
Instrumen penelitian yang dipilih oleh peneliti ada empat komponen yaitu
wawancara, observasi, kuesioner dan penilaian produk. Berikut akan
dijabawkan mengenai instrumen yang akan digunakan selama proses penelitian
berlangsung.
1. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara merupakan pokok arahan yang digunakan
pewawancara untuk melakukan wawancara. Pedoman wawancara harus
dapat menjamin data yang dikumpulkan bersifat menyeluruh dan tepat serta
objek yang diamati relevan dengan tujuan pengumpulan data
(Darmadi,201:88). Pedoman wawancara digunakan sebagai bahan acuan
ketika melakukan kegiatan wawancara kepada kepala sekolah,guru kelas IA
dan siswa kelas IA di SDN Percobaan 2,Yogyakarta.
a. Wawancara dengan Kepala Sekolah
Melalui kegiatan wawancara kepada Kepala Sekolah, data dan informasi
yang diperoleh berkaitan dengan penggunaan dan ketersediaan alat peraga di
SDN Percobaan. Kegiatan wawancara dilakukan secara tidak
terstruktur,namun peneliti menggunakan pedoman wawancara sebagai acuan
untuk membuat pertanyaan atau instrument wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
(Sugiyono,2014:197). Berikut adalah kisi-kisi wawancara yang digunakan
untuk wawancara kepada Kepala Sekolah yang disajikan dalam tabel 3.1
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara Kepada Kepala Sekolah SDN Percobaan
b.) Wawancara dengan Guru Kelas I
Kegiatan pengumpulan data melalui wawancara, selanjutnya dilakukan
dengan guru kelas IA yaitu Ibu Ketty Winarni.Hal tersebut dilakukan
untuk mengumpulkan data terkait dengan ketersediaan dan penggunaan
alat peraga di sekolah serta kesulitan belajar yang dialami oleh siswa
ketika latihan menulis huruf tegak bersambung.Wawancara yang
dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur.
Berikut merupakan pedoman wawancara yang akan dilakukan oleh
peneliti bersama dengan guru kelas IA.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Kepada Guru Kelas IA SDN Percobaan
No Indikator
1. Informasi berkaitan dengan sekolah
2. Ketersediaan alat peraga Bahasa Indonesia disekolah, antara lain:
a. Alat peraga Bahasa Indonesia yang sudah ada di dalam kelas 1A
b. Pengadaan alat peraga Bahasa Indonesia yang ada di kelas 1A
c. Perawatan alat peraga Bahasa Indonesia yang ada di kelas 1A
No Indikator
1. Proses kegiatan mengajar
2. Kesulitan yang dialami guru pada saat mengajar bahasa Indonesia
3. Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan
4. Penggunaan alat peraga
5. Kriteria alat peraga bahasa Indonesia yang berkualitas
6. Penelitian yang pernah dilakukan disekolah berkaitan dengan alat
peraga
7. Siswa yang berprestasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
3. Penggunaan dan pemanfaatan alat peraga Bahasa Indonesia dalam
pembelajaran menulis huruf tegak bersambung.
4. Proses kegiatan belajar menulis huruf tegak bersambung dikelas
IA.
5. Kesiapan yang dilakukan sebelum kegiatan menulis huruf tegak
bersambung
6. Kesulitan yang dihadapi siswa saat menulis huruf tegak
bersambung dikelas IA.
7. Usaha yang dilakukan oleh guru ketika mengajarkan kepada siswa
cara menulis huruf tegak bersambung dengan menggunakan
media yang ada
8. Standar kualitas alat peraga untuk latihan menulis huruf tegak
bersambung
d. Wawancara dengan Siswa Kelas IA
Kegiatan pengumpulan data melalui wawancara selanjutnya dilakukan
dengan 5 siswa kelas IA.Hal tersebut dilakukan untuk mengumpulkan data
terkait dengan penggunaan alat peraga serta kesulitan anak pada saat
menulis huruf tegak bersambung.Wawancara yang dilakukan
menggunakan teknik wawancara terbuka dan tidak menuntut jawaban
yang terlalu panjang dari siswa. Berikut adalah tabel berisi kisi-kisi
wawancara dengan siswa kelas 1A.
Tabel 3.3 Kisi-kisi wawancara kepada siswa kelas IA
No Topik Pertanyaan
1. Tanggapan terhadap pembelajaran bahasa Indonesia
selama semester II berlangsung
2. Penggunaan media yang dipakai oleh guru ketika mengajar
huruf tegak bersambung
3. Penggunaan dan pemanfaatan alat peraga Bahasa
Indonesia dalam pembelajaran menulis huruf tegak
bersambung.
4. Kesulitan yang dihadapi siswa saat menulis huruf tegak
bersambung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Ketiga pedoman wawancara tersebut harus divalidasi terlebih dahulu
oleh beberapa ahli yaitu ahli pembelajaran bahasa Indonesia dan guru SD.
Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk mengumpulkan
data yang valid selama penelitian. Uji validitas yang dilakukan adalah
validitas konstruk.Validitas konstruk berkaitan dengan keefektifan suatu
instrumen mengukur konsep dari suatu teori yang menjadi dasar
penyusunan instrumen. Oleh karena itu,pedoman wawancara harus diuji
menggunakan validasi konstruk.
Validasi konstruk berkaitan dengan suatu instrument dapat mengukur
konsep dari suatu teori yang menjadi dasar penyusunan instrument
(Widoyoko,2009:175). Validasi kepada ahli merupakan pemberian nilai
pada produk yang akan digunakan serta pemberian komentar/saran yang
sifatnya membangun. Berikut dipaparkan mengenai penilaian terhadap
produk alat peraga yang disajikan dalam tabel 3.4.
Tabel 3.4 Klasifikasi Penilaian Instrumen Produk Alat Peraga
(Widoyoko, 2011:18)
Skor Bobot Interval Skor Klasifikasi
4 Keseluruhan instrumen
sudah layak untuk
digunakan
3.25 < X ≤ 4.00 Sangat Baik
3 Keseluruhan instrumen
sudah layak untuk
digunakan namun perlu
perbaikan
2,50 < X ≤ 3.25 Baik
2 Keseluruhan instrumen
kurang layak untuk
digunakan
1.75 < X ≤ 2.50 Kurang
1 Keseluruhan instrumen
tidak layak untuk
digunakan
1.00 < X ≤ 1.75 Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Berdasarkan tabel 3.4 dapat diketahui bahwa instrumen dikatakan sangat
layak jika memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari atau sama dengan
3,25 sampai 4,00 yang terdapat pada rentang skor 4. Instrumen dikatakan
layak jika memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari 2,50 sampai 3,25
yang terdapat pada rentang skor 3. Kemudian instrumen dikatakan kurang
layak jika memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari 1,75 sampai 2,50
yang terdapat pada rentang skor 2. Selanjutnya instrumen dikatakan tidak
layak jika memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari satu atau sama
dengan 1,00 sampai 1,75 yang terdapat pada rentang skor 1
(Widoyoko,2009:175). Dengan demikian, instrumen yang tidak memenuhi
standar penilaian maka perlu diperbaiki.
1. Pedoman Observasi
Observasi dilakukan pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas I dan
ketersediaan alat peraga menulis huruf tegak bersambung di SDN Percobaan
2 Yogyakarta. Ketika observasi pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas I,
peneliti mengamati penggunaan atau pemanfaatan alat peraga dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia, ketersediaan alat peraga di kelas I, dan cara
mengajar guru saat pelajaran menulis huruf tegak bersambung. Adapun
beberapa poin/aspek yang diamati oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IA
No
Item
Kisi-Kisi
Observasi
Objek yang Diamati
1. Ketersediaan alat
peraga Bahasa
Indonesia di kelas
Adanya alat peraga yang didisplay seperti
gambar huruf tegak bersambung untuk
membantu anak mengetahui bentuk huruf
tegak bersambung.
2. Penggunaan alat Peneliti melihat apakah guru sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
peraga dalam
pembelajaran
bahasa Indonesia di
kelas
menggunakan alat peraga selama
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas
untuk menjelaskan materi pembelajaran
menulis huruf tegak bersambung.
3. Cara penggunaan
alat peraga bahasa
Indonesia di kelas
Cara guru menggunakan display huruf
tegak bersambung.
4.
Kesulitan belajar
yang dialami siswa
dalam pembelajaran
menulis huruf tegak
bersambung.
Guru memberikan pengenalan bagaimana
cara teknik menulis huruf tegak
bersambung dengan memberi latihan
dipapan tulis.
Berdasarkan tabel 3.5, peneliti menggunakan kisi-kisi tersebut sebagai
bahan dasar acuan peneliti melakukan kegiatan observasi. Kegiatan
observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran bahasa Indonesia
terutama pada saat menulis huruf tegak berlangsung.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya (Sugiyono,2011:192). Dalam penelitian ini, peneliti
memberikan kuesioner analisis kebutuhan bagi guru kelas IA dan siswa
kelas IA di SDN Percobaan 2. Kuesioner ini bersifat terbuka, dengan tujuan
agar responden dapat memberi jawaban secara nyata dan sesuai dengan
kondisi yang ada didalam kelas.
a.) Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru Kelas I
Kuesioner analisis kebutuhan yang pertama dilakukan kepada guru kelas I di
SDN Percobaan 2. Kuesioner ini termasuk kuesioner yang bersifat terbuka
supaya guru dapat menjawab dan menanggapi isi kuesioner sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
pengalaman dan kondisi yang nyata. Berikut ini akan dipaparkan kisi-kisi
kuesioner untuk guru kelas I disajikan dalam tabel 3.6.
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru Kelas I
No Indikator
1. Pengalaman menggunakan alat peraga bahasa
Indonesia
2. Alat peraga bahasa Indonesia yang sudah ada di
dalam kelas 1A
3. Pengadaan alat peraga
4. Bahan untuk membuat alat peraga
5. Kualitas alat peraga bahasa Indonesia untuk kelas 1
6. Warna alat peraga yang cocok untuk kelas 1
7. Kriteria alat peraga yang cocok untuk kelas 1
8. Berat alat peraga yang cocok untuk kelas 1
9. Fungsi alat peraga bahasa Indonesia
Berdasarkan tabel 3.6, peneliti menggunakan indikator-indikator
tersebut sebagai bahan acuan untuk membuat instrumen kuesioner analisis
kebutuhan untuk guru kelas I. Melalui indikator tersebut, instrumen
kuesioner dikembangkan menjadi beberapa pertanyaan. Kemudian
instrumen yang sudah jadi divalidasikan kepada ahli. Validasi dilakukan
dengan tujuan agar dapat diketahui tingkat kelayakan dan agar benar-benar
valid sehingga data yang diperoleh benar-benar dapat digunakan sebagai
informasi yang nyata.
Berdasarkan tabel 3.6 tersebut dapat diketahui bahwa instrumen
dikatakan sangat layak untuk digunakan jika memperoleh rerata nilai
dengan skor lebih dari 3,25 sampai 4,00 yang terdapat pada rentang skor 4.
Instrumen juga dapat dikatakan layak apabila memperoleh rerata nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
dengan skor lebih dari 2,50 sampai 3,25 yang terdapat pada rentang skor 3.
Kemudian instrumen dikatakan kurang layak apabila memperoleh rerata
nilai dengan skor lebih dari satu atau sama dengan 1,75 sampai 2,50 yang
terdapat pada skor 2. Selanjutnya, instrument dikatakan tidak layak jika
memperoleh rerata nilai dengan skor 1,00 sampai 1,75 yang terdapat pada
rentang skor 1. Dengan demikian,instrumen yang tidak memenuhi standar
penilaian, maka dikatakan tidak/kurang layak sehingga perlu diperbaiki.
b.) Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa Kelas I
Kuesioer analisis kebutuhan yang kedua dilakukan kepada siswa kelas I
dengan jumlah siswa sebanyak 10 anak. Kuesioner ini bersifat terbuka, agar
responden dapat memberikan jawaban secara nyata dan sesuai dengan
keadaan yang ada di dalam kelas. Berikut akan dipaparkan kisi-kisi
instrumen kuesioner analisis kebutuhan siswa kelas I yang akan disajikan
dalam tabel 3.7.
Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk
Siswa Kelas I
No Indikator
1. Pengalaman menggunakan alat peraga bahasa Indonesia
2. Bahan alat peraga bahasa Indonesia yang pernah digunakan
3. Warna alat peraga bahasa Indonesia
4. Manfaat alat peraga bahasa Indonesia
5. Alat peraga sebagai pengendali kesalahan (auto-correction)
6. Alat peraga sebagai alat pembelajaran yang mandiri (auto-
education)
Berdasarkan tabel 3.7, indikator tersebut dapat menjadi bahan acuan
yang digunakan oleh peneliti untuk membuat item pernyataan kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
analisis kebutuhan siswa kelas I. beberapa indikator diatas kemudian
dikembangkan menjadi sepuluh pertanyaan yang akan diajukan kepada
siswa. Sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu divalidasikan terlebih
dahulu kepada beberapa ahli.
Instrumen dikatakan sangat layak apabila memperoleh rerata nilai
dengan skor lebih dari 3,25 sampai 4,00 yang terdapat pada skor 4.
Instrumen dikatakan layak apabila memperoleh rerata nilai dengan skor
lebih dari atau sama dengan 2,50 sampai 3,25 yang terdapat pada rentang
skor 3. Kemudian instrumen dikatakan kurang layak apabila memperoleh
rerata nilai dengan skor lebih dari 1,75 sampai 2,50 yang terdapat pada
rentang skor 2. Selanjutnya, instrumen dikatakan tidak valid apabila
memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari atau sama dengan 1,00
sampai 1,75 yang terdapat pada rentang skor 1. Dengan demikian,
instrumen yang tidak memenuhi standar penilaian atau belum layak harus
diperbaiki terlebih dahulu, sebelum digunakan.
3. Kuesioner Validasi Produk
Kuesioner validasi produk digunakan untuk mengetahui kualitas produk
yang akan dikembangkan. Kuesioner validasi produk diberikan kepada ahli
bahasa Indonesia dan ahli Montessori. Berikut dipaparkan kisi-kisi kuesioner
validasi produk yang disajikan dalam tabel 3.8 tentang kisi-kisi Kuesioner
Validasi Produk yang akan digunakan oleh peneliti dalam rangka pembuatan
kuesioner validasi produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Tabel 3.8 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk
No Indikator Arti
1. Auto-education Mampu melatih siswa untuk belajar
secara mandiri.
2. Auto-correction Alat peraga dapat digunakan sebagai
pengendali kesalahan.
3. Menarik Alat peraga memiliki warna, bentuk,
gradasi, ukuran yang menarik.
4. Bergradasi Alat peraga memiliki gradasi baik
dilihat dari warna, bentuk, ukuran, dan
tekstur.
5. Kontekstual Bahan yang digunakan mudah
ditemukan di lingkungan sekitar.
Berdasarkan tabel 3.8 dapat diketahui bahwa instrumen dikatakan sangat
layak apabila memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari 3,25 sampai
4,00 yang terdapat pada skor 4. Instrumen dikatakan layak apabila
memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari atau sama dengan 2,50 sampai
3,25 yang terdapat pada rentang skor 3. Kemudian instrumen dikatakan
kurang layak apabila memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari 1,75
sampai 2,50 yang terdapat pada rentang skor 2. Selanjutnya, instrumen
dikatakan tidak valid apabila memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari
atau sama dengan 1,00 sampai 1,75 yang terdapat pada rentang skor 1.
Dengan demikian, instrumen yang tidak memenuhi standar penilaian atau
belum layak harus diperbaiki terlebih dahulu, sebelum digunakan.
4. Instrumen Non-tes
Instrumen non tes pada umumnya berupa angket,panduan wawancara
dan panduan observasi. Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penilaian hasil produk. Produk yang dinilai adalah hasil karya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
siswa dalam menulis huruf tegak bersambung. Adapun skala yang digunakan
untuk menilai hasil produk siswa yaitu menggunakan skala lajuan (rating
scale).
Skala lajuan (rating scale) adalah instrumen pengukuran non tes yang
menggunakan suatu prosedur terstruktur untuk memperoleh informasi tentang
sesuatu yang diobservasi yang menyatakan posisi tertentu dalam
hubungannya dengan yang lain (Asmawi,2015:112). Rating scale berisi
seperangkat pernyataan kualitas yang dimiliki oleh sesuatu yang diukur
tersebut. Berikut dipaparkan rating scale untuk melihat kemampuan menulis
huruf tegak bersambung untuk siswa kelas I SD.
Tabel 3.9 Rating scale Kemampuan Menulis Siswa Kelas 1 SD
( Sugiyono, 2011:148)
No Aspek yang diukur Skor
1 2 3 4
1. Kualitas hasil tulisan
2. Bentuk huruf
3 Cara merangkai huruf
4. Kejelasan tulisan
5. Ketepatan huruf
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan cara menganalisis data penelitian,termasuk
alat-alat-alat statistik yang relevan untuk digunakan dalam penelitian
(Noor,2011:164).
a. Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif dilakukan untuk mengolah hasil dari pengumpulan
data melalui kegiatan wawancara, observasi dan penyebaran kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
analisis kebutuhan. Berikut akan dipaparkan mengenai teknik analisis data
dari masing-masing teknik pengumpulan data.
1. Wawancara
Pada penelitian ini,wawancara yang digunakan adalah wawancara
tidak terstruktur dan bersifat terbuka. Wawancara ini bertujuan untuk
mendapatkan data secara kualitatif. Wawancara merupakan salah satu
proses pengumpulan informasi dengan mengadakan kontak langsung
dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan dan dijawab secara
lisan oleh responden.
Menurut Esterberg (2002:384) mendefinisikan wawancara/interview
sebagai berikut. “a meeting of two persons to exchange information and
idea through question and responses,resulting in communication and joint
construction of meaning about a particular topic”. Dapat disimpulkan
bahwa wawancara adalah pertemuan dua orang untuk saling bertukar
informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
maknanya ke dalam suatu topik tertentu.
Peneliti menggunakan pedoman wawancara sebagai acuan untuk
memberikan pertanyaan, namun pertanyaan tersebut dapat dikembangkan
sesuai dengan jawaban narasumber dan melihat kondisi di lapangan.
Peneliti melakukan wawancara secara langsung baik dengan kepala
sekolah,guru dan siswa secara bergantian. Tujuan dilakukan kegiatan
wawancara adalah untuk mencari informasi mengenai ketersediaan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
penggunaan alat peraga serta untuk mengetahui proses kegiatan
pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis huruf tegak bersambung.
Wawancara awal ini dilakukan sebagai bentuk follow up terhadap hasil
kuesioner analisis kebutuhan. Selain itu,wawancara juga dilakukan untuk
mendapatkan informasi secara lebih mendalam mengenai kualitas produk
yang akan dikembangkan.
Analisis data yang pertama yaitu pada kuesioner validasi produk dan
data hasil validasi instrumen penelitian. Untuk mengetahui kelayakan
produk alat peraga dan instrumen penelitian yang telah divalidasi baik oleh
ahli maupun siswa, perolehan skor diolah dengan beberapa langkah:
a.) Langkah pertama, hitung jumlah skor yang didapatkan, kemudian
skor yang didapat dibagi dengan total item dan yang terakhir
mengkonversikan hasil perhitungan sesuai dengan kategori yang
sudah ditentukan. Kategori penskoran ditentukan dengan
mengadopsi aturan pemberian skor dan klasifikasi hasil penilaian
berdasarkan pendapat Widoyoko (2014:144).
1. Jumlah skor tertinggi ideal =jumlah pernyataan atau aspek
penilaian x jumlah pilihan (gradasi skor dalam rubrik).
2. Skor akhir = (jumlah skor yang diperoleh : skor tertinggi ideal) x
jumlah kelas interval.
3. Jumlah kelas interval = skala hasil penilaian. Artinya jika
penilaian menggunakan skala 4, maka hasil penilaian
diklasifikasikan menjadi 4 kelas interval.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
4. Penentuan jarak interval (Ji) diperoleh dengan rumus:
Rumus 3.1 Penentuan Jarak Interval
Keterangan t = skor tertinggi ideal dalam skala
r = skor terendah ideal dalam skala
Jk= jumlah kelas interval
Berdasarkan ketentuan tersebut dapat dibuat klasifikasi hasil
penilaian dengan skala 4 sebagai berikut:
a. Skor tertinggi ideal = 4
b. Skor terendah ideal = 1
c. Jarak interval = (4 -1)/4 = 0,75
d. Klasifikasi hasil penilaian:
Tabel 3.10 Klasifikasi hasil penilaian (Widoyoko, 2014:144)
Skor Akhir Klasifikasi
3.25 < X ≤ 4.00 Sangat Baik ( SB)
2,50 < X ≤ 3.25 Baik (B)
1.75 < X ≤ 2.50 Cukup (C)
1.00 < X ≤ 1.75 Kurang (K)
Dalam penilaian kuantitatif (angka), peneliti mengkonversikan ke dalam
penilaian kualitatif. Hal ini bertujuan supaya peneliti mengetahui nilai-
nilai yang berupa angka apabila dikonversikan akan terklasifikasi dalam
kelompok sangat baik, baik,cukup atau dalam kategori kurang.
Ji = (t-r) /Jk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Berikut akan dipaparkan konversi data kuantitatif ke kualitatif pada tabel
3.11.
Tabel 3.11 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif (Widoyoko,
2014:144)
Skor Bobot Interval Skor Klasifikasi
4 Keseluruhan instrumen
sudah layak untuk
digunakan
3.25 < X ≤ 4.00 Sangat Baik
3 Keseluruhan instrumen
sudah layak untuk
digunakan namun perlu
perbaikan
2,50 < X ≤ 3.25 Baik
2 Keseluruhan instrumen
kurang layak untuk
digunakan
1.75 < X ≤ 2.50 Kurang
1 Keseluruhan instrumen
tidak layak untuk
digunakan
1.00 < X ≤ 1.75 Sangat
Kurang
Pada tabel 3.10 tentang konversi data kuantitatif ke kualitatif dapat
diketahui bahwa instrumen dikatakan sangat layak jika memperoleh
rerata nilai dengan skor lebih dari atau sama dengan 3,25 sampai 4,00
yang terdapat pada rentang skor 4. Instrumen dikatakan layak jika
memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari 2,50 sampai 3,25 yang
terdapat pada rentang skor 3. Kemudian instrumen dikatakan kurang
layak jika memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari 1,75 sampai
2,50 yang terdapat pada rentang skor 2. Selanjutnya instrumen
dikatakan tidak layak jika memperoleh rerata nilai dengan skor lebih
dari satu atau sama dengan 1,00 sampai 1,75 yang terdapat pada
rentang skor 1 (Widoyoko,1009:175). Dengan demikian, instrumen
yang tidak memenuhi standar penilaian maka perlu diperbaiki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
1.Analisis Data Kuantitatif
Analisis data yang kedua adalah penilaian produk siswa berupa hasil
tulisan huruf tegak bersambung. Adapun aspek yang akan diukur dari
tulisan siswa tersaji dalam tabel 3.11
Tabel 3.12 Aspek yang dinilai dari tulisan siswa
( Widoyoko, 2010: 14)
No Aspek yang diukur Skor
1 2 3 4
1. Kualitas tulisan
2. Teknik memegang
pensil
3.. Bentuk huruf yang
ditulis
4. Cara merangkai
huruf
5.. Ketepatan tulisan
Adapun rubrik penilaian yang digunakan untuk menilai hasil produk
siswa, rubrik yang digunakan adalah jenis rubrik holistic. Rubrik
holistik (holistic rubric) adalah rubrik yang deskripsi atau aspek
penilaiannya dibuat secara umum. Karena deskripsi dimensi penilaian
dibuat umum, maka biasanya rubrik holistik dapat digunakan untuk
menilai berbagai jenis kinerja maupun hasil kerja siswa
(Suryanto,2012:22). Penskoran dilakukan terhadap proses keseluruhan
atau kesatuan produk tanpa menilai bagian komponen secara terpisah.
Contoh rubrik penilaian untuk menilai tugas yang akan dikerjakan
oleh siswa. Rubrik ini digunakan sebagai instrumen penilaian produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
(product assessment). Dibawah ini terdapat tabel 3.13 berisi rubrik
penilaian yang akan digunakan untuk menilai produk tulisan siswa
Tabel 3.13 Rubrik Penilaian Produk Tulisan Siswa
No Apek yang
dinilai
Skor Deskripsi
1. Kualitas tulisan 4 Tugas dikerjakan dengan sangat baik
dan akurat
3 Tugas dikerjakan dengan baik tetapi
kurang akurat
2 Kualitas tulisan kurang baik dan kurang
akurat
1 Kualitas pengerjaan kurang baik dan
tidak akurat
2. Teknik
memegang
pensil
4 Siswa dapat memegang pensil dengan
benar
3 Siswa dapat memegang pensil dengan
bimbingan dari guru
2 Siswa belum bisa memegang pensil
dengan benar
1 Siswa tidak dapat memegang pensil
dengan benar
3. Bentuk huruf 4 Bentuk huruf sangat jelas dan dapat
dibaca
3 Bentuk huruf cukup jelas tetapi masih
ada yang harus diperbaiki
2 Bentuk huruf kurang jelas
1 Bentuk huruf tidak jelas dan tidak dapat
dibaca
4. Cara merangkai
huruf
4 Cara merangkai huruf sudah jelas dan
dapat dibaca
3 Cara merangkai huruf cukup jelas
2 Cara merangkai huruf kurang jelas dan
masih terpisah-pisah
1 Belum bisa merangkai huruf menjadi
tulisan tegak bersambung
5. Ketepatan
tulisan dengan
4 Tulisan tegak bersambung sudah sesuai
dengan jumlah baris yang ada.
3 Tulisan tegak bersambung masih ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
jumlah baris beberapa yang belum sesuai dengan
jumlah baris.
2 Tulisan tegak bersambung kurang
sesuai dengan jumlah baris
1 Tulisan tegak bersambung tidak sesuai
dengan jumlah baris
Keterangan skor :
4 = Sangat baik 2 = Cukup baik
3 = Kurang baik 1 = Tidak baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dipaparkan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang
diuraikan sebagai berikut.
A. Hasil Penelitian
Pada subbab ini dipaparkan mengenai potensi masalah, perencanaan
pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas.
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk mencari permasalahan yang
ada disekolah. Teknik yang ilakukan dalam pengumpulan data
adalah teknik observasi,wawancara, dan kuesioner terbuka untuk
mengetahui dan menganalisis kebutuhan siswa dan guru. Subbab
berikutnya menjelaskan mengenai pengumpulan data yang dilakukan
dalam penelitian.
a. Hasil Validasi Wawancara
Wawancara dilakukan untuk dapat menemukan dan memperoleh
informasi tentang kondisi sekolah dan fasilitas alat peraga yang
dimiliki SDN Percobaan 2 Yogyakarta. Peneliti melakukan
wawancara dengan beberapa narasumber. Kegiatan wawancara
dilakukan dengan mewawancarai Kepala Sekolah SDN
Percobaan,Guru Kelas I dan Siswa kelas I di SDN Percobaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Peneliti melakukan validasi instrumen wawancara terlebih dahulu
kepada beberapa ahli untuk mengetahui komponen instrumen
wawancara sudah sesuai dan bisa digunakan untuk kegiatan
wawancara. Peneliti melakukan validasi kepada ahli Pembelajaran
Bahasa Indonesia dan ahli Evaluasi Pembelajaran. Validasi yang
dilakukan merupakan validasi konstruk yaitu melihat kesesuaian
instrumen yang digunakan dengan teori yang sudah ada. Adapun
hasil validasi terhadap instrumen wawancara kepada Kepala Sekolah
dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Kepala Sekolah
Ahli Total Rerata
Bahasa Indonesia 33 3,71
Evaluasi Pembelajaran 31 3,41
Rerata 64 3,56
Berdasarkan hasil validasi pada tabel 4.1 diperoleh skor rerata 3,56. Hal
tersebut menunjukkan bahwa instrumen wawancara sudah layak
digunakan. Beberapa ahli memberikan komentar terkait dengan
pedoman wawancara Kepala Sekolah. Ahli yang menilai instrument
wawancara terdiri dari ahli bahasa Indonesia dan ahli Evaluasi
Pembelajaran. Ahli bahasa Indonesia menilai keefektifan kalimat
pertanyaan yang akan diajukan oleh peneliti kepada narasumber,
sedangkan ahli evaluasi pembelajaran meninjau lebih lanjut isi
pertanyaan yang membahas seputar manajemen kelas dan pengadaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
alat peraga bahasa Indonesia. Berikut merupakan hasil rekapitulasi
komentar yang disajikan dalam tabel 4.2
Tabel 4.2 Rekapitulasi Komentar Validasi Instrumen Wawancara
kepada Kepala Sekolah oleh Ahli
No Item Pertanyaan Komentar Ahli
Bahasa
Indonesia
Evaluasi
Pembelajaran
1. Bagaimana antusias
siswa pada saat
menulis huruf tegak
bersambung di SDN
Percobaan 2
Yogyakarta?
- Indikator dan
pertanyaan
kurang sesuai.
2. Apakah guru bahasa
Indonesia dikelas 1
pernah membuat
inovasi alat peraga
untuk melatih siswa
dalam menulis huruf
tegak bersambung?
Dikelas harus
dipisah
Penulisan
tulisan harus
diperhatikan.
Berdasarkan tabel 4.2 hasil rekapitulasi, data tersebut menjadi
pertimbangan bagi peneliti untuk memperbaiki instrumen
wawancara. Perbaikan dimaksudkan agar instrumen wawancara
dapat digunakan dalam penelitian secara layak karena sudah diuji
kelayakannya oleh ahli bahasa Indonesia dan ahli Evaluasi
pembelajaran. Berikut akan dipaparkan hasil perbaikan instrumen
wawancara kepada Kepala Sekolah SDN Percobaan 2 Yogyakarta
yang akan disajikan dalam tabel 4.3 mengenai hasil keputusan
perbaikan Instrumen wawancara kepada Kepala Sekolah SDN
Percobaan 2 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Tabel 4.3 Hasil Keputusan Perbaikan Instrumen Wawancara
kepada Kepala Sekolah SDN Percobaan 2
No Indikator Item Pertanyaan
1. Proses kegiatan
mengajar
1. Bagaimana proses kegiatan
menulis huruf tegak
bersambung di kelas 1?
2. Kesulitan yang
dialami guru pada
saat memberikan
pelajaran menulis
huruf tegak
bersambung
2. Apakah ada guru yang
mengalami kesulitan pada saat
mengajarkan cara menulis
huruf tegak bersambung?
Mengapa?
3. Usaha yang
dilakukan oleh guru
untuk mengatasi
kesulitan
3. Bagaimana dengan usaha
sekolah untuk membantu guru
mengatasi permasalahan
tersebut?
4. Penggunaan alat
peraga
4. Apakah sekolah telah
menyediakan alat peraga untuk
menunjang proses
pembelajaran?
5. Bagaimana kebijakan sekolah
dalam menyediakan alat peraga
bahasa Indonesia?
6. Bagaimana kebijakan sekolah
tentang alat peraga?
7. Alat peraga apa saja yang
pernah digunakan untuk mata
pelajaran bahasa Indonesia?
8. Darimana asal alat peraga
tersebut diperoleh?
9. Apakah sekolah telah
memasukkan alat peraga
sebagai instrumen
pembelajaran dalam kurikulum
sekolah?
10. Apakah semua kelas telah
menggunakan alat peraga ?
11. Bagaimana cara penggunaan
alat peraga tersebut? Apakah
dengan kerja kelompok atau
secara individu?
5. Kriteria Alat Peraga 12. Apakah sekolah menentukan
kriteria alat peraga untuk mata
pelajaran bahasa Indonesia?
Misalhnya alat peraga itu harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
menarik,berwarna atau yang
lainnya?
13. Mengapa kriteria tersebut
perlu diperhatikan?
6. Prestasi yang pernah
diperoleh siswa
14. Prestasi apa sajakah yang
pernah diperoleh siswa SDN
Percobaan 2 pada mata
pelajaran bahasa Indonesia?
Berdasarkan tabel 4.3, peneliti menggunakan instrumen yang sudah
mengalami validasi oleh ahli dan perbaikan. Selanjutnya, peneliti
melakukan validasi instrumen wawancara untuk guru kelas I. Berikut
dipaparkan hasil validasi instrumen wawancara kepada guru kelas I
dalam tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Validasi Instrumen Wawancara kepada Guru
Kelas I
Ahli Total Rerata
Bahasa 63 3,71
Evaluasi Pembelajaran 52 3,50
Rerata 57,5 3,60
Berdasarkan tabel 4.4 hasil validasi tersebur diperoleh skor rerata
3,60. Hal tersebut menunjukkan bahwa instrumen wawancara sudah layak
digunakan. Beberapa ahli memberikan komentar terkait dengan pedoman
wawancara kepada guru kelas I. Berikut ini akan dipaparkan mengenai
hasil rekapitulasi Komentar Validasi Instrumen Wawancara kepada Guru
Kelas 1 SD dalam tabel 4.5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Tabel 4.5 Rekapitulasi Komentar Validasi Instrumen Wawancara kepada
Guru Kelas I oleh Ahli
No Item Pertanyaan Komentar Ahli
Bahasa Evaluasi
Pembelajaran
1. Apakah bapak/Ibu Guru
telah memasukkan alat
peraga sebagai alat
bantu dalam proses
kegiatan mengajar?
Kata
memasukkan
diganti
dengan
menggunakan
Kata memasukkan
dapat diganti
dengan
menerapkan
2. Apakah Bapak/Ibu
Guru menyediakan alat
peraga untuk
menunjang pelajaran
menulis huruf tegak
bersambung dikelas 1?
Kalimat
dikelas
seharusnya
dipisah
Dikelas 1 menjadi
“di kelas 1”
Berdasarkan tabel 4.5 hasil rekapitulasi data menjadi bahan
pertimbangan bagi peneliti untuk memperbaiki instrumen wawancara.
Perbaikan dimaksudkan agar instrumen wawancara dapat layak digunakan
karena sudah mengalami proses validasi dan perbaikan. Berikut ini
dipaparkan hasil perbaikan instrumen wawancara kepada Guru kelas I
SDN Percobaan Yogyakarta yang disajikan dalam tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Keputusan Perbaikan Instrumen Wawancara kepada
Guru Kelas I SDN Percobaan Yogyakarta.
No Indikator Item Pertanyaan
1. Proses kegiatan mengajar 1. Bagaimana cara Bapak/Ibu
guru mengajar menulis huruf
tegak bersambung dikelas I?
2. Proses kegiatan belajar
mengajar
2. Bagaimana kegiatan belajar
siswa ketika menulis huruf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
tegak bersambung dikelas I?
3. Kesulitan yang dialami
guru dalam mengajarkan
menulis huruf tegak
bersambung?
3. Kesulitan apa saja yang
dialami Bapak/Ibu Guru ketika
mengajarkan menulis huruf
tegak bersambung?
4. Usaha yang dilakukan
oleh guru untuk mengatasi
permasalahan anak yang
belum bisa menulis huruf
tegak bersambung
4. Bagaimana usaha Bapak/Ibu
guru untuk mengatasi kesulitan
pada saat mengajarkan menulis
kalimat menggunakan huruf
tegak bersambung?
5. Mengapa cara/usaha tersebut
yang Bapak/Ibu guru pilih?
5. Kesulitan yang dialami
guru pada saat
memberikan tugas menulis
huruf tegak bersambung
6. Apa saja kesulitan Bapak/Ibu
guru pada saat memberikan
tugas kepada siswa kelas I
untuk menulis huruf tegak
bersambung?
6. Penggunaan alat peraga
bahasa Indonesia yang
dimiliki sekolah
7. Apakah Bapak/Ibu Guru
menyediakan alat peraga untuk
menunjang proses pembelajaran
bahasa Indonesia di kelas I?
8. Apakah Bapak/Ibu Guru telah
menggunakan alat peraga
sebagai alat bantu dalam proses
kegiatan mengajar? Apabila
belum, apa saja yang menjadi
kendala dalam pengadaan alat
peraga? Apabila sudah,
bagaimana hasil yang diperoleh
dengan adanya alat peraga di
dalam kelas?
9. Apakah Bapak/Ibu Guru kelas I
pernah membuat inovasi alat
peraga untuk melatih siswa
dalam menulis huruf tegak
bersambung?
7. Kriteria Alat Peraga 10. Apakah sekolah memiliki
kriteria tertentu dalam
pembuatan alat peraga Bahasa
Indonesia?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
8. Standar Kuantitas Alat
Peraga
11. Apakah menurut Bapak/Ibu
Guru, alat peraga bahasa
Indonesia yang ada di kelas I
sudah sesuai dengan jumlah
siswa yang ada?
9. Standar Kualitas Alat
Peraga
12. Apakah alat peraga tersebut
dapat digunakan dalam jangka
waktu yang lama?
10. Siswa yang berprestasi
dalam pembelajaran
bahasa Indonesia
13. Apa saja prestasi yang pernah
diraih siswa/siswi di SDN
Percobaan 2 Yogyakarta di
kelas I?
11. Cara meningkatkan
kualitas prestasi akademik
siswa pada mata pelajaran
bahasa Indonesia?
14. Bagaimana cara meningkatkan
kualitas prestasi akademik
pada siswa/siswi SDN
Percobaan 2 Yogyakarta,
khususnya pada mata pelajaran
bahasa Indonesia?
Berdasarkan tabel 4.6, peneliti menggunakan instrumen yang
sudah mengalami validasi oleh ahli dan perbaikan untuk melakukan
penelitian. Selanjutnya, peneliti melakukan validasi instrumen
wawancara untuk siswa kelas I. Validasi instrumen wawancara
dilakukan kepada beberapa ahli, yaitu ahli Bahasa dan ahli Evaluasi
Pembelajaran. Berikut ini dipaparkan hasil validasi instrumen
wawancara kepada siswa kelas I yang dipaparkan dalam tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Validasi Instrumen Wawancara kepada Siswa
Kelas I
Ahli Total Rerata
Bahasa Indonesia 40 3,63
Evaluasi Pembelajaran 36 3,27
Rerata 38 3,45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Berdasarkan tabel 4.7 hasil validasi tersebut, diperoleh skor rerata
3,45. Hal tersebut menunjukkan bahwa instrumen wawancara sudah
layak untuk digunakan. Beberapa ahli memberikan komentar terkait
dengan pedoman wawancara. Berikut merupakan hasil rekapitulasi
komentar yang disajikan dalam tabel 4.8.
Tabel 4.8 Rekapitulasi Komentar Validasi Instrumen Wawancara
kepada Siswa Kelas I oleh Ahli
No Item Pertanyaan Komentar Ahli
Bahasa Evaluasi
Pembelaja
ran
1. Apakah adik merasa sulit
untuk menulis kalimat
dengan menggunakan huruf
tegak bersambung?
Kalimat
pertanyaan
terlalu
panjang
Pertanyaan
masih bisa
ditambah
Berdasakan tabel 4.8 komentar hasil validasi instrumen wawancara
tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti untuk
memperbaiki instrumen wawancara seblum digunakan untuk
wawancara.Berikut dipaparkan hasil perbaikan instrumen wawancara
kepada siswa kelas I SDN Percobaan yang disajikan dalam tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil Keputusan Perbaikan Instrumen Wawancara kepada
Siswa Kelas I SDN Percobaan.
No Indikator Item Pertanyaan
1. Proses kegiatan
belajar
1. Apakah yang kamu rasakan
ketika belajar menulis huruf
tegak bersambung?
2. Kesulitan yang
dialami siswa ketika
2. Apakah kamu merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
menulis huruf tegak
bersambung
kesulitan menulis kalimat
menggunakan huruf tegak
bersambung?
3. Usaha yang
dilakukan siswa
3. Bagaimana usaha yang kamu
lakukan supaya dapat menulis
huruf tegak bersambung?
4. Kesulitan yang
dialami siswa pada
saat diberikan tugas
untuk menulis huruf
tegak bersambung.
4. Apakah kamu merasa
kesulitan dalam mengerjakan
tugas menulis huruf tegak
bersambung?
5. Pemanfaatan alat
peraga bahasa
Indonesia
5. Apakah Bapak/Ibu gurumu
pernah menggunakan alat
peraga bahasa Indonesia?
6. Alat peraga seperti apakah
yang digunakan?
7. Apakah dengan alat peraga
tersebut, dapat membantumu
latihan menulis huruf tegak
bersambung?
8. Alat peraga seperti apakah
yang kamu perlukan?
6. Nilai yang diperoleh
untuk mata pelajaran
bahasa Indonesia
9. Berapa nilai yang kamu
peroleh untuk tugas menulis
kalimat huruf tegak
bersambung?
7. Warna alat peraga 10. Kamu lebih suka alat peraga
yang berwarna terang/gelap?
Berdasarkan tabel 4.9, peneliti menggunakan instrumen yang
sudah mengalami validasi oleh ahli dan sudah diperbaiki.
Pedoman wawancara tersebut digunakan untuk mencari data
tentang ketersediaan alat peraga dan penggunaannya melalui
beberapa responden, yaitu Kepala Sekolah SDN Percobaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Guru Kelas I dan Siswa Kelas I. Berikut dipaparan hasil
wawancara kepada ketiga narasumber.
b. Hasil Wawancara Kepala Sekolah
Wawancara dilakukan kepada Kepala Sekolah SDN
Percobaan. Kegiatan wawancara tersebut dilakukan untuk
mengetahui ketersediaan dan penggunaan alat peraga bahasa
Indonesia di SDN Percobaan 2. Kegiatan wawancara
dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober 2015. Berikut
dipaparkan mengenai hasil wawancara sebagai analisis
kebutuhan dalam penelitian.
1. Mengenai semangat siswa dalam pembelajaran bahasa
Indonesia secara umum. Kepala Sekolah menjawab, bahwa
secara umum masih banyak anak-anak di kelas I yang
belum dapat menulis huruf tegak bersambung.
2. Mengenai kesulitan yang dialami guru pada saat
mengajarkan pembelajaran bahasa Indonesia. Kepala
Sekolah menjawab, masih ada guru yang mengalami
kesulitan. Tentunya guru melakukan usaha untuk melatih
siswa supaya lancar menulis huruf tegak bersambung.
3. Mengenai alasan guru mengalami kesulitan dalam
mengajarkan menulis huruf tegak bersambung. Kepala
Sekolah menjawab, kemampuan terbatas yang dimiliki
sebagian guru bahasa Indonesia untuk melatih siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
menulis huruf tegak bersambung. Hal ini dikarenakan
sudah ada mata pelajaran TIK, sehingga siswa
menganggap tulisan huruf tegak bersambung tidak terlalu
penting.
4. Mengenai usaha yang dilakukan sekolah untuk mengatasi
kesulitan tersebut. Kepala Sekolah menawab, untuk
mengatasi kesulitan tersebut ada kegiatan latihan menulis
huruf tegak bersambung usai pelajaran setelah pulang
sekolah.
5. Mengenai ketersediaan alat peraga disekolah dalam
menujang kegiatan belajar mengajar. Kepala Sekolah
sudah menyediakan alat peraga seperti papan tulis khusus
untuk menulis huruf tegak bersambung.
6. Mengenai kebijakan sekolah terkait dengan alat peraga
pembelajaran. Kepala Sekolah menjawab, mengupayakan
adanya alat peraga bahasa Indonesia dengan
memperhatikan biaya dan jumlah siswa yang ada.
7. Mengenai intensitas penggunaan alat peraga. Kepala
Sekolah menjawab masih sebatas alat peraga yang ada di
dalam kelas saja.
8. Mengenai alat peraga yang pernah digunakan. Kepala
Sekolah menjawab alat peraga IPA, kit IPA, gambar tata
surya, denah, peta, globe.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
9. Mengenai asal alat peraga tersebut didapatkan. Kepala
Sekolah menjawab, alat peraga tersebut diperoleh dengan
cara membeli di toko alat tulis.
10. Mengenai alat peraga sebagai instrumen pembelajaran
dalam kurikulum sekolah. Kepala Sekolah menjawab,
sekolah sudah menerapkan alat peraga ke dalam kurikulum
sekolah sebagai penunjang kegiatan pembelajaran.
11. Mengenai penggunaan alat peraga di kelas. Kepala
Sekolah menjawab, untuk penggunaannya itu menurut
kebutuhan dan jadwal pelajaran bahasa Indonesia disetiap
hari senin, selasa, kamis, jumat dan sabtu.
12. Mengenai cara penggunaan alat peraga. Kepala Sekolah
menjawab, dengan cara berkelompok sebab alat peraga
bahasa Indonesia hanya ada satu di dalam kelas,
sedangkan siswanya berjumlah 33 siswa.
13. Mengenai kriteria alat peraga pembelajaran bahasa
Indonesia. Kepala Sekolah menjawab, diusahakan agar alat
peraga tersebut dapat menarik bagi anak-anak. Apalagi
anak kelas I SD masih dalam tahap bermain sambil belajar.
14. Mengenai alasan kriteria itu perlu diperhatikan. Kepala
sekolah menjawab, karena sangat mendukung proses
pembelajaran. ketika latihan menulis huruf tegak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
bersambung, siswa suka media yang berwarna, bergradasi
sehingga menarik minat siswa.
15. Mengenai penelitian yang pernah diadakan disekolah
terkait dengan alat peraga pembelajaran bahasa Indonesia.
Kepala Sekolah menjawab belum pernah, sebab yang lebih
sering diteliti adalah mata pelajaran IPA dan Matematika.
16. Mengenai prestasi yang pernah diraih oleh siswa SDN
Percobaan 2 Yogyakarta adalah juara III lomba menulis
puisi tingkat kabupaten DIY dan juara II lomba membaca
puisi tingkat kabupaten DIY.
c. Wawancara Guru Kelas I
Wawancara dilakukan kepada guru kelas I SDN Percobaan.
Kegiatan wawancara dilakukan untuk mencari informasi terkait
dengan ketersediaan alat peraga dan penggunaannya di sekolah.
Selain itu, wawancara dimaksudkan untuk mengetahui kesulitan
belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia
materi menulis huruf tegak bersambung. Wawancara dilakukan paa
tanggal 3 Oktober 2015. Berikut ini dipaparkan mengenai hasil
wawancara sebagai analisis kebutuhan dalam penelitian.
1. Mengenai cara guru mengajar menulis huruf tegak
bersambung di kelas I. Guru menjawab, memberikan
latihan terus menerus dalam menulis huruf tegak
bersambung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
2. Mengenai proses kegiatan belajar siswa ketika menulis
huruf tegak bersambung di kelas I. Guru menjawab, siswa
meniru bentuk huruf tegak bersambung yang ditulis guru
di papan tulis. Siswa menyalin di dalam buku halus.
3. Mengenai kesulitan yang dialami guru ketika mengajarkan
anak menulis huruf tegak bersambung. Guru menjawab,
masih banyak anak yang salah dalam memegang pensil,
menulis di luar batas garis yang ada di buku halus dan
guru kesulitan supaya anak-anak terutama anak laki-laki
dapat menulis dengan rapi sehingga jelas ketika akan
dikoreksi.
4. Mengenai kesulitan apa saja yang dialami guru ketika
memberikan tugas menulis huruf tegak bersambung. Guru
menjawab, masih banyak anak yang lambat dalam
menyelesaikan tugas. Hal ini dikarenakan siswa belum
terbiasa menulis huruf tegak bersambung dengan cepat dan
mudah dibaca.
5. Mengenai penggunaan alat peraga bahasa Indonesia yang
dimiliki sekolah. Guru menjawab, penggunaan alat peraga
masih sebatas papan tulis (white board) dan gambar tulisan
huruf tegak bersambung. Penggunaan alat peraga tersebut
hanya digunakan pada saat materi menulis huruf tegak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
bersambung saja. Guru tidak pernah membuat alat peraga
tambahan karena keterbatasan waktu dan biaya.
6. Mengenai kriteria alat peraga bahasa Indonesia. Guru
menjawab, alat peraga tentunya memiliki kriteria tertentu
seperti menarik, berwarna dan aman karena akan
digunakan oleh anak-anak kelas I. Akan lebih baik lagi
apabila alat peraga dibuat dengan melihat kebutuhan
siswa.
7. Mengenai standar kuantitas alat peraga. Guru menjawab
jumlah alat peraga hanya ada satu di dalam kelas,
sedangkan jumlah siswa kelas IA ada 33 siswa. alat peraga
yang ada di pajang di depan kelas hanya sebagai contoh
tulisan huruf tegak bersambung.
8. Mengenai standar kualitas alat peraga. Guru menjawab alat
peraga yang baik seharusnya dapat digunakan dalam
jangka waktu yang lama (awet), tidak mudah rusak dan
mampu merangsang motorik halus anak, sebab untuk
melatih siswa menulis huruf tegak bersambung dibutuhkan
alat peraga yang menarik bukan hanya untuk dilihat, tetapi
siswa perlu diberikan contoh bagaimana cara menulis
huruf tegak bersambung dengan benar.
9. Mengenai persiapan yang dilakukan sebelum menulis
huruf tegak bersambung. Guru menjawab, guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
mengkondisikan siswa terlebih dahulu untuk menyiapkan
alat tulis, buku halus dan buku materi bahasa Indonesia,
kemudian siswa diminta menyalin kalimat yang ditulis
oleh guru yang ada di papan tulis untuk di tulis di buku
halus masing-masing siswa.
10. Mengenai cara meningkatkan kualitas prestasi akademik
siswa. Guru menjawab, guru memberikan latihan secara
terus-menerus kepada siswa dan selalu mengupayakan
siswa agar tidak merasa kesulitan dengan meminta siswa
untuk bertanya apabila belum merasa jelas.
11. Mengenai siswa yang berprestasi dalam mata pelajaran
bahasa Indonesia. Guru menjawab, ada beberapa siswa
kelas IV yang pernah menjuarai lomba baca puisi dan
lomba menulis puisi tingkat kabupaten dan mendapatkan
juara III.
d. Wawancara Siswa Kelas I
Wawancara yang selanjutnya dilakukan kepada 5 orang siswa
kelas I SDN Percobaan. Wawancara kepada siswa kelas I
dimaksudkan untuk mengetahui ketersediaan alat peraga
pembelajaran di kelas dan juga untuk mengetahui kemampuan
siswa kelas I dalam menulis huruf tegak bersambung.
Wawancara dilakukan tanggal 10 Oktober 2015. Berikut ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
dipaparkan mengenai hasil wawancara sebagai analisis
kebutuhan siswa dalam proses penelitian.
1. Mengenai yang dirasakan ketika mengikuti pembelajaran
bahasa Indonesia dikelas. Siswa merasa senang tetapi
terkadang merasa bosan.
2. Mengenai alasan siswa tersebut merasa senang. Siswa
menjawab, menulis huruf tegak bersambung adalah tugas
bahasa Indonesia yang harus dikerjakan. Siswa
mengerjakan supaya mendapatkan nilai dari guru. Siswa
juga merasa bosan karena merasa alat peraga yang ada di
kelas hanya pajangan dan tidak begitu menarik bagi siswa.
3. Mengenai usaha yang dilakukan siswa supaya dapat
menulis huruf tegak bersambung dengan lancar adalah
dengan latihan terus menerus dengan guru setelah pulang
sekolah selama 15 menit.
4. Mengenai kesulitan yang dialami siswa pada saat menulis
huruf tegak bersambung. Siswa menjawab, ada kesulitan
pada menyambungkan beberapa huruf seperti huruf f dan i,
r dan t.
5. Mengenai pemanfaatan alat peraga oleh guru. Siswa
menjawab hanya beberapa kali saja papan tulis digunakan
setelah kita selesai menulis langsung dihapus lagi. Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
merasa papan tulis hanya sebagai sarana tempat menyalin
dan mencontoh huruf dari guru kepada siswa.
6. Mengenai alat peraga yang siswa butuhkan. Siswa
menjawab, ya alat peraga yang punya warna jadi menarik
buat dipelajari, tidak hanya seperti papan tulis yang ada di
dalam kelas.
7. Mengenai nilai yang diperoleh siswa ketika menulis
kalimat menggunakan huruf tegak bersambung. Siswa
menjawab, tergantung gurunya, kadang dapat nilai 75
kadang ada juga yang dapat 85. Yang penting bisa dibaca
tulisannya.
8. Mengenai kemampuan siswa dalam menulis huruf tegak
bersambung. Siswa menjawab, ya dikit-dikit tulisannya
bisa dibaca sama bu guru. Ada beberapa huruf yang
dicoret karena bentuknya salah. Tapi Cuma satu atau dua
huruf saja. Tapi ada teman yang sama sekali belum bisa
menulis huruf tegak bersambung, jadi harus dilatih sama
bu guru habis pulang sekolah.
9. Mengenai ketertarikan siswa menggunakan alat peraga
seperti sandpaper letter . siswa merasa senang dan baru
pernah tahu tentang alat peraga Montessori Sandpaper
Letters Montessori. Siswa ingin belajar bagaimana cara
menulis huruf tegak bersambung yang benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
10. Mengenai warna yang dipilih untuk alat peraga. Siswa
menjawab, warna yang terang seperti merah muda, biru
muda, kuning. Karena dilihatnya bagus dan menarik.
Berdasarkan hasil wawancara kepada ketiga narasumber
dapat disimpulkan bahwa sekolah hanya memiliki papan
tulis dan guru menggunakan alat peraga tersebut sebagai
sarana untuk mengajar menulis huruf tegak bersambung.
Hal tersebut dapat dilihat dalam bagan berikut.
Bagan 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara
Kepala Sekolah
Sekolah belum
memiliki alat peraga
bahasa Indonesia
yang memadai dan
menarik bagi siswa,
alat peraga yang
paling banyak ada
yaitu globe, peta,
denah, alat KIT IPA
seperti kerangka
manusia, gambar
organ tubuh manusia.
Guru Kelas I
Kelas hanya
memiliki alat peraga
seperti papan tulis
(white board).
Pemanfaatan alat
peraga hanya pada
saat menulis huruf
tegak bersambung
untuk menyalin
tulisan dari guru
kemudian siswa
mencatat di buku
halus
Siswa Kelas I
Guru hanya
menggunakan
alat peraga
seperti papan
tulis. Siswa
kurang jelas
dalam belajar
menulis huruf
tegak
bersambung
tanpa alat
Ketersediaan alat peraga masih terbatas dan
belum optimal untuk digunakan pada siswa
kelas I. Siswa membutuhkan alat peraga
yang sesuai dengan kebutuhan yaitu
menarik,berwarna sehingga siswa tertarik
untuk menggunakannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Berdasarkan bagan 4.1 mengenai triangulasi sumber data
wawancara, dapat diketahui bahwa ketersediaan alat peraga di SDN
Percobaan masih terbatas dan belum optimal untuk digunakan pada
siswa kelas I. Hal tersebut membuat siswa masih kesulitan dalam
menulis huruf tegak bersambung dengan benar.
e. Observasi
Observasi merupakan cara mengumpulkan data dengan
melihat suatu gejala yang ada di dalam lapangan. Tujuan peneliti
melakukan observasi adalah mengetahui pemanfaatan dan
ketersediaan alat peraga yang ada di kelas. Peneliti mengambil
instrumen observasi dari instrumen PPL Sanata Dharma 2015.
Pada saat kegiatan pembelajaran menulis huruf tegak
bersambung kelas I, guru mengajarkan kepada anak cara menulis
diatas udara. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan
mengucapkan salam, kemudian menjelaskan materi yang akan
dipelajari. Guru meminta siswa untuk menyalin huruf tegak
bersambung yang ada di papan tulis dan siswa menulis di buku tulis
halusnya masing-masing. Setelah selesai menyalin, guru kemudian
meminta siswa untuk maju ke depan untuk diperiksa hasil
tulisannya.
Kesulitan yang dialami siswa adalah ketika menulis huruf tegak
bersambung dengan hanya dengan cara meniru huruf yang ada
dipapan tulis. Siswa ingin diperlihatkan bagaimana caranya menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
huruf tegak bersambung dengan benar, sehingga siswa dapat
menulis kalimat dengan menggunakan huruf tegak bersambung.
Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa
ketersediaan alat peraga bahasa Indonesia masih terbatas. Guru
belum menggunakan alat peraga yang menarik dan mampu
membangkitkan rasa ingin tahu anak tentang cara menulis huruf
tegak bersambung yang benar. Guru hanya menggunakan papan
tulis white-board dan gambar contoh tulisan huruf tegak
bersambung.
Beberapa siswa masih kesulitan menyambungkan antara huruf
pertama dengan huruf selanjutnya. Misalnya “ fita bermain boneka”,
“yusuf berangkat sekolah”. Dari kegiatan pembelajaran di kelas I,
dapat diketahui bahwa tersedianya alat peraga bahasa Indonesia
belum bisa mengupayakan kelancaran siswa dalam menulis huruf
tegak bersambung.
1.Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan sebelum pengembangan desain alat
peraga. Hal tersebut bertujuan untuk mengkaji kebutuhan alat
peraga untuk siswa dan guru kelas I. Alat peraga yang
dikembangkan didesain sesuai dengan karakteristik siswa
berdasarkan metode Montessori. Analisis karakteristik siswa
dilakukan melalui kegiatan observasi pada saat pembelajaran siswa
di kelas I. Kemudian hasil dari observasi dijadikan sebagai bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
pertimbangan dalam membuat kuesioner analisis kebutuhan untuk
siswa dan guru kelas I. Berikut ini papararan mengenai analisis
karakteristik siswa dan alat peraga Montessori.
a.) Analisis Karakteristik Siswa
Analisis karakteristik siswa dilakukan berdasarkan observasi
pembelajaran bahasa Indonesia di kelas I SDN Percobaan. Hasil
dari observasi tersebut adalah guru meminta siswa menyalin
kalimat dengan menggunakan huruf tegak bersambung di buku
tulis halus masing-masing. Adapun siswa yang belum paham
bagaimana cara menulis huruf tegak bersambung di buku tulis
halus. Guru kemudian meminta siswa tersebut latihan terus
menerus menulis huruf tegak bersambung setiap akhir pelajaran
terakhir (pulang sekolah). Peneliti mengamati bahwa kegiatan
menyalin saja belum tentu cukup untuk melatih siswa menulis
huruf tegak bersambung. Siswa memerlukan bimbingan khusus
dan alat peraga yang mampu membantu mengupayakan
pemahaman siswa tentang menulis huruf tegak bersambung.
Hasil analisis ini dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
proses pembuatan kuesioner analisis kebutuhan.
b.) Analisis Karakteristik Alat Peraga Montessori
Analisis karakteristik alat peraga Montessori dilakukan oleh
peneliti mengacu pada lima karakteristik alat peraga Montessori
yaitu menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
kontekstual. Oleh karena itu, dengan adanya lima karakteristik
akan dijadikan acuan untuk membuat item pertanyaan pada
kuesioner analisis kebutuhan.
c.) Uji Validitas Instrumen
Uji validitas instrumen dilakukan oleh peneliti supaya
instrumen yang layak untuk digunakan sehingga informasi yang
didapatkan valid. Instrumen yang digunakan oleh peneliti
berupa kuesioner. Instrumen kuesioner disusun sesuai dengan
topik penelitian yang dilakukan peneliti yaitu proses
pembelajaran bahasa Indonesia terutama materi menulis kalimat
menggunakan huruf tegak bersambung. Peneliti membuat
beberapa indikator yang digunakan sebagai dasar untuk
membuat item pertanyaan pada setiap kuesioner. Pada setiap
indikator pertanyaan dikembangkan menjadi beberapa item
pertanyaan. Pengembangan pertanyaan yang dibuat disesuaikan
dengan perkembangan dan karakteristik siswa kelas I.
Sebelum instrumen digunakan untuk penelitian, terlebih
dahulu instrumen divalidasi kepada dosen ahli bahasa dan dosen
ahli evaluasi pembelajaran. Selanjutnya kuesioner tersebut
digunakan kepada guru dan siswa kelas I di SDN Percobaan.
d.) Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan
Validasi Instrumen kuesioner analisis kebutuhan dilakukan
oleh beberapa ahli. Analisis kebutuhan ditujukan kepada guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
dan siswa kelas I. Peneliti memilih ahli bahasa Indonesia dan
ahli Evaluasi Pembelajaran sebagai validator yang akan
memberikan penilaian terhadap instrumen kuesioner sebelum
digunakan. Berikut merupakan hasil penilaian ahli bahasa
Indonesia dan ahli Evaluasi Pembelajaran terhadap instrumen
kuesioner analisis kebutuhan untuk guru yang disajikan dalam
tabel 4.10.
Tabel 4.10. Skor Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan
Guru oleh Ahli Bahasa dan Evaluasi Pembelajaran
Ahli Total Rerata
Bahasa Indonesia 36 3,60
Evaluasi
Pembelajaran
32 3,20
Rerata 34 3,40
Hasil penilaian pada tabel 4.10 dari kedua ahli menunjukkan
bahwa ahli bahasa Indonesia dan ahli Evaluasi Pembelajaran
memberikan skor rerata 3,40. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa instrumen kuesioner analisis kebutuhan untuk guru sudah
layak digunakan namun masih memerlukan beberapa perbaikan
pada item pertanyaan tertentu. Berikut ini hasil rekapitulasi
komentar tertulis yang disajikan pada tabel 4.11 mengenai
rekapitulasi komentar validasi kuesioner analisis kebutuhan guru
oleh ahli bahasa Indonesia dan ahli Evaluasi Pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Tabel 4.11 Rekapitulasi Komentar Validasi Kuesioner Analisis
Kebutuhan Guru oleh Ahli
No Item Pertanyaan Komentar Ahli
Bahasa Evaluasi
Pembelajaran
1. Apakah Bapak/Ibu
pernah menggunakan
benda-benda yang ada
dilingkungan sekolah?
(...) Pernah
Contoh benda yang
kamu gunakan
(....) Belum Pernah
Kata kamu
diganti
bapak/ibu.
Kata
dilingkungan
sebaiknya
dipisah
menjadi di
lingkungan.
Kata kamu
diganti
bapak/ibu
2. Manakah bahan yang
bapak/ibu pilih untuk
membuat alat peraga
bahasa Indonesia?
Perlu
diperjelas
kembali alat
peraga apa
yang
dimaksud?
-
3. Menurut Bapak/Ibu
bagaimana salah satu
kriteria dari sebuah alat
peraga bahasa
Indonesia?
Kata
“bagaimana”
diganti “apa”
-
Peneliti membuat instrumen kuesioner analisis kebutuhan guru
berdasarkan hasil observasi di kelas I sekaligus wawancara
kepada guru kelas I. Berdasarkan tabel 4.11. peneliti merangkum
hasil komentar dari para ahli dan melakukan perbaikan dari
berbagai saran dan komentar yang telah diberikan. Berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
dipaparkan hasil analisis kuesioner kebutuhan guru yang
disajikan dalam tabel 4.12.
Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan
Guru
No Indikator Item Pertanyaan Jawaban
Responden
Pengalaman
menggunakan
alat peraga
1. Apakah
Bapak/Ibu Guru
pernah
menggunakan
alat peraga pada
saat menulis
huruf tegak
bersambung?
(...) Pernah
(...) Belum
Pernah
Pernah
2. Alat peraga apa
yang Bapak/Ibu
Guru gunakan
ketika belajar
menulis huruf
tegak
bersambung?
Papan tulis white
board dan
display gambar
huruf tegak
bersambung
3. Apakah
Bapak/Ibu Guru
lebih memilih
mengajar
menggunakan
alat peraga?
Ya
Alasan: karena
dengan
menggunakan alat
peraga, siswa
semakin tertarik
untuk belajar
menulis huruf
tegak
bersambung.
4. Apakah
Bapak/Ibu Guru
pernah
menggunakan
benda-benda
yang ada di
Ya
(√) Papan Tulis
(√)Display huruf
tegak bersambung
(√) Spidol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
lingkungan
sekolah ketika
mengajarkan
siswa menulis
huruf tegak
bersambung?
2. Bahan alat
peraga
5. Apa bahan-
bahan yang
Bapak/Ibu Guru
pilih untuk
membuat alat
peraga untuk
menulis huruf
tegak
bersambung
(....) Kayu
(...) Besi
(...) Kertas
(...) Plastik
Kayu dan Kertas
3. Warna alat
peraga
6. Apakah alat
peraga yang
berwarna lebih
menarik untuk
dipelajari?
(...) Ya
(...) Tidak
(√) Ya
Dengan adanya
warna membuat
siswa lebih
tertarik untuk
mempelajarinya.
7. Warna seperti
apa yang
Bapak/Ibu Guru
pilih untuk alat
peraga menulis
huruf tegak
bersambung?
(....) Cerah
Sebutkan
contohnya
(....) Gelap
Sebutkan
contohnya
( Warna cerah
seperti
merah,biru,kuning
dan oranye.
4. 8. Menurut (√) Perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Bapak/Ibu Guru
apakah
diperlukan
adanya
perbedaan
warna pada alat
peraga pada
huruf vokal dan
huruf konsonan?
(....) Perlu
Alasan:
(...) Tidak Perlu
Alasan:
Alasan: supaya
lebih menarik dan
lebih jelas apalagi
untuk siswa kelas
I.
5. Alat peraga
berdasarkan
fungsinya
9. Menurut
Bapak/Ibu Guru
bagaimana salah
satu kriteria dari
sebuah alat
peraga bahasa
Indonesia
berdasarkan
fungsinya?
(...) dapat
membantu siswa
memahami cara
menulis dan
membaca
(...) hanya dapat
digunakan untuk
menulis saja
(√)dapat
membantu siswa
memahami cara
menulis dan
membaca
Alasan : menulis
dan membaca itu
satu kesatuan,
lebih mudah
apabila diajarkan
secara bersamaan.
6. Berat alat
peraga
10. Menurut
Bapak/Ibu Guru
jika dilihat dari
beratnya alat
peraga,
berapakah berat
ideal alat peraga
untuk siswa
( √) Ringan
Alasan : supaya
lebih mudah
dibawa dan dapat
dijangkau oleh
siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
kelas I SD?
(...) Ringan(
<1,5kg)
(...) Sedang (1,5
kg-3kg)
(...) Berat (5 kg)
7. Alat peraga
untuk
menemukan
jawaban yang
benar
11. Menurut
Bapak/Ibu Guru
bagaimanakah
kriteria alat
peraga yang
bertujuan untuk
dapat membantu
siswa menyadari
kesalahannya?
(...) dapat
membantu siswa
menyadari
kesalahannya
sendiri.
Alasan:
(...) tidak dapat
membantu siswa
menyadari dan
menemukan
jawaban yang
benar.
Alasan:
(√) dapat
membantu siswa
menyadari
kesalahan saat
menulis huruf
tegak
bersambung.
Alasan: banyak
anak yang saat
menulis hurufnya
tidak sesuai
proporsi/ tinggi
rendahnya belum
tepat.
Berdasarkan tabel 4.12, hasil rekapitulasi analisis kuesioner
guru dapat diketahui bahwa siswa kelas I membutuhkan alat
bantu untuk mempermudah dalam memahami mata pelajaran
bahasa Indonesia khususnya menulis kalimat menggunakan
huruf tegak bersambung. Selanjutnya akan dipaparkan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
validasi instrumen kuesioner analisis kebutuhan siswa. Berikut
ini hasil dari penilaian yang disajikan dalam tabel 4.13.
Tabel 4.13 Skor Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa
oleh Ahli
Ahli Total Rerata
Bahasa Indonesia 60 3,75
Evaluasi Pembelajaran 40 3,63
Guru 1 60 3,75
Guru 2 42 3,69
Rerata 50,5 3,70
Hasil penilaian pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa rerata
penilaian instrumen kuesioner yaitu 3,70. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa instrumen analisis kebutuhan siswa sudah
layak untuk digunakan namun masih ada yang perlu diperbaiki.
Perbaikan berdasarkan pada komentar dari ahli bahasa Indonesia.
Berikut merupakan hasil rekapitulasi komentar tertulis yang
disajikan pada tabel 4.14 mengenai rekapitulasi komentar
validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa oleh ahli bahasa
Indonesia dan ahli evaluasi pembelajaran, guru kelas IA dan
guru kelas IB.
Tabel 4.14 Rekapitulasi Komentar Validasi Kuesioner Analisis
Kebutuhan Siswa Oleh Ahli
No Item
Pertanyaan
Komentar Ahli
Bahasa Evaluasi
Pembelajaran
Guru
1
Guru
2
1. Cara
manakah
yang kamu
- Anak harus
mengetahui
terlebih
- -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
pilih untuk
menulis huruf
tegak
bersambung?
dahulu alat
peraga
bahasa
Indonesia.
Peneliti membuat instrumen kuesioner analisis kebutuhan
siswa berdasarkan hasil observasi di kelas I sekaligus wawancara
kepada siswa kelas I. Berdasarkan tabel 4.14, hasil rekapitulasi
komentar dari ahli bahasa Indonesia kemudian peneliti
melakukan perbaikan terkait dengan saran yang telah diberikan.
Peneliti mempersiapkan dan melengkapi kekurangan instrumen
kuesioner yang telah diberikan dari ahli. Melalui beberapa
komentar dan saran yang diberikan oleh ahli validator, peneliti
memperhatikan susunan kata dalam instrumen kuesioner supaya
mudah dipahami oleh siswa kelas I SD. Berikut akan dipaparkan
rekapitulasi hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa. Dalam
hasil kuesioner ini, peneliti mempunyai informasi penting
mengenai kebutuhan siswa akan alat peraga bahasa Indonesia
khususnya untuk latihan menulis huruf tegak bersambung.
Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan
Siswa
No Indikator Item
Pertanyaan
Jawaba
n
Respo
nden
Presen
tase
1. Pengalaman
menggunak
an alat
peraga
1. Apakah
Bapak/Ibu
gurumu
(√)
Pernah
4 40%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
pernah
mengguna
kan alat
peraga
pada saat
mengajark
an
menulis
huruf
tegak
bersambu
ng?
(√)
Belum
pernah
6 60%
2. Cara
manakah
yang
kamu
pilih
ketika
belajar
menulis
huruf
tegak
bersambu
ng?
(..)
mengguna
kan alat
peraga
(...)tidak
mengguna
kan alat
peraga
(√)
Belajar
menulis
menggu
nakan
alat
peraga
10 100%
3. Apakah
kamu
pernah
menggu
(√)
Pernah
8 80%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
nakan
alat
peraga
yang ada
dikelasm
u untuk
menulis
huruf
tegak
bersamb
ung?
Papan
tulis
dan
spidol
(√)
Pernah
Buku
tulis
halu
2 20 %
2. Warna alat
peraga
4. Menurut
mu
apakah
perlu
pemberi
an warna
pada alat
peraga?
(√) Ya
Alasan:
supaya
terlihat
menari
k
10 100%
Warna alat
peraga
Warna apa
yang kamu
pilih untuk
digunakan
pada alat
peraga
menulis
huruf tegak
bersambung
?
(...) Warna
cerah
Contohnya:
(...) Warna
(√)
Warna
cerah
Contoh
nya
Biru
dan
Merah.
Alasan
nyalebi
h
menari
k dan
indah
10 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
gelap
Contohnya:
Bahan alat
peraga
Bahan apa
yang kamu
pilih untuk
digunakan
menulis
huruf tegak
bersambung
:
(...) Kayu
(...) Plastik
(...) Kardus
(..) Besi
(..) Kertas
(√)
Kayu
alasan:
awet
dan
kuat
8 80%
(√)
Kertas
Alasan:
mudah
diberi
gambar
dan
ringan.
2 20%
Alat peraga
sebagai
pengendali
kesalahan
Manakah
yang lebih
kamu pilih
ketika
belajar
menulis
huruf tegak
bersambung
?
(...) belajar
dengan
menggunak
an alat
peraga dan
dapat
mengetahui
kesalahan
tanpa
diberitahu
teman.
(...) belajar
tanpa
menggunak
(√)
belajar
dengan
menggu
nakan
alat
peraga
supaya
lebih
mandiri
dan
tambah
pintar
10 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
an alat
peraga dan
mengetahui
kesalahan
dengan
bantuan dari
teman.
Berdasarkan tabel 4.15, hasil rekapitulasi analisis kuesioner
untuk siswa dapat diketahui bahwa sebanyak 80 % siswa menjawab
kuesioner bahwa guru belum pernah menggunakan alat peraga
seperti sandpaper letters Montessori pada saat pembelajaran menulis
huruf tegak bersambung dan ada 20 % siswa menjawab guru pernah
menggunakan alat peraga pada saat menulis huruf tegak bersambung.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa peneliti membuat alat
peraga dengan pertimbangan 80 % siswa yang menjawab belum
pernah menggunakan alat peraga bahasa Indonesia seperti sandpaper
letter Montessori.
2. Perencanaan
a. Instrumen Non-Tes
Instrumen non tes yang digunakan adalah instrumen unjuk kerja
yang digunakan untuk mengukur keberhasilan uji coba terbatas
terkait dengan alat peraga sandpaper letters berbasis metode
Montessori.
b. Validasi Kuesioner Produk Alat Peraga
Kuesioner validasi produk alat peraga dilakukan untuk mengetahui
kelayakan produk alat peraga yang digunakan. Kuesioner produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
dibuat untuk ahli,guru, dan siswa yang dikembangkan berdasarkan
karakteristik alat peraga sandpaper leters Montessori dan analisis
kebutuhan ketika akan mengumpulkan data.
Validasi dilakukan dengan menguji validitas konstruknya. Validitas
konstruk ini terkait dengan kesesuaian aspek-aspek yang akan diukur
dengan landasan teori (Sugiyono,2014:177). Validitas konstruk
dalam penelitian ini dilakukan oleh beberapa ahli yaitu ahli bahasa
Indonesia, Guru 1,Guru 2, dan 10 siswa SDN Percobaan kelas IA.
Hasilnya berupa data kuantitatif yang kemudian dikonversikan ke
dalam data kualitatif.
Perolehan rerata skor pada data kualitatif tersebut memberikan
gambaran bagi peneliti untuk memperbaiki kuesioner validasi
produk. Peneliti membuat tingkatan kategori kelayakan produk,
yaitu kategori sangat baik menunjukkan bahwa instrumen tersebut
layak untuk digunakan tanpa perbaikan. Kategori baik, menunjukkan
bahwa instrumen tersebut layak untuk digunakan namun masih
memerlukan adanya perbaikan sehingga semakin lebih detail dan
lengkap. Selanjutnya untuk kategori kurang menunjukkan bahwa
instrumen tersebut kurang layak untuk digunakan dan masih
memerlukan perbaikan. Sedangkan kategori sangat kurang
menunjukkan bahwa instrumen tersebut tidak layak untuk
digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Peneliti melakukan validasi untuk kuesioner produk alat peraga
sandpaper letter berbasis metode Montessori yang akan digunakah
siswa kelas I. Validasi ini ditujukkan kepada beberapa ahli, yaitu
ahli bahasa, Guru 1,Guru 2. Berikut ini disajikan tabel 4.16
mengenai hasil validasi kuesioner produk untuk siswa.
Tabel 4.16 Validasi Kuesioner Produk untuk Siswa
Ahli Total Rerata
Ahli Bahasa 43 3,90
Guru 1 44 4
Guru 2 40 3,63
Rerata 42,3 3,84
Berdasarkan tabel 4.16 hasil validasi kuesioner produk Sandpaper
letters Montessori dapat diperoleh rerata skor 3,84. Rerata tersebut
termasuk kategori “sangat baik”. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kuesioner produk alat peraga dapat digunakan dalam
penelitian.peneliti menggunakan instrumen untuk siswa kelas I. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa
dalam memahami materi menulis huruf tegak bersambung setelah
menggunakan alat peraga sandpaper letters berbasis metode
Montessori. Berikut ini dipaparkan rekapitulasi hasil penilaian
kuesioner produk untuk siswa yang disajikan dalam tabel 4.17.
Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Penilaian Kuesioner Produk untuk
Siswa
No Indikator Aspek yang Jawab Respon Presen-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
dinilai an den tase
1. Auto-
education
Saya dapat
menggunakan
sandpaper
letter
Montessori
tanpa bantuan
orang lain
Sangat
Setuju
4 40%
Setuju 3 30 %
Tidak
Setuju
3 30 %
Saya dapat
memahami
cara menulis
huruf tegak
bersambung
dengan
bantuan papan
sandpaper
letter
Montessori
Sangat
Setuju
4 40%
Setuju 4 40%
Tidak
Setuju
2 20 %
2. Auto-
correction
Saya dapat
menemukan
kesalahan
pada saat
menulis huruf
tegak
bersambung
tanpa bantuan
orang lain
dengan
menggunakan
papan
sandpaper
letter
Montessori.
Sangat
Setuju
8 80 %
Tidak
Setuju
2 20 %
3. Menarik Saya senang
belajar materi
menulis huruf
tegak
bersambung
karena
menggunakan
alat peraga
yang
bergradasi,me
Sangat
Setuju
8 80%
Setuju 2 20 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
narik dan
memiliki
tekstur.
Saya tertarik
dengan warna
papan
sandpaper
letters
Montessori
Sangat
Setuju
9 90%
Tidak
Setuju
1 10%
Saya dengan
mudah
membawa dan
memindahkan
alat peraga
sandpaper
letters
Montessori
Sangat
Setuju
7 70 %
Tidak
Setuju
3 30 %
3. 5
.
5
.
5
.
Kontekstu
al
Saya dapat
menemukan
bahan yang
digunakan
untuk
membuat
papan
sandpaper
letters
Montessori
dari
lingkungan
sekitar.
Sangat
Setuju
6 60 %
Tidak
Setuju
4 40 %
4. Bergradasi Saya dapat
menemukan
gradasi warna
bentuk,dan
tekstur.
Sangat
Setuju
9 90 %
Setuju 1 10 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Berdasarkan tabel 4.17 hasil rekapitulasi penilaian kuesioner
produk alat peraga sandpaper letters Montessori dapat diketahui
bahwa item penilaian terhadap penggunaan alat peraga sebanyak 40 %
siswa menjawab sangat setuju dapat menggunakan alat peraga tersebut
secara mandiri tanpa bantuan orang lain, sebanyak 30 % siswa
menjawab setuju sudah bisa menggunakan alat peraga tanpa bantuan
orang lain, dan sebanyak 30 % siswa mengatakan tidak setuju dapat
menggunakan alat peraga sandpaper letters Montessori. Kemudian,
item penilaian terhadap fungsi sandpaper letters Montessori terhadap
pemahaman siswa tentang cara menulis huruf tegak bersambung
sebanyak 40 % siswa menjawab sangat setuju dapat memahami cara
menulis huruf tegak bersambung dengan bantuan alat peraga
sandpaper letters Montessori,sebanyak 30 % siswa menjawab setuju
sudah memahami cara menulis huruf tegak bersambung dengan
bantuan alat sandpaper letters Montessori,dan ada 20% siswa yang
menjawab tidak setuju sudah memahami cara menulis huruf tegak
bersambung dengan bantuan alat sandpaper letters Montessori.
Item auto-correction tentang menemukan kesalahan pada saat
menulis huruf tegak bersambung tanpa bantuan orang lain sebanyak
80 % siswa menjawab dapat menemukan kesalahan menulis huruf
tegak bersambung dengan adanya alat peraga sandpaper letters
Montessori,dan ada 20 % siswa menjawab tidak setuju menjawab
adanya alat peraga sandpaper letters Montessori mampu membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
siswa menemukan kesalahan pada saat menulis huruf tegak
bersambung.
Item Menarik tentang warna, bentuk dan gradasi. Sebanyak 80 %
siswa menjawab sangat setuju dan senang ketika belajar menulis huruf
tegak bersambung menggunakan alat peraga sandpaper letters
Montessori karena memiliki warna-warna yang menarik dan cerah.
Sebanyak 20 % siswa menjawab setuju dan senang dapat
menggunakan alat peraga sandpaper letters Montessori, sebanyak 90
% siswa merasa tertarik dengan warna yang ada pada papan
sandpaper letters Montessori dan sebanyak 10 % siswa merasa tidak
tertarik dengan warna yang ada pada papan sandpaper letters
Montesori. Selain tertarik dengan warna, anak juga merasa alat peraga
sandpaper letters Montessori mudah dijangkau untuk dibawa.
Sebanyak 70 % siswa menjawab sangat setuju mudah membawa dan
memindahkan alat peraga sandpaper letters Montessori.
Pada item kontekstual, sebanyak 60 % siswa menjawab sangat
setuju menemukan bahan yang digunakan untuk membuat papan
sandpaper letters Montessori dari lingkungan sekitar. Sebab kayu
pinus dapat ditemukan dan diperoleh di area Yogyakarta, khususnya
daerah Bantul, dan sebanyak 40 % siswa menjawab tidak setuju
menemukan bahan yang digunakan untuk membuat papan sandpaper
letters Montessori dari lingkungan sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Pada item bergradasi, sebanyak 90 % siswa menjawab sangat setuju
apabila menemukan gradasi warna,bentuk,dan tekstur pada alat peraga
sandpaper letters Montessori dan sebanyak 10 % siswa menjawab
tidak setuju apabila menemukan gradasi warna pada alat peraga
sandpaper letters Montessori. Melalui hasil kuesioner produk alat
peraga oleh siswa dapat diketahui bahwa alat peraga sandpaper letters
Montessori mampu membantu siswa dalam belajar menulis huruf
tegak bersambung.
5. Pengembangan Desain
a. Konsep Pembuatan Alat Peraga
Konsep pembuatan alat peraga sandpaper letters Montssori
merupakan pengembangan alat peraga berbasis metode
Montessori. Alat peraga sandpaper letters ini digunakan untuk
mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis
huruf tegak bersambung. Alat peraga ini terdiri dari papan kayu
pinus dan huruf-huruf yang telah didesain dan dibuat dari pasir
pantai. Pemberian warna juga dibedakan antara warna merah
untuk huruf vokal dan warna biru untuk huruf konsonan. Selain
alat peraga sandpaper letters Montessori,peneliti juga
mengembangkan buku latihan menulis huruf tegak bersambung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Gambar 4.1 Kajian Produk Sandpaper Letters huruf vocal yang
sudah direvisi
Gambar 4.2 Kajian Produk Sandpaper Letters huruf s,v,w,x,dan
z yang sudah direvisi.
Gambar 4.3 Kajian Produk Sandpaper Letters Huruf b,d,f,g yang sudah
direvisi.
Gambar 4.4 Kajian Produk Sandpaper Letters Huruf h,j,k dan l yang
sudah direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Gambar 4.5 Kajian Produk Sandpaper Letters huruf p,q,t dan yang sudah
direvisi.
Gambar 4.6 Kajian Produk Sandpaper Letters huruf c,m,n,r.
6. Pembuatan album alat peraga
Album alat peraga dibuat agar pengguna alat peraga papan
sandpaper letter ini dapat menggunakan alat peraga dengan benar.
album alat peraga ini merupakan buku panduan penggunaan alat
peraga sandpaper letters Montessori. Album ini terdiri dari beberapa
bagian, yaitu materi pembelajaran, submateri, tujuan pembelajaran,
nama alat peraga, dan langkah-langkah dalam menggunakan alat
peraga.
Materi pembelajaran yang dijabarkan pada album alat peraga
terdiri dari materi menulis kalimat menggunakan huruf tegak
bersambung. Langkah pertama yang peneliti lakukan adalah
memperkenalkan huruf-huruf yang sudah di desain pada alat peraga
sandpaper letters Montessori. Peneliti mengajarkan kepada siswa
bagaimana menulis huruf tegak bersambung yang benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Pada album pertama, peneliti menjelaskan tracing huruf a-z dan
menulisnya di buku latihan menulis huruf tegak bersambung yang
sudah didesain oleh peneliti sebagai tempat siswa latihan menulis.
Pada album pertama, siswa menulis satu huruf terlebih dahulu siswa
mentracing huruf yang ada di papan sandpaper letters Montessor dan
menulis diatas pasir pantai. Pada album kedua, siswa menulis dua
huruf terlebih dahulu siswa mentracing dua huruf yang ada pada
papan sandpaper letters Montessori. Pada album ketiga, siswa
menulis kalimat menggunakan huruf tegak bersambung diatas pasir
pantai dan kemudian menulis dibuku tulis halus karena sudah
mengalami latihan di alat sandpaper letters Montessori dan pasir
pantai yang sudah disediakan peneliti di dalam baki.
b. Pengumpulan Bahan
Pengumpulan bahan dilakukan oleh peneliti berdasarkan hasil
analisis kebutuhan. Beberapa bahan yang menjadi pilihan sesuai
dengan kebutuhan siswa dan guru antara lain kertas dan kayu,
sehingga peneliti memilih untuk memanfaatkan bahan dari kayu dan
kertas. Kayu yang dipilih adalah kayu pinus, hal ini dikarenakan kayu
pinus mudah diolah dan bagus untuk diberi warna,serta tidak terlalu
berat. Selain kayu, peneliti juga mendesain alat peraga sandpaper
letters dengan pasir pada pembentukan desain hurufnya. Pasir yang
digunakan adalah pasir pantai. Hal ini dikarenakan pasir pantai
memiliki tekstur yang tidak kasar sehingga aman digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
siswa kelas I SD. Kedua bahan tersebut dimanfaatkan oleh peneliti
sebagai bahan dasar pembuatan alat peraga Sandpaper
letters.Keuntungan dari adanya pasir pantai adalah melatih motorik
siswa ketika menulis diatas pasir pantai. Selain itu, siswa juga merasa
tidak jenuh ketika belajar menulis huruf tegak bersambung.
c. Pembuatan Alat Peraga
Pembuatan alat peraga dilakukan dengan bantuan dari tukang kayu.
Tukang kayu yang membuat alat peraga ini terletak di daerah
Bantul,Yogyakarta. Peneliti memilih untuk membuat alat peraga pada
tukang kayu di daerah Bantul dikarenakan hasil pekerjaannya sangat
rapi dan warna yang digunakan bagus dan cerah, sehingga
mendukung peneliti dalam proses pembuatan alat peraga. Pembuatan
alat peraga berlangsung selama kurang lebih dua bulan. Bahan dasar
untuk pembuatan alat peraga Sandpaper letters adalah kayu pinus dan
pasir pantai serta cat kayu berwarna merah dan biru muda.
Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum pemesanan alat
peraga adalah pembuatan desain alat peraga sandpaper letters.
Peneliti membuat desain alat peraga dengan ukuran dan bentuk yang
sudah di validasi oleh ahli dan sudah pasti. Setelah itu, desain alat
peraga diberikan kepada tukang kayu. Alat peraga dibuat sesuai
dengan ukuran dan bentuk yang sudah dirancang sesuai dengan
desain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Langkah kedua yang harus dilakukan oleh tukang kayu adalah
menghaluskan permukaan kayu pinus dengan kertas amplas dan
dioven terlebih dengan alat khusus supaya kondisi kayu tidak basah
sehingga mempermudah proses pemberian warna. Kayu pinus yang
sudah siap digunakan dipotong membentuk persegi panjang. Untuk
papan huruf konsonan p,q,t,y dan b,c,g, y dipotong dengan ukuran 50
cm x 29 cm. Selanjutnya untuk papan huruf vokal, huruf s,w,x,z, dan
c,m,n,r dipotong dengan ukuran 50 cm x 17,5 cm. Selanjutnya kayu
pinus diberikan gradasi warna untuk huruf konsonan diberi warna biru
muda dan biru tua, sedangkan untuk huruf vokal diberi warna biru
muda dan merah dibagian baris keduanya. Untuk hurufnya diberikan
pasir pantai.
Langkah ketiga yaitu tahap finishing. Tukang kayu memberikan cat
tambahan dan dipernis menggunakan tiner sebanyak dua kali, supaya
warna tetap cerah dan awet.
Berikut dipaparkan mengenai desain alat peraga sandpaper
letters yang dikembangkan oleh peneliti.
a
b
Gambar 4.6 Papan sandpaper letters huruf vokal
Keterangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
a : gradasi warna biru di baris ketiga
b : gradasi warna merah di baris kedua
d e f
Gambar 4.7 Papan Sandpaper letters huruf konsonan
Keterangan:
d : huruf b,d,f dan g menggunakan pasir pantai
e : gradasi warna biru tua di baris ketiga
f : gradasi warna biru muda di baris kedua
Produk alat peraga Sandpaper letters Montessori kemudian divalidasi
terlebih dahulu kepada para ahli. Validasi produk dilakukan dengan maksud
untuk memberikan penilaian serta saran dan komentar terhadap rancangan
produk alat peraga papan Sandpaper Letters Montessori. Validasi produk
dilakukan oleh beberapa ahli yaitu ahli bahasa Indonesia dan ahli bahasa
Montessori. Pada proses validasi produk alat peraga sandpaper letters
Montessori ini, peneliti mempresentasikan alat peraga yang sudah dirancang
kepada validator beserta cara penggunaannya. Kemudian validator
memberikan penilaian dan komentar/saran terhadap alat peraga sandpaper
letters,guna untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada alat peraga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
sandpaper letters. Penilaian alat peraga dibuat berdasarkan lima
karakteristik alat peraga yang dimiliki Montessori. Peneliti juga
menggunakan rentang nilai atau skala yang digunakan untuk menilai
kelayakan produk alat peraga sandpaper letters Montessori. Berikut
dipaparkan hasil validasi produk alat peraga sandpaper letters Montessori
yang disajikan pada tabel 4.17.
Tabel 4.17 Hasil Validasi Produk
Ahli Total Rerata
Bahasa Montessori 64 3,20
Pembelajaran Bahasa 68 3,40
Rerata 66 3,30
Berdasarkan tabel 4.17 hasil validasi produk tersebut diketahui
mendapatkan rerata 3,30. Rerata tersebut masuk dalam kategori yang baik.
Sehingga, dalam hal ini menunjukkan bahwa produk atau alat peraga sudah
cukup layak untuk digunakan dalam penelitian. Ahli bahasa Indonesia
menambahkan komentar secara lisan bahwa huruf t pada alat peraga
sandpaper letters Montessori harus dibuat dan didesain dengan tegak
bersambung, sedangkan menurut ahli bahasa Montessori menyampaikan
hasil alat peraga sandpaper letters sudah cukup layak untuk digunakan.
Dalam pembuatan alat peraga sandpaper letters berbasis metode
Montessori, peneliti memperbaiki alat peraga yang masih salah menurut
pendapat ahli bahasa, sehingga alat peraga yang sudah direvisi hasilnya
sudah jauh lebih baik dan sudah lebih layak digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Selanjutnya dilakukan validasi terhadap album alat peraga sandpaper
letters Montessori. Validasi album alat peraga dilakukan guna membantu
peneliti dalam menyusun album alat peraga terutama dalam susunan dan
penggunaan bahasanya. Berikut ini dipaparkan hasil validasi album alat
peraga yang akan disajikan pada tabel 4.18.
Tabel 4.18 Validasi Album Alat Peraga
Ahli Total Rerata
Pembelajaran Bahasa 20 3,33
Guru kelas 1A 22 3,67
Guru kelas 1B 23 3,83
Rerata 21,67 3,61
Berdasarkan hasil validasi album alat peraga diperoleh rerata skor 3,61.
Rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan
bahwa album alat peraga sudah layak untuk digunakan dalam penelitian.
d. Uji Coba Terbatas
Uji coba terbatas dilaksanakan pada tanggal 10 November 2015
sampai 10 Desember 2015 pada pukul 09.00-10.00 WIB. Uji coba
terbatas dilakukan pada siswa kelas I SDN Percobaan Yogyakarta.
Kegiatan ini dilakukan pada saat jam pelajaran bahasa Indonesia
berlangsung kepada 10 siswa kelas I yang terdiri dari 5 anak perempuan
dan 5 anak laki-laki. Sebelum melakukan kegiatan belajar, peneliti
meminta siswa untuk menulis kalimat menggunakan huruf tegak
bersambung dibuku tulis halus masing-masing. Hal ini bertujuan supaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
peneliti mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan alat
peraga sandpaper letter berbasis metode Montessori. Proses kegiatan
belajar mengajar ini dilakukan sebanyak 10 kali dalam waktu kurang
lebih satu bulan. Kegiatan belajar ini dilakukan secara berkelompok.
Peneliti membagi sepuluh siswa kedalam 5 kelompok. Masing-masing
kelompok terdiri dari dua anak. Hal ini mempermudah peneliti pada saat
siswa menggunakan alat sandpaper letters berbasis metode Montessori.
Pada pertemuan kedua, yang dilakukan peneliti adalah
memperkenalkan alat peraga sandpaper letters berbasis metode
Montessori kepada siswa dan mengajarkan kepada siswa cara
penggunaannya.
Pada pertemuan ketiga sampai kelima, peneliti mengajak siswa
untuk mentracing huruf di atas alat peraga sandpaper letters berbasis
metode Montessori. Peneliti meminta siswa untuk bergantian
menggunakan alat peraga sandpaper letters.
Pada pertemuan keenam hingga ketujuh, peneliti meminta siswa
latihan menulis huruf tegak bersambung diatas pasir pantai yang telah
disediakan oleh peneliti. Peneliti meminta siswa untuk bergantian
menulis huruf dan kalimat sesuai dengan petunjuk peneliti. Dalam hal
ini guru kelas IA ikut serta mengawasi proses penelitian.
Pada pertemuan kedelapan hingga kesepuluh, peneliti meminta
siswa menulis huruf tegak bersambung di dalam buku tulis halusnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
masing-masing dan peneliti melihat apakah ada tingkat perkembangan
setelah menggunakan alat peraga sandpaper letters berbasis metode
Montessori. Pada pertemuan terakhir, peneliti juga mengadakan
refleksi terkait proses penelitian yang telah berlangsung di kelas IA.
1) Data dan Analisis Hasil Tulisan Siswa Kelas IA.
Data dan analisa hasil tulisan siswa diperoleh ketika proses
kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung di dalam
kelas. Peneliti melakukan penelitian kondisi sebelum menggunakan
alat peraga dan setelah menggunakan alat peraga. Instrumen unjuk
kerja terdapat di buku latihan dasar menulis sandpaper letters
berbasis metode Montessori. Hasil yang diperoleh dari tulisan
siswa kelas IA dapat dilihat pada tabel kondisi sebelum
menggunakan alat peraga sandpaper letters dan buku latihan dasar
menulis pada tabel 4.19.
Tabel 4.19 Nilai siswa ketika menulis kalimat tegak
bersambung tanpa menggunakan alat peraga Sandpaper letters
No Nama Aspek yang dinilai
Kualitas
tulisan
Teknik
memegang
pensil
Bentuk
huruf
Cara
meran
gkai
huruf
Ketepat
an
tulisan
dengan
jumlah
baris
Rata
-rata
1. Ana 4 3 3 2 2 2,8
2. Fit 2 2 2 3 3 2,8
3. Doni 2 3 2 3 2 2,8
4. Bin 2 2 3 3 2 2,8
5. Yos 3 3 3 3 2 2,8
6. Put 3 3 3 2 2 2,6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
7. Tin 3 3 3 2 2 2,6
8. Sry 3 3 3 2 3 2,6
9. Ali 3 3 2 3 3 2,6
10 Adi 3 3 4 4 2 2,6
Rata-
rata
2,08
Ana mendapatkan nilai rata-rata 2,8 dengan kualitas tulisan mendapat
skor 4, teknik memegang pensil mendapat skor 3, bentuk huruf yang
dihasilkan mendapat skor 3, cara merangkai huruf mendapatkan skor 2,
dan ketepatan tulisan dengan jumlah baris mendapatkan skor 2. Fita
mendapatkan nilai rata-rata 2,8 dengan kualitas tulisan mendapat skor 2,
teknik memegang pensil 2, bentuk huruf yang dihasilkan mendapatkan
skor 2, cara merangkai huruf mendapatkan skor 3 dan ketepatan tulisan
dengan jumlah baris mendapatkan skor 3.
Doni mendapatkan nilai rata-rata sebesar 2,8 dengan kualitas tulisan
mendapat skor 2, teknik memegang pensil mendapatkan skor 3, bentuk
huruf yang di hasilkan mendapat skor 2, cara merangkai huruf
mendapatkan skor 3 dan ketepatan tulisan dengan jumlah baris
mendapatkan skor 2. Sedangkan Bintang mendapatkan nilai rata-rata skor
sebesar 2,8 dengan kualitas tulisan mendapatkan skor 2, teknik
memegang pensil mendapatkan skor 2, bentuk huruf yang dihasilkan
mendapatkan skor 3, bentuk huruf yang di hasilkan mendapatkan skor 3,
ketepatan tulisan dengan jumlah baris mendapatkan skor 2. Yosa
mendapatkan skor rata-rata 2,8 dengan kualitas tulisan memperoleh skor
3, teknik memegang pensil mendapatkan skor 3, bentuk huruf yang di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
hasilkan mendapatkan skor 3, cara merangkai huruf mendapatkan skor 3
dan ketepatan tulisan dengan jumlah baris mendapatkan skor 2. Putri
mendapatkan skor rata-rata 2,6 dengan kualitas tulisan memperoleh skor
3, teknik memegang pensil mendapatkan skor 3, bentuk huruf yang
dihasilkan mendapatkan skor 3, cara merangkai huruf mendapatkan skor
2, dan ketepatan tulisan dengan jumlah baris mendapatkan skor 2. Tina
mendapatkan skor rata-rata 2,6 dengan kualitas tulisan mendapatkan skor
3, teknik memegang pensil mendapatkan skor 3, bentuk huruf yang
dihasilkan mendapatkan skor 3, cara merangkai huruf mendapatkan skor
2, dan ketepatan tulisan dengan jumlah baris mendapatkan skor 2. Soraya
mendapatkan skor rata-rata 2,6 dengan kualitas tulisan memperoleh skor
3, teknik memegang pensil mendapatkan skor 3, bentuk huruf yang
dihasilkan mendapatkan skor 3, cara merangkai huruf mendapatkan skor
2, dan ketepatan tulisan dengan jumlah baris mendapatkan skor 2. Ali
mendapatkan nilai rata-rata 2,6 dengan kualitas tulisan mendapatkan skor
3, teknik memegang pensil mendapatkan skor 3, bentuk huruf
mendapatkan skor 2, cara merangkai huruf mendapatkan skor 2,
ketepatan tulisan dengan jumlah bars mendapatkan nilai 3. Adi
mendapatkan nilai rata-rata 2,6 dengan kualitas tulisan memperoleh skor
3, teknik memegang pensil memperoleh skor 3, bentuk huruf
memperoleh skor 4, cara merangkai huruf memperoleh skor 4 dan
ketepatan tulisan dengan jumlah baris mendapatkan skor 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Hasil yang diperoleh dari tulisan siswa kelas IA dapat dilihat pada tabel
kondisi setelah menggunakan alat peraga sandpaper letters dan buku
latihan dasar menulis pada tabel 4.20.
Tabel 4.20 Nilai siswa setelah menggunakan alat peraga Sandpaper
letters
No Nama Aspek yang dinilai
Kualitas
tulisan
Teknik
memega-
ng pensil
Bentuk
huruf
Cara
merangkai
huruf
Ketepat
an
tulisan
dengan
jumlah
baris
Rata-rata
1. Ann 4 4 4 4 4 4,0
2. Fit 4 3 4 4 4 3,8
3. Don 4 4 4 4 4 4,0
4. Bin 4 4 4 4 4 4,0
5. Yos 4 4 4 4 4 4,0
6. Put 4 4 4 4 4 4,0
7. Tin 4 4 4 4 4 4,0
8. Sry 4 4 4 4 4 4,0
9. Ali 4 4 4 4 4 4,0
10 Adi 4 4 4 4 4 4,0
Rata-
rata
3,98
Ana mendapatkan nilai rata-rata 4 dengan kualitas tulisan mendapat skor
4, teknik memegang pensil mendapat skor 4, bentuk huruf yang dihasilkan
mendapat skor 4, cara merangkai huruf mendapatkan skor 4, dan ketepatan
tulisan dengan jumlah baris mendapatkan skor 4. Fita mendapatkan nilai
rata-rata 3,8 dengan kualitas tulisan mendapat skor 3, teknik memegang
pensil 4, bentuk huruf yang dihasilkan mendapatkan skor 4, cara
merangkai huruf mendapatkan skor 4dan ketepatan tulisan dengan jumlah
baris mendapatkan skor 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Doni mendapatkan nilai rata-rata sebesar 4 dengan kualitas tulisan
mendapat skor 4, teknik memegang pensil mendapatkan skor 4, bentuk
huruf yang di hasilkan mendapat skor 4, cara merangkai huruf
mendapatkan skor 4 dan ketepatan tulisan dengan jumlah baris
mendapatkan skor 4. Sedangkan Bintang mendapatkan nilai rata-rata skor
sebesar 4 dengan kualitas tulisan mendapatkan skor 4, teknik memegang
pensil mendapatkan skor 4, bentuk huruf yang dihasilkan mendapatkan
skor 4, bentuk huruf yang di hasilkan mendapatkan skor 4, ketepatan
tulisan dengan jumlah baris mendapatkan skor 4. Yosa mendapatkan skor
rata-rata 4 dengan kualitas tulisan memperoleh skor 4, teknik memegang
pensil mendapatkan skor 4, bentuk huruf yang di hasilkan mendapatkan
skor 4, cara merangkai huruf mendapatkan skor 4 dan ketepatan tulisan
dengan jumlah baris mendapatkan skor 4. Putri mendapatkan skor rata-rata
4 dengan kualitas tulisan memperoleh skor 4, teknik memegang pensil
mendapatkan skor 4, bentuk huruf yang dihasilkan mendapatkan skor 4,
cara merangkai huruf mendapatkan skor 4, dan ketepatan tulisan dengan
jumlah baris mendapatkan skor 4. Tina mendapatkan skor rata-rata 4
dengan kualitas tulisan mendapatkan skor 4, teknik memegang pensil
mendapatkan skor 4, bentuk huruf yang dihasilkan mendapatkan skor 4,
cara merangkai huruf mendapatkan skor 4, dan ketepatan tulisan dengan
jumlah baris mendapatkan skor 4. Soraya mendapatkan skor rata-rata 4
dengan kualitas tulisan memperoleh skor 4, teknik memegang pensil
mendapatkan skor 4, bentuk huruf yang dihasilkan mendapatkan skor 4,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
cara merangkai huruf mendapatkan skor 4, dan ketepatan tulisan dengan
jumlah baris mendapatkan skor 4. Ali mendapatkan nilai rata-rata 4
dengan kualitas tulisan mendapatkan skor 4, teknik memegang pensil
mendapatkan skor 4, bentuk huruf mendapatkan skor 4, cara merangkai
huruf mendapatkan skor 4, ketepatan tulisan dengan jumlah baris
mendapatkan nilai 4. Adi mendapatkan nilai rata-rata 4 dengan kualitas
tulisan memperoleh skor 4, teknik memegang pensil memperoleh skor 4,
bentuk huruf memperoleh skor 4, cara merangkai huruf memperoleh skor
4 dan ketepatan tulisan dengan jumlah baris mendapatkan skor 4.
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
Hasil NilaiTulisanSiswa
Sebelum menggunakanalat peraga
Setelah menggunakan alatperaga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Grafik 4.1 Rerata Nilai Hasil Tulisan Siswa Sebelum menggunakan alat peraga
dan setelah menggunakan alat peraga
Pada grafik 4.1 dapat diketahui bahwa rerata nilai tulisan siswa sebelum
menggunakan alat peraga sandpaper letters berbasis metode Montessori dan
sesudah menggunakan alat peraga sandpaper letters berbasis metode Montessori
memiliki hasil yang berbeda. Sebelum siswa menggunakan alat peraga sandpaper
letters berbasis metode Montessori mencapai rerata nilai sebesar 2,09. Setelah
siswa menggunakan alat peraga sandpaper letters berbasis metode Montessori
mencapai rerata nilai 3,98. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa alat peraga
sandpaper letters berbasis metode Montessori dapat membantu dan melatih siswa
dalam menulis huruf tegak bersambung dan dibantu dengan media buku latihan
dasar menulis.
B. Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil identifikasi
masalah dengan cara wawancara dan observasi yang telah dilakukan oleh
peneliti kepada guru dan siswa kelas I di SDN Percobaan. Berdasarkan hasil
identifikasi masalah, wawancara, observasi yang dilakukan dikelas I
menunjukkan bahwa ketersediaan alat peraga bahasa Indonesia masih terbatas
dan belum bisa mengoptimalkan pemahaman siswa tentang cara menulis
kalimat menggunakan huruf tegak bersambung.
Melalui data kuesioner analisis kebutuhan guru, peneliti mengetahui
dengan adanya alat peraga Sandpaper letters berbasis metode Montessori dapat
membantu siswa memahami cara menulis huruf tegak bersambung, sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
menurut data kuesioner analisis kebutuhan siswa, peneliti juga mengetahui
bahwa siswa senang menggunakan alat peraga yang memiliki warna, gradasi,
bentuk yang menarik karena akan lebih mudah dipahami dan lebih
menyenangkan untuk dipelajari.
Peneliti mengembangkan alat peraga Sandpaper letters berbasis metode
Montessori berdasarkan lima karakteristik yaitu menarik, bergradasi, auto-
education, auto-correction, dan kontekstual (bahan-bahan yang digunakan
untuk membuat alat peraga harus mudah dijangkau dan dapat ditemukan di
daerah lingkungan sekitar). Kelima karakteristik tersebut digunakan oleh
peneliti sebagai landasan dan bahan pertimbangan dalam membuat alat peraga
Sandpaper letters berbasis metode Montessori dan dalam membuat kuesioner
analisis kebutuhan siswa dan guru.
Kuesioner yang dibuat kemudian dikembangkan ke dalam beberapa
pertanyaan. Kuesioner yang digunakan merupakan jenis kuesioner terbuka,
artinya responden dapat menjawab isi kuesioner tersebut sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya di lapangan. Responden dapat menyampaikan saran dan
pendapatnya juga ke dalam kuesioner yang telah diberikan oleh peneliti.
Tujuannya supaya peneliti dapat mengetahui kebutuhan responden mengenai
masalah alat peraga yang akan dikembangkan untuk membantu siswa dalam
menulis kalimat menggunakan huruf tegak bersambung.
Berikut ini akan dipaparkan hasil kuesioner analisis kebutuhan untuk
siswa dan guru yang tersaji dalam tabel 4.21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
Tabel 4.21 Analisis ciri alat peraga yang dikembangkan
No Indikator Jawaban Keputusan
1. Pengalaman
menggunakan alat
peraga
Guru kelas I
mengatakan
pernah
menggunakan
alat peraga
dalam
pembelajaran.
Untuk siswa
yang menjawab
pernah
menggunakan
alat peraga
sebesar 20%
dan yang
menjawab
belum pernah
sebesar 80 %
dari jumlah
siswa.
Berdasarkan
jawaban dari
responden yaitu
siswa dan guru,
maka peneliti
mencoba untuk
mengembangkan
alat peraga yaitu
Sandpaper
letters berbasis
metode
Montessori agar
siswa dapat
belajar lebih
mandiri dan
memiliki
pengetahuan
tentang alat
montessori.
Pengalaman guru
membuat alat peraga
Guru kelas I
belum pernah
membuat alat
peraga.
Dominan alat
peraga untuk
menulis huruf
tegak
bersambung
berasal dari toko
alat tulis yaitu
papan tulis dan
papan gambar
huruf saja.
Peneliti
membuat alat
peraga yang
sesuai dengan
kebutuhan siswa.
Berdasarkan
hasil analisis
kebutuhan siswa.
2. Bahan yang digunakan
untuk membuat alat
peraga
Guru kelas I
berpendapat
bahwa bahan
yang digunakan
untuk membuat
alat peraga
adalah kayu dan
kertas.
Sebanyak 80%
siswa juga
Jawaban dari
responden ( guru
dan siswa)
menjadi bahan
pertimbangan
bagi peneliti
untuk
mengembangkan
alat peraga
Sandpaper
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
mengatakan
bahwa kayu dan
kertas dapat
digunakan
untuk membuat
alat peraga
bahasa
Indonesia. Kayu
dan kertas dapat
mudah
ditemukan
didaerah
Yogyakarta.
letters berbasis
metode
Montessori
karena bahan-
bahan yang
digunakan
mudah
ditemukan di
daerah
Yogyakarta,
dalam hal ini
menunjukkan
bahwa alat
peraga harus
kontekstual.
4. Warna alat peraga Guru kelas I
mengatakan
bahwa
pemberian
warna pada alat
peraga dapat
membantu
siswa dalam
memahami cara
menulis kalimat
menggunakan
huruf tegak
bersambung,
sebanyak 80 %
siswa
mengatakan
sangat setuju
apabila warna
pada alat peraga
diberikan
dengan warna
yang bervariasi
(merah dan
biru).
Berdasarkan dari
jawaban
responden (
siswa dan guru)
menjadi bahan
pertimbangan
bagi peneliti
untuk membuat
alat peraga yang
memiliki warna
yang bervariasi.
Dalam
pembuatan alat
peraga
Sandpaper
letters, peneliti
menggunakan
gradasi warna
merah dan biru.
5. Kriteria alat peraga Guru kelas I
mengatakan
bahwa dengan
menggunakan
kriteria alat
yaitu menarik,
bergradasi,
Berdasarkan
jawaban dari
responden (
siswa dan guru)
dapat menjadi
bahan
pertimbangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
auto-
correction,auto-
education, dan
kontekstual
dapat membawa
pengaruh positif
terhadap
kemampuan
siswa dalam
menulis huruf
tegak
bersambung.
Sebanyak 90 %
siswa
mengatakan
ingin
mengetahui alat
peraga
Sandpaper
letters.
bagi peneliti
untuk membuat
alat peraga yang
memiliki
karakteristik
yaitu menarik,
auto-
education,auto-
correction,
kontekstual dan
bergradasi.
Berdasarkan tabel 4.21 mengenai hasil analisis tersebut, peneliti
mengembangkan alat peraga Sandpaper letters berbasis metode
Montessori sesuai dengan kebutuhan siswa. Alat peraga yang
dikembangkan telah divalidasi terlebih dahulu oleh ahli bahasa
Indonesia dan ahli Montessori.
Berikut akan dipaparkan mengenal hasil analisis pengembangan alat
peraga Sandapaper letters berbasis metode Montessori yang akan
disajikan dalam tabel 4.22.
Tabel 4.22 Hasil Analisis Pengembangan Alat Peraga Papan Perkalian
berdasarkan karakteristik alat peraga Montessori
No Ciri-ciri Aspek yang
dinilai
Ahli Rerata Keterangan
1 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
1. Auto-
education
Alat peraga
Sandpaper
letters dapat
digunakan
oleh siswa
secara
mandiri
3 3 3 Sangat
Baik
2. Auto-
education
Alat peraga
Sandpaper
letters dapat
memberikan
konsep
bentuk huruf
tegak
bersambung
3 4 3,5 Sangat
Baik
3. Menarik Alat peraga
Sandpaper
letters
menarik
untuk
dipelajari
siswa karena
memiliki
warna yang
bervariasi.
4 4 4 Sangat
Baik
4. Menarik Alat peraga
Sandpaper
letters
memiliki
bentuk huruf
yang jelas
dan rapi
4 4 4 Sangat
Baik
5. Menarik Alat peraga
Sandpaper
letters
memiliki
ukuran
papan yang
berbeda
disesuaikan
dengan
ukuran
papan yang
berbeda
disesuaiakan
dengan
4 4 4 Sangat
Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
ukuran besar
huruf tegak
bersambung.
6. Bergradasi Alat Peraga
Sandpaper
letters
memiliki
gradasi
warna pada
huruf
konsonan
dan huruf
vokal.
4 4 4 Sangat
Baik
7. Auto-
correction
Alat peraga
Sandpaper
letters dapat
membantu
siswa
mengoreksi
kesalahan
tulisan
4 4 4 Sangat
Baik
8. Auto-
correction
Alat peraga
Sandpaper
letters dapat
mengoreksi
kesalahan
siswa saat
menulis
huruf tegak
bersambung
4 4 4 Sangat
Baik
9. Kontekstual Bahan yang
digunakan
untuk
membuat
alat peraga
Sandpaper
letters
mudah
diperoleh di
lingkungan
sekitar
4 3 3,5 Sangat
Baik
10 Kontekstual Bahan yang
digunakan
untuk
membuat
alat peraga
4 3 3,5 Sangat
Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Sandpaper
letters dapat
digunakan
dalam
jangka
waktu yang
lama.
Total 42 43 3,81 Sangat
Baik
Berdasarkan tabel 4.22 dapat diketahui bahwa 10 instrumen
mendapatkan skor rerata 3,81. Hal ini menunjukkan bahwa alat peraga
Sandpaper letters layak digunakan dan mendapatkan kategori yang
sangat baik (SB). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
pengembangan alat peraga Sandpaper letters berbasis metode Montessori
sudah sesuai dengan karakteristik alat peraga Montessori. Alat peraga
Sandpaper letters kemudian diujicobakan kepada siswa kelas I di SDN
Percobaan 2 Yogyakarta. Setelah siswa menggunakan alat peraga,
peneliti meminta siswa melakukan penilaian secara lisan mengenai alat
peraga yang sudah dihasilkan. Hasil penilaian dari siswa digunakan
sebagai acuan dan bahan evaluasi bagi peneliti supaya dapat
menghasilkan alat peraga yang lebih berkualitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
BAB V
PENUTUP
Pada bab penutup akan dipaparkan mengenai (A) Kesimpulan, (B)
Keterbatasan penelitian, dan (C) Saran. Kesimpulan merupakan hasil
penelitian yang menjawab hipotesis penelitian. Keterbatasan penelitian
berisi tentang terbatasnya kemampuan yang dimiliki oleh peneliti selama
melakukan penelitian. Saran berisi tentang beberapa saran bagi para peneliti
selanjutnya yang akan meneliti hal yang serupa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa kelas I SDN
Percobaan Yogyakarta, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut.
1. Cara mengembangkan Alat peraga Sandpaper letters berbasis
metode Montessori berdasarkan karakteristik alat peraga Montessori,
yaitu sebagai berikut: pertama, alat peraga menarik. Hal ini dapat
dilihat dari variasi warna merah (untuk huruf vokal) dan variasi
warna biru (untuk huruf konsonan). Kedua, alat peraga memiliki
gradasi. Hal ini dapat dilihat dari tekstur dan bentuk dari huruf yang
terdapat pada alat peraga Sandpaper lettters. Ketiga, alat peraga
digunakan untuk dapat melatih siswa belajar secara mandiri (auto-
education).Keempat, alat peraga digunakan untuk mengetahui
kesalahan yang terjadi dengan adanya alat peraga (auto-correction).
Kelima, alat peraga harus kontekstual. Hal ini dapat dilihat dari
bahan-bahan yang digunakan dapat mudah ditemukan di lingkungan
sekitar dan siswa mengenal bahan-bahan tersebut.
2 Cara penggunaan alat peraga Sandpaper letters berbasis metode
Montessori yaitu siswa meraba bagian pada alat peraga Sandpaper
letter, dan menulis huruf diatas pasir pantai yang sudah disediakan
oleh peneliti, kemudian siswa menulis di buku tulis latihan dasar
menulis huruf tegak bersambung yang sudah disediakan oleh peneliti
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
dan yang terakhir siswa menulis kalimat menggunakan huruf tegak
bersambung dengan rapi di buku tulis halus.
3 Alat Peraga Sandpaper letters yang dikembangkan berbasis metode
Montessori untuk mata pelajaran bahasa Indonesia kelas I semester
ganjil SDN Percobaan memiliki kualitas baik dan terbukti dapat
membantu siswa kelas I untuk latihan menulis huruf tegak
bersambung. Berdasarkan validasi dari beberapa ahli diperoleh skor
rata-rata 3,30. Sehingga alat peraga Sandpaper letters berbasis metode
Montessori layak untuk digunakan.
4 Deskripsi kemampuan siswa yang dihasilkan untuk mata pelajaran
bahasa Indonesia kelas I memperoleh peningkatan nilai dari nilai rata-
rata 2,09 menjadi 3,98 setelah menggunakan alat peraga Sandpaper
letters berbasis metode Montessori. Deskripsi kemampuan siswa
dilihat pada saat siswa belum menggunakan alat peraga dengan
sesudah menggunakan alat peraga Sandpaper Letters berbasis metode
Montessori.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Proses pembuatan alat peraga Sandpaper letters Montessori terbatas
hanya pada huruf tegak bersambung khusus huruf kecil.
2. Belum terciptanya alat peraga Sandpaper letters untuk huruf kapital.
C. Saran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
Saran untuk penelitian selanjutnya untuk penelitian yang akan
mengembangkan alat peraga pembelajaran bahasa Indonesia:
1. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan dapat membuat alat peraga
Sandpaper letters khususnya untuk huruf kapital tegak bersambung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
DAFTAR PUSTAKA
Alek. (2011). Kegiatan Menulis Produktif. Bandung: PT. Alfabeta.
Abdurrahman. (1999). Buku Panduan Menulis Permulaan. Yogyakarta:
Erlangga.
Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran: Pronsip, teknik dan Prosedur.
Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Arsyad. (2014). Alat Peraga Bahasa Indonesia yang Menarik. Yogyakarta. PT.
Graha Ilmu.
Astutik. (2009). Penggunaan Buku tulis halus sebagai suplemen untuk
meningkatkan kemampuan menulis huruf tegak bersambung pada
pembelajaran bahasa Indonesia kelas I SDN Gadingkulon 03 Dau Malang.
(Skripsi). Yogyakarta.(tidak diterbitkan).
Agnes, Theodora. (2012). Perkembangan Bahasa Anak. Jakarta: Indeks.
Arikunto. Suharsimi. (1997). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
(Edisi Revisi V). Bandung: Rineka Cipta.
Asyhar. (2010). Media Pembelajaran dan Alat Peraga. Bandung: PT.Alfabeta.
Bambang, Sutjipto. (2011). Media Pembelajaran (Manual dan Digital). Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Budimanjaya, Andi. (2014). 95 Strategi Mengajar Multiple Inteligences.
Jakarta: Kencana.
Creswell. (2012). Metode Penelitian Kualitatif dan Kualitatif . Dalam,
Sugiyono, halaman 64, April 2015.
Criensten. Larry. (2014). Metode Penelitian Research and Development.
Jakarta: Kencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Ciarafikasari. (2009). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Sandpaper
Letters terhadap kemampuan meniru huruf TK- SD Ar-Rahman, Jombang.
Surabaya: Unesa.
Darmadi, Zuhdi. (2014). Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung:
PT.Alfabeta.
Djuanda, Dadan. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif
dan Menyenangkan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Ellis, dkk. (1989). Bentuk Tulisan Huruf Tegak Bersambung.Yogyakarta:
PT.Graha Ilmu.
Enny. (2013). Pengertian Kemampuan sebagai suatu Kecakapan Seseorang.
Diunduh 3 Maret 2015 dari http://konsepdasarmenulis.html.
El-Quest. (2006). Montessori. The Science Behind The Genius. New
York:Oxford University Press.
Gutek. G.L (2013). Metode Montessori.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gulo, (2011). Metode Montessori. Yogyakarta: PT. Graha Ilmu.
Gall. (2003). Metode Penelitian Research and Development. Yogyakarta: PT.
Graha Ilmu.
Hamalik, Oemar. (1986). Media dan Alat Peraga Pembelajaran. Bandung:
PT.Alfabeta.
Hartati,Tatat (2003). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas Rendah:
Bandung: UPI PRESS.
Hurlock. (1996). Montessori. The Science Behind The Genius. New York:
Oxford University Press.
Indi Bernati, Rhapsona. (2012). Membaca Permulaan. Diunduh 20 Maret 2016,
dari situs di http://inbe-oliv.blogspot.com/2012/01/membaca-menulis
permulaan.html
Liliard.A.S. (2005). Montessori. The Science Behind The Genius. New
York:Oxford University Press.
Kurniawan, (2013). Cara Menulis Huruf Tegak Bersambung. Yogyakarta. PT.
Graha Ilmu.
Mada, Alce. (2009). Meningkatkan Keterampilan Menulis Tegak Bersambung
melalui Metode Drill Kelas I SD Inpres Tunas Jaya Kecamatan Popayato
Barat, Kabupaten Pohuwanto. Skripsi. (tidak diterbitkan).UNS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
Ma’sumah. (2014). Peningkatan Keterampilan Menulis Tegak Bersambung
melalui Penggunaan Buku Tulis Halus pada siswa kelas I MI KHOLID
BIN WALID RENO KENONGO PORONG.Skripsi. (tidak diterbitkan).
UIN Sunan Ampel.
Malik,Thachir. (2007). Bahasa Kita Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar
Kelas I Semester I. Jakarta: Erlangga.
Magini,A.P. (2013). Sejarah Pendekatan Montessori. Yogyakarta: Kanisius.
Muba. (2010). Manfaat Menulis Kalimat Tegak Bersambung. Dalam Rufaida.
Halaman 22, 2 April 2016
Mulyati. (2007). Kemampuan Menulis Produktif. Malang: Nuhalitera.
Mulyadi. (2008). Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan terhadap
Kesulitan Belajar Khusus. Malang: Nuhalitera.
Murniati. (2012. Bentuk Baku Tulisan Tegak Bersambung. Bandung: PT. Rineka
Cipta.
Mulyani. (2002) . Kamus Besar Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Diunduh 3 Juni
2016, dari http://KBBI.wed.id
Montessori,M. (2002). The Montessori Method. New York: Frederick A Stokes
Company.
Siswanto. (2002). Standar Isi Pembelajaran KTSP. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pratanti. (2012). Kemampuan Menulis Huruf Bersambung. Yogyakarta.
Pustaka Pelajar.
Ratih. (2011) . Lingkungan Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Rahyudi, Heri. (2014). Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik.
Jakarta: Nusamedia.
Rufaida. (2010). Kemampuan Menulis Huruf Bersambung. Yogyakarta: PT.
Graha Ilmu.
Russefendi. (1998). Media Pembelajaran. Bandung: PT. Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
Rofiudin. (1999). Penilaian Karya Tulis. Bandung. PT. Alfabeta.
Sastradiradja. (1998). Media Pembelajaran. Bandung: PT. Alfabeta.
Sella. (2010). Kemampuan Motorik Halus Anak. Bandung: PT.Alfabeta.
Setyosari. H. Punaji. (2013). Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan.
Jakarta: Kencana.
Solchan. (2008). Menulis Permulaan. Bandung: PT. Alfabeta.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:
Gramedia.
Subarjo. (2007). Kemampuan Menulis Huruf Tegak Bersambung. Jakarta: PT.
Graha Ilmu.
Sukmadinata. (2007). Metode Penelitian R & D. Bandung: PT. Alfabeta.
Piaget. (2011). Teori Perkembangan Kognitif. Bandung: PT. Rineka Cipta.
Suparno. (2004). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rineka Cipta.
Surjadi. (2012) . Membuat Siswa Aktif Belajar (73 Cara belajar mengajar
dalam kelompok). Bandung: Mandar Maju.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif, R & D. Jakarta:
PT.Alfabeta.
Sundayana. (2014). Alat Peraga untuk Siswa SD. Jakarta. PT. Alfabeta.
Solchan, (2008). Pembelajaran Menulis di Kelas 1 SD. Yogyakarta: PT. Graha
Imu.
Syamsudin, Yusuf. (2007). Bina Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas
I Semester I. Jakarta : Erlangga.
Tompkins. (1995). Tahap-tahap Penulisan Huruf Tegak Bersambung. Jakarta:
Kencana.
Thobroni. (2015). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: AR-RUZZ
Alat Peraga.
Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif:
Konsep,Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
Triharyanto. dkk. (2010). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Kemendiknas. Jakarta: PT. Graha Ilmu.
Usmiwati, (2011). Perkembangan Bahasa Siswa. Yogyakarta: PT. Graha Ilmu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
Widoyoko, S.E. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Panduan Praktis
bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Widoyoko, (2014) . Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Yusuf. (2010) . Evaluasi Program Pembelajaran. Bandung. PT. Alfabeta.
Zuhdi, (1999). Menulis Huruf Tegak Bersambung dikelas rendah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. INSTRUMEN IDENTIFIKASI POTENSI MASALAH 1.1 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Kepala Sekolah 1.2 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Guru Kelas I 1.3 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Siswa Kelas I
LAMPIRAN 2. INSTRUMEN KUESIONER ANALISIS KEBUTUHAN SISWA 2.1 Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru Kelas I 2.2 Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa Kelas I 2.3 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru Kelas I 2.4 Hasil Kuesioener Analisis Kebutuhan untuk Siswa Kelas I LAMPIRAN 3. INSTRUMEN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
3.1 Hasil Validasi Kelayakan Produk oleh Ahli
LAMPIRAN 4.HASIL UJI COBA LAPANGAN TERBATAS 4.1 Hasil Produk Siswa LAMPIRAN 5. DOKUMENTASI
LAMPIRAN 6. ALBUM PENGGUNAAN ALAT PERAGA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
LAMPIRAN I. IDENTIFIKASI POTENSI MASALAH 1.1 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Kepala Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
LAMPIRAN 1.2 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Guru kelas I 1.2 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Guru Kelas I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
LAMPIRAN 2.1 Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru Kelas I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
2.2 Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa Kelas I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
2.3 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru Kelas I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
2.4 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa Kelas I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN VALIDASI PRODUK 3.1 Hasil Validasi Kelayakan Produk oleh Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
3.1 Hasil Validasi Kelayakan Produk oleh Ahli Bahasa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
LAMPIRAN 1. INSTRUMEN IDENTIFIKASI POTENSI MASALAH
1.2 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Guru Kelas I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
LAMPIRAN 4. HASIL UJI COBA TERBATAS 4.1 Hasil Produk Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
Hasil tulisan kalimat menulis huruf tegak bersambung siswa di buku halus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
LAMPIRAN 5. DOKUMENTASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Peneliti memperkenalkan kepada siswa tentang alat peraga Sandpaper letters berbasis metode Montessori dan cara menggunakannya.
Peneliti mengajarkan kepada siswa tentang bentuk huruf tegak bersambung dengan cara meraba.
Siswa latihan menulis kalimat menggunakan huruf tegak bersambung di buku latihan menulis.
Siswa menulis huruf tegak bersambung di atas pasir. Hal ini bertujuan mengasah motorik halus siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Album Penggunaan Alat Peraga Sandpaper Letters Montessori
A. Materi Pembelajaran : Menulis kalimat
A.1 Submateri : Menulis kalimat menggunakan huruf
tegak bersambung
Tujuan Langsung Memperkenalkan huruf tegak
bersambung
Tujuan tidak langsung Menulis kalimat menggunakan
huruf tegak bersambung
Syarat Anak harus sudah bisa menulis
huruf lepas dan membaca
Usia 6-7 tahun
Alat Peraga 1. Papan Sandpaper letters
2. Buku latihan dasar menulis
3. Buku tulis halus
4. Pensil 2B
5. Penghapus
6. Pasir pantai
Pengendali kesalahan Bentuk huruf sama dengan
bentuk huruf yang ada pada
alat peraga Sandpaper letters.
Presentasi Awal 1. Direktris mempersiapkan
tempat kerja
2. Direktris mengajak siswa
untuk mengambil alat
peraga
3. Direktris mengajak anak
untuk meraba huruf vokal
yang terdapat pada alat
peraga Sandpaper letters
berwarna merah dan biru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
tua.
4. Direktris meminta siswa
untuk duduk disebelah kiri
direktris.
5. Direktris menunjuk
beberapa huruf yang ada di
papan alat peraga
Sandpaper letters.
“Ini huruf a” 1.4 Kemudian siswa mulai
meraba huruf “a”.
Siswa meraba huruf a
sebanyak 3x.
Kemudian direktris
berkata”Mari menulis
huruf a di atas pasir pantai
yang sudah tersedia”.
Siswa menulis huruf a yang
sudah ada di papan pasir 10. Direktris berkata,” Mari
menulis huruf a di dalam
buku latihan dasar menulis
yang tersedia”.
11. Direktris berkata,”
Tulislah huruf a dengan
huruf tegak bersambung”.
12. Siswa menulis huruf tegak
bersambung dari huruf a –
z
13. Direktris meminta siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
6
untuk menulis huruf ke
dalam buku tulis halus
mereka masing- masing. 14. Direktris berkata,”
Sekarang tulislah huruf
tegak bersambung di
dalam buku tulis halus
kalian masing-masing”,
perhatikan cara menulis
huruf tegak bersambung
yang benar, sesuai dengan
bentuk huruf pada alat
peraga. 15. Direktris berkata,” setelah
menulis huruf, coba kita
lanjutkan dengan menulis
dua huruf menggunakan
huruf tegak bersambung” 16. Siswa menulis dua huruf
tegak bersambung sesuai
dengan tulisan yang ada di
buku latihan dasar
menulis. 17. Direktris berkata, “ setelah
bisa menulis dua huruf
menggunakan huruf tegak
bersambung, sekarang
tulis satu kata
menggunakan huruf tegak
bersambung”.
18. Siswa menulis satu kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
6
sesuai dengan instruksi
direktris.
19. Direktris berkata,” dari
kata yang telah kamu buat,
Ibu akan mengajak kalian
membuat kalimat
berdasarkan kata-kata
yang sudah kalian buat,
menggunakan huruf tegak
bersambung.Perhatikan
cara Ibu dalam menulis
kalimat dengan seksama”. 20. Siswa memperhatikan
cara direktris menulis
kalimat menggunakan
huruf tegak bersambung. 21. Direktris berkata,” Coba
sekarang kita koreksi
kalimat yang sudah kalian
tulis”. 22. Direktris mengoreksi
pekerjaan siswa dan
melihat apakah ada
perkembangan setelah
menggunakan alat peraga
Sandpaper Letters.
23. Direktris berkata, “ Hari
ini kita sudah belajar cara
menulis huruf, kata dan
kalimat menggunakan
huruf tegak bersambung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
24. Direktris berkata,
“Apakah kalian sudah
paham cara menulis
kalimat menggunakan
huruf tegak bersambung?”
25. Siswa menjawab, “ Sudah
paham,bu”.
Presentasi Penutup 26. Direktris berkata,” baiklah
sekarang kita membereskan
alat peraga beserta buku
tulis yang ada”.
27. Siswa dan direktris
membereskan alat peraga
dan mengembalikan ke
tempat semula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI