PETA DIGITAL BERBASIS MULTIMEDIA SEBAGAI SARANA INFORMASI DAN PROMOSI PADA MUSEUM SONOBUDOYO YOGYAKARTA
Naskah Publikasi
disusun oleh:
Wenty Megasari 09.02.7510 Lupita Nugrahani 09.02.7535 Masitoh Eksadevi Nurmalita 09.02.7555 Aris Hanisa Mujiman 09.02.7563
JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
2012
DIGITAL MAP-BASED MULTIMEDIA FOR PROMOTION AND INFORMATION ABOUT MUSEUM SONOBUDOYO YOGYAKARTA
PETA DIGITAL BERBASIS MULTIMEDIA SEBAGAI SARANA INFORMASI DAN PROMOSI PADA MUSEUM SONOUDOYO YOGYAKARTA
Wenty Megasari Lupita nugrahani
Masitoh Eksadevi Nurmalita Aris Hanisa Mujiman
Jurusan Manajemen Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
Information presented by the Museum Sonobudoyo Yogyakarta in providing
incomplete information about the Museum and attractive, because it is still a manual. There is some information that has not been updated and presented so that tourists do not know the details about the contents of the museum.
Background of problems arising that would be a digital map applications. Where this application will help the tourists to receive complete information, accurate and interesting.
Multimedia-based applications are being created for the Museum Sonobudoyo can solve some problems that often occur earlier. This application can inform and update the data well so that the resulting application is able to produce good quality information.
Keywords: applications, information, complete, accurate, interesting.
1. Pendahuluan
Dalam pembuatan aplikasi multimedia interaktif yang akan menginformasikan
Museum Sonobudoyo kepada masyarakat luas dan juga wisatawan asing sebagai media promosi dalam menyikapi pasar yang semakin kompetitif. Aplikasi multimedia interaktif adalah teknologi informasi berbasis pada komputer. Yang cenderung lebih bisa diterima oleh masyarakat. Multimedia interaktif merupakan salah satu bentuk dari teknologi informasi tersebut yang menggabungkan gambar, tulisan, suara, animasi, dan video menjadi sebuah sistem informasi yang berguna bagi masyarakat. Sehingga, penerima informasi merasa puas karena mendapat informasi yang akurat dan menarik.
Dalam hal ini Museum Sonobudoyo adalah salah satu Museum kesenian dan budaya Jawa yang ada di Yogyakarta. Museum ini ingin lebih mengenalkan kepada masyarakat luas dan wisatawan asing tentang Museum Sonobudoyo. Media yang mampu mewujudkan hal tersebut adalah media yang dikemas dalam sebuah Multimedia Interaktif. Karena, media ini mempunyai kelebihan untuk menyimpan data yang relatif lebih banyak di banding media yang lain. Disamping itu, keberadaan dari Multimedia Interaktif juga sangat diperlukan untuk memberikan informasi yang komplek dalam mendukung presentasi serta menjalin kerjasama dengan pihak lain.
Untuk membuat media tersebut penyusun menggunakan perangkat lunak Adobe Photoshop CS3 dan CorelDraw X4 untuk perancangan desain grafisnya, sedangkan aplikasi interaktifnya menggunakan Adobe Flash CS3.
2. Dasar Teori 2.1 Pengembangan Sistem Multimedia
Agar multimedia menjadi alat keunggulan bersaing, pengembangan sistem multimedia harus mengikuti tahapan pengembangan sistem multimedia. Berikut ini adalah diagram proses pengembangan multimedia.1 2.1.1 Mendefinisikan Masalah
Analisis sistem mengdentifikasikan kebutuhan pemakai dan menentukan bahwa pemecahannya memerlukan multimedia. Pada tahap analisis sistem , analis mempunyai tugas untuk mendefinisikan masalah sistem, melakukan studi kelayakan dan menganalisis kebutuhan sistem multimedia.
2.1.2 Merancang Konsep Analisa sistem dan pemakai, mungkin bekerja sama dengan profesional
komunikasi seperti produser, sutradara dan teknisi video, terlibat dalam rancangan konsep yang menentukan keseluruhan pesan dan memeriksa semua urutan utama. Untuk dapat merancang konsep dalam pembuatan aplikasi multimedia dibutuhkan kreatifitas. Kreatifitas adalah kemampuan untuk menyajikan gagasan atau ide baru.
Strategi kreatif didasarkan pada beberapa fakta, meliputi identifikasi audien sasaran, masalah dasar, isu atau peluang periklanan, ide penjualan utama, tema kampanye, daya tarik, daya eksekusi.
2.1.3 Merancang Isi Pengembangan terlibat dalam rancangan isi dengan menyiapkan spesifikasi aplikasi yang rinci. Dan disinilah media dipilih. Merancang isi meliputi mengevaluasi dan memilih daya tarik pesan, gaya dalam
1Raymond Mcleod jr,2001
mengeksekusi pesan, nada dalam mengeksekusi pesan, dan tema yang dipilih. Merancang isi merupakan implementasi dari strategi kreatif.
2.1.4 Merancang Naskah Dalam merancang naskah, analiskan menetapkan dialog dan urutan elemen-elemen secara rinci. Agar efektif, dalam merancang naskah multimedia perlu mempertimbangkan hal-hal berikut: a. Memahami penglihatan, suara dan gerakan.
b. Kata yang ditampilkan menginterpresentasikan gambar dan pemikiran yang lebih lanjut.
c. Tampilan multimedia umumnya lebih efektif dalam penampilan daripada dalam perkataan.
d. Tampilan multimedia mengalir dimana pengguna akan mudah mengikutinya.
e. Pada dasarnya multimedia adalah media yang ”close-up” .
f. Adegan dalam tampilan multimedia lebih banyak daripada narasi.
g. Menggunakan kata super (kata yang diingat dan terkesan) sebagai tema dasar.
h. Komunikasikan satu ide dasar saja, hindari manfaat tambahan yang tidak terlalu menonjol.
i. Baca audio dengan keras dan menarik perhatian.
j. Tulis kalimat yang pendek strukturnya.
2.1.5 Merancang Grafik Setelah naskah ditulis, analis selanjutnya merancang grafik. Grafik yang
dirancang meliputi merancang grafik dua dimensi, merancang video, merancang audio dan merancang animasi.
Merancang grafik dua dimensi meliputi merancang garis, merancang bentuk, merancang kontras nilai, merancang tekstur, dan merancang format. Sedangkan warna merupakan elemen grafik yang sangat kuat dan provokatif.
Selain grafik dua dimensi dan warna, dibutuhkan pula nilai kontras dalam merancang grafik. Nilai kontras adalah hubungan antar satu elemen dengan elemen lain yang berkaitan dengan kecerahan dan kegelapan. Kontras digunakan untuk memberikan citra dan presepsi secara rinci. Sedangkan tekstur merupakan kualitas pada permukaan atau kualitas pada layar multimedia.
2.1.6 Memproduksi Sistem Tahap produksi adalah periode selama multimedia diproduksi secara
komersial. Pengembangan sistem memproduksi berbagai bagian dan menyatukan dengan sistem. Selain mengembangkan perangkat lunak aplikasi, tugasnya mencakup kegiatan khusus seperti menyuting video dan authoring. Authoring adalah pengitegrasian elemen-elemen yang terpisah dengan menggunakan perangkat lunak siap yang khusus.
2.1.7 Melakukan Test Pemakai Pengetesan merupakan langkah setelah aplikasi multimedia diproduksi.
Fungsi pengetesan adalah untuk mengeatahui aplikasi yang diproduksi sudah sesuai yang diharapkan pemakai. Analisis sistem pendidik pemakai dalam
penggunaan sistem dan memberikan kesempatan bagi pemakai untuk akrab dengan semua feature, jika sistem memuaskan dan pemakai menggunakannya. Jika tidak, proses prototyping, diulang dengan kembali ke langkah yang lebih awal. Proses interaktif ini diulang sampai pemakai dengan sistem.
2.1.8 Menggunakan Sistem Pemakai memanfaatkan sistem, pendekatan penggunaan multimedia
bergantung dari fungsi dari sistem multimedia itu sendiri. Impementasi sistem multimedia dipahami sebagai sebuah proses yang akan menentukan apakah sistem multimedia mampu beroprasi dengan baik serta mengetahui apakah pemakai bisa menjalankan aplikasi secara mandiri dalam mengoprasikannya.
2.1.9 Memelihara Sistem Seperti sistem berbasis komputer lain, sitem multimedia harus dipelihara.
Perbedaan utamanya adalah pemakai tidak dapat diharapkan untuk melaksanakan pemeliharaan. Ini adalah tugas para spesialis dan profesional. Multimedia bukanlah aplikasi end-user computing. Dengan kata lain pengguna tidak dapat melakukan perubahan data aplikasi, jadi hak pengguna hanyalah sebatas menjelajahi isi dari aplikasi yang dibuat.
3. Tinjauan Umum
3.1 Sejarah Singkat Museum Sonobudoyo Yogyakarta Sebuah Yayasan yang bergerak dibidang kebudayaan Jawa, Madura, Bali dan
Lombok. Berdiri di Surakarta pada tahun 1919 bernama Java Institut. Dalam keputusan kongres tahun 1924 Java Institut akan mendirikan sebuah museum di Yogyakarta. Pada tahun 1929 mengumpulkan data kebudayaan dari daerah Jawa, Madura, Bali dan Lombok.
Panitia perencanaan pendirian Museum dibentuk pada tahun 1931 dengan anggota diantaranya Ir.Th.Karsten,P.H.W.Sitsen,Koperberg. Bangunan Museum Negeri Sonobudoyo menggunakan tanah bekas “schauten” tanah hadiah Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan ditandai dengan candrasengkala “Buta ngrasa esthining lata” yaitu tahun 1865 Jawa atau tahun 1934 Masehi. Sedangkan peresmian dilakukan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono VIII pada hari Rabu Wage tanggal 19 ruwah 1866 Jawa dengan ditandai candrasengkala “ Kayu Winayang ing Brahmana Budha” yang berarti tahun Jawa atau tepatnya tanggal 6 November 1935.
Pada masa pendudukan Jepang Museum Negeri Sonobudoyo dikelola oleh Bupati Panirdyopati Wiyoto Prajo (Kantor social bagian pengajaran). Di jaman kemerdekaan kemudian dikelola oleh Bupati Utorodyopati. Budaya pratiwa yaitu jajaran pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selanjutnya pada akhir tahun 1974 Museum Negeri Sonobudoyo diserahkan ke pemerintah pusat/Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan secara langsung bertanggungjawab kepada Direktorat Jendral Kebudayaan dengan berlakunya undang-undang No.22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan PP No.25 tahun 2000 tentang kewenangan Pemerintahan dan kewenangan Propinsi sebagai otonomi daerah. Museum Sonobudoyo mulai Januari 2001 bergabung pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi DIY diusulkan menjadi UPTD Perda No.7 / Th.2002 tanggal 3Agustus 2002 tentang Pembentukan dan Organisasi UPTD dan SK Gubernur No.161 / Th.2002 tanggal 4 November 2002 tentang Tugas Pokok dan Fungsi.
Koleksi Museum Negeri Sonobudoyo dari tahun ke tahun bertambah,meliputi koleksi prasejarah , klasik, islam, etnografika, naskah, dan berbagai buku. Karena pertimbangan luas ruang pameran tidak seimbang maka Museum Negeri Sonobudoyo memperluas ruang pamerannya ke Dalem Condrokiranan letaknya sebelah timur alun-alun di selatan plengkung wijilan. Dalam penyelenggaraan
pameran Koleksi Museum Negeri Sonobudoyo Yogyakarta di Kabupaten Sleman saat ini memamerkan 10 jenis koleksi.
4. Analisis 4.1. Rancangan aplikasi
4.1.1 Halaman awal
Museum Map
History Picture Activity
sound
Berisi menu-menu seperti menu Museum Map, menu History, menu Picture. Di dalam menu utama (home) disajikan tampilan teks, gambar serta animasi teks yang telah dimodifikasi sedemikian rupa agar tampilan menu utama (home) lebih menarik dan interaktif.
4.1.2 Halaman Peta
Home
Nama-nama ruangan pada
Museum
Gambar isi ruangan
Tombol navigasi
(Zoom in / Out)
Denah Museum Sonobudoyo
Menu yang berisi gambaran Museum Sonobudoyo dan informasi-
informasi yang disajikan tiap ruang. Terdapat pula teks dan foto yang dapat mewakili isi deskripsi Museum Sonobudoyo.
4.1.3 Halaman informasi ruangan
Home Foto-foto benda
koleksi ruangan
Informasi ruangan/benda koleksi
Foto ruangan
Back
Menu yang berisi tentang informasi ruangan tersebut dan benda-benda kolesi ruangan tersebut beserta foto-fotonya.
Menu yang berisi tentang informasi ruangan tersebut dan benda-benda kolesi ruangan tersebut beserta foto-fotonya.
4.1.4 Halaman History 4.1.4 Halaman History
Sejarah Museum Sonobudoyo Visi & Misi
Struktur Organisasi
Picture Activity
home
Menu yang berisi tentang sejarah Museum Sonobudoyo terdapat pula sub-sub menu tentang Museum Sonobudoyo.
Menu yang berisi tentang sejarah Museum Sonobudoyo terdapat pula sub-sub menu tentang Museum Sonobudoyo.
4.1.5 Halaman Visi dan Misi 4.1.5 Halaman Visi dan Misi
Visi dan Misi Museum Sonobudoyo
back
Menu yang berisi tentang visi dan misi Museum Sonobudoyo.
4.1.6 Halaman Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Museum Sonobudoyo
Back
Menu yang berisi tentang struktur organisasi Museum Sonobudoyo.
4.1.7 Halaman Picture
Foto-foto benda koleksi museum home
Menu yang berisi tentang foto-foto benda koleksi Museum Sonobudoyo Yogyakarta yang ditampilkan secara slide.
4.1.8 Halaman Activity
Kegiatan Baru
Daftar aktivitas-aktivitas baru Museum Sonobudoyo
home
Menu yang berisi tentang aktivitas-aktivitas Museum Sonobudoyo. Pada menu aktivitas ini kita bisa melihat kegiatan lama dan kegiatan baru di Museum Sonobudoyo.
5. Gambaran implementasi tampilan program
5.1 Tampilan Home
Berisi menu-menu seperti menu Museum Map, menu History, menu Picture dan menu Activity. Di dalam menu utama (home) disajikan tampilan teks, gambar, serta animasi teks yang telah dimodifikasi sedemikian rupa agar tampilan menu utama (home) lebih menarik dan interaktif. Terdapat pula lambang kota Jogjakarta dan lambang Museum Sonobudoyo pada bagian atas. Tidak itu saja pada menu ini ditambahkan pula backsound untuk menambah penyajian lebih menarik.
5.2 Tampilan Menu Museum Map
Menu yang berisi gambaran denah Museum Sonobudoyo dan foto-foto yang dapat mewakili isi deskripsi per ruangan Museum Sonobudoyo. Terdapat pula tombol navigasi untuk zoom in atau zoom out denah Museum
Sonobudoyo dan kompas untuk menunjukann arah utara pada Museum Sonobudoyo.
5.3 Tampilan Submenu Ruangan
Menu yang berisi tentang informasi ruangan tersebut dan informasi
benda-benda kolesi pada ruangan tersebut beserta foto-fotonya.
5.4 Tampilan Menu History
Menu yang berisi tentang sejarah Museum Sonobudoyo terdapat pula sub-sub menu tentang Museum Sonobudoyo, seperti menu Visi dan Misi, Menu Struktur Organisasi, menu Picture dan menu Activity.
5.5 Tampilan Submenu Visi dan Misi
Menu yang berisi tentang visi dan misi Museum Sonobudoyo.
5.6 Tampilan Submenu Struktur
Menu yang berisi tentang struktur organisasi Museum Sonobudoyo.
5.7 Tampilan Menu Picture
Menu yang berisi tentang foto-foto benda koleksi Museum
Sonobudoyo Yogyakarta yang ditampilkan secara slide.
5.8 Tampilan Menu Activity
Menu yang berisi tentang aktivitas-aktivitas Museum Sonobudoyo. Pada menu aktivitas ini terdapat tombol menuju kekegiatan lama sehingga kita bisa melihat kegiatan lama atau kembali lagi kekegiatan baru di Museum Sonobudoyo.
6. Action Script Pada Menu Utama
import flash.media.SoundMixer;
var tempatClassMusik:LaguNya = new LaguNya(); var fungsiMainSound:SoundChannel = new SoundChannel(); fungsiMainSound.addEventListener(Event.ACTIVATE,onComplete,false,1,true); function onComplete(evt:Event):void { fungsiMainSound = tempatClassMusik.play();} berhenti.visible = true; main.visible = false; main.addEventListener(MouseEvent.CLICK, playSound); berhenti.addEventListener(MouseEvent.CLICK, stopSound); function playSound(e:MouseEvent):void { berhenti.visible = true; main.visible = false; fungsiMainSound = tempatClassMusik.play(); fungsiMainSound.addEventListener(Event.SOUND_COMPLETE,loopSound);} function stopSound(e:MouseEvent):void { SoundMixer.stopAll(); main.visible = true; berhenti.visible = false;} function loopSound(e:Event):void { fungsiMainSound = tempatClassMusik.play(); fungsiMainSound.addEventListener(Event.SOUND_COMPLETE, loopSound);} //script untuk full screen import flash.system.fscommand; stage.scaleMode = StageScaleMode.NO_SCALE; stage.displayState = StageDisplayState.FULL_SCREEN; var imageLoader:Loader = new Loader(); var imageRequest:URLRequest = new URLRequest("denah/denah.swf"); peta.addEventListener(MouseEvent.CLICK, MasukPeta); function MasukPeta(evt:MouseEvent) { imageLoader.load(imageRequest); addChild(imageLoader);} sejarah.addEventListener(MouseEvent.CLICK, MasukSejarah); function MasukSejarah(evt:MouseEvent) { gotoAndStop(1,"Sejarah");} foto.addEventListener(MouseEvent.CLICK, MasukFoto); function MasukFoto(evt:MouseEvent) { gotoAndStop(1,"galeri");} aktifitas.addEventListener(MouseEvent.CLICK, aktifitas1); function aktifitas1(evt:MouseEvent) { gotoAndStop(10,"aktifitas");} keluar.addEventListener(MouseEvent.MOUSE_DOWN, keluar1); function keluar1(event:MouseEvent):void { fscommand("quit"); }
7. Kesimpulan Setelah melaui beberapa tahapan pembuatan program, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut : a. Untuk lebih mengetahui informasi Museum Sonobudoyo maka Museum
melakukan berbagai kegiatan-kegiatan promosi melalui berbagai surat kabar, pameran, dan brosur.Di Museum Sonobudoyo sudah terdapat peta ruangan Museum tersebut, peta tersebut tidak memberikan informasi secara lengkap dan menarik. Selain itu peta tersebut hanya berupa manual atau selebaran.
b. Dengan dasar tesebut maka mencoba memberikan solusi dengan membuat layanan informasi dengan cara melihat tampilan peta informasi Museum Sonobudoyo melalui gambar, teks, dengan gabungan animasi, musik yang dapat menarik perhatian dan memudahkan pengunjung Museum, karyawan, pihak lain sebagai penerima informasi.
c. Peta tersebut dapat menyajikan informasi lengkap yang dibutuhkan wisatawan yang sedang berkunjung di Museum Sonobudoyo misalnya sejarah Museum, nama ruangan, isi Museum, ataupun informasi lainnya yang tersedia.
8. Daftar Pustaka
Bejo Haryono,Siswanti,dkk . 2003 . Museum Negeri Sonobudoyo Unit II Yogyakarta . Yogyakarta : Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Madcoms,2008. Mahir 7 hari Adobe Flash CS3 Professional. Yogyakarta : Andi Offset
Madcoms,2008. Mahir 7 hari Adobe Photoshop CS3.Yogyakarta : Andi Offset Madcoms,2006. Mahir 7 hari CorelDRAW X3.Yogyakarta : Andi Offset Raymond, Mcleod.1996. Sistem Informasi Manajemen Studi Berbasis Komputer.
Edisi Indonesia Jilid 2. Jakarta : PT Prenhallindo Suyanto, M,2003.Multimedia, Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan
Bersaing.Yogyakarta : Andi Offset