PERSEPSI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP
PESAN KERUKUNAN RUMAH TANGGA DALAM
TAYANGAN SINEMA INDONESIA INDOSIAR
( Survai Terhadap Ibu Rumah Tangga Perum Aster II Legok
Tangerang )
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S. I.Kom)
Disusun oleh :
AYU SUCAHYANI
NIM 6662121382
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya sebagai penulis skripsi berikut :
Judul : Persepsi Ibu Rumah Tangga Terhadap Pesan Kerukunan
Rumah Tangga dalam Tayangan Sinema Indonesia
Indosiar (Survai Terhadap Ibu Rumah Tangga Perum
Aster II Legok Tangerang
Nama Mahasiswa : Ayu Sucahyani
NIM : 6662121382
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi tersebut di atas adalah benar-
benar hasil karya asli saya dan tidak memuat hasil karya orang lain, kecuali
dinyatakan melalui rujukan yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
Apabila dikemudian hari ditemukan hal-hal yang menunjukkan bahwa sebagian
atau seluruh karya ini bukan karya saya, maka saya bersedia dituntut melalui
hukum yang berlaku. Saya juga bersedia menanggung segala akibat hukum yang
timbul dari pernyataan yang secara sadar dan sengaja saya nyatakan melalui
lembar ini.
Serang, 25 Januari 2018
Ayu Sucahyani
6662121382
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan ini ditetapkan bahwa skripsi berikut
Judul : Persepsi Ibu Rumah Tangga Terhadap Pesan Kerukunan
Rumah Tangga dalam Tayangan Sinema Indonesia
Indosiar (Survai Terhadap Ibu Rumah Tangga Perum
Aster II Legok Tangerang
Nama Mahasiswa : Ayu Sucahyani
NIM : 6662121382
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Telah diuji dan dipertahankan pada tanggal 18 Januari 2019 melalui Sidang
Skripsi di Serang dan dinyatakan LULUS.
Tanggal : 18 Januari 2019 Tanggal : 18 Januari 2019
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. H. A. Sihabudin, M.Si Husnan Nurjuman, S.Ag., M.Si
NIP. 196507042005011002 NIP. 197808252010121003
Tanggal : 18 Januari 2019 Tanggal : 18 Januari 2019
Penguji I Penguji II
Dr. Rahmi Winangsih, M. Si Dr. Nina Yuliana, S.Sos., M.Si
NIP. 196810192005012001 NIP. 198106082005012001
Mengetahui
Tanggal : 18 Januari 2019 Tanggal : 18 Januari 2019
Dekan Ketua Jurusan
Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M. Si Dr. Rahmi Winangsih, M. Si
NIP. 197108242005011002 NIP. 196810192005012001
iv
PRAKATA
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha pengasih
dan maha penyayang karena berkat rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana (SI) pada
program studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Hubungan Masyarakat di Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Peneliti
menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik
yang dapat membantu perbaikan Skripsi yang berjudul “ Persepsi Ibu Rumah
Tangga Terhadap Pesan Kerukunan Rumah Tangga dalam Tayangan Sinema
Indonesia Indosiar (Survai Terhadap Ibu Rumah Tangga Perum Aster II Legok
Tangerang)“ sangat peneliti harapkan. Pada kesempatan ini peneliti juga ingin
menyampaikan ucapan terima kasih atas segala dukungan, bantuan dan
bimbingannya dalam proses penelitian serta penyusunan Skripsi ini kepada :
1. Bapak Prof Dr Soleh Hidayat, M. Pd selaku Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S. Sos., M. Si selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si selaku ketua Prodi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
v
4. Bapak Darwis Sagita, S. Ikom., M. Ikom selaku wakil Prodi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
5. Ibu Isti Nursih, S, IP., M. Ik selaku dosen pembimbing akademik.
6. Bapak Prof. Dr. H. A. Sihabudin, M.Si selaku dosen pembimbing I
skripsi yang sudah berkenan meluangkan waktunya untuk membantu,
memberikan arahan serta masukan bagi penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini, terima kasih pak.
7. Bapak Husnan Nurjuman, S.Ag., M.Si selaku dosen pembimbing II
skripsi yang sudah berkenan meluangkan waktunya untuk membantu,
memberikan arahan serta masukan bagi penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini, terima kasih pak.
8. Ibu Rumah Tangga Perum Aster II yang telah bersedia menjadi
responden.
9. Kedua orang tuaku yang aku sayangi Bapak Suparmin dan Ibu Ani
Sulistiorini, terima kasih atas do’a dan dukungan yang tak pernah
putus , juga untuk kesabarannya hingga saat ini memberi dukungan
yang tidak pernah habis.
10. Adikku tersayang, Muhammad Maulana Sucahyo terima kasih atas
do’a, dukungan, motivasi dan keceriaan yang selalu diberikan kepada
penulis.
vi
11. Mery Zhuang, A,Md., Par selaku Guru kursus menjahit Potato Studio
Tangerang yang selalu memberikan semangat dan motivasi untuk
menyelesaikan skripsi ini.
12. Herdita Mulyawati, Abdul Nashir, dan Endang Fajaroni yang selalu
menjadi penyemangat bagi penulis dari awal perkuliahan sampai saat
ini.
13. Teman-teman kelas B Komunikasi 2012 dan A Humas 2012 untuk
hari-hari penuh warnanya.
14. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Kiranya tidak ada balasan yang lebih baik kecuali yang datang dari Allah
Swt, terima kasih untuk segalanya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua,
khususnya bagi penulis dan pihak yang berkepentingan.
Serang, Januari 2019
Ayu Sucahyani
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii
PRAKATA ..................................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x
ABSTRAK ..................................................................................................... xi
ABSTRACT ................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 9
1.3 Identifikasi Penelitian..................................................................... 10
1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................... 10
1.5 Signifikansi Penelitian ................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Massa ........................................................................ 14
2.2 Persepsi ......................................................................................... 18
2.3 Syarat Terjadinya Persepsi ............................................................ 22
2.4 Sekilas Tentang Ibu Rumah Tangga ............................................. 25
2.5 Pesan ............................................................................................. 26
2.6 Sinema Indonesia Indosiar ............................................................ 27
2.7 Kerukunan Rumah Tangga ........................................................... 28
2.8 Teori Perbedaan Individu .............................................................. 30
2.9 Kerangka Berpikir ......................................................................... 36
2.10 Operasionalisasi Variabel ............................................................ 38
2.11 Penelitian Sebelumnya ................................................................ 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian ................................................................... 42
3.2 Paradigma Penelitian ..................................................................... 44
3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 45
3.4 Fokus Penelitian ............................................................................ 47
3.5 Sumber Data .................................................................................. 49
3.6 Teknik Sampling ........................................................................... 50
3.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data .................................. 51
3.8 Lokasi dan Jadual Penelitian ......................................................... 56
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ............................................................ 58
4.2 Deskripsi Data ............................................................................... 60
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................. 63
4.4 Analisis Deskriptif Data ................................................................ 79
4.5 Analisis Perbedaan Persepsi .......................................................... 80
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 82
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 89
viii
5.2 Saran .............................................................................................. 91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Judul Tayangan Sinema Indonesia periode 2016-2018 ........ 4
Tabel 1.2 Klasifikasi Pesan dalam Tayangan Sinema Indonesia Indosiar ....... 6
Tabel 2.1 Operasionalisasi Variabel ................................................................ 38
Tabel 3.1 Skala Likert ...................................................................................... 53
Tabel 3.3 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase ............................................ 55
Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Usia........................................................... 61
Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Pendidikan ................................................ 61
Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Pekerjaan .................................................. 62
Tabel 4.4 Persepsi suami yang menyayangi istri ............................................. 64
Tabel 4.5 Persepsi suami yang mendidik istri .................................................. 65
Tabel 4.6 Persepsi suami yang menafkahi istri ................................................ 66
Tabel 4.7 Persepsi suami yang perhatian terhadap istri .................................. 67
Tabel 4.8 Persepsi suami yang menjaga istri dengan baik ............................... 68
Tabel 4.9 Persepsi suami yang menghargai istri .............................................. 69
Tabel 4.10 Persepsi istri yang berbakti kepada suami ..................................... 70
Tabel 4.11 Persepsi istri yang menjaga harta suami ........................................ 71
Tabel 4.12 Persepsi istri yang membantu suami bekerja ................................. 73
Tabel 4.13 Persepsi istri yang menutupi aib/rahasia suami ............................. 74
Tabel 4.14 Persepsi suami dan istri saling bersikap jujur ................................ 75
Tabel 4.15 Persepsi suami dan istri saling setia ............................................... 76
Tabel 4.16 Persepsi suami dan istri saling menjaga komitmen pernikahan ..... 77
Tabel 4.17 Persepsi suami dan istri saling mengerti satu sama lain ............... 78
Tabel 4.18 Akumulasi Nilai Jawaban Responden............................................ 79
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Terjadinya Persepsi ........................................................... 20
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ........................................................................ 37
Gambar 4.1 Diagram persepsi suami yang menyayangi istri ........................... 64
Gambar 4.2 Diagram persepsi suami yang mendidik istri ............................... 65
Gambar 4.3 Diagram persepsi suami yang menafkahi istri ............................ 66
Gambar 4.4 Diagram persepsi suami yang perhatian terhadap istri................. 67
Gambar 4.5 Diagram persepsi suami yang menjaga istri dengan baik ............ 69
Gambar 4.6 Diagram persepsi suami yang menghargai istri ........................... 70
Gambar 4.7 Diagram persepsi istri yang berbakti kepada suami ..................... 71
Gambar 4.8 Diagram persepsi istri yang menjaga harta suami ........................ 72
Gambar 4.9 Diagram persepsi istri yang membantu suami bekerja ................. 73
Gambar 4.10 Diagram persepsi istri yang menutupi aib/rahasia suami ........... 74
Gambar 4.11 Diagram persepsi suami dan istri saling bersikap jujur.............. 75
Gambar 4.12 Diagram persepsi suami dan istri saling setia ............................ 76
Gambar 4.13 Diagram persepsi suami dan istri saling menjaga komitmen
pernikahan ........................................................................................................ 77
Gambar 4.14 Diagram persepsi suami dan istri saling pengertian satu sama lain
.......................................................................................................................... 78
xi
ABSTRAK
Ayu Sucahyani. NIM 6662121382. Skripsi. Persepsi Ibu Rumah Tangga
Terhadap Pesan kerukunan Rumah Tangga dalam Tayangan Sinema
Indonesia Indosiar (Survai Terhadap Ibu Rumah Tangga Perum Aster II
Legok Tangerang).
Pembimbing I : Prof. Dr. H. A. Sihabudin, M.Si dan Pembimbing II :
Husnan Nurjuman, S.Ag., M.Si
Penelitian ini berawal dari keunikan perilaku Ibu Rumah Tangga Perum Aster II
Legok Tangerang menonton Tayangan Sinema Indonesia Indosiar secara
berkelompok. Mereka memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain
sehingga membentuk persepsi yang beragam. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan persepsi Ibu Rumah Tangga Perum Aster II Legok
Tangerang. Penelitian menggunakan teori Individual Differences yang
dikemukakan oleh Melvin D. Fleur, menelaah perbedaan-perbedaan diantara
individu-individu sebagai sasaran media massa ketika mereka diterpa sehingga
menimbulkan efek tertentu. Metode yang digunakan adalah metode survai,
dengan data yang diperoleh melalui kuesioner yang disebar kepada 47 orang Ibu
Rumah Tangga Perum Aster II Legok Tangerang. Berdasarkan hasil penelitian
dapat diketahui bahwa adanya perbedaan persepsi ibu rumah tangga berdasarkan
Usia Masa Dewasa Muda 76% (Baik), Masa Dewasa Tua 84% (Sangat Baik) dan
Masa Lanjut Usia 91% (Sangat Baik). Berdasarkan Pendidikan, Pendidikan Dasar
77% (Baik), Pendidikan Menengah 84% (Sangat Baik), dan Pendidikan Tinggi
84% (Sangat Baik). Berdasarkan Status sosial, Pekerjaan yang berstatus tinggi
86% (Sangat Baik), Pekerjaan yang berstatus sedang 71% (Baik), dan Pekerjaan
yang berstatus rendah 85% (Sangat Baik).
Kata kunci : Pesan Kerukunan Rumah Tangga, Ibu Rumah Tangga, Teori
Perbedaan Individu
xii
ABSTRACT
Ayu Sucahyani. NIM 6662121382. Thesis. Perception of Housewife to
Household Harmony Message in Cinema Indonesia Indosiar Show (Survey to
Housewife Perum Aster II Legok Tangerang).
Supervisor I : Prof. Dr. H. A. Sihabudin, M.Si and Supervisor II : Husnan
Nurjuman, S.Ag., M.Si
This research starts from the uniqueness of the behavior of Perum Aster II Legok
Tangerang Housewives watching Indosiar Indonesian Cinema Shows in groups.
They have different characteristics from each other so that they form a diverse
perception. The purpose of this study was to determine differences in perceptions
of Housewives Perum Aster II Legok Tangerang. The research uses the Individual
Differential theory proposed by Melvin D. Fleur, examines the differences
between individuals as the target of mass media when they are exposed to a
certain effect. The method used is the survey method, with data obtained through
a questionnaire distributed to 47 people of Perok Aster II Legok Tangerang
Housewives. Based on the results of the study it can be seen that there are
differences in perceptions of housewives based on Young Adult Age 76% (Good),
Old Adult Period 84% (Very Good) and Old Age 91% (Very Good). Based on
Education, Basic Education 77% (Good), Secondary Education 84% (Very
Good), and Higher Education 84% (Very Good). Based on social status, work
with a high status of 86% (very good), occupation with a status of 71% (good),
and occupation with a low status of 85% (very good).
Keywords: Message of Household Harmony, Housewife, Individual Difference
Theory
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi pesat.
Dapat kita lihat segala aspek kehidupan menggunakan teknologi terbaru,
yaitu internet. Pada masa yang lalu orang-orang menggunakan surat untuk
berkomunikasi jarak jauh namun berkat kemajuan ilmu pengetahuan yang
semakin meningkat kini kita tidak perlu menggunakan surat konvensional
karena sudah banyak piranti yang dapat digunakan untuk berkomunikasi.
Dalam era globalisasi informasi, berbagai pesan diproduksi,
didistribusikan, diterima, dan disimpan baik melalaui media cetak, elektronik,
dan satelit. Meningkatnya arus informasi sebagai konsekuensi makin
canggihnya piranti teknologi informasi. Peningkatan itu secara teoritis harus
memberi keuntungan kepada setiap individu. Individu memperoleh
kemungkinan menemukan dunianya dan dapat memperluas pandangannya
(McQuail, 1981:78).1 Berbicara mengenai kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi pasti tidak akan ada habisnya, karena manusia selalu berinovasi
untuk melahirkan teknologi terbaru setiap waktu. Perkembangan ilmu
pengetahuan selaras dengan perkembangan media massa yang mengalami
peningkatan setiap saat. Media massa telah menjadi bagian dari kehidupan
masyarakat, peranannya mengalami banyak perkembangan dan merupakan
1 Ahmad Sihabudin dan Rahmi Winangsih. Komunikasi Antarmanusia. 2012. Hal.144
2
instrumen kunci dari pembangunan masyarakat.2 Televisi merupakan media
audio visual paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan perilaku
seseorang. Televisi mampu menyampaikan pesan secara efektif dengan
membentuk pandangan penontonnya melalui ilustrasi visual, gerakan, suara,
dan makna. Maka dari itu televisi memiliki daya tarik yang sangat luar biasa
dalam menyajikan acara yang sesuai dengan karakter televisi dan kebutuhan
para penontonnya. Sering kita lihat berbagai tayangan di televisi yang
semakin bervariasi, seperti acara talk show, kontes menyanyi, hingga ajang
pencarian jodoh.
Berkembang pesatnya pertelevisian di Indonesia dapat dibuktikan
dengan munculnya televisi-televisi swasta di Indonesia. Seiring dengan
banyaknya pertelevisian, maka muncul tradisi baru dalam pola pikir
masyarakat. Banyaknya stasiun televisi yang tumbuh dan saling bersaing
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi, hiburan, serta
pengetahuan yang bermanfaat bagi pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar
dapat menarik perhatian masyarakat yang tidak lupa di dalamnya
mengandung pesan baik itu berupa unsur pendidikan serta pembelajaran.
Pertelevisian swasta saat ini saling bersaing menampilkan berbagai acara-
acara di dalamnya demi meraih simpati masyarakat khususnya Indonesia
sendiri. Agar acara-acara mereka menjadi minat untuk ditonton atau
dikonsumsi oleh masyarakat dalam keseharian baik menemani bekerja
maupun istirahat mereka. Dengan demikian setiap individu menerima
2 Ibid. Hal 143
3
informasi berupa pesan-pesan verbal maupun non verbal. Pesan-pesan
tersebut kemudian diproses hingga membentuk persepsi tertentu.
P.T. Indosiar Visual Mandiri, Tbk atau yang lebih dikenal dengan
indosiar merupakan sebuah stasiun televisi swasta nasional yang didirikan
tahun 1991. Indosiar memulai siaran perdananya pada tanggal 17 Desember
1994 dan mulai mengudara secara nasional pada 11 Januari 1995. Hingga saat
ini indosiar tetap memberikan yang terbaik untuk para pemirsanya. Program-
program yang disajikan antara lain program Berita, Infotainment, Sinetron,
Talk show, Music, Variety Show dan program Reality Show unggulan
indosiar yang selalu mendapat tempat di hati pemirsanya.3
Sinema Indonesia Indosiar merupakan sebuah tayangan unggulan yang
telah ditayangan sejak tahun 2012. Sinema indonesia indosiar menghadirkan
kisah tentang kehidupan yang dapat dipetik hikmah serta nilai moralnya.
Acara ini tayang pada pagi hari yaitu sinema pagi pukul 07.30 Wib, sinema
siang pukul 12.00 Wib dan sinema sore pukul 15.00 Wib. Sinema indonesia
indosiar secara umum berkisah tentang kehidupan rumah tangga yang diambil
dari kisah nyata, disuguhkan beberapa konflik tentang biduk rumah tangga
kemudian di akhir cerita terdapat penyelesaian konflik serta pesan moral yang
dapat dijadikan pelajaran bagi pemirsa. Konflik-konflik yang terdapat dalam
cerita misalnya, konflik seorang suami yang tidak setia kepada istrinya
sehingga menimbulkan masalah dalam rumah tangganya. Selain itu ada juga
3 www.indosiar.com
4
konflik tentang seorang istri yang durhaka kepada suaminya, atau pun konflik
tentang seorang anak yang durhaka kepada kedua orangtuannya.
Berikut adalah daftar judul tayangan sinema indonesia indosiar periode
2016 - 2018 secara acak beserta pesan yang terkandung di dalamnya :
Tabel 1.1
Daftar Judul Tayangan Sinema Indonesia Indosiar Periode 2016 – 2018
No Judul Tanggal/Bulan/Tahun Pesan
1. Aku batal menikahinya
setelah melihat tangan
ibuku
02-04-2016 Pesan anak yang
berbakti kepada
kedua orang tua
2. Aku bukan menantu
pilihan
25-04-2016 Pesan kesabaran
seorang menantu
yang tidak terbatas
3. Pembantuku majikanku 07-05-2016 Pesan karma
manusia yang
serakah
4. Meskipun lumpuh
suamiku imam yang baik
13-05-2016 Pesan suami yang
menyayangi istri
5. Karena iri aku dibenci
keluargaku
26-06-2016 Pesan suami yang
mendidik istri
dalam hal agama
6. Biar makan hati asal
hidup mewah
26-07-2016 Pesan mengenakan
pakaian serba mahal
7. Aku dianggap pembantu
oleh menantuku
03-08-2016 Pesan suami yang
menafkahi istri
8. Pengorbanan istri
sholehah
01-09-2016 Pesan istri yang
menaati perintah
suami
9. Awal pernikahan yang
penuh cobaan
21-10-2016 Pesan suami yang
perhatian terhadap
istri
10. Kakakku sainganku 29-11-2016 Pesan rumah besar,
mewah dan
bertingkat
11. Istriku suka mengungkit
kebaikannya
13-01-2017 Pesan suami yang
menjaga istri
dengan baik
12. Karena beda status
ekonomi, suamiku
03-02-2017 Pesan Istri yang
setia kepada suami
5
minder
13. Suamiku pedagang yang
tak jujur
23-02-2017 Pesan untuk hidup
jujur
14. Penyesalan seorang istri
durhaka
02-04-2017 Pesan untuk
melaksanakan
sholat lima waktu
15. Ramadhan tanpa sosok
ibu
28-03-2017 Pesan menjalankan
ibadah puasa
16. Penjual es keliling yang
soleh
03-04-2017 Pesan mengucapkan
salam ketika
berkunjung
17. Istriku korban sosialita 04-04-2017 Pesan gaya hidup
serba mahal
18. Nikah mewah di gedung
tinggal di kontrakan
kecil
28-04-2017 Pesan resepsi
pernikahan di
gedung mewah
19. Aku bertemu suamiku
lagi
09-07-2017 Pesan istri yang
menjaga harta
suami
20. Karma si penipu umroh 10-09-2017 Pesan azab untuk
seorang penipu
21. Aku ingin menjadi pacar
suamiku
15-12-2017 Pesan istri yang
berbakti terhadap
suami
22. Pembantu tak tahu diri
yang merebut suamiku
04-04-2018 Pesan Istri yang
menghargai suami
23. Hidupku hancur karena
fitnah
26-04-2018 Pesan istri yang
membantu suami
bekerja
24. Demi harta kufitnah
mantan istri suamiku
05-10-2018 Pesan suami dan
istri saling menjaga
komitmen
pernikahan
25. Kisah istri pembangkang 17-10-2018 Pesan kewajiban
suami membimbing
istri
26. Tanpa harta, istriku malu
mengakui aku
30-10-2018 Pesan istri yang
menutupi
aib/rahasia suami
27. Suami hanya untuk
sehari
06-11-2018 Pesan membaca al-
quran sebagai
kewajiban seorang
muslim
28. Istri yang berjuang
menjalankan amanah
05-12-2018 Pesan ibu yang
bekerja demi
6
suaminya menghidupi
anaknya
29. Tangisan istri menjadi
kutukan bagi suami
19-12-2018 Pesan suami yang
menafkahi keluarga
30. Calon suamiku ternyata
milik wanita lain
23-12-2018 Pesan suami dan
istri saling bersikap
jujur
Tabel 1.2
Klasifikasi Pesan Dalam Tayangan Sinema Indonesia Indosiar
Pesan Kerukunan
Rumah Tangga Pesan Agama Pesan Kemewahan
1. Pesan
kesabaran
seorang
menantu yang
tidak terbatas
2. Pesan suami
yang
menyayangi
istri
3. Pesan suami
yang mendidik
istri dalam hal
agama
4. Pesan suami
yang
menafkahi istri
5. Pesan istri
yang menaati
perintah suami
6. Pesan suami
yang perhatian
terhadap istri
7. Pesan suami
yang menjaga
istri dengan
baik
8. Pesan Istri
yang setia
kepada suami
9. Pesan istri
1. Pesan anak
yang berbakti
kepada kedua
orang tua
2. Pesan karma
manusia yang
serakah
3. Pesan untuk
hidup jujur
4. Pesan untuk
melaksanakan
sholat lima
waktu
5. Pesan
menjalankan
ibadah puasa
6. Pesan
mengucapkan
salam ketika
berkunjung
7. Pesan azab
untuk seorang
penipu
8. Pesan
membaca al-
quran sebagai
kewajiban
seorang
muslim
1. Pesan
mengenakan
pakaian
serba mahal
2. Pesan rumah
besar,
mewah dan
bertingkat
3. Pesan gaya
hidup serba
mahal
4. Pesan
resepsi
pernikahan
di gedung
mewah
7
yang menjaga
harta suami
10. Pesan istri
yang berbakti
terhadap suami
11. Pesan Istri
yang
menghargai
suami
12. Pesan istri
yang
membantu
suami bekerja
13. Pesan suami
dan istri saling
menjaga
komitmen
pernikahan
14. Pesan
kewajiban
suami
membimbing
istri
15. Pesan istri
yang menutupi
aib/rahasia
suami
16. Pesan ibu yang
bekerja demi
menghidupi
anaknya
17. Pesan suami
yang
menafkahi
keluarga
18. Pesan suami
dan istri saling
bersikap jujur
Jumlah 18 Pesan 8 Pesan 4 Pesan
8
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui :
Pesan Kerukunan Rumah Tangga sebanyak 18 pesan
Pesan Agama sebanyak 8 pesan
Pesan Kemewahan sebanyak 4 pesan
Peneliti memilih untuk meneliti pesan kerukunan rumah tangga
karena lebih dominan muncul dalam tayangan sinema indonesia indosiar.
Perum Aster II merupakan sebuah perumahan yang terletak di Desa
Caringin Kecamatan Legok Kabupaten Tangerang Banten. Perumahan ini
dibangun pada tahun 2004 silam. Penduduk sekitar mayoritas bekerja sebagai
buruh pabrik disekitar daerah tersebut. Ibu rumah tangga perum aster II
memiliki kebiasaan yang unik yaitu menonton tayangan sinema indonesia
indosiar secara bersama-sama atau berkelompok. Mereka memiliki jadwal
menonton tayangan secara bergantian di rumah masing-masing. Dilihat dari
karakteristiknya mereka berbeda satu sama lain, ada ibu yang secara usia
tergolong muda dan ada juga yang sudah lansia. Selain itu mereka juga
berbeda secara tingkat pendidikan, ada ibu yang hanya lulusan sekolah dasar
ada juga yang lulusan sarjana. Kelompok ibu-ibu tersebut merupakan ibu
rumah tangga namun ada beberapa ibu yang bekerja membantu suami
mereka.
Tayangan sinema indonesia indosiar menghadirkan pesan-pesan moral
di akhir ceritanya. Mayoritas isi cerita berkisah tentang kehidupan rumah
tangga sehingga pesan-pesan di akhir cerita pun adalah pesan-pesan yang
berkaitan dengan kehidupan rumah tangga. Dalam penelitian ini peneliti
9
berfokus pada persepsi IRT terhadap pesan yang disuguhkan oleh tayangan
tersebut. Pesan yang dimaksud adalah pesan-pesan yang berkaitan dengan
rumah tangga, yaitu pesan-pesan kerukunan rumah tangga. Peneliti memilih
berfokus terhadap pesan-pesan kerukunan rumah tangga dalam penelitian ini
karena responden tidak lain adalah IRT, selain itu tayangan tersebut secara
keseluruhan bercerita tentang kehidupan rumah tangga. Terdapat keunikan
diantara ibu rumah tangga Perum Aster II yaitu mereka menonton Tayangan
Sinema Indonesia Indosiar secara berkelompok atau bersama-sama memiliki
respon yang berbeda, sebagai contoh ada seorang ibu yang berkomentar tidak
setuju terhadap pesan dalam tayangan tersebut, ada juga ibu yang setuju
terhadap pesan di akhir cerita. Oleh karena itu ini menjadi menarik untuk
diteliti karena mereka menonton tayangan yang sama dengan karakteristik
mereka yang berbeda satu sama lain.
Berdasarkan latar belakang inilah yang menjadi landasan bagi peneliti
untuk melakukan penelitian dengan judul “ Persepsi Ibu Rumah Tangga
Terhadap Pesan Kerukunan Rumah Tangga dalam Tayangan Sinema
Indonesia Indosiar ”.
1.2 Rumusan Masalah
Penulis dapat merumuskan masalah pokok yang akan menjadi pembahasan
utama dalam penelitian ini yaitu : “ Bagaimana Persepsi Ibu Rumah
Tangga Terhadap Pesan Kerukunan Rumah Tangga dalam Tayangan
Sinema Indonesia Indosiar ”
10
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
identifikasi penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perbedaan persepsi Ibu Rumah Tangga Perum Aster II
berdasarkan usia?
2. Bagaimana perbedaan persepsi Ibu Rumah Tangga Perum Aster II
berdasarkan pendidikan?
3. Bagaimana perbedaan persepsi Ibu Rumah Tangga Perum Aster II
berdasarkan status sosial?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah untuk menjawab permasalahan yang
dirumuskan. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menjawab
permasalahan pokok yang telah diidentifikasi di atas, yaitu :
1. Untuk mengetahui perbedaan persepsi Ibu Rumah Tangga Perum Aster II
berdasarkan usia
2. Untuk mengetahui perbedaan persepsi Ibu Rumah Tangga Perum Aster II
berdasarkan pendidikan
3. Untuk mengetahui perbedaan persepsi Ibu Rumah Tangga Perum Aster II
berdasarkan status sosial
11
1.5 Signifikansi Penelitian
Signifikansi dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk menambah kajian dalam bidang ilmu komunikasi terutama yang
menggunakan metode kuantitatif pada umumnya, dan analisis deskriptif
pada khususnya.
2. Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat memperoleh
pengetahuan tentang strategi yang digunakan media dalam membingkai
persepsi individu terhadap pesan kerukunan rumah tangga terutama pada
program acara “ Sinema Indonesia Indosiar ”.
3. Dapat menjadi referensi bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi yang tertarik
dengan penelitian deskriptif yang menggunakan metode kuantitatif.
4. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program S1 Ilmu
Komunikasi konsentrasi Humas Untirta.
12
BAB II
KAJIAN TEORI
Mengacu pada penelitian yang dilakukan adalah berfokus pada ranah
komunikasi massa, dimana komunikasi massa berlangsung satu arah sehingga
ditemukan adanya umpan balik yang tertunda (delaying feedback). Komunikasi
massa adalah komunikasi lewat media massa, dimana komunikator dalam
komunikasi massa biasanya melembaga dan bukan perseorangan, oleh karena itu
media yang digunakan adalah media massa seperti televisi, radio maupun new
media. Dilihat dari struktur pesan dalam komunikasi massa adalah bersifat umum
dalam artian bukan untuk kepentingan perseorangan atau pribadi.
Dalam komunikasi massa pesan-pesan yang diterima audiens bersifat
serempak, artinya setiap audiens serempak atau bersamaan dalam menerima
pesan-pesan komunikasi massa. Dilihat dari komunikan dalam komunikasi massa
adalah bersifat heterogen karena khalayak dari media massa merupakan kumpulan
anggota masyarakat yang keberadaannya terpencar-pencar dan satu sama lainnya
tidak saling mengenal serta berbeda dalam hal ; jenis kelamin, usia, agama,
ideologi, pekerjaan, pendidikan, kebudayaan, pandangan hidup, dan sebagainya.
Dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada salah satu media massa yaitu
televisi, dimana perkembangan media ini sangat pesat. Setiap hari bahkan setiap
detik televisi selalu memberikan informasi maupun berita yang aktual, dan secara
otomatis audiens menerima informasi tersebut dan memprosesnya dalam pikiran
mereka, sehingga kebutuhan terhadap informasi menjadi cukup. Namun dibalik
13
perkembangan televisi yang sangat cepat dan pesat kita sebagai audiens tidak bisa
menolak dampak negatifnya, seperti dua sisi mata uang yang berbeda begitu juga
dengan televisi yang memiliki dampak positif dan negatif. Televisi dan
perkembangannya telah banyak melahirkan pandangan baru di bidang kajian
komunikasi massa, salah satunya adalah teori Hypodermic. Tentunya kita sudah
sangat kenal dengan teori tersebut karena sudah sangat populer di bidang
komunikasi massa. Televisi memberikan informasi berupa pesan-pesan yang
dikirimkan secara serempak.
Banyaknya stasiun televisi saat ini membuktikan bahwa masyarakat sangat
membutuhkan media yang bisa memenuhi kebutuhan informasi dan hiburan yang
beragam serta menarik. Televisi merupakan media audio visual paling
berpengaruh dalam membentuk sikap dan perilaku sesorang. Televisi mampu
menyampaikan pesan secara efektif dengan membentuk pandangan penonton
melalui ilustrasi visual. Gerakan, suara dan warna. Maka dari itu televisi memiliki
daya tarik yang luar biasa dalam menyajikan acara yang sesuai dengan acara
televisi dan kebutuhan para penontonnya.
Membahas mengenai televisi tentunya tidak terlepas dari tujuannya,
seperti yang telah kita ketahui bahwa tujuan utama televisi adalah untuk
memberikan informasi tentang suatu hal yang aktual, penting, dan menarik.
Informasi tersebut kemudian dikemas dalam sebuah pesan sehingga dapat
diterima oleh audiens. Pesan merupakan bagian dari unsur-unsur komunikasi,
Hafied Cangara dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi menyatakan bahwa
“Dalam proses komunikasi, pengertian pesan adalah sesuatu yang disampaikan
14
pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau
melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan,
informasi, nasihat atau propaganda”.
Pesan-pesan tersebut dapat mempengaruhi audiens sehingga menimbulkan
efek tertentu, baik secara Kognitif, Afektif, maupun Konatif. Efek Kognitif adalah
akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya,
sedangkan Efek Afektif kadarnya lebih tinggi daripada Efek Kognitif. Tujuan dari
komunikasi massa bukan hanya sekedar memberitahu kepada khalayak agar
menjadi tahu tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelah mengetahui informasi
yang diterimanya, khalayak diharapkan dapat merasakannya, kemudian Efek
Konatif yaitu, wujud dari Kognisi dan Afeksi dalam bentuk tingkah laku.
2.1 Komunikasi Massa
Berbagai macam definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh
para ahli sebenarnya mengandung beberapa kesamaan. Pada dasarnya
komunikasi massa adalah komunikasi lewat media massa. Joseph A. Devito
(Nurudin, 2009: 11-12) mengungkapkan bahwa komunikasi massa adalah
komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepadak halayak yang luar biasa
banyaknya.
Gerbner (1967) dalam Psikologi Komunikasi, Jalaludin Rakhmat
mengungkapkan media massa adalah : “Mass Communication is the
technologically and institusionally based production and distribution of the
most broadly shared continous flow of messages in industrial societies”
15
(komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan
teknologi dan lembaga dari arus pesan yang yang kontinyu serta paling luas
dimiliki orang dalam masyarakat industri).4
Sementara Maletzke, dalam buku Psikologi Komunikasi, Jalaludin
Rakhmat menyebutkan bahwa komunikasi massa kita artikan setiap bentuk
komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media
penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang
tersebar.5
Selanjutnya menurut Bitner, komunikasi massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui massa pada sejumlah besar orang (mass
communication is messages communicated through a mass medium a large
number of people). Dari definisi tersebut diketahui bahwa komunikasi massa
harus menggunakan media massa sebagai medium penyampaian pesannya.6
Sementara itu menurut Jay Black and Frederick (Nurudin, 2009:12)
disebutkan bahwa komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-
pesan yang diproduksi secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada
massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen.
4 Jalaludin Rakhmat. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal 188.
5 Ibid. Hal 188
6 Nurudin. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
(Rajawali Pers). Hal 3.
16
Dari beberapa definisi yang diungkapkan oleh para ahli, Effendy
(2007:21-25) memberikan karakteristik komunikasi massa sebagai berikut:
2.1.1 Komunikasi Massa berlangsung satu arah
Berbeda dengan komunikasi antarpersona, komunikasi
berlangsung satu arah. Ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik
dari komunikan kepada komunikator. Dengan kata lain, wartawan
sebagai komunikator tidak mengetahui tanggapan para
pembacanya terhadap pesan atau berita yang disiarkannya.
2.1.2 Komunikator pada komunikasi massa melembaga
Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan
lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. Oleh karena itu,
komunikatornya melembaga.
2.1.3 Pesan pada komunikasi massa bersifat umum
Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum
(public) karena ditujukan kepada umum mengenai kepentingan
umum. Jadi tidak ditujukan kepada perseorangan atau kepada
sekelompok orang tertentu.
2.1.4 Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan
Ciri lain dari media massa adalah kemampuannya
menimbulkan keserempakan pada pihak khalayak dalam menerima
pesan-pesan yang disebarkan. Sebuah informasi atau berita yang
disebarkan akan diterima secara serempak oleh audience.
17
2.1.5 Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen
Khalayak dari media massa merupakan kumpulan anggota
masyarakat yang bersifat heterogen. Dalam keberadaannya secara
terpencar-pencar, dimana satu sama lainnya tidak saling mengenal
dan tidak memiliki kontak pribadi, masing-masing berbeda dalam
hal; jenis kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan,
pengalaman, kebudayaan, pandangan hidup, kenginan, cita-cita,
dan sebagainya.
Berdasarkan pengertian tentang komunikasi massa yang
sudah dikemukakan oleh para ahli komunikasi di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang
menggunakan media massa modern (media cetak dan elektronik)
dalam penyampaian informasi yang ditujukan kepada sejumlah
khalayak (komunikan) heterogen dan anonim sehingga pesan yang
sama dapat diterima secara serentak.
Medium komunikasi massa memiliki banyak ragam, cetak
dan elektronik. Media cetak meliputi koran dan majalah yang
sudah umum ditemukan di masyarakat, sedangkan elektronik
terdiri dari televisi, radio, film dan media baru yang disebut
internet.
18
2.2 Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan.
Sedangkan pengindraan merupakan suatu proses diterimanya stimulus
oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indra. Proses tersebut
selanjutnya akan diteruskan oleh saraf ke otak sebagai pusat susunan
saraf. Kemudian terjadilah sebuah proses yang dinamakan proses persepsi.
Devidoff menjelaskan bahwa stimulus yang diterima oleh indra
akan menjadi sesuatu yang berarti apabila telah diorganisasikan dan
diinterpretasikan. Dengan demikian persepsi dapat diartikan sebagai suatu
proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang
diterima oleh organisme atau individu, oleh karena itu seluruh yang ada
pada individu ikut aktif berperan pada persepsi. Sedangkan menurut
Rakhmat, persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan. Persepsi dapat memberi makna pada stimuli indrawi
(sensory stimuli).7
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan.
Sedangkan pengindraan merupakan suatu proses diterimanya stimulus
oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indra. Proses tersebut
selanjutnya akan diteruskan oleh saraf ke otak sebagai pusat susunan
7 Jalaludin Rakhmat. 2001. Psikologi Komunikasi: Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. Hal 51.
19
saraf. Kemudian terjadilah sebuah proses yang dinamakan proses
persepsi.8
Menurut kamus besar bahasa Indonesia. Persepsi didefinisikan
sebagai tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu, atau merupakan
proses seseorang untuk mengetahui beberapa hal melalui panca indranya.
Jadi secara umum, persepsi dapat diartikan sebagai proses pemilihan,
pengelompokan dan penginterpretasian berdasarkan pengalaman tentang
peristiwa yang diperoleh melalui panca indranya untuk menyimpulkan
infromasi dan menafsirkan pesan.9
Persepsi adalah inti komunikasi, karena jika persepsi tidak akurat
tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsi yang
menentukan kita memilih pesan dan mengabaikan pesan yang lain.
Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi individu, semakin mudah dan
semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya
semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok
identitas. Persepsi merupakan suatu tanggapan atau pendapat seseorang
atau kelompok atas suatu masalah yang diajukan dan diharapkan dapat
memberikan pemecahan masalah tersebut.
Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih
mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan
8 Bimo walgito. 2002. Psikologi sosial: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Hal 45.
9 Kamus besar bahasa Indonesia. 2005. 807
20
proses tersebut mempengaruhi perilaku kita. Persepilah yang menentukan
kita, memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain.10
Gambar 2.1
Proses Terjadinya Persepsi
Persepsi manusia selalu mengikuti tahapan proses di atas, yakni :11
1. Pada tahap 1, individu menerima stimulus (rangsangan dari luar),
di saat ini sense organs atau indra akan menangkap makna
terhadap stimulus (meaningfull stimuli), selanjutnya;
2. Pada tahap 2, stimulus tadi diorganisasikan berdasarkan tatanan
tertentu misalnya berdasarkan schemata (membuat semacam
diagram tentang stimulus) atau dengan script (refleks perilaku)
kemudian;
10
Deddy Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rodakarya.
Hal 167-168. 11 Alo Liliweri. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. 2011. Hal. 158.
21
3. Pada tahap 3, individu membuat interpretasi dan evaluasi terhadap
stimulus berdasarkan pengalaman masa lalu atau pengetahuan
tentang apa yang dia terima itu;
4. Pada tahap 4 stimulus yang sudah diorganisasikan itu terekam
dalam memoris;
5. Pada tahap 5 semua rekaman itu dikeluarkan, itulah persepsi.
Stimuli diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol,
diantaranya yaitu :
1. Gerakan, seperti organisme yang lain, manusia secara visual tertarik
pada objek-objek yang bergerak.
2. Intensitas stimuli, kita akan memperhatikan stimuli yang lebih
menonjol dari stimuli yang lain.
3. Kebaruan (Novelty), hal-hal yang baru, yang luar biasa, yang berbeda,
menarik perhatian.
4. Perulangan, hal-hal yang disajikan berkali-kali yang disertai dengan
sedikit variasi, akan menarik perhatian.12
Faktor-faktor fungsional yang menentukan persepsi. Faktor fungsional
berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal yang lain yang
termasuk apa yang disebut sebagai faktor personal, yang menentukan persepsi
bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan
respons pada stimuli itu.
12
Jalaludin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal. 52
22
Faktor-faktor struktural yang menentukan persepsi. Faktor-faktor
struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang
ditimbulkannya pada sistem saraf individu.
Interpretasi adalah tahap terpenting dari persepsi, yaitu menafsirkan
atau memberi makna atau informasi yang sampai kepada kita melalui panca
indera.
2.3 Syarat Terjadinya Persepsi
Syarat timbulnya persepsi yakni, adanya objek, adanya perhatian
sebagai langkah pertama untuk mengadakan persepsi, adanya alat indra
sebagai reseptor penerima stimulus yakni saraf sensoris sebagai alat untuk
meneruskan stimulus ke otak dan dari otak dibawa melalui saraf motoris
sebagai alat untuk mengadakan respons.
Secara umum, terdapat beberapa sifat persepsi, antara lain bahwa
persepsi timbul secara spontan pada manusia, yaitu ketika seseorang
berhadapan dengan dunia yang penuh dengan rangsangan. Persepsi
merupakan sifat paling asli yang merupakan titik tolak perubahan. Dalam
mempersepsikan tidak selalu dipersepsikan secara keseluruhan, mungkin
cukup hanya diingat. Persepsi tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi atau
bergantung pada konteks dan pengalaman.13
Menurut Rhenald Kasali (2006, hal 23) dalam buku Manajemen Public
Relations, persepsi ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
13
Jalaludin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal. 67
23
2.3.1 Latar belakang budaya
Persepsi itu terikat budaya. Bagaimana kita
memaknai suatu pesan, objek atau lingkungan bergantung
pada sistem nilai yang kita anut. Semakin besar perbedaan
budaya antara dua orang semakin besar pula perbedaan
persepsi mereka terhadap suatu realitas. Oleh karena itu
tidak ada dua orang yang mempunyai nilai-nilai budaya
yang sama persis, maka tidak pernah ada dua orang yang
mempunyai persepsinya yang persis sama pula. Dalam
konteks ini sebenarnya budaya dianggap sebagai pola
persepsi dan perilaku yang dianut oleh sekelompok orang.
Larry A Samovar dan Richard E Porter mengemukakan
enam unsur budaya yang secara langsung mempengaruhi
persepsi ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya
lain, yakni beliefs (kepercayaan) dan attitudes (sikap),
worldview (pandangan duniawi), social organization
(organisasi soaial), human nature (tabiat manusia, activity
orientation (orientasi kegiatan), perception of self and
others (persepsi tentang diri dan orang lain) (Mulyana,
2001, hal 197).
2.3.2 Pengalaman masa lalu
Audience atau khalayak, umumnya pernah memiliki
suatu pengalaman tertentu atas objek yang dibicarakan.
24
Makin intensif hubungan antara objek tersebut dengan
audience, maka semakin banyak pengalaman yang dimiliki
oleh audience. Selama audience menjalin hubungan dengan
objek, ia akan melakukan penilaian. Pada produk-produk
tertentu, biasanya pengalaman dan relasi itu tidak hanya
dialami oleh satu orang saja, melainkan sekelompok orang
sekaligus. Pengalaman masa lalu ini biasanya diperkuat
oleh informasi lain, seperti berita dan kejadian yang
melanda objek (Kasali, 2006, hal 21).
2.3.3 Nilai-nilai yang dianut
Nilai adalah komponen evaluatif dari kepercayaan
yang dianut mencakup kegunaan, kebaikan, estetika, dan
kepuasan. Nilai bersifat normatif, memberitahu suatu
anggota budaya mengenai apa yang baik dan buruk, benar
dan salah, apa yang harus diperjuangkan dan lain
sebagainya. Nilai bersumber dari isu filosofis yang lebih
besar dan merupakan bagian dari lingkungan budaya, oleh
karena itu nilai bersifat stabil dan sulit berubah (Mulyana,
2001, Hl 198).
2.3.4 Berita-berita yang berkembang
Berita-berita yang berkembang adalah berita-berita
seputar produk baik melalui media massa maupun
informasi dari orang lain yang dapat berpengaruh terhadap
25
persepsi seseorang. Berita yang berkembang merupakan
salah satu bentuk rangsangan yang menarik perhatian
khalayak. Melalui berita yang berkembang di masyarakat
dapat mempengaruhi terbentuknya persepsi dalam benak
khalayak.
Tidak jauh dengan pendapat Rhenald Kasali, Ristiyanti
Prsaetijo dan John J.O.I Ihalauw dalam buku mereka Perilaku
Konsumen (2005, hal 68). Menyimpulkan bahwa ada faktor-faktor
yang mempengaruhi pembentukan persepsi orang. Faktor internal
mengikuti pengalaman, kebutuhan saat ini nilai-nilai yang
dianutnya, ekspektasi atau pengharapannya. Sedangkan faktor
eksternal tampakan produk, sifat-sifat stimulus, situasi lingkungan.
2.4 Sekilas Tentang Ibu Rumah Tangga
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ibu rumah tangga dapat
diartikan sebagai seorang wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai
macam pekerjaan rumah tangga, atau ibu rumah tangga merupakan seorang
istri (ibu) yang hanya mengurusi berbagai pekerjaan dalam rumah tangga
(tidak bekerja di kantor).
Arti ibu rumah tangga adalah wanita yang lebih banyak menghabiskan
waktunya di rumah dan mempersembahkan waktunya tersebut untuk
26
mengasuh dan mengurus anak-anaknya menurut pola yang diberikan
masyarakat umum. (Dwijayanti : 1999).14
Definisi Ibu Rumah Tangga adalah wanita yang mayoritas waktunya
digunakan dipergunakan untuk mengajarkan dan memelihara anak-anaknya
dengan pola asuh yang baik dan benar. (Kartono : 1992).15
2.5 Pesan
Pesan merupakan sekumpulan simbol komunikasi disampaikan
komunikator kepada komunikan. Simbol atau lambang dapat bersifat verbal
atau non verbal. Komunikasi verbal artinya proses penyampaian pesan dalam
bentuk lisan atau tulisan, sedangkan komunikasi non verbal merupakan
penyampaian pesan melalui bahasa tubuh seperti gerak-gerik, isyarat, raut
wajah, sentuhan, selain itu warna, gambar, benda, dan sebagainya.16
Pesan dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan
pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan secara tatap muka atau
media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi,
nasihat atau propaganda. Pesan itu bersifat abstrak agar konkret saat dikirim
oleh komunikator dan diterima oleh komunikan, manusia dengan akal
budinya menciptakan sejumlah lambang komunikasi yaitu berupa suara,
mimik, gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan.
14
http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-ibu-rumah-tangga/ diakses pada 26 Sep
pukul 17.12 Wib 15
http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-ibu-rumah-tangga/ diakses pada 26 Sep
pukul 17.12 Wib 16 Ahmad Sihabudin dan Rahmi Winangsih. Komunikasi Antarmanusia. 2012. Hal 48.
27
Pesan adalah gagasan, perasaan, atau pemikiran yang telah di-encode
oleh pengirim atau di-decode oleh penerima. (Orbe & Bruess, 2005). Pada
umumnya pesan-pesan berbentuk sinyal, simbol, tanda-tanda atau kombinasi
dari semuanya dan berfungsi sebagai stimulus yang akan direspons oleh
penerima. (DeVito, 1986). Apabila pesan ini berupa tanda, maka kita dapat
membedakan tanda yang alami artinya tanda yang diberikan oleh lingkungan
fisik, tanda mana sudah dikenal secara universal.17
Pesan merupakan bagian dari unsur-unsur komunikasi, Hafied
Cangara dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi menyatakan bahwa
“Dalam proses komunikasi, pengertian pesan adalah sesuatu yang
disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan
cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu
pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda”.
Pengertian pesan itu sendiri menurut Onong Uchjana Effendy adalah
merupakan terjemahan dari bahasa asing “message” yang artinya adalah
lambang bermakna (meaningful symbols), yakni lambang yang membawakan
pikiran atau perasaan komunikator.
2.6 Sinema Indonesia Indosiar
Sinema Indonesia Indosiar adalah salah satu acara televisi Indosiar
yang menampilkan cerita-cerita penuh drama dan inspiratif. Dikemas dalam
17 Alo Liliweri. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. 2011. Hal. 40
28
bentuk tayangan yang mengandung pesan-pesan kerukunan, sosial dan
keagamaan.
Acara ini dimulai sejak tahun 2012 dengan jadwal penayangan setiap
hari, yaitu setiap hari senin hingga jumat dengan tiga waktu yang terbagi ke
dalam pagi hari yaitu pukul 07.30 pagi, siang hari sekitar pukul 12.00 dan
sore hari pukul 15.00 Wib. Sedangkan untuk weekend hanya tayang pada
pukul 12.00 Wib. Dilihat dari isi cerita dapat dikatakan bahwa acara ini
bercerita tentang keluarga, oleh karena itu mayoritas penonton adalah ibu
rumah tangga atau kelompok orang yang memiliki aktivitas di rumah.18
Sinema Indonesia Indosiar bercerita tentang kehidupan manusia yang
inspiratif seperti kehidupan rumah tangga yang mengalami konflik misalnya
seorang istri yang melawan kepada suami. Konflik lainnya yang pernah
tayang dalam acara tersebut adalah seorang anak yang melawan kepada kedua
orang tua. Selain itu ada juga konflik poligami di dalam acara tersebut dimana
seorang suami memiliki istri lebih dari satu dan menimbulkan iri hati diantara
para istri-istrinya.
2.7 Kerukunan Rumah Tangga
Pernikahan adalah salah satu nikmat yang Allah berikan kepada
hamba-hamba-Nya. Lewat pernikahan, Allah memberi nikmat ketenteraman
hati, cinta, dan kasih sayang di antara suami dan istri. Kehidupan rumah
tangga yang harmonis dicirikan dengan adanya kerukunan diantara anggota
18 http://www.indosiar.com/shows/sinema-indosiar diakses pada 12 Sep pukul 14.33 Wib.
29
keluarga, kehangatan diantara anggota keluarga harus selalu terjalin dengan
baik, karena merupakan salah satu ciri rumah tangga yang harmonis. Selain
kehangatan adanya saling pengertian dan kejujuran antara suami dan istri juga
salah satu hal penting dalam sebuah pernikahan karena dengan saling
mengerti kita dapat merasakan dimengerti sekaligus mengerti pasangan.
Adanya hubungan timbal balik tersebut kiranya sesuai dengan konsep “ take
and give ”.
Kerukunan rumah tangga merupakan tujuan dari rumah tangga itu
sendiri, konsep rumah tangga bahagia dan harmonis selalu berkenaan dengan
kerukunan. Dewasa ini sudah banyak media yang digunakan untuk menjaga
keharmonisan tersebut. Sebagai contoh media sosial yang digunakan oleh
suami istri ketika berada dalam jarak yang jauh, mereka bisa berkomunikasi
dengan memanfaatkan media tersebut, seperti untuk sekedar bertanya
sederhana “ sudah makan” “ sedang melakukan apa” dan banyak hal lainnya.
Kerukunan rumah tangga yang dimaksud peneliti dalam penelitian ini
diambil dari pesan yang terkandung dalam tayangan sinema indonesia
indosiar, berdasarkan klasifikasi pesan terbanyak secara acak periode 2016 –
2018, sebagai berikut :
2.7.1 Pesan suami yang menyayangi istri
2.7.2 Pesan suami yang mendidik istri
2.7.3 Pesan suami yang menafkahi istri
2.7.4 Pesan suami yang perhatian terhadap istri
2.7.5 Pesan suami yang menjaga istri dengan baik
30
2.7.6 Pesan suami yang menghargai istri
2.7.7 Pesan istri yang berbakti kepada suami
2.7.8 Pesan istri yang menjaga harta suami
2.7.9 Pesan istri yang membantu suami bekerja
2.7.10 Pesan istri yang menutupi aib/rahasia suami
2.7.11 Pesan suami dan istri saling bersikap jujur
2.7.12 Pesan suami dan istri saling setia
2.7.13 Pesan suami dan istri saling menjaga komitmen pernikahan
2.7.14 Pesan suami dan istri saling mengerti satu sama lain
2.8 Teori Perbedaan Individu
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Teori Perbedaan Individu
(Individual Differences Theory). Teori yang dikeluarkan oleh Melvid D.Fleur
ini lengkapnya adalah “Individual Differences Theory of Mass
communication Effect”.
Teori Perbedaan Individu (Individual Differences Theory) menurut
peneliti sangat cocok digunakan dalam penelitian ini, karena dalam penelitian
ini peneliti meneliti persepsi Ibu Rumah Tangga terhadap pesan dalam sebuah
tayangan sinema sebagai responden dalam penelitian ini. Jadi teori ini
menelaah perbedaan-perbedaan diantara individu-individu sebagai sasaran
media massa ketika mereka diterpa sehingga menimbulkan efek tertentu.19
19
Denis McQuail. 2011. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika. Hal G-9.
31
Menurut teori ini individu-individu sebagai anggota khalayaknya
sasaran media massa secara selektif, menaruh perhatian kepada pesan-pesan,
terutama jika berkaitan dengan kepentingannya, konsisten dengan sikap-
sikapnya, sesuai dengan kepercayaannya yang didukung oleh nilai-nilainya.
Tanggapan terhadap pesan-pesan tersebut diubah oleh tatanan psikologisnya.
Jadi, efek media massa pada khalayak itu tidak seragam, melainkan beragam
disebabkan secara individual berbeda satu sama lain dalam struktur
kejiwaannya.20
Teori Perbedaan Individu ini mengandung rangsangan-rangsangan
khusus yang menimbulkan interaksi yang berbeda dengan watak-watak
perorangan anggota khalayak. Oleh karena terdapat perbedaan individual
pada setiap anggota pribadi khalayak itu, maka secara alamiah dapat diduga
akan muncul efek yang bervariasi sesuai dengan perbedaan-perbedaan
individual itu. Tetapi dengan berpegang pada pengaruh variabel-variabel
kepribadian (yaitu menganggap khalayak memiliki ciri-ciri kepribadian yang
sama) teori tersebut tetap akan memprediksi keseragaman tanggapan terhadap
pesan tertentu (jika variabel antara bersifat seragam).
Asumsi dari teori perbedaan individu adalah pesan-pesan yang
disampaikan media massa ditangkap individu sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan personal individu. Efek komunikasi pada individu akan beragam
walaupun individu menerima pesan yang disampaikan media massa. Masing-
masing individu mempunyai perhatian, minat, keinginan yang berbeda yang
20
Onong Uchjana Effendy. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti. Hal 275.
32
dipengaruhi faktor-faktor psikologi yang ada pada diri individu tersebut
sehingga mempengaruhi dalam menerima pesan yang disampaikan media
massa.21
Prinsip teori ini juga mengakui kalau proses pembelajaran itu
berkaitan dengan motivasi. Orang tidak mungkin mempelajari sesuatu dengan
seksama jika dia tidak tidak memiliki motivasi. Motivasi merupakan
dorongan atau gerakan diri dari dalam diri seseorang untuk mencapai,
mengejar, berusaha sekuat mungkin untuk mendapatkan sesuatu yang
ditampilkan dengan daya tarik tertentu. Di samping itu, kata teori ini bahwa
proses pertama dari pembelajaran yang dilakukan oleh setiap individu dimulai
dari instinct individu yang kemudian lahirlah dorongan untuk menentukan
sikap tertentu.22
Kesimpulan yang dapat ditarik dari prinsip teori ini bahwa, meskipun
setiap individu berbeda dalam banyak hal, misalnya kebiasaan, perilaku dan
tindakan, kebutuhan dan dorongan, namun individu-individu yang sama akan
membentuk “satu kategori” berdasarkan kesamaan karakteristik yang mereka
miliki. Faktor-faktor inilah yang menjadi inspirasi bagi segmentasi audiens
oleh para pemilik dan perancang pesan media massa.
Dari sekian hal yang mempengaruhi proses pembentukan persepsi,
terdapat beberapa faktor yang dominan dalam proses pembentukan persepsi,
yaitu Usia, Pendidikan, dan Status Sosial.
21
Ibid. Hal. 276 22 Alo Liliweri. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. 2011. Hal. 177
33
1. Usia
Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu
keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang
mati. Istilah usia diartikan dengan amanya keberadaan seseorang
diukur dalam satuan waktu dipandang dari segi kronologik, individu
normal yang memperlihatka derajat perkembangan anatomis dan
fisiologis sama (Nuswantari, 1998).
Usia adalah lama hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan)
(Hoetomo, 2005).
Kategori usia menurut Depkes RI (2009). Profil kesehatan
Republik Indonesia – Jakarta. Departemen Republik Indonesia.
1. Masa balita
2. Masa kanak-kanak
3. Masa remaja awal
4. Masa remaja akhir
5. Masa dewasa awal
6. Masa dewasa akhir
7. Masa lansia awal
8. Masa lansia akhir
9. Masa manula
Menurut Prof Koesoemanto klasifikasi umur digolongkan :
1. Usia dewasa muda
2. Usia dewasa tua
34
3. Lanjut usia
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kategorisasi Masa
Dewasa Muda, Masa Dewasa Tua, dan Masa Lanjut Usia.
2. Pendidikan
Pendidikan, seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung
banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Sebagai proses
transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan
budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Seperti bayi lahir
sudah berada di dalam suatu lingkungan budaya tertentu. Di dalam
lingkungan masyarakat dimana seorang bayi dilahirkan telah terdapat
kebiasaan-kebiasaan tertentu, larangan-larangan dan anjuran, dan
ajakan tertentu seperti yang dikehendaki oleh masyarakat. Pendidikan
sebagai penyiapan warga negara diartikan sebagai suatu kegiatan yang
terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara
yang baik.23
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pendidikan merupakan
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam
upaya mendewasakan manusia melalui sebuah pengajaran dan
pelatihan.
Pendidikan menurut John Dewey dalam tulisannya (Dwi
Siswoyo dkk, 2007: 19) menjelaskan pendidikan adalah rekonstruksi
23
Umar Tirtarahardja dan La Sulo. Pengantar Pendidikan. 2008. Hal. 33-34
35
atau reorganisasi pengalaman yang menambah makna pengalaman,
dan yang menambah kemampuan untuk mengarahkan pengalaman
selanjutnya.
Pendidikan adalah suatu usaha mengembangkan suatu
kepribadian dan kemampuan di dalam dan diluar sekolah dan
berlangsung seumur hidup.
Tingkatan pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:
1. Pendidikan dasar/rendah (SD –SMP/MTS)
2. Pendidikan menengah (SMA/SMK)
3. Pendidikan tinggi (D3/S1)
3. Status Sosial
Soerjono Soekanto membedakan status dengan status sosial;
status diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu
kelompok sosial, sehubungan dengan orang-orang lain dalam
kelompok tersebut atau tempat suatu kelompok berhubungan dengan
kelompok-kelompok lainnya di dalam kelompok yang lebih besar lagi.
Sedangkan status sosial diartikan sebagai tempat seseorang secara
umum dalam masyarakatnya sehubungan orang lain, dalam arti
lingkungan pergaulannya, prestasinya dan hak-hak serta kewajiban-
kewajibannya.24
24 http://wahyusofyanto55.blogspot.co.id/2015/08/status-dan-peran-sosial.html
36
Menurut ISCO (Internatonal Standard Clasification of
Oecupation), pekerjaan diklasifikasikan :
1. Pekerjaan yang berstatus tinggi, yaitu tenaga ahli teknik dan ahli
jenis, pemimpin ketatalaksanaan dalam suatu instansi baik
pemerintah maupun swasta, tenaga administrasi tata usaha.
2. Pekerjaan yang berstatus sedang, yaitu pekerjaan di bidang
penjualan dan jasa.
3. Pekerjaan yang berstatus rendah, yaitu petani dan operator alat
angkut/bengkel.
Dalam penelitian ini peneliti membagi kategori status sosial
menjadi tiga tingkat yaitu ; atas, menengah, dan bawah. Golongan
pekerjaan yang berstatus tinggi termasuk dalam status sosial atas,
golongan pekerjaan yang berstatus sedang termasuk dalam status
sosial menengah, sedangkan golongan pekerjaan yang berstatus
rendah termasuk ke dalam status sosial bawah.
2.9 Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran adalah model konseptual tentang hubungan
teori dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
penelitian. Suatu kerangka pemikiran memberikan manfaat agar terjadi
persepsi yang sama antara peneliti dan pembaca terhadap alur-alur pikiran
peneliti.25
25
Yusuf Zainal Abidin. Metode Penelitian Komunikasi.2015. hal. 357
37
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir
38
2.10 Operasionalisasi Variabel
Dalam penelitian ini hanya terdapat satu variabel yaitu variabel
Persepsi Ibu Rumah Tangga Terhadap Pesan Kerukunan Rumah Tangga
dalam Tayangan Sinema Indonesia Indosiar. Berikut ini adalah definisi
operasional variabel penelitian yang dibuat dalam sebuah tabel
operasionalisasi variabel yaitu :
Tabel 2.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Persepsi Ibu Rumah Tangga Terhadap Pesan Kerukunan Rumah Tangga
dalam Tayangan Sinema Indonesia Indosiar
(Survai Terhadap Ibu Rumah Tangga Perum Aster II Legok Tangerang)
Persepsi Pesan Kerukunan dalam Tayangan
1. Stimulation
2. Organization
3. Interpretation & Evaluation
4. Memory
5. Recall
Pesan suami yang menyayangi
istri
Pesan suami yang mendidik istri
Pesan suami yang menafkahi istri
Pesan suami yang perhatian
terhadap istri
Pesan suami yang menjaga istri dengan baik
Pesan suami yang menghargai istri
Pesan istri yang berbakti kepada suami
Pesan istri yang menjaga harta
suami
Pesan istri yang membantu suami bekerja
Pesan istri yang menutupi aib/rahasia suami
Pesan suami dan istri saling
bersikap jujur
Pesan suami dan istri saling setia
Pesan suami dan istri saling
39
menjaga komitmen pernikahan
Pesan suami dan istri saling
mengerti satu sama lain
Sumber : Alo Liliweri. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. 2011
2.11 Penelitian Sebelumnya
Dalam peneitian ini, peneliti melakukan penggalian dari wacana
penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan ini sekaligus dapat
dijadikan sebagai data pendukung diantaranya :
Penelitian yang dilakukan oleh Ratna Setyaningrum dari Universitas
Muhammadiyah Surakarta tahun 2012 dengan judul “Kekerasan Rumah
Tangga dalam film Televisi Sinema Indosiar”. Pada penelitian tersebut
dijelaskan bahwa, kekerasan yang paling sering muncul ialah bentakan atau
membentak yakni sebesar 31,6%.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh M. Ilham Rinaldi dari
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang tahun 2014 dengan judul
“Persepsi Penonton Tentang Tayangan Tukang Bubur Naik Haji” Pada
penelitian tersebut dijelaskan bahwa, persepsi sebagian masyarakat Kp. Pos
Tambak RT 01/01 Kec. Kibin menyatakan tayangan sinetron tukang bubur
naik haji memberikan keserasian antara gambar dan suara, dalam tayangan
sinetron yang disiarkan di televisi merupakan kombinasi yang menarik
dinilai respon sangat tinggi dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 4.24.
Nama Ratna Setyaningrum M. Ilham Rinaldi Ayu Sucahyani
Judul,
Universitas,
Tahun
Kekerasan Rumah
Tangga dalam film
Televisi Sinema
Indosiar
(Universitas
Persepsi Penonton
Tentang Tayangan
Sinetron “Tukang
Bubur Naik Haji”
(Universitas Sultan
Persepsi Ibu Rumah
Tangga Terhadap
Pesan Kerukunan
Rumah Tangga
dalam Tayangan
40
Muhammadiyah
Surakarta, 2012)
Ageng Tirtayasa,
2014)
Sinema Indoensia
Indosiar
Tujuan
Penelitian
Untuk menghitung
frekuensi
kecenderungan
adegan KdRT,
penggunaan tata
kamera, serta
perbandingan antara
pelaku dan korban
dalam melakukan
adegan KdRT
pada Sinema
Indosiar periode 27
Mei hingga 2 Juni
2014.
Untuk mengetahui
tentang Tayangan
“Tukang Bubur
Naik Haji”
Untuk mengetahui
Pesan Kerukunan
Rumah Tangga
dalam Tayangan
Sinema Indonesia
Indosiar, untuk
mengetahui
Persepsi Ibu Rumah
Tangga dalam
Tayangan Sinema
Indonesia Indosiar,
untuk mengetahui
faktor-faktor apa
saja yang
mempengaruhi
Persepsi Ibu Rumah
Tangga dalam
Tayangan Sinema
Indonesia Indosiar
Teori Pendekatan Teori
Analisis Isi
Teori SOR Teori Perbedaan
Individu
Metode /
Paradigma
Kuantitatif Kuantitatif Kuantitatif
Hasil
Penelitian /
Kesimpulan
Hasil penelitian,
adegan KdRT yang
sering muncul ialah
kekerasan
secara psikis yakni
sebesar 85,1% atau
sebanyak 97
variabel. Dengan
bentuk kekerasan
yang paling sering
muncul ialah
bentakan atau
membentak yakni
sebesar 31,6%.
Persepsi sebagian
masyarakat Kp. Pos
Tambak RT 01/01
Kec. Kibin
menyatakan
tayangan sinetron
tukang bubur naik
haji memberikan
keserasian antara
gambar dan suara,
dalam tayangan
sinetron yang
disiarkan di televisi
merupakan
kombinasi yang
menarik dinilai
respon sangat
tinggi dengan nilai
rata-rata (mean)
sebesar 4.24.
Persamaan Sama-sama Sama-sama Sama-sama
41
melakukan riset
terkait persepsi
khalayak terhadap
sebuah tayangan
melakukan riset
terkait persepsi
khalayak terhadap
sebuah tayangan
melakukan riset
terkait persepsi
khalayak terhadap
sebuah tayangan
Perbedaan Metode yang
digunakan berbeda
Objek yang diteliti
berbeda
Teori yang
digunakan berbeda
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metodologi dan pendekatan kuantitatif.
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena sudah cukup lama
digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian.
Metode ini disebut metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat
positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah telah memenuhi kaidah-kaidah
ilmiah yaitu konkret atau empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis.
Metode kuantitatif merupakan penelitian yang berupa angka-angka dan
analisis menggunakan ilmu statistik.
Penelitian kuantitatif dimulai dengan kegiatan menjajaki
permasalahan yang akan menjadi pusat perhatian peneliti. Penelitian
kuantitatif dilakukan pada populasi dan sampel tertentu yang representatif.
Sifatnya deduktif untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau
teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Pada umumnya sampel yang
diambil secara random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat
digeneralisasikan pada populasi dimana sampel tersebut diambil.26
Metode yang diusung dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif,
yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistemik sehingga dapat lebih
mudah dipahami dan disimpulkan. Kesimpulannya memiliki dasar faktual
26
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. 2012. Hal.8
43
yang jelas sehingga dapat dikembalikan langsung pada data yang diperoleh.
Uraian kesimpulan didasari oleh angka yang tidak diolah secara mendalam.
Pada umumnya pengolahan datanya didasarkan pada analisis persentase dan
analisis kecenderungan (trend).
Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik
dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau bidang tertentu.
Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak
bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi, ataupun
mempelajari implikasi.27
Alasan peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif adalah lebih
obyektif, terukur rasional dan sistematis. Sesuai dengan pendapat yang
diungkapkan oleh S.Arikunto (2002:11) yang menjelskan tentang beberapa
keuntungan penelitian yang disajikan secara kuantitatif yaitu sebagai berikut:
1. Kejelasan unsur : tujuan, pendekatan, subjek, sampel, sumber data
sudah mantap dan rinci sejak awal.
2. Langkah penelitian : segala sesuatu direncanakan sampai matang
ketika persiapan disusun.
3. Dalam desain : desain, langkah-langkah penelitian dan hasil yang
diharapkan jelas.
4. Pengumpulan data : kegiatan dalam pengumpulan data
memungkinkan untuk diwakilkan.
5. Analisis data : dilakukan sesudah semua data terkumpul.
27
Sumardi Suryabrata, Metode Penelitian, Cet. Pertama, Jakarta : Rhineka Cipta, 1992, hlm. 15.
44
3.2 Paradigma Penelitian
Menurut Moleong, paradigma adalah cara mempersepsi, berpikir,
menilai, dan melakukan segala sesuatu yang berkaitan dengan sesuatu secara
khusus tentang realitas. 28
Paradigma merupakan seperangkat aturan yang membangun atau
mendefinisikan batas-batas dan menjelaskan hal-hal yang harus dilakukan
dalam batas-batas tersebut agar berhasil.29
Paradigma penelitian yang digunakan sesuai dengan metode penelitian
kuantitatif, yaitu paradigma positivistik. Paradigma positivistik dinyatakan
sebagai paradigma tradisional, eksperimental, atau paradigma empirisistis
yang dikembangkan oleh para ahli sosiologi seperti Comte, Durkheim dan
Mill. Positivisme menggambarkan pendekatan baru terhadap pengetahuan.
Masyarakat bergerak dalam tiga tahap berdasarkan pola pikir dari teologis
atau fiktif ke metafisik atau abstrak ke penjelasan ilmiah atau positif. Dalam
tahap positif, gejala sosial dapat diungkapkan melalui observasi empiris atas
gejala tersebut. Tidak seperti dalam tahap teologis dan metafisik yang
mengandalkan kekuatan inti tertentu pada terjasinya suatu gejala. Tahap
positif ditandai oleh kepercayaan akan data empiris sebagai sumber
pengetahuan terakhir. Comte mengembangkan pendekatan positivisme dalam
mempelajari masyarakat berpendapat bahwa aplikasi metodologi ilmu- ilmu
alam dan asumsinya untuk mempelajari manusia akan menghasilkan satu
28
Moleong, Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004,
hlm. 49. 29
Ibid. Hal. 51.
45
“positive science of society’’. Dia percaya bahwa perilaku orang diatur oleh
prinsip- prinsip sebab akibat.30
Positivisme sangat memperhatikan ketepatan dalam pembentukan
teori atau terikat pada ketetapan konstruksi teori. Konsep- konsep atau
variabel-variabel dan batasan mereka yang tepat adalah dasar dari
pembentukan teori. Dalam paradigma positivistik atau kuantitatif, suatu teori
harus dapat diuji secara empiris.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang penting dan
strategis dalam sebuah penelitian. Karena lewat kegiatan ini, sebuah
penelitian bisa memperoleh data untuk diproses dan diolah menjadi sebuah
kesimpulan penelitian. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan.31
Kegiatan penelitian tidak akan berjalan apabila peneliti tidak dapat
mengumpulkan data dan bahan yang diperlukan untuk melengkapi hasil
penelitian tersebut. Maka disana terdapat proses bagaimana peneliti berusaha
memperoleh data dan fakta dari lapangan atau objek penelitian. Pada
penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data dari berbagai sumber
yang peneliti nilai sesuai dengan materi penelitian. Karena penelitian ini
30
Ulber Silalahi. Metode Penelitian Sosial.2010.Refika Aditama.Bandung. Hal.68-76 31
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2012) hal.
114
46
adalah penelitian kuantitatif, maka teknik yang dilakukan peneliti yakni
sebagai berikut:
3.3.1 Kuesioner
Pertanyaan peneliti seputar penelitian dan jawaban responden dapat
dilakukan dalam bentuk kuesioner lembaran tertulis atau tercetak.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah seputar fakta dan
pendapat responden berkenaan dengan persepsi ibu rumah tangga
terhadap pesan kerukunan rumah tangga dalam tayangan sinema
indonesia indosiar. Kuesioner yang digunakan oleh peneliti adalah
kuesioner tertutup, dimana responden hanya diperkenankan
memilih dari sejumlah alternatif jawaban yang sudah peneliti
sediakan.
3.3.2 Dokumentasi
Merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh dari
dokumen-dokumen non-buku, atau literatur-literatur yang
berkaitan dengan penelitian seperti: data jumlah ibu rumah tangga,
jumlah warga perum aster atau data lain yang relevan. Sifat utama
dari data ini tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi
peluang kepada peneliti untuk hal-hal yang telah silam.32
32
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif. 2009. Hal.144
47
3.4 Fokus Penelitian
Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas, maka peneliti
memfokuskan Penelitian yang akan diteliti, yaitu untuk mengetahui Persepsi
Ibu Rumah Tangga Terhadap Pesan Kerukunan Rumah Tangga dalam
Tayangan Sinema Indonesia Indosiar di kalangan Ibu Rumah Tangga Perum
Aster II Tangerang.
3.5 Sumber Data
Kegiatan penelitian tidak akan berjalan apabila peneliti tidak dapat
mengumpulkan data dan bahan yang diperlukan untuk melengkapi hasil
penelitian. Maka peneliti memerlukan sumber untuk memperoleh semua data
yang diperlukan untuk mendukung berjalannya penelitian. Data hasil
penelitian bisa didapatkan melalui dua sumber, yakni:
3.5.1 Populasi
Secara etimologis, kata “populasi” dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia berarti sekelompok orang, benda, atau hal yang
menjadi sumber pengambilan sampel; sekumpulan yang memenuhi
syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian.33
Dalam statistika kata “populasi” merujuk pada sekumpulan
individu dengan karakteristik khas yang menjadi perhatian dalam
suatu penelitian. Populasi dalam statistika tidak berbatas pada
sekelompok orang saja, tetapi binatang atau apa saja yang menjadi
33
Yusuf Zainal Abidin. Metode Penelitian Komunikasi. 2015. hal. 270
48
perhatian peneliti, sedangkan sampel merupakan bagian dari
populasi yang dipilih dengan menggunakan aturan tertentu, yang
digunakan untuk mengumpulkan informasi/data yang
menggambarkan sifat atau ciri yang dimiliki populasi.
Menurut Sugiyono (2007), populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.34
Dari pemahaman di atas, populasi bukan hanya orang,
melainkan juga menyangkut benda-benda alam. Populasi juga
bukan sekadar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari,
melainkan juga meliputi seluruh karakteristik tertentu atau sifat
yang dimiliki oleh objek atau subjek tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik sebagai kesimpulan.
Menurut Margono (2010), populasi adalah data yang
menjadi perhatian kita dalam ruang lingkup dan waktu yang
ditentukan. Adapun Sukmadinata (2011) menegaskan bahwa
populasi adalah kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup
penelitian kita.
34
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Cet. Ke-3, Bandung: Alfabeta, 2005, hlm. 55.
49
3.5.2 Sampel
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sampel adalah
bagian dari populasi statistik, yang cirinya dipelajari untuk
memperoleh informasi seluruhnya.35
Menurut Ferguson (1976), sampel adalah beberapa bagian
kecil atau cuplikan yang diambil dari populasi atau porsi dari suatu
populasi. Karlinger (1973) mendefinisikan populasi sebagai
keseluruhan anggota, kejadian, atau objek yang telah ditetapkan
dengan baik. Sampel adalah kelompok kecil yang diamati dan
populasi adalah kelompok besar yang merupakan sasaran
generalisasinya.
Menurut Sugiyono (2007) dalam Statistika untuk
Penelitian, sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila populasi besar dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Hal-hal
yang dipelajari dari sampel itu akan diberlakukan untuk populasi.
Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar
representatif (mewakili).
35
Yusuf Zainal Abidin. Metode Penelitian Komunikasi. 2015. hal. 274
50
Suatu sampel dikatakan representatif apabila ciri-ciri
sampel yang berkaitan dengan tujuan penelitian sama atau hampir
sama dengan ciri-ciri populasinya. Dengan sampel yang
representatif ini, informasi yang dikumpulkan dari sampel hampir
sama dengan informasi yang dapat dikumpulkan dari populasinya.
Sukmadinata (2001) menegaskan bahwa penentuan sampel
dari suatu populasi disebut sebagai penarikan sampel.36
3.6 Teknik Sampling
Hamidi (2007) dalam bukunya Metode Penelitian dan Teori
Komunikasi, menerangkan bahwa teknik sampling adalah cara tertentu (yang
secara metodologis dibenarkan) yang digunakan untuk menarik (mengambil,
memilih) anggota sampel dari anggota populasi sehingga peneliti
memperoleh kerangka sampel dalam ukuran yang telah ditentukan.37
Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sampling jenuh. Sampling jenuh (sensus) adalah teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan
bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang
ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
36 Ibid. Hal. 275 37
Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, Cet. Ke-1, Malang: UMM Press, 2007, hlm.
133.
51
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga khususnya
Ibu Rumah Tangga Perumahan Aster II Legok Tangerang yang menonton
tayangan berjumlah 47 orang.
Teknik sampling yang digunakan antara lain sampling jenuh, yaitu
menggunakan seluruh populasi untuk dijadikan sampel.
3.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
3.7.1 Teknik Pengolahan Data
Analisis data dilakukan setelah peneliti mengumpulkan seluruh
data dan informasi yang diperlukan dalam suatu penelitian, biasanya
peneliti akan melakukan beberapa tahapan persiapan data untuk
memudahkan proses analisis dan interpretasi hasilnya. Demikian juga
peneliti melewati beberapa tahap dalam pengolahan datanya, yakni:38
3.7.1.1 Pengeditan (Editing)
Pengeditan merupakan proses pengecekan dan penyesuaian
yang diperlukan terhadap data penelitian, yaitu memudahkan
proses pemberian kode dan pemrosesan data melalui teknik
statistik, data diperoleh tersebut dihimpun oleh peneliti. Dalam
tahap ini dilakukan pemeriksaan terhadap data yang sudah
terkumpul baik data primer maupun sekunder. Hal yang diperiksa
38 Rusady Ruslan. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. 2003. Hal.165
52
meliputi kelengkapan isian dari responden di lembar kuesioner,
readability, kejelasan jawaban, relevansi jawaban dan sebagainya.
3.7.1.2 Pemberian Kode (Coding)
Koding adalah proses identifikasi dan klasifikasi data
penelitian ke dalam skor numerik atau karakter simbol- simbol
tertentu. Dalam tahap ini, setelah peneliti memeriksa, maka peneliti
memberikan kode- kode pada setiap data yang sudah terkumpul.
Fungsinya adalah untuk memudahkan dalam proses penganalisisan
dan penafsiran data untuk bahan penelitian.
3.7.1.3 Pemrosesan Data (Data Processing)
Kini sebagian besar peneliti menggunakan sistem yang
lebih canggih dalam pemrosesan dan analisis data, yakni dengan
menggunakan aplikasi atau program bantuan seperti menggunakan
program SPSS 21.00 guna menghitung data berupa angka-angka
yang kemudian dihitung dengan rumus statistik. Program ini
membuat proses tersebut lebih cepat, mudah dengan tingkat
keakuratan lebih tinggi.
3.7.1.4 Tabulating
Setelah data diperiksa dan di lakukan pengkodean agar
lebih mudah dianalisis, maka saatnya memasukkan data- data
tersebut dalam table sesuai dengan pengklasifikasiannya agar
menjadi data yang lebih mudah dicerna. Pada penelitian ini
menggunakan skala likert sebagai metode pengukuran. Skala likert
53
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.39
Skala
Likert hanya menggunakan item yang secara pasti baik dan secara
pasti buruk, tidak dimasukkan yang agak baik, yang agak kurang,
yang netral dan ranking lain diantara dua sikap yang pasti di atas.40
Maka peneliti menggunakan skala nilai dari 1 sampai 5, dan bobot
yang diberikan pada setiap jawaban responden adalah sebagai
berikut: Tabel 3.1
Skala Likert
3.7.2 Analisis Data
Analisis data adalah pengoloahan data yang diperoleh dengan
menggunakan rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan
pendekatan penelitian. 41
Analisis data ini dilakukan dengan tujuan
untuk menguji hipotesis dalam rangka penarikan kesimpulan. Analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi:
39
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. 2012. Hal.104 40
Moh.Nazir. Metode Penelitian. 2009. Ghalia Indonesia. Jakarta. Hal.338 41
Sugiyono. Statistik untuk Penelitian.2012. Bandung. Alfabeta. Hal. 147
SSS : Sangat Setuju Sekali = 5
SS : Sangat Setuju = 4
S : Setuju = 3
TS : Tidak Setuju = 2
STS : Sangat Tidak Setuju = 1
54
3.7.2.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. 42
Dalam analisis deskriptif ini perhitungan yang
digunakan untuk mengetahui tingkat persentase skor jawaban
masing-masing variabel dengan rumus sebagai berikut :
x 100%
Keterangan:
n = Skor Empiric (skor yang diperoleh)
N = Jumlah Skor atau Nilai (skor ideal)
% = Tingkat keberhasilan yang dicapai
Perhitungan deskriptif persentse ini mempunyai langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Menentukan persentase maksimal
2. Menentukan angka persentase minimal
42
Ibid. Hal. 148
55
3. Menentukan interval kelas persentase, diperoleh dari
pembagian kriteria terhadap rentangt persentase (100% -
20%), maka didapat 70% : 5 = 16%
Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya dibuat
sebuah tabel kriteria analisis dimulai dari angka persentasi
minimal, kemudian dijumlah dengan interval kelas persentase
sehingga mencapai angka persentase maksimal, skor yang
diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentase
diperoleh sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kriteria Analisis Deskriptif Persentase
No Rentang Persentase Kriteria
1. ˃ 81,25% - 100% Sangat Baik
2. ˃ 62,25% - 81,25% Baik
3. ˃ 43,75% - 62,25% Cukup Baik
4. 25% - 43,75% Tidak Baik
Dari seluruh item pertanyaan yang diajukan dalam
penelitian ini memiliki skor akhir pada variabel persepsi. Dengan
56
melakukan perhitungan deskriptif persentase maka peneliti dapat
mengambil kesimpulan bagaimana persepsi Ibu Rumah Tangga
terhadap pesan kerukunan rumah tangga dalam tayangan sinema
indonesia indosiar. Nantinya hasil deksriptif persentase ini
digunakan untuk menjawab rumusan sekaligus keseluruhan
identifikasi masalah.
3.8 Lokasi dan Jadual Penelitian
3.8.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengenai “Persepsi Ibu Rumah Tangga terhadap
Pesan Kerukunan Rumah Tangga dalam tayangan Sinema Indonesia
Indosiar” dilakukan di Perum Aster II yang terletak di Legok
Tangerang, Indonesia.
3.8.2 Jadual Penelitian
Kegiatan
Bulan
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan
Observasi
awal
Penyusunan
Bab 1-3
Siding
Outline
Riset
Lapangan
57
Pengolahan
Data
Penyusunan
bab 4-5
Sidang
Skripsi
58
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Gambaran umum PT. Indosiar Visual Mandiri ( INDOSIAR )
PT. Indosiar Visual Mandiri (Perseroan) adalah salah salah satu
dari sederetan televisi swasta nasional di Indonesia yang tergolong
sukses menjadi stasiun televisi terkemuka dengan tayangan berkualitas
yang bersumber pada in-house production, kreativitas dan sumber
daya manusia yang handal. Didirikan pada tahun 1991. Terletak di
channel 41UHF.
PT. Indosiar Visual Mandiri mulai beroperasi (on air) sejak 11
Januari 1995, atau merupakan stasiun swasta ke-5 yang didirikan di
Indonesia setelah RCTI, SCTV, TPI dan ANTV. PT. Indosiar Visual
Mandiri, memposisikan usahanya sebagai penyedia jasa penyiaran
televisi swasta nasional. Sejauh ini, komposisi tayangannya tetap
didominasi program hiburan, baik drama maupun non drama, dengan
persentase 60% : 40% antara hiburan dan pendidikan atau
pemberitaan. (Sumber : Eksekutif Producer News Department ).
Kehadiran perseroan telah memberi kecerahan bagi industri
pertelevisian Indonesia lewat serangkaian terobosan dan inovasi baru
yang mengutamakan kepuasan stalkeholders serta kepedulian terhadap
lingkungan sekitar. Tidak heran jika dalam kurun waktu lima tahun
59
kemudian, perseroan mampu mensejajarkan diri bahkan memimpin
dalam perolehan rating dan share pemirsa.
Maksud dan tujuannya didirikan PT. Indosiar Visual Mandiri,
adalah menjalankan usaha dalam bidang jasa media komunikasi, dalam
bentuk informasi, pendidikan, hiburan dan usaha periklanan serta turut
mencerdaskan bangsa. Namun, sejak awal berdirinya Indosiar lebih
berkonsentrasi sebagai sebuah TV hiburan (entertain), kendati tetap
tidak menegaskan perannya sebagai TV yang memiliki fungsi di
bidang pendidikan (edukasi) dan informasi.
Konsep TV entertain, membuat Indosiar banyak memproduksi
program secara mandiri yang dilakukan oleh karyawan (in -house).
Selain faktor menciptakan kebanggaan (proudly) dalam diri karyawan
karena hasil karyanya ditayangan di televisi, pembuatan program in-
house ini juga memicu Indosiar untuk banyak merekrut pekerja,
sekaligus memenuhi konsep sosial sebuah perusahaan, yakni
menciptakan lapangan kerja untuk banyak orang. Banyaknya
pembuatan program secara in-house, menjadikan jumlah karyawan
Indosiar jauh lebih banyak dibandingkan stasiun televisi lain, karena
lebih banyak program in-house membuat indosiar selain pada
teknologi juga padat karya. Untuk memenuhi semua itu, Indosiar
memiliki 5 studio di kawasan Daan Mogot, yang keseluruhannya
dilengkapi dengan peralatan yang canggih dan lengkap.
60
4.1.2 Sinema Indonesia Indosiar
Sinema Indonesia Indosiar merupakan sebuah tayangan unggulan
yang telah ditayangan sejak tahun 2012. Sinema indonesia indosiar
menghadirkan kisah tentang kehidupan yang dapat dipetik hikmah
serta nilai moralnya. Acara ini tayang pada pagi hari yaitu sinema pagi
pukul 07.30 Wib, sinema siang pukul 12.00 Wib dan sinema sore
pukul 15.00 Wib. Sinema indonesia indosiar secara umum berkisah
tentang kehidupan rumah tangga yang diambil dari kisah nyata,
disuguhkan beberapa konflik tentang biduk rumah tangga kemudian di
akhir cerita terdapat penyelesaian konflik serta pesan moral yang dapat
dijadikan pelajaran bagi pemirsa.
Sinema Indonesia Indosiar bercerita tentang kehidupan manusia
yang inspiratif, mayoritas cerita yang diangkat dalam tayangan ini
adalah seputar rumah tangga seperti konflik istri yang melawan pada
suami, kecemburuan dan salah paham. Oleh karena itu mayoritas
penonton adalah ibu rumah tangga atau orang-orang yang memiliki
aktivitas di rumah.
4.2 Deskripsi Data
Kuesioner ini diberikan kepada 47 responden, yang dilakukan
dengan menggunakan teknik sampling jenuh dimana mengambil seluruh
anggota populasi untuk dijadikan sampel penelitian.
61
Tabel 4.1
Responden berdasarkan Usia
Usia Jumlah Responden
≤ 30 Tahun 15
30 – 45 Tahun 20
46 – 60 Tahun 12
Total 47
Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 47 orang
responden yang mengisi kuesioner di Perum Aster II Legok Tangerang,
mayoritas responden berdasarkan usia adalah responden yang berusia 30 –
45 tahun berjumlah 20 orang. Sedangkan responden yang berusia ≤ 30
tahun berjumlah 15 orang dan responden yang berusia 46 – 60 tahun
berjumlah 12 orang.
Tabel 4.2
Responden berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah Responden
SD/sederajat 1
SMP/sederajat 5
SMA/sederajat 30
Diploma 3
SI 8
62
Total 47
Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 47 orang
responden yang mengisi kuesioner di Perum Aster II Legok Tangerang,
mayoritas responden berdasarkan pendidikan adalah responden
SMA/sederajat berjumlah 30 orang, responden S1 berjumlah 8 orang,
responden SMP/sederajat berjumlah 5 orang. Sedangkan responden
Diploma berjumlah 3 orang dan responden SD/sederajat berjumlah 1
orang.
Tabel 4.3
Responden berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Responden
PNS 11
Pegawai Swasta 20
Wiraswasta 9
Lain-lain 7
Total 47
Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 47 orang
responden yang mengisi kuesioner di Perum Aster II Legok Tangerang,
mayoritas responden berdasarkan pekerjaan adalah responden Pegawai
Swasta berjumlah 20 orang, responden PNS berjumlah 11 orang.
63
Sedangkan responden Wiraswasta berjumlah 9 orang dan lain-lain
berjumlah 7 orang.
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian
Peneliti menganalisis data dengan cara menelaah setiap pernyataan
dalam kuesioner. Peneliti menggunakan skala likert untuk mengukur
tanggapan responden. Peneliti menyebarkan kuesioner kepada Ibu Rumah
Tangga Perum Aster II Legok Tangerang sebanyak 47 orang. Peneliti
memberikan skor pada setiap jawaban responden berdasarkan skala likert
sebagai berikut:
SSS : Sangat Setuju Sekali = 5
SS : Sangat Setuju = 4
S : Setuju = 3
TS : Tidak Setuju = 2
STS : Sangat Tidak Setuju = 1
Data yang diperoleh dianalisis berdasarkan perhitungan frekuensi dan
presentase yang disajikan dalam bentuk tabel oleh peneliti.
64
Tabel 4.4
Persepsi suami yang menyayangi istri
Q1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Setuju 2 4,3 4,3 4,3
Sangat setuju 25 53,2 53,2 57,4
Sangat setuju sekali 20 42,6 42,6 100,0
Total 47 100,0 100,0
Gambar 4.1
Diagram Persepsi suami yang menyayangi istri
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa mayoritas
responden menjawab sangat setuju dengan persentase 53,2% atau
sebanyak 25 orang. Dapat disimpulan bahwa seorang suami bukan hanya
kepala keluarga yang bertanggung jawab atas keluarganya tetapi juga
harus mampu memberikan kasih sayang kepada istrinya. Kemudian yang
menjawab sangat setuju sekali yaitu sebanyak 42,6% atau 20 orang.
Sedangkan sisanya menjawab setuju yaitu 4,3% atau 2 orang.
2
25
20
0
5
10
15
20
25
30
Setuju Sangatsetuju
Sangatsetujusekali
Frekuensi
65
Tabel 4.5
Persepsi suami yang mendidik istri
Q2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Setuju 6 12,8 12,8 12,8
Sangat setuju 20 42,6 42,6 55,3
Sangat setuju sekali 21 44,7 44,7 100,0
Total 47 100,0 100,0
Gambar 4.2
Diagram Persepsi suami yang mendidik istri
Berdasarkan data di atas diperoleh hasil jawaban responden dengan
persentase terbanyak menjawab Sangat setuju sekali yaitu 44,7% atau 21
orang. Hal ini menunjukkan mayoritas responden sangat setuju sekali
tentang persepsi suami yang mendidik istri, karena dalam pernikahan
merupakan sebuah kewajiban suami untuk mendidik istri ke arah yang
baik dan benar sesuai dengan konsep pernikahan yang harmonis.
6
20 21
0
5
10
15
20
25
Setuju Sangatsetuju
Sangatsetujusekali
Frekuensi
66
Sedangkan yang menjawab Sangat setuju sebanyak 20 orang atau 42,6%.
Sedangkan sisanya menjawab Setuju sebanyak 6 orang atau 12,8%.
Tabel 4.6
Persepsi suami yang menafkahi istri
Q3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 2 4,3 4,3 4,3
Setuju 7 14,9 14,9 19,1
Sangat setuju 21 44,7 44,7 63,8
Sangat setuju sekali 17 36,2 36,2 100,0
Total 47 100,0 100,0
Gambar 4.3
Diagram Persepsi suami yang menafkahi istri
Berdasarkan data di atas diperoleh hasil jawaban responden dengan
persentase terbanyak menjawab Sangat setuju yaitu 44,7% atau 21 orang.
seorang suami memang berkewajiban menafkahi istri yang telah
dinikahinya, apabila tidak dilakukan maka ia akan berdosa, dan yang
2
7
21
17
0
5
10
15
20
25
Tidaksetuju
Setuju SangatSetuju
Sangatsetujusekali
Frekuensi
67
menjawab Sangat setuju sekali sebanyak 17 orang atau 36,2%. Sedangkan
yang menjawab Setuju sebanyak 7 orang atau 14,9% dan yang menjawab
Tidak setuju sebanyak 2 orang atau 4,3%, persentase ini termasuk dalam
kategori istri yang bekerja untuk rumah tangga sedangkan suami yang
mengurus rumah dan anak.
Tabel 4.7
Persepsi suami yang perhatian terhadap istri
Q4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Sangat tidak setuju 1 2,1 2,1 2,1
Tidak Setuju 1 2,1 2,1 4,3
Setuju 5 10,6 10,6 14,9
Sangat setuju 19 40,4 40,4 55,3
Sangat setuju sekali 21 44,7 44,7 100,0
Total 47 100,0 100,0
Gambar 4.4
Diagram Persepsi suami yang perhatian terhadap istri
1 1
5
19 21
0
5
10
15
20
25
Sangattidak
setuju
Tidaksetuju
Setuju Sangatsetuju
Sangatsetujusekali
Frekuensi
68
Berdasarkan data di atas diperoleh hasil jawaban responden dengan
persentase terbanyak menjawab Sangat setuju sekali yaitu 44,7% atau 21
orang dan yang menjawab Sangat setuju sebanyak 19 orang atau 40,4%.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagai seorang istri wanita ingin
diperhatikan, tidak hanya pada saat sebelum menikah. Seorang suami yang
baik hendaknya memperhatikan istri mereka dari mulai hal sederhana
hingga yang khusus. Sedangkan yang menjawab Setuju yaitu 10,6% atau 5
orang, sisanya menjawab Tidak setuju dan Sangat tidak setuju sebanyak 1
orang atau 2,1%. Minoritas jawaban tidak setuju mempersepsikan pesan
sesuai dengan hal yang berkenaan dengan dirinya, misalnya suami yang
kurang perhatian terhadap istri.
Tabel 4.8
Persepsi suami yang menjaga istri dengan baik
Q5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Setuju 7 14,9 14,9 14,9
Sangat setuju 25 53,2 53,2 68,1
Sangat setuju sekali 15 31,9 31,9 100,0
Total 47 100,0 100,0
69
Gambar 4.5
Diagram Persepsi suami yang menjaga istri dengan baik
Berdasarkan data di atas diperoleh hasil jawaban responden dengan
persentase terbanyak menjawab Sangat setuju yaitu 53,2% atau 25 orang
dan yang menjawab Sangat setuju sekali sebanyak 15 orang atau 31,9%.
Seorang suami yang menjaga istrinya dengan baik bukan hanya
melindungi secara langsung tetapi menjaga nama baik istri dalam keadaan
apapun. Sedangkan sisanya menjawab Setuju yaitu 14,9% atau 7 orang.
Tabel 4.9
Persepsi suami yang menghargai istri
Q6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Setuju 5 10,6 10,6 10,6
Sangat setuju 27 57,4 57,4 68,1
Sangat setuju sekali 15 31,9 31,9 100,0
Total 47 100,0 100,0
7
25
15
0
5
10
15
20
25
30
Setuju Sangatsetuju
Sangatsetujusekali
Frekuensi
70
Gambar 4.6
Diagram suami yang menghargai istri
Berdasarkan data di atas diperoleh hasil jawaban responden dengan
persentase terbanyak menjawab Sangat setuju yaitu 57,4% atau 27 orang
dan yang menjawab Sangat setuju sekali sebanyak 15 orang atau 31,9%.
Seorang suami harus dapat menghargai istrinya yang telah berbakti kepada
suaminya, misalnya dengan mengucapkan terima kasih atas hal sederhana
yang dilakukannya. Sedangkan yang menjawab Setuju sebanyak 5 orang
atau 10,6%.
Tabel 4.10
Persepsi istri yang berbakti kepada suami
Q7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Setuju 11 23,4 23,4 23,4
Sangat setuju 21 44,7 44,7 68,1
Sangat setuju sekali 15 31,9 31,9 100,0
Total 47 100,0 100,0
5
27
15
0
5
10
15
20
25
30
Setuju Sangatsetuju
Sangatsetujusekali
Frekuensi
71
Gambar 4.7
Diagram Persepsi istri yang berbakti kepada suami
Berdasarkan data di atas diperoleh hasil jawaban responden dengan
persentase terbanyak menjawab Sangat setuju yaitu 44,7% atau 21 orang
dan yang menjawab Sangat setuju sekali sebanyak 15 orang atau 31,9%.
Sedangkan sisanya menjawab setuju sebanyak 11 orang atau 23,4%. Dapat
ditarik kesimpulan mayoritas responden menjawab sangat setuju karena
berbakti kepada suami adalah kewajiban seorang istri.
Tabel 4.11
Persepsi istri yang menjaga harta suami
Q8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 1 2,1 2,1 2,1
Setuju 9 19,1 19,1 21,3
Sangat setuju 27 57,4 57,4 78,7
Sangat setuju sekali 10 21,3 21,3 100,0
Total 47 100,0 100,0
11
21
15
0
5
10
15
20
25
Setuju Sangatsetuju
Sangatsetujusekali
Frekuensi
72
Gambar 4.8
Diagram Persepsi istri yang menjaga harta suami
Berdasarkan data di atas diperoleh hasil jawaban responden dengan
persentase terbanyak menjawab Sangat setuju yaitu 57,4% atau 27 orang
dan yang menjawab Sangat setuju sekali sebanyak 10 orang atau 21,3%.
Hampir setengah dari total responden menjawab sangat setuju tentang
persepsi istri yang menjaga harta suami, karena menjaga harta suami
adalah bagian dari bakti seorang istri terhadap suaminya. Sedangkan
sisanya menjawab setuju sebanyak 19,1% atau 9 orang dan yang
menjawab Tidak setuju sebanyak 2,1% atau 1 orang.
1
9
27
10
0
5
10
15
20
25
30
Tidaksetuju
Setuju Sangatsetuju
Sangatsetujusekali
Frekuensi
73
Tabel 4.12
Persepsi istri yang membantu suami bekerja
Q9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Setuju 7 14,9 14,9 14,9
Sangat setuju 22 46,8 46,8 61,7
Sangat setuju sekali 18 38,3 38,3 100,0
Total 47 100,0 100,0
Gambar 4.9
Diagram Persepsi istri yang membantu suami bekerja
Berdasarkan data di atas diperoleh hasil jawaban responden dengan
persentase terbanyak menjawab Sangat setuju yaitu 46,8% atau 22 orang
dan yang menjawab Sangat setuju sekali sebanyak 18 orang atau 38,3%.
Sedangkan sisanya menjawab Setuju sebanyak 7 orang atau 14,9%. Dapat
ditarik kesimpulan ada beberapa responden yang bekerja untuk membantu
suami mereka disamping perannya sebagai ibu rumah tangga.
7
22
18
0
5
10
15
20
25
Setuju Sangatsetuju
Sangatsetujusekali
Frekuensi
74
Tabel 4.13
Persepsi istri yang menutupi aib/rahasia suami
Q10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Setuju 4 8,5 8,5 8,5
Sangat setuju 32 68,1 68,1 76,6
Sangat setuju sekali 11 23,4 23,4 100,0
Total 47 100,0 100,0
Gambar 4.10
Diagram Persepsi istri yang menutupi aib/rahasia suami
Berdasarkan data di atas diperoleh hasil jawaban responden dengan
persentase terbanyak menjawab Sangat setuju yaitu 68,1% atau 32 orang
dan yang menjawab Sangat setuju sekali sebanyak 11 orang atau 23,4%.
Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh responden setuju terhadap
persepsi istri yang menutupi aib suami, karena dalam pernikahan suami
dan istri menjadi suatu konsep yang kebaikan dan keburukannya
4
32
11
0
5
10
15
20
25
30
35
Setuju Sangatsetuju
Sangatsetujusekali
Frekuensi
75
merupakan sesuatu yang berkaitan dengan kedua pihak. Sedangkan yang
menjawab Setuju sebanyak 4 orang atau 8,5%.
Tabel 4.14
Persepsi suami dan istri saling bersikap jujur
Q11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Setuju 10 21,3 21,3 21,3
Sangat setuju 25 53,2 53,2 74,5
Sangat setuju sekali 12 25,5 25,5 100,0
Total 47 100,0 100,0
Gambar 4.11
Diagram suami dan istri saling bersikap jujur
Berdasarkan data di atas diperoleh hasil jawaban responden dengan
persentase terbanyak menjawab Sangat setuju yaitu 53,2% atau 25 orang
dan yang menjawab Sangat setuju sekali sebanyak 12 orang atau 25,5%.
Sedangkan sisanya menjawab Setuju yaitu 21,3% atau 10 orang. dapat
10
25
12
0
5
10
15
20
25
30
Setuju Sangatsetuju
Sangatsetujusekali
Frekuensi
76
ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden menganggap kejujuran
merupakan salah satu hal penting yang harus ada di dalam pernikahan,
karena dengan kejujuran tidak ada sesuatu hal yang tertutupi.
Tabel 4.15
Persepsi suami dan istri saling setia
Q12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Setuju 2 4,3 4,3 4,3
Sangat setuju 24 51,1 51,1 55,3
Sangat setuju sekali 21 44,7 44,7 100,0
Total 47 100,0 100,0
Gambar 4.12
Diagram Persepsi suami dan istri saling setia
Berdasarkan data di atas diperoleh hasil jawaban responden dengan
persentase terbanyak menjawab Sangat setuju yaitu 51,1% atau 24 orang
dan yang menjawab Sangat setuju sekali sebanyak 21 orang atau 44,7%.
2
24 21
0
5
10
15
20
25
30
Setuju Sangatsetuju
Sangatsetujusekali
Frekuensi
77
Sedangkan sisanya menjawab setuju yaitu 4,3% atau 2 orang. Responden
sangat setuju terhadap persepsi saling setia karena kesetiaan antara suami
dan istri merupakan salah satu pesan kerukunan rumah tangga harmonis.
Tabel 4.16
Persepsi suami dan istri saling menjaga komitmen pernikahan
Q13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Setuju 7 14,9 14,9 14,9
Sangat setuju 21 44,7 44,7 59,6
Sangat setuju sekali 19 40,4 40,4 100,0
Total 47 100,0 100,0
Gambar 4.13
Diagram suami dan istri saling menjaga komitmen pernikahan
Berdasarkan data di atas diperoleh hasil jawaban responden dengan
persentase terbanyak menjawab Sangat setuju yaitu 44,7% atau 21 orang
dan yang menjawab Sangat setuju sekali sebanyak 19 orang atau 40,4%.
Sedangkan sisanya menjawab Setuju yaitu 14,9% atau 7 orang. Responden
7
21 19
0
5
10
15
20
25
Setuju Sangatsetuju
Sangatsetujusekali
Frekuensi
78
setuju untuk saling menjaga komitmen pernikahan karena selain kesetiaan
dan kejujuran menjaga sebuah komitmen suatu hubungan merupakan
kunci rumah tangga harmonis.
Tabel 4.17
Persepsi suami dan istri saling mengerti satu sama lain
Q14
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Setuju 5 10,6 10,6 10,6
Sangat setuju 24 51,1 51,1 61,7
Sangat setuju sekali 18 38,3 38,3 100,0
Total 47 100,0 100,0
Gambar 4.14
Diagram suami dan istri saling mengerti satu sama lain
Berdasarkan data di atas diperoleh hasil jawaban responden dengan
persentase terbanyak menjawab sangat setuju yaitu 51,1% atau 24 orang
dan yang menjawab Sangat setuju sekali sebanyak 18 orang atau 38,3%.
5
24
18
0
5
10
15
20
25
30
Setuju Sangatsetuju
Sangatsetujusekali
Frekuensi
79
Sedangkan sisanya menjawab Setuju sebanyak 5 orang atau 10.6%.
Responden sangat setuju dengan persepsi saling mengerti antara suami dan
istri karena dalam pernikahan harus adanya hal tersebut, misal seorang
suami pulang selepas bekerja dan lelah mengerti istrinya yang lelah karena
mengurus rumah tangga.
4.4 Analisis Deskriptif Data
Setelah mendeskripsikan masing-masing butir pernyataan disetiap
variabel, maka peneliti mengukur berapa besar persentase dari keseluruhan
butir pernyataan kuesioner.
Tabel 4.18
Akumulasi Nilai Jawaban Responden
Keterangan Skor Jumlah
Jumlah skor akumulasi
yang menjawab 1 (sangat
tidak setuju)
1 1
Jumlah skor akumulasi
yang menjawab 2 (tidak
setuju)
2 6
Jumlah skor akumulasi
yang menjawab 3 (setuju)
3 84
Jumlah skor akumulasi
yang menjawab 4 (sangat
setuju)
4 291
Jumlah skor akumulasi
yang menjawab 5 (sangat
5 182
80
setuju sekali)
Jumlah 564
Jumlah skor :
Skor tertinggi jawaban 5 ( Sangat Setuju Sekali ) yakni : 5 x 3 pernyataan x 47
responden = 705
Skor terendah jawaban 1 ( Sangat Tidak Setuju) yakni : 1 x 3 pernyataan x 47
responden = 141
Maka dihitung persentase nilai jawaban responden dengan rumus :
x 100% = 80%
Hasil akumulasi persentase jawaban responden adalah 80% yakni masuk dalam
kriteria Baik.
4.5 Analisis Perbedaan Persepsi
Setelah menghitung akumulasi persentase jawaban responden pada
masing-masing indikator, maka selanjutnya peneliti menganalisis
perbedaan persepsi berdasarkan usia, pendidikan dan status sosial.
4.5.1 Perbedaan Persepsi berdasarkan Usia
Masa Dewasa Muda
x 100% = 76%, masuk dalam kriteria Baik
Masa Dewasa Tua
x 100% = 84%, masuk dalam kriteria Sangat Baik.
81
Masa Lanjut Usia
x 100% = 91%, masuk dalam kriteria Sangat Baik.
4.5.2 Perbedaan Persepsi berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Dasar
x 100% = 77%, masuk dalam kriteria Baik
Pendidikan Menengah
x 100% = 84%, masuk dalam kriteria Sangat Baik.
Pendidikan Tinggi
x 100% = 84%, masuk dalam kriteria Sangat Baik.
4.5.3 Perbedaan Persepsi berdasarkan Status sosial
Pekerjaan yang berstatus tinggi
x 100% = 86%, masuk dalam kriteria Sangat Baik.
Pekerjaan yang berstatus sedang
x 100% = 71%, masuk dalam kriteria Baik.
Pekerjaan yang berstatus rendah
x 100% = 85%, masuk dalam kriteria Sangat Baik.
82
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah menyebarkan kuesioner kepada 47 responden lalu
mengkaji dan menganalisis data yang didapat, penulis mendapatkan hasil
bahwa responden menganggap Tayangan Sinema Indonesia Indosiar
menarik untuk ditonton.
. Perhitungan menunjukkan bahwa Persepsi IRT terhadap pesan
dalam Tayangan Sinema Indonesia Indosiar menghasilkan persentase
sebesar 80%, hal ini menunjukkan bahwa IRT setuju dengan pesan-pesan
kerukunan dalam tayangan tersebut.
Penelitian ini menggunakan Teori Perbedaan Individu (Individual
Differences Theory). Dalam Teori Perbedaan Individu dijelaskan bahwa
individu-individu sebagai anggota khalayaknya sasaran media massa
secara selektif, menaruh perhatian kepada pesan-pesan, terutama jika
berkaitan dengan kepentingannya, konsisten dengan sikap-sikapnya, sesuai
dengan kepercayaannya yang didukung oleh nilai-nilainya. Tanggapan
terhadap pesan-pesan tersebut diubah oleh tatanan psikologisnya. Jadi,
efek media massa pada khalayak itu tidak seragam, melainkan beragam
disebabkan secara individual berbeda satu sama lain dalam struktur
kejiwaannya.43
Teori Perbedaan Individu ini mengandung rangsangan-rangsangan
khusus yang menimbulkan interaksi yang berbeda dengan watak-watak
perorangan anggota khalayak. Oleh karena terdapat perbedaan individual
43
Onong Uchjana Effendy. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti. Hal 275.
83
pada setiap anggota pribadi khalayak itu, maka secara alamiah dapat
diduga akan muncul efek yang bervariasi sesuai dengan perbedaan-
perbedaan individual itu. Tetapi dengan berpegang pada pengaruh
variabel-variabel kepribadian (yaitu menganggap khalayak memiliki ciri-
ciri kepribadian yang sama) teori tersebut tetap akan memprediksi
keseragaman tanggapan terhadap pesan tertentu (jika variabel antara
bersifat seragam).
Asumsi dari teori perbedaan individu adalah pesan-pesan yang
disampaikan media massa ditangkap individu sesuai dengan karakteristik
dan kebutuhan personal individu. Efek komunikasi pada individu akan
beragam walaupun individu menerima pesan yang disampaikan media
massa. Masing-masing individu mempunyai perhatian, minat, keinginan
yang berbeda yang dipengaruhi faktor-faktor psikologi yang ada pada diri
individu tersebut sehingga mempengaruhi dalam menerima pesan yang
disampaikan media massa.44
Individual Differences mengkaji mengenai karakteristik manusia
sebagai individu yang utuh tidak dapat dibagi ( undivided ), tidak dapat
dipisahkan yang memiliki ciri-ciri yang khas. Adanya ciri-ciri yang khas
itulah yang menyebabkan manusia satu dengan yang lainnya dikatakan
individu yang berbeda.
Benang merah dari penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui
Persepsi Ibu Rumah Tangga Terhadap Pesan Kerukunan Rumah Tangga
44
Ibid. Hal. 276
84
dalam Tayangan Sinema Indonesia Indosiar yang dalam penelitian ini Ibu
Rumah Tangga memiliki karakteristik dan pengalaman yang berbeda-
beda. Setiap individu secara selektif memilih pesan yang sesuai dengan
kepentingannya, sehingga tanggapan dan pemberian makna pada pesan
komunikasi ditentukan oleh tatanan psikologisnya. Dengan kata lain,
perbedaan telah menyebabkan pengaruh media massa berbeda pada tiap
individu.45
Perbedaan Persepsi IRT berdasarkan Usia terbagi menjadi tiga
kategori yaitu, Masa Dewasa Muda 76% ( Baik ), Masa Dewasa Tua 84%
( Sangat Baik ) dan Masa Lanjut Usia 91% ( Sangat Baik ). Hal ini
membuktikan asumsi dari Teori Perbedaan Individu yaitu Pesan-pesan
yang disampaikan media massa ditangkap sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan personal individu.46
Perbedaan Persepsi IRT berdasarkan Pendidikan terbagi menjadi
tiga kategori yaitu, Pendidikan Dasar 77% ( Baik ), Pendidikan Menengah
84% (Sangat Baik ), dan Pendidikan Tinggi 84% ( Sangat Baik ). Hal ini
membuktikan meski individu menonton Tayangan yang sama yaitu
Sinema Indonesia Indosiar, namun Persepsinya tetap berbeda karena
individu memiliki karakteristik yang berbeda pula.
Perbedaan Persepsi IRT berdasarkan Status Sosial terbagi menjadi
tiga kategori yaitu, Pekerjaan yang berstatus tinggi 86% ( Sangat Baik),
45
Elvinaro Ardianto, Lukiato Komala & Siti Karlinah. 2007. Komunikasi Massa, suatu pengantar
(edisi revisi). Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal. 41. 46
Onong Uchjana Effendy. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti. Hal 276.
85
Pekerjaan yang berstatus sedang 71% ( Baik ), dan Pekerjaan yang
berstatus rendah 85% ( Sangat Baik ). Hal ini menunjukkan keberagaman
Persepsi IRT disebabkan secara individual berbeda satu sama lain dalam
struktur kejiwaannya.
Perbedaan persepsi diantara responden terjadi karena adanya
faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, dalam penelitian ini peneliti
memilih tiga faktor yang paling berpengaruh terhadap persepsi, yaitu Usia,
Pendidikan, Status Sosial. Responden yang telah berusia lebih tua
cenderung lebih berpengalaman daripada mereka yang lebih muda.
Pengalaman dari segi interaksi dengan orang lain, seperti menanggapi
fenomena disekitar mereka. Sebagai contoh orang yang lebih tua pasti
lebih dulu menempuh bidang pendidikan dibandingkan dengan mereka
yang lebih muda, mereka bertemu dengan banyak orang yang berbeda di
lingkungan sekitar mereka, lebih dulu berinteraksi dan berkomunikasi.
Pengalaman sendiri tidak bisa diperoleh melalui sekolah namun diperoleh
dari kehidupan secara alamiah, berbeda dengan pengetahuan yang dapat
diperoleh individu melalui institusi pendidikan. Orang yang lebih dewasa
dapat dikatakan lebih banyak pengalaman karena mereka hidup lebih lama
dibandingkan yang lain, tetapi tidak bisa dikatakan bahwa mereka yang
lebih muda minim pengalaman. Usia seseorang juga tidak dapat dijadikan
satu-satunya alasan untuk mengukur pengalaman seseorang karena banyak
sekali faktor yang dapat mempengaruhinya. Responden yang berusia lebih
tua persepsinya cenderung sangat baik terhadap pesan-pesan dalam
86
tayangan karena mereka lebih berpengalaman dalam berumah tangga dan
usia pernikahan mereka lebih lama dibandingkan dengan yang lebih muda.
Contoh lainnya mengenai perbedaan persepsi terjadi juga di Klub
Bugar Gembira ( Herbalife Binong). Herbalife merupakan minuman
pengganti sarapan yang mengandung banyak nutrisi untuk tubuh, dapat
dikonsumsi oleh segala usia baik anak-anak, remaja maupun dewasa.
Beberapa orang mengenal Herbalife sebagai minuman pelangsing tubuh.
Konsumen Herbalife sendiri berasal dari berbagai kalangan ada ibu rumah
tangga ada wanita karir dan ada juga pria dan remaja. Persepsi mereka
juga berbeda-beda terhadap Herbalife karena kebutuhan mereka yang
berbeda, ada yang ingin menurunkan berat badan, ada yang ingin
memenuhi kebutuhan nutrisi dan juga orang tua yang sudah mulai diserang
gejala nyeri dan sakit ringan karena usia yang sudah lanjut tersebut. Dapat
ditarik kesimpulan adanya perbedaan persepsi dikarenakan kebutuhan
mereka yang berbeda terhadap produk tersebut.
Responden yang berpendidikan rendah persepsinya baik sedangkan
yang berpendidikan tinggi persepsinya sangat baik, hal tersebut
disebabkan cara berpikir yang berbeda. Indikator utama adalah pola pikir
mereka, semakin tinggi pendidikan sesorang semakin rasional pola
pikirnya. Dalam memandang suatu persoalan setiap orang memiliki
penilaian yang berbeda, ini disebabkan cara berpikir dan sudut pandang
yang berbeda. Ada kelompok ibu-ibu yang berpikir bahwa seorang suami
tugasnya menafkahi keluarga dan mencukupi semua kebutuhan, tidak
87
harus berpedoman pada pesan-pesan kerukunan seperti yang telah dibahas
oleh peneliti untuk mencapai kehidupan rumah tangga yang rukun. Tetapi
ada juga kelompok ibu-ibu yang berpendapat bahwa kehidupan rumah
tangga yang rukun harus berpedoman pada pesan-pesan kerukunan rumah
tangga, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Sebagai contoh mereka
berpikir bahwa suami istri harus saling berkasih sayang untuk terciptanya
sebuah kehidupan rumah tangga yang harmonis, harus saling setia satu
sama lain, saling pengertian dan lain-lain. Namun tidak semua responden
setuju atas pernyataan tersebut.
Contoh lainnya mengenai perbedaan persepsi dari faktor
pendidikan adalah yang terjadi di Kursus Menjahit Potato Sewing Studio
Tangerang, menurut wawancara peneliti terhadap guru Potato Sewing
Studio mengatakan bahwa murid-murid diajari hal yang sama, teknik
menggambar pola yang sumbernya berasal dari satu buku, tenaga pengajar
yang sama tetapi hasil yang didapat murid-murid tersebut berbeda. Hal ini
disebabkan individu berbeda satu sama lain, dalam menerima materi
kursus ada peserta yang sangat fokus memperhatikan, ada peserta yang
melakukan aktivitas lain seperti mengoperasikan Handphone, ada juga
peserta yang berpikir tentang keadaan anaknya yang diasuh oleh asisten
rumah tangga. Menurut guru Potato Sewing Studio, perbedaan tersebut
dikarenakan banyak faktor dan kemauan peserta, karena ada satu murid
yang pendidikannya sangat tinggi namun untuk memahami hal yang
sangat sederhana saja sangat sulit dibanding dengan peserta lain. dapat
88
ditarik kesimpulan bahwa pendidikan mempengaruhi persepsi seseorang,
kemudian cara berpikir juga mempengaruhi ada yang cenderung berpikir
deduktif dan ada yang berpikir induktif. Selain itu motivasi orang terhadap
sesuatu yang sama pun bisa saja berbeda karena individu memiliki
ketertarikan dan minat yang berbeda.
Faktor yang ketiga berasal dari status sosial individu, hal ini
dipengaruhi oleh kebutuhan yang berbeda. Sebagai contoh kelompok
orang-orang kelas atas mungkin berpendapat bahwa berpakaian harus
modis, up to date, dan mewah sedangkan kelompok orang-orang kelas
bawah berpendapat bahwa berpakaian adalah kebutuhan untuk melindungi
tubuh dari sinar matahari, debu dan kotoran. Sedangkan kelompok orang
menengah berpendapat bahwa berpakaian yang penting adalah
kenyamanan.
Berdasarkan contoh di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
persepsi individu terhadap sesuatu dapat berbeda-beda karena individu
berbeda secara pola pikir, pengalaman, kebutuhan, motivasi, dan
pengetahuan, meskipun mereka menerima pesan yang sama.
89
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti
melalui kuesioner dan kemudian diuji melalui analisis data dan
pembahasan yang telah dikemukakan di Bab 4, maka kesimpulan
dari penelitian Persepsi Ibu Rumah Tangga Terhadap Pesan
Kerukunan Rumah Tangga dalam Tayangan Sinema Indonesia
Indosiar didapat kesimpulan bahwa adanya perbedaan persepsi
diantara Ibu Rumah Tangga Perum Aster II yang dibedakan
berdasarkan Usia, Pendidikan dan Status Sosial.
Perbedaan Persepsi IRT berdasarkan Usia terbagi menjadi
tiga kategori yaitu, Masa Dewasa Muda 76% ( Baik ), Masa
Dewasa Tua 84% ( Sangat Baik ) dan Masa Lanjut Usia 91% (
Sangat Baik ). Hal ini membuktikan asumsi dari Teori Perbedaan
Individu yaitu Pesan-pesan yang disampaikan media massa
ditangkap sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan personal
individu. Responden yang berada masa lanjut usia (91%)
persepsinya sangat baik karena mereka secara pengalaman lebih
banyak dibanding mereka yang berada pada masa dewasa muda
(76%), pengalaman mereka terhadap rumah tangga mempengaruhi
persepsi mereka terhadap pesan kerukunan, karena pesan-pesan
tersebut berkenaan dengan dirinya seperti persepsi tentang suami
90
dan istri yang saling setia, saling bersikap jujur dan saling
pengertian.
Perbedaan Persepsi IRT berdasarkan Pendidikan terbagi
menjadi tiga kategori yaitu, Pendidikan Dasar 77% ( Baik ),
Pendidikan Menengah 84% (Sangat Baik ), dan Pendidikan Tinggi
84% ( Sangat Baik ). Hal ini membuktikan meski individu
menonton Tayangan yang sama yaitu Sinema Indonesia Indosiar,
namun Persepsinya tetap berbeda karena individu memiliki
karakteristik yang berbeda pula. Responden yang berpendidikan
menengah sampai tinggi memiliki persepsi yang sangat baik
terhadap pesan kerukunan karena mereka memiliki cara berpikir
yang lebih rasional dibanding mereka yang hanya berpendidikan
dasar. Konsep yang berbeda karena jenjang pendidikan yang
berbeda pula yang mendorong perbedaan persepsi diantara mereka,
karena menurut orang yang berpendidikan rendah pernikahan
mungkin hanya sebuah ikatan antara laki-laki dan perempuan,
tetapi untuk orang-orang yang secara pendidikan tinggi
menganggap bahwa pernikahan adalah suatu hubungan yang tidak
hanya terikat secara hukum dan agama tetapi juga secara komitmen
dalam diri mereka.
Perbedaan Persepsi IRT berdasarkan Status Sosial terbagi
menjadi tiga kategori yaitu, Pekerjaan yang berstatus tinggi 86% (
Sangat Baik), Pekerjaan yang berstatus sedang 71% ( Baik ), dan
91
Pekerjaan yang berstatus rendah 85% ( Sangat Baik ). Hal ini
menunjukkan keberagaman Persepsi IRT disebabkan secara
individual berbeda satu sama lain dalam struktur kejiwaannya.
Responden yang pekerjaannya berstatus tinggi memiliki persepsi
yang sangat baik, ini juga terlihat pada responden yang memiliki
pekerjaan berstatus rendah, selisih hanya sebesar 1% hal ini terjadi
karena kebutuhan mereka terhadap pesan yang berbeda. Dalam
tayangan ini bukan hanya menampilkan pesan kerukunan saja
tetapi juga ada pesan lain seperti, kemewahan. Kelompok
responden berstatus sosial rendah persentasenya tinggi mungkin
dikarenakan mereka memposisikan dirinya berada pada situasi
dalam tayangan tersebut, seperti pesan tentang kemewahan
memiliki rumah yang besar, mobil yang mewah dan kehidupan
yang berlebih.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil
penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran berkaitan
dengan masalah penelitian antara lain :
1. Untuk Indosiar diharapkan mampu mempertahankan
Tayangan Sinema Indonesia, karena telah banyak
menghadirkan kisah-kisah inspiratif dan menyampaikan
92
pesan-pesan kerukunan rumah tangga yang berguna
bagi semua kalangan, terutama Ibu Rumah Tangga.
2. Untuk para responden yaitu Ibu Rumah Tangga Perum
Aster II, terutama yang berkelompok menonton
tayangan Sinema Indonesia secara bersama dapat
mengimplementasikan pesan-pesan kerukunan rumah
tangga yang terdapat dalam tayangan.
3. Bagi pihak Akademis, terutama Mahasiswa Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa agar bisa mendapatkan
pengetahuan mengenai pesan dalam sebuah tayangan,
khususnya pesan-pesan kerukunan rumah tangga dalam
tayangan sinema indonesia indosiar.
93
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yusuf Zainal. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Pustaka Setia.
2015
Afrilla, Naniek. 2013. Komunikasi Persuasif. Serang: Kocipta Publishing.
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:
PT. Citra Aditya Bakti
Hamidi. 2007. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, Cet. Ke-1, Malang:
UMM Press.
Liliweri, Alo. 2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta. Kencana.
Lubis, Arif Rahman. 2015. Arasy Cinta. Jakarta. Kultum Media
McQuail, Denis. 2011. Teori Komunikasi Massa McQuail. Jakarta: Salemba
Humanika
Moleong. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :
Rhineka Cipta
Nurudin. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi Massa. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Rakhmat, Jalaludin. 2001. Psikologi Komunikasi: Edisi Revisi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Rusady Ruslan. 2003. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi.
Jakarta: PT. Remaja Grafindo Persada.
Sihabudin, Ahmad dan Rahmi Winangsih. 2012. Komunikasi Antarmanusia.
Serang: Pustaka getok Tular.
94
Silalahi, Ulber. Metode Penelitian Sosial. 2010. Bandung : Refika Aditama
Sugiyono. 2005. Statistika untuk penelitian. Jakarta: Alfabeta.
. 2012. Metode Penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D. Jakarta:
Alfabeta.
Suryabrata, Sumardi. 2010. Metode Penelitian, Cet. Pertama, Jakarta: Rhineka
Cipta
Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. Pengantar Pendidikan. 2008
Walgito, Bimo. 2002. Psikologi sosial: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta
SUMBER LAIN:
http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-ibu-rumah-tangga/ diakses
pada 26 Sep pukul 17.12 Wib
www.indosiar.com
www.youtube.com
http://www.indosiar.com/shows/sinema-indosiar diakses pada 12 Sep pukul 14.33
Wib.
http://wahyusofyanto55.blogspot.co.id/2015/08/status-dan-peran-sosial.html
KBBI 2005
95
LAMPIRAN
96
KUESIONER
“PERSEPSI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP PESAN KERUKUNAN
RUMAH TANGGA DALAM TAYANGAN SINEMA INDONESIA
INDOSIAR”
(Survai Terhadap Ibu Rumah Tangga Perum Aster II Legok Tangerang)
Responden Yth
Perkenalkan saya Ayu Sucahyani Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Kota Serang, Provinsi Banten. Saat ini saya
sedang menyelesaikan tugas akhir saya yaitu Skripsi. Saya mohon kesediaan dan
partisipasi responden untuk mengisi kuesioner ini dengan baik dan apa adanya.
Atas kesediaan dan kerjasamanya, saya mengucapkan terima kasih.
Mohon berikan jawaban anda dengan cara memberi tanda checklist pada pilihan
jawaban yang telah tersedia.
No. Responden : .........(Diisi oleh peneliti)
I. Karakteristik Responden
1. Usia : _____ Th
2. Pendidikan Terakhir
( ) SD/sederajat
( ) SMP/sederajat
( ) SMA/sederajat
( ) Diploma
( ) S1
3. Status Pekerjaan Kepala Keluarga
( ) PNS/Pegawai BUMN
( ) Pegawai Swasta
( ) Wiraswasta
( ) Lainnya, sebutkan ______
97
Petunjuk pengisian
SSS : sangat setuju sekali TS : tidak setuju
SS : sangat setuju STS : sangat tidak setuju
S : setuju
No. Persepsi SSS SS S TS STS
1. Pesan suami yang menyayangi istri
2. Pesan suami yang mendidik istri
3. Pesan suami yang menafkahi istri
4. Pesan suami yang perhatian terhadap istri
5. Pesan suami yang menjaga istri dengan baik
6. Pesan suami yang menghargai istri
7. Pesan istri yang berbakti kepada suami
8. Pesan istri yang menjaga harta suami
9. Pesan istri yang bekerja membantu suami
10. Pesan istri yang menutupi aib/rahasia suami
11. Pesan suami dan istri saling bersikap jujur
12. Pesan suami dan istri saling setia
13. Pesan suami dan istri saling menjaga
komitmen pernikahan
14. Pesan suami dan istri saling pengertian satu
sama lain
Terimakasih atas kesediaan anda dalam mengisi kuesioner ini .
98
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14
5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 63
4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 60
5 5 5 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 55
4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 60
4 5 4 5 4 5 5 3 4 4 3 5 5 4 60
4 3 4 5 5 4 3 4 5 4 5 5 3 4 58
4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 60
5 3 4 5 5 4 5 3 3 5 5 5 4 5 61
5 4 5 3 5 3 4 3 4 5 4 5 3 4 57
3 4 5 2 4 3 3 4 3 3 5 5 3 5 52
3 5 3 1 3 3 4 5 4 4 3 3 3 3 47
4 5 2 4 4 4 3 4 4 3 4 5 3 4 53
4 5 4 5 4 5 2 3 5 4 5 5 4 4 59
4 4 4 5 3 5 3 5 4 3 5 4 5 4 58
4 4 4 5 4 4 4 4 5 3 4 3 4 4 56
5 4 5 5 5 3 5 5 4 4 5 3 4 4 61
5 4 5 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 59
4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 61
5 5 5 5 4 5 4 3 4 4 5 4 5 4 62
4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 61
4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 3 60
5 5 4 4 5 5 4 4 3 5 4 5 5 4 62
5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 65
5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 63
5 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 58
4 5 4 4 4 4 3 5 5 4 5 3 4 4 58
4 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 58
4 3 3 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 59
4 4 3 5 5 5 3 4 5 3 5 3 5 4 58
4 4 4 5 5 4 3 5 4 4 4 5 5 5 61
4 4 5 5 5 5 4 4 5 3 5 4 4 4 61
5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 58
4 5 3 4 4 5 4 3 4 5 5 5 4 3 58
5 5 5 3 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 60
5 3 5 3 3 5 4 5 4 3 4 5 4 5 58
4 3 4 3 3 5 3 4 4 4 5 5 5 3 55
4 3 3 3 3 5 4 5 4 5 5 5 5 4 58
4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 60
4 5 3 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 61
5 5 2 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 60
5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 3 60
5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 61
99
5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 60
5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 61
4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 3 5 5 60
4 5 5 4 5 4 3 4 4 5 5 4 4 3 59
5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58
100
101
102
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Ayu Sucahyani
Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 23 April 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Perum Binong Permai Blok F1.4 RT01/07, Binong
Curug Tangerang.
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Telepon : 0838-0833-4053
Email : [email protected]
Pendidikan Formal
2000-2006 : SDN Caringin 1
2006-2009 : SMPN 1 Legok Tangerang
2009-2012 : SMAN 17 Kabupaten Tangerang
2012-2018 : S1 Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa