OPTIMASI GELLING AGENT
PROPILENGLIKOL DALAM SEDIAAN GEL ANTI
EKSTRAK DAUN COCOR BEBEK (
DENGAN APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
GELLING AGENT CARBOPOL DAN HUMEKTAN
PROPILENGLIKOL DALAM SEDIAAN GEL ANTI-INFLAMASI
EKSTRAK DAUN COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata (Lam.))
DENGAN APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Yosua Cahya Purnawidya
NIM : 118114136
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
CARBOPOL DAN HUMEKTAN
INFLAMASI
(Lam.))
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
OPTIMASI GELLING AGENT CARBOPOL DAN HUMEKTAN
PROPILENGLIKOL DALAM SEDIAAN GEL ANTI-INFLAMASI
EKSTRAK DAUN COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata (Lam.))
DENGAN APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
Skripsi yang diajukan oleh:
Yosua Cahya Purnawidya
NIM: 118114136
Telah disetujui oleh:
Pembimbing Utama
Septimawanto Dwi Pasetyo, M.Si.,Apt. Tanggal:……………………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
HALAMAN PENGESAHAN
OPTIMASI GELLING AGENT CARBOPOL DAN HUMEKTAN
PROPILENGLIKOL DALAM SEDIAAN GEL ANTI-INFLAMASI
EKSTRAK DAUN COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata (Lam.)) DENGAN
APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
Oleh:
Yosua Cahya Purnawidya
NIM: 118114136
Dipertahankan di hadapan panitia penguji skripsi
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Pada tanggal: 14 Juli 2015
Mengetahui
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Dekan
(Aris Widayati M.Si., Ph.D., Apt.)
Panitia Penguji Tanda Tangan
1. Septimawanto Dwi P., M.Si., S.Farm., Apt. ……………...
2. Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc. ……………...
3. Beti Pudyastuti, M.Sc., Apt. ……………...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
And whatsover ye do, in word or in deed, do all in the name of the Lord Jesus, giving thanks to God the Father
through him. Colossians 3: 17
When everything seems like It’s falling apart
That’s when God is Putting things together
Just the way He wants it
Terimakasih untuk semua semangat dan kebersamaannya. Dengan penuh kasih. Yosua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarism dalam naskah
ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Yogyakarta, 19 Mei 2015
Penulis,
Yosua Cahya Purnawidya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yosua Cahya Purnawidya
Nomer Mahasiswa : 118114136
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
OPTIMASI GELLING AGENT CARBOPOL DAN HUMEKTAN
PROPILENGLIKOL DALAM SEDIAAN GEL ANTI-INFLAMASI
EKSTRAK DAUN COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata (Lam.)) DENGAN
APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 19 Mei 2015
Yang menyatakan,
(Yosua Cahya Purnawidya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Optimasi
Gelling Agent Carbopol Dan Humektan Propilen Glikol Dalam Sediaan Gel Anti-
inflamasi Ekstrak Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) Dengan
Aplikasi Desain Faktorial” ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat mendapat gelar sarjana Farmasi (S.Farm) program studi Farmasi.
Selama proses masa perkuliahan studi S1 hingga terlaksananya tugas
akhir ini tidak lepas dari peran, dukungan, bantuan, bimbingan, dan motivasi dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Orang tua penulis, adik, dan keluarga besar penulis tercinta atas doa dan
dukungan.
2. Ibu Aris Widayati, Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
3. Bapak Septimawanto Dwi Prasetyo, M.Si., Apt., selaku Dosen
Pembimbing Skripsi atas segala dukungan, arahan, semangat dan masukan
kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc., selaku dosen penguji yang
telah memberikan waktu, masukan, kritik dan saran kepada penulis.
5. Ibu Beti Pudyastuti, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji yang telah
memberikan waktu, masukan, kritik dan saran kepada penulis.
6. Segenap dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
membagikan ilmu serta pengalaman selama perkuliahan penulis.
7. Pak Musrifin, Pak Agung, Pak Sigit, Pak Wagiran, Pak Heru, Pak Parlan,
Pak Kunto, serta laboran-laboran lain atas segala bantuan yang diberikan
kepada penulis selama penelitian.
8. Adikku Kanthi atas doa dan dukungan yang diberikan kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
9. Rekan-rekan skripsi penulis selama penelitian, Galih, Dian dan Regi atas
kebersamaannya selama penelitian.
10. Teman-teman kontrakan kuning Mas Yudha, Gigih dan Galih untuk
keceriaan dan kebersamaannya.
11. Nadia, Hensu, Eva, Yolana, Me Li, Dara, Macin, Rio, Ervan, Putu, Ipang,
Shinta, untuk pertemanan yang spesial, kasih, semangat, perhatian,
keceriaan, saran, dan dukungan kepada penulis.
12. Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu untuk setiap
dukungan dan bantuannya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan
dalam laporan akhir skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan dari semua pihak. Semoga laporan akhir skripsi ini dapat berguna
bagi seluruh pihak, terutama dalam bidang kefarmasian.
Yogyakarta, 19 Mei 2015
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI............................................ vi
PRAKATA ........................................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xv
INTISARI .......................................................................................................................... xvi
ABSTRACT ........................................................................................................................ xvii
BAB I PENGANTAR ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1. Perumusan masalah ............................................................................................... 4
2. Keaslian penelitian ................................................................................................ 4
3. Manfaat penelitian ................................................................................................. 5
B. Tujuan ......................................................................................................................... 6
1. Tujuan umum ........................................................................................................ 6
2. Tujuan khusus ....................................................................................................... 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA................................................................................ 7
A. Gel ............................................................................................................................... 7
B. Gelling agent ............................................................................................................... 8
C. Carbopol ...................................................................................................................... 9
D. Humektan .................................................................................................................... 11
E. Propilenglikol .............................................................................................................. 11
F. Cocor bebek (Khalanchoe pinata (Lam.)) .................................................................. 12
G. Flavonoid .................................................................................................................... 14
H. Ekstraksi ...................................................................................................................... 16
I. Inflamasi ...................................................................................................................... 17
J. Desain Faktorial .......................................................................................................... 18
K. Landasan Teori ............................................................................................................ 20
L. Hipotesis ...................................................................................................................... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 22
A. Jenis dan rancangan penelitian .................................................................................... 22
B. Variabel ....................................................................................................................... 22
1. Variabel bebas ....................................................................................................... 22
2. Variabel tergantung ............................................................................................... 22
3. Variabel pengacau terkendali ................................................................................ 22
4. Variabel pengacau tak terkendali .......................................................................... 23
C. Definisi operasional .................................................................................................... 23
D. Bahan penelitian .......................................................................................................... 25
E. Alat penelitian ............................................................................................................. 26
F. Tata cara penelitian ..................................................................................................... 26
1. Determinasi tanaman cocor bebek (Kalanchoe pinnata L.) .................................. 26
2. Pengumpulan dan cara panen daun cocor bebek................................................... 27
3. Pembuatan ekstrak daun cocor bebek ................................................................... 27
4. Penetapan kadar flavonoid pada ekstrak cocor bebek ........................................... 28
5. Orientasi level faktor carbopoldan propilenglikol ................................................ 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Formula gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek .......................................... 29
7. Uji sifat fisik dan stabilitas fisik gel ...................................................................... 31
8. Uji aktivitas anti-inflamasi .................................................................................... 32
G. Optimasi dan analisis data ........................................................................................... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 37
A. Determinasi tumbuhan ................................................................................................ 37
B. Pengumpulan bahan dan pembuatan simplisia ........................................................... 37
C. Pembuatan ekstrak etanol daun cocor bebek .............................................................. 39
D. Pengujian kuantitatif ekstrak etanol daun cocor bebek ............................................... 41
E. Orientasi level kedua faktor penelitian ....................................................................... 43
F. Pembuatan sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek ............................... 45
G. Sifat fisik dan stabilitas gel ......................................................................................... 48
1. Uji organoleptis ..................................................................................................... 48
2. Uji pH .................................................................................................................... 49
3. Uji viskositas ......................................................................................................... 50
4. Uji daya sebar ........................................................................................................ 51
H. Efek penambahan carbopol, propilenglikol dan interaksinya dalam menentukan
sifat fisik dan stabilitas fisik gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek ................. 53
1. Viskositas .............................................................................................................. 53
2. Daya sebar ............................................................................................................ 55
3. Stabilitas gel .......................................................................................................... 57
I. Optimasi formula ........................................................................................................ 59
1. Contour plot viskositas ......................................................................................... 59
2. Contour plot daya sebar ........................................................................................ 60
3. Contour plot superimposed ................................................................................... 61
J. Validasi superimposed contour plot gel ...................................................................... 62
K. Uji daya hambat inflamasi gel..................................................................................... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 67
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
B. Saran ............................................................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 68
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 72
BIOGRAFI PENULIS ...................................................................................................... 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Rancangan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level ......................... 19
Tabel II. Formula gel ekstrak daun cocor bebek............................................................ 30
Tabel III. Formula gel ekstrak daun cocor bebek modifikasi ......................................... 30
Tabel IV. Sifat fisik sediaan gel dengan variasi jumlah carbopol ................................... 42
Tabel V. Sifat fisik sediaan gel dengan variasi jumlah propilenglikol .......................... 44
Tabel VI. Uji organoleptis gel anti-inflamasi .................................................................. 49
Tabel VII. Uji pH gel anti-inflamasi ................................................................................. 50
Tabel VIII.Viskositas (�̅ ± SD) gel anti-inflamasi ............................................................ 51
Tabel IX. Daya sebar (�̅ ± SD ) gel anti-inflamasi.......................................................... 52
Tabel X. Uji Shapiro-Wilk daya sebar tiap formula dan uji Levene’s ........................... 54
Tabel XI. Nilai efek carbopol dan propilenglikol serta interaksinya dalam
menentukan respon viskositas ....................................................................... 54
Tabel XII. Uji normalitas Shapiro-Wilk dan uji variansi Levene’s data daya sebar ......... 56
Tabel XIII.Nilai efek corbopol dan propilenglikol serta interaksinya dalam
menentukan respon daya sebar ...................................................................... 56
Tabel XIV. Pergeseran viskositas (�̅ ± SD ) gel ............................................................... 57
Tabel XV. Nilai efek corbopol dan propilenglikol serta interaksinya dalam
menentukan respon pergeseran viskositas ..................................................... 58
Tabel XVI. Validasi area komposisi optimum gel ........................................................... 63
Tabel XVII.Hubungan AUC tebal edema kaki tikus antar perlakuan .............................. 65
Tabel XVIII.Hasil uji daya hambat inflamasi gel ekstrak daun cocor bebek ................... 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur molekul Carbopol ........................................................................ 9
Gambar 2. Struktur molekul propilen glikol ............................................................... 11
Gambar 3. Profil kurva variasi jumlah carbopol terhadap viskositas ........................ 42
Gambar 4. Profil kurva variasi jumlah carbopol terhadap daya sebar ........................ 43
Gambar 5. Profil kurva variasi jumlah propilenglikol terhadap viskositas................. 44
Gambar 6. Profil kurva variasi jumlah propilenglikol terhadap daya sebar ............... 44
Gambar 7. Kurva pergeseran viskositas dari waktu kewaktu ..................................... 58
Gambar 8. Contour plot viskositas ............................................................................. 59
Gambar 9. Contour plot daya sebar ............................................................................ 60
Gambar 10. Contour plot superimposed ....................................................................... 61
Gambar 11. Validasi pada area komposisi optimum .................................................... 62
Gambar 12. Grafik edema kaki tikus tiap waktu pengukuran....................................... 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat pengesahan determinasi dan hasil determinasi .................................... 72
Lampiran 2. Surat etical clearance .................................................................................... 73
Lampiran 3. Data viskositas, daya sebar dan pergeseran viskositas.................................. 74
Lampiran 4. Perhitungan daya anti-inflamasi .................................................................... 76
Lampiran 5. Perhitungan data menggunakan R software .................................................. 78
Lampiran 7. Perhitungan efek............................................................................................ 85
Lampiran 8. Hasil validasi contour plot superimposed ..................................................... 86
Lampiran 9. Perhitungan statistika daya hambat inflamasi ............................................... 87
Lampiran 10. Dokumentasi ................................................................................................. 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
INTISARI
Cocor bebek memiliki kandungan fitokimia aktif yaitu flavonoid. Flavonoid memiliki efek farmakologis sebagai anti-inflamasi. Ekstrak cocor bebek diformulasikan kedalam bentuk sediaan gel. Sediaan gel memiliki kelebihan memberikan efek dingin, mudah diaplikasikan, dan dapat membawa zat aktif dengan baik. Sifat fisik sediaan gel ekstrak cocor bebek dipengaruhi oleh komposisi gelling agent dan humektan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari komposisi carbopol, propilenglikol dan interaksinya dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas dari sediaan gel, serta menentukan area komposisi optimum dari formulasi gel ekstrak cocor bebek.
Jenis penelitian yang digunakan merupakan rancangan eksperimental murni dengan pendekatan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level. Carbopol menggunakan level 1,2-1,6 g dan propilenglikol menggunaan level 15-30 g. Sifat fisik ditentukan dengan melihat parameter viskositas dan daya sebar. Stabilitas fisik ditentukan dengan melihat pergeseran viskositas setelah penyimpanan 1 bulan. Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan software R 3.1.2 untuk mengetahui signifikansi efek dari setiap faktor dan interaksinya dalam memberikan pengaruh. Uji kemampuan anti-inflamasi gel dilakukan menggunakan hewan uji tikus yang diinduksi suspensi karagenan-NaCl 1%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa carbopol memberikan efek dominan terhadap viskositas dan daya sebar. Area komposisi optimum ditemukan dengan sifat fisik dan stabilitas gel yang dikehendaki. Gel ekstrak daun cocor bebek memiliki efek anti-inflamasi dengan prosen penghambatan 50,34%.
Kata kunci: daun cocor bebek, gel, carbopol, propilen glikol, desain faktorial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
ABSTRACT
Cocor bebek contains active phytochemicals are flavonoids. Flavonoids have pharmacological effects as an anti-inflammatory. Cocor bebek leaf extract are formulated into dosage forms gel. Gel preparations have advantages provide cooling effect, easy to apply, and can bring the active substance with well. The physical properties of gel formulation is influenced by the composition of the gelling agent and humectant. The purpose of this research was to determine the effect of carbopol, propilenglicol and their interactions to determine on the physical properties and physical stability of gel, the optimum composition area of anti-inflammatory gel formulation, and to determine anti-inflammatory activity of cocor bebek leaf extract.
Type of this research was purely experimental design using factorial design with two factors and two levels. Carbopol were 1,2-1,6 g and propilenglicol were 15-30 g. The physical properties and stability of gel were tested by observe the viscosity, spreadability and viscosity shift after 1 month of storage. The data was analyzed statistically by using open source software R version 3.1.2 with confidence level is 95% to determine the significance of each factor and their interactions in give the effect. The activity of anti-inflammatory tested by using rat Sprague dawley strain induced suspension of carrageenan-NaCl 1%.
The results showed that Carbopol had a significant effect on viscosity and spreadability. The optimum area were found on the superimposed contour plots that showed desired viscosity and spreadabillity. The gel cocor bebek leaf extract had anti-inflammatory effects 50,34%.
Keywords: cocor bebek leaf extract, gel, carbopol, propilen glycol, factorial
design
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Keadaan sehat bagi semua orang merupakan prioritas utama. Sehat
merupakan keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan untuk
produktif secara sosial ekonomi (Kee dan Hayes 1996). Jika kesehatan terganggu,
orang cenderung merasa tidak nyaman dan produktifitas akan menurun. Banyak
hal yang dapat dikategorikan sebagai gangguan kesehatan diantaranya adalah
inflamasi atau peradangan. Inflamasi dapat terjadi pada banyak organ, baik dalam
maupun luar, salah satunya adalah kulit.
Inflamasi pada kulit sering kali terjadi pada kebanyakan orang dan
merupakan reaksi pertahanan tubuh untuk melawan infeksi atau proses
penyembuhan cedera. Terjadi reaksi vaskular yang menyebabkan cairan, elemen
darah, sel darah putih, dan mediator kimia menumpuk pada tempat yang cedera
pada proses inflamasi. Inflamasi memiliki ciri-ciri khas yaitu kemerahan, panas,
pembengkakan (edema), nyeri, dan hilangnya fungsi (Nugroho, 2011). Inflamasi
merupakan respon alami manusia terhadap cidera namun dampak dari inflamasi
menimbulkan ketidaknyamanan pada penderitanya.
Pengobatan inflamasi yang selama ini dipakai adalah dengan
menggunakan zat kimia sintetis, namun penggunaan dalam waktu lama
menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan, berupa penipisan jaringan
kulit, erosi kulit, dan pembuluh darah kulit menipis. Kini banyak dikembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
terapi pengobatan inflamasi berbahan aktif dari tanaman. Senyawa aktif dari
tanaman dapat digunakan sebagai terapi inflamasi dan memiliki keunggulan
karena tidak menimbulkan efek samping dalam penggunaan jangka waktu lama.
Salah satu tanaman yang dipercaya secara empiris dapat mengobati gejala
inflamasi adalah tanaman cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) (Matthew,
Jain, James, Matthew, dan Bhowmik, 2013).
Tanaman cocor bebek mengandung banyak senyawa diantaranya alkaloid,
triterpen, glikosida, flavonoid, kardienolida, bufadienolida dan lipid. Flavonoid
merupakan komponen senyawa dalam cocor bebek yang memiliki efek anti-
inflamasi (Pattewar, 2012). Aktivitas flavonoid sebagai anti-inflamasi adalah
menghambat pelepasan asam arakidonat yang merupakan starting material dalam
respon inflamasi (Lafuente, Guillamon, Villares, Rostagno, dan Martinez, 2009).
Cara tradisional penggunaan daun tanaman cocor bebek sebagai terapi
penyembuhan inflamasi pada kulit adalah dengan diparut atau ditumbuk daunnya
lalu di tempelkan ke daerah yang bengkak atau ruam. Penggunaan secara
tradisional ini kurang efektif dan tidak nyaman bagi pasien, maka cocor bebek
perlu diformulasi menjadi sediaan farmasi (Pattewar, 2012). Ekstrak daun cocor
bebek sebagai obat anti-inflamasi diformulasi menjadi sediaan gel. Gel dipilih
dengan mempertimbangkan kelarutan ekstrak, nyaman digunakan, mudah dicuci,
dan memberikan sensasi dingin pada kulit (Allen, 2002).
Gel adalah sistem semi solid di mana pergerakan medium pendispersinya
dibatasi suatu jalinan struktur tiga dimensi dari partikel atau makromolekul
terdispersi. Komponen penyusun gel yang paling utama adalah gelling agent dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
humektan. Gelling agent berfungsi sebagai basis yang membentuk struktur tiga
dimensi yang menjerap dan membatasi pergerakan medium pendispersi yang
mengandung zat aktif obat. Humektan berfungsi untuk mempertahankan
kandungan air dalam sediaan sekaligus mempertahankan kelembaban kulit
(Marriott dan Wilson, 2010). Pada penelitian kali ini digunakan Carbopol sebagai
gelling agent dan propilenglikol sebagai humektan. Carbopol secara umum
digunakan di dalam formulasi sediaan cair atau semisolid yang berfungsi untuk
meningkatkan viskositas sediaan. Propilen glikol menjaga kadar air sediaan dan
meningkatkan absorbsi zat aktif ke kulit pasien (Rowe, Sheskey, dan Owen,
2006).
Metode optimasi memungkinkan untuk mengidentifikasi baik efek
masing-masing faktor maupun efek interaksi antar faktor (Bolton dan Bon, 2004).
Gelling agent dan humektan dipilih sebagai faktor yang dioptimasi karena paling
menentukan sifat fisik dan stabilitas fisik dari sediaan. Kondisi optimum
ditentukan dengan cara desain faktorial dengan dua faktor dan dua level (Voigt,
1994). Penelitian ini menggunakan dua faktor yaitu Carbopol dan propilen glikol,
dengan masing-masing level rendah dan tinggi. Level ditentukan dari orientasi
faktor terhadap formula acuan yang telah dimodifikasi. Formula sediaan gel cocor
bebek perlu dioptimasi guna mendapatkan area komposisi optimum yang
memenuhi parameter sifat fisik dan stabilitas fisik yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang diambil dalam
penelitian ini adalah :
a. Faktor apakah yang lebih dominan antara Carbopol, propilen glikol atau
interaksi keduanya yang menentukan sifat fisik (viskositas dan daya sebar)
dan stabilitas fisik (pergeseran viskositas setelah penyimpanan satu bulan)
sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek?
b. Apakah area komposisi optimum gelling agent Carbopol dan humektan
propilen glikol yang menghasilkan sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun
cocor bebek dengan sifat fisik (viskositas dan daya sebar) dan stabilitas fisik
(pergeseran viskositas setelah penyimpanan satu bulan) baik diperoleh?
c. Apakah sediaan gel ekstrak daun cocor bebek dapat memberikan efek
farmakologis sebagai anti-inflamasi pada hewan uji tikus yang diinduksi
karagenan-NaCl 1%?
2. Keaslian penelitian
Penelitian yang terkait antara lain:
a. “Formulasi dan Uji Efektivitas Gel Luka Bakar Ekstrak Daun Cocor Bebek
(Kalanchoe pinnata L.) pada kelinci (Oryctolagus cuniculus)” yang
dilakukan oleh Hasyim, Pare, Junaid dan Kurniati (2012). Penelitian tersebut
bertujuan untuk menentukan konsentrasi ekstrak daun cocor bebek yang
paling efektif untuk menyembuhkan luka bakar pada kelinci. Penelitian ini
menggunakan dua macam humektan yaitu gliserol dan propilen glikol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Perbedaan dengan penelitian kali ini tidak mencari konsentrasi ekstrak
namum mencari formula optimum dari gelling agent dan humektan, serta
hanya menggunakan satu macam humektan yaitu propilen glikol. Peneliti
menggunakan penelitian ini sebagai acuan formula gel ekstrak cocor bebek.
b. “Analgesic and Anti-Inflammatory Activity of Kalanchoe pinnata (Lam.)
Pers” oleh Matthew, Jain, James, Matthew, dan Bhowmik (2013) mengenai
uji aktivitas anti-inflamasi tanaman cocor bebek pada hewan uji tikus yang
diinduksi karagenan-NaCl 1%. Penelitian yang dilakukan oleh Matthew
tidak melakukan formulasi, sedangkan penelitian kali ini dilakukan
formulasi dan penentuan formula optimum.
Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan peneliti, penelitian mengenai
optimasi gelling agent Carbopol dan humektan propilen glikol dalam sediaan
gel anti-inflamasi dari ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.))
dengan aplikasi desain faktorial belum pernah dilakukan.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis: Penelitian ini diharapkan mampu menambah dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dalam dunia farmasi mengenai optimasi
gelling agent Carbopol dan humektan propilen glikol pada sediaan gel anti-
inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)).
b. Manfaat praktis: Penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan sedian gel
anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
stabilitas dan sifat fisik yang baik serta memiliki efek farmakologis dalam
pengobatan inflamasi.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan gel anti-inflamasi ekstrak
daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata(Lam.)) yang memenuhi persyaratan sifat
fisik (viskositas dan daya sebar) dan stabilitas (pergeseran viskositas setelah
penyimpanan 1 bulan).
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui faktor yang lebih dominan antara Carbopol, propilen glikol atau
interaksi keduanya yang menentukan sifat fisik (viskositas dan daya sebar)
dan stabilitas fisik (pergeseran viskositas setelah penyimpanan satu bulan)
sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek.
b. Mendapatkan area komposisi optimum gelling agent Carbopol dan
humektan propilen glikol yang menghasilkan sediaan gel anti-inflamasi
ekstrak daun cocor bebek dengan sifat fisik (viskositas dan daya sebar) dan
stabilitas fisik (pergeseran viskositas setelah penyimpanan satu bulan) baik.
c. Mengatahui apakah sediaan gel ekstrak daun cocor bebek dapat memberikan
efek farmakologis sebagai anti-inflamasi pada hewan uji tikus yang
diinduksi karagenan-NaCl 1%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Gel
Gel merupakan sediaan semipadat yang terbentuk dari sistem suspensi
yang dibuat dari partikel anorganik atau molekul organik terpenetrasi dalam
cairan (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995).
Gel mengandung larutan bahan aktif tunggal atau campuran dengan
pembawa yang bersifat hidrofilik maupun hidrofobik. Basis dari gel merupakan
senyawa hidrofilik sehingga memiliki konsistensi lembut. Efek penguapan
kandungan air yang terdapat pada basis gel memberikan sensasi dingin saat
diaplikasikan pada kulit. Sediaan gel hidrofilik memiliki sifat daya sebar yang
baik pada permukaan kulit. Pelepasan obat dari sediaan ini dinilai baik, zat aktif
dilepaskan dalam waktu yang singkat dan nyaris semua zat aktif dilepaskan dari
pembawanya. Setelah kering hidrogel akan membentuk suatu lapisan film tipis
elastis dengan daya lekat baik, tidak menyumbat pori kulit, tidak menghambat
fungsi fisiologis kulit, dan mudah dicuci dengan air (Voigt, 1994).
Kandungan utama dalam sediaan gel adalah air (85-95%) dan gelling
agent. Sediaan gel biasanya menggunakan komponen polimer organik seperti
golongan asam poliakrilat (Carbopol), natrium metilselulosa atau selulosa organik
lainnya. Penambahan bahan pengawet harus dilakukan untuk mencegah
pertumbuhan bakteri pada sediaan karena kandungan air yang sangat banyak
merupakan tempat yang baik untuk bakteri berkembang. Penggunaan gel dalam
jangka yang lama akan menyebabkan permukaan kulit menjadi kering, untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
menjaga kelembaban kulit pada formula gel sering ditambahkan humektan
(Barel, Paye, dan Malbach, 2001).
Konsistensi gel dipengaruhi oleh gelling agent yang membentuk matriks
tiga dimensi. Gaya intermolekuler dari polimer akan mengikat molekul solven
pada matriks sehingga pergerakan solven menurun dan terjadi peningkatan
viskositas. Rantai polimer organik dapat memanjang pada pelarut yang cocok.
Perpanjangan rantai polimer akan menghasilkan ikatan hidrogen antara air dan
gugus hidroksil dari gelling agent pada pelarut air. Ikatan molekul dalam matriks
inilah yang membentuk struktur pada sediaan gel (Zats dan Kushla, 1996).
B. Gelling agent
Faktor penting yang ada dalam sistem gel adalah gelling agent. Tugas
utama dari gelling agent untuk menjaga konstituen cairan dan padatan dalam
suatu bentuk gel. Gelling agent membentuk jaringan struktur gel. Peningkatan
jumlah gelling agent dalam suatu formula gel akan meningkatkan kekuatan dari
jaringan struktur gel sehingga terjadi kenaikan viskositas. Gelling agent yang
kerap digunakan sebagai basis formula adalah gum alami, gum sintetis, resin,
selulosa dan hidrokoloid lain seperti Carbopol. Tiap jenis gelling agent memiliki
efek masing-masing dalam memberikan pengaruh terhadap formula gel. Besar
konsentrasi gelling agent yang digunakan dalam formula menentukan pula
karakteristik sediaan gel seperti kekuatan dan elastisitas (Zats dan Kushla, 1996).
Gelling agent akan bergabung, saling menjerat, dan membentuk struktur
jaringan koloid tiga dimensi sesaat setelah didispersikan dengan pelarut yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
sesuai. Jaringan koloid ini akan menjebak zat aktif dan membatasi aliran cair
dengan mengurangi pergerakan molekul pelarut. Struktur jaringan ini menahan
deformasi sediaan dan sangat berpengaruh terhadap viskositas gel (Pena, 1990).
Gelling agent yang digunakan untuk sediaan farmasi harus inert, aman,
tidak reaktif dan mempengaruhi stabilitas dari zat aktif. Gel yang terbuat dari
polisakarida alami mudah mengalami degradasi oleh mikrobia yang dapat
menurunkan kualitas dan karakteristik dari gel sehingga penambahan pengawet
yang sesuai sangat penting (Zats dan Kushla, 1996).
C. Carbopol
Gambar 1. Struktur molekul Carbopol
Carbopol atau carbomer (gambar 1) adalah polimer sintetik asam akrilat
dengan molekul besar. Carbopol berbentuk serbuk berwarna putih dengan pH 2,5
– 3 (dalam 1% larutan air-Carbopol). Carbopol memiliki sifat higroskopik, dapat
menyerap kelembaban air dari udara. Carbopol mengandung kelompok asam
karboksilat 56% - 68% yang dihitung dari basis kering. Berat molekul resin
carbopol secara teoritis adalah 7 x 105 hingga 4 x 109. Carbopol digunakan secara
umum dalam formulasi sediaan cair atau semisolid sebagai suspending atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
sebagai agen untuk meningkatkan viskositas. Carbopol berfungsi sebagai gelling
agent pada konsentrasi 0,5-2% (Rowe dkk., 2006).
Gel akan terbentuk saat dinetralisasi pada pH antara 5 dan 10. Netralisasi
dilakukan dengan penambahan hidroksida logam atau amina seperti
diisopropanolamin dan trietanolamin (TEA). Netralisasi pH meningkatkan rantai
panjang carbopol melalui tolakan muatan untuk memproduksi jaringan gel yang
terjerap. Gaya tolak-menolak antar muatan berpengaruh sangat besar dalam
pembentukan gel, peningkatan viskositas dan kekuatan gel yang bergantung pada
pH dan kandungan garam (Swarbrick dan Boylan, 1992).
Carbopol merupakan bahan stabil dan higroskopis yang dapat dipanaskan
hingga temperatur dibawah 1040C selama 2 jam tanpa mempengaruhi viskositas.
Pemanasan yang berlebihan akan menyebabkan perubahan warna dan penurunan
stabilitas. Carbopol dapat mengalami dekomposisi pada suhu 2600C selama 30
menit. Carbopol yang berbentuk serbuk tidak mendukung untuk tumbuhnya jamur
dan kapang. Setelah carbopol didispersikan dengan air maka ada kemungkinan
tumbuhnya jamur dan kapang karena terdapat air sebagai media tumbuh.
Pengawet ditambahkan untuk mencegah pertumbuhan jamur dan kapang pada
sediaan gel.
Viskositas dispersi carbopol dapat terjaga selama penyimpanan pada suhu
kamar dan tingkat kelembaban ruangan yang normal. Penyimpanan dihindarkan
dari sinar matahari atau penambahan antioksidan dapat menjaga viskositas
dispersi. Paparan sinar matahari menyebabkan oksidasi terhadap dispersi
carbomer ditunjukkan dengan penurunan viskositas dispersi. Sediaan topikal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dengan gelling agent carbomer tidak menunjukkan reaksi hipersensitif pada
manusia (Rowe dkk., 2006).
D. Humektan
Humektan dapat meningkatan kelembaban kulit dan menjaga agar tidak
terhidrasi. Sediaan dengan kandungan air yang tinggi berpotensi mengikat dan
menyerap air dari permukaan kulit untuk menggantikan air dari sediaan yang telah
menguap, menyebabkan kulit menjadi kering. Humektan yang ditambahkan juga
mencegah sediaan menjadi kering dan kehilangan kandungan air dalam jumlah
besar. Lapisan humektan yang tipis akan terbentuk untuk mempertahankan
kelembaban dan mencegah kulit kering (Mukul, Surabhi, dan Atul, 2011).
Cara kerja humektan dalam menjaga kestabilan sediaan gel adalah dengan
mengabsorbsi lembab dari lingkungan, selain itu dapat mempertahankan kadar air
pada permukaan kulit. Humektan yang sering digunakan pada sediaan gel adalah
gliserin dan propilen glikol (Mukul dkk., 2011).
E. Propilen glikol
Gambar 2. Struktur molekul propilen glikol
Propilen glikol (gambar 2) berbentuk cairan tak berwarna yang
mempunyai sifat viskos dan higroskopis, memiliki rumus molekul C3H8O2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Propilen glikol memiliki banyak fungsi selain sebagai humektan, juga sebagai
pelarut, ekstraktan, pengawet dan desinfektan pada sediaan parentral maupun
nonparenteral. Propilen glikol dapat digunakan sebagai humektan hingga 15%
pada sediaan hidrogel. Pada suhu ruangan dan suhu dingin propilen glikol akan
stabil, namun jika dipanaskan pada suhu tinggi akan teroksidasi menjadi
propionaldehid, asam laktat, asam piruvat, dan asam asetat. Propilen glikol dapat
larut dan stabil pada etanol 95%, gliserin, atau air (Rowe, Cheskey, dan Quinn,
2009).
F. Cocor bebek (Khalanchoe pinata (Lam.))
1. Taksonomi
Kingdom : Plantae – Tumbuhan
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida – Dikotil
Ordo : Rosales
Famili : Crassulaceae
Genus : Kalanchoe
Spesies : Kalanchoe pinnata (Lam.)
Sinonim : Bryophyllum pinnatum, Crassula pinnata
Nama daerah : sosor bebek, cocor bebek
(Prasad, Kuma, Iyer, dan Sudani, 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2. Kandungan kimia
Tanaman cocor bebek mengandung komponen aktif seperti alkaloid,
triterpen, lipid, flavonoid, glikosida, bufadienolides, fenol, dan asam organik.
Bagian daun tanaman ini mempunyai kandungan aktif flavonoid yang memiliki
aktivitas sebagai anti-inflamasi. Kandungan flavonoid terbesar tanaman cocor
bebek terdapat pada bagian daun. (Afzal, Gupta, Kazmi, Rahman, Afzal, dan
Alam, 2012). Secara empiris tanaman cocor bebek biasa digunakan sebagai
obat untuk mematangkan bisul atau mengobati koreng. Daunnya yang
ditumbuk halus juga dapat digunakan sebagai kompres untuk anggota badan
yang mengalami pembengkakan (Suhono dan Tim LIPI, 2010).
3. Uraian tanaman
Cocor bebek merupakan herba berdaging, pada pangkalnya agak berkayu,
tinggi 0,3-2 m, batang segi empat tumpul atau hampir membulat, daun tunggal
atau kelihatan seolah-olah berbilang 3 atau menyirip berdaun 5, daun atau
tajunya memanjang atau oval, dengan ujung yang tumpul, beringgit atau
beringgit rangkap, 5-20 kali 2,5-15 cm, bunga berbilangan atau kelipatan 4,
menggantung, pada malai yang tegak tidak rapat, kelopak daun lekat, bulat
cylindris, melembung, 1,5-4 cm panjangnya, taju pendek, mahkota bentuk
periuk atau lonceng, jelas menyempit di atas pangkal yang melebar, di atasnya
lagi melebar, panjang 3,5-5,5 cm, bagian yang muncul diatas kelopak merah,
pangkal tabung dengan 8 lipatan yang dalam taju bulat telur bentuk lanset,
bentuk ekor yang meruncing, benang sari 8 lipatan yang dalam, taju bulat telur
bentuk lanset, bentuk ekor yang meruncing, benang sari 8, dua lingkaran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
tangkai putik panjang, helaian sisik segi empat, buah bumbung. Berbunga pada
bulan Mei hingga Desember. Cocor bebek berasal dari Afrika. Habitat cocor
bebek ada di tempat yang berbatu dan di bawah pagar (Steenis, Hoed,
Bloembergen, dan Eyma, 1992).
G. Flavonoid
Favonoid adalah senyawa golongan polifenol yang dihasilkan secara
alami oleh hampir semua jenis tumbuhan. Flavonoid ditemukan di bagian buah,
batang, bunga, dan daun. Kandungan flavonoid dalam tumbuhan berikatan dengan
gula membentuk glikosida flavonoid. Ikatan flavonoid dengan gula meningkatkan
polaritas flavonoid. Flavonoid memiliki dua atau lebih cincin aromatik, dan
terhubung masing - masing dengan aromatik hidroksil dan heterosiklik piran
(Lafuente dkk., 2009).
Flavonoid dapat berperan dalam aktivitas anti-inflamasi dengan
mekanisme tertentu. Flavonoid bersifat antioksidatif dan mampu menangkap
radikal bebas, mengatur aktivitas sel yang berhubungan dengan inflamasi,
memodulasi aktivitas enzim yang memetabolisme asam arakidonat serta
memodulasi produksi molekul proinflamasi dan ekspresi gen proinflamasi
(Lafuente dkk., 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Mekanisme anti-inflamasi yang dilakukan oleh flavonoid dapat melalui
beberapa jalur yaitu:
1. Penghambatan aktivitas enzim COX dan/atau lipooksigenase
Inhibisi jalur COX atau lipooksigenase ini secara langsung juga
menyebabkan penghambatan biosintesis agen inflamasi eikosanoid dan
leukotrien yang merupakan produk akhir dari jalur COX dan lipooksigenase.
2. Penghambatan akumulasi leukosit
Efek anti-inflamasi flavonoid dapat disebabkan oleh aksinya dalam
menghambat akumulasi leukosit di daerah inflamasi. Pada kondisi normal
leukosit bergerak bebas sepanjang dinding endotel. Selama inflamasi, berbagai
mediator turunan endotel dan faktor komplemen mungkin menyebabkan adhesi
leukosit ke dinding endotel sehingga menyebabkan leukosit menjadi immobil
dan menstimulasi degranulasi netrofil. Pemberian flavonoid dapat menurunkan
jumlah leukosit immobil dan mengurangi aktivasi komplemen sehingga
menurunkan adhesi leukosit ke endotel dan mengakibatkan penurunan respon
inflamasi tubuh.
3. Penghambatan degranulasi netrofil
Flavonoid dapat menghambat degranulasi netrofil sehingga secara
langsung mengurangi pelepasan asam arakidonat oleh netrofil.
4. Penghambatan pelepasan histamin
Efek anti-inflamasi flavonoid didukung oleh aksinya sebagai
antihistamin. Histamin adalah salah satu mediator inflamasi yang pelepasannya
distimulasi oleh pemompaan kalsium ke dalam sel. Flavonoid dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menghambat pelepasan histamin dari sel mast. Flavonoid diduga dapat
menghambat enzim c-AMP fosfodiesterase sehingga kadar c-AMP dalam sel
mast meningkat, dengan demikian kalsium dicegah masuk ke dalam sel yang
berarti juga mencegah pelepasan histamin.
5. Penstabil Reactive Oxygen Species (ROS)
Efek flavonoid sebagai antioksidan secara tidak langsung juga
mendukung efek anti-inflamasi flavonoid. Adanya radikal bebas dapat menarik
berbagai mediator inflamasi. Flavonoid dapat menstabilkan Reactive Oxygen
Species (ROS) dengan bereaksi dengan senyawa reaktif dari radikal sehingga
radikal menjadi inaktif.
(Hidayati, Listyawati, dan Setyawan, 2005)
H. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan kegiatan penarikan atau pengambilan kandungan
kimia yang dapat larut pada cairan pengekstraksi sehingga terpisah dari bahan
yang tidak dapat larut (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1986).
Metode ekstraksi sendiri dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu
(1) infundasi, (2) maserasi, (3) perkolasi, (4) destilasi uap. Cara yang paling
sederhanan dalam mengekstraksi adalah maserasi dan dapat diguanakn untuk
simplisia yang mengandung zat aktif dalam jumlah yang banyak yang mudah larut
dalam cairan penyari. Keuntungan cara ekstraksi dengan maserasi adalah
menghasilkan reprodubilitas yang baik, cara pengerjaan dan perawatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
digunakan sederhana dan mudah diusahakan (Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 1985).
Maserasi merupakan cara ekstraksi paling sederhana. Simplisia
dihaluskan untuk menaikkan luas permukaan menjadi serbuk kasar, ditambahkan
dengan larutan pengekstrak. Selanjutnya disimpan dan dikocok baik secara terus
menerus maupun dengan jeda. Larutan dilindungi dari cahaya matahari langsung
mencegah degradasi oleh cahaya matahari dan perubahan warna (Voigt, 1995).
Proses ektraksi dilakukan dua fase yaitu fase pembilasan dan fase
ekstraksi. Fase pembilasan zat pengekstrak melarutkan zat aktif yang telah berada
di luar sel karena sel telah rusak karena proses penghalusan. Semakin halus
serbuk simplisia maka semakin optimal proses pembilasannya. Fase ekstraksi,
pelarut harus mampu mendesak masuk ke dalam sel. Pelarut dapat masuk dengan
cara membran sel terlebuh dahulu dibengkakkan sehingga terdapat celah, atau
dengan menggunakan zat pemecah selulosa dari sel tanaman. Setelah bahan
pelarut dapat masuk ke dalam sel maka pelarut akan melarutkan zat aktif sesuai
dengan kelarutannya (Voigt, 1995).
I. Inflamasi
Inflamasi merupakan respon tubuh manusia terhadap cedera jaringan dan
infeksi. Reaksi vascular terjadi pada proses inflamasi yang menyebabkan cairan,
elemen darah, sel darah putih (lekosit), dan mediator kimia menumpuk pada
tempat yang cedera atau jaringan yang terinfeksi. Proses inflamasi merupakan
mekanisme perlindungan untuk menetralisir dan membasmi agen berbahaya pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
tempat cedera untuk persiapan ke fase perbaikan jaringan. Reaksi yang terjadi ini
berlangsung secara berkelanjutan dan membutuhkan pemantik yaitu mediator
inflamasi (Nugroho, 2011). Inflamasi memiliki ciri ciri khas yaitu kemerahan,
panas, pembengkakan (edema), nyeri, dan hilangnya fungsi organ. Gejala
inflamasi ini disebabkan oleh adanya mediator kimia. Mediator kimia dilepaskan
selama proses inflamasi salah satunya adalah prostaglandin. Efek yang
ditimbulkan dari prostaglandin meliputi vasodilatasi, relaksasi otot polos,
meningkatnya permeabilitas kapiler, dan sensitisasi sel saraf terhadap nyeri. Obat
kimiawi seperti aspirin menghambat pelepasan dari prostaglandin sehingga
disebut agen anti-inflamasi (Kee dan Hayes 1996).
Edema merupakan salah satu dari gejala inflamasi. Edema adalah
meningkatnya volume cairan di luar sel (ekstraseluler) dan di luar pembuluh darah
(ekstravaskular) disertai dengan penimbunan di jaringan serosa. Faktor resiko
yang paling berpengaruh terhadap edema adalah iritasi dan alergi. Pengobatan
edema disarankan spesifik pada gejala yang timbul. Tangan dan kaki sangat
rentan terkena edema kronis karena banyak bersentuhan dengan berbagai macam
benda (McKoy, 2012).
J. Desain Faktorial
Model faktorial design adalah sistem desain eksperimental di mana
faktor-faktor yang terlibat dalam suatu reaksi atau proses dapat dievaluasi secara
simultan dan mengukur efek dari faktor-faktor tersebut. Teknik ini dapat
diterapkan dalam masalah farmasi, dan menjadi dasar bagi berbagai percobaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
atau penelitian untuk mencari pemecahan yang optimum (Amstrong dan James,
1996).
Optimasi campuran dua bahan, yang mempunyai dua faktor dengan
menggunakan desain faktorial (two level faktorial design) dilakukan dengan
rumus : � = �� + ��(�)+ ��(�)+ ���(�)(�) ……………………………… (1)
Y adalah respon hasil atau sifat yang diamati. (A), (B) adalah level dari
faktor A dan level dari faktor B. ��,��,��,��� adalah koefisien, dapat dihitung
dari hasil percobaan.
Desain faktorial dua level dan dua faktor diperlukan empat percobaan
(2� = 4, dengan 2 menunjukkan level dan n menunjukkan jumlah faktor). Rumus
(1) dan data yang diperoleh dapat dibuat countour plot suatu respon tertentu yang
sangat berguna dalam pemilihan kondisi yang optimum (Bolton dan Bon, 2004).
Rancangan percobaan desain faktorial tertera pada tabel I.
Tabel I. Rancangan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level
Formula Faktor A Faktor B Interaksi faktor A dan B
1 - - +
A + - -
B - + -
AB + + +
Keterangan :
+ = level tinggi
- = level rendah
Formula 1 = formula dengan faktor A level rendah dan faktor B level rendah
Formula A = formula dengan faktor A level tinggi dan faktor B level rendah
Formula B = formula dengan faktor A level rendah dan faktor B level tinggi
Formula AB = formula dengan faktor A level tinggi dan faktor B level tinggi
(Bolton dan Bon, 2004)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Metode desain faktorial, perhitungan efek ini dapat digunakan untuk
memperkirakan efek yang dominan dalam menentukan respon. Keuntungan utama
desain faktorial adalah bahwa metode ini memungkinkan untuk mengindentifikasi
baik efek masing-masing faktor maupun efek interaksi antar faktor (De Muth,
1999).
K. Landasan Teori
Daun cocor bebek dapat dimanfaatkan untuk mengobati inflamasi.
Kandungan daun cocor bebek yang berperan sebagai agen anti-inflamasi adalah
flavonoid. Flavonoid memiliki beberapa mekanisme pengobatan anti-inflamasi
salah satunya adalah menghambat metabolisme enzim pembentuk asam
arakidonat yang merupakan mediator penting dalam proses inflamasi (Hidayati
dkk., 2005).
Flavonoid yang terkandung dalam tanaman cocor bebek diektraksi.
Ekstrak daun cocor bebek diformulasi menjadi suatu sediaan gel agar mudah
digunakan dan acceptable. Sediaan dalam bentuk gel mempunyai kelebihan yaitu
mudah dicuci, mudah mengering membentuk lapisan film, memberikan efek
dingin pada kulit sehingga cocok jika digunakan sebagai gel anti-inflamasi
(Hidayati dkk., 2005).
Gelling agent dan humektan merupakan komponen penting yang dapat
mempengaruhi sifat fisik dan stabilitas fisik gel (Rowe dkk., 2006). Sifat fisik
meliputi viskositas dan daya sebar gel, sedangkan stabilitas fisik gel meliputi
pegeseran viskositas sediaan gel. Gelling agent yang digunakan adalah Carbopol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dan humektan yang digunakan adalah propilen glikol. Oleh karena itu, optimasi
untuk menentukan komposisi gelling agent dan humektan diperlukan untuk
mendapatkan sifat fisik dan stabilitas gel yang optimum. Aplikasi desain faktorial
digunakan untuk menentukan area optimum komposisi gelling agent dan
humektan yang digunakan dengan superimposed contour plot.
L. Hipotesis
a. Faktor yang lebih dominan antara Carbopol, propilen glikol atau interaksi
keduanya yang menentukan sifat fisik (viskositas dan daya sebar) dan
stabilitas fisik (pergeseran viskositas setelah penyimpanan satu bulan) sediaan
gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek dapat diketahui.
b. Area komposisi optimum gelling agent Carbopol dan humektan propilen
glikol yang meghasilkan sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek
dengan sifat fisik (viskositas dan daya sebar) dan stabilitas fisik (pergeseran
viskositas setelah penyimpanan satu bulan) baik didapatkan.
c. Sediaan gel ekstrak daun cocor bebek dapat memberikan efek farmakologis
sebagai anti-inflamasi pada hewan uji tikus yang diinduksi karagenan-NaCl
1%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian ekperimental murni menggunakan
metode desain faktorial yang bersifat eksploratif dengan dua faktor dan dua level.
Penelitian ini mencari range formula sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun
cocor bebek yang memenuhi uji fisik.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah level Carbopol dan propilen glikol
yang digunakan dalam formulasi sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor
bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)).
2. Variabel tergantung
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisik sediaan gel yang
meliputi viskositas, daya sebar, pH, organoleptis, serta stabilitas sediaan gel
(pergeseran viskositas) setelah penyimpanan selama satu bulan.
3. Variabel pengacau terkendali
Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah waktu panen daun
cocor bebek, umur, habitat tumbuh, dan cara panen dari tanaman cocor bebek,
proses ekstraksi, lama dan kecepatan pencampuran saat pembuatan sediaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
gel, lama penyimpanan, alat percobaan, dan wadah yang digunakan untuk
menyimpan sediaan gel.
4. Variabel pengacau tak terkendali
Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah suhu,
kelembaban udara ruangan pada saat pembuatan dan penyimpanan, serta
fisiologis dari tikus.
C. Definisi Operasional
1. Gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek adalah sediaan semi padat yang
dibuat dengan gelling agent (Carbopol), humektan (propilen glikol) dan zat
aktif flavonoid dari ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.))
sesuai dengan formula yang ditentukan sebelumnya dengan prosedur
pembuatan dalam penelitian ini.
2. Ekstrak daun cocor bebek adalah ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe
pinnata (Lam.)) yang didapat dari hasil proses maserasi serbuk daun cocor
bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan pelarut etanol 70% kualitas teknis
kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator dan diuapkan sisa pelarutnya
diatas waterbath selama 3 jam dengan pengadukan setiap setengah jam sekali.
3. Gelling agent adalah bahan pembawa dalam sediaan gel yang dapat
mempengaruhi sifat fisik sediaan gel dan merupakan faktor yang akan
dioptimasi, dalam penelitian ini digunakan Carbopol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
4. Humektan adalah bahan yang berfungsi sebagai pelembab kulit dalam sediaan
gel yang merupakan faktor yang akan dioptimasi, dalam penelitian ini
digunakan propilen glikol.
5. Sifat fisik adalah parameter yang dapat dilihat dan dapat diukur secara
kuantitatif meliputi organoleptis, pH, viskositas, dan daya sebar.
6. Organoleptis adalah salah satu parameter uji sediaan gel yang menggunakan
indra untuk menilainya meliputi warna, bau, homogenitas, dan tekstur dari
sediaan gel.
7. Viskositas adalah nilai kekentalan sediaan gel ekstrak daun cocor bebek yang
diukur menggunakan viskometer. Nilai dari viskositas sediaan gel diketahui
dengan mengamati jarum penunjuk viskositas. Pengukuran viskositas
dilakukan setelah penyimpanan selama 48 jam dari formulasi sediaan.
8. Daya sebar adalah kemampuan menyebar dari sediaan gel ekstrak daun cocor
bebek yang nilainya didapat dari pengukuran diameter rata – rata penyebaran
gel pada lempeng kaca yang diberi pemberat total 125 gram selama 1 menit.
Pengukuran daya sebar dilakukan setelah penyimpanan selama 48 jam dari
formulasi.
9. Stabilitas gel adalah sifat gel dalam mempertahankan kestabilannya yang
dilihat dari pergeseran viskositas.
10. Pergeseran viskositas adalah prosentase perubahan viskositas sediaan gel
setelah penyimpanan satu bulan dibandingkan dengan pengujian setelah 48
jam penyimpanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
11. Faktor adalah variabel yang diteliti di dalam penelitian (Carbopol dan propilen
glikol).
12. Level adalah tetapan atau nilai dari suatu faktor yang dinyatakan secara
numerik.
13. Efek adalah nilai respon yang disebabkan oleh variasi level dari faktor.
14. Respon adalah besaran atau nilai yang diamati, perubahahan efek dan
besarnya dapat dinyatakan secara kuantitatif. Respon penelitian ini adalah sifat
fisik (viskositas dan daya sebar) dan stabilitas gel (pergeseran viskositas).
15. Contour plot adalah grafik yang digunakan untuk memprediksi area optimum
dari formula yang menunjukkan parameter sediaan gel yang baik.
16. Superimposed countour plot adalah penggabungan grafik-grafik profil pada
daerah optimum pada uji daya sebar, viskositas dan pergeseran viskositas.
17. Area optimum adalah area dari komposisi Carbopol dan propilen glikol yang
memberikan sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan gel yang baik, yaitu daya
sebar 5-7 cm, viskositas 200-300 dPas, serta pergeseran viskositas selama
penyimpanan ≤ 10%.
D. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak daun cocor
bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)), aquadest, Carbopol (kualitas farmasetis),
trietanolamin (kualitas farmasetis), propilen glikol (kualitas farmasetis), metil
paraben (kualitas farmasetis), etanol 70% (kualitas farmasetis), suspensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
karagenan-NaCl 1%, tikus galur Sprague dawley berumur 2-3 bulan berat antara
100-200 gram, dan Voltadex®.
E. Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah blender (Phillip), mixer
(Maspion MT-1150), almari pengering, Erlenmeyer, maserator, corong Buchner,
labu hisap, pompa vacuum, neraca analitik, vacuum rotary evaporator, oven, gelas
ukur, wadah plastik, sendok, pipet ukur, propipet, cawan porselen, pipet tetes,
batang pengaduk, cawan arloji, gelas Beaker, viscometer seri VT 04 (RION-
JAPAN), stopwatch, waterbath, indikator pH universal (pH stik), seperangkat
alat uji daya sebar, dan jangka sorong digital.
F. Tata Cara Penelitian
1. Determinasi tanaman cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.))
Determinasi tanaman cocor bebek dilakukan di Laboratorium
Farmakognosi Fitokimia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Determinasi
dilakukan bertujuan untuk memastikan kebenaran dari tanaman yang akan
digunakan dalam penelitian ini. Determinasi dilakukan dengan mengacu pada,
Flora of Java (Backer dan ven den Brink, 1963). Determinasi dilakukan
dengan mencocokkan ciri morfologi tanaman dengan kunci determinasi
hingga diperoleh kategori spesies sehingga dapat diketahui kebenaran identitas
tanaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2. Pengumpulan dan cara panen daun cocor bebek
Bibit daun cocor bebek diperoleh dari tempat budidaya tanaman obat
Merapi Farma yang terdapat di daerah kaliurang, Sleman, Yogyakarta.
Kemudian bibit dibudidayakan secara mandiri di kebun obat kampus III
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Paingan. Tanaman cocor bebek
disiam tiga hari sekali. Tanaman dipanen pada umur tiga bulan (sebelum
tanaman berbunga) dihitung setelah penanaman. Daun hasil panen dicuci
dengan air mengalir (sortasi basah). Selanjutnya daun yang sudah dicuci
diangin-anginkan kemudian dirajang memanjang 0,5 cm. Rajangan daun
dikeringkan di almari pengering dengan pengontrol suhu (350C) dan sirkulasi
udara sirkulasi udara sampai daun benar-benar kering. Parameter kering
adalah daun mudah dipatahkan atau hancur bila diremas. Simplisia yang sudah
kering diserbuk dengan menggunakan blender. Serbuk lalu diayak dengan
ayakan 40 mesh dan hasil ayakan disimpan dalam wadah tertutup rapat
(Anam, 2015).
3. Pembuatan ekstrak daun cocor bebek
Metode ekstraksi dimodifikasi dari teknik ekstraksi senyawa etanolik
daun cocor bebek oleh Nwose (2013) dengan mengganti perendaman selama
48 jam menjadi maserasi selama 48 jam. Serbuk daun cocor bebek sebanyak
40 gram dimaserasi dalam 100 mL etanol 70% (teknis). Maserasi dilakukan
selama 48 jam. Selanjutnya larutan disaring menggunakan corong Bunchner
dengan bantuan pompa vaccum. Proses maserasi diulangi sebanyak dua kali
dengan menggunakan jenis dan jumlah pelarut yang sama yaitu 100 mL etanol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
70%. Residu yang didapat kemudian diuapkan menggunakan rotary
evaporator dengan suhu 50oC selama 3 jam. Hasil rotary evaporator
dipindahkan ke cawan porselin untuk selanjutnya diuapkan diatas waterbath
dengan suhu 600C selama 3 jam dan dilakukan pengadukan berkala setiap 30
menit.
4. Penetapan kadar flavonoid pada ekstrak cocor bebek
Hasil ekstrak daun cocor bebek ditetapkan kadar flavonoidnya dengan
metode spektrofotometri yang dilakukan oleh LPPT Universitas Gajah Mada
dengan menggunakan standar pembanding quercetin. Cara kerja dari
penetapan kadar adalah 50 mg sampel digodog, ditambahkan 10 mL larutan
asam klorida 2 N, direfluk selama 30 menit, diektraksi dengan 10 mL dietil
eter, ambil fase dietil eternya, fase dietil eter diuapkan hingga kering dengan
hembusan gas nitrogen, ditambahkan 0,3 mL natrium nitrit 5%, setelah 5
menit ditambahkan 0,6 mL aluminium klorida 10% tunggu 5 menit,
ditambahkan 2 mL natrium hidroksida 1 M, ditambahkan akuades hingga 10
mL, dihitung tetapan serapan pada panjang gelombang 510 nm.
5. Orientasi level faktor Carbopol dan propilen glikol
a. Orientasi level Carbopol
Level Carbopol diorientasi dengan mengembangkan sebanyak 0,8;
1; 1,2; 1,4; 1,6; 1,8 dan 2 masing – masing dalam 100 mL aquadest selama
24 jam. Propilen glikol sebanyak 25 gram, aquadest 67 mL, etanol 1,3 mL
dan TEA sebanyak 3 gram ditambahkan pada masing-masing formula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Tiap formula dilakukan pencampuran selama 5 menit menggunakan mixer
dengan skala putar satu.
Sediaan gel diukur nilai viskositasnya dengan viscometer seri VT
04 (RION-JAPAN) setelah penyimpanan 48 jam. Pengujian daya sebar
sediaan dilakukan dengan menimbang gel sebanyak 1 gram, diberi beban
total 125 gram, ditunggu selama 1 menit, kemudian diukur diameter
penyebarannya menggunakan penggaris.
b. Orientasi level propilen glikol
Level propilen glikol diorientasi dengan mengembangkan sebanyak
2 gram sebanyak 5 wadah masing – masing dalam 100 mL aquades selama
24 jam. Ditambahkan propilen glikol pada masing-masing formula
sebanyak 5; 10; 15; 20; 25; 30 gram, aquadest 67 mL, etanol 1,3 mL dan
TEA sebanyak 3 gram. Tiap formula dilakukan pencampuran selama 5
menit menggunakan mixer dengan skala putar satu.
Sediaan gel diukur nilai viskositasnya dengan viscometer seri VT
04 (RION-JAPAN) setelah penyimpanan 48 jam. Pengujian daya sebar
sediaan dilakukan dengan menimbang gel sebanyak 1 gram, diberi beban
total 125 gram, ditunggu selama 1 menit, kemudian diukur diameter
penyebarannya menggunakan penggaris.
6. Formula gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek
a. Formula. Formula yang digunakan dalam penelitian ini mengacu formula
dalam penelitian “Formulasi dan Uji Efektifitas Gel Luka Bakar Ekstrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata L.) pada Kelinci (Oryctogalus
cuniculus)” oleh Hasyim dkk. (2012), seperti terlihat dalam tabel II.
Tabel II. Formula gel ekstrak daun cocor bebek
Nama Bahan Komposisi (%b/v) Ekstrak Cocor Bebek 2,5
Carbopol 0,6 Trietanolamin 0,81
Gliserol 25 Propilen glikol 5 Metil Paraben 0,18 Etanol 70% 0,5
Air ad 100 (Hasyim dkk., 2012)
Formula acuan selanjutnya dimodifikasi menjadi formula dengan
komposisi variasi gelling agent dan humektan (menggunakan 1 jenis
humektan saja yaitu propilen glikol). Formula yang dibuat pada
penelitian dilihat pada tabel III.
Tabel III. Formula gel ekstrak daun cocor bebek modifikasi
Nama Bahan Formula (g)
F 1 F A F B F AB Ekstrak cocor bebek 5 5 5 5
Carbopol 1,2 1,6 1,2 1,6 Propilen glikol 15 15 30 30 Trietanolamin 3 3 3 3 Metil paraben 0,36 0,36 0,36 0,36 Etanol 70% 1,3 mL 1,3 mL 1,3 mL 1,3 mL Aquadest 162 mL 162 mL 162 mL 162 mL
Keterangan : A = faktor Carbopol B = faktor propilen glikol F 1 = formula dengan faktor A level rendah dan faktor B level rendah F A = formula dengan faktor A level tinggi dan faktor B level rendah F B = formula dengan faktor A level rendah dan faktor B level tinggi F AB = formula dengan faktor A level tinggi dan faktor B level tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
b. Pembuatan gel. Carbopol dikembangkan dalam wadah berisi 100 mL
aquadest. Proses pengembangan dilakukan dengan cara menaburkan
Carbopol di atas aquadest dan didiamkan selama 24 jam. Metil paraben
dilarutkan ke dalam 1,3 mL etanol 70% dan diaduk hingga larut,
ditambahkan propilen glikol, ekstrak daun cocor bebek, kemudian
ditambahkan 62 mL aquadest (campuran 1). Campuran 1 ditambahkan
dengan Carbopol yang telah dikembangkan sebelumnya. Semua bahan
diaduk kuat menggunakan mixer dengan kecepatan putar level 1 hingga
homogen selama 1 menit lalu ditambahkan 3g trietanolamin dan
pengadukan dilanjutkan sampai 5 menit.
7. Uji sifat fisik dan stabilitas fisik gel
a. Uji organoleptis. Sediaan gel diuji terhadap penampilan fisik meliputi
warna, bau, homogenitas, dan teksturnya. Uji organoleptis dilakukan 48
jam setelah pembuatan.
b. Uji pH. Pengukuran pH dilakukan menggunakan pH stick. Sediaan gel
dioleskan secukupnya pada stik, kemudian dibandingkan warnanya untuk
menentukan pH. Uji pH dilakukan 48 jam setelah pembuatan dan setelah
1 bulan penyimpanan.
c. Uji viskositas. Uji viskositas dilakukan 48 jam setelah pembuatan.
Masing-masing formula gel diukur viskositasnya dengan menggunakan
alat Viscometer Rion seri VT 04. Ukuran padle yang digunakan adalah
skala 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
d. Uji daya sebar. Pengukuran daya sebar sediaan gel dilakukan 48 jam
setelah pembuatan. Gel ditimbang sejumlah 1 gram kemudian diletakkan
di tengah lempeng kaca bulat berskala. Di atas gel diletakkan kaca bulat
lain dan pemberat sehingga berat kaca bulat dan pemberat dengan total
beban 125 gram, didiamkan selama 1 menit, kemudian dicatat diameter
sebarnya selaman 1 menit (Garg, Aggarwal, Garg dan Singla 2002).
e. Uji pergeseran viskositas. Uji pergeseran viskositas dilakukan setelah
penyimpanan pada minggu ke-1, 2, 3, dan 4. Masing-masing formila
diukur viskositasnya dengan menggunakan alat Viscometer Rion seri VT
04. Ukuran rotor yang digunakan adalah skala 2.
8. Uji aktivitas anti-inflamasi
Uji aktifitas anti-inflamasi gel ekstrak daun cocor bebek dilakukan
terhadap tikus jantan galur Sprague dawley dengan tata cara penelitian metode
radang telapak kaki belakang.
a. Penyiapan hewan uji. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tikus jantan galur Spargue dawley umur 2-3 bulan dengan berat
badan 150-200 gram. Kelompok perlakuan terdiri dari kontrol negatif
sespensi karagenan-NaCl 1%, kontrol positif Voltadex®, dan sediaan gel
antiinflamsi ekstrak daun cocor bebek pada formula optimum.
b. Pembuatan suspensi karagenan-NaCl 1%. NaCl ditimbang sebanyak 0,9
gram dilarutkan dengan aquadest dalam labu ukur 100 mL. Karagenan
ditimbang sebanyak 0,1 gram, dilarutkan dengan larutan NaCl 0,9% dalam
labu ukur 10 mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
c. Perlakuan hewan uji. Hewan uji dibagi menjadi :
1) Kelompok kontrol negatif suspensi karagenan-NaCl 1%
Kaki kiri belakang tikus diukur menggunakan jangka sorong
sebelum diinjeksi dengan suspensi karagenan-NaCl 1% (menit ke-0)
sejumlah 0,5 mL secara subplantar. Edema yang terjadi lalu diukur
pada menit ke-30, 60, 120, dan 180 dengan menggunakan jangka
sorong digital.
2) Kelompok kontrol positif Voltadex®
Kaki kiri belakang tikus diukur menggunakan jangka sorong
sebelum dioleskan Voltadex® sebanyak 1 gram, satu jam kemudian
diinjeksi dengan suspensi karagenan-NaCl 1% sejumlah 0,5 mL secara
subplantar. Edema yang terjadi lalu diukur pada menit ke-0 (sebelum
dioleskan Voltadex®), 30, 60, 120, dan 180 dengan menggunakan
jangka sorong digital.
3) Kelompok perlakuan sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor
bebek pada formula optimum.
Kaki kiri belakang tikus diukur menggunakan jangka sorong
sebelum dioleskan gel ekstrak daun cocor bebek sebanyak 1 gram, satu
jam kemudian diinjeksi dengan suspensi karagenan-NaCl 1% sejumlah
0,5 mL secara subplantar. Edema yang terjadi lalu diukur pada menit
ke-0 (sebelum dioleskan gel), 30, 60, 120, dan 180 dengan
menggunakan jangka sorong digital.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
d. Analisis hasil pengukuran
Analisis hasil dilakukan dengan menggukur ketebalan telapak
kaki tikus menggunakan jangka sorong. Nilai tebal edema tiap jam
diukur dengan rumus:
Yu = Yt –Yo…………………………………………...……(2)
Keterangan:
Yu = Edema kaki tikus pada waktu tertentu
Yt = Tebal kaki tikus pada waktu tertentu setelah diradangkan dengan
karagenan 1%
Yo = Tebal kaki tikus sebelum diradangkan dengan karagenan 1%
Nilai AUC total masing-masing perlakuan dengan rumus:
������ = ∑ �(�������)
�(�� − ����)�
�� ....................................(3)
������ = luas area dibawah kurva dari jam ke-0 sampai jam ke-3
(mm.jam).
���� = selisih tebal edema telapak kaki pada jam ke-(n-1) (mm)
�� = selisih tebal edema telapak kaki pada jam ke-n (mm)
�� = jam ke-n (jam)
���� = jam ke-(n-1) (jam)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Persen penghambatan inflamasi dihitung dengan rumus:
Daya Anti-inflamasi (%) = (�� ��� �)�� (��� �� �)�
(��� ���)� × 100% .......................(4)
(������)� = ������ rata – rata kontrol negatif (mm.jam)
(������)� = ������ masing-masing mencit pada kelompok yang
diberi perlakuan n (mm.jam)
(Taufiq, Wahyuningtyas, dan Wahyuni, 2008)
G. Optimasi dan Analisis Data
Data sifat fisik dan stabilitas fisik gel yang diperoleh dianalisis sesuai
dengan metode perhitungan desain faktorial untuk mengetahui efek dari Carbopol,
propilen glikol, dan interaksinya. Analisis menggunakan pendekatan desain
faktorial untuk menghitung koefisien b0, b1, b2, b12 sehingga didapatkan
persamaan Y = b0 + b1(X1) + b2(X2) + b12(X1)(X2). Contour plot sifat fisik gel
anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek dapat dibuat dari persamaan ini. Masing-
masing contour plot digabungkan menjadi contour plot superimposed untuk
mengetahui area komposisi optimal Carbopol dan propilen glikol, pada level yang
diteliti. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program R 3.1.2. Uji
statistik yang dilakukan adalah uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui normalitas
distribusi data. Distribusi data dinyatakan normal memiliki nilai p lebih besar dari
0,05. Jika data normal maka dilanjutkan dengan uji Levene’s untuk mengetahui
kesamaan variansi dari data yang ada. Data homogen variansinya apabila nilai p
lebih besar 0,05. Jika data memiliki distribusi normal dan variansi homogen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
dilanjutkan dengan uji two way ANOVA pada taraf kepercayaan 95%. Uji
ANOVA bertujuan untuk mengetahui signifikansi efek dari Carbopol dan propilen
glikol serta interaksi kedua faktor sehingga dapat diketahui faktor dominan yang
mempengaruhi sifat fisik dan stabilitas gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor
bebek. Jika nilai p kurang dari 0,05 maka faktor dikatakan berpengaruh. Nilai
mutlak terbesar dari hasil uji ANOVA merupakan faktor yang paling dominan
mempengaruhi efek. Nilai positif menunjukkan bahwa faktor tersebut
memperbesar efek, sedangkan nilai negatif menunjukkan bahwa faktor tersebut
memperkecil efek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tumbuhan
Tanaman yang akan digunakan dalam penelitian dideterminasi oleh
penulis. Determinasi bertujuan untuk memastikan bahwa tanaman yang dipakai
sebagai sumber zat aktif benar merupakan tanaman cocor bebek (Kalanchoe
pinnata (Lam.)). Determinasi menggunakan buku kunci determinasi Backer dan
ven den Brink (1965). Peneliti melakukan determinasi dengan cara mencocokkan
ciri-ciri tanaman dengan buku kunci determinasi. Determinasi disahkan dengan
Lembar Pengesahan Determinasi yang dikeluarkan oleh Laboratorium Kebun
Tanaman Obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
(Lampiran 1). Hasil dari determinasi menyatakan benar bahwa tanaman yang
dibudidayakan dan diambil sebagai sumber zat aktif merupakan tanaman cocor
bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.))
B. Pengumpulan Bahan dan Pembuatan Simplisia
Daun cocor bebek yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
tanaman cocor bebek hasil pembudidayaan mandiri di kebun obat kampus III
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Paingan, dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
maksud untuk meminimalkan variabel pengacau yaitu waktu panen daun cocor
bebek, umur, habitat tumbuh, dan cara panen dari tanaman cocor bebek.
Kandungan metabolisme tanaman cocor bebek yang dibudidayakan diharapkan
seragam karena mendapatkan perlakuan yang sama. Bibit tumbuhan diperoleh
dari satu tempat yaitu Merapi Farma Kaliurang Sleman Yogyakarta.
Setiap tanaman diperlakukan sama, mendapatkan intensitas sinar
matahari yang seragam, dan penyiraman setiap 3 hari sekali. Daun cocor bebek
dipanen pada umur tiga bulan (sebelum tanaman berbunga) dihitung setelah
penanaman. Menurut Milad, El-Ahmady dan Singab (2014) daun cocor bebek
yang dipanen sebelum berbunga memiliki efek anti-inflamasi, sedangkan
pemanenan yang dilakukan setelah tanaman berbunga setelah diuji tidak
memunculkan efek farmakologis anti-inflamasi. Proses pemanenan daun paling
baik dilakukan pada pagi hari karena belum berlangsungnya aktifitas fotosintesis
dari tanaman yang akan berpengaruh pada kandungan flavonoidnya. Daun yang
dipanen berwarna hijau tua dan memiliki lebar 5-10 cm. Daun cocor bebek hasil
panen dicuci dengan air mengalir untuk memisahkan dari kotoran, tanah, dan pasir
yang menempel hingga bersih. Daun ditiriskan kemudian dirajang memanjang
dengan ukuran seragam (3mm-4mm) untuk memudahkan dalam proses
pengeringan.
Daun dikeringkan di tempat teduh dibawah bayangan sinar matahari
selama dua hari untuk mengurangi kadar air dalam rajangan daun cocor bebek,
dilanjutkan di almari pengering dengan suhu 350C, sirkulasi udara menyala. Cara
pengeringan di almari pengering memiliki kelebihan suhu udara terkontrol,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
sehingga zat aktif terjaga dari degradasi oleh cahaya matahari dan suhu tinggi.
Cara pengeringan dijemur dibawah bayangan sinar matahari juga dilakukan oleh
Matthew (2013). Pengeringan dilakukan dengan tujuan mengurangi kadar air dari
simplisia, kadar air yang tinggi dapat menyebabkan simplisia ditumbuhi jamur.
Parameter kering dari simplisia adalah mudah hancur bila diremas. Simplisia
diserbuk dengan menggunakan blender. Serbuk diayak dengan ayakan 40 mesh
untuk menyeragamkan ukuran partikel. Partikel serbuk diharapkan seragam agar
saat maserasi partikel yang lebih kecil tidak mengunci partikel yang besar yang
menyebabkan cakeing pada dasar Erlenmeyer. Penyerbukan bertujuan
memperbesar luas permukaan kontak antara simplisia dengan pelarut. Hal ini
mempermudah penetrasi pelarut ke dalam sel tanaman. Jika ukuran serbuk terlalu
besar, maka luas permukaan kontak antara pelarut dan serbuk semakin kecil
menyebabkan proses ekstraksi menjadi tidak maksimal. Bila ukuran serbuk terlalu
halus, tidak menguntungkan sebab pelarut akan sulit dipisahkan dari ampas
serbuk. Serbuk hasil pengayakan langsung ditimbang untuk dilanjutkan ketahap
ekstraksi. Penyimpanan serbuk tidak dilakukan terlalu lama untuk menghindari
peningkatan kadar air dan degradasi senyawa aktif oleh pencemar seperti jamur
dan bakteri.
C. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek
Simplisia serbuk sebanyak 40 gram dimaserasi dalam 100 mL etanol 70%
berdasarkan teknik maserasi yang dilakukan oleh Nwose (2013). Etanol dipilih
karena mempunyai kelebihan efektif dan selektif mengambil kandungan fitokimia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
dari serbuk daun cocor bebek, etanol juga mampu menghambat kerja enzimatik
degradasi (Voigt, 1995). Maserasi dilakukan selama 48 jam. Maserasi dilakukan
supaya senyawa kimia yang terkandung dalam daun cocor bebek dapat larut
dalam pelarut. Cairan penyari akan menembus dinding sel dari daun cocor bebek
dan masuk ke rongga sel yang mengandung fitokimia aktif sehingga akan larut
dan terbawa ke luar. Pengeluaran zat aktif dengan prinsip perbedaan konsentrasi
antara larutan didalam dan diluar sel (Voigt, 1994). Selanjutnya larutan disaring
menggunakan corong Buchner dengan bantuan pompa vaccum. Pompa vaccum
mempercepat proses penyaringan. Hasil maserasi dimasukkan kedalam wadah
tertutup dan terlindung dari cahaya, menghindari kehilangan maserat karena
menguap dan degradasi senyawa oleh cahaya. Proses maserasi dilakukan
sebanyak dua kali dengan menggunakan jenis dan jumlah pelarut yang sama yaitu
100 mL etanol 70%. Remaserasi dilakukan untuk melarutkan senyawa fitokimia
yang tertinggal pada ampas serbuk simplisia sesuai dengan kesetimbangan
konsentrasi senyawa fitokimia yang terkandung dalam sel dan yang ada di luar.
Hasil yang didapat adalah ekstrak etanol daun cocor bebek.
Residu yang didapat kemudian diuapkan menggunakan rotary evaporator
dengan suhu 55oC selama 3 jam, untuk menghilangkan kandungan etanol. Hasil
rotary evaporator dipindahkan ke cawan porselin untuk selanjutnya diuapkan
diatas waterbath dengan suhu 700C selama 3 jam dan dilakukan pengadukan
berkala setiap 30 menit, untu mengurangi kandungan air dalam ekstrak. Hasil
ekstrak kental yang didapatkan yaitu 3,2 gram berwarna hijau tua pekat. Ekstrak
yang dihasilkan konsistensinya masih dapat mengalir agar dapat masuk ke dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
struktur tiga dimensi basis gel yang dibuat. Hasil ekstrak kental memiliki persen
rendemen sebesar 8%. Nilai rendemen pada penelitian ini hampir sama dengan
metode ektraksi cocor bebek yang dilakukan oleh Nwose (2013), 200g serbuk
dalam 500 mL etanol dengan perendaman selama 48 jam menghasilkan rendemen
7,8 %.
Metode maserasi dipilih untuk mengektraksi karena merupakan metode
penyarian yang sederhana, tidak memerlukan penyari yang banyak, tidak
menggunakan alat khusus, pengerjaan relatif mudah dan lebih efisien.
D. Pengujian Kuantitatif Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek
Hasil ekstrak daun cocor bebek ditetapkan kadar flavonoidnya dengan
metode KLT densito yang dilakukan oleh Laboratorium Penelitian Pengujian
Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada dengan menggunakan standar
pembanding kuercetin. Uji kuantitatif dilakukan untuk mengetahui ekstrak daun
cocor bebek. Hasil pengujian menyatakan terdapat kandungan 45,305 ppm
flavonoid dalam 202,4 ppm sampel ekstrak daun cocor bebek. Uji kuantitatif
kandungan flavonoid ini menggunakan pembanding kuersetin. Prosen flavonoid
yang terdapat dalam sampel ekstrak sebesar 22,384 %.
E. Orientasi Level Kedua Faktor Penelitian
Orientasi level kedua faktor dilakukan oleh peneliti untuk menetepkan
level rendah dan level tinggi dari masing-masing faktor dalam penelitian. Faktor
yang diamati pengaruhnya adalah jumlah gelling agent yaitu Carbopol dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
humektan yaitu propilen glikol. Level rendah dan tinggi kedua faktor ditentukan
dengan melihat respon viskositas dan daya sebar. Tabel IV menunjukkan sediaan
sifat fisik sediaan gel dengan variasi jumlah Carbopol.
Tabel IV. Sifat fisik sediaan gel dengan variasi jumlah Carbopol
Carbopol (g) Viskositas (d.Pa.S)
Daya Sebar (cm)
0,8 140 4,93
1 150 4,80
1,2 225 4,57
1,4 250 3,73
1,6 270 3,03
1,8 260 3,20
2 260 3,13
Gambar 3. Profil kurva variasi jumlah Carbopol terhadap viskositas
0
50
100
150
200
250
300
Vis
kosi
tas
(d.P
a.S
.)
Carbopol (g)
0 0,5 1 1,5 2 2,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Gambar 4. Profil kurva variasi jumlah Carbopol terhadap daya sebar
Gambar 3 menunjukkan peningkatan yang konstan mulai dari jumlah
Carbopol 1,2. Apabila jumlah Carbopol dinaikkan, maka respon viskositas akan
meningkat. Sedangkan pada jumlah Carbopol 1,6 mulai menunjukkan tahap
konstan saat jumlah Carbopol dinaikkan. Gambar 4 menunjukkan bahwa pada
rentang 1,2 sampai 1,6 terdapat perbedaan yang signifikan dan linieritas yang baik
dari respon daya sebar terhadap penambahan Carbopol. Berdasarkan orientasi
yang telah dilakukan, jumlah Carbopol 1,2 dan 1,6 g dipilih sebagai level rendah
dan level tinggi. Rentang jumlah Carbopol ini telah membentuk massa gel yang
baik. Gel yang terbentuk jernih tak berwarna, terdapat gelembung udara kecil
yang tersebar di dalam sediaan, serta memiliki respon viskositas dan daya sebar
yang signifikan namun masih masuk rentang yang dikehendaki. Komposisi
Carbopol sebagai gelling agent adalah 0,5-2 g (Rowe dkk., 2009).
0
1
2
3
4
5
6
Day
a S
eba
r (c
m)
Carbopol (g)
0 0,5 1 1,5 2 2,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel V. Sifat fisik sediaan gel dengan variasi jumlah Propilen glikol
Propilen (g) Viskositas (d.Pa.S)
Daya Sebar (cm)
5 295 2,10
10 300 2,20
15 300 2,56
20 285 2,79
25 270 2,91
30 255 3,28
Gambar 5. Profil kurva variasi jumlah propilen glikol terhadap viskositas
Gambar 6. Profil kurva variasi jumlah propilen glikol terhadap daya sebar
250
260
270
280
290
300
310
0 10 20 30 40
Vis
ko
sita
s (d
.Pa.
S.)
Propilenglikol
0
1
2
3
4
0 10 20 30 40
Day
a S
eba
r (c
m)
Propilenglikol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Gambar 5 menunjukkan pada jumlah propilen glikol mulai dari 15 g,
respon viskositas mengalami penurunan yang signifikan dan stabil hingga pada
jumlah propilen glikol 30 g yang merupakan batas atas penambahan propilen
glikol pada sediaan topikal. Gambar 6 menunjukkan respon daya sebar mengalami
peningkatan yang stabil dimulai dari jumlah propilen glikol 15 g. Sehingga dipilih
jumlah propilen glikol 15 g sebagai level rendah dan 30 g sebagai level tinggi.
Pada sediaan gel propilen glikol dapat digunakan sebagai humektan pada jumlah
30 gram tiap 200 gram sediaan (Rowe dkk., 2009).
F. Pembuatan Sediaan Gel Anti-inflamasi Ekstrak Daun Cocor Bebek
Zat aktif yang digunakan dalam formulasi gel anti-inflamasi ini adalah
ekstrak daun cocor bebek sebanyak 5 gram, disesuaikan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Hasyim dkk. (2012). Hasil uji yang dilakukan menunjukkan bahwa
ekstrak kental daun cocor bebek memiliki konsentrasi flavonoid sebesar 22,384%,
maka kadar flavonoid yang ada pada sediaan adalah sebanyak 1,12 g dalam 200 g
sediaan.
Sediaan hidrogel merupakan jaringan tiga dimensi yang terbentuk dari
polimer–polimer hidrofilik. Polimer yang biasa digunakan untuk membuat
hidrogel yaitu gelatin, polisakarida, dan polimer–polimer sintetis yang
membentuk cross-link, dan jaringan yang mengandung sejumlah besar air
(Winfield dan Richards, 2004). Basis hidrogel yang digunakan pada penelitian ini
adalah Carbopol yang merupakan polimer sintesis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Gelling agent yang digunakan dalam formulasi gel antiinflamsi ini adalah
Carbopol. Carbopol biasanya digunakan sebagai gelling agent pada konsentrasi
0,5-2%. Sediaan topikal banyak yang dibuat dari basis Carbopol karena memiliki
beberapa kelebihan, aman dan efektif, tidak mengiritasi kulit, tidak mempengaruhi
efek biologis zat aktif, serta memiliki sifat thickenig yang sangat baik (Hosmani,
Thorat, dan Kasture, 2006). Komposisi Carbopol yang digunakan dalam
penelitian kali ini adalah 1,2–1,6 g sesuai dengan hasil orientasi yang dilakukan.
Carbopol memiliki pH yang sangat asam, yakni antara 2,5-3 pada dispersi cair
dengan konsentrasi 1% b/v. Tingkat keasaman Carbopol ini tidak hanya dapat
mempengaruhi solubilitas dan stabilitas zat aktif dalam sediaan, namun juga dapat
menimbulkan iritasi sehingga harus diformulasikan dengan rentang pH kulit yaitu
5-6,5 (Heater dan Adam, 2012). Nilai pH dapat di naikkan dengan penambahan
basa amin, pada penelitian ini digunakan trietanolamin (TEA). Penambahan
trietanolamin ini juga berbengaruh terhadap viskositas sediaan, hal ini disebabkan
keberadaan elektrolit yang bermuatan negatif menimbulkan gaya tolak-menolak
dari ion-ion tersebut, sehingga meningkatkan viskositas (Bluher, Haller, Banik,
dan Thobis, 1995).
Humektan pada formulasi gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek ini
menggunakan propilen glikol. Humektan berfungsi mempertahankan tingkat
kelembaban dan stabilitas gel selama penyimpanan. Propilen glikol digunakan
dalam formula sediaan gel sebagai humektan karena memiliki kelebihan dapat
berfungsi sebagai humektan, pelarut, pengawet dan desinfektan. Propilen glikol
dapat digunakan sebagai humektan tidak boleh lebih dari 15% dari sediaan (Rowe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dkk., 2009). Penelitian ini menggunakan propilen glikol sebanyak 7,5–15 %
sesuai dengan orientasi yang telah dilakukan dalam jumlah 15g–30g.
Sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek memiliki kandungan
air yang sangat banyak. Air merupakan media tumbuhnya mikroba yang baik,
sehingga diperlukannya penambahan bahan pengawet. Metil paraben dipilih
sebagai pengawet karena dapat digunakan secara luas sebagai antimikroba dalam
sediaan dan memiliki aktivitas antimikroba pada pH 4-8 dan dapat stabil pada
sediaan dengan pH 3-6. Batas yang diperbolehkan untuk penggunaan metil
paraben sebagai anti mikroba dalam sediaan topikal yaitu 0,02-0,3 % (Rowe dkk.,
2009). Sesuai dengan formula yang diacu penelitian ini menggunakan metil
paraben sebanyak 0,18%, masuk ke dalam batas yang diperbolehkan.
Gel yang dihasilkan perlu diperhatikan pH nya. Kondisi pH yang telalu
tinggi atau telalu rendah, dapat menimbulkan terjadinya iritasi pada kulit. Sediaan
gel diharapkan memiliki pH netral atau mendekati netral. Nilai pH netral pada
penelitian kali ini dapat diperoleh dengan penambahan trietanolamin yang bersifat
basa yang menetralkan kondisi asam yang terbentuk pada basis gel.
Pencampuran saat pembentukan massa gel dan saat pencampuran basis
dengan ekstrak dilakukan dengan pengadukan dengan menggunakan mixer
kecepatan putar kecil yaitu skala satu selama 5 menit. Hal ini dilakukan karena
adanya peningkatan shearing stress berlebihan dapat menyebabkan rusaknya
struktur gel yang telah terbentuk sehingga terjadi penurunan viskositas dan
memiliki sifat lebih mudah mengalir (daya sebar meningkat) menurut Zats dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Kushla (1996). Kecepatan putar dan waktu pengadukan yang rendah sudah dapat
membentuk masa gel dengan konsistensi baik.
G. Sifat Fisik dan Stabilitas Gel
Pengujian sifat fisik sediaan gel bertujuan untuk mengetahui apakah
sediaan gel yang dihasilkan telah memiliki sifat fisik dan stabilitas yang baik.
Sifat fisik dan stabilitas yang baik dapat menentukan kualitas suatu sediaan
farmasi serta daya terima konsumen. Parameter yang diamati meliputi
organoleptis, pH, daya sebar dan viskositas yang diuji 48 jam setelah pembuatan.
Waktu setelah 48 jam dianggap sudah tidak ada lagi pengaruh gaya atau energi
yang diberikan dalam proses pembuatan sediaan yang dapat mempengaruhi hasil
respon dan struktur tiga dimensi dari sediaan telah tersusun. Stabilitas gel yang
diamati adalah pergeseran viskositas setelah satu bulan penyimpanan.
1. Uji organoleptis
Uji organoleptis dilakukan untuk menguji sediaan yang dibuat nantinya
akan dapat diterima oleh masyarakat. Gel yang dihasilkan tekstur halus dikulit,
berbau khas daun, dan memiliki warna hijau kecoklatan. Setiap formula relatif
sama pada uji organoleptis menandakan tidak ada efek yang diberikan oleh
variasi Carbopol dan propilen glikol terhadap perubahan terhadap warna, bau,
dan tekstur. Tidak adanya perbedaan warna karena konsentrasi ekstrak cocor
bebek berwarna coklat kekuningan yang digunakan pada tiap formula sama.
Dari pemeriksaan bau sediaan yang dibuat semua formula memiliki bau khas
ekstrak daun. Homogenitas sediaan dilihat dari persebaran warna yang merata,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
tidak terdapat gumpalan gumpalan basis atau ekstrak yang memisah. Tekstur
yang dihasilkan dari sediaan adalah halus, tidak ada rasa kasar, hal ini
disebabkan pada proses melarutkan bahan dan pencampuran semua bahan
tercampur dengan baik. Ekstrak yang ditambahkan dapat diterima oleh basis
dengan baik sehingga tidak ada ekstrak yang menggumpal dan mengendap.
Pemeriksaan organoleptis disajikan pada tabel VI.
Tabel VI. Uji organoleptis gel antiinflamsi
Formula Kriteria
Warna Bau Tekstur Homogenitas
F1 Coklat kekuningan Khas daun Halus Homogen
F A Coklat kekuningan Khas daun Halus Homogen
F B Coklat kekuningan Khas daun Halus Homogen
F AB Coklat kekuningan Khas daun Halus Homogen
2. Uji pH
Uji pH dilakukan untuk mengetahui tingkat keasaaman dari sediaan. Gel
yang dihasilkan perlu diperhatikan pH nya. Kondisi pH yang telalu tinggi atau
telalu rendah, dapat menimbulkan terjadinya iritasi pada kulit. Sediaan gel
diharapkan memiliki rentang pH kulit yaitu 5-6,5 (Heather dan Adam, 2012).
Uji pH sediaan gel dilakukan dengan menggunakan pH stick universal. Hasil
uji menujukkan formula memiliki pH 7. Menurut Hasyim dkk. (2012) basis gel
Carbopol merupakan asam kuat yang memiliki pH 3, kemudian dilakukan
penetralan dengan trietanolamin yang merupakan basa kuat akan menghasilkan
pH 7. Jika dibandingkan dengan pH kulit yang berkisar antara 5-6,5 pH kulit
sedikit agak asam karena dipengaruhi oleh sekresi kelenjar sebaseus yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
bersifat asam dan tingkat keasaman masing masing orang berbeda-beda.
Sediaan memiliki pH 7 masih dapat diterima oleh kulit tanpa beresiko reaksi
iritasi, hal ini karena adanya toleransi pada pH kulit. Perlu diperhatikan bahwa
sediaan dengan bahan dasar utama senyawa poliakrilat (Carbopol) harus
memiliki pH berkisar 6-10 karena akan berpengaruh pada stabilitasnya selama
penyimpanan (Hasyim dkk., 2012). Hasil uji pH pada sediaan gel anti-
inflamasi ekstrak daun cocor bebek dapat dilihat pada tabel VII.
Tabel VII. Uji pH gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek
Formula Uji pH
48 Jam 1 Bulan
F 1 7 7
F A 7 7
F B 7 7
F AB 7 7
Tabel VII diketahui bahwa pH yang sesuai untuk kulit normal dan kriteria
sediaan topikal yaitu antara 5-6,5 sehingga tidak mengiritasi kulit. Namun pada
pH sdiaan 7 masih dapat ditoleransi oleh kulit. Selama penyimpanan selama
satu bulan pH sediaan tidak mengalami perubahan, hal ini menunjukkan bahwa
pH stabil.
3. Uji viskositas
Viskositas merupakan tahanan untuk mengalir, viskositas berbanding
terbalik dengan kemampuan alir, semakin besar viskositas, maka kemampuan
untuk mengalir akan semakin kecil, dan sebaliknya (Martin, Swarbrick, dan
Cammarata, 1993). Nilai viskositas yang diperhatikan adalah saat setelah
penyimpanan selama 48 jam. Waktu ini merupakan nilai viskositas awal dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dianggap energi mekanik saat pembuatan tidak ada lagi, sehingga struktur tiga
dimensi dari gel telah tertata dengan baik. Viskositas yang diinginkan pada
penelitian ini adalah 200-300 d.Pa.S. Berdasarkan orientasi yang dilakukan,
pada rentang viskositas ini gel dapat menyebar dengan baik dan nyaman dalam
pemakaian (Aeni, Sulaiman, dan Mulyani, 2012). Pengukuran dengan
viskometer menggunakan padel skala 2 dengan kemampuan mengukur
viskositas antara 100-4000 d.Pa.S.
Tabel VIII. Viskositas (�� ± SD ) gel anti-inflamasi
Formula Viskositas awal 48 jam (d.Pa.S)
F 1 156,67 ± 7,64
F A 245,00 ± 5,00
F B 135,00 ± 5,00
F AB 221,67 ± 7,64
Tabel VIII menunjukkan viskositas dari gel berkisar antara 135-245
d.Pa.S. formula yang masuk dalam rentang yang diinginkan adalah formula FA
dan FAB. Formula F1 dan FB tidak masuk dalam rentang yang diinginkan
karena viskositasnya dibawah 200 d.Pa.S. Gel yang terlalu kental akan sulit
untuk menyebar dipermukaan kulit, sedangkan gel yang terlalu encer akan
hilang saat aplikasi. Jumlah gelling agent berkorelasi linier dengan viskositas.
Semakin besar jumlah gelling agent maka viskositas gel makin meningkat.
4. Uji daya sebar
Pengujian daya sebar sediaan gel bertujuan untuk mengetahui
kemampuan sediaan gel menyebar rata pada permukaan area yang diinginkan.
Daya sebar berbanding terbalik dengan viskositas, semakin kecil viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
suatu sediaan maka kemampuan menyebarnya pada permukaan kulit akan
semakin besar dan sebaliknya (Garg dkk.,2002).
Pengujian daya sebar yang dilakukan pada penelitian ini adalah hasil
modifikasi dari metode yang telah dilakukan oleh Garg dkk. (2002). Satu gram
sediaan ditimbang dan diletakkan pada permukaan kaca. Lalu ditutup dengan
kaca bundar dan ditambah dengan beban total 125 gram selama satu menit, lalu
diukur daya sebarnya. Simulasi ini dimaksudkan saat pengolesan sediaan pada
permukaan kulit sehingga kemampuan gel dapat menyebar rata dalam suatu
area yang mengalami inflamsi. Perbedaan daya sebar dari sediaan akan
berpengaruh pada kecepatan difusi zat aktif yakn ekstrak daun cocor bebek
dalam melintasi membran. Semakin sediaan dapat menyebar luas maka luas
membran untuk berdifusi pun akan meningkat dan menyebabkan kecepatan
difusi zat aktif meningkat (Hasyim dkk., 2012).
Tabel IX. Daya sebar (�� ± SD ) gel anti-inflamasi
Formula Daya Sebar (cm)
F 1 5,93 ± 0,09
F A 5,03 ± 0,07
F B 6,35 ± 0,19
F AB 5,52 ± 0,10
Tabel IX menunjukkan bahwa daya sebar untuk semua formula masuk
dalam rentang daya sebar yang dikehendaki yaitu 5-7 cm menurut rekomendasi
Garg dkk. (2002), menunjukkan konsistensi gel yang nyaman saat digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
H. Efek Penambahan Carbopol, Propilen glikol dan Interaksinya dalam
Menentukan Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Gel Anti-inflamasi Ekstrak Daun
Cocor Bebek
Perbedaan level dan faktor dari formula menyebabkan perubahan respon
dari sifat fisik masing-masing formula. Perubahan respon ini dapat dihitung untuk
menentukan nilai efek yang ditimbulkan dari penambahan Carbopol, propilen
glikol dan interaksinya. Nilai efek diketahui dengan menganalisis data
menggunakan software R versi 3.1.2 dengan uji two way ANOVA pada taraf
kepercayaan 95%. Analisis signifikansi dilakukan pada masing-masing faktor
dalam menimbulkan efek. Nilai efek bersifat mutlak, tanda positif dan negatif
menunjukkan bahwa faktor tersebut menaikkan respon (positif) dan menurunkan
respon (negatif).
1. Viskositas
Langkah pertama dilakukan uji normalitas Shapiro-wilk untuk melihat
normalitas dari distribusi data terlihat pada lampiran 5. Distribusi data
dikatakan normal juka memiliki p-value > 0,05 (Istyastono, 2012). Tiap
formula diuji normalitasnya untuk mengetahui distribusi semua data pada tiap
formula. Tabel X menunjukkan bahwa semua formula memiliki distribusi
normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel X. Uji normalitas Shapiro-Wilk dan uji variansi data viskositas
Levene’s
Formula W p-value
Shapiro-Wilk Nilai p pada uji
Levene's F 1 0,9643 0,6369
0,7021 F A 1 1
F B 1 1
F AB 0,9643 0,6369
Setelah dilakukan uji Shapiro-Wilk dan diketahui data memiliki
distribusi normal, dilanjutkan uji variansi menggunakan Levene’s. Tabel X
menunjukkan p-value pada Levene’s test lebih dari 0,05, menandakan data
visositas memiliki variansi yang sama. Selanjutnya data diuji untuk melihat
nilai efek faktor terhadap respon.
Tabel XI. Nilai efek corbopol dan propilen glikol serta interaksinya dalam menentukan respon viskositas
Faktor Efek p-value standard error p-value persamaan
Carbopol 87,5 6,09 x 10-5 29,4628
7,959 x 10-8 Propilen glikol -22,5 0,545 1,7568
Interaksi -0,83 0,829 1,2423
Tabel XI menunjukkan nilai Carbopol signifikan dalam mempengaruhi
respon viskositas gel. P-value Carbopol lebih kecil dari 0,05. Sementara nilai
efek propilen glikol dan interaksi keduanya tidak menimbulkan efek yang
signifikan dalam menentukan respon viskositas karena memiliki p-value lebih
besar dari 0,05. Nilai efek yang dimiliki Carbopol bernilai positif
menunjukkan bahwa efek dari Carbopol meningkatkan viskositas. Sedangkan
efek propilen glikol dan interaksi Carbopol propilen glikol memiliki nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
negatif menunjukkan efek menurunkan viskositas. Sesuai dengan uji ANOVA
yang dilakukan Carbopol memiliki efek menaikkan viskositas secara
signifikan, sedangkan propilen glikol dan interaksi memiliki efek menurunkan
viskositas namun tidak signifikan.
Persamaan desain faktorial yang dapat dibuat pada respon viskositas
karena persamaan memiliki p-value < 0,05 yaitu 7,959 x 10-8. Persamaan desai
faktorial untuk respon viskositas adalah :
Y = -91,6667 + 225 (X1) – 1,1111 (X2) – 0,2778 (X1)(X2)
dengan X1 adalah faktor Carbopol, X2 adalah faktor propilen glikol dan X1X2
adalah interaksi faktor Carbopol dan propilen glikol.
2. Daya sebar
Data daya sebar diuji normalitasnya dengan menggunakan Shapiro-Wilk
sebagai uji tahap pertama, didapat semua formula memiliki data yang normal
ditunjukkan tiap formula memiliki p-value lebih dari 0,05. Setelah itu
dilanjutkan dengan uji variansi Levene’s, didapatkan nilai p-value 0,1794 >
0,05 menandakan data yang ada memiliki variansi sama. Setelah data
diketahui memiliki distribusi normal dan variansi yang sama maka dilanjutkan
dengan pengujian nilai efek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel XII. Uji normalitas Shapiro-Wilk dan uji variansi Levene’s data daya sebar
Formula W p-value Nilai p pada uji Levene's
F 1 0,9423 0,5367
0,1794 F A 0,9643 0,6369
F B 0,8929 0,3631
F AB 0,9796 0,7262
Tabel XII menunjukkan bahwa Carbopol menunjukkan efek yang
signifikan dalam mempengaruhi respon daya sebar gel ditandai dengan p-
value < 0,05. Propilen glikol dan interaksi Carbopol-propilen glikol memiliki
nilai efek yang tidak signifikan, kerena p-value lebih besar dari 0,05. Dilihat
dari nilai efek Carbopol paling besar dan bertanda negatif menunjukkan
bahwa Carbopol berefek paling besar menurnkan daya sebar. Sedangkan
propilen glikol dan interaksi memiliki efek yang kecil dan tidak signifikan.
Nilai daya sebar berbanding terbalik dengan nilai viskositas. Semakin
tinggi viskositasnya menunjukkan semakin kental sediaan tersebut maka
semakin kecil kemampuannya untuk menyebar.
Tabel XIII. Nilai efek corbopol dan propilen glikol serta interaksinya dalam menentukan respon daya sebar
Faktor Efek p-value standard error p-value persamaan
Carbopol -0,865 0,00331 0,57528
7,998x10-6 Propilen glikol 0,455 0,64009 0,0343
Interaksi 0,035 0,69905 0,02426
Persamaan desain faktorial pada respon daya sebar diperoleh dengan p-
value persamaan kurang dari 0,05, memiliki arti bahwa persamaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
berpengaruh signifikan terhadap respon daya sebar gel. Persamaan desain
faktorial untuk respon daya sebar adalah :
Y = 8,35 – 2,375 (X1) + 0,0167 (X2) + 0,0097 (X1)(X2)
dengan X1 adalah faktor Carbopol, X2 adalah faktor gliserin dan X1X2 adalah
interaksi faktor Carbopol dan propilen glikol.
3. Stabilitas gel
Sediaan gel yang baik adalah sediaan yang stabil dalam
penyimpanannya. Kestabilan suatu sediaan sangat penting karena
berhubungan dengan konsistensi sediaan selama penyimpanan dan dosis zat
aktif yang terkandung didalamnya. Stabilitas fisik dapat dilihat dari nilai
pergeseran viskositasnya. Semakin besar dan signifikan nilai pergeseran
viskositasnya menandakan sediaan gel tersebut tidak stabil. Nilai pergeseran
viskositas gel dapat dilihat dari perbedaan viskositas antara pengujian
setelah 48 jam dengan pengujian setelah penyimpanan satu bulan. Persentase
pergeseran viskositas yang diinginkan adalah <10% (Yuliani, 2010).
Tabel XIV. Pergeseran viskositas (�� ± SD ) gel
Formula Pergeseran viskositas (%)
F 1 7,367 ± 3,506 F A 2,736 ± 1,239 F B 7,370 ± 3,516
F AB 5,290 ± 1,464
Tabel XIV menunjukkan pada semua formula prosen pergeseran
viskositas kurang dari 10%. Pergeseran untuk tiap minggunya dapat dilihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
pada gambar 7. Gambar 7 menunjukkan bahwa penyimpanan menyebabkan
perubahan viskositas dari minggu ke 0 (48 jam) hingga minggu ke 4.
Gambar 7. Kurva pergeseran viskositas dari waktu kewaktu
Tabel XV. Nilai efek corbopol dan propilen glikol serta interaksinya dalam menentukan pergeseran viskositas
Faktor Efek p-value standard error p-value persamaan
Carbopol -5,82 0,377 9,1688
0,005437 Propilen glikol 1,15 0,396 0,5467
Interaksi -1,51 0,619 0,3866
Tabel XV menunjukkan faktor mana yang berpengaruh pada pergeseran
viskositas. Persamaan pada tabel XV memiliki p-value < 0,05 menunjukkan
persamaan tersebut berpengaruh signifikan terhadap pergeseran viskositas.
Propilen glikol memiliki nilai efek positif, menunjukkan bahwa propilen
glikol yang menyebabkan peningkatan pergeseran viskositas. Sedangan nilai
efek dari Carbopol dan interaksi bernilai negatif, menunjukkan Carbopol dan
0.00
50.00
100.00
150.00
200.00
250.00
300.00
0 1 2 3 4
Vis
ko
sita
s (d
.Pa.S
)
Waktu (minggu)
F 1
F a
F b
F ab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
interaksi berpengaruh pada sediaan untuk tetap mempertahankan konsistensi
awal.
I. Optimasi Area Komposisi Optimum Gel
Sediaan gel menunjukkan sifat fisik dan stabilitas yang masuk dalam area
yang diinginkan. Selanjutnya dicari komposisi optimun dari faktor Carbopol dan
propilen glikol, dengan melakukan optimasi formula. Komposisi optimum
diharapkan dapat memenuhi sifat fisik yang dikehendaki. Untuk mengetahui area
komposisi optimum, maka pada parameter viskositas dan daya sebar dibuat ke
dalam suatu grafik contour plot, kemudian dari tiap parameter digabungkan dan
dijadikan superimposed contour plot.
1. Contour plot viskositas
Gambar 8. Contour plot respon viskositas
Gambar 8 merupakan hasil dari persamaan viskositas. Daerah
komposisi optimum yang dikehendaki (daerah arsiran) berada di sebelah
d.Pa.S
d.Pa.S
d.Pa.S
d.Pa.S
d.Pa.S
d.Pa.S
1,2 1,3 1,4 1,5 1,6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
kanan garis 200 d.Pa.S., menurut Aeni dkk., 2012 rentang viskositas yang
dikehendaki untuk sediaan gel yaitu 200-300 d.Pa.S. dengan X1 adalah faktor
Carbopol, X2 adalah faktor propilen glikol dan X1X2 adalah interaksi faktor
Carbopol dan propilen glikol.
2. Contour plot daya sebar
Gambar 9. Contour plot respon daya sebar
Gambar 9 didapat dari persamaan daya sebar dengan X1 adalah
faktor Carbopol, X2 adalah faktor gliserin dan X1X2 adalah interaksi faktor
Carbopol dan propilen glikol. Daerah komposisi optimum yang
dikehendaki mencakup semua daerah yang ada pada gambar, karena
keseluruhan daerah pada gambar masuk daerah komposisi optimum pada
rentang 5-7 cm.
cm
cm
cm
cm
cm
cm
1,2 1,3 1,4 1,5 1,6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
3. Contour plot superimposed
Dari kedua contour plot yang ada lalu digabungkan menjadi
contour plot superimposed. Contour plot superimposed menunjukkan area
komposisi optimum dari kedua respon viskositas dan daya sebar yang
berpotongan, dalam area yang berpotongan inilah terdapat area komposisi
optimum. Area optimum tentu memilki sifat fisik viskositas dan daya
sebar yang dikehendaki. Rentang viskositas yang dikehandaki yaitu 200-
300 d.Pa.S. Sedangkan rentang daya sebar yang dikehendaki yaitu 5-7 cm.
Dapat dilihat pada gambar 10 daerah yang diarsir merupakan daerah
komposisi optimum yang didapat. Daerah komposisi optimum merupakan
daerah perpotongan antara countour plot viskositas dan daya sebar.
Gambar 10. Contour plot superimposed
cm
cm
cm
cm
cm
cm
d.Pa.S
d.Pa.S
d.Pa.S
d.Pa.S
d.Pa.S
d.Pa.S
1,2 1,3 1,4 1,5 1,6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
J. Validasi Area Komposisi Optimum Gel
Gambar 11. Titik validasi pada area komposisi optimum gel
Setelah ditentukan mana daerah yang optimum, maka dilakukan validasi
untuk memastikan bahwa superimposed contour plot valid dengan memiliki sifat
fisik yang diharapkan, yaitu viskositas 200-300 d.Pa.S. dan daya sebar 5-7 cm.
validasi dilakukan dengan mencuplik satu titik dalam area yang diarsir secara
acak. Cuplikan yang diambil adalah komposisi jumlah Carbopol sebanyak 1,5 g
dan propilen glikol 26 g dapat dilihat pada gambar 11. Pengujian yang dilakukan
terhadap cuplikan meliputi uji sifat fisik viskositas dan daya sebar. Hasil uji sifat
fisik dibandingkan dengan perhitungan teoritis yang didapat dari persamaan Y = -
91,6667 + 225 (X1) – 1,1111 (X2) – 0,2778 (X1)(X2) (persamaan viskositas) dan
persamaan Y = 8,35 - 2.375 (X1) + 0,0167 (X2) + 0,0097 (X1)(X2) (persamaan
daya sebar).
1,2 1,3 1,4 1,5 1,6
cm
cm
cm
cm
cm
cm
d.Pa.S
d.Pa.S
d.Pa.S
d.Pa.S
d.Pa.S
d.Pa.S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel XVI. Validasi area komposisi optimum gel
Carbopol (g)
propilen glikol (g)
Hasil Teoritis Hasil Validasi
Viskositas (d.Pa.S)
Daya Sebar (cm)
Viskositas (d.Pa.S)
Daya Sebar (cm)
1,5 26 193,46 – 218,76
5,35 – 5,85
210 5,65
1,5 26 200 5,55
1,5 26 210 5,5
Rata-rata ± SD 206,67 ± 5,7735
5,567 ± 0,0764
Tabel XVI menunjukkan sediaan gel formula hasil validasi memiliki sifat
fisik yang diinginkan dan hasil yang didapat validasi masuk rentang hasil pada
perhitungan teoritisnya. Perhitungan teoritis berupa rentang yang didapat dari y ±
1,96 × residual standard error. Residual standard error diperoleh dari data
perhitungan efek pada lampiran 5. Rentang teoritis digunakan sebagai rentang
toleransi kesalahan acak pada pengukuran. Persamaan yang didapat dalam area
komposisi optimum dinyatakan valid.
K. Uji Daya Hambat Inflamasi Gel
Uji daya hambat inflamasi gel ekstrak daun ccor bebek dilakukan untuk
mengetahui aktifitas anti-inflamasi gel ekstrak daun cocor bebek yang dibuat
terhadap kaki tikus yang diinduksi karagenan-NaCl 1%. Uji ini dilakukan pada
formula optimum yang digunakan untuk validasi superimposed contour plot
(perlakuan ekstrak). Kemampuan anti-inflamasi dilihat dari besarnya persen
inhibisi. Semakin besar persen inhibisi maka semakin besar daya anti-inflamasi
yang dimiliki. Persen inhibisi dihitung dari perbandingan AUC perlakuan dengan
AUC kontrol negatif. AUC merupakan luas area yang berada dibawah kurva tebal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
edema per waktu. Tebal edema diukur dengan menggunakan jangka sorong.
Kelebihan metode jangka sorong yaitu sederhana, lebih mudah dilakukan daripada
metode potong kaki.
Karagenan sebagai senyawa iritan menginduksi terjadinya cedera sel
melalui pelepasan mediator yang mengawali inflamasi (Taufiq dkk., 2008).
Kontrol positif yang digunakan adalah Voltadex® yang telah teruji efek daya anti-
inflamasinya. Voltadex® merupakan gel dengan zat aktif natrium diklofenak.
Kontrol negatif digunakan sebagai kontrol terhadap faktor fisiologis tikus dan
faktor tebal edema kaki tikus yang disebabkan oleh induksi karagenan-NaCl 1%.
Kontrol negatif tidak menggunakan plasebo (basis gel) karena penelitian ini
menguji efek anti-inflamasi secara keseluruhan dari sediaan gel ektrak daun cocor
bebek. Pengamatan uji daya hambat inflamasi dilakukan hingga 3 jam mengacu
pada penelitian yang dilakukan oleh Hasyim dkk. (2012).
Gambar 12. Grafik edema kaki tikus tiap waktu pengukuran
Gambar 12 menunjukkan ketebalan edema kaki tikus sesaat setelah
diinduksi karagenan-NaCl 1%. Pengukuran dilakukan pada menit ke 0 (sebelum
0.0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0 50 100 150 200
Ed
ema
ka
ki
tik
us
(cm
)
Waktu (menit)
Edema Kaki Tikus
Kontrol Negatif
Kontrol Positif (Voltadex®)
Gel Ekstrak Cocor bebek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
diinduksi karagenan-NaCl 1%), menit ke 30, 60, 120, dan 180. Kontrol negatif
menunjukkan ketebalan edema kaki tikus paling besar dan kontrol positif
memiliki ketebalan paling kecil.
Tabel XVII. Hubungan AUC tebal edema kaki tikus antar perlakuan
Hubungan antar perlakuan
P-value Keterangan
Negatif-Positif 0,0000312 Signifikan
Negatif-Ekstrak 0,000149 Signifikan
Positif-Ekstrak 0,0486063 Signifikan
Tabel XVII menunjukkan hubungan AUC tebal edema kaki tikus setelah
diinduksi karagenan-NaCl 1%. P-value <0,05 menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan. Sediaan gel ekstrak dan kontol positif menunjukkan perbedaan
yang signifikan terhadap kontrol negatif, artinya perlakuan gel ekstrak dan kontrol
positif memiliki daya hambat inflamasi. Sediaan gel ekstrak juga menunjukkan
perbedaan yang signifikan terhadap kontrol positif, artinya gel ekstrak memiliki
daya hambat dibawah kontrol positif. Hasil uji daya hambat inflamasi dapat
dilihat pada tabel XVIII.
Tabel XVIII. Hasil uji daya hambat inflamasi gel ekstrak daun cocor bebek
Perlakuan AUC (mm.jam) Daya hambat
inflamasi (%) 0-30 30-60 60-120 120-80
Kontrol (-) 0,04 0,14 0,47 0,56 -
Kontrol (+)Voltadex®
0,01 0,04 0,16 0,21 65,93
Gel Ekstrak Cocor Bebek
0,02 0,06 0,22 0,30 50,34
Tabel XVIII menunjukkan bahwa gel ekstrak daun cocor bebek memiliki
daya hambat inflamasi, namun tidak sebesar yang dimiliki oleh kontrol (+)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Voltadex® (65,93%) karena gel ekstrak cocor memiliki zat aktif lebih dari satu
yang memungkinkan terjadinya interaksi zat dalam ekstrak cocor bebek. Sediaan
gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek pada perlakuan ekstrak memiliki daya
anti-inflamasi sebesar 50,34%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Carbopol merupakan faktor dominan dalam menentukan respon viskositas,
daya sebar, dan pergeseran viskositas gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor
bebek.
2. Area optimum pada contour plot superimposed terhadap level Carbopol
dan propilen glikol ditemukan dan digunakan untuk membuat gel ekstrak
cocor bebek yang memiliki respon sifat fisik dan stabilitas fisik yang baik.
3. Formula optimum gel ekstrak daun cocor bebek memberikan efek
farmakologis sebagai anti-inflamasi pada kaki tikus jantan galur Sprague
Dawley yang diinjeksi karagenan-NaCl 1%.
B. Saran
1. Perlu dilakukan uji pelepasan zat aktif untuk mengetahui kemampuan
pelepasan zat aktif pada sediaan gel.
2. Perlu dilakukan optimasi lama pencampuran, kecepatan pengadukan untuk
mendapatkan sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek yang
memenuhi kriteria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
DAFTAR PUSTAKA
Aeni, L.N., Sulaiman, T.N.S., dan Mulyani, S., 2012, Formulasi Gel Mukoadhesif Kombinasi Minyak Cengkeh dan Getah Jarak Pagar serta Uji Aktivitas Antibakteri terhadap Streptococcus mutant, Majalah Farmasetik, Vol. 8: 108-112.
Afzal, M,. Gupta, G., Kazmi, I., Rahman, M., Afzal, O. dan Alam,J., 2012, Anti-Inflammatory and Analgesic Potential of a Novel Steroidal Derivativefrom Bryophyllum pinnatum, Fitoterapia, edisi 83, hal. 853-858.
Afzal, M., Kazmi, I., Khan, R., Singh, R., Chauhan, M. Dan Bisht, T., 2012, Bryophyllum pinnatum : A Review, International Journal of Research in Biological Sciences, 2(4), hal. 143.
Allen Jr., L.V., 2002, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical Compounding, 2th ed., American Pharmaceutical Association, Washington D.C., hal.301.
Anam, C., 2015, Ekstraksi Oleoresin Jahe (Zingiber officinale) Kajian dari Ukuran Bahan, Pelarut, Waktu, dan Suhu, Jurnal Fakultas Pertanian Unisda Lamongan, Unisda Press, Lamongan, Vol. 15, Nomor 2, hal. 101-160
Armstrong, N.A. dan James, K.C., 1996, Pharmaceutical Experimental Design and Interpretation, Taylor&Francis Ltd, London, hal. 132-137.
Bangun, A., 2012, Ensiklopedia Tanaman Obat Indonesia, Indonesia Publishing House, Bandung, hal.394-395.
Barel, A., Paye, M. dan Malbach, H., 2001, Handbook of Cosmetic Science and Technology, Marcel Dekker Inc., New York, hal.155.
Backer, C.A. dan Bakhuizen ven den Brink, R.C.D., 1965, Flora of Java, Vol. 3, N.V.P. Noordhoff-Groningen, Netherland, hal. 362-413.
Bluher, A., Haller, U., Banik, G. dan Thobois, E., 1995, The Application of Carbopol. TM. Poultices, Restaurator, hal. 16.
Bolton, S. dan Bon, C., 2004, Pharmaceutical Statistics Practical and Clinical Application, 4th edition, Marcel Dekker Inc., New York, hal. 265-275.
Departemen Kesehatan Indonesia, 1985, Cara Pembuatan Simplisia, Departemen Kesehatan Indonesia, Jakarta, hal.1-22.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
De Muth, J,E., 1999, Basic Statistics and Pharmaceutical Statistic Applications, Marcell Dekker Inc., New York, hal. 265-266.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 7.
Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S. dan Singla, A.K., 2002, Spreading of Semisolid Formulations : An Update, Pharmaceutical Technology, hal. 84-98.
Hasyim, N., Pare, K.R., Junaid, I. dan Kurniati, A., 2012, Formulasi dan Uji Efektivitas Gel Luka Bakar Ekstrak Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata L) pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus), 16 (2): 89-94.
Hidayati, N.A., Listyawati, S. dan Setyawan, A.D., 2005, Kandungan Kimia dan Uji Anti-inflamasi Ekstrak Etanol Lantana camara L. Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) Jantan, Bioteknologi, 5 (1), hal. 16.
Heater, A.E. dan Adam, C.W., 2012, Transdermal and Topical Drug Delivery: Principles and Practice,A Jhon Wiley & Sons, Inc., New Jersey, hal. 265, 281.
Hosmani, A.H., Thorat, Y.S. dan Kasture, 2006, Carbopol and its Pharmaceutical Significance: A Review, http://www.pharmainfo.net/reviews/Carbopol-and-its-pharmaceutical-significance-review, diakses pada 6 Mei 2015.
Istyastono, E.P., 2012, Mengenal Piranti Lunak R-2.14.0 for Windows : Aplikasi Statistika Gratis dan Open Source, Penerbit Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, hal. 21
Kelch, C,M., 1997, Encylopedia og Pharmaceutical Technology, Vol.6, Marcell Dekker Inc., New York, hal. 424.
Kee, J.L dan Hayes, E.R., 1996, Farmakologi : Pendekatan Proses Keperawatan, Jakarta, EGC, hal. 310.
Lafuente, A.G., Guillamon, E., Villares, A., Rostagno, M.A. dan Martinez, J.A., 2009, Flavonoids as Anti-inflammatory Agents : Implications in Cancer and Cardiovascular Disease, Inflammation Research, (58): 538-552.
Lukman, A., Susanti, E. dan Okataviana, R., 2012, Formulasi Gel Minyak Kulit Kayu Manis (Cinnamomum burmanniiBl) sebagai Sediaan Antinyamuk, Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia, 1(1), hal. 25.
Marriott, J.F. dan Wilson, K.A., 2010, Pharmaceutical Compounding and Dispensing, 2nd ed., Pharmaceutical Press, London, hal.167-168.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Matthew, S., Jain,A,K., James,M., Matthew,C. dan Bhowmik,D., 2013, Analgesic
and Anti-Inflammatory Activity of Kalanchoe pinnata (Lam.) Pers,
Journal of Medicine Plants Studies,1(2), hal. 24-28.
McKoy, K., 2012, Overview of Dermatitis, http://www.merckmanuals.com/home/
skin_disorders/itching_and_dermatitis/overview_of_dermatitis.html?qt=
&sc=&alt=, diakses tanggal 9 Februari 2015.
Melani, H.D., Purwanti, T. dan Soeratri, W., 2005, Korelasi Kadar Propilen glikol dalam Basis dan Pelepasan Dietilammonium Diklofenak dari Basis Gel Carbopol ETD 2020, Majalah Farmasi Airlangga, 5(1): 1.
Mukul, S., Surabhi, K. dan Atul, N., 2011, Cosmeceuticals for the Skin: an Overview, Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research, 4(2): 1.
Nugroho, A.E., 2011, Farmakologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal. 167-169.
Nwose, C., 2013, Effect of Ethanolic Leaf Extract of Kalanchoe pinnata on Serum Creatine Kinase in Albino Rats, Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry, Vol.1, hal. 8-12.
Pattewar, S.V., 2012, Kalanchoe pinnata : Phytochemical and Pharmacological Profile, International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research, Vol. 3(4): hal. 993-1000.
Pena, L.E., 1990, Gel Dosage Forms:Theory, Formulation, and Processing, in Osborne, D.W., Amann, A.H., (Eds.), Topical Drug Delivery Formulations, Marcell Dekker Inc., New York, hal.381.
Prasad,A.K.,Kuma,S.,Iyer,S.V. dan Sudani, R.J., 2012, Pharmacognostical, Phytochemical and Pharmacological Review on Bryophyllum pinnata, International Journal of Pharmaceutical & Biological, hal. 423-424.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J. dan Owen, S.C., 2006, Handbook of Pharmaceutical Excipients, 5th ed., Pharmaceutical Press, London, hal.111, 301.
Rowe, C.R., Sheskey, P.J. dan Quinn, M.E., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th edition, Pharmaceutical Press, London, pp. 118-119, 283-284.
Suhono, B. dan Tim LIPI, 2010, Ensikopedia Flora Jilid 6, PT Kharisma Ilmu,Bogor, hal. 124-125.
Steenis, C.G.G.J van, Hoed, D. den, Bloembergen, S. dan Eyma, P.J., 1992,
FLORA untuk sekolah di Indonesia, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, Hal
35-68, 200-201.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Swarbrick, J. dan Boylan, J.C., 1992, Encyclopedia of Pharmaceutical
Technology, Volume 6, Marcel Dekker Inc., New York, hal.415-433.
Taufiq, L., Wahyuningtyas, N. dan Wahyuni, A.S., 2008, Efek Anti-inflamasi Ekstrak Praktikan Kebo (Euphorbia hirta L.) pada Tikus Putih Jantan, Pharmacon, 9(1), hal. 3.
Voigt, R., 1994, Lehrbuch Der Pharmazeutischem, diterjemahkan oleh Noerono,
S., ,Gadjah Mada University Press, Yogyakarta., hal.341-343, 354, 579-
580.
Voigt, R., 1995, Lehbruch der Pharmazeutischem Tecnologie, diterjemahkan oleh Soewandhi,S.N. dan Widianto M.B., Gadjah Mada University Pers, hal. 340-341, 352-253.
Winfield, J.A. dan Richards, R.M.E., 2004, Pharmaceutical Practice, Churchill Livingstone, London, hal. 313-314, 319.
Yuliani, S. H., 2010, Optimasi Komposisi Campuran Sorbitol, Gliserol, dan Propilen glikol Dalam Gel Sunscreen Ekstrak Etanol Corcuma Mangga, Majalah Farmasi Indonesia,21(2), hal. 83-89.
Zats, J.L. dan Kushla, G.P., 1996, Gels, in Lieberman, H.A., Lachman, L., Schwatz, J.B., (Eds.), Handbook of Cosmetic Science and Technology, Marcell Dekker Inc., New York, hal.399-415.
Zulkarnain, A.K., Ernawati, N. dan Sukardani, N.I., 2013, Aktifitas Amilum Bengkuang (Pachyrrizus erosus (L.) Urban) sebagai Tabir Surya pada Mencit dan Pengaruh Kenaikan Kadarnya terhadap Viskositas Sediaan, Tradisional Medicine Journal, 18(1), hal. 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat pengesahan determinasi dan hasil determinasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 2. Surat etical clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 3. Data viskositas, daya sebar, dan pergeseran viskositas
1. Viskositas (d.Pa.S)
Replikasi F 1 F A F B F AB
1 155 250 140 230
2 165 245 135 215
3 150 240 130 220
Rata - rata 156,667 245,000 135,000 221,667
SD 7,638 5,000 5,000 7,638
2. Daya Sebar (cm)
Replikasi F 1 F A F B F AB
1 5,9 4,95 6,125 5,425
2 6,025 5,05 6,5 5,5
3 5,85 5,1 6,425 5,625
Rata - rata 5,925 5,033 6,350 5,517
SD 0,090 0,076 0,198 0,101
3. Pergeseran viskositas
a. F 1
Replikasi Viskositas (d.Pa.S)
Pergeseran Viskositas (%) 48 jam 1 bulan
1 155 140 9,677
2 165 150 9,091
3 150 145 3,333
Rata - rata 7,367
SD 3,506
b. F A
Replikasi Viskositas (d.Pa.S)
Pergeseran Viskositas (%) 48 jam 1 bulan
1 250 245 2,000
2 245 240 2,041
3 240 230 4,167
Rata - rata 2,736
SD 1,239
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
c. F B
Replikasi Viskositas (d.Pa.S)
Pergeseran Viskositas (%) 48 jam 1 bulan
1 140 125 10,714
2 135 130 3,704
3 130 120 7,692
Rata - rata 7,370
SD 3,516
d. F AB
Replikasi Viskositas (d.Pa.S)
Pergeseran Viskositas (%) 48 jam 1 bulan
1 230 220 4,348
2 215 210 6,977
3 220 210 4,545
Rata - rata 5,290
SD 1,464
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 4. Perhitungan Daya anti-inflamasi
1. Kontrol (-)
Jam ke tebal edema (cm)
30 0,1 0,21 0,17
60 0,41 0,43 0,36
120 0,61 0,54 0,47
180 0,63 0,55 0,58
Luas area dibawah kurva pada tebal edema kontrol (-)
Jam ke AUC
0-30 0,1275
30-60 0,255
60-120 0,62
120-180 0,315
jumlah 1,3175
2. Kontrol (+) Voltadex®
Jam ke tebal edema (cm)
30 0,02 0,06 0,01
60 0,17 0,15 0,04
120 0,19 0,24 0,18
180 0,02 0,06 0,01
Luas area dibawah kurva pada tebal edema kontrol (+) Voltadex®
Jam ke AUC
0-30 0,0475
30-60 0,09
60-120 0,205
120-180 0,11
jumlah 0,4525
% Daya anti-inflamasi 65,6546
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
3. Perlakuan gel ekstrak daun cocor bebek
Jam ke tebal edema (cm)
30 0,09 0,08 0,06
60 0,14 0,18 0,15
120 0,31 0,28 0,27
180 0,32 0,34 0,3
Luas area dibawah kurva pada tebal edema kontrol (+) Voltadex®
Jam ke AUC
0-30 0,0575
30-60 0,1125
60-120 0,315
120-180 0,16
jumlah 0,645
% Daya anti-inflamasi 51,0436
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5. Perhitungan Data Menggunakan R
1. Uji Normalitas Data
a. Viskositas
Keterangan: 1,a,b,ab memiliki
b. Daya Sebar
Perhitungan Data Menggunakan R software
Uji Normalitas Data
Keterangan: 1,a,b,ab memiliki p-value > 0,05 → data normal
78
→ data normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keterangan: 1,a,b,ab memiliki
c. Pergeseran viskositas
Keterangan: 1,a,b,ab memiliki p-value > 0,05 → data normal
Pergeseran viskositas
79
→ data normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keterangan: 1,a,b,ab memiliki
Keterangan: 1,a,b,ab memiliki p-value > 0,05 → data normal
80
→ data normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Uji Kesamaan Variansi dengan
a. Viskositas
b. Daya Sebar
c. Pergeseran viskositas
Keterangan: 1,a,b,ab memiliki
homogen
Uji Kesamaan Variansi dengan Levene’s test
Pergeseran viskositas
Keterangan: 1,a,b,ab memiliki p-value > 0,05 → variansi data
81
→ variansi data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Perhitungan model persamaan
a. Viskositas
Keterangan: p
Perhitungan model persamaan
Keterangan: p-value < 0,05 → signifikan
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Daya Sebar
Keterangan: p
c. Pergeseran viskositas
Keterangan: p
Keterangan: p-value < 0,05 → signifikan
Pergeseran viskositas
Keterangan: p-value < 0,05 → signifikan
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Uji ANOVA
a. Viskositas
b. Daya Sebar
c. Pergeseran viskositas
Pergeseran viskositas
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 8. Perhitungan efek
Formula Carbopol Propilen glikol Interaksi Viskositas Daya Sebar Pergeseran Viskositas
F 1 - - + 156,67 5,93 8,41
F a + - - 245 5,03 4,1
F b - + - 135 6,35 11,07
F ab + + + 221,67 5,52 3,74
1. Perhitungan efek viskositas
a. Efek Carbopol = ����,��������������,��
� = 87,5
b. Efek propilen glikol = ����,��������������,��
� = - 22,5
c. Efek interaksi = ���,��������������,��
� = - 0,83
2. Perhitungan efek daya sebar
a. Efek Carbopol = ��,����,����,����,��
� = - 0,865
b. Efek propilen glikol = ��,����,����,����,��
� = 0,455
c. Efek interaksi = �,����,����,����,��
� = 0,035
3. Perhitungan efek pergeseran viskositas
a. Efek Carbopol = ��,����,����,����,��
� = -5,82
b. Efek propilen glikol = ��,����,����,����,��
� = 1,15
c. Efek interaksi = �,����,����,����,��
� = - 1,51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 8. Hasil Validasi contour plot superimposed
corbopol (g)
propilen glikol
(g)
Hasil Teoritis Hasil Validasi
Viskositas (d.Pa.S)
Daya Sebar (cm)
Viskositas (d.Pa.S)
Daya Sebar (cm)
1,5 26 193,46 – 218,76
5,35 – 5,85
210 5,65
1,5 26 200 5,55
1,5 26 210 5,5
Rata-rata ± SD 206,67 ± 5,7735
5,567 ± 0,0764
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 9. Perhitungan statistika daya hambat inflamasi
a. Data AUC tebal edema kaki tikus
b. Uji distribusi data
c. Uji homogenitas data
d. Uji hubangan antar perlakuan
Keterangan: p adj <0,05, berbeda signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 10. Dokumentasi
1. Penanaman tanaman cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.))
2. Tanaman cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.))
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
3. Proses pembuatan ekstrak daun cocor bebek
a. Gambar Ekstrak etanol daun cocor bebek
b. Proses maserasi serbuk daun cocor bebek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
c. Proses penguapan pelarut dengan rotaryevaporator
d. Proses penguapan menggunakan waterbath
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
4. Sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek
a. Setelah pembuatan
Formula F 1
Formula F a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Formula F b
Formula F ab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
b. Setelah penyimpanan 1 bulan
Formula F 1
Formula F a
Formula F b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Formula F ab
5. Pengukuran sifat fisik gel ekstrak daun cocor bebek
a. Pengukuran viskositas menggunakan alat Viskotester Rion®
b. Pengukuran daya sebar menggunakan beban 125 gram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
6. Pengujian aktivitas anti-inflamasi gel ekstrak daun cocor bebek
a. Pengukuran telapak kaki tikus dengan jangka sorong digital
b. Pengolesan gel ekstrak daun cocor bebek pada telapak kaki tikus
c. Penyuntikan karagenan secara subplantar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
BIOGRAFI PENULIS
Yosua Cahya Purnawidya lahir di Lahat Sumatera Selatan
tanggal 26 Maret 1993. Merupakan anak pertama dari dua
bersaudara, lahir dari pasangan Bapak Ponco Wibowo dan
Ibu Marni Budiyati. Penulis memulai pendidikan di bangku
TK Santo Yosef Lahat pada tahun 1996-1999, dilanjutkan
di SD Santo Yosef Lahat pada tahun 1999-2005, SMP
Santo Yosef Lahat pada tahun 2005-2008, SMA Negri 4
Lahat pada tahun 2008-2011. Kemudian penulis
melanjutkan pendidikan di program studi S1 Farmasi
Universitas Sanaa Dharma Yogyakarta pada tahun 2011 –
2015. Selama menempuh pendidikan S1, penulis memiliki pengalaman sebagai
Steering Commite Inisiasi Sanata Dharma (2013), Ketua panitia pelepasan wisuda
(2014), anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Farmasi sebagai
koordinator Media Farmasi (periode 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI