STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PASCAPANEN
KENTANG
DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANEN SAYURAN
DAN TANAMAN OBAT
DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
2012
1
KATA PENGANTAR
Dalam rangka pengembangan komoditas kentang yang berdaya saing dan bermutu
baik, serta berorientasi pasar, maka penanganan pascapanen perlu menjadi prioritas.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk memfasilitasi hal tersebut adalah dengan
menyusun Buku SOP (Standard Operasional Prosedur) Pascapanen Kentang.
Buku SOP pascapanen Kentang ini dapat digunakan sebagai acuan bagi pelaku
usaha/petani/petugas untuk melaksanakan pascapanen sehingga dapat meningkatkan
mutu hasil kentang dan mengurangi kehilangan hasil/kerusakan dan mempertahankan
umur simpan.
Buku ini disusun bersama-sama dengan para pakar dari Perguruan Tinggi (UNPAD),
Balai Penelitian Sayuran dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, Instansi
terkait dan para petani kentang dan pelaku usaha yang menangani kegiatan pascapanen
kentang.
Kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku SOP Pascapanen Kentang
ini . Kami menyadari Buku ini masih jauh dari sempurna, karena itu memerlukan saran
dan masukkan dari berbagai pihak dan para pembaca yang budiman semoga buku
pedoman ini akan banyak manfaatnya.
Jakarta, Mei 2012
Direktur Budidaya dan Pascapanen
Sayuran dan Tanaman Obat
Dr. Ir. Yul. H.Bahar
2
TIM PENYUSUN
Penanggung Jawab : Dr. Ir. Yul Harry Bahar
Direktur Budidaya dan Pascapanen Sayuran dan Tanaman Obat
Tim Penyusun :
1. Prof. DR. Tino Mutiarawati
2. Dr. Ali Asgar
3. Dr. Nandang
4. Ir. Yanuardi .MM
5. Ir. Sussy Dwi Gustini
6. Pelaku Usaha Kabupaten Majalengka dan Bandung
7. Petugas Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka dan Bandung
8. Petugas Dinas Pertanian Propinsi Jawa Barat
9. Fajar Anggraeni, SP
10. Mat Amin, AMd
Editor : Ir. Yanuardi. MM
Ir. Sussy Dwi Gustini
Fajar Anggraeni, SP
3
PENDAHULUAN
Tanaman Kentang (Solanum tuberosum ) merupakan sayuran ubi dan dipanen bagian
ubinya yang digunakan untuk konsumsi sebagai sumber karbohidrat sebagai pengganti
nasi, kentang goreng (French fries) dan dapat juga digunakan sebagai sayur untuk
membuat soup bahkan untuk bahan pembuat kue-kue, chips /keripik sebagai makanan
camilan.
Kebutuhannya relatif stabil sepanjang tahun dan memililki potensi komersial yang
cenderung semakin meningkat.Bahkan dapat digunakan sebagai makanan diet bagi
penderita diabetes ataupun obesitas.
Kentang selain digunakan untuk dikonsumsi sebagai pengganti atau untuk diversifikiasi
pangan juga digunakan di bidang industri makanan. Pengembangan agribisnis kentang
akhir akhir ini meningkat cukup pesat sehingga membutuhkan benih yang bermutu
dengan ketersediaan yang cukup. Produk sayuran setelah panen masih melakukan
aktivitas metabolisme, sehingga bila tidak ditangani dengan segera akan mengalami
kerusakan fisik dan kimiawi. Sifat sayuran yang mudah rusak (perishable)
mengakibatkan tingginya susut pascapanen serta terbatasnya masa simpan setelah
pemanenan dan timbulnya serangan organisme pengganggu yang dapat menurunkan
mutu. Perubahan setelah panen dan pasca panen tidak dapat dihentikan, namun dapat
diperlambat sampai batas tertentu.
Jenis kentang yang banyak diusahakan petani adalah varietas Granola, Cipanas untuk
kentang konsumsi segar dan varietas Atlantik untuk industri olahan .
Standar mutu pengkelasan kentang disesuaikan dengan permintaan konsumen dan
pembeli/buyer (ekspor ) dan kesepakatan lainnya.
Tujuan pemasaran kentang pada umumnya adalah pasar segar yaitu untuk pemasaran
konsumsi segar ( Pasar induk, Supermarket ), kemudian pasar untuk pemasaran bibit
dan pasar untuk industri pengolahan atau ekspor.
Penanganan teknologi pascapanen kentang oleh petani sayuran masih dilaksanakan
secara tradisional sehingga kehilangan hasil cukup tinggi, karena itu perlu upaya
perbaikan dan penyempurnaan penerapan teknologi penanganan pascapanen kentang
yang bertujuan agar hasil kentang tersebut dalam kondisi baik dan sesuai/tepat untuk
dapat segera dikonsumsi atau untuk bahan baku pengolahan. Berdasarkan hal tersebut
di atas maka disusun SOP Pascapanen kentang.
4
Target standar kentang yang akan dicapai dalam rangka penerapan Standar
Operasional Prosedur Pascapanen kentang ini adalah: ukuran ubi kentang sesuai
permintaan pasar, bentuk sesuai deskripsi varietas, kentang tidak cacat, tidak
terkontaminasi benda lain maupun residu pestisida, menghasilkan kentang yang
bermutu, menekan tingkat kehilangan hasil< 10 %, meningkatkan efisiensi usaha
agribisnis kentang.
REFEREENSI
1. DR. Tino Mutiarawati (Dosen Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran) 2. DR. Ali Asgar (BALITSA) 3. DR. Nandang Sunandar (BPTP JABAR) 4. Pengalaman petani kentang di Majalengka, keltan Mekar Mulya (ketua: Tatang
Tarsono) Desa Argalingga Kec. Argapura.
5
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PASCA PANEN KENTANG
Standar Operasional Prosedur Nomor:
SOP K. I
Tanggal Dibuat ……………..
Penentuan Waktu Panen Dan Penanganan Panen
Revisi…….. Tanggal……..
Disahkan ……………..
I. PENENTUAN WAKTU PANEN DAN PENANGANAN PANEN
A. Pengertian
Penentuan waktu panen pada Kentang dapat dilakukan secara:
Visual : Melihat kondisi daun dan ujung batang tanamannya menjadi kuning dan
kering keseluruhan secara alamiah atau dengan perlakuan mekanis (dipangkas),
biarkan seminggu agar terjadi penuaan ubi, kemudian dapat dipanen. Bila langsung di
panen maka mutu ubi akan rendah dan kulit ubi mudah lecet.
Umur tanaman : Penentuan umur tanaman kentang sejak tanam (tergantung
varietas/kultivar, cuaca/musim, pemeliharaan tanaman) bisa di panen pada umur
100 – 110 hari setelah tanam, optimal tua atau tergantung permintaan dan varietas.
Penanganan Panen : dilakukan dengan memungut hasil dengan cara menggali ubi
secara hati – hati jangan sampai luka.
B. Tujuan
Dapat melakukan pemanenan kentang yang baik dan mendapatkan hasil panen
dengan produksi dan kualitas yang tinggi.
C. Standar Penentuan Waktu Panen dan penanganan panen
1. Secara visual dengan melihat perkembangan fisik tanaman kentang :
Untuk tujuan konsumsi : daun dan batang berubah dari warna hijau segar menjadi
kekuningan dan mengering lebih dari 75% (tidak ada lagi supply makanan ke ubi),
kemudian daun dipangkas dan dibiarkan minimal 7 hari baru digali agar kulit ubi
kentang tidak mudah lecet/terkelupas.
2. Secara perhitungan umur panen:
Untuk tujuan konsumsi: penentuan umur panen tergantung varietas/kultivar (100
- 110 hari), cuaca/musim, pemeliharaan tanaman.
Panen dilakukan pada saat cuaca cerah dan tidak pada saat turun atau menjelang
hujan.
6
StandarOperasionalProsedur Nomor: SOP K. I
TanggalDibuat ……………..
Penentuan Waktu Panen Dan Penanganan Panen
Revisi…….. Tanggal……..
Disahkan ……………..
3. Cara panen dilakukan dengan menggali ubi kentang secara hati hati dengan
cara manual menggunakan cangkul atau alat sejenisnya.
4. Panen sebaiknya dilakukan pada petak secara serentak untuk umur tanaman
yang sama.
D. Alat dan Bahan 1. Data atau Informasi untuk mengetahui mengenai waktu panen/tingkat kematangan
dan umur panen optimal kentang dan keunggulannya yang mempunyai ketahanan
daya simpan tinggi.
2. Cangkul dan alat yang sejenisnya untuk menggali/membongkar ubi dari dalam tanah.
3. Keranjang plastik/karung plastik/ember untuk meletakkan dan mengangkut ubi
kentang yang sudah dipanen dari kebun ke tempat penampungan.
4. Tali plastik untuk mengikat karung.
5. Pikulan/rancatan untuk mengangkut ubi kentang dari kebun ketempat pengumpulan
hasil panen.
6. Terpal untuk alas dan naungan dalam pengumpulan hasil panen.
7. Timbangan untuk menimbang hasil panen
8. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan
E. Prosedur Kerja Penentuan Waktu Panen dan penanganan panen 1. Tentukan waktu panen yang tepat sesuai kondisi tanaman di lahan.
2. Amati kondisi cuaca saat akan panen kentang (bila hujan, pelaksanaan panen di
tunda).
3. Siapkan alat panen kentang (cangkul dan sejenisnya), tenaga kerja yang trampil.
4. Pemanenan kentang dilakukan dengan menggali guludan dengan cangkul secara
hati-hati.
7
StandarOperasionalProsedur Nomor: SOP K. I
TanggalDibuat ……………..
Penentuan Waktu Panen Dan Penanganan Panen
Revisi…….. Tanggal……..
Disahkan ……………..
5. Angkat ubi kentang dari dalam tanah keatas permukaan tanah agar terjemur sinar
matahari.
6. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan pada buku kerja (Tabel 1,
lampiran)
F. Sasaran
Untuk mendapatkan hasil kentang dengan menentukan waktu panen yang tepat,
sehingga sesuai dengan kriteria dan kualitas yang diminta pasar serta memperoleh
produktivitas yang optimal.
8
Standar Operasional Prosedur Nomor:
SOP K. II
TanggalDibuat ……………..
Perlakuan Segera Setelah Panen
Revisi……. Tanggal ……..
Disahkan ……………..
II. PERLAKUAN SEGERA SETELAH PANEN
A. Pengertian
“Perlakuan segera setelah panen” adalah tindakan – tindakan yang harus
dilakukan pada komoditas segera setelah panen. Pada kentang tindakan ini berupa
pengangkatan ubi keluar dari dalam tanah setelah penggalian dan ubi diletakkan
diatas permukaan tanah agar terjemur matahari dan melakukan sortasi awal
dengan memisahkan ubi kentang yang rusak dengan yang baik.
B. Tujuan Perlakuan segera setelah panen untuk mengurangi kerusakan yang dapat terjadi setelah panen dan membersihkan tanah yang menempel pada permukaan ubi kentang dan menghasilkan kentang yang berkualitas baik dan daya simpan panjang.
C. Standar Perlakuan segera setelah panen 1. Pengangkatan ubi kentang : semua ubi yang dipanen segera diangkat dan
diletakkan diatas permukaan tanah agar terjemur sinar matahari selama 1-2 jam
sampai tanah yang menempel di ubi kering dan terlepas dan mudah dibersihkan .
2. Lakukan sortasi awal untuk memisahkan ubi yang baik/layak pasar dan yang rusak
(kena hama atau penyakit).
3. Kemudian masukkan ke dalam keranjang plastik.
4. Curing pada kentang adalah tindakan menjemur kentang segara setelah panen
agar terjadi penebalan kulit dan penutupan luka.
D. Alat dan Bahan
1. Terpal untuk alas dan naungan hasil panen ubi kentang.
2. Keranjang dan karung plastik.
3. Timbangan.
4. Pikulan/Rancatan.
5. Alat tulis.
9
Standar Operasional Prosedur
Nomor:
SOP K. II
TanggalDibuat ……………..
Perlakuan Segera Setelah Panen
Revisi……. Tanggal ……..
Disahkan ……………..
E. Prosedur Kerja Perlakuan segera setelah panen
1. Ubi yang sudah dipanen diletakkan diatas permukaan tanah agar terjemur sinar
matahari selama 1-2 jam, sehingga tanah yang menempel pada ubi mengering
dan terlepas.
2. Bersihkan tanah yang menempel di kulit ubi kentang, sisa tanaman atau akar
yang menempel di kulit ubi.
3. Lakukan sortasi awal untuk memisahkan ubi kentang yang baik/layak pasar
(marketable) sesuai grade/kelas dan ubi kentang yang rusak.
4. Letakkan ubi yang sudah dibersihkan pada keranjang/karung waring (di kebun)
yang telah disiapkan, angkut ubi kentang dari lahan ke gudang.
5. Untuk pasar khusus, kentang harus di cuci terlebih dahulu sebelum dipasarkan.
6. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan pada buku kerja
(Tabel 2, lampiran)
F. Sasaran
Hasil panen kentang yang baik, sehat dan bersih serta memiliki daya simpan lama.
10
Standar Operasional Prosedur Nomor:
SOP K. III
Tanggal Dibuat ……………..
Sortasi dan Grading Revisi ……… Tanggal ………..
Disahkan ……………..
III. SORTASI DAN GRADING
A. Pengertian
Kegiatan sortasi merupakan tindakan yang dilakukan untuk mendapatkan mutu
yang baik dengan cara memilah-milah antara produk yang baik dengan yang rusak.
Produk yang baik adalah produk yang bebas dari cacat atau kerusakan fisik akibat
kegiatan panen maupun serangan hama penyakit.
Produk yang rusak adalah produk rusak fisik akibat panen maupun kena serangan
hama penyakit. Setelah dilakukan pemisahan kedua kelompok produk tersebut
dilakukan proses pengkelasan (grading).
Grading adalah pengkelasan/penggolongan umbi kentang berdasarkan kualitas
seperti keseragaman bentuk, ukuran (berat dan diameter). Standar yang digunakan
untuk pemilahan (kriteria) dari masing masing kualitas tergantung dari permintaan
pasar. Standarisasi pada dasarnya dibuat atas persetujuan antara konsumen dan
produsen mencakup kelompok tertentu, wilayah, negara, daerah pemasaran
tertentu.
B. Tujuan
Untuk mendapatkan mutu kentang yang baik dengan cara memilah-milah antara
produk kentang yang baik dengan yang rusak dan sekaligus melakukan proses
pengkelasan (grading) berdasarkan kualitas kentang yang baik dengan yang tidak
baik, ubi kentang yang seragam dalam ukuran sesuai dengan mutu Standar yang
dikehendaki pembeli ( buyer/ekspor ) kentang atau kesepakatan lainnya.
C. Standar Sortasi dan Grading (tergantung kultivar)
Sortasi dan grading berdasarkan ukuran umbi. Kelas AL/XL , kelas A, kelas B dan
kelas C ( Mini) dan Kelas Baby. Sortasi dan grading dilakukan oleh tenaga kerja
yang berpengalaman. Ubi berukuran kecil dipisahkan untuk digunakan sebagai
benih.
11
Standar Operasional Prosedur Nomor:
SOP K. III
Tanggal Dibuat ……………..
Sortasi dan Grading Revisi ……… Tanggal ………..
Disahkan ……………..
D. Alat dan Bahan:
1. Wadah untuk memindahkan kentang yang sudah disortasi dan digrading.
2. Keranjang plastik untuk meletakkan ubi kentang yang sudah disortasi dan
digrading.
3. Anyaman bambu (giribig) sebagai alas untuk sortasi dan grading
4. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan E. Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapkan beberapa keranjang /wadah terpisah untuk masing-masing kelas ubi
kentang .
2. Pilih ubi kentang yang sudah dibersihkan dan diletakkan ditempat yang terpisah
antara ubi kentang yang baik dan yang tidak baik berdasarkan (cacat/tidak,
normal/tidak, ada/tidaknya OPT)
3. Grading (pengkelasan) umbi dilakukan berdasarkan ukuran ubi : Kelas AL/XL ( >
200 gram/ubi) , Kelas A( 120 – 200 gram/ubi ), Kelas B /Standard ( 80 – 120
gram/ubi) dan Kelas C/mini (50 - 80 gram/ubi tergantung kultivar), Kelas baby
(25 – 40 gram/ubi). Ubi berukuran kecil dan sehat bisa digunakan untuk bakal
benih .
4. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan pada buku kerja
(Tabel 3, lampiran)
F. Sasaran
Untuk mengkelaskan kentang berdasarkan kualitas mutu yang diinginkan konsumen.
12
Standar Operasional Prosedur Nomor:
SOP K. IV
Tanggal Dibuat ……………..
Peyimpanan Revisi ……… Tanggal ………..
Disahkan ……………..
V. PENYIMPANAN
A. Pengertian
Penyimpanan adalah proses menyimpan hasil panen kentang yang tidak segera
terjual (seharusnya dilakukan oleh petani kentang)
B. Tujuan
1. Untuk mengurangi resiko susut bobot yang tidak terlalu banyak dan kerusakan,
dan serangan hama penyakit. Penyimpanan sebaiknya dilakukan di dalam
gudang.
2. Untuk menunggu saat pemasaran yang tepat.
C. Standar Penyimpanan
Penyimpanan di dalam gudang/ruang yang berventilasi agar sirkulasi udara lancar,
kelembaban sekitar 65 – 70 % (sebaiknya di tempat gelap/kurang cahaya untuk
menghindari greening/menghijau) dan tempat penyimpanan harus bersih.
D. Alat dan Bahan
1. Gudang/ruang penyimpanan digunakan sebagai tempat penyimpanan kentang
yang telah disortasi dan digrading.
2. Kotak kayu atau keranjang plastik/bambu digunakan sebagai wadah ubi kentang
yang akan disimpan dalam gudang.
3. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan
E. Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapkan kotak kayu atau keranjang plastik/bambu yang digunakan sebagai
wadah ubi kentang yang akan disimpan dalam gudang.
2. Masukkan wadah berisi ubi kentang ke dalam ruang penyimpanan dan disusun
secara rapi.
3. Lakukan pencatatan sesuai format.
13
Standar Operasional Prosedur Nomor:
SOP K. IV
Tanggal Dibuat ……………..
Peyimpanan Revisi ……… Tanggal ………..
Disahkan ……………..
F. Sasaran
Mempertahankan kualitas ubi kentang yang tidak segera terjual dengan tujuan
menunggu waktu pemasaran.
14
Standar Operasional Prosedur Nomor:
SOP K. IV
Tanggal Dibuat ……………..
Pengemasan Revisi ……… Tanggal ………..
Disahkan ……………..
VI. PENGEMASAN
A. Pengertian
Pengemasan adalah proses perlindungan komoditas kentang dengan cara
mengepak dengan memakai wadah/tempat dengan bahan tertentu untuk
mempertahankan kualitas dan sarana pemasaran. Hanya kentang yang baik yang
dikemas.
B. Tujuan :
Untuk melindungi komoditas kentang dari kerusakan mekanis, menciptakan daya
tarik bagi konsumen dan memberikan nilai tambah produk kentang tersebut dan
memperpanjang umur simpan.
C. Standar Pengemasan
1. Jenis kemasan yang digunakan untuk ubi kentang harus dapat melindungi dan
mempertahankan mutu kentang dari pengaruh luar dan kerusakan
fisik/mekanis, faktor lingkungan (temperatur, kelembaban), kotoran
/pencemaran.
2. Bahan kemasan terbuat dari bahan yang aman dan tidak merusak ubi kentang.
Kemasan yang umum digunakan keranjang plastik.
D. Alat dan Bahan : 1. Karung waring dan keranjang plastik.
2. Alat tulis/blangko isian untuk mencatat kegiatan
E. Prosedur Pelaksanaan :
1. Lakukan pengemasan kentang untuk pasar lokal dengan menggunakan
keranjang plastik/karung waring dengan kapasitas 40 – 50 kg.
2. Lakukan pengemasan kentang untuk pemasaran luar daerah atau pasar khusus
dengan kemasan yang disesuaikan dengan permintaan pasar.
15
Standar Operasional Prosedur
Nomor: SOP BM. VII
Tanggal Dibuat ……………..
Pengemasan Revisi ……… Tanggal ………..
Disahkan ……………..
3. Lakukan pengemasan untuk pemasaran pasar swalayan, dengan kemasan
menggunakan plastik transparant yang dilubangi dengan berat sesuai
permintaan pasar.
4. Lakukan pengemasan kentang untuk ekspor dengan kardus khusus dari
eksportir lengkap dengan nama dagang dan tanggal panen. Kardus diberi
lubang kecil dengan ukuran kardus untuk kapasitas 15 kg.
5. Lakukan pencatatan sesuai format pada buku kerja
F. Sasaran
Untuk melindungi kentang dari kerusakan dan mempertahankan kualitas serta
merupakan sarana pemasaran.
16
Standar Operasional Prosedur
Nomor: SOP K. VIII
TanggalDibuat ……………..
Distr ibusi (Pengangkutan /
Penyimpanan Berjalan)
Revisi ………… Tanggal ………….
Disahkan ……………..
VII. DISTRIBUSI
A. Pengertian
Distribusi adalah proses memindahkan ubi kentang dari produsen sampai ke
konsumen.
B. Tujuan
Untuk mendistribusikan ubi kentang sampai ke konsumen dengan aman.
C. Standar Pendistr ibusian
Dalam pendistribusian harus diketahui tujuan tempat, jumlah dan tanggal
pengiriman. Alat transportasi yang digunakan dalam pendistribusian harus layak
dan aman.
D. Alat dan Bahan
1. Alat transportasi yang memadai untuk mengangkut ubi kentang ke pasar
2. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan
E. Prosedur Pelaksanaan
1. Lakukan pengecekan tanggal, lokasi dan jumlah yang hendak dikirim.
2. Siapkan alat transportasi yang memadai.
3. Pindahkan ubi kentang yang telah dikemas ke alat transportasi secara hati-hati
4. Lakukan pencatatan sebagaimana format
F. Sasaran
Mengangkut dan memasarkan kentang disesuaikan dengan alat transportasi
sehingga sampai ke konsumen dengan kondisi baik.
17
BUKU KERJA
Tabel. 1 Form Catatan Kegiatan Penentuan Waktu dan penanganan panen kentang
Nama Petani : Alamat Lahan :
Tanggal Luas (Ha) Cara Panen Jumlah Hasil Panen
Petugas
Tabel 2. Form. Perlakuan Segera Setelah Panen Kentang Identitas petani : Tanggal panen : Luas lahan : Luas panen : Hasil panen ( kg /kw/ton ) :
Waktu Jenis/ Jml (%) Kerusakan
Perlakuan Petugas
18
Tabel. 4 Form Catatan Kegiatan Pembersihan Kentang
Nama Petani :............. Alamat Lahan :.............
Tgl Pembersihan Petugas
Tabel 5. Form Catatan Kegiatan Sortasi dan Grading Kentang
Nama Petani : ………………….. Alamat Lahan : …………………..
Tanggal Jumlah
(kg) Lokasi
JumlahDalamKelasMutu (kg) % Rusak
Petugas I II III
19
Tgl Grading Pasar
Lokal Grading Pasar
Swalayan Grading Pasar
Ekspor Petugas
Tabel. 6 Form Catatan Pengeringan dan Penyimpanan Kentang
Nama Petani : ………………….. Alamat Lahan : …………………..
Tanggal Volume Tujuan
Pemasaran Tujuan Bibit Petugas
20
Tabel. 7 Form Catatan Pengemasan Kentang
Nama Petani : ………………….. Alamat Lahan : …………………..
Tanggal Jenis Pengemasan Tujuan
Pemasaran Volume (Ton) Petugas
Tabel. 8 Form Catatan Kegiatan Distribusi Kentang
Nama Petani : ………………….. Alamat Lahan : …………………..
Tanggal Jumlah
Kemasan Daerah Tujuan
Jenis Alat Transportasi
Lama Perjalanan
(hari) Petugas