PENGEMBANGAN SEPEDA LISTRIK TENAGA SURYA
DENGAN EMERGENCY RADIANT CHARGER SYSTEM
PENDAHULUAN
Bukan rahasia umum lagi hampir seluruh perusahaan pembuat mobil
terkemuka di dunia berlomba menciptakan kendaraan dengan sumber tenaga
alternatif. Selain Bensin, ada Fuel Cell atau kombinasi Dry Cell dan Fossil Fuel
yang biasa kita dengar dengan nama Kendaraan Hybrid.
Sebenarnya riset dan pengembangan EV (Electric Vehicle) sebagai pengganti
BBM telah dimulai 10 tahun yang lalu, namun masih belum dapat menembus pasar
mobil BBM karena harganya yang relative mahal.
Dari berbagai jenis kendaraan listrik yang pernah dikembangkan, ternyata
sepeda motor listriklah yang paling sukses dikembangkan dan disosialisasikan,
terutama di Amerika, Eropa, Cina dan Jepang. Di negara tersebut, pemakaian sepeda
motor listrik telah sangat meluas, mulai dari kendaraan di dalam kompleks,
kendaraan kerja, sekolah, hingga instansi. Penyebabnya adalah kendaraan ini dapat
menghemat biaya, lebih murah, dan ramah lingkungan serta super irit.
Bahkan penjualan sepeda motor listrik di negara negara tersebut menunjukkan
trend yang terus meningkat. Namun motor ini sosoknya lebih pas disebut sebagai
Sepeda Listrik dengan Accu kering yang dapat menyimpan energi listrik dan dapat
menggerakan Dinamo yang ada di Sepeda Listrik tersebut. Dengan perpaduan yang
tepat dan dengan teknologi elektronika yang saat ini sangat berkembang pesat maka
laboratorium sistem manufaktur Universitas Trunojoyo berusaha memproduksi
Sepeda Listrik (E-BIKE).
Sejarah Sepeda Listrik
Akhir 1860 : Referensi pertama tentang sepeda motor listrik dipatenkan.
1911 : Menurut Popular Mechanics article sepeda motor listrik telah tersedia.
1920 : Perusahaan Ransomes, pembuat forklift, meneliti penggunaan motor
bertenaga listrik.
1941 : Krisis bahan bakar di Eropa mendorong perusahaan Socovel dari
Austrian membuat sepeda motor listrik kecil. Saat itu kendaraan yang
dibuat berjumlah sekitar 400 buah.
1946 : Terinspirasi oleh kelangkaan BBM dari masa Perang Dunia II, Merle
Williams menciptakan kendaraan listrik pertamanya. Kemudian beliau
mulai memproduksi kendaraan ini di garasi rumah dan bisnis ini terus
bergulir hingga akhirnya menjadi Perusahaan dengan nama Marketeer.
1967 : Sepeda motor listrik bertenaga surya pertama berhasil dibuat oleh Karl
Kordesch.
1967 : Sepeda motor listrik bertenaga ringan dengan nama "Papoose" dibuat
oleh pabrik sepeda motor suku Indian di Springfield, Massachusetts,
dibawah pengarahan Flyod Clymer.
1973 : Mike Corbin membuat sepeda motor listrik pertamanya dengan rekor
kecepatan 162km/jam.
1974 : Corbin-Gentry Inc. mulai penjualan sepeda motor listrik secara legal.
1978 : Harley Davidson MK2 bertenaga listrik dibuat oleh Transitron di
Honolulu, Hawaii.
1988 : Eyeball Engineering membuat sepeda motor listrik KawaSHOCKi and
produk ini menghiasi majalah-majalah utama saat itu.
1990 : Scott Cronk dan EMB membuat sepeda motor listrik dengan nama
EMB Lectra VR24. Pelopor untuk jenis variable reluctance motors
(VR) dan dijual secara resmi.
2000 : Killacycle mencatat rekor 244.62 km/jam pada Woodburn Drags 2000.
2004: Tanggal 24 August Honda membuat sebuah percontohan motor hibrida
50cc yang diberi nama Honda Numo. Percontohan ini membawa
Honda selangkah lebih dekat kepada jenis sepeda motor hibrida yang
dapat diproduksi secara massal.
2007 : Killacycle membuat sebuah sepeda motor listrik bertenaga Li-Ion dan
dengan kecepatan 250.7 km/jam di Phoenix, AZ pada AHDRA 2007.
Solusi BBM dengan sepeda listrik (E-BIKE)
Kenaikan harga BBM memang berefek luas, segala sesuatu menjadi mahal
terutama kebutuhan bahan pokok yang semakin melambung. pada kondisi seperti
sekarang ini alangkah lebih baik seandainya kita sama-sama berupaya bagaimana
caranya mensiasati kenaikan BBM dengan menciptakan sumber energi baru selain
BBM seperti sumber energi yang berasal dari listrik salah satu contoh nya adalah
sepeda dengan menggunakan energi dari listrik.
E-BIKE bisa menjadi salah satu pilihan untuk mengurangi ketergantungan kita
akan BBM, beberapa keuntungan dari E-BIKE adalah :
1. karena E-BIKE Tidak menggunakan BBM maka dalam pengisiannya pun mudah
sekali , cukup diisi ulang layaknya telpon genggam, sehingga ketergantungan
kita dengan pom bensin tidak terlalu besar.
2. kendaraan yang selama ini kita pakai mengeluarkan polusi yaitu polusi suara dan
polusi asap tapi dengan E-BIKE semua itu tidak akan terjadi karena suara dari
mesin ini sangat halus bahkan seperti tidak mengeluarkan suara dan tidak
meninggalkan bau asap kendaraan.
3. jarak tempuh yang tidak kalah dengan kendaraan berbahan bakar bensin,
menurut pengalaman 1 kali isi ulang selama 2 jam bisa menempuh jarak hingga
40 kilometer.
1. Analisis Situasi
1.1. Studi Pasar
Sepeda Motor masih menjadi alat transportasi yang paling populer bagi sebagian
besar masyarakat Indonesia. Pendapatan masyarakat yang relatif masih rendah,
infrastruktur lalu lintas yang belum memadai dan kemudahan dalam pembiayaan
ditengarai menjadi faktor penyebab penggunaan sepeda motor telah menempatkan
Indonesia sebagai pangsa pasar paling potensial (baca: nomor tiga di Asia setelah Cina
dan India). Pabrikan seolah berlomba melancarkan jurus untuk merebut pangsa pasar.
Salah satunya adalah menambah varian baru sepeda motor yang didukung oleh hi-tech
yang disesuaikan dengan karakteristik masyarakat Indonesia.
Penjualan sepeda motor mengalami pertumbuhan yang sangat mengesankan
pasca krisis. Pada 2000 dan 2001, penjualan sepeda motor masing-masing meningkat
59,3% dan 57% dengan penjualan 1,1 juta unit dan 1,7 juta unit. Pada 2003, penjualan
sepeda motor telah mencapai angka 3,1 juta unit, meningkat 30,5% dibanding 2002.
Realisasi penjualan 2003 ini jauh lebih tinggi dari yang diproyeksikan sebelumnya
yang sebesar 2,7 juta unit. Sedangkan pada caturwulan I 2004 angka penjualan sudah
mencapai 1,3 juta unit, sehingga diperkirakan pada akhir 2004 angka penjualan akan
menembus 4,2 juta unit.
Tabel 1. Volume produksi sepeda Motor anggota AISI 1999-2004
Tabel 2. Volume produksi sepeda Motor anggota AISI 2004-2008
http://www.datacon.co.id/Otomotif2009.html
Tabel 3. Penjualan Sepeda Moteor per bulan tahun 2008
http://www.wartakota.co.id/
Tabel 4. Jumlah Penjualan Menurut Merek
Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menyatakan, penjualan motor agen
tunggal pemegang merek (ATPM) pada Februari 2009 naik 12,7 persen menjadi
414.004 unit dibandingkan Januari, 367.205 unit. http://autos.okezone.com/
Peluang Pasar
Ada beberapa faktor yang menjadi pendorong prospektifnya industri sepeda
motor di Indonesia. Pertama, masih sangat besarnya potensi pasar yang tersedia.
Kedua, berkembangnya ojek sebagai alternatif sarana transportasi umum di Indonesia.
Ketiga, semakin terjangkaunya harga sepeda motor sehingga meningkatnya
aksesibilitas masyarakat terhadap kepemilikan sepeda motor. Keempat, sepeda motor
merupakan salah satu alternatif alat transportasi baik karena infrastruktur transportasi
yang kurang memadai maupun karena relatif tidak terjangkaunya harga mobil oleh
sebagian besar masyarakat. Kelima, menjamurnya lembaga pembiayaan maupun bank
yang bermain di sektor pembiayaan pembelian sepeda motor dengan proses dan
persyaratan yang mudah, cepat dan dengan tingkat bunga yang relatif rendah sehingga
meningkatkan akses masyarakat terhadap pemilikan sepeda motor.
Sebagian besar industri perakitan sepeda motor tersebar di Jabotabek (49 unit),
dan Jatim (11 unit). Sisanya tersebar di provinsi lainnya. Diperkirakan, total kapasitas
produksi industri sepeda motor Indonesia saat ini mencapai 5 juta unit per tahun.
Kapasitas produksi terbesar dimiliki grup Astra yang mencapai 1,92 juta unit per
tahun, diikuti oleh Suzuki dengan kapasitas 850 ribu unit per tahun, dan Yamaha 750
ribu unit per tahun.
Di luar anggota Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) kapasitas
produksi terbesar di miliki Kanzen yang mencapai 45 ribu unit per tahun. Dengan
kapasitas produksi yang cukup besar tersebut, saat ini hampir seluruh kebutuhan
sepeda motor di dalam negeri dipasok oleh produk rakitan di dalam negeri.
Industri sepeda motor Indonesia didukung oleh sekitar 200 industri komponen
(sebagian besar merupakan industri komponen sepeda motor), yang terkonsentrasi di
Jabotabek dan Jawa Timur (Surabaya, Sidoarjo, dan Pasuruan). Jumlah ini jauh lebih
sedikit dibandingkan Thailand yang telah memiliki sekitar 1.500 industri komponen.
Disamping itu, sebagian besar industri komponen Indonesia merupakan industri kecil.
Dari 200 industri komponen yang ada, sebanyak 7 perusahaan diantaranya merupakan
industri mesin sepeda motor dan body parts mobil, 11 perusahaan industri yang
memproduksi axle, brake, clutch, transmission, steering, dan shock absorber, dan 182
perusahaan industri komponen strata dua yakni pressed part, glass, radiator, muffler,
electrical, rubber & palstic, dan casting.
Tabel 5. Tingkat Kepadatan Sepeda Motor dan Potensi Pasar
Sumber: Badan Pusat Statistik, Diolah *) Potensi pasar adalah kebutuhan sepeda motor untuk mencapai rasio 1:15 (titik jenuh kepemilikan sepeda motor)
Dalam beberapa tahun ke depan industri sepeda motor hampir dapat dipastikan
masih sangat prospektif untuk dikembangkan. Potensi pasar Indonesia yang sangat
besar membuat Indonesia juga menjadi incaran produsen sepeda motor asing untuk
pasar sepeda motor sehingga merupakan tantangan bagi industri lokal untuk
meningkatkan daya saingnya
Tantangan lain yang dihadapi industri sepeda motor Indonesia adalah masih
belum memadainya dukungan industri komponen untuk industri perakitan sepeda
motor. Sehingga, seringkali ketika terjadi lonjakan permintaan sepeda motor yang
cukup besar, permintaan industri perakitan sepeda motor tidak dapat dipenuhi secara
maksimal oleh industri komponen. Akibatnya, permintaan yang terjadi tidak dapat
dipenuhi oleh pabrikan lokal, sehingga harus dipasok dari produk impor
Dengan pertumbuhan penjualan yang mencapai 30 hingga lebih dari 50% per
tahun, potensi pasar sepeda motor di Indonesia masih sangat besar. Ini disebabkan
masih relatif rendahnya tingkat kepemilikan sepeda motor di Indonesia dibandingkan
jumlah penduduk. Dengan total penduduk lebih dari 220 juta jiwa pada 2008, jumlah
kepemilikan sepeda motor baru mencapai 20 juta unit yang berarti satu sepeda motor
dimiliki 11 orang penduduk. Padahal, menurut hitungan AISI, pasar sepeda motor
baru akan mencapai titik jenuh apabila kepemilikan sepeda motor sudah mencapai 5
orang per sepeda motor.
Bila dilihat penyebaran sepeda motor pada masing-masing wilayah kepolisian
daerah, terlihat bahwa sebagian besar wilayah masih memiliki tingkat kepadatan
sepeda motor yang relatif rendah (Tabel 5). Terdapat 9 wilayah Polda yang memiliki
rasio diatas 1:5 hingga 1:10; 3 wilayah memiliki rasio 1:10 hingga 1:15; dan 11
wilayah Polda yang memiliki rasio diatas 1:15. Sementara itu, hanya terdapat 3
wilayah Polda yang tingkat kepemilikan sepeda motornya sudah jenuh dengan tingkat
kepadatan dibawah 1:5 yakni DKI Jakarta (1:3), Bali (1:3) dan DI Yogyakarta (1:5).
Dengan perhitungan pasar sepeda motor akan mencapai titik jenuh pada saat
kepemilikan sepeda motor mencapai 5 orang per sepeda motor, potensi pasar sepeda
motor yang masih tersedia secara nasional pada 2009 mencapai 22,3 juta unit.
Potensi pasar sepeda motor terbesar di Jawa Barat & Banten (7,7 juta unit),
Jawa Timur (3 juta unit), Jawa Tengah (2,8 juta unit), Sulsel (1,7 juta unit), Sumut
(1,2 juta unit), Lampung (1 juta unit), Sumsel (1 juta unit), NTT (719 ribu unit), NTB
(6.167 ribu unit), dan Sumbar (552 ribu unit). Di lapis berikutnya dengan potensi
pasar antara 300 hingga 500 ribu unit adalah Sulawesi Tenggara, Bengkulu & Bangka
Belitung, Kalbar, Riau, Papua, Sulut dan Nanggroe Aceh Darussalam.
Besarnya potensi pasar sepeda motor juga menyebabkan ketatnya tingkat
persaingan di sektor pembiayaan kendaraan bermotor. Ketatnya persaingan ditandai
dengan semakin relatif mudahnya persyaratan kredit sepeda motor (sehingga
meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap kredit sepeda motor), proses kredit
yang sangat cepat (bahkan hanya dalam 1 hari) terutama oleh lembaga pembiayaan,
maraknya jumlah bank dan lembaga pembiayaan yang menawarkan kredit sepeda
motor.
KelemahanPeralatan serta teknologi dibutuhkan investasi tinggi. Kondisi ini menjadikan suatu
masalah yang harus dipecahkan yaitu dengan menjalin kerjasama dengan mitra di bidang sparepart yang berkaitan dengan E-Bike. Dengan alternatif solusi tersebut diharapkan masalah yang ada bisa diminimalisir dan peluang bisa ditingkatkan.Kelebihan
Model E-Bike yang direncanakan akan dibuat adalah berbasis tenaga surya dengan emergency radiant charging system memiliki beberapa kelebihan yaitu:
1. Sitem suspensi lebih nyaman karena menggunakan sisten suspensi lengan arm.2. Desain ergonomis untuk orang Indonesia.3. Berat lebih ringan sehingga bisa melaju lebih kencang.4. Bateray lebih awet karena menggunakan system radiant charger (tegangan tinggi
ampere rendah)5. Jarak tempuh lebih jauh dari 40 Km/jam karena menggunakan energi tambahan dari
tenaga surya.Secara detil gambaran system Ebike tenaga surya dengan emergency radiant charging system adalah sebagai berkut;
Panel Solar CellAccumulatorSumber UtamaEbike
Regulator 1
Accumulator Radiant Charger Storage
Emergency Radiant Charger
Regulator 1
Dengan sistem tersebut maka E-Bike tidak perlu melakukan pengisian ulang secara manual sehinga accu akan terisi secara otomatis dan E-Bike dapat menempuh jarak lebih jauh dari Ebike yang ada di pasaran.
Peluang (Opportunity)
Tingginya permintaan terhadap sepeda motor di Indonesia juga dipacu oleh
maraknya lembaga pembiayaan yang mengucurkan dana untuk pembiayaan pembelian
sepeda motor. Diperkirakan terdapat sekitar 30 bank (pemerintah maupun swasta
nasional) dan sekitar 121 perusahaan pembiayaan (multifinance) yang
mengalokasikan sebagian dananya untuk pembiayaan pembelian sepeda motor.
Fenomena ini paling tidak merupakan salah satu indikasi sangat atraktifnya
bisnis sepeda motor di Indonesia. Dengan angka pertumbuhan yang cukup fantastis
dalam beberapa tahun terakhir ini, prospek industri sepeda motor dalam beberapa
tahun ke depan diperkirakan masih akan sangat cerah.
TantanganSaat ini memang cukup banyak pesaing E-Bike yang ada dipasaran misalnya E-
Motto, Yahonta Tiger,Sunrace,Betrix dll. Namun disisi lain ada tantangan yang bisa
menjadi peluang besar yaitu persepsi masyarakat Indonesia masih menganggap E-bike yang
aa di pasaran tidak bisa menempuh jarak jauh karena keterbatasan kemampuan
penyimpanan energi dalam accumulator dimana rata-rata hanya mampu menempuh jarak
sekitar 40 km/sekali charge ulang. Selain itu jika kehabisan energi di tengah jalan maka tiak
ada system pengisian accu untuk keadaan darurat tersebut. Berdasarkan tantangan kondisi
ini maka sebenarnya masih terbuka luas peluang dan kesempatan untuk mengembangkan
sepeda listrik yang mempunyai jarak tempuh lebih jauh dan dilengkapi dengan system
pengisian accu untuk keadaan darurat
Gambar 1. Peluang Usaha E-BIKE
Gambar 2. Polusi udara Kota Surabaya pada jam sibuk
Pencemaran udara yang telah menjadi permasalahan yang serius di kota-kota besar
Indonesia disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini :
1. Pertumbuhan penduduk dan laju urbanisasi mendorong peningkatan mobilitas dan
kebutuhan transportasi. Disisi lain, pertambahan panjang dan lebar jalan tidak
sebanding dengan laju pertumbuhan kendaraan bermotor sehingga konsentrasi
kendaraan bermotor berpengaruh pada kualitas udara kota.
2. Keseimbangan dalam penataan ruang. Perkembangan kota yang pesat mendorong
terjadinya alih fungsi lahan perkotaan dan percampuran dalam pemanfaatan ruang
kota. Lahan terbuka hijau terus menurun luasannya menjadi lahan terbangun.
3. Pertumbuhan ekonomi yang berpengaruh terhadap perilaku dan gaya hidup
masyarakat. Peningkatan pendapatan dan kemudahan pembiayaan yang diberikan
lembaga keuangan telah membuat masyarakat kota berupaya untuk tidak saja
memenuhi kebutuhan primernya namun juga berupaya meningkatkan status
sosialnya dengan cara memiliki kendaraan bermotor dan barang lainnya yang pada
akhirnya akan menambah konsumsi energi dan mempengaruhi kualitas udara.
4. Ketergantungan pada minyak bumi sebagai sumber energi. Indonesia masih
sangat tergantung pada sumber energi yang berasal dari minyak bumi. Di sisi lain,
rendahnya harga bahan bakar minyak bersubsidi mengakibatkan terhambatnya
pengembangan bahan bakar bersih yang ramah lingkungan karena harga bahan
bakar tersebut menjadi lebih mahal dari harga bahan bakar yang bersubsidi. Tinggi
konsumsi minyak bumi pada sektor transportasi merefleksikan tingginya potensi
pencemaran udara dari sektor transportasi.
5. Perhatian masyarakat terhadap kualitas udara.l.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 141 tahun 2003 tentang
Ambang Batas Emisi Kendaraan Bermotor Tipe Baru dan Kendaraan Bermotor yang
sedang di produksi maka Kementerian Lingkugan Hidup meluncurkan Program
Mandatory Disclosure of Automotive Emissio (MDAE).
Program ini merupakan suatu program untuk mempublikasikan hasil uji emisi
kendaraan bermotor dan beberapa parameter tambahan yang didasarkan pada standar
EURO 2 sesuai dengan Kep. Men LH No. 141 tahun 2003.
Tujuan Program MDAE :
Mendorong Industri kendaraan Bermotor menciptkan kendaraan bermotor ramah
lingkungan
Memberikan informasi pertimbangan emisi kendaraan dalam pemilihan kendaraan
emisi pemilihan kendaraan bermotor tipe baru
Membentuk pressure group untuk menyaring kendaraan yang akan masuk ke
publik dalam rangka menjalankan Kep-Men LH No.141 tahun 2003
Sebagai evaluasi atas pelaksanaan Kep-Men LH No.141 tahun 2003
Alasan Penetapan MDAE :
Belum efektifnya pengawasan emisi kendaraan bermotor tipe baru
Masyarakat belum mempertimbangkan aspek emisi dalam pemilihan kendaraan
bermotor.
Mencegah masuknya kendaraan import yang tidak ramah lingkungan
Pencemaran udara dikota-kota besar di Indonesia telah mencapai tahap yang
mengkhawatirkan
Untuk itu maka revolusi teknologi kendaraan bermotor semakin mengarah
pada keunggulan safety dan environment hal ini sesuai dengan keselarasan antara
tuntutan perbaikan kualitas hidup manusia dan perlindungan terhadap lingkungan
hidup, sehingga pengembangan produksi E-BIKE adalah solusi yang tepat.
ASUMSI PASAR
Asumsi yang digunakan untuk menghitung target konsumen :
Masyarakat semakin sadar akan akibat pencemaran lingkungan akibat emisi
kendaraan bermotor.
Pemerintah (melalui Menteri Negara Lingkungan Hidup) mendukung
sepenuhnya MDAE.
1% (1% x 6 juta = 60 ribu per tahun) pangsa pasar sepeda motor akan beralih
ke E-BIKE.
Segmen pasar yang dibidik adalah usia remaja, model cenderung sport
1.4. Tujuan Kegiatan
Tujuan pengembangan produksi E-BIKE adalah :
Memberikan kesempatan dan pengalaman kerja kepada mahasiswa untuk
menyelesaikan kasus nyata dalam dunia industri yang akan dihadapi mahasiswa
setelah lulus kuliah.
Membangun Sumber Daya Manusia yang siap pakai bagi dunia industri terutama
keahlian dan kemampuan dibidang sistem produksi.
Menumbuhkan budaya penerapan hasil penelitian kepada mahasiswa secara
komersial.
Mengembangan budaya kewirausahaan bagi mahasiswa jurusan Teknik Industri
Universitas Trunojoyo.
Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk membina kerjasama dengan
sektor swasta termasuk pihak industri dan sektor pemasaran.
Bab 2. SPESIFIKASI PRODUK, POLA PENERAPAN IPTEK DAN MANFAAT
1.5. Perumusan Produk Usaha
Bill of Material
Bill of Material (BOM) adalah suatu daftar yang menerangkan komponen-komponen
yang digunakan untuk membangun suatu produk. Bill of Material berisi informasi
item bahan baku (raw material) yang diperlukan untuk membuat E-BIKE.
Gambar 3. Rancangan E-BIKE
Tabel 6. Bill of Material E-BIKE
No Part Number Part Name Number of
Item Material/Normal Qty make/buy
1 e.1.MF.00 Frame/ Rangka 1 fabricated
2 e.1.MF.01 Back Bone 1 ms rectang 18x38x1,8 mm make
3 e.1.MF.02 Comsteer 1 ms stalbuis tube 120 mm make
4 e.1.MF.03 Left Under Bone 1 ms rectang 18x38x1,8 mm make
5 e.1.MF.04 Right Under Bone 1 ms rectang 18x38x1,8 mm make
6 e.1.MF.05 Bridge Frame 1 ms rectang 18x38x1,8 mm make
7 e.1.MF.06 Pillar 1 ms rectang 18x38x1,8 mm make
8 e.1.MF.07 Left Swing Arm Post 1 ms rectang 18x38x1,8 mm make
9 e.1.MF.08 Right Swing Arm Post 1 ms rectang 18x38x1,8 mm make
10 e.1.MF.09 Post Shock Breaker A 1 ms plate strip 38x3 mm 40 mm make
11 e.1.MF.10 Bridge 1 ms rectang 18x38x1,8 mm make
12 e.1.MF.11 Seat Post A 1 ms rectang 18x38x1,8 mm make
13 e.1.MF.12 Seat Post C 1 ms rectang 18x38x1,8 mm make
14 e.1.MF.13 Battery Frame 1 ms plate strip 38x3 mm make
15 e.1.MF.14 Handle Post 1 make
16 e.1.MF.15 Foot Step Post 2 ms plate strip 38x3 mm make
17 e.1.SA.00 Swing Arm 1 1 unit fabricated
18 e.1.SA.01 Left Swing Arm 1 ms rectang 18x38x1,8 mm make
19 e.1.SA.02 Right Swing Arm 1 ms rectang 18x38x1,8 mm make
20 e.1.SA.03 Bridge Swing Arm 1 ms rectang 18x38x1,8 mm make
21 e.1.SA.04 Stabilizer 1 ms rectang 18x38x1,8 mm make
Tabel 6. Bill of Material E-BIKE(Lanjutan)
No Part Number Part Name Number of
Item Material/Normal Qty make/buy
22 e.1.SA.05 Shock Breaker Post B 1ms rectang 18x38x1,8 mm make
23 e.1.SA.06 Shaft 1 purchased
24 e.1.SA.07 Nut 2 2 unit purchased
25 e.1.SA.08 Bosh Arm 2 2 unit purchased
26 e.1.SA.09 Brake Post 1 purchased
27 e.2.JS.00 Jack Stand 1 1 unit purchased
28 e.2.JS.01 Post Jack Stand 2 make
29 e.3.SP.00 Suspension 1 1 unit purchased
30 e.3.SP.01 Shock Breaker 1 1 unit purchased
31 e.3.SP.02 Bolt 2 2 unit purchased
32 e.3.SP.03 Nut 2 2 unit purchased
33 e.3.SP.04 Ring Washer 2 2 unit purchased
34 e.4.SF.00 Set Fork 1 Assembly
35 e.4.SF.01 Front Fork 1 1 unit purchased
36 e.4.SF.02 Bantalan Bawah 1 1set purchased
37 e.4.SF.02.01 Bearing Cone 1 1 unit purchased
38 e.4.SF.02.02 Roller Cage 1 1 unit purchased
39 e.4.SF.02.03 Bearing Cup 1 1 unit purchased
40 e.4.SF.03 Bantalan Atas 1 1 set purchased
41 e.4.SF.03.01 Bearing Cone 1 1 unit purchased
42 e.4.SF.03.02 Roller Cage 1 1 unit purchased
Tabel 6. Bill of Material E-BIKE(Lanjutan)
No Part Number Part NameNumber of
Item Material/Normal Qty make/buy
43 e.4.SF.03.03 Bearing Cup 1 1 unit purchased
44 e.4.SF.04 Ring Washer 1 1 unit purchased
45 e.4.SF.05 Lock Nut 1 1 unit purchased
46 e.4.ST.00 Set Steer 1 Assembly
47 e.4.ST.01 Steering Stem 1 1 unit purchased
48 e.4.ST.02 Wedge Expander 1 1 unit purchased
49 e.4.ST.03 Stem Bolt 1 1 unit purchased
50 e.4.ST.04 Handle Bar 1 1 unit purchased
51 e.4.ST.05 Bolt 4 4 unit purchased
52 e.4.ST.06 Ring Washer 4 4 unit purchased
53 e.4.ST.07 Nut 4 m6x15mm 4 unit purchased
54 e.5.BW.00 Set Back Wheel 1 Assembly
55 e.5.BW.01 Electric Motor Hub 1 1 set purchased
56 e.5.BW.02 Ring Washer 2 2 unit purchased
57 e.5.BW.03 Spacer 2 2 unit purchased
58 e.5.BW.04 Hold Spacer 2 2 unit purchased
59 e.5.BW.05 Tire Tube 1 1 unit purchased
60 e.5.BW.06 Tire 1 1 unit purchased
61 e.5.BW.07 Rem Tromol 1 1 set purchased
62 e.5.FW.00 Set Front Wheel 1 Assembly
63 e.5.FW.01 Hub/Tromol 1 1 unit purchased
Tabel 6. Bill of Material E-BIKE(Lanjutan)
No Part Number Part NameNumber of
Item Material/Normal Qty make/buy
64 e.5.FW.02 Wheel Axle 1 1 unit purchased
65 e.5.FW.03 Bearing Cone 2 2 unit purchased
66 e.5.FW.04 Bantalan Bola 18 18 unit purchased
67 e.5.FW.05 Ring Washer 2 2 unit purchased
68 e.5.FW.06 Nut 2 2 unit purchased
69 e.5.FW.07 Velg 1 1 unit purchased
70 e.5.FW.08 Spoke 36 36 unit purchased
71 e.5.FW.09 Tire Tube 1 1 unit purchased
72 e.5.FW.10 Tire 1 1 unit purchased
73 e.6SE.00 Set Electric System 1 Assembly
74 e.6SE.01 Battery 4 12 volt 9Ah 4 unit purchased
75 e.6SE.02 Wiring Harnes 1 1 set purchased
76 e.6SE.03 Charger 1 1 set purchased
77 e.6SE.04 Speed Controller 1 1 set purchased
78 e.6SE.05 Indicator Battery 1 1 set purchased
79 e.7FB.00 Set Front Brake 1 Assembly
80 e.7FB.01 Handle Brake 1 1 unit purchased
81 e.7FB.02 Ring Washer 1 1 unit purchased
82 e.7FB.03 Bolt 1 1 unit purchased
83 e.7FB.04 Nut 1 1 unit purchased
84 e.7FB.05 Caliper 1 1 set purchased
Tabel 6. Bill of Material E-BIKE(Lanjutan)
No Part Number Part NameNumber of
Item Material/Normal Qty make/buy
85 e.8SS.00 Set Seat 1 1 set Assembly
86 e.8SS.07 Seat Post B 1 ms rectang 18x38x1,8 mm make
87 e.8SS.09 Frame Seat 1 ms rectang 18x38x1,8 mm make
88 e.8SS.10 Bolt 2 2 unit purchased
89 e.8SS.11 Ring Washer 2 2 unit purchased
90 e.8SS.12 Nut 2 2 unit purchased
91 e.9.00 Set Acessories 1 Assembly
92 e.9.F.00 Set Front Acessories 1 Assembly
93 e.9.F.01 Front Fender 1 1 unit purchased
94 e.9.F.02 Lamp 1 1 set purchased
95 e.9.F.03 Karet Foot Step 2 2 unit purchased
96 e.9.F.04 Hand Grip 2 2 unit purchased
97 e.9.B.00 Set Back Acessories 1 Assembly
98 e.9.B.01 Back Fender 1 1 unit purchased
99 e.9.B.02 Lamp 1 1 unit purchased
100 e.10.SP.00 Set Paint 1 1 set fabricated
101 e.10.SP.01 Dempul 4 4 kaleng purchased
102 e.10.SP.02 Paint 3 3 kaleng purchased
103 e.11.ETC.01 Kawat Elektroda 1 1 pack purchased
104 e.11.ETC.02 Kikir 1 1 unit purchased
105 e.11.ETC.03 Kertas Gosok 2 2 unit purchased
1.6. Penerapan Ipteks Dalam Pelaksanaan Usaha
OPERATION PROCESS CHART (OPC)
OPC adalah suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang
dialami oleh bahan baku yag meliputi urutan proses operasi dan pemeriksaan.
Pembuatan OPC ini merupakan tahap pertama dalam urutan untuk merencanakan
Sistem Produksi.
1.7. Kaitan Ipteks dengan HKI
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dapat didefinisikan sebagai suatu perlindungan
hukum yang diberikan oleh Negara kepada seseorang dan atau sekelompok orang
ataupun badan yang ide dan gagasannya telah dituangkan ke dalam bentuk suatu karya
cipta (berwujud). Karya Cipta yang telah berwujud tersebut merupakan suatu hak
individu dan atau kelompok yang perlu dilindungi secara hukum, apabila suatu
temuan (inovasi) tersebut didaftarkan sesuai dengan persyaratan yang ada.
JENIS – JENIS HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
1. Hak Cipta (Copyrights)
2. Hak Kekayaan Industry
a. Paten (Patent)
b. Merek (Trademark)
c. Rahasia Dagang (Trade Secrets)
d. Desain Industri (Industrial Design)
e. Tata Letak Sirkuit Terpadu (Circuit Layout)
f. Perlindungan Varietas Tanaman (Plant Variety)
Untuk Unit Ib-IKK produksi E-BIKE Jenis HKI yang diharapkan adalah Hak
Kekayaan Industri jenis Merek (Trademark) (E-BIKE) dan Paten.(energi alternatif,
Alat keselamatan kerja, Komposisi material))
1.8. Nilai Tambah E-BIKE dari Sisi Ipteks
Inovasi yang diharapkan muncul pada Perencanaan sistem produksi E-BIKE
adalah :.
Disain Produk E-BIKE
Diharapkan muncul gagasan atau ide mengenai desain produk E-BIKE yang aman
nyaman (Ergonomis).
Komposis Material
Material pokok yang dipakai dalam produk E-BIKE adalah logam, diharapkan muncul
temuan komposisi material yang ringan tetapi kuat.
Disain Alat Keselamatan Kerja
Proses produksi E-BIKE banyak menggunakan mesin las, milling, drilling, Scrap,
gerinda dan pengecatan. Pada proses ini sering terjadi resiko kecelakaan kerja,
sehingga diharapkan muncul gagasan atau ide untuk mendisain alat keselaman kerja.
Energi Alternatif
Ide awal proses produksi E-BIKE adalah mencari energi alternatif dari BBM.
Sehingga diharapkan pada pelaksanaannya nanti muncul ide atau temuan energi
alternatif pengganti BBM.
Accu
Sumber tenaga yang dipakai E-BIKE adalah accu, sehingga diharapkan pada
pelaksanannya nanti muncul temuan accu yang ringan, tipis, tahan lama dan murah.
1.9. Manfaat E-BIKE dari aspek sosial ekonomi Secara Nasional
E-BIKE sebagai Alat Transportasi Alternatif
E-BIKE diharapkan mampu sebagai alat transportasi alternatif sebagai pengganti
sepeda motor yang murah dan ramah lingkungan.
E-BIKE mengurangi Dampak Pencemaran Udara
Dengan menggunakan E-BIKE sebagai sarana tranportasi sebagai pengganti
sepeda motor yang menggunakan BBM, manfaat yang diperoleh adalah pencemaran
udara akibat emisi dapat dikurangi.
Pencemaran udara dapat menyebabkan kerusakan tehadap manusia dan
lingkungan, misalnya peningkatan morbilitas dan mortalitas, penurunan produktivitas
pertanian, penurunan kualitas ekosistem, mengganggu estetika, dan sebagainya. Dari
dampak pencemaran udara tersebut di atas, dampak terhadap kesehatan dan
kesejahteraan manusia adalah yang dominan dengan kontribusi kurang lebih 90% dari
total kerusakan akibat pencemaran udara.
Tabel 7. Dampak Pencemaran Udara
Sumber: Shechter, M., Kim,M., Golan, L., Valuing a Public Good: Direct and Indirect Valuation Approaches to the Measurement of the Benefits from Pollution Abatement, 1986
Selain dampak tersebut di atas, pencemaran udara juga menyebabkan kerugian
ekonomi lebih dari Rp 973.000.000.000,00 per tahun, kerugian ekonomi tersebut
diperhitungkan berdasarkan biaya kesehatan akibat pencemaran PM10 dan NOx terkait
dengan pencemaran udara. (Laporan Akhir Estimasi Dampak Polusi Pemakaian BBM
dari Sektor Transportasi dan Industri, Balitbang Kota Surabaya 2007)
Tabel 8. Dampak Pencemaran Udara Terhadap Kesehatan
Sumber: Colvilleet al, 2001; Sillman,1999
E-BIKE Membantu Penghematan BBM
Di Indonesia, minyak bumi yang dihasilkan sudah tidak mampu mengimbangi
permintaan konsumen, hingga harus mengimpor minyak mentah dan produk BBM
sebanyak 26 juta barel per bulan. Upaya untuk mencari sumur minyak baru masih
rendah karena investor menilai pemerintah memberlakukan syarat yang memberatkan,
misalnya dalam hal perpajakan. Permintaan pasar domestik terhadap produk minyak
meningkat karena laju perekonomian didorong oleh peningkatan sektor konsumsi.
PT Pertamina beberapa waktu lalu mengungkapkan, konsumsi premium mulai
Maret naik rata-rata lima persen, dari 43,6 ribu kilo liter pada Maret menjadi 45,8 ribu
kilo liter di bulan Mei, sedangkan penggunaan solar bertambah rata-rata 8% hingga
menjadi 70,4 ribu kilo liter sehari. Kecenderungan kenaikan ini sulit dihentikan sebab
animo membeli kendaraan bermotor terus meningkat. Di lain pihak, daya serap
industri juga terus bertambah sebagai konsekuensi perekonomian yang mulai sehat.
Keseimbangan relatif antara produksi dan konsumsi BBM diperkirakan akan terjadi
bila cadangan minyak di blok Cepu mulai diproduksi. Blok tersebut diduga
mempunyai potensi cadangan sebanyak 2,6 miliar barel, dengan kapasitas produksi
300 ribu barel sehari. Suatu jumlah yang sangat berarti dibandingkan dengan produksi
minyak nasional yang mencapai hampir 400 juta barel setahun. Keseimbangan relatif
tersebut boleh jadi akan terwujud di akhir dekade ini. Sesuatu hal yang amat
menggembirakan karena akan membawa bangsa keluar dari satu beban yang cukup
berat. Produksi minyak di blok Cepu itu, bagaimanapun masih merupakan cahaya di
ujung terowongan. Untuk mencapainya diperlukan bilangan tahun hingga masih
banyak devisa yang harus dikeluarkan guna mengimpor minyak mentah dan produk
minyak. Konsumen juga akan terus dikejutkan dengan goncangan harga. Sekarang
saja, Pertamina butuh dana US$ 1,35 miliar setiap bulan untuk mengimpor minyak
mentah dan produknya dengan asumsi US$ 55 per barel.
Menyadari kondisi seperti di atas, penghematan BBM merupakan alternatif
yang tepat. Pemerintah sendiri tampaknya akan menggencarkan kampanye
penghematan BBM, bahkan konon akan didasarkan kepada keputusan pemerintah.
Kalau kampanye ini berjalan efektif maka yang dihemat bukan hanya devisa,
ketergantungan secara politis-ekonomis, tetapi juga kondisi lingkungan hidup yang
dicemari penggunaan BBM. Kalau pemerintah berhasrat melakukan penghematan
BBM maka itu harus lebih dulu dilakukan instansi-instansi pemerintah.
Mendorong penghematan BBM tetapi tidak membangun sistem transportasi
yang mendukung terwujudnya pengurangan konsumsi produk minyak mentah oleh
masyarakat. Contohnya, pemerintah getol merealisasikan pembuatan jalan tol padahal
ia akan mendorong pembelian kendaraan bermotor. Alasan klasik yang sering
dikemukakan adalah pemerintah kekurangan dana, hingga menyerahkannya kepada
swasta. Padahal kita mengetahui, investasi asing di Indonesia sebetulnya merupakan
implementasi konsep terpadu yang diselaraskan dengan kepentingan nasional hingga
tidak mungkin ada perbenturan di antara mereka.
Pemerintah harus mengambil keputusan tegas dalam pembangunan proyek-
proyek transportasi massal yang akan menghemat penggunaan energi serta
lingkungan. Bukankah masih ada investor negara lain yang berminat? Di lain pihak,
penghematan energi oleh dunia usaha terutama akan sangat ditentukan oleh harga
BBM itu. Bila harganya sudah tidak ekonomis lagi, mereka akan cenderung mencari
sumber energi alternatif lain. Industri oleochemical misalnya, telah memanfaakan
bahan bakar methil esther untuk menggantikan solar dan gas. Jadi pemerintah
sebetulnya dapat berperan sebagai fasilitator, misalnya dengan memberikan berbagai
kemudahan bagi industri yang hemat BBM.
Bab 3. RENCANA USAHA
1.10. Bagan Alir Proses Produksi
Dari berbagai macam proses manufacturing yang telah dikenal dan bisa dipilih
untuk mrngerjakan sebuah benda kerja melalui prosedur yang paling efektif dan
ekonomis, maka perlu digambarkan bagaimana langkah-langkah tersebut seharusnya
dilaksanakan yaitu melalui lembaran proses atau process sheet. Ada berbagai macam
lembaran proses yang dikenal seperti peta proses operasi (operation process chart),
route sheet, dll. Dalam peta proses operasi akan digambarkan aliran material yang
diproses dari awal sampai akhir dengan melalui berbagai macam proses yang
dilakukan. Peta ini akan memberikan informasi mengenai semua proses operasi dan
inspeksi, sedangkan untuk aktifitas transportasi, delay, dan storages tidak akan
ditampilkan. Penggambaran secara lengkap seluruh proses operasi, inspeksi,
transportasi, storage dan delay dibuat dalam peta aliran proses (flow process chart).
Penggambaran aktifitas-aktifitas tersebut dilakukan dengan menggunakan
simbol-simbol yang telah distandardkan oleh ASME ( American Siciety of
Mechanical Engineering ), untuk E-BIKE peta aliran prosesnya sebagai berikut :
DIAGRAM ALIRAN MATERIAL PEMBUATAN E-BIKE
1.11. Lokasi dan Bangunan Unit Usaha (uraian lokasi, luas dan tata letak bangunan unit usaha dilengkapi dengan denah)
Lokasi tempat usaha perakitan E-BIKE terletak di Laboratorium Sistem
Manufaktur, Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo Jl Raya
Telang Po. Box 02 Bangkalan Madura.
Laboratoruim sistem Manufaktur Teknik Industri Universitas Trunojoyo
mempunyai Ruang 12 x 8 meter, dengan fasilitas yang dimiliki adalah 2 buah mesin
bubut, 2 buah mesin las, 1 buah mesin milling, 1 buah mesin NC, 1 buah mesin uji
tarik logam, 1 buah kompresor, 1 buah mesin Scrap, 1 buah mesin bor dan 1 buah
mesin sewing.
Dengan fasilitas yang dimili dan kurikulum muatan lokal yang menekankan
pada kemandirian dan kewirausahaan, laboratorium sistem maufaktur jurusan Teknik
Industri merencanakan membuat rancangan perakitan produksi E-BIKE yang
harapannya dapat menjadi pusat inkubasi dan konsultasi usaha kecil dan menengah.
Pengembangan ke depan diharapkan unit usaha ini menjadi cikal bakal dari unit bisnis
jurusan Teknik Industri sehingga menjadi sumber alternatif penggalian dana
operasional jurusan Teknik Industri..
SDM yang terdapat di laboratorium sistem manufaktur cukup memadai
mengingat jurusan Teknik Industri menekankan pada perancangan sistem integral baik
itu manufaktur, jasa maupun agro. Beberapa dosen juga telah pernah melakukan
pengabdian masyarakat dalam pembuatan mesin perkakas.
RENCANA FINANSIAL
1. Hub Motor 350 Watt = 1.100.0002. Brushless control = 500.0003. Reguler Charger = 350.000,-4. Velg depan+belakang = 1.000.0005. Accumulator kering 5 unit, 12 V 12 Ah = 2.000.0006. Panel Surya 50 Watt 12 V = 1.500.0007. Regulator 12 V = 350,000
52
53