Download - profil walisongo
oleh:
ROCHMAD FEBRIANTA (12 522 018)
SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI JAWA
Penyebaran agama islam khususnya di jawa dikembangkan oleh sejumlah wali. Untuk mengkoordinasikan kegiatan dakwah yang dilakukan oleh para wali tersebut, dibentuklah sebuah organisasi atau dewan dakwah wali yang disebut wali songo (ulama sembilan) yang beranggotakan sembilan orang wali.Wali adalah seseorang yang mempunyai kepribadian baik dan dianggap dekat dengan Allah swt. serta mempunyai kemampuan atau kekuatan yang tidak dimiliki oleh manusia biasa.Wali Songo mengembangkan agama Islam antara abad ke-14 sampai ke-16 M. Dalam buku Babad Tanah Jawi dikatakan bahwa dalam berdakwah para wali ini dianggap sebagai sekelompok mubaligh untuk penyiaran tertentu. Oleh karena itu mereka diberi gelar sunan atau susuhunan (junjungan).
WALI SONGO
1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
Maulana Malik Ibrahim dikenal dengan nama Maulana Maghribi karena
berasal dari wilayah Maghribi (Afrika Utara), keturunan ke-22 dari nabi
Muhammad. Namun ia lebih dikenal dengan sebutan Sunan Gresik
karena selama lebih kurang 20 tahun ia berhasil mencetak kader
dakwah di Gresik. Sunan Gresik diyakini sebagai pelopor penyebaran
agama islam di Pulau Jawa.
Ia mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam dan banyak merangkul
rakyat kebanyakan, yaitu golongan masyarakat Jawa yang tersisihkan
akhir kekuasaan Majapahit. Ia berusaha menarik hati masyarakat, yang
tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara. Ia membangun
pondokan tempat belajar agama di Leran, Gresik. Tujuan dari
dakwahnya salah satunya adalah menghilangkan sistem kasta dalam
masyarakat. Pada tahun 1419, Malik Ibrahim wafat. Makamnya
terdapat di desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur.
WALI SONGO
2. Sunan Ampel (Maulana Rahmatullah)
Sunan Ampel memulai dakwahnya dari sebuah pesantren yang didirikan di Ampel Denta (dekat Surabaya). Sunan Ampel dikenal sebagai wali yang tidak setuju terhadap adat istiadat masyarakat Jawa pada masa itu, misalnya kebiasaan mengadakan sesaji atau selamatan. Namun para wali lain berpendapat bahwa hal seperti itu tidak dapat dihilangkan dengan segera, tetapi harus dengan memasukkan nilai-nilai islami di dalamnya. Makam Sunan Ampel teletak di dekat Masjid Ampel, Surabaya.
WALI SONGO
3. Sunan Bonang (Maulana Makhdum Ibrahim)
Sunan Bonang termasuk wali yang menyebarkan kebudayaan
masyarakat Jawa, seperti wayang dan musik gamelan. Untuk itu ia
menciptakan gending – gending yang memiliki nilai – nilai keislaman.
Setiap bait lagu diselingi dengan ucapan dua kalimat syahadat
(syahadatain) sehingga musik gamelan yang mengiringinya dikenal
dengan istilah sekaten.
WALI SONGO
4. Sunan Drajat (Maulana Syarifuddin)
Sunan Drajat dikenal sebagai seorang wali yang berjiwa sosial tinggi. Sumbangsihnya terhadap yatim piatu, fakir miskin, dan orang sakit cukup banyak. Perhatiannya yang demikian besar terhadap masalah sosial sangat tepat karena ia hidup pada saat kerajaan Majapahit runtuh dan rakyat mengalami krisis yang memprihatinkan. Selain itu, dalam berdakwah ia juga menggunakan media kesenian. Salah satunya adalah pangkur yang menjadi alat gamelan yang digunakan sunan Bonang untuk berdakwah.
WALI SONGO
5. Sunan Giri (Maulana Ainul Yaqin)
Sunan Giri yang aslinya bernama Raden Paku merupakan seorang wali
yang menyebarkan agama islam menitikberatkan pada bidang
pendidikan. Ia pernah belajar di Pesantren Ampel Denta dan juga
sebagai pendiri Pesantren Giri. Dapat dikatakan bahwa Sunan Giri
merupakan tokoh pemersatu Indonesia di bidang pendidikan agama
islam.
WALI SONGO
6. Sunan Kalijaga (Maulana Muhammad Syahid)
Sunan Kalijaga selain dikenal sebagai seorang wali, juga sebagai budayawan dan seniman. Karena wawasannya yang luas dan pemikiran yang tajam, ia tidak hanya disukai oleh rakyat tetapi juga para cendikiawan dan penguasa. Sunan Kalijaga melakukan dakwahnya dengan cara berkelana dan sarana dakwahnya dengan pertunjukan wayang kulit. Alur cerita dan tokoh wayang memuat nilai – nilai islam. Diantara lagu yang diciptakannya adalah Dhandanggula.
WALI SONGO
7. Sunan Muria (Maulana Umar Said)
Sunan Muria termasuk salah satu Wali Songo yang dikenal pendiam,
tetapi sangat tajam fatwanya. Oleh karena itu, ia dikenal sebagai guru
tasawuf. Dalam menyebarkan agama islam ia lebih memfokuskan
didaerah pedesaan karena ia sendiri tinggal ditempat yang jauh dari
keramaian bersama masyarakat biasa. Ia juga seorang wali yang
menyukai seni.
Dua tembang ciptaannya yang bernuansa islami adalah Sinom dan
Kinanti. Tembang Sinom umumnya melukiskan suasana ramah tamah
dan nasihat. Sedangkan tembang Kinanti bernada gembira digunakan
untuk menyampaikan ajaran agama, nasihat, dan falsafat hidup.
WALI SONGO
8. Sunan Kudus (Maulana Ja’far Shadiq)
Wali Songo yang mendapat gelar wali Al ‘ilmi (orang berilmu luas) adalah Sunan Kudus karena memiliki berbagai ilmu agama, seperti ilmu tauhid, dan fiqih. Karena keahliannya itu, ia mendapat kepercayaan dari Kesultanan Demak untuk mengendalikan pemerintahan dan hakim tinggi di wilayah itu. Untuk melancarkan penyebaran islam, ia membangun sebuah masjid di kudus yang disebut Menara Kudus karena sampingnya terdapat menara tempat bedug masjid.
WALI SONGO
9. Sunan Gunung Jati (Maulana Syarif Hidayatullah)
Salah seorang Wali Songo yang sangat berperan dalam penyebaran
agama islam di Cirebon – Jawa Barat adalah Sunan Gunung Jati. Ia
merupakan cucu Raja Pajajaran yang lahir di Mekkah. Setelah dewasa,
ia memilih berdakwah di Jawa dan menggantikan kedudukan pamannya
dan berhasil menjadikan Cirebon sebagai kerajaan islam pertama di
Jawa Barat.