Download - Ppi Di Kamar Bedah Rev Agst '15 Lampung
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI KAMAR BEDAH
Pelatihan Keterampilan Dasar Bagi Perawat Bedah
Ns. Suatmaji, SKep
Lampung, 30 Juli – 02 Agustus 2015
1.Peserta mengerti dan memahami pencegahan dan pengendalian infeksi di kamar bedah
2.Peserta mampu mengubah sikap dalam bekerja sehingga melindungi pasien , petugas dan lingkungan kerja terhadap infeksi di kamar bedah
Pencegahan Pengendalian
Infeksi Nosokomial
Upaya-upaya kegiatan yang harus dilakukan
Menurunkan Inos
Meningkatkan mutu yankes
Indikator mutuInos rendah
Tj bersama nakes
Perilaku Nakes:
Cuci tangan
Penanganan instrumen
Antimikroba rasional
Keterlibatan secara aktif
seluruh personil RS
Pendahuluan ( cont’…)
SSI adalah
1. Untuk memastikan bahwa pasien yang menjalani prosedur di dalam ruang bedah menerima perawatan yang aman dan efektif.
2. Untuk meminimalkan kontaminasi oleh mikroorganisme
3. Untuk mencegah atau mengurangi risiko terjadinya infeksi nosokomial pada pasien, petugas dengan cara yang Cost Effective berhubungan dengan tindakan pembedahan
Faktor Risiko SSI
Faktor Pasien Faktor Provider•Usia •Status nutrisi •Diabetes •Hipertensi •Merokok •Obesitas •Adanya infeksi pada daerah terselubung •Kolonisasi mikroorganisme • Penurunan daya tahan tubuh
• Komunikasi • Pengarahan pra-operatif • Perilaku patuh aturan • Kerjasama tim • Pendidikan , dan pelatihan mengenai keselamatan pasien• Mencuci tangan • Pakaian yang dikenakan • Jumlah personil di kamar operasi
Samb. Faktor ……
Faktor Preoperatif Faktor IntraoperatifLama rawat pre-operatif Durasi cuci tangan Antisepsis Pencukuran preoperatif Persiapan kulit pre-operatif Profilaksis antibiotik Ventilasi ruang operasi Sterilisasi instrumen operasi yang inadekuat Benda asing pada daerah operasi
Teknik operasihemostasis yang buruk ketidakmampuan menutup “dead space”trauma jaringan penutupan kulit Derajat kontaminasi luka Operasi emergensi
The Sterile Field
Faktor risiko( cont’…)
• Pemasangan drain • Perpanjangan durasi operasi • Surveilans pasca operasi
Rantai Infeksi
SUMBERSUMBERPENYAKITPENYAKIT
PENERIMAPENERIMAINFEKSIINFEKSI
MEDIAMEDIA
CRITERIA FOR DEFINING A SURGICAL
SITE INFECTION (SSI)
Klasifikasi luka operasi
Bagaimana caraMencegah
dan Mengendalikannya
1. Persiapan pasien2. Petugas3. Lingkungan4. Peralatan
Cara mencegah dan mengendalikannya
PENCEGAHAN
1. Identifikasi dan obati semua infeksi yang terlokalisir di daerah operasi sebelum operasi elektif 2. Jangan mencukur rambut sebelum operasi kecuali
mengganggu sekitar daerah insisi operasi.3. Jika rambut dicukur ,sedekat mungkin sebelum operasi
dengan mengggunakan clipper 4. Anjurkan pasien untuk mandi dengan cairan atiseptik pada malam hari sebelum operasi dilaksanakan. 5. Antiseptik kulit disekitar sayatan operasi dengan cairan antiseptic yang mengandung chlorhexidine glukonat (CHG).
Pencegahan( cont’…)
6.Kontrol tingkat glukosa darah serum secara adekuat pada semua pasien diabetes dan selalu hindari hiperglikemi sebelum operasi.
7.Sarankan penghentian merokok. Minimal instruksikan pasien untuk tidak merokok kretek, tembakau, atau bentuk konsumsi tembakau lain selama paling tidak 30 hari sebelum operasi elektif.
8.Jangan menahan darah pasien yang di operasi untuk mencegah infeksi luka operasi.
9.Usahakan pre operasi pasien di rumah sakit sesingkat mungkin.
Antispesis tangan untuk tim operasi
1. Gunting kuku sampai pendek dan jangan gunakan kuku palsu(IB )2. Lakukan cuci tangan pre-operatif minimal 2 menit dengan
menggunakan larutan antiseptik yang sesuai. Cuci tangan dan pergelangan tangan sampai ke siku(IB )
3. Setelah melakukan cuci tangan, pertahankan tangan pada posisi menjauhi tubuh (siku posisi fleksi) sehingga air mengalir dari ujung jari menuju siku. Keringkan tangan dengan menggunakan handuk steril, kemudian kenakan baju dan sarung tangan seril.IB )
4. Bersihkan bagian bawah kuku sebelum melakukan cuci tangan pertama. (Kategori rekomendasi II )
5. Jangan kenakan perhiasan di jari dan pergelangan tangan. (Kategori II )
Samb. Petugas
Mendidik dan biasakan anggota tim bedah agar melaporJika mempunyai tanda dan gejala penyakit infeksi dansegera melapor kepada petugas pelayan kesehatankaryawan. (Kategori II)
Larangan bekerja untuk anggota tim bedah yang memiliki luka pada kulit,hingga infeksi sembuh atau menerima terapi yang memadai.
Hasil Penelitian
Studi yg melibatkan > 700 pasien, mendapatkan bahwa koloni bakteri menurun 9x lipat dengan 2x mandi chlorhexidine ( Garibaldi, 1988 ).
Chlorhexidine dianjurkan dibanding povidone-iodine aktivitasnya lebih superior dan memberikan keuntungan antimikroba maksimum sesudah beberapa kali pemakaian. ( Rabih O. et al, 2010 ).
Operating Room Nurses’ Knowledge and Practice of Sterile Technique
Labrague et al., J Nurs Care 2012, 1:4 http://dx.doi.org/10.4172/2167-1168.100013 Leodoro J. Labrague1*, Dolores L. Arteche2, Begonia C. Yboa3 and Nenita F.
Pacolor4
Penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan dan ketrampilan praktek teknik steril tidak ada hubungannya dengan usia, jenis kelamin, pengalaman klinis, dan jumlah pelatihan yang diikuti.Pengetahuan memiliki efek positif pada praktek teknik steril. Pentingnya pendidikan berkelanjutan bagi perawat di ruang operasi untuk memperbaharui perkembangan terkini dalam pengendalian infeksi dan prinsip-prinsip teknik steril agar menjadi semakin efisien dan efektif untuk mencegah infeksi nosokomial
Studi menunjukkan bahwa kepatuhan dalam menjalankan kewaspadaan standar diantara petugas kesehatan untuk menghindari paparan mikroorganisme masih rendah ( Metha,et.al.,2010 )
Faktor yang berkontribusi pada rendahnya kepatuhan : Kurangnya pengetahuan Kuranganya waktu Kelupaan Kurangnya ketrampilan Ketidaknyamanan dan iritasi kulit Kurang pelatihan ( Efstathiou,et al.,2011 )
“ TIDAK SEMUA OǨ di OK “
PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA YANG RASIONAL
• Pemberian profilaksis antimikroba hanya bila di indikasikan, dan pilihlah jenis antimikroba yang paling efektif terhadap patogen yang umum menyebabkan ILO pada operasi jenis tersebut atau sesuai dengan rekomendasi.
• Berikan dosis propilaksis awal melalui intravena pada saat yang sesuai sehingga pada saat operasi dimulai konsentrasi bakterisida pada serum dan jaringan maksimal konsentrasinya. Pertahankan kadarnya dalam serum dan jaringan selama berlangsungnya operasi dan maksimum sampai beberapa jam setelah insisi ditutup.
Pastikan pemakaian APD tim bedah tepat
dan benar
Pakai Tutup kepala, Gaun, Masker, Sarung
tangan
Segera lepas alat pelindung diri jika tidak
diperlukan lagi
Catatan :
Tidak di komendasikan mengalungkan masker di leher
Perlindungan Diri (Barrier)
Gunakan sarana PERLINDUNGAN DIRI untuk menghindari kontak kulit, darah atau cairan tubuh dari pasieno Sarung Tangano Maskero Pelindung Matao Penutup kepalao Gaun, sepatu, dll. ( Depkes 2003 )
Pakai masker yang menutupi seluruh mulut dan hidung bila memasuki kamar bedah pada saat operasi akan mulai atau sudah selesai, atau apabila ada alat bedah yang dibuka. Pakai masker sepanjang operasi
Pakai topi yang menutupi seluruh rambut kepala dan wajah waktu masuk kamar bedah
Masks and Eye Protection
Better!+
Best!Best!
31
Area Steril
Meliputi :
Glove & pakaian tim bedah Draped/ duk untuk meja Draped / duk penutup peralatan
Ruang diatas dan diantara peralatan dan meja
Anesthesia
Circulator
Scrub
Surgeon
3. LINGKUNGAN
MANAJEMEN LINGKUNGAN
Pastikan lingkungan kamar benar sudah tepat dan benar
Pertahankan tekanan udara > positif dalam kamar bedah dibandingkan dengan koridor dan ruangan di sekitarnya (Kategori IB)
Pertahankan minimun 15 kali pergantian udara per jam , dengan minimun 3 di antaranya adalah udara segar (Kategori IB)
Semua udara harus disaring, baik udara segar maupun udara hasil resirkulasi. (Kategori I A)Semua udara masuk harus melalui langit-langit dan keluar melalui dekat lantai.( Kategori IB)
37
Saat Operasi (1)
Pintu kamar operasi harus selalu tertutup, (kecuali untuk lewat petugas dan alat)
Tidak menggunakan sterilisasi cepat untuk alasan sebagai alternatif
• Batasi jumlah personil yang masuk keruang operasi, hanya yang perlu saja
• Jangan menggunakan Fogging dan sinar ultra violet di kamar bedah untuk mencegah infeksi ILO, gunakan HEPA Filter
• Bila tampak kotoran atau darah atau cairan tubuh lainnya pada permukaan benda atau peralatan, gunakan desinfektan untuk membersihkannya sebelum operasi dimulai.
• Tidak perlu mengadakan pembersihan khusus atau penutupan kamar bedah setelah selesai operasi kotor.
• Jangan menggunakan keset berserabut untuk kamar bedah ataupun daerah sekitarnya
MANAJEMEN LINGKUNGAN
MANAJEMEN LINGKUNGAN
• Pel dan keringkan lantai kamar bedah dan desinfeksi permukaan lingkungan atau peralatan dalam kamar bedah setelah selesai operasi terakhir setiap harinya dengan desinfektan
• Tidak ada rekomendasi mengenai desinfeksi permukaan lingkungan atau peralatan dalam kamar bedah di antara dua operasi bila tidak tampak adanya kotoran.
• Tidak ada rekomendasi untuk kultur lingkungan secara rutin (dilakukan hanya untuk epidemiologi study)
Kebersihan lantai dengan
desinfektan
Pencampuran bahan pembersih/desinfektan dan air bersih dengan perbandingan sbb :
Perbandingan : desinfektan : air
untuk lantai dengan pengotoran berat
= 1 : 10 - 1 : 20setiap selesai operasi
Pastikan penanganan peralatan perawatan pasien tepat dan benar
Sterilkan semua instrumen bedah sesuai petunjuk
Pelaksanaan sterilisasi kilat hanya untuk instrumen yang harus segera digunakan. Tidak melaksanakan sterilisasi kilat dengan alasan kepraktisan, untuk menghemat pembelian instrumen baru atau untuk menghemat waktu
Tidak dibenarkan menggunakan instrumen yang kemasannya basah
4. Peralatan ( Manajemen Linen
Pemisahan linen kotor terkontaminasi darah atau cairan tubuh dengan linen kotor tidak terkontaminasi..(Kategori II)
Tidak menempatkan linen di lantai Semua linen infeksius dimasukan ke dalam
kantong dengan kode infeksius (kantong kuning) Linen yang terkontaminasi cairan tubuh
dibersihkan sebelum proses selanjutnya
Pastikan penanganan linen di kamar bedah tepat dan benar
Waktu Pembersihan
Kegiatan Periode
Pembersihan lantai Setiap pergantian pasien dan bila terlihat kotor
Pembersihan dinding Setiap minggu dan bila terlihat kotor
Pembersihan dinding kaca
Setiap hari dan bila terlihat kotor
Pembersihan alat –alat monitoring
Setiap hari setelah selesai operasi dan bila terlihat kotor
Sampling Mikrobiologi
Jangan lakukan sampling lingkungan rutin di kamar bedah.
Lakukan sampling Mikrobiologi di permukaan kamar bedah dan udara hanya sebagai bagian penelitian epidemiologis
PENDIDIKAN DAN LATIHAN
Pastikan tim bedah sudah mendapatkan pelatihan tentang PPI
Berikan pendidikan dan latihan tentang pencegahan dan penggendalian infeksi Rumah Sakit pada setiap individu yang bekerja di kamar bedah
SURVEILENS
Pastikan adanya surveilens di kamar bedah
Lakukan surveilens aktif: Infeksi luka operasi Penggunaan antimikroba Pola kuman infeksi luka operasi Karyawan yang tertusuk jarum Kepatuhan melaksanakan
kewaspadaan standar
Kebiasaan yang salahMengalungkan masker
KEBIASAAN YANG BENAR
Berbagai Konfigurasi Kamar Bedah
Berbagai Konfigurasi Kamar Bedah
?? !!
Baik-baik
Tetes Air
botol mondar mandirventilasi kamar tidur ?
tali rafia steril
Setiap individu yang bertugas di kamar bedah
Petugas kebersihan , perawat ,dokter individu yang ada di kamar bedah
Penutup
Pengendalian terhadap infeksi kamar bedah akan berpengaruh secara signifikan terhadap morbiditas, mortalitas, kualitas dan biaya rawat kamar bedah.
Pengetahuan yang komprehensif mengenai semua aspek pencegahan infeksi di kamar bedah merupakan suatu KEHARUSAN bagi seluruh staf yang bekerja di kamar bedah.
Kemauan yang kuat untuk melaksanakan, disertai dgn disiplin dan kontrol yang terus menerus merupakan faktor penentu keberhasilan pelaksanaannya.
Pemberian dan penyegaran materi pencegahan infeksi harus rutin dilaksanakan secara berkala (1-2x/bulan)