i
PERBEDAAN TINGKAT KEMAMPUAN MENULIS
KARANGAN NARASI ANTARA GURU LAKI-LAKI DAN
GURU PEREMPUAN KABUPATEN MAHAKAM ULU,
KALIMANTAN TIMUR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Septian Purnomo Aji
NIM: 121224054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTO
Lebih baik bodoh bersemangat daripada pintar tidak berbakat
(Septian Purnomo Aji)
Mane Nobiscum Domine
(Paus Yohanes Paulus II)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
1. Tuhan Yesus, Bunda Maria, terima kasih atas berkat –Nya yang
melimpah
2. Orang tuaku terkasih, Bapak F.A Sakiman dan Ibu Diah Puri Banonsih
yang tak pernah lelah berujuang demi memberi dorongan moral maupun
materiil sampai saat ini dengan penuh cinta kasih.
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Aji, Septian Purnomo. 2017. Tingkat Kemampuan Menulis Guru SD Kabupaten
Mahakam Ulu, Kalimantan Timur Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun
2015/2016. SKRIPSI. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma.
Penelitian ini mengkaji tingkat kemampuan menulis karangan narasi guru
SD laki-laki dan perempuan Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis berdasarkan
jenis kelamin. Sampel dari penelitian ini adalah 20 guru. Instrumen yang
digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes menulis karangan narasi
berdasarkan gambar yang telah disediakan. Data yang diperoleh berupa skor hasil
mengarang siswa berdasarkan aspek penilaian karangan narasi. Analisis data
dilakukan dengan menghitung rata-rata skor dan mengkonversikan skor tersebut
ke dalam skala empat. Langkah selanjutnya, yaitu menghitung perbedaan skor
menulis antara guru laki-laki dan guru perempuan dengan menggunakan rumus
uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor kemampuan rata-rata guru laki-
laki adalah 2,60 yang berada pada interval 65%-69% berada pada kategori kurang.
Hasil penelitian menunjukkan skor rata-rata kemampuan menulis perempuan
adalah 2,60 yang berada pada interval 65%-69% berada pada kategori kurang.
Hasil analisis dengan rumus uji-t diperoleh t hitung sebesar 0,11 dan t tabel adalah
2,101 dalam taraf signifikansi 5%. Secara statistik dapat dirumuskan bahwa t
hitung < t tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis guru
laki-laki dan guru perempuan tidak memiliki perbedaan atau relatif sama.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti memberikan tiga saran, yaitu (1)
pemerintah Daerah Kabupaten Mahakam Ulu diharapkan memberi pembinaan dan
pelatihan mengenai keterampilan menulis bagi para guru; (2) guru–guru SD
diharapkan lebih menyadari bahwa keterampilan menulis sangat penting dalam
ranah pendidikan; (3) bagi peneliti lain diharapkan penelitian ini dapat menjadi
acuan dalam mengembangkan penelitian sejenis dimasa yang akan datang.
Kata kunci: kuantitatif, menulis, narasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Aji, Septian Purnomo. 2017. The Analysis About Teacher Writing Ability of
Elementery School, Mahakam Ulu Regency, East Kalimantan Based
On The Gender. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language And
Literature Education Study Program. Faculty of Teachers Training And
Education. Sanata Dharma University.
This research examined the level of writing skill between male teacher
and female teacher of the elementary school in Mahakam Ulu District, East
Kalimantan. This research aim to describe the writing ability based on gender.
The sample of this research are 20 teachers. The instrument that used to collect the
data is writing test about a narrative essay based on the pictures provided. The
data obtained are scores of students' writing results based on the aspect of
narrative appraisal. Data analysis is done by calculating the average score and
converting the score into four scale. The next step is to calculate the difference in
writing scores between male teacher and female teacher by using the t-test
formula. The results showed that the average of male teacher's ability score was
2.60 which was at intervals 65% -69% were in the less category. In the other
hand, the results showed the average score of female teacher‟s writing ability is
2.60, which is at intervals 65% -69% were in the less category. The result of the
analysis using t-test formula obtained t-count equal to 0,11 and t table is 2,101 in
5% significance level. Statistically it can be formulated that t arithmetic <t table
so it can be concluded that the writing ability of male teacher and female teacher
have no difference. Based on the result of this research, the researcher give three
suggestions, that are (1) the local government of Mahakam Ulu Regency is
expected to give coaching and training about writing skill for teachers; (2) the
elementary school teachers are expected to realize that writing skills are very
important in the education field; (3) for the other researchers, this research can be
a reference in developing similar research in the future.
Keyword: quantitative, writing, naration.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang
senantiasa mencurahkan rahmat dan berkat-Nya kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa memberikan berkat,
rahmat dan kekuatan kepada penulis.
2. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma yang telah
memberi dukungan kepada saat perkuliahan terutama untuk mahasiswa FKIP.
3. Rishe Purnama Dewi S.Pd., M.Hum. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia yang telah memberikan dukungan kepada penulis
untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
4. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing pertama yang telah
bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing, memberikan
masukan, dan memberikan kritikan yang membangun dalam proses
penyusunan skripsi ini.
5. Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku dosen kedua yang telah bersedia meluangkan
waktu dan pikirannya untuk membimbing, memberikan masukan, dan
memberikan kritikan yang membangun dalam proses penyusunan skripsi ini.
6. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd., selaku dosen penguji yang telah bersedia menguji
dan memberi kritik serta saran untuk skripsi ini.
7. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku validator yang telah
bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk menvalidasi hasil analisis
data dalam penelitian ini.
8. Segenap dosen Prodi PBSI, dosen MKU, dan dosen MKK yang telah
mendidik dan membimbing penulis selama mengikuti kuliah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
9. Robertus Marsidiq, selaku staf Sekretariat Prodi PBSI yang selama ini telah
banyak membantu dan memberi kemudahan dalam administrasi yang
diperlukan.
10. Kedua orangtua terkasih, Fransiskus Asisi Sakiman S.Pd. dan Diah Puri
Banonsih S.Pd., terima kasih atas segala bimbingan, dukungan, dan motivasi
yang tak henti-hentinya selalu diberikan kepada saya.
11. Teman-teman kos 329, Stefanus Edo, S.Pd., Christian Adven Saputra,
Veronica Herta, Julianus Ferry, S.E., Petrus Fajar Erick, S.Pd., Ajie
Pamungkas, S.Pd., Cosmas Krisna, Stefanus Candra, Fransiskus Christian
Hadi Winata, Stefanus Ardian, Dedy Setiawan, Renaldi Adi, dan teman-
teman mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI) angkatan 2011
dan 2012 kelas A–C yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih
atas dinamika belajar yang pernah dilalui, mulai awal perkuliahan sampai
penulis selesai menyelesaikan tugas akhir ini.
Yogyakarta, 28 Juli 2017
Penulis,
Septian Purnomo Aji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iii
HALAMAN MOTO ..........................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...........................................................vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ........................................................vii
ABSTRAK .........................................................................................................viii
ABSTRACT .......................................................................................................ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................5
1.5 Batasan Istilah ..............................................................................................6
1.6 Sistematika Penyajian .................................................................................. 7
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 9 2.1 Penelitian yang Relevan ................................................................................ 9
2.2 Kajian Teori ................................................................................................ 11
2.2.1 Pengertian Menulis ........................................................................... 11
2.2.2 Kemampuan Menulis ....................................................................... 12
2.2.3 Manfaat Menulis ............................................................................... 12
2.2.4 Tujuan Menulis ................................................................................ 13
2.2.5 Narasi ................................................................................................ 16
2.2.6 Kriteria dalam Menulis .................................................................... 23
2.2.7 Jenis Kelamin dan Otak Manusia ..................................................... 26
2.2.8 Hubungan Menulis dan Jenis Kelamin ............................................. 27
2.2.9 Kemampuan Guru Menulis Laki-laki dan Perempuan ..................... 28
2.3 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 29
2.4 Hipotesis ..................................................................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 31 3.1 Jenis Penelitian . .......................................................................................... 31
3.2 Sample dan Populasi Penelitian .................................................................. 31
3.3 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 33
3.4 Instrumen Penelitian ................................................................................... 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
3.5 Teknik Analisis Data ................................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 43 4.1 Deskripsi Data ............................................................................................ 43
4.2 Hasil Validasi Penelitian ........................................................................... 44
4.3 Analisis Data dan Penghitungan Rata-rata Kemampuan Menulis Narasi Guru
Laki-laki dan Perempuan ........................................................................... 45
4.3.1 Hasil Analisis Karangan Narasi Guru Laki-laki ............................... 45
4.3.2 Hasil Analisis Karangan Narasi Guru Perempuan . .......................... 49
4.4 Uji Normalitas ............................................................................................ 53
4.5 Uji-t ............................................................................................................. 54
4.6 Pengujian Hipotesis ................................................................................... 56
4.7 Hasil Pembahasan ....................................................................................... 57
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 60 5.1 Simpulan ................................................................................................... 60
5.2 Implikasi ..................................................................................................... 61
5.3 Saran .......................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 64
LAMPIRAN ..................................................................................................... 65
BIODATA PENULIS ..................................................................................... 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 1 Perbedaan Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif ................................ 19
Tabel 2 Daftar Nama Guru .................................................................................... 32
Tabel 3 Kisi-kisi Soal ............................................................................................ 33
Tabel 4 Indikator Penilaian ................................................................................... 34
Tabel 5 Pedoman Konversi Skor........................................................................... 41
Tabel 6 Skor Hasil Menulis Karangan Narasi Guru Laki-laki .............................. 43
Tabel 7 Skor Hasil Menulis Karangan Narasi Guru Perempuan .......................... 43
Tabel 8 Pedoman Konversi Skor........................................................................... 45
Tabel 9 Uji-t .......................................................................................................... 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Lampiran 1 Karangan Guru .................................................................................. 66
Lampiran 2 Validitas Isi ........................................................................................ 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang terpenting bagi kehidupan manusia karena
pendidikan merupakan proses membawa perubahan yang diinginkan pada
perilaku manusia. Pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses pengolahan
pengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan melalui pembelajaran atau studi (Rulam
2014 : 35). Pengetahuan dapat diperoleh melalui salah satau instrumen pendidikan
yaitu pembelajaran, pembelajaran yang terstuktur diajarkan oleh seorang guru.
Maka, guru harus memiliki kemampuan dalam mengatarkan suatu pembelajaran
sehingga pengetahuan yang dibutuhkan dapat tersampaikan dengan baik dan jelas.
Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh
setiap negara. Maju atau tidaknya suatu negara dipengaruhi oleh faktor
pendidikan. Namun, realitanya pendidikan yang layak belum bisa dinikmati oleh
rakyat Indonesia. Pendidikan di Indonesia masih memprihatinkan karena belum
merata ke wilayah, daerah terpencil seperti Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan
Timur. Mahakam Ulu merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Kutai. Untuk
mencapai Kabupaten Mahakam Ulu hanya dapat melalui jalur air dan udara.
Bebagai masalah yang dialami oleh Mahakam Ulu khususnya di bidang
pendidikan adalah kurangnya tenaga pendidik dan kualitas tenaga pendidik yang
masih rendah. Guru-guru SD di Kabupaten Mahakam Ulu banyak yang hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
lulusan SMA dan SMA paket C (Dikutip dari situs resmi, mahakamulu.co.id pada
30 April, 22.30 WIB).
Dari permasalahan tersebut dapat disimpulkan bahwa guru-guru di daerah
Mahakam harus ditingkatkan kemampuannya dalam mengajar. Guru sebagai
fasilitator belajar di sekolah harus mengajarkan materi secara baik dan benar,
khususnya guru Sekolah Dasar (SD). Tidak hanya keterampilan mengajar saja
yang dikembangkan, keterampilan berbahasa juga harus dikuasai.
Ada empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak (listening
skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading
skills), dan keterampilan menulis (writing skills) (Tarigan, 1986:1). Keempat
keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan karena setiap
keterampilan itu berhubungan erat dengan proses-proses yang melandasi
terbentuknya bahasa. Keterampilan berbahasa tersebut diperoleh seseorang
memalui tahapan teratur: masa kecil seseorang mulai belajar menyimak kemudian
berbicara, sesudah itu belajar membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara
biasanya dipelajari seseorang sebelum memasuki sekolah
Salah satu keterampilan berbahasa yang penting adalah menulis. Keterampilan
menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain
(Tarigan,2008:3). Melalui keterampilan menulis, seseorang dapat mengungkapkan
ide atau gagasannya dalam bentuk teks. Keterampilan menulis tidak datang
secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang teratur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Guru harus menguasai ke-enam elmen penting menulis, yaitu: (1) kemampuan
menggunakan perbendaharaan kata, (2) kemampuan menyusun kalimat efektif dan
efesien, (3) kemampuan mengkoherensikan kalimat, (4) kemampuan menata
paragraf, (5) kemampuan menyusun karangan dan (6) kemampuan menerapkan
kaidah EBI, (Harris dalam Urias Bait (1987: 12). Jika guru tidak menguasai
keenam elmen tersebut, kelak siswa tidak bisa menyusun tulisan dengan baik
karena salahnya materi yang diterima. Bukan salah siswa, melainkan salah guru
yang tidak menguasai materi pembelajaran tentang menulis.
Penelitian ini mengangkat topik kemampuan menulis guru-guru SD
Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimatan Timur karena itu, penulis ingin mengetahui
seberapa tinggi kemampuan menulis guru-guru berdasarkan jenis kelamin.
Penelitian ini membandingkan dan membuktikan apakah ada perbedaan antara
laki-laki dan perempuan dalam menulis karangan narasi. Menurut teori,
perempuan menunjukkan kelebihan dalam kemampuan berbahasa, ingatan
apresiasi aestesi, pengamatan detail, dan ketangkasan tangan. Laki-laki lebih baik
dalam matematika, similariti, mekanik, hitungan angka dan analisis ruang Prabu
(Prabu, 1984: 44). Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan
menulis perempuan lebih tinggi daripada laki-laki karena otak perempuan lebih
menguasai kemampuan kebahasaan dibanding kemampuan matematis.
Data penelitian ini adalah skor karangan dari para guru. Pengambilan data
karangan melalui tes menulis narasi berdasarkan gambar yang telah disediakan.
Setelah mencermati gambar guru diharuskan membuat karangan sesuai dengan
gambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Peneliti memilih menggunakan media gambar karena media gambar dapat
membantu mengarahkan guru menulis dengan runtut. Keuntungan menggunakan
media gambar adalah, (1) gambar bersifat konkret, (2) gambar dapat mengatasi
batasan ruang dan waktu, (3) media gambar dapat mengatasi keterbatasan
pengamat, (4) dapat memperjelas mengarah ke satu masalah dalam berbagai
aspek, (5) harganya sangat murah dan mudah didapatkan dan digunakan
(Purwanto dan Alim, 1997 : 63).
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada para guru agar
mereka memiliki keterampilan menulis yang memadai untuk mengajar. Penelitian
ini dapat memberikan motivasi kepada guru-guru SD untuk meningkatkan
kemampuan menulis khususnya karangan narasi.
1.2 Rumusan Masalah
Agar penelitian ini lebih jelas dan terarah, masalah yang ada dirumuskan
sebagai berikut.
a. Seberapa tinggi kemampuan menulis karangan narasi guru laki-laki dari
Mahakam Ulu, Kalimantan Timur tahun 2016/2017?
b. Seberapa tinggi kemampuan menulis karangan narasi guru perempuan dari
Mahakam Ulu, Kalimantan Timur 2016/2017?
c. Adakah perbedaan kemampuan menulis karangan narasi guru laki-laki dan
perempuan dalam menulis karangan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut.
a. Mendeskripsikan kemampuan menulis karangan narasi npara guru SD laki-
laki Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur tahun 2016/2017.
b. Mendeskripsikan tingkat kemampuan menulis karangan narasi guru SD
perempuan Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur tahun
2016/2017.
c. Menemukan apakah ada perbedaan kemampuan menulis karangan narasi
guru laki-laki dan perempuan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi guru, mahasiswa, dan peneliti
lain. Bagi guru, peneliti berharap hasil penelitian ini dapat membantu guru-guru
SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur mengetahui kemampuan menulis karangan
narasi, sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan masukan para guru
untuk lebih berkembang dalam mendidik para siswa. Guru diharapkan mampu
meningkatkan kemampuan menulis karangan.
Bagi mahasiswa, penelitian ini merupakan penelitian yang dikhususkan
mempelajari kemampuan menulis karangan narasi. Penelitian ini diharapkan dapat
digunakan oleh mahasiswa sebagai wahana penerapan ilmu yang diperoleh selama
kuliah dan dapat memperbanyak ilmu pengetahuan yang diperoleh sehingga
menjadi bekal di masa depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai masukan
bagi peneliti lain dan dapat menambah pengetahuan serta meningkatkan wawasan,
yang berkaitan dengan kemampuan menulis karangan narasi. Penelitian ini dapat
memberikan pandangan dalam menentukan topik penelitian yang sejenis.
1.5 Batasan Istilah
Pembahasan dalam penelitian ini tentu saja hanya mencakup beberapa hal.
Oleh karena itu, penulis mencantumkan batasan istilah yang digunakan agar
pembahasan yang ada di dalamnya tidak melebar terlalu jauh dan dapat dimengerti
pembacanya.
a. Menulis
Menulis merupakan kegiatan mentuangkan ide/gagasan atau perasaaan dalam
media bahasa tulis yang teratur, sistematis sehingga pesan yang terkandung
dapat mudah dipahami.
b. Karangan
Karangan adalah bahasa tulis yang merupakan rangkaian kata demi kata
sehingga menjadi sebuah kalimat, paragraf, dan akhirnya menjadi sebuah
wacana yang dibaca dan dipahami. (Keraf, 1994: 2).
c. Narasi
Narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu
kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau
mengalami sendiri peristiwa itu (Keraf, 2010: 136).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
d. Narasi Ekspositoris
Narasi ekspositoris adalah karangan yang memberi informasi kepada para
pembaca agar pengetahuannya bertambah luas (Keraf, 2007: 136). Narasi
ekspositoris mempersoalkan tahapan-tahapan kejadian, rangkaian-rangkaian
perbuatan kepada para pembaca dan pendengar.
e. Narasi sugestif
Narasi sugestif adalah narasi yang disusun dan disajikan sehingga
menimbulkan daya khayal pembaca atau pendengar. Narasi sugestif
berusaha menyampaikan makna kepada para pembaca, berusaha
menyampaikan makna dengan daya khayal yang ada di dalamnya (Keraf,
2007: 136).
f. Skor
Skor adalah hasil yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka dengan
memperhatikan bobot jawabannya (Sudjiono, 2003: 8)
g. Nilai
Nilai adalah angka ubahan dari skor dengan menggunakan acuan tertentu,
yakni acuan norma dan acuan patokan. Dengan demikian kegiatan mengubah
skor/mengkonversi skor menjadi nilai disebut menilai (Arikunto, 2006: 5)
1.6 Sistematika Penulisan
Penyajian penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab I berisi pendahuluan. Bab
ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II berisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
landasan teori. Bab ini menguraikan penelitian yang relevan, kajian teori, dan
hipotesis. Bab III berisi metodologi penelitian. Bab ini menguraikan jenis
penelitian, data dan sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian, dan teknik analisis data. Bab IV berisi hasil penelitian dan
pembahasan. Bab ini menguraikan deskripsi data, hasil penelitian, dan
pembahasan hasil penelitian. Bab V berisi bagian penutup. Pada bagian ini akan
dipaparkan kesimpulan, implikasi, dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian yang Relevan
Peneliti menemukan dua penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu
penelitian Fabrianus Deni Aryanto (2011) dan penelitian Roida Nurhayati Rita
(2013). Penelitian Fabrianus Deni Aryanto tahun 2011 yang berjudul Perbedaan
Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Laki-Laki dan Perempuan
Menggunakan Media Gambar Berseri, Siswa Kelas V SD Kanisius Sengkan,
Sleman, Yogyakarta mengkaji perbedaan tingkat kemampuan siswa laki-laki dan
perempuan dalam menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar
berseri. Populasi penelitian ini adalah siswa laki-laki dan perempuan kelas V SD
Kanisius Sengkan Yogyakarta 2011/2012. Sampel penelitian ini adalah dua
kelompok yaitu 24 siswa laki-laki dan 24 siswi. Instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah perintah untuk menulis karangan
narasi dengan menggunakan media gambar berseri.
Analisis data yang dilakukan adalah memberi skor berdasarkan tujuh aspek
penilaian karangan narasi, menghitung skor rata-rata, dan mengkonversikan skor
ke dalam skala seratus. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan antara siswa
laki-laki dan perempuan digunakan uji-t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kemampuan siswa dalam menulis
karangan narasi menggunakan media gambar berseri berada pada kategori hampir
sedang, (2) kemampuan menulis siswi dalam menulis karangan narasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
metode gambar berseri berada pada kategori hampir sedang, (3) ada perbedaan
yang signifikan antara siswa laki-laki dan siswi perempuan dalam menulis
karangan narasi pada kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.
Penelitian Roida Nurhayati Rita berjudul Kemampuan Menulis Narasi siswa
kelas V SD Kanisus Kadirojo Kalasan, Purwomartani, Yogyakarta Tahun ajaran
2012/2013 dengan Menggunakan Media Gambar Seri. Tujuan penelitian ini
adalah mendeskripsikan kemampuan menulis narasi siswa kelas V SD
menggunakan media gambar seri. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V
Sekolah Dasar Kanisius Kadirojo Kalasan, Purwomartani, Yogyakarta yang
berjumlah 48 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
menulis narasi sebanyak empat paragraf. Hasil penelitian menunjukkan
kemampuan menulis siswa kelas V SD Kanisius dengan menggunakan kategori
gambar seri berada pada ketegori baik.
Bila dibandingkan dengan penelitian yang relevan, peneliti menemukan
persamaan antara penelitian Fabrianus Deni Aryanto (2011) dan penelitian Roida
Nurhayati Rita (2013). Kedua penelitian tersebut menganalisis tingkat
kemampuan siswa berdasarkan jenis kelamin. Dalam penelitian ini, peneliti
menganalisis tingkat kemampuan guru berdasarkan jenis kelamin. Oleh karena itu
penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat dikatakan melanjutkan penelitian
terdahulu. Keistimewaan dari penelitian ini adalah penelitian memiliki
pembaharuan dari segi objek yang diteliti. Jika kedua penelitian diatas memilih
siswa sebagai objek penelitian, penelitian ini memilih guru sebagai objek
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2.2 Kajian Teori
Penelitian ini menggunakan teori yang relevan yaitu: (1) pengertian
menulis, (2) kemampuan menulis, (3) manfaat menulis, (4) narasi, (5) kriteria
dalam menulis, (6) jenis kelamin, (7) hubungan menulis karangan dan jenis
kelamin, (8) kemampuan menulis guru laki-laki dan perempuan
2.2.1 Pengertian Menulis
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Untuk memiliki
kemampuan menulis yang baik diperlukan pengetahuan mengenai konsep
menulis. Setiap keterampilan hanya akan diperoleh melalui berlatih. Menulis
dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan
bahasa tulis sebagai media penyampai (Tarigan, 1986:15). Menurut Djago Tarigan
menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau
pikiran dan perasaan. Sarana mewujudkan hal itu adalah bahasa. Isi ekspresi akan
dimengerti orang lain atau pembaca bila dituangkan dalam bahasa yang teratur,
sistematis, dan sederhana. Menurut pendapat Burhan Nurgiyantoro (2001: 273)
menulis adalah aktivitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa. Menulis
merupakan kegiatan produktif dan ekspresif sehingga penulis harus memiliki
kemampuan dalam menggunakan kosakata, tata tulis,dan struktur bahasa.
Dari pendapat tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan
kegiatan mentuangkan ide/gagasan atau perasaaan dalam media bahasa tulis yang
teratur, sistematis sehingga pesan yang terkandung dapat mudah dipahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2.2.2 Kemampuan Menulis
Kemampuan menulis adalah kemampuan seseorang untuk menuangkan
buah pikiran, ide, gagasan, dengan mempergunakan rangkaian bahasa tulis yang
baik dan benar (Akhadiah, 1988: 23). Kemampuan menulis seseorang akan
menjadi baik apabila dia juga memiliki: (a) kemampuan untuk menemukan
masalah yang akan ditulis, (b) memahami dan peka terhadap kondisi pembaca ,
(c) kemampuan menyusun perencanaan penelitian, (d) kemampuan menggunakan
bahasa indonesia, (e) kemampuan memulai menulis, dan (f) kemampuan
memeriksa karangan sendiri. Kemampuan tersebut akan berkembang apabila
ditunjang dengan kegaiatan membaca dan kekayaan kosakata yang dimilikinya.
Kemampuan menulis tidak datang secara instan tetapi dengan proses dan perlu
dilatih terus menerus agar dapat menghasilkan tulisan yang baik.
2.2.3 Manfaat Menulis
Menulis mempunyai kegunaan yang dirasakan oleh penulis atau pun
pembacanya, menurut Akhadiah (1988: 1-3) menulis mempunyai lima manfaat
yang dapat dirasakan oleh penulis sebagai yaitu: (1) penulis dapat mengenali
kemampuan dan potensi dirinya. Dengan menulis, seseorang dapat mengetahui
sampai di mana pengetahuannya tentang suatu topik, untuk mengembangkan
sebuah topik, penulis harus berfikir untuk menggali pengetahuan dan
pengalamnya, (2) penulis dapat terlatih dalam menggembangkan berbagai
gagasan. Dengan menulis, seseorang melatih pikiran dengan menghubung-
hubungkan, serta membanding-bandingkan fakta untuk mengembangkan berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
gagasannya, (3) penulis dapat lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai
informasi sehubungan dengan topik yang di tulis. Kegiatan menulis dapat
memperluas wawasan penulisan secara teoretis mengenai fakta - fakta yang
berhubungan dengan isi tulisannya, (4) melalui kegiatan menulis, seseorang
terdorong untuk terus belajar secara efektif. Penulis menjadi penemu sekaligus
pemecah masalah, bukan sekedar menjadi penyadap informasi dari orang lain
tetapi dapat memecahkan permasalahan yang ada, (5) kegiatan menulis yang
terencana akan membiasakan seseorang berpikir kritis serta berbahasa secara
tertib dan teratur karena pada saat menulis, penulis akan berpikir dan mencari
fakta-fakta atau berimajinasi sebagai bahan tulisanya agar menjadi sebuah tulisan
yang baik.
2.2.4 Tujuan menulis
Hugo Hartig (dalam Tarigan (1986:24) menyebutkan bahwa tujuan kegiatan
menulis ada tujuh, yaitu: assigment purpose, altruistic purpose, persuasive
purpose, information purpose, self-expressive purpose, creative purpose dan
problem-solving purpose.
a. Assigment Purpose (Tujuan Penugasan)
Tujuan penugasan berarti penulis menulis sesuatu karena
ditugaskan/mendapatkan tugas. Tujuan penugasan ini sering dijumpai
dalam rapat atau seminar. Dalam rapat atau seminar ada sekretaris yang
diberitugas mencatat hasil rapat atau diskusi. Catatan hasil rapat dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
berupa laporan hasil rapat yang lebih mudah memahami dan mengingat
setiap hasil dan tujan rapat.
b. Altruistic purpose (tujuan altruistik)
Altruistik berarti sifat yang mendahulukan kepentingan orang lain.
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca sehingga dapat
menghilangkan kedukaan para pembaca, menolong para pembaca
memahami, menghargai perasaan dan penalarannya. Penulis ingin
membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan
dengan karyanya itu. Biasanya tujuan altruistik ini mdituangkan dalam
menulis novel, cerpen, pantun, puisi dan karya sastra lainnya.
c. Persuasive purpose (tujuan persuasif)
Tujuan persuasif akan menghasilkan tulisan yang mampu
meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.
Tujuan persuasif ini bermaksud untuk meyakinkan pembaca agar
mengubah pikiran, pendapat, atau sikapnya sesuai yang diharapkan oleh
pengarang.
d. Information purpose (tujuan informasi, tujuan penerangan)
Sebuah tulisan bertujuan memberi informasi atau keterangan
kepada pembaca. Sehingga memperluas wawasan dan pengetahuan
pembacanya. Tulisan atau karangan yang baik adalah karangan yang
dapat menyampaikan informasi kepada pembaca secara jelas, mudah
dipahami dan tidak bertele-tele.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
e. Self-expressive purpose (tujuan penyataan diri)
Tulisan yang dibuat bertujuan memperkenalkan atau menyatakan
diri sang pengarang kepada para pembaca. Isi dari tulisan ini
menceritakan kisah hidup dan fakta-fakta penting dalam kehidupan
seseorang. Tulisan ini biasanya disebut biografi.
f. Creative purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini berhubungan erat dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi
kreatif di sini melebihi melebihi tentang pernyataan diri sendiri, namun
lebih cenderung ingin mencapai norma artistik . Tulisan yang bertujuan
ini mencapai nilai artistik dan nilai kesenian.
g. Problem-solving purpose (tujuan pemecahan maslah)
Dalam tujuan ini penulis ingin memecahkan masalah yang
dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta
meneliti secara cermat pikira-pikiran dan gagasannya sendiri agar
dimengerti dan diterima oleh pembaca. (Hipple, 1973: 309-311)
2.2.5 Jenis Karangan
Menurut Tarigan karangan dibagi menjadi lima karangan yaitu narasi,
deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Penelitian ini mengangkat topik
karangan narasi untuk diujikan kepada para guru SD karena karangan narasi
adalah karangan yang paling mudah diujikan dan tidak memerlukan banyak waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
untuk membuat. Karangan narasi juga sangat cocok dengan gambar yang peneliti
berikan sebagai soal tes menulis.
2.2.6 Narasi
Menurut Gorys Keraf narasi merupakan suatu bentuk wacana yang
berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-oleh
pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu (Keraf, 2010: 136).
Pendapat lain dikemukakan oleh Sirait (1985: 24) narasi adalah karangan yang
berkenaan dengan rangkaian peristiwa dalam satu waktu. Tujuan dari narasi
adalah mengatakan kepada pembaca tentang apa yang terjadi seolah-olah pembaca
mengalaminya sendiri. Dengan demikian, pokok permasalahan dalam narasi
adalah perbuatan, tindakan, atau aksi dalam satu waktu.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat diketahui bahwa unsur yang
paling penting dalam narasi adalah perbuatan dan tindakan. Jika hanya
menggunakan dua unsur tersebut, narasi akan sulit dibedakan dengan karangan
deskripsi. .Unsur penguat karangan narasi yang penting adalah unsur waktu yang
ada dalam karangan. Dengan kata lain, narasi disusun menggunakan dua unsur
yaitu unsur perbuatan dan tindakan yang terjadi dalam satu rangkaian waktu.
Berdasarkan dengan uraian di atas dapat disimpulkan narasi adalah suatu
bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada
pembaca tentang suatu peristiwa yang telah terjadi. Dalam narasi suatu peristiwa
dipaparkan dengan jelas di mana di dalamnya ada unsur waktu suatu kejadian
yang sudah pernah terjadi, misalnya saja pengalaman seseorang dalam hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tertentu. Berdasarkan uraian di atas karangan narasi adalah karangan yang
berbentuk cerita yang menceritakan suatu peristiwa secara urut dan detail serta
memiliki alur di dalamnya.
2.2.5.1 Ciri-ciri Karangan Narasi
Menurut pendapat Atar Semi (1993: 33), ciri karangan narasi adalah sebagai
berikut.
a. Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman manusia. Cerita yang
ditulis dalam karangan narasi biasanya tentang kejadian atau peristiwa.
Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-
benar terjadi, semata-mata imajinasi, atau gabungan keduanya.
b. Menekankan susunan kronologis yaitu dengan mengisahkan tokoh cerita
bergerak dan terlibat dalam suatu peristiwa atau kejadian berdasarkan
rangkaian waktu. Jadi, tokoh tersebut mengalami kejadian dalam satu
rangkaian waktu yang beralur.
2.2.5.2 Jenis Karangan Narasi
Narasi menurut Keraf (2007) dibagi menjadi dua, yaitu narasi ekspositoris
dan sugestif.
a. Narasi Ekspositoris
Narasi ekspositoris bertujuan untuk memberi informasi kepada
para pembaca agar pengetahuannya bertambah luas. (Keraf, 2007: 136).
Narasi ekspositoris mempersoalkan tahapan-tahapan kejadian, rangkaian-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
rangkaian perbuatan kepada para pembaca dan pendengar. Tahapan-
tahapan pada narasi ekspositoris bertujuan agar para pembaca lebih
mengetahui secara jelas dan memperluas pengetahuan para pembaca.
Narasi ekspositoris dapat berifat khas atau khusus dan bersifat generalisasi.
Narasi yang bersifat generalisasi adalah narasi yang menyampaikan suatu proses
yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja, dan dapat pula dilakukan secara
berulang-ulang. (Keraf, 2007: 137). Narasi ini memuat hal yang umum dan biasa
terjadi. Misalnya suatu wacana yang menceritakan tentang seseorang membuat
nasi goreng atau menceritakan bagimana mengatasi banjir, dan lain sebagainya.
Narasi khusus adalah narasi yang berusaha menceritakan suatu peristiwa yang
khas dan hanya terjadi satu kali (Keraf, 2007: 137). Narasi yang bersifat khusus
cenderung menceritakan kejadian yang tidak bisa diulang atau hanya terjadi satu
kali. Misalnya kisah hidup seseorang atau pengalaman hidup seseorang.
Contoh (1) Karangan Narasi Ekspositoris.
Aku berjalan melangkahkan kaki demi satu tujuan yaitu cita-cita.
Berjalan dan terus berjalan pantang mundur. Bersama sahabat demi satu
tujuan yang pasti. Gedung indah yang putih sebagai kenangan bersama
sahabat dengan baju seragam kami. Perbedaan telah mengajarkan kami arti
kehidupan, belajar menghargai, belajar mengasihi dan menerima satu sama
lain. Tapi kini kami berjalan beda arah, berjalan melanjutkan semua
impian kami masing-masing. Kini kami terpisahkan oleh jarak dan waktu.
Hanya kenangan yang akan mengingatkanku pada kalian semua. Maafkan
semua kesalahanku selama kita di masa putih abu-abu. Sampai jumpa di
tangga kesuksesan.
b. Narasi Sugestif
Narasi sugestif adalah narasi yang disusun dan disajikan sehingga
menimbulkan daya khayal pembaca atau pendengar. Narasi sugestif berusaha
menyampaikan makna kepada para pembaca, berusaha menyampaikan makna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dengan daya khayal yang ada di dalamnya (Keraf, 2007: 136). Narasi sugestif
merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga
merangsang daya khayal para pembaca. Para pembaca biasanya menangkap
satu makna yang eksplisit atau yang tersurat. Makna yang tersurat adalah
makna yang sudah tercantum dalam karangan tersebut. Selain makna tersurat,
narasi sugestif mengandung makna yang tersirat akan jelas daipahami setelah
pembaca selesai membaca seluruh karangan.
Contoh (2) Karangan Narasi Sugestif
Saat ini Ali sedang duduk diam menatap soal matematika yang ada di
depan matanya. Ia terpaku dan terdiam karena tak bisa mengerjakan soal-soal
itu. Dalam hati ia sangat menyesal, karena semalam ia menghabiskan waktu
hanya dengan bermain game saja. Tak ada satu pun soal yang dapat
terpecahkan olehnya, meskipun seluruh kekuatan otaknya sudah dikerahkan.
Terlintas dalam pikirannya dengan cepat untuk bertanya pada teman yang
duduk di sampingnya. Namun, rasa takut telah merayapi perasaannya,
mengingat mata pengawas yang selalu berkeliaran di seluruh penjuru ruang
kelas.
Tabel 1
Perbedaan Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif
No Narasi Ekspositoris Narasi Sugestif
1. Memperluas pengetahuan. Menyampaikan suatu makna atau suatu
amanat yang tersirat.
2. Menyampaikan informasi
mengenai suatu kejadian
Menimbulkan daya khayal.
3. Didasari pada penalaran untuk
mencapai kesepakatan
Penalaran hanya berfungsi sebagai alat
untuk menyampaikan makna, sehingga
kalau perlu penalaran dapat dilanggar.
4. Bahasanya lebih condong ke
bahasa informatif dengan titik
berat pada penggunaan kata-kata
denotative
Bahasanya lebih condong ke bahasa
figuratif dengan menitik beratkan
penggunaan kata-kata konotatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2.2.5.3 Struktur Narasi
Sebuah struktur dapat dilihat dari bermacam-macam segi pengelihatan.
Sesuatu dikatakan mempunyai struktur, bila terdiri dari bagian-bagian yang secara
fungsional berhubungan satu dengan yang lain. Gorys Keraf (2007: 145) membagi
struktur narasi menjadi lima unsur yaitu (1) alur, (2) perbuatan, (3) penokohan, (4)
latar dan (5) sudut pandang.
a. Alur
Keraf (2010: 147) membatasi alur sebagai sebuah interrelasi
fungsional antara unsur-unsur narasi yang timbul dari tindak-tanduk, karakter,
suasan hati (pikiran), dan sudut pandang, yang sekaligus menandai urutan
bagian-bagian dalam keseluruhan narasi. Alur adalah kerangka dasar yang
sangat penting dalam misah. Alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan
harus bertalian satu sama lain, bagaimana suatu insiden mempunyai hubungan
dengan insiden yang lain, bagaimana tokoh harus digambarkan dan berperan
dalam tidakan itu yang terkain dalam satu kejadian waktu. Dalam buku
Argumentasi dan Narasi Keraf memaparkan tiga bagian yang menandai narasi
itu dimulai yaitu: (1) bagian pendahuluan, (2) bagian pengembangan, (3)
bagian penutup.
(1) Bagian Pendahuluan
Dalam setiap karangan tentu mempunyai bagian pendahuluan
(pembukaan) yang menjadi tanda cerita itu dimulai. Keraf memaparkan
bahwa bagian pendahuluan adalah bagian yang menyajikan situasi dasar,
memungkinkan pembaca memahami adegan-adegan selanjutnya. Bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
pendahuluan menimbulkan rasa penasaran dan daya tarik untuk membaca
bagian selanjutnya, maka bagian pendahuluan ini sangat penting karena
merupakan kunci untuk menarik perhatian dari pembaca.
(2) Bagian Pengembang
Bagian pengembang atau bagian tengah adalah batang tubuh yang
utama dari seluruh tindak-tanduk tokoh. Bagian ini mencakup adegan-adegan
yang berusaha meningkatkan ketegangan yang berkembang dari situasi asli
(Keraf, 2007: 153). Bagian tengah merupakan bagian dimulainya ketegangan
dalam cerita sehingga pembaca dapat mengetahui dimulainya konflik atau
masalah dalam cerita tersebut. Bagian pengembang juga masih memiliki
hubungan yang erat dengan bagian pendahuluan. Konflik/masalah pada
bagian pengembang dapat dimengerti dengan baik kalau situasi awal dalam
bagian pendahuluan disajikan dengan jelas.
(3) Bagian Penutup
Bagian penutup merupakan akhir suatu perbuatan/peristiwa yang menjadi
pertanda berakhirnya tindak-tanduk. Bagian penutup merupakan bagian
bahwa pembaca mengerti dan paham alur cerita yang dibaca. Namun, tidak
selalu terjadi bagian akhir merupakan bagian peleraian betul-betul
memecahkan masalah. Seringkali terjadi, penyelesaian itu bersifat semu
dengan mematikan sang tokoh atau lawan tokoh. Hal ini membuktikan bahwa
sebenarnya penyelesaian itu tidak ada, yang ada hanya diskusi yang menjadi
pangkal bagi persoalan baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
b. Perbuatan
Struktur perbuatan adalah rangkaian perbuatan atau tindakan yang menjadi
landasan utama untuk menciptakan sifat dinamis narasi. Rangkaian
tindakan membuat kisah itu hidup. Jika sebuah narasi tidak mempunyai
sebuah struktur perbuatan atau peristiwa, narasi itu akan berubah menjadi
deskripsi.
c. Tokoh dan Penokohan
Burhan Nurgiyantoro (2005: 165) berpendapat istilah tokoh adalah orang
atau pelaku cerita, misalnya sebagai jawaban terhadap pertanyaan:
“Siapakah tokoh utama pada novel itu?” atau “Ada berapa tokoh dalam
novel tersebut?”. Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas
tentang seseorang yang diceritakan/ditampilkan dalam sebuah karangan.
d. Latar
Latar atau setting disebut juga sebagai landasan tumpu, menyaran pada
pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat
terjadinya peristiwa yang diceritakan (Abrams, 1981. Dalam
Nurgiyantoro, 2005: 216). Latar memberikan pijakan cerita secara
kongkret dan jelas. Hal ini mendukung imajinasi pembaca sehingga cerita
tersebut benar-benar tampak nyata dan terjadi.
e. Sudut Pandang
Menurut Burhan Nurgiyantoro (2005: 246) sudut pandang adalah teknik
yang digunakan pengarang untuk menemukan dan menyampaikan makna
karya artistiknya, untuk dapat sampai dan berhubungan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pembacanya. Dengan teknik yang dipilih pengarang berharap pembaca
dapat menerima dan menghayati gagasanya.
2.2.6 Kriteria dalam menulis
Dalam menulis karangan terdapat beberapa kriteria yang perlu
diperhatikan kosakata, gramatikal, ejaan, diksi, dan lain-lain. Kriteria penelian
diambil dari Nurgiyantoro (2001: 306) kriteria tersebut adalah judul cerita,
isi/gagasan, organisasi isi, diksi/pilihan kata, ejaan, kebersihan dan kerapihan.
A. Judul cerita
The Liang Gie (1995: 92) berpendapat bahwa setiap karangan harus
mempuanyai judul sebagai nama karangan. Judul bertujuan untuk memberikan
gambaran kepada pembaca tentang pokok-pokok isi yang diuraikan. Judul
karangan hendaknya tepat dan mencerminkan isi karangan. Judul karangan ditulis
dengan frasa yang benar dan jelas, tidak boleh menyimpang dari isi pokok.
Sabarti Akhadiah (1988; 9-10) mengungkapkan syarat – syarat judul yang baik
yaitu: 1) harus sesuai dengan topik atau isi karangan, 2) judul sebaiknya
dinyatakan dalam bentuk frase bukan kalimat, 3) usahakan judul sesingkat
mungkin, dan 4) judul harus jelas bukan kiasan dan tidak mengandung makna
ganda.
B. Isi/gagasan dalam cerita
Gagasan yang disampaikan secara lisan atau tatap muka lebih mudah atau
lebih cepat dipahami daripada secara tertulis. Gagasan adalah topik atau tema
yang diuraikan secara detail dan tertulis. (The Liang Gie, 1195: 17). Gagasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
dapat berupa pendapat, pengalaman, atau pengetahuan yang ada dalam pikiran
seseorang. Sebuah tulisan yang baik berasal dari gagasan, pengalaman dan
pengetahuan dalam pikiran seseorang. Jika gagasan, pendapat dan pengalaman
yang dimiliki seorang penulis kuat, akan menghasilkan tulisan yang indah. Dalam
penelitian ini isi atau gagasan dalam cerita harus detail dan jelas. Agar pembaca
mudah memahami alur cerita. Suatu paragraf dapat dikembangkan dalam urutan
umum-khusus dan khusus-umum.urutan ini akan mengasilkan paragraf deduktif
atau induktif. Semakin jelas penulis menuliskan alur ceritanya semakin jelas juga
pembaca menerima makna yang disampaikan.
C. Organisasi isi
Organisasi isi karangan pada penelitian ini lebih menekankan pada organisasi
isi. Karangan narasi harus memiliki alur, menceritakan suatu peristiwa/kejadian
dalam satu waktu. Dalam karangan narasi penulis harus menyertakan tokoh dan
latar peristiwa (waktu/tempat). Menurut Suparno dan Mohamad Yunus (2008:
4.50), langkah-langkah mengembangkan keterampilan menulis karangan narasi,
sebagai berikut.
a. Menentukan tema dan amanat yang akan disampaikan.
b. Menentukan sasaran pembaca yaitu yang akan membaca karangan.
c. Merancang peristiwa – peristiwa utama yang akan ditampilkan.
d. Membagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan
akhir cerita.
e. Rinci peristiwa tersebut ke dalam detail peristiwa sebagai
pendukungcerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
f. Susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang.
D. Diksi
Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang, dan kemampuan
tersebut hendaknya disesuaikan dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki
sekelompok masyarakat dan pendengar atau pembaca. Diksi atau pilihan kata
selalu mengandung. Dalam memilih kata, ada dua persyaratan pokok yang harus
diperhatikan yaitu ketepatan dan kesesuaian (Akhadiah, 1988; 82-83). Persyaratan
ketepatan menyangkut makna aspek logika kata-kata; kata yang dipilih harus
secaara tepat mengungkapkan apa yang ingin di ungkapkan. Dengan demikian
maka pendengar atau pembaca juga menafsirkan kata-kata tersebut tepat seperti
maksud penulis. Sedangkan, persyaratan kesesuaian menyangkut kecocokan atar
kata yang dipakai dalam kesempatan/situasi dan keadaan pembaca.
E. Ejaan
Penggunaan bahasa indonesia secara baik dan benar dalam tulis-menulis harus
ditunjang pula oleh penerapan peraturan ejaan yang berlaku dalam bahasa
Indonesia. Gagasan yang disampaikan secara lisan atau tatap muka lebih mudah
atau lebih cepat dipahami daripada secara tertulis. Hal ini disebabkan karena
bahasa lisan faktor gerak-gerik, mimik, intonasi, irama, jeda, serta unsur-unsur
nonbahasa lainnya ikut memperlancar. Unsur-unsur nonbahasa tersebut tidak
terdapat dalam bahasa tulis. Di sinilah ejaan dan pungtuasi berperan sampai batas-
baras tertentu, menggatikan beberapa unsur nonbahasa yang diperlukan untuk
memperjelas gagasan atau pesan yang ingin disampaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Dalam penelitian ini penulis hanya meneliti dan menganalisis pada ejaan dan
pungtuasi. Penulis menganalisis bahasa tulis mencakup unsur-unsur kebahasaan
yaitu macam-macam huruf (huruf kapital, huruf kecil), berbagai macam kata (kata
dasar, kata turunan, gabungan kata, sampai singkatan), dan aneka tanda baca
(titik, koma, dan sebagainya).
2.2.7 Jenis Kelamin dan Otak Manusia
Kelamin adalah sifat jasmani dan rohani yang membedakan dua makhluk
sebagai betina dan jantan atau laki-laki dan perempuan (Depdiknas, 2001: 407)
Laki-laki adalah orang atau manusia yang mempuanyai buah zakar, kalau dewasa
mempunyai jakun dan ada kalanya berkumis (Depdiknas, 2001). Perempuan
adalah orang atau manusia yang mempunyau puki, dapat menstruasi, hamil,
melahirkan anak dan menyusui (Depdiknas, 2001). Sumardi (1976: 13 via
Mariana, 2005:22)) menyatakan bahwa jenis kelamin merupakan arti kata dan
seks yang berasal dari kata latin yaitu sexus.
Otak adalah alat vital yang berguna mengontrol dan mengatur sistem dalam
tubuh manusia. Dalam buku psikolinguistik dijelaskan berat otak manusia adalah
antar 1 sampai 1,5 killogram (Steinberg dkk 2001: 311; Dingwall 1998: 60)
dengan rata-rata 1330gram (Halloway: 1996: 77).
Dari segi bentuknya, ada perbedaan antara otak laki-laki dan perempuan,
yakni hemisfer kiri pada perempuan lebih tebal daripada hemisfer kanan
(Steinberg, dkk 2001: 319). Dalam menjalankan tugasnya hemisfer kanan dan kiri
pun memiliki tugas yang berbeda. Hemisfer kanan memiliki kemampuan lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dalam memecahkan persoalan-persoalan yang menuntut kemampuan visual-
spasial. Biasanya hemisfer kanan berhubungan dengan bakat. Berbeda dengan
hemisfer kanan, hemisfer kiri lebih mengacu pada simbolik dan akademik,
misalnya bidang menulis, membaca dan lain-lain. Menurut Prabu (1984: 44)
perempuan menunjukkan kelebihan dalam kemampuan berbahasa, ingatan
apresiasi aestesi, pengamatan detail, dan ketangkasan tangan. Sedangkan laki-laki
lebih baik dalam matematika, similariti, mekani, hitungan angka dan dan alisis
ruang.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa otak perempuan lebih
menguasi dalam bidang berbahasa dibandingkan dengan kemampuan otak laki-
laki. Dalam otak perempuan mengandung lebih banyak neuron yang berperan
meningkatkan kecerdasan kemampuan berbahasa.
2.2.8 Hubungan Menulis dan Jenis Kelamin
Menulis merupakan salah satu dari keempat komponen dalam kemampuan
berbahasa selain menyimak, berbicara dan membaca. Menulis adalah kegiatan
seseorang dalam menuangkan ide atau gagasan dan pendapatnya secara tertulis.
Menulis harus dikuasai semua orang. Kemampuan menulis yang dikuasai meliputi
menyusun kalimat secara runtut, menyusun paragraf yang baik, menggunakan
tanda baca dengan benar, serta jelas dan dapat dimengerti.
Jenis kelamin sangat mempengaruhi arti kemampuan menulis seseorang. Di
tahun 2007, Dr. Diane Halpern mempublikasikan pernyataan konsensus mengenai
perbedaan laki-laki dan perempuan mengenai kemampuan verbal dan matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Studi menyatakan perempuan memperoleh hasil skor sedikit lebih tinggi
dibandingkan laki-laki dalam kemampuan verbal, sedangkan laki-laki
memperoleh hasil yang lebih baik dalam keterampilan visuospasial. Anne Merritt,
pembicara ESL menjelaskan alasan perempuan memiliki kecenderungan tampil
lebih baik dalam bidang bahasa dibandingkan laki-laki. Sedangkan, menurut
Prabu (1984: 44) perempuan menunjukkan kelebihan dalam kemampuan
berbahasa, ingatan apresiasi aestesi, pengamatan detail, dan ketangkasan tangan.
Sedangkan laki-laki lebih baik dalam matematika, similariti, mekanin hitungan
angka dan alisis ruang. Dari teori tersebut dapat disimpulkan pengaruh jenis
kelamin juga mempengaruhi keterampilan menulis yang dikuasai. Teori lain
menyebutkan bahwa otak perempuan cenderung lebih menguasai bahasa karena
hemisfer kiri perempuan lebih tebal daripada hemisfer kanannya. Ini berdampak
pada kemampuan lingusitik perempuan yang lebih kuat dibanding laki-laki.
Dari kedua teori di atas perempuan memang lebih unggul dari segi bahasa
yang dikuasainya. Namun, ada beberapa faktor yang mambuat laki-laki dan
perempuan memiliki kemampuan yang setara dalam berbahasa.
2.2.9 Kemampuan Menulis Guru Laki-laki dan Perempuan
Menurut Prabu (1984: 44) perempuan menunjukkan kelebihan dalam
kemampuan berbahasa, ingatan apresiasi aestesi, pengamatan detail, dan
ketangkasan tangan. Laki-laki lebih baik dalam matematika, similariti, mekanik,
hitungan angka dan analisis ruang. Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa
kemampuan menulis perempuan lebih tinggi daripada laki-laki karena otak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
perempuan lebih menguasai kemampuan kebahasaan dibanding kemampuan
matematis.
2.3 Kerangka berpikir
Dalam berbahasa manusia harus menguasai empat keterampilan berbahasa.
Ada empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak (listening
skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading
skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Keempat keterampilan tersebut
pada dasarnya merupakan suatu kesatuan (Tarigan, 1986:1).
Dari keempat keterampilan berbahasa, keterampilan menulis merupakan
keterampilan yang mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi. Keterampilan
menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain
(Tarigan, 2008:3). Keterampilan menulis seseorang dapat dilihat dari tulisan atau
karangannya.
Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang
dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca. Melalui karangan
seseorang bisa menyampaikan gagasan atau pendapatnya. Ada lima jenis
karangan yaitu deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi dan persuasi.
Karangan narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan
suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-oleh pembaca melihat atau
mengalami sendiri peristiwa itu (Keraf, 2010: 136). Sebab itu, unsur yang paling
penting dalam narasi adalah unsur perbuatan dan tindakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Dalam menulis karangan narasi tingkat keterampilan menulis laki-laki dan
perempuan ada perbedaan. Menurut Prabu (1984: 44) perempuan menunjukkan
kelebihan dalam kemampuan berbahasa, ingatan apresiasi aestesi, pengamatan
detail, dan ketangkasan tangan. Sedangkan laki-laki lebih baik dalam matematika,
similariti, mekanik hitungan angka dan alisis ruang. Dari teori di atas dapat
disimpulkan bahawa kemampuan menulis perempuan lebih tinggi daripada laki-
laki karena otak perempuan lebih menguasai kemampuan kebahasaan dibanding
kemampuan matematis.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tingkat perbedeaan menulis
karangan narasi guru laki-laki dan perempuan. dengan demikian peneliti berharap
dapat memaparkan realita mengenai perbedaan kemampuan menulis guru laki-laki
dan perempuan.
2.4 Hipotesis
Hipotesis berasal dari dua penggalan kata yaitu “hypo” yang artinya “di
bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Hipotesis adalah suatu jawaban
yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian , sampai terbukti
melalui data yang terkumpul. (Arikunto, 2013: 110).
Dari teori di atas penulis merumuskan hipotesis, yaitu tingkat kemampuan
menulis karangan narasi guru perempuan diduga lebih tinggi daripada tingkat
kemampuan menulis karangan narasi guru laki-laki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif karena data yang diperoleh
berupa penilaian hasil mengarang guru-guru SD Sekabupaten Mahakam Ulu tahun
2016/2017. Penelitian ini juga termasuk penelitian studi kasus karena penelitian
ini menjelaskan dan memahami objek yang diteliti secara khusus sebagai suatu
kasus. Penelitian studi kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara
intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala
tertentu. Penelitian ini akan menganalisis tentang seberapa tinggi tingkat
kemampuan menulis guru Kabupaten Mahakam Ulu serta menyajikan fakta secara
sistematis sehingga mudah dipahami.
3.2 Sampel dan Populasi Penelitian
Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 2006: 131). Sampel merupakan sebagian anggota populasi yang
memberikan keterangan atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Sampel
disimbolkan dengan n dan selalu memiliki ukuran kecil jika dibandingkan
populasi.
Penelitian ini menganalisis hasil mengarang guru SD Sekabupaten Mahakam
Ulu, Kalimantan Timur. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh guru yang ada
dalam 18 SD di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Sampel dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
penelitian ini adalah 20 guru perwakilan dari 18 SD di setiap kecamatan. Guru
akan menulis 20 karangan yang akan menjadi objek penelitian. Berikut adalah
daftar nama, asal sekolah, dan lama mengajar guru-guru tersebut .
Tabel II Nama Guru
Nama Guru Asal sekolah Jenis
Kelamin
Lama
Mengajar
Bernadus SD N 009 Long Merah Laki-laki 8 tahun
C. Sung Lasah, A.Ma. Pd SD N Long Pakaq Baru Perempuan. 10 tahun
Elya Parhanudin, A.Ma,
Pd SD N 007 Mamahak Besar Perempuan. 17 tahun
Gorigorius Tekwan SD N 05 Lutan Laki-laki 3 tahun
Hendra Lesmana SD N 001 Long Pahangai Laki-laki 3 tahun
Herlina Hubung, S.Pd SD N 008 Mamahak
Teboq Perempuan. 2 tahun
Insaniati, S.Pd SD N 003 Long Bagun Ilir Perempuan 6 tahun
Cornelius Copong, S.Pd SDN 006 Matalibaq Laki-laki 2 tahun
Ladeq Ishak, S.Pd, SD SD N 010 Rukun Damai Perempuan 9 tahun
Lambertina Seuk tetik SD N 010 Tri Pariq Perempuan 8 tahun
Margarita, S.Pd, SD SD N 004 Datah Bilang Perempuan 5 tahun
Mateus Nalau, A.Ma. Pd SD N 006 Long Pakaq Laki-laki 8 tahun
Rufina Ping SD N 006 Long Melaham Perempuan 2 tahun
Stanislaus Ding Ito SD N 004 Long Isum Laki-laki 8 tahun
Sunarmi, S.Pd SD N 002 Datah Bulang Perempuan 8 tahun
Timotius Tiung SD N 002 Muara Ratah Laki-laki 3 tahun
Yohanes Lung SD N 002 Tiong Ohang,
Long Apari Laki-laki 8 tahun
Yosia Dewi SD N 005 Batu Majang Perempuan 4 tahun
Yuel SD N 006 Long Pakaq Laki-laki 2 tahun
Yustina Ba‟un SD N 001 Laham Perempuan 3 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam melakukan
penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
tes. Tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau
prestasi (Arikunto, 223: 2006). Tes yang diberikan berbentuk soal dan harus
dikerjakan oleh para guru. Tes ini berupa menulis karangan dengan pilihan tema
yang sudah ditentukan.
Tes dilaksanakan 14 Oktober 2016 jam 18.00 WIB di Hotel Museum Batik
yang beralamat di Jalan Dr. Sutomo 13 A, Bausasran, Danurejan, Yogyakarta. Tes
berakhir pada pukul 18.30 WIB dan seluruh peserta mengumpulkan karangan
yang telah dibuat.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah
(Arikunto, 2006: 160). Penelitian ini menggunakan instrumen berbentuk tes.
Sebelum membuat membuat soal, peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi dan
indikator penilaian. Berikut adalah kisi-kisi yang telah dibuat oleh penulis.
Tabel III Kisi-kisi soal.
No. Kemampuan Deskripsi
1. Kemampuan menuliskan
judul karangan
1. Guru mampu membuat judul karangan
dengan memuat ide pada gambar
2. Judul ditulis menggunakan frasa yang
tepat
2. Kemampuan menuliskan 1. Guru mempu menceritakan ketiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
gagasan secara detail gambar yang telah disediakan dengan
detail.
2. Guru menuliskan paragraf dengan
memenuhi tiga unsur paragraf.
3. Kemampuan dalam
menulis sesuai dengan
organisasi karangan
1. Guru mampu menuliskan gagasan yang
ditulis merupakan peristiwa dalam satu
waktu.
2. Guru mampu menuliskan gagasan yang
dituliskan sesuai gambar dan
mengisahkan tokoh dan latar belakang
4. Kemampuan memilih
diksi yang sesuai/tepat
1. Guru mempu menulis dengan pilihan
kata yang memenuhi unsur ketepatan.
2. Guru mempu menulis dengan pilihan
kata yang memenuhi unsur kecermatan.
5. Kemampuan menuliskan
karangan dengan
memperhatiakan EBI
1. Guru mampu menuliskan karangan
dengan memperhatikan huruf kapital,
2. Guru mampu penggunaan tanda baca
dengan tepat dan benar.
6. Kemampuan menulis
karangan dengan rapi dan
bersih
1. Guru mampu menuliskan karangan
dengan bersih.
2. Guru mampu menulis karangan dengan
rapi dan tulisan dapat dibaca.
Tabel IV Indikator Penelitian.
Aspek Penilaian Bobot Skor Kriteria Penilaian Keterangan
Judul Cerita
1
4
Judul karangan ditulis
relevan dengan gambar
serta ditulis dengan
menggunakan frasa yang
tepat.
Sangat Baik
3
Judul karangan relevan
dengan gambar tetapi
tidak ditulis dengan
frasa yang tepat
Baik
2
Judul karangan ditulis
dengan frasa yang tepat
tetapi tidak relevan
dengan gambar
Cukup
1 Tidak menulisakan judul
karangan.
Kurang
Isi/Gagasan
3 4
Menceritakan ketiga
gambar secara detail dan
memenuhi asas paragraf
Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
yang baik, yaitu
kesatuan, kepaduan dan
kelengkapan
3
Menceritakan ketiga
gambar tetapi tidak
detail dan memenuhi
kedua unsur paragraf
yang baik.
Baik
2
Menceritakan ketiga
gambar secara tidak
detail dan memenuhi
satu unsur paragraf yang
baik.
Cukup
1
Menceritakan ketiga
gambar secara detail dan
tidak memenuhi unsur
paragraf yang baik.
Kurang
Organisasi Isi
3
4
Menuliskan gagasan
secara runtut, sesuai
dengan gambar,
menceritakan tokoh
dalam rangkaian
peristiwa dalam satu
waktu dan gagasan yang
ditulis jelas.
Sangat Baik
3
Menuliskan gagasan
secara runtut, sesuai
dengan gambar dan
menceritakan tokoh
tetapi gagasan kurang
jelas.
Baik
2
Menuliskan gagasan
secara runtut sesuai
dengan gambar,
menceritakan tokoh
yang ada tetapi gagasan
tidak jelas.
Cukup
1
Menuliskan gagasan
runtut, tidak sesuai
dengan gambar dan
gagasan tidak jelas tetapi
menceritakan tokoh
yang ada.
Kurang
Diksi/Pilihan
Kata
2
4
Menggunakan pilihan
kata sangat sesuai
(dilihat dari ketepatan
Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
dan kecermatan kata).
3
Menggunakan pilihan
kata sesuai (dilihat dari
ketepatan dan
kecermatan kata).
Baik
2
Menggunakan pilihan
kata kurang sesuai
(dilihat dari ketepatan
dan kecermatan kata).
Cukup
1
Menggunakan pilihan
kata tidak sesuai (dilihat
dari ketepatan dan
kecermatan kata).
Kurang
Ejaan Bahasa
Indonesia
2
4
Penulisan huruf kapital,
kata dan penggunaan
tanda baca sesuai
dengan kaidah EBI.
Sangat Baik
3
Penggunaan huruf
kapital, dan tanda baca
sesuai dengan EBI tetapi
penggunaan kata tidak
sesuai dengan EBI.
Baik
2
Penggunaan kata sesuai
dengan EBI tetapi tidak
memperhatikan
penulisan huruf kapital
dan tanda baca
Cukup
1
Penulisan huruf, kata
dan tanda baca belum
sesuai dengan kaidah
EBI.
Kurang
Kebersihan dan
Kerapian
1
4
Karangan yang ditulis
tidak ada coretan, rapi,
bersih dan dapat dibaca.
Sangat Baik
3
Karangan yang ditulis
sedikit coretan tetapi
rapi dan dapat dibaca.
Baik
2 Karangan ditulis tidak
rapi dan ada coretan.
Cukup
1 Tulisan tidak dapat
dibaca dan tidak rapi.
Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Perhatikan gambar di bawah ini!
Kerjakan soal bawah ini!
1. Tulislah nama lengkap, jenis kelamin dan asal sekolah di bagian kiri
atas!
2. Tulislah sebuah karangan narasi berdasarkan peristiwa pada gambar
yang disediakan!
3. Berilah nama pada tokoh “Andi” pada karangan yang Anda ceritakan!
4. Tulislah secara runtut dan rapi!
3.5 Teknik Analisis Data
Menurut Sambas Ali dan Maman Abdulrahman (2007: 52) teknik analisis
data adalah cara melaksanakan analisis terhadap data dengan tujuan mengolah
data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya
dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah
yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Peneliti menganalisis data yang telah
terkumpul dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Peneliti memisahkan karangan guru laki-laki dan guru perempuan,
2. Peneliti membaca dan menilai karangan guru sesuai dengan aspek yang
telah ditentukan yaitu judul karangan, isi/gagasan, oraganisasi karangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
narasi, diksi, EBI, dan kebersihan karangan. Berikut adalah penjelasan
keenam hal tersebut.
a). Judul Karangan
Penilaian judul karangan menggunakan rentang skor 4-1. Skor 4
diberikan jika judul karangan ditulis relevan dengan gambar serta ditulis
dengan menggunakan frasa yang tepat. Skor 3 diberikan jika judul
karangan relevan dengan gambar tetapi tidak ditulis dengan frasa yang
tepat. Skor 2 diberikan jika judul karangan ditulis dengan frasa yang tepat
tetapi tidak relevan dengan gambar. Skor 1 diberikan jika tidak menuliskan
judul karangan.
b). Isi/gagasan
Isi gagasan karangan menggunakan rentang skor 4-1. Skor 4
diberikan jika menceritakan ketiga gambar secara detail dan memenuhi
asas paragraf yang baik, yaitu kesatuan, kepaduan dan kelengkapan. Skor
3 diberikan jika menceritakan ketiga gambar tetapi tidak detail dan
memenuhi kedua unsur paragraf yang baik. Skor 2 diberikan jika
menceritakan ketiga gambar secara tidak detail dan memenuhi satu unsur
paragraf yang baik. Skor 1 diberikan jika menceritakan ketiga gambar
secara detail dan tidak memenuhi unsur paragraf yang baik.
c). Organisasi karangan dan isi paragraf
Organisasi karangan narasi menggunakan rentang skor 4-1. Skor 4
diberikan jika penulis menuliskan gagasan secara runtut, sesuai dengan
gambar, menceritakan tokoh dalam rangkaian peristiwa dalam satu waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dan gagasan yang ditulis jelas. Skor 3 diberikan jika menuliskan gagasan
secara runtut, sesuai dengan gambar dan menceritakan tokoh tetapi
gagasan kurang jelas. Skor 2 diberikan jika menuliskan gagasan secara
runtut sesuai dengan gambar, menceritakan tokoh yang ada tetapi gagasan
tidak jelas. Skor 1 diberikan jika menuliskan gagasan runtut, tidak sesuai
dengan gambar dan gagasan tidak jelas tetapi menceritakan tokoh yang
ada.
d). Diksi
Diksi menggunakan rentang skor 4-1. Skor 4 diberikan jika
menggunakan pilihan kata sangat sesuai (dilihat dari ketepatan dan
kecermatan kata). Skor 3 diberikan jika menggunakan pilihan kata sesuai
(dilihat dari ketepatan dan kecermatan kata). Skor 2 diberikan jika
menggunakan pilihan kata kurang sesuai (dilihat dari ketepatan dan
kecermatan kata). Skor 1 diberikan jika menggunakan pilihan kata tidak
sesuai (dilihat dari ketepatan dan kecermatan kata).
e). Ejaan
Ejaan menggunakan rentang skor 4-1. Skor 4 diberikan jika
penulisan huruf kapital, kata dan penggunaan tanda baca sesuai dengan
kaidah EBI. Skor 3 diberikan jika Penggunaan huruf kapital, dan tanda
baca sesuai dengan EBI tetapi penggunaan kata tidak sesuai dengan EBI.
Skor 2 diberikan jika penggunaan kata sesuai dengan EBI tetapi tidak
memperhatikan penulisan huruf kapital dan tanda baca. Skor 1 diberikan
jika penulisan huruf, kata dan tanda baca belum sesuai dengan kaidah EBI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
f). Kebersihan dan Kerapian
Kebersihan dan kerapian karangan menggunakan rentang skor 4-1.
Skor 4 diberikan jika karangan yang ditulis tidak ada coretan, rapi, bersih
dan dapat dibaca. Skor 3 diberikan jika karangan yang ditulis sedikit
coretan tetapi rapi dan dapat dibaca. Skor 2 diberikan jika karangan
ditulis tidak rapi dan ada banyak coretan. Skor 1 diberikan jika tulisan
tidak dapat dibaca, banyak coretan dan tidak rapi.
Setelah selesai memberi skor karangan narasi, skor yang diperoleh
akan diolah menjadi nilai jadi. Langkah-langkah mengolah data sebagai
berikut:
a. Membuat tabulasi skor tunggal.
b. Membuat untuk tabel guru perempuan dan guru laki-laki.
c. Menghitung rata-rata (mean) masing-masing tabel.
Rumus menghitung rata-rata adalah sebagi berikut.
X =
Keterangan:
X = Nilai rata-rata
X = Nilai kemampuan menulis siswa
F = Frekuensi
N = Jumlah siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
d. Mengkonversikan Skor
Mengkonversikan skor ke dalam pedoman perhitungan
presentase skala empat untuk menentukan kemampuan menulis narasi
guru. Skala penilaian terhadap instrumen penilaian menulis karangan
narasi yang dikembangkan yaitu sangat baik (4), baik (3), buruk (2),
sangat buruk (1). Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan
dengan pedoman skala empat. Arikunto (2011:245) menjabarkan
sebagai berikut.
Tabel V Pedoman Konversi Skor
Interval Presentase Tingkat
Pencapaian
Nilai Kualifikasi
3,20 – 4,00 (80%-100%) A Sangat Baik
2,80 – 3,19 (70%-79% ) B Baik
2,55 – 2,79 (65%-69%) C Kurang
<2,55 (<65%) D Sangat Kurang
e. Uji-t
Uji-t atau test-t digunakan untuk mencari perbedaan kemampuan
menulis antara guru laki-laki dan guru perempuan. Uji-t berfungsi untuk
menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan diantara kelompok-
kelompok. Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut.
(Nurgiyantoro, 2009: 109)
X
X
√
Keterangan:
t = Koefisien yang dicari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
X 1 = Rata-rata kelompok guru perempuan
X 2 = rata-rata kelompok guru laki-laki
N = jumlah subjek
s2
= taksiran varian
Untuk menghitung rumus diatas, peneliti harus mencari hasil dari s2 (taksiran
varian) terlebih dahulu dengan rumus.
(
) (
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
Penelitian tentang kemampuan menulis guru SD laki-laki dan perempuan.dari
Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur ini dilakukan pada tanggal 14
Oktober 2016 jam 18.00 WIB di Hotel Museum Batik yang beralamat di Jalan Dr.
Sutomo 13 A, Bausasran, Danurejan, Yogyakarta. Data yang diperoleh berupa
skor hasil tes menulis karangan narasi guru SD Kabupaten Mahakam Ulu,
Kalimantan Timur.
Jumlah guru yang mengikuti tes ada 20 orang, terdiri dari 11 perempuan dan 9
laki-laki. Skor karangan laki-laki tertinggi adalah 3,25 dan skor terendah adalah
2,08. Skor karangan guru perempuan tertinggi adalah 3,08 dan skor terendah
adalah 1,83. Berikut adalah tabel skor menulis karangan narasi guru laki-laki dan
perempuan dari Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.
Tabel VI Skor Hasil Menulis Karangan Narasi Guru Laki-laki
No Nama Guru Skor Kualifikasi
1 Cornelius 3,25 Sangat Baik
2 Bernadus B 3 Baik
3 Yuel 2,75 Kurang
4 Hendra Lesmana 2,66 Kurang
5 Yohanes Lung 2,58 Kurang
6 Stanislaus Ding Ito 2,5 Sangat Kurang
7 Timotius Tung 2,41 Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
8 Mateus N. 2,25 Sangat Kurang
9 Gregorius Tekwan 2,08 Sangat Kurang
Tabel VII Skor Hasil Menulis Karangan Narasi Guru Perempuan
No Nama Guru Skor Kualifikasi
1 Insaniati 3,08 Baik
2 Margarita 3 Baik
3 C. Sung Lasah 2,91 Baik
4 Elya Parhanudin 2,91 Baik
5 Yustina Ba‟un 2,75 Kurang
6 Yosia Dewi 2,66 Kurang
7 Herlina Hubung 2,5 Kurang
8 Ladeq Iskhak 2,41 Sangat Kurang
9 Sunarmi 2,25 Sangat Kurang
10 Rufina Ping 2,16 Sangat Kurang
11 Lambertina 1,83 Sangat Kurang
4.2 Hasil Validasi Penelitian
Validasi adalah Validasi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa baik
kualitas dan kelayakan alat pengambilan data yang dikembangkan oleh peneliti.
Peneliti menggunakan jenis validasi isi. Kisi-kisi, rubrik penilaian, soal dan
lembar penilaian yang telah disusun diberikan kepada seorang dosen bahasa
Indonesia dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata
Dharma yaitu Bapak Apri Damai Sagita, S.S. M.Pd. Penilaian diberikan
berdasarkan beberapa aspek yang telah ditentukan, yaitu kisi-kisi, rubrik
penilaian, soal dan lembar penilaian. Dari hasil validasi (terlampir) dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
disimpulkan bahwa semua aspek layak untuk diujikan cobakan dengan revisi dan
saran.
4.3 Analisis Data dan Penghitungan Rata-rata Kemampuan Menulis Narasi
Guru Laki-laki dan Perempuan
Analisis data penelitian ini dilakukan dengan cara menghitung rata-rata skor
dari hasil menulis karangan narasi guru laki-laki dan guru perempuan. Sesudah
menghitung rata-rata yang didapat, langkah selanjutnya adalah mengkonversikan
skor tersebut ke dalam skala empat yaitu:
Tabel VIII
Interval Presentase Tingkat
Pencapaian
Nilai Kualifikasi
3,20 – 4,00 (80%-100%) A Sangat Baik
2,80 – 3,19 (70%-79% ) B Baik
2,55 – 2,79 (65%-69%) C Kurang
<2,55 (<65%) D Sangat Kurang
Untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat kemampuan menulis guru laki-laki
dan perempuan, kemudian peneliti menggunakan tes-t atau uji-t.
4.3.1 Hasil Analisis Karangan Narasi Guru Laki-Laki
Hasil analisis data digunakan untuk menilai seberapa tinggi tingkat
kemampuan menulis guru laki-laki. Kriteria penilaian berdasarkan tujuh aspek
menulis narasi yaitu judul, isi/gagasan, organisasi isi, diksi, ejaan, dan kebersihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
A. Judul
Hanya dua karangan yang menuliskan judul dengan baik. Karangan yang
mendapatkan skor 4 ditulis oleh Cornelius dengan judul “Banjir di Kampung
Rambutan” dan karangan (17) yang ditulis Yohane Lung yang berjudul “Akibat
Membuang Sampah Sembarangan”.
B. Isi/Gagasan
Isi gagasan yang tertinggi mendapat nilai empat. Isi gagasan yang terendah
mendapatkan nilai satu. Dari hasil analisis karangan, peneliti menemukan tiga
karangan yang tidak menuliskan awal paragraf secara menjorok ke dalam. Selain
itu dalam menyusun gagasan guru tidak mampu menyusun paragraf dengan baik.
Contoh diambil dari karangan (1) yang mendapat nilai empat (4) yang ditulis oleh
Bernadus B. Paragraf pertama ditulis memenuhi ketiga unsur kesatuan, kepaduan
dan kelengkapan sebagai berikut.
Andy anak yang rajin, Ia selalu membersihkan halaman rumahnya.
Andy tidak mau disekeliling tempat tinggalnya kotor penuh dengan
sampah di sekeliling rumahnya sampah-sampah tersebut selalu buang
ke sungai. Pola semua masyarakat disekitar di sekitar tempat tinggal
Andi ikut membuang sampah ke sungai, maka dampaknya akan
dirasakan sendiri,
Kini musim hujanpun tiba, aliran air dari seluruh penjuruh di sekitar
tempat Andi tinggal akan mengalir ke sungai. Karena tumpukan
sampah sudah padat, air pun tidak lancar mengalir akhirnya meluap
masuk kedaerah pemukiman. Andi dan warganyapun mengungsi
ketemmpat yg aman. Andi terpaksa naik keatap rumahnya sambil
memperhatikan aliran air yang menggenangi lokasi rumahnya. Ketika
dilanda banjir banyak hal-hal yang dirasakan oleh Andi, karena
membuang sampah disungai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
C. Organisasi Isi
Dalam menulis narasi organisasi karangan narasi guru-guru sudah baik dan
benar. Ada tiga karangan mendapat skor 4 (sangat baik). Guru sudah
menceritakan tokoh, latar (setting) tempat dan menuliskan cerita secara runtut.
Namun, ada guru yang menuliskan gagasan kurang jelas dan kurang dapat
dipahami, seolah-olah tidak serius dalam mengikuti tes. Contoh diambi dari
karangan(1) yang ditulis Bernadus B paragraf (1) dan (2) yang mendapat nilai 4
dengan tokoh, latar tempat dan diceritakan secara runtut dan jelas.
Andy anak yang rajin, Ia selalu membersihkan halaman rumahnya.
Andy tidak mau disekeliling tempat tinggalnya kotor penuh dengan
sampah di sekeliling rumahnya sampah-sampah tersebut selalu buang ke
sungai. Pola semua masyarakat disekitar di sekitar tempat tinggal Andi
ikut membuang sampah ke sungai, maka dampaknya akan dirasakan
sendiri,
Kini musim hujanpun tiba, aliran air dari seluruh penjuruh di sekitar
tempat Andi tinggal akan mengalir ke sungai. Karena tumpukan sampah
sudah padat, air pun tidak lancar mengalir akhirnya meluap masuk
kedaerah pemukiman. Andi dan warganyapun mengungsi ketemmpat yg
aman. Andi terpaksa naik keatap rumahnya sambil memperhatikan aliran
air yang menggenangi lokasi rumahnya. Ketika dilanda banjir banyak hal-
hal yang dirasakan oleh Andi, karena membuang sampah disungai.
D. Diksi/Pilihan Kata
Dalam diksi atau pilihan kata, peneliti menilai berdasarkan ketepatan dan
kecermatan kata yang dipilih, menurut teori yang dipaparkan oleh Keraf (1988).
Dalam pemilihan kata guru laki-laki mendapatkan skor paling tinggi 3 (tiga) dan
terendah 2 (dua). Guru menuliskan karangan narasi dengan pilihan kata yang
tepat. Contoh dari karangan Insaniati paragraf (1) dan (2) yang mendapatkan
skor 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Pagi itu Andy membuang sampah dipinggir Sungai Mahakam, hal
tersebut biasa dilakukan Andy setiap hari, dan bukan hanya Andy saja
warga lain juga melakukan hal yang sama setiap hari.
Pada suatu malam hujan turun sangat lebat, hingga pagi pun hujan tak
kunjung reda. Karena muara sungai tersumbat akibat banyaknya sampah,
air sungai Mahakam pun meluap hingga menyebabkan banjir, Andy dan
keluarganya pun kebingungan mencari tempat yang lebih tinggi, Para
warga memilih mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, sedangkan Andy
memilih menaiki atap rumahnya, karena ketinggian air sudah mencapai
2m di dalam rumah, Andy menunggu air surut diatas atap rumahnya,
hampir 6 jam Andy duduk termenung diatas atap sedangkan hujan
semakin lebat turun.
Dari contoh paragraf di atas dapat dilihat guru sudah benar dalam menggunakan
diksi memenuhi syarat ketepatan dan kecermatan.
E. Ejaan
Karangan yang baik harus ditulis berdasarkan EBI (Ejaan Bahasa Indonesia).
Guru laki-laki mendapatkan nilai tertinggi 2 (dua) dan mendapatkan nilai terendah
1 (satu). Peneliti menilai berdasarkan kata, huruf kapital, dan tanda baca. Pada
karangan guru-guru masih terdapat kesalahan ejaan. Namun, ada beberapa yang
sudah benar, baik dalam menggunakan tanda baca maupun menuliskan kata.
Berikut adalah karangan yang mendapat skor ejaan 2. Contoh dari karangan
Stanislaus Ding Ito paragraf (2) yang mendapatkan skor 2.
Pada suatu hari terjadi banjir yang cukup besar sehingga rumah-rumah
warga terendam banjir termasuk rumah Andy. Banjir terjadi karena hujan
yang cukup deras dan air sungai didekat Perkampungan Andy meluap. akibat
banjir sampah-sampah yang disungai hanyut dan masuk Kedalam
perkampungan mengikuti aliran Sungai sehingga mengakibatkan banyak
penduduk yang terserang penyakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
F. Kebersihan Karangan
Kebersihan karangan guru dikatagorikan baik dan bersih berdasarkan kerapian
guru dalam menulis. Hampir seluruh guru yang mengikuti tes menulis karangan
narasi bersih dan rapi misalnya karangan yang ditulis oleh Mateus (karangan 12)
dan Yohanes Lung (karangan 17) yang mendapat skor 4. Tulisan dari Mateus dan
Yohanes Lung sangat rapi, bersih dan tulisan dapat dibaca.
Dari hasil analisis di atas peneliti dapat mencari nilai rata-rata kemampuan
menulis karangan narasi guru laki-laki dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.
X =
8
Jadi, nilai rata-rata kemampuan menulis karangan narasi guru laki-laki adalah
2,608. Skor tersebut dikonversikan ke dalam skala empat dan terletak pada
interval 65%-69%. Maka, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis guru
laki-laki berada pada kategori kurang.
4.3.2 Hasil Analisis Karangan Narasi Guru Perempuan
Analisis data digunakan untuk menilai seberapa tinggi tingkat kemampuan
menulis guru perempuan. Kriteria penilaian berdasarkan tujuh aspek menulis
narasi yaitu judul, isi/gagasan, organisasi isi, diksi, ejaan, dan kebersihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
A. Judul Karangan
Dari sebelas guru perempuan.yang mengikuti tes menulis karangan narasi,
hanya dua orang yang menuliskan judul dengan baik dan benar, sedangkan guru
yang lain tidak menuliskan judul karangan. Karangan yang mendapat skor empat
ditulis oleh Yustina Ba‟un dengan judul “Akibat PencemaranLlingkungan”.
B. Isi/gagasan
Isi gagasan yang tertinggi mendapat skor empat dan yang terendah
mendapatkan skor satu. Dari hasil analisis karangan, peneliti menemukan tiga
karangan yang tidak menuliskan awal paragraf secara menjorok kedalam.
Beberapa guru menyusun gagasan guru tidak mampu menyusun paragraf yang
baik dan tidak memenuhi ketiga unsur paragraf yang baik. Syarat paragraf yang
baik ada tiga, menurut Alhadiah yaitu kesatuan, kepaduan dan kelengkapan.
Contoh dari karangan Insaniati paragraf (1) yang mendapatkan skor 4.
Andy adalah anak yang rajin, suka membantu orang tua di rumah. Andy
selalu membersihkan rumahnya. Setiap hari Andy membatu Ibunya, setelah
pulang sekolah, tapi sayang Setiap andy Selesai menyapu halaman maupun
rumahnya andy tidak memilah sampah organik dan sampah non organik. Dan
parahnya lagi andy selalu buang sampah ke sungai padahal buang sampah ke
sungai merupakan perbuatan atau perilaku yang tidak baik. buang sampah ke
suangai adalah malapetaka bagi Andy dan penduduk sekitarnya dan
mengakibatkan rusaknya ekosistem di dalam sungai, terjadinya pendangkalan
air sungai akibat banyak sampah ikan –ikan mati air bau dan lain-lain. Akibat
andy sering buang sampah ke sungai, terjadilah banjir besar sehingga
menyebabkan rumah Andy tergenang air sampai atap. Akhirnya Andy dan
kucingnya harus mengungsi ke atas atap rumah Andy akibatnya Andy tidak
bisa tidur dengan nyenyak.
C. Organisasi Isi
. Ada tiga karangan mendapat skor 4 (sangat baik). Guru sudah menceritakan
tokoh, latar (setting) tempat dan menuliskan cerita secara runtut. Namun, ada guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
yang mengikuti test ini menuliskan gagasan kurang jelas dan kurang dapat
dipahami seolah-olah tidak serius dalam mengikuti tes. Berikut ini contoh
paragraf yang mendapat nilai 4 dengan tokoh, latar tempat dan diceritakan
secara runtut dan jelas.
Andy adalah anak yang rajin, suka membantu orang tua di rumah. Andy
selalu membersihkan rumahnya. Setiap hari Andy membatu Ibunya, setelah
pulang sekolah, tapi sayang Setiap andy Selesai menyapu halaman maupun
rumahnya andy tidak memilah sampah organik dan sampah non organik. Dan
parahnya lagi andy selalu buang sampah ke sungai padahal buang sampah ke
sungai merupakan perbuatan atau perilaku yang tidak baik. buang sampah ke
suangai adalah malapetaka bagi Andy dan penduduk sekitarnya dan
mengakibatkan rusaknya ekosistem di dalam sungai, terjadinya pendangkalan
air sungai akibat banyak sampah ikan –ikan mati air bau dan lain-lain. Akibat
andy sering buang sampah ke sungai, terjadilah banjir besar sehingga
menyebabkan rumah Andy tergenang air sampai atap. Akhirnya Andy dan
kucingnya harus mengungsi ke atas atap rumah Andy akibatnya Andy tidak
bisa tidur dengan nyenyak.
D. Diksi/Pilihan kata
Dalam pemilihan diksi atau kata, peneliti menilai berdasarkan ketepatan dan
kecermatan kata yang dipilih, menurut teori yang dipaparkan oleh Keraf (1988).
Dalam pemilihan diksi guru perempuan paling tinggi mendapatkan skor 3 (tiga)
dan terendahnya mendapat skor 2. Contoh dari karangan Elya Parhanudin
paragraf (1) yang mendapatkan skor 3.
Andy adalah seorang anak yatim piatu. Andy tinggal seorang diri
ditemani seekor kucing kesayangaanya. Karena tinggal seorang diri maka
semua pekerjaan dia lakukan sendiri termasuk urusan atau pekerjaan
membersihan rumah dan membersihkan lingkungan tempat tinggalnya. Suatu
hari setelah membersihkan rumah dan tempat tinggalnya, dia mengumpuli
sampah-sampah dan setelah beristirahat sejenak lalu ia pun pergi menuju kali
sambil membawa tong atau keranjang sampahnya dan membuang di kali
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
E. Ejaan
Dalam menulis karangan, karangan yang baik harus menuliskan karangan
berdasarkan EBI (Ejaan Bahasa Indonesia). Guru perempuan mendapatkan skor
tertinggi 2 (dua) dan mendapatkan skor terendah 1 (satu). Peneliti menilai
berdasarkan kata, huruf kapital dan tanda baca) yang guru-guru gunakan masih
terdapat kesalahan ejaan. Namun, ada beberapa yang sudah benar menggunakan
tanda baca mapun menuliskan kata. Contoh dari karangan Insaniati paragraf (1)
yang mendapatkan skor 2.
Andy adalah anak yang rajin, suka membantu orang tua di rumah. Andy
selalu membersihkan rumahnya. Setiap hari Andy membatu Ibunya, setelah
pulang sekolah, tapi sayang Setiap andy Selesai menyapu halaman maupun
rumahnya andy tidak memilah sampah organik dan sampah non organik. Dan
parahnya lagi andy selalu buang sampah ke sungai padahal buang sampah ke
sungai merupakan perbuatan atau perilaku yang tidak baik. buang sampah ke
suangai adalah malapetaka bagi Andy dan penduduk sekitarnya dan
mengakibatkan rusaknya ekosistem di dalam sungai, terjadinya pendangkalan
air sungai akibat banyak sampah ikan –ikan mati air bau dan lain-lain. Akibat
andy sering buang sampah ke sungai, terjadilah banjir besar sehingga
menyebabkan rumah Andy tergenang air sampai atap. Akhirnya Andy dan
kucingnya harus mengungsi ke atas atap rumah Andy akibatnya Andy tidak
bisa tidur dengan nyenyak.
F. Kebersihan dan Kerapian
Kebersihan karangan guru dikatagorikan baik dan bersih dilihat berdasarkan
hasil tulisan yang rapi dan bersih. Walaupun ada coretan tetapi tidak
berpengaruh. Hampir seluruh guru yang mengikuti tes menulis karangan narasi
bersih dan rapi misalnya karangan nomer 7 dan 18 ditulis oleh Insaniati dan Yosia
Dewi yang mendapat skor 4. Tulisan dari Insaniati dan Yosia Dewi sangat rapi,
bersih dan tulisan dapat dibaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Dari hasil analisis di atas, selanjutnya peneliti mencari nilai rata-rata
kemampuan menulis karangan narasi guru perempuan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut.
X =
2,58
Jadi, nilai rata-rata kemampuan menulis karangan narasi guru perempuan adalah
2,580. Skor tersebut dikonversikan ke dalam skala empat dan terletak pada
interval 65%-69%. Maka, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis guru
perempuan berada pada kategori kurang.
4.4 Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel data berasal dari
populasi normal atau tidak. Normal atau tidaknya suatu populasi dapat dilihat dari
residualnya. Pada SPSS dapat menggunakan metode Kolmogorov Smirnov (KS),
atau Shapiro Wilk (SW).
Histogram dapat digunakan untuk mengekplorasi apakah data mempunyai
distribusi normal atau tidak. Berikut ini merupakan grafik histogram untuk skor
narasi guru. Pada grafik tersebut nampak bahwa nilai rata-rata= 2,6, nilai median
2,6 dan nilai modus 2,3. Ketiga nilai tengah tersebut berhimpitan Dari hasil uji
statistik menggunakan Kolmogorov Smirnov menunjukkan nilai p=0,987. Karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
nilai p>0.05 maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa skor narasi
guru mempunyai distribusi normal.
4.5 Uji-t
Uji-t digunakan untuk mencari perbedaan hasil kemampuan menulis antara
guru laki-laki dan guru perempuan. Uji-t ini memiliki tujuan sebagai pembanding
atau komparasi apakah ada perbedaan yang signifikan. Uji-t yang dipakai peneliti
adalah uji-t independent. Uji ini membandingkan rata-rata dari dua grup yang
tidak berhubungan satu dengan yang lain, dengan tujuan apakah kedua grup
tersebut mempunyai rata-rata skor yang sama atau tidak.
Tabel IX di bawah ini merupakan analisis skor karangan narasi guru
berdasarkan jenis kelamin.
Tabel IX Uji-t
Group Statistics
Jenis
kelamin N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Skor laki-laki 9 2.6089 .36182 .12061
perempuan 11 2.5800 .39449 .11894
Tabel VI menunjukkan bahwa rata-rata skor narasi guru relatif sama antara
guru laki-laki dan guru perempua. Hal ini ditunjukan pada kolom skor standar
deviasi yang tidak jauh berbeda yaitu sebesar 0,36 dan 0,39. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan menulis antara guru SD laki-laki dan
guru SD perempuan Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
4.5.1 Penghitungan Uji-t
Uji-t digunakan untuk mencari perbedaan hasil kemampuan menulis antara
guru laki-laki dan guru perempuan. Rumus yang dipergunakan adalah sebagai
berikut. (Nurgiyantoro, 2009: 109)
X
X
√
Keterangan:
t = Koefisien yang dicari
X 1= Rata-rata kelompok guru perempuan.
X 2= rata-rata kelompok guru laki-laki
N = jumlah subjek
s2
= taksiran varian
Untuk medapatkan hasil uji-t sebelumnya harus mencari varian S2
dengan
rumus sebagai berikut.
s2
=
(
) (
)
=
(
) (
)
=
=
= 0,145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Diketahui nilai s2 adalah 0,145. Selanjutnya nilai t dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut.
t = X X
√
=
√
Jadi, nilai perbedaan tingkat kemampuan menulis guru SD Kabupaten
Mahakam Ulu, Kalimantan Timur adalah 0,11. Pengujian terhadap hasil
kemampuan menulis guru laki-laki dan guru perempuan menggunakan rumus t-tes
dengan taraf signifikasnsi sebesar 5% dan derajat kebebasan adalah 18. Jika
dilihat dalam tabael nilai t untuk taraf signifikasnsi 18 adalah 2,101. Jadi, nilai t
tabel dengan derajat kebebasan 18 pada taraf signifikansi 5% adalah 2,101.
Artinya, secara statistik dapat dirumuskan bahwa t hitung < t tabel sehingga dapat
disimpulkan bahwa kemampuan menulis karangan narasi guru SD Kabupaten
Mahakam Ulu tidak memiliki perbedaan atau relatif sama antara guru laki-laki
dan guru perempuan.
4.6 Pengujian Hipotesis
Peneliti membuat satu hipotesis yang diuji dalam penelitian ini, yaitu Tingkat
kemampuan menulis karangan guru perempuan diduga lebih tinggi daripada
tingkat kemampuan menulis karangan guru laki-laki. Pengujian terhadap tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
kemampuan menulis karangan narasi guru laki-laki dan perempuan.menggunakan
uji-t dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan 18 adalah 2,101 dan nilai
t hitung sebesar 0,11. Secara statistik dapat dirumuskan bahwa nilai t-hitung < t-
tabel, maka, Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat
kemampuan menulis guru laki-laki dan perempuan SD Kabupaten Mahakam, Ulu
tahun 2016 tidak memiliki perbedaan atau relatif sama.
4.7 Pembahasan
Penelitian yang berjudul Perbedaan Tingkat Kemampuan Menulis Karangan
Narasi Guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, Tahun 2015/2016
bertujuan medeskripsikan kemampuan menulis karangan narasi yang dimiliki oleh
guru laki-laki dan guru perempuan. Landasan teori dalam penelitian ini
menggunakan teori dari Prabu (1984: 44) yang menunjukan bahwa wanita lebih
menguasai dalam kemampuan berbahasa dan laki-laki lebih munguasai dalam
hitungan angka.
Data dalam penelitian ini berbentuk angka yang diperoleh dari analisis
karangan yang sudah ditulis oleh guru. Analisis yang dilakukan oleh peneliti
menggunakan kisi-kisi dan indikator yang telah dibuat dan divalidasi sebelumnya.
Berdasarkan hasil penghitungan secara kuantitatif diketahui bahwa
kemampuan menulis karangan narasi yang dimiliki oleh guru laki-laki berada
pada kategori kurang. Hasil analisis menunjukkan bahwa kemampuan rata-rata
guru laki-laki adalah 2,6. Skor tersebut dikonversikan ke dalam skala empat dan
terletak pada interval 65%-69%. Kemampuan menulis karangan narasi guru SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
perempuan termasuk pada kategori kurang. Hasil analisis menunjukkan bahwa
kemampuan rata-rata guru SD perempuan adalah 2,58. Skor itu dikonversikan
kedalam skala empat, dan terletak pada interval 65%-69%. Hasil itu memang
tidak sesuai dengan hipotesis penulis. Penulis menduga bahwa tingkat
kemampuan menulis guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur
memiliki perbedaan yang signifikan.
Berdasarkan hasil uji-t atau test-t diperoleh t hitung dan t tabel. T tabel pada
penelitian ini menggunakan taraf signifikansi sebesar 5% dan DB atau derajat
kebabasn sebesar 18. Setelah dilakukan uji-t maka diperoleh t-hitung sebesar 0,11
dan harga t-tabel adalah 2,101. Dari hasil yang diperoleh, maka dapat diketahui
bahwa t-hitung lebih kecil daripada t-tabel . Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa tingkat kemampuan menulis karangan narasi guru laki-laki dan perempuan
SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur tahun 2015/2016 tidak memiliki
perbedaan yang signifikan atau relatif sama.
Hasil yang relatif sama ini berbeda dengan teori yang ada. Hasil yang berbeda
itu dapat terjadi karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
kemampuan menulis guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.
Faktor yang pertama adalah, guru-guru tersebut berasal dari satu daerah yang
sama. Daerah yang sama dapat mempengaruhi latar belakang budaya, sosial dan
pendidikan. Dari satu daerah yang sama dapat mempengaruhi pola pikir yang
sama disetiap individu.
Kedua, kurang konsentrasi dan kurang fokus saat mengerjakan soal menulis
ini. Pada saat mengerjakan soal yang diberikan guru-guru terlihat sudah lelah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
tergesa-gesa dalam mengerjakan. Hal ini berpengaruh pada hasil yang tidak
memuaskan.
Ketiga, kurangnya pengetahuan dan minat guru dalam menulis karangan.
Berdasarakan hasil penelitian terhadap karangan-karangan ini, diharapkan guru
dapat meningkatkan kualitas dan kemampuan dalam hal keterampilan berbahasa
khususnya mengarang. mereka juga harus memahami kriteria menulis karangan
dengan baik pada segi judul, isi gagasan, diksi, ejaan serta kerapihan dan
kebersihan sehingga akan berkembang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian 20 karangan narasi yang ditulis oleh guru SD
Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, diperoleh kesimpulan tentang
tingkat kemampuan menulis karangan narasi berdasarkan jenis kelamin. Skor
rata-rata menulis karangan narasi guru laki-laki adalah 2,6. Berdasarkan rata-rata
yang diperoleh guru laki-laki, skor dikonversikan ke dalam skala empat dan
berada pada interval 65%-69% termasuk dalam kategori kurang. Sedangkan, hasil
analisis karangan guru perempuan menunjukkan kemampuan rata-rata menulis
narasi sebesar 2,58. Skor tersebut dikonversikan kedalam skala empat, dan
terletak pada interval 65%-69 termasuk dalam ketegori kurang.
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan dari kedua kelompok, peneliti
menggunakan rumus uji-t. Berdasarkan hasil perhitungan uji-t diperoleh harga t-
hitung pada taraf signifikansi 5% dan DB 18, maka diperoleh t-hitung sebesar
0,11 dan harga t-tabel adalah 2,101. Dari hasil yang diperoleh, dapat diketahui
bahwa t-hitung lebih kecil daripada t-tabel, maka Ho diterima. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan menulis karangan narasi guru SD
Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur tahun 2015/2016 tidak memiliki
perbedaan yang signifikan dan relatif sama antara guru laki-laki dan guru
perempuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
5.2 Implikasi Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keammpuan menulis karangan
narasi guru laki-laki dan guru perempuan berada pada kategori kurang. Kategori
ini dilihat berdasarkan patokan penghitungan persentase skala empat. Hasil
analisis diketahui tidak ada perbedaan antara kemampuan menulis guru SD laki-
laki dan guru SD perempuan Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur tahun
2016. Hasil analisis data dalam perhitungan nilai rata-rata guru laki-laki dan guru
perempuan tidak memiliki perbedaan. Jika dikonversikan ke dalam skala empat,
nilai rata-rata guru laki-laki dan perempuan. berada pada kategori kurang.
Ada bebarapa faktor yang mempengaruhi tingkat kemampuan menulis
guru SD Kabupaten Mahakam, yaitu Faktor yang pertana adalah, guru-guru
tersebut berasal dari satu daerah yang sama. Daerah yang sama dapat
mempengaruhi latar belakang budaya, sosial dan pendidikan. Kedua, berdasarkan
pengamatan peneliti saat pengambilan data, guru kurang konsentrasi dan kurang
fokus saat mengerjakan test menulis yang dilakukan setelah satu hari berkegiatan,
ini dapat dilihat dari hasil karangan. Ketiga, kurangnya pengetahuan dan minat
guru dalam menulis karangan. Hal ini menjadi catatan bagi guru agar lebih
meningkatkan kemampuan menulisnya dan untuk pemerintah Dinas Pendidikan
Kabupaten setempat dapat mengadakan pelatihan dan pengembangan
keterampilan menulis guru, karena keterampilan menulis harus dilatih terus-
menerus agar mampu menghasilkan karangan yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran bahwa guru–guru
SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur, pada tahun 2015/2016. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menulis guru laki-laki dan guru
perempuan berada pada kategori kurang. Oleh karena itu, diharapkan pemerintah
dapat memperhatikan kemampuan guru–guru tersebut dengan melakukan
pembinaan bagi guru–guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur berkaitan
dengan keterampilan menulis.
5.3 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah dipaparkan, ada tiga
saran yang peneliti berikan, satu untuk Pemerintah Daerah Mahakam Ulu, guru
dan peneliti lain.
1. Pemerintah Daerah Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur
Diharapkan Pemerintah Daerah Kabupaten Mahakam Ulu,
Kalimantan Timur memberikan pembinaan dan pelatihan mengenai
keterampilan menulis bagi para guru karena keterampilan menulis harus
dilatih terus-menerus agar mampu menghasilkan karangan yang baik.
2. Guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur
Diharapkan guru–guru SD lebih menyadari bahwa keterampilan
menulis sangat penting dalam ranah pendidikan. Dengan begitu guru–guru
lebih gigih dalam mengembangkan keterampilan sehingga menghasilkan
karangan yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
3. Peneliti lain
Bagi peneliti lain, untuk penelitian berikutnya dapat
mengembangkan penelitian sejenis dengan penelitian ini. Penelitian ini
dapat dikembangkan dengan membedakan tentang lama mengajar yang
berbeda. Selain itu dapat mengembangkan topik dengan jenis tulisan atau
jenis karangan yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
DAFTAR PUSTAKA
Ahmandi, Rulam. 2014. Pengantar Pendidikan Asas dan Filsafat Pendidikan.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Akhadiah, Sabarti, dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta. Erlangga. „
Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta.
Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.
Nurgiantoro, Burhan. 2010. Penelitian Pembelajaran Bahasa Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
__________. 2009. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Prabu, Raden. 1985. Perkembangan Taraf Intelegensi Anak. Bandung; Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
The Liang Gie, 1992. Pengantar Dunia Karang-Mengarang. Yogyakarta: Liberty
Yogyakarta.
mahakamulukab.go.id di akses pada tanggal 30 Agustus 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI