Presentasi Kuliah Umum 2019 Mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta, 23 Agustus 2019
Disampaikan Oleh:
Dewan Pengurus APHI
Sekilas
TENTANG APHI
• Wadah para pemegang izin pemanfaatan dan/ pengelolaan hutan, serta para pengusaha/bdn hukum di bidang yang terkait kepentingan dengan pengusahaan hutan untuk memperjuangkan kepentingan anggota dan sebagai mitra Pemerintah serta pemangku kepentingan lainnya,
• Bersifat mandiri, bukan organisasi pemerintah atau politik
• Nirlaba
• Dijiwai etika organisasi yang sehat
• Didirikan pada tanggal 21 November 1983
• Anggota : 413 Perusahaan : 211 IUPHHK-HA, 192 IUPHHK-HT,
9 IUPHHK-RE, 1 IUPHHBK
Total Luas areal kerja anggota APHI : 26,1 juta ha
Kegiatan
APHI 1
• Mendorong anggota untuk pencapaian pengelolaan hutan secara lestari (Mandatory dan Voluntary)
2 • Pengembangan Hutan Alam Produksi
3 • Pengembangan Hutan Tanaman
4 • Restorasi Ekosistem
5 • Pengembangan SDM dan Peningkatan Profesionalisme Dalam Pengelolaan
Hutan
6 • Advokasi dan bantuan hukum
7 • Program kerjasama
8 • Kepedulian sosial dan lingkungan
Hutan Negara
Hutan HAK
Hutan ADAT
Hutan Konservasi
Hutan Lindung
Hutan Produksi
fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya
fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air
fungsi pokok
memproduksi hasil hutan
Hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak atas tanah
Hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas tanah
Hutan yang berada dalam wilayah masyarakat hukum adat
SEJARAH PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI INDONESIA
• Dimulai sejak awal tahun 1970 dengan terbitnya Undang-undang No. 1 Tahun 1967 tentang PMA dan Undang-Undang No. 6 Tahun 1968 tentang PMDN.
• UU No. 5 Tahun 1967 tentang Kehutanan
• UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
• PP 6 /2007 Jo PP 3/2008 Tentang Tata Hutan Dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Serta Pemanfaatan Hutan
Kawasan Hutan
Indonesia
Kawasan Hutan Indonesia = Total Luas 120,58
KSPA
Hutan Lindung
Hutan Produksi
68,82 Jt Ha
(57%) 29,66 Jt Ha
(25%)
22,10 Jt Ha (18%)
57 % Kawasan Hutan
Indonesia merupakan
kawasan Hutan Produksi
*) Sumber : Statistik KemenLHK 2017
HASIL HUTAN PRODUKSI
EKOSWISATA
HHBK
STOCK CARBON
Jml UM SK KLHK
IUPHHK- HA
PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI (30,84 Jt Ha)
254 UM, 18,52 Jt Ha
APHI
211 UM, 17,26 Jt Ha
Jml UM SK KLHK
IUPHHK- HT
292 UM, 11,35 Jt Ha
APHI
192 UM, 8,58 Jt Ha
Jml UM SK KLHK
IUPHHK- RE
16 UM, 0,62 Jt Ha
APHI
9 UM, 0,27 Jt Ha
Jml UM SK KLHK
IUPHHBK
PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI (30,84 Jt Ha)
14 UM, 0,3 Jt Ha
APHI
1 UM, 0,25Jt Ha
Jml UM SK KLHK
IUPJL
9 UM, 52 Ribu Ha
APHI
- UM
Jml UM SK KLHK
IUPK-Silvopastura
2 UM, 600 Ha
APHI
- UM
Letak geografik strategis
Kawasan hutan produksi relatif luas 68,82 jt ha
Iklim mendukung (curah hujan tinggi, sinar matahari sepanjang tahun, tanah relatif subur).
Potensi keaneka ragaman hayati tinggi.
Jenis – jenis tertentu dapat dipanen pada umur 5-6 tahun
Ketersediaan tenaga kerja memadai.
Berpengalaman
Modal riil pengembangan industri kehutanan dengan kandungan komponen lokal tinggi, sekaligus
membuka wilayah pedalaman / daerah terpencil penghela pertumbuhan ekonomi nasional
potensil
KEUNGGULAN KOMPARATIF SUMBER DAYA HUTAN INDONESIA
Alur Kegiatan Pengelolaan
Hutan Alam
Perencanaan Hutan • Tata Batas • IHMB (ITSP) • RKU • RKT
Tebangan • RIL • Tebang, Ukur,
LHP • Limbah Kayu
Penanaman, Pengayaan dan Pembinaan LOA
Sarad Logging truck
TPK Log Yard
Log Pond SIPUHH Online Ponton Pabrik
Pengelolaan Kayu • Industri Primer • Industri Sekunder • Industri Tersier
• Sertifikasi Mandatory • Sertifikasi Voluntary
• VLK • PHPL
3 Kelola • Produksi • Sosial • Lingkungan
Sistem Silvikultur TPTI
TPTJ (SILIN)
• LEI • FSC • PEFC
Alur Kegiatan Pengelolaan
Hutan Tanaman
PERENCANAAN (Pemetaan,
Inventarisasi, RKU, RKT)
Persemaian Penyiapan
Lahan Tanpa Bakar
Penanaman Pemeliharaan
& Perlindungan Hutan
Pemanenan LITBANG SIPUHH Industri
• Sertifikasi Mandatory • Sertifikasi Voluntary
• VLK • PHPL
• LEI • FSC • PEFC
3 Kelola • Produksi • Sosial • Lingkungan
Sistem Silvikultur THPB
Alur Kegiatan Pengelolaan
Restorasi Ekosistem
1.Tata Batas Areal Kerja
2.Zonasi Areal Zona Lindung Zona Produksi Zona Tidak
Untuk Produksi
1.Media tanam
2.Penanaman/ Pengayaan
3.Penyulaman
4.Pemeliharaan Tanaman
1.Penanaman Jenis Pohon Pakan, Tempat Bersarang & Penjelajahan
2.Eradikasi & Pengendalian Jenis Pohon Invasif
1.Pemanfaatan Kawasan
2.Pemanfaatan Jasa Lingkungan
3.Pemanfaatan HHBK 1. Penataan
Areal Kerja
2. Restorasi Vegetasi
(Penanaman)
3. Pembinaan Habitat
4. Restorasi Hidrologi
5. Kelola Usaha
6. Kelola Sosial
8. Litbang
1.Pengendalian Kebakaran, Pembalakan dan Perambahan
2.Patroli dan Penjagaan
3.Penyuluhan Masyarakat 1.Erosi/
Subsidiensi
2.Kualitas Air
3.Blocking Kanal
1.Peran Serta Masyarakat
2.Kesempatan Kerja
3.Kesadaran & Kepedulian
1.Penelitian & Pengem-bangan terkait Restorasi Ekosistem
KELOLA EKOLOGI
7. Perlindungan & Pengamanan
Pengelolaan Hutan
Produksi Lestari
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari
PHPL
Kelola Produksi
Kelola Sosial Kelola
Lingkungan
Data Luas Hutan Dan Kontribusi Sektor Kehutanan Terhadap
GDP (Gross Domestic Product)
Beberapa Negara Di Dunia
120.640 1.63 *)
Note : Kontribusi didasarkan atas prod KB, industri pertukangan, pulp & paper Sumber : FAO,World Forest Report 2011, *) data diolah APHI dari kontribusi produk hasil hutan Kemenperin (2017) Luasan kawasan hutan Indonesia menduduki urutan ke 9 Dunia
Presiden Minta Agar Kita Belajar ke Finland ?
Perbedaan Pengelolaan Hutan
Indonesia & Finlandia
• Luas hutan terus berkurang, produksi berkurang, nilai devisa menyusut
• Sektor Kehutanan hanya menyumbang kurang dari 1% PDB Indonesia
• Aturan sangat banyak dan terlalu detail • Dalam kelembagaan, hulu dan hilir diurusi oleh Kementerian yang
berbeda sehingga banyak kebijakan yang tidak sinkron • Kepemilikan hutan 100% oleh Negara • Selain pajak, pungutan terlalu banyak • Tidak bankable belum ada insentif pajak (fiscal)
• Luas hutan relatif stabil, produksi terus meningkat, biaya produksi turun • Sektor kehutanan merupakan salah satu pendukung utama ekonomi
Finlandia (PDB 5,7%) • Aturan sedikit dan sederhana • Sektor kehutanan adalah sektor industry dan produksi yang
menggabungkan produksi primer dan produksi industry, diurusi oleh satu Kementerian (Kementerian Pertanian dan Kehutanan) sehingga segala persoalan kehutanan dapat diatasi dengan kebijakan yang tepat
• Kepemilikan hutan 62% (private family owner), 25% Negara, 9% perusahaan kehutanan dan 4% lainnya
• Pajak hanya satu yaitu pajak penghasilan • Bankable, pinjaman dengan bunga rendah, insentif potongan pajak
KONTRIBUSI SEKTOR KEHUTANAN TAHUN 2020 – 2045 (US$)
Perbandingan Prosentase Kayu,
HHBK dan Ekowisata: 76,8 % : 19,9 % : 3,2 %
Nilai Ekspor Produk Kayu Olahan Ke Seluruh Dunia Berdasarkan Jenis Produk (dalam US$)
Perkembangan Nilai Ekspor Produk Kayu Olahan
Total Ekspor Tahun 2013: US$ 6,04 Milyar Total Ekspor Tahun 2014: US$ 6,59 Milyar Total Ekspor Tahun 2015: US$ 9,84 Milyar Total Ekspor Tahun 2016: US$ 9,26 Milyar Total Ekspor Tahun 2017: US$ 10,94 Milyar
Total Ekspor Tahun 2018 : US$ 12,17 Milyar Sumber : KemenLHK 2018 (diolah APHI)
Bangunan prefabrikasi Chipwood (Serpih Kayu) Furniture Kayu Kerajinan Panel Paper Pulp Veneer Woodworking
2013 4.555.116 35.829.483 48.005.997 4.249.889 2.606.874.600 838.627.192 1.845.654.800 30.773.035 639.439.422
2014 4.808.052 158.597.103 119.820.789 16.769.588 2.755.758.200 980.147.650 1.718.431.700 28.967.323 803.110.742
2015 6.035.626 158.266.878 1.116.324.300 79.169.646 2.712.731.300 3.162.936.800 1.777.902.300 39.639.577 787.730.486
2016 3.593.631 110.952.464 870.956.028 70.284.420 2.606.954.200 3.116.469.200 1.620.210.500 54.302.143 811.484.735
2017 3.330.658 91.020.259 1.396.764.700 79.704.230 2.472.712.300 3.462.168.600 2.374.799.400 77.530.800 1.046.435.500
2018 4.682.562 46.123.280 1.459.146.345 106.249.505 2.565.725.892 3.958.847.627 2.632.922.480 115.375.236 1.290.707.880
-
500.000.000
1.000.000.000
1.500.000.000
2.000.000.000
2.500.000.000
3.000.000.000
3.500.000.000
4.000.000.000
4.500.000.0006,04 6,59
9,84 9,26 10,94
12,17
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Nilai Ekspor (Milyar US$)
RANTAI NILAI BERDASARKAN ARAS PROSES PRODUKSI
BAHAN BAKU
INDUSTRI PENGOLAHAN PASAR
PRIMER SEKUNDER TERSIER
SAWN TIMBER PLYWOOD
MDF/PB/PULP
WW/MOULDING FANCY PLYWOOD
PAPER
FURNITURE & PERUMAHAN
OPTIMALISASI RANTAI NILAI INDUSTRI PRIMER BERDASARKAN SUMBER KAYU
BAHAN BAKU
INDUSTRI PENGOLAHAN PASAR
IUPHHK-HA
IUPHHK-HT
HR (SENGON)
IPK/ISL
SAWING PEELING CHIPPING
TERGANTUNG JENIS TANAMAN
SAWING PEELING CHIPPING
PEELING SAWING CHIPPING
PASAR
PASAR
PASAR
PASAR
Kontribusi sektor kehutanan kedepan semakin meningkat melaui optimalisasi lahan dan diversifikasi usaha. Di Tahun 2045 diperkirakan dapat mencapai 132 Milyar US$, meningkat 11xlipat dari tahun 2018
Penyerapan tenaga kerja langsung mencapai 7,8 juta orang
Kontribusi PDB diperkirakan mencapai 1200 Trilyun dan Investasi mencapai 170 Milyar US$.
PELUANG
KEHUTANAN KEDEPAN (2045)
1
2
3
TANTANGAN KEHUTANAN KEDEPAN
1 5 2 3 4 6
Produk hasil hutan (kayu, bukan kayu, jasa lingkungan, eko wisata,
energi, pangan) menjadi produk yang terhubung.
Hutan Alam dimanfaatkan bijaksana dan
efisien
Diperlukan SDM handal mau terjun ke lapangan,
memiliki jiwa enterpreunership dan
melek teknologi
Industri Kehutanan lebih
efisien dan berdaya saing
Output pengelolaan hutan total nilai
sebuah ekosistem, tidak disekat-sekat
Perubahan paradigma pengelolaan hutan,
optimalisasi dan diversifikasi
STRATEGI DAN RENCANA AKSI 2019 - 2025
Strategy Penjabaran Strategy dalam Rencana Aksi
2019-2025
1. Perbaikan tata kelola hutan dan lahan
Deregulasi terkait percepatan tata batas, jaminan status/fungsi hutan serta penyelesaian kebijakan satu peta melalui harmonisasi dan sinkronisasi tumpang tindih areal kerja dengan pemanfaatan lain,
2. Penyederhanaan kegiatan
operasional
Penyederhanaan prosedur perolehan izin pemanfaatan hutan produksi, kegiatan
operasional/pemanfaatan hasil hutan, rasionalisasi pungutan serta adanya
kebijakan insentif PHPL, al : jaminan perpanjangan izin, kepastian areal izin, dll
3. Optimalisasi pengelolaan hutan
produksi
Penyusunan kebijakan peningkatan produktivitas hutan dan multiusaha kehutanan
(SILIN, Multiusaha), percepatan pembangunan HTI
4. Penguatan kemitraan antara
industri dengan masyarakat
Penyederhanaan peraturan terkait kemitraan dan Penguatan kapasitas kelembagaan
para pemangku melalui pelatihan dan pendampingan
5. Pengembangan pola kluster hulu – hilir
Penguatan sinergitas antar sektor dan K/L dalam rangka mendorong pengembangan klaster serta Penyusunan rencana pengembangan klaster secara nasional
6. Penguatan pemasaran dan
perdagangan hasil hutan
Kebijakan untuk mengatasi distorsi harga domestik dan internasional serta
penguatan hulu – hilir yang menciptakan nilai tambah
7. Pengembangan Skema pendanaan untuk pengelolaan hutan produksi lestari
Mendorong pengakuan perbankan terhadap hasil kegiatan usaha kehutanan sebagai asset perusahaan yang bisa diagunkan dan kegiatan yang ramah lingkungan
Prospek Profesi RImbawan di Sektor Kehutanan
PNS/ASN
Sektor Swasta Kehutanan (HPH,HTI,RE,dll)
Konsultan Kehutanan
Civil Society Organitation (LSM, NGO)
Wirausaha (Enterpreuner)
Terima Kasih
Bahan dapat diakses di Website APHI www.rimbawan.com