Transcript
  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    1/31

    0

    PROPOSAL PENELITIAN

    SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN

    BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA

    MENCIPTAKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL

    PENELITIAN DALAM RANGKA GELAR INOVASI SISWA SMA

    Disusun Oleh:

    Ana Aminatul Aliyah (9946373435)Maya Masita (9950358598)Deni Rahmat Faisal (9946373403)

    Guru PendampingSuhadi, S. Pd

    Drs. Daryoto Eko

    DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH

    SEPTEMBER, TAHUN 2011

  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    2/31

    1

    HALAMAN PENGESAHANPROPOSAL

    1.

    2

    a. Judul Penelitian

    Bidang Ilmu Penelitian

    SETUP JAMBU METE SEBAGAIMINUMAN KEMASAN BERBASISKEUNGGULAN LOKAL DALAMRANGKA MENCIPTAKANKETAHANAN PANGAN NASIONALTerapan

    3. Ketua Penelitia. Nama Lengkap dan Gelarb. Jenis Kelaminc. NISN

    d. Instansie. J u r u s a nf . A l a m a t

    Ana Aminatul AliyahPerempuan

    9946373435

    SMA N 1 Pamotan RembangIPADs. Pancur Rt.1/I Kec. Pancur Kab.Rembang Jawa Tengah

    4. Jumlah Tim Peneliti 2 Orang

    5. Lokasi Penelitian DesaPragen Pamotan Rembang Jawa Tengah

    6. Waktu Penelitian 1 Bulan (September November )

    7. Biaya yang diperlukana. Sumber dari SarplasDikmen Prov. Jawa Tengah

    b. Sumber Lain, SebutkanJumlah

    Rp. 5.500.000,-+

    Rp. 5.500.000,-(Lima Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)

    Pamotan, 30 September 2011

    Mengetahui, KetuaPeneliti, Guru Pembimbing

    Suhadi, S. Pd. Ana Aminatul Aliyah

    NIP. 19820403 200903 1 005 NISN: 9946373435

    MengetahuiKepala SMA Negeri 1 Pamotan

    Dra. Pusmi IndiyatiNIP. 19570725 197903 2 004

  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    3/31

    2

    SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS

    KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKANKETAHANAN PANGAN NASIONAL

    Ana Aminatul Aliyah (9946373435), Maya Masita (9950358598), Deni RahmatFaisal (9946373403), Suhadi, S. Pd, dan Drs. Daryoto Eko

    ABSTRAK

    Penelitian ini berangkat bahwa dalam kenyataannya setiap musim panen jambumete, petani selalu membuang-buang daging buah jambu mete. Dengan demikianpenelitian ini mengangkat masalah penting bagaimana daging jambu mete dapatbermanfaat dalam mendukung ketahanan tanaman pangan lokal, pengetahuanlokal, sistem ekonomi, dan kualitas hidup masyarakat Pamotan Rembang JawaTengah.

    Penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan gabungan (kualitatif dankuantitatif) ini menggunakan perspektif konflik fungsional dan ekonomilingkungan.

    Kata Kunci: setup jambu mete, minuman kemasan, ketahanan pangan nasional

  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    4/31

    3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangSuatu negara yang berdaulat, salah satu elemen penting yang perlu

    dijaga adalah ketersediaan pangan nasional yang cukup. Ketergantungan

    pangan nasional hanyalah akan menjadi pencipta suatu kehancuran suatu

    negara bangsa. Agar tidak tercipta ketergantungan pangan nasional terhadap

    stok pangan dari luar, perlu adanya gerakan kemandirian pangan nasional.

    Hal mendasak yang perlu dilakukan diantaranya adalah studi

    ketersediaan bahan pangan nasional. Selanjutnya yang dilakukan adalah

    melakukan rekayasa bahan pangan nasional menjadi suguhan pangan siap saji.

    Dengan demikian, maka akan tercipta diversitas ketahanan pangan

    nasional, terciptalah penguatan sistem ekonomi nasional, terciptalah tatanan

    kualitas hidup masyarakat nasional, hingga kemudian terciptanya masyarakat

    yang adil, makmur, dan sejahtera.

    Studi awal diversitas bahan pangan endemik di tiap-tiap daerah perlu

    dilakukan. Studi terdahulu yang relevan tentang hasil olahan pada tanaman

    pangan endemik juga menjadi hal penting yang tidak dapat ditinggalkan.

    Terdapat beragam alasan dan pemilihan salah satu bahan tanaman pangan

    untuk diolah menjadi makanan kemasan.

    Pemilihan bahan tanaman pangan untuk menjadi makanan

    kemasanpun perlu diperhatikan. Beberapa hal diantaranya; ketersediaan bahan

    baku di lapangan, kandungan gizi dalam tanaman pangan sesuai standar,

  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    5/31

    4

    keunggulan khasiat kandungan dalam tanaman pangan, mampu menghidupkan

    kajian relevan dengan kurikulum sekolah di berbagai jenjang, melibatkan dan

    memanfaatkan pemilik pengetahun dan ketrampilan lokal sebagai

    pengolahnya, ketersediaan teknologi tepat guna, terbukanya peluang pasar

    hasil produk olahan, hingga syarat tentang penopang pelestarian jenis varietas

    tanaman pangan nasional.

    Gambar 1. Harga Domestik Jambu Mete 1990-1996(dalam mata uang Indonesia - 1 US $ = Rp 2.400).

    Sumber: httpwww.fao.orgdocrep005ac451eac451e00.jpg

    Berdasarkan kunjungan lapangan pada bulan Juli 2011, kawasan

    Rembang memiliki produksi buah jambu mete, tepatnya di daerah kecamatan

    Pamotan. Buah jambu mete yang telah menjadi tenaman endemik di kawasan

    Pamotan Rembang Jawa Tengah ini, hingga saat ini hanya metenya saja yang

    dimanfaatkan untuk memiliki nilai ekonomi tinggi, sedangkan daging buah

    jambu mete belum bernilai ekonomi tinggi. Terbukti, pada kunjungan

    lapangan pada bulan Agustus hingga November, daging buang jambu mete di

    buang di lahan perkebunan. Berangkat dari kondisi lapangan di atas, dalam

    studi ini memfokuskan diri pada rekayasa pengolahan daging jambu mete.

  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    6/31

    5

    Rekayasa pengolahan daging jambu mete ini kemudian menghasilkan produk

    dalam bentuk minuman kemasan, yaitu dalam bentuk minuman setup jambu

    mete kemasan.

    Tabel. Tabel Produksi Jambu Mete di Indonesia

    Tahun Luas (Ha) Produksi(tons)

    1978 82 511 8 800

    1983 193 583 18 047

    1988 253 777 23 305

    1993 400 593 69 7511996 465 758 77 663

    Sumber: Nogoseno (1997, dalam FAO, 1998)Dalam studinya Anwar dkk (2006) menemukan bahwa ada

    kecenderungan masyarakat pada kawasan perkebunan jambu mete beralih

    aktivitasnya dari pertanian ke industri. Padahal jambu mete (Anacardium

    occidentale L.) memiliki permintaan tinggi di pasar dunia karena berbagai

    aplikasi. Jambu mete shell cair (CNSL) memiliki berbagai macam sifat

    biologis (Botany Research International, (2009:253). Kesadaran potensi

    produk dan informasi mete antara petani pasar dalam beberapa kawasan dalam

    keadaan bermasalah. Dalam jurnal Agricultural and Biological Science

    (2008:10), dilaporkan bahwa produksi jambu mete dalam keadaan melimpah,

    namun kesadaran potensi produk dan informasi mete antara petani pasar,

    lemah.

    Dengan demikian langkah studi yang menghasilkan jenis makanan

    kemasan jelas dinanti-nantikan. Guna menciptakan keseimbangan akan

    kelestarian tanaman pangan lokal, pengetahuan lokal, sistem ekonomi, dan

    kualitas hidup masyarakat sekitar.

  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    7/31

    6

    B. Masalah PenelitianBerdasarkan studi latar belakang di atas, permasalah yang dipilih

    dalam penelitian ini yaitu;

    1. Bagaimana proses produksi stup jambu mete?2. Apa saja kandungan gizi dalam setup jambu mete?3. Bagaimana proses produksi pengemasan setup jambu mete?4. Bagaimana proses membangun kesadaran potensi produk dan informasi

    mete antara petani dan pasar, dalam rangka menciptakan lapangan kerja

    berbasis masyarakat sekitar?

    C. Tujuan PenelitianAdapun tujuan dari penelitian ini yaitu;

    1. Menciptakan proses produksi stup jambu mete.2. Mengetahui kandungan gizi dalam setup jambu mete.3. Menciptakan minnuman kemasan setup jambu mete.4. Menciptakan model membangun kesadaran potensi produk dan informasi

    mete antara petani dan pasar, dalam rangka menciptakan lapangan kerja

    berbasis masyarakat sekitar.

    D. Produk Hasil PenelitianUntuk mewujudkan tujuan penelitian di atas, dalam penelitian ini

    menghasilkan produk penelitian sebagai berikut;

    1. Laporan penelitian tertulis2. Produk miniman setup mete kemasan3. Film dokumenter pembuatan setup mete

  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    8/31

    7

    E. Manfaat PenelitianBerdasarkan tujuan penelitian dan hasil penelitian di atas, manfaat

    penelitian bagi kelompok akademis dan kelompok masyarakat adalah sebagai

    berikut;

    1. Kelompok akademisUntuk kalangan akademis, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan

    literatur untuk penyusunan penelitian lanjutan dan penyempurnaan tentang

    rekayasa jambu mete, kandungan gizi jambu mete, dan model

    pemberdayaan ekonomi pemulia jambu mete dalam rangka menciptakan

    diversitas ketahanan pangan nasional berbasis lokal.

    2. Kelompok masyarakatSelanjutnya, untuk kalangan masyarakat, penelitian ini bermanfaat sebagai

    media untuk meningkatkan diversitas pengolahan daging jambu mete

    sekaligus menciptakan kesejahteraan sosial melalui penciptaan lapangan

    kerja berbasis bahan baku lokal.

  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    9/31

    8

    BAB II

    STUDI PUSTAKA

    A. Jambu Mete1. Mengenal Buah Jambu Mete

    Dari asal-usulnya di timur laut Brasil, jambu mete (Yunani:

    Anacardium Occidentale) menyebar ke Amerika Selatan dan Tengah. Cerita

    singkat, orang India dari Amerika Selatan membawa spesies ini ke Hindia

    Barat pada pra-Columbus. Portugis diperkenalkan ke India dan Afrika Timur,

    yang kemudian menyebar ke Sri Lanka, Malaysia dan Indonesia. Orang-orang

    Spanyol membawa jambu mete ke Filipina pada abad ke-17. Sebagian besar,

    jambu mete sekarang dibudidayakan di banyak negara tropis.

    Jambu mete tersebar di seluruh Nusantara dengan nama berbeda-beda.

    Di sumatera Barat jambu mete dinamai dengan mete jambu erang/jambu

    monyet, di Lampung dijuluki gayu, di daerah Jawa Barat dijuluki jambu mede,

    di Jawa Tengah dan Jawa Timur diberi nama jambu monyet, di Bali jambu

    jipang atau jambu dwipa, dan di Sulawesi Utara disebut buah yaki.

    Adapun penyebutan nama jambu mete di dunia, dapat dilihat sebagai

    berikut. Kaju untuk di Hindi, jambu mede atau jambu monyet untuk

    Indonesia, jambu mede atau jambu monyet untuk Jawa, kasjoe atau mereke

    untuk Belanda, Gajus atau jambu monyet untuk Melayu, hingga cay Dieu atau

    dao lon panas untuk Vietnam.

  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    10/31

    9

    Gambar. Jambu mete dengan varieras warna merahSumber: Menegristek, Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu

    Pengetahuan dan Teknologi.

    Tanaman jambu mete banyak tumbuh di Jawa Tengah (Jepara,

    Wonogiri), Jawa Timur (Bangkalan, Sampang, Sumenep, Pasuruan, dan

    Ponorogo), dan di Yogyakarta (Gunung Kidul, Bantul, dan Sleman). Di luar

    Pulau Jawa, Jambu mete banyak ditanam di Bali (Karangasem), Sulawesi

    Selatan (Kepulauan Pangkajene, Sidenreng, Soppeng, Wajo, Maros, Sinjai,

    Bone, dan Barru), Sulawesi Tenggara (Muna). dan NTB (Sumbawa Besar,

    Dompu, dan Bima).

    Waktu panen bervariasi dari daerah ke daerah, tetapi biasanya

    dilakukan pada musim kemarau dari Juli sampai November. Di Sulawesi

    Tenggara, bulan panen dari bulan Juli sampai September, sedangkan

    orchardists di Barat dan Timur Nusa Tenggara panen tanaman mete mereka

    dari September-November. Perbedaan ini terutama karena iklim mikro variasi

    antar daerah.

  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    11/31

    10

    Gambar. Perempuan desa sedang memanen jambu meteSumber:http://ureport.vivanews.com/news/read/108355-

    desa_ilepadung_penghasil_mete_organik

    2. Kandungan Gizi Buah Jambu MeteTabel. Komposisi buah sernu jambu mete

    Sumber: Haendler and Duverneil, 1970 dalam Mulyono dkk (BBP4:660)

    http://ureport.vivanews.com/news/read/108355-desa_ilepadung_penghasil_mete_organikhttp://ureport.vivanews.com/news/read/108355-desa_ilepadung_penghasil_mete_organikhttp://ureport.vivanews.com/news/read/108355-desa_ilepadung_penghasil_mete_organikhttp://ureport.vivanews.com/news/read/108355-desa_ilepadung_penghasil_mete_organikhttp://ureport.vivanews.com/news/read/108355-desa_ilepadung_penghasil_mete_organikhttp://ureport.vivanews.com/news/read/108355-desa_ilepadung_penghasil_mete_organik
  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    12/31

    11

    Tabel. Karakter varietas unggul jambu mete

    Sumber: Hadad, Usman Daras, dan Agus Wahyudi (2007:04)

  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    13/31

    12

    Tabel. Kandungan kimia jambu metedengan menggunakan pelarut yang berbeda

    Sumber: Botany Research International, (2009:254)

    3. Manfaat Buah Jambu MeteMenurut Menegristek, tanaman jambu mete merupakan komoditi

    ekspor yang banyak manfaatnya, mulai dari akar, batang, daun, dan buahnya.

    Selain itu juga biji mete (kacang mete) dapat digoreng untuk makanan bergizi

    tinggi. Buah mete semu dapat diolah menjadi beberapa bentuk olahan seperti

    sari buah mete, anggur mete, manisan kering, selai mete, buah kalengan, dan

    jem jambu mete. Kulit kayu jambu mete mengandung cairan berwarna coklat.

    Apabila terkena udara, cairan tersebut berubah menjadi hitam. Cairan ini dapat

    digunakan untuk bahan tinta,bahan pencelup, atau bahan pewarna. Selain itu,

    kulit batang pohon jambu mete juga berkhasiat sebagai obat kumur atau obat

    sariawan. Batang pohon mete menghasilkan gum atau blendok untuk bahan

  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    14/31

    13

    perekat buku. Selain daya rekatnya baik, gum juga berfungsi sebagai anti

    gengat yang sering menggerogoti buku. Akar jambu mete berkhasiat sebagai

    pencuci perut. Daun Jambu mete yang masih muda dimanfaatkan sebagai

    lalap, terutama di daerah Jawa Barat. Daun yang tua dapat digunakan untuk

    obat luka bakar.

    Selanjutnya menurut Mulyono dkk (BBP4:658) menemukan berbagai

    macam teknologi pengolahan yang dihasilkan buah mete jambu mete dapat

    menghasilkan berbagai jenis produk olahan. Jenis produk olahan jambu

    mete adalah sebagai berikut; sari buah (sari buah jernih, sari buah keruh, sari

    buah dengan C02, anggur, cuka makan, jelly, nata de cashew), selai, pasta,

    buah kaleng dalam sirup, manisan basah dan kering (candy), acar dan asinan

    (pickle), sambal (chutney), lauk pauk (abon), dan pakan ternak.

    Tabel. Produk-produk olahan buah semu jambu mete

    Sumber: Mulyono dkk (BBP4:660)

  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    15/31

    14

    B. Relevansi Penelitian TerdahuluDalam studi terdahulu yang dilakukan oleh Zaubin, Suryadi, dan

    Yuhono (2004:53) menekankan bahwa permasalahan jambu mete adalah pada

    rendahnya pendapatan petani pemulia jambu mete. Dengan rendahnya

    pendapatan pemulian jambu mete itu, berdampak pada runtuhnya derajat

    budidaya dan diversifikasi produk olahan berbahan dasar jambu mete. Dalam

    studi Zaubin, Suryadi, dan Yudono, memberi solusi untuk melakukan upaya

    jangka pendek dan upaya jangka panjang.

    Upaya jangka pendek mencakup pemeliharaan kebun yang baik agar

    produksi dan kualitas gelondong meningkat serta diversifikasi produk baik

    diversifikasi horizontal maupun vertikal. Upaya jangka panjang (510 tahun)

    ditempuh melalui rehabilitasi dan peremajaan kebun-kebun mete. Inovasi

    teknologi untuk melaksanakan perbaikan tersebut telah tersedia, namun

    sosialisasinya masih menghadapi berbagai kendala. Oleh karena itu,

    kemampuan petani perlu ditingkatkan, agroindustri dibenahi agar dapat

    menunjang kegiatan produksi, dan pemerintah daerah mengkoordinasi dan

    memfasilitasi semua sektor agar agribisnis mete dapat berjalan lebih baik.

    Namun studi Zaubin, Suryadi, dan Yudono di atas, belum secara jelas

    dan tajam memberikan solusi tentang bagaimana model meningkatkan derajat

    pendapatan petani dengan cara diversifikasi produk dan rehabilitasi kebun

    jambu mete. Dalam studi Zaubin, Suryadi, dan Yudono ini juga belum

    mengusung isu tentang ketahanan pangan nasional dan kearifan lokal dalam

    diversitas produk berbahan dasar jambu mete.

  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    16/31

    15

    Dalam hal diversifikasi produk berbahan dasar jambu mete, dapat

    dilihat studi Hadad, Daras, dan Wahyudi (2007: 18), dimana dalam studi

    tersebut telah melangsir beberapa diversifikasi produk berbahan dasar jambu

    mete sebagai berikut; Pengolahan Gelondong, Kacang Mete, CNSL (cashew

    nut shell liquid), Sirup, Anggur, Abon, Selai, Dodol, Nata de Cashew, dan

    Pakan Ternak. Jelas, dalam studi tersebut, belum melangsir diversifikasi

    produk dalam bentuk setup jambu mete. Dengan demikian, studi tentang setup

    jambu mete ini menjadi studi terkini yang perlu dilakukan.

    Studi terkini tentang jambu mete juga relatif banyak menyingkap

    tentang bagaimana meningkatkan produktivitas jambu mete. Studi yang

    dilakukan oleh Guemaeni (2010:7) berangkat dari produktivitas tanaman

    jambu mete yang rendah, antara lain disebabkan karena pengembangannya

    menggunakan biji yang berasal dari pohon-pohon dengan potensi genetik

    rendah atau bukan unggul. Dalam studi Gusmaeni ini memberi solusi agar

    masyarakat Indonesia hendaknya dapat memanfaatkan plasma nutfah jambu

    mete yang ada untuk men-dapatkan pohon-pohon dengan potensi produksi

    tinggi, dan selanjutnya diperbanyak secara klonal dengan cara penyambungan

    (grafting). Namun Gusmaeni terkesan mengesampingkan diversitas produksi

    olah jambu mete yang tersedia melimpah ruah. Hal ini dapat dilihat pada tahun

    2007, Indonesia telah mencapai 570.409 ha dengan produksi 350 kg

    gelondong/ha dan total produksi 146.148 ton gelondong (Ditjenbun, 2008).

    Dalamhttp://www.pdii.lipi.go.id/?p=1145, Selai (jelly) yang terbuat dari

    jambu mete, adalah hasil olahan/pengawetan yang mempunyai bentuk/ tekstur

    http://www.pdii.lipi.go.id/?p=1145http://www.pdii.lipi.go.id/?p=1145http://www.pdii.lipi.go.id/?p=1145http://www.pdii.lipi.go.id/?p=1145
  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    17/31

    16

    setengah padat (intermediate moistured food) atau seperti bubur kental.

    Penggunaan selai/jelly biasanya dimakan bersama roti. Hasil olahan buah

    jambu mete menjadi selai/jelly mempunyai rasa manis dengan aroma serta

    citarasa yang hampir sama dengan buah aslinya.

    Roti memang makanan pokok masyarakat luar negeri, untuk itulah

    produk olahan selai/jelly selalu dibutuhkan dalam jumlah yang besar untuk

    memenuhi permintaan pasar luar negeri. Sedangkan permintaan untuk

    konsumsi dalam negeri sendiri relatif sedikit. Selai/jelly buah jambu mete

    menyerupai bubur kental berwarna jernih/transparan dengan aroma asli buah

    jambu mete sangat mengundang selera untuk mencicipinya. Kandungan gizi

    dan kalori yang terkandung di dalam buah jambu mete cukup banyak dan

    lengkap,Energi (kal), Air, Protein, Lemak, Karbohidrat, Mineral (g), kalsium

    (mg), Fosfor (mg), Zat besi (mg), Vitamin A (mcg), Vitamin B (mg), Vitamin

    C (mg).

    Menurut Kendriyanto (2005) Jambu mete adalah salah satu komoditas

    perkebunanan yang memiliki nilai ekonomi cukup besar yaitu menghasilkan

    kacang mete dan produk olahan dari buah semu. Di Desa Pelemsengir

    Kecamatan Todanan Kabupaten Blora pada tahun 2005 telah dilakukan

    kegiatan yang mengkaji alat pengupas kulit ari dan pengolahan buah semu

    jambu mete. Produk olah dari buah semu yang dicoba adalah sirup dan dodol

    mete, namun hasilnya perlu diperbaiki supaya kualitas lebih baik.

    Pemanfaatan briket jambu mete dan tongkol sebagai bahan abakar

    alternatif (Sinurat, 2011)

  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    18/31

    17

    Dalam studi Sinurat (2011:ii) tentang pemanfaatan briket kulit jambu

    mete dan tongkol jagung sebagai bahan bakar alternatif. Dalam studinya

    tersebut bertujuan untuk membuat briket kulit jambu mete dan tongkol jagung,

    melakukan pengujian proksimasi, menentukan kuat tekan dan kerapatan,

    membandingkan briket kulit jambu mete dan tongkol jagung dengan standar

    mutu briket yang ada yang meliputi nilai kalor, kadar air, kadar abu, fixed

    carbon, volatile matter, kerapatan, dan kuat tekan, dan mengetahui efisiensi

    thermal briket kulit jambu mete dan tongkol jagung. Studi Sinurat

    menghasilkan bahwa efisiensi tertinggi dan nilai kalor tertinggi diperoleh pada

    pembakaran briket kulit jambu mete 100% dengan perekat kanji (tepung

    tapioka).

    Menurut Pratiwi (2011:v) dalam studinya kajian formulasi dodol

    jambu mete rendah tanin, menyimpulkan berdasarkan hasil analisa kimia,

    fisik dan sensoris, dodol jambu mete yang dapat diterima oleh konsumen

    adalah dodol yang dibuat dengan penambahan bubur jambu mete dan tepung

    beras ketan 75% :25%. Dodol tersebut memiliki karakteristik sebagai berikut

    kadar air (17.18%), abu (1,42%), serat kasar (1,05%) yang telah memenuhi

    syarat SNI dan vitamin C (0.036%).

    Studi yang dilakukan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali,

    limbah jambu mete dapat digunakan sebagai pakan ternak. Hasil pengkajian

    BPTP Bali menunjukkan, pemberian limbah mete fermentasi pada kambing

    dapat meningkatkan bobot badan secara nyata. Penimbangan pertama pada 24

    ekor kambing memperoleh bobot awal rata-rata untuk P1: 15,67 kg/ekor dan

  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    19/31

    18

    P2: 15,55 kg/ ekor. Setelah diberi pakan limbah 12 minggu (84 hari), bobot

    badan rata-rata menjadi 18,49 kg untuk P1 dan 20,56 kg untuk P2. Dengan

    demikian pada P1 diperoleh pertambahan bobot badan rata-rata 33,58 g dan

    P2 59,65 g/ekor/hari. Hasil analisis ekonomi menunjukkan, pemberian limbah

    mete fermentasi dapat meningkatkan keuntungan sebesar Rp31.950 per 12

    minggu atau Rp10.650 per bulan untuk setiap ekor anak kambing

    dibandingkan dengan pola pemeliharaan tradisional. Analisis tersebut sudah

    memperhitungkan biaya bahan baku dan pengolahan.

    Upe dan Ishak (1997) juga pernah melakukan studi tentang

    pengembangan pemanfaatan dan pengolahan buah semu jambu mete menjadi

    selai dan jam di sulawesi tenggara. Dalam studinya tersebut menghasilkan

    pembuatan selai didapatkan bahwa perlakuan buah yang dimasak dengan

    perbandingan gula dan sari 1:1 menghasilkan selai yang terbaik dengan kadar

    pektin 0,505 persen, sedangkan pada pembuatan jam didapatkan bahwa

    perlakuan perbandingan gula dengan pulp buah 0,5:1 menghasilkan jam yang

    memenuhi SII 0173-78. Pemasakan buah semu jambu mete selama 15 menit

    pada suhu lebih kurang 80 derajat C sebelum diolah lebih lanjut dapat

    mengekstraksi lebih banyak kadar pektin.

    Peneliti yang sama, Upe dan shak (1997), juga melakukan penelitian

    tentang bagaimana model pengembangan penghilangan rasa sepet (astringent)

    dan rasa gatal (acrid) buah semu jambu mete untuk produk minuman. Tujuan

    penelitian untuk mendapatkan perlakuan yang tepat dari metode

    penghilangan/pengurangan rasa sepat dan rasa gatal yang terkandung dalam

  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    20/31

    19

    buah semu jambu mete. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa perlakuan

    buah yang disayat kulitnya dengan lama perendaman 12 jam, sudah

    menghasilkan sari buah yang mempunyai nilai rasa sepat, rasa gatal, dan kadar

    tanin yang tidak berbeda nyata dengan yang didapat dari perlakuan buah yang

    dikupas dengan lama perendaman 18 jam. Sari buah jambu mete yang dikupas

    kulitnya mempunyai rasa sepat yang kurang dibanding yang disayat dan

    dibelah. Semakin lama buah direndam dalam larutan garam 3 persen, maka

    kadar tanin sari buah yang dihasilkan semakin rendah

  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    21/31

    20

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan PenelitianPenelitian ini akan lakukan dengan pendekatan metode penelitian

    campuran. Penggunaan metode campuran diselaraskan terhadap tipe

    pertanyaan dalam penelitian. Utuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana

    proses produksi stup jambu mete, dilakukan pendekatan kualitatif dan

    literatur. Untuk menjawab pertanyaan tentang apa saja kandungan gizi dan

    keungguan stup jambu mete, akan dilakukan pendekatan kuantitatif.

    Selanjutnya untuk mengetahui tentang bagaimana menyusun model pemasaran

    dalam penciptaan lapangan kerja berbasis masyarakat sekitar, dilakukan

    pendekatan studi pustaka.

    B. Lokasi PenelitianPenelitian ini akan dilakukan di kecamatan Pamotan kabupaten

    Rembang provinsi Jawa Tengah.

    C. Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan selama satu bulan, yaitu bulan September

    2011.

    D. Sumber Data PenelitianPenelitian ini akan menggunan dua sumber data penelitian, yaitu data

    primer dan data sekunder. Data primer meliputi data tentang model produksi

  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    22/31

    21

    stup buah jambu mete, kandungan gizi, dan kandungan standarisasi minuman

    kemasan. Selanjutnya data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini

    yaitu model produksi stup buah, keunggulan stup buah, dan model pemasaran

    stup buah.

    E. Teknik Pengumpulan Data1. Bagaimana proses produksi stup jambu mete

    Untuk menjawab pertanyaan bagaimana proses produksi stup jambu

    mete, peneliti akan melakukan hal-hal sebagai berikut;

    - Mendatangi masyarakat sekitar apakah telah ada teknik produksijambu mete

    - Jika ada, teknik prosuksi berbasis lokal itu dijadikan sumber dalamproses penyusunan produksi stup jambu mete

    - Melakukan studi literatur tentang bagaimana memproduksi stup jambumete

    - Jika ada, teknik produksi berbasis literatur itu dijadikan sumber dalamproses penyusunan produksi stup jambu mete

    - Memadukan teknik masyarakat dan studi literatur tentang produksistup buah jambu mete

    - Jika masyarakat dan studi literatur tidak ada, maka peneliti melakukanujicoba teknik produksi stup buah jambu mete

    - Teknik produksi stup buah jambu mete akan dilakukan berulang-ulanghingga terciptakan suatu hasil stu pyang berkualitas

  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    23/31

    22

    2. Apa saja kandungan gizi dan keungguan stup jambu meteUntuk menjawab pertanyaan tentang apa saja kandungan gizi pada

    stup buah jambu mete, peneliti akan membawa stup buah jambu mete ke

    laboratorium terpercaya untuk diuji kandungan gizinya. Untuk

    mengetahui kandungan gizi secara akurat, akan dilakkan minimal tiga kali

    uji laboratorium. Adapun untuk menjawab keunggulan stup buah jambu

    mete, peneliti melakukan analisis hasil kandungan gizi terhadap kajian

    literatur tentang kegunaan dari tiap-tiap elemen yang dimiliki pada stup

    buah jambu mete. Jika perlu, akan dilakukan uji laboratorium tentang

    standarisasi SNI minuman kemasan.

    3. Bagaimana model pemasaran dalam penciptaan lapangan kerja berbasismasyarakat sekitar

    Dalam menciptakan model pemasaran produk stup buah jambu

    mete, peneliti akan menggunakan suatu model pemasaran berdasar kajian

    literatur. Model pemasaran yang bersumber dari kajian literatur itu

    kemudian diadaptaasikan dengan potensi dan kelemahan dari masyarakat

    lokal, sehingga tercipta suatu model pemasaran berbasis penciptaan

    lapangan kerja penduduk lokal.

    F. Penentuan Sampel, Populasi, dan Informan PenelitianBerdasarkan data yang digunakan dalam menjawab pertanyaan di

    atas, berikut ini penjelasan tentang penggunaan sample, populasi dan informan

    dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini yaitu varietas buah jambu mete

  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    24/31

    23

    sejumlah sembilan buah. Adapun sembilan buah ini akan diambil sebanyak

    sembilan pohon yang ada pada habibat pohon jambu mete di lokasi terpilih.

    Tiap-tiap buah jambu mete akan dikemas menjadi satu gelas stup buah jambu

    mete. Dengan demikian terdapat sembilan gelas stup jambu mete. adapun

    informan dalam penelitian ini yaitu beberapa anggota masyarakat sekitar

    lokasi yang terdapat kebun jambu mete.

    G. Teknik Analisi Data1. Bagaimana proses produksi stup jambu mete2. Apa saja kandungan gizi dan keungguan stup jambu mete3. Bagaimana model pemasaran dalam penciptaan lapangan kerja berbasis

    masyarakat sekitar

    Teknik analisis data pada penelitian melalui delapan langkah. Adapun

    delapan langkah dalam teknik analisis data eksplanatoris yaitu sebagai berikut:

    1) pengumpulan data; 2) reduksi data; 3) peragaan data/ visualisasi data; 4)

    transformasi data; 5) perbandingan data; 6) interpretasi data; 7) legitimasi; dan

    8) pengampilan kesimpulan atau laporan akhir.

  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    25/31

    24

    Interpretasi

    dataLegitimasi

    Pengumpulan

    Data

    Reduksi Data

    Peragaan Data

    Transformasi

    data

    Perbandingan

    Data

    Pengambilan

    simpulan/

    Pelaporan

    Gambar. Alur Teknik Analisis Data Campuran

    ;

    Sumber: Diadaptasikan dari Miles dan Huberman, 2007; Onwuegbuzie danTeddie, 2010; Tashakkory dan Teddlie, 2010 dengan modivikasiseperlunya.

    Berikut ini merupakan definisi operasional dari delapan tahapan dalam

    teknik analisis data eksplanatoris dari penelitian ini.

    1) Tahap pengumpulan data yaitu mengumpulkan data dari lapangan denganteknik wawancara, observasi, serta studi arsip dan dokumen.

    2) Tahap reduksi data yaitu mengolah data dengan cara memilah-milah,membuang data sampah, dan menambah yang perlu.

    3) Tahap peragaan data/ visualisasi data yaitu meragakan data kualitatifmenjadi matriks, bahan, grafis, jarigan, daftar, rubrik, diagram venn, dan

    tabel.

  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    26/31

    25

    4) Tahap transformasi data yaitu mengkualifikasikan dan ataumengkuantifikasikan data.

    5) Tahap perbandingan data yaitu memperbandingkan data dari sumber-sumber daya yang berbeda.

    6) Tahap interpretasi data yaitu memaknai data menurut peneliti7) Tahap legitimasi yaitu melakukan penguatan validitas data dengan

    pendekatan deskripsi teoritik dan data lapangan.

    8) Tahap pengampilan simpulan atau laporan akhir yaitu menjawabpertanyaan penelitian dan memberikan rekomendasi dalam bentuk

    pelaporan akhir penelitian.

    H. Desain PenelitianPenelitian ini akan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu; tahap pra

    penelitian, tahap proses penelitian, dan tahap pasca penelitian. Melakukan studi

    literatur pendahuluan, studi pendahuluan lapangan yang digunakan dalam

    menyusun proposal penelitian, dan melengkapi berbagai surat perijinan

    merupakan beberapa kegiatan dalam pra penelitian. Selanjutnya peneliti terjun ke

    lapangan mengumpulkan data penelitian, uji laboratorium, mereduksi data,

    visualisasi data, analisis data, pelengkapan data lapangan, analisis data penelitian,

    hingga penyusunan simpulan dalam peneltian, merupakan kegiatan dalam proses

    penelitian. Tahap terakhir yaitu melakukan penyunan laporan, penjilidan,

    penggandaan hasil penelitian, hingga publikasi dari hasil penelitian.

    Berdasarkan sistemasika penyusunan laporan penelitian, penelitian ini

    terdiri dari lima bab. Bab satu memuat tentang pendahuluan penelitian. Bab dua

  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    27/31

    26

    memuat tentang kajian pustaka penelitian. Bab tiga memuat tentang metode

    penelitian. Bab empat memuat tentang hasil penelitian dan pembahasan. Hingga

    bab lima memuat tentang simpulan dan rekomendasi yang dianggap penting pasca

    penelitian.

  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    28/31

    27

    BAB IV

  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    29/31

    28

    BAB V

    DAFTAR PUSTAKA

    Agbongiarhuoyi Anthony E., Aigbekaen E.O.1 and Akinbile L.A. 2008.

    Awareness Of Cashew Products Potentials And Market Information Among

    Farmers In Kogi State, Nigeria. ARPN Journal of Agricultural and

    Biological Science. VOL. 3, NO. 4, JULY 2008 ISSN 1990-6145.

    Anwar; Dipokusumo, Bambang ; Nurjannah, Siti. 2006. Studi Transformasi

    Pertanian Kearah Industri Pada Kawasan Perkebunan Jambu Mete DiPropinsi Nusa Tenggara Barat : Kasus Rumahtangga Petani Lahan Kering

    : Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

    Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali. Tanpa tahun. Pakan Ternak dari

    Limbah Jambu Mete. Dalam http://www.smallcrab.com/others/425-pakan-

    ternak-dari-limbah-jambu-mete. diunduh pada tanggal 03 November 2011.

    Budi Utami. Pengetahuan Umum dan Peraturan Kemasan. Balai Besar Kimia dan

    Kemasan. Dalam http://www.bbik-litbang.or.id. Diunduh pada tanggal 08

    November 2011.

    Cara pembuatan setup buah rempah. Dalam http://anekakuliner.com/tag/cara-

    pembuatan-setup-buah. diunduh pada tanggal 08 November 2011.

    Deptan. 2009. Standar Prosedur Operasional Pengolahan Mangga. Direktorat

    Pengolahan Hasil Pertanian. Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran

    Hasil Pertanian. Jakarta.

    Direktorat Jenderal Perkebunan. 2008. Statistik Perkebunan Indonesia 2007-2008.

    Jambu Mete. Departemen Kehutanan dan Perkebunan, Jakarta.

    Edy Mulyono, Abubakar dan Djajeng Sumangat. Teknologi Inovatif Pengolanan

    Buah Semu Jambu Mete untuk Mendukung Agrolndustri. Dalam Prosiding

    Seminar Nasional Teknologi lnovatif Pascapanen untuk Pengembangan

    Industri Berbasis Pertanian. Balai Besar Penelitian dun Pengembangan

    Pascapanen Pertanian. Hal: 658

    http://www.smallcrab.com/others/425-pakan-ternak-dari-limbah-jambu-metehttp://www.smallcrab.com/others/425-pakan-ternak-dari-limbah-jambu-metehttp://www.smallcrab.com/others/425-pakan-ternak-dari-limbah-jambu-metehttp://www.bbik-litbang.or.id/http://www.bbik-litbang.or.id/http://anekakuliner.com/tag/cara-pembuatan-setup-buahhttp://anekakuliner.com/tag/cara-pembuatan-setup-buahhttp://anekakuliner.com/tag/cara-pembuatan-setup-buahhttp://anekakuliner.com/tag/cara-pembuatan-setup-buahhttp://anekakuliner.com/tag/cara-pembuatan-setup-buahhttp://www.bbik-litbang.or.id/http://www.smallcrab.com/others/425-pakan-ternak-dari-limbah-jambu-metehttp://www.smallcrab.com/others/425-pakan-ternak-dari-limbah-jambu-mete
  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    30/31

    29

    Elna Karmawati. 2008. Perkembangan Jambu Mete dan Strategi Pengendalian

    Hama Utamanya. Jurnal Perspektif Vol. 7 No. 2 / Desember 2008. Hlm 102

    - 111. ISSN: 1412-8004. 102.

    Gusmaini. 2010. Peningkatan Produktivitas Jambu Mete Melalui Teknologi

    Penyambungan (Grafting) dan Rejuvenasi Tanaman Jambu Mete. Jurnal

    Perkembangan Teknologi TRO 22 (1) Juni 2010 Hlm. 7-17. ISSN 1829-

    62897.

    Hadad, Usman Daras, dan Agus Wahyudi. 2007. Teknologi Unggulan Jambu

    Mete Perbenihan dan Budidaya Pendukung Varietas Unggul. Badan

    Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Pusat Penelitian dan

    Pengembangan Perkebunan.

    Julianti, Elisa. 2006. Teknologi Pengemasan. Departemen Teknologi Pertanian.

    Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara

    Kendriyanto, Dwi Nugraheni, Antonius Priyanto. 2005. Kajian Diversifikasi

    Produk Olahan Jambu Mete. Dalam

    http://jateng.litbang.deptan.go.id/eng/index.php?option=com_content&view=art

    icle&id=117&Itemid=42. Diunduh pada tanggal 03 November 2011.

    Menegristek. Tanpa Tahun. Jambu Mete ( Anacardium Occidentale L. ) TTG

    Budidaya Pertanian. Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan

    dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

    Minas K. Papademetriou; Edward M. 1998. Integrated Production Practices of

    Cashew in Asia. Food and Agriculture Organization of The United Nations

    Regional Office For Asia and The Pacific Bangkok, Thailand

    Mustofa, Akhmad. 2011. Studi Tentang Aktivitas Zymomonas Mobilis Pada

    Produksi Etanol Dari Buah Semu Jambu Mete (Anacardium Occidentale)

    Dengan Variasi Sumber Nitrogen. Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil

    Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

    Pengemasan. Dalamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pengemasan. diunduh pada tanggal

    09 November 2011.

    http://jateng.litbang.deptan.go.id/eng/index.php?option=com_content&view=article&id=117&Itemid=42http://jateng.litbang.deptan.go.id/eng/index.php?option=com_content&view=article&id=117&Itemid=42http://jateng.litbang.deptan.go.id/eng/index.php?option=com_content&view=article&id=117&Itemid=42http://id.wikipedia.org/wiki/Pengemasanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pengemasanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pengemasanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pengemasanhttp://jateng.litbang.deptan.go.id/eng/index.php?option=com_content&view=article&id=117&Itemid=42http://jateng.litbang.deptan.go.id/eng/index.php?option=com_content&view=article&id=117&Itemid=42
  • 8/3/2019 SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KET

    31/31

    30

    Pratiwi, Niken 2011. Kajian Formulasi Dodol Jambu Mete (Anacardium

    Occidentale.L) Rendah Tanin. Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil

    Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

    Robber Zaubin, Rudi Suryadi, dan Y.T. Yuhono. 2004. Diversifikasi Produk dan

    Rehabilitasi Perkebunan Jambu Mete Untuk Meningkatkan Pendapatan

    Petani. Dalam Jurnal Litbang Pertanian, 23(2), 2004.

    Sinurat, Erikson. 2011. Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jambu Mete Dan Tongkol

    Jagung Sebagai Bahan Bakar Alternatif. Skripsi. Unhas.

    Tutuk Budiati. 1990. Isolasi, Identifikasi dan Konversi Asam Anakardat dari

    Minyak Kulit Biji Jambu Mete (Anacardium occidentale L.). Dalam Sri

    Sugati Sjamsuhidajat, dkk. 1992. Penelitian Tanaman Obat di Beberapa

    Perguruan Tinggi di Indonesia IV. Jakarta. Pusat Penelitian Dan

    Pengembangan Farmasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

    Departemen Kesehatan RI.

    Upe, Ishak Ambo. 1997. Pengembangan Pemanfaatan Dan Pengolahan Buah

    Semu Jambu Mete Menjadi Selai Dan Jam Di Sulawesi Tenggara . Balai

    Industri Ujung Pandang

    Upe, Ishak Ambo. 1991. Pengembangan Penghilangan Rasa Sepet (astringent)

    Dan Rasa Gatal (acrid) Buah Semu Jambu Mete Untuk Produk Minuman.

    Balai Industri Ujung Pandang.

    V. Rajesh Kannan, C.S. Sumathi, V. Balasubramanian and N. Ramesh. 2009.

    Elementary Chemical Profiling and Antifungal Properties of Cashew

    (Anacardium occidentale L.) Nuts. Jurnal Botany Research International 2

    (4): 253-257, 2009. ISSN 1995-8951.


Top Related