Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
Penyusunan Cetak BiruPengembangan Sistem Penerbitan SBN
Ritel Secara Online
Kementrian KeuanganGd Frans Seda Jl Wahidin No 1
Jakarta PusatRabu, 15 November 2017
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
LATAR BELAKANG
• Meskipun penjualan SBN Ritel menunjukkan prospek pengembanganyang semakin baik, ada beberapa hal yang masih perlu mendapatperhatian
• Rata rata pembelian per investor masih relatif tinggi yang mencerminkan konsentrasi yang tinggi kepemilikan SBN Ritel, sehinggakurang mencerminkan karakteristik ritel dari instrumen tersebut.
• Sebaran investor per wilayah relatif masih kurang merata, data menunjukkan pemesanan di pasar perdana didominasi investor dari DKI Jakarta.
• Agen penjual lebih memprioritaskan nasabah prioritas masing-masing, sehingga upaya perluasan basis investor belum tercapai secara optimal.
2
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
TUJUAN STUDI
1. Kebutuhan bisnis proses terkait dengan implementasi penerbitan SBN Ritelsecara online.
2. Perubahan strategi pemasaran dan pengembangan pasar SBN Ritel, terkaitdengan perubahan mekanisme penerbitan SBN Ritel.
3. Regulasi yang dibutuhkan untuk mendukung pengembangan danimplementasi sistem penerbitan SBN ritel secara online.
4. Kebutuhan arsitektur sistem serta spesifikasi kebutuhan teknis yang sesuaidengan standar dari international best practice terkait dengan pengembangandan implementasi sistem penerbitan SBN Ritel secara online.
5. Analisis mengenai tahapan, periode waktu dan estimasi biaya yang dibutuhkan untuk pengembangan dan implementasi penerbitan SBN Ritelsecara online.
3
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
HASIL YANG DIHARAPKAN
1. Model bisnis proses untuk pemasaran SBN Ritel secara online.
2. Rekomendasi strategi pemasaran SBN Ritel secara online serta karakteristikinvestor yang berpotensi menjadi investor SBN Ritel.
3. Rekomendasi kebijakan dan peraturan yang dapat mendukungpengembangan dan implementasi sistem penerbitan SBN ritel secaraonline.
4. Rancangan sistem serta kebutuhan teknis dari pengembangan sistem SBN Ritel secara online untuk kebutuhan jangka pendek, menengah dan panjang.
5. User requirement aplikasi penerbitan SBN ritel secara online yang sesuaidengan standard dari Kementerian Keuangan.
6. Skenario tahapan, timetable dan estimasi biaya dari pengembangan danimplementasi sistem pemasaran SBN Ritel secara online.
4
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
METODOLOGI DAN KERANGKA BERFIKIR
5
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
ANALISIS PERATURAN DAN PERUNDANGAN
PERATURAN RUJUKAN YANG BERLAKU
Peraturan OJK 77/POJK.01/2016
Peraturan Menteri Keuangan32/PMK.05/2014 42/PMK.08/2014
Peraturan DirjenPerbendaharaanPer-43/PB/2014
Peraturan Dirjen AnggaranPer-6/AG/2016
Penyesuaian Peraturan OJK
Peraturan Dirjen Tentang MekanismeSBN Ritel Online
Peraturan Dirjen Tentang MekanismePenetuan Agen Penjual
Peraturan Kementerian KeuanganTentang Produk SBN Ritel Online
Peraturan Dirjen TentangPembayaran SBN Ritel Online
Memorandum Informasi
6
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
PERBANDINGAN INSTRUMENT
NO STRUKTUR PRODUK AMERIKA SERIKT AFRIKA SELATAN
1 Jenis obligasi Tradable dan Non Tradeable Non Tradeable
2 Jenis kuponZero CoponFixed rateFloating Rate
Ada dua jenis SBN ritel RSA di Afrika Selatan, yaitu yang memilikikupon Tetap dan kuponMengambang
3 Frekuensi penerbitan Periodik Setiap saat
4 Minimum pembelian$100 (T-Bill, T-Notes, T-Bonds, FRN)$25 EE Saving Bonds$50 I Saving Bonds
R1.000,00
5 Harga satuan per unit$ 100 (T-Bill, T-Notes, T-Bonds, FRN)$25 EE Saving Bonds$50 I Saving Bonds
R1.000,00
6 Maksimum pembelian
$ 5 Million (T-Bill, T-Notes, T-Bonds, FRN)$10.000,00 (EE Saving Bond, I Saving Bonds)
R1.000.000,00
7 Tenor
T-Bills (<52 Minggu)T-Notes (2, 3, 5, 7, and 10 Tahun)T-Bonds, EE Saving Bonds, I Saving Bonds (30 Tahun)
2 tahun, 3 tahun, 5 tahun untukSBN yang memiliki kupon tetap
3 tahun, 5 tahun dan 10 tahununtuk SBN yang memilikikupon mengambang
Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi
Bandung
7
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
SKEMA PROSES BISNIS SBN RITEL ONLINE
8
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
ARSITEKTUR SBN GATEWAY9
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
STRATEGI MARKETINGSBN RITEL ONLINE
10
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
PEMBAHASAN MENGENAI :
SEGMENTASI & KARAKTERISTIKSegmentasi dari Produk SBN Ritel saat ini dibagi menjadi 2 Kelompok besar: (1) Investor dan (2) Non-Investor. Tujuandari segmentasi adalah untukmemudahkan proses pemasaran SBN Ritel Online.
INTERNET & ONLINEMARKETINGDengan membahas keadaanpengguna Internet di Indonesia, penentuan strategimarketing bagi SBN RitelOnline diharapkan akan tepatsasaran.
DETAIL PRODUKPerbandingan denganReksadana untuk menentukanharga produk yang kompetitifjika dibandingkan instrumeninvestasi keuangan lain.
INOVASI SBN RITEL ONLINEInovasi produk SBN RitelOnline dibutuhkan untukinklusi keuangan.
11
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
INOVASI SBNRITEL ONLINE
• SBN Ritel Online adalahmodel bisnis penawaran
dan pembelian SBN melaluisebuah aplikasi online yang
dikelola oleh Kemenkeu.
12
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
INOVASI SBN RITEL ONLINE
• Inovasi yang dilakukan adalah inovasi pada proses dan platform.
• Pada bagian proses, investor bisa langsung memesan SBN tanpa melalui agen, meskipun para investor tetap menggunakan akun dana yang dikelola oleh agen.
• Pada bagian platform, terjadi transformasi dari offline platform menjadi online platform sehingga SBN Ritel bisa dipesan kapanpun dan di manapun.
13
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
Inclusive innovation or growth is:“the development and implementation of new ideas, which
aspire to create opportunities that enhance social and economic well being for disenfranchised members of society”
(George, McGahan and Prabhu, 2012)
Inovasi ini berkaitan dengan inklusivitas :
14
Inovasi SBN Online
memungkinkan
Kemenkeu untuk
menjangkau
segmen yang
selama ini tidak bisa
dijangkau secara
ekonomis oleh agen.
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
SEGMENTASI
15
15
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
TUJUAN PEMASARAN BERDASARKAN SEGMENTASI :
• Investor: Memberikan informasi mengenai opsi pembelian SBN melalui aplikasiSBN Online dengan penekanan pada fleksibilitas proses pemesanan danmemberikan edukasi tentang penggunaan SBN Online (memberikanpengalaman akses yang menyenangkan).
• Investor non-SBN: menginformasikan kelebihan SBN, yakni: dijamin olehpemerintah, struktur produk menarik dan fleksibilitas proses pemesananmelalui SBN Online yang tidak dimiliki oleh instrumen lainnya, sertamengenalkan SBN Online itu sendiri.
• Investor potensial, belum punya instrumen: meningkatkan awarenesstentang keberadaan SBN, menginformasikan kelebihan SBN, yakni: dijaminpemerintah, struktur produk menarik dan fleksibilitas proses pemesananmelalui SBN Online yang tidak dimiliki oleh instrumen lainnya danmengenalkan aplikasi SBN Online.
• Bukan investor dan belum potensial menjadi investor: menggugah kesadaranuntuk berinvestasi dan memberikan informasi tentang SBN agar merekamemilih SBN ketika sudah butuh berinvestasi.
16
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
SEGMENTASI CUSTOMER SBN RITEL DAN STRATEGI MARKETING
17
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
1. Karakteristik“Investor SBN”
18
18
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
Geografis
19
Demografis
ProfilPekerjaan
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
KESIMPULAN KARAKTERISTIK INVESTOR SBN RITEL:
Investor eksisting dari SBN Ritel ini didominasi oleh investor-investor yang telah berumur lebih dari 25 tahun. Profesi dariinvestor tersebut sudah secara spesifik didominasi oleh pegawaiswasta, wiraswasta dan Ibu Rumah Tangga.
Oleh karena itu, berdasarkan karakteristiknya:• Fokus di Pulau Jawa dan Sumatera (khususnya Sumatera Utara)• Fokus di kelompok usia 25 tahun ke atas• Fokus di pegawai swasta, wiraswasta dan ibu rumah tangga
20
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
2. Karakteristik“Non-Investor SBN Tipe 1”
21
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
BERDASARKAN LAPORAN KSEI (8 JUNI 2017) :
• Dari total 1.000.289 pemilik SID, hanya ada 117.816 pemilik SID yang berinvestasi di SBN (11.8%). Sebanyak 88.2% lainnya tidakberinvestasi di SBN.
• Instrumen lainnya: • Saham/Efek bersifat utang dimiliki oleh 580.685 investor
(58%)• Reksadana dimiliki oleh 523.309 investor (52.3%)• Saham Warkat dimiliki oleh 1.638 investor (0.13%)
Sumber:
http://www.ksei.co.id/files/uploads/press_releases/press_file/id-
id/133_berita_pers_jumlah_investor_pasar_modal_tembus_1_juta_201706
08191649.pdf
22
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
HASIL PENELITIAN 2009 :
Keterangan:1: 19-24 tahun2: 25-35 tahun3: 36-45 tahun4: 45-55 tahun5: >55 tahun
Keterangan:1: Mahasiswa2: TNI/Polri3: PNS4: Peg. Swasta5: Wiraswasta
Pendapatan yang disisihkan per bulan:1: < 500 ribu2: 500 ribu – 1 Juta3: 1 Juta – 3 Juta4: 3 Juta – 5 Juta5: > 5 Juta
23
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
KARAKTERISTIK NON-INVESTOR SBN RITEL TIPE 1:
Berdasarkan hasil penelitian tahun 2009Kelompok ini didominasi oleh : pembeli 25 – 35 tahun, berprofesi sebagai
Pegawai Swasta, dengan Pendapatan yang disisihkan untuk investasi 1-3 Juta
Pendapatan yang disisihkan untuk investasi menjadi faktor diskriminan.• Jumlah investor pasar modal kurang dari 1% dari total jumlah penduduk
Indonesia. Persebarannya masih terkonsentrasi di pulau Jawa sebesar 77%.• Secara geografis: Sebagian besar Non Investor SBN yang bermain di pasar
modal (Tipe 1) berada di Pulau Jawa.
Oleh karena itu, berdasarkan karakteristiknya:• Fokus di Pulau Jawa dan Sumatera (khususnya Sumatera Utara)• Fokus di kelompok usia 25 tahun ke atas• Fokus di karyawan swasta, wiraswasta dan ibu rumah tangga
24
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
25
3. Karakteristik“Non-Investor SBN Tipe 2”
25
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
BERDASARKAN ANALISA KEYWORDS
Dapat disimpulkan bahwa:
Sebagian besar Non-Investor Tipe 2 sudah siap berinvestasi. Pilihan
mereka masih kepada investasi saham. Sebagian Non-Investor Tipe 2
yang baru belajar tentang investasi berada di wilayah Sulawesi, Nusa
Tenggara dan Maluku.
Fokus segmen pemasaran untuk non-investor SBN Tipe 2 adalah di
Pulau Jawa, Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan dan Pulau Papua.
26
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
INTERNET DAN ONLINE MARKETING
27
27
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
28
Menurut Nielsen Digital Consumer 2017, internet
merupakan salah satu media promosi yang menempati
urutan ketiga setelah Televisidan media promosi outdoor
dengan penetrasi media penggunaan internet
sebesar 44%.Media internet diminati oleh
kaum muda. 47% beradapada usia 20 hingga 34
tahun = GenerasiMillennials.
28
www.internetworldstats.com
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
SALURAN PEMASARAN SBN ONLINE KE INVESTOR :
Bisa dengan dua cara:
• Melalui agen (bank dan sekuritas): key account manager, brosur, internal magazine dan aplikasi online banking agen
• Melalui aplikasi yang sering didownload/dipakai oleh investor (perlu ada studi mengenai aplikasi online yang populer di setiap segmen usia).
29
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
DETAIL PRODUK
Benchmark terhadap Reksadana
30
30
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
PERBANDINGAN DENGAN PRODUK LAIN
Perbandingan dengan Reksadana untuk menentukan hargaproduk yang kompetitif dibandingkan instrumen investasikeuangan lain.
Ada 4 produk reksadana (sebagai benchmark pada September2017) yang akan ditampilkan. Keempatnya merupakan reksadanadengan barometer penilaian tertinggi oleh bareksa.com.Bareksa.com adalah marketplace reksadana online terintegrasi diIndonesia.
Keempat produk tersebut adalah:• Mega Asset Mantap• Simas Income Fund• Sucorinvest Equity Fund• Sucorinvest Sharia Equity Fund
31
31
Sekolah Bisnis dan Manajemen Kementrian KeuanganInstititut Teknologi Bandung Republik Indonesia
DETAIL PRODUK
Hasil dari Benchmark :
Beberapa produk reksadana bisa mencapai return pertahun sebesar15% dengan dana minimum untuk diinvestasikan sebesar Rp100.000.
Untuk menarik para investor, mengingat bahwa variabel risiko sudahtidak bisa lebih rendah dari nol persen (SBN Ritel sudah bebas risiko),maka hanya variabel return dan jumlah dana minimum untukberinvestasi yang bisa disesuaikan menurut preferensi investor.
Oleh karena itu, salah satu cara untuk bersaing dengan produk investasikeuangan reksadana, harga produk SBN Ritel Online yang akandikembangkan perlu diturunkan menjadi setidaknya Rp100.000.
33
33