PRINSIP-PRINSIP 1. Memberikan perlakuan yang sama pada semua individu
yg akan dites, meliputi:
a. Interaksi yg sama antara klien & psikolog
b. Situasi pengetesan yg sama (administrasi &
lingkungan)
2. Ada kesadaran individu utk m’jalani psikodiagnostik
3. Tersedia sarana & prasarana utk pemeriksaan
psikologis
4. Biaya pemeriksaan terjangkau oleh klien
5. Psikolog yg memang profesional utk tugas tersebut &
mampu merahasiakan data klien
STRATEGI Harus tepat guna
Apakah sudah sesuai dengan yang dibutuhkan
Apakah sudah tepat kapan dipakainya
Alat tes sesuai dengan apa yang mau dilihat
Ekonomis & praktis
Alat Tes yang “Komprehensif”
Komprehensif Mewakili dan Melengkapi
Diusahakan agar klien tidak tergantung pada psikolog
STRATEGI
Klien diberi motivasi agar dapat menentukan sikapnya sendiri
- Apa yang perlu diperhatikan dan
- Apa yang harus dilakukan klien
PELAKSANAAN PSIKODIAGNOSTIK
SIKAP AWAL 1. Menentukan masalah membutuhkan pemeriksaan psikologis
(digali dari kehidupan sehari hari)
2. Penentuan metode yang cocok tidak hanya 1 x pertemuan saja
3. Pemeriksaan individual atau kelompok bisa diperoleh dari significant others yaitu melalui wawancara dan observasi.
4. Penentuan alat bantu utk mengumpulkan data yg diperlukan
Pendekatan Psikodiagnostik
Proses atau Pendekatan Informal (Pendekatan pertama agar akrab
terlebih dahulu)
Proses atau Pendekatan Formal (Objektif)
Proses atau Pendekatan Informal
• Impresi merupakan penilaian yg baik/tidak?
• Sumber2 kesalahan penilaian seseorang
– Sumber pada diri Penilai :
• Desas-desus/hearsay Gosip
• Halo efek kesan kesan pertama
• Stereotipe/ pandangan statis Ras/ Suku Bangsa
• Efek sikap lunak toleransi
• Suasana hati/ mood
• Proyeksi, konsep diri, mekanisme pertahanan diri
– Sumber pada klien yang sukar dikenal
• karakteristik orang yang sukar dinilai sikap pura-pura
• Tendensi menunjukkan penampilan yang baik kecenderungan sso untuk mengikuti norma tertentu
Kita hrs bersifat Netral dalam melakukan Asesmen
Objektif atau Pendekatan formal
• Pengukuran lebih objektif
psikometri (adanya pengukuran)
• Dapat digunakan utk menegakkan patokan
pemeriksaan yg objektif
Keterampilan yang diperlukan
untuk Pemeriksaan Psikologis
Proses Skill
• Mengadministrasikan tesnya (Terampil dalam Rapport dan Komunikasi)
• Rapport / Probbing Kemampuan dan keterampilan dalam membangkitkan minat subjek agar mau bekerja sama
Content Skill
• Harus dapat melihat aspek yang diukur
Cognitive Skill
• Pemikiran Individu (harus Mahir dalam menganalisa data yang dihasilkan)
TAHAPAN DALAM PROSES PEMERIKSAAN PSIKODIAGNOSTIK (GROTH-MARNAT, 1984)
1. Klasifikasi masalah klien & menetapkan
tujuan pemeriksaan
2.Pendayagunaan pengetahuan &
kemampuan yg berhubungan dgn tujuan
pemeriksaan psikologis
3.Pengambilan data
4.Interpretasi data
METODE-METODE
3. Analisis Dokumen Pribadi
1. Observasi 2. Wawancara
5. Tes Psikologi 4. Riwayat Hidup (anamnese)
biasanya diakhiri dengan mencatat hal-hal penting
: kegiatan mengenali tingkah laku individu
1. Dimana observasi dilakukan?
2. Apa yang diobservasi?
3. Bagaimana observasi dilakukan?
4. Bilamana observasi dilakukan?
Pendekatan yang sistematis dalam observasi, dikelompokkan
berdasarkan pertanyaan:
penunjang informasi mengenai klien
1. Dimana Observasi Dilakukan?
a. Observasi Alamiah (Field setting)
Observasi lapangan atau di tempat yang sesungguhnya
Mis : ▪ Observasi anak di rumah/sekolah/tempat bermain
▪ Observasi klien di rumah sakit/klinik
b. Observasi Simulatif (simulated setting)
Observasi dimana individu mendapatkan suatu simulasi atau rangsangan untuk memperoleh tingkah laku tertentu
tidak seluruhnya dikendalikan
Mis : Situasi kerja atau situasi tes
c. Observasi Laboratoris (laboratory setting)
Observasi dengan situasi laboratorium
dikendalikan sepenuhnya oleh observer
2. Apa yang diobservasi?
♠ Observer mencatat segala tingkah laku yang ada (baik &
buruk) dalam satu periode tertentu
♠ Mis : ▪ Pengawas mencatat tingkah laku spesifik &
karakteristik kerja tertentu yang menghasilkan hasil kerja
yang efektif & tidak efektif
▪ ayah mencatat perilaku menolak atau membantu pada
anak2nya selama dua minggu
a. Observasi Sampel Peristiwa (even-sampling)
: Hanya mengamati beberapa sampel tingkah laku pada
suatu saat tertentu
Mis : Observasi tingkah laku kooperatif atau agresi pada
saat anak sedang bermain dengan teman2nya di
rumah atau di sekolah
Flanagan (1954) “Critical Technique”
: Mengamati & mencatat apa saja yang dilakukan individu
dalam waktu tertentu
Mis : Dalam tim basket, observer mengamati seorang
pemain selama 10 menit & mencatat apa saja yang
dilakukan pemain tsb
...... Lanjutan
2. Apa yang diobservasi?
b. Observasi Sampel Waktu (time-sampling)
3. Bagaimana Observasi Dilakukan?
b. Observasi Partisipan
Observer turut serta dalam kegiatan individu yang diobservasi
Utk memperoleh perilaku individu yang alamiah, wajar, tidak dilandasi oleh rasa curiga atau perasaan sedang diamati
Kelemahan: jika observer diketahui sbg peneliti, maka perilaku indvd dpt berubah
Mis : Mengobservasi permainan anak2
observer ikut bermain bersama anak2 tsb
a. Observasi Non-Partisipan Observer tidak ikut serta dalam kegiatan individu yang
diobservasi Observer hanya sebagai penonton & mencatat perilaku
yang diobservasi
4. Bilamana Observasi Dilakukan?
a. Observasi dengan Pencatatan Langsung
(immediate recording)
♠ Pencatatan dilakukan segera setelah observasi dilakukan,
atau ketika pengamatan sedang berlangsung, observer
membuat catatan2 yang diperlukan
♠ Kelemahan :
jika individu yang diamati mengetahui pencatatan
observer mempengaruhi perilaku selanjutnya
b. Observasi dengan Pencatatan Retrospektif
(retrospective recording)
♠ Pencatatan dilakukan setelah observasi dilakukan
♠ Kelemahan :
adanya faktor lupa dari observer
• Pencatatan data observasi dapat mengunakan alat bantu
perekam suara, kamera foto, kamera video, & skala
observasi (daftar pengecekan, checklist)
• Data observasi:
a. Data Kualitatif
catatan verbal (non-angka)
b. Data Kuantitatif
berupa angka2 yang dihasilkan oleh skala observasi
.... Lanjutan..
4. Bilamana Observasi Dilakukan?
KELEMAHAN OBSERVASI
3. Refleksi Observer : Struktur kepribadian observer turut
berpengaruh & bermain dalam hasil pengamatannya terhadap objek yang diobservasi
1. Halo Efek : Pengaruh kesan pertama atau kesan luarnya saja
2. Hawthorne Effect : Kecenderungan perilaku akan diatur menjadi
nampak berbeda dari kondisi alamiah & akan
tampak menjadi lebih baik
Petunjuk-Petunjuk untuk
Mengadakan Observasi
• Menurut Rummel:
▫ Peroleh dahulu pengetahuan apa yang akan di observasi
▫ Selidiki tujuan umum dan khusus dari dari problem riset untuk menentukan apa yang harus diobservasi
▫ Buat suatu cara untuk mencatat hasil observasi
▫ Adakan dan batasi dengan tegas macam-macam tingkat kategori yang akan digunakan
▫ Adakan observasi yang secermat-cermatnya dan sekritis-kritisnya
▫ Catat tiap gejala-gejala secara terpisah
▫ Ketahui baik-baik alat-alat pencatatan dan tata cara mencatatnya sebelum melakukan observasi
Hal yang harus diperhatikan dalam
observasi
• Pengamat harus memiliki perhatian yang
fokus
• tidak mencampur adukkan antara „data‟
dan „interpretasi‟
• Kehadiran peneliti selama pengamatan
tidak mengganggu komunitas subjek
• Ada pedoman pembuatan catatan dalam
melaksanakan observasi
Kecermatan Observasi
• Faktor-faktor yang mempegaruhi:
▫ Prasangka dan keinginan dari observer
▫ Keterbatasan pancaindera
▫ Terbatasnya wilayah pandang
▫ Kemampuan untuk menangkap hubungan sebab-akibat bergantung kepada keadaan mental, indera, dan faktor lain pada suatu waktu
▫ Ketangkasan penggunaan alat pencatatan
▫ Kadar ketelitian pencatatan atas hasil observasi
▫ Ketepatan alat yang digunakan dalam observasi
▫ Pengertian observer tentang gejala-gejala yang diobservasi
Keterbatasan dan Kebaikan
Observasi
• Keterbatasan Observasi
▫ Tidak semua observasi atau pengamatannya bisa secara langsung
▫ Observees menjadi baik jika tahu akan diteliti
▫ Kejadian tidak selalu dapat diramalkan
▫ Tugas observasi terganggu jika ada peristiwa tak terduga
▫ Lamanya berlangsung kejadian
▫ Karena lama biaya banyak
▫ Hanya melihat yang tampak saja
Interview is sharing of perspective and information between two people meeting
together (Sundberg, 1977) “Berbagi pikiran & Informasi
antara 2 orng”
An interview is a conversation between two people (the interviewer
and the interviewee) where questions are asked by the interviewer to obtain information
from the interviewee.
Hal-hal yang perlu Dipertimbangkan dalam Wawancara
d. Umpan balik usaha untuk memperjelas informasi yang diperoleh.
a. Waktu kapan menanyakan isi materi tertentu berapa lama waktu wawancara
b. Isi wawancara apa saja yang akan ditanyakan
c. Respon yang diharapkan (manner of response) a. Respon terbuka (opened response) asosiasi bebas yang mengundang jawaban bervariasi b. Respon tertutup (closed response) jawaban terbatas Ya atau Tidak
.....Hal-hal yang perlu Dipertimbangkan dalam Wawancara.....
Umpan balik usaha untuk memperjelas informasi yang diperoleh.
b. Perception checking
Usaha mencari kesamaan persepsi dengan tujuan memperoleh pengertian yang sama antara kedua individu
Teknik-tekniknya:
a. Paraphrasing Pengungkapan kembali apa yang dikatakan oleh interviewee
Jenis Wawancara
1. Wawancara untuk aplikasi organisasi, industri (personnel interview)
misalnya: wawancara seleksi calon karyawan
2. Wawancara untuk aplikasi klinis
(clinical interview)
misalnya: wawancara riwayat keluhan
3. Wawancara untuk aplikasi riset
(research interview)
misalnya: wawancara untuk survey
Berdasarkan tujuannya:
TAHAP-TAHAP INITIAL (ASSESSMENT)
INTERVIEW
• FASE PEMBUKA
1.Membuat suasana nyaman
2.Membangun raport
3.Mencari informasi tentang
• Cara pandang klien terhadap masalah
• Tanggung jawab klien terhadap masalah
• Bagaimana klien memahami masalahnya apakah
disebabkan karena masalah psikologis dalam
dirinya atau oleh orang lain atau situasi luar dirinya
Yang dilakukan klinisi pada waktu fase
pembuka
• Menunjukkan perhatian pada masalah
klien
• Penerimaan apa adanya
• Memberikan kehangatan hubungan
• Membantu klien memahami hubungan
dalam proses klinis dan peran klien di
dalamnya
• Memberi empati
• Memberikan perhatian terhadap pengaruh-
pengaruh yang mungkin menyebabkan
penderitaan klien
Contoh:
“Memang berat untuk bercerita tentang…..”
(empati),
“Jangan khawatir, sebagian besar orang
merasakan hal seperti itu”
(menurunkan intensitas perasaan klien;
semua individu adalah unik sehingga setiap
individu mempunyai perasaan yang berbeda
dalam menghadapi permasalahan).
Fase Pertengahan 1.Merupakan inti dari proses wawancara. 2.Fokusnya adalah mencari informasi yang
diperlukan untuk merumuskan masalah dan karakteristik klien.
3.Secara umum klinisi berusaha untuk mempelajari:
• Apa masalah klien, simtom atau keluhannya? Mengapa dia mencari bantuan? Bagaimana kehidupannya saat ini?
• Apakah ada stressful events yang mempengaruhi permasalahannya sekarang?
• Bagaimana kepribadian klien?Apakah bakat, kelebihan dan kompetensi atau kekurangan yang dimilikinya? Konflik, karakter, defense-defense apakah yang relevan dengan masalah saat ini? Apakah ada perubahan perilaku pada masa lalu? Apakah ada pengalaman masa kanak-kanak yang mungkin berhubungan dengan masalah sekarang?
• Apakah ada faktor-faktor organik yang relevan? Apakah perlu konsultasi medis?
next 4. Setelah klien bercerita tentang kesulitan-kesulitannya, lakukan inquiry
misalnya: “Sudah berapa lama hal itu berlangsung?, “Bagaimana
kehidupan Anda sebelumnya?:, dll.
5. Eksplorasi lagi tentang precipitating events (faktor-faktor pencetus)
permasalahan klien.
6. Klinisi harus mempunyai formulasi sementara dalam pikirannya
(working image) tentang permasalahan klien, lingkungan sosial,
faktor pencetus, kebiasaan mekanisme coping, kepribadian klien,
bakat dan intelektual, kapasitas kerja dan hubungan yang
memuaskan, konsep diri, dll.
7. Memastikan klien untuk bisa menerima psikoterapi, keinginannya
untuk berubah, kesadaran diri, juga faktor-faktor pribadi dan sosial
yang mungkin dapat dipertimbangkan untuk kontak selanjutnya atau
dirujuk ke pihak lain atau mungkin beberapa pengukuran emergensi
misalnya pada kasus depresi dan potensial bunuh diri.
FASE PENUTUP
1. Mengkomunikasikan secara empatik tentang
kesulitan-kesulitan yang dialami selama
wawancara.
2. Apresiasi terhadap permasalahan klien.
3. Harapan di waktu yang akan datang.
4. Bicara jujur tentang keadaan klien,
permasalahan dan merencanakan intervensi
lanjutan.
5. Membuat kesimpulan hasil interview.
ANALISIS DOKUMEN PRIBADI
Materi2 yang dianalisis:
Buku harian (diary)
Seseorang akan mencatat segala hal yang dianggap penting & rahasia dalam kehidupannya
jarang digunakan & hanya untuk kasus-kasus tertentu
penggunaannya sangat bermanfaat untuk menambah pengertian dan kejelasan tentang kepribadian individu
Perlu penelusuran mendalam karena ada kemungkinan seseorang tidak jujur menulis biografinya sendiri
Surat pribadi
Biografi/otobiografi
....lanjutan analisis dokumen pribadi....
Individu juga sering mencurahkan perasaannya selain melalui diary, tapi juga media korespondensi
Hasil-hasil karya individu
tulisan tangan, puisi, lukisan, dan lain-lain
RIWAYAT HIDUP (ANAMNESE = LIFE HISTORY)
proses perkembangan dalam jangka panjang yang terjadi dalam suatu kurun kehidupan seseorang
Penelusuran latar belakang kehidupan, mencakup:
Keniston & Sundberg
1. Search for themes (tema hidup seseorang)
Tema segala kejadian dalam kehidupan subjek, terutama tekanan-tekanan yang dialaminya, yang berinteraksi dengan kebutuhan-kebutuhannya hingga menimbulkan perasaan puas dan tidak puas.
HENRY MURRAY TAT (Thematic Apperception Test)
2. Search for etiology (sebab-sebab terjadinya gangguan psikis atau keluhan)
: Mendeteksi seluruh kejadian dalam kehidupan individu, yang diduga menjadi faktor pencetus terjadinya keluhan atau gangguan jiwa
3. Search for predictors (dugaan atau prediksi seseorang)
: Mencari korelasi dari karakteristik, sifat2 individu dengan suatu kriterium atau norma tertentu untuk memberikan gambaran keserasian karakteristik tsb dengan kriteria
........Lanjutan riwayat hidup.........
untuk menetapkan prediksi tingkah laku yang mungkin akan ditampilkan dikemudian hari
Metode yang digunakan untuk menelusuri riwayat hidup ini :
a. Metode Longitudinal b. Metode Cross-sectional
....metode dalam penelusuran riwayat hidup....
a. Metode Longitudinal
: Menelusuri latar belakang kehidupan individu dalam kurun waktu tertentu yang runtut.
mis: dari usia remaja hingga lanjut usia
b. Metode Cross-sectional
: Menelusuri latar belakang kehidupan individu dalam satu periode saja, kemudian membandingkannya dengan kriterium atau subjek lain dalam periode waktu yang sama
mis: menelusuri masa remaja A vs. Remaja yang lainnya
Pendekatan yang dilakukan untuk menelusuri latar belakang kehidupan :
1. Analysis of life histories by developmental stages “ charlotte buhler” apakah individu mengalami fiksasi, regresi?
2. Use of testing procedures to identify level of development “Ego stage Loevinger “ tingkat kematangan >< tahap perkembangan
3. Longitudinal measurement of personality change “Block” perubahan berarti dalam hidup individu
Ada 2 cara yang digunakan untuk melihat perubahan hidup individu yang mempengaruhi aspek2 kepribadiannya:
1. Personal life line
0
20
30
40
50
10
High sense of competence - happiness low sense of competence - unhappiness
Ibu meninggal
bercerai
Menikah lagi
Bercerai lagi
Ganti pekerjaan
Tumor hati
Bahagia hidup dan pekerjaan
Masuk kuliah
Menikah & bekerja
Lanjut kuliah s2
Lulus kuliah & Menikah lagi
Hubungan buruk dengan sahabat
menstruasi
Punya pacar nenek meninggal
Jatuh dari sepeda Tinggal sama nenek
Masuk SD
2. Social Readjustment Rating Scale “ Thomas Holmes”
Berisi 43 pernyataan yang menggambarkan pengalaman atau perubahan dalam hidup yang mungkin pernah dialami dalam kurun waktu 1 tahun terakhir yang menimbulkan perasaan tertekan pada individu.
Besar kecilnya perasaan tertekan individu akibat perubahan yang terjadi diukur dari jumlah nilai yang diperoleh.
Pernyataan atau itemnya menyangkut masalah keluarga, perkawinan, pekerjaan dan lain2.
Dalam personal life line: Bidang disebelah kiri menggambarkan perubahan2 dalam hidup yang membuatnya merasa tidak bahagia.
Bidang sebelah kanan, menggambarkan perubahan2 dalam hidup yang membuat individu merasa bahagia.
Skala ini bergerak ke kiri dan ke kanan, dengan interpretasi semakin ke kiri semakin tidak bahagia, dan semakin ke kanan semakin bahagia
TES PSIKOLOGI
Anne Anastasi
A psychological test is essentially an objective and standardized measure of a sample behavior
“ Tes Psikologi adlh penilaian objektif dan berstandard atas 1 cth perilaku
Psychological test were perfect instruments for the measurement of native or innate difference in ability “alat yang tepat utk menilai bakat dan kemampuan yang berbeda”
Otto Klinenberg
Cronbach A test is a systematic procedure for comparing the behavior of
two or more person
Psychological assessment is also referred to as psychological testing.
Psychological assessment is a process of testing that uses a combination of techniques to help arrive at
some hypotheses about a person and their behavior, personality and capabilities.
TES PSIKOLOGI
Fungsi Tes Psikologi
: Mengukur perbedaan2 antara individu atau antara reaksi2 individu yang sama dalam berbagai situasi yang berbeda
Riset
penyusunan tes, eksplorasi sifat psikologis tertentu, verifikasi sifat, menerangkan dan menunjukkan
penyesuaian problem sosial
Diagnosis Psikologi
Kepentingan seleksi, penelitian jabatan, psikoterapi, bimbingan dan
penyuluhan belajar.
Tujuan Tes Psikologi
Sejarah
• Awal mula kajian Psikodiagnostik telah dipraktekkan oleh negara Cina sejak sebelum Dinasti Han. Pada saat itu diadakan seleksi oleh Jenderal Cina untuk menguji rakyat sipil yang berkeinginan menjadi legislatif berdasarkan pengetahuan klasik, persoalan administratif dan managerial.
• Tujuan : Menentukan pejabat pemerintah yang layak mengerjakan tugasnya (fitness for office)
• Kemudian dilanjutkan sampai pada masa Dinasti Han (200 SM-200M), namun seleksi ini tidak lagi untuk legislatif saja, tetapi mulai pada bidang militer, perpajakan, pertanian dan geografi
Tokoh yang menjadi perintis Psikodiagnostik
Huarts (abad 16), seorang dokter dari Spanyol , beliau mencoba memilih anak berbakat dilihat dari intelegensia mis : kemampuan spasial, verbal
Gall (1758-1822), yang mencoba mengukur tengkorak atau prhenology untuk mengukur tingkat kepandaian seseorang. Selainitu, berpikiran mengenai kemungkinan mengukur intelegensi dari kemampuannya di sekolah.
Galton, yang merupakan orang pertama yang mengembangkan tes dengan tujuan utama Practical Problem. Dengan mendemonstrasikan mengukur kemampuan berpikir secara objektif
Alfred Binet, selain kontribusi nyata pribadi beliau dengan menciptakan tes intelegensi, beliau juga bekerja sama ddengan Simon (1904) untuk membuat instrumen pengukur intelegensi dengan skala pengukuran level umum pada soal0soal mengenai kehidupan sehari hari
Spearman dan Persun, dengan menemukan perhitungan korelasi statistik, perkembangan selanjutnya dibuatlah suatu standar internasional yang dibuat di Amerika Serikat berjudul “ Standards forPsychological and Educational Test”
• Francis Galton
Pakar Biologi Inggris
Penelitian atas hereditas
Mengetahui kesamaan
orang orang dalam satu
keluarga dan perbedaan
antara orang2 yang tidak
satu keluarga
Galton yakin tes
pembedaan indrawi bisa
berfungsi sebagai sarana
untuk mengukur
kecerdasan sso
• James Mckeen Cattel
Dianggap mempunyai
kontribusi penting dalam
gerakan testing psikologis
Memperoleh gelar Doktor
di Lepzig, dengan disertassi
mengenai perbedaan
individual dalam waktu
reaksi. Kontak dengan
Galton memperkuat
minatnya pada perbedaan
individu
• APA ( American Psychological Association) menunjuk suatu
komite yang diketuai oleh Robert M.Yerkes , instrumen utk
mengklasifikasikan berdasarkan taraf intelektual umum
• Digunakan untuk berbagai keputusan administratif,
penolakan atau penghentian dari dinas militer, penempatan
ke berbagai macam dinas, penerimaan pada latihan sebagai
perwira
- Army Alpha : untuk umum
- Army Beta : buta huruf dan orang asing