Download - Praktikum Ke 3 Dodol
Praktikum
Ke-3
Selasa, 15 September 2015
DODOL RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii )
Oleh:
Riska Nofiyanti
4443121744
7B
Jurusan Perikanan
Fakultas Pertanian
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
2015
Abstrak
Membuat produk hasil olahan dari ikan biasanya membutuhkan proses pengolahan produk perikanan yang tidak hanya memberikan hasil inovasi terbaik dari tampak depannya saja melainkan melihat dari gizi yang akan di hasilkan. Dilaksanakan pada hari Selasa 15 September 2015 bertempat di Laboratorium Tempat Penangana Hasil Perikanan. Alat-alat yang digunakan ialah kompor, panci, sendok, piring, cetakan dodol, plastik, pisau. Lap, spatula, Kertas lebel, Nampan.Bahan yang di gunakan ialah bubur rumput laut, gula pasir 250 gram, gula merah 100 gram, tepung ketan 50 gram, garam 5 gram, santan 75 gram, vanili 5 gram, air 375 gram, pewarna makanan 2- 3 tetes. Dengan hasil terbaik pada rasa terbaik dengan menggunakan konstrasi 100% gula putih dan pada parameter aroma terbaik menggunakn konstrasi gula 100% tanpa karamel, kemudian pada parameter tekstur terbaik menggunakn konstrasi 100% gula putih, lalu pada parameter warna terbaik ialah dengan menggunakan konstrasi 100% gula putih.
Kata kunci : Dodol, Gula putih, Gula merah
PENDAHULUAN
Membuat produk hasil olahan dari ikan biasanya membutuhkan proses
pengolahan produk perikanan yang tidak hanya memberikan hasil inovasi terbaik
1
dari tampak depannya saja melainkan melihat dari gizi yang akan di hasilkan pada
olahan tersebut agar dapat termanfatkan lebih baik lagi. Pada roduk perikanan di
Indonesia pada saat ini sudah mulai bermunculan seiring dengan berkembangnya
teknologi pengolahan perikanan. Dengan permasalahan yang sering muncul pada
pengolah produk perikanan di karenakan ikan mudah busuk.
Perikanan Indonesia pada era globalisasi ini memiliki prospek
pengembangan yang sangat potensial. Hal ini dapat dilihat dari industri pangan
hasil perikanan yang semakin berkembang dan beragam jenisnya. (Santoso,
2008). Laut Indonesia sangat luas karena letaknya yang dikelilingi oleh beberapa
samudera. Hasil lau mengandung banyak kandungan gizi yang sangat dibutuhkan
oleh tubuh manusia.
Perairan Indonesia memiliki potensi sumber daya rumput laut yang sangat
tinggi. Tercatat sedikitnya ada 55 jenis rumput laut di perairan Indonesia,
diantaranya mempunyai nilai ekonomis tinggi dan banyak dibudidayakan
(Ditjenkanbud, 2006 dalam Kurniayu, 2007).
Seiring dengan menguatnya gerakan kembali ke alam (back to nature),
pemanfaatan rumput laut kian dimaksimalkan. Upaya untuk membudidayakannya
pun kian digencarkan. Di Nusa Dua dan Nusa Lembongan Bali misalnya, upaya
budidaya jenis Eucheuma / Kappaphycus alvarezii sudah dimulai pada tahun
1983. Upaya serupa juga dilakukan pada jenis Gracillaria di berbagai wilayah
Indonesia lainnya, diantaranya yaitu Paciran (Lamongan), Sulawesi Selatan,
Pantai Utara Pulau Jawa. Dan budidaya rumput laut jenis Eucheuma cottonii juga
dilakukan pada peraian Nusa Tenggara Barat tepatnya di Balai Budidaya Laut
Stasiun Grupuk Kabupaten Lombok Tengah sejak tahun 1990 hingga saat ini.
Di bidang industri, ternyata pengolahan rumput laut sudah cukup lama
dikenal di Indonesia, meskipun dengan teknologi proses dan peralatan yang
sederhana. Rumput laut telah diolah menjadi beragam jenis makanan, di antaranya
kue, puding, dodol, dan agar. Disamping itu, hidrokoloid yang terkandung di
dalam rumput laut merupakan alasan utama untuk menjadikannya sebagai bahan
baku industri kosmetik, farmasi, cat, tekstil, pakan ternak, dan industri lainnya.
2
Tujuan dari praktikum pembuatan dodol rumput laut Kappaphycus
alvarezii ini lah untuk menentukan konstrasi gula yang optimum untuk
menghasilkan dodol rumput laut yang terbaik.
TINJAUAN PUSTAKA
Olahan pada produk prikanan di antranya dodol rumput laut, Dodol
rumput laut merupakan salah satu bentuk difersifikasi produk pengolahan rumput
laut. Resep dodol laut, proses Dodol rumput laut dibuat dengan menambahkan
rumput laut guna meningkatkan nilai guna dari rumput laut. Beberapa faktor yang
perlu diperhatikan karena dapat memepengaruhi kualitas dodol adalah komposisi
bahan bakunya.
Oleh karena itu, perlu diketahui proporsi tepung ketan dan rumput laut
yang optimum agar dihasilkan dodol rumpul laut dengan kualitas yang baik
(Rukhanah, 2005). Dodol adalah makanan tradisional yang banyak ditemui di
seluruh wilayah Indonesia. Jajanan yang satu ini awalnya dibuat untuk tujuan hari
raya tertentu. Dodol atau bahasa jawa disebut jenang memang cara membuat
jajanan yang paling unik. Membutuhkan waktu yang lama dan perlu persiapan
khsusu. Dodol selalu dibuat untuk suguhan atau hantaran khusus. Jadi pasar dodol
sebenarnya sudah lama sekali dikenal di Indonesia.
Dodol tradisional yang pertama kali dikenal adalah dari bahan beras/ketan
dengan tambahan santan dan gula sebagai snak legit yang selalu ditunggu.
Berlanjut dengan perkembangan dodol buah serta akhir akhir ini adalah dodol
rumput laut. Usaha dodol tak ada matinya, apalagi jika produk ini dikonsep
sebagai oleh oleh khas daerah. Oleh oleh khas daerah lebih unik jika mengacu
keunggulan daerah. Karena menghasilkan banyak rumput laut, maka memilih
variasi dodol dari rumput laut bisa menjadi pilihan yang menarik.
Rumput laut yang netral dengan tekstur yang kenyal dan mudah digigit
akan menghasilkan cita rasa dodol rumput laut yang lebih variatif. Agar olahan
dodol up to date inovasi dengan menambahkan aneka jenis rasa. Cukup
ditambahkan aneka bahan lainnya dan perasa maka dodol akan tampil lebih trendi.
Dodol rumput laut tak hanya rasa original rumput laut tapi juga bisa ditambahkan
3
coklat, buah, susu, cappuccino atau tambahan kacang kacangan sehingga tampil
lebih komplit.
Dodol rumput laut adalah produk yang berasal dari adonan rumput laut
yang diberi bahan tambahan gula dan tepung ketan atau tepung terigu yang
dimasak hingga homogen dan kental, kemudian dicetak dan dijemur hingga keluar
lapisan gula dipermukaannya.
Rumput Laut Kappaphycus alvarezii
Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) Seaweed dalam dunia perdagangan
dikenal sebagai rumput laut, namun sebenarnya dalam dunia ilmu pengetahuan
diartikan sebagai alga (ganggang) yang berasal dari bahasa latin yaitu algor yang
berarti dingin. Ganggang laut adalah tanaman tingkat rendah yang tidak memiliki
perbedaan susnan kerangka seperti akar, batang, dan daun.
Meskipun wujudnya tampak seperti ada perbedaan, tetapi sesungguhnya
merupakan bentuk thallus belaka. Bentuk thallus ganggang laut bermacam
macam, ada yang bulat seperti tabung, kantung, rambut, dan sebagainya
(Duddington, 1971). Menurut Atmadja W. S dkk (1996), rumput laut yang dalam
bahasa Inggris disebut “seaweed” adalah alga makro yang bersifat bentik dan
termasuk tumbuhan tingkat rendah Thallophyta.
Tumbuhan tersebut mempunyai sistem morfologi dan reproduksi tersendiri
yang umumnya berbeda dengan tumbuhan tingkat tinggi tumbuhan berbunga yang
biasa hidup di darat. Rumput laut merupakan ganggang yang hidup di laut dan
tergolong dalam divisio thallophyta. Keseluruhan dari tanaman ini merupakan
batang yang dikenal dengan sebutan thallus, bentuk thallus rumput laut ada
bermacam-macam ada yang bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat seperti
kantong, rambut dan lain sebagainya.
Thallus ini ada yang tersusun hanya oleh satu sel (uniseluler) atau banyak
sel multiselule (Soegiarto et al, 1978). Rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii
merupakan salah satu carragaenophtytes yaitu rumput laut penghasil karagenan,
yang berupa senyawa polisakarida. Karagenan dapat terekstraksi dengan air panas
yang mempunyai kemampuan untuk membentuk gel. Sifat pembentukan gel pada
4
rumput laut ini dibutuhkan untuk menghasilkan pasta yang baik, karena termasuk
ke dalam golongan Rhodophyta yang menghasilkan florin starch Winarno 1990.
Klasifikasi rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii menurut Doty (1986)
dalam atmadja et al.( 1996). Gambar rumput laut Kappaphycus alvarezii.
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophita
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Solieriacceae
Genus : Kappaphycus
Spesies : Kappaphycus alvarezii
Gambar 1. Rumput laut Kappaphycus alvarezii
Morfologi dari Ciri fisik yang dimilki spesies ini diantaranya Thalus yang
kasaar, agak pipih dan bercabang teratur, yaitu bercabang dua atau tiga, ujung-
ujung percabangan ada yang runcing dan tumpul dengan permukaan bergerigi,
agak kasar dan berbintil-bintil ( afrianto dan liviani 1933 dalam syukron
2009). Kappaphycus alvarezii tumbuh melekat kesubtrat dengan alat perekat
berupa cakram. Cabang cabang pertama dan kedua tumbuh membentuk rumpun
yang rimbun dengan cirri khusus mngarah kearah datangnya sinar matahari.
Cabang cabang tersebut ada yang memanjang atau melengkung seperti
tanduk ( Atmadja . 1996). Rumput laut Kappaphycus alvarezii adalah salah satu
5
jenis rumput laut dari kelas Rhodophyceae anggang Merah dan merupakan salh
satu carragenophytes, yaitu rumput laut penghasil keraginan. Keraginan
merupakan senyawa polisakarida yang dapat terektraksi dengan air panas untuk
membentuk gel. Sifat pembentukan gel pada rumput laut ini dibutuhkan untuk
menghsailkan pasta yan baik Winarno 1990.
METODOLOGI
Waktu dan Tempat pada Praktikum ke-3 diversivikasi dengan judul proses
pembuatan dodol rumput laut kappaphycus alvarezii yang dilaksanakan pada hari
Selasa 15 September 2015 bertempat di Laboratorium Tempat Penangana Hasil
Perikanan Jurusan perikanan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Praktikum ini
dilaksanakan pada pukul 15:30 WIB.
Alat-alat yang digunakan pada saat praktikum diversivikasi yang berjudul
proses pembuatan dodol rumput laut kappaphycus alvarezii ialah kompor, panci,
sendok, piring, cetakan dodol, plastik, pisau. Lap, spatula, Kertas lebel, Nampan.
Bahan yang di gunakan pada saat praktikum diversiviakasi yang bberjudul
proses pembuatan dodol rumput laut kappaphycus alvarezii ialah bubur rumput
laut, gula pasir 250 gram, gula merah 100 gram, tepung ketan 50 gram, garam 5
gram, santan 75 gram, vanili 5 gram, air 375 gram, pewarna makanan 2- 3 tetes.
Prosedur kerja pada saat pembuatan dodol rumput laut kappaphycus
alvarezii ialah pertama blender rumput laut hingga halus, kemudian siapkan alat
dan bhan yang akan digunkan pada saat pembutan dodol rumput laut. Kemudian
buat karamel dengan konsetrasi gula sesuai kelompok yaitu pada kelompok 3 gula
putih 50 % dan gula merah 50%.masukan air dan gula kemudian di aduk hingga
menjadi karamel. Dan persiapkan tepung ketan cair di beri air. Setelah karamel
sudah jadi masukan bahan bahan sperti vanili, santan, garam kemudian masukan
tepung ketan caur secara perlahan dan aduk hingga merata setelah itu masukan
campuran pewarna mkanan yang akan dapat membuta warna dodol menjadi
leboih menarik. Di beri air sedikit demi sedikit. Kemduian sudah kenyal masukan
kedalam cetakan dodol yang sudah di siapakan setelah itu beri lebel. Potong kecil
kemudian di jemur. Kemduian lakukan orleb.
6
Siapkan alat dan bahan pembuatan dodol rumput laut
Diarga alir prosedur pembuatan dodol rumput laut kappaphycus alvarezii
HASIL DAN PEMBAHASAN
7
Masukan tepung cair
Potong dodol rumput laut
Masukan ke dalam Cetakan
Haluskan rumput laut dengan blender
Beri pewarna makanan
Membuat karamel
Masukan bahan
Membuat tepung ketan cair terlebih dahulu
Kemudian jemur dodol rumput laut
Lakukan uji organoleptik dodol rumput laut
Pada pembuatan dodol rumput laut ini ialah mendapakan hasil dengan
sesuai konstrasi gula agar mendapatkan yang optimal sehingga menghasilkan
dodol rumput laut yang terbaik. Ada 6 konstrasi gula sesuai kelompok.
Tabel grafik batang pembuatan dodol rumput laut kappaphycus alvarezii
Gambar 1. Diagram batang uji organoleptik dodol rumput laut parameter
rasa
Pada grafik tabel diagram batang di atas menujukan bahwa dengan melihat
konstrasi gula di pembuatan dodol rumput laut yaitu ada 6 konstrasi gula yang
berbeda agar dapat menentukan rasa terbaik. Maka yang terbaik konsentrasi gula
pada gula putih yang menggunakan 100 % gula putih kemudian setelah di uji
hedonik maka pada hasilnya yaitu 3,25 nilainya. Jadi dengan konstrasi yang
memakai gula putih 100% maka sangat baik juga pada hasil dodol rumput
lainya.sehingga membuat rasa semakin enak dan sangat lebih terasa kelezatanya
dari dodol rumput laut tersebut saat di uji organoleptik. Albashir, (2010)
mengatakan bahwa dengan menggunakan gula pada pembuatan dodol rumput laut
yang terbaik menggunakan gula putih sebanyak 90% karena gula putih yang
memiliki rasa manis biasa dan kekentalannya sangat sedikit sehingga mudah larut
dan mempengaruhi rasa dari dodol rumput laut tersebut. Di bandingkan dengan
gula jenis lainya.
8
Gambar 2. Diagram batang. Hasil uji organoleptik pembuatan dodol
rumput laut dengan parameter aroma
Pada hasil diagram batang di atas menunjukan bahwa pada saat pembuatan
dodol rumput laut yang terbaik dengan konstrasi gula 100% tanpa karamel
memiliki aroma yang khas di bandingkan dengan konstrasi gula yang lainnya.
Kemudian pada saat di uji hedoniknya mendapatkan hasil 3,55 nilainya. Dan 100
% tanpa karamel membuat aroma semakin baik karena bahan gula langsung di
campurkan pada ppembuatan dodol rumput laut yang membuat aroma semakin
meresap dan tidak memberikan pengaruh lainnya sehingga aroma dari dodol
rumput laut ini masih menyatu dengan baik. Menggunakan gula tanpa karamel
pada pembuatan dodol membuat aroma yang semakin baik, koonstrasi gula yang
di pakai ialah baiknya 110%, sehingga memberikan aroma yang lebih baik lagi
karena semakin banyak gula aroma yang ditimbulkan hasilnya akan semakin baik
( Hasandy,2001).
9
Gambar 3. Diagram batang uji organoleptik dodol rumput laut pada
parameter tekstur
Pada hasil diagram di atas ialah pembuatan dodol rumput laut dengan
melihat yang terbaik pada parameter tekstur yang menggunakan konstrasi gula
yang berbeda. Dengan diagram batang di atas mendapatkan hasil terbaik dengan
konstrasi gula 100% gula putih sebab menggunakan gula putih yang tidak terlalu
kental dan teksturnya mudah terlarut pada bahan adonan rumput laut sehingga
membuat dodol rumput laut menjadi lebih pas tidak terlalu lembek dan tidak
terlalu keras. Tingkat kering dari dodol rumput lautnya juga pas sehingga sangat
baik untuk tekstur yang di hasilkan. Kerrly,(2002) mengatakan bahwa menggukan
gula yang baik untuk pembentukan tekstur dengan konstrasi gula 100% membuat
tekstur sangat baik pada saat di makan kenyal yang pas dan sangat enak.
Gambar 4. Diargam batang uji organoleptik dodol rumput laut pada
parameter warna
Pada dirgam batang di atas menunjukan bahwa yang terbaik melihat
konstrasi gula adengan parameter warna ialah dodol rumput laut yang
menggunakan konstrasi 100 % gula putih. Dengan hasil 3,55 nilai rata rata
hedonik yang di hasilkana. Sehingga pada saat menggunakan gula putih warana
yang di pengaruhi tidak ada karena terlarutnya warna yang di buat karame terlebih
dahulu menyatu sangat baik dengan adonan dodol rumput laut tersebut. Di
bandingkan dengan menggunakan gula merah karena warna coklatnya akan
10
mempengaruhi warna dari dodol rumput laut tersebut menjadi tidak bagus di
pandang mata.
Trisnadhi,(2005) menyatakan bahwa mengguanakn konsentrasi gula putih
yaitu 90 % tidak booleh terlalu banyak dan tidak boleh terlalu sedikit sehingga
warna yang di hasilkan tidak terlalu pucat dan apabila terlalu banyak akan
membuat warnanya semakin tidak bagus. Warna yang baik di hasilkan paduan
dari adonan dan penmabhan pewarna namun di bantu dengan warna dodol
sebelom di beriknan pewarna membuat warnanya semakin baik. Pada tabel anova
telah di hitung maka dengan hasil sig parameter yang berbeda nyata ialah
parameter rasa, tekstur dan warna pada pembutan dodol rumput laut tersebut.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dapat di simpulkan bahwa olahan dodol rumput laut yang memberikan
inovasi setiap dodol rumput laut yang menggunakan konstrasi gula sehingga
memberikan hasil terbaik dengan menggunakan konstrasi gula berapa persennya.
Kemudian dengan hasil terbaik pada rasa terbaik dengan menggunakan konstrasi
100% gula putih dan pada parameter aroma terbaik menggunakn konstrasi gula
100% tanpa karamel, kemudian pada parameter tekstur terbaik menggunakn
konstrasi 100% gula putih, lalu pada parameter warna terbaik ialah dengan
menggunakan konstrasi 100% gula putih.
Saran untuk praktikum kedepannya memberikan masukan untuk lebih
kreatif lagi menggunakan inovasi dari pewarnanya alami dari buah-buahan atau
dari sayuran sehingga menginovasikan dodol rumput laut namum memberikan
gizi tinggi saat di konsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
Anggadiredja J. T., Ahmad Zatnika, Heri Purwanto dan Sri Istini. 2006. Rumput Laut. Penebar Swadaya. Jakarta.
Afrianto dan liviani 1933 dalam syukron 2009 morfologi rumput laut Kappaphycus alvarezii dengan jenisberagam di perairan indonesia, Unisertas Lampung
Albashir, 2010, Pembuatan inovasi dodol rumput laut Kappaphycus alvarezii. Universitas padjajaran bandung.
11
Atmadja et al. 1996 morfologi rumput laut Kappaphycus alvarezii, Universitas Yogyakarta
Atmadja W. S dkk 1996, defini rumput laut Kappaphycus alvarezii, universitas negri semarang
Ditjenkanbud, 2006 dalam Kurniayu, 2007, jurnal ekosistem budidaya pada rum put laut Kappaphycus alvarezii. Sumber daya rumput laut Kappaphy cus alvarezi i. Universitas negri semarang
Duddington, 1971 budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii pada perairan air
laut. Universitas negri semarang
Doty 1986 dalam atmadja 1996, klasifikasi rumput laut Kappaphycus alvarezii . Universitas yogyakarta
Hasandy,2001. Penmabahan gula putih dan gula merah pada pembuatan olahan manis produk perikanan. Universitas Lampung
Kerrly,2002, Pembuatan dodol rumput laut dengan penyajian bahan berbeda. Sekolah tinggi ilmu perikanan jakarta.
Kurniayu. 2007. Pengelolaan Usaha Budidaya Rumput Laut (Eucheuma cottonii) dengan Metode Long line di Perairan Teluk Lasongko Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara. Sekolah Tinggi Perikanan. Jakarta.
Rukhanah, 2005. Pengertian rumput laut Kappaphycus alvarezii. Universitas yogy akarta.
Santoso, 2008, sektor perikanan hasil indonesia terutama hasil untuk rumput laut di laut, penebar swadaya. Jakarta
Soegiarto et al, 1978 budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii pada peraiiran air laut. Universitas lampung
Trisnadhi,2005, proses pembuatan dodol rumput laut di daerah pinggir pantai dengan memanfatkan hasil budidaya rumput laut. Universitass sriwijaya.
Winarno 1990. Morfologi dan Buudidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii pada perairan laut. Universitas negri semarang.
12
LAMPIRAN
Gambar 5. Proses karamelisasi Gambar 6. Penambahan garam
Gambar 7. Bubur RL dan tepung ketan Gambar 8. Proses pengadukan
Gambar 9. Penambahan pewarna Gambar 10. Dodol rumpu laut
ANOVA
Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
rasa
Between Groups 6,267 5 1,253 1,353 ,247
Within Groups 105,600 114 ,926
Total 111,867 119
aroma
Between Groups 13,742 5 2,748 3,719 ,004
Within Groups 84,250 114 ,739
Total 97,992 119
13
tekstur
Between Groups 14,400 5 2,880 3,191 ,010
Within Groups 102,900 114 ,903
Total 117,300 119
warna
Between Groups 13,642 5 2,728 2,673 ,025
Within Groups 116,350 114 1,021
Total 129,992 119
Aroma
Duncan
dodol_rumput_laut N Subset for alpha = 0.05
1 2
75% + gula pasir + 25%
gula merah20 2,4500
25% gula pasir + 75%
gula merah20 2,8500 2,8500
50% gula pasir + 50%
gula merah20 3,2000
100% gula merah 20 3,3000
100% gula pasir tanpa
karamel20 3,3500
100% gulag pasir karamel 20 3,4000
Sig. ,144 ,073
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 20,000.
tekstur
Duncan
dodol_rumput_laut N Subset for alpha = 0.05
1 2 3
75% + gula pasir + 25%
gula merah20 2,3500
100% gula pasir tanpa
karamel20 2,7000 2,7000
25% gula pasir + 75%
gula merah20 2,7000 2,7000
50% gula pasir + 50%
gula merah20 2,8000 2,8000
100% gula merah 20 3,1000 3,1000
100% gulag pasir karamel 20 3,4500
Sig. ,177 ,231 ,246
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 20,000.
14
rasa
Duncan
dodol_rumput_laut N Subset for
alpha = 0.05
1
50% gula pasir + 50%
gula merah20 2,6000
25% gula pasir + 75%
gula merah20 2,6500
75% + gula pasir + 25%
gula merah20 2,7500
100% gula pasir tanpa
karamel20 2,9000
100% gula merah 20 3,0500
100% gulag pasir
karamel20 3,2500
Sig. ,063
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 20,000.
warna
Duncan
dodol_rumput_laut N Subset for alpha = 0.05
1 2
50% gula pasir + 50%
gula merah20 2,6000
25% gula pasir + 75%
gula merah20 2,6000
75% + gula pasir + 25%
gula merah20 2,6000
100% gula merah 20 2,8000
100% gula pasir tanpa
karamel20 2,9000
100% gulag pasir karamel 20 3,5500
Sig. ,413 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 20,000.
15
Descriptives
N Mean Std.
Deviati
on
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimu
m
Maxim
um
Lower
Bound
Upper
Bound
rasa
100% gula
pasir karamel20 3,2500 1,01955
,2279
82,7728 3,7272 1,00 5,00
100% gula
pasir tanpa
karamel
20 2,9000 1,16529,2605
72,3546 3,4454 1,00 5,00
50% gula pasir
+ 50% gula
merah
20 2,6000 1,04630,2339
62,1103 3,0897 1,00 5,00
25% gula pasir
+ 75% gula
merah
20 2,6500 ,81273,1817
32,2696 3,0304 2,00 4,00
75% gula pasir
+ 25% gula
merah
20 2,7500 ,85070,1902
22,3519 3,1481 1,00 4,00
100% gula
merah20 3,0500 ,82558
,1846
02,6636 3,4364 2,00 5,00
Total 120 2,8667 ,96956,0885
12,6914 3,0419 1,00 5,00
aroma
100% gulag
pasir karamel20 3,4000 ,94032
,2102
62,9599 3,8401 2,00 5,00
100% gula
pasir tanpa
karamel
20 3,3500 ,81273,1817
32,9696 3,7304 1,00 4,00
50% gula pasir
+ 50% gula
merah
20 3,2000 1,00525,2247
82,7295 3,6705 2,00 5,00
25% gula pasir
+ 75% gula
merah
20 2,8500 ,58714,1312
92,5752 3,1248 2,00 4,00
75% + gula
pasir + 25%
gula merah
20 2,4500 ,75915,1697
52,0947 2,8053 1,00 4,00
100% gula
merah20 3,3000 ,97872
,2188
52,8419 3,7581 1,00 5,00
Total 120 3,0917 ,90745,0828
42,9276 3,2557 1,00 5,00
16
tekstur
100% gulag
pasir karamel20 3,4500 1,05006
,2348
02,9586 3,9414 2,00 5,00
100% gula
pasir tanpa
karamel
20 2,7000 ,80131,1791
82,3250 3,0750 1,00 4,00
50% gula pasir
+ 50% gula
merah
20 2,8000 1,00525,2247
82,3295 3,2705 1,00 4,00
25% gula pasir
+ 75% gula
merah
20 2,7000 ,97872,2188
52,2419 3,1581 1,00 4,00
75% + gula
pasir + 25%
gula merah
20 2,3500 ,93330,2086
91,9132 2,7868 1,00 4,00
100% gula
merah20 3,1000 ,91191
,2039
12,6732 3,5268 2,00 5,00
Total 120 2,8500 ,99283,0906
32,6705 3,0295 1,00 5,00
warna
100% gulag
pasir karamel20 3,5500 1,05006
,2348
03,0586 4,0414 1,00 5,00
100% gula
pasir tanpa
karamel
20 2,9000 1,11921,2502
62,3762 3,4238 1,00 4,00
50% gula pasir
+ 50% gula
merah
20 2,6000 ,88258,1973
52,1869 3,0131 1,00 4,00
25% gula pasir
+ 75% gula
merah
20 2,6000 ,88258,1973
52,1869 3,0131 1,00 4,00
75% + gula
pasir + 25%
gula merah
20 2,6000 ,94032,2102
62,1599 3,0401 1,00 4,00
100% gula
merah20 2,8000 1,15166
,2575
22,2610 3,3390 1,00 5,00
Total 120 2,8417 1,04516,0954
12,6527 3,0306 1,00 5,00
17