PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER DI SEJAHTERA FAMILY HOTEL AND
APARTMENT
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Mesin
Disusun Oleh :
ANDRE AN M.
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
AS KURNIAW
NIM : 015214088
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
THE DESIGN OF HYDRA ND SPINKLER PIPING
FINAL PROJECT
Presented as Partial Fulfillment of the Requirement
By :
ANDREAS KURNIAWAN M.
MECHANICAL ENGINEERING STUDI PROGRAM
NT ASYSTEM IN SEJAHTERA FAMILY HOTEL AND
APARTMENT
to Obtain the Sarjana Teknik Degree in Mechanical Engineering
NIM : 015214088
MECHANICAL ENGINEERING DEPARTEMENT SAINS AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA
2007
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
TUGAS AKHIR
PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN dan
SPRINKLER di SEJAHTERA FAMILY HOTEL and
APARTMENT
OLEH :
ANDREAS KURNIAWAN M.
NIM : 015214088
Telah disetujui :
Dosen Pembimbing I
Budi Sugiharto S.T., M.T. Tanggal, 5 Oktober 2007
iii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN
TUGAS AKHIR
PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN dan
SPRINKLER di SEJAHTERA FAMILY HOTEL and
APARTMENT
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
ANDREAS KURNIAWAN M.
NIM : 0152104088
Telah dipertahankan di depan panitia penguji
Pada tanggal : 3 Oktober 2007
Dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan panitia penguji
Ketua : Budi Setyahandana, S.T., M.T. :
Sekretaris : Ir. Rines Alapan, M.T. :
Anggota : Budi Sugiharto, S.T., M.T. :
Yogyakarta, Oktober 2007
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sanata Dharma
Dekan
Ir. Greg. Heliarko, S.J., S.S., B.ST., M.A., M.Sc
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
tidak memuat karya orang lain atau bagian karya orang lain. kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya sebuah karya
ilmiah.
Yogyakarta, 27 September 2007
Penulis
Andreas Kurniawan M.
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini saya persembahkan kepada:
• Tuhan Yesus Kristus yang selalu mendampingi dan menjadi
pegangan hidupku. Terima kasih Tuhan telah memberiku
terang dan jalan.
• Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan segalanya
padaku, baik material, spiritual dan financial dengan kasih
sayang
• Kedua adik-adikku yang selalu membantuku.
• Kekasihku yang selalu menemani, mendampingi,
menyemangati dengan penuh cinta
• Sahabat dan teman-temanku yang selalu memberiku
semangat dan motivasi, terima kasih telah memberikan
perhatian dan bantuan.
vi
MOTTO
• Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% kerja keras. Tidak
ada yang menggantikan Kerja Keras.
• Sukses adalah hak saya, kesuksesan milik anda, milik
saya dan milik siapa saja yang benar-benar menyadari,
menginginkan dan memperjuangkan dengan sepenuh
hati.
vii
INTISARI
Perancangan sistem perpipaan hidran dan sprinkler di Sejahtera Family Hotel and Apartment bertujuan untuk pencegahan bahaya kebakaran dan pemadaman api sedini mungkin.
Perancangan ini menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan klasifikasi hunian bahaya kebakaran ringan.
Dari perhitungan diperoleh debit total 13,05 m3/menit, layanan 20% dari layanan seluruh gedung dan head total 71,8 m. Pipa menggunakan bahan ASTM A106 Grade B dengan ukuran 10” sch 20, 6” sch 40, 4” sch 10S dan 2,5” sch 10S. Pompa yang digunakan buatan Torishima Pump MFG. Co. Ltd. Tipe 100-500 daya 30 kW.
viii
ABSTRACT The design of hydrant and sprinkler piping system in Sejahtera Family
Hotel and Apartment aimed to prevent fire and extinguish fire as soon as possible. This design uses Indonesian National Standard (INS) with classified
slight-dangerous-fire living. From this calculation got total capacity is 13.05 m3/minute, service is 20%
of the whole building with total head 71,8 m. This pipe uses ASTM A106 grade B materials with measure 10” sch 20, 6” sch 40S, 4” sch 10S and 2.5” sch 10S. Uses pump produced by Torishima Pump MFG. Co. Ltd. type 100-500 with power 30 kW.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus karena
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan
judul Perancangan Sistem Perpipaan Hidran dan Sprinkler di Sejahtera Family
Hotel and Apartment sesuai dengan waktunya.
Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat akademis memperoleh
gelar sarjana di Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan, untuk itu demi kesempurnaan tugas akhir ini penulis
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Romo Ir. Greg Heliarko, SJ., B.S.T., M.A., M.Sc., selaku Dekan Fakultas
Teknik Universitas Sanata Dharma
2. Bapak Budi Sugiharto S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir
dan Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma yang telah
banyak membantu menyelesaikan tugas akhir.
3. Seluruh Dosen penguji yang telah membantu penulis dalam tugas akhir.
4. Bapak Ir. Rines Alapan M.T. selaku Dosen pembimbing akademik yang
selalu memberi semangat.
5. Mas Ratno dan segenap pimpinan dan karyawan Sejahtera Family Hotel and
Apartment yang telah membantu dalam survei dan pengukuran gedung.
x
6. Ayahku Drs. F.X. Maryono dan ibuku Dra. An. Indarwati yang sangat
kukasihi, teladan hidupku dan atas dukungan doanya dan terima kasih juga
buat adik-adikku: Beni dan Bayu atas segala dukungan dan semangatnya.
7. Kekasihku Wiwin yang selalu mendampingi dan menemani serta
menyemangati hidupku.
8. Sahabatku: Edo, Widhi, Wawan, Cokro, Bayu, Wisnu Jati, Wisnu, Fendy,
Cendra, Ari, Lilik, kalian semua yang selalu membuatku tersenyum ketika
didalam kesusahan, bersama tertawa dalam kesenangan sungguh
persahabatan yang sangat indah. Tanpa kalian aku bukan apa-apa sobat.
9. Bpk. Let.Kol. (Purn) Drs. Sudarmadi beserta keluarga yang sudi
menampung saya ketika masa pengasingan di Palembang.
10. Rekan-rekan di CV Dinamika Citra Visitama yang telah memberikan
pengalaman hidup yang berharga.
11. Anggota, pengurus, karyawan dan staf Jogjakarta Taekwondo Center,
Taekwondo Atma Jaya, Taekwondo UKDW, Taekwondo Poltekkes,
Taekwondo Bahtera yang selalu memberikan perhatian dan kesempatan
mengabdi.
Semoga tugas akhir ini menberi manfaat bagi para pembaca.
Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………. iii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN……………………………………… iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………….. v
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………….. vi
MOTTO………………………………………………………………………vii
INTISARI……………………………………………………………………..viii
ABSTRAK…………..………………………………………………………...ix
KATA PENGANTAR………………………………………………………. x
DAFTAR ISI………………………………………………………………… xii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………... xv
DAFTAR TABEL………………………………………………………….... xvii
DAFTAR NOTASI / LAMBANG………………………………………….. xix
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….1
1.1. Pendahuluan……........……………………………………………1
1.2. Tujuan Perancangan ......………………………………………….6
1.3. Batasan Masalah .................................................…………………6
1.4. Sistematika Pembahasan .................................................................7
BAB II PERHITUNGAN KAPASITAS SPRINKLER dan
HIDRAN.....................................................................…………….. 9
2.1. Kondisi dan Keadaan Lokasi..........................................……….. 9
xii
2.2. Klasifikasi Sifat Hunian…………….………………………….. 12
2.2.1. Hunian Bahaya Kebakaran Ringan.......………………….12
2.2.2. Hunian Bahaya Kebakaran Sedang Kelompok I……..…..13
2.2.3. Hunian Bahaya Kebakaran Sedang Kelompok II………...13
2.2.4. Hunian Bahaya Kebakaran Sedang Kelompok III………..14
2.2.5. Hunian Bahaya Kebakaran Berat………………………....15
2.3. Perhitungan Tekanan......................………………………….....16
2.3.1. Perhitungan Tekanan pada Sprinkler.....……………....….17
2.3.2. Perhitungan Tekanan pada Hidran...................……..…….17
2.4. Debit Sprinkler……...…………………………………..……....18
2.5. Kecepatan Pancaran Sprinkler..………………………………...21
2.6. Luas Area Pelayanan Sprinkler………………………………...22
2.7. Perhitungan Kepadatan Pancaran………………………………25
2.8. Kelas Sistem Pipa Tegak……………………………………….31
2.9. Perhitungan Kecepatan Output Hidran………………………....32
2.10. Perhitungan Debit Hidran……………………………………..36
2.11. Perhitungan Lintasan Pancaran Hidran……………………….37
BAB III PERHITUNGAN PEMIPAAN…………………….........………44
3.1. Penempatan Sprinkler dan Hidran.....................………………..44
3.2. Penentuan Diameter dan Jenis Pipa.............................…………47
3.3. Perhitungan Mitter.......................................…………………....51
3.4. Penempatan Peralatan Pendukung...............................................55
3.5. Denah Instalasi Pemipaan Sprinkler dan Hidran.........................56
xiii
3.6. Perhitungan Span.........................................................................59
BAB IV PERHITUNGAN HEAD TOTAL dan
PEMILIHAN POMPA.……………………………....….............62
4.1. Perhitungan Head..........…………………………………...........62
4.1.1. Head Tekanan……………………........……………....….63
4.1.2. Head Kerugian Gesek…………………………………….64
4.1.3. Head Kerugian pada Belokan Pipa……………………….70
4.2. Pemilihan Pompa............ ...........……………………………….73
BAB V KESIMPULAN DAN PENUTUP...................................................76
5.1. Kesimpulan..................................................................................76
5.2. Penutup........................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1.(a) Gambar Tampak Depan Sejahtera Family Hotel &
Apartment….................................................................................8
Gambar 1.1.(b) Gambar Tampak Samping Sejahtera Family Hotel &
Apartment.....................................................................................8
Gambar 2.1. Denah Lantai Basement...................................…………………....9
Gambar 2.2. Denah Lantai 1 .....................………………………………….....10
Gambar 2.3. Denah lantai 2, 3, 4 dan 5 ....................................……………......11
Gambar 2.4. Denah Lantai 6 …………………...................................................12
Gambar 2.5. Lintasan Pancaran Sprinkler…....................................…………...23
Gambar 2.6. Penampang Nozel ………………..................................................33
Gambar 2.7. Lintasan Pancaran Zat Cair ............................................................38
Gambar 3.1. Penempatan Sprinkler Lantai Basement ...........................….........45
Gambar 3.2. Penempatan Sprinkler Lantai 1................................................…...45
Gambar 3.3. Penempatan Sprinkler Lantai 2, 3, 4 dan 5 ....................................46
Gambar 3.4. Penempatan Sprinkler Lantai 6 .....................................................46
Gambar 3.5. Branch Connection Nomenclature ................................................52
Gambar 3.6. Instalasi Peralatan Pendukung Pada Sistem Pemipaan .................56
Gambar 3.7 Denah Pemipaan Lantai Basement ................................................57
Gambar 3.8 Denah Pemipaan Lantai 1 ..............................................................57
Gamber 3.9 Denah Pemipaan Lantai 2, 3, 4 dan 5 ............................................58
Gambar 3.10. Denah Pemipaan Lantai 6 ...........................................................58
Gambar 3.11. Denah Samping Instalasi Pemipaan ...........................................59
xv
Gambar 4.1 Kerugian Gesek Pada Pipa Lurus .................................................68
Gambar 4.2 Bagan Pemilihan Pompa Thorosima ............................................74
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jarak Pipa Paling Tinggi Dengan Pipa Cabang……………………..16
Tabel 2.2 Hasil Perhitungan Tekanan Sprinkler Tiap Lantai …………………17
Tabel 2.3 Hasil Perhitungan Tekanan Hidran Tiap Lantai ……………………18
Tabel 2.4 Ukuran Nominal Lubang Kepala Sprinkler .......................................19
Tabel 2.5 Harga k Untuk Ukuran Lubang Sprinkler…………………………...20
Tabel 2.6 Hasil Perhitungan Debit Pancaran ………………………………….20
Tabel 2.7 Perhitungan Kecepatan Pancaran Sprinkler ………………………..22
Tabel 2.8 Jarak Ketinggian Sprinkler Dari Lantai …………………………....24
Tabel 2.9 Hasil Perhitungan Jarak Pancaran Sprinkler Tiap Lantai ……….....25
Tabel 2.10 Kepadatan Pancaran dan Luas Daerah Kerja Maksimum Sistem
Bahaya Kebakaran Berat………………………………………….28
Tabel 2.11 Hasil Perhitungan Jarak Antar Kepala Sprinkler Tiap lantai …….30
Tabel 2.12 Hasil Perhitungan Kecepatan Nozel Hidran Tiap Lantai ………...36
Tabel 2.13 Hasil Perhitungan Debit Nozel Hidran Tiap Lantai ……………..37
Tabel 2.14 jarak Nozel Dengan Langit-langit ……………………………….41
Tabel 2.15 Sudut Maksimum yang Bisa Dibentuk Untuk Mencapai Jarak
Pancaran Maksimal ……………………………………………...42
Tabel 2.16 Hasil Perhitungan Panjang Pancaran Hidran ……………………43
Tabel 3.1 Jarak Antar Sprinkler dengan Faktor Koreksi 0,75 ……………....44
Tabel 3.2 Kapasitas Total Sprinkler Tiap Zone ……………………………..47
Tabel 3.3 Harga Koefisien Y ………………………………………………..49
xvii
Tabel 3.4 Tekanan Terbesar yang Diterima Oleh Pipa ……………………..50
Tabel 3.5 Tebal Pipa Minimal ……………………………………………....50
Tabel 3.6 Syarat Tebal Dinding Minimum Untuk Tekanan Sampai
Dengan 300 psi (20,7 bar) ……………………………………....51
Tabel 3.7 Diameter Pipa yang Digunakan dan Spesifikasinya ……………..51
Tabel 3.8 Tekanan Terbesar yang Dialami Mitter ………………………….53
Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Mitter ………………………………………...54
Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Jarak Minimal Antar Span ………………….61
Tabel 4.1 Sifat-sifat Air Pada Tekanan Atmosfir …………………………..65
Tabel 4.2 Kondisi Pipa dan Harga C (Formula Hazen-William) …………..69
Tabel 4.3 Koefisien Kerugian Pada Belokan ……………………………….71
Tabel 4.4 Koefisien Kerugian Belokan Pipa Potongan Banyak ....................72
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Head Total ........................................................73
Tabel 4.6 Spesifikasi Pompa ………………………………………………..74
xviii
DAFTAR SIMBOL / NOTASI
P = Tekanan (kg/m2)
h = ketinggian /jarak (meter)
Q = kapasitas (m3/mnt)
v = Kecepatan (m/s)
A = luas penampang (m2)
P = kepadatan pancaran (mm/mnt)
tm = tebal minimal pipa
D0 = diameter luar pipa (inchi)
d = diameter dalam (inchi)
Eq = faktor kualitas
th = tebal minimal pipa utama (inchi)
tb = tebal minimal pipa cabang (inchi)
L = jarak antar tumpuan/span (meter)
H = head total (meter)
hp = head tekanan (meter)
hf = head rugi-rugi (meter)
xix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. PENDAHULUAN
Musibah kebakaran adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan dan
dapat terjadi dimana dan kapan saja baik disebabkan oleh kelalaian manusia
atau hal-hal lain. Musibah kebakaran sangat merugikan karena selain
bangunan dan harta benda, nyawa pun kerap melayang akibat peristiwa
tersebut. Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada
tempat yang tidak kita hendaki, merugikan dan pada umumnya sukar
dikendalikan. Api terjadi karena persenyawaan dari (www.proyeksi.com) :
1. Sumber panas, seperti energi elektron (listrik statis atau dinamis),
sinar matahari, reaksi kimia dan perubahan kimia.
2. Benda mudah terbakar, seperti bahan-bahan kimia, bahan bakar,
kayu, plastik dan sebagainya.
3. Oksigen (tersedia di udara)
Apabila telah terjadi kebakaran, maka langkah yang harus dilakukan
adalah memisahkan oksigen dari benda yang terbakar. Pemadaman dengan
mengunakan APAR, karung goni yang basah dan pasir merupakan cara
untuk mengisolasi oksigen dalam api tersebut. Bila pada pemadaman
digunakan air sebagai media pemadaman maka terjadi reaksi pendinginan
1
Tugas Akhir Perpipaan 2
panas dan isolasi oksigen dari kebakaran tersebut. Kebakaran di Indonesia
dibagi menjadi 3 kelas yaitu :
1. Kelas A
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya
kertas, kayu, plastik, karet, busa dan lain-lainnya. Media
pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: air, pasir, karung
goni yang dibasahi, dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau
racun api tepung kimia kering.
2. Kelas B
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda mudah terbakar
berupa cairan, misalnya bensin, solar, minyak tanah, spirtus,
alkohol dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk kelas
ini berupa: pasir dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun
api tepung kimia kering. Dilarang memakai air untuk jenis ini
karena berat jenis air lebih berat dari pada berat jenis bahan di atas
sehingga bila kita menggunakan air maka kebakaran akan melebar
kemana-mana
3. Kelas C
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman
kebakaran untuk kelas ini berupa: Alat Pemadam Kebakaran
(APAR) atau racun api tepung kimia kering. Matikan dulu sumber
listrik agar kita aman dalam memadamkan kebakaran
Tugas Akhir Perpipaan 3
Berbagai peralatan dan sistem dibuat agar peristiwa kebakaran tidak
terjadi atau dapat ditanggulangi secara cepat dan tidak menyebar ke daerah
yang lain. Peralatan pencegahan kebakaran adalah :
1. APAR / Fire Extinguishers / Racun Api
Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna
karena dapat dipakai untuk jenis kebakaran A, B dan C. Peralatan
ini mempunyai berbagai ukuran berat, sehingga dapat ditempatkan
sesuai dengan besar-kecilnya resiko kebakaran yang mungkin
timbul dari daerah tersebut. Bahan yang terdapat dalam tabung
pemadam api tersebut berupa bahan kimia kering, foam / busa dan
CO2, untuk Halon tidak diperkenankan dipakai di Indonesia.
2. Hidran
Ada 3 jenis hidran, yaitu hidran gedung, hydran halaman dan
hydran kota, sesuai namanya hidran gedung ditempatkan dalam
gedung, untuk hidran halaman ditempatkan di halaman, sedangkan
hidran kota biasanya ditempatkan pada beberapa titik yang
memungkinkan Unit Pemadam Kebakaran suatu kota mengambil
cadangan air. Fungsi utama hidran adalah sebagai salah satu
sumber air apabila terjadi kebakaran. Komponen hidran terdiri dari
(SNI 03-1745-1989):
• Kotak hidran
• Slang Gulung
Tugas Akhir Perpipaan 4
• Pipa pemancar
• Pipa hidran
3. Detektor Asap / Smoke Detector
Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan
memberitahukan kepada setiap orang apabila ada asap pada suatu
daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus untuk pemakaian dalam
gedung.
4. Fire Alarm
Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap
orang akan adanya bahaya kebakaran pada suatu tempat
5. Sprinkler
Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan
memancarkan air secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada
suatu suhu tertentu pada daerah di mana ada sprinkler tersebut.
Air merupakan medium pemadam yang digunakan secara luas karena
murah dan relatif mudah dicari. Air adalah fluida. Fluida adalah zat-zat yang
mampu mengalir dan yang menyesuaikan diri dengan wadah atau
tempatnya. Bila berada dalam kesetimbangan, fluida tidak dapat menahan
gaya tangensial atau gaya geser. Semua fluida memiliki suatu derajat
kompresibilitas dan memberikan tahanan kecil terhadap perubahan bentuk.
Fluida dapat digolongkan ke dalam cairan atau gas. Perbedaan antara fluida
cair dan gas adalah (Ranald V. Giles, 1986, 1) :
Tugas Akhir Perpipaan 5
1. Cairan praktis tak kompresibel, sedangkan gas kompresibel.
2. Cairan mengisi volume tertentu dan mempunyai permukaan-
permukaan bebas sedangkan gas dengan massa tertentu
mengembang sampai mengisi seluruh bagian wadah tempatnya.
Cabang mekanika terapan yang berkenaan dengan tingkah-laku fluida dalam
keadaan diam dan bergerak adalah Mekanika Fluida dan Hidraulika.
Air tidak akan keluar dari hidran atau sprinkler sesuai dengan harapan
jika tidak didukung oleh sistem perpipaan yang memadai. Beberapa unsur
fluida penting dalam sistem perpipaan adalah : berat, kekentalan dan
kerapatan fluida, tetapi apabila ada kompresibilitas yang cukup besar maka
prinsip-prinsip termodinamika harus diperhatikan.(Ranald V. Giles, 1986,1).
Selain faktor-faktor tersebut diatas sistem perpipaan juga harus
memperhatikan gaya statis dan dinamis yang dialami oleh pipa. Gaya statis
yang terjadi pada pipa adalah (Sam kannappan, 1985, 4) :
1. Berat pipa (berat kosong dan berat isi)
2. Ekpansi termal dan effek kontraksi
3. Efek support, anchor dan terminal movements
Sedangkan gaya dinamis yang dialami pipa adalah :
1. Gaya impak (Impact forces)
2. Faktor angin (Wind loads)
3. Faktor gempa (Seismic loads)
4. Getaran (Vibration)
5. Discharge loads
Tugas Akhir Perpipaan 6
Selain faktor tersebut dalam perancangan sistem perpipaan harus
memperhatikan aspek geografis dan geologis tanah atau dataran yang akan
digunakan.
1.2. TUJUAN PERANCANGAN
Tujuan Perancangan ini adalah mengetahui hasil rancangan sistem
hidran dan sprinkler Sejahtera Family Hotel and Apartment.
1.3. BATASAN MASALAH
Lokasi perancangan sistem perpipaan ini adalah di Sejahtera Family
Hotel and Apartment. Struktur, panjang, diameter dan jumlah pipa serta
lokasi sprinkler dan hidran dirancang sesuai bentuk arsitektur dari Sejahtera
Family Hotel and Apartment Tower 2 (Gambar 1.1). Sebagai pemadam
digunakan air tanah yang telah disaring dan ditempatkan pada reservoir
bawah. Dalam perancangan ini penulis hanya membatasi pada :
1. Sistem perpipaan hidran dan sprinkler
2. Perhitungan pompa dan perpipaan dari sumber air tanah sampai
bak penampungan bawah tidak dibahas.
3. Perancangan Pipa dan hidran merujuk pada SNI 03-1745-2000
mengenai “Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Pipa
Tegak dan Slang Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan Rumah dan Gedung”.
4. Dalam perancangan ini dipakai Sistem Pipa Tegak Kelas I (SNI
03-1745-2000 bab 5.1)
Tugas Akhir Perpipaan 7
5. Perancangan Sprinkler merujuk pada SNI 03-3989-2000 mengenai
“Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Sprinkler
Otomatik Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan
gedung”.
6. Dalam perancangan ini sistem sprinkler yang digunakan sesuai
Klasifikasi Hunian Bahaya Kebakaran Ringan (SNI 03-3989-2000
bab 4.1.1.)
7. Instalasi Pompa merujuk pada SNI 03-6570-2001 mengenai
“Instalasi Pompa yang Dipasang Tetap Untuk Proteksi
Kebakaran”.
8. Penggunaan ukuran dan bahan bagian-bagian perpipaan menurut
standart yang terdapat dipasaran.
9. Pompa dan motor yang digunakan adalah produk buatan Torishima
Pump MFG. Co. Ltd. Takatsuki City, Osaka, Jepang.
1.4. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Pada bab selanjutnya akan diuraikan mengenai kondisi dan keadaan
gedung, kapasitas sprinkler dan hidran, jarak pancaran sprinkler dan hidran.
Perancangan dan perhitungan sistem perpipaan serta asumsi yang digunakan
serta bagan pemipaan akan diuraikan pada bab tiga. Perhitungan sebagai
dasar pemilihan pompa diuraikan pada bab empat. Pada bab lima akan
diberikan hasil perhitungan, kesimpulan dan saran-saran.
Tugas Akhir Perpipaan 8
(b) (a)
Gambar 1.1(a) Gambar Tampak Depan Sejahtera Apartment & familiy Hotel
Gambar 1.1(b) Gambar Tampak Samping Sejahtera Apartment & familiy Hotel
BAB II
PERHITUNGAN KAPASITAS SPRINKLER DAN HIDRAN
2.1. KONDISI dan KEADAAN LOKASI
Sejahtera Family Hotel and Apartment Tower 2 mempunyai 7 lantai.
Kamar-kamar yang disewakan di Tower 2 dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
• Two-bedroom suite
• Three-bedroom suite
• Penthouse
Penamaan lantai menggunakan sistem british. Lantai Basement
digunakan untuk parkir motor karyawan, kantor engineer, kantor cleaning
servis, pantri, dan Fitness Center. Denah lantai dapat dilihat pada Gambar
2.1
Gambar 2.1 Denah Lantai Basement
9
Tugas Akhir Perpipaan 10
Lantai 1 digunakan untuk resepsionist, 1 kamar two-bedroom suite, 4
kamar three-bedroom suite. Denah ruang dapat dilihat pada Gambar 2.2
Gambar 2.2 Denah Lantai 1
Lantai 2 sampai lantai 5 digunakan untuk 4 kamar two-bedroom suite,
dan 4 kamar three-bedroom suite. Denah lantai dapat dilihat pada Gambar
2.3
Gambar 2.3 Denah Lantai 2, 3, 4 dan 5
Tugas Akhir Perpipaan 11
Lantai 6 digunakan untuk 4 kamar Penthouse. Denah lantai dapat
dilihat pada Gambar 2.4
Gambar 2.4 Denah Lantai 6
Rongga lift diapit oleh rongga yang digunakan untuk memasang pipa
air bersih dan kelistrikan. Sedangkan untuk sistem hidran, pipa air kotor dan
hujan, serta pembuangan sampah terletak di samping tangga darurat. Sistem
Hidran dan sprinkler yang digunakan adalah sistem basah yaitu jaringan
sistem pipa berisi air dengan tekanan tertentu secara terus menerus (SNI 03-
3989-2000 bab 3.9.). Semua area lantai yang tertutup terkena percikan air
dari sprinkler kecuali ruangan tangga, lift, ruang panel listrik dan kamar
kakus (SNI 03-3989-2000 bab 4.3).
Tugas Akhir Perpipaan 12
2.2. KLASIFIKASI SIFAT HUNIAN
Klasifikasi sifat hunian adalah klasifikasi tingkat resiko bahaya
kebakaran yang diklasifikasikan berdasarkan struktur bahan bangunan,
banyaknya bahan yang disimpan di dalamnya, serta sifat kemudahan
terbakarnya, juga ditentukan oleh jumlah dan sifat penghuninya. Klasifikasi
sifat hunian dibedakan menjadi (SNI 03-3989-2000 bab 4.2) :
2.2.1. Hunian bahaya kebakaran ringan
Adalah hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar
rendah dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas rendah, sehingga
menjalarnya api lambat.
Yang termasuk hunian bahaya kebakaran ringan adalah seperti hunian:
• Tempat Ibadat
• Sarana Pendidikan
• Perpustakaan
• Museum
• Perkantoran
• Perumahan
• Restoran (ruang makan)
• Perhotelan
• Rumah Sakit
• Penjara
Tugas Akhir Perpipaan 13
2.2.2. Hunian bahaya kebakaran sedang kelompok I
Adalah hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar
sedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih
dari 2,5 meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang,
sehingga menjalarnya api sedang.
Yang termasuk hunian kebakaran sedang kelompok I adalah seperti
hunian :
• Parkir mobil dan ruang pamer
• Pabrik minuman tidak termasuk bagian pembotolan.
• Restoran daerah dapur.
• Pabrik susu
• Pabrik elekronika
• Pabrik barang gelas
• Pengalengan
2.2.3. Hunian bahaya kebakaran sedang kelompok II
Adalah hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar
sedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih
dari 4 meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang,
sehingga menjalarnya api sedang.
Yang termasuk hunian bahaya kebakaran sedang kelompok II, adalah
seperti hunian :
• Pabrik / perakitan kendaraan bermotor
Tugas Akhir Perpipaan 14
• Pabrik tekstil
• Pabrik kimia (bahan kimia dengan kemudahan terbakar
sedang)
• Pabrik cerutu, rokok
• Bengkel mobil.
• Penggilingan produk biji-bijian.
• Penyulingan
2.2.4. Hunian bahaya kebakaran sedang kelompok III
Adalah hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar
tinggi dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas tinggi, sehingga
menjalarnya api cepat.
Yang termasuk hunian bahaya kebakaran sedang kelompok III adalah
seperti hunian :
• Pabrik karet dan barang karet (tidak termasuk karet busa ).
• Pabrik radio dan TV.
• Pabrik pesawat terbang kecuali hanggar.
• Pabrik plastik dan barang plastik (tidak termasuk plastik busa)
• Penggergajian kayu dan pengerjaan kayu
• Pabrik kertas dan barang kertas.
• Pabrik karung (kecuali proses persiapan serat).
• Pabrik gula.
Tugas Akhir Perpipaan 15
2.2.5. Hunian bahaya kebakaran berat
Macam hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar
tinggi dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas tinggi, penyimpanan
cairan yang mudah terbakar, sampah, serat, atau bahan lain yang apabila
terbakar apinya cepat menjadi besar dengan melepaskan panas tinggi
sehingga menjalarnya api cepat.
Yang termasuk hunian bahaya kebakaran berat adalah seperti hunian :
• Pabrik kimia (bahan kimia dengan kemudahan terbakar tinggi)
• Pengerjaan kayu yang penyelesaiannya menggunakan bahan
mudah terbakar
• Pabrik kembang api
• Pabrik karet busa atau plastik busa
• Hanggar pesawat terbang.
• Penyulingan minyak bumi
• Pabrik bahan peledak
• Pabrik karet buatan
• Pemintalan benang atau kain
• Pabrik cat
Berdasarkan klasifikasi diatas Sejahtera Family Hotel and Apartment
merupakan gedung dengan klasifikasi hunian bahaya ringan.
Tugas Akhir Perpipaan 16
2.3. PERHITUNGAN TEKANAN
Tower 2 Sejahtera Family Hotel and Apartment memiliki tinggi 31,5
m dan jarak vertikal antara titik pipa tertinggi dengan terendah adalah 25,2
m hal ini mengakibatkan terjadinya tekanan di titik paling bawah cukup
tinggi. Tekanan Sprinkler dan hidran pada tiap lantai diketahui dengan
rumus :
0PhP +⋅= γ ………………………………………………..(2.1)
Dengan :
P = Tekanan akhir tiap lantai (kg/m2)
γ = Berat Jenis (kg/m3)
h = Kedalaman/jarak pipa paling tinggi dengan pipa cabang (m)
P0 = Tekanan minimum yang disarankan SNI (2,2 kg/cm2)
Kedalaman/jarak pipa paling tinggi dengan pipa cabang dapat dilihat
pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Jarak Pipa Teratas Dengan Pipa Cabang
SPRINKLER HIDRAN Lantai
m m
6 0 2,7
5 3,45 6,20
4 6,90 9,70
3 10,40 13,20
2 13,90 16,70
1 17,40 20,20
Basement 21,90 24,7
Tugas Akhir Perpipaan 17
Tekanan minimum P0 yang disarankan oleh SNI 03-3989-2000 bab
5.2.1 adalah sebesar 2,2 kg/cm2.
2.3.1. Perhitungan Tekanan Pada Sprinkler
Perhitungan tekanan pada sprinkler dihitung dengan rumus (2.1).
Harga γ = 1000 kg/m3, P0 = 2,2 kg/cm2 = 22000 kg/m2, harga h dapat dilihat
pada Tabel 2.1.
Hasil perhitungan ditampilkan dalam Tabel 2.2
Tabel 2.2 Hasil Perhitungan Tekanan Sprinkler Tiap Lantai
Kedalaman Berat Jenis Air Tekanan Minimal Tekanan Akhir
Lantai m kg/m3 kg/m2 kg/m2
6 0 1000 22000 22000
5 3,45 1000 22000 55844,5
4 6,90 1000 22000 89689
3 10,40 1000 22000 124024
2 13,90 1000 22000 158359
1 17,40 1000 22000 192694
B 21,90 1000 22000 236839
2.3.2. Perhitungan Tekanan Pada Hidran
Perhitungan tekanan pada hidran dihitung dengan rumus (2.1). Harga
γ = 1000 kg/m2, P0 = 2,2 kg/cm2 = 22000 kg/m2, harga h dapat dilihat pada
Tabel 2.1.
Tugas Akhir Perpipaan 18
Hasil perhitungan tekanan hidran pada setiap lantainya dapat dilihat
pada Tabel 2.3. Untuk mempermudah perhitungan selanjutnya, ditampilkan
pula harga tekanan kg/cm2.
Tabel 2.3 Hasil Perhitungan Tekanan Hidran Tiap Lantai
Kedalaman Berat Jenis Tekanan Akhir Tekanan Akhir
Lantai m kg/m3 kg/m2 kg/cm2
6 2,7 1000 48487 4,85
5 6,20 1000 82822 8,28
4 9,70 1000 117157 11,72
3 13,20 1000 151492 15,15
2 16,70 1000 185827 18,58
1 20,20 1000 220162 22,02
B 24,7 1000 264307 26,43
2.4. DEBIT SPRINKLER
Untuk menghitung kapasitas pancaran air kepala sprinkler, berlaku
rumus (SNI 03-3989-2000 Bab. 7.15.4) :
PkQ ⋅= ………………………………….……………(2.2)
Dengan
Q = kapasitas pancaran tiap kepala sprinkler (l/mnt)
Tugas Akhir Perpipaan 19
k = konstanta yang ditentukan oleh ukuran nominal lubang
sprinkler
P = tekanan air di kepala sprinkler (kg/cm2)
Ukuran lubang sprinkler yang dibenarkan untuk masing-masing
sistem bahaya kebakaran ditunjukkan dengan Tabel 2.4. Klasifikasi bahaya
kebakaran menggunakan sistem bahaya kebakaran ringan :
Tabel 2.4 Ukuran Nominal Lubang Kepala Sprinkler (mm)
No. Klasifikasi bahaya kebakaran Ukuran nominal lubang kepala
springkler ( mm )
1 Sistem bahaya kebakaran ringan. 10
2 Sistem bahaya kebakaran sedang. 15
3 Sistem bahaya kebakaran berat 20
Sumber : SNI-03-3989-2000 Bab 7.15.4
Konstanta (k) untuk ketiga ukuran lubang kepala sprinkler tersebut
dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Tugas Akhir Perpipaan 20
Tabel 2.5 Harga k Untuk Ukuran Lubang Sprinkler
No. Ukuran nominal lubang kepala springkler
( mm ).
Konstanta
“k”
1 10 57 ± 5%
2 15 80 ± 5%
3 20 115 ± 5%
Sumber : SNI 03-3989-2000 Bab 7.15.4
Tekanan sprinkler tiap lantai dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Dengan persamaan (2.2) hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel
2.6. Untuk mempermudah perhitungan selanjutnya maka debit juga
dikonversi menjadi m3/mnt.
Tabel 2.6 Hasil Perhitungan Debit Pancaran
Debit Pancaran
(Q)
Debit Pancaran (Q) Debit pancaran (Q)
Lantai
l/mnt l/s m3/mnt
6 84,54 1,41 0,08
5 135,49 2,26 0,13
4 171,95 2,87 0,17
3 202,33 3,37 0,2
2 228,71 3,81 0,23
1 252,35 4,21 0,25
B 279,82 4,66 0,28
Tugas Akhir Perpipaan 21
2.5. KECEPATAN PANCARAN SPRINKLER
Kecepatan pancaran sprinkler dapat dihitung dengan rumus :
AQv⋅
=60
……………………………………..(2.3)
Dengan :
v = kecepatan sprinkler (m/s)
Q = debit pancaran sprinkler (m3/mnt)
A = luas lubang kepala sprinkler (m2)
Diameter kepala sprinkler yang digunakan adalah 10 mm (SNI 03-
3989-2000 bab. 7.15.4) adalah :
( )25
23
2
m 1085,7
1010414
1 A
−
−
⋅=
⋅⋅⋅=
⋅⋅=
π
π D
Dengan persamaan (2.3) hasil yang diperoleh untuk tipa lantainya
dapat dilihat pada Tabel 2.7.
Tugas Akhir Perpipaan 22
Tabel 2.7 Perhitungan Kecepatan Pancaran Sprinkler
Debit pancaran Kecepatan Pancaran
Sprinkler Lantai
m3/mnt m/s
6 0,08 16,98
5 0,13 27,6
4 0,17 36,09
3 0,2 42,46
2 0,23 48,83
1 0,25 53,07
B 0,28 59,45
2.6. LUAS AREA PELAYANAN SPRINKLER
Untuk pemancarkan menggunakan prinsip air yang di tembakkan ke
plat diam. Dengan system ini maka air yang dipancarkan oleh kepala
sprinkler akan mengalir di atas plat dalam segala arah. Dalam arah tegak
lurus permukaan plat, kecepatan aliran menjadi nol dan momentum tegak
lurus pada plat akan dihancurkan. Pancaran maksimum didapat dengan
asumsi air mengalami lenting sempurna saat bertumbukan dengan plat.
Untuk menghitung jarak pancaran didekati dengan persamaan gerak
peluru. Gerak searah sumbu x (datar) menggunakan pendekatan glb (gerak
lurus beraturan) sedangkan gerkan yang searah sumbu y (tegak)
menggunakan pendekatan glbb (gerak lurus berubah beraturan).
Tugas Akhir Perpipaan 23
VA
B C
4,10
"
Gambar 2.5 Lintasan Pancaran Sprinkler
Asumsi air yang terpancar maksimal dipancarkan secara horizontal.
Dalam kenyataannya air akan memancar dari titik 0 sampai jarak d (Gambar
2.5). ini disebabkan karena sifat air yang tidak solid (liquid) sehingga dalam
pancaran terjadi tumbukan antara partikel-partikel air yang besarnya
berbeda-beda.
Waktu yang diperlukan untuk menempuh AB sama dengan waktu
yang ditempuh AC Gambar 2.5 :
ghttt ABAC
2===
……………………………………….(2.4)
Jarak yang ditempuh dapat dihitung dengan mengalikan kecepatan
pancaran dengan waktu tempuh
ghvd 2
⋅= ………………………………………..(2.5)
Tugas Akhir Perpipaan 24
Dengan :
t = waktu (s)
h = ketinggian sprinkler dengan lantai (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
v = kecepatan pancaran (m/s)
Ketinggian tiap lantai dapat dilihat pada tabel 2.8
Tabel 2.8 Tabel Jarak Ketinggian Sprinkler Dari Lantai
Jarak Sprinkler Dengan Lantai Lantai
m
6 3,20
5 3,25
4 3,30
3 3,30
2 3,30
1 4,30
Basement 3,10
Jarak pancaran sprinkler tiap lantai dihitung dengan rumus (2.5)
dengan harga :
ρ = 1000 kg/m3
g = 9,81 m/s2
h = dilihat pada tabel 2.8
Tugas Akhir Perpipaan 25
Dengan persamaan (2.5) hasil yang diperoleh untuk tiap lantainya
dapat dilihat pada Tabel 2.9.
Tabel 2.9 Hasil Perhitungan Jarak Pancaran Sprinkler Tiap
Lantai
Jarak Sprinkler
Dengan Lantai
Kecepatan
Pancaran Sprinkler Jarak Pancaran Lantai
m m/s m
6 3,20 16,98 13,71
5 3,25 27,6 22,47
4 3,30 36,09 29,6
3 3,30 42,46 34,83
2 3,30 48,83 40,05
1 4,30 53,07 49,69
Basement 3,10 59,45 47,26
2.7. PERHITUNGAN KEPADATAN PANCARAN
Kepadatan pancaran (p) adalah jumlah debit air (liter/menit) yang
dikeluarkan oleh 4 kepala springkler yang berdekatan dan terletak di empat
sudut bujur sangkar, persegi panjang atau jajaran genjang (kepala springkler
dipasang berselang-seling) dibagi oleh 4 x luas bujur sangkar, persegi
panjang atau jajaran genjang tersebut di atas (m2). Kepadatan pancaran
dinyatakan dalam mm/menit.
Tugas Akhir Perpipaan 26
Kepadatan pancaran yang direncanakaan dan daerah kerja maksimum
yang diperkirakan untuk ketiga klasifikasi tersebut diatas tercantum dibawah
ini :
a). Sistem bahaya kebakaran ringan.
Kepadatan pancaran yang direncanakan 2,25 mm/menit.
Daerah kerja maksimum yang diperkirakan : 84 m2.
Catatan :
Tambahan kepadatan sebesar 5 mm/menit diberikan untuk
daerah tertentu pada hunian bahaya kebakaran ringan, seperti :
ruang atap, ruang besmen, ruang ketel uap, dapur, ruang
binatu, ruang penyimpanan, ruang kerja bengkel dan lain-lain
dengan penentuan jarak kepala springkler yang lebih dekat.
b). Sistem bahaya kebakaran sedang.
Kepadatan pancaran yang direncanakan 5 mm/menit.
Daerah kerja maksimum yang diperkirakan 72 ~ 360 m2.
Catatan :
Sistem bahaya kebakaran sedang terdiri dari 3 (tiga) kelompok
berdasarkan daerah kerja maksimum yang diperkirakan, yaitu :
• kelompok I dengan luas 72 m2,
• kelompok II, dengan luas 144 m2,
• kelompok III, dengan luas 216 m2.
Tugas Akhir Perpipaan 27
Apabila kemungkinan terjadi penyalaan serentak, misalnya yang
mungkin terjadi pada proses persiapan di pabrik tekstil, maka luas
maksimumnya 360 m2.
c). Sistem bahaya kebakaran berat
1). Bahaya proses
Kepadatan pancaran yang direncanakan 7,5 ~ 12,5
mm/men.
Daerah kerja maksimum yang diperkirakan 260 m2.
Tugas Akhir Perpipaan 28
Tabel 2.10 Kepadatan Pancaran dan Luas Daerah Kerja
Maksimum Sistem Bahaya Kebakaran Berat
Klasifikasi Hunian
Kepadatan yang
direncanakan
(mm/men)
Luas daerah kerja
maksimum, yang
diperkirakan
(m2)
Hanggar pesawat terbang 7,5 Daerah perlindungan (sistem
pancaran serentak).
Pabrik selulosa 12,5 260
Pabrik korek api 10,0 260
Pabrik petasan 10,0 Lengkap dengan pancaran
serentak untuk setiap gedung
Pabrik pembuatan busa dan karet, 10,0 260
Pabrik cat, zat pewarna dan
Vernis.
7,5 260
Pabrik pelapis lantai dan sebangsa
kertas minyak. 7,5 260
Pekerjaan dengan damar, terpentin
dan sulang minyak. 7,5 260
Pabrik karet subtitusi 7,5 260
Pabrik kayu, wool. 7,5 260
Penyulingan tir. 10 260
Tugas Akhir Perpipaan 29
Setelah kapasitas pancaran diketahui lalu dihitung jarak antar
sprinkler agar terpenuhi kepadatan pancaran (P) = 2,25 mm/menit sesuai
SNI 03-3839-2000 bab. 4.1.3.a. Kepadatan pancaran adalah jumlah debit air
(l/mnt) yang dikeluarkan oleh 4 kepala sprinkler yang berdekatan dan
terletak di empat sudut bujur sangkar, persegi panjang atau jajaran genjang
(kepala sprinkler dipasang selang-seling) dibagi oleh 4 kali luas bujur
sangkar, persegi panjang atau jajaran genjang tersebut di atas (m2) (SNI 03-
3989-2000 Bab 3.2). Kepadatan pancaran dinyatakan dengan mm/menit.
Tambahan kepadatan sebesar 5 mm/menit diberikan untuk daerah
tertentu pada hunian bahaya kebakaran ringan, seperti : ruang atap, ruang
besmen, ruang ketel uap, dapur, ruang binatu, ruang penyimpanan, ruang
kerja bengkel dan lain-lain dengan penentuan jarak kepala springkler yang
lebih dekat. Kepadatan pancaran (p) di lantai Basement menggunakan nilai
7,25 mm/mnt.
Untuk menghitung kepadatan pancaran digunakan digunakan rumus :
asQ (p)pancaran kepadatan ⋅
= ……………………..(2.6)
s dan a adalah jarak antar sprinkler, diasumsikan s = a , maka
2sQp =
……………………………………..(2.7)
PQs = ……………………………………..(2.8)
Tugas Akhir Perpipaan 30
Dengan :
P = kepadatan pancaran (mm/mnt)
s = jarak antar sprinkler (m)
Q = debit pancaran sprinkler tiap lantai (l/mnt)
Dengan persamaan 2.8 hasil yang diperoleh untuk tiap lantainya dapat
dilihat pada tabel 2.11.
Tabel 2.11 Hasil Perhitungan Jarak Antar Kepala Sprinkler Tiap
Lantai
Debit Pancaran (Q) Jarak Antar
Sprinkler (s) Lantai
l/mnt m
6 84,54 6,13
5 135,49 7,76
4 171,95 8,74
3 202,33 9,48
2 228,71 10,08
1 252,35 10,59
Basement 279,82 6,21
Tugas Akhir Perpipaan 31
2.8. KELAS SISTEM PIPA TEGAK
Kelas Sistem pipa tegak dibedakan menjadi 3 yaitu
2.7.1. Sistem kelas I.
Sistem harus menyediakan sambungan slang ukuran 63,5
mm (2½ inci) untuk pasokan air yang digunakan oleh petugas
pemadam kebakaran dan mereka yang terlatih.
2.7.2. Sistem kelas II.
Sistem harus menyediakan kotak slang ukuran 38,1 mm
(1½ inci) untuk memasok air yang digunakan terutama oleh
penghuni bangunan atau oleh petugas pemadam kebakaran
selama tindakan awal.
Pengecualian :
Slang dengan ukuran minimum 25.4 mm ( 1 inci ) diizinkan
digunakan untuk kotak slang pada tingkat kebakaran ringan
dengan persetujuan dari instansi yang berwenang.
2.7.3. Sistem kelas III.
Sistem harus menyediakan kotak slang ukuran 38,1 mm
(1½ inci) untuk memasok air yang digunakan oleh penghuni
bangunan dan sambungan slang ukuran 63,5 mm (2½ inci) untuk
memasok air dengan volume lebih besar untuk digunakan oleh
petugas pemadam kebakaran atau mereka yang terlatih.
Tugas Akhir Perpipaan 32
Pengecualian No.1 :
Slang ukuran minimum 25,4 mm (1 inci) diperkenankan
digunakan untuk kotak slang pada pemakaian tingkat kebakaran
ringan dengan persetujuan dari instansi yang berwenang.
Pengecualian No. 2 :
Apabila seluruh bangunan diproteksi dengan sistem
springkler otomatis yang disetujui, kotak slang yang digunakan
oleh penghuni bangunan tidak dipersyaratkan . Hal tersebut
tergantung pada persetujuan instansi yang berwenang.
Dalam sistem ini digunakan sistem pipa tegak kelas II
2.9. PERHITUNGAN KECEPATAN OUTPUT HIDRAN
Jarak pancaran hidran dihasilkan dari tekanan yang terjadi pada tiap
lantai yang dialirkan dari sisstem pipa, selang lalu dipancarkan oleh nozel.
Selang yang digunakan berdiameter 2,5” (63,5 mm) sesuai dengan
ketentuan SNI 03-1745-2000 Bab5.3.2. Sedangkan untuk nozel diameter
input menyesuaikan selang 2,5” dengan lubang output 0,75” (19,05 mm).
Untuk mempermudah perhitungan kecepatan pancaran maka dalam
perhitungan nozel diarahkan datar, dengan kerugian gesekan dalam nozel
diabaikan (Gambar 2.6).
Tugas Akhir Perpipaan 33
2,05
"
0,69
"
D1 D1
12= 0
2
Gambar 2.6 Penampang Nozel
Dengan persamaan Bernuolli pada ujung-ujung nozel dengan
mengabaikan kehilangan tenaga didapat rumus :
gvpz
gvpz
⋅++=
⋅++
22
222
2
211
1 γγ …………………………(2.9)
Elevasi titik 1 dan 2 adalah sama (z1 = z2) dan tekanan di titik 2 adalah
atmosfer ( 02 =γp ), sehingga :
gv
gvp
22
22
21 =+
γ ……………………………………………….(2.10)
Pada persamaan kontinuitas didapatkan rumus
2211 vAvA ⋅=⋅ ……………………………………………….(2.11)
1
221 A
vAv ⋅= ……………………………………………….(2.12)
Tugas Akhir Perpipaan 34
Dari persamaan (2.12) disubsitusikan ke persamaan (2.11)
gv
gA
vAp
22
22
2
1
22
=⎟⎠⎞⎜
⎝⎛ ⋅
+γ
….………………………….(2.13)
gv
gAvAp
22
22
21
22
22 =⋅⋅
+γ
………………………….….(2.14)
gAvA
gvp
22 21
22
22
22
⋅⋅
−=γ
…………………………….(2.15)
Disamakan penyebutnya
( )gAgvAgvgAp
2222
21
22
22
22
21
⋅⋅⋅⋅−⋅⋅
=γ
…………………………….(2.16)
222
1
22
21
2v
AgAAp
⋅⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛⋅−
=γ
…………………………….(2.17)
Dimisalkan
21
22
21
2 AgAAk
⋅−
= ……………………………..(2.18)
Tugas Akhir Perpipaan 35
Didapat rumus
kpv⋅
=γ2 ……………………………..(2.19)
Dengan :
v2 = kecepatan pancaran nozel (m/s)
p = tekanan nozel (kg/m2)
γ = berat jenis (kg/m3)
A1 = luas lubang masuk nozel (m2)
A2 = luas lubang keluaran nozel (m2)
Dengan diameter input (d2) 1,5” = 38,1 mm maka didapat luas lubang
nozel :
( )23
23
211
m 10165,3105,634
14
1
−
−
⋅=
⋅⋅⋅=
⋅⋅=
π
π dA
Dengan diameter output (d2) 0,75” = 19,05 mm maka didapat luas
lubang nozel :
( )24
23
222
m 1085,21005,194
14
1
−
−
⋅=
⋅⋅⋅=
⋅⋅=
π
π dA
Tugas Akhir Perpipaan 36
Harga k dihitung dengan persamaan 2.18 :
( ) (( )
)
22
23
2423
21
22
21
m 10056,5
10165,381,921085,210165,3
2
s
k
AgAA
k
−
−
−−
⋅=
⋅⋅⋅
⋅−⋅=
⋅−
=
Dengan persamaan 2.19 didapat hasil perhitungan kecepatan pancaran
nozel tiap lantainya. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2.12.
Tabel 2.12 Hasil Perhitungan Kecepatan Nozel Hidran Tiap lantai
Tekanan γ k v2Lantai
kg/m2 kg/m3 m/s2 m/s
6 48487 1000 0,0478 30,97
5 82822 1000 0,0478 40,47
4 117157 1000 0,0478 48,14
3 151492 1000 0,0478 54,74
2 185827 1000 0,0478 60,62
1 220162 1000 0,0478 65,99
B 264307 1000 0,0478 72,30
2.10. PERHITUNGAN DEBIT HIDRAN
Debit hidran diperoleh dari perkalian kecepatan pada lubang keluar
nozel dengan luas lubang keluar nozel
……………………………………….(2.20) 22 AvQh ⋅=
Tugas Akhir Perpipaan 37
Dengan :
Qh = Debit nozel (m3/s)
v2 = kecepatan pancaran nozel (m/s)
A2 = luas lubang nozel (m2)
Dengan persamaan 2.20 didapat hasil perhitungan debit pancaran
nozel hidran tiap lantainya. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2.13.
Ditampilkan pula dengan satuan lain untuk mempermudah perhitungan
selanjutnya.
Tabel 2.13 Hasil Perhitungan Debit Nozel Hidran Tiap Lantai
V2 Debit Lantai
m/s m3/s m3/mnt
6 30,97 0,008826 0,529549
5 40,47 0,011535 0,692095
4 48,14 0,013719 0,823147
3 54,74 0,0156 0,936026
2 60,62 0,017278 1,036687
1 65,99 0,018807 1,128403
B 72,30 0,020606 1,236367
2.11. PERHITUNGAN LINTASAN PANCARAN HIDRAN
Air yang keluar dari nozel akan memancar ke udara dengan lintasan
yang tergantung pada kecepatan pancaran. Lintasan tersebut merupakan
garis arus. Apabila gesekan dengan udara diabaikan maka dengan
Tugas Akhir Perpipaan 38
menggunakan persamaan bernuoli akan dapat ditentukan lintasan pancaran
zat cair. Oleh karena tekanan pada pancaran adalah tekanan atmosfer maka
tinggi tekanan pada setiap titik dalam lintasan adalah sama dengan tinggi
kecepatan ditambah tinggi elevasi. Garis tenaga akan berupa garis horizontal
pada jarak v2/2g di atas nozel, dengan v adalah kecepatan pancaran nozel.
Dipandang suatu pancaran air yang keluar dari nozel ke udara dengan
kecepatan v0 dan kemiringan θ terhadap garis horizontal seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2.8. garis horizontal yang melalui nozel dianggap
sebagai garis referensi. Kecepatan pancaran pada nozel dapat diuraikan
menjadi komponen horisontal v0x dan vertikal v0y.
Oleh karena itu tidak ada percepatan dalam arah x, maka kecepatan
horisontal vx di sepanjang lintasan adalah konstan. Komponen kecepatan
vertikal vy akan berkurang karena adanya pengaruh gravitasi dan menjadi
Gambar 2.8 Lintasan pancaran zat cair
Tugas Akhir Perpipaan 39
nol pada titik lintasan tertinggi. Dari titik tertinggi lintasan akan berubah
arah dan kecepatan vertikal akan diperbesar karena adanya kecepatan
gravitasi.
Jarak horizontal yang dilalui oleh partikel pada waktu t setelah
memancar dari nozel adalah :
tvx x ⋅= 0 ………………………………….……………(2.21)
Sedang jarak vertikal adalah :
20 2
1 tgtvy y ⋅⋅−⋅= ….……………………………(2.22)
Komponen kecepatan vertikal vy pada waktu t adalah :
tgvv yy ⋅−= 0 ……………………………….(2.23)
Kecepatan pancaran pada setiap titik dalam arah lintasan adalah
22yx vvv += ……………………………….(2.24)
Apabila nilai t dari persamaan (2.21) disubsitusikan ke dalam
persamaan (2.22) maka akan di dapat bentuk persamaan lintasan seperti
berikut ini :
2200
0
2x
vgx
vv
yxx
y
⋅−= ………………………………(2.25)
Persamaan tersebut merupakan bentuk parabola dengan puncak pada :
gvv
x oxy ⋅= 0 ………………………………(2.26)
Dan
gv
y y
⋅=
2
20 ………………………………(2.27)
Tugas Akhir Perpipaan 40
Jarak pancaran hidran (l) dapat dihitung dengan rumus :
gvv
l oxy ⋅⋅= 02 ……………………………….(2.28)
Dengan :
l = jarak pancaran hidran (m)
v0y = kecepatan arah y = θsin0 ⋅v
v0x = kecepatan arah x = θcos0 ⋅v
Agar pancaran dapat mencapai jarak maksimal, maka pancaran air
tidak mengenai atap. Diasumsikan orang memegang nozel hidran pada
ketinggian 0,5 m maka jarak maksimum nozel keatap (y) dihitung dengan
mengurangkan ketinggian ruang dengan 0,5 m. Sedangkan sudut maksimum
yang dapat dibentuk dihitung dengan rumus :
( )g
vy
⋅⋅
=2sin 2
0 θ ……………………………..(2.29)
( ) gyv ⋅⋅=⋅ 2sin 20 θ ……………………………..(2.30)
0
2sin
vgy ⋅⋅
=θ ……………………………..(2.31)
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ ⋅⋅= −
0
1 2sin
vgy
θ …………………………..…(2.32)
Tugas Akhir Perpipaan 41
Tabel 2.14 Jarak Nozel Dengan Langit-Langit (y)
Ketinggian Ruang Jarak Nozel ke
Langit-Langit
Kecepatan
Pancaran Hidran Lantai
m m m/s
6 3,2 2,7 30,97
5 3,25 2,75 40,47
4 3,3 2,8 48,14
3 3,3 2,8 54,74
2 3,3 2,8 60,62
1 4,3 3,8 65,99
B 3,1 2,6 72,30
Dengan persamaan 2.32 dapat dihitung sudut maksimal nozel agar
pancaran nozel hidran tidak mengenai langit-langit dan mencapai jarak
pancaran maksimal. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2.15.
Tugas Akhir Perpipaan 42
Tabel 2.15 Sudut Maksimal yang Bisa Dibentuk Untuk Mencapai
Jarak Pancaran Maksimal
Harga
sin θ θ Lantai
°
6 0,718865 0,23
5 0,554103 0,278
4 0,469752 0,153
3 0,412935 0,135
2 0,372745 0,122
1 0,39887 0,13
B 0,301075 0,098
Setelah sudut maksimum nozle telah ditentukan maka tahap
selanjutnya adalah menghitung jarak pancaran nozle hidran (l) dengan
persamaan (2.28) :
Dengan :
l = jarak pancaran hidran (m)
v0y = kecepatan arah y = θsin0 ⋅v
v0x = kecepatan arah x = θcos0 ⋅v
Tugas Akhir Perpipaan 43
Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2.16
Tabel 2.16 Hasil Perhitungan Panjang Pancaran Hidran
v0
Sudut
Pancaran
Panjang Pancaran
Hidran Lantai
m/s ° m
6 30,97 0,23 43,4
5 40,47 0,278 88,11
4 48,14 0,153 71,16
3 54,74 0,135 81,47
2 60,62 0,122 90,49
1 65,99 0,13 114,1
B 72,30 0,098 103,7
BAB III
PERHITUNGAN PEMIPAAN
3.1.Penempatan Sprinkler dan Hidran
Dalam perancangan ini direncanakan kapasitas maksimum sistem
pemadaman ini adalah jika semua sprinkler di satu zone A atau B, zone
jalan di satu lantai dan semua hidran di semua lantai menyala. Tiap lantai di
bagi menjadi 2 zone yang membagi 2 daerah sama besar, kecuali basement
ditentukan lain. Zone jalan adalah zone umum yang terdapat diluar kamar.
Setelah mengetahui jarak pancaran sprinkler dan hidran maka dapat
ditentukan penempatan sprinkler dan hidran, serta panjang selang hidran.
Penempatan sprinkler menyesuaikan arsitektur gedung. Hidran ditempatkan
di posisi yang sama tiap lantainya.
Untuk menghindari selisih akibat pembulatan, penetapan asumsi dan
faktor-faktor lain yang menyebabkan jarak pancaran tidak sesuai yang
direncanakan, maka digunakan faktor koreksi 0,75. Hasil perhitungan jarak
antar sprinkler pada bab 2 dikalikan dengan faktor koreksi 0,75. Hasil
perhitungan dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Jarak Antar Sprinkler dengan Faktor Koreksi 0,75
Jarak Antar Sprinkler (s)
Jarak Antar Sprinkler dengan Faktor Koreksi 0,75 Lantai
m m 6 6,13 4,60 5 7,76 5,82 4 8,74 6,56 3 9,48 7,11 2 10,08 7,56 1 10,59 7,94 B 6,21 4,66
Penempatan sprinkler dan hidran pada lantai basement dapat dilihat
pada Gambar 3.1.
44
Tugas Akhir Perpipaan 45
Gambar 3.1 Penempatan Sprinkler Lantai Basement
Penempatan sprinkler dan hidran pada lantai 1 dapat dilihat pada
Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Penempatan Sprinkler Lantai 1
Tugas Akhir Perpipaan 46
Penempatan sprinkler dan hidran pada lantai 2, 3, 4 dan 5 dibuat
identik dengan menggunakan jarak maksimum antar sprinkler yang paling
rendah (5,82 m), dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Penempatan Sprinkler Lantai 2, 3, 4 dan 5
Penempatan sprinkler dan hidran pada lantai 6 dapat dilihat pada
Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Penempatan Sprinkler Lantai 6
Tugas Akhir Perpipaan 47
Dari Gambar 3.1, 3.2, 3.3 dan 3.4 maka dapat diketahui jumlah
sprinkler tiap lantai. Kapasitas total sprinkler dapat dilihat pada Tabel 3.2
dan hidran tiap lantainya dapat dilihat pada Tabel 2.13. Penomoran pipa
dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 3.2 Kapasitas Total Sprinkler Tiap Zone
hidran sprinkler Jumlah Sprinkler
Nomor pipa Debit Total Sprinkler
Lantai
m3/mnt m3/mnt Zona Jumlah dari sampai m3/mnt A 18 6/D-1 6/D-32 1,44 B 18 6/D-33 6/D-64 1,44
6 0,53 0,08
Jalan 1 6/D-65 0,08 A 22 2,86 B 22 2,86
5 0,69 0,13
Jalan 7 0,91 A 22 3,74 B 22 3,74
4 0,82 0,17
Jalan 7 1,19 A 22 4,4 B 22 4,4
3 0,94 0,2
Jalan 7 1,4 A 22 2/D-1 2/D-40 5,06 B 22 2/D-41 2/D-80 5,06
2 1,04 0,23
Jalan 7 2/D-81 2/D-88 1,61 A 17 1/D-1 1/D-31 4,25 B 17 1/D-32 1/D-62 4,25
1 1,13 0,25
Jalan 8 1/D-63 1/D-68 2 A 13 B/D-1 B/D-18 3,64 Basement 1,24 0,28 B 14 B/D-19 B/D-35 3,92
Debit sprinkler yang paling besar adalah debit sprinkler lantai 2, jadi
debit total yang harus dipenuhi sistem pemadam kebakaran dihitung dengan
menambahkan debit sprinkler lantai 2 Zone A atau B (5,06 m3/mnt) dengan
debit zone jalan (1,61 m3/mnt) dan debit total hidran (6,38 m3/mnt) = 13,05
m3/mnt
3.2. Penentuan Diameter dan Jenis Pipa
Material pipa yang digunakan tiap ukuran pipa sama menggunakan
material baja karbon ASTM A106 Grade B. Pipa tegak yang digunakan
Tugas Akhir Perpipaan 48
adalah diameter nominal 10”. Sedangkan diameter pembagi utama
menggunakan pipa dengan diameter 6”. Pipa pembagi 1 menggunakan pipa
dengan diameter nominal 4”. Pipa pembagi 2 menggunakan pipa dengan
diameter nominal 2,5”. Direncanakan sistem dapat bekerja pada suhu 900°F.
Ketebalan minimal pipa (tm) yang digunakan dapat dihitung dengan
rumus (3.1) :
( ) AYPES
DPt
qm +
⋅+⋅⋅⋅
=2
0 ........................................(3.1)
0DddY+
= jika t ≥ d/6 ........................................(3.2)
Dengan :
tm = Tebal minimal pipa yang diijinkan (inchi)
P = Tekanan internal (psig)
D0 = Diameter luar pipa (inchi)
S = Stress yang terjadi akibat panas/hot stress (psi)
A = Tebal pipa akibat adanya pengerjaan panas, korosi, erosi
dan akibat manufaktur (manufacturing tolerance/MT)
Y = koefisien properti material dan temperatur desain. Untuk
t<d/6, harga Y diberikan pada Tabel 3.3 atau dihitung
dengan rumus (3.2). Untuk temperatur sampai dengan
900°F, dapat menggunakan asumsi Y = 0,4
d = diameter dalam = D0-2t
Eq = Faktor Kualitas
Tugas Akhir Perpipaan 49
Tabel 3.3 Harga Koefisien Y
Tekanan terbesar yang terjadi pada pipa dapat dihitung dengan rumus
(3.3) :
0m PhP +⋅= γ ………………………………………...(3.3)
Dengan :
Pm = Tekanan terbesar yang terjadi pada pipa (kg/cm2)
γ = Berat jenis air (1000 kg/m3)
h = Jarak pipa tertinggi dengan pipa paling rendah (25,2 m)
P0 = Tekanan minimum yang disarankan SNI (2200 kg/m2)
psi 13,67kg/m 472002200025,21000P
2m
==
+⋅=
Dari rumus (3.3) maka didapat hasil perhitungan tekanan terbesar
yang terjadi pada pipa dapat dilihat pada tabel
Tabel 3.4 hasil perhitungan tekanan terbesar yang diterima pada tiap
ukuran pipa
Tugas Akhir Perpipaan 50
Tabel 3.4 Tekanan Terbesar yang Diterima Oleh Pipa
Ukuran Nominal h
Berat Jenis Air
Tekanan Minimal
Tekanan Maksimal
Tekanan Maksimal
m kg/m3 kg/m2 kg/m2 psi 10" 25,2 1000 22000 47200 67,136" 24,4 1000 22000 46400 66,004" 22,1 1000 22000 44100 62,72
2,5" 22,1 1000 22000 44100 62,72
Dari persamaan (3.1) dan dengan harga :
Y = 0,4
S = Sh = Tekanan yang terjadi pada temperatur perancangan 900°F
= 6500 psi (Tabel )
Eq = 1 (untuk seamless pipe)
Maka didapat hasil perhitungan yang ditampilkan pada Tabel 3.5
Tabel 3.5 Tebal Minimal Pipa
Ukuran Nominal
Diameter Luar (Tabel )
Tekanan Maksimal Tebal Minimal
inchi psi inchi 10" 10,75 67,13 0,06318 6" 6,625 66,00 0,03215 4" 4,5 62,72 0,02197 2,5" 2,875 62,72 0,00577
SNI 03-1745-2000 bab 4.2.2 mensyaratkan tebal dinding minimum
untuk tekanan sampai dengan 300 psi (20,7 bars) dapat dilihat dari Tabel 3.6
Tugas Akhir Perpipaan 51
Tabel 3.6 Syarat tebal Dinding Minimum Untuk Tekanan Sampai
Dengan 300 psi (20,7 bar)
Ukuran
Nominal Pipa
Tebal / Schedule
< 5” Schedule 10
6” 3,40 mm (0,134”)
8” dan 10” 4,78 mm (0,188”)
Sumber : SNI 03-1745-2000 bab 4.2.2
Dari ketentuan SNI dan membandingan tabel 3.5 dan tabel 3.6 maka
untuk masing–masing diameter pipa digunakan schedule seperti yang
ditampilkan pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Diameter Pipa yang Digunakan dan Spesifikasinya
Nama Bagian Ukuran Nominal
Pilihan Schedule
Tebal Schedule
Diameter Luar (Tabel )
Diameter Dalam
Syarat t < d/6
inchi inchi inchi Pipa Tegak 10" 20 0,219 10,75 10,250 1,708
Pipa Pembagi Utama 6" 40S 0,245 6,625 6,065 1,010
Pipa Pembagi 1 4" 10S 0,105 4,5 4,260 0,71 Pipa Pembagi 2 2,5” 10S 0,105 2,875 2,635 0,439
3.3. Perhitungan Mitter
Perhitungan mitter dimaksudkan untuk mengetahui apakah mitter
memerlukan tambahan penguat agar dapat bekerja sesuai dengan yang
direncanakan. Mitter dibuat dengan penyambungan las. Persyaratan agar
mitter aman untuk digunakan adalah jika :
)( 4321 AAAA ++≤ ....................................................(3.4)
Dengan :
)()2( 122 ctTddA hh −−⋅−⋅= ........................................(3.5)
Tugas Akhir Perpipaan 52
)sin2()( 11 β⋅⋅⋅= dtA h ........................................(3.6)
( )βsin
2 43
ctTLA bb −−⋅
= ........................................(3.7)
2w4 t2 ⋅=A ........................................(3.8)
)(21 cTDd bb −⋅−= ........................................(3.9)
( ) ( )besar paling yangdipilih ddatau
212
12
=
+−+−= dcTcTd hb ..(3.10
) .....................(3.11) ( )( ) kecil paling yangdipilih 5,2atau
T2,5jalan pipadiluar penguat Tinggi
h
4
cTc
L
b −⋅=−⋅=
=
Dengan harga :
β = 90°
c = 0,01 inchi untuk pipa 1,5” = 0,001 inchi
Tw = 0,166 inchi (asumsi)
Bagian-bagian luasan dapat dilihat pada Gambar 3.5
Gambar 3.5 Branch Connection Nomenclature (ANSI/ASME
B31.3)
Tugas Akhir Perpipaan 53
Dalam perhitungan ini hanya dihitung mitter yang mengalami
tekanan paling besar. Macam-macam mitter dan tekanan yang dialami dapat
dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Tekanan Terbesar yang Dialami Mitter
Jenis Diameter pipa Tinggi Diameter Luar Pipa Utama
Diameter Luar Pipa Cabang
Tebal Pipa Utama
Tebal Pipa Cabang
Tekanan Maksimal
Tekanan Maksimal
m inchi inchi inchi inchi kg/m2 psi Cabang 3 10"-10"-10" 21,9 10,75 10,75 0,219 0,219 43900 61,46cabang 3 10"-6"-10" 19,7 10,75 6,625 0,219 0,245 41700 58,38Cabang 3 6"-4"-4" 22,1 6,625 4,5 0,245 0,105 44100 61,74Cabang 3 4"-2,5"-2,5" 22,1 4,5 2,875 0,105 0,105 44100 61,74Cabang 4 4"-2,5"-2,5"-4" 22,1 4,5 2,875 0,105 0,105 44100 61,74Cabang 3 2,5"-2,5"-2,5" 22,1 2,875 2,875 0,105 0,105 44100 61,74Cabang 4 2,5"-2,5"-2,5"-2,5" 22,1 2,875 2,875 0,105 0,105 44100 61,74
Tebal minimal yang diijinkan untuk diameter masing-masing pipa
utama dan cabang. Perhitungan tebal minimal yang diijinkan dihitung
dengan persamaan (3.12) dan (3.13) :
( )YPESDP
tq
bh ⋅+⋅
⋅=
2 ......................................(3.12)
( )YPESDP
tq
bb ⋅+⋅
⋅=
2 .....................................(3.13)
Dengan :
th = Tebal minimal yang diijinkan untuk pipa utama
tb = Tebal minimal yang diijinkan untuk pipa cabang
P = Tekanan yang dialami mitter (psi)
Dh = Diameter luar pipa utama
Db = Diameter luar pipa cabang
S = Tekanan yang terjadi pada temperatur desain 900°F
=6500 psi (tabel )
Tugas Akhir Perpipaan 54
Eq = Faktor kualitas (1)
Y = 0,4
Setelah tebal minimal yang diijinkan diketahui maka dihitung sisa
ketebalan. Sisa ketebalan dihitung dengan persamaan (3.14)
hbb tTT −=___
...............................................(3.14)
Dengan :
Tb = Tebal sisa (excess) ___
bT = Tebal pipa yang digunakan
Dari persamaan (3.12, 3.13, dan 3.14) maka didapatkan hasil
perhitungan yang ditampilkan pada Tabel 3.9
Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Mitter
Jenis Diameter pipa Sh th tb Tb d1 A1
psi inchi Inchi inchi Inchi inchi2 Cabang 3 10"-10"-10" 6500 0,0506312 0,0506312 0,209 10,332 0,523122cabang 3 10"-6"-10" 6500 0,048103 0,0296448 0,235 6,155 0,296074Cabang 3 6"-4"-4" 6500 0,0313446 0,0212906 0,095 4,31 0,135095Cabang 3 4"-2,5"-2,5" 6500 0,0212906 0,0136024 0,095 2,685 0,057165Cabang 4 4"-2,5"-2,5"-4" 6500 0,0212906 0,0136024 0,095 2,685 0,057165Cabang 3 2,5"-2,5"-2,5" 6500 0,0136024 0,0136024 0,104 2,667 0,036277Cabang 4 2,5"-2,5"-2,5"-2,5" 6500 0,0136024 0,0136024 0,104 2,667 0,036277
Jenis Diameter pipa d2 A2 L4 L4 A3 A4 A2+A3+A4
inchi inchi2 inchi inchi inchi2 inchi2 inchi2 Cabang 3 10"-10"-10" 5,405631 1,636266 0,101578 0,4975 0,030142 0,055112 1,72152cabang 3 10"-6"-10" 3,340603 0,990321 0,095257 0,5625 0,037218 0,055112 1,082651Cabang 3 6"-4"-4" 2,261345 0,877755 0,053361 0,2125 0,006799 0,055112 0,939666Cabang 3 4"-2,5"-2,5" 1,438791 0,19791 0,028227 0,2125 0,004031 0,055112 0,257052Cabang 4 4"-2,5"-2,5"-4" 1,438791 0,19791 0,028227 0,2125 0,004031 0,055112 0,257052Cabang 3 2,5"-2,5"-2,5" 1,440102 0,217088 0,031506 0,2575 0,005633 0,055112 0,277833Cabang 4 2,5"-2,5"-2,5"-2,5" 1,440102 0,217088 0,031506 0,2575 0,005633 0,055112 0,277833
Tugas Akhir Perpipaan 55
Dari Tabel 3.9 di tunjukkan bahwa )( 4321 AAAA ++≤ maka tidak
dibutuhkan ring penguat.
3.4.Penempatan Peralatan Pendukung
Peralatan pendukung yang digunakan agar perancangan ini dapat
berfungsi sesuai harapan adalah :
1. Pressure Valve
Pressure valve berfungsi untuk menjaga agar tekanan yang
terjadi pada sistem sprinkler tidak melebihi tekanan yang
direncanakan.
2. Pressure Switch
Pressure switch berfungsi untuk menghidupkan pompa secara
otomatis begitu terjadi kehilangan tekanan akibat sprinkler
atau hidran yang menyala.
3. Throttle
Throttle berfungsi untuk membatasi atau menutup aliran ke
sistem. Throttle digunakan untuk mempermudah saat
pemasangan, pengesetan dan perbaikan sistem.
4. Pressure Gauge
Pressure gauge berfungsi untuk mengetahui tekanan yang
terjadi pada sistem. Digunakan terutama pada saat pengesetan
pressure valve agar berfungsi seperti yang direncanakan.
Pemasangan peralatan pendukung ini ditempatkan identik tiap
lantainya. Susunan pemipaan peralatan pendukung dapat dilihat pada
Gambar 3.6.
Tugas Akhir Perpipaan 56
Gambar 3.6 Instalasi Peralatan Pendukung Pada Sistem
Pemipaan
3.5. Denah Instalasi Pemipaan Sprinkler dan Hidran
Setelah posisi sprinkler dan hidran, serta jenis dan ukuran pipa maka
jalur pemipaan dapat ditentukan. Instalasi pemipaan pada lantai 2, 3, 4 dan 5
dibuat indentik, maka pada Gambar hanya ditampilkan lantai basement,
lantai 1, lantai 2 dan lantai 6 saja. Instalasi jalur pemipaan sprinkler dan
hidran tiap lantainya dapat dilihat pada Gambar 3.7, 3.8, 3.9, 3.10 dan 3.11.
Tugas Akhir Perpipaan 57
Gambar 3.7 Denah Pemipaan Lantai Basement
Gambar 3.8 Denah Pemipaan Lantai 1
Tugas Akhir Perpipaan 58
Gambar 3.9 Denah Pemipaan Lantai 2, 3, 4 dan 5
Gambar 3.10 Denah Pemipaan Lantai 6
Tugas Akhir Perpipaan 59
Gambar 3.11 Denah Samping Instalasi Pemipaan
3.6. Perhitungan Span
Perhitungan span tergantung dari asumsi dari ujung pipa. Dapat
diasumsikan ujung pipa dijepit anchor atau dapat bergerak searah dengan
sumbu pipa.
Untuk pipa yang dijepit anchor dapat digunakan persamaan :
wSZ
L h⋅⋅=
4,0 Berdasar pada batas tegangan ..(3.15)
wIEL
⋅⋅⋅Δ
=5,13
Berdasar pada batas defleksi ...(3.16)
Hasil persamaan (3.15) dan (3.16) dipilih hasil yang paling kecil.
Untuk pipa yang di tumpu dan dapat bergerak searah sumbu pipa
dapat digunakan rumus :
Tugas Akhir Perpipaan 60
wSZ
L h⋅⋅=
33,0 Berdasar pada batas tegangan ..(3.17)
44,0
wSZ
L h⋅⋅= Berdasar pada batas tegangan ..(3.18)
Hasil persamaan (3.17) dan (3.18) dipilih hasil yang paling kecil.
Dengan :
L = Jarak minimal span yang diijinkan (feet)
Z = Modulus of section (inchi3)
Sh = Tensile stress yang diijinkan sesuai dengan temperature
perancangan. (psi)
w = Total berat (berat pipa dan air didalam pipa) (lb/ft)
Δ = Defleksi yang terjadi (Asumsi (5/8 inchi)
I = Moment inersia pipa (inchi4)
E = Modulus Elastisitas (psi)
Dalam perhitungan ini digunakan asumsi bahwa pipa dapat bergerak
searah sumbu pipa. Dari Lampiran Tabel 1, 2 dan 3 didapat harga untuk
masing-masing jenis pipa material baja karbon ASTM A106 Grade B pada
suhu 900°F adalah :
Pipa 10 ” Scedule 20
Z = 21,2 inchi3
Sh = 6,5 x 103 psi
wpipa = 28 lb/ft
wair = 35 lb/ft
E = 18,5 x 106
I = 114 inchi4
Pipa 6” Schedule 40S
Z = 8,5 inchi3
Sh = 6,5 x 103 psi
Tugas Akhir Perpipaan 61
wpipa = 19 lb/ft
wair = 12,5 lb/ft
E = 18,5 x 106
I = 28,1 inchi4
Pipa 4” Schedule 10S
Z = 1,76 inchi3
Sh = 6,5 x 103 psi
wpipa = 5,61 lb/ft
wair = 6,17 lb/ft
E = 18,5 x 106
I = 3,96 inchi4
Pipa 2,5” Schedule 10S
Z = 0,687 inchi3
Sh = 6,5 x 103 psi
wpipa = 3,53 lb/ft
wair = 2,36 lb/ft
E = 18,5 x 106
I = 0,988 inchi4
Hasil perhitungan jarak minimal antar span dapat dilihat pada Tabel
3.10
Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Jarak Minimal Antar Span
Jenis Pipa Z Sh Wpipa Wair E I L1 L2 L meter
Inchi3 psi lb/ft lb/ft Psi inchi4 feet feet meter 10” 21,2 6500 28 35 18500000 114 26,86651 31,05334 8,188913
6” 8,5 6500 19 12,5 18500000 28,1 24,05846 26,02054 7,3330194” 1,76 6500 5,61 6,17 18500000 3,96 17,90183 20,38707 5,456477
2,5” 0,687 6500 3,53 2,36 18500000 0,988 15,81737 17,13475 4,821135
BAB IV
PERHITUNGAN HEAD TOTAL DAN PEMILIHAN POMPA
4.1.Penghitungan Head
Perhitungan head digunakan untuk mengetahui head total pompa yang
harus disediakan untuk mengalirkan sejumlah air sesuai dengan kondisi
instalasi pemipaan. Head total dihitung dengan rumus :
gv
hhhH dla p 2
2
++Δ+= ………………………....(4.1)
Dimana ;
H = head total pompa (m)
ha = head statis total (m)
Head ini adalah perbedaan tinggi antara muka air di sisi
keluar dan di sisi isap; tanda positif (+) dipakai apabila
muka air di sisi keluar lebih tinggi dari paada sisi isap.
Dalam perhitungan ini digunakan ha= 22,5 m untuk lantai
basement, 1 , 2, 3, 4, dan 5, sedangkan lantai 6
menggunakan ha = 25,2 m.
Δhp = Perbedaan head tekanan yang bekerja pada kedua
permukaan air (m)
hl = berbagai kerugian head di pipa, katub, belokan,
sambungan, dll (m)
lsldl hhh +=
62
Tugas Akhir Perpipaan 63
gvd
⋅22
= head kecepatan keluar (m). = 0 (Asumsi kecepatan masuk
pompa = kecepatan keluar)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
4.1.1. Head Tekanan
Head tekanan dapat dihitung dengan persamaan :
12 ppp hhh −=Δ …………………………………………(4.2)
γphp ⋅= 10 …………………………………………(4.3)
Dimana
hp = head tekanan (m)
p = tekanan (kgf/cm2)
γ = berat per satuan volume zat cair yang dipompa (kgf/l)
Apabila tekanan diberikan dalam kPa, dapat dipakai persamaan
berikut
ρ`
8,91 php ⋅=
………………………………………………..(4.4)
Dimana
p` = tekanan (Pa)
ρ = rapat masa (kg/l)
Tugas Akhir Perpipaan 64
Dengan rumus persamaan (4.4), maka dapat dihitung tekanan hp-1
yaitu tekanan di reservoir bawah, dalam perhitungan ini diasumsikan
tekanan udara luar (p) 1 atm = 1,033 kg/cm2 dan γ = 1 kg/l. jadi hp-1 :
m
php
33,101033,110
101
=
⋅=
⋅=− γ
Sedangkan hp-2 digunakan tekanan (p) =27.400 kg/m2 = 2,74 kg/cm2
dan γ = 1 kg/l. jadi hp-2 ;
m
php
4,27174,210
102
=
⋅=
⋅=− γ
Jadi total head tekanan yang terjadi :
m
hhh ppp
07,1733,104,27
12
=−=
−=Δ
4.1.2. Head Kerugian Gesek
Head kerugian (yaitu head untuk mengatasi kerugian-kerugian) terdiri
atas head kerugian gesek di dalam pipa-pipa, dan head kerugian di dalam
belokan-belokan, reduser, katub-katub, dsb.
Tugas Akhir Perpipaan 65
Untuk menentukan head kerugian gesek pipa, diperlukan dahulu jenis
aliran. Jenis aliran dapat ditentukan dengan bilangan Reynolds (Re). Re
dapat dihitung dengan rumus :
υDv ⋅
=Re ………………………………………....(4.5)
Dimana ;
Re = Bilangan Reynolds
v = Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa (m/s)
D = Diameter dalam pipa (m)
υ = viskositas kinematik zat cair (m2/s)
Tabel 4.1 Sifat-sifat Air pada Tekanan Atmosfir
Tugas Akhir Perpipaan 66
Pada Re < 2000, aliran bersifat laminar
Pada Re > 4000, aliran bersifat turbulen
Pada Re = 2300 s/d 4000 terdapat daerah transisi, dimana aliran dapat
bersifat laminar atau turbulen tergantung pada kondisi pipa dan aliran.
Untuk menghitung kerugian gesek di dalam pipa dapat dipakai salah
satu dari persamaan berikut ini
Untuk aliran laminar
qp SRCv ⋅⋅= ………………………..………..(4.6)
gv
DLh f 2
2
⋅= λ …………………………………(4.7)
Dimana :
v = kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa (m/s)
C,p,q = koefisien-koefisien
R = jari-jari hidrolik (m)
(m) dibasahi yangsaluran atau dalamdiameter pipa Keliling
)(maliran lurustegak pipa, penampang Luas 3
=R
S = gradient hidrolik
Lh
S f=
Dimana :
hf = head kerugian gesek dalam pipa (m)
λ = koefisien kerugian gesek
g = percepatan gravitasi
Tugas Akhir Perpipaan 67
L = panjang pipa (m)
D = diameter pipa (m)
Koefisien kerugian gesek untuk pipa (λ) dalam persamaam ;
Re64
=λ ……………………………………….(4.8)
Sedangkan untuk menghitung kerugian gesek dalam pipa pada aliran
turbulen terdapat berbagai rumus empiris. Di bawah ini akan diberikan cara
penghitungan dengan persamaan Darcy dan Hazen-Williams
Dengan cara Darcy, koefisien kerugian gesek, λ. Dari persamaan hf
dihitung menurut persamaan (4.9) :
D0005,002,0 +=λ
………………………………....(4.9)
Dimana D adalah diameter dalam pipa (m). Rumus ini berlaku untuk
pipa baru dari besi cor. Jika pipa telah dipakai selama bertahun-tahun, harga
λ akan menjadi 1,5 sampai 2,0 kali harga barunya.
Atas dasar persamaan Darcy ini kerugian head untuk setiap 100 meter
panjang pipa lurus, dapat dihitung dari diagram dalam Gambar 4.1
Tugas Akhir Perpipaan 68
Gambar 4.1 Kerugian Gesek Pada Pipa Lurus
Rumus Hazen-Williams pada umumnya dipakai untuk menghitung
kerugian gesek dalam pipa yang relative sangat panjang seperti jalur
penyalur air minum. Bentuknya serupa dengan persamaan (4.6) dan (4.7)
dan dinyatakan sebagai berikut :
54,063,0849,0 SRCv ⋅⋅⋅= ………………….....….(4.10)
Atau
LDCQh f ⋅
⋅⋅
= 85,485,1
85,1666,10 …………………….….(4.11)
Tugas Akhir Perpipaan 69
Dimana
v = kecepatan rata-rata di dalam pipa (m/s)
C = koefisien (tabel 2.4)
R = jari-jari hidrolik (S=hf/L)
hf = kerugian head (m)
Q = Laju aliran (m3/s)
L = Panjang pipa (m)
Tabel 4.2 Kondisi Pipa dan Harga C ( Formula Hazen-William)
Harga C diambil harga 130, υ diambil harga 0,804 x 10-6 m2/s.
Dalam perhitungan ini untuk aliran turbulen digunakan formula
Hazen-Williams.
Penomoran pipa dapat dilihat pada Lampiran Gambar 1, 2, 3, 4 dan 5.
Hasil perhitungan head kerugian gesek (hf) dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Perhitungan lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4 sampai 11
Tugas Akhir Perpipaan 70
4.1.3. Head Kerugian Pada Belokan Pipa
Ada dua macam belokan pipa, yaitu belokan lengkung dan belokan
patah (miter atau multipiece bend). Untuk menghitung head pada belokan
digunakan persamaan (4.12) :
gvfh f 2
2
⋅= ……………………..…………(4.12)
Dimana
v = kecepatan rata-rata dalam pipa (m/s)
f = koefisien kerugian
g = percepatan gravitasi
hf = kerugian head (m)
Untuk belokan lengkung sering dipakai rumus Fuller dimana f dari
persamaan 4.12 dinyatakan sebagai berikut :
5,05,3
902847,113,0 ⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡⎟⎠⎞
⎜⎝⎛+=
θR
Df ………………(4.13)
Dimana
D = diameter dalam pipa (m)
R = Jari-jari lengkung sumbu belokan (m)
θ = Sudut belokan (derajat)
f = Koefisien kerugian
Tugas Akhir Perpipaan 71
Dari percobaan Weisbach dihasilkan rumus yang umum dipakai untuk
belokan patah sebagai berikut ;
2sin047,2
2sin946,0 42 θθ
+=f ………………..(4.14)
Dimana
θ = sudut belokan
f = koefisien kerugian
Hubungan antara sudut dan koefisien kerugian diberikan dalam Tabel
4.3.
Adapun koefisien kerugian untuk belokan patah dengan potongan
banyak (multipiece) diberikan Tabel 4.4)
Tabel 4.3 Koefisien Kerugian Pada Belokan
Tugas Akhir Perpipaan 72
Tabel 4.4 Koefisien Kerugian Belokan Pipa Potongan Banyak
Pada perancangan ini digunakan belokan patah dengan f = 1,129,
sudut θ yang dipakai 90°.
Dengan rumus-rumus diatas maka hasil perhitungan head total yang
harus disediakan pompa untuk melayani kebutuhan air sesuai yang
direncanakan dapat dilihat pada Tabel 4.7. Karena lantai 2, 3, 4 dan 5
identik, maka head terbesar yang dimiliki tiap lantai tersebut adalah lantai 2
Tugas Akhir Perpipaan 73
karena memiliki debit yang paling besar. Hasil perhitungan yang
ditampilkan hanya pada lantai basement, lantai 1, lantai 2, dan lantai 6 :
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Head Total
Zone
Head
Statis
Head
Tekanan
Head
Gesek
Head
Belokan
Head
Total
Lantai
m m m m m
A 25,2 17,07 9,29 4,67 56,23Basement
B 25,2 17,07 15,7 5,28 63,25
A 22,5 17,07 22,09 2,37 64,031
B 22,5 17,07 25,35 2,37 67,29
A 22,5 17,07 21,74 2,37 63,682
B 22,5 17,07 30,42 1,89 71,8
A 22,5 17,07 2,31 0,49 42,376
B 22,5 17,07 3,63 0,52 43,72
4.2. Pemilihan Pompa
Setelah kapasitas dan head yang harus disediakan pompa dihitung,
maka dapat dipilih jenis pompa. Pompa yang digunakan disini adalah
pompa buatan Thorisima. Kapasitas yang harus dipenuhi pompa adalah
13,05 m3/mnt. sedangkan head yang harus dipenuhi pompa adalah 71,8 m.
Dengan melihat Gambar 4.8 maka dipilih pompa Torishima type 100-500
dengan 4 kutub. Spesifikasi pompa dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tugas Akhir Perpipaan 74
Gambar 4.2. Bagan pemilihan Pompa Thorisima
Tabel 4.6 Spesifikasi Pompa
Tugas Akhir Perpipaan 75
BAB V
KESIMPULAN DAN PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari tugas akhir ini dengan judul perancangan sistem hidran dan
sprinkler di Sejahtera Family Hotel and Apartment didapat kesimpulan dan
hasil perancangan sebagai berikut :
Pelayanan sistem hidran dan sprinkler ini direncanakan dapat
melayani kebutuhan pemadaman sedini mungkin dengan kapasitas
maksimum sebesar 13,05 m3/mnt dengan head total 71,8 meter.
Sprinkler yang digunakan adalah sprinkler otomatis yang menyala
apabila kepala sprinkler terpapar suhu 60°C. Jarak maksimum antar
sprinkler pada lantai basement sejauh 4,66 meter. Lantai 1 sejauh 7,94
meter. Lantai 2, 3, 4, dan 5 sejauh 5,82. Lantai 6 sejauh 4,6 meter.
Material pipa yang digunakan dipilih baja karbon ASTM A106 Grade
B. Suhu perancangan 900° F (482,2° C). Pemipaan dibagi menjadi 4 bagian
yaitu :
• Pipa Tegak, menggunakan pipa 10” dengan schedule 20. Jarak
antar span maksimal untuk pipa 10” pada perancangan ini sejauh
8,19 meter.
• Pipa Pembagi Utama menggunakan pipa 6” schedule 40S. Jarak
span maksimal untuk pipa 6” pada perancangan ini sejauh 7,33
meter.
76
Tugas Akhir Perpipaan 77
• Pipa Pembagi 1 menggunakan pipa 4” schedule 10S. Jarak span
maksimal untuk pipa 4” pada perancangan ini sejauh 5,46 meter.
• Pipa Pembagi 2 menggunakan pipa 2,5” schedule 10S. Jarak span
maksimal untuk pipa 2,5” pada perancangan ini sejauh 4,82 meter.
Pompa yang digunakan adalah produk buatan Torishima Pump MFG.
Co. Ltd. Takatsuki City, Osaka, Jepang Type 100-500 4 kutub 3 phase
frekuensi 50 Hz daya 30 kW.
5.2.Penutup
Dalam penulisan tugas akhir perancangan sistem hidran dan sprinkler
ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
banyak membantu sehingga dapat terselesaikan tugas akhir ini. Semoga
dengan terselesainya penyusunan tugas akhir ini dapat membantu dan
bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa teknik mesin sebagai
pengetahuan dalam teknologi perancangan khususnya pada perancangan
perpipaan.
Penulis menyadari dalam penyusunan tugas akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca, agar penyusunan tugas akhir ini dapat lebih sempurna.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak
dosen pembimbing dan penguji tugas akhir ini, semoga penulis dapat lebih
Tugas Akhir Perpipaan 78
mendalami tentang perancangan perpipaan dan dapat berguna bagi penulis
nantinya didalam dunia kerja.
DAFTAR PUSTAKA
, 2000. SNI 03-3989-2000 “Tatacara Perencanaan dan Pemasangan
Sistem Sprinkler Otomatik Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan Gedung”.
, 2000. SNI 03-1745-2000 ”Tatacara Perencanaan dan Pemasangan
Sistem Pipa Tegak dan Slang Untuk Pencegahan Bahya Kebakaran Pada
Bangunan Rumah dan Gedung”.
, 2001. SNI 03-6570-2001 ”Instalasi yang Dipasang Tetap Untuk
Proteksi Kebakaran”.
Kannappan, P.E., S., 1985. Pipe Stress Analysis, A Wiley-Interscience Publication
John Wiley & Sons, New York.
Sularso dan Tahara, H., 1996. Pompa dan Kompresor, Cetakan keempat, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta.
Triatmodjo, B., 1996. Hidraulika 1, Cetakan keempat, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Lampiran
Tabel 1 Tegangan yang Diijinkan untuk Bahan Logam Sumber : Sam Kannappan, P.E., Pipe Stress Analysis
Lampiran
Tabel 1 Tegangan yang Diijinkan untuk Bahan Logam (lanjutan) Sumber : Sam Kannappan, P.E., Pipe Stress Analysis
Lampiran
Tabel 2 Spesifikasi dan Berat Pipa
Sumber : Sam Kannappan, P.E., Pipe Stress Analysis
Lampiran
Tabel 2 Spesifikasi dan Berat Pipa (lanjutan) Sumber : Sam Kannappan, P.E., Pipe Stress Analysis
Lampiran
Tabel 2 Spesifikasi dan Berat Pipa (lanjutan) Sumber : Sam Kannappan, P.E., Pipe Stress Analysis
Lampiran
Tabel 3 Modulus Elastisitas Sumber : Sam Kannappan, P.E., Pipe Stress Analysis
Lampiran
Tabel 4 Hasil Perhitungan Head Lantai Basement Zone A
Nominal
Pipa Nomor Pipa
Zone Diameter Dalam
Luas Penampang
Pipa
Debit Kecepatan Re Panjang hf head belokan
m m m3/s m/s m m m Head di Pipa Utama
A-1 0,26035 0,0532 0,0957 1,7979 582207 51,85 0,6038 0,7441A-2 0,26035 0,0532 0,0675 1,2686 410791 2,5 0,0153 A-3 0,26035 0,0532 0,0282 0,5294 171416 2,2 0,0027 A-4 0,26035 0,0532 0,0220 0,4135 133887 3,5 0,0027 A-5 0,26035 0,0532 0,0163 0,3070 99401 3,5 0,0015 A-6 0,26035 0,0532 0,0112 0,2099 67958 3,5 0,0008 A-7 0,26035 0,0532 0,0067 0,1253 40572 3,5 0,0003
10"
A-8
A
0,26035 0,0532 0,0028 0,0532 17243 3,4 0,0001 Head Hidran Lantai 6
6/B-1 0,154051 0,0186 0,0028 0,1521 29141 8,3 0,0018 0,00676" 6/B-2 0,154051 0,0186 0,0028 0,1521 29141 2,6 0,0006 0,0013
Head Hidran Lantai 5 5/B-1 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 8,3 0,0032 0,01226" 5/B-2 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 2,6 0,0010 0,0024
Head Hidran Lantai 4 4/B-1 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 8,3 0,0043 0,01686" 4/B-2 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 2,6 0,0014 0,0034
Head Hidran Lantai 3 3/B-1 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 8,3 0,0056 0,02216" 3/B-2 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 2,6 0,0017 0,0044
Head Hidran Lantai 2 2/B-1 0,154051 0,0186 0,0057 0,3042 58282 8,3 0,0066 0,02666" 2/B-2 0,154051 0,0186 0,0057 0,3042 58282 2,6 0,0021 0,0053
Head Hidran Lantai 1 1/B-1 0,154051 0,0186 0,0062 0,3310 63425 8,3 0,0077 0,03156" 1/B-1 0,154051 0,0186 0,0062 0,3310 63425 2,6 0,0024 0,0063
Head Lantai Basement
B/B-1 0,154051 0,0186 0,0675 3,6233 694246 8,3 0,6461 3,7772B/B-2 0,154051 0,0186 0,0068 0,3668 70282 2,6 0,0029 0,0077
6"
B/B-3
A
0,154051 0,0186 0,0607 3,2565 623965 2,18 0,1393
B/C-1 0,108204 0,0092 0,0607 6,6008 888344 4,71 1,6696 B/C-2 0,108204 0,0092 0,0373 4,0620 546673 4,76 0,6872 B/C-3 0,108204 0,0092 0,0000 0,0000 9,27 B/C-4 0,108204 0,0092 0,0000 0,0000 3,57 B/C-5 0,108204 0,0092 0,0233 2,5388 341671 3,57 0,2160
4"
B/C-6 0,108204 0,0092 0,0000 0,0000 3,57
Lampiran
B/D-1 0,066929 0,0035 0,0233 6,6356 552378 0,44 0,2736 B/D-2 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 2,33 0,0738 B/D-3 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 2,33 0,0738 B/D-4 0,066929 0,0035 0,0140 3,9813 331427 4,66 1,1264 B/D-5 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 2,33 0,0738 B/D-6 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 2,33 0,0738 B/D-7 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 4,04 0,1279 B/D-8 0,066929 0,0035 0,0233 6,6356 552378 0,44 0,2736 B/D-9 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 2,33 0,0738 B/D-10 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 2,33 0,0738 B/D-11 0,066929 0,0035 0,0140 3,9813 331427 4,66 1,1264 B/D-12 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 2,33 0,0738 B/D-13 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 2,33 0,0738 B/D-14 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 4,04 0,1279 B/D-15 0,066929 0,0035 0,0140 3,9813 331427 4,45 1,0757 B/D-16 0,066929 0,0035 0,0093 2,6542 220951 2 0,2283 B/D-17 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 4,75 0,1504 B/D-18
A
0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 5,25 0,1663
2,5"
Head Statis 25,2 Head Tekanan 17,07 Head Kerugian Gesek 15,7 Head Belokan 4,67 Head Total 56,23
Tabel 5 Hasil Perhitungan Head Lantai Basement Zone B
Nominal
Pipa
Nomor Pipa
Zone Diameter dalam
Luas Penampang
Pipa
Debit Kecepatan Re Panjang hf head belokan
m m m3/s m/s m m m Head di Pipa Utama
A-1 0,26035 0,0532 0,1003 1,8856 610607 51,85 0,6594 0,8184A-2 0,26035 0,0532 0,0722 1,3563 439191 2,5 0,0173 A-3 0,26035 0,0532 0,0282 0,5294 171416 2,2 0,0027 A-4 0,26035 0,0532 0,0220 0,4135 133887 3,5 0,0027 A-5 0,26035 0,0532 0,0163 0,3070 99401 3,5 0,0015 A-6 0,26035 0,0532 0,0112 0,2099 67958 3,5 0,0008
10"
A-7
B
0,26035 0,0532 0,0067 0,1253 40572 3,5 0,0003
Lampiran
A-8 0,26035 0,0532 0,0028 0,0532 17243 3,4 0,0001 Head Hidran Lantai 6
6/B-1 0,154051 0,0186 0,0028 0,1521 29141 8,3 0,0018 0,00676" 6/B-2 0,154051 0,0186 0,0028 0,1521 29141 2,6 0,0006 0,0013
Head Hidran Lantai 5 5/B-1 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 8,3 0,0032 0,01226" 5/B-2 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 2,6 0,0010 0,0024
Head Hidran Lantai 4 4/B-1 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 8,3 0,0043 0,01686" 4/B-2 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 2,6 0,0014 0,0034
Head Hidran Lantai 3 3/B-1 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 8,3 0,0056 0,02216" 3/B-2 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 2,6 0,0017 0,0044
Head Hidran Lantai 2 2/B-1 0,154051 0,0186 0,0057 0,3042 58282 8,3 0,0066 0,02666" 2/B-2 0,154051 0,0186 0,0057 0,3042 58282 2,6 0,0021 0,0053
Head Hidran Lantai 1 1/B-1 0,154051 0,0186 0,0062 0,3310 63425 8,3 0,0077 0,03156" 1/B-1 0,154051 0,0186 0,0062 0,3310 63425 2,6 0,0024 0,0063
Head Lantai Basement
B/B-1 0,154051 0,0186 0,0722 3,8738 742244 8,3 0,7312 4,3176B/B-2 0,154051 0,0186 0,0068 0,3668 70282 2,6 0,0029 0,0077
6"
B/B-3 0,154051 0,0186 0,0653 3,5070 671962 2,18 0,1598
B/C-1 0,108204 0,0092 0,0607 6,6008 888344 4,71 1,6696 B/C-2 0,108204 0,0092 0,0373 4,0620 546673 4,76 0,6872 B/C-3 0,108204 0,0092 0,0653 7,1085 956678 9,27 3,7688 B/C-4 0,108204 0,0092 0,0513 5,5853 751676 3,57 0,9290 B/C-5 0,108204 0,0092 0,0233 2,5388 341671 3,57 0,2160
4"
B/C-6 0,108204 0,0092 0,0140 1,5233 205002 3,57 0,0840
B/D-19 0,066929 0,0035 0,0140 3,9813 331427 4,22 1,0201 B/D-20 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 2,33 0,0738 B/D-21 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 2,33 0,0738 B/D-22 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 4,04 0,1279 B/D-23 0,066929 0,0035 0,0373 10,6169 883806 0,44 0,6528 B/D-24 0,066929 0,0035 0,0093 2,6542 220951 2,23 0,2546 B/D-25 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 4,66 0,1476 B/D-26 0,066929 0,0035 0,0140 3,9813 331427 2,43 0,5874 B/D-27 0,066929 0,0035 0,0093 2,6542 220951 4,66 0,5320 B/D-28 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 4,66 0,1476 B/D-29 0,066929 0,0035 0,0140 3,9813 331427 6,09 1,4721 B/D-30 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 5,75 0,1821
2,5"
B/D-31
B
0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 5,25 0,1663
Lampiran
B/D-32 0,066929 0,0035 0,0140 3,9813 331427 4,22 1,0201 B/D-33 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 2,33 0,0738 B/D-34 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 2,33 0,0738 B/D-35 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 4,04 0,1279
Head Statis 25,2 Head Tekanan 17,07 Head Kerugian Gesek 15,7 Head Belokan 5,28 Head Total 63,25
Tabel 6 Hasil Perhitungan Head Lantai 1 Zone A
Nominal Pipa
Nomor Pipa Zone Diameter
dalam Luas
Penampang Pipa
Debit Kecepatan Re Panjang hf Head
belokan
m m2 m3/s m/s m m m Head di Pipa Utama
A-1 0,26035 0,0532 0,1392 2,6155 846939 51,85 1,2079 1,5745A-2 0,26035 0,0532 0,0068 0,1284 41586 2,5 0,0002 A-3 0,26035 0,0532 0,1323 2,4870 805352 2,2 0,0467 A-4 0,26035 0,0532 0,0220 0,4135 133887 3,5 0,0027 A-5 0,26035 0,0532 0,0163 0,3070 99401 3,5 0,0015 A-6 0,26035 0,0532 0,0112 0,2099 67958 3,5 0,0008 A-7 0,26035 0,0532 0,0067 0,1253 40572 3,5 0,0003
10"
A-8 0,26035 0,0532 0,0028 0,0532 17243 3,4 0,0001 Head Hidran Lantai 6
6/B-1 0,154051 0,0186 0,0028 0,1521 29141 8,3 0,0018 0,00676" 6/B-2 0,154051 0,0186 0,0028 0,1521 29141 2,6 0,0006 0,0013
Head Hidran Lantai 5 5/B-1 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 8,3 0,0032 0,01226" 5/B-2 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 2,6 0,0010 0,0024
Head Hidran Lantai 4 4/B-1 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 8,3 0,0043 0,01686" 4/B-2 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 2,6 0,0014 0,0034
Head Hidran Lantai 3 3/B-1 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 8,3 0,0056 0,02216" 3/B-2 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 2,6 0,0017 0,0044
Head Hidran Lantai 2 2/B-1 0,154051 0,0186 0,0057 0,3042 58282 8,3 0,0066 0,02666" 2/B-2 0,154051 0,0186 0,0057 0,3042 58282 2,6 0,0021 0,0053
Head Hidran Lantai Basement B/B-1 0,154051 0,0186 0,0068 0,3668 70282 8,3 0,0093 0,03876" B/B-2 0,154051 0,0186 0,0068 0,3668 70282 2,6 0,0029 0,0077
Lampiran
Head Lantai 1 1/B-1 0,15405 0,0186 0,0770 4,1333 791960 8,3 0,8244 1/B-2 0,15405 0,0186 0,0062 0,3310 63425 2,6 0,0024 0,0063
6"
1/B-3 0,15405 0,0186 0,0708 3,8023 728535 2,18 0,1855
1/C-1 0,108204 0,0092 0,0708 7,7069 1037215 3,95 1,8649 1/C-2 0,108204 0,0092 0,0500 5,4402 732152 11,5 2,8505 1/C-3 0,108204 0,0092 0,0062 0,6710 90299 2,28 0,0118 1/C-4 0,108204 0,0092 0,0000 0,0000 0 6,22 0,0000
4"
1/C-5 0,108204 0,0092 0,0000 0,0000 0 11,5 0,0000
1/D-1 0,066929 0,0035 0,0250 7,1095 591834 2,59 1,8301 . 1/D-2 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 2,63 0,0675 1/D-3 0,066929 0,0035 0,0208 5,9246 493195 1,24 0,6253 1/D-4 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 0,74 0,0190 1/D-5 0,066929 0,0035 0,0167 4,7397 394556 0,5 0,1669 1/D-6 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 4,73 0,1215 0,08081/D-7 0,066929 0,0035 0,0125 3,5548 295917 2,54 0,4978 1/D-8 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 1,19 0,0306 1/D-9 0,066929 0,0035 0,0083 2,3698 197278 3 0,2777 1/D-10 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 3,25 0,0835 1/D-11 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 1,77 0,0455 0,08081/D-12 0,066929 0,0035 0,0250 7,1095 591834 1,71 1,2083 1/D-13 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 2,63 0,0675 1/D-14 0,066929 0,0035 0,0208 5,9246 493195 1,24 0,6253 1/D-15 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 0,74 0,0190 1/D-16 0,066929 0,0035 0,0167 4,7397 394556 0,5 0,1669 1/D-17 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 4,73 0,1215 0,08081/D-18 0,066929 0,0035 0,0125 3,5548 295917 2,54 0,4978 1/D-19 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 1,19 0,0306 1/D-20 0,066929 0,0035 0,0083 2,3698 197278 3 0,2777 1/D-21 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 3,25 0,0835 1/D-22 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 1,77 0,0455 0,08081/D-23 0,066929 0,0035 0,0208 5,9246 493195 2,45 1,2355 1/D-24 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 4,28 0,1099 0,08081/D-25 0,066929 0,0035 0,0167 4,7397 394556 0,5 0,1669 1/D-26 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 2,17 0,0557 1/D-27 0,066929 0,0035 0,0125 3,5548 295917 0,57 0,1117 1/D-28 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 1,26 0,0324 0,08081/D-29 0,066929 0,0035 0,0083 2,3698 197278 3,98 0,3684 1/D-30 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 0,64 0,0164
2,5"
1/D-31
A
0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 4,12 0,1058 0,0808
Lampiran
1/D-63 0,066929 0,0035 0,0333 9,4794 789112 0,44 0,5294 1/D-64 0,066929 0,0035 0,0208 5,9246 493195 3,5 1,7650 1/D-65 0,066929 0,0035 0,0083 2,3698 197278 4,44 0,4110 1/D-66 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 7,94 0,2039 1/D-67 0,066929 0,0035 0,0083 2,3698 197278 7,94 0,7350 1/D-68 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 7,94 0,2039 1/D-69 0,066929 0,0035 0,0125 3,5548 295917 7,94 1,5563 1/D-70 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 4,44 0,1140 1/D-71 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 11,44 0,2938 1/D-72
Jalan
0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 5,03 0,1292 0,0808 Head Statis 22,5 Head Tekanan 17,07 Head Kerugian Gesek 22,09 Head Belokan 2,37 Head Total 64,03
Tabel 7 Hasil Perhitungan Head Lantai 1 Zone B
Nominal Pipa
Nomor Pipa Zone Diameter
dalam Luas
Penampang Pipa
Debit Kecepatan Re Panjang hf Head
belokan
m m2 m3/s m/s m m m Head di Pipa Utama
A-1 0,26035 0,0532 0,1392 2,6155 846939 51,8 1,2079 1,5745A-2 0,26035 0,0532 0,0068 0,1284 41586 2,5 0,0002 A-3 0,26035 0,0532 0,1323 2,4870 805352 2,2 0,0467 A-4 0,26035 0,0532 0,0220 0,4135 133887 3,5 0,0027 A-5 0,26035 0,0532 0,0163 0,3070 99401 3,5 0,0015 A-6 0,26035 0,0532 0,0112 0,2099 67958 3,5 0,0008 A-7 0,26035 0,0532 0,0067 0,1253 40572 3,5 0,0003
10"
A-8 0,26035 0,0532 0,0028 0,0532 17243 3,4 0,0001 Head Hidran Lantai 6
6/B-1 0,154051 0,0186 0,0028 0,1521 29141 8,3 0,0018 0,00676" 6/B-2 0,154051 0,0186 0,0028 0,1521 29141 2,6 0,0006 0,0013
Head Hidran Lantai 5 5/B-1 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 8,3 0,0032 0,01226" 5/B-2 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 2,6 0,0010 0,0024
Head Hidran Lantai 4 4/B-1 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 8,3 0,0043 0,01686" 4/B-2 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 2,6 0,0014 0,0034
Head Hidran Lantai 3 3/B-1 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 8,3 0,0056 0,02216" 3/B-2 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 2,6 0,0017 0,0044
Lampiran
Head Hidran Lantai 2 2/B-1 0,154051 0,0186 0,0057 0,3042 58282 8,3 0,0066 0,02666" 2/B-2 0,154051 0,0186 0,0057 0,3042 58282 2,6 0,0021 0,0053
Head Hidran Lantai Basement B/B-1 0,154051 0,0186 0,0068 0,3668 70282 8,3 0,0093 0,03876" B/B-2 0,154051 0,0186 0,0068 0,3668 70282 2,6 0,0029 0,0077
Head Lantai 1
1/B-1 0,15405 0,0186 0,0770 4,1333 791960 8,3 0,8244 1/B-2 0,15405 0,0186 0,0062 0,3310 63425 2,6 0,0024 0,0063
6"
1/B-3 0,15405 0,0186 0,0708 3,8023 728535 2,18 0,1855
1/C-1 0,108204 0,0092 0,0000 0,0000 0 3,95 0,0000 1/C-2 0,108204 0,0092 0,0000 0,0000 0 11,5 0,0000 1/C-3 0,108204 0,0092 0,1042 11,3337 1525316 2,28 2,1971 1/C-4 0,108204 0,0092 0,0708 7,7069 1037215 6,22 2,9367
4"
1/C-5 0,108204 0,0092 0,0500 5,4402 732152 11,5 2,8505
1/D-32 0,066929 0,0035 0,0208 5,9246 493195 2,45 1,2355 1/D-33 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 4,28 0,1099 0,08081/D-34 0,066929 0,0035 0,0167 4,7397 394556 0,5 0,1669 1/D-35 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 2,17 0,0557 1/D-36 0,066929 0,0035 0,0125 3,5548 295917 0,57 0,1117 1/D-37 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 1,26 0,0324 0,08081/D-38 0,066929 0,0035 0,0083 2,3698 197278 3,98 0,3684 1/D-39 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 0,64 0,0164 1/D-40 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 4,12 0,1058 0,08081/D-41 0,066929 0,0035 0,0250 7,1095 591834 1,71 1,2083 1/D-42 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 2,63 0,0675 1/D-43 0,066929 0,0035 0,0208 5,9246 493195 1,24 0,6253 1/D-44 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 0,74 0,0190 1/D-45 0,066929 0,0035 0,0167 4,7397 394556 0,5 0,1669 1/D-46 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 4,73 0,1215 0,08081/D-47 0,066929 0,0035 0,0125 3,5548 295917 2,54 0,4978 1/D-48 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 1,19 0,0306 1/D-49 0,066929 0,0035 0,0083 2,3698 197278 3 0,2777 1/D-50 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 3,25 0,0835 1/D-51 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 1,77 0,0455 0,08081/D-52 0,066929 0,0035 0,0250 7,1095 591834 2,59 1,8301 1/D-53 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 2,63 0,0675 1/D-54 0,066929 0,0035 0,0208 5,9246 493195 1,24 0,6253 1/D-55 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 0,74 0,0190
2,5"
1/D-56
B
0,066929 0,0035 0,0167 4,7397 394556 0,5 0,1669
Lampiran
1/D-57 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 4,73 0,1215 0,08081/D-58 0,066929 0,0035 0,0125 3,5548 295917 2,54 0,4978 1/D-59 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 1,19 0,0306 1/D-60 0,066929 0,0035 0,0083 2,3698 197278 3 0,2777 1/D-61 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 3,25 0,0835 1/D-62 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 1,77 0,0455 0,0808 1/D-63 0,066929 0,0035 0,0333 9,4794 789112 0,44 0,5294 1/D-64 0,066929 0,0035 0,0208 5,9246 493195 3,5 1,7650 1/D-65 0,066929 0,0035 0,0083 2,3698 197278 4,44 0,4110 1/D-66 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 7,94 0,2039 1/D-67 0,066929 0,0035 0,0083 2,3698 197278 7,94 0,7350 1/D-68 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 7,94 0,2039 1/D-69 0,066929 0,0035 0,0125 3,5548 295917 7,94 1,5563 1/D-70 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 4,44 0,1140
1/D-71 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 11,4
4 0,2938 1/D-72
Jalan
0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 5,03 0,1292 0,0808
Head Statis 22,5 Head Tekanan 17,07 Head Kerugian Gesek 25,35 Head Belokan 2,37 Head Total 67,29
Tabel 8 Hasil Perhitungan Head Lantai 2 Zone A
Nominal Pipa Nomor
Pipa Zone Diameter
dalam
Luas Penampang
Pipa Debit Kecepatan Re Panjang hf Head
belokan m m m3/s m/s m m m
Head di Pipa Utama A-1 0,26035 0,0532 0,1462 2,7470 889539 51,85 1,3227 1,7369A-2 0,26035 0,0532 0,0068 0,1284 41586 2,5 0,0002 A-3 0,26035 0,0532 0,1393 2,6186 847953 2,2 0,0514 A-4 0,26035 0,0532 0,1332 2,5027 810424 3,5 0,0752 A-5 0,26035 0,0532 0,0163 0,3070 99401 3,5 0,0015 A-6 0,26035 0,0532 0,0112 0,2099 67958 3,5 0,0008 A-7 0,26035 0,0532 0,0067 0,1253 40572 3,5 0,0003
10"
A-8 0,26035 0,0532 0,0028 0,0532 17243 3,4 0,0001 Head Hidran Lantai 6
6/B-1 0,154051 0,0186 0,0028 0,1521 29141 8,3 0,0018 0,00676" 6/B-2 0,154051 0,0186 0,0028 0,1521 29141 2,6 0,0006 0,0013
Head Hidran Lantai 5
Lampiran
5/B-1 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 8,3 0,0032 0,01226" 5/B-2 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 2,6 0,0010 0,0024
Head Hidran Lantai 4 4/B-1 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 8,3 0,0043 0,01686" 4/B-2 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 2,6 0,0014 0,0034
Head Hidran Lantai 3 3/B-1 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 8,3 0,0056 0,02216"
3/B-2 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 2,6 0,0017 0,0044Head Hidran Lantai 1
1/B-1 0,154051 0,0186 0,0062 0,3310 63425 8,3 0,0077 0,03156" 1/B-2 0,154051 0,0186 0,0062 0,3310 63425 2,6 0,0024 0,0063
Head Hidran Lantai Basement B/B-1 0,154051 0,0186 0,0068 0,3668 70282 8,3 0,0093 0,03876" B/B-2 0,154051 0,0186 0,0068 0,3668 70282 2,6 0,0029 0,0077
Head Lantai 2
2/B-1 0,15405 0,0186 0,1168 6,2715 1201654 8,3 1,7829 2/B-2 0,15405 0,1345 0,0057 0,0421 8073 2,6 0,0021 0,0001
6" 2/B-3 0,15405 0,1345 0,1112 0,8266 158373 2,18 0,4271
2/C-1 0,108204 0,0955 0,0843 0,8830 118841 4,71 3,0708 2/C-2 0,108204 0,0955 0,0373 0,3909 52609 4,76 0,6872 2/C-3 0,108204 0,0955 0,0268 0,2810 37813 9,27 0,7265 2/C-4 0,108204 0,0955 0,0000 0,0000 0 3,57 0,0000
4"
2/C-5 0,108204 0,0955 0,0000 0,0000 0 3,57 0,0000
2/D-1 0,066929 0,0366 0,0192 0,5233 43562 3,33 1,4392 . 2/D-2 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 4,28 0,0942 0,00062/D-3 0,066929 0,0366 0,0153 0,4186 34849 0,5 0,1430 2/D-4 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 2,17 0,0478 2/D-5 0,066929 0,0366 0,0115 0,3140 26137 0,5 0,0840 2/D-6 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 1,26 0,0277 0,00062/D-7 0,066929 0,0366 0,0077 0,2093 17425 3,98 0,3158 2/D-8 0,066929 0,0366 0,0047 0,1274 10606 0,64 0,0203 2/D-9 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 4,12 0,0907 0,00062/D-10 0,066929 0,0366 0,0230 0,6280 52274 2,59 1,5685 2/D-11 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 2,63 0,0579 2/D-12 0,066929 0,0366 0,0192 0,5233 43562 1,24 0,5359 2/D-13 0,066929 0,0366 0,0047 0,1274 10606 0,74 0,0234 2/D-14 0,066929 0,0366 0,0153 0,4186 34849 0,5 0,1430 2/D-15 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 4,73 0,1041 0,00062/D-16 0,066929 0,0366 0,0115 0,3140 26137 2,54 0,4267 2/D-17 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 1,19 0,0262
2,5"
2/D-18
A
0,066929 0,0366 0,0077 0,2093 17425 3 0,2380
Lampiran
2/D-19 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 3,25 0,0715 2/D-20 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 1,77 0,0390 0,00062/D-21 0,066929 0,0366 0,0230 0,6280 52274 1,71 1,0355 2/D-22 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 2,63 0,0579 2/D-23 0,066929 0,0366 0,0192 0,5233 43562 1,24 0,5359 2/D-24 0,066929 0,0366 0,0047 0,1274 10606 0,74 0,0234 2/D-25 0,066929 0,0366 0,0153 0,4186 34849 0,5 0,1430 2/D-26 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 4,73 0,1041 0,00062/D-27 0,066929 0,0366 0,0115 0,3140 26137 2,54 0,4267 2/D-28 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 1,19 0,0262 2/D-29 0,066929 0,0366 0,0077 0,2093 17425 3 0,2380 2/D-30 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 3,25 0,0715 2/D-31 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 1,77 0,0390 0,00062/D-32 0,066929 0,0366 0,0192 0,5233 43562 2,45 1,0589 2/D-33 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 4,28 0,0942 0,00062/D-34 0,066929 0,0366 0,0153 0,4186 34849 0,5 0,1430 2/D-35 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 2,17 0,0478 2/D-36 0,066929 0,0366 0,0115 0,3140 26137 0,5 0,0840 2/D-37 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 1,26 0,0277 0,00062/D-38 0,066929 0,0366 0,0077 0,2093 17425 3,98 0,3158 2/D-39 0,066929 0,0366 0,0047 0,1274 10606 0,64 0,0203 2/D-40 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 4,12 0,0907 0,00062/D-81 0,066929 0,0366 0,0268 0,7326 60987 0,44 0,3544 2/D-82 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 1,23 0,0271 2/D-83 0,066929 0,0366 0,0115 0,3140 26137 5,69 0,9558 2/D-84 0,066929 0,0366 0,0077 0,2093 17425 5,82 0,4618 2/D-85 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 5,82 0,1281 2/D-86 0,066929 0,0366 0,0115 0,3140 26137 5,69 0,9558 2/D-87 0,066929 0,0366 0,0077 0,2093 17425 5,82 0,4618 2/D-88 Jalan 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 5,82 0,1281
Head Statis 22,5 Head Tekanan 17,07 Head Kerugian Gesek 21,74 Head Belokan 2,37 Head Total 63,68
Tabel 9 Hasil Perhitungan Head Lantai 2 Zone B
Lampiran
Nominal
Pipa Nomor Pipa Zone
Diameter dalam
Luas Penampang
Pipa Debit Kecepatan Re Panjang hf Head
belokan m m m3/s m/s m m m
Head di Pipa Utama A-1 0,26035 0,0532 0,1462 2,7470 889539 51,85 1,3227 1,7369A-2 0,26035 0,0532 0,0068 0,1284 41586 2,5 0,0002 A-3 0,26035 0,0532 0,1393 2,6186 847953 2,2 0,0514 A-4 0,26035 0,0532 0,1332 2,5027 810424 3,5 0,0752 A-5 0,26035 0,0532 0,0163 0,3070 99401 3,5 0,0015 A-6 0,26035 0,0532 0,0112 0,2099 67958 3,5 0,0008 A-7 0,26035 0,0532 0,0067 0,1253 40572 3,5 0,0003
10"
A-8 0,26035 0,0532 0,0028 0,0532 17243 3,4 0,0001 Head Hidran Lantai 6
6/B-1 0,154051 0,0186 0,0028 0,1521 29141 8,3 0,0018 0,00676" 6/B-2 0,154051 0,0186 0,0028 0,1521 29141 2,6 0,0006 0,0013
Head Hidran Lantai 5 5/B-1 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 8,3 0,0032 0,01226" 5/B-2 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 2,6 0,0010 0,0024
Head Hidran Lantai 4 4/B-1 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 8,3 0,0043 0,01686" 4/B-2 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 2,6 0,0014 0,0034
Head Hidran Lantai 3 3/B-1 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 8,3 0,0056 0,02216" 3/B-2 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 2,6 0,0017 0,0044
Head Hidran Lantai 1 1/B-1 0,154051 0,0186 0,0062 0,3310 63425 8,3 0,0077 0,03156" 1/B-2 0,154051 0,0186 0,0062 0,3310 63425 2,6 0,0024 0,0063
Head Hidran Lantai Basement B/B-1 0,154051 0,0186 0,0068 0,3668 70282 8,3 0,0093 0,03876" B/B-2 0,154051 0,0186 0,0068 0,3668 70282 2,6 0,0029 0,0077
Head Lantai 2
2/B-1 0,15405 0,0186 0,1168 6,2715 1201654 8,3 1,7829 2/B-2 0,15405 0,1345 0,0057 0,0421 8073 2,6 0,0021 0,0001
6"
2/B-3 0,15405 0,1345 0,1112 0,8266 158373 2,18 0,4271
2/C-1 0,108204 0,0955 0,0000 0,0000 0 4,71 0,0000 2/C-2 0,108204 0,0955 0,0000 0,0000 0 4,76 0,0000 2/C-3 0,108204 0,0955 0,1112 1,1640 156654 9,27 10,0753 2/C-4 0,108204 0,0955 0,0843 0,8830 118841 3,57 2,3275
4"
2/C-5 0,108204 0,0955 0,0460 0,4817 64822 3,57 0,7584
2/D-1 0,066929 0,0366 0,0192 0,5233 43562 3,33 1,4392 . 2/D-2 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 4,28 0,0942 0,0006
2,5"
2/D-3
0,066929 0,0366 0,0153 0,4186 34849 0,5 0,1430
Lampiran
2/D-4 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 2,17 0,0478 2/D-5 0,066929 0,0366 0,0115 0,3140 26137 0,5 0,0840 2/D-6 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 1,26 0,0277 0,00062/D-7 0,066929 0,0366 0,0077 0,2093 17425 3,98 0,3158 2/D-8 0,066929 0,0366 0,0047 0,1274 10606 0,64 0,0203 2/D-9 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 4,12 0,0907 0,00062/D-10 0,066929 0,0366 0,0230 0,6280 52274 2,59 1,5685 2/D-11 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 2,63 0,0579 2/D-12 0,066929 0,0366 0,0192 0,5233 43562 1,24 0,5359 2/D-13 0,066929 0,0366 0,0047 0,1274 10606 0,74 0,0234 2/D-14 0,066929 0,0366 0,0153 0,4186 34849 0,5 0,1430 2/D-15 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 4,73 0,1041 0,00062/D-16 0,066929 0,0366 0,0115 0,3140 26137 2,54 0,4267 2/D-17 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 1,19 0,0262 2/D-18 0,066929 0,0366 0,0077 0,2093 17425 3 0,2380 2/D-19 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 3,25 0,0715 2/D-20 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 1,77 0,0390 0,00062/D-21 0,066929 0,0366 0,0230 0,6280 52274 1,71 1,0355 2/D-22 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 2,63 0,0579 2/D-23 0,066929 0,0366 0,0192 0,5233 43562 1,24 0,5359 2/D-24 0,066929 0,0366 0,0047 0,1274 10606 0,74 0,0234 2/D-25 0,066929 0,0366 0,0153 0,4186 34849 0,5 0,1430 2/D-26 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 4,73 0,1041 0,00062/D-27 0,066929 0,0366 0,0115 0,3140 26137 2,54 0,4267 2/D-28 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 1,19 0,0262 2/D-29 0,066929 0,0366 0,0077 0,2093 17425 3 0,2380 2/D-30 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 3,25 0,0715 2/D-31 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 1,77 0,0390 0,00062/D-32 0,066929 0,0366 0,0192 0,5233 43562 2,45 1,0589 2/D-33 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 4,28 0,0942 0,00062/D-34 0,066929 0,0366 0,0153 0,4186 34849 0,5 0,1430 2/D-35 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 2,17 0,0478 2/D-36 0,066929 0,0366 0,0115 0,3140 26137 0,5 0,0840 2/D-37 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 1,26 0,0277 0,00062/D-38 0,066929 0,0366 0,0077 0,2093 17425 3,98 0,3158 2/D-39 0,066929 0,0366 0,0047 0,1274 10606 0,64 0,0203 2/D-40 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 4,12 0,0907 0,00062/D-81 0,066929 0,0366 0,0268 0,7326 60987 0,44 0,3544 2/D-82 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 1,23 0,0271 2/D-83 0,066929 0,0366 0,0115 0,3140 26137 5,69 0,9558 2/D-84 0,066929 0,0366 0,0077 0,2093 17425 5,82 0,4618 2/D-85 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 5,82 0,1281 2/D-86
0,066929 0,0366 0,0115 0,3140 26137 5,69 0,9558
Lampiran
2/D-87 0,066929 0,0366 0,0077 0,2093 17425 5,82 0,4618 2/D-88 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 5,82 0,1281
Head Statis 22,5 Head Tekanan 17,07 Head Kerugian Gesek 30,42 Head Belokan 1,89 Head Total 71,8
Tabel 10 Hasil Perhitungan Head Lantai 6 Zone A
Nominal Pipa Nomor
Pipa Zone Diameter
dalam
Luas Penampang
Pipa Debit Kecepatan Re Panjang hf Head
belokan m m m3/s m/s m m m
Head di Pipa Utama A-1 0,26035 0,0532 0,0603 1,1339 367176 51,85 0,2574 0,2959A-2 0,26035 0,0532 0,0068 0,1284 41586 2,5 0,0002 A-3 0,26035 0,0532 0,0535 1,0055 325590 2,2 0,0087 A-4 0,26035 0,0532 0,0473 0,8896 288061 3,5 0,0111 A-5 0,26035 0,0532 0,0417 0,7831 253574 3,5 0,0088 A-6 0,26035 0,0532 0,0365 0,6860 222131 3,5 0,0069 A-7 0,26035 0,0532 0,0320 0,6014 194745 3,5 0,0054
10"
A-8 0,26035 0,0532 0,0282 0,5294 171416 3,4 0,0041 Head Hidran Lantai 5
5/B-1 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 8,3 0,0032 0,01226" 5/B-2 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 2,6 0,0010 0,0024
Head Hidran Lantai 4 4/B-1 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 8,3 0,0043 0,01686" 4/B-2 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 2,6 0,0014 0,0034
Head Hidran Lantai 3 3/B-1 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 8,3 0,0056 0,02216" 3/B-2 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 2,6 0,0017 0,0044
Head Hidran Lantai 2 2/B-1 0,154051 0,0186 0,0057 0,3042 58282 8,3 0,0066 0,02666" 2/B-2 0,154051 0,0186 0,0057 0,3042 58282 2,6 0,0021 0,0053
Head Hidran Lantai 1 1/B-1 0,154051 0,0186 0,0062 0,3310 63425 8,3 0,0077 0,03156" 1/B-2 0,154051 0,0186 0,0062 0,3310 63425 2,6 0,0024 0,0063
Head Hidran Lantai Basement B/B-1 0,154051 0,0186 0,0068 0,3668 70282 8,3 0,0093 0,03876" B/B-2 0,154051 0,0186 0,0068 0,3668 70282 2,6 0,0029 0,0077
Head Lantai 6
Lampiran
6/B-1 0,15405 0,0186 0,0282 1,5120 289700 8,3 0,1283 6/B-2 0,15405 0,0186 0,0028 0,1521 29141 2,6 0,0006 0,0013
6"
6/B-3 0,15405 0,0186 0,0253 1,3599 260558 2,18 0,0277
6/C-1 0,108204 0,0092 0,0253 2,7564 370957 5,5 0,3875 6/C-2 0,108204 0,0092 0,0133 1,4507 195240 9 0,1934 6/C-3 0,108204 0,0092 0,0013 0,1451 19524 2,28 0,0007 6/C-4 0,108204 0,0092 0,0000 0,0000 0 7,78 0,0000
4"
6/C-5 0,108204 0,0092 0,0000 0,0000 0 9 0,0000
6/D-1 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 3,24 0,1314 . 6/D-2 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 0,92 0,0029 6/D-3 0,066929 0,0035 0,0040 1,1375 94693 0,59 0,0140 6/D-4 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,72 0,0116 6/D-5 0,066929 0,0035 0,0027 0,7584 63129 5,11 0,0575 6/D-6 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 1 0,0031 6/D-7 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,3 0,0072 6/D-8 0,066929 0,0035 0,0067 1,8959 157822 2,42 0,1483 6/D-9 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,17 0,0068 6/D-10 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 0,82 0,0332 6/D-11 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,91 0,0091 6/D-12 0,066929 0,0035 0,0040 1,1375 94693 1,91 0,0455 6/D-13 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,89 0,0121 6/D-14 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 3,79 0,1537 6/D-15 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 1,64 0,0051 6/D-16 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,24 0,0101 0,00836/D-17 0,066929 0,0035 0,0067 1,8959 157822 1,55 0,0950 6/D-18 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,17 0,0068 6/D-19 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 0,82 0,0332 6/D-20 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,91 0,0091 6/D-21 0,066929 0,0035 0,0040 1,1375 94693 1,91 0,0455 6/D-22 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,89 0,0121 6/D-23 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 3,79 0,1537 6/D-24 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 1,64 0,0051 6/D-25 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,24 0,0101 0,00836/D-26 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 2,36 0,0957 6/D-27 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 0,92 0,0029 6/D-28 0,066929 0,0035 0,0040 1,1375 94693 0,59 0,0140 6/D-29 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,72 0,0116 6/D-30 0,066929 0,0035 0,0027 0,7584 63129 5,11 0,0575 6/D-31 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 1 0,0031
2,5"
6/D-32
A
0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,3 0,0072 0,0083
Lampiran
6/D-65 Jalan 0,066929 0,0366 0,0013 0,0364 3030 1,66 0,0052 Head Statis 22,5 Head Tekanan 17,07 Head Kerugian Gesek 2,31 Head Belokan 0,49 Head Total 42,37
Tabel 11 Hasil Perhitungan Head Lantai 6 Zone B
Nominal Pipa Nomor
Pipa Zone Diameter
dalam
Luas Penampang
Pipa Debit Kecepatan Re Panjang hf Head
belokan m m m3/s m/s m m m
Head di Pipa Utama A-1 0,26035 0,0532 0,0603 1,1339 367176 51,85 0,2574 0,2959A-2 0,26035 0,0532 0,0068 0,1284 41586 2,5 0,0002 A-3 0,26035 0,0532 0,0535 1,0055 325590 2,2 0,0087 A-4 0,26035 0,0532 0,0473 0,8896 288061 3,5 0,0111 A-5 0,26035 0,0532 0,0417 0,7831 253574 3,5 0,0088 A-6 0,26035 0,0532 0,0365 0,6860 222131 3,5 0,0069 A-7 0,26035 0,0532 0,0320 0,6014 194745 3,5 0,0054
10"
A-8 0,26035 0,0532 0,0282 0,5294 171416 3,4 0,0041 Head Hidran Lantai 5
5/B-1 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 8,3 0,0032 0,01226" 5/B-2 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 2,6 0,0010 0,0024
Head Hidran Lantai 4 4/B-1 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 8,3 0,0043 0,01686" 4/B-2 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 2,6 0,0014 0,0034
Head Hidran Lantai 3 3/B-1 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 8,3 0,0056 0,02216" 3/B-2 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 2,6 0,0017 0,0044
Head Hidran Lantai 2 2/B-1 0,154051 0,0186 0,0057 0,3042 58282 8,3 0,0066 0,02666" 2/B-2 0,154051 0,0186 0,0057 0,3042 58282 2,6 0,0021 0,0053
Head Hidran Lantai 1 1/B-1 0,154051 0,0186 0,0062 0,3310 63425 8,3 0,0077 0,03156" 1/B-2 0,154051 0,0186 0,0062 0,3310 63425 2,6 0,0024 0,0063
Head Hidran Lantai Basement B/B-1 0,154051 0,0186 0,0068 0,3668 70282 8,3 0,0093 0,03876" B/B-2 0,154051 0,0186 0,0068 0,3668 70282 2,6 0,0029 0,0077
Head Lantai 6
Lampiran
6/B-1 0,15405 0,0186 0,0282 1,5120 289700 8,3 0,1283 6/B-2 0,15405 0,0186 0,0028 0,1521 29141 2,6 0,0006 0,0013
6"
6/B-3 0,15405 0,0186 0,0253 1,3599 260558 2,18 0,0277
6/C-1 0,108204 0,0092 0,0000 0,0000 0 5,5 0,0000 6/C-2 0,108204 0,0092 0,0000 0,0000 0 9 0,0000 6/C-3 0,108204 0,0092 0,0013 0,1451 19524 2,28 0,0007 6/C-4 0,108204 0,0092 0,0240 2,6113 351433 7,78 0,4960
4"
6/C-5 0,108204 0,0092 0,0133 1,4507 195240 9 0,1934
6/D-1 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 3,24 0,1314 . 6/D-2 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 0,92 0,0029 6/D-3 0,066929 0,0035 0,0040 1,1375 94693 0,59 0,0140 6/D-4 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,72 0,0116 6/D-5 0,066929 0,0035 0,0027 0,7584 63129 5,11 0,0575 6/D-6 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 1 0,0031 6/D-7 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,3 0,0072 6/D-8 0,066929 0,0035 0,0067 1,8959 157822 2,42 0,1483 6/D-9 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,17 0,0068 6/D-10 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 0,82 0,0332 6/D-11 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,91 0,0091 6/D-12 0,066929 0,0035 0,0040 1,1375 94693 1,91 0,0455 6/D-13 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,89 0,0121 6/D-14 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 3,79 0,1537 6/D-15 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 1,64 0,0051 6/D-16 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,24 0,0101 0,00836/D-17 0,066929 0,0035 0,0067 1,8959 157822 1,55 0,0950 6/D-18 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,17 0,0068 6/D-19 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 0,82 0,0332 6/D-20 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,91 0,0091 6/D-21 0,066929 0,0035 0,0040 1,1375 94693 1,91 0,0455 6/D-22 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,89 0,0121 6/D-23 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 3,79 0,1537 6/D-24 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 1,64 0,0051 6/D-25 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,24 0,0101 0,00836/D-26 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 2,36 0,0957 6/D-27 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 0,92 0,0029 6/D-28 0,066929 0,0035 0,0040 1,1375 94693 0,59 0,0140 6/D-29 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,72 0,0116 6/D-30 0,066929 0,0035 0,0027 0,7584 63129 5,11 0,0575 6/D-31 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 1 0,0031
2,5"
6/D-32 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,3 0,0072 0,0083
Lampiran
6/D-33 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 2,36 0,0957 6/D-34 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 0,92 0,0029 6/D-35 0,066929 0,0035 0,0040 1,1375 94693 0,59 0,0140 6/D-36 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,72 0,0116 6/D-37 0,066929 0,0035 0,0027 0,7584 63129 5,11 0,0575 6/D-38 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 1 0,0031 6/D-39 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,3 0,0072 0,00836/D-40 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 3,24 0,1314 6/D-41 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 0,92 0,0029 6/D-42 0,066929 0,0035 0,0040 1,1375 94693 0,59 0,0140 6/D-43 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,72 0,0116 6/D-44 0,066929 0,0035 0,0027 0,7584 63129 5,11 0,0575 6/D-45 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 1 0,0031 6/D-46 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,3 0,0072 0,00836/D-47 0,066929 0,0035 0,0067 1,8959 157822 2,42 0,1483 6/D-48 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,17 0,0068 6/D-49 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 0,82 0,0332 6/D-50 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,91 0,0091 6/D-51 0,066929 0,0035 0,0040 1,1375 94693 1,91 0,0455 6/D-52 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,89 0,0121 6/D-53 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 3,79 0,1537 6/D-54 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 1,64 0,0051 6/D-55 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,24 0,0101 0,00836/D-56 0,066929 0,0035 0,0067 1,8959 157822 1,55 0,0950 6/D-57 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,17 0,0068 6/D-58 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 0,82 0,0332 6/D-59 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,91 0,0091 6/D-60 0,066929 0,0035 0,0040 1,1375 94693 1,91 0,0455 6/D-61 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,89 0,0121 6/D-62 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 3,79 0,1537 6/D-63 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 1,64 0,0051 6/D-64 0,066929 0,0366 0,0013 0,0364 3030 3,24 0,0101 0,00016/D-65 0,066929 0,0366 0,0013 0,0364 3030 1,66 0,0052
Head Statis 22,5 Head Tekanan 17,07 Head Kerugian Gesek 3,63 Head Belokan 0,52 Head Total 43,72
Lampiran
Gambar 1 Penomoran Pipa Lantai Basement
B/D-2B/D-3
B/D-4
B/D-6 B/D-5
B/D-7
B/D-8
B/D-10 B/D-9
B/D-11
B/D-13 B/D-12
B/D-14
B/D-15
B/D-16
B/D-17B/D-18
B/D-19
B/D-21 B/D-20
B/D-22
B/D-32
B/D-33B/D-34
B/D-35
B/D-29
B/D-30B/D-31
B/D-23
B/D-26 B/D-24 B/D-25B/D-27B/D-28
B/C-5 B/C-2 B/C-1 B/C-3 B/C-4 B/C-6
A-1
Gambar 2 Penomoran Pipa Lantai 1
1/D-11/D-21/D-3 1/D-4
1/D-61/D-5
1/D-71/D-8
1/D-10
1/D-9
1/D-11
1/D-12
1/D-131/D-14
1/D-161/D-15
1/D-171/D-18
1/D-19
1/D-211/D-22
1/D-20
1/D-231/D-24
1/D-261/D-27
1/D-29
1/D-30
1/D-31
1/D-25
1/D-28
1/D-321/D-331/D-34
1/D-35 1/D-37
1/D-38
1/D-39 1/D-40
1/D-36
1/D-41
1/D-421/D-431/D-44
1/D-451/D-46
1/D-47
1/D-481/D-49
1/D-501/D-51
1/D-52
1/D-531/D-541/D-55
1/D-561/D-57
1/D-58
1/D-591/D-60
1/D-611/D-62
1/D-63
1/D-671/D-641/D-651/D-66 1/D-68
1/D-69
1/D-711/D-70
1/D-72
1/C-2 1/C-1 1/C-3 1/C-51/C-4
Lampiran
Gambar 3 Penomoran Pipa Lantai 2, 3, 4 dan 5
2/D-1
2/D-2 2/D-3
2/D-42/D-52/D-6
2/D-7
2/D-8
2/D-9
2/D-102/D-11
2/D-132/D-122/D-14
2/D-152/D-16
2/D-17
2/D-18
2/D-19
2/D-20
2/D-21
2/D-222/D-232/D-24
2/D-262/D-27
2/D-282/D-29
2/D-302/D-31
2/D-25
2/D-322/D-33 2/D-35
2/D-34
2/D-362/D-37
2/D-39
2/D-38
2/D-40
2/D-50
2/D-512/D-52
2/D-532/D-54 2/D-55
2/D-56
2/D-57
2/D-58
2/D-592/D-60
2/D-62 2/D-612/D-63
2/D-642/D-65
2/D-66
2/D-67
2/D-68
2/D-69
2/D-70
2/D-712/D-722/D-73
2/D-752/D-76
2/D-772/D-78
2/D-792/D-80
2/D-74
2/D-412/D-422/D-44
2/D-43
2/D-45 2/D-46
2/D-48
2/D-47
2/D-49
2/D-81 2/D-83 2/D-84 2/D-852/D-862/D-872/D-882/D-82
2/C-2 2/C-1 2/C-3 2/D-52/C-4
Gambar 4 Penomoran Pipa Lantai 6
6/D-1
6/D-2 6/D-36/D-4
6/D-5
6/D-6
6/D-7
6/D-86/D-9
6/D-106/D-116/D-12 6/D-13
6/D-14
6/D-156/D-16
6/D-266/D-27 6/D-28
6/D-29
6/D-30
6/D-31
6/D-32
6/D-17 6/D-18
6/D-196/D-206/D-21 6/D-22
6/D-23
6/D-246/D-25
6/D-40
6/D-416/D-426/D-43
6/D-44
6/D-45
6/D-46
6/D-476/D-48
6/D-49 6/D-506/D-516/D-52
6/D-53
6/D-546/D-55
6/D-336/D-346/D-35
6/D-36
6/D-37
6/D-38
6/D-39
6/D-566/D-57
6/D-58 6/D-596/D-606/D-61
6/D-62
6/D-636/D-64
Lampiran
Gambar 5 Penomoran Pipa Tegak
B/B-3 B/B-1
B/B-3A-2
A-3
A-4
A-5
A-6
A-7
A-8
1/B-11/B-3
2/B-1
6/B-1
2/B-3
6/B-3
1/B-3
2/B-3
6/B-3 3,45
3,45
3,5
3,5
3,5
4,7