Download - presentasi pemicu
PEMICU 1OLEH KELOMPOK 4MODUL SARAF JIWA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERUNIVERSITAS PALANGKA RAYA
KELOMPOK 4
• JEPISCO TANGENGAN LAUTT• PRAYOGI KRAMY• PUTRI R.I.B. PRATIWI• NOOR SYARIFAHTATI• GINSHA AUDIA• NITA MARTA HARDIANTY• MAULIDA AYU NORIZA• SYLVI NOVITA ANDINI• SISCA
PEMICU 1
• Ny. S 56 tahun ditemukan pingsan saat tidur malam oleh suaminya. Kemudia suami memanggil tetangganya, seorang dokter, pasien diperiksa tidak sadar dan sekujur tubuhnya terlihat kaku. Pasien kemudian dibawa kerumah sakit dalam pemeriksaan status generalis tidak didapatkan adanya kelainan. Pemeriksaan neurologis tidak dijumpao adanya tanda rangsang meningeal negatif, dan visus 6/6 ODS dengan menggunakan kacamata, pupil bulat diamter 3 mm, isokor, refleks cahaya langsung dan tidak langsung (+/+), tidak ada kelumpuhan saraf kranialis, fungsi motorik dengan kekuatan 5 pada ke empat ektremnitas, refleks fisiologis dalam batas normal, serta fungsi otonom dalam batas normal.
• Pasien tidak sadar selama 1 hari dalam perawatan. Hari kedua pasien mulaii sadar dan mengenali keluarganya, tetapi tidak dapat berbicara karena lidah terasa kaku dan tertarik kebelakang.
• Pasien mengenali dan dapat memberikan respon saat berbicara dengan keluarganya. Pada hari ketiga perawatan, pasien mulai berbicara kembali dengan lancar.
• Dalam riwayat penyakitnya didapatkan informasi bahwa 4 bln terakhir ini pasien sibuk mengurusi cucunya yang pertama yang tinggal 300 meter dari rumah pasien. Pasien merasakan sangat repot karena harus mengurus 2 rumah sehingga ia tidak dapat mengiikuti pengajian lagi seperti biasanya (sebelum ia mempunyai cucu) serta tidak mempunya waktu lagi untuk mengurus keuangan pengajian.
Pemicu 1
• Kata sulitTanda rangsang meningealVisusIsokorFungsi otonom
Kata kunci
• Ny. S 56 tahun• Pingsan • Tidak sadar• Sekujur tubuh tampak kaku• Tanda rangsang meningeal (-)• Visus 6/6 ODS menggunakan kacamata• Pupil bulat diameter 3 mm• Isokor• Tidak ada kelumpuhan saraf kranialis• Fungsi motorik dengan kekuatan 5 pada
keempat ekstremnitas• CT scan = pendarahan minimal lobus
oksipital• Hari 1 = pasien tidak sadar • Hari 2 = pasien sadar dan mengenali
keluarga tetapi tidak dapat berbicara karena lidah tertarik kebelakang
• Hari 3 = lancar berkomunikasi • 4 bulan terakhir sibuk dan banyak pikiran
Identifikasi masalah
• Tidak sadar dan tubuh tampak kaku pada malam hari saat tidur dan pada hari ke 2 masih terjadi gangguan berbicara.
Analisis Masalah
Ny. S 56 tahun
Pingsan & tubuh kaku
anamnesis
Hasil pemeriksaan ( hari ke 1 -3)
Riwayat perawatan
HIPOTESIS
• Pingsan dan kaku tubuh yang dialami Ny. S disebabkan oleh perdarahan di lobus oksipital yang dipicu oleh stressor dan usia
Pertanyaan terjaring
1. apa yang dimaksud dengan tanda rangsang menngeal?
2. Definisi, etiologi, dan klasifikasi pingsan ?
3. Interpretasi pemeriksaan generalis, neurologis dan penunjang dari kasus?
4. Klasifikasi derajat kesadaran ?5. Definisi, etiologi dan klasifikasi kaku
tubuh ?6. Penatalaksanaan pingsan dan kaku
disertai pemeriksaan ?7. Struktur anatomi yang mengatur
kesadaran dan fungsi lobus ?8. Pengaturan bicara pada SSP 9. Apa yang terjadi dengan SSP saat
tidur ?10. Dx dan Dd pada kasus?
11. Komplikasi dari Dx?12. Prognosis kedepan kasus
ini ?13. Kenapa pasien baru bisa
berbicara pada hari ke 3 ?14. Bagaiman hubungan
kekelahan dgn kejadian pingsan yang dialami ?
15. Gejala yang terjadi apabila diketahui Dxdd?
16 . Pemeriksaan yang dilakukan dalam kasus neurologi ? ( umum, neurolog, dan penunjang )
Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan gas darah : oksigenasi darah, gangguan keseimbangan asam basa
- Pemeriksaan darah : Darah perifer lengkap, keton, faal hati, faal ginjal, dan elektrolit.
- Pemeriksaan toksikologi : dari urin, darah, dan bilasan lambung
- Pemeriksaan khusus : pungsi lumbal, CT scan kepala, EEG, dan foto thorax
DERAJAT KESADARAN
Compos mentis
Pasien sadar sepenuhnya , adekuat terhadap rangsangan visual, auditorik, dan sensorik
Drowsiness/Somnolence
Pasien mudah dibangunkan, dapat bereaksi secara motorik dan verbal
Stupor Pasien hanya dapat dibangunkan sesaat setelah diberi rangsang nyeri dan berulang-ulang
Coma Pasien tidak berespon dengan nyeri hebat sekalipun.
Syncope
Syncope kondisi kehilangan kesadaran dan kekuatan postural tubuh yang tiba-tiba & bersifat sederhana, dengan konsekuensi pemulihan spontan
Etiologi
Gangguan Sistem Vaskular
Gangguan Kardiak
Gangguan Neurologik-serebrovaskular
Gangguan Psikogenik
Gangguan Metabolik
Gangguan syncope lain tidak diketahui penyebab
Afasia
gangguan bahasa mempengaruhi produksi, pemahaman, membaca atau menulis, karena cedera otak - paling umum dari stroke atau trauma. Jenis afasia tergantung pada daerah otak yang terkena.
Afasia
Broca Aphasia
Wernicke Aphasia
Diagnosis Banding
Syncope et causa Gangguan Konversi