Download - SKK Ganto UNP Edisi 181
ISSN: 1412-890X
Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014
Kerja SamaKerja SamaKerja SamaKerja SamaKerja Samauntuk Kerja Samauntuk Kerja Samauntuk Kerja Samauntuk Kerja Samauntuk Kerja Sama
PeningkatanPeningkatanPeningkatanPeningkatanPeningkatanKerja Sama di UNPKerja Sama di UNPKerja Sama di UNPKerja Sama di UNPKerja Sama di UNP
Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014
Surat Kabar Kampus Univers i tas Negeri PadangSurat Kabar Kampus Univers i tas Negeri PadangSurat Kabar Kampus Univers i tas Negeri PadangSurat Kabar Kampus Univers i tas Negeri PadangSurat Kabar Kampus Univers i tas Negeri Padang STT No. 519 SKK/DITJEN PPG/STT/1979, Internat ional Standard Seria l Number ( ISSN): Internat ional Standard Seria l Number ( ISSN): Internat ional Standard Seria l Number ( ISSN): Internat ional Standard Seria l Number ( ISSN): Internat ional Standard Seria l Number ( ISSN): 1412-890X,PelindungPelindungPelindungPelindungPelindung: Rektor UNP: Prof. Dr. Phil Yanuar Kiram, PenasehatPenasehatPenasehatPenasehatPenasehat: Pembantu Rektor III UNP: Dr. Syahrial Bakhtiar, M.Pd., Penanggung JawabPenanggung JawabPenanggung JawabPenanggung JawabPenanggung Jawab: Prof. Dr. Ermanto, M.Hum.,Dewan AhliDewan AhliDewan AhliDewan AhliDewan Ahli: Aai Syafitri, Faeza Rezi S, Mardho Tilla, Wezia Prima Zolla, Ismeirita, Rahmi Jaerman, Winda Yevita Dewi, Ariyanti Staf AhlStaf AhlStaf AhlStaf AhlStaf Ahli: Konsultasi PsikologiKonsultasi PsikologiKonsultasi PsikologiKonsultasi PsikologiKonsultasi Psikologi: NikenHartati, S.Psi., M.A., Konsultasi Agama Konsultasi Agama Konsultasi Agama Konsultasi Agama Konsultasi Agama: Dr. Ahmad Kosasih, M.A., Konsultasi KesehatanKonsultasi KesehatanKonsultasi KesehatanKonsultasi KesehatanKonsultasi Kesehatan: dr. Pudia M. Indika, Kritik Cerpen: Kritik Cerpen: Kritik Cerpen: Kritik Cerpen: Kritik Cerpen: M. Ismail Nasution, S.S., M.A., KritikKritikKritikKritikKritikPuisPuisPuisPuisPuisi: Zulfadhli, S.S., M.A., Pemimpin Umum Pemimpin Umum Pemimpin Umum Pemimpin Umum Pemimpin Umum: Jefri Rajif, Pemimpin RedaksiPemimpin RedaksiPemimpin RedaksiPemimpin RedaksiPemimpin Redaksi: Meri Susanti, Pemimpin UsahaPemimpin UsahaPemimpin UsahaPemimpin UsahaPemimpin Usaha: Novi Yenti, Bendahara Umum Bendahara Umum Bendahara Umum Bendahara Umum Bendahara Umum: Gumala Resti Halin,Kepala Penelitian dan PengembanganKepala Penelitian dan PengembanganKepala Penelitian dan PengembanganKepala Penelitian dan PengembanganKepala Penelitian dan Pengembangan: Liza Roza Lina, SekretarisSekretarisSekretarisSekretarisSekretaris: Juliana Murti, Redaktur Pelaksana Redaktur Pelaksana Redaktur Pelaksana Redaktur Pelaksana Redaktur Pelaksana: Wahida Nia Elfiza, Redaktur BeritaRedaktur BeritaRedaktur BeritaRedaktur BeritaRedaktur Berita: Media Rahmi, FitriAziza, Redaktur TulisanRedaktur TulisanRedaktur TulisanRedaktur TulisanRedaktur Tulisan: Ranti Maretna Huri, Redaktur Bahasa Sastra dan BudayaRedaktur Bahasa Sastra dan BudayaRedaktur Bahasa Sastra dan BudayaRedaktur Bahasa Sastra dan BudayaRedaktur Bahasa Sastra dan Budaya: Yola Sastra, Redaktur Artistik dan OnlineRedaktur Artistik dan OnlineRedaktur Artistik dan OnlineRedaktur Artistik dan OnlineRedaktur Artistik dan Online: Edo Febrianto, LayouterLayouterLayouterLayouterLayouter: DoniFahrizal, FotograferFotograferFotograferFotograferFotografer: Ratmiati, ReporterReporterReporterReporterReporter: Fidia Oktarisa(NA), Wici Elvinda Rahmaddina, Redda Wanti, Novarina Tamril, Staf Penelitian dan Pengembangan Staf Penelitian dan Pengembangan Staf Penelitian dan Pengembangan Staf Penelitian dan Pengembangan Staf Penelitian dan Pengembangan: SriGusmurdiah, Sirkulasi dan PercetakanSirkulasi dan PercetakanSirkulasi dan PercetakanSirkulasi dan PercetakanSirkulasi dan Percetakan: Sonya Putri, Kesekretariatan dan Perlengkapan:Kesekretariatan dan Perlengkapan:Kesekretariatan dan Perlengkapan:Kesekretariatan dan Perlengkapan:Kesekretariatan dan Perlengkapan: Khadijah Ramadhanti, Iklan: Iklan: Iklan: Iklan: Iklan: Suci Larassaty, Reporter Junior: Reporter Junior: Reporter Junior: Reporter Junior: Reporter Junior: SabrinaKhairissa, Yulia Eka Sari, Rizka Wahyuni, Hera Gusmayanti, Ermiati Harahap, Hari Jimi Akbar, Resti Febriani, Rival Mulyadi, Neki Sutria, Putri Rahmi, Windy Nurul Alifa,Kurniati Ramadhani, Siti Ayuna Penerbit: Penerbit: Penerbit: Penerbit: Penerbit: SKK Ganto UNP, Alamat: Alamat: Alamat: Alamat: Alamat: Gedung PKM UNP Ruang G 65 Universitas Negeri PadangGedung PKM UNP Ruang G 65 Universitas Negeri PadangGedung PKM UNP Ruang G 65 Universitas Negeri PadangGedung PKM UNP Ruang G 65 Universitas Negeri PadangGedung PKM UNP Ruang G 65 Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar.Kode pos 25131. Laman webLaman webLaman webLaman webLaman web: http://ganto.or.idhttp://ganto.or.idhttp://ganto.or.idhttp://ganto.or.idhttp://ganto.or.id, Post-elPost-elPost-elPost-elPost-el::::: [email protected]@[email protected]@[email protected], Percetakan:Percetakan:Percetakan:Percetakan:Percetakan: Unit Percetakan PT. Genta Singgalang Press (Isi di luar pertanggungjawabanpercetakan), Tarif iklan:Tarif iklan:Tarif iklan:Tarif iklan:Tarif iklan: Rp1.500,- (permilimeter kolom-hitam putih), Rp3.000,- (permilimeter kolom full colour), 1/4 halaman belakang Rp1.000.000,- (full colour), IklanBaris Rp1.000,- (perbaris). Redaksi menerima tulisan berupa artikel, esei, feature, cerpen, resensi buku, puisi, dan bentuk tulisan kritis lainnya dari sivitas akademika UNP.Redaksi berhak menyunting tulisan tanpa mengubah esensinya. Tulisan yang masuk menjadi hak redaksi dan yang tidak dimuat akan dikembalikan atau menjadi bahan edisiberikutnya. Setiap tulisan yang dimuat akan diberi imbalan/uang lelah semestinya.
+ UNP Menuju World Class University- Insya Allah.
+ Jagalah Kerahasiaan Password- Password adalah rahasia.
+ Tak Ada Beda UKT untuk RM- Berbeda pun, tak apa-apa.
“Kita harus lebih takut kepada rasa takut itu sendiri,karena rasa takut menghilangkan akal sehat dan
kecerdasan kita.”-Munir
Terlena dengan masa libur kuliah yang panjang,
membuat keredaksian SKK Ganto menjadi tersendat.
Kalender redaksi yang telah ditetapkan sebelumnya
tidak berjalan sesuai rencana. Semestinya, Ganto edisi
terbaru yang sedang berada di tangan pembaca ini
sudah beredar sejak Agustus lalu. Beranjak dari hal
ini, ketakutan akan semakin molornya jalan keredaksian
kian muncul.
Jadi, sebelum kehilangan akal sehat dan kecerdasan
dalam menghadapi hal ini, dengan semangat dan rasa
optimis untuk kembali menghadirkan bacaan yang
bermanfaat bagi pembaca, kru SKK Ganto
menghilangkan rasa takut dan fokus untuk
merampungkan edisi 181 yang akhirnya dapat pembaca
nikmati ini.
Pembaca, untuk edisi kali ini, Ganto
menghadirkan pembahasan laporan
mengenai Program Kerja Sama Uni-
versitas, nasional ataupun internasional.
Juga berita kegiatan-kegiatan yang
diadakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa
selingkungan UNP. Jangan lupa untuk
berkunjung ke portal berita kami di
http://www.ganto.or.id. Untuk berita
kegiatan yang tidak bisa kami cetak,
sudah kami terbitkan juga di halaman
website tersebut.Selain kegiatan keredaksian, Ganto
juga tetap melaksanakan kegiatan
lainnya untuk tetap mendukung
lancarnya jalan organisasi. Akhir Agustus
lalu, Ganto mengutus seorang kru untuk
mengikuti Pelatihan Jurnalistik Tingkat
Nasional yang diadakan oleh Lembaga
Pers Mahasiswa Suara Kampus Institut Agama Islam
Negeri Imam Bonjol, Padang. Kemudian, Anggota
Magang angkatan ke-19 sebagai calon generasi penerus
organisasi SKK Ganto, sekarang sudah mencapai tahap
Reporter Junior. Beranggotakan 13 orang, kawan-
kawan Reporter Junior ini sudah bergabung dengan
kegiatan keredaksian Ganto. Semoga mereka tetap
mampu bertahan dan terus melangkahkan kaki
bersama Ganto hingga tujuan akhir yang ingin dicapai.Akhir kata, Ganto menyampaikan mohon maaf,
kritik, dan saran dari pembaca setia. Pembenahan
diri akan selalu kami lakukan. Tak lupa, jika ada
dari pembaca yang ingin mengirimkan tulisannya,
silakan langsung mengantarkannya ke sekretariat SKK
Ganto atau mengirimkannya melalui alamat surel di
Hidup Pers Mahasiswa!
2
Kerja sama adalah sebuah kerja. Dan di dalam kerja
ada logika yang mengatur. Pengaturan tersebut bisa saja
berupa perlintasan terhadap arus sitem kerja tersebut.
Menurut Drucker, “kerja” membutuhkan kemampuan
menganalisis, membuat sintesis, dan mengontrol proses.
Dan di dalam sebuah kerja, ada kerja sama di dalamnya.
Kerja sama tersebut berkaitan dengan sebuah hubungan
interaksi dengan sesama makhluk sosial dalam mencapai
tujuan. Harus ada kepentingan di dalamnya, agar har-
monisasi kerja berjalan dengan harmonis. Mereka yang
memiliki kepentingan akan saling berkoordinasi demi
mewujudkan tujuan. Biasanya, hubungan yang mereka
jalin diikat dengan perasaan yang relatif sama. Mereka
berkelompok dengan tingkatan golongan, kelas, lapisan
atau kumpulan manusia yang dibatasi oleh ciri, kondisi,
dan kesamaan kepentingan tertentu.
Dalam praktiknya, kelompok manusia secara
sosiologis perlu diperhatikan kevariasiannya. Di sini
pun, teori tentang perbedaan turut ambil andil. Tentang
sebuah beda yang menguatkan. Perbedaan, kadang
sungguh menjadi pengikat penuh misteri yang tiada
berjawab dalam kebenarannya. Mungkin saja ini ten-
tang perbedaan, seperti berbeda dari segi kuantitas
keanggotaan, aktivitas anggota kelompok, hubungan-
hubungan antarindividu, faktor pengikat para anggo-
tanya, kepentingan-kepentingan, saling ketergantungan,
dan ukuran-ukuran perilaku atau norma-norma yang
sama-sama dipatuhi.
Sargent (dalam Santosa, 1992:29) menyatakan bahwa
kerja sama merupakan usaha terkoordinasi di antara
anggota kelompok atau masyarakat yang diarahkan untuk
mencapai tujuan bersama. Lebih lanjut ia menyatakan
bahwa kerja sama adalah suatu bentuk interaksi sosial
di mana tujuan anggota kelompok yang satu berkaitan
erat dengan tujuan anggota kelompok yang lain atau
tujuan kelompok secara keseluruhan sehingga seorang
individu hanya dapat mencapai tujuan bila individu
lain juga mencapai tujuan.
Begitulah Universitas Negeri Padang bersinergi dalam
pencapaian tujuannya. Dalam deretan sebuah pengharapan.
Demi memenuhi segala keterbatasan yang menyelinap
dalam nyatanya. Kampus pun berupaya dengan segenap
kekuatan untuk menghadapi sistem kerja bersama demi
berbagai kepentingan di dalamnya. Apapun yang tersirat
dalam praktiknya, sudah pasti, orang-orang yang tengah
berharap pun menyatakan sebuah harapan demi kebaikan
univeritas ini. Apapun label kata yang dipergunakan,
usaha nyata telah digerakkan, tinggal kita semua yang
akan mengakarkan dengan erat di kepala, bahwa untuk
mewujudkan lancarnya jalan kerja sama adalah dengan
cara saling bekerja sama.
Universitas Negeri Padang (UNP) sebagai salah
satu perguruan tinggi negeri di Indonesia pastilah
melaksanakan tugas yang tidak hanya di bidang ilmu,
teknologi, dan seni. Tetapi sekaligus juga mengemban
peranan yang amat penting yakni mengembangkan,
meningkatkan, dan menyelenggarakan Tridarma Per-
guruan Tinggi (pendidikan dan pengajaran, penelitian,
dan pengabdian kepada masyarakat).
Untuk mewujudkan kerja sama tersebut, pimpinan
universitas selalu berusaha menjalin kerja sama, baik
dengan beberapa lembaga maupun dengan deretan
perguruan tinggi lainnya.
Agaknya, Pembantu Rektor IV telah berusaha
mengumpulkan berbagai dokumen kerja sama UNP
dengan lembaga dan perguruan tinggi di dalam negeri
maupun dengan lembaga dan perguruan tinggi di
luar negeri. Dalam dokumen tersebut, setidaknya
ditemukan ratusan dokumen kerja sama yang sudah
ditandatangani oleh pimpinan universitas dan fakultas.
Namun kenyataannya, dari ratusan kerja sama itu,
belum seluruhnya yang ditindaklanjuti dengan berbagai
bentuk aksi atau tindakan nyata.
Selain kerja sama UNP dengan lembaga dan
perguruan tinggi lain, pimpinan fakultas juga perlu
mengimplementasikan berbagai bentuk kerja sama
melalui wadah yang sudah ada secara regional dan
nasional seperti Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi
Negeri (BKS-PTN) bidang masing-masing sesuai
fakultas. Selain itu, pimpinan jurusan dan prodi dapat
pula mengimplementasikan berbagai bentuk kerja
sama melalui wadah atau forum ketua jurusan atau
forum ketua prodi baik di wilayah barat maupun
secara nasional
Implementasi kerja sama jauh sangat penting dari-
pada hanya menambah jumlah kerja sama dengan
lembaga atau perguruan tinggi lain. Artinya, kualitas
implementasi kerja sama itu jauh sangat penting
daripada kualitas kerja sama yang sudah ada dan
bahkan ditambah terus. Pengimplementasian kerja
sama oleh pimpinan universitas, fakultas, jurusan,
dan prodi merupakan hal yang sangat diperlukan.
Hanya dengan kerja sama yang diimplementasikan
secara terus-menerus itulah yang akan memberikan
manfaat bagi UNP dan akan dinikmati pula oleh
seluruh sivitas akademika. Harapan kita, kerja sama
UNP dengan berbagai lembaga dan universitas di
dalam dan luar negeri dapat ditingkatkan. Peningkatan
kuantitas dan kualitas kerja sama itu dapat diwujudkan,
mengembangkan, dan mengimplementasikan kerja
sama tersebut. (Eto)
Foto Bersama: Kru beserta RJ foto bersama pada acara camping yangdiselengarakan oleh SKK Ganto di Sungai Bangek, Lubuak Minturun, Padang,
Selasa (19/8). f/Doc.
Mahasiswa Abdi BangsaMahasiswa Abdi BangsaMahasiswa Abdi BangsaMahasiswa Abdi BangsaMahasiswa Abdi Bangsa
SKK Ganto menerima surat pembaca baik berupa
keluhan, kritikan, saran, dan permasalahan tentang
lingkungan sekitar UNP. Surat pembaca dapat
dikirimkan melalui e-mail: [email protected]
atau dapat diantar ke redaksi SKK Ganto, Gedung
Pusat Kegiatan Mahasiswa Ruang G65 UNP dengan
melampirkan kartu identitas; KTP atau KTM.
Oleh Putri Rahmi
Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2012
PKM Tidak Ada Air
Sudah lebih dari 3 bulan di Pusat Kegiatan Mahasiswa
(PKM) tidak ada air. Kami, yang sekretariatnya di PKM
merasa kesulitan akan hal ini. Jangankan untuk keperluan
MCK, untuk berwudhu saja kami harus pergi ke Al-Azhar
yang cukup jauh dari PKM. Belum lagi kalau ada tamu dari
ormawa kampus lain yang berkunjung. Kami merasa malu
kalau mereka mau ke kamar mandi.
Ahmadi Satria, Mahasiswa FIK
Kekhawatiran Pejalan Kaki
Ketertiban lalu lintas di lingkungan UNP menurut saya
belum tertib, dan terkesan sembarangan. Terutama ketertiban
di persimpangan jalan menuju gedung MKU dan Perpustakaan
Pusat. Masih ada pengendara yang tidak tertib saat mengendarai
kendaraan mengakibatkan kekhawatiran para pejalan kaki.
Putri Dhea Dwy Yulianti, Mahasiswa FT
Tong Sampah UNP Kurang
Keberadaan tong sampah di UNP masih kurang. Terkhusus
dekat area mahasiswa sering duduk-duduk beristirahat atau
melangsungkan diskusi kelompok seperti halnya di taman
dekat Pustaka Pusat. Semoga jumlah tong sampah di UNP
bisa ditambah agar mahasiswa dan petugas sama-sama bisa
menjaga kebersihan lingkungan UNP.
Media Rahmi, Mahasiswa FBS
Toilet FIP
Saya sering bingung ketika mau pergi ke toilet saat
kuliah di FIP. Toilet FIP kurang mencukupi dan terkadang
airnya mati. Alangkah baiknya, kalau toilet dan air ini
tersedia sesuai dengan kebutuhan masyarakat FIP. Sehingga
semua aktivitas di FIP berjalan dengan lancar.
Rama, Mahasiswa FIP
MaksimalkanPemanfaatan Fasilitas
Fasilitas yang ada di MKU sebaiknya dimanfaatkan secara
maksimal seperti infocus dan pengadaan Wi-Fi. Terdapatbeberapa infocus yang tidak terawat. Bahkan pada saat
pembelajaran berlangsung, infocus tidak digunakan dalam
membantu kelancaran proses belajar mengajar. Saya berharap
agar jaringan Wi-Fi sebaiknya disediakan di gedung MKU
untuk memudahkan mahasiswa dalam proses belajar mengajar.
Tri Aryo Icksan, Mahasiswa FT
Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014
Mahasiswa merupakan akar
dari tumbuh kembangnya bangsa
untuk masa yang akan datang.
Bila kualitas intelektual dan karak-
ter mahasiswa suatu bangsa baik,
maka bangsa tersebut telah
memproduksi setengah dari Sum-
ber Daya Manusia yang berdedi-
kasi. Mahasiswa yang individualis
dan tidak menghiraukan
bangsanya belum bisa dikata-
kan sebagai mahasiswa
seutuhnya.
Mahasiswa adalah wadah
pengisi peran-peran strategis
di tengah-tengah masyarakat
nantinya. Namun apa yang
akan terjadi bila calon-calon
penerus peran strategis ini ti-
dak dapat diharapkan dan ma-
lah tidak memenuhi persyaratan
di tengah masyarakat karena kepe-
dulian sosialnya yang kurang?
Hitung-hitungan dengan seberapa
keuntungan yang ia dapatkan dari
bangsanya?
Pertanyaan ini muncul kare-
na melihat kondisi kekinian. Rasa
peduli dan empati tidak lagi
menjadi ciri khas mahasiswa seba-
gai makhluk yang beridealisme.
Mahasiswa sekarang tidak rela me-
ngorbankan waktu dan tenaganya
untuk orang lain bila tidak men-
datangkan manfaat untuk dirinya
secara pribadi. Peduli sosial tidak
hanya diartikan sebagai rasa sim-
pati atau kasihan terhadap sesuatu,
namun peduli sosial itu harus di-
wujudkan serta terealisasi lewat
tindakan. Peran mahasiswa di sam-
ping sebagai kaum intelektual,
seharusnya juga bisa menjadi
pelaku pergerakan kemajuan
bangsa dan kesejahteraan negara.
Maka jelaslah dalam hal ini maha-
siswa mesti menanamkan sikap
kepeduliannya terhadap bangsa.
Pada masa sekarang, akan
sangat sulit ditemui mahasiswa
yang secara cuma-cuma rela
menjadi abdi bangsanya, pelayan
rakyat-rakyat kecil, dan maha-
siswa yang mati-matian mencer-
daskan bangsa dengan tangan
terbuka tanpa mengharap
imbalan. Apalagi bila mahasiswa
disuruh untuk menggulingkan
tahta pemerintahan demi
kepentingan rakyat, seperti yang
dilakukan oleh gerakan-gerakan
mahasiswa pada pascakemer-
dekaan saat Orde Lama tahun
1966. Kemudian mahasiswa tempo
dulu juga menopang lahirnya
Orde Baru hingga pemerintahan
yang tidak sesuai dengan nilai-
nilai sosial juga kembali
digulingkan oleh mereka pada
tahun 1998. Sejarah ini menjadi
bukti bahwa tingginya kepedulian
mahasiswa dalam menegakkan
hak-hak rakyat agar terciptanya
bangsa yang adil dan masyarakat
yang sejahtera. Sanggupkah
mahasiswa sekarang melakukan
hal yang sama?
Bentuk kepedulian sosial tidak
hanya dapat diwujudkan lewat hal-
hal besar seperti yang dilakukan
oleh mahasiswa Trisakti. Namun
banyak hal-hal kecil yang dapat
kita lakukan untuk menunjukkan
bahwa kita peduli, seperti menjadi
relawan bencana, mengabdikan
diri memajukan daerah terpencil,
dan menjadi profesional yang
berdedikasi. Mulailah dari hal
yang paling kecil, seperti
membuang sampah pada
tempatnya.
Dalam lingkungan
kampus misalnya, akan jelas
tampak bahwa mahasiswa
sekarang mulai sangat indi-
vidualis. Keindividualisan ini
terlihat dari gaya mahasis-
wa yang membiarkan sampah
berserakan begitu saja dan
menyerahkan semuanya pada o-
rang yang berkewajiban atas itu.
Tidak ada salahnya bila mahasiswa
juga ikut berpartisipasi dalam
menjaga lingkungan demi kepen-
tingan bersama. Bagaimana bisa
maju? Pemudanya saja ogah-ogahan
menjaga lingkungan.
Tidak perlu berbangga menga-
ku mahasiswa jika hanya bisa
mengkritisi suatu sistem tanpa ikut
andil menjadi agen perubahan
sistem itu sendiri. Pupuklah minat
untuk berorganisasi, berusahalah
menjadi orang yang berharga di
tengah-tengah masyarakat dan
lakukanlah hal-hal yang berarti
untuk publik. Hasil yang biasa
didapatkan oleh orang-orang yang
hanya bisa bicara. Tetapi hasil
yang luar biasa akan tampak dari
tindakan nyata.
3
“Tidak seorang
pun yang
menghitung-hitung
berapa untung yang
kudapat nanti dari Republik
ini, jikalau aku berjuang
dan berkorban untuk
mempertahankannya”.
-Ir. Soekarno-
Grafis: Edo Febrianto
UNP dalam DerUNP dalam DerUNP dalam DerUNP dalam DerUNP dalam Deretanetanetanetanetan
KKKKKerererererja Samaja Samaja Samaja Samaja SamaPayung kerja sama itu ada, lalu bagaimana dengan penerapannya? Harapan tidak hanya sebatasMoU, namun bersambut dengan MoA.
Oleh Wahida Nia Elfiza dan Meri Susanti
Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014
Di Ruang Sidang Rektor Uni
versitas Negeri Padang, dua
buah dokumen bersampul
biru tua tergeletak di atas sebuah
meja berbentuk persegi panjang
lengkap dengan lapisan cat
berwarna coklat di permukaanya.
Setelah beberapa menit berselang,
seorang lelaki berkulit putih
berbalutkan blazer abu-abu
menorehkan ujung pena di atas
dokumen tersebut. Lelaki tersebut
bernama Prof. K. Peter Kuchinke,
Coordinator Human Developmentdari The University of Illinois. Saat
itu, Peter tidak sendirian. Di
sampingnya juga telah berdiri
seorang lelaki berdasi dengan
balutan busana kemeja putih, dia
adalah Pembantu Rektor IV UNP,
Dr. Ardipal, M.Pd..
Keberadaaan Profesor dari
Negeri Paman Sam tersebut di
Ruang Sidang Rektor UNP adalah
dalam rangka penandatangan
Memorandum of Understan-ding (MoU) antara Universitas
Negeri Padang dengan The Uni-
versity of Illionois. Dengan artian,
UNP kembali menjalin kerja sama
dengan pihak internasional.
Dalam sambutannya, Peter
menyampaikan bahwasanya kerja
sama yang tengah dirajut dengan
UNP bergerak di bidang penelitian
(joint research), pertukaran pelajar
dan staf (students and staff ex-change), workshop, dan sebagai-
nya. “Semoga mahasiswa UNP
dapat meneruskan studi di Uni-
versity of Illinois,” harap Peter,
Jumat (22/8).
Harapan yang diungkapkan
Peter tidak sekedar harapan,
pasalnya setelah acara pertemuan
tersebut, Peter pun langsung menuju
lokasi wawancara. Di lokasi ter-
sebut telah menunggu beberapa
mahasiswa pascasarjana yang
berniat untuk mengikuti program
pertukaran pelajar ke The Univer-
sity of Illinois. Demikian sekilas
cerita mengenai salah satu kerja
sama luar negeri yang telah dijalin
UNP pada 22 Agustus 2014.
Tak hanya di bulan Agustus,
beberapa bulan lalu, sebelum
kedatangan Peter ke kampus
kuning, kerja sama dengan pihak
luar negeri juga telah disam-
bungkan UNP dengan US-Indone-
sia Teacher Education Consortium
(USINTEC) terkait dengan penelitian
olahraga. Kerja sama yang dijalin
oleh UNP dengan USINTEC
merupakan kerja sama dalam pro-
gram dual degree, penelitian, danpengabdian masyarakat. Untuk
mewujudkan program-program
tersebut, setelah penandatanganan
MoU, kerja sama pun dilanjutkan
dengan penandatanganan Memo-randum of Agreement (MoA) antara
universitas dengan Fakultas Ilmu
Keolahragaan (FIK) di Ruang Dekan
FIK UNP pada 28 Mei 2014. Begitu
keterangan yang di dapatkan dari
Dekan FIK beberapa waktu lalu.
Menyorot kerja sama dalam
program dual degree. Selain FIK,
fakultas lain yang telah bergerak
memotori program kerja sama
dan telah berlangsung lama adalah
Fakultas Ekonomi. Berfokus pada
Program Studi (Prodi) Manajemen,
program dual degree telah
dimulai semenjak tahun 2007
dengan College of Businees Uni-
versity Utara Malaysia. Menurut
Pengelola program dual degreeProdi Manajemen, Gesit Thabrani,
S.E., M.T., bahwasanya program
dual degree ini merupakan pro-
gram yang diperuntukan bagi
mahasiswa Prodi Manajemen UNP,
dengan sistem pelaksanaannya
yaitu mahasiswa tersebut menja-
lani perkuliahan dari semester 1
sampai 4 di UNP dan melanjutkan
perkuliahan pada semester 5
hingga 7 di Malaysia, setelah itu
kembali lagi ke UNP pada se-
mester 8. Sehingga selesai lulus
dari universitas, mereka menda-
patkan dua gelar sekaligus dari
universitas yang bersangkutan
yaitu Sarjana Ekonomi (S.E.) dan
Bachelor of Administration
Honours (S.E., BBA. Hons) dari
Universitas Malaysia. “Saya rasa,
mahasiswa yang ikut program ini
akan merasakan banyak sekali
manfaat,” ujarnya, Rabu (27/8).
Adanya kerja sama pada pro-
gram dual degree oleh Prodi
Manajemen dan FIK dengan pihak
luar negeri dibenarkan oleh PR
IV UNP, Dr. Ardipal, M.Pd..
Menurut Ardipal, dalam mereali-
sasikan kerja sama program dualdegree ini, langkah menginter-
nalisasikan kurikulum harus
dilakukan, agar kerja sama yang
dilakukan dengan pihak luar dapat
berjalan semestinya. Untuk itu,
prodi atau fakultas yang terlibat
dalam program dual degree iniperlu melakukan revisi kurikulum
dengan tujuan menyesuaikan
dengan kurikulum universitas
yang dituju. “Kurikulum tidak
persis sama, tetapi saling
melengkapi satu sama lain,”
ungkapnya, Jumat (26/8).
Tidak hanya kerja sama luar
negeri saja, kerja sama dalam
negeri pun tidak dilewatkan UNP.
Hal ini diungkapkan kembali oleh
Ardipal yang mengatakan bahwa
banyak bidang kerja sama yang
tengah dijalin oleh UNP baik
dalam maupun luar negeri. Seperti
kerja sama dalam bidang
pendidikan, penelitian, pengab-
dian masyarakat, penyediaan
tenaga ahli dalam berbagai
bidang, pertukaran mahasiswa
dan dosen, serta lainnya. Menurut
Ardipal, UNP terus berusaha
mengembangkan kerja sama
berbagai pihak dengan prinsip
Tridarma Perguruan Tinggi
Negeri. “Prinsip inilah yang
selalu diingat,” ujar Ardipal.
Berdasarkan data yang
diperoleh dari Biro Admi-
nistrasi Akademik Kema-
hasiswaan (BAAK) periode
semester Januari-Juni 2014
bahwasanya terdapat 25
perguruan tinggi atau
instasi pemerintahan dan
swasta dalam negeri yang
tengah menjalin kerja sama
dengan UNP pada tingkat
pusat. Dari data tersebut
hanya kerja sama dengan 6
lembaga saja yang ditindak-
lanjuti dengan MoA,
sedangkan 19 lembaga lain-
nya masih sebatas MoU.
Dari daftar tersebut ada
dua kerja sama yang bertan-
da bintang dengan makna
MoU pada kerja sama ini
masih berada di tingkat
fakultas seperti kerja sama
dengan LPMP Propinsi
Sumatera Barat dan Peme-
rintahan Kabupaten Solok
dalam bidang pendidikan.
Untuk bagian kerja sama
luar negeri pada data
periode Januari-Juni 2014
ada sebanyak 6 perguruan
tinggi/instansi mitra yang
tengah menjalin kerja sama
dengan UNP pusat, namun hanya
satu perguruan tinggi yang telah
ditindaklanjuti dengan MoA, yaitu
kerja sama dengan Universiti
Pendidikan Sultan Idris (UPSI)
dalam bidang pendidikan seperti
penelitian, pertukaran dosen,
pertukaran mahasiswa, dan
publikasi ilmiah. Sedangkan
sisanya masih sebatas MoU. Dari
daftar kerja sama luar negeri
tersebut ada satu lembaga mitra
yang bertanda bintang dengan
keterangan lebih lanjut MoU kerja
sama ini masih berada di tingkat
fakultas.
Ketika dikonfirmasi mengenai
data tersebut, Ardipal mengatakan
bahwasanya kerja sama yang
masih berkategori MoU meru-
pakan kerja sama yang belum
mendapatkan konfirmasi dari
pihak fakultas ke tingkat univer-
sitas, sehingga data-data kerja
sama yang telah dijalin pihak
fakultas belum terinventarisasi
secara keseluruhan di tingkat
universitas. Namun Ardipal tetap
berharap semoga kerja sama
dalam dan luar negeri yang telah
terjalin dapat menjadikan UNP
sebagai universitas yang dikenal
banyak pihak. “Sehingga mimpi
menuju world class universitydapat menjadi kenyataan,”
harapnya.
Laporan Kru SKK Ganto
Laporan4
MoU: PR IV UNP dan Prof. K. Peter Kuchinke, Ph.D. menandatangani kerja sama di bidang penelitian, pertukaran pelajar dan staf, workshop, dan sebagainya. Jumat
(22/8). f/doc.
Ralat Edisi 180
Redaksi SKK Ganto me-
nyampaikan permohonan
maaf atas kesalahan pada rub-
rik Laporan, halaman 4, Edisi
No. 180/Tahun XXV/Mei-Juni
2014. Di laporan tersebut tertul-
is Drs. H. Amali, M.Pd. seba-
gai Ketua Jurusan Fisika,
yang seharusnya bukan Ketua
Jurusan, melainkan Staff
Pengajar Jurusan Fisika, Drs.
H. Amali Putra, M.Pd..
Laporan5
AntarAntarAntarAntarAntara Eksistensi dan Hambaa Eksistensi dan Hambaa Eksistensi dan Hambaa Eksistensi dan Hambaa Eksistensi dan Hambatantantantantan
Kuantitas dan kualitas kerja sama semestinya sebanding. Kendalayang muncul ibarat cambuk yang mampu mewujudkan kualitas yangdiharapkan.
Oleh Wahida Nia Elfiza dan Meri Susanti
Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014
Pada bulan kedelapan di
tahun 2014 ini, empat or
ang dosen Jurusan Bahasa
dan Sastra Indonesia dan Daerah
bertolak menuju Negara Kang-
guru. Kepergian para dosen
tersebut ke Australia adalah
dalam rangka memenuhi un-
dangan dari University Australia
Worldy untuk melaksanakan pro-
gram Indonesia Language Main-tenance Program untuk guru-guru
di Melbourne. Undangan yang
telah dilayangkan semenjak 28
Mei 2014 lalu merupakan salah
satu bentuk kerja sama yang
tengah dijalani oleh Fakultas
Bahasa dan Seni (FBS) UNP dalam
bidang Bahasa Indonesia Penutur
Asing (BIPA) dengan Deakin
University, Australia.
Menurut Dekan FBS, Prof. Dr.
M. Zaim, M. Hum., kerja sama
yang dijalani dengan Deakin
University ini sudah berlangsung
dalam waktu yang cukup lama.
Dalam sistem pelaksanaannya,
setiap tahun atau sekali dalam
dua tahun, Deakin University akan
mengirim mahasiswanya ke FBS
UNP untuk mempelajari Bahasa
Indonesia. Selain dengan Deakin
University, kerja sama luar negeri
yang tengah dijalani FBS adalah
kerja sama dengan Universitas
Pendidikan Sutan Idris (UPSI) Ma-
laysia. Kerja sama dengan uni-
versitas dari Negeri Jiran ini telah
dimulai semenjak tahun 2009,
dengan bentuk pelaksanaan kerja
samanya berupa pelaksanaan
seminar dan pertukaran dosen.
Untuk kategori seminar, Zaim
mengatakan sudah dua kali
direalisasikan yaitu pada tahun
2010 dan 2012. Sedangkan untuk
pertukaran dosen berupa pengi-
riman tenaga pengajar ke UPSI.
“Sembari kuliah, saat ini salah
seorang dosen FBS sedang berada
di UPSI untuk menjadi tenaga
pengajar,” ungkap Zaim, Jumat
(22/8). Dalam bentuk pelaksanaan
yang sama, FBS juga tengah
mengadakan kerja sama dengan
perguruan tinggi di Jerman. Untuk
realisasi kerja sama, pada tahun
ini akan diadakan seminar di FBS
dengan asal pematerinya dari
universitas di Jerman, dan untuk
ke depannya, acara seminar pun
akan dilaksanakan di Jerman de-
ngan asal pemateri dari FBS. “Jadi
sistemnya saling mengunjungi,”
simpulnya.
Tidak hanya luar negeri, kerja
sama dengan pihak dalam negeri
juga digiatkan oleh FBS. Salah
satu kerja samanya dalam bidang
penyelanggaraan Tridarma
Perguruan Tinggi yaitu pendidikan
dan pengajaran, penelitian, dan
pengabdian masyarakat. Dalam
hal ini FBS UNP menjalin kerja
sama dengan Fakultas Bahasa dan
Seni selingkup IKIP, di dalamnya
tergabung sebanyak 12 universi-
tas, di antaranya universitas di
Medan, Padang, Jakarta, Bandung,
Semarang, Surabaya, Malang,
Makassar, Gorontalo, Manado, dan
Bali. Dalam bidang pendidikan
dan pengajaran dilakukan tukar-
menukar dosen serta credit learn-ing (kredit semester) untuk
mahasiswa. Untuk pelaksanaan-
nya, credit learning memberikan
kesempatan kepada mahasiswa
untuk kuliah selama satu semes-
ter di salah satu universitas
tersebut dan kredit semesternya
diakui oleh UNP. “Namun sampai
saat sekarang belum ada
mahasiswa yang mengikuti pro-
gram ini,” ungkapnya.
Ketika disinggung mengenai
kendala yang tengah dihadapi da-
lam menjalani kerja sama, Zaim
mengatakan kesulitan dalam
memperoleh izin dari Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan (Ke-
mendikbud),
sebab Kemen-
dikbud sangat
selektif dalam
member ikan
perizinan untuk
menindaklajuti
kerja sama ke
luar negeri .
Selain itu, ken-
dala lain yang
ditemui berupa
k e c o c o k a n
waktu kunju-
ngan antara ke-
dua pihak yang
menjalin kerja
sama. “Kendala
tersebut yang
sering ditemui,”
ujarnya.
Tidak hanya
di FBS, kendala
kerja sama juga
dirasakan oleh
Fakultas Ekono-
mi (FE), salah satunya dalam bidang
kerja sama dual degree. Menurut
Dekan FE, Prof. Dr. Yunia Wardi,
M.Si., kerja sama yang telah dijalin
semenjak tahun 2007 dengan Col-
lege of Businees University Utara
Malaysia pada tahun ini mengalami
kendala dalam hal pengurusan visa
ke Malaysia, sehingga menyebabkan
keberangkatan mahasiswa dual de-gree ditunda sementara waktu namun
bukan berarti mahasiswa tersebut
batal untuk berangkat. “Mereka pasti
berangkat,” tegasnya, Jumat (22/8).
Lebih lanjut, Yunia juga
mengatakan bahwa dari sekian
banyak kerja sama yang telah
dijalin oleh UNP baik dalam
maupun luar negeri, ada sebagian
kerja sama tersebut yang telah
berjalan sesuai dengan harapan
dan ada juga yang belum berjalan
dengan semestinya.
Salah satu contoh kerja sama
yang telah berjalan sesuai harapan
adalah kerja sama dalam bidang
dual degree. Yunia mengatakan
hingga saat ini sebanyak 80
mahasiswa telah lulus dalam
mengikuti program dual degreeini. Selain itu keberhasilan pro-
gram ini juga dapat dilihat dari
semakin ketatnya seleksi yang
dilakukan dari tahun ke tahun.
Untuk tahun sekarang, mahasiswa
yang mendaftar kurang lebih 200
mahasiswa akan tetapi yang akan
diluluskan untuk mengikuti pro-
gram dual degree ini hanya 30orang mahasiswa. “Karena pro-
gram ini di-handle khusus, mulai
dari kelas khusus, dosen-dosen
pilihan, dan lainnya,” ungkapnya.
Untuk kerja sama yang belum
berjalan dengan semestinya. Yunia
mencontohkan kerja sama FE
dengan Universitas Airlangga.
Menurut Yunia, hal ini disebabkan
oleh program kerja sama ini tidak
memiliki daya tarik oleh maha-
siswa FE. “Alasan secara pasti
tidak jelas, namun kemungkinan
karena alasan finansial,” ujarnya.
Menilik fakultas lainnya,
seperti Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahun Alam (FMIPA).
Ada beberapa kerja sama yang
tengah dijalin oleh FMIPA baik
dengan pihak dalam maupun luar
negeri seperti dengan FKIP Uni-
versitas Sultan Ageng Tirtayasa
(UNTIRTA), STAIN Batusangkar,
STAIN Bukittinggi, STIKES
Yayasan Pengembangan SDM
Padang, Universiti Tun Husein
Onn Malaysia, Ohio State Uni-
versity USA, dan Deakin Univer-
sity Australia.
Menurut Dekan FMIPA, Prof.
Dr. Lufri M.Si., kerja sama yang
dilakukan bertujuan untuk
meningkatan mutu pembelajaran,
meningkatkan jumlah, dan mutu
penelitian. Meningkatkan jumlah
dan mutu pengabdian, mening-
katkan income per kapita, danpertukaran ilmu. “Jika itu semua
tercapai, maka muaranya pada
peningkatan akreditasi universitas,”
ujarnya, Senin (25/8).
Lebih lanjut Lufri mengatakan,
untuk kategori kerja sama dengan
pihak luar negeri, ada beberapa
kendala yang tengah dialami oleh
kampus biru. Di antaranya, banyak
kerja sama FMIPA yang belum
memiliki Memorandum of
Understanding (MoU), kerja sama
yang dilakukan masih belum sesuai
dengan kebutuhan FMIPA,
ketidakpastian dana, dan masalah
prosedur perizinan oleh Kemen-
dikbud.
Pihak FMIPA harus mencari
lembaga sendiri serta kemampuan
dalam berbahasa asing yang masih
kurang. “Kendala-kendala seperti
ini yang harus diatasi,” ungkapnya.
Bicara mengenai kendala
dalam berbahasa asing (Inggris)
juga dirasakan oleh Dekan Fakul-
tas Teknik (FT) Prof. Drs. Ganefri,
M.Pd., Ph.D.. Menurut Ganefri,
kendala berkomunikasi dan
berbahasa asing menjadi salah satu
kendala yang mencolok dalam
menjalin kerja sama, baik dalam
maupun luar negeri. Untuk menga-
tasi hal tersebut, beberapa upaya
telah dilakukan seperti penerimaan
calon tenaga pengajar dengan
syarat berkemampuan bahasa
Inggris yang baik, serta membe-
rikan pelatihan-pelatihan kepada
para dosen di FT. “Karena bahasa
Inggris sangat diperlukan bagi
siapapun yang terlibat dalam kerja
sama,” ujarnya, Rabu (20/8).
Laporan Kru SKK Ganto
Grafik 1. Kerja sama fakultas dalam dan luar negeri periode Januari-Juni 2014
35%
23%
13%
4%
9%
5%
14%
Diskusi: Tiga orang dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas NegeriPadang sedang berdiskusi dengan Prof. Ismet Fanani di Perpustakaan Fakulty of Art and Education Melbourne
Burwood Campus, Kamis (14/80). f/Doc.
Laporan6
AntarAntarAntarAntarAntara Misi dan Hara Misi dan Hara Misi dan Hara Misi dan Hara Misi dan Haraaaaapanpanpanpanpan
Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014
OIA: Penandatanganan MoU antara UNP dengan Indiana University merupakan salah satu
bentuk aplikasi fungsi OIA dalam meningkatkan kerja sama luar negeri. Senin (30/6). f/Doc.
OIA:OIA:OIA:OIA:OIA: Langkah Langkah Langkah Langkah Langkah AAAAAwwwwwal Menal Menal Menal Menal Menujuujuujuujuuju
WWWWWorororororld Class Unild Class Unild Class Unild Class Unild Class Univvvvvererererersitysitysitysitysity
Keberadaan sebuah institusi akan
semakin terasa jika institusi tersebut
dikenal oleh berbagai lapisan dan
berbagai ruang lingkup. Hal tersebut dapat
diwujudkan, salah satunya dengan jalan kerja
sama. Sebagai salah satu bagian dari institusi
pendidikan, kegiatan kerja sama bagi UNP
merupakan salah satu komponen yang menjadi
pusat perhatian, apalagi misi mengenai
kerjasama telah tertuang pada poin ke-6 dengan
bunyi, “Meningkatkan kerja sama lokal, nasional,
dan internasional”. Sebagai pihak yang dipercaya
dalam bidang kerja sama dan pemberdayaan
aset, Dr. Ardipal, M.Pd. tentu punya pandangan
sendiri mengenai kerja sama yang telah dijalani
oleh kampus kuning ini. Seberapa jauh
perkembangan kerja sama UNP hingga sekarang
ini? Ikuti wawancara reporter SKK Ganto,
Wahida Nia Elfiza bersama Pembantu Rektor
IV, Dr. Ardipal, M. Pd..
Seberapa penting kerja sama untuk UNP?
Menurut pandangan saya, kerja sama itu
sangat penting bagi UNP. Melalui kerja sama
UNP bisa mengembangkan sumber daya
manusia di dalamnya. Tidak hanya itu saja,
dengan kerja sama kualitas dan posisi UNP
dapat diukur dibandingkan dengan universitas
lain. Contohnya saja, ketika UNP menjalin
kerja sama dengan lembaga lain, dan pihak-
pihak yang terlibat dalam kerja sama dapat
memberikan manfaat di tengah-tengah
masyarakat, tentu eksistensi UNP di mata
masyarakat semakin meningkat, hal ini jelas
saja bisa mempengaruhi akreditasi UNP.
Jika UNP tidak mengadakan kerja sama,
kita tidak akan bisa berkembang. Dampak
kerja sama juga dapat dirasakan bagi lulusan
UNP. Dengan kerjasama lulusan UNP bisa
terpakai di dunia kerja. Makanya di sebuah
universitas sebuah kerja sama dinilai tinggi,
baik dari bidang pertukaran mahasiswa dan
dosen, bidang penelitian, maupun bidang-bidang
lainnya akan menjadi aspek penilaian.
Bagaimana perkembangan kerja sama UNP
dalam negeri hingga sekarang ini?
Untuk kerja sama UNP dalam negeri, para
sivitas akademika UNP telah banyak yang
mengetahui. Untuk saat ini respon mahasiswa
dan dosen sudah mulai tampak. Hal ini
dibuktikan dengan animo mahasiswa dan dosen
dalam mengikuti seminar, terlibat dalam
beasiswa S2 dan S3.
Bagaimana perkembangan kerja sama UNP
luar negeri hingga sekarang ini?
Menurut pandangan saya, kerja sama luar
negeri UNP mengalami peningkatan dari waktu
ke waktu. Contohnya saja, dalam waktu dekat
ini, UNP akan melakukan kerja sama dengan
Jepang. Dan kerjasama lainnya seperti dengan
China, Australia, dan Amerika.
Apa saja kendala yang ditemui dalam
menjalin kerja sama?
Dalam menjalin kerjasama ada beberapa
kendala yang ditemui. Di antaranya kesulitan
dalam rangka memenuhi syarat-syarat yang
Oleh Wahida Nia Elfiza dan Meri Susanti
Keberadaan OIA menuntun UNP untuk segera menya-takan harapan menjadi universitas berlevel internasional.
Akhir November 2011 lalu, di Ruang
Serba Guna Fakultas Teknik Uni
versitas Negeri Padang (RSG FT UNP),
Kantor Kerja Sama Luar Negeri (KKLN)
atau dengan nama lain The Office of Inter-national Affairs (OIA) resmi diluncurkan.
Peresmian Kantor Urusan Internasional ini
dilakukan, didasari dengan keluarnya Surat
Keputusan Rektor Bernomorkan 224/UN35/
PP/2011 tertanggal 1 Agustus 2011. Bersumber
pada situs http://oia.unp.ac.id/, lahirnya OIA
di kampus kuning ini bertujuan menangani
tugas-tugas yang berkaitan dengan hubungan
internasional seperti memberikan informasi,
mempermudah prosedur aplikasi, dan
memberikan bantuan kepada siswa yang
berpotensi. Selain itu, OIA UNP juga
bertujuan untuk memastikan bahwa setiap
siswa internasional memiliki pengalaman
positif di UNP.
Pada tahun 2011, OIA diketuai oleh Prof.
Dr. Hermawati Syarief, M.Hum.. Saat itu,
jajaran koordinator OIA terdiri dari koordina-
tor perencanaan yang diduduki oleh Dra.
Hj. Sri Elniati, M.A., koordinator beasiswa
yang diemban oleh Dr. Zul Amri, M.Ed.,
dan koordinator promosi internasional oleh
Havid Ardi S.Pd., M.Hum..
Pada 2013, OIA memperoleh hibah pro-
gram penguatan kantor urusan internasional
untuk pengembangan. Hibah tersebut dipero-
leh dari Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar
Negeri (BPKLN) sebanyak 60 juta untuk 3 jenis
kegiatan. Seperti Program Penyusunan Stan-dard Operating Procedure (SOP), Program
Pengembangan Kantor International, dan Pro-
gram Pola Promosi Kantor International.
Pada 2014, kepengurusan pun berganti.
Ketua OIA dipercayakan kepada Prof. Dr.
H. Anas Yasin, M.Hum.. Menurut Havid
Ardi, S.Pd., M.Hum. selaku Koordinator
Promosi Internasional OIA bahwasanya untuk
kepengurusan OIA diutamakan bagi dosen
yang pernah kuliah di luar negeri karena
yang lebih tahu mengenai medan yang dituju
serta penyebaran link untuk kemudahan
dalam menjalin kerja sama.
Lebih lanjut, Havid menjelaskan mengenai
OIA. Havid mengatakan bahwa keberadaan
OIA di UNP dilatarbelakangi oleh harapan
terhadap universitas agar mampu berdiplo-
masi dalam dunia pendidikan tingkat inter-
nasional. Hal ini terkait dengan fungsi OIA
yang dikelompokkan dalam tiga bidang.
Fungsi pertama yaitu untuk promosi, bertu-
juan untuk menjadikan UNP sebagai worldclass university, dalam artian OIA mampu
menarik mahasiswa asing agar datang ke
UNP. Selain fungsi promosi, OIA juga bergu-
na untuk meningkatkan produktivitas maha-
siswa dan dosen UNP untuk terjun ke tingkat
internasional. Hal tersebut dilakukan dengan
cara memberikan informasi-informasi menge-
nai jurnal-jurnal internasional karena dengan
cara inilah UNP mampu menunjukkan
bahwa karya-karyanya berada pada level
internasional. Sedangkan untuk fungsi OIA
yang terakhir adalah berkaitan dengan pro-
gram beasiswa. Melalui OIA, dapat
dipromosikan beasiswa bagi dosen dan
mahasiswa untuk ke luar negeri dan juga
berfungsi dalam mengelola dosen asing atau
mahasiswa asing.
Kemudian Havid memberikan salah satu
contoh program internasional yang telah
dikembangkan UNP, yaitu Program Bahasa
Indonesia Penutur Asing (BIPA) yang dikelola
oleh Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Untuk mengatasi masalah ini, langkah yang
dilakukan adalah memasukkan program ini
ke dalam Program Darmasiswa yang dikelola
oleh BPKLN. Namun semenjak tahun 2012
hingga sekarang, program ini belum
ditindaklanjuti karena ada beberapa syarat
yang belum terpenuhi. “Salah satunya
pengadaan asrama atau apartemen di kampus
lengkap dengan air panas,” ungkapnya.
Havid mengungkapkan bahwa pada awal
berdirinya, kendala yang ditemui adalah
ketidaktersediaan sekretariat. Namun
sekarang, sekretariat OIA sudah ada di
rektorat. Selain itu, persoalan dana pun
melintang, pasalnya anggaran khusus untuk
OIA masih belum ada, sehingga kegiatan
terpaksa dijalankan secara mandiri tanpa
pendanaan. “Selama ini dana ditanggung
oleh jurusan yang terkait dengan sebuah
kerja sama,” ungkapnya lagi.
Walaupun demikian, Havid berharap
semoga OIA dapat meningkatkan eksisten-
sinya di UNP. Dengan arti kata, peranan
OIA dapat dirasakan oleh semua kalangan
baik itu oleh dosen maupun mahasiswa.
Laporan Kru SKK Ganto
diajukan oleh Dikti. Selain itu kemampuan
berbahasa inggris dari pihak kita yang masih
kurang. Untuk mengatasi hal tersebut, kami
berupaya mencarikan solusinya, seperti
mendatangkan narasumber dari Dikti untuk
memberikan pengarahan dan memberikan tips
cara meraih beasiswa di luar negeri.
Namun kendala lain muncul kembali, para
mahasiswa dan dosen hanya semangat saat
mengikuti pengarahan itu saja, ketika waktu
pendaftaran beasiswa banyak yang mundur,
alasannya karena syarat toefl yang diminta
tidak mencukupi. Untuk itu kepada seluruh
mahasiswa dan dosen marilah untuk
meningkatkan kemampuan berbahasa inggris
jika ingin mendapatkan beasiswa.
Bagaimana koordinasi dari pusat ke tingkat
fakultas dalam bidang kerja sama?
Kami selalu mengirimi surat kepada para
dekan dan ketua prodi agar menindaklanjuti
kerja sama tersebut serta, selalu update denganinformasi kerja sama yang ada di website
UNP. Selain itu dihimbau juga untuk segera
melaporkan data kerja sama ke tingkat UNP
pusat, agar data-data tersebut dapat
teriventarisasi dengan baik. Karena ini akan
mempengaruhi akreditasi UNP.
Dr. Ardipal, M.Pd.
Grafis: Edo Febrianto
Laporan7
Mencoba Peruntungan Melalui Kerja Sama
Tingkatkan Kerja SamaTingkatkan Kerja SamaTingkatkan Kerja SamaTingkatkan Kerja SamaTingkatkan Kerja Sama
Drs. Hadiyanto, M. Ed.
(Dosen Jurusan Administrasi
Pendidikan UNP)
Adrila Syafru Ramadani
(Anggota UKKPK UNP)
Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014
Setri Wulandari
(Mahasiswa
Pendidikan Guru
Sekolah Dasar,
TM 2012)
Gumala Resti Halin
Bendahara Umum SKK Ganto 2014
Facebook: Gumala Resti Halin
Blog: www.gumalarestihalin.wordpress.com
Motto: Pengalaman adalah guru yang terbaik
Seluruh sivitas akademika harus lebih meningkatkan kerja
sama di berbagai bidang. Hal ini ditujukan agar hasil dari
kerja sama tersebut dapat memberikan peluang kepada
universitas dan mahasiswa untuk memperbanyak
link dengan berbagai pihak.Selain itu, pihak birokrat juga harus lebih
gencar menginformasikan kepada mahasiswa
tentang berbagai kerja sama yang ada. Agar
mahasiswa dapat memperoleh informasi de-
ngan mudah. Begitu pun dari pihak mahasiswa
itu sendiri, mahasiswa juga harus lebih peka
dan rajin memburu informasi, agar semua informasi yang
mereka inginkan dapat diperoleh dengan cepat dan maksimal.
Kerja sama UNP dengan berbagai lembaga dan institusi lain ini sangat
bagus, karena dengan adanya kerja sama tersebut akan menambah
peluang bagi UNP untuk bisa belajar dan menjalin hubungan
yang baik dengan berbagai pihak. Selain itu, juga akan menambah
peluang bagi mahasiswa untuk bisa mengikuti pertukaran
pelajar atau melanjutkan pendidikan gratis di institusi lain,
baik di dalam maupun luar negeri. Dan hal tersebut pastinya
juga akan berdampak baik untuk kemajuan UNP ke depannya.
Namun, untuk sosialisasi dari pihak UNP sendiri sejauh ini
saya rasa masih kurang. Karena banyak mahasiswa yang kurang
mengetahui terkait kerja sama maupun beasiswa di dalam dan luar negeri.
Sebaiknya pihak UNP lebih menginformasikan dan menyosialisasikan hal
tersebut, agar tidak ada mahasiswa yang masih buta informasi.
Saya sangat mengapre-
siasi kerja sama yang
dilakukan oleh UNP
dengan berbagai
pihak, baik di In-
donesia mau-
pun di inter-
nasional itu.
Karena dengan
adanya kerja
sama tersebut
dapat membuka
cakrawala sivitas
UNP tentang pendi-
“Datang bersama-sama adalah permulaan.
Menjaga kebersamaan adalah kemajuan.
Bekerja sama adalah kesuksesan.”--Henry Ford
Dalam sebuah kelompok atau organisasi,
tak ada yang lebih penting kecuali kerja
sama. Kerja sama adalah kunci kesuksesan
dari cita-cita kelompok tersebut. Jika salah
satu individu saja melenceng dari kerja sama,
maka kerja sama kelompok dapat terpecah.
Kerja sama antarsesama anggota kelompok
atau satu kelompok dengan kelompok
lainnya harus tetap terjaga. Hal ini
berhubungan dengan sifat dasar manusia
sebagai makhluk sosial. Satu orang manusia
tidak dapat hidup tanpa manusia lain. Sama
halnya dengan seorang individu, sebuah
kelompok tidak akan pernah maju tanpa
bantuan dari kelompok lain.
Pada dasarnya kerja sama merupakan
suatu usaha bagi beberapa orang atau
kelompok untuk bekerja sama guna
menerapkan cita-cita atau visi misi yang
sama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indo-
nesia (KBBI), kerja sama adalah kegiatan
atau usaha yang dilakukan oleh beberapa
orang untuk mencapai tujuan bersama.
Bekerja sama juga berarti kedua belah pihak
berusaha mendapatkan keuntungan dalam
suatu hal yang telah disepakati bersama.
Beberapa tahun silam sampai detik ini,
Universitas Negeri Padang (UNP) telah
banyak berusaha menjalin beberapa kerja
sama dengan instansi-instansi negeri maupun
swasta di dalam mau pun di luar negeri.
Hal ini tidak terlepas dari
misi UNP yang dikutip dari
situs www.unp.ac.id salah
satunya terdapat pada poin
ke-6 yang berbunyi “Mening-
katkan kerjasama lokal,
nasional, dan internasional”.Peningkatan kerja sama ini tentunya
untuk mencapai tujuan dari UNP
sendiri. Walaupun tidak terlihat
secara kasat mata upaya peningkatan
kerja sama memiliki andil yang besar
dalam mewujudkan tujuan-tujuan
UNP.
Tujuan-tujuan tersebut di antara-
nya, (1) menghasilkan tenaga yang
profesional yang bermoral dan
agamis di bidang pendidikan, (2) sains,
teknologi, (3) olahraga dan seni,
menghasilkan lulusan yang berdaya saing
dan adaptif terhadap perubahan lingkungan
global, menciptakan mahasiswa yang cerdas,
(4) santun, (5) sehat jasmani dan rohani,
menghasilkan karya ilmiah dan model
pembelajaran yang inovatif, (6) tersebar-
luaskannya ilmu pengetahuan, (7) hasil
penelitian dan model pembelajaran pada
tingkat nasional dan internasional, (8)
meningkatnya mutu dan jumlah imple-
mentasi ilmu kependidikan, sains, teknologi,
olahraga dan seni melalui pengabdian
masyarakat, (9) terbantunya masyarakat
dalam menyelesaikan permasalahan
kemasyarakatan dengan memanfaatkan hasil-
hasil penelitian, (10) terlaksananya pelayanan
berkualitas sesuai dengan kebutuhan
pelanggan, (11) terjalinnya kerja sama di
tingkat lokal, nasional dan internasional,
terwujudnya universitas unggul di kawasan
Asia Tenggara pada tahun 2020, dan (21)
terbangunnya budaya akademik yang bersifat
global.
Untuk mewujudkan impian-impian
tersebut dibutuhkan pembanding yang
mungkin telah lebih dahulu mengaplikasikan
hal tersebut.
Contohnya de-
ngan melihat
kinerja univer-
sitas-universi-
tas lain yang sudah
berhasil menerapkan hal
yang sesuai dengan
tujuan UNP. Kita dapat
menelusuri bagaimana
proses mereka agar dapat
menghasilkan lulusan
yang berkualitas, misal-
nya. Kemudian melewati
penulusuran tersebut kita
juga dapat mengetahui
apa-apa saja yang dibu-
tuhkan selama proses berlangsung dan lain
sebagainya. Akan tetapi sebelum melakukan
penelusuran lebih lanjut harus ada ikatan
kerja sama terlebih dahulu. Dengan begitu
proses mewujudkan tujuan akan lebih mudah,
bahkan ada beberapa universitas yang lang-
sung membantu perwujudan cita-cita
tersebut. Hal ini mengingatkan pada sebuah
pepatah lama mengatakan, “Jika kamu
berteman dengan seorang penjual parfum,
sekurang-kurangnya kamu bisa mencium
bau wanginya setiap hari”. Sama halnya
dengan mendekati seorang penjual parfum
setidaknya dengan bekerja sama dengan
lembaga atau universitas lain yang lebih
baik UNP bisa mengetahui jalan manakah
yang akan ditempuh untuk mewujudkan
tujuannya tersebut.
Saat ini kerja sama yang dilakukan UNP di
dalam dan luar negeri mencakup berbagai
bidang. Di antaranya, penelitian, bidang pendi-
dikan, pelatihan, pelaksanaan praktik kuliah
lapangan (magang), pengabdian masyarakat,
pengembangan IPTEK dan SDM, seminar,
konferensi dan workshop, pertukaran mahasis-
wa dan dosen, beasiswa dan lain sebagainya.
Namun sayangnya banyak dari mahasiswa
UNP yang kurang mendapatkan informasi
mengenai hal tersebut. Contohnya saja kerja
sama dalam bidang beasiswa. Banyak maha-
siswa UNP yang mengaku sering ketinggalan
informasi mengenai informasi beasiswa. Hal
ini disebabkan karena kurangnya promosi yang
besar-besaran dari pihak kampus. Pihak kampus
terkadang hanya mempromosikannya lewat
website saja. Meskipun saat ini informasi melalui
internet lebih banyak dicendrungi para kaum
muda, akan tetapi situs-situs milik UNP tidak
begitu dinikmati oleh mahasiswanya. Terkadang
mahasiswa hanya melirik pada saat ada
perubahan jadwal yang menyangkut dengan
kuliah, bahkan ada pula yang berkunjung pada
saat pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) saja
atau enam bulan sekali. Sebaiknya pihak kampus
lebih menggiatkan lagi di bidang promosi
beasiswa ini.
Pada umumnya kerja sama diperuntukkan
bagi mahasiswa. Mahasiswa lah yang nanti-
nya akan turun langsung ke lapangan saat
kerja sama telah terikat. Misalnya saat kerja
sama dengan Instansi A dalam hal pemagang-
an, maka mahasiswalah yang ikut pemagang-
an tersebut. Begitu juga dengan hal beasiswa,
yang merasakan beasiswa adalah mahasiswa
bukan pihak kampus. Maka dari itu
seharusnya mahasiswalah yang lebih aktif
dalam pencarian informasi. Jangan hanya
menunggu untuk disuapi. Dengan adanya
kedua belah pihak, pihak kampus dan
mahasiswa, saling sambut menyambut maka
pendapatan informasi menjadi tepat sasaran.
dikan tinggi. Khususnya dosen,
kita dapat belajar bagai-
mana sistem pendi-
dikan di luar sana.
Selain itu, dengan
adanya kerja sama
ini juga akan sa-
ngat membantu
dan merupakan
tantangan yang
bagus untuk UNP.
Karena promosi UNP
tidak hanya sekadar di
masyarakat Sumatera
Barat saja, tetapi UNP juga
harus diakui di mata nasional
dan internasional.
Saya berharap, kerja sama ini bisa
membuahkan prodi baru di UNP. Karena
selama ini prodi-prodi baru belum begitu
banyak yang dibuka.
Grafis: Edo Febrianto
8
Berutang Membuat KayaJika Anda mengalami masalah kesehatan,
silakan manfaatkan rubrik ini. Kirimkan surat
tentang masalah Anda kepada pengasuh rubrik
ini ke e-mail Ganto, [email protected] atau
Gedung PKM UNP Ruang G65 UNP. Setiap
pertanyaan harap dilengkapi dengan identitas.
Diasuh oleh:
dr. Pudia M. Indika
Keringat Berlebihan
Membayar utang dengan mudah ada caranya,bahkan membuat Anda semakin kaya. Hutang mobil,
rumah atau apapun perhatikanlah jenis-jenis utangberikut. Setiap kali berutang uang kepada seseorang,kau menjadi pegawai uang mereka. (Robert T.
Kiyosaki)
Pikiran positif merupakan awal dari tindakan
yang bisa membuat perubahan menuju pada
kesuksesan. Pada biasanya, kebanyakan pemilik
kehidupan menganjurkanagar selalu menggunakan
pikiran positif untuk mendukung segala bentuk
rutinitas kehidupan. Tindakan yang bermanfaat yang
disejalankan dengan pikiran positif, bukan untuk
mensabotase kesuksesan diri sendiri.
Berbagai pilihan hidup tertera dengan nyatanya
untuk sebuah pilihan. Apapun tujuannya, muaranya
juga kebahagiaan juga yang diinginkan. Salah satu
pilihan yang dapat dipilih untuk menjadikan bahagia
itu nyata adalah menyukseskan kehidupan ekonomi.
Pilahan tersebut adalah menjadi kaya. Supaya menjadi
kaya, salah satu solusi yang dapat dicobakan adalah
dengan cara berutang. Untuk itu, diperlukan beberapa
pola pikir yang mendasarinya. Dengan pola pikir
ini, maka kondisi kaya dari berutang menjadi sangat
mungkin. Penolakan pada pola pikir seperti ini akan
menjauhkan dari menggunakan utang sebagai alat
menuju kaya. Dan menyebabkan cenderung akan
menghindari utang.
Untuk mewujudkan im-
pian menjadi kaya, tentu
saja harus mengganti
file-file buruk dalam
benak yang menyata-
kan utang itu tidak
baik. Gantilah filetersebut itu dengan filepositif.
Misalnya, dengan beru-
tang itu usaha akan lebih,
cepat berkembang, diban-
dingkan dengan menge-
lola uang sendiri yang
jumlahnya tidak banyak,
dan sebagainya.
Pengendalian utang
tergantung kepada siapa
yang mengelola. Utang bisa
buruk di tangan orang yang le-
mah dan tidak kreatif. Sebaliknya,
utang bisa baik di tangan orang
yang kuat dan memiliki daya cipta.
Itulah sebabnya, bila ingin menjadi kaya dari
berutang, harus mempunyai kualitas dalam mengelola
utang. Haruslah yakin bahwa utang adalah hal yang
baik. Dengan demikian, berarti seolah membuka
pintu peluang menggunakan utang dengan sebuah
rencana yang baik.
Mungkinkah seseorang membuat rencana yang
baik akan sesuatu yang menurutnya buruk? Demi-
kian pula halnya dengan utang.
Utang adalah akses keuangan yang ce-
pat. Dibandingkan menabung, maka utang bisa menye-
diakan uang dengan lebih cepat. Kecepatan mempe-
roleh uang ini adalah keunggulan utang.
Berbisnis dengan bermodalkan dari utang akan
beresiko besar jikalau belum tahu apa-apa tentang
bisnis tersebut. Atau mempercayakan begitu saja bisnis
tersebut pada orang lain yang juga belum berpengala-
man. Atau jika berbisnis di bidang yang sudah
ditinggalkan orang lain dan berbisnis di bidang
yang melawan pesaing yang sudah besar.
Tapi, resiko bisnis itu akan mengecil jika sudah
berpengalaman di bisnis tersebut atau bekerja sama
dengan orang yang telah berpengalaman. Modal bisnis
bukanlah semuanya dari yang mengelola, tapi ada
juga dari orang lain. Atau dengan membeli waralaba
bisnis yang sudah terbukti kehandalan sistemnya.
Terbukti, banyak cara untuk mengecilkan resiko
M. Arifin, S.Pd., M.Pd.
Tempat/Tanggal Lahir:
Diwek/1 Januari 1970
Unit Kerja: FT UNP
Alamat Rumah: Jln. Perdana No.
17 Depan TVRI By Pass
Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014
Salam Sehat dr. Pudia M. Indika.
Saya mengalami masalah dengan keringat yang sering
keluar secara berlebihan. Bahkan keringat dengan mudah
keluar saat melakukan aktivitas yang ringan. Apakah
penyebab keringat yang berlebihan tersebut? Apakah ini
masih dalam batas wajar atau malah sesuatu yang perlu
diwaspadai? Dan bagaimana cara mengatasinya?
Edo Febrianto
Mahasiswa Teknik Pertambangan TM 2011
Salam Sehat Edo Febrianto
Hiperhidrosis adalah suatu keadaan di mana tubuh
berlebihan dalam memproduksi keringat dalam keadaan
yang sering dan menetap. Mengeluarkan keringat
merupakan salah satu cara tubuh untuk menurunkan
suhu tubuh dengan cara penguapan (evaporasi). Ketika
suhu tubuh meningkat, sistem saraf akan merangsang
kelenjar untuk mengeluarkan cairan ke permukaan tubuh.
Penyebab hiperhidrosis berasal dari sistem pengaturan
suhu tubuh khususnya kelenjar keringat. Kulit memiliki
dua jenis kelenjar keringat yaitu kelenjar ekrine yang
berada di sebagian permukaan tubuh (pori–pori) dan
kelenjar keringat apokrin yang berada di daerah permukaan
tubuh yang memiliki folikel rambut seperti di ketiak,
kulit kepala, daerah kemaluan. Berdasarkan penyebabnya
hiperhidrosis dibagi atas 2 bagian berikut.
1. Hiperhidrosis Primer atau Esensial (Tanpa Sebab yang
Diketahui)
Berlokasi pada satu atu beberapa tempat dari tubuh,
lebih sering tangan, kaki, ketiak, atau kombinasi semuanya.
Selalu dimulai dari masa kecil atau masa remaja sebelum
usia 20 tahun. Tipe ini terjadi karena pengaruh dari stres,
emosional, dan adanya respon berlebihan terhadap
rangsangan emosional.
2. Hiperhidrosis Sekunder
Beberapa kondisi dapat menyebabakan keringat
berlebihan. Adanya suatu penyakit yang melibatkan
ganggguan seluruh tubuh seperti hipertiroid, obat–obatan
untuk penyakit endokrin, obesitas (kegemukan),
hipoglikemia (kekurangan gula darah), menopause, leu-
kemia, dan serangan jantung.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk pengobatan
adalah menggunakan obat anti kolinergik (obat yang
menghambat rangsangan kelenjar keringat), menggunakan
lantophoresis (terapi listrik berdaya rendah), menggunakan
onabotolinumtoxin (Botox), melakukan operasi/bedah pada
kelenjar keringat yang bermasalah.
Tidakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu: mandi
setiap hari, mengeringkan kaki dengan seksama setelah
mandi, memilih sepatu dan kaus kaki yang terbuat dari
bahan alami, bergiliran menggunakan sepatu, menggunakan
kaus kaki yang tepat, mengganti kaus kaki, memberikan
ruang untuk kaki agar kontak langsung dengan udara
sekitar, memilih pakaian dari serat alami, melakukan
teknik relaksasi seperti yoga, meditasi atau biofeedback.
Selamat mencoba.
bisnis. Bila hal
demikian yang
dilakukan, maka
berutang pun un-
tuk mendapat mo-
dal bisnis, ke-
mungkinan untuk
sukses menjadi
lebih besar.
Orang yang
benar-benar kaya
adalah orang yang
mempunyai pon-
dasi kekayaan ter-
sebut, dan mereka
menggunakan u-
tang sebagai salah
satu sumber ke-
kayaannya. Orang
kaya yang tidak
menggunakan u-
tang, maka kekayaannya sangat mungkin terba-
tas. Tetapi, orang kaya yang juga menggunakan utang,
kekayaannya bisa bertambah dengan cepat.
Pada praktiknya, mulailah tidak alergi dengan
lembaga-lembaga keuangan seperti bank. Bahkan,
bukan sekadar tidak alergi, tapi mulai senangi
dengan fungsi bank yang lain, yakni
memberi pinjaman atau utang.
Inilah sebenarnya fungsi
bank yang lebih hebat dari
pada memberikan keamanan
pada uang tabungan yang
disimpan di sana. Bank
adalah sumber uang, dan
berutang adalah jalannya.
Alasan penting kenapa
utang harus dikembalikan ada-
lah kepercayaan. Apabila ter-
lambat atau tidak mengem-
balikan utang, maka keperca-
yaan orang lain akan menurun
dan akhirnya menjadi rusak.
Ini merupakan kondisi
yang sangat buruk. Sebab
kepercayaan adalah hal yang
perlu dijaga dengan sebaik-
baiknya. Sebab bila orang lain
sudah tidak lagi percaya, maka jalan
menuju sukses semakin kecil, terjal dan
akan lebih banyak rintangannya. Awal dari kesuk-
sesan adalah kepercayaan orang lain.
Sayangnya, banyak orang yang sama sekali tidak
mengindahkan hal tersebut. Mereka menukar keper-
cayaan dengan uang. Sungguh disayangkan. Padahal
bila kepercayaan sudah ternoda, uang sebanyak apapun
tidak akan bisa menggantinya. Sebab dalam hal
utang, kepercayaan adalah hal berharga yang tak
ternilai dengan rupiah sekali pun.
Berutang untuk membuat kaya, dan jika sudah
kaya, jangan lupa berbagi, karena sebaik-baiknya manusia
adalah manusia yang bisa memberikan manfaat kepada
orang lain. Dan untuk mempercepat kaya, dongkraklah
dengan memperbanyak sedekah. Insya Allah harapan
untuk menjadi orang kaya akan terwujud.
Dan tentang membayar hutang adalah sebuah
kewajiban dalam fitrahnya. dalam Islam, dijelaskan,
bahwa membayar utang adalah wajib hukumnya,
Namun ada yang perlu diingat, jangan pernah
membayar hutang dari gaji, karena utang yang baik
adalah utang yang dibayarkan orang lain kepada
kita. Utang yang buruk adalah utang yang dibayar
dengan keringat sendiri.
Ada sebagian orang mengartikan bahwa utang
adalah buruk. Ada pula orang yang mengartikan
bahwa dengan berutang bisa membuat kita merasai
kenikmatan yang tadinya tidak terjangkau. Namun
yang pasti, tentang utang adalah tentang manajemen.
9
Pendidikan Berbatas Waktu (?)
Grafis: Edo Febrianto
Rendah Diri atau Minder
Jika Anda mengalami masalah Psikologi, silahkan manfaatkan rubrik ini. Kirimkan surat tentang masalah Anda kepada pengasuh rubrik ini ke email Ganto,
[email protected] atau Gedung PKM UNP Ruang G 65 UNP. Setiap pertanyaan harap dilengkapi dengan identitas.
Saya sering minder jika berada di
lingkungan orang-orang yang hebat. Hal
ini membuat kepercayaan diri saya
luntur. Saya pun jadi pesimis untuk
melakukan apapun. Sehingga apa yang
saya lakukan tidak pernah maksimal.
Padahal seharusnya saya lebih
termotivasi dengan prestasi mereka.
Kenapa hal itu tidak berlaku dengan
saya? Apa yang harus saya lakukan?
Terima kasih.
R. Sophia L.
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia TM 2012
Rendah diri atau minder adalah
istilah yang digunakan untuk meng-
gambarkan rasa tidak aman yang intens.
Rendah diri atau minder juga diakibat-
kan oleh rasa malu yang berlebihan.
Terus-menerus mempunyai perasaan
semacam ini dapat menimbulkan perasaan
hilangnya nilai diri seseorang dan
menyebabkan depresi.
Rasa malu adalah hal yang wajar-wajar
saja, selama dalam ambang batas. Namun
bila keterlaluan, maka hal ini mesti
diberantas. Rendah hati adalah sikap yang
terpuji. Namun bila terlalu rendah, bisa
jatuh ke dalam jurang rasa rendah diri
alias minder. Ini harus kita hindari ya.
Inferior complex adalah rasa rendah diri
yang berlebihan sehingga hal tersebut
dapat menyabotase hidupnya, seperti
mogok makan, malas belajar, mudah
menyerah, bahkan hingga tahapan mau
bunuh diri. Menakutkan bukan? Berikut
ini adalah beberapa tips sederhana
bagaimana cara mengatasi rasa malu dan
minder/kurang percaya diri.
Pertama, akui dan terimalah kondisi
bahwa Anda dalam keadaan malu dan
minder. Mengakui posisi diri adalah salah
satu landasan pokok agar kita bisa bangkit.
Kedua, berhentilah memikirkan segala
kekuranganmu. Syukurilah segala yang ada
sekalipun Anda dalam kondisi tersulit.
Syukurilah segala karunia Allah yang Maha
Pengasih. Dia lah sumber kehidupan kita
dan bila kita bersyukur, yakinlah bahwa
Dia akan menambah kenikmatan kepada
kita. Anda tahu seseorang bernama Nick
Vujicic yang bahkan tidak memiliki kaki
Yulia Eka Sari
Jurusan : Akuntansi TM 2013
Facebook : Yulia Eka Sari
Motto : Mengaduh kepada
kemudahan, akan mudah
Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014
Sudah hampir satu tahun Kurikulum
2013 berlaku. Bak jamur yang tumbuh di
musim hujan, Kurikulum 2013 pun
menambah segar berbagai kasus yang dulu
sempat mencuat hingga naik ke
permukaan. Masalah moral bak agenda
yang enggan hengkang dari ranah
pendidikan negeri ini. Belum lagi baru-
baru ini, kita dikejutkan oleh Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
(SNPT). Dalam aturan ini, ditentukan bahwa
beban belajar minimal mahasiswa S1/D-IV
adalah 144 Satuan Kredit Semester (SKS).
Untuk menuntaskan seluruh beban SKS,
mahasiswa S1/D-IV diberi batas waktu 4-
5 tahun (8-10 semester). Tidak hanya me-
nyangkut generasi emas bangsa ini,
Kurikulum 2013 juga merambah ke generasi
awal. Penghapusan sekolah hari Sabtu di
ibu kota masih saja jadi pembicaraan yang
belum terselesaikan.
Memberikan batasan waktu pada
pendidikan adalah hal wajib yang harus
dilakukan oleh pemerintah. Jika kita
merujuk bahwa waktu adalah uang,
tentunya berharap jangan banyak uang
yang terbuang dengan cuma-cuma. Namun,
masalah pembatasan waktu tentu tidak
dapat dipotong ringkas sama ketika kita
mempersingkat mata kuliah satu semester
menjadi satu bulan.
Selain itu, Kurikulum 2013 yang me-
ngusung pendidikan karakter bukanlah hal
yang mampu diciptakan dalam tempo yang
singkat. Seperti yang dikemukakan Tho-
mas Lickona, “Walaupun jumlah anak-anak
hanya 25% dari total jumlah penduduk,
tetapi menentukan 100% masa depan.”
Artinya pendidikan karakter sudah dimulai
semenjak dilahirkan ke dunia. Orang tua
yang menjadi tiang utama dalam
pembentukan karakter anak bangsa ini ke
depannya, tentu mendapat tugas yang tepat
karena dibutuhkan proses panjang dan rutin
untuk membangunnya menjadi jati diri
yang melekat kuat. Namun ketika pendi-
dikan yang menjadi sarana bagi pencer-
dasan kehidupan bangsa dan mempertinggi
peradaban dunia dibatasi oleh waktu, masih-
kah ini akan menciptakan kaum terdidik
dengan karakter yang melekat kuat.
Alasan mempercepat waktu dalam
dunia pendidikan, se-
perti cambuk bagi
p e l a j a r
u n t u k
tetap ko-
m i tm e n
dengan pendidikan-
nya. Sarana untuk mem-
praktikkan manajemen waktu yang
tepat hingga nantinya ketika memasuki
dunia kerja tidak canggung, menghemat
biaya kuliah maupun sekolah yang berasal
dari pemerintah atau saku orang tua sendiri
sebagai dampak positifnya masihkah
diagung-agungkan.
Satu hal yang terlupa. Seperti yang
dibicarakan di atas, bahwa pendidikan ka-
rakter tercipta bukan dengan gampang.
Tujuan yang hendak dicapai dari pendi-
dikan tersebut yakni kaum intelektual yang
tidak hanya cerdas namun juga berkarakter.
Tujuan mulia tersebut hendaknya dapat
mengembalikan citra masyarakat Indone-
sia sebagai masyarakat yang ramah di
dunia internasional. Namun pecepatan wak-
tu seperti cara instan yang dipaksa ditempuh
guna melihat hasil yang lebih cepat.
Salah seorang tokoh Psikologi Human-istic, Carl Rogers, mengatakan, “Siswa yang
belajar hendaknya tidak dipaksa, melainkan
dibiarkan belajar bebas. Siswa juga diharap-
kan dapat membebaskan dirinya hingga
ia dapat mengambil keputusan sendiri dan
berani bertanggung jawab atas keputusan-
keputusan yang ia ambil atau pilih.”
Artinya kondisi memaksa tentu tidak
menciptakan kebebasan tersebut, lalu apa
gunanya diterapkan.
Menanggapi biaya pendidikan
bagi mahasiswa tak mampu se-
perti yang disebutkan di atas,
pemerintah telah memberi
jalur Bidikmisi dan beberapa
jenis bantuan belajar peme-
rintahan lainnya. Terlepas
dari tepat atau tidak tepat
sasarannya bantuan tersebut,
masih banyak pemuda Indo-
nesia yang berjuang dengan
pendidikannya seperti kasus di
atas, ini nyata dan tidak bisa
ditutup-tutupi.
Kasus senada yang terkait dengan
implementasi Kurikulum 2013 adalah
pembatalan sekolah hari Sabtu di ibu kota.
Seperti yang diungkapkan Wakil Gubernur
DKI Jakarta, Basuki Thahaja Purnama,
“Sekolah lima hari dalam sepekan lebih
efektif bagi siswa maupun sekolah,”
(Kompas, 15/08). Hal ini terjadi karena
Kurikulum 2013 membuat waktu belajar
bertambah yaitu rata-rata 6.300 jam/tahun
untuk tingkat SD-SMP. Tentunya waktu
belajar menjadi bertambah, setiap harinya.
Membaginya menjadi enam hari dalam
sepekan tidak akan menemui kendala yang
berarti, namun ketika dibagi menjadi lima
hari, akan terasa beratnya ketika pelajaran
berlangsung.
Ditambah dengan berbagai macam
kegiatan, seperti ekstrakurikuler yang juga
sudah termasuk pada lima hari tersebut.
“Hari sekolah itu termasuk kegiatan
ekstrakurikuler dan kegiatan lain di
sekolah,” ungkap Lasri Marbun selaku
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI
Jakarta (Kompas, 15/08). Di sini dilema
keterpaksaan semakin mencuat dan
problemnya lebih besar karena menyangkut
tumbuh kembangnya generasi awal bangsa.
Dua problem di ranah pendidikan
tersebut, terlihat bahwa implementasi dari
Kurikulum 2013 sendiri masih simpang
siur. Waktu sebagai masalah utama dalam
kasus ini tidak boleh dipangkas terlalu
banyak. Pendidikan karakter tidak harus
memaksa pelajarnya untuk mempergegas
hal tersebut terwujud. Ketergesaan hanya
akan membuat kecelakaan yang lebih
besar. Tidak ada salahnya kita mengangsur-
angsur jalan untuk kebaikan, seperti
mengangsur menabung sehingga lama-lama
menjadi bukit seperti yang dikoar-koarkan
guru masa kecil kita.
dan tangan, namun berhasil dalam
hidupnya? Sungguh luar biasa!
Ketiga, cobalah mencari referensi
buku, video, atau MP3 mengenai
bagaimana cara mengatasi malu dan
minder/kurang percaya diri. Sudah
banyak orang yang kondisinya kurang
beruntung, namun karena mereka mau
terus belajar, maka mereka pun berhasil.
Tirulah mereka hingga Anda berhasil.
Lakukan refleksi dan latihan
pernafasan setiap pagi, untuk melatih
visualisasi Anda yang berhasil dan ditiru
bagaimana seharusnya Anda berpikir,
bersikap, dan memutuskan. Bayangkan
bahwa Anda berada di padang rumput
yang indah dan hijau, dan Anda
membayangkan bahwa Anda melihat
seseorang di sana—yaitu Anda sendiri—
adalah orang yang paling beruntung
dan paling bahagia, karena Anda adalah
seorang pemberani yang percaya diri.
(dari berbagai sumber)
Tak jauh berbeda dengan
Siyus, Syahril Indra juga meng-
alami hal yang sama. Setidak-
nya ia memerlukan 5 liter ben-
sin untuk bisa sampai ke te-
ngah laut. Tak jarang ia harus
berhutang dahulu untuk
mencari modal melaut. Jika
ia telah kembali melaut dan
hasil tangkapan berhasil dijual,
barulah hutang terbayarkan.
“Sisonyo untuak sahari-hari,”
tutur ayah dari empat orang
anak ini.
Nelayan di Pantai Gajah, Air
Tawar Barat, Padang ini juga
mengeluh akibat sulitnya
mendapatkan bensin untuk
melaut. Salah satunya Syamsuir.
Lelaki 70 tahun ini mencemas-
kan jikalau BBM langka, ada
kemungkinan harga sembako
akan naik. Jika harga sembako
melambung, tentu saja kehi-
dupan nelayan akan semakin
terdesak.
Syamsuir yang telah melaut
semenjak 1960 ini beserta nelayan lainnya
di sekitar Pantai Gajah berinisiatif membuat
ikan kering untuk meringankan kebutuhan
hidup. Mereka biasanya juga menggiling
ikan yang tidak laku untuk dijadikan maka-
nan ternak. Para nelayan ini harus mencari
akal untuk tetap bertahan hidup dengan
pendapatan yang semakin tidak menjanjikan.
Jika cuaca baik dan bersahabat, ia bisa
mendapatkan 300 ribu rupiah dalam sehari.
Sebaliknya, jika sedang masa sulit ia bisa
saja hanya mendapat 20 ribu rupiah, bahkan
Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014
Feature10
BBM Langka, Nelayan Merana
“Tak selamanya tangkapan kamimenghasilkan. Kadang ada, kadang
tidak.”
Aktivitas melaut para nelayan di
sekitaran pantai di Kota Padang
dimulai sejak fajar menyingsing di
ufuk timur. Tak seperti biasanya, lelaki
beranak tiga itu tidak pergi melaut.
Bertemankan sebatang rokok, ia malah
sibuk mengelupaskan cat pada sisi kiri
dan kanan biduk kapalnya untuk dicat
kembali.
Sepagi itu, memang tak tampak harapan
baginya untuk melaut, sehingga ia memu-
tuskan untuk membenahi beberapa bagian
kapal yang akan diperbaharui warnanya.
Nelayan itu adalah Siyus. Lelaki yang
bernama asli Yusril ini sudah 11 tahun
menjadi nelayan di daerah Persi Muaro
Ganting, Kelurahan Parupuk Tabing,
Padang, Sumatera Barat. Lelaki paruh baya
yang pernah ditinggal pergi istrinya ini
sudah lima hari tidak melaut karena cuaca
buruk dan sulitnya mendapatkan Bahan
Bakar Minyak (BBM).
Nelayan di daerah Persi Muaro Ganting
menggunakan bensin untuk melaut. Semen-
jak bulan puasa, Siyus dan nelayan daerah
setempat jarang melaut karena cuaca yang
tidak bersahabat. Akhir-akhir ini, perma-
salahan nelayan ditambahpanjangkan
deretnya oleh kelangkaan BBM. Melaut
pun menjadi jarang dilakukan disebabkan
oleh langkanya BBM beberapa hari
belakangan.
merugi karena tidak dapat sama sekali.
Di samping permasalahan BBM yang
sedang melintang, untuk melaut, para
nelayan ini bekerja dalam bentuk
kelompok. Basril yang ditemui setelah
pulang dari mengantarkan rumpun kayu
dan dedaunan tempat tidur ikan ke
tengah laut mengatakan bahwa nelayan
di sana memiliki sebuah komunitas
yang bernama Kelompok Nelayan Nipah
Patenggangan.
Kelompok ini sebagai wadah bagi
Rais: Mahasiswa Mandiri Pekerja Keras
Setidaknya Rais harus bekerjaselama 8 jam dalam sehari. Ia juga
harus segera menyelesaikanstudinya di UNP.
Waktu menunjukkan pukul 05.17
WIB ketika alarmnya berbunyi.
Bagi mahasiswa semester akhir
yang tidak mempunyai mata kuliah lagi
selain skripsi, bangun sepagi itu merupakan
hal yang tidak biasa. Namun, bagi Rais
Fitra hal itu adalah rutinitas. Setelah
menunaikan kewajibannya terhadap Tuhan
yang Maha Esa—salat Subuh—mahasiswa
Pendidikan Kewarganegaraan TM 2009 ini
mulai beraktivitas.
Aktivitas tersebut sudah ia lakoni selama
lebih kurang dua tahun. Membentuk boneka-
boneka danbo dengan bahan dasar kayu
untuk memenuhi pesanan pelanggan atau
dijual langsung ke konsumen merupakan
usaha sampingannya selain pekerjaan yang
tengah ia geluti, sebagai resepsionis hotel.
Tak sedikit uang yang ia peroleh dari bisnis
ini. Setidaknya, Rp1,5 juta bisa ia hasilkan
dalam sebulan dari hasil berjualan danbo.
Pendapatannya sebagai resepsionis hotel juga
lumayan besar. Rais bisa mendapatkan gaji
bersih Rp2 juta dalam sebulan.
Bekerja sebagai resepsionis hotel
menuntut Rais harus pintar-pintar membagi
waktu. Shift kerja yang ia dapatkan tidaklahmenentu, kadang shift siang, kadang shift
malam. Jika ia mendapatkan shift siang,ia bekerja dari jam 3 sore hingga jam 11
malam. Jika mendapatkan shift malam,
Rais harus menahan kantuk semalaman
karena ia harus bekerja dari jam 11 malam
hingga jam 7 pagi.
Bekerja sembari kuliah merupakan
pilihan yang harus diambil oleh Rais. Bera-
sal dari keluarga dengan kemampuan eko-
nomi di bawah rata-rata menjadikan anak
ke-3 dari lima bersaudara ini harus bekerja
sembari menyelesaikan studinya. Berbagai
jenis pekerjaan juga telah ia coba. Mulai
dari menjadi penjual sayur di pasar, bekerja
di mall, bekerja sebagai pegawai catering,
hingga ikut dalam survei Lembaga Survei
Indonseia, dan Survei Kompas.
Keinginan untuk membantu biaya
pendidikan adik-adiknya merupakan
penyemangat utama bagi Rais untuk
terus bekerja paruh waktu. Ditambah
lagi dengan kondisi ibunya yang me-
ngalami stres ringan dengan ayah yang
hanya bekerja sebagai petani semakin
menuntut Rais untuk menjadi kepala
keluarga. Dua orang adiknya terpaksa
putus sekolah karena kekurangan bia-
ya, yang satu hanya sampai bangku
Sekolah Menengah Pertama dan yang
satunya lagi hanya tamatan Sekolah
Dasar. Setidaknya, dengan bekerja paruh
waktu seperti yang tengah ia jalani
sekarang bisa mengurangi beban orang
tuanya.
Kuliah sambil bekerja memang
tidaklah mudah. Karena bagaimanapun
juga, Rais harus tetap menyelesaikan
studinya sebagai mahasiswa. Ia juga
terus mencoba untuk tetap menjadi ma-
hasiswa yang baik dan anak yang
berbakti bagi orang tuanya. Hal ini dibuk-
tikannya dengan Indeks Prestasi tidak pernah
kurang dari 3,00. Berbagai beasiswa pun
juga pernah ia dapatkan, seperti beasiswa
Penunjang Prestasi Akademik yang telah
dua kali ia peroleh dan beasiswa Bank In-
donesia.
Sekarang ini, Rais hanya perlu segera me-
nyelesaikan skripsinya agar bisa wisuda. Untuk
itu, setidaknya Rais menyisakan waktu satu
kali dalam sebulan untuk bimbingan skripsi.
Mendorong Kapal: Basri (42), seorang nelayan dan beberapa orang anak tengah mendorong kapal ke tepi
Pantai Patenggan Kelurahan Air Tawar Barat, Minggu (31/8). f/Suci
nelayan untuk berkoordinasi dengan Dinas
Kelautan dan Perikanan. Kelompok nelayan
yang beranggotakan 40 orang ini menjadi
andalan bagi mereka untuk menerima
bantuan dari dinas. Sayangnya, tidak semua
dari mereka mau bekerja dalam bentuk
kelompok nelayan. Mereka beranggapan
bahwa kelompok hanya akan menambah
perpecahan di antara mereka. Padahal,
keberadaan kelompok ini untuk memudah-
kan memecahkan permasalahan para
nelayan, termasuk BBM.
Oleh Suci Larassaty
Oleh Putri Rahmi
Resepsionis Hotel: Rais Fitra, seorang mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan TM 2009 sedangmenjalankan shift kerjanya sebagai resepsionis hotel, Minggu (14/9).f/Doc.
11
Tradisi Pacu JawiSebelum berpacu, jawi-jawi ini
didandani dengan kain suntiang.
Ranah Minang: Tuan Rumah Ajang Internasional
Padang merupakan kota pertama diIndonesia yang tercatat dalam
kalender International Dragon BoatFederation (IDBF) sebagai
penyelenggara Festival DragonBoat.
Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014
Dari kejauhan, tiga buah perahu
berkepala naga tampak berjejer rapi
di kawasan Banda Bakali, Padang,
Sumatera Barat. Tak berapa lama setelah
aba-aba diberikan, perahu tersebut melaju
sangat cepat. Teriakan penabuh genderang
pada bagian depan perahu memacu
semangat 10 orang pendayung. Tak kalah
dari penabuh genderang, suara pemandu
perahu pada bagian paling belakang juga
makin keras. Satu perahu mendahului
perahu yang lain. Sorak sorai penonton
pun semakin riuh. Hanya berjarak 800
meter dari garis start, perahu tersebuttelah mencapai garis finish.
Ajang tersebut adalah Festival DragonBoat International ke-12 yang berlangsung
selama empat hari (21-24/8). Menghadirkan
Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura
sebagai peserta dari luar negeri serta
sebanyak 29 tim dari dalam negeri juga
turut andil dalam kompetisi berhadiah
total 205 juta rupiah ini.
Terpilihnya Padang sebagai tuan rumah
penyelenggara festival kelas internasional
tersebut memberikan kebanggaan tersendiri
bagi masyarakat ibu kota Provinsi Sumatera
Barat. Bagaimana tidak, Padang adalah kota
pertama di Indonesia yang tercatat dalam
kalender International Dragon Boat Fed-eration (IDBF) sebagai penyelenggara. Tak
hanya itu, Padang merupakan kota
penyelenggara Festival Dragon Boatterbanyak dibandingkan kota-kota lain di
Indonesia seperti Makassar dan Kutai yang
juga pernah menjadi tuan rumah ajang
ini.
Sambutan peserta pun tak kalah hangat.
Safni Elvita, seorang atlet yang berasal
dari Persatuan Olahraga Dayung Seluruh
Indonesia (PODSI) Pekan Baru mengaku
bahwa Padang lebih indah dari yang ia
bayangkan selama ini. “Senang bisa
menginjakkan kaki di Padang. Masyarakat
dan alamnya sangat berbeda dengan tempat
saya,” ungkap Safni sembari tertawa. Dara
yang baru duduk di kelas tiga Sekolah
Menengah Atas (SMA) ini mengaku bangga
terhadap Kota Padang.
Berasal dari PODSI yang berbeda,
Hamim Rizaldi juga merasa senang ter-
hadap Kota Padang. Ia melihat Kota Padang
dari segi keasrian lingkungannya. Pelajar
kelas dua SMA ini berharap agar Padang
kembali menjadi tuan rumah ajang Festi-
val Dragon Boat tersebut. “Kegiatan ini
harus dilestarikan di Padang,” ujar Rizal
yang berasal dari PODSI DKI Jakarta ini.
Ketua panitia Padang InternasionalDragon Boat Festival 2014, Prof. Dr. Eri
Berlian, M.S. yang selalu standy by pada
garis finish ini membenarkan bahwa Kota
Padang pernah menjadi tuan rumah
penyelenggara Dragon Boat sebanyak 12kali. Menjadi tuan rumah di ajang nasional
maupun internasional.
Eri yang saat itu tengah beristirahat
bersama rekan-rekan panitia lainnya
mengatakan bahawa terlaksananya Festi-
val Dragon Boat ini tak lepas dari
dukungan masyarakat berbagai kalangan
serta pemerintah Kota Padang hingga
Gubernur Sumatera Barat. “Sama dengan
tahun-tahun sebelumnya, Kota Padang
terpilih menjadi penyelenggara. Dan
sekarang berhasil menyelenggarakan
Padang International Dragon Boat Festi-
val 2014 dengan aman dan lancar,” tuturnya
sembari tersenyum.
Bagian kiri-kanan jalan Nagari Talang
Tangah, Kecamatan Sungai Tarab,
Kabupaten Tanah Datar terhampar
sawah milik penduduk. Berwarna-warni, ada
yang hijau, kuning, dan coklat. Beberapa
sawah terlihat baru ditanam padi, masih
pendek dan kecil-kecil. Lainnya, siap untuk
di panen. Tapi, sawah Si Ayang (Sayang)
masih kosong, baru selesai dipanen kira-
kira dua bulan lalu. Sawahnya ada beberapa
petak, berjenjang-jenjang. Sawah paling atas,
jadi tempat parkir sepeda motor. Di tengah,
tempat berdiri warga, pedagang, dan jawi
sebelum di pacu. Dan paling bawah, sawah
basah sebagai arena tempat bapacu.Pacu Jawi namanya. Tradisi adat masya-
rakat Tanah Datar, Sumatera Barat yang
telah dilaksanakan turun temurun sejak
ratusan tahun lalu. Tujuannya, sebagai
hiburan bagi masyarakat seusai masa panen.
Pacu Jawi dilaksanakan secara bergantian
di empat kecamatan, yaitu Rambatan,
Sungai Tarab, Pariangan, dan Lima Kaum.
Kali ini Kecamatan Sungai Tarab jadi tuan
rumah. Dan arenanya adalah sawah milik
Si Ayang –seorang warga disana- yang
dari dulu jadi tempat bapacu. Pacu Jawi
kali ini dilaksanakan pada Agustus, mulai
Sabtu tanggal 9, dilanjutkan 16, 23, dan
ditutup tanggal 30 Agustus.
Sebelum dipacu, jawi-jawi dari
Sungai Tarab didandani dengan kain
suntiang dan aksesoris lainnya. Begi-
tulah aturannya, jawi dari nagari
penyelenggara harus babaju. Jawi-jawi ini diarak warga menuju lokasi
pacu. Dibelakangnya, para bundo
kanduang juga memakai pakaian
adat sembari menjujung dulang beri-
si makanan khas daerah di kepalanya
Sesampainya di lokasi, bundo
kanduang menuju tenda. Di dalam
tenda terdengar alunan nada talem-
pong yang dimainkan Niniak mamak(tetua adat). Bundo kanduang
kemudian menaruh dulang di atas
lapiak (tikar). Sesaat kemudian, musik
dihentikan. Seorang niniak mamakberdiri dan mulai berbicara. Kudato
Tagak orang menyebutnya.
Kudato Tagak adalah salah satuprosesi adat yang dilakukan dalam
acara pacu jawi ini. Niniak mamak
dari suku-suku di 4 kecamatan saling
berbalas pidato adat, mengkaji nilai
luhur adat mulai Gunung Marapi
hingga ke bawah. Pidato disam-
paikan dalam bahasa daerah. Dan
uniknya pidato tersebut dinyanyi-
kan. Selesai itu, baru jawi dipacu.
Sekitar 150 pasang jawi dipacu dalam
kegiatan ini. Jawi tersebut dipasangkan semacam
alat bajak yang terbuat dari kayu dan bambu.
Dalam Pacu Jawi, jawi bukan diadu cepatlarinya. Jawi berlari hanya satu-satu pasang.
Setelah satu pasang sampai di garis akhir,
gantian pasangan lainnya yang akan melaju.
Dalam tradisi ini tidak ada juri atau
tim penilai. Jadi tidak ada juara 1, 2,
dan seterusnya. Pacu jawi hanya menyu-
guhkan jawi berlari. Jawi yang berlari
lurus dan tidak terpisah dari pasangannya
hingga ke finish dianggap jawi yang
kuat dan sehat.
Rangkaian tradisi ini ditutup secara resmi
oleh Kepala Dinas Budaya, Pariwisata,
Pemuda, dan Olahraga Tanah, Datar Marwan,
S.E., mewakili Bupati Tanah Datar. “Terima
kasih untuk para tamu dan wisatawan,
semoga bisa datang kembali pada eventselanjutnya,” tutupnya, Sabtu (30/8).
Oleh Ratmiati
Babaju: Sepasang Jawi yang memakai suntiang dan hiasan ditubuhnya. Jawi daerah Sungai Tarab ini
diarak dengan hiasan-hiasan sebelum dipacu dalam tradisi Pacu Jawi, Sabtu (30/8). f/Doni
Berpacu: PODSI Kota Surabaya (perahu nomor 1) bersama POODSI Riau (nomor perahu
2) saling berpacu menuju garis finish pada ajang Dragon Boat Internasional XII pada 21-24 Agustus 2014 di Banjir Kanal GOR H. Agus Salim Padang, Kamis (21/8). f/Ratmiati
Oleh Doni Fahrizal
Fokus
Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014
12
Festival Festival Festival Festival Festival Dragon BoatDragon BoatDragon BoatDragon BoatDragon Boat Internasional XII Internasional XII Internasional XII Internasional XII Internasional XII
Kompak: PODSI Sarolangun kompak mengayuh Perahu Naga pada lintasan 1 di race ke-28, Sabtu (23/8). f/Ratmiati
Foto & Teks Foto: Ratmiati
Desain & Tata Letak: Edo Febrianto dan Doni Fahrizal
TAHUN ini, Ranah Minangmenjadi tuan rumah sebuahajang berkelas internasional.Festival Dragon Boat Inter-nasional XII pada 21-24 Agus-tus 2014 bertempatkan diBanjir Kanal GOR H. AgusSalim, Banda Bakali RiversTaman Air.
Berlokasi tepat di Pusat KotaPadang, serta berfokus padakonsep taman rekreasi,membawa makna tersendiriuntuk keunikannya. Rang-kaian acara ini diselenggara-kan dalam rangka memperi-ngati hari jadi Kota Padang.
Dalam ajang ini, FotograferSKK Ganto ikut mengabadi-kan moment seputar penye-lenggaraan festival kelasinternasional ini.
Dragon Boat Padang : Peserta Dragon Boat atau Perahu Naga tengahberkumpul sebelum menaiki perahu masing-masing, Kamis( 21/8).
Festival Padang International Dragon Boat XII 2014, dilaksanakan 21-24Agustus, dalam rangka perayaan ulang tahun Kota Padang dan menjadi
salah satu daya tarik pariwisata Kota Padang. f/Ratmiati
Tumbang: Beberapa atlet pingsan usai mencapai garisfinish di atas dayung mereka. Hal ini terjadi pada malam
hari ketika diselenggarakan babak semifinal antaraPersatuan Olahraga Dayung Riau, Jakarta, dan Sura-
baya, Kamis (21/8). f/Ratmiati
Antusias: Padang International Dragon Boat Festival XII 2014 yang diselenggarakan padasiang sampai malam hari ini disambut antusias oleh masyarakat Kota Padang yang ikut
menonton perlombaan ini, Kamis (21/8). f/Ratmiati
Alat Musik: Berbagai alat music, diantaranya Secsofon juga ikut menyemangati para
pendayung selama mengikuti Perlombaan Perahu Naga ini, Kamis (21/8). f/Ratmiati
Berdoa: Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia antarkesatuan dari Pekan Baruberdoa bersama di atas dayung mereka sebelum memulai Perlombaan Perahu Naga di
Banjir Kanal GOR H. Agus Salim, Padang, Kamis (21/8). f/Ratmiati
Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014
13
PR III: JagalahPR III: JagalahPR III: JagalahPR III: JagalahPR III: JagalahKKKKKerahaerahaerahaerahaerahasiasiasiasiasiaan an an an an PPPPPaaaaasswsswsswsswssworororororddddd
Selasa siang (21/8), masih di hari
pertama pelaksanaan Pengenalan
Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru
(PKKMB) 2014. Seorang anggota Komisi
Disiplin (Komdis) Universitas Negeri Padang
(UNP) menemukan beberapa lembar kertas
yang telah diisi oleh deretan Nomor Induk
Mahasiswa (NIM) beserta password yangsedang diedarkan bersamaan dengan daftar
hadir peserta PKKMB. Lembaran kertas yang
telah dilegalisasikan oleh Badan Perwakilan
Mahasiswa (BPM) salah satu fakultas di
UNP ini, membuat anggota komdis tersebut
mengambil sikap dengan menarik kertas-
kertas itu dari peredaran.
Tindakan BPM ini menimbulkan
beberapa kontroversi dari berbagai pihak.
Seperti yang pernah di posting oleh seorang
mahasiswa UNP di akun Facebook-nya
bernama Senira Ayuni. Dalam posting-annya,Senira menyayangkan perbuatan seperti itu,
karena menurutnya NIM dan password
merupakan privasi seseorang yang tidak
boleh diberikan kepada siapapun dengan
alasan apapun.
Selanjutnya, Adnan Arafani, Ketua
Komdis UNP menganjurkan agar mahasiswa
Gambar 1. Internet Access Universitas Negeri Padang
7 PKM Mahasiswa UNP7 PKM Mahasiswa UNP7 PKM Mahasiswa UNP7 PKM Mahasiswa UNP7 PKM Mahasiswa UNPLulus PIMNASLulus PIMNASLulus PIMNASLulus PIMNASLulus PIMNAS
Universitas Negeri Padang (UNP)
kembali mengutus perwakilannya
untuk mengikuti Pekan Ilmiah
Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-27 di Uni-
versitas Diponegoro pada 25-29 Agustus 2014
lalu. Dari jumlah peserta PIMNAS sebanyak
440 tim Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM)
se-Indonesia, tujuh tim di antaranya adalah
perwakilan dari UNP yang telah lulus seleksi.
Jumlah ini meningkat dibanding tahun lalu
yang lulus hanya tiga judul dan tahun
sebelumnya lagi tidak mengirim satu pun
peserta. Dari tujuh tim yang berangkat
tersebut, satu tim PKM UNP dengan judul
“ALPAKA SPEEDY” Alat Panjat KelapaSuper Cepat, berhasil mendapat peringkat
setara perak untuk kategori poster.
Risno Fendri selaku ketua tim PKM
dengan judul “ALPAKA SPEEDY” Alat PanjatKelapa super Cepat mengatakan bahwa
meningkatnya jumlah PKM UNP yang lulus
PIMNAS ini merupakan prestasi luar biasa
bagi UNP. Ditambah lagi, UNP berhasil
mendapatkan satu perak. “Ini adalah prestasi
membanggakan,” ujarnya, Kamis (21/8).
Selanjutnya, Aldeva Ilhami, anggota tim PKM
yang juga mewakili UNP di ajang PIMNAS
menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak kampus yang telah bersedia
mendanai biaya akomodasi dan
transportasi peserta selama mengikuti
presentasi PKM di Semarang. “Pendanaan
ini merupakan bukti apresiasi UNP,”
ujarnya, Kamis (21/8).
Menanggapi hal di atas, Dr. Syahrial
Bachtiar, M.Pd., Pembantu Rektor III UNP
sangat mengapresiasi keberhasilan tersebut.
“PIMNAS kali ini bagus dan di Sumatera
kita yang terbaik,” pujinya, Jumat (5/9).
Lebih lanjut, Syahrial menyampaikan bahwa
bentuk apresiasi yang diberikan oleh pihak
kampus seperti mengadakan sejumlah bim-
bingan dan pelatihan presentasi PKM untuk
persiapan lomba serta mengadakan work-
shop PKM. UNP juga mendukung dalam
hal pendanaan biaya akomodasi dan trans-
portasi peserta, yang mana Dikti hanya
memberikan dana akomodasi dan transportasi
untuk 3 orang peserta dalam satu tim,
sementara di UNP ada tim yang terdiri
dari 5 orang. Syahrial juga berpesan supaya
mengintensifkan pelatihan agar lebih banyak
lagi mahasiswa yang mengunggah PKM.
Sri, Ayu*
Kilas
baru jangan terlalu mudah memberikan NIM
dan pasword kepada siapapun, termasuk se-
nior. “Organisasi Mahasiswa juga tidak berhak
meminta password, tegasnya dalam akun
facebook Adnan Arafani, Jumat (22/8).
Mengklarifikasi kejadian tersebut, Ketua
Umum BPM terkait, menyatakan bahwa
tindakan yang mereka lakukan adalah untuk
membantu mahasiswa baru yang bermasalah
dengan portal. Seperti masih banyak mahasiswa
baru yang tidak mengerti dan kesulitan mengisi
Kartu Rencana Studi, portal susah dibuka, dan
adanya kesalahan data. “Kalau saya berniat
buruk dan bermain tidak bersih, saya tidak
akan berani mencantumkan tanda tangan,”
ujarnya, Jumat (22/8).
Menanggapi permasalahan tersebut,
Pembantu Rektor III UNP, Dr. Syahrial
Bachtiar, M.Pd., menegaskan bahwa tindakan
meminta NIM dan password itu tidak bagus.Dan jika ada yang mengulangi kembali,
pihak kampus akan memberikan sanksi tegas.
Selain itu, Syahrial berpesan kepada
mahasiswa untuk menjaga kerahasiaan pass-word. “Bagi yang sudah memberikan pass-word, harap diubah kembali password-nya,”
tutupnya, Jumat (5/9). Fitri
Ulang Tahun: Perayaan ulang tahun ala mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa UNP dalammemperingati hari ulang tahun salah seorang rekannya, yakni dengan mengikatnya di
sebuah tiang listrik yang berada di depan Sekretariat SKK Ganto, Jumat (12/9). f/Jimi*
Berserakan: Sampah berserakan tak jauh dari mahasiswa baru ketika menyaksikan acaraperingatan Dies Natalis UNP ke-60 di Lapangan Bola Rektorat UNP, Sabtu (7/9). f/
Ratmiati
Foto Bersama: Tim UNP foto bersama sebelum acara pembukaan PIMNAS di UniversitasDipenogoro, Semarang, Senin (25/9). f/Doc.
Grafis: Edo Febrianto
14
Bahagia dengan KeyakinanJika Anda mengalami masalah keagamaan,
silakan manfaatkan rubrik ini. Kirimkan surat
tentang masalah Anda kepada pengasuh rubrik
ini ke e-mail Ganto, [email protected] atau
Gedung PKM UNP Ruang G 65 UNP. Setiap
pertanyaan harap dilengkapi dengan identitas.
Makna JihadApa makna jihad itu sesungguhnya Pak? Saya pernah
baca hadis kalau jihad yang paling besar itu adalah
melawan hawa nafsu. Apakah itu benar Pak? Dan
menggunakan bom bunuh diri itu termasuk jihad/tidak
Pak? Walaupun itu dilakukan oleh warga Palestina terhadap
tentara Israel, sedangkan ganjaran bagi orang yang
membunuh dirinya sendiri adalah neraka jahannam.
Doni Fahrizal
Mahasiswa Akuntansi 2011
Secara etimologi, jihad berasal dari kata Arab “juhdun”
berarti upaya dan kesulitan. Dikatakan “jihad” dan
“mujahadah” artinya meluangkan segala usaha dan berupaya
sekuat tenaga serta menanggung segala kesulitan dalam
memerangi musuh dan menahan agresinya. Jihad tidak
selalu dalam arti peperangan secara fisik, tetapi juga
mencakup peperangan nonfisik seperti perjuangan melawan
godaan-godaan hawa nafsu dan setan.
Para ulama membagi jihad menjadi empat kategori.
Pertama, jihad melawan orang-orang kafir yang memerangi
dan menindas umat Islam. Orang kafir, termasuk
nonmuslim tidak boleh (haram) dibunuh dan diperangi
kalau mereka tidak memerangi, tidak menindas, dan
tidak mengusir umat Islam dari negerinya (menjajah)
(Q.S. Mumtahanah:8). Tetapi apabila orang kafir sudah
memerangi umat Islam, barulah kita boleh memerangi
mereka dan tidak boleh melampaui batas (Q.S. Al-
Baqarah:190). Islam mengajarkan umatnya tidak boleh
bersifat dayuts (tidak mempunyai pertahanan diri, lemah).
Kedua, jihad melawan hawa nafsu (Jihadun Nafsi) dansetan, yaitu berusaha sekuat tenaga untuk dapat
mengendalikan hawa nafsu dan bisikan setan. Bulan
Ramadhan disebut juga bulan berjihad (Syahrul Jihad)karena inti dari ibadah puasa adalah pengendalian hawa
nafsu, baik nafsu makan dan minum maupun nafsu
seksual serta segala nafsu buruk yang dapat merusak
nilai puasanya.
Ketiga, jihad dengan harta (Jihad bil Amwal), yaituberusaha menyumbangkan sebagian harta untuk kemajuan
Islam dan umatnya.
Keempat, jihad memberantas kejahatan dan menegakkan
kebenaran. Bahkan termasuk jihad yang afdhal adalahmenyampaikan kebenaran kepada penguasa yang zalim.
Memberantas kejahatan dan menegakkan kebenaran
merupakan pekerjaan yang sulit dan membutuhkan
perjuangan dan kebersamaan dengan berbagai pihak
penegak hukum. Sedangkan istilah “bom bunuh diri”
untuk berjihad tidak dikenal dalam ajaran Islam. Bahkan
Islam sangat mengutuk perbuatan bunuh diri itu dan
memberi sanksi terhadap pelakunya berupa kekal dalam
neraka jahanam.
Dengan demikian, untuk berjihad pada era ilmu
pengetahuan ini perlu ilmu dan wawasan yang luas,
tidak bisa hanya dengan mengandalkan kekuatan fisik
atau semangat. Sebuah ide, gagasan atau pemikiran tak
kan dapat dilawan dengan senjata bom atau golok, sebab,
orangnya dapat dibunuh tapi pemikirannya tidak. “O-
rang-orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) di jalan
Kami, pastilah Kami tunjuki banyak jalan Kami dan
Allah beserta orang-orang yang berbuat baik,” (Q.S. Al-
Ankabut:69).
Wallahu a’lam bishawab!
Rival Mulyadi
Mahasiswa Jurusan Biologi
TM 2012
Twitter: @RivalMulyadi
Motto: Hidup tidak berarti tanpa
tantangan
Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014
Diasuh oleh:
Dr. Ahmad Kosasih, M.A.
Sewajarnya, setiap manusia menghendaki
kehidupan yang bahagia. Tidak satu pun manusia
yang ingin hidup susah, gelisah, dan tidak merasakan
ketenteraman. Sebagian dari mereka mengejar
kebahagiaan dengan bekerja keras untuk menghimpun
harta. Mereka menyangka bahwa pada harta yang
berlimpah terdapat kebahagiaan. Ada yang mengejar
kebahagiaan pada tahta dan ada juga pada kekuasaan.
Beragam cara pun dilakukan untuk merebut kekuasaan.
Sebab, dalam sebagian persepsi, kekuasaan identik
dengan kebahagiaan dan kenikmatan dalam hidup.
Dengan kekuasaan, seseorang dapat berbuat banyak.
Mereka yang sakit menyangka bahagia terletak pada
kesehatan, yang miskin mengira bahagia terletak
pada kekayaan, rakyat jelata menganggap kebahagiaan
terletak pada kekuasaan, dan sangkaan-sangkaan
lainnya.
Kebahagiaan bersifat kondisional dan sangat tem-
poral. Jika sedang berjaya, maka di situ ada keba-
hagiaan. Jika sedang jatuh, maka hilanglah. Maka
tidak ada kebahagiaan yang abadi dalam jiwa manusia.
Kebahagiaan itu sifatnya sesaat, tergantung kondisi
eksternal manusia. Kebahagiaan juga menggambarkan
kondisi hati yang dipenuhi dengan keyakinan
(iman) dan berperilaku sesuai dengan
keyakinannya itu.
Bilal bin Rabah merasa bahagia
dapat mempertahankan keiman-
annya meskipun dalam kondisi
disiksa. Imam Abu Hanifah
merasa bahagia meskipun
harus dijebloskan ke penjara
dan dicambuk setiap hari,
karena menolak diangkat
menjadi hakim negara. Para
sahabat nabi, rela meninggal-
kan kampung halamannya
demi mempertahankan iman.
Mereka bahagia, hidup dengan
keyakinan dan menjalankan
keyakinan.
Menurut Al-Ghazali, puncak
kebahagiaan pada manusia adalah jika dia
berhasil mencapai makrifatullah, telah mengenal
Allah SWT. Selanjutnya, Al-Ghazali menyatakan,
“Ketahuilah bahagia tiap-tiap sesuatu bila kita rasakan
nikmat, kesenangan dan kelezatannya itu ialah
menurut perasaan masing-masing. Maka kelezatan
(mata) ialah melihat rupa yang indah, kenikmatan
telinga mendengar suara yang merdu, demikian pula
segala anggota yang lain dan tubuh manusia.”
Adapun kelezatan hati ialah makrifat kepada Allah,
karena hati dijadikan tidak lain untuk mengingat
Tuhan. Maka, tentu saja berkenalan dengan Allah
adalah puncak dari segala macam kegembiraan. Lebih
dari apa yang dapat dibayangkan oleh manusia,
sebab tidak ada yang lebih tinggi dari kemuliaan
Allah. Oleh sebab itu tidak ada makrifat yang lebih
lezat daripada makrifatullah.
Makrifatullah adalah buah dari ilmu. Ilmu yang
mampu mengantarkan manusia kepada keyakinan,
bahwa tiada Tuhan selain Allah. Laa ilaaha illallah.
Maka dari itu, untuk dapat meraih kebahagiaan yang
abadi, manusia wajib mengenal Allah. Caranya, dengan
mengenal ayat-ayat-Nya, baik ayat kauniyah maupun
ayat qauliyah. Banyak ayat-ayat Al Quran yang
memerintahkan manusia memperhatikan dan
memikirkan tentang fenomena alam semesta, termasuk
memikirkan dirinya sendiri.
Di samping ayat-ayat kauniyah, Allah SWT juga
menurunkan ayat-ayat qauliyah, berupa wahyu kepada
utusan-Nya yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad
SAW. Karena itu, dalam QS Ali Imran 18-19, dijelaskan,
bahwa orang-orang yang berilmu adalah orang-or-
ang yang bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah,
dan bersaksi bahwa sesungguhnya Ad-Din dalampandangan Allah SWT adalah Islam. Inilah yang
dapat mengantarkan manusia kepada peradaban dan
kebahagiaan. Jadi
untuk mencapai
hidup bahagia,
maka manusia ha-
ruslah mengenal Al-
lah terlebih dahulu
dengan mengetahui
makrifat kepada
Allah, maka Allah
memberi ilmu dan
hidayah kepada
manusia berupa
akal dan keimanan.
Tindakan dan per-
buatan yang kita
lakukan untuk
meraih kebaha-
giaan sangat tergan-
tung seberapa kuat
kemauan, motivasi,
serta dorongan
yang ada. Sedangkan motivasi itu sendiri erat kaitannya
dengan tujuan dan manfaat yang diinginkan dalam
mencapai hidup bahagia.
Contohnya sebagai seorang muslim, kita
tentu mendambakan hidup bahagia, hidup
dalam keyakinan. Mulai dengan
mengenal Allah dan ridha me-
nerima keputusan-keputusan-Nya,
ikhlas menjalankan aturan-aturan-
Nya serta berusaha menyela-
raskan hidup dengan segala
macam peraturan Allah yang
diturunkan melalui utusan-Nya
dan mendambakan diri bahagia
dalam menjalankan salat, bahagia
menunaikan zakat, bahagia
bersedekah, bahagia menolong or-
ang lain, dan bahagia menjalankan
tugas. Mudah-mudahan Allah mengantar-
kan kita pada sebuah keyakinan
dan kebahagiaan abadi, dunia dan
akhirat.
Bahagia ada dalam diri, bukan
ada di luar. Maksudnya bukan semata disebabkan
tercapainya segala keinginan tetapi sikap menerima
apa yang terjadi baik keberhasilan maupun kegagalan.
Jika bahagia identik dengan terpenuhinya keinginan,
sebaiknya keinginan dikurangi, disesuaikan dengan
kebutuhan, disesuaikan dengan kondisi diri.
Kebahagiaan seorang mukmin semakin bertambah
ketika dia semakin dekat dengan Tuhannya, semakin
ikhlas dan mengikuti petunjuk-Nya. Kebahagiaan
seorang muslim semakin berkurang jika hal-hal di
atas makin berkurang dari dirinya. Seorang muslim
sejati selalu merasakan ketenangan hati dan
kenyamanan jiwa. Mereka menyadari memiliki Tuhan
yang mengatur segala sesuatu dengan kehendak-
Nya.
Rasulullah bersabda, “Sungguh menakjubkankeadaan orang-orang yang beriman. Sesungguhnyaseluruh keadaan orang yang beriman hanya akan
mendatangkan kebaikan untuk dirinya. Demikianitu tidak pernah terjadi kecuali untuk orang-orangyang beriman. Jika dia mendapatkan kesenanganmaka dia akan bersyukur dan hal tersebut merupakan
kebaikan untuknya. Namun jika dia merasakankesusahan maka dia akan bersabar dan hal tersebutmerupakan kebaikan untuk dirinya.” (HR. Muslim
dari Abu Hurairah)
Ini merupakan puncak dari kebahagiaan.
Kebahagiaan adalah suatu hal yang abstrak, tidak
bisa dilihat dengan mata, tidak bisa diukur dengan
angka-angka tertentu dan tidak bisa dibeli dengan
rupiah maupun dolar. Kebahagiaan adalah sesuatu
yang dirasakan oleh seorang manusia dalam dirinya.
Hati yang tenang, dada yang lapang dan jiwa yang
tidak dirundung malang.
Grafis: Edo Febrianto
15
Demokrasi Masa Kini
Hari Jimi Akbar
Mahasiswa Prodi Desain
Komunikasi Visual TM 2012
Email: [email protected]
Facebook: Jimi Akbar
Motto: Do the best
Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014
Smartshoes Penunjuk Arah Traveler
Sengketa politik yang tiada berke-
sudahan. Coreng moreng pesta demokrasi
2014 masih menyisakan perkara. Pihak
lawan selalu tidak menerima kekalahannya.
Di tengah kerasnya pergejolakan emosi
dalam berdemokrasi, mereka masih dengan
keangkuhan, keras kepala, dan jauh dari
kebesaran jiwa.
Ketidakberterimaan kekalahan itu men-
cuat deras bahkan seakan me-
mecah peperangan antara
dua kubu yang sempat ber-
saing dalam pesta politik
2014. Tersebutlah pasangan
duet politik Jokowi-JK dan
Prabowo-Hatta. Menjelang
pemilihan umum, hal yang
paling sering terjadi di seluruh
negara demokrasi yang ada di dunia adalah
maraknya pemberitaan jelek terhadap
kandidat yang sedang bersaing. Pem-
beritaan jelek ini sering dilakukan oleh
pihak kandidat satu kepada kandidat
lainnya. Melakukan tuduhan tanpa
bukti ini berlanjut hingga pemilihan
presiden dan wakil presiden pada
9 Juli 2014 lalu.
Pemilihan presiden (pilpres)
di Indonesia yang diikuti
Prabowo-Hatta serta Jokowi-
JK kini telah usai. Rakyat
Indonesia telah memenuhi haknya sebagai
warga negara. Dan presiden terpilih pun
ditetapkan.
Namun, semuanya tidak berakhir pada
9 Juli 2014 begitu saja. Sebelum Komisi
Pemilihan Umum (KPU) mengeluarkan
hasil keputusan Pilpres 2014. Prabowo-
Hatta melakukan gugatan kepada
Mahkamah Konstitusi (MK). Alasan gugatan
Prabowo kepada KPU antara lain adalah
telah terjadi tindakan “tsm” atau tindakan
tidak patut yang bersifat terstruktur,
sistematis, dan masif. Misalnya ada orang
yang mencoblos dua kali, penghitungan
suara yang tidak benar sehingga Prabowo
kehilangan jutaan suara, serta anggapan
keberpihakan. Karena itulah, kemudian
MK mengadakan sidang dengan Prabowo
sebagai pemohon, kemudian KPU sebagai
termohon. Begitulah, hingga perkara ini
dianggap usai, konflik yang terjadi pun
tampaknya belum berkesudahan.
Pemilu 2014 seharusnya berjalan dengan
aman, lancar, tertib, dan transparan. Guna
meningkatkan nilai baik sistem demokrasi
Indonesia. Namun, kenyataan yang terjadi,
penyelenggaraan pilpres tidak sesuai yang
diharapkan. Pemilu, yang seharusnya bisa
menjadi salah satu bentuk perwujudan
lancarnya demokrasi di Indonesia, justru
sebaliknya. Sangat terlihat, bahwa
demokrasi sudah rumpang.
Pemilihan presiden bukanlah hal yang
main-main. Dalam pilpres tidak cukup
dengan melihat keburukan kandidat di
media sosial. Sangat perlu mengenali calon
pemimpin yang akan dipilih dengan
mencari kebenaran mengenai calon
presiden. Hal ini menyangkut masa depan
bangsa Indonesia. Pemerintah juga telah
menyediakan anggaran biaya pemilu
sebesar Rp7,9 triliun.
Kasus compang-camping pemilu lalu
seolah menjelaskan kepada kita bahwa
demokrasi Indonesia belumlah
stabil. Demokrasi di Indonesia
terlalu bebas, sehingga demokrasi
yang diharapkan dapat mewu-
judkan kesejahteraan rakyat, malah
menyengsarakan. Sehingga permasa-
lahan di pemerintahan membuat
masyarakat turut berpartisipasi, dengan
cara berunjuk rasa. Sebut saja hal ini
sebagai buntut kekecewaan rakyat
terhadap kinerja pemerintah.
Sejatinya, demokrasi merupakan suatu
bentuk pemerintahan yang kekuasaan
pemerintahannya berasal dari rakyat,
baik secara langsung ataupun melalui
perwakilan. Jadi maksud dari demokrasi
itu adalah suatu proses pemungutan
suara yang di mana semua warga nega-
ranya mempunyai hak dan nilai yang
sama untuk memilih pemimpinnya agar
negaranya dapat dipimpin atau berjalan
dengan baik.
Masyarakat cenderung menilai para
wakil rakyat belum menjalankan tugas-
nya, mendengarkan, dan menyampaikan
suara rakyat. Para wakil rakyat sebaiknya
ikut berbaur dengan rakyat, untuk men-
dengar keluh kesah rakyat terhadap
pemerintahan untuk disampaikan kepada
para pemimpin, sehingga masyarakat tidak
perlu berunjuk rasa ke jalan. Menimbang
unjuk rasa ini akan mengakibatkan banyak
efek negatif, baik bagi individu maupun
umum.
Sayang, demokrasi yang berjalan di
Belakangan, banyak bermunculan
traveler yang melakukan perjalanan
pribadi maupun berkelompok. Biasanya
para traveler atau yang biasa kita sebutwisatawan itu melakukan berbagai
perjalanan ke berbagai tempat wisata
alam baik yang menantang maupun
tidak.
Tempat-tempat yang sering dikun-
jungi biasanya adalah tempat yang akan
meningkatkan adrenalin atau hanya
sekadar berwisata ria. Kegiatan ini telah
menjadi hobi bagi sebagian orang.
Kegiatan-kegiatan tersebut memiliki arti
kepentingan tersendiri bagi masing-
masing orang.
Mereka akan beranggapan kegiatan
perjalanan hanyalah sebuah penghilang
rasa jenuh setelah beraktivitas dan
sebagian lain memiliki kepentingan
berbeda, seperti mencari nafkah.
Sebagai seorang traveler atau
wisatawan yang melakukan banyak
perjalanan menantang tentu saja banyak
hal yang harus dipersiapkan. Seorang
traveler maupun wisatawan dalam
melakukan sebuah perjalanan wisata
maupun ekspedisi harus mempersiapkan
materi, mental, serta barang-barang yang
berhubungan dengan keselamatan.
Dua orang
pemuda asal
India telah
berhasil me-
nemukan se-
buah pilihan
baru untuk
k e am an a n
para travelerdalam menen-
tukan sepatu.
Sepatu pintar yang diberi nama Lechal
ini dapat membantu para traveler dalam
menunjukkan arah, sehingga mengurangi
resiko tersesat bagi para traveler dalammenelusuri perjalanan.
Lechal dirakit sedemikian rupa oleh
Krispian Lawrence dan Anirudh Sharma.
Sapasang sahabat yang telah akrab sejak
masa kuliah hingga tamat. Kedua pemuda
ini berhasil mengembangkan sepatu yang
awalnya hanya diperuntukkan bagi para
tunanetra untuk petunjuk arah.
Namun setelah dikembangkan kembali
ternyata Lechal ini juga mampu mengukur
kebugaran tu-
buh seseorang
dengan me-
rekam jarak
tempuh dan
juga menge-
tahui jumlah
kalori yang
terbakar.
S e p a t u
yang kelak
diprediksi akan menyaingi produk pintar
lainnya seperti jam tangan dan kaca mata
pintar ini tengah menjadi pembicaraan hangat
di berbagai media terkait teknologi baru
yang memudahkan orang dalam menentukan
arah jalan.
Ide kreatif dari kedua pemuda tersebut
menciptakan sepatu pintar ini bermula dari
beberapa turis yang akan melakukan
perjalanan wisata. Para turis tersebut
disibukkan dengan perangkat navigasi.
Sontak kedua pemuda yang memang
memiliki hobi mengutak-atik berbagai
hal tersebut mendapatkan inspirasi dalam
membuat sebuah sepatu penunjuk arah.
Nama Lechal berasal dari bahasa
Hindi yang artinya “membawa saya
bersama”. Sesuai dengan arti namanya,
Lechal mampu membawa penggunanya
kepada jalan yang hendak dituju hanya
dengan mengaktifkan koneksi bluetoothdari smartphone.
Para traveler akan lebih santai
melakukan perjalanan karena tidak repot
harus memegang smartphone untukmelihat Google Maps. Lechal secara
otomatis akan menuntun pemakainya
kapan waktu untuk berbelok dan terus
berjalan lurus. Jika sepatu sebelah kiri
bergetar maka pertanda pengguna ter-
sebut harus berbelok ke jalan sebelah
kiri, dan jika bergetar sebelah kanan
maka berbelok ke sebelah kanan. Suci
Larassaty (dari berbagai sumber).
Indonesia belum terlaksana dengan baik.
Dalam praktiknya, masih banyak catatan-
catatan buruk yang perlu dicarikan solu-
sinya. Di antaranya partai politik (parpol).
Sekarang memang kebebasan untuk mendi-
rikan parpol sudah dibuka lebar, namun
kebebasan ini justru disalahgunakan.
Dengan adanya kebebasan ini menyebab-
kan munculnya parpol-parpol instan yang
terbentuk menjelang pemilu. Parpol instan
ini umumnya bukan berorientasi untuk
mewakili kepentingan rakyat, tetapi lebih
berorientasi untuk mendapatkan dana
pembinaan parpol yang tidak sedikit.
Selama proses demokrasi berjalan baik,
tentu akan menjadi pembelajaran yang
serupa kepada khalayak. Begitupun,
mahasiswa sebagai generasi penerus,
dituntut untuk berpikir cerdas dan benar
dalam tindakan. Membenahi Indonesia
pelan-pelan, mulai dari lingkungan sekitar,
dan seterusnya. Karena mahasiswa lah yang
akan memegang kendali negeri ini.
Teropong16
Material PraktikumMaterial PraktikumMaterial PraktikumMaterial PraktikumMaterial PraktikumButuh PButuh PButuh PButuh PButuh Pengelolaengelolaengelolaengelolaengelolaananananan
Lokal SementLokal SementLokal SementLokal SementLokal Sementaraaraaraaraarauntuk Mahasiswa FISuntuk Mahasiswa FISuntuk Mahasiswa FISuntuk Mahasiswa FISuntuk Mahasiswa FIS
Pada akhir periode semester
Januari-Juni 2014 lalu, sebelum
mengakses Lembar Hasil Studi
(LHS), semua yang tercatat sebagai
mahasiswa Universitas Negeri
Padang (UNP) akan disuguhi
angket penilaian yang wajib diisi.
Angket tersebut terdiri atas
tiga bagian yang diisi secara
online. Di antaranya angket
evaluasi pembelajaran, angket
kepuasan mahasiswa terhadap
pelayanan akademik, dan angket
kepuasan mahasiswa terhadap
pelayanan kemahasiswaan.
Pengisian angket ini tidak hanya
ditujukan kepada mahasiswa,
melainkan juga terhadap dosen.
Optimalisasi Mutu PBM dengan Angket Penilaian
Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014
Yakni, angket mengenai kepuasan
dosen terhadap pelayanan uni-
versitas.
Dari pengolahan data yang
dikumpulkan oleh Pusat Kom-
puter (Puskom) UNP, Yonrafdi,
S.E., M.Si., selaku Ketua Puskom
mengatakan sekitar 24.000
mahasiswa dari total 32.000
mahasiswa telah mengisi angket
penilaian tersebut. “Mahasiswa
yang mengisi sudah mewakili
semua program studi yang ada
di UNP,” ujarnya, Jumat (22/8).
Pengisian angket evaluasi
pembelajaran secara online inimerupakan yang perdana dila-
kukan UNP.
Tahun lalu, pengisian angket
dilakukan dengan random sam-pling, yaitu angket dibagikan perprogram studi dan kemudian diisi
oleh sebagian mahasiswa. Kini,
seluruh mahasiswa dilibatkan
dalam pengisian angket penilaian
ini. Namun informasi mengenai
pengisian angket penilaian ini
sebelumnya tidak tampak terlalu
menyebar kepada seluruh
mahasiswa.
Sherly Oktaviani, mahasiswa
Sastra Inggris TM 2010 mengaku
baru mengetahui pengisian angket
ini melalui broadcast BlackBerryMessenger. “Ternyata harus isi
angket dulu biar bisa buka LHS,”
ungkapnya, Senin (25/8).
Dr. Bafirman, M. Kes., AIFO.
selaku Ketua Badan Penjamin
Mutu Internal (BPMI) menjelaskan
bahwa tujuan dari pengisian
angket ini adalah untuk meninjau
apakah Proses Belajar Mengajar
(PBM) berjalan dengan semestinya
atau tidak.
Selain itu, juga akan dilihat
bagaimana dosen melaksanakan
pembelajaran dan bagaimana
dosen mengevaluasi hasi l
pembelajaran. “Kita mengingin-
kan pelaksanaan proses pembe-
lajaran itu lebih optimal,”
tuturnya, Rabu (27/8).
Bafirman menambahkan
Setiap fasilitas yang disediakan
kampus berguna untuk menunjang
kegiatan akademik mahasiswa,
termasuk fasilitas praktikum dalam
perkuliahan. Namun tak jarang
limbah atau material sisa praktikum
dibiarkan menumpuk. Seperti yang
terdapat pada lokasi praktikum
Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik, di mana material sisa
praktikum dibiarkan menumpuk
di jalan menuju Fakultas Bahasa
dan Seni (FBS) atau di belakang
Laboratorium Bahan Mekanika
Tanah Jurusan Teknik Sipil.
Menumpuknya material sisa
praktikum ini menimbulkan
pertanyaan bagi mahasiswa yang
melewati jalan menuju FBS. Salah
satunya Rita Yuliana Sari, maha-
siswa Program Studi (Prodi) Teknik
Sipil TM 2011. Rita menanyakan
apakah material-material tersebut
bisa disumbangkan atau digunakan
untuk hal lain seperti menambal
jalan berlubang.
Tidak jauh berbeda dengan Rita,
Agus, mahasiswa Teknologi Pendi-
dikan TM 2012 yang setiap hari
melewati jalan ini juga memperta-
nyakan pengelolaan material prak-
tikum tersebut. “Material praktikum
ini terlihat tidak rapi dan tidak enak
dipandang,” katanya, Selasa (26/8).
Menanggapi hal ini, Drs. Is-
kandar G. Rani, M.Pd. selaku Ketua
Prodi Teknik Sipil, menjelaskan
bahwa material sisa praktikum yang
tidak bisa digunakan kembali boleh
dipergunakan oleh sivitas akade-
mika atau masyarakat yang membu-
tuhkan. “Material sisa praktikum
yang dimaksud adalah berupa
beton yang sudah digunakan untuk
keperluan praktikum mahasiswa,”
tutur Iskandar yang juga mengampu
Mata Kuliah Praktikum dengan
menggunakan material tersebut,
Jumat (15/8).
Sekretaris Jurusan Teknik Sipil,
Totoh Andoyo, S.T., MT., menje-
laskan bahwa material praktikum
yang masih bisa digunakan
memang seharusnya diletakkan di
dalam bak penampungan. Sebagian
material praktikum tersebut
seharusnya diletakkan di dekat
gedung perkuliahan Prodi Teknik
Pertambangan. Namun, oleh
Rekanan Proyek, material tersebut
dibiarkan terletak di belakang
Laboratorium Bahan Mekanika
Tanah Jurusan Teknik Sipil, hingga
akhirnya material tersebut
menyebar ke jalanan. Totoh juga
membenarkan bahwa material sisa
praktikum boleh dibawa oleh pihak
yang membutuhkan. Totoh
mengatakan material sisa praktikum
ini seharusnya dirapikan, namun
pihak jurusan terkendala dana untuk
pengelolaannya. Nova, Jimi*
PPPPPelaksanaelaksanaelaksanaelaksanaelaksanaan SM-3Tan SM-3Tan SM-3Tan SM-3Tan SM-3TTTTTTetetetetetap Dilanjutkanap Dilanjutkanap Dilanjutkanap Dilanjutkanap Dilanjutkan
Program Sarjana Mendidik di
Daerah Terdepan, Terluar, dan
Tertinggal, (SM-3T) yang dilaksana-
kan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi (Dikti) saat ini
telah memasuki angkatan IV. Pro-
gram yang bertujuan untuk
memeratakan pendidikan di seluruh
Indonesia ini menerima 205 peserta
dari wilayah Sumatera Barat.
Meskipun begitu, kelanjutan pro-
gram ini tengah dipertanyakan.
Pasalnya, berdasarkan sambutan
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dalam
upacara wisuda ke-100, Sabtu (7/
6), kemungkinan program ini akan
diberhentikan dahulu pada angkatan
ke-5 untuk dilakukan evaluasi
terhadap angkatan-angkatan
sebelumnya.
Hasminar, peserta SM-3T
angkatan IV yang tengah menjalani
tahap prakondisi SM-3T mengatakan
tidak masalah jika program ini
dihentikan dahulu. “Mudah-
mudahan angkatan sebelumnya
sudah mampu memeratakan
pendidikan Indonesia,” ungkapnya,
Minggu (24/8). Di sisi lain, lulusan
Pendidikan Geografi UNP yang
wisuda pada bulan Juni 2014 ini
berharap agar program ini segera
dilanjutkan nantinya.
Hal yang senada dengan
Hasminar juga diungkapkan oleh
Maisarah. Mahasiswa Jurusan Sejarah
TM 2010 ini menyatakan pernah
mendengarkan kabar bahwa pro-
gram SM3T ini akan dievaluasi
dahulu sebelum dilanjutkan. “Hal
itu saya dengar sewaktu coachingsebelum Praktek Lapangan awal
tahun ini,” ujarnya. Mahasiswa yang
akrab disapa Mai ini menambahkan
bahwa program ini sebaiknya terus
berjalan.
Menjawab kesimpangsiuran
kabar tersebut, Azhari Suwir, S. E.,
selaku Kepala Biro Administrasi
Akademik dan Kemahasiswaan
(BAAK) UNP menjelaskan bahwa
belum ada kepastian dari Dikti
mengenai hal tersebut. “Jadi pihak
UNP tetap melaksanakan program
SM-3T untuk tahun depan,” jelasnya,
Senin (25/8). Azhari menambahkan
bahwa program SM-3T merupakan
salah satu sarana untuk berbagi
ilmu. Dengan begitu, program ini
sangat bermanfaat bagi saudara-
saudara kita yang berada di daerah
3T, sehingga sangat disayangkan
jika dihentikan. Liza, Hera*
Mahasiswa Fakultas Ilmu
Sosial (FIS) Universitas Negeri
Padang (UNP) belajar di gedung
lain karena gedung perkuliahan
FIS sedang dalam masa pemba-
ngunan. Pembantu Dekan (PD) II
FIS, Drs. Suryanef, M.Si. ,
mengatakan bahwa mahasiswa
akan belajar di beberapa tempat
perkuliahan untuk sementara
waktu. Tempat perkuliahan terse-
but di antaranya Lokal Darurat
(LD) di samping Balai Bahasa
UNP, gedung Sekolah Laborato-
rium UNP, gedung Mata Kuliah
Umum (MKU), gedung Fakultas
Ekonomi (FE) dan gedung Fakultas
Ilmu Pendidikan (FIP). “Pemakaian
gedung ini telah dikoordinasikan
dengan pihak Rektorat, Biro Admi-
nistrasi Akademik dan Kemaha-
siswaan, dan Pembantu Rektor
II,” tutur Suryanef, Senin (18/8).
Terkait pembagian ruang
perkuliahan, setiap jurusan menca-
but lot untuk mendapatkan lokal
perkuliahan. Dengan rincian,
masing-masing jurusan mendapat-
kan satu lokal di LD, satu lokal di
Aula Sekolah Laboratorium UNP
untuk Jurusan Geografi, dan 3 lokal
di MKU untuk Jurusan Sejarah,
Sosiologi, dan Ilmu Sosial Politik
dengan jumlah keseluruhan 22
lokal. Ruang perkuliahan tersebut
disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing program studi.
Mengenai jadwal perkuliahan,
mahasiswa FIS dapat memakai
gedung Sekolah Laboratorium
UNP setelah jam pelajaran usai.
Namun karena Kurikulum 2013
telah mulai diberlakukan, jam
pelajaran berakhir pukul 15.00
WIB. “Kemungkinan ada yang
diganti ruang perkuliahannya,
karena jadwal perkuliahan
sebelumnya pukul 13.20 WIB,” ujar
PD I FIS, Drs. Emizal Amri, M.Pd.,
M.Si., Jumat (22/8). Sementara itu,
sekitar enam sampai delapan lokal
di gedung FIP dan beberapa lokal
di FE hanya bisa dipakai pada
Sabtu dan Minggu.
Emizal juga menjelaskan
bahwa untuk memuat lebih
banyak mahasiswa FIS di lokal
gedung Sekolah Laboratorium
UNP, maka meja belajarnya
diganti dengan meja belajar yang
biasa digunakan mahasiswa di
perguruan tinggi. “Meja belajar
telah kita sesuaikan dengan meja
belajar perkuliahan, sehingga bisa
memuat sekitar 40-45 mahasiswa,”
jelasnya.
Lebih lanjut, Emizal mengata-
kan bahwa pembangunan gedung
FIS dijadwalkan rampung dalam
jangka waktu 18 bulan, maka untuk
beberapa semester ke depan ruang
kuliah sementara ini tidak akan
dipindah-pindah lagi. Kecuali jika
ada jadwal perkuliahan yang
bentrok. “Semoga perkuliahan
dapat berjalan lancar meskipun
harus menumpang-numpang,”
harapnya. Nova, Neki*
bahwa hasil dari angket evaluasi
ini akan diproses hingga Novem-
ber mendatang.
Selanjutnya, hasil pengolahan
data tersebut akan dikirimkan ke
seluruh fakultas untuk kemudian
ditindaklanjuti hasil penilaiannya.
Setelah itu, Dekan, Pembantu
Dekan I, Gugus Penjaminan Mutu
(GPMI) tingkat program studi, dan
Unit Pengembangan Mutu (UPM)
tingkat fakultas akan diundang
untuk menindaklanjuti hasil
penilaian. Lebih lanjut, Bafirman
berharap, dari hasil angket
penilaian ini mutu dari proses
PBM dalam perkuliahan dapat
ditingkatkan. Wici, Sabrina*
Bertumpuk: Sisa material pratikum yang bertumpuk di belakang Labor
Mekanika Tanah dan Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik masihmenunggu proses pemindahan dan pembersihan, Rabu (3/9). f/Ratmiati
Teropong17
Pemilu Badunsanak2014
AkrAkrAkrAkrAkreditediteditediteditaaaaasi: UNPsi: UNPsi: UNPsi: UNPsi: UNPMasih MenungguMasih MenungguMasih MenungguMasih MenungguMasih Menunggu
Pascapengiriman berkas akreditasi
kepada Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi (BAN-PT), Univer-
sitas Negeri Padang (UNP) tengah
menunggu hasil. Namun, karena be-
lum adanya keputusan pasti, menim-
bulkan berbagai pertanyaan dari ma-
hasiswa mengenai kejelasan akre-
ditasi. Selain itu, juga beredar kabar
bahwa akreditasi UNP telah keluar
dan masih tetap C.
Seperti yang dikemukakan oleh
Marlina, mahasiswa Pendidikan Biologi
TM 2013. Marlina mengatakan bahwa
ia tidak mengetahui akreditasi UNP
sekarang dan ia mempertanyakan
kejelasan akreditasi tersebut. Selain itu,
Marlina mengaku pernah mendengar
kabar bahwa akreditasi UNP tetap C.
Hal senada juga disampaikan Denil
Nilam Sari, mahasiswa Pendidikan
Matematika TM 2013. Ia juga pernah
mendapat informasi bahwa akreditasi
UNP yang baru telah keluar dan
hasilnya masih tetap C.
Menjawab kebingungan mahasiswa
terhadap akreditasi tersebut, Azhari
Suwir, S.E. selaku anggota Tim
Instrumen Akreditasi mengatakan
bahwa akreditasi UNP belum keluar
dan masih menunggu hasil akhir.
Selain itu, Tim Instrumen Akreditasi
sudah cukup bekerja keras dalam
penyusunan borang dan optimis untuk
hasil akreditasi yang didapatkan. “Saya
berharap akreditasi A untuk UNP,”
harapnya, Senin (18/8).
Mempertegas hal yang disam-
paikan Azhari, Dr. Yulkifli, S.Pd.,
M.Si. selaku ketua Tim Instrumen
Akreditasi menegaskan bahwa kabar
yang beredar mengenai akreditasi
UNP telah keluar dan masih tetap
C adalah tidak benar. Sekarang UNP
masih menunggu kedatangan tim
visitasi dari BAN-PT ke UNP guna
memastikan kebenaran data-data
serta dokumen yang telah dikirim.
Setelah tim visitasi datang, baru hasil
akhir akreditasi keluar. “Yang jelas
akreditasi UNP keluar pada 2014,”
ujarnya, Selasa (19/8).
Lebih lanjut, Yulkifli menjelaskan
bahwa UNP telah mempersiapkan hal
yang terkait dengan peningkatan
akreditasi dan siap menyambut
kedatangan tim visitasi dari BAN-PT
nanti. Seperti menyiapkan bukti fisik
berupa jurnal internasional dosen-dosen
UNP dan daftar dosen dan mahasiswa
berprestasi di tingkat nasional maupun
internasional, bukti proses administrasi
akademik di UNP yang pengguna-
annya sudah online, serta pemba-
ngunan fisik UNP dan fasilitas-fasilitas
yang ada di UNP. Irat, Windy*
Memasuki pertengahan Juli 2014,
kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa
(BEM) UNP 2013/2014 berakhir. Menjelang
dibentuknya kepengurusan baru, presiden
dan wakil presiden BEM harus dipilih.
Pada awalnya, pemilihan umum (pemilu)
akan diselenggarakan pada 15 September,
namun karena permintaan dari pihak
birokrat, pemilu diundur hingga 30 Sep-
tember.
Ada empat pasang kandidat yang akan
berkompetisi pada pemilu tahun ini. Pada
mulanya terdapat 20 pasang calon kandidat
yang mendaftar kepada Panitia Pemilihan
Umum (PPU). Namun, hanya enam pasang
calon kandidat yang mengembalikan
berkas. Dari keenam pasang tersebut hanya
empat pasang calon kandidat yang
dinyatakan lulus verifikasi.
Dua pasang lainnya terlambat 15 menit
dari waktu yang ditentukan untuk
menyerahkan berkas ke PPU. “Mereka
sudah mengkonfirmasi keterlambatan
tersebut,” jelas Musi Jauhari selaku Ketua
PPU 2014. Empat pasang kandidat tersebut
di antaranya, pasangan M. Fadli (FIP)-
Ridwan Lubis (FIP) nomor urut satu, Galant
Victory (FE)-Rahmad Satriawan (FBS) nomor
dua, Afizal (FT)-Benny Aulia Rahman (FIP)
nomor tiga, dan pasangan Andra Putra
Utama (FIK)-Andri Eka Putra (FE) nomor
urut empat.
Pemilu kali ini tetap akan menggu-
nakan sistem e-voting. Sedikit berbedadengan e-voting tahun lalu, pada pemilu
kali ini akses pengambilan suara hanya
melalui komputer-komputer yang
disediakan PPU di Tempat Pemungutan
Suara (TPS) yang disediakan. Sekitar 5
TPS per fakultas disediakan dalam pemilu
kali ini. PPU merancang teknis pemungutan
suara dengan aturan one PC one vote.Artinya, komputer lain atau smartphonehanya bisa mengakses satu kali vote. Hanya
komputer TPS yang bisa mengakses lebih
dari dua kali vote.Menghindari berbagai kecurangan yang
mungkin terjadi pada pemilu nanti, tim
sukses hanya perlu mendatangi pos pela-
poran dengan bentuk laporan tertulis disertai
dengan aduan pelapor dan terlapor yang
valid. M. Alfajri selaku Panitia Pengawas
Pemilu mengatakan akan membagi personil
yang ada guna mengamankan pesta rakyat
UNP ini, Minggu (31/8).
Untuk menyukseskan pemilu 2014, PPU
telah menyusun berbagai agenda mulai
dari sosialisasi sistem e-voting,penandatanganan Memorandum of Un-derstanding (MoU), hingga temu kandidat
dengan Pembantu Rektor III. Pemilu kali
ini diharapkan bisa berlangsung aman,
jujur, adil, dan bersih. “Yaitu pemilu yang
badunsanak,” tutup Alfajri.
Sementara itu, Adnan Arafani selaku
pengurus sementara BEM UNP mengatakan
bahwa para pengurus sementara tersebut
akan berpartisipasi menyukseskan pemilu
badunsanak tersebut. Serta berupayamendorong mahasiswa untuk berpartipasi
dalam menyukseskan pemilu ini. “Semoga
pemilu kali ini lebih baik dari pada pemilu
yang sebelumnya,” harapnya, Sabtu (23/
8). Novi, Rival*
PPPPPenerima Bidikmisienerima Bidikmisienerima Bidikmisienerima Bidikmisienerima BidikmisiBisa DigantikanBisa DigantikanBisa DigantikanBisa DigantikanBisa Digantikan
Berdasarkan aturan penerimaan beasiswa
Bidikmisi di Universitas Negeri Padang (UNP),
terhitung dari angkatan 2011, 2012 dan 2013,
penerima Bidikmisi UNP berjumlah 2494 or-
ang. Dari total keseluruhan, setiap mahasiswa
Bidikmisi diharuskan untuk mengikuti semua
alur dan aturan dari universitas demi
kelancaran beasiswa yang diperoleh. Baik itu
dari segi persyaratan akademik ataupun
nonakademik, seperti pembuatan Pekan
Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan berbagai
kewajiban lainnya yang harus dipenuhi oleh
penerima beasiswa Bidikmisi.
Dari sekian banyak penerima Bidikmisi,
ada beberapa yang digantikan posisinya karena
tidak memenuhi persyaratan awal yang telah
disepakati. Seperti halnya yang diperoleh Meci
Wulandari, mahasiswa Program Studi Sastra
Indonesia TM 2012 yang mendapat beasiswa
Bidikmisi pada semester ganjil ini, setelah
memenuhi segala persyratan dan dinyatakan
lulus proses seleksi oleh pihak fakultas .
Menanggapi hal tersebut, Drs. Sudiro
Sembiring, Kepala Bagian Kemahasiswaan Biro
Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan
UNP membenarkan bahwa memang ada
mahasiswa yang menggantikan mahasiswa
penerima Bidikmisi.
Hal ini sudah berjalan semenjak Bidikmisi
dicanangkan oleh UNP. Hal ini dikarenakan
kuota Bidikmisi harus sesuai dengan data yang
dikirim ke pusat. “Jadi jika ada yang dicabut
akan langsung dicarikan penggantinya,” ujar
Sudiro lebih lanjut, Kamis (21/8).
Mahasiswa pengganti Bidikmisi ini
diutamakan mahasiswa yang sudah
menyerahkan pin Bidikmisi beserta hasil ujian
yang menyatakan ia telah melakukan ujian
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi
Negeri atau Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri melalui jalur Bidikmisi namun
tidak lulus, dan hanya lulus melalui jalur
Reguler Mandiri.
Dengan adanya data tersebut, ada harapan
bagi mahasiswa tersebut untuk mendapatkan
beasiswa Bidikmisi apabila nantinya memang
ada mahasiswa Bidikmisi sebelumnya yang
sudah tidak memenuhi persyaratan lagi.
Walaupun mahasiswa dari jalur Reguler Mandiri
bisa menjadi mahasiswa pengganti Bidikmisi,
tetapi tetap lebih diutamakan mahasiswa yang
lulus melalui jalur reguler.
Selain persyaratan di atas, mahasiswa
pengganti Bidikmisi ini juga harus memenuhi
persyaratan lain. Di antaranya adalah nilai di
atas rata-rata, berasal dari angkatan atau tahun
masuk, prodi, dan jenjang studi (S1/D3) yang
sama serta berasal dari keluarga kurang mampu.
Untuk persyaratan berasal dari angkatan, prodi,
dan jenjang studi yang sama ini bertujuan
agar neraca awalnya tidak rusak saat diproses.
Menanggapi perihal adanya kemungkinan
beasiswa Bidikmisi bisa digantikan, Ghiovani
Debian Suares selaku mahasiswa penerima
Bidikmisi TM 2012, yang juga aktif dalam
segala kegiatan Bidikmisi menganjurkan kepada
mahasiswa penerima Bidikmisi agar tetap
menjaga amanah yang telah diberikan. Lebih
lanjut ia berharap agar penerima beasiswa
Bidikmisi mematuhi peraturan yang ada
sehingga Bidikmisinya tidak dicabut. “Kita
adalah mahasiswa yang sangat beruntung. Jadi
tetap jaga amanah yang telah diberikan,”
tutupnya, Sabtu (23/8). Redda
TTTTTak Ada Beda UKTak Ada Beda UKTak Ada Beda UKTak Ada Beda UKTak Ada Beda UKTuntuk RMuntuk RMuntuk RMuntuk RMuntuk RM
Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014
Peraturan pemerintah mengenai penerimaan
mahasiswa baru menyatakan bahwa Perguruan
Tinggi Negeri (PTN) dapat membuka 3 jalur
masuk. Pertama, Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) atau
disebut jalur undangan. Kedua, Seleksi Bersama
Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN)
atau jalur ujian tertulis. Dan ketiga, jalur masuk
mandiri. Seleksi SNMPTN berdasarkan kepada
prestasi akademik siswa (nilai rapor, nilai
ujian nasional, dan prestasi lainnya), dan
kuotanya sebanyak 50 persen. Seleksi SBMPTN
melalui ujian tertulis dengan kuota sebanyak
30 persen, sedangkan sisa yang 20 persen lagi
merupakan kuota untuk jalur mandiri.
Sesuai dengan pengumuman Rektor Uni-
versitas Negeri Padang (UNP) Nomor: 1541/
UN35/AK/2014, UNP masih membuka jalur
mandiri tahun ajaran 2014/2015. Jalur mandiri
sepenuhnya diserahkan kepada PTN yang
bersangkutan, penyelenggaranya bukan lagi
pemerintah. “Hal ini sangat membantu bagi
kami calon mahasiswa yang belum berhasil
masuk PTN,” ujar Salsabila Sari Badri seorang
mahasiswa baru jalur mandiri Jurusan Kimia,
Senin (18/8).
Dari beberapa jalur masuk, salah satunya
mahasiswa baru UNP yang masuk melalui
jalur mandiri mengeluhkan membayar UKT
pada level atas. Selain itu, kabar yang beredar
mengatakan bahwa mahasiswa jalur mandiri
membayar UKT lebih tinggi dibandingkan
dengan mahasiswa jalur reguler. Hal tersebut
diungkapkan oleh tiga orang mahasiswa baru
UNP yang masuk melalui jalur mandiri. Dina
Septiani, mahasiwa Jurusan Teknik Elektro
mengatakan pernah mendengar bahwa UKT
mahasiswa jalur mandiri lebih mahal. “Saya
membayar UKT Rp4 juta,” ungkapnya, Senin
(18/8). Hal yang senada juga diungkapkan oleh
Fitri Azura. Fitri, mahasiswa Jurusan Psikologi
ini mengatakan membayar UKT Rp3 juta. Begitu
juga halnya dengan yang disampaikan oleh
Febi Wanda Laksmi, mahasiswa Jurusan PG
PAUD yang juga membayar UKT sebanyak
tiga juta rupiah.
Menanggapi hal tersebut, Azhari Suwir.
S.E, selaku Kepala Biro Administrasi Akademik
dan Kemahasiswaan (BAAK) UNP mengatakan
bahwa tidak ada perbedaan dalam hal menen-
tukan UKT mahasiswa jalur reguler dengan
jalur mandiri. UKT mahasiswa baru ditentukan
berdasarkan tingkat sosial ekonomi mereka.
Semakin tinggi tingkat sosial ekonominya atau
semakin kaya, maka semakin tinggi pula UKT
mahasiswa tersebut. Sebaliknya, semakin rendah
tingkat sosial ekonomi seseorang maka akan
semakin rendah pula UKT-nya. Dengan
demikian, UKT berbanding lurus dengan in-come seseorang. Semua mahasiswa yang masuk
baik SNMPTN, SBMPTN, mau pun jalur mandiri
mendapatkan UKT dari level 1 hingga level 6.
“Jadi mahasiswa reguler dan mandiri sama
saja, yang membedakannya hanyalah jalur
masuknya saja,” ujar Azhari saat ditemui di
ruangannya, Senin (25/8). Wici, Ermi*
Inter18
FT UNP
Mubes HMTP
Himpunan Mahasiswa
Teknik Pertambangan
(HMTP) FT UNP mengada-
kan musyawarah besar
(mubes) IX di Aula Teknik
Pertambangan, Sabtu-Ming-
gu (30-31/8). Pembukaan
dihadiri oleh Ketua Jurusan
Teknik Pertambangan,
Pembina HMTP, BPM FT,
BEM FT, Mahasiswa Jurusan
Teknik Elektro serta Maha-
siswa Jurusan Teknik Per-
tambangan. “Acara ini ber-
tujuan untuk menyatukan
suara guna menentukan
pemimpin HMTP periode
2014/2015,” jelas Ketua
Pelaksana Jefri Anto Haris.
Dalam sambutannya,
Pembina HMTP FT UNP Heri
Prabowo, S.T, M.T., meng-
apresiasi kinerja kepenguru-
san periode 2013/2014 yang
telah mengukir banyak
prestasi. Lebih lanjut, Agem
Hartias Putra, Ketua HMTP
periode 2013/2014 mengha-
rapkan agar kepengurusan
periode berikutnya lebih
baik daripada kepengurusan
sebelumnya. Edo, Hera*
UNP
Dies Natalis UNP ke-60
Pada awal September
2014, UNP kembali mem-
peringati Dies Natalis ke-
60, terhitung mulai Sabtu
(6/9). Tahun ini UNP
mengusung tema Dengansemangat Dies NatalisUNP ke-60, Kita Bangun
Kampus Religius danBerkarakter Menuju Uni-versitas Unggulan diKawasan Asia Tenggara
pada Tahun 2020.Sejumlah rangkaian
acara untuk satu minggu
lamanya telah dipersiap-
kan, seperti lomba mewar-
nai, da’i cilik, solo song,cosplay Anime Jepang,
lomba catur, dance, lomba
fashion show dan lomba
fashion hijab. Tak hanyaitu, seminar motivasi dan
kurikulum serta jalan sehat
turut memeriahkan acara
ini. “Tanpa semua pihak
yang terlibat, Dies Natalis
in i t idak akan b i sa
berlangsung dengan baik,”
ujar Rektor UNP, Prof. Dr.
Phil. H. Yanuar Kiram.
Wici, Jimi*
FIP UNP
Pengabdian Masyarakat
Sebanyak 32 orang
perwakilan mahasiswa
yang tergabung dalam I-
katan Mahasiswa Bidikmisi
Fakultas Ilmu Pendidikan
(FIP) UNP melakukan
pengabdian masyarakat se-
lama tiga hari, Jumat-
Minggu (5-7/9). Berlokasi-
kan di Nagari Taeh Bukik,
Kecamatan Payakumbuah,
Kabupaten Lima Puluh
Kota, pengabdian ini di
buka langsung oleh Pem-
bantu Dekan III FIP, Drs.
Syahril, M. Pd.. Turut ha-
dir juga di lokasi tersebut
pembimbing Ikatan Ma-
hasiswa Bidikmisi FIP, Dr.
Rifma, M. Pd..
Pengabdian masyarakat
ini memiliki tiga agenda
utama. Pertama, sosialisasi
ke sekolah yang ada di
Nagari Taeh Bukik, mulai
dari Taman Kanak-kanak
hingga Sekolah Menengah
Atas. Kedua, sosialisasi ten-
tang pentingnya pendidi-
kan kepada masyarakat,
dan ketiga menonton film
motivasi. Sri
FMIPA UNP
Halal Bihalal
Bertempat di Ruang
Standar Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Penge-
tahuan Alam (FMIPA) UNP
mengadakan Halal Bihalal,
Selasa (26/8). Halal Bihalal
tersebut bertujuan untuk
menjalin silaturahmi antar-
keluarga besar FMIPA serta
pelepasan para pensiunan
dan calon jamaah haji tahun
2014. Selain para pimpinan
Jurusan dan Prodi FMIPA
beserta jajaran dan dosen,
acara ini juga dihadiri oleh
Rektor UNP, jamaah haji,
purnabakti (pensiunan), dan
darmawanita.
Dekan FMIPA, Prof. Dr.
Lufri, M. Si., mengharapkan
agar acara Halal Bihalal ini
rutin dilaksanakan setiap
tahun, karena dapat menja-
lin silaturahmi antar dosen
selingkungan FMIPA. “Sela-
ma bulan Ramadhan kita
tidak sempat bertemu ka-
rena keterbatasan waktu,
oleh karena itu dengan
Halal Bihalal ini kita perko-
koh silaturahmi tersebut,”
ujarnya. Rival* Windy*
EDeC
Best Speaker 4 dan 10
English Debate Commu-
nity (EDeC) UNP mempero-
leh dua peringkat pada iven
8th National University De-
bating Championship(NUDC) 2014 yang diadakan
pada 19-24 Agustus lalu di
Universitas Batam. Pering-
kat tersebut diraih oleh
Syafriko Yuliusman sebagai
pembicara terbaik 4 dan Aga
Tasrifan sebagai pembicara
terbaik 10 kategori novice.Sebagai peringkat 11
terbaik nasional, tim EDeC
UNP yang terdiri dari
Syafriko Yuliusman, Aga
Tasrifan, dan Ana Sakinah
berhak mengikuti WorldUniversities Debating
Championship (WUDC)
2015. Lomba ini akrab
dikenal dengan ist i -
lah Worlds di UT MARA,
Malaysia yang akan dise-
lenggarakan pada 27
Desember-4 Januari men-
datang. “Kami tidak ikut
karena kendala dana,” ujar
Ana Sakinah sebagai salah
satu anggota tim EDeC
UNP, Senin (8/9). Media
Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014
Workshop Menuju PIMNAS
UKK UNP
PPIPM
AMOTI 2014Mengusung tema “Kuliah
Berprestasi, Organisasi SoPasti, UNP Pas di Hati” Unit
Kegiatan Kerohanian (UKK)
UNP menyelenggarakan
acara Achievement Motiva-tion Training (AMOTI) 2014
di Teater Tertutup FBS, Ming-
gu (14/9). Acara yang bertu-
juan untuk memberikan
bimbingan kepada mahasis-
wa baru (maba) ini dihadiri
oleh 98 peserta.
Roni Kuncoro, selaku
ketua pelaksana berharap
agar tidak hanya kuliah saja,
tetapi juga bisa mensinkron-
kan antara kuliah dan orga-
nisasi. Acara ini dibuka seca-
ra resmi oleh Dra. Murniati,
M.Ag. selaku Pembina UKK
UNP. Dalam sambutannya ia
mengatakan bahwa orang
yang tidak mampu memper-
baiki diri sendiri otomatis
tidak akan mampu untuk
memperbaiki orang lain.
“Mudah-mudahan Anda akan
mampu berkarya dengan ke-
mampuan yang Anda punya,”
harapnya, Minggu (14/9).
Sonya, Resti*
Bertajuk Kreativitas Tan-pa Batas Mahasiswa UNPdalam Ajang PKM Menuju
PIMNAS 2015, Pusat Pe-
ngembangan Ilmiah dan
Penelitian Mahasiswa
(PPIPM) UNP mengadakan
Workshop Program Kreati-
vitas Mahasiswa (PKM) 5
Bidang, Sabtu (6/9). Acara
ini diikuti 200 orang, di
Auditorium Prof. Kamalud-
din Fakultas Ekonomi.
Ketua Umum PPIPM, An-
dika Putra, menyampaikan
bahwa workshop ini bertuju-
an agar semakin banyak ma-
hasiswa yang kreatif dan ino-
vatif sehingga bisa memberi
sumbangsih untuk UNP ke
depannya. “Tahun ini ada 7
judul yang mewakili UNP
pada PIMNAS,” katanya.
Widya Astuti, salah seo-
rang perwakilan UNP pada
ajang PIMNAS 2014 ikut
bersuara. Widya yang telah
menghadiri workshop untukkedua kalinya ini mulai
mengikuti program PKM
setelah mengikuti workshop
pada tahun lalu. Suci
Berkreasidan Berinovasi
BEM FIP
Terhitung sejak dilan-
tiknya kepengurusan baru
pada 13 Juni 2014 lalu,
Badan Eksekutif Mahasis-
wa (BEM) FIP UNP terus
berusaha mengepakkan
sayapnya. Bervisikan “Me-
rajut Sinergi Bersama Ka-
pal Kreasi”, kepe-
ngurusan ini
merancang
sebuah ge-
brakan baru.
Organisasi
mahasiswa
yang dina-
ungi oleh 40
orang pengu-
rus dengan 5
Dewan Pengurus Hari-
an (DPH) dan 5 anggota
ini, merancang sebuah or-
ganisasi baru yang ber-
gerak di bidang pengem-
bangan minat dan bakat
mahasiswa FIP. “Hal ini
dilatarbelakangi oleh be-
lum tersalurkannya minat
dan bakat mahasiswa pada
kepengurusan BEM FIP
sebelumnya,” tutur Ketua
BEM FIP Rizky Adytyo,
Senin (18/9).
Lebih lanjut, Rizky
menjelaskan bahwa nantinya
organisasi baru ini akan
difokuskan ke bidang
pengembangan seni tari,
drama, puisi, dan band.
Selain itu, pertengahan se-
mester depan mereka juga
merancang gerakan maha-
siswa belajar yang
diperuntukkan
bagi adik-adik
panti asuhan
dan anak ja-
lanan di Kota
Padang. Inagu-
rasi yang me-
rupakan agen-
da tiap tahunnya
bagi mahasiswa
baru FIP juga akan me-
nyusul dalam program kerja
BEM FIP tahun ini.
Selain itu, BEM FIP
juga telah meninggalkan
banyak jejak. Di antaranya
yaitu, bakti panti asuhan,
BEM FIP peduli, PKKMB,
dan agenda terdekat krida,
serta seremonial wisuda
ke-101. Rizky berharap
BEM FIP dapat terus me-
ngepakkan sayapnya
hingga akhir kepengurus-
an mereka nanti. Juliana
MenghasilkanBank Soal
Berkualitas
PR 1
Bertemakan IPTEK bagi Masyarakat (IBM) GuruEkonomi SMA dalam Rekonstruksi dan AnalisisKualitas Butir Soal, tim Prof. Dr. Agus Irianto dari
Universitas Negeri Padang mengadakan workshop
di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 5 Padang.
Workshop mengenai pengembangan soal ini
berlangsung selama 12 hari ini (3-14/9) diikuti oleh
20 peserta. Peserta workshop merupakan guru-guru
SMA di Kota Padang, di antaranya SMAN 5 Padang,
SMAN 12 Padang, SMAN 16 Padang, SMAN 15 Padang,
dan SMA Yayasan Bunda.
Workshop ini bertujuan agar guru-guru dapat
memahami bagaimana merekonstruksi soal serta
menyesuaikannya dengan Kurikulum 2013. Selain
itu, agar para guru mampu menganalisis soal yang
telah dibuat serta menghasilkan bank soal yang
berkualitas.
Pada kegiatan ini, para peserta langsung
menampilkan soal-soal yang telah dibuat sebanyak
20 butir. Soal-soal yang telah direkonstruksi, divalidasi
kualitasnya secara bersama dan direvisi. Setelah itu,
soal-soal tersebut akan langsung diujicobakan kepada
siswa di sekolah masing-masing pada Kamis hingga
Sabtu.
Syafwan Enedi, S. Pd. selaku peserta dari SMAN
12 Padang mengatakan bahwa workshop ini sangatbagus sekali untuk kemajuan pendidikan di Indone-
sia. “Karena selama ini banyak soal yang ngawur,”
ujarnya, Rabu (10/9).
Lebih lanjut, Efni Cerya, S.Pd., M. Pd. selaku
panitia dalam pelaksanaan acara ini mengharapkan
dengan kegiatan seperti ini dapat meningkatkan
kemampuan guru dalam menyusun serta menganalisis
soal. “Soal yang berkualitas akan menentukan kualitas
siswa,” ungkapnya. Jimi*
Foto Bersama: Tim Prof. Dr. Agus Irianto foto bersama
dengan peserta pelatihan workshop bertema “IPTEK bagiMasyarakat (IBM) Guru Ekonomi SMA dalam Rekonstruksi
dan Analisis Kualitas Butir Soal”, di SMAN 5 Padang, Sabtu(14/9). f/Doc.
51.87%
11.68%8.74%
32.71%
6.29%
17.79%
73.92%
1.99%
39.37%
5.71%
46.08%
8.41%
17.98%14.98%
20.82%
46.21%
2. Apakah Anda pernah mendengar kabar bahwa lulusan universitas
akreditasi C tidak bisa mengikuti tes CPNS?
A. pernah
B. tidak pernah
C. ragu
D. tidak menjawab
5. Menurut Anda apa solusi yang sebaiknya dilakukan UNP terhadap lulusan
berakreditasi C?
A. Memberikan training kewirausahawan untuk mempermudah lulusan mencari
pekerjaan.
B. Menghidupkan fungsi iluni.
C. Membiarkan lulusan berusaha sendiri.
D. Menyediakan informasi
berkaitan lapangan pekerjaan.
3. Bagaimana tanggapan Anda terhadap lulusan perguruan tinggi yang
berakreditasi C?
A. Kasihan kepada lulusan yang keluar menyandang status akreditasi C.
B. Tidak bisa bersaing dengan perguruan tinggi lainnya untuk seleksi CPNS.
C. Kalah saing dengan perguruan tinggi swasta yang
terakreditasi lebih baik.
D. Lulusan akan lebih kesulitan untuk
mencari pekerjaan.
4. Menurut Anda apa yang perlu dibenahi UNP agar bisa
memperbaiki akreditasinya?
A. Melakukan pembenahan dari segi sarana dan prasarana.
B. Pembangunan UNP dipercepat.
C. Mahasiswa ataupun dosen harus memperbaiki
sistem perkuliahan.
D. Menyeimbangi jumlah dosen dan
mahasiswa.
Mahasiswa dan AkreditasiMahasiswa dan AkreditasiMahasiswa dan AkreditasiMahasiswa dan AkreditasiMahasiswa dan Akreditasi
Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014
Hai pembaca setia Ganto!
Bersumber pada Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran UNP No. UN35/KU/2014
bahwasanya akreditasi UNP yang bernilai C sudah habis masa berlakunya pada tahun
2013. Berarti pada tahun 2014 ini, pihak UNP menyusun kembali borang akreditasi untuk
diajukan ke BAN-PT. Sedangkan untuk saat ini, status UNP masih menunggu akreditasi.
Berkaitan dengan belum jelasnya akreditasi UNP membuat kabar mengenai syarat dari
perguruan tinggi yang mengikuti tes CPNS minimal terakreditasi B menjadi topik hangat
yang menyentakkan bagi para mahasiswa, lengkap dengan lulusannya. Dengan kata lain,
perguruan tinggi yang terakreditasi C tidak bisa mengikuti tes CPNS
(http:hariansinggalang.co.id/cpns-akreditas). Menilik hal tersebut, UNP yang merupakan
salah satu perguruan tinggi yang para lulusannya akan bergantung harap pada status ke-
PNS-an dilanda dilema hebat mengenai akreditasi yang akan disandang UNP. Melihat
lulusan UNP cukup banyak per periode, bagaimanakah tanggapan mahasiswa UNP
terhadap kebijakan tersebut? Apa yang dilakukan oleh mahasiswa UNP untuk menyumbang
perbaikan akreditasi UNP? Apa yang perlu dibenahi demi perbaikan akreditasi kampus
untuk ke depannya?
Seputar Mahasiswa19
1. Bagaimana tanggapan Anda terhadap akreditasi UNP saat ini?
A. puas
B. biasa-biasa saja
C. kecewa
D. tidak ada respon
63.28%
21.09%
12.97%
2.66%
Problema akan pengakuan
dan kesempatan mulai
menghampiri masyarakat
Universitas Negeri Padang (UNP).
Ada benarnya, nilai dan peluang
memang sesuatu yang tak bisa
dipisahkan dalam mengejar suatu
sasaran. Bagaiman tidak, setiap
nilai yang dimiliki memang
mempunyai tempat tersendiri
dalam sebagian kesempatan.
Sehingga tak satu pun nilai yang
ada terbuang sia-sia dalam men-
capai setiap tujuan.
Begitu pun halnya dengan
UNP. Setiap lembaga barharap
akan adanya status yang memiliki
pengakuan berupa terdaftar,
diakui, dan disamakan dengan
lembaga lain. Bentuk pengakuan
tersebut itulah yang dinamakan
dengan akreditasi. Pengakuan
akan standar dan nilai sebuah
institusi yang dikeluarkan oleh
Badan Akreditasi National-
Perguruan Tinggi (BAN-PT).
UNP yang telah terdaftar se-
bagai intitusi yang memiliki akre-
ditasi C sejak 2008 yang lampau,
sekarang ini masih berada dalam
masa keraguan. Pasalnya, akredi-
tasi yang dikeluarkan oleh BAN-
PT yang berlangsung selama 5
tahun tersebut telah habis masanya
pada akhir tahun 2013.
Dan pada awal 2014 kemarin,
pihak UNP telah mengirim kembali
borang perlengkapan akreditasi ke
BAN-PT, dan berhembus kabar
bahwa UNP kembali memiliki
akreditasi C.
Keadaan ini pastinya menjadi
problematis tersendiri bagi
masyarakat UNP, khususnya ma-
hasiswa dan lulusan. Karena me-
mang benar, nilai dan kesempatan
merupakan sesuatu yang tidak bisa
dipisahkan. Seiring dengan ber-
hembusnya kabar bahwa Kemen-
terian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi
(PAN-RB) demi mendorong tercip-
tanya sumber daya manusia yang
berkualitas, untuk menjadi Pegawai
Negeri Sipil (PNS).
Maka untuk penerimaan CPNS
tahun ini, pemerintah hanya
menerima pelamar yang berasal
dari lulusan universitas yang mini-
mal berakreditasi B, dengan kata
lain, lulusan universitas dengan
akreditasi C tidak bisa mengikuti
seleksi CPNS.
Hal yang sangat pelik bagi
masyarakat UNP tentunya, karena
sampai sekarang, UNP belum
diketahui status akreditasinya.
Sehubungan dengan hal
tersebut, subdivisi Penelitian dan
Pengembangan Lembaga Pers
Mahasiswa Surat kabar Kampus
Ganto UNP mengadakan pollinguntuk mengetahui bagaimana
tanggapan dan penilaian maha-
siswa UNP terkait akreditasi UNP.
Polling ini menggunakan metode
random sampling dengan menye-
barkan angket sebanyak 700 ke
pada mahasiswa UNP. Angket
terdiri dari 5 pertanyaan dan res-
pondennya diambil secara
accidentil.Menanggapi akreditasi UNP
yang masih C, 20,82 persen, res-
ponden merasa kecewa dengan
akreditasi ini, meskipun 17,98 persen
responden merasa puas. Sementara
lebih dari 50 persen responden
menyatakan biasa-biasa saja dan
memilih tidak memberikan respon.
Hal ini seolah menggambarkan
bahwa mahasiswa tengah berada
dalam dilema antara bangga dan
kecewa sebagai mahasiswa dan
akan menjadi lulusan dari UNP.
Sementara itu, kurang dari 20
persen tanggapan responden
terhadap lulusan perguruan tinggi
yang berakreditasi C adalah merasa
kasihan kepada lulusan yang keluar
menyandang status akreditasi C,
sementara 80 persen lainnya
responden menyatakan bahwa
mahasiswa dan lulusan akan sulit
dan kalah saing dengan perguruan
tinggi lainnya untuk seleksi CPNS,
serta lulusan akan lebih kesulitan
untuk mencari pekerjaan.
Namun, sejalan dengan
masalah yang terjadi, hampir
40 persen responden menyatakan
hal yang harus dibenahi oleh
pihak UNP untuk memperbaiki
akreditasinya, yaitu dengan
melakukan pembenahan dari
segi sarana dan prasarana, dan
47 persen responden menyatakan
bahwa mahasiswa atau pun
dosen harus memperbaiki sistem
perkuliahan. Selebihnya respon-
den menyatakan bahwa pem-
bangunan UNP harus dipercepat
serta jumlah dosen dan maha-
siswa harus diseimbangkan.
Dan berkaitan dengan solusi
yang sebaiknya dilakukan oleh
UNP terhadap lulusan berakre-
ditasi C, lebih dari 50 persen
responden menyatakan bahwa
pihak UNP harus memberikan
training kewirausahaan untuk
mempermudah lulusan mencari
pekerjaan dan selebihnya res-
ponden menyatakan bahwa UNP
harus kembali menghidupkan
fungsi iluni, memberikan
kesempatan bagi untuk lulusan
berusaha sendiri dan menya-
rankan untuk menyediakan
informasi berkaitan lapangan
pekerjaan.
Proses menunggu hasil
akreditasi UNP seolah menjadi
penantian yang berkepanjangan
bagi lulusan UNP. Untung-un-
tung hasil yang keluar sesuai
dengan harapan, jika tidak,
mungkin hal ini akan menjadi
bumerang tersendiri untuk UNP.
Tapi bagaimana pun itu, baik
mahasiswa dan lulusan tidak ser-
ta merta harus bergantung pada
akreditasi dari universitas, skill
dan kemampuan pribadi akan
jauh dipertimbangkan di dunia
pekerjaan.
Usaha dari sivitas UNP bukan
seolah terbuang begitu saja,
harapan untuk memiliki akreditasi
yang lebih baik pun masih berada
di pundak-pundak mereka yang
sedang berjuang. Yang pasti, UNP
tetap dan terus berbenah, sehingga
tidak ada lagi asa yang pupus
oleh akreditasi ini.
Resensi20
Di Balik Kekuatan Politikdan Kekuasaan
Antara Surga dan Neraka
Judul : Etika Politik dan Kekuasaan
Penulis : Haryatmoko
Penerbit : Kompas
Cetakan : III, Maret 2014
Tebal : 288 Halaman
Foto Jurnalistik dan Maknanya
Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014
Judul : Surga Sungsang
Penulis : Triyanto Triwikromo
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : I, Maret 2014
Tebal : 144 Halaman
Judul : Foto Jurnalistik
Penulis : Taufan Wijaya
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : I, Juni 2014
Tebal : 168 Halaman
Resensiator: Meri Susanti
Mahasiswa Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia
TM 2011
Sekilas, Tanjungkluwung adalah tempat
segala sesuatu yang tampak seperti surga.
Tanjung dipagari hutan bakau dan celotehan
ribuan bangau. Dari balik rerimbunan elok
pohon bakau, mata akan takjub melihat
bangau-bangau seolah melayang dari surga.
Ikan-ikan terbang muncul dari laut yang
gelap, dan manusia-manusia murni nan
ajaib yang seakan hidup pada 1980-an hanya
berzikir dan berselawat terus-menerus.
Namun pada saat yang tak terduga,
ada kalanya sepercik api panas menyeruak
pada pucuk-pucuk daun yang bersemu
dihinggapi embun—bahwa kekacauan akan
datang merusak formasi rapi sebelumnya.
Bangau dan pohon bakau seolah menjadi
petunjuk, juga perumpamaan yang mengin-
dikasikan bahwa legenda bersilangan de-
ngan peristiwa sejarah.
Di sebuah tanjung yang begitu dijaga
dengan sebuah masjidnya, muncul pertenta-
ngan yang kemudian meledak dalam
bentuk tindak kekerasan bahkan pembunu-
han. Jika saja telinga tidak ditulikan cerici-
tan bangau, sesungguhnya ada jeritan pan-
jang terakhir yang menyayat dari laki-
laki dan perempuan dewasa yang dipan-
cung lehernya.
Sesungguhnya, bangau-bangau dan po-
hon bakau sangat cakap menyembunyikan.
Ratusan bangau dan pohon-pohon bakau
membentuk benteng pembatas kokoh, tak
dapat ditembus oleh mata anak-anak yang
kerap bermain ke ujung tanjung untuk
sekadar menyaksikan bangau-bangau
tersebut berkencan, mempertontonkan
gerakan-gerakan apik, dan meninggalkan
ketakjuban pada mata polos mereka. Bocah-
bocah kencur itu tak dapat melihat apa
sebenarnya yang terjadi di balik itu semua.
Mereka tidak
tahu, Allah tidak me-
nyembunyikan sorak-sorai para pembantai
pada bangau-bangau dan pohon bakau.
Tanjungkluwung tak selamanya bebas
dari cela. Seumpama kisah, tentulah tak
selalu berakhiran bahagia. Rupa dedonge-
ngan indah dengan khayalan tak terbatas
seperti yang tersaji pada buku ini pun tak
luput dari kenyataan yang sebenarnya.
Bahwasanya sebuah tanjung dengan sihir
yang diyakini oleh mereka sendiri, adalah
sebuah bentuk diam masyarakat
terbelakang yang jauh ditinggal peradaban.
Hidup damai dalam dunia sendiri pun tak
luput dari incaran dari orang-orang kota
yang ingin menguasai tempat di mana
surga menjelma tersebut. Memaksa tanjung
tersebut dijadikan sebuah resor layaknya
perkembangan zaman. Pada akhirnya semua
musnah. Masjid, manusia-manusia dibantai,
juga burung bangau, mereka dibakar dalam
hangus api serupa neraka yang diciptakan
manusia.
Resensiator: Ranti Maretna Huri
Mahasiswa Sastra Indonesia
TM 2012
Sebahagian pecandu kehidupan duniawi
menyatakan bahwa pangkat, kedudukan,
jabatan, dan kekayaan merupakan sumber
kekuasaan nan berukir kesejatian. Dalam
realisasi pengabdian, pemegang kekuasaan
adalah orang pilihan yang dianggap terbaik
dan paling unggul di antara semua orang
pilihan, pendek kata, adalah mereka
yang memiliki pengetahuan dan
kebijakan yang sempurna. Na-
mun jejak pendapat Plato ini
ditantang oleh Aristoteles,
sebab sangat tidak realistis
bila ditemukan kebaikan
abadi dan kesempurnaan
di bumi ini. Logisnya,
bahwa yang paling baik
dan sangat realistis
ialah bilamana peme-
gang kekusaan itu
terdiri dari banyak
orang yang berasal
dari kelas mene-
ngah, yaitu mereka
yang telah bisa memang-
gul senjata dan yang takluk pada hukum.
Namun tak ayal, dalam praktiknya,
kedudukan terkadang membuat mereka
gila atas suatu keadaan yang dilabelkan
dengan kata kekuasaan. Sebab kekuasaan
seperti senjata, sesuatu yang ampuh, namun
bisa ditinggalkan. Dan sebagaimana senjata,
ia bisa berbahaya juga untuk diri
pemegangnya. Dalam kekuasaan, tak
seorangpun mendapatkan apa yang
dicarinya. Kekuasaan tak akan seberapa,
apalagi ketika politik menjadi arena untuk
mempertaruhkan kepentingan kelompok
dan pribadi serta mendapatkan pengakuan.
Politik bukan lagi seperti yang dikatakan
oleh Hannah Arendt sebagai seni untuk
mengabadikan diri dengan menjamin
kebebasan setiap individu dan mengu-
payakan kesejahteraan bersama.
Dalam kelamnya, tantangan utama
filsafat politik Indonesia adalah kekerasan
dan ketidakadilan. Struktur kejahatan yang
hadir akibat politik
kekuasaan. Praktik
kekuasaan dijalankan
bukan atas dasar etika
politik, melainkan
untuk mempertahan-
kan kekuasaan.
Haryatmoko, da-
lam Etika Politik dan
Kekuasaan, mengata-
kan agar hubungan
etika politik dan kekua-
saan mewujud dalam
perpolitikan, etika politik
membutuhkan tempat
berpijak, yaitu kekuasaan.
Namun terkadang, dalam
berpolitik etika itu mere-
potkan kekuasaan. Tersebut-
lah, bahwa etika politik sekaligus juga
memperlihatkan keterbatasannya karena
ia juga merupakan rezim wacana yang
berarti juga dihasilkan dari hubungan
pengetahuan-kekuasaan. Lalu menjadi
kentara peta kekuatan politik dan apa
yang menjadi sasaran kekuasaan.
Sebuah dilema yang besar mungkin.
Ketika seorang jurnalis foto dihadapkan
pada dua pilihan yang sulit antara
mengambil foto dengan momen langka
atau menolong orang yang menjadi objek
fotonya. Si jurnalis pasti akan berpikir
berulang kali. Memilih tindakan apa yang
paling tepat. Tetap memotret atau menye-
lamatkan si objek.
Memang benar, meninggalkan momen
langka sama dengan membuang kesem-
patan emas. Sehingga seorang fotografer
sekelas Kevin Carter memilih untuk tetap
memotret dan tidak menyelamatkan objek
fotonya. Saat meliput kelaparan yang
melanda Sudan, jurnalis foto lepas yang
bekerja untuk kantor berita Reuters dan
Sygma Photo New York ini memilih untuk
tetap memotret seorang bocah yang
tersungkur kelaparan daripada menolong-
nya. Padahal di
belakang si bocah
ada seekor burung
bangkai yang siap
memangsa.
Foto hasil je-
pretan tersebut
kemudian dimuat
dan memperoleh
penghargaan Pu-
litzer. Namun saat
menerima penghar-
gaan di New York
pada 23 Mei 1994, Carter mengaku sangat
menyesal dan berpikir telah mengambil
keuntungan dari penderitaan si anak.
Karena ia membayangkan anak yang ada
di dalam fotonya telah dimangsa oleh
burung bangkai. Akhirnya, dua bulan
kemudian Carter bunuh diri di
Johannesburg, sebelum sempat
mengetahui bahwa si anak telah
selamat ditolong relawan.
Sulit untuk memutuskan
apakah tindakan Carter benar
atau salah. Tapi yang pasti, foto
hasil jepretannya tidak sia-sia
dan mampu merubah kondisi
Sudan pada saat itu. Relawan
berdatangan membantu masyara-
kat Sudan dari kelaparan. Seja-
tinya, foto jurnalistik dalam misi
kemanusiaan jauh lebih berperan
dibanding sekadar menolong
korban menggunakan tangan
secara langsung. Sama halnya
seperti foto-foto bencana Tsunami
Aceh 2004 dan erupsi Merapi di
Jawa Tengah-Daerah Istimewa
Yogyakarta pada 2010. Mampu menggugah
solidaritas berbagai masyarakat dari dalam
maupun luar negeri untuk membantu.
Foto jurnalistik pada dasarnya tidak
sekadar menceritakan suatu kejadian menit
per menit, tapi foto jurnalistik mampu
mengabadikan satu rekaman dua dimensi
yang mengandung elemen yang diperlukan
oleh pembaca untuk memahami kejadian
keseluruhan peristiwa. Baik dalam
mencapai kualitas hidup yang lebih baik,
maupun menjemput sejarah yang tak
termakan waktu. Foto jurnalistik tidak
sekadar memberikan gambaran tentang
suatu keadaan dari suatu peristiwa, tapi
foto jurnalistik diharapkan mampu
mengungkapkan makna yang mendalam
bahkan menjadi sejarah.
Melalui buku Foto Jurnalistik ini, TaufanWijaya membagi segala kekuatan foto
jurnalistik. Mulai dari sejarah terbentuknya
foto jurnalisik hingga berbagai bentuk
foto jurnalistik. Selain itu, penyajian buku
ini juga dilengkapi dengan karya-karya
jurnalis foto ternama sebagai penguat dan
penjelas dari foto jurnalistik. Kalimat-
kalimat dalam buku ini juga jelas dan
lugas juga menjadi salah satu daya tarik
dari buku ini.
Resensiator: Sri Gusmurdiah
Mahasiswa Administrasi Ilmu Pendidikan
TM 2012
Cerpen21
Portulaca
Oleh Ariyanti
(Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara TM 2010)
Aku telah benar, aku masih benar,dan aku selalu benar. Dengandemikian, aku telah hidup dan aku
akan dapat hidup dengan cara lain.*Sudah sewindu kami berjanji
untuk tidak lagi saling peduli. Ketika
Tuan memutuskan untuk pergi, ia
membuka sekaligus menutupnya
dengan percakapan asing. “Karena
bagi kalian bertiga, saya akan selalu
menjadi tokoh yang salah.”
Aku diam saja.
Aku dengan segala keberuntu-
ngan dan kesialan yang ada, menoleh
lurus pada siaran televisi yang
semakin samar di telinga dan mata.
Aku lupa tanggalnya, tapi aku ingat
warna mataharinya, aku ingat karena
ia seperti pagi yang tidak siap dengan
siang cerah, sehingga angin yang
ada terdengar begitu gelisah.
“Apa aku harus meralat kata
selamat pada tinggal?”
Aku pikir aku akan bahagia.
Karena separuh dari yang Tuan
sisakan adalah penderitaan,
melepasnya pergi, aku pikir aku akan
berbahagia. Aku pikir aku akan
berbahagia.
***
Tuan adalah kelelawar kesepian.
Ia tinggal sekenanya dan pergi
seenaknya di atas pohon yang adalah
ibuku. Aku tidak perlu bicara banyak
tentang tabiat kelelawar, ia pergi
dan tinggal untuk dirinya sendiri.
Aku juga tidak marah ketika
seseorang sibuk dengan dirinya sendiri,
kebebasan untuk berbahagia sendiri
juga mengalir dalam darahku, darah
kelelawar yang sama sekali tak
kesepian dengan kesunyian.
Aku adalah Klio, ibu menga-
takan aku seperti tumbuhan Portu-
laca. Karena aku lahir dari sebatang
pohon dan seekor kelewar yang
kesepian, namun tumbuh menjadi
sesuatu yang lain, sesuatu yang
berbeda. Walaupun nyatanya aku
selalu menolak disamakan dengan
Portulaca. Sama seperti halnya aku
menolak lahir dari seekor kelelawar.
“Ibu tahu apa yang semut-semut
itu bicarakan tentang kita?”
Ibuku menggerakkan dahannya
ke arah selatan
“Untuk apa kita peduli?” katanya.
“Aku sampai lupa bagaimana
caranya berharap dengan normal, Bu.”
“Untuk apa menjadi normal?”
ketus Ibu yang selalu sibuk.
Konon ia memang tak pernah
punya waktu untuk menanggapi
pertanyaan-pertanyaanku. Ia tidak
suka membuang waktunya sia-sia.
Menurutnya pertanyaanku adalah
salah satu wujud kesia-siaan.
Satu-satunya hal yang tidak
membuang waktunya adalah ketika
ia mengatakan dengan seksama
mengenai orang-orang yang disebut
teman. Kalian sebut ini nasihat, bahwa
ibu tidak suka ketika aku memiliki
teman. Menurutnya, teman bagiku
adalah wujud kesialan. “Satu-satunya
kesialan yang kita miliki adalah
percaya pada seorang teman, Yo.
Jangan pernah berikan siapapun
kepercayaan, mereka akan mem-
buatmu sial!”
Ibu selalu mengulang petuah yang
sama setelah aku bertemu Musae.
Padahal Ibu tidak tahu, ibu sungguh
tidak tahu bahwa aku dan Musae
bukanlah teman. Kami sama sekali
tidak berteman. Kami sama sekali
tidak memiliki persamaan.
Aku sudah terpelajar untuk tak
berharap banyak pada harapan,
sedangkan Musae dibesarkan dengan
harapan.
“Aku liyan yang lain,” kata Musae
pada suatu sore.
Bagiku, Musae tumbuh seperti
diktum klasik. Bahwa kesalahan yang
terus-menerus sengaja diulang, lama
kelamaan akan diterima menjadi
kebenaran. Ia diajarkan menaruh
harapan pada hal-hal mustahil
sekalipun. Seperti halnya ia berharap
banyak pada tetesan air pertama pada
saat turun hujan.
Iya, menurutku percaya pada
harapan adalah kesalahan Musae yang
terus-menerus diulang.
Perilaku liyan yang lainnyalah,
yang membuat Ibu melarangku
mengunjunginya. Sedangkan hutan
gelap, tempat yang aku sebut rumah
sudah terlalu lama membosankan
semenjak Tuan berubah menjadi
kelelawar kesepian.
***
Siapa yang mau bersusah payah
peduli pada butiran air mana yang
jatuh terlebih dahulu ketika hujan?
Bukankah hujan adalah hujan ketika
butiran airnya turun bersamaan?
Musae. Ia selalu percaya bahwa
akan ada butiran pertama yang lebih
dulu jatuh. Tidak peduli seberapa
hebat hujan deras dengan butiran air
mengguyur secara bersamaan, Musae
dengan kesalahan yang selalu
dimilikinya percaya, akan ada setitik
butiran air paling hebat di antara
koloni butiran lainnya di antara hujan
yang akan menerpa tanah paling
pertama.
“Seperti kompetisi, Yo! Ingat saja
seperti seperti kompetisi,” kata Mu.
Entah setan mana yang meng-
gerayangi pikirannya, ia menamai
butiran yang tak pernah ia temui
tersebut sebagai pengharapan
pertama. Dan kita kemudian tahu,
Musae adalah pemburu butiran
pengharapan pertama. Dan Musae
tidak pernah tahu, butiran peng-
harapan pertama yang diharapkan
Musae adalah gabungan antara kesia-
siaan yang aku miliki dengan
kesalahannya yang terlalu banyak
berharap pada harapan.
Hingga suatu hari aku percaya,
Aku dan Musae ternyata hanya
disatukan oleh satu hal, kemalangan.
***
Aku memperhatikan Musae dari
hutan gelap. Ketika awan hitam berat
membawa butiran pertama yang ia
harapkan, Musae adalah orang pertama
yang keluar mengadahkan kepala
menantang langit. Wajahnya adalah
pendar sinar matahari, biasnya
memantul jauh hingga memasuki
hutan tergelap sekalipun. Ketika Musae
menikmati hujan, aku menikmati
pendar-pendar cahaya yang ia biaskan
pada rumahku, sinar terang yang
dingin memasuki hutan gelap.
Suatu malam yang aku lupa
bulannya, Musae menarik keras
tanganku keluar, ia mengatakan
bahwa kami harus menjadi yang
pertama melihat butiran pengha-
rapan jatuh. Musae tidak peduli
ketakutanku akan suara rusuh yang
diciptakan langit, kegilaannya
dengan harapan yang sia-sia itu,
adalah satu dari banyaknya hal
yang menjadi alasan, kami tidak
seharusnya berteman.
“Kita akan beruntung Yo!”
teriakmu di sela-sela guntur yang
hebat.
“Perhatikan sekitar, perhatikan
juga awannya! Ketika butiran pertama
itu jatuh, kita harus bergegas ke sana.
Kita harus menginjaknya, lantas
berdoa agar di sana juga akan tumbuh
harapan kita. Kita harus berdoa lebih
keras hari ini !”
“Kita akan beruntung..!” Musae
teriak seperti orang gila. Sedangkan
aku berusaha mencerna apa maksud
dari kata kita.
***
Aku adalah kejauhan. Kausebut
ini kesunyian. Aku adalah kejauhan.
Kau sebut ini kesepian. Tentang
Tuan, aku pikir akan menyukainya
karena aku tidak begitu menge-
nalnya. Untuk alasan itu, kadang
aku harus tetap menjauhinya, begitu
saja, hanya agar aku tetap bisa
menyukainya.
Aku dan Tuan diciptakan
layaknya kutub magnet. Tuan
adalah selatan, aku adalah utara.
Dia mengajarkan aku harapan, aku
kemudian tumbuh sebagai
pemberontakan. Tuan aku anggap
sebagai tuntutan tak terelakkan,
penanggung semua kesialan, dan
setengah sadar, aku ternyata selalu
memikirkannya justru ketika aku
membencinya.
Aku adalah kejauhan. Menghin-
dari percakapan-percakapan
panjang, menghindari lagu-lagu
sendu, menghindari epidemi patah
hati di pasaran. Menyembunyikan
rona kesedihan dalam hutan,
menyimpan beberapa kenangan
sebagai akar agar tetap bertahan.
Aku adalah sisi-sisi berlawanan
dengan tekanan-tekanan yang
mungkin sial, mungkin menak-
jubkan. Tak lupa dengan berge-
limang bentuk pengkhianatan yang
juga menakjubkan.
Aku adalah kadang-kadang.
Kadang-kadang baik, kadang-kadang
buruk, dan sepenuhnya adalah asing.
Dan dengan sisa kejeniusan yang
diberikan Tuhan, aku telah dengan
telaten memilah dan memisah
kenangan mana yang pantas dan
yang patut untuk diingat. Dan dia
adalah masa kecil, dia adalah sebagian
dari Anda, Tuan.
Bukankah sudah kukatakan
bahwa aku ini jenius? Dalam hutan
gelap aku melindungi satu-satu hal
berharga yang dapat kubongkar kapan
saja, satu-satu yang serba sedikit, serba
bermakna, serba langka karena terlalu
sederhana. Namanya, Musae.
Namanya Tuan dan kenangan.
***
“Tak bisakah kauanggap saja dia
tamu! Tak bisakah kauberbaik hati
sedikit pada tamu?” Ibu membentakku
suatu pagi ketika aku berusaha
mengusir kelelawar dari hutan.
Iya, seluruh yang datang
dalam hidupku agaknya adalah
tamu, beberapa orang datang
membawa kesedihan dan
kebahagiaan. Tuan datang dengan
kebahagiaan, tinggal sebentar
dengan kesedihan, dan harus
pergi untuk kebahagiaan. Musae
datang sebagai harapan, dan harus
pergi untuk kenangan.
Perlu waktu lama bagiku
untuk sadar, bahwa harapan pada
tetesan hujan pertama Musae
adalah seorang ayah yang tak
kunjung pulang. Ibu mengatakan
bahwa ayah Musae pergi ke laut
dan tak pernah kembali. Ibu
kemudian takut, kalau-kalau aku
menukar kelelawar kesepian yang
kami punya dengan sedikit
harapan pada Musae. Ibu takut,
kalau-kalau aku terlalu baik untuk
memberikan kelelawar pada
Musae hanya agar aku memiliki
sedikit harapan, satu hal yang
tak pernah aku miliki.
***
Sekarang Tuan adalah kejauhan,
dan Musae menjelma tanda tanya.
Aku kemudian memiliki Musae dan
Tuan sebagai kenangan. Aku dan
Musae memang tidak pernah
beruntung pada setiap hujan, karena
aku dan Musae tidak pernah
menemukan butiran pertama yang
Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014
Musae impikan.
“Bagaimana jika nasib adalah
kesunyian masing-masing, dan kita
tidak diperbolehkan berbagi nasib?”
Musae pergi meninggalkan
pertanyaan ganjil itu pada guratan-
guratan pohon di dalam hutan, tempat
di mana Tuan biasa menghabiskan
kesepian.
Lantas ketika Musae dan Tuan
pergi, aku memiliki ritus untuk selalu
membagi tangis bersama hujan.
Karena aku tahu, Musae dan Tuan
tidak begitu pintar membedakan mana
yang air mata dan yang mana air
hujan.
***
Bagaimana aku harus mengakhi-
rinya. Bagaimana jika kalian akan
kecewa bila cerita ini tidak akan
pernah kalian lihat di depan mata?
Bagaimana bila cerita ini tidak akan
pernah kalian dengar pada sepasang
telinga? Karena beberapa orang akan
takut pada ketidakpastian seperti Klio.
Beberapa orang akan sedikit merasa
bersalah, sedikit kasihan, sedikit
berpura-pura peduli lantas buru-buru
pergi. Mereka tidak akan mau terlibat
terlalu lama dalam cerita yang tidak
pasti.
Iya, Tuan dan Musae masih
terperangkap di hutan gelap dalam
kepala, di belakang mata. Sedangkan
Klio masih, selalu, dan adalah tanda
tanya. Bagaimana Klio akan
menjawab tanya penasaran bila ia
sendiri adalah pertanyaan?
Bagaimana aku harus mengata-
kannya, bahwa aku menulis cerita
ini bersama teh yang terlanjur dingin
dan segurat luka di kepala. Bisakah
kau percaya bahwa aku menceritakan
ini, ketika sedang sakit kepala? Atau
aku saja yang mungkin lupa, bahwa
aku sebenarnya tidak pernah tidak
sakit kepala.
Bagaimana aku harus menga-
takannya, bahwa aku sudah
menukar kelelawar kesepian demi
setitik harapan. Musae- yang
bukan temanku- pergi membawa
kelelawar kesepian, yang bukan
lagi tamuku. Musae memberikan-
ku satu-satunya harapan yang ia
sisakan. Aku sekarang memiliki
harapan dan Musae memiliki
kelelawar kesepian. Lalu aku pikir
aku akan berbahagia. Memiliki
harapan, aku pikir aku akan
bahagia.
Bagaimana aku mengata-
kannya. Bahwa Klio bukanlah
tokoh utama yang protagonis. Ia
terlalu sinis, dan beberapa pilihan
harus ia ambil dengan egois. Ia
adalah wujud Portulaca yang sama
sekali tak manis. Ia bahkan
menukar ayahnya sendiri agar ia
dapat memiliki harapan.
Iya, aku adalah Portulaca yang
selalu merasa benar. Aku adalah
Portulaca yang tak tumbuh di
taman. Aku portulaca yang
tumbuh dalam hutan gelap.
*dikutip dari novel Orang
Asing, Alber Camus (hal;122)
Grafis:
Edo Febrianto
Sastra Budaya22
ParfumParfumParfumParfumParfum
Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014
Oleh Novi Yenti
(Mahasiswa Sastra Indonesia 2011)
Siapa yang tidak tahu dengan parfum.
Parfum sudah dikenal sejak ribuan tahun
lalu. Salah satu kegunaan parfum tertua
seperti pembakaran dupa dan herbal
aromatik dalam pelayanan keagama-
an. Walau bentuknya belum seperti parfum
yang kita kenal, parfum sudah mulai
dipakai pada ratusan tahun sebelum
masehi sebagai pewangi tubuh orang-
orang yang dihormati.
Di masa lalu perkembangan parfum
justru terjadi di wilayah timur. Mulai
dari Timur Tengah sampai Asia sebagai
bagian dari seni oriental. Saat itu parfum
mulai digunakan secara lebih meluas di
kalangan bangsawan dan orang-orang
terhormat. Lalu pada abad ke-13 sekitar
tahun 1200-an, pasukan Perang Salib (Cru-
sader) memboyong teknologi parfum dari
wilayah Palestina kuno ke Inggris dan Prancis.
Benda yang sudah digunakan sejak ribuan
tahun lalu ini terkenal dengan aromanya
membuat sang pengguna menjadi wangi.
Semakin banyak parfum digunakan untuk
badan semakin kuat aroma yang akan
dikeluarkan. Tentunya akan lebih mudah
pula tercium oleh indra pembau manusia.
Parfum kadang menjadi kriteria penilaian
terhadap psikologi seseorang. Misalnya seseo-
rang gemar menggunakan parfum beraroma
melati. Akan dapat diketahui sifat orang
tersebut dari jenis aroma parfum yang digu-
nakannya. Namun ada pula yang mengatakan
parfum sebagai interpretasi dari bentuk
kesombongan. Tetapi hal ini perlu diverifikasi
lagi. Sebab parfum merupakan kata benda,
sedangkan sombong merupakan kata sifat.
Berkaitan dengan sombong, semua manusia
berpotensi memiliki sifat sombong. Sombong
merupakan kondisi seseorang yang merasa bahwa
dirinya paling unggul dan orang lain wajib
tahu degan hal itu. Agar keunggulannya
diketahui, tentu dibutuhkan media sebagai
penyalur. Membicarakan apa yang dimiliki me-
rupakan salah satu cara untuk menyalurkan
kesombongan. Semakin banyak berbicara,
semakin banyak pula orang tahu tentang kehe-
batan dan keunggulannya.
Bagi orang yang sombong, hal ini akan
memberi kepuasan tersendiri. Semakin banyak
yang tahu keunggulannya, akan semakin gigih
pula dia menyuarakan kelebihannya. Jika dikaji
kembali, memang cocok bila parfum dijadikan
refleksi dari sifat sombong manusia.
Bila dianalogikan, kapasitas penggunaan
parfum bisa dijadikan tolak ukur kesombongan
seseorang. Semakin banyak parfum digunakan,
akan semakin cepat orang lain menangkap
aroma dari si pengguna parfum.
Demikian juga dengan kesombongan
tadi. Semakin banyak seseorang mema-
merkan keunggulannya, semakin cepat
orang lain tahu apa yang dimilikinya.
Sebaliknya, semakin sedikit seseorang
menggunakan parfum, semakin sulit
pula mengetahui apakah orang tersebut
memakai parfum atau tidak. Bahkan
kita baru akan mengetahuinya setelah
dekat dengan orang tersebut.
Sebaik-baiknya manusia adalah
manusia yang tidak sombong. Sebab
sikap sombong senantiasa akan
menyebabkan masalah di dalam kehi-
dupan. Selain itu sombong akan mem-
buat seseorang semakin dekat dengan
kekufuran. Biarlah orang lain mencari
tahu sendiri keunggulan kita, tanpa
harus susah-susah memamerkannya.
Dan sebagaimana firman Allah dalam
surat An-Nahl ayat 23, “... Sesung-guhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.”
SajakSajakSajakSajakSajak
Asmaraloka
Selaksa cahaya mampir berkedip... dalamkelam lebam kau bertutur seolah berbisikdalam tidurku... mengatakan keserakahanmengekor pada perjalanan kita... wajahmuberkelambur saat remang-remang malammengepung dan menjebakku dalampangkuanmu... gelap yang mabuk dandekapmu terasa galir dalam rasaku...Asmaralokaku... itu kau... tapi... dan tapilagi sedu sedanku tanpa nadi... menyentuhkedalaman karang yang begitu cadas sangatsulit... tak acuh air mata yang sia-sia jatuhlebih baik menguap oleh api... sayang, akutak mampu nyalakan sepercik pun... tapiaku menantikan asmaraloka palsu itumembakarmu kelak... saat rimbaku rimbundan malam elokku bersahaja... akanmembiusmu tanpa bangun....
Putri Rahmi
Mahasiswa Sastra Indonesia
TM 2012
Malam Bisu
Ia berdiri dalam kelammenatap muram pada langit malamtak ada kata terlontar, hanya air mata mewakili semuaentah luka apa merenggut senyumnya
Ia berdiri dalam kelamTerhujam layaknya patungTiba-tiba ibunya bergumam “Kau rasa sekarang?”“Apa kukata, Tuhan itu adil sayang.”Dalam sunyi, keangkuhannya luruh “Maaf.”
Gylang Alhamdina
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
TM 2012
Penghabisan Percayaku
Bahwa aku tak lagi ingin merinduPada buih yang terus saja berlaluMenghianati pantai yang terus saja menungguDi batas penantian yang tiada berpenghabisan
Dan aku tiada akan lagi memintaPada ombak yang terus bersyair kasihMendusta karang yang terus jadi persinggahanDan kembali pada laut yang terus mencumbu
Cukup aku tak lagi ditipu perahuNan berlayar menjemput pesiarMengangkut rindu kembali kepangkuanNyatanya berbalik tanpa serpihan perasaan
Setia Wati
Mahasiswa Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia
TM 2012
Pejabat danPaku Berkarat
Paku tercampak di tepi jalanBerkaratBaiknya begituTak merusuh orang yang lewatKata pejabat berdagu naik
Kuambil kayu dua bilahSeraya memalu hingga melekatBaiknya begini TuanBiar berkarat ada gunanyaBuruk bentuk masih terpakaiMenyatukan semua yang bercerai-beraiDaripada pulpen berharga mewahMalah jadi pemecah belah
Tio Furqan Pratama
Mahasiswa Sastra Indonesia
TM 2012
Wajah
Aku mengenangnya lewat tawaTawa kala semburat bulan purnamaDan saat itu akupun menerka-nerkaBertanya lewat senyuman tanda tanya
Tapi…Kali ini dia berontak tapi tak bersuaraDan aku menatap tajam, tapi berpura-puraTak kudengar ia bersuaraTapi wajahnya berkataDia tengah menelan pil kehidupanyang tak biasa.
Suci Larassaty
Mahasiswa Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia
TM 2012
23
BEM UNP: Belajar dari Negeri JiranBEM UNP: Belajar dari Negeri JiranBEM UNP: Belajar dari Negeri JiranBEM UNP: Belajar dari Negeri JiranBEM UNP: Belajar dari Negeri Jiran
Sebuah KehidupanSebuah KehidupanSebuah KehidupanSebuah KehidupanSebuah Kehidupan
Oleh Adnan Arafani
Mahasiswa Bimbingan dan Konseling
TM 2010
Tentang sebuah hidup, adalah perihal
sebuah misteri yang menakutkan
sekaligus menyenangkan. Tetapi
kehidupan yang dijalani seseorang dari
lahir hingga mati merupakan konsep
yang tidak terdefenisikan oleh orang
lain. Kecuali oleh si pemilik kehidupan
itu sendiri.
Tergelincir di tempat licin ketika
dalam perjalanan mungkin bisa ditolong
karena kurang berhati-hati, tetapi
tergelincir berkali-kali tanpa berhati-
hati akan menimbulkan luka parah,
bahkan yang paling berbahaya dapat
divonis cacat. Seperti itu juga kehidupan,
kehidupan dapat juga mengalami cacat
walaupun sudah dijalani dengan
sungguh-sungguh. Cacat kehidupan itu
biasanya seperti putus asa yang berujung
pada penyesalan hidup yang abadi.
Perihal cacat fisik, bisa saja
disembuhkan dengan cara terapi, namun
apabila sudah terkena cacat, pasti akan
ada bekasnya. Begitupun dengan
kehidupan. Setiap permasalahan di dalam
kehidupan, lumrahnya akan menjadi
sebuah pembelajaran diri menuju
pendewasaan. Namun, dalam hal ini
bagaimana cara seseorang mengenda-
likan serta memaknai hidup itu sendiri.
Setidaknya, seseorang sedikit
banyaknya akan melalui kehidupan yang
tengah dijalani. Dengan atau tanpa
persoalan yang harus diselesaikan,
sejatinya merupakan pencarian atas jati
diri seseorang. Akankah ia akan
mendapatkan pencapaian yang menjadi
tujuan, atau malah sebaliknya, karena
tantangan yang ditemui sepanjang
perjalanan tak mampu diselesaikan.
Kenyataannya, seseorang akan menemui
dua hal tersebut selama mengarungi
kehidupan, yakni terjatuh, dan kemudian
bangun kembali.
Layaknya sebuah siklus yang
berulang-ulang. Kehidupan ini seperti
siklus serangkaian hidup yang terjadi
secara berkali-kali secara teratur dan
tidak teratur.
Tak bisa dipungkiri bahwa terkadang
dalam kehidupan seseorang selalu saja
menimbulkan masalah, terjerumus ke
dalam permasalahan, bahkan ada yang
sampai tak bisa bangkit dari
permasalahan tersebut. Namun, hal ini
lah yang membuat seseorang itu kuat
dan juga matang sesuai daur hidupnya.
Begitulah seharusnya hidup.
Kehidupan adalah sebuah takdir yang
telah digarisbawahi oleh Tuhan.
Hanyalah mereka yang teguh dan berani
yang mampu memerangi masalah
dalam kehidupannya sendiri. Karena
bayaran untuk kehidupan tidaklah
mudah. Serupa kutipan yang dide-
ngungkan oleh Pramoedya Ananta Toer,
“Dalam hidup kita, cuma satu yangkita punya, yaitu keberanian. Kalau
tidak punya itu, lantas apa harga hidupkita ini?”.
Beriman dan BerilmuBeriman dan BerilmuBeriman dan BerilmuBeriman dan BerilmuBeriman dan Berilmu
Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014
Segala aspek merupakan paduan antara
amal dan ilmu di kampus-kampus negeriJiran ini.
Saat itu jarum jam menunjukkan pukul
14.25 WIB, kali pertama saya menginjakkan
kaki di Kuala Lumpur International Airport
(KLIA) pada awal Oktober tahun lalu.
Perjalanan ini merupakan perjalanan dinas
dalam rangka mengikuti Kongres
Pembentukan Forum BEM Indonesia-Malay-
sia dan Forum Pembantu Rektor bidang
kemahasiswaan Indonesia-Malaysia. Menuju
penginapan dengan mobil dari kedutaan
besar Indonesia untuk Malaysia, bendera
Malaysia terlihat di sepanjang jalan. Ternyata
Malaysia baru saja melaksanakan pemilihan
umum. Pelajaran pertama pun saya dapatkan.
Pemilu di Negeri Jiran tersebut tidak
menyisakan satu pun bendera partai usai
pemilu, yang ada hanya bendera kebangsaan
sebagai bentuk persatuan.
Memasuki hari kedua, Kongres Pemben-
tukan Forum BEM Indonesia-Malaysia dan
Forum Pembantu Rektor bidang kemaha-
siswaan Indonesia-Malaysia menjadi agenda
kami. Selanjutnya, mengadakan kunjungan
ke Kementerian Pendidikan Malaysia,
perjalanan dinas ini berakhir di Universiti
Kebangsaan Malaysia (UKM) dan Universiti
Putera Malaysia (UPM).
Saat pertama kali mata memandang Uni-
versitas Kebangsaan Malaysia, mata saya terpaku
pada sejumlah tulisan yang terpampang di
dinding masuk komplek universitas ini. Tulisan
itu berbunyi “Paduan antara iman kepada Allah
dengan ilmu yang bermanfaat serta gabungan
antara teori dengan amal adalah dasar utama
bagi perkembangan, proses pembinaan
masyarakat terpelajar, dan pembangunan uni-
versitas.” Merenungkan kata-kata tersebut, saya
menyadari betapa pekatnya suasana ilmiah
dan religi di kampus tersebut. Mesjid-mesjid
kampus yang selalu ramai semakin
mempertajam cita rasa Islam dalam berbagai
aktivitas di sana.
Berdiskusi sekaligus sharing bersama di
UKM dan UPM, memberikan kesan tersendiri
bagi kami, mahasiswa Indonesia. Beberapa
catatanpun tertoreh pada notebook saya. Di
kampus UKM dan UPM, atau barangkali di
semua kampus di Malaysia, mereka
memberikan kredit poin akademik bagi yang
aktif dalam organisasi mahasiswa. Misalnya,
pengurus unit kegiatan mahasiswa univer-
sitas yang aktif selama satu periode (2 se-
mester) akan dihitung menyelesaikan masing-
masing 3 SKS untuk tiap semester, artinya
mereka menabung SKS untuk wisudanya.
UKM dan UPM juga memberikan peng-
hargaan khusus bagi aktivis kampusnya,
dengan memberikan semacam ijazah aktivis.
Jadi, para organisator saat wisuda akan
mendapatkan ijazah akademik sebagaimana
biasa dan juga ijazah organisasi kema-
hasiswaan. Selain itu, hak istimewa juga
akan diterima oleh presiden mahasiswa. Pre-
siden mahasiswa di kampus negeri ini akan
diberikan kesempatan untuk dimentoring
langsung oleh menteri.
Perjalanan dinas saya berakhir di UPM.
Namun, pelajaran yang saya petik tidak
hanya sampai disitu saja. Pelajaran selanjutnya
saya dapatkan ketika berada di tengah-tengah
masyarakat Malaysia di Malaka, berbaur
langsung dengan masyarakat kalangan
menengah ke bawah dalam keseharian
mereka. Meskipun terdiri dari berbagai suku
seperti suku Cina, Arab, India, dan
didominasi oleh suku Melayu, mereka bisa
hidup dengan harmonis dalam satu kearifan
lokal. Layaknya negara kita Indonesia yang
kaya akan suku, ras, dan agama, negeri
Jiran tersebut diselimuti oleh Islam sebagai
agama mayoritas. Tak ada diskriminasi,
saling menghargai dan hanya toleransi.
“Setiap kejadian-kejadian kecil hidupkita adalah bagian dari harmoni total
alam semesta, sudah ada yangmengaturnya dengan sempurna. Bahkantanpa disadari kejadian kecil itulah yangmenjadikan perubahan besar dalam
hidup kita.”Sekilas, begitu yang dirasakan oleh
Putri Oviolanda Irianto, seorang
mahasiswa Jurusan Bahasa dan Satra
Indonesia dan Daerah Fakultas Bahasa
dan Seni (FBS) Universitas Negeri
Padang (UNP) tahun masuk 2011.
Bertemu dengan Syafriadi, guru bahasa
Jepang saat SMA, menjadi titik awal
perubahan hidupnya.
Dengan pembinaan iman dan ilmu,
mampu mengubah anak pasangan
Bambang Irianto dan Rafidawati ini dari
sosok biasa menjadi sosok luar biasa
serta memiliki sederetan prestasi. Iman
harus diisi terlebih dahulu. Jika iman
sudah diisi, maka ilmu akan masuk
dengan sendirinya. “Itulah yang selalu
ditanamkan Sensei,” ujar sulung dari
dua bersaudara yang hobi menggambar
anime tersebut.Berani mencoba dan motivasi yang
kuat dari dalam diri, serta diiringi doa
orang tua, mampu mengantarkan peserta
pemilihan Duta Bahasa Sumatera Barat
2013 dan 2014 ini menjadi mahasiswa
berprestasi peringkat dua tingkat FBS
2014, serta meraih penghargaan dari
dekan, dua kategori sekaligus, yaitu
kategori Penulis dan Keterampilan
Berbahasa. Tidak hanya itu, dara manis
yang ramah dan murah senyum ini
juga meraih juara satu lomba baca puisi
di Pekan Seni Mahasiswa Daerah dan
mewakili Sumatera Barat serta UNP
dalam Pekan Seni Mahasiswa Nasional
di Kalimantan pada 13-19 September
2014 mendatang.
Selain memiliki banyak prestasi,
pengurus HMJ Basindoda selama dua
periode ini juga aktif berorganisasi
dan terlibat dalam kepanitiaan acara.
Bagi pemilik motto Man Jadda Wajadatersebut, semua hal yang telah ia raih
sekarang berawal dari mimpi dan
keinginan sederhananya. “Puput hanya
ingin menjadi inspirasi bagi banyak
orang,” ungkap gadis yang memiliki
IPK 3,77 tersebut.
Selain itu, mahasiswa semester tujuh
yang bercita-cita menjadi dosen ini
berpesan bahwa selagi masih muda,
cobalah. “Namun, dalam menggapai
impian itu jangan lupakan Tuhan,”
tutupnya. Fitri Aziza
Oleh Windy Nurul Alifah
(Mahasiswa Biologi TM 2013)
-- Putri Oviolanda Irianto --
Foto Bersama: Peserta Kongres Pembentukan Forum BEM Indonesia-Malaysia dan Forum
Pembantu Rektor bidang kemahasiswaan Indonesia-Malaysia, Selasa (1/10). f/Doc.
Iklan24
Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014