Download - pola pola hereditas
POLA-POLA HEREDITAS DAN HEREDITAS MANUSIA
HEREDITAS MENURUT MENDEL
Dirintis oleh Mendel
Mempelajari mekanisme pola-pola pewarisan sifat menurun dari induk
(P ) kepada keturunannya ( F )
GENETIKA
Dengan cara hibridasi ( perkawinan ) →
tumbuhan dan hewan
Cara mempelajarinya
Dengan cara analisa pedigree (peta silsilah)
→ manusia
Beberapa istilah yang perlu diketahui :
MONOHIBRIDA (Persilangan dengan satu tanda beda)
P1 BB x bb
(bulat) (kisut)
G . B b
F1 Bb (bulat)
P2 Bb x Bb
Gamet : B B
b b
I = HUKUM SEGREGASI / PEMISAHAN : Pada pembentukan gamet, kedua gen
yang merupakan pasangan alela itu akan memisah sehingga tiap-tiap gamet satu gen
dari alelanya
Genotif adalah seluruh komposisi factor keturunan dinatakan dalam seluruh gen-
gen yang dimiliki suatu individu (susunan gen)
Fenotif adalah sifat yang tampak
Dominan adalah sifat yang muncul pada keturunan
Resesif adalah sifat yang tak muncul pada keturunan
P (Parentum) adalah induk, orang tua
F (Fillius) adalah keturunan
Hybrida adalah hasil penyerbukan dengan sifat-sifat beda, dengan satu sifat beda
disebut, menohibrid, dengan 2 sifat beda disebut dihibrid dan seterusnya
Homozigot adalah suatu pasangan alela yang dihasilkan dari fertilisasi dua gamet
yang mengandung gen-gen sama dari sifat-sifat tertentu, Cont, AA, AABB,
AAbbCC
Heterzigot adalah suatu pasangan alela yang dihasilkan dari fertilisasi dua gamet
yang mengandung gen-gen misalnya : Aa, AABb, AabbCC dsb.
F2 BB : Bb : Bb :bb = 1 : 2 : 1 genotif
Ratio fenotif pada F2 : 3 bulat : 1 kisut
DIHIBRIDA
P1 bulat tinggi x kisut pendek
F1 100% bulat tinggi
P2 bulat tinggi x bulat tinggi (F1 x F1)
F2 3 tinggi -- 9 bulat tinggi ada 4 macam fenotif dengan
Perbandingan 9 : 3 : 3 : 1
3 bulat < 3 pendek -- 3 bulat pendek
3 tinggi – 3 kisut tinggi
1 kisut < 1 pendek – 1 kisut pendek
P1 BBTT x bbtt
F1 BbTt
P2 F1 x F1 BbTt x BbTt
↓
F2 1 TT ------ 1 BBTT 1(bulat tinggi )
1 BB 2 Tt -------2 BBTt 2( bulat tinggi ) 9 bulat tinggi
1 tt -------1 Bbtt 1( bulat pendek )
1 TT ------ 2 BbTT 2(bulat tinggi )
2 Bb 2 Tt -------4 BbTt 4( bulat tinggi )
1 tt ------- 2 Bbtt 2( bulat pendek ) 3 bulat pendek
1 TT ------ 1 bbTT (kisut tinggi ) 3 kisut tinggi
1 bb 2 Tt ------- 2 bbTt (kisut tinggi )
1 tt ------- 1 Bbtt (kisut pendek ) 1kisut pendek
INTERMEDIAT ( SAMA KUAT )
P1 merah x putih
F1 100% merah muda
P2 F1 x F1 merah muda X merah muda
P1 :MM X mm
(merah) (putih)
Mm
(Merah muda)
P2 Mm x Mm
Gamet M M
m m
F2 = MM : Mm : Mm : mm = 1 : 2 : 1
F2 1 merah : 2 merah muda : 1 putih fenotip
BACKCROSS
Backcross adalah persilangan F1 dengan salah satu indunkya. Ada kemungkinan :
1. F1 x induk homozigot dominan
2. F1 x induk homozigot resesif
BACK CROSS TEST CROSS
P1 BB X bb
(bulat) (kisut)
F1 Bb (bulat)
Back Crossnya :
P F1 X BB Bb X BB
Gamet B B
b
F BB : Bb = 1 : 1 Genotif
Bulat : bulat = 100% bulat Fenotif
Atau P : F1 x bb
P1 BB X bb
(bulat) (kisut)
F1 Bb (bulat)
Test Crossnya :
P Bb X bb
(gamet) B b
b
F BB : Bb = 1 : 1 Genotif
Bulat : kisut= 1 : 1 Fenotif
Rumus-rumus
1. Jumlah macam gamet = 2n
( n = jumlah alela heterozigot )
2. Jumlah macam fenotif F2 = 2n
Jumlah macam genotif F2 = 3n
Jumlah kombinasi F2 = ( 2n ) 2
Rumus ini berlaku bila F1 heterozigot sempurna
n = jumlah sifat benda
3. Menentukan macam gamet dengan diagram garpu (branced system)
Contoh : suatu individu dengan AaBBCc jumlah macam gametnya = 2n = 22 = 4
C = ABC
A- B
C = Abc
C = aBC
a – B
c = aBc
Jadi macam gametnya adalah ABC, Abc, aBC, aBc
4. Menentukan rasio fenotif dengan segitiga pascal
Jumlah sifat beda Kemungkinan macam fenotif Jumlah macam fenotif
1
2
3
4
1 1
1 2 1
1 3 3 1
1 4 6 4 1
2
4
8
16
5
Dst
5 10 10 5
Dst
32
dst
Contoh pengunaan :1. Mencari fenotif F2 pada penyilangan dihibrid dari segitiga pascal untuk dua sifat beda tertulis
1 : 2 : 1 angka ini direjemahkan menjadi =1 (3)2 : (3)1 : 1 (3) : 1(3)0
= 1 (9) : (3) : 1 (3) : 1 (3)
9 : 3 : 3 : 1
Artinya = 9 ada 1 : 3 ada 2 : 1 ada 1
Jadi ratio fenotif F2 pada penyilangan dihibrida adalah 9 : 3 : 3 :1
2. Pada penyilangan trihibrid (3 sifat beda) beberapa rasio fenotif F2 nya ? dari segitiga pascal
untuk tiga sifat beda tertulis 1 : 3 : 3 : 1 angka ini diterjemahkan menjadi
= 1 (3)3 : (3)2 : (3)2 : 1(3)2 = 1 (3)1 : 1 (3)1 : 1(3)1 = 1(3)0 ratio fenotif F2 pada penyilangan
trihibrid : 27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3: 3 : 1
PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
Peristiwa Contoh perslangan Parent R.F pada F2 Rumus
1. Interaksi gen Peristiwa
2 gen atau lebih yang
bekerjasama atau
menghalangi dalam
memperlihatkan
fenotifnya
P : Pial Ros x Pial Pea
RRpp x rrPP
G : Rp rP
F1 : RrPp (walnut)
F1 x F1 : RrPp x RrPp
9 walnut
3 ros
3 pea
1 bilah
R . P = Walnut (sumpel)
R . p = Ros (gerigi)
r . P = pea (biji)
r . p = bilah
2. Kriptomeri adalah
faktor gen dominan
yang tersembunyi dan
pengaruhnya tampak
bila bertemu dengan
faktor gen dominan
yang lain
P : Linnaria x Linnaria
Marocana Marocana
Merah Putih
AAbb aaBB
G : Ab aB
F1 : AaBb (ungu)
F1 x F1 : AaBb x AaBb
9 ungu
3 merah
4 putih
A . B = ungu
A . b = merah
a. B = putih
a. b = putih
3. Polimeri adalah gen
dengan banyak sifat
beda yang berdiri
sendiri-sendiri, tetapi
mempengaruhi bagian
yang sama dari suatu
organisme
P : Gandum Gandum
Merah Putih
M1 M1 M2 M2 m1 m1 m2 m2
G : M1 M2 m1 m2
F1 : M1 m1 M2 m2 (merah muda)
F1 x F1 : M1 m1 M2 m2 X
M1 m1 M2 m2
15 merah
1 putih
4 M = merah tua
3M = merah
2 M = merah muda
1 M = merah muda sekali
m = putih
4. Epistasis/Hipostasis
adalah interaksi antara
gen-gen domnian yang
mengalahkan gen
P : Gandum Gandum
Hitam Kuning
HHkk hhKK
G : Hk hK
12 hitam
3 kuning
1 putih
H . K = hitam
H . k = hitam
h. K = kuningan
h . k = putih
dmoinan laninya yang
bukan pasangan
alelnya
Epistasisi : gen yang
menutupi
Hipotasis : gen yang
ditutupi
F1 : HhKk (hitam)
F1 x F1 : HhKk X HhKk
5. Gen Kompelementer
Gengen saling
berinteraksi dan
melengkapi
P : RRbb x rrBB
Bisu tuli Bisu tuli
G : Rb rB
F1 : RrBb (normal)
F1 x F1 : RrBb X RrBb
9 Normal
7 bisu tuli
R . B = normal
R. b = bisu tuli
r . B = Bisu tuli
r . b = bisu tuli
PENYIMPANGAN SESUNGGUHNYA HUKUM MENDEL
( POLA – POLA HEDERITAS )
LINKAGE DAN CROSSING OVER
PERISTIWA NORMAL
(MENDEL)
PERISTIWA TAUTAN
(LINKAGE)
PERISTIWA PINDAH SILANG
(CROSSING OVER)
Misal : AaBb
Kedudukan gen dalam
kromoson
A a B b
Gametnya
AB, Ab, aB, ab
Misal : AaBb
Kedudukan gen dalam
kromoson
A a
B b
Gametnya
A a
B b
AB ab
Misal : AaBb
Kedudukan gen dalam kromoson
A a A A a a
B b B b B b
Gametnya :
A A a a
B b B b
AB, Ab, aB, ab
Ab dan aB gamet hasil P. S
Tautan gen = Linkage = berangkai = Pautan
Ikatan antara gen 2 gen atau lebih yang terletak pada satu kromoson dan selalu memisah bersama
Contoh : P : sayap keriput X sayap normal
Dada bergaris dada polos
ccss CCSS
F1 : CcSs (sayap normal dada polos)
F1 X F1 CcSs X CcSs
C c C c
S s S s
Gamet : CS cs CS cs
F2
♂ / ♀ CS cs
CS CCSS
Sayap normal dada polos
CcSs
Sayap normal dada polos
cs CcSs
Sayap normal dada polos
ccss
Sayap keriput dada bergaris
Ratio fenotif F2 = 3 sayap normal, dada polos = 1 sayap keriput, dada bergaris
Untuk mengetahui adanya tautan antara dua gen dapat dilakukan persilangan uji / test cross,
yaitu penyilangan individu F1 dengan P homozigot resesif.
Jika test cross, KP (kombinasi parent) >50% dan RK (rekombinasi) < 50% maka terjadi tautan
gen.
Contoh : Tanaman mangga berbuah bulat (BB), berkulit kuning (KK) dominan terhadap bah
mangga (bb), warna hijau (kk) bila B dan K tidak terpaut. Demikian pula gen b dan k, maka akan
diperoleh F1 berfenotif bulat kuning (BbKk). Kombinasi F1 ada 4 macam fenotif dengan
perbandingan = bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau = 9 : 3 : 3 : 1
Bila di test cross maka :
P = ♂ BBKK X ♀ bbkk
G = BK bk
F1 = BbKk (bulat kuning)
F1 X P homozigot resesif ( test cross )
♂ BbKk X ♀ bbkk
Gamet : BK, Bk, bK ,bk bk
F2
♂ / ♀ BK Bk bK bk
bk BbKk
Bulat kuning
Bbkk
Bulat hijau
bbKk
Kisut kuning
bbkk
kisut hijau
Perbandingan fenotif Pd F2 = 1 : 1 : 1 : 1
Bila gen B terpaut pada gen K dan gen b terpaut k maka :
P = ♀ BBKK X ♂ bbkk
G = BK bk
F1 BbKk
F1 X F1 = ♀ BbKk X ♂ BbKk
G = BK BK
bk bk
F2
♂ / ♀ BK bk
BK BBKK
Bulat kuning
BbKk
Bulat kuning
bk BbKk
Bulat kuning
bbkk
kisut hijau
R . F Pd F2 = 3 bulat kuning : 1 kisut hijau
F1 X P homozigot resesif
♀ BbKk X ♂ bbkk
G BK bk
bk
Hasil test cross
♂ / ♀ BK bk
bk BbKk
Bulat kuning
bbkk
kisut hijau
R. fenotifnya = 1 bulat kuning : 1 kisut hijau
PINDAH SILANG ( CROSSING – OVER )
Peristiwa pertukaran segmen (bagian) kromatid – kromatid dari pasangan kromoson homolog,
tempat persilangan kromatid disebut kiasma. Kromatid yang bersilang melekat dan terputus
dibagian kiasma. Setiap potongan kemudian melekat pada kromatid sebelahnya secara timbal
balik, sehingga akan didapat macam gamet yang lebih banyak (4 macam).
Peristiwa pindah silang
P = ♀ sayap normal X ♂ sayap keriput
Dada polos dada bergaris
CcSs ccss
C c c c
S s s s
Meiosis C C c c c
Dengan PS X
S s S s s
Kromatid yang mengalami pindah silang ( P . S )
Gamet : C C c c c
X
S s S s s
F1 = C c C c c c c c
S s s s S s s s
Sayap normal , normal , keriput , keriput
Dada polos bergaris polos bergaris
KP RK RK KP
965 185 206 944
Dalam suatu eksperimen diperoleh keturunan sebagai berikut :
Fenotif tertua (KP) : sayap normal , dada polos = 965
Sayap keripput, dada bergaris = 944
Fenotif Rekombinan (RK) : sayap normal , bergaris = 185
Sayap keriput , dada polos = 206
N P S : adalah angka yang menunjukan besarnya presentase kombinasi baru yang
dihasilkan akibat terjadinya P .S
N P S = 206 + 185 X 100%
( 965 + 944 ) + (206 + 185 )
= 391 X 100%
2300
= 17 %
K P = Jumlah keturunan parent X 100%
Jumlah seluruh individu
K P = 965 + 944 X 100%
(965 + 944) + (206 + 185)
= 1909 x 100%
2300
= 83%
Jadi RK = NPS = 17%
Jika KP > 50% dan RK < 50%, berarti terjadi pautan
Jarak antar gen sayap tubuh dan gen dada tubuh adalah 17 unit peta
Determinasi Seks (Penentuan Jenis Kelamin)
N P S : Jumlah keturunan rekombinan X 100% Jumlah seluruh individu
Tipe XX - XY Tipe XX – XO Tipe ZZ – ZW Lebah madu Tipe ZZ – ZO
Manusia
44 A + XX = ♀
44 A + XY = ♂
Drosophila
6A + XX = ♀
6A + XY = ♂
Belalang
22A + XX = ♀
22A + XO = ♂
Aves / burung :
78A + ZZ = ♂
78A + ZW = ♀
Kupu-kupu
Ikan
Lebah betina
Pekerja Diploid
( 2 n ) lebah
jantan haploid (
n )
Ayam :
38A + ZZ = ♂
38A + ZO = ♀
Itik
TAUTAN SEKS ( RANGKAI KELAMIN = PAUTAN SEKS )
Gen terangkai kelamin ( SEX LINKED GENES )
Adalah gen-gen yang terangkai pada kromoson kelamin
2. Macam pautan seks
1. Pautan Seks X, misalnya warna mata merah pada droshophila melanogaster, hemofili dan
buta warna.
2. Pautan Seks Y, misalnya Hypertrichosis pada manusia / ditelinga banyak ditumbuhi rambut.
Contoh : Morgan mengawinkan lalat jantan mata putih dengan lalat betina normal
(bermata merah) ternyata semua lalat F1 bermata merah, bagaimana F2 ?
Penyelesaian :
P = ♂ Drosophila mata putih X ♀ Drosophila mata merah
XmY XMXM
G X
F1
gamet
F1 x F1 X
♂
♀ XM Xm
XM XMXM (Mata merah ) XMXm (Mata merah )
Y XMY (Mata merah ) XmY (Mata putih )
No. 1 ♀ mata merah = 25%
No. 2 ♂ mata merah = 25%
No. 3 ♀mata merah = 25%
Xm XM
Y
XMXm XMY
XM XM
Xm Y
No. 4 ♂ mata putih = 25%
Perbandingan fenotif pada F2 = ¾ mata merah ¼ mata putih
Hipotesa Morgan
1. Faktor warna merah dominan terhadap faktor warna putih
2. Gen yang menentukan warna mata Dhosophila terpaut pada kromoson X
3. Pada kromosonY tidak ada hubungan antara jenis kelamin Drosophila dengan faktor warna
mata.
Keanehan : Setiap mata putih adalah jantan
Tautan seks pada manusia , misalnya :
Buta warna * Sindroma Lesch – nyhan
Haemofilia * hidrosefadi Terangkai – X
Anadontia * Gigi coklat karena gen dominan terpaut X
Gen Letal : gen yang dalam keadaan homozigot menyebabkan kematian individu
Gen Letal terdiri dari :
1. Gen Dominan Lethal
Adalah gen dominan yang bila dalam keadaan homozigot menyebabkan kematian individu
2. Gen R esesif Lethal
Adalah gen resesif yang bila dalam keadan homozigot menyebabkan kematian individu
Kematian dapat terjadi pada saat zigot, janin, setelah lahir maupun mati bujang
Gen Lethal Persilangan Parent Angka
perbandingan
Gen Dominan Lethal
1. Ayam Creeper (tubuh
normal, kaki pendek )
2. Tikus Kuning
3. Brakhidaktili
( Ruas jari pendek )
P = ♀ creeper X ♂ creeper
Cc Cc
G = C , c C , c
F1 = 1CC, 2Cc, 1cc
Letal, creeper, normal
P = ♀ kuning X ♂ kuning
K * k K * k
G = K * k K * k
F1 = 1 K*K* , 2 K*k, 1 kk
Letal,kuning bkn kuning
P = ♀ Brakhidakti X ♂ Brakhidakti
Bb Bb
G = B , b B , b
F1 = 1 BB , 2 Bb , 1 bb
2 Creeper
1 normal
2 kuning
1 bukan kuning
2 Brakhidakti
1 normal
Gen Resesif Lethal
1. Tanaman Jagung
2. Sapi buldog
( mirip anjing buldog )
Gen Lethal pada Manusia
Contoh : Hemofili →
darah sukar membeku jika
terjadi luka
Letal, Brakhidati, normal
P = ♀ kecambah X ♂ kecambah
Hijau Hijau
Gg Gg
G = G , g G , g
F1 = 1 GG , 2 Gg , 1 gg
Hijau , hijau , bukan hijau
P = ♀ dexter X ♂ dexter
Dd Dd
G = D , d D , d
F1 = DD , 2 D , dd
Nomral, Dexter , Lethal
♀ carrier X ♂ hemofili
P = ♀ X H X h ♂ X hY
G = X H , X h X h , Y
F1 = XHXh , XHY , XhXh , XhY
XHXh = ♀ Carrier
XHy = ♂ normal
XhXh = ♀ letal
Xhy = ♂ hemofili
3 hijau
1 bukan hijau
2 Dexter
1 normal
1 ♀ carrier
1 ♂normal
1 ♂Hemofili
1 ♀ lethal
Contoh soal : ayam creeper disilangkan sesamanya. Berapa kemungkinan ayam akan hidup
normal bila dihasilkan 40 telur dari sekali periode / siklus bertelur.
P = Cc X Cc
G = C , c C , c
F1 = 1 CC , 2 Cc , 1 cc
Lethal
Jadi : 40 telur di perkirakan menetas normal = ¼ x 40 = 10 telur
HEREDITAS MANUSIA
Penyeledikan genetika terhadap manusia lebih sulit dibandingkan dengan tumbuhan atau hewan .
Hal disebabkan antara lain :
1. Perkawinan manusia tidak mungkin dipaksakan
2. Generasi manusia lama sekali ( ± 25 tahun pergenerasi )
3. Keturunan tidak banyak, sehingga ratio Hk. Mendel tak dapat didekati
4. Percobaan adanya mutasi tak dapat dilakukan terhadap manusia.
Cacat dan penyakit menurun pada manusia
Ada beberapa cacat dan penyakit menurun yang diturunkan dari orang tua terhadap anaknya.
Penyakitnya atau cacat yang diturunkan mempunyai ciri :
1. Belum dapat disembuhkan
2. Tidak menular
3. Dapat dihindari
Pewarisan sifat yang menyebabkan cacat atau penyakit pada manusia ada yang diturunkan
melalui kromosom, autosom dan ada pula yang diturunkan melalui gonosom.
ALBINO / ALBINISME
Penyakit menurun yang dibawa oleh gen resesif yang didak terpaut seks.
Contoh :
Suami istri yang berikut normal tetapi keduanya sifat heterizigot
P = Gen penyebab terjadinya pigmentasi
p = gen yang tidak terjadinya pigmentasi
Penyelesaian : Keterangan :
P = Pp X Pp P = normal homozigot 25 %
G = P , p P , p Pp = normal heterozigot
F1 = PP , Pp , Pp , pp ( carrier ) = 50 %
Albino pp = albino = 25 %
BUTA WARNA
Adalah penyakit menurun yang ditentukan oleh gen resesif dan terpaut seks ( terpaut pada
kromoson X ) .
Keterangan Genotif :
XY = Pria normal
X Cby = Pria buta warna
X X = Wanita normal
X Cb X = Wanita carrier
X Cb X Cb = Wanita buta warna
Contoh :
Perkawinan wanita carrier dengan pria normal
Penyelesaian :
P = X Cb X X XY
G = X Cb , X X ,
X Y
F1 =
♂
♀
X Cb X
X X Cb X X X
Y X Cb Y X Y
Keterangan :
X Cb X = Wanita carrier = 25%
X X = Pria normal = 25%
X Cb Y = pria buta warna = 25%
X Y = pria normal = 25%
Buta warna dibedakan menjadi 2
1. Buta Warna Partial
Yaitu buta warna yang tidak dapat membedakan warna-warna tertentu saja, misalnya tidak
dapat membedakan warna merah dan hijau.
1. Buta warna total ( Akromatisme )
Yaitu penderita yang tidak mampu membedakan semua warna, kecuali warna dasar yaitu
hitam dan putih.
HEMOFILIA
Adalah penyakit menurun yang ditentukan oleh gen resesif yang terpaut seks pada kromosom X.
Penyakit hemofilia merupakan penyakit kelamin pada darah dimana bila terjadi luka darah sukar
membeku, karena tubuh penderia tidak mempunyai faktor Anti Hemophilic Globulin ( AHG ).
Keterangan Genotif :
XH XH = wanita normal
XH Xh = wanita carrier (pembawa sifat)
Xh Xh = wanita hemofili (letal)
XH Y = Pria normal
Xh Y = pria hemofilia
Contoh :
Perkawinan anata wanita carieer dengan pria normal
P = XH Xh X XY
G = XH , X h X ,Y
F1 :
♂
♀
XH X h
X XH X XH X h
y XH Y Xh Y
Keterangan :
XH X = wanita normal = 25%
XH X h = Wanita carrier = 25%
XH Y = Pria normal = 25%
Xh Y = Pria hemofilia = 25%
Seorang laki-laki hemofilia dapat lahir dari pasangan :
Ibu carrier >< bapak normal
Ibu carrier >< bapak hemofilia
Seorang ayah yang hemofilia tidak akan mewariskan sifat hemofilia kepada anak laki-lakinya,
tetapi akan mewariskan sifat hemofilia kepada seluruh anak perempuannya.
GOLONGAN DARAH
Bernstein ( Jerman ) dan Furuhata ( Jepang ) pernah menemukan hipotesis bahwa hanya
sepasang gen pada setiap individu yang bertanggun jawab atas darahnya.
Penggolongan darah tersebut didasarkan pada adanya aglutinogen (anti gen) tertentu didalam sel
darah merah. Adanya anti gen tersebut dalam sel darah merah dikendalikan oleh gen tertentu
pula.
Golongan darah manusia dapat digolongan menurut beberapa sistem, antara lain :
1. Sistem A , B , O
2. Sistem M , N
3. Sistem Rhesus ( Rh )
1. Penggolongan darah sistem A , B , O
Menurut sistem ini golongan darah manusia dibedakan atas 4 macam :
a) Golongan darah A, bila dalam sel darah merahnya terdapat antigen A. Adanya anti gen
tersebut dikendalikan oleh gen IA
b) Golongan darah B, bila dalam sel darah merahnya terdapat antigen B, yang munculnya
dikendalikan oleh gen IB.
c) Golongan darah AB, bila dalam sel darah merahnya terdapat antigen A dan B, antigen A
dan B, yang masing-masing munculnya dikendalikan oleh gen IA dan IB
d) Golongan darah O, bila dalam sel darah merahnya tidak terdapat antigen A dan atau B,
kedua ini timbul karena dikenalikan oleh gen I yang bersifat resesif baok terhadap IA
maupun Ia
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dibuat tabel hubungan antara fenotif golongan darah,
genotif dan kemungkinan sel gametnya.
Hubungan antara Fenotif Golongan Darah Sistem A , B , AB , O
Genotif dan Kemungkinan Macam Gamet
Fenotif golongan darah Genotif Kemungkinan macam sel
gamet
A
B
AB
O
IA IA , IA IO
IB IB , IB IO
IA IB
IO IO
IA , IO
IB , IO
IA , IB
IO
4 macam 6 macam 3 macam
Dengan memperhatikan tabel diatas, maka dibuat tabel golongan darah orang tua, beserta
golongan darah yang mungkin dari anak anaknya.
Fenotif golongan darah
orang tua
Kemungkinan golongan
darah anak-anaknya
Golongan darah yang tidak
mungkin ada
1. O X O
2. O X A
3. O X B
4. O X AB
5. A X A
6. A X B
7. A X AB
8. B X B
9. B X AB
10. AB X AB
O
A , O
O , B
A , B
A , O
A , B , AB , O
A , B , AB
B , O
A , B , , AB
A , B , AB
A , B , AB
B , AB
A , AB
O , AB
B , AB
-----
O
A , AB
O
O
2. Penggolongan darah menurut sistem M, N
Pada tahun 1927 Landstiner dan Lavine menemukan adanya golongan darah manusia yang
disebut golongan M , MN dan N yang masing-masing disebabkan oleh adanya anti gen M,
MN atau N. Antigen ini tidak membentuk zat anti (aglutinin), sehingga bila di tranfusikan
dari golongan yang satu dengan kegolongan yang lain tidak akan menimbulkan gangguan
tetapi bila anti gen tersebut disuntikan kedalam tubuh kelinci, serum kelinci akan membentuk
zat antinya, sehingga bila serum kelinci yang mengandung zat anti ini disuntikan ke dalam
tubuh manusia dapat menimbulkan gangguan.
Adanya antigen M oleh gen IM , dan adanya MN ditentukan oleh IM IN , sedangkan adanya
antigen – antigen N, ditentukan oleh gen IN. Berdasarkan hal tersebut maka macam fenotif,
genotif dan kemungkinan macam gamet dari orang yang bergolongan M,MN, atau N seperti
tampak pada tabel berikut.
Fenotif golongan darah Genotif Kemungkinan macam
gamet
M
N
I M I M
I N I N
I M
I N
Rh+ Rh- Rh+ Rh+
MN I M I N I M , I N
3. Sistem Rhesus
Pada tahun 1946 Landsteiner dan A.S Weiner menemukan antigen tertentu dalam darah
Maccacus rehsus, yang diberi nama antigen rehesus (Rh). Antigen ini ditemukan dalam sel darah
merah manusia. Berdasarkan ada atau tidaknya antigen Rhesus ini, darah manusia dapat
dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :
1. Golongan Rh +,bila dalam sel darah merahnya ditemukan antigen Rhesus.
2. Golongan Rh – (Rh), bila dalam sel darah merahnya tidak ditemukan antigen Rhesus.
Adanya antigen Rh didalam darah dikendalikan oleh egn IRh, yang dominan terhadap Irh.
Sehingga genotif orang menurut sistem Rh ini dapat dibedakan atas :
Fenotif Genotif Macam gamet
Rhesus +
Rhesus
I Rh I Rh , I Rh I Rh
I rh I rh
I Rh , I Rh
I rh
Seorang ibu yang Rh + mengandung embrio bergolongan Rh – atau Rh + kemungkinan anaknya
akan lahir dengan selamat, dalam arti tidak terjadi gangguan darah karena faktor Rh.
Tetapi pada ibu yang bergolongan Rh-
a. Bila mengandung embrio Rh- , maka embrio tidak akan mengalami gangguan apapun dan
mungkin lahir dengan selamat.
b. Bila mengandung Rh+, maka kemungkinan kandungan pertama kan lahir dengan selamat,
artinya tidak mengalami gangguan karena sistem Rh ini. Tetapi pada waktu bayi ini lahir
dalam rahim ibu kemungkinan akan tertinggal antigen Rh yang akan ikut peredarah darah
Ibu, sehingga dalam tubuh ibu akan terbentuk zat anti Rh.
Bila embrio yang kedua dikandung ibu bergolongan Rh- maka anak ni tidak mengalami
gangguan darah. Tetapi bila embrio kedua yang dikandung ibu ini bergolongan Rh+, maka anak
tersebut akan mengalami penyakit anemia berat, (erythroblastosis fetalis) dengan tanda – tanda :
Tubuh mengembung oleh cairan
Hati dan limpa membengkak
Dalam darah banyak eritroblas (eritrosit yang belum masak yang daya ikatnya terhadap
oksigen rendah).
Kulit berwarna kuning keemasan.
Anak ibu anak ayah
Selama kehamilan pertama
antigen Rh dari bayi
memasuki Ibu ............
............kemudian
menyebabkan ibu
memproduksi antibodi anti
Rh ..............
............ yang akan
menghancurkan sel-sel
darah merah pada bayi-bayi
Rh+ berikutnya
Bagaimana seorang ibu yang bergolongan darah Rh- dapat membahayakan jiwa bayinya sendiri
yang bergolongan darah Rh+ ibu mungkin menjadi sensitif karena kehamilan sebelumnya atau
karena transfusi. Bayi terlindung oleh ibu yang sensitif.
Hal ini dapat terjadi karena zat anti Rh dari ibu masuk ke sistem peredaran anak, sehingga zat
anti Rh tersebut bertemu dengan antigen Rh. Bayi yang mengalami gangguan ini biasanya tidak
berumur panjang. Namun dapat ditolong dengan jalan mengganti seluruh darahnya .
Menghindari penyakit menurun
Gen yang membawa penyakit menrun pada manusia sukar dilacak. Maka cara untuk mengetahui
apakah seseorang mempunyai penyakit atau cacat menurun atau tidak, dapat dipelejari dengan
pedigree (peta silsilah).
Menghindari munculnya penyakit menurun pada generasi berikut adalah sangat penting, sebab
bila setiap keluarga terdiri atas individu-individu sehat, maka seluruh masyarakat akan sehat
pula.
Usaha perbaikan sosial melalui penggunaan hukum-hukum hereditas disebut eugenetik. Sedang
usaha perbaikan sosial melalui pengelolaan lingkungan seperti pendidikan, peningkatan gizi,
perbaikan tempat tinggal, olahraga dan rekreasi disebut eutenik.
Berbagai saran para ahli genetika dalam rangka aplikasi eugenetika lain :
a. Hindarilah perkawinan antara sesama keluarga yang masih dekat hubungan darahnya.
Hal ini untuk mencegah terjadinya rekombinasi gen-gen yang menimbulkan cacat atau
penyakit yang bersifat resessif.
b. Semua masyarakat terutama generasi muda perlu memahami hukum hereditas
c. Sedapat mungkin jangan lah mengawainkan orang-orang yang sakit jiwa atau mengalami
gangguan mental seperti idiot, debil, dan imbisil.
d. Sebelum membentuk rumah tangga, sebaiknya diadakan pemeriksaan terhadap calon-
calon tentang kesehatan dan asal usul mereka.
e. Tetapi memelihara kesehatan badan dan mental (jiwa).
MATERI DIRANGKUM OLEH
IBU JURIAH