Download - Perkembangan Bahasa Pada Remaja
PERKEMBANGAN BAHASA PADA REMAJA
OLEH
ANJANANDA VITODI
NIM 1207121278
1.Latar Belakang
Bahasa merupakan suatu untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. bahasa juga
merupakan suatu alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa
bunyi atau suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (mulut),
selain itu bahasa juga dapat dilakukan dengan cara menggerakkan
tubuh manusia atau yang lebih populer dikenal sebagai bahasa tubuh
(body language).
Pengguanaan aspek kebahasaan dalam proses pembelajaran
sering berhubungan satu sama lainnya. Bersamaan dengan
kehidupannya dalam masyarakat luas, remaja mengikuti proses belajar
disekolah. Sebagaimana diketahui dilembaga pendidikan bahasa
diberikan rangsangan yang terarah sesuai dengan kaidah-kaidah yang
benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan memperdalam
cakrawala ilmu pengetahuan semata, namun juga secara berencana
merekayasa perkembangan sistem budaya, termasuk didalamnya
perilaku berbahasa.
Pengaruh pergaulan dalam masyarakat ( teman sebaya )
terkadang cukup manonjol, sehingga bahasa remaja menjadi lebih
diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang didalam kelompok
sebaya. Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa
kelompok tertentu yang bentuknya amat khusus.
Perkembangan bahasa anak dilengkapi dan diperkaya oleh
lingkungan masyarakat dimana mereka tinggal. Hal ini berarti bahwa
proses pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan
dengan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku
berbahasa. Bersamaan dengan kehidupannya dalam masyarakat luas,
anak ( remaja ) mengikuti proses belajar disekolah.
Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga masyarakat,
masyarakat dan sekolah dalam perkembangan bahasa akan
menyebabkan perbedaan antara anak , remaja yang satu dengan yang
lain. Hal ini ditunjukkan oleh pilihan dan penggunaan kosakata sesuai
dengan tingkat sosial keluarganya. Keluarga dari masyarakat lapisan
pendidikan rendah atau buta huruf , akan banyak mengguanakan
bahasa pasar, bahasa sembarangan , dengan istilah-istilah lebih
selektif dan umumnya anak-anak remajanya juga berbahasa lebih
baik.
Ragam bahasa remaja memiliki ciri khusus, singkat, lincah dan
kreatif. Kata-kata yang digunakan cenderung pendek, sementara kata
yang agak panjang akan diperpendek melalui proses morfologi atau
menggantinya dengan kata yang lebih pendek. Seperti: permainan
diganti dengan mainan, pekerjaan diganti dengan kerjaan.
Kalimat-kalimat yang digunakan kebanyakan berstruktur kalimat
tunggal. Bentuk-bentuk elip juga banyak digunakan untuk membuat
susunan kalimat menjadi lebih pendek sehingga seringkali dijumpai
kalimat-kalimat yang tidak lengkap. Dengan menggunakan struktur
yang pendek, pengungkapan makna menjadi lebih cepat yang sering
membuat pendengar yang bukan penutur asli bahasa indonesia
mengalami kesulitan untuk memahaminya. Kita bisa mendengar
bagaimana bahasa remaja ini dibuat begitu singkat tetapi sangat
komunikatif.
Karakteristik perkembangan bahasa remaja sesungguhnya
didukung oleh perkembangan konitif yang menurut JEAN PIAGET
telah mencapai tahap operasional formal. Sejalan dengan
perkembangan kognitifnya, remaja mulai mampu mengaplikasikan
prinsip-prinsip berfikir formal atau berfikir ilmiah secara baik pada
setiap situasi dan telah mengalami peningkatan kemampuan dalam
menyusun pola hubungan secara komperhensif, membandingkan
secara kritis antara fakta dan asumsi dengan mengurangi penggunaan
simbol – simbol dan terminologi konkret dalam
mengkomunikasikannya.
Sejalan perkembangan psikis remaja yang berada pada fase
pencarian jati diri, ada tahapan kemampuan berbahasa pada remaja
yang berbeda dari tahap- tahap sebelumnya atau sesudah yang
kadang- kadang menyimpang dari norma umum seperti munculnya
istilah-istilah khusus dikalangan remaja.
Karakter adalah sifat – sifat kejiwaan , akhlak atau budi pekerti
yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat dan watak. Beda
dengan moral, yaitu: moral dalam kata lain disebut kesusilaan adalah
keseluruhan norma yang mengatur tingkah laku manusia.
Dimasyarakat untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan yang baik dan
benar.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibuat sebelumnya, maka
rumusan masalahnya adalah:
a. Apa yang dimaksud dengan bahasa?
b. Bagaimana proses pengenalan bahasa pada seseorang?
c. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perkembangan bahasa?
d. Bagaimana pengaruh bahasa dalam pendidikan karakter?
Tujuan Dan Manfaat
Tujuan dalam pembuatan makalah ini, yaitu:
a) Dapat menjelaskan apa itu bahasa.
b) Dapat menjelaskan proses pengenalan bahasa pada seseorang.
c) Dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan bahasa.
d) Dapat menjelaskan kepada orang lain tentang pentingnya bahasa
sebagai salah satu faktor penanaman pendidikan berkarakter.
Manfaat yang diperoleh dari pembuatan makalah ini:
a) Manfaat Teorits :
Dapat menambah wawasan mahasiswa tentang pentingnya nilai-
nilai yang ditanamkan dalam pendidikan berkarakter khususnya
dikalangan mahasiswa, pelajar maupun masyarakat luas.
b) Manfaat Praktis :
Secara praktis pembuatan makalah ini sangat bermanfaat, antara
lain :
Memberikan informasi kepada orang lain yang memperhatikan
dunia pendidikan dan tentang manfaat yang diperoleh dari bahasa.
2.Teori Dasar
Bahasa tidak terpisahkan dari manusia dan mengikuti didalam
setiap pekerjaannya. Mulai saat bangun pagi-pagi sampai jauh malam
hari waktu ia beristirahat , manusia tidak lepasnya memakai bahasa,
malahan pada waktu tidurpun tidak jarang ia memakai bahasanya.
Pada waktu manusia kelihatan tidak berbicara, pada hakikatnya ia
masih juga memakai bahasa, karena bahasa ialah alat yang dipakainya
untuk membentuk pikiran dan perasaannya, keinginan dan perbuatan-
perbuatan. Bahasa adalah tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa,
tanda yang jelas dari budi kemanusiaan .
Dari pembicaraan seseorang kita dapat menangkap tidak hanya
keinginannya saja, tetapi juga motif keinginannya, latar belakang
pendidikannya, pergaulannya, adat istiadatnya dan lain sebagainya.
Ada tiga macam bahasa yang persoalannya perlu mendapat
perhatian kita. Pertama adalah bahasa pertama yaitu bahasa sehari-
hari yang disebut bahasa daerah. Bahasa pertama atau bahasa ibu ialah
bahasa yang diajarkan dan dipakai dilingkungan keluarga dan pada
umumnya juga didaerah tempat anak itu tinggal. Disamping itu bagi
bahasa yang lain masih diperlukan juga kodifikasi dan perekamannya ,
sehingga bahasa-bahasa itu benar benar dipelajari dan disimpan baik
sebagai kekayaan kebudayaan kita maupun kekayaan ilmu
pengetahuan.
Bahasa kedua ialah bahasa indonesia, yaitu bahasa yang
diajarkan disekolah dan dipakai dalam komunikasi resmi, tetapi pada
dasarnya tidak dipakai dilingkungan keluarga, memerlukan studi
secara praktis, yaitu analisis untuk mengetahui struktur bahasa itu dan
pemilihan bahan serta metode pengajarannya, yang memang berbeda
dari bahan dan metode pengajaran bahasa pertama. Karena bahasa
indonesia sedang dalam perkembangan yang pesat, perlu secara
periodik dalam jangka waktu 5-10 tahun diadakan penelitian katakan
struktur dan kata-katanya.
Bahasa ketiga adalah bahasa asing. Pertimbangan –
pertimbangan yang sama juga berlaku bagi pengajaran bahasa asing di
tanah air ini. Penyelidikan –penyelidikan bahasa telah lama
mengetahui bahwa cara- cara kuno didalam mengajarkan bahasa asing
itu tidak memuaskan sama sekali. Menyuruh murid-murid menghafal
aturan-aturan didalam sebuah bahasa asing, menghafal ungkapan-
ungkapan yang hampir-hampir tidak pernah dipakai, menterjemahkan
kata demi kata bacaan pendek atau sanjak, hanyalah membuang waktu
dan tenaga murid beserta guru saja, tanpa mendapatkan hasil yang
baik.
Menurut V.Tauli ( dalam Muslich dan Oka,2010:8) mengatakan
“ banyak individu yang dapat menilai bahasa yang dipakainya”. Dia
mengetahui apakah bahasa yang dipakainya betul atau tidak, sopan
atau tidak. Malah , katanya lagi individu bebas memilih laras ( register
) apa yang digunakan, resmi atau tidak, ilmiah atau tidak, biasa atau
tidak,akrab atau tidak, bahasa tulis atau lisan. Jelaslah disini bahwa
individu mempunyai kebebasan yang luas untuk memilih penggunaan
bahasanya. Dijumpai juga individu yang setia menggunakan bahasa
aslinya, mengubah , menukar atau memindahkan bahasanya. Hal ini
amat bergantung pada penguasaan bahasa. Dia seorang eka bahasa,
dwi bahasa atau multi bahasa. Namun, katanya lebih lanjut sekiranya
manusia itu tidak sempurna, bahasanya pun tidak sempurna. Hal inilah
yang menyebabkan diperlukannya perencanaan bahasa agar bahasa
bisa mengemban fungsinya secara maksimal. Tekait dengan penilaian
bahasa ini, menurut Otto Jespersen ( dalam Muslich dan Oka,
2010:8) setuju bahwa “ sebelum perncanaan bahasa dilakukan perlu
diadakan penelitian terhadap bahasa tersebut”. Hal ini untuk
mengetahui seberapa jauh taraf perkembangan bahasa. Penilaian ini
terus dilakukan secara periodik seiring dengan pembangunan ilmu dan
teknologi suatu bangsa pemakai bahasa tersebut.
Dalam bukunya “ psikologi perkembangan anak dan remaja”
syamsu yusuf ( 2004:31) mengatakan bahwa” perkembangan bahasa
dipengaruhi oleh 5 faktor, yaitu : faktor kesehatan ,intelegensi, stasus
sosial,ekonomi,jenis kelamin dan hubungan keluarga”.
Bahasa adalah suatu alat komunikasi antara anggota masyarakat
berupa bunyi atau suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia
(mulut) dan dapat dilakukan juga dengan menggerakkan tubuh
(bahasa tubuh).
Pada tahun 1950-an tatkala penelitian ilmiah mengenai ciri-ciri
siswa dalam belajar bahasa kedua dimulai, segera menjadi jelas bahwa
seperangkat ciri-ciri siswa merupakan penyebab keberhasilan atau
kegagalan relatif dari belajar bahasa kedua ( Hamid,1987:81 ).
Perkembangan emosi bergantung pada faktor kematangan dan faktor
belajar ( Hurlock,1960:266).
Menurut Adhie ( 2011) menyatakan bahwa “ sesungguhnya
semenjak lahir bayi sudah diatur secara biologis untuk berkomunikasi,
dia akan tanggap terhadap kejadian yang ditimbulkan oleh orang yang
disekitarnya ( terutama ibinya ). Kurang lebih 70% dari waktu ibu
menyusui, sang ibu mendampingi bayinya dalam jarak 20 cm”.
Menurut Arifin dalam Arikunto ( 1998:21 ) mengemukakan
bahwa “ pertumbuhan diartikan sebagai suatu penambahan dalam
ukuran bentuk, berat, atau ukuran demensif tubuh serta bagian-
bagiannya, sedangkan perkembangan menunjuk pada perubahan-
perubahan dalam bentuk atau bagian tubuh dan integrasi kedalam satu
kesatuan fungsional bila pertumbuhan itu berlangsung”.
Ulum (2012) menemukan bahwa “ masa remaja atau masa
adolensia merupakan masa peralihan atau masa transisi anak kemasa
dewasa. Pada masa ini individu mengalami perkembangan yang
sangat pesat mencapai kematangan fisik, sosial san emosi”. Emosi
merujuk pada suatu perasaan dan pikiran khasnya, suatu keadaan
biologis dan psikologis dan serangkaian kecendrungan untuk
bertindak.
Belajar bahasa yang sebenarnya baru dilakukan oleh anak berusia
enam sampai tujuh tahun, disaat anak mulai bersekolah. Jadi
perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan
alat berkomunikasi, baik alat berkomunikasi dengan cara lisan,
tertulis, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Mampu dan
menguasai alat berkomunikasi disini diartikan sebagai upaya
seseorang untuk dapat memahami dan dipahami orang lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa , yaitu:
a)Umur anak
Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan
fisiknya, bertambahnya pengalaman dan meningkatkan kebutuhan .
Bahasa seseorang akan berkembang sejalan dengan pertambahan
pengalaman dan kebutuhannya. Faktor fisik dan ikut mempengaruhi
sehubungan semakin sempurnanya pertumbuhan organ bicara, kerja
otot-otot untuk melakukan gerakan –gerakan dan isyarat. Pada masa
remaja perkembangan biologis yang menunjang kemampuan
berbahasa telah mencapai tingkat kesmpurnaan, dengan dibarengi oleh
perkembangan tingkat intelektual, anak akan mampu menunujukan
cara berkomunikasi dengan baik.
b)Kondisi lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi
andil untuk cukup besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa
dilingkungan perkotaan akan berbeda dengan dilingkungan pedesaan.
Begitu pula perkembangan bahasa di daerah pantai, pegunungan dan
daerah-daerah terpencil menunjukkan perbedaan.
Pada dasarnya bahasa dipelajari dari lingkungan. Lingkungan
yang dimaksud termasuk lingkungan pergaulan dalam kelompok,
seperti kelompok bermain, kelompok kerja, dan kelompok sosial
lainnya.
c)Kecerdasan anak
Untuk meniru bunyi atau suara, gerakan dan mengenal tanda-
tanda, memerlukan kemampuan motorik yang baik. Kemampuan
intelektual atau tingkat berpikir. Ketepatan meniru, memproduksi
perbendaharaan kata-kata yang diingat, kemampuan menyusun
kalimat dengan baik dan memahami atau menangkap maksud suatu
pernyataan fisik lain, amat dipengaruhi oleh kerja pikir atau
kecerdasan seseorang anak.
d) Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu
menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak
dengan anggota keluarganya. Rangsangan untuk dapat ditiru oleh
anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus sosial tinggi berbeda
dengan keluarga yang berstatus sosial rendah. Hal ini akan tampak
perbedaan perkembangan bahasa bagi anak yang hidup di dalam
keluarga terdidik dan tidak terdidik. Dengan kata lain pendidikan
keluarga berpengaruh terhadap perkembangan bahasa.
e) Kondisi fisik
Kondisi fisik di sini kesehatan anak. Seseorang yang cacat yang
terganggu kemampuannya untuk berkomunikasi, seperti bisu, tuli,
gagap, dan organ suara tidak sempurna akan mengganggu
perkembangan alam berbahasa.
Pengaruh bahasa dalam pendidikan karakter
Belakangan ini kita dibuat menangis dengan hampir runtuhnya
karakter bangsa Indonesia, karena bahasa serta sastra yang semakin
hilang kekentalannya dan sikap hidup pragmatis dari sebagian besar
masyarakat Indonesia dewasa ini yang mengakibatkan terkikisnya
nilai luhur budaya bangsa. Demikian pula budaya kekerasan dan
anarkisme sosial turut memperparah kondisi sosial budaya bangsa
Indonesia. Nilai kearifan lokal yang santun, ramah, saling
menghormati, arif, dan religius seakan terkikis dan tereduksi gaya
hidup instan dan modern. Masyarakat sangat mudah tersulut
emosinya, pemarah, brutal, kasar, dan vulgar tanpa mampu
mengendalikan hawa nafsunya, seperti perilaku para demonstran yang
membakar kendaraan atau rumah, merusak gedung, serta berkata
kasar, dalam berunjuk rasa yang ditayangkan di televisi. Fenomena itu
dapat menjadi representasi melemahnya karakter bangsa ini, yang
terkenal ramah, santun, berpekerti luhur, dan berbudi mulia.
Sebagai bangsa yang beradab dan bermartabat, situasi yang
demikian itu jelas tidak menguntungkan bagi masa depan bangsa,
khususnya dalam melahirkan generasi masa depan bangsa yang
cerdas, bijak, terampil, berbudi pekerti luhur, dan senantiasa berbakti
kepada kedua orang tua serta senantiasa selalu bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, dibutuhkan pendidikan yang
berorientasi pada karakter bangsa, yang tidak sekadar memburu
kepentingan pikir, menghafal, dan logika tetapi juga memperhatikan
dan mengintegrasi persoalan moral dan keluhuran budi pekerti.
Seperti yang kita tahu fungsi pendidikan sendiri adalah
mengembangkan kemampuan dan membangun watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa dan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis.
Pendidikan sasta dan bahasa Indonesia mempunyai peranan
yang penting didalam dunia pendidikan. Seperti yang kita ketahui
bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan bahasa
Indonesia sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu, kita harus
mempelajari ilmu pendidikan tentang bahasa dan sastra Indonesia.
Agar kita dapat belajar dan mengetahui bagaimana cara kita
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Terutama bagi
calon pendidik, pendidikan bahasa dan sastra Indonesia dirasakan
memang sangat penting. Karena ketika seorang pendidik memberikan
pengajaran kepada anak-anak didiknya, ia harus bisa menggunakan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Apabila seorang pendidik
mengunakan bahasa yang kurang baik, maka akan dicontoh oleh anak-
anak didiknya dan itu akan mengakibatkan peran bahasa dan sastra
dalam dunia pendidikan berkurang.
Disini bangsa perlu pendidikan yang berorientasi pada
pembentukan karakter bangsa yang dapat diwujudkan melalui
pengoptimalan peran sastra. Untuk membentuk karakter bangsa ini,
sastra diperlakukan sebagai salah satu media atau sarana pendidikan
kejiwaan. Hal itu cukup beralasan sebab sastra mengandung nilai etika
dan moral yang berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia.
Sastra tidak hanya berbicara tentang diri sendiri (psikologis), tetapi
juga berkaitan dengan tuhan (religiusitas), alam semesta (romantik),
dan juga masyarakat (sosiologis).
Sastra mampu mengungkap banyak hal dari berbagai segi, salah
satunya yaitu : Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:623)
menjelaskan bahwa ,”karakter merupakan cara berpikir dan
berperilaku yang menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan
bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa,
maupun negara”. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang
mampu membuat suatu keputusan dan siap mempertanggung
jawabkan setiap akibat dari keputusan yang dibuatnya.
Berkaitan dengan karakter , saryono (2009:52-186)
mengemukakan bahwa,” genre sastra yang dapat dijadikan sarana
untuk membentuk karakter bangsa, antara lain, genre sastra yang
mengandung nilai atau aspek :
a) Literer-estetis
b) Humanistis
c) Etis dan moral
d) Religius- sufistis-profetis
keempat nilai sastra tersebut dipandang mampu mengoptimalkan
peran sastra dalam pembentukan karakter bangsa.
Penggunaan bahasa mengenal berbagai variasi. Bahasa yang
digunakan oleh seseorang akan berbeda dengan bahasa yang
digunakan oleh orang lain. Kevariasian bahasa itu dipengaruhi oleh
siapa yang berbicara, lawan bicara,situasi, topik pembicaraan dan
sebagainya.
Perbedaan struktural berbentuk ucapan, intonasi, morfologi,
identitas kata-kata, dan sintaksis. Berkaitan dengan pendapat di atas,
dalam kehidupan sehari-hari kita terkadang mendengar pelafalan
Pelafalan (pengucapan) masyarakat Indonesia terdiri dari beratus-ratus
suku, dan masing-masing suku memiliki bahasa daerah. Bahasa
daerah tersebut dipergunakan oleh bangsa (masyarakat) Indonesia
sebagai sarana komunikasi antar suku, dan juga dipergunakan di
lingkunagn keluarga. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan kalau
bahasa daerah tersebut sudah menyatu dengan kehidupan masyarakat
di Indonesia. Keadaan seperti ini akan berpengaruh terhadap
pemakaian bahasa Indonesia. Pengaruh tersebut beragam, yaitu :
Ada pengaruh lafal
Ada pengaruh bentuk kata
Ada pengaruh makna kata
Ada juga pengaruh stuktur kalimat.
Lagi pula, pengaruh-pengaruh tersebut sulit untuk dihindari
dengan sepenuhnya . Seperti dikatakan oleh Badudu (1985: 12)
bahwa,” tidak seorang pun yang dapat melepaskan diri dari pengaruh
itu seratus persen”. Lebih lanjut dikatakannya, yang mungkin adalah
bahwa pengaruh ini sangat sedikit, sehingga sukar kita menerka dari
suku manakah orang yang bertutur itu berasal.
3. Simpulan dan saran
A) Simpulan
1. Bahasa adalah suatu alat komunikasi antara anggota masyarakat
berupa bunyi atau suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia
(mulut) dan dapat dilakukan juga dengan menggerakkan tubuh
(bahasa tubuh).
2.Proses pengenalan bahasa pada seseorang dimulai dari : lingkungan
keluarga,,likngkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa , yaitu:
a) Umur anak
b) Kondisi lingkungan
c) Kecerdasan anak
d) Status sosial ekonomi keluarga
e) Kondisi fisik
4.Pembentukan karakter bangsa yang dapat diwujudkan melalui
pengoptimalan peran sastra. Untuk membentuk karakter bangsa ini,
sastra diperlakukan sebagai salah satu media atau sarana pendidikan
kejiwaan. Hal itu cukup beralasan sebab sastra mengandung nilai etika
dan moral yang berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia.
Sastra tidak hanya berbicara tentang diri sendiri (psikologis), tetapi
juga berkaitan dengan tuhan (religiusitas), alam semesta (romantik),
dan juga masyarakat (sosiologis).
B) Saran
Diharapkan makalah ini bisa digunakan sebagai media referensi
pembelajaran ditingkat perguruan tinggi, pelajar maupun masyarakat
luas.
Daftar pustaka
Muslich , masnur dan I Gusti Ngurah Oka.2010. Perencanaan
Bahasa Pada Era Globalisasi.Jakarta: Bumi Angkasa
Kushartanti,dkk.2005. Pesona Bahasa.jakarta: PT.Gramedia
Pustaka Utama
Samsuri.1985.Analisis Bahasa.Jakarta: Erlangga
SmalaJunianto.2012.http://smalajunianto.blogspot.com/2012/02/
makalah-peran-bahasa-dalam-pendidikan.html. diunduh pada tanggal
22 mei 2013 pukul 19:00 wib
AbuAkhfas.2012.http://whatsappwithme.blogspot.com/2012/12/
perkembangan-bahasa-pada-remaja_16.html.diunduh pada tanggal 22
mei 2013 pukul 19:00 wib