PRODUKSI - KONSUMSI PANGAN
dan ENERGI DI INDONESIA
Rini Dwiastuti, Suhartini, dan
Tatiek Koerniawati
PERTANIAN BERLANJUT
Kode PTI4208
http://pertanianberlanjut.lecture.ub.ac.id
BAB 3
3. Dasar2 layanan dan jasa lingkungan
1. Produksi Pertanian di Indonesia dan
kebutuhan pangan dan energi.
2. Hubungan antara Kemiskinan dan
degradasi lingkungan
Struktur Materi
1. Produksi Pertanian di
Indonesia dan kebutuhan
pangan & energi.
Referensi:
• Dirjen ESDM. 2010.
• Dirjen PLA. 2005.
• FAO. 2004
• Pedoman Diversifikasi Pangan
• Hairiah.K, Meine van Noordwijk, and Stephan
Weise, 2001
Istilah Kunci*) terkait dengan
Definisi Pertanian Berlanjut:
• Pengelolaan & konservasi sumberdaya
• Berorientasi pd perkembangan teknologi & kelembagaan
• Kebutuhan manusia saat ini & y.a.d.
• economically viable,
• ecologically sound, and
• culturally acceptable
Keterangan:
*) disarikan dari referensi Hairiah et.al.
Permasalahan Utama
Ketahanan
Pangan yg Mantap
(Revitalisasi
Pertanian, Perikanan &
Kehutanan – RPPK yg tlh
dicanangkan Presiden RI
tgl 11 Juni 2005)
Versus
Diversifikasi
Energi
(UU Energi No. 30 tahun 2007)
Komoditas Pangan Strategis
dalam RPPK:
(Sumber: Dirjen PLA, 2005)
1 Beras (Padi)
2 Jagung
3 Kedelai
4 Gula (tebu)
5 Daging (ternak sapi)
BAHAN BAKU BAHAN BAKAR NABATI
Potensi komoditi lain yang bisa/sedang dikembangkan:
Aren, nipah, cantel, mikroalgae, sampah, dll.
SINGKONG
TEBU
SAWIT
JARAK PAGAR
BIOETANOL
BIODIESEL
Pangan/ non pangan
Pangan
Pangan
Non pangan
Diprioritaskan pengembangan bahan baku bahan bakar
nabati non pangan(Sumber; Dirjen ESDM, 2010)
PRODUK BAHAN BAKAR NABATIB
I O
F
U
E
L
Substitusi bensin
Substitusi Solar
Substitusi
Fuel Oil
Substitusi
kerosin
(Sumber; Dirjen ESDM, 2010)
Bioethanol
Bio-oil/Pure Plantation Oil
(Minyak Nabati Murni)
Biodiesel
PerkembanganProduksi & Konsumsikomoditas Pangan
INDONESIA (FAO, 2007)
Produksi Pangan Indonesia Peringkat 20 Besar (FAO, 2010)
Impor Pangan Indonesia (Peringkat 20 Besar)
(FAO, 2010)
Produksi
Konsumsi
0
10.000.000
20.000.000
30.000.000
40.000.000
50.000.000
60.000.000
70.000.000
Tahun
Produksi
Konsumsi
To
nProduksi dan Konsumsi Padi (ton) di Indonesia
Produksi
Konsumsi
0
2.000.000
4.000.000
6.000.000
8.000.000
10.000.000
12.000.000
14.000.000
16.000.000
18.000.000
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Tahun
Produksi
Konsumsi
ton
Produksi dan Konsumsi Jagung (ton) di Indonesia
Ketela Pohon
Tahun
Produksi,
ton Ekspor Cassava, ton
Impor Cassava,
ton
Dried Strarch Starch
1999 16.438.100 284.388 49.295
2000 16.089.100 151.439 205.989
2001 17.054.600 177.075 66.344
2002 16.912.900 70.429 183.923
2003 18.523.800
2004 19.321.200 234.169 185.320 102.613
2005 19.986.640 229.789 72.005 304.897
2006 19.988.058 132.005 306.303
2007 21.593.052 209.669
2008 22.039.148
2009
Produksi
Konsumsi
0
5000000
10000000
15000000
20000000
25000000
30000000
35000000
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Tahun
Produksi
Konsumsi
To
nProduksi dan Konsumsi Tebu (ton) di Indonesia
Produksi
Konsumsi
0
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
Tahun
Produksi
Konsumsi
To
nProduksi dan Konsumsi Kedelai (ton)
di Indonesia
Kebutuhan konsumsi pada tingkat
individu dan rumah tangga
No KelompokPangan
PPHFAO
PPHNasional
2020(%)
Kisaran
(%)
Konsumsi
Energi(Kkal)
KonsumsiBahanPangan
(gr/kap/hari
Bobot Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9
123456789
Padi-padianUmbi-umbianPangan HewaniKacang-kacanganSayur dan BuahBiji BerminyakLemak & MinyakGulaLainnya
40.05.0
20.06.05.03.010.08.03.0
50.06.012.05.06.03.010.05.03.0
40-600-8
5-202-103-80-35-152-80-5
110013226411013266
22011066
30010015035
250102530
-
0,50,52,02,05,00,50,50,50,0
25,02,5
24,010,030,01,05,02,50,0
Jumlah 100.0 100.0 100.0 2200 - 100
Susunan Pola Pangan Harapan (PPH) Nasional
(Sumber: Pedoman Umum Diversifikasi Pangan)
Anggota Keluarga
Umur(Th)
Kecukupan Energi (Kal)
Protein (gr)
AyahIbuAnak ke-1Anak ke-2
353273
3000225019001250
55483723
8400 163
Sumber: Pedoman Umum Diversifikasi Pangan
Angka Kecukupan Energi dan
Protein Keluarga
Gol.
Umur
Energi
(Kkal)
Protein
(gram)
Gol.
Umur
Energi
(Kkal)
Protein
(gram)
0 – 6 bl
7 – 12 bl
1 – 3 th
4 – 6 th
7 – 9 th
PRIA
10 – 12 th
13 – 15 th
16 – 19 th
20 – 59 th
60 th
560
800
1250
1750
1900
2000
2400
2500
Ring 2800
Sdg 3000
Brt 3600
2200
12
15
23
32
37
45
64
66
55
55
55
55
WANITA
10 – 12 th
13 – 15 th
16 – 19 th
20 – 50 th
50 th
Hamil
Menyusui
0 – 6 bl
7 – 12 bl
1900
2100
2000
Ring 2050
Sdg 2250
Brt 2600
1850+ 285
+ 700
+ 500
54
62
51
48
48
48
48
+ 12
+ 16
+ 12
Angka kecukupan energi dan protein dianjurkan rata-rata per
orang per hari (Sumber: Pedoman Umum Diversifikasi Pangan )
No Kelompok Bahan
Pangan Komoditas
Proporsi
Bahan
Pangan
Thdp Total
Kalori (%)
Kandungan Berat Bahan
Mentah
Energi
(Kal)
Protein
(gr) (Gr) (URT)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Padi-padian (beras)
Umbi-umbian (ubi jalar)
Pangan Hewani
(telur ayam ras)
Kacang-kacangan
(tempe)
Buah biji berminyak
(Kelapa)
Minyak dan lemak
(m. goreng)
Gula
Sayur dan buah
(bayam) (pisang)
Lain-lain
58,4
8,4
6,5
5,3
2,0
7,0
5,3
4,0
3,0
4.906
706
546
445
168
588
445
136
200
260
92,7
7,6
34,9
54,7
1,6
0,7
0,0
6,2
1,8
-
1363
494
303
299
84
68
122
249
152
-
14 gls
4 bh sdg
5 butir
12 ptg sdg
1/3 btr
7,5 sdm
15 sdm
12 gelas*
3 bh sdg
-
8.400 200,4
Pedoman Konversi(Sumber: Pedoman Umum Diversifikasi Pangan)
Perkembangan permintaankomoditas Pangan sebagai Bahan
Bakar Nabati
DIVERSIFIKASI ENERGI(UU Energi No. 30 tahun 2007)
Penyediaan energi baru dan energi terbarukan
wajib ditingkatkan oleh Pemerintah dan Pemerintah
Daerah sesuai dengan kewenangannya;
Penyediaan energi dari sumber energi baru dan
sumber energi terbarukan yang dilakukan oleh
badan usaha, bentuk usaha tetap, dan perseorangan
dapat memperoleh kemudahan dan/atau insentif
untuk jangka waktu tertentu hingga tercapai nilai
keekonomiannya.
DIV
ERSI
FIK
ASI
EN
ERG
I
Sumber; Dirjen ESDM, 2010
ROADMAP PEMANFAATAN BIOFUEL NASIONAL
Bio Diesel
Bio Etanol
BiodieselKonsumsi Solar 10%
2.41 juta kL
Biodiesel15% Konsumsi Solar
4.52 juta kL
2005-2010 2011-2015 2016-2025
Biodiesel
20% Konsumsi Solar
10.22 juta kL
Bioetanol5% Konsumsi Premium
1.48 juta kL
Bioetanol10% Konsumsi Premium
2.78 juta kL
Bioetanol15% Konsumsi Premium
6.28 juta kL
Bio Oil
Bio Fuel
Biokerosin1 juta kL
Biokerosin1.8 juta kL
Biokerosin4.07 juta kl
Biofuel2% energi mix
5.29 juta kL
Biofuel3% energi mix
9.84 juta kL
Biofuel5% energi mix
22.26 juta kL
- PPO untuk
Pembangkit
Listrik
- Biokerosin
PPO0.4 juta kL
PPO0.74 juta kL
PPO1.69 juta kl
Sumber; Dirjen ESDM, 2010
PENTAHAPAN KEWAJIBAN MINIMAL PEMANFAATAN BIODIESEL
Jenis
Sektor
Oktober
2008 s.d
Desemb
er 2008
Januari
2009
Januari
2010
Januari
2015**
Januari
2020**
Januari
2025**Keterangan
Rumah
Tangga
- - - - - - Saat ini tidak
ditentukan
Transportas
i PSO 1 %
(existing)
1 % 2,5 % 5 % 10 % 20 %
* Terhadap
kebutuhan
total
Transportas
i Non PSO - 1 % 3 % 7 % 10 % 20 %
Industri dan
Komersial 2,5 % 2,5 % 5 % 10 % 15 % 20 %
* Terhadap
kebutuhan
total
Pembangkit
Listrik 0,1 % 0,25 % 1 % 10 % 15 % 20 %
* Terhadap
kebutuhan
total
** Spesifikasi disesuaikan dengan spesifikasi global dan kepentingan domestik
(Sumber; Dirjen ESDM, 2010)
PENTAHAPAN KEWAJIBAN MINIMAL PEMANFAATAN BIOETHANOL
Jenis Sektor
Oktober
2008 s.d
Desemb
er 2008
Januari
2009
Januari
2010
Januari
2015**
Januari
2020**
Januari
2025**
Keterangan
Rumah
Tangga
- - - - - - Saat ini
tidak
ditentukan
Transportasi
PSO
3 %
(existing)
1 % 3 % 5 % 10 % 15 % * Terhadap
kebutuhan
total
Transportasi
Non PSO
5 %
(existing)
5 % 7 % 10 % 12 % 15 % * Terhadap
kebutuhan
total
Industri dan
Komersial
- 5 % 7 % 10 % 12 % 15 % * Terhadap
kebutuhan
total
Pembangkit
Listrik
- - - - - - Saat ini
tidak
ditentukan
** Spesifikasi disesuaikan dengan spesifikasi global dan
kepentingan domestik Sumber; Dirjen ESDM, 2010
1. Perkembangan produksi & konsumsi yang
dipaparkan pd slide 12 - 16 didasarkan pada data:
• Tahun 1999 – 2007
• Tingkat Nasional
Materi Diskusi & Tugas:
Terkait dengan kebutuhan manusia akan
bahan pangan, Mahasiswa diminta untuk:
a. Mendeskripsikan disparitas (gap) antara
kuantitas produksi & konsumsi dari setiap
komoditas.
b. Mengidentifikasi faktor-faktor yang terkait
2. Terkait dg UU Energi No. 30 th 2007 serta
prediksi pemebuhan bahan bakar nabati
(khususnya bioetanol) yg disajikan pada slide
24; Mahasiswa diminta untuk:
a. Download :
• konversi bahan baku ketela pohon dan
tetes tebu menjadi bioetanol
• produktivitas komoditas ketela pohon dan
tebu pada lahan sawah & tegal di tingkat
propinsi Jawa Timur/Kota/Kabupaten (pilih
salah satu)
b. Prediksikan
• Kebutuhan bioetanol pada industri &
komersial di tingkat Propinsi/Kota/Kab.
gunakan slide 26
• Luas panen ketela pohon dan tebu untuk
memenuhi prediksi kebutuhan bioetanol
pada industri & komersial tsb.
3. Dalam rangka menetapkan kapasitas
produksi pangan tk regional (propinsi
atau Kota/Kab) atau tk lokal (kecamatan
atau Desa); Mahasiswa diminta untuk:
a. Menggali data:
• Luas panen dan kuantitas produksi dari
5 komoditas strategis selama 3 tahun
terakhir (2008 – 2010)
• Jumlah penduduk dr suatu wilayah
• Konversi: gabah menjadi beras, tebu
menjadi gula;
b. Prediksikan
• Kebutuhan bahan pangan dari penduduk
setempat *)(tk regional Propinsi/Kota/Kab
atau tk lokal Kecamatan/desa) dg
menggunakan acuan slide 18 – 21.
• Luas areal panen dari 5 komoditas strategis
untuk memenuhi prediksi kebutuhan
konsumsi yg memenuhi standar PPH (Pola
Pangan Harapan)
Catatan *):
Pilihan lokasi unit analisis untuk setiap kelompok
lihat pada daftar lokasi terlampir
c. Terkait dengan kebutuhan manusia akan
bahan pangan pada tingkat unit analisis yg
dipilih, Mahasiswa diminta untuk:
• Mendeskripsikan disparitas (gap) antara
kuantitas produksi dan konsumsi dari
setiap komoditas.
• Mengidentifikasi faktor-faktor yang terkait
Catatan:
• Mahasiswa kelompok ganjil mengerjakan soal nomor 1 &
2; kelompok genap soal nomor 3
• Penyelesaian soal no. 1 dipresentasikan pd waktu kuliah
TM ke-3 (20 atau 22 Sept 2010)
2. Hubungan antara
Kemiskinan dan
degradasi lingkungan
• Masalah kemiskinan selalu ada terutama di negara-negaraberkembang. Degradasi lingkungan seringkali dikaitkandengan tingkat kemiskinan! Apa betul?
• Di negara-negara berkembang, degradasi lingkungandiantaranya disebabkan oleh ketergantungan pada bahanbakar tradisional (terutama kayu bakar dan arang kayu)sebagai sumber energi primer yang menyebabkandeforestrasi, pembukaan lahan hutan untuk tanamanpertanian dan juga oleh aktivitas penambangan.
• Kerusakan lingkungan tersebut menyebabkan penurunanfungsi ekosistem diantaranya adalah meningkatnya erosiyang menyebabkan sedimentasi di sungai dan waduk,penurunan kuantitas dan kualitas air untuk irigasi, airminum, perikanan dan juga pembangkit tenaga listrik.
Hubungan antara Kemiskinan dan Degradasi Lingkungan
Hubungan antara Faktor Sosek & Biofisik di Daerah Tropis diNegara Berkembang (Leakey dalam Scherr & McNeely, 2007)
% Ketergantungan Terhadap Bahan Bakar Tradisional
(Kayu Bakar dan Arang Kayu) di Negara Berkembang
Sumber: World Bank dalam Pearce dan Turner, 1990 (Estimasi data tahun 1980-1983,
kecuali Indonesia (1978), Haiti (1979) dan Kenya (1984)). Pada saat ini di beberapa negara
termasuk Indonesia telah banyak beralih ke bahan bakar lain diantaranya LPG (liquid
petroleum gas).
0102030405060708090
100N
ep
al
Ma
law
i
Ta
nz
an
ia
Gu
ine
a-B
issa
u
Eth
iop
ia
Su
da
n
Pa
ra
gu
ay
Nig
er
Ug
an
da
Ke
ny
a
Ga
mb
ia
Ha
iti
Ba
ng
lad
es
h
So
lom
on
Is
lan
ds
Lib
er
ia
Se
ne
ga
l
Ye
me
n A
R
Fij
i
Ind
on
es
ia
Sr
i L
an
ka
Bo
tsw
an
a
St
Vin
ce
nt
St
Lu
cia
Co
sta
Ric
a
Bo
liv
ia
Mo
ro
cc
o
Za
mb
ia
Zim
ba
bw
e
Tu
rk
ey
% k
ete
rgan
tun
gan
thd
p
kayu
bakar 50%
Pengertian Kemiskinan
• Kemiskinan: kondisi di bawah garis nilai
standar kebutuhan minimum baik untuk
makanan dan non makanan.
• Garis kemiskinan (poverty line) atau batas
kemiskinan (poverty threshold):
• sejumlah uang yang diperlukan per orang
untuk membayar kebutuhan makanan ~
2100 kilo kal/org/hari dan….
• kebutuhan non makanan yang terdiri dari
perumahan, pakaian, kesehatan,
pendidikan, transportasi serta aneka
barang dan jasa lainnya (BPS dan Depsos
dalam Suharto, 2009)
• Standar garis kemiskinan di Indonesia = 2100
kilo kalori/org/hari (BPS) yang disetarakan
dengan pendapatan tertentu atau pendekatan
Bank Dunia yang menggunakan 1 US$/org/hari
Ada 4 dimensi kemiskinan (David Cox In:
Suharto, 2009):
1.Kemiskinan yang diakibatkan globalisasi (mis.
Akibat persaingan dalam pasar bebas).
2.Kemiskinan karena dampak dari pembangunan
yang tidak merata
3.Kemiskinan sosial, yaitu kemiskinan yang
dialami oleh kaum lemah seperti perempuan,
anak-anak dan kelompok minoritas
4.Kemiskinan konsekuensional, yaitu kemiskinan
yang terjadi akibat kejadian-kejadian lain atau
faktor-faktor eksternal diluar si miskin, seperti
konflik, bencana alam, kerusakan lingkungan
dan sebagainya.
Pengertian Kemiskinan
Degradasi Lingkungan
• Degradasi Lingkungan (Kerusakan
Lingkungan Hidup) terjadi karena
adanya tindakan yang menimbulkan
perubahan langsung atau tidak
langsung pada sifat fisik dan/atau
hayati sehingga lingkungan hidup
tidak berfungsi lagi atau menurun
fungsinya dalam menunjang
pembangunan yang berkelanjutan
(KMNLH, 1998).
• Kerusakan lingkungan bisa terjadi di
darat, air dan udara
Contoh degradasi lingkungan
• Degradasi Lahan (lahan kritis) ditandai dengan:
▫ Hilangnya lapisan tanah akibat erosi (tingkat
lahan)
▫ Air sungai keruh karena sedimentasi (tingkat
lanskap)
▫ Tingginya debit air sungai di musim
penghujan (tingkat lanskap)
• Penyebab terjadinya degradasi lahan antara
lain Lahan terbuka akibat deforestrasi, kegiatan
penambangan, penanganan limbah-limbah
pabrik dan rumah tangga yang kurang tepat
• Pencemaran udara akibat kegiatan industri,
kendaraan bermotor dsb
Degradasi tanah (gulley erosion) akibat deforestasi dan
pengelolaan lahan yang kurang tepat
Fo
too
leh
Kurn
iatu
n H
airia
h
Lahan kritis di luar kawasan hutan ; 15,11
Lahan kritis di dalam
kawasan hutan ; 8,14
Hutan rusak di dalam areal HPH (hak
pengusahaan hutan); 11,66
Lahan bekas HPH yang
diserahkan ke PT Inhutani ;
2,59
Mangrove yang rusak
dalam kawasan
hutan ; 1,71
Mangrove yang rusak di luar kawasan hutan ; 4,19
Luas Kerusakan Hutan (juta ha)Sumber: Departemen Kehutanan
Total hutan rusak ~
57 juta ha butuh
285 trilyun untuk
rehabilitasi hutan
Negara rugi ~ Rp. 31
trilyun/th karena
illegal logging(Laporan Status Lingkungan Hidup
Indonesia, 2002)
Degradasi Lingkungan
Contoh penebangan pohon di hutan secara liar untuk dijadikan areal pertanian di lereng yang dilarang untuk tanaman sayuran
Illegal logging di hutan Kalimantan Timur telah memperluas kerusakan hutan
• Sumber: Bapedalda Kota Balikpapan Kaltim dalam Laporan LH Indonesia• Sumber: Laporan LH Indonesia
Kerusakan Ekosistem Hutan Akibat Pembuangan Tailing pada Tambang Emas
(Sumber: PT. Freeport Tahun 1998 dalam BAPEDAL, 2001)
Degradasi Lingkungan
Gambar: matanews.com
Kerusakan lingkungan yang sangat parah akibat kegiatan PT. Lapindo Brantas
Degradasi Lingkungan
Kemiskinan vs Degradasi Lingkungan: Penyelesaian masalah
1. Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development)
Bagaimana mengintegrasikan tujuan
pengurangan kemiskinan selaras dengan
konservasi lingkungan dalam
pembangunan
2. Intervensi pemerintah melalui penyusunan
berbagai kebijakan yang mendukung
pembangunan keberlanjutan dan melibatkan
partisipasi para pemangku kepentingan
(stakeholder) dalam pengambilan keputusan
pembangunan
3. Perusahaan-perusahaan harus mempunyai
komitmen untuk melakukan konservasi
lingkungan dan juga dalam program-program
CSR nya (Corporate Social Responsilbility)
Betulkah Kerusakan lingkungan disebabkan
oleh kemiskinan?(Sumber: PEACE, 2007; Van Noordwijk, 2008)
Tinggi
Medium
rendahTermasuk
emisi hutan&
gambut di
Indonesia
0
1
2
3
4
5
6
7
0.0 0.5 1.0 1.5
Populasi penduduk (milyar)
To
tal e
mis
iG
RK
pe
r k
ap
ita
(Gt/
th) Lainnya
USA
China
Indonesia
Russia
India
Jepang
Negara
Eropa
India
3. Dasar2 layanan & jasa
lingkungan: Penghitungan
penggunaan ruang berdasarkan
konsep tapak ekologi.
Referensi:
• komunitas menempati sebuah
wilayah memerlukan ruang untuk
memenuhi kebutuhannya:
▫ sumber air,
▫ sumber energi,
▫ pepohonan untuk menghasilkan zat
asam (oksigen),
▫ jalan untuk transportasi
▫ area pertanian untuk menumbuhkan
aneka pangan bahkan tempat
pembuangan sampah,dll
▫ Layanan kesehatan, pendidikan dsb
Deskripsi penggunaan ruang berdasarkan
konsep tapak ekologi (ecological foot print)
• Dengan bertambahnya
jumlah penduduk pada
suatu wilayah, seberapa
besar kemampuan daya
dukung lingkungan
untuk menyediakan
semua kebutuhan
manusia secara
berkelanjutan?
Permasalahan penggunaan ruang
berdasarkan konsep tapak ekologi
Pyramid Biomass: Populasi suatu
organisma ditentukan oleh
ketersediaan pangannya
Permasalahan penggunaan ruang
berdasarkan konsep tapak ekologi (lanjutan)
• Tingginya populasi menuntut
untuk:
▫ membangun lebih banyak rumah
▫ membangun jalan lebih luas
▫ menyediakan lebih banyak air
bersih
▫ memperluas area pengolah
sampah dan
▫ meningkatkan produksi pangan.
Namun daratan tidak bisa lagi bertambah, bumi hanya ada satu!
•"Carrying capacity" used
in its strict sense means
the sustainable level of
population that can be
supported.
•This implies that all the
resources a population
uses are renewable within
a meaningful time frame.
•An environment can
support a higher level of
population for a shorter
period of time if some
amount of non-renewable
resources are used.
•the discussion.
Overshoot
In ecology, overshoot is said to have
occurred when a population's consumption
exceeds the carrying capacity
http://www.paulchefurka.ca/Population.html
http://www.paulchefurka.ca/Population.html
• Tapak ekologi (Ecological
Footprint) adalah konsep untuk
mencermati pengaruh manusia
terhadap cadangan dan daya
dukung bumi
• Memahami tapak ekologi
memungkinkan untuk melihat
seberapa besar kekayaan alam
(‘renewable’) yang masih tersisa,
dan seberapa besar pengaruh
konsumsi manusia terhadap
ketersediaannya
Konsep ecological footprint
Konsep ecological footprint
• Tapak ekologi atau ecological footprint adalah perangkatanalisis untuk mengukur danmengomunikasikan dampakpemanfaatan sumberdaya padalingkungan
• Komponen yang dianalisis dalamtapak ekologi adalah:▫ penggunaan energi langsung
▫ material dan limbah
▫ pangan
▫ transport personal
▫ air
▫ bangunan
• secara umum tapak ekologimengukur permintaansumberdaya alam
• dengan membandingkanpermintaan dengan suplaisumberdaya alam yang tersediadimungkinkan untukmengestimasi kelestarian ekologisdari suplai sumberdaya alam yang umumnya diistilahkan sebagaibiocapacity
Konsep ecological footprint
• Manusia hidup butuh PANGAN
yang didapatkan dari proses
BUDIDAYA TANAMAN, yang butuh
lahan yang luas.
• Luasan lahan pertanian di
Indonesia saat ini mengalami
penciutan akibat perubahan
fungsi.
• Pertanian intensive
cenderung meningkat
Contoh Penerapan Tapak Ekologi pd
komponen kebutuhan pangan
• Daya dukung bumi (earth carrying capacity) secara spasial berhubungan dengan ketersediaan lahan dimana suatu komunitas tinggal
• Konsep kapasitas daya dukung bumi tersebut mengukur besaran maksimum populasi yang mampu ditopang secara berkelanjutan oleh luasan area tertentu di bumi.
Contoh Penerapan Tapak Ekologi pd
komponen kebutuhan pangan (lanjutan)
Formula menghitung biokapasitas
populasi
YLYLYLYLYL )()()()()( 5544332211
L1 : Luas lahan potensial yang dapat ditanami Y1 : Bioproduktivitas lahan potensial L2 : Luas padang rumput Y2 : Bioproduktivitas padang rumput L3 : Luas bangunan Y3 : Produktivitas ekonomi atau nilai bangunan L4 : Luas hutan Y4 : Bioproduktivitas hutan L5 : Luas lautan Y5 : Bioproduktivitas lautan
CONTOH PENGHITUNGAN TAPAK EKOLOGI
TINGKAT GLOBAL
DATA DUNIA PADA TAHUN 1996
Sumber: www.teachandlearn.net/teachglobal/cd
• Berdasarkan data tahun 1996 diketahui lahan potensial (bio produktif) di dunia adalah seluas 12.4 miliar hektar,
• Bio kapasitas seluas 12,4 miliar hektar tersebut bila didistribusikan secara adil pada 6 miliar penduduk bumi saat itu lebih kurang sama dengan 2 hektar.
• Jadi satu orang penduduk bumi pada tahun 1996 untuk memenuhi kebutuhan hidupnya memperoleh daya dukung ekologis dari 2 hektar lahan (biokapasitas rata-rata)
CONTOH PENGHITUNGAN TAPAK EKOLOGI
Tk Global (Lanjutan)
melebihi
Tapak
ekologi =
Populasi *
Konsumsi
per orang *
Intensitas
tapak
ekologi Pasar &
aturan
Pengembangan
Multifungsional
Penelitian&
(Sumber: Van Noordwijk, 2008)
HDI=Human
Development Index
Tapak ekologi KarbonJumlah emisi CO2 per orang (kegiatan
sehari-hari, transportasi, sports, hiburan dll)
Berdasarkan hasil analisis tk global di atas, Mahasiswa
diminta untuk mengevaluasi tapak ekologi dari beberapa
negara yang disajikan pada tabel berikut:
Country Population in
1996
GDP
(million US$)
Ecological
footprint
(hectares/capita)
USA 269,439,000 7,100,007 12.2
Australia 18,141,000 337,909 8.5
United Kingdom 58,431,000 1,094,734 6.2
Japan 125,769,000 4,963,587 5.9
Argentina 35,219,000 278,431 3.7
Brazil 161,533,000 579,787 2.5
China 1,232,456,000 744,890 1.8
Egypt 63,497,000 45,507 1.7
India 949,997,000 319,660 1.1
Ethiopia 56,789,000 5,722 0.8
Bangladesh 120,594,000 28,599 0.6
Materi Diskusi
Daftar referensi:
1. Dirjen ESDM. 2010. Kebijakan
Penyediaan, Pemanfaatan Dan Tata Niaga
Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai
Bahan Bakar Lain. Makalah Seminar. FP
UB- Dirjen ESDM Departemen Energi Dan
Sumber Daya Mineral, 15 Januari 2010
2. Dirjen PLA. 2005. Rencana Aksi Pemantapan
Ketahanan Pangan 2005 – 2010. Lokakarya
Pengelolaan Lahan & Air Untuk
Pemantapan Ketahanan Pangan. Dirjen
PLA Departemen Pertanian, 3 Oktober
2005
3. FAO. 2007. www.fao.org
4. Hairiah.K, Meine van Noordwijk, and Stephan Weise.
Sustainability of Tropical Land Use Systems After
Forest Conversion
5. Scherr, S.J, J.C. Milder, and M. Inbar. 2007. Paying Farmers
for Stewardship. In Scherr, S.J and J.A. McNeely
(Editors). Farming with Nature: Science and Practice
of Ecoagriculture. IslandPress. Washington.
6. Suharto, E. 2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan
Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan
Sosial dan Pekerjaan Sosial. Rafika Aditama.