PENYESUAIAN PERNIKAHAN DENGAN PASANGAN
DAN MAKNA PERNIKAHAN PADA PEREMPUAN
YANG DIJODOHKAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Omega Nilam Bahana
119114011
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PEI\TYESUAIAN PERNIKAHAN DENGAIT PASAI\TGAN DAI{
MAKNA PERNIKAHAN PADA PEREMPUAN YANG DIJODOHKAI\
Disusun oleh:
OmegaNilam Bahana
1 191 1401 1
M.Si
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PEIYYESUAIAN PERI{IKAIIAN DENGAI\ PASANGANI DANI
MAKNA PERIYIKAHAN PADA PEREMPUAI\I YAI\G DIJODOHKAN
Dipersiapkan dan ditulis oleh
Omega Nilam Bahana
1 191 1401 I
9 Oktober 2015
Nama
Penguji
Penguji
Penguji 3:
'l g No1l 2015
ilt
Telah dipertanggungiawabkan di depan Panitia Penguji
Fakultas Psikologi
Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si.
syarat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Karena Allah telah berfirman: „Aku sekali-kali tidak akan
membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan
meninggalkan engkau.‟”
Ibrani 13 : 5
“Karena aku yakin dan percaya, maka aku bisa melewatinya”
- M -
“When I know that thing that I feel in my heart that I‟ve
always wanted to do, I just go for it.”
- Unknown –
Dipersembahkan untuk diriku,
Dan kalian yang mendoakan dan membantuku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PER}TYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak menggunakan karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ihniah.
Yogyakarta, 19 November 2015
Omega Nilam Bahana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PENYESUAIAN PERNIKAHAN DENGAN PASANGAN DAN MAKNA
PERNIKAHAN PADA PEREMPUAN YANG DIJODOHKAN
Omega Nilam Bahana
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran penyesuaian pernikahan
dengan pasangan dan makna pernikahan pada perempuan yang melalui proses perjodohan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis fenomenologi interpretif. Pertanyaan
dalam penelitian ini adalah bagaimana penyesuaian pernikahan yang dilakukan dan makna
pernikahan yang dimaknai. Informan dalam penelitian ini adalah 3 orang perempuan yang telah
menikah melalui proses perjodohan. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan wawancara
semi terstruktur terhadap informan penelitian. Validitas penelitian didapatkan dengan melakukan
member checking. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyesuaian pernikahan yang dilakukan
adalah melalui komunikasi kepada pasangan. Sedangkan makna pernikahan bagi informan adalah :
1) Pernikahan dimaknai sebagai sumber kebahagiaan dalam menjalani kehidupan, 2) Pernikahan
dimaknai sebagai solusi atas permasalahan yang dialami untuk mendapatkan kehidupan yang lebih
baik, dan 3) Pernikahan dimaknai sebagai pemenuhan takdir Tuhan. Kata kunci: penyesuaian pernikahan, makna pernikahan, perempuan, dijodohkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
THE MARITAL ADJUSTMENT WITH SPOUSE AND MEANING OF
MARRIAGE TO WOMAN IN ARRANGED MARRIAGE
Omega Nilam Bahana
ABSTRACT
This research was aimed to know the describe of marital adjustment with spouse and the
meaning of marriage to women through the arranged marriage. This research used Qualitative
method with interpretative phenomenological analysis. The question of this research was how is
the marital adjustment and the meaning of marriage by the woman in arranged marriage. The
informant of this research was three women who did the arrange marriage. Data of this research
were collected by semi-structured interview to the informants. The validity was obtained by
member checking. The results showed the marital adjustment was done by the communication with
the spouse. Meanwhile, the meaning of marriage toward the informants were: 1) the source of
happiness in life, 2) The solution of all the problems they have been through to get the better life,
and 3) fulfillment of God’s fate.
Key words: the marital adjustment, meaning of marriage, woman, arranged marriage
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMATI PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangm di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Omega Nilam Bahana
NIM : 119114011
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
"PEIIYESUAIAN PER}IIKAHAN DENGAI\ PASANGAN DAN MAKNA
PERNIKAHAII PADA PEREMPUAN YANG DIJODOHKAII'
Beserta perangkat yang diperlukan Oila ada). '
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya di internet atau media lainnya untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta ijin kepada saya maupun memberikan royalti kepada saya selama
tetap mencamtumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benamya.
Yogyakarta 19 November 2A15
vilt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat yang melimpah
serta Anugerahnya, penulis diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas akhir
skripsi melalui tulisan ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Psikologi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis berharap, melalui
tulisan ini dapat memberikan gambaran serta pengetahuan yang baru mengenai
penyesuaian pernikahan dan makna pernikahan pada perempuan yang dijodohkan.
Harapan lain adalah tulisan ini dapat bermanfaat bagi peneliti berikutnya serta
kepada psikolog dalam memberikan konseling keluarga dan pernikahan.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
beberapa pihak yang memberi dukungan, bimbingan, dan bantuan dalam bentuk
materi maupun nonmateri sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Terima kasih peneliti ucapkan kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus yang Maha Kasih. Aku yakin dan percaya bahwa
Engkau tidak akan pernah meninggalkanku.
2. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si. selaku Ketua Program Studi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Prof. Dr. Supratiknya, selaku dosen pembimbing akademik. Terima
kasih atas saran mengenai rencana studi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
5. Ibu Dr. Tjipto Susana, selaku dosen pembimbing. Terima kasih atas
pertanyaan-pertanyaan yang mengasah kemampuan berpikir serta
masukan-masukan yang diberikan. Siap melanjutkan!
6. Bapak dan Ibu Bambang yang hebat, orangtuaku. Tanpa doa, kesabaran,
pengorbanan, cinta kasih, kebahagiaan, segalanya yang kalian berikan, aku
bukan siapa-siapa dan aku tidak akan bisa melakukan apapun. Terima
kasih.
7. Untuk Dosen Fakultas Psikologi dan karyawan. Terima kasih kalian
memberikan pengetahuan yang lebih mengenai dunia psikologi yang luas
dan mempermudah saya dalam menempuh pendidikan di Universitas
Sanata Dharma.
8. Untuk narasumber saya. Terima kasih atas waktu serta cerita kehidupan.
Tanpa kebersediaannya untuk menjadi partisipan, tulisan ini tidak akan
terlaksana.
9. Untuk sahabat Psikologi yang terkasih Novia Paulien, Arsita Ayu K.,
Yunika Ayu A., Vc. Veni S., MT. Ghea K., Benvenutus Sri W. Pasca P.
P., Yoverdi Prayugo. Kalian itu semangatku, alasan dibalik tawaku.
Berjuang bersama itu lebih berarti. You’re the best!!!
10. Untuk sahabat-sahabat yang mengajak untuk segera lulus, Maria, Icha,
Sriniyati S.E., Rosi W. S.H., dan yang lainnya. And now I can tell you this,
I’m free, let’s go out!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
11. Terakhir untuk pihak-pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
Terima kasih telah mengenal dan menjadi bagian dari pengalaman
hidupku.
Akhirnya, penulis juga menyadari keterbatasan penulis dalam menyusun
tulisan ini, maka dari itu penulis terbuka dengan atas kritik dan saran yang
membangun. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan membantu orang lain.
Tuhan memberkati kita semua.
Yogyakarta, September 2015
Omega Nilam Bahana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ........................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................... v
ABSTRAK ................................................................................................... vi
ABSTRACT ................................................................................................. vii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............ viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN ..........................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 9
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 9
1. Manfaat Teoretis ................................................................... 9
2. Manfaat Praktis ..................................................................... 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 11
A. Pernikahan
1. Definisi Pernikahan ..............................................................11
2. Tujuan Pernikahan ............................................................... 12
3. Kebutuhan dalam Pernikahan ............................................... 12
B. Penyesuaian Pernikahan
1. Definisi Penyesuaian Pernikahan …………………………..13
2. Masalah Penyesuaian Pernikahan ………………………….14
3. Kriteria Keberhasilan Penyesuaian Pernikahan ……………16
4. Faktor Penyebab Masalah dalam Penyesuaian Pernikahan ..18
C. Makna Pernikahan ……………………………………………...19
D. Perempuan yang Dijodohkan
1. Perempuan …………...........................................................21
2. Gambaran Perempuan Jawa ………………………………..21
3. Perjodohan ………………………………………………….22
E. Penyesuaian Pernikahan Dengan Pasangan dan Makna Pernikahan
pada Perempuan yang Dijodohkan..............................................23
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 25
A. Jenis Penelitian ............................................................................25
B. Fokus Penelitian .......................................................................... 25
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
D. Prosedur Pengambilan Data ........................................................ 28
E. Subjek Penelitian ........................................................................ 28
F. Analisis Data ............................................................................... 29
G. Kredibilitas Penelitian ................................................................. 29
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 31
A. Profil Informan ...………….........................................................31
1. Informan 1 …......................................................................... 31
2. Informan 2 ............................................................................32
3. Informan 3 ............................................................................32
B. Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 33
C. Hasil Penelitian ………………………………………………….34
1. Informan M …………………….......................................... 34
a. Proses Perjodohan ........................................................... 34
b. Penyesuaian dengan Pasangan ....................................... 35
c. Makna Pernikahan ......................................................... 36
2. Informan W …………………………………….................. 39
a. Proses Perjodohan ........................................................... 39
b. Penyesuaian dengan Pasangan ........................................ 40
c. Makna Pernikahan ..........................................................41
3. Informan S ………………………………………................ 42
a. Proses Perjodohan ......................................................... 42
b. Penyesuaian dengan Pasangan ....................................... 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
c. Makna Pernikahan .......................................................... 43
D. Pembahasan .................................................................................45
1. Proses Perjodohan ……………........................................... 45
2. Penyesuaian dengan Pasangan ………………..................... 46
3. Makna Pernikahan ………………………………................ 50
4. Gambaran Perempuan Jawa ………………………………...52
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 53
A. Kesimpulan ................................................................................. 53
B. Keterbatasan Penelitian …………………………………………54
C. Saran ........................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 57
LAMPIRAN .................................................................................................60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Panduan Pertanyaan dalam Wawancara ......................................27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Pernyataan Persetujuan Wawancara informan 1
Lampiran 2 : Transkrip verbatim Informan 1
Lampiran 3 : Surat Keterangan Keabsahan Hasil Wawancara 1
Lampiran 4 : Surat Pernyataan Persetujuan Wawancara informan 2
Lampiran 5 : Transkrip verbatim informan 2
Lampiran 6 : Surat Keterangan Keabsahan Hasil Wawancara 2
Lampiran 7 : Surat Pernyataan Persetujuan Wawancara informan 3
Lampiran 8 : Transkrip verbatim informan 3
Lampiran 9 : Surat Keterangan Keabsahan Hasil Wawancara 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya, setiap individu memiliki keinginan untuk
melaksanakan pernikahan dan membangun sebuah keluarga bersama dengan
pasangannya. Pernikahan itu sendiri merupakan perjanjian antara laki-laki
dan perempuan untuk menjadi sepasang suami istri secara resmi (Kamus
Umum Bahasa Indonesia, 1984). Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun
1974 pengertian pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria
dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk
keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan KeTuhanan
Yang Maha Esa. Di Indonesia, batasan umur seseorang diperbolehkan untuk
melakukan pernikahan apabila pihak pria mencapai umur 19 tahun dan pihak
wanita sudah mencapai usia 16 tahun. Selain itu, suatu pernikahan juga
dianggap sah apabila dilakukan menurut hukum agamanya dan
kepercayaannya (Undang-undang Republik Indonsesia).
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 menjelaskan bahwa dalam
pernikahan terdapat ikatan lahir dan batin dari pasangan yang menikah Ikatan
lahir adalah merupakan ikatan yang menampak, ikatan formal sesuai dengan
peraturan-peraturan yang ada. Sebagai bentuk ikatan yang menampak adalah
adanya informasi kepada masyarakat, salah satunya dengan diadakannya
pesta pernikahan. Sedangkan ikatan batin adalah ikatan yang tidak nampak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
secara langsung yaitu merupakan ikatan psikologis. Dimana dalam ikatan ini,
suami istri harus saling mencintai satu dengan yang lain, tidak adanya
paksaan dalam perkawinan. Kedua ikatan tersebut dituntut dalam suatu
perkawinan. Bila tidak ada salah satu, maka akan menimbulkan persoalan
dalam kehidupan pasangan tersebut dan biasanya tidak bertahan lama
sehingga perceraian sering terjadi (Hatings, 1972).
Orangtua seringkali merasa cemas ketika anak perempuan yang
menginjak usia tertentu dan belum juga menikah. Di Indonesia, menjadi
single akan sulit untuk diterima di komunitas dan kegiatan serta perayaan di
dalam keluarga (Situmorang, 2005). Perjodohan masih menjadi solusi
pernikahan yang masih dilakukan di beberapa daerah atau pada suku tertentu
di Indonesia. Dimasa sekarang sudah ada emansipasi dimana perempuan
berhak untuk mengambil keputusan dalam hidupnya salah satunya adalah
untuk memilih pasangan hidup. Namun, orangtua akan tetap berusaha untuk
ikut campur dalam mencarikan dan menjodohkan anak dengan calon
pasangan yang menjadi pilihan. Pada kenyataannya, dalam kehidupan sosial
masyarakat, peraturan yang kompleks menjadi dasar dalam mengatur suatu
proses pemilihan pasangan. Yuwana (1990), menjelaskan bahwa dalam setiap
pernikahan akan terjalin hubungan dari kedua jaringan keluarga yang akan
menikah sehingga dalam suatu perjodohan keluargalah yang mengambil
peran kuat. Secara tidak langsung, keluargalah yang mengambil alih dalam
proses pemilihan pasangan yang pada akhirnya menuju ke sebuah pernikahan
itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Pada saat ini perjodohan sudah tidak banyak dilakukan, namun
perjodohan di dalam kehidupan masyarakat masih menjadi suatu fenomena
yang perlu diperhatikan. Di Indonesia, di beberapa daerah, masyarakat masih
kental dalam melakukan pemilihan pasangan atau perjodohan. Salah satunya
adalah masyarakat Madura. Pada umumnya, perkawinan di Madura dilakukan
dengan cara dijodohkan. Hal ini dikarenakan masyarakat Madura sangat
memegang teguh tradisi yang telah diturunkan. Hal tersebut didasarkan atas
budaya kepatuhan kepada kiai yang merupakan simbol agama yang kemudian
menjadikan masyarakat tetap melakukan tradisi yang sudah ada (Hamdani,
2013). Selain masyarakat Madura, tradisi perjodohan masih dilakukan oleh
masyarakat Batak Karo yang disebut Perjodohan Antar Impal. Sedangkan
masyarakat suku Using Banyuwangi juga masih melakukan tradisi
perjodohan yang biasa disebut dengan Gredoan (Budianto, 2008).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011), kata perjodohan
berasal dari kata jodoh, yang merupakan kata sifat, dan memiliki arti orang
yang cocok menjadi pasangan suami dan istri. Perjodohan (arranged
marriages) adalah suatu pernikahan yang diatur oleh orangtua, atau kerabat
dekat untuk sang pasangan, dan biasanya dilakukan pada wanita (Zaidi &
Shurayadi, 2002). Perempuan cenderung akan mengikuti pasangannya dan
besarnya tanggung jawab tidak sebesar pada laki-laki. Orangtua yang
cenderung menjodohkan anaknya memiliki alasan serta tujuan tertentu.
Alasan dan tujuan keterlibatan orangtua dalam perjodohan adalah untuk
memperkuat jaringan sosial dan bisnis, meningkatkan posisi di masyarakat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dan menegakkan tradisi budaya (Lundberg & Pollak, 1996). Motif lain adalah
anak yang dijodohkan akan menjadi sumber daya ketika orangtua memasuki
usia lansia. Perjodohan itu sendiri memiliki dampak tertentu. Hal tersebut
dikarenakan banyaknya kasus perjodohan yang terjadi dapat menguntungkan
tetapi juga dapat merugikan bagi pasangan yang dijodohkan.
Masa dewasa menganggap pernikahan sebagai salah satu proses
kehidupan yang penting. Pada masa ini individu mengambil keputusan besar
untuk menikah dan menjalani sisa kehidupan bersama pasangan dengan
tujuan mencapai kebahagiaan hidup. Dijelaskan bahwa individu yang
memiliki pernikahan yang bahagia umumnya hidup lebih lama, dan lebih
sehat (Santrock, 2011). Individu mendambakan pernikahan yang berhasil, tak
terkecuali bagi pasangan yang menikah melalui proses perjodohan.
Diperlukan usaha yang lebih dalam mencapai keberhasilan tersebut. Salah
satu hal yang penting dilakukan adalah adanya perubahan sikap perilaku demi
tercapainya tujuan pernikahan itu. Perubahan sikap tersebut merupakan salah
satu bentuk dari penyesuaian diri dalam pernikahan terhadap pasangan.
Individu dewasa melihat pernikahan secara lebih realistis dalam menghadapi
berbagai macam persoalan pernikahan. Oleh karenanya menyesuaikan diri
dalam kehidupaan pernikahan sangatlah penting.
Disebutkan bahwa dalam pernikahan dituntut adanya ikatan lahir dan
batin. Ikatan lahir adalah ikatan formal sesuai peraturan sedangkan ikatan
batin merupakan ikatan psikologis dimana pasangan menikah harus saling
mencintai. Dalam pernikahan yang dijodohkan dimungkinkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
pasangan belum saling mengenal satu sama lain bahkan belum adanya rasa
saling mencintai. Banyak hal yang belum diketahui dari pasangannya,
sehingga diperlukan usaha yang lebih untuk mengenal pasangan
dibandingkan dengan pasangan menikah yang terlebih dulu sudah mengenal.
Pasangan yang menikah akan mengalami penyesuaian pernikahan di
dalam kehidupan pernikahan. Terdapat empat pokok penyesuaian dalam
perkawinan, namun yang utama dan yang terpenting adalah penyesuaian
terhadap pasangan. Hubungan interpersonal memainkan peran penting dalam
kehidupan pernikahan. Selain itu, hubungan interpersonal jauh lebih sulit
untuk disesuaikan dikarenakan berbagai macam faktor yang tidak biasa
timbul dalam kehidupan individual. Hurlock (1990) menjelaskan bahwa
semakin banyak pengalaman dalam hubungan interpersonal antara pria dan
wanita yang diperoleh pada masa lalu, makin besar pengertian wawasan
sosial yang telah mereka kembangkan, dan semakin besar kemauan mereka
untuk dapat bekerja sama serta semakin baik dalam menyesuaikan diri satu
sama lain dalam pernikahan.
Pasangan yang menikah melalui proses perjodohan memiliki
penyesuaian pernikahan yang berbeda dengan pasangan yang tidak
dijodohkan. Hal ini berdasarkan penelitian sebelumnya dimana terdapat
perbedaan penyesuaian pernikahan antara pasangan yang dijodohkan dengan
yang tidak dijodohkan (Dewanti, 2012). Penyesuaian pernikahan atau
perkawinan adalah keterampilan sosial yang diperlukan bagi pasangan untuk
meraih kebahagiaan atau kepuasan perkawinan (Spanier dalam Miranda,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1995). Sama dengan pengertian yang di kemukakan oleh Atwater dan Duffy
(1999), bahwa hal yang penting dalam meraih kebahagiaan yaitu fleksibilitas
dan keinginan untuk berubah yang biasa disebut dengan penyesuaian
pernikahan (marital adjustment). Ketika individu menikah maka individu
tersebut bukan ‘menikahi keluarga pasangan’ melainkan, setelah menikah
individu menjadi bagian dari sebuah keluarga yang baru. Bagi sebagian
orang, menyesuaikan diri pada perubahan pola hidup merupakan hal yang
sulit. Seringkali individu akan lebih sering mengalami gangguan emosional
(Hurlock, 1953). Hurlock (1953) menyatakan bahwa keberhasilan sebuah
pernikahan adalah keberhasilan pasangan dalam mewujudkan penyesuaian
diri. Pernikahan melalui perjodohan memungkinkan penyesuaian terhadap
pasangan dilakukan pada saat pasangan sudah menikah. Sesuai dengan
penjelasam sebelumnya, hal tersebut menjadi dasar dalam penelitian ini.
Selain itu, dalam penelitian ini dapat diketahui gambaran makna pernikahan
yang dimiliki oleh perempuan yang dijodohkan berdasarkan dari pengalaman
kehidupan pernikahan bersama dengan pasangan.
Terdapat berbagai macam makna pernikahan dilihat dari berbagai
sudut pandang agama yang dimaknai oleh para pemuka agama. Roman
Catholic Christianity melihat tujuan dari pernikahan untuk bersikap baik
kepada pasangan sebaik dalam pemberian penghasilan dan dalam mendidik
anak. Hubungan antara suami dan istri merupakan simbol dari cinta Tuhan
kepada gereja (Carmody & Carmody, 1993; Lienemann,2004). Protestan
Christianity melihat tujuan utama dari pernikahan adalah cinta dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
persahabatan antara suami dan istri, sedangkan penghasilan merupakan tujuan
yang berikutnya (Yates, 1985). Islam melihat tujuan pernikahan sebagai
pemenuhan kebutuhan individu dan kelompok (Ibsen al Faruqi, 1985). Lalu,
bagaimana dengan perempuan yang dijodohkan memaknai pernikahannya?
Perempuan yang melaksanakan pernikahan melalui proses perjodohan
memiliki pemahaman yang berbeda terhadap pernikahan, dibandingkan
dengan perempuan yang menikah dengan pasangan atas pilihannya sendiri.
Seseorang menikah memiliki berbagai macam tujuan seperti: cinta, kebutuhan
fisik, persahabatan, keinginan memiliki keturunan, keinginan untuk lari dari
situasi yang tidak bahagia (Bernard, 1984). Diasumsikan bahwa ketika
seseorang dijodohkan maka tujuan pernikahan akan berbeda dengan tujuan
pernikahan pada umumnya. Dalam penelitian Timmer dan Orbuch (2001)
disebutkan bahwa ketika pasangan menikah, makna pernikahan yang
dipahami individu dipengaruhi oleh keseluruhan pengalaman sosial.
Perempuan yang dijodohkan, melaksanakan sebuah pernikahan atas dasar
tuntutan sosial sehingga dimungkinkan bahwa makna pernikahan yang
dipahami akan berbeda.
Penelitian sebelumnya, banyak berbicara mengenai makna pernikahan
melalui perspektif agama dan dilakukan pada subjek pemuka agama. Selain
itu, penelitian lain juga meneliti makna pernikahan yang dilakukan terhadap
subjek yang belum menikah dengan tujuan agar dapat memprediksi
kemungkinan yang terjadi pada kehidupan pernikahan yang akan dijalani.
Berbeda dari penelitian sebelumnya dimana makna pernikahan dipahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
secara multifaceted (Hall, 2006) dan melalui perspektif kepercayaan tertentu
(Yarhouse, 2007), penelitian ini dilakukan pada subjek perempuan yang
sudah menikah dan mengalami pernikahan dengan proses perjodohan. Selain
itu, kekhasan lain dari penelitian ini adalah makna pernikahan dilihat
berdasarkan dari pengalaman subjek dalam penyesuaiannya terhadap
pasangan. Diharapkan dengan melihat makna pernikahan dari perempuan
yang dijodohkan akan menggambarkan dan menambahkan ragam makna
pernikahan yang berbeda.
Hal penting lainnya dalam kehidupan pernikahan adalah tercapainya
kualitas pernikahan yang baik. Sebagian orang beranggapan bahwa
pernikahan melalui perjodohan tidak dapat bertahan lama. Namun, Blood
(1967) dalam Determinants of Marital Quality in an Arranged Marriage
Society menjelaskan bahwa pernikahan melalui perjodohan pada awalnya
memiliki tingkat kualitas pernikahan yang rendah, namun akan meningkat
seiring dengan lamanya waktu pernikahan dibandingkan dengan pernikahan
atas pilihan sendiri, dimana kualitas pernikahan tinggi pada awalnya namun
menjadi rendah seiring lamanya waktu pernikahan. Hal ini yang mendukung
bahwa pernikahan melalui proses perjodohan bukan sebagai penghalang
pasangan suami istri dalam mendapatkan kualitas pernikahan yang baik serta
dalam mencapai tujuan pernikahan itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana gambaran penyesuaian pernikahan terhadap pasangan pada
perempuan yang dijodohkan?
2. Bagaimana gambaran makna pernikahan pada perempuan yang
dijodohkan?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran penyesuaian
pernikahan dan makna pernikahan pada perempuan yang dijodohkan pada
kehidupan pernikahannya.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
menambah pengetahuan di bidang psikologi keluarga dan
perkawinan mengenai penyesuaian pernikahan dan makna
pernikahan.
b. Dapat menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya mengenai
penyesuaian pernikahan dan pemaknaan individu terhadap
pernikahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2. Manfaat Praktis
a. Bagi subjek penelitian
Dapat dijadikan sebagai media dalam mengevaluasi kehidupan
pernikahan yang dijalani.
b. Bagi psikolog dan konselor
Dapat dijadikan sebagai bahan informasi dalam melakukan
proses konseling keluarga dan perkawinan.
c. Bagi masyarakat luas
Dapat dijadikan sebagai bahan informasi mengenai penyesuaian
pernikahan dan pemaknaan pernikahan pada perempuan yang
mengalami proses perjodohan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pernikahan
1. Definisi Pernikahan
Herning dalam Soewondo (2001) mengatakan bahwa pernikahan
adalah suatu ikatan antara laki-laki dan perempuan yang kurang lebih
permanen, ditentukan oleh kebudayaan dengan tujuan mendapatkan
kebahagiaan. Menurut Ensiklopedia Indonesia, perkawinan sama dengan
nikah. Purwadarmitra dalam Walgito (2000) menjelaskan bahwa
pernikahan merupakan perjodohan laki-laki dan perempuan menjadi
suami istri. Hornby dalam Walgito (2000), perkawinan adalah bersatunya
dua orang sebagai suami istri. Di dalam pasal 1 UU no 1-1974 dikatakan
bahwa :
“Perkawinan adalah suatu ikatan lahir batin antara seorang pria
dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.”
Wiken (2002) dalam skripsinya menyebutkan bahwa terdapat dua jenis
pernikahan yaitu pernikahan atas dasar cinta dan pernikahan yang diatur
oleh kerabat atau orang tua yang disebut perjodohan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Tujuan Pernikahan
Tujuan pernikahan adalah membentuk keluarga (rumah tangga)
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Di
samping tujuan tersebut, suatu pernikahan bersifat kekal yaitu pernikahan
itu sendiri harus diyakini untuk dilakukan sekali seumur hidup. Bernard
(1984) menjelaskan bahwa seseorang menikah memiliki berbagai macam
tujuan seperti: cinta, kebutuhan fisik, persahabatan, keinginan memiliki
keturunan, keinginan untuk lari dari situasi yang tidak bahagia. Pada
umumnya, secara keseluruhan seseorang menikah bertujuan untuk
memiliki sebuah keluarga (Reaves, 1994).
3. Kebutuhan dalam Pernikahan
Dalam pernikahan, terdapat suatu tujuan dimana pasangan
memutuskan menikah untuk memenuhi kebutuhan individu. Walgito
(2000) menjelaskan beberapa kebutuhan-kebutuhan manusia dalam
pernikahan yaitu sebagai berikut :
a. Kebutuhan yang bersifat fisiologis, yaitu kebutuhan seksual.
b. Kebutuhan yang bersifat psikologis, yaitu mendapatkan
perlindungan, kasih sayang, rasa aman, dihargai dari pasangan.
c. Kebutuhan yang bersifat sosial, yaitu manusia membutuhkan
hubungan dengan manusia lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
d. Kebutuhan yang bersifat religi, yaitu adanya dorongan karena
adanya kepercayaan sesuai dengan agama ataupun kepercayaan
yang dianut.
B. Penyesuaian Pernikahan
1. Definisi Penyesuaian Pernikahan
Penyesuaian pernikahan akan terus dilakukan dalam kehidupan
pernikahan. Terlebih dimasa awal pada tahun pertama dan kedua
pernikahan sangat diperlukan penyesuaian antara suami dan istri. Menurut
Spanier dalam Miranda (1995), penyesuaian pernikahan adalah
keterampilan sosial yang diperlukan bagi pasangan yang meraih
kebahagiaan atau kepuasan pernikahan. Sedangkan menurut Lasswel dan
Lasswel (1987), penyesuaian pernikahan bearti pasangan suami istri
belajar untuk mengakomodasi kebutuhan, keinginan, dan harapan untuk
tercapainya kebahagiaan dalam hubungan.
Hurlock (1991) menyatakan bahwa penyesuaian perkawinan
merupakan proses adaptasi pasangan suami istri untuk dapat mencegah
dan menyelesaikan konflik melalui proses penyesuaian diri. Penyesuaian
pernikahan merupakan salah satu bentuk penyesuaian diri yang penting
dalam kehidupan pernikahan. Hurlock (1953) menyatakan bahwa
kebahagiaan atau ketidakbahagiaan pernikahan tergantung pada tingkat
penyesuaian yang dilakukan pasangan suami-istri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Dapat disimpulkan bahwa penyesuaian perkawinan merupakan
proses penyesuaian diri yang dilakukan oleh pasangan suami istri untuk
dapat mencegah dan menyelesaikan konflik demi tercapainya
kebahagiaan hubungan.
2. Masalah penyesuaian pernikahan
Terdapat banyak masalah penyesuaian diri dalam pernikahan.
Hurlock (1990) menyebutkan dari sekian banyak masalah, terdapat empat
pokok permasalahan yang paling umum dan penting bagi kebahagiaan
pernikahan, yaitu penyesuaian dengan pasangan, penyesuaian seksual,
penyesuaian keuangan, dan penyesuaian dengan keluarga dari pihak
masing-masing pasangan.
a. Penyesuaian dengan pasangan
Masalah penyesuaian pernikahan yang pokok dan dialami oleh
pasangan menikah adalah penyesuaian dengan pasangan. Hubungan
interpersonal memainkan peran penting dalam kehidupan pernikahan.
Hubungan interpersonal jauh lebih sulit untuk disesuaikan
dikarenakan adanya faktor yang timbul dari dalam kehidupan
individu. Dalam penyesuaian perkawinan yang baik haruslah adanya
kesanggupan dan kemauan pasangan suami istri untuk berhubungan
dengan mesra dan saling memberi dan menerima cinta (menunjukkan
afeksi). Selain saling menunjukkan afeksi satu sama lain, kemampuan
dan kemauan untuk saling berkomunikasi juga sangatlah penting.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Dengan saling berkomunikasi dapat menghindari banyak
kesalahpahaman yang menyulitkan penyesuaian perkawinan.
b. Penyesuaian seksual
Penyesuaian seksual berkaitan dengan kepuasan dari pernikahan
itu sendiri. Penyesuaian yang tidak mencapai kesepakatan yang
memuaskan menjadi penyebab dari suatu pertengkaran dan
ketidakbahagiaan pernikahan. Penyesuaian seksual bagi perempuan
cenderung lebih sulit dalam mencapai kepuasan dikarenakan
perempuan cenderung menutupi dan menekan gejolak seksualnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian seksual adalah
perilaku terhadap seks, pengalaman seks masa lalu, dorongan seksual,
pengalaman seks marital awal, sikap terhadap penggunaan alat
kontrasepsi, dan efek vasektomi.
c. Penyesuaian keuangan
Uang dan kurangnya uang mempunyai pengaruh yang kuat
terhadap penyesuaian diri orang dewasa terhadap pernikahan. Adanya
masalah yang timbul akibat dari skema bahwa laki-laki yang mencari
nafkah sedangkan perempuan lebih mengurusi rumah tangga.
d. Penyesuaian dengan keluarga dari pihak masing-masing pasangan
Masalah hubungan dengan keluarga pihak pasangan akan menjadi
serius selama tahun-tahun awal pernikahan dan merupakan penyebab
utama perceraian. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri
dengan pihak keluarga pasangan adalah stereotype tradisional,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
keinginan untuk mandiri, keluargaisme, mobilitas sosial, anggota
keluarga berusia lanjut, dan bantuan keuangan untuk keluarga
pasangan.
Dari keempat permasalahan yang dialami, hal yang utama dan yang
dihadapi pertama kali setelah menikah adalah penyesuaian terhadap
pasangan. Kemampuan dalam menghadapi perbedaan dengan pasangan
menjadi dasar dalam kehidupan pernikahan selanjutnya, sehingga ketika
dihadapkan dengan masalah, dapat bersama dengan pasangan untuk
melewatinya. Kemampuan komunikasi yang baik menyumbang
kemudahan dalam menyesuaikan diri dengan pasangan.
3. Kriteria keberhasilan penyesuaian pernikahan
Hurlock (1990) menjelaskan kriteria-kriteria yang digunakan dalam
menilai tingkat keberhasilan penyesuaian pernikahan seseorang. Kriteria-
kriteria tersebut yaitu:
a. Kebahagiaan suami istri
Pasangan yang bahagia memperoleh kebahagiaan berasal dari
keberhasilan melakukan peran masing-masing. Adanya cinta
membuat mereka dapat melakukan penyesuaian seksual dan
menerima peran sebagai orangtua.
b. Hubungan yang baik antara orangtua dan anak
Adanya hubungan yang baik antara orangtua dan anak menjadi
gambaran keberhasilan dari penyesuaian pernikahan. Apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
hubungan yang dimiliki buruk menyebabkan terjadinya suatu
konflik dan membuat penyesuaian menjadi sulit.
c. Penyesuaian yang baik pada anak
Memiliki anak yang mampu dalam menyesuaikan diri pada
lingkungan sosial menjadi bukti keberhasilan orangtua dalam
penyesuaian pernikahannya dan perannya sebagai orangtua.
d. Kemampuan untuk memperoleh kepuasan dari perbedaan pendapat
Perbedaan pendapat yang terjadi akan berakhir dengan tiga
kemungkinan, adanya ketegangan tanpa pemecahan, salah satu
mengalah, atau masing-masing mencoba saling mengerti
pandangan dan pendapat orang lain. Kemungkinan pertama dan
kedua hanya dapat mengurangi ketegangan, sedangan
kemungkinan yang ketiga yang dapat menimbulkan kepuasan
dalam penyesuaian pernikahan.
e. Kebersamaan
Adanya waktu untuk bersama dan menjalin hubungan yang baik
merupakan bukti bahwa penyesuaian perkawinan berhasil.
f. Penyesuaian keuangan yang baik
Masalah keuangan merupakan salah satu sumber konflik dalam
keluarga. Berapapun besarnya pendapatan, kemampuan dalam
mengatur pendapatan sangatlah diperlukan supaya terhindar dari
kesulitan keuangan.
g. Penyesuaian dengan keluarga pasangan yang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Adanya hubungan baik dengan keluarga dari pihak pasangan yang
dapat memperkecil kemungkinan terjadinya ketegangan hubungan.
4. Faktor penyebab masalah dalam penyesuaian perkawinan
Hurlock (1990) menjelaskan beberapa faktor-faktor kesulitan
dalam penyesuaian pernikahan, kondisi tersebut adalah :
a. Persiapan yang terbatas untuk pernikahan
Kebanyakan pasangan masih kurang dalam pengetahuannya mengenai
kehidupan pernikahan seperti mengasuh anak, dan manajemen uang.
b. Peran dalam pernikahan
Adanya kecenderungan perubahan peran dalam pernikahandan konsep
yang dimiliki oleh pasangan mengenai peran suami-istri dalam rumah
tangga membuat penyesuaian pernikahan menjadi lebih sulit.
c. Kawin muda
Menikah muda dan menjadi orangtua di usia muda membuat
seseorang memiliki sedikit kesempatan dalam menambah
pengetahuan dan pengalaman dari lingkungan. Hal ini membuat
seseorang menjadi iri terhadap orang lain yang memiliki kesempatan
yang lebih baik yang kemudian membuat penyesuaian pernikahan
menjadi sulit.
d. Konsep yang tidak realistis tentang pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Seseorang yang berada pada lingkungan yang kurang mendukung
perkembangannya cenderung memiliki konsep yang tidak realistis
tentang makna pernikahan.
e. Pernikahan campur
Pasangan suami-istri yang memiliki latar belakang keluarga yang
berbeda memiliki kesulitan dalam penyesuaian pernikahan.
f. Pacaran yang dipersingkat
Pacaran dalam waktu yang singkat membuat pasangan memiliki
sedikit waktu dalam mencoba untuk memecahkan berbagai persoalan
sebelum dilangsungkan pernikahan.
g. Konsep pernikahanyang romantis
Harapan yang berlebihan mengenai kehidupan pernikahan yang
romantis di masa remaja dapat membawa kekecewaan dan menambah
kesulitan dalam penyesuaian pernikahan.
h. Kurangnya identitas
Ketika individu dikenal lingkungan dengan identitas yang diberikan
oleh oleh orang lain, dapat membuat individu tersebut kehilangan
identitas diri.
C. Makna Pernikahan
Makna pernikahan merupakan bagian dari struktur kognitif yang
membuat seseorang memahami dan mengevaluasi hubungan pernikahan
(Susan & Orbuch, 2001). Bruner (1990) mengungkapkan bahwa diri dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
kehidupan yang kita bangun merupakan hasil dari proses konstruksi makna,
dimana sudah tertanam dalam budaya makna. Pemaknaan membebaskan
individu untuk lebih memaknai dan memahami peristiwa masa lalu dan lebih
mudah untuk memprediksi peristiwa yang akan datang. Proses pemaknaan
melibatkan beberapa komponen aktivitas seperti: kemampuan kognitif dalam
mengingat, menganalisis, pikiran seseorang, dan membangun cabang
aktivitas seperti reaksi afeksi dan ekspektasi perilaku. Gergen and Gergen
(1987) mengungkapkan bahwa makna pernikahan merupakan sebuah narasi
atau kenyataan psikologis yang mungkin berhubungan dengan tujuan yang
lebih objektif, atau realitas sejarah. Sehingga makna pernikahan merupakan
bagian dari struktur kognitif yang membebaskan individu untuk memahami
dan mengevaluasi hubungan pernikahan.
Makna pernikahan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, termasuk
makna pasangan dan interpretasi mengenai pernikahan. Melalui interaksi,
individu membangun suatu makna mengenai kejadian-kejadian, objek-objek,
dan mengenai seseorang di dalam lingkungan sosialnya. Ketika pasangan
menikah, individu dalam memaknai makna mengenai pernikahan lebih
ditentukan oleh keseluruhan pengalaman sosial, bahasa dan budaya
kepercayaan umum mengenai pernikahan dibandingkan dengan interaksi
dengan pasangan. (Susan & Orbuch, 2001)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
D. Perempuan yang Dijodohkan
1. Perempuan
Perempuan atau wanita dibedakan secara fisik dari laki-laki melalui
jenis kelamin yang melekat. Kartono (Ekawati & Wulandari, 2011)
menyebutkan bahwa perempuan lebih tertarik pada masalah-masalah
kehidupan yang praktis konkrit, sedangkan laki-laki lebih tertarik pada
segi-segi yang abstrak. Perempuan dalam fungsi sosial lebih sering
memaknai suatu peristiwa dibandingkan dengan laki-laki.
2. Gambaran Perempuan Jawa
Dalam budaya Jawa, perempuan digambarkan sebagai individu
dengan perilaku dan sikap yang halus. Menurut Handayani dan Novianto
(2004), perempuan Jawa identik dengan kultur Jawa, seperti bertutur kata
halusm tenang, kalem, tidak suka konflik, mementingkan harmoni,
menjunjung tinggi nilai keluarga, mampu mengerti dan memahami orang
lain, sopan, pengendalian diri tinggi atau terkontrol, daya tahan untuk
menderita tinggi, memegang peranan secara ekonomi dan setia atau
loyalitas tinggi.
Hal tersebut berkaitan dengan sikap hidup orang Jawa dalam Jong
(1976), yaitu rila, narima, dan sabar. Rila merupakan langkah pertama ke
arah hidup sempurna dimana seseorang harus belajar menyerahkan segala
milik, kemampuan, dan hasil kerjanya dengan segala keikhlasan hati.
Nerima artinya, merasa puas dengan nasibnya, tidak memberontak,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
menerima dengan rasa terima kasih. Sikap hidup yang ketiga adalah sabar
dimana sering dijumpai bersama-sama dengan kedua istilah tadi dan
memang merupakan akibatnya. Hanya orang yang menjalankan rila dan
narima yang akan menjadi sabar. Seorang yang dengan rela hati
menyerahkan diri dan yang menerima dengan senang hati sudah bersikap
sabar.
3. Perjodohan
Perjodohan (arranged marriage) adalah suatu pernikahan yang
diatur oleh orang tua, atau kerabat dekat untuk sang pasangan, dan
biasanya dilakukan pada wanita (Zaidi & Shuraydi, 2002). Zaidi (1999)
menjelaskan bahwa terdapat tiga metode dalam pernikahan yang diatur
atau perjodohan, yaitu:
a. Tipe direncanakan (planned type)
Pada tipe ini orangtua merencanakan keseluruhan proses dan
mempertimbangkan variabel dari segi keluarga dan komunitas. Dalam
tipe ini individu yang dijodohkan memiliki interaksi yang rendah dan
hanya melihat profil gambar atau bahkan tidak pernah bertemu dengan
calon pasangan sampai pada hari pernikahan. Dalam beberapa kasus,
pasangan yang dijodohkan mungkin belum pernah bertemu (Hampton,
2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
b. Tipe delegasi (delegation type)
Pada tipe ini anak ikut ambil bagian dalam pemilihan pasangan.
Calon anak yang akan menikah, terlebih pada laki-laki, mengajukan
syarat pada orangtuanya mengenai tipe calon pasangan yang mereka
inginkan. Kemudian orangtua akan berusaha untuk mencari pasangan
sesuai dengan keinginan anak.
c. Joint Venture
Pada tipe ini baik orangtua dan anak secara aktif berpartisipasi
dalam proses pemilihan. Cornack, Shah, dan Kurian dalam Zaidi
(1999) menyebutkan bahwa latar belakang keluarga, status ekonomi,
karakteristik umum, reputasi keluarga, nilai dari mahar, dan efek
terhadap aliansi merupakan faktor yang menjadi pertimbangkan dalam
pemilihan pasangan hingga pada keputusan final yang dibuat.
E. Penyesuaian Pernikahan Dengan Pasangan dan Makna Pernikahan pada
Perempuan yang Dijodohkan
Pada umumnya perempuan yang menikah mendambakan suatu
pernikahan yang bahagia. Individu akan berusaha untuk menghindari konflik
dan melakukan suatu usaha dalam mempertahankan pernikahannya.
Keberhasilan suatu pernikahan merupakan hasil dari penyesuaian pernikahan
yang baik. Individu yang menikah pasti akan melakukan suatu penyesuaian
pernikahan di masa awal tahun pernikahan. Perubahan pola dan bentuk
keluarga membuat individu berusaha untuk melakukan berbagai perilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pernikahan. Perempuan yang
dijodohkan memiliki penyesuaian yang berbeda dengan perempuan yang
tidak dijodohkan. Perempuan yang dijodohkan melakukan penyesuaian
terhadap pasangan setelah menikah dikarenakan minimnya masa pengenalan
terhadap pasangan sebelum menikah.
Setiap individu memaknai pernikahannya secara berbeda. Perempuan
yang dijodohkan pasti akan mengalami kesulitan dan diperlukan usaha yang
lebih dalam menyesuaikan diri terhadap kehidupan pernikahan. Tidaklah
mudah untuk memutuskan menikah dengan seseorang yang dipilihkan oleh
orang lain. Namun, individu akan tetap menaruh harapan terhadap pernikahan
yang akan dijalani. Bagaimana individu memahami tentang arti dari
pernikahan yang dijalani, alasan memutuskan pernikahan, dan menjalin
hubungan dengan pasangan menjadi dasar dalam individu memaknai
pernikahannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan
pendekatan fenomenologi. Metode kualitatif merupakan penelitian yang
bertujuan untuk memahami fenomena terkait dengan apa yang dialami oleh
subjek penelitian (Moleong, dalam Herdiansyah, 2010). Penelitian kualitatif
digunakan untuk mengeksplorasi dan memahami suatu central phenomenon,
suatu proses atau kejadian, atau suatu fenomena. (Creswell, 1998).
Metode kualitatif dipilih karena peneliti ingin melihat secara lebih
mendalam proses penyesuaian dan makna pernikahan yang dipahami oleh
subjek. Hasil dari penelitian hadir dalam konteks yang berbeda sehingga
metode kuantitatif tidak dapat melihat perbedaan penyesuaian pernikahan dan
makna pernikahan dari beberapa subjek.
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada bagaimana penyesuaian pernikahan
perempuan yang dijodohkan. Selain itu, berdasarkan pengalaman tersebut
akan dilihat makna pernikahan yang dipahami oleh perempuan yang
mengalami proses perjodohan dalam hidup pernikahannya.
a. Penyesuaian pernikahan terhadap pasangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Penyesuaian pernikahan terhadap pasangan merupakan suatu usaha
yang dilakukan dalam menyesuaikan diri terhadap pasangan atas
perbedaan yang muncul sehingga dapat menghindari konflik dalam
kehidupan pernikahan.
b. Makna pernikahan
Makna pernikahan merupakan bagian dari struktur kognitif yang
membuat seseorang memahami dan mengevaluasi hubungan
pernikahan (Susan & Orbuch, 2001). Makna pernikahan didapat dari
pengalaman pernikahan secara langsung dan melalui interaksi sosial.
Individu mencoba berpikir untuk berusaha menyadari apa yang dialami
dan apa yang dirasakan sebagai bentuk evaluasi diri terhadap perilaku
dan tujuan yang ingin dicapai dalam pernikahan.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode
wawancara semi-terstruktur (Creswell, 2012). Wawancara adalah alat
pengumpulan informasi dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan
(Margono, 2003). Penelitian ini akan membantu peneliti untuk mendapatkan
informasi serta dapat secara fleksibel mengembangkan pertanyaan sesuai
dengan respon yang diberikan subjek penelitian. Akan tetapi, peneliti tetap
membuat daftar pertanyaan sebagai panduan dalam proses wawancara.
Berikut adalah panduan pertanyaan dalam wawancara semi terstruktur
yang telah dilakukan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Tabel 1
Panduan pertanyaan dalam wawancara
No Tujuan Pertanyaan Pertanyaan
1. Mengetahui pemahaman
mengenai definisi dan
tujuan pernikahan.
a. Menurut anda apa yang dimaksud
dengan pernikahan?
b. Menurut anda apa yang menjadi
tujuan dari pernikahan?
2. Mengetahui
permasalahan yang
dihadapi setelah
menikah.
a. Bagaimana proses anda bertemu
dan hingga memutuskan untuk
menikah dengan pasangan?
b. Bisakah anda menceritakan
kehidupan sehari-hari pernikahan
anda?
c. Selama menjalani kerhidupan
pernikahan, apa permasalahan
atau kesuliatan yang dihadapi
dengan pasangan?
3. Mengetahui gambaran
penyesuaian pernikahan.
a. Apa upaya yang anda lakukan
untuk mengatasi permasalahan
tersebut?
4. Mengetahui gambaran
makna pernikahan.
a. Bagaimana perasaan anda selama
menjalani pernikahan dengan
pasangan?
b. Bagaimana anda melihat
kehidupan pernikahan yang
sudah dijalani?
c. Setelah menjalani pernikahan,
makna apa yang diperoleh dari
pernikahan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
D. Prosedur Pengambilan Data
Proses pengumpulan data melalui wawancara terdiri dari beberapa
tahap, yaitu :
1. Mencari subjek yang sesuai dengan tujuan dari penelitian.
2. Memberikan informed concern dan membangun rapport. Hal ini
untuk melindungsi subjek serta memberikan gambaran dan
menjelaskan tujuan dari penelitian yang dilakukan.
3. Menentukan waktu yang sesuai dan disepakati oleh subjek.
4. Peneliti menyusun panduan daftar pertanyaan yang bersifat semi-
terstruktur.
5. Melaksanakan proses wawancara terhadap subjek.
E. Subjek Penelitian
Di dalam pemilihan subjek, subjek difokuskan pada perempuan yang
mengalami proses perjodohan dalam hidup pernikahannya. Pemilihan subjek
perempuan dikarenakan perempuan lebih mudah dalam mengekspresikan
perasaan daripada laki-laki (Santrock, 2002). Berikut merupakan kriteria
subjek penelitian, yaitu:
1. Perempuan yang sudah menikah melalui proses perjodohan.
2. Perempuan yang berusia 16 tahun ke atas, sesuai dengan Undang-
undang Pernikahan mengenai usia perempuan yang diperbolehkan
untuk menikah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
F. Analisis Data
Analisis data menggunakan analisis fenomenologi interpretatif yang
bertujuan untuk mengeksplorasi secara lebih terperinci bagaimana para
partisipan memaknai dunia personal dan dunia sosial mereka (Smith, 2008).
Metode analisis data dilakukan melalui langkah berikut, yaitu:
1. Menentukan unit makna dari setiap baris verbatim pada jawaban dari
informan.
2. Menentukan tema-tema sentral dari unit makna dimana tema sentral
merupakan sebuah refleksi dari peneliti.
3. Menggabungkan tema-tema sentral yang memiliki tema sama atau
yang saling berhubungan menjadi satu kategori yang disebut tema
umum.
4. Hasil dari kategori tersebut diolah dan diambil kesimpulan umum.
G. Kredibilitas Penelitian
Dalam mencapai kredibilitas penelitian, pertama-tama peneliti
memeriksa kembali transkrip-transkrip rekaman wawancara untuk
memastikan tidak adanya kesalahan-kesalahan ataupun kurangnya data. Jika
ada data yang kurang, peneliti kembali kepada informan untuk menanyakan
kembali dan memastikan kembali data yang diperlukan (Creswell, 2009).
Cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mencapai validitas penelitian
yaitu dengan member check (Creswell, 1998). Member check dilakukan
dengan melakukan kroscek verbatim kepada informan. Hal ini bertujuan agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
data wawancara yang diperoleh peneliti merupakan data yang benar-benar
mewakili jawaban sebenarnya dari para informan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Informan
Dalam penelitian ini, peneliti melibatkan tiga orang perempuan yang
menikah melalui proses perjodohan sebagai informan. Berikut ini adalah
profil dari informan dalam penelitian ini :
1. Informan M
Informan pertama adalah seorang perempuan berusia 28 tahun
dengan inisial M. Informan M memiliki latar pendidikan D3 di bidang
akuntansi. Saat ini, informan bekerja sebagai karyawan di salah satu
perusahaan swasta di Klaten. Baik informan dan pasangan beragama
Kristen. Informan M menikah dengan pasangannya yang sekarang
berusia 30 tahun pada tahun 2013 dan telah dikaruniani satu orang anak
laki-laki berusia 1 tahun.
Informan terlebih dahulu sudah mengenal pasangan yang
merupakan teman lama. Kemudian, orangtua informan secara tidak
sengaja mempertemukan kembali dengan calon pasangan. Tidak
membutuhkan waktu lama dalam mengenal calon pasangan. Kurang lebih
dua minggu proses pengenalan kemudian informan dan calon pasangan
memutuskan untuk menikah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2. Informan W
Informan kedua adalah seorang perempuan berusia 31 tahun
dengan inisial W. Informan W memiliki latar pendidikan SMP. Informan
berasal dari Wedi, Klaten. Saat ini informan bekerja sebagai ibu rumah
tangga dan tinggal di Tangerang mengikuti pasangan. Informan W
menikah dengan pasangannya yang sekarang berusia 32 tahun pada bulan
Februari 2015. Awalnya informan W beragama Islam, kemudian setelah
memutuskan untuk menikah informan berpindah agama menjadi Katolik.
Sebelum menikah, informan W tinggal bersama dengan kakak
perempuannya. Informan sudah menjadi yatim piatu sejak ia remaja.
Dikarenakan umur yang sudah menginjak 30 tahun, kerabat informan
mencoba mengenalkannya kepada calon pasangan. Antara kerabat dan
orangtua calon pasangan terjalin suatu kesepakatan yang disetujui oleh
kedua calon pasangan. Lama informan dalam mengenal pasangan adalah
kurang dari 6 bulan hingga akhirnya informan bersedia menikah dengan
calon pasangan. Informan juga bersedia untuk berpindah agama
mengikuti calon pasangannya.
3. Informan S
Informan ketiga adalah seorang perempuan berusia 38 tahun
dengan inisial S. Informan S memiliki latar pendidikan SD. Informan
berasal dari Tegalrejo, Gunungkidul, Yogyakarta. Informan menganut
agama Islam. Informan W menikah dengan pasangan pada tahun 2003
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dan telah dikaruniani 2 orang anak. Pasangan informan bekerja sebagai
pedagang di Jakarta sedangkan informan tinggal di Tegalrejo bersama
dengan kedua anaknya. Informan merupakan ibu rumah tangga yang
kesehariannya mengurus rumah dan merawat anak.
Informan mengenal calon pasangan saat mengikuti pengajian di
lingkungan tempat tinggalnya. Calon pasangan merupakan tetangga
informan dan sudah saling mengenal. Oleh kedua orangtua calon
pasangan, memutuskan untuk menjodohkan keduanya. Hingga akhirnya
diadakan suatu lamaran dan kemudian diikuti dengan pelaksanaan
upacara pernikahan.
B. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data dilakukan secara bertahap pada masing-masing
informan. Pada tahapan awal dilakukan pada tanggal 12 Juni 2015 sampai
dengan 25 Juni 2015 untuk ketiga informan. Pada tahapan pertama meliputi
wawancara tak terstruktur untuk menggali data demografi informan. Pada
tahapan ini, data yang diperoleh meliputi nama, tempat tinggal, latar belakang
pendidikan, latar belakang keluarga, keadaan lingkungan tempat tinggal dan
informasi mengenai keseharaian dari informan.
Pengambilan data berikutnya dilanjutkan pada tanggal 04 Juli 2015
sampai dengan 07 Agustus 2015. Pada tahapan ini merupakan pengambilan
data dengan melakukan wawancara semi-terstruktur untuk menggali
pengalaman hidup, perasaan, dan pemikiran informan berkaitan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
pengalaman informan menikah dengan calon pasangan melalui proses
perjodohan. Selama proses pengambilan data, peneliti menggunakan alat
perekam suara untuk membantu peneliti mengolah data verbatim dan alat
tulis untuk mencatat hal-hal penting.
C. Hasil Penelitian
1. Informan M
a. Proses Perjodohan
Informan M mengalami proses perjodohan melalui orangtua
(Ibu). Sebelumnya, informan sudah pernah menjalani hubungan
dengan seseorang atas pilihan sendiri. Namun, informan selalu gagal
dalam menjalin hubungan. Kemudian informan menceritakan apa
yang dialami kepada orangtua yang kemudian orangtua berusaha
memberi solusi atas permasalahan yang dialami. Kemudian ibu
informan mengenalkan kepada calon pasangan yang ternyata
merupakan teman lama. Informan tidak melalui proses pacaran tetapi
melalui masa pengenalan kurang lebih 2 minggu.
“Dalam satu titik saya merasa jenuh dengan suatu hubungan.
Karena memulai hubungan akhirnya selalu gagal.” (M, 9-13)
“Saya cerita ibu saya, udah bosen, trus ibu kenalin dengan mr
itu. Dari cuma kenal trus deket, dapet kepercayaan… kalo ibu
memberikan yang terbaik. Masa ibu saya mau menjatuhkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
saya. Makanya saya kasih kepercayaan ke ibu saya untuk
memilihkan.” (M, 18-27)
“Awalnya ragu tapi akhirnya mendengar ijab qabul yang
diucapkan suami saya trus saya menyerahkan hidup saya
kepada suami.” (M, 38-43)
Pada awalnya informan merasa ragu terhadap perjodohan tetapi
informan memberikan kepercayaan lebih terhadap orangtua untuk
memilihkan calon pasangan. Informan beranggapan bahwa orangtua
akan memilihkan calon pasangan yang baik. Kegagalan dalam
menjalani hubungan sebelumnya merupakan dorongan informan
dalam menerima perjodohan. Dengan mencoba mengenal calon
pasangan melalui perjodohan, informan memiliki harapan untuk
mendapatkan kepastian hubungan yang akan dijalani.
“Dapet kepastian, karena setiap dalam hubungan, saya tidak
mendapat kepastian dari pasangan saya sebelumnya. Yah,
makanya saya percayakan kepada ibu saya.” (M, 58-63)
“Karena saya percaya sama ibu saya, karena yang dikenalkan
sama ibu saya pasti sudah ditimbang bibit bebet dan bobotnya.”
(M, 70-74)
b. Penyesuaian dengan pasangan
Penyesuaian dengan pasangan ditunjukkan melalui proses
komunikasi. Informan menjalin hubungan komunikasi yang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
sehingga dalam kehidupan sehari-hari informan dengan pasangan
dapat saling mengerti kebutuhan dari masing-masing pribadi. Selain
itu, perbedaan dan hal-hal yang kurang disukai juga dikomunikasikan
kepada pasangan. Hal tersebut sebagai upaya dalam menerima
perbedaan yang dimiliki dari masing-masing pribadi. Hubungan saling
melengkapi secara emosi juga ditunjukkan ketika sedang menghadapi
permasalahan atau konflik rumah tangga. Masing-masing pribadi
menunjukkan sikap dewasa dengan mencoba introspeksi diri untuk
mencoba memperbaiki diri.
“Saya butuh apa ngomong, dia butuh apa ngomong.” (M, 222-
223)
“Ya dikomunikasain aja. Jadi dalam komunikasi kan jadi bisa
instrospeksi diri, lebih enak. jadi lebih mengenal gitu.” (M, 227-
231)
c. Makna Pernikahan
Informan M memaknai pernikahan yang ia jalani sebagai
pernikahan yang berharga dan bahagia. Pernikahan berharga
dikarenakan ia memiliki pasangan yang menyayanginya dan telah
dikaruniani anak. Ia merasa beruntung memiliki pasangan yang baik
dan bersyukur atas pernikahan yang sedang dijalani dapat bertahan
hingga saat ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
“Gimana ya, pernikahan menjadi hal yang berharga bagi saya.
Awalnya yang saya pandang sebelah mata sebelumnya,
sekarang luar biasa, punya suami yang sayang sama saya,
punya anak, punya keluarga.” (M, 247-254)
“Saya merasa beruntung, suami pengertian, saya masih boleh
berkarir, saya boleh keluar sama teman-teman saya. Ngasih
kepercayaan ke saya.” (M, 169-173)
“Saya bersyukur, seneng, karena ga semua pernikahan yang
dijodohkan yang bakal gagal. Ya contohnya saya sampai saat
ini masih bertahan. Seiring berjalan waktu saya sudah cinta
sama dia.” (M, 236-243)
Ia menganggap pernikahan adalah sebagai gabungan dari dua
orang untuk saling melengkapi dan mengimbangi secara emosional.
Hal tersebut ia dapat dari pasangannya, dimana pasangannya
melengkapi dalam segi emosional. Pasangannya mampu dalam
menghadapi sifat dirinya yang cenderung emosional. Sebaliknya sifat
pasangan yang kalem dapat menetralkan ketika dirinya sedang emosi.
Begitu pula dirinya terhadap suaminya sehingga tercipta hubungan
yang saling melengkapi dan mengimbangi.
“Ya pernikahan itu gabungan dari dua orang untuk saling
mengisi, saling mengimbangi secara emosi.” (M, 137-140)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
“Saya orangnya yang menggebu-gebu, suami saya yang kalem,
dia menetralkan. Kalo pas dia yang emosi ya saya yang
menenangkan. Jadi saling melengkapi.” (M, 181-187)
Kebahagiaan pernikahan ia dapat dari kehidupan pernikahan yang
ia jalani bersama pasangan dan anak. Dalam kesehariannya ia
mendapat dukungan emosional dari pasangan dan menjalani relasi
romantis bersama pasangan. Pasangan memberikan perhatian melalui
hal sederhana yang membuatnya terharu. Selain itu, sifat pasangan
yang pengertian dan memberikan kepercayaan membuatnya merasa
beruntung. Sesuai dengan tujuan pernikahan dimana pernikahan
adalah untuk membangun keluarga dan bertanggung jawab terhadap
keluarga. Dalam kehidupan pernikahannya ia berusaha mewujudkan
tujuan dari pernikahannya bersama dengan pasangan.
“Kebahagiaan. Saya dapet suami yang pengertian, trus punya
anak. Ya bahagia mbak, bisa menjalani kehidupan bareng
mereka, syukur.” (M, 259-264)
“Tapi dia lakuin hal-hal kecil yang bikin saya terharu. Pulang
kantor bawain saya jus, trus pas hujan bawain saya payung.”
(M, 163-168)
“Seiring berjalan waktu saya sudah cinta sama dia.” (M, 241-
243)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
“Membangun sebuah keluarga yang baru, bertanggung jawab
atas keluarga sendiri, punya anak gimana bisa merawat anak.”
(M, 143-147)
2. Informan W
a. Proses Perjodohan
Informan W mengalami proses perjodohan melalui kerabat dan
orangtua calon pasangan. Sebelumnya, informan mengalami
pengalaman tidak menyenangkan saat menjalani hubungan dengan
pasangan pilihannya sendiri. Akhirnya informan memutuskan untuk
tidak menjalin hubungan dengan orang lain hingga akhirnya informan
dipertemukan dengan calon pasangan. Dengan pertimbangan sifat dari
calon pasangan dan pandangan baik terhadap perjodohan, informan
menerima perjodohan dan menjalin hubungan singkat dengan calon
pasangan kemudian memutuskan untuk menikah. Informan
beranggapan bahwa calon yang dipilihkan orangtua pastilah baik dan
belum tentu dapat menemukan pasangan yang baik dengan usaha
sendiri. Dengan menerima perjodohan dan menikah, informan
berharap dapat memiliki kehidupan yang lebih baik, yang jauh dari
masalah.
“Awal ketemu, ngene yo, tangga kenal karo bapak ibune trus
bapak kene cerita, anakku pengen nduwe bojo trus tangga kene
kenalke aku, kowe gelem ra, trus ak yo jawabe yo kenalan sek,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
mengko lebih lanjut kan jalanin sek. Yo gur ngono trus
kenalan.” (W, 5-15)
“Yo yen ak, kabeh uwong kan punya masa lalu. pikirku wes
wegah pacaran. Ak nonton mas s wi bener-bener tanggung
jawab isoh nampa aku apa anane lan mas s juga wes cerita.”
(W, 39-47)
“Aku menanamkan nang atiku dewe bahwa daripada aku golek
dewe malah salah uwong. Iki malah uwong sek dikenalke wong
tuwa mungkin lebih baik dan ngebimbing.” (W, 122-125)
“Yo dapet kehidupan yang lebih baik. (W, 153-154) Jauh dari
masalah.” (W, 157)
b. Penyesuaian dengan pasangan
Dalam penyesuaian dengan pasangan, informan mencoba untuk
terbuka terhadap pasangan begitu pula sebaliknya. Melalui
komunikasi langsung informan mencoba memahami apa yang disukai
dan yang tidak disukai dari pasangan. Informan dan pasangan
berusaha saling mengkomunikasikan perbedaan pendapat sehingga
mengurangi kesalahpahaman dalam rumah tangga. Dalam hal
komunikasi, informan dan pasangan saling berdiskusi ketika
menghadapi permasalahan. Ketika menghadapi konflik, informan dan
pasangan memberikan waktu untuk mereka introspeksi diri. Selain itu,
perilaku mengalah terhadap pasangan juga menjadi solusi terhadap
konflik yang sedang dialami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
“Lewat komunikasi, yo wes suwe suwe yo ngerti apa sek
disenengi dek e, apa sek ora disenengi dek e.” (W, 57-61)
“Penyelesaiane yo wes dirembug meneh, kan pas meneng ya
awak dewe sih intropeksi dewe yo salah siji kudu ngalah.” (W,
91-95)
“Pas dek e meneng ak lagi berusaha njelaske, umpama sek dadi
masalah ceritaku yo aku jelaske nganti dek e ngerti. Yo wis
rukun meneh.” (W, 108-114)
c. Makna pernikahan
Informan W memaknai pernikahan yang ia jalani sebagai
anugerah. Sebelum menjalani pernikahan, ia memiliki harapan
pernikahan adalah untuk dapat memiliki kehidupan yang lebih baik.
Hal tersebut ia dapat dari pernikahan yang ia jalani saat ini dimana ia
dapat menjalani kehidupan yang mapan dan dapat menentukan tujuan
hidupnya untuk membahagiakan keluarga kecilnya. Ia merasa bahagia
terhadap pernikahan yang ia jalani, selain karena dapat menjalani
kehidupan yang lebih baik, ia juga menjalani relasi romantis bersama
pasangan. Pernikahan dipandang sebagai pernikahan yang serius dan
sekali untuk seumur hidup. Ia tidak ingin dalam menjalani kehidupan
pernikahan yang berujung kegagalan. Sehingga ia memiliki harapan
pernikahan yang ia jalani saat ini untuk memiliki keturunan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
membangun sebuah rumah, dan hidup berkecukupan bersama
pasangan.
“Yo dapet kehidupan yang lebih baik.” (W, 153-154)
“Yo anugrah, lebih mapan, aku punya tujuan. Kemarin-kemarin
tujuanku masih ngambang, sekarang punya suami jadi punya
tujuan.” (W, 259-265)
“Iya, saiki lebih subur. Haha… aku seneng, aku karo bojoku
urip dewe, mandiri.” (W, 212-215)
“Aku wes seneng. Ngangeni juga nek pisah. Dek e juga
kangen.“ (W, 281-283)
“Pernikahan, aku pengen pernikahan sekali nikah seumur
hidup. Aku ga mau buat main-main.” (W, 221-224)
3. Informan S
a. Proses Perjodohan
Sebelumnya informan S sudah terlebih dahulu mengenal
pasangan saat mengikuti pelajaran mengaji. Kemudian oleh orangtua
dijodohkan dan dinikahkan. Informan menerima perjodohan karena
sudah terlebih dahulu mengenal pasangan.
“Ketemu, ya ketemu. Sama-sama ngaji.” (S, 44-45)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
“Awal tahun pernikahan, tunangan dulu. Tunangan terus
menikah.” (S, 50-52)
b. Penyesuaian dengan pasangan
Dalam penyesuaian dengan pasangan, informan S berusaha
memahami apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh pasangan.
Informan berusaha menanyakan secara langsung apa yang dibutuhkan
oleh pasangan. Melalui komunikasi, informan memahami kekurangan
dan kelebihan dari pasangan sehingga informan dapat mengerti
pasangan begitu pula sebaliknya. Informan juga menjalin hubungan
yang saling menghormati dan menyayangi sehingga mengurangi
permasalahan dan konflik dalam rumah tangga.
“Saling mengerti, umpamanya kekurangannya suami saya
begini, saya harus mengerti begini. Kalau kekurangan saya
begini ya suami saya harus mengerti saya begini.” (S, 95-130)
“Ga pernah. Kan saling mengerti. Dalam rumah tangga kalau
saling mengerti kan ga pernah ada masalah.” (S, 87-91)
c. Makna pernikahan
Informan S memaknai pernikahan yang ia jalani sebagai
pernikahan yang bahagia. kebahagiaan ia peroleh dari pasangan dan
kedua anaknya. Ia berpandangan bahwa pernikahan adalah sakral
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
dimana jodoh merupakan takdir Tuhan. Ia merasa berjodoh dengan
pasangan sehingga ia merasa pernikahan yang dijalani merupakan
pemenuhan takdir dari Tuhan. Sesuai dengan tujuan pernikahan yaitu
untuk memenuhi takdir Tuhan. Ia menjalani pernikahan bersama
dengan pasangan dan berusaha untuk saling menerima, menghormati,
dan menyayangi satu sama lain. Ia merasa bahagia dengan pernikahan
yang ia jalani. Selain itu, hubungan saling sayang menyayangi dengan
pasangan membuat dirinya merasa bangga memiliki pasangan yang
baik. Baginya pernikahan yang ia jalani saat ini merupakan
pernikahan yang sudah sesuai dengan hukum Islam dimana menjalani
pernikahan yang sakinah, mawaddah, dan warahmah.
“Bahagia yang sakinah, mawaddah, warahmah.” (S, 217-218)
“Ya bahagia yang seperti ini, dikaruniani anak. Udah bangga
dikaruniani anak dua.” (S, 121-124)
“Pernikahan itu, emh pernikahan itu sakral.” (S, 15)
“Nggih ya kabeh uwong kan wonten jodohe dewe-dewe. Pun
ditakdirke kalih Gusti Allah wonten jodohe niki kalih niki, kedah
berjodoh.” (S, 18-24)
“Ya itu saling menghormati, saling sayang menyayangi.” (S,
189-191)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
D. Pembahasan
1. Proses perjodohan
Dilihat dari pengalaman proses perjodohan yang dialami ketiga
informan, ketiga informan mengalami perjodohan dengan tipe Joint
Venture. Zaidi (1999) menjelaskan bahwa tipe Joint Venture merupakan
salah satu metode perjodohan dimana baik orangtua dan anak secara aktif
berpartisipasi dalam proses pemilihan pasangan. Orangtua atau kerabat
mempertimbangkan faktor-faktor tertentu dalam mencari calon pasangan.
Namun, keputusan dalam menerima pasangan untuk melakukan
pernikahan tetap dilakukan oleh calon pasangan yang bersangkutan.
Keterlibatan orangtua dalam pemilihan pasangan dialami oleh
Informan M dan informan S, sedangkan pemilihan pasangan terhadap
informan W dilakukan oleh kerabat dekat dan orangtua calon pasangan.
Baik ketiga informan memiliki respon yang baik terhadap perjodohan dan
mau menerima dikarenakan terdapat pandangan bahwa pasangan yang
dipilihkan oleh orangtua pasti merupakan calon pasangan yang baik.
Cornack, Shah, dan Kurian (dalam Zaidi, 1999) menyebutkan bahwa latar
belakang keluarga, status ekonomi, dan karakteristik umum menjadi
beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan pasangan.
Faktor-faktor ini yang menjadi dasar orangtua dalam memilihkan calon
pasangan.
Berdasarkan cerita pengalaman dari para informan, diketahui
bahwa dorongan dalam menerima perjodohan adalah berdasarkan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
pengalaman masa lalu dimana informan gagal dalam menjalin hubungan
dengan orang lain atas pilihan sendiri. Informan M dan informan W
mengalami pengalaman kegagalan dalam menjalani hubungan bahkan
mengalami penipuan yang dilakukan oleh pasangan. Akibat dari
kegagalan hubungan yang dialami, informan M berusaha untuk
mendapatkan kepastian hubungan dari orang lain melalui perjodohan.
Sedangkan informan W berprinsip untuk tidak melakukan proses pacaran
terhadap pasangan pilihan sendiri sehingga, informan W menerima
pasangan yang telah dipilihkan dengan harapan dapat memiliki kehidupan
yang lebih baik. Kegagalan hubungan dengan pasangan pilihan sendiri
yang dialami di masa lalu menjadi dorongan informan untuk menerima
perjodohan. Dorongan tersebut didukung dengan pandangan baik
mengenai calon pasangan yang dipilihkan oleh orangtua dan
kemungkinan tinggi dalam hal dukungan baik dari pihak keluarga.
2. Penyesuaian pernikahan terhadap pasangan
Penyesuaian pernikahan merupakan proses penyesuaian diri yang
dilakukan oleh pasangan suami-istri untuk dapat mencegah dan
menyelesaikan konflik dalam rumah tangga demi tercapainya
kebahagiaan hubungan. Hal tersebut dialami oleh ketiga subjek, dimana
dalam menjalani kehidupan rumah tangga dari masa awal pernikahan
hingga saat sudah memiliki anak secara terus menerus berusaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
menyesuaikan diri. Masalah penyesuaian diri yang paling nampak dalam
pasangan yang dijodohkan adalah penyesuaian dengan pasangan.
Ketiga informan menunjukkan penyesuaian dengan pasangan
melalui bentuk komunikasi dengan pasangan dan bentuk hubungan
romantis terhadap pasangan. Informan M mengkomunikasikan kebutuhan
dan keinginan kepada pasangan. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Lasswel dan Lasswel (1987) dimana penyesuaian perkawinan merupakan
bentuk pembelajaran suami-istri dalam mengakomodasikan kebutuhan,
keinginan, dan harapan utnuk tercapainya kebahagiaan dalam hubungan.
Selain itu, informan mengkomunikasikan hal yang tidak disukai dari
pasangan dengan tujuan untuk dapat menerima perbedaan yang dimiliki
dari pasangan. Begitu pula dengan perilaku pasangan yang juga mau
mengkomunikasikan kebutuhan terhadap diri informan. Di sisi lain,
hubungan romantis ditunjukkan melalui perilaku sehari-hari dalam
memberikan perhatian terhadap pasangan. Secara tidak langsung hal
tersebut merupakan bentuk afeksi yang ditunjukkan kepada pasangan
yang membuat diri informan merasa diperhatikan dan dicintai oleh
pasangan.
Bentuk penyesuaian dengan pasangan yang dialami informan W
sedikit berbeda dengan informan M dimana bentuk komunikasi yang
terjadi merupakan salah satu solusi dalam menyelesaikan konflik yang
terjadi dalam kehidupan pernikahan. Hurlock (1991) menyatakan bahwa
penyesuaian perkawinan merupakan proses adaptasi pasangan suami-istri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
untuk dapat mencegah dan menyelesaikan konflik. Informan W
mengkomunikasikan perbedaan pendapat dalam tujuan untuk memberi
penjelasan terhadap pasangan mengenai kesalahpahaman yang terjadi.
Komunikasi yang dilakukan merupakan media untuk berdiskusi dengan
pasangan untuk menemukan solusi serta menjadi bagian dari introspeksi
diri ketika menghadapi konflik dengan pasangan. Selain itu, informan W
berusaha untuk terbuka terhadap pasangan mengenai perasaan yang
dirasakan. Hubungan romantis juga ditunjukkan melalui perilaku dalam
menunjukkan bentuk perhatian dan adanya keinginan untuk selalu
bersama.
Informan M dan informan W merupakan pasangan dengan usia
pernikahan yang tergolong pada usia pernikahan di tahun-tahun awal.
Tahun-tahun awal masa pernikahan merupakan masa yang paling rawan
dikarenakan minimnya pengalaman bersama. Menurut Clinebell &
Clinebell (2005), periode awal pernikahan merupakan masa penyesuaian
diri, dan krisi muncul saat pertama kali memasuki jenjang pernikahan.
Pasangan suami istri harus banyak belajar tentang pasangan masing-
masing dan diri sendiri yang muali dihadapkan dengan berbagai masalah.
Walaupun masa awal pernikahan merupakan masa bahagia karena
memulai hubungan keluarga yang baru, pasangan tetap dituntut untuk
saling memahami, memberi, dan menerima. Sehingga dibutuhkan
penyesuaian yang lebih dibandingkan dengan pasangan yang sudah
menikah dalam jangka waktu lama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Bentuk penyesuaian dengan pasangan yang dialami informan S
dalam bentuk komunikasi lebih bersifat toleransi terhadap pasangan.
Dalam usahanya menyesuaikan diri dengan pasangan, informan berusaha
untuk mengerti, memahami, dan menerima diri pasangan. Informan S
berusaha untuk mengerti kekurangan dan kelebihan yang dimiliki
pasangan. Pengetahuan yang dimiliki mengenai pasangan menjadikan
informan S untuk menerima diri pasangan apa adanya. Informan berusaha
menghormati apa yang ada pada diri pasangan, begitu pula sebaliknya
dimana pasangan juga menghormati apa yang ada pada diri informan. Hal
inilah yang membuat informan merasa bahwa kehidupan pernikahan yang
dialami sudah mencapai kebahagiaan dan kepuasaan pernikahan. Tidak
ada hubungan saling menuntut dalam kehidupan pernikahan. Melainkan,
hubungan pernikahan yang didasari dari saling sayang menyayangi.
Sesuai dengan penyesuaian dengan pasangan yang telah
disampaikan oleh Hurlock (1990) bahwa, penyesuaian dengan pasangan
merupakan masalah pertama dan umum yang dialami oleh pasangan
menikah. Dalam penyesuaian perkawinan yang baik haruslah adanya
kesanggupan dan kemauan suami-istri untuk berhubungan dengan mesra
dan saling memberi dan menerima cinta. Adanya kemampuan komunikasi
yang baik, pasangan suami-istri dapat terhindar dari banyak
kesalahpahaman yang terjadi dalam kehidupan pernikahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
3. Makna pernikahan
Makna pernikahan merupakan bagian dari struktur kognitif yang
membuat seseorang memahami dan mengevaluasi hubungan pernikahan
(Susan & Orbuch, 2001). Bagi informan M, pernikahan merupakan
gabungan dari dua orang untuk saling melengkapi dan mengimbangi
secara emosional. Informan melihat bahwa pernikahan yang ia jalani
sebagai pernikahan yang berharga dan bahagia. Hal tersebut dikarenakan
ia memiliki pasangan yang menyayanginya serta telah dikaruniai seorang
anak laki-laki. Informan merasa sangat beruntung dapat menemukan
pasangan yang baik yang mampu mengimbangi secara emosional dalam
menjalani hubungan pernikahan. Dari penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa informan M memaknai pernikahan sebagai sumber
kebahagiaan dalam menjalani kehidupan. Sumber kebahagiaan yang
didapat berasal dari hubungan dengan pasangan dimana pasangan mampu
dalam melengkapi dan mengimbangi secara emosional.
Menurut informan W, pernikahan dipandang sebagai peristiwa
sekali seumur hidup. Informan W memiliki harapan bahwa pernikahan
yang ia jalani adalah pernikahan yang dapat membawanya ke dalam
kehidupan yang lebih baik. Hal ini dikarenakan pengalaman buruk di
masa lalu yang membuat informan merasa gagal dalam menjalin
hubungan. Ia berharap dengan melakukan pernikahan maka ia akan
terlepas dari kehidupan yang kurang mapan dan tanpa tujuan. Setelah
menjalani pernikahan bersama pasangan, ia memandang pernikahan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
ia jalani sebagai anugerah. Ia memiliki kehidupan yang lebih baik dari
sebelumnya dan memiliki tujuan hidup yang lebih pasti yaitu untuk
membahagiakan keluarga kecilnya. Dapat disimpulkan bahwa informan
W memaknai pernikahan sebagai solusi atas permasalahan yang dialami
untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Dengan memutuskan
untuk menikah maka informan akan mendapatkan kehidupan yang lebih
mapan atau layak dan adanya tujuan yang lebih pasti dalam menjalani
kehidupannya.
Berbeda dengan kedua informan sebelumnya, informan S
memandang pernikahan yang ia jalani sebagai pernikahan yang bahagia.
Bagi informan S, pernikahan merupakan sesuatu hal yang sakral dimana
jodoh merupakan takdir Tuhan. Ia memandang bahwa tujuan pernikahan
adalah untuk memenuhi takdir Tuhan. Informan merasa bahwa dirinya
berjodoh dengan pasangannya sehingga ia berusaha untuk menerima,
menghormati, dan saling sayang menyayangi terhadap pasangan. Dapat
disimpulkan bahwa informan S memaknai pernikahan sebagai pemenuhan
takdir Tuhan. Ia melihat bahwa pasangannya merupakan jodoh yang telah
ditakdirkan oleh Tuhan. Sehingga dalam menjalani kehidupan pernikahan,
informan berpegang pada tujuan pernikahan dalam agama Islam yaitu
menjadi pernikahan yang sakinah, mawaddah, dan warahmah. Hal
tersebut sudah ia dapatkan melalui pernikahan yang dijalani.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, perempuan yang dijodohkan
memaknai pernikahan yang dijalani sebagai sumber kebahagiaan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
menjalani kehidupan bersama dengan keluarga, solusi atas permasalahan
yang dialami untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, serta
pernikahan sebagai pemenuhan takdir Tuhan.
4. Gambaran Perempuan Jawa
Ketiga informan merupakan perempuan Jawa yang lahir dan
tinggal di lingkungan Jawa. Sesuai dengan karakteristik perempuan Jawa
yaitu dimana perilaku dan sikap menunjukkan individu yang halus,
menjunjung tinggi nilai keluarga, mampu mengerti dan memahami orang
lain serta daya tahan untuk menderita tinggi. Selain itu, tergambar jelas
sikap hidup informan yang menunjukkan sikap rila, dan nerima. Dalam
pemaknaan terhadap pernikahan yang dijalani, informan cenderung
menunjukkan sikap ikhlas dalam menjalani kehidupan pernikahan.
Informan cenderung menerima apa adanya pasangan dan menerima
kehidupan pernikahan yang dijalani. Informan tidak mengeluh dan merasa
puas dengan apa yang telah dijalani dan diterimanya. Hal tersebut yang
sangat berpengaruh dalam pemaknaan terhadap pernikahan yang dijalani.
Selain itu, latar belakang pendidikan juga menjadi salah satu faktor yang
ikut mempengaruhi pemaknaan individu terhadap pernikahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Proses perjodohan yang dialami oleh ketiga informan merupakan
perjodohan dengan tipe Joint Venture. Informan ikut berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan untuk memilih pasangan walaupun calon pasangan
merupakan pilihan dari orangtua atau kerabat. Ketiga informan tidak
membutuhkan waktu lama yaitu kurang dari 6 bulan dalam mengenal
pasangan sampai dengan pelaksanaan pernikahan. Baik ketiga informan
memiliki respon yang baik terhadap perjodohan dan mau menerima
perjodohan.
Penyesuaian pernikahan yang dilakukan oleh informan nampak pada
perilaku penyesuaian diri terhadap pasangan. Masing-masing informan
menunjukkan penyesuaian dengan pasangan melalui bentuk komunikasi dan
menjalin hubungan romantis terhadap pasangan. Bentuk komunikasi yang
dilakukan adalah mengkomunikasikan kebutuhan, keinginan, dan harapan
kepada pasangan. Komunikasi yang terjalin juga merupakan salah satu cara
atau menjadi solusi dalam menyelesaikan konflik yang terjadi dalam
kehidupan pernikahan. Selain itu, dengan berkomunikasi juga menjadi media
dalam pasangan untuk mengerti, memahami, dan menerima kelebihan dan
kekurangan dari pasangan. Sehingga, informan menjadi bersifat toleransi
terhadap pasangan dan berusaha untuk menghormati dan menyayangi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
tulus kepada pasangan. Baik ketiga informan memiliki kemampuan
komunikasi yang baik terhadap pasangan sehingga, dalam menjalani
kehidupan pernikahan dapat terhindar dari konflik serta dapat menyelesaikan
konflik yang terjadi. Hal tersebut nampak dari kehidupan pernikahan ketiga
informan yang masih bertahan hingga saat ini. Selain kemampuan
berkomunikasi, dalam kehidupan pernikahan ketiga informan terjalin
hubungan yang romantis. Pasangan saling berhubungan dengan mesra dan
menunjukkan perhatian serta memberikan afeksi.
Berdasarkan hasil yang didapat, dapat disimpulkan mengenai
beberapa pandangan mengenai makna pernikahan yang dimiliki oleh ketiga
informan yaitu :
1. Pernikahan dimaknai sebagai sumber kebahagiaan dalam menjalani
kehidupan.
2. Pernikahan dimaknai sebagai solusi atas permasalahan yang dialami
untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
3. Pernikahan dimaknai sebagai pemenuhan takdir Tuhan.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, antara lain :
1. Ruang lingkup penelitian yang sangat terbatas dimana peneliti hanya
meneliti pada subjek yang tinggal di daerah pedesaaan dengan
karakteristik informan yang berlatarbelakang pendidikan yang rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
2. Keterbatasan peneliti dalam menggali informasi dimana peneliti
menggunakan panduan pertanyaan wawancara yang masih sederhana
sehingga kurang mendalam dalam proses wawancara.
C. Saran
Berdasarkan penelitian dan hasil penelitian yang dilakukan maka
didapatkan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi Informan Penelitian
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi informan dalam mengevaluasi
kehidupan pernikahan yang telah dijalani.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini menggali bentuk penyesuaian pernikahan dan makna
pernikahan yang dilakukan pada pihak perempuan. Sehingga hasil yang
diperoleh merupakan pandangan dari salah satu pihak dari pelaku
pernikahan. Akan lebih baik jika penelitian selanjutnya dapat melihat
penyesuaian pernikahan dan makna pernikahan yang dilakukan pada
pihak laki-laki sehingga hasil pandangan yang diperoleh dapat
dibandingkan dengan pandangan yang dimiliki oleh pihak perempuan.
Selain itu, dalam penelitian ini masih menggunakan panduan pertanyaan
wawancara yang masih sederhana sehingga kurang dapat menggali lebih
dalam mengenai pengalaman serta pandangan yang dimiliki oleh masing-
masing informan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
3. Bagi Psikolog dan Konselor
Informasi yang diperoleh dapat menjadi bahan dalam melakukan
proses konseling keluarga dan perkawinan. Pernikahan yang dijalani
dengan kemampuan komunikasi yang baik serta adanya hubungan
romantis dalam hal penyesuaian pernikahan membantu pasangan dalam
menghindari serta menyelesaikan konflik yang terjadi dalam kehidupan
pernikahan.
4. Bagi Masyarakat Luas
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tiga perempuan
yang mengalami proses perjodohan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
meskipun ketiga informan mengalami proses perjodohan, ketiga informan
dapat memperoleh kebahagiaan pernikahan serta menuju kualitas
pernikahan yang baik. Pernikahan yang dijalani oleh ketiga informan
yang melalui proses perjodohan menunjukkan bahwa pernikahan dapat
bertahan lama tergantung dengan bagaimana individu dapat
menyesuaikan dirinya dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
selamanya pernikahan yang dilakukan melalui proses perjodohan tidak
dapat bertahan lama dan berakhir dengan perceraian. Bahkan pernikahan
yang dilakukan melalui proses perjodohan dapat dimaknai sebagai sumber
kebahagiaan dan solusi atas permasalahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
DAFTAR PUSTAKA
Allendorf, Keera and Dirgha Ghimire. (2012). Determinants of marital quality in
an arranged marriage society. University of Michigan institute for social
research.
Atwater, E & Duffy, K. G. (2005). Psychology for living: Adjusment, Growth and
Behaviour Today (8th Edition). New Jersey: Pearson Prentice.
Creswell, J. W. (1998). Qualitative Inquiry and Research Design Choosing
Among Five Traditions. California : SAGE Publications.
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonsesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Dewanti, Wiken Tri Nurfitria. (2012). Perbedaan Penyesuaian Pernikahan Pada
Suami dan Isteri yang Dijodohkan Dengan yang Tidak Dijodohkan. Jakarta:
Binus University.
Hall, Scott S. (2006). Marital Meaning: Exploring Young Adults’ Belief Systems
About Marriage. The Family Journal: Sage Publication.
Hamdani, Rifi. (2013). Tradisi Perjodohan Dalam Masyarakat Madura Migran di
Kecamatan Depok Sleman, DIY. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga
Hedikusama. Prof. H. Hilman. (2007). Hukum Perkawinan Indonesia. CV.
Mandar Maju
Herdiansyah, Haris. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu
Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Hurlock, E. B. (1991). Psikologi Perkembangan : Suatu pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Edisi Kelima, Jakarta : Erlangga.
Jing, S. De. (1976). Salah Satu Sikap Hidup Orang Jawa. Yogyakarta: Yayasan
Kanisius.
Kertamuda, Fatchiah E. (2009). Konseling Pernikahan untuk Keluarga Indonesia.
Jakarta: Salemba Humanika
Levesque, Roger J. R. (2014). Encyclopedia of Adolescent: Arranged Marriage.
Springer.
Santrock, John W. (2002). Life-Spam Development. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Smith, Jonathan A. (2013). Dasar-dasar Psikologi Kualitatif. Bandung:
Nusamedia.
Sugianto, Budianto. (2008). Gredoan, Studi Tentang Upacara Perjodohan Di
desa Macan Putih Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi. Gray
Literature from GDLHUB.
Supratiknya, Prof. Dr. Augustinus. 2015. Metodologi Penelitian Kuantitatif &
Kualitatif Dalam Psikologi. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata
Dharma.
Timmer, Susan G. and Terri L. Orbuch. (2001). The Links Between Premarital
Parenthood, Meaning of Marriage and Marital Outcome. National Council
on Family Relations.
Trihantoro, Wahyu. (2013). Makna Pernikahan Pada Perempuan Korban
Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Malang: Universitas Brawijaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Veroff, Joseph., Lynne Sutherland., Letha A. Chadiha., & Robert M. Ortega.
(1993). Predicting Marital Quality With Narrative Asessment of Marital
Experience. Journal of Marriage and the Family 55 :326 – 337.
Walgito, Prof. Dr. Bimo. (2000). Bimbingan & Konseling Perkawinan.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Yarhouse, Mark. A., Nowacki, Stephanie Kaye . 2007. The Many Meanings of
Marriage: Divergent Perspectives Seeking Common Ground. The Family
Journal Sage Publications.
Yuwana, Y. A. dan W. F. Maramis. (1990). Dinamika Perkawinan Masa Kini.
Malang: Dioma
Zaidi , A. U. & Shuraydi, M. (2002). Perceptions of Arranged Marriages by
Young Pakistani Muslim Women Living in a Western Society. Journal Of
Comparative Family Studies 33. 4: 495-514.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Surat Pernyataan Persetujuan Wawancara
Dengan surat ini, saya menyatakan bahwa bersedia untuk diwawancarai
selama proses pengambilan data skripsi oleh mahasiswa dengan :
Nama : Omega Nilam Bahana
NIM :119114011
yang merupakan mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyaka(a
dengan judul skripsi "Penyesuaian Pemikahan dan }y'ralcrr. Pernikahan pada
Perempuan yang Dijodohkan".
Saya bersedia memberikan informasi secara jujur dan benar sesuai
dengan keadaan saya. Saya juga memberikan ijin kepada peneliti untuk merekam
dan mencatat selama wawancara berlangsung.
Surat pemyataanrru dibuat secara sadar dan tidak ada paksaan dari prhak
manapun. Semoga hasil wawancara ini berguna dan trdak disalahgrnakan untuk
hal lain selain penelitian ini.
Subiek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Lampiran 2
Transkrip verbatim informan 1
NO Verbatim Ringkasan Coding
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Selamat sore mbak,
langsung saja saya mulai
ya. Mbak, bisa ceritain
dulu gimana ketemu sama
suami?
Saya tuh sebenarnya udah
kenal lama sama mr, cuman
ga deket. Cuma sekedar tau
saja. Dalam satu titik saya
merasa jenuh dengan suatu
hubungan. Karena memulai
hubungan akhirnya selalu
gagal.
Sudah berapa kali?
Saya ampe lupa.
Lalu, bagaimana mbak bisa
dijodohkan?
Saya cerita ibu saya, udah
bosen, trus ibu kenalin
dengan mr itu. Dari cuma
kenal trus deket, dapet
kepercayaan… kalo ibu
memberikan yang terbaik.
Masa ibu saya mau
menjatuhkan saya. Makanya
saya kasih kepercayaan ke
ibu saya untuk memilihkan.
Apa yang dilakukan
selanjutnya?
Lalu saya ditemukan sama
mr itu. Ga lama, saya
menyetujui. Awalnya saya
bingung, takutnya cowoknya
ga mau. Kan gengsi to mbak.
Tapi akhirnya sama-sama
setuju.
Setelah itu, bisa perkenalan,
trus akad nikah. Awalnya
Proses pertemuan
dengan pasangan
Mempercayakan
pemilihan pasangan
kepada ibu
Proses pengenalan
dengan calon
pasangan
Awalnya ragu
dengan perjodohan,
Orangtua
memilihkan calon
pasangan
Perasaan ragu
kemudian menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
ragu tapi akhirnya mendengar
ijab qabul yang diucapkan
suami saya trus saya
menyerahkan hidup saya
kepada suami.
Jadi mbak mau melakukan
perjodohan karena mbak
sudah mengalami berkali-
kali gagal dalam menjalin
hubungan?
Alasannya ada dua
sebenarnya, itu tadi…
Yang kedua. Saya mau
karena saya percaya sama ibu
saya bahwa ibu saya akan
memberikan yang terbaik.
Dengan melakukan
perjodohan, apa harapan
mbak waktu itu?
Dapet kepastian, karena
setiap dalam hubungan, saya
tidak mendapat kepastian dari
pasangan saya sebelumnya.
Yah, makanya saya
percayakan kepada ibu saya.
Mbak kan masih muda,
umur masih dibawah 30
tahun, menurut saya kan
masih ada waktu dalam
mbak bisa menemukan
sendiri pasangan mbak?
Karena saya percaya sama
ibu saya, karena yang
dikenalkan sama ibu saya
pasti sudah ditimbang bibit
bebet dan bobotnya.
Lalu, mbak ada proses
pacaran ga sih?
Bisa dibilang engga. Cepet
kok waktu itu.
Berapa lama kenal?
pada akhirnya
percaya dengan
pasangan
Alasan melakukan
perjodohan karena
percaya kepada
orangtua
Harapan melakukan
perjodohan untuk
mendapat kepastian
dari pasangan
Mempercayakan
pemilihan pasangan
kepada orangtua
percaya untuk
menerima
perjodohan
Mempercayakan
pemilihan pasangan
kepada orangtua
Menerima
perjodohan dengan
harapan mendapat
kepastian hubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
2 minggu. Yah pada dasarnya
kan saya kenal tapi kan ga
dekat.
Kenal pertama di?
Dulu tuh… oh temen, oh
anak dari temen ibu.
Kebetulan kerja di
lingkungan yang sama. Ya
sekedar kenal aja mbak.
Pada waktu itu, perasaan
mbak gimana?
Ya kaget, tapi lega… haha…
ternyata saya kenal.
Mbak merasa lega, lega
gimana mbak? Karena
mbak sudah kenal?
Ya…. Secara garis besar sih
gitu.
Mbak tau, mengenalnya
dulu sifatnya seperti apa?
Ya dari luar sih keliatan baik.
Kan memang ga kenal deket.
Mbak memandang
perjodohan seperti apa?
Dulu tuh saya nolak banget,
saya percaya saya bisa
mencari jodoh sendiri. Tapi
malah selalu gagal. Padahal
dulu saya ngeyel banget kalo
ngomongin masalah kaya
gituan.
Trus sekarang gimana
pandangan mbak tentang
perjodohan?
Ya hari gini gitu lho mbak.
Bukan jaman siti nurbaya.
Jaman teknologi seperti ini,
orang cari jodoh aja lewat
internet aja bisa. Sampai
akhirnya saya mengalami
Merasa kaget
kemudian lega
karena mengenal
calon pasangan.
Calon pasangan
dinilai baik
Awalnya tidak
mempercayai
perjodohan.
Akhirnya pasrah
menerima
perjodohan setelah
mengalami kesulitan
menemukan jodoh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
sendiri mencari yang terbaik,
ya akhirnya saya pasrah aja
sama ibu saya, mau
dijodohin.
Apakah mbak mempunyai
pandangan tentang harus
segera menikah?
Sebenernya ga ada yang
buru-buruin gitu. Tapi setelah
yang terakhir kali gagal, saya
mikir-mikir kok yang tak
tunggu ga datang-datang.
Akhirnya saya curhat ke ibu
saya. Trus disuruh kenalan
dulu sama calon pilihan.
Menurut mbak, pernikahan
itu seperti apa?
Apa ya… ya pernikahan itu
gabungan dari dua orang
untuk saling mengisi, saling
mengimbangi secara emosi.
Lalu tujuan dari
pernikahan?
Membangun sebuah keluarga
yang baru, bertanggung
jawab atas keluarga sendiri,
punya anak gimana bisa
merawat anak.
Mbak sudah berapa lama
menikah?
Udah dua tahun.
Sudah dikaruniani anak
mbak?
Sudah, cowok, setahun dua
bulan.
Kalo bisa diceritain,
gimana kehidupan
pernikahan mbak?
Yah sebenernya… suami
saya bukan tipe orang
Kegagalan menjalin
hubungan yang
kemudian
diceritakan kepada
orangtua.
Pernikahan
merupakan
gabungan dari dua
orang untuk saling
melengkapi,
mengimbangi emosi
Tujuan pernikahan
adalah untuk
membangun
keluarga,
bertanggung jawab.
Pasangan melakukan
hal-hal dalam bentuk
Pernikahan adalah
gabungan dari dua
orang untuk saling
melengkapi dan
mengimbangi secara
emosi.
Tujuan pernikahan
adalah untuk
membangun
keluarga dan
bertanggung jawab
terhadap keluarga.
Perilaku pasangan
dalam menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
romantis kalo kaya ngomong
sayang ke saya, maksudte
kaya pasangan yang udah
lama menikah. Tapi dia
lakuin hal-hal kecil yang
bikin saya terharu. Pulang
kantor bawain saya jus, trus
pas hujan bawain saya
payung.
Saya merasa beruntung,
suami pengertian, saya masih
boleh berkarir, saya boleh
keluar sama teman-teman
saya. Ngasih kepercayaan ke
saya.
Bearti jarang ada konflik
ya? adakah masalah?
Ya kalo masalah sih ada,
seperti yang sudah saya
katakan tadi, pernikahan
gabungan dua orang gimana
bisa saling melengkapi. Saya
orangnya yang menggebu-
gebu, suami saya yang
kalem, dia menetralkan. Kalo
pas dia yang emosi ya saya
yang menenangkan. Jadi
saling melengkapi.
Biasanya masalah yang
dialami apa mbak?
Hal sepele sih, misalnya saya
ceritain tentang orang,
ngomongin orang gitu. Suami
saya… ga usah dipeduliin, itu
urusan orang sesuka suka dia
ngapain diambil pusing.
namanya cewek kan suka
nggosip tapi kalo ga diladeni
kan sebel.
Solusi dari masalah?
Saya lebih orang yang
menggebu gebu, kalo saya
mulai ngambek, suami saya
perhatian untuk
menyenangkan
pasangan.
Merasa beruntung
dengan pasangan
yang pengertian dan
percaya.
Saling melengkapi
ketika menghadapi
konflik atau
masalah.
Masalah muncul
karena merasa tidak
ditanggapi
Perbedaan sifat
dengan pasangan.
Pasangan berusaha
afeksi.
Perasaan beruntung
terhadap pasangan.
Hubungan saling
melengkapi ketika
menghadapi
permasalahan atau
konflik.
Perbedaan sifat
dengan pasangan.
Pasangan berusaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
203
204
205
306
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
ngedeketin, dia lebih
maksude dia dinginke
suasana.
Sejauh ini cuman hal-hal
sepele gitu.
Bagaimana bentuk
komunikasi mbak?
Biasa aja. Cuman kalo misal
cerita sesuatu, saya yang
lebih cerewet dia yang
menanggapi. Dia yang kalem.
Bagaimana mbak
menyesuaikan diri dengan
suami?
Berjalan secara alami aja.
Seperti apa mbak?
Ya kalo misalnya, ya
ngomong biasa gitu ga
canggung.
Saya butuh apa ngomong, dia
butuh apa ngomong.
Missal ada hal yang ga
disukai dari suami, gimana
tuh mbak?
Ya dikomunikasain aja. Jadi
dalam komunikasi kan jadi
bisa instrospeksi diri, lebih
enak. jadi lebih mengenal
gitu.
Selalu berhasil?
Sejauh ini sih berhasil.
Bagaimana perasaan mbak
saat ini setelah menikah?
Saya bersyukur, seneng,
karena ga semua pernikahan
yang dijodohkan yang bakal
gagal. Ya contohnya saya
sampai saat ini masih
bertahan. Seiring berjalan
waktu saya sudah cinta sama
memperbaiki
hubungan
Mengkomunikasikan
kepada pasangan apa
yang dibutuhkan
Mengkomunikasikan
hal yang tidak
disukai dari
pasangan supaya
introspeksi diri.
Merasa bersyukur
dan senang karena
pernikahan yang
dijalani dapat
bertahan.
memperbaiki
hubungan
Mengkomunikasikan
kebutuhan kepada
pasangan.
Mengkomunikasikan
hal yang tidak
disukai terhadap
pasangan.
Perasaan bersyukur
pernikahan yang
dijalani dapat
bertahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
dia.
Lalu mbak sekarang
memandang pernikahan
yang mbak jalani?
Gimana ya, pernikahan
menjadi hal yang berharga
bagi saya. Awalnya yang
saya pandang sebelah mata
sebelumnya, sekarang luar
biasa, punya suami yang
sayang sama saya, punya
anak, punya keluarga.
Setelah menjalani
pernikahan, makna apa
yang mbak peroleh dari
pernikahan ini?
Kebahagiaan. Saya dapet
suami yang pengertian, trus
punya anak.
Ya bahagia mbak, bisa
menjalani kehidupan bareng
mereka, syukur.
Pernikahan
merupakan hal yang
berharga karena
memiliki pasangan
yang sayang dan
anak.
Makna pernikahan
yang bahagia karena
menjalani kehidupan
bersama dengan
pasangan yang
pengertian dan
mempunyai anak.
Pernikahan yang
dijalani merupakan
pernikahan yang
berharga karena
memiliki pasangan
yang menyayangi
dan memiliki anak.
Pernikahan
bermakna bahagia
karena dapat
menjalani kehidupan
bersama dengan
pasangan dan anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Surat Keterangan
I(eabsahan Hasil Wawancara
Sa-va 1'ang berlanda tangan dibau,ah ini :
Inisial : l./[
usia z 7$ ta6vn
Menl'alakan telah diu,ar,vancarai sebagai sunjek penelitian oleh mahasislva
Faliultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yog-"-akarta 1'ang bemama.
Nama : Omega Nilam Bahana
f'lIM :119114011
Dengan surat keterangan ini sala menu--vatakan bahrva data x'at'ancara vang
diperoleh peneliti adalah benar-benar jau'aban yang sa_-ya berikan selama proses
wA\\,ancara. Sa.va sebagai inforrnan penelitian menlamin keabsahan hasil
r.vawancara ini.
Klaten, .o7. . Aslllttl !. 30. l!.
Subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Surat Perrryataan Persetujuan lVawancara
Dengan surat ini, saya menyatakan bahwa bersedia untuk diwalvancarai
selamaproses pengambilan data skripsi oleh mahasiswa dengan :
Nama : Omega Nilam Bahana
NIM :119114011
yang merupakan mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
dengan judul skripsi "Penyesuaian Pemikahan dan Makna Pernihahan pada
Perempuan yang Dij odohkan".
Saya bersedia memberikan informasi secara jujur dan benar sesuai
dorgan keadaan saya. Saya juga memberikan ijin kepada peneliti untuk merekam
dan mencatat selama wawancara berlangsung.
Surat pemyataan ini dibuat secara sadar dan tidak ada paksaan dari pihak
manapun. Semoga hasil wawancara ini berguna dan tidak disalahgunakan untuk
hal lain selain penelitian ini.
Kraten, U fr4i..&tr
w---p-Subjek'
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 5
Transkrip Verbatim Informan 2
NO Verbatim Ringkasan Coding
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Sore mbak, langsung
aku mulai ya. Mbak,
ceritain awal ketemu
sama pasangan?
Awal ketemu, ngene yo,
tangga kenal karo bapak
ibune trus bapak kene
cerita, anakku pengen
nduwe bojo trus tangga
kene kenalke aku, kowe
gelem ra, trus ak yo
jawabe yo kenalan sek,
mengko lebih lanjut kan
jalanin sek. Yo gur
ngono trus kenalan.
Kenalan, kenalanne
gimana?
Kenalane cepet kae,
berapa lama yo, prosese
cepet. Kenalan
September, nikah
Februari.
Trus selama kenalan
itu ketemu berapa kali
mbak?
Haha… ketemu 2 kali.
Tapi kontak selanjutnya
lewat hp. Padahal posisi
pas kuwi mas S nang
Jakarta ak nang jawa. Tp
mas S dua minggu sekali
balik.
Mbak ketemu cuman 2
kali, bearti kan ga
begitu kenal to karo
mas s. trus kenapa
pada akhirnya
memutuskan menikah?
Dikenalkan dan
dijodohkan dengan
pasangan melalui
orangtua dan tetangga.
Lama mengenal
pasangan 6 bulan.
Lama menikah 6
bulan.
Pertemuan langsung
dengan calon pasangan
sebanyak 2 kali.
Menjalani hubungan
jarak jauh dan
berkomunikasi melalui
telepon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
Yo yen ak, kabeh uwong
kan punya masa lalu.
pikirku wes wegah
pacaran.
Ak nonton mas s wi
bener-bener tanggung
jawab isoh nampa aku
apa anane lan mas s juga
wes cerita. Yo wes sek
penting aku wes wegah
pacaran, memutuskan
menikah.
Sekarang anggep wae
malah masa pacaran.
Dalam waktu secepet
iku, piye mengenal mas
s?
Karakternya ngono?
Lewat komunikasi, yo
wes suwe suwe yo ngerti
apa sek disenengi dek e,
apa sek ora disenengi
deke.
Setelah menikah
gimana cara adaptasi
sama mas s?
Sebelum nikah kan sudah
tau watake.
Setelah nikah, misal aku
tekok mau makan apa,
dadi isoh tak masakke.
dadi apa sek disenengi
dek e aku berusaha
nyenengke dek e.
menanyakan secara
langsung.
Trus setelah menikah
eneng sek beda ra dari
mas s?
Menurutku sih ga eneng
perbedaane sih. Ngono
kuwi, aku ngerti emang
dek e watake keras.
Tidak mau berpacaran
karena pengalaman
masa lalu.
Memandang pasangan
sebagai orang yang
bertanggung jawab dan
mau menerima apa
adanya menjadi alasan
untuk memutuskan
menikah.
Masa pernikahan awal
sebagai masa pacaran
Mengenal apa yang
disukai dan yang tidak
disukai dari pasangan
melalui komunikasi.
Mengenal sifat
pasangan sebelum
menikah
Bertanya langsung
mengenai keinginan
pasangan dan berusaha
melakukan sesuatu
untuk menyenangkan
pasangan.
Sebelum dan sesudah
menikah, sifat
pasangan tetap sama
yaitu keras.
Pengalaman masa lalu
menjadi dasar
keputusan menikah.
Sifat pasangan
bertanggung jawab
dan menerima apa
adanya dasar
keputusan menikah.
Masa pernikahan awal
sebagai masa
perkenalan.
Proses komunikasi
dengan pasangan.
Proses memahami
keinginan pasangan.
Usaha untuk
menyenangkan
pasangan.
Tidak ada perubahan
sifat dari pasangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
Sesuatu nek ra seneng yo
ngono kuwi, nek seneng
yo ngono.
Sek jenenge rumah
tangga kadang aku isoh
sabar tp yo sok ra sabar
malah dadine rame.
Nek dadi rame ngono
piye mbak?
Penyelesaiane yo wes
dirembug meneh, kan pas
meneng ya awak dewe
sih intropeksi dewe yo
salah siji kudu ngalah.
Mbuh aku sek ngalah apa
mas s sek ngalah, yo wes
rukun meneh.
Biasane masalah apa
sih mbak?
Masalahe wi malah
muncul saka pihak lain.
Ora dari berdua, kan
misal ngomongke
keluarga kita pokoke org
lain, kadang nyangkut-
nyangkut dadi rame.
Pas dek e meneng ak lagi
berusaha njelaske,
umpama sek dadi
masalah ceritaku yo aku
jelaske nganti dek e
ngerti. Yo wis rukun
meneh.
Dulu kenal, trus nikah,
perasaan waktu itu
gimana mbak?
Emang pertama kali aku
yo rung ana ngrasa
seneng, tapi tak putuske
nikah.
Aku menanamkan nang
atiku dewe bahwa
Berusaha sabar dalam
menghadapi sifat
suami yang keras.
Pertengkaran rumah
tangga diselesaikan
melalui diskusi,
introspeksi diri, dan
salah satu mengalah.
Diri sendiri dan
pasangan sama-sama
mau mengalah dan
rukun kembali.
Masalah muncul dari
faktor eksternal
keluarga, perbedaan
pendapat.
Melakukan usaha
untuk menjelaskan
kesalahpahaman agar
pasangan lebih
mengerti dan kembali
rukun.
Diawal tidak memiliki
perasaan terhadap
pasangan tetapi tetap
memutuskan untuk
menikah.
Memiliki prinsip
bahwa tidak mau
Respon terhadap sifat
keras dari pasangan.
Permasalahan rumah
tangga diselesaikan
melalui diskusi,
introspeksi diri, dan
mengalah.
Saling mau mengalah.
Masalah berasal dari
faktor eksternal,
keluarga, dan
perbedaan pendapat.
Usaha memperbaiki
hubungan dengan
pasangan.
Menikah tanpa ada
dasar cinta.
Prinsip dalam memilih
pasangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
daripada aku golek dewe
malah salah uwong.
Iki malah uwong sek
dikenalke wong tuwa
mungkin lebih baik dan
ngebimbing
Aku kenal mas s watake
keras, tapi keras e dek e
demi kebaikan. Kerase
dek e wi saka omongane.
Nek ak salah wi
ngomongane keras, ora
ngonek2ke tapi ora yo
ora, tegas.
Kadang kan wong wedok
isoh nampa kadang yo
ora. Yo masalahe ngono
kuwi.
Jadi, keputusan
mengikuti perjodohan
dan menikah wi karna
keputusan diri sendiri
sek didorong kondisi
lingkungan?
Yo aku menerima, trus
timbul sendirinya
keputusan.
Harapan nikah saat
itu?
Yo dapet kehidupan yang
lebih baik.
Kehidupan yang lebih
baik yang seperti apa?
Jauh dari masalah.
Dulu kan aku kena
mencari pasangan
sendiri dikarenakan
tidak mau salah dalam
memilih.
Berpandangan bahwa
pasangan yang
dikenalkan orang tua
lebih baik dan dapat
membimbing.
Memahami sifat
pasangan yang keras
secara verbal demi
kebaikan.
Jika ada kesalahan,
pasangan berperilaku
keras dan tegas.
Sebagai wanita kadang
bisa dan tidak bisa
menerima sifat keras
dan tegas.
Menerima perjodohan
atas dasar keputusan
diri sendiri.
Harapan terhadap
pernikahan dapat
kehidupan yang lebih
baik.
Kehidupan yang lebih
baik adalah kehidupan
yang jauh dari
masalah.
Pengalaman pernah
Pandangan baik
terhadap perjodohan.
Mengenal sifat
pasangan
Mengenal perilaku
pasangan
Menerima perjodohan.
Harapan pernikahan
untuk mendapat
kehidupan yang lebih
baik.
Kehidupan yang baik
adalah yang jauh dari
masalah.
Pengalaman masa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
masalah kena tipu.
Aku belajare ki bojoku
bener-bener tanggung
jawab, jadi aku yo
berusaha terbuka lah apa-
apa ngomong. Dek e juga
terbuka, kuncine sih
semua komunikasi.
Ditanamke segala apapun
masalah yang muncul
dari kita ato pihak lain yo
diomongke.
Yo kadang diomongke
bareng, awak dewe pada
ngototte, tapi mengko
pas meneng yo salah siji
eneng sek mulai
ngomong meneh.
Trus setelah menikah,
kesulitan dalam rumah
tangga yang dihadapi
apa?
Yo sewajarnya hidup sih,
nek buat makan yo wes
cukup. Yo bersyukur,
karena bisa nabung. Soal
keuangan bisa di-
planning.
Kesulitan rumah
tangga bearti lebih ke
finansial?
Malah bukan, masalahe
malah bukan finansial.
Masalah keuangan aku
bersyukur tercukupi.
Masalahe malah dari
obrolan. Kadang obrolan
biasa malah dadi udur.
Yo biasa cemburu juga,
yo manusiawi. Kadang
mas s yo cemburu misal
aku mikirke ponakanku.
Mas s kan ga ada
ditipu.
Melihat pasangan
sebagai orang yang
bertanggung jawab,
sehingga diri berusaha
terbuka melalui
komunikasi.
Memiliki prinsip
bahwa masalah yang
muncul dari internal
maupun eksternal
harus dibicarakan.
Saling berbicara
menimbulkan sifat
keras kepala masing-
masing, kemudian
akan saling diam
hingga ada yang mau
memulai untuk
berbicara kembali.
Kecukupan dalam
keuangan.
Kesulitan rumah
tangga bukan berasal
dari masalah finansial.
Masalah muncul dari
masing-masing pihak
saat berbicara.
Masalah lain adalah
saling adanya
kecemburuan.
lalu.
Mengenal sifat
pasangan.
Usaha terbuka
terhadap pasangan.
Prinsip komunikasi
dalam penyelesaian
masalah.
Saling berusaha untuk
memperbaiki
hubungan.
Sumber masalah dari
masing-masing diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
202
203
204
205
306
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
ponakan. Wes kebiasaan
dari dulu aku nyenengke
ponakan, tapi saiki yo
aku tekok mas s dulu
boleh ra beliin ponakan
baju. Yo gitu kadang
masalah kecil gitu.
Kalo dilihat sekarang,
sepertinya mbak lebih
bahagia ya?
Iya, saiki lebih subur.
Haha… aku seneng, aku
karo bojoku urip dewe,
mandiri.
Penting, utama keluarga
kecil.
mbak dulu memandang
pernikahan seperti
apa?
Pernikahan, aku pengen
pernikahan sekali nikah
seumur hidup. Aku ga
mau buat main-main.
Aku memutuskan
menikah, kalo orange ga
tanggung jawab aku
wegah, itu sek pertama.
Yang kedua aku nonton
mas s menunjukkan
tanggung jawab bener,
atas semua
permasalahanku mas s
ngebantu. Bearti dia rung
entuk aku wes gelem
bantu.
Trus ada perubahan
sikap, sifat dari suami
setelah menikah ga
mbak?
Perbedaan sebelum dan
sesudah nikah wi ga ada
dia, dari kenal dek e wes
Merasa bahagia
dengan kehidupan
pernikahan yang
mandiri.
Mengutamakan
keluarga kecil.
Memandang
pernikahan sebagai
pernikahan sekali
seumur hidup dan
serius.
Pasangan yang
bertanggung jawab
menjadi alasan untuk
memutuskan menikah.
Pasangan
menunjukkan sifat
tanggung jawab dan
membantu
menyelesaikan
masalah.
Pasangan tidak
menunjukkan
perubahan sikap dan
Perasaan bahagia
terhadap pernikahan
yang dijalani.
Pernikahan dipandang
sebagai pernikahan
sekali seumur hidup
dan serius.
Sifat pasangan
menjadi dasar dalam
keputusan pernikahan.
Tidak ada perubahan
sikap dan sifat dari
pasangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
tanggung jawab.
yo sek kaget yo nek dia
nduwe kemauan iya yo
iya.
Kalo aku dewe, sebelum
menikah yo kehidupanku
sih bebas arep dolan
nang ngendi2, setelah
menikah yo kudu ijin sek
oleh ra. Nek wes tekan
tujuanne yo ngabari.
Lalu, setelah menjalani
pernikahan, mbak
memaknai pernikahan
ini seperti apa?
Yo anugrah, lebih
mapan, aku punya tujuan.
Kemarin-kemarin
tujuanku masih
ngambang, sekarang
punya suami jadi punya
tujuan. Gimana
keluargaku bisa bahagia,
bar nikah juga tujuanne
pengen punya anak,
punya keturunan.
Trus pandangan
kedepan?
Punya anak, kalo bisa ya
punya rumah sendiri.
Pengen lebih maju
keluargaku, kalo bisa
jangan terlalu dibawah
banget. Yang sedang-
sedang, berkecukupan.
Perasaan mbak
sekarang?
Aku wes seneng.
Ngangeni juga nek pisah.
Dek e juga kangen.
Taunya?
Yo sempet pisah pas
sifat, tetap tanggung
jawab dan tegas.
Perubahan kehidupan
dari yang bebas
menjadi terikat
terhadap pasangan.
Pernikahan dimaknai
sebagai anugerah,
kehidupan yang lebih
mapan dan adanya
tujuan.
Tujuan untuk
membahagiakan
keluarga dan memiliki
keturunan.
Memiliki pandangan
untuk memiliki anak,
membangun rumah
sendiri dan hidup
berkecukupan.
Menyukai pasangan
dan saling memiliki
kerinduan.
Menyadari perasaan
Perubahan pola hidup.
Pernikahan dimaknai
sebagai anugerah,
kehidupan yang
mapan dan memiliki
tujuan.
Tujuan pernikahan
untuk membahagiakan
keluarga dan memiliki
keturunan.
Pandangan pernikahan
di masa datang adalah
untuk memiliki anak,
membangun rumah,
dan hidup
berkecukupan.
Perasaan suka
terhadap pasangan.
Hubungan romantis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
306
eneng acara. Pisah
semalem, de e cerita dek
e ga isoh turu. Jadi aku
ngerti dia ga bisa klo ga
ada aku. Aku juga ngono
kuwi, mikirke dek e wes
tangi rung, maem rung.
Lewat perhatian juga,
masakin air buat mandi.
Aku nang ngomah dewe
kan jenuh pas ditinggal
kerja, nah dek e wi
nukokke vcd film, tablet
diisi permainan. Piye
carane aku nang omah
ora bosen. Bearti kan
mikirke aku.
Oke, mbak. Yang aku
tanyakan udah cukup.
Nuwun ya mbak untuk
hari ini.
saling merindukan dan
saling memikirkan satu
sama lain.
Pasangan
menunjukkan perhatian
melalui perilaku
sederhana sehari-hari.
terhadap pasangan.
Perilaku romantis
pasangan dalam
kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Surat Keterangan
I(eabsahan Hasil'Wawancara
Sa1'a 1'ang bertzrnda tangan dibar,vah ini :
lnisiat : Ut)
Usia : 31 1z.1^t t\
Menl.atakan 1elah diu'arvancarai sebagai suniek penelitian oleh mahasisrva
Fatriultas Psili.ologi Universitas Sanata Dharma Yogvakarta 1'ang bernama.
Narna : 0mega Nilam Bahana
I'IIM : 119114011
Dengan surat keterangan ini sa)-a menuvatakan bahrva data x,arvancara vang
diperoleh peneliti adalah benar-benar jauaban \ang sc\a benkan selama proses
\\,ar\:ancara. Sa1,a sebagai informan penelitian menjamin keabsahan hasil
u-au,ancara ini.
Kraten, /? fu klc
w' Subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Surat Pernyataan Persetujuan Wawancara
Dengan surat ini, sa-Ya menlratakan bahwa bersedia untuk diwau,ancarai
selama proses pengambilan data skripsi oleh mahasisu,a dengan :
Nama : Omega Nilam Bahana
NIM : 119114011
vang merupakan mahasisi,va Psikoiogi Unir,ersitas Sanata Dharma Yogt'aliarla
dengan iudul skipsi ''Penvesuaian Pernikahan dan l\{akna Pernikahan pada
Perempuan r ang Dijodohkan".
Sava bersedia memberikan inlbnnasi secara -;u-1ur dan benar sesuai
dengan keadaar, sa\.a. Sava iuga memberikan ijin kepada peneliti untuk rnerekam
d an mencatat selama \\'a\\: ancara b erl an gs ung.
Sural pernvalaan ini dibuat secara sadar dan tidak ada paksaan dari pihak
manapun. Semoga hasil irarrancara inr berguna dan tidak disalahgunakan untuk
hal lain selain penelrtran rni
Y osyakart4. *?.. iy.t+. ?P!9... ..
Subjeii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 8
Transkrip verbatim informan 3
No Verbatim Ringkasan Coding
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Oke mbak, aku mau
nanya. Suaminya
sekarang bekerja
sebagai apa ya mbak?
Dagang, mbak.
Oh, Mbak sudah
berapa lama ya
menikah?
Emh, dari 2003 sampai
sekarang.
Dari 2003 ya. Mbak,
menurut mbak
pernikahan itu apa ya?
Pernikahan itu, emh
pernikahan itu sakral.
Sakral yang seperti apa
ya mbak?
Nggih ya kabeh uwong
kan wonten jodohe
dewe-dewe. Pun
ditakdirke kalih Gusti
Allah wonten jodohe niki
kalih niki, kedah
berjodoh.
Seperti itu ya mbak,
lalu tujuan menikah
apa?
Ga ngerti mbak, kok
ribet.
ya mbak menikah
tujuannya apa?
Menikah kenapa?
(Menikah nggih niku
mau, kan Gusti Allah
sampun gadahi jodoh.
Jodoh niku…)
Lama menikah 12
tahun.
Pernikahan adalah
sakral
Jodoh diatur oleh
Tuhan.
Tujuan menikah karena
kepercayaan akan
adanya jodoh.
Pernikahan adalah
sacral.
Jodoh adalah takdir
dari Tuhan.
Tujuan menikah
karena memenuhi
takdir Tuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
Jadi menikah karna
jodoh?
(Nggih.)
Trus, mbak bertemu
dengan suaminya
prosesnya seperti apa
ya?
Ketemu, ya ketemu.
Sama-sama ngaji.
Trus, memutuskan
untuk menikah, di awal
tahun pernikahan
seperti apa?
Awal tahun pernikahan,
tunangan dulu.
Tunangan terus menikah.
Kemudian habis
menikah, mbak kan
belum mengenal
banget, trus seperti apa
itu mbak?
Kan sebelum menikah
kan, udah tunangan.
Pas tunangan kan udah
saling mengerti apa
kekurangan. Yang
lakinya apa
kekurangannya. Sukanya
apa.
Mbak tahunya
kekurangan dan
kesukaannya dari
mana?
Ya bertanya.
Ada ga mbak,
perbedaan sebelum dan
sesudah menikah?
Ada, perbedaannya ya…
dulunya belum punya
anak, ya sekarang sudah
punya anak.
Bertemu saat mengikuti
kegiatan mengaji.
Bertunangan kemudian
menikah.
Mengenal pasangan
saat bertunangan.
Hubungan saling
mengerti dengan
pasangan.
Bertanya kepada
pasangan tentang
kekurangan dan
kesukaannya.
Perbedaan sebelum dan
sesudah menikah yaitu
adanya anak.
Bertemu saat
mengikuti kegiatan
mengaji.
Bertunangan
kemudian menikah.
Mengenal pasangan
sebelum menikah.
Hubungan saling
mengerti dengan
pasangan.
Proses komunikasi
dengan pasangan.
Perubahan bentuk
keluarga setelah
menikah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
Dulunya sayangnya
cuman sama istrinya,
sekarang sayang sama
anaknya juga.
Saling sayang
menyayangi.
Trus selama menikah
ada ga masalah yang
muncul?
Ga pernah. Kan saling
mengerti. Dalam rumah
tangga kalau saling
mengerti kan ga pernah
ada masalah.
Nah, caranya untuk
saling mengerti itu
seperti apa?
Saling mengerti,
umpamanya
kekurangannya suami
saya begini, saya harus
mengerti begini.
Kalau kekurangan saya
begini ya suami saya
harus mengerti saya
begini.
Begitu, apa itu
diterapkan oleh suami
mbak?
Ya.
Selama ini dengan cara
saling mengerti, apakah
permasalahannya bisa
berkurang?
Bisa.
Selama menjalani
pernikahan ini,
perasaan mbak gimana
ya mbak?
Ya bahagia.
Bahagia, ada contohnya
mbak kebahagiaan
Hubungan saling
menyayangi.
Tidak adanya masalah
dalam rumah tangga
karena saling mngerti
atau memahami.
Saling mengerti
kekurangan dari
pasangan.
Perasaan bahagia dalam
menjalani pernikahan.
Hubungan saling
menyayangi.
Tidak ada masalah
pernikahan.
Saling mngerti
kekurangan dari
pasangan.
Pernikahan yang
bahagia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
seperti apa?
Ya bahagia yang seperti
ini, dikaruniani anak.
Udah bangga dikaruniani
anak dua.
Melihat pernikahan
yang sudah dijalani,
harapan kedepan
seperti apa ya mbak?
Harapan kedepan saya
cuman bisa nyekolahin
kedua anak saya.
Nyenengin anak-anak.
Yang terakhir ya
mbak, menurut mbak
makna pernikahan apa
ya mbak?
Kebahagiaan.
Jadi makna pernikahan
bagi mbak adalah
kebahagiaan?
Iya.
Apa perbedaan sifat
dari suami mbak
sebelum menikah dan
sesudah menikah?
Ga ada.
Kalo sikap, perilaku
suami?
Ga ada. Perilakunya
sama saja. Dulu ya
begini sekarang begini.
Maksudnya gimana
mbak?
Ya dulu sayang sekarang
juga masih sayang.
Mbak tahu suami mbak
sayang, bagaimana
suami mbak
Bahagia karena
dikaruniani dua orang
anak.
Harapan pernikahan
adalah untuk
menyekolahkan dan
membahagiakan anak-
anak.
Pernikahan bermakna
sebagai pernikahan
yang bahagia.
Tidak ada perbedaan
sikap pasangan.
Tidak ada perubahan
perilaku pasangan.
Rasa sayang dari
pasangan tidak
berubah.
Anak adalah sumber
kebahagiaan
pernikahan.
Harapan pernikahan
adalah untuk
menyekolahkan dan
membahagiakan anak.
Pernikahan yang
bahagia.
Tidak ada perubahan
sikap dari pasangan
Tidak ada perubahan
perilaku dari
pasangan.
Pasangan masih
menyayangi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
menunjukkan rasa
sayang itu?
Ya itu kan karna dia
suami saya. Jadi ya tahu.
Suami mbak
menunjukkan rasa
sayang, giman perasaan
mbak?
Ya bangga, bahagia.
Trus setelah menikah
ada kesulitan mbak?
Ga ada.
Trus bagaimana
dengan suami mbak,
apakah ada merasa
kesulitan?
Engga.
Mbak taunya ga ada
kesulitan?
Ya dianya biasa-biasa
saja. Ga ngomong sama
saya.
Kemarin mbak bilang
mbak ga ada
permasalahan karena
saling mengerti, nah
adakah contoh dalam
kehidupan sehari-hari,
saling mengerti yang
bagaimana?
Ya itu saling
menghormati, saling
sayang menyayangi.
Saling menghormati
bagaimana mbak
dalam pernikahan
mbak?
Ya… itu kan rahasia
keluarga, masa
diomongin.
Oh iya mbak, ga usah
diomongin. Mbak
Perasaan bangga dan
bahagia karena
disayang pasangan.
Tidak ada kesulitan
dalam pernikahan.
Kehidupan pernikahan
yang saling
menghormati dan
menyayangi.
Perasaan bangga dan
bahagia terhadap
pasangan.
Tidak ada kesulitan
dalam pernikahan.
Pernikahan yang
saling menghormati
dan menyayangi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
merasa bahagia dengan
suami mbak?
Ya bahagia.
Bahagia yang seperti
apa?
Kehidupan yang menuju
sakinah, mawaddah,
warahmah.
Setelah menjalani
pernikahan, makna apa
yang diperoleh dari
pernikahan mbak?
Itu kemarin sudah
ditanyakan.
Ya untuk memperjelas
saja mbak.
Bahagia yang sakinah,
mawaddah, warahmah.
Sakinah, mawaddah,
warahmah, bisa
dijelasin ga mbak?
Sakinah itu bahagia yang
saling mengerti, saling
menyayangi.
Udah mbak itu aja.
Oh iya mbak, kalau
gitu terimakasih mbak.
Bahagia terhadap
pasangan.
Kebahagiaan
pernikahan yang
sakinah, mawaddah,
dan warahmah.
Pernikahan bermakna
sebagai pernikahan
yang bahagia yang
sakinah, mawaddah,
warahmah.
Bahagia terhadap
pasangan.
Pernikahan yang
sakinah, mawaddah,
dan warahmah.
Pernikahan bermakna
kebahagiaan yang
sakinah, mawaddah,
warahmah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Surat Keterangan
Keabsahan Hasil W'awancara
Sa1.a 1'ang ber-tanda targan diban ah rni :
Inisial : t
Menvatakan telah diu,au'ancarai sebagai suniek penelitian oleh mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogvakafla l'ang bemama.
Nama : Omega Nilam Bahana
NIM :119114011
Dengan surat keterangan rnl sa\ a menuvatakan bahu,a data rvawancara vang
diperoleh peneliti adalah benar-benar -jau'aban vang sava berikan selama proses
\\,a\'vancara. Sala sebagai inlbrman penelitian menjamin keabsahan hasil
rl att ancara ini.
Yograkarra, q l!l!:i 2q!!
Subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI