Download - Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menulis laporan penelitian karya ilmiah sering kali menjadi masalah bagi
seseorang yang sudah menyelesaikan proposal penelitian ilmiah, atau bahkan
sudah melaksanakan penelitian. Berbagai alasan klise seperti kesibukan,
sedikitnya waktu, tidak adanya biaya sering menjadi kambing hitam atas
ketidakberdayaan kita menyelesaikan laporan hasil penelitian karya ilmiah.
Walhasil, setelah berbulan-bulan penelitian ilmiah dilaksanakan laporan hasilnya
belum juga selesai. Banyak kasus, mahasiswa yang sudah menyelesaikan Ujian
masih terkatung-katung karena belum menyelesaikan skripsi atau tesisnya.
Menyelesaikan laporan karya ilmiah terkait dengan kegiatan menulis.
Sebagaimana kita maklumi, menulis merupakan keterampilan berbahasa yang
masih menjadi masalah di negeri kita.
Keterampilan menulis memang tidak bisa lahir dengan serta merta.
Diperlukan kolaborasi antara talenta manusia dengan wawasan kebahasaan.
Talenta melahirkan semangat menulis, dan wawasan kebahasaan menjadi bekal
untuk terampil menulis. Talenta saja tidak cukup, sebab sebagai sebuah skill,
seperti halnya naik sepeda, kegiatan menulis perlu dilatih atau diasah. Semakin
sering berlatih, maka kemampuan menulis akan semakin baik. Untuk sekedar naik
sepeda, hanya diperlukan waktu sekitar satu bulan, dan untuk menjadi seorang
atlet balap sepeda, diperlukan latihan bertahun-tahun. Sama halnya dengan belajar
menulis. Untuk sekedar bisa menulis, dibutuhkan waktu beberapa bulan saja,
tetapi untuk menjadi penulis yang handal, yang tulisan-tulisannya ditunggu oleh
para pembaca, tentu dibutuhkan waktu latihan yang lebih lama lagi.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah pada
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah teknik penyusunan laporan penelitian?
2. Bagaimanakah sistematika penulisan laporan penelitian ?
3. Bagaimanakah penggunaan notasi ilmiah dalam laporan penelitian ?
1
C. TUJUAN
Dari rumusan masalah tersebut penulis dapat menyimpulkan tujuan dari makalah
ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui teknik penyusunan laporan penelitian
2. Untuk mengetahui sistematika penulisan laporan penelitian
3. Untuk penggunaan notasi ilmiah dalam laporan penelitian
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN
Laporan penelitian adalah informasi yang disampaikan secara tertulis atau
lisan dengan tujuan untuk mengkomunikasikan kesimpulan hasil atau temuan
penelitian dan rekomendasi yang diperlukan. Format laporan penelitian (kepada
manajemen, public, atau pihak tertentu) tergantung pada tujuan penyusunan
laporan. Laporan penelitian disusun berdasarkan suatu tujuan yang berkaitan
dengan tujuan penelitian.1
a. Tujuan Penyusunan Laporan
Berdasarkan tujuannya, penelitian dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Penelitian dasar (basic research)
Tujuan penelitian ini adalah untuk pengembangan ilmu yang umumnya dilakukan
di lingkungan akademik (perguruan tinggi). Berdasarkan tujuan dan maksud
dilakukan penelitian di perguruan tinggi dibedakan menjadi 2, yaitu;
a. Penelitian dasar untuk peningkatan kualitas akademik dosen Penelitian ini
dilakukan oleh dosen baik secara mandiri atau kelompok. Format laporan
penelitian umumnya ditentukan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan
atau institusi yang memberikan bantuan biaya.
b. Penelitian dasar untuk memperoleh gelar akademik (penelitian mahasiswa)
Penelitian ini umumnya dilakukan oleh mahasiswa dan merupakan karya
ilmiah yang menjadi kualifikasi untuk memperoleh gelar kesarjanaan,
yaitu:
1) Disertasi Karya tulis ilmiah dalam suatu bidang studi yang ditulis oleh
mahasiswa Program Doktor (S3)
2) Tesis Karya tulis ilmiah dalam suatu bidang studi yang ditulis oleh
mahasiswa Program Magister (S2)
1Anonim .Panduan skripsi jakarta :Fakultas Teknologi informasi Prodi Tekhnik Informatika Universitas Budi
Luhur.2007.hlm 17.
3
3) Skripsi Karya tulis ilmiah dalam suatu bidang studi yang ditulis oleh
mahasiswa Program Sarjana (S1)2
Selain untuk persyaratan memperoleh gelar, penelitian mahasiswa juga
dilakukan dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas perkuliahan yang kemudian
dilaporkan dalam bentuk :paper/makalah (research paper) yang relative lebih
sederhana daripada skripsi, tesis atau disertasi.
2. Penelitian terapan(applied research)
Penelitian terapan adalah penelitian yang bertujuan untuk pemecahan masalah
praktis yang dihadapi oleh institusi atau organisasi tertentu yang umumnya
dilakukan dilingkungan pemerintah atau bisnis. Penelitian terapan diklasifikasikan
menjadi; Penelitian Evaluasi dan Pengembangan atau aksi(action research)
Inisiatif dan biaya penelitian berasal dari organisasi yang mempunyai masalah
yang memerlukan penelitian untuk memecahkannya. Format penyusunan laporan
penelitian dapat berasal dari organisasi sponsor atau lembaga penelitian yang
mengerjakan proyek penelitian.
Pegangan Pokok Menjelang Persiapan Penulisan Laporan Penelitian
Komprehensif
1) Laporan harus menjelaskan keseluruhan proses dan pengalaman penelitian
2) Sedapat mungkin, laporan memiliki kemampuan berkomunikasi secara
efektif dengan pembaca sasaran
3) Yakinkan bahwa laporan mengkomunisasikan apa saja yang terjadi selama
proses penelitian
4) Pengalaman dan temuan penelitian sebaiknya terpelihara utuh dan terjaga
meskipun awalnya menunjukkan hasil kurang relevan
5) Laporan sebaiknya menjelaskan baik keberhasilan, keterbatasan, maupun
kegagalan
6) Merupakan tindakan efisien jika sebelumnya dibuat garis besar naskah
laporan dan dilanjutkan dengan naskah laporan lebih rinci.
7) Laporan sebaiknya disusun dalam bab, bagian, dan sub bagian dengan
judul – judul yang sesuai dan relevan.
2Ibid
4
b. Sasaran Pembaca Laporan (Target Audience)
a. Masyarakat Akademik
Bagi Mahasiswa yang sedang mempersiapkan diri untuk penyelesaian
Studi Magister (S2) atau Doktor (S3), maka mereka dipersiapkan untuk
menulis tesis atau disertasi berdasarkan kajian penelitian, dan anggota
komisi pembimbing tesis atau promotor disertasi Doktor menjadi target
audience.3
b. Sponsor Penelitian
Bagi anggota-anggota penelitian lembaga atau lembaga penelitian di
universitas atau perguruan tinggi lainnya, maka sponsor yang mendanai
penelitian menjadi target audience.
c. Masyarakat Umum
Para peneliti dan/atau sponsor penelitian dapat pula tertarik untuk
mempersiapkan tulisan karya ilmiah dalam bentuk artikel, makalah, dan
laporan penelitian.
c. Isi Dan Bentuk Laporan
1. Bentuk isi dan gaya penulisan laporan penelitian sebaiknya dipilih
sedemikian rupa sehingga cocok dengan tingkat pengetahuan, pengalaman,
dan minat dari pembaca sasaran.
2. Bentuk, isi dan gaya penulisan laporan sebaiknya dipilih sedemikian rupa
untuk mengantisipasi kemungkinan pemanfaatan temuan-temuan
penelitian oleh pihak pembaca sasaran.
B. SISTEMATIKA LAPORAN PENELITIAN
Komponen sekripsi terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal,
bagian subtansi (inti) dan bagian akhir dari skripsi.
A. BAGIAN AWAL
3Mardalis.Metodologi Penelitian suatu Pendekatan Proposal.Jakarta:Bumi Aksara.1999.hlm 145
5
Bagian depan berisi tampilan pertanggungjawaban
administrasi penulisan, penuntunan yang mengantarkan
pembaca untuk dapat memahami isi skripsi.Bagian ini meliputi:
1. Halaman sampul (Cover) yang berlogo UIN Jakarta
2. Halaman judul yang berlogo UIN Jakarta
3. Surat Pernyataan Keaslian Skripsi
4. Lembar Persetujuan/Pengesahan
5. Persetujuan Pembimbing
6. Pengesahan Penguji
7. Abstrak
8. Kata Pengantar
9. Daftar Isi
10. Daftar Tabel (jika ada)
11. Daftar Gambar (jika ada)
12. Daftar Lampiran (jika ada)
13. Daftar Istilah (jika ada)
14. Daftar Singkatan (jika ada)
B. BAGIAN SUBSTANSI (INTI)
Bagian substansi adalah bagian inti dari skripsi. Bagian ini
berisi tahapan tahapan atau langkah-langkah penelitian, yang
sekurang-kurangnya memuat: masalah penelitian, pengkajian
teori, metode penelitian, analisa data, dan penarikan kesimpulan
(inferensi). Sistematika (urutan) dari tahapanatau langkah
penelitian akan mengikuti sistematika jenis penelitian dalam
paradigma (pendekatan) kuantitatif atau kualitatif.
Secara umum tahapan atau langkah-langkah penelitian
yangtersusun pada bab-bab skripsi sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
6
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalha
E. Tujuan Penelitian
F. Kegunaan Penelitian
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
B. Hasil Penelitoian yang Relevan
C. Kerangka Berfikir
D. Hipotesis Peneloitian/Pernyataan Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
B. Metode dan Desain Penelitian
C. Populasi dan Sampel
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Teknik Analisis Data
F. Hipotesis Statistk
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
B. Pengujian Hipotesis
C. Pembahasan Hasil Penelitian
D. Keterbatasan Penelitian
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Saran
Isi atau komponen dari setiap bab dijelaskan sebagai berikut:
I.A Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah memuat masalah penelitian dan
alasan logis-rasional mengapa suatu masalah tersebut perlu
diteliti atau dicari jawabanya melalui penelitian, juga berisi apa
signifikan masalah tersebut bagi perkembangan ilmu
7
pengetahuan dan bagi kehidupan sehari-hari. Kecermatan,
ketajaman dan kekuatan argumen yang dipaparkan pada latar
belakang akan mempengaruhi pandangan atau pendapat orang
tentang kelayakan, penting dan tidaknya dilakukan penelitian
terhadap masalah tersebut. Untyk memperkuat ketahaman
argumen dalam latar belakang perlu dipaparkan data faktual
yang dapat diperoleh dari berbagai sumber.
Secara umum masalalah dapat terjadi, jika: 1. Ada
informasi yang mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam
pengetahuan kita, 2. Ada hasil-hasil yang bertentangan, dan 3.
Ada suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelasknanya
melalui penelitian.
Masalah penelitian dapat diperoleh melalui berbagai
sumber antara lain: 1. Pengalaman dan pengamatan, 2
kepustakaan yang relevan dengan studi kita, 3. Mata kuliah yang
kita progamkan, 4. Jurnal, buku abstrak dan majalah, 5. Seminar
dan, 6. Pakar, dan teman-teman yang dapat memberikan
informasi
I.B Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah memuat faktor-faktor penyebab
terjadinya suatu masalah. Identifikasi menjelaskan hal-hal
dominan apa yang menjadi penyebab terjadinya suatu masalah.
Penelitian pada dasarnya bertujuan untuk mengungkapkan
keterkaitan antara fenomena. Sekali fenomena terjadi dan kita
selidiki maka pasti ada fenomena lain yang terkait atau menjadi
penyebabnya. Dengan demikian jika terjadi suatu masalah pasti
maka pasti ada penyebabnya.
Dalam identifikasi masalah peneliti hendaknya
menjelaskan faktor-faktor yang berkaitan atau yang menjadi
penyebab terjadinya masalah dengan argumentasi yang logis
dan kritis berdasarkan fakta empiris dan teoritis yang mendalam.
8
Identifikasi masalah dapat disusun dalam bentuk penyataan
(statement) – bukan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
I.C Pembatasan Masalah
Identifikasi masalah memuat penjelasan dan argumentasi
mengenai berbagai faktor atau variabel yang berkaitan dengan
masalah penelitian yang tidak mungkin semua dapat diteliti
dalam kurung waktu tertentu. Oleh karena itu, peneliti harus
menetapkan atau membatasi variabel atau faktor yang akan
dijadikan fokus kajian. Pembatasan masalah juga mempunyai arti
menetapkan ruang lingkup penelitian dan batasan operasional
variabel penelitian. Kecuali itu, pembatasan dapat dilakukan
pada aspek waktu, lokasi, dan ojek atau subjek penelitian.
I.D Perumusan Masalah
Perumusan masalah berisi rumusan pertanyaan-
pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui penelitian.
Perumusan masalah dibuat berdasarkan hasil identifikasi dan
pembatasan masalah. Masalah dapat diformulasikan menjadi
tiga bentuk, yaitu: rumusan masalah deskriptif, asosiasi dan
komparasi
Rumusan masalah deskriptif adalah rumusan masalah
yang sfatnya mendeskripsikan fenomena dari suatu variabel,
misalnya: Bagaimana implementasi KTSP pada satuan
pendidikan? Bagaimana orangtua merespon kebijakan
pemerintah tentang ujian nasioanl? Dan Bagaimana harapan
mayarakat terhadap progam studi agama di UIN?
Rumusan masalah berbentuk asosiasi adalah rumusan
masalah yang sifatnya mempelajari keterkaitan atau hubungan
antara variabel. Rumusan masalah asosiatif terdiri atas dua
bentuk, yaitu hubungan sejajar misalnya: Apakah terdapat
9
pengararuh tunjangan sertifikasi guru terhadap profesionalisme
guru?
Selanjutnya perumusan masalah komparatif adalah
perumusan masalah yang sifanya memabndingkan antara dua
variabel atau lebih, misalnya: Apakah terdapat perbedaan
prestasi akademik antara mahasiswa wanita dan pria?
Rumusan masalah dapat dibuat dalam satu pernyataan
penelitian atau lebih
I.E Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian adalah untuk memeberi
jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dibuat dalam
bentuk rumusan maslah. Tujuan penelitian dinyatakan dalam
kalimat yang sifatnya menggali atau mendalam informasi
faktual. Kata-kata yang dapat digunakan dalam tujuan penelitian
antara lain: untuk mempelajari, mengeksplorasi, mengkaji,
menemukan, atau mengungkapkan. Sebagai contoh: “Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengungkapkan sejauhmana
implementasiKTSP pada satuan pendidikan”
I.F Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian membicarakan manfaat atau
kegunaan atau kontribusi apa yang dapat diperoleh setelah
msalah penelitian terpecahkan atau hasil penelitian dilakukan.
Kegunaan penelitian dapat berbentuk kegunaan teoritis berupa
pengetahuan baru untuk mengembangkan keilmuan pada
progam studi tertentu maupun kegunaan praktis berupa
pemecahan permasalahan. Kegunaan atau manfaat penelitian
dapat dibuat dengan menyebut pihak-pihak yang dapat
memperoleh manfaat langsung dari hasil penelitian yang telah
dilakukan. Misalnya: kegunaan penelitian bagi siswa, guru,
sekolah dan masyarakat
10
II.A Deskripsi Teoritik
Dalam penelitian kuantitatif, deskripsi teoritik berisis teori-
teori yang dijelaskan kedalam bentuk konsep-konsep penting
dari variabel-variabel penelitian. Deskripsi teoritik dalam
penelitian kuantitatif berisi: penjelasan, komparasi analisis, dan
sintesis terhadap konsep-konsep dari variabel tak bebas dan
variabel bebas.
II.B Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil ini berisi kajian (review) dari laporan hasil-hasil
penelitian terdahulu yang sesuai dengan masalah atau tema
pokok yang diajukan peneliti. Kajian hasil penelitian relevan
sangat penting karena dapat membantu peneliti untuk: 1.
Mengkomparasi penelitian yang akan dilakukan dengan temuan
penelitian penemuan sebelumnya tentang hal-hal penting yang
akan menjadi kelebihan dan kelemahan penelitian sebelumnya
dibandingkan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti, 2. Memposisikan temuan penelitian (serupa atau
berbeda) dengan penemuan penelitian sebelumnya, sehingga
dapat mencegah terjadinya duplikasi atau replikasi penelitian
dab 3 melakukan verivikasi, kritik,dan korelasi terhadap hasil
penelitian sebelumnya dari aspek ketepatan masalah, teori dan ,
metodologi
II.C Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan jembatan yang menyusun
hipotesis. Kerangka berfikir adalah argumentasi-argumentasi
logis, rasional dan kritis mengenai hubungan atau keterkaitan
antara variabel penelitian yang disusun peneliti berdasarkan
hasil komparsi, analisis dan sintesis teori. Kerangka berfikir tidak
11
disusun berdasrkan pada akal sehat si peneliti tetapi berdasrkan
hasil kajian teori yang handal
Secara sederhana kerangka berfikri adalah alasan rasional
yang dirumuskan dengan pernyataan “jiak p maka q”. Sebagai
contoh dalam hubungan keterkaitan abtara variabel “insentif”
dan “kinerja guru”. Secara sederhana peneliti akan mempunyai
kerangka berfikir bahwa “jika insentiif ditingkatkan maka kinerja
akan meningkat”. Setelah mengakaji konsep-konsep tentang
insentif dan kinerja guru serta keterkaitan teoritis keduanya,
peneliti dapat menyusun kerangka berfikir, yaitu: diduga
terdapat pengaruh positif intensif terhadap kinerja guru atau
makin baik insentif guru maka makin tinggi pula kinerjanya.
II.D Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian atau biasa disebut sebagai hipotesis
verbal dibentuk berdasarkan kerangka berfikir yang telah
disusunpeneliti. Hipotesis penelitian adalah hasil kajian pustaka
atau proses rasional dari penelitian yang telah mempunyai
kebenaran secara teoritik. Kebenaran hipotesis masih harus diuji
kebenaranya secara empirik. Dengan demikian hipotesis dapat
dianggap sebagai jawaban sementara yang telah dirumuskan
dalam suatu penelitain dan masih perlu diuji kebenaranya denan
menggyanakan data empirik.
Secar umum, ciri-ciri hipitesis yang baik adalah: 1.
Hipotesis merupakan hasil dari proses teoritik dan komparasi
fakta yang handal, yang secara teoritik dapat
dipertanggungjawabkan kebenaranya, 2. Menyatakan hubungan
atau keterkaitan antara variabel, ini berarti bahwa hipotetsis
mengandung dua atau lebih variabel yang dapat diukur atau
secara potensial dapat diukur, 3. Harus dapat diuji kebenaranya
oleh data empirik, baik dengan nalar ataupun dnegan
menggunakan statistika, 4. Harus spesifik dan sederhana,
12
semakin spesifik atau khas sebuah hipotesis yang dirumuskan
semakin kecil kemungkinan terjadinya salah pengertian dan
masuknya hal-hal yang tidak relevan dalam hipotesis dan 5.
Menyatakan pernyataan tentang karakteristik populasi, karena
pengujian hipotesis bertujuan untuk membuat inferensi atau
kesimpulan yang berlaku pada populasi
Contoh tiga bentuk hipotesis penelitian adalah sebagai
berikut:
a. Hipotesis deskriptif: semangat kerja guru disekolah X
paling sedikit 75% dari kriteria ideal yang ditetapkan
b. Hipotesis asosiasi: terdapat hubungan positif religiusitas
dengan hasil belajar PAI siswa atau semakin tinggi religiusitas
maka semakin tinggi pula hasil belajar PAI siswa
c. Hipotesis komparasi: hasil belajar geometri siswa yang
diajar dengan menggunakan alat peraga lebih tinggi daripada
siswa yang diajar dengan menggunakan media gambar.
III.A Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat atau lokasi dimana
penelitian dilakukan. Sedangkan waktu penelitian berisis
penjelasan kapan penelitian dilakukan (semester,
tahunpelajaran) dan lamanya penelitian dilakukan. Bagian ini
dapat juga dilengkapi penjadwalan rencana kerja penelitian yang
dibuat dalam bentuk tabel
Dalam penelitian kuantitatif tempat penelitian biasa disebut
latar atau setting penelitian. Latar berisi penjelasan secara rinci
situasi sosial: meliputi lokasi, tempat, aktivitas, atau tokokh yang
diteliti
III.B Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian berisi jenis penelitian yang digunakan
peneliti untuk memecahkan masalah penelitian. Berbagai ragam
13
metode atau teknik penelitian atnata lain metode penelitian
korelasi, eksperimen, kausal komaprasi, deskriptif, evaluasi,
kebijakan, tindakan kelas, sejarah, survey, studi kasus,
pengembangan dan metode penelitian kepustakaan
III.C Populasi dan Sampling
Istilah populasi umumnya hanya dijumpai dalam penelitian
kuantitatif. Hal ini sesuai dengan prinsip penelitian kuantitatif
yang selalu mengambil sampel untuk menggeneralisasi populasi.
Populasi adalah suatu himpunan dengan sifat-sifat yang
ditentukan oleh peneliti sedemikian rupa sehingga setiap
individu/variabel/data dapat dinyatakan dengan tepat apakah
individu tersebut menjadi anggota atau tidak. Dengan kata lain
populasi atau himpunan semua individu yang dapat memberikan
data dan informasi untuk suatu penelitian. Sedangkan sampel
adalah bagian dari unit-unit dalam populasi yang ciri-ciri atau
karakteristiknya benar-benar diteliti
III.D Tekhnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data berarti mencatat peristiwa, karakteristik,
elemen, nilai suatu variabel. Hasil pencatatan ini dihasilkan data
mntah yang kegunaannya masih terbatas. Oleh karena itu agar
data mentah lebih berguna harus diolah, disarika,
disederhanakan dan dianalisis untuk diberi makna.
Teknik pengumpulan data menjelakan teknik apa saja yang
digunakan untuk menjaring data tentang variabel atau fokus
penelitian. Pada penelitian kuantitatif teknik pengumpulan data
dapat dibedakan atas teknik tes dan nontes.
III.E Teknik Analisis Data
Analisis data dimulai dengan pengolahan data mentah.
Mengolah data berarti membuat data ringkasan berdasarkan
14
data mentah hasil pengumpulan data. Pengolahan data juga
berarti pemberian skor, pengelompokan, perhitungan dan
sebagiannya mengenai data yang kita miliki, yang kita peroleh
melalui tahap pengumpulan data. Jawaban dari responden diberi
skor, kalau diperlukan skor mentah itu diolah menjadi skor
terolah atau menjadi nilai-nilai. Nilai yang diperoleh dapat
dikelompokkan menjadi baik, sedang dan kurang atau nilai-nilai
responden dikelompokkan kedalam kategori lulus atau tidak
lulus, berhasil dan belum berhasil
III.F Hipotesis Statistik
Pada bagian akhir bab II telah dijelaskan tentang hipotesis
penelitian. Untuk kepentingan pengujian hipotesis penelitian
tersebut, perlu dirumuskan hipotesis secara statistik. Hipotesis
statistik mempunyai arti hipotesis yang pengujiannya dilakukan
dengan menggunakan teknik-teknik statistik. Pengujian hipotesis
statistik selalu dirumuskan dalam bentuk hipotesis nol dan
hipotesis alternatif.
IV.A Pengujian Hipotesis
Deskripsi data berisi pemaparan data temuan penelitian.
Dalam penelitian kuantitatif deskriptif data berisi hasil-hasil dari
analisis deskriptif. Pemaparan hasil analisis deskriptif disajikan
atau dirangkum dalam bentuk tabel dan dalam bentuk visual
secara grafik atau diagram yang menggambarkan keadaan, sifat,
pola dan kecenderungan suatu data hasil penelitian. Deskripsi
data dalam bentuk tabel dan grafik diikuti dengan hasil-hasil
perhitungan yang menggambarkna ukuran kevenderungan
distribusi data memusat dan ukuran menyebar. Ukuran
kecenderungan memusat meliputi data maksimum-minimum,
rata-rata, modus, media, dan quartil, sedangkan ukuran
15
kecenderungan distribusi data menyebar meliputi: range,
standard deviasi, koefisien varians, kemiringan dan ketajaman
IV.B Pengujian Hipotesis
pengujian hipitesis berisi hasil-hasil perhitungan dengan
menggunkan teknik analisis statistik tertentu. Hasil-hasil analisis
ini diranghkum atau disajikandalam bentuk tabel hasil pengujian
hipotesis. Beberapa teknik analisis statistik mensyaratkan
normalitas dan homogenitas distribusi, misalnya teknik analisis
regresi, uji-t dan anova. Karena itu sebelum menggunakan
dengan teknik analisis tersebut terlebih dahulu dilakukan
pengujian normalitas dam homogenoitas
IV.C Pembahsan Hasil Penelitian
Secara umum pembahsan hasil penelitian berisi tiga hal,
yaitu: 1. Interpretasi dan pemaknaan terhadap hasil penelitian
baik yang diperoleh dari desriptof data maupun dari hasil
pengujian hipotesis. 2. Pembahsan tentangketerkaitan temuan
yang telah diperoleh peneliti dengan teori atau konsep-konsep
yang melandasi variabel-variabel penelitian, dan 3. Pembahasan
tentang keterkaitan dan komparasi temuan penelitian dengan
hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan yang telah dikaji
penelitian sebelumnya.
Pembahasan hasil penelitian merupakan hal penting yang
harus dilakukan peneliti, tanpa pembahasan maka hasil
penelitian hanya berupa kumpulan angka-angka dan simbol-
simbol statistik.
IV.D Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian menjelaskan hal-hal yang dijumpai
peneliti dalam proses penelitian, sehingga penelitian tidak
memberikan hasil sebagi mestinya. Keterbatasan dapat
16
berkaitan dengan keterbatasan kemampuan peneliti, waktu
perlakuan yang tidak cukup, sampel yang kurang memenuhi
syarat, biaya dan peralatan yang terbatas. Keterbatsan
merupakan aspek yang mempengaruhi hasil penelitian atau
generalisasi hasil penelitian.
Keterbatasan harus dinyatakan dalam laporan hasil penelitian.
Penjelasan tentang keternatasan dalam laporan penelitian
merupakan salah satu bentuk amanah ilmiah dan integritas
moral yang diperlihatkan peneliti tentang hasil penelitianya.
Disamping itu, keterbatasan yang dijumpai peneliti dapat
menjadi bahan rekomendasi bagi penelitian selanjutnya.
V.A Kesimpulan
Kesimpulan berisi pernyataan yang bersifat umumtentang
hasil-hasil penelitian. Kesimpulan merupakan jawaban terhadp
masalah yang telah dirumuskan pada Bab I. Kesimpulan berbeda
dengan hasil penelitian. Hasil penelitian berisi temuan penelitian,
baik temuan dalam bentuk deskripsi data hasil penelitian
maupun temuan hasil pengujian hipotesis. Sedangkan
kesimpulan penelitian adalah kesimpulan yang terkait dengan
hasil-hasil penelitian tersebut. Sebagai contoh. Jika hasil
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata belajar matematiak
siswa yang diajar dengan metode inquiry lebih tinggi daripada
siswa yang diajar dengan metode konvensional dan hasil
pengujian hipotesispun memperlihatkan data mendukung
hipotesis maka kesimpulan yang dapat dibuat adalah
menggunakan metode inquiry dalam pembelajaran matematika
lebih efektif daripada metode konvensuonal.
V.B Implikasi
Implikasi merupakan penjelasan mengenai konsekuensi logis
dari kesimpulan atau temuan penelitian yang perlu
17
dikembangkan atau ditindaklanjuti. Dalam penelitian kuantitatif,
implikasi merupakan penjelasan tentang upaya peningkatan dan
perbaikan secara nyata terhadap variabel anteseden. Variabel
anteseden adalah variabel yang mendahului atau menjadi
penyebab variabel bebas. Misalnya suatu skripsi berkesimpulan
bahwa “Pembelajaran nahwu dengan pola latihan kalimat lebih
efektif daripada pembelajaran nahwu dengan analisis gramatika.
Maka implikasinya adalah pertama, mengembangkan model
model latihanpola kalimat secara sistematis dan praktis. Kedua,
porsi analisis gramatika dalam pembelajaran hahwu perlu
dikurangi agar tidak menimbulkan kejenuhan atau perubahan
orientasi dari “belajar berbahasa” menjadi “belajar tentang
bahasa”. Begitu pula jika kesimpulan suatu suatu penelitian
adalah terdapat pengaruh postitif kompetensi terhadap kinerja
guru, maka implikasi penelitiannya adalah perbaikan dan
pengembangan kompetensi guru secara terencana dan
sistematis melalui pelatihan dan studi lanjut
V.C Saran
Saran atau rekomendasi berisi penerapan hasil penelitian
dalm bidang pendidikan dan penelitian lebih lanjut. Saran-saran
dapat diberikan kepada siswa/mahasiswa, lembaga pndididkan,
pemerintah/pengambilan kebijakan, dan masyarakat atau
stakeholder pada umumnya.
C. BAGIAN AKHIRBagian akhir dari skripsi memuat pertanggungjawaban atas
bukti-bukti teoritis atau konsep-konsep serta bukti-bukti proses
penelitian yang telah dilakukan peneliti. Bagian ini meliputi:
1. Daftar pustaka
Lampiran-lampiran, antara lain:
A. Instrumen
18
B. hasil validasi instrumen
C. Data mentah
D. Trranskip wawancara
E. Hasil analissis deskriptif
F. Hasil analisis inferensial
G. Hasil pengujian hipotesis
H. Foto-foto dan/atau dokumen penting lainnya (jika
penelitian kuantitatif/PTK)
I. Data responden atau informan (jika penelitian
kualitatif)
J. Profil surat atau institusi (jika ada)
K. Surat ijin/keterangan telah melakukan penelitian
L. 3. biodata penulis (maksimal 2 halaman)
SISTEMATIKA UNTUK BEBERAPA JENIS PENELITIAN
PENELITIAN KORELASIONAL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Kegunaan Penelitian
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
B. Hasil Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Berfikir
D. Hipotesis Peneloitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
B. Metode Penelitian
C. Populasi dan Sampel
19
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Teknik Analisis Data
F. Hipotesis Statistik
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
B. Pengujian Persyaratan Analisis dan
Pengujian Hipotesis
C. Pembhahasan Hasil Penelitian’
D. Keterbatasan Penelitian
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Saran-saran
PENELITIAN EKSPERIMEN DAN KAUSAL KOMPARATIF
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Kegunaan Penelitian
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
B. Hasil Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Berfikir
D. Hipotesis Peneloitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
B. Metode Penelitian
C. Populasi dan Sampel
20
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Teknik Analisis Data
F. Hipotesis Statistik
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
B. Pengujian Persyaratan Analisis dan
Pengujian Hipotesis
C. Penemuan Penelitian’
D. Pembahasan terhadap Temuan
Penelitian
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Saran-saran
PENELITIAN TINDAKAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Kegunaan Penelitian
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
B. Hasil Penelitian yang Relevan
C. Hipotesis Tindakan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus
21
Penelitian
C. Subjek Penelitian
D. Peran dan Posisi Penelitian dan
Penelitian
E. Tahapan Intervensi Tindakan
F. Hasil Intervensi Tindakan yang di
Harapkan
G. Data dan Sumber Data
H. Instrumen Pnegumpulan Data
I. Teknik Pengumpulan Data
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
K. Analisis Data dan Interprestasi Data
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
B. Analisis Data
C. Pembhahasan
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Saran-saran
PENELITIAN KUALITATIF
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah dan Perumusan
22
Masalah
D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan
Penelitian
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
B. Hasil Penelitian yang Relevan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
B. Latar Penelitian
C. Metode Penelitian
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan
Data
E. Pemeriksaan atau Pengecekan
Keabsahan Data
F. Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
B. Pembhahasan
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Saran-saran
Sumber : Kadir, Dr, dkk. Pedoman Penulisan Skipsi Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat. 2011
C. TEKNIK NOTASI ILMIAH LAPORAN PENELITIAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian notasi adalah
sistem lambang (tanda) yang menggambarkan bilangan nada-nada dan ujaran.
23
Proses pelambangan, nada atau ujaran dengan tanda (huruf), catatan pendek yang
perlu diketahui atau diingat. Sedangkan ilmiah adalah bersifat ilmu.Namun, ada
yang berpendapat bahwa notasi ilmiah merupakan catatan pendek untuk
mengetahui sumber informasi ilmiah yang dikutip dalam satu karya ilmiah.Dari
kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa, notasi ilmiah adalah ilmu
tentang sistem lambang (tanda) yang menggambarkan bilangan nada atau ujaran
dengan tanda huruf untuk mengetahui sumber informasi ilmiah yang dikutip
dalam suatu karya ilmiah.
Terdapat bermacam-macam sistem dalam penulisan notasi untuk menyusun
karya tulis ilmiah. Sistem yang dikenal dikalangan masyarakat ilmiah antara lain:
sistem University of Chicago, Sistem Harvard, sistem American Psychological
Assosiation (APA), sistem American Antropoloist, Sistem Harcouver, dan Sistem
Gabungan. Keseluruhan sistem tersebut pada hakikatnya dapat dikelompokkan
menjadi tiga golongan yakni, pertama, sistem yang menggunakan catatan kaki,
kedua sistem yang tidak menggunakan catatan kaki, dan ketiga sistem gabungan.
Sistem yang menggunakan catatan kaki menaruh sumber rujukan yang berupa
nama pengarang, judul, penerbit, tahun penerbitan, dan halaman yang dirujuk,
dibagian bawah dari halaman tulisan. Kelebihan sistem catatan kaki, disamping
dengan mudah menemukan sumber rujukan pada halaman yang sama, juga
memungkinkan kita untuk menambah keterangan tambahan untuk tubuh tulisan
yang ditaruh dalam catatan kaki. Sistem tanpa catatan kaki, sesuai dengan
namanya, meletakkan daftar pernyataan yang tercantum tulisannya.Artinya dalam
pernyataan yang tercantum dalam tubuh tulisan sudah terangkum di dalamnya
sumber rujukan.Kelemahannya ialah bahwa keterangan tambahan yang bersifat
memperluas dan memperdalam tulisan tidak dapat diberikan.
Untuk mengatasi kekurangan-kekirangan itu maka sering digabungkan antara
sistem tanpa catatan kaki dan sistem catatan kaki.Artinya, sumber rujukan
menggunakan sistem tanpa catatan kaki, sedangkan keterangan tambahan
menggunakan catatan kaki.Penelitian akademik seperti skripsi, tesis, dan disertasi,
sering menggunakan sistem gabungan ini.
a. Jenis dan Ukuran Kertas Serta Margin Pengetikan
24
Jenis kertas yang digunakan untuk menulis karya ilmiah, baik makalah,
skripsi tesis maupun disertasi adalah kertas HVS 70 gram ukuran A4 (21x 29,7
cm).4 Sedangkan margin pengetikan sebagai berikut :
1) Pada setiap lembar karya ilmiah, yang boleh digunakan untuk
pengetikan hanya satu halaman.
2) Pada skripsi, tesis dan disetasi diketik dua spasi. batas pinggir kertas
yang dikosongkan pada tepi kiri (left margin) 4 cm, sedangkan bats
pinggis kertas yang dikosonglan pada tepi atas, bawah dan kanan
adalah 3 cm
3) Pada setiap paragraph baru, ketikan dimulai menjorok (tabbing) dari
garis margin.
b. Penulisan dan Pemenggalan Kata
1) Pemenggalan suku kata mengikuti aturan baku tata bahasa Indonesia.
2) Pada akhir baris, hindari pemenggalan suku kata, baik di awal maupun
di akhir kata, yang hanya terdiri dari satu huruf. Contoh : mempunya-i,
menyadar-I, memaham-i, a-pabila
3) Bilangan bernama seperti Rp,50 , pukul 12.00, tidak boleh dipenggal.
Sementara apabila nama itu ditulis sesudah nama bilangan dn bukan
singkatan, pemenggalan boleh dilakukan, seperti 10 kilometer, 15.000
rupiah.
4) Inisal nama orang tidak boleh dipisah. contoh : R.A (dipisah dari)
Kartini
5) bilangan didalam teks yang trdiri dari satu atau dua kata ditulis penuh
denga huruf. bilanag lebih dar dua kata ditulis angka. contoh : rata-rata
penduduk Indonesia mandi dua hari sekali, jarak Jakarta dan garut 300
kilometer.
6) Persen, tanggal, jumlah uang, nomor rumah, nomor telpon, pecahan
decimal dan bilangan yang disertai singkatan harus ditulis angka.:4%,
22 Desember 1989, Rp. 45.000, 123 km.
7) Kalimat tidak boleh dimulai dengan angka.
4Tim Penyusun, Pedoman akademik Program Strata 1 2012/2013 (Jakarta : UIN Press, 2012), h. 368
25
8) Judul buku, nama majalah, Koran, jurnal, dan kata asing yang bukan
termasuk kata baku Bahasa Indonesia, diketik miring (italic).Sedangkan
nama asing lembaga tidak.
9) Penulisan nama orang harus sesuai denga tulisan anma mereka5
c. Sistem Penomoran
1) Nomor halaman Bagian Awal pada karya Ilmiah berupa angka
romawi kecil, yaitu i,ii,iii dan seterusnya, dimulai dari halaman Kata
Pengantar dan diletakan di tengah bawah halaman.
2) Pada Bagian Tengah dan Bagian Akhir, dimulai dari Bab
Pendahuluan dan Seterusnya, nomor halaman ditulis pada sudut
kanan atas.
3) Nomor bab ditulis dengan angka romawi besar dan diletakan
ditengahdiatas judul bab . contoh : BAB I, BABII
4) Penomoran selanjutnya sub bab, sub-sub bab dan seterusnya
menggunkan kombinasi angka dan huruf latin
5) Nomot pada catatan kaki dimulai dari nomor 1 pada setiap bab baru.
d. Kutipan Langsung dari Buku atau Artikel.
Yang dimaksud dengan kutipan langsung dari buku atau artikel adalah
pengambilan secara langsung bagian-bagian tertentu tulisan dari
sumberyang digunakan.6ada dua bentuk kalimat yang dikutip langsung,
yaitu kalimat interpolasi dan kalimat elips.
a) Kalimat Interpolasi
merupakan kutipan seperti yang ada kalimat, baik susunan kalimat
dan tanda baca. dalam pengutian kalimat interpolasi, cara penulisan
yang digunakan adalah:
1) ditulis menjorok (tabbing) dalam satu spasi dengan
mencantumkan tanda kutip ganda (“) pada awal dan akhir
kutipan
2) mencantumkan sumber kutipan pada catatan kaki
5Tim Penyusun, Pedoman akademik Program Strata 1 2012/2013 (Jakarta : UIN Press, 2012), h. 3696 Hamid Nasuhi, dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi), (Jakarta:
CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), h. 201
26
contoh :
Bagi Yusuf Qardhawi, inilah yang menjadi kekurangan yang
terpenting dalam kebudayaan Barat yang cenderung materialistis
tanpa memberikan perhatian yang besar bagi kehidupan moral
sebagai esensi dari kehidupan. Model penekanan reformasi
kehidupan moral ini merupakan epithet yang penting dalam
gerakan kontemporer di Dunia Islam secara umum.Ungkapan
Qardhawi (seorang tokoh kharismatik gerakan ini) menarik untuk
dikutip.
"Pada dasarnya, kemajuan yang mereka tawarkan sarat
dengan nilai-nilai material. Mereka mampu menerobos
ruang angkasa atau menciptakan bom atom, tetapi mereka
tidak mampu mencapai akhlak dan esensi manusia yang oleh
orang lain dirasakan sebagai kebahagiaan. Bagi kita, nilai-
nilai kemanusiaan yang diperoleh melalui hubungan
harmonis antara ayah dananaknya, antara ibu dan anaknya,
atau antartetangga merupakan esensi hidup."1
b) Kalimat Elips
Merupakan kutipan yang mengambil bagian yang terpenting saja cara
penulisannya adalah: dikutip mengikuti paragraf yang ada dalam spasi ganda
memberikan tanda kutip ganda (") pada awal dan akhir kutipan, dan tiga buah titik
sebelum atau sesudah pengutipan kalimat elips tadi sesuai dengan keperluan.
Contohnya adalah sebagai berikut:
Bagi Yusuf Qardhawi, inilah yang menjadi kekurangan yang terpenting
dalam kebudayaan Barat yang cenderung materialistis tanpa memberikan
perhatian yang besar bagi kehidupan moral sebagai esensi dari kehidupan.
Menurutnya, walaupun "... Mereka mampu menerobos ruang angkasa atau
menciptakan bom atom, tetapi mereka tidak mampu mencapai akhlak dan esensi
manusia yang oleh orang lain dirasakan sebagai kebahagiaan ...”1
e. Kutipan Tidak Langsung dari Buku atau Artikel
27
Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang hanya mengambil artinya dalam
bentuk saduran, kesimpulan atau parafrase. Pada akhir kutipan kalimat tidak
langsung ini dicantumkan nomor catatan kaki, yang menjelaskan sumbernya.
Contoh kutipan tidak langsung:
Lalu apakah aktivis Islam ini memang sejatinya menyuarakan keinginan untuk
kembali ke model Islam masa keemasan? Hal ini yang sering kali disalahpahami
dari gerakan mereka. Sebab, pilihan ideologi, institusi dan cita-cita yang mereka
perjuangkan merefleksikan orientasi, karakter dan agenda yang sama sekali
modern. Wacana gerakan ini, yang dianggap aneh oleh kelompok yang berbeda
dengan mereka, sesungguhnya rasional, karena mereka mengadopsi bentuk
pengembangan diri, mobilitas sosial dan ekonomi dengan bahasa yang
sepenuhnya modern. Meminjam istilah Foucault, apa yang mereka lakukan
merupakan bentuk technologies of self, yakni melalui pendidikan praktis mereka
mengembangkan diri dan kelompoknya secara swadaya, atau bantuan yang lain,
sejumlah tindakan terhadap diri mereka, ruh, pikiran, prilaku dan jalan hidup yang
mampu mentransformasikan diri mereka untuk mendapatkan kebahagiaan
tertentu, kesucian, kearifan, kesempurnaan dan keabadian, yang dalam hal ini
adalah kemajuan Islam dan masyarakat Muslim.1
f. Penulisan Daftar pustaka
Pada bagian ini dicantumkan bahan-bahan kepustakaan yang perlu
digunakan dalam memperjelas isi bepikir ilmiah.7 Entri sumber disusun secara
alphabet dengan mendahulukan nama belakang penulis, dan informasi lengkap
karyanya. Jika pustaka melebihi satu baris, jarak anta kedua baris adalah spasi
1,5 , sedangkan jika berbeda pustaka spasi 2 Berikut panduan penulisan daftar
pustaka:
NO TIPE ENTRI SISTEM PENULISAN
1 Buku oleh satu orang penulis Nasution, Harun. Falsasah Islam. Jakarta : Bulan
Bintang, 1973.
7 Burhan Bungin., Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta : Prenada Media Grup), h. 230
28
2 Buku oleh dua penulis. Amal, Taufik dan Pangabean, Samsul. Metode
penelitian. Jakarta : Mizan, 1989
3 Buku oleh tiga penulis atau
lebih.
Abdullah, Taufik. dkk. Sejarah Lokal Indonesia.
Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 1976
4 Buku tanpa penulis yang jelas New Life The Working Women. Bostob: Mc-Graw-
Hill, 1987
5 Institusi dan asosiasi sebagai
penulis
Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia. Profil
Organisasi dan Kegiatan Tahunan 2002. Jakarta :
ICMI, 2003
6 Buku yang dicetal Lebih dari
satu kali
Syamsyuri, Istamar. Biologi, edisi ke-3. Jakarta :
Erlangga.
7 Dokumen elektronik dari
internet.
Aedi, Nur. “Metode Penelitian Pendidikan.” artikel
diakses 5 desember 2015 dari
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENEL
ITIAN_PENDIDIKAN/BBM_9.pdf
8 Artikel dalam koran Budiman, Arif. “Moralitas Para Intelektual.”
Kompas. 12 April 2015
9 Skripsi, tesis atau Disertasi Kahfi, Abdullah. “Pengaruh Metode Belajar Inkuiri
terhadap Mata Pelajaran IPA.” Skripsi S1 Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Jakarta., 2004
g. Footnote
Footnote adalah catatan pada kaki halaman untuk menyatakan sumber kutipan,
pendapat buah pikiran, fakta-fakta, atau ikhtisar. Footnote dapat juga brisi
komentar mengenai suatu hal yang dikemukakan di dalam teks, seperti keterangan
29
wawancara, pidato di televisi, dan yang sejenisnya. Gelar akademik dan gelar
kebangsawanan tidak disertakan serta nama pengarang atau penulis tidak dibalik.8
Penulisan nomor pada footnoted sesuai dengan nomor kutipan dengan
menggunakan angka Arab, yaitu angka yang berasal dari ejaan Arab yang
sekarang menjadi ejaan internasional (1,2,3, dan seterusnya) yang diketik naik
setengah spasi. Footnote pada tiap bab diberi nomor urut, mulai dari angka 1
sampai dengan selesai dan dimulai dengan nomor satu lagi pada bab-bab
berikutnya.9
a. Nomor Footnote
Footnote atau catatan kaki diberi nomor sesuai dengan nomor kutipan
dengan menggunakan angka Arab kecil (1, 2, 3, dst.) yang diketik naik setengah
spasi. Footnote pada tiap bab diberi nomor urut, mulai dari angka 1 sampai
dengan selesai dan dimulai dengan nomor satu lagi pada bab-bab berikutnya.
b. Bentuk Footnote
Dalam footnote urutan penulisannya ada beberapa macam cara. Namun, di
sini hanya disebutkan dua macam cara sebagaimana yang sering digunakan di
mayoritas perguruan tinggi. Cara pertama urutannya adalah sebagai berikut.
1) Nama pengarang koma
2) Nama buku koma
3) Nomor jilid buku (jika ada) koma
4) Nama penerbit koma
5) Nama kota tempat terbit buku koma
6) Tahun penerbitan koma
7) Halaman-halaman yang dikutip atau yang berkenaan dengan teks titik.
Selanjutnya, cara kedua urutannya adalah sebagai berikut.
1) Nama pengarang koma
2) Nama buku koma
3) Nomor jilid buku (jika ada) koma
4) Nama kota tempat terbit buku titik dua
5) Nama penerbit koma
6) Tahun penerbitan koma
8Umum Budi Karyanto, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, hal. 81.9 Ibid
30
7) Halaman-halaman yang dikutip atau yang berkenaan dengan teks titik.
Contoh:1 Andrew Spencer, Morphological Theory: An Introduction to Word
Structure in Generative Grammar, Blackwell Publishers, Cambridge,
Massachusetts, 1993, h. 81.
2 Gorys Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, Penerbit
Nusa Indah, Flores, NTT, 2001, h. 34.
Anda juga bisa menulis footnote dengan cara kedua, yaitu sebagai berikut.
1 Andrew Spencer, Morphological Theory: An Introduction to Word
Structure in Generative Grammar, (Cambridge, Massachusetts: Blackwell
Publishers, 1993), h. 81.
2Gorys Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, (Flores,
NTT: Penerbit Nusa Indah, 2001), h. 34.
Pada cara kedua, antara nama kota tempat terbit buku, nama penerbit, dan
tahun terbit ditempatkan di dalam kurung.
c. Footnote yang Berkaitan dengan Jumlah dan Nama Pengarang
1) Pengarang satu orang (lihat contoh di atas).
2) Pengarang dua atau tiga orang: nama pengarang dicantumkan semua.
Contoh:3 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,
Rineka Cipta, Jakarta, 1995, h. 136.
4 S. Nasution dan M. Thomas, Buku Penuntun Membuat Tesis Skripsi
Disertasi Makalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2002, h. 35.
5D. Edi Subroto, Soenardji, dan Sugiri, Tata Bahasa Deskriptif Bahasa
Jawa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1991, h. 112.
31
3) Jika pengarang lebih dari tiga orang yang dicantumkan hanya nama pengarang
pertama dan di belakangnya ditulis et al. atau dkk. et al. asalnya dari et alii
‘dengan orang lain’.
Contoh:6Florence B. Stratemeyer, (et al.), Developing a Curriculum for Modern
Living, Bureau of Publications Teachers College, Columbia University, New
York, 1957, h. 56 - 149.7 Abboud, (et. al), Elementary Standard Arabic.Edisi II, Cambridge
University Press, Cambridge, 1986, h. 28.
4) Jika buku itu merupakan kumpulan karangan, yang dicantumkan hanya nama
editornya, di belakangnya (Ed.) atau (Editor).
Contoh:8John Lyons (Ed.), New Horizons in Linguistics, Cet.V, Penguin Books
Ltd, Great Britain, 1975, h.108.
9 Fauzie Ridjal, Lusi Margiyani, dan Agus Fahri Husein (Ed.), Dinamika
Gerakan Perempuan di Indonesia, PT Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta, 1993, h.
220.
5) Jika tidak ada nama pengarang, yang dicantumkan adalah nama badan,
lembaga, perkumpulan, perusahaan, negara, dan sebagainya yang
menerbitkannya.
Contoh:10 Departemen Agama RI, Kurikulum Madrasah Aliyah: GBPP Bidang
Studi Bahasa Arab, Dirjen Binbaga Islam, Jakarta, 1994, h. 1.
6) Jika buku itu merupakan terjemahan, yang dicantumkan tetap nama pengarang
aslinya, dan di belakang nama buku dicantunkan nama penerjemah.
Contoh:
32
11 Harold H. Titus, Merilyn Smith S., dan Richard T. Nolan, Persoalan-
persoalan Filsafat, alih bahasa Rasjidi H.M., Bulan Bintang, Jakarta, 1984, h.
256.
Catatan:
Kata “alih bahasa” bisa diganti dengan kata “edisi terjemahan oleh” atau
“terjemahan”.
d. Metode Penulisan Footnote
Footnote dapat diambil dari berbagai macam sumber, seperti dari buku,
majalah, surat kabar, karangan yang tidak diterbitkan, seperti skripsi, tesis, dan
disertasi, interviu (wawancara), dan ensiklopedi.
1) Buku
Contoh:12Andrew Spencer, Morphological Theory: An Introduction to Word
Structure in Generative Grammar, Blackwell Publishers, Cambridge,
Massachusetts, 1993, h. 81.
13Gorys Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa,
Penerbit Nusa Indah, Flores, NTT, 2001, h. 34.
Keterangan:
a. Nomor footnotes jauhnya tujuh pukulan tik dari garis margin teks, yakni
sama dengan permulaan alinea baru. Kalau footnotes terdiri lebih dari dua
baris, baris kedua dan selanjutnya dimulai pada garis margin teks biasa
dengan jarak antarbaris satu spasi.
b. Nama pengarang menurut urutan namanya yang sewajarnya, yakni nama
kecil atau initialnya dan nama akhirnya. Pangkat dan gelar seperti, Drs.,
M.A., Prof., Dr., dan sebagainya tidak usah dicantumkan.
Kalau pengarang memakai nama samaran, di antara tanda kurung besar
dicantumkan nama yang sebenarnya.
Contoh:
14 Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah), Sejarah Ummat Islam,
Penerbit Islamiyah, Medan, 1950, h. 47.
33
c. Nama buku diberi garis bawah atau dicetak miring.
d. Keterangan-keterangan mengenai penerbit: nama, tempat, dan tahun
penerbitan.
e. Nomor halaman yang bersangkutan.
2) Majalah
Sumber acuan dapat diambil dari artikel atau makalah yang diambil dari
majalah.Nama majalah dicetak miring atau diberi garis bawah, sedangkan judul
artikel dalam majalah tersebut diberi tanda petik ganda.Jika ada nomor majalah,
ditulis dengan angka Arab kecil (1, 2, 3, dan seterusnya) sedangkan jika ada
volume atau edisi majalah ditulis dalam angka Romawi.
Contoh:15 Kusmin, “Gaji Guru antara “Das Sollen dan Das Sein”” Derap Guru
Jawa Tengah, No. 73, Februari, VII, 2006, h. 27-28.
16 Ahmad Ta’rifin, “Menimbang Paradigma Liberalisme dalam Praktik
Persekolahan”, Forum Tarbiyah: Jurnal Pendidikan Islam STAIN Pekalongan,
No. 1, Juni, III, 2005, h. 123.
3) Surat Kabar
Sumber acuan dapat pula diambil dari artikel atau makalah yang diambil
dari surat kabar atau koran. Nama surat kabar dicetak miring atau diberi garis
bawah, sedangkan judul artikel dalam majalah tersebut diberi tanda petik ganda. 17 Rokhmah Sugiarti, “Meluruskan Mitos Jari-jari Perempuan”, Suara
Merdeka, 29 Mei 2000, h. 7.
4) Makalah18 Din Syamsuddin, “Peranan Golkar dalam Pendidikan Politik Bangsa”,
makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Peranan Pendidikan Islam dalam
Pendidikan Politik di Indonesia yang diselenggarakan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang, Semarang, 19–21 Mei 1996.
34
5) Karangan yang tidak diterbitkan, seperti skripsi, tesis, dan disertasi. 19 Afdol Tharik Wastono, “Kongruensi dan Reksi dalam Bahasa Arab”,
Tesis Magister Humaniora, Perpustakaan UI Jakarta, 1997, h. 82.atau20 Afdol Tharik Wastono, “Kongruensi dan Reksi dalam Bahasa Arab”,
Tesis Magister Humaniora, Universitas Indonesia, Jakarta, 1997, h. 82.
6) Interview atau Wawancara21Wawancara dengan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 8
April 2004.
7) Pidato di televisi22 Penjelasan A. Latief dalam siaran Pembinaan Bahasa Indonesia melalui
TVRI hari Selasa, 4 Agustus 1987 pukul 20.35 WIB.
8) Komentar mengenai suatu hal yang dikemukakan di dalam teks
Contoh:
Sehubungan dengan macamnya penyisip itu, teknik sisip dapat dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu: (disadur dari Sudaryanto, 1993:68).
(i) teknik sisip pisah atau teknik SP; dan
(ii) teknik sisip tambah atau teknik ST.23
Kalimat yangdikutip tersebut harus ditulis sumbernya dalam footnote,
seperti berikut ini.23 Preferensi penginggrisannya diusulkan (i) “separating interruption
technique” untuk teknik SP dan (ii) “adding interruption technique” untuk teknik
ST.
9) Karangan dalam ensiklopedi.
a. Nama pengarang diketahui. 24 E.E. Kellet, "Spinoza", Encyclopedia of Religions and Ethics XI 1921,
h. 251.
b. Nama pengarang tidak diketahui.
35
25 "Katalisator", Ensiklopedia Indonesia I.
c. Mempersingkat Footnote
Footnote atau catatan kaki tidak usah selalu ditulis dengan lengkap. Jika
suatu sumber telah pernah disebut dengan lengkap, yakni pada pertama kalinya,
footnote yang selanjutnya dapat dipersingkat dengan menggunakan singkatan
ibid., op. cit., dan loc. cit.
1) Pemakaian ibid., op. cit., dan loc. cit.
Ibid., kependekan dari ibidem 'pada tempat yang sama' dipakai apabila
suatu kutipan diambil dari sumber yang sama, halaman sama atau berbeda dengan
yang langsung mendahuluinya dengan tidak disela oleh sumber lain.
Op. cit., kependekan dari opere citato 'dalam karangan yang telah disebut
atau dikutip' dipakai apabila suatu kutipan diambil dari sumber yang sama, tetapi
halaman berbeda dan telah diselingi oleh sumber-sumber lain.
Loc. cit., kependekan dari loco citato 'pada tempat yang telah disebut atau
dikutip' digunakan apabila suatu kutipan diambil dari sumber yang sama, halaman
sama dan telah diselingi oleh sumber-sumber lain.10
2) Contoh pemakaian ibid., op. cit., dan loc. cit.
24 Muhammad Syahrur, Prinsip dan Dasar Hermeneutika Al-Quran
Kontemporer, Elsaq Press, Yogyakarta, 2004, h. 129.
25Ibid., h. 147 (berarti dari buku yang tersebut di atas).
26 Fahruddin Faiz, Hermeneutika Al-Qur’an: Tema-tema Kontroversial,
Elsaq Press, Yogyakarta, 2005, h. 102.
27 Zainab Hasan Syarqawi, Fiqih Seksual Suami-Istri: Kunci Sukses
Menggapai Kebahagiaan Hidup, alih bahasa Hawin Murtadho, Media Insani
Press, Solo, 1951, h. 23.
28 Fahruddin Faiz, op. cit., h. 109 (buku yang telah disebut di atas).
29 Zainab Hasan Syarqawi, loc. cit. (menunjuk kepada halaman yang sama
dengan yang disebut terakhir, yakni h. 23).
h. Innote
10Widjono HS.Bahasa Indonesia.Hal. 69-70
36
Dilakukan ketika penulis mencantumkan sumber kutipan langsung setelah
selesainya sebuah kutipan dengan menggunakan tanda kurung.Sebuah tulisan
ilmiah harus menggunakan salah satu jenis penulisan referensi tersebut, serta
harus konsisten dengan jenis tersebut.Artinya, ketika sebuah tulisan menggunakan
bodynote, maka seluruh referensi dari awal hingga akhir tulisan harus
menggunakan bodynote.Atau, jika seorang penulis menggunakan catatan kaki,
sejak awal hingga akhir tulisan, penulis harus menggunakan catatan kaki untuk
menuliskan referensinya.
Kelebihan catatan tubuh adalah kemudahan bagi pembaca dalam mengecek
sumber sebuah kutipan yang langsung terdapat sebelum atau setelah kutipan
tersebut, tanpa perlu berpindah ke bagian bawah halaman.
Prinsip-prinsip dalam menuliskan catatan tubuh:
a. Catatan tubuh menyatu dengan naskah, hanya ditandai dengan kurung
buka dan kurung tutup.
b. Catatan tubuh memuat nama belakang penulis, tahun terbit buku dan
halaman yang dikutip. Contoh:
1. Nama penulis adalah Arthur Asa Berger, maka cukup ditulis Berger.
2. Nama penulis Jalaluddin Rakhmat, maka cukup ditulis Rakhmat.
c. Terdapat dua cara menuliskan catatan tubuh:
1. Nama penulis, tahun terbit dan halaman berada dalam tanda kurung,
ditempatkan setelah selesainya sebuah kutipan. Jika kutipan ini merupakan
akhir kalimat, maka tanda titik ditempatkan setelah kurung tutup catatan
tubuh. Contoh:
Di titik inilah esensi hegemoni: hubungan di antara agen-agen utama yang
menjadi alat sosialisasi dan orientasi ideologis, yang berinteraksi, kumulatif, dan
diterima oleh masyarakat (Lull, 1995: 31-38).
2. Nama penulis menyatu dalam naskah tulisan, tidak berada dalam tanda
kurung, sementara tahun penerbitan dan halaman berada dalam tanda
kurung. Model ini biasanya ditempatkan sebelum sebuah kutipan. Contoh:
37
Menurut Lull (1995: 31-38), di titik inilah esensi hegemoni: hubungan di antara
agen-agen utama yang menjadi alat sosialisasi dan orientasi ideologis, yang
berinteraksi, kumulatif, dan diterima oleh masyarakat..11
3. Endnote
Pada teknik endnote, nama pengarang diletakkan setelah bunyi kutipan atau
dicantumkan di bagian akhir narasi, dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Membuat pengantar kalimat sesuai dengan keperluan.
b. Menampilkan kutipan, baik dengan kutipan langsung maupun kutipan
tidak langsung.
c. Menulis nama akhir pengarang, tanda koma, tahun terbit, titik dua, dan
nomor halaman di dalam kurung, dan akhirnya diberi titik.12
Contoh:
Pada aspek penguasaan pragmatik, anak dianggap sudah dapat berbahasa
pada waktu ia mampu mengeluarkan kata-kata pertamanya, yaitu sekitar
usia satu tahun. Akan tetapi, sesungguhnya sejak masa-masa awal setelah
kelahirannya, anak mampu berkomunikasi dengan ibunya.Demikian juga
orang-orang dewasa di lingkungannya pun memperlakukan anak seolah-
olah sudah dapat berbicara (Spencer dan Kass, 1970:130).
Pada contoh di atas, notasi ilmiahnya meliputi: Spencer dan Kass,
1970:130. Spencer dan Kass adalah nama akhir pengarang buku yang dikutip,
1970 adalah tahun terbit buku yang dikutip, dan 130 adalah halaman teks yang
dikutip.
Ada beberapa catatan yang perlu diperhatian baik untuk penulisan innote maupun
endnote, antara lain:
1. Jika diperlukan dua buku rujukan untuk kepentingan pendapat tersebut dan
buku-buku itu membicarakan hal yang sama, penampilan kutipannya
sebagai berikut.
Contoh:
11Umum Budi Karyanto, BahasaIndonesia untuk Perguruan Tinggi, hal. 88-8912Ibid., h. 89-90
38
Selanjutnya, Spencer dan Kass (1970:128) menyatakan bahwa dari
sudut pandang psikolinguistik, pertanyaan yang paling menarik tentang
pemerolehan bahasa anak adalah bahwa pemerolehan bahasa melibatkan
keahlian berbicara (skills of speaking) dan pemahaman (understanding).
Para pakar psikolinguistik harus memilah-milah antara apa yang anak
ketahui tentang bahasa dan ungkapan-ungkapan yang dia ucapkan.
2. Jika diperlukan tiga buku rujukan untuk kepentingan pendapat tersebut
dan buku-buku itu membicarakan hal yang sama, penampilan kutipannya
sebagai berikut.
Contoh:
Bahasa baku memiliki tiga fitur yang sangat urgen, yaitu (1)
kemantapan dinamis, (2) cendekia, dan (3) rasional (Arifin dan Tasai,
2000:19-20; Perum Balai Pustaka, 1993:13; Chaer dan Agustina, 1995:
254).
Perhatikan pula pemakaian tanda titik koma pada endnote di atas.
Tanda titik koma (;) pada endnote di atas, digunakan untuk memberikan
batasan antara notasi ilmiah yang satu dengan notasi ilmiah yang lain.
3. Jika nama pengarang lebih dari tiga orang, yang disebutkan hanya nama
pengarang pertama dengan memberikan et al. atau dkk. (berarti dan
kawan-kawan) di belakang nama tersebut.
Contoh:
“Jika dirumuskan bagaimana hubungan arsitektur dan arsitek,
Sularso, dkk.(2003:10-11) mengatakan bahwa arsitektur adalah perpadaun
ilmu dan seni, sedangkan arsitek adalah orang yang menciptakan raung
sehingga melahirkan bentuk-bentuk arsitektur yang beraneka ragam.”
Penggunaan notasi ilmiah relatif berbeda antara satu perguruan tinggi
dengan perguruan tinggi yang lain. Meskipun demikian, pada umumnya mereka
mengacu pada salah satu pedoman penulisan notasi ilmiah yang ada.Bahkan,
biasanya hampir di setiap perguruan tinggi memiliki buku pedoman penulisan
usulan penelitian, skripsi, tesis, atau disertasi.
39
Ada dua versi dalam penulisan innote dan endnote.Pertama,
mencantumkan pengarang, tahun terbit, dan halaman teks yang dikutip. Kedua,
hanya mencantumkan nama pengarang dan tahun terbit. Namun, pada umumnya
cara yang pertama lebih banyak digunakan daripada cara yang kedua.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Laporan penelitian adalah informasi yang disampaikan secara tertulis atau
lisan dengan tujuan untuk mengkomunikasikan kesimpulan hasil atau temuan
penelitian dan rekomendasi yang diperlukan.
2. Berdasarkan tujuannya, penelitian dapat diklasifikasikan menjadi: Penelitian
dasar (basic research) dan Penelitian terapan(applied research)
40
3. Sistematika penyusunan laporan penelitian terdiri atas tiga bagian utama yag
meliputi bagian awal , bagian substansi (Inti), dan bagian akhir.
4. Bagian depan berisi tampilan pertanggungjawaban
administrasi penulisan, penuntunan yang mengantarkan
pembaca untuk dapat memahami isi laporan.
5. Bagian substansi adalah bagian inti dari laporan. Bagian ini
berisi tahapan tahapan atau langkah-langkah penelitian, yang
sekurang-kurangnya memuat: masalah penelitian, pengkajian
teori, metode penelitian, analisa data, dan penarikan
kesimpulan (inferensi). Sistematika (urutan) dari tahapanatau
langkah penelitian akan mengikuti sistematika jenis penelitian
dalam paradigma (pendekatan) kuantitatif atau kualitatif.
6. Bagian akhir dari skripsi memuat pertanggung jawaban atas
bukti-bukti teoritis atau konsep-konsep serta bukti-bukti
proses penelitian yang telah dilakukan peneliti
7. Notasi ilmiah adalah ilmu tentang sistem lambang (tanda) yang
menggambarkan bilangan nada atau ujaran dengan tanda huruf untuk
mengetahui sumber informasi ilmiah yang dikutip dalam suatu karya ilmiah.
8. Teknik notasi ilmiah laporan penelitian, terdiri atas: Jenis dan ukuran kertas
serta margin pengetikan, Penulisan dan pemenggalan kata, Sistem penomoran,
Kutipan langsung dari buku atau artikel, Kutipan tidak langsung dari buku
atau artikel, Penulisan daftar pustaka, Footnote, Innote, dan endnote.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim .2007..Panduan skripsi jakarta :Fakultas Teknologi informasi Prodi
Tekhnik Informatika Universitas Budi Luhur.
Badudu, J.S. 2003.Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa
Indonesia.Jakarta : Penerbit Buku Kompas.
41
Burhan Bungin., Metode Penelitian Kuantitatif .Jakarta : Prenada Media
Grup,2009
Creswell, John. Research Design : pendekatan kualitatid, kuantitatif dan
campuran.Yogyakarta : Pustaka pelajar. 2013
Karyanto, Umum Budi. 2007. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
STAIN Press.
Hamid Nasuhi, dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan
Disertasi), (Jakarta: CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007).
HS. Widjono.. 2005. Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia Widiasarana.
Mardalis. 1999.Metodologi Penelitian suatu Pendekatan Proposal.Jakarta:Bumi
Aksara.
Sugiyono.metode penelitian pendidikan : pendekatan kuantitatif, kualitatif dan
R&D. Bandung : Alfabetda. 2012
Tim Penyusun, Pedoman akademik Program Strata 1 2012/2013 (Jakarta : UIN
Press, 2012)
42