Transcript
Page 1: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Udang Penaeid Sp. Di ...repository.umrah.ac.id/753/1/Artikel-ENCEK KAIRUNNISA.pdfAdapun peta lokasi dilakukannya penelitian tentang potensi dan pemanfaatan

Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Udang Penaeid Sp. Di Tanjung Qudus

Dusun III Desa Pangkil Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan

Encek Khairunnisa, Febrianti Lestari, Jumsurizal

[email protected]

Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Prikanan,

Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK

Udang merupakan komoditas unggulan hasil perikanan untuk ekspor di

Indonesia. Jenis udang yang termasuk dalam generaPenaeus dan Metapenaeus

merupakan jenis-jenis yang menunjang perikanan udang di Indonesia. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui nilai potensi dan tingkat pemanfaatan Udang di

Tanjung Qudus Dusun III Desa Pangkil, Bintan. Penelitian dilaksanakan pada

bulan Mei-Juni 2017. Tangkapan maksimum lestari (MSY) udang perminggu di

Desa Pangkil sebesar 1.284,48 kg dengan upaya penangkapan optimal (F

optimum) sebesar 398 hauling. Rata-rata nilai pemanfaatan yakni sebesar 93%,

Nilai JTB penangkapan udang di Desa Pangkil, masih dibawah nilai MSY, artinya

penangkapan masih dapat ditingkatkankan lagi. Akan tetapi, jika melihat dari

hasil tangkapan rata-rata perminggu yakni sebesar 1191,83 kg/minggu. Nilai

tersebut sudah hampir mencapai nilai MSY dengan demikian dianjurkan untuk

tidak menambah upaya penangkapan udang di Desa Pangkil, mulai dari armada

tangkap, alat tangkap, dan sumberdaya manusia.

Kata kunci : Potensi, Tingkat Pemanfaatan, Udang Penaeidsp, Desa Pangkil.

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara kepulauan yang dikelilingi lautan sangat besar

memiliki potensi perairan untuk dikelola dengan baik. Dalam rangka mencapai

tujuan pengelolaan potensi perairan yang menyimpan berbagai jenis spesies

perikanan, maka rakyat melalui DPR mengamanatkan kepada Menteri Kelautan

dan Perikanan melalui Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009 untuk menetapkan

potensi dan alokasi sumberdaya perairan di Wilayah Pengelolaan Perikanan

Republik Indonesia. Untuk bahan penetapan potensi tersebut telah dilakukan

beberapa kali kajian stok sumberdaya perairan. Potensi beberapa kelompok

Page 2: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Udang Penaeid Sp. Di ...repository.umrah.ac.id/753/1/Artikel-ENCEK KAIRUNNISA.pdfAdapun peta lokasi dilakukannya penelitian tentang potensi dan pemanfaatan

species udang menjadi komoditi yang paling diminati dan dikembangkan oleh

masyarakat dan pelaku usaha perikanan. Dalam upaya mencapai pemanfaatan

secara optimal dan berkelanjutan dilakukan pengelolaan sumberdaya udang.

Dalam hal ini, peneliti ingin mengetahui sejauh mana potensi udang yang ada di

perairan Provinsi Kepulauan Riau, khususnya daerah Kabupaten Bintan. Salah

satu lokasi yang menjadi pusat penangkapan udang dalam penelitian ini adalah

perairan Pulau Pangkil. Pulau Pangkil.

BAHAN DAN METODELOGI

Penelitian dilaksanakan di Tanjung Qudus Dusun III Desa Pangkil Kecamatan

Teluk Bintan Kabupaten Bintan kegiatan ini dilakukan dari bulan Mei-Juni 2017.

Adapun peta lokasi dilakukannya penelitian tentang potensi dan pemanfaatan

udang Penaeid sp. yang didaratkan dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 7.Peta Lokasi Penelitian

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

1) Alat dan Bahan

Berbagai macam alat dan bahan yang akan digunakan selama penelitian dapat

dilihat padaTabel 1 dibawah ini, adalah sebagai berikut

Tabel 1.Alat dan bahan yang digunakan

Page 3: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Udang Penaeid Sp. Di ...repository.umrah.ac.id/753/1/Artikel-ENCEK KAIRUNNISA.pdfAdapun peta lokasi dilakukannya penelitian tentang potensi dan pemanfaatan

No. Alat dan Bahan Kegunaan

1. Kamera Untuk Dokumentasi

2. Alat Tulis Untuk menyalin data penelitian

3. Lembar Kuesioner Wawancara nelayan udang

4. Wadah Untuk menampung udang

2) Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, merupakan

penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi yang dijadikan objek

penelitian dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data

pokok.(Nurhayati 2013).

3) Penentuan Standarisasi Upaya Penangkapan (FPI) dan CPUE

Upaya penangkapan atau Fishing Effort itu sendiri adalah perkalian antara

jumlah armada (kapal ikan) dengan jumlah trip melaut. Perhitungan FPI (Fishing

power index) (Nurhayati 2013). adalah sebagai berikut:

CPUE(s) = ๐ถ๐‘Ž๐‘ก๐‘โ„Ž (๐‘ )

๐ธ๐‘“๐‘“๐‘œ๐‘Ÿ๐‘ก (๐‘ )

Keterangan :

Catch(s) = Total hasil tangkapan jenis unit penangkapan ikan

CPUE(s)= ๐‘ช๐’‚๐’•๐’„๐’‰(๐’”) ๐‘ฌ๐’‡๐’‡๐’๐’“๐’•(๐’”) FPI(s) = ๐‘ช๐‘ท๐‘ผ๐‘ฌ(๐’”) ๐‘ช๐‘ท๐‘ผ๐‘ฌyang akan distandarisasi pada ke-i

(kg)

Effort(s) = Total upaya penangkapan jenis unit penangkapan ikan yang akan distandarisasi

pada ke-i (trip)

CPUE = Hasil tangkapan per upaya penangkapan yang paling dominan (kg/trip)

CPUE(s) = Hasil tangkapan per upaya penangkapan yang akan distandarisasi (kg/trip).

FPI =๐ถ๐‘ƒ๐‘ˆ๐ธ (๐‘ )

๐ถ๐‘ƒ๐‘ˆ๐ธ

Keterangan :

FPI(s) = Total upaya penangkapan (effort) jenis unit penangkapan ikan yang akan

distandarisasi pada tahun ke-i.

4) Maximum Sustainable Yield (MSY)

Untuk menduga besarnya MSY sumberdaya perikanan dan upaya penangkapan

optimal, digunakan model Schaefer. Besarnya parameter a dan b secara

Page 4: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Udang Penaeid Sp. Di ...repository.umrah.ac.id/753/1/Artikel-ENCEK KAIRUNNISA.pdfAdapun peta lokasi dilakukannya penelitian tentang potensi dan pemanfaatan

matematika dapat dicari dengan menggunakan persamaan Regresi sederhana

dengan rumus, adalah sebagai berikut:

Y= a + bx Keterangan:

Parameter a: intercept Parameter

Parameter b : slope Selanjutnya parameter a dan b dapat dicari dengan rumus:

a= ๐œฎ๐’š๐’Š ๐œฎ๐’™๐’Š โˆ’ ๐œฎ๐’™๐’Š (๐œฎ๐’™๐’Š๐’š๐’Š)

๐’๐œฎ๐’™๐’Šยฒโˆ’(๐œฎ๐’™๐’Š)ยฒ

b = ๐’ ๐œฎ๐’™๐’Š๐’š๐’Š โˆ’ ๐œฎ๐’™๐’Š (๐œฎ๐’š๐’Š)

๐’ ๐œฎ๐’™๐’Š๐Ÿ โˆ’(๐œฎ๐’™๐’Š)ยฒ

Keterangan :

x : Upaya penangkapan pada periode-i

y : Hasil tangkapan per satuan upaya pada periode-i

n : Jumlah sampel.

Setelah dapat diketahui nilai a dan b, selanjutnya dapat ditentukan beberapa

persamaan yang diperlukan, adalah, (Nurhayati, 2013).

Hubungan antara CPUE dengan upaya penangkapan (f)

CPUE = a+bf

Hubungan antara hasil tangkapan (c) dengan upaya penangkapan (f)

c = CPUE x f

c = af + bf2

Dari persamaan tersebut maka diperoleh model untuk menghitung hasil

maksimum lestari (CMSY) dan upaya optimal (fopt) masing-masing, adalah sebagai

berikut (Nurhayati, 2013).

CMSY=-a2

/4b Fopt = -a/2b

Keterangan :

CMSY = Hasil tangkapan maksimum lestari

fopt = Jumlah upaya penangkapan optimal untuk mencapai MSY

5) Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Ikan

Menurut Nurhayati (2013), menjelaskan bahwa rumus tingkat pemanfaatan

sumberdaya ikan adalah sebagai berikut:

Page 5: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Udang Penaeid Sp. Di ...repository.umrah.ac.id/753/1/Artikel-ENCEK KAIRUNNISA.pdfAdapun peta lokasi dilakukannya penelitian tentang potensi dan pemanfaatan

TP =๐œ๐ข

๐Œ๐’๐˜ x 100%

Keterangan :

TP = Tingkat pemanfaatan

Ci = Hasil Tangkapan pada periode ke-i

MSY =Potensi lestari (Maximum Sustainable Yield)

6) Jumlah Tangkap yang Diperbolehkan (JTB)

Berdasarkan komitmen internasional yang dibuat FAO yang dinyatakan dalam

Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF), potensi sumberdaya laut

yang boleh dimanfaatkan hanya sekitar 80% dari tingkat panen maksimum

berkelanjutan (Maximum Sustainable Yield,). Dasar pemanfaatan potensi yang

boleh ditangkap (Total Allowable Catch,) sebesar 80% dari MSY (Nurhayatii,

2013). Jadi untuk menghitung JTB (Jumlah Tangkap yang diperbolehkan)

menurut Nurhayati (2013), yaitu dengan menggunakan rumus JTB = 80% x MSY,

Jika JTB > MSY berarti terjadi over fishing tetapi jika JTB < MSY berarti

penangkapan ikan masih bisa ditingkatkan untuk mendapatkan hasil yang lebih,

tetapi tidak melebihi batas MSY yang sudah di tentukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

1) Udang Windu jenis Penaeus monodon

Jenis udang windu (penaeus monodon) merupakan salah satu dari jenis udang

yang ditemukan di Perairan Tanjung Qudus Dusun III Desa Pangkil Kecamatan

Teluk Bintan Kabupaten Bintan. Adapun bentuk dari jenis Penaeus monodon

dapat di llihat pada Gambar 2 dibawah ini.

a b

Page 6: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Udang Penaeid Sp. Di ...repository.umrah.ac.id/753/1/Artikel-ENCEK KAIRUNNISA.pdfAdapun peta lokasi dilakukannya penelitian tentang potensi dan pemanfaatan

Gambar 2. Udang Windu Jenis Penaeus monodon Keterangan. (a) = Udang di

Lokasi penelitian (b) = Udang (Carpenter dan Niem 2000)

Kelas : Crustacea

Ordo : Decapopada

Filum : Arthropoda

Famili : Penaeidae

Genus : Penaeus

Species : Penaeus monodon

2) Udang Putih Jenis Penaeus merguiensis

Jenis udang yang terdapat di Perairan Tanjung Qudus Dusun III Desa Pangkil

Kecamatan Teluk Bintan salah satunya adalah udang putih (Penaeus merguiensi).

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan kepada masyarakat, jenis udang

Penaeus merguiensis ini yang banyak ditemukan dan juga merupakan jenis udang

dikonsumsi oleh masyarakat di Desa Pangkil. Dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 .Udang putih jenis Penaeaus merguiensis Keterangan.(a) = Udang

yang didapat di lokasi penelitian(b)= Udang (Carpenter dan Niem 2000)

Kelas : Crustacea

Filum : Arthropoda

Ordo : Decapopada

Famili : Penaeinae

Genus : Penaeus

Spesies : Penaeus merguiensis

a b

Page 7: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Udang Penaeid Sp. Di ...repository.umrah.ac.id/753/1/Artikel-ENCEK KAIRUNNISA.pdfAdapun peta lokasi dilakukannya penelitian tentang potensi dan pemanfaatan

3) Upaya Penangkapan Udang di Tanjung Qudus Desa Pangkil

a) Jenis Mesin, Jenis kapal dan Area Penangkapan Udang

Kapal merupakan salah satu sarana yang digunakan dalam usaha

penangkapan udang untuk pengoperasian alat tangkap di area

penangkapan.Adapun jenis kapal yang digunakan Nelayan Tanjung Qudus Dusun

III Desa Pangkil Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan untuk melaut dapat

dilihat pada Tabel 2 .

Tabel 2. Jenis Kapal dan Mesin Kapal di Tanjung Qudus Dusun III Desa Pangkil

Dari Tabel 2 diatas, diketahui bahwa nelayan di Desa Pangkil menggunakan 5

jenis kapal, yaitu 1 GT, 1.5 GT, 3 GT, 3.5 GT dan 7.5 GTnamun yang lebih

dominan adalah kapal berkapasitas 7,5 GT. Kapal 7,5 GT, Pada wawancara

kepada nelayan penangkap udang sebanyak 30 responden,didapatkan hasil bahwa

terdapat 5 lokasi umum penangkapan udang yang dilakukan oleh nelayan.

Diantaranya yakni di perairan dapat dilihat pada Gambar 2. Grafik persentase

lokasi tangkapan udang oleh nelayan di Desa Pangkil dapat dilihat pada Gambar

4.

No. Kapasitas Kapal mesin

dalam(GT) Mesin (Pk) Jumlah kapal

1. 1 20 1

2. 1 26 1

3. 1.5 20 2

4. 1.5 16 5

5. 3 20 3

6. 3 24 1

7. 3.5 20 1

8. 3.5 28 2

9. 7.5 26 4

10. 7.5 24 4

11. 7.5 28 5

12. 7.5 16 1

Jumlah

30

Page 8: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Udang Penaeid Sp. Di ...repository.umrah.ac.id/753/1/Artikel-ENCEK KAIRUNNISA.pdfAdapun peta lokasi dilakukannya penelitian tentang potensi dan pemanfaatan

Gambar 4. Lokasi Tangkapan Udang Nelayan Desa Pangkil

Dari hasil diagram gambar 4 diagram lingkaran diatas, menunjukkan bahwa

sebanyak 50% responden melakukan penankapan udang di sekitaran perairan

Desa Pangkil. Sebanyak 13% responden melakukan penangkapan udang di

sekitaran perairan Pulau Penyengat, sebanyak 17% nelayan melakukan

pengangkapan di perairan Pulau Tapai, Sedangkan hanya 10 % masing-masing

nelayan melakukan penangkapan diperairan Pulau Karas dan Pulau Dompak.

Lokasi-lokasi tersebut dipilih oleh para nelayan karena tidak terlalu jauh dengan

Pulau Pangkil sehingga modal yang dikelauarkan tidak terlalu tinggi.

4) Alat Penangkapan Udang

Berdasarkan pengamatan dilapangan, alat tangkap yang digunakan oleh

nelayan Desa Pangkil yaitu jaring apolo. Di Desa pangkil jaring apolo terbuat

dari bahan sintetis yaitu benang wol lembut, sedangkan untuk bagian pinggiran

jaring digunakan tali ris, dan diikat beberapa pelampung di tali permukaan jaring

dan di tambah timah sebagai pemberat jaring, agar jaring bisa tenggelam kedasar

laut. Adapun bentuk jaring apolo terdapat pada Gambar 5.

50%

10%

10%

17%

13%perairan sekitaran Desa Pangkilperairan sekitaran DompakPerairan Sekitaran KarasPerairan Sekitaran pulau TapaiPerairan Sekitaran Penyengat

Page 9: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Udang Penaeid Sp. Di ...repository.umrah.ac.id/753/1/Artikel-ENCEK KAIRUNNISA.pdfAdapun peta lokasi dilakukannya penelitian tentang potensi dan pemanfaatan

Gambar 5. Penggunaan Jaring Apollo Keterangan: (a) = Jaring apollo yang

digunakan untuk penangkapan udang(b) = Skema pemasangan jaring apollo

Berdasarkan pengamatan di Desa Pangkil pengoperasian penangkapan udang

oi90meliputi persiapan alat tangkap (jaring dan kelengkapannya), peralatan lain

seperti lampu dan bakul pengumpul ikan, serta kapal atau perahu yang siap untuk

digunakan. Alat tangkap ditumpuk secara rapi agar mudah digunakan pada saat

diturunkan dan dinaikkan kembali. Lampu untuk menerangi kapal pada saat

operasi pada malam hari.

Pada umumnya nelayan Desa Pangkil termasuk nelayan skala kecil hal ini

disebabkan penggunaan alat tangkap dan pengoperasian alat tangkap yang

digunakan masih tradisional.Adapun jumlah nelayan yang menggunakan jaring

Apollo untuk penangkapan udang dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Alat Tangkap Nelayan Tanjung Qudus Dusun III Desa Pangkil

Jenis Alat Jumlah Alat Tangkap(Unit) Jumlah Nelayan

Jaring Apollo

3 5

4 10

7 15

Jumlah

30

Berdasarkan Tabel 2 terdapat 5 nelayan yang memiliki 3 unit jaring apollo,

terdapat 10 nelayan memiliki 4 unit dan 15 nelayan yang memiliki 7 unit jaring

Apollo. Jaring Apollo yang digunakan, dapat dioperasikan pada area kedalaman

30-50 m memiliki hasil/volume yang berbeda setiap unit jaringnya .

a b

Page 10: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Udang Penaeid Sp. Di ...repository.umrah.ac.id/753/1/Artikel-ENCEK KAIRUNNISA.pdfAdapun peta lokasi dilakukannya penelitian tentang potensi dan pemanfaatan

Untuk lebih jelasnya, hasil/volume tangkapan udang yang didaratkan

berdasarkan jumlah alat tangkap jaring Apollo di Tanjung Qudus Dusun III Desa

Pangkil dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Volume Hasil Tangkapan Berdasarkan Jumlah Unit Jaring Nelayan

Tanjung Qudus Dusun III Desa Pangkil

Berdasarkan Tabel 3 diatas,dapat dilihat bahwa volume hasil tangkapan udang

dengan jumlah jaring Apollo sebanyak 3 unit, dapat menangkap udang sebanyak

1-10 kg. Untuk penggunaan4 unit jaring menghasilkan udang sebanyak 1-20 kg.

Sedangkan dengan penggunaan 7 unit jaring mampu menghasilkan udang

sebanyak 1-25 kg.

Berdasarkan hasil wawancara kepada nelayan Desa Pangkil mengenai jumlah

upaya tangkap menggunakan hauling secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Hauling Nelayan Tanjung Qudus Dusun III Desa Pangkil

No AlatTangkap

Jumlah Hauling/minggu

Minggu

1 minggu 2

minggu

3

minggu

4

minggu

5

minggu

6

1 4 unit jaring 273 273 189 273 273 312

2 4 unit jaring 168 168 196 168 168 192

3 7 unit jaring 539 539 686 539 539 616

Pada tabel 4 diatas, mengatakan bahwa jumlah Hauling tertinggi terjadi pada

minggu keenam dengan menggunakan 7 unit jaring apolo, yang terendah terjadi

pada minggu ke-1,2,4 dan minggu ke-5.

No Jumlah Jaring

Apolo

Volume hasil Tangkapan

(kg) Jumlah Nelayan

1 3 1-10 5

2 4 1-20 10

3 7 1-25 15

Page 11: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Udang Penaeid Sp. Di ...repository.umrah.ac.id/753/1/Artikel-ENCEK KAIRUNNISA.pdfAdapun peta lokasi dilakukannya penelitian tentang potensi dan pemanfaatan

5) Pemanfaatan Sumberdaya Udang

a) Total Produksi (Cath)

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil,

sebagaimana yang terdapat pada tabel 5.

Tabel 5. Catch,EffortStandart, CPUE di Perairan Sekitaran Desa Pangkil Bulan

Mei-Juni 2017 Berdasarkan Metode Shaefer.

MINGGU CATCH (kg) Fstandart CPUE(kg/Hauling)

1 1036 555 1.9

2 725 378 1.9

3 1378 323 4.3

4 1314 279 4.7

5 1151 281 4.1

6 1547 499 3.1

Rata-rata 1191,83 386,83 3,33

Berdasarkan Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa total hasil produksi pada

minggu pertama hingga minggu keenam. Akan tetapi, hasil tangkapan tertinggi

terjadi pada minggu keenam yakni sebanyak 1547 kg. sedangkan hasil tangkapan

terendah terjadi pada minggu kedua sebanyak 725 kg. disajikan pada gambar 6.

Gambar 6.Fluktuasi Total Hasil Tangkapan/Effort dan Fluktuasi Upaya

Keterangan: (a) = Fluktuasi Total Hasil Tangkapan/EffortUdang

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

1 2 3 4 5 6

Cat

ch (

Kg)

Minggu

CATCH (Kg)(Y)

0

100

200

300

400

500

600

1 2 3 4 5 6

Minggu

usaha(x)

Page 12: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Udang Penaeid Sp. Di ...repository.umrah.ac.id/753/1/Artikel-ENCEK KAIRUNNISA.pdfAdapun peta lokasi dilakukannya penelitian tentang potensi dan pemanfaatan

(b) = Fluktuasi Upaya Tangkapan Udang

Jika dilihat dari nilai Fstandart tertinggi terjadi pada minggu pertama dengan nilai

upaya sebesar 555. Sedangkan terendah terjadi pada minggu keempat dengan

nilai Fstandart 279. Nilai Fstandart pada minggu kedua yakni sebesar 378 lebih tinggi

dibandingkan dengan nilai Fstandart pada minggu keempat tersebut. Akan hasil

tangkapan pada minggu keempat lebih tinggi dibandingkan dengan minggu kedua.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa meskipun semakin meningkatnya

nilai upaya Fstandart tidak sejalan dengan hasil tangkapan (catch). Faktor

lingkungan menjadi alasan rendahnya hasil tangkapan pada minggu kedua

tersebut.

b) CPUE (Catch Unitper Effort)

Berdasarkan analisis data mengenai penagkapan udang selama 6 minggu yang

dilakukan oleh nelayan Tanjung Qudus Desa Pangkil menunjukkan hasil yang

berbeda-beda. adapun fluktasi CPUE disajikan dalam bentuk Gambar 7

Gambar 7.Fluktuasi Cath unitper Effort di Perairan Sekitar Desa Pangkil Pada

Bulan Juni-Juli 2017

Dapat dilihat pada Gambar 7, nilai CPUE berfluktuasi. Nilai CPUE

maksimum tertinggi terjadi pada upaya/effort sebesar 279 unit diperoleh nilai

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

1 2 3 4 5 6

CP

UE

Effort

CPUE(KG/Hauling)

Page 13: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Udang Penaeid Sp. Di ...repository.umrah.ac.id/753/1/Artikel-ENCEK KAIRUNNISA.pdfAdapun peta lokasi dilakukannya penelitian tentang potensi dan pemanfaatan

CPUE sebesar 4,7 kg. Sedangkan nilai CPUE minimum tertinggi terjadi pada

upaya/effort sebesar 555 unit diperoleh nilai CPUE sebesar 1,9 kg. Dapat dilihat

bahwa nilai CPUE mengalami fluktuasi dikarenakan adanya penambahan dan

pengurangan jumlah effort.

Pernyataan Wurlianty et al. (2015) Upaya penangkapan atau effort apabila

terus dilakukan penambahan, maka akan berpengaruh terhadap โ€˜

produktivitas sumberdaya perikanan yang akan mengalami penurunan yang

sangat signifikan. Hal ini apabila dibiarkan maka akan membahayakan

sumberdaya perikanan yang ada. penangkapan udang yang berfluktuasi

disebabkan oleh beberapa faktor yakni : angin, musim, meskipun terjadi

peningkatan uapaya penangkapan belum terindikasi terjadinya over exploitasi hal

ini dapat dilihat Gambar bahwa belum terjadinya over exploitasi dapat dilihat

pada analisis surplus produksi menggunakan model Schaefer dapat dilihat pada

Gambar 8.

.

Gambar 8. Surplus Produksi Udang di Perairan Sekitar Desa Pangkil Pada Bulan

Juni-Juli 2017

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa koefisien determinasi model

Schaefer sebesar 0,588 dengan hasil persamaan regresi linear model Schaefer

yaitu Y= -0.008x + 6.74. Dari data tersebut, dapat dijelaskan bahwa hubungan

Rยฒ = 0.58804

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

0 200 400 600

CP

UE

(kg/

ton

)

Effort standart (pengulangan)

Page 14: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Udang Penaeid Sp. Di ...repository.umrah.ac.id/753/1/Artikel-ENCEK KAIRUNNISA.pdfAdapun peta lokasi dilakukannya penelitian tentang potensi dan pemanfaatan

antara CPUE dengan nilai Effort standart adalah negatif. Artinya, peningkatan

upaya penangkapan effort justru akan meningkatkan nilai CPUE. Seperti

penelitian yang dilakukan oleh Rosalina et al.(2011), bila dilakukan peningkatan

upaya penangkapan sebesar f satuan per tahun maka akan mengurangi nilai

produktivitas (CPUE).

Gambar 9. Grafik MSY Udang di Perairan Sekitar Desa Pangkil Pada Bulan Juni-

Juli 2017

Dari gambar 9 analisis diatas menunjukkan bahwa tangkapan maksimum

lestari (MSY) udang perminggu di Desa Pangkil sebesar 1.284,48kg dengan

upaya penangkapan optimal (F optimum) sebesar 398 hauling. Jika dibandingkan

dengan rata-rata total hasil produksi catchper minggu yakni sebesar 1.192,83 kg

dengan rata-rata upaya penangkapan f yakni 386 hauling. Data

tersebutmenunjukkan bahwa pemanfaatan sumberdaya udang di perairan Desa

Pangkil masih berada dibawah potensi lestarinya (MSY), artinya belum

terindikasi over exploitasi akan tetapi, sebaiknya upaya penangkapan udang yang

dilakukan oleh nelayan Desa Pangkil harus terus dikontrol. Karena

memungkinkan terjadi penambahan upaya penangkapan dengan penambahan

armada kapal, tenaga kerja, serta bertambahnya jumlah nelayan yang mengangkap

udang. Dengan demikian, jika upaya penangkapan udang di Desa Pangkil pada

Page 15: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Udang Penaeid Sp. Di ...repository.umrah.ac.id/753/1/Artikel-ENCEK KAIRUNNISA.pdfAdapun peta lokasi dilakukannya penelitian tentang potensi dan pemanfaatan

masa akan datang telah melebihi nilai upaya pada grafik MSY, sudah bisa

dipastikan akan terjadi tangkapan lebih (over fishing). Sesuai dengan pernyataan

Wurlianti et al.(2015), bahwasemakin meningkat kapasitas tangkap maka

produksi semakin meningkat namun produksi maksimum dicapai pada tingkat

upaya yang lebih rendah.

c) Tingkat Pemanfaatan (TP)

Dengan diketahuinya nilai upaya penangkapan yang optimum serta nilai MSY

maka tingkat pemanfaatan perikanan tangkap udang dapat diketahui, Adapun

Tingkat pemanfaatan Udang di Desa Pangkil dapatdilihat pada Gambar 10.

Gambar 10.Grafik Tingkat Pemanfaatan Udang di Perairan Sekitar Desa Pangkil

Pada Bulan Juni-Juli 2017

Berdasarkan gambar 10 diatas, diketahui bahwa tingkat pemanfaatan udang di

Desa Pangkil tergolong dalam kategori under exploited, terjadi pada minggu

kedua yaitu sebesar 57 %, yang berarti penambahan upaya penangkapan masih

memungkinkan untuk mengoptimalkan hasil. Pada tingkat ketiga kategori

optimum terjadi pada minggu pertama yaitu sebesar 81 %, minggu kelima sebesar

90%,minggu ketiga sebesar108%, minggu keempatsebesar 103%, dan minggu ke

enam sebesar 121%, yang berarti hasil tangkapan sudah overfishing.

-

50

100

150

1 2 3 4 5 6

TIN

GK

AT

PEM

AN

FAA

TAN

MINGGU

TP

Page 16: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Udang Penaeid Sp. Di ...repository.umrah.ac.id/753/1/Artikel-ENCEK KAIRUNNISA.pdfAdapun peta lokasi dilakukannya penelitian tentang potensi dan pemanfaatan

Setelah dirata-ratakan nilai keseluruhan selama 6 minggu adalah sebesar 93%,

adapun tingkat pemanfaatan udang di Desa Pangkil Kecamatan sudah termasuk

pada tingkat ketiga kategori optimum yang berarti tingkat pemanfaataan udang

telah masuk ke tingkat potensi lestari sehingga sudah tidak memungkinkan untuk

penambahan upaya penangkapan.Peningkatan hasil produksi udang pada minggu

ketiga,keempat dan keenam, dipengaruhi oleh kondisi alam dan musim yang

menunjang nelayan dalam mengoperasikan alat tangkap.Dengan demikian,

nelayan cenderung melakukan peningkatan upaya penangkapan dapat dilihat pada

(Noija et al., 2014)

d) Jumlah Tangkap yang di Perbolehkan (JTB)

Pengelolaan sumberdaya perikanan dengan pendekatan kuota penangkapan

adalah upaya pembatasan jumlah udang yang boleh ditangkap,untuk menjaga

kelestarian sumberdaya udang, maka nilai JTB harus dibawah Maximum

Sustainable Yield yang telah ditentukan.Jumlah tangkap yang diperbolehkan

(JTB) merupakan 80% jumlah tangkapan dari tingkat panen maximum lestari

sebesar 1.276,38 kg. Jumlah tangkap yang diperbolehkan 80% dari 1.276,38 yaitu

sebesar 1.021,10 kg/minggu.Sesuai dengan pernayataan Rosana dan Prasita

(2015), bahwa sumberdaya perikanan masih dikatakan underfishing jika

pemanfaatannya masih dibawah nilai JTB (kurang dari 80% dari MSY). Sesuai

dengan pernyataan Jamal et al. (2014) bahwa JTB berprinsip pada keberlanjutan

yakni 80 % dari MSYpemanfaatan bersama stok (shared stok).

e)Implikasi Pengelolaan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan beberapa implikasi pengelolaan

sebagai berikut ini:

Page 17: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Udang Penaeid Sp. Di ...repository.umrah.ac.id/753/1/Artikel-ENCEK KAIRUNNISA.pdfAdapun peta lokasi dilakukannya penelitian tentang potensi dan pemanfaatan

1. Nilai Total hasil penangkapan (Catch) yang diperoleh dari penelitian ini

mendekati nilai MSY, maskipun belum terjadi penangkapan berlebihan,

akan tetapi jika terus dilakukan upaya penangkapan maka dikhawatirkan

akan terjadi over eksploitasi. Untuk itu diperlukan pengaturan waktu dan

ukuran tangkapan yang disepakati oleh nelayan di Desa Pangkil.

2. Dilihat dari nilai pemanfaatan tergolong cukup tinggi, yang berarti tingkat

pemanfaataan udang telah masuk ke tingkat potensi lestari sehingga sudah

tidak memungkinkan untuk penambahan upaya penangkapan. Kondisi ini

memperjelas bahwa perlu segera dilakukan aturan tangkapan udang di

Desa Pangkil.

KESIMPULAN

1. Dengan menggunakan metode surplus produksi, potensi udang (Penaeus

Monodon) dan Udang (Penaeus Merguinsis).sebesar1.284 kg/minggu,

sedangkan nilai total hasil tangkapan/minggu belum melewati batas MSY

dan di perairan Desa Pangkil Tanjung Qudus Dusun III belum mengalami

overfishing.

2. Nilai tingkat pemanfaatan udang (Penaeus Monodon) dan Udang

(Penaeus Merguinsis). rata-rata di Tanjung Qudus Dusun III Desa Pangkil

berkategori optimum yang berarti tingkat pemanfaataan udang telah masuk

ke tingkat potensi lestari sehingga sudah tidak memungkinkan untuk

penambahan upaya penangkapan.

Page 18: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Udang Penaeid Sp. Di ...repository.umrah.ac.id/753/1/Artikel-ENCEK KAIRUNNISA.pdfAdapun peta lokasi dilakukannya penelitian tentang potensi dan pemanfaatan

DAFTAR PUSTAKA

Carpenter, K.E., Niem V.H. 2000. The Living Marine Resource of theWestern

Central Pasific Volume 2. Food and Agriculture Organization of The United

Nations. Rome.

Jamal. M., Sondita. F. A, Wiryawan. B., dan Haluan., J., 2014.. Management

Concept of Skipjack Tuna (Katsuwonus pelamis) Fisheries Within Bone Bay

Zone in The Perspective of Sustainability. Ipteks PSP 1 (2): 196-207.

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun

2014 Tentang Rencana Pengelolaan Perikanan Wilaya Pengelolaan Perikanan

Noija. D, Martasuganda. S, Murdiyanto, dan Taurusman. A. A., 2014. Potensi

Dan Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Demersal Di Perairan Pulau

Ambon โ€“ Provinsi Maluku. Teknologi Perikanan dan Kelautan 5 (1): 55-64.

Nurhayati, A., 2013.Analisis Potensi Lestari Perikanan Tangkap di Kawasan

Pangandaran.Jurnal Akuatik IV(2): 195-209

Rosana. N., Prasita, V. D. 2015. Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Sebagai

Dasar Pengembangan Sektor Perikanan Di Selatan Jawa Timur. Kelautan 8 (2):

71-76.

Wurlianty. H. A., Wenno. J, dan Kayadoe. M. E. 2015. Catch per unit effort

(CPUE) periode lima tahunan perikanan pukat cincin di Kota Manado dan

Kota Bitung. Ilmu dan Teknologi Periakanan Tangkap. 2 (1): 1-8.


Top Related