Download - Proposal Penelitian Indraja (IBNU)
7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 1/15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Bencana alam (natural disaster) merupakan peristiwa yang mampu mengancam
dan menghasilkan kerusakan lingkungan. Faktor penyebab peristiwa ini dapat berupa
faktor alam, faktor non alam maupun faktor manusia. Hal tersebut dapat mengancam
korban jiwa, kerusakan lingkungan dan kerugian harta benda. Indonesia secara
geografis sangat rentan terhadap bencana, karena terletak pada pertemuan tiga
lempeng tektonik dunia (urasia, India!"ustralia dan #empeng $asifik), berada
diantara dua samudera (%amudera $asifik dan %amudera Hindia) dan dua benua
(Benua "ustralia dan Benua "sia). Bencana dapat terjadi karena faktor geologis
(gempa, tsunami, letusan gunung berapi), hidrometeorologis (banjir, tanah longsor,
kekeringan, angin topan), biologis (wabah penyakit, penyakit tanaman dan ternak,
hama tanaman), kegagalan teknologi (kecelakaan industri dan transportasi, radiasi
nuklir, pencemaran bahan kimia) dan faktor sosial politik (konflik hori&ontal,
terorisme, edeologi, religi).$ermasalahan banjir pada setiap daerah di Indonesia tentunya memiliki
karakteristik yang berbeda!beda, hal ini tidak terlepas dari kondisi geografis wilayah
Indonesia yang beraneka ragam. Banjir merupakan peristiwa yang terjadi ketika
aliran air yang berlebihan merendam suatu daratan, dengan kata lain banjir dapat
terjadi jika suatu kapasitas badan air seperti' sungai, waduk dan danau sudah tidak
mampu menampung besarnya olume air yang mangalir sehingga terjadi luapan yang
dapat merendam daratan. ejadian banjir akan berdampak dan beresiko tinggi
apabila terjadi pada suatu daerah dengan porsi jumlah penduduk yang tinggi. Hal
tersebut tentu akan berlaku sebaliknya pada daerah yang memiliki porsi jumlah
penduduk rendah atau tidak ada penduduk sama sekali.
ondisi bencana yang sering terjadi terkadang menyebabkan beberapa kesulitan
dalam mengakses informasi kejadian bencana. Hal ini dapat dipermudah dengan
teknologi penginderaan jauh ( remote sensing ) yang mempunyai banyak peranan
dalam hal kebencanaan. *eknologi tersebut mampu merekam objek dan lokasi
7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 2/15
kejadian bencana dengan menggunakan sensor satelit tanpa secara langsung
melakukan peninjauan di lokasi bencana. Hal ini secara cepat dapat membantu
pelaksanaan eakuasi dan rehabilitasi paska kejadian bencana, salah satunya dengan
membuat +uick response dan rapid mapping .
1.2 Batasan Masalah
alam penelitian ini dititikberatkan pada pemantauan kerentanan dan resiko
banjir dengan memanfaatkan teknik penginderaan jauh.
1.3 Tujuan Penelitian
"dapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah '
1. -emantau kerentanan dan resiko banjir di Indonesia
2. -enggunakan teknik penginderaan jauh untuk pemetaan daerah yang rentan
dan memiliki resiko terhadap banjir.
1.4 Manaat Penelitian
"dapun manfaat dari penelitian ini adalah '
. -empermudah mendapatkan informasi berupa &ona banjir.
/. -emberikan informasi secara lengkap dan aktual kepada semua pihak yang
terkait dengan unsur!unsur penanggulangan bencana banjir.
0. -eningkatkan kemampuan perencanaan penanggulangan bencana banjir.
BAB II
TIN!AUAN PU"TA#A
7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 3/15
2.1 Pengin$eraan !auh
Pengin$eraan jauh (atau disingkat in$eraja) adalah pengukuran atau akuisisi
data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik
melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari
sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat,
pesawat luar angkasa, satelit, kapal atau alat lain. 1ontoh dari penginderaan jauh
antara lain satelit pengamatan bumi, satelit cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik
dan wahana luar angkasa yang memantau planet dari orbit. Inderaja berasal dari
bahasa Inggris remote sensing , bahasa $erancis télédétection, bahasa 2erman fernerkundung , bahasa $ortugis sensoriamento remota, bahasa %panyol percepcion
remote dan bahasa 3usia distangtionaya. i masa modern, istilah penginderaan jauh
mengacu kepada teknik yang melibatkan instrumen di pesawat atau pesawat luar
angkasa dan dibedakan dengan penginderaan lainnya seperti penginderaan medis
atau fotogrametri. 4alaupun semua hal yang berhubungan dengan astronomi
sebenarnya adalah penerapan dari penginderaan jauh (faktanya merupakan
penginderaan jauh yang intensif), istilah 5penginderaan jauh5 umumnya lebih kepada
yang berhubungan dengan teresterial dan pengamatan cuaca.
-enurut #indgren dalam %utanto (678) penginderaan jauh adalah teknik yang
dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi, informasi
tersebut berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari
permukaan bumi. -ather (679) mengatakan bahwa penginderaan jauh terdiri atas
pengukuran dan perekaman terhadap energi elektromagnetik yang dipantulkan atau
dipancarkan oleh permukaan bumi dan atmosfer dari suatu tempat tertentu di
permukaan bumi. "dapun menurut #ilesand et al. (/::;) mengatakan bahwa penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu
objek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat
tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau fenomena yang dikaji.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penginderaan jauh
adalah teknik yang digunakan untuk memperoleh data tentang permukaan bumi yang
menggunakan media satelit ataupun pesawat terbang.
7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 4/15
2.2 #%&'%nen Pengin$eraan !auh
2.2.1 "u&(er Tenaga
%umber tenaga dalam proses inderaja terdiri atas '
%istem pasif adalah sistem yang menggunakan sinar matahari
%istem aktif adalah sistem yang menggunakan tenaga buatan seperti
gelombang mikro
2umlah tenaga yang diterima oleh obyek di setiap tempat berbeda!beda, hal
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain '
1) 4aktu penyinaran
2umlah energi yang diterima oleh objek pada saat matahari tegak lurus
(siang hari) lebih besar daripada saat posisi miring (sore hari). -akin
banyak energi yang diterima objek, makin cerah warna obyek tersebut.
2) Bentuk permukaan bumi
$ermukaan bumi yang bertopografi halus dan memiliki warna cerah
pada permukaannya lebih banyak memantulkan sinar matahari
dibandingkan permukaan yang bertopografi kasar dan berwarna gelap.
%ehingga daerah bertopografi halus dan cerah terlihat lebih terang dan
jelas.
3) eadaan cuaca
ondisi cuaca pada saat pemotretan mempengaruhi kemampuan sumber tenaga dalam memancarkan dan memantulkan. -isalnya kondisi udara
yang berkabut menyebabkan hasil inderaja menjadi tidak begitu jelas
atau bahkan tidak terlihat.
2.2.2 At&%ser
#apisan udara yang terdiri atas berbagai jenis gas, seperti </, 1</,
nitrogen, hidrogen dan helium. -olekul!molekul gas yang terdapat di dalam
atmosfer tersebut dapat menyerap, memantulkan dan melewatkan radiasi
elektromagnetik.
i dalam inderaja terdapat istilah Jendela Atmosfer , yaitu bagian spektrum
elektromagnetik yang dapat mencapai bumi. eadaan di atmosfer dapat menjadi
penghalang pancaran sumber tenaga yang mencapai ke permukaan bumi.
ondisi cuaca yang berawan menyebabkan sumber tenaga tidak dapat mencapai
permukaan bumi.
7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 5/15
=ambar /././ Interaksi antara tenaga
elektromagnetik dan atmosfer
2.2.3 Interaksi Antara Tenaga $an *(jek
Interaksi antara tenaga dan obyek dapat dilihat dari rona yang dihasilkan
oleh foto udara. *iap!tiap obyek memiliki karakterisitik yang berbeda dalam
memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor.
<bjek yang mempunyai daya pantul tinggi akan terilhat cerah pada
citra, sedangkan obyek yang daya pantulnya rendah akan terlihat gelap pada citra. 1ontoh' $ermukaan puncak gunung yang tertutup oleh salju
mempunyai daya pantul tinggi yang terlihat lebih cerah, daripada
permukaan puncak gunung yang tertutup oleh lahar dingin.
2.2.4 "ens%r $an +ahana
a) %ensor
-erupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana, baik
pesawat maupun satelit. %ensor dapat dibedakan menjadi dua '
%ensor fotografik, merekam obyek melalui proses kimiawi. %ensor
ini menghasilkan foto. %ensor yang dipasang pada pesawat
menghasilkan citra foto (foto udara), sensor yang dipasang pada
satelit menghasilkan citra satelit (foto satelit)
%ensor elektronik, bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal.
%inyal elektrik ini direkam dalam pada pita magnetik yang
7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 6/15
kemudian dapat diproses menjadi data isual atau data digital
dengan menggunakan komputer. emudian lebih dikenal dengan
sebutan citra.
() 4ahana
"dalah kendaraan>media yang digunakan untuk membawa sensor
guna mendapatkan inderaja. Berdasarkan ketinggian persedaran dan
tempat pemantauannya di angkasa, wahana dapat dibedakan menjadi
tiga kelompok'
$esawat terbang rendah sampai menengah yang ketinggian
peredarannya antara .::: ? 6.::: meter di atas permukaan bumi
$esawat terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian
peredarannya lebih dari 7.::: meter di atas permukaan bumi
%atelit, wahana yang peredarannya antara ;:: km ? 6:: km diluar
atmosfer bumi.
2.2., Per%lehan Data
ata yang diperoleh dari inderaja ada / jenis '
ata manual, didapatkan melalui kegiatan interpretasi citra. =una
melakukan interpretasi citra secara manual diperlukan alat bantu
bernama stereoskop. %tereoskop dapat digunakan untuk melihat objek
dalam bentuk tiga dimensi.
ata numerik (digital), diperoleh melalui penggunaan software khusus
penginderaan jauh yang diterapkan pada komputer .
2.2.- Pengguna Data
$engguna data merupakan komponen akhir yang penting dalam sistem
inderaja, yaitu orang atau lembaga yang memanfaatkan hasil inderaja. 2ika tidak
ada pengguna, maka data inderaja tidak ada manfaatnya. %alah satu lembaga
yang menggunakan data inderaja misalnya adalah'
Bidang militer
7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 7/15
Bidang kependudukan
Bidang pemetaan
Bidang meteorologi dan klimatologi
2.3 Teknik Pengu&'ulan Data
ata dapat dikumpulkan dengan berbagai macam peralatan tergantung kepada
objek atau fenomena yang sedang diamati. @mumnya teknik!teknik penginderaan
jauh memanfaatkan radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan oleh
objek yang diamati dalam frekuensi tertentu seperti inframerah, cahaya tampak,
gelombang mikro, dsb. Hal ini memungkinkan karena faktanya objek yang diamati
(tumbuhan, rumah, permukaan air, udara dll) memancarkan atau memantulkan
radiasi dalam panjang gelombang dan intensitas yang berbeda!beda. -etode
penginderaan jauh lainnya antara lain yaitu melalui gelombang suara, graitasi atau
medan magnet.
2.4 #eunggulan #eter(atasan $an #ele&ahan Pengin$eraan !auh
2.4.1 #eunggulan
-enurut %utanto (66;'7!/0), penggunaan penginderaan jauh baik diukur
dari jumlah bidang penggunaannya maupun dari frekuensi penggunaannya pada
tiap bidang mengalami pengingkatan dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain '
1itra menggambarkan obyek, daerah, dan gejala di permukaan bumi
denganA wujud dan letak obyek yang mirip ujud dan letak di permukaan
bumi, relatif lengkap, meliputi daerah yang luas, serta bersifat permanen.
ari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensional
apabila pengamatannya dilakukan dengan alat yang disebut stereoskop.
araktersitik obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam
bentukcitra sehingga dimungkinkan pengenalan obyeknya.
7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 8/15
1itra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit
dijelajahi secara terestrial.
-erupakan satu!satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.
1itra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek.
2.4.2 #eter(atasan
Berupa ketersediaan citra %#"3 yang belum sebanyak ketersediaan citra
lainnya. ari citra yang ada juga belum banyak diketahui serta dimanfaatkan
(#illesand dan iefer, 696). i samping itu jugaharganya yang relatie mahal
dari pengadaan citra lainnya (1urran, 67).
2.4.3 #ele&ahan
4alaupun mempunyai banyak kelebihan, penginderaan jauh juga memiliki
kelemahan antara lain sebagai berikut '
<rang yang menggunakan harus memiliki keahlian khususA
$eralatan yang digunakan mahalA
%ulit untuk memperoleh citra foto ataupun citra nonfoto.
2., Banjir
2.,.1 Pengertian Banjir
-enurut %chwab at.al (67) banjir adalah luapan atau genangan dari sungai
atau badan air lainnya yang disebabkan oleh curah hujan yang berlebihan atau
salju yang mencair atau dapat pula karena gelombang pasang yang membanjiri
kebanyakan pada dataran banjir. -enurut Hewlet (67/) banjir adalah aliran atau
genangan air yang menimbulkan kerugian ekonomi bahkan menyebabkan
kehilangan jiwa. alam istilah teknis banjir adalah aliran sungai yang mengalir
melampaui kapasitas tampung sungai, dan dengan demikian, aliran sungai
tersebut akan melewati tebing sungai dan menggenangi daerah di sekitarnya.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa banjir adalah
bencana alam yang disebabkan peristiwa alam seperti curah hujan tinggi yang
7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 9/15
sering menimbulkan kerugian baik fisik maupun material. odoatie dan
%ugiyanto (/::/) menyebutkan bahwa banjir terdiri atas dua peristiwa, pertama
banjir terjadi di daerah yang tidak biasa terkena banjir, dan kedua banjir terjadi
karena limpasan air dari sungai karena debitnya yang besar sehingga tidak
mampu dialirkan oleh alur sungai.
ibyosaputro (67;) mengatakan penyebab banjir dan lamanya genangan
bukan hanya disebabkan oleh meluapnya air sungai, melainkan oleh kelebihan
curah hujan dan fluktuasi muka air laut khususnya dataran aluial pantai, unit!
unit geomorfologi seperti daerah rawa, rawa belakang, dataran banjir, pertemuan
sungai dengan dataran aluial merupakan tempat!tempat yang rentan banjir.
elebihan air yang menggenangi suatu daerah yang biasanya kering terjadi
sebagai akibat kapasitas sungai tidak mampu menampung air yang mengalir di
atasnya atau berlebihan air hujan lokal. elebihan air hujan lokal yang
menyebabkan banjir dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu telah jenuhnya tanah
ditempat tersebut dan masih tingginya ketinggian muka air di dalam alur sungai.
ejenuhan tanah yang tinggi akan menyebabkan tingkat penyerapan tanah
(infiltrasi) jadi rendah sehingga aliran permukaan (surface runoff) menjaditinggi. *ingginya aliran permukaan sebagai akibat hujan berlebih tersebut dapat
ditampung oleh badan sungai. "kibat air berlebih (banjir) sebagai akibat luapan
air sungai ataupun hujan lokal maka akan menyebabkan terbentuknya bentukan
banjir dan dalam skala yang lebih luas lagi masuk dalam kelas bentukan asal
fluial.
Banjir merupakan bencana alam (natural ha&ard) yang paling merusak.
Bencana ini melanda daerah yang cekung sampai datar yang terletak di dataran
rendah. $enanggulangan banjir dapat dibedakan secara fisik (struktural
measures) dan non fisik (non struktural measures). %ecara fisik antara lain
pembuatan cek dam, tanggul, dan bendungan, sedangkan non fisik berupa
pemetaan daerah rentan, bahaya ataupun beresiko terhadap banjir.
Badan Casional $enanggulangan Bencana (BC$B) di Indonesia mencatat
sebaran kejadian bencana dari tahun 7 ? /:/ (=ambar ). Hasil
inentarisasi data kejadian bencana yang telah dilakukan oleh BC$B,
7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 10/15
menunjukkan bencana banjir memiliki porsi tertinggi atau sekitar 0/D dari
seluruh kejadian bencana di Indonesia.
=ambar /.. %ebaran kejadian bencana dan korban jiwa
di Indonesia tahun 7!/:/
2.- #erentanan Banjirerentanan banjir (flood susceptibility) adalah tingkat kemudahan suatu daerah
untuk terkena banjir (ibyosaputro, 67;). aerah yang sangat terpengaruh adanya
banjir adalah daerah dengan relief datar dan landai seperti dataran alluial, teras
sungai erosional, teras marin, dan dataran nyaris.
Bentuk lahan yang berbukit jarang mengalami banjir karena memiliki
kemiringan lereng yang relatif curam sehingga sebagian besar air hujan langsung
mengalir menjadi aliran permukaan. "kan tetapi, aliran permukaan ini tidak
menyebabkan banjir karena hanya mengalir ke daerah!daerah yang lebih rendah.
%elain itu, sebagian kecil air hujan mengalami infiltrasi masuk ke dalam tanah.
$enentuan tingkat kerentanan banjir dapat dilakukan melalui surei terestrial
maupun teknik penginderaan jauh. @ntuk daerah yang luas dan memiliki medan yang
sulit pemanfaatan surei akan memerlukan waktu yang lama dan biaya yang mahal.
%utanto (66) untuk memantau daerah yang sering mengalami banjir diperlukan
suatu alat yang memiliki keterandalan dalam perekaman secara cepat sehingga
7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 11/15
memungkinkan perekaman ulang daerah yang sama dalam periode waktu yang
pendek.
2./ 0esik% Banjir
3esiko banjir adalah kemungkinan suatu daerah mengalami kerugian atau
kehilangan sebagai akibat terjadinya peristiwa banjir. Faktor penentu resiko banjir
adalah tingkat bahaya banjir, kelas kepadatan dan nilai produktiitas untuk setiap
penggunaan lahan. -isalnya apabila suatu daerah dengan kepadatan penduduk yang
tinggi dan produktiitas lahan tinggi apabila terkena banjir dengan tingkat bahaya
tinggi maka kemungkinan kerugiannya adalah tinggi.
2. Pe&anaatan Pengin$eraan !auh Untuk Mengi$entiikasi Banjir
ata penginderaan jauh dapat berupa foto udara dan citra satelit. Foto udara
memiliki kelebihan resolusi spasialnya yang halus sehingga objek berukuran kecil
(tergantung skala foto) dapat direkam, kenampakan objek seperti wujud sebenarnya
dilapangan, serta secara teknik penggunaannya mudah hanya memerlukan peralatan
yang sederhana, sedangkan kelemahan foto udara adalah resolusi temporalnyarendah, cakupan liputannya sempit, biayanya lebih mahal jika dibandingkan dengan
luasan yang sama dengan citra satelit.
1itra satelit memiliki kelebihan, data yang direkam dalam bentuk digital
sehingga memudahkan pengolahannya maupun interpretasinya, resolusi temporalnya
tinggi (#andsat -%% setiap 8 hari), biayanya relatif murah dibandingkan dengan
luas liputannya, sedangkan kelemahannya memiliki resolusi spasial yang kasar
(#andsat -%% 96E96 m/), skalanya kecil, kenampakan objek secara garis besar dan
penggunaannya memerlukan software khusus dan komputer.
-engidentifikasi tempat!tempat banjir pada citra satelit dengan menggunakan
transformasi Tasseled-Cap yang menghasilkan indeks kecerahan tanah Soil
Brightness Index (%BI). Indeks kecerahan tanah menggambarkan kelembapan tanah
permukaan. $ada tanah yang lembab warnanya abu!abu gelap dan semakin cerah
untuk tempat!tempat yang kandungan air tanah permukaannya rendah. %elain
7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 12/15
memperhatikan tingkat kecerahan juga dipertimbangkan pula asosiasinya dengan
bentuk permukaan, pola, egetasi, dan sungai.
$ada foto udara tempat!tempat banjir dapat diinterpretasi berdasarkan
kenampakan bentuk lahan, biasanya pada bentuk lahan bentukan fluial dan marin.
Berdasarkan rona gelap atau cerah (gelap biasanya di daerah lembap), egetasi
(egetasi rawa bertekstur halus atau hutan rawa) yang berasosiasi dengan bentuk
lahan, petunjuk!petunjuk banjir (adanya kenampakan pola!pola khusus akibat banjir)
dan kenampakan penyesuaian manusia terhadap banjir misalnya tanggul.
Indikator banjir yang dapat dikenali melalui teknik interpretasi adalah bentuk
lahan. 1iri daerah yang rentan banjir adalah memiliki tingkat kelembapan tanah yang
lebih tinggi daripada daerah yang tidak rentan terhadap banjir. Indikator tersebut
melalui tubuh perairan, kenampakan bentuk lahan, kelembapan tanah, egetasi air,
dan buatan manusia untuk menanggulangi banjir. Indikator banjir tersebut, misalnya
bentuk lahan dataran aluial di daerah sasaran banjir akan memiliki tingkat
kerentanan banjir yang tinggi. Camun tingkat kelembapan tanah di dataran aluial
yang sering menjadi sasaran banjir lebih tinggi daripada yang terdapat di daerah
bukan sasaran banjir.1iri daerah rentan banjir pada citra foto udara dan citra satelit dapat dikenali
melalui indikator banjir (ibyosaputro, 67;). $enggunaan foto udara dapat
memperkirakan luas dan pola penyebaran banjir asalkan dataran rendah itu dipetakan
secara geomorfologis rinci sehingga ada hubungan timbal balik yang erat tentang
kedalaman dan lama genangan maupun sumber air banjir antara satuan bentuk lahan
dan kerentanan banjir.
ondisi kerentanan banjir dapat dipetakan walaupun foto udaranya diambil tidak
pada saat banjir dengan memperlihatkan adanya kenampakan hasil banjir yang
dilengkapi informasi dari penduduik tentang banjir dan analisis imbangan air pada
daerah tersebut. $eta kerentanan banjir yang diperoleh dari pengenalan indikator
banjir pada foto udara dan citra satelit baru menunjukkan kemudahan suatu daerah
untuk menjadi sasaran banjir.
7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 13/15
BAB III
MET*D*L*I PENELITIAN
3.1 *(jek Penelitian
<bjek penelitian ini adalah seluruh faktor kerentanan dan resiko banjir di
Indonesia melalui peta kerentanan banjir.
3.2 Taha' Persia'an
7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 14/15
*ahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan
data dan pengolahan data. alam tahap awal ini disusun hal!hal penting yang harus
dilakukan dengan tujuan mengefektifkan waktu dan pekerjaan.
"dapun dalam tahap persiapan meliputi '
. %tudi pustaka terhadap materi penelitian untuk menentukan garis besar
permasalahan.
/. -enentukan kebutuhan data yang akan digunakan.
0. -enggali informasi melalui instansi terkait yang dapat dijadikan narasumber.
$ersiapan diatas harus dilakukan dengan cermat untuk menghindari adanya
bagian!bagian yang terlupakan ataupun pekerjaan berulang. %ehingga pekerjaan pada
tahap pengumpulan data yang tidak maksimal.
3.3 Met%$e Pengu&'ulan Data
ata %ekunder ' ata ini diperoleh dari pihak lain atau instansi terkait, dengan
kata lain menggunakan data yang telah ada.
-etode #iteratur ' aitu dengan metode yang digunakan untuk mendapatkan
data dengan cara mengumpulkan, mengindentifikasi, mengolah data tertulis danmetoda kerja yang digunakan. ata tertulis bisa juga dari instansi!instansi. ata yang
diperoleh dari metode literatur ini pada umumnya didapat dari instansi terkait, antara
lain ' ! $eta lokasi, yaitu peta umum tentang kerentanan banjir Indonesia.
! $eraturan!peraturan yang berlaku.
! =rafik dan tabel yang berhubungan.
!
TUA" MET*D*L*I PENELITAN
P0*P*"AL PENELITIAN
PEMANTAUAN #E0ENTANAN DAN 0E"I#* BAN!I0
DI IND*NE"IA DENAN MEMANAAT#AN
TE#NI# PENINDE0AAN !AUH5
7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 15/15
NAMA 6 IBNU "ULTAN
NIM 6 H221112,-
!U0U"AN I"I#A P0*DI E*I"I#A
A#ULTA" MATEMATI#A DAN ILMU PENETAHUAN
UNI7E0"ITA" HA"ANUDDIN
MA#A""A0
2814
DATA0 PU"TA#A
http'>>file.upi.edu>irektori>F$I$%>[email protected]$C.G=<=3"FI>0/0;;
#I#IG%<-"C*3I>hidrologi!jurnalG=".pdf
http'>>id.wikipedia.org>wiki>$enginderaanGjauh
http'>>pkpp.ristek.go.id>Gassets>upload>docs>/0GdocG.pdf