Download - Referat bawang putih
-
8/15/2019 Referat bawang putih
1/19
BAB 1
PENDAHULUAN
Candida albicans merupakan flora normal yang sering dijumpai di dalam
rongga mulut, saluran pencernaan, traktus genetalia perempuan, permukaan kulit
serta membran mukosa. Candida albicans merupakan penyebab infeksi
opertunistik terbanyak sehingga menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Infeksi
ini dikenal sebagai kandidiasis. Kandidiasis dibagi kandidiasis superfisial,
kandidiasis mukokutan, dan kandidiasis sistemik atau invasif. Kandidiasis
superfisial dapat mengalami perburukan menjadi infeksi yang bersifat invasif dan
menyebar keseluruh tubuh sehingga dapat berakibat fatal.1,2
Saat ini terjadi peningkatan insidensi kandidiasis, dengan angka mortalitas
yang cukup tinggi yaitu 4!"#$. %al ini diakibatkan oleh meningkatnya angka
resisteni terhadap antifungal. &esistensi tersebut diakibatkan oleh kemampuan
dari kandida dalam membentuk biofilm yang merupakan kumpulan dari kandida
dengan kepadatan tinggi, dan mampu menghasilkan matriks ekstraselular.1,2,'
(kibat tingginya angka resistensi dari antifungal, maka diperlukan adanya
alternatif terapi lain dalam tatalaksana kandidiasis. )a*ang putih + Allium sativum
telah digunakan secara luas untuk berbagai macam pengobatan, karena memiliki
efek antimikroba. )a*ang putih memiliki suatu senya*a kimia yang disebut
Allycin. Allycin merupakan senya*a aktif yang dihasilkan dengan cara menggiling
ba*ang putih. -at ini, memiliki efek antifungal dengan cara menghambat
pertumbuhan hifa dari jamur.1,2
ujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui efek terapi dari
ba*ang putih terhadap Candida albicans. Sehingga terbatasnya ketersediaan
antifungal di masyarakat tidak menghambat terapi kandidiasis.
1
-
8/15/2019 Referat bawang putih
2/19
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Candida
2.1.1 Definisi
Candida sp., merupakan penyebab infeksi jamur tersering diseluruh dunia.
Candida adalah salah satu jamur patogen dalam tubuh manusia yang
menyebabkan infeksi mukokutaneus maupun infeksi sistemik. Candida albicans
dapat membentuk koloni pada kulit, mukosa, gastrointestinal dan juga saluran
reproduksi. Spesies golongan non!Candida albicans juga dapat menjadi
organisme patogen dan dapat berkoloni pada permukaan mukokutaneus.'
2.1.2 Epidemiologi
Candida albicans merupakan spesies yang paling banyak ditemukan
dalam isolasi dari spesimen pasien yang menderita kandidiasis, sekitar "/!0/$
dari seluruh penderita kandidiasis. amun dari penelitian epidemiologi terbaru
menunjukkan adanya pergeseran infeksi dari spesies Candida albicans menjadi
non!Candida albicans seperti C. glabrata, C. tropicalis, C. parapsilosis dan C.
krusei. Survei epidemiologi di India menunjukkan bah*a Candidiasis tropicalis
adalah penyebab tersering terjadinya candidemia nosokomial yaitu mencapai
0$!0/$.'
enelitian yang dilakukan oleh rasad dkk., menunjukkan bah*a Candida
albicans adalah spesies yang paling banyak ditemukan dalam isolasi spesimen
pasien yaitu 4",$, diikuti oleh C. tropicalis +'#.4$, C. krusei +4.0$, C.
glabrata +'."$, C. zeylanoides +2.4$, C. guilliermondii +2.4$, C. kefyr and C.
parapsilosis +1$.'
2.1.3 Etiologi
Candida termasuk dalam kelompok3 Fungi imperfecti atau Deutromycota,
family: Cryptococcaccae, subfamily: Candidoidea, genus3 Candida. erdapat
sekitar 2/ spesies Candida yang dapat menyebabkan kandidiasis pada manusia.'
2
-
8/15/2019 Referat bawang putih
3/19
T!el 1.Spesies Candida "ng #enginfe$si #n%si
Spesies "ng %m%mditem%$n
Spesies "ng &'ngditem%$n
Spesies lng$ ditem%$n
Candida albicans
Candida glabrata
Candida tropicalis
Candida parapsilosis
Candida krusei
Candida guilliermondii
Candida lusitaniae
Candida kefyr
Candida dubliniensis
Candida famata
Candida inconspicua
Candida lipolytica
Candida metapsilosis
Candida norvegensis
Candida orthopsilosis
Candida pelliculosa
Candida rugosa
Candida seylanoidea
Candida blankii
Candida bracerensis
Candida catenulate
Candida chiropterorum
Candida ceferri
Candidaeremophila
Candida fabiani
Candida fermentati
Candida freyschussii
Candida intermedia
Candida lambica
Candida magnolia
Candida membranaefeciens
Candida nivariensis
Candida palmioliophia
Candida pararugosa
Candida pseudohaemulonii
Candida pseudorugosa
Candida pintolopesii
Candida pulcherrina
Candida thermophile
Candida utilis
Candida valida
Candida viswanathii
Kandida dapat hidup di dalam tubuh manusia sebagai parasit atau saprofit,
yaitu di dalam alat percernaan, alat pernapasan, atau vagina orang sehat. ada
keadaan tertentu, sifat kandida ini dapat berubah menjadi patogen dan dapat
menyebabkan penyakit yang disebut kandidiasis atau kandidosis. ada media agar
khusus akan terlihat struktur hyphae, pseudohyphae dan ragi.4 Setiap Candida sp.,
memiliki virulensi dan kekuatan patogeneis yang yang berbeda. )erikut ini adalah
diskripsi dan patogenitas beberapa spesies Candida yang paling sering
menyebabkan infeksi.'
T!el 2. Pe'!edn #o'fologi dn Ptogenits Candida sp.
3
-
8/15/2019 Referat bawang putih
4/19
Spesies U$%'n (#!) Kode gen Bent%$ Ptogenits
C. albicans 1 .1#0 iploid Kuat
C. glabrata 12.' #25' %aploid KuatC. tropicalis 1# .2#5 %aploid Kuat
C. parapsilosis 1 #."'' iploid Kuat
C. krusei 11 ! iploid Sedang
C. guillirmondii 12 #.02/ %aploid Sedang
C. lusitaniae 1 #.041 %aploid Sedang
2.1.* Ptogenesis
(dhesi merupakan tahap pertama dalam proses infeksi kandida.
Kemampuan melekat pada sel inang merupakan tahap penting dalam kolonisasidan invasi. )agian pertama dari C. albicans yang berinteraksi dengan sel inang
adalah dinding sel. inding sel C. albicans terdiri dari enam lapisan dari luar ke
dalam yaitu fibrillar layer, mannoprotein, !glucan, !glucan!chitin,
mannoprotein dan membran plasma. erlekatan lapisan dinding sel dengan sel
inang terjadi karena mekanisme kombinasi spesifik +interaksi antara ligand dan
reseptor dan nonspesifik +kutub elektrostatik dan ikatan van der walls yang
kemudian menyebabkan serangan C. albicans ke berbagai jenis permukaan
jaringan.#
6aktor lain yang mempengaruhi interaksi C. albicans dengan sel inang
adalah hidrofobisitas pada a*al perlekatan. iduga protein pada dinding sel
terlibat dalam perubahan hidrofobisitas permukaan sel dengan melepaskan
glukanase digestion dalam jumlah tertentu. Interaksi sel C. albicans dengan sel
inang +cel!cel interaction juga melibatkan fisikomekanik, fisikokimia dan
en7imatik materi mikroba serta interaksi mikro yang mengarah pada kolonisasi
dan infeksi seperti perubahan medan magnet permukaan sel yang berinteraksi
yang menyebabkan sel!sel saling melekat.#
erlekatan dan kontak fisik antara C.albicans dan sel inang selanjutnya
mengaktivasi mitogen activated protein kinase + "ap!kinase. rotein kinase
tersebut merupakan bagian dari jalur integritas yang diaktivasi oleh stres pada
dinding sel +tempat C. albicans dan sel host melakukan kontak. "ap!kinase juga
diperlukan untuk pertumbuhan hifa invasive dan perkembangan biofilm pada
tahap selanjutnya.#
4
-
8/15/2019 Referat bawang putih
5/19
ahap selanjutnya adalah invasi, hifa C. albicans melakukan penetrasi ke
dalam permukaan epitelium terutama pada cell #unction bersamaan dengan
internalisasi sel khamir. enetrasi pada $rain "icrovascular %ndothelial Cell
&$"%C' menginduksi sel tersebut untuk melakukan vakuolasi tetapi C. albicans
tidak hanya mampu bertahan hidup dan beradaptasi dalam $"%C tetapi juga
mampu berkembang dan membentuk hifa, p% optimal C. albicans yang sekitar
p% # sangat dekat dengan p% pada vakuola endosom yang memungkinkan C.
albicans dapat bertahan bahkan berkembang menjadi hifa.#
Invasi dan patogenesis C. albicans juga ditandai dengan sekresi proteinse
aspartat +(A)( yang dikode oleh 1/ gen. 8kspresi gen (A) diyakini
berhubungan dengan kerusakan pada kulit. Induksi sel inang terhadap ekspresi
gen (A)* dan (A)+ menyebabkan perubahan morfologi C. albicans dari bentuk
ragi ke bentuk hifa. )ersama!sama (A), (A)* dan (A)+ bertanggung ja*ab
pada virulensi. (A)*, (A)+ bersama (A) kemudian menginduksi transkripsi
(A)- yang memainkan peranan penting dalam pertumbuhan C. albicans yang
optimal. (A)- diekspresikan bersama!sama dengan (A) dan terdeteksi selama
invasi a*al oleh C. Albicans terhadap stratum korneum. 9ebih dalam lagi,
penetrasi lapisan korneum ditandai dengan penambahan ekspresi (A) dan (A)/
yang ditandai dengan pembentukan germ tube dan pertumbuhan lebih lanjut dari
hifa pada strata granulosum dan basal.#
2.1.+ #nifestsi $linis $ndidisis
Kndidisis m%$os
1 Kandidiasis orofaringeal
Kandidiais oral merupakan bentuk kandidiasis yang paling sering dijumpai
pada pasien %I:. erdapat tiga faktor sehingga terjadi kandidiasis oral, yaitu3
status imun penderita, lingkungan mukosa, dan strain dari Candida.'
Kemampuan patogenesis Candida dipengaruhi oleh keseimbangan imunitas
sel host dan tingkat kolonisasi dan virulensi Candida. 6aktor penjamu yang
mempengaruhi terjadinya kandidiasis oral antara lain3 penurunan produksi saliva,
5
-
8/15/2019 Referat bawang putih
6/19
perubahan epitel mukosa, infeksi lokal, perubahan flora normal mukosa, diet
tinggi karbohidrat, serta penggunaan gigi palsu.
Kandidiasis oral dapat menunjukkan gambaran yang berbeda!beda, seperti
pseudomembran akut, atropi akut, hiperplasti kronik, atropi kronik, angular
cheilitis, serta stomatitis. ingkat keparahan menunjukkan berat ringan
pertumbuhan dan kolonisasi.'
Kandidiasis pseudomembran akut' Angular cheilitis0
Kandidiasis pseudomembran yang disebabkan oleh penggunaan antibakteri broad!spectrum'
Kandidiasis hiperplasti' Kandidiasis tipe stomatitis akibat penggunaan
gigi palsu'
2 Kandidiasis vulvovaginitis
Kandidiasis vulvovaginitis merupakan penyebab tersering pasien datang
memeriksakan diri ke dokter spesialis kandungan. ;ejala yang ditimbulkan dari
6
-
8/15/2019 Referat bawang putih
7/19
kandidiasis vulvovaginalis adalah keluarnya cairan atau lendir ber*arna putih
keabuan disertai dengan pruritus, rasa terbakar dan kemerahan di sekitar
kemaluan, "#$ *anita pernah mengalami keluhan ini selama hidupnya.'
Candida albicans adalah flora normal dalam vagina, namun perubahan p%,
temperatur, osmolaritas dan kandungan nutrisi pada vagina dapat menyebabkan
Candida albicans menjadi kuman patogen. Selain Candida albicans, Candida
non!albicans yaitu C. gibrata, C. tropicalis, C. krusei dan C. parapsoliasis juga
banyak ditemukan dalam isolasi spesimen pasien dengan kandidiasias
vulvovaginalis. C. sublinieis adalah spesies baru yang juga banyak dilaporkan
sebagai penyebab kandidiasis vulvovaginalis.'
;ambar '. Kandidiasis
vulvovaginitis'
! Kndidisis $%tne%s
Kandidiasis kutaneus biasanya merupakan infeksi sekunder yang terjadi
pada kulit dan juga kuku. %al ini terjadi pada pasien!pasien dengan infeksi sub
akut atau kronik. enyakit ini bisa terjadi pada satu daerah ataupun generalisata
pada kulit dan kuku. Kandidiasis kulit meliputi kandidiasis popok, kandidiasis
intertrigenosa, kandidiasis folikulitis, onikomikosis, onikia, dan paronikia.
Kandidiasis kutaneus sering terjadi pada daerah lipatan, daerah yang hangat dan
juga lembab. Kandidiasis kutis sering terjadi pada orang dengan diabetes mellitus
dan obesitas. enggunaan antibiotik dan kontrasepsi oral juga merupakan faktor
predisposisi terjadinya kandidiasis kutis.'
7
-
8/15/2019 Referat bawang putih
8/19
;ambar 4. 8rosi interdigitalis'
, Kndidisis in-sif
1 Kandidiasis sistemik
Kandidiasis sistemik atau kandidiasis invasif ditandai dengan penyebaran
sel Candida yang masuk kedalam tubuh seseorang dan membentuk abses pada
organ vital. Kandidiasis sistemik menunjukkan mortalitas sebanyak #/$ dari
seluruh kasus.
-
8/15/2019 Referat bawang putih
9/19
peudohifa. K=% akan memecah protein dan keratin. enambahan lactophenol!
cotton!blue atau calcofluor!white sebagai pe*arna sehingga partikel jamur ini
akan lebih terlihat dengan pe*arnaan tersebut.'
b. emeriksaan ;ram
Candida termasuk organisme gram positif dengan bentuk oval atau lonjong
yang menunjukkan adanya ikatan sel ragi, pseudohifa dan hifa pendek sejati.'
c. e*arnaan dengan : yang akan menunjukkan
adanya polisakarida didalam dinding selnya sehingga memberikan *arna
kehijauan. e*arnaan ini juga dapat sebagai tambahan dalam pemeriksaan K=%.'
d. emeriksaan )iakan)iakan merupakan pemeriksaan paling sering digunakan pada tahun 1504
untuk mendiagnosis infeksi Candida. (abouraud De1trose Agar +S(
merupakan media standar yang banyak digunakan untuk pemeriksaan jamur.'
e. emeriksaan Serologi
emeriksaan serologi menggunakan ?& + polymerase chain reaction' untuk
mendiagnosis adanya infeksi Candida.'
2.1./ Ttl$sn
atalaksana kandidiasis dibagi berdasarkan lokasi infeksinya sebagai
berikut'3
a Kandidiasis oral
• opikal 3 dapat diberikan clotrima7ole hisap 1/ mg empat kali sehari
• Sistemik 3 golongan a7ole +flucona7ole, ketekona7ole atau itrakona7ole,
oral polyenes +nystatin atau amphotericin )
• Kandidiasis oral pada anak usia kurang dari # tahun dapat diberikan
itrakona7ole 2,# mg@kgbb dua sehari
b Kandidiasis vuvovaginal• opikal3 dapat diberikan golongan a7ole selama 1!" hari yaitu3 cotrima7ole,
butokona7ole, micona7ole, triokona7ole dan tercona7ole. apat juga
diberikan nystatin 1//./// I> selama "!14 hari.
• Sistemik3 pemberian ketokona7ol 4// mg selama # hari atau itrakona7ol 2//
mg dosis tunggal sudah tidak lagi digunakan di (merika serikat. emberian
boric acid yaitu // mg kapsul gelatin intravagina perhari selama 14 hari
efektif digunakan untuk K::.
9
-
8/15/2019 Referat bawang putih
10/19
c Kandidiasis kutis
• opikal3 dapat diberikan anti jamur golongan a7ole seperti klotrima7ol,
ekona7ol, mikona7ol, ketocona7ol, ciclopiroAolamine, sulcona7ol dan
oAicona7ol.
• asien dengan kandidiasis kutis yang luas, onikomikosis, dan folikulitis
candida pada pasien dengan immunocompromise dapat diberikan anti jamur
sistemik.
• =nikomikosis3 diberikan itrakona7ole oral dengan dosis denyut selama '!
bulan. iberikan 2// mg perhari selama " hari, diikuti dengan tiga minggu
tanpa terapi. %al ini di ulang selama '! bulan.
2.2 B0ng P%ti ( Allium sativum)
)a*ang putih + Allium sativum merupakan salah satu tanaman obat yang
sudah digunakan secara luas diseluruh dunia. )a*ang putih sudah digunakan
sejak "./// tahun yang lalu, terutama di (sia engah dan
-
8/15/2019 Referat bawang putih
11/19
)a*ang putih mengandung '' sulfur, beberapa en7im dan mineral
+germanium, kalsium, tembaga, besi, kalium, magnesium, selenium, dan 7ink,
vitamin +(, )1, ?, serat, air, 1" asam amino +threonine, swine, glutamine,
proline, glisin, alanine, cysteine, valine, methionine, isoleucine, leucine,
tryptophan, dan phenylalanine. )a*ang putih memiliki kandungan sulfur
terbesar jika dibandingkan dengan spesies Allium lainnya. %al tersebut
menyebabkan ba*ang putih memiliki bau yang tajam."
Alliin, alliinase dan allycin merupakan komponen kimia yang paling
banyak dipelajari. Allycin &diallyl thiosulfinate merupakan bahan aktif yang
dihasilkan dari alliin &(!allylcysteine sulfo1ide' yang merupakan sulfur terbanyak
yang dikandung ba*ang putih dengan bantuan en7im alliinase. Kedua bahan
tersebut masing!masing berjumlah 1/ dan '/ mg@g ba*ang putih segar maupun
ba*ang putih kering. Allycin didapatkan dengan cara menghancurkan ba*ang
putih sehingga akan mengaktifkan en7im allinase yang akan menghidrolisis alliin
menjadi allycin."
2.2.3 #e$nisme Antif%ngl
Candida albicans memiliki kemampuan untuk menempel pada jaringan
host , dengan menghasilkan suatu sekresi yaitu aspartil protease dan en7im
fosfolipase. Selain itu Candida albicans juga mengalami suatu perubahan dari
bentuk yeast menjadi bentuk hifa ketika proses perlekatan terjadi. Ketiga proses
tersebut berperan dalam patogenesis terjadinya infeksi. Sekresi aspatil protease
+(A) merupakan faktor virulensi dan efek proteolisis dari (A) dihubungkan
dengan kemampuan invasi dari Candida albicans. roduksi (A) dipengaruhi oleh
gen (A)!(A)3, sedangkan yang berperan dalam pembentukan hifa adalah (A)*,
(A)+ dan (A) . embentukan hifa merupakan pategenesis utama dari infeksi
Candida albicans. embentukan hifa tersebut di atur oleh suatu gen, yaitu gen
(45-.2
Allycin adalah senya*a organik utama yang terdapat di dalam ba*ang.
Ketika ba*ang putih dihancurkan dan dicincang maka alliin yang terkandung
didalam ba*ang putih akan bereaksi dengan en7im allinase. 8n7im tersebut akan
11
-
8/15/2019 Referat bawang putih
12/19
menghidrolisis alliin menjadi allycin &diallyl thiosuphinate'. Allycin memiliki
kemampuan menekan ekspresi dari gen (45- sehingga dapat menghambat
penetrasi dan pembentukan hifa pada Candida albicans. Selain itu ba*ang putih
juga memiliki kandungan lain yang berperan sebagai antifungal, yaitu a#oene.
A#oene adalah derivat dari etanol yang memiliki efek menghambat sintesis
phosphatidylcoline &)C' pada membran sel Candida albicans. Komposisi lain
yang terkandung dalam ba*ang putih adalah allyl alcohol + AA dan diallyl
disulfide &DAD(' bersifat fungisidal karena mengiduksi terjadinya stres oksidatif
pada Candida albicans.2
2.2.* Sedin
ari beberapa penelitian didapatkan beberapa sediaan dari ba*ang putih
yang digunakan dalam menilai efek antifungalnya, yaitu dalam bentuk tablet,
ekstrak ba*ang putih, gel dan lotion yang mengandung ekstrak ba*ang putih. 5,0
Sangat penting untuk mengatahui sediaan yang digunakan dalam penelitian,
terutama untuk melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai sediaan terbaik
untuk mengatasi kandidiasis dan bagaimana cara untuk memperoleh sediaan
tersebut.
2.3 Efe$ Pem!e'in B0ng P%ti Te'dp Kndid
enelitian in vitro yang dilakukan oleh 9o* ?6 dkk, +2//5 didapatkan
bah*a ekstrak ba*ang putih + Allium sativum mengandung senya*a allycin,
a#oene, allyl alcohol , dan disulfida + DAD( berperan dalam efek antifungal
ba*ang putih. ada penelitian tersebut, untuk mendapatkan ekstrak, digunakan
ba*ang putih sebanyak 1 gram yang dihancurkan dan kemudian dicampur dengan
1/ ml a6uades untuk mendapakan kandungan sebanyak 1//mg@ml. 8kstrak
tersebut didiamkan selama '/ menit pada suhu kamar, kemudian dilakukan
sentrifugal dengan kecepatan #/// putaran permenit. Setelah itu disaring
menggunakan alat saringan steril dengan ukuran /,22Bm.2
ada penelitian tersebut menggunakan ekstrak dengan kandungan ba*ang
putih sebanyak 2/, 4/, /, 5/ dan 1// mg@ml yang kemudian diaplikasikan pada
12
-
8/15/2019 Referat bawang putih
13/19
media kultur Candida albicans. idapatkan hasil berupa ekstrak dengan
kandungan ba*ang putih sebanyak 2/ mg@ml memiliki efek menghambat
pertumbuhan dari Candida albicans dengan menghambat produksi hifa setelah 24
jam pemberian, tetapi tidak memiliki efek fungisidal, hasil yang mencolok
didapatkan pada ekstrak yang mengandung 1// mg@ml ba*ang putih dimana
dapat menghasilkan 7ona inhibisi yang luas dan efek inhibisi terhadap
pertumbuhan hifa yang sangat kuat.2
8fek antifungal yang dimiliki oleh ba*ang putih juga didukung oleh
penelitian in vitro yang dilakukan oleh I*alokun ).( dkk, +2//4 dimana pada
penelitian tersebut digunakan ekstrak ba*ang putih yang diperoleh dari #/ gram
ba*ang putih dicampur dengan 1// ml air yang sudah di panaskan ke dalam
mesin blander kemudian dilakukan penyaringan dengan alat filter berukuran
2#Bm sehingga diperoleh ekstrak dengan kandungan ba*ang putih #// mg@ml.
Selanjutnya ekstrak tersebut diaplikasikan pada media kultur Candida albicans
dan dibandingkan dengan efek flukona7ol. idapatkan diameter 7ona hambat dari
ekstrak ba*ang putih sebesar 2",4C'," mm jika dibandingkan dengan flukona7ol
sebesar 20,5C2, mm hal ini menunjukan bah*a ba*ang putih dapat dijadikan
pengobatan alternatif untuk mengatasi infeksi Candida.5
ada penelitian di atas juga mengevaluasi dosis minimal ekstrak ba*ang
putih yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan Candida albicans &"4C'
dan dosis minimal ekstrak ba*ang putih yang masih memiliki efek fungisidal
terhadap Candida albicans &"FC'. idapatkan bah*a nilai "4C yaitu sebesar
14,0C",/ +24 jam setelah pemberian ekstrak dan 12,#C#,1 mg@ml +45 jam setelah
pemberian ekstrak dan nilai "FC sebesar 14,0C ",/ +24 jam setelah pemberian
ekstrak dan 1#,4C ,4 mg@ml +45 jam setelah pemberian ekstrak pada kultur
Candida albicans. 8fek menghambat pertumbuhan dan fungisidal dari ba*ang
putih diakibatkan oleh kandungan allycin yang dimilikinya.5
Selain menggunakan sediaan ekstrak, untuk menilai efek antifungal
ba*ang putih + Allium sativum juga dilakukan penelitian menggunakan sediaan
oral, gel dan lotion. ada penelitian randomized placebo controlled double!blind
trial yang dilakukan oleh Datson, ?E dkk, +2/1' dengan menggunakan tablet
13
-
8/15/2019 Referat bawang putih
14/19
ba*ang putih +masing!masing tablet megandung '#/ mg bubuk ba*ang putih
untuk terapi kandidiasis vulvovaginal +K:: yang melibatkan #" sampel dan
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu 25 sampel masuk ke kelompok tablet ba*ang
putih dan 20 sampel masuk ke kelompok plasebo. Kemudian dilakukan kultur
sebanyak dua kali, yaitu sebelum pemberian intervensi dan sesudah intervensi,
selanjutnya dilakukan intervensi berupa pemberian tablet ba*ang putih dan tablet
plasebo selama dua minggu dengan dosis tiga tablet pada pagi hari dan tiga tablet
pada malam hari. idapatkan hasil pemberian tablet ba*ang putih per oral tidak
memberikan perbaikan secara signifikan terhadap hasil kultur sampel penelitian.
%al tersebut diakibatkan pemberian allycin peroral menyebabkan
bioavaibilitasnya menjadi berkurang sehingga efek antifungalnya menjadi hilang,
sebagaimana yang diketahui pada penelitian in vitro didapatkan hasil bah*a
allycin merupakan antifungal potensi tinggi.0
>ntuk memudahkan pemberian obat topikal pada terapi kandidiasis, maka
ekstrak ba*ang putih dibuat dalam bentuk gel dan lotion seperti pada penelitian
yang dilakukan oleh ShaFra, +2/1# bentuk sediaan gel didapatkan dengan
menggabungkan 2// ml ekstrak ba*ang putih dalam "4 ml air steril yang
ditambah dengan 2/ gram carbomer 30* dan 1 gram triethanolamin. ?ampuran
ini mengandung 1// mg@ml ekstrak ba*ang putih dalam bentuk gel. Selain itu,
peneliti juga membuat dalam tiga konsentrasi lainnya yaitu / mg@ml, #/ mg@ml
dan 2// mg@ml. Sedangkan untuk membuat sediaan lotion dilakukan dengan
mencampurkan 2// ml ekstrak ba*ang putih ditambah dengan "' ml air steril,
1/ gram thriethanolamine yang dipanaskan dalam suhu 5/ derajat celcius. ibuat
juga campuran 2/ gram cetyl alcohol , 1/ gram asam stearat, 1/ gram 7at lilin
yang di panaskan dalam 5/ derajat celcius, kemudian kedua campuran tersebut
dicampur dalam suhu 2/ derajat celcius.1/
)erdasarkan penelitian ini, didapatkan bah*a ekstrak ba*ang putih dalam
bentuk lotion tidak memberikan efek anti candida. %al ini disebabkan karena
dalam pembuatan ekstrak ba*ang putih dalam bentuk lotion membutuhkan
pemanasan yaitu pada suhu 5/ derajat celsius hal ini menyebabkan allycin yang
memiliki efek anti kandida akan rusak dalam pemanasan. Sedangkan ekstrak
14
-
8/15/2019 Referat bawang putih
15/19
ba*ang putih dalam bentuk gel memiliki efek anti candida. 8fek anti kandida
didapatkan paling besar pada konsentrasi 2// mg@ml dengan diameter 7ona
inhibisi pada Candida albicans 2' mm, Candida tropicalis 2 mm, Candida
glabrata 10 mm, Candidiasis parapsilosis 14 mm, Candida krisei 12 mm.
enyimpanan dalam suhu diatas 4/ derajat celcius dapat merusak 7at anti kandida,
sehingga diperlukan penyimpanan dalam suhu dingin.
)erdasarkan beberapa penelitian diatas, efek antikandida pada ba*ang
putih paling baik dalam bentuk ekstrak dan gel jika dibandingkan dengan oral
maupun lotion. %al ini dikarena allycin yang merupakan senya*a penting sebagai
antikandida pada ba*ang putih + Allium sativum adalah senya*a yang tidak stabil
dan mudah rusak dalam suhu yang tinggi, seperti pada saat pembuatan tablet dan
lotion yang membutuhkan pemanasan. %al ini mengakibatkan penurunkan efek
terapi dari ba*ang putih.
15
-
8/15/2019 Referat bawang putih
16/19
KESI#PULAN
atogenitas dari Candida albicans sangat dipengaruhi oleh
kemampuannya dalam membentuk hifa dan gen (45- memiliki peran dalam
proses pembentukan hifa tersebut. Allycin, merupakan senya*a yang terkandung
dalam ba*ang putih, senya*a tersebut mampu menekan ekspresi gen (45-
sehingga akan menghambat pembentukan hifa. Selain itu ba*ang putih juga
mengandung a #oene yang, allyl alcohol + AA dan diallyl disulfide yang berperan
sebagaui antifungal. 8fek antifungal dari ba*ang putih sudah diteliti dan
didapatkan hasil bah*a ba*ang putih efektif sebagai terapi alternatif kandidiasis,
berdasarkan hasil beberapa penelitian, sediaan terbaik adalah dalam bentuk
ekstrak dan gel karena tidak merusak senya*a yang terkandung dalam ba*ang
putih.
16
-
8/15/2019 Referat bawang putih
17/19
DATA PUSTAKA
1. Sardi, E.?.=., dkk. ?andida species3 current epidemiology, pathogenicity,
biofilm formation, natural antifungal products and ne* therapeutic
options.2/1'. epartment of ?linical (nalysis, 9aboratory of ?linical
8S, (raraFuara, )ra7il.
(vailable at3 http3@@***.ncbi.nlm.nih.gov@pubmed@2'15/4"" . iakses
tanggal 3 2# niversity,
%sinchu, ai*an, &=?. (vailable at3
http3@@front.cc.nctu.edu.t*@richfiles@11#"4!v'n4p22'.pdf . iakses tanggal3 1
(pril 2/1
17
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23180477http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23180477http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23180477http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19120662http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19120662http://www.academicjournals.org/article/article1380027192_Dabas.pdfhttps://repositorium.sdum.uminho.pt/bitstream/1822/27626/1/22434-105449-1-PB.pdfhttps://repositorium.sdum.uminho.pt/bitstream/1822/27626/1/22434-105449-1-PB.pdfhttp://front.cc.nctu.edu.tw/richfiles/11574-v36n4p223.pdfhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19120662http://www.academicjournals.org/article/article1380027192_Dabas.pdfhttps://repositorium.sdum.uminho.pt/bitstream/1822/27626/1/22434-105449-1-PB.pdfhttps://repositorium.sdum.uminho.pt/bitstream/1822/27626/1/22434-105449-1-PB.pdfhttp://front.cc.nctu.edu.tw/richfiles/11574-v36n4p223.pdfhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23180477
-
8/15/2019 Referat bawang putih
18/19
. Singh, >., dkk. &ole of ;arlic +(llium sativum in %uman and lants
iseases. epartment of niversity, India. (vailable at3
nopr.niscair.res.in@bitstream@...@2'"11@1@IE8)$2/'0+4$2/'1/!'22.pdf.
Diakses tanggal: -+ "aret -7
". ;ebreyohannes1, ;ebreselema dan niversity, igeria.2//4. (vailable
at3 http3@@***.ncbi.nlm.nih.gov@pubmed@1#'5'22". iakses tangal3 2# niversity of
-
8/15/2019 Referat bawang putih
19/19
19