Download - saraf tepi
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI SARAF TEPI
Nama : Natanael Rhesa Santoso
NIM : 41120029
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
2012/2013
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masukan ke system saraf dapat timbul karena adanya reseptor sensorik yang
bermacam-macam rangsangan sensorik, misalnya raba, suara, cahaya, nyeri, dingin, dan
hangat. Reseptor-reseptor mempunyai kepekaan yang berbeda terhadap berbagai macam
rangsang Perangsangan pada reseptor itu akan memberikan berbagai macam
kesan/perasaan. Setiap macam reseptor sangat peka terhadap salah satu macam rangsang
yang dirancang untuknya, dan hamper tidak memberi respon terhadap rangsangan jenis
lain. Jadi, sel-sel batang dan kerucut mata sangat peka terhadap rangsang cahaya namun
hampir tidak memberi respon terhadap rangsang panas, dingin, tekanan, pada bola mata,
atau perubahan kimiawi dalam darah. Reseptor sensorik dapat diklasifikasikan menjadi
lima jenis, yaitu mekanoreseptor, termoreseptor, nosiseptor, reseptor elegtromagnetik, dan
kemoreseptor.
Kulit merupakan salah satu alat indera yang peka terhadap rangsang, yang
padanya terdapat berbagai macam reseptor. Reseptor rasa nyeri yang terdapat di kulit
hampir ra tidak pernah terangsang oleh perabaan yang biasa atau rangsang tekan, namun
akan sangat aktif terhadap rangsang raba hebat yang dapat merusak jaringan.
Indera somatic adalah mekanisme saraf yang mengumpulkan informasi
sensorik dari seluruh tubuh. Indera somatic dapat diklasifikaskan menjadi tiga tipe
fisiologis yaitu indera somatic mekanoreseptif, yang meliputi taktil dan posisi yang dapat
dirangsang oleh pemindahan secara mekanisme beberapa jaringan tubuh; indera
termoreseptor, yang berguna untuk mengetahui panas dan dingin; serta indera rasa nyeri
yang dapat diaktifkan oleh setiap factor yang merusak jaringan.
B. TUJUAN
Mengetahui berbagai macam reseptor yang ada di kulit.
BAB II
DASAR TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
Kulit, yaitu organ terbesar di dalam tubuh manusia, menutupi otot-otot dan organ-
organ interna. Kulit merupakan jaringan pembuluh darah, saraf, dan kelenjar yang tidak ada
ujungnya dan semua mempunyai potensi terseang penyakit. Kulit melindungi tubuh dari
trauma dan merupakan penahan terhadap bakteri, virus dan jamur. Kehilangan panas dan
penyimpanan panas diatur oleh vasodilatasi atau sekresi kelenjar-kelenjar keringat. Tanpa
kulit, maka cairan tubuh yang penting akan menguap dan elektrolit-elektrolit akan
menghilang dalam beberapa jam saja. Kulit juga merupakan tempat sensasi raba, tekan,
suhu, nyeri dan nikmat berkat jalinan ujung-ujung saraf yang saling bertautan.
Secara mikroskopis kulit terdiri dari tiga lapisan :
1. Epidermis
Bagian terluar kulit dibagi menjadi dua lapisan utama, lapisan sel tidak berinti
yang bertanduk (stratum korneum atau lapisan tanduk) dan bagian dalam yaitu lapisan
malfigi. Lapisan malfigi ini merupakan asal sel-sel permukaan bertanduk dengan
proses deferensiasi. Lapisan malfigi dibagi menjadi : (1) lapisan sel basal (stratum
germinativum), (2) stratum spinosum dan (3) stratum granulosum.
2. Dermis
Terletak di bawah epidermis, dan terdiri dari serabut kolagen, elastin dan retikulin
yang tertanam dalam suatu zat dasar. Matriks kulit mengandung pembuluh-pembuluh
darah dan saraf yang memberi sokongan dan nutrisi pada epidermis yang sedang
tumbuh. Di sekitar pembuluh-pembuluh darah yang kecil terdapat limfosit, histitiosit,
sel-sel mast dan leukosit yang melindungi tubuh dari infeksi dan invasi benda-benda
asing. Serabut-serabut kolagen khusus mengukuhkan sel-sel basal epidermis ke dalam
dermis. Struktur adneksa dermis adalah : rambut, kuku dan kelenjar ekrin, sebasea dan
apokrin.
3. Lemak subkutan
Terletak di bawah dermis. Lapisan ini merupakan bantalan untuk kulit, isolasi
untuk mempertahankan suhu tubuh dan tempat menyimpan energi.
(Price & Wilson, 1985)
Reseptor sensorik berperan untuk mentranduksi stimulus lingkungan
menjadi impuls saraf. Reseptor ini dapat diklasifikasi berdasarkan sumber stimulus yang
mempengaruhi ujung reseptor. Jenis sensasi yang terdeteksi reseptor, atau ada-tidaknya
lapisan pada ujung reseptor.
I. Sumber sensasi
a. Eksteroreseptor sensitive terhadap stimulus eksternal terhadap tubuh dan
terletak pada atau di dekat permukaan tubuh; misalnya sentuhan, tekanan,
nyeri pada kulit dan suhu, penciuman, penglihatan, serta pendengaran.
b. Propioreseptor terletak pada tubuh dalam otot, tendon, dan persendian, juga
mencakup reseptor ekuilibrium pada area telinga dalam. Jika distimulasi,
bagian tersebut akan menyampaikan kesadaran akan posisi bagian tubuh,
besarnya tonus otot, dan ekuilibrium
c. Interoseptor dipengaruhi oleh stimulus yang muncul dalam organ visceral
dan pembuluh darah yang memiliki inervasi motoric dari SSO. Contohnya
adalah stimulus yang terjadi akibat perubahan selama proses digesti,
ekskresi, dan sirkulasi
II. Jenis sensasi yang terdeteksi
a. Mekanoreseptor sensitive terhadap regangan, vibrasi, tekanan, propiosepsi,
pendengaran, ekuilibrum, dan tekanan darah
b. Termoreseptor sensitive terhadap perubahan suhu
c. Nosiseptor sensitive terhadap kerusakan jaringan
d. Fotoreseptor mendeteksi energy cahaya
e. Kemoresptor sensitive terhadap perubahan konsentrasi ion, PH, kadar, gas
darah. Dan glukosa darah. Jenis ini juga mencakup reseptor untuk indera
pengecap dan penciuman.
III. Distribusi Reseptor
a. Penginderaan umum mengacu pada informasi dari tubuh sebagai satu
kesatuan
b. Penginderaan khusus mengacu pada organ indera yang terletak dalam
kepala
IV. Ujung reseptor sensorik, biasanya terbagi menjadi dua jenis.
a. Ujung saraf bebas tidak memiliki lapisan selular dan terdapat dalam kulit,
jaringan ikat, dan pembuluh darah. Saraf ini merasakan nyeri, sentuhan
ringan dan suhu.
b. Ujung saraf berkapsul, terbungkus dalan bermacam jenis kapsul dan
terletak di kulit, otot, tendn, persendiaan, dan organ tubuh. Terdiri dari
i. Korpuskel Pacinian mendeteksi stimulus dan tekanan vibratory.
Korpuskel ini banyak terdapat pada jari tangan, genitalia eksternal,
dan payudara
ii. Korspuskel Meissner dan Merkel mendeteksi sentuhan
iii. Korpuskel Ruffini responsive terhadap tegangan di sekitar jaringan
ikat dan memantau tekanan. Korspuskel ini ditemukan terutama pada
permukaan plantar kaki
iv. Ujung bulbus Krause berkontribusi terhadap tekanan sentuhan,
kesadaran akan posisi dan kesadaran akan gerakan.
v. Spindel neuromuscular memantau tonus otot dalam otot dan organ
tendon golgi memantau tegangan dalam tendon.
( Ethel stonane, Anatomi dan Fisiologi)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. ALAT DAN BAHAN
a. Spidol/Ballpoint/Cap
b. Tangkai berkepala logam
c. Pasir panas
d. Air es/Pasir dingin
e. Jarum pentul
B. CARA KERJA
o Rangsang Tekanan
Menunjuk salah satu anggota kelompok untuk menjadi naracoba
Meletakkan tangan naracoba di atas meja dan kedua mata ditutup
Mintalah cap pada laboran yang bertugas, untuk menandai bagian tangan naracoba yang akan diuji rangsang tekanan
Menggunakan jarum pentul untuk mencari titik-titik yang memberikan kesan tekanan. ( Menggunakan bagian jarum yang tumpul)
Menekankan jarum secara ringan, tegak lurus permukaan dan hanya sebentar pada titik-titik berambut di punggung tangan yang telah ditandai dengan cap
Naracoba mengatakan “ya” jika rangsangan itu sebagai tekanan
Penguji menandai titik-titik tersebut
Melakukan penghitungan jumlah titik yang peka terhadap rangsang tekan dan membuat kesimpulan
Rangsang Panas
Melakukan percobaan rangsan panas setelah percobaan rangsang tekanan selesai
Meletakkan tangan naracoba di atas meja dan kedua mata ditutup
Menggunakan tangkai berkepala logam yang telah dipanaskan untuk mencari titik yang memberi kesan panas.
Menekankan tangkai berkepala logam secara ringan, tegak lurus permukaan kulit dan hanya sebentar pada titik-titik berambut di punggung tangan yang telah
ditandai dengan cap
Naracoba mengatakan “ya” jika merasakan rangsangan itu meninmbulkan kesan panas
Penguji menandai titik-titik tersebut
Melakukan penghitungan titik-titik yang peka terhadap rangsang panas dan membuat kesimpulan
Rangsang Dingin
Melakukan percobaan rangsan dingin setelah percobaan rangsang panas selesai
Meletakkan tangan naracoba di atas meja dan kedua mata ditutup
Menggunakan tangkai berkepala logam yang telah didinginkan untuk mencari titik yang memberi kesan dingin.
Menekankan tangkai berkepala logam secara ringan, tegak lurus permukaan kulit dan hanya sebentar pada titik-titik berambut di punggung tangan yang telah
ditandai dengan cap
Naracoba mengatakan “ya” jika merasakan rangsangan itu meninmbulkan kesan dingin
Penguji menandai titik-titik tersebut
Melakukan penghitungan titik-titik yang peka terhadap rangsang dingin dan membuat kesimpulan
o Rangsang Nyeri
Melakukan percobaan rangsan nyeri setelah percobaan rangsang dingin selesai
Meletakkan tangan naracoba di atas meja dan kedua mata ditutup
Menggunakan jarum pentul untuk mencari titik-titik yang memberikan kesan nyeri.
Menekankan jarum secara ringan, tegak lurus permukaan dan hanya sebentar pada titik-titik berambut di punggung tangan yang telah ditandai dengan cap
Naracoba mengatakan “ya” jika rangsangan itu sebagai nyeri
Penguji menandai titik-titik tersebut
Melakukan penghitungan jumlah titik yang peka terhadap rangsangan nyeri dan membuat kesimpulan
BAB IV
HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN
A. HASIL PENGAMATAN
Nama Naracoba : Natanael Rhesa Santoso
Umur : 17 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tinggi Badan : 175 cm
Berat Badan : 81kg
Hasil pemetaan titik-titik tekanan, panas, dingin, dan saki Jumlah titik-titik tekanan, panas,
dingin, sakit.
Tititk Jumlah Jumlah %
Tekanan 106 47
Panas 99 44
Dingin 43 19
Nyeri 17 7.5
Jumlah Total 265 29,4
Data kelompok besar
Kelompok Usia Jenis Panas Dingin Tekanan Nyeri
(tahun) Kelamin ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %1 19 L 15 6,7 52 23,1 225 100 34 15.12 17 L 99 44 43 19 106 47.1 17 7.53 18 L 222 98,7 215 95.5 220 97.7 222 98.74 19 L 222 98,7 217 96.4 221 98.2 222 98.75 18 L 225 100 222 98.7 222 98.7 14 6.2
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan dari tabel hasil pemetaan titik-titik tekanan, panas,
dingin, dan nyeri didapakan hasil bahwa probandus dapat merasakan rangsang tekan pada
titik – titik berambut pada punggung tangan yang telah ditandai dengan cap sebanyak 106
titik , rangsang panas sebanyak 99 titik , rangsang dingin sebanyak 43 titik dan rangsang
nyeri sebanyak 17 titik. Hal ini dikarenakan fungsi kulit manusia sebagai penerima
rangsang sensorik selain berfungsi sebagai pelindung. Terdapat sekitar tujuh jenis reseptor
tatktil yang ada pada kulit manusia :
o Ujung saraf bebas mendeteksi rabaan dan tekanan
o Badan meisner peka terhadap pergerakan obyek diatas kulit dan geta
o ran berfrekuensi rendah
o Diskus merkel, melokalisir sensari raba di dareah permukaan tubuh yang
spesifik dan menentukan bentuk apa yang dirasakan
o Organ ujung rambut mendeteksi pergerakan objek pada permukaan tubuh
o Ujung saraf ruffini peka terhadap panas
o Badan paccini, berguna untuk mendeteksi getaran jaringan atau perubahan
mekanis yang cepat pada jaringan.
o Badan Krause, mendeteksi rangsang dingin
Berdasarkan hasil pengamatan dari table kelompok besar, didapatkan hasil bahwa
hasil pemetaan rangsang panas, tekan, dingin dan nyeri menunjukan hasil yang bervariasi
dari masing-masing probandus. Hal ini mungkin disebabkan karena beberapa faktor
diantaranya, perbedaan ketebalan kulit dari masing-masing probandus, perbedaan
ketebalan kulit yang dimaksud disni, banyak sediktnya jaringan lemak yang berada
dibawah kulit masing-masing probandus. Semakin banyak jaringan lemak maka semakin
kecil pula sensasi dingin yang akan dirasakan. Faktor ke dua adalah kepekaan saraf
sensorik masing-masing probandus yang berbeda. Contohnya, bila seseorang terbiasa
mandi dengan menggunakan air hangat maka dengan sendirinya saraf sensorik orang
tersebut akan terbiasa terhadap rangsang panas/hangat sehingga tingkat kepekaanya pun
menurun, dan faktor yang ketiga adalah keadaan psikis probandus. Misalnya probandus
tidak konsntrasi saat dilakukan pengujian rangsang sensorik, Hal ini tentu saja akan
berefek pada hasil percobaan.
Pertanyaan dan Jawaban :
I. Bagaimana Manusia dapat merasakan panas, dingin, sentuhan, tekanan, dan
nyeri :
Manusia dapat merasakan panas karena pada kulit maunisa terdapat berbagai
macam reseptor sesuai jenis rangsanganya masing – masing. Terdapat sekitar
tujuh reseptor taktil yang ada pada kulit :
o Ujung saraf bebas mendeteksi rabaan dan tekanan
o Badan meisner peka terhadap pergerakan obyek diatas kulit dan geta
o ran berfrekuensi rendah
o Diskus merkel, melokalisir sensari raba di dareah permukaan tubuh yang
spesifik dan menentukan bentuk apa yang dirasakan
o Organ ujung rambut mendeteksi pergerakan objek pada permukaan tubuh
o Ujung saraf ruffini peka terhadap panas
o Badan paccini, berguna untuk mendeteksi getaran jaringan atau perubahan
mekanis yang cepat pada jaringan.
o Badan Krause, mendeteksi rangsang dingin
II. Jabarkan penjalaran impuls dari reseptor sampai ke otak? Serabut
apa saja yang terlibat?
o Untuk sensasi getaran, posisi, serta raba halus :
rangsang -> ganglion -> medulla spinalis -> kolumna posterior(tanpa
relay) -> naik ke medula -> nucleus gracilis -> menyilang ke lemniskus medialis
-> lemniskus medialis dan traktus spinotalamikus -> thalamus -> kosteks
serebri -> terjadi sensasi getaran, posisi, serta rabaan halus.
o untuk sensasi nyeri, suhu, rabaan halus :
rangsang -> ganglion -> medulla spinalis -> traktus spinotalamikus ->
naik ke medula -> kemudian tanpa bersilangan terlebih dahulu, menuju traktus
spino talamikus -> di teruskan ke lemniskus medialis dan traktus
spinotalamikus -> thalamus -> kosteks serebri -> terjadi sensasi nyeri, suhu,
serta rabaan halus.
(at a glance MEDICINE oleh Patrick Davey hal.88)
Penjalaran serabut saraf terbagi menjadi 2, yaitu cepat dan lambat, lebih
dikenal dengan istilah neospinotalamikus (untuk rangsang cepat, contohnya nyeri)
dan paleospinotalamikus (untuk rangsang lambat). Pada neospinotalamikus
serabut saraf yang digunakan adalah A-delta, dengan ciri bermielin sehingga dapat
menjalarkan rangsangan dengan cepat menuju kosteks serebri. Sedangkan pada
paleospinotalamikus tidak menggunakan serabut saraf yang bermielin sehingga
tidak begitu cepat menghantarkan rangsangan.
III. Gambarkan secara skematis ujung-ujung saraf yang terdapat di kulit!
BAB V
KESIMPULAN
Kulit selain berfungsi sebagai pelindung, kulit juga berfungsi untuk menerima
rangsang sensorik. Kemampuan kulit sebagai penerima rangsang diperankan oleh berbagai
jenis reseptor diantaranya :
o Ujung saraf bebas mendeteksi rabaan dan tekanan
o Badan meisner dan Diskus Merkel peka terhadap pergerakan obyek diatas
kulit dan getaran berfrekuensi rendah
o Organ ujung rambut mendeteksi pergerakan objek pada permukaan tubuh
o Ujung saraf ruffini, peka terhadap panas
o Badan paccini, peka terhadap tekanan
o Badan Krause, mendeteksi rangsang dingin
Setiap reseptor sensorik pada masing-masing orang memiliki kepekaan yang
berbeda, ditunjukan dengan hasil pengamatan yang hasilnya bervariasi dari masing-masing
probandus.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Google.e-book. Slonane E.anatomi dan fisiologi untuk pemula.1995. Jakarta: EGC
Guyton, A.C., Hall, J.E.,2007, Fisiologi Kedokteran edisi 11, Jakarta : EGC
Google.e-book.Davey P.at a glance medicine.2002.Jakarta:EMS
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
Bersama ini saya,
Nama : Natanael Rhesa Santoso
NIM : 41120029
Alamat : JL. Pakuningratan No.22
Setelah membaca petunjuk praktikum ini dan memahami tujuan percobaan, cara kerja serta
manfaatnya maka dengan kesadaran sendiri tanpa paksaan siapapun saya menyatakan
bersedia untuk menjadi naracoba pada praktikum “Fisiologi Saraf tepi” yang
diselenggarakan di laboratorium bagiaan Ilmu Faal Prodi Kedokteran UKDW pada
hari/tanggal 6 Desember 2012.
Demikianlah surat pernyataan kesanggupan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 12 Desember 2012
Yang menyatakan
(Natanael Rhesa Santoso)