Transcript
  • 24

    BAB III

    PROSEDUR DAN PERCOBAAN

    3.1 Prosedur Percobaan

    Prosedur percobaan yang dilakukan selama penelitian dapat dilihat pada

    Gambar 3.1.

    Gambar 3.1 Flow chart prosedur percobaan

  • 25

    3.1.1 Persiapan Red Mud

    Red mud yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil pendigestingan

    menggunakan autoclave. Di bawah ini merupakan bijih bauksit (Run of Mine) yang

    digunakan sebagai umpan dalam percobaan.

    Gambar 3.2 Bauksit Kalimantan Barat

    Tabel 3.1 Komposisi Kimia Bauksit Kalimantan Barat

    Kondisi

    Bauksit

    Al2O3 (%)

    SiO2 (%)

    Fe2O3 (%)

    TiO2

    (%) Bauksit Asal 44.52 1.13 11.47 0.81

    Bauksit Tercuci 54.42 1.56 15.76 1.11

  • 26

    Keberhasilan proses pemisahan alumina dan red mud dari bauksit sangat

    tergantung pada ukuran butiran pengotor yang harus dipisahkan dari bauksit, karena

    itu sebelum menentukan jenis operasi yang dipakai, bauksit ini terlebih dahulu

    melalui beberapa tahapan pengolahan bahan galian yang bertujuan untuk

    meningkatkan derajat liberasinya sehingga pemisahan red mud di dalam autoclave

    dapat berlangsung optimal. Adapun tahapan pengolahan bahan galian yang dilakukan

    dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Proses Kominusi

    Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan langkah pertama yang biasa

    dilakukan dalam proses pengolahan bahan galian, yaitu memperkecil ukuran

    (mereduksi) bongkah-bongkah batuan yang diperoleh dari tambang menjadi pecahan-

    pecahan yang berukuran lebih kecil menggunakan alat Roll Crusher, dapat dilihat

    pada Gambar 3.3. Selanjutnya digunakan Ball Mill untuk menggerusnya menjadi

    partikel yang lebih halus, dapat dilihat pada Gambar 3.4.

    Gambar 3.3 Roll Crusher

  • 27

    Gambar 3.4 Ball Mill

    b. Proses Sizing

    Setelah melewati proses kominusi, bauksit yang telah halus kemudian di ayak

    sampai ukuran -35 mesh, ukuran -100 mesh, dan ukuran -140 mesh menggunakan

    sieving 35 mesh, 100 mesh, dan 140 mesh.

    Gambar 3.5 Bauksit Ukuran -35 Mesh

  • 28

    Bauksit yang telah melalui tahapan pengolahan bahan galian, selanjutnya

    dimasukkan ke dalam autoclave untuk proses pendigestingan yang akan

    menghasilkan alumina dan red mud.

    Gambar 3.6 Autoclave

    Proses Digesting :

    Bauksit -35 # : 1341 gram Waktu : 2.5 jam

    NaOH teknis : 903 gram Temperatur : 140o C

    Air : 7 Liter

  • 29

    Setelah proses digesting selesai, produk digesting tersebut (ketika masih panas

    80-100 C) disaring dikantong filter yang terbuat dari kain katun dan filtratnya

    ditampung di ember filtrat. Setelah itu, residunya dicuci dengan aqua DM 2x@ 1 liter,

    filtrat pencuciannya ditampung tersendiri, kemudian residu dikeringkan dalam oven

    100C. Proses akhirnya adalah residu kering dilepas dari kantong filter dan ditimbang.

    Gambar 3.7 Proses Akhir

    Digesting

    Gambar 3.8 Hasil Digesting

    Gambar 3.9 Proses Filtrasi Hasil Digesting

  • 30

    Gambar 3.10 Proses Penyaringan Memisahkan Red Mud dan

    Alumina

    Gambar 3.11 Hasil Filtrasi

    Gambar 3.12 Red Mud Basah Hasil Filtrasi

  • 31

    3.1.2 Penyamplingan Red Mud

    Penyamplingan sampel red mud dilakukan agar sampel yang akan dikerjakan

    memiliki confidence level yang tinggi, untuk itu sampel harus homogen. Metode

    penyamplingan ini menggunakan alat splitter. Penyamplingan ini dilakukan

    berulang-ulang untuk mendapatkan berat yang diinginkan.

    Gambar 3.13 Splitter

    3.1.3 Penyelidikan Bahan Baku

    Penyelidikan bahan baku red mud menggunakan metode pengujian analisis

    kimia. Hasil analisis kimia ini ditunjukkan pada Tabel 3.2. Pengujian ini bertujuan

    untuk mengetahui kadar mineral yang terkandung di dalam red mud. Hal ini

    dilakukan sebagai bahan perbandingan dalam melakukan percobaan selanjutnya.

  • 32

    Tabel 3.2 Komposisi Kimia Red Mud Hasil Digesting

    No Unsur / Senyawa Kadar ( % )

    1 Fe2O3 35.40

    2 Al2O3 33.73

    3 TiO2 6.03

    4 SiO2 1.23

    5 Na2O 2.3

  • 33

    3.1.4 Percobaan Menggunakan Alat Hidrosiklon

    Tahapan selanjutnya adalah percobaan menggunakan alat hidrosiklon Krebs

    diameter 1 inci untuk mendapatkan konsentrat mineral besi. Pada percobaan ini,

    pertama air secukupnya dimasukkan ke dalam alat hidrosiklon. Setelah itu umpan red

    mud dimasukkan ke dalam alat tersebut selama beberapa menit untuk

    menghomogenisasikan mineral-mineral yang terdapat di dalam red mud, proses ini

    dikenal dengan scrubbing. Selanjutnya diatur tekanan pada alat hidrosiklon, setelah

    beberapa menit secara bersamaan red mud yang telah mengalami siklus di dalam

    hidrosiklon ditampung berdasarkan konsentrat dan tailing. Pada percobaan ini, tempat

    keluar konsentrat disebut underflow sedangkan tempat keluar tailing disebut overflow.

    Percobaan awal menggunakan ukuran -35 mesh dilakukan dengan cara

    memvariasikan persen solid dengan tekanan konstan satu bar. Setelah konsentrat tiap

    persen solid diperoleh selanjutnya dilakukan pengujian analisis kimia. Setelah itu

    dipilih konsentrat dengan kadar mineral besi (hematite (Fe2O3)) tertinggi pada persen

    solid tertentu, dalam percobaan ini konsentrat yang mempunyai kadar mineral besi

    tertinggi pada 5% solid kemudian dilakukan percobaan berikutnya dengan cara

    memvariasikan tekanan pada persen solid konstan (tetap) yaitu pada 5% solid yang

    mempunyai kadar mineral besi tertinggi dari percobaan sebelumnya.

    Percobaan berikutnya menggunakan ukuran -100 mesh dan ukuran -140 mesh,

    dilakukan dengan cara memvariasikan tekanan dengan persen solid yang digunakan

    adalah tetap 5% solid. Konsentrat yang diperoleh dilakukan pengujian analisis kimia

    seperti percobaan sebelumnya.

  • 34

    Gambar 3.14 Skema Percobaan Menggunakan Alat Hidrosiklon

    Redmud

    AlatHidrosiklon

    Underflow/konsentrat

    Overflow/slime

    Analisiskimia

    Hasildankesimpulan

    Sampling

    Samplepercobaan

    Scrubbing

  • 35

    3.2 Data Hasil percobaan

    Tabel 3.3 Data Hasil Percobaan Variasi Persen Solid Ukuran -35 mesh

    No Sampel

    Tekanan (Bar)

    % Solid

    F (gram)

    K(U) (gram)

    T(O) (gram) % Fe2O3

    % Perolehan

    1 1 5 300 98.5 201.5 44.3 41 2 1 10 300 93 207 43.2 37.8

    3 1 15 300 80 212.5 42.3 31.86

    4 1 20 300 71 220 41.5 27.74

    Tabel 3.4 Data Hasil Percobaan Variasi Tekanan Ukuran -35 mesh

    No Sampel

    Tekanan (Bar)

    % Solid

    F (gram)

    K(U) (gram)

    T(O) (gram) % Fe2O3

    % Perolehan

    5 2 5 300 103 197 42.7 41.4

    6 3 5 300 109.6 190.4 41.5 42.83

    7 4 5 300 117.8 182.2 39.8 44.14

    Tabel 3.5 Data Hasil Percobaan Variasi Tekanan Ukuran -100 mesh

    No Sampel

    Tekanan (Bar)

    % Solid

    F (gram)

    K(U) (gram)

    T(O) (gram) % Fe2O3

    % Perolehan

    8 1 5 300 97.4 202.6 41.2 37.79 9 2 5 300 100 200 40.8 38.42

    10 3 5 300 107.5 192.5 39.5 39.98

    11 4 5 300 113.4 186.6 40.3 43.03

  • 36

    Tabel 3.6 Data Hasil Percobaan Variasi Tekanan Ukuran -140 mesh

    No Sampel

    Tekanan (Bar)

    % Solid

    F (gram)

    K(U) (gram)

    T(O) (gram) % Fe2O3

    % Perolehan

    12 1 5 300 95 205 37.5 33.54 13 2 5 300 102 198 36.7 35.24

    14 3 5 300 106.7 193.3 38.3 38.48

    15 4 5 300 116 184 35.6 38.89

    Keterangan Tabel :

    T : Tekanan (Bar)

    F : Berat Feed / Umpan (gram)

    K : Berat Konsentrat (gram)

    T : Berat Tailing (gram)

    U : Underflow

    O : Overflow

    2015-12-16T11:31:02+0700Digital Content


Top Related