ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
(Studi Kasus Pada Leader Supermarket, Dili Timor-Leste)
SKRIPSI
OLEH
ALBINO DE ARAUJO
10.01.02.069
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSIDADE DA PAZ
(UNPAZ)
2014
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK
MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
(Studi Kasus Pada Leader Supermarket, Dili Timor-Leste)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Perkuliahan Kurikulum
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universidade da Paz
(UNPAZ)
Disusun Oleh:
ALBINO DE ARAUJO
10.01.02.069
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSIDADE DA PAZ
DILI
2014
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK
MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
(Studi Kasus Pada Leader Supermarket, Dili Timor-Leste)
Oleh:
ALBINO DE ARAUJO
NIM: 10.01.02.069
Telah Disetujui Oleh
Pembimbing utama Pembimbing kedua
Filinto Tai Boe, Lic.Eco;MM Feliciana Guterres Barros,Lic.Eco
Mengetahui
Ketua Jurusan Akuntansi
(Yohanes Sri Guntur, SE;Msi)
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK
MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
(Studi Kasus Pada Leader Supermarket, Dili Timor-Leste)
UJIAN SKRIPSI DAN KONPREHENSIP
PadaTanggal 27 Oktober2014
TEAM PENGUJI TANDA TANGAN
1. Penguji I
Caetano C. Correia, Lic.Eco;M.Ak (………………………………)
2. Penguji II
Herminio da Cruz de Jesus Lic.Eco (……………………………....)
3. Penguji III
Filinto Tai Boe, Lic.Eco;MM (………………………………)
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universidade da Paz
Dr. Elidio de Araujo, Lic.Ec;MM
i
Kegagalan bukanlah akhir dari
segalanya,
Tetapi kegagalan adalah awal
dari sebuah keberhasilan.
Belajarlah dari kegagalan
Untuk mengapai keberhasilan
yang telah tertunda.
ii
PERSEMBAHAN
Atas bimbingan dan motivasi baik berupa materil maupun moril serta tenaga
spiritual dari keluarga besarku, sehingga saya bisa menyelesaikan impiannku. Dengan
keberhasilan yang ku tempuh di hari ini, maka dengan rendah hati saya
mempersembahkan dengan tulus kepada:
1. Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha pengasih.
2. Ayahanda Mariano Laka Suri de Araujo dan ibunda Martinha Gouveia Leite
yang tak pernah letih menberiku doa, dengan kesabaran menberiku semangat, dan
dengan keteduhan menberiku kenyamanan.
3. Om dan tanteku tersayang Fernando Vieira Amaral dan Adelaide Moreira
yang juga telah berusaha menyekolahkanku dan mendidikku selama saya berada
di bangku sekolah dasar hingga sekarang dengan penuh kasih sayang.
4. Om dan tante kutersayang Manuel Freitas dan Balbina Martins yang telah
merawat dan membesarkanku serta menyekolahkanku dari sekolah dasar hingga
sekarang dengan penuh kasih sayang.
5. Om dan tanteku tersayang Antonio Guterres De Carvalho dan Ervina Martins
yang telah memberiku motivasi dan idea untuk tetap berusaha.
6. Kakakku Marciano De Araujo dan kedua adikku Noella Gouveia Leite Araujo
dan Ricardo De Araujo serta adik sepupuku Francisca dos Santos dan Nelsia
Martins de Araujo yang sering memberiku semangat dan dorongan untuk tetap
iii
semangat dalam belajar dan berusaha menghadapi semua tantangan yang
kutemui.
7. Pacarku tercinta Cristiana do Rosario Ramos da Graca yang telah memotivasi,
mendoakan dan memberiku semangat untuk menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
8. Saudara/I sepupuku yang tidak kusebutkan yang selama ini telah member
motivasi dan semangat kepadaku hingga har iini.
9. Teman-teman terbaikku yakni Aben, Ano, Alvez, Dede, Elvin, Frans, Ibra, Ina,
Joni, Lana, Neta, dan Mami Octa yang sering memotivasi dan memberi masukan-
masukan serta semangat kepadaku hingga selesainya skripsi ini.
10. Almamaterku Tercinta Universidade da Paz (UNPAZ).
11. Tanah Air ku Rebública Democratic de Timor Leste (RDTL).
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “
Analisis Laporan Keuangan untuk Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan ”
dengan baik dan tepat pada waktunya. Di samping itu peneliti tidak lupa
mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Lucas da Costa, SE;M.Si selaku Rektor Universidade da Paz
(UNPAZ) yang bertanggungjawab sepenuhnya atas lembaga tersebut.
2. Dr.Elido de Araujo, Lic.Eco;MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi.
3. Yohanes Sri Guntur, SE;Msi selaku ketua Jurusan Akuntansi.
4. Filinto Tai Boe, Lic.Eco;MM selaku Dosen Pebimbing utama (I) yang
senantiasa merelakan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Feliciana Guterres Barros, Lic.Eco selaku Dosen Pebimbing Kedua (II) yang
senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan motivasi kepada
peneliti untuk mempersiapkan diri pada hari esok.
6. Semua dosen UNPAZ khususnya Fakultas Ekonomi, yang memberikan masukan
dan saran kepada peneliti.
v
7. Rekan-rekan mahasiswa/i khususnya jurusan akuntansi yang turut memberikan
dukungan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini hingga selesai
walaupun banyak kekurangannya yang tidak di harapkan.
Mengingat karena keterbatasan refrensi maka peneliti mohon maaf apabila isi
dari pada skripsi ini tidak sempurna sesuai dengan yang ditentukan dan diinginkan.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca
lebih-lebih dosen pembimbing yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan skripsi
ini.
Dili,…./….2014
Peneliti
vi
ABSTRACT
This research was conducted at the company Leader Supermarket which is a trading
company located in Rua Martires da Patria Aveninda Comoro Dili, Timor-Leste.
This study aims to determine the financial statements in measuring the financial
performance of the company.
The population in this study is the data of actual companies and samples taken are
the financial statements for 2010-2012 as well as data analysis technique used is the
financial ratios (liquidity, solvency, activity and profitability).
Liquidity ratios used consisted of two ratios ie, the ratio current assets in 2010 at
1.43%, 6.26% in 2011 and 4.13% in 2012. While the cash ratio in 2010 amounted to
11.74%, 1.95% in 2011 and 2.88% in 2012.
Solvency ratios used consisted of two ratios ie, the ratio of total debt to total assets in
2010 amounted to 4.92%, 12.13% in 2011 and 19.47% in 2012. While the ratio of
total debt to total capital in 2010 amounted to 5.7%, 13.80% in 2011 and 24.19% in
2012.
Activity ratio used consisted of two ratios ie, the ratio of total asset turnover in 2010
amounted to 1.57 times, 3.21 times in 2011 and 2.19 times 2012. While the fixed asset
turnover ratio in 2010 of 5.32 times, 13.41 time in 2011 and 11.23 time in 2012.
Profitability ratios used consisted of four ratios ie, GPM in 2010 amounted to
23.94%, 23.25 % in 2011 and 20.57% in 2012. NPM in 2010 amounted to 20.25%,
9.83% in 2011 and 14.83% in 2012. ROA in 2010 amounted to 32.32%, 31.59% in
2011 and 32.58% in 2012. While ROE in 2010 amounted to 33.99%, 35.96% in 2011
and 40.46% in 2012.
Keywords: Financial Statements and Financial Performance
vii
ABSTRAKSI
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Leader Supermarket yang merupakan
perusahaan dagang dan berlokasi di Rua Aveninda Martires da Patria Comoro Dili,
Timor-Leste.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laporan keuangan dalam mengukur
kinerja keuangan perusahaan.
Populasi dalam penelitian ini adalah data actual perusahaan dan sampel yang
diambil adalah laporan keuangan tahun 2010-2012 serta teknik analisis data yang
digunakan adalah rasio keuangan (likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan
profitabilitas).
Rasio likuditas yang digunakan terdiri dari dua rasioyaknirasiolancartahun2010
sebesar 1.43%, tahun 2011 6.26% dan tahun 2012 4.13%. Sedangkan rasio kas tahun
2010 sebesar 11.74%, tahun 2011 1.95% dan tahun 2012 2.88%.
Rasio solvabilitas yang digunakan terdiri dari dua rasio yakni, rasio total hutang
terhadap total asset pada tahun 2010 sebesar 4.92%, tahun 2011 12.13% dan tahun
2012 19.47%. Sedangkan rasio total hutang terhadap total modal tahun 2010 sebesar
5.17%, tahun 2011 13.80% dan tahun 2012 24.19%.
Rasio aktivitas yang digunakan terdiri dari dua rasio yakni, rasio perputaran total
aktiva pada tahun 2010 sebesar 1.57 kali, tahun 2011 3.21 kali dan tahun 2012 2.19
kali. Sedangkan rasio perputaran aktiva tetap pada tahun 2010 sebesar 5.32 kali,
tahun 2011 13.41 kali dan tahun 2012 11.23 kali.
Rasio profitabilitas yang digunakan terdiri dari empat rasio yakni, GPM pada tahun
2010 sebesar 23.94%, tahun 2011 23.25% dan tahun 2012 20.57%. NPM pada tahun
2010 sebesar 20.25%, tahun 2011 9.83% dan tahun 2012 14.83%. ROA pada tahun
2010 sebesar 32.32%, tahun 2011 31.59% dan tahun 2012 32.58%. Sedangkan ROE
pada tahun 2010 sebesar 33.99%, tahun 2011 35.96% dan tahun 2012 40.46%.
Kata Kunci :Laporan Keuangan dan Kinerja Keuangan
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
MOTTO ...................................................................................................................... i
PERSEMBAHAN ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv
ABSTRACT ................................................................................................................ vi
ABSTRAKSI ............................................................................................................. vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................................... 5
1.3 Perumusan Masalah ........................................................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 6
ix
BAB 2 LANDASAN TEORI .................................................................................... 8
2.1 Defenisi Dan Nalar Konsep ............................................................................... 8
2.1.1 Laporan Keuangan ....................................................................................... 8
2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan ............................................................. 8
2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan ................................................................... 10
2.1.1.3 Sifat Laporan Keuangan ....................................................................... 11
2.1.1.4 Fungsi Laporan Keuangan .................................................................... 12
2.1.1.5 Keterbatasan Laporan Keuangan .......................................................... 13
2.1.1.6 Jenis-Jenis Laporan Keuangan ............................................................. 14
2.1.1.7 Pemakai Laporan Keuangan ................................................................. 21
2.1.1.8 Analisis Laporan Keuangan ................................................................. 25
2.1.1.9 Teknik Analisis Laporan Keuangan ..................................................... 26
2.1.1.10 Rasio Keuangan .................................................................................... 27
2.1.2 Kinerja Keuangan Perusahaan ..................................................................... 31
2.1.2.1 Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan ............................................. 31
2.1.2.2 Tujuan Kinerja Keuangan ...................................................................... 33
2.1.2.3 Pengukuran Kinerja Keuangan .............................................................. 34
2.1.2.4 Peranan Penilaian Kinerja Keuangan ..................................................... 36
2.2 Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 37
2.3 Kerangka Pemikiran Konseptual ....................................................................... 40
x
BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................................. 42
3.1 Jenis Penelitian .................................................................................................. 42
3.2 Populasi dan Sampel ......................................................................................... 42
3.2.1 Populasi ........................................................................................................ 42
3.2.2 Sampel .......................................................................................................... 43
3.3 Definisi Operasional Variabel ........................................................................... 43
3.4 Jenis dan Sumber Data ...................................................................................... 44
3.4.1 Jenis Data ..................................................................................................... 44
3.4.2 Sumber Data ................................................................................................. 45
3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 45
3.6 Teknik Analisis Data ......................................................................................... 46
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............. .............................. 49
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ................................................................ 49
4.1.1 Lokasi Penelitian ........................................................................................ 49
4.1.2 Sejarah Perusahaan Leader Supermarket ................................................... 49
4.1.3 Visi Dan Misi Perusahaan Leader Supermarket ......................................... 50
4.1.4 Struktur Perusahaan Leader Supermarket .................................................. 50
4.1.5 Tugas Dan Tanggung Jawab Struktur Perusahaan Leader Supermarket ... 52
4.1.6 Sumber Daya Manusia ............................................................................... 54
4.1.7 Supplier Pendukung ................................................................................... 55
4.1.8 Klasifikasi Karyawan Pada Perusahaan Leader Supermarket .................... 55
xi
4.1.8.1 Klasifikasi Karyawan Menurut Jenis Kelamin ..................................... 55
4.1.8.2 Klasifikasi Karyawan Menurut Tingkat Pendidikan ............................ 56
4.2 Analisis Laporan Keuangan Leader Supermarket ............................................. 58
4.2.1 Laporan Laba Rugi Leader Supermarket ................................................... 58
4.2.2 Laporan Neraca Leader Supermarket ......................................................... 60
4.3 Hasil Perhitungan Dan Pembahasan .................................................................. 62
4.3.1 Hasil Perhitungan dan Pembahasan Rasio Likuiditas Tahun 2010-2012 ... 62
4.3.2 Hasil Perhitungan dan Pembahasan Rasio Solvabilitas Tahun 2010-
2012 ............................................................................................................ 65
4.3.3 Hasil Perhitungan dan Pembahasan Rasio Aktivitas Tahun 2010-2012 .... 68
4.3.4 Hasil Perhitungan dan Pembahasan Rasio Profitabilitas Tahun 2010-
2012 ............................................................................................................ 72
BAB 5 PENUTUP ..................................................................................................... 79
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 79
5.2 Saran ................................................................................................................. 82
5.3 Implikasi Hasil Penelitian ................................................................................ 83
5.3.1 Implikasi Teoritis........................................................................................ 83
5.3.2 Implikasi Praktis ......................................................................................... 83
5.4 Rekomendasi Penelitian ................................................................................... 84
5.4.1 Rekomendasi Kepada Perusahaan .............................................................. 84
5.4.2 Rekomendasi Penelitian Yang Akan Datang ............................................. 84
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Konseptual ........................................................... 40
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Leader Supermarket ............................................... 51
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 37
Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................................. 44
Tabel 4.1 Klasifikasi Karyawan Menurut Jenis Kelamin .......................................... 56
Tabel 4.2 Klasifikasi Karyawan Menurut Tingkat Pendidikan.................................. 57
Tabel 4.3 Laporan Laba Rugi Leader Supermarket ................................................... 58
Tabel 4.4 Laporan Neraca Leader Supermarket ........................................................ 60
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas ........................................................... 63
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Rasio Solvabilitas ......................................................... 66
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Rasio Aktivitas ............................................................. 70
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Rasio Profitabilitas ....................................................... 75
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Laporan Keuangan Perusahaan Leader Supermarket
Lampiran 2 Surat Penarikan Penelitian
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan perekonomian Timor-Leste dari tahun ke tahun mulai
membangkitkan gairah dalam iklim usaha di Negara ini, maka perkembangan
usaha pada perusahaan-perusahaan yang berorientasi profit dalam kegiatan
usahanya semakin kompleks. Agar dapat mewujudkan perekonomian masyarakat
dalam negara ini maka, selain dari sektor pemerintah, sektor swasta juga sangat
berperan penting dalam memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi
dalam negara ini.
Perusahaan dengan kinerja keuangan yang baik dapat membantu
meningkatkan taraf hidup perekonomian masyarakat negara Timor-Leste.
Sehubungan dengan hal ini maka manajer perusahaan dituntut agar dapat
mengevaluasi dan menganalisis laporan keuangan pada setiap periode untuk
mengetahui apakah kinerja keuangan perusahaan dalam keadaan baik atau tidak.
Laporan keuangan pada prinsipnya merupakan hasil dari suatu proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk memberi informasi mengenai
data keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas. Informasi dari laporan
keuangan dapat diungkapkan dengan melakukan analisis terhadap laporan
keuangan sebagai landasan perencanaan bagi operasi perusahaan untuk masa atau
2
periode selanjutnya. Sukses atau tidak manager perusahaan biasanya diukur
dengan laba yang diperoleh perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan bagi
perusahaan hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan,
selanjutnya laporan keuangan sebagai dasar untuk mengukur kinerja keuangan
suatu perusahaan.
Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi
perusahaan untuk melihat baik tidaknya suatu perusahaan tidak hanya dinilai dari
keadaan fisiknya saja namun faktor terpenting adalah untuk dapat melihat
perkembangan suatu perusahaan terletak dalam unsur keuangannya. Karena dari
unsur tersebut, manajer dapat mengevaluasi apakah kebijakan yang ditempuh
dalam perusahaan sudah tepat atau tidak.
Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan
perhitungan rasio-rasio untuk mengukur keadaan keuangan perusahaan, setelah
laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan, serta dilakukan dengan
prosedur akuntansi dan pengukuran yang benar, akan terlihat kondisi keuangan
yang dimaksud adalah diketahuinya berapa jumlah harta, kewajiban serta modal
dalam neraca yang dimiliki. Kemudian, juga akan diketahui jumlah pendapatan
yang diterima dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama suatu periode tertentu.
Dengan demikian, dapat diketahui bagaimana hasil usaha yang diperoleh selama
periode tertentu dari laporan laba rugi yang disajikan.
Laporan keuangan lebih berarti jika dapat dipahami dan dimengerti oleh
berbagai pihak, oleh karena itu perlu dilakukan analisis laporan keuangan untuk
3
mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut. Bagi pihak pemilik dan
manajemen tujuan utama analisis laporan keuangan adalah untuk mengetahui
posisi laporan keuangan dalam setiap periode. Dengan mengetahui posisi
keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam, akan
terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan
sebelumnya atau tidak.
Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi
mengenai kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan
mengetahui kelemahan ini, manajemen akan dapat memperbaiki atau menutupi
kelemahan tersebut. Kemudian, kekuatan yang dimiliki perusahaan harus
dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Kekuatan ini dapat dijadikan modal
selanjutnya ke depan. Dengan adanya kelemahan dan kekuatan yang dimiliki,
akan tergambar kinerja manajemen selama ini. Bagi pihak pemilik dan
manajemen, dengan mengetahui posisi keuangan dapat merencanakan dan
mengambil keputusan yang tepat tentang apa yang harus dilakukan kedepan.
Dengan cara menutupi kelemahan yang ada, mempertahankan posisi yang sudah
sesuai dengan yang diinginkan dan berupaya untuk menigkatkan lagi kekuatan
yang sudah diperolehnya selama ini.
Salah satu alat yang dipakai untuk mengetahui kondisi kinerja keuangan
dalam hal ini adalah laporan keuangan yang disusun pada setiap akhir periode
yang berisi pertanggungjawaban dalam bidang keuangan atas berjalannya suatu
usaha. Untuk itu laporan keuangan yang disusun atau disajikan harus sesuai
4
dengan aktivitas yang yang dijalankan agar informasi dari laporan keuangan
tersebut dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan pada perusahaan
Leader Supermarket.
Tujuan utama perusahaan dalam kegiatan usahanya adalah menghasilkan
laba, dengan laba yang diperoleh, maka perusahaan Leader Supermarket ini akan
lebih mampu meningkatkan kegiatan perdagangannya terutama dapat
meningkatkan volume penjualannya, sehingga tingkat rentabilitasnya semakin
meningkat. Jadi dengan meningkatnya rentabilitas itu maka perusahaan akan
lebih mampu membagikan deviden pada pemilik perusahaan (pemegang saham)
yang telah menginvestasikan dananya pada perusahaan itu.
Perusahaan Leader Supermarket dengan kegiatan perdagangannya selalu
membutuhkan informasi laporan keuangan yang dilaporkan atau yang disajikan
harus sesuai dengan aktivitas yang berjalan serta efisien dan efektif. Karena hal
tesebut jika tidak sesuai dengan aktivitas yang berjalan maka dapat
mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Dengan demikian diperlukan
manajemen yang baik untuk mengelola dana dan menyajikan laporan keuangan
secara efektif dan efisien agar dapat menjamin laba perusahaan. Jadi, untuk
mengukur kinerja keuangan pada perusahaan Leader Supermarket ini maka, akan
digunakan empat rasio yaitu rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan
profitabilitas sehingga dapat diketahui apakah kinerja keuangan perusahaan
Leader Supermarket tersebut setiap tahunnya sangat baik, baik atau kurang baik.
5
Bertolak dari permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka peneliti
tertarik untuk memilih judul: “Analisis Laporan Keuangan untuk Mengukur
Kinerja Keuangan Perusahaan “Studi Kasus Pada Leader
Supermarket, Dili Timor-Leste”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengidentifikasi
masalah adalah sebagai berikut:
1. Laporan keuangan yang disajikan harus transparan dan sesuai dengan
aktivitas yang dijalankan sehingga dapat menunjukan kinerja keuangan
yang baik oleh perusahaan Leader Supermarket, Dili Timor-Leste.
2. Kinerja keuangan yang baik dapat dilihat dari penyajian laporan keuangan
yang efisien dan efektif dalam perusahaan Leader Supermarket, Dili Timor-
Leste.
1.3 Perumusan Masalah`
Bertolak dari identifikasi masalah di atas, maka masalah yang dirumuskan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sejauh manakah laporan keuangan dapat menunjukkan efisiensi dan
efektivitas kinerja keuangan yang baik oleh perusahaan Leader
Supermarket?.
6
2. Sejauh manakah laporan keuangan dipakai untuk mengukur kinerja
keuangan?.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis laporan keuangan dapat menunjukkan
efisiensi dan efektivitas kinerja keuangan yang baik oleh perusahaan Leader
Supermarket.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis laporan keuangan yang di pakai untuk
mengukur kinerja keuangan oleh perusahaan Leader Supermarket.
1.5 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitiann diharapkan dapat dijadikan penilaian kinerja perusahaan
sehingga dapat menentukan kebijakan dalam meningkatkna kinerja terutama
dalam menjaga kesehatan perusahaan dan sebagai acuan referensi informasi
dalam kebijakan bidang operasional perusahaan berjalan dengan optimal.
7
2. Bagi Akademik
Dapat dipergunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan atau
perluasan pandangan tentang pelajaran yang didapat dari bangku kuliah dan
memperdalam pengetahuan terutama dalam bidang yang dikaji serta sebagai
referensi ilmiah bagi para peneliti berikutnya.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini sebagai bahan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan
penelitian guna menerapkan teori yang telah didapat dengan praktek yang
sebenarnya dan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
dan tambahan pengetahuan yang bermanfaat bagi peneliti dan pihak lain
yang berkepentingan.
8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi dan Nalar Konsep
2.1.1 Laporan Keuangan
2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan sebagai alat yang sangat penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan adanya keinginan pihak-pihak tertentu yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan akan
lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila dianalisa lebih lanjut,
sehingga diperoleh informasi yang dapat mendukung kebijakan yang akan
diambil.
Munawir (2007:2), laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi
yang digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas perusahaan dengan pihak yang berkepentingan terhadap data atau
aktivitas perusahaan.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) (2004:2), dalam Standar Akuntansi
Keuangan menyebutkan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan, yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang
merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
9
Farid dan Siswanto (2011:2), yang mengatakan laporan keuangan
merupakan informasi yang diharapkan mampu memberikan bantuan kepada
pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial.
Harahap (2007:105), laporan keuangan menggambarkan kondisi
keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau j2angka waktu
tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca atau
laporan laba/rugi, atau hasil usaha, laporan arus kas, laporan perubahan posisi
keuangan.
Mamduh (2003:12), laporan keuangan pada dasarnya ingin melaporkan
kegiatan-kegiatan pendanaan, dan kegiatan operasional sekaligus sebagai
evaluasi keberhasilan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan.
Mamduh (2003:69), laporan keuangan merupakan informasi yang dapat
dipakai untuk pengambilan keputusan, mulai dari investor atau calon investor
sampai dengan manajemen perusahaan itu sendiri. Laporan keuangan akan
memberikan informasi mengenai profitabilitas, risiko, timing aliran kas, yang
kesemuanya akan mempengaruhi harapan pihak-pihak yang berkepentingan.
Ridwan dan Barlian (2003:76), mengatakan laporan keuangan adalah
suatu laporan yang mengambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan
sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan
pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data atau aktivitas tersebut.
Analisa atas laporan keuangan pada hakekatnya adalah untuk
mengadakan penilaian atas keadaan keuangan atau posisi keuangan perusahaan
10
pada suatu saat dan perubahan posisi keuangan atau kemajuan-kemajuan suatu
perusahaan melalui laporan keuangan yang bersangkutan.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah
laporan hasil proses akuntansi yang dapat memberi informasi yang akurat tentang
keadaan perusahaan dan hasil yang telah dicapai secara kuantitatif pada semua
pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Laporan keuangan secara
tidak langsung memperlihatkan informasi mengenai posisi keuangan perusahan,
yang akan digunakan sebagai acuan perusahaan dimasa yang akan datang.
2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Harahap (2002:131), mengatakan Tujuan utama dari laporan keuangan
adalah memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan yang
ekonomis. Para pemakai laporan akan menggunakannya untuk meramalkan,
menbandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan
ekonomi yang diambilnya, informasi mengenai dampak keuangan yang timbul
tadi sangat berguna bagi pemakai untuk meramalkan, membandingkan dan
menilai arus kas. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila yang
melaporkan tidak saja aspek – aspek kuantitatif, tapi mencakup penjelasan –
penjelasan lainnya yang dirasakan dan informasi ini harus factual dan dapat
diukur secara abjektif.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) (2011:6), tujuan laporan keuangan
adalah mengediakan informasi yang mengankut posisi keuangan, kinerja serta
11
perubahan posisi keuangan suatu perusahan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Standar Akuntansi Keuangan (2004:4), tujuan laporan keuangan adalah
sebagai berikut:
1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Berdasarkan beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan
laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan perusahan bagi pihak-
pihak yang berkepentingan untuk mengambil keputusan investasi dan kredit serta
membandingkan keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambil.
2.1.1.3 Sifat Laporan Keuangan
Kasmir (2012:11), pencatatan yang dilakukan dalam penyusunan laporan
keuangan harus dilakukan dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Demikian pula
dalamhal penyusunan laporan keuangan didasarkan kepada sifat laporan
keuangan itu sendiri. Dalam praktisnya sifat laporan keuangan dibuat:
1. Bersifat historis
Artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari data masa lalu atau
masa yang sudah lewat dari masa sekarang.
12
2. Menyeluruh
Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah ditetapk
an.
2.1.1.4 Fungsi Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang disusun dan disajikan kepada semua pihak yang
berkepentingan dengan eksistensi suatu perusahaan pada hakekatnya merupakan
alat komunikasi artinya laporan keuangan itu adalah suatu alat yang digunakan
untuk mengkonsumsikan informasi keuangan dari suatu perusahaan dan
kegiatan-kegiatannya kepada mereka yang berkepentingan dengan perusahaan
tersebut.
Harnanto (2002:11), laporan keuangan dari manajemen dapat
memperoleh informasi yang berfungsi untuk :
1. Merumuskan, melaksanakan dan mengadakan penilaian terhadap kebijakan-
kebijakan yang dianggap perlu.
2. Mengorganisasi dan mengendalikan kegiatan atau aktivitas dalam
perusahaan.
3. Merencanakan dan mengendalikan kegiatan atau aktivitas sehari-hari dalam
perusahaan.
4. Mempelajari aspek, tahap - tahap kegiatan tertentu dalam perusahaan.
5. Menilai keadaan atau posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.
13
2.1.1.5 Keterbatasan Laporan Keuangan
Kasmir (2012:15), Laporan keuangan yang telah disusun sedemikian rupa
terlihat sempurna dan meyakinkan. Dalam praktiknya hal dan jumlah yang
dilaporkan dalam neraca belum tentu menunjukkan nilai yang realisasi
(likuidasi), hal ini disebabkan karena penyusunan laporan keuangan tidak
terlepas dari pendapat pribadi, baik oleh manajemen maupun akuntan.
Laporan keuangan juga bukan laporan final bersifatnya hanya sementara
waktu saja. Oleh karena itu, setiap laporan keuangan yang disusun pasti memiliki
keterbatasan tertentu antara lain:
1. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), dimana
data-data yang diambil dari data masalalu.
2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang bukan hanya
untuk pihak tertentu saja.
3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-
pertimbangan tertentu.
4. Laporan keuangan bersifat konserbatif dalam menghadapi situasi tidak
pastian.
5. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi
dalam memandang peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya.
14
2.1.1.6 Jenis - Jenis Laporan Keuangan
Setelah diketahui pengertian laporan keuangan dan fungsi laporan
keuangan maka akan dijelaskan lebih lanjut mengenai jenis-jenis laporan
keuangan. Laporan keuangan terdiri dari beberapa jenis sesuai dengan
keterangan yang ada di dalamnya. Tetapi, semua jenis laporan keuangan tersebut
merupakan satu kesatuan yang dibutuhkan dan berguna bagi para pemakai.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan empat jenis laporan keuangan
yang ada, yaitu:
1. Neraca (balance sheet)
Munawir (2002:13), mengatakan neraca adalah laporan yang sistimatis
tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahan pada suatu saat
tertentu.
Prastowo dan Julianty (2002:16), mengatakan bahwa neraca adalah
laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai laporan keuangan
(aktiva, kewajiban, dan ekuitas) perusahaan tertentu.
Dilihat dari kedua definisi diatas maka di tarik kesimpulan bahwa
neraca adalah laporan keuangan yang memuat aktiva, kewajiban, dan ekuitas
pada periode tertentu.
Dalam prakteknya setiap perusahan menyajikan neracanya dalam
bentuk yang berbeda-beda sesuai dengan kebijakan perusahan itu sendiri.
Hal ini diperbolekan asal saja tidak menyimpang dari jenis-jenis neraca yang
sudah ditetapkan. Prastowo dan Julianty (2002:18), neraca dapat disajikan
15
dengan mengunakan dua bentuk (format) yaitu bentuk rekening (skontro)
dan bentuk laporan (stafel).
Munawir (2002:21), laporan keuangan terdiri dari :
a. Bentuk skontrol
Dimana semua aktiva tercantum di kiri atau debet dan hutang serta
modal tercantum di sebelah kanan atau kredit.
b. Bentuk stafel
Dalam bentuk ini semua aktiva tampak di bagian atas yang selanjutnya
diikuti oleh hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal.
Berdasarkan kajian neraca di atas dapat dilihat bahwa neraca pada
intinya memiliki tiga elemen yaitu : aktiva biasanya berada di sebelah kiri
pada sebuah neraca skontro atau juga berada di urutan pertama di dalam
sebuah neraca stafel.
Prastowo dan Julianty (2002:17), aktiva merupakan sumber daya yang
dikuasai perusahaan.
Munawir (2002:14), mengatakan aktiva tidak terbatas pada kekayaan
perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-
pengeluaran yang belum dialokasikan pada penghasilan di masa yang akan
datang, serta aktiva tidak berwujud lainnya. Kesimpulannya aktiva adalah
kekayaan yang dimiliki perusahaan yang berupa harta berwujud dan tidak
berwujud.
16
Kewajiban merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah
neraca, Keberadaannya biasanya ada di sebelah kanan pada neraca skontro
atau di bawah aktiva jika pada sebuah neraca stafel.
Prastowo dan Julianty (2002:17), mengatakan Kewajiban merupakan
utang perusahaan masa kini.
Munawir (2002:18), mengatakan hutang adalah semua kewajiban
keuangan perusahaan ke pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini
merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor.
Kesimpulannya kewajiban atau hutang adalah semua kewajiban keuangan
perusahaan ke pihak lain yang belum terpenuhi.
Modal Posisi di dalam sebuah neraca skontro ada pada sebelah kanan
yaitu sama dengan kewajiban atau di posisi paling terakhir pada sebuah
neraca stafel.
Prastowo dan Julianty (2002:18), mengatakan bahwa Ekuitas (modal)
merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yang merupakan selisih
antara aktiva dan kewajiban yang ada.
Munawir (2002:19), mengatakan modal adalah merupakan hak atau
bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditujukan dalam pos
modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan. Kesimpulannya modal
adalah milik perusahaan yang merupakan selisih antara aktiva dengan
kewajiban.
17
Munawir (2002:14), mengatakan elemen-elemen aktiva lancar terdiri
dari :
a. Kas
Adalah uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi
perusahaan.
b. Investasi Jangka Pendek
Adalah investasi yang sifatnya sementara untuk memanfaatkan uang kas
yang tidak terpakai.
c. Piutang Wesel
Adalah tagihan perusahaan akibat dari penjualan barang secara kredit.
d. Piutang Dagang
Adalah tagihan perusahaan ke pihak lain sebagai Investasi jangka
pendek.
e. Persediaan
Adalah semua barang yang ada di gudang yang belum terjual.
f. Piutang Penghasilan
Adalah penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena
perusahaan telah memberikan jasa atau prestasinya.
g. Biaya dibayar dimuka
Merupakan pengeluaran untuk memperoleh jasa atau barang tetapi
belum dinikmati perusahaan.
18
2. Laporan Laba Rugi (income statement)
Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis mengenai
penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama
periode tertentu. Sama halnya dengan neraca, laporan laba rugi juga
memiliki beberapa bentuk.
Munawir (2002:26), mengatakan bahwa bentuk laporan laba rugi
terdiri dari:
a. Bentuk Single Step
Pada bentuk ini semua penghasilan yang diperoleh dari berbagai
penghasilan dikelompokkan menjadi satu kelompok yaitu penghasilan
sedangkan untuk semua beban dikelompokkan menjadi satu nama yaitu
beban.
b. Bentuk Multiple Step
Dalam bentuk ini dilakukan pengelompokkan penghasilan dan beban
yang lebih teliti.
3. Laporan perubahan modal (Statement of Owner’s Equity)
Fess (2005:24), laporan perubahan modal merupakan suatu ikhtisar
perubahan modal pemilik yang terjadi selama periode tertentu, misalnya
sebulan atau setahun. Laporan tersebut dipersiapkan setelah laporan laba
rugi, karena laba bersih atau rugi bersih periode berjalan harus dilaporkan
dalam laporan ini. Demikian juga laporan perubahan modal dibuat sebelum
mempersiapkan neraca, karena jumlah modal pemilik pada akhir periode
19
harus dilaporkan di neraca. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
laporan perubahan modal seringkali dipandang sebagai penghubung antara
laporan rugi laba dengan neraca.
Bertambahnya modal suatu perusahaandapat disebabkan oleh
Penambahan Investasi oleh pemilik, dan laba bersih yang diperoleh
perusahaan. Sedangkan berkurangnya modal dapat disebabkan oleh :
Pengambilan Prive oleh pemilik dan Perusahaan menderita kerugian.
4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow)
Skousen(2004:319), laporan arus kas menjelaskan perubahan pada kas
(cash equivalent) dalam periode tertentu. Setara kas adalah investasi jangka
pendek yang amat likuid yang bisa segera ditukar dengan kas. Untuk dapat
dikatakan setara kas, suatu unsur haruslah dapat segera ditukar dengan kas
ketika diperlukan dan sangat dekat dengan masa jatuh temponya sehingga
kecil risiko terjadinya perubahan nilai akibat perubahan tingkat suku bunga.
Dari definisi diatas dapat disimpulkkan bahwa arus kas masuk dan
arus kas keluar digolongkan dan dilaporkan menurut tiga kategori :
a. Aktivitas Operasi (Operating Activities)
Termasuk ke dalam aktivitas operasi adalah transaksi-transaksi dan
kejadian-kejadian yang akan menentukan laba bersih. Penerimaan
kas dari penjualan barang atau pemberian jasa adalah arus kas
masuk utama bagi kebanyakan bisnis. Penerimaan kas lainnya
berasal dari bunga, dividen, dan pos yang serupa. Pengeluaran kas
20
terbesar adalah pembayaran untuk pembelian persediaan, gaji,
pajak, bunga, sewa dan beban. Jumlah kas bersih yang diterima dari
atau dikeluarkan untuk aktivitas operasi merupakan angka utama
dalam laporan arus kas. Halnya dengan laba bersih yang digunakan
untuk mengikhtisarkan segala sesuatu pada laba rugi, kas bersih
dari aktivitas operasi merupakan hal yang paling penting atau
bagian bawah (bottom line) dari laporan arus kas.
Walaupun arus kas dari bunga atau dividen secara logis dapat
diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi atau pendanaan, namun
FASB memutuskan untuk mengklasifikasikan keduanya sebagai
aktivitas operasi. Prinsip dasarnya adalah aktivitas operasi berisikan
arus dari pendapatan dan beban yang ada di laporan laba rugi.
b. Aktivitas Investasi (Investing Activities)
Aktivitas investasi yang utama adalah pembelian dan penjualan
tanah, bangunan peralatan dan aktiva lainnya yang tidak dibeli
untuk dijual kembali. Aktivitas investasi juga termasuk pembelian dan
penjualan instrumen keuangan yang tidak ditujukan untuk
diperdagangkan, seperti halnya memberi dan menagih pinjaman.
Aktivitas-aktivitas tersebut terjadi secara rutin dan menyebabkan
adanya penerimaan dan pengeluaran kas, tetapi sebagai aktivitas
operasi karena hanya berhubungan secara tidak langsung dengan
aktivitas operasi bisnis yang berjalan.
21
c. Aktivitas Pendanaan (Financing Activities)
Termasuk dalam aktivitas pendanaan adalah transaksi dan kejadian
di mana kas diperoleh untuk dibayarkan kembali kepada para
pemilik (pendanaan dengan ekuitas atau modal) dan para kreditor
(pendanaan dengan utang). Contohnya kas yang dihasilkan dari
penerbitan saham dan obligasi akan diklasifikasikan sebagai aktivitas
pendanaan. Contoh lainnya adalah pembayaran untuk saham yang
diperoleh kembali (saham treasuri) atau untuk melunasi obligasi dan
pembayaran dividen juga diklasifikasikan sebagai aktivitas
pendanaan.
Sifat aktivitas pendanaan adalah sama, apapun jenis industrinya,
tetapi aktivitas operasi dan aktivitas investasi berbeda untuk masing-
masing jenis industri. Sebagai contoh, aktivitas operasi dan investasi
dari sebuah jaringan supermaket sangat berbeda dibandingkan
dengan perusahaan penjual pasir dan batu kerikil. Tetapi proses
peminjaman uang, penjualan saham, pembayaran dividen kas dan
pembayaran pinjaman adalah hampir sama bagi kedua jenis
perusahaan tersebut.
2.1.1.7 Pemakai Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan komoditi yang bermanfaat dan dibutuhkan
masyarakat, karena dapat memberikan informasi yang dibutuhkan para
pemakainya dalam dunia bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan. Dengan
22
membaca laporan keuangan dengan tepat, seseorang dapat melakukan tindakan
ekonomi menyangkut lembaga perusahaan yang dilaporkan dan diharapkan akan
menghasilkan keuntungan baginya.
Harahap (2007:120-124), para pemakai laporan keuangan beserta
kegunaannya dapat dilihat sebagai berikut :
1. Pemegang Saham
Pemegang saham ingin mengetahui kondisi keuangan perusahaan, aset,
utang, modal, hasil, biaya, dan laba. Pemegang saham ingin melihat prestasi
perusahaan dalam pengelolaan manajemen yang diberikan amanah, ingin
mengetahui jumlah deviden yang diterima, jumlah pendapatan per saham,
jumlah laba yang ditahan, dan ingin mengetahui perkembangan perusahaan
dari waktu ke waktu, perbandingan dengan usaha sejenis, dan perusahaan
lainnya.
2. Investor
Investor ingin melihat kemungkinan potensi keuntungan yang akan
diperoleh dari perusahaan yang dilaporkan.
3. Analis Pasar Modal
Analis pasar modal ingin mengetahui nilai perusahaan, kekuatan dan posisi
keuangan perusahaan.
23
4. Manajer
Manajer ingin mengetahui situasi ekonomis perusahaan yang dipimpinnya.
Seorang manajer selalu dihadapkan kepada seribu satu masalah yang
memerlukan keputusan cepat dan setiap saat. Untuk sampai pada keputusan
yang tepat, ia harus mengetahui selengkap-lengkapnya kondisi keuangan
perusahaan baik posisi semua pos neraca, laba/rugi, likuiditas, rentabilitas,
solvabilitasdan laba kotor.
5. Karyawan dan Serikat Pekerja
Karyawan perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan untuk
menetapkan apakah ia masih terus bekerja atau pindah dan untuk bisa
menilai apakah penghasilan yang diterimanya adil atau tidak.
6. Instansi Pajak
Instansi pajak dapat menggunakan laporan keuangan sebagai dasar untuk
menentukan kebenaran perhitungan pajak, pembayaran pajak, pemotongan
pajak, restitusi, dan juga dasar untuk penindakan.
7. Pemberi Dana (Kreditur)
Sama dengan pemegang saham, investor, lender seperti bank, investment
fund, perusahaan leasing, juga ingin mengetahui informasi tentang situasi
dan kondisi perusahaan baik yang sudah diberi pinjaman maupun yang akan
diberi pinjaman.
24
8. Supplier
Laporan keuangan bisa menjadi informasi untuk mengetahui apakah
perusahaan layak untuk diberikan fasilitas kredit, seberapa lama akan
diberikan, dan sejauh mana potensi resiko yang dimiliki perusahaan.
9. Pemerintah atau Lembaga Pengatur Resmi
Pemerintah ingin mengetahui apakah perusahaan telah mengikuti peraturan
yang telah ditetapkan.
10. Langganan atau Lembaga Konsumen
Dengan konsep ekonomi pasar dan ekonomi persaingan, konsumen sangat
diuntungkan. Konsumen berhak mendapat layanan memuaskan dengan
harga equilibrium, dalam kondisi ini konsumen terlindungi dari
kemungkinan praktik yang merugikan baik dari segi kualitas, kuantitas,
harga dan lain sebagainya.
11. Lembaga Swadaya Masyarakat
Lembaga Swadaya Masyarakat membutuhkan laporan keuangan untuk
menilai sejauhmana perusahaan merugikan pihak tertentu yang
dilindunginya.
12. Peneliti/Akademisi/Lembaga Peringkat
Bagi peneliti maupun akademisi laporan keuangan sangat penting, sebagai
data primer dalam melakukan penelitian terhadap topik tertentu yang
berkaitan dengan laporan keuangan atau perusahaan.
25
2.1.1.8 Analisis Laporan Keuangan
Prastowo dan Juliaty (2002:24), analisis laporan keuangan merupakan
suatu proses analisis terhadap laporan keuangan, dengan tujuan untuk
memberikan tambahan informasi kepada para pemakai laporan keuangan untuk
pengambilan keputusan ekonomi, sehingga kualitas keputusan yang diambil akan
menjadi lebih baik.
Munawir (2007:36), ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap
penganalisa laporan keuangan, yaitu analisis horizontal dan analisis vertikal.
Analisis horizontal adalah analisis dengan mengadakan pembandingan laporan
keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui
perkembangannya. Metode horizontal ini disebut pula sebagai metode analisis
dinamis. Analisis vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya
meliputi satu atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos
yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga
hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja.
Analisis vertikal ini disebut juga sebagai metode analisis yang statis karena
kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk periode itu saja tanpa mengetahui
perkembangannya.
Bernstein (1983) dalam Harahap (2007:18), analisis laporan keuangan
dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
26
1. Screening
Analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi
perusahaan dari laporan keuangan tanpa pergi langsung ke lapangan.
2. Understanding
Memahami perusahaan, kondisi keuangan, dan hasil usahanya.
3. Forecasting
Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa
yang akan datang.
4. Diagnosis
Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah
yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain
dalam perusahaan.
5. Evaluation
Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola
perusahaan.
2.1.1.9 Teknik Analisis Laporan Keuangan
Harahap (2007:209), kegiatan yang selalu lazim dilakukan dalam analisis
laporan keuangan dari berbagai teknik yang akan dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Menghitung rasio, indeks, perbedaan, kenaikan, penurunan, atau persentase.
2. Membandingkan laporan keuangan baik dengan menggambarkannya,
membuat indeks, membuat angka asli. Angka ini dibandingkan dengan :
27
periode sebelumnya, perusahaan sejenis, industrial norm (rasio rata-rata
industri).
3. Menilai angka-angka : kenaikan, perbedaan dengan lainnya, penurunan atau
rasio lainnya.
4. Menganalisis hubungan satu sama lain atau mencari kemungkinan penyebab
persoalan yang menyebabkan perbedaan penurunan/kenaikan.
5. Menghubungkan antara satu data dengan data lain baik antara data
kuantitatif dengan data kualitatif misalnya antara kenaikan penjualan dengan
kenaikan biaya. Antara data kuantitatif dengan data kualitatif misalnya
antara angka penjualan dengan kondisi ekonomi nasional.
6. Menggunakan model atau rumus-rumus tertentu dengan menggunakan
metode interpelasi, mengujinya sekaligus melihat hasilnya dan
membandingkannya dengan kenyataan yang terjadi.
2.1.1.10 Rasio Keuangan
1. Pengertian Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan suatu bentuk rumusan matamatis yang
menunjukkan hubungan diantara angka-angka tertentu. Dalam analisis
keuangan angka-angka berasal dari data-data keuangan, analisis rasio
mampu menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang bersangkutan
sehingga dapat digunakan untuk menilai kondisi keuangan.
Margaretha (2005;17), rasio adalah perbandingan unsur-unsur atau
elemen-elemen atau pos-pos dari laporan keuangan.
28
Harahap (2006:297), rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari
hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang
mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.
Fraser dan Ormiston (2008:346), rasio keuangan adalah perhitungan
yang dilakukan untuk menstandarisasikan, menganalisis, dan membandingk-
an data keuangan yang dinyatakan hubungan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan
merupakan angka yang diperoleh dari suatu pos laporan keuangan dengan pos
lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan perhitungan yang
dilakukan untuk menstandarisasikan, menganalisis dan membandingkan data
keuangan dari hubungan tersebut.
2. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Fraser dan Ormiston (2008:21), mengatakan rasio keuangan terdiri dari
empat rasio, yaitu:
1) Rasio Likuiditas
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan kas ketika kebutuhan tersebut meningkat atau menunjukkan
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban financial yang berjangka
pendek tepat pada waktunya. Ada dua rasio yang digunakan dalam rasio
ini, yaitu:
a. Current Ratio, yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang
harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar.
29
b. Cash Ratio,yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar utang
jangka pendek dengan diuangkan.
2) Rasio Solvabilitas
Rasio yang mengukur sejauh mana pendanaan perusahaan dengan
hutang relative terhadap ekuitas dan kemampuan untuk membayar
bunga dan beban tetap lainnya atau menunjukkan kapasitas perusahaan
untuk memenuhi kewajiban baik itu jangka pendek maupun jangka
panjang. Ada dua rasio yang digunakan dalam rasio ini, yaitu:
a. Total debt to total assets, yaitu rasio yang digunakan untuk
menunjukkan berapa total aktiva yang disediakan untuk menjamin
hutang perusahaan.
b. Total debt to equity ratio, yaitu rasio yang digunakan untuk
menggambarkan sejauh mana modal pemilik dapat menutupi
hutang-hutang kepada pihak luar. semakin kecil rasio ini maka
semakin baik.
3) Rasio Aktivitas
Rasio yang mengukur likuiditas aktiva tertentu dan efisensi dalam
mengelola aktiva atau menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan
dalam menggunakan assets untuk memperoleh pinjaman. Ada dua rasio
yang digunakan dalam rasio ini, yaitu:
a. Total Assets Turnover (ATO), yaitu rasio antara penjualan
terhadap jumlah harta keseluruhan.
30
b. Fixed Asset Turnover, yaitu mengukur tingkat penggunaan
harta tetap dinyatakan dalam rasio antara penjualan bersih terhadap
harta tetap bersih (setelah dikurangi akumulasi penyusutan).
4) Rasio Profitabilitas
Rasio yang mengukur kinerja keseluruhan sebuah perusahaan dan
efisiensinya dalam mengelola aktiva, kewajiban dan ekuitas atau dapat
mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba
baik hubungannya dengan penjualan, assets maupun laba bagi modal
sendiri. Ada empat rasio yang digunakan dalam rasio ini, yaitu:
a. Net Profit Margin (NPM), yaitu digunakan untuk mengukur
besarnya laba bersih yang dicapai dari sejumlah penjualan tertentu.
b. Gross Profit Margin (GPM), yaitu rasio ini digunakan untuk
mengukur berapa besar laba kotor yang dihasilkan dibanding
dengan total nilai penjualan bersih.
c. Return On Assets (ROA), yaitu kemampuan manajemen perusahaan
dalam mengelola aktiva yang dikuasai untuk menghasilkan berbagai
pendapatan atau laba.
d. Return On Equity (ROE), yaitu kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan net income (laba bersih sebelum pajak) ditinjau dari
sudut modal yan dimiliki perusahaan.
31
2.1.2 Kinerja Keuangan Perusahaan
2.1.2.1 Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi yang dicapai oleh
perusahaan pada saat tertentu dengan menggunakan perhitungan berdasarkan
tolak ukur analisis rasio yang didasarkan pada laporan keuangan. Pengukuran
kinerja sangat penting dilakukan dengan tujuannya untuk menilai efektivitas dan
efesiensi perusahaan.
Kinerja keuangan merupakan hasil nyata yang dicapai suatu badan usaha
dalam suatu periode tertentu yang dapat mencerminkan tingkat kesehatan
keuangan badan usaha tertentu dan dipergunakan untuk menunjukkan dicapainya
hasil yang positif.
Pihak-pihak yang berkepentingan dalam evaluasi kinerja keuangan
perusahaan adalah pemilik perusahaan tentunya, dalam hal ini ialah invesror,
para manajer, kreditor, pemerintah dan masyarakat. Mereka inilah yang akan
menilai perusahaan dengan ukuran-ukuran tertentu sesuai dengan tujuannya.
Muchlis (2000:44), kinerja keuangan adalah prestasi keuangan yang
tergambar dalam laporan keuangan perusahaan yaitu neraca rugi-laba dan kinerja
keuangan menggambarkan usaha perusahaan (operation income).Profitability
suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan keuntungan yang
diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan asset yang digunakan
untukmenghasilkan keuntungan.
32
Secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan adalah
prestasiyang dapat dicapai oleh perusahaan dibidang keuangan dalam suatu
periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan. Disisi lain
kinerja keuangan menggambarkan kekuatan struktur keuangan suatu perusahaan
dan sejauh mana asset yang tersedia, perusahaan sanggup meraih keuntungan.
Hal ini berkaitan erat dengan kemampuan manajemen dalam mengelola sumber
dayayang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien.
Mulyadi(1997:419),kinerja keuangan adalah penentuan secara periodic
efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya
berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Karena
organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka penilaian kinerja
sesungguhnya merupakan penilaian atas prilaku manusia dalam melaksanakan
peran yang mereka mainkan dalam organisasi. Sedangkan pengertian kinerja
keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur
keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba.
Dalam mengukur kinerja perusahaan perlu dikaitkan antara organisasi
perusahaan dengan pusat pertanggungjawaban. Dalam melihat organisasi
perusahaan dapat diketahui besarnya tanggungjawab manajer yang diwujudkan
dalam bentuk prestasi kerja keuangan. Namun demikian mengatur besarnya
tanggungjawab sekaligus mengukur prestasi keuangan tidaklah mudah sebab ada
yang dapat diukur dengan mudah dan ada pula yang sukar untuk diukur.
33
Tampubolon (2005:20), pengertian kinerja yaitu: Pengukuran kinerja
perusahaan yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan
manajemen karena menyangkut pemanfaatan modal, efisiensi dan rentabilitas
dari kegiatan perusahaan. Kinerja keuangan yaitu alat untuk mengukur prestasi
kerja keuangan perusahaan melalui struktur permodalannya. Penilaian kinerja
perusahaan harus diketahui output maupun inputnya. Output adalah hasil dari
suatu kinerja karyawan atau perusahaan, sedangkan input adalah keterampilan
atau alat yang digunakan untuk mendapatkan hasil tersebut.
Dari definisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan
adalah suatu hasil yang dicapai oleh suatu perusahaan dalam mengelola sumber
daya yang ada dalam perusahaan secara efektif dan efisien dengan tujuan dapat
memotivasi karyawan yang ada dalam perusahaan tersebut untuk mencapai
sasaran dan mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar
membuahkan hasil yang diinginkan oleh perusahaan.
2.1.2.2 Tujuan Kinerja Keuangan
Munawir (2002:31), tujuan kinerja Keuangan adalah mengetahui
likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan stabilitas dalam membayar kewajibannya.
Adapun tujuan pengukuran kinerja antara lain:
1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas yaitu kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.
34
2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas yaitu menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya, apabila perusahaan
tersebut dilikuiditas baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas yaitu menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk mendapatkan laba selama periode tertentu.
4. Untuk mengetahui stabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan
usahanya dengan stabil yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan
perusahaan untuk membayar cicilan secara teratur kepada pemegang saham
tanpa mengalami hambatan.
2.1.2.3 Pengukuran Kinerja Keuangan
Sartono (2001:111), bahwa alat analisis kinerja yang selama ini banyak
digunakan antara lain adalah rasio keuangan, rasio metode radar, balanced
scorecard dan Economic Value Added. Pada pengukuran kinerja dengan
menggunakan rasio keuangan, tolok ukur yang digunakan antara lain yaitu:
pertama rasio profitabilitas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio likuiditas.
Namun penggunaan konsep tersebut belum dapat memuaskan keinginan pihak
manajemen khususnya bagi penyandang dana (investor).
Dalam penelitian ini penilaian kinerja perusahaan dilakukan dengan
menggunakan analisis laporan keuangan, hal tersebut didasarkan atas
pertimbangan bahwa dengan melakukan analisis laporan keuangan mampu
memberikan input (informasi) yang dipakai dalam rangka pengambilan
keputusan secara lebih lengkap. Melalui analisis laporan keuangan dapat
35
dilakukan penilaian atas kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya, tingkat efektivitas penggunaan asset perusahaan, kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang, kemampuan untuk
menghasilkan laba dan perkembangan nilai perusahaan.
Pengukuran kinerja keuangan dengan menggunakan konsep balanced
scorecard, tolok ukur yang digunakan ada empat perspektif yaitu perspektif
keuangan, pelanggan, proses internal bisnis serta belajar dan berkembang.
Namun proses balanced scorecard tidak memasukkan unsur biaya modal,
dimana biaya modal menunjukkan besarnya kompensasi yang dituntut oleh
investor atas modal yang diinvestasikan.
Cascio (2003:336-337), pengukuran kinerja keuangan adalah sebagai
berikut:
1. Relevan (relevance)
Relevan mempunyai makna terdapat kaitan yang erat antara standar untuk
pekerjaan tertentu dengan tujuan organisasi, dan terdapat keterkaitan yang
jelas antara elemen-elemen kritis suatu pekerjaan yang telah diidentifikasi
melalui analisis jabatan dengan dimensi-dimensi yang akan dinilai dalam
form penilaian.
2. Sensitivitas (sensitivity)
Sensitivitas berarti adanya kemampuan sistem penilaian kinerja dalam
membedakan pegawai yang efektif dan pegawai yang tidak efektif.
36
3. Reliabilitas (reliability)
Reliabilitas dalam konteks ini berarti konsistensi penilaian. Dengan kata lain
sekalipun instrumen tersebut digunakan oleh dua orang yang berbeda dalam
menilai seorang pegawai, hasil penilaiannya akan cenderung sama.
4. Akseptabilitas (acceptability)
Akseptabilitas berarti bahwa pengukuran kinerja yang dirancang dapat
diterima oleh pihak-pihak yang menggunakannya.
5. Praktis (practicality)
Praktis berarti bahwa instrumen penilaian yang disepakati mudah
dimenegerti oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses penilaian tersebut.
2.1.2.4 Peranan Penilaian Kinerja Keuangan
Munawir (2002:3), penilaian kinerja keuangan mempunyai beberapa
peranan bagi perusahaan, yaitu meliputi:
1. Dapat mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan yang telah dilakukan
oleh perusahaan.
2. Untuk menentukan atau mengukur efisiensi setiap bagian, proses atau
produksi serta untuk menentukan derajat keuntungan yang dapat dicapai oleh
perusahaan yang bersangkutan.
3. Untuk menilai dan mengukur hasil kerja pada tiap-tiap bagian individu yang
telah diberikan wewenang dan tanggung jawab.
4. Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur
yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.
37
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti-
peneliti sebelumnya dengan variabel yang sama dengan peneliti sekarang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti
Thn
Judul Persamaan
Perbedaan
Hasil penelitian
1 Praytino
(2010)
Peranan
Analisa
Laporan
Keuangan
dalam
Mengukur
Kinerja
Keuangan
Perusahaan
(Studi
Kasus pada
PT. X)
Laporan
keuangan
dan kinerja
keuangan
perusahaan.
.
Kinerja keuangan
perusahaan menunjukk
an ketidakseimbangan
antara pendapatan dan
biaya serta pengeluara
n keuangan hal ini
menyebabkan
terjadinya fluktuasi
pada pos-pos laba rugi
mengalami kenaikan
untuk setiap tahunnya,
dan diimbangi oleh
naiknya biaya
produksi, untuk laba
bersih sebelum pajak
mengalami penurunan
dari tahun 2 ke tahun 1
38
sebesar 13%,
sedangkan untuk tahun
3 terjadi kenaikan
dibandingkan dengan
tahun Sebelumnya
sebesar 54%.
2 Silvani
Inanda
(2007)
Analisa
Laporan
Keuangan
sebagai alat
penilaian
Kinerja
Keuangan
PT.
Pertamina
Ep.
area rantau
Aceh –
Tamiang
Laporan
keuangan
dan kinerja
keuangan
Dari penelitian yang
telah penulis lakukan
ternyata diketahui
bahwa kinerja
keuangan PT.
PERTAMINA EP.
Area Rantau Aceh
Tamiang dari Tahun
2003 dan Tahun 2004,
nilai kinerja Keuanga
n yang paling baik
terjadi pada tahun
2004 sebesar 59,50
atau 85% dari total
skor, sedangkan
kinerja keuangan pada
tahun 2003, yaitu
sebesar 50,35 atau
72% dari total skor.
3 Nana
Rubianti
Analisis
laporan
Laporan
keuangan
Kinerja
perusahaan
Dari hasil analisa
terhadap data-data
39
(2013)
keuangan
untuk
menilai
kinerja
perusahaan
pada
PT.
Admiral
Lines
Cabang
Tanjung
Pinang
yang laporan dan
rasio likuiditas
perusahaan diatas
200%. Sedangkan
Pada rasio
aktivitas, kinerja
perusahaan kurang
baik karena menurun
setiap tahunnya
sebesar 2%. Kinerja
dalam hal penagiha
n piutang masih
kurang baik, dilihat
dari hasil analisa
menurun dari tahun
2009 sampai 2001
sebesar 5%. Rasio
profitabilitas Tetap
setiap tahunnya yaitu
11%, kinerja perusah
aan tetap harus
ditingkatkan apabila
perusahaan ingin terus
bertahan dan meningk
atkan keuntungan
usaha perusahaan.
40
2.3 Kerangka Pemikiran Konseptual
Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-
gejala yang menjadi obyek dalam penelitian ini. Kerangka berpikir ini adalah
kerangka model konseptual yang dibuat atau didesain untuk memberikan
gambaran penelitian yang akan dilakukan yaitu mengenai analisis laporan
keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan penjelasan
diatas, maka dapat digambarkan kerangka berpikir konseptual dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Konseptual
Laporan Keuangan
Kinerja Keuangan Perusahaan
Likuiditas Solvabilitas Aktivitas Profitabilitas
Baik Sangat Baik Kurang Baik
Arus Kas Perubahan Modal Laba Rugi Neraca
Rasio
41
Dari kerangka pemikiran diatas dapat dijelaskan bahwa dari laporan
keuangan yang terdiri dari neraca, laba rugi, perubahan modal dan arus kas akan
dianalisis dengan mengunakan rasio keuangan yang terdiri dari empat rasio yaitu
: Rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas, untuk mengetahui
kinerja keuangan perusahaan pada akhir tahun dalam Leader Supermarket
apakah kinerja keuangannya meningkat, berfluktuasi atau menurun.
42
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yang berrsifat
kuantitatif dan kualitarif karena penelitian ini berkaitan dengan angka serta objek
penelitian yaitu pada perusahaan dengan kurun waktu tertentu dengan
mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan perusahaan dan
disesuaikan dengan tujuan penelitian.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan obyek yang hendak diteliti, dianalisis
dan disimpulkan agar kesimpulan tersebut benar-benar mewakili. Dengan
demikian keseluruhan dari kelompok di daerah atau di tempat tertentu yang
akan dijadikan obyek dari suatu penelitian akan mendapatkan kesimpulan dari
penelitian yang dimaksud sehingga di jadikan bahan atau referensi dalam
meenghadapi masalah yang akan dikaji tersebut.
Arikunto (2002:130), yang memberikan pengertian populasi adalah
keseluruhan obyek penelitian. Sedangkan Riduwan (2008:55), mengatakan
populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit pengukuran yang
menjadi obyek peneliti.
43
Populasi dalam penelitian ini adalahdata aktual pada Perusahaan
Leader Supermarket.
3.2.2 Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diteliti, namun semua
elemen dalam populasi memiliki kesempatan menjadi perwakilan dari
populasi yang ada. Riyanto (1996:52), memandang sampel sebagai bagian
dari populasi. Selanjutnya Hasan (2005:90), sampel adalah bentuk sampling
random yang populasinya menjadi kelompok dengan menggunakan aturan-
aturan tertentu, dengan cara pengambilan sampel diambil dari kelompok yang
terpilih. Sejalan dengan pandangan diatas mengatakan bahwa sampel adalah
bagian dari populasi yang mempuyai ciri- ciri atau keadaan tertentu yang akan
diteliti.
Berdasarkan populasi di atas maka sampel yang peneliti ambil untuk
mewakili populasi tersebut adalah laporan keuangan Perusahaan Leader
Supermarket untuk Tahun2010-2012.
3.3 Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel laporan
keuangan (X) dan variabel kinerja keuangan perusahaan (Y). Berikut definisi dari
kedua variabel tersebut:
44
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Skala
Laporan keuangan
(X)
Munawir (2007:2), laporan keuangan adalah
hasil dari proses akuntansi yang digunakan
sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pih
ak yang berkepentingan terhadap data atau
aktivitas perusahaan.
Rasio
Kinerja keuangan
Perusahaan
(Y)
Muchlis (2000:44), kinerja keuangan adalah
prestasi keuangan yang tergambar dalam
laporan keuangan perusahaan yaitu neraca rugi-
laba dan kinerja keuangan menggambarkan usa
ha perusahaan (operation income).
Rasio
3.4 Jenis dan Sumber Data
3.4.1 Jenis Data
Arikunto (2002:96), data adalah segala fakta dan angka yang dapat
dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Jenis data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data yang bersifat kualitatif dan
data yang bersifat kuantitatif.
45
1. Data Kualitatif
Suriyono (2003:13), data kualitatif adalah data yang berbentuk kata,
kalimat, skema, dan gambar.
2. Data kuantitatif
Suriyono (2003:13),data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka,
atau data kualitatif yang dibuat dalam bentuk angka.
3.4.2 Sumber Data
Cooper dan Emory (1997:256), ada dua macam sumber data, yaitu :
1. Data Primer
Data yang berasal dari sumber secara langsung, tanpa melalui media
perantara.
2. Data Sekunder
Data yang telah tersedia di obyek penelitian seperti laporan keuangan dan
sumber lain yang dapat mempermudah peneliti dalam mengumpulkan
data.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat dan valid dalam suatu penelitian
membutuhkan teknik-teknik yang relavan dengan obyek penelitian yang ingin
diteliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu :
46
1. Wawancara (Interview)
Teknik interview dilakukan dengan jalan mengadakan wawancara secara
langsung dengan pimpinan perusahaan, kepala bagian produksi dan sejumlah
personil yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.
2. Pengamatan (Observasi)
Anas sudjiono (2001:76), observasi adalah cara menghimpun bahan
keterangan atau data yang dilakukan dengan menggunakan pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang di jadikan
sasaran pengamatan.
3. Dokumen (Dokumentasi)
Arikunto(2002:158), metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dimana
peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,
dokumen, peraturan - peraturan, dan sebagainya. Metode ini digunakan
untuk memperoleh data dari laporan keuangan suatu perusahan.
3.6 Teknik Analisis Data
Penelitian kali ini menggunakan teknik analisis deskriptif, artinya data
yang diperoleh di lapangan diolah sedemikian rupa sehingga memberikan data
yang sistematis, aktual dan akurat mengenai permasalahan yang diteliti. Teknik
analisis deskriptif yang digunakan untuk menganalisis data yaitu dengan
menggunakan rasio yang terdiri dari:
47
1. Rasio likuiditas
Adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Rasio yang digunakan dalam
rasio likuiditas ini ada tiga, yaitu:
a. ���������� = �����������
������������× 100%
b. ������ = �!"#����$%�&����
������������x100%%
2. Rasio solvabilitas
Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio yang digunakan
dalam rasio ini ada tiga rasio, yaitu:
a. RasioTotalHutangThdpTotalAset =9:��; %<�=�>��
9:��; �����x100%
b. ���TotalHutangTrhdpTotalModal =9:��; %<�=�>��
9:��;AB����!x100%
3. Rasio Aktivitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas pemanfaatan
sumberdaya perusahaan. Rasio yang digunakan dalam rasio ini ada empat
rasio, yaitu:
c. C��D����E��FGH�I =J%�=��;��
KLMNOPQMRSN
d. PerputaranAktivaTetap = J%�=��;��
�����9%��W
48
4. Rasio Profitabilitas
Rasio ini mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang
ditunjukan besar kecilnya tingkat keuntungan yang di peroleh dalam
hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Rasio yang digunakan ada
lima rasio, yaitu:
a. X����C��Y�Z�[� =��>� :�:�
J%�=��;��x100%
b. \��C��Y�Z�[� =��>�$%�!�&
J%�=��;��x100%
c. ������]�G����� =��>�$%�!�&
9:��; !!%�x100%
d. ������]�^_��` =��>�$%�!�&
9:��;a:b�;x100%
49
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1 Lokasi Penelitian
Peneliti melakukan penelitian di perusahaan Leader Supermarket yang
berlokasi di Rua Aveninda Martires Da Patria Comoro Dili, Timor-Leste.
4.1.2 Sejarah Perusahaan Leader Supermarket
Leader Supermarket adalah perusahaan yang bergerak sebagai
pengecer (Supermarket). Leader Supermarket dulunya adalah milik Mr. Tony
Jape, karena dalam pengelolaan manajemen mengalami banyak kendala dan
diperkirakan oleh Mr. Tony Jape perkembangannya akan tersendat-sendat
maka pada bulan April tahun 2005 Mr. Tony Jape menawarkan Leader
Supermarket kepada Mr. Foo Hau Kiun. Sebagai pengusaha lokal yang sudah
tahu banyak karakter masyarakat Timor-Leste dan mampu membaca peluang
bisnis yang ada maka pada bulan Juni 2005 Mr. Foo Hau Kiun resmi membeli
Leader Supermarket.
Sebagai pemilik baru Mr. Foo Hau Kiun melakukan perubahan
manajemen yang sebelumnya manajemen lama yang hanya terfokus pada
sistem administrasi secara manual, maka diganti dengan sistem administrasi
komputerisasi yang integrated, membuka jalur hubungan dengan supplier
50
seluas-luasnya, yaitu dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Cina, Australia dan
Portugal.
4.1.3 Visi Dan Misi Perusahaan Leader Supermarket
1. Visi
Visi dari perusahaan Leader Supermarket adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan manajemen perusahaan secara professional.
2. Didukung dengan sumber daya manusia yang handal.
3. Memberi kualitas ketepatan waktu dalam pelaksanaan pekerjaan.
4. Menciptakan lapangan kerja baru.
5. Siap menghadapi era globalisasi.
2. Misi
Misi dari perusahaan Leader Supermarket adalah sebagai berikut:
1. Mengikuti pelelangan sesuai ketentuan dan peraturan perundang-
undangan.
2. Melaksanakan pekerjaan sesuai persyaratan pelelangan dengan
kualitas yang baik dan waktu yang ditentukan.
3. Meningkatkan kinerja perusahaan dan perorangan sesuai sistem
manajemen mutu.
4.1.4 Struktur Perusahaan Leader Supermarket
Salah satu cara untuk mencapai kemampuan mengelola suatu
perusahaan yang baik adalah menentukan struktur formal organisai. Adanya
struktur organisasi yang jelas akan memudahkan para anggota organisasi
51
melihat bagaimana organisasi disusun, sehingga masing-masing mengetahui
tugasnya secara jelas, serta jika terdapat persoalan yang ingin dipecahkan
penyelesaiannya lebih mudah didapat. Berikut ini adalah gambar struktur
organisasi perusahaan Leader Supermarket:
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Leader Supermarket
Direktur
Personel And
Legal
Manager
General Manager
Perijinan
Ware
House
Manager
Supermarket
Manager
Whole Sale
Manager
Tax Import Administrasi
Finance And Accounting
Manager
Admnistrasi
Gudang
Pramuniaga
Gudang Bond
Store
Gudang
whole Store
Kasir
Admnistrasi
Akuntansi
Adm Hutang
Piutang
Pengisian
Rak
Penerimaan
Barang
Pengeluaran
Barang
Penataan
di Rak
52
4.1.5 Tugas dan Tanggung Jawab Struktur Perusahaan Leader Supermarket
Struktur sebuah organisasi harus dibuat dan dipelihara, yaitu struktur
tentang berbagai peran yang harus dijalankan oleh orang-orang yang harus
bekerja sama dalam melaksanakan semua rencana dan mencapai sasaran yang
ditentukan. Dalam struktur formal ditetapkan tingkat-tingkat wewenang dan
tanggungjawab, yang merupakan mekanisme yang mengaitkan tugas, jabatan
dan cara pengoperasian.
Deskripsi jabatan dan pekerjaan sangat diperlukan dalam rangka bisa
mengidentifikasikan pekerjaan-pekerjaan kunci, tujuan jabatan yang juga
merupakan tanggungjawab pekerja, dan kegiatan-kegiatan apa yang akan
dilakukan sesuai dengan tujuan jabatannya. Manajemen organisasi Leader
Supermarket dipimpin oleh seorang direktur dan dibantu oleh general manajer
yang membawahi beberapa manajer dalam fungsi dan tugasnya masing-
masing.
Berdasarkan struktur yang disusun secara sistematis diatas, maka tugas
dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam struktur organisasi adalah
sebagai berikut:
1. Direktur
Tugasnya adalah memimpin perusahaan dan bertanggungjawab
meningkatkan kekayaan pemegang saham.
53
2. General Manager
Tugasnya adalah melakukan perencanaan, pengkoordinasian dan
pengarahan serta pengawasan kegiatan keuangan perusahaan, kegiatan
supermarket, stabilitas stock baik di bond store maupun di ware house
dan pemasaran, serta mewakili perusahaan dilingkungan eksternal.
Sehingga pemangku jabatan ini bertanggungjawab penuh terhadap
kelancaran operasional perusahaan.
3. Finance and Accounting Manager
Tugasnya adalah mengkoordinasikan kegiatan keuangan perusahaan dan
pengawasan serta pencatatan atas kegiatan keuangan.
4. Purchase Manager
Tugasnya adalah merencanakan pembelian barang-barang dari supplier
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati berdasarkan permintaan
bagian gudang dan bagian penjualan.
5. Ware House Manager
Tugasnya adalah mengkoordinir staff untuk melayani order dari
supermarket maupun dari pihak ektern, mengatur penerimaan barang dan
pengeluaran barang, menjaga stabilitas stock yang berada di ware house
secara kuantitas dan menjaga kualitas barang baik yang mempunyai
jangka waktu penggunaan maupun tidak.
54
6. Supermarket Manager
Tugasnya adalah menjaga satabilitas stock barang yang berada di rak,
mengkoordinir staff pramuniaga, bagian pengisian barang dirak, menjaga
suasana kenyamanan customer berbelanja baik pada saat mencari barang
yang diinginkan maupun pada saat melakukan pembayaran di kasir
sampai pelayanan mengantar barang sampai dalam kendaraan customer.
7. Personel and Legal Manager
Tugasnya adalah melakukan pengkoordinasian, pengarahan, pengawasan
atas pelaksanan kegiatan personalia, pekerjaan umum perusahaan yang
menunjang tercapainya tujuan perusahaan.
4.1.6 Sumber Daya Manusia
Tenaga kerja merupakan bagian yang terpenting dari keseluruhan
kegiatan perusahaan yang dijalankan tahap demi tahap. Leader Supermarket
dalam menentukan tenaga kerja dibutuhkan yang mempunyai ketrampilan,
ketelitian dan kedisiplinan.
Tenaga kerja sebagian besar menggunakan tenaga kerja lokal yang
sudah berpengalaman terutama bagian di took dan minimum berpendidikan
setingkat SMA sebagai pramuniaga, untuk bagian administrasi minimum
berpendidikan setingkat SMA yang mempunyai sertifikat ketrampilan khusus
yaitu komputer dan setidaknya cukup mengerti pembukuan. Dengan tetap
menjaga mutu pelayanan kepada customer dengan menunjukkan
profesionalisme kerja yang tinggi, Leader Supermarket ingin berpartisipasi
55
dalam program pemerintah untuk memaksimalkan penggunaan tenaga kerja
lokal. Tenaga kerja yang ada di Leader Supermarket adalah untuk jabatan
Finance Dan Accounting Manager Mr. Sukani yang cukup lama
berkecimpung dalam bidangnya dan jabatan Ware House Manager Mr. Rully.
Tenaga kerja lokal sampai saat ini berjumlah sebanyak 96 orang
dengan jam kerja sebagai berikut:
Senin s/d jum’at jam kerja 08.30 – 17.00
Sabtu jam kerja 08.30 – 12.30
4.1.7 Supplier Pendukung
Leader Supermarket merupakan perusahaan distributor dan sekaligus
juga sebagai Supermarket di Dili dan berpengalaman dalam pengadaan
barang-barang impor karena didukung oleh para supplier luar negeri seperti:
1. Indonesia
2. Australia
3. Singapura
4. Cina
5. Malaysia
6. Portugal
4.1.8 Klasifikasi Karyawan Pada Perusahaan Leader Supermarket
4.1.8.1 Klasifikasi Karyawan Menurut Jenis Kelamin
Jumlah Karyawan yang ada pada Perusahaan Leader Supermarket
sebanyak 124 orang dengan perincian sebagai berikut; pria sebanyak 80
orang dan wanita sebanyak 44 orang. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
56
Tabel 4.1
Klasifikasi Karyawan Menurut Jenis Kelamin
No. Jenis kelamin Jumlah Presentase
1. Pria 80 64%
2. Wanita 44 36%
Total 124 100%
Sumber Leader Supermarket
Dari tabel diatas dapat menunjukkan bahwa karyawan pada
Perusahaan Leader Supermarket, pria sebanyak 80 orang dengan presentase
64% dan wanita sebanyak 44 orang dengan presentase 36%. Hasil
penelitian menujukkan karyawan di dominasi oleh pria sebayak 80 orang
dengan tingkat presentase sebesar 64%. Hal ini menunjukkan bahwa
pekerjaan di Leader Supermarket lebih banyak membutuhkan pria karena
tergolong pekerjaan berat.
4.1.8.2 Klasifikasi Karyawan Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor untuk menentukan
berhasil tidaknya suatu perusahaan. Perusahaan memiliki karyawan-
karyawan yang mempunyai kemampuan yang baik maka harapan
perusahaan akan tercapai.
Jumlah karyawan yang ada pada perusahaan Leader Supermarket
dengan tingkat pendidikan berkisar antara SD sampai dengan
Universitas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
57
Tabel 4.2
Klasifikasi Karyawan Menurut Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase
1. Sarjana 7 6%
2. Diploma 2 2%
3. SMA 80 64%
4. SMP 26 21%
5. SD 9 7%
Total 124 100%
Sumber data Leader Supermarket
Dari tabel diatas menunjukan bahwa tingkat pendidikan karyawan
pada perusahaan Leader Supermarket yang tertinggi adalah SMA
sebanyak 80 orang dengan presentase 64%, SMP sebanyak 26 orang
dengan presentase 21%, SD sebanyak 9 orang dengan presentase 7%,
Sarjana sebanyak 7 orang dengan presentase 6% dan Diploma sebanyak
2 orang dengan presentase 2%. Total karyawan sebanyak 124 orang dan
tingkat pendidikan di dominasi oleh SMA sebanyak 80 orang dengan
presentase sebesar 64%.
58
4.2 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Leader Supermarket
4.2.1 Laporan Laba Rugi Leader Supermarket
Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang dibuat secara
sistematis berisikan gambaran singkat tentang penghasilan-penghasilan dan
beban dalam periode tertentu dari suatu perusahaan. Laporan ini menunjukkan
laba yang di peroleh perusahaan setiap tahunnya. Perusahaan Leader
Supermarket dalam melakukan kegiatan perdagangannya juga membuat
laporan keuangan laba rugi setiap tahunnya, untuk mengetahui laba yang
diperoleh perusahaan. Untuk mengetahui laporan laba rugi perusahaan Leader
Supermarket lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.3
Laporan Laba Rugi Leader Supermarket
(Dalam Dollar)
Keterangan
Tahun
2010 2011 2012
Penjualan
Persediaan Awal
Pembelian Dan Biaya
Barang Yang Siap Dijual
Persediaan Penutup
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor
Biaya Operasional:
Biaya Gaji
Biaya Alat Tulis Kantor
1,422,211.00
724,957.46
960,000.00 +
1,684,957.46
603,252.98 -
1,081,704.48 -
340,506.52
194,620.00
1,393.00
3,358,484.00
603,252.98
2,700,000.00 +
3,303,252.98
725,787.50 –
2,577,465.48 –
781,018.52
240,785.00
1,210.00
2,621,926.00
725,787.50
2,220,000.00 +
2,945,787.50
863,230.02 –
2,082,557.48 -
539,368.52
280,988.00
4,876.00
59
Biaya Penyusutan
Biaya Transportasi
Biaya Pemeliharaan Peralatan
Biaya Pemeliharaan Kendaraan
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Telpon
Biaya Listrik
Biaya Iklan Dan Pemasaran
Biaya Bank
Total Biaya Operasional
Laba Sebelum Pajak
Pajak Yang Harus Di Bayar:
Pajak 10%
Laba Bersih
16,946.55
-
5,082.00
18,578.00
-
16,598.00
45,048.00
- +
298,265.55 –
42,240.97
4,224.10 -
38,016.87
16,946.55
265,448.00
5,265.00
47,086.00
21,514.00
17,126.00
98,135.00
2,200.00
- +
715,715.55 -
65,302.97
6,530.30 –
58,772.67
16,946.55
19,399.00
8,989.00
51,795.00
36,106.00
5,638.00
59,755.00
6,989.00
- +
491,481.55 –
47,886.97
4,788.70 -
43,098.27
Sumber Leader Supermarket
Berdasarkan laporan laba rugi diatas dapat diketahui bahwa laba yang diperoleh
perusahaan Leader Supermarket pada tahun 2010 sebesar $ 38,016.87 dan tahun 2011
meningkat menjadi $ 58,772.67 dengan peningkatan sebesar $ 20,755.80 dan tahun
2012 menurun menjadi $ 43,098.27 dengan penurunan sebesar $ 15674.40. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2011 penjualan perusahaan sangat
maksimal sehingga memperoleh laba yang cukup memuaskan walaupun
mengeluarkan biaya yang lebih besar dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 laba
perusahaan ini menurun karena penjualan menurun tapi masih lebih baik dari tahun
2010.
60
4.2.2 Laporan Neraca Leader Supermarket
Laporan neraca merupakan suatu daftar yang disusun secara sistematis
mengenai harta, kewajiban dan modal pada periode tertentu. Laporan ini
dibuat dengan tujuan untuk mengetahui posisi laporan keuangan perusahaan.
Perusahaan Leader Supermarket juga setiap tahunnya membuat laporan
neraca untuk mengetahui posisi keuangannya. Untuk mengetahui laporan
neraca perusahaan leader supermarket lebih jelas dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.4
Laporan Neraca Leader Supermarket
(Dalam Dollar)
Keterangan
Tahun
2010 2011 2012
AKTIVA :
Aktiva Lancar :
Kas Dan Bank
Piutang
Persediaan Barang Dagangan
Uang Muka Pajak
Total Aktiva Lancar
Aktiva Tetap :
Tanah
Bangunan
Kendaraan Bermotor
Inventaris Kantor
5,224.82
20,976.29
603,252.98
7,111.06 +
636,565.14
80,000.00
-
134,323.54
56,888.50
2,476.14
49,534.51
725,787.50
16,792.42 +
794,590.57
80,000.00
-
134,323.54
56,888.50
6,712.22
77,341.92
863,230.02
13,109.63 +
960,393.79
80,000.00
-
134,232.54
56,888.50
61
Peralatan Kerja
Generator, Container & Pendingin
Akumulasi Penyusutan
Total Aktiva Tetap
TOTAL AKTIVA
PASIVA :
Hutang Lancar :
Hutang Usaha
Hutang Pajak
Hutang Bunga Pajak
Total Hutang Lancar
Hutang Jangka Panjang :
Pinjaman
Total Hutang Jangka Panjang
Modal Dan Laba/Rugi :
Modal
Laba/Rugi Usaha Ditahan
Laba/Rugi Usaha Berjalan
Total Modal
TOTAL PASIVA
11,396.80
53,138.00
(68,518.17) +
267,228.67 +
903,793.81
40,246.80
4,224.10
- +
44,470.90
-
0.00
529,148.38
292,157.67
38,016.87 +
859,322.92 +
903,793.81
11,396.80
53,138.00
(85,464.72) +
250,282.12 +
1,044,872.69
120,246.80
6,530.30
- +
126,777.10
-
0.00
529,148.38
330,174.54
58,772.67 +
918,095.59 +
1,044,872.69
11,396.80
53,138.00
(102,411.27) +
233,335.57 +
1,193,729.36
227,746.80
4,788.70
- +
232,535.50
-
0.00
529,148.38
388,947.21
43,098.27 +
961,193.87 +
1,193,729.36
Sumber leader supermarket
Berdasarkan laporan neraca diatas dapat dijelaskan bahwa posisi keuangan
perusahaan Leader Supermarket dalam tiga periode tersebut semakin baik dengan
meningkatnya kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Hal tersebut karena
manajemen dengan baik mengelolah kekayaannya sehingga kinerja keuangan
perushaan dalam tiga periode tersebut terus meningkat, walaupun dengan
peningkatan yang tidak terlalu besar dan berbeda-beda.
62
4.3 Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.3.1 Hasil Perhitungan dan Pembahasan Rasio Likuditas Tahun 2010-2012
Rasio likuditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera
dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan
jangka pendeknya pada saat ditagih. Berikut hasil perhitungan dan
pembahasannya:
1. cdeefghijhkl = mnopqrsrturv
wxortysrturvz{||%
����������2010 =636,565.14
44,470.90x100%
= 1.43%
����������2011 =794,590.57
126,777.10x100%
= 6.26%
����������2012 =960,393.79
232,535.50x100%
= 4.13%
2. cj��ijhkl = �r�"�xvro��v�rvyr
wxortysrturvz{||%
��ℎ���2010 =5,224.82+ 0
44,470.90x100%
= 11.74%
63
��ℎ���2011 =2,476.14+ 0
126,777.10x100%
= 1.95%
��ℎ���2012 =6,712.22+ 0
232,535.50x100%
= 2.88%
Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Rasio Likuditas
No
Rasio
Tahun Kinerja
Keuangan 2010 2011 2012
1. Current Ratio 1.43% 6.26% 4.13% Baik
2. Cash Ratio 11.74% 1.95% 2.88% Baik
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas, maka dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar, yaitu kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Berdasarkan hasil perhitungan di
atas, pada tahun 2010 di peroleh rasio lancar sebesar 1.43%. Nilai ini
digambarkan bahwa setiap 1 dollar kewajiban dijamin dengan 1.43% aktiva
lancar perusahaan, pada tahun 2011 hasil perhitungan rasio lancarnya
sebesar 6.26% yang berarti 1 dollar hutang lancer akan di jamin dengan
6.26% aktiva lancar perusahaan. Sedangkan pada tahun 2012, hasil
64
perhitungan rasio lancarnya sebesar 4.13% yang artinya setiap 1 dollar
hutang akan di jamin dengan 4.13% aktiva lancar perusahaan. Dari
perbandingan (3) periode tersebut, terlihat bahwa rasio lancarnya tidak
tetap, tetapi menunjukkan kinerja keuangan yang baik. Pada tahun 2011
rasio ini meningkat dengan tingkat peningkatan sebesar 4.83% dan pada
tahun 2012 rasio ini menurun dengan tingkat penurunan sebesar 2.13%.
Semakin tinggi rasio lancar maka semakin baik kemampuan perusahaan
dalam membayar hutang jangka pendeknya. Jadi, rata-rata dari rasio ini
adalah 3.94%.
2. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio kas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar utang
jangka pendek dengan diuangkan. Berdasarkan hasil perhitungan pada
tabel diatas rasio kas tahun 2010 sebesar 11.74% yang berarti kemampuan
perusahaan untuk membayar hutang lancarnya dijamin dengan kas yang
ada sebesar 11.74%. Dari kas perusahaan nilai yang lebih besar
dibandingkan dengan tahun 2011-2012 yang masing-masing sebesar
1.95% dan 2.88% yang nilainya lebih sedikit dari tahun 2010 karena
hutang lancar yang dimiliki nilainya lebih besar dibandingkan dengan
aktiva lancar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan
perusahaan baik walaupun setiap tahun rasio ini tidak tetap, karena pada
tahun 2011 rasio ini menurun sebesar 9.79% dan tahun 2012 meningkat
sebesar 0.93%. Jadi, rata-rata dari rasio ini adalah 5.52%.
65
Berdasarkan perhitungan rasio likuiditas menunjukkan hasil 9.46%
dan terlihat bahwa dengan nilai rasio yang ada, maka perusahaan baik
untuk mengelola atau memanfaatkan aktiva yang ada. Dengan demikian
untuk memperbaiki kinerja yang lebih baik lagi, seharusnya manajemen
mengurangi atau mengendalikan utang jangka pendek agar dapat
meningkatkan atau memperbaiki kenerja perusahaan berdasarkan
profitabilitas yang ada.
4.3.2 Hasil Perhitungan dan Pembahasan Rasio Solvabilitas Tahun 2010-2012
Rasio ini digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva
perusahaan dibiayai oleh hutang, rasio ini menunjukkan indikasi tingkat
keamanan dari para pemberi pinjaman (Bank). Berikut hasil perhitungan dan
pembahasannya:
1. �r�p���or�wxortyo�v�r�r���or�m��o = ��or����r�p�rt
��or�mnopqrz{||%
RasioTotalHutangterhadapTotalAset2010 =44,470.90
903,793.81x100%
= 4.92%
RasioTotalHutangterhadapTotalAset2011 =126,777.10
1,044,872.69x100%
= 12.13%
RasioTotalHutangterhadapTotalAset2012 =232,535.50
1,193,729.36x100%
= 19.47%
66
2. ij�kl��or�wxortyo�v�r�r���or����r� = ��or����r�p�rt
��or���xpor�z{||%
���TotalHutangterhadapTotalModal2010 =44,470.90
859,322.92x100%
= 5.17%
���TotalHutangterhadapTotalModal2011 =126,777.10
918,095.59x100%
= 13.80%
���TotalHutangterhadapTotalModal2012 =232,535.50
961,193.87x100%
= 24.19%
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Rasio Solvabilitas
No
Rasio
Tahun Kinerja
keuangan 2010 2011 2012
1. Rasio Total Hutang
Terhadap Total Aset
4.92% 12.13% 19.47% Kurang Baik
2. Rasio Total Hutang
Terhadap Total
Modal
5.17% 13.80% 24.19% Kurang Baik
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas, maka dapat dijelaskan sebagai
berikut:
67
1. Rasio Total Hutang terhadap Total Aset (Debt to Asset Ratio)
Debt to Asset Ratio yaitu rasio total kewajiban terhadap asset. Rasio ini
menekankan pentingya pendanaan hutang dengan jalan menunjukan
prsentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Dari hasil
perhitungan diperoleh nilai rasio DAR sebesar 4.92% untuk tahun 2010,
12.13% untuk tahun 2011, dan 19.47% untuk tahun 2012. Maksud dari
rasio tersebut adalah bahwa untuk tahun 2010 presentase aktiva yang
didanai untuk hutang adalah 4.94%, tahun 2011 sebesar 12.13% dan untuk
tahun 2012 adalah sebesar 19.47%. Terjadinya peningkatan dalam DAR
setiap tahunnya dengan peningkatan yang berbeda-beda. Pada tahun 2011
rasio ini meningkat dengan presentase peningkatan sebesar 7.19% dan
tahun 2012 meningkat sebesar 7.34%. Hal ini menunjukan bahwa kinerja
perusahaan semakin menurun dengan semakin meningkatnya porsi hutang
dalam pendanaan aktiva. Dengan semakin besarnya nilai rasio DAR
menunjukan bahwa sebagian besar investasi didanai oleh laba perusahaan.
Jadi, rata-rata dari rasio ini adalah 36.52%.
2. Rasio Total Hutang terhadap Total Modal (Debt to Equity Ratio)
Rasio ini menunjukan bahwa persentase penyediaan dana oleh
pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio ini,
semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang
saham. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai DER untuk tahun 2010
sebesar 5.17%, untuk tahun 2011 sebesar 13.80% dan untuk tahun 2012
68
sebesar 24.19%. Dari nilai tersebut dijelaskan bahwa terjadi peningkatan
dalam DER dengan peningkatan setiap tahunnya berbeda yakni pada tahun
2011 meningkat dengan presentase sebesar 8.63% dan tahun 2012
meningkat dengan presentase sebesar 10.39%. Hal ini berarti porsi
pemegang saham semakin kecil dalam menjamin investasi kreditor. Sejalan
dengan hasil perhitungan pada rasio hutang dibandingkan aktiva yang
mengalami peningkatan menunjukkan bahwa sebagian besar investasi yang
dilakukan oleh perusahaan didanai dari profitabilitas perusahaan dan
menyebabkan kinerja keuangan perusahaan kurang baik karena
meningkatnya porsi utang. Jadi, rata-rata rasio ini adalah 43.16%.
Berdasarkan perhitungan rasio solbabilitas menunjukkan hasil 39.84%
dan hal ini berarti kinerja keuangan perusahaan menurun dengan
meningkatnya porsi hutang. Dengan demikian untuk memperbaikinya
perusahaan harus mengendalikan utang jangka panjangnya agar kinerja
keuangan lebih baik lagi.
4.3.3 Hasil Perhitungan dan Pembahasan Rasio Aktivitas Tahun 2010-2012
Rasio aktivitas adalah Rasio yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya.
Berdasarkan perhitungan rasio perputaran total aktiva yakni Rasio yang
mengukur efisiensi perusahaan dalam memakai total aktivanya untuk
menghasilkan penjualan, rasio ini dapat dilihat dengan rumus yaitu :
69
1. �fe�dhjejg�lhj ¡¢hk£j = ¤�t�xr�rt
�lhj ¡¢hk£j
C��D����E��FGH�I2010 =1,422,211.00
903,793.81
= 1.57
C��D����E��FGH�I2011 =3,358,484.00
1,044,872.69
= 3.21
C��D����E��FGH�I2012 =2,621,926.00
1,193,729.36
= 2.19
2. ¤�v�xorvrtmnopqr��or� = ¤�t�xr�rt
mnopqr��or�
PerputaranAktivaTetap2010 = 1,422,211.00
267,228.67
= 5.32
PerputaranAktivaTetap2011 = 3,358,484.00
250,282.12
= 13.41
PerputaranAktivaTetap2012 = 2,621,926.00
233,335.57
= 11.23
70
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Rasio Aktivitas
(Satuan Kali)
No
Rasio
Tahun Kinerja
Keuangan 2010 2011 2012
1. Perputaran
Total Aktiva
1.57 3.21 2.19 Baik
2. Perputaran
Aktiva Tetap
5.32 13.41 11.23 Baik
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas, maka dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Perputaran Total Aktiva
Rasio perputaran total aktiva yaitu rasio yang mengukur efisiensi
perusahaan dalam memakai total aktivanya untuk menghasilkan penjualan.
Perputaran total aktiva semakin tinggi rasio ini akan semakin baik
kemampuan perusahaan dalam perputaran total aktiva yang dimiliki.
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas pada tahun 2010
perputaran total aktiva sebesar 1.57 kali, tahun 2011 sebesar 3.21 kali dan
tahun 2012 sebesar 2.19 kali. Perputaran aktiva tetap ini setiap tahun
berfluktuasi dengan nilai yang berbeda-beda yakni pada tahun 2011
meningkat sebesar 1.64 kali dan pada tahun 2012 menurun dengan
71
penurunan sebesar 1.02 kali. Terlihat bahwa rasio perputaran total aktiva
yang paling tinggi adalah pada tahun 2011 sebesar 3.21 kali yang berarti,
karena adanya hasil dari perputaran aktiva tetap yang baik sehingga
penjualan meningkat lebih besar pertumbuhannya dibandingkan dengan
pertumbuhan aktiva tetap. Berdasarkan hasil rasio perputaran total aktiva,
tahun 2010 memiliki angka yang paling rendah sebasar 1.57 kali. Hal ini
berarti pemanfaatan total aktiva yang dimiliki perusahaan kurang baik
dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebesar 2.19 kali. Jadi, rata-rata dari
rasio perputaran total aktiva ini adalah 2.32 kali.
2. Perputaran Aktiva Tetap
Rasio Perputaran aktiva tetap yakni Rasio yang mengukur efektivitas
penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap dalam rangka
menghasilkan penjualan. Dari hasil perhitungan diatas rasio perputaran
aktiva tetap pada tahun 2010 sebesar 5.32 kali, tahun 2011 sebesar 13.41
kali dan tahun 2012 sebesar 11.23 kali. Terlihat dari hasil perhitungannya
rasio ini setiap tahun berfluktuasi dengan nilai yang berbeda-beda yakni
pada tahun 2011 rasio ini meningkat dari tahun 2010 dengan peningkatan
sebesar 8.09 kali dan tahun 2012 rasio ini menurun dengan penurunan dari
tahun 2011 sebesar 2.18 kali. Berdasarkan hasil tersebut perputaran aktiva
tetap yang paling tinggi terjadi pada tahun 2011, karena adanya hasil dari
perputaran aktiva tetap yang baik sehingga penjualan meningkat lebih
besar pertumbuhannya dibandingkan dengan pertumbuhan aktiva tetap.
72
Berdasarkan hasil rasio perputaran total aktiva, tahun 2010 sebesar 5.32
kali memiliki angka yang paling rendah. Jadi, rata-rata dari perputaran
aktiva tetap ini adalah 9.98 kali. Hal ini berarti bagaimana pemanfaatan
total aktiva yang dimiliki perusahaan yang kurang baik dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Dalam analisis aktivitas terutama berhubungan
dengan assets perusahaan atau penjualan yang dilakukan oleh perusahaan
lebih cenderung berusaha untuk memanfaatkan aset tetap yang ada secara
optimal dan semaksimal mungkin untuk menutupi utang perusahaan.
Berdasarkan hasil perhitungan rasio aktivitas menunjukkan hasil 6.15
kali dan hal ini berarti kinerja keuangan perusahaan baik dalam tiga
periode tersebut.
4.3.4 Hasil Perhitungan dan Pembahasan Rasio Profitabilitas Tahun 2010-
2012
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan,
profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan
aktiva atau modal yang menghasilkan laba. Berikut hasil perhitungan dan
pembahasannya:
1. ¥el���el¦kh§je¨kg = sr�r��o�v
¤�t�xr�rtz{||%
X����C��Y�Z�[�2010 =340,506.52
1,422,211.00x100%
= 23.94%
73
X����C��Y�Z�[�2011 =781,018.52
3,358,484.00x100%
= 23.25%
X����C��Y�Z�[�2012 =539,368.52
2,621,926.00x100%
= 20.57%
2. ©fh�el¦kh§je¨kg = sr�r��v�p�
¤�t�xr�rtz{||%
\��C��Y�Z�[�2010 =292,157.67
1,422,211.00x100%
= 20.25%
\��C��Y�Z�[�2011 =330,174.54
3,358,484.00x100%
= 9.83%
\��C��Y�Z�[�2012 =388,947.21
2,621,926.00x100%
= 14.83%
3. ifhdegªg¡��fh� = sr�r��v�p�
��or�m���oz{||%
������]�G�����2010 =292,157.67
903,793.81x100%
= 32.32%
������]�G�����2011 =330,174.54
1,044,872.69x100%
= 31.59%
74
������]�G�����2012 =388,947.21
1,193,729.36x100%
= 32.58%
4. ifhdegªg«¬dkh = sr�r��v�p�
��or����r�z{||%
������]�^_��`2010 =292,157.67
859,322.92x100%
= 33.99%
������]�^_��`2011 =330,174.54
918,095.59x100%
= 35.96%
������]�^_��`2012 =388,947.21
961,193.87x100%
= 40.46
75
Tabel 4.8
Hasil Perhitungan Rasio Profitabilitas
No
Rasio
Tahun Kinerja
Keuangan 2010 2011 2012
1. Gross Profit
Margin
23.94% 23.25% 20.57% Kurang Baik
2. Net Profit
Margin
20.25% 9.83% 14.83% Baik
3. Return On
Asset
32.32% 31.59% 32.58% Baik
4. Return On
Equity
33.99% 35.96% 40.46% Sangat Baik
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas, maka dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Gross Profit Margin
Rasio ini berguna untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari
setiap barang yang dijual. Jadi dengan mengetahui rasio ini, kita tahu
bahwa untuk setiap satu barang yang terjual, perusahaan memperoleh
keuntungan kotor sebesar x dollar. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai
GPM untuk tahun 2010 sebesar 23.94% yang berarti bahwa untuk setiap
barang yang dijual, perusahaan mendapatkan margin kotor sebesar 23.94%,
76
untuk tahun 2011 rasio GPM adalah sebesar 23.25% yang berarti untuk
setiap barang yang dijual, perusahaan mendapatkan keuntungan kotor
sebesar 23.25%, dan untuk tahun 2012 rasio GPM adalah sebesar 20.57%
yang berarti untuk setiap barang yang dijual, perusahaan mendapatkan
keuntungan kotor sebesar 20.57%. Di lihat dari hasil perhitungannya
dalam tiga periode tersebut semakin menurun dengan penurunan yang tidak
tetap, karena pada tahun 2011 tingkat penurunan sebsar 0.69% dan tahun
2012 tingkat penurunan sebesar 2.68%.
Jadi, rata-rata dari rasio ini adalah 22.58% dan hal ini sangat
berpengaruh terhadap laba bersih perusahaan dan perusahaan harus
memperbaiki manajemennya agar pendapatannya kembali meningkat.
2. Net Profit Margin
Rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh oleh
perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Rasio ini
menggambarkan besarnya persentase keuntungan bersih yang diperoleh
perusahaan untuk setiap penjualan karena memasukan semua unsur
pendapatan dan biaya. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rasio NPM
untuk tahun 2010 sebesar 20.25% yang berarti untuk setiap barang yang
dijual, perusahaan mendapatkan keuntungan bersih sebesar 20.25%, untuk
tahun 2011 rasio NPM sebesar 9.83% yang berarti untuk setiap barang
yang dijual, perusahaan mendapatkan keuntungan bersih sebesar 9.83%,
dan untuk tahun 2012 rasio NPM sebesar 14.83% yang berarti untuk setiap
77
barang yang dijual, perusahaan mendapatkan keuntungan bersih sebesar
14.83%. Jika dibandingkan antara tahun 2010, 2011 dan 2012 terlihat
bahwa hasil diatas berfluktuasi dengan tingkat yang berbeda dalam tiga
periode tersebut. Pada tahun 2011 rasio ini menurun dengan tingkat
penurunan sebasar 10.42% dan tahun 2012 rasio ini meningkat dengan
peningkatan sebesar 5.00%.
Jadi, rata-rata dari rasio ini adalah 14.97% dan ini berarti perusahaan
harus mengendalikan biaya yang begitu besar dalam perusahaan.
3. Return On Asset
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan dari setiap satu dollar asset yang digunakan.
Dengan mengetahui rasio ini, kita menilai apakah perusahaan ini efisien
dalam memanfaatkan aktivanya untuk kegiatan perdagangannya atau tidak.
Dari hasil perhitungan nilai ROA untuk tahun 2010 sebesar 32.32%, untuk
tahun 2011 sebesar 31.59%, dan untuk tahun 2012 sebesar 32.58%. Hasil
ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan untuk tiga periode
tersebut baik karena dari tahun 2011 ROA menurun dengan tingkat
penurunan sebesar 0.73% dan 2012 meningkat dengan penngkatan sebesar
0.99%.
Jadi, rata-rata dari rasio ini adalah 32.16% dan dari perbandingan tiga
periode tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan untuk tahun
78
2012 baik karena memperoleh tingkat kembalian asset yang lebih tinggi
atas aktiva yang diivestasikan.
4. Return On Equity
Rasio ini untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh
perusahaan untuk setiap modal dari pemilik. Dari hasil perhitungan
diperoleh nilai ROE untuk tahun 2010 sebesar 33.99% yang berarti untuk
setiap seratus dollar investasi pemegang saham, perusahaan memberikan
kembalian sebesar 33.99%, untuk tahun 2011 nilai ROE sebesar 35.96%
dan tahun 2012 nilai ROE sebear 40.46%. Hasil perhitungan ini
menunjukkan dalam tiga periode tersebut meningkat walaupun dengan
peningkatan yang berbeda-beda, karena pada tahun 2011 meningkat
dengan peningkatan sebesar 1.97% dan pada tahun 2012 meningkat dengan
peningkatan sebesar 4.50%.
Jadi, rata-rata dari rasio ini adalah 36.80% dan dari perbandingan tiga
periode tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan baik karena
memperoleh tingkat kembalian yang terus meningkat atas aktiva yang
diivestasikan.
Berdasarkan perhiutngan rasio profitabilitas menunjukkan hasil
26.62% dan hal ini berarti kinerja keuangan perusahaan baik serta
perusahaan harus mengendalikan biaya yang dikeluarkan agar kinerja
keuangan perusahaan lebih baik lagi.
79
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari Hasil perhitungan terhadap masing-masing rasio maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasannya di peroleh rasio
lancar pada tahun 2010 sebesar 1.43%, tahun 2011 sebesar 6.26% dan tahun
2012 sebesar 4.13%. Dari hasil tersebut menunjukan kinerja perusahaan
Leader Supermarket berfluktuasi. Sedangkan cash rasio pada tahun 2010
sebesar 11.74% tahun 2011 sebesar 1.95% dan tahun 2012 sebesar 2.88%.
berdasarkan hasil diaatas menunjukkan kinerja keuangan setiap tahun tidak
sama atau berfluktuasi.
Jadi, dengan demikian rasio likuiditas Perusahaan Leader Supermarket
menunjukkan bahwa nilai rasio yang ada berarti perusahaan cukup bisa
untuk mengelola atau memanfaatkan aktiva yang ada berdasarkan
profitabilitas yang di peroleh perusahaan Leader Supermarket.
2. Rasio Solvabilitas
Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan, rasio total hutang
terhadap total asset pada tahun 2010 sebesar 4.92%, tahun 2011 sebesar
12.13% dan tahun 2012 sebesar 19.47%. Dari hasil tersebut menunjukkan
80
kinerja keuangan perusahaan meningkat setiap tahunnya. Rasio total hutang
terhadap total modal pada tahun 2010 sebesar 5.17%, tahun 2011 sebesar
13.80% dan tahun 2012 sebesar 24.19% Berdasarkan hasil tersebut
menunjukkan kinerja keuangan meningkat setiap tahunnya.
Jadi, Penurunan dalam DER (Debt to Equity Ratio) yang berarti porsi
pemegang saham semakin besar dalam menjamin investasi kreditor atau
sebagian besar investasi yang dilakukan oleh perusahaan didanai dari ekuitas
pemegang saham.
3. Rasio Aktivitas
Dari hasil perhitungan dan pembahasan, rasio perputaran aktiva pada
tahun 2010 sebesar 1.57 kali, tahun 2011 sebesar 3.21 kali dan tahun 2012
sebesar 2.19 kali. Dari hasil tersebut maka diketahui kinerja keuangan
perusahaan leader supermarket setiap tahun berfluktuasi. Sedangkan rasio
perputaran aktiva tetap pada tahun 2010 sebesar 5.32 kali, tahun2011 sebesar
13.41 kali dan tahun 2012 sebesar 11.23 kali. Hasil tersebut menunjukkan
kinerja keuangan berfluktuasi karena perputaran aktiva tetapnya setiap tahun
tidak sama.
Jadi, rasio aktivitas menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan
dalam perputaran aktivanya sangat baik walaupun kinerja perusahaan setiap
tahun berfluktuasi. Melalui hasil analisis rasio tersebut dapat disimpulkan
bahwa kinerja perusahaan dapat dikatakan baik.
81
4. Rasio Profitabilitas
Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasannya, GPM pada tahun
2010 sebesar 23.94%, tahun 2011 sebesar 23.25% dan tahun 2012 sebesar
20.57% Hasil ini berarti kinerja keuangan perusahaan menurun pada tahun
2012. Net profit margin dari hasil perhitungan pada tahun 2010 sebesar
20.25%, tahun 2011 sebesar 9.83% dan tahun 2012 sebesar 14.83%. Hasil
tersebut menunjukkan kinerja perusahaan setiap tahun berfluktuasi. Return
on assets pada tahun 2010 sebesar 32.32%, tahun 2011 sebesar 31.59% dan
tahun 2012 sebesar 32.58%. Hasil ini menunjukkan kinerja keuangan
perusahaan berfluktuasi setiap tahunnya. Return on equity pada tahun 2010
sebesar 33.99%, tahun 2011 sebesar 35.96% dan tahun 2012 sebesar
40.46%. Hasil ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan
mengalami peningkatan setiap tahun.
Jadi, berdasarkan rasio ini kinerja keuangan perusahaan Leader
Supermarket baik karena penurunan dalam rasio ini masih dalam keadaan
wajar.
82
5.2 Saran
Sehubungan dengan hasil dan kesimpulan penelitian yang telah dibahas,
maka penulis mengemukakan beberapa saran kepada manajemen perusahaan
Leader Supemarket sebagai berikut:
1. Hendaknya perusahaan dapat meningkatkan rentabilitasnya dengan cara
memaksimalkan volume penjualan supaya laba yang dihasilkan bisa lebih
besar.
2. Hendaknya Perusahaan Leader Supermarket dapat meningkatkan
pengelolaan piutangnya agar tidak banyak dana yang menganggur, sehingga
efektifitas perusahaan lebih baik.
3. Diharapkan Perusahaan Leader Supermarket mampu menekan biaya
operasinya mengingat biaya dari kegiatan operasi mengalami kenaikan yang
cukup besar.
4. Perusahaan Leader Supermarket diharapkan lebih memperketat dalam
memberikan pelayanan yang prima kepada pelanggan sebab banyak
perusahaan perdagangan yang sejenis sangat kompetitif.
83
5.3 Implikasi Hasil Penelitian
5.3.1 Implikasi Teoritis
Beradasarkan hasil pembahasan yang dijelaskan dalam bab 4 maka
terdapat satu implikasi teoritis, yaitu :
1. Variabel laporan keuangan dan kinerja keuangan perusahaan dapat diukur
dengan analisis rasio likuiditas (current ratio dan cash ratio), solvabilitas
(rasio total hutang terhadap total asset dan rasio total hutang terhadap total
modal), aktivitas (rasio perputaran total aktiva tetap dan rasio perputaran
total aktiva) dan analisis profitabilitas (rasio GPM, NPM, ROA dan ROE).
5.3.2 Implikasi Praktis
Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis laporan keuangan untuk
mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan mengunakan teknik analisis
rasio dapat dipakai oleh perusahaan Leader Supermarket sebagai acuan
referensi atau informasi dalam kebijakkan untuk melakukan pengelolaan
aktiva miliknya.
84
5.4 Rekomendasi Penelitian
5.4.1 Rekomendasi Kepada Perusahaan
Berdasarkan kesimpulan dan saran diatas maka peneliti rekomendasikan
kepada pihak perusahaan untuk memperbaiki manajemen perusahaan dan
mengurangi baiaya yang dikeluarkan agar kinerja keuangan perusahaan dapat
meningkat setiap tahunnya.
5.4.2 Rekomendasi Penelitian Yang Akan Datang
Rekomendasi kepada peneliti yang akan datang apabila mengambil
penelitian dengan judul yang sama, diharapkan untuk melihat faktor-faktor
lain yang dapat mempengaruhi laporan keuangan Leader Supermarket
sehingga dapat dilihat perkembangan kinerja keuangan perusahaan secara
mendetail dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadi Mukhlis, 2000, Dasar – Dasar Akuntansi, Asdi Mahastya, Jakarta.
Arikunto, 2002, Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta, PT.
Rineka Cipta.
Cascio Wayne, 2003, Personnel Management, Prentice Hall, New York.
Cooper R. Donald dan William Emory, 1997, Metode Penelitian Bisnis,
Erlangga, Jakarta.
Farah Margaretha, 2005, Teori Dan Aplikasi Manajemen Keuangan, Investasi Dan
Sumber Dana Jangka Panjang, Grasindo.
Fraser Lyn M. Dan Aileen Ormiston, 2008, Memahami Laporan Keuangan, Edisi
Ketujuh, Indeks, Indonesia.
Harnanto, 2002, Akuntansi Keuangan Menengah, Buku Dua, Yogyakarta, BPFE.
Internet, http, www.google.co.id
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2004, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat.
,2011, Pengantar Akuntansi, Edisi kesatu penerbit, Jakarta.
Iqbal Hasan, 2005, Pokok – Pokok Materi Statistic 1 (Statistic Deskriptif), Jakarta,
PT. Bumi Aksara.
Kasmir ,2012, Analisis laporan keuangan, Edisi 1-5, Jakarta Rajawali Pers.
Mamduh M. Hanafi, 2003, Analisa Laporan Keuangan, UPP MPP YKPN,
Yogyakarta.
Mulyadi, 1997, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba
Empat, Jakarta.
Munawir S, 2007, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Liberty, Yogyakarta.
M. Iqbal Hasan, 2005, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya,
Gahlia Indonesia, Jkarta.
Philip E. Fess, 2005, Pengantar Akuntansi, Edisi-21, Terjemahan Aria Farahmita,
dkk. Salemba Empat, Jakarta.
Prastowo Dwi dan Rifka Juliaty, 2002, Analisis Laporan Keuangan-Konsep dan
Aplikasi, Cetakan Kedua, AMP YKPN, Yogyakarta.
Riduwan, 2008, Dasar-dasar Statistika, Bandung, Alfa Beta.
Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian, 2003, Manajemen Keuangan, Edisi Keempat,
Jakarta, Literata Lintas Media.
Riyanto Yatim, 1996.,metodologi penelitan pendidikan, Surabaya, Sic.
Robert Tampubolon, 2005, Risk and system based Internal Auditing, 1st Edition, Elex
Media Komputindo, Jakarta
Sartono Agus, 2001, Manajemen Keuangan; Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat,
Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Skousen K. Fred, 2004, Akuntansi Keuangan Menengah, Edisi Lima Belas,
Terjemahan Oleh Thomson Learning Dari Intermediate Accounting, Jakarta,
Salemba Empat.
Sofyan Syafry Harahap,2002, Manajemen Keuangan, edisi Ke IV buku ke I Penerbit,
Jakarta.
,2006, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Lima, PT. Raja,
Grafindo Persada Jakarta.
,2007, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi Kesatu, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Sudijono Anas, 2001, Pengantar Statistik Pendidikan, PT. Rajagrafindo Persada,
Jakarta.
Suriyono Rakhmat, 2003, Desain Komunikasi Visual, Jakarta, Penerbit Adi.
LEADER SUPERMARKET
Laporan Rugi Laba
Periode 31 Desember 2010
Penjualan Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Awal Pembelian Dan Biaya Persediaan Penutup
Laba Kotor Biaya Operasional:
Biaya Gaji Biaya Alat Tulis Kantor Biaya Penyusutan Biaya Pemeliharaan Peralatan Biaya Pemeliharaan Kendaraan Biaya Telpon Biaya Listrik Biaya Bank
Laba Sebelum Pajak Hak Wajib Pajak Pajak Yang Harus Di Bayar:
Pajak 10%
Laba Bersih
724,957.46 960,000.00 + 1,684,957.00 603,252.98 - 194,620.00 1,393.00 16,946.55 5,082.00 18,578.00 16,598.00 45,048.00 - 4,224.10 +
1,422,211.00 1,081,704.00 - 340,506.52 298,265.55 - 42,240.97 42,240.97 4,224.10 - 38,016.87
LEADER SUPERMARKET
Neraca
Periode 31 Desember 2010
AKTIVA PASIVA Aktiva Lancar:
Kas Dan Bank 5,224.82 Piutang 20,976.29 Persediaan Barang Dagangan 603,252.98 Uang Muka Pajak 7,111.06
Total Aktiva Lancar 636,565.14 Aktiva Tetap:
Tanah 80,000.00 Bangunan - Kendaraan Bermotor 134,323.54 Inventaris Kantor 56,888.50 Peralatan Kerja 11,396.80 Generator,Container & Pendingin 53,138.00 Akumulasi Penyusutan (68,518.17)
Total Aktiva Tetap 267,228.67
Hutang Lancar: Hutang Usaha 40,246.80 Hutang Pajak 4,224.10 Hutang Bunga Bank - Total Hutang Lancar 44,470.90
Hutang Jangka Panjang: Pinjaman -
Total Hutang Jangka Panjang 0.00
Modal Dan Laba/Rugi: Modal 529,148.38 Laba/Rugi Usaha Ditahan 292,157.67 Laba/Rugi Usaha Berjalan 38,016.87
Total Modal 859,322.92
TOTAL AKTIVA 903,793.81 TOTAL PASIVA 903,793.81
LEADER SUPERMARKET
Laporan Rugi Laba
Periode 31 Desember 2011
Penjualan
Harga Pokok Penjualan: Persediaan Awal Pembelian Dan Biaya Persediaan Penutup
Laba Kotor Biaya Operasional:
Biaya Gaji Biaya Alat Tulis Kantor Biaya Penyusutan Biaya Transportasi Biaya Pemeliharaan Peralatan Biaya Pemeliharaan Kendaraan Biaya Pemeliharaan Bangunan Biaya Telpon Biaya Listrik Biaya Iklan Dan Promosi Biaya Bank
Laba Sebelum Pajak Hak Wajib Pajak` Pajak Yang Harus Dibayar:
Pajak 10%
Laba Bersih
603,252.98 2,700,000.00 + 3,303,252.98 725,787.50 - 240,785.00 1,210.00 16,946.55 275,448.00 5,265.00 47,086.00 21,514.00 17,126.00 98,135.00 2,200.00 - 6,530.30 +
3,358,484.00 2,577,465.48 - 781,018.52 715,715.55 - 65,302.97 - 65,302.97 6,530,30 - 58,772.67
LEADER SUPERMARKET
Neraca
Periode 31 Desember 2011
AKTIVA PASIVA Aktiva Lancar:
Kas Dan Bank 2,476.14 Piutang 49,534.51 Persediaan Barang Dagangan 725,787.42 Uang Muka Pajak 16,792.42
Total Aktiva Lancar 794,590.57 Aktiva Tetap:
Tanah 80,000.00 Bangunan - Kendaraan Bermotor 134,323.54 Inventaris Kantor 56,888.50 Peralatan Kerja 11,396.80 Generator,Container & Pendingin 53,138.00 Akumulasi Penyusutan (85,464.72)
Total Aktiva Tetap 250,282.12
Hutang Lancar: Hutang Usaha 120,246.80 Hutang Pajak 6,530.30 Hutang Bunga Bank -
Total Hutang Lancar 126,777.10 Hutang Jangka Panjang:
Pinjaman - Total Hutang Jangka Panjang 0.00 Modal Dan Laba/Rugi:
Modal 529,148.38 Laba/Rugi Usaha Ditahan 330,174.54 Laba/Rugi Usaha Berjalan 58,772.67
Total Modal 918,095.59
TOTAL AKTIVA 1,044,872.69 TOTAL PASIVA 1,044,872.69
LEADER SUPERMARKET
Laporan Rugi Laba
Periode 31 Desember 2012
Penjualan Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Awal Pembelian Dan Biaya Persediaan Penutup
Laba Kotor
Biaya Operasional: Biaya Gaji Biaya Alat Tulis Kantor Biaya Penyusutan Biaya Transportasi Biaya Pemeliharaan Peralatan Biaya Pemeliharaan Kendaraan Biaya Pemeliharaan Banguanan Biaya Telpon Biaya Listrik Biaya Iklan Dan Pemasaran Biaya Bank
Laba Sebelum Pajak Hak Wajib Pajak Pajak Yang Harus Dibayar:
Pajak 10%
Laba Bersih
725,787.50 2,220,000.00 + 2,945,787.50 863,230.02 - 280,988.00 4,876.00 16,946.55 19,399.00 8,989.00 51,795.00 36,106.00 5,638.00 59,755.00 6,989.00 - 4,788.70 +
2,621,926.00 2,082,557.48 - 539,368.52 491,481.55 - 47,886.97 - 37,886.97 4,788.70 - 43,098.27
LEADER SUPERMARKET
Neraca
Periode 31 Desember 2012
AKTIVA PASIVA Aktiva Lancar:
Kas Dan Bank 6,712.22 Piutang 77,341.92 Persediaan Barang Dagangan 863,230.02 Uang Muka Pajak 13,109.63
Total Aktiva Lancar 960,393.79 Aktiva Tetap:
Tanah 80,000.00 Bangunan - Kendaraan Bermotor 134,323.54 Inventaris Kantor 56,888.50 Peralatan Kerja 11,396.80 Generator,Container & Pendingin 53,138.00 Akumulasi Penyusutan (102,411.27)
Total Aktiva Tetap 233,335.57
Hutang Lancar: Hutang Usaha 227,746.80 Hutang Pajak 4,788.70 Hutang Bunga Bank -
Total Hutang Lancar 232,535.50 Hutang Jangka Panjang:
Pinjaman - Total Hutang Jangka Panjang 0.00 Modal Dan Laba/Rugi:
Modal 529,148.38 Laba/Rugi Usaha Ditahan 388,947.21 Laba/Rugi Usaha Berjalan 43,098.27
Total Modal 961,193.87
TOTAL AKTIVA 1,193,729.36 TOTAL PASIVA 1,193,729.36
Mengetahui
Direktur Leader Supermarket
Foo Hau Kiun