1
Sensor Alarm Banjir Berbasis Mikrokontroller Arm
Pembimbing 1 Ir. Nina Paramytha Is, M.Sc dan Pembimbing 2 Endah Fitriani,
ST. MT
Nama Tri Ardiansa Nim 11 1172 001
E-Mail : [email protected]
INTISARI
Alat sensor alarm banjir berbasis mikrokontroller ARM ini berfungsi untuk
memberikan tanda akan adanya banjir. Hasil pengukuran dilakukan pada 5 titik
pengukuran yaitu TP1, TP2, TP3, TP4 dan TP5. Dari hasil pengukuran yang didapat
pada titik pengukuran 1 sebesar 4,82 Vdc. Terlihat bahwa antara hasil perhitungan
dengan pengukuran masih dalam toleransi. Sedangkan alat ini bisa berfungsi dan
digunakan seusai dengan yang diharapkan. Dalam alat ini terdapat beberapa
komponen yang dirangkai secara berurutan sesuai dengan fungsinya masing – masing,
mikrokontroller ARM Nu120 adalah komponen yang paling utama dan sangat sensitif
terhadapkerusakan. Begitu juga dengan rangkaian komparator op-amp sebagai
penguat pada water brick sensor. Maka pada titik pengukuran sebanyak lima tempat
pengukuran (TP). Pada TP1 didapat hasil pengukuran 12,14 Vac dan 4,82 Vdc. Pada
TP 2 didapat hasil pengukuran 12,26 Vdc. TP3 dapat hasil pengukuran 4,6 Vdc,
TP4dari hasil pengukuran sebesar 4,34 Vdc. TP5 sebesar 4,98 dalam kondisi kering
sedangkan dalam kondisi basah sebesar 4,84 Vdc.
Kata kunci : mikrokontroller ARM Nu120, water brick sensor, komparator op-amp
1.1. Latar Belakang
Berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi sejalan
dengan dibutuhkannya sumber daya
manusia yang handal, mampu
menciptakan suatu alat yang dapat
mempermudah manusia dalam
melakukan pekerjaan. Alat-alat
tersebut yang bekerja secara otomatis.
Penanggulangan banjir hanyalah
dilakukan secara terintegrasi karena
meluapnya intensitas air atau daerah
tempat tinggal di suatu daerah bisa jadi
disebabkan kiriman dari hulunya.
2
Penentuan rangkaian pendeteksi banjir
yang tepat harus mengacu pada
kondisi tempat sensor tersebut akan
dipasang. Hal ini berkaitan dengan
kelebihan dan kekurangan masing-
masing metode pendeteksian sensor
yang digunakan. Untuk itu beberapa
rangkaian pendeteksi banjir dapat
digunakan dan dipadu dengan
mikrokontroller sebagai pengaturnya.
Disamping itu juga rankaian ini
sangat membantu masyarakat untuk
lebih mewaspadai akan adanya bajir
yang akan melanda pemukiman
mereka. Maka dalam keperluan
monitoring alat pendeteksi banjir ini
membutuhkan alarm dan tanda seperti
idikator LED ataupun LCD untuk
memberikan tanda bahwa ketinggian
air telah mencapai ambang batas
tertentu. Oleh sebab itu
penanggulangan banjir haruslah
dilakukan secara terintegrasi karena
meluapnya intensiatas air di suatu
daerah.
Maka dari itu penulis membuat
sebuah rancangan “Sensor Alarm
Banjir Berbasis Mikrokotroler
ARM” yang berfungsi untuk
memberikan tanda disaat ketinggian
air akan mencapai pemungkiman
penduduk.
1.2. Tujuan dan Manfaat
1.2.1. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan
tugas akhir ini adalah :
a. Untuk mengetahui prinsip kerja
rangkaian sensor alarm banjir.
b. Mengetahui seberapa efektif
sensor alarm banjir.
1.2.2. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan
tugas akhir ini adalah :
3
a. Memberikan tanda alarm disaat
air mulai mencapai titik rawan
atau tingkat waspada 1 (satu)
agar penduduk lebih sigap saat
datangnya banjir.
b. Mempermudah pekerja saat
pengecekan ketinggian air naik.
1.3. Batasan Masalah
Dalam tugas akhir ini penulis
hanya membatasi masalah pada proses
sensor alarm banjir dan cara kerjanya
pada saat pengoperasian.
1.4. Metode Pengumpulan Data
1.4.1. Metode Literatur
Metode literatur adalah metode
untuk menambah referensi penulisan,
penulis menggunakan buku yang
berkaitan dengan permasalahan
sehingga mendapatkan tujuan dari
penulisan.
1.4.2. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode
yang dilakukan dengan pengambilan
data dan pengujian dari alat yang
dirancang.
1.4.3. Metode Konsultasi
Metode konsultasi adalah
metode bimbingan yang dilakukan
dengan dosen pembimbing.
2.1. Resistor
Resistor adalah komponen
elektronik dua saluran yang didesain
untuk menahan arus listrik dengan
memproduksi penurunan tegangan
diantara kedua salurannya sesuai
dengan arus yang mengalirinya.
Resistor bersifat resistif dan umumnya
terbuat dari bahan karbon. Satuan
resistansi dari suatu resistor disebut
ohm atau dilambangkan dengan simbol
Ω (Omega).
4
2.1.1. Rangkaian Seri
Rangkaian seri terdiri dari dua
hambatan atau lebih hambatan yang
disusun secara berurutan, hambatan
yang satu berada di belakang
hambatan yang lain. Hambatan yang
disusun seri dapat dijadikan menjadi
satu hambatan.
2.1.2. Rangkaian Parallel
Seperti halnya rangkaian seri,
rangkaian parallel dapat juga dijadikan
menjadi satu yang disebut hambatan
pengganti
2.2. Kapasitor
Kapasitor (kondensator) adalah
suatu alat yang dapat menyimpan
energi / muatan listrik didalam medan
listrik, dengan cara mengumpulkan
ketidak seimbangan iternal dari
muatan listrik. Satuan kapasitor
disebut Farat (F).
2.2.1 Fungsi Kapasitor Dalam
Rangkaian Elektronika
Berikut ini dalah fungsi
kapasitor dalam rangkaian elektronika,
yaitu :
a. Sebagai alat penyaring atau filter
dalam rangkaian catu daya.
b. Untuk menghindari loncatan api
pada saat saklar beban listrik.
c. Untuk menghemat daya listrik.
d. Untuk meredam noise atau
ripple.
e. Sebagai kopling saat
menghubungkan beberapa
rangkaian listrik.
2.2.2. Kapasitor Tidak Tetap
A. Variable condensator
Variable condensator adalah kapisitor
yang nilai kapasitasnya bisa berubah
bila motornya diputar.
5
B. Trimmer Kapasitor
Trimmer kapasitor seperti hanya varco
adalah kapasitor yang nilai bisa
berubah jika rotornya diputar.
2.3. Transistor
Transistor adalah alat
semikonduktor yang dipakai sebagai
penguat, sebagai sirkuit pemutus dan
penyambung (switching), stabilisasi
tegangan, modulasi sinyal atau sebagai
fungsi lainya. Transistor dapat
berfungsi semacam kran listrik.
2.3.1. Transistor Sebagai Saklar
Transistor salah satu jenis
komponen aktif yang banyak
digunakan, baik dalam rangkaian
analog maupun digital.
2.3.2. Tiga Daerah Kerja Transistor
a. Daerah aktif. Transistor bekerja
pada daerah aktif jika transistor
mendapat arus basis dari 0.
b. Daerah mati (cut off). Dimana
daerah kerja saat transistor
mendapat bias arus basis lebih
besar dari pada 0 maka arus
kolektor dengan basis terbuka
menjadi arus bocor dari basis ke
emitor sama dengan 0.
c. Daerah jenuh. Transistor dapat
bekerja pada dearah januh jika
transistor mendapat arus basis
lebih besar dari arus basis
maksimalnya.
2.4. Rele
Rele adalah sebuah saklar
magnetik yang biasanya menggunakan
medan magnet dari sebuah kumparan
untuk membuka atau menutup kontak
saklar pada saat rele dialiri arus dari
sumber daya ke beban.
2.5. Transformator
Transformator atau sering juga
disebut trafo adalah komponen
6
elektronika pasif merupakan alat yang
digunakan untuk mengubah tegangan
listrik yang tinggi menjadi tegangan
listrik yang rendah atau sebaliknya.
2.5.1. Prinsip Kerja Transformator
Prinsip kerja suatu transformator
adalah unduksi bersama (mutual
induction) antara dua rangkaian yang
dihubungkan oleh fluks magnet.
𝐸1= 4,44. 𝑁1. 𝑓1. Ф (V) ….…… (2.4)
𝐸2= 4,44. 𝑁2. 𝑓2. Ф (V)……..… (2.5)
Karena 𝑓1= 𝑓2
Maka :
V1
V2 =
E1
E2 =
N1
N2 ……………………. (2.6)
Dimana :
E1 = gaya gerak listrik (V)
E2 = gaya gerak listrik (V)
N1 = lilitan primer (lilitan)
N2 = lilitan sekunder (lilitan)
V1 = tegangan primer (V)
V2 = tegangan sekunder (V)
2.6. Dioda
Dioda adalah suatu komponen
elektronika yang terbuat dari bahan
semikonduktor yang berfungsi untuk
mengalirkan arus listrik satu arah dan
membatasi arus yang mengaliri dalam
suatu rangkaian.
2.6.1. Hubungan Bias Maju
(Tegangan Maju)
Jika kaki katoda disambungkan
dengan kutub negatif dan anoda
disambungkan dengan kutup positif,
maka dikatakan bahwa dioda sedang
dibias dengan tegangan maju.
2.6.2. Hubungan Bias Balik
(Tegangan Balik)
Jika kaki katoda disambungkan
dengan kutub positif dan anoda
disambungkan dengan kutup negatif,
maka kondisi ini disebut sebagai bias
tegangan balik.
7
2.6.3. LED (Light Emitting Diode)
Light emitting diode atau sering
disingakat dengan LED adalah
komponen elektronika yang dapat
memancarkan cahaya monokromatik
ketika diberikan bias maju.
2.7. Buzzer
Perangkat elektronika yang
terbuat dari elemen piezoceramics
pada suatu diafragma yang mengubah
getaran/vibrasi menjadi gelombang
suara.
2.8. IC (Integreted Circuit)
IC adalah singkatan dari
Integreted Circuit atau berarti
rangkaian terpadu. IC merupakan
rangkaian gabungan dari sejumlah
komponen menjadi satu.
2.8.1. IC Regulator
IC regulator atau yang sering
disebut sebagai regulator tegangan
(voltage regulator) merupakan suatu
komponen elektronik yang melakukan
suatu fungsi yang penting dan berguna
dalam perangkat elektronik baik digital
maupun analog.
2.8.2. IC Komparator
LM 324 merupakan rangkaian
terintegrasi, memiliki faktor penguat
yang besar dan frekuensi internal yang
berubah – ubah.
2.9. LCD (Liquid Crystal Display)
Liquid Crystal Display atau
sering yang dikenal sebagai LCD,
dimana LCD ini paling sering
digunakan pada rangkaian
mikrokontroler untuk memberika
pesan atau menampilkan karekter
tulisan.
2.10. Sensor Air (Water Brick
Sensor)
Sensor air (Water Brick
Sensor) dimana sensor yang berfungsi
sebagai pendeteksi basah pada saat air
8
akan menyetuh sensor atau terdeteksi
oleh sensor.
2.11. Mikrokontroler NUC120
NuMicro merupakan keluarga
mikrokontroler 32-bit yang berbasis
prosesor ARM Cortex-M0 dari
Nuvoton. Terdapat beberapa jenis dari
keluarga NuMicro antara lain :
Mini51, M051, NUC Series, Nano
Series, dll.
2.12. Catu Daya
Pencatu daya (pawer supply)
adalah suatu alat atau perangkat
elektronika yang berfungsi untuk
mengubah arus AC menjadi arus DC
untuk member daya suatu perangkat
keras lainnya.
Harga nilai rata –rata
𝑋 = 𝑋1+𝑋2+𝑋3……………+𝑋𝑛
𝑛 =
𝑋𝑖
𝑛 ..(2.7)
Dimana :
𝑋𝑖 = adalah jumlah seluruh
harga simple
n = banyaknya harga yang
ulangan pengukuran
𝑋 = harga rata – rata
Tegangan Perhitungan dengan rumus :
Veff = Vrms = 1
𝑇 𝑓2(𝑡) 𝑑𝑡𝑡1
𝑡0
Vmax = Vdc
Vac = Veff = Vrms
Vac = 2 Vmax
Vdc = 𝑉𝑎𝑐
2 …………..………. (2.8)
3.1. Tujuan Perancangan
Rancang bangun alat
merupakan tahap yang penting
didalam pembuatan skripsi. Pada
proses perancangan alat ini akan
dilakukan beberapa langkah dari
komponen yang sesuai dengan
kebutuhan dengan tetap
9
memperhatikan komponen –
komponen yang ada pada rangkaian
agar tidak terjadi kerusakan pada saat
pemasangan dan pemakaian
komponen,
3.2. Langkah – Langkah
Perancangan
Untuk memulai sebuah
perancangan suatu rangkaian,
dibutuhkan blok diagram rangkaian.
3.3. Tahap Perancangan
Langkah – langkah perancangan
terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
3.3.1. Tahap Perancangan Elektrik
Pada perancangan ini meliputi
bagian – bagian dari komponen yang
berhubungan langsung dengan
rangkaian.
3.3.1.1. Pembuatan Simulasi
Rangkaian Menggunakan Aplikasi
Proteus
Tahap yang pertama dalam
pembuatan alat ini adalah membuat
simulasi menggunakan aplikasi
proteus. Proteus adalah salah satu
amplikasi yang dapat digunakan untuk
membuat simulasi rangkaian
elektronika.
3.3.1.2. Pembuatan Layout
Rangkaian Menggunakan Aplikasi
PCB Wizard
PCB wizard adalah aplikasi
yang digunakan untuk membuat layout
pada rangkaian elektronika yang telah
dibuat pada aplikasi proteus. Adapun
langkah – langkahnya adalah sebagai
berikut :
a. Terlebih dahulu buka aplikasi
PCB wizard.
10
b. Buka dokumen rangkaian yang
telah dibuat pada proteus.
c. Klik menu tool pada proteus
kemudian pindahkan ke PCB.
d. Maka layout akan tampil pada
layar PCB wizard.
e. Klik artwork untuk tampilan
layout.
3.3.1.3. Proses Pengolahan PCB
Setelah layout selesai maka
dilakukan hal – hal sebagai berikut :
a. Print layout yang telah dibuat
pada PCB wizard.
b. Foto copy layout pada kertas
plastik (Transparan) ataupun
kertas foto.
c. Setrika layout pada PCB.
d. Layout yang telah dibuat di PCB
diusahakan jalur – jalur yang
dibuat tidak ada yang putus dan
tergores.
e. Setelah yakin tidak ada
kerusakan pada layout maka
mulailah masukan PCB ke
larutan Ferrit Chloride dan air
dengan perbandingan 1: 5.
f. Tembaga pada permukaan PCB
dibersikan dengan menggunakan
tinner atau bensin agar tinta –
tinta pada permukaannya hilang.
Setelah itu PCB siap dibor sesuai
dengan tata letak komponennya.
3.3.2. Tahap Perancangan Mekanik
Pada tahap perancangan ini
meliputi bagian pengerjaan yang
berhubungan dengan box dan lapisan
yang akan digunakan sebagai alas
untuk meletakan rangkaian.
3.4. Rangkaian Catu Daya
Catu daya adalah rangkaian yang
digunakan untuk mengubah arus AC
menjadi arus DC. Catu daya yang
11
digunakan pada rangkaian ini adalah
catu daya sebesar 5 Volt.
3.5. Rangkaian Penuh Sensor
Alarm Banjir Berbasis
Mikrokontroler ARM
Rangkaian penuh sensor alarm
banjir berbasisi mikrokontrolet ARM.
Dapat dilihat pada gambar dibawah ini
:
3.6 Daftar Komponen
Dalam proses pembuatan alat
perancang membutuhkan komponen
yang digunakan, sesuai dengan
rangkaian gambar diatas.
NO Nama Atau Jenis Komponen Jumlah
1 Mikrokotroler Arm NU120 1 Buah
2 LCD 1 Buah
3 LED 11 Buah
4 Buzzer 1 Buah
5 Water Brick Sensor 3 Buah
6 IC Komparator Lm 324 1 Buah
7 IC Regulator 7805 1 Buah
8 Rele 12 Volt 1 Buah
9 Potensiometer 1K 4 Buah
10 Transistor 1 Buah
11 Kapasitor 100 µf dan 1000 µf 2 Buah
12 Resistor 1,2K, 1k 11 Buah
13 Diode IN4004 4 Buah
3.7. Rangkaian Unit Rele
Pada bagian ini merupakan
lanjutan dari keluaran output
Mikrokontroler diterima rele akan
bekerja sesuai keluaran
Mikrokontroller.
12
3.8. Rangkaian Komparator
Rangkaian komparator ini
berfungsi sebagai penstabil sinyal
masukan input pada sensor untuk
masuk dan diproses pada
mikrokontroler lalu dilepaskan ke
output seperti buzzer, LED, dan LCD.
3.9. Prinsip Kerja Rangkaian
Gambar Simulasi Keseluruhan
Rangkaian
Rangkaian sensor alarm banjir
ini memiliki 3 buah output berupa
LCD, LED, dan Buzzer. Diamana cara
kerja sensor tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Akan diterima oleh water sensor
dan diproses oleh
mikrokontroller.
b. Input power supply rangkaian
menggunakan sumber 220 Volt
dari sumber PLN yang
menggunakan transformator DC
1A 12 Volt.
c. Rangkaian transformator
tersebut ditambahkan IC
regulator 7805, supaya tegangan
yang diinginkan stabil yaitu 5
Volt.
13
3.10. Simulasi Menggunakan
Aplikasi Proteus Sensor Alarm
Banjir Dengan Tegangan 5 Volt, 3
Volt dan 12 Volt
Dengan adanya percobaan yang
dilakukan pada aplikasi proteus maka
suatu rangkaian diberi tegangan yang
berda – beda. Yaitu dengan tegangan 5
Volt, 3 Volt dan 12 Volt.
a. Percobaan 1.
Percobaan 1 pada rangkaian dengan
menggunkan tegangan 5 Volt yang
terjadi adalah sensor akan berubah
posisi menjadi ON.
b. Percobaan 2
Percobaan 2 pada rangkaian dengan
menggunkan tegangan 3 Volt yang
terjadi adalah semua sensor dalam
posisi OFF.
c. Percobaan 3
Percobaan 3 pada rangkaian
dengan menggunkan tegangan 12 Volt
yang terjadi adalah semua sensor
dalam posisi OFF.
3.11. Analisa Percobaan Dalam
Aplikasi Proteus
Dengan tegangan yang berbeda
pada percobaan 1, 2 dan 3. Maka
rangkaian dalam percobaan pada saat
tegangan tidak sesuai yaitu 5 Volt
yang terjadi yaitu rangkaian tidak
berfungsi secara baik, melainkan saat
diberi tegangan 5 Volt rangkaian akan
berjalan secara nomal. Misalnya pada
gambar 3.11 rangkaian pada tegangan
5 Volt akan bekerja secara baik dan
LCD akan menyala.
4.1. Pengujian Alat
Setelah semua rangkaian selesai
maka langkah selanjutnya adalah
pengujian alat. Pengujian ini dilakukan
dengan tujuan dapat mengetahui
apakah alat yang dirancang dapat
bekerja dengan baik, kemudian
14
langkah selanjutnya yang harus
dilakukan menganalisa hasil dari
pengukuran.
4.2. Titik Uji Pengukuran Alat
Titik pengukuran pada sensor
alarm banjir berbasis mikrokontroller
ARM, terdiri dari beberapa bagian
dimana pada setiap bagian titik uji
memiliki fungsi dan tujuan
pengukuran yang berbeda – beda
sesuai dengan kebutuhan pengukuran.
Titik pengukuran adalah sebagai
berikut :
a. TP 1 (catu daya) berfungsi
sebagai sumber tegangan
rangkaian, dimana tegangan
pada catu daya digunakan
sebagai sumber tegangan pada
mikrokontroller.
b. TP 2 (rele) berfungsi sebagai
saklar otomatis untuk buzzer .
c. TP 3 (LED) berfungsi sebagai
indikator tingkatan ketinggian
air.
d. TP 4 (LCD) berfungsi sebagai
pembaca atau memberi indikator
berupa teks yang memiliki tiga
tahapan.
e. TP 5 (rangkaian water brick
sensor) berfungsi memberikan
perintah input pada indikator
output seperti LED, LCD dan
buzzer.
4.3. Hasil Pengukuran Dan
Perhitungan
Dengan melakukan pengukuran
secara 5 kali, maka akan memperoleh
nilai yang optimal.
15
4.3.1. Titik Pengukuran 1 (Catu
Daya)
Pada titik pengukuran 1 dimana
titik pengukuran adalah di kaki output
rangkaian catu daya, adapun
gambarnya 4.2 sebagai berikut :
4.3.2. Titik Pengukuran 2 (Rele)
Pada titik pengukuran 2
diketahui titik ukur adalah di rele
dimana rele tersebut memiliki
tegangan sebesar 12 V dan arus
sebesar 0,10 mA. Dapat dilihat gambar
titik pengukuran.
4.3.3. Titik Pengukuran 3 (LED)
Pengujian yang dilakukan pada
LED ini yaitu pada keluaran mikro ke
LED. Seperti gambar dibawah ini :
4.3.4. Titik Pengukuran 4 (LCD)
Titik pengujian yang dilakukan
pada LCD ini yaitu pada keluaran
mikro ke LCD. Adapun agabar seperti
dibawah ini :
16
4.3.5. Titik Pengukuran 5 (Water
Brick Sensor)
Pada titik pengujian 5 yaitu pada
sensor, dimana sensor ini sebagai
output pendekteksi air.
4.4. Analisa
Dari hasil pengukuran dan
perhitungan dapat dianalisa pada setiap
titik pengukuran (TP), Pengukuran
tegangan pada TP1 didapat tegangan
12,14 Vac sedangkan untuk tegangan
Vdc yang di dapat yaitu 4,82 Vdc
sedangkan untuk hasil perhitungan
yang didapat Vdc 4,57519 V dan
Vmin 4,15929 V. dengan persentase
kesalahan 5,07848%. Sehingga hasil
pengukuran dan perhitungan masih
dapat di toleransi.
5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisa dan
pengukuran dapat disimpulkan :
1. Hasil pengukuran yang didapat
pada titik pengukuran diperoleh
tegangan arus searah sebesar
4,82 Volt.
2. Toleransi antara hasil
pengukuran dan perhitungan
didapat sebesar 5,07848% ,
sehingga toleransi tersebut masih
dalam batas yang diizinkan.
3. pada titik pengukuran sebanyak
lima tempat pengukuran (TP).
a. Pada TP1 didapat hasil
pengukuran 12,14 Vac
dititik transformator dan
tegangan yang telah menjadi
17
arus searah pada regulator
4,82 Volt.
b. Pada TP2 didapat hasil
pengukuran 12,26 Vdc.
c. TP3 dapat hasil pengukuran
4,6 Vdc,
d. TP4 dari hasil pengukuran
sebesar 4,34 Vdc.
e. TP5 sebesar 4,98 dalam
kondisi kering sedangkan
dalam kondisi basah sebesar
4,84 Vdc.
5.2. Saran
Untuk mendapatkan hasil yang
baik pada tugas akhir ini penulis
menyarankan. Agar sangat
memperhatikan mikrokontroller dan
pemasangan kaki sensor dikarenakan
kedua komponen tersebut rentan
terhadap kerusakan oleh percikan air.
Daftar Pustaka
Chattopadhyay. D. 1984. Dasar
elektronika. Jakarta: UI Press.
Edisi Mahasiswa. 1992. Rangkaian
piranti dan sistem. Yogyakarta:
Erlangga.
http://www. gambar2/Prasimax
Mikron - Dt-Arm Nuc120.html/.
Diakses pada tanggal
28 Maret 2015.
Nahil, Muhammad. 2004. Rangkaian
Listrik. Jakarta: Erlangga.
Ramadhani, Muhammad. 2008.
Rangkaian Listrik. Bandung: PT
Gelora Aksara Pratama.
Zaki. 2005. Cara Mudah Merangkai
Elektronika Dasar. Yogyakarta:
Absolute.
18
Gambar tampak samping kiri
Gambar tampak sisi depan
Gambar tampak sisi kanan
19
Gambar tampak sisi belakang